Anda di halaman 1dari 160

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TEKNOLOGI TERPADU


POLITEKNIK NEGERI PADANG

POLITEKNIK NEGERI PADANG


Kampus Politeknik Negeri Padang, Limau Manis, Padang
0
I. UMUM
 Program : Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
 Kegiatan : Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Perguruan Tinggi Vokasi
 Pekerjaan : Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu
Politeknik Negeri Terpadu Politeknik Negeri Padang
 Lokasi : Kampus Politeknik Negeri Padang, Limau Manis, Padang,
Sumatera Barat
 Tahun Anggaran : 2024
 Nilai Pagu : Rp52.854.507.000,00,­ Terbilang: Lima Puluh Dua Miliar Delapan
Ratus Lima Puluh Empat Juta Lima Ratus Tujuh Ribu Rupiah
 Nilai HPS : Rp52.854.498.286,63 Terbilang: Lima Puluh Dua Miliar Delapan
Ratus Lima Puluh Empat Juta Empat Ratus Sembilan Puluh
Delapan Ribu Dua Ratus Delapan Puluh Enam koma Enam
Puluh Tiga Rupiah.
 Instansi Pelaksana : Politeknik Negeri Padang
 Sumber Pendanaan : APBN Politeknik Negeri Padang TA. 2024

II. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud :
1. Untuk memberikan gambaran dan pemahaman kepada Penyedia Jasa Pekerjaan Pembangunan
Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang dapat terealisasi sesuai
dengan rencana dan spesifikasi yang telah ditetapkan sebagai petunjuk bagi pelaksana dalam hal
ini Penyedia Jasa Konstruksi yang memuat masukan, asas, kriteria, dan proses yang harus
dipenuhi atau diperhatikan yang selanjutnya akan diinterpretasikan dalam pelaksanaan tugasnya.
2. Sebagai pedoman bagi Penyedia Jasa Konstruksi agar dapat mengoptimalkan pekerjaan untuk
mewujudkan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang yang sesuai
dengan perencanaan agar dapat dimanfaatkan oleh setiap pengguna dan terpenuhinya standar­
standar konstruksi bangunan gedung Negara yang telah ditetapkan.
b. Tujuan:
1. Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri
Padang ini merupakan wujud menciptakan Gedung yang representatif untuk kebutuhan staff
dan mahasiswa Politeknik Negeri Padang.
2. Agar Penyedia Jasa Konstruksi yang terpilih dapat mewujudkan Gedung Laboratorium
Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang yang sesuai dengan dokumen pengadaan dan
ketentuan­ketentuan yang ditetapkan dalam kontrak untuk melaksanakan pekerjaan
konstruksi.
3. Terpenuhinya Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi selama pelaksanaan
pekerjaan.
4. Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri
Padang dapat berjalan dengan tertib, efektif, dan efisien sehingga tercapai tujuan
pembangunan yang optimal.
5. Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri
Padang ini harus dilaksanakan dengan sebaik­baiknya sehingga mampu memenuhi secara
optimal fungsi bangunannya, andal, ramah lingkungan dan dapat sebagai teladan bagi
lingkungannya.

c. Sasaran
Diperolehnya Penyedia Jasa Konstruksi yang berkualitas dan memenuhi syarat secara
kualifikasi, administrasi, teknis dan harga serta responsif terhadap pekerjaan Gedung
Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang.

III. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA


Pengguna Jasa adalah Politeknik Negeri Padang, Kampus Limau Manis Padang.

1
IV. LINGKUP PEKERJAAN

(A) PEKERJAAN PERSIAPAN

(B) PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR


B.1 LANTAI BASEMENT
I Pekerjaan Tanah
II Pekerjaan Pondasi
III Pekerjaan Struktur
IV Pekerjaan Dinding
V Pekerjaan Plafond
VI Pekerjaan Lantai
VII Pekerjaan Pintu dan Jendela
VIII Pekerjaan Perlengkapan Dalam
IX Pekerjaan Pengecatan
X Pekerjaan Lain ­ Lain
B.2 LANTAI 1
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Dinding
III Pekerjaan Plafond
IV Pekerjaan Lantai
V Pekerjaan Pintu dan Jendela
VI Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VII Pekerjaan Pengecatan
VIII Pekerjaan Lain ­ Lain
B.3 LANTAI 2
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Dinding
III Pekerjaan Plafond
IV Pekerjaan Lantai
V Pekerjaan Pintu dan Jendela
VI Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VII Pekerjaan Pengecatan
B.4 LANTAI 3
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Dinding
III Pekerjaan Plafond
IV Pekerjaan Lantai
V Pekerjaan Pintu dan Jendela
VI Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VII Pekerjaan Pengecatan

2
B.5 LANTAI 4
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Atap
III Pekerjaan Dinding
IV Pekerjaan Plafond
V Pekerjaan Lantai
VI Pekerjaan Pintu dan Jendela
VII Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VIII Pekerjaan Pengecatan
IX Pekerjaan Lain ­ Lain
B.6 LANTAI ATAP
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Dinding
III Pekerjaan Plafond
IV Pekerjaan Lantai
V Pekerjaan Pintu dan Jendela
VI Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VII Pekerjaan Pengecatan
VIII Pekerjaan Lain ­ Lain
B.7 PEKERJAAN LUAR DAN TAMAN

(C) PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


C.1 PEKERJAAN MEKANIKAL
C.2 PEKERJAAN ELETRIKAL

V. WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu maksimum untuk penyelesaian seluruh pekerjaan ini adalah 240 (Dua Ratus Empat
Puluh) Hari Kalender, terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditanda tangani dan waktu
pemeliharaan selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender setelah serah terima pertama
pekerjaan dilaksanakan.

VI. PERSYARATAN PENYEDIA JASA KONSTRUKSI


Penyedia yang akan melaksanakan memiliki:
1. SBU Bangunan Gedung Pendidikan, sesuai lampiran II Permen PUPR Nomor :
19/PRT/M/2014 adalah Sub Klasifikasi Jasa Pelaksana Bangunan Pendidikan (BG007) atau
sesuai Ketentuan Peraturan Menteri Nomor 6 Tahun 2021 Subklasifikasi Konstruksi Gedung
Pendidikan (BG006) KBLI 41016.
2. Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB)
3. Mempunyai pengalaman sesuai dengan sub bidang minimal Pengalaman Bangunan Gedung
Pendidikan.
4. Memiliki Sertifikat Keikutsertaan pada BPJS Ketenagakerjaan sesuai peraturan.
5. Persyaratan Kualifikasi Perusahaan lainnya akan ditentukan dalam Dokumen Pengadaan.

3
VII. TENAGA PERSONEL YANG DIPERLUKAN DALAM PELAKSANAAN
Dalam menangani pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu
Politeknik Negeri Padang ini Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan tenaga yang memenuhi
ketentuan proyek, baik yang ditinjau dari segi kompleksitas lengkap (besaran) proyek maupun tingkat
kompleksitas pekerjaan.

Untuk kebutuhan minimal Personel Manajerial sebagai berikut :

Jabatan Pengalaman SKT/ Sertifikat


No. Jumlah Minimal
Personil Minimal

SKA Ahli Madya/ SKK


Manajer 5 (lima) tahun Ahli Madya Bidang
1 Pelaksanaan/ 1
Keahlian Manajemen
Proyek Proyek Jenjang 8

SKA Ahli Madya/ SKK


Manajer 5 (lima) tahun Ahli Madya Teknik
2 1
Teknik Bangunan Gedung
Jenjang 8

SKA Ahli Madya/ SKK


Manajer Ahli Madya Bidang
3 1
Teknik 5 (lima) tahun Keahlian Teknik
Mekanikal Jenjang 8

SKA Ahli Madya/ SKK


0 (nol) tahun Ahli K3 Konstruksi
Jenjang 8

Tenaga Ahli Atau Atau


4 1
K3 Konstruksi
SKA Ahli Muda/ SKK
3 (tiga) tahun Jenjang 7 K3
Konstruksi

Manajer
5 1 2 (Dua) tahun S1/ DIV Ekonomi
Keuangan

Keterangan :
Tenaga Personil Manajerial melampirkan :
1. Melampirkan CV berikut dengan data pendukung berupa identitas diri, NPWP, Sertifikat/Ijazah,
dan surat referensi kerja dari pemberi tugas.
2. Surat Pernyataan Kesedian Untuk ditugaskan.
3. Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan konstruksi
(dihitung berdasarkan Tahun Anggaran).
4. Sertifikat Kompetensi Kerja dibuktikan saat rapat persiapan penunjukkan penyedia.

4
VIII. DAFTAR PERALATAN
Dalam menangani pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu
Politeknik Negeri Padang ini Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan alat yang memenuhi
ketentuan yang telah di tuangkan dalam persyaratan lelang pekerjaan ini.

a. Persyaratan Peralatan Utama untuk Pekerjaan ini

No Jenis Peralatan Satuan Jumlah Kapasitas Minimal Keterangan

1 Dump Truck Unit 3 4­6 M3 / 10 Ton Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

2 Scafolding Set 1.500 ­ Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

3 Bored Pile Machine Unit 1 ø 60 cm Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

4 Barbender Unit 2 3 HP Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

5 Excavator Unit 2 0,9 M3 Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

6. Tower Crane Unit 1 45 m Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

Melampirkan bukti kepemilikan alat:

­ Milik Sendiri (STNK, BPKB, Invois, kuitansi, bukti pembelian, surat perjanjian jual beli atau bukti
kepemilikan lainnya)
­ Sewa Beli (Surat perjanjian sewa beli, invois uang muka, kuitansi uang muka, angsuran atau bukti
sewa beli lainnya)
­ Sewa (Surat Perjanjian Sewa beserta bukti kepemilikan/penguasaan peralatan dari pemberi sewa
berupa : bukti kepemilikan peralatan dari pemberi sewa yaitu STNK, BPKB, invois, kuitansi, bukti
pembelian, surat perjanjian jual beli, atau bukti kepemilikan lainnya dan untuk bukti kepemilikan
peralatan yang berupa sewa beli yaitu surat perjanjian sewa beli, invois uang muka, kuitansi uang
muka, angsuran, atau bukti sewa beli lainnya)

IX. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam pelaksanaan pekerjaan, pelaksanaan konstruksi harus memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam Spesifikasi Umum dan Teknis yang terlampir pada Dokumen tender dan ketentuan
lainnya akan diatur dalam Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak).

X. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang
berada di Kampus Politeknik Negeri Padang.

XI. DAN LAIN-LAIN


A. KETENTUAN UMUM
1. Penyedia Jasa harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta yang
melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan oleh Penyedia Jasa untuk
pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang diajukan oleh
Penyedia Jasa, Penyedia Jasa harus menjelaskan secara tertulis kepada Pengguna Jasa,
sekurang­kurangnya 14 hari sebelum Pengguna Jasa menetapkan setuju atau tidak.
3. Dalam hal Pengguna Jasa menyimpulkan bahwa standar yang diajukan Penyedia Jasa tidak

5
menjamin secara substansi sama atau lebih tinggi dari standar yang disyaratkan, maka Penyedia
Jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang disyaratkan dalam dokumen kontrak.
4. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi para calon
penawar untuk dapat menyusun penawaran realistis dan kompetitif, sesuai dengan kebutuhan
Pengguna Jasa tanpa catatan atau persyaratan lain dalam penawaran mereka. Kecuali ditentukan
lain dalam kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa semua barang dan bahan yang akan
digunakan dalam pekerjaan baru, belum digunakan, dari tipe/model yang terakhir
diproduksi/dikeluarkan dan termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan
bahan yang digunakan.
5. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin Standar Nasional (SNI, SII, SKSNI, dsb)
dan Norma Standar Pedoman Manual (NSPM) yang dikeluarkan Oleh Departemen Kimpraswil
untuk barang, bahan dan jasa / pengerjaan / fabrikasi dari edisi atau revisi terakhir, atau Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum atau Standar Internasional (ISO,DSB) /Standar
Negara Asing (ASTM, dsb) serta padanannya (ekuivalennya) yang secara substansi sama atau
lebih tinggi dari Standar Nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk barang, bahan
dan Pengerjaan/jasa/pabrikasi tertentu belum ada, maka dapat digunakan Standar Internasional
atau Standar Negara Asing.
6. Standar satuan pada ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS, sedangkan penggunaan
Standar satuan ukuran lainnya, dapat digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
7. Spesifikasi dapat terdiri dari tetapi tidak terbatas pada:
1) Lingkup Pekerjaan, termasuk ketentuan angka 6 di atas
2) Pekerjaan­pekerjaan yang tidak termasuk dalam kontrak
3) Spesifikasi Umum:
a) Peraturan serta undang­undang terkait beserta turunannya seperti
­ Lingkungan Hidup
­ Keselamatan Kerja
­ Jasa Konstruksi
­ Tenaga Kerja
­ Perda Terkait dsb.
b) Dokumen Acuan (berupa standar­standar) dengan memperhatikan ketentuan tersebut
pada angka 5 dan 6 diatas.
c) Alinyemen dan Survei
d) Hari Kerja dan Jam Kerja
e) Gangguan dan Keadaan Darurat
f) Pengendalian lingkungan

4) Spesifikasi Khusus :
a) Lapangan
b) Bangunan / Desain / Pengerjaan Spesifikasi
c) Bangunan­bangunan Umum dan Fasilitas­fasilitas publik
d) Perancah
e) Pengaturan Lalu lintas
f) Pengendalian Lingkup Pekerjaan

5) Spesifikasi Untuk Masing­masing Mata Pekerjaan


a) Apabila salah satu bagian Pekerjaan menggunakan dasar standar pengerjaan atau
standar pabrikasi tertentu dengan beberapa perubahan, maka pertama harus
mencantumkan ketentuan sebagai berikut :
PERUBAHAN
Perubahan ini didasarkan pada standar­standar nasional (SNI, SII, SKSNI, dsb) dan
Norma Standar Pedoman Manual (NSPM) yang dikeluarkan Oleh Departemen
Kimpraswil untuk barang, bahan dan jasa / pengerjaan / fabrikasi dari edisi atau revisi
terakhir, atau Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan
Umum atau Standar Internasional (ISO,DSB) /Standar Negara Asing (ASTM, dsb) serta
padanannya (ekuivalennya) yang secara substansi sama atau lebih tinggi dari Standar
Nasional yang disyaratkan.
Perubahan­perubahan dari ketentuan dasar tersebut dilakukan dengan cara sebagai
berikut :

6
­ Kata­kata yang merupakan tambahan dari standar dan merupakan bagian dari
spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf Kursif (Italic);
­ Kata­kata yang akan dihapus dari standar dan bukan merupakan bagian dari
spesifikasi, akan ditampilkan dalam huruf yang dicoret (Strike out) sehingga kata­
kata/kalimat asli dari standar yang digunakan masih dapat dibaca.

b) Lingkup pekerjaan
c) Dokumen acuan (standar­standar) yang digunakan
d) Uraian ketentuan­ketentuan untuk mata pekerjaan yang bersangkutan, apabila tidak
digunakan standar tertentu

8. Dalam penawaran dan pelaksanaan pekerjaan, penyedia harus mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
a. Penyedia harus menggunakan analisa sesuai dengan yang telah dicantumkan dalam
spesifikasi teknis ini.
b. Penggunaan analisa yang berbeda dalam penawaran harus melalui pembuktian dan dasar
yang kuat serta yang disetujui oleh Pokja Pemilihan.
c. Penggunaan analisa yang berbeda dalam pelaksanaan pekerjaan harus melalui
pembuktian dan dasar yang kuat yang disetujui oleh Pengguna Jasa.
d. Untuk pekerjaan beton, campuran beton yang digunakan dalam pelaksanaan adalah
campuran beton sesuai Job Mix Formula (JMF) yang menggunakan bahan/material yang
sama dengan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.

B. IDENTIFIKASI BAHAYA

TINGKAT
NO JENIS/ TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA RISIKO (TR)
1 Pekerjaan Persiapan Terkena alat kerja (Cangkul, Kecil
parang, Linggis).
2 Pekerjaan Tanah ­ Terjatuh Kedalam galian, Menengah
­ terluka akibat peralatan
3 Pekerjaan Pondasi Tertimpa Batu Menengah
4 Pekerjaan Struktur - Terkena alat Kerja Menengah
- Tertimpa besi tulangan
- Terjatuh dari ketinggian
- Terluka saat perakitan besi
- Tertimpa bekisting
- Iritasi kulit terkena adukan
5 Pekerjaan Atap Terjatuh saat pemasangan penutup atap Menengah
dan bubungan, bagian tubuh/tangan
terluka terkena material penutup atap
6 Pekerjaan Dinding Terjatuh pada saat pemasangan bata / Menengah
ACP
7 Pekerjaan Plafond - Terkena alat Kerja Kecil
- Terjatuh dari ketinggian
- Terluka kena benda tajam
- Tertimpa material

8 Pekerjaan Lantai Homogeneous Tile (Granit) yang pecah Kecil


pada saat pemasangan Homogeneous
Tile (Granit), jatuhnya material
Homogeneous Tile (Granit).
9 Pekerjaan Pintu dan Jendela - Terkena alat Kerja Kecil
- Terluka kena benda tajam
- Tertimpa material
10 Pekerjaan Perlengkapan ­ Terkena alat Kerja Kecil
Dalam ­ Terluka kena benda tajam

7
11 Pekerjaan Pengecatan Kena cat / kaleng cat yang tumpah Kecil
12 Pekerjaan Elektrikal ­ Tersengat listrik Menengah
­ Terkena alat Kerja
­ Jatuh dari ketinggian
­ Terluka kena benda tajam

Berdasarkan analisa di atas, tingkat resiko untuk pekerjaan ini adalah Resiko Menengah

Tahapan pelaksanaan pekerjaan yang memiliki tingkat resiko terbesar ;

TINGKAT
NO JENIS/ TIPE PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA
RISIKO (TR)
1 Pekerjaan Struktur ­ Terkena alat Kerja Menengah
­ Tertimpa besi tulangan
­ Terjatuh dari ketinggian
­ Terluka saat perakitan besi
­ Tertimpa bekisting
­ Iritasi kulit terkena adukan

C. MAJOR ITEM UNTUK EVALUASI KEWAJARAN HARGA

NO JENIS PEKERJAAN

1 Pek. Pembesian
2 Pek. Pemasangan ACP Seven 0.3 PVDF + Hollow Galvanis 4x4 mm
3 Pek. Beton K­250
4 Pek. Bekisting Plat Beton
5 Pek. Bekisting Balok
6 Pek. Beton K­300
7 Pas. Granit (Homogeneous Tile) 80x80 cm Unpolish / Kasar (Lantai)
8 Pek. Bekisting Kolom
9 Pekerjaan AC Cassette R.Flow, INVERTER R­32 kap. 20.500 Btuh Type SCFC60DV
10 ­ Kusen Alluminium Coating 4"
Pekerjaan Pemasangan Genset 400 kVA Merk Patraco PTC 400 CS (Include Ongkos Kirim Dan
11
Pemasangan)
Tangki Air Bersih Water Tank, Lengkap Dudukan/Pondasi (Include Ongkos Kirim Dan
12
Pemasangan)
Pek. Plafond PVC Marawa Plafond Rangka Furing
13
14 Pek. Galian Basement
15 ­ Jalusi Alluminium
16 Pek. Bekisting Dinding
Pekerjaan Passenger Elevator MRL­Room/Roomless­1000Kg­60mpm­4/4/4­Full Hairline SS­
17
ARD.
18 Pas. Dinding partisi double GRC Board 9 mm rangka hollow 100x50x3mm
19 Pas. Plesteran 1 : 4 tebal 15 mm
20 Pek. Dinding Bata 1/2 Bata (1:4)
Pek. Baja WF 350 X 175 X 7 X 11 (Termasuk plat sambungan)
21
22 DIESEL FIRE PUMP

8
23 Pek. Membran + Plester 1:2 + Aci
24 Pek. Cat Tembok Interior
Pekerjaan Easy UPS 3S E3SUPS15KHB2 15000W/15000VA Back up untuk ruangan labor multi
25
media dan labor artificial intelegent (Lantai 2)
26 Pekerjaan LVMDP + ATS
27 Pekerjaan Capasitor Bank Auto/Manual 180 kVAR 12 Step
28 Pekerjaan Instalasi Stop Kontak 1 Phasa NYM 3x2,5 mm2
29 Pekerjaan Instalasi Penerangan NYM 3x2,5 mm2
30 Pekerjaan Kabel NYFGbY 3 x (4 x 185 mm2) dari genset ke LVMDP
31 Pek. Plester + Aci
32 Pas. Granit (Homogeneous Tile) Dinding 40x80 cm Unpolish / Kasar
33 Pek. Buangan Tanah Galian

D. KRITERIA EVALUASI KAWAJARAN HARGA UNTUK PENAWARAN DIBAWAH 80%

• Komponen harga satuan upah pekerja/buruh mengacu pada Upah Minimum Provinsi (UMP)
sesuai dengan UU Nomor 13 Tahun 2003 dan PP Nomor 36 Tahun 2021. Dan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 51 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 36
Tahun 2021 tentang Pengupahan
• Kesesuaian jarak material/alat dengan analisa penawaran.
• Koefisien analisa harga satuan pekerjaan mengacu pada spesifikasi teknis.

9
XII. SPESIFIKASI TEKNIS

1. JENIS PEKERJAAN
1.1. Nama pekerjaan : Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi
Terpadu Politeknik Negeri Padang
Masa Pekerjaan : 240 ( Dua Ratus Empat Puluh ) hari kalender

1.2. Pekerjaan ini meliputi, mendatangkan dan melengkapi semua


bahan­bahan, menyediakan tenaga kerja, alat­alat yang dibutuhkan,
serta kelengkapannya.

1.3. Pekerjaan persiapan dan tambahan untuk kesempurnaan


pelaksanaan dan kemudian menyerahkan dalam keadaan selesai
dan sempurna.

1.4. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus dilaksanakan


berdasarkan kepada Bentuk dan Gambar­gambar detail,
peraturan­peraturan dan syarat­syarat daftar penjelasan
(aanwijzing) serta ketentuan dan keputusan Direksi yang dibuat
secara tertulis.

2. INFRASTUKTUR Lingkup pekerjaan

2.1. Penyedia Jasa diwajibkan melaksanakan pengukuran ulang


lokasi pekerjaan dengan menggunakan alat ukur optik /theodolit,
water pass, ata u alat uku r lainnya se ka ligus me mb ata si dengan
pema sa ngan b owp lank

2.2. Hasil pekerjaan pengukuran ulang yang dilaksanakan oleh


Penyedia Jasa akan dihitung bersama antara Penyedia Jasa
pelakasana dengan konsultan Konsultan MK. Dan dituangkan
didalam Berita Acara perhitungan bersama hasil pengukuran.

2.3. Berita acara hasil perhitungan bersama akan digunakan oleh


Penyedia Jasa pelaksana sebagai pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan cut and fill di lapangan.

2.4. Segala biaya yang timbul pada point pekerjaan ini telah dihitung
ke dalam rencana anggaran biaya pekerjaan.

2.5. Penyedia Jasa harus menyelenggarakan Sistim Manajemen


Keselamatan Konstruksi (SMKK).

2.6. Penyedia Jasa diwajibkan memasang papan plank proyek di lokasi


pekerjaan

10
Semua PEKERJAAN SIPIL mengacu kepada acuan normatif yang telah ada,
antara lain:

SNI 07­0076­1987 Tali kawat baja


SNI 03­0349­1989 Bata beton untuk pasangan dinding
SNI 03­1749­1990 Cara penentuan besar butir agregat untuk adukan dan beton
SNI 03­1750­1990 Mutu dan cara uji agregat beton
SNI 03­1753­1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron
agregat kasar untuk beton
SNI 03­1754­1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron
agregat kasar untuk beton
SNI 03­1966­1990 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus
dan kasar
SNI 03­1969­1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air
agregat kasar
SNI 03­1970­1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air
agregat halus
SNI 03­1971­1990Metode pengujian tentang kadar air agregat
SNI 03­1972­1990Metode pengujian slump beton
SNI 03­1974­1990Metode pengujian kuat tekan beton
SNI 03­2458­1991
Metode pengambilan contoh untuk campuran
beton segar
SNI 03­2493­1991 Pembuatan dan perawatan benda uji beton
di laboratorium
SNI 03­2495­1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 15­2530­1991 Metoda pengujian kehalusan Semen Portland
SNI 03­2647­1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan
gedung
SNI 03­2816­1992 Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk
campuran mortar dan beton
SNI 03­2914­1992 Spesifikasi beton bertulang kedap air
SNI 03­3402­1994 Metode pengujian berat isi beton ringan struktural
SNI 03­3407­1994 Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan
sodium sulfat .
SNI 15­2049­1994 Semen Portland
SNI 03­3976­1995 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton
SNI 15­3758­1995 Semen adukan pasangan
SNI 03­2094­2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding
SNI 03­2834­2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
SNI 07­6401­2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk
tulangan beton
SNI 0 3­1735­2000 Ta ta ca ra perenca naan akses bangunan dan akses
lingku ngan untu k pence gahan bahaya ke baka ran pada
bangunan g edung
SNI 03­1729­2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan
gedung
SNI 03­3449­2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan
agregat ringan.
SNI 03­6796­2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah
dengan beban statis pada pondasi dangkal
SNI 03­°14­2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan
beton

11
SNI 03­6817­2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 03­6820­2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan
plesteran dengan bahan dasar semen
SNI 03­6861.2­2002 Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan
dari besi/baja)
SNI 03­6880­2002 Spesifikasi beton struktural
SNI 03­6882­2002 Spesifikasi motar untuk pekerjaan pasangan
SNI 03­6889­2002 Tata cara pengambilan contoh agregat
SNI 2847­2019 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 1 729­2020 Spesifika si untu k bangunan g edung b aja stru ktural

3. PEKERJAAN PERSIAPAN
Lingkup pekerjaan

3.1. Penyedia Jasa diwajibkan memasang papan plank proyek di lokasi


pekerjaan

3.2. Mobilisasi dan demobilisasi peralatan yang akan digunakan untuk


melakasanakan pekerjaan

3.3. Pek. Bongkaran


 Pembongkaran bagian bangunan existing dilakukan dengan
sesuai arahan direksi/Konsultan MK lapangan.
 Kecuali ditetapkan lain oleh Direksi, maka pembongkaran
bangunan, dan sisa bahan bangunan dalam daerah batas
pekerjaan harus dibersihkan dan dikeluarkan dari lokasi proyek
sesuai tempat yang akan ditetapkan oleh Direksi.
 Semua saluran­saluran yang masih berfungsi seperti riol, saluran
air, listrik atau benda­benda lain yang masih berfungsi harus
dilindungi, kecuali kalau dinyatakan harus dihilangkan. Bila hal
tersebut ternyata terjadi kerusakan, maka harus
diganti/diperbaiki dengan biaya Pemborong yang bersangkutan.
 Kerusakan­kerusakan yang terjadi pada harta benda sekitar
proyek yang diakibatkanoleh pelaksanaan pekerjaan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.

3.4. Pengukuran dan pemasangan papan bowplank


 Pada dasarnya semua / seluruh ukuran yang tertera dalam
gambar rencana adalah merupakan acuan untuk pelaksanan
pekerjaan, dan merupakan ukuran jadi.
 Sebelum memulai pelaksanan pekerjaan, pemborong harus
terlebih dahulu melakukan pengukuran site untuk menentukan
tata letak bangunan, dan penentuan tinggi permukaan
pengurugan, dan semua hasil pengukuran tersebut harus
dilaporkan kepada pihak Konsultan MK / Direksi untuk disetujui.
 Untuk letak peil lantai bangunan ( ± 0.00 ) ditetapkan nanti
dilapangan pekerjaan bersama­sama dengan pihak Pemborong,
Konsultan Perencana dan Direksi/ Konsultan MK pada saat
pemancangan.
 Segala / seluruh biaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan
pengukuran tersebut adalah merupakan tanggung jawab
Pemborong

12
 Bouwplank dipasang pada patok kayu kasau berukuran 5/7,
tertancap ditanah sehingga tidak dapat di gerak ­ gerakkan atau
diubah ­ ubah, berjarak maksimum 1,50 m satu dengan yang
lainnya.
 Papan bouwplank dibuat dari papan dengan ukuran tebal 2 cm
dan lebar 20 cm dipasang lurus dan diserut rata pada sisi di
sebelah atasnya. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama
satu dengan yang lainya dan rata / waterpass, kecuali
dikehendaki lain oleh Konsultan MK.

3.5. Seluruh Areal rencana bangunan harus dibersihkan dari segala


bentuk puing dan benda yang dapat mengganggu pada saat
pelaksaan proyek dan kwalitas bangunan yang berdiri dilokasi
tersebut.
3.6. Penyedia Jasa harus menjalankan sistem manajemen keselamatan
konstruksi (SMKK),
3.7. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh apabila terjadi kecelakaan
selama pekerjaan

4. PEKERJAAN TANAH

4.1 Pekerjaan Galian Tanah Pondasi


Posisi, Bentuk dan ukuran galian mengacu kepada gambar kerja.

4.2 Urugan kembali


Mengurug kembali bekas galian serta dipadatkan.

4.3 Timbunah tanah urug dipadatkan


Timbunah tanah urug harus dipadatkan dengan menggunakan
stamper.

4.4 Pekerjaan Pasir Urug


Pasir urug yang dimaksud disini adalah pasir urug bawah
pondasi. Pasir yang digunakan dalah pasir urug dengan
ketebalan mengacu kepada gambar kerja.

5. PEKERJAAN PONDASI

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pondasi yang dimaksud adalah Pasangan Bored Pile.

b. Persyaratan Bahan
Pondasi bore pile menggunakan beton K­300 dan menggunakan besi dia, 19
sebagai tulangan pokok nya. Tulangan spiral nya menggunakan besi dia. 10

c. Persyaratan Kerja
1. Lobang Pondasi di bor dengan menggunakan Bored Pile Machine ø 60
cm.
2. Setelah proses pemasangan besi tulangan selesai maka harus dilakukan
pengukuran kembali kedalaman lubang pengeboran
3. Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan bantuan
diesel dan power winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan

13
diturunkan dengan hati­hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan
lubang bor
4. Pengecoran dilakukan dengan beton K­300 dengan menggunakan bahan
yang sudah di setujui Konsultan MK.
5. Air yang digunakan harus bersih, tawar dan bebas dari bahan kimia yang
dapat merusak pondasi, asam alkali atau bahan organik.
6. Pasir pasang harus bersih, tajam dan bebas lumpur tanah liat, kotoran
organik dan bahan­bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir
yang akan dipakai terlebih dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter
lubang sebesar 10 mm.

6. PEKERJAAN STRUKTUR

Lingkup pekerjaan

6.1 Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pekerjaan:

 Pek. Pondasi Bored Pile Dia. 600 mm


 Pek. Poer 370 x 370 x 100 cm
 Pek. Poer 300 x 300 x 100 cm
 Pek. Poer 100 x 100 x 100 cm
 Pek. Poer 380 x 363 x 30 cm
 Pek. Sloof 40/80 (BSI)
 Pek. Sloof 35/70 (BSA)
 Pek. Sloof 20/30
 Pek. Sloof 15/20
 Pek. Kolom 80/80
 Pek. Core Wall
 Pek. Plat Lantai Basement
 Pek. Plat Lantai Miring
 Pek. Kolom 25/25
 Pek. Dinding Penahan Tanah
 Pek. Balok Praktis 12/15
 Pek. Plat Lantai Dak Basement Tbl. 20 cm
 Pek. Tangga

6.2 Untuk seluruh pekerjaan bekisting menggunakan kayu kelas III


tebal minimal 2,5 cm atau Multiplek tebal 9 mm dengan tulangan
kayu 4/6 yang cukup jumlahnya. Untuk menyangga / stut werk
digunakan kayu balok ukuran 5/7 cm

6.3 Bekisting harus dipasang rapi dan teliti dan diolesi dengan minyak
bikesting sehingga waktu pembongkaran bekisting, beton
menghasilkan bidang rata dan hanya memerlukan sedikit
penghalusan

6.4 Untuk seluruh pekerjaan harus menggunakan Portland


Cement Type I / sement yang diizinkan Direksi.
Penyimpanan /penimbuann bahan PC hendaknya dengan rapi

14
dan terlindung dari hawa lembab sesuai dengan peraturan yang
ada, agar PC tidak mengeras/rusak.

6.5 Pembesian harus sesuai dengan petunjuk yang dijelasakan dalam


detail penulangan pada gambar teknis, besi dan kawat yang
digunakan harus berstandarkan SNI dengan mutu baik tanpa
karat

6.6 Besi beton yang dipakai adalah besi beton yang berkualitas baik
dengan diameternya disesuaikan dengan gambar.

6.7 Besi tulangan yang dipakai adalah besi polos termasuk sengkang
/ beguel dan besar diameter besi harus sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar detail, jika sesuatu diameter tidak
terdapat dipasaran pemborong harus membicarakan lebih dahulu
dengan direksi.

6.8 Untuk seluruh pekerjaan beton, pasangan dan plesteran


dipergunakan pasir yang memenuhi syarat dan disetujui
oleh Direksi, pasir harus bersih, mempunyai butir­butir yang
keras, memenuhi analisa saringan dan tidak mengandung lumpur.

6.9 Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil
disentralisasi alami dari batuan­batuan atau berupa batu pecah
yang diperoleh dari pemecah batu­batu pada umumnya, yang
dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat yang besar
butirnya lebih dari 5 mm.

6.10 Pekerjaan beton konstruksi dilaksanakan mutu:


 f’c = 26.4 MPa (K 300), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,52
➢ Pek. Pondasi Bored Pile Dia. 600 mm
➢ Pek. Poer 370 x 370 x 100 cm
➢ Pek. Poer 300 x 300 x 100 cm
➢ Pek. Poer 100 x 100 x 100 cm
➢ Pek. Poer 380 x 363 x 30 cm

 f’c = 21.7 MPa (K 250), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,56


➢ Pek. Sloof 35/70 (BSA)
➢ Pek. Sloof 20/30
➢ Pek. Sloof 15/20
➢ Pek. Kolom 80/80
➢ Pek. Balok 35/70 (BA)
➢ Pek. Balok 25/50
➢ Pek. Core Wall
➢ Pek. Plat Lantai

 f’c = 14,5 MPa (K 175), slump (12 ± 2) cm, w/c = 0,66


➢ Pek. Balok Praktis 12/15
➢ Pek. Kolom Praktis

15
6.11 Air yang dipakai harus bersih dan tidak berbau serta tidak
bercampur dengan bahan kimia yang dapat merusak mutu beton.

6.12 Pelaksanaan pengecoran harus dipimpin oleh tenaga ahli


dan selalu dilapangan bersama konsultan Konsultan MK.

6.13 Sebelum pengecoran dimulai, harus dipastikan bahwa bekesting


betul­betul kuat dan kaku, besi tulangan telah berada pada
posisi yang benar sesuai dengan gambar dan memdapat
persetujuan direksi.

6.14 Setiap bagian pekerjaan pengecoran beton harus dilakukan


secara terus menerus sampai selesai. Apabila pengecoran
terpaksa dihentikan, maka tempat pemutusan pengecoran harus
dapat persetujuan Konsultan MK.

6.15 Apabila pengecoran telah selesai dan beton telah mulai mengeras,
beton harus disiram/digenangi dengan air terus menerus
sekurang­kurangnya selama 7 (tujuh) hari supaya proses
pengerasan berjalan dengan baik dan tidak terdapat retak­retak.

6.16 Untuk beton konstrusi, bekesting dibongkar setelah umur beton 21


(dua puluh satu) hari dan selama itu beton harus disiram pagi dan
sore.

6.17 Agar pekerjaan beton ini rapi dan tidak keropos maka jarak antara
tulangan dengan bekesting dipasang kipang beton dengan ketebalan
yang disesuaikan dengan ketebalan Selimut Beton dan jarak
disesuaikan.

7. PEKERJAAN ATAP
Lingkup pekerjaan

7.1 Kuda­kuda baja WF dan CNP dan Atap Spandek Regency Elite 760
Charcoal Bluescope AZ 100, XL 0,4 mm (Tebal Plat)

7.2 Pelaksanaan pekerjaan Atap spandek

a. Pasa ng re ng d engan ja rak 45 cm dari a s ke a s

b. Pasa ng a ta p sp andek, mu lai d engan le mb ar ke­1.

 Ove rlap ke samp ing = 1 g elomb ang.

 Ove rlap ke a ta s = 2 0 cm.


 Ju mla h sekru p p er le mb ar = 1 8 p cs (forma si 6 + 3 + 6 + 3 ).

 Lanjutkan d engan p ema sa ngan le mb ar b eriku tn ya , sa mp ai

1 b aris penuh.

16
c. Lanjutkan d engan p ema sa ngan le mb ar b eriku tn ya , hingga

baris ke ­2 p enuh.

 Un tu k baris ke ­3, me ngulang sama seperti baris ke ­1.

 Un tu k baris ke ­4, me ngulang sama seperti baris ke ­2, dst.

8. PEKERJAAN DINDING
Lingkup pekerjaan

8.1 Semua dinding batu bata dibuat dengan pasangan bata biasa uk. 5 x
11 x 23 cm dengan kualitas terbaik yang disetujui
Perencana/Konsultan Management Konstruksi, siku dan sama
ukurannya

8.2 Pelaksanaan pasangan bata dan Plaster dinding


Ø Pasangan batu ½ bata, dengan menggunakan Campuran 1 Pc
: 4 Psr untuk dinding bangunan dan 1 Pc : 2 Psr untuk dinding
saluran drainase halaman.
Ø Setelah pekerjaan pemasangan bata selesai selanjutnya
pasangan bata diplester dengan campuran 1 Pc : 4 Psr dengan
ketebelan 15 mm untuk dinding bangunan dan 1 Pc : 2 Psr untuk
dinding saluran drainase halaman
Ø Setelah pekerjaan plesteran selesai tidak diperkenankan untuk
langsung diaci atau di pasang Homogeneous Tile (Granit)
dinding, tunggu 48 jam setelah kelembaban air keluar dalam
dinding/berkeringat kering, dapat dilakukan pekerjaan acian
dengan MU­100, MU­250 atau pemasangan Homogeneous Tile
(Granit) dinding.
Ø Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap
terdiri maksimum 8­10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor
kolom praktis.
Ø Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis)
dengan ukuran 13 x 13 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter
12 mm, beugel diameter 8 mm jarak 15 cm.
Ø Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama
sekali tidak diperkenankan.
Ø Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi
penguat stek­stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan
beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang­kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
Ø Tidak diperkenankan memasang bata yang patah 2 (dua)
melebihi dari 2 %. Bata yang patah lebih dari 2 (dua ) tidak
boleh digunakan.

17
Ø Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan
dinding finish minimal setebal 13 cm dan untuk dinding 1 batu
finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi
dan benar­benar tegak lurus

8.3 Semua sudut yang diplester dan di aci harus kelihatan siku lurus dan
rapi

Lingkup pekerjaan

8.4 Pekerjaan ACP ini meliputi seluruh dinding yang dilapisi ACP
sebagaimana detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
13.1.1 Bahan yang digunakan ACP Seven/Marks PVDF
0,3mm Alloy 3003
13.1.2 Rangka Besi Hollow Galvanis 40x40
13.1.3 Spigot Siku Aluminium
13.1.4 Dynabolt M6 85
13.1.5 Baut Mur M6 80
13.1.6 Screw
13.1.7 Bracket 40x40

8.5 Untuk ACP Cutting Motif sesuai persetujuan owner


8.6 Bahan­bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh­contohnya kepada Direksi Pelaksana untuk
disetujui.
8.7 Pekerjaan Fasad Luar ornament Cutting Laser ACP Seven/Marks
PVDF 0,3mm Alloy 3003 P
8.8 Untuk Volume ACP adalah yang terpasang dan terlihat sesuai
gambar rencana dan di lapangan

9. PEKERJAAN PLAFOND
Lingkup pekerjaan

9.1Pekerjaan Pemasangan Plafond PVC Marawa Plafond Rangka Furing.


