Anda di halaman 1dari 18

DATA TEKNIS

GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI


DAN PROGRAM KERJA

METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metodologi pelaksanaan pekerjaan yang diajukan ini merupakan penjabaran secara


lebih konkrit terhadap bidang kerja jasa konsultansi Pengawas. Metode ini meliput
pembahasan mengenai prosedur umum Pekerjaan PENGAWASAN PEMELIHARAAN
PAGAR RUJAB secara keseluruhan, maupun prosedur pelaksanaan kegiatan dari
bagian - bagian pekerjaan, termasuk didalamnya uraian sistem informasi dan
pelaporan yang akan dilaksanakan.

a. Pengetahuan Tentang Dokumen Kontrak


Dalam setap kegiatan proyek perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan
sistem pengawasan/pengendalian yang teratur, agar hasil akhir yang dicapai dapat
memuaskan, baik dari segi kualitas maupun kuanttas dari proyek itu dan
memenuhi sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan. Pada umumnya dan
sudah menjadi suatu keharusan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai antara
pemilik proyek dengan pelaksana pekerjaan perlu dibuat suatu Dokumen Kontrak
Kerja, dokumen kontrak ini merupakan acuan dan pedoman untuk melaksanakan
pekerjaan di lapangan. Dengan demikian perlu kiranya personil - personil
Pengawasan menguasai hal - hal yang berhubungan dengan manajemen proyek,
yang salah satu diantaranya adalah penguasaan Dokumen Kontrak tersebut.
Dokumen Kontrak Fisik merupakan dokumen yang harus dikuasai oleh personil
konsultan Pengawas. Biasanya dokumen kontrak berisi :
 Instruksi Kepada Peserta Pelelangan
 Syarat - syarat Umum
 Spesifikasi Teknik
 Gambar Rencana Proyek

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

 Surat Penawaran Kontraktor beserta lampiran - lampirannya.


 Addendum Kontrak, jika ada.
Di dalam pengendalian dan pengawasan di lapangan nantnya Konsultan Pengawas
akan selalu berpedoman pada Dokumen Kontrak yang telah dibuat dan disepakat
antara Kuasa Pengguna Anggaran, dengan pihak - pihak yang terkait, kecuali kalau
ada perintah perubahan (Contract Change Order) atau Addendum yang dikeluarkan
oleh Kuasa Pengguna Anggaran.

b. Program Pengendalian dan pengawasan pekerjaan


Program Pengendalian dan Pengawasan dalam Pengawasan harus dilaksanakan
secara ketat dan terus - menerus sepanjang waktu kontrak, dimana masing - masing
periode mempunyai tahapan/langkah sendiri - sendiri dan berkesinambungan antara
kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya.
Konsultan diwajibkan untuk kerja penuh waktu dalam pemberian saran kepada Kuasa
Pengguna Anggaran pada Pekerjaan PENGAWASAN PEMELIHARAAN PAGAR RUJAB
yang masuk dalam paket pekerjaan proyek dan pelaksanaan kontrak - kontrak.
Konsultan akan menentukan dengan jelas dan spesifik, luas dan dalam cakupan kerja
Pengawasan dalam penugasan ini, dan akan mengkonfirmasikan tngkat pelayanan
dan/atau masukan dari staf yang disyaratkan untuk kepastan cukupnya pengawasan
dan pemeriksaan.

a) Masa Mobilisasi

Pada periode Mobilisasi ini disamping Konsultan akan melakukan mobilisasi


personil - personilnya yang akan terlibat dalam pekerjaan Pengawasan,
Konsultan juga sudah harus mulai mengadakan checking, pengendalian dan
pengawasan terhadap :
 Schedule mobilisasi Kontraktor.
 Realisasi Mobilisasi Peralatan, Personil serta Kantor (direksi–keet)
Kontraktor.
 Realisasi pemenuhan spesifikasi atas fasilitas untuk Team Supervisi
(jika ada).

