Anda di halaman 1dari 45

METODE PELAKSANAAN

BAB I. PENDAHULUAN MAKSUD DAN TUJUAN


A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya kontraktor pelaksana pekerjaan yang akan mengikuti pross lelang
Proyek “Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas
Utara” berusaha melakukan kinerja yang sebaik-baiknya dengan berbagai ketentuan yang
disyaratkan baik spesifikasi teknis maupun metode sesuai standar baku apabila nanti
ditunjuk sebagai pemenang lelang. Sehingga dibuatlah Metode Pelaksanaan ini.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dari pembuatan metode pelaksanaan adalah supaya kontraktor
pelaksana mampu mengaplikasikan gambar desain menjadi bangunan konstruksi yang
diharapkan. Selanjutnya Tujuan dari dibuatnya metode pelaksanaan ini agar kontraktor
pelaksana dalam melakukan pekerjaan tidak menyimpang dari apa yang sudah dirancang
baik spesifikasi teknis, metode, waktu, tenaga kerja dan mendapat hasil yang maksimal
sesuai harapan yang di inginkan oleh semua pihak.

C. DATA PAKET PEKERJAAN


Paket Pekerjaan : Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi
Rawas
Utara
Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan
Waktu Pelaksanaan : 180 Hari Kalender

D. LINGKUP PEKERJAAN
Secara umum lingkup pekerjaan yang dilaksanakan untuk Pekerjaan Rehabilitasi
dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara, adalah sebagai berikut :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN UTAMA
- Pekerjaan Beton
- Pekerjaan Atap
- Pekerjaan Lantai dan Penutup Dinding
3. PEKERJAAN BUKAN PEKERJAAN UTAMA
Sebelum pekerjaan fisik dimulai, langka awal yang harus dikerjakan dalam waktu
Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah Surat Perintah Kerja
(SPK) turun adalah persiapan prapelaksanaan yang mana kondisi-kondisi dibawah ini
diketahui : Mengajukan sebuah rencana kerja atau action plan pada setiap item pekerjaan
tertulis lengkap dengan gambar-gambar sebuah rencana kerja atau action plan tertulis
lengkap dengan gambar-gambar pendukung metode kerja, sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
BAB II. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN UTAMA
A. PEKERJAAN STRUKTUR BETON
1. PEKERJAAN BETON LANTAI KERJA
Tahap Pelaksanaan :
a. Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
b. Buat adukan untuk lantai kerja dengan Mutu Beton K-100.
c. Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan
pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
d. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
e. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang dibutuhkan sebagai pola untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan
jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
f. Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
g. Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan / raskam hingga ketinggian yang telah ditentukan dengan cara
melaksanakan tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

2. PEKERJAAN BETON PONDASI


Tahapan Pekerjaannya adalah sebagai beriku ini:
a. Pekerjaan persiapan, meliputi :
• Mempelajari gambar kerja yang telah direncanakan.
• Menyiapkan tenaga kerja / tukang sebagai pelaksana pekerjaan.
• Menyiapkan peralatan yang diperlukan.
• Menghitung dan menyiapkan kebutuhan tulangan yang diperlukan.
b. Pembuatan rangkaian tulangan, meliputi :
• Membaca gambar kerja yang telah direncanakan.
• Pemotongan tulangan dilakukan dengan menggunakan alat pemotongtulangan
(cutting well) sesuai dengan ukuran dan jumlah yang telahdiperhitungkan
dalam gambar rencana
c. Tulangan-tulangan yang telah selesai dibentuk dipisahkan agar mudah dalam
proses pengangkutan.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
d. Perakitan tulangan kepala pondasi. Perakitan tulangan kepala pondasi dilakukan
di sekitar area pondasi yangakan dibuat. Setelah perakitan tulangan kepala pondasi
selesai kemudian dimasukkan ke dalam cetakan kepala pondasi seperti terlihat
pada gambar. Panjang penyaluran (overstake) dari tulangan pondasi sumuran
masuk kedalam rakitan tulangan kepala pondasi

Contoh. Gambar Instalasi Pemebsian di titik Pilecap

e. Pemasangan bekisting multipleks pada pondasi dan sloof. Pada zona tulangan
kepala pondasi, terjadi panjang penyaluran (overstake) dari bawah, yaitu
darielemen struktur tiang pancang ke arah atas dan juga ada panjang penyaluran
(overstake) dari kolom di atasnya. Oleh karena itu, sebelum kepala pondasi dicor,
dilakukan perakitan atau pemasangan tulangan longitudinal elemen struktur kolom
yang diikatkan kepada tulangan tarik kepala pondasi
f. Pemasangan beton decking pada rangkaian tulangan kepala pondasi, dimana beton
Decking ini dibuat dengan komposisi 1 semen : 2 pasir. Beton decking yang dibuat
dapat berbentuk kotak atau biasa disebut beton tahu, atau bisa juga berbentuk
silinder, seperti terlihat pada gambar. Pekerjaan pembuatan beton decking ini bisa
dilakukan bersamaan dengan pekerjaan penulangan.
g. Kemudian dilakukan pengecekan tulangan, meliputi pengecekkan kekuatan ikatan
tulangan (simpul ikatan), pengecekkan jarak antar sengkang.

Contoh. Gambar Pengecekan Pembesian Oleh Tim QC

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
Bekisting Pondasi
Pekerjaan pemasangan bekisting, baik bekisting batako maupun multipleks harus
sangat teliti, karena bekisting harus terpasang rapat agar dihasilkan mutu beton yang
baik.

Adapun proses pelaksanaan pekerjaan bekisting yaitu sebagai berikut:


➢ Membersihkan daerah kerja dari benda-benda yang dapat
mengganggupekerjaan.
➢ Mempelajari gambar kerja.
➢ Mempersiapkan bahan dan alat-alat kerja yang akan dipakai. Batako yang telah
disiapkan kemudian dipasang dengan mortar, begitu juga dengan papan-papan
yang telah disiapkan. Keduanya dirangkai menjadicetakan pondasi disesuikan
atau dibentuk berdasarkan perencanaan, dan kontrol kesikuannya dengan
penyiku. Pemasangan bekisting multipleks dilakukan setelah pemasangan
tulangan kepala pondasi selesai dilakukan.

Pekerjaan pengecoran
Mengecor adalah menuangkan adukan beton ke dalam bekisting sehinggaterisi penuh.
Pengecoran tidak boleh sembarangan karena pelaksanaanpengecoran dapat
mempengaruhi mutu beton yg dicapai. Adapun pelaksanaan persiapan pengecoran
adalah sebagai berikut:
Persiapan sebelum pengecoran, meliputi:
➢ Pemeriksaan kondisi bekisting, dalam hal ini pasangan batako danmultipleks.
➢ Membersihkan area pengecoran dari sampah dan berangkal.
➢ Harus bersih dari urugan tanah dan zat-zat organik. Apabila sudah bersih, batako
lalu disiram dengan air untuk mengurangi penyerapan air sementerhadap
bekisting batako, dan menambah kekuatan atau daya ikat antarabekisting dengan
beton.
➢ Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.
➢ Meminta ijin kepada pimpinan proyek atau site manager untuk melakukan
pengecoran. Pemeriksaan terhadap workabilitas beton (kelecakan beton).
Sebelum pengecoran, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan berupa slump test
(gambar) yang dilakukan pada saat beton ready mix dating untuk mengetahui
tingkat kelecakan dari adukan beton agar adukan sesuai dengan yang disyaratkan
oleh PBI 1971, seperti yang terdapat pada tabel. Setelah adukan beton memenuhi
syarat yang ditentukan, terutama kelecakanbeton segar untuk pengerjaan, maka
dapat langsung dilakukan pengecoran.
Tahapan pengecoran struktur elemen pondasi di antaranya:
Pekerjaan persiapan
- Mempersiapkan pekerja pada posisi masing-masing.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
- Setelah dilakukan pemeriksaan dan pengambilan benda uji, maka pekerjaan
pengecoran dapat dilakukan.
- Adukan beton ready mix kemudian dimasukkan ke dalam cetakan pilecap
- Dilakukan pemadatan beton menggunakan vibrator. Tujuan dari pemadatan
adalah untuk mengurangi rongga udara dalam beton yang dapat mengurangi
kekuatan beton, juga untuk mencapai kepadatan maksimum. Selain itu juga
menjamin suatu perekatan yang baik antara beton dengan baja tulangan.
Pemadatan beton pada proyek ini menggunakan vibrator elektrik. Vibrator ini
dirojokkan selama kurang lebih 15-30 detik atau hingga terlihat pasta semen
di sekitar adukan.
- Meratakan permukaan beton pile cap yang telah dicor menggunakan ruskam
kayu

Contoh. Gambar Pengecekan Pembesian Oleh Tim QC

3. PEKERJAAN BETON SLOOF


Tahap Pelaksanaannya adalah sebagai berikut ini :
1. Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan Job Mix
Formula untuk pekerjaan sloof beton.
2. Menyiapkan sepatu kolom. Fungsinya agar bekisting tepat berada pada titik
koordinatnya sesuai dengan gambar perencanaan. Sepatu kolom biasanya
menggunakan besi stek yang dibor pada lantai.
3. Melakukan perakitan besi sesuai dengan soft drawing.
4. Memasang bekisting sloof seperti pada gambar di samping. Jangan lupa beton
decking atau tahu beton penyangga besi tulangan. Tujuan beton decking ini untuk
menjaga jarak selimut beton agar tidak berubah selama proses pengecoran.
5. Memasang sabuk sloof pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran sloof
yang digunakan relative sesuai dengan Soft Drawing. Untuk mengunci sloof
tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau membeli jadi.
Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm
dan plat besi tebal 3-5 mm. Jarak sloof sangat tergantung dari jarak pasangan
kolom. Apabila jarak kolom sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk sloof 2 dengan
jarak dibagi rata. Namun jika jarak kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan
dengan prinsip semakin ke bawah jarak sabuk semakin pendek karena bebannya
lebih besar di bawah.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
6. Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof terhadap
kolom.Untuk mendapatkan sloof struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh
miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support
dinilai sangat penting.
7. Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting dirapatkan dan
mendapatkan persetujuan dari direksi, maka dilakukanlah pengecoran beton
sesuai dengan jenis beton yang diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus
dibantu dengan menggunakan alat concreate vibrator.

