Anda di halaman 1dari 101

Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

E
PENDEKATAN
METODELOGI DAN
PROGRAM KERJA

E.1 UMUM

Pengawasan pembangunan yang dimaksud disini merupakan


proses kegiatan yang dilaksanakan secara terus menerus untuk
menjaga dan menjamin agar pelaksanaan pembangunan berjalan
sesuai dengan ketentuan teknis (spesifikasi) baik menyangkut
kuantitas, kualitas, biaya, waktu dan ketepatan pekerjaan sehingga
wujud akhir bangunan dan kelengkapannya sesuai dengan
dokumen pelaksanaan dan dapat diterima dengan baik oleh
Pengguna Barang/Jasa, sehingga dalam pelaksanaannya terdapat
persyaratan yang harus dipenuhi berupa :

I. Persyaratan Umum Pekerjaan

Setiap bagian dan pekerjaan pengawasan harus


dilaksanakan secara benar dan tuntas sampai dengan
memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan
baik oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

II. Persyaratan Objektif

Pelaksanaan Pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang


objektif untuk kelancaran pelaksanaan, baik yang
menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dan setiap bagian
pekerjaan.

page |E- 1
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

III. Persyaratan Fungsional

Pekerjaan pengawasan pelaksanaan baik yang menyangkut


waktu, mutu, dan biaya pekerjaan harus dilaksanakan dengan
profesionalisme yang tinggi sebagai Konsultan Pengawas.

IV. Persyaratan Prosedural

Penyelesaian Administrasif sehubungan dengan pekerjaan di


Lapangan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku.

V. Selain persyaratan dan kriteria diatas, untuk pekerjaan


pengawasan berlaku pula ketentuan-ketentuan :

Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan proyek


yang bersangkutan, yaitu surat Perjanjian proyek
Pekerjaan Pelaksana/Pemborongan, dan ketentuan-
ketentuan sebagai dasar.

Peraturan Pembangunan Pemerintahan daerah Setempat

Normalisasi teknis yang berlaku

Metode Pengawasan profesional yang diperlukan, dimana fase


konstruksi dianggap sebagai suatu kesatuan sistem konstruksi,
sehingga kriteria penyelesaian proyek secara struktural tersebut
merupakan optimasi dari
tiga variabel sistem
yaitu :

Waktu

Biaya

Kualitas.

Sasaran akhir dari pola ini yaitu menghasilkan satu produk fisik
proyek dengan kualitas setinggi-tingginya dalam waktu yang

page |E- 2
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

terjamin sesuai rencana dan kualitas seperti yang telah


digambarkan dengan biaya seefisien mungkin. Ketiga variabel
tersebut memiliki koreksi yang erat satu sama lain.

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian yaitu semua pihak (yang


terlihat), misal :

Kepentingan Pemberi Tugas seperti yang


dikehendaki,
menyangkut batasan-batasan baik teknis maupun non teknis.
Kepentingan Konsultan Perencana seperti
adanya
pertimbangan khusus disain.
Batasan Pihak Ketiga seperti masalah perijinan,
proses
aproval dan sebagainya.

Harus sudah dapat diakomodasikan dan dikonfirmasikan, maka


diagram kerja yang telah disusun dapat digunakan sebagai dasar
mester diagram kerja Pelaksana Konstruksi.

E.2 METODOLOGI PENGENDALIAN

Metodologi Pengendalian yang dapat digunakan sehubungan hal


tersebut diatas, antara lain adalah :

1. Pengendalian Waktu

Barchart

CPM

Jadwal Pendatangan Tenaga

Jadwal Pendatangan Peralatan

Jadwal Pendatangan Bahan dan Sample

page |E- 3
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Shop Drawing

Keputusan yang cepat

2. Pengendalian Biaya
Terdapat 2 (dua) masalah yang pokok yaitu :

Aspek Monotoring

Aspek Penghematan

3. Pengendalian Kualitas

Terdapat 2 (dua) masalah yang pokok yaitu :

Yang berhubungan dengan persiapan dan pengkajia


perangkat lunak/peralatan

Yang berhubungan dengan upaya pengendalian


langsung terhadap fisik proyek.

Tindakan pengendalian ini akan meliputi hal-hal sebagai berikut :

Evaluasi Dokumen

Evaluasi masalah arsitektur dan engineering

Evaluasi Tahap Pelaksanaan meliputi :

a. Pedoman penerimaan

b. Testing material

c. Pengukuran

Mock Up (contoh terpasang)

Pengadaan bahan dan alat

Inspeksi

Penyiapan data

4. Pengendalian Arus penyimpangan

Jadwal

page |E- 4
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Biaya

Mutu

5. Sistem Pendukung Pengendalian

Aproval
sistem

Sistem peringatan

Check List

Laporan

Prosedur standar

E.3 PENDEKATAN UMUM

Pendekatan yang menjadi dasar pihak pelaksanaan kegiatan ini adalah :

I. PARTISIPASI DARI SEGENAP PIHAK PENYELENGGARA KEGIATAN


Hal tersebut merupakan implikasi langsung dari elemen
diatas, dimana jajaran Dinas Prasarana Jalan, Tata Ruang dan
Permukiman Propinsi Sumatera Barat didukung pihak swasta
pelaku pembangunan mendukung pelaksanakan perencanaan
yang bersifat teknis sehingga tercapai data nyata obyektif
yang menjadi input bagi pengambilan keputusan dan
penyusunan strategi pengembangan kawasan perencanaan
yang bersifat teknis dan aplikative.

II. STANDARISASI. Standar yang menjadi tolak ukur dan


dasar penilaian bangunan, perlu disamakan sehingga hasil
penilaian dan evaluasi pemantauan antar wilayah akan bisa di
perbandingkan. Prioritas. Senyatanya aspek penilaian serta
aturan main terkait dengan penyelenggaraan, pemanfaatan
dan evaluasi bangunan gedung adalah luas dan dalam.
Namun perlu disepakati

page |E- 5
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

bahwa aspek-aspek yang dipakai dalam penyelenggaraan


perijinan bangun-bangunan dan komponen serta pola
bangunan unit pelaksanaan teknis pemasyarakatan dan
aspek lain yang memiliki dasar hukum akan digunakan
sebagai kriteria prioritas. Dalam keterbatasan waktu dan
sumbernya tidak seluruh aspek dicakup namun ditekankan
kepada sinergi antara PERENCANAAN TEKNIS dan
PENGAWASAN

E.4 PENDEKATAN ADMINISTRASI

Demi kelancaran pelaksanaan Pengawasan Pembangunan


Lapangan Sepak Bola maka konsultan dengan timnya harus
mempersiapkan segala sesuatunya, baik dari segi teknis maupun
dari segi administrasinya. Oleh karena itu perlu kiranya konsultant
melakukan suatu pendekatan yang lebih baik dengan pihak pihak
terkait dalam suatu kegiatan yaitu antara lain :

1. Pengguna Barang dan Jasa

Pengguna barang dan jasa dalam hal ini sebagai wakil dari
Pemerintahan Republik Indonesia yaitu Dinas Prasarana Jalan
Tata Ruang dan Permukiman Propinsi Sumatera Barat yang
juga bertindak sebagai Pengguna Anggaran

2. Pelaksana

Pelaksana adalah kontraktor pelaksana yang memenangkan


tender untuk melaksanakan pembangunan fisik / Konstruksi.

3. Konsultan Perencana

Dalam hal ini apabila diperlukan kehadirannya terkait


permasalah yang muncul akibat ketidak jelasan dari Rencana
Kerja dan Syarat (RKS) serta gambar rencana atau bahkan

page |E- 6
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

jika diperlukan adanya review design. Selain itu konsulant


perencana juga harus melaksanakan kewajibannya dalam
melakukan pengawasan berkala.

E.5 PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN PENGAWASAN

E.5.1 UMUM

Pekerjaan Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola


ini dikatakan sudah bermutu jika sudah memenuhi semua
ketentuan, sudah mencapai sasaran yang diinginkan, dengan waktu
dan biaya yang telah ditetapkan mulai dari awal pelaksanaan
samapi dengan serah terima yang kedua kalinya baik dari segi
teknis maupun admnistrasinya.

Hal hal yang harus diperhatikan terkait masalah pengendalian


mutu (rencana mutu kontrak) ini adalah sebagai berikut:

Pengendalian mutu pekerjaan pengawasan harus dimulai


dari direktur perusahaan sampai ke tenaga ahli serta
tenaga pendukung dalam mengembangkan visi dan misi
dari menjalankan pekerjaan pengawasan. Untuk
mengontrol pengendalian mutu ini direktur akan selalu
mengadakan evaluasi scara kontiniu
Lingkup pengendalian mutu ini dimulai dari fase
rakonstruksi, fase konstruksi dan sampai ke fase
pemeliharaan yang mencakup semua item pekerjaan
didalamnya.

Pengendalian mutu harus dilakukan oleh semua pihak


yang
terkait dalam pekerjan konstruksi tersebut yaitu:

Konsultan Pengawas

page |E- 7
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

1) Struktur organisasi beserta tugas dan tanggung


jawab masing masing tenaga ahli dan tenaga
pendukung.

2) Metoda pengawasan konstruksi dilapangan

3) Metoda pengujian dilaboratorium

4) Metoda pengawasan administrasi teknik

5) Penyiapan formulir formulir yang standar dan


mudah dimengerti

Kontraktor Pelaksana

1) Struktur organisasi beserta tugas dan tanggung


jawab masing masing personil yang terlibat

2) Rencana jadwal pelaksanaan, jadwal


pendatangan bahan, jadwal pendatangan tenaga

3) Rencana menyangkut kesehatan dan keselamatan


kerja seluruh personil dan tenaga kerja dilapangan.

4) Metoda pelaksanaan untuk masing masing


item pekerjaan
5) Rencana dokumentasi pelaksanaan tahap demi
tahap secara kontiniu

6) Rencana pemeriksaan dan pengujian


material dilapangan maupu dilaboratorium.

Pengguna Jasa

1) Struktur organisasi beserta tugas dan tanggung


jawab masing masing personil yang terlibat
termasuk didalamnya kontraktor pelaksana,
konsultan pengawas, konsultant perencana,
pengelola teknik dan admnistrasi keuangan.

2) Rencana jadwal pelaksanaan

page |E- 8
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

3) Metoda / prosedur pelaksanaan peritem pekerjaan

4) Instruksi Kerja

5) Pengontrolan pelaksanaan pekerjaan

E.5.2 PENGENDALIAN MUTU SUPERVISI

Secar garis besar pengendalian mutu pekerjaan yang diterapkan


dalam pekerjaan pengawasan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pengawasan penyusunan struktur organisasi dan


site laboratorium di lapangan, menjamin bahwa semua
keperluan laboratorium sudah siap memenuhi persyaratan
yang diminta dalam Spesifikasi.

2. Melaksanakan pengawasan pekerjaan harian dari semua item


pekerjaan yang harus dilakukan oleh Pelaksana untuk
pengendalian mutu dari material atapun tenaga teknis
laboratorium dan megevaluasi terhadap presedur
pekerjaan pengujian yang diterapkan Kontraktor,
pemilihan sumber bahan, pengawasan mutu bahan maupun
tenaga,serta memberikan laporan kepada Manager Proyek
Pelaksana bila ditemukan adanya penyimpangan dari prosedur
pengujuan atau kekurangan baik untuk material atau
tenaga.

Menganalisa semua data pengujian kendali mutu dan


usulan formula campuran yang diajukan oleh Kontraktor
untuk material beton, proses pelaksanaan maupun
formula untuk campuran yang dipergunakan untuk
dikerjakan.

Membantu petugas laboratorium, khususnya


dalam mempersiapkan laporan kendali mutu yang harus
dikirim kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

page |E- 9
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Menyiapkan rencana kerja detail untuk


pekerjaan penyelidikan (Investigation) termasuk
pemboran atau sondir bila diperlukan.

Mengirim ringkasan hasil pengujian kendali untuk


bulanan yang diperoleh dari bulan sebelumnya untuk
dikirim kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Laporan
harus berisi semua data ringkasan pengujian
laboratorium.

E.6 PENDEKATAN SOSIAL

Pendekatan sosial yang dimaksud adalah pendekatan dengan


masyarakat sekitar dengan pemberitahuan kepada masyarakat
sekitar lokasi pekerjaan, bahwasanya akan dibangunan suatu
bangunan yang nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat. Hal ini sangat diperlukan mengingat banyaknya
sorotan masyarakat maupun dari media pada

kegiatan pembangunan. Pendekatan ini sebaiknya dilakukan pada


awal masa konstruksi agar pelaksanaan pekerjaan tidak mengalami
gangguan. Salah satu pendekatan sosial yaitu dengan memasang
plank kegiatan pada tempat yang mudah terbaca oleh mesyarakat,
ikut andil dalam kegiatan yang dilakukan masyarakat sekitar, dan
memperdayakan tenaga terampil masyarakat sekitar untuk
pelaksanaan pekerjaan.

E.7 METODA KERJA

page |E- 10
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

E.7.1 METODA KERJA YANG DITERAPKAN

Dengan memperhatikan kondisi dan efektifitas yang ada, dimana


pekerjaan pengawasan lapangan yang dilaksanakan oleh kontraktor
berada di satu tempat/kawasan, maka pelaksanaan pengawasan
dilakukan dengan menempatkan beberapa tenaga ahli
pengawas lapangan dari berbagai disiplin ilmu (arsitektur, dan sipil,
serta beberapa tenaga pendukung) yang akan langsung mengawasi
pelaksanaan pembangunan tersebut.

Untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi masing-masing


pengawas lapangan, maka disusun jadwal pertemuan yang
dilakukan dalam direksi keet, serta pertemuan-pertemuan yang
bersifat insidentil lapangan. Dan untuk percepatan pengambilan
keputusan tiap-tiap Tenaga Ahli Pengawas lapangan bisa langsung
berhubungan dengan personil pemborongan maupun pihak proyek
dengan tetap berkoordinasi dengan Team Leader.

Untuk mengatasi masalah-masalah teknis yang timbul sebagai


akibat dari perubahan atau perbedaan dengan rencana semula
pada pelaksanaan

pembangunan, diperlukan adanya kelompok staf ahli yang khusus


menangani masalah teknis yang dihadapi.

Untuk menangani masalah-masalah administrasi, berita acara dan


pelaporan, maka diperlukan tenaga pendukung administrasi dan
pelaporan.

Sedangkan seluruh koordinasi kegiatan tersebut, tanggungjawab


pelaksanaan pekerjaan pengawasan lapangan tersebut dikoordinir
oleh seorang Team Leader.

E.7.2 TAHAPAN TEKNIS PENGAWASAN

Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum,

page |E- 11
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

pengawas lapangan koordinasi dan inspeksi kegiatan –


kegiatan pembangunan agar pelaksaan teknis dan
administrasi teknis yang dilakukan dapat secara terus
menerus sampai dengan pekerjaan diserah terimakan untuk
kedua kalinya.

Mengawasi kebanaran ukuran, kualitas, dan kuantitas dari


bahan atau komponen bangunan, peralatan dan
perlengkapan selamam pekerjaan pelkasaan dilapangan
atau tempat kerja lainnnya.

Mengawasi kemajuan pekerjaan dan mengambil


tindakan yang tepat dan tepat agar batas waktu
pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.

Memberikan masukan pendapat teknis tentang


penambahan atau pengurangan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi biaya dan waktu pekerjaan serta
mempengaruhi ketentuan kontrak, untuk mendapat
persetujuan dari pemimpin proyek.

Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai


pengurangan dan penambahan biaya dan waktu
pekerjaan serta tidak menyimpang darikontrak dapat
langsung disampaikan kepada pemborong dengan
pemberitahuan tertulis kepada pengelola proyek.

Memberikan bantuan dan petunjuk kepada pemborong


dalam mengusahakan perijinan sehubungan dengan
pelaksanaan pembangunan.

E.7.3 KONSULTASI

Melakukan konsultasi pemimpin proyek untuk

page |E- 12
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

membahas segala masalah dan persoalan yang


timbul selama masa pelaksanaan.
Mengadakan rapat lapangan secara berkala, sedikitnya 2
kali dalam sebulan dengan pemimpin proyek, perencana
dan pemborong dengan tujuan untuk membicarakan
masalah dan persoalan yang timbul dan kemudian
membuat berita acara dan mengirimkan kepada semua
pihak yang bersangkutan serta sudah diterima paling
lambat 1 minggu kemudian.
Mengadakan rapat diluar jadwal rutin tersebut
apabila dianggap perlu dan mendesak.

E.8 SISTEM PELAPORAN

Konsultan Pengawas akan membuat format-format laporan


sebelum melaksanakan tugas-tugas seperti diuraikan diatas.
Format-format

laporan tersebut harus diajukan kepada Pengguna Barang/Jasa


untuk dievaluasi dan jika perlu direvisi untuk mendapatkan
persetujuan pihak proyek.

E.8.1 LAPORAN

Memberikan laporan dan pendapat teknis dan


administrasi teknis kepada Pejabat Pembuat
Komitmen mengenai volume, presentase dan nilai
bobot pekerjaan.
Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilapangan
dan dibandingkan dengan jadwal rencana.

