Anda di halaman 1dari 246

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

( RKS )

PENGADAAN JASA KONSULTASI KONSTRUKSI REVIEW DED


GEDUNG LABORATORIUM TERPADU
UNIVERSITAS TIDAR
TAHUN ANGGARAN 2021

TAHUN
2021
1
LEMBAR PENGESAHAN
RENCANA KERJA DAN SYARAT

INSTANSI : UNIVERSITAS TIDAR


KEGIATAN : PENGADAAN JASA KONSULTASI KONSTRUKSI
REVIEW DED GEDUNG LABORATORIUM TERPADU
UNIVERSITAS TIDAR
TAHUN ANGGARAN 2021
LOKASI : UNIVERSITAS TIDAR
KAMPUS SIDOTOPO KOTA MAGELANG

Magelang,……………………2021
PERENCANA
Pejabat Pembuat Komitmen PT. ARUPADHATU KREASI TAMA
( PPK )

Dr. JAKA ISGIYARTA, M.Si. CA., Akt. BASUKI SAPTO PRASETYO, ST


Nip. 19680121 199303 1 001 Direktur Utama

2
SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan

Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan
ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya
produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

SYARAT-SYARAT TEKNIS

PERSYARATAN UMUM

1. Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Penyedia Barang/Jasa
diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar-gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan
persyaratan pelaksanaan seperti yang akan diuraikan dalam buku ini.
Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar-gambar dan uraian ini. Penyedia
Barang/Jasa diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
penyelesaian.

2. Lingkup Pekerjaan
Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat alat kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan
ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan
selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

3. Sarana Kerja
Penyedia Barang/Jasa wajib memasukkan Jadwal Kerja.
Penyedia Barang/Jasa juga wajib memasukkan identifikasi dari tempat kerja, nama, jabatan dan keahlian
masing masing anggota pelaksana pekerjaan, serta inventarisasi peralatan yang digunakan dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/
material di tapak yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu
pekerjaan lain. Semua sarana yang digunakan harus benar benar baik yang memenuhi persyaratan kerja,
sehingga kelancaran dan memudahkan kerja di tapak dapat tercapai.

4. Gambar-gambar Dokumen

3
a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam Gambar-gambar yang ada (ARS, STR, LAN,
ME) dalam Buku Uraian Pekerjaan ini, maupun perbedaan yang terjadi akibat keadaan di tapak, Penyedia
Barang/Jasa wajib melaporkan hal tersebut kepada Perencana/ Konsultan Pengawas secara tertulis
untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di tapak setelah Konsultan Pengawas berunding terlebih
dahulu dengan perencana. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia
Barang/Jasa untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
b. Apabila terdapat perbedaan antara dokumen-dokumen sebagai berikut:
1) Dokumen Gambar – gambar dan Aanvoeling;
2) RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) dan Aanvoeling;
3) BQ;
Maka:
• Apabila item pekerjaan terdapat dalam sekurang-kurangnya salah satu dari tiga dokumen diatas dan
tidak terdapat pada dua dokumen lainnya, maka item pekerjaan tersebut wajib dikerjakan dan
merupakan bagian biaya kontrak dan sebelumnya dikonsultasikan dengan pihak-pihak yang
berwenang/pemutus dan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Pemimpin
Proyek.
• Apabila terdapat item pekerjaan yang ada pada sekurang-kurangnya dua dokumen diatas, tetapi
berbeda spesifikasinya, maka spesifikasi yang dipakai adalah spesifikasi yang tercantum dalam
dokumen, menurut hirarki sebagai berikut:
▪ Dokumen Gambar – gambar dan Aanvoeling
▪ RKS
▪ BQ
c. Apabila gambar, RKS dan BQ sama tidak menyebutkan ,sedangkan hal yang dimaksudkan adalah
Vital/perlu maka Penyedia Barang/Jasa wajib melaksanakan hal tersebut merupakan bagian biaya
kontrak dan sebelumnya dikonsultasikan dengan pihak-pihak yang berkompeten dan harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Pemimpin Proyek.
d. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Penyedia Barang/Jasa diwajibkan memperhatikan dan
meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti, peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan,
luas penampang, dan lain lain sebelum memulai pekerjaan. Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila
ada ukuran yang belum tercantum dalam gabar Penyedia Barang/Jasa wajib melaporkan hal tersebut
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan Pengawas memberikan keputusan ukuran
mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan setelah berunding dulu dengan Perencana.
e. Penyedia Barang/Jasa tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran yang tercantum didalam
gambar-gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas. Bila Hal tersebut terjadi,
segala akibat yang akan menjadi tanggungjawab Penyedia Barang/Jasa baik dari segi biaya maupun
waktu.
f. Penyedia Barang/Jasa harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala
gambar-gambar spesifikasi teknis, addendum, berita acara perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan
yang telah disetujui. Dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas disetiap saat sampai dengan
serah terima kesatu, dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.
g. Untuk kontrak pekerjaan ini sifatnya Lumpsum Fixed Price yang mana apabila ada perbedaan
perhitungan volume, Penyedia Barang/Jasa tidak akan mempersalahkan dikemudian hari.

5. Gambar-gambar Pelaksanaan dan Contoh-Contoh


a. Gambar-gambar pelaksanaan meliputi Gambar-gambar(shop drawing), diagram, ilustrasi, merupakan
data yang disiapkan Penyedia Barang/Jasa atau Sub Penyedia Barang/Jasa.

4
b. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan Penyedia Barang/Jasa untuk menunjukkan bahan,
kelengkapan dan kualitas bahan. Ini akan dipakai oleh Konsultan Pengawas untuk menilai pekerjaan,
setelah disetujui terlebih dahulu oleh konsultan perencana.
c. Penyedia Barang/Jasa menyerahkan segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh
yang disyaratkan dalam dokumen kontrak. Penyedia Jasa harus melampirkan keterangan tertulis
mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika ada hal yang demikian.
d. Dengan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang telah ditanda tangani
Penyedia Barang/Jasa dianggap Penyedia Barang/Jasa telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar-
gambar atau contoh tersebut dengan dokumen kontrak.
e. Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui Gambar-
gambarpelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu
jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat dalam Dokumen kontrak dan syarat-syarat
keindahan.
f. Penyedia Barang/Jasa akan melakukan perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas dan menyerahkan
kembali segala gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai disetujui.
g. Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh, tidak
membebaskan Penyedia Barang/Jasa dari tanggungjawabnya atas perbedaan dengan dokumen kontrak,
apabila perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas.
h. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh yang harus
disetujui Konsultan Pengawas dan Perencana, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas dan Perencana.
i. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirim kepada Konsultan Pengawas dalam dua
salinan, Konsultan Pengawas akan memeriksa dan mencantumkan tanda-tanda “Telah Diperiksa Tanpa
Perubahan” atau” Telah Diperiksa Dengan Perubahan” atau “Ditolak”. Satu salinan diserahkan oleh
Konsultan Pengawas untuk arsip sedangkan yang kedua dikembalikan kepada Penyedia Barang/Jasa
untuk dibagikan atau diperlihatkan kepada Sub Penyedia Barang/Jasa atau yang bersangkutan lainnya.
j. Sebutan katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan Pengawas hal-
hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu
dirubah. Barang cetakan ini harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing masing jenis dan
diperlakukan sama seperti butir di atas.
k. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh perencana dan Konsultan Pengawas dipasang di Direksi Keet.

6. Jaminan Kualitas.
a. Penyedia Barang/Jasa menjamin kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua bahan
dan perlengkapan untuk pekerjaan ini adalah baru, kecuali ditentukan lain, serta Penyedia Barang/Jasa
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta
sesuai dengan dokumen kontrak.
b. Apabila diminta , Penyedia Barang/Jasa sanggup memberikan bukti mengenai hal-hal tersebut dalam
butir ini.
c. Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan
sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggungjawab Penyedia Barang/Jasa sepenuhnya.

7. Nama Pabrik/ Merk yang ditentukan.


Apabila pada Spesifikasi Teknis Ini disebutkan nama pabrik/Merk dari satu jenis bahan/komponen, maka
Penyedia Barang/Jasa menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan
bagi Penyedia Barang/Jasa pada waktu pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi
dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.

5
Apabila Penyedia Barang/Jasa telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesananan bahan/merk
tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana akan menentuan sendiri alternatif merek lain dengan
spesifikasi minimum yang sama. Selambat-lambatnya setelah 1 (satu) bulan SPK Penyedia Barang/Jasa,
Penyedia Barang/Jasa harus memberikan kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas fotocopy dari
pemesanan material yang di impor pada agen ataupun importir lainnya, yang menyatakan bahwa material
material tesebut telah dipesan (order import).

8. Contoh-Contoh.
Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau Wakilnya harus segera disediakan atas
biaya Penyedia Barang/Jasa dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa
sehinga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti.
Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, dipasang di Direksi Keet untuk dijadikan dasar penolakan bila
ternyata bahan-bahan atau cara pengerjaan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun
sifatnya.

9. Subtitusi
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya:
Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS, Penyedia
Barang/Jasa diharuskan melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini, jika tidak ada
baru dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data yang lengkap untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas sebelum pemesananan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya:
Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang tidak disebutkan nama pabriknya dalam Spesifikasi Teknis,
Penyedia Barang/Jasa harus mengajukan secara tertulis nama negara dari pabrik yang
menghasilkannya. Katalog dan selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa
produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk
mendapatkan persetujuan.

10. Material dan Tenaga Kerja


Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan meterial harus tahan
terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerjaaan
harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat diperluan dan
Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakannya.
Penyedia Barang/Jasa harus melengkapi Surat Sertifikat yang sah untuk setiap personal ahli yang
menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman
khusus dalam bidang ahli masing-masing.

11. Peralatan
Seluruh peralatan penunjang pekerjaan sudah masuk di dalam Analisa Harga Satuan.

12. Klausul disebutkan kembali.


Apabila dalam dokumen tender ini ada klausul-klausul yang disebutkan kembali pada butir lain, maka ini
bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya.
Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain lain untuk segala “ atau tuntutan terhadap hak-hak khusus
seperti patent dan lain lain.

6
13. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat didalam
proyek ini.
Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan
konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.
Melokalisasi/memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detil untuk menghindari ganguan konflik, serta
harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

14. Perlindungan terhadap orang, harta benda, dan Pekerjaan.


a. Perlindungan terhadap milik umum: Penyedia Barang/Jasa harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan
jalan bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran
lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
b. Orang-orang yang tidak berkepentingan.
Penyedia Barang/Jasa harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan.
c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada:
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di
tempat pekerjaan, dan kerusakan kerusakan sejenis yang disebabkan operasi Penyedia Barang/Jasa,
dalam arti kata luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Penyedia Barang/Jasa hingga dapat diterima
Pemberi Tugas.
d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan:
Penyedia Barang/Jasa bertanggungjawab penuh atas penjagaan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang dan malam. Pemberi
Tugas tidak bertanggungjawab terhadap Penyedia Barang/Jasa dan Sub Penyedia Barang/Jasa, atas
kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan dan peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan.
e. Kesejahteraan, Keamanan, dan Pertolongan pertama.
Penyedia Barang/Jasa harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakkan
pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang datang kelokasi. Fasilitas dan
tindakan pengamanan seperti disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus menurut
(memenuhi) ketentuan Undang-undang yang berlaku pada waktu itu. Di lokasi pekerjaan Penyedia
Barang/Jasa wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama yang mudah
dicapai. Sebagai tambahan hendaknya di setiap site ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang
telah dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan pertama.
f. Gangguan pada tetangga :
1) Sebelum memulai pekerjaan Penyedia Barang/Jasa melakukan sosialisasi dengan masyarakat sekitar,
2) Dalam pelaksanaan segala pekerjaan yang akan menyebabkan gangguan pada lingkungan, Penyedia
Barang/Jasa harus selalu berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

15. Peraturan Hak Patent.


Penyedia Barang/Jasa harus melindungi pemilik (Owner) terhadap semua “Claim” atau tuntutan, biaya atau
kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau nama produksi, hak cipta
pada semua material dan peralatan yang dipergunakan dalam proyek.

7
16. Iklan
Penyedia Barang/Jasa tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam sempadan (batas) site
atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.

17. Peraturan Teknis Yang digunakan


a. Dalam melaksanakan pekerjaan kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini,
berlaku dan mengikat ketentuan ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya:
1. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia. (DTPI)
2. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung 2002 (SNI 03-2847-2002).
3. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
4. Peraturan Semen Portland (SNI 15-2049-2004).
5. Peraturan Kaca Lembaran (SNI 15-0047-2005).
6. Spesifikasi Bahan Bangunan (SNI 03-6861-2002).
7. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI – 1726 – 2002).
8. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI 03 - 1729 – 2002).
9. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983
10. American Society of Testing Material (ASTM)
11. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
12. Peraturan dan Ketentuan Lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah setempat yang
bersangkutan dengan masalah bangunan.
b. Untuk melaksanakan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan mengikat pula:
1. Gambar-gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disyahkan oleh Pemberi Tugas
termasuk juga Gambar-gambar detil (shopdrawings) yang diselesaikan oleh Penyedia Barang/Jasa
dan sudah disahkan atau disetujui Konsultan Pengawas.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
4. Rincian negosiasi beserta lampiran-lampirannya.
5. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang telah disetujui.
6. Kontrak/Surat Perjanjian Pemborongan.

18. Dokumentasi dan Administrasi


a. Sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari pemilik pekerjaan sampai selesainya
pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/jasa wajib membuat :
1. Laporan harian prestasi pelaksanaan pekerjaan
2. Laporan mingguan prestasi pelaksanaan pekerjaan
3. Laporan bulanan prestasi pelaksanaan pekerjaan
Isi laporan-laporan tersebut meliputi :
i.Tenaga kerja yang bekerja
ii.Peralatan yang dipakai
iii.Data cuaca di lokasi pekerjaan
iv.Jenis pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu ke waktu dll.
Semua laporan tersebut harus mendapat pengesahan dari pengawas pekerjaan untuk laporan
harian, serta dari direksi pekerjaan untuk laporan mingguan dan bulanan, selanjutnya laporan
tersebut harus dicopy masing-masing rangkap 5 (lima) dengan distribusi 1 (satu) copy diletakkan di
brak kerja dan 4 (empat) copy lainnya diserahkan kepada pemilik pekerjaan dan ditata rapi/dijilid.
b. Guna mengevaluasi kemajuan prestasi pelaksanaan pekerjaan lapangan, pada awal sebelum dimulainya
pekerjaan penyedia barang/jasa diwajibkan membuat schedule waktu pelaksanaan pekerjaan secara
detail yang meliputi :

8
1. Waktu kegiatan masing-masing jenis pekerjaan
2. Volume masing-masing jenis pekerjaan
3. Bobot masing-masing jenis pekerjaan
4. Target rencana pelaksanaan tiap minggu (% bobot)
5. Target rencana komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot)
6. Kolom prestasi pelaksanaan tiap minggu (% bobot)
7. Kolom prestasi komulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot)
8. Keterangan yang diperlukan
c. Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban penyedia
barang/jasa, serta sudah diperhitungkan pada analisa harga satuan pekerjaan.

9
SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBERSIHAN LAHAN

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi semua pengupasan tanah lapisan atas dan penumpukan sesuai dengan
lokasi, tinggi dan jarak seperti ditentukan Pengawas Lapangan/MK.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak dibatasi pada hal – hal berikut :
❑ Menyediakan peralatan yang dibutuhkan dan perlengkapannya
❑ Menyediakan operator berpengalaman, tenaga kerja terlatih dan pekerja serta engineer
dengan latar belakang pekerjaan tanah
❑ Memuat, mengangkut dan membuang tumpukan tanah ke suatu tempat yang ditentukan
Pengawas Lapangan.

B. STANDAR / RUJUKAN

Semua standar dan peraturan yang berlaku, yang terkuat yang berlaku.

C. PROSEDUR UMUM

1. Tanah lapisan atas harus terdiri dari tanah organik yang bebas dari campuran tanah
bawah, sampah, akar – akar, batu – batuan, kayu, alang – alang atau sisa-sisa
bongkaran bangunan lama. Pengupasan tanah lapisan atas meliputi penggalian
bahan yang sesuai dari permukaan tanah asli pada bagian dari lokasi yang ditentukan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Tanah lapisan atas
harus dipisah dan ditumpuk di lokasi tertentu untuk digunakan dalam pekerjaan
lansekap dan / atau reklamasi.
2. Pengawas Lapangan akan menentukan titik – titik lokasi yang akan dikerjakan, dan
Kontraktor harus memasang tonggak – tonggak acuan dari titik – titik ini.
3. Setelah pemasangan tonggak, daerah sesungguhnya harus diukur bersama Pengawas
Lapangan dan Kontraktor dan akan diterbitkan oleh Pengawas Lapangan untuk
pelaksanaan. Hasil pengukuran tersebut tidak berarti membebaskan Kontraktor dari
tanggung jawab atas kesalahan dan kelalaian yang dibuatnya.
4. Kontraktor harus merencanakan dan menempatkan penumpukan pada setiap jarak
50 meter dan ditempatkan pada sisi jalan untuk memudahkan pengangkutan.
5. Semua bahan galian yang harus dibuang harus diangkut ke daerah yang ditentukan
Pengawas Lapangan.
6. Kontraktor harus membiarkan tanah tidak dikupas sedalam 50 sampai 70 mm sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan untuk keperluan pemadatan dan keseimbangan harus
seluruhnya atau sebagian dipotong seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Kelebihan pemotongan harus diperbaiki.
7. Pada lokasi – lokasi khusus terjadinya tekanan rendah menurut anggapan Pengawas
Lapangan, harus diisi dengan tanah galian dan dipadatkan sampai kepadatan tanah
maksimal yang disyaratkan.

10
D. BAHAN - BAHAN

Tidak ada.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Kedalaman pengupasan tanah lapisan atas 200 mm, kecuali bila ditentukan lain oleh
Pengawas Lapangan. Jarak / radius pengupasan minimal 50 mm atau sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan/MK.
2. Bahan – bahan yang mengganggu seperti ranting, akar dan batuan besar tidak boleh
tercampur pada tempat penumpukan. Bahan – bahan yang tidak sesuai harus
dipisahkan dan dibuang ke tempat yang ditentukan Pengawas Lapangan/MK.
3. Sistem drainase sementara yang berfungsi dengan baik harus disediakan di sekeliling
lokasi penumpukan.
4. Untuk pekerjaan pengupasan hanya dozer ringan atau motor scraper yang boleh
digunakan. Penggantian peralatan harus digunakan dengan persetujuan Pengawas
Lapangan/MK.
5. Sebelum menghentikan pekerjaan, semua lubang dan tanah lepas harus diisi atau
ditutup, digilas dan diratakan dengan elevasi permukaan. Perataan sementara dan
drainase yang diperlukan harus dibuat dan dirawat oleh Kontraktor untuk menjaga
lokasi pekerjaan dari genangan air.
6. Tempat penumpukan tanah lapisan atas harus dilengkapi dengan pencegahan erosi
dan harus dibuat sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/MK.

11
SPESIFIKASI TEKNIS

PENGUKURAN

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas / garis dan elevasi persiapan lahan
dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan / atau yang
ditentukan Pengawas Lapangan dan termasuk penyediaan tim ukur yang berpengalaman dan
peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi ketentuan spesifikasi ini.

B. STANDAR / RUJUKAN

Tidak ada

C. PROSEDUR UMUM

1. Data Standar Pengukuran

Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok
akan disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang
dilakukan Kontraktor.
Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut, maka dalam
1 (satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan keberatan secara
tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan dipertimbangkan oleh
Pengawas Lapangan.

2. Persyaratan Pengukuran

Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk


mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui Pengawas
Lapangan.
Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan dengan
Poligon tertutup. Kesalahan maksimal yang diijinkan dari Poligon tertutup adalah
sebagai berikut :

❑ Kerangka Horizontal (Poligon) :


o Salah pentutup sudut = 10  n
(n = banyak titik / sudut)
o Salah relatif  1 /10000

❑ Kerangka Vertikal (Sipat Datar) :


o Salah pentutup beda tinggi = 10  D km (mm)
(D = total jarak terpendek)

Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.

12
3. Patok / Bench Mark

i. Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun


patok – patok yang dibuatnya.
ii. Pemindahan patok, termasuk patok – patok yang dibuat pihak lain harus
dihindarkan. Mengikat sesuatu pada patok tidak diijinkan. Setiap kerusakan
pada patok harus dilaporkan kepada Pengawas Lapangan. Kontraktor setiap
waktu bertanggung jawab memperbaiki dan mengganti patok yang rusak.
Biaya perbaikan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
iii. Patok harus dibuat oleh Kontraktor dari besi baja yang ditanam dalam beton
dengan bentuk dan ukuran sebagai berikut :

c
f
d
b
a

10 Lapisan Batu
Tanah Dasar dipadatkan
Kepadatan Tanah 90-95%
e

a b c d e f
Tanah Lunak : 100 90 15 20 45 2.5 Cm
Tanah Kerak : 70 50 15 15 15 2.5 cm

Biaya pembuatan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor.

iv. Penandaan harus jelas terbaca dan kuat / awet. Patok di tanah harus
dilindungi dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air dan
tanah.
v. Kerangka horisontal harus dari pasak kayu, berukuran 50 mm x 50 mm
panjang 300 mm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 20 mm di
atas permukaan tanah dengan paku ditengahnya sebagai tanda, atau dengan
cara lain yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan.

4. Tim Pengukur dan Peralatan

Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli, yang disetujui terlebih dahulu oleh
Pengawas Lapangan, dan mereka bertanggung jawab memberikan informasi dan
data yang berkaitan dengan pengukuran kepada Pengawas Lapangan, Kontraktor
harus menggunakan sejumlah peralatan pengukuran yang memadai, akurat dan
memiliki sertifikat dan disetujui Pengawas Lapangan.