9.2 Pemasanagan rangka plafon ini harus sesuai dengn prosedur dan
metoda pelaksanaan.

9.3 Pemasangan rangka plafond di koordinasikan dengan layout titik


lampu
9.4 Sebelum pemasangan plafond dilakukan. Penyedia Jasa wajib
mengadakan pengecekan rangka terhadap kelurusan dan
kemiringannya.
9.5 Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli
atau oleh sub­Penyedia Jasa khusus yang berpengalaman dan
mempunyai reputasi hasil pekerjaan yang baik.
9.6 Permukaan yang akan dipasang plafond PVC harus bersih dan bebas
dari kontaminasi material yang mengandung bahan kimia.
9.7 Material harus disimpan sesuai petunjuk dari pabrik.

18
9.8 Sebelum pemasangan Penyedia Jasa harus mengajukan dulu contoh
bahan yang akan dipasang untuk mendapat persetujuan Perencana.

10. PEKERJAAN PENGECATAN

Lingkup pekerjaan
10.1 Bagian bidang plesteran tembok/beton bagian dalam dan langit­
Langit dicat dengan cat tembok merek :
 Dinding bagian luar : Exterior Dulux Profesional E1000
Weathershield.
 Dinding bagian dalam : Interior Dulux Profesional A.1000
 Untuk Plafon : Duluxe Profesional A.300

10.2 Semua permukan dinding yang akan di cat dengan cat tembok
Dulux Profesional, di cat dengan Alkali terlebih dahulu sampai rapi
dan di amplas sampai rata, apabila terdapat keretakan pelesteran
maka harus dikerok dahulu dan serta di amplas kembali sampai rata.

10.3 Penentuan warna cat yang akan dipakai dilakukan oleh perencana
dan pelaksanaannya harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari direksi atau pimpinan proyek.

11. PEKERJAAN LANTAI


Lingkup pekerjaan

11.1 Lantai Lobby, R. Tungggu dipasang Granit (Homogeneous Tile)


80x80 cm Unpolish / Kasar (Lantai) Merk Granito
11.2 Lantai toilet dipasang Granit (Homogeneous Tile) 40x40 cm
Unpolish / Kasar (Lantai) Merk Granito
11.3 Untuk meja beton dipasang Granit (Homogeneous Tile) 80x80 cm
polish Merk Granito.
11.4 Dinding dipasang Granit (Homogeneous Tile) Dinding 40x80 cm
Unpolish / Kasar Merk Granito.
11.5 Pelaksanaan Pekerjaan penutup lantai

 Pemasangan granit (Homogeneous Tile) pada tempat­tempat


yang ditentukan dalam gambar rencana
 Adukan (mortar) untuk setting lantai / dinding yang akan
dipasang Homogeneous Tile (Granit) /marmer, serta
pekerjaan­pekerjaan lain seperti pada gambar rencana
 Grouting Anchors, Angles (siku), dan penguat (framing) yang
cukup
 Sebelum Homogeneous Tile (Granit) di pasang Penyedia
Jasa harus memperlihatkan contoh Homogeneous Tile
(Granit) yang di pasang dan mendapat persetujuan direksi.
 Untuk pemasangan Homogeneous Tile (Granit) Lantai toilet
dimiringkan kearah buangan ± 2°
 Pasang tile dengan rata, level, lurus dan benar dengan
hubungan keseluruhan. Kelurusan permukaan tile harus pada
sisi luarya
 Variasi kerataan dan level : tidak melebihi 3 mm

19
12. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN JELUSI ALLUMUNIUM
Lingkup pekerjaan
12.1 Kozen Pintu terbuat dari rangka Kusen Alluminium Coating 4" White
farming system merek YKK, Alcan.
12.2 Setiap daun pintu dilengkapi dengan 3 (Tiga) buah engsel Nylon
khusus untuk Aluminium; dan handle stainless,
12.3 Daun Pintu terbuat dari rangka Allmunium + Kaca Riben Green Tb. 8
mm. Untuk ventilasi mengunakan Kaca Riben 5 mm.
12.4 Jalusi terbuat dari bahan Alumunium Coating White + Accessories
12.5 Pelaksanaan Pekerjaan Pintu, Jendela dan Jelusi Allumunium:
 Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian
dan syarat­syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi
ketentuan­ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
 Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam,
weather strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang
dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant. Angkur­angkur untuk rangka/kosen aluminium
terbuat dari steel plate tebal 2­3 mm, dengan lapisan zink
tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
 Treatment untuk permukaan kosen pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan
bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang
jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating
varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation
lainnya.
 Sebelum memulai pelaksaan Penyedia Jasa diwajibkan
meneliti gambar­gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan
peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan
sistem konstruksi bahan lain
 Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material
besi untuk menghindarkan penempelan debu besi pada
permukaannya. Didasarkan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati­hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya
 Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan
teliti dengan sekrup, rivet, stap dan harus cocok
 Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan
sekrup anti karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga
hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi
syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2
 Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana
kosen aluminium akan kontak dengan besi, tembaga atau
lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus
diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi
 Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding
adalah 10 ­ 25 mm yang kemudian diisi dengan beton
ringan/grout
 Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding)
yang melekat pada ambang bawah dan atas harus waterpas

20
 Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan
dinding agar diberi sealant supaya kedap air dan kedap
suara.
 Bentuk dan ukuran sesuai dari semua pintu sesuai dengan
gambar bestek.

13. PEKERJAAN ELEKTRIKAL / MEKANIKAL


Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan
bahan­bahan serta peralatan­peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk
instalasi, tenaga kerja, pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk
keperluan pengujian dan keperluan kerja. Untuk pemasangan sambungan listrik
baru Kapasitas 435 Kva ditanggung oleh Politeknik Negeri Padang.
Keterangan­keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam
gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus
juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut
dapat dilihat pada Syarat­syarat Khusus Teknik) :

1. Sistim Mekanikal.
a. Instalasi Fire Hydrant
b. Instalasi Tata Udara

2. Sistim Elektrikal.
a. Instalasi sistem distribusi listrik lengkap berikut panel­panel daya .
b. Instalasi penerangan dan stop kontak
c. Instalasi Sistem Grounding Panel
d. Instalasi Sound System
e. Instalasi penangkal petir
f. Instalasi fire alarm.
g. Instalasi CCTV
h. Instalasi Data/internet
i. Instalasi Genset
j. Instalasi Trafo 400 kVA (existing)
k. Instalasi ATS

3. Sistem Plumbing
4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal dan Elektrikal
sesuai dengan gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan
kontrak.

21
5. Penyetelan seluruh sistim Mekanikal dan Sitem Elektrikal agar lengkap dan
dapat bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan
dan gambar­gambar teknis sesuai dengan spesifikasi.
6. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
Penyedia Jasa dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi / Konsultan
MK, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
7. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Penyedia Jasa harus
bertanggung­jawab atas kerugian­kerugian yang mungkin terjadi.
8. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal
dan Elektrikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai
dengan spesifikasi teknik, serta adendum lainnya.
9. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal­klausal / butir­butir yang ditulis /
disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi
malah mengikat spesifikasinya.
10.Penyedia Jasa harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal
dan Elektrikal segala biaya pengujian (comitioning test) dan disaksikan oleh
pejabat yang ditunjuk oleh Pemilik. Sistim pengujian harus disampaikan
secara tertulis 1 (satu) bulan sesudah menerima SPK.

22
13.1. SYARAT-SYARAT UMUM TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL/ELEKTRIKAL
13.1.1. UMUM.
Syarat­syarat umum instalasi Mekanikal/Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas/
menambahkan hal­hal yang tercantum dalam Buku Syarat­syarat Administratif. Dalam hal ini
Buku Syarat­syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat­syarat Umum Teknis
Mekanikal/Elektrikal.

13.1.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang­undang dan peraturan­peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan­ketentuan dari
Jawatan Keselamatan Kerja.

2. Setiap pekerjaan yang akan dilaksanakan baik sub bagian pekerjaan


maupun pekerjaan secara keseluruhan harus mengajukan metoda
pelaksanaan pekerjaan yang disertai dengan gambar sub pekerjaan
(Shop Drawing) dan Request Pekerjaan untuk disetujui oleh
Direksi/Konsultan MK.

3. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat­syarat yang


tercantum dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini
oleh Badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari
Direksi / Konsultan MK.

4. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga­tenaga ahli dalam


instalasi Mekanikal / Elektrikal yang dibuktikan dengan Sertifikat
Kompetensi Kerja (SKK), untuk dapat dipertanggung­jawabkan.

5. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Penyedia Jasa sehingga


dapat berdiskusi dengan Direksi / Konsultan MK pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.

6. Penyedia Jasa diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah


persyaratan operasionil. Testing harus dilaksanakan di hadapan Direksi /
Konsultan MK.

7. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan


adalah tanggung­jawab Penyedia Jasa dan Penyedia Jasa harus
mengganti / memperbaiki hal tersebut di atas.

23
8. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian dan komisioning,
adalah tanggung­jawab Penyedia Jasa.

9. Semua syarat­syarat penerimaan bahan­bahan, peralatan, cara­cara


pemasangan, kualitas pekerjaan dan lain­lain, untuk sistim instalasi
Mekanikal­Elektrikal ini harus sesuai dengan standar­standar sebagai
berikut :

1. Peratu ran Mente ri Energi dan Sumb er Da ya Min eral No mo r 5


Ta hun 2021 Te nta ng Sta ndar Kegiatan Usaha dan Produk Pada
Penye lenggaraan Perizin an Berusa ha Berbasis Risiko Sektor
Energi d an S umb er Daya Mineral.
2. Peratu ran Mente ri Energi dan Sumb er Da ya Min eral No mo r 6
Ta hun 2021 Te nta ng Sta ndardisasi Komp ete nsi Te naga Tekn ik
Kete nagalistrika n.
3. Peratu ran Mente ri E nergi d an S umb er Daya Mineral No mo r 10
Ta hun 2 021 Tenta ng K ese lama ta n Kete nagalistrika n.
4. Peratu ran Mente ri E nergi d an S umb er Daya Mineral No mo r 12
Ta hun 2021 Te nta ng Klasifika si, Kualifikasi, Akre dita si, dan
Sertifika si Usaha Jasa P enunjang Tenaga L istrik.
5. SNI 0225:2020 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
2020 / SNI 0225:2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2011. (PUIL 2011)
6. SNI 6390:2020 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara
Pada Bangunan Gedung
7. SNI 6389:2020 tentang Konservasi Energi Selubung Bangunan
Pada Bangunan Gedung
8. SNI 6197 : 2020 Konservasi energi pada sistem pencahayaan
9. SNI 8456:2017 tentang Sumur dan Parit Resapan Air Hujan
10. SNI 8153:2015 tentang Sistem Plambing Pada Bangunan Gedung
11. SNI 03­7065:2005 tentang Tata cara perencanaan sistem
plambing
12. SNI 03­7015:2004 tentang Sistem proteksi petir pada bangunan
13. SNI 04­7018:2004 tentang Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat
dan Siaga
14. SNI 16­7062­2004 tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di
Tempat Kerja
15. SNI 2398­2017 tentang Tata Cara Perencanaan Tangki Septik
dengan Pengolahan Lanjutan (sumur resapan, bidang resapan, up
flow filter, kolam sanita),
16. SNI 06­2459­2002 tentang Spesifikasi sumur resapan air hujan
untuk lahan pekarangan
17. SNI 19­6772:2002 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem
Pemadam Api FM 200 (Hfc­227ea)

24
18. SNI 03­2396­2001 tentang Tata cara perancangan sistem
pencahayaan alami pada bangunan gedung
19. SNI 03­6570­2001 tentang instalasi pompa yang dipasang tetap
untuk proteksi kebakaran
20. SNI 03­6571­2001 tentang Sistem Pengendalian Asap Kebakaran
Pada Bangunan Gedung.
21. SNI 03­6572­2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem
Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung
22. SNI 03­6574­2001 tentang Tata Cara Perancangan Pencahayaan
Darurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada
Bangunan Gedung
23. SNI 03­6575­2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem
Pencahayaan Buatan Pada Bangunan Gedung
24. SNI 03­1735:2000 tentang Tata Cara Perencanaan Akses
Bangunan dan Akses Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung
25. SNI 03­1745­2000 tentang tata cara perencanaan sistem pipa
tegak dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan gedung
26. SNI 03­1746­2000 tentang Tata Cara Perencanaan dan
Pemasangan Sarana Jalan Keluar untuk Penyelamatan terhadap
Bahaya Kebakaran pada bangunan gedung
27. SNI 03­3985­2000 Tata cara perencanaan, pemasangan dan
pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan gedung
28. SNI 03­3989­2000 tentang tata cara perencanaan sistem sprinkler
otomatik untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung
29. SNI 03­6373­2000 tentang Tata cara pemilihan dan pemasangan
ven pada sistem plambing
30. SNI 03­6382­2000 tentang Spesifikasi hidran kebakaran tabung
basah
31. SNI 03­3987­1995 tentang Tata cara perencanaan, pemasangan
pemadam api ringan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada
bangunan rumah dan gedung
32. National Fire Protection Association (NFPA)
33. SNI 8455:2017 tentang Perencanaan Pengolahan Air Limbah
Rumah Tangga dengan Reactor Anaerobic System
Bersekat/Baffle (RASB)

25
34. SNI 03­6759­2002 tentang Tata Cara Perancangan Konservasi
Energi pada Bangunan Gedung
35. SNI 9360:2011 tentang Maksimum Efisiensi Air Conditioning
36. SNI ISO 45001:2018 tentang Standar Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
37. SNI 03­1728­1989 tentang Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan
Bangunan Gedung
38. SNI 03­6767:2002 tentang spesifikasi umum sistem ventilasi
mekanis dan sistem tata udara sebagai pengendali asap
kebakaran dalam bangunan
39. SNI 03­6769:2002 tentang spesifikasi sistem pengolahan udara
sentral sebagai pengendali asap kebakaran dalam bangunan
40. SNI 04­0227 ­1994 tentang tegangan standar
41. SNI 03­7041.1­2014 tentang proteksi bangunan terhadap petir
bagian 1: prinsip umum
42. SNI 03­0712­2004 tentang sistem manajemen asap dalam mal,
atrium, dan ruangan bervolume besar
43. SNI 03­6383­2000 tentang spesifikasi peralatan pengolah udara
individual sebagai sistem pengendalian asap terzona dalam
bangunan gedung,
44. SNI 19­6718­2002 tentang spesifikasi damper kebakaran
45. SNI 03­6462­2000 tentang tata cara pemasangan damper
kebakaran
46. SNI 03­6415­2000 tentang spesifikasi proteksi untuk bukaan pada
konstruksi tahan api
47. SNI 03­6481­2000 tentang sistem plambing
48. SNI ISO 17613­1:2012 tentang pompa yang dioperasikan secara
manual untuk air minum ­ Pemilihan dan penerimaan
49. SNI 06­4828­1998 tentang spesifikasi cincin karet sambungan pipa
air minum, air limbah dan air hujan
50. SNI 06­6404­2000 tentang spesifikasi flense pipa baja untuk
penyediaan air bersih ukuran 110­366 mm
51. SNI 06­6419­2000 tentang spesifikasi pipa PVC bertekanan
berdiameter 110­315 mm untuk air bersih, SNI 6719:2015 ­
spesifikasi pipa baja bergelombang dengan lapis logam untuk
pembuangan air dan drainase bawah tanah
52. SNI 7511:2011 tentang tata cara pemasangan pipa transmisi dan
pipa distribusi serta bangunan pelintas pipa
53. SNI 07­6398­2000 tentang tata cara pelapisan epoksi cair untuk
bagian dalam dan luar pada perpipaan air dari baja

26
54. SNI 19­6782­2002 tentang tata cara pemasangan perpipaan besi
daktil dan perlengkapannya
55. PtS­04­2000­C tentang spesifikasi bak penampungan air hujan
untuk air bersih dari ferro semen
56. SNI 03­6765­2002 tentang spesifikasi bahan bangunan untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan
gedung
57. SNI 19­6410­2000 ­ tata cara penimbunan tanah untuk bidang
resapan pada pengolahan air limbah
58. SNI 3242:2008 pengolahan sampah di permukiman
59. SNI 7504:2011 ­ spesifikasi material fiberglass reinforced plastic
unit untuk instalasi pengolahan air,
60. SNI 7505:2011 ­ spesifikasi material baja unit instalasi pengolahan
air,
61. SNI 7506:20011 ­ spesifikasi material baja tahan karat untuk
instalasi pengolahan air,
62. SNI 7507:2011 ­ spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi
pengolahan air,
63. SNI 03­6766­2002 ­ metode pengujian proteksi kebakaran pada
pintu kebakaran pada bangunan,
64. SNI 06­6437­2000 ­ metode kinerja pompa dengan menggunakan
model,
65. SNI 19­6778­2002 ­ metode pengujian tekanan internal rendah
sambungan mekanik pipa polietilena (PE),
66. SNI 19­6779.:2002 ­ metode pengujian perubahan panjang pipa
polietilena (PE),
67. SNI 19­6780­2002 ­metode penentuan densitas referensi
polietilena (PE) tidak berwarna pada pipa PE dan sambungan,
68. SNI 19­6781­2002 ­ metode pengujian kehilangan tekanan pada
sistem sambungan mekanik pipa polietilena (PE)
69. SNI 03­6435­2000 ­metode pengujian kedataran dan kerataan
lantai menggunakan sistem bilangan f
70. SNI 06­41567­1996 ­ tata cara pengujian kekentalan cat dengan
alat viscometer stometer
71. SNI 19­3956­1995 ­ metode pengujian jumlah bakteri koli tinja
dalam air dengan saringan membran,
72. SNI 19­3957­1995 ­ metode pengujian jumlah bakteri koli tinja
dalam air dengan tabung fermentasi,
73. SNI 06­4158­1995 ­ metode pengujian jumlah total bakteri
golongan koli dalam air dengan tabung fermentasi

27
74. SNI 19­6466­2000 ­ tata cara evaluasi lapangan untuk sistem
peresapan pembuangan air limbah
75. SNI 19­3964­1994 ­ metode pengambilan dan pengukuran contoh
timbulan dan komposisi sampah perkotaan
76. SNI 7830:2012 ­ tata cara pengendalian mutu pembangunan
instalasi pengolahan air minum,
77. SNI 19­677T­2002 ­ metode pengujian kinerja unit paket instalasi
penjernihan air kapasitas di bawah 5 liter/ detik,
78. SNI 0004:2008 ­ tata cara commissioning instalasi pengolahan air,
79. SNI 19­6776­2002 ­tata cara pengawasan pemasangan unit paket
instalasi penjernihan air,
80. PtT­01­2000­C ­ tatacara pemeriksaan bangunan pasca
kebakaran,
81. PdT­11­2005­C ­ pemeriksaan keselamatan kebakaran bangunan
gedung,
82. PtS­09­2000­C – spesifikasi cubluk kembar,
83. PdS­02­2004­C – spesifikasi sarana umum mandi kakus prefab
84. SNI 0 3­1736­2000 Ta ta ca ra perenca naan siste m prote ksi pasif
untu k pence gahan bahaya ke bakara n pada b angunan g edung
85. SNI 0 3­1746­2000 Ta ta ca ra perenca naan dan pema sa ngan
sa rana jalan ke luar untu k penye lama ta n te rhadap bahaya
ke baka ran p ada b angunan g edung
86. SNI 0 3­1745­2000 Ta ta ca ra perenca naan dan pema sa ngan
siste m pipa te gak dan sla ng untu k pence gahan bahaya
ke baka ran p ada b angunan g edung
87. SNI 0 3­3985­2000 Ta ta ca ra perenca naan, pema sa ngan d an
pengujian siste m dete ksi dan alarm ke baka ran untu k
pence gahan b ahaya kebaka ran p ada b angunan g edung
88. SNI 0 3­3989­2000 Ta ta ca ra perenca naan dan pema sa ngan
siste m sp ringkle r oto ma tik untu k untu k pence gahan bahaya
ke baka ran p ada b angunan g edung
89. SNI 0 3­6573­2001 Ta ta ca ra p eranca ngan sistem tra nsp orta si
ve rtikal d alam gedung (lift)

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem Mekanikal­Elektrikal­Plumbing ini selain
dari persyaratan­persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

9. Pekerjaan dianggap selesai apabila :


a. Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Direksi / Konsultan MK.
b. Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi, sehingga
Pemilik dapat membenarkannya.

28
c. Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama­sama dengan Direksi / Konsultan
MK, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil baik, sesuai dengan spesifikasi
teknis.
d. Telah memperoleh Sertifikat Laik Operasi (SLO) dari lembaga inspeksi yang
berwenang.

10. Penyedia Jasa.


a. Hanya Penyedia Jasa yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini.
b. Yang dimaksud dengan Penyedia Jasa di dalam spesifikasi ini adalah badan
pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan
pemasangan instalasi Mekanikal­Elektrikal ini sampai selesai.
c. Penyedia Jasa harus memiliki tenaga yang mempunyai SKK untuk pekerjaan
instalasi pemanfataan tenaga listrik atau setara untuk pekerjaan plumbing dan
kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung­jawab di bidangnya masing – masing
yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensinya. Penyedia Jasa
bertanggung­jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal­Elektrikal dalam proyek ini
dan menempatkan tenaga ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat
memutuskan setiap persoalan teknis dan administrasi di lapangan.
d. Penyedia Jasa harus bersedia mengikuti peraturan­peraturan di lapangan yang
ditentukan oleh Direksi / Konsultan MK.
e. Penyedia Jasa wajib mempelajari dan memahami semua undang­undang,
peraturan­peraturan, persyaratan umum, maupun suplementernya, persyaratan
standar internasional, persyaratan pabrik pembuat unit­unit peralatan, buku­buku
dokumen pelelangan, bundel gambar­gambar serta segala petunjuk tertulis yang
telah dikeluarkan.
f. Penyedia Jasa dapat meminta penjelasan kepada Direksi / Konsultan MK atau pihak
lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya pada dokumen­dokumen
pelelangan, gambar­gambar atau lainnya terdapat hal­hal yang kurang jelas.
g. Penyedia Jasa wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan­pekerjaan
pelaksanaan dari pihak­pihak Penyedia Jasa lain yang ikut mengerjakan proyek ini
apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.
h. Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Penyedia Jasa wajib mengerjakan
saran­saran perbaikan untuk segenap pihak. Apabila hal ini dilakukan, Penyedia
Jasa tetap bertanggung­jawab atas segala kerugian­kerugian yang ditimbulkan.

11 Koordinasi dengan Pihak Lain.


a. Untuk kelancaran pekerjaan, Penyedia Jasa harus mengadakan koordinasi /
penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya
atas petunjuk ahli sebelum pengerjaan dimulai maupun pada waktu pelaksanaan.

29
ii. Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung ­ jawab
Penyedia Jasa.
b. Penyedia Jasa wajib bekerja­sama dengan pihak­pihak lainnya demi kelancaran
pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak pengerjaan sipil maupun
arsitektur.
c. Penyedia Jasa wajib berkonsultasi dengan pihak­pihak lainnya, agar sejauh /
sedapat mungkin digunakan peralatan­peralatan yang seragam dan merk yang
sama untuk seluruh proyek ini agar mudah pemeliharaannya.
d. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak
lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi sistem ini,
Penyedia Jasa bertanggung­jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
e. Penyedia Jasa bertanggungjawab atas pekerjaan Mekanikal­Elektrikal secara baik.
Sesuai dengan keselamatan ketenagalistrikan.

12 Penolakan Pekerjaan Sistem Mekanikal – Elektrikal ­ Plumbing.


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia Jasa harus membuat daftar
bahan/peralatan (contoh material dan atau brosur) sesuai dengan spesifikasi teknis
dalam dokumen yang akan digunakan dan menyerahkan kepada Direksi/Konsultan MK
untuk disetujui.
b. Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau
tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata Penyedia Jasa
gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Direksi /
Konsultan MK serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan atau sebagian dari
sistem ini sebagaimana kenyataannya, dapat ditolak dan diganti.

Dalam hal ini pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung­jawab Penyedia Jasa.

13. Konsultan pengawasan Instalasi.


a. Shop Drawing.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa harus membuat gambar kerja (shop
drawingi) rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah
dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan
dengan kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja
telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Konsultan MK.

b. Penyedia Jasa harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya
kepada Direksi / Konsultan MK atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan
persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang.

30
Seluruh contoh harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu 1 (satu) bulan
sesudah Penyedia Jasa memperoleh SPMK.

c. Penyedia Jasa harus membuat jadwal waktu (time schedule) pelaksanaan, jadwal
(schedule) tenaga kerja, jadwal (schedule) pengadaan peralatan dan Network Planning
yang terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Direksi / Konsultan MK
atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya. Jadwal (schedule)
dan Network Planning harus diserahkan dalam waktu 15 hari kalender sesudah
menerima SPMK.

d. Penyedia Jasa harus mengadakan :


­. Laporan kegiatan pekerjaan harian
­. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan
­. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto­foto dokumentasi.

e. Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Penyedia Jasa harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Direksi /
Konsultan MK atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan bahwa tahap pekerjaan
sistem Elektrikal ­ Mekanikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang
ada.
Tahap­tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada jadwal
perincian waktu yang diserahkan oleh Penyedia Jasa.

f. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan sistem Mekanikal
Elektrikal ini harus dihadiri pihak Direksi / Konsultan MK, Konsultan, Ahli atau
pihak­pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan MK.
Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan sudah ditera yang dilengkapi
dengan berita acaranya bersama pemegang merek peralatan yang diuji dan dari
Penyedia Jasa yang bersangkutan.
Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung­jawab Penyedia
Jasa.

g. Penyedia Jasa wajib melaporkan kepada Direksi / Konsultan MK atau Ahli yang
ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan­gangguan yang mungkin
terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

h. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Direksi / Konsultan MK
untuk pengarahan dan Konsultan MKannya ditanggung oleh Penyedia Jasa.

31
14 Pembersihan Lapangan.
a. Setiap hari setelah selesai bekerja, Penyedia Jasa harus membersihkan lapangan
yang digunakan.
Penyedia Jasa hendaknya menghubungi pihak­pihak lain untuk koordinasi pembersihan
lapangan tersebut.

b. Setelah kontrak selesai, Penyedia Jasa harus memindahkan semua sisa bahan
pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa
pemeliharaan.

c. Penyedia Jasa harus melindungi daerah kerja di dalam gedung / bangunan dengan
(Portable Fire Extinguisher class A/B/C [15 lbs] /tabung racun api) atau jenis lain untuk
setiap luasan sesuai dengan peraturan yang berlaku atas biaya Penyedia Jasa.

15 Petunjuk Operasi, Pemeliharaan, dan Pendidikan.


a. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Penyedia Jasa harus menyerahkan:
a) Gambar­gambar jadi (as-built drawing), dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3
(tiga) set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak 1 (satu) set.
b) Katalog spare-parts.
c) Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d) Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini juga
dalam bahasa Indonesia.

Data­data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak 3 (tiga) set dan
kepada Direksi / Konsultan MK 2 (dua) set. Bila gambar dan data­data tersebut belum
lengkap diserahkan maka pekerjaan Penyedia Jasa belum bisa diprestasikan 100 %.

b. Penyedia Jasa harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi
menggunakan peralatan (air conditioner, sound system, electrical system) dan
perawatannya kepada petugas­petugas teknik yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan
MK secara cuma­cuma sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3 orang selama
3 bulan sebelum penyerahan pertama dan 3 bulan sesudah penyerahan pertama
proyek ini dilakukan.
Penyedia Jasa harus mengajukan rencana sistim pendidikan pada air conditioner,
sound system, electrical system ini terlebih dahulu kepada Direksi / Konsultan MK.
Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung­jawab Penyedia
Jasa.

c. Penyedia Jasa harus pula memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan
perawatan pada air conditioner, sound system, electrical system yang dibuat dalam

32
bahasa Indonesia kepada Direksi / Konsultan MK dan sebuah lagi hendaknya dipasang
dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama
atau tempat lain yang ditunjuk Direksi / Konsultan MK.

16 Service dan Garansi.


Keseluruhan instalasi Mekanikal – Elektrikal ­ Plumbing harus memiliki garansi 1 (satu)
tahun sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Direksi / Konsultan MK secara baik
(setelah masa pemeliharaan).

a. Penyedia Jasa harus bertanggung­jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama
masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.

b. Penyedia Jasa wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang­barang
atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik
atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari
setelah proyek ini diserah­terimakan untuk pertama kalinya.

c. Penyedia Jasa wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan/merawat peralatan Mekanikal – Elektrikal ­ Plumbing dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau
melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.

d. Penyedia Jasa harus memberikan service secara cuma­cuma untuk seluruh sistim
Mekanikal ­ Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah
proyek ini diserah­terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun kalender setelah
serah terima kedua.

17 I j i n.
a. Semua ijin­ijin dan persyaratan­persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa atas tanggungan dan
biaya Penyedia Jasa.

b. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain­lain, beserta keterangan resminya yang


mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan oleh Penyedia
Jasa atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan MK dengan semua biaya
atas beban Penyedia Jasa.

c. Penyedia Jasa harus bertanggung­jawab atas penggunaan alat­alat yang dipatentkan


serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya­biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk

33
hal ini Penyedia Jasa wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut di
atas.

d. Penyedia Jasa harus menyerahkan semua ijin atau keterangan resmi yang diperolehnya
mengenai instalasi proyek (instalasi air conditioner, sound system, electrical system) ini
kepada Direksi / Konsultan MK atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan kedua
dilakukan.

e. Penyedia Jasa harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Direksi / Konsultan MK setiap
akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan
pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).

f. Penyedia Jasa harus mendapatkan ijin­ijin yang berhubungan dengan pajak,


pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi (instalasi air
conditioner, sound system, electrical system) yang dikerjakan.

i. Dalam hal ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan ijin

18 Korelasi Pekerjaan
a. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Mekanikal / Elektrikal,
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.

b. Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian /


pembersihan.

c. Semua pekerjaan pembuatan lubang­lubang dan penutupan kembali pada dinding,


lantai, langit­langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
berikut perapihan / finishing­nya kembali.

d. Penyedia Jasa harus menyediakan dan menyambung kabel­kabel listrik dari


peralatan­peralatan ke panel yang disediakan oleh Penyedia Jasa listrik sesuai dengan
gambar dokumen tender.

e. Untuk itu Penyedia Jasa wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut apakah sudah
sesuai dengan peralatan yang akan disambungkan.

f. Segala akibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa.

34
g. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus memberikan data­data, ukuran­ukuran, gambar­gambar dan
peralatan yang diperlukan kepada Direksi / Konsultan MK untuk mendapat persetujuan.

h. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air, listrik, saniter
darurat harus disediakan oleh Penyedia Jasa, dengan terlebih dahulu membuat gambar
untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Konsultan MK.

i. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit­langit dan lain­lain, harus diberi
lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan
perbaikan dan pemeliharaan dari segi teknis.

j. Untuk itu Penyedia Jasa diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Direksi /
Konsultan MK untuk dimintakan persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut
harus sudah diperhitungkan dalam penawaran oleh Penyedia Jasa.

k. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus ditutup


kembali seperti semula dan dirapikan / difinishing yang rapi sehingga tidak terlihat lagi
bekas­bekas pembobokan.

l. Selambat­lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Penyedia Jasa harus


menyerahkan gambar/data teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatan yang akan
dipasang, agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik berikut
pengamanannya.

Jika hal ini tidak dilaksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung­jawab Penyedia
Jasa.

19 Sub Penyedia Jasa.


a. Apabila diperlukan tenaga­tenaga ahli khusus karena tenaga­tenaga pelaksana yang
ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain­lain,
Penyedia Jasa dapat menyerahkan sebagian pekerjaan instalasinya kepada Sub
Penyedia Jasa yang telah mempunyai izin lain setelah mendapatkan persetujuan
secara tertulis dari Direksi / Konsultan MK.

b. Penyedia Jasa masih harus bertanggung­jawab sepenuhnya atas segala lingkup


pekerjaannya, baik yang dilaksanakannya sendiri maupun terhadap pekerjaan yang
diserahkan kepada Sub Penyedia Jasa (di­subkontrak­kan).

35
20 Project Manager.
a. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh seorang ahli
yang berpengalaman dan diberi wewenang oleh penandatangan kontrak untuk
mengambil keputusan di lapangan. Ia bertanggung­jawab sepenuhnya atas segala
pekerjaan instalasi pada proyek ini dan harus selalu berada di lapangan (site). Bila
yang bersangkutan akan meninggalkan site harus ada orang lain yang secara tertulis
diberikan wewenang untuk mewakilinya.

b. Nama, perincian pengalaman kerja Project Manager (yang disertai SKK) harus
disertakan oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran dilakukan.

c. Bilamana ternyata menurut pendapat pihak Direksi / Konsultan MK, Konsultan


Perencana atau pihak yang berwenang, Project Manager yang ditunjuk kurang cakap
menjalankan tugasnya, Penyedia Jasa harus menggantinya dengan orang lain.

d. Selama Project Manager belum ditunjuk, penandatangan kontrak yang harus bertindak
sebagai Project Manager.

21 Bahan
a. Penyedia Jasa harus menyerahkan sebelum melaksanakan pekerjaan dimulai, brosur
teknis asli peralatan utama Mekanikal­Elektrikal juga brosur asli pipa, kabel, pipa
konduit, katup­katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data­data teknis dan
mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosur­brosur peralatan / bahan
yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.

b. Apabila ada data­data serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang disebutkan di
dalam gambar­gambar dan spesifikasinya, Penyedia Jasa tetap harus menggantinya
sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.

c. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai
dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya
Penyedia Jasa.

d. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik,
tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Penyedia Jasa harus menjaga
kebersihan serta melindungi semua bahan­bahan yang digunakan dalam instalasi ini
sebelum dipasang.

36
e Bilamana ternyata dipakai/digunakan bahan/peralatan lama, bekas dipergunakan,
bercacat atau rusak, Penyedia Jasa harus menggantinya dengan bahan­bahan atau
peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya
tanggungan Penyedia Jasa.

f. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site sebelum contoh


atau brosurnya disetujui oleh Direksi / Konsultan MK. Semua bahan yang telah masuk
di site dan menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang
telah disetujui, maka bahan / peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam
waktu 1 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh Direksi / Konsultan MK.

Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera akan dimusnahkan.

13.1.3. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan­bahan serta
peralatan­peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pema­
sangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja.

Keterangan­keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun dalam gambar


tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan
ke dalam pekerjaan ini.
Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat
dilihat pada Syarat­syarat Khusus Teknik) :

1. Sistim Mekanikal.
c. Instalasi Fire Hydrant
d. Instalasi Tata Udara

2. Sistim Elektrikal.
l. Instalasi sistem distribusi listrik lengkap berikut panel­panel daya .
m. Instalasi penerangan dan stop kontak
n. Instalasi Sistem Grounding Panel
o. Instalasi Sound System
p. Instalasi penangkal petir
q. Instalasi fire alarm.
r. Instalasi CCTV
s. Instalasi Data/internet
t. Instalasi Genset
u. Instalasi Trafo

37
3. Sistem Plumbing

4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal dan Elektrikal sesuai dengan
gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.

5. Penyetelan seluruh sistim Mekanikal dan Sitem Elektrikal agar lengkap dan dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar­gambar teknis
sesuai dengan spesifikasi.

6. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Penyedia Jasa
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi / Konsultan MK, Konsultan atau pihak lain
yang ditunjuk untuk ini.

7. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Penyedia Jasa harus bertanggung­jawab
atas kerugian­kerugian yang mungkin terjadi.

8. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal dan Elektrikal
harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta
adendum lainnya.

9. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal­klausal / butir­butir yang ditulis / disebutkan kembali,
hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mengikat spesifikasinya.

10.Penyedia Jasa harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal dan Elektrikal
segala biaya pengujian (commissioning test) dan disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh
Pemilik. Sistim pengujian harus disampaikan secara tertulis 1 (satu) bulan sesudah menerima
SPMK.

13.2. SYARAT-SYARAT KHUSUS TEKNIS INSTALASI LISTRIK


13.2.1. UMUM
Syarat­syarat Khusus Teknis yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Penyedia jasa dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material
dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar bangunan Gedung
Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang.
Dalam hal ini Syarat­syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal ­ Elektrikal – Plumbing adalah
bagian dari Syarat­Syarat Khusus.

13.2.2. PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK.


Sumber daya listrik bagi gedung lanjutan pembangunan gedung Gedung Laboratorium
Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang. Diperoleh dari jaringan tegangan 220/380 V, 3

38
fasa, 4 kawat, 50 Hz PLN sebesar 435 KVA (terdapat pada diagram satu garis listrik dan
Rekapitulasi Daya )

Melalui panel utama tegangan rendah MDP untuk selanjutnya didistribusikan ke panel­panel
pembagi beban kelistrikan gedung secara radial.

Sistem distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fasa ­ empat kawat
220/380 V mengikuti sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman).

13.2.3. LINGKUP PEKERJAAN


Yang tercakup dalam pekerjaan ini adalah bekerjanya sistem kelistrikan sebagai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian­bagiannya, sesuai yang tertera pada gambar­gambar maupun
yang dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian,
pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh lembaga
inspeksi resmi yang ditunjukan oleh pemerintah dan Badan Keselamatan Kerja, serta
serah­terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan.

Ketentuan­ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi /


syarat­syarat teknis diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan
harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjuk
pada syarat­syarat umum untuk menunjang bekerjanya system/ peralatan, walaupun tidak
tercantum pada Syarat­syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.

Pekerjaan ini meliputi:

1 Pekerjaan di Dalam Gedung .


a. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel MDP (Main distribution panel)
tegangan rendah.

b. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel­panel daya / penerangan.


Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel / konduktor pentanahan netral /
badan panel.

39
c. Pengadaan dan pemasangan kabel­kabel daya jenis NYY untuk penghubung
antarpanel daya / penerangan dan kabel­kabel daya menuju peralatan (mesin AC, dll),
sesuai dengan gambar denah dan single line diagram.

d. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak. Termasuk
pekerjaan ini adalah pengadaan, pemasangan armatur penerangan dan penerangan
normal.

e. Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir dengan metoda sudut, lengkap
berikut pentanahan dan bak kontrolnya sesuai dengan standar SNI.
2 Pekerjaan di Luar Gedung.

a. Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel tanah seluruh kabel daya tegangan
rendah jenis NYFGbY yang menghubungkan:
1. Dari rumah genset ke panel MDP
Kabel penghubung tersebut lengkap dengan terminasi (sepatu kabel Cu) dengan
kode warna yang diperlukan.
b. Setiap pemasangan instalasi pada point a. harus dipasang sesuai kontruksi kabel tanah
dan diberikan penandaan di permukaan berupa beton pengenal saluran kabel.

3 Pekerjaan Power House


1) Pekerjaan Pengadaan Genset
a) Memasang Genset baru pada lokasi yang disediakan.
b) Memasang instalasi Genset baru sesuai spesifikasi teknis panel kontrol pada
dokumen pengadaan.
c) Melakukan Uji Kelayakan (Commissioning) terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan. Commissioning dilakukan selama:
i. 1 kali 2 jam pada hari pertama
ii. 1 kali 2 jam pada hari ketiga
d) Memberikan pelatihan pada teknisi terhadap instruksi pengoperasian peralatan
yang dipasang.

