Anda di halaman 1dari 129

REVISI KE-1

REHABULITASI GEREJA IMMANUEL BLENDUK KOTA SEMARANG


TAHUNG ANGGARAN 2024

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
REHABILITASI GEREJA IMMANUEL (BLENDUK)
KOTA SEMARANG

2
DAFTAR ISI

BAB I. SYARAT-SYARAT UMUM ........................................................................................ 1


BAB II. PRINSIP DASAR PENANGANAN BCB ..................................................................... 7
BAB III. PEKERJAAN PERSIAPAN ..................................................................................... 10
BAB IV. KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA ............................................................................................................. 17
BAB V. PEKERJAAN REHABILITASI DINDING DAN PLESTERAN ............................... 25
BAB VI. PEKERJAAN REHABILITASI STRUKTUR KAYU .............................................. 29
BAB VII. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI .......................................................................... 35
BAB VIII. PEKERJAAN BETON ........................................................................................... 37
BAB IX. PEKERJAAN PENUTUP ATAP ............................................................................... 41
BAB X. PEKERJAAN BAJA .................................................................................................. 43
BAB XI. PEKERJAAN PINTU JENDELA ............................................................................. 48
BAB XII. PEKERJAAN KACA .............................................................................................. 52
BAB XIII. PEKERJAAN SANITAIR....................................................................................... 54
BAB XIV. PEKERJAAN PENGECATAN .............................................................................. 56
BAB XV. PEKERJAAN LANSEKAP ..................................................................................... 62
BAB XVI. PEKERJAAN SALURAN DRAINASE ................................................................. 66
BAB XVII. PEKERJAAN INTERIOR ..................................................................................... 67
BAB XVIII............................................................................................................................... 68
BAB XVII. LAIN-LAIN ………………………………………………………………...............68

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT ( RKS )
PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR

BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM

1.1. URAIAN UMUM


Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus mempelajari dengan benar dan berpedoman
kepada ketentuan-ketentuan yang tertulis pada Gambar Kerja dan Dokumen Pengadaan ini beserta
lampirannya.
1) Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada Kontraktor selama waktu pelaksanaan
pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan dianggap
bahwa Kontraktor telah benar-benar mengetahui tentang:
- Letak bangunan yang akan dikerjakan;
- Batas persil/lahan maupun kondisi pada saat itu;
- Keadaan permukaan tanah/kontur tanah eksisting.
- Spesifikasi teknis material.
2) Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus memaparkan metode kerja, teknis dan
administrasi di depan PPK, Tim Teknis, Konsultan Manajemen Konstruksi, dan Konsultan
Perencana dalam sebuah forum atau rapat PCM (Pre Construction Meeting) paling lambat 7
(tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK / Surat Perintah Mulai Kerja dan hasilnya dituangkan dalam
sebuah Berita Acara.
3) Kontraktor wajib melaksanakan Uitzet bersama PPK, Tim Teknis, Konsultan Manajemen
Konstruksi, dengan alat yang disediakan oleh Kontraktor dan hasilnya disepakati dalam sebuah
Berita Acara.
4) Kontraktor diwajibkan melapor kepada Konsultan Manajemen Konstruksi setiap akan melakukan
kegiatan pekerjaan di lapangan.
5) MC-0 (Mutual Check Nol), harus sudah disepakati dan disahkan maksimal 14 (empat belas) hari
setelah ditandatangani SPMK.
6) Apabila terdapat perbedaan ukuran, kelainan-kelainan antara Gambar Kerja Arsitek, Struktur,
Mekanikal, Elektrikal, maka gambar Arsitek dan detilnya digunakan sebagai acauan, dan
berkonsultasi terlebih dahulu dengan Konsultan Manajemen Konstruksi/Tim Teknis dan atau
Konsultan Perencana sebelum dikerjakan, apabila terdapat perbedaan Dokumen Gambar Kerja,
RKS, dan BQ, maka Kontraktor diharuskan melapor kepada Konsultan Manajemen Konstruksi/Tim
Teknis dan atau Konsultan Perencana untuk segera mendapatkan keputusan tertulis dan
dibuatkan Berita Acara oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Akibat dari perbedaan tersebut
Kontraktor wajib membuat shop drawing yang hasilnya harus disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi/Tim Teknis
7) Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) set lengkap Gambar Kerja dan
Dokumen Pengadaan di tempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat dipergunakan setiap saat oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi/Tim Teknis.
8) Kontraktor diharuskan membuat shop drawing untuk setiap bagian pekerjaan yang akan
dilaksanakan yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
9) Dalam mengajukan approval semua material, Kontraktor harus meminta persetujuan PPK,
Konsultan Manajemen Konstruksi, dan atau Konsultan Perencana.
4
1.2. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Rehabilitasi Gereja Immanuel (Blenduk) Kota Semarang ini, dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa pekerjaan sebagai berikut :
A. Pekerjaan Persiapan
B. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMKK)
C. Pekerjaan Bangunan Tambur dan Menara
D. Pekerjaan Atap Kubah
E. Pekerjaan Bangunan Utama
F. Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal Bangunan
G. Pekerjaan Lansekap dan Saluran
H. Pekerjaan Toilet
I. Pekerjaan Interior

Persyaratan lain yang belum tercantum dalam ketentuan ini dapat ditambahkan baik yang bersifat umum
maupun yang bersifat khusus namun harus tetap memperhatikan kaidah arkeologi yang ada antara lain:
a. Kesesuaian bahan
b. Kesesuaian bentuk
c. Kesesuaian warna
d. Kesesuaian gaya
e. Kesesuaian tata letak
f. Kesesuaian tata cara pengerjaannya.

Adapun pekerjaan Rehabilitasi Gedung Immanuel (Blenduk) Kota Semarang yang harus dilakukan
Penyedia Jasa sesuai dengan yang telah tercantum dalam Gambar Kerja dengan rincian pekerjaan
sebagai berikut :
1. Penataan lansekap dan drainase di sekeliling bangunan
2. Penataan Area Portico dan 2 Menara
3. Perbaikan mortar dan cat yang bermasalah, baik eksterior maupun interior
4. Perbaikan kusen dan daun-daun pintu / jendela
5. Pembongkaran toilet eksisting
6. Penambahan tangga untuk perawatan atap
7. Perbaikan korosi pada area tanggulan dalam cupola
8. Perlindungan / pelapisan penutup dan rangka-rangka atap kubah
9. Perbaikan lapisan penutup dak atap
10. Aktivasi system lonceng dan perbaikan rumah lonceng
11. Dan Pekerjaan lainnya sesuai dengan gambar kerja

Pekerjaan tersebut diatas harus selesai tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan, dengan kuantitas
dan kualitas yang memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam Surat Perjanjian Penyedia Jasa
dan pelaksanaannya harus berdasarkan pada :
A. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan (RKS) dan Spesifikasi Teknis;
B. Gambar-gambar perencanaan dan detail;
C. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan penjelasan tambahan lain nya;
D. Petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas;
E. Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.
Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
5
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri
Indonesia (SII), Peraturan Nasional maupun Peraturan Pemda setempat lainnya yang berlaku atas
jenis pekerjaan maupun bahan tersebut, peraturan tersebut antara lain:
1). Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa;
2). UU No.2 Tahum 2017 tentang Jasa Konstruksi
3). Undang-undang RI Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
4). Standar Normalisasi Indonesia SNI 03-1750-2013;
5). Standart Normalisasi Indonesia SNI 3434-2008 Pekerjaan kayu;
6). Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961;NI-5;
7). Peraturan umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
8). Peraturan-peraturan umum untuk pemeriksaan bahan bangunan Indonesia (PUBB) 1956;
9). Kayu (SII 0458-81);
10). Cat; NI-4
11). Standar Nasional Indonesia 2847-2013
12). HSPK SNI 2013
13). Peraturan pembangunan Pemerintah daerah setempat.
14). Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan pengguna
jasa/konsultan pengawas/tim teknis
15). Dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian pekerjaan. Untuk
pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart-standart yang disebut di atas,
maupun standart-standart nasional lainnya, maka diberlakukan standart-standart
internasional yang berlaku untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut atau stidak-tidaknya berlaku
standart-standart persyaratan teknis dari Negara asal pembuat bahan/produk yang
bersangkutan dan produk yang ditentukan pabrik pembuatnya.

Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas, Penyedia Jasa harus menyediakan :


1). Tenaga-tenaga kerja, tenaga-tenaga ahli yang memadai baik kualitas maupun kuantitasnya
(jumlahnya) untuk semua jenis pekerjaan.
2). Peralatan dan Alat bantu yang cukup untuk setiap jenis pekerjaannya dan sesuai dengan
kebutuhan lingkup pekerjaan.
3). Bahan-bahan yang memenuhi syarat dalam jumlah yang cukup dan didatangkan tepat waktunya,
sehingga tidak terjadi stagnasi yang mengakibatkan keterlambatan pada waktu penyerahan
pertama.

1.3. KEBUTUHAN MINIMAL PERSONILTENAGA AHLI


1) Kebutuhan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung sesuai yang tercantum pada tabel dibawah ini.

No. Posisi Keahlian Pengalaman


1 Manajer SKA Ahli Manajemen Proyek Muda 4 Tahun
Pelaksanaan/Proyek atau SKK Ahli Manajemen Proyek
Muda
2 Manajer Teknik SKA Arsitektur Muda atau SKK 4 Tahun
Arsitektur Muda dan memiliki
Sertifikat Pelestari Cagar Budaya
3 Manajer Keuangan - 3 Tahun
4 Ahli K3 Konstruksi/ Ahli SKA Ahli K3 Konstruksi Muda atau 3 Tahun (untuk SKA ahli
Keselamatan Konstruksi SKK Ahli K3 Konstruksi Muda atau Muda/SKK Ahli Muda)

6
SKA Ahli K3 Konstruksi Madya atau atau 0 Tahun (Untuk SKA
SKK Ahli K3 Konstruksi Madya Ahli Madya/SKK Ahli
Madya)
Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, Tenaga Ahli dan/atau Tenaga Terampil diatas harus
memiliki Sertifikat Keahlian/SKA/SKK dari Asosiasi terdaftar di Kementerian PUPR dan dilengkapi
dengan Curriculum Vitae (pengalaman dilengkapi dengan referensi/surat keterangan penugasan) serta
ijazah

2) Syarat Umum

Semua personil memenuhi persayaratan umum sebagai berikut :


- Mempunyai bekal kecakapan dalam menjalankan tugas, dan apabila dipandang perlu KPA/PPKom
akan melakukan wawancara dan uji kompetensi sebelum mobilisasi personil.
- Sehat jasmani maupun rohani, untuk mendukung kemampuan mobilitas secara mandiri, dan
apabila dipandang perlu KPA/PPKom akan minta opini dari tenaga medis.
- Mempunyai kemampuan bekerja mandiri dan bekerja dalam tim, serta dapat mengoperasikan
komputer minimal program aplikasi office.
- Penyedia jasa konstruksi telah memperhitungkan biaya jaminan kesehatan dan keselamatan
kerja bagi semua personil
- Berpengalaman mumpuni dan bertanggung jawab terhadap lingkup pekerjaan pada bidang keahlian
masing2

1.4. SITUASI
1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Rehabilitasi Gereja Immanuel (Blenduk) Kota
Semarang secara lengkap, jenis pekerjaan tersebut dapat dilihat pada gambar, dokumen
pengadaan dan tercantum pada Bill of Quantity (BQ)
2. Lokasi pekerjaan ini terletak di Kawasan Kota Lama, Kota Semarang
3. Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukkan pekerjaan yang akan dilaksanakan,
Kontraktor wajib meneliti situasi Tapak, terutama keadaan tanah, sifat dan luasnya pekerjaan, dan
hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran. untuk itu setiap rekanan diharuskan
meneliti dengan seksama setiap detail perencanaan.
4. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi yang ada (existing) di Tapak yang meliputi
antara lain: pepohonan, saluran drainase, pipa, kabel, di bawah tanah, PJU (penerangan Jalan
Umum), dan lain sebagainya yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan
5. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan pembongkaran ataupun pemindahan hal-hal
tersebut di atas, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki kembali atau menyelesaikan pekerjaan
tersebut sebaik mungkin tanpa mengganggu sistem yang ada
6. Di dalam kasus ini Kontraktor tidak dapat mengajukan “klaim” biaya pekerjaan tambah, sebelum
melakukan pemindahan/pembongkaran segala sesuatu yang ada di lapangan, Kontraktor
diwajibkan melaporkan dahulu ke Konsultan Manajemen Konstruksi
7. Site (tempat pembangunan) akan diserahkan kepada Penyedia Jasa, sebagaimana keadaannya.
Untuk itu Penyedia Jasa harus meneliti keadaan tapak, terutama keadaan tanah (kontur, letak
bangunan yang sudah ada serta sifat lingkup pekerjaan lain-lain) yang dapat mempengaruhi harga
penawarannya.
8. Kelalaian atau kekurang telitian Penyedia Jasa dalam mengevaluasi keadaan lapangan segala
sesuatunya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak dapat dijadikan alasan untuk
7
mengajukan tuntutan.
9. Lahan bangunan akan diserahkan kepada Kontraktor dengan kondisi seperti pada saat Aanwizjing
lapangan, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk meneliti dan meninjau lapangan adalah menjadi
tanggung jawab sepenuhnya Kontraktor

1.5. UKURAN / DIMENSI


1. Ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar adalah ukuran yang mengikat dan mutlak harus
ditepati.
2. Satuan ukuran yang dicantumkan dalam gambar dinyatakan dalam :
a. Milimeter (mm).
b. Centimeter (cm).
c. Meter (m)
Kecuali untuk hal khusus, satuan dinyatakan sesuai kebutuhan / ketentuan umum yang berlaku.
3. Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar struktur dan detail dalam jenis yang sama, maka
yang menjadi pegangan adalah gambar yang berskala lebih besar (gambar detail).
4. Bila ada perbedaan antara gambar Struktur, gambar Arsitektur dan gambar ME atau
ketidaksesuaian atau keraguan diantara gambar kerja yang tidak bisa diatasi menurut point no. 3
diatas, Penyedia Jasa harus melaporkan secara tertulis kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk
diberi keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan / acuan di dalam pelaksanaan
pekerjaan.
5. Sinkronisasi antara gambar, spesifikasi dan BQ (Daftar Volume dan Biaya Pekerjaan) diambil yang
mempunyai bobot teknis yang paling tinggi dan tidak saling menghilangkan, demikian pula gambar-
gambar, antara gambar Arsitektur, Sipil dan Mekanikal / Elektrikal adalah saling melengkapi dan
tidak saling menghilangkan.

1.6. LETAK BANGUNAN


Keterangan mengenai letak bangunan ditentukan dalam gambar situasi dan untuk awal pelaksanaan
harus diadakan pengukuran dulu dibawah pengawasan Direksi / Konsultan Pengawas.

1.7. LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN


1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun
administrative
2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan keadaan yang sebenarnya.
3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas Lapangan dan
Konsultan Pengawas.
4. Laporan tersebut diatas setiap minggu dan bulannya harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek
untuk bahan monitoring.

1.8. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG


1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja
2. Kehadiran konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur
atau memberi nasihat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas
3. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut
dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.
8
4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor /
Pemborong berkewajiban memberikan saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan
Pengawas.
5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam pelaksanaan pekerjaan
menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong
7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga keamanan bahan /
material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan milik Piihak Ketiga yang ada di
lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
8. Bila terjadi kehilangan bahan bangunan yang telah disetujui maupun yang belum adalah tanggung
jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.
9. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
10. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa bahan bangunan yang sudah tidak diperlukan lagi keluar lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

1.9. SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR


1. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub Kontraktor) di
dalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor / Pemborong “wajib”
memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan
persetujuan
2. Kontraktor / Pemborong wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan dengan Sub Kontraktor dan
Supplier bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan untuk pekerjaan khusus dimana
pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik

1.10. PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK UNTUK KERJA


1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak atau
didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya.
2. Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari Lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
3. Kontraktor harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi penuh untuk sarana kerja
dengan kapasitas minimal 3,5 meter kubik, dapat dibuat dari pasangan batako setengah batako
dengan spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari drum-drum.
4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara PLN
setempat selama masa pembangunan berlangsung dan pemasangan diesel untuk pembangkit
tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan Konsultan
Pengawas/Direksi.

9
BAB II
PRINSIP DASAR PENANGANAN BCB

2.1. KETENTUAN UMUM PENGERJAAN BCB


1) Diwajibkan melibatkan Tenaga Ahli bersertifikasi sesuai bidang yang diperlukan sebagai pengarah
di lapangan.
2) Sebagaimana ketentuan ketentuan yang terkait dengan kaidah kaidah pemugaran maupun
konservasi, maka Penyedia Barang/Jasa agar melaksanakan pengarahan (briefing) kepada para
pekerja dilapangan mengenai kaidah kaidah pemugaran/konservasi sebelum memulai
pekerjaannya.
3) Semua pekerjaan dilapangn harus didata dan direkam terlebih dahulu menggunakan media cetak
ataupun digital. Kegiatan ini dilakukan baik sebelum memulai pembongkaran, selama masa
pelaksanaan fisik maupun setelah selesainya pekerjaan.
4) Selama pekerjaan pembongkaran yang apabila ditemukan hal hal khusus terkait dengan kondisi
eksisting yang tidak sesuai dengan perencanaan awal seperti bagian bagian pekerjaan yang
tertutup agar dikonfirmasikan kepada konsultan pengawas dan PPK/Pengguna Anggaran untuk
dilakukan tindakan lebih lanjut.
5) Dalam menyediakan material baru terutama kayu yang harus melalui pemesanan atau order
karena harus memenuhi spesifikasi, kontraktor harus sudah memperhitungkan mengenai volume,
waktu pemesanan dan mobilisasi tersebut dengan schedule yang ada sehingga tidak terjadi
keterlambatan pengiriman.

2.2. KETENTUAN KHUSUS PENGERJAAN BCB


Prosedur dan tata cara penanganan dilakukan dengan berpedoman pada kaidah dan ketentuan
arkeologi, yakni:
1) Observasi
2) Dokumentasi
3) Pengkodean ( Kodefikasi )
4) Pembongkaran Bata

1. Observasi
Kontraktor agar melakukan observasi pendahuluan terhadap ruang lingkup dan area kegiatan di
lapangan, hal hal yang perlu untuk dilakukan antara lain :
a. Observasi Material, yang meliputi antara lain : Bahan, Bentuk, Teknik Pengerjaan, Kondisi
Fisik, Warna, Kekerasan, Teknis Pemasangan
b. Observasi Kerusakan, antara lain meliputi : Retak, Pecah, Patah, Rapuh,dll.

2. Dokumentasi
Hal hal yang harus dilakukan dalam mendokumentasi BCB adalah pada awal kegiatan 0 %, selama
masa kegiatan, dan setelah akhir/selesai kegiatan 100 %. Metode pendokumentasian dapat
dilakukan dengan ;
a. Kamera Digital, hasil berupa cetak foto ukuran post card.
b. Video, hasil berupa Gambar hidup dan CD
c. Gambar Detail 2D dalam bentuk print out ukuran kertas A3 berskala, berupa gambar denah
dan gambar tampak yang dilakukan setiap section/ span.

10
3. Pengkodean (Kodefikasi)
a. Perlakuan ini ditujukan untuk mempermudah rekonstruksi pasca bongkar dengan memberi
tanda pada bidang/ bagian yang akan dibongkar dalam bentuk angka atau huruf atau symbol.
Bahan yang digunakan harus dapat dibersihkan kembali.
b. Penomoran kayu dapat dilakukan pada bagian bagian yang mudah untuk dikenali kembali.
c. Penomoran ditekakankan pada nomor Seri ( Horizontal ) atau ( Vertikal ), 1,2,3,4 dst tidak boleh
bertukar tempat.
d. Bahan untuk kodefikasi dapat berupa Plintkote Air, Tip Ex

4. Pembongkaran
Setiap pembongkaran harus mengikuti prosedur yang ada antara lain :
a. Dimulai dari bagian paling atas berurutan ke bagian bawahnya.
b. Pembongkaran harus hati hati agar tidak menyebabkan kerusakan lanjutan.
c. Menyediakan tempat penampungan dengan bidang rata semacam lantai kerja dan stabil
d. Tempat penampungan yang berpeneduh
e. Bebas dari genangan air

2.3. MEKANISME PENANGANAN PASCA BONGKAR


A. Untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul pasca bongkar, dapat dilakukan kajian lapangan
bersama sama antara kontraktor, perencana, pengawas dan dinas terkait untuk menentukan
langkah penanganannya.
B. Metode Alternatif yang dapat dilakukan antara lain :
a. Modifikasi, Penyambungan antara kayu lama dengan kayu baru,
b. Metode Klem,memperkuat, menyambung atau mengikat dengan bahan logam bila
memungkinkan dan dipandang perlu,
c. Penggantian Kayu, penggantian kayu baik sebagian maupun secara utuh harus mengikuti
ketentuan
d. Pemasangan Kayu Terbalik, untuk kayu kayu yang melendut atau melengkung apabila masih
memungkinkan untuk dibalik diperkenankan
e. Injeksi, Injeksi dengan bahan resin dapat dilaksanakan apabila masih dianggap layak dan
memungkinkan.
f. Hal hal yang terkait dengan perubahan metode penanganan yang pada akhirnya berdampak
pada perubahan nominal rupiah dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Pelaksanaan
Pekerjaan.

2.4. MECHANIC CLEANING ( PEMBERSIHAN MEKANIS)


1) Pembersihan mekanis dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada material
dinding.
2) Menggunakan air bersih dan sikat ijuk yang lembut.

2.5. TREATMENT
1) Pekerjaan pada bagian ini adalah pengolesan bahan kimia pada permukaan dinding/ sinsing bata
merah lama untuk mengurangi resapan air masuk kedalam dinding bata.
2) Syarat yang harus dipenuhi sebelum mengoleskan bahan tersebut adalah bahwa dinding/material
yang akan diolesi dalam keadaan kering bagian luar dan kering bagian dalam pasangan bata.
Dinding yang tidak kering bagian dalamnya akan memunculkan embun/partikel air yang justru tidak
dapat menguap karena tertahan lapisan bahan kimia tersebut.
11
3) Pembersihan Algae atau Lumut dengan telah dilaksanakan dan sudah dalam kondisi bersih
sehingga tidak ada lagi yang tertinggal.
4) Bahan yang digunakan adalah Consentred berupa cairan dan dioleskan ke permukaan dinding
menggunakan alat bantu berupa kuas.

2.6. PEMASANGAN KEMBALI


1) Dilakukan penataan kembali pada tempatnya yang Insitu/Aslinya dengan panduan Tanda kodefikasi
pada bata dengan menyesuaikan dengan dokumentasi yang ada berupa foto dan gambar detail.
2) Untuk bata yang kondisi fisiknya harus dilakukan penggantian karena sudah tidak memenuhi
persyaratan yang ada dilakukan penandaan pada material yang baru tersebut.

2.7. FINISHING
1) Mengecek ulang bagian per bagian pekerjaan yang telah diselesaikan baik susunan maupun bentuk
Pasca Pugar dengan membandingkan dengan dokumen Foto dan Gambar Pasca Pugar.
2) Membersihkan tanda tanda kodefikasi yang masih menempel.
3) Membersihkan lingkungan tempat pekerjaan untuk menjaga kualitas pekerjaan.

12
BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. UMUM
Pasal ini menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan Penyedia Jasa seperti mobilisasi peralatan,
material dan tenaga kerja, pembersihan lokasi pekerjaan, pengukuran dan pematokan lahan sesuai dengan
gambar dan RKS.

3.2. MOBILISASI PERALATAN, MATERIAL DAN TENAGA KERJA


- Semua peralatan kerja yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus sudah dipersiapkan oleh
Penyedia Jasa. Peralatan tersebut harus dalam kondisi baik dan laik pakai. Jika dalam masa
pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami kerusakan/tidak bisa dipergunakan, pemborong harus
segera menyiapkan peralatan pengganti yang baru yang laik pakai.
- Mobilisasi dan demobilisasi bahan dan material dilaksanakan sesuai dengan schedule pemakaianya
selambat-lambatnya satu hari sebelum dimulainya pekerjaan yang akan dilaksanakan sudah sampai
dilokasi pekerjaan.
- Semua bahan dan material yang didatangkan harus mendapatkan persetujuan dari direksi lapangan
dan konsultan pengawas terlebih dahulu.
- Penempatan material di areal site harus dikonsultasikan dengan Direksi Teknis, agar tidak
mengganggu pekerjaan selama proses pekerjaan berlangsung.
- Untuk pekerjaan rehabilitasi, terdapat kegiatan pemindahan barang yang masih digunakan dan
pengembalian barang-barang tersebut ke tempat semula. Dalam pemindahan barang-barang wajib
disediakan area yang aman selama pelaksanaan fisik berlangsung.
- Penyedia Jasa wajib mendatangkan/mempekerjakan tenaga kerja yang cukup jumlahnya dan
kemampuannya/skill yang tinggi.

3.3. PENGGUNAAN / PEMANFAATAN LAHAN


Penyedia Jasa wajib untuk berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas dalam merancang penggunaan
dan pemanfaatan lahan bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan. Konsultan Pengawas dimintakan
persetujuannya atau gambar rencana dari tata letak bangunan sementara yang akan dibangun berikut
pembagian ruang, tampak dan potongan serta bahan-bahan yang akan dipakai.
Bangunan sementara yang dimaksud adalah Direksi Keet, Kantor Penyedia Jasa, Kantor Direksi /
Konsultan Pengawas, Ruang Rapat, Gudang Bahan, tempat penumpukan bahan dan sejenisnya.

3.4. PEMBERSIHAN AREA PEKERJAAN


- Tanah / site harus dibersihkan harus dibersihkan dari sisa-sisa bekas bongkaran, puing-puing, dan
segala sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat mengganggu jalannya pekerjaan.
- Segala macam barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari tapak proyek, selambat-lambatnya
sebelum pekerjaan galian tanah dimulai, dan tidak diperkenankan untuk menimbunnya di luar pagar
proyek.
- Jika ada pekerjaan bongkaran , maka setelah pekerjan bongkaran selesai, area kerja dibersihkan dari
segala sampah, puing, hasil bongkaran untuk kemudian dilaksanakan pekerjaan berikut di area
tersebut.
- Membersihkan abu atau kotoran halus, pembersihan dilakukan memakai alat penyedot abu atau
berupa Vaccum Cleaner atau sejenisnya yang dipasang pada saat pekerjaan berlangsung.
Pembuangan abu diarahkan keluar bangunan lama dan dikumpulkan pada sebuah tempat khusus.
13
- Sampah / puing / bekas pembungkus / kaleng dan sampah lainnya ditampung atau dimasukan dalam
kantong‐kantong plastik atau karung‐karung. Lalu di angkut ketempat bak penampungan sampah,
sehingga pada saat pengangkutan tidak berterbangan.
- Pembersihan dilakukan terus menerus setiap hari sehingga tidak ada lagi sampah, kotoran‐kotoran,
dan abu.
- Pembersihan dengan bahan kimia tertentu harus diuji cobakan terlebih dan mendapat persetujuan
dari Konsultan Konservasi dan Pengawas dahulu sebelum dipergunakan.
- Puing berupa material bongkaran yang sudah rusak, terkena rayap, serpihan, debu dipisahkan dan
dibuang keluar area proyek.
- Hasil bongkaran berupa kusen pintu / jendela, rangka besi / baja, papan / balok kayu, genteng / atap
seng, panel dinding / plafond, kabel / komponen / jalur ME yang rusak dan masih berfungsi dipisahkan
dan dikumpulkan di luar area kerja dan dilakukan inventarisasi.
- Barang‐barang hasil bongkaran tersebut masih hak penuh Pemilik Bangunan. Pemilik Bangunan
dapat menyerahkan barang‐barang yang tidak terpakai kepada Pelaksana Pekerjaan.

3.5. PENGUKURAN
- Penyedia Barang/Jasa diharuskan menggunakan alat-alat (Instrumen) yang diperlukan (tidak rusak)
untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung
jawabkan. Untuk itu harus dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan secara
kira-kira
- Penyedia Barang / Jasa harus memeriksa kecocokan semua ukuran di dalam gambar, bila terjadi
ketidak cocokan wajib segera memberitahukan kepada Pengawas, Tim Penerima Hasil Pekerjaan,
dan Perencana untuk meminta pertimbangan dan bila terjadi kekeliruan menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang / Jasa .
- Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan lapangan sebenarnya, maka Direksi
Lapangan akan mengeluarkan keputusannya tentang hal tersebut. Dan Kontraktor wajib melakukan
penggambaran kembali tapak proyek, lengkap dengan keterangan mengenai peil/ketinggian tanah,
batas-batas, dan sebagainya.
- Semua ketepatan pekerjaan pengukuran dan sudut siku-siku harus terjamin dan diperhatikan ketelitian
yang sebesar-besarnya dengan mempergunakan alat-alat waterpass dan theodolith. Pengukuran
sudut siku-siku dengan prisma atau benang hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
- Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.
- Hasil pengukuran tersebut dituangkan dalam suatu catatan atau berita acara yang ditandatangani oleh
pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan pekarjaan.

3.6. PEMASANGAN PAGAR PENGAMAN (KELILING PROYEK)


- Bahan untuk pagar proyek / hoarding yaitu PVC dengan tinggi pagar 4 meter dan panjang pagar
disesuaikan dengan lapangan atau sesuai persetujuan Direksi Lapangan dan Pengawas.
- Pagar pengaman dipasang keliling area proyek, memberikan ruang gerak yang cukup bagi
pelaksanaan pekerjaan dan kegiatan rutin, dilengkapi dengan lampu penerangan untuk penerangan
jika pelaksanaan pekerjaan dilakukan pada malam hari.
- Pagar pengaman harus terpasang kuat dan rapi hingga pelaksanaan pekerjaan selesai dan serah
terima.

14
3.7. PEMASANGAN PAPAN DASAR PELAKSANAAN (BOUWPLANK)
- Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kasau 5/7, tertancap di tanah sehingga tidak bisa
digerak-gerakkan atau dirubah-rubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu sama lain.
- Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti atau sejenis, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus,
dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpas).
- Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali dikehendaki lain oleh
Direksi.
- Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 200 cm dari as pondasi terluar.
- Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi.
- Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

3.8. PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek sehingga
mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 100 x 120 cm dipotong dengan tiang
setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan
menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin
dari Pemberi Tugas.

3.9. PENYEDIAAN DIREKSI KEET ATAU BARAK KERJA


Penyedia Jasa wajib membuat Barak kerja atau bedeng pekerja dengan ketentuan-ketentuan dengan
ketentuan luas yang telah disepakati, bangunan sederhana yang dapat berupa container ataupun bahan
material sederhana lainnya (kayu, multiplek dll), dan dilengkapi dengan toilet.
Untuk penempatannya di lokasi proyek dikoordinasikan Direksi Lapangan dan Konsultan Pengawas.

3.10. GUDANG BAHAN MATERIAL DAN POS JAGA SEMENTARA


Penyedia Jasa wajib menyediakan gudang material diperuntukkan sebagai perlindungan bahan material
yang sudah didatangkan untuk melindungi dari cuaca sehingga tetap terjaga mutu atau kualitas bahan.
Untuk penempatan dan luasan sesuai dengan yang telah disepakati.
Penyedia Jasa wajib menyediakan pos jaga sementara diperuntukkan dalam upaya pengamanan selama
pelaksanaan fisik. Untuk penempatan dan luasan sesuai dengan yang telah disepakati.

3.11. AIR KERJA DAN LISTRIK KERJA


- Air untuk bekerja yang disediakan Penyedia barang/jasa harus bersih bebas dari lumpur, minyak dan
bahan kimia lainnya sesuai standart yang berlaku.
- Penerangan malam hari untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila kemungkinan Penyedia
Jasa melaksanakan kerja lembur, Kontraktor harus membuat sambungan- sambungan sementara
yang diperlukan atau cara lain untuk mengalirkan listrik dan mencabut kembali pada waktu pekerjaan
selesai dan membetulkan pekerjaan yang terganggu.
- Tidak diperkenankan mengambil listrik atau menyambung dari saluran induk, dan sebagainya tanpa
terlebih dahulu mendapat ijin dari pimpinan lembaga yang berwenang.
- Apabila listrik didapat dari sumber lain Penyedia Jasa harus membayar segala ongkos penyambungan
listrik yang dipakai dan pembongkarannya kembali.

15
3.12. PEKERJAAN BONGKARAN
Jika ada pekerjaan pembongkaran bangunan atau sebagian bangunan, komponen, bahan bangunan,
dan/atau prasarana dan sarananya, maka dilakukan dengan mengikuti kaidah-kaidah pembongkaran
secara umum serta memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1) Pekerjaan bongkaran terdiri atas membongkar bangunan lama yang telah ditentukan dan ditunjuk
oleh Direksi Proyek, atau membongkar beberapa bagian bangunan yang akan dilakukan rehabilitasi,
sesuai dengan gambar kerja
2) Pembongkaran harus dilakukan dengan hati‐hati dan seksama, dan sesedikit mungkin tidak
menambah kerusakan (luka) baru pada elemen asli bangunan. Bilamana terjadi kerusakan‐
kerusakan pada bagian lain yang memang tidak boleh dibongkar, maka biaya perbaikannya menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan, atau bila terjadi kecelakaan sebagai akibat dari pada
pelaksanaan pembongkaran, maka Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas kejadian
ini termasuk pembiayaannya.
3) Sebelum dilakukan pembongkaran terhadap bagian pekerjaan yang rusak, harus diyakinkan
pengadaan bahan tersebut dan telah mendapatkan ke agenan atau pabrik atau pengrajin yang dapat
memproduksi bahan sejenis sebagai bahan pengganti. Bila ke agenan bahan pengganti belum
didapat, maka pembongkaran untuk perbaikan yang rusak belum boleh dilakukan / dikerjakan /
dibongkar. Pembongkaran dapat dilakukan apabila material telah jelas keagenan /pabrik
pembuatnya dan bahan tersebut berada di lokasi proyek.
4) Metode dan langkah-langkah pembongkaran untuk setiap kasus / lokasi perkerjaan harus mendapat
persetujuan dari Konsultan dan Pengawas sebelum dilaksanakan.
5) Jika pada saat pembonkaran ditemu hal-hal baru (menyangkut pekerjaan konservasi) pekerjaan
harus dihentikan terlebih dahulu, dilaporkan kepada Pengawas, untuk mendapat arahan lebih lanjut
dari Konsultan.
6) Puing hasil bongkaran yang berupa material / elemen bangunan yang terlalu rusak, tidak harus yang
masih agak utuh dan tidak terlalu rusak diserahkan kepada Pemberi Tugas. Kemudian dipisahkan
untuk ditentukan statusnya oleh Pemberi Tugas.
7) Sebelum dilakukan pembongkaran, perkuatan struktur yang diperlukan serta pelindung elemen yang
tidak dibongkar harus sudah dipasang.
8) Semua pembongkaran harus menggunakan cara dan alat-alat khusus yang tidak akan merusak
bagian-bagian yang tidak diisyaratkan dibongkar. Alat yang dapat digunakan antara lain : jala
pengaman, schafolding , higrometer, palu dan sebagainya.
9) Peralatan lain yang dipandang perlu dalam pekerjaan pembongkaran harus sudah dipasang
(misalnya kipas penyedot debu, bor, tangga dll).
10) Melaporkan kepada Pengawas apabila ada temuan baru atau masalah pada saat pembongkaran.
11) Seluruh lantai dalam area kerja pembongkaran, harus diberi bahan pelindung atau ditutup dengan
lapisan berupa : lapisan multiplek, plastik bening rol
12) Bahan pelindung tersebut tidak boleh dibongkar selama pekerjaan belum selesai. Bahan pelindung
dapat dipindahkan ke lokasi lain atau ke ruang lain bila pekerjaan pada area satu telah selesai dan
hasilnya telah disetujui oleh Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas.
13) Lapisan tripleks harus dipakai untuk melapisi lantai sehingga kaki steiger / perancah tidak langsung
mengenai lantai. Dacron dan plastic bening untuk melindung besi dan kayu (kusen‐kusen).
14) Apabila suatu pekerjaan bongkaran dicurigai akan melemahkan struktur bangunan lama maka
Pelaksana Pekerjaan wajib membuatkan perkuatan / penahan sementara hingga pekerjaan
bongkaran dan perbaikannya selesai
15) Semua puing dan sisa bongkaran harus dibuang secepatnya di luar kawasan proyek atau atas
persetujuan Pengawas sisa bongkaran tersebut harus dikumpulkan di suatu tempat di area proyek
16
3.13. PERLINDUNGAN TERHADAP BARANG MILIK BANGUNAN EKSISTING
Penyedia Jasa wajib menjaga agar area di sekitar tempat kegiatan bersih dari alat-alat, mesin, bahan
bangunan dan sebagainya. Lantai, perabot, ornamen dan lainnya yang bukan merupakan bagian dari
pekerjaan revitalisasi di dalam bangunan eksisting (Gereja Blenduk) harus terlindungi, baik dengan plastik
cor, terpal ataupun bahan lainnya.