13
D. BAHAN - BAHAN

Tidak ada

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Perhitungan dan Catatan Pengukuran

Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapih dan teratur.
Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama.
Buku yang dijilid harus digunakan untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap kategori berikut :
❑ Pemeriksaan melintang
❑ Ketinggian patok
❑ Lokasi pengukuran
❑ Konstruksi pengukuran
❑ Potongan melintang

Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan dan lainnya harus dihitung sebelum
pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang
menunjukkan jarak dan azimut ke setiap titik acuan.
Profil dan bidikan elevasi topografi harus dicatat dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di tempat yang
aman. Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh Pengawas
Lapangan.

2. Pemeriksaan Ketepatan

Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelah harus diperiksa Pengawas


Lapangan pada waktu – waktu tertenu selama pelaksanaan proyek. Kontraktor harus
membantu Pengawas Lapangan selama pemeriksaan pengukuran lapangan.
Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan lapangan :

Kesalahan sudut menyilang e1 = 1’ n

Kesalahan garis menyilang e2 =  (L2 + D2)


L = perbedaan antara garis lintang utara dan garis lintang selatan
D = perbedaan antara titik keberangkatan timur dan titik keberangkatan barat

e
Ketepa tan =
perimeter

Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Kontraktor, harus diperbaiki dan
diulang tanpa tambahan biaya.
Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar tetap terlihat
jelas selama pemeriksaan.

14
Setiap pemeriksaan yang dilakukan Pengawas Lapangan tidak membebaskan
Kontraktor dari seluruh tanggung jawabnya membuat pengukuran yang tepat untuk
kerataan, elevasi, kemiringan, dimensi dan posisi setiap struktur atau fasilitas.

15
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN CUT DAN FILL

1. PEKERJAAN CUT DAN FILL.

a. B a h a n
Tanah yang digunakan untuk urugan harus bersih dari humus dan expensive (Low
clay contens), bebas sampah, bebas dari bahan organisme dan lain-lain sesuai
dengan petunjuk dengan Konsultan Pengawas.
b. Macam Pekerjaan.
Pematangan tanah dan Pengurugan tanah dilakukan pada daerah dimana akan
digunakan untuk area perkerasan, landscaping dan peninggian lantai.
c. Menyusun rencana kerja secara grafis yang disertai dengan penjelasan-penjelasan
sejenis tentang jenis, kualitas equipment yang akan digunakan, metode kerja, cara
pengangkatan dan distribusi tanah, tempat-tempat penimbunan dan penyimpanan,
lokasi gedung-gedung, los kerja dan sebagainya dari jumlah tenaga kerja yang
digolongkan dalam tingkat ketrampilan.
d. Mengerjakan penyaluran (stripping) dan drainage sementara untuk menanggulangi
erosi, memperbaiki keadaan tanah bangunan (Grading) menurut garis-garis
kedalaman, ketinggian dan kemiringan sesuai dengan gambar rencana.
e. Mengadakan koordinasi kerja sebaik-baiknya dengan pekerjaan lain yaitu :
- Pekerjaan galian/urugan tanah untuk utilitas.

2. GALIAN TANAH
a. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan semua pasangan
lainnya dibawah tanah seperti rollag atau sloof pengelasan lantai, semua saluran-
saluran, septictank dan bak penampung dan lain-lain yang nyata-nyata harus
dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari Pemberi
Tugas.
b. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan bila ini terjadi
pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa
biaya tambahan dari Pemberi Tugas.
c. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat didalam atau didekat tanah galian
seperti akar atau tunas pohon, sisa kayu-kayuan, bekas bongkaran, batu-batuan dan
sebagainya harus dikeluarkan dan disingkirkan.
d. Pada bagian-bagian yang dianggap mudah longsor Kontraktor harus mengadakan
tindakan pencegahan dengan memasang papan-papan penahan atau cara lain.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat gugurnya tanah, dengan alasan apapun
menjadi tanggungan Kontraktor.
e. Galian tanah halaman ( grading ) sesuai dengan gambar ( peil ) yang direncanakan
f. Galian tanah halaman disarankan menggunakan peralatan berat sesuai dengan
fungsi dan kegunaannya ( buldozer, loader, escavator dan lain-lain )

3. URUGAN TANAH
a. Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilaksanakan seijin Konsultan
Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan pondasi .

16
b. Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala
macam sampah atau kotoran, tanah urugan harus dari jenis tanah berbutir (tanah
ladang atau berpasir atau tidak terlalu basah).
c. Urugan tanah harus dipasang sedapat mungkin dengan mesin pemadat (compactor)
dan tidak dibenarkan hanya menggunakan timbris.
d. Urugan tanah untuk meninggikan atau memperbaiki permukaan, pada dasarnya
akan ditentukan dan dibawah Pengawasan Konsultan Pengawas, menurut
ketinggian, lebar dan kedalaman yang diperlukan.
e. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari tempat-
tempat yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
f. Kelebihan tanah akibat galian ditempatkan pada site yang akan diurug

4. URUGAN PASIR
a. Urugan pasir harus dilaksanakan di bawah semua lantai dasar setebal 10 cm,
dibawah rabat , aanstamping pondasi dan lantai perkerasan landscape untuk
paving.
b. Sebelum ubin / matrerial diatas pasir dipasang, lapisan pasir harus dipadatkan
dengan disiram air dan diratakan.

5. PEKERJAAN PEMBERSIHAN HALAMAN


Setelah pekerjaan selesai Kontraktor wajib membersihkan halaman di sekitar bangunan
apabila Kontraktor menggunakan halaman lain diluar ketentuan tersebut maka
Kontraktor wajib membersihkan juga sebelum penyerahan pertama dilakukan.

17
SPESIFIKASI TEKNIS

GALIAN, URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pada hal – hal berikut :


❑ Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan – bahan, tenaga kerja
yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap sementara dan
bendungan sementara jika diperlukan.
❑ Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang membutuhkan
galian dan / atau urugan tanah kembali seperti basement, jalan, saluran terbuka, gorong
– gorong, jalur utilitas, pondasi dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
❑ Membuang semua bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu tempat
pembuangan yang telah ditentukan.
❑ Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.
❑ Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini.

B. STANDAR / RUJUKAN

❑ American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)


❑ American Society for Testing and Materials (ASTM)
❑ Semua standar dan peraturan nasional yang berlaku

C. PROSEDUR UMUM

1. Penggalian

i. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Lebar galian harus dibuat
cukup lebar untuk memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
ii. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan rencana awal dan
Pengawas Lapangan dapat menginstruksikan perubahan – perubahan bila dianggap
perlu.
iii. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada
Pengawas Lapangan untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
iv. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari
bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan sebelum menempatkan bahan urugan.
v. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, Kontraktor
harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan,
sampai kedalaman dimana daya dukung yang sesuai tercapai.
vi. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum
pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan
lainnya tidak merusak permukaan galian. Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor
harus memasang dinding penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya

18
tanah kedalam lubang galian. Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air
atau air hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.
vii. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor harus
diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas Lapangan tanpa biaya tambahan dari Pemilik
Proyek. Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan dengan
peralatan standar seperti power shovel, bulldozer atau excavator. Bila ditemukan
batu – batuan, Kontraktor harus memberitahukannya kepada Pengawas Lapangan
yang akan mengambil keputusan, sebelum penggalian dilanjutkan. Sesudah setiap
pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan,
dan pekerjaan dapat dilanjutkan kembali setelah Pengawas Lapangan menyetujui
kedalaman penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar penggalian tersebut.

2. Urugan dan Timbunan

i. Pekerjaan urugan dan timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan
lokasi pengerjaan urugan telah disetujui Pengawas Lapangan.
ii. Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum
pekerjaan terdahulu disetujui Pengawas Lapangan.
iii. Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan
oleh Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan
pengangkutan selama pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung.
Lokasi penumpukan harus disetujui Pengawas Lapangan.
iv. Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton
minimal 14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari,
atau setelah mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan.

3. Pemadatan

Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk


memadatkan urugan maupun daerah galian. Untuk pemadatan tanah kohesif
digunakan self propelled tamping rollers atau towed sheep roller. Smooth steel wheel
vibratory roller diguanakan untuk memadatkan bahan urugan berbutir. Pemadatan
dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan.
Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai
nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak
dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan.

D. BAHAN - BAHAN

Lihat butir pelaksanaan pekerjaan dari spesifikasi teknis ini.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Galian

▪ Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai elevasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah disetujui Pengawas Lapangan.

19
▪ Semua bahan galian harus dikumpulkan pada tempat tertentu sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan sehingga bila dibutuhkan dan memenuhi ketentuan bahan galian tersebut
dapat digunakan untuk bahan urugan atau dibuang sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
▪ Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi yang ditentukan dalam
Gambar Kerja atau petunjuk Pengawas Lapangan yang disebabkan karena kesalahan
Kontraktor, kelebihan penggalian tersebut tidak dapat dibayar dan Kontraktor harus
memperbaiki daerah tersebut sesuai Gambar Kerja atas biaya Kontraktor.
▪ Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak merusak patok –
patok pengukuran atau pekerjaan lain yang telah selesai. Semua kerusakan yang
disebabkan karena pekerjaan penggalian menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus
diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan atau waktu.
▪ Kontraktor harus menyingkirkan setiap batuan yang ditemukan pada daerah elevasi akhir
pada kedalaman minimal 150 mm di bawah elevasi akhir rencana. Batuan dapat berupa
batu atau serpihan keras dalam batuan dasar asli, dan batu besar dengan volume lebih
dari 0.5 cm3 atau berukuran lebih besar dari 100 cm, yang harus disingkirkan dengan alat
khusus dan / atau diledakkan.

2. Urugan dan Timbunan

❖ Bahan Urugan
▪ Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, dan bahan – bahan lain yang mengganggu
dan butiran batu lebih besar dari 100 mm dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar
pemadatan berjalan lancar.
▪ Bila menurut pendapat Pengawas Lapangan, suatu bahan tidak dapat diperoleh,
penggunaan batu – batuan atau kerikil yang dicampur dengan tanah dapat diijinkan,
dalam hal ini bahan yang lebih besar dari 150 mm dan lebih kecil dari 50 mm tidak
diijinkan digunakan, dan persentase pasir harus berjumlah cukup untuk mengisi celah
dan membentuk kepadatan tanah yang seragam dengan nilai kepadatan yang sesuai.
▪ Semua bahan galian kecuali tanah tidak diijinkan digunakan sebagai bahan urugan
kecuali disetujui oleh Pengawas Lapangan seperti disebutkan dalam butir 5.1.2. dari
Spesifikasi Teknis ini.
▪ Bahan urugan yang disimpan di dekat tempat ekrja untuk waktu lebih dari 12 jam harus
dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak terjadi penyimpangan pada bahan urugan
yang telah disetujui tersebut.
▪ Setiap lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi merata sampai tercapai kadar
air tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.

❖ Persiapan

Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan berikut harus sudah dikerjakan


sebelumnya :
▪ Pembersihan lokasi dan / atau penggalian sesuai petunjuk Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis.
▪ Kontraktor harus memberitahu Pengawas Lapangan sebelum memulai penempatan
bahan urugan dan Pengawas Lapangan akan memeriksa kondisi lokasi yang telah
disiapkan untuk maksud tersebut.
▪ Lokasi yang aka diberi bahan urugan / timbunan harus dikeringkan dahulu dari
genangan air menggunakan pompa atau alat lain yang disetujui Pengawas Lapangan.

20
3. Penempatan Bahan Urugan

▪ Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada waktu hujan.
▪ Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus ditempatkan lapis demi lapis
dengan ketebalan maksimal 300 mm (keadaan lepas) dan harus dipadatkan dengan baik.
▪ Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sampai kepadatan yang
sebanding dengan daerah sekitarnya atau sesuai ketentuan dalam butir 5.3. dari Spesifikasi
Teknis ini.
▪ Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sesuai nilai kepadatan
yang ditentukan dalam butir 5.3. dari Spesifikasi Teknis ini.
▪ Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau syarat khusus, alat pemadat tangan tidak
diijinkan sebagai pengganti alat pemadat mekanis.
▪ Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urugan sebelum pemadatan
lapisan terdahulu disetujui Pengawas Lapangan.
▪ Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari Pengawas Lapangan.

4. Pemadatan

❖ Umum

▪ Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki kadar air yang
sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan pemadatan dengan nilai kepadatan yang
sesuai. Bahan harus memiliki kadar air yang seragam pada seluruh lapisan bahan
yang akan dipadatkan. Setiap lapisan harus dipadatkan dengan merata menggunakan
pneumatic tire rollers, grid rollers, three-wheeled power rollers, vibratory, sheep foot
atau tamping rollers atau alat pemadatan lain yang disetujui.
▪ Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang timbunan dan
biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah tengah dengan cara sedemikian
rupa agar setiap bagian menerima tingkat pemadatan yang sama.
▪ Minimal sebuah mesin gilas harus dioperasikan secata terus menerus untuk setiap
600 m3 atau penempatan bahan setiap jam. Bila beberapa timbunan kecil berada di
beberapa tempat sehingga sebuah mesin gilas tidak dapat memadatkan dengan baik,
harus disediakan mesin gilas tambahan.
▪ Peralatan harus dioperasikan pada seluruh lebar setiap lapisan sedemikian rupa agar
efisien.

❖ Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal

Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus ditentukan berdasarkan metoda
ASTM D 1557 (AASHTO T 180) yang umum dikenal sebagai Modified Proctor Test.

❖ Pengawasan Kelembaban

Pada saat pemadatan yang membutuhkan nilai kepadatan tinggi, bahan urugan dan
permukaan yang akan menerima bahan urugan harus memiliki kadar air yang
disyaratkan. Kontraktor tidak diijinkan melakukan pemadatan sampai dicapai kadar air
sesuai dengan yang disyaratkan. Kontraktor harus melembabkan bahan urugan atau

21
permukaan yang akan diurug bila kondisinya terlalu kering. Bahan urugan yang terlalu
basah harus dikeringkan sampai dicapai kadar air yang sesuai, bila perlu dengan bantuan
peralatan mekanis.

❖ Penggilasan

▪ Kontraktor harus melakukan pekerjaan penggilasan daerah yang dikupas atau


dipotong sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, untuk memastikan adanya tanah
lunak yang ada di lokasi tersebut. Kontraktor harus menggunakan truk bermuatan,
mesin gilas atau peralatan pemadatan lainnya yang disetujui. Jenis ukuran dan berat
peralatan harus sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
▪ Kontraktor harus menempatkan dan memadatkan bahan urugan pada tempat
rendah. Bila ditemui tempat basah, Kontraktor harus memberitahukannya kepada
Pengawas Lapangan agar dapat ditentukan perbaikannya. Lokasi yang mendukung
struktur / konstruksi harus diawasi selama pelaksanaan penggilasan dan harus
disetujui Pengawas Lapangan sebelum pekerjaan dilanjutkan.

❖ Kepadatan Tanah Kohesif

Untuk tanah yang mengandung 30% atau lebih berat partikel yang melalui saringan
No 200, yang membutuhkan pemadatan relatif, seperti ditentukan ASTM D 1557
(AASHTO T 180), dan dinyatakan dalam persentase kepadatan kering maksimal dan
kadar air, pada saat pemadatan harus memenuhi ketentuan berikut :

Daerah Pemadatan Kepadatan Kadar Air


Relatif %
%
Pemadatan Umum 90 -3 W0 + 3
Jalan Utama dan Daerah Parkir Kendaraan Berat (100 cm 95 -4 W0 + 2
lapisan atas)
Jalan Penghubung dan Daerah Parkir Kendaraan Ringan (50 95 -4 W0 + 3
cm lapisan atas)
Lantai Gudang dan Bengkel (50 cm lapisan atas) 95 -4 W0 + 2
Pemadatan Saluran (kecuali ditentukan lain) 90 -3 W0 + 3
*W0 = Kadar Air Optimal

❖ Kepadatan Tanah Tidak Kohesif

Untuk tanah yang mengandung kurang dari 30% berat partikel yang melalui saringan No
200, yang membutuhkan pemadatan relatif, seperti ditentukan ASTM D 1557 (AASHTO T
180), dan dinyatakan dalam persentase kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada
saat pemadatan harus memenuhi ketentuan berikut :

Daerah Pemadatan Kepadatan Relatif


%
Timbunan di bawah lapisan drainase Tidak ada persyaratan khusus. Cukup digilas
dengan bulldozer (mis. D-6)

22
Timbunan pengisi di bawah pelat 95
lantai Bisa juga diperiksa dengan beberapa kali lintasan
roller sesuai petunjuk Pengawas Lapangan
Dasar Jalan 95
Pemadatan saluran 92
Saluran Tidak ada persyaratan khusus

❖ Pembuangan Bahan Galian

Semua bahan galian yang memenuhi persyaratan harus digunakan untuk urugan. Bahan
yang tidak sesuai untuk pengurugan harus dibuang pada tempat yang ditentukan.

23
SPESIFIKASI TEKNIS

PERSIAPAN TANAH DASAR

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengerjaan persiapan permukaan tanah untuk lapis
pondasi bawah seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

B. STANDAR / RUJUKAN

o American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)


o Semua standar lokal yang berlaku, yang terkuat yang berlaku.

C. PROSEDUR UMUM

▪ Perlindungan terhadap pekerjaan yang telah selesai.


▪ Permukaan tanah yang telah disiapkan harus dilindungi terhadap pengeringan dan
retak. Setiap kerusakan yang ditimbulkan karena keteledoran Kontraktor, harus
diperbaiki atas biaya Kontraktor sepenuhnya.

D. BAHAN - BAHAN

Lihat butir 5.0 dari Spesifikasi Teknis ini.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Umum

Daerah yang akan disiapkan permukaannya harus dibersihkan dari bahan – bahan yang tidak
diinginkan.
Permukaan tanah harus dibuat sesuai dengan elevasi dan kemiringan serta dipadatkan sampai
90% - 95% kepadatan kering maksimal, sehingga lapisan pondasi jalan ketika dipadatkan, akan
memberikan formasi yang sama pada semua elevasi.
Semua bahan sampai kedalaman 150 mm di bawah tanah permukaan pada galian dan sampai
kedalaman 300 mm pada timbunan harus benar – benar dipadatkan sampai minimal 90% - 95%
persyaratan kepadatan kering AASHTO T 99 dengan nilai CBR sesuai ketentuan dalam Gambar
Kerja.

2. Permukaan Tanah pada Galian Tanah

Bila permukaan tanah berada di daerah galian, maka permukaan tanah harus dibentuk sesuai
bentuk melintang dan memanjang, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

24
Tanah harus dipadatkan dengan alat yang disetujui. Sebelum pemadatan, kadar air bahan
timbunan harus diatur sedemikian rupa sampai mendekati Kadar Air Optimum (W 0), sehingga
diperoleh tingkat kepadatan yang disyaratkan.
Bila keadaan tanah tidak memungkinkan untuk mencapai nilai minimal CBR, tanah yang tidak
sesuai tersebut harus dikeluarkan dari lokasi dan diganti dengan yang sesuai, atau dengan cara
stabilisasi tanah seperti yang disyaratkan.
Pembuangan tanah yang tidak sesuai tersebut akan digolongkan seperti galian umum. Pada
elevasi permukaan tanah, Kontraktor harus mengisi lubang – lubang yang disebabkan oleh
pembongkaran akar – akar, bonggol tanaman dan batu – batu besar, dengan bahan pengisi yang
sesuai.

3. Permukaan Tanah pada Timbunan

Bila permukaan tanah berada pada daerah timbunan, persyaratan – persyaratan berikut harus
dipenuhi :

❑ Sebelum pelaksanaan penimbunan, daerah yang akan ditimbun harus dipadatkan dan
dilindas sesuai ketentuan dan / atau petunjuk Pengawas Lapangan.
❑ Bahan timbunan yang telah disetujui harus disebarkan secara merata sampai ketebalan
lepas maksimum 200 mm setiap lapisnya dengan menggunakan alat perata jalan / gradder
dan digilas secara terus menerus.
❑ Rata – rata kecepatan penggilas jalan adalah 5 km/jam dan kecepatan ini harus tetap
terjaga sampai pekerjaan selesai.
❑ Selama pemadatan dengan mesin gilas, kadar air bahan timbunan harus tetap terjaga.
Jumlah lintasan harus minimal 6 (enam) kali sampai maksimal 8 (delapan) kali, atau sesuai
ketentuan Pengawas Lapangan.
❑ Pelaksanaan pemadatan harus dilanjutkan dengan prosedur yang sama dengan diatas
sampai pekerjaan urugan selesai dan disetujui Pengawas Lapangan.

4. Permukaan Subgrade pada Batu

Bila permukaan berada di atas potongan batu, batu tersebut harus dipotong sehingga
membentuk profil yang sesuai dengan yang diinginkan.
Kontraktor harus menyingkirkan semua bahan lepas dan membentuk permukaan dengan
menambah bahan pengisi, dipadatkan dan dibentuk sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
Tidak boleh ada batu yang menonjol pada permukaan tanah.

5. Perlindungan Pekerjaan

Setiap bagian permukaan yang telah selesai dan disetujui Pengawas Lapangan harus dilindungi
dari kekeringan / retak dan air.

Setiap kerusakan yang diakibatkan karena kelalaian Kontraktor, harus diperbaiki sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan tanpa biaya tambahan.

25
SPESIFIKASI TEKNIS

LAPISAN PERKERASAN TANAH


A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyebaran, penyiraman, penggilasan dan pemadatan


bahan batu bergradasi di atas permukaan tanah yang telah disiapkan untuk membentuk jalan
sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini akan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada pengadaan tenaga kerja, peralatan,
bahan dan kelengkapan lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

B. STANDAR / RUJUKAN

1. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)


2. American Society for Testing and Materials (ASTM)
3. Semua standar dan peraturan nasional yang berlaku.

C. PROSEDUR UMUM

▪ Spesifikasi Teknis ini.