2) Syarat–syarat teknis terdiri dari:


a) Spesifikasi teknis alat yang ditawarkan
b) Daftar kebutuhan barang
c) Metodologi pekerjaan pemasangan Genset dan instalasinya
d) Setiap Genset yang diadakan harus asli produksi dari tempat dimana Genset
tersebut dibuat, tidak diperbolehkan under lisensi dan dari tahun produksi
terbaru. Karenanya harus dilengkapi dengan brosur asli, ditandatangani dan
cap basah dari Sole Agent

40
e) Foto copy sertifikat dan Ijazah Tenaga Ahli/Teknis yang dilegalisir (ditanda
tangani dan dicap basah) oleh Sole Agent
f) Jaminan purna jual Sole Agent yang memberikan dukungan (asli)
g) Surat Tanda Pendaftaran sebagai distributor barang produksi luar negeri
(Departemen Perdagangan RI) atau Surat Izin Usaha dari Badan Penanaman
Modal Asing
h) Surat dukungan Pabrik / Sole Agent untuk barang yang ditawarkan yang
dilengkapi dengan Surat Penyataan dari Sole Agent yang diberi meterai Rp.
10.000,­ tentang penunjukkan sebagai Sole Agent dengan melampirkan copy
Letter of Agreement / Letter of Appointment
i) Setiap Genset harus disertakan “Engine Test Certificate dan Alternator Test
Certificate” atau “Generator Test Certificate” yang dilakukan oleh pabrikan dan
harus dilampirkan pada saat akan dilakukan Site Acceptance Test. Semua
dokumen seperti Engine Test Certificate dan Alternator Test Certificate berikut
dc circuit diagram harus diberikan pada owner
j) Buku manual asli, buku service manual (operating manual, wirring diagram)
k) Surat tersedianya suku cadang
l) Surat Keterangan stok barang (ready atau tidak ready)
m) Surat Keterangan negara asal barang dari sole agent
n) Surat Keterangan bengkel resmi yang ditunjuk dari Distributor yang disertai
dengan foto lokasi dan denah lokasi dan dicap resmi
o) Garansi dari sole agent (surat pernyataan dengan meterai Rp. 10.000,­)
p) Surat Keterangan populasi alat dari sole agent sesuai dengan spesifikasi yang
ditawarkan
q) Penyedia barang / Pemasok / Pemborong harus membuat SOP untuk setiap
fungsi kerja peralatan dalam kondisi Normal dan Emergency dengan ukuran
kertas minimal B3 s/d A0 dilaminating atau dibuat agar tidak mudah robek.
SOP tersebut ditempatkan pada tempat yang memudahkan bagi teknisi untuk
melihatnya, biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan SOP sudah termasuk
dalam pengadaan peralatan dan diserahkan pada saat serah terima pekerjaan.
r) Pengukuran tahanan isolasi kabel, diukur dengan menggunakan megger 1.000
volt, besarnya tahanan isolasi yang diperkenankan minimal 20 Mega Ohm
s) Semua panel­panel dan distribution board harus diarde/grounding
2
menggunakan elektroda rod tembaga ≥ 50 mm panjang penanaman elektroda
tanah sedemikian rupa sehingga didapat nilai tahanan tanah < 5 Ohm
t) Untuk menghindari penggunaan material yang tidak kualifikasi, maka semua
suku cadang / material yang akan dipasangkan harus diambil dari agen resmi
atau melampirkan catalog material yang dilengkapi gambar dan spesifikasi
teknisnya

41
5.2.4. GAMBAR-GAMBAR.
Gambar­gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di
dalamnya dicantumkan besaran­besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.

Gambar­gambar arsitektur, struktur, mekanikal dan elektrikal serta kontrak lainnya haruslah
menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Penyedia Jasa harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya
kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli dari
Konsultan Perencana, Direksi / Konsultan MK atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

13.2.5. KETENTUAN-KETENTUAN TEKNIS INSTALASI.


A. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop­kontak), saklar,
kotak­kotak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat­alat bantu dan semua peralatan
lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian dari sistem instalasi daya tegangan
rendah 220 / 380 V.

1 Kotak-kotak (doos) Outlet.


a. Jenis.
Kotak­kotak outlet harus tipe tertutup sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL,
AVE atau standar lain. Kotak­kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box empat
persegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak­kotak lainnya yang tertutup rapi
harus dipasang dengan baik dan benar sesuai dengan standar pemasangan yang
tertera pada PUIL 2011.

b. Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang
diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran conduit,
sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau
dipersyaratkan.

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).


Kotak­kotak outlet di tempat­tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe yang
diberi gasket tahan cuaca:
­ tempat­tempat yang kena matahari.
­ tempat­tempat yang kena hujan.
­ tempat­tempat yang kena minyak.
­ tempat­tempat yang kena udara lembab.
­ tempat­tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

42
d. Outlet Pada Permukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar­saklar yang dipasang pada partisi,
blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan
harus mempunyai sudut dan sisi­sisi tegak.

2 Saklar dan Stop Kontak.


a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak­kotak outlet untuk saklar
dinding dan receptacles otlet harus dari bahan PVC atau sejenisnya.

b. Cara Pemasangan.
Saklar­saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum 10
A/250 VAC. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok,
kecuali ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 150
cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklar­saklar tersebut harus dipasang pada
doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop kontak
harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 150 cm atau 30
cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau sesuai dengan petunjuk Direksi /
Konsultan MK.

Saklar dan Stop Kontak ex PANASONIC atau SCHNEIDER.

c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan)
dengan rating minimum 10 A / 220 VAC. Cara pemasangan harus disesuaikan
dengan peraturan PUIL 2011 dan diberi saluran pentanahan (Line kiri, netral kanan
dan PE).

d. Pendukung dan Pengikat.


Kotak­kotak PVC atau sejenisnya harus didukung atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.

3 Kabel-kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan
rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan­peralatan dan barang­barang lain yang
diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari
semua sistem dan peralatan.

43
a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah ( minimal 600 V ).
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC,
VDE , SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan
(mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh
pabrik pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan
dipilin (stranded).

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm2 kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang dari 25 meter
panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2. Kecuali disyaratkan
lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan
dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol).

Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit atau
dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem / diikat dengan pengikat kabel
(cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.

Semua konduit, kabel­kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam


bangunan harus lengkap.
Semua sambungan kabel pada kotak hubung harus menggunakan Last­dof atau
isolasi 3M Scoth 23.

Semua sambungan kabel ujung dan pangkal saluran penyambung kabel, harus
diberikan penanda sesuai dengan kode yang tertera pada gambar

Faktor pengisian konduit oleh kabel­kabel maksimum adalah sebesar 60%

Kabel merek SUPREME

b. Kabel Tanah Tegangan Rendah.


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL 2011,
IEC, VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang
ditanam langsung di dalam tanah. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2
ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded).

44
Tidak dibenarkan adanya penyambungan kabel Tanah (NYFGbY). Pemasangan
Kabel Tanah harus sesuai standar konstruksi pemasangan kabel tanah yang ada
pada PUIL2011 dan SNI.

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian
kontrol pada sistem yang pemakaian kontrol pada sistem remote yang kurang dari
25 meter panjangnya (bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2).

Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burrial) harus
sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan
kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV.

c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.


Kabel­kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya
harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar
dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.

Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus
dari jenis NYM 3x2,5 mm2 atau diatasnya dan diletakkan di dalam konduit PVC
high-impact heavy gauge.

Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang panjangnya lebih dari
40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama harus mempunyai luas
penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A).

d. Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan ­
sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak­kotak cabang atau
kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak. Setiap
sambungan menggunakan isolasi 3M Scotch 23.

Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan


pada konduktor­konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua
konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak
bisa lepas oleh getaran.

e. Kabel Kontrol.

45
Di tempat­tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor,
starter dan peralatan­peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis stranded
annealed copper yang fleksibel.

Isolasi harus dari PVC, tahan lembab dan ozon dengan rating tegangan minimal
600 V.

Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm untuk
panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari
peralatan yang dikontrol, dengan pertimbangan ­ pertimbangan mengenai panjang
circuit dan sebagainya.

Merek Kabel SUPREME.

f. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain­lain seperti karet, PVC,
varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, composition dan
lain­lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja
dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan
pemerintah atau pabrik pembuatnya.

g. Pemasangan Kabel.
1. Pemasangan Kabel Tanah
Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel tanah dari gardu distribusi
menggunakan kabel daya 20 kV N2XSEBY dan kabel daya tegangan rendah
jenis NYFGbY.
a). Dari panel induk Distribusi ke „Power House“ gedung Laboratorium
Teknologi Terpadu
Pemasangan kabel 20 kV N2XSEBY 3x50 mm2 dimaksudkan pada saluran
kabel tanah berukuran 400x800 mm2 dari panel induk distribusi menuju
Trafo daya yang terdapat pada gardu „Power House“ Gedung Laboratorium
Teknologi Terpadu dengan total kapasitas arus penyaluran maksimum 435
kVA. Penyambungan menggunakan Skun kabel dari bahan tembaga sesuai
ukuran dan standar material penyambungan kabel 20 kV.

b). Dari Panel ATS ke panel MDP


Pemasangan kabel NYFGbY 2(4x185 mm2) dimaksudkan pada saluran
kabel tanah berukuran 400x800 mm2 dua tarikan dari panel ATS masing­
masing NYFGbY 2(4x185) mm2 dengan total kapasitas arus penyaluran
maksimum 630 ampere.

46
Konstruksi pemasangan dilakukan menggunakan standar pemasangan
konstruksi kabel tanah.

2. Pemasangan di Permukaan.
a. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC dipasang pada
“cable­duct“ di permukaan pelat beton langit­langit dengan klem
pendukung yang sesuai.

Pendukung­pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti karat.


Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur.

Pemasangan kabel diletakan pada saluran “race way“ yang


pemasangannya sesuai PUIL 2011.

Konduit ex CLIPSAL atau BOSS.

b. Kabel Daya Penghubung Antar panel.


Kabel­kabel daya diletakkan di atas cable tray, di klem pada cable tray
dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel).

Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan secara


rapi dan digantung maksimal 2 meter atau disangga secara kokoh
dengan penggantung / penyangga besi yang diklem ke pelat beton.

Untuk keperluan pemasangan kabel, Penyedia Jasa harus menyediakan


sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang,
penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang
horizontal maupun vertikal.

Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya


pemasangan kabel tersebut.

c. Kabel Daya dari Panel Daya AC


Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam
konduit metal tahan karat (galvanized / white metal conduit) yang
diletakkan di atas pelat lantai.
Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor dengan
faktor pengisian 60 %.

47
Dari pipa konduit yang dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke
terminal motor melalui flexible metal conduit yang juga tahan karat.

Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit dan
disambung dengan cara sedemikian rupa, sehingga benar­benar kedap
air. Demikian juga penyambungan pipa fleksibel terhadap box terminal
motor.

Dalam hal ini Penyedia Jasa diwajibkan untuk menyerahkan contoh


konduit fleksibel serta cara penyambungannya terlebih dahulu kepada
Direksi/Konsultan MK untuk disetujui.

d. Kabel Daya Panel Hydrant


Jenis kabel yang digunakan adalah kabel berisolasi temperature tinggi
tipe NYY 4x35 mm2 melayani electric fire-pump dan NYY 4x4 mm2
melayani Jokey-pump yang terdapat pada ruang hydrant. Instalasi kabel
diletakkan pada tray-cabel.

3. Pemasangan di Dalam Dinding.


Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding
harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact heavy gauge dengan
ukuran minimum 3/4".

Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah
pipa selesai ditanam.

4. Pemasangan Menembus Dinding.


Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang
terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.

h. Penggunaan Warna Kabel.


Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral
atau penghantar fasa harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL
2011,yaitu :
1. Sistem tegangan 220 V, 1 fasa :
hitam / merah : fasa
biru : netral
kuning/hijau : pentanahan

2. Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa :

48
merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)

Catatan : warna disesuaikan dengan standar warna untuk tipe kabel yang
diperbolehkan.

i. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak­kotak yang ada di atas panel daya dan
panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem (jarak antar klem maksimum 80
cm) dan peralatan pendukung lain­lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
Setiap kabel yang akan dipasang harus menggunakan skun kabel jenis tembaga
menggunakan isolasi 3M Scoth 23 yang dilengkapi dengan standar warna fasa.

j. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi 1 cm dibawah
plesteran dan dipasang secara vertikal atau horizontal serta penutupnya rata
terhadap dinding atau langit­langit.

4. Sistem "Race Way"


Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit
beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi
kabel.
a. Ukuran.
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani
dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL 2011 dan lain­lain.
Diameter minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan faktor
pengisian kabel maksimum 60 %.

b. Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC
high-impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.

Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari jenis heavy
gauge galvanized welded steel yang memenuhi persyaratan BS 4568 : part I & II
class 4.

49
c. Pemasangan.
1). Race Way yang Ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan dengan
jalan membobok dinding beton menggunakan gerinda potong.

Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai


dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang. Pembobokan
menggunakan gerinda potong.

Penyedia Jasa diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding sesuai dengan


kondisi semula.

Selama dilakukannya pengerjaan plesteran ulang, ujung­ujung konduit harus


ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran­kotoran lainnya dengan
kedalaman 1 cm dari permukaan plesteran.

2). Race Way yang Dipasang di Permukaan.


Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang sejajar
atau tegak­lurus dengan dinding bagian struktur atau pertemuan bidang­bidang
vertikal dengan langit­langit.

Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit­langit, harus
digunakan klem­klem khusus untuk pipa sejajar dengan jarak masing­masing
klem maksimum 80 cm.

Ujung­ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan kuat.
Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi dengan plat kuningan
yang sesuai.

Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fitting-fitting, klem dan
lain­lainnya harus digalvanisir atau di cat tahan karat dan harus digunakan
pendukung supaya pipa bebas dari permukaan korosif.

Pipa­pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus dicat satu
jalan sebelum dipasang, dan sekali lagi sesudah dipasang, dengan warna yang
ditentukan oleh Direksi / Konsultan MK.

Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat


dengan warna sebagai berikut :

50
a. Pipa penerangan dan daya ­ orange
b. Pipa telepon ­ hijau
c. Pipa fire alarm ­ merah
d. Pipa tata­suara ­ kuning

3). Race Way yang Dipasang di Dalam Tanah.


Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus
mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum
dipasangkan. Di atas race way tersebut harus diberi patok penunjuk.
Pipa / race way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi
standar SII.

4). Race way Melintas / Menembus Dinding.


Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit­langit dan lain­lain,
maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui
oleh debu, lembab (uap air), api dan asap.

5). Konduit Logam Flexibel Tahan Air.


Konduit logam flexibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi di mana ada
kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir yang
korosif, lembab atau berupa minyak. Termasuk dalam hal ini adalah pemakaian
pada kabel masuk ke terminal motor pompa.
Suatu bungkus (sheath) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida (PVC) harus
menonjol pada inti baja yang flexibel.

Sambungan antara konduit yang kaku, fitting dari konduit dan sebagainya
dengan konduit fleksibel harus dibuat dengan fitting jenis "insulated throat type"
yang dianjurkan oleh pembuat dari konduit logam tahan cairan tersebut. Suatu
konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan pentanahan (earth
continuity) harus pula dimiliki oleh race way / konduit ini.

6). Pengakhiran dan Sambungan.


Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan
lain­lain, dengan dua lock-nut dan sebuah insulating bushing insert yang harus
terbuat dari thermoplastic atau "fibre minded" yang dimatikan untuk mencegah
rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari sistem
grounding dari race way.

51
Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang tahan
hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistem penguncian interlock
compressed.

7). Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan
ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.

Bahan­bahan logam / metal dari peralatan­peralatan listrik yang terbuka,


termasuk pelindung kabel (sheath / armour), konduit, saluran metal, rack, tray,
doos, stop kontak, armatur, saklar dengan penutup metal harus dihubungkan
dengan konduktor kontiniu untuk pentanahan.

Penggunaan konduit metal sebagai satu­satunya konduktor pentanahan tidak


diperbolehkan. Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersendiri
yang terbuat dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi.

Luas penampang minimum konduktor pentanahan beban penerangan dan KKB


2,5 sqmm dan dimasukkan ke dalam konduit. Sedangan pentanahan panel
menggunakan NYA minimal 50 sqmm. Penyambungan konduktor pentanahan
harus menggunakan penyambung mekanis yang disetujui oleh
Direksi/Konsultan MK.

Tahanan pentanahan netral bus­bar dan panel maksimum 4 ohm. Sedangkan


pentanahan panel control maksimum 1 ohm.

5. Distribution Panel dan Perlengkapannya


a. U m u m.
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker,
indikator, magnetic contactor, accessories, peralatan­peralatan dan barang­barang
lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang sempurna dari segenap
sistem dan peralatan­peralatannya.
Penyedia Jasa harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman
yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan panel­panel tegangan rendah
dan dapat memberikan keterangan bahwa panel­panel tersebut telah beroperasi
dengan baik selama paling sedikit 3 tahun. Penawaran harus meliputi reference list
sebagai suatu bukti.

52
b. Panel-panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana dan single-line diagram,
kecuali ditentukan lain. Seluruh assembly termasuk housing, bus­bar, alat­alat
pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai
dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan atau penambahan seperti
disyaratkan di bawah ini:

1). Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis indoor, dead-front, terbuat dari plat
baja (metal clad). Konstruksi panel harus kokoh dan tidak rusak dalam
pengiriman atau pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal akibat
hubung­singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik).
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah dan atas dengan
pelat­pelat penutup yang bisa dilepas.

Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus


dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel. Tutup yang berengsel tersebut
harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua
sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan lain­lain harus dipasang
pada sisi belakang dari penutup yang berengsel tersebut.

Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi


untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian­bagian yang mengalirkan arus
pada nilai­nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE/IEC untuk peralatan
yang tertutup. Material­material yang bertegangan harus dicegah dengan
sempurna terhadap kemungkinan terkena percikan air.

Tebal pelat baja yang digunakan besar sama 2 mm.

Setiap panel dilengkapi dengan wiring diagram instalasi panel.

2). Konstruksi.
Panel­panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti ditunjuk
dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.

Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh


berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi
dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.

53
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain­lain harus
diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan bangunan
(konstruksi). Tempat struktur bus­bar dan hubungan ­ hubungannya harus
dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubung­singkat yang terjadi
pada lokasi tertentu tersebut. Hubungan­hubungan harus dibaut, dilas atau
diklem serta diatur untuk menjamin daerah kontak yang baik. Pemasangan
konstruksi panel disesuaikan dengan standar PUIL 2011 atau SPLN
pemasangan panel tegangan rendah.

3). Ventilasi
Lubang­lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch
machine. Untuk menjaga benda­benda asing masuk melalui lubang tersebut,
pada bagian dalam harus diberi lapisan karet tahan panas.

4). Papan Nama.


Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan
nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya dan dapat
dilihat dengan mudah. Cara­cara pemberian nama harus menunjukkan dengan
jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat­alat yang tersambung padanya.
Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja.

Mimic diagram berwana biru harus dipasang pada pintu, lengkap


dengan komponen­komponen dan tanda­tanda untuk komponen tersebut.

5). Cadangan Sambungan di Kemudian Hari.


Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan ­
ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan, terminal,
klem­klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang
dipasang di kemudian hari.
Kemungkinan penyambungan di kemudian hari dapat berupa
peralatan baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontaktor.

6). Bus-Bar / Rel Daya.


Bus-Bar harus diatur konstruksi pemasangannya, sehingga tersusun
secara mendatar dengan rapi sepanjang panel di dalam ruang yang
berventilasi. Jarak antar rel daya minimal 2 cm atau harus memenuhi ketentuan
pemasangan rel daya di dalam PUIL 2011.
Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high
conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak pada bagian

54
luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan kemampuan 160%
dari arus beban terpasang.

Ukuran bus-bar disesuaikan dengan peraturan PUIL 2011.

Semua Bus-Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator


yang terbuat dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya
porselain atau moulded insulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan
gaya mekanis yang terjadi akibat hubung­singkat dengan kemampuan
isolasinya minimal 10 megaohm.

Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa
menurut PUIL 2011. Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai
70 oC.

Setiap panel harus mempunyai bus­bar netral dengan kapasitas penuh


(full neutral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus pentanahan
yang telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan dilengkapi dengan klem
untuk pengaman dari peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini, konfigura­
si bus­bar adalah 3 fasa ­ 4 kawat ­ 5 bus.

Semua hubungan dari bus­bar menuju pemutus daya atau saklar


dengan arus lebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang­batang
tembaga dari jenis yang sama dengan bus­bar. Untuk arus yang lebih kecil,
diijinkan menggunakan kabel berisolasi PVC (NYY atau NYA).

Penyedia Jasa diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja (shop


drawing) yang menunjukkan ukuran­ukuran dari bus­bar dan susunannya.

Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu teminal
terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih dari 2
(dua) buah sepatu kabel pada satu terminal atau bus-bar. Setiap bus bar
harus dilengkapi warna ururutan fasa.

Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan


batang tembaga tambahan untuk menyatukan sepatu kabel tersebut pada satu
terminal yang berlainan.

55
7). Alat-alat Ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat­alat ukur dan trafo ukur
seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.

Bila digunakan ampere meter selector switch (saklar pindah), pada saat
pemindahan pengukuran arus, saklar pindah untuk amperemeter harus berada
pada posisi off, dan pada posisi ini trafo arus harus dalam keadaan
terhubung­singkat.

Meter­meter harus dari type smart-meter (digital; Arus, Tegangan,


Daya, Cos phi, frekuensi) dipasang rapi di pintu panel. Posisi dari saklar putar
untuk voltmeter dan amperemeter harus ditandai dengan jelas.

8). Trafo Arus.


Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan (indoor
type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai dengan
standar­standar VDE untuk keperluan pengukuran.

Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan gaya­gaya


mekanis yang timbul pada waktu terjadinya hubung­singkat 3 fasa simetris.

Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan dengan


kWh­meter dengan syarat tidak mengurangi ketelitiannya.
Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus khusus (terpisah).

9). Kabel-Kabel Kontrol.


Kabel kontrol (control wiring) dari panel­panel harus sudah dipasang di pabrik /
bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap kerusakan
mekanis.

Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan tegangan
minimal 600 volt.

Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus dipasangkan


sepatu kabel dengan ukuran kabelnya dan dikencangkan dengan alat penekan
(press-tang / kerf tang) secara baik, sehingga dapat dicegah terjadinya hubung
longgar (lost contact).

Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada terminal


peralatan harus cukup kencang dan kokoh.

56
10) Merk Pabrik.
Semua peralatan pengaman harus menggunakan buatan satu merk sesuai
standar SNI.

11) Peralatan Pengaman / Pemutus Daya.


a). Sirkit Utama dan Cabang
Peralatan pengaman pada sirkit utama pada saluran dari Panel ATS
“Power House” menuju panel interlock dengan MCCB 630 yang dilengkapi
dengan sistim motorise, selanjutnya dari dari panel interlock menuju MDP
Multimedia menggunakan MCCB 630 Ampere 4 pole 50 Hz minimal 36 kA.
Peralatan pengaman dilengkapi dengan pengaman Fasa (fasa failure) dan
surge Arrester pada sisi panel MDP Multimedia.

Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) yang digunakan memenuhi


standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC 60947­2 dan sesuai untuk
temperatur operasi 40 oC (fully tropical ized) dan mampu beroperasi untuk
tegangan 660 VAC dengan rating 1000 VAC.
­ MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik pada
posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.

­ Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat


dari bahan silver/tungsten dan mekanisme operasinya dirancang
untuk menutup dan membuka kontak ­ kontak utamanya secara
menyapu (wiping action).

­ Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan "quick break"
secara simultan pada ketiga / keempat kutubnya sewaktu opening,
closing maupun trip.
Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah kontak utama
menutup kembali tanpa sengaja.

­ Handel togel MCCB harus dapat membuka semua kutub (kontak


utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus kesalahan
mengalir pada salah satu kutub harus menyebabkan ketiga kutub
membuka secara bersamaan.

­ MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing ­ masing


kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk arus beban lebih
(overload - inverse time) secara mekanis dengan bimetal, pengatur

57
arus hubung­singkat (overcurent - instantaneous) secara mekanis
dengan solenoid (magnetis).

Untuk motor protection, hanya dipasang magnetic overcurrent


protection.

­ Pada MCCB dengan rating 250 A ­ 630 A thermal­magnetic trip unit


harus dari jenis interchangeable trip unit, sedangkan untuk MCCB di
atas 630 A menggunakan solid­state relay yang dienergize oleh CT
yang terpasang di dalam MCCB sehingga tidak memerlukan catu
daya dari luar MCCB.
­ Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi operasi, yaitu ON, OFF
dan TRIP.
­ Kapasitas pemutusan arus kesalahan (interrupting / breaking
capacity) tidak kurang dari 36 kA.

b). Miniature Circuit Breaker (MCB).


MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 /Part 1 1977
atau IEC 60947­2 (fully tropicalized), mampu beroperasi untuk tegangan
380/415 VAC dengan rating 1000 VAC.
­ MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik pada
posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.
­ Kapasitas pemutus (Breaking Capacity) MCB pada pemutus beban
paling kecil adalah 6 kA.
­ Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari
bahan silver/tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk
menutup dan membuka kontak­kontak utamanya secara menyapu
(wiping action).
­ Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua kutub
(kontak utama) secara bersamaan (simultan).
Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus
menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.
­ MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih
(overload-inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan arus
hubung­singkat (overcurent-instantaneous) secara mekanis dengan
solenoid (magnetis).
Arus nominal dari MCCB dan MCB harus sesuai dengan gambar, dengan
kapasitas pemutusan (breaking capacity, kA) disesuaikan dengan letak
pemutus daya tersebut.

58
c). Kontaktor.
Kontaktor­kontaktor atau rele kontrol harus memenuhi persyaratan B.S.
5424 Part 1 : 1977.
­ Rating kontaktor atau rele harus sesuai dengan gambar dan
tidak kurang dari 16 A. Rating tersebut harus merupakan rating
kontinyu.
­ Semua kontak (kutub) kontaktor atau rele harus dilapis dengan
perak (silver).
­ Coil dari kontaktor atau rele harus mempunyai rating tegangan 220
V, 50 Hz.

12) Terminal Pembantu.


Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut digunakan beberapa
kabel yang disatukan pada terminal tersebut, Penyedia Jasa harus juga
menyediakan terminal pembantu yang diperlukan.

Terminal pembantu tersebut harus terbuat dari bahan yang sama dengan
terminal utama dengan kapasitas hantar arus yang sesuai dan dilubangi sesuai
dengan ukuran sepatu kabel yang digunakan. Setiap mur­baut yang digunakan
harus dikencangkan dengan baik agar terhindar dari kemungkinan
hubungan­longgar (lost contact).

6. Peralatan Penerangan.
a. U m u m
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu­lampu, accessories, peralatan serta
alat­alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua
peralatan penerangan.

Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar­gambar.

b. Kualitas dan Pengerjaan.


Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun khusus
harus dari kualitas terbaik.

Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature sesuai dengan standar
komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau
seperti yang disyaratkan di sini.

Merk: Philips.

59
c. Jenis Armature.
1). Lampu Down Light
 Lampu WTO69C SE 1xLED Bare L1200 TL­LED 16W W ex.
PHILIPS,
 Lampu RCO91V LED38S 865 W60L60 G3 40 W ex. PHILIPS
 Lampu DN350B LED20/CW 20W 220­240V D150 ex. PHILIPS
 Lampu DN035B D150 LED8/850 PSU WH ex. PHILIPS
lampu sesuai dengan gambar rencana. Penerangan ruangan Labor
menggunakan Lampu RCO91V LED38S 865 W60L60 G3 40 W ex. PHILIPS

2). Lampu Emergency.


Lampu emergency dimaksud sebagai penerangan darurat apabila terjadi
kondisi darurat (kebakaran). Lampu ini dipasang loby utama, loby kiri dan lobi
kanan dengan type LED Emergency Nerolight Smart Emergency LED DL 1 W
6000 K Daylight dan Lampu EXIT Double Sided White EX­LED­M­RS­DR 1,2
W ex PHILIPS sesuai dengan kebutuhan.

d. Pemasangan.
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang
yang berpengalaman dan ahli, dengan cara­cara yang disetujui Direksi / Konsultan
MK.

Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan­bahan lain yang


standar pemasangan dan agar diperoleh hasil pemasangan yang baik.

Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga


betul­betul lurus.

Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh
mempunyai sela­sela di antara bagian­bagian fixture dan permukaan ­ permukaan
di sebelahnya.

Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded) atau menggunakan


penghantar PE.

Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan tersebut


harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta
bebas dari semua cacat /kekurangan.

60
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus
menyala secara lengkap.

B. Uraian Teknis Pekerjaan Power House


Meliputi pengadaan dan pemasangan Gen­set 400 kVA, Trafo distribusi 630 kVA, dan MDP +
ATS, serta alat­alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan pada instalasi
PowerHouse.
1. Instalasi Trafo Daya
1) Instalasi trafo daya dari kubikel 20 kV gardu distribusi Multi Media menggunakan
kabel N2XSY 1x50 mm2. Kabel ditarik dan diletakkan pada saluran kabel udara 20
kV
2) Trafo dipasang pada dudukannya diatas beton plate 900x1100 mm2 dan
dipasangkan dengan ”bolt­nut” dia. 16 x 110 mm.
3) Instalasi Trafo menuju Panel ATS menggunakan kabel NYY (2x4x300) mm2.
Kabel ditarik dan diletakkan pada saluran kabel­tray (cable-tray).
4) Trafo dilengkapi dengan instalasi grounding­body maksimum 1 Ohm, grounding titik
netral maksimum 1 Ohm menggunakan kabel BC minimal 70 mm2.

2. Instalasi genset
1) Genset diinstal permanen pada bantalan beton yang dilengkapi dengan rubber
vibrasi kapasistanya disesuaikan dengan berat genset yang sudah disediakan
(sesuai gambar pemasangan Genset). Saluran pembuangan (knalpot) diredam ke
dalam bak peredam (include).
2) Instalasi Genset menuju Panel ATS menggunakan kabel NYY 2(4x1x185) mm2.
Kabel ditarik dan diletakkan pada saluran kabel­tray (cable-tray).
3) Instalasi Genset menuju Panel Electric Fire Pump menggunakan kabel NYY 4x50
mm2 dan NYY 4x4 mm2 untuk Jokey Pump. Kabel ditarik dan diletakkan pada
saluran kabel udara (SKTR).

3. Instalasi Panel ATS


1) Panel MDP + ATS berukuran (1800x800x600) mm2 diinstal permanen diatas beton
plate 200x800x2000 mm2 dan dipasangkan dengan ”bolt­nut” dia. 16 x 110 mm.
2) Instalasi ATS menuju menuju panel interlock dengan MCCB 630 Ampere yang
dilengkapi dengan sistim motorise, selanjutnya dari dari panel interlock menuju MDP­
gedung miulti media menggunakan MCCB 630 Ampere 4 pole 50 Hz minimal 36 kA.
Panel MDP­Multimedia menggunakan kabel NYFGbY 2(4x185) mm2. Kabel ditarik
dan diletakkan pada saluran kabel tanah (SKTR).
3) Instalasi ATS menuju Panel Electric Fire Pump menggunakan kabel NYY 4x50
mm2 dan NYFGbY 4x4 mm2 untuk Jokey Pump. Kabel ditarik dan diletakkan pada
saluran kabel tanah (SKTR).

61
C. Uraian Teknis Pekerjaan Panel Distribusi dan Panel Penerangan
Meliputi pengadaan dan pemasangan panel „MDP“, Panel Penerangan dan Panel AC, serta
alat­alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan pada instalasi.
1) Panel ATS terdiri atas :
a) Peralatan Instrument / alat pengukuran
b) Breaker Interlock
c) Rangkaian Kontrol Interlock
d) Pintu panel terbuat dari plate minimal 2 mm2
2) Generator dikontrol oleh panel ATS apabial PLN mengalami pemadaman dan
kapasitas MCCB keluaran dari generator sebesar 630 Ampere.
3) Pengukuran tahanan isolasi kabel, diukur dengan menggunakan megger 1.000 volt,
besarnya tahanan isolasi yang diperkenankan minimal 20 Mega Ohm.
4) Semua panel­panel dan distribution board harus diarde/grounding menggunakan
elektroda rod tembaga murni (non celup) minimum 50 mm2 dengan nilai tahanan
pengetanahan < 2 Ohm dan tegangan maksimum 1 Volt.

D. Pengujuan dan Penyetelan dan Peralatan dan Sistem


1). Pekerjaan ini meliputi ketentuan­ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian
(testing), penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.

2). Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan­peralatan dan kontrol yang
tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua
instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.

3). Pengujian­pengujian yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa di bawah Konsultan
MKan Direksi / Konsultan MK antara lain :
a. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section)
maupun keseluruhan (overall).
b. Pengujian pentanahan panel.
c. Pengujian kontinuitas konduktor conductor.
d. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
e. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan
mencatat data setelan yang dilakukan.
f. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau
badan resmi yang ditunjuk Direksi / Konsultan MK.

62
4). Hasil­hasil pengujian harus sesuai dengan syarat­syarat teknis yang telah diuraikan
di atas atau standar­standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara
pengujian.

63
13.3. SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
13.3.1. UMUM.
Syarat­syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat­syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal adalah bagian dari Syarat­Syarat Teknis ini.

13.3.2 STANDAR/RUJUKAN.
a. Standar Nasional Indonesia (SNI):
- SNI 0225:2020 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2020 / SNI
0225:2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011. (PUIL 2011)
- SNI 03­7015­2004 Sistem Proteksi Petir pada Bangunan Gedung.

13.3.3 PROSEDUR UMUM.


13.3.3.1 Contoh Bahan dan Data Teknis.
a. Contoh bahan yang dilengkapi data teknis/brosur dari bahan­bahan untuk pekerjaan ini
harus diserahkan kepada Konsultan MK dan Tim Teknis PNP untuk disetujui terlebih
dahulu, sebelum bahan­bahan dimaksud didatangkan ke lokasi.
b. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
c. Bila contoh bahan yang diserahkan berbeda dari yang disyaratkan, Penyedia Jasa harus
membuat penjelasan khusus mengenai perbedaan ini dalam sebuah surat lengkap
dengan permohonan penggantian yang disertai alasannya, sehingga bila usulan
penggantian tersebut diterima, tindak lanjut dapat segera diambil untuk penyesuaian.

13.3.3.2. Gambar Detail Pelaksanaan.

a. Penyedia Jasa harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan untuk
disetujui PPK.

Semua Gambar Detail Pelaksanaan harus segera diserahkan sebelum pengadaan


bahan agar diperoleh waktu yang cukup untuk memeriksa.

Semua Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan harus berisi semua informasi
yang mendetail dan dibutuhkan.

b. Bila terdapat perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan lainnya atau Gambar
Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Penyedia Jasa harus menyampaikan hal ini kepada
PPK dan Tim Teknis PPK untuk pemecahannya.

64
c. Gambar Kerja umumnya menunjukkan lokasi bahan dan peralatan, jalur kabel dan
sambungan. Gambar­gambar Kerja ini harus diikuti se­seksama mungkin. Dalam
menyiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, Gambar Arsitektural, Struktural dan Gambar
lain yang berhubungan, serta semua elemen harus diperiksa dimensi dan ruang
bebasnya.

13.3. 4 PELAKSANAAN PEKERJAAN.


13.3.4.1 Sistem.
a. Sistem penyalur petir harus dari tipe ‘early streamer emission’ yang menghasilkan
elektron bebas atau emisi secara dini untuk menangkap serangan petir dari suatu
daerah yang telah ditentukan dan membawa arus ke bumi tanpa elektrifikasi langsung ke
bangunan yang dilindungi.

b. Sistem yang lengkap harus terdiri dari kepala penyalur petir, penumpu mekanis, kabel
penghantar ke bawah dan sistem pembumian sesuai Spesifikasi Teknis ini.

c. Penyedia Jasa harus melengkapi semua peralatan dan perlengkapan yang penting, agar
diperoleh sistem yang lengkap dan terbaik.

13.3.5. Kepala Penangkal Petir.


13.3.5. 1. Kepala penyalur petir harus memiliki karakteritik sebagai berikut :
a. Dibuat dari bahan bermutu tinggi yang tidak menghantar listrik sehingga se­segera petir
menyambar ujung kepala penyalur petir, aliran tersebut masuk menuju ke bumi,
b. Puncak dibuat dari bahan kuningan lapis krom,
c. Tidak mengandung radio aktif,
d. Tidak menggunakan radio elemen, baterai, kapasitor, dioda maupun tahanan elektris,
e. Mampu menerima sambaran petir Dengan Radius 85 m
f. Memberikan efek radius proteksi cukup luas yang tergantung pada ketinggian
pemasangan dan intensitas sambaran, seperti Stormaster ESE­50 buatan Lightning
Protection International Pty Ltd (LPI), atau EF yang disetujui PPK dan Tim Teknis PNP.

13.3.5.2. Kepala penyalur petir yang ditempatkan sesuai Gambar Kerja harus dibumikan ke tanah
dengan kabel penghantar conductor NYY 70 mm² dan dibumikan di kotak pembumian.

13.3.6 Material
Penyalur petir menggunakan metoda konvensional sistem Faraday, Spilzen yang digunakan
dengan dimensi ¾ x 30 cm, klem, radius proteksi 85 meter, penghantar dari spilzen ke panel
kontrol menggunakan nyy 70 mm kemudian dilindungi menggunakan conduit dia. 20 mm, panel
control grounding dengan dimensi 40x40 cm, dan bak grounding 1 buah dengan panjang
elektroda rod 4 meter, dan nilai grounding sebesar ≤ 2 ohm.

65
13.3.7. Pembumian dan Pengikatan.

13.3.7.1 Batang pembumian diameter 20 mm (minimal) dengan panjang sesuai ketentuan Gambar
Kerja, harus terbuat dari konduit/pipa baja lapis seng kelas medium standar SNI.07­0039­
1987 atau pipa PVC standar SNI 06­0084­2002 dengan kelas tekanan kerja 8kg/cm², dan
harus dilengkapi elektroda pembumian dari bahan tembaga atau baja berlapis tembaga
setebal 2,5 mm. Batang pembumian berikut elektroda pembumian harus ditanamkan ke
dalam tanah, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

13.3.7.2. Sambungan pembumian harus terletak dalam kotak untuk memudahkan pemeriksaan.

13.3.7.3. Pada setiap titik pembumian harus dibuat bak pemeriksaan untuk keperluan pengukuran
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

13.3.7.4. Bak pemeriksaan dibuat dari dinding bata dengan penutup pelat beton dan berukuran
sesuai petunjuk Gambar Kerja. Pada dasar bak diberi lapisan pasir setebal minimal 150 mm
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Bahan beton dan pengerjaan beton harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis 03300.

13.3.7.5. Konstruksi bangunan yang terdiri dari baja dan sistem elektrikal harus dihubungkan dengan
pembumian seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

13.3.7.6. Sambungan kabel pembumian harus dibuat secara lengkap baik elektrikal maupun
mekanikal.

13.3.7.7. Penghantar yang menuju ke bawah harus diklem seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

13.3.7.8. Semua bahan metal yang tidak meneruskan arus, seperti pipa, peralatan pengkondisian
udara, pompa dan lainnya harus dihubungkan dan diketanahkan ke ikatan di tanah atau ke
tempat pembumian terdekat di ruang peralatan, atau sesuai ketentuan Gambar Kerja dan
petunjuk Konsultan MK dan Tim Teknis PNP.