Contoh. Gambar Bekisting Sloof dan Beton Sloof

4. PEKERJAAN BETON KOLOM


Berikut merupakan langkah dari pekerjaan kolom :
1.) Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan kolom diawali dengan pekerjaan persiapan seperti, survey titik kolom,
fabrikasi tulangan dan bekisting kolom dan dilanjutkan dengan perancah. Untuk
pekerjaan perakitan tulangan dan bekisting dilakukan proses fabrikasi, dalam hal
ini sangat dibutuhkan ketelitian untuk kesesuaian jumlah dan ukuran dari tulangan.

Gambar Pengukuran As kolom


2.) Pekerjaan Pemasangan Tulangan
Sebelum dilakukan pemasangan tulangan, dilakukan pembuatan sepatu kolom,
yang bertujuan untuk penempatan tulangan kolom tepat pada as nya. Pemasangan
dilakukan menggunakan Tower Crane untuk menjangkau pada area yang tinggi.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
Gambar Instalasi Tulangan
3.) Pekerjaan Pemasangan Bekisitng
Pemasangan bekisting dilakukan setelah tulangan selesai, bekisting diperkuat
dengan tie rod untuk mengikat arah horizontal dan kekuatam dengan wing nut.
Kemudian dipasang push pull prop dan krickers. Setelah pemasangan bekisting
selesai, perlu diperhatikan kekokohan dan kedataran bekisting. Untuk itu dilakukan
pengecekan kedataran dengan waterpass, dan dipastikan juga segi kekuatan
bekisting.

Gambar Instalasi Bekisting


4.) Pekerjaan Pengecoran
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
➢ Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar
bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari
kerusakan beton.
➢ Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan
dengan pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9m3. Bucket tersebut
diangkut dengan menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat
mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan
beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan
rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
5.) Pembongkaran Bekisting
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
➢ Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
➢ Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan
beton pada plywood dapat terlepas.
➢ Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
➢ Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel
bekisting terlepas.
➢ Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat
dengan tower crane ke lokasi pabrikasi awal.

6.) Perawatan Beton Kolom


Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu
dengan disiram 3 kali sehari selama 3 hari. Setelah dilaksanakan pengecoran, maka
untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan
beton yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari
selama 1 minggu. Berikut merupakan Flow Chart pekerjaan kolom :
Mulai

Shop Drawing

Survey dan Marking

Fabrikasi Bekisting &


Tulangan

Instalasi Tulangan Kolom

NO
Cek

YES

Closing Bekisting Kolom

NO
Cek

YES

Proses Pengecoran

Reject Perawatan
NO Cek YA
Perbaiakan (Curing)

Selesai YA

Flow Chart pekerjaan kolom

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
5. PEKERJAAN BETON KOLOM PRAKTIS
Adapun tahap pekerjaan kolom dan balok praktis adalah sebagai berikut :
1) Pekerjaan Persiapan
➢ Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan kolom mudah dan
balok latei.
➢ Approval material yang akan digunakan.
➢ Persiapan lahan kerja.
➢ Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso,
multiplek, besi beton, kawat beton, paku, air, dll.
➢ Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, bor
listrik, gunting besi, pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang
air, dll.
➢ Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan kolom mudah dan
balok latei.

Gambar Balok dan Kolom Praktis

6. PEKERJAAN BETON BALOK, RING BALOK DAN PLAT LANTAI


Berikut merupakan langkah dari pekerjaan balok dan plat lantai :
1) Pekerjaan Persiapan
Setelah pekerjaan kolom selesai, dilakukan pekerjaan balok dan plat. Pekerjaan
persiapan meliputi survey titik – titik balok dan plat atau pekerjaan marking sesuai
dengan shopdrawing.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
Gambar Persiapan Balok dan Plat
2) Pekerjaan Fabrikasi
Sebelum dilakukan pemasangan tulangan, dilakukan pembuatan tulangan dan
bekisting balok dan plat, pada hal ini perlu dilakukan pengecekan dimensi dan
jumlah tulangan yang telah dipasang sesuai dengan perencanaan.

Gambar Instalasi Tulangan


3) Pekerjaan Pemasangan Perancah Bekisitng
Setelah mengecek tulangan yang telah difabrikasi, pekerjaan selanjutnya
memasang bekisting. Diawali dengan pemasangan scaffolding untuk menyangga
bekisting. Mulai dari pemasangan jack base, main frame, ladder frame dan joint pin.
Bagian yang telah terangkai diperkuat dengan cross brace. Untuk bagian paling atas
dipasang U Head yang berfungsi untuk menopang balok suri.

Gambar Instalasi Bekisting


Bottom form dipasang sebagai alas dari tulangan yang pada bagian bawahnya
diberi beton decking. Tulangan yang telah difabrikasi dipasang di atas beton
decking dan diikuti pemasangan side form. Untuk pemasangan side form harus
dicek kelurusan dan kedatarannya menggunakan alat waterpass.

Pemasangan Bekisting dan Tulangan Balok dan Plat

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
4) Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran dilakukan dengan concrete pump, dan dipadatkan dengan
alat concrete vibrator agar tidak timbul rongga pada hasil pengecoran. Setelah
umur beton cukup, maka dilakukan pembongkaran pada bekisitng balok dan plat.
Kemudian dilanjutkan dengan proses perawatan beton.
5) Perawatan Beton (Curing)
Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu
dengan disiram 3 kali sehari selama 3 hari. Setelah dilaksanakan pengecoran, maka
untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan
beton yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi beton 2 kali sehari
selama 1 minggu.

Gambar Curing Beton balok dan plat


Berikut merupakan Flow Chart pekerjaan balok dan plat:
Mulai

Shop Drawing

Survey dan Marking

Fabrikasi Pemasangan Formwork


Tulangan dan Bekisting Balok dan Plat

Pemasangan Tulangan
Balok dan Plat

NO
Cek

YES

Cleaning

Proses Pengecoran

Reject Perawatan
NO Cek YA
Perbaiakan (Curing)

Selesai YA

Flow Chart pekerjaan balok dan plat

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
B. PEKERJAAN ATAP
1. PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN
Pemasangan Usuk dan Reng baja ringan di atas struktur pendukungnya harus
dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai
dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya adalah:
1. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada
kedua tumpuannya.
2. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
3. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
4. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
5. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan
pekerjaan.
Pemasangan Usuk dan Reng baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1. Dipasang langsung di atas ringbalk.
2. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate. Penggunaan sistem tumpuan
dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena tumpuan dengan wall-
plate hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak rata.
Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam
ringbalk menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-
plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.
Berikut metode pemasangan Usung Reng Baja Ringan:
1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak
diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas
ketinggian (lihat bagian keselamatan kerja).
3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan Usung Reng Baja Ringan,
antara lain: bor dan hexagonal socket, meteran selang air (waterpass), alat penyiku,
mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya.
4. Memastikan seluruh permukaan atas Kuda-kuda dalam keadaan rata dan siku,
dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
5. Memastikan bahwa rangkaian ring kuda-kuda telah mengikat semua bagian
bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di
bawahnya.
6. Memberi tanda posisi perletakan usuk, sesuai dengan gambar rencana atap.
7. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
8. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang
digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran
10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
9. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang menumpu
ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang
dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda- kuda terluar, dan jarak antar outrigger
120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang
terdekat. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling
battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom
chord kuda-kuda dan di-screw.

Rangka Atap Baja Ringan


2. PEKERJAAN PEMASANGAN ATAP GENTENG DAN KNOK GENTENG
METAL
Pekerjaan Persiapan
➢ Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan penutup atap
➢ Approval material yang akan digunakan.
➢ Persiapan lahan kerja.
➢ Persiapan material kerja, antara lain : zinkcalume, genteng ringan, nok atap,
dynabolt, sekrup, dll.
➢ Persiapan alat bantu kerja, antara lain : schaffolding, waterpass, meteran, selang air,
bor listrik, cutting well, benang, dll.
Pengukuran
➢ Terlebih dahulu lakukan survey lapangan untuk area yang akan dipasang penutup
atap genteng ringan dan penentuan leveling ketinggian rangka atap baja ringan.
Fabrikasi kuda-kuda atap baja ringan dan pemasangannya
➢ Kuda-kuda atap baja ringan mulai difabrikasi pada saat kolom lantai atas sudah
terpasang, dengan asumsi setelah ring balk selesai dicor, kuda-kuda baja ringan
sudah siap untuk dipasang. Pemotongan baja ringan dilakukan dengan
menggunakan mesin potong baja ringan.
➢ Setelah ring balok selesai dicor, diadakan pengukuran dan setting supaya lebih
akurat.
➢ Setelah semua ukuran diketahui, maka atap baja ringan mulai dapat dipasang yang
menumpu pada ring balk dengan perkuatan baut dynabolt. Perkuatan antara rangka
baja ringan dengan menggunakan sekrup (baut).
➢ Karena daya tariknya tinggi dan kekakuannya rendah, maka factor yang sangat
menentukan dalam pekerjaan kuda-kuda baja ringan adalah pengaku (bracing).

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
Pemasangan reng baja ringan
➢ Sebelum reng baja ringan dipasang, pastikan dahulu bahwa posisi kemiringan
kuda-kuda baja ringan sudah sama dan kuat sehingga tidak akan ada lagi
perubahan.
➢ Kuda-kuda baja ringan diberi tanda untuk pemasangan siku penahan reng. Setelah
seluruh kuda-kuda baja ringan diberi tanda, kemudian reng dipasang diatas kuda-
kuda baja ringan pada posisi plat siku dengan perkuatan menggunakan sekrup.

Pasang penutup atap genteng metal


➢ Setelah seluruh kuda-kuda baja ringan dan reng terpasang dengan benar (setting)
dilanjutkan dengan pemasangan penutup atap yaitu menggunakan genteng
ringan.
➢ Sebelum penutup atap dipasang, semua kemiringan atap dan kelurusan akhiran
reng serta kuda-kuda diperiksa ulang, karena kalau kemiringan reng dan kuda-
kuda tidak sama mengakibatkan genangan air.
➢ Pasang penutup atap pada posisi di atas reng, kemudian dilanjutkan pemasangan
nok atap.
➢ Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan penutup atap adalah jarak reng sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan (sesuai dengan ukuran spesifikasi bahan
penutup atap).

