Spesifikasi Teknis Pembangunan
Spesifikasi Teknis Pembangunan
c. Sasaran
Diperolehnya Penyedia Jasa Konstruksi yang berkualitas dan memenuhi syarat secara
kualifikasi, administrasi, teknis dan harga serta responsif terhadap pekerjaan Gedung
Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang.
1
IV. LINGKUP PEKERJAAN
2
B.5 LANTAI 4
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Atap
III Pekerjaan Dinding
IV Pekerjaan Plafond
V Pekerjaan Lantai
VI Pekerjaan Pintu dan Jendela
VII Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VIII Pekerjaan Pengecatan
IX Pekerjaan Lain Lain
B.6 LANTAI ATAP
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Dinding
III Pekerjaan Plafond
IV Pekerjaan Lantai
V Pekerjaan Pintu dan Jendela
VI Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VII Pekerjaan Pengecatan
VIII Pekerjaan Lain Lain
B.7 PEKERJAAN LUAR DAN TAMAN
V. WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu maksimum untuk penyelesaian seluruh pekerjaan ini adalah 240 (Dua Ratus Empat
Puluh) Hari Kalender, terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda tangani dan waktu
pemeliharaan selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender setelah serah terima pertama
pekerjaan dilaksanakan.
3
VII. TENAGA PERSONEL YANG DIPERLUKAN DALAM PELAKSANAAN
Dalam menangani pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu
Politeknik Negeri Padang ini Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan tenaga yang memenuhi
ketentuan proyek, baik yang ditinjau dari segi kompleksitas lengkap (besaran) proyek maupun tingkat
kompleksitas pekerjaan.
Manajer
5 1 2 (Dua) tahun S1/ DIV Ekonomi
Keuangan
Keterangan :
Tenaga Personil Manajerial melampirkan :
1. Melampirkan CV berikut dengan data pendukung berupa identitas diri, NPWP, Sertifikat/Ijazah,
dan surat referensi kerja dari pemberi tugas.
2. Surat Pernyataan Kesedian Untuk ditugaskan.
3. Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan konstruksi
(dihitung berdasarkan Tahun Anggaran).
4. Sertifikat Kompetensi Kerja dibuktikan saat rapat persiapan penunjukkan penyedia.
4
VIII. DAFTAR PERALATAN
Dalam menangani pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu
Politeknik Negeri Padang ini Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan alat yang memenuhi
ketentuan yang telah di tuangkan dalam persyaratan lelang pekerjaan ini.
Milik Sendiri (STNK, BPKB, Invois, kuitansi, bukti pembelian, surat perjanjian jual beli atau bukti
kepemilikan lainnya)
Sewa Beli (Surat perjanjian sewa beli, invois uang muka, kuitansi uang muka, angsuran atau bukti
sewa beli lainnya)
Sewa (Surat Perjanjian Sewa beserta bukti kepemilikan/penguasaan peralatan dari pemberi sewa
berupa : bukti kepemilikan peralatan dari pemberi sewa yaitu STNK, BPKB, invois, kuitansi, bukti
pembelian, surat perjanjian jual beli, atau bukti kepemilikan lainnya dan untuk bukti kepemilikan
peralatan yang berupa sewa beli yaitu surat perjanjian sewa beli, invois uang muka, kuitansi uang
muka, angsuran, atau bukti sewa beli lainnya)
X. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang
berada di Kampus Politeknik Negeri Padang.
5
menjamin secara substansi sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka Penyedia
Jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam dokumen kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon
penawar untuk dapat menyusun penawaran realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan
Pengguna Jasa tanpa catatan atau persyaratan lain dalam penawaran mereka. Kecuali ditentukan
lain dalam kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua barang dan bahan yang akan
digunakan dalam pekerjaan baru, belum digunakan, dari tipe/model yang terakhir
diproduksi/dikeluarkan dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan
bahan yang digunakan.
5. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional (SNI, SII, SKSNI, dsb)
dan Norma Standar Pedoman Manual (NSPM) yang dikeluarkan Oleh Departemen Kimpraswil
untuk barang, bahan dan jasa / pengerjaan / fabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum atau Standar Internasional (ISO,DSB) /Standar
Negara Asing (ASTM, dsb) serta padanannya (ekuivalennya) yang secara substansi sama atau
lebih tinggi dari Standar Nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan
dan Pengerjaan/jasa/pabrikasi tertentu belum ada, maka dapat digunakan Standar Internasional
atau Standar Negara Asing.
6. Standar satuan pada ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan
Standar satuan ukuran lainnya, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
7. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada:
1) Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 6 di atas
2) Pekerjaanpekerjaan yang tidak termasuk dalam kontrak
3) Spesifikasi Umum:
a) Peraturan serta undangundang terkait beserta turunannya seperti
Lingkungan Hidup
Keselamatan Kerja
Jasa Konstruksi
Tenaga Kerja
Perda Terkait dsb.
b) Dokumen Acuan (berupa standarstandar) dengan memperhatikan ketentuan tersebut
pada angka 5 dan 6 diatas.
c) Alinyemen dan Survei
d) Hari Kerja dan Jam Kerja
e) Gangguan dan Keadaan Darurat
f) Pengendalian lingkungan
4) Spesifikasi Khusus :
a) Lapangan
b) Bangunan / Desain / Pengerjaan Spesifikasi
c) Bangunanbangunan Umum dan Fasilitasfasilitas publik
d) Perancah
e) Pengaturan Lalu lintas
f) Pengendalian Lingkup Pekerjaan
6
Katakata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian dari
spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf Kursif (Italic);
Katakata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan bagian dari
spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf yang dicoret (Strike out) sehingga kata
kata/kalimat asli dari standar yang digunakan masih dapat dibaca.
b) Lingkup pekerjaan
c) Dokumen acuan (standarstandar) yang digunakan
d) Uraian ketentuanketentuan untuk mata pekerjaan yang bersangkutan, apabila tidak
digunakan standar tertentu
8. Dalam penawaran dan pelaksanaan pekerjaan, penyedia harus mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
a. Penyedia harus menggunakan analisa sesuai dengan yang telah dicantumkan dalam
spesifikasi teknis ini.
b. Penggunaan analisa yang berbeda dalam penawaran harus melalui pembuktian dan dasar
yang kuat serta yang disetujui oleh Pokja Pemilihan.
c. Penggunaan analisa yang berbeda dalam pelaksanaan pekerjaan harus melalui
pembuktian dan dasar yang kuat yang disetujui oleh Pengguna Jasa.
d. Untuk pekerjaan beton, campuran beton yang digunakan dalam pelaksanaan adalah
campuran beton sesuai Job Mix Formula (JMF) yang menggunakan bahan/material yang
sama dengan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
B. IDENTIFIKASI BAHAYA
TINGKAT
NO JENIS/ TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA RISIKO (TR)
1 Pekerjaan Persiapan Terkena alat kerja (Cangkul, Kecil
parang, Linggis).
2 Pekerjaan Tanah Terjatuh Kedalam galian, Menengah
terluka akibat peralatan
3 Pekerjaan Pondasi Tertimpa Batu Menengah
4 Pekerjaan Struktur - Terkena alat Kerja Menengah
- Tertimpa besi tulangan
- Terjatuh dari ketinggian
- Terluka saat perakitan besi
- Tertimpa bekisting
- Iritasi kulit terkena adukan
5 Pekerjaan Atap Terjatuh saat pemasangan penutup atap Menengah
dan bubungan, bagian tubuh/tangan
terluka terkena material penutup atap
6 Pekerjaan Dinding Terjatuh pada saat pemasangan bata / Menengah
ACP
7 Pekerjaan Plafond - Terkena alat Kerja Kecil
- Terjatuh dari ketinggian
- Terluka kena benda tajam
- Tertimpa material
7
11 Pekerjaan Pengecatan Kena cat / kaleng cat yang tumpah Kecil
12 Pekerjaan Elektrikal Tersengat listrik Menengah
Terkena alat Kerja
Jatuh dari ketinggian
Terluka kena benda tajam
Berdasarkan analisa di atas, tingkat resiko untuk pekerjaan ini adalah Resiko Menengah
TINGKAT
NO JENIS/ TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
RISIKO (TR)
1 Pekerjaan Struktur Terkena alat Kerja Menengah
Tertimpa besi tulangan
Terjatuh dari ketinggian
Terluka saat perakitan besi
Tertimpa bekisting
Iritasi kulit terkena adukan
NO JENIS PEKERJAAN
1 Pek. Pembesian
2 Pek. Pemasangan ACP Seven 0.3 PVDF + Hollow Galvanis 4x4 mm
3 Pek. Beton K250
4 Pek. Bekisting Plat Beton
5 Pek. Bekisting Balok
6 Pek. Beton K300
7 Pas. Granit (Homogeneous Tile) 80x80 cm Unpolish / Kasar (Lantai)
8 Pek. Bekisting Kolom
9 Pekerjaan AC Cassette R.Flow, INVERTER R32 kap. 20.500 Btuh Type SCFC60DV
10 Kusen Alluminium Coating 4"
Pekerjaan Pemasangan Genset 400 kVA Merk Patraco PTC 400 CS (Include Ongkos Kirim Dan
11
Pemasangan)
Tangki Air Bersih Water Tank, Lengkap Dudukan/Pondasi (Include Ongkos Kirim Dan
12
Pemasangan)
Pek. Plafond PVC Marawa Plafond Rangka Furing
13
14 Pek. Galian Basement
15 Jalusi Alluminium
16 Pek. Bekisting Dinding
Pekerjaan Passenger Elevator MRLRoom/Roomless1000Kg60mpm4/4/4Full Hairline SS
17
ARD.
18 Pas. Dinding partisi double GRC Board 9 mm rangka hollow 100x50x3mm
19 Pas. Plesteran 1 : 4 tebal 15 mm
20 Pek. Dinding Bata 1/2 Bata (1:4)
Pek. Baja WF 350 X 175 X 7 X 11 (Termasuk plat sambungan)
21
22 DIESEL FIRE PUMP
8
23 Pek. Membran + Plester 1:2 + Aci
24 Pek. Cat Tembok Interior
Pekerjaan Easy UPS 3S E3SUPS15KHB2 15000W/15000VA Back up untuk ruangan labor multi
25
media dan labor artificial intelegent (Lantai 2)
26 Pekerjaan LVMDP + ATS
27 Pekerjaan Capasitor Bank Auto/Manual 180 kVAR 12 Step
28 Pekerjaan Instalasi Stop Kontak 1 Phasa NYM 3x2,5 mm2
29 Pekerjaan Instalasi Penerangan NYM 3x2,5 mm2
30 Pekerjaan Kabel NYFGbY 3 x (4 x 185 mm2) dari genset ke LVMDP
31 Pek. Plester + Aci
32 Pas. Granit (Homogeneous Tile) Dinding 40x80 cm Unpolish / Kasar
33 Pek. Buangan Tanah Galian
• Komponen harga satuan upah pekerja/buruh mengacu pada Upah Minimum Provinsi (UMP)
sesuai dengan UU Nomor 13 Tahun 2003 dan PP Nomor 36 Tahun 2021. Dan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 51 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36
Tahun 2021 tentang Pengupahan
• Kesesuaian jarak material/alat dengan analisa penawaran.
• Koefisien analisa harga satuan pekerjaan mengacu pada spesifikasi teknis.
9
XII. SPESIFIKASI TEKNIS
1. JENIS PEKERJAAN
1.1. Nama pekerjaan : Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi
Terpadu Politeknik Negeri Padang
Masa Pekerjaan : 240 ( Dua Ratus Empat Puluh ) hari kalender
2.4. Segala biaya yang timbul pada point pekerjaan ini telah dihitung
ke dalam rencana anggaran biaya pekerjaan.
10
Semua PEKERJAAN SIPIL mengacu kepada acuan normatif yang telah ada,
antara lain:
11
SNI 0368172002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 0368202002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan
plesteran dengan bahan dasar semen
SNI 036861.22002 Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan
dari besi/baja)
SNI 0368802002 Spesifikasi beton struktural
SNI 0368822002 Spesifikasi motar untuk pekerjaan pasangan
SNI 0368892002 Tata cara pengambilan contoh agregat
SNI 28472019 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 1 7292020 Spesifika si untu k bangunan g edung b aja stru ktural
3. PEKERJAAN PERSIAPAN
Lingkup pekerjaan
12
Bouwplank dipasang pada patok kayu kasau berukuran 5/7,
tertancap ditanah sehingga tidak dapat di gerak gerakkan atau
diubah ubah, berjarak maksimum 1,50 m satu dengan yang
lainnya.
Papan bouwplank dibuat dari papan dengan ukuran tebal 2 cm
dan lebar 20 cm dipasang lurus dan diserut rata pada sisi di
sebelah atasnya. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama
satu dengan yang lainya dan rata / waterpass, kecuali
dikehendaki lain oleh Konsultan MK.
4. PEKERJAAN TANAH
5. PEKERJAAN PONDASI
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pondasi yang dimaksud adalah Pasangan Bored Pile.
b. Persyaratan Bahan
Pondasi bore pile menggunakan beton K300 dan menggunakan besi dia, 19
sebagai tulangan pokok nya. Tulangan spiral nya menggunakan besi dia. 10
c. Persyaratan Kerja
1. Lobang Pondasi di bor dengan menggunakan Bored Pile Machine ø 60
cm.
2. Setelah proses pemasangan besi tulangan selesai maka harus dilakukan
pengukuran kembali kedalaman lubang pengeboran
3. Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan bantuan
diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan
13
diturunkan dengan hatihati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan
lubang bor
4. Pengecoran dilakukan dengan beton K300 dengan menggunakan bahan
yang sudah di setujui Konsultan MK.
5. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang
dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik.
6. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran
organik dan bahanbahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir
yang akan dipakai terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter
lubang sebesar 10 mm.
6. PEKERJAAN STRUKTUR
Lingkup pekerjaan
6.3 Bekisting harus dipasang rapi dan teliti dan diolesi dengan minyak
bikesting sehingga waktu pembongkaran bekisting, beton
menghasilkan bidang rata dan hanya memerlukan sedikit
penghalusan
14
dan terlindung dari hawa lembab sesuai dengan peraturan yang
ada, agar PC tidak mengeras/rusak.
6.6 Besi beton yang dipakai adalah besi beton yang berkualitas baik
dengan diameternya disesuaikan dengan gambar.
6.7 Besi tulangan yang dipakai adalah besi polos termasuk sengkang
/ beguel dan besar diameter besi harus sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar detail, jika sesuatu diameter tidak
terdapat dipasaran pemborong harus membicarakan lebih dahulu
dengan direksi.
6.9 Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil
disentralisasi alami dari batuanbatuan atau berupa batu pecah
yang diperoleh dari pemecah batubatu pada umumnya, yang
dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat yang besar
butirnya lebih dari 5 mm.
15
6.11 Air yang dipakai harus bersih dan tidak berbau serta tidak
bercampur dengan bahan kimia yang dapat merusak mutu beton.
6.15 Apabila pengecoran telah selesai dan beton telah mulai mengeras,
beton harus disiram/digenangi dengan air terus menerus
sekurangkurangnya selama 7 (tujuh) hari supaya proses
pengerasan berjalan dengan baik dan tidak terdapat retakretak.
6.17 Agar pekerjaan beton ini rapi dan tidak keropos maka jarak antara
tulangan dengan bekesting dipasang kipang beton dengan ketebalan
yang disesuaikan dengan ketebalan Selimut Beton dan jarak
disesuaikan.
7. PEKERJAAN ATAP
Lingkup pekerjaan
7.1 Kudakuda baja WF dan CNP dan Atap Spandek Regency Elite 760
Charcoal Bluescope AZ 100, XL 0,4 mm (Tebal Plat)
1 b aris penuh.
16
c. Lanjutkan d engan p ema sa ngan le mb ar b eriku tn ya , hingga
baris ke 2 p enuh.
8. PEKERJAAN DINDING
Lingkup pekerjaan
8.1 Semua dinding batu bata dibuat dengan pasangan bata biasa uk. 5 x
11 x 23 cm dengan kualitas terbaik yang disetujui
Perencana/Konsultan Management Konstruksi, siku dan sama
ukurannya
17
Ø Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan
dinding finish minimal setebal 13 cm dan untuk dinding 1 batu
finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi
dan benarbenar tegak lurus
8.3 Semua sudut yang diplester dan di aci harus kelihatan siku lurus dan
rapi
Lingkup pekerjaan
8.4 Pekerjaan ACP ini meliputi seluruh dinding yang dilapisi ACP
sebagaimana detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
13.1.1 Bahan yang digunakan ACP Seven/Marks PVDF
0,3mm Alloy 3003
13.1.2 Rangka Besi Hollow Galvanis 40x40
13.1.3 Spigot Siku Aluminium
13.1.4 Dynabolt M6 85
13.1.5 Baut Mur M6 80
13.1.6 Screw
13.1.7 Bracket 40x40
9. PEKERJAAN PLAFOND
Lingkup pekerjaan
18
9.8 Sebelum pemasangan Penyedia Jasa harus mengajukan dulu contoh
bahan yang akan dipasang untuk mendapat persetujuan Perencana.
Lingkup pekerjaan
10.1 Bagian bidang plesteran tembok/beton bagian dalam dan langit
Langit dicat dengan cat tembok merek :
Dinding bagian luar : Exterior Dulux Profesional E1000
Weathershield.
Dinding bagian dalam : Interior Dulux Profesional A.1000
Untuk Plafon : Duluxe Profesional A.300
10.2 Semua permukan dinding yang akan di cat dengan cat tembok
Dulux Profesional, di cat dengan Alkali terlebih dahulu sampai rapi
dan di amplas sampai rata, apabila terdapat keretakan pelesteran
maka harus dikerok dahulu dan serta di amplas kembali sampai rata.
10.3 Penentuan warna cat yang akan dipakai dilakukan oleh perencana
dan pelaksanaannya harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari direksi atau pimpinan proyek.
19
12. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN JELUSI ALLUMUNIUM
Lingkup pekerjaan
12.1 Kozen Pintu terbuat dari rangka Kusen Alluminium Coating 4" White
farming system merek YKK, Alcan.
12.2 Setiap daun pintu dilengkapi dengan 3 (Tiga) buah engsel Nylon
khusus untuk Aluminium; dan handle stainless,
12.3 Daun Pintu terbuat dari rangka Allmunium + Kaca Riben Green Tb. 8
mm. Untuk ventilasi mengunakan Kaca Riben 5 mm.
12.4 Jalusi terbuat dari bahan Alumunium Coating White + Accessories
12.5 Pelaksanaan Pekerjaan Pintu, Jendela dan Jelusi Allumunium:
Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian
dan syaratsyarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi
ketentuanketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam,
weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang
dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant. Angkurangkur untuk rangka/kosen aluminium
terbuat dari steel plate tebal 23 mm, dengan lapisan zink
tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
Treatment untuk permukaan kosen pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan
bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang
jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating
varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation
lainnya.
Sebelum memulai pelaksaan Penyedia Jasa diwajibkan
meneliti gambargambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan
peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan
sistem konstruksi bahan lain
Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material
besi untuk menghindarkan penempelan debu besi pada
permukaannya. Didasarkan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hatihati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya
Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan
teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus cocok
Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan
sekrup anti karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga
hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi
syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2
Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana
kosen aluminium akan kontak dengan besi, tembaga atau
lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus
diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi
Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding
adalah 10 25 mm yang kemudian diisi dengan beton
ringan/grout
Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding)
yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpas
20
Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan
dinding agar diberi sealant supaya kedap air dan kedap
suara.
Bentuk dan ukuran sesuai dari semua pintu sesuai dengan
gambar bestek.
1. Sistim Mekanikal.
a. Instalasi Fire Hydrant
b. Instalasi Tata Udara
2. Sistim Elektrikal.
a. Instalasi sistem distribusi listrik lengkap berikut panelpanel daya .
b. Instalasi penerangan dan stop kontak
c. Instalasi Sistem Grounding Panel
d. Instalasi Sound System
e. Instalasi penangkal petir
f. Instalasi fire alarm.
g. Instalasi CCTV
h. Instalasi Data/internet
i. Instalasi Genset
j. Instalasi Trafo 400 kVA (existing)
k. Instalasi ATS
3. Sistem Plumbing
4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal dan Elektrikal
sesuai dengan gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan
kontrak.
21
5. Penyetelan seluruh sistim Mekanikal dan Sitem Elektrikal agar lengkap dan
dapat bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan
dan gambargambar teknis sesuai dengan spesifikasi.
6. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Penyedia Jasa dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi / Konsultan
MK, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
7. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Penyedia Jasa harus
bertanggungjawab atas kerugiankerugian yang mungkin terjadi.
8. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal
dan Elektrikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai
dengan spesifikasi teknik, serta adendum lainnya.
9. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausalklausal / butirbutir yang ditulis /
disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi
malah mengikat spesifikasinya.
10.Penyedia Jasa harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal
dan Elektrikal segala biaya pengujian (comitioning test) dan disaksikan oleh
pejabat yang ditunjuk oleh Pemilik. Sistim pengujian harus disampaikan
secara tertulis 1 (satu) bulan sesudah menerima SPK.
