1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
REHABILITASI GEREJA IMMANUEL (BLENDUK)
KOTA SEMARANG
2
DAFTAR ISI
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT ( RKS )
PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR
BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM
Persyaratan lain yang belum tercantum dalam ketentuan ini dapat ditambahkan baik yang bersifat umum
maupun yang bersifat khusus namun harus tetap memperhatikan kaidah arkeologi yang ada antara lain:
a. Kesesuaian bahan
b. Kesesuaian bentuk
c. Kesesuaian warna
d. Kesesuaian gaya
e. Kesesuaian tata letak
f. Kesesuaian tata cara pengerjaannya.
Adapun pekerjaan Rehabilitasi Gedung Immanuel (Blenduk) Kota Semarang yang harus dilakukan
Penyedia Jasa sesuai dengan yang telah tercantum dalam Gambar Kerja dengan rincian pekerjaan
sebagai berikut :
1. Penataan lansekap dan drainase di sekeliling bangunan
2. Penataan Area Portico dan 2 Menara
3. Perbaikan mortar dan cat yang bermasalah, baik eksterior maupun interior
4. Perbaikan kusen dan daun-daun pintu / jendela
5. Pembongkaran toilet eksisting
6. Penambahan tangga untuk perawatan atap
7. Perbaikan korosi pada area tanggulan dalam cupola
8. Perlindungan / pelapisan penutup dan rangka-rangka atap kubah
9. Perbaikan lapisan penutup dak atap
10. Aktivasi system lonceng dan perbaikan rumah lonceng
11. Dan Pekerjaan lainnya sesuai dengan gambar kerja
Pekerjaan tersebut diatas harus selesai tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan, dengan kuantitas
dan kualitas yang memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam Surat Perjanjian Penyedia Jasa
dan pelaksanaannya harus berdasarkan pada :
A. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan (RKS) dan Spesifikasi Teknis;
B. Gambar-gambar perencanaan dan detail;
C. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan penjelasan tambahan lain nya;
D. Petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas;
E. Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.
Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
5
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri
Indonesia (SII), Peraturan Nasional maupun Peraturan Pemda setempat lainnya yang berlaku atas
jenis pekerjaan maupun bahan tersebut, peraturan tersebut antara lain:
1). Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa;
2). UU No.2 Tahum 2017 tentang Jasa Konstruksi
3). Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
4). Standar Normalisasi Indonesia SNI 03-1750-2013;
5). Standart Normalisasi Indonesia SNI 3434-2008 Pekerjaan kayu;
6). Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961;NI-5;
7). Peraturan umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
8). Peraturan-peraturan umum untuk pemeriksaan bahan bangunan Indonesia (PUBB) 1956;
9). Kayu (SII 0458-81);
10). Cat; NI-4
11). Standar Nasional Indonesia 2847-2013
12). HSPK SNI 2013
13). Peraturan pembangunan Pemerintah daerah setempat.
14). Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan pengguna
jasa/konsultan pengawas/tim teknis
15). Dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian pekerjaan. Untuk
pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart yang disebut di atas,
maupun standart-standart nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart
internasional yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut atau stidak-tidaknya berlaku
standart-standart persyaratan teknis dari Negara asal pembuat bahan/produk yang
bersangkutan dan produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.
6
SKA Ahli K3 Konstruksi Madya atau atau 0 Tahun (Untuk SKA
SKK Ahli K3 Konstruksi Madya Ahli Madya/SKK Ahli
Madya)
Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Tenaga Ahli dan/atau Tenaga Terampil diatas harus
memiliki Sertifikat Keahlian/SKA/SKK dari Asosiasi terdaftar di Kementerian PUPR dan dilengkapi
dengan Curriculum Vitae (pengalaman dilengkapi dengan referensi/surat keterangan penugasan) serta
ijazah
2) Syarat Umum
1.4. SITUASI
1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Rehabilitasi Gereja Immanuel (Blenduk) Kota
Semarang secara lengkap, jenis pekerjaan tersebut dapat dilihat pada gambar, dokumen
pengadaan dan tercantum pada Bill of Quantity (BQ)
2. Lokasi pekerjaan ini terletak di Kawasan Kota Lama, Kota Semarang
3. Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukkan pekerjaan yang akan dilaksanakan,
Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak, terutama keadaan tanah, sifat dan luasnya pekerjaan, dan
hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran. untuk itu setiap rekanan diharuskan
meneliti dengan seksama setiap detail perencanaan.
4. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada (existing) di Tapak yang meliputi
antara lain: pepohonan, saluran drainase, pipa, kabel, di bawah tanah, PJU (penerangan Jalan
Umum), dan lain sebagainya yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan
5. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan pembongkaran ataupun pemindahan hal-hal
tersebut di atas, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali atau menyelesaikan pekerjaan
tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu sistem yang ada
6. Di dalam kasus ini Kontraktor tidak dapat mengajukan “klaim” biaya pekerjaan tambah, sebelum
melakukan pemindahan/pembongkaran segala sesuatu yang ada di lapangan, Kontraktor
diwajibkan melaporkan dahulu ke Konsultan Manajemen Konstruksi
7. Site (tempat pembangunan) akan diserahkan kepada Penyedia Jasa, sebagaimana keadaannya.
Untuk itu Penyedia Jasa harus meneliti keadaan tapak, terutama keadaan tanah (kontur, letak
bangunan yang sudah ada serta sifat lingkup pekerjaan lain-lain) yang dapat mempengaruhi harga
penawarannya.
8. Kelalaian atau kekurang telitian Penyedia Jasa dalam mengevaluasi keadaan lapangan segala
sesuatunya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak dapat dijadikan alasan untuk
7
mengajukan tuntutan.
9. Lahan bangunan akan diserahkan kepada Kontraktor dengan kondisi seperti pada saat Aanwizjing
lapangan, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk meneliti dan meninjau lapangan adalah menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Kontraktor
9
BAB II
PRINSIP DASAR PENANGANAN BCB
1. Observasi
Kontraktor agar melakukan observasi pendahuluan terhadap ruang lingkup dan area kegiatan di
lapangan, hal hal yang perlu untuk dilakukan antara lain :
a. Observasi Material, yang meliputi antara lain : Bahan, Bentuk, Teknik Pengerjaan, Kondisi
Fisik, Warna, Kekerasan, Teknis Pemasangan
b. Observasi Kerusakan, antara lain meliputi : Retak, Pecah, Patah, Rapuh,dll.
2. Dokumentasi
Hal hal yang harus dilakukan dalam mendokumentasi BCB adalah pada awal kegiatan 0 %, selama
masa kegiatan, dan setelah akhir/selesai kegiatan 100 %. Metode pendokumentasian dapat
dilakukan dengan ;
a. Kamera Digital, hasil berupa cetak foto ukuran post card.
b. Video, hasil berupa Gambar hidup dan CD
c. Gambar Detail 2D dalam bentuk print out ukuran kertas A3 berskala, berupa gambar denah
dan gambar tampak yang dilakukan setiap section/ span.
10
3. Pengkodean (Kodefikasi)
a. Perlakuan ini ditujukan untuk mempermudah rekonstruksi pasca bongkar dengan memberi
tanda pada bidang/ bagian yang akan dibongkar dalam bentuk angka atau huruf atau symbol.
Bahan yang digunakan harus dapat dibersihkan kembali.
b. Penomoran kayu dapat dilakukan pada bagian bagian yang mudah untuk dikenali kembali.
c. Penomoran ditekakankan pada nomor Seri ( Horizontal ) atau ( Vertikal ), 1,2,3,4 dst tidak boleh
bertukar tempat.
d. Bahan untuk kodefikasi dapat berupa Plintkote Air, Tip Ex
4. Pembongkaran
Setiap pembongkaran harus mengikuti prosedur yang ada antara lain :
a. Dimulai dari bagian paling atas berurutan ke bagian bawahnya.
b. Pembongkaran harus hati hati agar tidak menyebabkan kerusakan lanjutan.
c. Menyediakan tempat penampungan dengan bidang rata semacam lantai kerja dan stabil
d. Tempat penampungan yang berpeneduh
e. Bebas dari genangan air
2.5. TREATMENT
1) Pekerjaan pada bagian ini adalah pengolesan bahan kimia pada permukaan dinding/ sinsing bata
merah lama untuk mengurangi resapan air masuk kedalam dinding bata.
2) Syarat yang harus dipenuhi sebelum mengoleskan bahan tersebut adalah bahwa dinding/material
yang akan diolesi dalam keadaan kering bagian luar dan kering bagian dalam pasangan bata.
Dinding yang tidak kering bagian dalamnya akan memunculkan embun/partikel air yang justru tidak
dapat menguap karena tertahan lapisan bahan kimia tersebut.
11
3) Pembersihan Algae atau Lumut dengan telah dilaksanakan dan sudah dalam kondisi bersih
sehingga tidak ada lagi yang tertinggal.
4) Bahan yang digunakan adalah Consentred berupa cairan dan dioleskan ke permukaan dinding
menggunakan alat bantu berupa kuas.
2.7. FINISHING
1) Mengecek ulang bagian per bagian pekerjaan yang telah diselesaikan baik susunan maupun bentuk
Pasca Pugar dengan membandingkan dengan dokumen Foto dan Gambar Pasca Pugar.
2) Membersihkan tanda tanda kodefikasi yang masih menempel.
3) Membersihkan lingkungan tempat pekerjaan untuk menjaga kualitas pekerjaan.
12
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. UMUM
Pasal ini menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan Penyedia Jasa seperti mobilisasi peralatan,
material dan tenaga kerja, pembersihan lokasi pekerjaan, pengukuran dan pematokan lahan sesuai dengan
gambar dan RKS.
3.5. PENGUKURAN
- Penyedia Barang/Jasa diharuskan menggunakan alat-alat (Instrumen) yang diperlukan (tidak rusak)
untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung
jawabkan. Untuk itu harus dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara
kira-kira
- Penyedia Barang / Jasa harus memeriksa kecocokan semua ukuran di dalam gambar, bila terjadi
ketidak cocokan wajib segera memberitahukan kepada Pengawas, Tim Penerima Hasil Pekerjaan,
dan Perencana untuk meminta pertimbangan dan bila terjadi kekeliruan menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang / Jasa .
- Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan lapangan sebenarnya, maka Direksi
Lapangan akan mengeluarkan keputusannya tentang hal tersebut. Dan Kontraktor wajib melakukan
penggambaran kembali tapak proyek, lengkap dengan keterangan mengenai peil/ketinggian tanah,
batas-batas, dan sebagainya.
- Semua ketepatan pekerjaan pengukuran dan sudut siku-siku harus terjamin dan diperhatikan ketelitian
yang sebesar-besarnya dengan mempergunakan alat-alat waterpass dan theodolith. Pengukuran
sudut siku-siku dengan prisma atau benang hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
- Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
- Hasil pengukuran tersebut dituangkan dalam suatu catatan atau berita acara yang ditandatangani oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan pekarjaan.
14
3.7. PEMASANGAN PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK)
- Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kasau 5/7, tertancap di tanah sehingga tidak bisa
digerak-gerakkan atau dirubah-rubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu sama lain.
- Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti atau sejenis, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus,
dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpas).
- Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh
Direksi.
- Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 200 cm dari as pondasi terluar.
- Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi.
- Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.
15
3.12. PEKERJAAN BONGKARAN
Jika ada pekerjaan pembongkaran bangunan atau sebagian bangunan, komponen, bahan bangunan,
dan/atau prasarana dan sarananya, maka dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah pembongkaran
secara umum serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1) Pekerjaan bongkaran terdiri atas membongkar bangunan lama yang telah ditentukan dan ditunjuk
oleh Direksi Proyek, atau membongkar beberapa bagian bangunan yang akan dilakukan rehabilitasi,
sesuai dengan gambar kerja
2) Pembongkaran harus dilakukan dengan hati‐hati dan seksama, dan sesedikit mungkin tidak
menambah kerusakan (luka) baru pada elemen asli bangunan. Bilamana terjadi kerusakan‐
kerusakan pada bagian lain yang memang tidak boleh dibongkar, maka biaya perbaikannya menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan, atau bila terjadi kecelakaan sebagai akibat dari pada
pelaksanaan pembongkaran, maka Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas kejadian
ini termasuk pembiayaannya.
3) Sebelum dilakukan pembongkaran terhadap bagian pekerjaan yang rusak, harus diyakinkan
pengadaan bahan tersebut dan telah mendapatkan ke agenan atau pabrik atau pengrajin yang dapat
memproduksi bahan sejenis sebagai bahan pengganti. Bila ke agenan bahan pengganti belum
didapat, maka pembongkaran untuk perbaikan yang rusak belum boleh dilakukan / dikerjakan /
dibongkar. Pembongkaran dapat dilakukan apabila material telah jelas keagenan /pabrik
pembuatnya dan bahan tersebut berada di lokasi proyek.
4) Metode dan langkah-langkah pembongkaran untuk setiap kasus / lokasi perkerjaan harus mendapat
persetujuan dari Konsultan dan Pengawas sebelum dilaksanakan.
5) Jika pada saat pembonkaran ditemu hal-hal baru (menyangkut pekerjaan konservasi) pekerjaan
harus dihentikan terlebih dahulu, dilaporkan kepada Pengawas, untuk mendapat arahan lebih lanjut
dari Konsultan.
6) Puing hasil bongkaran yang berupa material / elemen bangunan yang terlalu rusak, tidak harus yang
masih agak utuh dan tidak terlalu rusak diserahkan kepada Pemberi Tugas. Kemudian dipisahkan
untuk ditentukan statusnya oleh Pemberi Tugas.
7) Sebelum dilakukan pembongkaran, perkuatan struktur yang diperlukan serta pelindung elemen yang
tidak dibongkar harus sudah dipasang.
8) Semua pembongkaran harus menggunakan cara dan alat-alat khusus yang tidak akan merusak
bagian-bagian yang tidak diisyaratkan dibongkar. Alat yang dapat digunakan antara lain : jala
pengaman, schafolding , higrometer, palu dan sebagainya.
9) Peralatan lain yang dipandang perlu dalam pekerjaan pembongkaran harus sudah dipasang
(misalnya kipas penyedot debu, bor, tangga dll).
10) Melaporkan kepada Pengawas apabila ada temuan baru atau masalah pada saat pembongkaran.
11) Seluruh lantai dalam area kerja pembongkaran, harus diberi bahan pelindung atau ditutup dengan
lapisan berupa : lapisan multiplek, plastik bening rol
12) Bahan pelindung tersebut tidak boleh dibongkar selama pekerjaan belum selesai. Bahan pelindung
dapat dipindahkan ke lokasi lain atau ke ruang lain bila pekerjaan pada area satu telah selesai dan
hasilnya telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.
13) Lapisan tripleks harus dipakai untuk melapisi lantai sehingga kaki steiger / perancah tidak langsung
mengenai lantai. Dacron dan plastic bening untuk melindung besi dan kayu (kusen‐kusen).
14) Apabila suatu pekerjaan bongkaran dicurigai akan melemahkan struktur bangunan lama maka
Pelaksana Pekerjaan wajib membuatkan perkuatan / penahan sementara hingga pekerjaan
bongkaran dan perbaikannya selesai
15) Semua puing dan sisa bongkaran harus dibuang secepatnya di luar kawasan proyek atau atas
persetujuan Pengawas sisa bongkaran tersebut harus dikumpulkan di suatu tempat di area proyek
16
3.13. PERLINDUNGAN TERHADAP BARANG MILIK BANGUNAN EKSISTING
Penyedia Jasa wajib menjaga agar area di sekitar tempat kegiatan bersih dari alat-alat, mesin, bahan
bangunan dan sebagainya. Lantai, perabot, ornamen dan lainnya yang bukan merupakan bagian dari
pekerjaan revitalisasi di dalam bangunan eksisting (Gereja Blenduk) harus terlindungi, baik dengan plastik
cor, terpal ataupun bahan lainnya.
17
perlindungan yang cukup dilengkapi handrail ditambah alat pengaman kaki (Toe Board) dengan lantai
yang aman.
9) Sambungan rangka perancah menjadi satu pastikan klem-klemnya cukup kuat dan ikatlah untuk
mencegah perancah ambruk.
10) Ketinggian perancah diatur sesuai dengan desain dan kondisi yang direncanakan
11) Sediakan tangga-tangga perancah yang cukup guna sarana yang aman untuk naik turun dari dan
ketempat yang lebih tinggi.
12) Lengkapilah tempat berjalan atau catwalk dan tali pengaman agar para pekerja dapat aman pada saat
bergerak.
13) Pasanglah tanda pembatas pada lokasi pekerja bekerja, agar orang lain yang tidak berkepentingan
menjauh dari lokasi pekerjaan.
14) Pekerjaan pemasangan scaffolding turbular sesuai dengan gambar kerja dan persetujuan dari Direksi
Lapangan serta Pengawas.
Pembongkaran
1) Sebelum melakukan pembongkaran, lokasi sekitar harus diberi barricade dan papan pemberitahuan
2) Pembongkaran perancah harus dilakukan oleh orang yang memasang, dan dimulai dari atas.
3) Saat menurunkan material perancah pada saat pembongkaran harus menggunakan tali tambang satu
persatu diturunkan ke bawah, tidak dibenarkan dengan melempar material perancah saat
pembongkaran.
4) Semua material yang telah dibongkar harus disusun rapi, tidak boleh dibiarkan berserakan.
18
3.16. PEMASANGAN CCTV PEMANTAU PEKERJAAN (4 TITIK)
1) Pemasangan CCTV bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan fasilitas pengamanan di beberapa sisi
sehingga dapat memantau situasi dan kondisi secara visual yang dipandang perlu
2) Peralatan CCTV adalah salah satu peralatan keamanan yang dapat digunakan untuk mengawasi
objek atau orang / pekerja, baik di dalam maupun di luar ruangan sehingga kegiatan pelaksanaan fisik
tetap terkendali dan terpantau.
19
BAB IV
KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
4.1. UMUM
Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan dengan :
1. Pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan
sekitar tempat kerja.
2. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan perlindungan
Kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi
pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
3. Pihak Pelaksana mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
20
B. Pelatihan pekerja baru
Pokok-pokok yang harus disampaikan antara lain :
- Menjelaskan sumber bahaya di tempat kerja
- Menjelaskan secara umum aturan yang berlaku di tempat bekerja
- Menyerahkan alat K3 untuk dipakai saat bekerja
- Menjelaskan cara bekerja yang aman dan benar
- Menjelaskan tentang evakuasi untuk pekerja
21
Peralatan dan alat bantu yang digunakan di proyek yang memerlukan penanganan khusus karena
sifat bahaya yang ditimbulkannya juga harus dibuat daftarnya dan dimonitor penggunaannya.
Kualifikasi dari operator alat tersebut juga harus ditetapkan.
Peralatan yang dimaksud disini biasanya menyangkut alat-alat tersebut:
- Alat yang memerlukan ijin khusus, misal: alat angkat angkut. Generator, lift, dll.
- Alat yang mengandung bahan berbahaya, misal: toxler, alat lab.dengan radiasi.
- Alat ukur dan alat lain yang mengandung sinar X atau laser.
E. Schedule Waktu
Fungsi dari skedul waktu ini adalah untuk melakukan antisipasi atas keadaan darurat yang
mungkin timbul dan mempersiapkan rencana penanganannya.
F. Schedule Bahan
Skedul bahan yang dibuat meliputi skedul pengadaan dan pemakaian dari bahan yang termasuk
jenis bahan/material berbahaya dan schedule penanganan sisa bahan atau pembuangannya.
G. Schedule Alat
Skedul ini meliputi pengadaan, pemasangan, pemeriksaan, uji coba dan penggunaan dari
peralatan yang dipandang dapat membahayakan tenaga kerja sebagaimana tercantum dalam
daftar Peralatan.
K. Site plan K3
Perencanaan buruk, site yang tidak teratur akan mengakibatkan kecelakaan kerja, karena jatuhan
material dan tabrakan antara kendaraan dan pekerja.
Daerah ataupun jalan untuk lintasan pekerja atau jalan keluar masuk harus dibuat sedemikian rupa
sehingga aman terhadap material yang jatuh maupun laju kendaraan.
24
Gambar. Rambu-rambu Larangan
4.6. INSPEKSI K3
A. Inspeksi Harian
Biasanya dilakukan oleh Mandor, pelaksana atau ahli K3 yang ditunjuk oleh Kepala Proyek, secara
rutin dalam tiga periode melaksanakan pemeriksaan K3, yaitu:
Pagi hari, pada puncak perkerjaan dan sore hari menjelang pulang.
Jika ditemukan kondisi pekerjaan yang berbahaya:
- Pemeriksa harus segera menghentikan pekerjaan dan melapor kepada Kepala Proyek.
- Diberikan pengarahan kepada pekerja terkait.
- Jika kesalahan ada pada Instruksi Kerja, maka harus diterbitkan Instruksi Kerja yang baru
berdasarkan kondisi terbaru.
- Para pekerja harus diberi tahu tentang Instruksi Kerja terbaru.
B. Inspeksi Mingguan
Inspeksi mingguan dilakukan oleh Kepala Proyek bersama-sama dengan wakil sub Kontraktor
untuk melihat secara acak pelaksanaan K3 di proyek.
Dalam inspeksi ini juga diberikan pengarahan kepada pekerja yang berada pada tempat kerja yang
berbahaya. Semua pengarahan yang diberikan beserta hasil inspeksi harus dicatat dan diarsipkan.
Hasil inspeksi ini akan menjadi pokok bahasan dalam rapat mingguan di proyek.
C. Inspeksi bulanan
Inspeksi bulanan dilaksanakan oleh Kepala Proyek dan Wakil dari Sub Kontraktor yang dilakukan
secara menyeluruh di lingkungan proyek.
25
Dalam pelaksanaannya inspeksi ini dilakukan bersama dengan inspeksi mingguan pada minggu
terakhir. Inspeksi ini dilakukan secara lebih detail.
4.7. RAPAT K3
A. Rapat K3 Harian / Safety Morning
- Setiap pagi sebelum mulai bekerja.
- Waktunya 5 menit.
- Dilaksanakan di area kerja masing-masing.
- Dipimpin oleh Pelaksana masing-masing area.
- Dibicarakan masalah prediksi pekerjaan berbahaya dan lokasi bahaya pada hari itu.
- Ditunjukkan contoh-contoh kecelakaan yang pernah terjadi bila ada.
- Dibuat ringkasan hasil rapat.
B. Rapat K3 Mingguan
- Dilaksanakan sekali dalam seminggu pada hari yang telah ditetapkan.
- Waktunya 1 jam.
- Dilaksanakan di ruang rapat Kantor Proyek.
- Dipimpin oleh Kepala Proyek.
- Dihadiri oleh petugas K3: Proyek, Mandor, Sub Kon dan petugas lain bila perlu.
C. Rapat K3 bulanan
- Dilaksanakan sebulan sekali pada tanggal/hari tertentu.
- Waktunya 1 jam.
- Dilaksanakan di Ruang rapat proyek.
- Dihadiri oleh seluruh petugas di Proyek.
- Dibahas evaluasi kegiatan K3 dan rencana kegiatan K3 bulan berikutnya.
- Tujuan rapat adalah peningkatan kinerja K3.
26
4.9. ASURANSI
Asuransi proyek (konstruksi)adalah asuransi yang memberikan penggantian finansial jika terjadi
kerugian pada pemilik proyek, kontraktor, tenaga kerja, aset atau mesin dalam proyek, hingga tanggung
jawab hukum terhadap pihak ketiga selama masa pembangunan.
27
BAB V
PEKERJAAN REHABILITASI DINDING DAN PLESTERAN
B. Persyaratan Bahan
1) Batu Bata Baru
- Batu bata baru dengan bahan sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi konservasi
- Ukuran sesuai dengan ukuran yang lazim ada di pasaran
- Penyedia Jaasa harus menyediakan contoh bahan untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas
- Batu bata yang tidak memenuhi syarat, harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
2) Adukan
- Perbandingan Campuran adukan yang terdiri dari Pasir, Semen Merah, Batu Kapur dan
atau Semen Abu-abu yang terdapat pada dinding lama menjadi rujukan untuk pekerjaan
pemugarannya.
- Perbandingan Campuran yang digunakan 1 Pc : 2SM : 2 KP : 8 Ps baik untuk bata lama
maupun bata pengganti.
- Untuk memastikan komposisinya dapat dilakukan test pada Laboratorium yang kredible
- Adukan yang tumpah kebawah pada waktu pemasangan bata merah dan yang sudah
ditinggalkan lebih dari 2 jam tidak boleh dipakai atau dicampurkan dengan yang baru.
C. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pendokumentasian
2) Pemetaan
3) Penggambaran
4) Pemotretan : dilakukan sebelum pengerjaan pemugaran dan tiap tahap pelaksanaan
5) Pembongkaran
- Pembongkaran dinding yang disepakati harus terlebih dahulu dilakukan pengupasan
plester hingga terlihat material penyusunnya (bata) pada sekitar sisi sambungan baik
pada lantai maupun dinding untuk melihat teknik penyambungan antar dinding. Setelah
melakukan analisa struktur, Penyedia Jasa mengajukan metode pembongkaran kepada
Pengawas.
28
- Pembongkaran selanjutnya adalah pelepasan mekanikal elektrikal dan plumbing yang
menempel / tertanam pada dinding.
- Batu bata dibersihkan dan diseleksi kondisinya, yang masih bagus dapat dibersihkan
dengan sikat ijuk dan air, untuk membersihkan lumut dan partikel debu
6) Pemasangan perkuatan struktur
- Perkuatan struktur merupakan bagian dari perbaikan struktur dinding dengan tujuan
memperkuat dan memperkokoh dinding baik secara horisontal maupun vertikal
- Upaya perkuatan struktur dilakukan dengan tetap memperhatikan keaslian bentuk
bangunan agar nilai sejarah dan budaya yang terkandung tetap lestari
- Dinding yang dipergunakan sebagai tumpuan beban perlu diperkuat untuk memastikan
kinerja struktur sesuai harapan,
- Perkuatan dinding unreinforced masonry dengan cara dilapisi dapat dianggap sebagai
suatu struktur komposit apa bila pemasangan lapisan perkuatan ini menyediakan pengikat
yang cukup dan dinding bata mampu untuk mentransfer gaya geser.
- Tegangan pada masonry dan pelapisan harus ditentukan dengan mempertimbangkan
perbedaan modulus elastisitas untuk masing-masing material. Jika tegangan melebihi
kekuatan yang diharapkan dari material pelapisan, maka pelapisan tersebut sebaiknya
dianggap tidak efektif.
- Penambahan lapisan perkuatan dekat permukaan sesuai aturan ASCE 41-17 perlu juga
mempertimbangkan kemampuan dinding melepas air karena struktur dinding bata
menggunakan mortar lama yang sangat sensitif terhadap peningkatan kadar air.
- Pemilihan material perkuatan seperti plat baja, batang baja, atau expanded metal perlu di
desain sesuai dengan target kinerja struktur yang hendak dicapai. Pemeriksaan mutu
jaminan material perlu dipilih sesuai dengan jenis material yang digunakan
7) Pekerjaan perbaikan dinding
- Seluruh permukaan dinding catnya dikelupas hingga tampak plesteran dinding, lapisan-
lapisan cat lama didata urutannya untuk panduan pengecatan ulang
- Apabila plesteran rontok karena rapuh maka bagian yang rapuh dikelupas semua hingga
tampak bata. Kemudian dicari penyebab kelembaban dinding dan perbaiki kerusakan.
- Pengupasan cat pada profilan/cornice dinding dilakukan dengan hati-hati. Plesteran
profilan/cornice yang rusak / rompal diperbaiki dengan komposisi plesteran dan bentuk
yang sama persis.
- Apabila ditemukan plesteran baru (semen) maka bagian tersebut dikupas hingga tampak
dinding batanya. Perbaikan dilakukan dengan plesteran dengan komposisi campuran
sama dengan plesteran lama.
- Pada bagian dinding yang terdapat rencana perbaikan yang mengharuskan adanya
pembobokan dinding maka perbaikan hanya sebatas pengupasan cat / plesteran,
perbaikan selanjutnya menunggu pekerjaan perbaikan bagian lain tersebut selesai.
- Dinding yang diperbaiki karena plesteran tergores / mengelupas penangannya dengan
mengupas plesteran yang sudah rapuh disekitar plesteran rusak hingga tampak bata
dinding.
- Dinding yang retak secara struktur (sudah terlihat dinding bata retak) terlebih dahulu dicari
penyebabnya, dan menghubungi ahli struktur untuk mencari solusinya. Pelaksana
Pekerjaan membuat shop drawing perbaikan dan metoda perbaikannya. Setelah disetujui
Konsultan Pengawas maka perbaikan dapat dilaksanakan.
- Apabila dinding retak dan setelah dikupas hanya plesterannya saja, maka plesteran
diganti dengan plesteran baru dengan komposisi bahan yang sama dengan yang lama.
29
- Pada saat pekerjaan konservasi dimulai sebaiknya mockup plesteran baru dengan
komposisi yang sama dengan eksisting dibuatkan lebih dahulu pada dinding lama yang
masih terdapat plesteran lama. Tujuannya untuk melihat apakah komposisi baru dapat
menyatu dengan baik dengan dinding / plesteran lama. Apabila tidak menyatu harus
segera dicarikan komposisi baru.
- Pada dinding yang ditumbuhi tanaman / berlumut dilakukan perbaikan penyebab
lembabnya dinding, pemberian obat anti lumut / herbisida hingga tanaman mati kering.
Tanaman dicabut dengan hati-hati hingga ke akar-akarnya kemudian celah- celah yang
masih ada digrouting.
- Setelah dinding diperbaiki dilakukan perkerjaan pengecatan yang detil pekerjaannya
dapat dilihat pada bab pekerjaan masing- masing.
8) Pekerjaan perbaikan atap datar bata
- Penanganan dilakukan in situ dengan melepas lapisan membran kemudian dilakukan
pengecekan tingkat kerusakan atap datar
- Dipastikan kondisi permukaan benar-benar kering sebelum permukaan dilakukan
pelapisan mortar baru dan pelapisan waterproofing
- Pelaksanaan pekerjaan waterproofing dijelaskan di bab lain di RKS ini.
9) Penggantian bahan meliputi
- Penggantian komponen / unsur dinding asli dengan bahan baru dilakukan bila komponen
atau unsur asli telah rusak dan secara teknis sudah tidak layak dipakai dan secara
struktural dipandang perlu demi mempertahankan keadaan dinding
- Bahan baru pengganti bahan asli adalah bahan baru tetapi jenis dan kualitasnya sama
dengan bahan asli (usia, bentuk, bahan, ukuran dan tata letak)
10) Penyusunan kembali
- Bata yang dikategorikan rusak diganti dan diberi tanda
- Penggunaan spesi harus hati-hati agar tidak meluap ke sisi bata
11) Pemasangan
- Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan bata atau adukan harus sedemikian rupa
sehingga tidak merusak bata atau merusak BCB lain yang tidak masuk ke dalam lingkup
pekerjaan
- Ketebalan adukan menyesuaikan dengan pasangan dinding bata sebelum dilakukan
pembongkaran
- Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan yang berlangsung lama atau hujan lebat
- Adukan yang hanyut akibat dari hujan harus segera disingkirkan
- Pasangan bata untuk pengisi pada posisi pemasangan kolom, sloof, ringbalk disusun
sedemikian rupa sekaligus sebagai pengganti bekisting sehingga pemasangan harus
dapat mengurangi rembesan air dari adukan beton pada saat dilakukan pengecoran.
- Tidak diperkenankan berdiri diatas pekerjaan bata sebelum mengeras
- Bata harus dipasang dengan baik, rata, horizontal, dikerjakan dengan alat-alat pengukur
datar ataupun tegak (”lot ”, dsb), sambungan sama rata, sudut persegi,
naad tegak tidak segaris (silang) permukaan baik dan rata, ”bergigi” (tiap sambungan
saling menutup).
- Pada penghentian-penghentian pasangan harus dipakai penggigian miring.
- Setiap hari hanya diperkenankan memasang setinggi 1 m
- Sebelum pemasangan, semua bata harus dibasahi dengan air bersih sampai jenuh,
atau direndam dalam air sehingga buih-buih hilang
- Bata baru yang cacat, gumpil bahkan patah tidak diperkenankan untuk dipasang
30
5.2. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup perbaikan dinding pada bangunan cagar budaya dengan kelembaban
tinggi maupun plesteran baru pada dinding baru.
Untuk pekerjaan penanganan dinding lama pada area Portico, area teras selatan, area transept
dan balkon Selatan, area transept dan balkon utara, Menara barat dan timur, bagian dalam
ruangan Hexagonal, area tambur atap dak , yang dilakukan sebagai berikut :
- Pengerokan cat lama, pembersihan dan pengecatan baru sesuai dengan spesifikasi yang
sesuai.
- Perbaikan mortar dan cat eksisting dengan mortar dan cat bernafas (breathable)
B. Bahan
- Mortar plesteran dan acian digunakan jenis breathable lime mortar.
Dengan sifat mengeluarkan kelembaban dan kandungan garam yang terperangkap di dalam
serta menahan air dari sisi luar dinding, sehingga kecenderungan lapisan selalu kering dan
dinding tidak mudah berjamur.
- Data teknis Plesteran (UZIN Heritage Mortar)
31
C. Pelaksanaan Plesteran
- Dinding yang akan dilakukan perbaikan dipersiapkan dengan baik, terlindungi atap. Dinding
lama dilakukan pengupasan, dibersihkan dengan sikat kawat atau dengan semprot air
(rekomendasi high pressure cleaner)
- Pengadukan mortar plaster sebaiknya menggunakan mesin molen atau hand mixer karena
mengandung zat additif izocomponent yang sulit bercampur.
- Jika ada dinding yang berlubang dilakukan penambalan dan tambalan ditunggu hingga
mengering sempurna (1x24 jam)
- Setelah semua bidang siap, dilakukan pengaplikasian secara merata, jika dikehendaki
ketebalam aplikasi lebih dari 1 cm, maka aplikasi dilakukan dengan 2 lapis dengan jeda 1 hari,
lapisan bawah harus dibuat alur horisontal untuk menahan adukan selanjutnya dan kasa fiber
untuk menghindari retak.
- Pekerjaan acian bisa dilaksanakan setelah mendapat pesetujuan dari pengawas atau Tim
Penerima Hasil Pekerjaan.
D. Pelaksanaan Acian
- Dinding yang sudah dilakukan plesteran, baik pembangunan baru ataupun pemugaran /
renovasi bangunan cagar budaya, dapat dilakukan pekerjaan acian.
- Mortar acian diaplikasikan secara manual dengan trowel atau dengan pompa mesin, dengan
ketebalan aplikasi yang direkomendasikan 2-3 mm.
- Disarankan untuk menerapkan pelapisan dengan 2 kali lapis, lapisan pertama ketebalan 1-1,5
mm. Saat lapisan pertamama kerring sebagian (setelah 30-60 menit), lapisan kedua
diaplikasikan dengan ketebalan 1-1,5 mm untuk mencapai ketebalan 2-3 mm.
- Sebelum dilakukan pengecatan, acian dibiarkan mengering / mengeras minimal 3 hari.
- Setelah mengeras sempurna maka dapat dilakukan pengecatan.
- Hindari pekerjaan acian di bawah sinar matahari langsung atau angin dan hujan.
- Jika acian diterapkan dalam ruangan, perlu untuk memastikan ventilasi ruangan yang tepat
untuk pengeringan yang optimal.
