Anda di halaman 1dari 42

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN : OPTIMALISASI TPA SAMPAH PELAWI KAB. OKU SELATAN


LOKASI : DESA PELAWI KAB. OKU SELATAN

Metode pelaksanaan yang akan kami lakukan pada pekerjaan Optimalisasi TPA Sampah Pelawi
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dilakukan dengan beberapa tahapan-tahapan. Berikut
uraian pada masing-masing tahapan pekerjaan :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan ini meliputi :
- Pembuatan Direksi Keet
Yang termasuk dalam bidang ini adalah Direksi Keet (kantor), gudang, barak kerja, bengkel
kerja dan fasilitas penunjang lainnya. Mengingat pentingnya hal ini, maka dalam hal ini Kami
(PT. FEBERCO) telah memiliki Direksi Keet dengan struktur knockdown, sehingga akan
dengan cepat dapat disiapkan dan disesuaikan dengan kondisi lokasi pembangunan.
Namun sebelumnya akan ada beberapa tahapan yang harus dipersiapkan seperti :
1) Penentuan posisi Direksi Keet. Mengingat penentuan posisi Direksi Keet harus berada
dilokasi yang tepat karena akan mempengaruhi aktivitas mobilisasi pekerja dan
material, sehingga tidak mengganggu dan membuat pekerjaan menjadi semakin efisien.
2) Menentukan luasan yang dibutuhkan. Mengingat waktu pelaksanaan yang singkat dan
tipe pekerjaan yang butuh koordinasi yang tinggi, maka besaran Direksi Keet akan di
analisis terlebih dahulu dengan perhitungan perkiraan jumlah tenaga kerja, jenis
material yang akan disimpan dan jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
3) Melakukan pembersihan lokasi Pembangunan Direksi Keet. Setelah posisi dan luasan
Direksi Keet di setujui oleh direksi, maka tahap selanjutnya adalah pembersihan lokasi
yang telah dipilih. Pembersihan dilakukan untuk memberikan kenyamanan bekerja dan
kelancaran mobilisasi material.
- Papan Nama Proyek
Dengan pembangunan Direksi Keet maka pembuatan Papan Nama Proyek untuk informasi
kegiatan yang isinya : Nama Pemilik Proyek, Nama Pekerjaan, Lokasi Proyek, Nilai Proyek,
dan Waktu Pelaksanaan
- Pengadaan Air Kerja
Pada pekerjaan ini, kami menyiapkan penampungan air yang berada di lokasi
pembangunan. Berikut tindakan pendistribusian air kerja dan tindakan antisipasi
ketersediaan air kerja :
a. Di lokasi pekerjaan kami sediakan penampungan air dengan kapasitas yang dibutuhkan.
b. Untuk menjamin ketersediaan air kerja, kami akan siapkan bak penampung yang
sumber air didapat dari sumber air terdekat serta mobil tanki sebagai alat
pendistribusianya.
- Keamanan
Untuk menjaga keamanan saat pelaksanaan dilapangan akan disiagakan petugas pada
beberapa tempat pekerjaan. sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan aman
sampai selesai.
- Mobilisasi Personil dan Peralatan
Untuk jumlah Personil dan Peralatan disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dikerjakan.
Jika diperlukan demi menciptakan sistem bekerja yang efektif maka kami siap menambah
pesonil dan peralatan kerja.
Untuk Mendatangkan (mobilisasi) alat alat berat kita melakukan pemberitahuan dan
permintaan persetujuan terhadap jenis/kapasitas alat berat yang akan digunakan kepada
konsultan pengawas oleh kontraktor. Sebelum dilakukan mobilisasi. Segala resiko yang
diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi menjadi tanggung jawab kontraktor.
- RK3K
Untuk RK3K, sebelum pelaksanaan pekerjaan akan kami susun struktur Organisasinya,
Pembuatan bangunan yang memenuhi syarat, yang antara lain bisa mengcover untuk
Ruangan Personil, Peralatan-peralatan K3, Rambu-Rambu2, Obat-obatan dan lain-lain yang
dibutuhkan.
Setiap tahapan dan jenis pekerjaan akan kami siapkan semua yang dibutuhkan untuk
memenuhi syarat sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan ini tidak ada atau tidak terjadi
kecelakaan kerja dan kesehatan seluruh personil yang terlibat tidak mengalami gangguan.

II. PEKERJAAN JALAN


a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan dalam pekerjaan Jalan meliputi sebagai berikut :
 Pekerjaan galian tanah biasa dengan alat
 Pekerjaan galian batu cadas dengan alat
 Pekerjaan badan jalan dan pemadatan
 Pekerjaan pengadaan/pemasangan geotektil woven
 Pekerjaan pasangan mal samping kanan kiri
 Pekerjaan plastik cor
 Pekerjaan baja tulangan 12
 Pekerjaan baja tulangan 16
 Pekerjaan cor beton bertulang k-250
 Pekerjaan patok pembatas jalan
 Pekerjaan rel pengaman (guadrail)
 Pekerjaan galian tanah biasa saluran
 Pekerjaan pasangan U-ditch 60 x 60 x 120 cm (K-350)
 Pekerjaan pengadaan/pemasangan precast box culvert uk.150 x 150 x 100 cm
b. Tahap Pelaksanaan
Uraian dalam metode pelaksanaan ini akan dijabarkan secara rinci pada tahapan ini, tahapan
pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Galian Tanah
Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah yang dilaksanakan dengan cara menggunakan Alat
jenis Excavator. Yang tentunya dalam penyampaian metode pelaksanaan harus
disesuaikan dengan kondisi dan lingkup pekerjaan itu sendiri, sehingga pada dasarnya
setiap metode pelaksanaan itu akan selalu berbeda atau bisa juga sama.
a) Galian Tanah Biasa Dengan Alat Berat
Untuk pekerjaan galian tanah dengan alat digunakan dengan alat berat excavator jenis
short arm/long arm yang dilaksanakan pada pekerjaan galian untuk pengerukan dan
menggali tanah bukit, dengan metode kerja sebagai berikut :
- Seluruh galian dikerjakan sesuai dengan garis-garis dan bidang bidang yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar kerja
atau sesuai dengan yang diarahkan/ditunjukkan oleh Direksi.
- Galian tanah dimaksudkan untuk daerah yang bahan hasil galiannya terdiri dari tanah
humus, tanah berpasir dan atau kerikil.
- Kemiringan galian mengikuti gambar kerja atau sesuai dengan yang
diarahkan/ditunjukkan oleh direksi. Apabila pada saat pelaksanaan penggalian terdapat
batu-batu besar dengan diameter lebih besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan
dengan alat excavator, maka pembayaran volume ini akan termasuk kedalam
pembayaran item Galian Batu cadas atas sepengetahuan Direksi pekerjaan.
- Penggalian dilaksanakan secara sistematik agar tidak menggangu pekerjaan lain
ataupun pekerjaan saat penggalian itu sendiri, pelaksana pekerjaan akan ada di
lapangan untuk mengarahkan operator excavator dalam bekerja.
- Hasil galian yang tidak memenuhi syarat dibuang dengan persetujuan Direksi pekerjaan
pada lokasi yang telah ditentukan.
- Dalam pelaksanaan pekerjaan galian tanah ini akan mengutamakan keselamatan dan
kesehatan kerja dengan menggunakan cara standard dan sesuai SOP, dengan
menggunakan peralatan safety untuk para pekerja sesuai peraturan keselamatan yang
berlaku, atau sesuai dengan petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan.
Gambar 1. Galian Tanah Biasa dengan Excavator