22
13.1. SYARAT-SYARAT UMUM TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
13.1.1. UMUM.
Syaratsyarat umum instalasi Mekanikal/Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas/
menambahkan halhal yang tercantum dalam Buku Syaratsyarat Administratif. Dalam hal ini
Buku Syaratsyarat Administratif saling melengkapi dengan Syaratsyarat Umum Teknis
Mekanikal/Elektrikal.
23
8. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian dan komisioning,
adalah tanggungjawab Penyedia Jasa.
24
18. SNI 0323962001 tentang Tata cara perancangan sistem
pencahayaan alami pada bangunan gedung
19. SNI 0365702001 tentang instalasi pompa yang dipasang tetap
untuk proteksi kebakaran
20. SNI 0365712001 tentang Sistem Pengendalian Asap Kebakaran
Pada Bangunan Gedung.
21. SNI 0365722001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem
Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung
22. SNI 0365742001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan
Darurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada
Bangunan Gedung
23. SNI 0365752001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem
Pencahayaan Buatan Pada Bangunan Gedung
24. SNI 031735:2000 tentang Tata Cara Perencanaan Akses
Bangunan dan Akses Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung
25. SNI 0317452000 tentang tata cara perencanaan sistem pipa
tegak dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan gedung
26. SNI 0317462000 tentang Tata Cara Perencanaan dan
Pemasangan Sarana Jalan Keluar untuk Penyelamatan terhadap
Bahaya Kebakaran pada bangunan gedung
27. SNI 0339852000 Tata cara perencanaan, pemasangan dan
pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan gedung
28. SNI 0339892000 tentang tata cara perencanaan sistem sprinkler
otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung
29. SNI 0363732000 tentang Tata cara pemilihan dan pemasangan
ven pada sistem plambing
30. SNI 0363822000 tentang Spesifikasi hidran kebakaran tabung
basah
31. SNI 0339871995 tentang Tata cara perencanaan, pemasangan
pemadam api ringan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan rumah dan gedung
32. National Fire Protection Association (NFPA)
33. SNI 8455:2017 tentang Perencanaan Pengolahan Air Limbah
Rumah Tangga dengan Reactor Anaerobic System
Bersekat/Baffle (RASB)
25
34. SNI 0367592002 tentang Tata Cara Perancangan Konservasi
Energi pada Bangunan Gedung
35. SNI 9360:2011 tentang Maksimum Efisiensi Air Conditioning
36. SNI ISO 45001:2018 tentang Standar Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
37. SNI 0317281989 tentang Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan
Bangunan Gedung
38. SNI 036767:2002 tentang spesifikasi umum sistem ventilasi
mekanis dan sistem tata udara sebagai pengendali asap
kebakaran dalam bangunan
39. SNI 036769:2002 tentang spesifikasi sistem pengolahan udara
sentral sebagai pengendali asap kebakaran dalam bangunan
40. SNI 040227 1994 tentang tegangan standar
41. SNI 037041.12014 tentang proteksi bangunan terhadap petir
bagian 1: prinsip umum
42. SNI 0307122004 tentang sistem manajemen asap dalam mal,
atrium, dan ruangan bervolume besar
43. SNI 0363832000 tentang spesifikasi peralatan pengolah udara
individual sebagai sistem pengendalian asap terzona dalam
bangunan gedung,
44. SNI 1967182002 tentang spesifikasi damper kebakaran
45. SNI 0364622000 tentang tata cara pemasangan damper
kebakaran
46. SNI 0364152000 tentang spesifikasi proteksi untuk bukaan pada
konstruksi tahan api
47. SNI 0364812000 tentang sistem plambing
48. SNI ISO 176131:2012 tentang pompa yang dioperasikan secara
manual untuk air minum Pemilihan dan penerimaan
49. SNI 0648281998 tentang spesifikasi cincin karet sambungan pipa
air minum, air limbah dan air hujan
50. SNI 0664042000 tentang spesifikasi flense pipa baja untuk
penyediaan air bersih ukuran 110366 mm
51. SNI 0664192000 tentang spesifikasi pipa PVC bertekanan
berdiameter 110315 mm untuk air bersih, SNI 6719:2015
spesifikasi pipa baja bergelombang dengan lapis logam untuk
pembuangan air dan drainase bawah tanah
52. SNI 7511:2011 tentang tata cara pemasangan pipa transmisi dan
pipa distribusi serta bangunan pelintas pipa
53. SNI 0763982000 tentang tata cara pelapisan epoksi cair untuk
bagian dalam dan luar pada perpipaan air dari baja
26
54. SNI 1967822002 tentang tata cara pemasangan perpipaan besi
daktil dan perlengkapannya
55. PtS042000C tentang spesifikasi bak penampungan air hujan
untuk air bersih dari ferro semen
56. SNI 0367652002 tentang spesifikasi bahan bangunan untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan
gedung
57. SNI 1964102000 tata cara penimbunan tanah untuk bidang
resapan pada pengolahan air limbah
58. SNI 3242:2008 pengolahan sampah di permukiman
59. SNI 7504:2011 spesifikasi material fiberglass reinforced plastic
unit untuk instalasi pengolahan air,
60. SNI 7505:2011 spesifikasi material baja unit instalasi pengolahan
air,
61. SNI 7506:20011 spesifikasi material baja tahan karat untuk
instalasi pengolahan air,
62. SNI 7507:2011 spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi
pengolahan air,
63. SNI 0367662002 metode pengujian proteksi kebakaran pada
pintu kebakaran pada bangunan,
64. SNI 0664372000 metode kinerja pompa dengan menggunakan
model,
65. SNI 1967782002 metode pengujian tekanan internal rendah
sambungan mekanik pipa polietilena (PE),
66. SNI 196779.:2002 metode pengujian perubahan panjang pipa
polietilena (PE),
67. SNI 1967802002 metode penentuan densitas referensi
polietilena (PE) tidak berwarna pada pipa PE dan sambungan,
68. SNI 1967812002 metode pengujian kehilangan tekanan pada
sistem sambungan mekanik pipa polietilena (PE)
69. SNI 0364352000 metode pengujian kedataran dan kerataan
lantai menggunakan sistem bilangan f
70. SNI 06415671996 tata cara pengujian kekentalan cat dengan
alat viscometer stometer
71. SNI 1939561995 metode pengujian jumlah bakteri koli tinja
dalam air dengan saringan membran,
72. SNI 1939571995 metode pengujian jumlah bakteri koli tinja
dalam air dengan tabung fermentasi,
73. SNI 0641581995 metode pengujian jumlah total bakteri
golongan koli dalam air dengan tabung fermentasi
27
74. SNI 1964662000 tata cara evaluasi lapangan untuk sistem
peresapan pembuangan air limbah
75. SNI 1939641994 metode pengambilan dan pengukuran contoh
timbulan dan komposisi sampah perkotaan
76. SNI 7830:2012 tata cara pengendalian mutu pembangunan
instalasi pengolahan air minum,
77. SNI 19677T2002 metode pengujian kinerja unit paket instalasi
penjernihan air kapasitas di bawah 5 liter/ detik,
78. SNI 0004:2008 tata cara commissioning instalasi pengolahan air,
79. SNI 1967762002 tata cara pengawasan pemasangan unit paket
instalasi penjernihan air,
80. PtT012000C tatacara pemeriksaan bangunan pasca
kebakaran,
81. PdT112005C pemeriksaan keselamatan kebakaran bangunan
gedung,
82. PtS092000C – spesifikasi cubluk kembar,
83. PdS022004C – spesifikasi sarana umum mandi kakus prefab
84. SNI 0 317362000 Ta ta ca ra perenca naan siste m prote ksi pasif
untu k pence gahan bahaya ke bakara n pada b angunan g edung
85. SNI 0 317462000 Ta ta ca ra perenca naan dan pema sa ngan
sa rana jalan ke luar untu k penye lama ta n te rhadap bahaya
ke baka ran p ada b angunan g edung
86. SNI 0 317452000 Ta ta ca ra perenca naan dan pema sa ngan
siste m pipa te gak dan sla ng untu k pence gahan bahaya
ke baka ran p ada b angunan g edung
87. SNI 0 339852000 Ta ta ca ra perenca naan, pema sa ngan d an
pengujian siste m dete ksi dan alarm ke baka ran untu k
pence gahan b ahaya kebaka ran p ada b angunan g edung
88. SNI 0 339892000 Ta ta ca ra perenca naan dan pema sa ngan
siste m sp ringkle r oto ma tik untu k untu k pence gahan bahaya
ke baka ran p ada b angunan g edung
89. SNI 0 365732001 Ta ta ca ra p eranca ngan sistem tra nsp orta si
ve rtikal d alam gedung (lift)
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem MekanikalElektrikalPlumbing ini selain
dari persyaratanpersyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
28
c. Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersamasama dengan Direksi / Konsultan
MK, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil baik, sesuai dengan spesifikasi
teknis.
d. Telah memperoleh Sertifikat Laik Operasi (SLO) dari lembaga inspeksi yang
berwenang.
29
ii. Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
b. Penyedia Jasa wajib bekerjasama dengan pihakpihak lainnya demi kelancaran
pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak pengerjaan sipil maupun
arsitektur.
c. Penyedia Jasa wajib berkonsultasi dengan pihakpihak lainnya, agar sejauh /
sedapat mungkin digunakan peralatanperalatan yang seragam dan merk yang
sama untuk seluruh proyek ini agar mudah pemeliharaannya.
d. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak
lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi sistem ini,
Penyedia Jasa bertanggungjawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
e. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas pekerjaan MekanikalElektrikal secara baik.
Sesuai dengan keselamatan ketenagalistrikan.
Dalam hal ini pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggungjawab Penyedia Jasa.
b. Penyedia Jasa harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya
kepada Direksi / Konsultan MK atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan
persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang.
30
Seluruh contoh harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
sesudah Penyedia Jasa memperoleh SPMK.
c. Penyedia Jasa harus membuat jadwal waktu (time schedule) pelaksanaan, jadwal
(schedule) tenaga kerja, jadwal (schedule) pengadaan peralatan dan Network Planning
yang terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Direksi / Konsultan MK
atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya. Jadwal (schedule)
dan Network Planning harus diserahkan dalam waktu 15 hari kalender sesudah
menerima SPMK.
e. Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Penyedia Jasa harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Direksi /
Konsultan MK atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa tahap pekerjaan
sistem Elektrikal Mekanikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang
ada.
Tahaptahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada jadwal
perincian waktu yang diserahkan oleh Penyedia Jasa.
f. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan sistem Mekanikal
Elektrikal ini harus dihadiri pihak Direksi / Konsultan MK, Konsultan, Ahli atau
pihakpihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan MK.
Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan sudah ditera yang dilengkapi
dengan berita acaranya bersama pemegang merek peralatan yang diuji dan dari
Penyedia Jasa yang bersangkutan.
Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggungjawab Penyedia
Jasa.
g. Penyedia Jasa wajib melaporkan kepada Direksi / Konsultan MK atau Ahli yang
ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguangangguan yang mungkin
terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.
h. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Direksi / Konsultan MK
untuk pengarahan dan Konsultan MKannya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
31
14 Pembersihan Lapangan.
a. Setiap hari setelah selesai bekerja, Penyedia Jasa harus membersihkan lapangan
yang digunakan.
Penyedia Jasa hendaknya menghubungi pihakpihak lain untuk koordinasi pembersihan
lapangan tersebut.
b. Setelah kontrak selesai, Penyedia Jasa harus memindahkan semua sisa bahan
pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa
pemeliharaan.
c. Penyedia Jasa harus melindungi daerah kerja di dalam gedung / bangunan dengan
(Portable Fire Extinguisher class A/B/C [15 lbs] /tabung racun api) atau jenis lain untuk
setiap luasan sesuai dengan peraturan yang berlaku atas biaya Penyedia Jasa.
Datadata tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan
kepada Direksi / Konsultan MK 2 (dua) set. Bila gambar dan datadata tersebut belum
lengkap diserahkan maka pekerjaan Penyedia Jasa belum bisa diprestasikan 100 %.
b. Penyedia Jasa harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi
menggunakan peralatan (air conditioner, sound system, electrical system) dan
perawatannya kepada petugaspetugas teknik yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan
MK secara cumacuma sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3 orang selama
3 bulan sebelum penyerahan pertama dan 3 bulan sesudah penyerahan pertama
proyek ini dilakukan.
Penyedia Jasa harus mengajukan rencana sistim pendidikan pada air conditioner,
sound system, electrical system ini terlebih dahulu kepada Direksi / Konsultan MK.
Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggungjawab Penyedia
Jasa.
c. Penyedia Jasa harus pula memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan
perawatan pada air conditioner, sound system, electrical system yang dibuat dalam
32
bahasa Indonesia kepada Direksi / Konsultan MK dan sebuah lagi hendaknya dipasang
dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama
atau tempat lain yang ditunjuk Direksi / Konsultan MK.
a. Penyedia Jasa harus bertanggungjawab atas seluruh peralatan yang rusak selama
masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
b. Penyedia Jasa wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barangbarang
atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik
atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari
setelah proyek ini diserahterimakan untuk pertama kalinya.
c. Penyedia Jasa wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan/merawat peralatan Mekanikal – Elektrikal Plumbing dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau
melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.
d. Penyedia Jasa harus memberikan service secara cumacuma untuk seluruh sistim
Mekanikal Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah
proyek ini diserahterimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun kalender setelah
serah terima kedua.
17 I j i n.
a. Semua ijinijin dan persyaratanpersyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa atas tanggungan dan
biaya Penyedia Jasa.
33
hal ini Penyedia Jasa wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut di
atas.
d. Penyedia Jasa harus menyerahkan semua ijin atau keterangan resmi yang diperolehnya
mengenai instalasi proyek (instalasi air conditioner, sound system, electrical system) ini
kepada Direksi / Konsultan MK atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan kedua
dilakukan.
e. Penyedia Jasa harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Direksi / Konsultan MK setiap
akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan
pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).
i. Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan ijin
18 Korelasi Pekerjaan
a. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Mekanikal / Elektrikal,
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
e. Untuk itu Penyedia Jasa wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut apakah sudah
sesuai dengan peralatan yang akan disambungkan.
f. Segala akibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa.
34
g. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus memberikan datadata, ukuranukuran, gambargambar dan
peralatan yang diperlukan kepada Direksi / Konsultan MK untuk mendapat persetujuan.
h. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air, listrik, saniter
darurat harus disediakan oleh Penyedia Jasa, dengan terlebih dahulu membuat gambar
untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Konsultan MK.
i. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langitlangit dan lainlain, harus diberi
lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan
perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis.
j. Untuk itu Penyedia Jasa diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Direksi /
Konsultan MK untuk dimintakan persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut
harus sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh Penyedia Jasa.
Jika hal ini tidak dilaksanakan, segala akibatnya menjadi tanggungjawab Penyedia
Jasa.
35
20 Project Manager.
a. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang ahli
yang berpengalaman dan diberi wewenang oleh penandatangan kontrak untuk
mengambil keputusan di lapangan. Ia bertanggungjawab sepenuhnya atas segala
pekerjaan instalasi pada proyek ini dan harus selalu berada di lapangan (site). Bila
yang bersangkutan akan meninggalkan site harus ada orang lain yang secara tertulis
diberikan wewenang untuk mewakilinya.
b. Nama, perincian pengalaman kerja Project Manager (yang disertai SKK) harus
disertakan oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran dilakukan.
d. Selama Project Manager belum ditunjuk, penandatangan kontrak yang harus bertindak
sebagai Project Manager.
21 Bahan
a. Penyedia Jasa harus menyerahkan sebelum melaksanakan pekerjaan dimulai, brosur
teknis asli peralatan utama MekanikalElektrikal juga brosur asli pipa, kabel, pipa
konduit, katupkatup, detektor, sensor dan lainnya beserta datadata teknis dan
mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosurbrosur peralatan / bahan
yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.
b. Apabila ada datadata serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang disebutkan di
dalam gambargambar dan spesifikasinya, Penyedia Jasa tetap harus menggantinya
sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
c. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai
dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya
Penyedia Jasa.
d. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik,
tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Penyedia Jasa harus menjaga
kebersihan serta melindungi semua bahanbahan yang digunakan dalam instalasi ini
sebelum dipasang.
36
e Bilamana ternyata dipakai/digunakan bahan/peralatan lama, bekas dipergunakan,
bercacat atau rusak, Penyedia Jasa harus menggantinya dengan bahanbahan atau
peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya
tanggungan Penyedia Jasa.
Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera akan dimusnahkan.
1. Sistim Mekanikal.
c. Instalasi Fire Hydrant
d. Instalasi Tata Udara
2. Sistim Elektrikal.
l. Instalasi sistem distribusi listrik lengkap berikut panelpanel daya .
m. Instalasi penerangan dan stop kontak
n. Instalasi Sistem Grounding Panel
o. Instalasi Sound System
p. Instalasi penangkal petir
q. Instalasi fire alarm.
r. Instalasi CCTV
s. Instalasi Data/internet
t. Instalasi Genset
u. Instalasi Trafo
37
3. Sistem Plumbing
4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal dan Elektrikal sesuai dengan
gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
5. Penyetelan seluruh sistim Mekanikal dan Sitem Elektrikal agar lengkap dan dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambargambar teknis
sesuai dengan spesifikasi.
6. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Penyedia Jasa
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi / Konsultan MK, Konsultan atau pihak lain
yang ditunjuk untuk ini.
7. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Penyedia Jasa harus bertanggungjawab
atas kerugiankerugian yang mungkin terjadi.
8. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal dan Elektrikal
harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta
adendum lainnya.
9. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausalklausal / butirbutir yang ditulis / disebutkan kembali,
hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mengikat spesifikasinya.
10.Penyedia Jasa harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal dan Elektrikal
segala biaya pengujian (commissioning test) dan disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh
Pemilik. Sistim pengujian harus disampaikan secara tertulis 1 (satu) bulan sesudah menerima
SPMK.
38
fasa, 4 kawat, 50 Hz PLN sebesar 435 KVA (terdapat pada diagram satu garis listrik dan
Rekapitulasi Daya )
Melalui panel utama tegangan rendah MDP untuk selanjutnya didistribusikan ke panelpanel
pembagi beban kelistrikan gedung secara radial.
Sistem distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fasa empat kawat
220/380 V mengikuti sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman).
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian,
pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh lembaga
inspeksi resmi yang ditunjukan oleh pemerintah dan Badan Keselamatan Kerja, serta
serahterima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan.
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjuk
pada syaratsyarat umum untuk menunjang bekerjanya system/ peralatan, walaupun tidak
tercantum pada Syaratsyarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.
39
c. Pengadaan dan pemasangan kabelkabel daya jenis NYY untuk penghubung
antarpanel daya / penerangan dan kabelkabel daya menuju peralatan (mesin AC, dll),
sesuai dengan gambar denah dan single line diagram.
d. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak. Termasuk
pekerjaan ini adalah pengadaan, pemasangan armatur penerangan dan penerangan
normal.
e. Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir dengan metoda sudut, lengkap
berikut pentanahan dan bak kontrolnya sesuai dengan standar SNI.
2 Pekerjaan di Luar Gedung.
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel tanah seluruh kabel daya tegangan
rendah jenis NYFGbY yang menghubungkan:
1. Dari rumah genset ke panel MDP
Kabel penghubung tersebut lengkap dengan terminasi (sepatu kabel Cu) dengan
kode warna yang diperlukan.
b. Setiap pemasangan instalasi pada point a. harus dipasang sesuai kontruksi kabel tanah
dan diberikan penandaan di permukaan berupa beton pengenal saluran kabel.
40
e) Foto copy sertifikat dan Ijazah Tenaga Ahli/Teknis yang dilegalisir (ditanda
tangani dan dicap basah) oleh Sole Agent
f) Jaminan purna jual Sole Agent yang memberikan dukungan (asli)
g) Surat Tanda Pendaftaran sebagai distributor barang produksi luar negeri
(Departemen Perdagangan RI) atau Surat Izin Usaha dari Badan Penanaman
Modal Asing
h) Surat dukungan Pabrik / Sole Agent untuk barang yang ditawarkan yang
dilengkapi dengan Surat Penyataan dari Sole Agent yang diberi meterai Rp.
10.000, tentang penunjukkan sebagai Sole Agent dengan melampirkan copy
Letter of Agreement / Letter of Appointment
i) Setiap Genset harus disertakan “Engine Test Certificate dan Alternator Test
Certificate” atau “Generator Test Certificate” yang dilakukan oleh pabrikan dan
harus dilampirkan pada saat akan dilakukan Site Acceptance Test. Semua
dokumen seperti Engine Test Certificate dan Alternator Test Certificate berikut
dc circuit diagram harus diberikan pada owner
j) Buku manual asli, buku service manual (operating manual, wirring diagram)
k) Surat tersedianya suku cadang
l) Surat Keterangan stok barang (ready atau tidak ready)
m) Surat Keterangan negara asal barang dari sole agent
n) Surat Keterangan bengkel resmi yang ditunjuk dari Distributor yang disertai
dengan foto lokasi dan denah lokasi dan dicap resmi
o) Garansi dari sole agent (surat pernyataan dengan meterai Rp. 10.000,)
p) Surat Keterangan populasi alat dari sole agent sesuai dengan spesifikasi yang
ditawarkan
q) Penyedia barang / Pemasok / Pemborong harus membuat SOP untuk setiap
fungsi kerja peralatan dalam kondisi Normal dan Emergency dengan ukuran
kertas minimal B3 s/d A0 dilaminating atau dibuat agar tidak mudah robek.