32
BAB VI
PEKERJAAN REHABILITASI STRUKTUR KAYU
33
c. Kayu jati bulat / glondongan yang berasal dari Perhutani apabila dalam proses pengolahan /
penggergajian ditemukan cacat fisik yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah
ditetapkan sebagai komponen bangunan warisan budaya / cagar budaya, maka kayu tersebut tidak
boleh digunakan dan harus dilakukan pemilihan ulang proses seleksi kayunya.
d. Kayu jati yang dalam proses pengolahan / penggergajian yang telah diseleksi, diteliti dan dinyatakan
memenuhi kaidah dan persyaratan harus disertai pula dengan dokumen legalitasnya lainnya yang
berupa Faktur Angkutan Kayu Olahan (FA-KO) dan/atau Daftar Kayu Olahan (DK-O) yang dilengkapi
Salinan FA-KB.
e. Kayu jati dalam kondisi tua, dengan bentuk yang lurus, dan tidak dilakukan pewarnaan pada kayu.
f. Kontraktor agar menghitung, mempertimbangkan dan mempersiapkan metode berkaitan dengan
kemungkinan perubahan volume kayu dalam kontrak mengingat eksisting kayu masih dalam kondisi
terpasang.
g. Kayu jati untuk semua komponen struktural dan kayu jati untuk komponen non struktural dengan
panjang lebih dari 4 meter, yang digunakan dalam konstruksi adalah kayu jati dengan kelas mutu A
yaitu :
- Kandungan air < 19 % (kering tidak basah).
- Mata kayu terletak dimuka lebar kurang dari 1/6 lebar kayu.
- Mata kayu terletak dimuka sempit kurang dari 1/8 lebar kayu.
- Tidak pecah, tidak retak.
- Tidak Melengkung
- Arah serat lebih dari 1:13.
- Tidak Ada Gubal (bagian dari kayu yang dekat dengan tepi luar dan masih hidup)
- Tidak ada lubang serangga.
- Cacat lain (lapuk, hati rapuh, retak melintang) tidak diperbolehkan.
h. Kayu jati untuk komponen non struktural dengan panjang kurang dari 4 meter (misal untuk lisplang,
plafond, kusen pintu dan jendela, daun pintu dan jendela) yang digunakan dalam konstruksi adalah
kayu jati dengan syarat:
- Kandungan air < 15 % (kering tidak basah)
- Hanya diperbolehkan terdapat 1 mata kayu pada setiap sisi kayu dalam setiap 3 meter panjang
kayu.
- Tidak pecah, tidak retak.
- Tidak melengkung
- Arah serat lebih dari 1:13.
- Tidak ada gubal (bagian dari kayu yang dekat dengan tepi luar dan masih hidup).
- Tidak ada lubang serangga.
- Cacat lain (lapuk, hati rapuh, retak melintang) tidak diperbolehkan.
34
- Pelaksana pekerjaan harus melakukan pemeriksaan dan pengecekan terlebih dahulu terhadap
semua komponen pekerjaan yang akan diperbaiki dengan teliti. Selama proses pengecekan ini
harus dilakukan identifikasi.
- Selama proses pemeriksaan dan pengecekan ini, semua komponen pekerjaan harus diperiksa
keaslian dan kelayakannya. Pemeriksaan setiap bahan asli dilakukan bersama dengan
penyedia jasa konsultansi pengawasan dan pengguna jasa. Semua hasil pemeriksaan
kelayakan dibuatkan berita acara nya yang terdiri dari keterangan (minimal): hasil pemeriksaan
komponen bangunan masih layak pakai, atau harus melalui proses perbaikan, ataupun sudah
tidak layak pakai karena sudah tidak memenuhi estándar kekuatan struktur. Berita acara ini
harus di tandatangani oleh penyedia jasa konsultansi pengawasan dan pengguna jasa, atau
salah satu dari keduanya.
- Selama proses pemeriksaan dan pengecekan ini, harus dilakukan pendataan dan penandaan
kondisi kerusakan setiap detil komponen bangunan lengkap dengan ukuran dan istilah-istilah
tiap bagian. Semua pendataan dan penandaan kerusakan-kerusakan yang terjadi, harus
dilakukan pemotretan untuk mempermudah proses rekonstruksi.
- Selama proses pemeriksaan dan pengecekan ini, harus dilakukan pengukuran, pengecatan
tanda, dan pemotretan setiap komponen bangunan dengan pembanding skala.
- Pemeriksaan terhadap jenis, bentuk ukuran maupun mutu wajib dilakukan dengan teliti. Kayu
yang harus dilakukan perbaikan, harus mengikuti kaidah-kaidah perbaikan kayu benda cagar
budaya, atau seperti yang diatur dalam pelaksanaan penambalan/pengisian kayu dengan
epoxy resin dan pada bagian perbaikan kayu lainnya dalam dokumen ini.
b. Perbaikan kerusakan kayu seperti retak, lapuk atau rusak pada kayu dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
- Kayu disikat perlahan-lahan menggunakan sikat ijuk dengan/tanpa air, kemudian dibersihkan
menggunakan penyedot debu (vacuum cleaner), dan bila perlu menggunakan kompresor.
Apabila perlu cat dikupas agar kerusakan dapat terlihat jelas.
- Kayu yang berlubang-lubang atau retak, dapat diatasi dengan metode injeksi kayu
menggunakan bahan campuran Epoxy Resin (jenis epoxy resin akan ditentukan atas
persetujuan penyedia jasa konsultansi pengawasan dan pengguna jasa) dan hardener.
Sebelumnya retakan ditutup dengan (lempung) atau bila retakan lebar ditutup dengan triplek
yang diolesi Vaseline. Bagian atas retakan dibuat corong atau dibor Ø 0,6 mm untuk
memasukkan bahan dengan menggunakan injector/spet perlahan-lahan hingga rongga
retakan penuh. Setelah kering, kupas lempung dengan spatula hingga bersih.
- Untuk bagian-bagian kayu yang terlepas dapat diatasi dengan menggunakan bahan perekat
(lem) kayu.
- Kayu yang berongga di bagian dalam, dapat diatasi dengan diisi pasta yang merupakan
campuran dari epoxy resin, mill (talc) dan serbuk kayu jati (disaring dengan ukuran 42 mess).
Tutup lubang dengan triplek yang diolesi Vaseline serapat mungkin agar tidak bocor. Sisakan
rongga dibagian atas untuk menuangkan pasta tadi ke dalam rongga. Setelah resin kering,
triplek dapat dilepas.
- Kayu yang berongga di bagian dalam yang sulit terjangkau yang wujud/ukurannya besar atau
kecil-kecil merata dan atau berkelok kelok didalam dapat diatasi dengan metode injeksi kayu
menggunakan bahan campuran Epoxy Resin dan hardener dengan kadar viscosity
(viskositas/keenceran) yang rendah mendekati nol. Sebelumnya retakan ditutup dengan wax
(lempung) atau bila retakan lebar ditutup dengan triplek yang diolesi Vaseline. Bagian atas
retakan dibuat corong atau dibor Ø 0,6 mm untuk memasukkan bahan dengan menggunakan
injector/spet perlahan-lahan hingga rongga retakan penuh. Setelah kering, kupas wax dengan
35
spatula hingga bersih. Bagian bekas resin yang sudah keras dan kering dihaluskan dengan
gerinda.
- Kayu yang berlubang atau rusak karena pelapukan atau rayap dapat ditambal pasta yang
merupakan campuran dari epoxy resin, mill, dan serbuk gergaji kayu agar rata kembali.
Sebelumnya kayu diawetkan dulu dengan insektisida kemudian pasta dimasukkan kedalam
bagian yang akan ditambal menggunakan spatula hingga rata.
- Kayu yang mengalami kerapuhan kurang dari 50% namun dari segi kostruksi aman, dapat
diperbaiki. Bagian kayu yang rapuh disambung dengan kayu yang sekualitas dengan kayu asli.
- Kayu yang mengalami kerapuhan lebih dari 50% dan dari segi konstruksi membahayakan
keseluruhan kayu, sebaiknya diganti dengan kayu yang sekualitas dengan kayu asli.
- Penyambungan kayu pada titik buhul sesuai dengan teknik pelaksanaan aslinya.
37
6.6. PEKERJAAN PLAFOND PAPAN
a. Jika terdapat pekerjaan pembongkaran plafond, maka dimulai dengan melepas panel-panel plafond,
pelepasan mekanikal elektrikal yang menempel rangka plafond, sebelum pembongkaran rangka
plafond diperhatikan pengikatan rangka yang akan dibongkar namun jangka sampai terjadi
kerusakan lanjut akibat pembongkaran.
b. Papan kayu yang digunakan kayu jati tebal 12 mm dengan rangka plafond kayu profil ukuran 30x60
mm atau sesuai dengan gambar kerja, untuk pola plafond papan baru menyesuaikan dengan yang
sudah dipasang sebelumnya.
c. Apabila para pihak telah setuju untuk mengganti papan kayu baru untuk plafon kubah, sebelumnya
pastikan bahwa ukuran yang dibutuhkan benar-benar sesuai ukuran di lapangan dan kode posisi
rangka plafon kubah
d. Metode sambungan plafond papan mengikuti seperti yang sering dilakukan di lapangan
38
BAB VII
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI
7.3 BAHAN
a. Bahan yang digunakan untuk pelapis lantai produk dengan kualitas baik, tidak retak/patah dengan
ukuran dan perletakan sesuai dengan gambar kerja
b. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan lantai antara lain :
- lantai marmer ukuran 75x75 cm grouting epoxy resin (type refer to Pastori Gereja)
- batu andesit bakar ukuran 60x60x3 cm coating
- lantai papan solid kayu jati 30 mm dan finish lasur sesuai dengan lantai kayu eksisting
c. Bahan untuk toilet antara lain HT 60x60 cm unpolished, lantai lapis batu tabur 1-2 cm, untuk dinding
batu alam andhesit dan coating clear anti lumut.
d. Bahan untuk pekerjaan perkerasan area luar bangunan, sebagai berikut :
- Perkerasan batu andhesit ukuran 20x20 cm t = 5 cm finishing coating dengan landasan dasar
urugan pasir t = 10 cm dan rabat beton t = 5 cm
- Perkerasan batu andhesit ukuran 20x20 cm t = 5 cm finishing coating dengan landasan dasar
urugan sirtu t = 15 cm, beton K225 / fc 18,68 Mpa t = 10 cm + wiremesh M6
- Kanstin type I ukuran 20x50 cm t = 10 cm.
39
i. Pemotongan keramik harus menggunakan mesin gergaji khusus nat-nat harus membentuk garis
lurus, lebar nat maksimal 2 mm kemudian diisi / dikolot.
j. Pola pemasangan dilakukan sesuai gambar rencana, corak diatur agar serat-seratnya dan warnanya
menjadi satu kesatuan yang baik
k. Seluruh bagian dibawah pelapis lantai terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak terdapat rongga
udara terjebak dibawah pelapis lantai.
l. Pengisian Naad atau siar keramik dengan mortar tertentu yang tahan asam, basa serta kedap air
yaitu bahan grout MU 408 atau AM Grout atau setara. Warna perekat naad ini disesuaikan dengan
warna keramik. Nat – nat ubin tidak boleh melebihi 4 mm untuk keramik. Pemasangan semen nat,
dilaksanakan paling cepat 24 jam sesudah pemasangan tegel keramik lantai. Pengisian siar-siar
dengan bahan grouting dilaksanakan paling sedikit 4 (empat) hari setelah pemasangan keramik
mengering.
m. Setelah selesai, pelapis lantai dibersihkan dan bebas dari bintik-bintik, ngelotok, retak atau ubin
tergores
n. Selama 3x24 jam lantai yang telah terpasang harus dilindungi dari gangguan pekerjaan-pekerjaan
lain di sekitarnya
40
BAB VIII
PEKERJAAN BETON
2. Agregat Kasar
- Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai menurut SNI
7656:2012 tata cara pemilihan campuran untuk beton normal, beton berat dan beton massa.
- Agregat harus keras, tidak berpori, dan berbentuk kubus. Bila ada butir yang pipih maka
jumlahnya tidak melebihi 20% dari volume dan tidak boleh mengalami pembubukan hingga
melebihi 50% kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles Abration (LAA).
- Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang merusak beton
dan mempunyai gradasi sebagai berikut :
Ukuran
Saringan % Lewat Saringan
1” 25,00 mm 100
3/4” 20,00 mm 90 – 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No. 4 4,76 mm 0-1
41
3. Agregat Halus
- Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari pemecah batu dan harus bersih
dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-
substansi yang merusak beton.
- Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang
tajam dan keras serta mempunyai gradasi seperti tabel berikut :
4. Air
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta zat-zat yang
dapat merusak beton atau baja tulangan.
6. Contoh bahan
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh- contoh material
misalnya : besi, koral, pasir, pc untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana/ Konsultan
Manajemen Konstruksi.
- Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Perencana/ Konsultan Manajemen Konstruksi, akan
dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke site
42
b. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar konstruksi
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam
24 jam setelah ada perintah tertulis dari perencana / Manajemen Konstruksi.
8.5 PENGECORAN
1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jauh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Perencana/Konsultan Manajemen
Konstruksi
3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk
menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos
dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi.
5. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split, pasir dan Semen Portland)
kepada Perencana/ Konsultan Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum
pekerjaan dilakukan.
6. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman, sehingga
mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.
7. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng, diameter lebih
besar atau sama dengan 0,40 mm, kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam NI-2 PBI.
8. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat, persiapan
perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
9. Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.
43
4. Pembongkaran bekesting hanya boleh dilakukan dengan izin tertulis dari Perencana / Manajemen
Konstruksi setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan dari Perencana / Manajemen Konstruksi
d. Beton yang digunakan untuk struktur dalam pekerjaan ini yaitu beton dengan mutu K-250 dan K-
175 (untuk struktur praktis), harus menggunakan beton readymix dengan ketentuan persyaratan
seperti tersebut di atas.
44
BAB IX
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
46
BAB X
PEKERJAAN BAJA
10.3. BAHAN
a. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan besi/ baja harus dilengkapi dengan sertifikat mutu yang
harus disertakan bersama pengiriman bahan-bahan tersebut. Sertifikat mutu bahan dikeluarkan
oleh pabrikan yang sesuai dengan mutu bahan standard yang berlaku. Bila pembelian bahan-
bahan dari leveransir, maka leveransir harus menyiapkan sertifikat mutu tersebut yang diperoleh
dari pabrikan pembuat bahan-bahan tersebut
b. Bahan rangka baja pada area atap kubah sebagai berikut :
- Rangka primer : dilakukan penambahan perkuatan menggunakan plat strip dengan ukuran
sama (lebar 6 cm tebal 7,6 mm) menjadi double plat bracing, pemasangan double besi siku
56x56 mm t = 6,5 mm.
- Rangka sekunder : pemasangan baja I 48x110 mm t = 8,2 mm.
- Pemasangan besi siku 40x40 mm t = 5mm
- Pada penyangga silang, kondisi eksisting menggunakan profil plat strip dengan lebar 51 mm
dan tebal 6 mm, terdapat perubahan ukuran pada seluruh batang penyangga silang menjadi
profil baru plat strip lebar 51 mm, dengan ketebalan beragam (18 mm, 16 mm, 14 mm, 12mm
dan 10 mm) atau sesuai dengan gambar kerja.
47
- Dan aksesories serta baja profil lainnya sesuai dengan gambar kerja.
c. Bahan untuk tangga baja sebagai berikut :
- Tangga melingkar Menara barat, yaitu kolom pipa baja dia.30 cm x 13 mm fin cat anti karat
dilas ke baseplat 2x40x40 cm t = 8 mm fin anti karat dangan angkur 4D13 dan rangka tangga
siku L50.50.5, lantai plat grating steel 1”x1/8” finishing cat black matt, Railing D2” dan
D1”galvanis warna cat black matt atau sesuai dengan gambar kerja.
- Tangga melingkar Transept Utara, yaitu pipa baja dia.15 cm fin cat anti karat , tangga plat
besi cor fin.cat anti karat, railing besi dia.3 cm fin.cat anti karat atau sesuai dengan gambar
kerja.
- Tangga luar kubah yaitu tangga stainless lepas pasang bahan steel SUS 304 hairline tiang
40x60 mm, anak tangga 30x15 mm, penggantung stainless steel SUS 204 hairline tanam
dinding sesuai dengan yang tergambar pada gambar kerja.
d. Bahan untuk lantai cupola yaitu plat lantai lantai plat grating steel 1”x1/8”
e. Bahan untuk torong hujan yaitu torong hujan plat seng tebal 0,6 mm dengan finish cat matt, warna
menyesuaikan dengan dinding, ukuran dan perletakan dapat dilihat di gambar kerja.
f. Semua bahan baja yang digunakan harus memenuhi persyaratan normalisasi di Indonesia dan
standar ASTM A-36, dengan tegangan tarik putus minimum 3700kg/m2 dan juga memenuhi
Standar mutu baja ST-37 .
g. Semua baja yang digunakan harus sesuai dengan bentuk ukuran dan ketebalannya serta bebas
dari karat, cacat, tertekuk, terpuntir dengan berat sesuai dengan rencana.
h. Las yang dipakai jenis las listrik dengan mutu FE 260 atau E 6013 sesuai dengan standar JIS.
i. Didalam segala hal, bahan-bahan besi/ baja harus dikerjakan sesuai dengan ukuran potongan-
potongan, diameter, tebal, berat menurut detail-detail konstruksi pada gambar kerja, kecuali jika
dinyatakan lain oleh Pengawas / Direksi Pekerjaan.
j. Angkur dan baut, jika tidak dinyatakan lain, harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
petunjuk pada gambar kerja.
k. Cat dasar, cat pelindung dan cat akhir yang akan digunakan harus sesuai ketentuan.
l. Semua bahan yang akan digunakan pada proyek harus baru dengan kualitas terbaik dan sebelum
digunakan harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas/ Direksi Pekerjaan. Konsultan
pengawas lapangan berhak untuk meminta diadakan pengujian atas bahan bahan tersebut dan
penyedia jasa harus bertanggung jawab atas biaya yang dikeluarkan.
m. Bahan untuk coating adalah cat, dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
n. Apabila para pihak telah setuju untuk menambahkan komponen batang kremona baru pd rangka
atap sekunder, sebelumnya pastikan bahwa ukuran yang dibutuhkan benar2 sesuai ukuran di
lapangan dan kode posisi batang kremona
48
c. Semua detail dan sambungan harus dibuat secara cermat dan teliti, sehingga pemasangan tampak
rapi. Semua perlengkapan ataupun pekerjaan lainnya yang tidak secara khusus diperlihatkan
dalam gambar atau disyaratkan untuk hal ini, harus disediakan, kecuali jika diperlihatkan atau
dipersyaratkan lain.
d. Penyedia Jasa diharuskan mengambil ukuran-ukuran yang ada di tempat pekerjaan, tidak hanya
dari gambar kerja saja sebagai usaha untuk mencegah terjadinya halangan-halangan yang
mungkin terjadi akibat kondisi tempat pekerjaan dilakukan.
e. Setiap pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat khusus, stabilitas dan keselamatan ataupun
tidak memenuhi persyaratan yang direncanakan, dapat ditolak dan harus diganti. Pekerjaan yang
telah selesai harus bebas dari cacat puntiran, bengkokan pada penyambung komponen struktur.
f. Baja/ besi yang telah dikerjakan harus segera dilindungi terhadap pengaruh yang merusak dari
lingkungan sekelilingnya dengan cara yang memenuhi persyaratan.