D. BAHAN - BAHAN

1. Bahan agregat harus diseleksi dari tempat yang disetujui. Agregat kasar yang
tertinggal di saringan berukuran 4,75 mm harus terdiri dari bahan keras yang tahan
lama, atau bagian – bagian batu atau kerikil. Batu harus memiliki gradasi yang
seragam dan harus disaring serta dicuci. Batu yang hancur ketika dibasahkan atau
dikeringkan harus dibuang. Agregat halus yang melewati saringan berukuran 4,75
mm harus terdiri dari bahan – bahan alam yang halus.
2. Semua batu harus bebas dari lumpur, kotoran – kotoran dan harus memenuhi
ketentuan – ketentuan seperti tersebut dalam tabel berikut :

Ukuran Saringan Persentase Berat yang


Standar (mm) Alternatif (inci) Lolos
50 2” 100
25 1” 65
9.5 3/8” 40 – 60
4.75 No. 4 25 – 45
2.00 No. 10 12 – 30
0.425 No. 40 6 – 16
0.075 No. 200 0–8
Pecahan yang melalui saringan No. 200 tidak boleh lebih besar dari 2/3 dari pecahan
yang melalui saringan No. 40.
Setelah direndam 4 (empat) hari, ketika dipadatkan sampai 90 – 100% kepadatan
kering maksimal sesuai AASHTO T180, agregat harus memiliki nilai CBR tidak kurang
dari 80.

26
E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Persiapan Permukaan

i. Bila agregat akan ditempatkan di atas permukaan yang telah disiapkan sebagai lapis
pondasi jalan / base course atau konstruksi lainnya, permukaan tersebut harus telah
selesai paling sedikit sekitar 100 meter panjang atau lebih besar dari jumlah luas
agregat yang akan ditempatkan.
ii. Bila agregat akan ditempatkan langsung di atas permukaan tanah yang ada, maka
permukaan tanah tersebut harus dikasarkan secukupnya agar dapat ditembus dan
dipadatkan kembali.
iii. Pemadatan kembali dilaksanakan setelah penambahan agregat, asalkan ketebalan
seluruh permukaan yang dikasarkan dan bahan agregat tambahan tidak lebih dari
ketebalan lapisan lepas yang diijinkan.
iv. Gumpalan tanah yang lebih besar dari 50 mm yang dihasilkan dari pengasaran harus
dibuang atau dipecahkan sebelum penambahan agregat dilaksanakan. Pencampuran
permukaan tanah yang dikasarkan dengan agregat baru tidak diijinkan.
v. Tidak ada pembayaran tersendiri untuk pekerjaan pengasaran permukaan dan
pemadatan karena pekerjaan ini merupakan bagian dari pekerjaan persiapan
permukaan.

2. Penghamparan

Agregat dihamparkan merata selebar badan jalan, lapis demi lapis sampai ketebalan
lepas maksimal 250 mm, atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Bila jumlah lapisan lebih dari satu, ketebalan masing – masing lapisan harus
diusahakan sama.
Bahan dapat disebarkan dan dibentuk dengan cara yang disetujui yang tidak akan
menyebabkan terpisahnya agregat halus dan agregat kasar. Setiap bagian agregat
kasar atau halus yang terpisah harus diperbaiki atau disingkirkan dan diganti dengan
bahan yang bergradasi. Bahan harus memiliki kadar air yang sesuai untuk
menghasilkan tingkat kepadatan dengan menyemprotkan sejumlah air yang tepat.
Pencampuran dilakukan dengan motor grader sampai tercapai kadar air yang
seragam dan merata.

3. Pemadatan

i. Segera setelah pencampuran dan pembentukan selesai, setiap lapis dengan tebal
minimal 200 mm harus dipadatkan dengan alat yang sesuai. Pemadatan dimulai dari
titik terendah menuju ke garis tengah jalan dalam kecepatan teratur  5 km/jam.
ii. Arah pemadatan harus tumpang tindih ke arah longitudinal. Pada tikungan,
pemadatan dimulai dari sisi yang terendah menuju ke sisi yang lebih tinggi.
Pemadatan harus berjalan terus sampai permukaan padat, keras dan bekas – bekas
roda pemadat tidak terlihat lagi.
iii. Bila agregat terlalu basah atau terlalu kering untuk dipadatkan pada nilai kepadatan
tertentu, maka agregat tersebut harus dikeringkan atau diperciki air, sebelum
memulai pemadatan. Tidak ada biaya tambahan untuk pekerjaan ini.
iv. Tidak ada pembayaran tambahan untuk pekerjaan penambahan air atau
pengeringan bahan.

27
v. Setiap penyimpangan permukaan yang terjadi setelah pelaksanaan, harus
diperbaiki dengan membuang beberapa bagian dan menggantinya dengan bahan
yang baik sesuai ketentuan yang ditetapkan. Setiap lapisan agregat harus
dipadatkan minimal 95% kepadatan kering maksimal sesuai AASHTO Method D Test
T180.

4. Permukaan dan Toleransi Ketebalan

Permukaan yang telah dipadatkan atau bentuk yang telah selesai dapat bervariasi
tidak lebih dari 10 mm di atas atau di bawah elevasi rencana pada semua titik.
Setiap penyimpangan dari ketentuan di atas harus diperbaiki, dan menjadi tanggung
jawab Kontraktor untuk memperbaikinya tanpa ada biaya tambahan.
Bila agregat akan ditempatkan pada tempat dengan ketebalan permukaan yang
bervariasi, ketebalan tersebut harus dalam batas – batas yang diijinkan, seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pengaturan ketebalan harus disetujui Pengawas Lapangan.

5. Pemeriksaan dan Pengujian

Kepadatan bahan yang dipadatkan ditentukan berdasarkan ASTM 1557 atau AASHTO
T180. Pengujian dilakukan pada kedalaman penuh dari seluruh lapisan, pada lokasi
atau titik – titik yang akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan, yang satu sama lain
berjarak minimal 200 meter. Lubang pengujian harus diisi / ditutup dengan bahan
yang sama dan segera dipadatkan.

28
SPESIFIKASI TEKNIS

LAPISAN PONDASI BAWAH

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pengangkutan, penempatan dan pemadatan bahan lapis
pondasi bawah pada tanah dasar yang telah disiapkan sesuai garis, kelas, dimensi dan
potongan melintang seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

B. STANDAR / RUJUKAN

a. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)


b. American Society for Testing and Materials (ASTM)
c. Semua peraturan dan standar lokal yang berlaku, yang tertinggi atau terkuat yang
berlaku.

C. PROSEDUR UMUM

a. Konstruksi lapis pondasi bawah tidak dapat dikerjakan kecuali bila tanah dasar telah
disiapkan dengan baik sesuai dengan garis, kelas dan bentuk seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
b. Kepadatan bahan yang dipadatkan harus sesuai ketentuan AASHTO Test T191 or
T181. Pengujian dilakukan pada kedalaman penuh lapisan pada lokasi yang
ditentukan. Pengawas Lapangan yang berjarak tidak lebih dari 200 meter satu sama
lain. Lubang pengujian harus segera diurug dan dipadatkan oleh Kontraktor.

D. BAHAN - BAHAN

a. Bahan untuk lapis pondasi bawah harus bahan alam atau campuran buatan dari
butiran kerjas agregat mineral yang diseleksi dari sumber pengambilan yang
disetujui. Bahan tersebut harus bebas dari gumpalan tanah liat, tumbuh – tumbuhan,
tanah organik dan tidak mudah hancur pada perubahan cuaca dan kelembaban.
b. Bila ketebalan lapis pondasi bawah yang dibutuhkan lebih dari 200 mm, ketebalan
tersebut harus dibagi menjadi sebuah lapisan bagian atas tebal 150 mm dan sebuah
lapisan bagian bwah tebal minimal 50 mm.

Gradasi bahan untuk lapisan bagian atas harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Ukuran Saringan Persentase Berat yang


Standar (mm) Alternatif (inci) Lolos

29
50 2” 100
25 1” 60 – 100
9.5 3/8” 30 – 100
4.75 No. 4 15 – 100
2.00 No. 10 10 – 100
0.425 No. 40 5 – 40
0.075 No. 200 2 – 25

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Persiapan Lapis Pondasi Bawah

Tanah dasar dan semua pekerjaan drainase harus diselesaikan sesuai ketentuan.
Spesifikasi ini minimal 50 meter di muka lokasi penempatan bahan lapis pondasi
bawah. Lapisan pondasi bawah disebarkan dan dibentuk dengan cara yang disetujui
yang tidak akan menyebabkan terpisahnya batuan halus dan batuan kasar. Bahan
lapis pondasi bawah harus memiliki kadar air yang sesuai agar tercapai tingkat
kepadatan yang disyaratkan dengan cara menyemprot sejumlah air dan dicampur
merata dengan road grader sampai dicapai kadar air yang seragam.

b. Penggilasan dan Pemadatan

Segera setelah pencampuran dan pembentukan, setiap lapisan dengan tebal


maksimal 200 mm harus dipadatkan dengan peralatan pemadatan yang sesuai yang
disetujui Pengawas Lapangan. Penggilasan harus dimulai sepanjang sisi atau tepi dan
berlanjut menuju ke arah tengah. Penggilasan harus dilanjutkan sampai bekas mesin
penggilas tidak terlihat dan dipadatkan merata sampai permukaan keras. Kecepatan
peralatan pemadatan harus tetap pada 5 km/jam. Kepadatan kering harus 90 – 95%
seperti ditentukan dalam AASHTO Test T180 Method D dengan nilai CBR tidak kurang
dari ketentuan yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

c. Toleransi Lapis Pondasi Bawah

Permukaan yang telah selesai dapat bervariasi maksimal 15 mm di atas atau di bawah
permukaan rencana pada setiap titik, dan ketebalan minimal lapis pondasi bawah
tidak kurang dari 15 mm di bawah ketebalan yang ditentukan pada setiap titik.
Lapis pondasi bawah yang tidak memenuhi toleransi ini harus diperbaiki dengan
melonggarkan, membentuk kembali dan memadatkan kembali sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.

30
SPESIFIKASI TEKNIS

TIANG PANCANG BETON

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, peralatan, bahan serta pemancangan tiang pancang
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

B. STANDAR / RUJUKAN

a. Japan Industrial Standard (JIS)


b. American Society for Testing and Materials (ASTM)
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
d. Standar Nasional Indonesia (SNI)
e. American Welding Society (AWS)
f. Spesifikasi Teknis – Beton Cor di Tempat

C. PROSEDUR UMUM

a. Data Teknis dan Sertifikasi Pabrik.

Sebelum pengadaan bahan, Kontraktor harus menyerahkan data teknis bahan


lengkap dengan sertifikat pabrik yang menyatakan bahwa bahan yang akan
digunakan memenuhi ketentuan spesifikasi, untuk disetujui Pengawas Lapangan.

b. Metoda Pelaksanaan

Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan usulan metoda


pelaksanaan untuk disetujui Pengawas Lapangan, termasuk cara pengangkutan,
penyimpanan, penanganan, pemancangan, peralatan pemancangan, pekerja dan
juga detail cara pemotongan dan penyambungan tiang pancang.

c. Fabrikasi Tiang Pancang

Semua tiang pancang harus difabrikasi sesuai dengan dimensi, panjang dan jenis
bahan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Semua tiang pancang yang telah lulus uji di pabrik harus diberi tanda – tanda berikut
dengan cara atau bahan yang tidak mudah dihapus :
❑ Mutu / kelas tiang pancang
❑ Dimensi
❑ Nomor produksi
❑ Nama pabrik pembuat

d. Penyimpanan

Semua bahan harus disimpan dan diperlakukan dengan semestinya agar terhindar
dari kerusakan.

31
Bahan tiang pancang disimpan di ruang terbuka dan diletakkan melintang di atas
balok – balok kayu atau bantalan kayu yang dipasang setiap jarak maksimal 3 meter
sekitar panjang tiang pancang.
Tiang pancang tidak boleh ditumpuk lebih dari 4 (empat) susun.

e. Peralatan Pemancangan

i. Sebelum memobilisasi peralatan pemacangan, Kontraktor harus


menyerahkan rencana kerja detail pelaksanaan pengoperasian, Pengawas
Lapangan berhak menolak alat ekrja yang tidak sesuai bila Kontraktor
melalaikan kewajiban ini dan Kontraktor harus menanggung semua biaya
yang diakibatkan karena hal ini.
ii. Kontraktor harus mempertimbangkan jenis tanah dan batu – batuan yang
berada di dalamnya ketika memilih peralatan pemacangan.
iii. Kontraktor harus mengusulkan jenis palu pemancang dan peralatan
pemacangan agar tiang pancang dapat didorong mencapai kedalaman yang
ditentukan atau nilai daya dukung yang diperoleh, tanpa menimbulkan
kerusakan pada tiang pancang karena tekanan berlebih yang diakibatkan
oleh pemancangan.

D. BAHAN - BAHAN

a. Umum

i. Tiang pancang harus difabrikasi dan dibuat sesuai detail yang ditunjukkan
dalam Gambar kerja dan ketentuan lain, seperti ditetapkan dalam Spesifikasi
Teknis ini.
ii. Panjang tiang pancang untuk pemasangan permanen yang akan difabrikasi
dan dipancang harus ditentukan berdasarkan hasil uji beban yang harus
dilakukan sebelum pekerjaan pemancangan permanen sesuai dengan
Spesifikasi Teknis yang ditetapkan dan semua hasil penyelidikan tanah.

b. Tiang Pancang Beton Pracetak

i. Tipe Tiang Pancang.

❑ Tipe tiang pancang harus dari tiang pancang mini dari beton pracetak
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
❑ Ukuran, bentuk dan panjang tiang pancang sesuai petunjuk Gambar
Kerja.
❑ Tiang pancang harus dibuat dari beton mutu K-600, yang memiliki
penulangan spiral baja tulangan polos mutu BJTP 24 standar SNI 07-
2052-2002, dengan diameter sesuai gambar kerja. Penulangan
tambahan ke arah memanjang menggunakan baja tulangan ulir mutu
BJTD 40 yang memenuhi SNI 07-2052-2002 dengan diameter minimal
19 mm.
❑ Dimensi potongan melintang tiang pancang harus dalam batas toleransi
 5 mm.

32
ii. Ujung Tiang Pancang.

Ujung tiang pancang harus berbentuk sesuai Gambar Kerja dan harus
dilengkapi dengan pelat penyambung tebal minimal 10 mm.
Pelat penyambung harus dilengkapi dengan pinggiran yang terbuat dari baja
pelat tebal 1 mm tinggi 50 mm.

c. Sambungan

Sambungan tiang pancang diperlukan bila tiang pancang terbagi dalam beberapa
bagian dan harus sesuai Spesifikasi Teknis ini.
Bahan las yang digunakan untuk penyambungan harus tipe E 7018 yang memenuhi
ketentuan AWS atau yang setara.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Uji Beban

i. Persiapan.

❑ Pengujian beban 2 (dua) buah tiang pancang harus dilaksanakan oleh


Kontraktor. Peralatan, tenaga kerja dan pekerjaan yang bersifat
sementara untuk pelaksanaan pengujian tersebut harus disediakan
Kontraktor.
❑ Metoda pelaksanaan uji beban yang mencakup pengangkeran, alat – alat
pengujian, prosedur pengujian, perlakuan terhadap kepala tiang
pancang harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan, untuk dipelajari
dan disetujui.
❑ Tiang pancang yang akan diuji harus dipancangkan sesuai dengan
prosedur pemancangan yang akan dilaksanakan kemudian.

ii. Posisi.

Posisi pengukuran beban yang sesuai dengan standar yang berlaku, harus
disediakan oleh Kontraktor.

iii. Peralatan Pengukuran Beban.

Peralatan pengukuran beban yang sesuai dengan standar yang berlaku,


harus disediakan oleh Kontraktor.

iv. Prosedur Pengujian.

❑ Besar beban pengujian adalah dua kali beban kerja yang direncanakan.
❑ Pengujian harus dilaksanakan sesuai prosedur yang ditetapkan dalam
ASTM D-1143-94.
❑ Setiap kali penambahan beban, beban harus ditahan tidak kurang dari
waktu seperti ditunjukkan dalam tabel pada halaman berikut atau

33
sampai angka penurunan kurang dari 0,25 mm setiap jam. Laju
penurunan harus dihitung dari sudut yang diperoleh dari grafik lengkung
nilai penurunan terhadap waktu.
❑ Setiap tahapan pengurangan beban dapat dilanjutkan setelah batasan
waktu tertentu seperti ditunjukkan dalam tabel di bawah, dan atas
petunjuk Pengawas Lapangan.

Beban Uji Waktu Minimal


(% Beban Rencana) Penahanan Beban
Siklus 1
25 1 jam
50 1 jam
75 1 jam
100 1 jam
125 1 jam
150 12 jam
100 10 menit
75 10 menit
50 10 menit
25 10 menit
0 1 jam

Siklus 2
100 1 jam
125 1 jam
150 1 jam
175 1 jam
200 12 jam
175 10 menit
150 10 menit
125 10 menit
100 10 menit
75 10 menit
50 10 menit
25 10 menit
0 1 jam

❑ Beban, waktu dan nilai penurunan harus dicatat setiap 15 menit, kecuali
ditentukan lain.

v. Laporan dan Pengukuran

Pemeriksaan dan pengukuran harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan


pengawasan Pengawas Lapangan.
Kontraktor harus menyerahkan laporan lengkap yang mencakup grafik
pembebanan, waktu, penurunan dan kapasitas dukung tiang pancang dan
lain – lain kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.

vi. Pembersihan

34
Setelah pelaksanaan pengujian selesai, Kontraktor harus menyingkirkan
semua barang – barang pengujian tersebut, kecuali bila ditentukan lain oleh
Pengawas Lapangan.

vii. Pengujian

Pengujian beban untuk tiang pancang juga dapat dilakukan dengan tes
beban dengan metoda PDA (Pile Driving Analysis) dengan jumlah titik
pengujian sebanyak 5 titik.

b. Fabrikasi Tiang Pancang

Kontraktor harus mengadakan / memesan tiang pancang dengan dimensi, panjang,


jenis dan mutu bahan sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.

c. Pemancangan

i. Kontraktor harus melaksanakan persiapan dengan sebaik – baiknya yang


antara lain meliputi penyetelan, penandaan tiang pancang, penopang
sementara dan pekerjaan lain yang terkait, sebelum memulai pekerjaan
pemancangan.
ii. Panjang tiang pancang yang harus difabrikasi dan dipancangkan ditentukan
oleh besar beban yang akan diterima yang berkaitan dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam hasil penyelidikan tanah.
iii. Semua peralatan untuk pemancangan seperti alat pemancang, palu,
bantalan tiang pancang, dan alat – alat lainnya serta tenaga kelas satu yang
sesuai untuk pekerjaan pemancangan di lokasi yang telah ditentukan, harus
disediakan oleh Kontraktor. Kontraktor wajib pula menyediakan peralatan
pendukung lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan melancarkan
pekerjaan.
iv. Penembusan dan tahap akhir pemancangan dilaksanakan dengan
mendorong tiang pancang ke bawah / ditanam sampai pada elevasi /
kedalaman lapisan tanah kerjas dengan penyetelah akhir pemancangan
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan untuk 10 (sepuluh) pukulan dengan
tinggi jatuh palu pancang 1 meter untuk 3 (tiga) kali berturut – turut
pengambilan penyetelan akhir.
v. Semua tiang pancang yang ditanam harus dalam panjang penuh sesuai
petunjuk Gambar Kerja, kecuali bila menurut Pengawas Lapangan beberapa
tiang pancang tertentu dianggap memiliki panjang yang tidak praktis atau
harus dimodifikasi, maka tiang pancang tersebut harus dipotong pada elevasi
yang ditentukan.
vi. Tiang pancang yang tidak mencapai nilai penetrasi yang ditentukan untuk
setiap pukulan ketika puncak tiang pancang didorong pada elevasi tertentu,
harus disambung dan didorong sampai kedalaman yang cukup sehingga nilai
penetrasi yang disyaratkan untuk setiap pukulan tercapai.
vii. Bila beberapa tiang pancang yang akan diperiksa harus diangkat, maka tiang
pacang tersebut harus didorong kembali sampai nilai penetrasi yang
disyaratkan tercapai.

35
viii. Setiap tiang pancang yang cacat / rusak ketika pemancangan maupun
pengangkutan dan akan mempengaruhi kekuatan strukturnya, harus diganti
dengan yang baru, atau bagian yang cacat / rusak dibuang dan bagian sisanya
disambung atau diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
ix. Kontraktor harus menyerahkan laporan lengkap pemancangan setiap tiang
pancang yang meliputi tetapi tidak terbatas pada nomor tiang pancang,
lokasi, posisi, tanggap fabrikasi dan pemancangan, detail palu, elevasi,
hitungan pukulan, dalam bentuk sudah dijilid.

d. Penyambungan

i. Bila panjang yang diperlukan lebih dari panjang tiang pancang yang ada,
pertambahan panjang harus dilaksanakan sesuai rekomendasi dari pabrik
pembuat tiang pancang.
ii. Kedua bag yang akan disambungkan harus bersih dari karat, cat, oli,
kelembaban dan kotoran lainnya. Kedua bag yang akan disambungkan harus
tepat bertemu.

e. Toleransi

i. Tiang pancang harus dipasang pada tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja
dan dalam batas toleransi 100 mm terhadap posisi seharusnya dan 1 : 100
dari sumbu vertikal tiang pancang.
ii. Bila pemasangan tiang pancang menyimpang dari toleransi yang diijinkan,
tiang pancang tersebut harus diganti dengan tiang pancang baru atau
struktur bagian atas dari kepala tiang pancang dan balok harus dimodifiksi,
yang sepenuhnya menjadi kebijaksanaan Pengawas Lapangan dan tanpa ada
biaya tambahan untuk Kontraktor.

f. Kepala Tiang Pancang

Setelah pemancangan selesai dilaksanakan, kepala tiang pancang harus dipotong


dan diselesaikan dengan benar sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

36
SPESIFIKASI TEKNIS

BATU KALI

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi konstruksi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan/MK yang dibuat dari pasangan batu kali, seperti pondasi,
saluran air, headwalls, dan lainnya.
Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada pengadaan bahan, tenaga kerja dan semua
pekerjaan yang dibutukan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan batu kali, sesuai batas,
tingkat, bagian dan dimensi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

B. STANDAR / RUJUKAN

a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2,1971)


b. Spesifikasi Teknis – Adukan dan Plesteran

C. PROSEDUR UMUM

a. Contoh Bahan.