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

 Schedule Pekerjaan yang diajukan Kontraktor, diarahkan agar efektf,


dituangkan dalam Kurva S, sehingga Konsultan akan mudah
mengawasi atas kemajuan pekerjaan Kontraktor.
 Review terhadap design yang ada, serta alternatf design bila dipandang
perlu.
 Pembuatan Shop Drawing (terutama penampang memanjang dan
melintang dulu).
 Mulai menelit bahan - bahan yang akan dipakai, menurut spesifikasi
yang ada.
 Penyiapan blangko - blangko (form) yang akan dipergunakan selama
masa kontrak, termasuk diantaranya blanko pengujian, blangko
perhitungan volume, blangko laporan, serta blangko sertfikat
bulanan (MC) atau sertfikat eskalasi bulanan (Price Escalation
Certificate) jika ada.
Dalam masa mobilisasi inilah Konsultan Pengawas benar - benar harus
dapat mengarahkan dan memberi bimbingan kepada kontraktor agar
semuanya dapat selesai dalam jangka waktu mobilisasi tersebut.
Penekanan dalam pembuatan schedule pekerjaan yang diajukan Kontraktor,
harus ditelit betul serta diperiksa kemungkinan - kemungkinan dalam
penerapan urutan pekerjaan apakah sudah sesuai dengan tahapan serta
sesuai dengan kondisi dan keadaan di lapangan. Yang jelas di dalam
pembuatan schedule ini harus memperhatkan "hari efektf " yang ada
didalam jangka waktu pelaksanaan serta harus mengingat batas waktu yang
harus diselesaikan.

b) Masa Pelaksanaan Pekerjaan Fisik

Pada masa pelaksanaan pekerjaan fisik ada beberapa pokok


pengendalian dan pengawasan yang dapat dibagi dalam kategori sebagai
berikut :

1) Pengendalian dan Pengawasan Kualitas (Mutu) Pekerjaan :

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

Dalam pengendalian dan pengawasan kualitas ini Konsultan harus benar -


benar ketat, mengingat bahwa intensitas penyimpangan dalam hal mutu di
pandang saat ini masih cukup tnggi. Pengendalian mutu yang dimaksud
adalah untuk mendapatkan hasil pelaksanaan pekerjaan fisik yang awet,
tahan lama dan dapat dipergunakan/dimanfaatkan oleh masyarakat sesuai
dengan usia/umur pelayanan.
Pencapaian mutu hasil pelaksanaan yang optmal akan ditempuh melalui
pengendalian mutu bahan/material dan metode/cara pelaksanaan
pekerjaan. Kegiatan pengendalian mutu direalisasikan melalui kegiatan
“kontrol kualitas“, sesuai dengan setap tahapan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Hal – hal yang perlu dicermat terutama adalah kualitas pada pekerjaan
utama. Agar diperoleh kualitas yang baik, perlu adanya cheking
bahan/material, dalam hal ini kontraktor mengajukan contoh bahan dengan
"request sheet" yang memuat asal bahan, komposisi bahan, hasil test mutu,
ukuran type, spesifikasi, sertfikat dan sifat - sifatnya.
Dari hasil penelitan bahan, konsultan supervisi membuat rekomendasi atas
bahan - bahan yang dipakai harus sesuai contoh yang disetujui, dan bahan
yang tdak sesuai dengan ketentuan akan ditolak oleh Konsultan Pengawas,
bahan yang ditolak harus dikeluarkan dari lokasi proyek.
Inspeksi secara terus menerus merupakan salah satu alat dari pengendalian
kualitas, disamping dokumentasi. Serta memberikan pengarahan pada para
pekerja agar sesuai dengan rencana dan spesifikasi, sebagai upaya untuk
mencegah terjadinya penyimpangan.

2) Pengendalian dan Pengawasan Kuantitas :

Dalam pengendalian dan pengawasan kuanttas pekerjaan ini tugas utama


ada pada Surveyor dan Pengawas lapangan. Harus dipahami betul masalah
aturan dan cara pembayaran yang ada di dalam Spesifikasi, mana yang
dapat dibayar dan mana yang tdak dan harus mengacu pada dokumen
kontrak dan Addendum kontrak (bila ada).