13.3.7.9. Pengujian dan Pemeriksaan.

13.3.7.10. Seluruh instalasi harus diperiksa secara mekanis dan elektris.

13.3.7.11. Tahanan pengetanahan pada setiap titik grounding bernilai maksimal 5 ohm

66
Pekerjaan sound system
Umum
Pekerjaan instalasi sistem tata suara pada proyek ini, meliputi pengadaan bahan dan
peralatan, pemasangan, pengujian­pengujian dan perbaikan­perbaikan selama masa
pemeliharaan, sehingga untuk sistem sound system dapat berfungsi dengan baik, sesuai
yang dikehendaki pekerjaan tersebut terdiri dari :

a) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan peralatan utama sesuai dengan gambar


rencana yang meliputi :
­ Mixer pre-amp
­ Power Amplifier
­ Cassette Tape Deck
­ Paging Microphone
­ Zone Selector Speaker
­ Monitoring Panel
­ Rack dan accessories lainnya

b) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai macam speaker lengkap dengan


individual Matching Transformator sesuai dengan gambar rencana.
c) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai Continous Volume Control dan
Channel Selector.
d) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai jenis dan ukuran kabel dari
peralatan utama sampai dengan speaker sesuai dengan gambar rencana.
e) Pekerjaan penunjang lainnya yang diperlukan, meskipun tidak tercantum dalam
spesifikasi teknis dan gambar rencana, agar sistem dapat bekerja dengan baik.

CARA KERJA SISTEM

a) Back Ground Music


Secara garis besar back ground music system atau Emergency Pangging System harus
dapat bekerja sebagai berikut :
 Di ruangan operator, operator dilengkapi dengan perangkat peralatan utama,
operator dapat menyiarkan salah satu program atau semua program dari peralatan
diatas ke seluruh lantai gedung melalui speaker.
 Besarnya suara yang keluar dan program yang dikehendaki dapat diatur oleh volume
control dan channel selector yang dipasang pada setiap ruang dan bangunan
perlantai.
 Program penyiaran dan pengumuman pada daerah­daerah tertentu dapat dilakukan
oleh operator melalui zone selector speaker.
 Dalam keadaan darurat dapat dilaksanakan pengumuman penting melalui sistem ini
dengan menggunakan Priority Switch. Dengan menggunakan alat ini semua volume
control dan channel selector tidak beroperasi lagi (misal pengumuman darurat
kebakaran dan lain­lain).

b) Sistem Car Calling


Pemanggilan kepada para pengemudi mobil dapat dilaksanakan melalui beberapa
microphone yang tersedia di meja­meja reception pada ruang kontrol melalui zone
khusus yang disiapkan sesuai gambar rencana.

KARAKTERISTIK PERALATAN
a) AM/FM Radio Tunner
Sumber tegangan : 24 VDC

67
Tanggapan prekwensi : AM : 522 KHZ ­ 1611 KHZ, 9 KHZ step
Input : FM : 87,5 MHZ ­ 10,8 MHZ 50 KHZ step
Tuning control : Auto/manual switchable
Impedance output : ­20 dB 10 k ohm unbalanced.
b) Pre Amp - Mixer
Sumber tegangan : 220 VAC main 50 Hz, 24 VDC
Tanggapan prekwensi : 40 ­ 16.000 Hz +/­ 2 dB
Input : dapat menerima 5 input module, ­20 dBv
Impedansi input : 200 k Ohm
Line output : 600 Ohm (balanced)
Output : 100 V 983 Ohm), 70 V (41 Ohm), 50 V (21
Ohm)
c) Power Amplifier
Sumber tegangan : 220 VAC main 50 Hz, 24 VDC
Daya output : 240 w max (rata­rata 240 w)
Tanggapan prekwensi : 40 ­ 60.000 Hz +/­ 2 dB
Input : 2 program units (parallel) 200 k Ohm
ballanced 0 dB 2 priority inputs (parallel)
200 k Ohm ballanced 0 dB.
Output : 100 V (42 Ohm), 70 V (21 Ohm), 50 V
(11 Ohm)
d) Four Cassette Player
Sumber tegangan : 220 V AC main
Tanggapan prekwensi : 100 ­ 8.000 Hz +/­ 3 dB
Daya output : max 45 w (rata­rata 30 w)
Auto Reserve, kecepatan tape +/­ 4,75 cm/detik

e) Chime Module
Sinyal two note chime or gang (switchable)
Sounding tone : Chime +/­ 2,5 sec
Control : 1 output level control 2 frequency control,
1 speed control.
f) Program Selector Module dan Zone Selector Module
Sumber tegangan : 24 V DC
Input : 12 input
Output : 80 output

g) Remote Microphones
Tipe : Undirectional Dynamic Microphone
Sumber tegangan : 24 V DC
Control : 12 individual controls and 1 all.call control
Output level : 0 dB 600 Ohm (ballanced)
Programming funcliong : 1 st in 1 st served priority, cascade priority

h) Attenuator / Volume Control


Type : Continuous type
Output : 3/6/36 Watt

i) Ceiling Speaker/Wall Speaker


Output : 3 watt (rata­rata)
Warna dan jenis disesuaikan dengan persetujuan Direksi.

68
CARA INSTALASI

a) Peralatan Utama

Semua peralatan utama dari sound system hendaknya dipasang dalam rack equipment
yang ditempatkan diruang kontrol, secara rapi sehingga peralatan bisa berfungsi dengan
baik.

Sistem pemanggilan (paging desk), yang sudah dilengkapi dengan pre-amp, zone
selector dan lain­lain, ditempatkan di meja operator.

b) Instalasi Kabel

Semua kabel yang ditarik harus dimasukkan de dalam pipa PVC dan dipasang sejajar
dan harus dihindari / dijaga jaraknya terhadap instalasi dari arus kuat (misalnya berjarak
30 cm).

Kabel catu untuk setiap laudspeaker mempergunakan NYMHY / shielded wire 3 x 1,5
mm2 atau setaraf, setiap kabel catu yang menuju loudspeaker harus dikeluarkan lewat
Tee Doos. Untuk jenis loudspeaker yang wall mounted, pemasangan kabel catu tetap
outbow, tetapi harus tetap dijaga kerapihan penarikannya dan tidak mengsampingkan
faktor estetika ruangan.

Pipa­pipa PVC yang ditarik harus diklem serta diberi penguat / pendukung yang kuat dan
ditarik secara rapi. Semua kabel yang akan dipasang harus disambung sesuai dengan
warna atau namanya masing­masing dan diadakan pengetesan mutu kabel sebelum
pemasangan. Pipa PVC yang dipakai type Haight Impact. Semua penyambungan kabel
harus dilakukan dalam kontak­ kontak penyambung yang dibuat khusus untuk keperluan
itu.

c) Instalasi Loudspeaker

Pemasangan ceiling, wall mounted loudspeaker dan harus disesuaikan dengan keadaan
ruangan dan dipasang serapi mungkin. Pemasangan dan peletakkan attenuator harus
disesuaikan dengan tata letak dan tata guna ruangan dan dipasang pada bed side table.
Pengkawatan yang menuju attenustor ini harus ditanam dan dimasukkan ke dalam pipa
PVC 1/2" kecuali untuk loudspeaker yang wall mounted. Semua loudspeaker dan
attenuator beserta perlengkapannya harus dipasang dengan cara yang telah disetujui
Konsultan MK.

d) Instalasi Distribution Box

Semua distribution box harus dibuat dari pelat tebal minimal 1,5 mm dicat anti karat dan
diakhiri dengan cat yang rata, warna abu­abu. Distribution box harus mempunyai ukuran
seperti dipersyaratkan yang besarnya menurut kebutuhan sehingga jumlah dan ukuran
kabel yang dipakai tidak terlalu sesak, yang dilengkapi dengan kunci.
Tinggi pemasangan dari lantai 1,5 m dan dipasang di shaft seperti gambar detail.
Penyedia Jasa harus menyediakan semua peralatan tambahan yang harus dipasang
didalam beton / tembok atau pekerjaan pemasangan lainnya di tempat­tempat yang
perlu.

PENGETESAN SEMUA SISTEM YANG TERPASANG


a) Pada waktu yang disesuaikannya pemasangan dari seluruh perlengkapan instalasi tata
suara harus dalam kondisi baik dan bebas cacat. Bagian­bagian yang rusak harus
diganti oleh Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa.
b) Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan­kerusakan yang diakibatkan
kecerobohan para pekerja.

69
c) Pengetesan dan pemeriksaan instalasi tata suara yang terpasang.
d) Setelah terpasang sistem yang baik, wiring yang telah sesuai, maka pemeriksaan dan
pengetesan harus dilakukan apakah sistem sudah bekerja dengan baik.
e) Pengetesan
Penyedia Jasa harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini
dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan
MK.
Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut
merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa. Peralatan bahan dan pengerjaan yang tidak
baik harus diganti dan diperbaiki oleh Penyedia Jasa untuk dicoba dan didemonstrasikan
kembali.

DAFTAR MATERIAL

a) Peralatan utama terdiri dari :


 Aux. Module : BOSCH, TOA
 Mic. Module : BOSCH, TOA
 Power Amp. : BOSCH, TOA
 Mixer Amp. : BOSCH, TOA
 Microphone + Chime : BOSCH, TOA

b) Load Speaker : BOSCH, TOA


c) Tape : BOSCH, TOA
d) Attenuator & Selector Channel : BOSS, TOA.
e) Kabel : Supreme
f) Conduit Instalasi : Legrand

Pekerjaan CCTV
Umum

Syarat­syarat Teknis Pekerjaan Instalasi CCTV yang diuraikan disini adalah persyaratan
yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan, dalam hal ini Syarat­syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal
adalah bagian dari Syarat­Syarat Teknis ini.

LINGKUP PEKERJAAN.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah semua pengadaan dan pemasangan instalasi
CCTV serta peralatan lainnya yang berkaitan dengannya, sebagai suatu sistem keseluruhan
maupun bagian­bagiannya, seperti yang tertera pada gambar­gambar maupun yang
dispesifikasikan.

Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan.
Ketentuan­ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi /
syarat­syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan
harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

70
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem master TV sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang
ditunjuk pada syarat­syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun
tidak tercantum pada Syarat­syarat Teknik Khusus atau gambar dokumen.

PERSYARATAN PELAKSANAAN DAN MATERIAL.


1. Perangkat Utama

a. Digital Video Recorder dengan spesifikasi sebagai berikut :


­ 250GB HDD Internal Capacity
­ High Resolution Image (704x480, 704x240, 352x240 N) (704x576, 704x288,
352x288 , Type WJ­NX300
­ Easy back up with 3 USB ports and built in DVD+RW
­ ATM/POS transaction data recording and search
­ PC mouse – Interfaced Control
­ True Real Time : 480fps(N), 400fps(P) digital live image display
: 480fps(N), 400fps(P) digital video recording
­ MPEG­4 compression

b. Monitor, dengan spesifikasi sebagai berikut :

Display : LCD 34” LG QHD


Contrast Ratio : 1000 : 1
Brightness : 300 cd/m³
Audio : Built in speakers
Voltage : 12 V DC
Protecting Glass

2 Kamera Pemantau

a. Kamera Bullet Intelligen


 Kemampuan bergerak minimum : ­
 Image Sensor : 1/4” Color CCD
 Resolusi : 380 TV lines
 Min. Illuminasi : 0.5 Lux / F2.0
 Flickerness : Available
 Iris Mode : VD/DD AI
 Audio Record : available
 Merk : Panasonic

b. Dynamic Dome Color Camera


 Kemampuan bergerak minimum : Pan (180º; BUILT­IN) dan Tilt (45º)
 Image Sensor : 1/4” Color CCD
 Resolusi : 380 TV lines
 Min. Illuminasi : 0.5 Lux / F2.0
 Flickerness : Available
 Iris Mode : VD/DD AI
 Audio Record : available
 Merk : Panasonic

3. Mounting & Housing


Untuk memudahkan instalasi dan pengoperasiannya, kamera­kamera tersebut ditambahkan
perangkat penopang (mounting bracket), baik tipe dinding maupun langit­langit. Sedangkan
Armatur/Housing digunakan untuk kamera outdoor.
Unuk kamera yang tidak built-in scanner, maka kemampuan pan & tilt harus ditopang
dengan penopang dengan penggerak motor yang sesuai.

71
4. Perkabelan dan Pencabangan
 Jaringan yang dibentuk adalah jaringan STAR (hubungan bintang)
 Kabel yang digunakan untuk sinyal video dan audio adalah tipe UTP Cat 6
 Kabel yang digunakan untuk sistem kontrol adalah dari jenis NYM 1 x 1,5 mm2
 Kabel distribusi harus dipasangkan pada jalur race-way (cable tray) yang tersedia. Jalur
pemasangan kabel CCTV, bila menggunakan cable­tray yang sama dengan kabel­kabel
listrik tegangan rendah, harus dipisahkan sejauh minimal 20 cm.

5. OPERASIONAL
a. Kamera pemantau disebar pada tempat­tempat yang telah ditentukan dalam gambar,
Penyedia Jasa harus meninjau ketepatan lokasi terkait dengan kualitas dan cakupan
penerimaan sinyal. Apabila ada usulan perubahan terkait hal ini, maka harus dengan
persetujuan Pengawas dan Perencana.
b. Sinyal­sinyal monitoring dari kamera diolah secara digital di dalam DVR
c. Kecuali untuk Monitor LCD Konsultan MK, perletakan perangkat­perangkat utama harus
dalam panel 19’ standar, yang dilengkapi dengan double-top blower, extended power cord
dan surge arrester.

6. TESTING & COMMISSIONING


Pengetesan harus sepengetahuan Konsultan MK, serta hasilnya harus disetujui oleh
Konsultan MK. Hasil pengetesan harus meliputi :
a. kekokohan mounting bracket
b. kemampuan scanning (pan & tilt)
c. kualitas sinyal TV
d. Signal to Noise Ratio
e. kemampuan menyimpan data dan back-up.

PEKERJAAN INSTALASI DATA


UMUM
LINGKUP PEKERJAAN

a. Pengadaan pemasangan, pengetesan dan commissioning terhadap system pekerjaan


data.
b. Pengadaan dan pemasangan peralatan utama teknologi informasi/data.

c. Umum

o Seluruh pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan standard pabrik.


o Harus mengikuti National Electric Safety Code dari versi terakhir.
o Penyedia Jasa harus memastikan bahwa seluruh area instalasi aman dan
mengacu kepada “Occupational safety and Health administration (OSHA)”.
o Penyedia Jasa harus bertangung jawab dan membuat laporan mingguan terhadap
terhadap kemajuan pekerjaan instalasi.
o Penyedia Jasa harus membersihkan area kerja dari puing­puing, sampah,
potongan kabel dna lain­lain setiap hari.
o Penyedia Jasa harus membri label pada setiap kabel dan mengikatnya sesuai
dengan standard industri.

72
o Penyedia Jasa memasang dan menguji kabel yang dipasang dan memberi
keterangan jika terdapat kelainan (beda dari standard pabrik) serta
memperbaikinya.
o Penyedia Jasa menyediakan alat­alat untuk pemasangan maupun untuk
pengujian.
o Penyedia Jasa tidak boleh menggabungkan kabel distribusi data dan telepon
dalam conduit instalasi listrik.
o Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap penerimaan material dari customer.
o Penyedia Jasa harus menutup instalasi kabel dengan seal­seal pelindung
ditempat­tempat seperti shaft dan ruang mesin.
o Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap pencegahan korosi dan mengecatnya
untuk semua bracket, support, rak kabel dan lain­lain yang telah terpasang.

URAIAN SYSTEM

Jaringan infrastruktur harus mencakup :


a. Luas area system jaringan kerja internet dan infrastruktur pendukungnya.
b. Sistem kerja jaringan internet local dan infrastruktur pendukungnya

SYARAT-SYARAT SYSTEM

a. Penawaran yang diajukan mencakup seluruh spesifikasi yang diperlukan kecuali untuk
daftar item­item yang termasuk didalam “syarat­syarat tambahan”.
b. Struktur system jaringan kabel data dan telepon/voice harus terdiri dari beberapa atau
seluruh subsistem di bawah ini :
o Lokasi kerja system jaringan.
o Sistem jaringan horizontal
o Administrasi system jaringan
o Sistem jaringan backbone
o Sistem peralatan utama

c. Sistem Harus
o Mendukung penggunaan analog dan digital voice, data, Local Area Network (LAN),
peralatan tegangan rendah untuk system kontrol dan pengaturan gedung. Data
Network­IEEE 802.3, 10 Base­T, 10 Base­ FL, 100 Base­TX, Token Ring, Giga Bit
100 Base­T, Twisted Pair-Distributed Data Interface (PTDDI).
o Mampu bekerja optimum dengan sesedikit peralatan.
o Flexible dan dapat bekerja dengan adanya fasilitas dan technology yang baru.
o Peralatan yang ditawarkan dapat beroperasi secara terus menerus tanpa mengalami
penurunan kinerja selama 24 jam, 365 hari pada suhu +15 sampai 40°C dengan
kelembaban relatif antara 5% sampai 95% (tidak terjadi pengembunan/kondensasi).

C O N D U IT
a. Tidak di­ijinkan adanya sambungan kabel dalam conduit atau pelindung kabel.
b. Pemeriksaan sambungan­sambungan Tee, Elbow, dan lain­lain di­ijinkan dengan
persetujuan Konsultan Konsultan MK.
c. Semua ujung­ujung conduit harus dihaluskan dan fitting­fitting sambungan setidaknya
harus masuk 10 mm kedalam kotak sambungan.

73
d. Setiap conduit yang ditanam didalam lantai beton, kedalaman minimum adalah 100 mm
dari permukaan lantai beton dan penempatan sisi ujung conduit sedekat mungkin dan
tegak lurus terhadap dinding.
e. Draw aire (kawat pancingan kabel) harus terpasang pada semua spring conduit uPVC.
f. Seluruh kabel yang terpasang harus di dalam conduit atau flexible conduit.

PENGKABELAN

1. Umum
a. Kabel tidak di­ijinkan terpasang dalam kondisi tertarik, kecuali jika memang perlu
kabel tersebut harus di­ikat pada rak kabel.
b. Sepanjang kabel antara kotak sambung tidak diperkenankan adanya sambungan
kecuali dikehendaki dalam spesifikasi teknik, semua sambungan hanya di­ijinkan
memakai terminal box yang sesuai dengan ketentuan disain Structured Cabling
System (SCS).
c. Agar spesifikasi system tidak terpengaruh dengan adanya jalur kabel tenaga, maka
harus diperhatikan jarak antara jalur kabel data dan tenaga dengan mengikuti
ketentuan table sebagai berikut :

Jaringan kabel tenaga Kabel tanpa Kabel dengan


pelindung pelindung
Rating (kVA) Jarak antar kabel Jarak antar kabel
(mm) (mm)
R<1 300 25
1<R<2 450 50
2< R < 5 600 150
R>5 1500 300

Keterangan :
o Semua kabel yang terpasang, harus memenuhi minimum bending radius sesuai
dengan spesifikasi pabrik pembuat untuk setiap ukuran dan jenis kabel.
o Pangkabelan back bone menggunakan Fibre Optic .
o Semua permukaan / bagian mekanikal pelindung kabel harus dipastikan tidak
akan menyebabkan kerusakan terhadap kabel.

2. Bahan
a. Semua instalasi kabel harus terpasang pada rak kabel atau conduit uPVC.
b. Kabel yang melewati ujung plat besi harus dipasang karet pelindung, sleeve untuk
mencegah keruskan isolasi kabel. Semua kabel yang terpasang didalam dinding harus
tegak lurus mengarah kebawah atau keatas menuju peletakan outlet.

SISTEM DESAIN

a. Lokasi kerja jaringan system


- Penyedia Jasa harus menyediakan kabel / kawat sebagai konektor antara terminal
dengan outlet.
- Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan transmisi yang diperlukan seperti yang
tercantum didalam “Syarat­syarat tambahan” agar system dapat bekerja.
- Kawat tembaga (Cat.6)

74
 Seluruh kawat Cat. 6 UTP memiliki separator masing­masing spare terdiri dari 8
kawat isolasi 4 AWG, jenis solid, mempunyai 4 kode warna yang tidak mudah
terbakar.
 Kedua ujung kawat harus terpasang dengan plug modul 8 posisi (RJ 45).
 Seluruh spesifikasi plug modul dari FCC CFR 4 part 68 subpart F dan IEC 603­7
dan dilapisi dengan emas setebal 50 microinches pada bagian konektornya.
 Seluruh kawat modul terbungkus dengan isolasi yang kuat dan ringan.
 Tersedia kawat standard patch cord dengan ukuran panjang standar
3,5,7,10,15,20 feet atau sesuai dengan permintaan.

Spesifikasi kelistrikan :
 Maksimum DC Resistant : 9.38 ohms/100m
 Maksimum kapasitas antar kawat : 17.5 pF/ft (56Pf/m)
 Karakteristik impedansi : 100 ohms +15% pada Frek. 1­100MHz
 Kawat yang dipakai hantarannya telah diuji standard giga bit dan dijamin oleh
principal.

b. Sistem jaringan Horizontal


- Pengkabelan horizontal
 Penyedia Jasa harus menyediakan kabel horizontal untuk menghubungkan tiap
outlet dengan system jaringan backbone pada lantai yang sama.
 Tipe kabel Unshield Twisted Pair (UTP) 4 pair dengan separator masing­masing
spare, jenis isolasi PVC sesuai standard EIA/TIA 568, TSB­36, SB­40.
 Masing­masing dari 4 pair kabel UTP digunakan untuk tiap data voice dan outlet.
 4 pair kabel UTP diatur sesuai dengan format bintang dari terminal ke system
jaringan administrasi untuk tiap lantai dan tiap outlet.
 Selam pemasangan kabel UTP, harus diperhatikan ketegangan kabel dan radius
standard 1 inch tekukan kabel.
 Jaringan kabel antara terminal dan outlet tidak di­ijinkan adanya sambungan.
 Penyedia Jasa harus menempatkan jaringan kabel distribusi mengikuti jalur
kabel yang ada, kecuali conduit uPVC telah penuh atau adanya kesulitan
pemasangan.
 Penyedia Jasa harus menempatlan jaringan kabel horizontal pada dinding jika
tidak terhalang dengan adanya interior.
 Kabel UTP Cat. 6 - 4 pair harus termasuk dalam daftar Under Writter’s
Laboratories tipe CMR dan CMP.
 Kabel UTP Cat. 6 - 4 pair harus mengikuti standard :
o Kategori 6­EIA/TIA TSB­36 sesuai dengan IEEE 802.5
o 16 Mbps dan ANSI X3TT9.5 untuk 100 Mbps (TPPMD)
o 16 Mbps (maksimum 100m atau 328 ft untuk 04 workstation)
o Kapasitas antar kabel @ 1 KHz : 14nF / 100ft
o DC resistant 8.6 ohms/100ft
o Karakteristik impedansi pada freq. 1­25MHz : 100ohms +5%

 Kabel data menggunakan patch cord sesuai Cat.6.


 Kabel data menggunakan patch cord yang sama panjang.
 Kabel horizontal khususnya media type, panjang jaringan antara outlet ke
konektor sambungan tidak boleh lebih dari 90m (295ft) . Panjang jumper
maksimum 10m (33ft).

75
 Conduit yang dipasang oleh Penyedia Jasa tidak boleh lebih dari 30.5m (100ft)
dan tidak di­ijinkan terdapat lebih dari dua bengkokan bersudut 90°.

 Kabel horizontal
. Kabel tembaga UTP Cat.6 – 4 pairs
Kabel UTP Cat.6 harus 100 ohms, 4 pairs.
Kabel UTP Cat.6 yang digunakan harus sesuai dengan lingkungan.

. Kabel tembaga (UTP yang terdiri dari banyak pasang /UTP


Multi pair).
Kabel UTP yang lebih dari 4 pairs, 100 ohms, Cat.6.
Kabel UTP multi pair yang dipakai harus sesuai untuk pengkabelan horizonal.
Kabel UTP multi pair yang digunakan harus sesuai dengan system.

- Outlet
 Outlet yang disediakan oleh Penyedia Jasa tipe RJ­45 untuk kabel UTP Cat.6.
 Standard outlet modul untuk jack / plug 4 dan 6 pin dan kabel 24 AWG.
 Seluruh flush mounting yang 8 pin terpasang cocok dengan flush mounting
standard.
 Setiap faceplate harus dipasang dengan outlet RJ­45.
 Outlet harus dikonfigurasi ulang untuk penggunaan yang berbeda jika
diperlukan.
 Outlet harus cocok dengan penggunaan EIA/TIA 568 Cat. 6.
 Kabel yang menuju ke outlet harus dipasang dari bawah outlet.
 Outlet tidak boleh ditempatkan dilokasi yang memungkinkan resiko kerusakan.
 Faceplate harus tertutup untuk mengurangi resiko terkontaminasi dengan debu
atau lainnya.
 Setiap faceplate harus terpasang dengan inbow box.
 Nama plate harus bersih dan berisi informasi nomor socket, nomor outlet, lantai
dan kabinet.
 Kategori 6 : Modular jack. Data informasi outlet untuk 100 ohm 22 – 26 AWG
kabel tembaga harus berisi :
· Tersedia warna hitam, putih, abu­abu, kuning gading dan kuning gading
terang.
· Mampu memuat minimum 2 dari 8 posisi / 8 penghantar modul jack.
· Mampu menerima minimum 200 re­terminasi tanpa terjadi penurunan sinyal.
· Modular jack compatible untuk standard TIA 568A atau 568B.
· Mudah dipindah­pindahkan dengan faceplate tetap berada ditempatnya dan
jack / plug dapat melewati faceplate tanpa mengubah terminalnya.
· Terdapat pintu yang berengsel untuk area yang sangat terkontaminasi
dengan debu.
· Memberi identitas jaringan dengan kode warna.
· Dibuat dengan ketahanan terhadap tekanan dan panas.
· Tersedia kabel serabut ScTP versi 100 ohm.

Spesifikasi :
· ANSI, TIA, EIA­568 dan ISO/IEC 11801 Category 6.

 Faceplate
· Faceplate dapat digunakan baik untuk fiber ataupun tembaga atau coaxial.

76
· Label identitas jaringan ditutup dengan plastik transparan.
· Faceplate tersedia dalam konfigurasi 1 dan 2 kelompok.
· Standard warna pengkodean putih, abu­abu, kuning hitam dan kuning tua.
· Tersedia pilihan adapter modul.
· Tersedia pilihan stainless steel.
· Lubang modul angle.

 Rumah outlet multimedia


Seluruh outlet multimedia / multi­user harus :
· Tersedia dalam warna hitam, putih, abu­abu, kuning dan kuning terang.
· Tipe konektor cocok dengan rumah konektor SC dan ST dan modul jack
penghantar 8 posisi / 8 untuk kabel UTP / ScTP 100 ohm.
· Sambungan outlet dapat terintegrasi antara fiber, UTP/ScTP, Coax dan
Shielded STP.
· Dapat memuat sampai dengan 1 port media (Outlet fiber, UTP / ScTP, Coax,
Shielded STP secara terus menerus) atau sampai 24 port untuk outlet fiber
saja.
· Tutup pelindung diikat dengan baut agar lebih kuat.

c. Sistem jaringan administrasi


- Terdapat block terminal pada system jaringan administrasi untuk pemasangan kabel
tembaga atau kabel serat optik.

- Distribution frame :
 Distribution frame dipasang secara berurutan secara rapi dan didesain
sedemikian rupa agar mudah dilakukan perubahan untuk pengembangan
system.
 Distribution frame harus mampu mendukung penggunaan Cat.6 dan mempunyai
fasilitas interkoneksi dan koneksi silang.
 Setiap distribution frame terpasang pada kabinet dengan kapasitas terminal
ditambah 25% untuk pengembangan.
 Terminasi kabel tembaga patch panel.
Modular patch panel :
· Panel harus terbuat dari alumunium anodized dengan konfigurasi 24, 28, 32,
48, 64, dan 96 port.
· Panel yang digunakan harus mendukung UTP, adapter fiber SC dan ST
kabel coaxial.
· Panel mempunyai port yang mudah diganti dengan melepas dari depan
untuk memodifikasi atau mengkonfigurasi.
· Nomor identitas harus dipasang dibelakang dan didepan panel.
· Pemasangan slot sesuai dengan ANSI/EIA­310.
· Mengikuti spesifikasi kelistrikan di area kerja outlet.

 Wiring block dapat digunakan kabel penghantar 24 AWG.


 Distribution frame penggunaanya harus dipisahkan antara voice, data dan
image.
 Block harus mengikuti underwriter’s laboratories.
 Standard floor distribution frame.
Pemasangan rak mounting untuk jaringan telekomunikasi harus digunakan rack
9 inchi.
· Rack harus mempunyai 76 mm (3 inchi) terhadap 152 mm (6 inchi) channel
kabel vertical.
· Channel mudah digunakan dan dipindah­pindahkan sampai dengan kabel.

77
· Kesepuluh kawat yang mempunyai kapasitas tinggi dipasang didepan rack
agar dapat dipakai untuk kabel horizontal maupun vertical serta mudah
ditekuk dan di­ikat tanpa menggunakan baut ataupun peralatan lainnya.
· Rack harus mempunyai standard mounting hole ANSI/EIA­310­C dan kabel
terlihat dari depan, belakang dan depan channel
· Rack harus terbuat dari alumunium yang dicat hitam dan digunakan
grommet untuk kabel cadangan.
· Rack harus mempunyai 2 pilihan kabel channel vertical 152 mm (6 inchi) x
2.1m (7ft) dan 76 mm (3 inchi) x 2.1 m (7ft) dan dapat ditempatkan diantara
rack.
· Pada channel terpasang penahan kabel yang tergantung di kiri atau kanan
dan dapat ditempatkan sembarang posisi terhadap channel.

d. Kabel Jumper
- Penyedia Jasa harus menyediakan kabel jumper untuk sambungan silang dan
interkoneksi diblok terminal.
- Tipe kabel jumper yang digunakan harus mengikuti EIA/TIA Cat.6 dan blok terminal
harus digunakan seperti punch atau patch panel atau LIU.
- Kabel sambungan diberi kode warna dan tersedia versi 1, 2, 3 dan 4 pairs.
- Penyedia Jasa harus menyediakan patch cord untuk block terminal patch panel.
- Harus tersedia patch cord versi 1, 2, 3 dan 4 pairs dengan panjang 2ft sampai 9ft.
- Patch cord harus terpasang label untuk mencegah kerusakan akibat tertukarnya
kabel.
- Patch cord :
- Penyedia Jasa harus menyediakan patch cord untuk patch panel dan terminal block.

- Patch cord Cat. 6.


 Semua patch cord UTP/ScTP Cat.6 terdiri dari atas 8 isolasi 24 AWG, kabel
tembaga terserabut, 4 kode warna.
 Semua ujung patch panel cord dipasang plug modular 8 position angle free (type
RJ-45) sesuai standard T568A atau T568B.
 Seluruh spesifikasi plug modular dari FCC CFR 4 part 68 subpart F dan IEC
603­7 dan dilapisi dengan emas setebal 50 microinches pada bagian
konektornya.
 Tersedia kawat modul dengan ukuran panjang standard 2, 3, 4, 5 m atau sesuai
dengan permintaan.
 Maksimum DC Resistant tiap 9,38 ohms/100m.
 Maksimum kapasitas antar kawat 7.5pF/ft (56Pf/m).
 Karakteristik impedansi 100 ohms +5% dari 1­100MHz.
 Kawat yang dipakai hantaranya telah diuji sampai dengan Giga Hertz dan
dijamin oleh principle sesuai dengan Cat. 6 link.
 Cable jack patch cord dengan kabel berwarna.

e. Jaringan system pada ruangan peralatan utama


- Penyedia Jasa harus menghubungkan antara terminal box dan jaringan distribusi
dengan peralatan seperti PABX atau host computer didalam ruangan.

78
- Penyedia Jasa harus menyediakan penangkal petir dan kabel grounding untuk
setiap rak dan equipment.
- Penyedia Jasa menyediakan peralatan proteksi terhadap sistem yang dipasang.

f. Approval Manufacture
Penyedia Jasa harus menyarankan dan memasang seluruh peralatan sistem
telekomunikasi yang disediakan oleh pabrik pembuat tersebut di bawah ini :

No. Bahan / Peralatan Merk


1 Kabel Cat.6 Belden
2 Conduit Legrand
3 Outlet data Cat. 6 Schneider
4 Patch panel AMP, Comscope
5 Rack Indorack, ABBA
6 Monitor 34" QHD 3440 x 1440 LG, Samsung, Soni
curved

TENAGA AHLI DAN PENGALAMAN KERJA


Penyedia Jasa harus memberikan daftar tenaga ahli berikut pengalaman kerjanya.

PENGALAMAN PERUSAHAAN
Penyedia Jasa harus memberikan referensi daftar proyek yang pernah dikerjakan.

SURAT PENGHARGAAN
Penyedia Jasa harus melampirkan surat penghargaan dari customer.

JAMINAN
Penyedia Jasa harus memberikan jaminan selama 25 tahun terhadap peralatan, 5 tahun jaminan
operasional seperti yang diterangkan dalam dokumen ini semenjak penyerahan. Principle
menjamin produk yang terinstal, mencover atau memenuhi draft final Cat. 6.

PENGETESAN INSTALASI
Harus dilakukan pengujian terhadap instalasi jaringan untuk menjamin bahwa system akan
bekerja sesuai dengan spesifikasinya. Pengetesan jaringan kawat tembaga berikut ini adalah
minimal pengujian jaringan kawat tembaga yang dipeprlukan.
a. 100% uji hantar dan polaritas.
b. 100% uji pengkabelan horizontal dengan Cable Flux – Gigabit Tester TSB­67 level II Cat.
6 termasuk pengujian NEXT dari ujung bawah.
c. 1 lembar laporan tertulis untuk setiap pengujian dan disimpan dalam CD.

Berikut set­up yang diperlukan untuk pengujian jaringan kabel tembaga : Tester
ditempatkan pada ujung kabel outlet atau peralatan, dan test lead.

DOKUMENTASI
Dokumentasi instalasi terpasang harus dipersiapkan sebagai berikut :
a. Jalur kabel pada gambar ditandai dengan warna merah
b. Denah lantai

79
c. Jaringan instalasi kabel lengkap dengan ukuran
d. Diagram system cabinet
e. Frame layout system jaringan instalasi
f. Sistem jaringan instalasi sesuai dengan sertifikasi
g. Berita Acara Pengetesan
h. Uraian jadwal pemeliharaan
i. Buku petunjuk operasi
j. Laporan pengetesan jaringan kabel
k. Induksi antar pasangan kabel tembaga ITC rendah
l. Hard copy yang di approved oleh principle
m. Soft copy yang di approved oleh principle
n. Menyerahkan spesifikasi teknis, part number (technical catalogue)
o. Menyerahkan gambar instalasi terpasang (As built drawing)

13.4. PEKERJAAN FIRE ALARM


13.4.1. UMUM
Syarat­syarat Teknis Pekerjaan Fire Alarm yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan, dalam hal ini Syarat­syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal /
Elektrikal adalah bagian dari Syarat­Syarat Teknis ini.

13.4.2. PRINSIP PERENCANAAN.


Jenis fire alarm yang digunakan adalah pre signal system, yang hanya akan mengaktifkan
alarm pada zone yang mendeteksi adanya kebakaran.
Sistem pengkabelan unit­unit deteksi mengikuti kelas B ­ 2 kawat yang diakhiri dengan end of
line (EOL) resistor untuk memungkinkan mengalirnya arus supervisi pengkabelan.

Kemampuan deteksi dari smoke detector yang digunakan adalah sekitar 70 m2, sedangkan
kemampuan heat detector mempunyai daerah deteksi sekitar 40 m2.
Pengkabelan detektor menggunakan kabel AWG 1 pair yang diletakkan di dalam konduit PVC
high-impact heavy gauge.

Untuk memungkinkan sistem tetap beroperasi pada saat terjadinya pemadaman sumber daya
utama, FACP dilengkapi dengan charger dan stand­by battery yang mampu digunakan minimal
20 jam.

Untuk menghasilkan sinyal alarm secara audio, digunakan vibrating bell berkekuatan min. 90
dB pada tiap zone, sedangkan sinyal visual dihasilkan oleh alarm lamp berwarna merah.
Manual station dipasang untuk memungkinkan diaktipkannya sistem secara manual apabila
seseorang melihat adanya kebakaran sebelum detektor­detektor bereaksi. Pada proyek ini
digunakan 2 sistem fire alarm terpisah, masing­masing untuk bangunan utama dan bangunan
power house.

80
13.4.3. LINGKUP PEKERJAAN.
a. Pengadaan, pemasangan serta penyetelan unit pengontrol (fire alarm control panel ­
FACP / master control fire alarm - MCFA) berbasis mikroprosesor, kapasitas 4 zone untuk
bangunan Gedung.
b. Pengadaan serta pemasangan unit deteksi (detection unit / detector).
c. Pengadaan serta pemasangan kabel terminal box.
d. Pengkabelan sistem fire alarm dari FACP sampai unit­unit deteksi / detektor.
e. Mengadakan pengujian menyeluruh sehingga sistem tersebut dapat berfungsi dengan
baik dan benar.

13.4.4. KOMPONEN-KOMPONEN
Komponen­komponen yang termasuk dalam unit­unit deteksi adalah manual station serta fire
detector.

Jenis fire detector yang digunakan adalah :


a. Heat Detector
b. Smoke Detector

Kedua jenis ini mempunyai berbagai tipe yang dirancang sesuai dengan keperluan. Dipilih
detector yang sesuai untuk masing­masing ruangan tersebut yaitu untuk bagian perkantoran
digunakan heat detector dan untuk ruangan dengan kemungkinan pengumpulan asap
digunakan detector yang lebih peka, yaitu smoke detector.

a. Fixed Temperature Heat Detector.


­ operating voltage : 16 ­ 32 VDC
­ stand-by current : 100 uA max.
­ alarm current : 47 mA max.
­ operating temperature : 135 oF
­ relative humidity : 20 % ­ 85 %

b. Ionization Smoke Detector.


Detector ini harus dapat bekerja dengan adanya asap ataupun gas di ruangan yang
dideteksi.
­ operating voltage : 16 ­ 32 VDC
­ stand-by current : 100 uA max.
­ alarm current : 47 mA max.
­ operating temperature : 0 ­ 38 oC
­ relative humidity : 20 % ­ 85 %
­ sensitivity : 0,55­1,17 %/feet
­ kecepatan kerja detektor: 3 detik

81
­ kecepatan asap yang dapat di deteksi : max 300 feet

d. Manual Call Point.


Manual call point yang digunakan adalah dari jenis surface mounted, dilengkapi dengan
kaca penutup (break glass), sistem kerja pull down dan tetap berada dalam posisi on
sebelum di reset kembali. Untuk tujuan testing, alarm dapat dibunyikan tanpa harus
memecahkan kaca, dilakukan dengan menusukkan kunci khusus. Semua manual call point
harus dilengkapi dengan kaca cadangan. Untuk menjamin operasi yang lama, alarm
contact harus dilapis emas (gold plated).

e. Alarm Bell.
Alarm bell harus tipe vibrating, seluruh bell harus bekerja pada 24 VDC polarized dengan 6
gong, kecuali disebut lain dalam gambar. Pemasangan pada ketinggian 75 cm di bawah
langit­langit dengan cara "semi flush", minimum output suara adalah 90 dB atau lebih besar
pada jarak 10 ft.

f. Alarm Horn.
Alarm horn harus cocok untuk pemakaian di dalam gedung maupun di luar gedung. Semua
alarm horn bekerja pada 24 VDC polarized dengan level suara minimum 95 dB pada jarak
10 ft. Tipe pemasangan adalah semi flush mounted.

g. Fire Alarm Control Panel (FACP).


Unit ini terdiri atas power module, control module, alarm signal module dan zone module
dengan kapasitas 10 zone untuk bangunan multimedia utama Keseluruhan module harus
disusun sedemikian rupa, sehingga penggantian module yang rusak dapat dilakukan
dengan mudah tanpa mengganggu fungsi module lainnya. Semua indikator harus dapat
dilihat dengan mudah dan jelas melalui jendela kaca pada pintu panel.
Panel kontrol bekerja pada tegangan 24 VDC yang dilengkapi dengan peralatan ­
peralatan sebagai berikut:

1). Lampu Indikator.