Contoh bahan batu seberat minimal 20 kg harus diserahkan terlebih dahulu kepada
Pengawas Lapangan/MK untuk disetujui.

b. Pemeriksaan dan Pengujian.

Pemeriksaan dan pengujian harus dikerjakan pada setiap bagian pekerjaan seperti
tersebut berikut :
❑ Tata letak,
❑ Penggalian,
❑ Bahan di lokasi termasuk alat dan peralatan,
❑ Penempatan pasir alas,
❑ Setiap tinggi pemasangan 120 cm.

Selama pengujian, Kontraktor harus menyediakan tenaga pengawas mutu dan


fasilitas untuk Pengawas Lapangan/MK tanpa biaya tambahan kepada Pemilik
Proyek.

D. BAHAN - BAHAN

a. Batu Kali.
Batu kali harus memiliki sisi terpanjang maksimal 150 mm, dan memiliki minimal 3
bidang kontak.
Batu kali harus keras, bersifat kekal dan tidak boleh mengandung bahan yang dapat
merusak.

37
b. Adukan.
Adukan dan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 04060.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Umum.
Semua peralatan seperti alat pencampur beton harus disetujui Pengawas
Lapangan/MK sebelum pelaksanaan pekerjaan. Alat harus dalam keadaan baru,
dengan mesin cadangan atau suku cadang yang mudah diperoleh.
Semua peralatan pengoperasian, alat – alat dan lainnya, harus dalam keadaan baru
dan berkualitas baik. Semuanya harus disetujui Pengawas Lapangan/MK.

b. Pemilihan dan Penempatan Bahan.


i. Bila pasangan batu kali akan ditempatkan di atas pondasi yang telah
disediakan, pondasi tersebut harus kokok dan padat, normal terhadap
dinding, dan harus disetujui Pengawas Lapangan/MK. Perhatian khusus
harus diberikan untuk mencegah rangkaian yang terdiri dari batu – batu kecil
atau batu – batu berukuran sama. Batu – batu besar digunakan untuk
pasangan pada bagian dasar dan batu – batu besar yang terpilih digunakan
pada bagian sudut.
ii. Semua batu harus dibersihkan secara menyeluruh dan dibasahi sebelum
dipasang dan bagian yang akan menerima batu – batu tersebut harus
dibersihkan, bebas dari bahan – bahan anorganik, dan harus dilembabkan
terlebih dahulu sebelum diberi adukan. Batu – batu harus diletakkan dengan
bagian terpanjang menghadap arah horisontal dengan adukan penuh, dan
sambungan – sambungan harus ditutup dengan adukan.
iii. Permukaan ekspos batu – batu individual harus dipasang paralel dengan
permukaan dinding di mana batu tersebut dipasang.
iv. Selama konstruksi, batu – batu harus diperlakukan sedemikian rupa agar
tidak mengganggu atau merusak batu – batu yang telah terpasang. Peralatan
yang sesuai harus disediakan untuk memasang batu – batu berukuran lebih
besar dari 2 pasangan. Tidak diijinkan menggulingkan atau memutar batu –
batu yang telah terpasang. Bila sebuah batu terlepas setelah adukan
mengeras, maka harus segera disingkirkan, adukannya dibersihkan dan
diganti dengan adukan baru.
v. Toleransi elevasi akhir saluran harus bervariasi tidak lebih dari 1 cm di atas
atau di bawah elevasi desain pada setiap titik.

c. Alas / Landasan dan Sambungan.


Tebal alas / landasan untuk permukaan batu harus bervariasi dari 20 mm sampai 50
mm dan tidak boleh lebih dari lima batu pada garis lurus.
Tebal sambungan dapat bervariasi dari 20 mm sampai 50 mm dan tidak boleh lebih
dari 2 batu pada garis lurus.
Semua harus membentuk sudut dengan bidang vertikal dari 00 sampai 450.
Permukaan batu harus mengikat minimal 150 mm pada arah longitudinal dan 50 mm
pada arah vertikal. Tidak boleh terjadi sudut dari 4 buah batu saling bersebelahan
satu sama lain.

38
Alas melintang untuk permukaan vertikal harus rata, dan untuk dinding miring, alas
bisa bervariasi dari rata sampai tegak lurus terhadap permukaan.

d. Header.
Header atau saluran pembagi harus didistribusikan secara seragam ke seluruh
struktur dinding sehingga membentuk 1/5 dari permukaan ekspos.
Saluran tersebut harus memiliki panjang sedemikian rupa dari permukaan dinding ke
dalam minimal 300 mm. Bila tebal dinding 450 mm atau kurang, saluran pembagi
harus memiliki panjang penuh dari permukaan muka ke belakang.

e. Backing.
Backing atau penumpu harus dibuat dari batu – batu berukuran besar dan harus
dipasang dengan cara yang rapi. Batu – batu yang membentuk dinding penumpu
harus terikat baik dengan batu – batu yang membentuk permukaan dinding. Semua
celah atau bukaan kecil harus diisi dengan adukan. Batu – batu berupa pecahan kecil
harus digabungkan dan dikelilingi dengan adukan, dipadatkan ke dalam celah.

f. Batas.
Sambungan alas dan vertikal harus diisi dengan adukan dn penyelesaian harus rata
dengan permukaan batu ekspos.

g. Perlindungan terhadap Cuaca.


Semua pasangan batu harus dilindungi terhadap cuaca pada bagian atasnya dengan
menambahkan lapisan adukan setelah 20 mm sehingga diperoleh permukaan yang
rata seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan diselesaikan dengan tepi
berbentuk miri.

h. Lubang Drainase.
Semua dinding penahan tanah harus dilengkapi dengan lubang drainase.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, lubang drainase harus dibuat dari pipa
PVC dan ditempatkan pada titik terendah pada bagian yang leluasa dan dipasang
pada setiap jarak tidak lebih dari 2000 mm dengan diameter maksimal 50 mm.
Batu pecah yang sesuai untuk penyaring harus ditempatkan di belakang setiap
lubang drainase.

i. Pembersihan Permukaan.
Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan batu kali yang
terlihat harus dibersihkan secara menyeluruh dari cipratan adukan dan harus dijaga
sedemikian rupa sampai pekerjaan selesai.

j. Perawatan.
Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara terus – menerus
harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama 3 (tiga) hari setelah pekerjaan
selesai.

39
SPESIFIKASI TEKNIS

BAJA TULANGAN

A. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan baja tulangan yang sesuai Gambar Kerja.
Pekerjaan ini termasuk semua mesin, peralatan, tenaga kerja, dan pemasangan baja tulangan.
Spesifikasi Teknis ini akan lebih kuat dari pada Gambar Kerja bila ada perbedaan detail yang
mungkin terjadi.

B. STANDAR / RUJUKAN

a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)


b. American Concrete Institute (ACI)
c. Standar Nasional Indonesia (SNI)
d. Spesifikasi Teknis – Beton Cor di Tempat

C. PROSEDUR UMUM

a. Contoh Bahan dan Sertifiksi Pabrik.

i. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan/MK, contoh


bahan beserta sertifikat pabrik bahan baja tulangan untuk disetujui.
ii. Sebelum pengadaan bahan, semua daftar bahan dan daftar pemotongan
harus disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Pengawas
Lapangan/MK untuk disetujui. Persetjuan yang diberikan tidak berarti
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya untuk memastikan
kebenaran daftar pemesanan dan daftar pemotongan. Setiap penyimpangan
dari daftar bahan dan daftar penulangan yang telah disetujui menjadi
tanggung jawab Kontraktor untuk menggantinya atas biayanya.

b. Gambar Detail Pelaksanaan.

i. Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus diserahkan oleh Kontraktor


kepada Pengawas Lapangan/MK untuk disetujui :
❑ Daftar penulangan yang menunjukkan pembengkokan, ukuran kait,
lewatan, sambungan dan lainnya yang memenuhi ACI 315 dan / atau PBI
(NI-2, 1971).
❑ Gambar harus menunjukkan spasi tulangan, selimut dan jarak antara,
pasak besi dan penahan jarak / gelang – gelang.

ii. Kontraktor diijinkan mengganti ukuran rencana baja tulangan yang


ditunjukkan dalam Gambar Kerja selama penggantian tersebut dianalisa
dengan teliti dan Kontraktor telah memeriksa bahwa kekuatan yang
diinginkan tetap terpenuhi. Penggantian harus disetujui Pengawas
Lapangan/MK sebelum pelaksanaan pekerjaan.

40
c. Pengiriman dan Penyimpanan.
Baja tulangan setiap waktu harus dilindungi dari kerusakan dan harus ditempatkan di
atas balok – balok untuk mencegah menempelnya lumpur atau benda asing lainnya
pada baja tulangan. Tempat penyimpanan harus dinaikkan agar aman dari air
permukaan.

D. BAHAN - BAHAN

a. Umum.
Semua baja tulangan lunak harus dalam keadaan baru, tidak berkarat atau memiliki
cacat lainnya serta harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.

b. Baja Tulangan Polos.


Kecuali ditentukan lain, baja tulangan polos dengan  < 13 mm harus dari baja mutu
BJTP – 24 dengan tegangan leleh minimal 2400 kg/cm2, dan memenuhi ketentuan SNI
07-2052-2002.
Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

c. Baja Tulangan Berulir.


Kecuali ditentukan lain, baja tulangan berulir dengan   13 mm harus dari mutu
BJTD – 39 dengan tegangan leleh minimal 3900 kg/cm2, dan memenuhi ketentuan
SNI 07-2052-2002.
Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Kait dan Pembengkokan.


Penulangan harus dilengkapi dengan kait / bengkokan minimal sesuai ketentuan PBI
(NI-2, 1971) atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/MK dan atau Gambar Kerja.

b. Pemotongan.
Panjang baja tulangan yang melebihi ketentuan Gambar Kerja (kecuali lewatan) harus
dipotong dengan alat pemotong besi atau alat pemotong yang disetujui Pengawas
Lapangan/MK.
Pada bagian yang membutuhkan bukaan untuk dudukan mesin, peralatan dan alat
utilitas lainnya, baja tulangan harus dipotong sesuai dengan besar atau ukuran
bukaan.

c. Pasak Besi / Dowel.


Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, pasak besi harus digunakan untuk
meningkatkan kekuatan sambungan.
Untuk lantai beton dengan tebal sampai dengan 120 mm digunakan pasak besi  12
mm panjang 600 mm pada setiap jarak 250 mm.
Untuk lantai beton tebal 150 mm sampai 200 mm digunakan pasak besi  12 mm
panjang 800 mm pada setiap jarak 200 mm.

41
d. Penempatan dan Pengencangan.

i. Sebelum pemasangan, baja tulangan harus bebas dari debu, karat, kerak
lepas, oli, cat dan bahan asing lainnya.
ii. Semua baja tulangan harus terpasang dengan baik, sesuai dengan mutu,
dimensi dan lokasi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Penahan jarak
dengan bentuk balok persegi atau gelang – gelang harus dipasang pada
setiap m2 atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Batu, bata atau kayu
tidak diijinkan digunakan sebagai penahan jarak atau sisipan.
Semua penahan jarak atau sisipan harus diikat dengan kawat No. AWG 16 (
1.62 mm) atau yang setara. Las titik dapat dilakukan pada baja lunak pada
tempat – tempat yang disetujui Pengawas Lapangan.

e. Pengecoran Beton.

Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 03300.

42
SPESIFIKASI TEKNIS

BETON COR DI TEMPAT

A. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi struktur beton, yang dilaksanakan sesuai dengan garis, mutu
dan dimensi sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Semua pekerjaan, bahan dan unjuk kerja yang berkaitan dengan beton cor di tempat harus
sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan Spesifikasi Teknis dan standar terkait.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
❑ Seluruh pekerjaan beton struktural berupa kolom, balok atau pondasi, seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
❑ Beton tumbuk, lantai kerja dan beton ringan serta beton non-struktural lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

B. STANDAR / RUJUKAN

a. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)


b. American Concrete Institute (ACI) :
❑ ACI 318 – Building Code Requirements for Reinforced Concrete
❑ ACI 347 – Formwork for Concrete
c. Standar Nasional Indonesia (SNI) :
❑ SNI 15-2049-1994 – Semen Portland, Mutu dan Cara Uji Semen
d. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) :
❑ AASHTO M6 – Standard Specification for Concrete Aggregates.
❑ AASHTO M153 – Preformed Sponge Rubber and Cork Expansion Joint Fillers for
Concrete Paving and Structural Construction.
❑ AASHTO T11 – Amount of Material Finer Than 0.075 mm (No. 200) Sieve in
Aggregate.
❑ AASHTO T27 – Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregate.
❑ AASHTO T112 – Clay Lumps and Friable Particles in Aggregate.
❑ AASHTO T113 – Lightweight Pieces in Aggregate.
e. American Society for Testing and Materials (ASTM) :
❑ ASTM C33 – Specification for Concrete Aggregate.
❑ ASTM C150 – Specification for Portland Cement.
❑ ASTM C260 – Standard Specification for Air-Entraining Admixtures for Concrete.
❑ ASTM C494 – Standard Specification for Chemical Admixtures for Concrete.
❑ ASTM C685 – Specification for Concrete Made by Volumetric Batching and
Continuous Mixing.

f. SNI 03-2847-2002

g. Spesifikasi Teknis :
❑ Uji Beton
❑ Galian, Urugan Kembali dan Pemadatan
❑ Baja Tulangan

43
C. PROSEDUR UMUM

a. Gambar Detail Pelaksanaan.

Gambar detail pelaksanaan berikut harus diserahkan Kontraktor kepada Pengawas


Lapangan/MK untuk disetujui dan harus meliputi :
❑ Diagram penulangan yang menunjukkan pembengkokan, kait, lewatan,
sambungan dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 03210.
❑ Bentuk cetakan harus menunjukkan batang struktur, spasi, ukuran, sambungan,
sisipan dan pekerjaan lainnya yang terkait.
❑ Metoda pengecoran termasuk desain campuran, tenaga kerja, peralatan dan alat
– alat kerja.

b. Pemeriksaan, Pengambilan Contoh dan Pengujian.

i. Pemeriksaan Lapangan.
❑ Sebelum memulai pekerjaan beton, pengujian pendahuluan tersebut di
bawah akan dilakukan oleh Pengawas Lapangan/MK dengan biaya
Kontraktor. Pengujian tambahan harus dilakukan bila diperlukan.
Kontraktor harus mengacu kepada hasil campuran percobaan dan
estimasi yang akan digunakan dalam pekerjaan ini.
❑ Kontraktor harus membantu Pengawas Lapangan/MK dalam
pelaksanaan pengambilan contoh dan pengujian. Pengujian
pendahuluan akan meliputi penentuan hal – hal berikut :
o Keawetan
o Karakteristik batu pecah
o Tipe dan kualitas semen
o Pemilihan dan dosis bahan tambahan
o Perbandingan kelas batu pecah dalam campuran
o Kekuatan semen
o Faktor air semen
o Pengujian slump
o Karakteristik berbagai campuran beton segar
o Kuat tekan
o Kerapatan air
o Ketahanan terhadap cuaca
o Ketahanan terhadap reaksi bahan kimia

Pengujian – pengujian ini harus dilakukan sampai diperoleh


campuran yang sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini.

ii. Pengambilan Contoh dan Pengujian.


Semua pengambilan contoh dan pengujian harus dilakukan oleh Kontraktor
tanpa tambahan biaya. Pekerjaan ini akan berlangsung terus selama
pelaksanaan pekerjaan beton.
Pengambilan contoh dan pengujian harus ditentukan oleh Pengawas
Lapangan/MK seperti tersebut di bawah ini :

❑ Semen.
Semen harus memiliki sertifikat dari pabrik pembuat, yang menunjukkan
berat per zak, bahan alkali yang sesuai.

44
❑ Agregat.
Agregat harus sesuai dan diuji menurut standar ASTM C 33. Pengujian
dimulai 30 hari sebelum pelaksanaan pekerjaan beton.

❑ Beton.
Minimal 30 hari sebelum pekerjaan beton dimulai, Kontraktor harus
membuat percobaan campuran untuk pengujian, bahan – bahan yang
akan digunakan, dan metode yang akan digunakan untuk pekerjaan ini.
Percobaan campuran harus sesuai ketentuan dalam butir 3.3. dari
Spesifikasi Teknis ini.

❑ Bahan Tambahan.
Semua bahan tambahan untuk beton harus diuji sesuai standar ASTM C
260 dan ASTM C 494 minimal 30 hari sebelum pekerjaan beton dimulai.
Bahan tambahan tidak diijinkan digunakan tanpa persetujuan Pengawas
Lapangan.

c. Pengujian Campuran / Campuran Percobaan.

i. Kontraktor harus melakukan pengujian campuran beton, setiap tipe dan kuat
tekan yang diaplikasikan, sebelum pelaksanaan pengecoran beton.
ii. Desain campuran harus mengindikasikan rasio air-semen, kadar air, kadar
bahan tambahan, kadar semen, kadar agregat, gradasi agregat, slump, kadar
udara dan kuat tekan. Untuk nilai slump minimal dan maksimal tertentu
untuk setiap tipe dan kuat tekan beton berat normal, harus dibuat 4
pengujian campuran, dengan menggunakan rasio air-semen yang bervariasi.
iii. Pengujian campuran dilakukan ketika contoh benda uji yang dirawat dan
diuji dalam kondisi lab, kuat tekannya akan melebihi kuat tekan yang
diperlukan. Untuk setiap pengujian campuran, buat 6 contoh benda uji untuk
kuat tekan umur 7 hari, dan 28 hari. Kuat tekan umur 7 hari memiliki nilai
minimal 65% dari kuat tekan umur 28 hari. Pengujian beton harus
dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 01400.
iv. Laporan hasil pengujian harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan/MK
untuk disetujui, dan penempatan beton di lokasi tidak diijinkan tanpa hasil
pengujian yang memuaskan.

D. BAHAN - BAHAN

a. Beton.
i. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan/MK, beton dikelompokkan dalam kelas yang berbeda yang terdiri
dari :
❑ Mutu Beton K-300 untuk beton struktural.
❑ Mutu Beton K-225 untuk pondasi sumuran.
❑ Mutu Beton K-175 untuk beton non-struktural.
❑ Mutu Beton B-0 untuk beton pengisi dan lantai kerja pondasi.

45
ii. Komposisi beton, baik berat atau volume, harus ditentukan oleh Pengawas
Lapangan dan harus memenuhi kondisi berikut :
❑ Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 01400.
❑ Campuran alternatif harus digunakan sebelum disetujui Pengawas
Lapangan/MK.
❑ Tanpa air yang berasal dari batu pecah.

b. Semen.
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SNI 15-2049-1994 atau ASTM
C150.
Semen harus berasal dari satu merek dagang, seperti Indocement, Cibinong atau
Gresik.

c. Air.
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas dari
unsur – unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan anorganik lainnya.
Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji.
Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan di atas,
harus diuji dan memenuhi ketentuan AASHTO T26 dan / atau disetujui Pengawas
Lapangan/MK.

d. Agregat Halus.
i. Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir kerjas dan harus disetujui
Pengawas Lapangan. Agregat halus harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :

Jenis Bahan Metoda Berat %


Uji Maksimal
AASHTO
Gumpalan tanah liat T 112 0.5%
Batubara dan bahan T 113 0.5%
terbakar T 11 3.0%
Bahan lolos saringan No. 200

ii. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan – bahan anorganik, asam,
alkali dan bahan lain yang merusak. Agregat halus harus merata degradasi
dan harus memenuhi ketentuan gradasi berikut :

Saringan % Berat yang Lolos (AASHTO


T27)
3/8“ (9.5 mm) 100
No. 4 (4.75 mm) 95 – 100
No. 16 (1.18 mm) 45 – 80
No. 50 (0.300 10 – 30
No. 100 mm) 2 – 10
(0.150
mm)

46
e. Agregat Kasar.
i. Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu butiran, batu pecah,
terak dapur tinggi atau bahan lainnya yang disetujui yang memiliki
karakteristik serupa yang keras, tahan lama dan bebas dari bahan – bahan
yang tidak diinginkan. Agregat kasar harus bebas dari bahan – bahan yang
merusak dan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Jenis Bahan Metoda Berat %


Uji Maksimal
AASHTO
Gumpalan tanah liat T 112 0.25%
Bahan lolos saringan No. 200 T 11 1%
Bahan tipis panjang lebih dari 5x ketebalan - 10%
maksimal

Bahan – bahan lain yang merusak harus tidak lebih dari batas persentase yang
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini dan / atau disetujui Pengawas
Lapangan.

ii. Ketentuan gradasi batuan kasar harus memenuhi ketentuan ASTM A 33 :

Ukuran Persentase Berat Lolos Saringan %


maksimal Ukuran Saringan
batu pecah 5.08 2.54 1.905 1.27 0.952 No. 4 No. 8 No. 16
(cm)
3.81 95 – 100 - - - 10 – 30 0–5 - -
1.905 - 100 90 – 100 - 20 – 55 0 – 10 0–5 -
0.952 - - - 100 85 – 10 – 30 0 – 10 0–5
100

iii. Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung dengan ukuran lain
dengan perbandingan berat atau volume untuk menghasilkan batuan yang
memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan.

f. Bahan Perawatan.