3.14. PERLINDUNGAN TERHADAP BANGUNAN YANG DIREVITALISASI


1) Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas segala kerusakan yang diakibatkan dari pelaksanan
pekerjaan, seperti utilitas, jalan, saluran dan kerusakan sejenis lainnya. Jika terjadi kerusakan harus
diperbaiki oleh Penyedia Jasa hingga dapat diterima oleh Pengguna Jasa.
2) Selama proses Konstruksi, Penyedia Jasa Konstruksi wajib melindungi seluruh bangunan yang masuk
lingkup area pekerjaan dan menjaga bangunan tersebut dari panas matahari dan hujan dengan
memasang seng untuk diluar brunjung dengan rangka kayu/bambu/besi. Penyedia jasa konstruksi
wajib melindungi komponen bangunan dari kerusakan serta tetap mempertahankan keaslian dalam
bentuk tata letak dan cara pengerjaanya.
3) Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas keamanan seluruh kegiatan termasuk Non Fisik
dan Fisik (bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tempat kegiatan). Penyedia Jasa
Pemborong harus menjaga perlengkapan/bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan untuk
seluruh kegiatan, termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh sub Penyedia Jasa Konstruksi dan
harus mengingat agar kegiatan bebas dari air, dengan jalan melindunginya pakai tutup yang layak
atau seperti yang di kehendaki atau dinstruksikan dalam Dokumen Penawaran.
4) Segala kegiatan menurut Penguna Jasa akan menyebabkan gangguan pada kegiatan yang
berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai dengan pengarahan Penguna Jasa, dan semua resiko
akibat gangguan ini menjadi beban Penyedia Jasa Konstruksi.

3.15. PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN SCAFFOLDING TUBULAR


Pemasangan
1) Untuk keselamatan kerja, diperlukan sistem perancah, yang dalam pekerjaan ini menggunakan
scaffolding tubular. Pengawas wajib memeriksa scaffolding yang akan digunakan secara rutin dan
memberi penanda sebagai identifikasi perancah aman atau tidak aman.
2) Petugas K3 memberikan pengarahan tentang peraturan dan cara kerja yang aman (tool box meeting)
juga memeriksa semua peralatan kerja dan peralatan keselamatan kerja setiap scafolder.
3) Scaffolding turbular menggunakan material pipa, clamp, papan, coupler dan aksesoriesnya. Material
yang digunakan yaitu pipa perancah turbular dia.48,5 / 3,5 mm harus dalam keadaan baik, kuat dan
bersih dari bahan-bahan yang licin untuk mendukung keamanan pelaksanaan pekerjaan.
4) Kondisi sekitar dipastikan tidak ada kabel power di atasnya, tidak terlalu dekat dengan lubang galian,
tidak ada pekerjaan pengangkatan di sekitar lokasi pemasangan scaffolding.
5) Scaffolding harus didirikan di atas permukaan yang datar dan padat/kuat yaitu gravel / batu pecah
(untuk area luar bangunan) dan plywood, multipleks tebal 24 mm dengan lapisan plastik tebal di
bawahnya (untuk area dalam bangunan) sesuai dengan tercantum dalam gambar kerja.
6) Untuk area atap ditambahkan pelapis plastik anti UV tebal 200 mikron sebagai pelindung
7) Kondisi sekitar dipastikan tidak ada kabel power di atasnya, tidak terlalu dekat dengan lubang galian,
tidak ada pekerjaan pengangkatan di sekitar lokasi pemasangan scaffolding.
8) Platform yang terpasang pada perancah atau pada struktur bangunan harus dipasang dengan aman
untuk mencegah agar pekerja tidak jatuh. Platform harus dibuat leluasa (cukup luas) dengan

17
perlindungan yang cukup dilengkapi handrail ditambah alat pengaman kaki (Toe Board) dengan lantai
yang aman.
9) Sambungan rangka perancah menjadi satu pastikan klem-klemnya cukup kuat dan ikatlah untuk
mencegah perancah ambruk.
10) Ketinggian perancah diatur sesuai dengan desain dan kondisi yang direncanakan
11) Sediakan tangga-tangga perancah yang cukup guna sarana yang aman untuk naik turun dari dan
ketempat yang lebih tinggi.
12) Lengkapilah tempat berjalan atau catwalk dan tali pengaman agar para pekerja dapat aman pada saat
bergerak.
13) Pasanglah tanda pembatas pada lokasi pekerja bekerja, agar orang lain yang tidak berkepentingan
menjauh dari lokasi pekerjaan.
14) Pekerjaan pemasangan scaffolding turbular sesuai dengan gambar kerja dan persetujuan dari Direksi
Lapangan serta Pengawas.

Pembongkaran
1) Sebelum melakukan pembongkaran, lokasi sekitar harus diberi barricade dan papan pemberitahuan
2) Pembongkaran perancah harus dilakukan oleh orang yang memasang, dan dimulai dari atas.
3) Saat menurunkan material perancah pada saat pembongkaran harus menggunakan tali tambang satu
persatu diturunkan ke bawah, tidak dibenarkan dengan melempar material perancah saat
pembongkaran.
4) Semua material yang telah dibongkar harus disusun rapi, tidak boleh dibiarkan berserakan.

18
3.16. PEMASANGAN CCTV PEMANTAU PEKERJAAN (4 TITIK)
1) Pemasangan CCTV bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan fasilitas pengamanan di beberapa sisi
sehingga dapat memantau situasi dan kondisi secara visual yang dipandang perlu
2) Peralatan CCTV adalah salah satu peralatan keamanan yang dapat digunakan untuk mengawasi
objek atau orang / pekerja, baik di dalam maupun di luar ruangan sehingga kegiatan pelaksanaan fisik
tetap terkendali dan terpantau.

3.17. PEMELIHARAAN TERHADAP LALU LINTAS


Untuk menjamin semua jalan yang ada dilokasi pekerjaan tetap dibuka untuk lalu – lintas dan juga dalam
kondisi aman serta dapat digunakan selama masa pelaksanaan pekerjaan maka akan diatur
penggunaannya agar terbatas dari gangguan yang berarti akibat adanya pekerjaan pada arus lokasi
pekerjaan.
Dalam pelsaksanaan pemeliharaan terhadap lalu – lintas akan disiapkan fasilitas dan sarana pengaturan
lalu – lintas berupa:
- Informasi tentang adanya pekerjaan yang dilaksanakan yang terdiri dari Papan Nama Proyek, Rambu
pemberitahuan adanya proyek atau rambu pemberitahuan lainnya.
- Perambuan yang ditempatkan sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknik diantaranya seperti:
Rambu darurat, Trafic Cone, Rotator, rambu pengarah, dll.
- Personil pengatur lalu – lintas seperti Petugas bendera, kecuali rambu beserta perlengkapannya terdiri
dari : bendera merah, Personal Safety Light, bendera merah, helm proyek, dll.

19
BAB IV
KEGIATAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

4.1. UMUM
Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang berhubungan dengan :
1. Pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan
sekitar tempat kerja.
2. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan perlindungan
Kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten dan organisasi
pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
3. Pihak Pelaksana mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No.05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

4.2. SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI


1. Pihak Kontraktor akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya,
Penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3
Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh PPK.
2. Pihak Kontraktor mengadakan safety briefing atau pengarahan keselamatan dan pelatihan untuk
para pekerja.
3. Pihak Kontraktor akan melibatkan personil K3 Konstruksi pada paket pekerjaan ini antara lain
Petugas K3 Konstruksi bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem
Manajemen K3 Konstruksi, Tenaga Medis dan Tenaga Pengatur lalu lintas.
4. Pihak Kontraktor akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
5. Pihak Kontraktor akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu
dilakukan kaji ulang) setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi berlangsung

4.3. PELATIHAN DAN PENYULUHAN


A. Penyuluhan K3 di awal proyek
Pokok-pokok yang harus disampaikan antara lain :
- Ruang lingkup berlakunya peraturan
- Kewajiban umum
- Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja
- Laporan kecelakaan kerja
- Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
Persyaratan Teknis
- Pintu masuk / keluar
- Lampu / penerangan
- Ventilasi
- Kebersihan
- Pencegahan peledakan / kebakaran
- Helm, sabuk pengaman, sepatu kerja
- Gangguan saat bekerja

20
B. Pelatihan pekerja baru
Pokok-pokok yang harus disampaikan antara lain :
- Menjelaskan sumber bahaya di tempat kerja
- Menjelaskan secara umum aturan yang berlaku di tempat bekerja
- Menyerahkan alat K3 untuk dipakai saat bekerja
- Menjelaskan cara bekerja yang aman dan benar
- Menjelaskan tentang evakuasi untuk pekerja

C. Penyuluhan K3 secara periodik


Materi dan kegiatan :
- Menjelaskan mengenai pekerjaan yang akan dikerjakan dengan melihat rencana kerja, metode
kerja, alat yang digunakan
- Sekilas mengenai kecelakaan kerja yang baru terjadi
- Tanya jawab
- Doa

4.4. RENCANA UMUM K3


A. Safety Plan
- Gambaran umum, menjelaskan secara garis besar tentang jenis proyek, nilai dan tahapan
pekerjaan
- Jenis pekerjaan dominann, menjelaskan macam pekerjaan dan volume masing-masing
pekerjaan.
- Kondisi lingkungan / fisik, meliputi kondisi fisik, sosial bidaya, dan hal lain yang memungkinkan
timbulnya gangguan atas keselamatan pekerja.
Organisasi K3 dalam proyek meliputi :
- Struktur organisasi kontraktor
- Struktur organisasi unit K3
- Struktur organisasi sub kontraktor

B. Daftar Material yang memerlukan penanganan khusus


Jika di proyek nantinya akan digunakan material yang dipandang perlu suatu penanganan khusus,
maka harus dibuat suatu daftar material tersebut.
Daftar material tersebut dibuat untuk mengantisipasi langkah-langkah yang diperlukan untuk
pengamanan material tersebut baik pada saat pengiriman, penyimpanan, proses maupun serah
terima. Material yang harus dibuat daftarnya tersebut diantaranya terdiri dari jenis material sebagai
berikut:
- Jenis material bahan peledak.
- Jenis material bahan kimia berbahaya: sulfat, nitrat.
- Jenis material mengandung radiasi, misal lampu, penangkal petir.
- Jenis material bahan karsinogen, misal asbes, semen, silikon.

C. Daftar Peralatan yang memerlukan penanganan khusus


Jika di proyek nantinya akan digunakan material yang dipandang perlu suatu penanganan khusus,
maka harus dibuat suatu daftar material tersebut.

21
Peralatan dan alat bantu yang digunakan di proyek yang memerlukan penanganan khusus karena
sifat bahaya yang ditimbulkannya juga harus dibuat daftarnya dan dimonitor penggunaannya.
Kualifikasi dari operator alat tersebut juga harus ditetapkan.
Peralatan yang dimaksud disini biasanya menyangkut alat-alat tersebut:
- Alat yang memerlukan ijin khusus, misal: alat angkat angkut. Generator, lift, dll.
- Alat yang mengandung bahan berbahaya, misal: toxler, alat lab.dengan radiasi.
- Alat ukur dan alat lain yang mengandung sinar X atau laser.

D. Daftar Tenaga Kerja yang memerlukan keahlian khusus


Tenaga kerja disyaratkan harus memerlukan keahlian tertentu yang bekerja di proyek harus
diidentifikasi dan dibuat daftarnya yang meliputi nama, alamat, keahlian dan bukti dari keahliannya.
Tenaga kerja ini biasanya adalah: tenaga pengelasan, penyelam, ahli peledakan, dll.

E. Schedule Waktu
Fungsi dari skedul waktu ini adalah untuk melakukan antisipasi atas keadaan darurat yang
mungkin timbul dan mempersiapkan rencana penanganannya.

F. Schedule Bahan
Skedul bahan yang dibuat meliputi skedul pengadaan dan pemakaian dari bahan yang termasuk
jenis bahan/material berbahaya dan schedule penanganan sisa bahan atau pembuangannya.

G. Schedule Alat
Skedul ini meliputi pengadaan, pemasangan, pemeriksaan, uji coba dan penggunaan dari
peralatan yang dipandang dapat membahayakan tenaga kerja sebagaimana tercantum dalam
daftar Peralatan.

H. Schedule Tenaga Kerja


Tenaga kerja dengan keahlian tertentu yang diperlukan di proyek harus direncanakan dan dibuat
skedulnya yang meliputi pengadaan, penggunaan dan pemeriksaan kesehatan yang diperlukan.

I. Identifikasi sumber bahaya dan pencegahan


Bahaya merupakan suatu aktifitas yang memiliki potensi untuk terjadinya suatu kecelakaan.
Sumber bahaya yang mungkin timbul harus dapat diidentifikasi untuk merencanakan suatu
tindakan pencegahan.
Semua aktifitas yang memungkinkan suatu kecelakaan disusun dalam suatu daftar berdasar urut-
urutan pekerjaan dan diberikan prioritas pada risiko yang paling besar.
Daftar yang dibuat sekurang-kurangnya berisi:
- Lokasi sumber bahaya: yang berisi lokasi sumber bahaya berada.
- Risiko kecelakaan: adalah prakiraan risiko yang mungkin akan timbul pada suatu item
pekerjaan.
- Pencegahan: adalah langkah langkah yang harus dijalankan sebelum dan saat bekerja agar
terhindar dari risiko kecelakaan.
- Penanggung jawab: adalah petugas yang bertanggung jawab melaksanakan langkah
pencegahan tersebut.

J. Rencana Inspeksi dan Tes


Inspeksi K3 harus dilakukan secara berkala. Pada masing-masing jenis inspeksi yang dilakukan
dibuat skedulnya.
22
Skedul inspeksi harus dibuat untuk inspeksi harian, inspeksi mingguan dan bulanan. Skedul
inspeksi harus dibuat berdasar skedul pelaksanaan yang minimum berisi kegiatan, lokasi, jenis
inspeksi dan hasil inspeksi.

K. Site plan K3
Perencanaan buruk, site yang tidak teratur akan mengakibatkan kecelakaan kerja, karena jatuhan
material dan tabrakan antara kendaraan dan pekerja.
Daerah ataupun jalan untuk lintasan pekerja atau jalan keluar masuk harus dibuat sedemikian rupa
sehingga aman terhadap material yang jatuh maupun laju kendaraan.

L. Pertimbangan untuk pembuatan site plan


- Urutan pekerjaan
- Jalan kerja lintasa kendaraan dan lingkungan proyek
- Storages area : material, alat
- Radius alat angkat (crane dll)
- Lokasi workshop, toilet, tempat istirahat, poliklinik, mushola dll
- Denah listrik sementara dan lampu penerangan
- Pagar site dan daerah berbahaya
- Daerah aman untuk evakuasi
- Lokasi alat kebersihan dan tempat pembuangan sampah
- Lokasi alat pemadam kebakaran dan hydrant

M. Program Kebersihan dan 5R


Suatu kondisi kerja yang aman ditentukan sebagian besar oleh sikap pekerja yang memahami
slogan “bersih ditempat kerja”.
Kecelakaan kerja yang sering terjadi sebagai akibat tempat kerja yang tidak bersih adalah:
- Terkena potongan besi/kayu
- Terpeleset
- Kejatuhan material
- Tersambar pergerakan alat
- Tertusuk paku dan logam
Program
- Bersih sebelum pergi: jangan tinggalkan sampah dan skrap material.
- Jaga kebersihan jalan kerja, plat form, tangga dari peralatan atau material yang tidak berguna.
- Bersihkan segera tumpahan olie, minyak dll.
- Buang sampah pada tempatnya.
- Singkirkan logam potongan atau paku yang tidak terpasang.
- Tekuk ujung-ujung paku yang runcing pada potongan kayu.
- Peralatan ataupun material sisa dikembalikan pada tempatnya

4.5. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN PENUNJANG PROGRAM K3


Sesuai dengan standard keselamatan kerja, kontraktor menyediakan Alat Pelindung Kerja (APK)
sebagai berikut:
1. Pembatas Area
2. Jaring Pengaman
3. Tali Keselamatan
4. Pagar Pengaman
23
Alat Pelindung Diri (APD) sebagai berikut:
1. Topi pelindung (safety helmet)
2. Pelindung mata (googles)
3. Tameng muka
4. Pelindung pernafasan dan mulut (masker)
5. Sarung tangan (safety gloves)
6. Sepatu keselamatan (safety shoes)
7. Rompi keselamatan (safety vest)
8. Sumbat telinga
9. Penahan jatuh bergerak (mobile fallarrester)
10. Penahan jatuh (safety deck)
11. Jas hujan (rain coat)
12. Pelindung jatuh (fall arester)
Peralatan P3K sebagai berikut:
1. Tandu lipat 2 gea YDC 1A9
2. Tabung Oksigen 1 m3 + isi
3. Kotak P3K lengkap obat-obatan
4. Ruang P3K
5. Peralatan pengasan
6. Thermoscan
Signage atau rambu-rambu sebagai berikut:
1. Rambu petunjuk
2. Rambu larangan
3. Rambu peringatan
4. Rambu kewajiban
5. Rambu informasi
6. Rambu pekerjaan sementara
7. Stiker evakuasi
8. Tongkat pengatur lalu lintas
9. Kerucut lalu lintas
10. Lampu putar

Gambar. Rambu-rambu pemakaian APD

24
Gambar. Rambu-rambu Larangan

Gambar. Rambu-rambu Peringatan dan Pemberitahuan

Lain-lain yang terkait pengendalian resiko keselamatan konstruksi sebagai berikut:


1. APAR
2. Bendera K3
3. Sirine
4. Lampu darurat

4.6. INSPEKSI K3
A. Inspeksi Harian
Biasanya dilakukan oleh Mandor, pelaksana atau ahli K3 yang ditunjuk oleh Kepala Proyek, secara
rutin dalam tiga periode melaksanakan pemeriksaan K3, yaitu:
Pagi hari, pada puncak perkerjaan dan sore hari menjelang pulang.
Jika ditemukan kondisi pekerjaan yang berbahaya:
- Pemeriksa harus segera menghentikan pekerjaan dan melapor kepada Kepala Proyek.
- Diberikan pengarahan kepada pekerja terkait.
- Jika kesalahan ada pada Instruksi Kerja, maka harus diterbitkan Instruksi Kerja yang baru
berdasarkan kondisi terbaru.
- Para pekerja harus diberi tahu tentang Instruksi Kerja terbaru.

B. Inspeksi Mingguan
Inspeksi mingguan dilakukan oleh Kepala Proyek bersama-sama dengan wakil sub Kontraktor
untuk melihat secara acak pelaksanaan K3 di proyek.
Dalam inspeksi ini juga diberikan pengarahan kepada pekerja yang berada pada tempat kerja yang
berbahaya. Semua pengarahan yang diberikan beserta hasil inspeksi harus dicatat dan diarsipkan.
Hasil inspeksi ini akan menjadi pokok bahasan dalam rapat mingguan di proyek.

C. Inspeksi bulanan
Inspeksi bulanan dilaksanakan oleh Kepala Proyek dan Wakil dari Sub Kontraktor yang dilakukan
secara menyeluruh di lingkungan proyek.

25
Dalam pelaksanaannya inspeksi ini dilakukan bersama dengan inspeksi mingguan pada minggu
terakhir. Inspeksi ini dilakukan secara lebih detail.

4.7. RAPAT K3
A. Rapat K3 Harian / Safety Morning
- Setiap pagi sebelum mulai bekerja.
- Waktunya 5 menit.
- Dilaksanakan di area kerja masing-masing.
- Dipimpin oleh Pelaksana masing-masing area.
- Dibicarakan masalah prediksi pekerjaan berbahaya dan lokasi bahaya pada hari itu.
- Ditunjukkan contoh-contoh kecelakaan yang pernah terjadi bila ada.
- Dibuat ringkasan hasil rapat.
B. Rapat K3 Mingguan
- Dilaksanakan sekali dalam seminggu pada hari yang telah ditetapkan.
- Waktunya 1 jam.
- Dilaksanakan di ruang rapat Kantor Proyek.
- Dipimpin oleh Kepala Proyek.
- Dihadiri oleh petugas K3: Proyek, Mandor, Sub Kon dan petugas lain bila perlu.
C. Rapat K3 bulanan
- Dilaksanakan sebulan sekali pada tanggal/hari tertentu.
- Waktunya 1 jam.
- Dilaksanakan di Ruang rapat proyek.
- Dihadiri oleh seluruh petugas di Proyek.
- Dibahas evaluasi kegiatan K3 dan rencana kegiatan K3 bulan berikutnya.
- Tujuan rapat adalah peningkatan kinerja K3.

4.8. PROSEDUR PENANGANAN KECELAKAAN


Prosedur ini harus dijalankan jika terjadi kecelakaan kerja di proyek. Dengan melakukan investigasi
secara benar dan melakukan analisa tentang penyebab dapat dicegah kecelakaan kerja yang mungkin
bakal terjadi di lain waktu.
Setiap kecelakaan yang terjadi bagaimanapun kecilnya perlu diperiksa, diteliti dan dianalisa secara
mendalam, sehingga dapat diketahui penyebab langsung dan penyebab dasarnya. Kemudian dicari
cara pencegahannya secara tepat agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Semua kegiatan ini harus
dicatat secara baik dan diarsipkan.

26
4.9. ASURANSI
Asuransi proyek (konstruksi)adalah asuransi yang memberikan penggantian finansial jika terjadi
kerugian pada pemilik proyek, kontraktor, tenaga kerja, aset atau mesin dalam proyek, hingga tanggung
jawab hukum terhadap pihak ketiga selama masa pembangunan.

27
BAB V
PEKERJAAN REHABILITASI DINDING DAN PLESTERAN

5.1. PEKERJAAN DINDING BATA


A. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini termasuk dengan penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan peralatan
termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk pekerjaan perbaikan dinding,
perbaikan plesteran dinding, acian dan pekerjaan terkait lainnya.
- Alat yang dapat digunakan antara lain : schafolding, waterpass, laser meter, higrometer, palu ,
gergaji dan sebagainya.
- Pekerjaan penanganan dinding untuk rehabilitasi gedung yang akan dikerjakan meliputi bagian
Transept Utara, Transept Barat / Konsitori, Transept Timur, semua pekerjaan tersebut
termasuk sisi bagian luar dan dalam dinding.
- Pekerjaan rehabilitasi dinding termasuk penanganan perkuatan struktur bata
- Pekerjaan rehabilitasi atap bata pada atap datar oktagonal dengan penanganan perbaikan
mortar dan pelapisan waterproofing.

B. Persyaratan Bahan
1) Batu Bata Baru
- Batu bata baru dengan bahan sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi konservasi
- Ukuran sesuai dengan ukuran yang lazim ada di pasaran
- Penyedia Jaasa harus menyediakan contoh bahan untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas
- Batu bata yang tidak memenuhi syarat, harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
2) Adukan
- Perbandingan Campuran adukan yang terdiri dari Pasir, Semen Merah, Batu Kapur dan
atau Semen Abu-abu yang terdapat pada dinding lama menjadi rujukan untuk pekerjaan
pemugarannya.
- Perbandingan Campuran yang digunakan 1 Pc : 2SM : 2 KP : 8 Ps baik untuk bata lama
maupun bata pengganti.
- Untuk memastikan komposisinya dapat dilakukan test pada Laboratorium yang kredible
- Adukan yang tumpah kebawah pada waktu pemasangan bata merah dan yang sudah
ditinggalkan lebih dari 2 jam tidak boleh dipakai atau dicampurkan dengan yang baru.

C. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pendokumentasian
2) Pemetaan
3) Penggambaran
4) Pemotretan : dilakukan sebelum pengerjaan pemugaran dan tiap tahap pelaksanaan
5) Pembongkaran
- Pembongkaran dinding yang disepakati harus terlebih dahulu dilakukan pengupasan
plester hingga terlihat material penyusunnya (bata) pada sekitar sisi sambungan baik
pada lantai maupun dinding untuk melihat teknik penyambungan antar dinding. Setelah
melakukan analisa struktur, Penyedia Jasa mengajukan metode pembongkaran kepada
Pengawas.

28
- Pembongkaran selanjutnya adalah pelepasan mekanikal elektrikal dan plumbing yang
menempel / tertanam pada dinding.
- Batu bata dibersihkan dan diseleksi kondisinya, yang masih bagus dapat dibersihkan
dengan sikat ijuk dan air, untuk membersihkan lumut dan partikel debu
6) Pemasangan perkuatan struktur
- Perkuatan struktur merupakan bagian dari perbaikan struktur dinding dengan tujuan
memperkuat dan memperkokoh dinding baik secara horisontal maupun vertikal
- Upaya perkuatan struktur dilakukan dengan tetap memperhatikan keaslian bentuk
bangunan agar nilai sejarah dan budaya yang terkandung tetap lestari
- Dinding yang dipergunakan sebagai tumpuan beban perlu diperkuat untuk memastikan
kinerja struktur sesuai harapan,
- Perkuatan dinding unreinforced masonry dengan cara dilapisi dapat dianggap sebagai
suatu struktur komposit apa bila pemasangan lapisan perkuatan ini menyediakan pengikat
yang cukup dan dinding bata mampu untuk mentransfer gaya geser.
- Tegangan pada masonry dan pelapisan harus ditentukan dengan mempertimbangkan
perbedaan modulus elastisitas untuk masing-masing material. Jika tegangan melebihi
kekuatan yang diharapkan dari material pelapisan, maka pelapisan tersebut sebaiknya
dianggap tidak efektif.
- Penambahan lapisan perkuatan dekat permukaan sesuai aturan ASCE 41-17 perlu juga
mempertimbangkan kemampuan dinding melepas air karena struktur dinding bata
menggunakan mortar lama yang sangat sensitif terhadap peningkatan kadar air.
- Pemilihan material perkuatan seperti plat baja, batang baja, atau expanded metal perlu di
desain sesuai dengan target kinerja struktur yang hendak dicapai. Pemeriksaan mutu
jaminan material perlu dipilih sesuai dengan jenis material yang digunakan
7) Pekerjaan perbaikan dinding
- Seluruh permukaan dinding catnya dikelupas hingga tampak plesteran dinding, lapisan-
lapisan cat lama didata urutannya untuk panduan pengecatan ulang
- Apabila plesteran rontok karena rapuh maka bagian yang rapuh dikelupas semua hingga
tampak bata. Kemudian dicari penyebab kelembaban dinding dan perbaiki kerusakan.
- Pengupasan cat pada profilan/cornice dinding dilakukan dengan hati-hati. Plesteran
profilan/cornice yang rusak / rompal diperbaiki dengan komposisi plesteran dan bentuk
yang sama persis.
- Apabila ditemukan plesteran baru (semen) maka bagian tersebut dikupas hingga tampak
dinding batanya. Perbaikan dilakukan dengan plesteran dengan komposisi campuran
sama dengan plesteran lama.
- Pada bagian dinding yang terdapat rencana perbaikan yang mengharuskan adanya
pembobokan dinding maka perbaikan hanya sebatas pengupasan cat / plesteran,
perbaikan selanjutnya menunggu pekerjaan perbaikan bagian lain tersebut selesai.
- Dinding yang diperbaiki karena plesteran tergores / mengelupas penangannya dengan
mengupas plesteran yang sudah rapuh disekitar plesteran rusak hingga tampak bata
dinding.
- Dinding yang retak secara struktur (sudah terlihat dinding bata retak) terlebih dahulu dicari
penyebabnya, dan menghubungi ahli struktur untuk mencari solusinya. Pelaksana
Pekerjaan membuat shop drawing perbaikan dan metoda perbaikannya. Setelah disetujui
Konsultan Pengawas maka perbaikan dapat dilaksanakan.
- Apabila dinding retak dan setelah dikupas hanya plesterannya saja, maka plesteran
diganti dengan plesteran baru dengan komposisi bahan yang sama dengan yang lama.

29
- Pada saat pekerjaan konservasi dimulai sebaiknya mockup plesteran baru dengan
komposisi yang sama dengan eksisting dibuatkan lebih dahulu pada dinding lama yang
masih terdapat plesteran lama. Tujuannya untuk melihat apakah komposisi baru dapat
menyatu dengan baik dengan dinding / plesteran lama. Apabila tidak menyatu harus
segera dicarikan komposisi baru.
- Pada dinding yang ditumbuhi tanaman / berlumut dilakukan perbaikan penyebab
lembabnya dinding, pemberian obat anti lumut / herbisida hingga tanaman mati kering.
Tanaman dicabut dengan hati-hati hingga ke akar-akarnya kemudian celah- celah yang
masih ada digrouting.
- Setelah dinding diperbaiki dilakukan perkerjaan pengecatan yang detil pekerjaannya
dapat dilihat pada bab pekerjaan masing- masing.
8) Pekerjaan perbaikan atap datar bata
- Penanganan dilakukan in situ dengan melepas lapisan membran kemudian dilakukan
pengecekan tingkat kerusakan atap datar
- Dipastikan kondisi permukaan benar-benar kering sebelum permukaan dilakukan
pelapisan mortar baru dan pelapisan waterproofing
- Pelaksanaan pekerjaan waterproofing dijelaskan di bab lain di RKS ini.
9) Penggantian bahan meliputi
- Penggantian komponen / unsur dinding asli dengan bahan baru dilakukan bila komponen
atau unsur asli telah rusak dan secara teknis sudah tidak layak dipakai dan secara
struktural dipandang perlu demi mempertahankan keadaan dinding
- Bahan baru pengganti bahan asli adalah bahan baru tetapi jenis dan kualitasnya sama
dengan bahan asli (usia, bentuk, bahan, ukuran dan tata letak)
10) Penyusunan kembali
- Bata yang dikategorikan rusak diganti dan diberi tanda
- Penggunaan spesi harus hati-hati agar tidak meluap ke sisi bata
11) Pemasangan
- Cara dan perlengkapan untuk pengangkutan bata atau adukan harus sedemikian rupa
sehingga tidak merusak bata atau merusak BCB lain yang tidak masuk ke dalam lingkup
pekerjaan
- Ketebalan adukan menyesuaikan dengan pasangan dinding bata sebelum dilakukan
pembongkaran
- Bata tidak boleh dipasang pada waktu hujan yang berlangsung lama atau hujan lebat
- Adukan yang hanyut akibat dari hujan harus segera disingkirkan
- Pasangan bata untuk pengisi pada posisi pemasangan kolom, sloof, ringbalk disusun
sedemikian rupa sekaligus sebagai pengganti bekisting sehingga pemasangan harus
dapat mengurangi rembesan air dari adukan beton pada saat dilakukan pengecoran.
- Tidak diperkenankan berdiri diatas pekerjaan bata sebelum mengeras
- Bata harus dipasang dengan baik, rata, horizontal, dikerjakan dengan alat-alat pengukur
datar ataupun tegak (”lot ”, dsb), sambungan sama rata, sudut persegi,
naad tegak tidak segaris (silang) permukaan baik dan rata, ”bergigi” (tiap sambungan
saling menutup).
- Pada penghentian-penghentian pasangan harus dipakai penggigian miring.
- Setiap hari hanya diperkenankan memasang setinggi 1 m
- Sebelum pemasangan, semua bata harus dibasahi dengan air bersih sampai jenuh,
atau direndam dalam air sehingga buih-buih hilang
- Bata baru yang cacat, gumpil bahkan patah tidak diperkenankan untuk dipasang

30
5.2. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup perbaikan dinding pada bangunan cagar budaya dengan kelembaban
tinggi maupun plesteran baru pada dinding baru.
Untuk pekerjaan penanganan dinding lama pada area Portico, area teras selatan, area transept
dan balkon Selatan, area transept dan balkon utara, Menara barat dan timur, bagian dalam
ruangan Hexagonal, area tambur atap dak , yang dilakukan sebagai berikut :
- Pengerokan cat lama, pembersihan dan pengecatan baru sesuai dengan spesifikasi yang
sesuai.
- Perbaikan mortar dan cat eksisting dengan mortar dan cat bernafas (breathable)
B. Bahan
- Mortar plesteran dan acian digunakan jenis breathable lime mortar.
Dengan sifat mengeluarkan kelembaban dan kandungan garam yang terperangkap di dalam
serta menahan air dari sisi luar dinding, sehingga kecenderungan lapisan selalu kering dan
dinding tidak mudah berjamur.
- Data teknis Plesteran (UZIN Heritage Mortar)

Data Teknis Acian (UZIN heritage Mortar)

31
C. Pelaksanaan Plesteran
- Dinding yang akan dilakukan perbaikan dipersiapkan dengan baik, terlindungi atap. Dinding
lama dilakukan pengupasan, dibersihkan dengan sikat kawat atau dengan semprot air
(rekomendasi high pressure cleaner)
- Pengadukan mortar plaster sebaiknya menggunakan mesin molen atau hand mixer karena
mengandung zat additif izocomponent yang sulit bercampur.
- Jika ada dinding yang berlubang dilakukan penambalan dan tambalan ditunggu hingga
mengering sempurna (1x24 jam)
- Setelah semua bidang siap, dilakukan pengaplikasian secara merata, jika dikehendaki
ketebalam aplikasi lebih dari 1 cm, maka aplikasi dilakukan dengan 2 lapis dengan jeda 1 hari,
lapisan bawah harus dibuat alur horisontal untuk menahan adukan selanjutnya dan kasa fiber
untuk menghindari retak.
- Pekerjaan acian bisa dilaksanakan setelah mendapat pesetujuan dari pengawas atau Tim
Penerima Hasil Pekerjaan.

D. Pelaksanaan Acian
- Dinding yang sudah dilakukan plesteran, baik pembangunan baru ataupun pemugaran /
renovasi bangunan cagar budaya, dapat dilakukan pekerjaan acian.
- Mortar acian diaplikasikan secara manual dengan trowel atau dengan pompa mesin, dengan
ketebalan aplikasi yang direkomendasikan 2-3 mm.
- Disarankan untuk menerapkan pelapisan dengan 2 kali lapis, lapisan pertama ketebalan 1-1,5
mm. Saat lapisan pertamama kerring sebagian (setelah 30-60 menit), lapisan kedua
diaplikasikan dengan ketebalan 1-1,5 mm untuk mencapai ketebalan 2-3 mm.
- Sebelum dilakukan pengecatan, acian dibiarkan mengering / mengeras minimal 3 hari.
- Setelah mengeras sempurna maka dapat dilakukan pengecatan.
- Hindari pekerjaan acian di bawah sinar matahari langsung atau angin dan hujan.
- Jika acian diterapkan dalam ruangan, perlu untuk memastikan ventilasi ruangan yang tepat
untuk pengeringan yang optimal.