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

3) Pengendalian Biaya/Anggaran :

Pengendalian Biaya/Anggaran yang ada sangat erat hubungannya dengan


pengendalian kwanttas. Karena pada umumnya kontrak - kontrak sekarang
menggunakan sistem Harga Satuan, maka pengendalian kwanttas juga akan
merupakan pengendalian anggaran.

4) Pengendalian Waktu

Pengendalian pelaksanaan pekerjaan dilakukan untuk menjamin agar


pelaksanaan pekerjaan dapat selesai sesuai dengan waktu yang
direncanakan. Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan
harus selalu terkontrol.
Pengendalian waktu akan dilakukan melalui analisa terhadap performance
pelaksanaan proyek, dimana untuk proyek ini dapat menggunakan
indikator SPI (Schedule Performance Index) dan CPI (Cost Performance
Index).
SPI adalah perbandingan antara realisasi fisik yang telah dikerjakan dengan
rencana (schedule) yang ada pada periode yang sama. Sedangkan CPI
adalah perbandingan antara dana yang telah dibayarkan dengan dana/biaya
yang tersedia (kontrak).
Secara umum SPI dan CPI dapat diklasifikasikan ke dalam 3
(tiga) kriteria, yaitu :

SPI / CPI = 1, Proyek dikatakan tepat


SPI / CPI > 1, Proyek
waktu. dikatakan cepat
SPI / CPI < 1, Proyek dikatakan terlambat.

5) Contract Change Order (Perintah Perubahan Kontrak) dan Addendum


Apabila selama jangka waktu pelaksanaan ini terdapat hal - hal yang tdak
sama (dalam hal volume atau biaya dimana jumlah akhir tdak melebihi
harga kontrak) harus ada perintah perubahan dari owner. Kalau perubahan
itu bersifat mendasar, termasuk perubahan Spesifikasi Teknis serta
Anggaran yang melebihi Harga Kontrak harus dibuat Addendum.

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

6) Pembuatan Monthly Certificate/Price Escalation Certification

Di dalam kontrak - kontrak saat ini biasanya pembayaran dilaksanakan


secara bulanan. Setap akhir bulan Konsultan Pengawas Konstruksi bertugas
memeriksa dan menyiapkan pembayaran yang dapat dilakukan untuk bulan
yang bersangkutan.
Sertfikat Pembayaran Bulanan ini atau MC ini harus dilengkapi dengan Back
Up data yang lengkap. Konsultan Pengawas bertanggung jawab atas
kebenaran dari Back Up Data tersebut.
Dalam Back Up Data harus jelas ditulis untuk lokasi dan pekerjaan apa
volume - volume yang dibayarkan pada bulan tersebut.
Seandainya di dalam kontrak di sebutkan bahwa selama jangka waktu
kontrak, Kontraktor akan mendapatkan eskalasi harga, maka Konsultan juga
selain Monthly Certficate harus menyiapkan Price Escalaton (PEC). Eskalasi
harga didasarkan pada index harga yang dikeluarkan oleh BPS (Biro Pusat
Statstk).
Perlu diperhatkan betul - betul cara pembuatan dari Price Escalaton
Certficate ini biasanya aturannya tercantum dalam Buku 3 Syarat -syarat
Umum.
Bagian dari Proses Penyusunan Sertfikat Pembayaran Bulanan Kontraktor
ini lebih jelasnya disajikan sepert pada Gambar di bawah ini Bagan Proses
Penyusunan Sertfikat Bulanan Kontraktor.