Bahan untuk perawatan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Deskripsi Metoda Uji


AASHTO
Tikar katun untuk perawatan beton M 73
Lembaran kain dari serat / goni M 182
Kertas kedap air untuk perawatan beton M 139 (ASTM C 171)

47
Lapisan cairan untuk perawatan beton M 148
Lembaran polyethylene putih untuk perawatan M 171
beton

g. Bahan Tambahan.
i. Bahan tambahan untuk menahan gelembung udara untuk semua beton
ekspos harus memenuhi ketentuan ASTM C 260.
ii. Bahan tambahan untuk mengurangi air dan memperlambat pengerasan
beton, bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe B dan
D.
iii. Bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton, bila diperlukan,
harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe C.

h. Pengisi Sambungan (Joint Filler) dan Joint Sealant.


i. Joint filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 213-65 dan US Federal
Specification HH-F 34 1a type 1 class B, seperti Febseal Fibrefill, Fiber Pak,
Tex Lite atau yang setara.
ii. Joint filler harus memenuhi persyaratan US Federal Specification SS-S-200
D/TT-S-00227 E type II, BS 4254, seperti Sikaflex T68 HM, Febseal 2 part
Polysulphide atau yang setara.

i. Water Stop.
Water stop harus dari jenis blended polymer hydrophilic, dan memenuhi standar BS
EN ISO 9001, seperti Supercast SW 10 dari Fosroc, atau yang setara yang disetujui.

j. Floor Hardener.
Floor hardener untuk memperkuat permukaan lantai beton pada tempat – tempat
tertentu seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, harus dari tipe non metalic yang
antara lain memiliki karakteristik sebagai berikut :
❑ Siap pakai
❑ Berwarna natural
❑ Tidak menarik debu
❑ Tahan terhadap gesekan dan benturan

Seperti Mastertop 100 atau yang setara.


Floor hardener harusdilengkapi dengan bahan cairan untuk perawatan permukaan
beton yang telah diberi floor hardener, dan harus berasal dari satu pabrik pembuat.

k. Baja Tulangan dan Dowel Bar.


Baja tulangan dan dowel bar harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 03210.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Perancah dan Acuan.


i. Perancah harus dibuat di atas pondasi dengan kekuatan yang memadai
untuk menerima beban tanpa penurunan.

48
ii. Perancah yang berdiri di atas tanah lembek harus didukung dan diperkuat
dengan perancah tambahan yang sesuai. Sebelum menempatkan perancah,
gambar rancangan pemasangan / penempatan perancah harus diserahkan
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
iii. Acuan harus memenuhi ketentuan berikut :
❑ Semua acuan harus dilengkapi dengan lubang pembersihan yang
memadai untuk pemeriksaan dan pembersihan setelah pemasangan
baja tulangan.
❑ Bahan acuan harus dari papan kayu tebal minimum 20 mm, kayu lapis
tebal minimal 12 mm, baja pelat lembaran tebal minimal 0.6 mm atau
bahan lain yang disetujui.
❑ Permukaan beton yang menghendaki penyelesaian halus dan diekspos
harus menggunakan acuan kayu lapis.
❑ Desain dan konstruksi acuan, penopang dan penguat menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
❑ Acuan harus rapat dan kaku agar tidak terjadi distorsi yang diakibatkan
oleh tekanan alat penggetar dan beban beton atau lainnya.
❑ Acuan harus dibuat dengan teliti dan diperiksa kemampuan
konstruksinya sebelum pengecoran.
❑ Semua sudut sambungan / pertemuan harus kaku untuk mencegah
terbukanya acuan selama pekerjaan pengecoran berlangsung.
Kontraktor bertanggung jawab untuk acuan dan penopangnya yang
memadai.
❑ Ikatan metal, penunjang, baut dan batang harus disusun sedemikian
rupa sehingga ketika acuan dibuka, semua metal harus berada tidak
kurang dari 50 mm dari permukaan beton ekspos.
❑ Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan, harus
disingkirkan sampai kedalaman minimal 25 cm dari permukaan beton
tanpa merusak.
❑ Kerucut yang sesuai harus disediakan. Cekungan – cekungan harus diisi
dengan adukan dan permukaan harus tetap halus, rata dan seragam
dalam warna.

iv. Bila dasar acuan sukar dicapai, dinding bagian bawah acuan harus dibiarkan
terbuka, atau perlengkapan lain harus disediakan sehingga bahan-bahan
asing dapat disingkirkan dari acuan dengan mudah sebelum penempatan
beton.

b. Perlakuan Permukaan Acuan.


Semua dinding acuan harus diberi lapisan oli yang disetujui sebelum penempatan
baja tulangan, dan acuan dari kayu harus dibasahi dengan air sebelum penempatan
beton.
Bahan pelapis yang akan menyebabkan perubahan warna asli beton tidak boleh
digunakan.

c. Penempatan Pipa Drainase (Weep Hole), Konduit dan Talang Hujan.


i. Pipa-pipa drainase, konduit kabel listrik dan / atau telekomunikasi serta pipa
drainase atau talang, harus dipasang sebelum pengecoran, dengan tanpa
mengurangi kekuatan beton, pipa – pipa tersebut harus dilindungi sehingga
tidak akan terisi adukan beton sewaktu pengecoran.

49
ii. Pipa – pipa drainase harus diadakan pada semua dinding beton penahan
tanah atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
iii. Kecuali dinyatakan lain, pipa – pipa drainase harus ditempatkan pada jarak
merata, berselang 2000 mm.
iv. Pipa drainase, konduit kabel listrik dan talang harus dari bahan pipa PVC yang
mempunyai kuat tekan 10 kg/m2 yang memenuhi JIS K6741. diameter pipa
PVC sesuai ketentuan Gambar Kerja.

d. Papan Polystyrene dan Premolded Joint Filler.


Lembaran polystyrene mengembang dan premolded joint filler harus digunakan
untuk membentuk celah kosong antara bidang pengecoran, yang berisi bantalan
elastometric bearing.

e. Toleransi.
Kontraktor harus menjaga dan menyetel acuan untuk memastikan, setelah
pembongkaran acuan dan sebelum pekerjaan akhir, bahwa tidak ada bagian beton
yang melebihi toleransi yang diijinkan dalam Gambar Kerja. Variasi ketinggian lantai
harus diukur sebelum pembongkaran pelindung dan penumpu.
Toleransi harus memenuhi ketentuan ACI 347 dan / atau disetujui Pengawas
Lapangan.

f. Selimut Beton.
Bila tidak ditentukan, ukuran minimal selimut beton yang disesuaikan dengan
penggunaannya (tidak termasuk plesteran), adalah sebagai berikut :
❑ Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dengan tanah 75
mm atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
❑ Kolom dan balok – balok beton 30 mm, atau sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja.

g. Perbandingan dan Campuran Beton


i. Perbandingan bahan ditentukan dengan penimbangan atau dengan metoda
yang disetujui Pengawas Lapangan. Perbandingan volume tidak diijinkan
tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.
ii. Semua beton harus dicampur dengan mesin. Waktu pencampuran harus
sesuai dengan petunjuk kapasitas alat pencampur.
iii. Slump yang diijinkan minimal 65 mm dan maksimal 75 mm. Pencampuran
beton tidak boleh dimulai tanpa memastikan persediaan bahan yang
memadai, dalam batas yang aman, agar pengecoran beton dapat
dilaksanakan.
iv. Bila pengecoran tidak dapat dihentikan, Kontraktor harus menyediakan
peralatan tambahan yang memadai yang disetujui Pengawas Lapangan.
v. Beton Ready-mixed harus dicampur dan didatangkan sesuai ketentuan ASTM
C 685.

h. Penempatan Beton.
Beton tidak boleh ditempatkan sampai semua acuan, penulangan, sisipan, block out
dan lainnya telah disetujui Pengawas Lapangan.
Acuan harus dibersihkan, bebas dari guncangan, celah, mata kayu, kotoran dan
bengkokan sebelum pengecoran.
Metoda dan urutan pengecoran harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis. Bagian luar
permukaan beton harus dikerjakan dengan baik selama pengecoran.

50
Penggetaran terus – menerus pada jarak 380 – 500 mm harus tetap terjaga untuk
mencegah kropos dan untuk mendapatkan permukaan yang halus.
Selama penggetaran beton, tangkai penggetar harus dipegang tegak lurus terhadap
permukaan horisontal beton segar.

i. Corong dan Saluran.


i. Beton harus ditempatkan sedemikian rupa untuk mencegah terpisahnya
bahan – bahan dan bergesernya baja tulangan. Bila dibutuhkan kemiringan
yang tajam, corong harus dilengkapi dengan papan – papan berukuran
pendek yang mengubah arah gerakan. Semua corong, saluran dan pipa harus
dijaga agar bebas dari beton yang mengeras dengan cara menyiram air setiap
kali setelah penuangan. Siraman air harus jauh dari beton yang baru saja
selesai ditempatkan.
ii. Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1500 mm kecuali
melalui corong tertutup atau pipa. Setelah ikatan awal beton, acuan tidak
boleh digetarkan dan tekanan tidak boleh dilakukan pada ujung pelindung
tulangan. Beton harus diangkat dari mesin pengaduk dan diangkut dalam
waktu 1 jam ke lokasi akhir yang disetujui Pengawas Lapangan. Hal ini untuk
memastikan bahwa beton sesuai dengan mutu yang disyaratkan pada waktu
penempatan dan Kontraktor harus menjaga pengangkutan beton yang
menerus / tidak terputus – putus.
iii. Semua peralatan, mesin dan alat – alat yang digunakan untuk pekerjaan ini
harus bersih, dan bekerja dengan baik. Bila memungkinkan, sebuah unit
pengganti atau suku cadang harus disediakan di lokasi.
iv. Bila digunakan, jalur pompa harus diletakkan sedemikian rupa sehingga
aliran beton tidak terganggung. Benda – benda tajam harus disingkirkan.
v. Kadar air dan ukuran partikel batuan harus diawasi dengan teliti ketika beton
dipompa untuk mencegah pemampatan. Kemiringan saluran untuk
mengalirkan beton segar harus dipilih dengan tepat sehingga beton dengan
kadar air rendah dapat mengalir dalam aliran seragam tanpa pemisahan
semen dan batuan.
vi. Bila beton ditempatkan langsung di atas tanah, alas atau dasar harus bersih
dan padat, dan bebas dari air atau aliran air. Permukaan lantai kerja yang
akan diberi beton harus benar – benar bersih dari lumpur, batu lepas,
kotoran dan bahan lapisan lain yang mengganggu. Untuk mencegah
perembesan air ke beton, tempatkan lapisan kedap air berupa bahan
lembaran plastik polyethylene warna hitam tebal minimal 0.5 mm pada
permukaan lantai kerja, kecuali bila ditentukan dalam Gambar Kerja harus
menggunakan lapisan kedap air yang memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis
07100. Prosedur ini harus diketahui dan disetujui Pengawas Lapangan.

j. Sambungan Konstruksi.
Sambungan konstruksi harus ditempatkan pada tempat – tempat sesuai Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
Sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap garis utama tekanan dan
umumnya ditempatkan pada titik – titik minimum gaya geser pada sambungan
konstruksi horisontal. Batang pasak, alat penyalur beban dan alat pengikat yang
diperlukan harus ditempatkan pada tempat – tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

k. Sambungan Terbuka.

51
Sambungan terbuka harus dibuat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dengan
menyisipkan dan kemudian mencabut kepingan kayu, pelat metal atau bahan lain
yang disetujui.
Penyisipan dan pencabutan cetakan harus dilakukan tanpa merusak pinggiran atau
sudut beton.
Penulangan tidak boleh melewati sambungan terbuka kecuali bila ditentukan lain.

l. Pengisi Sambungan.
i. Sambungan muai yang diisi harus dibuat serupa dengan sambungan terbuka.
Bila ditentukan pembentukan ulang sambungan muai, ketebalan pengisi
yang dipasang sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja. Pengisi sambungan
harus dipotong dengan bentuk dan ukuran yang sama dengan permukaan
yang akan disambung.
ii. Pengisi harus dipasang dengan kuat terhadap permukaan beton yang telah
ditempatkan dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak bergeser bila
disampingnya ditempatkan beton.
iii. Bila diperlukan penggunaan lebih dari 1 lembar pengisi untuk mengisi
sambungan, lembaran harus ditempatkan secara rapat dan celah
diantaranya diisi dengan aspal kelas 18 kg, dan salah saatu sisinya harus
ditutup dengan aspal panas agar tersimpan dengan baik.
iv. Segera setelah pembongkaran acuan, sambungan muai harus diperiksa
dengan teliti.
v. Beton atau adukan yang menutup sambungan harus dipotong dengan rapih
dan dibuang. Bila, selama pelaksanaan, bukaan sebesar 3 mm atau lebih
muncul pada sambungan yang akan dilalui lalu lintas, bukaan tersebut harus
ditutup dengan ter panas atau aspal sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

m. Sambungan Besi dan Water Stop.


Sambungan besi dan water stop harus ditempatkan pada semua sambungan
konstruksi yang berhubungan langsung dengan tanah atau air bawah tanah dan
tempat – tempat lain sesuai Gambar Kerja dan / atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan. Water stop harus ditempatkan secara menerus dan teliti, dan harus
ditumpu dengan aman untuk mencegah perubahan posisi. Sambungan harus
dilakukan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

n. Pembongkaran Acuan.
Acuan dan perancah tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.
Persetujuan Pengawas Lapangan tidak membebaskan Kontraktor dari keamanan
pekerjaan tersebut. Jadual pembongkaran harus ditentukan oleh Pengawas
Lapangan.

o. Perbaikan Beton.
i. Kontraktor harus meminta Pengawas Lapangan untuk memeriksa
permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan.
ii. Kontraktor, atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai dengan
garis, detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang rusaknya
berlebihan. (Jangan menambal, mengisi, memulas, memperbaiki atau
mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk Pengawas Lapangan).
iii. Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki penyelesaian cor
di tempat menggunakan acuan khusus. Lubang pengikat harus ditutup.
Permukaan ekspos dan permukaan yang akan dicat harus bersih dari

52
tambalan, memiliki sirip – sirip dan tetesan adukan yang tersikat halus, dan
memiliki permukaan yang bebas dari lapisan penutup dan debu.
iv. Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera setelah
pembongkaran acuan. Bahan tambalan harus kohesif, tidak berkerut dan
melebihi kekuatan beton.
v. Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya atau
beton yang akan dicat dengan :
❑ Semprotan pasir ringan
❑ Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air yang
diaplikasikan dengan menggosok secara keras dengan sikat lembut,
kemudian disiram dengan air.
❑ Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam oksalid,
biarkan sejenak, dan sikat dengan kikir yang disetujui.
❑ Pembersihan dengan larutan asal muriatik yang mengandung tidak
kurang dari 2 % dan tidak lebih dari 5 % asal dalam volume, yang
diaplikasikan pada permukaan yang sebelumnya telah dilembabkan
dengan air bersih.
❑ Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak
karena asam.
❑ Tambalan kapur.
❑ Mengikir dan menggerinda.

p. Penyelesaian Beton.
i. Kecuali ditentukan lain, permukaan beton harus segera diselesaikan setelah
pembongkaran dan harus diselesaikan sesuai tingkat dan dimensi seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
ii. Floor hardener harus diaplikasikan pada permukaan beton yang masih segar
secara merata, dengan cara pelaksanaan dan dalam jumlah sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuatnya, atau sebanyak 5 kg/m2, kecuali bila
ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan. Permukaan floor hardener harus
dirawat dengan cairan khusus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat floor
hardener.

q. Pengurugan.
Bahan urugan ditempatkan lapis demi lapis setebal maksimal 20 cm dan dipadatkan
secara menerus segera setelah uji beton menunjukkan kekuatan 28 hari. Semua
bahan urugan harus disetujui Pengawas Lapangan sebelum memulai pekerjaan
pengurugan, seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis 02315.

r. Perawatan dan Perlindungan.


Ketentuan – ketentuan berikut harus diperhatikan untuk melindungi beton segar g
baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan sampai beton mengeras dengan baik,
dan untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat.
❑ Semua acuan yang berisi beton harus dijaga tetap lembab sampai saat
pembongkaran.
❑ Semua permukaan beton ekspos harus dilembabkan secara terus menerus
selama 14 hari setelah pengecoran.
❑ Perhatian khusus harus diberikan pada permukaan lantai atap yang akan ditutup
dengan karung lembab atau dilindungi terhadap kekeringan dengan bahan lain
yang sesuai.

53
❑ Tidak diijinkan menyimpan bahan – bahan di atas beton atau melintas di atas
konstruksi, yang menurut pendapat Pengawas Lapangan belum cukup mengeras.

54
SPESIFIKASI TEKNIS

UJI BETON

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi mencakup prosedur yang harus dilakukan guna pengambilan contoh
beton selama pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton.
Pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan seperti :
❑ Alat – alat laboratorium dan peralatan yang dibutuhkan
❑ Perlengkapan penyimpanan
❑ Landasan pencampur dekat lokasi gudang
❑ Cetakan kedap air dengan alas, dengan dimensi  150 mm x tinggi 300 mm untuk bentuk
silinder dan 150 mm x 150 mm x 150 mm untuk bentuk kubus.
❑ Batang besi untuk memadatkan contoh adukan beton dengan  16 mm (5/8“), panjang
600 mm
❑ Kerucut slump
❑ Sekop dan sendok tangan
❑ Kotak – kotak untuk pengangkutan silinder.

B. STANDAR / RUJUKAN

1. American Society for Testing and Materials (ASTM)


2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971)
3. Spesifikasi Teknis – Beton Cor di Tempat

C. PROSEDUR UMUM

1. Contoh adukan beton harus diambil sesuai dengan prosedut ASTM C 172 dan/atau
PBI (NI-2, 1971) atau seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini yang memenuhi
standar ASTM.

2. Contoh adukan beton harus mewakili setiap kelompok pencampuran dan terdiri
dari berbagai perbandingan dari tempat yang berbeda dalam kelompok
pencampuran. Komposisi contoh harus terdiri tidak kurang dari 28.320 cm 3 (1 cu.ft.)

3. Sebanyak minimal 3 (tiga) buah benda uji, atau 1 (satu) benda uji untuk setiap mutu
beton untuk setiap volume 5 m3 beton harus dibuat selama penggunaan setiap
kelompok pencampuran kecuali pada awal dan akhir pencampuran, dan
menempatkannya pada sebuah tempat metal seperti kereta dorong. Tingkat
penggunaan kelompok pencampuran ditentukan oleh tingkat kecepatan alat
pencampur dan bukan oleh ukuran bukaan pintu. Pengambilan contoh dilakukan
dengan menempatkan wadah atau menuangkan campuran beton ke dalam kereta
dorong. Harus diperhatikan agar aliran campuran beton tidak menyebabkan
terpisahnya bahan – bahan beton.

4. Contoh harus diaduk menyeluruh dengan sekop untuk memperoleh keseragaman, uji
slump contoh harus dilakukan segera setelah pengambilan contoh.

55
D. BAHAN - BAHAN

Lihat butir pelaksanaan pekerjaan dari spesifikasi teknis ini.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Uji Slump

Uji slump harus dilakukan setiap kali pembuatan contoh uji beton. Metoda harus
memenuhi standar ASTM C 143 atau dengan cara sebagai berikut :

❑ Kerucut slump harus dibersihkan dengan baik dan dibasahi


❑ Isi kerucut dengan adukan beton dengan ketebalan setiap lapis 1/3 dari
ketinggian kerucut.
❑ Sebelum ditambah dengan lapisan berikutnya, terlebih dahulu lapisan yang
pertama dipadatkan dengan cara menusuk-nusukan batang besi dengan hati –
hati dan merata sebanyak 25 (dua puluh lima) kali.
❑ Ratakan puncak kerucut dengan perlahan sehingga kerucut slump terisi penuh.
❑ Bersihkan adukan beton yang berserakan di sekitar alas kerucut.
❑ Angkat kerucut slump dari adukan beton dan biarkan selama 5 (lima) detik dan
kerucut harus diangkat hanya ke arah vertikal.
❑ Pengukuran nilai slump harus dilakukan segera, nilai slump adalah perbedaan
antara tinggi kerucut slump dengan tinggi contoh adukan beton.

Nilai slump harus sesuai dengan persyaratan yang tersebut dalam PBI (NI-2, 1971)
dan/atau ASTM C 143.

2. Pembuatan Benda Uji Beton

Benda uji beton dapat berupa silinder atau kubus.


Contoh diusahakan tidak berubah pada saat pengangkutan, bila bahan akan diangkut
ke tempat yang jauh dari tempat pengambilan conoth, beton harus diaduk dengan
sekop sebelum dimasukkan ke dalam cetakan.
Caranya sebagai berikut :

❑ Letakkan cetakan di atas pelat dasar yang rata, bersih dan kuat, disarankan dibuat
dari pelat besi.
❑ Isi cetakan dengan adukan beton sebanyak 3 (tiga) lapis.
❑ Tiap lapis adukan ini harus dipadatkan dengan menggunakan batang besi  16
mm yang ditusuk – tusukkan pada adukan tersebut dengan merata dan berhati –
hati sebanyak 25 (dua puluh lima) kali.
❑ Ratakan permukaan dengan perlahan dan tutup dengan kaca atau pelat metal
agar tidak terjadi penguapan air. Jangan sekali – kali menggunakan kayu.