49
m. Sebelum pemasangan besi/ baja Penyedia Jasa harus menyiapkan tempat penampungan yang
dilengkapi dengan peralatan bantu yang dapat mencegah terjadinya penurunan kualitas bahan,
seperti karat, cacat bentuk akibat pengangkutan yang tidak benar
n. Pemasangan besi/ baja harus memenuhi prosedur yang tercantum dalam SNI03-1729 2002
maupun ASTM.
o. Konstruksi baja setelah disetel di bengkel maka setiap komponen diberi tanda/nomor secar
sistematis agar di lapangan nanti bagian bagian tersebut dapat disambung kembali dengan mudah.
p. Pekerjaan pemasangan baja kuda kuda:
- Sebelum erection dimulai, pemborong harus memeriksa kembali kedudukan angker angker
baja dan memberitahukan kepada Konsultan pengawas lapangan mengenai metoda dan
urutan pelaksanaan(erection)
- Perhatian khusus harus dilakukan dalam pemasangan angker-angker untuk kolom, dimana
jarak dalam pemasangan angker tersebut harus tepat dan akurat (presisi), untuk mencegah
terjadinya ketidakcocokan dalam erection.
- Semua peralatan dan steiger yang diperlukan untuk pemasangan konstruksi baja harus
disediakan oleh penyedia jasa dalam keadaan cukup baik dilapangan, walau secara khusu
tidak diperlihatkan dalam gambar atau persyartan teknis harus tetap diadakan.
- Penyedia jasa bertanggungjawab atas keselamatan pekerja dilapangan. Untuk itu penyedia
jasa harus menyediakan alat alat keselamatan kerja seperti ikat pinggang pengaman, helm,
sarug tangan, pemadam kebakaran dam lain sebagainya yang diperlukan.
q. Sambungan baut pengikat
- Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya.
- Penyedia Jasa tidak boleh merubah atau membuat lubang baru d ilapangan tanpa seijin
Konsultan pengawas dan direksi lapangan. Pembuatan lubang baut harus memakai bor.
- Untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons.
- Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai
dengan yang diperlukan. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut.
- Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan baut
itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen
torsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut. Panjang
baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling sedikit 4 ulir
yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.
- Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
- Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang tidak dapat
dikencangkan.
r. Erection
- Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
- Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang tidak dapat
dikencangkan.
- Sebelum erection dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus memeriksa kembali kedudukan
angkur-angkur Baja dan memberitahukan kepada Direksi Lapangan dan Konsultan Pengawas
metode dan urutan pelaksanaan erection.
- Sambungan-sambungan dibuat permanen setelah struktur baja terpasang seluruhnya.
50
10.6. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN
a. Pemasangan harus dengan toleransi yang diijinkan/ diterma dalam standar yang telah disetujui
b. Bila toleransi tersebut tidak tertera dalam standar, maka toleransinya akan diberikan oleh
Konsultan pengawas lapangan.
c. Pemasangan konstruksi baja dengan toleransi yang tidak sesuai dengan gambar kerja dan tidak
disetujui oleh Konsultan pengawas lapangan akan ditolak.
d. Konsultan pengawas lapangan mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan dipabrik pada saat
dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirikm kelapangan sebelum diperiksa dan
disetujui oleh Konsultan pengawas lapangan
51
BAB XI
PEKERJAAN PINTU JENDELA
5. Pintu P5 (Konsitori)
- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
52
- Daun pintu : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Handle : Pasini Lever Handle Plate: Cuprum 3960 3780 - PVD Graphite
- Pengunci : Kend Swing Lockcase: K87735-60 – Black
- Engsel : eksisting dengan cat matt black
9. Jendela J2 (Oktagonal)
- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Daun jendela : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Kaca : kaca patri berwarna, kaca bening 5 mm
- Handle : Custom Brass
- Pengunci : Kenari Djaja
- Engsel : eksisting dengan cat matt black
53
- Pengunci : Kenari Djaja
- Engsel : eksisting dengan cat matt black
54
11.4. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
1. Pembongkatan engsel atau hardware lainnya dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak kusen
/ daun pintu. Ganti engsel yang berkarat dengan engsel baru yang terbuat dari bahan yang baik
dengan mengacu bentuk engsel asli.
2. Jika ukuran slot kunci atau aksesories lainnya yang tersedia di lapangan (factor fabrikan) berbeda
dengan ukuran eksisting, maka lubang kayu pada pintu eksisting, dimodifikasi sedemikian rupa
sehingga secara structural dan berfungsi secara normal dan sempurna. Pengerjaan ini diperlukan
kehati-hatian dan kerapian serta mendapat persetujuan dari Pengawas/ Direksi Lapangan.
3. Lubang / cacat yang terdapat pada bekas pemasangan baut, paku dan cacat lain pada pintu agar
ditutup dengan bahan yang sesuai dengan metode dan kaidah arkeologi.
4. Secara umum jenis engsel lama sudah tidak lagi tersedia di pasaran, untuk itu penggantian engsel
diprioritaskan pada dimensi terhadap letaknya, ketebalan plat engsel dan kekuatannya serta harus
dapat dengan mudah bongkar pasang daun pintunya
5. Penggantian Grendel (baik yang berukuran standar maupun yang berukuran panjang) agar
disesuaikan dengan apa yang ditemukan dilapangan.
55
BAB XII
PEKERJAAN KACA
12.4. PELAKSANAAN
- Contoh kaca yang akan dipakai harus diajukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk
disetujui, dan harus dilengkapi dengan semua keterangan yang perlu, untuk meyakinkan bahwa
bahan yang diajukannya memenuhi persyaratan yang tercantum dalam RKS ini.
- Sebelum memulai pekerjaan memasang kaca, Penyedia Jasa harus memeriksa semua sponingan
dimana kaca akan dipasang, untuk meyakinkan kelurusannya, kesikuannya dan kerataannya.
- Semua ukuran kaca harus diambil dari ukuran yang terdapat di lapangan, dimana kaca akan
dipasang. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas ketepatan pada saat pemasangan.
- Ukuran kaca harus sedemikian rupa sehingga terdapat celah yang cukup untuk memungkinkan
kaca bergerak tanpa restriksi dari sponingan yang ada.
- Semua kaca yang pecah yang diakibatkan oleh pemasangan atau pekerjaan, harus diganti oleh
Penyedia Jasa tanpa ada biaya tambahan dari Pengguna Jasa.
56
- Kaca yang dipasang tidak benar atau kaca yang tidak memenuhi persyaratan ini tidak akan
diterima. Kaca tersebut harus diganti sampai diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas, tanpa
ada biaya tambahan dari Pengguna Jasa.
57
BAB XIII
PEKERJAAN SANITAIR
13.3. PELAKSANAAN
- Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-
sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
- Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi
dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Perencana/ Konsultan
Pengawas.
- Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/berbedaan
ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
- Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
- Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik.
Pekerjaan Kloset
- Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai sesuai dengan tipe di gambar kerja atau
persetujuan dengan Direksi lapangan.
- Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan Management
Konstruksi.
- Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass. Semua
noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran.
- Peralatan yang telah dipasang harus dijaga agar tidak rusak hingga pekerjaan selesai.
58
Floor Drain dan Clean Out
- Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia. 2” dilengkapi
dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan depverchron dengan draad untuk
clean out
- Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
- Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan Pengawas
- Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan rapih,
menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
- Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan dari
noda- noda semen dan tidak ada kebocoran.
Pekerjaan Kran
- Kran, kran wastavel yang digunakan sesuai dengan tipe dan merk yang tertera di gambar kerja
atau persetujuan dengan Direksi lapangan. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai
gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang
dan mempunyaai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding.
- Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai
dengan gambar-gambar untuk itu.
- Stop kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai
dengan gmbar.
- Peralatan yang telah dipasang harus dijaga agar tidak rusak hingga pekerjaan selesai.
Pekerjaan Wastafel
- Wastafel yang digunakan sesuai dengan tipe dalam gambar kerja atau persetujuan dengan Direksi
lapangan lengkap dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type
yang dipakai dapat dilihat pada skedul sanitair terlampir.
- Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada bagian
yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk-
petunjuk dari produsennya dalama brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan
dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh
ada kebocoran-kebocoran.
59
BAB XIV
PEKERJAAN PENGECATAN
60
- Waterproofing membrane dan coating (bahan dasar semen dan akrilik emulsion) ex Sika
dengan lokasi pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
14.5. PELAKSANAAN
a. Persiapan permukaan dinding / kayu (permukaan baru)
- Untuk permukaan baru, cukup bersihkan permukaan dari debu dan kotoran. Proses
pembersihan bisa menggunakan sikat, amplas halus dan apabila diperlukan bisa
menggunakan air bersih.
- Cek kelembapan permukaan bidang yang akan di cat untuk melihat apakah sudah kering dan
sudah siap untuk di cat, usahakan permukaan dinding/kayu dalam kondisi kering sebelum di
cat.
b. Persiapan permukaan dinding / kayu (permukaan lama / sudah ada cat eksisting – cat akrilik
atau cat organic)
- Lakukan observasi untuk melihat problem yang ada pada permukaan dinding/kayu seperti
cat terkelupas, cat menggelembung, dan infeksi jamur/lumut.
- Apabila permukaan dinding/kayu terinfeksi jamur/lumut, harus di treatment dulu
menggunakan cairan penghilang jamur/lumut kemudian kupas/buang semua cat lama
sampai terlihat permukaan dinding/kayu. Cara pengelupasan cat lama bisa menggunakan
water jet, amplas, atau perontok cat (bio remover).
61
- Apabila cat lama masih dalam kondisi baik (tidak terkelupas dan tidak berjamur) cukup
bersihkan permukaan dinding/kayu menggunakan amplas halus untuk membuka pori-pori
dinding.
- Cek kelembapan dinding/kayu, permukaan yang sudah siap cat harus dalam kondisi kering.
- Cek kadar garam pada dinding/kayu, buang garam yang timbul pada dinding menggunakan
sikat/kuas.
c. Pengecatan dinding
- Seluruh permukaan cat lama harus dikerok / dikupas dan diamplas kasar lalu dibersihkan
atau disedot dengan alat penyedot / Vacuum Cleaner, agar kotoran / abu yang menempel
pada permukaan dinding bersih dengan sempurna.
- Pada saat pengerokan cat harus hati-hati dan dilakukan uji sampling dalam kaitannya dengan
penemuan kembali warna dasar/asli dari bagian tersebut. Warna asli yang ditemukan harus
dilaporkan dan dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana dan Tenaga Ahli untuk ditentukan apakah warna tersebut akan dipergunakan /
dipakai kembali.
- Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat pengkristalan/ pengapuran
bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila
pengkristalan/ pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses pengkristalan
/pengapuran tersebut berhenti.
- Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan sebagainya. Perbaiki
retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan mengering.
- Penyedia Jasa wajib mengajukan contoh bahan dan brosur warna cat yang akan digunakan
dalam perbaikan ke Konsultan Pengawas dan Konsultan Konservasi untuk mendapat
persetujuan sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan.
- Pada pengecatan dinding lama, sebelum dilakukan pengecatan ulang Penyedia Barang/Jasa
harus melakukan pembersihan permukaan dinding lama yang kotor, menghaluskannya
dengan amplas, merehabilitasi kondisi dinding yang rusak, berlumut , mengelupas menjadi
layak untuk dilakukan pengecatan.
- Pengelupasan lapisan cat lama yang sudah rusak dilakukan secara manual atau dengan
water jetting.
- Bila terdapat kondisi yang memerlukan penanganan lebih lanjut agar terlebih dahulu
berkonsultasi dengan pihak konsultan. Termasuk didalamnya bila terjadi keharusan untuk
melakukan pengelupasan dan plester ulang.
- Melakukan rehabilitasi apabila kondisi dinding yang ada sudah rusak, berlumut, mengelupas
sehingga menjadi layak untuk dilakukan pengecatan.
- Bila terdapat kondisi yang memerlukan penanganan lebih lanjut agar terlebih dahulu
berkonsultasi dengan pihak konsultan Perencana dan Pengawas. Termasuk didalamnya bila
terjadi keharusan untuk melakukan pengelupasan dan plester ulang.
- Kontraktor agar menyiapkan peralatan yang memadai, bahan pelindung/ penutup yang aman
terhadap kerusakan lantai, dan terhindar dari kotor akibat cipratan cat yang tidak diinginkan.
- Segala resiko terhadap kerusakan material/ bagian bangunan akibat pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab sepenuhnya oleh kontraktor.
- Aplikasikan cat KEIM sebanyak 2 lapis, dengan lapis pertama cat KEIM dicampur dengan
Dilution/Fixativ/Air sesuai petunjuk pada Data Teknis masing-masing produk. Untuk lapis
kedua cat KEIM tidak perlu dicampur. Jeda waktu antar lapis pertama dan kedua selama 6-
12 jam .
- Cat KEIM bisa diaplikasi menggunakan Kuas, Roller, atau Airless spray (uk nozzle 435t.
62
- Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.
- Penyedia Jasa wajib memberi bahan pelindung pada bidang yang telah diperbaiki apabila
pada area tersebut masih harus ada perbaikan / pekerjaan lain.
- Benda-benda lain yang rusak akibat pengecatan, harus diperbaiki, biaya perbaikan
merupakan tanggung jawab kontraktor
d. Pengecatan Kayu
- Sebelum dilakukan pengecatan kontraktor wajib meneliti ulang kondisi komponen kayunya
apakah terdapat kerusakan yang belum tercantum dalam perencanaan.
- Apabila terdapat kerusakan yang membutuhkan konsolidasi kontraktor berkewajiban
melakukan pendataan ulang terlebih dahulu dan mengkonsultasikan kepada konsultan
pengawas untuk dilakukan bentuk penanganan lanjutannya.
- Untuk permukaan kayu asli yang kondisi lapisan pliturnya masih baik cukup dibersihkan saja,
tidak perlu diamplas dan diplitur kembali. Jika terdapat rusak atau berlubang cukup diisi dan
diratakan dengan microbalon ditambah pewarna yang sama dengan warna kayu, lalu diplitur
dengan warna yang sama dengan warna asli.
- Untuk pekerjaan pemlituran kayu (pada kasus plituran yang sudah rusak) setelah permukaan
kayu bersih dari sisa plitur dan urat kayu telah tampak kembali dapat diberi lapisan anti rayap,
lalu dilakukan pemlituran dan diberi lapisan sherlack. Warna sesuai warna asli plituran
eksisting atau dapat ditentukan kemudian. Untuk kayu yang berlubang atau ukiran kayu yang
rusak dan tidak diganti setempat, sebelum diplitur harus didempul dengan resin atau
microbalon yang diberi warna sama dengan warna kayu.
- Sebelum dilakukan pengecatan semua permukaan kayu harus terlebih dahulu dibersihkan,
dihaluskan dengan menggunakan amplas sampai benar benar halus dan siap dilakukan
pengecatan.
- Pada pengecatan kayu sebelum dilakukan pengecatan ulang kontraktor wajib meneliti ulang
kondisi komponen kayunya apakah terdapat kerusakan yang belum terakumulasi dalam
perencanaan. Apabila terdapat kerusakan yang membutuhkan konsolidasi kontraktor
berkewajiban melakukan pendataan ulang terlebih dahulu dan mengkonsultasikan kepada
konsultan pengawas untuk dilakukan bentuk penanganan lanjutannya. Sebelum dilakukan
pengecatan semua permukaan kayu harus terlebih dahulu dibersihkan, dihaluskan dengan
menggunakan amplas sampai benar benar halus dan siap dilakukan pengecatan.
- Khusus untuk pengecatan kayu pada jendela dan pintu yang terdapat kaca bermotif,
kontraktor wajib menjamin ketelitian dan kebersihan yang mungkin timbul akibat cipratan cat
ke kaca bermotif dengan melakukan penutupan dan perlindungan kaca motif tersebut dengan
bahan/alat yang harus dikonsultasikan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuannya
- kontraktor wajib dan bertanggung jawab menjamin ketelitian dan kebersihan yang mungkin
timbul akibat cipratan cat dengan melakukan penutupan dan perlindungan dengan bahan/alat
yang harus dikonsultasikan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuannya.
- Hindari mengecat pada bidang yang terkena sinar matahari langsung serta hindari mengecat
pada permukaan yang sangat panas / baru terjemur matahari.
- Aplikasikan cat KEIM sebanyak 2 lapis untuk semua sisi, dengan lapis pertama cat KEIM
lignosil-color diaplikasikan diatas KEIM Lignosil-base yang telah kering atau sesuai petunjuk
pada Data Teknis masing-masing produk. Untuk lapis kedua cat KEIM lignosil-color
diaplikasikan setelah lapis pertama kering. Waktu pengeringan selama 6 jam dalam suhu
ruang (23 derajat).
- Cat KEIM bisa diaplikasi menggunakan Kuas, Roller, atau Alat semprot.
- Semua pengecatan kayu harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.
63
e. Pengecatan Besi
- Bersihkan seluruh permukaan cat yang sudah mengelupas dan berkarat memakai sikat kawat
dan dikerok memakai pisau baja atau alat lainnya yang dapat melepas lapisan cat dan
pengkaratan.
- Setelah seluruh lapisan cat terlepas, lalu diamplas memakai amplas besi atau disikat
memakai sikat kawat sampai bersih
- Setelah bersih lalu dilap memakai lap bersih atau disemprot memakai kompresor bertekanan
sedang, agar abu-abu yang merekat, terutama pada pertemuan persilangan rangka dapat
dihilangkan.