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

Hasil Opname terhadap


Pekerjaan Yang telah lengkap

Kontraktor mengajukan data


- data Pendukung sertifikat
bulanan

Pengawas lapangan
Memeriksa pengajuan
tersebut

Penyusunan Draft Sertifikat


bulanan Oleh Kontraktor
berdasarkan data Yang telah
diperiksa oleh Pengawas

Site Engineer memeriksa dan


Menyetujui Draft sertifikat

Draft sertifikat dikembalikan


ke Kontraktor untuk
dikonfirmasikan Dan penyiapan
pengajuan lengkap Jumlah
salinannya dan tanda tangan

Site Engineer mengechek


dan menandatangani,
diteruskan Pemimipin Proyek

Pemimpin Proyek Menerima


Dan menyetujui, kemudian di
proses
Untuk pembayarannya

Bagan Proses Penyusunan Sertifikat Bulanan Kontraktor

c) Masa Akhir Pelaksanaan

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

Pada Akhir Pelaksanaan ada beberapa kegiatan yang akan dilakukan, yaitu :
1) Penyiapan As Built Drawing

Pada akhir masa pelaksanaan Kontraktor diwajibkan membuat As Built


Drawing. Gambar ini akan merupakan dasar pembayaran terakhir.
Tanggung jawab Konsultan adalah memeriksa kebenaran dari As Built
Drawing tersebut.
Supaya pada saat akhir pekerjaan kontraktor tdak terlalu banyak,
kontraktor dapat menyiapkan gambar terlaksana ini sedikit demi sedikit
seiring dengan selesainya item - item pekerjaan di lapangan (item
pekerjaan yang telah selesai dikerjakan/dipasang).
Gambar terlaksana ini merupakan gambar kenyataan di lapangan yang
dikerjakan oleh Kontraktor, dimana gambar ini akan sangat bermanfaat
untuk masa ke depan, untuk masa pemeliharaan konstruksi, juga
diperlukan jika nantnya akan diadakan overlay (pelapisan ulang),
rehabilitasi bangunan/konstruksi kembali.

2) Pembuatan Final Certifikat/Price Escalation Certificate


Setelah pembuatan As Built Drawing , harus dibuat Final Certficate
(Sertfikat Akhir), demikian juga Final Escalaton Certficate (jika ada).
Karena setelah sertfikat akhir ini tdak ada lagi pembayaran. Konsultan
Pengawas harus hat - hat dan harus telit dalam memeriksa dan
menyiapkannya. Semua hitungan, ukuran, lokasi, aturan pembayaran
mulai dari MC 1 (Monthly Certficate – 1) sampai terakhir/ dihitung ulang.
Demikian juga halnya dengan Final Price Escalaton Certficate (jika ada)

3) Claim
Selama mulai periode kontrak mungkin terjadi claim atau tuntutan dari
pihak Kontraktor maupun pihak luar, dalam hal ini konsultan pengawas
harus selalu mendasarkan jawabannya berpedoman dan mengacu pada
Dokumen Kontrak yang ada. Semaksimal mungkin Konsultan harus
mengamankan Pemilik dari segala macam claim/tuntutan yang tmbul.

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

4) Provisional Hand Over (Serah Terima Sementara) dan Final Hand Over

(Serah Terima Terakhir)


Biasanya dalam Buku 3 Syarat - syarat umum disebutkan bahwa apabila
pekerjaan sudah mencapai 97 % (dengan syarat pekerjaan utama selesai
100 %). Kontraktor dapat mengadakan Serah Terima Sementara.
Konsultan Pengawas berkewajiban menyiapkan semua data yang perlu
untuk pelaksanaan Serah Terima ini.
Kegiatan ini meliputi :
 Penyiapan daftar kerusakan/ kekurangan dari pekerjaan yang
dilaksanakan kontraktor.
 Penyiapan buku informasi bagi Panita Serah Terima ini yang berisi data
proyek, status pembayaran dan progress serta data quality.
 Ikut didalam anggota Tim Teknis yang akan menjadi petunjuk didalam
pelaksanaan pemeriksaan Serah Terima.
 Menyiapkan semua pekerjaan administrasi yang berkaitan dengan
kegiatan Serah Terima.
 Menyiapkan Berita Acara Serah Terima Sementara dan memberi
pertmbangan kepada Penanggung Jawab Kegiatan dalam menyetujui
jangka waktu perbaikan (grace period) yang diajukan kontraktor.