Melaporkan bahan yang dipakai , jumlah tenaga kerja dan


alat yang digunakan

Memeriksa gambar kerja tambahan yang dibaut


oleh pekerjaan dan juga perhitungan serta
page |E- 13
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

gambar atau kekurangan yang dibuat pemborong


(shop drawing)

E.8.2 DOKUMEN

Memeriksa gambar kerja (shop drawing) yang dibuat


oleh kontraktor terutama yang mengakibatkan tambah
kurang pekerjan, dan juga perhitungan serta gambar
konstruksi yang dibuat oleh kontraktor .
Memeriksa dan memberikan atau menolak izin
pelaksanaan (request) dari setiap item pekerjaan.
Menerima dan menyiapan Berita Acara sehubungan
dengan penyelesaian pekerjaan dilapangan , serta
untuk keperluan pembayaran angsuran.
Memeriksa dan menyiapakan daftar volume dan nilai
pekerjaan serta penambahan atau pengurangan guna
keperluan pembayaran.
Mempersiapan formulir, laporan harian, mingguan
dan bualanan berita acara kemajuan pekerjaan,
penyerahan pertama dan kedua dan formulir lainnya
yang dibutuhkan.

Adapun hasil pekerjaan konsultan pengawas adalah


Dokumen Pengawasan Pembangunan yang terdiri atas :

1. Buku harian,

Yang memuat semua kejadian, perintah / petunjuk yang


penting dari Pejabat Pembuat Komitmen, kontraktor dan
konsultan pengawas.

Laporan Harian, berisiskan keterangan tentang :

a. tenaga kerja

b. bahan bahan yang datang, diterima atau ditolak

page |E- 14
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

c. alat – alat

d. pekerjaan – pekerjaan yang diselenggarakan

e. waktu pelaksanaan pekerjaan

Laporan Mingguan yang memuat rekapitulasi segala


kegiatan yang berlangsung dalam satu minggu tersebut dan
diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen

Laporan Bulanan yang memuat semua kejadian dan


perintah/petunjuk dari Pejabat Pembuat Komitmen pada
bulan yang bersangkutan yang melpiuti :

a. Tenaga kerja

b. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak

c. Alat-alat

d. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan

e. Cuaca pada hari-hari yang bersangkutan

f. Waktu pelaksanaan pekerjaan

g. Tamu yang berkunjung dan lama berkunjung

h. Perintah/petunjuk pelaksanaan yang penting

i. Perubahan-perubahan pekerjaan dari gambar

rencana

j. Kejadian-kejadian lain yang dilaporkan

k. Foto Dokumentasi

Laporan insidentil

a. Berita acara serah terima pertama dan kedua

b. Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as-


built drawing) yang dibuat oleh kontraktor.
c. Laporan rapat di lapangan

page |E- 15
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

d. Gambar rincian (shop drawing) dan time schedule


yang dibuat oleh kontraktor berikut dengan
perubahan/penyesuaiannya.

e. Laporan akhir.

E.9 METODOLOGI PEKERJAAN PENGAWASAN

E.9.1 PEMERIKSAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

PEKERJAAN PERSIAPAN KONSULTANT PENGAWAS

Mempersiapkan personil personil yang ikut andil dalam


pelaksanaan pekerjaan pengawasan ini.

Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi


pekerjaan pengawasan

Mempersiapkan formulir formulir yang akan digunakan


dilapangan.

Memeriksa Time schedule yang diajukan kontraktor untuk


selanjutnya diteruskan kepada pengelola proyek untuk
mandapat pertsetujuan.

Persiapan Awal Kontraktor

Persiapan awal kontraktor yang dimaksud adalah


merupakan langkah awal yang arus dilaksanakan
sebelum pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam gambar
dan BOQ dilaksanakan. Pekerjaan meliputi :

Koordinasi antara Pejabat Pembuat Komitmen, konsultan


dan kontraktor sebagai pelaksana. Termasuk dalam
pekerjaan ini adalah pembuatan shop drawing mengenai
rencana lay out antara lain direksi keet, gudang
material dan los kerja dan
diajukan ke konsultan pengawas untuk mendapat
persetujuan.

page |E- 16
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Pembangunan direksi keet, gudang material dan los kerja


untuk pekerjaan yang terkait dengan proyek ini jika lokasi
site memungkinkan dan jika tidak memungkinkan los
kerja dapat dilaksanakan di tempat lain (terpisah). Dalam
direksi keet ini akan dilengkapi dengan seperangkat
furniture pendukung operasional, alat-alat serta fasilitas
yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dalam surat
perjanjian untuk operasional lapangan dalam
mendukung kelancaran proyek.

Pre Contruction Meeting (PCM) : Pre Contruction Meeting


(PCM) ini adalah rapat awal yang dilakukan oleh pihak
pihak terkait dalam kegiatan ini, yaitu Pejabat Pembuat
Komitmen,

Pengelola Teknis, Konsultant Pengawas, Konsultant


Perencana (jika diperlukan). Dalam rapat ini akan
dibahas organisasi masing masing pelaku kegiatan,
jadwal pelaksanaan, spesifikasi dan gambar yang kurang
kjelas, bentuk dan jenis format format laporan yang akan
digunakan slema pelaksanaan kegiatan, dan hala hal
penting lainnya demi kelancaran pelaksanaan kegiatan
tersebut.

Pengawasan pekerjaan persiapan


Konsultan pengawas dengan Personil personilnya akan selalu
mengawasi dan memonitor setiap item pekerjaan yang dilakukan
oleh Kontraktor pelaksana yang dituangkan dalam laporan harian,
termasuk juga pengambilan foto mulai dari awal pekerjaan sampai
akhir pekerjaan (foto 0%, 25%,50%,75% dan 100% untuk
masing masing item pekerjaan). Pengawasan meliputi pekerjaan
sipil, struktur dan arsitektur yang dilakukan secara kontiniu.

Pekerjaan ini meliputi :

page |E- 17
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

1. Pemeriksaan Keadaan Tanah (Soil Test) (Jika diperlukan)

Sebelum pekerjaan dimulai akan dilakukan pemeriksanaan


tanah berupa soil test, boring dan sondir sesuai dengan titik
ukuran yang ada dalam gambar. Jika dari hasil test diperlukan
perkuatan- perkuatan terlebih dahulu, maka kontraktor akan
konsultasi dengan konsultan pengawas mengenai jenis
perkuatan yang bisa dilaksanakan sampai tercapainya daya
dukung yang diperlukan, untuk kemudian dilanjutkan ke tahap
konstruksi berikutnya.

2. Mobilisasi dan Demobilisasi

Mobilisasi dimaksud adalah menyediakan peralatan-peralatan


di lapangan dalam keadaan siap pakai dan sesuai yang
tercantum dalam kontrak dan harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas. Sedangkan demobilisasi adalah
penarikan peralatan kerja dari lokasi proyek setelah
pekerjaan selesai dengan persetujuan pengawas lapangan.
Dalam tahap ini termasuk didalamnya bahan- bahan yang
sudah ditolak oleh konsultan pengawas.

3. Levelling dan Bouwplank

Setelah kondisinya telah memungkinkan untuk diteruskan,


maka pada tahap ini dilaksanakan levelling sebagai patok
tanda tetap dan tertanam kukuh sebagai acuan untuk
pengukuran selanjutnya, bouwplank dengan membuat patok-
patok dan bouwplank untuk persiapan pekerjaan galian dan
sheet pile. Pematokan ini disesuaikan dengan Gambar
Rencana, kokoh dan tampak jelas.

4. Persiapan untuk Pengujian material

Pengujian material dilakukan oleh kontraktor dengan


mengunakan peralatan test di lapangan maupun di

page |E- 18
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

laboratorium serta mengikuti standar prosedur pengujian


seperti yang tercantum dalam dokumen kontrak. Pengujian
mutu dilakukan secara rutin dengan mengambil contoh secara
acak pada lokasi-lokasi yang ditentukan oleh konsultan.
Secara garis besarnya pengujian akan mencakup :

Pengujian Material

a. Untuk material Struktur


 Semen Portland
 Aggregat / Pasir
 Kerikil / Split
 Bahan baja kolom
 Bahan baja pipa

b. Untuk Material Arsitektur


 Pelapis Dinding
 Pelapis Lantai
 Bahan Plafond
 Konsen, daun pintu dan jendela
 Bahan Kuda Kuda dan Atap
 Bahan Sanitair
Mekanikal & Elektrikal
a. Meterial mekanikal harus baru, bebas dari cacat
defektive, inprovel material dan jaminan kualitas
b. Material instalasi elektrikal harus memenuhi PUIL
1987, SPLN, NFTA / NEC, VDE / DIN dan IEC

Pengujian pekerjaan

a. Struktur
 Uji Mutu Beton seperti Slump Test,
Concrete Hammer Test, Uji Kubus / Slinder
 Uji Mutu baja untuk sambungan baut dan las

page |E- 19
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

baja seperti, Sambungan baut dan las dengan


pemeriksaan visual, Pengelasan full penetration
dengan X-ray test.

b. Arsitektur
Pengujian dilakukan secara visual sesuai Chek
List kendali mutu dengan menggunakan peralatan
seperti waterpass untuk mengecek kerataan
permukaan.

c. Mekanikal & Elektrikal

 Pengujian sistem pengujian air kotor diuji


dengan test rendam tampa kebocaran,
minimum 24 jam.
 Pengujian instalasi pemipaan diuji dengan

tekanan 8-10 kg/cm2


 Pengujian elektrikal seperti Pengetesan
instalasi (keur),Trail Rundari seluruh instalasi
terpasang, pengujian dilakukan dengan jalan
dibebani atau dioperasikan.

Job Mix Formula (JMF)

Pengujian JMF ini merupakan pengujian komposisi


agregat yang digunakan dalam campuran beton. JMF ini
wajib dilakukan terutama untuk beton beton struktur
untuk mengetahui apakah kekuatan beton bisa
mencapai kekuatan rencana sesuai spesifikai

Konsultan akan mengawasi, memeriksa dan


mengevaluasi pekerjaan pengujian laboratorium dan
pengetesan di lapangan terhadap material konstruksi
yang akan dipergunakan. Berdasarkan hasil pengujian
tersebut Konsultan akan membuat rekomendasi berupa
persetujuan dan penolakan berikut alasan teknis sesuai

page |E- 20
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

dengan persyaratan teknis dalam spesifikasi.

E.9.2 PENGAWASAN PEKERJAAN TANAH

1. Bagian ini meliputi pekerjaan galian dan timbunan


tanah seperti yang tertera pada gambar rencana yang
terdiri dari galian untuk pondasi dan galian tanah untuk
jalan masuk.
2. Penggalian tanah untuk pondasi dapat dilakukan
secara manual (tenaga konvensional) dan atau dengan
bantuan alat- alat berat.

3. Tanah bekas galian yang tidak diperlukan dibuang


keluar lapangan yang dilakukan secara bertahap
dengan menggunakan dump truck yang ditutup terpal
untuk menghindari pencemaran jalan/lingkungan.

E.9.3 PENGAWASAN PEKERJAAN STRUKTUR DAN


ARSITEKTUR

1) Pekerjaan Kolom, Balok

Pekerjaan Kolom,Balok meliputi kolom, balok pada bangunan


baru dengan ukuran dan penulangan dan konstruksi sesuai
dengan gambar rencana dan spesifikasi.

2) Pekerjaan Plat Lantai

Setelah steger dan bekisting selesai dipasang, cara


pengerjaan plat lantai pada bangunan baru
dikerjakan sebagimana pengerjaan plat lantai pada
umumnya dengan rangkaian struktur lantai sesuai
dengan gambar.

Pengecoran beton dilaksanakan apabila semua


komponen sudah diperiksa oleh pengawas, seperti
penulangan harus sesuai dengan gambar rencana, dan
bekisting yang dipasang harus kuat dan kokoh supaya

page |E- 21
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

tidak terjadi segradari pada saat pengecoran. Pada saat


pengecoran menggunakan alat penggetar untuk
menghindari terjadinya cacat pada beton. Apabila
pengecoran akan dihentikan dan diteruskan esoknya,
maka tempat penghentiannya harus berada pada
momen dengan nilai kecil atau sekita ¼ bentang.

3) Pekerjaan Pasangan & Plesteran

Pasangan dinding pada pertemuan kolom diberikan


pengjangkaran dengan ukuran dan jarak sesuai dengan
RKS/gambar kerja. Demikian juga penambahan kolom
praktis mengikuti persyaratan yang ada dalam RKS.

Adukan yang dipakai dalam pasangan dinding dan


plesteran mengikuti RKS dan gambar rencana.
Pemasangan dinding dipasang secara cermat, rapi dan
benar-benar tegak lurus.
Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pemasangan
istalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
4) Pekerjaan Keramik.

Bahan yang digunakan sesuai yang ada dalam RKS.


Sebelum dipasang bahan yang dipakai tersebut
dimintakan persetujuan kepada konsultan pengawas.
Untuk motif dan warna apabila tidak tercantum dalam
RKS maka harus mendapat persetujuan daro pengguna
barang / jasa terlebih dahulu.

Sebelum dipasang, keramik tersebut direndam hingga


jenuh. Pemasangan sisa ukuran dalam dimintakan
persetujuan konsultan pengawas.

7) Pekerjaan Logam Non Struktural

page |E- 22
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Pekerjaan ini meliputi :

 Pekerjaan alumunium rangka langit-langit


 Sebelum pemasangan dibuat shop drawings untuk
mendapatkan persetujuan pengawas lapangan
 Pekerjaan disesuaikan dengan gambar konstruksi
dan perlu memperhatikan pekerjaan lain yang erat
hubungannya dengan pekerjaan ini seperti
elektrikal penerangan, air conditioning/exhaust fan
dan perlengakapan instalasi yang diperlukan.

Pekerjaan besi dan stainless steel

 Bahan yang dipakai sesuai dengan RKS dan


gambar rencana. Sebelum pekerjaan ini dimulai
antara gambar dan kondisi di lapangan diadakan
penelitian kembali, dan bahan yang berhubungan
dengan udara luar dilakukan galvanisasi.
Walaupun tidak termasuk dalam gambar,
tambahan dan angker serta pemakaian
ramset untuk beton tetap digunakan dan
tidak terbatas pada dudukan fixture (toilet dan
cermin).
 Pekerjaan penggantung rangka langit-langit.

8) Pekerjaan Water Proofing

Bagian yang water proofing antara


lain :

 Plat atap dan overstek


 Daerah kamar mandi. WC dan daerah basah lainnya
 Ground reservoir
 Bagian-bagian lain yang dinyatakan pada gambar
Semua bahan yang akan dipakai ditunjukan
kepada pengawas lapangan untuk mendapatkan
persetujuan, demikian pula dalam memulai
page |E- 23
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

pelaksanaannya harus disetujui oleh konsultan dan


dikerjakan sesuai dengangambar.

9) Pekerjaan Pelapis Lantai

Bahan yang akan dipakai disesuaikan dengan persyaratan


yang ada dalam RKS dan dimintakan persetujuannya kepada
konsultan. Lantai keramik dipasang pada seluruh detail yang
disebutkan dalam gambar, berikut plint dan nosing tangga
(kalau ada),

Sebelum pekerjaan dilaksanakan dibuat shop drawing pola


lantai untuk mendapatkan persetujuan konsultan dan
pengguna barang / jasa

10) Pekerjaan Kusen, Pintu dan Jendela


Sebelum pekerjaan dimulai, shop drawing seluruh kusen,
pintu, jendela, bovenlight dimintakan persetujuan konsultan
dan juga diteliti kembali antara gambar rencana dan kondisi
lapangan.

11) Pekerjaan Kaca dan Cermin

Meliputi seluruh detail yang ditunjukan dalam detail gambar


dan memenuhi persyaratan dalam RKS. Pekerjaan
dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar dan mendapatkan
persetujuan dari konsultan. Cermin dan kaca dipasang lurus,
rapi dan rata.

12) Pekerjaan Penggantung dan Pengunci

Dikerjakan meliputi seluruh pemasangan pada daun


pintu allumunium dan daun jendela allumunium
sebagaimana yang diisyaratkan dalam detail gambar.
Semua anak kunci dilengkapi dengan tanda pengenal
dari plat allumunium yang dihubungkan dengan cincin
nikel.

page |E- 24
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Semua pintu menggunakan peralatan kunci sesuai


dengan yang tercantum pada daftar spesifikasi.

Sebelum pekerjaan dimulai dibuat shop drawing yang


mencantumkan semua data yang diperlukan, produk,
cara pemasangan dan detail-detail khusus yang belum
tercakup dalam gambar dokumen kontrak sesuai
dengan spesifikasi pabrik dan dimintakan persetujuan
konsultan.

13) Pekerjaan Langit-langit

Meliputi langit-langit allumunium panel, gypsum board dan


acustik. Pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan RKS dan
gambar dan dimintakan persetujuan dari konsultan
pengawas.
14) Pekerjaan Pengecatan

Sebelum pengecatan dimulai dilakukan pengecatan satu


bidang untuk tiap warna dan jenis cat sebagai contoh
pilihan warna, texture material dan cara/teknik
pengecatan.