Pekerjaan Penutup Atap

3. PEKERJAAN PEMASANGAN KALSIPLANK


Pada umumnya rangka yang digunakan untuk penunjang lisplank perumahan adalah
kayu kaso 5×7 cm yang dipasang horisontal atau miring searah dan segaris dengan
lisplank. Disarankan kayu kaso yang dipergunakan sudah kering atau dioven. Bila
menggunakan besi hollow gunakan ukuran minimum 40x40x0,7mm. Sementara
ukuran paku/sekrup yang direkomendasikan dengan panjang 50mm-75mm.
Berikut pedoman pemasangan sekrup :
➢ Jarak sekrup ke sudut panel minimum 75mm.
➢ Jarak sekrup dari sisi panel minimum 15mm.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
➢ Jarak antar sekrup di bagian sisi panel maksimum 200mm.
➢ Jarak antar sekrup di bagian tengah panel maksimum 300mm.
➢ Jarak/celah antara panel kurang lebih 4mm. (Secara lengkap bisa dilihat pada
gambar A)

➢ Sekrup dipendam untuk menghindari korosi. (lihat gambar B). Untuk


menenggelamkan kepala sekrup, papan terlebih dulu dibuat overshunk sehingga
kepala sekrup tenggelam kurang lebih 1,5mm. Kemudian bekas kepala sekrup
ditutup dengan kompon atau dempul yang tahan terhadap cuaca.

➢ Untuk penyambungan antara listplank disarankan menggunakan sealant jenis


silikon atau polyurethane, yang dapat dilihat pada gambar D.

Pemasangan Papan Kalsiplank


➢ Pergunakanlah benang untuk memastikan kelurusan pemasangan.
➢ Pasang papan listplank satu per satu dengan celah antara papan kurang lebih 4mm.
➢ Listplank dapat diaplikasikan 1 trap atau 2 trap sesuai desain. (untuk desain 2 trap,
lihat gambar C)

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
Pemasangan Kalsiplank 2 Trap :
Misalkan Anda hendak memasang Kalsiplank trap pertama lebar 200mm dan lebar trap kedua
100mm.
• Lakukan pemasangan papan Kalsiplank yang lebih lebar terlebih dahulu, yaitu: 200mm
beberapa lembar sesuai langkah di atas.
• Tempel papan Kalsiplank yang kedua lebih kecil, yaitu 100mm dengan menggunakan
lem/kompon. Untuk memperkuat dibantu dengan paku/sekrup dengan jarak maksimum
300mm.
• Cara penyusunan papan Kalsiplank dibuat zig-zag yaitu ujung papan trap pertama dan
trap kedua tidak segaris. Hal ini diperlukan untuk menambah kekuatan sambungan dan
menyamarkan sambungan.
Tidak dibenarkan rangka tepi plafon menggantung langsung pada papan listplank,
kecuali pada rangka penunjang lisplank.

C. PEKERJAAN LANTAI DAN PENUTUP DINDING


1. PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK LANTAI
Sebelum pekerjaan pasangan keramik lantai dan dinding dilaksanakan terlebih dahulu
kita laksanakan leveling lantai beton dengan screed lantai, untuk ketinggian rata – rata
5 cm. Screed lantai dilaksanakan dengan mortar dengan campuran 1pc : 2 ps.
Tahapan pelaksanaan meliputi :
➢ Sebelum pekerjaan lantai keramik untuk lantai dasar terlebih dahulu dilakukan
pengurugan dan pemadatan pasir urug dengan menggunakan stamper, dengan
ketebalan sesuai dengan gambar kerja.
➢ Sebelum dipasang keramik terlebih dahulu dibasahkan dan direndam.
➢ Keramik dipasangkan diatas adukan dengan tebal sesuai dengan gambar rencana.
➢ Untuk memudahkan dalam pemasangan keramik, dibuat acuan berupa benang yang
diikatkan pada ujung – ujung daerah pemasangan.
➢ Selama pemasangan terus dicek kelurusan dan kerataan pasangan keramik dengan
menggunakan waterpas dan juga arah kemiringan pengaliran air dan diperhatikan
adanya lubang-lubang floor drain, tali air dan lain-lain.
➢ Pembuatan nat antar keramik tidak lebih dari 2 mm dengan kedalaman 2 mm yang
diisi dengan nat dengan warna yang disesuaikan dengan ubin keramik yang
ada/ditentukan kemudian atau ditentukan lain didalam gambar rencana dan
spesifikasi teknis.
➢ Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, lantai keramik dihindarkan dari injakan
atau pemberian beban yang dapat merusak kedudukan pasangan keramik lantai.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
2. PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK DINDING
➢ Tersedia approved shop drawing pasangan keramik dinding.
➢ Pastikan dulu instalasi pipa plumbing telah terpasang dengan benar.
➢ Sebelum dilakukan pemasangan keramik dinding, seluruh permukaan dinding
toilet diplester lebih dahulu.
➢ Penempelan keramik ke plesteran menggunakan tile adhesive dengan tebal ±
5mm.
➢ Buat markingan top elevasi pasangan keramik dinding.
➢ Dilakukan penyortiran material keramik untuk mendapatkan ukuran dan shading
yang seragam, kesikuan dan kerataan keramik.
➢ Sebelum keramik dipasang, dilakukan perendaman lebih dahulu.

➢ Buat kepalaan ( dibuat dengan bantuan tarikan benang arah vertikal & horizontal
untuk menjaga kelurusan dan kesikuan pasangan keramik dinding ), pemasangan
keramik utuh diawali dari top elevasi pasangan keramik

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
➢ Pada saat pemasangan keramik, tidak ada kotoran adukan mortar yang mengotori
keramik.
➢ Hasil pemasangan keramik utuh, tidak cacat, bebas dari retak/goresan/sompal dan
kopong.
➢ Groutingan nat keramik : rata dan keras, warna seragam.

➢ roteksi keramik dipasang untuk area yang rawan.

3. PEKERJAAN PASANGAN PLINT KERAMIK


1. Persiapan
➢ Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plint keramik.
➢ Approval material yang akan digunakan.
➢ Persiapan lahan kerja.
➢ Persiapan material kerja, antara lain: keramik plint 10x40 cm, semen PC, pasir,
semen grouting nat, air, dll.
➢ Persiapan alat bantu kerja, antara lain: waterpass, gerinda, meteran, palu karet,
benang, dll.
2. Pengukuran
Juru ukur (surveyor) memilih dan menandai (marking) pada dinding yang akan
dipasang plint keramik.
➢ Dinding yang akan dipasang plint keramik pada bab bawah jangan diplester +
aci dahulu supaya tidak ada pekerjaan bobokan.
➢ Rendam plint keramik dalam air.
➢ Pasang plint keramik pada dinding yang sudah di marking dengan perekat memakai
acian.
➢ Pada ketika pemasangan, tekan plint keramik atau pukul dengan palu karet untuk
mendapat permukaan keramik yang rata.
➢ Cek kerataan pasangan plint keramik dengan waterpass.
➢ Grouting/isi nat antara plint keramik dengan semen khusus grouting nat.

4. PEKERJAAN PASANGAN BATU ANDESIT


Berikut cara memasang batu alam andesit pada lantai:

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
1. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan bahwa pekerjaan rumah
lainnya telah selesai, karena pemasangan ini harus dilakukan pada tahap akhir.
Butuh waktu untuk mendiamkannya hingga kering sebelum dapat digunakan.
2. Bersihkan, keringkan, dan ratakan lantai yang akan dipasangi batu andesit. Hal ini
berfungsi supaya nantinya permukaan lantai rata dan tidak bergelombang.
3. Pasang benang lurus secara melintang di area yang akan diaplikasikan batu andesit.
Tinggi benang disesuaikan dengan tinggi batu andesit dan berikan sedikit jarak
untuk celah adukan semen yang digunakan untuk merekatkan batu andesit pada
lantai.
4. Rendam batu andesit yang akan dipasang agar dapat merekat lebih kuat pada saat
proses pemasangan pada lantai.
5. Aplikasikan adukan semen secara penuh pada lantai yang akan ditempeli batu
andesit. Selanjutnya tempelkan batu andesit dan ketuk / tekan keramik agar lebih
menempel.

6. Teruskan proses pemasangan tersebut sampai selesai. Usahakan proses pemasangan


dimulai dari bagian depan agar lebih rapi.

7. Tunggu kira-kira 2-3 hari sampai semen mengering maksimal. Jangan pernah
menginjak lantai batu andesit yang belum benar-benar kering.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
BAB III. METODE PELAKSANAAN BUKAN PEKERJAAN UTAMA
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Membersihkan lahan tapak dari semak-semak serta tanaman-tanaman liarsehingga
bangunan dapat dipersiapkan untuk dibangun. Mempertahankan pohon-pohon besar
yang memiliki letak strategis (mempunyai jarak yang cukup darirencana lokasi
bangunan) untuk memberikan keteduhan pada area tapak.Selanjutnya sampah sampah.
Pembersihan dibuang pada lokasi yang telah disetujui dan tidak mecemari lingkungan.