b) Galian Tanah Cadas Dengan Alat Berat


Metode kerja untuk pekerjaan galian tanah cadas akan kami laksanakan sebagai berikut :
- Sebelum melakukan pekerjaan galian tanah cadas akan dibuat terlebih dahulu request
mulai pekerjaan dan diserahkan kepada Pemilik/Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
- Menyerahkan daftar tenaga kerja dan daftar peralatan yang akan digunakan.
- Melakukan pengukuran dilokasi pekerjaan untuk menentukan titik-titik pekerjaan galian
tanah cadas dan memasang bowplank sesuai kebutuhan.
- Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama Direksi untuk menentukan apakah
lokasi pekerjaan sudah sesuai dengan kebutuhan lapangan.
- Tanah cadas digali dengan menggunakan alat berat jenis Excavator dan dibantu
dengan alat berat jenis Breaker pada lokasi galian yang tidak dapat dilakukan dengan
alat Excavator.
- Selanjutnya material tanah cadas hasil galian dimuat kedalam Dump Truck dan diangkut
keluar lokasi pekerjaan, dan
- Hasil galian tanah cadas diratakan dan dirapikan.
Pekerjaan galian tanah cadas ini mencakup seluruh galian yang diklasifikasikan sebagai
galian tanah cadas/tanah keras. Pelaksanaan galian tanah cadas ini akan dilaksanakan
dengan prosedur sebagai berikut :
- Pengukuran dan pemasangan bowplank atau menentukan kedalaman/ elevasi galian.
Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur yang telah disetujui oleh
Direksi pekerjaan, seperti theodolite, waterpass atau total station dengan berpedoman
dari hasil rekayasa yang telah ditentukan oleh konsultan dan direksi pekerjaan.
- Pemasangan bowplank akan kami lakukan setelah hasil dari pengukuran disetujui oleh
pihak konsultan dan direksi pekerjaan.
- Penggalian dengan menggunakan alat berat jenis excavator.
- Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank, dalam hal ini
penentuan kedalaman/elevasi galian.
- Tanah hasil galian yang digali oleh excavator langsung dimuat kedalam dump truck atau
akan ditumpuk terlebih dahulu pada sisi jalan/galian yang tidak mengganggu, kemudian
diangkut keluar lokasi proyek.
- Kami selaku penyedia jasa juka akan memikul semua tanggung jawab dalam menjamin
keselamatan kerja dalam melaksanakan pekerjaan penggalian ini, meliputi bangunan
dan penduduk yang berada dilokasi sekitar lokasi galian yang akan dilaksanakan.
- Untuk pelaksanaan galian pada lereng galian akan dijaga tetap stabil, bila
memungkinkan permukaan lereng galian ada yang tidak stabil bilamana diperlukan kami
akan menyokong atau mendukung struktur galian di sekitarnya, dan membuat galian
bertrap atau bertangga dengan teras 1 meter atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh direksi pekerjaan.
- Dalam melaksanakan pekerjaan penggalian kami selaku penyedia jasa juga akan
menempatkan seorang/beberapa orang pengawas keamanan dilokasi kerja, yang
bertugas memantau keamanan pekerjaan sepanjang waktu penggalian, serta
perlengkapan P3K akan selalu kami sediakan dilokasi pekerjaan galian.
- Kami selaku kontraktor pelaksana juga akan menjaga pada perluasan setiap galian
terbuka, kami akan batasi sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap
dalam kondisi yang baik/mulus, dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan,
perendaman akibat hujan dan gangguan dari pekerjaan selanjutnya.
- Sedangkan untuk pekerjaan galian yang memotong jalan yang terbuka untuk lalu lintas
akan kami laksanakan dengan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka untuk
lalu lintas pada setiap saat.
- Untuk kelancaran tempat kerja kami selaku kontraktor pelaksana akan menjaga seluruh
galian bebas dari air dan kami akan menyediakan semua bahan, perlengkapan serta
pekerja yang diperlukan untuk pengeringan (pemompaan), penggalian saluran air dan
pembuatan drainase sementara, dinding penahan rembesan (cut of wall) dan cofferdam.
- Pompa siap pakai akan kami selalu sediakan dilapangan dengan perawatan maksimal
agar tidak terjadi gangguan dalam saat melakukan pengeringan dengan pompa.
- Kami selaku kontraktor pelaksana akan bertanggung jawab sepenuhnya bila dalam
pelaksanaan penggalian pada elevasi akhir yang belum memcapai elevasi garis
rencana yang ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi
pekerjaan, akan kami gali lebih lanjut sampai sesuai dengan elevasi yang
dipersyaratkan.
- Demikian pula sebaliknya jika terjadi pekerjaan penggalian yang melebihi yang telah
ditetapkan maka kami akan menimbun kembali dengan bahan perkerasan lama sampai
dimensi/elevasi sesuai sebagaimana yang diperintahkan Direksi pekerjaan.
- Pada lokasi pekerjaan penggalian yang mengalami kerusakan atau menjadi lembek
akan kami timbun kembali dengan bahan timbunan yang baik sebagaimana yang
diperintahkan oleh pemilik pekerjaan.
- Kami akan mengendalikan mutu, waktu kerja serta bahan dan tenaga dalam
pelaksanaan pekerjaan ini. Jadwal pelaksanaan kerja yang telah di setujui pihak proyek
yang akan menjadi acuannya, dengan cara membuat rencana kerja mingguan dan
setiap minggu akan dilakukan koreksi atas hasil pelaksanaan pekerjaanya.
2. Pekerjaan Pembentukan Badan Jalan dan Pemadatan
Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu :
- Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat mengganggu pekerjaan seperti
semak-semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya.
- Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat seperti
excavator maupun dengan cara manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar
atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
- Kemudian dilakukan Pemadatan Tanah dasar dengan menggunakan alat Vibratory
Roller atau menggunakan Combination Vibratory Roller pada daerah pelebaran yg tidak
terlalu luas atau tidak memungkinkan pengunaan vibratory roller.

Gambar 2. Pemadatan Tanah menggunakan Vibrator Roller

- Setelah Pengukuran selesai dikerjakan kemudian dilakukan pekerjaan penyiapan badan


jalan, demi mendapakan lebar badan jalan sesuai dengan gambar rencana, penyiapan
badan jalan ini dilakukan menggunakan alat berat Motor Grader demi mencapai elevasi
yang ditentukan.

Gambar 3. Pembentukan Badan Jalan dengan Motor Grader

- Untuk lokasi pekerjaan ini, sepanjang jalan yang akan dilakukan perbaikan jalan dengan
menggunakan materil timbunan pilihan. Dengan urutan kerja sebagai berikut :
• Dump Truck membawa material dari hasil galian dan menumpukkan atau
menempatkan material tersebut dilokasi jalan yang akan dilakukan penimbunan.
Sebelum pekerjaan ini dilakukan, permukaan jalan yang akan ditimbun harus sudah
sesuai dengan spesifikasi atau ketentuan yang sudah ada.
• Selanjutnya Motor Grader Meratakan Material yang sudah ada yang ditumpuk oleh
Dump truck dengan ketebalan dan kemiringan yang sesuian dengan gambar.
• Kemudian Vibro Roller melakukan pemadatan untuk permukaan yang sudah
diratakan oleh Motor Grader, sambil permukaan jalan disiran air dengan
menggunakan Water tanker untuk menjaga kelembapan material dan untuk
mencapai kapadatan yang optimal. Dalam pelaksanaan pemadatan dilakukan
dengan ketebalan perlayer sesuai dengan spesifikasi.

3. Pekerjaan / Pemasangan Geotektil Woven


Pekerjaan pemasangan Geotektil Woven ini mencakup pekerjaan perbaikan perkuatan
tanah. Pelaksanaan pemasangan Geotektil Woven ini akan dilaksanakan dengan prosedur
sebagai berikut :

 Geotekstil yang dikirim ke lokasi proyek harus dengan pembungkus untuk melindungi
material tersebut terutama dari sinar matahari. Penyimpanan dan pemasangan
gulungan geotextile tersebut tidak boleh mengakibatkan kerusakan fisik.
 Siapkan lahan, singkirkan benda-benda tajam seperti tunggul pohon, sisa sisa akar
pohon yang dapat mengakibatkan kerusakan pada material geotekstil. Ratakan,
kemudian padatkan serta cek elevasi tanah dasar.

Gambar 4. Pekerjaan Penyiapan Lahan

 Siapkan geotektil yang akan digelar, potong-potong berdasarkan ukuran yang telah
ditentukan, bentuk panel-panel yang mudah untuk dipindahkan ke lokasi yang telah
ditentukan.
Gambar 5. Pekerjaan Penyiapan Geotektil

 Siapkan bekisting dan letakkan di sisi luar embankment.