SOP tersebut ditempatkan pada tempat yang memudahkan bagi teknisi untuk
melihatnya, biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan SOP sudah termasuk
dalam pengadaan peralatan dan diserahkan pada saat serah terima pekerjaan.
r) Pengukuran tahanan isolasi kabel, diukur dengan menggunakan megger 1.000
volt, besarnya tahanan isolasi yang diperkenankan minimal 20 Mega Ohm
s) Semua panelpanel dan distribution board harus diarde/grounding
2
menggunakan elektroda rod tembaga ≥ 50 mm panjang penanaman elektroda
tanah sedemikian rupa sehingga didapat nilai tahanan tanah < 5 Ohm
t) Untuk menghindari penggunaan material yang tidak kualifikasi, maka semua
suku cadang / material yang akan dipasangkan harus diambil dari agen resmi
atau melampirkan catalog material yang dilengkapi gambar dan spesifikasi
teknisnya
41
5.2.4. GAMBAR-GAMBAR.
Gambargambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di
dalamnya dicantumkan besaranbesaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.
Gambargambar arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal serta kontrak lainnya haruslah
menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Penyedia Jasa harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya
kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli dari
Konsultan Perencana, Direksi / Konsultan MK atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.
b. Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang
diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran conduit,
sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau
dipersyaratkan.
42
d. Outlet Pada Permukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklarsaklar yang dipasang pada partisi,
blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan
harus mempunyai sudut dan sisisisi tegak.
b. Cara Pemasangan.
Saklarsaklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum 10
A/250 VAC. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok,
kecuali ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 150
cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklarsaklar tersebut harus dipasang pada
doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop kontak
harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 150 cm atau 30
cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau sesuai dengan petunjuk Direksi /
Konsultan MK.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan)
dengan rating minimum 10 A / 220 VAC. Cara pemasangan harus disesuaikan
dengan peraturan PUIL 2011 dan diberi saluran pentanahan (Line kiri, netral kanan
dan PE).
3 Kabel-kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan
rendah, kabel kontrol, accessories, peralatanperalatan dan barangbarang lain yang
diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari
semua sistem dan peralatan.
43
a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah ( minimal 600 V ).
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC,
VDE , SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan
(mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh
pabrik pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan
dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm2 kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 25 meter
panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2. Kecuali disyaratkan
lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan
dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit atau
dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem / diikat dengan pengikat kabel
(cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.
Semua sambungan kabel ujung dan pangkal saluran penyambung kabel, harus
diberikan penanda sesuai dengan kode yang tertera pada gambar
44
Tidak dibenarkan adanya penyambungan kabel Tanah (NYFGbY). Pemasangan
Kabel Tanah harus sesuai standar konstruksi pemasangan kabel tanah yang ada
pada PUIL2011 dan SNI.
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian
kontrol pada sistem yang pemakaian kontrol pada sistem remote yang kurang dari
25 meter panjangnya (bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2).
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burrial) harus
sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan
kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus
dari jenis NYM 3x2,5 mm2 atau diatasnya dan diletakkan di dalam konduit PVC
high-impact heavy gauge.
Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang panjangnya lebih dari
40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama harus mempunyai luas
penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A).
d. Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan
sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotakkotak cabang atau
kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak. Setiap
sambungan menggunakan isolasi 3M Scotch 23.
e. Kabel Kontrol.
45
Di tempattempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor,
starter dan peralatanperalatan lain harus terbuat dari tembaga jenis stranded
annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tahan lembab dan ozon dengan rating tegangan minimal
600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm untuk
panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari
peralatan yang dikontrol, dengan pertimbangan pertimbangan mengenai panjang
circuit dan sebagainya.
f. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lainlain seperti karet, PVC,
varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, composition dan
lainlain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja
dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan
pemerintah atau pabrik pembuatnya.
g. Pemasangan Kabel.
1. Pemasangan Kabel Tanah
Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel tanah dari gardu distribusi
menggunakan kabel daya 20 kV N2XSEBY dan kabel daya tegangan rendah
jenis NYFGbY.
a). Dari panel induk Distribusi ke „Power House“ gedung Laboratorium
Teknologi Terpadu
Pemasangan kabel 20 kV N2XSEBY 3x50 mm2 dimaksudkan pada saluran
kabel tanah berukuran 400x800 mm2 dari panel induk distribusi menuju
Trafo daya yang terdapat pada gardu „Power House“ Gedung Laboratorium
Teknologi Terpadu dengan total kapasitas arus penyaluran maksimum 435
kVA. Penyambungan menggunakan Skun kabel dari bahan tembaga sesuai
ukuran dan standar material penyambungan kabel 20 kV.
46
Konstruksi pemasangan dilakukan menggunakan standar pemasangan
konstruksi kabel tanah.
2. Pemasangan di Permukaan.
a. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC dipasang pada
“cableduct“ di permukaan pelat beton langitlangit dengan klem
pendukung yang sesuai.
47
Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke
terminal motor melalui flexible metal conduit yang juga tahan karat.
Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit dan
disambung dengan cara sedemikian rupa, sehingga benarbenar kedap
air. Demikian juga penyambungan pipa fleksibel terhadap box terminal
motor.
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah
pipa selesai ditanam.
48
merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)
Catatan : warna disesuaikan dengan standar warna untuk tipe kabel yang
diperbolehkan.
i. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotakkotak yang ada di atas panel daya dan
panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem (jarak antar klem maksimum 80
cm) dan peralatan pendukung lainlainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
Setiap kabel yang akan dipasang harus menggunakan skun kabel jenis tembaga
menggunakan isolasi 3M Scoth 23 yang dilengkapi dengan standar warna fasa.
j. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi 1 cm dibawah
plesteran dan dipasang secara vertikal atau horizontal serta penutupnya rata
terhadap dinding atau langitlangit.
b. Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC
high-impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari jenis heavy
gauge galvanized welded steel yang memenuhi persyaratan BS 4568 : part I & II
class 4.
49
c. Pemasangan.
1). Race Way yang Ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan dengan
jalan membobok dinding beton menggunakan gerinda potong.
Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langitlangit, harus
digunakan klemklem khusus untuk pipa sejajar dengan jarak masingmasing
klem maksimum 80 cm.
Ujungujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan kuat.
Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi dengan plat kuningan
yang sesuai.
Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting-fitting, klem dan
lainlainnya harus digalvanisir atau di cat tahan karat dan harus digunakan
pendukung supaya pipa bebas dari permukaan korosif.
Pipapipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat satu
jalan sebelum dipasang, dan sekali lagi sesudah dipasang, dengan warna yang
ditentukan oleh Direksi / Konsultan MK.
50
a. Pipa penerangan dan daya orange
b. Pipa telepon hijau
c. Pipa fire alarm merah
d. Pipa tatasuara kuning
Sambungan antara konduit yang kaku, fitting dari konduit dan sebagainya
dengan konduit fleksibel harus dibuat dengan fitting jenis "insulated throat type"
yang dianjurkan oleh pembuat dari konduit logam tahan cairan tersebut. Suatu
konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan pentanahan (earth
continuity) harus pula dimiliki oleh race way / konduit ini.
51
Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang tahan
hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistem penguncian interlock
compressed.
7). Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan
ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.
52
b. Panel-panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana dan single-line diagram,
kecuali ditentukan lain. Seluruh assembly termasuk housing, busbar, alatalat
pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai
dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan atau penambahan seperti
disyaratkan di bawah ini:
1). Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis indoor, dead-front, terbuat dari plat
baja (metal clad). Konstruksi panel harus kokoh dan tidak rusak dalam
pengiriman atau pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal akibat
hubungsingkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik).
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah dan atas dengan
pelatpelat penutup yang bisa dilepas.
2). Konstruksi.
Panelpanel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti ditunjuk
dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
53
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lainlain harus
diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan bangunan
(konstruksi). Tempat struktur busbar dan hubungan hubungannya harus
dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubungsingkat yang terjadi
pada lokasi tertentu tersebut. Hubunganhubungan harus dibaut, dilas atau
diklem serta diatur untuk menjamin daerah kontak yang baik. Pemasangan
konstruksi panel disesuaikan dengan standar PUIL 2011 atau SPLN
pemasangan panel tegangan rendah.
3). Ventilasi
Lubanglubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch
machine. Untuk menjaga bendabenda asing masuk melalui lubang tersebut,
pada bagian dalam harus diberi lapisan karet tahan panas.
54
luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan kemampuan 160%
dari arus beban terpasang.
Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa
menurut PUIL 2011. Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai
70 oC.
Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu teminal
terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih dari 2
(dua) buah sepatu kabel pada satu terminal atau bus-bar. Setiap bus bar
harus dilengkapi warna ururutan fasa.
55
7). Alat-alat Ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alatalat ukur dan trafo ukur
seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Bila digunakan ampere meter selector switch (saklar pindah), pada saat
pemindahan pengukuran arus, saklar pindah untuk amperemeter harus berada
pada posisi off, dan pada posisi ini trafo arus harus dalam keadaan
terhubungsingkat.
Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan tegangan
minimal 600 volt.
56
10) Merk Pabrik.
Semua peralatan pengaman harus menggunakan buatan satu merk sesuai
standar SNI.
Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan "quick break"
secara simultan pada ketiga / keempat kutubnya sewaktu opening,
closing maupun trip.
Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah kontak utama
menutup kembali tanpa sengaja.
57
arus hubungsingkat (overcurent - instantaneous) secara mekanis
dengan solenoid (magnetis).
58
c). Kontaktor.
Kontaktorkontaktor atau rele kontrol harus memenuhi persyaratan B.S.
5424 Part 1 : 1977.
Rating kontaktor atau rele harus sesuai dengan gambar dan
tidak kurang dari 16 A. Rating tersebut harus merupakan rating
kontinyu.
Semua kontak (kutub) kontaktor atau rele harus dilapis dengan
perak (silver).
Coil dari kontaktor atau rele harus mempunyai rating tegangan 220
V, 50 Hz.
Terminal pembantu tersebut harus terbuat dari bahan yang sama dengan
terminal utama dengan kapasitas hantar arus yang sesuai dan dilubangi sesuai
dengan ukuran sepatu kabel yang digunakan. Setiap murbaut yang digunakan
harus dikencangkan dengan baik agar terhindar dari kemungkinan
hubunganlonggar (lost contact).
6. Peralatan Penerangan.
a. U m u m
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampulampu, accessories, peralatan serta
alatalat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua
peralatan penerangan.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature sesuai dengan standar
komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau
seperti yang disyaratkan di sini.
Merk: Philips.
59
c. Jenis Armature.
1). Lampu Down Light
Lampu WTO69C SE 1xLED Bare L1200 TLLED 16W W ex.
PHILIPS,
Lampu RCO91V LED38S 865 W60L60 G3 40 W ex. PHILIPS
Lampu DN350B LED20/CW 20W 220240V D150 ex. PHILIPS
Lampu DN035B D150 LED8/850 PSU WH ex. PHILIPS
lampu sesuai dengan gambar rencana. Penerangan ruangan Labor
menggunakan Lampu RCO91V LED38S 865 W60L60 G3 40 W ex. PHILIPS
d. Pemasangan.
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang
yang berpengalaman dan ahli, dengan caracara yang disetujui Direksi / Konsultan
MK.
Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh
mempunyai selasela di antara bagianbagian fixture dan permukaan permukaan
di sebelahnya.
60
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus
menyala secara lengkap.
2. Instalasi genset
1) Genset diinstal permanen pada bantalan beton yang dilengkapi dengan rubber
vibrasi kapasistanya disesuaikan dengan berat genset yang sudah disediakan
(sesuai gambar pemasangan Genset). Saluran pembuangan (knalpot) diredam ke
dalam bak peredam (include).
2) Instalasi Genset menuju Panel ATS menggunakan kabel NYY 2(4x1x185) mm2.
Kabel ditarik dan diletakkan pada saluran kabeltray (cable-tray).
3) Instalasi Genset menuju Panel Electric Fire Pump menggunakan kabel NYY 4x50
mm2 dan NYY 4x4 mm2 untuk Jokey Pump. Kabel ditarik dan diletakkan pada
saluran kabel udara (SKTR).
61
C. Uraian Teknis Pekerjaan Panel Distribusi dan Panel Penerangan
Meliputi pengadaan dan pemasangan panel „MDP“, Panel Penerangan dan Panel AC, serta
alatalat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan pada instalasi.
1) Panel ATS terdiri atas :
a) Peralatan Instrument / alat pengukuran
b) Breaker Interlock
c) Rangkaian Kontrol Interlock
d) Pintu panel terbuat dari plate minimal 2 mm2
2) Generator dikontrol oleh panel ATS apabial PLN mengalami pemadaman dan
kapasitas MCCB keluaran dari generator sebesar 630 Ampere.
3) Pengukuran tahanan isolasi kabel, diukur dengan menggunakan megger 1.000 volt,
besarnya tahanan isolasi yang diperkenankan minimal 20 Mega Ohm.
4) Semua panelpanel dan distribution board harus diarde/grounding menggunakan
elektroda rod tembaga murni (non celup) minimum 50 mm2 dengan nilai tahanan
pengetanahan < 2 Ohm dan tegangan maksimum 1 Volt.
2). Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatanperalatan dan kontrol yang
tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua
instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.
3). Pengujianpengujian yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa di bawah Konsultan
MKan Direksi / Konsultan MK antara lain :
a. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section)
maupun keseluruhan (overall).
b. Pengujian pentanahan panel.
c. Pengujian kontinuitas konduktor conductor.
d. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
e. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan
mencatat data setelan yang dilakukan.
f. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau
badan resmi yang ditunjuk Direksi / Konsultan MK.
62
4). Hasilhasil pengujian harus sesuai dengan syaratsyarat teknis yang telah diuraikan
di atas atau standarstandar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara
pengujian.
63
13.3. SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
13.3.1. UMUM.
Syaratsyarat Teknis Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syaratsyarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal adalah bagian dari SyaratSyarat Teknis ini.
13.3.2 STANDAR/RUJUKAN.
a. Standar Nasional Indonesia (SNI):
- SNI 0225:2020 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2020 / SNI
0225:2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011. (PUIL 2011)
- SNI 0370152004 Sistem Proteksi Petir pada Bangunan Gedung.
a. Penyedia Jasa harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan untuk
disetujui PPK.
Semua Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan harus berisi semua informasi
yang mendetail dan dibutuhkan.
b. Bila terdapat perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan lainnya atau Gambar
Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Penyedia Jasa harus menyampaikan hal ini kepada
PPK dan Tim Teknis PPK untuk pemecahannya.
64
c. Gambar Kerja umumnya menunjukkan lokasi bahan dan peralatan, jalur kabel dan
sambungan. Gambargambar Kerja ini harus diikuti seseksama mungkin. Dalam
menyiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, Gambar Arsitektural, Struktural dan Gambar
lain yang berhubungan, serta semua elemen harus diperiksa dimensi dan ruang
bebasnya.
b. Sistem yang lengkap harus terdiri dari kepala penyalur petir, penumpu mekanis, kabel
penghantar ke bawah dan sistem pembumian sesuai Spesifikasi Teknis ini.
c. Penyedia Jasa harus melengkapi semua peralatan dan perlengkapan yang penting, agar
diperoleh sistem yang lengkap dan terbaik.
13.3.5.2. Kepala penyalur petir yang ditempatkan sesuai Gambar Kerja harus dibumikan ke tanah
dengan kabel penghantar conductor NYY 70 mm² dan dibumikan di kotak pembumian.
13.3.6 Material
Penyalur petir menggunakan metoda konvensional sistem Faraday, Spilzen yang digunakan
dengan dimensi ¾ x 30 cm, klem, radius proteksi 85 meter, penghantar dari spilzen ke panel
kontrol menggunakan nyy 70 mm kemudian dilindungi menggunakan conduit dia. 20 mm, panel
control grounding dengan dimensi 40x40 cm, dan bak grounding 1 buah dengan panjang
elektroda rod 4 meter, dan nilai grounding sebesar ≤ 2 ohm.
65
13.3.7. Pembumian dan Pengikatan.
13.3.7.1 Batang pembumian diameter 20 mm (minimal) dengan panjang sesuai ketentuan Gambar
Kerja, harus terbuat dari konduit/pipa baja lapis seng kelas medium standar SNI.070039
1987 atau pipa PVC standar SNI 0600842002 dengan kelas tekanan kerja 8kg/cm², dan
harus dilengkapi elektroda pembumian dari bahan tembaga atau baja berlapis tembaga
setebal 2,5 mm. Batang pembumian berikut elektroda pembumian harus ditanamkan ke
dalam tanah, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
13.3.7.2. Sambungan pembumian harus terletak dalam kotak untuk memudahkan pemeriksaan.
13.3.7.3. Pada setiap titik pembumian harus dibuat bak pemeriksaan untuk keperluan pengukuran
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
13.3.7.4. Bak pemeriksaan dibuat dari dinding bata dengan penutup pelat beton dan berukuran
sesuai petunjuk Gambar Kerja. Pada dasar bak diberi lapisan pasir setebal minimal 150 mm
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Bahan beton dan pengerjaan beton harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis 03300.
13.3.7.5. Konstruksi bangunan yang terdiri dari baja dan sistem elektrikal harus dihubungkan dengan
pembumian seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
13.3.7.6. Sambungan kabel pembumian harus dibuat secara lengkap baik elektrikal maupun
mekanikal.
13.3.7.7. Penghantar yang menuju ke bawah harus diklem seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
13.3.7.8. Semua bahan metal yang tidak meneruskan arus, seperti pipa, peralatan pengkondisian
udara, pompa dan lainnya harus dihubungkan dan diketanahkan ke ikatan di tanah atau ke
tempat pembumian terdekat di ruang peralatan, atau sesuai ketentuan Gambar Kerja dan
petunjuk Konsultan MK dan Tim Teknis PNP.
13.3.7.11. Tahanan pengetanahan pada setiap titik grounding bernilai maksimal 5 ohm
66
Pekerjaan sound system
Umum
Pekerjaan instalasi sistem tata suara pada proyek ini, meliputi pengadaan bahan dan
peralatan, pemasangan, pengujianpengujian dan perbaikanperbaikan selama masa
pemeliharaan, sehingga untuk sistem sound system dapat berfungsi dengan baik, sesuai
yang dikehendaki pekerjaan tersebut terdiri dari :
KARAKTERISTIK PERALATAN
a) AM/FM Radio Tunner
Sumber tegangan : 24 VDC
67
Tanggapan prekwensi : AM : 522 KHZ 1611 KHZ, 9 KHZ step
Input : FM : 87,5 MHZ 10,8 MHZ 50 KHZ step
Tuning control : Auto/manual switchable
Impedance output : 20 dB 10 k ohm unbalanced.
b) Pre Amp - Mixer
Sumber tegangan : 220 VAC main 50 Hz, 24 VDC
Tanggapan prekwensi : 40 16.000 Hz +/ 2 dB
Input : dapat menerima 5 input module, 20 dBv
Impedansi input : 200 k Ohm
Line output : 600 Ohm (balanced)
Output : 100 V 983 Ohm), 70 V (41 Ohm), 50 V (21
Ohm)
c) Power Amplifier
Sumber tegangan : 220 VAC main 50 Hz, 24 VDC
Daya output : 240 w max (ratarata 240 w)
Tanggapan prekwensi : 40 60.000 Hz +/ 2 dB
Input : 2 program units (parallel) 200 k Ohm
ballanced 0 dB 2 priority inputs (parallel)
200 k Ohm ballanced 0 dB.
Output : 100 V (42 Ohm), 70 V (21 Ohm), 50 V
(11 Ohm)
d) Four Cassette Player
Sumber tegangan : 220 V AC main
Tanggapan prekwensi : 100 8.000 Hz +/ 3 dB
Daya output : max 45 w (ratarata 30 w)
Auto Reserve, kecepatan tape +/ 4,75 cm/detik
e) Chime Module
Sinyal two note chime or gang (switchable)
Sounding tone : Chime +/ 2,5 sec
Control : 1 output level control 2 frequency control,
1 speed control.
f) Program Selector Module dan Zone Selector Module
Sumber tegangan : 24 V DC
Input : 12 input
Output : 80 output
g) Remote Microphones
Tipe : Undirectional Dynamic Microphone
Sumber tegangan : 24 V DC
Control : 12 individual controls and 1 all.call control
Output level : 0 dB 600 Ohm (ballanced)
Programming funcliong : 1 st in 1 st served priority, cascade priority
68
CARA INSTALASI
a) Peralatan Utama
Semua peralatan utama dari sound system hendaknya dipasang dalam rack equipment
yang ditempatkan diruang kontrol, secara rapi sehingga peralatan bisa berfungsi dengan
baik.
Sistem pemanggilan (paging desk), yang sudah dilengkapi dengan pre-amp, zone
selector dan lainlain, ditempatkan di meja operator.
b) Instalasi Kabel
Semua kabel yang ditarik harus dimasukkan de dalam pipa PVC dan dipasang sejajar
dan harus dihindari / dijaga jaraknya terhadap instalasi dari arus kuat (misalnya berjarak
30 cm).