Pekerjaan pengecatan ini meliputi :

 Pengecatan dinding
 Pengecatan langit-langit
 Pengecatan kayu
 Pengecatan besi
 Pengecatan menie kayu

15) Pekerjaan Arsitektur Interior

Merupakan penyediaan sparing-sparing yang diperlukan


untuk penempatan atau peralatan Mekanikal dan Elektrikal,
serta perlengkapan-perlengkapan kunci dan alat
page |E- 25
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

penggantung. Pekerjaan ini meliputi :

Pembuatan almari gantung dan almari dibawahnya


pada dapur dan ruang saji.
Pembuatan meja penjaga tahanan dan meja telepon umum

Pekerjaan Pelengkap, meliputi antara lain :

Pekerjaan railling tangga

Pekerjaan kotak panel listrik

Pekerjaan Pipa

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah meliputi pemasangan


instalasi sebagai berikut :
Penyediaan air bersih

Saluran air kotor

Pembuangan air hujan

Bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah :

Pipa-pipa baja yang digalvanisir

Pipa-pipa PVC

Pipa-pipa beton

Pekerjaan Luar dan Pekerjaan Lapangan

Pemasangan Saluran-saluran, yang meliputi :

Penggalian parit-parit saluran

Pemasangan pipa-pipa setengah bundar

Pembuatan saluran drainase

Pengurugan parit-parit

Pengujian drainase dan saluran-saluran pembuangan

 Pekerjaan septictank, rembesan dan got-got


page |E- 26
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

 Pekerjaan parit-parit beton yang tidak tertutup


 Pekerjaan saluran air dibawah jalan
 Pembuatan jalan dengan interblock

E.10 PENGAWASAN PEKERJAAN MEKANIKAL &


ELEKTRIKAL DAN SANITASI

Untuk pengawasan pekerjan mekanikal ini ditangani langsung oleeh


tenaga ahli Mekanikal Elektrikal yang sudah berpengalaman.
Sebelum melaksanakan pekerjaan dibuat shop drawing oleh
kontraktor, sesuai detail gambar rencana dan spesifikasi yang
telah ditentukan dalam RKS.

maupun material list termasuk cara pemasangannya untuk


dimintakan persetujuan kepada konsultan pengawas mekanikal
elektrikal.

Pekerjaan mekanikal dan elektrikal meliputi :

Pekerjaan instalasi penerangan dalam dan luar

Pekerjaan panel-panel (misalnya untuk : penerangan)

Pekerjaan diesel genset

Pekerjaan fire alarm dan pemadaman kebakaran

Pekerjaaan telepon system

Pekerjaan instalasi data dan computerisasi

Pekerjaan M/E lainnya

Pekerjaan sanitair ini meliputi :

Pekerjaan wastafel

Pekerjaan urinoir

Pekerjaan kloset

page |E- 27
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Pekerjaan perlengkapan toilet

Pekerjaan kran

Pekerjaan floor drain dan clean out

Pekerjaan Metal sink

Pekerjaan sanitair lainnya.

E.11 GAGASAN BARU/APRESIASI INOVASI

Mengingat pentingnya peranan pengawasan dalam kelancaran


proses suatu pekerjaan konstruksi memaksa konsultan untuk dapat
menerapkan

apresiasi dan inovasi yang membangun dan profesional dengan


tingkat ketelitian yang cukup tinggi, sehingga pembangunan
kontruksi dapat berjalan sesuai dengan spesifikasi dan gambar
rencana yang tertuang didalam dokuem Rencana Kerja dan Syarat –
syarat (RKS) , dalam jangka waktu yang telah ditetapkan serta
dengan penggunaan biaya yang tepat serta akurat, sampai
pekerjaan konstruksi dapat diserah terimakan untuk yang kedua
kalinya setelah habis masa pemeliharaan .

E.11.1 KENDALA UMUM YANG SERING DIJUMPAI


Begitu banyak permasalahan yang sering dijumpai pada saat
pelaksanaan konstruksi fisik dilapangan mengakibatkan tidak
tercapainya tujuan serta sasaran pengawasan secara optimal.
Sehingga produk yang dihasilkan dari pengawasan yang
dilaksanakan oleh konsultant baik secara administrasi maupun
secara teknis tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Bebapa kendala atau permasalahan yang sering ditemui


dilapangan antara lain adalah sebagai berikut :

page |E- 28
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

E.11.1.1 PERMASALAHAN DARI PIHAK PENGAWAS

Kurangnya pemahaman pengawas terutama pengawas


lapangan mengenai spesifikasi spesifikasi khusus
material, standar standar dan peraturan yang berlaku,
serta metoda metoda profesional yang perlu
diterapkan pada fase konstruksi

Pengambilan keputusan yang keliru dan kurang tepat


akibat dari kurangnya informasi aktual yang diperoleh
pengawas serta tidak adanya usaha yang cukup dari
pengawas untuk melakukan pemahaman yang
mendalam dari suatu permasalahan yang dihadapi.
Hal ini sering kali didasari

karena keterbatasan waktu pelaksanaan dan


keengganan pengawas lapangan untuk bertanya kepada
pihak yang lebih mengetahui.

Kurangnya ketegasan pengawas dilapangan dalam


mengambil suatu keputusan apabila terjadi suatu
permasalahan.

Hubungan yang kurang baik dengan pihak terkait seperti


Pengguna Jasa, konsultan perencana, pengelola kegiatan
sehingga apabila ada suatu permasalahan, maka
pengawas cendrung bertindak dan mumutuskan sendiri.

E.11.1.2 PERMASALAHAN DARI PIHAK PELAKSANA

Kurangknya pemahaman pelaksana dilapangan


mengenai spesifikasi teknis, gambar gambar
rencana, serta proses
proses yang harus dikerjakan.

Kurangnya usaha untuk meningkatan mutu pekerjaan karena


hanya berpatokan kepada pengalaman yang ada.

page |E- 29
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Keterbatasan ilmu secara teknis dari pelaksana sehingga


tidak bisa menterjemahkan kebutuhan kebutuhan secara
teknis.
Sistem manajemen lapangan yang lemah
sehingga
pelaksanaan konstruksi tidak berjalan dengan lancar.

E.11.1.3 PERMASALAHAN DARI PIHAK PENGGUNA JASA

Kurangnya waktu yang disediakan oleh Pengguna Barang


/ Jasa dalam melaksanakan konstruksi sehingga
pengawas dan pelaksana dilapangan hanya
berorientasi untuk menyelesaikan tepat pada waktunya
namum kurang memperhatikan mutu dari pekerjaan itu
sendiri.

Adanya kebutuhan kebutuhan tambahan yang diajukan


oleh Pengguna Barang dan Jasa tanpa mengaitkan
dengan aspek kualitas maupun kuantitas yang telah
tertera didalam dokumen kontrak karena keterbatasan
ilmu dari pengguna barang dan jasa itu sendiri sehingga
menimbulkan interpretasi lain yang dapat
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.

Kurangnya komunikasi antara Pengguna Barang / Jasa


dengan pihak pihak terkait akibat dari hubungan yang
terkesan kaku, sehingga setiap permasalahan tidak
terpecahkan secara bersama.

E.11.2 SYARAT SYARAT

Agar permasalahan permasalahan yang mungkin bisa muncul


dilapangan seperti terurai diatas, maka sangat diharapkan peranan
yang profesional dari konsultant pengawas beserta jajaran tim
tenaga ahli, dengan menyusun konsep kerja yang didasari
page |E- 30
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

pengawasan managemen dan pengendalian kegiatan yang


matang. Dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan, konsultan
pengawas harus memperhatikan syarat – syarat sebagai berikut:

Persyaratan Umum Pekerjaan

Bahwa setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus


dilaksanakan secara benar dan tuntas sampai dengan
memberikan hasil yang telah ditetapkan dan diterima
dengan baik oleh Pejabat Pembuat Komitmen/ Kuasa
Pengguna Anggaran.

Persyaratan Objektif

Pelaksanaan Pekerjaan pengaturan dan pengamanan


yang objektif untuk kelancaran pelaksanaan, baik
yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas
dari setiap bagian pekerjaan.

Persyaratan Fungsional

Pekerjaan pengawasan pelaksanaan baik yang


menyakut waktu, mutu dan biaya pekerjaan harus
dilaksanakan dengan profesional yang tinggi sebagai
Konsultan Pengawas.

Persyaratan Prosedural

Penyelesaian administrasi sehubungan dengan


pekerjaan dilapangan harus dilaksanakan sesuai dengan
prosedur dan peraturan yang berlaku.

Selain kriteria umum di atas untuk pekerjaan pengawasan yaitu


Surat Perjanjian Pelaksanaan/Pemborongan dan ketentuan-
ketentuan sebagai dasar perjanjiannya meliputi :

page |E- 31
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan/kegiatan


yang bersangkutan yaitu Surat Perjanjian Pekerjaan
Pelaksanaan/ Pemborongan dan ketentuan-
ketentuan sebagai dasar perjanjian.

Peraturan Pembangunan Daerah setempat.

Normalisasi Teknis yang berlaku.

Setiap bagian pekerjaan pengawasan harus

dilaksanakan secara benar dan tuntas sampai dengan

memberikan hasil yang telah ditetapkan dan diterima

dengan baik oleh pimpinan kegiatan.

E.11.3 APRESIASI DAN INOVASI ALAT ALAT TEKNIS DAN


ADMINISTRASI

E.11.3.1 ALAT ALAT TEKNIS


Alat-alat teknis yang dipergunakan untuk kegiatan
pengawasan di lapangan dimaksud untuk melakukan
pengecekan/control terhadap :

Bahan/material yang akan dipakai

Kebenaran ukuran, dimensi terhadap bahan dan hasil


pekerjaan.

Kebenaran tata letak, peil tanah dan bangunan dan


sebaginya.
Alat-alat teknis yang dipergunakan, antara lain :

I. Theodolit (TO/waterpasss)
a. Untuk mengecek kebenaran tata letak bangunan terhadap
site, jarak dan ketinggian peil lantai/tanah.
b. Cara pengunaan theodolith adalah dengan membaca
page |E- 32
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

garis ukur yang ditembakkan terhadap rambu-rambu


ukur yang telah ditentukan.

II. Meteran (Roll meter berbagai ukuran)

a. Untuk mengecek ukuran (jarak, panjang/tinggi, lebar dan


dimensi-dimensi kayu atau beton).

b. Cara penggunaan meteran adalah dengan menarik


meteran dari tempat permulaan pengukuran sampai
tempat yang dituju, kemudian jaraknya dibaca dari
pembacaan dipita ukurnya (biasanya dalam cm dan
inch).

III. Sigmaat

a. Untuk mengecek ukuran diameter tulangan besi beton,


atau dimensi besi yang dipakai.
b. Untuk mengecek mutu beton yang telah disyaratkan.

c. Cara pengggunaannya adalah dengan cara


menembakkan/mem-palu mata palu ke beton dan
pembacaan mutu dapat diketahui langsung. Pengujian
dilakukan sebanyak 20 kali pada permukaan yang
berbeda, bersih dan datar serta diperkirakan didaerah
tembakan tidak ada tulangnya.

IV. Waterpass Horizontal

a. Untuk mengecek kebenaran kayu/balok terhadap arah


horizontal.
b. Cara penggunaannya adalah dengan meletakkan
waterpass pada kayu/balok/baja yang datar, lalu dilihat
tabung berisi air raksa yang terdapat gelembung udara
didalammya. Jika gelembung udara berada tepat

page |E- 33
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

ditengah berarti posisi balok sudah horizontal.

V. Planimeter

a. Untuk mengetahui luas lahan diatas gambar.

b. Cara penggunaannya adalah meletakkan satu kaki


sebagai penumpu dan menjalankan kaki yang lain
mengikuti batas daerah yang akan diketahui luasnya
sampai bertemu dititik pangkal kembali, lalu dilakukan
pembacaan pada planimeter. Perhitungan luas adalah
bacaan planimeter dikalikan dengan factor koreksi
dikalikan skala.

VI. Paralatan Lainnya

a. Adapun peralatan lainnya adalah peralatan sederhana


yang dipakai oleh tukang-tukang kayu atau tembok,
misalnya siku- siku, anting-anting, paku, benang dan lain-
lain.

E.11.3.2 KELENGKAPAN ADMINISTRASI


Kelengkapan administrasi teknis dalam kegiatan pengawasan
merupakan sarana pengawasan dalam pengelolaan kegiatannya di
lapangan guna komunikasi dan informasi kegiatan di lapangan yang
diwujudkan dalam bentuk laporan-laporan program atau skedul.

Alat kelengkapan administrasi tknis dan pelaporan pengawasan


anatara lain adalah :

1. Dokumen Pelaksanaan sebagai pegangan, yaitu :

Dokumen kontrak lengkap dengan penawarannya.


Gambar-gambar kerja lengkap dengan RKS da
Risalah Aanwijzing.
Surat-menyurat dan peraturan-peraturan yang menjadi dasar

page |E- 34
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

dalam pelaksanaan pekerjaan.


Time Schedul pelaksanaan dan struktur oraganisasi
lapangan untuk pengendalian proyek dari segi mutu, biaya
dan waktu.

2. Administrasi Pelaporan, yaitu :

Rencana Kerja/Time Schedule

Merupakan rencana kegiatan di lapangan secara


menyeluruh diantaranya : pengerahan bahan, tenaga
dan peralatan atau rencana target yang akan dicapai,
dituangkan dalam bentuk barchart atau network.

Pengisian rencana kerja dilaksanakan tiap minggu


berdasarkan kemajuan pekerjaan secara nyata
dilapangan, sehingga dapat diketahui keterlambatannya
atau kemajuannya untuk diambil langkah-langkah
(sebagi control pendahuluan dan pencocokan
kenyataan).

Buku Catatan Harian

Isi : Semua kejadian di lapangan baik kegiatan


pemasukan bahan, pemeriksanaan maupun kegiatan
pekerjaan termasuk tindakan-tindakan/teguran dan
pentunjuk yang diambil Direksi serta hambaran-
hambatan (cuaca, kemampuan kontraktor) yang timbul.

Setiap pengisian Buku Harian tentang perkembangan


yang terjadi diberi nomor urut dan ditandatangani
kontraktor (setuju/mengetahui), dan disimpan sebagai
dokumen. Buku Harian berfungsi sebagai sarana kontrol
dan pengendalian terhadap pemborong dan direksi
dalam melaksanakan tugasnya, sarana komunikasi,

page |E- 35
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

dokumentasi dan dasar perhitungan untuk mengambil


tindakan.

Laporan harian

Dimaksudkan untuk memberikan informasi pekerjaan di


lapangan setiap hari. Isi dan cara pengisiannya hampir
sama dengan Buku Catatan Harian, hanya laporan
harian berbentuk format-format yang baku sehingga
pengisian setiap kegiatan di lapangan lebih sederhana
dan dibatasi oleh angka- angka/nominative.

Laporan Mingguan, berisikan :

Waktu dimulai aktivitas dan penyelesaiannya, baik


menurut rencana dalam jadwal maupun k enyataan di
lapangan.
Peningkatan presentasi kerja berupa prosentase dan bobot
pekerjaan yang telah diselesaikan.
Besarnya waktu yang telah dilalui dan sisa Waktu
aktifitas yang harus diselesaikan.

Rangkuman dari kegiatan Laporan Harian.

Data laporan mingguan dipergunakan sebagai bahan


menyusun rencana kerja dua (2) mingguan ke depan
yang akan dilaksanakan dan dibahas dalam Rapat
Mingguan.

Laporan Bulanan
Merupakan rangkuman dari semua kegiatan yang akan
didokumentasikan setiap bulan, memuat masalah-
masalah, hambatan-hambatan serta tindakan-tindakan,
pengecekan uji coba.
Laporan bulanan ini berisikan rangkuman dari :

page |E- 36
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Laporan Umum, Visual, (foto-foto), kemajuan pekerjaan,


prestasi, rapat, tenaga kerja, pemasukan bahan serta
pemeriksaaan bahan dan cuaca.

Laporan-laporan lainnya :
Laporan lainnya yang dibulatkan adalah diwujudkan dalam
format terlampir.

Administrasi Pelaksanaan, terdiri dari :

 Absensi pegawai lapangan baik pemborong


maupun konsultan pengawas.
 Buku Instruksi kerja Kegiatan tiap minggu.

Penelitian untuk pembayaran angsuran dan prestasi


kerja.
Semua alat/kelengkapan administrasi lapangan maupun
tata cara pengisiannya diwujudkan dalam bentuk format-
format terlampir. Selain alat-alat tersebut diatas dalam
pelaskanaanya pengawasan dilapangan perlu dilakukan
pengecekan/uji coba terhadap material yang sangat
berpengaruh pada factor kekuatan bangunan maupun
site.

E.11.4 TATA CARA PEMERIKSAAN / PENGAWASAN BAHAN


BANGUNAN SECARA VIRTUAL DILAPANGAN

Cara-cara langsung pada pengawasan material/bahan bangunan,


Konsultan Pengawas dianggab perlu telah memilki dan
memahami isi dari buku-buku mengenai peratuaran yang
memuat hal-hal yang berhubungan dan perlu diketahui oleh
konsultan pengawas anatara lain sebagai berikut :

Standar Nasional Indonesia (SKSNI T-15-1991-03)

AV- 1941 (Algemeene Voer Warden Uitvoering Bij van Open

page |E- 37
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Bar Werken in Indonesia) yang sudah beredar dalam


terjemahan Bahasa Indonesia oleh Departemen Pekerjaan
Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Bangunan.

Daftar Profil Konstruksi Baja Indonesia.

Peraturan Konstruksi Baja Indonesia.

Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik .

Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Air Minum.

Peraturan Umum tentang Dinas Keselamatan Kerja.

Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan di


Indonesia.

Peraturan Konstruksi Kayi Indonesia.

Peraturan Cement Portland.

Peraturan Bata Merah sebagai Bahan Bangunan.

Peraturan Muatan Indonesia.


Dibawah ini dijelaskan bagaimana cara-cara pemeriksaaan bahan
bangunan secara sederhana di lapnagan, umumnya cara ini
dinamakan pemeriksaan secara virtual :

E.11.4.1 TANAH KERAS


Walaupun sudah tertera dalam RKS, tetapi anggapan keras dari
suatu tanah adalah mampu mendukung muatan melalui system
pondasi. Konsultan Pengawas mempunyai keyakinan bahwa
kekerasan tersebut adalah memang sudah tercapai. Konsultan
Pengawas harus mempunyai gambaran seberapa besar untuk suatu
satuan dari tanah yang mempunyai kekuatan mendukung beban
dalam kilogram untuk tiap-tiap luas 1.00 centimeter persegi,

dinamakan sigma dukung tanah + 1 kg/cm2.

Tanah ini sudah harus baik untuk dasaran pondasi bangunan biasa,

page |E- 38
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

tidak bertingkat dan dengan system pondasi langsung. Disebut


langsung karena beban bangunan langsung diteruskan melalui
system pondasi ke tanah pendukung.

Dalam hal ini, diharapkan para pengawas telah mengetahui


beratnya konstruksi walaupun secara kasar, sehingga perkiraan
beban tersebut dapat diterima.

Caranya :

Untuk Sigma tanah 1 kg/cm2 dapat dilihat bahwa hewan-hewan


kecil tidak mampu hidup disitu dan akar-akar hunus tidak lagi
terdapat. Ayunan cangkul normal ke dalam tanah sedalam kurang
lebih 10 centimeter.

Untuk menyakinkan kekuatannya, sifat dan segala sesuatunya yang


lebih teliti harus tetap melihat hasil dari laboratorium mekanika
tanah. Untuk itu semua catatan dan data dari laboratorium harus
dimiliki konsultan pengawas.

Tanah sebagai dasaran pondasi dapat berupa :

I. Dasaran Langsung
Tanah sudah sanggup dan siap dibebani walaupun harus
melalui system pondasi yang bermacam-macam
disesuaikan kemampuan tanahnya, misalnya :
Sistem pondasi langsung

Sistem pondasi sumuran

Sistem pondasi pancang

Sistem pondasi cakar ayam, dll.

II. Dasaran melalui perbaikan

Tanah baru siap setelah lapisan atasnya diperbaiki

page |E- 39
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

dengan bermacam-macam cara antara lain dengan :

Melapisi pasir dan siram air.

Melapisi susunan batu kosng

Melapisi dengan cerucuk bambu.

III. Dasaran melalui penimbunan yang harus dipadatkan

Pemadatan biasa dilakukan sangat sederhana dengan


tujuan menghilangkan jumlah volume udara yang
tertingal dalam timbunan dengan jalan menumbuk.

E.11.4.2 KAYU

Pengetesan/pemeriksaan pertama terhadap jenis yang


telah ditentukan oleh perencana. Untuk itu konsultan
pengawas harus mampu dan mempunyai pengetahuan
yang cukup dalam membedakan jenis kayu terutama
dari segi mutu kelas kayu.

Pengetesan berikutnya dapat dilakukan di laboratorium :


Pengetesan kelembaban kayu

Untuk konstruksi tidak lebih dari 20%

Untuk furniture tidak lebih dari 12%

Pengetesan kekuatan kayu berdasarkan tegangan


lentur:

Kelas I Tegangan lentur (sigma lt) = 150 kg/cm2

Kelas II Tegangan lentur (sigma lt) = 100 kg/cm2

Kelas III Tegangan lentur (sigma lt) = 75 kg/cm2

Kelas IV Tegangan lentur (sigma lt) = 50 kg/cm2

E.11.4.3 BATU BATA MERAH


page |E- 40
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Cara pemeriksaan virtual dari batu bata merah adalah sebagai berikut :

Pada potongan/pecahan batu bata dapat dilihat


heterogenitas dari bahan, kematangan dalam
pembakaran selalu kelihatan
warna yang merata pada bidang-bidang pecahannya.

Ujungnya (pada rusuk yang panjang) bila digoreskan pada


bidang kertas dan kasar sepanjang 1 meter penjangnya akan
berkurang akaibat aus 1 centimeter. Ini adalah memeriksa
kekerasannya.

Bila ingin mengetahui kadar garam yang terkandung di


dalam batu bata, caranya : batu bata diletakkan disuatu
tempat yang diberi air suling (250 cc), air tersebut tentu
terhisap ke dalam bata. Isikan kembali dan diamkan
beberapa hari, setelah mencapai 0,5, cobalah perhatikan
pada permukaaan bata itu adanya lapisan sulfat dan
terlihat adanya jamur-jamur, bunga putih.

Batu bata dikatakan tidak baik bila separuh


lebih permukaanya ditumbuhi jamur-jamur
tersebut.
Batu bata bila dijatuhkan dengan ketinggian 1
meter, diatas tanah normal dalam segala
posisi tidak mengakibatkan patah.
Batu bata bila direndam air selama 24 jam
tidak menyerap air lebih dari 1/6 X berat batu bata.

E.11.4.4 PASIR

Pasir yang mengandung tanah terlalu banyak tidak baik untuk


konstruksi. Dianjurkan untuk membandingkan pasir-pasir di lokasi
pembangunan lainnya. Menurut pengalaman, ciri-ciri jenis pasir
adalah sebagai berikut :
page |E- 41
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Pasir gunung mengandung tanah liat dan mineral

Pasir sungai bercampur wallet (Lumpur)

Pasir laut mengandung garam

Cara pemeriksaanya virtualnya :

Sepintas bila digenggam dan kemudian dilepaskan akan terlihat


kotoran pada telapak tangan. Telah diketahui bahwa kadar air
antara batas K≤5%≤K, adalah menimbulkan berat jenis besar.

Bila dalam waktu adukan dengan perbandingan volume tertentu,


maka akan didapatkan bahan pengikat (PC, kapur) lebih banyak bila
menggunakan pasir dalam keadaan legas air 5%, atau dalam arti
lain mortal dalam mendapatkan jumlah semen tau kapur lebih
sedikit bila campuran dalam perbandingan tertentu menggunakan
pasir yang kering atau basah sama sekali, sebab pasir kering atau
basah ssama sekali mempunyai berat jenis tertinggi bila
dibandingkan dengan pasir dalam keadaan basah atau setengah
kering.

Hal ini mudah sekali diketahui bahwa pasir kering dan pasir basah
sama sekali tidak dapat ditimbun menjadi tinggi. Pasir basah atau
kering sama sekali tidak dapat ditimbun menjadi tinggi, pasir akan
segera longsor menjadi gundukan yang rendah. Lain halnya dengan
pasir setengah basah atau kering, bila ditimbun akan membuat
gundukan yang lebih tinggi dari pada pasir kering atau basah.
Dilaboratorium dikatakan keadaan yang terakhir bahwa pasir
mempunyai kadar lengas 5%.

E.11.4.5 SEMEN DAN CAMPURAN BETON


Penggantian merk semen tidak diperkenankan, Untuk konstruksi
harus melalui pemeriksaan laboratorium. Untuk konstruksi ringan
seperti adukan (mortar) dapat dikerjakan seperti memeriksa pasir.
page |E- 42
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Semen yang sudah lama akan segera buyar terurai setelah lepas
dari genggaman. Proses mengikat dapat dilihat dalam waktu 01 jam
setelah semen dibuat adonan dengan perbandingan volume 1 : ½
air, mampu menjepit lidi yang ditanam didalammnya.

Yang dimaksudkan pemetriksaan laboratorium adalah


menggunakan alat- alat yang dikerjakan oleh tenaga ahli khusus.
Alat tersebut antara lain :

Jarum vicat untuk mengetahui pengikat awal

Alat pemecah kubus untuk mengetahui kekuatan


tekanan beton dalam umur 7 hari, 15 hari, 21 hari dan
seterusnya. Dengan mengetahiu kekuatan beton umur 7
hari secara pendekatan, dapat diketahui kekuatan beton
pada hari-hari berikutnya. Pemeriksaan umumnya
dengan percobaan kubus/silinder beton yang berukuran
15X15X15 centimeter untuk kubus dan diameter 15
centimeter dengan panjang/tinggi 20 centimeter untuk
slinder.
Alat tarik untuk mengetahui kekuatan tarik dari beton atau
semen.

Alat hammer test type–M adalah untuk memeriksa beton


yang telah mengeras, syarat pemeriksaan ini bahawa
permukaan yang telah diperiksa harus masih asli, tidak
dilapis plesteran dan sebagainya.

E.11.4.6 BESI BETON


Supaya diadakan sampling (contoh) pemakaian besi beton tiap
0,5 ton dan haruis diperiksa kekuatan tariknya di laboratorium,
sebab di lapangan hanya dapat dilihat cacat dari bentuknya yang
sudah tidak sesuai lagi dengan fabrikasi seperti berkarat akibat
terlalu lama didiamkan, hasil pengukuran dengan sigmaat,
ukuran/diameter tulangan yang diminta perencana tidak sesuai

page |E- 43
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

(banci) dan sebagainya.

E.11.4.7 UBIN / TEGEL / KERAMIK

Kekuatan

Adalah berdasarkan dari pengiriman ke lapangan, bila


yang dipecah setelah sampai ditempat tidak lebih dari
1% (satu persen) dapat dinyatakan kuat dan jika
pengetesn dilaksanakan dilaboratorium harus
menggunakan mesin lentur.

Ketahanan terhadap arus, hanya dapat


diperiksa dilaboratorium.

Bentuk dan ukuran

Bentuk yang baik mempunyai permukaan yang rata, hal


ini dapat dilihat dengan jelas dengan cara
mempertemukan bidang halusnya, diputar-putar pada
sumbunya dan akan
terlihat mudah diputar serta menempel mantap jika ubin
tersebut mempunyai bentuk yang baik dan rapih. Untuk
ukuran yang pesisi (tepat dan sama) dapat dilihat dengan
menempelkan atau menumbuk ubin tersebut, jika
panjang sisi-sisinya sama, maka ukuran ubin/lantai
tersebut secara virtual adalah sama.

Warna dan bahan dasar

Pengetesan terhadap warna dilakukan pada ubin/keramik


dalam keadaaan kering dan basah. Warna yang sama
dalam keadaan basah dan kering harus tetap
diusahakan, karena itu segera diberitahukan bila terlihat
perbedaan warna pada waktu pemasangan.

Sedangkan bahan dasar ubin diamati dari patahan ubin

page |E- 44
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

yang akan terlihat susunannya bahan serta tebal tipisnya


lapisan aus. Pada umumnya berkisar 3 millimeter.

Untuk ubin yang disebut kepala basah pada lapisan arus


terdiri dari dua lapisan. Lapisan yang terluar adalah
lapisan yang mengkilat, sedangkan lapisan berikutnya
adalah lapisan yang tahan arus.

Ubin kepala kering hanya ada satu lapisan ausnya.


Kepadatan pembuatan juga dapat dilihat pada bidang-
bidang patahan serta campuran perekatnya.

E.11.5 URAIAN TATA CARA PENGETESAN BAHAN


BANGUNAN DI LABORATORIUM DAN UITZET

E.11.5.1 PENGETESAN KAYU


1. Peraturan kayu yang dipakai sesuai dengan Peraturan
Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-NI-5-1961), dan peraturan-
peraturan pengawetan-pengawetan serta kekeringan kayu
bangunan perumahan dan gedung.

2. Pengetesan kayu dapat dilakukan dengan alat pengetesan


kelembaban kayu, dengan nilai kelembaban :

Untuk konstruksi tidak lebih dari 20%

Untuk furniture tidak lebih dari 12%.


3. Pengawetan Kayu : Dengan cara tekanan (Dry klin)
menggunakan alat bertekanan. Dengan cara tanpa tekanan
diantaranya :

Direndam dengan bahan kimia (obat)

Peleburan

Penyemprotan
4. Pengetesan Kekuatan Kayu : Tegangan lentur kayu harus
mencapai

page |E- 45
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Kelas I Tegangan lentur (sigma lt) = 150 kg/cm2

Kelas II Tegangan lentur (sigma lt) = 100 kg/cm2

Kelas III Tegangan lentur (sigma lt) = 75 kg/cm2

Kelas IV Tegangan lentur (sigma lt) = 50 kg/cm2

E.11.5.2 PENGETESAN BETON


1. Peraturan yang dipakai sesuai dengan peraturan standar
Nasional Indonesia (SNI )
2. Pengujian Beton meliputi :

 Slump Test : untuk menentukan kekuatan adukan


beton dan kadar airnya.
 Menentukan perbandingan campuran beton yang
terdiri dari semen PC : Pasir : Kerikil
 Pemeriksaan persyaratan bahan
3. Pengetesan Beton
 Pengetesan yang dilakukan di lapangan dengan alat
yang disebut “Hammer Test”. Pengetesan langsung
pada bagian konstruksi yang akan di test.
 Pengetesan yang dilakukan di laboratorium melalui
benda uji. Pengetesan dikaitkan dengan umur beton,
untuk lama 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari.
 Harus dipertimbangkan apabila digunakan campuran
bahan additive.
4. Klass dan Mutu Beton
Untuk Kelas Mutu Kuat Tarik Kuat Tekanan
I BQ
II B1 5 kg/cm2 35 kg/cm2
K-125 6,5 240 kg/cm2
kg/cm2
K-175 6.5 60 kg/cm2
kg/cm2

page |E- 46
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

K-225 7 kg/cm2 75 kg/cm2

E.11.5.3 PENGETESAN BATU BATA


1. Peraturan yang dipakai sesuai dengan Peraturan Bata
merah sebagai Bahan Bangunan NI-10-1970
2. Pengujian Bata
Merah
 Pandangan Luar
 Bentuk
 Warna

 Berat
 Ukuran Standar
 Dengan alat ukur Callipera atau semacam
dengan ketelitian 12 millimeter
 Penyimpangan terbesar dari ukuran standar
dinyatakan dalam %
 Penyerapan Air dan Bobot isi
 Ketelitian timbangan sampai 10 gram

 Penyerapan air dalam kg/dm3

 Bobot isi dalam kg/dm3


 Kadar Garam yang larut terbagi dalam 3 jenis
 Tidak membahayakan
 Ada kemungkinan membahayakan
 Membahayakan

E.11.5.4 UITZET
1. Alat-alat yang dingunakan :
Alat ukur
waterpass/theodolith Rambu
pelengkap alat ukur
Pengukur panjang (Roll
meter) Patok Kayu/doklan
atau beton Benang

page |E- 47
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

2. Sasaran yang dicapai :


Penentuan patok batas tanah
Penentuan patok perletakan bangunan utama
Perletakan jarak antar bangunan
Penentuan peil lantai bangunan
utama Penentuan peil lantai
bangunan lain
Penentuan letak bangunan (pekerjaaan
Sarana Bangunan) lainnya
Penentuan rencana penggalian dan pengurungan.

E.11.6 TATA CARA /METODA PEMERIKSAAN / PENGAWASAN


PEKERJAAN DILAPANGAN

E.11.6.1 PEMERIKSAAN PEKERJAAN PERSIAPAN


Pekerjaan persiapan ini sangat penting dilakukan bagi pelaksanaan
maupun pengawasan untuk mengetahui tugas, wewenang, hak dan
tanggung jawabnya sebagai pengawas lapangan dengan cara
mempelajari
:

Dokumen-Dokumen

Dokumen yang harus dipelajari adalah

Kontrak Kerja Pemborong

Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS)

Gambar Rencana

Spesifikasi Teknis

Risalah aanwijzing

Jadwal Pelaksanaan

Jadwal Pendatangan Bahan, dan tenaga

Network planning

page |E- 48
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Format format pengawas

Site/Lapangan

Dalam memeriksa perencanaan organisasi site, aspek


pokok yang perlu diperhatikan adalah :
Penempatan aktivitas

Sirkulasi/pedoman/hubungan anatara
aktivitas- aktivitas : Dalam perencanaan site,
sirkulasi/gerakan aktivitas yang ada pada site
jangan sampai saling bertabrakan. Artinya semua
aktivitas harus berjalan lancar.

Pengenalan Medan

Pengenalan medan berarti pengenalan tempat/lokasi


proyek demikian pula keadaaan sekitarnya (baik teknis
maupun non teknis seperti ijin lingkungan, aparat
setempat, karakteristik warga setempat, dan lain-lain)
yang dapat mempengaruhi kelancaran jalnnya
pembangunan.

Dengan mengenal lokasi/medan kita dapat :

Melihat kesesuaian site dan gambar

Menempatkan jalan kerja/sementara

Perletakan direksi keet, kantor pelaksana, gudang


los
kerja, dan lain-lain.

Menentukan cara-cara pengamanan lapangan

Menentukan urutan pekerjaaan yang akan dibangun

Sytem/cara kerja yang akan dipakai dalam


pelaksanaan
proyek ini.

page |E- 49
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Medan site/lokasi diukur dengan alat Theodolit, Waterpass


dan lain-lain

Jalan Kerja dan drainase Tapak Sementara


Jalan kerja dan tapak sementara sangat
mempengaruhi kelancaran pembangunan.
Jalan kerja dibuat berdasarkan banyaknya arus
lalu lintas yang keluar masuk proyek setiap harinya,
jumlah bahan yang masuk ke proyek setiapa
harinya (dilihat dari jadwal flow material pelaksana).