2. LAND CLEARING DAN PEMBERSIHAN LAHAN


Membersihkan lahan tapak dari semak-semak serta tanaman-tanaman liarsehingga
bangunan dapat dipersiapkan untuk dibangun. Mempertahankan pohon-pohon besar
yang memiliki letak strategis (mempunyai jarak yang cukup darirencana lokasi
bangunan) untuk memberikan keteduhan pada area tapak.Selanjutnya sampah sampah.
Pembersihan dibuang pada lokasi yang telah disetujui dan tidak mecemari lingkungan.
➢ Untuk pekerjaan pembersihan lokasi ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan
bestek.
➢ Tanah lokasi harus dibersihkan dari tumbuh – tumbuhan / pohon–pohon / akar–
akar / tanah berhumus atau berlumpur / bongkaran bangunan, dalam batas
lokasi lebih kurang 10 meter dari rencana bouwplank.
➢ Bahan bongkaran pasal ayat 1.1.2., harus disingkirkan dari lokasi / lapangan
pekerjaan.
➢ Bila menurut Konsultan Pengawas atau Kontraktor, ada tumbuh–tumbuhan dan
atau pohon yang tidak perlu disingkirkan, maka harus dikonsultasikan dengan
Pemberi Tugas.
➢ Tumbuh – tumbuhan dan pohon – pohon diluar lokasi ayat 1.1.1., tidak boleh
ditebang atau dibongkar, kecuali ada izin dari Pemberi Tugas.
➢ Bila ternyata tanah berhumus atau berlumpur bekas bahan bongkaran pada ayat
1.1.1, ternyata menurut penelitian dapat digunakan untuk tanah penghijauan
dihalaman, maka tanah tersebut dikumpulkan dahulu disuatu tempat yang tidak
mengganggu pekerjaan dan penggunaannya diatur kemudian.
➢ Pembersihan lokasi dinyatakan selesai, bila telah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas Lapangan.
➢ Pembersihan lokasi dilakukan dengan menggunakan Alat Berat

3. PENGUKURAN LAPANGAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK


Pemasangan Bouwplank/Pengukuran dari papan dan kayu 5/7, untuk papan
diketam halus atau lurus pada sisi atasnya dan dipasang Waterpass (timbang air)
dengan sudut-sudutnya yang siku. Pekerjaan ini dilakukan adalah untuk menentukan
dimana lokasi pembangunan yang akan dilaksanakan nantinya dan juga dalam
pekerjaan ini akan ditentukan ketinggian lantai yang akan dilaksanakan. Pemasangan

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
Bouwplank/Pengukuran ini dilakukan bersama-sama dengan Pemilik Proyek,
Pelaksana Proyek, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Instansi Lain yang
terkait. Untuk pengukuran elevasi ini mengacu pada bench mark kawasan yang sudah
ada atau ditentukan oleh direksi/ existing bangunan sebelumnya sehingga dapat di plot
sesuai gambar rencana Struktur dan Arsitekturnya.
Bahan dan alat yang dipakai untuk pekerjaan pengukuran dan pengecekan titik-titik
referensi (existing BM) dengan pengukuran polygon dan waterpass sehingga dapat
diketahui koordinat (x,y,z) titik-titik BM yang sesungguhnya lalu dibandingkan dengan
data-data titik BM dalam gambar untuk mengetahui apakah titik BM tersebut masih
baik atau sudah rusak.
Pembuatan / pemasangan titik duga pokok yang ditentukan oleh direksi pekerjaan
bersama dengan kontraktor/pemborong yang berguna untuk mempermudah kegiatan
staking out selama pelaksanaan pekerjaan. Titik ini dibuat permanent dari patok beton
bertulang ukuran 10x10x100 cm dengan pondasi tapak ukuran 40x40 cm tebal 10 cm
atau sesuai petunjuk direksi. Pelaksanaan pengukuran akan dilakukan team pengukuran
yang dikoordinir oleh seorang surveyor yang sudah berpengalaman pada bidangnya
dengan menggunakan peralatan-peralatan antara lain :
➢ Total Station atau EDM, untuk pengukuran polygon.
➢ Automatic Level wild NAK 2 lengkap dengan statisnya dan baak ukur
aluminium panjang 4 meter untuk pengukuran waterpass.
Pelaksanaan pekerjaan Pengukuran ini secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut
:
➢ Pengukuran titik kontrol horizontal (Polygon)
Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat Total Station atau EDM
yang sudah dikalibrasi.Setiap titik sudut polygon akan diukur minimal 2 kali
yaitu ke muka dan ke belakang.Kesalahan penutup sudut polygon maksimum
8” VN (N = jumlah titik polygon). Kesalahan penutup jarak (linier) maksimum
1 : 10.000.
➢ Pengukuran titik kontrol vertical (waterpass)
Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat Automatic Level Wild
NAK 2 yang sudah dikalibrasi.Setiap pengukuran akan dilakukan dengan cara
pulang pergi, dengan route pengukuran berupa jalur tertutup.Kesalahan penutup
tinggi maksimum 10 mm VD (D = jarak pengukuran dalam meter).

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
Gambar pengukuran lapangan dan pasangan bouwplank
Hasil pengukuran akan dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi untuk
mendapatkan persetujuan atau Approval / Berita Acara Existing Lapangan. Untuk
selanjutnya data hasil pengukuran/survey lapangan tersebut digunakan sebagai bahan
untuk menyiapkan rekayasa engineering, dan perhitungan volume MC-0, serta sebagai
acuan dalam pelaksanakan pekerjaan fisik selanjutnya.

4. PEMBUATAN KANTOR SEMENTARA


Kantor Proyek/Direksi Keet ini bersifat sementara selama pekerjaan berjalan,
sebagai tempat bekerja bagi para staf baik staf dari kontraktor, Pengawas maupun
Pemilik Proyek di lapangan, yang dilengkapi dengan ruang-ruang kerja staf, ruang
rapat, ruang pimpinan, mushola, dan toilet. Besar kecilnya Kantor proyek ini
tergantung pada jenis proyek maupun jumlah staf yang bekerja. Seluruh fasilitas dan
saran yang dibangun untuk pekerjaan persiapan ini adalah sementara. Oleh karena itu
design Kantor Proyek/Direksi Keet tersebut, juga dibuat tidak permanen. Namun
demikian, tetap harus mengutamakan kenyamanan dan persyaratan sebagai tempat
kerja.

Gambar pembuatan kantor proyek sementara

5. PEMBUATAN GUDANG KERJA


Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca, seperti semen dan
material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat tertutup. Untuk itu diperlukan
tempat penyimpanan yang disebut gudang. Sebagai tempat penyimpanan material,
gudang harus memenuhi berbagai persyaratan. Kondisinya harus dijaga agar tetap
kering dan tidak lembab. Karena kondisi gudang sangat mempengaruhi kualitas bahan
yang disimpan. Penyimpanan material seperti semen, harus diatur sedemikian rupa.
Sehingga material yang datang dulu, dapat diambil dan digunakan lebih awal.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
Sementara itu, gudang peralatan berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat-alat
ringan, sperti: vibrator untuk pemadatan beton, mesin genset portable, alat-alat
pengukuran (theodolit), alat-alat untuk pekerjaan finishing (mesin potong keramik,
mesin bor), serta sebagai komponen peralatan lainnya.
Konstruksi gudang penyimpanan material dan peralatan dibangun seperti bangunan
Kantor proyek. Yakni, dirancang dengan sistem rakitan sehingga dapat digunakan
berulang kali. Hanya saja, untuk bangunan gedung lantaunya tidak menggunakan
keramik, tetapi hanya difinishing dengan semen. Adapun pembuatan Gudang material
sebagai berikut :

Gambar pembuatan Gudang Material


6. PEMBUATAN PAPAN NAMA PROYEK
Papan nama proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan
Pekerjaan. Pemasangan Papan Nama proyek ini dilakukan papa awal Kegiatan sampai
akhir kegiatan Proyek. Papan nama proyek ini dibuat dari Multiplek tebal 9mm dengan
ukuran 120cm x 80cm, ditopang dengan kayu kaso dengan tinggi 150 – 200 cm dari
permukaan tanah dan dilapisi cat warna sesuai dan huruf cetak berwarna yang berisikan
informasi mengenai cakupan kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain :
a. Nama Pekerjaan
b. Nomor Kontrak
c. Tanggal Kontrak
d. Lokasi Pekerjaan
e. Sumber Dana
f. Nama Penyedia Jasa
g. Nama Konultan Pengawas
Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh masyarakat, serta
tidak mengganggu lalu lintas.
7. PEMBUATAN PAGAR KELILING
Pagar proyek dibangun untuk membatasi wilayah proyek dengan wilayah sekitar
yang diikuti dengan pemasangan identitas proyek dan pemasangan rambu-rambu K3
disekitar area proyek proyek untuk menunjang kegiatan selama proyek berlangsung.
Pagar proyek juga menunjukkan identitas proyek dengan pemberian warna dan nama
pada pagar tersebut. Adapun rencana pagar proyek terletak pada gambar berikut ini.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
TAMPAK DEPAN GERBANG PROYEK
SKALA 1 : 20

Rencana Pagar dan Identitas Proyek


8. PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
(SMK 3)
Semua pekerja yang terlibat dalam pekerjaan ini dilengkapi dengan perlengkapan
keselamatan kerja (K3) dan dilindungi dengan asuransi tenaga kerja (BPJS
Ketenagakerjaan).

Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Dalam


melaksanakanKegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak
diinginkan antara lain yangmenyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan.
Untuk itu Kegiatan konstruksi harusdikelola dengan memperhatikan standar dan
ketentuan K3 yang berlaku.
Bahaya yang paling sering terjadi di proyek konstruksi adalah : jatuh dari
ketinggian,kecelakaan kendaraan bermotor, dan tertimpa benda yang jatuh.
Jatuh dari ketinggian adalah penyebab utama kecelakaan kerja dalam industri
konstruksi. Menurut buku OSHA (29 CFR), tindakan perlindungan agar tidak jatuh
meliputi :
1. Pembuatanlandasan untuk berpijak yang kuat, jalan setapak yang cukup lebar,
dibuatkan pagar di sisi pinggiran.
2. Perlindungan juga diperlukan ketika karyawan yang berisiko untuk jatuh ke
peralatan berbahaya.
Adapun Karakteristik Kegiatan Proyek Konstruksi yaitu :
1. Memiliki masa kerja terbatas
2. Melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar
3. Melibatkan banyak tenaga kerja kasar (labour) yang berpendidikan relatif rendah
4. Memiliki intensitas kerja yang tinggi
5. Bersifat multidisiplin dan multi crafts
6. Menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan kondisinya