32
BAB VI
PEKERJAAN REHABILITASI STRUKTUR KAYU

6.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Penanganan kayu lama : dalam pekerjaan ini dilakukan pengecekan terhadap kayu lama,
pembersihan dan penggantian bilah papan atau balok kayu yang sudah lapuk dengan bahan kayu
sesuai spesifikasi.
b. Untuk pekerjaan penggantian bilah kayu atau balok kayu yang lapuk pada area Portico, area teras
Selatan, area transept dan balkon Selatan, area transept dan balkon utara, bagian dalam
ruangan Hexagonal, area kubah cupola, area tambur atap dak.
c. Penggantian kusen dan daun pintu / jendela dangan bahan kayu baru sesuai spesifikasi, pada
Menara barat dan timur, bagian dalam ruangan Hexagonal.
d. Pemasangan Kayu Baru adalah memasang kayu pengganti dengan menggunakan kayu yang benar
benar baru yang sudah dalam kondisi memenuhi persyaratan dan ketentuan dan belum pernah
dilakukan perlakuan apapun atau untuk rencana lain sebagai komponen sebuah bangunan.
e. Penggantian dan pemasangan pelapisan tangga pada Transept Selatan dan Transept Timur
dengan solid Wood t = 3 mm finish cat lasur clear doff.

6.2. PERATURAN UMUM / STANDAR :


a. RSNI T – 02 – 2003, Tata Cara Perencanaan Konstruksi Kayu Indonesia.
b. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, N.1.3, 1970.
c. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, PUBI 1982.
d. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, RSNI PKKI NI-5 2002.
e. SII 0458 – 81, Mutu Kayu Bangunan.
f. SKI.C – bo – 010: 1987; Spesifikasi Kayu Bangunan untuk Perumahan.
g. ESTÁNDAR 03-2445-1991 Spesifikasi Ukuran Kayu Untuk Bangunan Rumah dan Bangunan.
h. ESTÁNDAR 03-0675-1989 Spesifikasi Ukuran Kusen Pintu Kayu, Kusen Jendela Kayu, Daun Pintu
Kayu dan Daun Jendela Kayu Untuk Bangunan Rumah dan Gedung.
i. Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.55/Menhut-II/2006 tentang Penatausahaan Hasil Hutan
yang berasal dari Hutan Negara yang terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan RI
Nomor P.41/Menhut-II/2014.
j. Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.33/Menhut-II/2007 tentang Penggunaan Surat
Keterangan Asal Usul (SKAU) untuk Pengangkutan Hasil Hutan Kayu yang berasal dari Hutan Hak.
k. Petunjuk Teknis Perawatan Benda Cagar Budaya Bahan Kayu, Direktorat Peninggalan Purbakala –
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata – Tahun 2006.
l. Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor P.41/Menhut-II/2014 tentang Penatausahaan Hasil Hutan
Kayu yang berasal dari Hutan Alam.

6.3. MATERIAL KAYU JATI :


a. Kayu Jati (bulat / glondongan) dengan dokumen resmi dari Perhutani. Dokumen berupa Surat
Keterangan Sah Kayu Bulat (SKSKB) dan/atau Daftar Kayu Bulat (DKB). Selain itu diperlukan
dokumen berupa Faktur Angkutan Kayu Bulat (FA-KB) dan/atau Daftar Kayu Bulat Faktur Angkutan
(DKB-FA).
b. Proses penggergajian kayu jati bulat/glondongan menjadi balok kayu sesuai yang dinginkan harus
dilakukan oleh perusahaan pengolahan / penggergajian yang kredibel / terpercaya.

33
c. Kayu jati bulat / glondongan yang berasal dari Perhutani apabila dalam proses pengolahan /
penggergajian ditemukan cacat fisik yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah
ditetapkan sebagai komponen bangunan warisan budaya / cagar budaya, maka kayu tersebut tidak
boleh digunakan dan harus dilakukan pemilihan ulang proses seleksi kayunya.
d. Kayu jati yang dalam proses pengolahan / penggergajian yang telah diseleksi, diteliti dan dinyatakan
memenuhi kaidah dan persyaratan harus disertai pula dengan dokumen legalitasnya lainnya yang
berupa Faktur Angkutan Kayu Olahan (FA-KO) dan/atau Daftar Kayu Olahan (DK-O) yang dilengkapi
Salinan FA-KB.
e. Kayu jati dalam kondisi tua, dengan bentuk yang lurus, dan tidak dilakukan pewarnaan pada kayu.
f. Kontraktor agar menghitung, mempertimbangkan dan mempersiapkan metode berkaitan dengan
kemungkinan perubahan volume kayu dalam kontrak mengingat eksisting kayu masih dalam kondisi
terpasang.
g. Kayu jati untuk semua komponen struktural dan kayu jati untuk komponen non struktural dengan
panjang lebih dari 4 meter, yang digunakan dalam konstruksi adalah kayu jati dengan kelas mutu A
yaitu :
- Kandungan air < 19 % (kering tidak basah).
- Mata kayu terletak dimuka lebar kurang dari 1/6 lebar kayu.
- Mata kayu terletak dimuka sempit kurang dari 1/8 lebar kayu.
- Tidak pecah, tidak retak.
- Tidak Melengkung
- Arah serat lebih dari 1:13.
- Tidak Ada Gubal (bagian dari kayu yang dekat dengan tepi luar dan masih hidup)
- Tidak ada lubang serangga.
- Cacat lain (lapuk, hati rapuh, retak melintang) tidak diperbolehkan.
h. Kayu jati untuk komponen non struktural dengan panjang kurang dari 4 meter (misal untuk lisplang,
plafond, kusen pintu dan jendela, daun pintu dan jendela) yang digunakan dalam konstruksi adalah
kayu jati dengan syarat:
- Kandungan air < 15 % (kering tidak basah)
- Hanya diperbolehkan terdapat 1 mata kayu pada setiap sisi kayu dalam setiap 3 meter panjang
kayu.
- Tidak pecah, tidak retak.
- Tidak melengkung
- Arah serat lebih dari 1:13.
- Tidak ada gubal (bagian dari kayu yang dekat dengan tepi luar dan masih hidup).
- Tidak ada lubang serangga.
- Cacat lain (lapuk, hati rapuh, retak melintang) tidak diperbolehkan.

6.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN :


a. Pelaksanaan Pasang Kayu Lama
- Pekerjaan kayu dilakukan oleh tukang kayu yang sudah berpengalaman di bidang warisan
budaya / cagar budaya.
- Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa konstruksi harus
menyiapkan rencana kerja meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan, metode pekerjaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan dari penyedia jasa konsultansi pengawasan dan Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan (PPHP) / Direksi Teknis yang ditetapkan oleh pemilik pekerjaan, di sertai
gambar shop drawing.

34
- Pelaksana pekerjaan harus melakukan pemeriksaan dan pengecekan terlebih dahulu terhadap
semua komponen pekerjaan yang akan diperbaiki dengan teliti. Selama proses pengecekan ini
harus dilakukan identifikasi.
- Selama proses pemeriksaan dan pengecekan ini, semua komponen pekerjaan harus diperiksa
keaslian dan kelayakannya. Pemeriksaan setiap bahan asli dilakukan bersama dengan
penyedia jasa konsultansi pengawasan dan pengguna jasa. Semua hasil pemeriksaan
kelayakan dibuatkan berita acara nya yang terdiri dari keterangan (minimal): hasil pemeriksaan
komponen bangunan masih layak pakai, atau harus melalui proses perbaikan, ataupun sudah
tidak layak pakai karena sudah tidak memenuhi estándar kekuatan struktur. Berita acara ini
harus di tandatangani oleh penyedia jasa konsultansi pengawasan dan pengguna jasa, atau
salah satu dari keduanya.
- Selama proses pemeriksaan dan pengecekan ini, harus dilakukan pendataan dan penandaan
kondisi kerusakan setiap detil komponen bangunan lengkap dengan ukuran dan istilah-istilah
tiap bagian. Semua pendataan dan penandaan kerusakan-kerusakan yang terjadi, harus
dilakukan pemotretan untuk mempermudah proses rekonstruksi.
- Selama proses pemeriksaan dan pengecekan ini, harus dilakukan pengukuran, pengecatan
tanda, dan pemotretan setiap komponen bangunan dengan pembanding skala.
- Pemeriksaan terhadap jenis, bentuk ukuran maupun mutu wajib dilakukan dengan teliti. Kayu
yang harus dilakukan perbaikan, harus mengikuti kaidah-kaidah perbaikan kayu benda cagar
budaya, atau seperti yang diatur dalam pelaksanaan penambalan/pengisian kayu dengan
epoxy resin dan pada bagian perbaikan kayu lainnya dalam dokumen ini.

b. Perbaikan kerusakan kayu seperti retak, lapuk atau rusak pada kayu dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
- Kayu disikat perlahan-lahan menggunakan sikat ijuk dengan/tanpa air, kemudian dibersihkan
menggunakan penyedot debu (vacuum cleaner), dan bila perlu menggunakan kompresor.
Apabila perlu cat dikupas agar kerusakan dapat terlihat jelas.
- Kayu yang berlubang-lubang atau retak, dapat diatasi dengan metode injeksi kayu
menggunakan bahan campuran Epoxy Resin (jenis epoxy resin akan ditentukan atas
persetujuan penyedia jasa konsultansi pengawasan dan pengguna jasa) dan hardener.
Sebelumnya retakan ditutup dengan (lempung) atau bila retakan lebar ditutup dengan triplek
yang diolesi Vaseline. Bagian atas retakan dibuat corong atau dibor Ø 0,6 mm untuk
memasukkan bahan dengan menggunakan injector/spet perlahan-lahan hingga rongga
retakan penuh. Setelah kering, kupas lempung dengan spatula hingga bersih.
- Untuk bagian-bagian kayu yang terlepas dapat diatasi dengan menggunakan bahan perekat
(lem) kayu.
- Kayu yang berongga di bagian dalam, dapat diatasi dengan diisi pasta yang merupakan
campuran dari epoxy resin, mill (talc) dan serbuk kayu jati (disaring dengan ukuran 42 mess).
Tutup lubang dengan triplek yang diolesi Vaseline serapat mungkin agar tidak bocor. Sisakan
rongga dibagian atas untuk menuangkan pasta tadi ke dalam rongga. Setelah resin kering,
triplek dapat dilepas.
- Kayu yang berongga di bagian dalam yang sulit terjangkau yang wujud/ukurannya besar atau
kecil-kecil merata dan atau berkelok kelok didalam dapat diatasi dengan metode injeksi kayu
menggunakan bahan campuran Epoxy Resin dan hardener dengan kadar viscosity
(viskositas/keenceran) yang rendah mendekati nol. Sebelumnya retakan ditutup dengan wax
(lempung) atau bila retakan lebar ditutup dengan triplek yang diolesi Vaseline. Bagian atas
retakan dibuat corong atau dibor Ø 0,6 mm untuk memasukkan bahan dengan menggunakan
injector/spet perlahan-lahan hingga rongga retakan penuh. Setelah kering, kupas wax dengan
35
spatula hingga bersih. Bagian bekas resin yang sudah keras dan kering dihaluskan dengan
gerinda.
- Kayu yang berlubang atau rusak karena pelapukan atau rayap dapat ditambal pasta yang
merupakan campuran dari epoxy resin, mill, dan serbuk gergaji kayu agar rata kembali.
Sebelumnya kayu diawetkan dulu dengan insektisida kemudian pasta dimasukkan kedalam
bagian yang akan ditambal menggunakan spatula hingga rata.
- Kayu yang mengalami kerapuhan kurang dari 50% namun dari segi kostruksi aman, dapat
diperbaiki. Bagian kayu yang rapuh disambung dengan kayu yang sekualitas dengan kayu asli.
- Kayu yang mengalami kerapuhan lebih dari 50% dan dari segi konstruksi membahayakan
keseluruhan kayu, sebaiknya diganti dengan kayu yang sekualitas dengan kayu asli.
- Penyambungan kayu pada titik buhul sesuai dengan teknik pelaksanaan aslinya.

c. Pelaksanaan Pasang Kayu Baru :


- Pekerjaan persiapan kayu baru dapat dikerjakan di lokasi proyek atau dikerjakan di bengkel
kerja dengan ijin pengawas.
- Pekerjaan kayu dilakukan oleh tukang kayu yang sudah berpengalaman di bidang warisan
budaya / cagar budaya
- Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia Jasa konstruksi harus
menyiapkan rencana kerja meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan, metode pekerjaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
untuk mendapat persetujuan dari penyedian jasa konsultansi pengawasan dan Panitia
Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)/Direksi Teknis yang ditetapkan oleh pemilik pekerjaan, di
sertai gambar shop drawing.
- Ukuran kayu yang dipasang harus sesuai dengan yang disyaratkan dan sesuai dengan gambar
rencana. Semua ukuran kayu yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi (sesudah diserut
dan finish) dan harus lurus tanpa cacat, tidak melengkung dan lain-lain yang dapat menurunkan
mutu kayu. Semua pekerjaan kayu seperti diuraikan diatas dipotong diserut dengan mesin
tanpa kecuali.
- Pemeriksaan terhadap jenis, bentuk ukuran maupun mutu kayu, wajib dilakukan dengan teliti.
- Mutu Kayu. Semua kayu harus bebas dari getah-getah, cacat-cacat kayu seperti mata kayu,
retak-retak, bengkok, dan sebagainya dan harus sudah mengalami proses pengeringan udara.
- Kadar Air. Harus dijaga agar kadar air tersebut konstan baik pada saat penyimpanan,
pengerjaan, maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.
- Penyusutan Kayu. Persiapan, penyambungan, dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus
sedemikian rupa sehingga penyusutan pada bagian-bagian tertentu atau arah-arah tertentu
harus tidak mempengaruhi kekuatan dan bentuk terakhir dari pekerjaan dan tidak merusak
bahan-bahan secara terus menerus.
- Untuk pekerjaan kayu dengan menggunakan paku-paku, sekrup dan lain-lain, alat untuk
sambungan harus digunakan yang sesuai ukurannya.
- Alat penyambung baut harus dibuat dari baja ST 37 atau besi yang mempunyai kekuatan
setara dengan baja ST 37
- Bahan-bahan kayu dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain yang dapat menyebabkan
cacat atau kerusakan pada kayu. Cara penimbunan bahan-bahan dilapangan dan hasil
pengerjaan tidak boleh sampai mengakibatkan turunnya mutu pekerjaan.
- Kayu yang terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, pelaksana pekerjaan diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi
tanggung jawab pelaksana pekerjaan
36
- Ukuran paku yang digunakan untuk kegiatan rangka atap harus disesuaikan dengan ukuran
kayu yang dipasang dan harus memenuhi syarat-syarat dalam PUBI 82 pasal 93 dan SII 0194-
78.

6.5. PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU / JENDELA KAYU


a. Pembongkaran Kusen Pintu / Jendela lama
- Pekerjaan dimulai dengan melepas daun pintu / jendela baru dilakukan sedekat mungkin
terbongkar utuh / tidak rusak parah.
- Sebelum dilakukan pembongkaran rangka kusen pintu/jendela baru, harus diperhatikan
bagaimana pengikatan rangka yang akan dibongkar jangan sampai terjadi kerusakan lanjut
akibat pembongkaran. Sedapat mungkin kusen terbongkar utuh / tidak rusak parah.
- Bongkaran kusen dan daun pintu / jendela segera disatukan lagi sebelum dikeluarkan dari area
kerja.
- Kusen pintu / jendela yang sudah dibongkar dan direncanakan untuk dipakai kembali menjadi
hak penuh Pemilik Bangunan. Apabila rusak akibat pekerjaan pembongkaran maka Pelaksana
Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas kejadian ini termasuk pembiayaannya.
- Kusen pintu / jendela yang sudah terbongkar dan tidak dipakai, menjadi hak Pelaksana
Pekerjaan dengan sepengetahuan dan persetujuan Pemilik Bangunan.

b. Pembuatan dan Pemasangan Kusen


- Seluruh pekerjaan dikerjakan di lokasi pekerjaan tidak diperkenankan dilakukan di workshop.
- Ukuran Dimensi Kusen Baru mengikuti ukuran yang ditemukan dilapangan dengan bermacam
variasi sesuai dengan kondisi yang ada.
- Kupingan Kusen sebagai angkur sudah termasuk dalam pekerjaan ini
- Angkur tambahan pada kaki kusen dipasang pada sisi tengah dan bagaian bawah menggunakan
besi beton 12 mm yang dipasang pada masing masing kusen pintunya.
- Bentuk, Ukuran atau Letak List Tepi dan profilan harus sama dengan aslinya, faktor ketiadaan
atau perbedaan mata serut peralatan yang digunakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
penyedia jasa, kesalahan dalam pembuatan profilan identik dengan penggantian kayu baru.
- Seluruh sambungan menggunakan Sindik Kayu, tidak diperkenankan menggunakan Paku dan
Lem.
- Tidak menggunakan Duk pada bagian bawah kusen.
- Seluruh permukaan kayu yang bersentuhan dengan dinding harus dilapisi dengan Plinkote
terlebih dahulu sebelum dipasang.

c. Pekerjaan Pembuatan Daun Pintu / Jendela


- Seluruh pekerjaan dikerjakan di lokasi pekerjaan tidak diperkenankan dilakukan di workshop.
- Ukuran Dimensi Daun Pintu Baru mengikuti ukuran yang ditemukan dilapangan dengan
bermacam variasi sesuai dengan kondisi yang ada.
- Bentuk, Ukuran atau Letak List Tepi dan profilan harus sama dengan aslinya, faktor ketiadaan
atau perbedaan mata serut peralatan yang digunakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
penyedia jasa, kesalahan dalam pembuatan profilan identik dengan penggantian kayu baru.
- Seluruh sambungan Frame menggunakan Sindik Kayu, tidak diperkenankan menggunakan Paku
dan Lem.
- Sambungan antar papan pada bagian panel tengah menggunakan sistim “Lidah “

37
6.6. PEKERJAAN PLAFOND PAPAN
a. Jika terdapat pekerjaan pembongkaran plafond, maka dimulai dengan melepas panel-panel plafond,
pelepasan mekanikal elektrikal yang menempel rangka plafond, sebelum pembongkaran rangka
plafond diperhatikan pengikatan rangka yang akan dibongkar namun jangka sampai terjadi
kerusakan lanjut akibat pembongkaran.
b. Papan kayu yang digunakan kayu jati tebal 12 mm dengan rangka plafond kayu profil ukuran 30x60
mm atau sesuai dengan gambar kerja, untuk pola plafond papan baru menyesuaikan dengan yang
sudah dipasang sebelumnya.
c. Apabila para pihak telah setuju untuk mengganti papan kayu baru untuk plafon kubah, sebelumnya
pastikan bahwa ukuran yang dibutuhkan benar-benar sesuai ukuran di lapangan dan kode posisi
rangka plafon kubah
d. Metode sambungan plafond papan mengikuti seperti yang sering dilakukan di lapangan

6.7. PEKERJAAN PAPAN LANTAI KAYU


a. Sebelum penggantian lantai kayu, Penyedia Jasa mengajukan contoh papan pengganti yang sesuai
dengan warna dan pola asli untuk disetujui Pengawas
b. Pembongkaran lantai papan kayu dilakukan setelah mengetahui bagaimana papan tersebut akan
dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Buat mock up pemasangan / perbaikan lantai untuk disetujui Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
d. Jika balok rangka lantai rusak/lapuk, maka lakukan perbaikan kerusakan balok dengan kayu
pengganti kondisi baik dan diberi pelapisan anti rauap, anti jamur, dan bagian yang tertanam dalam
dinding diberi meni.
e. Seluruh pekerjaan papan lantai dapat diterima jika sudah mendapat persetujuan dari Pengawas.

6.8. PEKERJAAN BALOK KAYU


a. Penyedia jasa harus memeriksa kondisi balok kayu apakah bisa dipertahankan atau tidak, kemudian
diajukan metode perbaikan untuk mendapat persetujuan harus diganti keseluruhan atau hanya
diperlukan perkuatan saja.
b. Penyedia Jasa mengajukan contoh bahan kayu pengganti dengan kualitas yang sama dengan kayu
eksisting.
c. Kayu pengganti harus diberi anti rayap, anti jamur, bagian yang tertanam di dinding diberi menie.
d. Penyedia Jasa membuat shop drawing dan metode perbaikan / perkuatan untuk bagian yang rusak
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.

38
BAB VII
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI

7.2 LINGKUP PEKERJAAN


- Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan maupun di luar bangunan
seperti yang tercantum di dalam gambar kerja, yaitu penyediaan bahan, tenaga dan peralatan,
termasuk bongkaran atau perbaikan lantai sesuai dengan gambar kerja.
- Untuk penutup lantai lama diganti dengan bahan baru yang lebih sesuai konteks bangunan kolonial
era abad ke 19, dikerjakan pada area Portico, area teras selatan, transept dan balkon selatan,
transept dan balkon utara.
- Untuk pekerjaan pembongkaran penutup lantai dan intervensi untuk adaptasi fasilitas / utilitas
pendukung dikerjakan pada area teras selatan, menara barat, menara timur.

7.3 BAHAN
a. Bahan yang digunakan untuk pelapis lantai produk dengan kualitas baik, tidak retak/patah dengan
ukuran dan perletakan sesuai dengan gambar kerja
b. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan lantai antara lain :
- lantai marmer ukuran 75x75 cm grouting epoxy resin (type refer to Pastori Gereja)
- batu andesit bakar ukuran 60x60x3 cm coating
- lantai papan solid kayu jati 30 mm dan finish lasur sesuai dengan lantai kayu eksisting
c. Bahan untuk toilet antara lain HT 60x60 cm unpolished, lantai lapis batu tabur 1-2 cm, untuk dinding
batu alam andhesit dan coating clear anti lumut.
d. Bahan untuk pekerjaan perkerasan area luar bangunan, sebagai berikut :
- Perkerasan batu andhesit ukuran 20x20 cm t = 5 cm finishing coating dengan landasan dasar
urugan pasir t = 10 cm dan rabat beton t = 5 cm
- Perkerasan batu andhesit ukuran 20x20 cm t = 5 cm finishing coating dengan landasan dasar
urugan sirtu t = 15 cm, beton K225 / fc 18,68 Mpa t = 10 cm + wiremesh M6
- Kanstin type I ukuran 20x50 cm t = 10 cm.

7.4 PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Sebelum pekerjaan lantai dimulai, Penyedia Barang / Jasa harus mengadakan persiapan yang baik,
terutama dalam menyediakan penutup lantainya.
b. Melakukan identifikasi kembali kerusakan lantai, kemudian dilakukan pembongkaran dan
pembersihan area dan dilakukan pemesanan material pengganti.
c. Semua pelapis lantai (selain kayu) di pasang dengan menggunakan adukan 1Pc:3 Ps
d. Pelapis lantai yang akan dipasang terlebih dahulu harus direndam dengan air sampai jenuh.
e. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali)
sampai jenuh. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat dan
kotoran lainnya.
f. Setelah pasangan cukup kering (24 jam) dan telah disetujui / diperiksa kerapian pemasangannya,
maka celah antara keramik/Naat dikolot dengan cara penyiraman pertama dengan pasta semen
encer, sehingga kira-kira setengah tebal celah terisi pasta semen, kemudian dilakukan penyiraman
kedua dengan pasta semen agak kental hingga benar-benar semua celah terisi pasta semen.
g. Permukaan pelapis lantai bagian bawah harus terisi penuh/padat dengan adukan.
h. Pemotongan pelapis lantai harus dihindarkan, bila terpaksa harus dilakukan dengan pemotong
mesin dengan lebar kira-kira ½ kali lebar keramiknya

39
i. Pemotongan keramik harus menggunakan mesin gergaji khusus nat-nat harus membentuk garis
lurus, lebar nat maksimal 2 mm kemudian diisi / dikolot.
j. Pola pemasangan dilakukan sesuai gambar rencana, corak diatur agar serat-seratnya dan warnanya
menjadi satu kesatuan yang baik
k. Seluruh bagian dibawah pelapis lantai terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak terdapat rongga
udara terjebak dibawah pelapis lantai.
l. Pengisian Naad atau siar keramik dengan mortar tertentu yang tahan asam, basa serta kedap air
yaitu bahan grout MU 408 atau AM Grout atau setara. Warna perekat naad ini disesuaikan dengan
warna keramik. Nat – nat ubin tidak boleh melebihi 4 mm untuk keramik. Pemasangan semen nat,
dilaksanakan paling cepat 24 jam sesudah pemasangan tegel keramik lantai. Pengisian siar-siar
dengan bahan grouting dilaksanakan paling sedikit 4 (empat) hari setelah pemasangan keramik
mengering.
m. Setelah selesai, pelapis lantai dibersihkan dan bebas dari bintik-bintik, ngelotok, retak atau ubin
tergores
n. Selama 3x24 jam lantai yang telah terpasang harus dilindungi dari gangguan pekerjaan-pekerjaan
lain di sekitarnya

40
BAB VIII
PEKERJAAN BETON

8.1 LINGKUP PEKERJAAN


a. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan
gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian, dan peralatan pembantu.
b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian dari pekerjaan
lain yang tertanam dalam beton.
c. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan pemeliharaan beton
dan semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton.
d. Pekerjaan beton untuk pekerjaan pondasi tangga pada Menara barat dengan ukuran dan spesifikasi
sesuai dengan gambar kerja.
e. Pekerjaan beton praktis di pekerjaan Toilet dan atau beberapa lokasi sesuai dengan gambar kerja.

8.2 PERSYARATAN BAHAN


1. Semen Portland
- Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Perencana / Konsultan
Manajemen Konstruksi dan harus sesuai dengan persyaratan standar Indonesia SNI 15-2049-
2000.
- Penyedia Jasa harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type, kualitas dari
semen yang digunakan dan “Manufacturer’s Test Certificate” yang menyatakan memenuhi
persyaratan tersebut diatas.
- Penyedia Jasa harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk mencegah
terjadinya kerusakan. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau
kena air/lembab tidak diijinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan.

2. Agregat Kasar
- Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai menurut SNI
7656:2012 tata cara pemilihan campuran untuk beton normal, beton berat dan beton massa.
- Agregat harus keras, tidak berpori, dan berbentuk kubus. Bila ada butir yang pipih maka
jumlahnya tidak melebihi 20% dari volume dan tidak boleh mengalami pembubukan hingga
melebihi 50% kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles Abration (LAA).
- Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang merusak beton
dan mempunyai gradasi sebagai berikut :

Ukuran
Saringan % Lewat Saringan

1” 25,00 mm 100
3/4” 20,00 mm 90 – 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No. 4 4,76 mm 0-1

41
3. Agregat Halus
- Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari pemecah batu dan harus bersih
dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-
substansi yang merusak beton.
- Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang
tajam dan keras serta mempunyai gradasi seperti tabel berikut :

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

3/8” 9,50 mm 100


No.4 4,76 mm 90 – 100
No.8 2,38 mm 80 – 100
No.16 1,19 mm 50 – 85
No.30 0,19 mm 25 – 65
No.50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 - 10

No. 200 0,074 mm 0-5

4. Air
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta zat-zat yang
dapat merusak beton atau baja tulangan.

5. Baja Tulangan besi beton


Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan SNI 2052 – 2017 Baja tulangan beton,
dengan tegangan leleh karakteristik (σau) = 2400 kg/cm2 atau baja U24 dan baja dengan tegangan
leleh karakteristik (σau) = 3900 kg/cm2 atau baja U39. Pengguna Jasa/Direksi/Konsultan Pengawas
akan melakukan pengujian test tarik-putus dan “Bending” untuk setiap 10 ton baja tulangan, atas
biaya Penyedia Jasa.

6. Contoh bahan
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh- contoh material
misalnya : besi, koral, pasir, pc untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana/ Konsultan
Manajemen Konstruksi.
- Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Perencana/ Konsultan Manajemen Konstruksi, akan
dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Kontraktor ke site

8.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Mutu Beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-250 atau ditentukan lain dalam
gambar dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI.
2. Pembersihan
a. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus yang dibengkokkan, sambunagn kait-kait dan
pembuatan sengkang (ring)

42
b. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar konstruksi
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja dalam
24 jam setelah ada perintah tertulis dari perencana / Manajemen Konstruksi.

8.4 CARA PENGADUKAN


1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen
2. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Perencana /
Manajemen Konstruksi
3. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan memeriksa slump pada setiap
cambpuran baru. Pengujian slump, minimal 5 cm dan maksimal 10 cm atau ditentukan lain dalam
gambar / spesifikasi teknis.

8.5 PENGECORAN
1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jauh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Perencana/Konsultan Manajemen
Konstruksi
3. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar untuk
menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos
dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi.
4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat
perhentian tersebut harus disetujui oleh Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi.
5. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split, pasir dan Semen Portland)
kepada Perencana/ Konsultan Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum
pekerjaan dilakukan.
6. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang aman, sehingga
mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.
7. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng, diameter lebih
besar atau sama dengan 0,40 mm, kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam NI-2 PBI.
8. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat, persiapan
perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
9. Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.

8.6 PEKERJAAN ACUAN / BEKESTING


1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan/yang
diperlukan dalam gambar
2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup kokoh dan
dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan
3. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas kotoran- kotoran (tahi gergaji), potongan
kayu, tanah/Lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton.

43
4. Pembongkaran bekesting hanya boleh dilakukan dengan izin tertulis dari Perencana / Manajemen
Konstruksi setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan dari Perencana / Manajemen Konstruksi

8.7 SYARAT-SYARAT PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN


1. Bahan baru di datangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat, beberapa
bahan tersebut harus masih didalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan berlabel
pabriknya.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan pabrik.
3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
4. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan, bila ada
kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

8.8 SYARAT-SYARAT PENGAMANAN PEKERJAAN


1. Beton yang telah dicor di hindari dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
2. Beton dilindungi dari kemungkinan cacad yang diakibatkan oleh pekerjaan- pekerjaan lain.
3. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan seluruh biaya menjadi tanggung jawab Kontraktor
4. Bagian beton setelah di cor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus
menerus selama 10 (sepuluh hari atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI)

8.9 BETON READY MIXED


a. Bilamana beton yang digunakan adalah berupa beton ready mixed, maka beton tersebut harus
didapatkan dari sumber yang disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas, dengan takaran, adukan
serta cara pengiriman / pengangkutan yang memenuhi syarat-syarat yang tercantum pada ASTM
C94-78a
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang telah diuji di Laboratorium
serta secara konsisten harus dikontrol bersama-sama oleh Direksi / Konsultan Pengawas dan
Supplier beton ready mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan
hasil pengujian yang diadakan di Laboratorium.
c. Syarat-syarat Beton Ready Mixed :
- Temperatur beton ready mixed sebelum dicorkan tidak boleh lebih dari 30° C.
- Penambahan additive dalam proses pembuatan beton ready mixed harus sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuat additive tersebut dan dengan persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas. Bilamana diperlukan dua atau lebih jenis bahan additive, maka pelaksanaannya
harus dikerjakan secara terpisah. Dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan ACI 212.2R-
71 dan ACI 212.1R-63.
- Setelah temperatur di dalam beton mencapai maksimum, maka permukaan beton harus
ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat lainnya, untuk mempertahankan panas
sedemikian rupa, sehingga tidak timbul perbedaan panas yang mencolok antara bagian
dalam dan luar atau penurunan temperatur yang mendadak dibagian dalam beton.
Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut di atas dibuka, permukaan beton tetap harus
dilindungi terhadap pengeringan yang mendadak.

d. Beton yang digunakan untuk struktur dalam pekerjaan ini yaitu beton dengan mutu K-250 dan K-
175 (untuk struktur praktis), harus menggunakan beton readymix dengan ketentuan persyaratan
seperti tersebut di atas.
44
BAB IX
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

9.1. LINGKUP PEKERJAAN


1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya
yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
2. Alat yang dapat digunakan antara lain : jala pengaman, schafolding, waterpass, lasermeter, palu,
gergaji dan sebagainya
3. Pekerjaan meliputi seluruh pekerjaan pengadaan, pemasangan, penyetelan penutup atap bangunan
dengan bentuk melengkung dan bentuk lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar, serta
termasuk aksesories, insulasi atau sesuai dengan petunjuk dari Direksi Lapangan.
4. Jika komponen penutup atap tidak dilakukan penggantian, diperlukan pemeriksaan kerusakan
penutup atap, jika terdapat kerusakan maka diganti dengan bahan sejenis yang telah disepakati
dengan persetujuan Direksi Lapangan dan Pengawas.
5. Penggantian penutup atap yang telah korosif dengan bahan baru yang identic sesuai dengan
spesifikasi pada area kubah cupola, area tambur atap dak.
6. Penggantian komponen torong dengan spesifikasi bahan yang sesuai pada Menara barat dan
Menara timur.

9.2. PERSYARATAN BAHAN


1. Lembaran atap terbuat dari seng tebal 0,8mm, matt paint marine grade atau sesuai dengan gambar
kerja pada Atap Kubah dan Menara
2. Aksesories penutup atap, sesuai dengan persyaratan
3. Insulasi berupa thermalflex tebal 15 mm dan list U aluminium 15 mm (ex. Dynami Makmur Lestari)
pada seluruh panel atau sesuai dengan gambar kerja.
4. Atap metal untuk Kubah, Cupola, Menara timur dan Menara barat dengan ketebalan sesuai dengan
gambar kerja.
5. Atap kanopi pada transept utara, timur dan transept barat menggunakan atap membrane exterior
putih.
6. Atap genteng asbes gelombang pada transept utara, transept barat, transept timur, transept
selatan, rumah lonceng, portico, jika kondisi atap masih dalam keadaan baik, hanya dibongkar
untuk penanganan rangka dan kemudian dipasang kembali.
7. Bahan yang didatangkan ke lapangan adalah barang baru dengan kondisi baik, tidak cacat, jika bahan
baru sebagai pengganti dipastikan merupakan bahan yang sejenis dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas
8. Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas kerusakan, kehilangan bahan-bahan dalam
pengiriman, penyimpanan selama pelaksanaan.
9. Apabila para pihak telah setuju untuk mengganti lembaran penutup atap seng dan komponen batang
silang baru, sebelumnya pastikan bahwa ukuran yang dibutuhkan benar2 sesuai ukuran di lapangan
dan kode posisi panel atap.

9.3. SYARAT PELAKSANAAN


1. Sebelum pelaksanaan dimulai, Kontraktor diwajibkan memeriksa gambar-gambar pelaksanaan
termasuk lapisan-lapisan insulasi seperti yang dinyatakan dalam gambar, serta melakukan
pengukuran-pengukuran setempat
45
2. Berdasarkan gambar pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan menyediakan shop drawing yang
memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu dengan yang lain, pengakihiran-pengakhiran dan
lain-lainnya.
3. Sebelum pemasangan penutup atap dilakukan, dipastikan pemasangan rangka atap sudah terpasang
dengan rapi dan sempurna.
4. Kontraktor diwajibkan mengikuti semua gambar detail yang berhubungan dengan pekerjaan atap
dengan mekanisme kerja yang disepakati.
5. Penyekrupan menggunakan skrup dari pabrik dengan warna yang sesuai dengan lembar atapnya,
penyekrupan dilakukan pada setiap gelombang diantara dua gelombang interlock pada lembaran atap
6. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh installer yang telah berpengalaman melaksanakan
pemasangan pekerjaan sejenis dengan bahan yang sama dan dengan hasil yang baik.
7. Kontraktor bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan selama masa jaminan dengan hasil baik dan
wajib memperbaiki atau mengganti yang rusak baik yang terlihat maupun yang tersembunyi hingga
menjadi baik dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor.