Jika memungkinkan, jalan kerja dan drainase


sementara direncanakan satu arah dan sedapat
mungkin ditempat di mana nantinya akan dibuat
jalan rencana yang telah dituangkan dalam gambar
kerja oleh konsultan perencana sehingga dapat
menghemat waktu dan biaya. Pada pelaksanaanya,
selam dipakai jalan kerja, pekerjaan jalan
dilaksanakan tanpa difinish terlebih dahulu (pondasi
saja dan hamparan kerikilnya terlebih dahulu, ada
segi keuntungannya yaitu pemedatan tanah dapat
maksimal.

Kantor Direksi dan Kantor Pelaksana

Sebaiknya ditempatkan berdampingan guna


memudahkan komunikasi dan juga ditempatkan
sedemikian rupa sehingga memudahkan
pengawasan pelsakanaan pembangunan secara
keseluruhan dan juga ditempatkan ditempat yang
tidak akan ada pembangunan.

Gudang dan Los Kerja

Perencanaan meletakkan gudang dan los kerja

page |E- 50
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

diusahakan ditempat yang tidak terlalu jauh dari tempat


dimana bahan tersebut akan dipergunakan, dan
juga didaerah yang diperuntukkan untuk lapangan
hujau dan bilamana mungkin diletakkan ditengah-tengah
lokasi proyek.

Penyediaan Air Kerja

Pelaksana harus menyediakan air kerja yang


bias diambil dari bermacam-macam sumber yang
memungkinkan di lapangan, misalnya dari PAM,
sungai, atau pengoboran air sumur sementara.

Air harus bersih, bebas bau, Lumpur minyak dan


bahan kimia lainnya. Pelaksana harus membuat
tempat penampungan semi permanent selama
pembangunan yang bias dibuat dari drum-drum,
tangki air atau pasangan bata merah yang di plester,
yang ditempatkan didekat lokasi los kerja atau
MCK (mandi-cuci-kakus) proyek.

Penyediaan Listrik Kerja.

Listrik kerja juga harus disediakan oleh kontraktor, bias


sewa ke PLN atau menggunakan genset.

Menyediakan Alat Pemadam Kebakaran dan P3K


Pelaksana juga harus menyediakan alat pemadam
kebakaran dan peralatan P3K dilapangan

Pemasangan Patok Ukur

Patok Ukur dibuat dari beton bertulang secukupnya,


berpenampang persegi atau bulat, tertancap kuat ke
dalam tanah sedalam 100 cm dengan bagian yang
muncul diatas muka tanah cukup untuk memberikan
page |E- 51
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

indikasi peil +0.00.

page |E- 52
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

E.11.6.2 PEMERIKSAAN PEKERJAAN PENGUKURAN BANGUNAN


(Uitzet)

Pekerjaan pengukuran bangunan (uitzet) adalah merupakan


pekerjaaan yang sangat penting karena hasil daripekerjaaan ini
dapat mempengaruhi atau menentukan baik buruknya bangunan
sehingga pekerjaaan ini harus dilaksanakan seteliti mungkin,
bahkan bila perlu setiap langkah pekerjaaan ini harus
dilaksanakana seteliti mungkin, bahkan bila perlu setiap langkah
pekerjaaan ini supaya diadakan pengontrolan kembali. Sudut
pertemuan papan bangunan (bouwplank) harus diusahakan
benar- benar siku, karena hal ini akan menjamin siku-sikunya
pertemuan dinding tembok gedung.

Sebagai control terakhir yang harus dilakukan pada pekerjaan


pengukuran bangunan adalah pada waktu akan dimulai
pekerjaaan pasang trasraam dengan duga lantai +0.00 dari
gedung yang kan dibangun.

Langkah pertama dari pekerjaan pengukuran harus didasarkan


pada gambar IMB yang telah disetujui dari Kantor Dinas Bangunan
setempat.

Pekerjaan pengukuran bangunan ini sebaiknya dihadiri semua


pihak yang terkait.

Cara Membuat Bidang Datar

Untuk membuat bidang datar (waterpass) pada pekerjaan


pengukuran (”uitzet”) dapat digunakan alat :

Pesawat waterpass untuk bangunan besar.

Slang plastik yang diisi dengan air hingga dua


permukaan aiar dalam selang plastic membentuk
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

bidang datar, ini untuk bangunan/bidang yang tidak


luas.
Waterpass tukang batu juga bias digunakan untuk bidang
yang
lebih kecil lagi.

Cara Membuat Garis Siku-Siku

Untuk membuat garis siku-siku (tegak lurus) dapat digunakan


dalil
Pythagoras yaitu angka perbandingan 3:4:5 dengan alat :

Dalam praktek lapangan banyak digunakan dengan


siku-siku kayu dengan perbandingan 3 :4 :5, ini untuk
bangunan kecil
(rumah tinggal dan lain-lain)

Untuk bangunan besar digunakan pesawat pengukur


sudut mendatar misalnya BTM atau Theodolith
(dengan memakai waterpasss instrument yang ada
busur derajat noniusnya), sedangkan angka
perbandingan 3 :4 :5 hanya dipakai sebagi pengontrol.
Sebagai control terakhir dipakai teori bahwa panjang
garis diagonal segiempat yang dibuat dari siku
tersebut akan sama panajang dengan diagonal
lawannya.

Pekerjaan Pasang Papan Bangunan


(Bouwplank)

Untuk mewujudkan denah bentuk bangunan pada tanah


bangunan diperlukan pekerjaan pengukuran bangunan (uitzet)
dan dari hasilm pengukuran ini dapat diwujudkan garis-garis lurus
yang menunjukkan sumbu dinding tembok bangunan dengan cara
menarik dua titik saja. Untuk meletakkan titik-titik tersebut
dibuatklah papan bangunan (bouwplank) yang dipasang pada
patok-patok kayu membentuk bidang datar (waterpass). Titik
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

pada papan bangunan yang menunjukkan sumbu dinding tembok


bangunan dengan cara menarik benang-benang sumbu tembok.
Untuk menghindari kesalahan karena letak paku, maka pada
kedudukan paku yang benar supaya diberi tanda panah dengan
ncat pada bidang papan bangunan (bouwplank) bagian dalam
hingga memudahkan pegawas atau pelaksana mengkontrol
tarikan benang sumbu dinding tembok.

Bidang atas papan bangunan (bouwpalnk) harus ditekan rata agar


bidang papan bangunan dapat dengan mudah dipasang bentuk
bidang datar (bidang waterpasss). Bidang atas papan ini biasanya
dipasang pada kedudukan +0.00 sebagai duga lantai.

Agar kedudukan paku (titik) pada papan bangunan (bouwpalnk)


tidak mudah berubah, maka kayu papan bangunan harus dari
jenis kayu tua, kering dan tebal minimum 3 cm, sehingga papan
tidak mudah melengkung.

Untuk menjaga keakuratan posisi bangunan, maka sesuadah


pekerjaan pondasi, sebelum pemasangan bata trasssraan, papan
bangunan diperiksa kembali posisinya.

E.11.6.3 PEMERIKSAAN PEKERJAAN TANAH

Hal-hal yang dilakukan pada pemeriksaan/pengawasan


pekerjaaan tanah adalah sebagai berikut :

Pembersihan lapangan

Batas galian ditandai dengan kapur gunung

Periksa kembali pada gambar

Dasar galian harus rata

Tebing galian dibuat landai


Buangan tanah harus diluar bouwplank
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Urungan tanah dilakukan setelah pondasi selesai


dengan cara lapis demi lapis setebal 20 cm dan
ditimbris dengan alat pemadat (compactor), bebas
dari kotoran yang bisa mengakibatkan tarunnya
tanah urung.
Urung pasir di bawah pondasi/lantai

Ditimbris dan dialiri, tebal sesuai gambar.

Stabilisasi, jika tanahnya kotor dan berwarna,


penambahan tanah mungkin siperlukan. Dalam
beberapa hal campuran semen dan tanah dapat
ditempatkan pada bangian bawah galian untuk
mengahasilkan permukaaan tanah kering.
Memeriksa untuk menayakinkan bahwa penambahan
(back filling) adalah dari material (bahan) yang tepat
sebagaimana yang diuraikan dalam perincian-
perincian. Biasanya bahan pengisian diambil dari
pengalian tanah.

Didalam penambahan usahakan agar


penambahan agar penambahan diambil dari tanah
yang digali dari kedalaman 1-3 m sebagaimana yang
diperlukan dalam RKS.
Usahakan agar teknik-teknik pemadatan tanah dipakai
di
dalam penambahan tanah sesuai dengan RKS.

Periksa prosedur pengetesan kepadatan sesuai dengan


RKS.

Jika peracunan tanah diperlukan untuk mencengah


adanya rayap usahakan agar peracunan itu
dilaksanakan sebelum dilakukan pengurungan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaaan tanah


adalah sebagai berikut :
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai harus diperiksa


keadaaan lahan dimana akan digunakan untuk
mendirikan bangunan dan lahan untuk
melaksanakan pekerjaan. Cocokkan dengan peta
situasi. Patok-patok duga diperiksa apakah masih dalam
keadaan baik.

Periksa apakah pekerjaan pembersihan telah


ilaksanakan dengan baik. Artinya apakah semua
tanggul, barang-barang yang harus disingkirkan telah
dikerjakan.

Sebelum pekerjaan perataan lahan, periksa keadaan


lahan dimana akan digunakan untuk mendirikan
bangunan dan lahan unutk melaksanakan pekerjaan.
Cocokan dengan peta situasi. Patok-patok ukur tinggi
tanah dan dibuat gambar potongannya.

Sebelumnya penggalian pondasi dilakukan, dicek


dahulu posisi dari calon galian (misalnya terhadao garis
sepadan, as-as dari galian, siku dari galian dan lebar
galian).

Pekerjaan galian tanah unutk pemasangan pipa atau


kabel harus diperhatikan kemungkinan akan
memotong bangunan di dalam tanah, atau pipa—pipa
dan kebel-kabel.

Pekerjaan galian yang dalam lebih dari 1 m,


harus diperhatikan masalah keselamatan kerja dan
kesehatan kerja. Apabila kalau dalam pekerjaan
dilakukan dengan alat berat.
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

E.11.6.4 PEMERIKSAAN PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan

Semua pekerjaan podasi sepeti tercantum dalam


gambar kerja di antaranya :

Pondasi Tiang Pancang

Pondasi telapak beton (plat beton setempat)

Pondasi pasangan batu kali

Pondasi rollagh/pasangan bata.

2. Persyaratan bahan

 Pondasi tiang pancang

o Beton unutk pembuatan tiang pancang


mini pile mempunyai mutu minimu K-400
o Tulangan utama tiang menggunakan besi
beton ulir diameter kecil (misal : 13 mm, 16 mm,
dll, tergantung perhitungan struktur) mutuBaja
BJTD 40 dan diikat spiral besi beton polos minimal
diamter 6 mm dengan jarak ke as 5-10 cm.

o Pelat untuk sambungan tiang memakai pelat


baja dengan tebal 10 mm yang dihubungkan pada
tulangan utama dengan pengelasan. Tepi pelat
setebal 5 mm dibuat kemiringan 45 derejat
(bevel) untuk pengelasan.

o Kawat las yang dipergukanan untuk


penyambungan adalah kawat las diameter 3,2
mm, Low Hydrogen mutu AWS E7018.

o Alat pancang :

 Berat palu pancang minimal 1.50 ton

 Gerak palu, baik arah maupun tinggi jatuh


dapat diatur sehingga kelurusan tiang energi
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

dapat diatus selama pemancangan tiang.

 Selama pemancangan digunakan helmet


pada kepala tiang agar energi pukulan palu
terbagi merata.

 Unutk mencegah rusaknya kepala tiang


akibat pukulan-pukulan palu (impact),
digunakan paking (cushion) dari plywood
setebal minimum 5 cm. Paking tersebut
diperiksa dan diganti secara periodic selama
pemancangan.

 Pemancangan tiang dihentikan setelah


criteria set sesuai daya dukung yang
diinginkan tercapai.

 Batu kali

Batu kali yang dipakai harus batu pecah dari jenis


yang keras, bersudut runcing dan tidak porous.

 Batu bata

Batu bata (bata merah) harus mempunyai rusuk-


rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang sisinya
harus datar, ukuran seragam, pembakaran seragam
dan merata, bebas dari cacat, retak cat atau adukan
pada waktu dipasang. Kontraktor harus menyerahkan
contoh bahan/material.

 Buis Beton / Sumuran

Buis beton yang akan untuk pondasi sumuran harus


kuat tidah retak, dan dengan dimensi / ukuran dan
jumlah yang sama dengan gambar rencana. Untuk
buis beton bertulang harus diperiksa kekuatan serta
penulangannya.

3. Persyaratan Teknis dan Pelaksanaan

 Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang


Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

o Pemancangan tiang Mini Pile dilakukan dengan


drop hammer. Pemukulan dilakukan pada bagian
atas tiang (top driving). Kepala tiang telah
dipasang helmet khusus unutk tiang berrbentuk
segitiga.

o Tiang Mini Pile dipancang sampai kedalam setiap


bagian dilakukan penyambungan antara bagian
tiang.

o Pemancangan tiang dihentikan setelah ujung


tiang mencapai kedalaman yang diinginkan,
setelah dilaksanakan kontrol terhadap
kalendering atau set akhir/final set.

o Pengambilan set atau kalendering dilakukan


dengan cara menumpuk tiang dengan tinggi
jatuh palu setinggi
1,0 m sebnayak 10 kali pukulan. Pemancangan
dapat dihentikan apabia penurunan tiang selama
10 kali pukulan tadi melebihi set akhir yang telah
dihitung menurut rumus Hiley untuk daya dukung
yang direncakan.

o Tiang Mini Franki disambung dengan mengelas


plat baja pada kedua tiang yang akan
disambungkan secara las keliling penuh
mengunakan sistem las listrik, menggunakan
mesin las berkapasitas 250 amper. Sebelum
pengelasan dilakukan, bagian tiang yang akan
disambung diatur hingga posisinya satu garis
dengan bagian tiang yang telah terpancang
didalam tanah dan pelat yang akan disambung
dibersikan. Setelah pengelasanselesai
dilaksanaka, sambungan terbut diberi lapisan
aspal.
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

o Toleransi posisi tiang akhir harus tidak lebih dari


8,0 cm terhadap letak titik rencana, dan jarak
antara dua buah tiang Mini Pile tidak boleh
berubah lebih dari 15.o cm dari jarak yang
seharusnya.

o Toleransi kemiringan untuk tiang adalah


maksimum
1/75.

 Pelaksanaan Pondasi Batu Kali

o Persyaratan pekerjaan galian pondasi harus


memenuhi persyaratan galian pondasi seperti
terurai dalam RKS.

o Persyaratan pelaksanaan pekerjaan pembesian


dan pengecoran beton harus memenuhi
persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton yang
tercantum dalam RKS.

 Pelaksanaan Pondasi Plat Beton setempat

o Persyaratan pekerjaan galian pondasi harus


memenuhi persyaratan galian pondasi seperti
terurai dalam RKS. Galian pondasi harus
dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja
pondasi, dimensi atau seperti tercantum dalam
gambar kerja dengan penampang lereng galian
kanan dan kiri dimiringkan 10 derajat keluar
pondasi. Galian harus diperiksa.

o Untuk menjaga lereng lubang galian agar tidak


lonsong, maka apabila dianggap perlu setelah
diperiksa, kontraktor harus memasang
sementara.

 Lantai kerja pondasi adalah pasangan batu


kosong (aanstamping) yang disusun berdiri
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

tegak, teratur dan bersilangan, diurug pasir


hingga merata dan mengisi lubang disela-sela
batu, kemudian disiram air dan ditimbris.

 Pasangan batu kali unutk pondasi


menggunakan adukan dengan campuran 1 pc
: 5 ps, terkecuali disyaratkan passangan kedap
air/transraam dalam gambar kerja harus
dipasang dengan adukan 1 pc : 5 ps.

 Adukan harus membungkus batu kali


sedemikian rpa sehingga tidak ada dari
bagian pondasi yang berongga atau tidak
padat, khusus pada bagian tengahnya.
Pemasangan batu kali/belah disusun bersilang
dan bagian nat/lubang kecil diisi batu
pecahan/kricak.

 Setiap jarak tertentu atau seperti gambar


harus ditanam stek tulangan beton diameter
minimal 10 mm sedalam ±30 – 40 cmunutk
pengkait sloof dan pasangan didinding bata,
ukuran panjang stek tulangan adalah sesuai
gambar.
 Dalam proses pengeringan, pondasi harus
selalu dibasahi atau disiram air. Selama
pondasi belum mencapai bentuk profilnya,
lubang galian tidak boleh diurung.

 Pada setiap perletakan kolom beton&kolom


praktis pada pondasi harus pula ditanam stek
tulangan kolom sedalam minimal 40D, dengan
diameter dan jumlah tulangan yang sama
dengan tulangan pokok.