Kabel catu untuk setiap laudspeaker mempergunakan NYMHY / shielded wire 3 x 1,5
mm2 atau setaraf, setiap kabel catu yang menuju loudspeaker harus dikeluarkan lewat
Tee Doos. Untuk jenis loudspeaker yang wall mounted, pemasangan kabel catu tetap
outbow, tetapi harus tetap dijaga kerapihan penarikannya dan tidak mengsampingkan
faktor estetika ruangan.
Pipapipa PVC yang ditarik harus diklem serta diberi penguat / pendukung yang kuat dan
ditarik secara rapi. Semua kabel yang akan dipasang harus disambung sesuai dengan
warna atau namanya masingmasing dan diadakan pengetesan mutu kabel sebelum
pemasangan. Pipa PVC yang dipakai type Haight Impact. Semua penyambungan kabel
harus dilakukan dalam kontak kontak penyambung yang dibuat khusus untuk keperluan
itu.
c) Instalasi Loudspeaker
Pemasangan ceiling, wall mounted loudspeaker dan harus disesuaikan dengan keadaan
ruangan dan dipasang serapi mungkin. Pemasangan dan peletakkan attenuator harus
disesuaikan dengan tata letak dan tata guna ruangan dan dipasang pada bed side table.
Pengkawatan yang menuju attenustor ini harus ditanam dan dimasukkan ke dalam pipa
PVC 1/2" kecuali untuk loudspeaker yang wall mounted. Semua loudspeaker dan
attenuator beserta perlengkapannya harus dipasang dengan cara yang telah disetujui
Konsultan MK.
Semua distribution box harus dibuat dari pelat tebal minimal 1,5 mm dicat anti karat dan
diakhiri dengan cat yang rata, warna abuabu. Distribution box harus mempunyai ukuran
seperti dipersyaratkan yang besarnya menurut kebutuhan sehingga jumlah dan ukuran
kabel yang dipakai tidak terlalu sesak, yang dilengkapi dengan kunci.
Tinggi pemasangan dari lantai 1,5 m dan dipasang di shaft seperti gambar detail.
Penyedia Jasa harus menyediakan semua peralatan tambahan yang harus dipasang
didalam beton / tembok atau pekerjaan pemasangan lainnya di tempattempat yang
perlu.
69
c) Pengetesan dan pemeriksaan instalasi tata suara yang terpasang.
d) Setelah terpasang sistem yang baik, wiring yang telah sesuai, maka pemeriksaan dan
pengetesan harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja dengan baik.
e) Pengetesan
Penyedia Jasa harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini
dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan
MK.
Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut
merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa. Peralatan bahan dan pengerjaan yang tidak
baik harus diganti dan diperbaiki oleh Penyedia Jasa untuk dicoba dan didemonstrasikan
kembali.
DAFTAR MATERIAL
Pekerjaan CCTV
Umum
Syaratsyarat Teknis Pekerjaan Instalasi CCTV yang diuraikan disini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan, dalam hal ini Syaratsyarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal
adalah bagian dari SyaratSyarat Teknis ini.
LINGKUP PEKERJAAN.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah semua pengadaan dan pemasangan instalasi
CCTV serta peralatan lainnya yang berkaitan dengannya, sebagai suatu sistem keseluruhan
maupun bagianbagiannya, seperti yang tertera pada gambargambar maupun yang
dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan.
Ketentuanketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi /
syaratsyarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan
harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
70
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem master TV sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang
ditunjuk pada syaratsyarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun
tidak tercantum pada Syaratsyarat Teknik Khusus atau gambar dokumen.
2 Kamera Pemantau
71
4. Perkabelan dan Pencabangan
Jaringan yang dibentuk adalah jaringan STAR (hubungan bintang)
Kabel yang digunakan untuk sinyal video dan audio adalah tipe UTP Cat 6
Kabel yang digunakan untuk sistem kontrol adalah dari jenis NYM 1 x 1,5 mm2
Kabel distribusi harus dipasangkan pada jalur race-way (cable tray) yang tersedia. Jalur
pemasangan kabel CCTV, bila menggunakan cabletray yang sama dengan kabelkabel
listrik tegangan rendah, harus dipisahkan sejauh minimal 20 cm.
5. OPERASIONAL
a. Kamera pemantau disebar pada tempattempat yang telah ditentukan dalam gambar,
Penyedia Jasa harus meninjau ketepatan lokasi terkait dengan kualitas dan cakupan
penerimaan sinyal. Apabila ada usulan perubahan terkait hal ini, maka harus dengan
persetujuan Pengawas dan Perencana.
b. Sinyalsinyal monitoring dari kamera diolah secara digital di dalam DVR
c. Kecuali untuk Monitor LCD Konsultan MK, perletakan perangkatperangkat utama harus
dalam panel 19’ standar, yang dilengkapi dengan double-top blower, extended power cord
dan surge arrester.
c. Umum
72
o Penyedia Jasa memasang dan menguji kabel yang dipasang dan memberi
keterangan jika terdapat kelainan (beda dari standard pabrik) serta
memperbaikinya.
o Penyedia Jasa menyediakan alatalat untuk pemasangan maupun untuk
pengujian.
o Penyedia Jasa tidak boleh menggabungkan kabel distribusi data dan telepon
dalam conduit instalasi listrik.
o Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap penerimaan material dari customer.
o Penyedia Jasa harus menutup instalasi kabel dengan sealseal pelindung
ditempattempat seperti shaft dan ruang mesin.
o Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap pencegahan korosi dan mengecatnya
untuk semua bracket, support, rak kabel dan lainlain yang telah terpasang.
URAIAN SYSTEM
SYARAT-SYARAT SYSTEM
a. Penawaran yang diajukan mencakup seluruh spesifikasi yang diperlukan kecuali untuk
daftar itemitem yang termasuk didalam “syaratsyarat tambahan”.
b. Struktur system jaringan kabel data dan telepon/voice harus terdiri dari beberapa atau
seluruh subsistem di bawah ini :
o Lokasi kerja system jaringan.
o Sistem jaringan horizontal
o Administrasi system jaringan
o Sistem jaringan backbone
o Sistem peralatan utama
c. Sistem Harus
o Mendukung penggunaan analog dan digital voice, data, Local Area Network (LAN),
peralatan tegangan rendah untuk system kontrol dan pengaturan gedung. Data
NetworkIEEE 802.3, 10 BaseT, 10 Base FL, 100 BaseTX, Token Ring, Giga Bit
100 BaseT, Twisted Pair-Distributed Data Interface (PTDDI).
o Mampu bekerja optimum dengan sesedikit peralatan.
o Flexible dan dapat bekerja dengan adanya fasilitas dan technology yang baru.
o Peralatan yang ditawarkan dapat beroperasi secara terus menerus tanpa mengalami
penurunan kinerja selama 24 jam, 365 hari pada suhu +15 sampai 40°C dengan
kelembaban relatif antara 5% sampai 95% (tidak terjadi pengembunan/kondensasi).
C O N D U IT
a. Tidak diijinkan adanya sambungan kabel dalam conduit atau pelindung kabel.
b. Pemeriksaan sambungansambungan Tee, Elbow, dan lainlain diijinkan dengan
persetujuan Konsultan Konsultan MK.
c. Semua ujungujung conduit harus dihaluskan dan fittingfitting sambungan setidaknya
harus masuk 10 mm kedalam kotak sambungan.
73
d. Setiap conduit yang ditanam didalam lantai beton, kedalaman minimum adalah 100 mm
dari permukaan lantai beton dan penempatan sisi ujung conduit sedekat mungkin dan
tegak lurus terhadap dinding.
e. Draw aire (kawat pancingan kabel) harus terpasang pada semua spring conduit uPVC.
f. Seluruh kabel yang terpasang harus di dalam conduit atau flexible conduit.
PENGKABELAN
1. Umum
a. Kabel tidak diijinkan terpasang dalam kondisi tertarik, kecuali jika memang perlu
kabel tersebut harus diikat pada rak kabel.
b. Sepanjang kabel antara kotak sambung tidak diperkenankan adanya sambungan
kecuali dikehendaki dalam spesifikasi teknik, semua sambungan hanya diijinkan
memakai terminal box yang sesuai dengan ketentuan disain Structured Cabling
System (SCS).
c. Agar spesifikasi system tidak terpengaruh dengan adanya jalur kabel tenaga, maka
harus diperhatikan jarak antara jalur kabel data dan tenaga dengan mengikuti
ketentuan table sebagai berikut :
Keterangan :
o Semua kabel yang terpasang, harus memenuhi minimum bending radius sesuai
dengan spesifikasi pabrik pembuat untuk setiap ukuran dan jenis kabel.
o Pangkabelan back bone menggunakan Fibre Optic .
o Semua permukaan / bagian mekanikal pelindung kabel harus dipastikan tidak
akan menyebabkan kerusakan terhadap kabel.
2. Bahan
a. Semua instalasi kabel harus terpasang pada rak kabel atau conduit uPVC.
b. Kabel yang melewati ujung plat besi harus dipasang karet pelindung, sleeve untuk
mencegah keruskan isolasi kabel. Semua kabel yang terpasang didalam dinding harus
tegak lurus mengarah kebawah atau keatas menuju peletakan outlet.
SISTEM DESAIN
74
Seluruh kawat Cat. 6 UTP memiliki separator masingmasing spare terdiri dari 8
kawat isolasi 4 AWG, jenis solid, mempunyai 4 kode warna yang tidak mudah
terbakar.
Kedua ujung kawat harus terpasang dengan plug modul 8 posisi (RJ 45).
Seluruh spesifikasi plug modul dari FCC CFR 4 part 68 subpart F dan IEC 6037
dan dilapisi dengan emas setebal 50 microinches pada bagian konektornya.
Seluruh kawat modul terbungkus dengan isolasi yang kuat dan ringan.
Tersedia kawat standard patch cord dengan ukuran panjang standar
3,5,7,10,15,20 feet atau sesuai dengan permintaan.
Spesifikasi kelistrikan :
Maksimum DC Resistant : 9.38 ohms/100m
Maksimum kapasitas antar kawat : 17.5 pF/ft (56Pf/m)
Karakteristik impedansi : 100 ohms +15% pada Frek. 1100MHz
Kawat yang dipakai hantarannya telah diuji standard giga bit dan dijamin oleh
principal.
75
Conduit yang dipasang oleh Penyedia Jasa tidak boleh lebih dari 30.5m (100ft)
dan tidak diijinkan terdapat lebih dari dua bengkokan bersudut 90°.
Kabel horizontal
. Kabel tembaga UTP Cat.6 – 4 pairs
Kabel UTP Cat.6 harus 100 ohms, 4 pairs.
Kabel UTP Cat.6 yang digunakan harus sesuai dengan lingkungan.
- Outlet
Outlet yang disediakan oleh Penyedia Jasa tipe RJ45 untuk kabel UTP Cat.6.
Standard outlet modul untuk jack / plug 4 dan 6 pin dan kabel 24 AWG.
Seluruh flush mounting yang 8 pin terpasang cocok dengan flush mounting
standard.
Setiap faceplate harus dipasang dengan outlet RJ45.
Outlet harus dikonfigurasi ulang untuk penggunaan yang berbeda jika
diperlukan.
Outlet harus cocok dengan penggunaan EIA/TIA 568 Cat. 6.
Kabel yang menuju ke outlet harus dipasang dari bawah outlet.
Outlet tidak boleh ditempatkan dilokasi yang memungkinkan resiko kerusakan.
Faceplate harus tertutup untuk mengurangi resiko terkontaminasi dengan debu
atau lainnya.
Setiap faceplate harus terpasang dengan inbow box.
Nama plate harus bersih dan berisi informasi nomor socket, nomor outlet, lantai
dan kabinet.
Kategori 6 : Modular jack. Data informasi outlet untuk 100 ohm 22 – 26 AWG
kabel tembaga harus berisi :
· Tersedia warna hitam, putih, abuabu, kuning gading dan kuning gading
terang.
· Mampu memuat minimum 2 dari 8 posisi / 8 penghantar modul jack.
· Mampu menerima minimum 200 reterminasi tanpa terjadi penurunan sinyal.
· Modular jack compatible untuk standard TIA 568A atau 568B.
· Mudah dipindahpindahkan dengan faceplate tetap berada ditempatnya dan
jack / plug dapat melewati faceplate tanpa mengubah terminalnya.
· Terdapat pintu yang berengsel untuk area yang sangat terkontaminasi
dengan debu.
· Memberi identitas jaringan dengan kode warna.
· Dibuat dengan ketahanan terhadap tekanan dan panas.
· Tersedia kabel serabut ScTP versi 100 ohm.
Spesifikasi :
· ANSI, TIA, EIA568 dan ISO/IEC 11801 Category 6.
Faceplate
· Faceplate dapat digunakan baik untuk fiber ataupun tembaga atau coaxial.
76
· Label identitas jaringan ditutup dengan plastik transparan.
· Faceplate tersedia dalam konfigurasi 1 dan 2 kelompok.
· Standard warna pengkodean putih, abuabu, kuning hitam dan kuning tua.
· Tersedia pilihan adapter modul.
· Tersedia pilihan stainless steel.
· Lubang modul angle.
- Distribution frame :
Distribution frame dipasang secara berurutan secara rapi dan didesain
sedemikian rupa agar mudah dilakukan perubahan untuk pengembangan
system.
Distribution frame harus mampu mendukung penggunaan Cat.6 dan mempunyai
fasilitas interkoneksi dan koneksi silang.
Setiap distribution frame terpasang pada kabinet dengan kapasitas terminal
ditambah 25% untuk pengembangan.
Terminasi kabel tembaga patch panel.
Modular patch panel :
· Panel harus terbuat dari alumunium anodized dengan konfigurasi 24, 28, 32,
48, 64, dan 96 port.
· Panel yang digunakan harus mendukung UTP, adapter fiber SC dan ST
kabel coaxial.
· Panel mempunyai port yang mudah diganti dengan melepas dari depan
untuk memodifikasi atau mengkonfigurasi.
· Nomor identitas harus dipasang dibelakang dan didepan panel.
· Pemasangan slot sesuai dengan ANSI/EIA310.
· Mengikuti spesifikasi kelistrikan di area kerja outlet.
77
· Kesepuluh kawat yang mempunyai kapasitas tinggi dipasang didepan rack
agar dapat dipakai untuk kabel horizontal maupun vertical serta mudah
ditekuk dan diikat tanpa menggunakan baut ataupun peralatan lainnya.
· Rack harus mempunyai standard mounting hole ANSI/EIA310C dan kabel
terlihat dari depan, belakang dan depan channel
· Rack harus terbuat dari alumunium yang dicat hitam dan digunakan
grommet untuk kabel cadangan.
· Rack harus mempunyai 2 pilihan kabel channel vertical 152 mm (6 inchi) x
2.1m (7ft) dan 76 mm (3 inchi) x 2.1 m (7ft) dan dapat ditempatkan diantara
rack.
· Pada channel terpasang penahan kabel yang tergantung di kiri atau kanan
dan dapat ditempatkan sembarang posisi terhadap channel.
d. Kabel Jumper
- Penyedia Jasa harus menyediakan kabel jumper untuk sambungan silang dan
interkoneksi diblok terminal.
- Tipe kabel jumper yang digunakan harus mengikuti EIA/TIA Cat.6 dan blok terminal
harus digunakan seperti punch atau patch panel atau LIU.
- Kabel sambungan diberi kode warna dan tersedia versi 1, 2, 3 dan 4 pairs.
- Penyedia Jasa harus menyediakan patch cord untuk block terminal patch panel.
- Harus tersedia patch cord versi 1, 2, 3 dan 4 pairs dengan panjang 2ft sampai 9ft.
- Patch cord harus terpasang label untuk mencegah kerusakan akibat tertukarnya
kabel.
- Patch cord :
- Penyedia Jasa harus menyediakan patch cord untuk patch panel dan terminal block.
78
- Penyedia Jasa harus menyediakan penangkal petir dan kabel grounding untuk
setiap rak dan equipment.
- Penyedia Jasa menyediakan peralatan proteksi terhadap sistem yang dipasang.
f. Approval Manufacture
Penyedia Jasa harus menyarankan dan memasang seluruh peralatan sistem
telekomunikasi yang disediakan oleh pabrik pembuat tersebut di bawah ini :
PENGALAMAN PERUSAHAAN
Penyedia Jasa harus memberikan referensi daftar proyek yang pernah dikerjakan.
SURAT PENGHARGAAN
Penyedia Jasa harus melampirkan surat penghargaan dari customer.
JAMINAN
Penyedia Jasa harus memberikan jaminan selama 25 tahun terhadap peralatan, 5 tahun jaminan
operasional seperti yang diterangkan dalam dokumen ini semenjak penyerahan. Principle
menjamin produk yang terinstal, mencover atau memenuhi draft final Cat. 6.
PENGETESAN INSTALASI
Harus dilakukan pengujian terhadap instalasi jaringan untuk menjamin bahwa system akan
bekerja sesuai dengan spesifikasinya. Pengetesan jaringan kawat tembaga berikut ini adalah
minimal pengujian jaringan kawat tembaga yang dipeprlukan.
a. 100% uji hantar dan polaritas.
b. 100% uji pengkabelan horizontal dengan Cable Flux – Gigabit Tester TSB67 level II Cat.
6 termasuk pengujian NEXT dari ujung bawah.
c. 1 lembar laporan tertulis untuk setiap pengujian dan disimpan dalam CD.
Berikut setup yang diperlukan untuk pengujian jaringan kabel tembaga : Tester
ditempatkan pada ujung kabel outlet atau peralatan, dan test lead.
DOKUMENTASI
Dokumentasi instalasi terpasang harus dipersiapkan sebagai berikut :
a. Jalur kabel pada gambar ditandai dengan warna merah
b. Denah lantai
79
c. Jaringan instalasi kabel lengkap dengan ukuran
d. Diagram system cabinet
e. Frame layout system jaringan instalasi
f. Sistem jaringan instalasi sesuai dengan sertifikasi
g. Berita Acara Pengetesan
h. Uraian jadwal pemeliharaan
i. Buku petunjuk operasi
j. Laporan pengetesan jaringan kabel
k. Induksi antar pasangan kabel tembaga ITC rendah
l. Hard copy yang di approved oleh principle
m. Soft copy yang di approved oleh principle
n. Menyerahkan spesifikasi teknis, part number (technical catalogue)
o. Menyerahkan gambar instalasi terpasang (As built drawing)
Kemampuan deteksi dari smoke detector yang digunakan adalah sekitar 70 m2, sedangkan
kemampuan heat detector mempunyai daerah deteksi sekitar 40 m2.
Pengkabelan detektor menggunakan kabel AWG 1 pair yang diletakkan di dalam konduit PVC
high-impact heavy gauge.
Untuk memungkinkan sistem tetap beroperasi pada saat terjadinya pemadaman sumber daya
utama, FACP dilengkapi dengan charger dan standby battery yang mampu digunakan minimal
20 jam.
Untuk menghasilkan sinyal alarm secara audio, digunakan vibrating bell berkekuatan min. 90
dB pada tiap zone, sedangkan sinyal visual dihasilkan oleh alarm lamp berwarna merah.
Manual station dipasang untuk memungkinkan diaktipkannya sistem secara manual apabila
seseorang melihat adanya kebakaran sebelum detektordetektor bereaksi. Pada proyek ini
digunakan 2 sistem fire alarm terpisah, masingmasing untuk bangunan utama dan bangunan
power house.
80
13.4.3. LINGKUP PEKERJAAN.
a. Pengadaan, pemasangan serta penyetelan unit pengontrol (fire alarm control panel
FACP / master control fire alarm - MCFA) berbasis mikroprosesor, kapasitas 4 zone untuk
bangunan Gedung.
b. Pengadaan serta pemasangan unit deteksi (detection unit / detector).
c. Pengadaan serta pemasangan kabel terminal box.
d. Pengkabelan sistem fire alarm dari FACP sampai unitunit deteksi / detektor.
e. Mengadakan pengujian menyeluruh sehingga sistem tersebut dapat berfungsi dengan
baik dan benar.
13.4.4. KOMPONEN-KOMPONEN
Komponenkomponen yang termasuk dalam unitunit deteksi adalah manual station serta fire
detector.
Kedua jenis ini mempunyai berbagai tipe yang dirancang sesuai dengan keperluan. Dipilih
detector yang sesuai untuk masingmasing ruangan tersebut yaitu untuk bagian perkantoran
digunakan heat detector dan untuk ruangan dengan kemungkinan pengumpulan asap
digunakan detector yang lebih peka, yaitu smoke detector.
81
kecepatan asap yang dapat di deteksi : max 300 feet
e. Alarm Bell.
Alarm bell harus tipe vibrating, seluruh bell harus bekerja pada 24 VDC polarized dengan 6
gong, kecuali disebut lain dalam gambar. Pemasangan pada ketinggian 75 cm di bawah
langitlangit dengan cara "semi flush", minimum output suara adalah 90 dB atau lebih besar
pada jarak 10 ft.
f. Alarm Horn.