Setelah jangka waktu perbaikan berakhir diadakan lagi pemeriksaan kedua


yang merupakan bagian dari proses Professional Hand Over (PHO). Kalau
hasil pemeriksaan memenuhi Spesifikasi dan syarat, baru dikeluarkan
Berita Acara Serah Terima. Untuk serah terima akhir (FHO) yang
dilaksanakan setelah Masa Pemeliharaan habis secara prosedur sama
dengan pelaksanaan Professional Hand Over.

2. URAIAN KAJIAN DAN PENDEKATAN PENGAWASAN

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

Uraian kajian dan pendekatan pengawasan sesuai dengan tugas konsultan


pengawas adalah menyelaraskan antara biaya proyek yang optmal, mutu pekerjaan
yang baik/berkualitas, dan waktu pelaksanaan yang tepat. Ketga nya adalah 3
elemen yang saling mempengaruhi, sepert tertera pada gambar berikut :

Bagan Keselarasan biaya proyek, mutu dan waktu pelaksanaan

Spesifikasi pekerjaan:

A. STRUKTUR BETON BERTULANG


Dalam rangka pengendalian desain struktur yang telah didesain oleh
konsultan perencana, konsultan Pengawas memberikan apresiasi perlu adanya
acuan yang obyektif, sehingga dalam desain (perencanaan struktur) dapat
menghasilkan keluaran yang optmal. Seperti diketahui biaya fisik (pekerjaan
struktur) cukup besar pengaruhnya terhadap biaya konstruksi.
Untuk bangunan berlantai banyak, konsep pengendalian dan pengawasan
khususnya dalam estmasi beban gempa yang terjadi sangat pentng. Karena
kesalahan dalam konsep pengawasan gempa akan berpengaruh terhadap
beban gempa yang bekerja pada joint balok kolom. Dan selanjutnya bisa
terjadi over maupun under Estimate Earth Quake Loads, keadaan ini sangat
merugikan pihak owner.
Melalui usulan teknis ini, Konsultan Pengawas menyampaikan beberapa
kajian, usulan-usulan yang konstruktf yang didasarkan pada kaidah atau
peraturan-peraturan yang berlaku. Dengan demikian Pekerjaan Pembangunan
gedung ini dapat berjalan dengan baik. Secara garis besar, perancangan

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

struktur dibagi menjadi dua hal pokok yaitu :


a. Perancangan sub structure (struktur bawah), yaitu bagian bangunan yang
berada dibawah permukaan tanah yang berfungsi meneruskan beban
bangunan diatasnya ketanah dasar.

b. Perancangan upper structure (struktur atas) yaitu bagian bangunan


diatas permukaan tanah, yang berfungsi sebagai pemikul beban kerja atap
dan lantai bangunan.
Secara umum, keduanya harus merupakan kesatuan yang kokoh dan utuh,
sehingga mampu mengantsipasi perilaku struktur oleh beban-beban yang
bekerja pada struktur tersebut. Dalam perancangan struktur ini, digunakan
sebagai berikut:
a) Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIG),1983
b) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia Untuk Gedung
(PPTGIUG),1981.
c) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia Untuk Gedung
(PPBBIG),1983.
d) SNI 1726 tahun 2002
e) Peraturan Konstruksi Indonesia (PKKI). 1961.
f) Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB), 1983.
g) Hasil ” soil test “ berikut analisisnya.
h) Peraturan/ketentuan lain yang terkait dengan pekerjaan perancangan
struktur.

Untuk menetapkan sistem yang sesuai, perlu inventarisasi permasalahan yang


ada, yang mungkin berpengaruh baik secara langsung maupun tdak langsung
terhadap sistem terpilih. Berdasarkan rencana induk dan site engineering
permasalahan yang dipandang berpengaruh pada penentuan sistem struktur
ialah :
a) Tata letak bangunan yang direncanakan.
b) System hubungan bangunan baru dengan bangunan lama.

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

c) Rencana tahapan pelaksanaan masing-masing massa bangunan.


d) Konsep arsitektur tap-tap massa bangunan.
e) Rencana utlitas.