46
BAB X
PEKERJAAN BAJA

10.1. SYARAT KHUSUS PELAKSANA PEKERJAAN


a. Merupakan pekerjaan yang dilaksanakan oleh vendor (sub kontrak) spesialis yang memiliki
Subklasifikasi SP011 (Pekerjaan Baja dan Pemasangannya, termasuk pengelasan), Kode KBLI
2020 : 43904

10.2. LINGKUP PEKERJAAN


a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga-kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pekerjaan rangka baja atap, dan pekerjaan baja / besi lainnya, seperti tangga
putar baja / besi sesuai gambar rencana.
b. Alat-alat yang dapat digunakan antara lain : jala pengaman, schafolding, waterpass, laser meter,
mesin las dan sebagainya.
c. Pekerjaan rangka baja yang dikerjakan di area kubah cupola, area tambur atap dak sebagai
berikut:
- Penggantian komponen rangka batang pada rangka atap sesuai dengan gambar kerja dan
spesifikasi teknis.
- Penggantian komponen batang silang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis.
- Perlindungan terhadap komponen baja yang tidak diganti, dilindungi dari debu dan resiko
kerusakan selama pelaksanaan fisik berlangsung
- Pelepasan komponen yang korosif dengan bahan yang baru.
- Pelepasan komponen dalam rangka penanganan penutup atap, komponen baja ini bila rusak
pada saat pelepasan harus diganti dengan spesifikasi yang sesuai dan seoptimal mungkin
dapat digunakan kembali secara layak.
d. Pekerjaan penambahan tangga putar pada Menara barat
e. Pekerjaan torong hujan

10.3. BAHAN
a. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan besi/ baja harus dilengkapi dengan sertifikat mutu yang
harus disertakan bersama pengiriman bahan-bahan tersebut. Sertifikat mutu bahan dikeluarkan
oleh pabrikan yang sesuai dengan mutu bahan standard yang berlaku. Bila pembelian bahan-
bahan dari leveransir, maka leveransir harus menyiapkan sertifikat mutu tersebut yang diperoleh
dari pabrikan pembuat bahan-bahan tersebut
b. Bahan rangka baja pada area atap kubah sebagai berikut :
- Rangka primer : dilakukan penambahan perkuatan menggunakan plat strip dengan ukuran
sama (lebar 6 cm tebal 7,6 mm) menjadi double plat bracing, pemasangan double besi siku
56x56 mm t = 6,5 mm.
- Rangka sekunder : pemasangan baja I 48x110 mm t = 8,2 mm.
- Pemasangan besi siku 40x40 mm t = 5mm
- Pada penyangga silang, kondisi eksisting menggunakan profil plat strip dengan lebar 51 mm
dan tebal 6 mm, terdapat perubahan ukuran pada seluruh batang penyangga silang menjadi
profil baru plat strip lebar 51 mm, dengan ketebalan beragam (18 mm, 16 mm, 14 mm, 12mm
dan 10 mm) atau sesuai dengan gambar kerja.

47
- Dan aksesories serta baja profil lainnya sesuai dengan gambar kerja.
c. Bahan untuk tangga baja sebagai berikut :
- Tangga melingkar Menara barat, yaitu kolom pipa baja dia.30 cm x 13 mm fin cat anti karat
dilas ke baseplat 2x40x40 cm t = 8 mm fin anti karat dangan angkur 4D13 dan rangka tangga
siku L50.50.5, lantai plat grating steel 1”x1/8” finishing cat black matt, Railing D2” dan
D1”galvanis warna cat black matt atau sesuai dengan gambar kerja.
- Tangga melingkar Transept Utara, yaitu pipa baja dia.15 cm fin cat anti karat , tangga plat
besi cor fin.cat anti karat, railing besi dia.3 cm fin.cat anti karat atau sesuai dengan gambar
kerja.
- Tangga luar kubah yaitu tangga stainless lepas pasang bahan steel SUS 304 hairline tiang
40x60 mm, anak tangga 30x15 mm, penggantung stainless steel SUS 204 hairline tanam
dinding sesuai dengan yang tergambar pada gambar kerja.
d. Bahan untuk lantai cupola yaitu plat lantai lantai plat grating steel 1”x1/8”
e. Bahan untuk torong hujan yaitu torong hujan plat seng tebal 0,6 mm dengan finish cat matt, warna
menyesuaikan dengan dinding, ukuran dan perletakan dapat dilihat di gambar kerja.
f. Semua bahan baja yang digunakan harus memenuhi persyaratan normalisasi di Indonesia dan
standar ASTM A-36, dengan tegangan tarik putus minimum 3700kg/m2 dan juga memenuhi
Standar mutu baja ST-37 .
g. Semua baja yang digunakan harus sesuai dengan bentuk ukuran dan ketebalannya serta bebas
dari karat, cacat, tertekuk, terpuntir dengan berat sesuai dengan rencana.
h. Las yang dipakai jenis las listrik dengan mutu FE 260 atau E 6013 sesuai dengan standar JIS.
i. Didalam segala hal, bahan-bahan besi/ baja harus dikerjakan sesuai dengan ukuran potongan-
potongan, diameter, tebal, berat menurut detail-detail konstruksi pada gambar kerja, kecuali jika
dinyatakan lain oleh Pengawas / Direksi Pekerjaan.
j. Angkur dan baut, jika tidak dinyatakan lain, harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
petunjuk pada gambar kerja.
k. Cat dasar, cat pelindung dan cat akhir yang akan digunakan harus sesuai ketentuan.
l. Semua bahan yang akan digunakan pada proyek harus baru dengan kualitas terbaik dan sebelum
digunakan harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas/ Direksi Pekerjaan. Konsultan
pengawas lapangan berhak untuk meminta diadakan pengujian atas bahan bahan tersebut dan
penyedia jasa harus bertanggung jawab atas biaya yang dikeluarkan.
m. Bahan untuk coating adalah cat, dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
n. Apabila para pihak telah setuju untuk menambahkan komponen batang kremona baru pd rangka
atap sekunder, sebelumnya pastikan bahwa ukuran yang dibutuhkan benar2 sesuai ukuran di
lapangan dan kode posisi batang kremona

10.4. PEKERJAAN UMUM


a. Pekerjaan baja/ besi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera pada gambar rencana
(shop drawing) lengkap dengan alat untuk penyambungan, serta pelat-pelat yang diperlukan untuk
integritas elemen-elemen konstruksi sebagai bagian dari kesatuan struktur.
b. Pekerjaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Semua pekerjaan harus diselesaikan secara
sempurna, bebas dari cacat yang terjadi baik karena kurangnya pengawasan pelaksanaan
pekerjaan maupun kualitas pekerjaan itu sendiri. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang
tepat sehingga dalam pemasangan tidak terjadi penyimpangan dari gambar detail yang telah
ditetapkan.

48
c. Semua detail dan sambungan harus dibuat secara cermat dan teliti, sehingga pemasangan tampak
rapi. Semua perlengkapan ataupun pekerjaan lainnya yang tidak secara khusus diperlihatkan
dalam gambar atau disyaratkan untuk hal ini, harus disediakan, kecuali jika diperlihatkan atau
dipersyaratkan lain.
d. Penyedia Jasa diharuskan mengambil ukuran-ukuran yang ada di tempat pekerjaan, tidak hanya
dari gambar kerja saja sebagai usaha untuk mencegah terjadinya halangan-halangan yang
mungkin terjadi akibat kondisi tempat pekerjaan dilakukan.
e. Setiap pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat khusus, stabilitas dan keselamatan ataupun
tidak memenuhi persyaratan yang direncanakan, dapat ditolak dan harus diganti. Pekerjaan yang
telah selesai harus bebas dari cacat puntiran, bengkokan pada penyambung komponen struktur.
f. Baja/ besi yang telah dikerjakan harus segera dilindungi terhadap pengaruh yang merusak dari
lingkungan sekelilingnya dengan cara yang memenuhi persyaratan.

10.5. PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Sebelum pekerjaan pembuatan rangka baja dimulai, Penyedia Jasa harus menyiapkan gambar
kerja (shop drawing) yang menunjukkan detail-detail komponen besi/ baja untuk disetujui oleh
Pengawas/ Direksi Pekerjaan
b. Seluruh pekerjaan pabrikasi harus berkualitas baik. Fabrikasi material baja dengan memperhatikan
anti lendut. Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan besarnya lendutan akibat beban
mati dan hidup.
c. Pekerjaan besi/ baja harus dilakukan dengan akurat sehingga semua komponen dapat dipasang
di lapangan dengan tepat. Pengawas/ Direksi Pekerjaan berhak untuk memeriksa pekerjaan di
lokasi pembuatan dan tidak boleh ada pekerjaan yang masuk ke lapangan sebelum diperiksa dan
disetujui
d. Pengelasan harus menggunakan las listrik yang disetujui Konsultan Pengawas, untuk bagian
bagian struktural dimana hasil pengelasannya harus sama dan rata serta terlihat teratur. Ukuran-
ukuran dan jenis pekerjaan harus sesuai dengan gambar detail dengan rapi tanpa menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada bahan.
e. Permukaan bidang las harus bebas kotoran dan bahan lain yang dapat mengurangi mutu las.
Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektroda.
f. Las yang berlubang retak atau kurang tepat letaknya harus diperbaiki.
g. Las-las yang kurang baik harus diperbaiki atas biaya penyedia barang/jasa. Pengelasan konstruksi
baja harus sesuai dengan gambar konstruksi dan mengikuti prosedur yang berlaku seperti AWS
atau AISC specification. Welder harus berpengalaman lebih dari 3 tahun dan mempunyai sertifikat.
h. Tempat pengelasan dan juga bidang konstruksi yang di las, harus terlindung dari hujan dan angin
kencang.
i. Pekerjaan besi/ baja yang tidak sesuai dengan gambar atau spesifikasi akan ditolak oleh
Pengawas/ Direksi Pekerjaan dan harus segera diperbaiki
j. Pekerjaan pengecatan besi/ baja harus mendapat persetujuan Pengawas/ Direksi Pekerjaan.
Apabila terdapat hasil pengecatan yang tidak baik, bagian tersebut harus dikerjakan ulang
sehingga memenuhi persyaratan
k. Setiap komponen konstruksi baja harus dihitung beratnya agar dapat diatur pengangkutannya.
l. Apabila saat pengangkutan dan pemasangan terdapat kerusakan cat, harus segera dilakukan
perbaikan dengan pengecatan ulang

49
m. Sebelum pemasangan besi/ baja Penyedia Jasa harus menyiapkan tempat penampungan yang
dilengkapi dengan peralatan bantu yang dapat mencegah terjadinya penurunan kualitas bahan,
seperti karat, cacat bentuk akibat pengangkutan yang tidak benar
n. Pemasangan besi/ baja harus memenuhi prosedur yang tercantum dalam SNI03-1729 2002
maupun ASTM.
o. Konstruksi baja setelah disetel di bengkel maka setiap komponen diberi tanda/nomor secar
sistematis agar di lapangan nanti bagian bagian tersebut dapat disambung kembali dengan mudah.
p. Pekerjaan pemasangan baja kuda kuda:
- Sebelum erection dimulai, pemborong harus memeriksa kembali kedudukan angker angker
baja dan memberitahukan kepada Konsultan pengawas lapangan mengenai metoda dan
urutan pelaksanaan(erection)
- Perhatian khusus harus dilakukan dalam pemasangan angker-angker untuk kolom, dimana
jarak dalam pemasangan angker tersebut harus tepat dan akurat (presisi), untuk mencegah
terjadinya ketidakcocokan dalam erection.
- Semua peralatan dan steiger yang diperlukan untuk pemasangan konstruksi baja harus
disediakan oleh penyedia jasa dalam keadaan cukup baik dilapangan, walau secara khusu
tidak diperlihatkan dalam gambar atau persyartan teknis harus tetap diadakan.
- Penyedia jasa bertanggungjawab atas keselamatan pekerja dilapangan. Untuk itu penyedia
jasa harus menyediakan alat alat keselamatan kerja seperti ikat pinggang pengaman, helm,
sarug tangan, pemadam kebakaran dam lain sebagainya yang diperlukan.
q. Sambungan baut pengikat
- Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya.
- Penyedia Jasa tidak boleh merubah atau membuat lubang baru d ilapangan tanpa seijin
Konsultan pengawas dan direksi lapangan. Pembuatan lubang baut harus memakai bor.
- Untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons.
- Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru. Diameter baut, panjang ulir harus sesuai
dengan yang diperlukan. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut.
- Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan baut
itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus dengan momen
torsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut. Panjang
baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling sedikit 4 ulir
yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut.
- Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
- Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang tidak dapat
dikencangkan.
r. Erection
- Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
- Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang sudah
dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut yang tidak dapat
dikencangkan.
- Sebelum erection dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus memeriksa kembali kedudukan
angkur-angkur Baja dan memberitahukan kepada Direksi Lapangan dan Konsultan Pengawas
metode dan urutan pelaksanaan erection.
- Sambungan-sambungan dibuat permanen setelah struktur baja terpasang seluruhnya.

50
10.6. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN
a. Pemasangan harus dengan toleransi yang diijinkan/ diterma dalam standar yang telah disetujui
b. Bila toleransi tersebut tidak tertera dalam standar, maka toleransinya akan diberikan oleh
Konsultan pengawas lapangan.
c. Pemasangan konstruksi baja dengan toleransi yang tidak sesuai dengan gambar kerja dan tidak
disetujui oleh Konsultan pengawas lapangan akan ditolak.
d. Konsultan pengawas lapangan mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan dipabrik pada saat
dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh dikirikm kelapangan sebelum diperiksa dan
disetujui oleh Konsultan pengawas lapangan

51
BAB XI
PEKERJAAN PINTU JENDELA

11.1. LINGKUP PEKERJAAN


1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya
yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan ini antara lain perbaikan atau penggantian pintu jendela, pengecatan, penggantian
hardware lama atau pemasangan baru untuk aksesories pintu dan jendela seperti handle pintu,
pengunci, engsel dan sebagainya.
3. Alat yang dapat digunakan antara lain : schafolding, waterpass, laser meter, hygrometer, theodolite,
palu, gergaji dan sebagainya.

11.2. PERSYARATAN BAHAN :


1. Pintu P1 (Transept Selatan)
- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Daun pintu : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Kaca : kaca patri berwarna, kaca bening 5 mm
- Handle : Pasini Lever Handle Plate: Princess 3780
- Pengunci : Kend Swing Lockcase: K87735-60 – Black
- Engsel : eksisting dengan cat matt black

2. Pintu P2 (Transept Utara)


- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Daun pintu : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Kaca : kaca patri berwarna, kaca bening 5 mm
- Handle : Pasini Lever Handle Plate: Princess 3780
- Pengunci : Kend Swing Lockcase: K87735-60 – Black
- Engsel : eksisting dengan cat matt black

3. Pintu P3 (Menara Barat dan Menara Timur)


- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Daun pintu : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Handle : Pasini Lever Handle Plate: Cuprum 3960 3780 - PVD Graphite
- Pengunci : Kend Swing Lockcase: K87735-60 – Black
- Engsel : eksisting dengan cat matt black

4. Pintu P4 (Transept Timur)


- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Daun pintu : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Handle : Pasini Lever Handle: Princess 3780
- Pengunci : Kend Swing Lockcase: K87735-60 – Black
- Engsel : eksisting dengan cat matt black

5. Pintu P5 (Konsitori)
- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
52
- Daun pintu : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Handle : Pasini Lever Handle Plate: Cuprum 3960 3780 - PVD Graphite
- Pengunci : Kend Swing Lockcase: K87735-60 – Black
- Engsel : eksisting dengan cat matt black

6. Pintu P6 (Transept Timur)


- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Daun pintu : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Pengunci : Kend Swing Lockcase: K87735-60 – Black
- Engsel : eksisting dengan cat matt black

7. Pintu P7 (Dak Atap Menara barat & Timur)


- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Daun pintu : kayu bengkirai dengan finish cat matt
- Handel : Kenari Djaja HRE 75.97
- Pengunci : Kenari djaja
- Engsel : eksisting dengan cat matt black

8. Jendela J1 (Transept Selatan)


- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Daun jendela : krepyak kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Handle : Custom Brass
- Pengunci : Kenari Djaja
- Engsel : eksisting dengan cat matt black

9. Jendela J2 (Oktagonal)
- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Daun jendela : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Kaca : kaca patri berwarna, kaca bening 5 mm
- Handle : Custom Brass
- Pengunci : Kenari Djaja
- Engsel : eksisting dengan cat matt black

10. Jendela J3 (Transept Barat, Timur & Utara)


- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Daun jendela : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Handle : Custom Brass
- Pengunci : Kenari Djaja
- Engsel : eksisting dengan cat matt black

11. Jendela J4 (Lantai 1 )


- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Kaca : kaca patri berwarna, kaca clear 5 mm

12. Jendela J5 (Tambur)


- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Daun jendela : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Handle : Custom Brass

53
- Pengunci : Kenari Djaja
- Engsel : eksisting dengan cat matt black

13. Jendela J6 (Menara elv. +12.27)


- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Daun jendela : krepyak kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Handle : Custom Brass
- Pengunci : Kenari Djaja
- Engsel : eksisting dengan cat matt black

14. Jendela J7 (Menara elv. +12.27)


- Kusen : kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Daun jendela : krepyak kayu eksisting, dengan finish cat matt
- Handle : Custom Brass
- Pengunci : Kenari Djaja
- Engsel : eksisting dengan cat matt black

11.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Pekerjaan pembuatan kusen pintu jendela dijelaskan di bab sebelumnya
2. Penyedia Jasa membuat shop drawing sebelum pekerjaan dimulai dan metode perbaikan atau
pekerjaan yang diajukan kepada Konsultan Pengawas.
3. Penyedia Jasa menyediakan contoh bahan dan diajukan kepada Konsultan Pengawas utnuk
disetujui.
4. Melakukan pengecekan umur kayu asli pada laboratorium atau setidak-tidaknya kayu pengganti
berumur 80 tahun ke atas
5. Jika terdapat pekerjaan perbaikan kusen dan daun pintu, maka Penyedia Jasa, menyediakan
workshop untuk perbaikan pintu dilokasi pekerjaan, tidak diperkenankan diperbaiki di luar area
proyek atau dikerjakan dalam kondisi terpasang daun pintunya.
6. Melakukan perbaikan / penggantian kusen dan daun pintu serta hardware yang rusak
7. Penggantian kayu yang lapuk dengan kayu yang sejenis atau seumur pada bagian yang rusak.
8. Untuk perbaikan yang mengharuskan membongkar pasangan bata, diperbolehkan hanya
membongkar 1 layer bata saja dan harus dikembalikan lagi seperti semula dengan tidak merusak
kondisi batanya. Bidang pertemuan dinding dari kayu pengganti diberi meni.
9. Pengeringan bagian-bagian yang lembab akibat bocor secara alami dan dengan air heater.
10. Pembersihan secara kering atau dengan alkohol, terutama untuk populasi jamur pada kayu.
Pembersihan mekanis pada koloni rayap yang terdapat pada kayu.
11. Membuat Mock up pengecatan dan plituran dan diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk
disetujui. Pekerjaan pengecatan dijelaskan di bab selanjutnya pada RKS ini
12. Membersihkan, memperbaiki kaitan daun pintu yang lekat pada dinding sebagai door stop, kaitan
yang hilang harus diganti dengan pengait baru sesuai model aslinya.
13. Kayu diberi obat anti rayap dan dipolitur / dicat kembali sesuai warna aslinya. Kusen / daun pintu
pada sisi luar diberi cat tahan cuaca.

54
11.4. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
1. Pembongkatan engsel atau hardware lainnya dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak kusen
/ daun pintu. Ganti engsel yang berkarat dengan engsel baru yang terbuat dari bahan yang baik
dengan mengacu bentuk engsel asli.
2. Jika ukuran slot kunci atau aksesories lainnya yang tersedia di lapangan (factor fabrikan) berbeda
dengan ukuran eksisting, maka lubang kayu pada pintu eksisting, dimodifikasi sedemikian rupa
sehingga secara structural dan berfungsi secara normal dan sempurna. Pengerjaan ini diperlukan
kehati-hatian dan kerapian serta mendapat persetujuan dari Pengawas/ Direksi Lapangan.
3. Lubang / cacat yang terdapat pada bekas pemasangan baut, paku dan cacat lain pada pintu agar
ditutup dengan bahan yang sesuai dengan metode dan kaidah arkeologi.
4. Secara umum jenis engsel lama sudah tidak lagi tersedia di pasaran, untuk itu penggantian engsel
diprioritaskan pada dimensi terhadap letaknya, ketebalan plat engsel dan kekuatannya serta harus
dapat dengan mudah bongkar pasang daun pintunya
5. Penggantian Grendel (baik yang berukuran standar maupun yang berukuran panjang) agar
disesuaikan dengan apa yang ditemukan dilapangan.

55
BAB XII
PEKERJAAN KACA

12.1. LINGKUP PEKERJAAN


- Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan kaca yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
berdasarkan kontrak, yang terdiri dari atas penyediaan, pengiriman, dan pemasangan semua kaca
yang harus dipasang pada pintu, jendela, kisi-kisi dan bagian bangunan lainnya.
- Dalam pekerjaan ini dilakukan juga pekerjaan pelepasan panel kaca patri, untuk dibuatkan kaca
patri pengganti yang berlubang dan penggantian ikatan patri yang sudah lemah atau tidak sesuai
dengan spesifikasi. Pekerjaan kaca patri terdapat pada area teras selatan, bagian dalam
ruangan hexagonal.

12.2. PERSYARATAN BAHAN


- Kaca yang dikirim dan dipasang oleh Penyedia Jasa harus merupakan kaca bening dan kaca patri
/ kaca warna dengan timah yang memenuhi syarat dalam SII.0189-73, dengan ketebalan 5 mm
atau ketebalan lainnya (sesuai dengan gambar kerja) yang mempunyai permukaan rata dan tidak
bergelombang, seperti yang diproduksi oleh “ASAHIMAS”.
- Kaca harus dikirim di dalam peti aslinya, yang masih dilengkapi dengan nama pabriknya, type
kaca, kualitas dan ukuran ketebalannya. Pemotongan hanya boleh dilaksanakan di tempat
pekerjaan.
- Semua kaca harus disimpan di dalam ruangan yang bersih dan tidak lembab, dengan temperatur
di atas titik embun. Bilamana kaca tidak mungkin disimpan di dalam ruangan, maka harus
dilindungi dengan terpal atau penutup plastik dan harus diperiksa secara berkala untuk
menghindarkannya dari akumulasi uap air yang dapat merusak kaca.

12.3. FABRIKASI DAN ASSEMBLING


- Semua jenis kaca difabrikasi di Work Shop / Pabrik yang disyaratkan juga mempercepat proses
pemasangan di lapangan, kecuali yang tidak bisa dirakit di pabrik, dilaksanakan di job site.
- Semua sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan dengan bentuk
sambungan yang sesuai standard toleransi. Untuk sambungan yang tahan air harus diberi sealant
dari bagian yang tidak terlihat oleh mata.
- Proses fabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di shop drawing yang sudah disetujui
oleh Pemberi Tugas.

12.4. PELAKSANAAN
- Contoh kaca yang akan dipakai harus diajukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk
disetujui, dan harus dilengkapi dengan semua keterangan yang perlu, untuk meyakinkan bahwa
bahan yang diajukannya memenuhi persyaratan yang tercantum dalam RKS ini.
- Sebelum memulai pekerjaan memasang kaca, Penyedia Jasa harus memeriksa semua sponingan
dimana kaca akan dipasang, untuk meyakinkan kelurusannya, kesikuannya dan kerataannya.
- Semua ukuran kaca harus diambil dari ukuran yang terdapat di lapangan, dimana kaca akan
dipasang. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas ketepatan pada saat pemasangan.
- Ukuran kaca harus sedemikian rupa sehingga terdapat celah yang cukup untuk memungkinkan
kaca bergerak tanpa restriksi dari sponingan yang ada.
- Semua kaca yang pecah yang diakibatkan oleh pemasangan atau pekerjaan, harus diganti oleh
Penyedia Jasa tanpa ada biaya tambahan dari Pengguna Jasa.

56
- Kaca yang dipasang tidak benar atau kaca yang tidak memenuhi persyaratan ini tidak akan
diterima. Kaca tersebut harus diganti sampai diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas, tanpa
ada biaya tambahan dari Pengguna Jasa.

57
BAB XIII
PEKERJAAN SANITAIR

13.1. LINGKUP PEKERJAAN


- Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya.
- Pekerjaan sanitasi ini untuk toilet yang terletak di luar Gereja Immanuel (Blenduk) di sebelah
Gedung Pastori lama.

13.2. PERSYARATAN BAHAN


- Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/Konsultan Management
Konstruksi beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang
tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
- Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Perencana / Konsultan Management Konstruksi berdasarkan contoh yaang dilakukan
Kontraktor.

13.3. PELAKSANAAN
- Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-
sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
- Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan spesifikasi
dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Perencana/ Konsultan
Pengawas.
- Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/berbedaan
ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
- Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan dan fungsinya.
- Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik.

Pekerjaan Kloset
- Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai sesuai dengan tipe di gambar kerja atau
persetujuan dengan Direksi lapangan.
- Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan Management
Konstruksi.
- Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar, waterpass. Semua
noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran.
- Peralatan yang telah dipasang harus dijaga agar tidak rusak hingga pekerjaan selesai.

58
Floor Drain dan Clean Out
- Floor drain dan Clean out yang digunakan adalah metal verchroom, lobang dia. 2” dilengkapi
dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan depverchron dengan draad untuk
clean out
- Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk itu.
- Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat dan disetujui Konsultan Pengawas
- Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus dilobangi dengan rapih,
menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
- Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan dari
noda- noda semen dan tidak ada kebocoran.

Pekerjaan Kran
- Kran, kran wastavel yang digunakan sesuai dengan tipe dan merk yang tertera di gambar kerja
atau persetujuan dengan Direksi lapangan. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai
gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok dipakai yang berleher panjang
dan mempunyaai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding.
- Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai
dengan gambar-gambar untuk itu.
- Stop kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai
dengan gmbar.
- Peralatan yang telah dipasang harus dijaga agar tidak rusak hingga pekerjaan selesai.

Pekerjaan Wastafel
- Wastafel yang digunakan sesuai dengan tipe dalam gambar kerja atau persetujuan dengan Direksi
lapangan lengkap dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type
yang dipakai dapat dilihat pada skedul sanitair terlampir.
- Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada bagian
yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk-
petunjuk dari produsennya dalama brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan
dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya tidak boleh
ada kebocoran-kebocoran.

59
BAB XIV
PEKERJAAN PENGECATAN

14.1. LINGKUP PEKERJAAN


1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
2. Meliputi pengecatan dinding bagian luar dan dalam bangunan, profilan, ornament dinding, kolom,
balustrade.
3. Pekerjaan juga meliputi pengecatan atau pemlituran kayu, plint kayu, kusen dan daunpintu /
jendela, pengecatan plafond, lantai papan, balok kayu, tangga, railing tangga, dan bagian lainnya
yang menggunakan bahan kayu yang kondisi aslinya difinish cat serta seluruh detail permukaan
yang akan dilakukan pengecatan sesuai dengan gambar kerja dan sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.
4. Pekerjaan juga meliputi pengecatan dan anti karat iron mongeries, pintu besi, teralis besi, talang
air hujan, railing tangga besi, rangka besi serta seluruh detail permukaan yang akan dilakukan
pengecatan sesuai dengan gambar kerja dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas
5. Alat-alat yang dapat digunakan antara lain : schafolding, hygrometer, kuas, roll, alat pengecatan
lainnya.
6. Untuk pekerjaan penanganan dinding lama pada area Portico, area teras selatan, area transept
dan balkon Selatan, area transept dan balkon utara, Menara barat dan timur, bagian dalam
ruangan Hexagonal, area tambur atap dak , yang dilakukan sebagai berikut :
- Pengerokan cat lama, pembersihan dan pengecatan baru sesuai dengan spesifikasi yang
sesuai.
- Perbaikan mortar dan cat eksisting dengan mortar dan cat bernafas (breathable)
7. Untuk pekerjaan penanganan bidang kayu pada area Portico, area teras selatan, area transept
dan balkon Selatan, area transept dan balkon utara, Menara barat dan timur, bagian dalam
ruangan Hexagonal, area tambur atap dak , yang dilakukan sebagai berikut :
- Pengerokan cat lama, pembersihan dan pengecatan baru sesuai dengan spesifikasi yang
sesuai.

14.2. PERSYARATAN BAHAN


1. Semua bahan cat harus diperoleh dari produsen yang telah disetujui Perencana dan Pengawas
lapangan.
2. Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih segel, tidak pecah atau bocor
dan mendapat persetujuan Pengawas. Kontraktor pelaksana utama bertanggung jawab, bahwa
warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan persetujuan Perencana/ Pengawas.
3. Sebelum dipakai harus diaduk sampai semua yang mengendap larut. Bila perlu diencerkan
menggunakan bahan pengencer dengan bahan dan proporsi sesuai dengan rekomendasi pabrik
yang bersangkutan.
4. Bahan cat yang digunakan untuk pekerjaan ini sebagai berikut :
- Cat untuk dinding luar dan dalam, langit-langit dan sebagainya harus memakai silicate paint
dan bersifat breathable / bernafas.
- Cat untuk besi digunakan cat marine untuk luar dan dalam
- Cat untuk kayu digunakan silicate paint dan breathable / bernafas.

60
- Waterproofing membrane dan coating (bahan dasar semen dan akrilik emulsion) ex Sika
dengan lokasi pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.

14.3. DAFTAR BAHAN


Setelah kontrak ditanda tangani, kontraktor pelaksana harus secepat-cepatnya tapi tidak kurang dari 1
(satu) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang
akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan dan dekorasi kepada Pemberi Tugas. Semua bahan-bahan
harus disetujui oleh pemberi tugas.

14.4. PEMILIHAN WARNA


Pemilihan semua warna harus berkoordinasi dengan Pengguna Jasa, Perencana, disesuaikan dengan
warna kondisi eksisting, antara lain :
- Exterior wall dengan cat matte finish breatheable lime mortar dan skimcoat, color 9870 – white
(ex.KEIM)
- Exterior wall dengan cat matte finish breatheable lime mortar dan skimcoat, color 9055 – pastel
(ex.KEIM)
- Exterior wall dengan cat matte finish breatheable lime mortar dan skimcoat, color black (ex.KEIM)
- Interior wall dengan cat matte finish breatheable lime mortar dan skimcoat, color 9870 – white
(ex.KEIM)
- Metal roof dengan cat matte finish, marine grade, sisi dalam dan luar, warna menyesuaikan
eksisting
- Metal cladding dengan cat matte finish, marine grade, sisi dalam dan luar, warna menyesuaikan
eksisting
- Bidang kayu pada plafond menggunakan cat kayu warna krem dan coklat tua dan untuk
beberapa bagian cat warna putih sesuai dengan dinding.
- Bidang kayu pada pintu jendela menggunakan silicate matt paint (ex. KEIM) warna
menyesuaikan eksisting.
- Untuk pelapisan waterproofing baru menggunakan waterproofing primer high flexible acrylic
based, alkali resistant liquid applied membrane UV stable type sikacoat plus + screed sloping ke
arah gutter

14.5. PELAKSANAAN
a. Persiapan permukaan dinding / kayu (permukaan baru)
- Untuk permukaan baru, cukup bersihkan permukaan dari debu dan kotoran. Proses
pembersihan bisa menggunakan sikat, amplas halus dan apabila diperlukan bisa
menggunakan air bersih.
- Cek kelembapan permukaan bidang yang akan di cat untuk melihat apakah sudah kering dan
sudah siap untuk di cat, usahakan permukaan dinding/kayu dalam kondisi kering sebelum di
cat.

b. Persiapan permukaan dinding / kayu (permukaan lama / sudah ada cat eksisting – cat akrilik
atau cat organic)
- Lakukan observasi untuk melihat problem yang ada pada permukaan dinding/kayu seperti
cat terkelupas, cat menggelembung, dan infeksi jamur/lumut.
- Apabila permukaan dinding/kayu terinfeksi jamur/lumut, harus di treatment dulu
menggunakan cairan penghilang jamur/lumut kemudian kupas/buang semua cat lama
sampai terlihat permukaan dinding/kayu. Cara pengelupasan cat lama bisa menggunakan
water jet, amplas, atau perontok cat (bio remover).
61
- Apabila cat lama masih dalam kondisi baik (tidak terkelupas dan tidak berjamur) cukup
bersihkan permukaan dinding/kayu menggunakan amplas halus untuk membuka pori-pori
dinding.
- Cek kelembapan dinding/kayu, permukaan yang sudah siap cat harus dalam kondisi kering.
- Cek kadar garam pada dinding/kayu, buang garam yang timbul pada dinding menggunakan
sikat/kuas.