Alarm horn harus cocok untuk pemakaian di dalam gedung maupun di luar gedung. Semua
alarm horn bekerja pada 24 VDC polarized dengan level suara minimum 95 dB pada jarak
10 ft. Tipe pemasangan adalah semi flush mounted.
82
lampu "bell circuit trouble" yang menyatakan adanya gangguan pada rangkaian
bell/horn.
lampu "common alarm" yang menyatakan terjadinya alarm di sistem akibat
detektor bekerja.
lampu "common trouble" yang menyatakan terjadinya trouble di sistem tersebut.
Agar tetap beroperasi selama catu primer 220 V terputus, digunakan catu daya
cadangan berbentuk stand-by battery yang mampu beroperasi selama minimum 20
jam (termasuk operasi bell dan alarm). Catu daya cadangan diletakkan di dalam
FACP. Jenis batere yang digunakan adalah NiCad.
Alat pengisi batere di letakkan di dalam FACP yang dilengkapi dengan booster
power supply untuk memperbesar kapasitas arus bagi keperluan bell dan lain
sebagainya.
83
Lampu kuning akan menyala (trouble lamp) disertai tandatanda yang dapat
didengar (buzzer).
d. Dari hasil pengerjaan tersebut harus diserahkan diagram pengawatan lengkap (as built
drawing) beserta petunjukpetunjuk operasional lainnya.
e. Setiap selesai satu tahapan pekerjaan, harus dilakukan pemeriksaan ulang sebelum
dilakukanpengetesan secara keseluruhan.
84
f. Penyedia Jasa harus dapat bekerja sama atau dapat dikoordinasikan dengan bagian
pekerjaan lain, sehingga apabila ada pekerjaan tambahan karena kurang koordinasi,
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
13.4.6. TRAINING.
Penyedia Jasa harus secara lengkap menyediakan operator instruction manual dan memberikan
minimum 7 hari training di lapangan kepada operator dari pihak Pemberi Tugas sampai dapat
diterima kecakapannya.
Pengetesan terakhir (commissioning test) sesudah pemeriksaan akhir (final inspection), kalibrasi
dan lainlain harus dilakukan pihak Penyedia Jasa dengan dihadiri oleh pihak Direksi / Konsultan
MK dan Konsultan Perencana.
13.4.8. M E R K.
Seluruh komponen sistem fire alarm harus diusahakan sedapat mungkin dari satu merk untuk
menjamin service setelah sistem terpasang.
Komponen utama fire alarm ex Boss
Kabel instalasi ex Belden, LS
Cable conduit ex BOSS atau CLIPSAL
a. Pekerjaan System :
System deteksi kebakaran dan system alarm pada ruanganruangan dikontrol oleh
FACP, yang pada prinsipnya apabila terjadi kebakaran akan dideteksi oleh detektordetektor
dimana dalam hal ini menggunakan „heat detector‟ Ret of Rice Detector dan Smoke Detector
yang terdiri dari zone-zone dan dikontrol oleh FACP.
b. Standar / Rujukan
a. National Fire Protection Association (NFPA)
b. National Electrical Manufactures Association (NEMA)
c. Spesifikasi Teknis 16400 – Distribusi Tegangan Rendah
85
c. Lingkup Pekerjaan :
1. Pengadaan dan pemasangan :
o Cable Terminal Box (CTB) serta instalasi pengabelan dari CTB ke detektor, dan seluruh
peralatan penunjang/aksesoris untuk seluruh peralatan.
2. Penyedia Jasa wajib melampirkan brosur dari setiap material yang akan dipasang dan
memberikan contoh material untuk disetujui oleh pihak Konsultan MK Lapangan/Manajemen
Konstruksi dan atau oleh Konsultan Perencana.
a. Penyedia Jasa harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pel aksanaan untuk
disetujui Konsultan MK Lapangan. Semua Gambar Detail Pelaksanaan harus segera
diserahkan sebelum pengadaan bahan agar diperoleh waktu yang cukup untuk
memeriksa. Semua Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan harus berisi semua
informasi yang mendetail dan dibutuhkan.
b. Bila terdapat perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan lainnya atau Gambar
Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Penyedia Jasa harus menyampaikan hal ini kepada
Konsultan MK Lapangan untuk pemecahannya.
c. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan lokasi bahan dan peralatan, jalur kabel dan
sambungan. Gambar Kerja ini harus diikuti seseksama mungkin. Dalam menyiapkan
Gambar Detail Pelaksanaan, Gambar Arsitektural, Struktural dan gambar lain yang
berhubungan, serta semua elemen harus diperiksa dimensi dan ruang bebasnya.
d. Penyedia Jasa harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan Penyedia Jasa
lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua
peralatan dapat dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
e. Kabel dari CTB ke sirkuit detektor menggunakan kabel PVC dengan inti penampang
tembaga 1,5 mm2.
f. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel kalau tidak dilakukan pada terminal box
atau panel.
g. Dimana diperlukan pemasangan flexible conduit, maka haruslah dipasang sekalipun tidak
disebutkan dalam gambar.
86
13.5.3. CABLE TERMINAL BOX (CTB)
a. CTB harus terbuat dari bahan besi plat dengan tebal minimum 1,5 mm yang dilengkapi
dengan pintu dan kunci.
b. Semua hubungan dibuat dengan sistem screw connection.
c. Panel.
d. Panel harus memiliki kapasitas untuk mengakomodasikan modul panel kontrol, modul
masukan dan keluaran, modul sumber daya dan peralatan penting lainnya untuk
melengkapi sistem tanda kebakaran dengan jumlah zona sesuai ketentuan Gambar Kerja.
e. Sistem.
Sistem akan meliputi, tetapi tidak terbatas pada peralatan berikut :
- Lampu uji di bagian dalam
- Suplai AC atau DC tambahan
- Tanda peringatan dan tanda bahaya tambahan
f. Panel Kontrol.
Panel kontrol pusat harus terdiri dari modul – modul komponen sepraktis mungkin. Modul
panel harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :
2 (dua) buah kawat rangkaian penggerak sinyal
Panel pengamat / annunciator panel, lampu sinyal dan bel peringatan. Sebagai
pemberitahuan, bila lampu sinyal tidak berkedip, bel peringatan akan berhenti. Buatan
Gent, Nohmi, Simplex, Notifire.
a. Alat Pendeteksi.
Umum.
- Alat pendeteksi panas untuk bangunan akan beroperasi pada temperatur 4.20C sampai
450C.
- Alat pendeteksi harus dari tipe dua ruangan yang dapat beradaptasi pada berbagai
temperature kelembaban dan faktor lainnya. Kepekaan alat pendeteksi harus dapat diatur.
- Setiap alat pendeteksi harus berisi indikator visual integral yang menunjukkan kondisi siap
siaga.
- Alat atau peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian, penyetelan dan kalibrasi harus
disediakan oleh Penyedia Jasa.
- Alat Pendeteksi Panas.
Alat pendeteksi panas harus terdiri dari tipe – tipe tersebut :
Tipe rate of rise. Alat ini didesain untuk mendeteksi kenaikan temperatur yang cepat atau
tidak normal.
- Tipe fixed temperature
87
Alat ini akan bekerja bila temperatur udara dalam ruang mencapai angka tertinggi
yang telah ditentukan.
88
13.13.6. PEMASANGAN.
a. Sistem tanda kebakaran harus memberikan pendeteksian api secara otomatis pada
setiap bagian bangunan. Rangkaian penggerak sinyal terdiri dari 2 (dua) buah kawat
yang dihubungkan dengan akhir jalur resistor.
b. Alat pendeteksi panas pada umumnya harus dari jenis pemasangan di langit – langit
dengan sinyal berkedip yang dihubungkan ke panel kontrol yang ditempatkan pada
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja.
c. Panel kontrol harus dapat diperluas / ditambah sehingga mampu menampung
perlengkapan sinyal pendeteksi api pada tempat – tempat yang ditentukan. Persyaratan
ini harus dikoordinasikan dengan Konsultan MKsebelum pengadaan peralatan. Sumber
daya dan / atau tegangan kerja ke panel kontrol adalah 220V/50Hz/1fase.
d. Tanda peringatan untuk mengosongkan ruangan / bangunan harus tanda peringatan
yang dapat didengar yang disetujui Konsultan MK dan dipasang pada tempat – tempat
sesuai petunjuk Gambar Kerja
Keteranganketerangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambar tetapi perlu
untuk pelaksanaan dari pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam
pekerjaan ini.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan peralatan AC Sistem
tipe multi split AC inverter terdiri dari satu unit out door dan 1 unit indoor sbb. :
89
a. Air cooled Split system terdiri atas:
1) Unit AC
# AC Splite Wall Mounted, INVERTER R32 kap.8.500 Btuh Type
STKQ25UV (Daikin)
# AC Splite Wall Mounted, INVERTER R32 kap. 11.900 Btuh Type
STKQ35UV (Daikin)
# AC Splite Wall Mounted, INVERTER R32 kap. 20.500 Btuh Type
STKQ60UV (Daikin)
# AC Splite Wall Mounted, INVERTER R32 kap. 17.100 Btuh Type
STKQ50UV(Daikin)
# AC Cassette R. Flow, INVERTER R32 kap29.000 Btuh Type SCFC85DV
(Daikin)
# AC Cassette R.Flow, INVERTER R32 kap. 20.500 Btuh Type SCFC60DV
(Daikin)
3) Local Group Controller (LGC) dan Multi Function Control Center (MFCC)
4) Sistem pemipaan refrigerant beserta isolasinya dan alatalat bantu yang diperlukan.
5) Sistem pemipaan drainage (pengembunan) beserta isolasinya dan alatalat bantu
yang diperlukan.
c. Integrasi dan pengujian sistem / instalasi sampai berfungsi dengan baik dan dapat
diterima.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Penyedia Jasa
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi / Konsultan MK, Konsultan atau pihak
lain yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Penyedia Jasa harus
bertanggungjawab atas kerugiankerugian yang mungkin terjadi.
Dalam hal ini, Penyedia Jasa harus memperhitungkan di dalam harga air cooled Ducted
Split air conditioner system segala biaya pengetesan di lapangan serta pengadaan
listrik kerja.
Sistim / tata cara pengetesan harus disampaikan secara tertulis dua minggu sebelum
jadwal pengetesan.
90
13.6.3. PELAKSANAAN INSTALASI AC SPLIT .
a. Pengecatan.
Penyedia Jasa harus mengecat semua rangka penggantung, rangka penyangga, semua
unit yang dirakit di lapangan dan unitunit yang diperlukan serta bahanbahan yang mudah
berkarat dengan lapisan cat dasar sesudah itu dicat lagi dengan persyaratan pengecatan
yang harus sesuai untuk bahan masing masing.
Cat yang digunakan adalah ICI atau JOTUN.
b. Peredam Getaran.
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration damper)
pada seluruh peralatan yang menimbulkan getaran (terutama OCU).
Type disesuaikan dengan mesin yang bersangkutan berdasarkan rekomendasi pabrik.
2) Pipa drain dan fittingfittingnya harus dari jenis PVC (polyvinyl chloride) kelas AW
dengan metode penyambungan antar pipa atau antara pipa dengan fitting
menggunakan solvent cement (SCJ solvent cement joint).
Merek pipa dan fitting RUCIKA atau WAVIN.
4) Metode pemasangan pipa drain ke drain pump kit unit FCU harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik, sesuai dengan gambar rencana.
5) Pemasangan pipa drain harus rapi dan kokoh, dipasang di antara plafon dengan pelat
lantai diatasnya dengan cara diletakkan di atas rak kabel / rak pipa atau digantung
dengan penggantung pipa.
Untuk pemasangan pipa drain yang digantung, jarak antarpenggantung tidak lebih dari
2 meter.
Penggantung pipa harus terbuat dari pelat baja strip 30 mm x 3 mm, dilengkapi dengan
batang baja diameter 1/2" yang ujungujungnya berulir untuk levelling. Pemasangan
penggantung ke pelat baja dilakukan dengan ramset / dynabolt.
91
Penggantung harus dicat dengan lapisan cat dasar (primer) dan dicat akhir dengan cat
besi ex ICI warna hitam (R 40440009).
d. Pemipaan Refrigerant.
1). Pemipaan refrigerant liquid side dan gas side serta equalizing (untuk tipe Ducted Split)
menggunakan pipa tembaga berkualitas tinggi type L (berdasarkan American
Standard Specification, Copper Tubes, ASTM B88 Seamless Copper Water Tube) atau
jenis oxidized phosphorous seamless copper pipe menurut standar JISH3300C1220T.
Ketebalan pipa tembaga / pipa refrigerant tersebut paling tidak sebagai berikut:
2) Pemipaan dilengkapi dengan accessories yang diperlukan, antara lain refnet joint,
header, isolasi, elbow dan lain sebagainya sesuai dengan standar pabrik sehingga
diperoleh instalasi pemipaan yang memuaskan.
3). Dimensi (diameter) pipa tembaga yang digunakan untuk masingmasing peralatan
(OCU, EVB), baik liquid maupun gas side harus sesuai dengan standar pabrik
sehingga diperoleh sistem operasi serta performance yang memeuaskan.
4). Seluruh pemipaaan refrigerant sisi gas (gas side), harus diisolasi dengan thermaflex,
sedangkan pemipaan sisi cairan (liquid side) tidak diisolasi.
Refnet Joint sisi gas juga harus diisolasi dengan styrofoam yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuat.
5). Untuk satu jalur pemipaan, dari OCU menuju Refnet Joint, antar Refnet Joint dan dari
Refnet Joint menuju FCU, pipa refrigerant gas dan liquid diikat bersama dengan cable
ties dan diberi label untuk penandaan yang mempermudah perawatan.
92
6). Metode pemasangan pipa refrigerant ke unitunit OCU adalah flare connection (liquid
side) dan brazing connection (gas side) dengan cara sesuai rekomendasi pabrik.
Sedangkan untuk unit EVB, metode penyambungan untuk kedua sisi adalah flare
connection.
7). Penyambungan pipa refrigerant dengan Refnet Joint dan antara pipa dengan fitting
menggunakan metoda solder, dengan bahan pengisi tanpa flux jenis hard solder yang
memenuhi standar JIS BCup2 (phosphor copper solder).
Soldering temperature 735 – 840 o C, breaking strength 25 kg/mm2, jointing distance
0.05 0.2 mm.
Setiap penyambungan dengan solder harus dilakukan dengan teliti, hasil penyolderan
padat, arah penyolderan ke bawah atau ke samping (dihindarkan ke arah atas).
8). Harus diusahakan penggunaan panjang pipa yang maksimal untuk mengurangi titik
penyambungan / titik solder antar pipa.
9). Semua pipa refrigerant harus dipasang secara rapi dan sejajar, diletakkan di atas cable
ladder sesuai dengan gambar rencana.
10) Bila diperlukan penyangga, ukuran penyangga/klem disesuaikan dengan ukuran pipa
dan isolasinya sedemikian, rupa sehingga tidak merusak isolasinya serta memudahkan
pemeliharaan / perbaikan pemipaan di kemudian hari.
2). Semua EVB dipasang benarbenar mendatar dan harus ditumpu dengan baik.
Gantungan harus dipasang pada konstruksi struktur dengan kuat menggunakan
dynabolt, dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan.
Hasil akhir pemasangan EVB terhadap plafon harus bebarbenar rapi dan rapat, tanpa
celah antara panel dengan plafon.
3). Posisi pemasangan unitunit outdoor (OCU) direncanakan di lahan OCU di Lantai atas,
sesuai dengan gambar rencana.
Dalam hal ini Penyedia Jasa diwajibkan untuk memeriksa kembali posisi penempatan
OCU dan menyarankan posisi yang terbaik untuk mencapai operasi yang memuaskan.
93
Untuk meredam getaran, di antara unit OCU dengan kanal C sebagai penumpu
diselipkan vibration damper jenis neophrene rubber pad dengan ketebalan minimum 5
cm atau sesuai dengan rekomendasi pabrik.
. Sistem kontrol antara OCU dengan EVB dilakukan secara "super wiring system
dengan twin cable multiplex transmission system".
. Setiap unit EVB pada suatu sistem harus dapat dikontrol secara independent,
baik secara lokal ataupun secara terpusat, sehingga dapat diperoleh operasi yang
efisien.
Di samping itu, controller dilengkapi dengan timer yang mampu mengatur saat
operasi unitunit secara individu atau group dengan basis waktu mingguan.
94
. Controller dilengkapi dengan LCD display yang akan menampilkan seluruh
kemampuan pengontrolan dan inspeksi.
. Pengawatan antara controller dengan unitunit EVB dilakukan dengan polar twin
wire (NYMHY) dengan kemampuan jarak sampai 500 meter.
Merek kabel adalah SUPREME .
. Seluruh EVB harus dilengkapi dengan rangka isolasi (installation casing), bak air
kondensasi (drain pan), drain pump kit, saringan pembersih udara (cleanable
filter), pipa drain yang diisolasi, motor effisiensi tinggi, fan (kipas) jenis direct fan
dan motor.
. Putaran fan motor pada kecepan tinggi (high speed) tidak boleh melebihi Noise
(dBA) 77.
Seluruh bagian yang bergerak harus diseimbangkan terlebih dahulu (balanced)
oleh pabrik.
. Seluruh motor fan indoor, motor fan condenser dan compressor harus dilengkapi
dengan pengaman arus lebih.
Seluruh spesifikasi teknik pekerjaan listrik harus memenuhi syaratsyarat teknis instalasi
listrik sebagimana diuraikan pada bab terdahulu. Apabila diperlukan spesifikasi teknis yang
lebih khusus untuk memenuhi persyaratan pabrik, Penyedia Jasa diwajibkan mengajukan
penjelasan kepada Direksi/Konsultan MK untuk disetujui.
b. Lingkup Pekerjaan.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu
sistem keseluruhan maupun bagianbagiannya, seperti yang tertera pada gambargambar
maupun yang dispesifikasikan.
95
spesifikasi/syaratsyarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang
ditunjuk pada syaratsyarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun
tidak tercantum pada Syaratsyarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.
Pekerjaan ini meliputi :
a. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel OCU dan FCU (PPOCU dan
PPFCU).
b. Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah lengkap dengan
terminasi (sepatu kabel) yang diperlukan, menghubungkan PPOCU dan PPFCU ke
unitunit OCU dan FCU.
c. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi kontrol A/C, dari OCU ke FCU, antar FCU,
antara LGC / MFCC ke FCU.
d. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan peralatan A/C dan panel
menuju ke titik pentanahan atau grounding riser sistem listrik terdekat.
c. Gambar-gambar.
Gambargambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di
dalamnya dicantumkan besaranbesaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.
Pengerjaan pemasangan peralatanperalatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan
dengan memperhatikan standar pemasangan yang berlaku.
13.6.5. PENGUJIAN.
a. Sebelum dilakukan pengujian (testing & commissioning), Penyedia Jasa diwajibkan
menyerahkan prosedur pengujian atau SOP pengujian untuk disetujui oleh Direksi /
Konsultan MK paling lambat 2 (dua) minggu sebelum jadwal pengujian dilakukan.
b. Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan baik secara kontinyu
selama 12 jam.
c. Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistem sesuai atau
mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.
96
d. Semua peralatan pengujian dan pengukuran harus ditera sebelum dan setelah
dipergunakan.
e. Alat uji dan alat ukur harus disediakan secara lengkap oleh Penyedia Jasa.
f. Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat suhu udara luar mencapai
29 o C 35 o C.
g. Penyedia Jasa diwajibkan menyerahkan seluruh rekaman (computer print out) data
operasional sistem A/C
b. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan peraturan
peraturan dan undangundang yang berlaku, serta tidak bertentangan dengan ketentuan
ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja.
c. Pemborong harus meminta izinizin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan instalasi
yang dinyatakan dalam spesifikasi ini atas tanggungan Pemborong.
d. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruanganruangan agar peralatanperalatan
yang diserahkannya adalah kualitas terbaik, bahwa cara pelaksanaan pengerjaan
dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik. Dan bahwa instalasi yang diserahkannya
adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik, tanpa mengurangi atau menghilangkan
97
bahanbahan/peralatanperalatan yang sewajarnya disediakan, walaupun tidak
disebutkan secara nyata dalam persyaratan ini ataupun tidak dinyatakan secara tegas
dalam gambargambar yang menyertai persyaratan teknis ini.
e. Pemborong harus menyediakan peralatan, alatalat pengatur dan alatalat pengaman
tambahan yang diwajibkan oleh ketentuanketentuan dan peraturan yang berlaku di
Indonesia.
98
b. Semua pemipaan GIP yang akan dipasang harus class Medium standart BS 1387
dengan merk buatan PPI, Bakrie, Spindo.
c. Semua Gate Valve kecil dari 2 ½ inci digunakan tipe screw kapasitas 10kg/cm² dan
diatas ukuran 2 ½ inci digunakan tipe plange kapasitas 16kg/cm² merek shilla Versa
atau Showa.
d. Semua Out door Hydrant Box dengan proses pembuatan dust remover, phospating
dan zincchoramate primer serta poses finishing top coat powder coating red signal
ukuran dimensi 95x66x20 cm dengan tebal plat 1,2 mm MILD STEEL merek
Hooseki atau Ozeki.
e. Hose Rell mampu menahan tekanan ± 250 p.s.i (18kg/cm² , tahan terhadap panas
121ºC150ºC dan dingin 70ºC dengan ukuran dimensi 2½”x30 meter merek Hooseki
atau Ozeki.
f. Hose Nozzle tipe jet & Spray dengan ukuran 21/2” tinggi 62cm berat 2000gc terbuat
dari material Brass merek Hooseki.