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
7. Memerlukan mobilisasi yang tinggi (peralatan, material dan tenaga kerja).
Sebab Kecelakaan Konstruksi :
1. Faktor Manusia / Human Factors
Sangat dominan dilingkungan konstruksi.
Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan edukasi berbeda, Pengetahuan tentang
keselamatanrendah.
Pencegahan Faktor Manusia :
➢ Pemilihan Tenaga Kerja
➢ Pelatihan sebelum mulai kerja
➢ Pembinaan dan pengawasan selama kegiatan berlangsung.
2. Faktor Teknis
Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek seperti penggunaan peralatan dan alat
berat, penggalian, pembangunan, pengangkutan dsb.
Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja yang tidak memenuhi standar
keselamatan (substandards condition)
Pencegahan Faktor Teknis :
➢ Perencanaan Kerja yang baik.
➢ Pemeliharaan dan perawatan peralatan
➢ Pengawasan dan pengujian peralatan kerja
➢ Penggunaan metoda dan teknik konstruksi yang aman
➢ Penerapan Sistim Manajemen Mutu
3. Material
Material dalam kondisi tertentu bisa membahayakan pekerja. Untuk itu diperlukan
penanganan yang baik. Meliputi mobilisasi bahan dan cara penyimpanan material.
4. Peralatan Kerja
Penempatan peralatan kerja yang tidak diatur dengan baik bisa menimbulkan
kecelakaan kerja sehingga produktifitas kerja terganggu.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
5. Uruaian Rencana RK3
A. Penyiapan RK3K terdiri atas,
1. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja dan
2. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP)
B. Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas
1. Induksi K3 (Safety Induction ); khusus untuk pekerja baru
2. Pengarahan K3 (safety briefing) : Pertemuan Keselamatan (Safety Talk
dan/atau
3. Tool Box Meeting) ;
4. Pelatihan K3;
5. Bekerja di Ketinggian
6. K3 Peralatan Konstruksi & Penggunaan bahan Kimia (MSDS)
7. Analysis Keselamatan Pekerjaan
8. Perilaku Berbasis Keselamatan (Budaya K3)
9. Simulasi K3;
10. Spanduk (banner) ;
11. Poster;
12. Papan Informasi K3
C. Alat Pelindung Kerja terdiri atas
1. Jaring Pengaman (Safety Net);
2. Tali Keselamatan (Life Line);
3. Pagar Pengaman (Guard Railling);
4. Pembatas Area (Restricted Area ).
D. Alat Pelindung Diri terdiri atas
1. Topi Pelindung (Safety Helmet) ;
2. Helm Proyek Kuning (Pekerja)
3. Helm Proyek Merah (HSE)
4. Helm Proyek Putih (Staff)
5. Helm Proyek Orange (Tamu)
6. 2 Pelindung Mata (Goggles, Spectacles);
7. 3 Rompi Keselamatan (Safety Vest);
8. Rompi Pekerja
9. Masker Kain
10. Rompi Staff
11. Rompi Visitor
12. Pelindung Telinga (Ear Plug, Ear Muff);
13. Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker);
14. Sarung Tangan (Safety Gloves);
15. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes);
16. Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Harness);
17. Pelindung Jatuh (Fall Arrester);

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
E. Asuransi Dan Perijinan terdiri atas
1. Asusansi TPL (Third Party Liability) Anyone Accident Bodily Injury untuk
:
2. 20 (dua puluh) orang sebesar Rp. 250.000.000 per orang per kejadian
3. Surat Ijin Kelaikan Alat (SILO)
4. Surat Ijin Operator
5. Pemberi tugas mengasuransikan pekerjaan (CAR) sesuai Dokumen Kontrak
tetapi sesuai nilai dalam dokumen kontrak ditanggung oleh kontraktor.
6. Kontraktor bertanggung jawab untuk melindungi, memindahkan atau
mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk menghindarkan dari
kerusakan ataupun gangguan terhadap jaringan instalasi yang ada.
F. Personil K3 terdiri atas
1. Ahli K3
2. Petugas K3
3. Petugas P3K;
4. Ass Petugas K3/ Safety Man/Pengatur Lalu Lintas (Flagman );
5. Petugas Medis.
G. Fasilitas sarana kesehatan
1. Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban,
2. Sewa Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop, Timbangan Berat
Badan,
3. Peralatan Pengasapan (Fogging) ;
4. Obat Pengasapan.
H. Rambu- Rambu terdiri atas
1. Rambu Petunjuk;
2. Rambu Larangan;
3. Rambu Peringatan;
4. Rambu Kewajiban;
5. Rambu Informasi;
6. Lampu Putar (Rotary Lamp );
7. Safety Line
I. Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3
1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
2. Bendera K3;
3. Lampu Darurat (Emergency Lamp );
4. Program Inspeksi Dan Audit Internal;
5. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
9. DOKUMEN DAN AS BUILT DRAWING
➢ Dokumentasi dan Administrasi Proyek
1. Pembuatan Gambar Kerja (Shop Drawing) dan As Built Drawing
Shop drawing atau gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka pekerjaan lapangan
menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara teknis, baik dari segi waktu
maupun mutu kerja.
Gambar kerja, harus sudah disiapkan dalam tahap awal proyek dan
mendapatkan pengesahan dari pihak Pengawas atau Konsultan Perencana,
sebelum dilaksanakan di lapangan. Shop drawing, disiapkan oleh Bagian
Engineering berpedoman pada desain bangunan dari Konsultan. Pembuatan
shop drawing, dewasa ini banyak dilakukan dengan komputer menggunakan
software Autocad, sehingga dapat mempercepat waktu pembuatannya.
2. Pembuatan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Yang
dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek
dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan
material serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk menyelesaikan
proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar
kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk
membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau scheduling adalah
pengalokasian waktu yang tersedia melaksanakan masing – masing pekerjaan
dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hinggah tercapai hasil optimal
dengan mempertimbangkan keterbatasan – keterbatasan yang ada. Selama
proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti per-kem-bangan proyek
dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta updating selalu
dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar alokasi
sumber daya dan penetapan durasinya sesuai dengan sasaran dan tujuan
proyek.
3. Laporan Fisik Pekerjaan
Laporan Fisik Pekerjaan harus dibuat demi mengetahui bobot pekerjaan yang
sudah dikerjakan.

10. PENGADAAN LISTRIK DAN AIR KERJA


Dalam pekerjaan persiapan pelaksanaan proyek konstruksi perlu dilakukan
perencanaan kebutuhan sumber daya proyek. Yang dimaksud dengan sumber daya
proyek adalah menyangkut kebutuhan listrik kerja dan air kerja, yang akan diuraikan
sebagai berikut :

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
➢ Kebutuhan Listrik Kerja
Kebutuhan tenaga listrik yang dimaksud, adalah daya yang diperlukan oleh
Kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi selama pelaksanaan proyek.
Sumber daya listrik, biasanya diperoleh dari gardu PLN maupun penyediaan
genset sendiri, tergantung penggunaannya.
➢ Kebutuhan Air Kerja
Kebutuhan air kerja untuk keperluan proyek bisa diperoleh dari sumur atau PAM.
Air sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan selama pelaksanaan
pekerjaan di proyek. Air dari sumber air disimpan pada tangki-tangki
penampungan air sesuai dengan kapasitasnya

B. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
Metode pelaksanaan pekerjaan pembongkaran dilaksanakan secara manual tanpa
menggunakan alat berat sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja untuk setiap item pekerjaan.

Pekerjaan Pembongkaran Bangunan Eksisting

C. PEKERJAAN TANAH
1. URUGAN TANAH
➢ Tanah timbunan yang dipakai berasal dari hasil galian atau dari luar lokasi yang
dimuat dengan dump truk. Kemudian diratakan dan dipadatkan. Langkah pertama
sebelum melakukan pekerjaan utama yaitu melakukan pekerjaan pembersihan dan
perataan lahan.
➢ Selanjutnya juga dilakukan pekerjaan tripping atau pengupasan lapisan
permukaan tanah.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
➢ Pekerjaan pengupasan ini dilakukan untuk merapikan tanah yang sudah dilakukan
pekerjaan perintisan. Pekerjaan ini dilaksanakan pada semua bidang areal
pekerjaan dimana akan dilakukan pekerjaan timbunan.
➢ Setelah lahan bersih maka areal yang akan ditimbun tersebut dikupas dengan
mengunakan buldozer, besaran kupasan dengan tebal ± 20 cm atau sesuai
spesifikasi teknik dengan persetujuan direksi pekerjaan.
➢ Hasil kupasan dibuang dikanan kiri lokasi yang tidak mengganggu pekerjaan serta
ada yang dibuang ke tempat pembuangan.

2. URUGAN PASIR
Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir adalah :
➢ Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan
kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
➢ Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
➢ Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug
seperti yang direncanakan.

D. PEKERJAAN ARSITEKTUR
1. PEKERJAAN PASANGAN BATA
Persiapan Lapangan
➢ Marking pasangan dinding sesuai dengan shop drawing yang disetujui. Garis
marking harus jelas dengan notasi nya.
➢ Bor pelat lantai untuk pemasangan stek kolom praktis. Pemasangan kolom praktis
setiap 12 m2 luasan dinding.
➢ Diameter stek sama dengan diameter tulangan kolom, panjang stek 40D.
➢ Cipping permukaan struktur beton yang bertemu dengan dinding.
➢ Pemasangan bowplank dan benang acuan. Bowplank harus stabil dengan verticality
yang telah di cek. Benang telah di cek level horizontalnya.

Tahap Pemasangan :
➢ Pasang Bataringan dengan ketebalan siar 10-15 mm.
➢ Gambar kerja pasangan batako.
➢ Pemasangan dimulai dari tepi.
➢ Lapis bagian pertama pasangan utuh

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
➢ Lapis bagian kedua bagian tepi ½ bata. Pemotongan batako menggunakan alat
potong mekanis agar rapi.
➢ Batako dengan ukuran kurang dari ½ bata tidak boleh dipakai.
➢ Batako dengan ukuran lebih dari ½ bata dipasang ditengah.
➢ Stek kolom praktis sudah terpasang, dan dowel dipasang setiap 1 m tinggi
dinding.
➢ Batako dipasang sampai ketinggian 1,5 m
➢ Selama proses pemasangan harus selalu di cek verticality dan horizontality
menggunakan waterpass dan siku. Penumpangan tidak boleh melebihi 3 mm
setiap 1,5 m.
➢ Pasang bekisting kolom praktis sesuai ketinggian pasangan bata. Pengecoran
kolom praktis menggunakan beton sitemix (campuran 1:2:3).

2. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN DINDING


Tahap Pelaksanaan :
➢ Pastikan semua titik instalasi sudah direncakan agar tidak mengulang pekerjaan.
Dan beri tanda pada titik instalasi ,serta benanmkan kabel pada pvc agar terhindar
dari air yang meresap saat dilakukan penyiraman.
➢ Lakukan penyiraman terhadap permukaan dinding yang akan di plester.
➢ Pembuatan mortal plesteran dengan pencampuran adukan kering mortar MU-100
dengan air hingga homogen dan rata menggunakan adukan mekanis (molen) atau
manual dalam wadah adukan.
➢ Membuat acuan plesteran (point) dengan ketebalan yang ditentukan pada sisi
tembok yang akan diplester dengan jarak antara 1.5 meter vertical.\
➢ Memplester atau menghubungkan antara acuan plesteran dengan mortar lalu
diratakan dengan jidar membentuk satu garis lurus vertical.
➢ Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman secukupnya agar tidak
terjadi keretakan pada permukaan.
➢ Siapkan peralatan acian dan mortar acian yaiutu mixing antara adukan kering MU-
200 dengan air.
➢ Sebelum mengaci usapkan air pada permukaan plesteran agar permukaan plesteran
dapat menyerap air semen dengan baik.
➢ Lalu laburkan mortar acian di permukaan plesteran usapkan dengan rata dengan
peralatan. Haluskan permukaan acian yang sudah kering dengan mengamplas
menggunakan kertas semen hingga rata dan halu

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
3. PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan pengecatan meliputi seluruh plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian
lain ang ditentukan gambar dokumen pelelangan/tender. Adapun tahapan pekerjaan
pengecatan untuk dinding.
Pelaksanaan Pekerjaan :
➢ Sebelum memulai pengecatan, permukaan dinding dibersihkan dari debu dan
kotoran. Debu- debu yang menempel pada permukaan yang akan di cat,
dibersihkan dengan lap basah kemudian dibiarkan hingga kering.
➢ Permukaan dinding yang akan di cat harus kering dan rata
➢ Semua pekerjaan plesteran atau acian yang cacat dipotong dan diperbaiki
dengan plesteran atau acian dari jenis yang sama hingga diperoleh permukaan
yang benar-benar rata. Semua bidang pengecatan, Lubang-lubang atau retak-
retak kecil ditutup dengan dempul / plamir yang khusus dibuat untuk itu dan
dihasilkan oleh produksi yang sama dengan produsen catnya.
➢ Setelah permukaan dinding telah diplamir hingga rata, dapat dilakukan
pengecatan dasar dengan menggunakan roll atau kuas cat, yang kemudian
dilanjutkan dengan pengecatan akhir hingga seluruh dinding terutup dengan
rata. Setiap lapisan yang telah selesai harus tampak sama dan rata , dengan
ketebalan sesuai dengan spesifikasi teknis atau dengan 3 kali lapis pengecatan
(setelah cat dasar selesai)

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
4. PEKERJAAN KUSEN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini secara
lengkap. Flowchart pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela dapat diuraikan berikut ini :
Mulai

Pengajuan
shop drawing

Persiapan bahan,
personil & alat kerja

Reff. Gambar Pengukuran &


Rencana penandaan

Pembuatan
kusen

Pemeriksaan
ukuran & mutu kusen

Tidak
Ok ?

Ya
Pemasangan
kusen

Pembuatan daun Pembuatan daun


pintu/jendela/BV tanpa kaca pintu/jendela/BV + kaca

Pemeriksaan ukuran Pemeriksaan ukuran


& mutu daun & mutu daun
kusen kusen

Tidak Tidak
Ok ? Ok ?

Ya Ya
Pemasangan termasuk alat Pemasangan termasuk alat
penggantung + pengunci penggantung + pengunci
(di area tertentu) (di area tertentu)

Pengetesan fungsi Pemasangan kaca +


alat penggantung + sealent
pengunci

Pengetesan fungsi
Selesai alat penggantung +
pengunci

Selesai

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
Pintu, Kusen dan Jendela merupakan komponen penting dalam sebuah bangunan.
Adapun metode pelaksanaan pekerjaan pintu, kusen dan jendela, adalah sebagai
berikut :
1. Pengukuran
➢ Proses pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening yang akan
dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai dengan gambar kerja atau
belum.


➢ Untuk tahapan pekerjaan pemasangan pintu / jendela, mula-mula diperiksa dulu
ukuran dan kesikuan lubang kusen.
➢ Selanjutnya kusen pintu / jendela dipasang, ukur kembali hasil pemasangan
kusen atas bawah dan sudut kusen. Setelah semuanya benar, daun pintu / jendela
dan aksesorisnya dapat dipasang.
➢ Fabrikasi Kusen
➢ Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan
apabila ada perbaikan.
➢ Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
➢ Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection
tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.
➢ Pemasangan Kusen
➢ Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap
yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di
screw fisher menggunakan fisher S8.
➢ Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan
kusen alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak
lurus maka diganjal dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan
lama.
➢ Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding
di isi silicone sealant.
➢ Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame
untuk pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada
kusen dengan menggunakan penggantung engsel yang disekrup ke kusen.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
➢ Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman
dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan
daunnya.
2. Proteksi
➢ Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila
lokasi pekerjaan sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi
pekerjaan yang dapat merusak aluminium tersebut.

3. Pekerjaan Kunci dan Kaca


➢ Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
ini secara lengkap.
➢ Bahan yang digunakan tidak bergelombang, tidak retak dan tidak baur,
mempunyai bidang yang licin, sejajar, tidak menunjukkan efek lensa. Semua
kaca bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak. Kami akan
mengajukan contoh untuk mendapatkan persetujuan Pengguna Jasa / Konsultan
Pengawas.
4. Pekerjaan Kunci dan Kaca
➢ Tahap Pemasangan :
Pemotongan dilakukan dengan rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaca
khusus sesuai standarr pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak tampak
akibat pemotongan digerinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang sesuai
dengan gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka pemegang
tersebut.
Pemasangan kaca pada rangka pemegang dilakukan sedemikian rupa sehingga
tidak bocor (watertight) dan sesuai dengan persyaratn pemasangan yang
dikeluarkan oleh produsen.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
Antara kaca dalam rangka pemegangnya diberi sealant atau dempul khusus
untuk menutupi celah dengan rangka seperti yang dipersyaratkan dalam hambar
kerja.
Dalam melaksanakan pekerjaan dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi
retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list maupun sekrup. Kaca yang
dipasang harus telah terkunci dengan baik sempurna dan tidak bergeser dari
rangka pemegang dan list yang ada.
.
5. PEKERJAAN PLAFOND
➢ Pemasangan dimulai dengan menentukan ketingian plafon yang diinginkan.
➢ Dilanjutkan dengan memasang Wall Angle di sekeliling dinding ruangan.
➢ Setelah itu kita membuat pola atau modul terlebih dahulu dari benang, dengan
mengambil jarak dari as ruangan, sehinga jarak buangan atau samping sama
panjang atau lebar.untuk memudahkan pekerjaan. Sehingga pola menjadi presisi
dan jarak sisi kanan dan kiri sama.
➢ Langkah berikutnya adalah mengantung dan menarik hanger dari rangka kuda- kuda
atau langit- langit.(Hanger ini berfungsi sebagai penggantung rangka utama),berupa
batang Main Runner.
➢ Main Runner dipasang setiap jarak 120 cm. Pemasangan di mulai dari As ruangan.
➢ Kemudian Cross (tee) runner dipasang kebatang Main runner yang sudah siap, secara
menyilang setiap 60 cm.
➢ Jarak pemasangan main tee maksimal sejauh 60 cm antara satu dengan yang lain.
➢ Setelah semua system dipasang dengan baik, kemudian pastikan semua komponen
Mekanikal dan Elektrikal sudah terpasang dengan baik.
➢ Setelah pekerjaan diatas selesai, baru dikerjakan proses pemasangan board GRC/
Ceiling panel
➢ Pekerjaan plafond terdapat pada lantai 1 (satu) sampai dengan lantai 4 (empat) atau
lokasi sesuai gambar kerja. Pekerjaan plafond meliputi pemasangan plafond
gypsum board, plafond kalsiboard dengan rangka yang terbuat dari Rangka metal
furing sesuai gambar rencana, plafond gypsum board, plafond kalsiboard, dan list
tepi langit-langit yang berhubungan dengan dinding. menggunakan bahan sesuai
dengan gambar rencana. Pada pertemuan plafond dan dinding tembok di finishing
dengan list gypsum.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
Urutan pelaksanaan pekerjaan plafond terdiri dari :
➢ Pemasangan boleh dilaksanakan jika semua pekerjaan yang ada didalam langit-
langit (elektrikal, AC, plumbing dan instalasi lain sesuai dengan gambar
rencana) sudah siap dan selesai dikerjakan serta sudah ditest.
➢ Pemasangan rangka kayu dan rangka besi hollow untuk lambersering dan
kalsiboard sesuai gambar rencana dengan digantung plat beton/dinding atau pada
lokasi yang telah ditentukan dalam gambar rencana dengan penguat pakai ramset
ke plat beton/balok beton. Mengecek kerataan rangka langit-langit dengan
menggunakan waterpas. Kawat penggantung dari galvanized Ø 6 mm dilengkapi
dengan gesper pengatur ketinggian atau ditentukan lain sesuai dengan spesifikasi
teknis dan gambar rencana. Plafond lambersering dan panel kalsiboard dipasangkan
pada rangka yang telah disesuaikan jarak dan bentuknya berdasarkan cara
pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya. Setelah seluruh ruang
dipasang plafond lambersering dan plafond kalsiboard kemudian dilakukan
pengecekan kecembungan, kerataan dan sambungan antar panel. Dilakukan
pengecatan secara merata pada bagian akhir pekerjaan.
➢ Pemasangan list langit-langit , dilakukan dengan cara sedemikian rupa sehingga
didapat hasil kuat, rata dan tidak bergelombang