Beberapa pekerjaan struktur beton yang perlu diperhatkan dengan seksama


adalah :

 Kepastan pemilihan sub kontraktor yang akan menyediakan adukan


beton. Selalu dipertmbangkan track record dari sub kontraktor tersebut
 Kepastan tentang mixed design dari campuran beton untuk
mendapatkan compressive strength yang diinginkan
 Koordinasi dan monitoring dalam mekanisme pengujian compressive
strength beton
 Pengendalian acuan beton melalui pembuatan shop drawing acuan beton
 Kebenaran dimensi besi tulangan
 Pengawasan saat pencoran beton, agar beton yang dihasilkan tdak
berongga

B. STRUKTUR BAWAH (SUB STRUCTURE)


Struktur bawah harus sesuai dengan karakteristk tanah dan hasil soil test yang
sudah diklarifikasi dengan kondisi site development. Pekerjaan yang
berhubungan dengan struktur bawah selalu berdekatan dengan tanah.
a) Deep foundation
Perlu diadakan survei sederhana di area rencana Pembangunan untuk
mendapat beberapa data antara lain :
 Kedalaman muka air tanah terhadap muka tanah
 Kedalaman tanah stabil berada di bawah muka tanah
Dengan hasil survey tersebut, diperkirakan fondasi yang cocok mungkin
dengan deep foundation (fondasi dalam). Alternatf pertama untuk fondasi
dalam tentunya adalah driven pile (tang pancang), karena keuntungan tang
pancang adalah :

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

 Kualitas terjamin karena dibuat di pabrik dengan pengawasan yang


sangat ketat
 Pada saat driving (pemancangan) dapat ditentukan beban yang mampu
dipikul oleh pile tersebut.

b) Kelongsoran Tanah Akibat Galian Cutting


Di dalam pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan
cutting (galian), perlu diperhatkan faktor-faktor yang diperkirakan akan
mengganggu bahkan menggagalkan pekerjaan tersebut. Aspek yang pentng
untuk dicermat menurut perkiraan adalah:
 longsoran tanah akibat aktvitas di sekitar lokasi proyek (lalu-lintas
kendaraan dan sebagainya) dan beban-beban yang tmbul selama masa
konstruksi
 berkurangnya potensi daya-dukung fondasi bangunan di sekitar
basement tersebut akibat penggalian tanah, yang mungkin dapat
menyebabkan miringnya bangunan yang sangat dekat dengan lokasi
proyek
 longsoran tanah akibat jenis tanah (khususnya jika jenis tanah cenderung
bersifat pasir)

Perkiraan-perkiraan tersebut berdasarkan teori daya-dukung tanah menurut


Terzaghi sebagai berikut

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

Gambar 2. Daya dukung tanah menurut Terzaghi

Dari teori tersebut, apabila persoalan galian tanah ini tdak dipersiapkan secara
telit, sangat dimungkinkan kejadian-kejadian sepert yang ditunjukkan di
dalam Gambar I.6

(a). Kondisi sebelum penggalian tanah (b). longsor akibat penggalian tanah
Gambar 3. Longsor akibat kehilangan sebagian potensi daya-dukung tanah

Dari Gambar 3 dapat dilihat terjadinya longsoran tanah oleh penurunan daya
dukung tanah (kehilangan sebagian potensi daya-dukung tanah akibat
penggalian tanah). Akibat longsoran ini akan terjadi gangguan tehadap proses

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

konstruksi.
Selain itu, apabila tedapat bangunan-bangunan di sekitar lokasi penggalian
yang fondasinya berada di atas atau sedikit di bawah dasar penggalian
potensial mengalami hal yang sama. Jika tanah yang digali adalah pasir atau
lebih bersifat pasir, berart sudut longsor akan lebih besar dibandingkan dengan
tanah lempung atau yang bersifat lempung. Untuk jenis tanah yang memiliki
sudut longsor besar ini (tanah dengan sudut gesek internal relatf besar)
hampir tdak dimungkinkan penggalian vertkal, sebab probabilitas kelongsoran
tanah sangat besar.