B. POMPA HYDRANT
a. Pompa hydrant Listrik digunakan pompa fire hydrant electric tipe Horizontal
Centrifugal and suction kapasitas 500 USGMpm dengan maximum head 80M,
dikontrol oleh panel control NFPA 20 standart serta pompa terkopel di atas base
plat merek ARTHUR
b. Pompa hydrant Diesel digunakan pompa fire hydrant diesel dengan penggerak
pompa menggunakan mesin isuzu dengan daya 60 HP dan pompa tipe Horizontal
Centrifugal and suction kapasitas 500 USGMpm, maximum head 80M dengan
panel control NFPA 20 standart serta pompa terkopel di atas base plat merek
ARTHUR
c. Pompa Fire Jockey digunakan pompa elektric tipe Vertical Multistage Stanlles
Steel kapasitas 15 USGMpm, maximum head 90\M dengan panel control NFPA
20 caracteristic serta pompa terkopel di atas base plat merek ARTHUR
13.7.6. PERENCANAAN
Gambargambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa,
fitting, katupkatup dan fixtures secara terperinci. Semua bagianbagian tersebut diatas
walaupun tidak digambarkan secara terperinci atau disebutkan secara spesifik harus
disediakan dan dipasang oleh pemborong apabila diperlukan, sesuai dengan pelaksanaan
yang wajar berlaku untuk pekerjaan fire hydrant pada umumnya.
99
perusahaanperusahaan yang membuat bahanbahan dan alatalat yang akan dipasang
dalam instalasi ini, untuk memperoleh persetujuan dari Direksi Pelaksana.
b. Setelah daftar tersebut diatas disetujui dan sebelum melakukan pembelian bahanbahan
dan alatalat, Pemborong harus menyerahkan kepada Konsultan Konsultan MK, daftar
lengkap dari peralatanperalatan dan bahanbahan yang akan digunakan dalam instalasi
ini, lengkap dengan brosur dan atau gambar kerja dari pabrik/perusahaan yang
membuatnya, serta schedule pembelian, delivery dan pemasangannya.
100
13.7.11. PEMASANGAN
a. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik dan semua pembongkaran
bagian bangunan hanya boleh dilakukan setelah adanya izin tertulis dari Direksi
Pelaksana. Gambargambar pemasangan instalasi secara mendetail harus dibuat oleh
Pemborong sambil melaksanakan pembangunan struktur bangunan. Hal ini agar dapat
diketahui dengan tepat letak/ukuran lubanglubang pada dinding dan lantai yang
diperlukan untuk lewatnya pipapipa. Pemborong bertanggung jawab atas ukuran
(dimensi) dan lokasi lubanglubang tersebut dan apabila perlu harus melakukan
pembobokan/penambalan tanpa tambahan biaya.
b. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran yang
akan mengganggu aliran atau kebersihan air. Harus terpasang secara kokoh (tight)
ditempatnya dengan tumpuan yang sesuai (bracket/cleat/plate/anchor).
c. Pemborong bertanggungjawab atas komponenkomponen yang perlu (misalnya: fixtures
fitting atau fixtures) untuk melengkapi instalasi.
d. Sebelum sesuatu pipa ditutup (oleh dinding, loteng dan lainlain) harus diuji dan disetujui
oleh Direksi Pelaksana.
d. Head Sprinkler menggunakan type pendant ex Viking asuhu pecah 68 o celcius dengan
tekanan 2 sampai dengan 4 bar.
e. Fittings
i. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan penyambungan pipapipa yang
dikerjakan oleh pihak lain dan disambungkan ke pipa yang termasuk kedalam
pekerjaan Pemborong ini.
101
ii. Semua sambungan yang menghubungkan pipa dengan luas penampang yang
berbeda harus digunakan “Reducer” atau “Increaser”.
iii. Sedapat mungkin harus digunakan belokanbelokan dengan “long radius”.
iv. Belokanbelokan dari “short radius” hanya boleh digunakan apabila kondisi tempat
tidak memungkinkan penggunaan belokan jenis long radius, dan Pemborong harus
memberitahukan hal ini kepada Direksi Pelaksana.
v. Valvevalve menggunakan merk SHILLA VERSA atau SHOWA.
c. Penggantung/Penumpu Pipa
Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang
cukup kokoh (rigid). Pipapipa tersebut ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah
tempatnya, agar iklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran dan harus
sedemikian sehingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi oleh perubahan
temperatur. Pada Saff pengikat pipa dipakai plat strip 30. 3 tiap satu meter naik dengan
sistem angker baut mur yang ditanamkan kedalam tembok, angker yang dipakai
diameter 10 mm.
102
ii. Semua lapisan yang dilapisi Chromium atau Nikel harus digosok bersih/mengkilap
setelah selesai pemasangan instalasi. Semua bagian pipa, katupkatup alatalat
lainnya harus dibersihkan terlebih dahulu dari lemak, lumpur dan kotorankotoran
lain yang terbawa masuk.
iii. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finishing
arsitektural atau timbulnya kerusakan lainnya yang semuanya kelalaian pemborong
karena tidak membersihkan sistem pemipaan dengan baik, maka semua perbaikan
adalah menjadi tanggung jawab pemborong.
b. Pengecatan
i. Semua pipa yang terlihat harus dicat dengan dua lapis cat kilap sejenis dengan
dinding tempat pipa tersebut.
ii. Penggantung/penumpu pipa dan peralatanperalatan logam lainnya yang akan
tertutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dicat dengan cat
pencegah karat.
13.7.15. PENGUJIAN
a. Pengujian Sistem Distribusi Hydrant dan Sprinkler
i. Setelah “roughingin” selesai dipasang dan sebelum memasang “fixture”, seluruh
sistem distribusi hydrant harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar satu
setengah kali tekanan kerjanya (warking pressure), tanpa mengalami kebocoran
selama satu jam.
b. Kerusakan dan kegagalan pengujian
i. Apabila pada waktu pemeriksaaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau
kegagalan dari sesuatu bagian dari instalasi atau sesuatu instalasi, maka Pemborong
harus menganti bagian atau bahan yang rusak atau gagal tersebut dan
pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi sampai memuaskan Direksi Pelaksana atau
Owner.
ii. Penggantian terhadap bahan pipa atau bahan yang rusak atau gagal tersebut harus
dengan pipa atau bahan yang baru. Penambalan (caulking) dengan bahan apapun
tidak diperkenankan.
iii. Pemborong ini harus memberikan garansi tertulis pemilik bahwa seluruh instalasi
distribusi hydrant dan instalasi pompa akan bekerja dengan memuaskan dan
Pemborong akan menanggung semua biaya atas kerusakan pengantian yang perlu
selama jangka waktu 1 (satu) tahun.
103
b. Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Pelaksana gambar instalasi yang
sesungguhnya (terlaksana) sebagaimana yang terpasang pada bangunan, memuat
lengkap segala perubahan yang telah dilakukan.
c. Gambargambar tersebut dibuat dengan tinta diatas kalkir.
b. Pipa atau pengantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
Perubahanperubahan arah.
Titik percabangan.
Bebanbeban terpusat karena katup, saringan dan halhal lain yang sejenis.
c. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut:
d. Pengait pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
e. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromate sebelum
dipasang.
104
13.8.2. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, dan lainlain,
pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau pengetesan (commissioning) dan
pemeliharaan seluruh Pekerjaan Plambing/Sanitasi seperti disyaratkan dalam:
Spesifikasi Teknis
Gambar Perencanaan
Bill of Quantity
Berita Acara Aanwizjing
Dalam pekerjaan ini termasuk juga pekerjaanpekerjaan lain yang berhubungan dengan
Pekerjaan Plambing/Sanitasi yang tidak mungkin disebutkan secara terinci, tetapi
dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi Plambing/ Sanitasi.
105
c. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
1. Pengadaan dan pemasangan pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang
berada dalam gedung mulai dari WC, urinoir, wastafel, Floor Drain, Clean Out dan
lainlain pada setiap lantai ke saluran pipa pembuang utama (pipa tegak).
2. Pengadaan dan pemasangan pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa
tegak) untuk pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di dalam
gedung.
3. Pengujian sistem instalasi air buangan terhadap kebocoran pada seluruh sistem
jaringan pipa dari setiap lantai yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian secara
keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya.
4. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
instalasi air buangan dan kelengkapannya.
5. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian (pembobokan) dan
pembersihan site oleh Penyedia Jasa.
d. Sistem Instalasi Air Hujan
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa air hujan dan roof drain.
2. Pengujian sistem instalasi pipa air hujan terhadap kebocoran pada seluruh sistem
jaringan air hujan setelah jaringan pipa terpasang sebagian dan semuanya
terpasang.
3. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
instalasi air buangan dan kelengkapannya.
e. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian dan pembersihan site
oleh Penyedia Jasa.
f. Pekerjaan Lainlain
Termasuk pula di dalamnya pembobokan dinding/ selokan galian dan pengangkutan
tanah hasil galian dan lainlainnya yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti
semula, maka semua biaya diperhitungkan dan ditanggung oleh Penyedia Jasa.
106
3.2.2. Pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa tegak) untuk pipa air
buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di dalam gedung.
b. Pipa distribusi dari reservoir atas (elevated tank) ke setiap fixture unit.
Diameter pipa seperti yang ditunjukkan dalam gambar, merk pipa PPR-N 10
4.1.2. Accessories
Untuk Galvanis Iron Pipe digunakan BS 1387/1967 Medium Class.
Fitting harus terbuat dari material yang sama.
4.1.3. Valve
Valve yang digunakan untuk semua pipa terdiri dari beberapa jenis :
a. Gate Valve
1. Untuk diameter 2 1/2" keatas harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
Body : Cast Iron
Bonnet : Cast Iron
Stem : Stailess Steel
Joke : Cast Steel
107
Disc : Cast Steel + CR 13 facing
Hand Wheel : Ductile iron
Sambungan : Flange
Diameter : Sama dengan ukuran pipanya
Class : 150
Merk : Rucika
Standard : BS, ANSI, dan JIS.
3. Valve pada fixture unit terbuat dari Brass metal atau dari bahan Alloy yang
anti karat, khusus dibuat untuk fixturefixture unit tersebut, Tampak harus
mengkilat tanpa ada cacat seperti stainless steel.
108
Body : Bronze Screw In Cup, Screw end
Disc : Bronze
Body Beat ring : Stainless Steel
Arah aliran : Horizontal
Diameter : sama dengan pipa
Class : A, WWV51F Type III atau sejenis
Merk : Rucika
Standard : BS, ANSI, JIS.
c. Foot Valve.
Jenis : Swing type foot valve W atau strainer dengan tahanan ges
tidak lebih besar dari 2 meter, maksimum 150 % aliran normal.
Class : 150
Standar : BS, ANSI, JIS.
d. Drain Valve.
Untuk pemipaan dengan tekanan kerja lebih besar dari 10 kg /cm² harus
memenuhi spesifikasi berikut:
Body: Brass Type, screwed bonnet, handwhell operated, rising stem
Dimensi Diameter 3/4" dilengkapi dengan brass hose nipple diameter
3/4".
Class : 150
Standard : BS, ANSI, JIS.
e. Air Vent.
Jenis : Floating ball Valve
Class : 150
Standard : BS, ANSI, JIS.
f. Strainer.
Jenis : Ytype strainer, bronze body screwed removable
cover.
Screen : Stainless steel
Mesh Size : 1,19 mm perforations.
Mesh neto area : Minimum 4 x luas pipa masuk
Sambungan : 2 1/2" keatas, flange.
2" kebawah ,screw
Class : 150
109
Standard : BS, ANSI, JIS.
g. Flexible Conection.
Jenis : Spool type flexible rubber
Bentu : Bellow/spherical
Bahan : Stainless steel ANSI 304
Gerakan : 20 mm untuk expansi 50 mm untuk kontraksi
Panjang : 500 mm, diameter 3" kebawah. 800 mm, diameter
4" ke atas.
Class : 300
Standard : BS, ANSI, JIS.
h. Safety Valve
Jenis : Plain lifting level, bronze valve.
Tekanan : Minimum 1,5 kali tekanan kerja.
Diameter : Sesuai dengan pipa.
Standard : BS, ANSI, JIS.
4.2. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
4.2.1. Pipa
Semua pipa dan air buangan harus ada Pipa vent yang terdapat di dalam gedung,
demikian pula dengan pipa dari Bak kontrol terbuat dari bahan PVC class AW
sesuai dengan daftar merk.
4.2.2. Accessories
a. Semua fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa, yaitu PVC Class
AW serta terbuat dengan cara injection welding.
b. Semua Floor Drain dan Clean Out terbuat dari bahan stainles steel sesuai
dengan daftar merk.
4.3. Sistem Instalasi Air Hujan
4.3.1. Pipa
Semua pipa yang berada di dalam gedung baik tegak maupun mendatar terbuat
dari PVC class AW. Pipa di luar gedung (di dalam tanah) dari Buis beton
disesuaikan dengan gambar dokumen.
4.3.2. Accessories
a. Fitting
Fitting terbuat dari bahan yang sama dengan pipa (PVC class AW) dan dibuat
dengan injection molding. Untuk pipa Buis beton, tiap sambungan harus
disemen dengan kuat.
110
b. Strainer/saringan dibuat dari besi cor.
c. Roof Drain dibuat dari bahan besi cor.
13.8.5.Cara Pemasangan
5.1. U m u m
5.1.1. Gambar dan Spesifikasi hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara umum.
Semua detail dan perletakan yang sebenarnya harus dibuat dalam bentuk gambar
kerja oleh Penyedia Jasa dan diserahkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi Konsultan MK untuk diperiksa dan disetujui bila tidak terdapat lagi
kesalahan.
5.1.2. Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada
tempattempat rendah dan tertutup.
111
Nominal Diameter Panjang Efektif Ujung Ulir
(mm) (inch) (mm)
15 0,5 15
20 0,75 17
25 1,0 19
32 1,5 22
50 2,0 26
80 3,0 34
e. Sambungan dengan fitting berulir harus menggunakan Teflon Sealing Tape atau
yang sejenis.
f. Pada sambungan dengan flens (flange), harus menggunakan packing flange
dengan tebal minimum 3 mm yang dicat pada kedua sisinya dengan campuran
minyak nabati dan red lead atau graphite, kemudian sambungan dipasang dan
diikat dengan murbaut pengikat secara kencang.
g. Pembersihan terhadap welding slag, kotoran di dalam dan di bagian luar ujung
pipa dan lainnya harus dilakukan sebelum sambungan dipasang.
h. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan
kotoran atau sejenisnya.
112
f. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan pemipaan ke saluran air hujan
terdekat untuk pengaliran air dari katup pengaman pelepas tekanan dan
sejenisnya.
g. Dalam sistem pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting koneksi pipa
untuk penempatan alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada
tempattempat yang penting.
h. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian
tinggi serta simetris.
i. Harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa dan tempattempat
tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
j. Harus menyediakan dan memasang ARV 'Air Relief Vent' serta penampungan
pada tempat yang memungkinkan terjadi pengumpulan udara.
113
5.1.11. Pipa yang Tertanam Dalam Bagian Bangunan
Semua pemipaan yang dipasang diantara dua dinding atau ditanam dalam tanah
atau daerahdaerah yang tidak dapat dijangkau, setelah pemasangan harus
menggunakan sistem sambungan las dan diuji secara hidraulis lebih dahulu
sebelum ditutup.
5.1.13. Ekspansi
a. Ekspansi pipa secara umum ditampung melalui elbow/bend, sambungan
lentur, loop, sambungan ekspansi dan offset.
b. Pemipaan utama, cabang dan distribusi secara keseluruhan harus dipasang
dengan prinsip bahwa seluruh ekspansi maupun kontraksi yang ada terjadi
tidak boleh menyebabkan adanya kebocoran dan/atau perubahan tegangan
pada dinding pipa.
c. Tegangan yang terjadi pada butir di atas harus masih dalam batasbatas
toleransi dari pipa sesuai dengan standard yang berlaku dan ketentuan yang
dikeluarkan oleh pabrik pipa tersebut.
114
bisa berkarat. Sistem ini harus disesuaikan dengan keadaan lapangan menurut
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
Ukuran Pipa
Nominal <1 1½ 2 2½ 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20
(inch)
Jarak Antar 7 9 10 11 12 14 16 17 19 22 23 25 27 28 30
Maksimum
(ft)
c. Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantung oleh atau dengan pipa yang
lain.
d. Semua pipa tegak lurus ditumpu oleh klem U dengan diameter batang klem
minimal 1/2" yang diulir dipasang/diikat dengan mur pada besi kanal C untuk
landasan diberi kayu dudukan, sedangkan besi kanal C diikat pada beton atau
balok dengan dynabold. Jarak antara klem maksimum 3 meter.
e. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi peredam
getaran (Vibration Eliminator).
115
a3. Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat (80 cm) karena sesuatu hal,
maka pipa pada bagian pengurugan teratas harus dilindungi dengan plat
beton bertulang minimal setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa
sehingga plat beton tidak sampai bertumpu pada pipa, untuk selanjutnya
diurug sampai padat.
a4. Disekitar fitting dari pipa harus dipasang blok penguat dari beton agar
fittingfitting tersebut tidak bergerak jika terjadi penekanan oleh beban di
atasnya.
a5. Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian harus dikembalikan
seperti semula.
c. Pipa mendatar
c1. Untuk yang berada di atas langitlangit (ceiling), pipa harus dipasang
dengan memakai penggantung (hanger). Sedangkan yang berada di
atas lantai, pipa diberi penumpu (support) yang dilengkapi dengan
klemU.
c2. Jarak antar tumpuan atau penggantung yang tertera pada tabel.
c3. Jarak antara pipa dengan dinding penggantung bisa disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
Merek Pipa; Rucika
116
1. Pompa harus dipasang pada pondasi pompa yang terbuat dari beton dan
kokoh, dan mempunyai ketinggian pondasi 15 cm terhadap lantai yang
terpasang.
2. Pondasi pompa tidak boleh meneruskan getaran pompa ke lantai bangunan.
3. Perhitungan pondasi pompa harus disesuaikan dengan kapasitas atau
kemampuan pompa.
Berikut adalah spekfikasi pompa air bersih:
a. Transfer Pump
Pump : ARTHUR (Centrifugal End Suction)
Tipe : IS 5032200
Kapasitas : 150 Lpm
Total Head : 40 M
Motor : 2,2kW / 5,5HP / 2900RPM / 380V/ 50HZ
Seal : Gland Packing
b. Booster Pump
Pump : ARTHUR (Vertical Multi Stage)
Tipe : CDF 880
Kapasitas : 125 L/Min
Total Head : 30 M
Motor : 1,5 kW /2 HP / 2900 RPM / 380V / 3 Ph / 50 Hz
Seal : Mechanical Seal
5.3. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
5.3.1. Pemasangan Pipa Dalam Gedung
a. Pipa tegak.
Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta klemU sesuai
dengan diameter pipa. jarak antara support maksimal 300 cm.
Untuk memudahkan pemasangan pipa harus diberi pelindung (sadel) agar
jangan sampai pecah karena tekanan pengkleman dengan caracara yang
ditunjukkan pada gambar dokumen.
117
b. Pipa mendatar
Pipa dipasang dengan penggantungan (hanger) sesuai dengan diameter pipa
yang dilengkapi dengan pelindung (sadel) untuk pelindung terhadap tekanan
dasar hanger.
Jarak tumpuan/gantungan disesuaikan terhadap gambar dokumen atau
keterangan di atas dengan kemiringan/ slope sekitar 1% 2%.
Perletakkan pipa harus diusahakan berada pada tempat yang tersembunyibaik
di dinding/tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai dan di atas
plafond dari tiaptiap lantai.
Setiap cabang atau sambungan yang merubah arah harus menggunakan fitting
dengan sudut 45 derajat, misalnya: Y branch, Tee Saniter atau Combination T
Y 45 atau Long radius Bead.
118
5.3.3. Sambungan pipa
a. Pipa PVC dengan dia.8" s/d 6" harus disambung dengan rubbering joint.
Pipa PVC dia. 2 1/2" disambung dengan Solvent cement.
b. Pipa yang akan disambung dengan Solvent Cement harus dibersihkan
terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
c. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap permukaan luar dan dalam dari
pipa yang akan saling melekat.
d. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang
akan disambung harus bebas dari kotoran yang dapat menggangu
kelancaran air di dalam pipa.
Merk Piapa: Rucika
119
c. Setiap pertemuan pipa harus diberi bak kontrol. Penempatan atau
pemasangan bak kontrol seperti tertera pada gambar.
5.5. Pembersihan
5.5.1. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran lainnya.
5.5.2. Semua bagian pipa, katup dan alatalat lainnya harus dibersihkan terlebih dahulu
dari lemak, lumpur dan kotorankotoran lainnya yang ikut masuk kedalam.
120
5.5.3. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran bagian bangunan, atau finishing arsitektur
yang menimbulkan kerusakan karena kelalaian Penyedia Jasa, karena tidak
membersihkan sistem pemipaan maka semua perbaikan menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
6.1.1. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan
hidro statis sebesar 10 kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan/ penurunan
tekanan.