 Pelaksanaan Pondasi Rollagh/dinding bata

o Bahan batu bata dan pelaksanaannya harus


Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

memenuhi ketentuan dalam RKS tentang


pasangan dinding bata.

o Semua adukan yang dipakai untuk pasangan


pondasi batu bata adalah adukan kedap air.

o Sisi/permukaan luas semua pasangan batu bata


yang tertanam dalam tanah kolom praktis, kolom
struktur dan stek untuk dinding terbatas.

o Pekerjaan beton tidak bertulang.

 Pelaksanaan Pondasi Sumuran

o Sebelum dilakukan galian untuk menamakan


buis beton, maka harus dilakukan mengukuran
yang matang terhadap posisi masing masing titik
pondasi sumuran, dan harus mendapat
persetujuan dari pengawas terlebih dahulu.

o Pada saat menggalian dan penanaman buis beton


harus dijaga selalu agar dinding galian tidak
runtuh / longsor.

o Setelah semua jumlah sumuran dipasang,


maka dilanjutkan dengan pengecoran beton
kedap air dengan campuran 1 : 1,5 : 2,5 pada
ketinggian sesuai dengan gambar rencana, dan
dilanjutkan dengan beton cyclopen dengan
campuran 60 % campuarn 1:2:3 dan 40 % batu
kali (sesuai dengan analisa SNI DT 91 0007
2007)

E.11.6.5 PEMERIKSAAN PEKERJAAN BETON

Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Beton Bertulang : Pondasi,


struktur kolom pondasi beton, sloff beton,
kolom struktur, balok dan ring balok, plat
lantai, pekerjaan besi stek untuk kolom
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

praktis, kolom struktur danstek untuk


dinding terbatas.

Pekerjaan beton tidak bertulang.

Persyaratan bahan

Semen Portland/PC harus dari jenis I


menurut peraturan semen Portland
Indonesia 1972 (NI-8), harus datang di
lokasi dalam keadaan baik (masih baru),
dalam kantong asli pabrik. Semen harus
disimpang dalam gudang yang kedap air,
cukup ventilasi, diatas lantai setinggi
minimal 30 cm dari lantai, penyimpanan
harus berurutan dan terpisah menurut
pengiriman. Kantong semen tidak boleh
ditumpuk lebih dari 10 lapis.

Pasir

Pelaksanaan harus menyerahkan contoh pasir


yang akan dipakai untuk diperiksa.
Pemeriksanaan pasir diantaranya : pasir yang
dipakai harus pasir alam selain pasir laut. Pasir
harus bersih dari tanah liat, mka dan substansi
lain yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih
dari 5%. Timbunan pasir alam harus dibersikan
dari semua tumbuh-tumbuhan, kotoran dan
bahan lain yang menggangu, dengan cara
diayak dan dicuci agar
didapat kualitas pasir yang baik.

Agregat (kerikil atau batu pecah)

Pelaksana juga harus menyerahkan contoh bahan


Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

yang akan dipakai. Pemeriksanaan agregat adalah


untuk melihat agregat yang dipakai harus agregat
alam atau buatan. Agregat juga tidak bolah
mengandung bahan yang dapat merusak
ketahanan beton dan tulangan terhadap karat.

Air
Air yang dipakai harus air bersih yang tidak
mengandung zat yang dapat merusak beton dan
tulangan.

Baja Tulangan

Pemeriksaan baja tulangan harus


diserahkan sample bahan dan diukur
diamternya disesuaikan dengan gambar dan
RKS, untuk uji kekuatan dapat dipakai
sertifikat pabrik atau dilakukan test
tetangan di laboratorium, standar yang
harus dipenuhi sesuai dengan SNI, JIS SR 24
British standard atau ASTM designation A-
15. Baja harus disimpan ditempat bebas
lebab, kotongan, lemak dan dijauhkan dari
karat.

Penyimpanan diatus sesuai diameter serta


asal
Pembelian
.

Bahan Campuran (additive)

Penggunaan bahan kimiawi harus seijin pengaas


dan konsultasi dengan perencana. Bahan
tambahan yang mempercepat pergeseran awal
(initial set) tidak boleh dipakai. Sedangkan unutk
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

beton kedap air dalam tanah hidrostatik pressure


tidak boleh bahan kedap air yang mengandung
bahan stearete. Bahan campuran tambahan
beton harus sesuai dengan iklim tropis AS 1978
& ASTM C 494 Type B & D sekaligus sebagai
pengurangan air dan penunda pengeseran awal.
Semua admixture (tambahan) harus melalui
proses uji yang dibuat dan disetujui pengawas.
Unutk peyambungan kembali akibat terhentinya
suatu pengecoran beton dipakai bahan perekat
Calbond sebelum dicor dengan benton baru serta
permukaannya harus dikasarkan. Jumlah

pemakaian untuk 1 m2 adalah 0.3 liter Calbond


dicampur larutan semen/PC sekitar 25% nya
dengan cara ditaburkan.

Bekisting

Bekesting dibuat dari bahan yang kuat dan


permukaannya licin agar didapat hasil
pengecoran yang mulus (missal dengan multiplex
12 mm atau plat baja), kemudian diperkuat
dengan rangka penguat penyokong dan
penyangga dari kaso-kaso secukupnya. Untuk
menyokong bekisting, dipakai steger dari kayu
atau pipa besi (scafolding). Khusus untuk
bekisting beton pracetak, harus dibuat lebih kuat,
kokoh dan kaku, permukaan panel harus
lurus, halus sehingga menghasilkan bidang
yang rata dan halus.

Komposisi Campuran

Komposisi campuran beton dibuat dengan


Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

perbandingan volume dengan mutu beton


berdasarkan mix desain.

Pengujian dari Konsistensi Beton dan Benda-benda


Uji
Beton

Banyaknya air yang dipakai untuk beton


harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin konsistensi yang baik dan untuk
penyesuian variasi kandungan lembab atau
gradasi waktu masuk dalam mesin
pengaduk (mixer). Keseragaman konsistensi
beton setiap kali pengadukan sangat perlu
yang dinyatakan dengan nilai slump dari
beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh
harus ditetapkan melalui pengujian biasa
dengan silinder berukuran 15x30 cm atau
kubus 15x15x15 cm dibuat dan diuji di
laboratorium sesuai dengan syarat di PBI
1971 (NI-2).

Benda uji selama pengecoran beton


harus terdapat benda-benda uji sebagai
berikut :

Minimum 1 benda uji setiap 1 hari


Minimum 20 brnda uji pada akhir pelaksanaan
Setiap pengecoran 5 m3 dibuat 1 benda ui
Yang terbesar menentukan.

Persyaratan Pelaksanaan

Rencana
Cetakan
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan


ukuran yang diinginkan, kuat, kokoh.
Panel cetakan hanya boleh dipakai 2 kali
kecuali dari plat baja. Sebelum dicor, panel
cetakan diminyaki secara merata untuk
mencegah lekatnya beton pada cetakan.
Tidak bole ada celah antara papan atau
panel cetakan agar terhindar dari bocor
saat pengecoran.

Baja Tulangan

Baja tulangan harus bersih dari serpihan,


karat, minyak gemuk dan lapisan lain yang
dapat mengurangi kekuatannya dan daya
lekat dalam beton. Dipasang sesuai
gambar kerja. Penempatan besi beton tidak
boleh menyinggung dinding cetakan serta
harus mempunyai jarak tertentu untuk
setiap bagian konstruksi. Penyambungan
tulangan harus overlap sejarak 40x
diameter tulangannya.

Pengadukan
Pengadukan dilakukan oleh msih pengaduk
beton (bath mixer/portable continuous
mixer) atau truk pengaduk (truk mixer)
untuk volume yang tinggi. Disarankan
menggunakan beton Ready mix agar
kualitas beton lebih konsisten dan lebih
cepat dalam pelaksanaannya.

Suhu
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Suhu beton saat dicor/dituang berada pada


suhu antara 27 derejat sampai 32 derejat
(tidak boleh lebih).

Pengangkutan Beton

Alat pengankutan beton harus sedemikian


rupa sehingga beton yang dibawa ketempat
kerja tidak terjadi pemisahan dan
kehilangan nilai slump.

Pengecor
an

1) Beton tidak boleh dicor sebelum semua


pekerjaancetakan bekisting selesai,
ukuran dan letak baja tulangan sudah
sesuai gambar, pemasangan instalasi
yang ditanam selesai, besi penggantung
plafond sesuai pola kerangka langit-
langit, besi penggantung, cable tray
danstek penyokong dan pengikat selesai
dikerjakan dan telah diperiksa.
2) Sebelum pengecoran, semua
permukaan harus bersih dan bebas
dari genangan. Permukaan bahan
bekisting dari bahan yang menyerap
harus dibasahi dengan merata
sehingga kelembaban air beton yang
baru dicor tidak diserap.
3) Pada pengecoran beton baru diatas
permukaan beton lama, maka
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

betonlama harus dibersihkan,


dilembabkan dan dikasarkan.
4) Perlu diperharikan letak/sudut
pengehentian pengecoran diusahakan
tidak didaerah kritis.
5) Koordiasi dengan pekerjaan mekanikal,
elektrikal dan sanitasi sangat
diperlukan sebelum pengecoran.
6) Beton boleh docor jika pemeriksa sudah
menyetujuio yang berarti semua
peralatan bantu juga siap dilapangan
(seperti ember, angkut, vibrator, dan
tenaga kerja serta alat duka dan
perata beton).
7) Beton diangkut keposisi terakhir
diusahakan sependek mungkin.
8) Pengecoran untuk bagian vertical harus
menggunakan tremie dengan tinggi
jatuh tidak boleh lebih dari 2 m.
9) Pengecoran beton tidak ijinkan pada
saat hujan deras atau lama
sehingga tidak terjadi pesahan unsur
yang ada dalam beton.

10) Pemadatan beton dilakukan oleh


vibrator untuk menggetarkan sehingga
beton tidak ada yang keropos.

Waktu dan cara-cara pembukaan cetakan

Pembukaan bekisting harus hati-hari dan dilaksanakan


setelah
28 hari atau lebih cepat jika menggunakan additive
dengan seijin pengawas. Pembukaan hari-hari agar
tidak ada beton yang rusak, jika terjadi rongga maka
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

harus diperbaiki dengan diijekdi dengan beton yang


telah dicampur bahan perekat.

Perawatan (curing)

Semua beton harus dirawat (cured) dengan air sampai


paling sedikit 14 hari (sudah cukup keras), setelah agak
keras ditutup dengan bahan yang basah atau pipa
berlubang.

Perlindungan (protection)

Beton harus dilindungi dari matahari langsung paling


sedikit 3 hari.

Perbaikan permukaan beton

Kerusakan yang memerlukan perbaikan adalah yang


terdiri dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan,
lubang-lubang baut, ketidakrataan dan bengkok kecil,
maka dilaksanakan dengan pemahatan dan digosok
dengan gurinda. Lubang pahatan harus diberi
pinggiran tejan dan dicor sedemikian rupa sehingga
pengisian akan terkunci rapat ditempatnya. Semua
lubang harus terus dibasahi selama 24 jam sebelum
dicor.

Beton tumbuk

Gambar detail (shop drawings)

Pembuatan bekisting harus dibuat dahulu


shop drawingnya juga gambar datail
pengecorannya.

Pipa-pipa instalasi

Pipa instalasi harus dibuat dari bahan


yang
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

t idak merusak beton.

Beton kedap air

Pekerjaan baton kedap air dan lapisan waterproofing


dilaksanakan pada lantai kamar mandi/WC, talang
beton, dak atap dan daerah basah lainnya. Persyaratan
bahan harus memenuhi standar yang berlaku seperti
NI-3. Jenis bahan yang dipakai setaraf aquaproof.

Bahan harus memiliki karakteristik fisik, kimiawi dan


kepadatan yang merata dan konstan, kedap air dan
uap. Perlindungan terhadap waterproofing
menggunakan screed (perbandingan 1 pc : 3 pc)

E.11.6.6 PEMERIKSAAN PEKERJAAN WATER PROOFING

Persiapan permukaan

Permukaan beton yang akan diberi lapisan


waterproofing harus dibersihkan, bebas minyak, debu
serta tonjolan tajam yang permanen/cepretan aduk,
dan harus dalam kondisi kering (dalam arti kering
leveling screed maupun kering permukaan).

Lapisan waterproofing

Pekerjaan primer/coating dilakukan dengan


sistem
kuas/roll sebanyak 2 (dua) kali.

Setelah primer/coating hampir mengering 1 jam,


taburi
permukaan dengan pasir halus secukupnya.

Pemasangan waterproofing dimulai dari titik


terendah.

Pelaksanaan waterploofing harus dilindungi


dari sengatan matarahari dengan menggunakan
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

pelindung tenda.

Waterproofing yang telah terpasang


harusdijaga/lokalisir agar tidak terinjak.
Konstraktor harus menghentikan kerja bila huja,
dan
diteruskan ketika sudah benar-benar kering.
Lapisan pelindung

Setelah waterproofing terpasang, maka diatas


permukaannya diberi perlindungan screed
(perbandingan 1pc : 3 ps) setebal 2 cm.
Untuk mengatur jarak/ketebalan screed,
harus digunakan beton decking setebal 1.5 cm
setiap jarak 0.5 cm.
Permukaan screed ini dihaluskan dengan
rooskam pada saat kondisi setengah kering
dengan jalan menaburkan bubuk semen dan
menggosoknya sehingga licin.
Setelah semua pasangan lapisan waterproofing
dan sebelum pelaksanaan lapisan pelindung,
kontraktor harus melaksanakan pengujian
kebocoran terutama untuk permukaan horizontal
plat dengan cara menuangkan air ke area yang
tertutup lapisan waterproofing hingga ketinggian
minimum 50 mm dan dibiarkan selama 3 x 24
jam. Beri tanda bagian yang tidak sempurna
atau bocor.

Kontraktor wajibmengamankan kemungkinan


pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.

E.11.6.7 PEMERIKSAAN PEKERJAAN BAJA


Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Untuk suatu konstruksi baja harus diketahui


lebih dahulu macam kualitasnya guna
menentukan kekuatan tekan minimum seperti
baja profil dengan kualitas ST37 atau B37 atau
BD37 mempunyai kekuatan tekan minimum 37

kg/mm2 sampai dengan 45 kg/mm2 dengan

batas lumer ±24 kg/mm2.

Baja mempunyai permukaan yang rata dan


tidak berkarat, dengan permukaan bekas gilingan
akan berwarna kebirua setelah dicelup kedalam
asam posfat lemah.
Menghilangkan karat
Untuk kondisi karat ringan dengan jalan menyikat
permukaan baja kemudian ditiup dengan
kompresor yang bercampur pasir atau debu baja.

Dapat juga dengan cara kimiawi dengan


mencelupkan kedalam asam sulfat yang encer
selama beberapa jam, lalu dibersihkan dengan air
panas selanjutnya dicelup dalam asam fosfat
lemah. Lapisan tipis aam fosfat lemah ini
menambah melekatnya lapisan cat hingga cat
dapat melekat tahan lama.
Untuk kondidsi karat berat dianggap tidak
memenuhi syarat konstruksi.

Sistem Penyambungan
Paku Keeling :
Awalnya disiapkan lubang untuk paku keeling
kemudian profil dicat dengan meni besi sehingga
merata, baru kemudian dikeling sesuai dengan
rencana. Bila memasang palu keeling ini baik
maka lubang akan terisi sempurna karena paku
keeling dipanaskan terlebih dahulu sebelum
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

dikeeling dengan dolliy.


Baut :
Bentuk baut yang dapat menahan beban
mempunyai cirri ulir namun tidak sampai pada
kepala baut, yang panjangnya sesuia denag baja
atau tebal baja yang akan dihubungkan satu
sama lain.

Las Listrik :
Cara penyambungan dengan las listrik lebih
kaku dari pada sambungan dengan baut ataupun
paku keeling.

Pada pengelasan denagan las otogen, dimana


panas nyala gas asitelin sekitar 2000 – 2500
derjat celcius, hanya digunakan untuk pelat –
pelat tipis. Untuk pelat tebal digunakan Las Busur
Nyala listrik dengan panas nyala listrik 35000
derajat.

Mutu sambungan las tergantung dari factor –


factor :

1) Cara mengelas
2) Kualiats dan macam elektroda
3) Bentuk Las
4) Kualitas baja yang dilas
Pada pengelasan yang terputus – puttus dapat
menyebabkan terjadinya karat pada baja yag
diakibatkan oleh air yang mengendap dicelah –
celah hasil pengelasan.

Peletakan Penyambungan

Untuk paku keeling dan baut harus teratur dan rapih


dengan
jarak dari as ke as 3 sampai dengan 6 kali diameter lubang.
Jumlah paku keeling atau baut dalam satu baris tidak
boleh lebih dari 5 buah baut.
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Penyelesaian Penyimpangan

Seluruh profill harus dicat meni sebaynak 2 x dengan


mengguanakan synkchromat begiut juga untuk kondisi
silit dengan jarak yang relative kecil harus diperiksa
teliti karena bias menimbulakan karat.
Untuk memeriksa konstruksi yang dilaksanakan dengan
baut cara yang sederhana ialah memukul tiapa
sambungan sehingga dapat diketahui apakag
pelaksanaan penyambungan telah betul dan baik atau
tidak, bila suaranya nyaring pada waktu buhul dipukul
maka sambunagan pada buhul tersebut baik dan
semua baut telah keras, bila suara bergetar pada waktu
buhul dipukul maka jelas ada salah satu atau lebih baut
yang kurang kencang maka pada buhul tersebut
harus diperiksa seluruh bautnya.