­ lampu "alarm" (merah) dan lampu gangguan / "trouble" (kuning) untuk setiap zone
pada zone module atau common trouble lamp dengan trouble selector.
­ lampu "power on" (hijau) yang menyatakan sumber daya tersedia dan sistem
sedang dalam keadaan berfungsi.
­ lampu "AC power failure", yang menyatakan adanya gangguan pada rangkaian
instalasi (short circuit rangkaian pada ground).
­ lampu "low battery" yang menyatakan bahwa tegangan stand-by battery sudah
tidak normal.

82
­ lampu "bell circuit trouble" yang menyatakan adanya gangguan pada rangkaian
bell/horn.
­ lampu "common alarm" yang menyatakan terjadinya alarm di sistem akibat
detektor bekerja.
­ lampu "common trouble" yang menyatakan terjadinya trouble di sistem tersebut.

2). Tombol-tombol / Switch.


­ "reset switch" yang berfungsi untuk mengembalikan ke kondisi normal setelah
terjadi trouble atau alarm.
­ "silence switch" yang berfungsi untuk mematikan buzzer atau bel bila alat tersebut
berbunyi.
­ "alarm lamp test switch" yang berfungsi untuk memeriksa apakah lampu­lampu
alarm masih berfungsi dengan baik.

3). Catu Daya.


Sistem fire alarm bekerja dengan tegangan 24 volt DC dan dapat dikombinasikan
dengan alat­alat dengan tegangan AC, misalnya AC bell dan lamp, dan harus
mempunyai catuan ganda, yaitu :
­ primary supply 220 VAC
­ secondary supply 24 VDC

Agar tetap beroperasi selama catu primer 220 V terputus, digunakan catu daya
cadangan berbentuk stand-by battery yang mampu beroperasi selama minimum 20
jam (termasuk operasi bell dan alarm). Catu daya cadangan diletakkan di dalam
FACP. Jenis batere yang digunakan adalah Ni­Cad.

Alat pengisi batere di letakkan di dalam FACP yang dilengkapi dengan booster
power supply untuk memperbesar kapasitas arus bagi keperluan bell dan lain
sebagainya.

h. Cara Kerja Sistem.


1). Keadaan Normal.
Bilamana tidak terjadi gangguan/trouble atau deteksi kebakaran (alarm), maka
sistem dalam keadaan normal yang ditandai dengan menyalanya lampu indikator
hijau (AC pilot lamp). Dalam hal ini sistem mendapat catuan daya sumber daya
utama 220 VAC dan batere.

2). Keadaan Darurat.


Apabila sumber daya utama padam maka sistem mendapat catu dari stand-by
battery. Hal­hal yang terjadi pada FACP :

83
Lampu kuning akan menyala (trouble lamp) disertai tanda­tanda yang dapat
didengar (buzzer).

3). Keadaan Alarm.


Keadaan alarm akan terjadi apabila detektor mendeteksi adanya asap / panas / api
atau manual call point diaktifkan. Dalam keadaan tersebut alarm bell harus dapat
bekerja otomatis.
Lampu merah (lampu alarm) dan lampu kuning pada FACP akan menyala,
menunjukkan zone yang terjadi alarm. Dengan demikian daerah / ruangan yang
dalam keadaan bahaya akan segera dapat diketahui.

4). Keadaan Gangguan (Trouble).


Bila terjadi gangguan pada sistem (pada detector circuit atau pada panel kontrol),
maka :
­ lampu kuning yang terdapat pada FACP harus menyala dengan diiringi suara
buzzer yang bisa didengar jelas.
- lampu kuning yang terdapat pada zone module dari zone yang terganggu
harus menyala.
-
13.4.5. TEKNIS PELAKSANAAN.
a. Pemasangan fire alarm harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman di bidang
pekerjaan ini dan pengerjaannya harus teratur.

b. Tidak diperkenankan adanya sambungan­sambungan pada hantaran, sambungan


hanya terdapat pada box terminalnya. Pengawatan harus menggunakan konduit PVC high
impact heavy gauge dengan ukuran disesuaikan dengan jumlah kawatnya.
Masing­masing wiring diberi tanda untuk daerah mana kawat tersebut, supaya mudah
dalam perbaikannya apabila ada kerusakan.

c. Kabel dari FACP ke CTB setiap zone masing­masing 2 pairs.


Kabel yang digunakan :
a. Kabel detector : AWG 1 Pair
b. Kabel bell : AWG 1 Pair

d. Dari hasil pengerjaan tersebut harus diserahkan diagram pengawatan lengkap (as built
drawing) beserta petunjuk­petunjuk operasional lainnya.

e. Setiap selesai satu tahapan pekerjaan, harus dila­kukan pemeriksaan ulang sebelum
dilakukanpengetesan secara keseluruhan.

84
f. Penyedia Jasa harus dapat bekerja sama atau dapat dikoordinasikan dengan bagian
pekerjaan lain, se­hingga apabila ada pekerjaan tambahan karena kurang koordinasi,
menjadi tanggung­jawab Penyedia Jasa.

13.4.6. TRAINING.
Penyedia Jasa harus secara lengkap menyediakan operator instruction manual dan memberikan
minimum 7 hari training di lapangan kepada operator dari pihak Pemberi Tugas sampai dapat
diterima kecakapannya.

13.4.7. KETENTUAN LAIN.


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memasukkan shop drawing kepada
Direksi/Konsultan MK untuk memperoleh persetujuan, mengenai :
a. Connection diagram.
b. Skedul yang menunjukkan lokasi dan fungsi dari setiap peralatan.
c. Data­data spesifikasi.
d. Konfigurasi FACP.

Pengetesan terakhir (commissioning test) sesudah pemeriksaan akhir (final inspection), kalibrasi
dan lain­lain harus dilakukan pihak Penyedia Jasa dengan dihadiri oleh pihak Direksi / Konsultan
MK dan Konsultan Perencana.

13.4.8. M E R K.
Seluruh komponen sistem fire alarm harus diusahakan sedapat mungkin dari satu merk untuk
menjamin service setelah sistem terpasang.
­ Komponen utama fire alarm ex Boss
­ Kabel instalasi ex Belden, LS
­ Cable conduit ex BOSS atau CLIPSAL

13.5. INSTALASI FIRE PROTECTION


13.5.1. PEKERJAAN INSTALASI FIRE PROTECTION

a. Pekerjaan System :
System deteksi kebakaran dan system alarm pada ruangan­ruangan dikontrol oleh
FACP, yang pada prinsipnya apabila terjadi kebakaran akan dideteksi oleh detektordetektor
dimana dalam hal ini menggunakan „heat detector‟ Ret of Rice Detector dan Smoke Detector
yang terdiri dari zone-zone dan dikontrol oleh FACP.
b. Standar / Rujukan
a. National Fire Protection Association (NFPA)
b. National Electrical Manufactures Association (NEMA)
c. Spesifikasi Teknis 16400 – Distribusi Tegangan Rendah

85
c. Lingkup Pekerjaan :
1. Pengadaan dan pemasangan :
o Cable Terminal Box (CTB) serta instalasi pengabelan dari CTB ke detektor, dan seluruh
peralatan penunjang/aksesoris untuk seluruh peralatan.

2. Penyedia Jasa wajib melampirkan brosur dari setiap material yang akan dipasang dan
memberikan contoh material untuk disetujui oleh pihak Konsultan MK Lapangan/Manajemen
Konstruksi dan atau oleh Konsultan Perencana.

Merek yang dipakai : Simplex, Notifire.

13.5.2. INSTALASI PENGABELAN

a. Penyedia Jasa harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pel aksanaan untuk
disetujui Konsultan MK Lapangan. Semua Gambar Detail Pelaksanaan harus segera
diserahkan sebelum pengadaan bahan agar diperoleh waktu yang cukup untuk
memeriksa. Semua Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan harus berisi semua
informasi yang mendetail dan dibutuhkan.

b. Bila terdapat perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan lainnya atau Gambar
Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Penyedia Jasa harus menyampaikan hal ini kepada
Konsultan MK Lapangan untuk pemecahannya.

c. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan lokasi bahan dan peralatan, jalur kabel dan
sambungan. Gambar Kerja ini harus diikuti se­seksama mungkin. Dalam menyiapkan
Gambar Detail Pelaksanaan, Gambar Arsitektural, Struktural dan gambar lain yang
berhubungan, serta semua elemen harus diperiksa dimensi dan ruang bebasnya.

d. Penyedia Jasa harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan Penyedia Jasa
lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua
peralatan dapat dipasang pada tempat yang telah ditentukan.

e. Kabel dari CTB ke sirkuit detektor menggunakan kabel PVC dengan inti penampang
tembaga 1,5 mm2.

f. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel kalau tidak dilakukan pada terminal box
atau panel.

g. Dimana diperlukan pemasangan flexible conduit, maka haruslah dipasang sekalipun tidak
disebutkan dalam gambar.

86
13.5.3. CABLE TERMINAL BOX (CTB)

a. CTB harus terbuat dari bahan besi plat dengan tebal minimum 1,5 mm yang dilengkapi
dengan pintu dan kunci.
b. Semua hubungan dibuat dengan sistem screw connection.
c. Panel.
d. Panel harus memiliki kapasitas untuk mengakomodasikan modul panel kontrol, modul
masukan dan keluaran, modul sumber daya dan peralatan penting lainnya untuk
melengkapi sistem tanda kebakaran dengan jumlah zona sesuai ketentuan Gambar Kerja.
e. Sistem.
Sistem akan meliputi, tetapi tidak terbatas pada peralatan berikut :
- Lampu uji di bagian dalam
- Suplai AC atau DC tambahan
- Tanda peringatan dan tanda bahaya tambahan

f. Panel Kontrol.
Panel kontrol pusat harus terdiri dari modul – modul komponen sepraktis mungkin. Modul
panel harus dilengkapi dengan peralatan sebagai berikut :
 2 (dua) buah kawat rangkaian penggerak sinyal
 Panel pengamat / annunciator panel, lampu sinyal dan bel peringatan. Sebagai
pemberitahuan, bila lampu sinyal tidak berkedip, bel peringatan akan berhenti. Buatan
Gent, Nohmi, Simplex, Notifire.

13.5.4. BAHAN INSTALASI FIRE PROTECTION

a. Alat Pendeteksi.
Umum.
- Alat pendeteksi panas untuk bangunan akan beroperasi pada temperatur 4.20C sampai
450C.
- Alat pendeteksi harus dari tipe dua ruangan yang dapat beradaptasi pada berbagai
temperature kelembaban dan faktor lainnya. Kepekaan alat pendeteksi harus dapat diatur.
- Setiap alat pendeteksi harus berisi indikator visual integral yang menunjukkan kondisi siap
siaga.
- Alat atau peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian, penyetelan dan kalibrasi harus
disediakan oleh Penyedia Jasa.
- Alat Pendeteksi Panas.
Alat pendeteksi panas harus terdiri dari tipe – tipe tersebut :
Tipe rate of rise. Alat ini didesain untuk mendeteksi kenaikan temperatur yang cepat atau
tidak normal.
- Tipe fixed temperature

87
Alat ini akan bekerja bila temperatur udara dalam ruang mencapai angka tertinggi
yang telah ditentukan.

- Alat Pendeteksi Asap.


Alat pendeteksi asap harus terdiri dari tipe photoelectric yang dapat bekerja pada
temperatur operasional dari 20°C sampai dengan 68°C, dilengkapi lampu indikator
yang akan menyala berkedip pada saat normal dan menyala terus pada saat
kondisi peringatan.

b. Manual Alarm Station.


Manual alarm station harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
- Manual alarm station harus memiliki 2 (dua) jenis pengoperasian yang terdiri dari tombol
tekan dan tangkai penarik.
- Tombol tekan akan dioperasikan lebih dahulu untuk dapat menuju tangkai penarik yang
dikunci pada posisinya ketika saklar dibebaskan, untuk mengaktifkan arus tanda bahaya.
- Pengujian perlengkapan harus termasuk pengujian arus tiap zona.

c. Bel Peringatan Alarm Bell.


Bel peringatan harus diadakan untuk menghasilkan tanda bahaya yang dapat didengar. Bel harus
dari baja berkualitas dan dengan lapisan cat warna merah.

13.5.5. PERSYARATAN BAHAN INSTALASI FIRE PROTECTION

a. Semua bahan harus factory product


b. Semua bahan harus dijamin oleh agen/pabrik dari segi kualitasnya.
c. Semua bahan harus baru. Yang dimaksud dengan bahan dalam hal ini adalah semua
bahan/material yang tertera dalam uraian pekerjaan, persyaratan, persyaratan
pelaksanaan/gambar.
d. Semua system harus mendapat pengesahan dari DEPNAKER.
e. Penyedia Jasa/sub memberikan pelatian/training kepada pihak rumah sakit mengenai
system operasional dan maintenen dari alat yang dipasang.
f. Semua bahan yang didatangkan harus dalam kondisi baik, baru, bebas dari segala
cacat, dan harus dilengkapi dengan label, data teknis dan data lainnya yang diperlukan.
g. Semua bahan harus tetap berada dalam kemasan masing – masing dan harus dibebaskan
dari kerusakan dan kelembaban.

88
13.13.6. PEMASANGAN.

a. Sistem tanda kebakaran harus memberikan pendeteksian api secara otomatis pada
setiap bagian bangunan. Rangkaian penggerak sinyal terdiri dari 2 (dua) buah kawat
yang dihubungkan dengan akhir jalur resistor.
b. Alat pendeteksi panas pada umumnya harus dari jenis pemasangan di langit – langit
dengan sinyal berkedip yang dihubungkan ke panel kontrol yang ditempatkan pada
tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja.
c. Panel kontrol harus dapat diperluas / ditambah sehingga mampu menampung
perlengkapan sinyal pendeteksi api pada tempat – tempat yang ditentukan. Persyaratan
ini harus dikoordinasikan dengan Konsultan MKsebelum pengadaan peralatan. Sumber
daya dan / atau tegangan kerja ke panel kontrol adalah 220V/50Hz/1fase.
d. Tanda peringatan untuk mengosongkan ruangan / bangunan harus tanda peringatan
yang dapat didengar yang disetujui Konsultan MK dan dipasang pada tempat – tempat
sesuai petunjuk Gambar Kerja

13.6. PEKERJAAN TATA UDARA.


13.6.1. UMUM.
Syarat­syarat teknis pekerjaan tata udara yang di uraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material
dan peralatan, dalam hal ini Syarat­syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat­syarat Teknis ini.

13.6.2. LINGKUP PEKERJAAN.


Yang dicakup dalam pekerjaan instalasi ini adalah pengertian bekerjanya sistem tata udara
secara keseluruhan maupun bagian­bagiannya seperti yang tertera pada gambar­gambar
maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang­barang/material, instalasi (termasuk


pembobokan dan perapihan kembali), testing & commissioning dan pemeliharaan.

Keterangan­keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambar tetapi perlu
untuk pelaksanaan dari pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam
pekerjaan ini.

Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan peralatan AC Sistem
tipe multi split AC inverter terdiri dari satu unit out door dan 1 unit indoor sbb. :

89
a. Air cooled Split system terdiri atas:
1) Unit AC
# AC Splite Wall Mounted, INVERTER R­32 kap.8.500 Btuh Type
STKQ25UV (Daikin)
# AC Splite Wall Mounted, INVERTER R­32 kap. 11.900 Btuh Type
STKQ35UV (Daikin)
# AC Splite Wall Mounted, INVERTER R­32 kap. 20.500 Btuh Type
STKQ60UV (Daikin)
# AC Splite Wall Mounted, INVERTER R­32 kap. 17.100 Btuh Type
STKQ50UV(Daikin)
# AC Cassette R. Flow, INVERTER R­32 kap29.000 Btuh Type SCFC85DV
(Daikin)
# AC Cassette R.Flow, INVERTER R­32 kap. 20.500 Btuh Type SCFC60DV
(Daikin)

3) Local Group Controller (LGC) dan Multi Function Control Center (MFCC)
4) Sistem pemipaan refrigerant beserta isolasinya dan alat­alat bantu yang diperlukan.
5) Sistem pemipaan drainage (pengembunan) beserta isolasinya dan alat­alat bantu
yang diperlukan.

b. Pekerjaan Listrik untuk sistem A/C , meliputi :


1) Panel daya OCU dan EVB untuk seluruh lantai.
2) Pengkabelan daya dari panel OCU ke OCU dan dari panel EVB ke seluruh EVB.
3) Pengkabelan kontrol OCU, EVB, LGC dan MFCC.
4) Rak kabel dan rak pemipaan tembaga.

c. Integrasi dan pengujian sistem / instalasi sampai berfungsi dengan baik dan dapat
diterima.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Penyedia Jasa
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi / Konsultan MK, Konsultan atau pihak
lain yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Penyedia Jasa harus
bertanggung­jawab atas kerugian­kerugian yang mungkin terjadi.
Dalam hal ini, Penyedia Jasa harus memperhitungkan di dalam harga air cooled Ducted
Split air conditioner system segala biaya pengetesan di lapangan serta pengadaan
listrik kerja.
Sistim / tata cara pengetesan harus disampaikan secara tertulis dua minggu sebelum
jadwal pengetesan.

90
13.6.3. PELAKSANAAN INSTALASI AC SPLIT .
a. Pengecatan.
Penyedia Jasa harus mengecat semua rangka penggantung, rangka penyangga, semua
unit yang dirakit di lapangan dan unit­unit yang diperlukan serta bahan­bahan yang mudah
berkarat dengan lapisan cat dasar sesudah itu dicat lagi dengan persyaratan pengecatan
yang harus sesuai untuk bahan masing­ masing.
Cat yang digunakan adalah ICI atau JOTUN.

b. Peredam Getaran.
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration damper)
pada seluruh peralatan yang menimbulkan getaran (terutama OCU).
Type disesuaikan dengan mesin yang bersangkutan berdasarkan rekomendasi pabrik.

c. Pipa Pembuangan (Drain).


1) Penyedia Jasa harus memasang saluran­saluran pipa pembuangan (drainage pipe) di
semua indoor Evaporator Blower (EVB) yang kemudian dihubungkan ke saluran
pembuangan, sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan kondisi lapangan
atas petunjuk Direksi / Konsultan MK.

2) Pipa drain dan fitting­fittingnya harus dari jenis PVC (polyvinyl chloride) kelas AW
dengan metode penyambungan antar pipa atau antara pipa dengan fitting
menggunakan solvent cement (SCJ ­ solvent cement joint).
Merek pipa dan fitting RUCIKA atau WAVIN.

3) Untuk mencegah pengembunan, pipa pembuangan harus diisolasi dengan bahan


isolasi yang sesuai.
Merek isolasi pipa drain adalah THERMAFLEX, ARMAFLEX atau INSUFLEX.

4) Metode pemasangan pipa drain ke drain pump kit unit FCU harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik, sesuai dengan gambar rencana.

5) Pemasangan pipa drain harus rapi dan kokoh, dipasang di antara plafon dengan pelat
lantai diatasnya dengan cara diletakkan di atas rak kabel / rak pipa atau digantung
dengan penggantung pipa.
Untuk pemasangan pipa drain yang digantung, jarak antarpenggantung tidak lebih dari
2 meter.
Penggantung pipa harus terbuat dari pelat baja strip 30 mm x 3 mm, dilengkapi dengan
batang baja diameter 1/2" yang ujung­ujungnya berulir untuk levelling. Pemasangan
penggantung ke pelat baja dilakukan dengan ramset / dynabolt.

91
Penggantung harus dicat dengan lapisan cat dasar (primer) dan dicat akhir dengan cat
besi ex ICI warna hitam (R 404­40009).

d. Pemipaan Refrigerant.
1). Pemipaan refrigerant liquid side dan gas side serta equalizing (untuk tipe Ducted Split)
menggunakan pipa tembaga berkualitas tinggi type L (berdasarkan American
Standard Specification, Copper Tubes, ASTM B88 Seamless Copper Water Tube) atau
jenis oxidized phosphorous seamless copper pipe menurut standar JISH3300­C1220T.

Ketebalan pipa tembaga / pipa refrigerant tersebut paling tidak sebagai berikut:

DIAMETER TEBAL DINDING

1/4" ( 6.4 mm) 0.762 mm

3/8" ( 9.5 mm) 0.889 mm

1/2" (12.7 mm) 1.016 mm

5/8" (15.9 mm) 1.067 mm

3/4" (19.1 mm) 1.143 mm

1" (25.4 mm) 1.270 mm

Merek pipa tembaga adalah Riffo.


Semua pekerjaan pipa harus diinsulasi dengan yang diproduksi oleh Armaflex atau
yang disetujui direksi/Konsultan MK

2) Pemipaan dilengkapi dengan accessories yang diperlukan, antara lain refnet joint,
header, isolasi, elbow dan lain sebagainya sesuai dengan standar pabrik sehingga
diperoleh instalasi pemipaan yang memuaskan.

3). Dimensi (diameter) pipa tembaga yang digunakan untuk masing­masing peralatan
(OCU, EVB), baik liquid maupun gas side harus sesuai dengan standar pabrik
sehingga diperoleh sistem operasi serta performance yang memeuaskan.

4). Seluruh pemipaaan refrigerant sisi gas (gas side), harus diisolasi dengan thermaflex,
sedangkan pemipaan sisi cairan (liquid side) tidak diisolasi.
Refnet Joint sisi gas juga harus diisolasi dengan styrofoam yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuat.

5). Untuk satu jalur pemipaan, dari OCU menuju Refnet Joint, antar Refnet Joint dan dari
Refnet Joint menuju FCU, pipa refrigerant gas dan liquid diikat bersama dengan cable
ties dan diberi label untuk penandaan yang mempermudah perawatan.

92
6). Metode pemasangan pipa refrigerant ke unit­unit OCU adalah flare connection (liquid
side) dan brazing connection (gas side) dengan cara sesuai rekomendasi pabrik.
Sedangkan untuk unit EVB, metode penyambungan untuk kedua sisi adalah flare
connection.

7). Penyambungan pipa refrigerant dengan Refnet Joint dan antara pipa dengan fitting
menggunakan metoda solder, dengan bahan pengisi tanpa flux jenis hard solder yang
memenuhi standar JIS BCup­2 (phosphor copper solder).
Soldering temperature 735 – 840 o C, breaking strength 25 kg/mm2, jointing distance
0.05 ­ 0.2 mm.
Setiap penyambungan dengan solder harus dilakukan dengan teliti, hasil penyolderan
padat, arah penyolderan ke bawah atau ke samping (dihindarkan ke arah atas).

8). Harus diusahakan penggunaan panjang pipa yang maksimal untuk mengurangi titik
penyambungan / titik solder antar pipa.

9). Semua pipa refrigerant harus dipasang secara rapi dan sejajar, diletakkan di atas cable
ladder sesuai dengan gambar rencana.

10) Bila diperlukan penyangga, ukuran penyangga/klem disesuaikan dengan ukuran pipa
dan isolasinya sedemikian, rupa sehingga tidak merusak isolasinya serta memudahkan
pemeliharaan / perbaikan pemipaan di kemudian hari.

e. Pemasangan EVB dan OCU.


1). Pemasangan unit EVB dan OCU harus sedemikian rupa, sehingga pembersihan
maupun perbaikannya dapat dilakukan dengan mudah.
Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi / Konsultan MK tentang cara
dan urutan pembersihan / perbaikan peralatan tersebut.

2). Semua EVB dipasang benar­benar mendatar dan harus ditumpu dengan baik.
Gantungan harus dipasang pada konstruksi struktur dengan kuat menggunakan
dynabolt, dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan.
Hasil akhir pemasangan EVB terhadap plafon harus bebar­benar rapi dan rapat, tanpa
celah antara panel dengan plafon.

3). Posisi pemasangan unit­unit outdoor (OCU) direncanakan di lahan OCU di Lantai atas,
sesuai dengan gambar rencana.
Dalam hal ini Penyedia Jasa diwajibkan untuk memeriksa kembali posisi penempatan
OCU dan menyarankan posisi yang terbaik untuk mencapai operasi yang memuaskan.

93
Untuk meredam getaran, di antara unit OCU dengan kanal C sebagai penumpu
diselipkan vibration damper jenis neophrene rubber pad dengan ketebalan minimum 5
cm atau sesuai dengan rekomendasi pabrik.

g. Persyaratan Peralatan A/C Split.


1). Umum.
Penyedia Jasa harus memasang unit­unit outdoor (out door condensing unit / OCU)
dan unit­unit indoor (indoor Evaporator Blower / EVB) jenis Split, controller, pemipaan,
drain dan lain sebagainya secara lengkap sesuai dengan gambar dokumen, skedul,
spesifikasi serta sesuai persyaratan pabriknya.

2). AC Split harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :


­. AC Ducted Split harus mempunyai kapasitas pendingin dan volume udara seperti
yang ditunjukkan dalam schedule / gambar rencana.

­. Pengaturan kapasitas pendinginan secara elektronik berdasarkan prinsip


menggunakan sensor tekanan refrigerant untuk memberikan tambahan kontrol ke
inverter dan unloader control compressor, sehingga diperoleh kemampuan
pengontrolan step unit­unit kompressor yang harus beroperasi secara efisien.

­. Dilengkapi dengan "oil control system" dan "refrigerant flow stabilization


mechanism" untuk menjamin sirkulasi refrigerant yang mantab, sehingga jalur
utama pemipaan refrigerant dapat mencapai 100 meter dengan perbedaan level
antara OCU dan EVB paling tidak 50 m.

­. Sistem kontrol antara OCU dengan EVB dilakukan secara "super wiring system
dengan twin cable multiplex transmission system".

­. Setiap unit EVB pada suatu sistem harus dapat dikontrol secara independent,
baik secara lokal ataupun secara terpusat, sehingga dapat diperoleh operasi yang
efisien.

­. Pengontrolan unit­unit EVB dilakukan secara elektronik terhadap start-stop,


temperature setting, air flow rate dan inspection, baik secara individual maupun
secara group.

Di samping itu, controller dilengkapi dengan timer yang mampu mengatur saat
operasi unit­unit secara individu atau group dengan basis waktu mingguan.

94
­. Controller dilengkapi dengan LCD display yang akan menampilkan seluruh
kemampuan pengontrolan dan inspeksi.

­. Pengawatan antara controller dengan unit­unit EVB dilakukan dengan polar twin
wire (NYMHY) dengan kemampuan jarak sampai 500 meter.
Merek kabel adalah SUPREME .

­. Seluruh EVB harus dilengkapi dengan rangka isolasi (installation casing), bak air
kondensasi (drain pan), drain pump kit, saringan pembersih udara (cleanable
filter), pipa drain yang diisolasi, motor effisiensi tinggi, fan (kipas) jenis direct fan
dan motor.

­. Putaran fan motor pada kecepan tinggi (high speed) tidak boleh melebihi Noise
(dBA) 77.
Seluruh bagian yang bergerak harus diseimbangkan terlebih dahulu (balanced)
oleh pabrik.

­. Seluruh motor fan indoor, motor fan condenser dan compressor harus dilengkapi
dengan pengaman arus lebih.

13.6.4. SPESIFIKASI PEKERJAAN LISTRIK.


a Umum.
Penyedia Jasa pekerjaan A/C diwajibkan mengerjakan seluruh pekerjaan listrik yang
berkaitan dengan kebutuhan pengoperasian peralatan A/C sesuai dengan lingkup pekerjaan
yang diuraikan di bawah ini.

Seluruh spesifikasi teknik pekerjaan listrik harus memenuhi syarat­syarat teknis instalasi
listrik sebagimana diuraikan pada bab terdahulu. Apabila diperlukan spesifikasi teknis yang
lebih khusus untuk memenuhi persyaratan pabrik, Penyedia Jasa diwajibkan mengajukan
penjelasan kepada Direksi/Konsultan MK untuk disetujui.

b. Lingkup Pekerjaan.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu
sistem keseluruhan maupun bagian­bagiannya, seperti yang tertera pada gambar­gambar
maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi, testing/ pengujian,


pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh
Direksi/Konsultan MK, serta serah­terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
Ketentuan­ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada

95
spesifikasi/syarat­syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang
ditunjuk pada syarat­syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun
tidak tercantum pada Syarat­syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.
Pekerjaan ini meliputi :
a. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel OCU dan FCU (PP­OCU dan
PP­FCU).
b. Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah lengkap dengan
terminasi (sepatu kabel) yang diperlukan, menghubungkan PP­OCU dan PP­FCU ke
unit­unit OCU dan FCU.
c. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi kontrol A/C, dari OCU ke FCU, antar FCU,
antara LGC / MFCC ke FCU.
d. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan peralatan A/C dan panel
menuju ke titik pentanahan atau grounding riser sistem listrik terdekat.

c. Gambar-gambar.
Gambar­gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di
dalamnya dicantumkan besaran­besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.
Pengerjaan pemasangan peralatan­peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan
dengan memperhatikan standar pemasangan yang berlaku.

Gambar­gambar arsitektur, struktur, mekanikal / elektrikal, dan kontrak lainnya haruslah


menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. Penyedia Jasa harus
menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap
kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli, Direksi / Konsultan MK
atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

13.6.5. PENGUJIAN.
a. Sebelum dilakukan pengujian (testing & commissioning), Penyedia Jasa diwajibkan
menyerahkan prosedur pengujian atau SOP pengujian untuk disetujui oleh Direksi /
Konsultan MK paling lambat 2 (dua) minggu sebelum jadwal pengujian dilakukan.
b. Semua pengujian dilakukan setelah sistem berjalan dengan baik secara kontinyu
selama 12 jam.
c. Pengukuran dan pengujian terakhir harus dilakukan setelah sistem sesuai atau
mendekati persyaratan teknis yang direncanakan.

96
d. Semua peralatan pengujian dan pengukuran harus ditera sebelum dan setelah
dipergunakan.
e. Alat uji dan alat ukur harus disediakan secara lengkap oleh Penyedia Jasa.
f. Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat suhu udara luar mencapai
29 o C ­ 35 o C.
g. Penyedia Jasa diwajibkan menyerahkan seluruh rekaman (computer print out) data
operasional sistem A/C

13.7. SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN FIRE HYDRANT


13.7.1. SYARAT-SYARAT UMUM
a. Syarat­syarat umum merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada beberapa
klausul­klausul dari syarat umum yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini,
berarti menuntut perhatian khusus pada klausul­klausul lainnya dari syarat­syarat umum.
b. Klausul­klausul dari syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila dinyatakan
secara tegas dalam persyaratan teknis ini.
c. Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal­hal yang akan mempengaruhi dan mengganggu pekerjaan mekanikal.
d. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, Pemborong harus membuat Metoda
Pelaksanaan Pekerjaan dan menyerahkan gambar-gambar kerja (shop drawing)
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Konsultan MK dan
gambar­gambar tersebut harus diserahkan minimal 2 minggu sebelum dilaksanakan.

13.7.2. PERATURAN IZIN DAN STANDAR


a. Semua bahan pipa dan peralatan harus memenuhi standar­standar dibawah ini atau
setaraf dengan:
 ASTM – A 120 – 57 untuk pipa­pipa dan fitting dari “galvanized iron” (baja galvanis)
atau BS 1387
 ASTM – 3338 – 51 untuk “malleable iron fittings”
 SII/ISO untuk pipa PVC
 ASTM B88 seamless tube untuk pipa air panas.

b. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan peraturan­
peraturan dan undang­undang yang berlaku, serta tidak bertentangan dengan ketentuan­
ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja.
c. Pemborong harus meminta izin­izin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan instalasi
yang dinyatakan dalam spesifikasi ini atas tanggungan Pemborong.
d. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan­ruangan agar peralatan­peralatan
yang diserahkannya adalah kualitas terbaik, bahwa cara pelaksanaan pengerjaan
dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik. Dan bahwa instalasi yang diserahkannya
adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik, tanpa mengurangi atau menghilangkan

97
bahan­bahan/peralatan­peralatan yang sewajarnya disediakan, walaupun tidak
disebutkan secara nyata dalam persyaratan ini ataupun tidak dinyatakan secara tegas
dalam gambar­gambar yang menyertai persyaratan teknis ini.
e. Pemborong harus menyediakan peralatan, alat­alat pengatur dan alat­alat pengaman
tambahan yang diwajibkan oleh ketentuan­ketentuan dan peraturan yang berlaku di
Indonesia.

13.7.3. LINGKUP PEKERJAAN


a. Pekerjaan yang dimaksud disini adalah penyediaan bahan­bahan, tenaga, perabotan­
perabotan, yang perlu agar seluruh instalasi penyediaan dan pembuangan air dapat
dipasang, diuji dan siap untuk digunakan dengan kualitas bahan dan kualitas pengerjaan
pemasangan yang terbaik sesuai dengan gambar­gambar dan persyaratan yang
ditentukan dalam perencanaan ini.
b. Persyaratan teknis ini dan gambar­gambar yang menyertai dimaksudkan untuk
menjelaskan dan menegaskan tentang segala pekerjaan, bahan­bahan, peralatan­
peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan dari seluruh
sistem agar lengkap dan siap untuk bekerja dan dapat digunakan dengan baik.
c. Secara umum bagian­bagian pekerjaan utama yang termasuk dalam Persyaratan teknis
ini adalah sebagi berikut:
i. Sistem pemipaan hydrant dari jaringan utama air bersih diluar bangunan sampai ke
fixture-fixture ke hydrant pillar lengkap dengan fitting-fittingnya.
ii. Penyediaan dan pemasangan semua hydrant fixtures.

13.7.4. GAMBAR-GAMBAR DAN PERSYARATAN TEKNIS


a. Gambar­gambar dan persyaratan teknis perencanaan ini merupakan suatu kesatuan dan
tidak dipisah­pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan
yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik, dan hanya dinyatakan
dalam salah satu gambar perencanaan atau persyaratan teknis perencanaan saja,
Pemborong harus tetap melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.
b. Lokasi yang tepat dari peralatan­peralatan sanitary fixtures, floor drain, pipa­pipa utama
dan pipa­pipa cabang harus diperiksa dalam gambar­gambar perencanaan Mekanikal
dan Arsitektur dan disesuaikan dengan ukuran­ukuran yang diberikan oleh pabrik
pembuat alat­alat tersebut.

13.7.5. BAHAN-BAHAN FIRE HYDRANT FIXTURES


A. PIPA DAN ACCESSORIES HYDRANT
a. Semua pemipaan Black Steel Pipe hydrant yang akan dipasang harus class sch 40
standart ASTM A­53 dengan merk buatan Bakrie, Spindo.

98
b. Semua pemipaan GIP yang akan dipasang harus class Medium standart BS 1387
dengan merk buatan PPI, Bakrie, Spindo.
c. Semua Gate Valve kecil dari 2 ½ inci digunakan tipe screw kapasitas 10kg/cm² dan
diatas ukuran 2 ½ inci digunakan tipe plange kapasitas 16kg/cm² merek shilla Versa
atau Showa.
d. Semua Out door Hydrant Box dengan proses pembuatan dust remover, phospating
dan zincchoramate primer serta poses finishing top coat powder coating red signal
ukuran dimensi 95x66x20 cm dengan tebal plat 1,2 mm MILD STEEL merek
Hooseki atau Ozeki.
e. Hose Rell mampu menahan tekanan ± 250 p.s.i (18kg/cm² , tahan terhadap panas
121ºC­150ºC dan dingin ­70ºC dengan ukuran dimensi 2½”x30 meter merek Hooseki
atau Ozeki.
f. Hose Nozzle tipe jet & Spray dengan ukuran 21/2” tinggi 62cm berat 2000gc terbuat
dari material Brass merek Hooseki.

B. POMPA HYDRANT
a. Pompa hydrant Listrik digunakan pompa fire hydrant electric tipe Horizontal
Centrifugal and suction kapasitas 500 USGMpm dengan maximum head 80M,
dikontrol oleh panel control NFPA 20 standart serta pompa terkopel di atas base
plat merek ARTHUR
b. Pompa hydrant Diesel digunakan pompa fire hydrant diesel dengan penggerak
pompa menggunakan mesin isuzu dengan daya 60 HP dan pompa tipe Horizontal
Centrifugal and suction kapasitas 500 USGMpm, maximum head 80M dengan
panel control NFPA 20 standart serta pompa terkopel di atas base plat merek
ARTHUR
c. Pompa Fire Jockey digunakan pompa elektric tipe Vertical Multistage Stanlles
Steel kapasitas 15 USGMpm, maximum head 90\M dengan panel control NFPA
20 caracteristic serta pompa terkopel di atas base plat merek ARTHUR

13.7.6. PERENCANAAN
Gambar­gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa,
fitting, katup­katup dan fixtures secara terperinci. Semua bagian­bagian tersebut diatas
walaupun tidak digambarkan secara terperinci atau disebutkan secara spesifik harus
disediakan dan dipasang oleh pemborong apabila diperlukan, sesuai dengan pelaksanaan
yang wajar berlaku untuk pekerjaan fire hydrant pada umumnya.

13.7.7. PERSETUJUAN BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT


a. Dalam waktu 30 hari setelah Pemborong memperoleh kontrak pekerjaan Mekanikal,
Pemborong harus mengajukan daftar yang lengkap (rangkap 5) dari pabrik­pabrik atau

99
perusahaan­perusahaan yang membuat bahan­bahan dan alat­alat yang akan dipasang
dalam instalasi ini, untuk memperoleh persetujuan dari Direksi Pelaksana.
b. Setelah daftar tersebut diatas disetujui dan sebelum melakukan pembelian bahan­bahan
dan alat­alat, Pemborong harus menyerahkan kepada Konsultan Konsultan MK, daftar
lengkap dari peralatan­peralatan dan bahan­bahan yang akan digunakan dalam instalasi
ini, lengkap dengan brosur dan atau gambar kerja dari pabrik/perusahaan yang
membuatnya, serta schedule pembelian, delivery dan pemasangannya.

13.7.8. PENGGANTIAN MATERIAL/ALAT


Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk instalasi ini dari
pencurian dan kerusakan. Bahan dan peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh
Pemborong tanpa tambahan biaya.

13.7.9. TENAGA AHLI


Pemborong harus menggunakan tenaga­tenaga yang ahli dalam bidangnya (skilled labour)
agar dapat memberikan jaminan hasil kerja yang terbaik dan rapi yang dibuktikan dengan
Sertifikat Komptensi Kerja (SKK) dibidang yang dikerjakannya.

13.7.10. BAHAN-BAHAN PENGGANTI


a. Sesuatu bahan, peralatan yang akan digunakan dan tidak disebutkan dalam
persyaratan ini hanya diperbolehkan apabila disetujui secara tertulis oleh Pemberi
Tugas dan biaya pengujian bahan/peralatan tersebut (apabila diminta oleh Pemberi
Tugas) ditanggung oleh Pemborong.
b. Apabila diperlukan pengujian atas bahan/peralatan/fixtures, harus dilakukan oleh badan­
badan atau lembaga­lembaga yang ditentukan oleh Konsultan Konsultan MK/Ahli
dengan cara standar yang berlaku. Apabila cara­cara standar tidak ada, ahli berhak
menentukan prosedur pengujiannya.
c. Setiap bahan (satu panjang utuh), fitting, fixtures dan peralatan­peralatan yang akan
dipasang pada instalasi ini harus mempunyai tanda­tanda yang jelas dari pabrik
pembuatnya. Fitting dan fixtures yang tidak memiliki tanda­tanda tersebut harus diganti
atas tanggung jawab Pemborong.
d. Pemborong bertanggung jawab atas pelaksanaan dan pembiayaan yang perlu karena
timbulnya perubahan­perubahan yang perlu sebagai akibat dari adanya bahan/peralatan
lain atau pengganti yang disetujui tetapi berbeda dengan yang dinyatakan dalam
gambar atau persyaratan perencana.
e. Apabila peralatan dan instalasi plumbing tidak ada di pasaran dan ada usulan untuk
diganti dengan merk lain, maka harus ada keterangan tertulis dari supplier/distributor
bahwa material dimaksud tidak diproduksi lagi.