Gambar 6. Pekerjaan Pemasangan Bekisting

 Gelar panel geotektil pada lokasi yang sudah disiapkan. Panel-panel geotektil
disambung dengan cara dijahit dengan menggunakan mesin jahit portable.

Gambar 7. Pekerjaan Pemasangan Geotektil

 Setelah bekisting dan panel-panel geotektil siap, mulai dilakukan pengurugan tanah di
dalam geotektil tersebut, ratakan kemudian padatkan sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan oleh pemberi tugas.
Gambar 8. Pekerjaan Pengurugan Tanah dan Pemadatan

 Setelah urugan di dalam geotektil mencapai elevasi yang telah ditentukan, panel
geotektil kemudian dilipat kedalam dan dijahit menjadi satu kesatuan seperti pada
gambar.

Gambar 9. Pekerjaan Melipat dan Menjahit Geotektil


 Singkirkan bekisting untuk kemudian digunakan pada bantalan selanjutnya.

Gambar 9. Pekerjaan Pemindahan Bekisting

 Ulangi prosedur 3 dan seterusnya untuk digunakan pada bantalan selanjutnya sampai
mencapai elavasi yang ditentukan. Setelah mencapai elevasi yang telah ditentukan,
bantalan geotektil dapat dicover dengan tanah setempat untuk menghindari paparan
langsung dari sinar ultraviolet dalam jangka panjang.
Gambar 10. Pekerjaan Tanggul Tanah dengan Geotektil

 Perkuatan tanah menggunakan geotektil yang telah selesai.

Gambar 11. Pekerjaan Tanggul Perkuatan Tanah dengan Geotektil


Yang sudah selesai
4. Pekerjaan Perkerasan Beton
Lingkup pekerjaan perkerasan beton ini mencakup pekerjaan pemasangan bekisting,
pekerjaan pemasangan plastik cor, pekerjaan pemasangan besi tulangan dia. 12 mm, besi
tulangan dia. 16 mm dan pekerjaan cor beton bertulang K-250. Tahapan pelaksanaan
pekerjaan ini akan diuraikan sebagai berikut :
a. Pekerjaan Pemasangan Mal Bekisting
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan, pemasangan dan pembongkaran bekisting
untuk pengecoran jalan.
• Pemasangan bekisting akan dikerjakan sesuai dengan gambar rencana.
• Bekesting yang akan dibuat menggunakan bahan dari papan / tripleks 3 mm dan
rangka yang kokoh terbuat dari kayu keras.

Gambar 12. Contoh Acuan/Bekisting jalan

• Bekesting yang dibuat diupayakan harus rapat dan kedap air, terutama pada
sambungan. Dengan tujuan pada saat pengecoran beton tidak ada cairan atau
adukan beton yang mengair keluar karena bocor.
• Pemakaian bekisting dapat digunakan sebanyak 3 kali penggunaan.
• Pemasangan bekisting akan dipasang kokoh dan tidak melendut.
• Bekisting yang dipasang dibuat per segmen dengan panjang maksimal per segmen
adalah 5 meter.

Gambar 13. Contoh Pemasangan Acuan/Bekisting jalan

• Permukaan bekisting yang akan bersentuhan langsung dengan beton diberikan


minyak bekisting agar tidak lengket pada saat pembongkaran bekisting.
• Pembongkaran bekisting akan dilakukan ketika umur beton minimal 3 hari.
• Pembongkaran akan kami lakukan dengan teliti agar tidak merusak beton yang telah
dicor.
b. Pekerjaan Pemasangan Plastik Cor
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan plastik cor/plastik hitam
untuk pengecoran jalan.
 Plastik hitam dipasang pada area yang telah dipasang bekisting, fungsi plastik hitam
ini agar adukan semen yang akan dicor nantinya tidak keluar dari acuan/bekisting.
 Pemasangan plastik hitam dilakukan secara merata dan penuh, tidak ada bagian
yang tidak ditutupi plastik hitam ini.
 Agar plastik alas tidak bergerak dan kaku, pada bagian permukaan digunakan
pemberat berupa batu atau pemberat yang lainnya, untuk sisi samping digunakan
paku yang ditempelkan ke dinding bekisting.
 Plastik alas dipasang hingga mengeluarkan sisa pada ujung bekisting.

Gambar 14. Contoh Pemasangan Plastik Cor jalan

c. Pekerjaan Pemasangan Besi Dowel


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan besi dia. 12 mm dan besi
dia. 16 mm untuk pengecoran jalan.
o Menyiapkan peralatan dan bahan untuk dipotong besi sesuai ukuran pemasangan di
lapangan.
o Besi dibengkokkan menggunakan bending sesuai dengan pola pada gambar
rencana.
o Besi yang telah dibentuk, dirakit dengan menggunakan kawat ikat.
o Besi diletakkan diatas permukaan plastik alas yang telah terpasang dengan
menggunakan penjaga jarak (beton tahu) dengan ketebalan kurang lebih 5 cm untuk
menjaga jarak besi terhadap dasar tanah ketika dicor nanti.
o Besi dowel polos U-24 menggunakan besi diameter 12mm untuk setiap jarak 30 cm.
o Batang ruji harus ditempatkan di tengah tebal pelat. Posisi ruji pada arah horizontal
dan vertikal harus dijamin sejajar sumbu jalan dengan menggunakan perlengkapan
atau dengan cara penempatan dengan mesin yang telah teruji. Kepadatan beton
yang baik di sekeliling ruji sangat dituntut agar supaya ruji bisa berfungsi secara
sempurna.
o Bagian batang ruji yang bisa bergerak bebas, harus dilapisi dengan bahan pencegah
karat (korosi). Sesudah bahan pencegah korosi kering, maka bagian ini harus dilapisi
dengan lapisan tipis pelumas (dengan cara penyapuan) segera sebelum ruji
dipasang.
o Ujung batang ruji yang dapat bergerak bebas harus dilengkapi dengan topi / penutup
ruji (pada expansion joint).
o Pelapis ruji dari jenis plastik yang telah teruji atau pralon yang tertutup dapat
digunakan sebagai pengganti pelumas, atau penggunaan jenis pelapis lainnya yang
dimaksudkan untuk mencegah lekatan dengan beton dan atau karat, dapat juga
digunakan.
o Ruji (dowel) harus dipasang sejajar dengan permukaan dan garis sumbu perkerasan
beton, dengan memakai pengikat / penahan logam yang dibiarkan terpendam dalam
perkerasan. Ini dimaksudkan sebagai alat transfer beban (Load Transfer Devices).
o Ujung ruji (Dowel) harus dipotong rata. Ukuran bagian dowel yang harus dilapisi
aspal atau pelumas lain harus sesuai yang tertera pada Gambar Rencana, agar
bagian tersebut tidak ada lekatan dengan beton, diberi penutup (selubung) ruji dari
logam yang disetujui, harus dipasang pada setiap batang ruji pada sambungan
ekspansi. Penutup itu harus berukuran pas dengan batang ruji, dan bagian ujung
yang tertutup harus tahan air.
o Perlengkapan pemasangan ruji (berupa rangkaian dudukan/chair) harus ditempatkan
pada lapis pondasi bawah atau tanah dasar yang sudah disiapkan. Perlengkapan
pemasangan ruji arah melintang harus ditempatkan tegak lurus sumbu jalan, kecuali
ditentukan lain pada Gambar Rencana. Sambungan dengan ruji yang diperlukan atau
diijinkan untuk dipasang tegak lurus sumbu jalan, memerlukan pendetailan dan
pemasangan yang sangat teliti guna menjamin pergerakan bebas. Ruji dipegang kuat
pada posisi yang ditetapkan.
o Pada tikungan yang diperlebar, sambungan memanjang pada sumbu jalan harus
sedemikian rupa sehingga penempatan sedapat mungkin mempunyai jarak yang
sama dari tepi-tepi pelat. Sambungan harus dipasang pada garis dan elevasi yang
diperlukan dan harus dipegang kuat pada posisinya dengan menggunakan patok-
patok dengan peralatan atau dengan metode lainnya. Ruji harus dipasang
sedemikian rupa sehingga berat beton selama pengecoran tidak akan mengganggu
kedudukannya. Apabila sambungan dibuat secara bagian demi bagian maka
sambungan tersebut harus merupakan kesatuan.
o Batang ruji harus diperiksa posisinya, segera setelah perlengkapan pemasangan
sambungan dipasang pada tanah dasar atau lapis pondasi bawah dan sistem
sambungan harus diperiksa untuk mengetahui apakah sudah terpegang kuat dan
tidak ada perubahan posisi. Setiap sistem sambungan yang tidak terpegang kuat,
harus diperbaiki. Kawat atau batang baja yang digunakan untuk mengikat
perlengkapan pada waktu pengangkutan dan diperkirakan dapat menghambat
penyusutan awal beton, harus disingkirkan sebelum beton dihampar.
o Celah sambungan harus ditutup dengan bahan penutup yang disyaratkan, segera
setelah perawatan selesai sebelum lalu-lintas diijinkan melewati perkerasan
termasuk kendaraan Kontraktor.
o Bahan penutup harus dipasang dalam celah sambungan sesuai detail yang
ditunjukkan pada Gambar Rencana. Pemasangan harus dilakukan sedemikian
sehingga bahan penutup tidak melimpah atau mencuat diatas permukaan pelat.
Setiap kelebihan bahan penutup pada permukaan plat harus segera disingkirkan dari
permukaan pelat dan dibersihkan.
o Celah sambungan harus dibersihkan dari bahan-bahan asing sebelum bahan
penutup dipasang. Semua bidang dalam celah sambungan harus bersih dari bahan-
bahan lepas dan bila digunakan bahan penutup yang dituang panas, permukaan
harus kering.
o Bahan penutup sambungan yang dibuang tidak boleh dituangkan pada suhu yang
dapat menimbulkan ketidaksempurnaan pemasangan. Petunjuk dari pabrik pembuat
bahan penutup harus diperhatikan.
o Jika digunakan penutup sambungan siap pakai, seperti neoprene (penutup jadi yang
ditekan), maka bahan penutup harus dapat menyesuaikan lebarnya dengan lebar
celah sambungan yang diperkirakan akan terjadi. Peralatan pemasangan harus
menjamin bahwa bahan penutup tidak akan mulur lebih dari 5 % karena pemuluran
Gambar 14. Contoh Aplikasi Pemakaian Besi Dowel