Bila terjadi kesalahan dalam melubangi dan mengatur


jarak paku keeling / baut sehingga melebihi ketentuan
walaupn jumlah paku/baut sudah mencukupi dengan
apa yang disyratkan menurut perhitungan, maka
sebaiknya ditambahdengan paku keeling/baut sebagai
pelengkap.

Bila batang tarik, dimana luas penampang netto yang


menentukan perhitungan daya tarik maksimum maka
apabila batang tersebut terdiri dari 2 baja siku hingga
luas penampang netto tidak kuat memikul gaya batang
yang ada, maka sambungan yang dimana terdapat
perlemahan karena lubang– lubang baut harus
ditambah pelat sisip/kopel yang dilas.
Bila pada batang tekan terdapat banyak pelat kopel
terutama pada bahaya tekuk maksimal maka
perhitungan struktur
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

harus ditinjau kembali dan diadakan perkuatan dimana


perlu.

Ikatan Angin pada batang – batang baja yang biasanya


tidak begitu besar bila dibandingkan dengan konstruksi
utama namun sangat perlu karena turut menjamin
stabilitas bangunan.

Pengamatan Titik Pokok

Titik pokok adalah titik induk pengukuran untuk


melaksanakan pemasangan konstruksi baja. Penentuan
titik pokok bukan hanya menentukan panjang batang
tetapi juga arah batang, maka pengamatan titik pokok
dapat dikerjakan pada waktu menetukan bentuk pelat
buhul dengan skala 1 : 1dengan panjang batang dan
arah batang secara teoritis.

Petunjuk Pengelasan

Periksalah kemahiran tukang las jika perlu dites


terlebih
dahulu, khususnya untuk sertified welds.

Periksa bahan untuk perkejaan las telah


ditempatkan
ditempat yang sesuai.

Bukti pengetesan bahan las telah dilaksanakan oleh


bengkel atau took penjual bahan las.

Usahakan agar pengetesan lapangan juga dilakukan.

Harus yakin bahwa bahan – bahan yang akan disambung


telah dijepit agar diperoleh tekanan – tekanan
engelasan yangsama.
Jika diperlukan pengurangan tekanan, tinjaulah
kembali
prosedur pekerjaan lapangan.
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Periksalah ukuran dan type batang las apakah telah


sesuai
dengan persyaratan yang digunakan.

Periksalah pengelasan dan pekerjaan – pekerjaan


lainya apakah telah sesuai dengan spesifikasi yang
diminta.
Periksalah apakah penopang – penopang sementara
telah cukup kuat dan stabil, dan harus diperhatikan
kebebasan begarak pengelas, periksa juga hal –
hal khusus seperti isolator – isoplator.

Jika system penyambungan pengalasan telah


selesai dilaksanakan, lakukan pengetesan kekuatan
dan daya tahan sesuai dengan perincian.

Pemotongan, pembentukan, penyetelan, pelubang


baut, pengelasan fabrikasi bagian – bagian
konstruksi harus dikerjakan di work shop dan
terlindung dari pengaruh hujan.

E.11.6.8 PEMERIKSAAN PEKERJAAN FINISHING


Terdiri dari : pekerjaan dinding, pekerjaan lantai, pekerjaan
atap, pekerjaan pengecatan, dan pekerjaan kusen dan pintu.

Pemerikasaan Pekerjaan Dinding

Bata harus sama ukurannnya, matang siku dan tidak lunak

Harus direndam bukan disiram

Pasir untukl adukan harus diayak

Spesi tidak boleh lebih dari 15 cm

Naat harus dikorek

Dinding bata harus tegak lurus


Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Bata potongan kurang dari setengah tidak boleh dipasang

Naat tegak boleh segaris.

Pemeriksaan Pekerjaan Plesteran

Plesteran kasar hanya untuk pekerjaan di bawah tanah


Adukan biasanya 1 pc : 6 ps

Dinding yang kan diplester dibasahi sampai benar –


benar
basah

Dibuat kepala – kepala untuk master plester

Dilot tegak lurus

Tebal tidak boleh lebih dari 1.5 cm

Cara control dengan pandangan mata dari samping,


water pass, lot menarik benang dari sudut ke sudut
bidang plesteran
dengan alat Bantu jidar/penggaris dan batteray

Pipa listrik diusahakan tertutup plesteran

Sebelum berumur 7 hari tetap dibasahi

Harus padat, rata, halus, sudut – sudut tajam dan lurus.

Pemeriksaan Pekerjaan Lantai Ubin

Peil l:antai harus diketahui terlebih dahulu

Urugan harus padat

Pekerjaan bangunan dibawah lantai harus diteliti

Lantai kepala sebagai patokan diambil jalur terpanjang

Mutu ubin sesuai bestek

Penyortiran ubin menurut pandangan mata, siku,


Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

tebal,
lapisan utuh, dan rata, setelah dipoles warna tidak berubah

Celah harus sama lebar dan lurus

24 jam setelah dipasang harus sudah diisi air semen,


tidak boleh diinjak sebelum 7 hari sesudah dicor air
semen.
Pemeriksaan Pekerjaan Lantai Keramik

Keramik yang akan dipasang mempunyai sudut –


sudut
persegi sempurna dan benar

Cocokan bahan – bahan dengan bahan contoh yang


telah disetujui

Permukaan – permukaan harus bebas dari minyak

Semua angkur – angkur harus dipasang sebelum


peletakan
keramik

Adukan harus dituang setelah mencapai set permulaan,


harus padat dan rata agar tidak terdapat udara
terperangkap yang dapat mendesak keramik hingga
terlepas bersamaan

Memotong keramik harus diusahakan sedikit mungkin

Jangan memotong labih kecil dari ukuran setengah


keramik
yang ada

Sebelum memasang keramik harus dibasahi dahulu

Periksalah apakah sambungan – sambungan untuk


keprluan
perluasan disediakan

Perhatikan keperluan pemasangan keramik yang


khusus,
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

seperti ubin konduksi untuk pemasangan pada kamar –


kamar

Khusus untuk keramik kamar mandi peil dan


pemadatannya
perhatikan kemiringan – kemiringan yang diperlukan.

Pemeriksaan Pekerjaan Kusen

Kusen kayu dengan mutu bahan harus disesuaikan


dengan yang ditentukan dalam bestek : tidak bermata,
pecah, rapuh,dan harus kering, bentuk sesuai dengan
gambar, bidang rata, siku, hakus dan sambungan –
sambungan harus rapat sekali.

Kusen allumunium : hasil pemasangan harus tegak


lurus, kuat dan tetap baik. Selama pekerjaan kusen ini
harus dibungkus dengan pengaman (dengan cara
membubuhkan oli, gemuk dan pembungkus lainnya).
Pemeriksaan denag waterpass, lot dan selang air pada
tempat dimana kusen allumunium dipasang. Pengkuran
kusen allumunium khususnya sambunag harus kuat,
siku dan rata. Bidang allumunium tidak diperkenankan
langsung berhubungan dengan dinding bata/beton
(isolasi atau bitumen). Mutu sesuai dengan bestek.
Gambar Detail harus dibuat pemborong dan disetujui
pengawas

Pemeriksaan Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela

Baik dari kayu, allumunium atau besi pada


dasarnya pemasangan harus mudah dibuka dan
ditutup, kuat, engselnya mudah dikunci
Tinggi pemasangan kunci disesuaikan agar tidak terlalu
jauh
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

dari pegangannya.

Pemeriksaan Pekerjaan Atap


Genteng : ukuran reng harus benar – benar sesuai
dengan ukuran genteng yang akan dipasang

Sirap : jarak reng dipasang sesuai dengan gambar bestek.

Pemeriksaan Pekerjaan Kap

Harus ada gambar khusus dengan detailnya


Ketinggian, kemiringan dan letak sambungan –
sambungan kayu harus sesuai dengan gambar
Pengawetan kayu mutlak perlu, dengan cara
pengecatanmenggunakan solignum
Gording harus lurus, membujur rata kearah melintang.

Pemeriksaan Pekerjaan Pengecatan

Cat dinding bata :

Plesteran harus sudah kering, halus setelah


diampelas
kasar
Dempul/ plamur harus satu merk dengan cat yang
akan dipakai.
Pekerjaan cat pada dinding dilakukan setelah
pekerjaan kasar selesai seluruhnya

Cat Kayu :

Ampelas kasar, sedang, halus, dempul, batu


apung, ampelas halus, plamur harus satu merk
dengan cat yang akan dipakai

1. Pemberian lapisan warna satu hari tidak lebih


dari
satu lapis
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Pekerjaan dilakukan setelah pekerjaan kasar selesai

Pekerjaan Politur /teak oil :

Ampelas batu gososk, dempul ampelas lagi

Warna kayu disesuaikan dengan warna kayu

Daftar Pengecekan Pengecatan :

Periksalah permukaan yang akan dicat, apakah


ada goresan – goresan bekas cat, sikat, tekstur dan
finish
Usahakan agar pengecatan sesuai dengan metode
yang dijinkan seperti dengan cara penyemprotan dan
roll cat
Usahakan agar daerah – daerah yang sukar
dicapai seperti pojok – pojok, tempat - tempat
yang retak, lasan, dan pasak – pasak
mendapatkan perhatian dan dicat sama seperti
permukaan lainnya

Periksa agar kedua balah permukaan pintu


menerima
lapisan pengecatan yang sama

Usahakan agar cat latex tidak dipakai pada


compounddempul.

E.11.6.9 PEMERIKSAAN PEKERJAAN PLUMBING

Pemeriksaan Pekerjaan Sanitair

Bak mandi dicoba diisi air untuk mengecek kebocoran

Seluruh aliran pembuangan cukup baik, kemiringan lantai


dan
selisih peil diperhatikan

Suplai air bersih lancer


Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Wastafel, meja cuci. Urinoir, keran –keran dan kolset


harus
kuat, sifon harus dipasang.

Pemeriksaan Pekerjaan Sluran Pembuangan :

Perhatikan kemringan, ukuran saluran, jarak bak control


dan
sambungan – sambungan

Air mandi, air dapur, wastafel di buang kesaluran air hujan.

WC, urinoir dibuang ke septic tank

Pemeriksaan Pekerjaan Septic Tank :

Tidak bocor, campuran kedap air

Inlet 10 cm lebih tinggi dari outlet, perhatikan lubang


pada
dinding pemisahnya harus sesuai gambar.

Pemeriksaan Pekerjaan Instalasi Air Bersih :

Bahan yang digulkan harus bahan anti karat

Gambar rencana harus diteliti

Pelaksanaan pekerjaan ini harus mempunyai PAS dari PAM

Cukup pengalaman dan cukup perlatan

Semua sambungan harus menggunakan benang asbes


dan
meni

Akhir sambunagn ditutup dengan phystop

Pipa suplay dites dengan tekanan udara 6 atm

Pipa pembuangan dites dengan tekanan 3 atm selama 24


jam
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Sistem Pipa

Periksa ukuran dan daya kekuatan bahan – bahan yang


akan digunakan sesuai spesifikasi

Periksa benda – benda dan katup – katup untuk nilai


tekanan
Periksa pelurusanya untuk menjamin apakah pelurusan
ada ditempat, dan tidak membuat kekeliruan dimana
sebuah pipa harus bebas dipindahkan.

E.11.6.10 PEMERIKSA PEKERJAAN ELEKTRIKAL :

Pemeriksaan Pekerjaan Instalasi Listrik

Dilaksanakan oleh instalatur yang sudah mempunyai PAS


dari
PLN dan bepengalaman.

Pemborong harus menyerahkan gambar shop


drawing
instalasi pada pengawas.

Selesai pekerjaan di buat gambar revisi.

Panel – panel stop kontak, sakelar dipasang rapih, rata


dari
masing – masing jenis.

Dipasang pada tempat yang mudah di capai.

Penempatan sakelar dan stop kontak sesuai gambar


rencana.

Pipa PVC yang masuk kedalam beton tidak boleh bocor.

Sambungan menggunakan tali rami dan di tutup


dengan
gasket

Periksalah setiap perinciandari kawat dan pipa listrik


dengan tepat.
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Periksalah system kebersihan sebelum menarik kawat

Usahakan dalam menarik kawat memakai sheaves /


ikatan yang tepat atau memakai pulling point dan
diusahakan agar kawat tidak ruasak tertekan sewaktu
menariknya.

Dibagian bawah lantai raceway, periksalah apakah


sambungan rapat.

Sebelum menarik kawat harus yakin kontak – kontak


untuk sambunagan ( junction boxes ) yang tepat telah
ditempatkan
pada sambungan.

Pastikan sambungan pada tanah terjaga pada setiap


hubungan

Hindarilah pemakaian logam yang tidak sama,


maupun sambungan antara logam yang tidak sama.

Perikalah jalan kawat bagi keperluan tertentu seperti


kontak – kontak yang berbahaya. Untuk daerah –
daerah tertentu harus yakin bahwa cap ijin diletakan
pada perlengkapan maupun pada bahan.

Setelah semua pemasangan instalasi dinilai


baik oleh pengawas, maka akan ada pengetesan
oleh pihak PLN dan pengawas lapangan.

E.11.7 INTERPRETASI PERMASALAHAN PROYEK


Mengingat akan pentingnya manajemen dalam pengawasan
konstruksi, maka dalam pelaksanaannya Konsultan Pengawas
akan melaksanakan dengan ketat dan teliti. Pemakaian Network
Planning disertai Bar Cart yang pasti, akan memudahkan
Konsultan Pengawas melakukan pekerjaan pengawasan konstruksi
baik teknis maupun administrasi yang diselenggarakan terus
menerus sampai dengan pekerjaan diserah terimakan.
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Perngawasan suatu fasilitas fisik biasanya dimulai dari adanya


Rencana Induk suatu Gedung yang akan mencakup keseluruhan
dari segi pelaksanaan secara teknis dan softwares serta Rencana
Fisik yang akan mencakup keseluruhan upaya pewadahan
kegiatan dan hardwares. Proses
implementasi rencana fisik akan terkait langsung dengan berbagai
permasalahan dalam pembangunan. Mulai dari permasalahan
yang sifatnya “klasik” seperti administrasi proyek, pelelangan,
dan evaluasinya, hingga permasalahan yang lebih bersifat
strategis seperti bagaimana pentahapan rehabilitasi sarana fisik
yang dibangun, dan perlakuan konservasi yang diperlukan, serta
bagaimana memadukan antar rencana dan lain-lain. Kesemuanya
memerlukan suatu instrumen Pengawasan, pengawas dan
pelaksana yang terregulasi secara optimal.

Regulasi merupakan filter dari proses pengadaan, pembangunan


dan rehabilitasi bangunan Gedung, yang berfungsi sebagai
pengendali dari sistem yang sedang berjalan. Jenis-jenis regulasi
antara lain :
Standar di bidang pekerjaan bangunan gedung
Peraturan Pemerintah (Pusat maupun Daerah) yang terkait
dengan proses pengadaan gedung

Banyak pertanyaan yang sering diajukan yang terkait dengan


masalah yang terjadi dalam proses pembangunan sarana fisik.
Berikut disajikan berbagai permasalahan yang sering dihadapi dan
sumber-sumber kekurangannya.

E.11.7.1 Permasalahan Utama


Adalah rendahnya tingkat pemahaman terhadap standar dari
unsur yang terlibat di dalam pembangunan gedung.

E.11.7.2 Kekurangan Informasi


Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Kesalahan baik dalam pengawasan maupun pelaksanaan sering


kali karena pelaksana kekurangan informasi yang aktual
mengenai kebutuhan-kebutuhan, proses-proses yang diperlukan
dan hubungan kerja yang tidak lancar.

E.11.7.7 Batasan Waktu


Ini adalah alasan yang paling sering dikemukakan atas
kekurangan yang terjadi. Pengawas dan pelaksana karena adanya
batasan ini hanya berorientasi pada selesainya produk sehingga
hanya mempunyai sedikit (atau sama sekali tidak mempunyai)
waktu untuk melakukan hal-hal yang sifatnya eksperimental atau
penelitian mendalam untuk perbaikan/pengembangan.

E.11.7.10 Kekurangan Metoda Untuk Mengukur Nilai Proyek Nilai


di sini adalah yang bersifat kualitatif. Pemilik proyek tidak
mempunyai metoda dan bahasa komunikasi yang cukup
untuk mengemukakan argumentasi dan pernyataan yang bersifat
kualitatif ini.

Pemilik biasanya hanya dapat memberikan dalam hal "harga"


(yang hal ini saja tidak cukup).

E.11.7.11 Spesifikasi Yang Tidak Baik


Spesifikasi yang dibuat Pengawas ataupun standar-standar dan
peraturan pemerintah merupakan hal yang sulit diubah dan
diperbaharui secara cepat. Kelambatan yang demikian ini sering
kali akan menimbulkan adanya kekurangan yang pada akhirnya
akan mengurangi nilai proyek.

E.11.7.12 Hubungan Kerja Yang Buruk


Hubungan yang terlalu kaku antara pemilik proyek, Pengawas,
dan pelaksana sering kali mengakibatkan adanya hubungan
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

komunikasi yang tidak berjalan baik. Atau sebaliknya hubungan


yang terlalu dekat akan mengakibatkan berkurangnya ketegasan
di lembaga ini. Kehadiran suatu lembaga yang turut memikirkan
"mekanisme" ini akan sangat membantu dan bukan diserahkan
pada masing-masing pihak untuk "bersikap".