- Kemudian hasil pengerokan, pengamplasan, penyikatan dan pembersihan dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa
- Pekerjaan Cat Primer/Dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/material metal
terpasang
- Pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.
h. Waterproofing membrane
- Bersihkan permukaan yang akan dilapisi waterproofing membrane dengan alat kerja yang
sudah disiapkan, pastikan setiap bidang permukaan benar-benar bersih.
- Kemudian dilakukan pelaburan permukaan atau bidang yang akan dipasang dengan primer
coating (ex. Sika primer) secara merata serta pada bidang dinding sekitar 20 cm dari lantai
- Dilakukan pengecekan kembali laburan primer coating sudah rapi dan menutup semua
permukaan. Ditunggu permukaan kering 4-6 jam.
- Pemasangan waterproofing membrane secara merata ke seluruh permukaan beton dengan
overlap kurang lebih 10 cm. Aplikasikan membrane dengan metode pembakaran (torching).
64
- Gunakan roller pada membrane untuk menghindari udara yang terjebak. Sambungan antar
membrane 100 mm
- Setelah terpasang dengan sempurna, dilakukan tes penggenangan dengan air selama 1x24
jam
- Dipastikan dalam pengetesan, ketinggian air tidak berkurang, yang berarti tidak terjadi
kebocoran.
- Pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.
i. Waterproofing coating
- Bersihkan permukaan yang akan dilapisi waterproofing dengan alat kerja yang sudah
disiapkan, pastikan setiap bidang permukaan benar-benar bersih dari kotoran, minyak dan
dalam keadaan kering.
- Kemudian dilakukan pelaburan permukaan atau bidang dengan waterproofing. Jika
permukaan ada yang berlubang maka ditutup menggunakan polyester mess.
- Tunggu hingga permukaan kering kemudian dilapisi lagi dengan lapisan kedua, dan
seterusnya jika diperlukan untuk lapisan ketiga untuk daya tahan yang kuat dan bertahan
lama.
- Setelah terlapisi waterprofing dengan sempurna, dilakukan tes penggenangan dengan air
selama 1x24 jam
- Dipastikan dalam pengetesan, ketinggian air tidak berkurang, yang berarti tidak terjadi
kebocoran.
- Pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.
14.6. KEAHLIAN
1. Pekerjaan pengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah ahli dan
berpengalaman dalam bidang ini.
2. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus mengatur waktu
sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat mulai dari pengerjaan dasar (Under
coats) sampai dengan pengecatan akhir (finishing coats).
3. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pengawas dan pabrik pembuat cat
tersebut, serta mendapat persetujuan pengawas.
65
BAB XV
PEKERJAAN LANSEKAP
15.2. BAHAN
- Pada pekerjaan ini meliputi pekerjaan penanaman rumput gajah mini, tanaman pagar asoka jawa
dan penanaman pohon Agathis Borneensis / Damar Minyak dan tanaman lainnya sesuai dengan
gambar kerja.
- Ketentuan diameter dan tinggi pohon sesuai dengan gambar kerja. Tanaman yang diajukan oleh
kontraktor harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
- Tanah taman dengan persyaratan yaitu alami, subur, tanah remah bebas kerikil, biji-bijian, gulma
dan akar-akaran
- Media tanam untuk tanaman, pohon dan penutup tanah terdiri dari tanah taman, pupuk
kendang/kompos, pasir saring/ayak.
66
3) Khusus untuk penanaman tanaman berbentuk pohon, setiap titik tanam diberi tanda dengan
bambu atau kayu setinggi 1 m untuk memudahkan pekerjaan pembuatan lubang tanam dan
penanaman bibit.
3) Setiap bibit yang ditanam diberi label gantung (tag) untuk memudahkan identifikasi.
4) Pekerjaan pemasangan bronjong pelindung bibit tanaman (pohon)
5) Setiap bibit yang sudah ditanam dilindungi dengan menggunakan bronjong yang terbuat dari bilah
bambu.
- Setiap bronjong terdiri dari 12 bilah vertikal dan 4 bilah horisontal sehingga membentuk
anyaman yang melingkar dengan diameter sekitar 60 cm.
67
- Bronjong ditancapkan pada tanah sedalam kurang lebih 10 cm, sehingga tinggi bronjong sekitar
1 m dari atas permukaan tanah.
Pemeliharaan Tanaman
1) Pemeliharaan bibit dilakukan sejak bibit ditanam hingga akhir periode kontrak.
2) Pekerjaan pemeliharaan mencakup:
- Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi kelembaban tanah.
- Pemupukan dengan pupuk ZA 0,1 kg/tanaman dan TSP 0,5 kg/tanaman, sekitar 1 minggu
setelah tanam. Pupuk di tanam sedalam 5 cm dalam radius 40 cm di sekitar tanaman.
- Penyiangan gulma di sekitar lubang tanam
- Pemberian naungan dengan atap dedaunan bila diperlukan
- Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara manual atau dengan pestisida.
- Pengamatan pertumbuhan tanaman dan penyulaman terhadap bibit yang mati atau kurang baik
pertumbuhannya.
3) Apabila dalam masa pemeliharaan terdapat tanaman yang mati maka Penyedia jasa harus
mengganti / menanam kembali tanaman sejenis dengan biaya ditanggung sepenuhnya oleh
Penyedia Jasa.
4) Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaan tanaman dimaksud.
68
4. Untuk bekas pemotongan cabang / yang permukaannya terpotong lebar, penampang yang
terpotong tersebut ditutup ter (aspal).
5. Pemangkasan ini dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali.
6. Pemangkasan pada tanaman hias untuk pemeliharaan bentuk dilakukan bilamana ketinggian
komposisi kelompok tanaman tidak lagi beraturan dan dipotong sesuai petunjuk ketinggian yang
diminta dalam gambar.
7. Pada tanaman rambat pemangkasan dilakukan untuk cabang yang tumbuh tidak teratur arahnya
dan yang menutupi tanaman-tanaman hias sekelilingnya.
8. Menipiskan area pohon yang tebal dengan cabang. Buang ranting-ranting yang menyilang lalu
buka tanaman sehingga udara dapat bersirkulasi dan cahaya mencapai seluruh bagian tanaman.
9. Pemangkasan tidak dilakukan besar-besaran, tidak lebih dari 25 % dari cabang pohon. Untuk
pohon yang meranggas, dipastikan ada cabang yang hidup setidaknya 2/3 dari pohon. Karena
pohon memerlukan waktu untuk memiliki cabang baru.
69
BAB XVI
PEKERJAAN SALURAN DRAINASE
70
BAB XVII
PEKERJAAN INTERIOR
71
BAB XVIII
LAIN-LAIN
1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Dokumen ini dan pada penjelasan ternyata diperlukan, akan
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. Apabila dalam syarat-syarat administrasi, umum
dan teknis masih terdapat kekuranglengkapan akan digunakan ketentuan/peraturan yang berlaku.
2. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan merupakan catatan perubahan / penambahan / pengurangan /
penetapan dari gambar kerja dan RKS. Apabila pada Berita Acara Penjelasan Pekerjaan tidak ada
perubahan / penambahan / pengurangan / penetapan tentang gambar kerja dan RKS, maka penyedia
wajib menanyakan kebenarannya pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan, sehingga dapat ditetapkan
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
3. Material atau bahan bangunan yang akan disupply oleh Penyedia Jasa harus terlebih dahulu mengajukan
persetujuan dengan menyebutkan karakteristik dan sumber perolehan bila perlu dilengkapi brosur /
katalog dan/ atau pengujian laboratorium guna mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan
Pengawas. Material atau bahan bangunan yang didatangkan ke lapangan harus sesuai dengan contoh
material yang telah disetujui Direksi / Konsultan Pengawas
4. Peralatan yang akan disupply oleh Penyedia Jasa harus terlebih dahulu mengajukan persetujuan dengan
menyebutkan jenis, type, merk, spesifikasi dan kapasitas alat, bila perlu dilengkapi brosur/katalog
dan/atau kalibrasi, guna mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas. Peralatan yang
didatangkan ke lapangan harus sesuai dengan yang telah disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
5. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar rencana menyebutkan beberapa merk tertentu atau
klas mutu (Quality Performance) dari material atau komponen tertentu terutama untuk peralatan utama
maka Penyedia Jasa wajib mengajukannya sesuai dengan taraf mutu dan merk yang disebutkan.
6. Apabila nanti selama pekerjaan berjalan terjadi bahwa material atau peralatan yang disebutkan pada label
material tidak dapat diadakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengajukan alasan-alasan yang sangat kuat secara administrasi dan dapat diterima oleh Direksi /
Konsultan Pengawas, maka dapat ditinjau ulang guna penggantian merk, klas mutu peralatan setelah
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana dan Penyedia Jasa, serta suatu sanksi tertentu
untuk Penyedia Jasa Konstruksi.
7. Setiap Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang akan dikerjakan, Kontraktor diharuskan membuat gambar
kerja atau shop drawing untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
8. Jika karena suatu hal atau Kontraktor merasa perlu untuk mengejar keterlambatan yang terjadi, maka
Kontraktor dapat melaksanakan kerja lembur. Biaya kerja lembur Konsultan Pengawas sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
9. Jika pekerjaan lembur dilakukan sampai malam hari, maka Kontraktor wajib mengadakan sistim
penerangan khusus yang memadai, agar supaya pekerja dapat bekerja dengan baik.
10. Segala kerusakan yang timbul akibat pekerjaan serta claim lainnya dari penduduk di lingkungan sekitar
proyek menjadi resiko Kontraktor dan Kontraktor berkewajiban menyelesaikannya secara tuntas.
11. Sebelum serah terima pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna, dan harus segera diperbaiki, semua ruangan harus bersih, halaman harus ditata rapi dan
semua barang yang sudah tidak digunakan dapat disingkirkan. Semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan
mendapat penagwasan dari konsultan pengawas/MK.
72
RENCANA KERJA DAN SYARAT ( RKS )
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
BAB I
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
I. PENJELASAN UMUM
1. Pemberian pekerjaan meliputi :
a. Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan
semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk
di dalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan
lengkap.
b. Juga disini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang walaupun tidak
disebutkan di dalam dokumen teknis tetapi masih berada di dalam lingkungan pekerjaan haruslah
dilaksanakan sesuai petunjuk Pengawas.
b. Pekerjaan Mekanikal:
1. Pekerjaan Genset
73
BAB II
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PASAL 01
KETENTUAN UMUM
1. Ketentuan Pemborong
Pemborong atau Sub Pemborong untuk Pekerjaan Instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memenuhi
syarat-syarat dan ketentuan antara lain harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku.
Pemborong atau sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan Instalasi Mekanikal dan Elektrikal
berdasarkan dan sesuai dengan :
- Ketentuan Umum ini
- Uraian dan Ketentuan teknis
- Gambar-gambar dokumen teknis
- Ketentuan administrasi
- Perintah Konsultan Pengawas di lapangan baik tertulis maupun lisan.
2. Peraturan dan Syarat-syarat Umum, Dasar Peraturan dan Persyaratan Untuk Pemasangan
Instalasi
a. Untuk Instalasi Listrik
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 2011 dan 2020
2. Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau Lembaga Pemerintah yang
berwenang dan telah diakui penggunaannya, di antaranya dari Departemen Pekerjaan
Umum, yaitu :
- Standar NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA, JIS, IEC, ANSI/NEMA.
- Standar penerangan buatan di dalam gedung-gedung 1978, Dit. Jen. Cipta Karya,
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
74
d. Untuk Instalasi Pemadam Kebakaran dan fire Detection
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang Ketentuan
Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada bangunan gedung.
- Petunjuk perencanaan bangunan dan lingkungan untuk pencegahan Bahaya
Kebakaran pada bangunan rumah dan gedung (SKBI-2.3.53.1987/UDC 699 81 :
72.01).
- Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis, Departemen tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 01/DP/1980.
- Panduan Pemasangan Pemadam Api Ringan untuk gedung pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan rumah dan gedung (SKBI 3.4.53.1987/UDC
699.81.614.845).
- Panduan Pemasangan sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung. (SKBI 3.4.53.1987/UDC
699.81.614.84) dari Departemen Pekerjaan Umum.
- Standard NFPA, dimana sudah diakui penggunanaannya di Indonesia.
- Lampiran sertifikasi asal usul barang (country of origin), brand new, setifikat keagenan
merk di Indonesia, serta surat dukungan dari pabrikan resmi
- Surat ijin dari dinas terkait
f. Gambar Revisi
Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi yang dipasang/as built
drawing untuk :
- Arsip Pemberi Tugas (3 set)
- Konsultan Manajemen Konstruksi/MK (1 set)
- Keperluan pengurusan izin-izin sebanyak yang diperlukan.
PASAL 02
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan commissioning
peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga
diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk dipergunakan
dan baik instalasi tenaga maupun instalasi penerangan. Pengadaan dan pemasangan yang terdiri
dari:
- Pekerjaan Pasang Daya baru PLN
- Panel Utama Bangunan
- Instalasi penyambungan kabel power tegangan rendah
- Panel-panel cabang sesuai single line diagram.
- Kabel / wire dan peralatan dari panel / sub panel ke pemakaian
- Sistem penerangan dan instalasi
- Sistem Kotak Kontak / Stop Kontak dan instalasi
- Sistem AC (Air Conditioner) dan instalasi
- Sistem kabel power elektronika
- Sistem instalasi Pompa plambing & pompa Kolam Renang
- System instalasi kabel proteksi petir
- Testing dan Commisioning
7. Persyaratan Bahan
a. Panel Listrik
• Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
• Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse Disconnecting Switch,
Pilot Lamp dan Circuit Breaker, harus buatan ABB, Schneider Elektric ,Terasaki
77
Spesifikasi umum :
• Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus tertera seperti pada gambar dan
dibuat mengikuti standard SNI-IEC 61439-1&2.
• Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat – alat pelindung harus direncanakan,
dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
• Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus dari jenis In-door type yang terbuat
dari plat baja galvanized, dimana mempunyai ketahanan terhadap tumbukan (IK = 10), lipatan
dan bentuk sudut melalui proses mekanis.
• Form Segregasi dari Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel untuk Incoming dan
outgoing menggunakan Form 2B (minimal) yang mengikuti standard SNI-IEC 61439-1&2.
• Setiap Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus mempunyai kWH meter /
Power Meter dengan jenis digital.
• Komponen pengaman yang dipakai pada Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel
antara lain :
1. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus memenuhi standard IEC 60749-2 & SPLN
- Rating Arus : 16 A (minimal) – 630 A
- Insulation Rating : 690 V AC
- Impulse withstand voltage : 8kV
- Rated Breaking Capacity : 25 kA (minimum) – 50kA
- Ics : 100 % Icu
- Relay : Thermal-magnetic & Electronic release
- Untuk MCCB dengan kapasitas kurang dari atau sama dengan 160 A menggunakan
unit trip dengan jenis thermal magnetis.
- Untuk MCCB dengan kapasitas antara 80A sampai dengan 400A menggunakan unit
trip electronic dengan setelan waktu tunda yang dapat dirubah.
- Antar CB dengan Down Stream adalah Full Discrimination sampai fault breaking
capacity dari hilir pemutus sirkuit didukung oleh grafik dari produsen MCCB.
- MCCB di rancang dengan teknologi pemutusan Roto-Active, memberikan
kehandalan dalam “Current Limiting Capacity” dengan Cascading (meningkatkan
fault breaking kapasitas downstream pemutus sirkuit) dengan chart dari produsen
MCCB.
- Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) memiliki modul komunikasi yaitu
Modbus/Ethernet, yang diperlukan untuk mengintegrasikan pemutus (breaker)
kedalam sistem supervisi, sehingga fungsi proteksi, kontrol dan monitoring dapat
dilakukan dari jarak jauh.
- Trip Unit elektronik MCCB harus memiliki LED self-test penyediaan indikasi untuk
check keafiatan.
- Proteksi ground fault harus menggunakan modul langsung bertindak (tanpa
menggunakan kumparan shunt / bawah tegangan atau wirings eksternal).
- Trip Unit elektronik akan menawarkan pengukuran tanpa modul tambahan dengan
parameter seperti saat ini, tegangan, listrik, energi, THD, disertai sejarah perjalanan,
memakai kontak, profil beban.
78
2. Kontaktor
Kategori penggunaan kontaktor menggunakan yang mengacu pada IEC 60947-1.
Kategori penggunaan standard menentukan nilai arus kontaktor mana yang dipilih
sehingga kontaktor dapat bekerja atau tidak.
Parameter-parameter ini tergantung pada:
- Tipe beban apa yang akan digunakan untuk switching: rotor swuirel cage atau motor
cincin geser.
- Kondisi-kondisi breaking saat terjadinya kondisi berikut: Motor Stalled, Starting atau
Running, Reversing, atau Plugging
79
- Mengukur Individual Harmonic (ganjil) sampai orde ke 31 dan ditampilkan dalam
bentuk graphic di display.
- Mempunyai 33 parameter alarm yang threshold-nya dapat disetting dan dilengkapi
dengan informasi kejadian alarm yang juga data historicalnya disimpan di memory.
- Pembacaan kWH untuk 4 tariff (contoh WBP/LWBP) dengan setting dari waktu
internal atau control external
- Mempunyai memory yang dapat menyimpan data kWH dan kVAh selama 60 hari
dengan interval 15 menit
- Mempunyai 2 Digital Input dan 2 Digital Output
- Dapat berkomunikasi dengan BAS, protocol Modbus
- Software / firmware meter dapat diupgrade dengan perangkat lunak gratis.
b. Kabel
Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Sistem Jenis kabel
MDP NYY
MDP-Sub Panel NYY
Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY
Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM
Kabel lampu luar bangunan NYY
Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari LMK/SPLN/SNI. Antara lain
Supreme, Kabelindo
Kabel FRC yang direkomendasikan dengan jenis Mineral Insulated, zero halogen : pyrotec,
Radox, Vitalink, Jembo
Penarikan kabel NYM dalam pipa PVC ex Boss, Power tipe high conduit impact di atas kabel
tray/ duct.
Type kabel tray type TRU dengan ketebalan minimal 1,5 mm finish hotdip galvanis
80
3. Peralatan UPS (Uninterruptible Power System) yang ditawarkan dengan type On Line
(Double Conversion) dengan Internal Isolation Transformer dan waktu untuk membackup
beban minimal 10 menit sampai 30 menit tergantung lokasi pemakaian , menggunakan
battery kering dan bergaransi minimal 1 (satu) tahun.