100
13.7.11. PEMASANGAN
a. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik dan semua pembongkaran
bagian bangunan hanya boleh dilakukan setelah adanya izin tertulis dari Direksi
Pelaksana. Gambar­gambar pemasangan instalasi secara mendetail harus dibuat oleh
Pemborong sambil melaksanakan pembangunan struktur bangunan. Hal ini agar dapat
diketahui dengan tepat letak/ukuran lubang­lubang pada dinding dan lantai yang
diperlukan untuk lewatnya pipa­pipa. Pemborong bertanggung jawab atas ukuran
(dimensi) dan lokasi lubang­lubang tersebut dan apabila perlu harus melakukan
pembobokan/penambalan tanpa tambahan biaya.
b. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan didalamnya bebas dari kotoran yang
akan mengganggu aliran atau kebersihan air. Harus terpasang secara kokoh (tight)
ditempatnya dengan tumpuan yang sesuai (bracket/cleat/plate/anchor).
c. Pemborong bertanggungjawab atas komponen­komponen yang perlu (misalnya: fixtures
fitting atau fixtures) untuk melengkapi instalasi.
d. Sebelum sesuatu pipa ditutup (oleh dinding, loteng dan lain­lain) harus diuji dan disetujui
oleh Direksi Pelaksana.

13.7.12. KETENTUAN BAHAN


a. Pipa air bersih.
Pipa­pipa air hydrant baik yang utama maupun pipa­pipa cabang sampai ke fixture-
fixture, dibuat dari “Black steel Pipe” kelas sch 40 serta pipa GIP kelas medium BS.
1387.

b. Dimensi pipa Suction


i. Instalasi dari sumber air ke pompa diameter 6”
ii. Instalasi dari sumber air ke pompa jockey pipa GIP dia 2”

c. Dimensi Pipa Header


i. Pipa­pipa header digunakan pipa BSP sch 40 dia 8”.
ii. Pipa­pipa instalasi digunakan dari pompa ke hydrant pillar digunakan pipa BSP sch
40 dia 6”dan 4”.

d. Head Sprinkler menggunakan type pendant ex Viking asuhu pecah 68 o celcius dengan
tekanan 2 sampai dengan 4 bar.

e. Fittings
i. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan penyambungan pipa­pipa yang
dikerjakan oleh pihak lain dan disambungkan ke pipa yang termasuk kedalam
pekerjaan Pemborong ini.

101
ii. Semua sambungan yang menghubungkan pipa dengan luas penampang yang
berbeda harus digunakan “Reducer” atau “Increaser”.
iii. Sedapat mungkin harus digunakan belokan­belokan dengan “long radius”.
iv. Belokan­belokan dari “short radius” hanya boleh digunakan apabila kondisi tempat
tidak memungkinkan penggunaan belokan jenis long radius, dan Pemborong harus
memberitahukan hal ini kepada Direksi Pelaksana.
v. Valve­valve menggunakan merk SHILLA VERSA atau SHOWA.

13.7.13. SLEEVES DAN SUPORT


a. U m u m
i. Pemborong bertanggungjawab atas penyediaan dan lokasi pemasangan yang tepat.
ii. Pipa­pipa horizontal ditanam dalam tanah dan diberi proteksi bagian luar pipa untuk
menghindari terjadi karat.
iii. Pipa ditanam di dalam tanah dengan kedalaman tidak kurang dari 1 meter.

b. Support untuk fixture dan alat­alat


i. Semua fixture dan alat­alat htdrant harus ditumpu dan ditempatkan dengan baik dan
kuat.
ii. Insert (tempat penyekrupan) harus tertanam dengan baik dalam dinding atau lantai
dan rata dengan permukaan akhir (finish) dari dinding atau lantai tersebut. Dan
setelah alat­alat tersebut terpasang, insert harus tidak kelihatan.
iii. Apabila digunakan baut tembus (through bolt) harus dipasang plat penahan pada sisi
yang lain dari dinding atau lantai tersebut.
iv. Semua baut, mur dan sekrup yang kelihatan (exposed) harus dibuat dengan lapisan
Chromium atau Nikkel, demikian pula cincin (washer) untuk pemasangannya.

c. Penggantung/Penumpu Pipa
Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang
cukup kokoh (rigid). Pipa­pipa tersebut ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah
tempatnya, agar iklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran dan harus
sedemikian sehingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi oleh perubahan
temperatur. Pada Saff pengikat pipa dipakai plat strip 30. 3 tiap satu meter naik dengan
sistem angker baut mur yang ditanamkan kedalam tembok, angker yang dipakai
diameter 10 mm.

13.7.14. PEMBERSIHAN DAN PENGECATAN


a. Pembersihan
i. Semua bagian terlindung, dinding harus bebas dari lemak dan semua kotoran­
kotoran lain.

102
ii. Semua lapisan yang dilapisi Chromium atau Nikel harus digosok bersih/mengkilap
setelah selesai pemasangan instalasi. Semua bagian pipa, katup­katup alat­alat
lainnya harus dibersihkan terlebih dahulu dari lemak, lumpur dan kotoran­kotoran
lain yang terbawa masuk.
iii. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finishing
arsitektural atau timbulnya kerusakan lainnya yang semuanya kelalaian pemborong
karena tidak membersihkan sistem pemipaan dengan baik, maka semua perbaikan
adalah menjadi tanggung jawab pemborong.
b. Pengecatan
i. Semua pipa yang terlihat harus dicat dengan dua lapis cat kilap sejenis dengan
dinding tempat pipa tersebut.
ii. Penggantung/penumpu pipa dan peralatan­peralatan logam lainnya yang akan
tertutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya harus dicat dengan cat
pencegah karat.

13.7.15. PENGUJIAN
a. Pengujian Sistem Distribusi Hydrant dan Sprinkler
i. Setelah “roughing­in” selesai dipasang dan sebelum memasang “fixture”, seluruh
sistem distribusi hydrant harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar satu
setengah kali tekanan kerjanya (warking pressure), tanpa mengalami kebocoran
selama satu jam.
b. Kerusakan dan kegagalan pengujian
i. Apabila pada waktu pemeriksaaan atau pengujian ternyata ada kerusakan atau
kegagalan dari sesuatu bagian dari instalasi atau sesuatu instalasi, maka Pemborong
harus menganti bagian atau bahan yang rusak atau gagal tersebut dan
pemeriksaan/pengujian dilakukan lagi sampai memuaskan Direksi Pelaksana atau
Owner.
ii. Penggantian terhadap bahan pipa atau bahan yang rusak atau gagal tersebut harus
dengan pipa atau bahan yang baru. Penambalan (caulking) dengan bahan apapun
tidak diperkenankan.
iii. Pemborong ini harus memberikan garansi tertulis pemilik bahwa seluruh instalasi
distribusi hydrant dan instalasi pompa akan bekerja dengan memuaskan dan
Pemborong akan menanggung semua biaya atas kerusakan pengantian yang perlu
selama jangka waktu 1 (satu) tahun.

13.7.16. AS-BUILT DRAWINGS


a. selama pemasangan instalasi ini berjalan, Pemborong harus memberikan tanda­tanda
dengan pensil/tinta merah pada set gambar instalasi, atas segala perubahan,
penghapusan atau penambahan pada perencana instalasi dari gambar tersebut.

103
b. Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Pelaksana gambar instalasi yang
sesungguhnya (terlaksana) sebagaimana yang terpasang pada bangunan, memuat
lengkap segala perubahan yang telah dilakukan.
c. Gambar­gambar tersebut dibuat dengan tinta diatas kalkir.

13.7.17. PENGANTUNG DAN PENUNJANG PIPA


a. Perpipaan harus ditunjang atau digantung dengan hanger bracket atau sadel dengan
tetap dan sempurna agar memungkinkan gerakan­gerakan pemakaian atau peregangan
pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam tabel berikut ini :

Batas Maximum Ruang


Jenis pipa Ukuran pipa (inces) Interval Mendatar Interval Tegak
(M) (T)
PVC Sampai ¾ 1.0 2
3/4 “ s/d 1” 1.5 2
2” 2.0 2
2” s/d 4” 2.5 2

b. Pipa atau pengantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
 Perubahan­perubahan arah.
 Titik percabangan.
 Beban­beban terpusat karena katup, saringan dan hal­hal lain yang sejenis.
c. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut:

Ukuran Pipa (inches) Batang


Sampai ¾ 6 mm
1 s/d 2 9 mm
2<< s/d 6 13 mm

d. Pengait pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
e. Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar zinchromate sebelum
dipasang.

13.8. PEKERJAAN PLUMBING


13.8.1. Persyaratan Umum
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Plambing/ Sanitasi ini menguraikan persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa untuk hal pengadaan material dan peralatan, pengerjaan
instalasi serta pengujian di Pabrik dan di Site. Dalam hal ini, Spesifikasi Umum Teknis
Mekanikal adalah bagian dari spesifikasi teknis ini.

104
13.8.2. Lingkup Pekerjaan
a. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, dan lain­lain,
pengiriman ke site, pemasangan, pengujian atau pengetesan (commissioning) dan
pemeliharaan seluruh Pekerjaan Plambing/Sanitasi seperti disyaratkan dalam:
 Spesifikasi Teknis
 Gambar Perencanaan
 Bill of Quantity
 Berita Acara Aanwizjing

Dalam pekerjaan ini termasuk juga pekerjaan­pekerjaan lain yang berhubungan dengan
Pekerjaan Plambing/Sanitasi yang tidak mungkin disebutkan secara terinci, tetapi
dianggap perlu untuk kesempurnaan fungsi dan operasi Plambing/ Sanitasi.

b. Sistem Instalasi Air Bersih


1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa serta kelengkapannya dari meter PAM (di
luar gedung) ke reservoir bawah.
Brosur lengkap harus disertakan dalam penawaran berisikan curve­curve karakteristik,
pompa dan gambar­gambar potongan yang menunjukkan susunan bagian­bagian
dalam pompa.
Penawaran adalah berikut dengan Kontrol panel wiring sistem dan alat­alat
kontrolnya.
2. Pengadaan pipa distribusi dan kelengkapannya (fitting, valve dan lain­lain) serta
pemasangan dan pengujian instalasinya di dalam dan di luar gedung sesuai dengan
gambar dokumen dan spesifikasi.
3. Pembersihan pipa (flushing) menggunakan aliran air yang bertekanan dengan pompa
yang disediakan oleh Penyedia Jasa.
4. Pengujian sistem instalasi air bersih terhadap kebocoron pada seluruh sistem jaringan
pipa dari setiap lantai dengan pengujian tekanan hidrolik yang dilakukan secara
bertahap pada setiap lantai / bangunan
5. kemudian dilanjutkan secara keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya.
6. Pengujian sistem instalasi air bersih secara keseluruhan dan mengadakan
pengamatan sampai sistem itu bekerja dengan baik dan aman (sesuai dengan
perencanaan).
7. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani plambing beserta
kelengkapannya.
8. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian (pembobokan) dan
pembersihan site oleh Penyedia Jasa.

105
c. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
1. Pengadaan dan pemasangan pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang
berada dalam gedung mulai dari WC, urinoir, wastafel, Floor Drain, Clean Out dan
lain­lain pada setiap lantai ke saluran pipa pembuang utama (pipa tegak).
2. Pengadaan dan pemasangan pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa
tegak) untuk pipa air buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di dalam
gedung.
3. Pengujian sistem instalasi air buangan terhadap kebocoran pada seluruh sistem
jaringan pipa dari setiap lantai yang kemudian dilanjutkan dengan pengujian secara
keseluruhan setelah jaringan pipa terpasang semuanya.
4. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
instalasi air buangan dan kelengkapannya.
5. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian (pembobokan) dan
pembersihan site oleh Penyedia Jasa.
d. Sistem Instalasi Air Hujan
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa air hujan dan roof drain.
2. Pengujian sistem instalasi pipa air hujan terhadap kebocoran pada seluruh sistem
jaringan air hujan setelah jaringan pipa terpasang sebagian dan semuanya
terpasang.
3. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan
instalasi air buangan dan kelengkapannya.

e. Pengangkutan, penimbunan serta perapihan kembali bekas galian dan pembersihan site
oleh Penyedia Jasa.

f. Pekerjaan Lain­lain
Termasuk pula di dalamnya pembobokan dinding/ selokan galian dan pengangkutan
tanah hasil galian dan lain­lainnya yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti
semula, maka semua biaya diperhitungkan dan ditanggung oleh Penyedia Jasa.

13.8.3 Kemampuan Operasi


a. Sistem Instalasi Air Bersih
3.1.1. Instalasi pipa dan kelengkapannya menyalurkan air dari meter PAM (di luar
gedung) ke reservoir bawah.

b. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)


3.2.1. Pipa air buangan lengkap dengan peralatannya menyalurkan buangan dari WC,
urinoir, wastafel, Floor Drain, Clean Out dan lain­lain pada setiap lantai ke saluran
pipa pembuang utama (pipa tegak).

106
3.2.2. Pipa vent pada setiap lantai dan pipa vent utama (pipa tegak) untuk pipa air
buangan lengkap dengan peralatannya yang berada di dalam gedung.

c. Sistem Instalasi Air Hujan


3.3.1. Setiap pipa/saluran buangan air hujan disalurkan ke bak kontrol di halaman,
kemudian disalurkan ke sumur resapan.

3.3.2. Saringan air hujan (Roof drain)


a. Roof drain dilengkapi strainer pada semua atap dan lantai yang terbuka.
b. Badan saringan mempunyai bentuk bowl berfungsi sebagai penahan endapan/
kotoran padat (sediment bowl).
c. Tutup saringan mempunyai bentuk cembung, sehingga air masuk melalui
sisi­sisinya yang berlubang.

13.8.4. Spesifikasi Teknis Material Dan Peralatan


4.1. Sistem Instalasi Air Bersih
4.1.1. Pipa
a. Pipa saluran air bersih dari pipa PAM ke reservoir bawah.
Diameter pipa seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan terbuat dari bahan
Gip BS 1387/1967 Medium Class.

b. Pipa distribusi dari reservoir atas (elevated tank) ke setiap fixture unit.
Diameter pipa seperti yang ditunjukkan dalam gambar, merk pipa PPR-N 10

c. Pipa di dalam Gedung


Semua pipa air bersih, baik pipa utama maupun pipa cabang merk pipa PPR-
N 10

4.1.2. Accessories
Untuk Galvanis Iron Pipe digunakan BS 1387/1967 Medium Class.
Fitting harus terbuat dari material yang sama.

4.1.3. Valve
Valve yang digunakan untuk semua pipa terdiri dari beberapa jenis :
a. Gate Valve
1. Untuk diameter 2 1/2" keatas harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut:
Body : Cast Iron
Bonnet : Cast Iron
Stem : Stailess Steel
Joke : Cast Steel

107
Disc : Cast Steel + CR 13 facing
Hand Wheel : Ductile iron
Sambungan : Flange
Diameter : Sama dengan ukuran pipanya
Class : 150
Merk : Rucika
Standard : BS, ANSI, dan JIS.

2. Untuk diameter 2" kebawah harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut:


Body : Bronze Screw in bonet, Screw end, Solid
Wedge Disc, Non Rising Stem (Gate Valve).
Swivel Type Disc, Rising Stem valve).
Diameter : sama dengan ukuran pipanya.
Class : A, WW­V­54 D Type I (Gate Valve) atau Sejenis
Merk : Rucika
Standard : BS, ANSI dan JIS.
Merk Rucika

3. Valve pada fixture unit terbuat dari Brass metal atau dari bahan Alloy yang
anti karat, khusus dibuat untuk fixture­fixture unit tersebut, Tampak harus
mengkilat tanpa ada cacat seperti stainless steel.

4. Valve harus mempunyai diameter yang sama besarnya dengan pipanya.

b. Silent Check Valve.

1. Untuk diameter 2 1/2" keatas harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut:


Body : Cast Iron
Cover : Cast Iron
Disc : Stainless Steel
Body Beat ring : Stainless Steel
Arah aliran : Horizontal
Diameter : sama dengan pipa
Class : 150
Sambungan : Flange
Merk : Rucika
Standard : BS, ANSI, JIS.

2. Untuk diameter 2" kebawah harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

108
Body : Bronze Screw In Cup, Screw end
Disc : Bronze
Body Beat ring : Stainless Steel
Arah aliran : Horizontal
Diameter : sama dengan pipa
Class : A, WW­V51F Type III atau sejenis
Merk : Rucika
Standard : BS, ANSI, JIS.

c. Foot Valve.
Jenis : Swing type foot valve W atau strainer dengan tahanan ges
tidak lebih besar dari 2 meter, maksimum 150 % aliran normal.
Class : 150
Standar : BS, ANSI, JIS.

d. Drain Valve.
Untuk pemipaan dengan tekanan kerja lebih besar dari 10 kg /cm² harus
memenuhi spesifikasi berikut:
Body: Brass Type, screwed bonnet, handwhell operated, rising stem
Dimensi Diameter 3/4" dilengkapi dengan brass hose nipple diameter
3/4".
Class : 150
Standard : BS, ANSI, JIS.

e. Air Vent.
Jenis : Floating ball Valve
Class : 150
Standard : BS, ANSI, JIS.

f. Strainer.
Jenis : Y­type strainer, bronze body screwed removable
cover.
Screen : Stainless steel
Mesh Size : 1,19 mm perforations.
Mesh neto area : Minimum 4 x luas pipa masuk
Sambungan : 2 1/2" keatas, flange.
2" kebawah ,screw
Class : 150

109
Standard : BS, ANSI, JIS.

g. Flexible Conection.
Jenis : Spool type flexible rubber
Bentu : Bellow/spherical
Bahan : Stainless steel ANSI 304
Gerakan : 20 mm untuk expansi 50 mm untuk kontraksi
Panjang : 500 mm, diameter 3" kebawah. 800 mm, diameter
4" ke atas.
Class : 300
Standard : BS, ANSI, JIS.

h. Safety Valve
Jenis : Plain lifting level, bronze valve.
Tekanan : Minimum 1,5 kali tekanan kerja.
Diameter : Sesuai dengan pipa.
Standard : BS, ANSI, JIS.

4.2. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
4.2.1. Pipa
Semua pipa dan air buangan harus ada Pipa vent yang terdapat di dalam gedung,
demikian pula dengan pipa dari Bak kontrol terbuat dari bahan PVC class AW
sesuai dengan daftar merk.
4.2.2. Accessories
a. Semua fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan pipa, yaitu PVC Class
AW serta terbuat dengan cara injection welding.
b. Semua Floor Drain dan Clean Out terbuat dari bahan stainles steel sesuai
dengan daftar merk.
4.3. Sistem Instalasi Air Hujan
4.3.1. Pipa
Semua pipa yang berada di dalam gedung baik tegak maupun mendatar terbuat
dari PVC class AW. Pipa di luar gedung (di dalam tanah) dari Buis beton
disesuaikan dengan gambar dokumen.
4.3.2. Accessories
a. Fitting
Fitting terbuat dari bahan yang sama dengan pipa (PVC class AW) dan dibuat
dengan injection molding. Untuk pipa Buis beton, tiap sambungan harus
disemen dengan kuat.

110
b. Strainer/saringan dibuat dari besi cor.
c. Roof Drain dibuat dari bahan besi cor.

13.8.5.Cara Pemasangan
5.1. U m u m
5.1.1. Gambar dan Spesifikasi hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara umum.
Semua detail dan perletakan yang sebenarnya harus dibuat dalam bentuk gambar
kerja oleh Penyedia Jasa dan diserahkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi Konsultan MK untuk diperiksa dan disetujui bila tidak terdapat lagi
kesalahan.

5.1.2. Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada
tempat­tempat rendah dan tertutup.

5.1.3. Peralatan Pipa


a. Pipa harus dipasang dengan jarak (clearance) yang cukup terhadap balok
(beam), kosen jendela, rangka langit­langit dan lainnya sehingga terdapat
ruang atas pipa (head room) yang cukup pipa itu sendiri dan fitting serta
peralatan lainnya pada sistem pemipaan tersebut untuk pemeliharaan.
b. Ketinggian langit­langit ukuran balok atau kolom dan ukuran shaft tegak pipa
dicantumkan secara jelas pada gambar finishing dan gambar struktur.
c. Bila tidak diperoleh ruangan yang cukup untuk jalur pipa di atas rangka
langit­langit maupun pada shaft tegak pipa, maka Penyedia Jasa harus segera
melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk mendapat
penyelesaian sebelum pemipaan dilaksanakan.
5.1.4. Instalasi
a. Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa dengan alat potong
pipa yang sesungguhnya pipe cutter, sehingga tidak menyebabkan perubahan
diameter pipa.
b. Pipa­pipa boleh disambung antara satu dengan lainnya setelah "Chip dan
Scraps" hasil pemotongan dibersihkan.
c. Ulir mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads BS. 21. atau
ANSI B2.I, kecuali bila ditentukan lain pada pasal­pasal selanjutnya, dan
dibuat dengan alat khusus pembuat ulir dengan menggunakan pelumas red load
dan Linceed Oil atau minyak jenis lain yang tidak beracun.
d. Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan berikut:

111
Nominal Diameter Panjang Efektif Ujung Ulir
(mm) (inch) (mm)

15 0,5 15
20 0,75 17
25 1,0 19
32 1,5 22
50 2,0 26
80 3,0 34

e. Sambungan dengan fitting berulir harus menggunakan Teflon Sealing Tape atau
yang sejenis.
f. Pada sambungan dengan flens (flange), harus menggunakan packing flange
dengan tebal minimum 3 mm yang dicat pada kedua sisinya dengan campuran
minyak nabati dan red lead atau graphite, kemudian sambungan dipasang dan
diikat dengan mur­baut pengikat secara kencang.
g. Pembersihan terhadap welding slag, kotoran di dalam dan di bagian luar ujung
pipa dan lainnya harus dilakukan sebelum sambungan dipasang.
h. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan
kotoran atau sejenisnya.

5.1.6. Peralatan Pendukung / Alat Bantu


a. Pemipaan peralatan/unit mesin seperti tangki, pompa dan lainnya harus
ditopang secara terpisah sehingga tidak membebani unit mesin/peralatan
tersebut, dan jika diperlukan harus disertai peredam getaran.
b. Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi untuk
mengatasi gerakan­gerakan thermal dan/atau gerakan­gerakan akibat aliran
fluida pada tempat­tempat tertentu dengan sistem sambungan swing, flexible
expansion loop dan lainnya.
c. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan union atau
flange pada setiap cabang dan pada setiap pipa masuk dan pipa keluar dari unit
mesin/ peralatan seperti pompa, tangki, traps, katup otomatis dan lainnya,
dengan tujuan untuk mengisolasi peralatan/unit mesin tersebut atau cabang
pemipaan tersebut pada saat terjadi kerusakan atau untuk pemeriksaan dan
pemeliharaan.
d. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penutup dan cap atau plug
pada setiap titik yang disiapkan untuk perluasan, sesuai dengan indikasi pada
gambar.
e. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan katup penguras (drain) berikut
pemipaannya ke saluran air hujan terdekat pada setiap titik terendah dari setiap
cabang pemipaan yang dilengkapi dengan katup isolasi.

112
f. Sistem pemipaan harus dilengkapi dengan pemipaan ke saluran air hujan
terdekat untuk pengaliran air dari katup pengaman pelepas tekanan dan
sejenisnya.
g. Dalam sistem pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting koneksi pipa
untuk penempatan alat ukur yang tidak akan dipasang tetap pada
tempat­tempat yang penting.
h. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian
tinggi serta simetris.
i. Harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa dan tempat­tempat
tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
j. Harus menyediakan dan memasang ARV 'Air Relief Vent' serta penampungan
pada tempat yang memungkinkan terjadi pengumpulan udara.

5.1.7. Sambungan Pipa Dengan Bahan Berbeda


Diameter ukuran 2 1/2" atau lebih besar harus menggunakan flange joint sedangkan
diameter 2 1/2" atau lebih kecil menggunakan screw joint atau screw joint pada ujung
lainnya dan disesuaikan dengan standard pipa dari bahan tersebut.

5.1.8. Sambungan Dengan Peralatan


a. Harus menggunakan union atau Double Neple yang dipasang antara katup
penutup/isolasi dengan peralatan, untuk melepas atau mengganti peralatan
tersebut tanpa membongkar sistem pemipaan.
b. Union dan Double Neple harus dipasang pada sisi hilir setiap katup isolasi
setiap cabang sistem pemipaan.

5.1.9. Sabungan Flens (Flange)


a. Sambungan flens baja, besi tuang dan PVC, harus diperkuat dengan mur­baut
& ring dari bahan baja mengkilap yang disetujui, hal yang sama berlaku juga
untuk sambungan flens bronze dan copper.
b. Sambungan dipasang pada jalur pipa lurus yang menggunakan sistem
sambungan las.
c. Sambungan dipasang pada setiap percabangan pipa yang dibuat dengan
sambungan las.

5.1.10. Sambungan Lentur Dan Sambungan Ekspansi


Pada tempat tertentu harus dilengkapi dengan sambungan lentur (Flexible
Connection) atau sambungan expansi (Expansion Joint) dimana dapat terjadi
kemungkinan gerakan antara dua bagian pemipaan atau dimana dapat terjadi
expansi atau kontraksi yang melebihi batas toleransi untuk pemipaan.

113
5.1.11. Pipa yang Tertanam Dalam Bagian Bangunan
Semua pemipaan yang dipasang diantara dua dinding atau ditanam dalam tanah
atau daerah­daerah yang tidak dapat dijangkau, setelah pemasangan harus
menggunakan sistem sambungan las dan diuji secara hidraulis lebih dahulu
sebelum ditutup.

5.1.12. Metoda Sambungan Pipa


Metode yang digunakan untuk sambungan pipa diterangkan secara lebih jelas
pada pasal­pasal untuk sistem pemipaan yang bersangkutan.

5.1.13. Ekspansi
a. Ekspansi pipa secara umum ditampung melalui elbow/bend, sambungan
lentur, loop, sambungan ekspansi dan offset.
b. Pemipaan utama, cabang dan distribusi secara keseluruhan harus dipasang
dengan prinsip bahwa seluruh ekspansi maupun kontraksi yang ada terjadi
tidak boleh menyebabkan adanya kebocoran dan/atau perubahan tegangan
pada dinding pipa.
c. Tegangan yang terjadi pada butir di atas harus masih dalam batas­batas
toleransi dari pipa sesuai dengan standard yang berlaku dan ketentuan yang
dikeluarkan oleh pabrik pipa tersebut.

5.1.14. Peredam Getaran (Vibration Damper)


a. Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang peredam getaran
(Vibration damper) sesuai dengan persyaratan pabriknya pada seluruh
pompa, sehingga getaran yang terjadi (pada pondasi) itu seminimum mungkin.
b. Untuk meredam getaran yang terjadi pada pipa akibat getaran di ruang pompa,
maka keluaran (discharge) dari pompa harus dipasang penghubung fleksibel
(flexible connection/joint) yang mudah dilepas dan dipasang kembali.
c. Pada pipa yang digantung digunakan jenis penggantung (hanger) dan
dilengkapi pegas/spring.
d. Setiap pipa yang menembus dinding (di ruang pompa maupun di bangunan
lainnya), maka antara selubung (sleeve) dengan pipa harus diberi lapisan
isolasi peredam getaran yang terbuat dari bahan Neoprene.

5.1.15. Saluran Buangan (Drainase)


Selain saluran buangan yang berasal dari Toilet, Pantry dan lain­lain, maka
Penyedia Jasa harus memasang saluran pipa pembuangan di semua ruang
mekanikal, Pompa, Genset dan sebagainya) yang kemudian dihubungkan ke
saluran pembuang utama. Bahan pipa dipakai PVC atau bahan lain yang tidak

114
bisa berkarat. Sistem ini harus disesuaikan dengan keadaan lapangan menurut
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.

5.1.16. Penyangga (Support) Dan Penggantung (Hanger) Pipa


a. Semua pipa mendatar harus ditumpu dengan baik.
b. Pada pipa yang digantung, penggantung harus dipasang pada konstruksi
dengan memakai insert sesuai gambar.
Jarak antar penyangga/penggantung harus dipasang sesuai dengan tabel
berikut:

Tabel Jarak antar maksimum Penyangga/Penggantung.

Ukuran Pipa
Nominal <1 1½ 2 2½ 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20
(inch)
Jarak Antar 7 9 10 11 12 14 16 17 19 22 23 25 27 28 30
Maksimum
(ft)

c. Tidak boleh ada pipa yang ditumpu atau digantung oleh atau dengan pipa yang
lain.
d. Semua pipa tegak lurus ditumpu oleh klem U dengan diameter batang klem
minimal 1/2" yang diulir dipasang/diikat dengan mur pada besi kanal C untuk
landasan diberi kayu dudukan, sedangkan besi kanal C diikat pada beton atau
balok dengan dynabold. Jarak antara klem maksimum 3 meter.
e. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi peredam
getaran (Vibration Eliminator).

5.2. Sistem Instalasi Air Bersih


5.2.1. Pemasangan Pipa
a. Pipa Dalam Tanah
a1. Pipa distribusi yang dipasang di bawah tanah, jalan atau pelataran
parkir, harus ditanam dengan kedalaman kurang lebih 80 cm yang diukur
dari bagian atas pipa sampai permukaan tanah atau lantai pada peil
yang terendah.
a2. Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus dipadatkan dan diratakan
terlebih dahulu kemudian diurug dengan pasir padat setebal 10 cm,
setelah pipa diletakkan di sekeliling dan di atas pipa diurug kembali
dengan pasir setebal 15 cm, kemudian diurug dengan tanah urug
sampai padat.

115
a3. Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat (80 cm) karena sesuatu hal,
maka pipa pada bagian pengurugan teratas harus dilindungi dengan plat
beton bertulang minimal setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa
sehingga plat beton tidak sampai bertumpu pada pipa, untuk selanjutnya
diurug sampai padat.
a4. Disekitar fitting dari pipa harus dipasang blok penguat dari beton agar
fitting­fitting tersebut tidak bergerak jika terjadi penekanan oleh beban di
atasnya.
a5. Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian harus dikembalikan
seperti semula.

b. Pipa dalam gedung


b1. Pipa dipasang dengan support besi kanal serta klem­U sesuai dengan
diameter pipa tegak di dalam shaft. Jarak pengkleman antara support
sesuai jarak lantai, untuk memudahkan pemasangan.
Cara pengkleman harus sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar
Dokumen.
b2. Pipa tegak dalam tembok.
Pipa tegak yang menuju alat plambing harus ditanam dalam tembok atau
lantai. Penyedia Jasa harus membuat alur­alur dan lubang­lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhan jalur pipa. Setelah
pipa dipasang, diklem dan diuji, maka alur/lubang harus ditutup kembali
sehingga pipa tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan kembali harus
seperti semula dengan finishing yang rapi, sehingga tidak terlihat
bekas­bekas dari pembobokan.

c. Pipa mendatar
c1. Untuk yang berada di atas langit­langit (ceiling), pipa harus dipasang
dengan memakai penggantung (hanger). Sedangkan yang berada di
atas lantai, pipa diberi penumpu (support) yang dilengkapi dengan
klem­U.
c2. Jarak antar tumpuan atau penggantung yang tertera pada tabel.
c3. Jarak antara pipa dengan dinding penggantung bisa disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
Merek Pipa; Rucika

5.2.2. Pemasangan Pompa Air Bersih Dan Perlengkapannya


Pemasangan Pompa

116
1. Pompa harus dipasang pada pondasi pompa yang terbuat dari beton dan
kokoh, dan mempunyai ketinggian pondasi 15 cm terhadap lantai yang
terpasang.
2. Pondasi pompa tidak boleh meneruskan getaran pompa ke lantai bangunan.
3. Perhitungan pondasi pompa harus disesuaikan dengan kapasitas atau
kemampuan pompa.
Berikut adalah spekfikasi pompa air bersih:
a. Transfer Pump
Pump : ARTHUR (Centrifugal End Suction)
Tipe : IS 50­32­200
Kapasitas : 150 Lpm
Total Head : 40 M
Motor : 2,2kW / 5,5HP / 2900RPM / 380V/ 50HZ
Seal : Gland Packing

b. Booster Pump
Pump : ARTHUR (Vertical Multi Stage)
Tipe : CDF 8­80
Kapasitas : 125 L/Min
Total Head : 30 M
Motor : 1,5 kW /2 HP / 2900 RPM / 380V / 3 Ph / 50 Hz
Seal : Mechanical Seal

Pemasangan priming tank serta pemipaannya.


Pemasangan pompa lengkap dengan panel­panelnya. Brosur lengkap harus
disertakan dalam penawaran berisikan curve­curve karakteristik, pompa dan
gambar­gambar potongan yang menunjukkan susunan bagian­bagian dalam
pompa.
Penawaran adalah berikut dengan Kontrol panel wiring sistem dan alat­alat
kontrolnya.

5.3. Sistem Instalasi Air Buangan (Air kotor dan air bekas)
5.3.1. Pemasangan Pipa Dalam Gedung
a. Pipa tegak.
Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta klem­U sesuai
dengan diameter pipa. jarak antara support maksimal 300 cm.
Untuk memudahkan pemasangan pipa harus diberi pelindung (sadel) agar
jangan sampai pecah karena tekanan pengkleman dengan cara­cara yang
ditunjukkan pada gambar dokumen.

117
b. Pipa mendatar
Pipa dipasang dengan penggantungan (hanger) sesuai dengan diameter pipa
yang dilengkapi dengan pelindung (sadel) untuk pelindung terhadap tekanan
dasar hanger.
Jarak tumpuan/gantungan disesuaikan terhadap gambar dokumen atau
keterangan di atas dengan kemiringan/ slope sekitar 1% ­ 2%.
Perletakkan pipa harus diusahakan berada pada tempat yang tersembunyibaik
di dinding/tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai dan di atas
plafond dari tiap­tiap lantai.
Setiap cabang atau sambungan yang merubah arah harus menggunakan fitting
dengan sudut 45 derajat, misalnya: Y branch, Tee Saniter atau Combination T­
Y ­45 atau Long radius Bead.

c. Pipa di dalam tanah


Pipa yang dipasang di bawah permukaan tanah/jalan, harus ditanam sedalam
minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah/ jalan. Sebelum
pipa ditanam, dasar galian harus diratakan dan dipadatkan terlebih dahulu.
Kemudian diurug dengan pasir padat setebal 10 cm, selanjutnya setelah pipa
diletakkan di sekeliling dan di atas pipa diurug kembali dengan pasir setebal 15
cm kemudian diurug lagi dengan tanah urug sampai padat. Konstruksi
permukaan tanah atau lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula.
Pada setiap sambungan pipa/fitting harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm.
Untuk menempatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas
(vertikal) harus diberi landasan dari beton. Dalamnya perletakkan pipa
disesuaikan dengan kemiringan 0,5 % dari titik mula di dalam gedung sampai
ke Bak kontrol.

5.3.2. Pemasangan Pipa di luar gedung/pipa peresapan


a. Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah atau jalan dengan
kemiringan 0,5 dari Bak kontrol ke unit pengolahan (Sewage Treatment
Plant/ Septictank).
b. Untuk perletakan pipa melintasi jalan kendaraan karena galian tidak
memenuhi syarat (kurang dari 80 cm), maka pada bagian atas pipa harus
dilindungi plat beton bertulang dengan tebal minimal 10 cm, dimana plat
beton tersebut tidak bertumpu pada pipa.
c. Untuk pipa yang dipasang di trench, harus dibuat dudukan dari besi kanal
dan diberi perlindungan (sadel) sebelum diklem agar jangan sampai pecah
karena tekanan klem, dibuat harus sesuai dengan gambar.

118
5.3.3. Sambungan pipa
a. Pipa PVC dengan dia.8" s/d 6" harus disambung dengan rubbering joint.
Pipa PVC dia. 2 1/2" disambung dengan Solvent cement.
b. Pipa yang akan disambung dengan Solvent Cement harus dibersihkan
terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
c. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap permukaan luar dan dalam dari
pipa yang akan saling melekat.
d. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang
akan disambung harus bebas dari kotoran yang dapat menggangu
kelancaran air di dalam pipa.
Merk Piapa: Rucika

5.4. Sistem Instalasi Air Hujan


5.4.1. Pemasangan Pipa tegak di dalam gedung Di dalam Shaft.
Pipa dipasang dengan support dari besi/baja kanal serta klem­U sesuai dengan
diameter pipa. Jarak antara support maksimal setiap 300 cm, untuk
memudahkan pemasangan pipa harus diberi pelindung (sadel) agar jangan
sampai pecah karena tekanan pengkleman sesuai dengan cara­cara yang
ditunjukkan pada gambar dokumen.
Pada sisi pipa tegak yang dihubungkan dengan pipa datar harus diberi dudukan
dari balok beton.
5.4.2. Pemasangan Pipa mendatar di dalam gedung
a. Pipa yang dipasang dengan penggantung (hanger), pipa harus diletakkan/
diusahakan berada pada tempat tersembunyi.
b. Pipa di luar gedung (di bawah tanah).
Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah, jalan atau
pelataran parkir, perletakan pipa harus sesuai dengan kemiringan 0,02 mulai
dari titik mula pipa sampai ke selokan atau parit.
Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan, harus ditanam,
dalamnya galian sedalam 80 cm, maka pipa pada bagian pengurugan teratas
harus dilindungi dengan plat beton tulang setebal minimal 10 cm yang
sedemikian rupa sehingga plat beton tidak tertumpu pada pipa. Untuk
selanjutnya diurug dengan tanah sampai padat. Konstruksi permukaan
tanah/jalan bekas galian harus dikembalikan seperti semula.

5.4.3. Penanaman pipa


a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan terlebih dahulu.
b. Pada tiap­tiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50
mm untuk penempatan sambungan pipa.

119
c. Setiap pertemuan pipa harus diberi bak kontrol. Penempatan atau
pemasangan bak kontrol seperti tertera pada gambar.

5.4.4. Sambungan pipa


a. Pipa PVC dengan dia. 8" harus disambung dengan rubbering joint. Pipa PVC
kurang dari dia. 3" s/d 6" disambung dengan Solvent cement.
b. Pipa yang harus disambung dengan Solvent Cement harus dibersihkan terlebih
dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
c. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap permukaan luar dan dalam dari pipa
yang akan saling melekat.
d. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan
disambung harus bebas dari benda­benda/kotoran yang dapat menggangu
kelancaran air di dalam pipa.
Merk Pipa: Rucika

5.4.5. Sambungan Pipa Buis beton


Sambungan antar pipa buis beton dilakukan dengan penyemenan yang kuat,
sehingga tidak terjadi kebocoran.

5.4.6. Pemasangan saringan air hujan (Roof drain)


a. Saringan terdiri badan yang ditanam rata dengan permukaan atas atap.
b. Badan saringan harus mempunyai bentuk bowl yang berfungsi sebagai
penahan endapan/kotoran padat (sediment bowl).
c. Tutup saringan dipasang pada badan dengan memakai sambungan ulir.
d. Tutup saringan mempunyai bentuk cembung, sehingga air masuk melalui
sisi­sisinya yang berlubang.

5.4.7. Penembusan pipa


a. Pipa yang menembus dinding beton atau tembok, harus diberi pipa selubung
(sleeve) yang diameternya lebih besar daripada diameterterter pipa yang akan
menembus dinding.
b. Bahan pipa selubung (sleeve) dari jenis is GIP medium class.

5.5. Pembersihan

5.5.1. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran lainnya.