d. Pekerjaan Cor Beton Bertulang K-250


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan bahan dan pengecoran jalan.
o Setelah mal, dowel dan tie bar, serta plastik berada dalam posisi yang benar maka
pengecoran segera akan dilakukan.
o Beton ready mix yang berasal dari truck mixer dituang ke dalam kotak (mal) yang
telah disiapkan lalu diratakan secara manual. Proses perataan dan pemadatan terjadi
karena pada bagian ujung (dekat) mal, pemadatan dibantu dengan menggunakan
vibrator beton.

Gambar 15. Contoh Penghamparan Adukan Beton

o Setelah slab beton selesai dipadatkan oleh vibrator maka pelat beton tersebut
ditutupi dengan atap plastik untuk menghindari sinar matahari secara langsung yang
dapat membuat beton mengering tidak secara alamiah juga untuk mencegah
terjadinya retak rambut.
o Pembuatan alur (grooving) dilakukan secara manual setelah beton dalam keadaan
setengah mengeras ±3-4 jam sesudah pengecoran. Pada hari kedua setelah
pengecoran selesai, dilakukan proses curing dengan menggelar karung goni di atas
plat beton dan disiram dengan air 3 kali sehari selama seminggu.
Gambar 16. Proses Pembatan Alur (Grooving)

o Pada hari ketiga setelah pengecoran maka mal (bekisting) samping dibuka
dilanjutkan dengan pemasangan mal memanjang (samping) tanpa memasang mal
melintang karena plat beton yang sudah dicor berfungsi sebagai mal melintang.
o Setelah mal memanjang selesai dipasang dilanjutkan dengan menggelar/memasang
plastik di atas lantai kerja yang juga dilekatkan pada mal memanjang. Kemudian
sebagai pemisah antara dua plat beton (yang sudah dicor dengan hendak dicor)
dilekatkan gabus (styrofoam) dengan tebal 0,5 cm untuk membentuk deletasi (celah)
untuk muai dan susut plat beton. Demikianlah sistem pengecoran tersebut dilakukan
pada satu sisi jalan dengan lebar dan diselesaikan sesuai dengan panjang rencana
jalan itu.
o Setelah pengecoran pada sisi kiri selesai sesuai dengan panjang jalan rencana,
pemasangan mal (bekesting) pada sisi kanan jalan tersebut dilakukan lagi. Hanya
saja mal memanjang pada salah satu sisi sudah tidak diperlukan lagi karena sudah
ada plat beton yang telah dicor. Pengecoran dilanjutkan dengan memakai sistem
yang sama hanya pada sisi memanjang plat beton yang sudah dicor diletakkan di
atasnya besi siku sebagai landasan dari ujung satu ke ujung lain dengan maksud
agar tidak terjadi kerusakan pada permukaan plat beton yang sudah dicor.
o Bila ditentukan sambungan dibentuk dengan penggergajian (saw joints), maka harus
disediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang memadai untuk
membentuk sambungan, Gergaji beton terdiri dari gergaji bermata intan dan
berpendingin air atau dengan abrasive wheel sesuai ukuran yang ditentukan, dan
paling sedikit satu gergaji selalu siap dioperasikan (standby) dengan cadangan pisau
gergaji secukupnya, serta fasilitas penerangan untuk pekerjaan malam.
Gambar 17. Proses Penggergajian (Saw Joints)

5. Pekerjaan Pemasangan Pagar Pengaman Jalan (Guardrail)


Pagar Pengaman Jalan (Guardrail) merupakan bagian perlengkapan jalan yang penting,
dipasang dengan maksud untuk memperingatkan pengemudi akan adanya bahaya (jurang)
dan melindungi pemakai jalan agar tidak terperosok. Jika terjadi kecelakaan, dapat
mencegah kendaraan keluar dari badan jalan. Umumnya dipasang pada bagian – bagian
jalan menikung, baik terdapat jurang atau tidak. Dapat juga dipasang pada jalan – jalan
lurus dimana disisi jalan terdapat jurang ataupun sisi jalan yang terdapat perbedaan
ketinggian dengan badan jalan yang dapat membahayakan pemakai jalan.
Dari hasil pengukuran dilapangan kita dapat menghitung berapa jumlah masing-masing
material seperti : Beam, Post, Blocking Face, Mur tiang, Mur sambungan, Terminal
end/ujung, Reflector dan Angkur. Untuk setiap lokasi pemasangan dan untuk menentukan
base camp tempat menaruh material Guardrail dan material beton. Setelah dilakukan
survey, pengukuran dan persiapan material/bahan dan alat, selanjutnya dilakukan
pemasangan dilapangan. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Langkah awal sebelum lapangan dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemasangan
Rambu kerja dan Traffic cone, dipasang pada sekitar lokasi pekerjaan bertujuan untuk
memberitahu pengguna jalan bahwa pada lokasi tersebut sedang ada pekerjaan
sehingga pengendara bisa lebih berhati-hati, Hal ini dilakukan untuk menjaga dan
mengantisipasi terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan. Dan semua pekerja yang
terlibat dalam pekerjaan ini mengenakan Rompi Scotlight.
b. Melakukan penggalian tanah untuk pemasangan tiang penyangga/post yang tentunya
sudah kita ukur terlebih dahulu baik itu luasnya maupun kedalamannya (misal :
panjang 70 cm, lebar 70 cm, kedalaman 90 cm), serta kelurusannya dengan memakai
meteran dan diluruskan menggunakan benang sponengan.
c. Pada bagian tiang yang tertanam (dicor) telah dipasang angkur 3 (tiga) buah terlebih
dahulu dengan cara pengelasan. Untuk menjaga dari kemungkinan penurunan, dasar
lubang dikeraskan dengan lapisan pasir padat minimal setebal 10 cm.
d. Pemasangan tiang penyangga/post dengan pada posisi tegak, Setelah tiang
penyangga/post-post itu terpasang kemudian dilakukan penyetelan/ pemasangan
beam dengan cara memasang baut-baut kemudian kita chek kelurusan dan
ketinggiannya sesuai gambar setelah itu baru dilakukan pengecoran sesuai
tahapannya sebagai berikut :
1) Dasar pondasi diurug pasir (diberi lapisan pasir tebal 10 cm)
2) Memasang bekitsting/acuan pada bagian atasnya
3) Menyiram lubang yang akan dicor dengan air
4) Melakukan pengecoran beton dengan perbandingan adukan 1 : 2 : 3. Pada saat
pelaksanaan pengecoran, beton dipadatkan dengan cara ditusuk-tusuk dengan
batang besi tulangan diameter minimal 16 mm atau dapat juga digetarkan
menggunakan alat penggetar mekanis/ vibrator.