6.1.4. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Penyedia Jasa harus memperbaiki
bagianbagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil
dengan baik.
6.1.5. Pada prisipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang maksimum 100 meter, pada ujung instalasi (diposisi tertinggi pipa,
dipasang katup / kran untuk membuang udara yang terjebak didalam pipa)
6.1.6. Dalam hal ini semua biaya pengujian ditanggung oleh Penyedia Jasa, termasuk
biaya pemakaian air dan listrik.
6.1.7. Setelah semua instalasi air bersih terpasang semuanya, maka Penyedia Jasa
harus melakukan pengujian terhadap sistem kerja (Trial Run) dari seluruh instalasi
air bersih, yang disaksikan oleh Konsultan Konsultan MK, Perencana atau yang
ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.
121
Berikut adalah Merk material pekerjaan mekanikal elektrikal
Kabel
122
RCU Relay Kontrol Tegangan Schneider, ABB, Siemen
6
RCI Relay Kontrol Arus Schneider, ABB, Siemen
7
Power Socket 16A 2 kutup + N DIN Schneider, ABB, Siemen
8
Pilot Lamp Protected LED Schneider, ABB, Siemen
9
Fuse + Holder Schneider, ABB, Siemen
10
Buzzer Diameter 22mm 90dB, 5/6.8kHz Schneider, ABB, Siemen
11
Emergency Stop Schneider, ABB, Siemen
12
Sakelar Alih 20A Schneider, ABB, Siemen
13
Push Button, IP54 Schneider, ABB, Siemen
14
Current Transformer Solid Core 40250A/5A Schneider, ABB, Siemen
15
VarPlus Can (Hduty), Tegangan Jaringan 400 V 20KVAR Schneider, ABB, Siemen
16
Kontaktor Kapasitor 20kVAR Schneider, ABB, Siemen
17
Varplus Logic 12 PF regulator 12 step Schneider, ABB, Siemen
18
Trafo Trafoindo
19
400 kVA Merk Patraco PTC
Genset
20 400 CS
MRLRoom/Roomless
Lift Elevator 1000Kg60mpm4/4/4Full
21
Hairline SSARD, Patraco
22 Grounding Spite Tembaga 4 m, dia. 5/8 mm Local
Material Lampu
123
7
124
Kapasitas: 100 Orang.
Dasar lobang galian dilapisi dengan cor semen
7. Peresapan untuk kapasitas min 100 orang pengguna.
Penyedia Jasa diharuskan membuat laporan Harian setiap hari dan berkala
kemajuan pekerjaan untuk setiap satu Minggu kegiatan dengan mengisi
formpolos evaluasi kemajuan pekerjaan yang telah disediakan Direksi.
Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca, jumlah
pengerahan tenaga kerja, tenaga Konsultan MK dan pelaksana, alatalat
yang dipergunakan, jumlah pengiriman bahanbahan bangunan kelokasi
pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai, masalah
masalah yang timbul dilapangan serta pemecahannya, dan rencana kerja
mingguan berikutnya. Laporan juga dilengkapi dengan buku tamu yang
berisikan saransaran yang tertulis didalamnya sebagai masukan bagi Direksi
dalam pengembangan manajemen proyek. Laporan kemajuan pekerjaan
harus diserahkan Penyedia Jasa pada setiap akhir pekan untuk evaluasi.
C. Dokumentasi
1. Judul Foto, nomor urut dan tanggal serta lokasi pengambilan harus
dicantumkan dikertas Foto itu juga.
2. Fotofoto harus menunjukkan keadaan medan dilokasi proyek sebelum
pekerjaan dimulai, pada saat pekerjaan sedang dilaksanakan dan
sesudahnya pekerjaan dinyatakan selesai. Lokasi pengambilan potret
pada saat sebelum pekerjaan dimulai harus sama pada saat pekerjaan
sedang dilaksanakan maupun sesudah pekerjaan dinyatakan selesai.
Jumlah lokasi pengambilan Foto paling sedikit 5 (lima) tempat.
3. Foto yang dihasilkan dari kamera digital harus diserahkan dalam bentuk
file foto kepada Pemberi Tugas/Direksi Konsultan MK..
125
XIV. METODA PELAKSANAAN
A. INFORMASI PEKERJAAN
Program : Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Kegiatan : Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Perguruan Tinggi Vokasi
Pekerjaan : Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu
Politeknik Negeri Terpadu Politeknik Negeri Padang
Lokasi : Kampus Politeknik Negeri Padang, Limau Manis, Padang,
Sumatera Barat
Tahun Anggaran : 2024
B. LINGKUP PEKERJAAN
126
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Dinding
III Pekerjaan Plafond
IV Pekerjaan Lantai
V Pekerjaan Pintu dan Jendela
VI Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VII Pekerjaan Pengecatan
B.5 LANTAI 4
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Atap
III Pekerjaan Dinding
IV Pekerjaan Plafond
V Pekerjaan Lantai
VI Pekerjaan Pintu dan Jendela
VII Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VIII Pekerjaan Pengecatan
IX Pekerjaan Lain Lain
B.6 LANTAI ATAP
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Dinding
III Pekerjaan Plafond
IV Pekerjaan Lantai
V Pekerjaan Pintu dan Jendela
VI Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VII Pekerjaan Pengecatan
VIII Pekerjaan Lain Lain
B.7 PEKERJAAN LUAR DAN TAMAN
C. MANAJEMEN PROYEK
Pada pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan dikelola oleh tenagatenaga yang berkompeten
di bidangnya.
1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek di lapangan dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Manajer
Proyek yang dalam pelaksanaan seharihari dibantu antara lain oleh beberapa tenaga staf
lapangan yang mempunyai kompetensi di bidangnya masingmasing.
Manajer Proyek memimpin seluruh kegiatan proyek baik di bidang administrasi teknik,
keuangan maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
127
D. METODE PENCAPAIAN PROYEK
Agar system manajemen dapat berjalan dengan baik, Kami Telah menerapkan
kebijakan mutu untuk memberikan jaminan mutu terhadap proses Yang dihasilkan.
Manajemen tersebut di atas dalam pelaksanaannya ditunjang saranasarana lain berupa
perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali dan perangkat keras(hardware)
sebagai penunjang pelaksanaan pekerjaan.
E. TENAGA KERJA
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan dalam proyek ini terdiri atas :
1. Pelaksana Konstruksi Bangunan Gedung
2. Petugas K3 Konstruksi
3. Pekerja Harian (mandor, kepala tukang, tukang, pekerja, dll)
F. PEMILIHAN ALAT
Diusulkan pemilihan peralatan secara tepat, baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitas
disesuaikan dengan kondisi lapangan dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan, sehingga
menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, yakni tepat biaya, tepat mutu dan tepat
waktu.
G. PENGADAAN BAHAN
Pendatangan bahan dikendalikan oleh bagian logistic dengan mengikuti kebutuhan material dan
spesifikasi teknik.
H. PENGAMANAN (SECURITY)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, perusahaan menyediakan tenaga keamanan dengan
kebutuhan, yang bertugas dalam hal :
1. Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
2. Pengamanan terhadap bahanbahan dan peralatan untuk mencegah dari pencurian
128
J. PROGRAM JAMINAN MUTU/QUALITY ASSURANCE
Untuk tercapainya hasil kerja yang baik sesuai mutu dan spesifikasi yang disyaratkan, Maka
disusun program pengendalian mutu/quality control terhadap pelaksanaan pekerjaan,antara lain
melakukan control terhadap :
- Material yang akan digunakan, dengan cara pengetesan sesuai syarat
- Kualifikasi tenaga kerja yang akan digunakan
- Proses pelaksanaan pekerjaan dengan standar instruksi kerja untuk mencapai
- pekerjaanyang sesuai syarat
- Prosedur inspeksi dan test sebagai persyaratan mutu
K. METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN
Gudang
Gudang penyimpanan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk menjaga
keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen, tempatnya harus baik
sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan
harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.
129
Gambar Gudang Material
130
Papan nama proyek
Membuat papan nama sesuai dengan ukuran dan format yang dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan direksi. Papan nama proyek dipasang pada tempat yang strategis sehingga
mudah dibaca oleh khalayak umum karena papan nama ini merupakan salah satu media
sosialisasi tentang adanya kegiatan pembangunan proyek ini.
Papan nama dipasang secara kokoh dan kuat dan dengan bahasa dan tulisan yang mudah
dipahami oleh khalayak umum.
Foto Dokumentasi
Dokumen Foto, meliputi :
Pekerjaan sebelum dilaksanakan
Pekerjaan sedang dilaksanakan
Pekerjaan setelah dilaksanakan
Listrik Kerja
menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang dibutuhkan untukperalatan
dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini.Pemasangan sistem
listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
Biaya SMKK
Penyedia Jasa diwajibkan memberi jaminan kesehatan dan keamanan serta keselamatan bagi para
karyawan dan pekerjapekerja. Biaya perawatan menjadi beban penyedia jasa. Penyedia Jasa
berkewajiban membayar Asuransi Tenaga Kerja sesuai peraturan yang berlaku. Penyedia Jasa
berkewajiban mematuhi semua peraturanperaturan dan ketentuanketentuan dalam undangundang
perburuhan dan sosial yang berlaku di Indonesia. Penyedia wajib menyediakan keperluan peralatan
pelindung diri dan ketentuan yang harus dipenuhi agar meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja,
antara lain:
1. Penyiapan Rencana Keselamatan konstruksi
2. Sosialisasi dan Promosi Keselamatan konstruksi
3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Kerja
4. Asuransi Ketenagakerjaan
5. Personil Keselamatan Konstruksi
6. Fasilitas Sarana, Prasarana dan alat Kesehatan
7. Ramburambu yang diperlukan
8. Kegiatan dan peralatan terkait pengendalian resiko Keselamatan Konstruksi
PEKERJAANGALIAN
131
- Galian tahap2, lereng hasil penggalian tahap1 harus diproteksi dari gerusan air hujan
dengan menggunakan terpal plastik (plastik sheet) dan galian tahap kedua dapat
dilaksanakan dengan metode yang sama pada tahap1.
- Penggalian dilanjutkan sampai elevasi rencana, untuk penggalian dibawah muka air
tanah dilakukan pekerjaan dewatering.
- Hasil galian tanah dibuang ke lokasi disposal area, diusahakan jarak disposal dicari jarak
terdekat dan yang perlu diperhatikan diusahakan tanah galian tidak berjatuhan di jalan
dengan cara menutup bak dump truck dengan terpal.
132
- Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan
maksimum 30 cm dan dipadatkan sampai mencapai 90% (modifield proctor) dari
kepadatan sampai kering maksimum yang tertera dalam AASHTO T99.
- Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hujan, pemadatan
harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari
2% kadar air optimum.
- Melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan cbr untuk menentukan ketebalan
dan kepadatan dari timbunan.
- Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang
telah ditentukan.
PEKERJAAN PONDASI
133
Jasa pelaksana tentunya telah disetujui oleh direksi
dengan melampirkan drilling record baik dengan sistem
dry drilling maupun wash boring.
Ø Pengeboran dilakukan dengan menggunakan rotary driling
machine dengan dilengkapi buckets dan augers yang
sudah memperoleh persetujuan dari pengawas dan
minimum harus disediakan 1 set alat bor cadangan yang
berfungsi apabila teradi kendala suatu saat di lapangan
Ø selama tahap pengeboran dapat dilakukan perakitan besi
secara beriringan untuk mempersingkat waktu pekerjaan
lalu dimasukan ke galian menggunakan crane
Ø Pengecoran menggunakan beton K300 dengan nilai
slump (12 ±2) cm, w/c = 0,52 cm
Ø apabila terjadi kecacatan dalam peletakan pondasi tiang,
maka hanya dibolehkan sesuai syaratsyarat berikut:
Deviasi maksimum diukur setiap arah horisontal terhadap
garis grid patokan, maksimum: 7.5 cm
Deviasi level dari permukaan atas tiang, maksimum: 2.0
cm
Toleransi sumbu vertikal = 1:80
Ø tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak
memenuhi spesifikasi ini akan ditolak oleh pengawas.
Penyedia Jasa wajib membuat tiang pengganti tanpa biaya
tambahan.
134
Pek. Pas. Beton Poor
Penulangan Poor
Bekisting
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan
dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar
Rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Cetakan dibuat dan dirakit bersama perancahnya dengan berbagai bentuk dengan
menggunakan alat bantu, bidangbidang, batasbatas dan ukuran dari beton yang
diinginkan sebagaimana terlihat pada gambargambar atau seperti ditetapkan
Direksi.
5. Sebelum pengecoran permukaan dalam cetakan dibersihkan dari kotoran dan diberi
lapisan minyak cetakan agar memudahkan proses pembongkaran.
135
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
7. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.
8. Bahan yang digunakan untuk bekisting harus yang bermutu baik.
Peralatan yang digunakan untuk pemasangan bekisting ini adalah berupa gergaji,
meteran, palu, dan alat bantu lainnya.
Penulangan
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan
dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar
Rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Sebelum mendatangkan baja tulangan, seluruh daftar ukuran dan daftar
bengkokan baja tulangan disiapkan oleh Penyedia Jasa dan dimintakan
persetujuan kepada Direksi.
5. Pemesanan / pengadaan besi beton baik jumlah, diameter, mutu sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi teknik serta standar nasional Indonesia NI2.
6. Pengiriman besi beton ke lokasi proyek dimana tempat penurunan / penyimpanan,
besi ditumpuk / disusun dibawahnya diberi balok kayu agar tidak kontak langsung
dengan tanah untuk menjaga perubahan bentuk ( karat ). Dalam pengiriman besi
beton disertakan sertifikat / surat hasil pemeriksaan dan pengujiannya untuk
diserahkan kepada Direksi.
7. Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan dengan alat bantu sesuai gambar dan
spesifikasi yang disetujui Direksi.
8. Pemasangan dan penempatan besi tulangan yang sudah siap dipasang, dipasang
tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan agar
besi tidak berubah kedudukan pada saat pelaksanaan pengecoran beton harus
diikat kawat bendrat, diganjal besi/ cakar ayam diantara besi tulangan serta diberi
beton deking agar besi terselimuti beton dengan sempurna (beton deking dibuat
sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan selimut beton rencana).
9. Sebelum dimulai pengecoran, dilakukan pemeriksaan penempatan bajabaja
tulangan.
10. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
11. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan penulangan ini adalah berupa kunci besi,
landasan untuk membengkokkan besi, meteran, dan alat bantu lainnya.
136
Pengecoran
Beton K-300 (Ready Mix)
- Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
- Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan dilaksanakan
sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
- Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi Teknis yang ada.
137
- Pembongkaran perancah dan acuan setelah beton umur minimal 7 hari atau sesuai
petunjuk Direksi.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual
check dilakukan bersama sama dengan Direksi untuk mendapatkan pekerjaan yang
sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang ( as built drawing) sebagai dasar volume
pekerjaan yang akan dimintakan pembayarannya ( termin ) dan bila terjadi pekerjaan
tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum waktu pelaksanaan
berakhir ( spesifikasi teknik ).
- Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.
Proses Pelaksanaan :
Metoda Sistem Site Mix
Persiapan :
- Contoh bahan / material yang akan digunakan dimintakan persetujuan Direksi, bila
disetujui kemudian dibawa ke laboratorium yang ditunjuk / direkomendasikan oleh proyek,
guna diadakan test karekteristik sesuai spesifikasi teknik / petunjuk Direksi untuk
selanjutnya dibuat campuran pendahuluan (Preliminary Mix) dan percobaan campuran
(Trial Mix).
- Alat pencampur dengan Molen
- Material/bahan telah siap sesuai volume yang akan di cor.
- Tenaga siap sesuai kebutuhan.
- Cek ulang kekuatan bekisting, kebocoran dan pembesian.
- Lokasi yang akan di cor dibersihkan dari kotoran, debu, minyak dan material lepas lainnya.
- Pengecoran dilakukan pada cuaca yang baik/cerah.
- Bahan/material komponen beton dicampur dengan manual
- Campuran beton dituang ketempat kotak pengaduk, gerobag dorong, talang sesuai
kondisi dilapangan dan disetujui oleh Direksi.
- Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melebihi tinggi 1,5 m untuk menjaga terjadinya
segresi.
138
- Pemadatan campuran selama pengecoran dilakukan secaramanual.
- Selama pengecoran dimulai, pengambilan slump test dan kubus beton frekuensinya
sesuai spesifikasi atau petunjuk direksi.
Setelah pengecoran beton selesai, permukaan beton harus tetap dalam keadaan lembab
dengan cara :
- Ditutup dengan karung basah
- Menggenangi dengan dengan air sampai selama waktu perawatan minimal 7 hari atau
sesuai petunjuk Direksi.
1. Pembongkaran perancah dan acuan setelah beton umur minimal 7 hari atau sesuai petunjuk
Direksi.
2. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check
dilakukan bersama sama dengan Direksi untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya
dilaksanakan / gambar terpasang ( as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang akan
dimintakan pembayarannya ( termin ) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan
paling lambat 1 bulan sebelum waktu pelaksanaan berakhir ( spesifikasi teknik ).
3. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.
Curring Beton
Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air lalu dicure
dengan curing compound.
Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu dicure
dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.
Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
Untuk Pekerjaan keseluruhanBeton ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan (terlampir).
139
Ø Pondasi batu kali dibuat dari pasangan batu kali spesi
1 : 4 ukuran / dimensi sesuai dengan gambar bestek.
Ronggarongga yang terlalu besar diisi dengan batu yang
lebih kecil sebagai batu kunci. Ronggarongga pada
bidang sisi luar harus diisi dengan adukan sehingga
diperoleh permukaan yang cukup rata.
PEKERJAAN BETON
Bekisting
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan dilaksanakan
sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Cetakan dibuat dan dirakit bersama perancahnya dengan berbagai bentuk dengan
menggunakan alat bantu, bidangbidang, batasbatas dan ukuran dari beton yang diinginkan
sebagaimana terlihat pada gambargambar atau seperti ditetapkan Direksi.
5. Sebelum pengecoran permukaan dalam cetakan dibersihkan dari kotoran dan diberi lapisan
minyak cetakan agar memudahkan proses pembongkaran.
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
7. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.
8. Bahan yang digunakan untuk bekisting harus yang bermutu baik.
140
Peralatan yang digunakan untuk pemasangan bekisting ini adalah berupa gergaji, meteran, palu, dan
alat bantu lainnya.
Penulangan
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan dilaksanakan
sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Sebelum mendatangkan baja tulangan, seluruh daftar ukuran dan daftar bengkokan baja
tulangan disiapkan oleh Penyedia Jasa dan dimintakan persetujuan kepada Direksi.
5. Pemesanan / pengadaan besi beton baik jumlah, diameter, mutu sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi teknik serta standar nasional Indonesia NI2.
6. Pengiriman besi beton ke lokasi proyek dimana tempat penurunan / penyimpanan, besi ditumpuk
/ disusun dibawahnya diberi balok kayu agar tidak kontak langsung dengan tanah untuk menjaga
perubahan bentuk ( karat ). Dalam pengiriman besi beton disertakan sertifikat / surat hasil
pemeriksaan dan pengujiannya untuk diserahkan kepada Direksi.
7. Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan dengan alat bantu sesuai gambar dan spesifikasi
yang disetujui Direksi.
8. Pemasangan dan penempatan besi tulangan yang sudah siap dipasang, dipasang tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan agar besi tidak berubah
kedudukan pada saat pelaksanaan pengecoran beton harus diikat kawat bendrat, diganjal besi/
cakar ayam diantara besi tulangan serta diberi beton deking agar besi terselimuti beton dengan
sempurna (beton deking dibuat sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan selimut beton
rencana).
9. Sebelum dimulai pengecoran, dilakukan pemeriksaan penempatan bajabaja tulangan.
10. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
11. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan penulangan ini adalah berupa kunci besi, landasan untuk
membengkokkan besi, meteran, dan alat bantu lainnya.
Pengecoran
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan dilaksanakan
sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Proses Pelaksanaan :
Persiapan :
- Contoh bahan / material yang akan digunakan dimintakan persetujuan Direksi, bila
disetujui kemudian dibawa ke laboratorium yang ditunjuk / direkomendasikan oleh proyek,
guna diadakan test karekteristik sesuai spesifikasi teknik / petunjuk Direksi untuk
selanjutnya dibuat campuran pendahuluan (Preliminary Mix) dan percobaan campuran
(Trial Mix).
- Alat pencampur dengan Concrete Mixer
- Material/bahan telah siap sesuai volume yang akan di cor.
- Tenaga siap sesuai kebutuhan.
- Cek ulang kekuatan bekisting, kebocoran dan pembesian.
- Lokasi yang akan di cor dibersihkan dari kotoran, debu, minyak dan material lepas lainnya.
- Pengecoran dilakukan pada cuaca yang baik/cerah.
- Bahan/material komponen beton dicampur dengan Concrete Mixer
- Campuran beton dituang ketempat kotak pengaduk, gerobag dorong, talang sesuai
kondisi dilapangan dan disetujui oleh Direksi.
- Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melebihi tinggi 1,5 m untuk menjaga terjadinya
segresi.