5.5.2. Semua bagian pipa, katup dan alat­alat lainnya harus dibersihkan terlebih dahulu
dari lemak, lumpur dan kotoran­kotoran lainnya yang ikut masuk kedalam.

120
5.5.3. Apabila terjadi kemacetan, pengotoran bagian bangunan, atau finishing arsitektur
yang menimbulkan kerusakan karena kelalaian Penyedia Jasa, karena tidak
membersihkan sistem pemipaan maka semua perbaikan menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.

13.8.6. Cara Pengetesan


6.1. Pengujian Terhadap Tekanan Dan Kebocoran

6.1.1. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan
hidro statis sebesar 10 kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan/ penurunan
tekanan.

6.1.2. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Penyedia Jasa.

6.1.3. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, dan


melaporkan hasil pengujian secara tertulis ke Konsultan Manajemen Konstruksi
dan Perencana atau yang dikuasakan untuk itu.

6.1.4. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Penyedia Jasa harus memperbaiki
bagian­bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil
dengan baik.

6.1.5. Pada prisipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari
panjang maksimum 100 meter, pada ujung instalasi (diposisi tertinggi pipa,
dipasang katup / kran untuk membuang udara yang terjebak didalam pipa)

6.1.6. Dalam hal ini semua biaya pengujian ditanggung oleh Penyedia Jasa, termasuk
biaya pemakaian air dan listrik.

6.1.7. Setelah semua instalasi air bersih terpasang semuanya, maka Penyedia Jasa
harus melakukan pengujian terhadap sistem kerja (Trial Run) dari seluruh instalasi
air bersih, yang disaksikan oleh Konsultan Konsultan MK, Perencana atau yang
ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.

13.8.7. Penyerahan, Pemeliharaan Dan Jaminan


Penyedia Jasa harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan­kekurangan dengan biaya
sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Jasa.
Peralatan / equipment harus diberikan garansi penuh dan pemilik dibebaskan dari segala
macam pembayaran akibat kerusakan selama masa berlakunya garansi atau 1 (satu) tahun
setelah penyerahan pekerjaan pertama.

121
 Berikut adalah Merk material pekerjaan mekanikal elektrikal

Kabel

Kabel NYM Supreme


1
Kabel NYMHY Supreme
2
Kabel NYYHY Supreme
3
Kabel NYY Supreme
4
Kabel NYFGbY Supreme
5
Kabel NYA Supreme
6
Kabel ITC Supreme
7
Kabel UTP Cat.6 Belden, LS
8
Kabel AWG 18 1 Pair Belden, LS
9
Fiber Optic 4 core outdoor Direct Burried Double Jacket
Supreme, Netviel
10 9/125 µm
Kabel Speaker 2S9F Canare
11
Kabel Microphone L­2T2S Canare
12
Box Panel

Panel Wall Mounted Tebal 2 mm Local, Powder coating


1
Panel Standing Tebal 2 mm Local, Powder coating
2
Material Instalasi

Pipa Conduit Hight Impact 20 mm BΩSS, EGA, Legrand


1
T Doos 20 mm BΩSS, EGA
2
Socket dia. 20 mm BΩSS, EGA
3
Cross Doos 20 mm BΩSS, EGA
4
Clamp 20 mm BΩSS, EGA
5
Spiral Kabel 20 mm BΩSS, EGA
6
Material Panel

ACB, MCCB, MCB, ELCB, RCBO Schneider, ABB, Siemen


1
Power Meter Digital Schneider, ABB, Siemen
2
Kontaktor DIN 25A 240V 1 NO Schneider, ABB, Siemen
3
Surge Arrester 3P+N Schneider, ABB, Siemen
4
RCP Relay Kontrol Fase Schneider, ABB, Siemen
5

122
RCU Relay Kontrol Tegangan Schneider, ABB, Siemen
6
RCI Relay Kontrol Arus Schneider, ABB, Siemen
7
Power Socket 16A 2 kutup + N DIN Schneider, ABB, Siemen
8
Pilot Lamp Protected LED Schneider, ABB, Siemen
9
Fuse + Holder Schneider, ABB, Siemen
10
Buzzer Diameter 22mm 90dB, 5/6.8kHz Schneider, ABB, Siemen
11
Emergency Stop Schneider, ABB, Siemen
12
Sakelar Alih 20A Schneider, ABB, Siemen
13
Push Button, IP54 Schneider, ABB, Siemen
14
Current Transformer Solid Core 40­250A/5A Schneider, ABB, Siemen
15
VarPlus Can (Hduty), Tegangan Jaringan 400 V 20KVAR Schneider, ABB, Siemen
16
Kontaktor Kapasitor 20kVAR Schneider, ABB, Siemen
17
Varplus Logic 12­ PF regulator 12 step Schneider, ABB, Siemen
18
Trafo Trafoindo
19
400 kVA Merk Patraco PTC
Genset
20 400 CS
MRL­Room/Roomless­
Lift Elevator 1000Kg­60mpm­4/4/4­Full
21
Hairline SS­ARD, Patraco
22 Grounding Spite Tembaga 4 m, dia. 5/8 mm Local
Material Lampu

Lampu WTO69C SE 1xLED Bare L1200 TL­LED 16W W Philips


1
Lampu RCO91V LED38S 865 W60L60 G3 40 W Philips
2
Lampu DN350B LED20/CW 20W 220­240V D150 Philips
3
Pasang Lampu DN035B D150 LED8/850 PSU WH Philips
4
Material Outlet

Saklar Ganda Tipe Vivace Schneider


1
Saklar Tunggal Tipe Vivace Schneider
2
Saklar Ganda 2 Arah Tipe NEO VERTIKAL Schneider
3
Outlet Data Cat.5E Tipe NEO Schneider
4
Outlet Telephone RJ11 Tipe NEO Schneider
5
Outlet TV 75ohm Tipe NEO Schneider
6
Stop Kontak 16 A Tipe NEO Schneider

123
7

Stop Kontak AC 13 A Tipe NEO Schneider


8
Inbow Dus / Wall Box Black Tipe SWB_727245 Schneider
9

1. Pemasangan instalasi listrik harus sesuai dengan gambar


rencana instalasi yang dibuat instalateur yang sesuai
menurut kebutuhan yang telah direncanakan oleh
perencana instalasi tersebut dan disahkan oleh PLN.
2. Perlengkapan seperti fiting, stop kontak, kabel instalator,
dan sebagainya harus bermutu baik yang telah disetujui
oleh direksi.
3. Pipa union harus dipasang dalam dinding tembok atau
beton dan diatas langit­langit sakelar, stop kontak, panel
bok MCB, harus dipasang pada dinding tembok/beton.
4. Kabel yang dipergunakan sebagai hantaran untuk instalasi
ke lampu­lampu dan stop kontak dipakai kabel NYM yang
mempunyai penampang 2.5 mm dengan system
pemasangan dalam conduit yang diklem kan pada rangka
loteng.
5. Untuk pemasangan stop kontak dilengkapi dengan kabel
arde dipakai kabel NYM (3x2.5mm)
6. Untuk sambungan dipasang kotak penyambung (junction
box ).
7. Banyaknya pemasangan serta jenis lampu yang dipakai
sesuai dengan gambar RAB.
8. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh instalator yang
ahli dan tetap mendapat pengakuan dari PLN serta
disetujui oleh direksi.
9. Pemasangan Pipa conduit dilakukan sebelum pekerjaan
plesteran dan pengecoran plat atap dilaksanakan.
10. Seluruh kabel dipasang dalam conduit yang bermutu baik

13.1 PEKERJAAN INSATALASI AIR


1. Pek. Pas. Wastafel + Kaca Komplit merek Toto Type
LW230J.
2. Jaringan Instalasi seperti yang terlihat pada gambar,
Instalasi air bersih dipasang dari pipa PVC klas AW,
instalasi dalam diameter 3/4“ atau disesuaikan dengan
gambar dan RAB.
3. Instalasi air kotor dan air buangan padat dipakai pipa PVC
dengan ukuran untuk instalasi air kotor dengan diameter 3”
dan untuk instalasi buangan padat dipakai diameter 4”.
4. Pek. Pas. Kloset Duduk Merek Toto Type
CW702J/SW784JP.
5. Pek. Pas. Kloset Jongkok Merek Toto.
6. Septicktank untuk kapasitas 100 orang pengguna per hari.
­ Volume : 10.000 liter
­ Tipe : ­

124
­ Kapasitas: 100 Orang.
­ Dasar lobang galian dilapisi dengan cor semen
7. Peresapan untuk kapasitas min 100 orang pengguna.

14. PEKERJAAN LAIN-LAIN


A. Laporan

Penyedia Jasa diharuskan membuat laporan Harian setiap hari dan berkala
kemajuan pekerjaan untuk setiap satu Minggu kegiatan dengan mengisi
formpolos evaluasi kemajuan pekerjaan yang telah disediakan Direksi.
Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca, jumlah
pengerahan tenaga kerja, tenaga Konsultan MK dan pelaksana, alat­alat
yang dipergunakan, jumlah pengiriman bahan­bahan bangunan kelokasi
pekerjaan, kemajuan fisik dari pekerjaan yang telah selesai, masalah­
masalah yang timbul dilapangan serta pemecahannya, dan rencana kerja
mingguan berikutnya. Laporan juga dilengkapi dengan buku tamu yang
berisikan saran­saran yang tertulis didalamnya sebagai masukan bagi Direksi
dalam pengembangan manajemen proyek. Laporan kemajuan pekerjaan
harus diserahkan Penyedia Jasa pada setiap akhir pekan untuk evaluasi.

B. Pembersihan lokasi pasca konstruksi


Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan­bahan
sisa­sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan
sebelum masa kontrak berakhir.

C. Dokumentasi

Penyedia Jasa diharuskan membuat Dokumentasi kemajuan pekerjaan fisik


secara berkala dalam bentuk foto­foto minimal 0%, 25%, 50%, 75% dan
100% diserahkan kepada direksi sebanyak 5 set :

1. Judul Foto, nomor urut dan tanggal serta lokasi pengambilan harus
dicantumkan dikertas Foto itu juga.
2. Foto­foto harus menunjukkan keadaan medan dilokasi proyek sebelum
pekerjaan dimulai, pada saat pekerjaan sedang dilaksanakan dan
sesudahnya pekerjaan dinyatakan selesai. Lokasi pengambilan potret
pada saat sebelum pekerjaan dimulai harus sama pada saat pekerjaan
sedang dilaksanakan maupun sesudah pekerjaan dinyatakan selesai.
Jumlah lokasi pengambilan Foto paling sedikit 5 (lima) tempat.
3. Foto yang dihasilkan dari kamera digital harus diserahkan dalam bentuk
file foto kepada Pemberi Tugas/Direksi Konsultan MK..

125
XIV. METODA PELAKSANAAN

A. INFORMASI PEKERJAAN
 Program : Program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
 Kegiatan : Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Perguruan Tinggi Vokasi
 Pekerjaan : Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu
Politeknik Negeri Terpadu Politeknik Negeri Padang
 Lokasi : Kampus Politeknik Negeri Padang, Limau Manis, Padang,
Sumatera Barat
 Tahun Anggaran : 2024

B. LINGKUP PEKERJAAN

(A) PEKERJAAN PERSIAPAN

(B) PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR


B.1 LANTAI BASEMENT
I Pekerjaan Tanah
II Pekerjaan Pondasi
III Pekerjaan Struktur
IV Pekerjaan Dinding
V Pekerjaan Plafond
VI Pekerjaan Lantai
VII Pekerjaan Pintu dan Jendela
VIII Pekerjaan Perlengkapan Dalam
IX Pekerjaan Pengecatan
X Pekerjaan Lain ­ Lain
B.2 LANTAI 1
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Dinding
III Pekerjaan Plafond
IV Pekerjaan Lantai
V Pekerjaan Pintu dan Jendela
VI Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VII Pekerjaan Pengecatan
VIII Pekerjaan Lain ­ Lain
B.3 LANTAI 2
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Dinding
III Pekerjaan Plafond
IV Pekerjaan Lantai
V Pekerjaan Pintu dan Jendela
VI Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VII Pekerjaan Pengecatan
B.4 LANTAI 3

126
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Dinding
III Pekerjaan Plafond
IV Pekerjaan Lantai
V Pekerjaan Pintu dan Jendela
VI Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VII Pekerjaan Pengecatan

B.5 LANTAI 4
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Atap
III Pekerjaan Dinding
IV Pekerjaan Plafond
V Pekerjaan Lantai
VI Pekerjaan Pintu dan Jendela
VII Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VIII Pekerjaan Pengecatan
IX Pekerjaan Lain ­ Lain
B.6 LANTAI ATAP
I Pekerjaan Struktur
II Pekerjaan Dinding
III Pekerjaan Plafond
IV Pekerjaan Lantai
V Pekerjaan Pintu dan Jendela
VI Pekerjaan Perlengkapan Dalam
VII Pekerjaan Pengecatan
VIII Pekerjaan Lain ­ Lain
B.7 PEKERJAAN LUAR DAN TAMAN

(C) PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


C.1 PEKERJAAN MEKANIKAL
C.2 PEKERJAAN ELETRIKAL

C. MANAJEMEN PROYEK
Pada pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan dikelola oleh tenaga­tenaga yang berkompeten
di bidangnya.

1. Struktur Organisasi
­ Pelaksanaan proyek di lapangan dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Manajer
Proyek yang dalam pelaksanaan sehari­hari dibantu antara lain oleh beberapa tenaga staf
lapangan yang mempunyai kompetensi di bidangnya masing­masing.
­ Manajer Proyek memimpin seluruh kegiatan proyek baik di bidang administrasi teknik,
keuangan maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

127
D. METODE PENCAPAIAN PROYEK
­ Agar system manajemen dapat berjalan dengan baik, Kami Telah menerapkan
kebijakan mutu untuk memberikan jaminan mutu terhadap proses Yang dihasilkan.
­ Manajemen tersebut di atas dalam pelaksanaannya ditunjang sarana­sarana lain berupa
perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali dan perangkat keras(hardware)
sebagai penunjang pelaksanaan pekerjaan.

E. TENAGA KERJA
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan dalam proyek ini terdiri atas :
1. Pelaksana Konstruksi Bangunan Gedung
2. Petugas K3 Konstruksi
3. Pekerja Harian (mandor, kepala tukang, tukang, pekerja, dll)

F. PEMILIHAN ALAT
Diusulkan pemilihan peralatan secara tepat, baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitas
disesuaikan dengan kondisi lapangan dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan, sehingga
menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, yakni tepat biaya, tepat mutu dan tepat
waktu.

No Jenis Peralatan Satuan Jumlah Kapasitas Minimal Keterangan

1 Dump Truck Unit 3 4­6 M3 / 10 Ton Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

2 Scafolding Set 1.500 ­ Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

3 Bored Pile Machine Unit 1 ø 60 cm Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

4 Barbender Unit 2 3 HP Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

5 Excavator Unit 2 0,9 M3 Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

6. Tower Crane Unit 1 45 m Milik Sendiri/Sewa/Sewa Beli

G. PENGADAAN BAHAN
Pendatangan bahan dikendalikan oleh bagian logistic dengan mengikuti kebutuhan material dan
spesifikasi teknik.

H. PENGAMANAN (SECURITY)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, perusahaan menyediakan tenaga keamanan dengan
kebutuhan, yang bertugas dalam hal :
1. Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
2. Pengamanan terhadap bahan­bahan dan peralatan untuk mencegah dari pencurian

I. KOORDINASI ANTAR DISIPLIN


1. Rapat Koordinasi
2. Program dan Scheduling

128
J. PROGRAM JAMINAN MUTU/QUALITY ASSURANCE
Untuk tercapainya hasil kerja yang baik sesuai mutu dan spesifikasi yang disyaratkan, Maka
disusun program pengendalian mutu/quality control terhadap pelaksanaan pekerjaan,antara lain
melakukan control terhadap :
- Material yang akan digunakan, dengan cara pengetesan sesuai syarat
- Kualifikasi tenaga kerja yang akan digunakan
- Proses pelaksanaan pekerjaan dengan standar instruksi kerja untuk mencapai
- pekerjaanyang sesuai syarat
- Prosedur inspeksi dan test sebagai persyaratan mutu

K. METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN PERSIAPAN

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat


Sebelum Mobilisasi alat berat, personil dan peralatan lainnya, perlu koordinasi dengan aparat terkait
antara lain : Tokoh Masyarakat, Aparat Keamanan, serta para LSM setempat serta melihat kondisi
lalu lintas di daerah lokasi.
Setelah diadakan koordinasi dan melihat kondisi lalu lintas tersebut, baru dilaksanakan Mobilisasi
alat berat, personil dan peralatan lainnya.
Mobilisasi Dilaksanakan pada minggu ke­1 dan ke­2 awal pelaksanaan

Pembuatan gudang dan direksi keat


Direksi Keat
Pembangunan kantor sangat diperlukan untuk memberi fasilitas bagi para staff kantor dan pekerja.
Tahap – tahap pelaksanaan:
­ Dilakukan perancangan untuk kantor yang kemudian diberikan kepada pengawas
lapangan untuk disetujui.
­ Tempat untuk pendirian kantor telah disetujui oleh pengawas lapangan.
­ Kemudian dilakukan pengukuran tempat yang pembuatan kantor dan barak kerja
sesuai dengan gambar yang telah direncanakan.
­ Sebelum dilakukan pembangunan, maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan
kebutuhan material yang diperlukan dalam pembuatan kantor agar material yang
didatangkan sesuai dengan kebutuhan.
­ Selanjutnya dilakukan pembangunan kantor pada tempat yang telah disetujui oleh
pengawas lapangan.
­ kantor diberi fasilitas penunjang seperti handy talky, papan whiteboard, meja, kursi,
dan fasilitas lainnya yang dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan.
­ kantor juga diberi instalasi listrik untuk penerangan dan untuk kebutuhan listrik para
pekerja.

Gudang
Gudang penyimpanan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk menjaga
keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen, tempatnya harus baik
sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan
harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.

129
Gambar Gudang Material

Pengukuran dan pemasangan bouplank


Pengukuran dilakukan untuk mengetahui ketinggian dan keadaan tofografi daerah pekerjaan secara
memanjang dan secara melintang sebelum pekerjaan dimulai yang disebut MC 0%. Setelah
pengukuran dilaksanakan maka akan dihasilkan gambar yang akan dilengkapi dengan rencana
letak bangunan dan sebagai acuan pekerjaan di lapangan.

Cara Pelaksanannya Pengukuran


­ Kami selaku penyedia mempersiapkan peralatan ukur (waterpass dan theodolite), pekerja
atau juru ukur, patok – patok serta peralatan lainnya yang diperlukan untuk pengukuran.
Kami juga menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi untuk
pengukuran Pekerjaan ini kami mulai dengan memasang patok yang terbuat dari balok
kayu dengan jarak yang telah ditentukan
­ Patok – patok yang telah terpasang tidak boleh goyang dan berpindah tempat karena
telah memiliki elevasi yang didasarkan pada BM sekitar setelah dilakukan pengukuran.
­ Setelah data pengukuran kami peroleh dan diolah maka akan dihasilkan gambar kerja
(working drawing) sebagai panduan pekerjaan di lapangan yang harus disetujui dahulu oleh
direksi
­ Setelah pekerjaan lapangan selesai maka diadakan pengecekan dan pengukuran ulang
di lokasi pekerjaan (MC 100%) untuk membuat gambar purna laksana (asbuilt drawing)
sebagai tanda pekerjaan selesai.

Cara Pelaksanannya Bowplank


­ Bowplank adalah papan­papan yang dipasang disekitar lokasi pekerjaan
­ Bowplank dipasang mendatar sesuai ketinggian rencana, dan dipaku pada beberapa
tempat untuk menarik benang­benang as
­ Benang­benang as ini menjadi acuan dalam semua pekerjaan yang menyangkut letak
elemen bangunan.
­ Bowplank tidak perlu dipasang menerus, pada beberapa tempat dapat dikosongkan untuk
jalan pekerja

Aktivitas Aktivitas pemasangan


pengukuran bouwplank

Contoh Gambar Pengukuran dan pemasangan Bouplank

130
Papan nama proyek
Membuat papan nama sesuai dengan ukuran dan format yang dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan direksi. Papan nama proyek dipasang pada tempat yang strategis sehingga
mudah dibaca oleh khalayak umum karena papan nama ini merupakan salah satu media
sosialisasi tentang adanya kegiatan pembangunan proyek ini.
Papan nama dipasang secara kokoh dan kuat dan dengan bahasa dan tulisan yang mudah
dipahami oleh khalayak umum.

Foto Dokumentasi
Dokumen Foto, meliputi :
­ Pekerjaan sebelum dilaksanakan
­ Pekerjaan sedang dilaksanakan
­ Pekerjaan setelah dilaksanakan

Pengadaan Listrik dan Air Kerja


Air Kerja
Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai
jenispekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat­zat seperti minyak,asam,
garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.Air bersih untuk
keperluan sehari­hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air
yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.

Listrik Kerja
menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang dibutuhkan untukperalatan
dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini.Pemasangan sistem
listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku.

Biaya SMKK
Penyedia Jasa diwajibkan memberi jaminan kesehatan dan keamanan serta keselamatan bagi para
karyawan dan pekerja­pekerja. Biaya perawatan menjadi beban penyedia jasa. Penyedia Jasa
berkewajiban membayar Asuransi Tenaga Kerja sesuai peraturan yang berlaku. Penyedia Jasa
berkewajiban mematuhi semua peraturan­peraturan dan ketentuan­ketentuan dalam undang­undang
perburuhan dan sosial yang berlaku di Indonesia. Penyedia wajib menyediakan keperluan peralatan
pelindung diri dan ketentuan yang harus dipenuhi agar meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja,
antara lain:
1. Penyiapan Rencana Keselamatan konstruksi
2. Sosialisasi dan Promosi Keselamatan konstruksi
3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Kerja
4. Asuransi Ketenagakerjaan
5. Personil Keselamatan Konstruksi
6. Fasilitas Sarana, Prasarana dan alat Kesehatan
7. Rambu­rambu yang diperlukan
8. Kegiatan dan peralatan terkait pengendalian resiko Keselamatan Konstruksi

PEKERJAANGALIAN

Galian Tanah dengan Alat


Cara pelaksanaan :
- Galian tahap­1, penggalian dilakukan Backhoe dan material langsung di dumping ke
Dump Truck (posisi dunp truck yang optimal dimana sudut swing bucket backhoe 45˚~
90˚, tinggi galian sesuai perhitungan tinggi kritis.

131
- Galian tahap­2, lereng hasil penggalian tahap­1 harus diproteksi dari gerusan air hujan
dengan menggunakan terpal plastik (plastik sheet) dan galian tahap kedua dapat
dilaksanakan dengan metode yang sama pada tahap­1.

- Penggalian dilanjutkan sampai elevasi rencana, untuk penggalian dibawah muka air
tanah dilakukan pekerjaan dewatering.
- Hasil galian tanah dibuang ke lokasi disposal area, diusahakan jarak disposal dicari jarak
terdekat dan yang perlu diperhatikan diusahakan tanah galian tidak berjatuhan di jalan
dengan cara menutup bak dump truck dengan terpal.

Galian Tanah Manual


Cara pelaksanaan :
- Semua peralatan dan perlengkapan untuk menggali kami sediakan terlebih dahulu
di lokasipekerjaan. Seperti : cangkul, sekop, keranjang, dll.
- Sebelum pekerjaan galian tanah dilaksankan terlebih dulu dipasang profil kayu
dan dipasang benang pada puncaknya yang berguna untuk menentukan lebar yang di
inginkan .
- Pekerjaan galian dilaksankan patok per patok setelah pekerjaan galian tanah sesuai
dengan elevasi rencana) dibuat request ke pengawas pekerjaan untuk pekerjaan
pasangan pondasi.
- sebelum pekerjaan galian tanah dilaksanakan,gambar hasil pengukuran sudah
disetujui oleh pihak proyek.
- Pekerjaan galian tanah dilaksanakan setelah request dari pelaksana disetujui oleh
pengawas pekerjaan.

Pemadatan Tanah Menggunakan Stamper


Pelaksanaan pekerjaan :
- Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa : pengukuran dan pemasangan marking
pada area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dimana harus bebas dari material
organik dan anorganik.
- Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan
terlebih dahulu.
- Memuat material timbunan pilihan dari hasil galian pada lokasi pekerjaan dengan dum
truk dan ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi pekerjaan.
- Timbunan pilihan dihampar dengan menggunakan tenaga manusia (manual).
- Hasil hamparan timbunan pilihan disiram air dengan menggunakan lalu dipadatkan
dengan stamper sampai mencapai ketebalan sesuai dengan spesifikasi teknik.

132
- Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan
maksimum 30 cm dan dipadatkan sampai mencapai 90% (modifield proctor) dari
kepadatan sampai kering maksimum yang tertera dalam AASHTO T99.
- Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hujan, pemadatan
harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar dari
2% kadar air optimum.
- Melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan cbr untuk menentukan ketebalan
dan kepadatan dari timbunan.
- Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang
telah ditentukan.

Membuang tanah galian sejauh jarak 2 km dan dirapikan


 Material sisa galian yang tidak sanggup dipergunakan untuk timbunan akan dibuang
disuatu tempat didalam dan/atau diluar tempat lokasi proyek yang disetujui oleh pemilik
sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau Direksi.
 Penyedia Jasa akan merapihkan dan mengatur ketinggian serta meratakannya dengan
rapi dan tinggi maksimum 3.00 m.
 Sisa galian dari pekerjaan galian di bendung, mata air dan pompa akan dibuang pada
lokasi sekitar lokasi pekerjaan tersebut diratakan dan dirapihkan dengan tingginya
penimbunan sesuai dengan persetujuan Direksi.
Sedangkan sisa galian dari pekerjaan sanggup dibuang disekitar lokasi asalkan tidak
mengganggu.
 Kalau lokasi setempat tidak memungkinkan maka material sisa tersebut harus dibuang
kesuatu tempat diluar lokasi proyek, diratakan dan dirapihkan.
 Lokasi pembuangan harus mendapat persetujuan Direksi dan mendapat ijin pemilik
tanah.
 Pengangkutan material yang tidak terpakai akan dilakukan dengan memakai peralatan
menyerupai Excavator yang dipakai untuk memuat material kedalam dump truck yang
lalu diangkut kelokasi luar pekerjaan yang telah mendapat persetuajuan dari Direksi
pekerjaan, material tanah yang tidak terpakai lalu dihampar dan diratakan dengan
memakai alat jenis Bulldozer.

PEKERJAAN PONDASI

 Pelaksanaan Pondasi Bored pile


Ø Pekerjaan pembuatan pondasi bored pile meliputi
penyedian tenaga kerja, bahan­bahan material untuk
pekerjaan tersebut dan peralatan perlengkapan untuk
pekerjaan tersebut.
Ø Pengeboran dilakukan hingga pencapaian tanah keras
sesuai dengan hasil sondir tekanan kurang lebih 200
kg/cm2 atau dengan data yang didapatkan oleh Penyedia

133
Jasa pelaksana tentunya telah disetujui oleh direksi
dengan melampirkan drilling record baik dengan sistem
dry drilling maupun wash boring.
Ø Pengeboran dilakukan dengan menggunakan rotary driling
machine dengan dilengkapi buckets dan augers yang
sudah memperoleh persetujuan dari pengawas dan
minimum harus disediakan 1 set alat bor cadangan yang
berfungsi apabila teradi kendala suatu saat di lapangan
Ø selama tahap pengeboran dapat dilakukan perakitan besi
secara beriringan untuk mempersingkat waktu pekerjaan
lalu dimasukan ke galian menggunakan crane
Ø Pengecoran menggunakan beton K­300 dengan nilai
slump (12 ±2) cm, w/c = 0,52 cm
Ø apabila terjadi kecacatan dalam peletakan pondasi tiang,
maka hanya dibolehkan sesuai syarat­syarat berikut:
­ Deviasi maksimum diukur setiap arah horisontal terhadap
garis grid patokan, maksimum: 7.5 cm
­ Deviasi level dari permukaan atas tiang, maksimum: 2.0
cm
­ Toleransi sumbu vertikal = 1:80
Ø tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak
memenuhi spesifikasi ini akan ditolak oleh pengawas.
Penyedia Jasa wajib membuat tiang pengganti tanpa biaya
tambahan.

 Pelaksanaan Pondasi pile cap


Ø Pada setiap titik pondasi dilakukan penggalian untuk
pembuatan pile cap sesuai gambar teknis
Ø Kepala bored pile dibobok sampai dengan elevasi yang
diinginkan 40 D (±1m), lalu tulangan bored pile yang
tersisa dirakit dengan tulangan pilecap menjadi satu
kesatuan
Ø Penulangan pile cap dikerjakan berdasarkan spesifikasi
dan gambar rencana.
Ø Pada sisi samping pilecap dipasang bekisting
menggunakan kayu tebal minimal 2,5 cm atau Plywod
tebal 9 mm dengan tulangan kayu 4/6 yang cukup
jumlahnya. Untuk menyangga / stut werk digunakan kayu
balok ukuran 5/7 cm, Bekisting harus dipasang rapi dan
teliti dan diolesi dengan minyak bikesting sehingga waktu
pembongkaran bekisting, beton menghasilkan bidang rata
dan hanya memerlukan sedikit penghalusan
Ø Pengecoran menggunakan beton ready mix K­300 dengan
nilai slump (12 ±2) cm, w/c = 0,52 cm

134
Pek. Pas. Beton Poor

Metoda pelaksanaaan Poor Pondasi :

Penulangan Poor

Pengecoran Pondasi Tapak

 Bekisting
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan
dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar
Rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Cetakan dibuat dan dirakit bersama perancahnya dengan berbagai bentuk dengan
menggunakan alat bantu, bidang­bidang, batas­batas dan ukuran dari beton yang
diinginkan sebagaimana terlihat pada gambar­gambar atau seperti ditetapkan
Direksi.
5. Sebelum pengecoran permukaan dalam cetakan dibersihkan dari kotoran dan diberi
lapisan minyak cetakan agar memudahkan proses pembongkaran.

135
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
7. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.
8. Bahan yang digunakan untuk bekisting harus yang bermutu baik.

Peralatan yang digunakan untuk pemasangan bekisting ini adalah berupa gergaji,
meteran, palu, dan alat bantu lainnya.

 Penulangan
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan
dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar
Rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Sebelum mendatangkan baja tulangan, seluruh daftar ukuran dan daftar
bengkokan baja tulangan disiapkan oleh Penyedia Jasa dan dimintakan
persetujuan kepada Direksi.
5. Pemesanan / pengadaan besi beton baik jumlah, diameter, mutu sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi teknik serta standar nasional Indonesia NI­2.
6. Pengiriman besi beton ke lokasi proyek dimana tempat penurunan / penyimpanan,
besi ditumpuk / disusun dibawahnya diberi balok kayu agar tidak kontak langsung
dengan tanah untuk menjaga perubahan bentuk ( karat ). Dalam pengiriman besi
beton disertakan sertifikat / surat hasil pemeriksaan dan pengujiannya untuk
diserahkan kepada Direksi.
7. Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan dengan alat bantu sesuai gambar dan
spesifikasi yang disetujui Direksi.
8. Pemasangan dan penempatan besi tulangan yang sudah siap dipasang, dipasang
tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan agar
besi tidak berubah kedudukan pada saat pelaksanaan pengecoran beton harus
diikat kawat bendrat, diganjal besi/ cakar ayam diantara besi tulangan serta diberi
beton deking agar besi terselimuti beton dengan sempurna (beton deking dibuat
sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan selimut beton rencana).
9. Sebelum dimulai pengecoran, dilakukan pemeriksaan penempatan baja­baja
tulangan.
10. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
11. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.

Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan penulangan ini adalah berupa kunci besi,
landasan untuk membengkokkan besi, meteran, dan alat bantu lainnya.

136
 Pengecoran
Beton K-300 (Ready Mix)
- Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
- Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan dilaksanakan
sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
- Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi Teknis yang ada.

137
- Pembongkaran perancah dan acuan setelah beton umur minimal 7 hari atau sesuai
petunjuk Direksi.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual
check dilakukan bersama ­ sama dengan Direksi untuk mendapatkan pekerjaan yang
sebenarnya dilaksanakan / gambar terpasang ( as built drawing) sebagai dasar volume
pekerjaan yang akan dimintakan pembayarannya ( termin ) dan bila terjadi pekerjaan
tambah kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum waktu pelaksanaan
berakhir ( spesifikasi teknik ).
- Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.

Proses Pelaksanaan :
Metoda Sistem Site Mix
Persiapan :
- Contoh bahan / material yang akan digunakan dimintakan persetujuan Direksi, bila
disetujui kemudian dibawa ke laboratorium yang ditunjuk / direkomendasikan oleh proyek,
guna diadakan test karekteristik sesuai spesifikasi teknik / petunjuk Direksi untuk
selanjutnya dibuat campuran pendahuluan (Preliminary Mix) dan percobaan campuran
(Trial Mix).
- Alat pencampur dengan Molen
- Material/bahan telah siap sesuai volume yang akan di cor.
- Tenaga siap sesuai kebutuhan.
- Cek ulang kekuatan bekisting, kebocoran dan pembesian.
- Lokasi yang akan di cor dibersihkan dari kotoran, debu, minyak dan material lepas lainnya.
- Pengecoran dilakukan pada cuaca yang baik/cerah.
- Bahan/material komponen beton dicampur dengan manual
- Campuran beton dituang ketempat kotak pengaduk, gerobag dorong, talang sesuai
kondisi dilapangan dan disetujui oleh Direksi.
- Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melebihi tinggi 1,5 m untuk menjaga terjadinya
segresi.

138
- Pemadatan campuran selama pengecoran dilakukan secaramanual.
- Selama pengecoran dimulai, pengambilan slump test dan kubus beton frekuensinya
sesuai spesifikasi atau petunjuk direksi.

Setelah pengecoran beton selesai, permukaan beton harus tetap dalam keadaan lembab
dengan cara :
- Ditutup dengan karung basah
- Menggenangi dengan dengan air sampai selama waktu perawatan minimal 7 hari atau
sesuai petunjuk Direksi.
1. Pembongkaran perancah dan acuan setelah beton umur minimal 7 hari atau sesuai petunjuk
Direksi.
2. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check
dilakukan bersama ­ sama dengan Direksi untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya
dilaksanakan / gambar terpasang ( as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang akan
dimintakan pembayarannya ( termin ) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan
paling lambat 1 bulan sebelum waktu pelaksanaan berakhir ( spesifikasi teknik ).
3. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.

Curring Beton
 Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar disemprot air lalu dicure
dengan curing compound.
 Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding disemprot air lalu dicure
dengan curing coumpound construction joint dicure dengan air.
 Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1 minggu.
 Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.

Untuk Pekerjaan keseluruhanBeton ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan (terlampir).

 Pelaksanaan Pondasi batu kali


Ø Agar Pasangan pondasi tidak terpengaruh oleh lingkungan,
bagian dasar pondasi dipasang lantai kerja beton merek K­
100 dengan ketebalan 5 cm.
Ø Untuk anstampang terdiri dari pasangan batu kali kosong
disusun tegak lurus setebal 20 cm, dengan gambar pada
sela­sela diisi dengan pasir secukupnya kemudian
dipadatkan dengan cara disiram air.

139
Ø Pondasi batu kali dibuat dari pasangan batu kali spesi
1 : 4 ukuran / dimensi sesuai dengan gambar bestek.
Rongga­rongga yang terlalu besar diisi dengan batu yang
lebih kecil sebagai batu kunci. Rongga­rongga pada
bidang sisi luar harus diisi dengan adukan sehingga
diperoleh permukaan yang cukup rata.

 Pelaksanaan Pondasi Batu Bata


Ø Agar Pasangan pondasi tidak terpengaruh oleh lingkungan,
bagian dasar pondasi dipasang lantai kerja beton merek K­
100 dengan ketebalan 5 cm.
Ø Untuk Pasangan bata, digunakan pasanagan bata ½ batu
pengikat plaster campuran 1:2,

 Pelaksanaan Pengecoran lantai


Ø Untuk seluruh pekerjaan beton menggunakan mutu K­100,
pasangan dan plesteran dipergunakan pasir yang
memenuhi syarat dan disetujui oleh Direksi,pasir
harus bersih, mempunyai butir­butir yang keras, memenuhi
analisa saringan dan tidak mengandung lumpur.
Ø Level yang tercantum pada gambar adalah level finish lantai
karenanya screeding dasar harus diatur hingga
memungkinkan pada files dengan ketebalan yang berbeda
permukaan finishnya terpasang rata

 Pelaksanaan Saluran Keliling


Ø Dinding saluran menggunakan pasangan bata ½ batu
campuran 1:2, dilapisi plaster 1:3 dan aci pada sisi
permukaan
Ø Leveling saluran harus memungkinkan untuk air mengalir ke
tempat pembuangan, tanpa terbentuknya genangan pada
saluran.
Ø pekerjaan Grill Saluran terbuat dari rakitan besi hitam biasa
dengan baja siku, dilapisi dengan cat minyak agar tidak
berkarat.

PEKERJAAN BETON

Bekisting
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan dilaksanakan
sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Cetakan dibuat dan dirakit bersama perancahnya dengan berbagai bentuk dengan
menggunakan alat bantu, bidang­bidang, batas­batas dan ukuran dari beton yang diinginkan
sebagaimana terlihat pada gambar­gambar atau seperti ditetapkan Direksi.
5. Sebelum pengecoran permukaan dalam cetakan dibersihkan dari kotoran dan diberi lapisan
minyak cetakan agar memudahkan proses pembongkaran.
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
7. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.
8. Bahan yang digunakan untuk bekisting harus yang bermutu baik.

140
Peralatan yang digunakan untuk pemasangan bekisting ini adalah berupa gergaji, meteran, palu, dan
alat bantu lainnya.

Penulangan
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan dilaksanakan
sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Sebelum mendatangkan baja tulangan, seluruh daftar ukuran dan daftar bengkokan baja
tulangan disiapkan oleh Penyedia Jasa dan dimintakan persetujuan kepada Direksi.
5. Pemesanan / pengadaan besi beton baik jumlah, diameter, mutu sesuai dengan gambar
rencana dan spesifikasi teknik serta standar nasional Indonesia NI­2.
6. Pengiriman besi beton ke lokasi proyek dimana tempat penurunan / penyimpanan, besi ditumpuk
/ disusun dibawahnya diberi balok kayu agar tidak kontak langsung dengan tanah untuk menjaga
perubahan bentuk ( karat ). Dalam pengiriman besi beton disertakan sertifikat / surat hasil
pemeriksaan dan pengujiannya untuk diserahkan kepada Direksi.
7. Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan dengan alat bantu sesuai gambar dan spesifikasi
yang disetujui Direksi.
8. Pemasangan dan penempatan besi tulangan yang sudah siap dipasang, dipasang tepat pada
tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan agar besi tidak berubah
kedudukan pada saat pelaksanaan pengecoran beton harus diikat kawat bendrat, diganjal besi/
cakar ayam diantara besi tulangan serta diberi beton deking agar besi terselimuti beton dengan
sempurna (beton deking dibuat sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan selimut beton
rencana).
9. Sebelum dimulai pengecoran, dilakukan pemeriksaan penempatan baja­baja tulangan.
10. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi.
11. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.

Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan penulangan ini adalah berupa kunci besi, landasan untuk
membengkokkan besi, meteran, dan alat bantu lainnya.