E.11.7.13 Ketiadaan Kemampuan Klien Bernegosiasi Secara


Teknis

Klien sering kali sangat terbatas dalam pengetahuan secara teknis


atau kesulitan dalam menterjemahkan kebutuhannya secara
teknis. Di lain pihak Pengawas kurang tanggap terhadap hal
tersebut karena kendala waktu.

E.11.7.14 Pengawas Yang Baik Membutuhkan Waktu Lama


Padahal klien mungkin akan sangat terkait dengan kecepatan ini
misalnya bila dana yang tersedia adalah dana pinjaman atau dana
yang hangus bila lewat waktu. Pengendalian yang
menciptakan hubungan kerja yang
paralel antara kegiatan Pengawas dan pelaksanaan seharusnya
dapat dilakukan untuk menghemat waktu yang sangat berharga
ini.
Dari berbagai masalah yang sangat mungkin dihadapi dalam
rangka hubungan kerja pada proses pembangunan tersebut
dibutuhkan suatu lembaga yang mampu mengemban fungsi-
fungsi yang mampu mengakomodasi hal tersebut.
Fungsi tersebut diantaranya dapat dilaksanakan dengan suatu
lembaga pengawas yang mampu mengombinasi Konsultan
Pengawas.

E.11.8 PERMASALAHAN PRAKTIS


Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Setiap permasalahan yang diperkirakan akan terjadi dalam setiap


pekerjaan Pembangunan fisik pada umumnya akan menyebabkan
:
waktu penyelesaian pekerjaan pembangunan mundur
(terlambat) dari waktu yang telah ditentukan maupun
direncanakan semula, biaya Rehabilitasi yang melonjak dan
melebihi dari dana yang disediakan, dan kualitas maupun
kuantitas hasil pekerjaan yang tidak sesuai Rencana Kerja dan
Syarat-syarat, maupun ketentuan-ketentuan yang ada dan
berlaku.

Dengan mengingat kepada beberapa hal di atas maka perlu


dilakukan langkah pencegahan dengan melakukan prediksi serta
menginventarisir faktor-faktor penyebab dari permasalahan yang
akan timbul. Salah satu metoda yang sering dilakukan adalah
dengan pengelolaan yang terintegrasi/terpadu yang dikelola oleh
sebuah atau lebih Konsultan Pengawas ini. Permasalahan praktis
yang diperkirakan akan timbul di lapangan, pada umumnya
disebabkan oleh kelemahan dalam dokumen pelaksanaan dan
pelaksanaan di lapangan.

E.11.8.1 Kelemahan Yang Terdapat Dalam Pelaksanaan di


Lapangan yaitu :
Permasalahan yang akan timbul terutama disebabkan
karena penempatan personil yang kurang berpengalaman,
memiliki kemampuan yang kurang memadai dan bekerja
secara tidak profesional.
Permasalahan yang akan timbul dapat pula disebabkan
karena kelemahan pada sistem manajemen yang
diterapkan oleh Kontraktor, sehingga pelaksanaan fisik
yang dilakukan tidak berjalan secara baik.
Permasalahan yang akan timbul terutama disebabkan
karena penempatan personil pelaksana dari Kontraktor
kurang berpengalaman, memiliki kemampuan yang kurang
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

memadai dan bekerja secara tidak profesional.


Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut, Konsultan
Pengawas berperan dengan menyusun suatu konsep kerja
yang didasari Pengawasan manajemen dan pengendalian
proyek yang matang.

E.11.9 METODA KERJA

Beberapa aspek yang dapat dimanfaatkan sebagai upaya


mengantisipasi berbagai kekurangan baik bersifat konseptual
maupun praktis adalah dengan mefungsikan suatu mekanisme
pengawasan. Pengawasan yang ketat namun fleksibel yang secara
integral mengelola dan menterjemahkan FS ke dalam Pengawasan
secara paralel dan berkesinambungan.

E.11.9.1 Pengawasan
Pengawasan ini seharusnya tidak hanya melakukan fungsi
Pengawasan akan tetapi juga berfungsi sebagai “manajer”.
Pengawasan diharapkan juga melakukan fungsi-fungsi
penghematan tanpa mengurangi nilai proyek (value engineering
function) dan berorientasi pada keinginan pemilik proyek (owner
function). Pengawasan ini pada prinsipnya adalah lembaga yang
bertugas untuk mengawasi seluruh unsur pembangun yang
meliputi pemilik proyek, dan pelaksana untuk memerankan
fungsinya secara baik dan dalam kerangka komunikasi dan
kerjasama yang baik pula. Konsultan akan memainkan fungsi-
fungsi manajerial secara penuh yaitu terutama fungsi
“penterjemahan” FS dan masukan secara integral, fungsi
koordinasi antar unsur, fungsi organisasi antar permasalahan,
fungsi Pengawasan, pengendalian dan fungsi pengawasan.

E.11.9.2 Metoda Pelaksanaan Yang Solid


Pengawasan ini akan lebih berdaya guna dengan menggunakan
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

metoda pelaksanaan Pengawasan yang solid dan sesuai dengan


problematika proyek yang ada. Metoda yang mengadopsi
metoda fast track untuk kasus-kasus dimana kelengkapan
gambar masih belum terpenuhi, atau dengan metoda kendali
jalur kritis merupakan metoda yang sangat populer.
Namun demikian hal yang terpenting adalah bagaimana metoda
itu dapat disesuaikan dengan kondisi-kondisi lapangan yang
seringkali sangat sulit diprediksi. Kemampuan personil yang
tanggap dan berpengalaman luas, kemampuan menguasai
“medan”, dan kecepatan informasi akan sangat membantu
menangani hal-hal ini.

Pelaksanaan pekerjaan Pengawasan Pembangunan


Lapangan Sepak Bola di dasarkan pada empat asas berikut ini :

5. Asas kemanfaatan dipergunakan sebagai landasan agar


Pengawasan Teknis Tersebut dapat diwujudkan dan
diselenggarakan sesuai sasaran dan tujuan. Lebih jauh
diarahkan pada kemanfaatan perencanaan sebagai wadah
kegiatan manusia yang memenuhi nilai-nilai kemanusian
yang berkeadilan, termasuk aspek kepatuhan dan
kepantasan.

6. Asas keselamatan, Pengawasan Pembangunan


Lapangan Sepak Bola dipergunakan sebagai landasan
agar bangunan gedung memenuhi persyaratan, yaitu
keandalan teknis untuk menjamin keselamatan dan
lingkungan di sekitarnya, di samping persyaratan yang
bersifat administratif.

7. Asas keseimbangan, Pengawasan Pembangunan


Lapangan Sepak Bola dipergunakan sebagai landasan
agar keberadaan bangunan tersebut berkelanjutan tidak
mengganggu keseimbangan ekosistem dan lingkungan di
sekitarnya.
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

8. Asas keserasian dipergunakan sebagai landasan agar


penyelenggaran proyek dapat mewujudkan keserasian dan
keselarasan dengan lingkungan di sekitarnya.

E.11.10 SYARAT – SYARAT


Dalam melaksanakan pekerjaan pengawasan, konsultan
pengawas harus memperhatikan syarat – syarat sebagai berikut:
Persyaratan Umum Pekerjaan
Bahwa setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus
dilaksanakan secara benar dan tuntas sampai dengan
memberikan hasil yang telah ditetapkan dan diterima
dengan baik oleh Pejabat Pembuat Komitmen/ Kuasa
Pengguna Anggaran.
Persyaratan Objektif
Pelaksanaan Pekerjaan pengaturan dan pengamanan
yang objektif untuk kelancaran pelaksanaan, baik yang
menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari setiap
bagian pekerjaan. Persyaratan Fungsional
Pekerjaan pengawasan pelaksanaan baik yang menyakut
waktu, mutu dan biaya pekerjaan harus dilaksanakan
dengan profesional yang tinggi sebagai Konsultan
Pengawas.
Persyaratan
Prosedural
Penyelesaian administrasi sehubungan dengan pekerjaan
dilapangan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang berlaku.

Dalam kerangka Acuan Kerja (KAK) belum terulas yang jelas


tentang konsep yang disyaratkan oleh panitia, hal ini disampaikan
supaya pihak konsultan pengawas dapat mengakomodir keinginan
konsep bangunan yang diinginkan, dibawah ini akan diulas secara
singkat apresiasi terhadap masing-masing bagian.
Untuk mencapai tujuan diatas maka perlu dilakukan langkah-
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

langkah yang akan memberikan pengawasan teknis yang lebih


optimal.

BAGAN ALIR KEGIATAN POKOK PENGAWASASAN

E.12 PROGAM KERJA

Rencana Kerja pelaksanaan pekerjaan Pengawasan


Pembangunan Lapangan Sepak Bola sangat tergantung pada
hal-hal sebagai berikut :

Kondisi lapangan

I. Kondisi
pelaksana

II. Kondisi cuaca

III. Koordinasi antar pihak yang


terkait

IV. Dan kondisi lain yang sangat berpengaruh pada pekerja


lapangan (adanya hari hari libur bersama misalnya : puasa,
lebaran, tahun baru dan lain-lain).

PRELIMNARY

TAHAPAN
PERSIAPAN
PRESENTASE

TAHAPAN PENYUSUNAN
RENCANA TEKNIS DAN
GAMBAR KERJA KONSULTAN PENGAWAS
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

KONSTRUKSI

PRESENTASE GAMBAR KERJA DAN


DOKUMEN

TAHAPAN PENGAWASAN
BERKALA
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Untuk mempermudah mengaitkan kegiatan di lapangan agar


berjalan efisien, efektif dan tepat waktu serta sasaran,
diperlukan perencanaan jaringan kerja (net working) kegiatan
pengawasan di lapangan. Tahapan yang dilalui dalam
pembuatan net working ini adalah sebagai berikut :

1) Pembuatan Work Break Down (WBS) sampai pada


level item pekerjaan yang diuraikan dalam KAK.

2) Menghitung durasi dari masing-masing kegiatan dan


menentukan hubungan ketergantungan antar item
pekerjaan.

3) Membuat jaringan kerja (network) berdasarkan Metoda


jalur kritis (CPM) dan kemudian mentransfernya ke dalam
Diagram Batang (Bar Chart).

4) Membuat Rencana pengendalian pelaksanaan


pekerjaan pengawasan dengan menggunakan Kurva S (S
Curve).

E.13 MASA PRA KONSTRUKSI

E.13.1 Masa Pelelangan Pelaksana


Masa pelelangan pelaksana, terurai menjadi :

1. Mengikuti Rapat Penjelasan Pelaksanaan/Fisik


untuk mengetahui scope kerja pemborong
2. Mengikuti Pelelangan untuk mengetahui calon pemenang.

E.13.2 Persiapan Pengawas

1. Survey Pendahuluan untuk mengetahui lokasi dan


koordinasi yang akan dihadapi pada saat pengawasan
yang dilakukan oleh Tim leader dengan dibantu
koordinator pengawas lapangan dan tenaga pengawas
lapangans.

2. Mengadakan format-format pengawasan untuk


melaksanakan kendali kegiatan pengawasan di
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

lapangan yang disiapkan oleh tenaga penunjang


(operator komputer) yang kemudian diperiksa oleh
Tim Leader.

3. Mempesiapkan personil yang akan ditempatkan di


lapangan dengan membuat Surat Tugas Personil
Lapangan dan Struktur Organisasi Lapangan terutama
personil yang stand by dilapangan selama masa
konstruksi berlangsung.

4. Menyusun Jadwal Kerja Pengawasan yang disiapkan


oleh coordinator pengawas lapangan terlebih dahulu
didiskusikan dengan tim leader.

5. Bersama-sama dengan kontraktor dan pihak terkait


lainnya dalam menyamakan pendapat dan persepsi
dalam membaca Dokumen Kontrak Pemborong,
Rencana Kerja dan Syarat- syarat,gambar rencana baik
menyangkut metoda pelaksanaan, perhitungan volume
dan progress, pengujian/pemeriksaan material, metoda
pembayaran dan menyamakan format format yang
dibutuhkan dilapangan, hal ini perlu dilakukan agar tidak
ada permasalah atau beda pendapat nantinya pada saat
pelaksaan pekerjaan, dalam hal ini dengan melibat
semua unsur personil konsultan pengawas.

6. Melakukan rapat awal (PCM) dengan semua pihak


terkait, termasuk didalamnya konsultant perencana, dan
pada saat ini kontraktor harus sudah menyediakan
schedule pelaksanaan, jadwal pendatangan bahan,
jadwal penugasan personil, serta metoda pelaksanaan
yang kemudian diperiksa oleh pengawas. Apabila perlu
ada perbaikan maka harus diperbaiki dulu oleh
kontraktor sebelum ditanda tangani bersama.
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

E.14 MASA KONSTRUKSI

1) Pelaksanaan konstruksi Fisik,

Selama masa konstruksi tenaga yang selalu


stand by dilapangan adalah tenaga pengawas
lapangan dan koordinatorpengawas lapangan.
Konsultan akan segera memobilisasi tenaga,
peralatan
serta kebutuhan lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan
pengawasan.

Mengawasi pekerjaan persiapan kontraktor,


termasuk didalamnya Pembersihan lapangan,
pembuatan direksi keet, gudang dan barak pekerja
Mengawasi laju pelaksanaan konstruksi fisik dari
segi

kuantitas dan kualitas serta syarat pelaksanaannya.

Mengawasi pekerja, produk,dan ketepatan waktu.


Koordinasi dengan perencana jika terjadi perubahan
gambar rencana akibat perubahan lapangan.

Mengadakan Rapat Koordinasi

Membuat Berita Acara Serah Terima Ke-1

2) Masa Pemeliharaan

Menyusun dan memeriksa daftar


kekurangan/check list pekerjaan di lapangan yang
diperiksa oleh tim leder dan coordinator pengawas
lapangan dan dibantu oleh tenaga administrasi dalam
membuat daftarnya.

Memeriksa Berita Acara Serah Terima Ke-2


Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

E.15 MASA PASCA KONSTRUKSI

1. Menyusun Dokumen Pendaftaran Gedung Negara bersama


PihakProyek
2. Evaluasi menyeluruh atas hasil seluruh pekerjaan

3. Laporan Bulanan

4. Laporan Akhir Pengawasan

5. Dokumen Pengawasan

Bentuk dan Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan Pengawasan


Pembangunan Lapangan Sepak Bola yaitu :
a. Mengadakan evaluasi pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun
oleh kontraktor pelaksana, yang meliputi program-program
pencapaian konstruksi, penyediaan, dan penggunaan tenaga
kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi,
dana, program quality assurance/quality control, dan program
kesehatan dan keselamatan kerja (K3)

b. Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang


meliputi program pengendalian sumber daya, pengendalian
biaya, pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kuantitas
dan kualitas) pekerjaan, pengendalian tertib administrasi,
pengendalian kesehatan dan keselamatan kerja

c. Melakukan evaluasi program terhadap penyimpanan teknis dan


manajerial yang timbul, usulan koreksi program dan tindakan
turun tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi
penyimpangan

d. Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat


dalam pelaksanaan konstruksi fisik

e. Melakukan kegiatan pengawasan yang terdiri atas :


Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

1. Memeriksa dan mempelajari dokumen pelaksanaan


konstruksi yang akan dijadikan dasar dalam pengawasan
pekerjaan lapangan
2. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan
metode pelaksanaan, serta ketepatan waktu, dan biaya
pekerjaan konstruksi
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi
kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian volume/realisasi fisik
4. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk
memecahkan persoalan yang terjadi selama pekerjaan
konstruksi
5. Menyelenggarakan kegiatan rapat-rapat lapangan secara
berkala, membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan,
dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan-
laporan yang dibuat oleh kontraktor pelaksana (pemborong)
6. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan
untuk pembayaran angsuran, pemeliharaan pekerjaan, dan
serah terima pertaama dan kedua pekerjaan konstruksi
7. Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (shop drawings)
yang diajukan oleh pemborong
8. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan
pelaksanaan (AsBuilt Drawings) sebelum serah terima
pertama

9. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah


terima pertama, dan mengawasi perbaikannya pada masa
pemeliharaan
10. Mengusulkan perubahan-perubahan serta penyesuaian
di lapangan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang
terjadi selama pekerjaan konstruksi
11. Melaksanakan Koordinasi Kegiatan (Sosialisasi
Pelaksanan dengan Masyarakat/Pemda dan Sosialisasi
Pengelolaan)
Pengawasan Pembangunan Lapangan Sepak Bola

Secara umum tanggung jawab konsultan pendampingan, harus


menjaga agar proyek memiliki :

a. Ketepatan waktu pelaksanaan pembangunan proyek sesuai batas


waktu berlakunya anggaran/waktu yang telah ditetapkan
b. Ketepatan biaya sesuai batasan anggaran yang tersedia
atau yang ditetapkan
c. Ketepatan kualitas dan kuantitas sesuai standar/peraturan yang
berlaku sehingga proyek mencapai hasil dan daya guna yang
seoptimal mungkin serta memenuhi syarat teknis yang dapat
dipertanggung jawabkan
d. Semua kesalahan pelaksanaan akibat dari
kesalahan/kelalaian.
( - )

Anda mungkin juga menyukai