141
- Pemadatan campuran selama pengecoran.
- Selama pengecoran dimulai, pengambilan slump test dan kubus beton frekuensinya
sesuai spesifikasi atau petunjuk direksi.
Setelah pengecoran beton selesai, permukaan beton harus tetap dalam keadaan lembab
dengan cara :
- Ditutup dengan karung basah
- Menggenangi dengan dengan air sampai selama waktu perawatan minimal 7 hari atau
sesuai petunjuk Direksi.
5. Pembongkaran perancah dan acuan setelah beton umur minimal 7 hari atau sesuai petunjuk
Direksi.
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check
dilakukan bersama sama dengan Direksi untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya
dilaksanakan / gambar terpasang ( as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang akan
dimintakan pembayarannya ( termin ) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan
paling lambat 1 bulan sebelum waktu pelaksanaan berakhir ( spesifikasi teknik ).
7. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.
Untuk Pekerjaan keseluruhan Beton ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan (terlampir).
142
Water machine
Cangkul
Ember
Troli sorong
Selain alatalat kerja tentunya bahan material juga harus ada seperti :
Semen
Pasir
Air
143
Pek. Plesteran Dinding, Acian dan Afwerking Beton
Persiapkan permukaan yang akan diplester dengan dibersihkan dan dibasahi dengan
air siarnya dikorek sedalam 1 cm.
Pekerjaanpekerjaan yang tertutup dengan plesteran seperti instalasi kelistrikan di
laksanakan terlebih dahulu instalasi dengan mempersiapkanpipapipa kabel yang
disetujui dan terpasang sesuai dengan gambar kerja atau setelah disetujui oleh
pengawas lapangan. Plesteran diselesaikan dengan Papan plesteran dan jidar (kayu
perata) ataumenggunakan sekop baja.
Setiap sambungan antara plesteran dibuat mulus
Proses pengeringan dilaksanakan selama 7 hari tetap dibasahi atau disiram dengan air
pada permukaannya.
Untuk permukaan beton yang akan diplester terlebih dahulu dibuat kasar dan
disiram air sebelum dilaksanakan pekerjaan plesteran seperti pada pelaksanaan
pekerjaan plesteran pada permukaan dinding bata.
Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.
144
Gambar Pemasangan Plesteran + Aci
PEKERJAAN ATAP
Persiapan Awal
Sebelum melakukan pemasangan atap baja, terlebih dahulu harus dilakukan persiapan awal.
Persiapan ini meliputi:
1. Perencanaan
Perencanaan dilakukan untuk menyiapkan gambaran tentang jenis atap baja apa yang akan
digunakan, berapa banyak material yang diperlukan, dan bagaimana cara pemasangan atap
baja yang tepat.
2. Pengukuran
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui ukuran atap baja yang akan dipasang dan
menentukan dimana posisi tiang penyangga atau rangka atap baja akan dipasang.
3. Pembersihan area
Pembersihan area dilakukan untuk menghilangkan segala macam halangan seperti kabel
listrik, dan lainlain yang akan mengganggu proses pemasangan atap baja yang akan
dilakukan.
145
2. Pemasangan atap
Pemasangan atap harus dilakukan dengan hatihati dan perlahan agar tidak merusak
material atau bahkan merusak atap baja itu sendiri. Pemasangan atap baja harus dilakukan
dengan cara yang benar agar atap tidak mudah bocor atau rusak akibat angin kencang atau
hujan deras.
Perawatan Atap
Setelah proses pemasangan selesai, perawatan atap baja sangat penting dilakukan agar
atap baja terjaga kualitasnya, tahan lama, dan tidak mudah rusak. Beberapa hal yang perlu
dilakukan dalam perawatan atap baja antara lain:
1. Membersihkan atap
Bersihkan atap secara berkala, terutama saat musim hujan untuk menghindari kotoran dan
dedaunan menumpuk di atas atap yang dapat membahayakan struktur atap baja.
Kesimpulan
Metode pelaksanaan konstruksi atap baja sangatlah penting untuk dilakukan dengan benar
agar atap dapat terpasang dengan kuat dan tidak mudah rusak. Persiapan awal seperti
perencanaan, pengukuran, dan pembersihan area harus dilakukan dengan baik sebelum
melakukan pemasangan atap baja. Selain itu, perawatan atap baja sangat penting dilakukan
agar atap dapat tetap terjaga kualitasnya dan tahan lama.
PEKERJAAN PLAFOND
146
Penggantung /suspension rot dipasang sebanyak 4 bh dengan jarak maksimal 100 – 120
cm.
Rangka utama / main channel digantung pada kawat penggantung dengan
menggunakan Uclamp dan ditempatkan diatas dengan posisi menyilang. Persilngan
kedua jenis rangka dikaitkan dengan menggunakan channel clamp dan Penguatan
rangka dengan bracket atau hanger.
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela serta
jelusi aluminium.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware,
sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass,
meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.
147
1.
148
Proteksi
Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi pekerjaan
sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak aluminium
tersebut.
Sebelum pekerjaan diserahkan, permukaan kaca harus bers ih dari segala kotoran, tanda-tanda dan
sebagainya. Pembersihan harus dengan bahan sesuai yang ditunjuk supplier dan disetujui oleh
Pengawas.
PEKERJAAN LANTAI
Pekerjaan lantai ini didahului dengan Timbunan Tanah kemudian urugan pasir terlebih dahulu. Pasir
dihamparkan pada lantai kerja kemudian dipadatkan dengan alat bantu. Selama pemadatan pasir
disiram dengan air.
149
2. Sesudah itu dibentuk sebuah kolam di tengah campuran komponen yang masih kering dan
diisi air menurut tabel yang tercantum di atas. Perlu diperhatikan bahwa terlalu banyak air
mengurangi mutu dan ketahanan beton. Kemudian pencampuran dimuali pada bagian
pinggiran yang kering dengan air di kolam pada pertengahan sampai semua air tercampur
dalam campuran komponen. Sekarang beton dicampur paling sedikit tiga kali lagi sampai
adukan menjadi homogen.
3. Cara mencampur komponen kering dengan komponen basah beton Kualitas campuran adukan
beton ini mempengaruhi kualitas beton selanjutnya. Setelah campuran beton terlihat sempurna ,
kemudian beton tersebut dihamparkan menjadi lantai rabat dan untuk menjaga kerataan lantai
dilakukan leveling dengan menggunakan alat bantu seperti water pass.
150
Pasang Dinding Granit (Homogeneous Tile) Dinding 40x80 cm Unpolish / Kasar
- Sebelum pekerjaan pasangan Homogeneous Tile dikerjakan, pastikan sparing ME sudah
terpasang.
- Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24 jam.
- Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
- Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan Homogeneous Tile yang rata dan
garis siar/nat yang lurus.
- Rendam Homogeneous Tile terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
- Pasangan dinding Homogeneous Tile untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan
dengan perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding
Homogeneous Tile lainnya dengan acuan kepalaan pasangan Homogeneous Tile yang telah
dibuat.
- Saat pemasangan, Homogeneous Tile ditekan atau pukul dengan palu karet agar
mendapatkan permukaan yang rata.
- Acian perekat Homogeneous Tile harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan
pasangan Homogeneous Tile mudah pecah.
- Cek kerataan permukaan pasangan dinding Homogeneous Tile dengan alat waterpass.
- Setelah pemasangan dinding Homogeneous Tile selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan Homogeneous Tile. Setelah itu baru
dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.
PEKERJAAN SANITASI
151
- Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.
- Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan
gambar kerja.
- Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.
- Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.
- Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
- Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.
Metoda Pelaksanaan :
Persiapkan alatalat yang diperlukan dan lubang pembuang dan saluran air bersih (pipa
suplai) sebelum kloset terpasang
Ukur lubang pengunci bowl tandai dengan pensil dan sejenisnya
Kemudian lubangi dan masukan dynabolt untuk memasang kaki kloset
Pasanggg wax ring dan pastikan lengket pada sisi lubang kloset
Pasang stop kran, T. Flexibel hose dan jet shower yang berada pada belakang kloset
152
Pasang kloset pada lubang yang telah dipasang dynabolt
Pasang alatalat dalam tangki/tank trim dan untuk memasangnya pada kloset dengan
memasang rubber tank terlebih dahulu untuk mencegah kebocoran dan untuk dudukan
pada tanki
Sambung flexible hose pada T dan tank trim.
Untuk ketinggian air sesuai dengan kebutuhan sendiri, lalu pasang tutup tangki dan
tombol.
Pasang seat cover pada kloset. Setelah selesai kloset terpasang lakukan pengetesan
apakah terdapat rembesan atau kebocoran
Pemasangan Wastafel
Metoda Pelaksanaan :
- Tentukan letak pemasangan wastafel terlebih dahulu
- Usahakan pipa saluran air bersih dan saluran air kotor tertanam untuk menghindari
kebocoran
- Lihat lubang pemasang skrup di wastafel kemudian ukur/tandai pada tempat
pemasangan.
- Lalu lubangi pada bagian yang ditandai tadi dan pasang wastafel pada posisinya
dengan mamasng sekrup fischer sesuai dengan lubang yang telah dibuat tadi.
- Terakhir pasang semua kelengkapan wastafel seperti pipa sambungan kran, pipa leher
angsa dan kran air.
- Setelah selesai terpasang coba mengetas untuk memastikan tidak ada yang bocor.
PEKERJAAN LISTRIK
Pemasangan kabel
Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa tersebut
harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak mudah
bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan jarak
sekitar 1 m.
Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa pelindung
conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling
melintas.
153
Testing dan commissioning
Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x 24
jam
PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan dinding
Setelah selesai pengerjaan pekerjaan plesteran pada dinding, hal yang berikutnya dilakukan
adalah pekerjaan pengecatan. Cat dan pelapis arsitektural lain berfungsi melindungi dan
mempercantik permukaan bangunan. Tidak ada aspek pekerjaan pengecatan dan finishing yang lebih
penting daripada persiapan permukaan. Suatu pekerjaan pelapisan yang bagus berawal dengan
penyiapan permukaan yang sempurna untuk membuat permukaan tersebut siap menerima pelapisan.
Material pelapisan harus dipilih secara cermat dan dioleskan secara terampil dengan menggunakan
perkakas dan teknikteknik yang sesuai.
Sebagian besar lapisan finis melekat lebih bagus apabila substratnya terlebih dahulu diberi
lapisan dasar. Lapisan dasar khusus diproduksi untuk permukaan interior dan eksterior. Pelapisan
harus diberikan pada permukaan yang kering, jika tidak maka pelapis itu mungkin tidak akan melekat.
Cat dan lapisan lain dapat dioleskan dengan kuas, rol, bantalan ataupun semprotan. Penguasan
adalah cara yang paling lambat dan paling mahal, tetapi merupakan cara yang paling bagus untuk
pekerjaan yang lebih terperinci. Penyemprotan adalah cara yang paling cepat dan paling murah,
namun paling sulit untuk dikendalikan. Cukup dan efektif untuk penggunaan rata yang luas.
Pekerjaan pengecatan juga memiliki halhal yang harus diperhatikan pada proses
pelaksanaannya agar hasil pengecatan yang didapatkan memuaskan. Proses pengecatan yang baik
harus mengikuti langkahlangkah sebagai berikut :
154
6. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian dinding yang kurang rata dengan plamur dan
kemudian ditunggu sampai kering. Plamur jangan terlalu tebal karena dapat
menyebabkan permukaan dinding kurang rata dan cat terkelupas.
7. Haluskan permukaan plamur tersebut dengan menggunakan amplas.
8. Cek permukaan dinding, apakah sudah rata atau belum.
9. Jika permukaan sudah rata maka lakukan pengecatan dasar dengan rol pada bidang
yang luas dan dengan kuas untuk bidang yang sempit/sulit.
10. Apabila cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
Pengecatan dilakukan dengan cepat dan merata dan tidak melapis ulang cat sebelum
benarbenar kering.
11. Jika cat finishing yang pertama sudah kering, lanjutkan dengan pengecatan yang kedua/
terakhir. Jumlah cat finishing yang dilakukan harus sesuai dengan spesifikasi.
12. Lakukan pengecekan terhadap hasil pengecatan. Apakah hasil sudah rata atau belum.
13. Apabila sudah rata, bersihkan permukaan yang tidak seharusnya terkena cat dengan
mengunakan lap.
155
Penyebab : Pengecatan yang dilakukan dalam cuaca yang kurang baik seperti suhu rendah,
berkabut dan lembab, Pengecatan yang dilakukan diatas permukaan yang
mengandung lilin seperti bahan untuk poles, minyak atau debu, penggunaan
pengencer yang tidak sesuai dengan jenis cat yang dipakai.
Perbaikan : Lapisan cat harus dikerok sampai bersih kemudian ulangi pengecatan dari awal
d. Terdapat garisgaris bekas kuas
Penyebab : Cat tidak mengalir rata saat dilapiskan, bisa dikarenakan teknik pengecatan yang
tidak benar seperti pelapisan cat yang kurang teliti sehingga menjadikan
ketebalan yang tidak merata, pengnceran yang kurang atau kuas dijalankan pada
saat lapisan cat mulai mengering, Menggunakan kuas yang kotor atau bulubulu
kuas telah menggumpal.
Perbaikan : Setelah cat kering sempurna, gosoklah dengan kertas gosok kemudian ulangi
pengecatan.
e. Lapisan cat menurun di beberapa tempat
Pada kasus ini cat sebelum kering meluncur turun sehingga ketebalan lapisan antara bidang
atas dan bawah menjadi tidak sama
Penyebab : Mutu cat itu sendiri kurang baik dan hanya bisa diperbaiki dari pabrik yang
bersangkutan, cat terlalu encer, pengecatan tidak merata.
Perbaikan : Biarkan lapisan cat mengering sempurna. Ratakan bagianbagian yang menurun
dengan kertas gosok, kemudian lakukanpengecatan ulang.
f. Lubanglubang kecil pada permukaan dinding
Penyebab : Tekanan pada saat penyemprotan terlalu tinggi, jarak penyemprotan terlalu
dekat, pengencer cat yang digunakan tidak sesuai.
Perbaikan : Biarkan permukaan yang di cat kering dan keras sempurna. Gosok permukaan
dengan kertas ghosok halus sampai lubanglubang yang terbentuk hilang atau
merata, kemudian lakukan pengecatan ulang sesuai petunjuk yang benar.
g. Cat menggelembung
Penyebab : Cat bermutu tinggi mempunyai lapisan cat yang rapat dan plastis, sehingga
terdapat air atau cairan lain yang tertahan dibawahnya dapat mengakibatkan
menggelembungnya lapisan cat tersebut. Pengecatan pada permukaan yang
basah akan mengakibatkan berkurangnya daya lekat lapisan cat, sehingga
kemungkinan terjadinya gelembunggelembung akan lebih besar. Solvent dapat
tertahan dibawah lapisan cat bila pengecatan dilakukan sekaligus tebal dan
langsung terkena sinar martahari. Lapisan cat paling atas akan mengering lebih
cepat, sedangkan lapisan bawah masih mengandung banyak solvent yang akan
menguap. Uap solvent tersebut akan terjebak dibawah lapisan yang telah kering
dan mendesak lapisan tersebut sehingga terjadi gelembung.
Perbaikan : Jika terlalu banyak gelembung yang terbentuk, maka lapisan cat harus dikerok
seluruhnya. Bersihkan permukaan, kemudian berilah lapisan cat dasar bilamana
diperlukan sebelum dilapisi cat akhir. Bila gelembung yang terjadi sedikit, maka
perbaikan hanya pada bagian yang menggelembung saja.
h. Pengapuran pada dinding yang telah selesai di cat
Penyebab : Lapisan film cat rusak karena pengaruh serangan garamgaraman alkali
(umumnya terjadi pada pengecatan tembok baru) atau pengaruh sinar matahari
(terjadi pada tembok luar ruangan). Pengenceran cat yang terlalu encer sehingga
film cat tidak dapat terbentuk dengan sempurna.
Perbaikan : Jika pengapuran hanya terdapat pada tempattempat tertentu (karena pengaruh
serangan garam alkali) amplas bagian itu saja kemudian bersihkan dan beri
lapisan cat kembali. Jika pengapuran terdapat pada seluruh permukaan tembok
rontokkan semua cat, bersihkan dan jika tembok belum kering benar tunggu
beberapa saat sampai tembok kering dan ulangi pengecatan dari awal. Untuk
tembok luar ruangan pakailan cat yang dianjurkan.
i. Penyabunan pada dinding yang telah selesai di cat
Penyebab : Serangan alkali pada lapisan cat yang berbahan perekat mengandung minyak
seperti alkyd gloss. Alkali dan minyak akan bereaksi secara kimiawi yang disebut
penyabunan dimana memberi hasil akhir seperti sabun dan menyebabkan
lapisan cat menjadi lunak dan terbentuk gumpalan yang lengket.
Perbaikan : Kerok seluruh lapisan cat dan kemudian bersihkan permukaan secara sempurna.
Selanjutnya beri lapisan cat lain yang sesuai dengan media yang akan di cat.
j. Permukaan berkerut
156
Penyebab : Pengulangan lapisan diatas lapisan sebelumnya yang belum kering sehingga
terjadi penarikan dan permukaan akan berkerut atau adanya perbedaan jenis cat
antara lapisan bawah dan lapisan atas (mis: lapisan bawah cat sintetis dan
lapisan atas cat duco)
Perbaikan : Untuk kasus ini sebaiknya lapisan cat dikerok seluruhnya dan dilakukan
pengecatan ulang.
k. Warna tidak merata
Penyebab : Pengadukan cat yang kurang sempurna sehingga warna dasar cat kurang
menyatu dan mengambang.
Perbaikan : Biarkan cat mengering sempurna. Amplas bagianbagian yang terlihat belang
dan kemudian lakukan pengecatan ulang.
l. Cat bebercak basah
Penyebab : Penggunaan plamir yang belum kering sempurna dan kemudian diberi lapisan
cat, maka sisasisa air dari plamir tersebut terjebak diantara dua lapisan plamir
dan cat sehingga menyebabkan timbulnya bercak seperti basah.
Perbaikan : Amplas permukaan lapisan cat agar lebih porous sehingga air dapat dengan
mudah keluar. Bila jamur telah tumbuh pada bagianbagian yang basah tersebut,
cuci dengan kaporit dan kemudian lap dengan kain basah untuk menghilangkan
sisasisa kaporit. Biarkan mengering sempurna sebelum dilakukan pengecatan
ulang. Bila dirasa perlu beri lapisan Wall Sealer yang sesuai.
Bahan yang digunakan adalah meni kayu dan besi sekualitas kuda terbang, platon atau ftalit, cat
kayu, Cat tembok, Residu kualitas baik tidak luntur dan Politur.
Alat yang digunakan adalah kuas biasa, kuas rol, wadah cat, dan alat bantu lainnya.
157
L. TAHAPAN PEKERJAAN PASCA PELAKSANAAN KONSTRUKSI
b) Amandemen
Hasil dari Pemeriksaan kemudian dituangkan dalam berita acara Serah Terima I kepada
pengguna jasa dan apabila terjadi perubahan volume ataupun perubahan design pada saat
pelaksanaan maka dituangkan dalam amandemen.
c) As Bulit Drawing
Gambar As built drawing dibuat mengacu pada keadaan yang sebenarnya di lapangan.
d) Foto 100%
Setelah pekerjaan mencapai prestasi 100% kemudian diambil gambarnya dengan posisi
mengacu pada hasil foto 0% dan 50%.
e) Penyerahan I (PHO)
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan dan sudah diperiksa oleh Tim Pemeriksa
Kegiatan kemudian dilakukan penyerahan pekerjaan tahap I (PHO) oleh penyedia jasa
kepada pengguna jasa.
f) Pemeliharaan
Sebagaimana yang telah ditentukan dalam Dokumen Lelang bahwa Pelaksana/ Penyedia
Jasa wajib melaksanakan waktu pemeliharaan pekerjaan 180 (Seratus delapan puluh) hari
kalender terhitung sejak tanggal Serah Terima I (Pertama) pekerjaan pelaksanaan.
Selanjutnya setelah masa waktu pemeliharaan pekerjaan tersebut berakhir, akan dilakukan
pemeriksaan lapangan kembali guna diadakan Serah Terima II (Kedua) pekerjaan
pelaksanaan.
XV.KELUARAN
Berdasarkan Spesifikasi Teknis, keluaran yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa adalah
terlaksananya Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri
Terpadu Politeknik Negeri Padang
XVI.LAPORAN
Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan pekerjaan yang harus diserahkan oleh
Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
a) Rencana Mutu Kontrak (Program Mutu)
b) Schedulle dan ReSchedulle (jika ada)
c) Shop Drawing
d) MC0
e) Laporan Mingguan
f) Addendum beserta gambar dan backup data (jika ada)
g) Asbuild Drawing
h) Final Quantity
i) Job Mix Formula (sesuai spesifikasi teknis)
j) Tes Tarik (sesuai spesifikasi teknis)
k) Tes Labor (sesuai spesifikasi teknis)
l) Foto Dokumentasi
m) Backup Data Termyn
n) Dokumen diserahkan dalam bentuk hardcopy dan softcopy (file asli dan hasil scan)
158
XVII.P E N U T U P
Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat untuk dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan Pekerjaan
Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang.
159