3. Perawatan Benda Uji di Laboratorium

i. Benda uji berbentuk kubus harus dibuat, dirawat dan diuji sesuai ketentuan
PBI (NI-2, 1971).

56
ii. Benda uji berbentuk silinder harus dibuat, dirawat dan diuji sesuai
ketentuan berikut :
o JIS A 1132-93 Method of Making and Curing Concrete Specimens
o ASTM C 31-88 Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in
Field
o JIS A 1108-93 Method of Test Compressive Strength of Concrete
o ASTM C 39-86 Test Method for Compressive Strength of Cylindrical
Concrete Specimens.

4. Penyimpanan Contoh Benda Uji Beton

i. Perawatan contoh harus memenuhi standar ASTM C 31.


ii. 24 jam pertama setelah pembuatan silinder sangatlah penting. Benda uji
hanya boleh dipindahkan dari tempat pencetakkan ke gudang penyimpan,
dan dijaga harus tetap dalam posisi vertikal dan hindarkan dari getaran dan
benturan. Benda uji boleh disimpan di tempat yang tertutup rapat, kotak
kayu yang kuat, atau bangunan sementara selama temperatur di sekitarnya
berkisar antara 15,60 dan 26,70C dan penguapan dari contoh dapat dicegah.
iii. Pada umum 1 (satu) hari setiap kelompok benda uji harus diperiksa untuk
perawatan dan pengujian. Tempatkan benda uji pada kotak yang kuat untuk
pengiriman. Jarak antara benda uji dan kotak harus diisi dengan pasir basah
atau serbuk gergaji. Setiap kelompok benda uji harus dilengkapi dengan
catatan waktu / tanggal pembuatan benda uji.
iv. Bila memungkinkan mengirim beda uji yang baru berumur 1 (satu) hari,
benda uji harus dilembabkan terus menerus dengan pasir basah sampai akhir
periode 24 jam, dan harus tetap lembab pada temperatur 210-24,50C sampai
saat pengiriman. Benda uji harus dikirim secepat mungkin dan paling lambat
beberapa hari sebelum periode 7 (tujuh) hari tercapai, karena laboratorium
harus menerima benda uji tersebut sehari atau lebih sebelum pengujian 7
(tujuh) hari.
v. Kontraktor harus menyediakan tempat terlindung dan kotak berisolasi yang
dapat dikunci dalam ukuran yang memadai, untuk menyimpan peralatan dan
merawat benda uji di lokasi pekerjaan dan menyediakan tenaga kerja yang
diperlukan untuk mempersiapkan contoh benda uji.

5. Pengujian Benda Uji

i. Laboratorium penguji resmi harus diadakan oleh Kontraktor dan harus


disetujui Pengawas Lapangan.
ii. Pengambilan, pembuatan, pengiriman, penyimpanan, perawatan,
pemeriksaan dan pengujian benda uji harus dilakukan oleh staff
laboratorium penguji.
iii. Jumlah pembuatan benda uji dan umur pengujian minimal harus memenuhi
ketentuan berikut :

57
o 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium untuk kekuatan
umur 7 (tujuh) hari.
o 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium untuk kekuatan
umur 28 (dua puluh delapan) hari.
o 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di lokasi untuk kekuatan umur 7
(tujuh) hari.
o 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di lokasi untuk kekuatan umur 28
(dua puluh delapan) hari.

58
SPESIFIKASI TEKNIS

BAJA STRUKTUR

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengangukutan, pengadaan, fabrikasi, pemeriksaan di pabrik atau


lapangan serta pemasangan baja struktur, seperti dinyatakan dalam Gambar Kerja atau
disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

B. STANDAR / RUJUKAN

1. American Society for Testing and Materials (ASTM)


2. American Institute of Steel Construction (AISC)
3. American Welding Society (AWS).
4. Standar Nasional Indonesia (SNI)
❑ SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung
5. Spesifikasi Teknis :
❑ Berbagai Jenis Metal
❑ Pekerjaan Cat.

C. PROSEDUR UMUM

1. Sertifikat Pabrik.

i. Sertifikat pabrik yang mencakup dimensi, unsur kimia, bahan, data pengujian
benturan, perlakuan panas dan dimensi semua jenis baja yang akan digunakan,
harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan/MK untuk disetujui sebelum
memulai fabrikasi.
ii. Sebelum pengadaan bahan, semua daftar pemesanan harus dibuat oleh
Kontraktor dan diserahkan kepada Pengawas Lapangan/MK untuk disetujui.

2. Gambar Detail Pelaksanaan.

i. Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada Pengawas


Lapangan/MK untuk disetujui, sebelum fabrikasi. Data – data berikut harus
tercakup dalam Gambar Detail Pelaksanaan :
❑ Spesifikasi bahan
❑ Nomor penandaan
❑ Daftar bagian bahan
❑ Detail fabrikasi
❑ Detail pengelasan
❑ Pengecatan
❑ Detail dan lokasi penyambungan

ii. Persetjuan Gambar Detail Pelaksanaan oleh Pengawas Lapangan/MK tidak


membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab memperbaiki kesalahan.

59
iii. Perubahan terhadap Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui tidak
diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan/MK.
iv. Perubahan yang dilakukan Kontraktor untuk kemudahan harus dengan
persetujuan Pengawas Lapangan/MK dan atas biaya Kontraktor.

3. Pemeriksaan dan Pengujian.

Pengawas Lapangan/MK berhak memeriksa bahan dan fabrikasi semua bahan yang
berkenaan dengan Spesifikasi Teknis dan Gambar Kerja dan memastikan ukuran,
jumlah dan toleransi fabrikasi.
Pemeriksaan dan pengujian pada bahan, pengelasan dan penyelesaian akhir harus
sesuai dengan standar yang berlaku untuk bahan – bahan tersebut.

4. Cuaca.

Pekerjaan tidak diijinkan dilanjutkan, bila menurut pendapat Pengawas


Lapangan/MK, cuaca tidak akan membantu menghasilkan pekerjaan yang baik, atau
kondisi tidak memungkinkan dilakukannya pemeriksaan.

5. Pengiriman dan Penyimpanan.

i. Semua bahan baja yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik
asli.
ii. Semua bahan baja harus diangkut dengan hati – hati sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan goresan atau tekukan, seperti ditentukan Pengawas
Lapangan/MK.
iii. Bahan – bahan harus disimpan tanpa bersentuhan dengan tanah dan pada lokasi
yang mencegah timbulnya karat.

D. BAHAN - BAHAN

1. Umum.
Semua bahan baja harus memenuhi standar yang ditetapkan dalam Spesifikasi Teknis
ini, kecuali bila ditentukan lain.

2. Bahan Baja.
i. Semua bahan baja harus baru dan bebas dari cacat yang mempengaruhi
kekuatan, keawetan atau penampilan dan harus dari kualitas terbaik, dan
harus memenuhi standar yang berlaku.
ii. Bahan baja profil, baja pelat setrip atau lembaran, tali atau kawat dan lainnya
harus dari baja mutu BJ 37 dengan kekuatan leleh minimal 2400 kg/cm 2 dan
memenuhi ketentuan SNI 03-1729-2002.

3. Angkur, Baut, Mur dan Pengencang.


Angkur, baut, mur dan pengencang lainnya harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
Baut dan mur tegangan tinggi harus dari mutu ASTM A-325 atau ISO 8.8.

60
Tipe dan ukuran harus sesuai dengan Gambar Kerja dan Gambar Detail Pelaksanaan
yang telah disetujui.

4. Kawat Las.
Semua bahan pekerjaan pengelasan harus memenuhi standar AWS D1.1-1996 dan
kawat las harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

Kekuatan leleh Jenis las Bahan pengisi Metal pengisi


bahan dasar dengan hidrogen
rendah
Sama atau kurang Fillet weld dan
dari 25.4 kg/mm2 penetrasi penuh E 70XX -
groove weld
Lebih dari 25.4 Fillet weld dan - E 70XX
kg/mm2 penetrasi penuh

Bila bahan dasar metal dari kekuatan leleh yang berbeda dilas bersama, metal pengisi
harus dipilih berdasarkan bahan dasar metal yang memiliki kekuatan leleh lebih
tinggi.

5. Adukan Encer.
Adukan encer untuk pengisi lubang angker, landasan pelat dasar dan lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

6. Cat Dasar dan Cat Akhir.


Cat dasar dan cat akhir untuk seluruh permukaan baja struktur harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Fabrikasi.
i. Umum.
❑ Kontraktor harus memberitahukan kepada Pengawas Lapangan/MK 1
(satu) minggu sebelum memulai pekerjaan fabrikasi.
❑ Bahan baja harus dari ukuran, bentuk dan konstruksi seperti ditunjukkan
atau ditentukan.
❑ Sebelum fabrikasi, semua pengukuran yang diperlukan harus dilakukan
dan diperiksa sesuai prosedur pengendalian kualitas yang ditetapkan
AISC.
❑ Kecuali ditentukan lain, bahan – bahan harus difabrikasi sesuai metoda
yang efisien.
❑ Kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan dan
kelalaian dalam pembuatan detail, tata letak dan fabrikasi atas biaya
Kontraktor.

ii. Lokasi Fabrikasi.


Baja struktur harus difabrikasi dan dirakit di bengkel Kontraktor atau di lokasi
yang disetujui Pengawas Lapangan/MK.

61
iii. Pengelasan.
❑ Pengelasan harus dilaksanakan oleh yang ahli las yang ditetapkan dalam
AWS D1.1 edisi terakhir. Catatan hasil pengujian dan sertifikat ahli las
harus diberikan kepada Pengawas Lapangan/MK atas permintaannya.
❑ Keahlian khusus diperlukan untuk pengelasan satu sisi dari las tabung
penetrasi sambungan penuh tanpa alas bagian belakang.
❑ Setiap ahli las dan operator pengelasan harus dilengkapi dengan kapur
warna atau nomor untuk menandai hasil kerjanya pada setiap jarak tidak
lebih dari 100 cm.
❑ Semua bagian yang tidak diberi tanda dengan jelas akan ditolak oleh
Pengawas Lapangan/MK.
❑ Sebelum memulai pekerjaan pengelasan, Kontraktor harus membuat
prosedur pengelasan berbagai bagian struktur dengan jelas seperti detail
sambungan dalam Gambar Kerja, sesuai dengan standar AWS D1.1 edisi
terakhir.
❑ Spesifikasi prosedur pengelasan harus diserahkan Kontraktor kepada
Pengawas Lapangan/MK untuk diperiksa dan disetujui sebelum memulai
pekerjaan pengelasan setiap sambungan yang akan digunakan.
❑ Prosedur pengelasan termasuk pemanasan pendahuluan dan metoda
pengawasan lainnya yang direncanakan.
❑ Hanya prosedur yang disetujui yang boleh digunakan.
❑ Pengawas Lapangan/MK berhak meminta dilakukannya radiography test
/ x-ray test pada bagian – bagian tertentu dari baja struktur.
❑ Semua biaya radiography test / x-ray test menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

iv. Sambungan Baut.


❑ Diameter Lubang.
Semua lubang untuk sambungan baut harus memiliki  1.5875 mm
lebih besar dari diameter baut yang akan digunakan, kecuali bila
ditentukan lain.

❑ Baut.
Lubang baut harus rata sehingga baut dapat dipasang tanpa merusak
ulur.
Kepala baut dan mur harus berada tepat terhadap baja.
Baut tak berulir yang akan meneruskan gaya harus diberi ulir sampai
panjang sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari satu ulirmasih berada
dalam batang struktur.
Panjang baut harus sedemikian rupa sehingga ujung baut muncul tidak
lebih dari 6.35 mm di luar mur. Kepala baut dan mur harus diputar kuat
terhadap permukaan bidang dengan alat pengencang tidak kurang dari
38.1 mm.
Kepala baut harus dipukul dengan palu ketika mur dikencangkan. Setelah
pengencangan, mur harus disikat dan dicat.

❑ Pembuatan Lubang.

62
Semua lubang harus dibor pada sudut tegak lurus dengan permukaan
baja dan tidak boleh dilebarkan dengan pembakaran. Pelebaran lubang
dilakukan dengan kikir dengan persetujuan Pengawas Lapangan/MK.
Lubang harus dibersihkan tanpa mengkasarkan pinggiran. Sisa – sisa
pengeboran harus disingkirkan dengan alat pembuat kemiringan sebesar
1.5875 mm. Semua lubang harus dibor dan dikikir seperlunya sebelum
pemberian lapisan pelindung.

❑ Perkuatan Lubang.
Bila lubang disediakan untuk sambungan dengan peralatan atau untuk
kabel dan pemipaan, dan akan mempengaruhi batang struktur, batang
dimaksud harus diberi perkuatan yang memadai sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan/MK.

v. Pemotongan, Pelurusan dan Pengguntingan.


Pelurusan, pemotongan dengan pembakaran dan pengguntingan harus
dilakukan dengan berhati – hati menggunakan alat mekanis. Semua
pinggiran harus bersih dari kerak. Setiap pinggiran lereng yang rusak harus
diperbaiki sesuai toleransi minimal.

vi. Toleransi Fabrikasi.


Lokasi setiap batang sangat penting dalam desain struktur. Setiap batang
harus ditempatkan dengan tepat sesuai petunjuk Gambar Kerja, dalam batas
toleransi fabrikasi standar AISC.

vii. Ikatan Angin Sementara.


Kontraktor dapat menggunakan ikatan angin sementara, atas biayanya,
selama masa pelaksanaan pekerjaan.

viii. Lapisan Pelindung.


Semua bagian baja struktur yang telah selesai difabrikasi harus diberi lapisan
pelindung anti karat berupa cat dasar yang memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis.

2. Pemasangan.
i. Pengangkatan / Pick Up.
❑ Kontraktor bertanggung jawab atas kekuatan dari struktur atau bagian
dari struktur bila struktur tersebut diangkat atau dipindahkan.
❑ Kontraktor harus melaksanakan analisa struktur untuk menjamin bahwa
pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa merusak kekuatan ataupun bentuk
struktur tersebut.
❑ Kontraktor harus menyerahkan metoda pengangkatan untuk disetujui
Pengawas Lapangan/MK. Bahan tambahan dan biaya fabrikasi yang
diperlukan untuk menahan beton yang diakibatkan oleh alternatif
metoda pengangkatan harus disediakan oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya kepada Pengawas Lapangan/MK / Pemilik Proyek.

ii. Toleransi Pemasangan.

63
❑ Kontraktor harus mendirikan bangunan pada lokasi yang telah
ditentukan dengan terlebih dahulu melihat dan memperhitungkan lokasi
serta kondisi lapangan/MK yang ada, dan membuat laporan tertulis yang
ditujukan kepada Pengawas Lapangan/MK, yang mencakup segala
kondisi yang akan menghalangi pelaksanaan baja struktur, dengan tetap
memperhatikan toleransi – toleransi yang disyaratkan dalam AISC.
❑ Semua baja struktur harus didirikan dengan toleransi yang sesuai dengan
Spesifikasi Teknis ini dan AISC, kecuali bila ditentukan lain.
❑ Semua batang – batang yang dipasang harus ditopang dengan
penyangga selama pemasangan baja struktur dilaksanakan.
❑ Semua penyangga sementara yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus
diperhitungkan dengan kondisi pembebanan yang ada selama
pemasangan.

iii. Pengencangan Baut.


❑ Sebelum pekerjaan pemasangan dimulai, semua pekerjaan yang
berhubungan dengan baut, hubungan – hubungan, penjajaran, harus
sudah selesai. Bahan – bahan dan peralatan – peralatan yang diperlukan
untuk pekerjaan ini harus pula telah disiapkan pada tempat yang
semestinya.
❑ Baut harus dikencangkan dengan calibrated torque wrench sampai baut
tersebut mampu memikul gaya – gaya yang diperhitungkan padanya.

iv. Pemasangan Adukan Encer.


Pemasangan adukan encer harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis , pada
tempat – tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan / atau sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan/MK.

3. Perlindungan Baja.
Semua baja struktur yang telah diberi cat dasar dan telah terpasang dengan baik
harus diberi cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
Setiap lapisan pada permukaan baja yang tergores, hilang atau rusak selama
pengangkutan / pemasangan dan lainnya, harus diperbaiki dengan cara sesuai
ketentuan dalam Spesifikasi Teknis

64
SPESIFIKASI TEKNIS

RANGKA BAJA RINGAN

1. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan Spesifikasi Teknis ini meliputi desain, pengadaan, fabrikasi, perakitan dan
pemasangan dari :
❑ Usuk
❑ Reng
❑ Dan aksesori pelengkap lainnya untuk melengkapi pemasangan.

2) STANDAR / RUJUKAN

▪ Australian Standard :
❑ AS 1163 – Structural Steel Hollow Sections
❑ AS 1170 – Loading Code,
Part 1 : Dead and Live Loads and Load Combinations
Part 2 : Wind Loads
❑ AS 1538 – Cold Formed Structures Code
❑ AS 1554 – Structural Steel Welding Code
❑ AS 4100 – Steel Structures Code
❑ AS 1397 – Steel Sheet and Strip – Hot Dipped Zinc Coated and Aluminium / Zinc
Coated
❑ AS 3566 – Self Drilling Screws for The Building and Construction Industries
❑ AS 1650 – Hot Dipped Galvanized Coatings on Ferrous Articles.
❑ AS 4600 – Cold Formed Code for Structural Steel.

▪ Japanese Industrial Standard (JIS):


❑ JIS G 3302 – Hot Dipped Zinc Coated Steel Sheets and Coils.

▪ American Welding Society (AWS) :


❑ AWS D1.1 – Structural Welding Code Steel.

3) PROSEDUR UMUM

▪ Desain.

i. Desain sistem rangka atap yang terdiri dari rangka, sambungan, ikatan angin
harus dilaksanakan oleh perusahaan terdaftar yang berpengalaman dalam
perancangan sistem rangka baja ringan.
ii. Desain, fabrikasi dan pemasangan rangka harus dilakukan sedemikian rupa
agar rangka baja ringan mampu menerima beban rencana yang telah
ditentukan oleh Konsultan Perencana.
iii. Desain sistem rangka untuk rangka atap dan balok atap harus mampu
menahan beban mati rencana tanpa lendutan yang lebih besar dari 1/300
bentangan untuk lendutan vertikal.

65
iv. Desain sistem rangka atap harus dibuat sedemikian rupa agar dapat
mengakomodasi gerakan bagian rangka tanpa kerusakan atau tekanan
berlebih, kegagalan pelapis, kegagalan sambungan, ketegangan yang tak
semestinya pada alat pengencang dan angkur, atau akibat lainnya yang
merusak ketika mengalami perubahan temperatur sekitar yang maksimal
sekitar 200 C.
v. Sistem rangka atap harus didesain untuk mengakomodasi pengiriman dan
penanganan, untuk memudahkan dan mempercepat perakitan.

▪ Penyerahan.

Kontraktor harus menyerahkan data – data berikut :


❑ Data produk untuk setiap tipe rangka baja ringan dan aksesori.
❑ Data analisa struktur yang tertutup dan ditanda tangani enjinir profesional yang
dipilih yang bertanggung jawab untuk mempersiapkannya.
❑ Sertifikat pabrik yang ditanda tangani oleh pabrik pembuat rangka baja ringan
yang menyatakan bahwa produk mereka memenuhi persyaratan, termasuk
ketebalan baja tanpa lapisan, tegangan leleh, tegangan tarik, elongasi total dan
ketebalan lapisan pelapis metal.
❑ Sebagai pengganti sertifikat pabrik, serahkan laporan pengujian dari agensi
pengujian yang terdaftar yang membuktikan kesesuaiannya dengan persyaratan
– persyaratan.

▪ Jaminan Mutu.

i. Pekerjakan fabrikator dan pemasang yang telah berpengalaman dengan


bahan, desain rangka baja ringan yang sejenis, dan dengan catatan
pengalaman proyek yang berhasil.
ii. Standar pengelasan harus memenuhi ketentuan AWS D1.1 atau AS 1554
edisi terakhir.

▪ Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan.

i. Rangka baja ringan harus dilindungi terhadap karat, deformasi, dan


kerusakan lainnya selama pengiriman, penyimpanan dan penanganan.
ii. Rangka baja ringan harus disimpan di ruang yang memiliki ventilasi cukup
untuk mencegah kondensasi dan dilindungi dengan penutup tahan air.

4) BAHAN - BAHAN
1. Bahan baja yang digunakan untuk rangka kuda-kuda, struktur pengaku dan reng adalah
baja high tensile strength, dengan mechanical properties seperti Tabel 1.

STEEL GRADE G 550


Minimum Yield Strength 550 MPa
Ultimate Tensile Strength 550 MPa
Modulus of elasticity 200 000 MPa
Shear Modulus 80 000 MPa
Tabel 1.

66
2. Lapisan anti karat baja ringan (coating) berupa Galvalume, dengan spesifikasi teknis pada
tabel 2 di bawah ini

COATING CLASS AZ 100


Minimum coating mass 100 gr/m2
Triple spot test (both surface) 100 gr/m2
Komposisi 55% Al, 43,5% Zn dan 1,5% Si
Tabel 2.