c) Dinding Penahan Longsoran Tanah (Retaining Wall)


Dari analisis longsoran di atas, perlu kajian lebih mendalam tentang
kemungkinan penggunaan dinding penahan longsoran (retaining wall) untuk
menghindari keruntuhan atau kelongsoran tanah akibat galian. Penggunaan
dinding ini akan menjadi sangat pentng khususnya apabila terjadi hujan
selama pelaksanaannya. Selain itu, dinding ini juga berfungsi sebagai
pelindung bangunan di sekitarnya dan/atau peralatan/pekerja konstruksi dari
longsoran akibat galian. Berdasarkan kondisi site, penggunaan dinding penahan
longsoran yang paling memungkinkan dengan menggunakan gravity wall
(pasangan batu) atau Cantlever wall (beton bertulang).

C. PEKERJAAN FINISHING ARSITEKTUR

Beberapa pemahaman dan aktfitas bidang arsitektur adalah :

a) Pemahaman Karakteristik Kawasan

Dalam hal ini terkait dengan kemampuan Konsultan Pengawas untuk melihat
dan mengenal potensi kawasan serta karakteristk nilai-nilai arsitektur
bangunan yang membentuk “image” bagi kawasan lokasi Pembangunan
tersebut.
Demikian halnya dengan keberadaan sebuah desain arsitektur akan mudah
dikenali ketka mampu menampilkan “image” yang terbentuk oleh melalui

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

perwujudan bangunan dan ataupun ruang arsitektur yang diciptakan.


Pembangunan Gedung ini sebagai ruang komunal harus mampu menampilkan
“citra diri” sebagai wadah space yang akomodatf terhadap aktvitas yang
diwadahinya serta dapat menampilkan “image” sebagai bangunan
pendidikan. Ini bertujuan agar tercipta ruang dan atau bangunan arsitektur
yang “mengenal” para pelaku yang diwadahinya, sehingga para pelaku kegiatan
nantnya tdak merasa “terasingkan”.

b) Pemahaman Karakteristik “Pelaku” Kegiatan

Bangunan arsitektur akan memenuhi “keidealan desain” ketka mampu


menterjemahkan karakteristk pelaku kegiatan kedalam perwujudan bangunan
dan ataupun ruang-ruang arsitektur. Hal ini dapat dilakukan dengan memahami
karakteristk aktvitas “pelaku” yang akan diwadahinya.

c) Pamahaman Karakteristik sirkulasi Internal maupun eksternal (terkait


dengan Manajemen sirkulasi proyek dengan sirkulasi transportasi
kawasan)
Kenyamanan dan kelancaran pelaksanaan suatu pekerjaan fisik sangat
dipengaruhi oleh adanya sebuah sistem pola sirkulasi yang “optmal” secara
internal maupun eksternal yang saling berkaitan diantara keduanya. “Optmal”
dalam artan terciptanya sistem manajemen sirkulasi tansportasi, material dan
ataupun human resourses yang baik tanpa adanya “crouded” yang dapat
menyebabkan terganggunya kelancaran pekerjaan dan ataupun kelancaran
sirkulasi eksternal. Berawal dari sinilah dituntut kemampuan bagi Konsultan
Pengawas dalam menguasai existng lapangan yang tercakup didalamnya pola
sirkulasi internal maupun eksternal.

Pola sirkulasi eksternal yang harus dapat dikendalikan adalah pemilihan dan
pengaturan sirkulasi keluar masuknya material maupun tenaga kerja dengan
pemilihan main entrance dan ataupun service entrance yang sedapatmungkin
tdak menimbulkan crouded dengan pola sirkulasi eksternal (sirkulasi
transportasi lalu lintas). Dengan demikian diharapkan tdak akan mengganggu
kelancaran arus lalu lintas transportasi kendaraan dan ataupun aktvitas

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

lainnya.

Hal yang menjadi acuan pertmbangan pemahaman site development untuk


kemudian akan diketahui zone-zone area bebas yang dapat dimanfaatkan
sebagai dropping area serta zone- zone yang memungkinkan untuk dijadikan
bagian dari area pengaturan pola sirkulasi.