5) Setelah pengecoran, beton dilindungi dari pengeringan dini, temperatur yang


terlalu panas, dengan cara menyiram air secara berkala selama minimal 3-7 hari
atau bisa juga dengan ditutup menggunakan karung goni yang dibasahi dengan
air.

6) Finishing pada pondasi dan perapihan lokasi sekitar galian yang telah dipasang.
e. Setelah selesai pengecoran dan kekuatan/umur beton telah tercapai baru kita pasang
perlengkapannya seperti reflector, terminal end/ujung. Pada bagian lengan beam
dipasang reflektor jenis eginering grade berwarna merah dan sebaliknya putih, dengan
posisi warna merah berada disebelah kiri searah jalur lalu lintas.
f. Dan yang terakhir dilakukan pengelasan pada baut-bautnya dengan las listrik untuk
menghindari pencurian komponen pagar pengaman jalan/ Guardrail.

6. Pekerjaan Pemasangan U-ditch


Lingkup pekerjaan pemasangan U-ditch ini mencakup pekerjaan Pengadaan dan
pemasangan U-ditch, pekerjaan galian tanah saluran. Tahapan pelaksanaan pekerjaan ini
akan diuraikan sebagai berikut :
a. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengecekan lokasi yang hendak
dipasang saluran U-ditch, untuk melakukan pengukuran awal. Pengukuran dilakukan
dengan 2 pengukuran yang harus lakukan, yaitu pengukuran longitudinal untuk
mencari proses saluran dan batas pembebasan, sementara pengukuran cross section
untuk mencari elevasi saluran air.
b. Sebelum melakukan pemasangan, kita melakukan pengaturan jalur lalu lintas agar
tidak mengganggu pekerjaan pemasangan saluran U-ditch tersebut. Area pekerjaan
kita batasi dengan cone dan police line dengan perhitungan panjang area
mempertimbangkan transisi area stabilisasi pekerja.
c. Setelah tahap persiapan sudah dilaksanakan kemudian dilanjutkan pada tahap
penggalian. Dalam proses penggalian, kita menggunakan alat berat dengan sistem
trimming slope bantuan ekskavator untuk membuat urukan galian tanah. kita pastikan
bahwa kemiringan lahan telah disesuaikan dengan elevasi cross section yang telah
dibuat. Dikarenakan kesalahan dalam proses penggalian dapat menimbulkan
genangan air pada saluran menyebabkan tidak bisa mengalir dengan baik.
d. Penggalian awal kita perhitungkan ketebalan pengurukan sirtu/pasir di bawah saluran,
karena bertujuan sebagai penstabil tanah. disaat sedang melakukan proses
penggalian, langkah selanjutnya adalah membuat lining agar tanah dibawa tidak
longsor dan menutup kembali area galian sehingga elevasi sesuai perencanaan yang
telah dibuat.
e. Ukuran galian yang dibuat menyesuaikan dengan ketebalan dari ukuran u ditch yang
dipakai. Misalnya disini kita akan menggunakan u ditch dengan ukuran 60x60x120
dengan ketebalannya 6 cm maka kita membuat galian :
• Kedalaman 60 + 6 = 66 cm
• Lebar 6 + 60 + 6 = 72 cm
f. Selain itu Anda harus menambahkan ukuran lebar galian sesuai dengan ujung alat
berat untuk mempermudah proses pemasangan. Jika galian telah dibuat Anda bisa
melakukan tahap berikutnya yaitu pemadatan.
g. Proses pemasangan U-ditch dilakukan dengan cara manual, menggunakan excavator
atau menggunakan hap crane, hal ini disesuaikan berdasarkan berat dari U-ditch
tersebut. Pemasangan saluran U-ditch harus diperhatikan dengan benar. Pertemuan
antar beton harus disambung dengan pengelasan plat, kemudian natnya dilakukan
sambungan dengan semen.
h. Apabila saluran trase terlalu panjang kita bisa membaginya menjadi beberapa titik
pekerjaan sebagai acuan dasar elevasi. Tujuannya adalah untuk mendapatkan elevasi
sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
i. Setelah saluran U-ditch telah terpasang, langkah terakhir yang dilakukan adalah
melakukan pengurukan kembali bagian samping kanan maupun kiri saluran agar ia
tidak dapat bergeser. Harus diperhatikan kondisi dari saluran U-ditch agar ia tidak
bergeser ketika terdorong oleh gaya dari benda urukan dan pemadatan. Jika sudah,
kita dapat memasang caping beam dari beton agar saluran tidak bisa bergerak ke kiri
dan kanan. Tidak lupa kita untuk membersihkan area pmasangan saluran dari bekas
tanah galian maupun material peralatan.

7. Pekerjaan Pemasangan Precast Box Culvert


Metode Pelaksanaan Pemasangan Box Culvert pabrikasi dibagi dalam beberapa tahapan,
yaitu tahap pengadaan atau pengangkutan box culvert ke lokasi pekerjaan, kemudian
tahap pemasangan, dan yang trakhir tahap pekerjaan akhir atau finishing.
Berikut adalah rincian pekerjaan untuk masing masing tahap pelaksanaan tersebut :
1. Packing Dalam proses pemuatan, penumpukan, dan pemasangannya dilakukan
sesuai dengan petunjuk untuk menghindari kerusakan akibat penanganan yang tidak
benar.
2. Pengangkatan (Loading/Unloading) Pengangkatan Produk Box Culvert dengan
menggunakan Truck Crane, maka diperlukan tali sling, yang mana diikatkan pada
lifting hole yang terdapat pada sisi Box Culvert.
3. Penumpukan/Pemuatan Penumpukan Posisi Produk Box Culvert antara lapis diatas
dan dibawah hendaknya dibuat sejajar Agar posisinya rata dan untuk menghindari
kerusakan, antara lapis pertama-kedua dan seterusnya diberi balok kayu.
4. Pemuatan di truck Produk Box Culvert diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan
Truck.
5. Proses pemasangan produk Box Culvert diangkat dan diletakkan sesuai dengan yang
ditunjukkan gambar rencana dengan menggunakan Truck Crane.
6. Box Culvert diletakkan secara perlahan di dasar galian yang telah diberi urugan pasir
setebal 10 cm dan lantai kerja setebal 5 cm.
7. Semua box culvert harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan kerusakan-
kerusakan lainnya ketika box culvert berada diatas galian, jika terjadi kerusakan box
culvert segera diganti.
8. Untuk box culvert dengan kemiringan antara 1/5 sampai dengan 1/10, agar tidak
terjadi pergeseran box culvert, maka pada sambungan harus diberi angkur dari beton
yang ditanam pada kedalaman minimal 50 cm dibawah sambungan.
9. Apabila diperlukan pemotongan maka harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa
menyebabkan kerusakan pada box culvert dan lapisan ujungnya harus dibuat halus.
10. Setelah pemasangan telah dilaksanakan kemudian dilakukan perapihan dan
pengecekan hasil akhir pekerjaan dan dilakukan pembersihan lokasi pekerjaan dari
sisa sisa bahan material.

III. PEKERJAAN PEMASANGAN BRONJONG


Pemasangan bronjong berfungsi sebagai penahan tanah sehingga tidak terjadi penurunan
ataupun longsonya tanah. Pekerjaan ini mengunakan 1 kawan beronjong dengan volume 1m3
yang diisi batu kali belah dengan volume yang sama yaitu 1m3.