3. Bentuk dan ukuran

Usuk Profil Z75/075 Profil Z tinggi 75mm dan tebal


0.75mm
Reng B32/045 Profil B Tinggi profil 32 mm dan
Tebal 0.45mm
Screw Panjang 16 mm

4. Dari bahan diatas baiknya dengan produk yang sama, agar tidak terjadi percampran
material

5) PELAKSANAAN PEKERJAAN

▪ Fabrikasi.
i. Maksimalkan fabrikasi di pabrik pembuat dan penyusunan / perakitan bagian
sistem rangka baja ringan.
Fabrikasi rangka baja ringan dan aksesori agar vertikal, tegak lurus empat sisi,
sesuai dengan garis yang telah ditentukan, dan dengan sambungan yang
aman dan kuat dan seperti diuraikan berikut :
❑ Fabrikasi rangka rakitan dalam cetakan / pola.
❑ Potong bagian rangka dengan gergaji atau gunting besar, bukan dengan
api.
❑ Kencangkan bagian rangka baja ringan dengan baut, rivet atau sekrup
sesuai rekomendasi enjinir dari pabrik pembuat. Tidak diijinkan
melakukan pengencangan dengan kawat.

ii. Beri penulangan, pengaku dan ikatan angin untuk menahan penanganan,
pengiriman dan tekanan pada saat pemasangan.

iii. Fabrikasi setiap rakitan rangka metal dengan toleransi kesikuan maksimal 3
mm.

▪ Pemasangan.
i. Umum.
❑ Harus memenuhi persyaratan fabrikasi seperti disebutkan di atas.
❑ Lengkapi dengan ikatan angin, balok di atas bidang bukaan dinding, siku
– siku penulangan, pengaku, aksesori dan alat pengencang yang sesuai
dengan persyaratan enjinir pabrik pembuat.

67
❑ Pasang rangka baja ringan dan aksesori agar vertikal, tegak lurus empat
sisi, sesuai dengan garis yang telah ditentukan, dan dengan sambungan
yang kencang.
❑ Pasang bagian rangka dalam satu bagian panjang utuh bila
memungkinkan.
❑ Lengkapi dengan ikatan angin sementara yang dibiarkan pada
tempatnya sampai rangka baja ringan menjadi stabil secara permanen.
❑ Sambungan muai harus dibuat terpisah dari rangka baja ringan dengan
cara sesuai persyaratan. Do not bridge building expansion and control
joints with cold-formed metal framing. Independently frame both sides
of joints.
❑ Pasang rangka baja ringan dalam batas variasi toleransi maksimal yang
diijinkan dari vertikal, elevasi, dan garis yang telah ditentukan, 3 mm
dalam 300 cmm (1 : 1000).
❑ Bagian rangka baja individual harus ditempatkan maksimal  3 mm dari
lokasi rencana. Kesalahan kumulatif tidak boleh dari persyaratan
pengencangan minimal pelapis, penutup atau bahan penyelesaian
lainnya.

▪ Perbaikan Perlindungan.
Persiapkan dan perbaiki lapisan seng yang rusak pada rangka baja ringan yang telah
difabrikasi dan dipasang dengan cat perbaikan lapisan seng yang sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuat.

68
SPESIFIKASI TEKNIS

PENUTUP ATAP GENTENG

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya dilaksanakan
dalam pekerjaan atap, sesuai dengan yang disebutkan dalam gambar dan BQ. Pekerjaan ini
meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini.

2. BAHAN
a. Bahan seperti yang di sebutkan di dalam Gambar Kerja dan Bill of Quantity
b. Bahan atap genteng keramik glazur, ukuran panjang 32,6 cm, lebar 31,2 s/d 31,4 cm,
panjang efektif / jarak reng 26 s/d 27 cm, lebar efektif 26,5 cm, berat per genteng max 2,8
kg s/d 3 kg, isi 13,6 s/d 14,5 bh/m2, kulitas baik
c. Bahan penutup genteng/nok genteng keramik glazur, ukuran panjang 29,5 cm, lebar 21
cm, panjang efektif 26,7 cm, berat per genteng max 3,2 kg, isi 3,8 bh/m2, kulitas baik
d. Rangka atap menggunakan kuda-kuda baja Konvensional profil IWF, usuk baja ringan dan
reng baja ringan, ukuran sesuai dokumen gambar
e. Gording mengunakan baja konvensional profil Lipped Channel, ukuran sesuai dokumen
gambar
f. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Konsultan Pengawas

3. JENIS PEKERJAAN
a. Menyediakan bahan, alat dan memasang atap genteng pada tempat-tempat yang
dinyatakan dalam gambar
b. Memasang rangka atap kuda-kuda baja konvensional profil IWF ukuran sesuai dokumen
gambar
c. Memasang gording baja konvensional profil Lipped chanel
d. Memasang usuk dan reng baja ringan

4. PELAKSANAAN

a. Pemasangan rangka atap kuda-kuda baja konvensional profil IWF ukuran sesuai dokumen
gambar
b. Pemasangan gording baja konvensional profil Lipped chanel
c. Pemasangan usuk dan reng baja ringan
d. Seluruh penutup atap harus rata dan lurus, dipasang menggunakan benang ukur untuk
mendapatkan hasil yang baik dan sempurna.
e. Pola pemasangan harus sesuai dengan gambar rencana atap atau petunjuk dari User/
Pengawas/Perencana
f. Apabila setelah terpasang terdapat cacat akibat cara pemasangan yang kurang baik, maka
Kontraktor harus membongkar dan mengganti dengan yang baru dengan biaya dari
Kontraktor

69
SPESIFIKASI TEKNIS

PENUTUP ATAP UPVC


1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, biaya, peralatan dan
alat alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh penyediaan barang pada seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar.
c. Penyediaan material pendukung seperti bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pemasangan Atap Alderon sesuai dengan gambar rencana serta
aplikator pelaksanaannya harus seperti yang direkomendasikan oleh pabrik yang
bersangkutan

2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standar
spesifikasi dari pabrik.
b. Design Atap UPVC harus disertai dengan hasil gambar.

3. BAHAN-BAHAN
Bahan Atap UPVC :
• Resin PVC K 65
• Additive - Inorganic
• Panjang disesuaikan
• Ketebalan 10 mm
• Warna disesuaikan kemudian

4. SYARAT-SYARAT PRA KONSTRUKSI


a. Pihak Perencana, Manajemen Konstruksi dan Wakil Pemberi Tugas wajib memberikan
approval terhadap spesifikasi dan desain struktur maupun shop drawing guna menjamin
kesesuaian antara desain dan kondisi lapangan.
b. Perubahan Bahan maupun Detail material karena alasan tertentu harus diajukan ke
pihak Perencana, Manajemen Konstruksi dan Wakil Pemberi Tugas guna mendapatkan
persetujuan secara tertulis.

5. SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum melaksanakan pekerjaannya Kontraktor / Aplikator diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan termasuk mempelajari bentuk, pola
layout / penempatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
b. Kontraktor / Aplikator diwajibkan membuat Shop Drawing sesuai ukuran / bentuk /
metode kerja yang disetujui oleh PT Alderon Pratama Indonesia, dan telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.
c. Sebelum melaksanakan pekerjaannya, Kontraktor / Aplikator diharuskan
menyampaikan contoh material / bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan
persetujuan

70
6. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Persiapkan Material Atap UPVC & Alat Bantu Kerja untuk Pemasangan
b. Berikut Alat Kerja yang dibutuhkan :
• Mesin Gerinda
• Mesin Bor
• Kabel Roll
• Helm Proyek & Safety Belt
• Masker & Sarung Tangan
• Paku Roofing

c. Persiapkan Atap UPVC untuk dinaikkan pada rangka.


d. Untuk menghindari kesalahan pemasangan, saat pemasangan mohon perhatikan tanda
“THIS SIDE UP” yang berada pada permukaan tepi atap. Perhatian : garansi tidak berlaku
jika pemasangan terbalik.
e. Untuk menghindari kebocoran, gunakan sekrup berkepala yang dilengkapi dengan
karet pelindung. Diameter lubang sekrup harus lebih besar kira-kira 3 mm dari diameter
sekrup untuk menyediakan ruang pemuaian karena adanya perbedaan suhu di siang
dan malam hari.
f. Panjang jarak sambungan sisi panjang (length overlap) yang disarankan adalah 200 mm
untuk atap yang landai dan 150 mm untuk atap yang lebih curam.
g. Jarak maximum tritis (overhang) yang disarankan adalah 100 mm.
h. Jarak maximum gording (purlin) yang dianjurkan adalah 1200 mm.
i. Siapkan peralatan yang akan digunakan untuk instalasi Atap upvc
j. Berikan lubang pada Atap upvc dengan bor sesuai dengan diameter sekrup yang
digunakan dan petunjuk yang direkomendasikan dari pabrikan.
k. Setelah lubang terbentuk pada atap dan purlin:
• Pasang sekrup yang telah disiapkan.
• Sekrup yang digunakan harus dilengkapi dengan weatherseal.
• Jangan memasang sekrup terlalu ketat.

7. PEMELIHARAAN PERBAIKAN
a. Kontraktor / Aplikator wajib mengadakan perlindungan dan pengamanan
terhadap hasil pekerjaan yang sudah terpasang. Untuk itu Kontraktor harus
mengadakan koordinasi dengan pekerjaan finishing pihak lainnya, sesuai
pengarahan PT Alderon Pratama Indonesia agar pekerjaan yang telah
dilaksanakan tidak terganggu atau rusak. Biaya yang diperlukan untuk
pengamanan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sampai hasil pekerjaan
dapat diterima dengan baik oleh PT Alderon Pratama Indonesia.
b. Kontraktor / Aplikator wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak / cacat pada
waktu konstruksi. Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak
mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

71
SPESIFIKASI TEKNIS

BATA PASANGAN DINDING

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang dibutuhkan,
bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini terdiri tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
❑ Pasangan batu bata
❑ Adukan
❑ Pengaplikasian bahan penutup celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding
dengan bukaan dinding dan dinding dengan peralatan.

Sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

B. STANDAR / RUJUKAN

a. American Society for Testing and Materials (ASTM)


b. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
c. Standar Nasional Indonesia (SNI)
d. Spesifikasi Teknis :
❑ Beton Cor di Tempat
❑ Adukan dan Plesteran
❑ Penutup dan Pengisi Celah

C. PROSEDUR UMUM

a. Keterangan.

Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari bata ringan
disusun ½ bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan
ini.

b. Pengiriman dan Penyimpanan.

Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan.


Bata harus disusun dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimal 150 cm.
Semen harus dikirim dalam kemasan aslinya yang tertutup rapat dimana tertera
nama pabrik serta merek dagangnya.
Penyimpanan semen harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

72
D. BAHAN - BAHAN

a. Batu Bata.
i. Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam negeri eks
daerah setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5 x 10,5 x 22 cm yang
dibakar dengan baik, warna merah merata, keras dan tidak mudah patah, bersudut
runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata
yang bisa diperoleh di suatu daerah mungkin tidak sama dengan ukuran tersebut
diatas, harus diusahakan supaya ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu
menyimpang. Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941.
Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas
Lapangan. Pengawas Lapangan berhak menolak bata dan menyuruh bongkar
pasangan bata yang tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus
segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.

ii. Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25 kg/cm2,
sesuai ketentuan SNI 15-2094-2000.

b. Adukan dan Plesteran.


Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu
bata. Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir untuk dinding biasa, 1 Pc : 3 pasir untuk
tasram.

Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (Nusantara, Gresik,
Tiga Roda atau produk daerah setempat yang mempunyai kualitas standar
konstruksi).

Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras,
bukan langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh
digunakan kembali.

Adukan dan plesteran untuk pasangan batu bata harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis 04060.

c. Bata Ringan
Batu bata ringan yang dipakai adalah produksi setara Hebel atau Jaya Celcon ukuran
tebal 10 cm, 8,8 buah per m2.

Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Pengawas Lapangan.


Konsultan MK berhak menolak bata ringan yang tidak memenuhi syarat. Bahan-
bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.

d. Mortar/Plester
Adukan terdiri dari bahan Dry-Mix dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu
bata ringan. Komposisi adukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh Fabrikan.

73
e. Beton Bertulang
Beton bertulang dibuat untuk rangka penguat dinding bata, yaitu : sloof, kolom
praktis dan ringbalk.

Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ringbalk)
adalah 1 pc : 2 pasir : 3 kerikil.

Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk
seluruh pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat
organik lainnya. Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas
dari kotoran. Baja tulangan menurut ketentuan PBI 1971.

f. Bahan Penutup dan Pengisi Celah.

Bahan penutup dan pengisi celah harus memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut
masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.

a. Sloof, kolom praktis dan ringbalk.


Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 15 x 20 cm, kolom praktis
12 x 12 cm dan 10 x 10 untuk dinding bata ringan, ringbalk dan balok latai 12 x 12 cm
dan 10 x 10 untuk dinding bata ringan Kolom praktis dan ringbalk diplester
sekaligus dengan dinding bata sehingga mencapai tebal 15 cm dan 10 cm untuk
dinding bata ringan. Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya
dengan tebal minimum 2 cm yang rata dan berkualitas papan baik.

Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat
sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah
beton mengalami proses pengerasan.

b. Pasangan dinding bata.


Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.

Tidak diperkenankan memasang batu bata :


1. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
2. Yang ukurannya kurang dari setengahnya
3. Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian pemasangan
4. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap
5. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang beton
praktis (kolom, dan ring balk)

74
Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan
bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar
dipasang tegak lurus.

Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40
cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus
dibuat balok lantai 12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan
harus dijaga kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela
disekitar kusen-kusen harus diisi dengan aduk

c. Pasangan Bata Ringan


Bata ringan yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai
jenuh.

Tidak diperkenankan memasang batu bata ringan:


1. Yang ukurannya kurang dari setengahnya
2. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap
3. Setiap luas pasangan dinding bata ringan mencapai 12 m2 harus dipasang beton
praktis (kolom, dan ring balk)

Bata ringan dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya
dengan bentang benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan
benar-benar dipasang tegak lurus.

Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40
cm. Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata ringan diatas kusen
harus dibuat balok latei 10/10. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik dalam
arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan
aduk

d. Perawatan dan Perlindungan.


i. Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus selama sedikitnya 7 hari
setelah didirikan.
ii. Pasangan batu bata yang terkena udara terbuka, selama waktu – waktu hujan
lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok.
iii. Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding dengan bukaan
dinding atau dinding dengan peralatan, harus ditutup dengan bahan pengisi
celah seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis

e. Plesteran dan Pengacian.


Plesteran dan pengacian harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

75
SPESIFIKASI TEKNIS

ADUKAN DAN PLESTERAN

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus), seperti
dinyatakan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

B. STANDAR / RUJUKAN

1. American Society for Testing and Materials (ASTM)


2. American Concrete Institute (ACI)
3. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2,1971)
4. Standar Nasional Indonesia (SNI 03-2847-2002)
5. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)
6. Spesifikasi Teknis :
❑ Beton Cor di Tempat

C. PROSEDUR UMUM

1. Contoh Bahan.

Contoh bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada Pengawas


Lapangan/MK untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.

2. Pengiriam dan Penyimpanan.

i. Pengiriman dan penyimpanan bahan semen dan bahan lainnya harus sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis.
ii. Pasir harus disimpan di atas tanah yang bersih, bebas dari aliran air, dengan kata lain
daerah sekitar penyimpanan dilengkapi saluran pembuangan yang memadai, dan
bebas dari benda – benda asing. Tinggi penimbunan tidak lebih dari 1200 mm agar
tidak berhamburan.

D. BAHAN - BAHAN

1. Adukan dan Plesteran Dibuat di Tempat.


i. Semen.
Semen tipe I harus memenuhi standar SNI 15-2049-1994 atau ASTM C 150-1995
serta Spesifikasi Teknis Beton Cor Ditempat.

ii. Pasir.
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung lumpur atau kotoran
lain yang merusak.
Perbandingan butir – butir harus seragam mulai dari yang kasar sampai pada yang
halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.

76
iii. Bahan Tambahan.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedpan terhadap air dan
menambah daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal luas, seperti
Super Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang setara.

2. Adukan dan Plesteran Siap Pakai .


i. Adukan dan Plesteran Khusus Pasangan Batu Bata.
Adukan khusus untuk pemasangan bata merah harus terdiri dari bahan
semen, pasir silika dengan besar butir maksimal 3 mm, bahan pengisi untuk
meningkatkan kepadatan, dan bahan tambahan yang larut air, yang
dicampur rata dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan
hanya menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti MU-300 buatan PT
Cipta Mortar Utama.

ii. Adukan Khusus.


Adukan khusus untuk pemasangan batu bata harus terdiri dari bahan semen,
pasir silika halus, tepung batu kapur dan bahan lainnya yang telah dicampur
rata dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya
menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti MU-300 buatan PT Cipta
Mortar Utama.

iii. Acian Khusus.


Acian khusus untuk permukaan pasangan batu bata harus terdiri dari bahan
semen, tepung batu kapur dan bahan tambahan lainnya yang telah dicampur
rata dalam keadaan kering sehingga adukan siap pakai dengan hanya
menambahkan air dalam jumlah tertentu, seperti MU-200 buatan PT Cipta
Mortar Utama.

3. Air.
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat – zat organik yang bersifat
merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada
dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji sesuai
ketentuan AASHTO T26 dan / atau disetujui Pengawas Lapangan.

E. PELAKSANAAN
1. Perbandingan Campuran Adukan dan / atau Plesteran.
i. Campuran 1 semen dan 3 pasir digunakan untuk adukan kedap air, adukan
kedap air 150 mm di bawah permukaan tanah sampai 200 mm di atas lantai,
tergambar atau tidak tergambar dalam Gambar Kerja, plesteran permukaan
beton yang terlihat dan tempat – tempat lain seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
ii. Campuran 1 semen dan 5 pasir untuk semua pekerjaan adukan dan plesteran
selain tersebut di atas.
iii. Bahan tambahan untuk menambah daya lekat dan meningkatkan kekedapan
terhadap air harus digunakan dalam jumlah yang sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari pabrik pembuat.

77
2. Pencampuran.
i. Umum.
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran dilanjutkan kembali.
Adukan harus dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran
minimal 1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.

ii. Adukan Khusus.


Adukan khusus untuk pasangan batu bata maupun bata beton ringan harus
dicamput sesuai petunjuk dan rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

3. Persiapan dan Pembersihan Permukaan.


i. Semua permukaan yang akan menerima adukan dan / atau plesteran harus
bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya yang
mengganggu.
ii. Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya pemasangan
instalasi listrik dan air dan seluruh bagian yang akan menerima plesteran
telah terlindung di bawah atap. Permukaan yang akan diplester harus telah
berusia tidak kurang dari dua minggu. Bidang permukaan tersebut harus
disiram air terlebih dahulu dengan air hingga jenuh dan siar telah dikerok
sedalam 10 mm dan dibersihkan.

4. Pemasangan.
i. Plesteran Batu Bata.
❑ Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
❑ Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang
plesteran dibagi – bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelos –
kelos sementara dari bambu.
❑ Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak
dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan
kerataan bidang.
❑ Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata
dan tidak kepingan – kepingan kayu yang tertinggal dalam plesteran.
❑ Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan
akan dilapis dengan bahan lain.
❑ Sisa – sisa pekerjaan yang telah selesai harus segera dibersihkan.
❑ Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian pertemuan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar
Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang
telah diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air
dengan menggunakan baja tulangan.

ii. Plesteran Permukaan Beton.

78
❑ Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan,
dibersihkan dari bagian – bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian
diplester.
❑ Permukaan beton harus bersih dari bahan – bahan cat, minyak, lemak,
lumur dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
❑ Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah
plesteran selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat
dengan penyiraman air.
❑ Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak – retak,
tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.

5. Ketebalan Adukan dan Plesteran.


Tebal adukan dan / atau plesteran minimal 10 mm, kecuali bila dinyatakan lain dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

6. Pengacian.
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran
menjadi rata, halus, tidak ada bag yang bergelombang, tidak ada bag yang retak dan
setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor harus selalu
menyiram bagian permukaan yang diaci dengan air sampai jenuh, sekurang –
kurangnya dua kali setiap harinya.

7. Pemeriksaan dan Pengujian.


Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Kontraktor setiap
waktu harus memberi kemudahan kepada Pengawas Lapangan untuk dapat
mengambil contoh pada bag yang telah diselesaikan.
Bag yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan cara
yang sama dengan sebelumnya tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek.

79
SPESIFIKASI TEKNIS

PLESTERAN SEMEN

A. LINGKUP PEKERJAAN

Kecuali disebutkan lain, bahan penyelesaian atau penutup permukaan dinding/tembok bata
dan adalah plesteran. Pekerjaan plesteran mencakup pembuatan dan pemasangan plesteran
pada dinding-dinding tembok bata dan bidang-bidang beton, meliputi penyediaan bahan,
tenaga kerja dan peralatannya. Semua permukaan plesteran dicat dengan cat tembok, kecuali
disebutkan lain.