Pekerjaan List Gypsum


Berikut Langkah – Langkah Pemasangan List Gypsum :
➢ Ukur panjang area yang ingin dipasang list. Pastikan ukurannya tepat karena jika
meleset beberapa centimeter aja bisa berpengaruh pada saat pemasangan list yang
lain (terutama bagian sambungan pojok). Setelah itu, potong list yang akan
dipasang sesuai dengan ukuran tadi dengan menggunakan cutter atau gergaji besi.
➢ Selanjutnya buatlah "perekat" dari compound untuk menempelkan list pada
dinding yang akan dipasang. Sediakan air, bubuk compound, wadah, dan kape.
Bubuk compound diletakkan di suatu wadah (biasanya potongan papan gypsum
atau potongan tripleks). Dikarenakan compound setelah terkena air cepat
mengeras (kurang lebih 10 menit), maka saat pencampuran usahakan agar air yang
dicampur sedikit demi sedikit sambil diaduk pelan-pelan. "Perekat" yang sudah
jadi selanjutnya dioleskan ke list yang telah dipotong tadi. Oleskan "perekat"
tersebut secara merata agar semua bagian list dapat menempel pada dinding dan
plafond secara merata.
➢ Kemudian tempelkan list yang sudah diolesi "perekat" tersebut ke dinding dan
plafond yang akan dipasang. Ratakan list tersebut sesuai dengan ukuran tadi
(usahakan diberi tanda tempat yang akan ditempel list).
➢ Setelah list tertempel pada dinding dan plafond, selanjutnya rapikan bagian atas
dan bawah list dengan kape karena biasanya pada saat penempelan, ada bekas
"perekat" yang keluar. Perapihan dapat dilakukan dengan amplas atau kape.
➢ Pada sambungan list, usahakan agar tidak sampai terlihat.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
E. PEKERJAAN MEP
1. PEKERJAAN INSTALASI STOP KONTAK
Tahap Pelaksanaan :
a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk dan
dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak-kontak dan 1.500
mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.
b. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab/basah harus dari
tipe water dicht (bila ada).
c. Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu
dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos tang harus
terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut
d. Material sesuai dengan spesifikasi

2. PEKERJAAN PEMASANGAN TITIK LAMPU


1. Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat
dan arus lemah.
2. Approval material yang akan digunakan.
3. Persiapan lahan kerja.
4. Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu
kerja disiapkan.
5. Pemasangan sparing kabel Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton
lantai, untuk menghindari bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar
lantai.
6. Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana
pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester.
Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam
diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
7. Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal
harus sejajar, tidak boleh saling melintas.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
3. PEKERJAAN PIPA DAN SANITAIR
➢ Pemasangan kloset duduk difabel + assesories harus dipasang dipasang dilantai
sedemikian rupa sehingga letak ketinggian sesuai dengan gambar, baik waterpassnya
tidak bergoyang bila diduduki dan semua noda semen dibersihkan dan tidak terdapat
kebocoran.
➢ Pemasangan wastafel lengkap dengan assesorisnya standart sesuai dengan gambar
kerja.
➢ Pemasangan wastafel difabel lengkap dengan assesorisnya standart sesuai dengan
gambar kerja.
➢ Pemasangan kran wastafel pada pipa – pipa air bersih dengan kuat, rapi dan tidak bocor
serta letak ketingian sesuai dengan gambar dan petunjuk dari direksi.
➢ Pemasangan Shower Spray pada pipa – pipa air bersih dengan kuat, rapi dan tidak
bocor serta letak ketingian sesuai dengan gambar dan petunjuk dari direksi.
➢ Pemasangan Paper Holder dengan kuat, rapi serta letak ketingian sesuai dengan
gambar dan petunjuk dari direksi.
➢ Pemasangan Soap Dispenser kuat, rapi dan tidak bocor serta letak ketingian sesuai
dengan gambar dan petunjuk dari direksi.
➢ Pemasangan Grab Bar kuat, rapi serta letak ketingian sesuai dengan gambar dan
petunjuk dari direksi.
➢ Pemasangan Double Rob Hook kuat, rapi serta letak ketingian sesuai dengan gambar
dan petunjuk dari direksi. Pemasangan floor Drain padaa lubang–lubang yang telah
disediakan, dilaksanakan sedemikina rupa sehingga pasangan pasangan saringan
tampak rapi dan tidak bocor.
Pemasangan kran pada pipa – pipa air bersih dengan kuat, rapi dan tidak bocor serta
letak ketingian sesuai dengan gambar dan petunjuk dari direksi.
➢ Pemasangan urinoir pada pipa – pipa air bersih dengan kuat, rapi dan tidak bocor pipa.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
BAB IV. RENCANA PEKERJAAN PENUNJANG
PROGRAM MUTU
A. MANAJEMEN LALU-LINTAS
Manajemen Keselamatan Lalu Lintas sangat diperlukan untuk penunjang keberhasilan
pelaksanaan kegiatan dari kecelakaan kerja di lapangan. Petugas Manajemen Lalu Lintas harus
selalu berada di lokasi kerja dengan menempatkan petugas untuk mengatur lalu lintas demi
keselamatan pekerja dan penggunaan jalan mengingat pekerjaan ini adalah peningkatan jalan,
yang mana lalu lintas tidak tertutup.
Pekerjaan ini meliputi :
1. Persiapan Personil
Personil petugas pengatur lalu lintas masing-masing 2 orang untuk mengatur arus lalu lintas
di setiap lokasi kegiatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Koordinator
keselamatan lalu lintas 1 orang, untuk mengatur petugas, memantau kerja petugas, dan
membuat laporan keselamatan lalu lintas.

2. Peralatan
Peralatan yang biasa digunakan adalah :
➢ Bendera Tangan
➢ Lampu Kedip Portabel
➢ Peluit
➢ Alat Komunikasi
➢ Rambu-Rambu Peringatan

3. Sistem Manajemen Lalu-Lintas


➢ Menyediakan, memasang dan memelihara perlengkapan jalan sementara dan
menyediakan petugas bendera (flagmen) dan/atau alat pemberi isyarat lalu lintas
lainnya sepanjang zona kerja saat diperlukan selama periode kontrak.
➢ Menyiapkan perlengkapan keselamatan jalan selama periode kontruksi sesuai
ketentuan.
➢ Membuat rencana kerja manajemen lalu lintas sesuai schedule pekerjaan dan
koordinasikan dengan seluruh personil yang terkait.
➢ Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan di lapangan.
➢ Menempatkan petugas pengatur lalu lintas untuk mengatur dan mengarahkan arus
lalu lintas.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
B. PENYIAPAN JALAN / JEMBATAN DARURAT
Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah aksesibiltas kendaraan yang masuk kedalam
lokasi proyek, sehingga pengangukatan material dapat berjalan lancar. Jalan tersebut terbuat
dari material timbunan tanah yang dipadatkan. Jika cuaca panas danpermukaan jalan kering
maka dapat dilakukan pennyiraman dengan menggunakan watertanker. Pekerjaan ini dilakukan
beriringan dengan pekerjaanDireksi Keet.

Jalan masuk harus diperhatikan untuk menjamin kelancaran pengangkutan material lokal,
material fabrikasi, peralatan, dll. Sebaiknya jalan masuk memiliki lebar yang cukup untuk alat
angkut anda. Perhatikan pula bahwa akses yang perlu anda siapkan adalah akses kedalam site
anda (off site) dan akses di dalam site anda (on site). Mengapa akses didalam site perlu
diperhatikan? Karena alat angkut yang nantinya akan bermanuver di dalam site anda harus
terjamin kelancarannya. Selain itu dengan memperhatikan akses internal site ini anda dapat
memperkirakan perletakan material dan alat-alat lainnya secara cermat. Ingatlah bahwa
kesalahan meletakkan material dan alat menyebabkan anda akan membuang waktu untuk
melakukan relokasi saat manuver alat angkut anda terganggu karena salah meletakkan material
& alat tadi.

C. SISTEM PENGERINGAN TEMPAT KERJA


Lingkup Pekerjaan Sementara Kisdam dan Pengeringan
Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah lingkup pekerjaan pengalihan ataupun pengeringan
sementara yang dibutuhkan di lokasi pekerjaan untuk menjamin mutu, kemudahan dan
kelancaran pekerjaan sesuai kontrak pelaksanaan konstruksi, terdiri dari :
➢ Pekerjaan sementara berupa pembuatan tanggul/saluran pengelak dibuat untuk
melindungi area pekerjaan pelaksanaan konstruksi agar selalu dalam kondisi tidak
tergenang/kering dan lantai kerja dapat terlihat/diukur untuk memudahkan pelaksanaan
dan memastikan pelaksanaan galian pondasi dapat terlaksana secara akurat dan
penempatan konstruksi rencana sesuai desain atau elevasi dan dimensi rencana, seperti
pada pekerjaan pondasi bronjong, beton dan sebagainya.
➢ Pekerjaan pengeringan area kerja (dewatering), dapat dilakukan dengan bantuan alat
mesin pompa air, baik jenis submersible maupun pompa aksial di dalam area yang
dilindungi dengan tanggul agar terbebas dari gangguan genangan air.
Pekerjaan bangunan sementara ini dibuat sesuai panjang pelaksanaan (per ruas pelaksanaan dan
tidak menerus), misalnya per 30meter panjang pelaksanaan. Bangunan sementara ini harus
dibongkar dan dibersihkan setelah pekerjaan utama selesai.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
D. ANTISIPASI CUACA
Persiapan Pelaksanaan Proyek Terkait Prediksi Cuaca
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kondisi cuaca yang buruk antara lain:
➢ Mempersiapkan tenda khusus, misalnya saja untuk peralatan, material dan juga untuk
para pekerja
➢ Pemasangan terpal pada area-area kerja tertentu yang dikuatirkan rusak atau
membahayakan jika terkena hujan
➢ Mempersiapkan mantel hujan untuk para pekerja
➢ Menyiapkan lampu pijar dan blower fan untuk membantu proses pengeringan bagian-
bagian proyek yang harus kering.
➢ Pemasangan penangkal petir demi melindungi para pekerja
➢ Pembuatan saluran drainase sementara dan melengkapinya dengan pompa air
➢ Penguatan jalan masuk menuju ke lokasi pengerjaan proyek supaya lalu lintas pekerja
dan material tidak terhambat
➢ Jika perlu ditambahkan lapis kedap air pada area proyek tertentu
➢ Melakukan modifikasi, misalnya dengan mempercepat pemasangan atap pada proyek
pembangunan gedung.
Tentunya masih ada beberapa antisipasi lain yang bisa dilakukan agar produktivitas kerja di
musim hujan menjadi lebih maksimal. Antisipasi ini pastinya disesuaikan dengan jenis proyek
yang dikerjakan dan juga lokasi proyek.
Pertimbangkan pula mengenai pengiriman material atau peralatan kerja. Jika material atau
peralatan kerja berasal dari luar negeri atau luar pulau, maka sangat penting untuk mengamati
prediksi cuaca di wilayah tersebut. Cuaca yang buruk tentunya akan menghambat proses
pengiriman. Misalnya saja jika pengiriman dilakukan melalui laut.
E. PENGENDALIAN MUTU
➢ Yang dimaksud dengan Mutu/Kwalitas suatu pekerjaan disini, dapat dikatagorikan
dalam 2 katagori yaitu : Kwalitas dari segi kekuatan dan kwalitas dari segi estetika atau
kerapihan
➢ Mutu/Kwalitas suatu pekerjaan sangat tergantung pada 4 faktor dibawah ini :
1. Bahan yang digunakan
Kualitas bahan yang digunakan dalam satu pekerjaan akan berpengaruh sekali
terhadap mutu/kwalitas pekerjaan itu dari segi kekuatannya. Oleh karena selektifitas
dalam penggunaan bahan harus sangat diperhatikan.
2. SDM / Tenaga yang menangani
Seorang Logistik yang menangani penerimaan dan pembelian bahan harus betul
betul paham terhadap karakteristik suatu bahan yang akan digunakan, juga harus
punya tanggung jawab dan disiplin yang tinggi terhadap tugasnya, dengan demikian
ia tidak akan menggunakan barang yang tidak memenuhi syarat hanya karena faktor
lain. Atau suatu bahan yang sekalipun berkualitas dan mahal, Jika ditangani oleh
seorang tukang yang kurang pengalaman, maka akan sangat berpengaruh terhadap
kwalitas pekerjaan dari segi estetikanya.
3. Ketelitian