Gambar 1. Bronjong
Adapun Tahapan Pemasangan Bronjong adalah sebagai berikut :
1. Pembersihan lereng atau lokasi yang akan dipasang bronjong dari segalah tumbuh-
tumbuhan, dll.
2. Kemudian diteruskan dengan pemasangan Bouplank.
3. Kemudian dilanjutkan dengan Galian Tanah dengan kedalaman sesuai gambar untuk
lapisan awal.
4. Setelah Galian tanah selesai dilajutkan pemasangan Geotextile Non Woven, yang terlebih
dahulu sudah dipotong dan dijahit sesuai dengan ukuran panjang yang akan dipasang
beronjong dan disesuaikan dengan keadaan lokasi.
5. Setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan Beronjong.
6. Kemudian bronjong yang sudah terpasang dipancang dengan Pipa GIP dia. 1,5 inchi pada
titik-titik dan kedalaman yang telah ditentukan/sesuai gambar.
7. Setelah itu dilanjutkan dengan pengisian bronjong dengan batu kali/batu gunung sampai
penuh.
8. Kemudian bronjong yang terisi penuh ditutup dan diikat dengan menggunakan kawat yang
sudah disiapkan
9. Kemudian diteruskan dengan pengurugan dengan tanah bagian bronjong arah kelereng
yag kosong.
10. Tahapan-tahapan diatas dilakukan perlapis dengan panjang perlapis 20-30 meter dan
disesuaikan dengan keadaan lokasi sampai lapisan tertinggi.

IV. PEKERJAAN GAPURA TPA


Pada pekerjaan kali ini terdapat juga pekerja selanjutnya yaitu Gapura TPA. Berikut tahap
pekerjaan Gapura pada TPA Ogan Komering Ulu Selatan :

- Pekerjaan Galian
Pekerjaan galian dilakukan setelah penetapan titik gapura ditentukan, maka setelah
dipastikan titik sdh tepat selanjutnya memulai galian. Pekerjaan ini dilakukan sesuai dengan
yang ada pada di gambar rencana.

Gambar 2. Proses Pelaksanaan Pekerjaan Galian


- Pekerjaan Urugan Pasir
Pasir Urug berfungsi sebagai bidang pemadat pada dasar pondasi maka pekerjaan pasir
urug harus dipadatkan. Adapun proses pemadatan yang dilakukan yaitu dengan membasahi
pasir dan ditekan sampai mencapai ketebalannya yang diinginkan.

- Pekerjaan Lantai Kerja


Setelah Pasir urug selesai dikerjakan, maka tahap selanjutnya adalah membuat coran
sebagai lantai kerja untuk pondasi. Coran yang telah disiapkan, langsung diletakan kedalam
lobang pondasi dengan ketebalan yang sesuai rencana.Pekerjaan Pondasi Beton
Poer plat merupakan pondasi tapak yang berfungsi menyalurkan beban ke tanah. Pondasi
ini tersambung langsung pada kolom. Material yang biasa digunakan berupa batu pecah,
pasir beton, semen pc, besi beton, dan mal bekisting.

Gambar 3. Pondasi Beton

- Pekerjaan Kolom
Pekerjaan kolom dilakukan setelah pekerjaan pondasi tetapi pembesiannya dilakukan
secara bersamaan dengan pembesian pondasi. Pembesian pada kolom diikat kedalam
pondasi untuk membuat posisi kolom menjadi lebih kokoh. Saat pembesian selesai maka
proses selanjutnya pemasangan mal bekisting dengan ukuran yang telah disesuaikan.
Pengecoran dilakukan saat bekisting telah terpasang dengan kuat dan sempurna. Setelah
dipastikan cor pada kolom mengeras maka bekisting dilepas dan dilakukan pemolesan pada
kolom yang tidak rata.
Gambar 4. Proses Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

- Pekerjaan Balok dan Plat


Balok merupakan elem struktur yang berfungsi mentranmisikan beban dari plat kepada
kolom. Pada pekerjaan ini balok dicor secara monolit pada kolom dan plat. Tahap pekerjaan
balok dengan melakukan pembesian yang diikat pada kolom lalu perakitan mal bekisting
dan setelah mal bekisting dirasa telah pas dan presisi maka pengecoran dapat dilakukan.

- Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan plester berfungsi untuk melapisi permukaan dinding, pekerjaan pertama yaitu
penyiraman air pada dinding dengan air secukupnya lalu melakukan pelasteran dengan
adukan secara perlahan dan merata sampai seluruh permukaan dinding tertupi.

- Pekerjaan Pasangan Batu Candi dan Batu Tempel


Pekerjaan pasangan batu candi dan batu tempel terdapat kesamaan dalam cara
pemasangannya, berikut beberapa tahap pemasangan batu candi dan batu tempel yang
akan dikerjakan :
• Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yaitu paku beton, benang, adukan
semen dan finishing disiapkan pelapis/coating untuk melapisi permukaan batu alam agar
tidak mudah berlumut.
• Pastikan batu alam berbentuk siku. Apabila tidak siku maka bisa dibuat siku sendiri
dengan alat pemotong keramik.
• Persiapkan dinding yang akan ditempel batu alam. Dengan cara mengupas atau dibobok
pada permukaan dinding secara acak. Hal ini dilakukan agar adukan semen dapat
merekatkan antara batu dengan dinding dengan baik.
• Pasang paku beton pada bagian atas dinding yang dipasang benang. Benang ini akan
digunakan sebagai acuan untuk pemasangan batu alam agar siku.
• Basahi atau rendam batu alam dengan air. Hal ini digunakan untuk menjaga
kelembaban. Seperti yang kita tahu batu mempunyai pori yang besar. Apabila terlalu
kering maka akan cepat menyedot air dalam adukan semen saat dipasang. Oleh karena
itu agar dapat merekat sempurna maka dibasahi terlebih dahulu
• Pemasangan batu bisa dimulai dari bawah terlebih dahulu. Jangan lupa diberi ganjal
agar tidak merosot.
• Anda bisa menggunakan adukan semen pasir atau semen khusus semen instan agar
dapat merekat dengan baik. untuk adukan semen pastikan bahwa proporsi semen yang
baik dan gunakan tukang yang berpengalaman.
• Anda bisa menggunakan teknik pemasangan maju mundur untuk menambah nilai
estetika.
• Setelah Pemasangan, akan keluar sisa-sisa semen dari samping batu alam. Harus cepat
dibersihkan agar tidak kering.
• Setelah pemasangan selesai maka langkah terakhir adalah melapisi batu alam dengan
cat pelindung/coating agar tidak mudah berlumut.

- Pekerjaan Pengecatan
Pada tahap pengecatan merupakan tahap terakhir dalam pekerjaan konstruksi. Untuk
pengecatan terbagi menjadi beberapa tahap. Berikut tahap-tahap pekerjaan pengecatan
dinding :
Sebelum pengecatan dilakukan, permukaan dinding dibersihkan dulu dari kotoran berupa
minyak, debu, plastik, kertas dll. Permukaan dinding yang lubang atau retak harus ditambal
dulu sesuai dengan material dinding yang akan dicat. Dinding baru diplamir hingga
permukaannya rata dan halus. Jika semua permukaan dinding sudah rata dan halus
pengecatan dilakukan untuk lapis pertama dimulai dari bidang yang luas dan mulai dari
bagian atas menuju ke bawah. Pada lapisan pertama cat emulsi dicampur dengan air
sebanyak 20 %. Setelah lapis pertama kering, dilanjutkan dengan lapisan ke dua dimulai
dari tempat yang sulit yaitu pada sudut, tepi dan dari atas menuju ke bawah. Pada tahap ini
campuran cat emulsi lebih kental daripada lapisan pertama. Lapisan ketiga dikerjakan
setelah semua dinding dicat sebanyak 2 lapis dan sudah kering. Pada tahap ini cat emulsi
diencerkan sebagaimana pada lapis pertama. Kondisi dinding yang sudah dicat hingga finish
harus dijaga agar tetap bersih hingga pekerjaan lain selesai 100 % dan jika ada kotoran
dilakukan pengecatan revisi pada tempat yang kotor.