Pengecoran
1. Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
2. Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang akan dilaksanakan
sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
3. Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan
Spesifikasi Teknis yang ada.
4. Proses Pelaksanaan :
Persiapan :
- Contoh bahan / material yang akan digunakan dimintakan persetujuan Direksi, bila
disetujui kemudian dibawa ke laboratorium yang ditunjuk / direkomendasikan oleh proyek,
guna diadakan test karekteristik sesuai spesifikasi teknik / petunjuk Direksi untuk
selanjutnya dibuat campuran pendahuluan (Preliminary Mix) dan percobaan campuran
(Trial Mix).
- Alat pencampur dengan Concrete Mixer
- Material/bahan telah siap sesuai volume yang akan di cor.
- Tenaga siap sesuai kebutuhan.
- Cek ulang kekuatan bekisting, kebocoran dan pembesian.
- Lokasi yang akan di cor dibersihkan dari kotoran, debu, minyak dan material lepas lainnya.
- Pengecoran dilakukan pada cuaca yang baik/cerah.
- Bahan/material komponen beton dicampur dengan Concrete Mixer
- Campuran beton dituang ketempat kotak pengaduk, gerobag dorong, talang sesuai
kondisi dilapangan dan disetujui oleh Direksi.
- Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melebihi tinggi 1,5 m untuk menjaga terjadinya
segresi.

141
- Pemadatan campuran selama pengecoran.
- Selama pengecoran dimulai, pengambilan slump test dan kubus beton frekuensinya
sesuai spesifikasi atau petunjuk direksi.

Setelah pengecoran beton selesai, permukaan beton harus tetap dalam keadaan lembab
dengan cara :
- Ditutup dengan karung basah
- Menggenangi dengan dengan air sampai selama waktu perawatan minimal 7 hari atau
sesuai petunjuk Direksi.
5. Pembongkaran perancah dan acuan setelah beton umur minimal 7 hari atau sesuai petunjuk
Direksi.
6. Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada Direksi. Mutual check
dilakukan bersama ­ sama dengan Direksi untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya
dilaksanakan / gambar terpasang ( as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang akan
dimintakan pembayarannya ( termin ) dan bila terjadi pekerjaan tambah kurang maka pengajuan
paling lambat 1 bulan sebelum waktu pelaksanaan berakhir ( spesifikasi teknik ).
7. Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.

Untuk Pekerjaan keseluruhan Beton ini akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
direncanakan (terlampir).

PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN


Pekerjaan Dinding
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pemasangan bata yaitu dengan menarik
benang lurus yang ditarik dari titik nol pondasi. Untuk memasang benang harus
menggunakan meteran,tidak bisa hanya diduga­duga saja. Bila perlu menggunakan slang
ukur agar antara titik awal dan akhir bisa sama rata,sebagai tiang bantu untuk menarik
benang kita bisa menggunakan kayu kasso 5/7 yang tegak lurus sehingga kita dengan
mudah dapat menarik benang tersebut dengan lurus,sehingga pemasangan bata itupun ikut
lurus. Tidak jarang dalam pemasangan bata batanya banyak yang berbeda ukuran
meskipun itu dibeli dari suplayer yang sama.
Adapun alat yang dapat digunakan untuk melakukan pemasangan bata yaitu :
­ Palu
­ Paku
­ Centong semen
­ Benang
­ Slang air

142
­ Water machine
­ Cangkul
­ Ember
­ Troli sorong

Selain alat­alat kerja tentunya bahan material juga harus ada seperti :
­ Semen
­ Pasir
­ Air

Gambar Pemasangan Bata

143
Pek. Plesteran Dinding, Acian dan Afwerking Beton
­ Persiapkan permukaan yang akan diplester dengan dibersihkan dan dibasahi dengan
air siarnya dikorek sedalam 1 cm.
­ Pekerjaan­pekerjaan yang tertutup dengan plesteran seperti instalasi kelistrikan di
laksanakan terlebih dahulu instalasi dengan mempersiapkanpipa­pipa kabel yang
disetujui dan terpasang sesuai dengan gambar kerja atau setelah disetujui oleh
pengawas lapangan. Plesteran diselesaikan dengan Papan plesteran dan jidar (kayu
perata) ataumenggunakan sekop baja.
­ Setiap sambungan antara plesteran dibuat mulus
­ Proses pengeringan dilaksanakan selama 7 hari tetap dibasahi atau disiram dengan air
pada permukaannya.
­ Untuk permukaan beton yang akan diplester terlebih dahulu dibuat kasar dan
disiram air sebelum dilaksanakan pekerjaan plesteran seperti pada pelaksanaan
pekerjaan plesteran pada permukaan dinding bata.
­ Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.

144
Gambar Pemasangan Plesteran + Aci

PEKERJAAN ATAP

Pekerjaan Konstruksi Baja Meliputi :


Tiang : Kolom pakai Baja H Beam 400 x 400 x 13 x 21
Rangka Atap : Pek. Baja WF 350 X 175 X 7 X 11, gording baja kanal Pek. Baja CNP 150 X
50 X 20 X 3,2 X 6M dengan pengaku siku L 70.70.7, trackstang, dan kait angin.
Penutup Atap : Atap Spandek Regency Elite 760 Charcoal Bluescope AZ 100, XL 0,4 mm
(Tebal Plat)

Persiapan Awal
Sebelum melakukan pemasangan atap baja, terlebih dahulu harus dilakukan persiapan awal.
Persiapan ini meliputi:

1. Perencanaan
Perencanaan dilakukan untuk menyiapkan gambaran tentang jenis atap baja apa yang akan
digunakan, berapa banyak material yang diperlukan, dan bagaimana cara pemasangan atap
baja yang tepat.

2. Pengukuran
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui ukuran atap baja yang akan dipasang dan
menentukan dimana posisi tiang penyangga atau rangka atap baja akan dipasang.

3. Pembersihan area
Pembersihan area dilakukan untuk menghilangkan segala macam halangan seperti kabel
listrik, dan lain­lain yang akan mengganggu proses pemasangan atap baja yang akan
dilakukan.

Proses Pemasangan Atap Baja


Setelah persiapan awal dilakukan dengan baik, selanjutnya adalah melakukan proses
pemasangan atap baja. Proses ini meliputi:
1. Pemasangan tiang penyangga atau rangka atap baja
Tiang penyangga atau rangka atap baja harus dipasang dengan kuat dan kokoh agar atap
baja yang dipasang di atasnya tidak mudah roboh. Pemasangan tiang atau rangka atap baja
harus sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat sebelumnya.

145
2. Pemasangan atap
Pemasangan atap harus dilakukan dengan hati­hati dan perlahan agar tidak merusak
material atau bahkan merusak atap baja itu sendiri. Pemasangan atap baja harus dilakukan
dengan cara yang benar agar atap tidak mudah bocor atau rusak akibat angin kencang atau
hujan deras.

3. Pemasangan aksesoris atap


Pasang aksesoris atap baja seperti talang air, tutup ujung, dan lain­lain. Hal ini bertujuan
untuk mencegah air hujan masuk ke dalam rumah melalui celah­celah antara atap baja.

Perawatan Atap
Setelah proses pemasangan selesai, perawatan atap baja sangat penting dilakukan agar
atap baja terjaga kualitasnya, tahan lama, dan tidak mudah rusak. Beberapa hal yang perlu
dilakukan dalam perawatan atap baja antara lain:

1. Membersihkan atap
Bersihkan atap secara berkala, terutama saat musim hujan untuk menghindari kotoran dan
dedaunan menumpuk di atas atap yang dapat membahayakan struktur atap baja.

2. Melakukan pengecekan rutin


Lakukan pengecekan rutin terhadap atap setiap beberapa bulan sekali untuk memastikan
tidak ada bagian atap yang rusak atau bocor, sehingga dapat segera diperbaiki.

3. Menghindari beban berlebih


Hindari menaruh barang berat di atas atap, karena dapat membebani struktur atap baja dan
menyebabkan kerusakan.

Kesimpulan
Metode pelaksanaan konstruksi atap baja sangatlah penting untuk dilakukan dengan benar
agar atap dapat terpasang dengan kuat dan tidak mudah rusak. Persiapan awal seperti
perencanaan, pengukuran, dan pembersihan area harus dilakukan dengan baik sebelum
melakukan pemasangan atap baja. Selain itu, perawatan atap baja sangat penting dilakukan
agar atap dapat tetap terjaga kualitasnya dan tahan lama.

PEKERJAAN PLAFOND

✓ Pekerjaan Rangka furing


 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh pekerjaan diatas rangka plafond
telah selesai dikerjakan seperti instalasi listrik.
 Approval material metal furring yang akan digunakan kepada PPK/direksi pekerjaan.
 Menandai garis ketinggian plafond di sekeliling ruangan sesuai dengan elevasi plafond
yang ditunjukkan pada gambar kerja, dan dapat menggunakan pengukur waterpass atau
selang air untuk memudahkan dan akurasi pengukuran.
 Rangka Plafond dipasang sesuai dengan ukuran ruangan
 Rangka plafond digantungkan pada Kuda­kuda atap dapat menggunakan penggantung
Metal Furing 0,3. Seluruh rangka dipasang dengan baik dan kuat serta digantung pada
plat beton atau kuda­kuda atap, memenuhi persyaratan konstruktif.
 Pemasangan siku metal pada dinding dan untuk sudut dinding dipasang saling tindih
sepanjang 40 cm dan bentuk siku metal menjadi bentuk L diujung dengan menggunakan
gunting hollow
 Setelah siku metal terpasang, maka digaris dengan spidol atau pensil sebagai tanda
bagi pemasangan rangka plafon .
 Metal furring dipotong sesuai dengan panjang bidang ruangan dan tempatkan diatas siku
metal dan kencangkan dengan baut.

146
­ Penggantung /suspension rot dipasang sebanyak 4 bh dengan jarak maksimal 100 – 120
cm.
 Rangka utama / main channel digantung pada kawat penggantung dengan
menggunakan U­clamp dan ditempatkan diatas dengan posisi menyilang. Persilngan
kedua jenis rangka dikaitkan dengan menggunakan channel clamp dan Penguatan
rangka dengan bracket atau hanger.

✓ Pekerjaan Plafond PVC


• Sebelum dilaksanakan pekerjaan pasangan lembaran PVC maka pekerjaan lain yang
terletak diatas plafond harus sudah terpasang dan sudah diuji coba.
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemasangan plafond PVC maka pekerjaan
pemasangan rangka plafond yaitu metal furring harus sudah selesai dipasang sesuai
ruangan / segment plafond yang akan dipasang.
• Approval material PVC plafond yang akan digunakan kepada PPK/direksi pekerjaan baik
merk dan jenisnya.
• Sebelum pemasangan lembar PVC , maka harus diperiksa terlebih dahulu rangka
plafond dipasang untuk memastikan permukaan rangka plafond rata, lurus dan tidak
bergelombang.
• Ukuran luas plafond dan ketinggian plafond dari peil lantai mengikuti seperti ditunjukkan
dalam gambar kerja dan dari produk yang telah disetujui Direksi Lapangan.
• Pasang plafon PVC mulai dari pinggir. Jika memang harus dipotong, gunakan cutter
untuk memotongnya dan jika membutuhkan potongan siku sebaiknya menggunaka
penggaris siku sehingga potongan nya sesuai.
• Tempelkan plafon PVC menggunakan sekrup pada bagian pinggir Interlocking nya
pastikan penggunaan sekrup sesuai rentang nya semakin jarang di baut kemungkinan
bahan plafon terlepas bisa terjadi dan tutup kembali bagian baut dengan bahan plafon
selanjutnya.
• Pemeriksaan dilakukan pada setiap bagian plafon yang masih terlihat belum rapi masih
belum rapat Tahap selanjutnya adalah pemasangan lis terakhir sebagai penutup pada
bagian ini bisa di sekrup atau tidak
• Tipe lembaran PVC yang dipasang pada penutup plafond adalah lembaran PVC dalam
bentuk utuh dengan jalur sambungan harus rapat dan membentuk garis lurus kecuali
untuk bagian­bagian tertentu yang memerlukan potongan seperti bagian modul trap
pada sisi dinding.
• Celah pada pertemuan lembaran PVC ditutup dengan List Profil PBV.
­ Hasil visual permukaan merupakan satu kesatuan, dan tidak terlihat rangka sambungan
dari luar.
• Pemasangan screw pada rangka plafond diusahakan tidak terlihat (terbenam dalam
bahan plafond).
• Atas Perintah direksi teknis, pada tempat tertentu dibuat manhole/access panel pada
plafond dapat dibuka tanpa merusak lembaran plafond PVC disekitarnya dengan
ketentuan ukuran disesuaikan di lapangan.

PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA DAN JELUSI ALUMINIUM

Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu, kusen dan jendela serta
jelusi aluminium.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen, alumunium frame, hardware,
sekrup, fisher, engsel, sealant, baut dynabolt, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda, bor, gergaji, waterpass,
meteran, unting-unting, reevet, gun sealant, selang air, cutter, dll.

147
1.

Fabrikasi kusen alumunium


 Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk memudahkan apabila ada
perbaikan.
 Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan sekrup galvanis.
 Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan menggunakan protection tape (blue
sheet) dan diberi tanda untuk memudahkan waktu pemasangan.

Pemasangan kusen alumunium dan frame


 Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi lapangan siap yaitu
pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai. Sistem pemasangan dengan di screw fisher
menggunakan fisher S8.
 Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi dan kesikuan kusen
alumunium dengan alat bantu waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal
dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan lama.
 Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium dengan dinding di isi silicone
sealant.
 Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan frame untuk
pintu/jendela, kaca dan hardwere. Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan
menggunakan penggantung engs el yang disekrup ke kusen.
 Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-benar aman dan tidak ada
lagi pekerjaan yang dapat merusak kusen dan alumunium dan daunnya.

148
Proteksi
Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat dilepas, apabila lokasi pekerjaan
sudah benar-benar bersih dari kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak aluminium
tersebut.

Pekerjaan Pasangan Kaca


- Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran-kotoran dan bekas-bekas minyak harus
dibersihkan hingga tidak mengganggu perekatan.
- Kaca harus dipasang rata dan tegak lurus pada kusen-kusennya.
- Pemotongan kaca harus sedemikian rupa sehingga mudah dipasang tanpa paksaan.
- Kaca harus duduk dengan baik pada kusen kosen dan tidak bergetar setelah
dipasang.
- Permukaan kaca harus diberi tanda-tanda peringatan dari “Tape” atau bahan lain yang tidak
menimbulkan cacat pada kaca setelah dibersihkan.

Sebelum pekerjaan diserahkan, permukaan kaca harus bers ih dari segala kotoran, tanda-tanda dan
sebagainya. Pembersihan harus dengan bahan sesuai yang ditunjuk supplier dan disetujui oleh
Pengawas.

PEKERJAAN LANTAI

Pekerjaan lantai ini didahului dengan Timbunan Tanah kemudian urugan pasir terlebih dahulu. Pasir
dihamparkan pada lantai kerja kemudian dipadatkan dengan alat bantu. Selama pemadatan pasir
disiram dengan air.

Pekerjaan Lantai Kerja Beton K.100


1. Campuran beton secara pekerjaan tangan, tidak boleh dicampur lebih dari 0,25 m3 sekaligus.
Pasir, kerikil dan semen diaduk dalam keadaan kering di atas lantai yang bersih, paling sedikit
tiga kali seperti terlihat pada gambar berikut.

149
2. Sesudah itu dibentuk sebuah kolam di tengah campuran komponen yang masih kering dan
diisi air menurut tabel yang tercantum di atas. Perlu diperhatikan bahwa terlalu banyak air
mengurangi mutu dan ketahanan beton. Kemudian pencampuran dimuali pada bagian
pinggiran yang kering dengan air di kolam pada pertengahan sampai semua air tercampur
dalam campuran komponen. Sekarang beton dicampur paling sedikit tiga kali lagi sampai
adukan menjadi homogen.
3. Cara mencampur komponen kering dengan komponen basah beton Kualitas campuran adukan
beton ini mempengaruhi kualitas beton selanjutnya. Setelah campuran beton terlihat sempurna ,
kemudian beton tersebut dihamparkan menjadi lantai rabat dan untuk menjaga kerataan lantai
dilakukan leveling dengan menggunakan alat bantu seperti water pass.

Pekerjaan Lantai Homogeneus Tile


­ Untuk memasang lantai Homogeneus Tile, langkah yang perlu dilakukan adalah
meletakkan adonan perekat di permukaaan lantai semen yang hendak ditutup
Homogeneus Tile.
­ Aturlah sedemikian rupa agar tumpukan adonan perekat tadi dapat menghasilkan
permukaan yang rata.
­ Bila sudah, di sekitar bagian tepi adonan perekat tersebut dapat dibuang
sepanjang kurang lebih 1 – 1,5 cm guna mengakomodasi terjadinya tekanan ke
samping dan juga kelebihan adonan itu ketika lantai ditekan dan dipasang
permukaannya. Sisi bawah lantai Homogeneus Tile sebelum dipasang dapat diberi
adonan perekat yang kental dan ketebalan adonan yang tipis.
­ Selanjutnya, lantai Homogeneus Tile tadi tepat dipasang di atas adonan perekat
kemudian memberikan tekanan secara perlahan untuk membuat ikatannya semakin
kuat. Anda dapat memeriksa kerataan permukaannya dengan menggunakan
waterpass.

Pemasangan Homogeneous Tile Lantai


Cara pelakasanaan :
­ Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih
dahulu sebelum ditebar adukan pasangan Homogeneous Tile.
­ Rendam Homogeneous Tile terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum
dipasang.
­ Buat adukan untuk pasang Homogeneous Tile.
­ Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
Homogeneous Tile yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
­ Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 ­ 1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya yang rata/flat. Tebar adukan secara merata untuk
menghindarkan terjadi rongga.
­ Pasang Homogeneous Tile kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada
adukan yang sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan
pemasangan Homogeneous Tile lantai lainnya dengan acuan kepalaan
pasangan Homogeneous Tile yang telah dibuat.
­ Pada saat pemasangan, tekan Homogeneous Tile atau pukul dengan palu karet
untuk mendapatkan permukaan lantai Homogeneous Tile yang rata.
­ Cek kerataan permukaan pasangan lantai Homogeneous Tile dengan
waterpass.
­ Setelah pemasangan lantain Homogeneous Tile selesai, biarkan beberapa saat
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai
Homogeneous Tile. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.
­ Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai Homogeneous Tile
dari kotoran.

150
Pasang Dinding Granit (Homogeneous Tile) Dinding 40x80 cm Unpolish / Kasar
- Sebelum pekerjaan pasangan Homogeneous Tile dikerjakan, pastikan sparing ME sudah
terpasang.
- Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24 jam.
- Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
- Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan Homogeneous Tile yang rata dan
garis siar/nat yang lurus.
- Rendam Homogeneous Tile terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
- Pasangan dinding Homogeneous Tile untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan
dengan perekat menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding
Homogeneous Tile lainnya dengan acuan kepalaan pasangan Homogeneous Tile yang telah
dibuat.
- Saat pemasangan, Homogeneous Tile ditekan atau pukul dengan palu karet agar
mendapatkan permukaan yang rata.
- Acian perekat Homogeneous Tile harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan
pasangan Homogeneous Tile mudah pecah.
- Cek kerataan permukaan pasangan dinding Homogeneous Tile dengan alat waterpass.
- Setelah pemasangan dinding Homogeneous Tile selesai, biarkan beberapa saat untuk
mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan Homogeneous Tile. Setelah itu baru
dilanjutkan pekerjaan grouting/ finish garis siar/nat.

PEKERJAAN SANITASI

Instalasi Air Bersih


- Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
- Pasang pipa PVC polypropylene (diameter sesuai gambar kerja) dan accessories lainnya
sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
- Untuk pipa yang melintasi lantai (terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus cukup,
minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
- Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas supaya
sambungan dapat lengket dengan kuat.
- Khusus untuk sambungan ke sanitary (kran), pipa diberi soket draat luar dan diberi lapisan
seal tape baru disambungkan ke alat sanitair.

Instalasi Air Kotor


- Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan 10 bar,
penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah bocor.
- Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
- Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting dan
accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
- Pasangan clean out dan accessories lainnya.
- Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi siku dan pipa
diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
- Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding belum diplester +
aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak bergerak saat menerima beban
air.
- Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus
cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
- Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas supaya
sambungan dapat lengket dengan kuat. Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan
yang cukup kuat agar sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat
menyebabkan kebocoran.

Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitiar


- Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya dapat dikerjakan
bersamaan dengan pekerjaan pengecatan atau pada saat bangunan pada tahap
penyelesaian untuk serah terima, hal ini dilakukan untuk menjaga alat­alat sanitair tersebut
tidak rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.

151
- Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.
- Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan
gambar kerja.
- Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.
- Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.
- Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
- Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.

Pemasangan Closet Duduk

Metoda Pelaksanaan :
 Persiapkan alat­alat yang diperlukan dan lubang pembuang dan saluran air bersih (pipa
suplai) sebelum kloset terpasang
 Ukur lubang pengunci bowl tandai dengan pensil dan sejenisnya
 Kemudian lubangi dan masukan dynabolt untuk memasang kaki kloset

 Pasanggg wax ring dan pastikan lengket pada sisi lubang kloset

 Pasang stop kran, T. Flexibel hose dan jet shower yang berada pada belakang kloset

152
 Pasang kloset pada lubang yang telah dipasang dynabolt
 Pasang alat­alat dalam tangki/tank trim dan untuk memasangnya pada kloset dengan
memasang rubber tank terlebih dahulu untuk mencegah kebocoran dan untuk dudukan
pada tanki
 Sambung flexible hose pada T dan tank trim.
 Untuk ketinggian air sesuai dengan kebutuhan sendiri, lalu pasang tutup tangki dan
tombol.
 Pasang seat cover pada kloset. Setelah selesai kloset terpasang lakukan pengetesan
apakah terdapat rembesan atau kebocoran

Pemasangan Wastafel

Metoda Pelaksanaan :
- Tentukan letak pemasangan wastafel terlebih dahulu
- Usahakan pipa saluran air bersih dan saluran air kotor tertanam untuk menghindari
kebocoran
- Lihat lubang pemasang skrup di wastafel kemudian ukur/tandai pada tempat
pemasangan.
- Lalu lubangi pada bagian yang ditandai tadi dan pasang wastafel pada posisinya
dengan mamasng sekrup fischer sesuai dengan lubang yang telah dibuat tadi.
- Terakhir pasang semua kelengkapan wastafel seperti pipa sambungan kran, pipa leher
angsa dan kran air.
- Setelah selesai terpasang coba mengetas untuk memastikan tidak ada yang bocor.

PEKERJAAN LISTRIK

Pemasangan kabel
­ Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa tersebut
harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester. Supaya tidak mudah
bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan jarak
sekitar 1 m.
­ Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa pelindung
conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling
melintas.

Pemasangan fitting dan armature


­ Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.

Pemasangan saklar dan stop kontak


­ Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter.
­ Pasang conduit dan inbow dos.
­ Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
­ Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

153
Testing dan commissioning
­ Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x 24
jam

PEKERJAAN PENGECATAN

Pengecatan dinding
Setelah selesai pengerjaan pekerjaan plesteran pada dinding, hal yang berikutnya dilakukan
adalah pekerjaan pengecatan. Cat dan pelapis arsitektural lain berfungsi melindungi dan
mempercantik permukaan bangunan. Tidak ada aspek pekerjaan pengecatan dan finishing yang lebih
penting daripada persiapan permukaan. Suatu pekerjaan pelapisan yang bagus berawal dengan
penyiapan permukaan yang sempurna untuk membuat permukaan tersebut siap menerima pelapisan.
Material pelapisan harus dipilih secara cermat dan dioleskan secara terampil dengan menggunakan
perkakas dan teknik­teknik yang sesuai.
Sebagian besar lapisan finis melekat lebih bagus apabila substratnya terlebih dahulu diberi
lapisan dasar. Lapisan dasar khusus diproduksi untuk permukaan interior dan eksterior. Pelapisan
harus diberikan pada permukaan yang kering, jika tidak maka pelapis itu mungkin tidak akan melekat.
Cat dan lapisan lain dapat dioleskan dengan kuas, rol, bantalan ataupun semprotan. Penguasan
adalah cara yang paling lambat dan paling mahal, tetapi merupakan cara yang paling bagus untuk
pekerjaan yang lebih terperinci. Penyemprotan adalah cara yang paling cepat dan paling murah,
namun paling sulit untuk dikendalikan. Cukup dan efektif untuk penggunaan rata yang luas.
Pekerjaan pengecatan juga memiliki hal­hal yang harus diperhatikan pada proses
pelaksanaannya agar hasil pengecatan yang didapatkan memuaskan. Proses pengecatan yang baik
harus mengikuti langkah­langkah sebagai berikut :

Persiapan dan Perencanaan


1. Persiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan, seperti cat, kuas, rol, kertas pelapis
seperti kertas semen, amplas, dll.
2. Pastikan semua alat berada dalam kondisi yang baik sebelum pekerjaan dilaksanakan
agar didapatkan hasil yang baik pula.
3. Pastikan pengencer cat yang digunakan sesuai dengan jenis cat.
Pelaksanaan
1. Sebelum pengecatan dilakukan, permukaan yang akan dicat harus bersih dari debu,
kotoran dan bekas percikan plesteran. Pembersihan dapat dilakukan menggunakan kain
lap. Apabila pengecatan dilakukan di atas lapisan cat lama, kerok cat lama terlebih
dahulu untuk menghindari cat terkelupas.
2. Pembersihan juga dilakukan pada peralatan pengecatan seperti kuas dan rol. Gunakan
kuas dan rol yang bermutu baik.
3. Pastikan adukan cat betul­betul sempurna (menjadi satu warna yang homogen) sebelum
cat digunakan, hal ini berguna untuk mencegah warna cat tidak merata saat setelah
pengecatan dilakukan.
4. Gunakan pengencer yang tepat dan sesuai dengan jenis cat yang dipakai.
5. Bahan­bahan/pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat terlebih
dahulu harus dilindungi dengan menggunakan kertas semen atau kertas koran dan
lakban.

154
6. Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian dinding yang kurang rata dengan plamur dan
kemudian ditunggu sampai kering. Plamur jangan terlalu tebal karena dapat
menyebabkan permukaan dinding kurang rata dan cat terkelupas.
7. Haluskan permukaan plamur tersebut dengan menggunakan amplas.
8. Cek permukaan dinding, apakah sudah rata atau belum.
9. Jika permukaan sudah rata maka lakukan pengecatan dasar dengan rol pada bidang
yang luas dan dengan kuas untuk bidang yang sempit/sulit.
10. Apabila cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
Pengecatan dilakukan dengan cepat dan merata dan tidak melapis ulang cat sebelum
benar­benar kering.
11. Jika cat finishing yang pertama sudah kering, lanjutkan dengan pengecatan yang kedua/
terakhir. Jumlah cat finishing yang dilakukan harus sesuai dengan spesifikasi.
12. Lakukan pengecekan terhadap hasil pengecatan. Apakah hasil sudah rata atau belum.
13. Apabila sudah rata, bersihkan permukaan yang tidak seharusnya terkena cat dengan
mengunakan lap.

Pengawasan dan Kontrol


1. Periksa kelengkapan dan kondisi peralatan yang akan digunakan.
2. Permukaan rata
3. Tidak mengenai bidang lain
4. Tidak mengelupas
5. Apabila hasil tidak memuaskan atau terdapat kesalahan seperti permukaan mengelupas,
tidak rata, terdapat bercak­bercak air, cat berlubang­lubang kecil, dan lain­lain maka
dilakukan perbaikan.

Action ( Tindakan Perbaikan )


Kerusakan Cat dan Finish serta Penanggulangannya
Pelapisan merupakan bagian dari bangunan yang diekspos pada sebagian besar keausan dan
cuaca, dan lapisan ini rusak seiring dengan berjalannya waktu, sehingga membutuhkan pelapisan
ulang. Komponen ultraviolet matahari sangat merusak, yang menyebabkan pudarnya warna dan
mengurainya zat kimiawi lapisan cat tersebut. Kekuatan merusak lainnya untuk cat dan lapisan
permukaan lainnya adalah air. Sebagian besar pengelupasan cat disebabkan oleh adanya air yang
masuk ke belakang lapisan cat dan menanggalkan lapisan cat tersebut. Praktek konstruksi yang
bagus dan penahan uap kedap air dapat menghilangkan masalah­masalah ini.
Kekuatan utama lain yang merusak lapisan arsitektural adalah oksigen, pencemar udara,
jamur, kotoran, kerusakan substrat melalui karat dan pelapukan, serta kikisan mekanis. Sebagian cat
eksterior didesain untuk mengapur secara perlahan dalam menanggapi kikisan­kikisan ini, yang
membuarka air hujan mencuci permukaan menjadi bersih pada selang yang sering.
Adapun beberapa contoh kerusakan finis beserta penanggulangannya antara lain :
a. Cat berbintik­bintik
Penyebab : Adanya debu atau kotoran dari udara yang menempel pada saat pengecatan atau
pada alat­alat yang digunakan untuk mengecat, masuknya cat yang telah
mengering ke dalam cat yang masih diaduk sewaktu pengadukan di dalam
kaleng, Teknik penyemprotan yang belum benar sehingga debu menempel pada
lapisan cat yang masih basah.
Perbaikan : Biarkan lapisan cat mengering dan mengeras sempurna. Gosok permukaan yang
berbintik dengan kertas gosok halus. Setelah dibersihkan dari debu bekas
gosokan ulangi kembali proses pengecatan
b. Cat Mengelupas
Penyebab : Pengecatan dilakukan diatas lapisan cat lama yang sudah mengapur, sehingga
daya lekat cat berkurang, pekerjaan dilakukan pada permukaan kotor atau
berminyak, pekerjaan dinding menggunakan dempul berkualitas rendah yang
mudah mengelupas, pengecatan dilakukan pada permukaan cat lama yang
bermutu rendah dimana daya lekatnya tidak baik, sehingga pada waktu diberi
lapisan cat baru yang bermutu tinggi lapisan cat lama tertarik dan terkelupas,
penggunaan cat dasar yang tidak sesuai dengan jenis atau mutu cat akhir.
Perbaikan : Lapisan cat yang terkelupas dikerok sampai dasar permukaan, kemudian
bersihkan permukaan. Bilamana dirasa perlu beri lapisan cat dasar sebelum
dilapisi cat akhir.
c. Cat Sukar Mengering

155
Penyebab : Pengecatan yang dilakukan dalam cuaca yang kurang baik seperti suhu rendah,
berkabut dan lembab, Pengecatan yang dilakukan diatas permukaan yang
mengandung lilin seperti bahan untuk poles, minyak atau debu, penggunaan
pengencer yang tidak sesuai dengan jenis cat yang dipakai.
Perbaikan : Lapisan cat harus dikerok sampai bersih kemudian ulangi pengecatan dari awal
d. Terdapat garis­garis bekas kuas
Penyebab : Cat tidak mengalir rata saat dilapiskan, bisa dikarenakan teknik pengecatan yang
tidak benar seperti pelapisan cat yang kurang teliti sehingga menjadikan
ketebalan yang tidak merata, pengnceran yang kurang atau kuas dijalankan pada
saat lapisan cat mulai mengering, Menggunakan kuas yang kotor atau bulu­bulu
kuas telah menggumpal.
Perbaikan : Setelah cat kering sempurna, gosoklah dengan kertas gosok kemudian ulangi
pengecatan.
e. Lapisan cat menurun di beberapa tempat
Pada kasus ini cat sebelum kering meluncur turun sehingga ketebalan lapisan antara bidang
atas dan bawah menjadi tidak sama
Penyebab : Mutu cat itu sendiri kurang baik dan hanya bisa diperbaiki dari pabrik yang
bersangkutan, cat terlalu encer, pengecatan tidak merata.
Perbaikan : Biarkan lapisan cat mengering sempurna. Ratakan bagian­bagian yang menurun
dengan kertas gosok, kemudian lakukanpengecatan ulang.
f. Lubang­lubang kecil pada permukaan dinding
Penyebab : Tekanan pada saat penyemprotan terlalu tinggi, jarak penyemprotan terlalu
dekat, pengencer cat yang digunakan tidak sesuai.
Perbaikan : Biarkan permukaan yang di cat kering dan keras sempurna. Gosok permukaan
dengan kertas ghosok halus sampai lubang­lubang yang terbentuk hilang atau
merata, kemudian lakukan pengecatan ulang sesuai petunjuk yang benar.
g. Cat menggelembung
Penyebab : Cat bermutu tinggi mempunyai lapisan cat yang rapat dan plastis, sehingga
terdapat air atau cairan lain yang tertahan dibawahnya dapat mengakibatkan
menggelembungnya lapisan cat tersebut. Pengecatan pada permukaan yang
basah akan mengakibatkan berkurangnya daya lekat lapisan cat, sehingga
kemungkinan terjadinya gelembung­gelembung akan lebih besar. Solvent dapat
tertahan dibawah lapisan cat bila pengecatan dilakukan sekaligus tebal dan
langsung terkena sinar martahari. Lapisan cat paling atas akan mengering lebih
cepat, sedangkan lapisan bawah masih mengandung banyak solvent yang akan
menguap. Uap solvent tersebut akan terjebak dibawah lapisan yang telah kering
dan mendesak lapisan tersebut sehingga terjadi gelembung.
Perbaikan : Jika terlalu banyak gelembung yang terbentuk, maka lapisan cat harus dikerok
seluruhnya. Bersihkan permukaan, kemudian berilah lapisan cat dasar bilamana
diperlukan sebelum dilapisi cat akhir. Bila gelembung yang terjadi sedikit, maka
perbaikan hanya pada bagian yang menggelembung saja.
h. Pengapuran pada dinding yang telah selesai di cat
Penyebab : Lapisan film cat rusak karena pengaruh serangan garam­garaman alkali
(umumnya terjadi pada pengecatan tembok baru) atau pengaruh sinar matahari
(terjadi pada tembok luar ruangan). Pengenceran cat yang terlalu encer sehingga
film cat tidak dapat terbentuk dengan sempurna.
Perbaikan : Jika pengapuran hanya terdapat pada tempat­tempat tertentu (karena pengaruh
serangan garam alkali) amplas bagian itu saja kemudian bersihkan dan beri
lapisan cat kembali. Jika pengapuran terdapat pada seluruh permukaan tembok
rontokkan semua cat, bersihkan dan jika tembok belum kering benar tunggu
beberapa saat sampai tembok kering dan ulangi pengecatan dari awal. Untuk
tembok luar ruangan pakailan cat yang dianjurkan.
i. Penyabunan pada dinding yang telah selesai di cat
Penyebab : Serangan alkali pada lapisan cat yang berbahan perekat mengandung minyak
seperti alkyd gloss. Alkali dan minyak akan bereaksi secara kimiawi yang disebut
penyabunan dimana memberi hasil akhir seperti sabun dan menyebabkan
lapisan cat menjadi lunak dan terbentuk gumpalan yang lengket.
Perbaikan : Kerok seluruh lapisan cat dan kemudian bersihkan permukaan secara sempurna.
Selanjutnya beri lapisan cat lain yang sesuai dengan media yang akan di cat.
j. Permukaan berkerut

156
Penyebab : Pengulangan lapisan diatas lapisan sebelumnya yang belum kering sehingga
terjadi penarikan dan permukaan akan berkerut atau adanya perbedaan jenis cat
antara lapisan bawah dan lapisan atas (mis: lapisan bawah cat sintetis dan
lapisan atas cat duco)
Perbaikan : Untuk kasus ini sebaiknya lapisan cat dikerok seluruhnya dan dilakukan
pengecatan ulang.
k. Warna tidak merata
Penyebab : Pengadukan cat yang kurang sempurna sehingga warna dasar cat kurang
menyatu dan mengambang.
Perbaikan : Biarkan cat mengering sempurna. Amplas bagian­bagian yang terlihat belang
dan kemudian lakukan pengecatan ulang.
l. Cat bebercak basah
Penyebab : Penggunaan plamir yang belum kering sempurna dan kemudian diberi lapisan
cat, maka sisa­sisa air dari plamir tersebut terjebak diantara dua lapisan plamir
dan cat sehingga menyebabkan timbulnya bercak seperti basah.
Perbaikan : Amplas permukaan lapisan cat agar lebih porous sehingga air dapat dengan
mudah keluar. Bila jamur telah tumbuh pada bagian­bagian yang basah tersebut,
cuci dengan kaporit dan kemudian lap dengan kain basah untuk menghilangkan
sisa­sisa kaporit. Biarkan mengering sempurna sebelum dilakukan pengecatan
ulang. Bila dirasa perlu beri lapisan Wall Sealer yang sesuai.

Bahan yang digunakan adalah meni kayu dan besi sekualitas kuda terbang, platon atau ftalit, cat
kayu, Cat tembok, Residu kualitas baik tidak luntur dan Politur.

Alat yang digunakan adalah kuas biasa, kuas rol, wadah cat, dan alat bantu lainnya.

PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR


Pekerjaan Akhir
Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja ditinggal dalam keadaan bersih dan siap
untuk dipakai dan mengembalikan bagian­bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam
dokumen kontrak ke kondisi semula, membongkar bangunan­bangunan atau fasilitas penunjang
sementara yang dibangun.

157
L. TAHAPAN PEKERJAAN PASCA PELAKSANAAN KONSTRUKSI

a) Pemeriksaan Pekerjaan 100%


Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan kemudian diadakan pemeriksaan lapangan
oleh tim Panitia Pemeriksa Pekerjaan.

b) Amandemen
Hasil dari Pemeriksaan kemudian dituangkan dalam berita acara Serah Terima I kepada
pengguna jasa dan apabila terjadi perubahan volume ataupun perubahan design pada saat
pelaksanaan maka dituangkan dalam amandemen.

c) As Bulit Drawing
Gambar As built drawing dibuat mengacu pada keadaan yang sebenarnya di lapangan.

d) Foto 100%
Setelah pekerjaan mencapai prestasi 100% kemudian diambil gambarnya dengan posisi
mengacu pada hasil foto 0% dan 50%.

e) Penyerahan I (PHO)
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan dan sudah diperiksa oleh Tim Pemeriksa
Kegiatan kemudian dilakukan penyerahan pekerjaan tahap I (PHO) oleh penyedia jasa
kepada pengguna jasa.

f) Pemeliharaan
Sebagaimana yang telah ditentukan dalam Dokumen Lelang bahwa Pelaksana/ Penyedia
Jasa wajib melaksanakan waktu pemeliharaan pekerjaan 180 (Seratus delapan puluh) hari
kalender terhitung sejak tanggal Serah Terima I (Pertama) pekerjaan pelaksanaan.
Selanjutnya setelah masa waktu pemeliharaan pekerjaan tersebut berakhir, akan dilakukan
pemeriksaan lapangan kembali guna diadakan Serah Terima II (Kedua) pekerjaan
pelaksanaan.

XV.KELUARAN
Berdasarkan Spesifikasi Teknis, keluaran yang harus dipenuhi oleh Penyedia Jasa adalah
terlaksananya Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri
Terpadu Politeknik Negeri Padang

XVI.LAPORAN
Dokumen yang dihasilkan selama proses pelaksanaan pekerjaan yang harus diserahkan oleh
Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
a) Rencana Mutu Kontrak (Program Mutu)
b) Schedulle dan Re­Schedulle (jika ada)
c) Shop Drawing
d) MC­0
e) Laporan Mingguan
f) Addendum beserta gambar dan backup data (jika ada)
g) Asbuild Drawing
h) Final Quantity
i) Job Mix Formula (sesuai spesifikasi teknis)
j) Tes Tarik (sesuai spesifikasi teknis)
k) Tes Labor (sesuai spesifikasi teknis)
l) Foto Dokumentasi
m) Backup Data Termyn
n) Dokumen diserahkan dalam bentuk hardcopy dan softcopy (file asli dan hasil scan)

158
XVII.P E N U T U P

Demikian Spesifikasi Teknis ini dibuat untuk dapat dijadikan pedoman dalam kegiatan Pekerjaan
Gedung Laboratorium Teknologi Terpadu Politeknik Negeri Padang.

Padang, Januari 2024


Dibuat Oleh,
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

HENRY, S.T., M.T., A.MP, C.P.C.L.E, CCMs


Nip. 19740629 199903 1 003

159

Anda mungkin juga menyukai