c. Pengecatan dinding
- Seluruh permukaan cat lama harus dikerok / dikupas dan diamplas kasar lalu dibersihkan
atau disedot dengan alat penyedot / Vacuum Cleaner, agar kotoran / abu yang menempel
pada permukaan dinding bersih dengan sempurna.
- Pada saat pengerokan cat harus hati-hati dan dilakukan uji sampling dalam kaitannya dengan
penemuan kembali warna dasar/asli dari bagian tersebut. Warna asli yang ditemukan harus
dilaporkan dan dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana dan Tenaga Ahli untuk ditentukan apakah warna tersebut akan dipergunakan /
dipakai kembali.
- Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat pengkristalan/ pengapuran
bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila
pengkristalan/ pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses pengkristalan
/pengapuran tersebut berhenti.
- Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan sebagainya. Perbaiki
retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan mengering.
- Penyedia Jasa wajib mengajukan contoh bahan dan brosur warna cat yang akan digunakan
dalam perbaikan ke Konsultan Pengawas dan Konsultan Konservasi untuk mendapat
persetujuan sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan.
- Pada pengecatan dinding lama, sebelum dilakukan pengecatan ulang Penyedia Barang/Jasa
harus melakukan pembersihan permukaan dinding lama yang kotor, menghaluskannya
dengan amplas, merehabilitasi kondisi dinding yang rusak, berlumut , mengelupas menjadi
layak untuk dilakukan pengecatan.
- Pengelupasan lapisan cat lama yang sudah rusak dilakukan secara manual atau dengan
water jetting.
- Bila terdapat kondisi yang memerlukan penanganan lebih lanjut agar terlebih dahulu
berkonsultasi dengan pihak konsultan. Termasuk didalamnya bila terjadi keharusan untuk
melakukan pengelupasan dan plester ulang.
- Melakukan rehabilitasi apabila kondisi dinding yang ada sudah rusak, berlumut, mengelupas
sehingga menjadi layak untuk dilakukan pengecatan.
- Bila terdapat kondisi yang memerlukan penanganan lebih lanjut agar terlebih dahulu
berkonsultasi dengan pihak konsultan Perencana dan Pengawas. Termasuk didalamnya bila
terjadi keharusan untuk melakukan pengelupasan dan plester ulang.
- Kontraktor agar menyiapkan peralatan yang memadai, bahan pelindung/ penutup yang aman
terhadap kerusakan lantai, dan terhindar dari kotor akibat cipratan cat yang tidak diinginkan.
- Segala resiko terhadap kerusakan material/ bagian bangunan akibat pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab sepenuhnya oleh kontraktor.
- Aplikasikan cat KEIM sebanyak 2 lapis, dengan lapis pertama cat KEIM dicampur dengan
Dilution/Fixativ/Air sesuai petunjuk pada Data Teknis masing-masing produk. Untuk lapis
kedua cat KEIM tidak perlu dicampur. Jeda waktu antar lapis pertama dan kedua selama 6-
12 jam .
- Cat KEIM bisa diaplikasi menggunakan Kuas, Roller, atau Airless spray (uk nozzle 435t.
62
- Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.
- Penyedia Jasa wajib memberi bahan pelindung pada bidang yang telah diperbaiki apabila
pada area tersebut masih harus ada perbaikan / pekerjaan lain.
- Benda-benda lain yang rusak akibat pengecatan, harus diperbaiki, biaya perbaikan
merupakan tanggung jawab kontraktor

d. Pengecatan Kayu
- Sebelum dilakukan pengecatan kontraktor wajib meneliti ulang kondisi komponen kayunya
apakah terdapat kerusakan yang belum tercantum dalam perencanaan.
- Apabila terdapat kerusakan yang membutuhkan konsolidasi kontraktor berkewajiban
melakukan pendataan ulang terlebih dahulu dan mengkonsultasikan kepada konsultan
pengawas untuk dilakukan bentuk penanganan lanjutannya.
- Untuk permukaan kayu asli yang kondisi lapisan pliturnya masih baik cukup dibersihkan saja,
tidak perlu diamplas dan diplitur kembali. Jika terdapat rusak atau berlubang cukup diisi dan
diratakan dengan microbalon ditambah pewarna yang sama dengan warna kayu, lalu diplitur
dengan warna yang sama dengan warna asli.
- Untuk pekerjaan pemlituran kayu (pada kasus plituran yang sudah rusak) setelah permukaan
kayu bersih dari sisa plitur dan urat kayu telah tampak kembali dapat diberi lapisan anti rayap,
lalu dilakukan pemlituran dan diberi lapisan sherlack. Warna sesuai warna asli plituran
eksisting atau dapat ditentukan kemudian. Untuk kayu yang berlubang atau ukiran kayu yang
rusak dan tidak diganti setempat, sebelum diplitur harus didempul dengan resin atau
microbalon yang diberi warna sama dengan warna kayu.
- Sebelum dilakukan pengecatan semua permukaan kayu harus terlebih dahulu dibersihkan,
dihaluskan dengan menggunakan amplas sampai benar benar halus dan siap dilakukan
pengecatan.
- Pada pengecatan kayu sebelum dilakukan pengecatan ulang kontraktor wajib meneliti ulang
kondisi komponen kayunya apakah terdapat kerusakan yang belum terakumulasi dalam
perencanaan. Apabila terdapat kerusakan yang membutuhkan konsolidasi kontraktor
berkewajiban melakukan pendataan ulang terlebih dahulu dan mengkonsultasikan kepada
konsultan pengawas untuk dilakukan bentuk penanganan lanjutannya. Sebelum dilakukan
pengecatan semua permukaan kayu harus terlebih dahulu dibersihkan, dihaluskan dengan
menggunakan amplas sampai benar benar halus dan siap dilakukan pengecatan.
- Khusus untuk pengecatan kayu pada jendela dan pintu yang terdapat kaca bermotif,
kontraktor wajib menjamin ketelitian dan kebersihan yang mungkin timbul akibat cipratan cat
ke kaca bermotif dengan melakukan penutupan dan perlindungan kaca motif tersebut dengan
bahan/alat yang harus dikonsultasikan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuannya
- kontraktor wajib dan bertanggung jawab menjamin ketelitian dan kebersihan yang mungkin
timbul akibat cipratan cat dengan melakukan penutupan dan perlindungan dengan bahan/alat
yang harus dikonsultasikan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuannya.
- Hindari mengecat pada bidang yang terkena sinar matahari langsung serta hindari mengecat
pada permukaan yang sangat panas / baru terjemur matahari.
- Aplikasikan cat KEIM sebanyak 2 lapis untuk semua sisi, dengan lapis pertama cat KEIM
lignosil-color diaplikasikan diatas KEIM Lignosil-base yang telah kering atau sesuai petunjuk
pada Data Teknis masing-masing produk. Untuk lapis kedua cat KEIM lignosil-color
diaplikasikan setelah lapis pertama kering. Waktu pengeringan selama 6 jam dalam suhu
ruang (23 derajat).
- Cat KEIM bisa diaplikasi menggunakan Kuas, Roller, atau Alat semprot.
- Semua pengecatan kayu harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.
63
e. Pengecatan Besi
- Bersihkan seluruh permukaan cat yang sudah mengelupas dan berkarat memakai sikat kawat
dan dikerok memakai pisau baja atau alat lainnya yang dapat melepas lapisan cat dan
pengkaratan.
- Setelah seluruh lapisan cat terlepas, lalu diamplas memakai amplas besi atau disikat
memakai sikat kawat sampai bersih
- Setelah bersih lalu dilap memakai lap bersih atau disemprot memakai kompresor bertekanan
sedang, agar abu-abu yang merekat, terutama pada pertemuan persilangan rangka dapat
dihilangkan.
- Kemudian hasil pengerokan, pengamplasan, penyikatan dan pembersihan dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa
- Pekerjaan Cat Primer/Dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/material metal
terpasang
- Pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.

f. Pelapisan Kayu dengan Bahan Anti Air


Pekerjaan ini dilakukan untuk menutup seluruh permukaan kayu yang bersentuhan dengan dinding
atau kayu yang tertanam dalam dinding untuk menahan kapilerisasi air.

g. Pelapisan Anti Rayap


Pekerjaan ini dilakukan untuk konstruksi kayu, lantai kayu, plafond papan kayu, kusen dan daun
pintu jendela kayu serta seluruh permukaan kayu sesuai dengan gambar kerja.
- Pelaksanaan pekerjaan Termite Control ini harus dilakukan oleh pekerja yang telah
berpengalaman dan atas petunjuk Pabrik/Agen setempat.
- Sebelum pekerjan dimulai kontraktor harus mengajukan Sub Kontraktor khusus untuk
pekerjaan anti rayap dan mengajukan contoh bahan untuk disetujui Direksi Pekerjaan
- Perbandingan campuran untuk pembuatan larutan siap pakai untuk melakukan pre-
construction Termite Control siap pakai harus mengikuti spesifikasi yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya.
- Pekerjaan anti rayap direkomendasikan tidak disemprot, melainkan menggunakan kuas /
sistem tanam / direndam.
- Bahan-bahan yang sudah dianti rayap, harus diamankan dari kerusakan yang dapat merusak
pekerjaan anti rayap.
- Penyedia Jasa harus memberikan jaminan/garansi bebas rayap selama 5 tahun secara
tertulis kepada Pemberi Tugas. Bila ternyata sebelum waktu tersebut ternyata komponen
bengunan mulai terserang rayap, maka pekerjaan anti rayap ini harus dilakukan kembali,
sedangkan biayanya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

h. Waterproofing membrane
- Bersihkan permukaan yang akan dilapisi waterproofing membrane dengan alat kerja yang
sudah disiapkan, pastikan setiap bidang permukaan benar-benar bersih.
- Kemudian dilakukan pelaburan permukaan atau bidang yang akan dipasang dengan primer
coating (ex. Sika primer) secara merata serta pada bidang dinding sekitar 20 cm dari lantai
- Dilakukan pengecekan kembali laburan primer coating sudah rapi dan menutup semua
permukaan. Ditunggu permukaan kering 4-6 jam.
- Pemasangan waterproofing membrane secara merata ke seluruh permukaan beton dengan
overlap kurang lebih 10 cm. Aplikasikan membrane dengan metode pembakaran (torching).
64
- Gunakan roller pada membrane untuk menghindari udara yang terjebak. Sambungan antar
membrane 100 mm
- Setelah terpasang dengan sempurna, dilakukan tes penggenangan dengan air selama 1x24
jam
- Dipastikan dalam pengetesan, ketinggian air tidak berkurang, yang berarti tidak terjadi
kebocoran.
- Pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.

i. Waterproofing coating
- Bersihkan permukaan yang akan dilapisi waterproofing dengan alat kerja yang sudah
disiapkan, pastikan setiap bidang permukaan benar-benar bersih dari kotoran, minyak dan
dalam keadaan kering.
- Kemudian dilakukan pelaburan permukaan atau bidang dengan waterproofing. Jika
permukaan ada yang berlubang maka ditutup menggunakan polyester mess.
- Tunggu hingga permukaan kering kemudian dilapisi lagi dengan lapisan kedua, dan
seterusnya jika diperlukan untuk lapisan ketiga untuk daya tahan yang kuat dan bertahan
lama.
- Setelah terlapisi waterprofing dengan sempurna, dilakukan tes penggenangan dengan air
selama 1x24 jam
- Dipastikan dalam pengetesan, ketinggian air tidak berkurang, yang berarti tidak terjadi
kebocoran.
- Pelaksanaan pengecatan harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.

14.6. KEAHLIAN
1. Pekerjaan pengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah ahli dan
berpengalaman dalam bidang ini.
2. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus mengatur waktu
sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat mulai dari pengerjaan dasar (Under
coats) sampai dengan pengecatan akhir (finishing coats).
3. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pengawas dan pabrik pembuat cat
tersebut, serta mendapat persetujuan pengawas.

14.7. SYARAT-SYARAT PEMELIHARAAN


1. Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak / cacat sampai dengan perbaikan pekerjaan
tersebut diterima oleh MK. Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tan mengganggu
pekerjaan finishing lainnya. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor
2. Kontraktor harus menjaga pekerjaan pengecatan tembok/dinding yang sudah selesai dilaksanakan
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan pengotoran pada
tembok/dinding.

14.8. SYARAT-SYARAT PENERIMAAN


Hasil pengecatan pada setiap permukaan dinding dan logam harus rapi dan rata (tidak belang-belang)

65
BAB XV
PEKERJAAN LANSEKAP

15.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi menyediakan tanaman yang sehat dan tidak layu untuk area-area yang
ditunjukkan pada gambar kerja. Pekerjaan lansekap meliputi pengadaan tanaman / pohon, galian tanah,
penyediaan media tanam, penanaman tanaman / pohon, pemberian pupuk serta pemeliharaan lansekap
hingga pekerjaan diserahterimakan.

15.2. BAHAN
- Pada pekerjaan ini meliputi pekerjaan penanaman rumput gajah mini, tanaman pagar asoka jawa
dan penanaman pohon Agathis Borneensis / Damar Minyak dan tanaman lainnya sesuai dengan
gambar kerja.
- Ketentuan diameter dan tinggi pohon sesuai dengan gambar kerja. Tanaman yang diajukan oleh
kontraktor harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
- Tanah taman dengan persyaratan yaitu alami, subur, tanah remah bebas kerikil, biji-bijian, gulma
dan akar-akaran
- Media tanam untuk tanaman, pohon dan penutup tanah terdiri dari tanah taman, pupuk
kendang/kompos, pasir saring/ayak.

15.3. PENANAMAN RUMPUT DAN TANAMAN PERDU


Pelaksanaan Pekerjaan
1) Pembuatan lubang tanam untuk penanaman rumput, dibuat dengan kedalaman 15 cm sepanjang
area tanam atau sesuai dengan gambar kerja. Untuk penanaman tanaman perdu, lubang tanam
dibuat 30 cm sepanjang area tanam.
2) Pada lubang tanam diberi tanah yang sudah dicampur dengan pupuk kompos yang sudah matang
sedalam 15 cm untuk penanaman rumput dan 30 cm untuk penananman tanaman perdu
3) Selanjutnya rumput dan tanaman perdu ditanam ke dalam tanah hingga seluruh akarnya tertimbun
tanah dengan jarak tertentu
4) Benamkan rumput secara motif zigzag sehingga pertumbuhan rumput subur, rapat, dan rapi.
5) Pada masa pemeliharaan, tanaman harus disiram rutin, pembersihan semak-semak dan daun
kering, pemangkasan jika sudah lebat..
6) Apabila dalam masa pemeliharaan terdapat tanaman yang mati maka Penyedia jasa harus
mengganti / menanam kembali tanaman sejenis dengan biaya ditanggung sepenuhnya oleh
Penyedia Jasa.
7) Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaan tanaman dimaksud.

15.4. PENANAMAN POHON


Penentuan Titik Tanam
1) Pekerjaan penentuan titik tanam adalah upaya untuk merencanakan pengaturan distribusi bibit
tanaman di areal penanaman. Untuk itu perlu dilakukan analisis peta kontur dan observasi
lapangan.
2) Titik tanam menunjukkan posisi lubang tanam yang merupakan tempat untuk penanaman bibit
tanaman.

66
3) Khusus untuk penanaman tanaman berbentuk pohon, setiap titik tanam diberi tanda dengan
bambu atau kayu setinggi 1 m untuk memudahkan pekerjaan pembuatan lubang tanam dan
penanaman bibit.

Persiapan Lahan dan Pembuatan Lubang Tanam untuk Pohon


- Lubang tanam untuk tanaman berbentuk pohon dibuat secara manual dengan ukuran sesuai
dengan gambar kerja, pengaturannya disesuaikan dengan kondisi lapangan (penetuan titik tanam
dilakukan melalui survei lokasi)
- Pada dasar lubang tanam diberi pupuk kandang sekitar 10 kg/lubang tanam
- Area di sekitar lubang tanam seluas 1 m x 1 m dibersihkan dari tanaman pengganggu

Pekerjaan Penanaman Pohon


1) Penanaman bibit dilakukan sekitar 1 minggu setelah pengolahan tanah
2) Setiap bibit ditanam pada titik tanam yang telah ditentukan dan untuk tanaman berbentuk pohon
ditanam sebagai berikut:
- setiap bibit ditanam di satu lubang tanam.
- Tanah galian digunakan seluruhnya untuk mengisi kembali lubang tanam yang telah berisi bibit
tanaman

3) Setiap bibit yang ditanam diberi label gantung (tag) untuk memudahkan identifikasi.
4) Pekerjaan pemasangan bronjong pelindung bibit tanaman (pohon)
5) Setiap bibit yang sudah ditanam dilindungi dengan menggunakan bronjong yang terbuat dari bilah
bambu.
- Setiap bronjong terdiri dari 12 bilah vertikal dan 4 bilah horisontal sehingga membentuk
anyaman yang melingkar dengan diameter sekitar 60 cm.

67
- Bronjong ditancapkan pada tanah sedalam kurang lebih 10 cm, sehingga tinggi bronjong sekitar
1 m dari atas permukaan tanah.

Pemeliharaan Tanaman
1) Pemeliharaan bibit dilakukan sejak bibit ditanam hingga akhir periode kontrak.
2) Pekerjaan pemeliharaan mencakup:
- Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi kelembaban tanah.
- Pemupukan dengan pupuk ZA 0,1 kg/tanaman dan TSP 0,5 kg/tanaman, sekitar 1 minggu
setelah tanam. Pupuk di tanam sedalam 5 cm dalam radius 40 cm di sekitar tanaman.
- Penyiangan gulma di sekitar lubang tanam
- Pemberian naungan dengan atap dedaunan bila diperlukan
- Pengendalian hama dan penyakit tanaman secara manual atau dengan pestisida.
- Pengamatan pertumbuhan tanaman dan penyulaman terhadap bibit yang mati atau kurang baik
pertumbuhannya.
3) Apabila dalam masa pemeliharaan terdapat tanaman yang mati maka Penyedia jasa harus
mengganti / menanam kembali tanaman sejenis dengan biaya ditanggung sepenuhnya oleh
Penyedia Jasa.
4) Penyedia Jasa bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaan tanaman dimaksud.

Pemangkasan tanaman (tree trimming dan tree prunning)


Pemangkasan difokuskan pada estetika, dengan mempertahankan bentuk dan tampilan pohon /
tanaman yang dikehendaki. Pohon semakin lama akan memiliki cabang yang tumbuh tidak beraturan,
sehingga membuat pohon tampak tidak seimbang, mengganggu pohon / tanaman sekitarnya, tidak
mendapat kelembaban, nutrisi dan cahaya yang cukup untuk proses berkembang.
Pemangkasan juga untuk melindungi tanaman dari hama dan penyakit, meningkatkan hasil produksi
pohon. Langkah – langkah yang dilakukan sebagai berikut :
1. Pemangkasan baru dilakukan jika pertumbuhan tanaman sudah melebihi batas maksimal ukuran
tumbuh yang direncanakan, atau telah tumbuh ranting-ranting liar yang tidak diharapkan.
2. Membuang ranting dan cabang yang sakit dengan cara memotongnya.
3. Semua pekerjaan pemangkasan dilakukan dengan gunting pangkas, dengan cara memangkas
cabang atau ranting arah miring dari bawah ke atas dengan sudut 30o– 50 o.

68
4. Untuk bekas pemotongan cabang / yang permukaannya terpotong lebar, penampang yang
terpotong tersebut ditutup ter (aspal).
5. Pemangkasan ini dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali.
6. Pemangkasan pada tanaman hias untuk pemeliharaan bentuk dilakukan bilamana ketinggian
komposisi kelompok tanaman tidak lagi beraturan dan dipotong sesuai petunjuk ketinggian yang
diminta dalam gambar.
7. Pada tanaman rambat pemangkasan dilakukan untuk cabang yang tumbuh tidak teratur arahnya
dan yang menutupi tanaman-tanaman hias sekelilingnya.
8. Menipiskan area pohon yang tebal dengan cabang. Buang ranting-ranting yang menyilang lalu
buka tanaman sehingga udara dapat bersirkulasi dan cahaya mencapai seluruh bagian tanaman.
9. Pemangkasan tidak dilakukan besar-besaran, tidak lebih dari 25 % dari cabang pohon. Untuk
pohon yang meranggas, dipastikan ada cabang yang hidup setidaknya 2/3 dari pohon. Karena
pohon memerlukan waktu untuk memiliki cabang baru.

69
BAB XVI
PEKERJAAN SALURAN DRAINASE

16.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan , peralatan, penggalian, dan pelaksanaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini, seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana dan
spesifikasi ini, tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
1. Pengangkutan hasil galian keluar area galian.
2. Pekerjaan lain yang terkait seperti culverts (gorong-gorong), saluran pipa air bersih dan kotor,
perlengkapan M&E yang tertanam dan pekerjaan lain yang dibawah tanah, termasuk pemadatan
tanah kembali dari pekerjaan tersebut.
Ukuran saluran yang digunakan sesuai dengan gambar kerja yaitu
- Saluran buis beton 30 cm menuju saluran lingkungan
- Saluran beton U ditch ukuran 40x40 cm dan tutup beton (type A)
- Saluran pas batu bata 30x15 cm finish plester aci dengan tutup plat strip (type B)
- Saluran kerb type tali air 21x40 cm t = 10 cm (type C)
- Saluran kerb type tali air lubang 21x40 cm t = 10 cm (type D)
- Saluran pas batu bata 30x15 cm finish plester aci (type E)
- Bak kontrol beton 60x60 cm dan tutup beton
- Dan ukuran atau spesifikasi lain menyesuaikan gambar kerja dan persetujuan Direksi Lapangan

16.2 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1) Lokasi, panjang, arah aliran dan kelandaian yang ditentukan untuk semua saluran drainase yang
akan digali serta semua saluran pembuang yang berhubungan harus diberi tanda dengan cermat
oleh pelaksana sesuai dengan gambar rencana.
2) Dilakukan pengukuran dilakukan untuk untuk menentukan lokasi, panjang dan kelandaian saluran
yang akan dikerjakan. Dan pemasangan bouwplank harus dipasang pada patok-patok yang
tertancap kuat kedalam tanah dan tidak dapat digerakkan.
3) Penggalian tanah harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan untuk membentuk saluran baru
sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada gambar yang rencana dan memenuhi profil/
dimensi saluran yang ditunjukkan dalam gambar atau bilamana diperintahkan lain oleh Pengawas/
Direksi Pekerjaan.
4) Setelah selesai dilakukan penggalian dengan mengacu dari hasil survey dan telah memenuhi
persyaratan kemiringan untuk dasar saluran, selanjutnya diberi lapisan pasir urug minimal setebal 5
cm dan diratakan selebar dasar galian tersebut yang nantinya sebagai alas
5) Setelah pekerjaan tanah selesai dan mendapatkan persetujuan dari Pengawas/ Direksi, pekerjaan
segera diteruskan dengan pemasangan batu bata dengan campuran 1pc: 4ps pada sisi tegak dan
mendatar, kemudian diletakkan saluran U. Ketinggian dan kemiringan harus sesuai pada posisi
peletakan yang telah direncanakan.
6) Setelah saluran terpasang dengan baik, kemudian dilakukan finishing plester dan acian
7) Untuk penutup saluran digunakan grill besi, dengan spesifikasi sesuai dengan gambar kerja
8) Dipastikan pekerjaan drainase ini rapi, lurus dan tidak terjadi kebocoran, dapat mengalir dengan baik
serta mendapat persetujuan dari Direksi lapangan.
9) Segala kerusakan yang diakibatkan selama waktu pelaksanaan dan masa pemeliharaan serta biaya
yang timbul akibat kerusakan tadi adalah sepenuhnya tanggung jawab pihak Kontraktor.

70
BAB XVII
PEKERJAAN INTERIOR

17.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan , peralatan, disiapkan untuk penempatan atau
pembuatan custom made meubelair sesuai dengan gambar kerja.
Persyaratan bahan : dipilih bahan / material harus sesuai dengan spesifikasi. Apabila karena suatu hal
terjadi penggantian jenis bahan / material, maka pengajuan alternatif tersebut harus memenuhi
persyaratan yang ada dan mendapat persetujuan Konsultan MK / pengawas dan Perencana.
Pekerjaan yang dikerjakan antara lain :
- Pekerjaan armatur wall lamp custon bahan besi cast iron, bola kaca frosted fan ditting lampu.
- Kursi panjang built in pada area jendela oktagonal, area transept timur
- Meja built in pada area transept timur
- Perbaikan dan modifikasi mimbar eksisting
- Partisi (antara kursi panjang dengan ruang tengah dan antara ruang tengah dan meja pendeta)
- Cover standing AC dari PVC board

17.2 PELAKSANAAN PEKERJAAN


- Pekerjaan meubelair custom dapat dikerjakan di bengkel / workshop dengan ukuran dan
spesifikasi sesuai dengan gambar.
- Semua meubelair harus diperiksa dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / MK,
Perencana dan Pemberi Tugas.
- Finishing setiap meubelair harus rapi, tidak cacat, kuat dan bersih
- Pemasangan hardware harus kuat dan tepat sehingga mudah untuk digunakan, dibuka dan
ditutup.
- Pemasangan elemen lepasan harus tepat dan sesuai dengan ukuran yang ditetapkan. Kesalahan
dalam ukuran yang berakibat pada kerapihan bentuk dan desain harus dihindari. Bila hal ini terjadi,
Penyedia Jasa harus mengganti sebagian atau seluruh bagian yang tidak sesuai.
- Sebelun dan setelah pengiriman ke lokasi pekerjaan, perlu dilakukan penyesuaian / penyetelan
untuk menguatkan konstruksi meubelair yang sudah dibuat.
- Setelah penyetelan selesai dilakukan dan sebelum serah terima, Penyedia Jasa harus
membersihkan dari seluruh noda, bekas goresan dan sebagaianya, sehingga kondisi meubelair
dalam kondisi baik dan sempurna
- Pengamanan : harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena adanya pekerjaan lain yang
mungkin dapat menyebabkan kerusakan meubelair.
- Adanya perbedaan suhu di bengkel / workshop dengan di lokasi pekerjaan akan mempengaruhi
kelembaban, sehingga jika diperlukan dilakukan finsihing kembali dengan biaya yang ditanggung
oleh Penyedia Jasa.
- Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh meubelair
sebelum dilakukan serah terima kepada Pemebri Tugas.

71
BAB XVIII
LAIN-LAIN

1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam Dokumen ini dan pada penjelasan ternyata diperlukan, akan
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. Apabila dalam syarat-syarat administrasi, umum
dan teknis masih terdapat kekuranglengkapan akan digunakan ketentuan/peraturan yang berlaku.
2. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan merupakan catatan perubahan / penambahan / pengurangan /
penetapan dari gambar kerja dan RKS. Apabila pada Berita Acara Penjelasan Pekerjaan tidak ada
perubahan / penambahan / pengurangan / penetapan tentang gambar kerja dan RKS, maka penyedia
wajib menanyakan kebenarannya pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan, sehingga dapat ditetapkan
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
3. Material atau bahan bangunan yang akan disupply oleh Penyedia Jasa harus terlebih dahulu mengajukan
persetujuan dengan menyebutkan karakteristik dan sumber perolehan bila perlu dilengkapi brosur /
katalog dan/ atau pengujian laboratorium guna mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan
Pengawas. Material atau bahan bangunan yang didatangkan ke lapangan harus sesuai dengan contoh
material yang telah disetujui Direksi / Konsultan Pengawas
4. Peralatan yang akan disupply oleh Penyedia Jasa harus terlebih dahulu mengajukan persetujuan dengan
menyebutkan jenis, type, merk, spesifikasi dan kapasitas alat, bila perlu dilengkapi brosur/katalog
dan/atau kalibrasi, guna mendapatkan persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas. Peralatan yang
didatangkan ke lapangan harus sesuai dengan yang telah disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
5. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar rencana menyebutkan beberapa merk tertentu atau
klas mutu (Quality Performance) dari material atau komponen tertentu terutama untuk peralatan utama
maka Penyedia Jasa wajib mengajukannya sesuai dengan taraf mutu dan merk yang disebutkan.
6. Apabila nanti selama pekerjaan berjalan terjadi bahwa material atau peralatan yang disebutkan pada label
material tidak dapat diadakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengajukan alasan-alasan yang sangat kuat secara administrasi dan dapat diterima oleh Direksi /
Konsultan Pengawas, maka dapat ditinjau ulang guna penggantian merk, klas mutu peralatan setelah
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana dan Penyedia Jasa, serta suatu sanksi tertentu
untuk Penyedia Jasa Konstruksi.
7. Setiap Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang akan dikerjakan, Kontraktor diharuskan membuat gambar
kerja atau shop drawing untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
8. Jika karena suatu hal atau Kontraktor merasa perlu untuk mengejar keterlambatan yang terjadi, maka
Kontraktor dapat melaksanakan kerja lembur. Biaya kerja lembur Konsultan Pengawas sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
9. Jika pekerjaan lembur dilakukan sampai malam hari, maka Kontraktor wajib mengadakan sistim
penerangan khusus yang memadai, agar supaya pekerja dapat bekerja dengan baik.
10. Segala kerusakan yang timbul akibat pekerjaan serta claim lainnya dari penduduk di lingkungan sekitar
proyek menjadi resiko Kontraktor dan Kontraktor berkewajiban menyelesaikannya secara tuntas.
11. Sebelum serah terima pekerjaan, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna, dan harus segera diperbaiki, semua ruangan harus bersih, halaman harus ditata rapi dan
semua barang yang sudah tidak digunakan dapat disingkirkan. Semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan
mendapat penagwasan dari konsultan pengawas/MK.

72
RENCANA KERJA DAN SYARAT ( RKS )
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

BAB I
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM

I. PENJELASAN UMUM
1. Pemberian pekerjaan meliputi :
a. Mendatangkan, pengolahan, pengangkutan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, pengadaan
semua alat-alat bantu dan sebagainya. Yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk
di dalam usaha penyelesaian dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan
lengkap.
b. Juga disini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian-bagian pekerjaan yang walaupun tidak
disebutkan di dalam dokumen teknis tetapi masih berada di dalam lingkungan pekerjaan haruslah
dilaksanakan sesuai petunjuk Pengawas.

2. Pembangunan yang dilaksanakan ialah :


a. Pekerjaan Elektrikal, dan Elektronika:
1. Pekerjaan Panel TR dan Kabel TR
2. Pekerjaan Kabel instalasi
3. Pekerjaan Penerangan general & emergency
4. Pekerjaan Kotak Kontak / Stop Kontak
5. Pekerjaan Instalasi Tata udara (AC & fan)
6. Pekerjaan Jaringan Komputer dan akses point
7. Pekerjaan CCTV
8. Pekerjaan Sound System
9. Pekerjaan Telepon
10. Pekerjaan Fire Extinguisher
11. Pekerjaan Fire Alarm
12. Pekerjaan Proteksi Petir

b. Pekerjaan Mekanikal:
1. Pekerjaan Genset

c. Pekerjaan lain-lain sesuai dengan dokumen.

73
BAB II
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

PASAL 01
KETENTUAN UMUM

1. Ketentuan Pemborong
Pemborong atau Sub Pemborong untuk Pekerjaan Instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memenuhi
syarat-syarat dan ketentuan antara lain harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku.
Pemborong atau sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan Instalasi Mekanikal dan Elektrikal
berdasarkan dan sesuai dengan :
- Ketentuan Umum ini
- Uraian dan Ketentuan teknis
- Gambar-gambar dokumen teknis
- Ketentuan administrasi
- Perintah Konsultan Pengawas di lapangan baik tertulis maupun lisan.

2. Peraturan dan Syarat-syarat Umum, Dasar Peraturan dan Persyaratan Untuk Pemasangan
Instalasi
a. Untuk Instalasi Listrik
1. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 2011 dan 2020
2. Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau Lembaga Pemerintah yang
berwenang dan telah diakui penggunaannya, di antaranya dari Departemen Pekerjaan
Umum, yaitu :
- Standar NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA, JIS, IEC, ANSI/NEMA.
- Standar penerangan buatan di dalam gedung-gedung 1978, Dit. Jen. Cipta Karya,
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.

b. Untuk Instalasi Tata udara


1. Kerangka Acuan Kerja dari Pemberi Tugas (Owner).
2. Peraturan DEPNAKER RI.
3. Standar yang digunakan :
- ASHRAE Hand Book: Fundamental, ASHRAE, Inc‘
- SNI 03- 6572-2001 - Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkoondisian
Udara pada bangunan Gedung
- SNI-6389-2011-konservasi Energi Selubung Bangunan
- SNI-03-6390-2011-konservasi energi sistem tata udara pada bangunan gedung
- PUIL 2011 dan PUIL 2020

c. Untuk Instalasi Plambing


- Pedoman Plambing Indonesia 2005 dan 2015 SNI 8153_2015 Sistem Plumbing pada
Bangunan Gedung
- Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air Buangan :
Rancangan 1968 (Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan).
- Ketentuan dari PAM setempat.

74
d. Untuk Instalasi Pemadam Kebakaran dan fire Detection
- Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang Ketentuan
Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran pada bangunan gedung.
- Petunjuk perencanaan bangunan dan lingkungan untuk pencegahan Bahaya
Kebakaran pada bangunan rumah dan gedung (SKBI-2.3.53.1987/UDC 699 81 :
72.01).
- Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis, Departemen tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 01/DP/1980.
- Panduan Pemasangan Pemadam Api Ringan untuk gedung pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan rumah dan gedung (SKBI 3.4.53.1987/UDC
699.81.614.845).
- Panduan Pemasangan sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung. (SKBI 3.4.53.1987/UDC
699.81.614.84) dari Departemen Pekerjaan Umum.
- Standard NFPA, dimana sudah diakui penggunanaannya di Indonesia.
- Lampiran sertifikasi asal usul barang (country of origin), brand new, setifikat keagenan
merk di Indonesia, serta surat dukungan dari pabrikan resmi
- Surat ijin dari dinas terkait

3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan


Ketentuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :
a. Lingkup Pekerjaan
- Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang diperlukan kepada
Badan/jawatan yang berwenang untuk instslasi mekanikal dan elektrikal PLN, PAM, Jawatan
Keselamatan Kerja.
- Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan yang terpasang.
- Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas hingga mengenai betul seluruh
instalasi.

b. Penjelasan Umum Pekerjaan


- Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum dimana tidak
ditentukan lain, adalah tetap mengikat Pemborong dianggap mengetahui ketentuan-
ketentuan ini.
- Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang sukar/tidak dapat
dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera dibicarakan dengan Konsultan Pengawas/MK.
- Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan, Pemborong
diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan dari apa yang telah dipasang dan
dimintakan pengesahan kepada Konsultan Pengawas.

c. Syarat Mengenai Bahan


- Semua bahan harus mengacu pada spesifikasi material yang ada dalam dokumen kontrak.
- Semua bahan disediakan oleh pihak Pemborong.
- Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi syarat dan diserahkan
contoh untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/MK.
Apabila peralatan tersebut menurut pendapat Konsultan Pengawas/MK tidak memenuhi syarat
maka Pihak Pemborong harus segera menyingkirkan bahan-bahan tersebut dan menggantikannya
75
dengan yang baik

d. Syarat Keselamatan Kerja


Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan kerja yang memenuhi
syarat-syarat/peraturan perburuhan, di samping syarat-syarat indikator yang dapat
mengukur/menunjukkan adanya tegangan/arus listrik.

e. Serah Terima Pekerjaan


Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam penyerahan tersebut telah dilakukan
tes dan telah dinyatakan baik oleh Konsultan Pengawas/MK. Pada waktu serah terima pekerjaan
Pemborong harus menghadiri dan memberikan penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan
penerimaan oleh pihak Pemberi Tugas.

f. Gambar Revisi
Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi yang dipasang/as built
drawing untuk :
- Arsip Pemberi Tugas (3 set)
- Konsultan Manajemen Konstruksi/MK (1 set)
- Keperluan pengurusan izin-izin sebanyak yang diperlukan.

PASAL 02
PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan commissioning
peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga
diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk dipergunakan
dan baik instalasi tenaga maupun instalasi penerangan. Pengadaan dan pemasangan yang terdiri
dari:
- Pekerjaan Pasang Daya baru PLN
- Panel Utama Bangunan
- Instalasi penyambungan kabel power tegangan rendah
- Panel-panel cabang sesuai single line diagram.
- Kabel / wire dan peralatan dari panel / sub panel ke pemakaian
- Sistem penerangan dan instalasi
- Sistem Kotak Kontak / Stop Kontak dan instalasi
- Sistem AC (Air Conditioner) dan instalasi
- Sistem kabel power elektronika
- Sistem instalasi Pompa plambing & pompa Kolam Renang
- System instalasi kabel proteksi petir
- Testing dan Commisioning

2. Elektrode Konduktor Pengetanahan


Pipa Galvanized ∅ 2" dengan bar copper electroda ukuran sesuai desain dan dimasukkan dalam pipa
Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti pada gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6
76
m dan tanahan pengetanahan maksimal 2 ohm. Kontrol box dengan ukuran 40 x 40 cm dengan tutup
beton. Hubungan antara pengetanahan untuk pengaman, pentanahan untuk netral trafo/generator,
pengetahanan untuk penangkal petir, dan pengetanahan untuk untuk instrumentasi/elektronika harus
sesuai dengan standar/code yang berlaku. Untuk grounding elektronika batasan maximal pencapaian
hambatan terukur adalah dibawah 1 ohm.

3. Jaringan Tegangan Rendah


Kelengkapan Kompartemen Tegangan Rendah
Setiap panel harus dilengkapi dengan kompartemen tegangan rendah, yang memuat semua peralatan
tegangan rendah beserta kelengkapannya, seperti rele-rele proteksi, peralatan-peralatan pengukuran
dan blok-blok terminal.Semua indikasi harus terlihat dari depan panel. dilengkapi dengan fasilitas
pengunci panel.
Di depan panel, pada kompartemen tegangan rendah, indikasi dan alat-alat kontrol yang harus
disediakan adalah sebagai berikut :
 Tombol kontrol pemutus tenaga
 Penunjuk arus, frekuensi dan tegangan, untuk LVMDP alat ukur menggunakan digital power
meter.

4. Semua panel harus dilengkapi dengan tiga buah neon indikator


4.1 Pengujian Jenis dan Pengujian rutin
a. Pemasok harus melengkapi penawarannya dengan sertifikat pengujian jenis sesuai dengan
standar IEC, dan pengujian rutin yang dilakukan di pabrik.
b. Jika dikehendaki, owner dan PLN dapat menyaksikan pengujian rutin yang dilakukan oleh
pabrik.

4.2 Program Jaminan Kualitas


a. Pemasok harus mempunyai program yang menjamin kualitas dari peralatan yang dihasilkan
dimulai dari rancangan, pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan purna jual,
sehingga sesuai dengan spesifikasi ini, dan standar internasional seperti ISO 9001 atau
Standar Nasional Indonesia (SNI-19-9001).
b. Program jaminan kualitas tersebut harus diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional, atau
oleh badan badan internasional lainnya yang telah diakui secara internasional.

5. Pemasok harus melampirkan sertifikat ISO 9001 tersebut dalam penawarannya

6. Persyaratan Teknis Sistem Distribusi Listrik Tegangan Rendah


Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi utama tegangan rendah
(LVMDP) dan panel-panel cabang sesuai gambar single line diagram.