4. Peralatan UPS (Uninterruptible Power System) harus dilengkapi dengan By Pass Switch
secara manual bila terjadi gangguan atau pemeliharaan.
5. UPS (Uninterruptible Power System) mempunyai display (monitor) interface meter reading.
Merk yang direkomendasikan : Socomec, APC, Vektor
5. Persyaratan Pemasangan
a. Panel
- Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
- Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse Disconnecting Switch, Pilot
Lamp dan Circuit Breaker, harus buatan ABB, Schneider Elektric, Terasaki,
- Panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia yang terdaftar sebagai anggota APPI (Assosiasi
Produsen Peralatan Listrik Indonesia)
Spesifikasi umum :
- Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus tertera seperti pada gambar dan dibuat
mengikuti standard SNI-IEC 61439-1&2.
- Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat – alat pelindung harus direncanakan, dibuat,
dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
- Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus dari jenis In-door type yang terbuat dari
plat baja galvanized, dimana mempunyai ketahanan terhadap tumbukan (IK = 10), lipatan dan
bentuk sudut melalui proses mekanis. Memiliki ketebalan 2 mm
- Form Segregasi dari Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel untuk Incoming dan
outgoing menggunakan Form 2A (minimal) yang mengikuti standard SNI-IEC 61439-1&2.
- Tebal plat panel /BMT (Base Material Thickness) : Wall mounted 1,5 mm (sebelum finishing),
Free standing 2 mm (sebelum finishing)
- Tebal panel setelah difinising menggunakan powder coating menjadi : 1,8 mm untuk panel wall
mounted dan 2,3 mm untuk free standing
- Setiap Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus mempunyai kWH meter / Power
Meter dengan jenis digital.
- Komponen pengaman yang dipakai pada Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel
antara lain :
81
- Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang, aman dan mudah
diperbaiki. Tiap-tiap panel harus ditanahkan dengan tahanan pentanahan maksimal 2 Ohm
diukur setelah tidak hujan minimum selama dua hari.
- Jenis penyaalaan lampu alun alun dengan sistem timer
Panel Maker yang menyusun dan memasang : Nata Ultima Enggal, Dimensi Sinergi
b. Kabel
Kabel Utama
• Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan persyaratan umum yang
berlaku.
• Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk memudahkan pekerjaan dan
kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.
• Sebelum penarikan kabel dimulai, Pemborong harus menunjukkan kepada Pengawas
pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
• Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada sambungan.
• Semua penyambungan kabel ke terminal busbar di panel harus menggunakan kabel schoen
dengan sistem press dan di patri.
• Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat terpasang pada bagian bangunan.
• Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2.5 x diameter kabel.
• Kabel dalam bangunan
• Kabel-kabel yang turun ke kotak-kontak dan saklar harus menggunakan konduit PVC Boss,
Power.
• Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box metal ex LICO dan lilitan
penyambungan kabel tersebut ditutup dengan las dop 3 m.
• Jalur kabel di atas langit-langit yang lebih dari dua jalur harus berada di atas rak kabel yang
dibuat dari besi siku, besi plat (jenis nobi) dengan lebar dua kali jumlah lebar kabel.
• Kotak-kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, Kapasitas kotak-kontak 10 amper
• Saklar umum dan kotak kontak kusus tenan/kios harus model tanam, dipasang 130 cm di
atas lantai, dengan kapasitas pembatas disesuikan dengan gambar perencanaan.
• Tiap grup penerangan diperkenankan 12 titik nyala maximal 20 titik.
• Semua instalasi di dalam ruangan harus merupakan pemasangan tanah (inbow).
• Untuk instalasi penerangan luar menggunakan jenis minimal kabel NYY sedangkan kabel
yang melintas di jalan menggunakan kabel NYFGbY atau N2XFGBY serta d bungkus oleh
pembungkus kabel dari bahan PVC AW
Merk Kabel yang direkomendasikan : Supreme, Kabelindo
82
7. Dokumentasi Instalasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada Pemberi Tugas, Pemborong
diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumentasi sebagai berikut :
- 3 (tiga) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (as built drawing) yang telah diperiksa oleh
Pengawas Pekerjaan.
- 2 (dua) set : Buku instruksi pemakaian dan pemeliharaan untuk peralatan-peralatan.
- 2 (dua) set : Keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi listrik dari PLN SLO.
- 2 (dua) set : Berita Acara hasil Testing.
PASAL 03
PEKERJAAN AIR CONDITIONING
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi, service,
pemeliharaan, gambar terinstalasi, petunjuk operasi dan pemeliharaan serta pelatihan petugas
instalasi tata udara dari pihak pemilik bangunan.
Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Tata Udara baik pada bangunan antara lain adalah sbb :
1. Floor Standing Single Split
2. Exposed Floor Standing (ceiling suspended) System VRF
3. Pekerjaan panel – panel peralatan VAC.
4. Exhaust fan type ciling dan wall mounted
5. Dudukan atau penggantung peralatan/ unit-unit AC.
6. Instalasi piping
4. Petunjuk Khusus
a. Kontraktor ini harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar kerja yang mendetail untuk
bagian-bagian dari sistem duct, pipa, atau sistem distribusi lainnya yang diterangkan pada
bagian yang cukup komplek atau yang membutuhkan koordinasi yang ketat dengan
bagian-bagian pekerjaan lainnya dari penyelesaian proyek ini.Apabila ada hal-hal yang
meragukan tentang ini keputusan terakhir ada pada Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana.
b. Kontraktor ini harus memberikan pernyataan bahwa gambar-gambar kerja yang diserahkan
tidak akan menimbulkan konflik pelaksanaan dengan kondisi lapangan/pekerjaan
kontraktor-kontraktor lainnya. Tanpa pernyataan ini, gambar-gambar tersebut tidak akan
memperoleh persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Kontraktor ini harus memberikan garansi tertulis kepada Pemberi Tugas bahwa seluruh
instalasi air conditioning dan distribusi udara ini akan bekerja dengan memuaskan, dan
Kontraktor akan menanggung semua biaya atas kerusakan penggantian yang perlu selama
jangka waktu 1 tahun.
d. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas gambar-gambar instalasi
sesungguhnya yang terpasang pada bangunan (as built drawing) memuat lengkap semua
perubahan yang telah dilakukan. Gambar-gambar tersebut dibuat dengan tinta diatas kertas
A3.
5. Lingkup Pekerjaan
a. Pelaksana pekerjaan wajib mengadakan dan memasang mesin pendingin AC beserta
peralatan lainnya sesuai gambar dan spesifikasi teknis penambahan serta persyaratan-
persyaratan pabrik, sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan sistem pendingin udara dan fan yang
sesuai perencanaan.
b. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol yang dibutuhkan oleh sistem tata udara
yang didinginkan.dengan sistem wireless/ wired
84
c. Starting, testing, servising dan maintenance.
d. Melengkapi pekerjaan dan accesoriess tambahan yang diperlukan oleh seluruh sistem
sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan dalam spesifikasi ini.
e. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah berpengalaman dibidang
ini dan memiliki TDR bidang elektrikal khusus tata udara.
f. HVAC AC yang digunakan merk Daikin , Panasonic, LG
6. Masa jaminan
a. Semua Pekerjaan instalasi harus dijamin akan bekerja dengan sempurna. Semua pekerjaan
yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi masa jaminan selama 1 (satu) tahun
setelah masa penyerahan pekerjaan tersebut.
b. Garansi compressor AC adalah 1 tahun terhitung dari tanggal start up dan komisioning.
c. Garansi spare parts AC adalah 1 tahun terhitung dari tanggal start up dan komisioning
8. Peredam Getaran
Pemborong harus memasang peredam getaran (vibration) pada seluruh peralatan mesinnya sesuai
dengan spesifikasi dan gambar-gambar. Pemborong harus menjamin bahwa pemasangan peralatan
peredam getaran tidak akan menyebabkan penerusan getaran dari alat-alat mesinnya.Pada waktu
dikirim ke site, seluruh unit harus dalam keadaan utuh sesuai dengan standard pabrik. Tidak boleh
diurai karena alasan untuk kemudahan dalam pengangkutan.
9. Pengujian
Pemborong harus melaksanakan semua pengujian (run test) dan "balancing" peralatan instalasi
sistem air conditioning dengan disaksikan oleh Pengawas yang berkepentingan. Direksi/Konsultan
serta pihak-pihak lain yang diperlukan kehadirannya. Semua kejadian tersebut dicatat dan dibuat
Berita Acaranya.
b. Bahan
Semua bahan yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik buatan Jepang/ Thailand atau
Korea yang sejenis kecuali dinyatakan lain serta secara tersendiri. Pemborong harus
berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar sejauh mungkin dipergunakan peralatan yang
seragam dan dari merk yang sama untuk seluruh proyek ini.
c. Peralatan
• Hendaknya pada masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang terpisah.
• Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator (indicator lamp) atau
alat-alat ukur lainya.
• Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.
• Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukuran dan lain-lain yang ada harus diberi papan
nama yang sejenis dan tidak mudah rusak.
• Semua alat-alat ukuran yang terpasang harus dari daerah kerja yang paling sesuai
dengan ketelitian 2 %.
86
d. Zekering Cadangan
Untuk setiap panel yang menggunakan pengaman zekering harus disediakan zekering
sebanyak yang ada dan disimpan dalam tempat khusus dan diberi tanda pengenal.
e. Penyambungan Kabel
Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ada di
antaranya ialah :
• Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung tembaga yang
sesuai dan dilapisi timah putih.
• Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.
• Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.
• Kabel-kabel yang disambung harus "color coded" atau diberi nama.
f. Tarikan Kabel
Tarikan kabel yang berada di atas plafond harus terletak di dalam suatu “cable duct” sesuai
dengan gambar dan spesifikasinya. Tarikan kabel dengan posisi vertikal supaya diklem pada
dinding secara rapi dengan jarak klem 1,5 m.
PASAL 04
INSTALASI PROTEKSI PETIR
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pembuatan dan pemasangan Proteksi Petir System Konvensional serta peralatannya
pentanahannya.
b. Pengukuran tahanan sistem.
3. Ketentuan Sistem
Proteksi Petir yang dipakai adalah jenis/Sistem Konvensional.
4. Pemasangan :
a. Pengukuran tahanan sistem :
Pengukuran tahanan sistem dilakukan pada sambungan dalam bak kontrol dengan megger
tanah, dalam keadaan sambungan terpasang (dua kali pengukuran). Tahanan maksimum 1
(satu) Ohm, R System 1 (satu) Ohm.
87
5. Dokumentasi
Pemborong telah menyerahkan dokumen-dokumen sesuai dengan yang dicantumkan pada
Ketentuan Umum, termasuk melampirkan hasil uji dari Disnaker atau lembaga lain yang berkompeten.
PASAL 05
FIRE ALARM SYSTEM
1. UMUM
1.1. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara pemasangan
instalasi Fire Alarm System, yang meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna mulai dari
penyediaan peralatan dan bahan sampai di site, pemasangan, pengujian, supervisi, pemeliharaan
dan jaminan untuk Proyek.
Sebagaimana tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan Instalasi Fire Alarm ini
harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm system konvensional yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCFA.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis Detektor, Manual Push Button ,
Indicator Lamp, Horn Strobe, Beam Detector.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box disetiap gedung.
4. Mengurus dan menyelesaikan perizinan Instalasi Fire Alarm dari instansi yang
berwenang.
5. Melakukan training dan memberikan 3 (tiga) set buku instruction manual.
1.2. Kontraktor harus mengikuti ketentuan Pemda setempat mengenai sistem pemadam kebakaran
(DPK), NFPA, FOC, sertifikat spesifikasi dan lain-lain.
1.3. Kontraktor untuk pekerjaan ini harus mengikuti dan terikat pada persyaratan yang tercantum
dalam:
• Penjelasan umum
• Persyaratan lelang
• Persyaratan administrative
• Spesifikasi teknis
• Gambar rencana
• Berita acara aanwijzing
1.4. Kontraktor harus bisa menunjukkan surat Keagenan yang dimililkinya dari system yang
ditawarkannya atau Surat Dukungan dari Authorized Distributor Agent.
1.5. Semua peralatan yang memerlukan pentanahan harus diberi pentanahan dengan baik dan
memenuhi persyaratan.
1.6. Untuk kesempurnaan sistem, kontraktor wajib memperbaiki atau menambah peralatan, bila
diperlukan di dalam kelengkapan sistem walaupun tidak tergambar atau disebutkan.
1.7. Semua pipa harus dicat dengan warna yang akan diatur / ditentukan kemudian untuk dapat
dibedakan dari instalasi lain.
88
1.8. Semua pipa dari bahan metal yang tertanam dalam tanah harus dilindungi dengan lapisan anti
karat.
Merk perangkat utama Firealarm dan unit detector yang direkomendasikan adalah Bosch,
Honeywell.
Pipa conduit high impact yang direkomendasikan : Power, Boss
Kabel instalasi : Supreme, Kabelindo
89
4.3. Linear Beam Detector
• Tipe Konvensional
✓ Auxiliary current: 4.5mA~5.5mA
✓ Operating temperature : -20° C - 55°C
✓ IP Rating: IP 55
✓ Operating voltage: ± 14-36V DC
✓ Dimensi : 181 x 130 x 134 mm
✓ Weight ( kg ) : 0.7 kg
4.4. Manual Push Button
• Tipe Konvensional
✓ Sertifikasi: UL atau EN-54 dan LPCB Approval
✓ Dilengkapi phone jack untuk komunikasi dengan Fireman
✓ Operating temperature: 0° C – 50° C.
✓ Current Rating: Max. alarm current- 30mA
4.5. Alarm Bell
• Tipe Konvensional
✓ Sertifikasi: UL atau EN-54 dan LPCB Approval
✓ Strobe flash rate: 1 flash per second
✓ Operating temperature: 0° C – 49° C
✓ Input terminal wire gauge: 14 to18 AWG, mini horn 12 to 18 AWG
✓ Operating voltage range: 16 to 33V (24 V nominal); 8 to 17.5V (12 V nominal)
90
c) Power Supply
Mencatu daya dengan tegangan 24 VDC untuk bell dan lampu alarm pada lokasi yang jauh
dari MCFA.
5. SPESIFIKASI PEMASANGAN
5.1. Pemasangan Instalasi Pengabelan
a. Pada daerah dengan plafond instalasi diklem kepelat beton atau digantung memakai hanger
tersendiri setiap jarak 100 cm memakai pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.
b. Dibawah plafond instalasi terpasang masuk dalam kolom atau dinding tembok memakai
pelindung pipa lengkap dengan fitting-fittingnya.
c. Dalam partisi instalasi terpasang tanpa pipa
Catatan :
• Semua sistem yang akan dipasang, harus dibuatkan gambar kerja terlebih dahulu untuk
disetujui oleh Pengawas yang ditunjuk.
• Peralatan yang akan dipasang, harus baru dalam hal ini tidak boleh cacat dan harus
disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas yang ditunjuk.
91
MCFA terintergrasi dengan peralatan utama sound system (emergency call, Lift, serta MDP
Bangunan untuk proteksi terhadap keadaan darurat, seperti bahaya kebakaran dan
bencana alam
6. TESTING
- Kontraktor harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui
apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan
yang diminta.
- Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
Maintenance :
- Untuk menjamin bahwa sistem berjalan dengan baik, Kontraktor harus memperhitungkan biaya testing
periodik / berkala seperti yang dinyatakan berikut ini :
- Dried test dilakukan sekali dalam waktu 6 bulan dengan cara melakukan Electrical testing.
- Pengetesan Fire Detector
Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga diperoleh hasil dan bekerja sempurna
sesuai persyaratan pabrik dan spesifikasi yang diminta.Bilamana diperlukan bahan-bahan instalasi atau
peralatan diminta oleh Konsultan Manajemen Konstruksi / Konsultan Pengawas yang ditunjuk untuk diuji
atas tanggungan biaya kontarktor.
Tahap-tahap pengetesan adalah sebagai berikut :
a. Setiap bagian instalasi pengkabelan harus diuji sehingga diperoleh hasil baik menurut persyaratan
RKS dan pabrik. Untuk bagian yang akan tertutup, pengujian dilakukan sebelum dan sesudah
bagian tersebut tertutup.
b. Semua peralatan harus diuji dalam keadaan baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan pabrik
yang diinginkan RKS.
c. Semua penyambungan harus diperiksa dan diuji dalam keadaan tersambung sempurna dengan
polarity yang benar.
d. Seluruh system control dan system kerja harus diuji sesuai dengan persyaratan yang diminta.
e. Semua hasil pengujian harus dibuat laporan tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi / Konsultan Pengawas yang ditunjuk.
PASAL 06
PEKERJAAN INSTALASI CCTV
Sistem Closed Circuit Television (CCTV) dipergunakan untuk membantu pengawasan dengan cara mengamati
kegiatan operasi suatu gedung melalui video camera. Merk CCTV & NVR yang digunakan Honeywell, Bosch.
Hasil gambar dapat diamati melalui TV monitor. Sistem CCTV ini terdiri dari Camera, Monitor, Switch Hub,
Network Video .Recorder (NVR).
1. CCTV
Spesifikasi tekniknya adalah :
Network WDR 2MP IR Rugged Mini Dome Camera, 1 / 2.8" CMOS, 2.8mm,3 IR LEDs, PoE, IP66,IK10,
H.265 / H.264 / Smart Codec
92
2. NVR16 Channel POE, H.265,
Input : 16 Channel , Video recording format (IP camera) : H.264/MPEG-4/JPEG, Total Recording frame
rate : 480 fps(full HD), Hardisk : up to 16 TB (2 TB x 8), Feature : sensor input & output, Power
requirement: 100 v to 127 V AC /200 v to 240 V (50 Hz), Power consumption: max 250 W (100-240 v 3.5
-1.5 A)
3. Monitor
Screen Size : LED 32”, Resolution : Full HD, Power Source : 12VDC, 50-75 Hz, Built-in Speaker, Power
Consumption : Max 90 W, Video input : 2 BNC, HDMI, Video output : 2BNC
Merk yang direkomendasikan : Samsung, LG, Panasonic
4. Kabel Instalasi
Kabel instalasi yang digunakan adalah CAT 6 AWG 23, isyarat video dan untuk keperluan kontrol
menggunakan awg 18 pair yang semuanya dalam pelaksanaannya harus dimasukkan dalam pipa conduit
High Impact 20 mm serta klem sesuai dengan kebutuhan.