- Pekerjaan Portal
Portal berfungsi sebagai pagar pembatas atau sebagai pintu gerbang yang ada di gapura
TPA. Pembuatan Portal pada gerbang TPA ini menggunakan pipa besi yang dirakit dengan
cara di las menyesuaikan gambar kerja yang telah ada.
Kemudian setelah selesai dilanjutkan dengan pemasangan Merk/Tulisan sesuai yang telah
ditentukan.
V. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

Cara pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

- Material Batu kali didatangkan ke lokasi proyek dengan menggunakan Dump Truck;
- Sebelum memulai pelaksanaan pemasangan batu kali, tenaga kerja diwajibkan
menggunakan APD dilengkapi dengan tali pengaman;
- Batu kali kemudian dipasang dengan hati – hati dengan memperhatikan aspek
keselamatan para pekerja;
- Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester, terlebih dahulu bidang yang akan
diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran;
- Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak
bergelombang) dan tidak retak;

- Untuk menghasilkan campuran yang homogen (merata), pengadukan akan


menggunakan Concrete Mixer/Molen;

- Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran, benangan
harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas;
- Pada tahap akhir pemasangan batu kali dilakukan perapian dan pembersihan di
sekitar lokasi tersebut.
2) Pekerjaan Pipa Rembes PVC 2” + Ijuk
Cara pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

- Tukang akan memasang pipa rembes PVC 2” dan Ijuk pada bagian tertentu
sebelum pemasangan batu kali;
- Pipa rembes tersebut dipasang dan direkatkan bersama ijuk dengan alat bantu;
- Pekerjaan pipa rembes akan dilaksanakan sedemikian rupa hingga selesai.

3) Pekerjaan Plesteran Siaran Batu Kali dan Plesteran Ban/ Topi


Cara pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

- Pekerjaan plesteran ini dilaksanakan pada siaran Batu Kali dan Ban/Topi dinding
penahan tanah;
- Setelah dilaksanakan pekerjaan pasangan batu kali maka dilakukan plesteran
terhadap permukaan siaran batu kali tersebut;
- Seluruh permukaan siaran dan Ban/ Topi dinding penahan tanah diplester dengan
adukan semen dan pasir, kemudian diratakan dengan jidar kayu hingga
permukaan tersebut rata dan padat;
- Pada tahap finishing dilakukan pembersihan dan perapian dilokasi pekerjaan
tersebut dengan mengangkut sisa – sisa material keluar lokasi proyek.
VI. PEKERJAAN AKHIR

Untuk pelaksanaan pekerjaan akhir maka sudah seharusnya Penyedia melakukan pembersihan lokasi
proyek dari sisa – sisa material yang berserakan dengan mengangkut sisa material tersebut dengan
Dump truck kemudian dibuang ke tempat yang telah ditentukan. Dari sudut pandang lain bahwa,
Pelaporan dan Dokumentasi foto sangat penting sebagai suatu informasi yang dapat menggambarkan
suatu proses konstruksi yang telah dilaksanakan oleh Penyedia. Karena laporan dan dokumentasi
yang disampaikan kepada PPK secara kontinu dapat memberikan manfaat dalam tertibnya
administrasi kegiatan proyek terkait. Maka untuk itu, penyedia diwajibkan menyusun laporan secara
kontinu dan hasil foto dokumentasi dari mulai 0% (nol persen) sampai dengan 100%(seratus persen).
Selanjutnya penyedia jasa harus mengajukan permintaan pemeriksaan hasil pekerjaan kepada PPK,
kemudian PPK akan memerintahkan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) untuk memeriksa
dokumen administrasi dan lapangan pekerjaan tersebut. Apabila disetujui PPHP, maka akan
dilaporkan kepada PPK, untuk selanjutnya penyedia jasa dapat melakukan serah terima pertama
pekerjaan (PHO) kepada PPK. Adapun untuk tahapan – tahapan mulai pekerjaan sampai dengan
serah terima pekerjaan dapat dilihat pada bagan alir berikut ini :

Mulai

Rapat Persiapan Pelaksanaan

Program Mobilisasi

Mobilisasi Peralatan Mobilisasi Pembangunan Falitas


Personil Pendukung

Pelaksanaan Pekerjaan

Demobilisasi Peralatan & Personil

Serah terima Pertama (PHO)

Serah terima Kedua (FHO)

Selesai
ADMINISTRASI DAN AS BUILT DRAWING
Dari hasil pengukuran serta data lapangan yang didapat dan dokumen gambar prarencana dibuat maka dibuat shop
drawing yang akan menjadi pedoman pelaksanaan di lapangan sesuai dengan spesifikasi teknis yang kemudian diajukan
untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas (MK).

Flow Chart penyiapan Gambar Kerja dan Asbuilt Drawing sebagai berikut :

OWNER KONSULTAN KONTRAKTOR

USULAN SHOP
DRAWING

TEMBUSAN EVALUASI KETERANGAN :

CEK Tidak A : Disetujui


OK
OK B : Disetujui dengan catatan
PERSETUJUAN
Tidak perlu pengajuan lagi
A/B/C/D
C : Pengajuan kembali setelah
direvisi
MENGETAHUI DISTRIBUSI D : Tidak disetujui

COPY COPY ASLI


AKTIFITAS MUTU
Untuk menjaga kualitas hasil pekerjaan, maka diperlukan tahapan-tahapan aktifitas yang merupakan bagian dari
keseluruhan proses untuk mencegah terjadinya ketidak sesuaian dan cacat mutu. Aktifitas-aktifitas yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan inspeksi dan tes material
2. Membuat schedule inspeksi tes serta memastikan berjalannya proses
dan tes oleh bagian yang berwenang.
3. Melakukan verifikasi hasil inspeksi (in coming, in procees and final
inspection)
4. Melaporkan hasil inspeksi material-material tertentu dari laboratorium
yang ditunjuk
5. Membuat data statistik terhadap hasil laporan laboratorium yang
ada.
6. Melakukan pendataan lokasi sesuai dengan hasil tes laboratorium.
7. Mengidentifikasi, mengendalikan dan menindaklanjuti
penyempurnaan atas pelaksanaan inspeksi dan tes.
8. Melakukan penyusunan laporan hasil inspeksi dan pengujian serta
monitoring terhadap corrective action dan preventive action jika
terjadi ketidaksesuaian.
9. Mengevaluasi pelaksanaan system mutu dan inovasi untuk perbaikan
yang kontinyu.
10. Melakukan tes material sesuai yang disyaratkan di kontrak / spesifikasi.
11. Membuat laporan NC produk secara periodik.
12. Memonitor dan melakukan review pemutakhiran Project Plan Book.
13. Membuat laporan secara periodik atas biaya rework akibat dari NC
produk dan material.
14. Melakukan penerapan system manajemen mutu dan pengendalian
record serta pemeliharaannya bersama-sama dengan team
proyek.
15. Melakukan kunjungan / tinjauan Pabrik, Work Shop untuk memastikan
terjadinya proses pencapaian mutu sesuai yang diharapkan.
SISTEM KENDALI MUTU

• Pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat
(RKS) pelaksanaan, agar didapat hasil dan mutu yang dapat dipertanggung
jawabkan.
• Untuk mencegah ketidaksesuaian pekerjaan terhadap RKS, maka prosess
pengendalian mutu pekerjaan dilakukan mulai dari awal pekerjaan hingga akhir
pekerjaan tersebut.