7. Persyaratan Bahan
a. Panel Listrik
• Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
• Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse Disconnecting Switch,
Pilot Lamp dan Circuit Breaker, harus buatan ABB, Schneider Elektric ,Terasaki

77
Spesifikasi umum :
• Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus tertera seperti pada gambar dan
dibuat mengikuti standard SNI-IEC 61439-1&2.
• Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat – alat pelindung harus direncanakan,
dibuat, dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
• Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus dari jenis In-door type yang terbuat
dari plat baja galvanized, dimana mempunyai ketahanan terhadap tumbukan (IK = 10), lipatan
dan bentuk sudut melalui proses mekanis.
• Form Segregasi dari Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel untuk Incoming dan
outgoing menggunakan Form 2B (minimal) yang mengikuti standard SNI-IEC 61439-1&2.
• Setiap Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus mempunyai kWH meter /
Power Meter dengan jenis digital.
• Komponen pengaman yang dipakai pada Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel
antara lain :
1. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus memenuhi standard IEC 60749-2 & SPLN
- Rating Arus : 16 A (minimal) – 630 A
- Insulation Rating : 690 V AC
- Impulse withstand voltage : 8kV
- Rated Breaking Capacity : 25 kA (minimum) – 50kA
- Ics : 100 % Icu
- Relay : Thermal-magnetic & Electronic release
- Untuk MCCB dengan kapasitas kurang dari atau sama dengan 160 A menggunakan
unit trip dengan jenis thermal magnetis.
- Untuk MCCB dengan kapasitas antara 80A sampai dengan 400A menggunakan unit
trip electronic dengan setelan waktu tunda yang dapat dirubah.
- Antar CB dengan Down Stream adalah Full Discrimination sampai fault breaking
capacity dari hilir pemutus sirkuit didukung oleh grafik dari produsen MCCB.
- MCCB di rancang dengan teknologi pemutusan Roto-Active, memberikan
kehandalan dalam “Current Limiting Capacity” dengan Cascading (meningkatkan
fault breaking kapasitas downstream pemutus sirkuit) dengan chart dari produsen
MCCB.
- Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) memiliki modul komunikasi yaitu
Modbus/Ethernet, yang diperlukan untuk mengintegrasikan pemutus (breaker)
kedalam sistem supervisi, sehingga fungsi proteksi, kontrol dan monitoring dapat
dilakukan dari jarak jauh.
- Trip Unit elektronik MCCB harus memiliki LED self-test penyediaan indikasi untuk
check keafiatan.
- Proteksi ground fault harus menggunakan modul langsung bertindak (tanpa
menggunakan kumparan shunt / bawah tegangan atau wirings eksternal).
- Trip Unit elektronik akan menawarkan pengukuran tanpa modul tambahan dengan
parameter seperti saat ini, tegangan, listrik, energi, THD, disertai sejarah perjalanan,
memakai kontak, profil beban.

78
2. Kontaktor
Kategori penggunaan kontaktor menggunakan yang mengacu pada IEC 60947-1.
Kategori penggunaan standard menentukan nilai arus kontaktor mana yang dipilih
sehingga kontaktor dapat bekerja atau tidak.
Parameter-parameter ini tergantung pada:
- Tipe beban apa yang akan digunakan untuk switching: rotor swuirel cage atau motor
cincin geser.
- Kondisi-kondisi breaking saat terjadinya kondisi berikut: Motor Stalled, Starting atau
Running, Reversing, atau Plugging

3. Miniature Circuit Breaker (MCB).


Miniature Circuit Breaker (MCB) harus memenuhi standard IEC 60947-2
- Rating Arus : 1A (minimal) – 63 A (maksimal)
- Rated Voltage : 380 V, 50 Hz
- Breaking Capacity : 10 kA (380V) minimum (IEC 60947-2)
- Tingkat Isolasi Tegangan : 500 V (fitur VisiSafe)
- Tegangan impulse-withstand : 6 kV (fitur Visisafe)
- Miniature Circuit Breaker (MCB) mempunyai “Instantenous tripping value” sebesar
maksimal 12 (dua belas) kali arus In (12 In).
- MCB 1 Pole diperuntukan untuk beban penerangan dan kotak kontak biasa dan
MCB 3 Pole untuk beban 3 Phase.
- Semua MCB menggunakan unit trip Magnetis.
- Ketahanan mekanikal 20,000 siklus dan Ketahanan elektrikal 10,000 siklus
- Semua MCB menggunakan unit trip Magnetis sesuai dengan Kurva C
- Memiliki indikator yang dapat mengidentifikasi terjadinya “Trip” (fitur VisiTrip)
- Miniature Circuit Breaker memiliki modul komunikasi yaitu Modbus / Ethernet, yang
diperlukan untuk mengintegrasikan pemutus (breaker) kedalam sistem supervisi,
sehingga fungsi proteksi, kontrol dan monitoring dapat dilakukan dari jarak jauh.

4. Power Meter Digital


- Dapat dipasang menggunakan CT dengan input 1A/5A
- Bentuk panel mounting rail dengan dimensi disesuaikan dengan gambar
- Layar LCD 6 baris dengan 4 nilai dalam 1 tampilan
- Kelas akurasi energi 0.5S sesuai dengan standard IEC 61557-12
- Cakupan masukan tegangan : 20Vln/35Vll – 400 Vln/690Vll
- Cakupan masukan arus : 5mA – 8.5 A
- IP 52 untuk bagian display dan IP 30 untuk badan meter.
- Cakupan temperature : -25°C to 70°C
- Pembacaan kwh di display 9 digit dengan 1 digit dibelakang koma (99999999.9
kWH)
- Parameter pembacaan lengkap untuk arus, tegangan, power (kW, kVA, kVAR), cos
phi per phasa, rata-rata, peak dan demand, tegangan per phasa untuk line to line
dan line to neutral.
- Mengukur Total Harmonic Distortion (THD) untuk arus dan tegangan
- Mempunyai fitur pulse output untuk kWH yang nilai kwh/pulse dapat disetting.

79
- Mengukur Individual Harmonic (ganjil) sampai orde ke 31 dan ditampilkan dalam
bentuk graphic di display.
- Mempunyai 33 parameter alarm yang threshold-nya dapat disetting dan dilengkapi
dengan informasi kejadian alarm yang juga data historicalnya disimpan di memory.
- Pembacaan kWH untuk 4 tariff (contoh WBP/LWBP) dengan setting dari waktu
internal atau control external
- Mempunyai memory yang dapat menyimpan data kWH dan kVAh selama 60 hari
dengan interval 15 menit
- Mempunyai 2 Digital Input dan 2 Digital Output
- Dapat berkomunikasi dengan BAS, protocol Modbus
- Software / firmware meter dapat diupgrade dengan perangkat lunak gratis.

b. Kabel
Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Sistem Jenis kabel
MDP NYY
MDP-Sub Panel NYY
Kabel untuk kotak-kontak khusus NYY
Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa NYM
Kabel lampu luar bangunan NYY
Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari LMK/SPLN/SNI. Antara lain
Supreme, Kabelindo
Kabel FRC yang direkomendasikan dengan jenis Mineral Insulated, zero halogen : pyrotec,
Radox, Vitalink, Jembo
Penarikan kabel NYM dalam pipa PVC ex Boss, Power tipe high conduit impact di atas kabel
tray/ duct.
Type kabel tray type TRU dengan ketebalan minimal 1,5 mm finish hotdip galvanis

c. Saklar dan Kotak-kontak


Type saklar yang digunakan adalah saklar inbow, saklar single & saklar double
Type kotak kontak yang digunakan adalah kotak kotak inbow general untuk soket power dinding
dan soket kotak kontak lantai untuk peralatan listrik
Type kotak kontak universal inbow dilengkapi lampu indiokator untuk power indoor AC type wall
mounted
Merk yang dipergunakan adalah Panasonic, Boss

d. UPS (Uninterruptible Power System)


Spesifikasi Minimal.
1. Peralatan UPS (Uninterruptible Power System) yang ditawarkan dengan kapasitas sesuai
gambar dan system operasi yang ditawarkan harus dapat dioperasikan baik manual ataupun
otomatis dalam hal Pengambilalihan beban, memutus beban, by pass pada saat terjadi
kelainan operasi pada UPS (Uninterruptible Power System) tersebut.
2. Mengingat fungsinya bahwa UPS (Uninterruptible Power System) ini sebagai supply catu
daya listrik cadangan secara terus menerus bila catu daya utama off , yang dapat digunakan
setiap saat.

80
3. Peralatan UPS (Uninterruptible Power System) yang ditawarkan dengan type On Line
(Double Conversion) dengan Internal Isolation Transformer dan waktu untuk membackup
beban minimal 10 menit sampai 30 menit tergantung lokasi pemakaian , menggunakan
battery kering dan bergaransi minimal 1 (satu) tahun.
4. Peralatan UPS (Uninterruptible Power System) harus dilengkapi dengan By Pass Switch
secara manual bila terjadi gangguan atau pemeliharaan.
5. UPS (Uninterruptible Power System) mempunyai display (monitor) interface meter reading.
Merk yang direkomendasikan : Socomec, APC, Vektor

UPS (Uninterruptible Power System)

1. Kapasitas : Sesuai Gambar atau BQ (Type On Line, Double


Coversion with Internal Trafo Isolasi)
2. Phase : 1Phase atau 3Phase, Nol + PE (Lihat Gambar)
L – N = 220 V ± 1 % dan L – L = 380 V ± 1 %
3. Input
Tegangan : 400 V, 240 V – 480 V (3Phase) atau 220 V
(1Phase) lihat gambar
Power Factor : > = 0.95
Frequency Mains : 50 Hz ± 10%

5. Persyaratan Pemasangan
a. Panel
- Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.
- Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse Disconnecting Switch, Pilot
Lamp dan Circuit Breaker, harus buatan ABB, Schneider Elektric, Terasaki,
- Panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia yang terdaftar sebagai anggota APPI (Assosiasi
Produsen Peralatan Listrik Indonesia)
Spesifikasi umum :
- Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus tertera seperti pada gambar dan dibuat
mengikuti standard SNI-IEC 61439-1&2.
- Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alat – alat pelindung harus direncanakan, dibuat,
dicoba dan dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
- Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus dari jenis In-door type yang terbuat dari
plat baja galvanized, dimana mempunyai ketahanan terhadap tumbukan (IK = 10), lipatan dan
bentuk sudut melalui proses mekanis. Memiliki ketebalan 2 mm
- Form Segregasi dari Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel untuk Incoming dan
outgoing menggunakan Form 2A (minimal) yang mengikuti standard SNI-IEC 61439-1&2.
- Tebal plat panel /BMT (Base Material Thickness) : Wall mounted 1,5 mm (sebelum finishing),
Free standing 2 mm (sebelum finishing)
- Tebal panel setelah difinising menggunakan powder coating menjadi : 1,8 mm untuk panel wall
mounted dan 2,3 mm untuk free standing
- Setiap Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel harus mempunyai kWH meter / Power
Meter dengan jenis digital.
- Komponen pengaman yang dipakai pada Main Distribution Panel dan Sub Distribution Panel
antara lain :
81
- Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang, aman dan mudah
diperbaiki. Tiap-tiap panel harus ditanahkan dengan tahanan pentanahan maksimal 2 Ohm
diukur setelah tidak hujan minimum selama dua hari.
- Jenis penyaalaan lampu alun alun dengan sistem timer
Panel Maker yang menyusun dan memasang : Nata Ultima Enggal, Dimensi Sinergi

b. Kabel
Kabel Utama
• Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan persyaratan umum yang
berlaku.
• Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk memudahkan pekerjaan dan
kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.
• Sebelum penarikan kabel dimulai, Pemborong harus menunjukkan kepada Pengawas
pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
• Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada sambungan.
• Semua penyambungan kabel ke terminal busbar di panel harus menggunakan kabel schoen
dengan sistem press dan di patri.
• Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat terpasang pada bagian bangunan.
• Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2.5 x diameter kabel.
• Kabel dalam bangunan
• Kabel-kabel yang turun ke kotak-kontak dan saklar harus menggunakan konduit PVC Boss,
Power.
• Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box metal ex LICO dan lilitan
penyambungan kabel tersebut ditutup dengan las dop 3 m.
• Jalur kabel di atas langit-langit yang lebih dari dua jalur harus berada di atas rak kabel yang
dibuat dari besi siku, besi plat (jenis nobi) dengan lebar dua kali jumlah lebar kabel.
• Kotak-kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, Kapasitas kotak-kontak 10 amper
• Saklar umum dan kotak kontak kusus tenan/kios harus model tanam, dipasang 130 cm di
atas lantai, dengan kapasitas pembatas disesuikan dengan gambar perencanaan.
• Tiap grup penerangan diperkenankan 12 titik nyala maximal 20 titik.
• Semua instalasi di dalam ruangan harus merupakan pemasangan tanah (inbow).
• Untuk instalasi penerangan luar menggunakan jenis minimal kabel NYY sedangkan kabel
yang melintas di jalan menggunakan kabel NYFGbY atau N2XFGBY serta d bungkus oleh
pembungkus kabel dari bahan PVC AW
Merk Kabel yang direkomendasikan : Supreme, Kabelindo

6. Commissioning dan Testing


a. Kabel-kabel distribusi sebelum disambung ke peralatan harus diukur tahanan isolasinya.
b. Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah dimasukkan, maka jaringan instalasi
harus di-tes terhadap grup-grup yang telah dipasang apakah telah sesuai dengan gambar.
c. Setelah jaringan dibebani beban terhadap masing-masing fase. Semua bahan-bahan peralatan
dan tenaga yang diperlukan selama testing, balancing commision dan perbaikan atas kerusakan
yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

82
7. Dokumentasi Instalasi
Sebelum dilakukan serah terima pekerjaan oleh Pemborong kepada Pemberi Tugas, Pemborong
diwajibkan untuk menyerahkan dokumentasi-dokumentasi sebagai berikut :
- 3 (tiga) set : Gambar-gambar instalasi terpasang (as built drawing) yang telah diperiksa oleh
Pengawas Pekerjaan.
- 2 (dua) set : Buku instruksi pemakaian dan pemeliharaan untuk peralatan-peralatan.
- 2 (dua) set : Keterangan hasil baik pemeriksaan instalasi listrik dari PLN SLO.
- 2 (dua) set : Berita Acara hasil Testing.

PASAL 03
PEKERJAAN AIR CONDITIONING

1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi, service,
pemeliharaan, gambar terinstalasi, petunjuk operasi dan pemeliharaan serta pelatihan petugas
instalasi tata udara dari pihak pemilik bangunan.
Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Tata Udara baik pada bangunan antara lain adalah sbb :
1. Floor Standing Single Split
2. Exposed Floor Standing (ceiling suspended) System VRF
3. Pekerjaan panel – panel peralatan VAC.
4. Exhaust fan type ciling dan wall mounted
5. Dudukan atau penggantung peralatan/ unit-unit AC.
6. Instalasi piping

2. Syarat - syarat Umum


a. Syarat-syarat umum merupakan bagian dari persyaratan dari kontrak ini. apabila ada beberapa
klausal-klausal dalam spesifikasi ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausal-klausal
tersebut dan berarti menghilangkan klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat umum.
Klausal-klausal dari syarat-syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila secara tegas
dalam spesifikasi ini.
b. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada agar dapat mengetahui
hal-hal yamg mengganggu mempengaruhi pekerjaan mechanical. Apabila timbul persoalan,
kontraktor wajib mengajukan saran penyelesaian paling lambat seminggu sebelum bagian
pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
c. Pada waktu pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan gambar- gambar kerja (shop
drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan, dan gambar-gambar
tersebut harus diserahkan minimal dua minggu sebelum dilaksanakan.

3. Peraturan-peraturan, ijin-ijin dan standar-standar


a. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan dan
undang-undang yang berlaku, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang
berlaku, dari jawatan keselamatan kerja.
b. Kontraktor harus memintakan izin-izin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan instalasi
yang dinyatakan dalam persyaratan ini dengan tanggungan biaya sendiri.
83
c. Kontraktor ini harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan peralatan-peralatan,
saluran-saluran (ducts) pipa-pipa dan lain-lainsehingga dapat dipasang pada tempat-tempat
dan ruangan-ruangan yang telah disediakan.
d. Kontraktor ini harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan peralatan-peralatan
yang diserahkan adalah kualitas terbaik, bahwa cara pelaksanaan pengerjaan dilakukan
dengan cara yang wajar dan terbaik.Dan bahwa instalasi yang diserahkan adalah lengkap dan
dapat bekerja dengan baik, tanpa mengurangi atau menghilangkan bahan-bahan atau
peralatan-peralatan yang seharusnya disediakan walaupun tidak disebutkan secara nyata
dalam persyaratan ini ataupun tidak dinyatakan secara tegas dalam gambar-gambar yang
menyertai persyaratan ini.
e. Kontraktor ini harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat pengaman tambahan
yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
f. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus dilaksanakan sesuai dengan
syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan-peraturan pelaksanaan dari badan pemerintah yang
berwenang. Kontraktor ini harus menanggung biaya-biaya untuk memperoleh ijin, pemeriksaan,
pengujian dll.dan Kontraktor ini harus menyerahkan ijin-ijin atau keterangan- keterangan resmi
lainnya tentang instalasi ini kepada konsultan.

4. Petunjuk Khusus
a. Kontraktor ini harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar kerja yang mendetail untuk
bagian-bagian dari sistem duct, pipa, atau sistem distribusi lainnya yang diterangkan pada
bagian yang cukup komplek atau yang membutuhkan koordinasi yang ketat dengan
bagian-bagian pekerjaan lainnya dari penyelesaian proyek ini.Apabila ada hal-hal yang
meragukan tentang ini keputusan terakhir ada pada Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana.
b. Kontraktor ini harus memberikan pernyataan bahwa gambar-gambar kerja yang diserahkan
tidak akan menimbulkan konflik pelaksanaan dengan kondisi lapangan/pekerjaan
kontraktor-kontraktor lainnya. Tanpa pernyataan ini, gambar-gambar tersebut tidak akan
memperoleh persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Kontraktor ini harus memberikan garansi tertulis kepada Pemberi Tugas bahwa seluruh
instalasi air conditioning dan distribusi udara ini akan bekerja dengan memuaskan, dan
Kontraktor akan menanggung semua biaya atas kerusakan penggantian yang perlu selama
jangka waktu 1 tahun.
d. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas gambar-gambar instalasi
sesungguhnya yang terpasang pada bangunan (as built drawing) memuat lengkap semua
perubahan yang telah dilakukan. Gambar-gambar tersebut dibuat dengan tinta diatas kertas
A3.

5. Lingkup Pekerjaan
a. Pelaksana pekerjaan wajib mengadakan dan memasang mesin pendingin AC beserta
peralatan lainnya sesuai gambar dan spesifikasi teknis penambahan serta persyaratan-
persyaratan pabrik, sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik dan sempurna.
Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan sistem pendingin udara dan fan yang
sesuai perencanaan.
b. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol yang dibutuhkan oleh sistem tata udara
yang didinginkan.dengan sistem wireless/ wired
84
c. Starting, testing, servising dan maintenance.
d. Melengkapi pekerjaan dan accesoriess tambahan yang diperlukan oleh seluruh sistem
sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan dalam spesifikasi ini.
e. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah berpengalaman dibidang
ini dan memiliki TDR bidang elektrikal khusus tata udara.
f. HVAC AC yang digunakan merk Daikin , Panasonic, LG

6. Masa jaminan
a. Semua Pekerjaan instalasi harus dijamin akan bekerja dengan sempurna. Semua pekerjaan
yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi masa jaminan selama 1 (satu) tahun
setelah masa penyerahan pekerjaan tersebut.
b. Garansi compressor AC adalah 1 tahun terhitung dari tanggal start up dan komisioning.
c. Garansi spare parts AC adalah 1 tahun terhitung dari tanggal start up dan komisioning

7. Pekerjaan Pipa Refrigerant (untuk sistem AC single split)


a. Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan gambar semua
pemipaan yang ada.
b. Di peruntukan untuk sistem AC VRF sesuai desain perencanaan dengan type Floor Standing
refrigerant R410A, Type Exposed Floor Standing System VRF.
c. Jenis Pipa ferigerant yang di strandarkan berjenis pipa Tembaga ASTM B280 yang memiliki
kualitas produk yang baik. Dengan tembaga 99% Cu dipilih sebagai material utama.
d. Merk pipa tembaga yang direkomendasikan: Kembla, Denji, DaikinPipe (DSP), Koido,
Toyoda
e. Merk isolasi pembungkus pipa Armaflex, insuflex, K-flex

8. Peredam Getaran
Pemborong harus memasang peredam getaran (vibration) pada seluruh peralatan mesinnya sesuai
dengan spesifikasi dan gambar-gambar. Pemborong harus menjamin bahwa pemasangan peralatan
peredam getaran tidak akan menyebabkan penerusan getaran dari alat-alat mesinnya.Pada waktu
dikirim ke site, seluruh unit harus dalam keadaan utuh sesuai dengan standard pabrik. Tidak boleh
diurai karena alasan untuk kemudahan dalam pengangkutan.

9. Pengujian
Pemborong harus melaksanakan semua pengujian (run test) dan "balancing" peralatan instalasi
sistem air conditioning dengan disaksikan oleh Pengawas yang berkepentingan. Direksi/Konsultan
serta pihak-pihak lain yang diperlukan kehadirannya. Semua kejadian tersebut dicatat dan dibuat
Berita Acaranya.

10. Pekerjaan Pipa drain


a. Pekerjaan
Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin-mesin air conditioning
sampai ke tempat pengembunan yang terdekat dari saluran yang tersembunyi atau yang tidak
mengganggu. Pemborong harus berkoordinasi, memberikan data-data ukuran dan gambar-
gambar yang diperlukan kepada pihak lain. Pipa drain dari jenis AC split wall sebisa mungkin
di buang menuju area luar dan diresapkan didalam tanah atau di alirkan ke saluran keliling
bangunan. Unit Ac yang letaknya berdekatan dengan area lavatory, limpahan drain ac bisa d
85
buang di area tersebut, dan di salukan ke saluran pembuangan lantai. Pipa drain dari jenis AC
wall mounted disalurkan di atas plafond, dengan di beri penggantung pipa drain. Limpahan
drain AC type standing floor bisa di koneksikan dengan pipa type acyang sama/ berdekatan
yang berdekatan.yang mengarah mejuju pipa utama drain yang di buang menuju ke saluran
pembungan/ dak atap. Tidak di perkenankan buangan drain hanya berakhir dinding terluar,pipa
drain harus di salurkan sampai menuju ke saluran lingkungan atau diteruskan menuju pipa
buangan air bekas.
b. Bahan
Sebagai pipa pengembunan (drain) diperlukan pipa PVC kelas AW bilamana tidak dinyatakan
lain tersendiri. Merk yang direkomendasikan untuk pipa PVC AW adalah Rucika, Power

11. Pekerjaan Listrik


a. Pekerjaan
Pekerjaan listrik yang dimaksud di sini ialah semua pelaksanaan instalasi :
Panel kontrol daya mesin-mesin AC yang meliputi wiring, starter, switch, transformator,
zekering, alat-alat ukur serta peralatan-peralatan lainnya yang dipergunakan sebagai sumber
daya bagi mesin-mesin AC yang tercakup dalam proyek ini. Pemborong menyediakan dan
memasang peralatan-peralatan dari panel kontrol ini sampai ke mesin-mesinnya. Pihak lain
yang menyediakan peralatan untuk penyambungan daya listrik sampai ke panel ini.
Syarat-syarat
• Semua pekerjaan listrik yang ada harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan-peraturan
PUIL 2011 dan PUIL 2020, persyaratan PLN, peraturan-peraturan Pemerintah setempat
dan dari jawatan keselamatan kerja.
• Selain dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan standar negara dan pabrik
pembuatnya.
• Bila ada perbedaan, hendaknya dipilih mana yang lebih besar. Hendaknya semua izin,
pemeriksaan pada pengujian beserta keterangan resmi yang mungkin diperlukan
dilaksanakan oleh Pemborong.

b. Bahan
Semua bahan yang dipergunakan harus dari kualitas terbaik buatan Jepang/ Thailand atau
Korea yang sejenis kecuali dinyatakan lain serta secara tersendiri. Pemborong harus
berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar sejauh mungkin dipergunakan peralatan yang
seragam dan dari merk yang sama untuk seluruh proyek ini.

c. Peralatan
• Hendaknya pada masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang terpisah.
• Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator (indicator lamp) atau
alat-alat ukur lainya.
• Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat.
• Semua panel, switch, indikator, alat-alat ukuran dan lain-lain yang ada harus diberi papan
nama yang sejenis dan tidak mudah rusak.
• Semua alat-alat ukuran yang terpasang harus dari daerah kerja yang paling sesuai
dengan ketelitian 2 %.

86
d. Zekering Cadangan
Untuk setiap panel yang menggunakan pengaman zekering harus disediakan zekering
sebanyak yang ada dan disimpan dalam tempat khusus dan diberi tanda pengenal.

e. Penyambungan Kabel
Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ada di
antaranya ialah :
• Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung tembaga yang
sesuai dan dilapisi timah putih.
• Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet.
• Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC.
• Kabel-kabel yang disambung harus "color coded" atau diberi nama.

f. Tarikan Kabel
Tarikan kabel yang berada di atas plafond harus terletak di dalam suatu “cable duct” sesuai
dengan gambar dan spesifikasinya. Tarikan kabel dengan posisi vertikal supaya diklem pada
dinding secara rapi dengan jarak klem 1,5 m.

PASAL 04
INSTALASI PROTEKSI PETIR

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pembuatan dan pemasangan Proteksi Petir System Konvensional serta peralatannya
pentanahannya.
b. Pengukuran tahanan sistem.

2. Ketentuan / Syarat Teknis


a. Pemasangan instalasi penangkal petir harus memenuhi syarat-syarat yang berlaku :
• PUIL 2011 dan 2020
• AVE
• VDE
b. Pedoman Penangkal Petir SKB : 1.5.53.1987/UDC: 699-887.2
c. Pembuatan dan pemasangannya sesuai gambar rencana.
d. Perijinan Penangkal Petir

3. Ketentuan Sistem
Proteksi Petir yang dipakai adalah jenis/Sistem Konvensional.

4. Pemasangan :
a. Pengukuran tahanan sistem :
Pengukuran tahanan sistem dilakukan pada sambungan dalam bak kontrol dengan megger
tanah, dalam keadaan sambungan terpasang (dua kali pengukuran). Tahanan maksimum 1
(satu) Ohm, R System 1 (satu) Ohm.

87
5. Dokumentasi
Pemborong telah menyerahkan dokumen-dokumen sesuai dengan yang dicantumkan pada
Ketentuan Umum, termasuk melampirkan hasil uji dari Disnaker atau lembaga lain yang berkompeten.

PASAL 05
FIRE ALARM SYSTEM

1. UMUM
1.1. Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara pemasangan
instalasi Fire Alarm System, yang meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna mulai dari
penyediaan peralatan dan bahan sampai di site, pemasangan, pengujian, supervisi, pemeliharaan
dan jaminan untuk Proyek.
Sebagaimana tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan Instalasi Fire Alarm ini
harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm system konvensional yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCFA.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis Detektor, Manual Push Button ,
Indicator Lamp, Horn Strobe, Beam Detector.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box disetiap gedung.
4. Mengurus dan menyelesaikan perizinan Instalasi Fire Alarm dari instansi yang
berwenang.
5. Melakukan training dan memberikan 3 (tiga) set buku instruction manual.
1.2. Kontraktor harus mengikuti ketentuan Pemda setempat mengenai sistem pemadam kebakaran
(DPK), NFPA, FOC, sertifikat spesifikasi dan lain-lain.
1.3. Kontraktor untuk pekerjaan ini harus mengikuti dan terikat pada persyaratan yang tercantum
dalam:
• Penjelasan umum
• Persyaratan lelang
• Persyaratan administrative
• Spesifikasi teknis
• Gambar rencana
• Berita acara aanwijzing
1.4. Kontraktor harus bisa menunjukkan surat Keagenan yang dimililkinya dari system yang
ditawarkannya atau Surat Dukungan dari Authorized Distributor Agent.
1.5. Semua peralatan yang memerlukan pentanahan harus diberi pentanahan dengan baik dan
memenuhi persyaratan.
1.6. Untuk kesempurnaan sistem, kontraktor wajib memperbaiki atau menambah peralatan, bila
diperlukan di dalam kelengkapan sistem walaupun tidak tergambar atau disebutkan.
1.7. Semua pipa harus dicat dengan warna yang akan diatur / ditentukan kemudian untuk dapat
dibedakan dari instalasi lain.

88
1.8. Semua pipa dari bahan metal yang tertanam dalam tanah harus dilindungi dengan lapisan anti
karat.

2. FIRE ALARM SYSTEM


Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm System yang dimaksud adalah sebagai berikut:
2.1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCFA lengkap dengan Sirine.
2.2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis Detektor, Manual Station, Stobe Light, Alarm
Bell, Beam Detector serta Sirine
2.3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Junction Box disetiap lantai.
2.4. Melakukan training dan memberikan 3 (tiga) set buku instruction manual.

3. URAIAN PEKERJAAN UNTUK INSTALASI


3.1. Semua instalasi kabel detektor yang berada pada daerah tanpa ceiling dipasang Outbow dan harus
rapi. Dan apada area ber ceiling harus diletakkan di atasnya.
3.2. Semua kabel detektor harus dimasukkan dalam PVC konduit
3.3. Semua kabel menuju MCFA dan TBFA harus menggunakan Tranking Kabel.
3.4. Semua kabel menuju detektor harus menggunakan fleksibel konduit
3.5. Konduit harus di klem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
3.6. Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi untuk keperluan approval.
3.7. Melaksanakan pengetesan seluruh sistem.
3.8. Menyerahkan brosur, operation dan maintenance manual dalam bahasa Indonesia.
3.9. Melaksanakan masa pemeliharaan selama 3 bulan dan memberikan masa jaminan.
3.10. Melatih operator pemilik bangunan.

4. SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN


4.1. Kabel dan pipa conduit
a. Kabel Instalasi :
- Inti kabel : NYA
b. Pipa conduit :
- PVC Conduit High Impact
- Fitting-fittingnya

Merk perangkat utama Firealarm dan unit detector yang direkomendasikan adalah Bosch,
Honeywell.
Pipa conduit high impact yang direkomendasikan : Power, Boss
Kabel instalasi : Supreme, Kabelindo

4.2. Detektor Panas Fixed Temperature & Rate of Rise


• Tipe Konvensional
✓ Frequency test: Tipe mechanical sekali pakai atau dapat dipakai berulang kali, mengacu
pada perencana.
✓ Alarm current: 2mA~80mA
✓ Temperature sensing: 57° C (135° F) Fixed, 8.3°C (15° F) per-minute Rate of Rise (ROR).
✓ Input terminals: 14-22 AWG
✓ Operating voltage: ± 20V DC

89
4.3. Linear Beam Detector
• Tipe Konvensional
✓ Auxiliary current: 4.5mA~5.5mA
✓ Operating temperature : -20° C - 55°C
✓ IP Rating: IP 55
✓ Operating voltage: ± 14-36V DC
✓ Dimensi : 181 x 130 x 134 mm
✓ Weight ( kg ) : 0.7 kg
4.4. Manual Push Button
• Tipe Konvensional
✓ Sertifikasi: UL atau EN-54 dan LPCB Approval
✓ Dilengkapi phone jack untuk komunikasi dengan Fireman
✓ Operating temperature: 0° C – 50° C.
✓ Current Rating: Max. alarm current- 30mA
4.5. Alarm Bell
• Tipe Konvensional
✓ Sertifikasi: UL atau EN-54 dan LPCB Approval
✓ Strobe flash rate: 1 flash per second
✓ Operating temperature: 0° C – 49° C
✓ Input terminal wire gauge: 14 to18 AWG, mini horn 12 to 18 AWG
✓ Operating voltage range: 16 to 33V (24 V nominal); 8 to 17.5V (12 V nominal)

4.6. Panel Kontrol [MCFA]


Merupakan alat pusat pengendali pada Fire Alarm System. Kontrol Panel menerima informasi dari
Detektor dan/atau Manual Call Point untuk diproses sesuai program yang disetting dan selanjutnya
mengaktifkan alarm bell atau melakukan kontrol terhadap alat-alat lain yang diintegrasikan kepada
panel tersebut.
a) Power Supply & battery backup
- Sistem harus dilengkapi battery charger (Pengisi Battery) yang selalu siap mengisi battery
setelah terpakai.
- Pengisian Battery tersebut harus dilakukan secara otomatis.
- Besarnya arus pengisian disesuaikan dengan nilai rating battery yang digunakan.
- Battery harus disediakan sebagai sumber tenaga cadangan agar bila sewaktu- waktu
sumber listrik (genset) mati, sistem alarm masih berfungsi dengan baik.
- Jenis yang digunakan harus jenis dry cell rechargeable type Nicad.
- Battery ini harus bertegangan normal sesuai tegangan sistem (24 V) dengan kapasitas
kebutuhan (ampere- hour) sehingga battery ini sanggup memberikan supply secara
normal dan terus menerus kepada sistem selama 24 jam stand by dan 30 menit general
alarm pada akhir periode.
- Di titik-titik jauh dari power supply utama bila dibutuhkan dibutuhkan maka harus dipasang
power supply dan battery backup tambahan.
b) System Monitoring Program
Memberikan indikasi / pesan yang sama yang tertera pada Master Control Panel yang
dilengkapi dengan display gambar denah lokasi gedung.

90
c) Power Supply
Mencatu daya dengan tegangan 24 VDC untuk bell dan lampu alarm pada lokasi yang jauh
dari MCFA.

Sistem Surge Arester


Surge arrester, tipe valve atau metal oxide yang dirancang untuk memproteksi peralatan
elektronik terhadap over voltage yang disebabkan oleh petir maupun oleh switching surge.
Dipasang sedikat mungkin dengan peralatan yang diproteksi dan dihubungkan dengan konduktor
yang tidak di grounding. Dipasang sehingga baik pembuangan gas maupun diskonektor arrester
diarahkan keperlengkapan yang dioperasikan disekitarnya. Konduktor grounding arrester harus
diletakkan sedekat mungkin antara arrester dan ground, mempunyai impedensi rendah dan
kapasitas pembawa muatannya besar.
Spesifikasi Surge Arrester:
• Class II
• Nominal Voltage (UN) : 220 V
• Maximum continous operating voltage /50 Hz : 275 V
• Maximum discharge current (8/20) (l max) : 40 KA
• Nominal discharged current (8/20) (In) : 20 kA
• Voltage protection level at In (U) : < 1,3 kV
• Respon time (tA) : 0,25 Ns
• Short circuit with stand capability (Ip) : 60 kArms at maximum back up fuse
• Operating temperature range : -40°C to + 80°C
• Cross section of the connected conductor : 6 mm2 – 25 mm2
• Protection type : IP20
• Housing material : DIN Rail 35 mm
• Life time : 100000 hours

5. SPESIFIKASI PEMASANGAN
5.1. Pemasangan Instalasi Pengabelan
a. Pada daerah dengan plafond instalasi diklem kepelat beton atau digantung memakai hanger
tersendiri setiap jarak 100 cm memakai pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.
b. Dibawah plafond instalasi terpasang masuk dalam kolom atau dinding tembok memakai
pelindung pipa lengkap dengan fitting-fittingnya.
c. Dalam partisi instalasi terpasang tanpa pipa

5.2. Pemasangan Peralatan


a. Smoke detector dan heat detector lengkap dengan pengkabelan. Dipasang rata dengan
jumlah sesuai gambar rencana. Pemasangan kabel harus rapi dan tidak terlihat.

Catatan :
• Semua sistem yang akan dipasang, harus dibuatkan gambar kerja terlebih dahulu untuk
disetujui oleh Pengawas yang ditunjuk.
• Peralatan yang akan dipasang, harus baru dalam hal ini tidak boleh cacat dan harus
disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas yang ditunjuk.