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
Ketelitian dalam melaksanakan suatu pekerjaan juga sangat berpengaruh terhadap
kwalitas sebuah pekerjaan. Terutama dalam hal ini adalah ketelitian dalam
pengukuran, penentuan suatu titik acuan dan lainnya. Kelalaian dalam masalah ini
sangat berpengaruh sekali terhadap keseluruhan pekerjaan sebagai satu contoh
sebuah. Pasangan dinding bata jika tidak terletak pada titik kordinat yang tepat atau
kelurusan vertikalnya tidak maksimal maka keseluruhan pekerjaan seperti plesteran,
pemasangan kusen, pemasangan keramik dan lainnya juga menjadi tidak maksimal.
4. Metode Pelaksanaan
Metode Pengaturan pelaksanaan kerja dari beberapa sub pekerjaan yang saling
berkaitan, jika tidak dilakukan dengan cermat akan mengakibatkan suatu kondisi
pelaksanaan yang tumpang tindih dan pekerjaan pun menjadi kelihatan berantakan.

F. PENGENDALIAN WAKTU
➢ Tahap awal dari pada proses pengendalian waktu adalah membuat suatu perencanaan
jadwal penyelesaian pekerjaan dengan batas waktu yang telah ditentukan, dimana dalam
hal ini perencanan itu dituangkan dalam bentuk Bar Chart atau Time Schedulle dan
network planning.
➢ Perencanaan dibuat seefisien mungkin, memungkinkan untuk dilaksanakan dan
memperkecil semaksimal mungkin adanya kevakuman kegiatan dalam satu periode
tertentu, karena suatu alasan seperti salah satunya “keterlambatan“.
➢ Oleh kerena itu sebuah jadwal pelaksanaan harus didukung secara sinergis dengan
penjabaran perencanan lainnya sebagai suatu sub item perencanaan seperti Schedulle
Pengadaan Bahan, Tenaga kerja dan Schedulle Pengadaan Biaya ( Cash Flow ).
➢ Dalam pelaksanananya proses Pengendalian Waktu ini dilaksanakan dalam bentuk :
1. Menerapkan disiplin yang tinggi terhadap pencapaian pada apa yang telah di
tentukan dalam perencanaan, dengan mensinergiskan unsur unsur sub item
perencanaan yang telah disebutkan diatas.
2. Penempatan SDM yang berkwalitas dan mempunyai disiplin yang tinggi terhadap
tanggung jawabnya. Dimana seorang Manajer atau Pelaksana dengan
kemampuannya bisa mengkoordinir unsur dilapangan dengan sebaik mungkin
sehingga segala sesuatunya bisa dilaksanakan dengan tepat waktu, atau seorang
tenaga kerja tukang yang handal dengan kepiawaiannya bisa menyelesaikan sebuah
pekerjaan dalam waktu yang sesempit mungkin dengan tanpa mengurangi kwalitas
hasil kerjanya.
3. Pada setiap periode tertentu dilaksanakan evaluasi terhadap realisasi dan
perencanaan. Metoda dari evaluasi ini dapat dilakukan dengan cara membuat
Analisa Jaringan ( Network Analysis) yang dapat menunjukan awal dan akhirnya
suatu kegiatan dilaksanakan, sehingga dengan ini dapat diketahui /diperoleh suatu
Jadwal Jalur Kritis ( Critical Path Schedulle ).Kemudian hal ini diantisipasi dengan
melakukan Re-Schedulle atau perencanaan ulang terhadap pelaksanaan kegiatan itu
dengan target waktu yang sama , misalnya dengan menambah tenaga kerja.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
4. Salah satu yang juga merupakan cara untuk pencapaian target waktu adalah dengan
melimpahkan satu sub item pekerjaan kepada pihak lain atau yang disebut Sub
Kontraktor, tapi hal ini harus dilakukan dengan sangat selektif karena jika sub
kontraktor yang melaksanakan pekerjaan itu tidak credible, malah hanya akan
menimbulkan kendala baru. Atau juga dengan cara penentuan target kerja kepada
pekerja dengan imbalan lebih, tapi kebijakan ini harus diperhitungkan dengan sangat
teliti efeknya terhadap segi biaya dan kwalitas pekerjaan.
5. Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa unsur Metode Pengendalian Waktu
terdiri dari :
➢ Perencanaan secara keseluruhan dari awal
➢ Penjabaran dari perencanaan diatas menjadi lebih sempit
➢ Disiplin terhadap pencapainnya
➢ Penempatan SDM yang tepat
➢ Evaluasi dan Penyelesaiannya.

G. PENGENDALIAN TEKNIS
➢ Metode Pengendalian Teknis disini dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian
terhadap kelancaran pelaksanaan kerja, pelaksanaan kerja yang sesuai dengan ketentuan
dan tepat sasaran.
➢ Yang diperlukan disini adalah :
1. Perencananaan yang matang terhadap suatu pelaksanaan pekerjaan, dalam hal ini
digambarkan dalam bentuk Network Planning.
2. Koordinasi yang baik dengan pihak Pengawas/Direksi dalam hal pelaksanaan kerja,
terutama yang berhubungan dengan ketentuan ketentuan pelaksanaan pekerjaan.
3. Penempatan Personil atau unsur Penanganan dilapangan yang tepat, sesuai dengan
kebutuhan dilapangan dan jelas tugas serta wewenangnya, sehingga dapat
terciptakan suatu kerjasama yang baik dan saling mengisi.

➢ Mempelajari kondisi Existing :


Dalam hal ini, Kondisi awal / Lahan Perlu di pelajari bagaimana Situasi lalu lintas di
sekitar proyek, Kondisi Bangunan Sekitar, termasuk di dalam area proyek karena
diperlukan tata letak sarana dan prasarana untuk pabrikasi, Dirkesikeet, Gudang, Los
Pekerja dan MCK pekerja, termasuk didalamnnya penebangan pohon yang terkena
bangunan atau mengganggu jalannya pekerjaan.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara
H. PENGENDALIAN BIAYA
Ketiga unsur metode yang disebutkan diatas tadi, yaitu Metode Pengendalian Waktu, Mutu dan
Teknis, besar sekali pengaruhnya terhadap Metode Pengendalian Biaya.
Acuan dari sebuah Metode Pengendalian Biaya adalah :
1. Target Anggaran Pelaksanaan yang dibuat dengan perhitungan seteliti mungkin dan
memungkinkan untuk dilaksanakan.
2. Schedulle Pengadaan Biaya (Cash Flow) yang dibuat berdasarkan Perencanaan pelaksanaan
Pekerjaan.
Hal hal yang harus diperhatikan dan merupakan faktor penting dalam Pengendalian Biaya :
1. Penempatan Tenaga Kerja/SDM yang berkwalitas dan bertanggung jawab
2. Perancanaaan dan perhitungan yang matang dalam melaksanakan pekerjaan
3. Disiplin yang tinggi dalam melaksanakan pencapaian terhadap perencanaan yang telah
dibuat.
4. Melaksanakan evaluasi secara kontinue pada setiap periode tertentu.
Membuat suatu sistim administrasi dan Manajemen yang terkordinasi dengan baik.

BAB VI. PENANGANAN MASA PEMELIHARAAN


Masa Pemeliharaan adalah masa dimana pekerjaan setelah serah terima ke 1 (PHO) sampai dengan
berakhirnya serah terima ke 2 (FHO). Jangka Waktu Masa Pemeliharaan adalah 6 bulan setelah
diterimanya serah terima ke 1 (PHO). Adapun tugas yang dilaksanakan dalam masa pemeliharaan yaitu:
➢ Membenahi Pekerjaan yang rusak/cacat sehingga dapat memberikan produk dengan kualitas
terbaik.
➢ Pemeriksaan secara rutin setiap 2 minggu atau 1 bulan sekali terhadap pekerjaan setelah
dilaksanakan serah terima ke 1 (PHO)
Pembersihan material yang dikarenakan pembenahan pekerjaan yang kurang sempurna.

BAB VII. PENUTUP


Metode kerja ini dimaksudkan untuk suatu tujuan ketepatan waktu dan mutu dari produk yang
merupakan upaya teknis pelaksanaan, agar selesai tepat waktunya dengan mutu yang tersyarat dengan
kontrak.

Metode Pelaksanaan
“Rehabilitasi dan Renovasi Sarana Prasarana Sekolah Kab. Musi Rawas Utara

Anda mungkin juga menyukai