IN COMING INSPECTION IN PROSESS INSPECTION FINAL INSPECTION


Pengendalian pd awal Pengendalian pada masa Pengendalian Pada akhir
pekerjaan dan kedatangan Pelaksanaan pekerjaan proses Pekerjaan
bahan

Adapun proses pelaksanaan pengendalian mutu pekerjaan pada setiap jenis


pekerjaan dapat di jelaskan dalam bentuk flow chart
SISTEM KENDALI MUTU
FLOW CHART KELUHAN PELANGGAN
INPUT

KELUHAN
PELANGGAN

IDENTIFIKASI SOLUSI TINDAKAN


KELUHAN PENANGANAN PENANGANAN
PROSES

CEK HASIL NOT OK


PENANGANAN

OK

PERSETUJUAN
HASIL PENANGANAN
OUTPUT

Form :
SISTEM KENDALI MUTU
FLOW CHART INSPEKSI & TEST PEKERJAAN
INPUT

RENCANA
RENCANA ITP DATA PENDUKUNG
MINGGUAN ITP

PELAKSANAAN
PEKERJAAN
PROSES

PELAKSANAAN
ITP

TINDAKAN
PERBAIKAN
OUTPUT

Form :
SISTEM KENDALI MUTU
FLOW CHART PENGUJIAN BAHAN/MATERIAL
INPUT

DATA TEKNIS SPESIFIKASI TEKNIS DATA PRODUK

SAMPLE MATERIAL

TES MATERIAL NOT OK


PROSES

/ MOCK UP

OK
PERSETUJUAN

EVALUASI
OUTPUT

SURAT PENGAJUAN
SISTEM KENDALI MUTU
FLOW CHART JMF (MIX DESIGN)
INPUT

DATA TEKNIS SPESIFIKASI TEKNIS

SAMPLE MATERIAL

NOT OK
TES MATERIAL
PROSES

OK
PROPORSI
CAMPURAN

PERSETUJUAN JMF
OUTPUT

Form:
SISTEM KENDALI MUTU
FLOW CHART TRIAL MIX
INPUT

JOB MIX FORMULA

TRIAL MIX JMF

HASIL TES TRIAL NOT OK


PROSES

PERSETUJUAN OK
HASIL TRIAL

EVALUASI HASIL
TRIAL

Form:
OUTPUT

Form:
SISTEM KENDALI MUTU
FLOW CHART CHECK PEMBESIAN DOWEL/TIE BAR
MULAI

CHECK JUMLAH BESI

TIDAK SESUAI
CHECK JARAK

SESUAI
DIPERBAIKI

TIDAK SESUAI CHECK


DIAMETER
SESUAI
DIGANTI

CHECK TIDAK SESUAI


PEMBUNGKUS BESI
DOWEL
SESUAI DIPERBAIKI

SELESAI
SISTEM KENDALI MUTU
FLOW CHART PEMERIKSAAN BEKISTING
MULAI

BEKISTING BALOK,
KOLOM, PLAT

TIDAK SESUAI
CHECK POSISI

SESUAI
DIPERBAIKI

TIDAK SESUAI
CHECK DIMENSI

SESUAI
DIPERBAIKI

CHECK TERHADAP TIDAK SESUAI


ELEVASI

SESUAI DIPERBAIKI

SELESAI
SISTEM KENDALI MUTU
FLOW CHART PENGENDALIAN MUTU BETON
MULAI

BETON READYMIX
ON SITE

CHECK SLUMP TIDAK MASUK


BETON
MASUK

BENDA UJI

RENDAM TOLAK

COR BETON

TES SESUAI UMUR

SELESAI
SISTEM KENDALI MUTU
FLOW CHART PEMELIHARAAN BETON

MULAI MULAI

BETON RIGID BETON RIGID

SEMPROT DGN ANTISOL TUTUPI DENGAN


(CURRING COMPOUND) KAIN GEOTEXTILE

ULANGI PADA SORE


BASAHI 3X SEHARI
HARI

SELESAI SELESAI
SISTEM KENDALI MUTU
FORM INSPEKSI & TEST BAHAN/BARANG/KOMPONEN (IN COMING)

STANDARD OPERATION PROCEDURE KONTRAKTOR :

UNTUK PENERIMAAN MATERIAL SEMEN FLOOR HARDENER KONSULTAN : SKETSA

Alat Ukur
No. Uraian Check List Toleransi
Inspeksi
Referensi
A. PENERIMAAN
ITP No.
1. Persetujuan material Sertifikat
2. Jenis PC : type 1 / Floor Hardener Sesuai spesifikasi
3. Bahan tidak menggumpal / mengeras Sesuai spesifikasi
Nama
= 4. Pabrik disetujui Direksi Sertifikat
Vendor
Volume =

B. PERGUDANGAN
5 Gudang
Jarak tanah dgn alas
5.a Diberi alas papan / sesek
>20
5.b Ditumpuk maximal 10 zak Tidak ada toleransi

LOKASI :

Keterangan PARAF PETUGAS


1 2 3 4 5.a 5.b A= Diterima REKOMENDASI KONTRAKTOR KONSULTAN
R= Ditolak Paraf Paraf Tanggal
Tidak Ex.
Gambar/ Sesuai Type 1 / Sesuai Sesuai
rusak Semen
Type
Spesifikasi Gresik
SBC
Lab.Tekni
CHECK Ka. Gudang
si
Manager
RECHECK QE
Logistik
CROSSCH
QC
ECK
Keselamatan K3 yang digunakan : Catatan :
1. Helm
2. Sepatu
3. Masker
SISTEM KENDALI MUTU
FORM INSPEKSI & TEST PELAKSANAAN PEKERJAAN (IN PROCESS)
KONTRAKTOR
STANDARD OPERATION PROCEDURE UNTUK PEKERJAAN TIMBUNAN KONSULTAN SKETSA

Alat Ukur
No. Uraian Check List Toleransi
Inspeksi
Referensi
A. Pekerjaan Persiapan :
Gambar No.
Waterpas,
1. Periksa Elevasi, ketebalan, panjang, lebar, sesuai Shop Drawing
Meteran,Theodolit
2. Bahan timbunan harus sesuai spesifikasi teknis dan hasil pengujian Hasil Tes Tanah
Shop Drawing No. 3. Membersihkan lokasi timbunan dari sampah, sisa akar , tanaman dan kotoran
4. Mempersiapkan peralatan pemadatan dan material timbunan pilihan

B. Pekerjaan Timbunan :
Menimbun lokasi timbunan dengan material pilihan serta diratakan dengan
5.
grader ketebalan maks. 20 cm
6. Meratakan dan memadatkan tanah urug dengan alat pemadat.
7. Mengetes kepadatan tanah urug dengan sand cone Sand Cone
Diatas lapisan yang telah dipadatkan , ratakan kembali timbunan dengan
8.
ketebalan maksimum 20 cm
Waterpass,Sand
9. Periksa hasil timbunan dan pemadatan sesuai bentuk dan elevasi rencana
Cone

C. Pekerjaan Akhir :
Theodolit,Water
LOKASI 10. Cek ulang ketepatan elevasi timbunan
Pass
11. Cek Pembersihan dan Perapihan Lokasi
Keterangan PARAF PETUGAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 A= Diterima REKOMENDASI KONTRAKTOR KONSULTAN
R= Ditolak Paraf Paraf
Rata Tes
Gambar/ X= Alat t : 20 t : 20 X=
Sesuai Bersih dan Sand Sesuai Bersih
cm cm
Shop Dwg Y= Siap Padat Cone Y=
Kep.Pelaks Teknisi
CHECK
ana Lab

RECHECK QC Inspoctor

CROSSCHE
Tanggal QE
CK
Keselamatan K3 yang digunakan :
1.Helm Pengaman Catatan :
2.Sepatu
3.Rompi scothlight
SISTEM KENDALI MUTU
FORM INSPEKSI & TEST PELAKSANAAN PEKERJAAN (IN FINAL)

STANDARD OPERATION PROCEDURE KONTRAKTOR :

PEKERJAAN PERKERASAN RIGID ( INSPEKSI IN FINAL) KONSULTAN : SKETSA

Alat Ukur
No. Uraian Check List Toleransi
Inspeksi
Referensi
A. Pengecekan Hasil Pekerjaa n
ITP No.
1. Gambar rencana (shop drawing) yang disetujui
2. Cek Visual
3. Cek elevasi Sesuai gambar Alat Ukur

No. Gambar : 4. Cek Kebersihan

5. Foto
6. Uji Kerataa n ( IRI ) 4 mm/Km Roghoness

LOKASI :

Keterangan PARAF PETUGAS


1 2 3 4 5 6 A= Diterima REKOMENDASI KONTRAKTOR KONSULTAN
R= Ditolak Paraf Paraf Tanggal

Gambar/ Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai

Shop
Drawing

CHECK Supervisor Surveyor

RECHECK

CROSS QE
QC
CHECK
Keselamatan K3 yang digunakan : Catatan :
1. Helm
2. Sepatu
3. Masker
Demikian Metode Pelaksanaan yangi kami buat untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan
nanti.

Palembang, 30 Desember 2019


PT. FEBERCO

~~~ J.rr.0;:f)
<., r .,., l;)r" v-r//'

H. BUSTOMI RENE PUTRA, SH., M.Si.


Direktur Utama

·r

Anda mungkin juga menyukai