91
MCFA terintergrasi dengan peralatan utama sound system (emergency call, Lift, serta MDP
Bangunan untuk proteksi terhadap keadaan darurat, seperti bahaya kebakaran dan
bencana alam

6. TESTING
- Kontraktor harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui
apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan
yang diminta.
- Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
Maintenance :
- Untuk menjamin bahwa sistem berjalan dengan baik, Kontraktor harus memperhitungkan biaya testing
periodik / berkala seperti yang dinyatakan berikut ini :
- Dried test dilakukan sekali dalam waktu 6 bulan dengan cara melakukan Electrical testing.
- Pengetesan Fire Detector

Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga diperoleh hasil dan bekerja sempurna
sesuai persyaratan pabrik dan spesifikasi yang diminta.Bilamana diperlukan bahan-bahan instalasi atau
peralatan diminta oleh Konsultan Manajemen Konstruksi / Konsultan Pengawas yang ditunjuk untuk diuji
atas tanggungan biaya kontarktor.
Tahap-tahap pengetesan adalah sebagai berikut :
a. Setiap bagian instalasi pengkabelan harus diuji sehingga diperoleh hasil baik menurut persyaratan
RKS dan pabrik. Untuk bagian yang akan tertutup, pengujian dilakukan sebelum dan sesudah
bagian tersebut tertutup.
b. Semua peralatan harus diuji dalam keadaan baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan pabrik
yang diinginkan RKS.
c. Semua penyambungan harus diperiksa dan diuji dalam keadaan tersambung sempurna dengan
polarity yang benar.
d. Seluruh system control dan system kerja harus diuji sesuai dengan persyaratan yang diminta.
e. Semua hasil pengujian harus dibuat laporan tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi / Konsultan Pengawas yang ditunjuk.

PASAL 06
PEKERJAAN INSTALASI CCTV

Sistem Closed Circuit Television (CCTV) dipergunakan untuk membantu pengawasan dengan cara mengamati
kegiatan operasi suatu gedung melalui video camera. Merk CCTV & NVR yang digunakan Honeywell, Bosch.
Hasil gambar dapat diamati melalui TV monitor. Sistem CCTV ini terdiri dari Camera, Monitor, Switch Hub,
Network Video .Recorder (NVR).

1. CCTV
Spesifikasi tekniknya adalah :
Network WDR 2MP IR Rugged Mini Dome Camera, 1 / 2.8" CMOS, 2.8mm,3 IR LEDs, PoE, IP66,IK10,
H.265 / H.264 / Smart Codec

92
2. NVR16 Channel POE, H.265,
Input : 16 Channel , Video recording format (IP camera) : H.264/MPEG-4/JPEG, Total Recording frame
rate : 480 fps(full HD), Hardisk : up to 16 TB (2 TB x 8), Feature : sensor input & output, Power
requirement: 100 v to 127 V AC /200 v to 240 V (50 Hz), Power consumption: max 250 W (100-240 v 3.5
-1.5 A)

3. Monitor
Screen Size : LED 32”, Resolution : Full HD, Power Source : 12VDC, 50-75 Hz, Built-in Speaker, Power
Consumption : Max 90 W, Video input : 2 BNC, HDMI, Video output : 2BNC
Merk yang direkomendasikan : Samsung, LG, Panasonic

4. Kabel Instalasi
Kabel instalasi yang digunakan adalah CAT 6 AWG 23, isyarat video dan untuk keperluan kontrol
menggunakan awg 18 pair yang semuanya dalam pelaksanaannya harus dimasukkan dalam pipa conduit
High Impact 20 mm serta klem sesuai dengan kebutuhan.
Merk yang direkomendasikan : AMP Net Connect/commscope cable, Belden, Multi Media Connect

5. UPS
Dilengkapi dengan UPS 2 KVA, back up min. 10 menit
Merk yang direkomedasikan :

6. Sistem Surge Arester


Surge arrester, tipe valve atau metal oxide yang dirancang untuk memproteksi peralatan elektronik
terhadap over voltage yang disebabkan oleh petir maupun oleh switching surge. Dipasang sedikat
mungkin dengan peralatan yang diproteksi dan dihubungkan dengan konduktor yang tidak di grounding.
Dipasang sehingga baik pembuangan gas maupun diskonektor arrester diarahkan keperlengkapan yang
dioperasikan disekitarnya. Konduktor grounding arrester harus diletakkan sedekat mungkin antara
arrester dan ground, mempunyai impedensi rendah dan kapasitas pembawa muatannya besar.
Spesifikasi Surge Arrester:
- Class II
- Nominal Voltage (UN) : 220 V
- Maximum continous operating voltage /50 Hz : 275 V
- Maximum discharge current (8/20) (l max) : 40 KA
- Nominal discharged current (8/20) (In) : 20 kA
- Voltage protection level at In (U) : < 1,3 kV
- Respon time (tA) : 0,25 Ns
- Short circuit with stand capability (Ip) : 60 kArms at maximum back up fuse
- Operating temperature range : -40°C to + 80°C
- Cross section of the connected conductor : 6 mm2 – 25 mm2
- Protection type : IP20
- Housing material : DIN Rail 35 mm
- Life time : 100000 hours

93
PASAL 07
INSTALASI SISTEM FIRE EXTINGUISHER

1. Sistem Fire Extinguisher


Yang dimaksud dengan Sistem Fire Extinguisher adalah sistem pemadam kebakaran dengan
menggunakan tipe portable, dimana bahan pemadam kebakaran terdiri dari dry kapsitas 6 kg

2. Persyaratan
Pada umumnya untuk bangunan berlantai dua atau lebih yang luas lantainya lebih dari 200 m2 harus
ditempatkan alat pemadam. Pemadam dengan ukuran 6 kg atau alat pemadam lainnya yang sederajat
pada setiap luas lantai 200 m2 dengan ketentuan minimal 2 buah untuk setiap lantai. Alat pemadam
portabel harus ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat dan berjarak maksimum 15 meter dari
setiap tempat.

3. Jenis Peralatan yang Dipakai (merk Guard All, Ocean Fire, Gunnebo, Protector)
General Area
- Tipe : General Purpose Dry Chemical Portable Fire Extinguisher
- Agent : Multi Purpose Dry Chemical
- Shell Material : Iron Steel
- Capacity : 6 kg
- Charged weight : approx 8,4 kg
- Test Pressure : 15-24 Bar
- Working pressure : 12 Bar

PASAL 08
PEKERJAAN TATA SUARA

1.1 UMUM
a. PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN KHUSUS
Persyaratan umum dan persyaratan khusus,termasuk instruksi kepada peserta pelelangan,
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan
ini. Spesifikasi teknik ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal penyediaan dan
pemasangan semua peralatam serta bekerjasama semua instalasi. Sound sistem, baik yang
terpasang dibangunan dan diluar bangunan, seperti yang tertera pada gambar-gambar atau pada
bagian lain dari spesifikasi inteknik ini.
Pemborong atas bebannya harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan yang dibutuhkan
untuk melengkapi pekerjaan sehingga sistem dapat bekerja dengan baik. Gambar-gambar rencana
menunjukan tata letak secara umum dari peralatan dan instalasi sistem. Lokasi yang menunjukkan
adalah merupakan posisi perkiraan. Pemborong atas bebannya harus memodifikasi tata letak
tersebut sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-pemasangan yang
sempurna/baik dari peralatan-peralatan sistem.
Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tapi tidak ditunjukkan dalam gambar, atau
94
sebaliknya, dipasang, atas beban pemborong, seperti pekerjaan lain yang disebut oleh spesifikasi
dan atau ditunjukkan oleh gambar.

b. GAMBAR-GAMBAR
- Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi sound sistem dalam
Dokumen Tender dalma bentuk gambar sesuai gambar perencanaan
- Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ketidak cocokkan baik
dari segi besaran-besaran listriknya, maupun pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus
diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu penjelasan tender/aanwizjing.
- Selesai pekerjaan, seluruhnya ataupun secara bertahap, Pemborong wajib menyerahkan kepada
Direksi Lapangan 4 (empat) set gambar disebut ”as built drawings” yaitu gambar dari semua
material dan instalasi sound sistem yang terpasang.

c. DAFTAR MATERIAL
Pada waktu pengajuan penawaran, Pemborong wajib menyertakan/melampirkan “Daftar Material”
yang lebih terperinci dari semua bahan yang akan dipasang pada proyek ini nanti, dan yang sesuai
dengan spesifikasi. Dalam daftar material ini harus disebut pabrik, merk, manufacture, type, lengkap
dengan brosur/catalog atau keterangan lain, dimana disebutkan hal-hal spesifikasi teknis Power,
Tegangan kerja, frekuensi, dimensi fisik dan lain-lain.

d. NAMA PABRIK/MERK YANG DITENTUKAN.


Apabila pada spesifikasi tehnik ini disebutkan mana pabrik/merk dari satu jenis bahan, maka
Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Apabila pada saat
pemasangan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Direksi Lapangan/Perencanan
akan menunjuk merk lain dengan spsifikasi yang sama. Kontraktor di wajibkan melampirkan surat
dukungan dari pabrikan/ distributor saat melakukan penawaran harga dan system. Kontraktor juga
harus melampirkan sertifikat country of origin (COO) merk tersebut diatas dan surat keagenan resmi
Distributor

e. CONTOH BAHAN
- Untuk bahan yang disebutkan dibawah ini, Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahannya
sebelum pemasangan pada Perencana/Direksi Lapangan untuk disetujui.
- Apabila dianggap perlu oleh Perencana/Direksi Lapangan dan hal itu memungkinkan maka
Pemborong wajib memperlihatkan yang sesuai dengan spesifikasi dan disetujui.
- Kwalitas teknis/listrik, merk/pabrik, besaran fisik dan kwalitas estetika dari contoh material
/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat.
- Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya Pemborong, contoh
bahan harus diserahkan kepada Perencana tidak lebih dari sepuluh (10) hari setelah ditunjuk.
Contoh-contoh bahan yang harus diserahkan adalah : box coloumb speaker, Kabel, Terminal,
Microphone dan lain-lain yang diminta pengawas.
- Merk yang di rekomendasikan : Nexo, Bose

f. KLAUSUL YANG DISEBUTKAN KEMBALI.


Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausul-klausul yang disebutkan kembali pada item/ayat lain,
maka ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan
masalahnya. Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi
95
teknis maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.

g. PEMILIK PROYEK
Pemilik Proyek dibebaskan dari paten dan lain-lain. Untuk segala macam pengadaan bahan dan cara
pemasangan. Pemilik bebas dari segala claim atau tuntutan terhadap hak-hak khusus seperti paten
dan lain-lain.

h. KOORDINASI.
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan instalasi sound sistem wajib mengadakan
koordinasi dengan Pemborong-pemborong/bagian-bagian pekerjaan lainnya atas petunjuk
Pengawas Lapangan.

i. GAMBAR KERJA/SHOP DRAWING


Setiap sebelum pemasangan instalasi atau pengadaan material, Pemborong wajib mengajukan shop
drawing/gambar kerja untuk disetujui Direksi Lapangan.

j. INSTRUKSI PEMAKAIAN, OPERASI PERALATAN DAN CARA-CARA PEMELIHARAAN


PERALATAN
Pemborong wajib menyerahkan kepada Pemilik, tiga bulan sebelum serah terima, sebanyak 3
(empat) set instruksi/manual untuk menjalankan, menggunakan/mengoperasikan dan
pemeliharaan/maintenance semua peralatan. Juga termasuk Pemborong harus mendidik orang-
orang yang ditunjuk oleh Pemilik untuk menjadi operator, untuk menjalankan, atau menjalankan dan
pemeliharaan alat-alat. Segala ongkos-ongkos tersebut adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.

1.2 LINGKUP PEKERJAAN


Pengadaan dan pemasangan instalasi dari pesawat (pre amplifier, power amplifier/mixing amplifier),
program input, monitor desk, power amplifier, sound sistem, ceiling speaker, dan lain- lain accecories.
Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel sound sistem dan attenuator dan accecories-accecories
lainnya. Mengadakan testing dan training serta balancing secara menyeluruh semua sistem sehingga
diperoleh sistem performance yang berfungsi dengan tepat dan benar.

a. UMUM
Ketentuan-ketentuan umum seperti standard, gambar koordinasi pekerjaan, built in insert, daftar
bahan, contoh bahan, nama pabrik/merk yang ditentukan, klausul yang disebutkan kembali, shop
drawing dan lain-lain.
b. MASA JAMINAN.
Semua pekerjaan instalasi Sound Sistem harus dijamin akan bekerja dengan sempurna. harus diberi
pemeliharaan cuma-cuma selama 6 (enam) bulan setelah penyerahan tersebut, selain garansi pabrik
selama 1 (satu) tahun.
c. SOUND SISTEM
- Pemasangan Sound sistem adalah secara master didalam ruang operator, dimana terletak pre-
amplifier/mixing power amplifier, program-program input serta switching control.
- Master sound sistem harus mampu melayani seluruh group, Coloumn speaker uintuk
keseluruhan bangunan.

96
- Setiap interupsi harus didahului dengan suatu nada interupsi tertentu (chine dignal) yang
dibangkitkan dengan chime generator yang terpasang pada Master Sound Sistem ataupun pada
monitor desk.
- Pro Sound antara lain :
1. Digital Stage Box
2. Digital Mixer
3. Speaker 12 Inch
4. Speaker 2 Way
5. Microphone

1. Digital Stage Box

- Sampling Frequency Rate : 44.1 kHz or 48 kHz


- Signal Delay : Less than 3ms INPUT to OUTPUT, connect with TF5 and
NY64-D using Dante, Dante Receive Latency set to 0.25ms (one way), Fs=48kHz
- Total Harmonic distortion : Less than 0.1% +4dBu@20Hz-20kHz into 600Ω,
Gain=+66dB / Less than 0.05% +4dBU@20Hz-20kHz into 600Ω, Gain=-6dB, INPUT to
OUTPUT, Fs=44.1kHz, 48kHz *Measured with a -18dB/octave filter @80kHz
- Frequency response : +0.5, -1.5dB 20Hz-20kHz, refer to the nominal output level
@1kHz, INPUT to OUTPUT, Fs=44.1kHz or 48kHz
- Dynamic Range : 108 dB, INPUT to OUTPUT, Gain=-6dB / 112 dB, DA
Converter
- Equivalent input noise : -128dBu, Gain=+66dB *Measured with A-weighting filter
- Redisual output noise : -88dBu, ST master off *Measured with A-weighting filter
- Crosstalk : -100dB, adjacent INPUT/OUTPUT channels, Input Gain = -
6dB *Measured with a -30dB/octave filter @22kHz
- Heat dissipation : 100-240V, 50/60Hz, 43.5kcal/h
- Persyaratan Daya : 100-240V, 50/60Hz
- Konsumsi Daya : 50 Watt
- Dimensi : P : 480 mm x T : 88mm x L : 364 mm
- Berat Bersih : 5.7kg
- Aksesori : Owner’s Manual, Power Cord(2.5m), Rubber stoppers(4)
- Lain-Lain : Temperature Range: Operating temperature range: 0 - 40℃,
Storage temperature range: -20 - 60℃

Technical Specifications :

- Sound Philosophy : Natural Sound Concept


- Grade : D-PRE
- Sampling Rate : 44.1/48kHz
- Indicators : +48V
- Controllability from R Remote software : Supported
- Analog Inputs : 16
- Analog Output :8
- Heights : 2U

97
2. Mixer Digital

- Fader Configuration : 32 + 1( Master )


- Input Channel : 48 ( 40 mono + 2 Stereo + 2 Return )
- Aux Buses : 20 ( 8 mono + 6 Stereo )
- Stereo Buses :1
- Sub Buses :1
- Fungsi Saluran Masuk : 8 DCA Groups
- Input : 16 mic/line + 2 Stereo
- Ouput : 16 ( XLR )
- Celah Ekspansi :1
- DSP : 8 Effects + 10 GEQ
- Sampling Frequency rate : 48 kHz
- Signal Delay : Less Than 2.6 ms, INPUT to OMNI OUT, Fs=48 kHz

3. Power Amplifier ( TOA, YAMAHA )

- 2 x 800 Watt @8 Ohm


- 2 x 1050 Watt @ 4 Ohm
- 2 x 600 Watt @ 2 Ohm
- Frequensi Response : 20Hz to 20kHz
- Power Consumption : 280 Watt

4. Speaker ( TOA, YAMAHA )

- 12 inch passive Speaker


- Impedance : 8 Ohm
- 129 dB peak SPL

5. Speaker ( TOA, YAMAHA )

- 2 Way, Bass Reflex


- Nominal Impedance : 8 Ohm
- SPL Peak ( Calculated ) : 117 dB SPL

6. Studio Monitor Headphone ( YAMAHA HPH-MT8, BOSE )

- Type : Closed – Back, Circumaural ( Over Ear )


- Respon Frekuensi : 15Hz – 28 kHz
- Daya Masuk Maksimum : 1600 mW ( at 1 kHz )
- Impedansi : 37 Ohms ( at 1 kHz )
- Dimensi : 161 x 214 x 89 mm
- Berat : 350 g
- Sensitivity : 102 dB/mW
- Driver Unit : 45mm, Dynamic, CCAW Voice Coil
- Cable : 1.2 m
- Connector : 3.5mm stereo with 6.3 mm stereo adaptor

98
d. DAFTAR MATERIAL DAN BROSURE
Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong wajib menyerahkan/melampirkan daftar material
/peralatan pekerjaan sound sistem yang ditawarkan untuk diinstalasi pada proyek ini. Daftar material
harus merupakan daftar yang lebih diperinci dari semua material yang akan dipasang. Harus
disertakan pula brosure/catalog/manual operator atau keterangan lain, lebih baik lagi didukung surat
dukungan dari vendor, dimana disebutkan /dinyatakan hal-hal :
- Power, tegangan supply, frequency range
- Band winth.
- Harmonic distortion
- Load Imedance
- Dimensi/ukuran fisik
- Sound pressure level, dan lain-lain.

e. GAMBAR-GAMBAR
Pemborong wajib memeriksa design terhadap kekurangan ataupun kesalahan/ketidak cocokkan baik
dari segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan lain-lain. Segala kekurangan/
kesalahan harus diajukan pada waktu penjelasan tender/aanwizjing. Pengertian akan hal ini adalah
bahwa instalasi harus dapat dilaksanakan dan semua unit dapat bekerja dengan baik, dan benar
baik material utama maupun acessories. Pengkomplitan/perlengkapan instalasi secara detail dan
konsekwensi dari ayat ini adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.

f. PEMASANGAN
- Kabel distribusi dimasukkan didalam pipa, dengan kabel yang melalui conduit union baik ditanam
didalam beton, maupun yang terletak pada langit-langit. Setiap penyambungan ataupun
pembelokkan harus dilengkapi dengan junction box terbuat dari besi (metal). Sedangkan kabel
untuk sound sistem yang melalui lantai, harus dimasukkan dalam pipa GIP yang besarnya
disesuaikan dengan kebutuhan.
- Semua terminal box harus ditanahkan (grounded) dengan baik dan benar
- Seluruh pengadaan dan pemasangan conduit union dan junction box serta peralatan untuk
menggantungkan ceiling speaker dilaksanakan oleh pemborong dengan koordinasikan pihak
lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan.

g. PERSYARATAN BAHAN /MATERIAL


- Semua material yang ddisupply dan dipasang oleh Pemborong harus baru dan material
tersebut khusus untuk pemasangan didaerah tropis, serta sebelum pemasangan harus mendapat
persetujuan tertulis dari Perencana /Direksi Lapangan.
- Pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena menyimpang dari
spesifikasi tanpa biaya extra.
- Untuk komponen-komponen dari material, yang mungkin sering diganti harus dipilih yang
mudah diperoleh dipasaran bebas.
- Data material :

h. MANUAL OPERATION & TRAINING


Kontraktor harus membuat manual Book Operation, Spare Part dan keterangan-keterangan yang
99
dianggap perlu terhadap semua peralatan yang dipasang, serta memberikan training kepada
karyawan yang ditunjuk oleh pemberi pekerjaan.

PASAL 09
URAIAN DAN KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI TELEPON

1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini ialah :
▪ Pengadaan/pemasangan instalasi/telepon termasuk pemasangan /instalasi pengabelan utama
serta menyambung ke peralatan existing .
▪ Menyediakan tenaga-tenaga yang cukup ahli dalam bidangnya, untuk memasang peralatan dan
perkabelan, melakukan pengukuran, testing dan penyetelan, sehingga seluruh sistem dapat
berfungsi dengan memuaskan.
▪ Untuk dan atas nama Pemberi Tugas menyelesaikan prosedur pengujian Instalasi dengan
PERUMTEL serta penyambungan ke jaringan PERUMTEL.
▪ Merk perangkat IP PABX baik handset maupun Master telp yang direkomendasikan Sangoma, LG
- Ericsso

PASAL 10
JARINGAN KOMPUTER & ACCESS POINT

A. UMUM
Sistem data (Wifi) terdiri dari main switch hub/ Core Switch, Distribution Swicth, access point unit yang
dihubungkan ke server.
Standard dan Peraturan
• Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan berlaku secara nasional.
• Peraturan Daerah yang berkaitan dengan jenis instalasi yang dirancang atau yang berpengaruh
terhadap perngoperasian jenis instalasi yang dirancang.
• Standar Nasional Indonesia, pedoman jenis teknis dan rekomendasi dan instansi yang berwenang
mengenai jenis instalasi yang dirancang.
• Standar dan peraturan Dirjen Telkom edisi terakhir.

B. Lingkup Pekerjaan Sistem Jaringan Komputer dan access point


Seperti tertera dalam gambar-gambar rencana, Pemborong pekerjaan Sistem jaringan computer dan
Access point ini harus melakukan pengadaan, pemasangan dan pengetesan serta menyerahkan
sistem peralatan dalam kondisi baik dan siap untuk dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan
sistem data yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan switch hub di setiap lantai.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian access point di setiap lantai.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian power supply.
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel UTP cat 6 di riser yang menghubungkan tiap
distribution swicth maupun kabel-kabel distribusi yang menghubungkan main Switch Unit ke
Distribution Switch Unit ke setiap lantainya.
100
e. Melakukan testing, commission dan training.
f. Instalasi grounding dari peralatan data sistem ke terminal grounding di ruang kontrol.
Merk yang direkomendasikan untuk Core Switch/ Switch hub/ Wifi (Access point) : Aruba, Hirchmann
Kabel Instalasi UTP Cat 6: Amp net connect/ commscope,Belden Belden USA, LS , MMC

C. Peralatan dan Bahan


Peralatan Data System terdiri dari :
1. Server : by user
Rack server :
Spesifikasi:
Rack server : closed Rack standing floor 15 U
a. Core switch
- 8x Gigabit POE, 1 Gigabit RJ45 port, 2x SFP fiber optic port
- IEEE 802.3 at/af standard
- IEEE 802. 3, IEEE 802. 3u, IEEE 802.3x, iEEE 802.3 ab, & IEEE 802.3z standard
- 6 KV surge protection for PoE port
- Gigabit network access
- Wire speed forwading and non blocking design
- Store and forwading switch
- Solid high strength metal shell
- MAC address table 4 K
- Switching capacity 20 Gbps
- Packet forwading rate 14.88 Mpps
b. Switch hub 16 port
- UnManaged switch 16-ports Gigabit 10/100/1000base-T port, 1000Base-X SFP port
2, POE port 16
- Max PoE budget 240 W
- Switching capacity 36 Gbps
- Forwarding rate 26.78 Mpps
- MAC address table 8000
- 16 VLAN
- Loop Prevention, Flow control, port isolation, Broadcast storm suppression, Cloud
management
- Power consumption 280 W, power supply 100-240 V AC, 6A, fan built-in, lower than
25 ºC stop running
- Port surge 4 KV
- Operating temperature 0 ºC - 40 ºC
- Operating humidity 10 % to 90 % RH
c. Access point
1. Dual-radio dual-band :
2. Radio1 :2.4GHz 11ax,2×2 MIMO
3. Radio2 :5GHz 11ax,2×2 MIMO
4. Antenna Type :
5. Integrated : Omni directional
6. Antenna Gain :

101
7. 2.4GHz : 3dBi
8. 5GHz : 3dBi
9. Interfaces :
10. 1 x 10/100/1000M BASE-T Ethernet Port, PoE In (Support IEEE 802.3af/at)
11. Full Spectrum Operation in IEEE 802.3af Mode
12. 1 1G/2.5G SFP Port
13. Management Port
14. 1 RJ45 Console Port
15. Dimensions : (W × D × H) 220mm×220mm×49mm
16. Spesifikasi dari Ruijie RG-AP820-L(V3) Wi-Fi 6 AX3000 Indoor Ceiling Access Point

a. Instalasi Pengkabelan
b. Software yang digunakan harus ada lisensi dari pabrik
c. Sistem Pentanahan
Sistem pentanahan (grounding) pada pekerjaan telepon yaitu kabel grounding dari peralatan
security intercom yang di-grounding sampai ke busbar grounding elektronik di ruang kontrol.
d. Sistem Surge Arrester
Surge Arrester, tipe valve atau metal oxide yang dirancang usntuk memproteksi peralatan
elektronik terhadap over voltage yang diesebabkan oleh petir maupun oleh switching surge.
Dipasang sedekat mungkin dengan peralatan yang diproteksi dan dihubungkan ke konduktor
yang tidak di-grounding dipasang sehingga baik pembuangan gas maupun diskonektor arrester
diarahkan ke perlengkapan yang dioperasikan di sekitarnya. Konduktor grounding arrester
harus diletakkan sedekat mungkin antara arrester dan ground, mempunyai impedansi rendah
dan kapasitas pembawa muatannya besar. Spesifikasi
Surge Arrester :
• Class ii
• Nominal Voltage (UN) : 220 V
• Maximum continous operating voltage/50 Hz : 275 V
• Maximum discharge current (8/20) (l max) : 40 kA
• Nominal discharged current (8/20) (ln) : 20 kA
• Voltage protection level at ln (Up) : < 1,3 kV
• Respon time (tA) : 0,25 nS
• Short circuit with stand capability (lp) : 60 kArms at maximum back up fuse
• Operating temperature range : -40° C to + 80° C
• Cross section of the connected conductor : 6 mm² - 25 mm²
• Protection type : IP20
• Housing material : DIN rail 35 mm
• Life time : 100000 hours

D. Kemampuan Sistem
• Sistem instalasi pengkabelan sesederhana mungkin sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
untuk memudahkan pemasangan dan pemeliharaan.
• Konsumsi daya listrik serendah/sehemat mungkin dan di-back-up batere selama 10 menit.

E. Masa Pemeliharaan dan Garansi


102
• Masa pemeliharaan ditetapkan selama 365 hari setelah diadakan serah terima Pekerjaan
Pertama. Selama masa pemeliharaan,Pemborong diwajibkan untuk melakukan keseluruhan
peralatan
• Selama 3(tiga) bulan atau masa pemeliharaan sejak serah terima pekerjaan pertama,
Pemborong diwajibkan menempatkan minimal 1(satu) orang setiap hari mendampingi
pengoperasian pemeliharaan sistem serta melatih keterampilan teknisi sehingga masa ini
berakhir operator maupun teknisi dapat sepenuhnya mampu mengoperasikan dan memelihara
peralatan data sistem.
Pemborong diwajibkan memberikan garansi komputer/peralatan yang rusak untuk diganti yang baik selama
365 hari sejak serah terima pertama pekerjaan, sepanjang kerusakan tersebut tidak disebabkan oleh
kesalahan operator.

PASAL 11
LAIN - LAIN

1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada bangunan ini
sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh Pengawas.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh Pemborong.
3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail maka segera
dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan itu sendiri.
4. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi itu mutlak dibutuhkan,
maka hal tersebut harus dikerjakan / dilaksanakan.
5. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam Pasal-Pasal RKS ini akan dijelaskan
dalam Aanwijzing

103
RENCANA KERJA DAN SYARAT ( RKS )
PEKERJAAN LIGHTING ARCHITECTURAL

I. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
A. PERSYARATAN UMUM
1. Persyaratan umum merupakan bagian dari persyaratan teknis. Apabila ada klausul dari
persyaratan umum dituliskan dalam persyaratan teknis, berarti menuntut perhatian khusus pada
klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari
persyaratan umum. Klausul-klausul dalam persyaratan umum hanya dianggap tidak berlaku
apabila dinyatakan secara tegas dalam persyaratan teknis.
2. Persyaratan teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan segala pekerjaan, bahan-
bahan dan peralatan – peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan
dari seluruh sistem, agar lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
3. Persyaratan teknis merupakan satu kesatuan dengan gambar – gambar teknis yang
menyertainya. Bila ada satu bagian pekerjaan yang hanya disebutkan di dalam salah satu dari
kedua dokumen tersebut, maka Kontraktor wajib melaksanakannya dengan baik dan lengkap.
4. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya, agar dapat
menghasilkan pekerjaan yang baik dan rapi.
5. Kontraktor bertanggung jawab dalam pengawasan yang ketat terhadap jadwal atau urutan
pekerjaan, sehingga tidak mengganggu penyelesaian proyek secara keseluruhan pada waktu
yang telah ditetapkan.
6. Kontraktor harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan – bahan dan peralatan yang
diserahkan harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan pekerjaan
dilakukan secara wajar dan terbaik. Instalasi yang dilakukan adalah lengkap dan dapat berjalan
dengan baik dalam kondisi yang terjelek sekalipun, tanpa mengurangi atau menghilangkan atau
menghilangkan bahan- bahan atau peralatan yang seharusnya diadakan, walaupun tidak
disebutkan secara nyata dalam Gambar Kerja / Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
7. Semua bahan / material dan peralatan harus sesuai dengan ketentuan yang tertera pada
peraturan-peraturan seperti:
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011, 2020.
b. Standard lain: IEC Standard
c. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan,
d. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang dan Pemerintah daerah.
8. Semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan diserahkan untuk penyelesaian
pekerjaan harus dalam keadaan baru dan dari kualitas terbaik.
9. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat mengetahui
hal-hal yang akan mengganggu / mempengaruhi pekerjaan. Apabila timbul persoalan, Kontraktor
wajib mengajukan saran penyelesaian kepada Konsultan Pengawas, paling lambat 10 (sepuluh)
hari sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.
10. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti, ruangan-ruangan dan syarat-syarat yang diperlukan
dengan Kontraktor lainnya, sehingga peralatan-peralatan elektrikal dapat dipasang pada tempat
dan ruang yang telah disediakan.
11. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus memeriksa dan memahami pekerjaan
pelaksanaan dari pihak lain yang ikut menyelesaikan proyek ini, apabila pelaksanaan pekerjaan

104
dari pihak lain tersebut dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan.
12. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus rencana kerja dengan jadwal yang
disesuaikan dengan Kontraktor lain. Apabila terjadi sesuatu perubahan, Kontraktor wajib
memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan mengajukan saran-saran
perubahan/perbaikan.
13. Pada waktu akan memulai pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan pekerjaan Gambar-gambar
Kerja terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan dari direksi. Gambar-gambar tersebut sudah
diserahkan kepada direksi minimal dalam waktu 1 minggu sebelum instalasi dilaksanakan.
14. Pemasangan peralatan harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan
tersebut. Untuk itu, Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar rencana instalasi secara rinci
sebelum melaksanakan pekerjaan.
15. Apabila terjadi suatu keadaan dimana Kontraktor tidak mungkin menghasilkan kualitas pekerjaan
yang terbaik, maka Kontraktor wajib memberikan penjelasan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/Tim Teknis dan memberikan saran- saran perubahan / perbaikan. Apabila hal ini tidak
dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung jawab terhadap kerugian-kerugian yang ditimbulkannya.
16. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, Kontraktor harus memberi tanda-tanda pada dua set
gambar pelaksanaan, atas segala perubahan terhadap rancangan instalasi semula.
17. Kontraktor harus melakukan general test, terhadap seluruh pekerjaan elektrikal.
18. Test elektrikal beban penuh, harus disaksikan oleh direksi atau Konsultan Pengawas dan bila
terjadi kerusakan atau kesalahan harus diperbaiki atas tanggungjawab Kontraktor.
19. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor.
20. Hasil pengujian dituangkan dalam berita acara sebagai syarat penyerahan pertama.
21. Kontraktor harus membuat as-built drawing wiring diagram pekerjaan elektrikal yang sesuai
dengan kondisi terpasang.
22. Peraturan dan Acuan Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu
kepada Peraturan Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional,
Standar Nasional maupun Internasional yang terkait. Kontraktor dianggap sudah mengenal
dengan baik standard dan acuan nasional maupun internasional dalam spesifikasi ini. Adapun
standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini :
a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, beserta Peraturan
Pelaksanaannya
b. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Permenaker No 5 Tahun 2018. Peraturan Menteri
Tenaga Kerja (Permenaker) No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) bertujuan meningkatkan perlindungan bagi pekerja, produktivitas, dan menciptakan
kondisi kerja yang baik bagi dunia usaha.
c. UU No. 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi dengan PP No. 52/2000 tentang
Penyelenggaraan Telekomunikasi Indonesia.
d. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2011, 2020.
e. Pedoman Pemasangan Jaringan Telekomuniksi (PPJT) PED T-005 tahun 2000 tentang
Kabel Tanah.
f. SNI 04.6629.4-2006 (450/750 V) dan SNI IEC 60502.1-2009 0,6/3 KV tentang SNI Wajib
Kabel Tegangan Rendah.
g. Standart Internasional dan Nasional Jaringan dan Perangkat Telekomunikasi Ethernet ;
IEEE.

105
B. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang disebutkan dalam
Gambar Kerja / Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain: Sistem penerangan secara
lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan konduit, titik nyala lampu, armature dan saklar.
2. Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah disebutkan dalam
Gambar Kerja / Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak disebutkan namun secara
umum / teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistim yang sempurna, aman, siap pakai dan
handal.
3. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi listrik yang
terpasang.
4. Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (as built drawing).

C. SPESIFIKASI BAHAN DAN MATERIAL


1. Lampu
a. Lampu yang digunakan menggunakan merk CHROMABLANC, PHILLIPS, OPPLE
b. Lampu yang digunakan harus lampu hemat energi.
c. Lampu yang digunakan bergaransi minimal 1 tahun.
d. Linear Wall Washer L – 50 cm
Jenis : Linear Wall Washer
Power : 12 Watt, 24V
Color Temperature : 3000K
Dimensi : L – 50, Cover
Lokasi Pemasangan : Teras Outdoor Selatan, Dome

Gambar 1. Linear Wall Washer L – 50 cm

e. Linear Wall Washer L – 100 cm


Jenis : Linear Wall Washer
Power : 24 Watt, 24V
Color Temperature : 3000K
Dimensi : L – 100, Cover
Lokasi Pemasangan : Exterior Tampak, Dome

106
Gambar 2. Linear Wall Washer L – 100 cm

f. Spotlight Outdoor
Jenis : Surface Mounted Spotlight Outdoor
Power : 10 Watt, 24V, 15°
Color Temperature : 3000K
Derajat : 15°
Lokasi Pemasangan : Exterior Tampak dan Pillar
Finishing : Custom Paint White

Gambar 3. Spotlight Outdoor 10 Watt

g. Power Supply
Jenis : Outdoor Power Supply
Kapasitas Power : 100 Watt, 24V dan 200 Watt, 24V
Fungsi : 100 Watt ( Driver Wall Washer, Neon Flex ), 200 Watt ( Neon
Flex, Spot Light )

Gambar 4. Power Supply 100 Watt dan 200 Watt

h. Neon Flex Outdoor


Jenis : Neon Flex
Power : 10 Watt/m, 24V
Color Temperature : 3000K
Kelas : IP 67
Lokasi Pemasangan : Exterior Tampak

107
Gambar 5. Neon Flex 10 Watt/m, 24V, IP67

i. Spotlight Outdoor
Jenis : Surface Mounted Spotlight Outdoor
Power : 2 Watt, 24V
Color Temperature : 3000K
Derajat : 10°
Lokasi Pemasangan : Interior Column dan Mimbar
Finishing : Custom Paint White

Gambar 6. Surface Mounted Spotlight Outdoor 2Watt, 3000K, 24V

j. Uplight
Jenis : Inground Uplight
Power : 2 Watt, 24V
Color Temperature : 3000K
Derajat : 10°
Lokasi Pemasangan : Mimbar

Gambar 7. Inground Uplight 2Watt, 24V, 3000K

k. Spotlight Outdoor
Jenis : Surface Mounted Spotlight Outdoor
Power : 3 Watt, 220V
Color Temperature : 3000K
Derajat : 24°
Lokasi Pemasangan : Column Dome dan Pipe Organ
108
Finishing : Custom Paint White

Gambar 8. Spotlight Outdoor 3 Watt, 220 V, 3000K

l. Adjustable Spotlight
Jenis : Surface Mounted Spotlight Outdoor
Power : 10 Watt
Color Temperature : 3000K
Derajat : 24°
Lokasi Pemasangan : Interior Utama dan Mezzanine
Finishing : White / Gunmetal

Gambar 9. Adjustable Spotlight 10 Watt

m. Adjustable Spotlight
Jenis : Surface Mounted Spotlight Outdoor
Power : 3 Watt
Color Temperature : 3000K
Derajat : 24°
Lokasi Pemasangan : Interior Utama dan Mezzanine
Finishing : White / Gunmetal

Gambar 10. Adjustable Spotlight 3 Watt

109
n. Led Strip
Jenis : Indoor LED Strip
Power : 3 Watt/m, 24V
Color Temperature : 3000K
Lokasi Pemasangan : Mimbar

Gambar 11. LED strip 3Watt/m

o. Neon Flex Interior


Jenis : Neon Flex
Power : 10 Watt/m, 24V
Color Temperature : 3000K
Kelas : IP 67
Lokasi Pemasangan : Railing Tangga

Gambar 12. Neon Flex 10 Watt/m, 24V, IP67

Jika menggunakan armature terpisah, bahan armature tidak boleh terbuat dari bahan yang
mudah berkarat.