Kemampuan Konsultan Pengawas dalam memahami site development akan


menjadi ttk acuan pula dalam memberikan masukan dalam menentukan pola
sirkulasi internal yang mencakup penentuan dropping area dan pengaturan
keluar masuk kendaraan terkait dengan kelancaran pola sirkulasi eksternal.

d) Pemahaman Konsep zonifikasi


Zonifikasi dalam Pembangunan Gedung ini sangat terkait dengan jenis dan
karakteristk dari aktvitas yang terjadi pada tap-tap ruangan ataupun pola
aktvitas secara menyeluruh dalam suatu wadah bentuk arsitektur.
Dalam kapasitasnya sebagai Konsultan Pengawas merupakan suatu keharusan
memahami zonifikasi tap-tap massa bangunan dan ataupun zonifikasi ruang-
ruang dari pekerjaan fisik yang dikerjakan oleh kontraktor pelakana. Hal ini
diawali dengan pemahaman terhadap pola aktvitas pelaku kegiatan yang
terdiri dari pola kegiatan pegawai serta pola interaksi antara pegawai ketka
melayani keperluan masyarakat, serta pemahaman konsultan Pengawas
terhadap pola sirkulasi yang terbentuk dari perilaku aktvitas tersebut.
Zonifikasi dalam Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Gedung ini
dapat dibagi menjadi beberapa zoning, yaitu :
- Zoning Kegiatan Publik
Merupakan zoning untuk kelompok kegiatan yang menjadi tempat interaksi
langsung antara pimpinan dengan pihak intern staff . Zoning ini biasanya
diletakkan di area dekat dan atau berhubungan langsung dengan entrance
utama.
- Zoning Kegiatan Semipublik
Merupakan zoning bagi kegiatan yang lebih memerlukan tngkat keprivasian

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab


DATA TEKNIS
GEOMETRIC, CV
Konsultan
Teknik

lebih ketka terjadi interaksi antara para staf dalam menyelesaikan


permasalahan-permasalahan khusus yang harus diselesaikan dengan pihak
intern.
- Zoning Kegiatan Privat
Merupakan zoning yang diperuntukkan bagi aktvitas-aktvitas yang
memerlukan tngkat privasi lebih bagi kepentngan kantor.. Biasanya terletak
pada area yang relatf tertutup bagi akses sirkulasi publik namun tetap dapat
diakses bagi pelaku kegiatan intern gedung.
Dari adanya pemahaman Konsultan Pengawas terhadap konsep zonifikasi
ruangan akan memberikan kerangka acuan dalam menentukan penggunaan
material serta pemenuhan terhadap syarat-syarat kenyamanan ruangan yang
sesuai dengan pola aktvitas yang diwadahinya.

e) Konsep Fisika bangunan (pencahayaan dan penghawaan)


Syarat sebuah desain arsitektur memenuhi standar kenyamanan adalah
terpenuhinya kenyamanan pencahayaan dan penghawaan secara alami
maupun buatan. Demikian halnya dengan menciptakan desain sebagai wadah
kegiatan perkantoran sebagai wadah kegiatan publik, diperlukan pula adanya
pengawasan secara intens terhadap konsep fisika bangunannya yang meliput
konsep pencahayaan dan penghawaan.
Dalam desain sebuah gedung pencahayaan menjadi sesuatu yang sangat
urgen, terlebih dengan pemaksimalan pemamfaatan pencahayaan alami agar
mampu mendukung aktvitas yang sedang dilakukan, karena aktvitas ini lebih
sering dilakukan pada siang hari. Dengan demikian pengawasan terhadap
pemberian perlubangan-perlubangan sebagai area masuknya cahaya matahari
perlu mendapatkan perhatan yang serius agar jumlah sinar matahari yang
masuk kedalam ruangan mampu mencukupi intensitas penerangan yang
diperlukan untuk

Pengawasan Pemeliharaan Pagar Rujab

Anda mungkin juga menyukai