Merk yang direkomendasikan : AMP Net Connect/commscope cable, Belden, Multi Media Connect
5. UPS
Dilengkapi dengan UPS 2 KVA, back up min. 10 menit
Merk yang direkomedasikan :
93
PASAL 07
INSTALASI SISTEM FIRE EXTINGUISHER
2. Persyaratan
Pada umumnya untuk bangunan berlantai dua atau lebih yang luas lantainya lebih dari 200 m2 harus
ditempatkan alat pemadam. Pemadam dengan ukuran 6 kg atau alat pemadam lainnya yang sederajat
pada setiap luas lantai 200 m2 dengan ketentuan minimal 2 buah untuk setiap lantai. Alat pemadam
portabel harus ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat dan berjarak maksimum 15 meter dari
setiap tempat.
3. Jenis Peralatan yang Dipakai (merk Guard All, Ocean Fire, Gunnebo, Protector)
General Area
- Tipe : General Purpose Dry Chemical Portable Fire Extinguisher
- Agent : Multi Purpose Dry Chemical
- Shell Material : Iron Steel
- Capacity : 6 kg
- Charged weight : approx 8,4 kg
- Test Pressure : 15-24 Bar
- Working pressure : 12 Bar
PASAL 08
PEKERJAAN TATA SUARA
1.1 UMUM
a. PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN KHUSUS
Persyaratan umum dan persyaratan khusus,termasuk instruksi kepada peserta pelelangan,
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan
ini. Spesifikasi teknik ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal penyediaan dan
pemasangan semua peralatam serta bekerjasama semua instalasi. Sound sistem, baik yang
terpasang dibangunan dan diluar bangunan, seperti yang tertera pada gambar-gambar atau pada
bagian lain dari spesifikasi inteknik ini.
Pemborong atas bebannya harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan yang dibutuhkan
untuk melengkapi pekerjaan sehingga sistem dapat bekerja dengan baik. Gambar-gambar rencana
menunjukan tata letak secara umum dari peralatan dan instalasi sistem. Lokasi yang menunjukkan
adalah merupakan posisi perkiraan. Pemborong atas bebannya harus memodifikasi tata letak
tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-pemasangan yang
sempurna/baik dari peralatan-peralatan sistem.
Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukkan dalam gambar, atau
94
sebaliknya, dipasang, atas beban pemborong, seperti pekerjaan lain yang disebut oleh spesifikasi
dan atau ditunjukkan oleh gambar.
b. GAMBAR-GAMBAR
- Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi sound sistem dalam
Dokumen Tender dalma bentuk gambar sesuai gambar perencanaan
- Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ketidak cocokkan baik
dari segi besaran-besaran listriknya, maupun pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus
diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu penjelasan tender/aanwizjing.
- Selesai pekerjaan, seluruhnya ataupun secara bertahap, Pemborong wajib menyerahkan kepada
Direksi Lapangan 4 (empat) set gambar disebut ”as built drawings” yaitu gambar dari semua
material dan instalasi sound sistem yang terpasang.
c. DAFTAR MATERIAL
Pada waktu pengajuan penawaran, Pemborong wajib menyertakan/melampirkan “Daftar Material”
yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek ini nanti, dan yang sesuai
dengan spesifikasi. Dalam daftar material ini harus disebut pabrik, merk, manufacture, type, lengkap
dengan brosur/catalog atau keterangan lain, dimana disebutkan hal-hal spesifikasi teknis Power,
Tegangan kerja, frekuensi, dimensi fisik dan lain-lain.
e. CONTOH BAHAN
- Untuk bahan yang disebutkan dibawah ini, Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahannya
sebelum pemasangan pada Perencana/Direksi Lapangan untuk disetujui.
- Apabila dianggap perlu oleh Perencana/Direksi Lapangan dan hal itu memungkinkan maka
Pemborong wajib memperlihatkan yang sesuai dengan spesifikasi dan disetujui.
- Kwalitas teknis/listrik, merk/pabrik, besaran fisik dan kwalitas estetika dari contoh material
/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat.
- Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya Pemborong, contoh
bahan harus diserahkan kepada Perencana tidak lebih dari sepuluh (10) hari setelah ditunjuk.
Contoh-contoh bahan yang harus diserahkan adalah : box coloumb speaker, Kabel, Terminal,
Microphone dan lain-lain yang diminta pengawas.
- Merk yang di rekomendasikan : Nexo, Bose
g. PEMILIK PROYEK
Pemilik Proyek dibebaskan dari paten dan lain-lain. Untuk segala macam pengadaan bahan dan cara
pemasangan. Pemilik bebas dari segala claim atau tuntutan terhadap hak-hak khusus seperti paten
dan lain-lain.
h. KOORDINASI.
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan instalasi sound sistem wajib mengadakan
koordinasi dengan Pemborong-pemborong/bagian-bagian pekerjaan lainnya atas petunjuk
Pengawas Lapangan.
a. UMUM
Ketentuan-ketentuan umum seperti standard, gambar koordinasi pekerjaan, built in insert, daftar
bahan, contoh bahan, nama pabrik/merk yang ditentukan, klausul yang disebutkan kembali, shop
drawing dan lain-lain.
b. MASA JAMINAN.
Semua pekerjaan instalasi Sound Sistem harus dijamin akan bekerja dengan sempurna. harus diberi
pemeliharaan cuma-cuma selama 6 (enam) bulan setelah penyerahan tersebut, selain garansi pabrik
selama 1 (satu) tahun.
c. SOUND SISTEM
- Pemasangan Sound sistem adalah secara master didalam ruang operator, dimana terletak pre-
amplifier/mixing power amplifier, program-program input serta switching control.
- Master sound sistem harus mampu melayani seluruh group, Coloumn speaker uintuk
keseluruhan bangunan.
96
- Setiap interupsi harus didahului dengan suatu nada interupsi tertentu (chine dignal) yang
dibangkitkan dengan chime generator yang terpasang pada Master Sound Sistem ataupun pada
monitor desk.
- Pro Sound antara lain :
1. Digital Stage Box
2. Digital Mixer
3. Speaker 12 Inch
4. Speaker 2 Way
5. Microphone
Technical Specifications :
97
2. Mixer Digital
98
d. DAFTAR MATERIAL DAN BROSURE
Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong wajib menyerahkan/melampirkan daftar material
/peralatan pekerjaan sound sistem yang ditawarkan untuk diinstalasi pada proyek ini. Daftar material
harus merupakan daftar yang lebih diperinci dari semua material yang akan dipasang. Harus
disertakan pula brosure/catalog/manual operator atau keterangan lain, lebih baik lagi didukung surat
dukungan dari vendor, dimana disebutkan /dinyatakan hal-hal :
- Power, tegangan supply, frequency range
- Band winth.
- Harmonic distortion
- Load Imedance
- Dimensi/ukuran fisik
- Sound pressure level, dan lain-lain.
e. GAMBAR-GAMBAR
Pemborong wajib memeriksa design terhadap kekurangan ataupun kesalahan/ketidak cocokkan baik
dari segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan lain-lain. Segala kekurangan/
kesalahan harus diajukan pada waktu penjelasan tender/aanwizjing. Pengertian akan hal ini adalah
bahwa instalasi harus dapat dilaksanakan dan semua unit dapat bekerja dengan baik, dan benar
baik material utama maupun acessories. Pengkomplitan/perlengkapan instalasi secara detail dan
konsekwensi dari ayat ini adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.
f. PEMASANGAN
- Kabel distribusi dimasukkan didalam pipa, dengan kabel yang melalui conduit union baik ditanam
didalam beton, maupun yang terletak pada langit-langit. Setiap penyambungan ataupun
pembelokkan harus dilengkapi dengan junction box terbuat dari besi (metal). Sedangkan kabel
untuk sound sistem yang melalui lantai, harus dimasukkan dalam pipa GIP yang besarnya
disesuaikan dengan kebutuhan.
- Semua terminal box harus ditanahkan (grounded) dengan baik dan benar
- Seluruh pengadaan dan pemasangan conduit union dan junction box serta peralatan untuk
menggantungkan ceiling speaker dilaksanakan oleh pemborong dengan koordinasikan pihak
lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan.
PASAL 09
URAIAN DAN KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI TELEPON
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini ialah :
▪ Pengadaan/pemasangan instalasi/telepon termasuk pemasangan /instalasi pengabelan utama
serta menyambung ke peralatan existing .
▪ Menyediakan tenaga-tenaga yang cukup ahli dalam bidangnya, untuk memasang peralatan dan
perkabelan, melakukan pengukuran, testing dan penyetelan, sehingga seluruh sistem dapat
berfungsi dengan memuaskan.
▪ Untuk dan atas nama Pemberi Tugas menyelesaikan prosedur pengujian Instalasi dengan
PERUMTEL serta penyambungan ke jaringan PERUMTEL.
▪ Merk perangkat IP PABX baik handset maupun Master telp yang direkomendasikan Sangoma, LG
- Ericsso
PASAL 10
JARINGAN KOMPUTER & ACCESS POINT
A. UMUM
Sistem data (Wifi) terdiri dari main switch hub/ Core Switch, Distribution Swicth, access point unit yang
dihubungkan ke server.
Standard dan Peraturan
• Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara nasional.
• Peraturan Daerah yang berkaitan dengan jenis instalasi yang dirancang atau yang berpengaruh
terhadap perngoperasian jenis instalasi yang dirancang.
• Standar Nasional Indonesia, pedoman jenis teknis dan rekomendasi dan instansi yang berwenang
mengenai jenis instalasi yang dirancang.
• Standar dan peraturan Dirjen Telkom edisi terakhir.
101
7. 2.4GHz : 3dBi
8. 5GHz : 3dBi
9. Interfaces :
10. 1 x 10/100/1000M BASE-T Ethernet Port, PoE In (Support IEEE 802.3af/at)
11. Full Spectrum Operation in IEEE 802.3af Mode
12. 1 1G/2.5G SFP Port
13. Management Port
14. 1 RJ45 Console Port
15. Dimensions : (W × D × H) 220mm×220mm×49mm
16. Spesifikasi dari Ruijie RG-AP820-L(V3) Wi-Fi 6 AX3000 Indoor Ceiling Access Point
a. Instalasi Pengkabelan
b. Software yang digunakan harus ada lisensi dari pabrik
c. Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan (grounding) pada pekerjaan telepon yaitu kabel grounding dari peralatan
security intercom yang di-grounding sampai ke busbar grounding elektronik di ruang kontrol.
d. Sistem Surge Arrester
Surge Arrester, tipe valve atau metal oxide yang dirancang usntuk memproteksi peralatan
elektronik terhadap over voltage yang diesebabkan oleh petir maupun oleh switching surge.
Dipasang sedekat mungkin dengan peralatan yang diproteksi dan dihubungkan ke konduktor
yang tidak di-grounding dipasang sehingga baik pembuangan gas maupun diskonektor arrester
diarahkan ke perlengkapan yang dioperasikan di sekitarnya. Konduktor grounding arrester
harus diletakkan sedekat mungkin antara arrester dan ground, mempunyai impedansi rendah
dan kapasitas pembawa muatannya besar. Spesifikasi
Surge Arrester :
• Class ii
• Nominal Voltage (UN) : 220 V
• Maximum continous operating voltage/50 Hz : 275 V
• Maximum discharge current (8/20) (l max) : 40 kA
• Nominal discharged current (8/20) (ln) : 20 kA
• Voltage protection level at ln (Up) : < 1,3 kV
• Respon time (tA) : 0,25 nS
• Short circuit with stand capability (lp) : 60 kArms at maximum back up fuse
• Operating temperature range : -40° C to + 80° C
• Cross section of the connected conductor : 6 mm² - 25 mm²
• Protection type : IP20
• Housing material : DIN rail 35 mm
• Life time : 100000 hours
D. Kemampuan Sistem
• Sistem instalasi pengkabelan sesederhana mungkin sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
untuk memudahkan pemasangan dan pemeliharaan.
• Konsumsi daya listrik serendah/sehemat mungkin dan di-back-up batere selama 10 menit.
PASAL 11
LAIN - LAIN
1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada bangunan ini
sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh Pengawas.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh Pemborong.
3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail maka segera
dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan itu sendiri.
4. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi itu mutlak dibutuhkan,
maka hal tersebut harus dikerjakan / dilaksanakan.
5. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal RKS ini akan dijelaskan
dalam Aanwijzing
103
RENCANA KERJA DAN SYARAT ( RKS )
PEKERJAAN LIGHTING ARCHITECTURAL
I. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
A. PERSYARATAN UMUM
1. Persyaratan umum merupakan bagian dari persyaratan teknis. Apabila ada klausul dari
persyaratan umum dituliskan dalam persyaratan teknis, berarti menuntut perhatian khusus pada
klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari
persyaratan umum. Klausul-klausul dalam persyaratan umum hanya dianggap tidak berlaku
apabila dinyatakan secara tegas dalam persyaratan teknis.
2. Persyaratan teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan segala pekerjaan, bahan-
bahan dan peralatan – peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan
dari seluruh sistem, agar lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
3. Persyaratan teknis merupakan satu kesatuan dengan gambar – gambar teknis yang
menyertainya. Bila ada satu bagian pekerjaan yang hanya disebutkan di dalam salah satu dari
kedua dokumen tersebut, maka Kontraktor wajib melaksanakannya dengan baik dan lengkap.
4. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya, agar dapat
menghasilkan pekerjaan yang baik dan rapi.
5. Kontraktor bertanggung jawab dalam pengawasan yang ketat terhadap jadwal atau urutan
pekerjaan, sehingga tidak mengganggu penyelesaian proyek secara keseluruhan pada waktu
yang telah ditetapkan.
6. Kontraktor harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan – bahan dan peralatan yang
diserahkan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan pekerjaan
dilakukan secara wajar dan terbaik. Instalasi yang dilakukan adalah lengkap dan dapat berjalan
dengan baik dalam kondisi yang terjelek sekalipun, tanpa mengurangi atau menghilangkan atau
menghilangkan bahan- bahan atau peralatan yang seharusnya diadakan, walaupun tidak
disebutkan secara nyata dalam Gambar Kerja / Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
7. Semua bahan / material dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang tertera pada
peraturan-peraturan seperti:
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011, 2020.
b. Standard lain: IEC Standard
c. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan,
d. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang dan Pemerintah daerah.
8. Semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan diserahkan untuk penyelesaian
pekerjaan harus dalam keadaan baru dan dari kualitas terbaik.
9. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat mengetahui
hal-hal yang akan mengganggu / mempengaruhi pekerjaan. Apabila timbul persoalan, Kontraktor
wajib mengajukan saran penyelesaian kepada Konsultan Pengawas, paling lambat 10 (sepuluh)
hari sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.
10. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti, ruangan-ruangan dan syarat-syarat yang diperlukan
dengan Kontraktor lainnya, sehingga peralatan-peralatan elektrikal dapat dipasang pada tempat
dan ruang yang telah disediakan.
11. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus memeriksa dan memahami pekerjaan
pelaksanaan dari pihak lain yang ikut menyelesaikan proyek ini, apabila pelaksanaan pekerjaan
104
dari pihak lain tersebut dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan.
12. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus rencana kerja dengan jadwal yang
disesuaikan dengan Kontraktor lain. Apabila terjadi sesuatu perubahan, Kontraktor wajib
memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan mengajukan saran-saran
perubahan/perbaikan.
13. Pada waktu akan memulai pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan pekerjaan Gambar-gambar
Kerja terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan dari direksi. Gambar-gambar tersebut sudah
diserahkan kepada direksi minimal dalam waktu 1 minggu sebelum instalasi dilaksanakan.
14. Pemasangan peralatan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan
tersebut. Untuk itu, Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar rencana instalasi secara rinci
sebelum melaksanakan pekerjaan.
15. Apabila terjadi suatu keadaan dimana Kontraktor tidak mungkin menghasilkan kualitas pekerjaan
yang terbaik, maka Kontraktor wajib memberikan penjelasan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/Tim Teknis dan memberikan saran- saran perubahan / perbaikan. Apabila hal ini tidak
dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung jawab terhadap kerugian-kerugian yang ditimbulkannya.
16. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, Kontraktor harus memberi tanda-tanda pada dua set
gambar pelaksanaan, atas segala perubahan terhadap rancangan instalasi semula.
17. Kontraktor harus melakukan general test, terhadap seluruh pekerjaan elektrikal.
18. Test elektrikal beban penuh, harus disaksikan oleh direksi atau Konsultan Pengawas dan bila
terjadi kerusakan atau kesalahan harus diperbaiki atas tanggungjawab Kontraktor.
19. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
20. Hasil pengujian dituangkan dalam berita acara sebagai syarat penyerahan pertama.
21. Kontraktor harus membuat as-built drawing wiring diagram pekerjaan elektrikal yang sesuai
dengan kondisi terpasang.
22. Peraturan dan Acuan Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu
kepada Peraturan Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional,
Standar Nasional maupun Internasional yang terkait. Kontraktor dianggap sudah mengenal
dengan baik standard dan acuan nasional maupun internasional dalam spesifikasi ini. Adapun
standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini :
a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, beserta Peraturan
Pelaksanaannya
b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Permenaker No 5 Tahun 2018. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja (Permenaker) No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) bertujuan meningkatkan perlindungan bagi pekerja, produktivitas, dan menciptakan
kondisi kerja yang baik bagi dunia usaha.
c. UU No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi dengan PP No. 52/2000 tentang
Penyelenggaraan Telekomunikasi Indonesia.
d. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2011, 2020.
e. Pedoman Pemasangan Jaringan Telekomuniksi (PPJT) PED T-005 tahun 2000 tentang
Kabel Tanah.
f. SNI 04.6629.4-2006 (450/750 V) dan SNI IEC 60502.1-2009 0,6/3 KV tentang SNI Wajib
Kabel Tegangan Rendah.
g. Standart Internasional dan Nasional Jaringan dan Perangkat Telekomunikasi Ethernet ;
IEEE.