D. PERLENGKAPAN INSTALASI
1. Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi instalasi agar
diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah perawatan.
2. Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
3. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box / doos kabel harus sama.
4. Junction Box / Doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup pengaman.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Kabel – Kabel
a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel merk yang jelas dan tidak
mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan
phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL 2011.
c. Kabel daya yang dipasang vertikal menggunakan duct kabel.
110
d. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari
pipa Conduit dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
e. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus dipasang rapi. Kabel instalasi daya
dan penerangan didalam bangunan. Semua kabel harus dipasang dalam konduit, dengan
ketentuan-ketentuan pemasangan konduit sebagai berikut:
• Dipasang dipermukaan plat beton langit-langit untuk ruang dengan langit-langit
(plafond).
• Dipasang di plat beton langit-langit untuk ruang yang tidak berplafon (exsposed ceilling).
Untuk pemasangan pipa konduit dipermukaan plat beton, konduit harus dilengkapi
pendukung-pendukung.
f. Kabel penerangan harus tetap di dalam konduit.
g. Penyambungan kabel untuk penerangan harus di dalam kotak terminal yang terbuat dari
bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya
dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las
doop.
h. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
i. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari PLN
(Perusahaan Listrik Negara) yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi
persyaratan.
j. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan.
k. Instalasi kabel tenaga.
• Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan gambar dan kondisi
setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut dapat meminta
petunjuk Konsultan Pengawas.
• Kontraktor wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut, kecuali
dinyatakan lain dalam Gambar Kerja.
• Tarikan kabel harus diatur dengan baik dan rapi sehingga tidak saling tindih dan
membelit.
• Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang menelusuri
dinding (outbow) harus dilindungi dengan pipa pelindung.
• Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi dengan klem-
klem dan perlengkapan penahan lainnya, sehingga nampak rapi.
• Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.
• Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus menggunakan
pipa fleksibel, belokan harus dengan radius min. 1 1/2 x diameter kabel.
• Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel Mark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
• Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.
• Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable ladder)
diklem dan disusun rapi.
• Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
• Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m di setiap
ujungnya.

111
2. Lampu
a. Pemasangan disesuaikan dengan titik-titik pada gambar Kerja, atau atas perintah Konsultan
Pengawas/Tim Teknis, jika diharuskan berubah posisinya, Kontraktor harus menggambarkan
dalam shop drawing
b. Lampu yang dipasang harus kuat, tidak kendor, dan rapi.
c. Bersihkan lampu dari debu dan noda yang melekat saat pemasangan.

F. PROSEDUR PENYELENGGARAAN KOMISIONING DAN PROSES SERTIFIKASI LAIK OPERASI


( SLO )
1. Penyelesaian Akhir Pekerjaan Konstruksi
Hasil pelaksanaan konstruksi jaringan tegangan rendah, tidak boleh langsung diberi tegangan
dan dioperasikan. Jaringan harus melalui 2 tahap proses yaitu pemeriksaan fisik dan pengujian.
2. Verifikasi pelaksanaan dan perencanaan
Verifikasi meliputi kesesuaian antara rencana dan hasil pelaksanaan baik secara sistem maupun
jumlah serta spesifikasi teknis material yang dipakai.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat kesesuaian fisik antara hasil pelaksaan konstruksi
dengan standar konstruksi yang diberlakukan, meliputi konstruksi jaringan, jarak antar tiang,
ROW, jarak aman, kedalaman penanaman tiang, topang tarik/tekan, pondasi tiang, andongan,
penyambungan/sadapan, pembumian.
4. Pengujian Isolasi Penghantar
Pengujian ketahanan isolasi penghantar dilakukan dengan insulation tester 1000 Volt. Hasil nilai
tahanan tidak kurang dari 1 kilo Ohm untuk tiap-tiap 1 Volttegangan alat penguji. Pengujian ini
juga dimaksudkan untuk meneliti kemungkinan kesalahan sadapan penghantar fasa ke instalasi
pembumian. Tidak dilaksanakan uji tegangan (power frequency test)
5. Pengisian Formulir hasil Uji dan pemeriksaan
Formulir checklist pemeriksaan dan hasil uji wajib diisi dan disahkan oleh petugas yang
berwenang.
6. Laporan Kemajuan Pekerjaan ( progress )
Berisikan laporan kemajuan proses pekerjaan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
penyelesaian termasuk pengujian akhir pekerjaan
7. Foto Dokumentasi
Berisikan foto-foto proses pekerjaan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penyelesaian
termasuk pengujian pekerjaan
8. As-built drawing
Tegangan rendah di buat pada peta dengan skala 1: 200. Pada peta tercantum :
a. Jarak kabel dengan tanda-tanda geografis (jalan raya, bangunan)
b. Potongan melintang galian kabel pada titik-titik jalur tertentu.
c. Posisi crossing, boring (lintasan kabel memotong jalan raya).
d. Penjelasan fisik pelaksanaan konstruksi kabel.
e. Jenis ukuran kabel dan jumlah kabel yang di gelar.
f. Posisi PHB dan nomor identitas PHB.
g. Total panjang kabel dan jumlah komponen lain.
h. Nama dan nomor atau jurusan kabel.
i. Tanggal pelaksanaan, nomor perintah kerja dan nama pelaksana.

112
G. KOMISIONING
Komisioning jaringan adalah serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian suatu jaringan listrik
untuk meyakinkan bahwa jaringan yang diperiksa dan diuji,baik individual maupun sebagai suatu
sistem, telah berfungsi sebagaimana semestinya sesuai perencanaan dan memenuhi
ketentuan/persyaratan standartertentu yang terkait dengannya, sehingga siap dan layak untuk
dioperasikan dan / atau siap untuk diserahterimakan kepada Pemberi Pekerjaan.
Laporan Komisioning ialah laporan yang mencatat semua kejadian selama pelaksanaan komisioning
termasuk didalamnya risalah rapatrapat koordinasi, hasil pengujian, penyimpangan-penyimpangan
kecil (minor) dari kontak yang masih harus diselesaikan. Laporan komisioning ini merupakan dasar
untuk menerbitkan izin beroperasi dalam sistem PLN dan untuk menerbikan sertifikat serah-terima
pekerjaan.

113
RENCANA KERJA DAN SYARAT ( RKS )
PEKERJAAN PERBAIKAN ALAT MUSIK ORGAN PIPA (ORGEL)

1. Lingkup Pekerjaan
- Pembelian organ pipa bekas dari Eropa atau Amerika;
- Dismantling dan Packing;
- Shipping dan forwarding;
- Pekerjaan overhaule;
- Pekerjaan perbaikan (bahan-bahan perbaikan bersertsa konstruksinya);
- Pekerjaan instalasi;
- Pekerjaan voicing / tuning pipa-pipa;
- Pekerjaan Finishing
- Biaya teknisi asing (instalasi dan akomodasi) bila diperlukan.
- Biaya lain-lain.
2. Batasan Pelaksanaan
a. Karena organ pipa harus di beli dari luar negeri, dibutuhkan waktu untuk mencari dengan ukuran
yang sesuai dengan ruang pipa organ di Gereja, dibutuhkan wktu untuk dismantling, packing dan
shipping, dibutuhkan waktu untuk overhaul dan perbaikan serta penggantian bagian-bagian yang
rusak, waktu untuk instalasi, voicing sesuai akustik Gedung Gereja, tuning (stem/penalaan pipa-
pipa) hingga organ pipa bisa dibunyikan/dimainkan.
b. Penawaran vendor perbaikan organ pipa (orgel) harus mencakup lingkup pekerjaan minimal
sesuai point 1 diatas dan pengajuan disertai jadwal pelaksanaan secara terperinci;
c. Dalah hal dalam perkiraan rencana perbaikan alat music organ pipa (orgel) ternyata tidak dapat
dipenuhi secara jadwal pelaksanaan, dapat dimungkinkan perubahan rencana perbaikan
maupun perubahan alokasi biaya melalui keputusan owner/pemberi kerja.

Semarang, 23 Maret 2024


Disusun oleh:
PPK Prasarana Strategis dan BPB
Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah I
Provinsi Jawa Tengah

TTD

Eko Priyo Prastyo, ST., MT.


NIP. 197712162008121002

114
RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS
ARSITEKTUR, SIPIL, SERTA,
MECHANICAL ELEKTRICAL DAN PLUMBING (MEP)
REHABILITASI GEREJA IMMANUEL (BLENDUK)
KOTA SEMARANG
SPESIFIKASI TEKNIS

No. JENIS PEKERJAAN MATERIAL / JENIS MERK / PRODUKSI

SIPIL & ARSITEKTUR


1 Pasangan bata Batu bata merah Lokal
2 Mortar Plester dan acian Uzin

Lantai marmer uk.75x75 cm type refer to Pastori


3 Pelapis lantai dan dinding Lokal, Alam Lestari Raya/Aleria/Aldas/Cisangkan
Gereja Grouting

Epoxy Resin Lokal, Alam Lestari Raya/Aleria/Aldas/Cisangkan


Batu andesit bakar uk.60x60x3 cm Lokal, Alam Lestari Raya/Aleria/Aldas/Cisangkan
Krakatau steel, Lautan Steel, Master Steel, Hanil
4 Baja Plat strip lebar 6 cm tebal 7,6 mm
Jaya Steel, Raja Paksi/ Gunung garuda
Plat strip lebar 5,1 cm ketebalan 18 mm, 16 mm, 12 Krakatau steel, Lautan Steel, Master Steel, Hanil
mm dan 10 mm beragam Jaya Steel, Raja Paksi/ Gunung garuda
Krakatau steel, Lautan Steel, Master Steel, Hanil
Kolom pipa baja dia.30 cm x 13 mm
Jaya Steel, Raja Paksi/ Gunung garuda
Krakatau steel, Lautan Steel, Master Steel, Hanil
Siku L50.50.5
Jaya Steel, Raja Paksi/ Gunung garuda
Krakatau steel, Lautan Steel, Master Steel, Hanil
Plat grating steel 1”x1/8”
Jaya Steel, Raja Paksi/ Gunung garuda
5 Pintu dan Jendela
a. Kusen Pintu dan Jendela Kayu jati kualitas I perhutani (sertifikat perhutani) Lokal
b. Kaca Pintu dan Jendela Kaca bening 5mm, kaca patri Asahimas, Mulia
c. Aksesories Handel, Engsel, casement, dan aksesories lainnya Kenari djaja, Pasini, Kend

6 Plafond - Rangka kayu jati Lokal


- kayu jati Lokal
7 Cat
a. Dinding bagian luar - Eksterior Cat silicate breatheable paint Keim, Propan, Jotun
b. Dinding bagian dalam - Interior Cat silicate breatheable paint Keim, Propan, Jotun
c. Kayu Cat silicate breatheable paint Keim
d. Besi Cat marine grade Jotun
e. Waterproofing Coating Mortindo ananta
Membrane Sika
8 Penutup atap
a. Penutup atap kubah Lembaran seng t = 0,8 mm Multiroof, Soka
b. Penutup atap menara barat dan timur Atap metal Multiroof, Soka
b. Penutup atap transept utara, transept barat Atap genteng asbes Multiroof, Soka
transept timur, transept selatan, rumah lonceng, portico.
c. Penutup kanopi Membrane warna putih 602 GSM Heytex, Serge Ferrari, AGTex
d. Insulasi Thermaflex t = 15 mm PT. Dynami Makmur Lestari

9 Drainase
- Saluran drainase Saluran beton pipa D300 x 1250 mm Lokal, Alam Daya Sakti/Aldas
U ditch uk.400x400 mm dan cover berlubang Lokal, Alam Daya Sakti/Aldas
- Bak kontrol Bak kontrol 60x60x65cm, tutup beton Lokal, Alam Daya Sakti/Aldas

10 Lansekap
- Perkerasan Paving K-300 t = 8 cm Lokal, Alam Daya Sakti/Aldas
Batu andesit 20x20 cm coating clear anti lumut Lokal, Alam Daya Sakti/Aldas
- Rumput Rumput gajah mini Lokal
- Tanaman dan pohon - Tanaman pagar asoka jawa Lokal
- Pohon Damar Minyak Lokal
SPESIFIKASI TEKNIS

No. JENIS PEKERJAAN MATERIAL / JENIS MERK / PRODUKSI

MEKANIKAL LISTRIK
1 Panel Tegangan Rendah
Tebal Plat min. 2 mm, finishing Powder Coating RAL
MDP Nata Ultima Enggal, Dimensi Sinergi
7032, min. Form 2B
Tebal Plat min. 1,5 mm, finishing Powder Coating RAL
Panel Nata Ultima Enggal, Dimensi Sinergi
7033
2 Pengaman Rating 6 KA - 200 KA / 400 Volt Komponen Panel
MCCB, ACB Schneider , ABB, Terasaki
MCB Schneider , ABB, Terasaki
Kontaktor Schneider , ABB, Terasaki
3 Acessories
Lampu Indikator Schneider , ABB, Siemens
Sepatu Kabel Schneider , ABB, GAE
Isolasi 3M, Nachi
Digital Power Metering Schneider , ABB
Ampere Meter Analog Schneider , ABB, GAE
Volt Meter Analog Schneider , ABB, GAE
Timer Schneider , ABB
Fuse Schneider , ABB
Push Button On -Off Schneider , ABB
4 Kabel dan Grounding
Kabel Tegangan Rendah NYY, NYM, NYA, NYMHY Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, Jembo
Kabel Tanah Tegangan Rendah Rated voltage 0,6 /1 KV Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, Jembo
Kabel Tahan Api Mineral Insulated, Zero halogen Pyrotec, Radox, Vitalink, Jembo
5 Genset
Silent type Kapasitas 80 kva perkis, cummins (berca power)
Dimensi 2440 mm x 1060 mm x 1680 mm
Enggine : DCEC Cummins, 4BTA3.9-G11
Alternator : STAMFORD UCI224G1
6 Lampu dan Armature
Lampu Bollard 15 Watt, Tinggi 1200 mm Chromablanc, Phillips, Opple
Wall Washer 500 mm 12 Watt, 24 V Chromablanc, Phillips, Opple
Wall Washer 1000 mm 24 Watt, 24 V, 3000 K Chromablanc, Phillips, Opple
Surface Mounted Spotlight Outdoor 10 Watt, 24 V, 15 Deg Chromablanc, Phillips, Opple
Neon Flex 10 Watt/m, IP67 Chromablanc, Phillips, Opple
Surface Mounted Spotlight Outdoor 2 Watt, 3 Watt, 24V, 3000K, 10 Deg Chromablanc, Phillips, Opple
Inground Uplight 2 Watt, 24V, 10 Deg, 3000K Chromablanc, Phillips, Opple
Adjustable Spotlight 10 Watt, 24 Deg, 3000K Chromablanc, Phillips, Opple
Adjustable Spotlight 3 Watt, 3000K, 24 Deg, Gunmetal Chromablanc, Phillips, Opple
7 Catu Daya Backup
Uninterruptible Power Supply (UPS) Type VRLA, 1 kVA, 2 Kva Socomec, APC, Vector
8 Alat Bantu Instalasi
Conduit dan Flexible Conduit Untuk kabel Warna Putih, PVC Conduit 20 mm Boss, Power, Legrand
Tee Dos, Cross Dos Boss, lesso, Legrand
Isolasi 3M, Unibel
9 Proteksi Petir / Penyalur Petir
Proteksi Petir / Penyalur Petir Konvensional Tinggi 1 Meter
Kabel NYA 50 mm² Supreme, Kabel
Pipa PVC 1 1/2 Inch Power, Rucika
SPESIFIKASI TEKNIS

No. JENIS PEKERJAAN MATERIAL / JENIS MERK / PRODUKSI

10 TATA UDARA
Kapasitas Indoor : Wall Mounted : 19.100 Btuh, Floor
AC Lantai 1 s/d Lantai Mezanine Standing with Case : 9.600 Btuh, 15.400 Btuh, 24.200 Daikin, Panasonic, LG
Btuh, Standing Floor : 48.100 Btuh
VRF System Kapasitas Outdoor : 95.500 Btuh,
114.600 Btuh, 152.900 Btuh
Pipa Refrigerant Kembla, Denji, Daikin Pipe, Koido, Toyoda
Pipa Drain Wavin, Rucika, Power, Pipa Mas
Pipa Insulasi Insuflex, Armaflex, Kflex
11 FIRE EXXTINGUISHER
Fire Extinguisher Kap. 6 Kg Type Dry Chemical Powder Guard All, Ocean Fire, Gunnebo, Protector

ELEKTRONIKA
1 Sistem Deteksi Kebakaran ( Fire Alarm )
Panel Kontrol Utama Addressable Bosch, Honeywell
Detector Asap Photo Electric Bosch, Honeywell
Detector Laju Panas 8 Derajat per Menit Bosch, Honeywell
Manual Break Glass Push Button Bosch, Honeywell
Horn Strobe Fire Alarm / Alarm Lamp Bosch, Honeywell
Alarm Bell Bosch, Honeywell
Linear Beam Detector 181 x 131 x 134 mm, RAL 9016 Traffic White Bosch, Honeywell
Interface Module Series Bosch, Honeywell
Kabel FRC Mineral Insulated, Zero Halogen Pyrotec, Radox, Vitalink, Jembo
Kabel NYA 1,5 mm Supreme, Radox, Kabelmetal, Jembo
Material bantu Isolasi 3M, Unibel
2 Sistem LAN / Data
8 Port
Core Switch Aruba, Hirchmann
Switch Hub 8 Port Aruba, Hirchmann
Wireless Access Point Aruba, Hirchmann
Kabel Instalasi UTP Cat 6 AWG 23 AMP Net Connect, Belden, Multi Media Connect
PVC Conduit Boss, Power, Legrand
Rack 19" Nirack, Indorack
3 CCTV Resolution: 2 MP (2560 x 1440)
Kamera ( Indoor Camera HD ) 2.8 mm / 100 lens Honeywell, Bosch
H.265+/H.265/H.264+/H.264/MJPEG video
compression
3D-DNR, DWDR, BLC video processing functions
Access via Hik-Connect app
Region of interest (ROI)
Mechanically switching IR filter
IK10 rating (vandal-proof)
IP66 rating
Power: 12 VDC or PoE (802.3af)
H.265+, H.265, H.264+, H.264
IP66 ''" IK10
Dual stream
Digital WDR (Wide Dynamic Range)
3-Axis adjustment
Screen Size : LED 32”, Resolution : Full HD, Power
Source : 12VDC, 50-75 Hz, Built-in Speaker, Power
Monitor Samsung, LG, Panasonic
Consumption : Max 90 W, Video input : 2 BNC, HDMI,
Video output : 2BNC
Input : 16 Channel , Video recording format (IP
camera) : H.264/MPEG-4/JPEG, Total Recording frame
rate : 480 fps(full HD), Hardisk : up to 16 TB (2 TB x
NVR 6), Feature : sensor input & output, Power Honeywell, Bosch
requirement : 100 v to 127 V AC /200 v to 240 V (50
Hz), Power consumption: max 250 W (100-240 v 3.5 -
1.5 A)
SPESIFIKASI TEKNIS

No. JENIS PEKERJAAN MATERIAL / JENIS MERK / PRODUKSI

4 TELEPHONE
Central Unit (PABX) Sangoma, LG-Ericcson
Telephone Unit Sangoma, LG-Ericcson
Panel Box Tebal Plat Minimum 1,5 mm finishing Coating Powder Lokal
PVC Conduit Boss, Power, Legrand
Kabel Telephone Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, Jembo
5 SISTEM TATA SUARA ( SOUND SYSTEM )
Digital Stage Box Power Consumtion : 50 Watt Nexo, Yamaha
WxHxL = 480x88x364 mm Berat = 5.7 kg
100dB, adjacent INPUT/OUTPUT channels, Input Gain
= -6dB *Measured with a -30dB/octave filter @22kHz

+0.5, '-1.5dB 20Hz-20kHz, refer to the nominal output


level @1kHz, INPUT to OUTPUT, Fs=44.1kHz or 48kHz
Less than 3ms INPUT to OUTPUT, connect with TF5
and NY64-D using Dante, Dante Receive Latency set
to 0.25ms (one way), Fs=48kHz
filter @22kHz
Mixer Digital 510 × 225 × 599 mm Power Consumtion : 100 Watt Nexo, Yamaha
Less than 2.6 ms, INPUT to OMNI OUT, Fs=48 kHz
100 mm motorized, Resolution = 10-bit, +10 dB to
–138 dB, –∞ dB all faders
Less than 0.05% 20 Hz–20 kHz @+4 dBu into 600 Ω ,
INPUT to OMNI OUT, Input Gain=Min. (Measured with
a –18 dB/octave filter@80 kHz)
Power Specifications
Power Amplifier Nexo, Bose
Number of channels 4 amplifier channels, 2 by 2
bridgeable

Max output voltage (no load) 4 x 140 V

Max output power (4 channels mode / 8 Ohms load


per channel) 4 x 1200 W

Max output power (4 channels mode / 4 Ohms load


per channel) 4 x 1900 W

Max output power (4 channels mode / 2 Ohms load


per channel) 4 x 2500 W
Max output power (2 channels mode / 8 Ohms load
per channel) 2 x 3800 W
Max output power (2 channels mode / 4 Ohms load
per channel) 2 x 5000 W

Power consumption (Standby) 10 W

Power consumption (idle) 200 W


Chime Tones: -31 dB ±3dB (maximum position)
Column Speaker 250 (W) × 190 (H) × 110 (D) mm Frequency Response @-6 dB 90 Hz to 20 kHz Nexo, Bose
Sensitivity 105 dB SPL Nominal
Peak SPL@1m 135 dB
Available Crossover Frequencies 90 Hz, 120 Hz
HF Dispersion Vertical: +0°/-10° (Narrow Mode) or
+0°/-25° (Wide mode) | Horizontal: 100°
Nominal Impedance 4Ω
Recommended Power 650 to 1080 Watts / 4Ω
SPESIFIKASI TEKNIS

No. JENIS PEKERJAAN MATERIAL / JENIS MERK / PRODUKSI

Subwoofer Frequency Response @-6 dB 40 Hz to 120 Hz Nexo, Bose


Sensitivity 105 dB SPL Nominal
Peak SPL@1m 138 dB
Available Crossover Frequencies 40-85 Hz, 40-120 Hz,
40-150 Hz, 63-120 Hz, 63-150 Hz
Nominal Impedance 2Ω
Recommended Power 1300 to 2100 Watts / 2Ω Nexo, Bose
Speaker Frequency Range 95Hz – 20kHz (+/- 6dB)
Sensitivity (1W / 1m) 100dB SPL Nominal
Peak SPL Level (1m) 126dB Peak
HF Dispersion Selection (according to horns) Selection
of: 60°x60°, 90°x40°
120°x40°, 120°x60°
Nominal Impedance 16Ω
Recommended Amplification per box 200 to 500W
Microphone Wireless Shure, Krezt
Stuido Monitor Headphone Yamaha, Bose
RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS (RKS)

PEKERJAAN MEP

Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1 Panel Tegangan Rendah

NATA ULTIMA ENGGAL 33,17% 3285/SJ-IND.8/TKDN/4/2023

Tebal Plat min. 2 mm, finishing Powder Coating


MDP Mounting
RAL 7032, min. Form 2B

DIMENSI SINERGI 63,28% 5024/SJ-IND.8/TKDN/6/2023

NATA ULTIMA ENGGAL 33,17% 3285/SJ-IND.8/TKDN/4/2023

Panel Penerangan dan Stop Kontak, Tebal Plat min. 1,5 mm, finishing Powder Coating
Panel
Panel Penerangan Luar, Panel AC RAL 7033

DIMENSI SINERGI 63,28% 5024/SJ-IND.8/TKDN/6/2023

2 Pengaman Rating 6 KA - 200 KA / 400 Volt Komponen Panel

MCCB, ACB Schneider , ABB, Terasaki

ABB 31,80% 8641/SJ-IND.8/TKDN/8/2021

MCB 6A, 10A, 16A, 25A

SCHNEIDER

Kontaktor Schneider , ABB, Terasaki

4 Acessories

Lampu Indikator Schneider , ABB, Siemens

Sepatu Kabel Schneider , ABB, GAE


RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS (RKS)

PEKERJAAN MEP

Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto

Isolasi 3M, Nachi

Digital Power Metering Schneider , ABB

Ampere Meter Analog Schneider , ABB, GAE

Volt Meter Analog Schneider , ABB, GAE

Timer Schneider , ABB

Fuse Schneider , ABB

Push Button On -Off Schneider , ABB

4 Kabel dan Grounding

SUPREME 96,72% 4681/SJ-IND.8/TKDN/9/2022

Kabel Tegangan Rendah NYY, NYM, NYA NYY, NYM, NYA, NYMHY

KABELINDO 96,76%

Kabel Tahan Api FRC Mineral Insulated, Zero halogen Pyrotec, Radox, Vitalink, Jembo

5 genset silent type kapasitas 80 kva perkis, cummins (berca power)

dimensi 2440 mm x 1060 mm x 1680 mm

enggine : DCEC Cummins, 4BTA3.9-G11

alternator : STAMFORD UCI224G1


RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS (RKS)

PEKERJAAN MEP

Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto

6 Lampu dan Armature

Lampu Bollard 15 Watt Tinggi 1200 mm Chromablanc, Phillips, Opple

Wall Washer 500 mm 12 Watt, 24 V Chromablanc, Phillips, Opple

Wall Washer 1000 mm 24 Watt, 24 V Chromablanc, Phillips, Opple

Surface Mounted Spotlight


10 Watt, 24 V, 15 Deg Chromablanc, Phillips, Opple
Outdoor

Neon Flex 10 Watt/m, IP67 3000 K Chromablanc, Phillips, Opple

Surface Mounted Spotlight


2 Watt, 3 Watt, 24V, 3000K, 10 Deg Chromablanc, Phillips, Opple
Outdoor

Inground Uplight 2 Watt, 24V, 10 Deg, 3000K Chromablanc, Phillips, Opple

Adjustable Spotlight 10 Watt, 24 Deg, 3000K Chromablanc, Phillips, Opple

Adjustable Spotlight 3 Watt, 3000K, 24 Deg, Gunmetal Chromablanc, Phillips, Opple

6 Outlet Saklar dan Stop Kontak

PANASONIC 31,33% 6167/SJ-IND.8/TKDN/11/2022

Saklar Warna Putih

BOSS 36,62% 620/SJ-IND.8/TKDN/1/2023

PANASONIC 28% 6167/SJ-IND.8/TKDN/11/2022

Stop Kontak Indoor General Warna Putih

BOSS 30,95% 4692/SJ-IND.8/TKDN/5/2023

7 Catu Daya Backup

Uninterruptible Power Supply


Type VRLA 1 kVA, 2 kVA Socomec, APC, Vector
(UPS)
RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS (RKS)

PEKERJAAN MEP

Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto

8 Alat Bantu Instalasi

Conduit dan Flexible Conduit Untuk kabel Warna Putih PVC Conduit 20 mm POWER 86,45% 8294/SJ-IND.8/TKDN/8/2021

BOSS 88,09% 5482/SJ-IND.8/TKDN/10/2022

Tee Dos, Cross Dos Boss, lesso, Legrand

Isolasi 3M, Unibel

10 KABEL TRAY

SPEKTRA HD 49,69% 522/SJ-IND.8/TKDN/1/2023

KABEL TRAY 300 X 100 mm, 200 x 100 mm Kabel Tray, Cover Tray

TRI ABADI 47,75% 4031/SJ-IND.8/TKDN/8/2022

11 Proteksi Petir / Penyalur Petir

Proteksi Petir / Penyalur Petir Konvensional Tinggi 1 Meter

SUPREME 99,42% 4681/SJ-IND.8/TKDN/9/2022

Kabel NYA 50 mm²

KABELINDO 96,76%

POWER 86,82% 8463/SJ-IND.8/TKDN/8/2021

Pipa PVC 1 1/2 Inch

RUCIKA 89,16% 1038/SJ-IND.8/TKDN/4/2021

PEKERJAAN ELEKTRONIKA

1 Sistem Deteksi Kebakaran ( Fire Alarm )

Panel Kontrol Utama Addressable BOSCH 17,21% PROSES

HONEYWELL

Detector Asap Photo Electric Bosch, Honeywell


RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS (RKS)

PEKERJAAN MEP

Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto

Detector Laju Panas 8 Derajat per Menit Bosch, Honeywell

Manual Break Glass Push


Bosch, Honeywell
Button

Horn Strobe Fire Alarm /


Bosch, Honeywell
Alarm Lamp

Alarm Bell Bosch, Honeywell

Linear Beam Detector 181 x 131 x 134 mm, RAL 9016 Traffic White Bosch, Honeywell

Interface Module Series Bosch, Honeywell

Kabel FRC Mineral Insulated, Zero Halogen Pyrotec, Radox, Vitalink, Jembo

POWER 86,45% 8294/SJ-IND.8/TKDN/8/2021

PVC Conduit Conduit High Impact 20mm

BOSS 88,09% 5482/SJ-IND.8/TKDN/10/2022

SUPREME 99,42% 4681/SJ-IND.8/TKDN/9/2022

Kabel NYA 1,5 mm

KABELINDO 96,76%

Material bantu Isolasi 3M, Unibel

2 Sistem LAN / Data

8 Port
Core Switch Aruba, Hirchmann
RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS (RKS)

PEKERJAAN MEP

Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto

Switch Hub 8 Port Aruba, Hirchmann

Wireless Access Point Aruba, Hirchmann

AMP Net Connect, Belden, Multi Media


Kabel Instalasi UTP Cat 6 AWG 23
Connect

POWER 86,45% 8294/SJ-IND.8/TKDN/8/2021

PVC Conduit Conduit High Impact 20 mm

BOSS 88,09% 5482/SJ-IND.8/TKDN/10/2022

Rack 19" Nirack, Indorack

3 CCTV

Resolution: 2 MP (2560 x 1440)


2.8 mm / 100 lens
H.265+/H.265/H.264+/H.264/MJPEG video
compression
3D-DNR, DWDR, BLC video processing functions
Access via Hik-Connect app
Region of interest (ROI)
Mechanically switching IR filter
Kamera Indoor Camera HD Honeywell, Bosch
IK10 rating (vandal-proof)
IP66 rating
Power: 12 VDC or PoE (802.3af)
H.265+, H.265, H.264+, H.264
IP66 ''" IK10
Dual stream
Digital WDR (Wide Dynamic Range)
3-Axis adjustment

Screen Size : LED 32”, Resolution : Full HD, Power


Source : 12VDC, 50-75 Hz, Built-in Speaker, Power
Monitor LG 22,65% 202/SJ-IND.8/TKDN/2/2021
Consumption : Max 90 W, Video input : 2 BNC,
HDMI, Video output : 2BNC

SAMSUNG

POWER 86,45% 8294/SJ-IND.8/TKDN/8/2021

PVC Conduit Conduit High Impact 20 mm

BOSS 88,09% 5482/SJ-IND.8/TKDN/10/2022

Input : 16 Channel , Video recording format (IP


camera) : H.264/MPEG-4/JPEG, Total Recording
frame rate : 480 fps(full HD), Hardisk : up to 16 TB
NVR (2 TB x 6), Feature : sensor input & output, Power Honeywell, Bosch
requirement : 100 v to 127 V AC /200 v to 240 V (50
Hz), Power consumption: max 250 W (100-240 v
3.5 -1.5 A)
RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS (RKS)

PEKERJAAN MEP

Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto

4 TELEPHONE

Central Unit (PABX) Sangoma, LG-Ericcson

Telephone Unit Sangoma, LG-Ericcson

Tebal Plat Minimum 1,5 mm finishing Coating


Panel Box Lokal
Powder

PVC Conduit Boss, Power, Legrand

Supreme, Kabelindo, Kabelmetal,


Kabel Telephone
Jembo

5 SISTEM TATA SUARA ( SOUND SYSTEM )

Digital Stage Box TOA, Yamaha

Mixer Digital TF5, Yamaha

Power Amplifier TOA, YAMAHA

Processore TOA, YAMAHA


RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS (RKS)

PEKERJAAN MEP

Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto

Line Array Speaker TOA, YAMAHA

Compact Slim Array TOA, YAMAHA

Squencer TOA, YAMAHA

Handheld Microphone
Wireless, Clip On Wireless, Shure, Sennheseir
Lavalier Wireless Mic

Kabel Instalasi Sound Sistem Twinaxial 2 x 1,5 mm Canare, Klotz

Stuido Monitor Headphone Yamaha, Bose

PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLUMBING

1 TATA UDARA

Kapasitas Indoor : Wall Mounted :


AC Lantai 1 s/d Lantai 19.100 Btuh, Floor Standing with Case : VRF System Kapasitas Outdoor : 95.500 Btuh,
Daikin, Panasonic, LG
Mezanine 9.600 Btuh, 15.400 Btuh, 24.200 Btuh, 114.600 Btuh, 152.900 Btuh
Standing Floor : 48.100 Btuh
RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS (RKS)

PEKERJAAN MEP

Material
No Uraian Pekerjaan
Bahan dan Lokasi Spesifikasi Merk TKDN NO. SERTIFIKAT Foto

Kembla, Denji, Daikin Pipe, Koido,


Pipa Refrigerant
Toyoda

POWER 86,82% 8463/SJ-IND.8/TKDN/8/2021

Pipa PVC 1 1/2 Inch

RUCIKA 89,16% 1038/SJ-IND.8/TKDN/4/2021

Pipa Insulasi Insuflex, Armaflex, Kflex

2 FIRE EXXTINGUISHER

Guard All, Ocean Fire, Gunnebo,


Fire Extinguisher Type Dry Chemical Powder Kap. 6 Kg
Protector

1 PLUMBING

POWER 86,82% 8463/SJ-IND.8/TKDN/8/2021

Pipa PVC 1 1/2 Inch

RUCIKA 89,16% 1038/SJ-IND.8/TKDN/4/2021

BIMA REKSA "TOYA FIBERGLASS" 45,19% 4927/SJ-IND.8/TKDN/10/2022

BIOSEPTICTANK KAP. 1 M3, VERTIKAL

GLOBALINDO SUKSES PERSADA "


52,17% 2012/SJ-IND.8/TKDN/3/2023
BIOTECH "

Anda mungkin juga menyukai