105
B. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang disebutkan dalam
Gambar Kerja / Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain: Sistem penerangan secara
lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan konduit, titik nyala lampu, armature dan saklar.
2. Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah disebutkan dalam
Gambar Kerja / Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak disebutkan namun secara
umum / teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistim yang sempurna, aman, siap pakai dan
handal.
3. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik yang
terpasang.
4. Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (as built drawing).
106
Gambar 2. Linear Wall Washer L – 100 cm
f. Spotlight Outdoor
Jenis : Surface Mounted Spotlight Outdoor
Power : 10 Watt, 24V, 15°
Color Temperature : 3000K
Derajat : 15°
Lokasi Pemasangan : Exterior Tampak dan Pillar
Finishing : Custom Paint White
g. Power Supply
Jenis : Outdoor Power Supply
Kapasitas Power : 100 Watt, 24V dan 200 Watt, 24V
Fungsi : 100 Watt ( Driver Wall Washer, Neon Flex ), 200 Watt ( Neon
Flex, Spot Light )
107
Gambar 5. Neon Flex 10 Watt/m, 24V, IP67
i. Spotlight Outdoor
Jenis : Surface Mounted Spotlight Outdoor
Power : 2 Watt, 24V
Color Temperature : 3000K
Derajat : 10°
Lokasi Pemasangan : Interior Column dan Mimbar
Finishing : Custom Paint White
j. Uplight
Jenis : Inground Uplight
Power : 2 Watt, 24V
Color Temperature : 3000K
Derajat : 10°
Lokasi Pemasangan : Mimbar
k. Spotlight Outdoor
Jenis : Surface Mounted Spotlight Outdoor
Power : 3 Watt, 220V
Color Temperature : 3000K
Derajat : 24°
Lokasi Pemasangan : Column Dome dan Pipe Organ
108
Finishing : Custom Paint White
l. Adjustable Spotlight
Jenis : Surface Mounted Spotlight Outdoor
Power : 10 Watt
Color Temperature : 3000K
Derajat : 24°
Lokasi Pemasangan : Interior Utama dan Mezzanine
Finishing : White / Gunmetal
m. Adjustable Spotlight
Jenis : Surface Mounted Spotlight Outdoor
Power : 3 Watt
Color Temperature : 3000K
Derajat : 24°
Lokasi Pemasangan : Interior Utama dan Mezzanine
Finishing : White / Gunmetal
109
n. Led Strip
Jenis : Indoor LED Strip
Power : 3 Watt/m, 24V
Color Temperature : 3000K
Lokasi Pemasangan : Mimbar
Jika menggunakan armature terpisah, bahan armature tidak boleh terbuat dari bahan yang
mudah berkarat.
D. PERLENGKAPAN INSTALASI
1. Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi instalasi agar
diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah perawatan.
2. Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
3. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box / doos kabel harus sama.
4. Junction Box / Doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup pengaman.
E. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Kabel – Kabel
a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel merk yang jelas dan tidak
mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan
phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL 2011.
c. Kabel daya yang dipasang vertikal menggunakan duct kabel.
110
d. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari
pipa Conduit dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
e. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus dipasang rapi. Kabel instalasi daya
dan penerangan didalam bangunan. Semua kabel harus dipasang dalam konduit, dengan
ketentuan-ketentuan pemasangan konduit sebagai berikut:
• Dipasang dipermukaan plat beton langit-langit untuk ruang dengan langit-langit
(plafond).
• Dipasang di plat beton langit-langit untuk ruang yang tidak berplafon (exsposed ceilling).
Untuk pemasangan pipa konduit dipermukaan plat beton, konduit harus dilengkapi
pendukung-pendukung.
f. Kabel penerangan harus tetap di dalam konduit.
g. Penyambungan kabel untuk penerangan harus di dalam kotak terminal yang terbuat dari
bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya
dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las
doop.
h. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
i. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari PLN
(Perusahaan Listrik Negara) yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi
persyaratan.
j. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan.
k. Instalasi kabel tenaga.
• Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan gambar dan kondisi
setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut dapat meminta
petunjuk Konsultan Pengawas.
• Kontraktor wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut, kecuali
dinyatakan lain dalam Gambar Kerja.
• Tarikan kabel harus diatur dengan baik dan rapi sehingga tidak saling tindih dan
membelit.
• Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang menelusuri
dinding (outbow) harus dilindungi dengan pipa pelindung.
• Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi dengan klem-
klem dan perlengkapan penahan lainnya, sehingga nampak rapi.
• Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.
• Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus menggunakan
pipa fleksibel, belokan harus dengan radius min. 1 1/2 x diameter kabel.
• Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel Mark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
• Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
• Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable ladder)
diklem dan disusun rapi.
• Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
• Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m di setiap
ujungnya.
111
2. Lampu
a. Pemasangan disesuaikan dengan titik-titik pada gambar Kerja, atau atas perintah Konsultan
Pengawas/Tim Teknis, jika diharuskan berubah posisinya, Kontraktor harus menggambarkan
dalam shop drawing
b. Lampu yang dipasang harus kuat, tidak kendor, dan rapi.
c. Bersihkan lampu dari debu dan noda yang melekat saat pemasangan.
112
G. KOMISIONING
Komisioning jaringan adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu jaringan listrik
untuk meyakinkan bahwa jaringan yang diperiksa dan diuji,baik individual maupun sebagai suatu
sistem, telah berfungsi sebagaimana semestinya sesuai perencanaan dan memenuhi
ketentuan/persyaratan standartertentu yang terkait dengannya, sehingga siap dan layak untuk
dioperasikan dan / atau siap untuk diserahterimakan kepada Pemberi Pekerjaan.
Laporan Komisioning ialah laporan yang mencatat semua kejadian selama pelaksanaan komisioning
termasuk didalamnya risalah rapatrapat koordinasi, hasil pengujian, penyimpangan-penyimpangan
kecil (minor) dari kontak yang masih harus diselesaikan. Laporan komisioning ini merupakan dasar
untuk menerbitkan izin beroperasi dalam sistem PLN dan untuk menerbikan sertifikat serah-terima
pekerjaan.
113
RENCANA KERJA DAN SYARAT ( RKS )
PEKERJAAN PERBAIKAN ALAT MUSIK ORGAN PIPA (ORGEL)
1. Lingkup Pekerjaan
- Pembelian organ pipa bekas dari Eropa atau Amerika;
- Dismantling dan Packing;
- Shipping dan forwarding;
- Pekerjaan overhaule;
- Pekerjaan perbaikan (bahan-bahan perbaikan bersertsa konstruksinya);
- Pekerjaan instalasi;
- Pekerjaan voicing / tuning pipa-pipa;
- Pekerjaan Finishing
- Biaya teknisi asing (instalasi dan akomodasi) bila diperlukan.
- Biaya lain-lain.
2. Batasan Pelaksanaan
a. Karena organ pipa harus di beli dari luar negeri, dibutuhkan waktu untuk mencari dengan ukuran
yang sesuai dengan ruang pipa organ di Gereja, dibutuhkan wktu untuk dismantling, packing dan
shipping, dibutuhkan waktu untuk overhaul dan perbaikan serta penggantian bagian-bagian yang
rusak, waktu untuk instalasi, voicing sesuai akustik Gedung Gereja, tuning (stem/penalaan pipa-
pipa) hingga organ pipa bisa dibunyikan/dimainkan.
b. Penawaran vendor perbaikan organ pipa (orgel) harus mencakup lingkup pekerjaan minimal
sesuai point 1 diatas dan pengajuan disertai jadwal pelaksanaan secara terperinci;
c. Dalah hal dalam perkiraan rencana perbaikan alat music organ pipa (orgel) ternyata tidak dapat
dipenuhi secara jadwal pelaksanaan, dapat dimungkinkan perubahan rencana perbaikan
maupun perubahan alokasi biaya melalui keputusan owner/pemberi kerja.
TTD
114
RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS
ARSITEKTUR, SIPIL, SERTA,
MECHANICAL ELEKTRICAL DAN PLUMBING (MEP)
REHABILITASI GEREJA IMMANUEL (BLENDUK)
KOTA SEMARANG
SPESIFIKASI TEKNIS
9 Drainase
- Saluran drainase Saluran beton pipa D300 x 1250 mm Lokal, Alam Daya Sakti/Aldas
U ditch uk.400x400 mm dan cover berlubang Lokal, Alam Daya Sakti/Aldas
- Bak kontrol Bak kontrol 60x60x65cm, tutup beton Lokal, Alam Daya Sakti/Aldas
10 Lansekap
- Perkerasan Paving K-300 t = 8 cm Lokal, Alam Daya Sakti/Aldas
Batu andesit 20x20 cm coating clear anti lumut Lokal, Alam Daya Sakti/Aldas
- Rumput Rumput gajah mini Lokal
- Tanaman dan pohon - Tanaman pagar asoka jawa Lokal
- Pohon Damar Minyak Lokal
SPESIFIKASI TEKNIS
MEKANIKAL LISTRIK
1 Panel Tegangan Rendah
Tebal Plat min. 2 mm, finishing Powder Coating RAL
MDP Nata Ultima Enggal, Dimensi Sinergi
7032, min. Form 2B
Tebal Plat min. 1,5 mm, finishing Powder Coating RAL
Panel Nata Ultima Enggal, Dimensi Sinergi
7033
2 Pengaman Rating 6 KA - 200 KA / 400 Volt Komponen Panel
MCCB, ACB Schneider , ABB, Terasaki
MCB Schneider , ABB, Terasaki
Kontaktor Schneider , ABB, Terasaki
3 Acessories
Lampu Indikator Schneider , ABB, Siemens
Sepatu Kabel Schneider , ABB, GAE
Isolasi 3M, Nachi
Digital Power Metering Schneider , ABB
Ampere Meter Analog Schneider , ABB, GAE
Volt Meter Analog Schneider , ABB, GAE
Timer Schneider , ABB
Fuse Schneider , ABB
Push Button On -Off Schneider , ABB
4 Kabel dan Grounding
Kabel Tegangan Rendah NYY, NYM, NYA, NYMHY Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, Jembo
Kabel Tanah Tegangan Rendah Rated voltage 0,6 /1 KV Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, Jembo
Kabel Tahan Api Mineral Insulated, Zero halogen Pyrotec, Radox, Vitalink, Jembo
5 Genset
Silent type Kapasitas 80 kva perkis, cummins (berca power)
Dimensi 2440 mm x 1060 mm x 1680 mm
Enggine : DCEC Cummins, 4BTA3.9-G11
Alternator : STAMFORD UCI224G1
6 Lampu dan Armature
Lampu Bollard 15 Watt, Tinggi 1200 mm Chromablanc, Phillips, Opple
Wall Washer 500 mm 12 Watt, 24 V Chromablanc, Phillips, Opple
Wall Washer 1000 mm 24 Watt, 24 V, 3000 K Chromablanc, Phillips, Opple
Surface Mounted Spotlight Outdoor 10 Watt, 24 V, 15 Deg Chromablanc, Phillips, Opple
Neon Flex 10 Watt/m, IP67 Chromablanc, Phillips, Opple
Surface Mounted Spotlight Outdoor 2 Watt, 3 Watt, 24V, 3000K, 10 Deg Chromablanc, Phillips, Opple
Inground Uplight 2 Watt, 24V, 10 Deg, 3000K Chromablanc, Phillips, Opple
Adjustable Spotlight 10 Watt, 24 Deg, 3000K Chromablanc, Phillips, Opple
Adjustable Spotlight 3 Watt, 3000K, 24 Deg, Gunmetal Chromablanc, Phillips, Opple
7 Catu Daya Backup
Uninterruptible Power Supply (UPS) Type VRLA, 1 kVA, 2 Kva Socomec, APC, Vector
8 Alat Bantu Instalasi
Conduit dan Flexible Conduit Untuk kabel Warna Putih, PVC Conduit 20 mm Boss, Power, Legrand
Tee Dos, Cross Dos Boss, lesso, Legrand
Isolasi 3M, Unibel
9 Proteksi Petir / Penyalur Petir
Proteksi Petir / Penyalur Petir Konvensional Tinggi 1 Meter
Kabel NYA 50 mm² Supreme, Kabel
Pipa PVC 1 1/2 Inch Power, Rucika
SPESIFIKASI TEKNIS
10 TATA UDARA
Kapasitas Indoor : Wall Mounted : 19.100 Btuh, Floor
AC Lantai 1 s/d Lantai Mezanine Standing with Case : 9.600 Btuh, 15.400 Btuh, 24.200 Daikin, Panasonic, LG
Btuh, Standing Floor : 48.100 Btuh
VRF System Kapasitas Outdoor : 95.500 Btuh,
114.600 Btuh, 152.900 Btuh
Pipa Refrigerant Kembla, Denji, Daikin Pipe, Koido, Toyoda
Pipa Drain Wavin, Rucika, Power, Pipa Mas
Pipa Insulasi Insuflex, Armaflex, Kflex
11 FIRE EXXTINGUISHER
Fire Extinguisher Kap. 6 Kg Type Dry Chemical Powder Guard All, Ocean Fire, Gunnebo, Protector
ELEKTRONIKA
1 Sistem Deteksi Kebakaran ( Fire Alarm )
Panel Kontrol Utama Addressable Bosch, Honeywell
Detector Asap Photo Electric Bosch, Honeywell
Detector Laju Panas 8 Derajat per Menit Bosch, Honeywell
Manual Break Glass Push Button Bosch, Honeywell
Horn Strobe Fire Alarm / Alarm Lamp Bosch, Honeywell
Alarm Bell Bosch, Honeywell
Linear Beam Detector 181 x 131 x 134 mm, RAL 9016 Traffic White Bosch, Honeywell
Interface Module Series Bosch, Honeywell
Kabel FRC Mineral Insulated, Zero Halogen Pyrotec, Radox, Vitalink, Jembo
Kabel NYA 1,5 mm Supreme, Radox, Kabelmetal, Jembo
Material bantu Isolasi 3M, Unibel
2 Sistem LAN / Data
8 Port
Core Switch Aruba, Hirchmann
Switch Hub 8 Port Aruba, Hirchmann
Wireless Access Point Aruba, Hirchmann
Kabel Instalasi UTP Cat 6 AWG 23 AMP Net Connect, Belden, Multi Media Connect
PVC Conduit Boss, Power, Legrand
Rack 19" Nirack, Indorack
3 CCTV Resolution: 2 MP (2560 x 1440)
Kamera ( Indoor Camera HD ) 2.8 mm / 100 lens Honeywell, Bosch
H.265+/H.265/H.264+/H.264/MJPEG video
compression
3D-DNR, DWDR, BLC video processing functions
Access via Hik-Connect app
Region of interest (ROI)
Mechanically switching IR filter
IK10 rating (vandal-proof)
IP66 rating
Power: 12 VDC or PoE (802.3af)
H.265+, H.265, H.264+, H.264
IP66 ''" IK10
Dual stream
Digital WDR (Wide Dynamic Range)
3-Axis adjustment
Screen Size : LED 32”, Resolution : Full HD, Power
Source : 12VDC, 50-75 Hz, Built-in Speaker, Power
Monitor Samsung, LG, Panasonic
Consumption : Max 90 W, Video input : 2 BNC, HDMI,
Video output : 2BNC
Input : 16 Channel , Video recording format (IP
camera) : H.264/MPEG-4/JPEG, Total Recording frame
rate : 480 fps(full HD), Hardisk : up to 16 TB (2 TB x
NVR 6), Feature : sensor input & output, Power Honeywell, Bosch
requirement : 100 v to 127 V AC /200 v to 240 V (50
Hz), Power consumption: max 250 W (100-240 v 3.5 -
1.5 A)
SPESIFIKASI TEKNIS
4 TELEPHONE
Central Unit (PABX) Sangoma, LG-Ericcson
Telephone Unit Sangoma, LG-Ericcson
Panel Box Tebal Plat Minimum 1,5 mm finishing Coating Powder Lokal
PVC Conduit Boss, Power, Legrand
Kabel Telephone Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, Jembo
5 SISTEM TATA SUARA ( SOUND SYSTEM )
Digital Stage Box Power Consumtion : 50 Watt Nexo, Yamaha
WxHxL = 480x88x364 mm Berat = 5.7 kg
100dB, adjacent INPUT/OUTPUT channels, Input Gain
= -6dB *Measured with a -30dB/octave filter @22kHz
PEKERJAAN MEP
Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Panel Penerangan dan Stop Kontak, Tebal Plat min. 1,5 mm, finishing Powder Coating
Panel
Panel Penerangan Luar, Panel AC RAL 7033
SCHNEIDER
4 Acessories
PEKERJAAN MEP
Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto
Kabel Tegangan Rendah NYY, NYM, NYA NYY, NYM, NYA, NYMHY
KABELINDO 96,76%
Kabel Tahan Api FRC Mineral Insulated, Zero halogen Pyrotec, Radox, Vitalink, Jembo
PEKERJAAN MEP
Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto
PEKERJAAN MEP
Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto
Conduit dan Flexible Conduit Untuk kabel Warna Putih PVC Conduit 20 mm POWER 86,45% 8294/SJ-IND.8/TKDN/8/2021
10 KABEL TRAY
KABEL TRAY 300 X 100 mm, 200 x 100 mm Kabel Tray, Cover Tray
KABELINDO 96,76%
PEKERJAAN ELEKTRONIKA
HONEYWELL
PEKERJAAN MEP
Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto
Linear Beam Detector 181 x 131 x 134 mm, RAL 9016 Traffic White Bosch, Honeywell
Kabel FRC Mineral Insulated, Zero Halogen Pyrotec, Radox, Vitalink, Jembo
KABELINDO 96,76%
8 Port
Core Switch Aruba, Hirchmann
RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS (RKS)
PEKERJAAN MEP
Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto
3 CCTV
SAMSUNG
PEKERJAAN MEP
Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto
4 TELEPHONE
PEKERJAAN MEP
Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto
Handheld Microphone
Wireless, Clip On Wireless, Shure, Sennheseir
Lavalier Wireless Mic
1 TATA UDARA
PEKERJAAN MEP
Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto
2 FIRE EXXTINGUISHER
1 PLUMBING