B. PROSEDUR UMUM

▪ Bahan.
Komposisi bahan adukan sesuai dengan persyaratan, yaitu :
a. 1 pc : 3 pasir untuk permukaan beton, dinding trasram atau daerah basah dan
dinding luar yang tidak tertutup atap.
b. 1 : 2 dan sudut dinding
c. 1 pc : 5 pasir untuk dinding bata bagian dalam gedung
Semen PC yang dipakai adalah produk lokal yang terbaik (satu merek untuk
seluruh pekerjaan).
d. Plesteran untuk penutup dinding bata ringan menggunakan Dry-Mortar : 3
kg/m2, ketebalan 2 mm. Ketebalan dapat diatur sesuai dengan grade : kasar,
sedang, halus. Produk setara : LEMKRA – Plester Mutiara, atau Cipta Mortar

▪ Pelaksanaan.

i. Plesteran dinding bata


Sebelum diplester, permukaan dinding bata harus dibersihkan dan dibasahi
dengan air, siarnya dikorek sedalam 1 cm. Tebal plesteran minimum 1,5 cm
dan maksimum 2 cm. Plesteran diselesaikan dengan papan plesteran dan
kayu perata atau sekop baja. Sudut-sudut dibuat serapi-rapinya dan
menyiku. Sambungan dari plesteran-plesteran harus mulus dan lurus.
Dalam mendirikan dinding yang tidak berada dibawah atap, selama waktu
hujan harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok
dengan bahan pelindung yang cukup sesuai.
Selama proses pengeringan, plesteran harus disiram dengan air selama 7
(tujuh) hari terus menerus.

ii. Plesteran Beton


Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang
halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan
permukaan yang halus dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester
hingga menghasilkan permukaan seperti yang dimaksud di dalam gambar
rancangan pelaksanaan.
Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan dulu dengan
pekerjaan pendahuluan dengan urutan sebagai berikut :

80
− Permukaan dibuat kasar dengan betel/pahat beton
− Dibasahi dengan air
− Disapu air semen (Pc) atau bonding egent
Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 Pc : 2 Ps yang diaduk secara
benar-benar homogen.
Ketebalan plesteran adalah rata-rata 15 mm – 25 mm
Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (Pc)
Untuk beton bertemu dengan dinding, plesteran harus dilapisi kawat
wiremesh minimal 30 cm sepanjang pertemuan, khususnya apabila
permukaan dinding rata dengan permukaan beton.

iii. Plesteran Dry Mortar


1. Tuangkan air kedalam ember yang bersih
2. Masukkan serbuk Dry-Mortar secara bertahap kedalam ember dengan
perbandingan campuran (1 kg Plester Mutiara : 250 cc air)
3. Aduk hingga rata dengan menggunakan mixer
4. Tebarkan adukan tersebut pada media dinding yang sudah diplester
5. Rapikan / haluskan dengan gosokan (roskam)

iv. Semua pasangan dinding bata harus diplester dan diaci kecuali pasangan
dinding bata yang tertanam didalam tanah atau dibawah lantai dasar cukup
diplester dengan campuran 1 : 3 tanpa acian.

81
SPESIFIKASI TEKNIS

LANTAI KERAMIK

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan keramik pada tempat-tempat
sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.

B. STANDAR / RUJUKAN

▪ Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)


▪ Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 03-4062-1996 – Ubin Lantai Keramik Berglaris
▪ Australian Standard (AS)
▪ British Standard (BS)
▪ American National Standard Institute (ANSI).
▪ Spesifikasi Teknis.
- Adukan dan Plasteran.
- Penutup dan Pengisi Celah.

C. PROSEDUR UMUM

a. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.


Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus diserahkan
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi
proyek.
Contoh bahan ubin harus diserahkan sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4
(empat) gradasi warna untuk setiap set.
Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

b. Pengiriman dan Penyimpanan.


Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang
belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari keseluruhan bahan
terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.

D. BAHAN - BAHAN

a. Umum.
Ubin harus dari kualitas yang baik dan dari merek yang dikenal yang memenuhi
ketentuan SNI.
Ubin yang tidak rata permukaan dan warnanya, sisinya tidak lurus, sudut-sudutnya
tidak siku, retak atau cacat lainnya, tidak boleh dipasang.

b. Ubin Keramik Berglasur.


i. keramik, terdiri dari beberapa jenis seperti tersebut berikut :

82
▪ Keramik Lantai KM/WC ukuran 300x300 ( Atau sesuai dengan dok Gambar )
▪ Keramikdinding KM/WC ukuran 300x600 ( Atau sesuai dengan dok Gambar )
▪ Hospital Plint
▪ Step nosing dari keramik berglaris degan ukuran sesuai standar dari pabrik
pembuat.

ii. Homogeneus Tile


▪ Homogenius Tile Type Polish ukuran 600 x 600 mm
▪ Homogenius Tile Type Un Polish ukuran 600 x 600 mm
▪ Step nosing untuk tangga
▪ Plint Homogenius Tile Type Polish dan Un polish
▪ Hospital Plint Homogenius Tile
-
iii. Warna masing-masing keramik harus sesuai Skema Warna yang ditentukan
kemudian.

c. Adukan.
i. Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan tambahan
penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari pabri pembuat.
Bahan-bahan adukan dan bahan-bahan tambahan harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis.

ii. Adukan perekat khusus untuk memasang ubin, jika ditunjukkan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, harus memenuhi ketentuan AS 2356, ANSI
118.1

d. Adukan Pengisian Celah.


Adukan pengisi celah harus merupakan produk campuran semen siap pakai, yang
diberi warna dari pabrik pembuat.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Persiapan.
i. Pekerjaan pemasangan Keramik baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai.

ii. Pemasangan Keramik harus menunggu sampai semua pekerjaan pemipaan


air bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak dibelakang atau
dibawah pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.

b. Pemasangan.
i. Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimu;lai, plesteran harus dalam
keadaan kering, padat, rat dan bersih.

83
Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar dan bagian lain yang
harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 3 pasir dan sejumlah
bahan tambahan, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya menggunakan
campuran 1 semen dan 5 pasir.
Tebal adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm, kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

ii. Adukan untuk pasangan Keramik pada dinding harus diberikan pada
permukaan plesteran dan permukaan belakang ubin, kemudian diletakkan
pada tempat yang sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai petunjuk
Gambar Kerja.

iii. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan diatas lapisan
pasir dengan ketebalan sesuai Gambar Kerja.

iv. Ubin harus kokoh menempel pada alasnya dan tidak boleh berongga. Harus
dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar bidang ubin yamg terpasang
tetap lurus dan rat.
Ubin yang salah letaknya, cacat atau pecah harus dibongkar dan diganti.

v. Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar pola simetri yang dikehendaki
dapat terbentuk dengan baik.

vi. Sambungan atau celah-celah antar ubin harus lurus, rat dan seragam, saling
tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari 1,6mm, kecuali bila ditentukan
lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.

vii. Pemotongan ubin harus dikerjakan dengan keahlian dan dilakukan hanya
pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan, pengakhiran
dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan serapi dan sesempuna
mungkin.

viii. Siar antar ubin dicor dengan semen pengisi/grout yang berwarna sama
dengan warna keramiknya dan disetujui Pengawas Lapangan.
Pengecoran dilakukan sedemikian rupa sehingga mengisi penuh garis-garis
siar.
Setelah semen mengisi cukup mengeras, bekas-bekas pengecoran segera
dibersihkan dengan kain lunak yang baru dan bersih.

ix. Setiap pemasangan ubin keramik seluas 8m2 harus diberi celah mulai yang
terdiri dari penutup celah yang ditumpu dengan batang penyangga berupa
polystyrene atau polyethylene. Lebar celah mulai harus sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja atau sesuai pengarahan dari Pengawas Lapangan.
Bahan berikut cara pemasangan penutup celah dan penyangganya harus
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis

84
c. Pembersihan dan Perlindungan.
Setelah pemasangan selesai, permukaan ubin harus benar-benar bersih, tidak ada
yang cacat, bila dianggap perlu permukaan ubin harus diberi perlindungan misalnya
dengan sabun anti karat atau cara lain yang diperbolehkan, tanpa merusak
permukaan ubin.

85
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM

i. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan bantu dan pemasangan
papan gipsum dan aksesori pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis ini.

ii. STANDAR / RUJUKAN

▪ Australian Standard (AS)

▪ american Standard for Testing and Materials (ASTM).

▪ Spesifikasi Teknis.
- Berbagai Jenis Metal.
- Cat.

iii. PROSEDUR UMUM

b. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.


Contah dan data teknis/brosur bahan yang akan diguanakan harus diserahkan terlebih
dahulu kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum dikirimkan ke lokasi
proyek.

c. Gambar Detail Pelaksanaan.

Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan seabelum pekerjaan


dimulai, untuk disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai jenis/data bahan,
dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara penyambungan, cara febrikasi,
cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan.

d. Pengiriman dan Penyimpanan.


i. Papan gipsum dan aksesori harus didatangkan kelokasi sesaat sebelum
pemasangan untukmengurangi resiko kerusakan.

ii. Papan gipsum harus ditumpuk dengan rapi dan kuat diatas penumpu yang
ditempatkan pada setiap jarak 450mm, dengan penumpu bagian ujung
berjarak tidak lebih dari 150mm terhadap ujung tumpukan.
iii. Papan gipsum dan aksesori harus disimpan ditempat terlindung, lepas dari
muka tanah, diatas permukaan yang rata dan dihindarkan dari pengaruh
cuaca.

e. Ketidaksesuaian.

86
i. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi jumlah maupun
pemasangan dan lainnya.

ii. Bila bahan-bahn yang didatangkan atau difabrikasi ternyata menyimpang


atau tidak sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak dan Kontraktor
wajib menggantinya dengan yang sesuai.

iii. Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.

D. BAHAN - BAHAN

f. Pemasangan.
i. Papan Gypsum.
- Langit-langit Gypsum dengan ketebalan 9 mm ukuran modul sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja,
- Papan gipsum yang akan diselesaikan dengan keramik harus dari tipe wet area
- Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS 2588, BS
1230 atau ASTM C 36.
- Langit-langit Kalsiboard dengan tebal 6 mm an ukuran modul sesuai dengan
gambar kerja

ii. Semen Penyambung.


Semen penyambung papan gipsum harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat papan gipsum.

iii. Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gipsum mengunakan rangka
hollow galvalume ukuran 40x40 dan 20x40

iv. Alat Pengencang.


Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus
sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum yang memenuhi
ketentuan AS 2589.

v. Perlengkapan Lainnya.
Perlengkapan lainnya untuk pemasangan papan gipsum, antara lain seperti
tersebut berikut, harus sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan
gipsum :
- Perekat
- Pita kertas berperforasi,
- Cat dasar khusus untuk permukaan papan gipsum.
- Dan lainnya disesuaikan dengan kebutuhan agar papan terpasang
dengan baik.

87
E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

▪ Umum.
1. Sebelum papan gipsum dipasang, Kontraktor harus memeriksa kesesuaian
tinggi/kerataan permukaan, pembagian bidang, ukuran dan konstruksi
pemasangan terhadap ketentuan Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas
pada tempat yang sama.

2. Pemasangan papan gipsum dan kelengkapannya harus sesuai dengan


petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya.

3. Jenis/bentuk tepi papan gipsum harus dipilih berdasarkan jenis pemasangan


seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

▪ Pemasangan.
1. Rangka papan gipsum untuk pemasangan di langit-langit, partis atau tempat-
tempat lainnya, yang terdiri dari bahan baja yang sesuai dari standar pabrik
pembuatnya yang dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum seperti
disebutkan dalam butir 4.1.3. dari Spesifikasi Teknis.

2. Papan gipsum dipasang kerangkanya dengan sekrup atau dengan alat


pengencangan yang direkomendasikan, dengan diameter dan panjang yang
sesuai.

3. Sambungan antara papan gipsum harus menggunakan pita penyambung dan


perekat serta dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat
papan gipsum.

▪ Pengecatan.
1. Permukaan papan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum apengecatan dimulai.

2. Kemudian permukaan papan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar
khusus untuk papan gipsum untuk menutupi permukaan yang berpori.

Setelah cat dasar papan gipsum kering kemudian dilanjutkan dengan pengaplikasian
cat dasar dan atau cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dalam warna akhir
sesuai ketentuan Skema yang akan diterbitkan kemudian.

88
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PLAFOND PVC

A. LINGKUP PEKERJAAN
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan langit langit plafon berbahan PVC (
Polivinil Clorida ), peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pekerjaan plafond harus sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan
sesuai dengan petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi/Tim Teknis.
3) Pekerjaan pemasangan plafond PVC harus dikerjakan oleh Sub-kontraktor atau aplikator
spesialis yang memang ahli dan sudah berpengalaman dalam bidang pekejaan plafond PVC
dan memiliki surat penunjukan dari manufacture sebagai Aplikator resmi dibuktikan dengan
lampiran surat penunjukan, dengan demikan Aplikator atau Sub kontraktor dapat menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sipil pada umumnya, serta keawetan dan kerapian pada
khususnya. Oleh sebab itu, seluruh material dan peralatan pekerjaan plafond PVC harus sesuai
dengan standar dari manufacture, serta cara dan metode kerja yang harus sesuai dengan
instruksi dari metode kerja yang direkomendasikan oleh manufacture.
4) Sebelum pekerjaan yang dilakukan, Kontraktor harus melampirkan contoh produk beserta
dengan brosurnya untuk memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
5) Ada jaminan Pasca pengerjaan berupa jaminan garansi minimal 1 tahun.
6) Pekerjaan yang berhubungan

- Pekerjaan Elektrikal

- Pekerjaan Logam Non Struktur

B. SPESIFIKASI BAHAN/MATERIAL
1) Papan Plafon PVC yang Digunakan adalah plafon PVC bermutu baik dan telah disetujui oleh
Direksi / konsultan pengawas,type dan jenis ditentukan kemudian. Bahan papan plafon PVC
yang digunakan harus ada jaminan mutu bahan terbaik, dengan dibuktikan oleh sertifikat
yang dikeluarkan oleh Lembaga yang berwenang meliputi :
a) Papan plafon PVC memiliki ketebalan 10 mm dan lebar efektif papan 20 cm.
b) Memiliki jaminan mutu bahan dengan dibuktikan sertifikat ISO 9001:2015,
jaminan standart ramah lingkungan ISO 14001:2015 dan OHSAS 18001:2007.

89
c) Rangka yang digunakan Galvalum dengan ketebalan 0.3 mm modul pemasangan
rangka 100 x80 cm.
2) List profil PVC berupa List siku tembok, list sambung serta List Siku
3) Rangka besi Hollo galvalume ukuran 2x4 tebal 0.3mm
4) Screw drywall antikarat
5) Jaminan garansi 1 tahun berbentuk sertifikat yang dikerluarkan oleh Aplikator resmi yang
ditunjuk oleh manufacture.
6) Finishing penutup plafon.
Finishing penutup langit-langit PVC tidak menggunakan cat sebagai pewarnanya, melainkan
sudah termasuk didalam bahan PVC nya.

C. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1) Pekerjaan ini dilaksanakan oleh pemborong yang berpengalaman dan dengan tenaga-tenaga
ahli.

2) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk membuat shop drawing dan
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk
mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-
detail sesuai gambar.

3) Rangka langit-langit dipasang sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai dengan pola
yang ditunjukkan / disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan modul pemasangan
penutup langit-langit yang dipasangnya.

4) Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan kuat,
kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring / tegak sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.

5) Setelah seluruh rangka langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan
waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang rangka harus saling tegak
lurus.

6) Bahan penutup langit-langit adalah PVC Pabrikasi dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

7) Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

8) Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata tidak melendut.

90
9) Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list profil dari bahan
yang sama dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan gambar.

10) Plafon PVC yang dipasang adalah Plafon PVC yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat
lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas.

11) Plafon PVC dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu dan setelah
Plafon PVC terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpas dan tidak
bergelombang, dan sambungan antar unit-unit gypsum board tidak terlihat.

12) Jika di perlukan Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel di
langit-langit yang bisa dibuka, tanpa merusak Plafon PVC di sekelilingnya, untuk keperluan
pemeriksaan / pemeliharaan M  E.

91
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM


i. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pembuatan dan pemasangan kusen pintu dan jendela,
daun pintu dan daun jendela serta pekerjaan lainnya yang menggunakan bahan profil
alumunium, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

ii. STANDAR / RUJUKAN

▪ Standar Nasional Indonesia (SNI)


- SNI 07-0603-1989 – Produk Alumunium Ekstrusi untuk Arsitektur.

▪ British Standard (BS)


- BS 5368 (Part 1) – Air Inflitration
- BS 5368 (Part 2) – Water Inflitration
- BS 5368 (Part 3) – Structural Performance

▪ American Society for Testing and Materials (ASTM).


- ASTM B221M-91 – Specification for Alumunium-Alloy Extruded Bars, Rods, Wire
Shapes and Tubes.
- ASTM E-283 – Metode Pengujian Kebocoran Udara untuk Jendela dan Curtain
Wall
- ASTM E-330 – Metode Pengujian Struktural untuk Jendela dan Curtain Wall
- ASTM E-331 – Metode Pengujian Kebocoran Air untuk Jendela dan Curtain Wall

▪ American Architectural Manufactures Association (AAMA).


- AAMA – 101 – Spesifikasi untuk Jendela dan Pintu Alumunium

▪ Japanese Industrial Standard (JIS)


- JIS H – 4100 – Spesifikasi Komposisi Alumunium Extrusi
- JIS H – 8602 – Spesifikasi Pelapisan Anodise untuk Alumunium

▪ Spesifikasi Teknis
- Penutup dan Pengisi Celah
- Alat Penggantung dan Pengunci
- Kaca dan Aksesoris

iii. DESKRIPSI SISTEM

g. Kriteria Perencanaan
i. Faktor Pengaman
Kecuali disebutkan lain, bagian – bagian alumunium termasuk ketahanan
kaca, memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5 x maksimum tekanan
angin yang disyaratkan.

92
ii. Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan,
kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria
perencanaan.

iii. Pergerakan Karena Temperatur


Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh menimbulkan
suara maupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka, kaca pecah,
sealant yang tidak merekat dan hal – hal lain. Sambungan kedap air harus
mampu menampung pergerakan ini.

iv. Persyaratan Struktur


Defleksi : AAMA = Defleksi yang diijinkan maksimum L / 175 atau 2 cm.
Beban Hidup : Pada bagian – bagian yang menerima hidup terutama pada
waktu perawatan, seperti : meja (stool) dan cladding diharuskan disediakan
penguat dan angkur dengan kemampuan menahan beban terpusat sebesar
62 kg tanpa terjadi kerusakan.

v. Kebocoran Udara
ASTM E – 283 – Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3/hari pada setiap m’
unit panjang penampang bidang bukaan pada tekanan 75 Pa.

vi. Kebocoran Air


ASTM E – 331 – Tidak terlihat kebocoran air masuk ke dalam interior
bangunan sampai tekanan 137 Pa dalam jangka waktu 15 menit, dengan
jumlah air minimum 3,4 L/m2/minimal.

D. PROSEDUR UMUM

▪ Contoh Bahan dan Data Teknis


i. Contoh profil dan penyelesaian permukaan yang harus meliputi tipe
alumunium ekstrusi, pelapisan, warna dan penyelesaian, harus diserahkan
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum pengadaan bahan
kelokasi pekerjaan.
ii. Contoh bahan produk alumunium harus diuji di laburatorium yang ditunjuk
Pengawas Lapangan atau harus dilengkapi dengan data-data pengujian.
Data-data ini harus meliputi pengujian untuk :
- Ketebalan lapisan,
- Keseragaman warna,
- Berat,
- Karat,
- Ketahanan terhadap air dan angin minimal 100kg/m2 untuk masing-masing
tipe.
- Ketahanan terhadap udara minimal 15m3/jam,
- Ketahanan terhadap tekanan air minimal 15kg/m2.

iii. Spesifikasi Teknis


o Dimensi : 3” x 1 ¾”2
o Tebal profil alumunium : 1.20 mm

93
o Ultimate strength : 28.000 pci
o Yield strength : 22.000 pci
o Shear strength : 17.000 pci
o Anodizing ketebalan lapisan di seluruh permukaan alumunium adalah 18
mikron dengan warna powder coating / ditentukan kemudian.

iv. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

▪ Gambar Detail Pelaksanaan.

4.2.1. Gambar detail pelaksanaan yang harus meliputi detail-detail, pemasangan


rangka dan bingkai, pengencangan dan sistem pengukuran seluruh
pekerjaan, harus disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui sebelum pelaksanaan pekerjaan.
4.2.2. Semua dimensi harus diukur dilokasi pekerjaan dan di tunjukkan dalam
Gambar Detail Pelaksanaan.
4.2.3. Kontraktor bertanggung jawab atas setiap perbedaan dimensi dan akhir
penyetelan semua pekerjaan lain yang diperlukan untuk menyempurnakan
pekerjaan yang tercakup dalam Spesifikasi Teknis ini, sehingga sesuai dengan
ketentuan Gambar Kerja.

▪ Pengiriman dan Penyimpanan

i. Pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus diadakan sesuai ketentuan


Gambar Kerja, bebas dari bentuk puntiran, lekukan dan cacat.
ii. Segera seteklah didatangkan, pekerjaan alumunium dan kelengkapan harus
ditumpuk dengan baik ditempat yang bersih dan kering dan dilindungi
terhadap kerusakan dan gesekan, sebelum dan setelah pemasangan.
Semua bagian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari ceceran adukan,
plesteran, cat dan lainnya.

▪ Garansi

Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang meliputi
kesempurnaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan
lainnya seperti ditunjukkan dalam spesifikasi ini untuk periode selama 1 tahun
setelah pekerjaan yang rusak dengan biaya Kontraktor.

E. BAHAN - BAHAN

▪ Alumunium
5.1.1. Alumunium untuk kusen pintu/jendela dan untuk daun pintu/jendela adalah
dari jenis alumunium alloy yang memenuhi ketentuan SNI 07-0603-1989 dan
ATSM B221 M, dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan
lapisan clear anodized minimal 10 mikron yang diberi lapisan warna akhir
polish snolok di pabrik dalam warna sesuai Skema warna yang ditentukan

94
kemudian. sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil dapat berubah tergantung
jenis profil yang nanti disetujui.
5.1.2. kecuali ditentukan lain, semua pintu dan jendela harus dilengkapi dengan
perlengkapan standar dari pabrik pembuatan.

▪ Alat Pengencang dan Aksesori.


- Alat pengencang harus terdiri dari sekrup baja anti karat ISIA seri 300 dengan
pemasangan kepala tertanam untuyk mencegah reaaksi elektronik antara alat
pengencang dsan komponen yang dikencangkan.
- Angkur harus dari baja anti karat AISI seri 300 dengan tebal minimal 2mm.
- Peanahan udara dari bahan vinyl.
- Bahan penutupp sekrup agar tidak terlihat yang memenuhi kektentuan Spesifikasi
Teknis 07920.

▪ Kaca dan Neoprene/Gasket.


i. Kaca untuk pintu dan jendela alumunium harus memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis.
ii. Neoprene/Gasket untuk pelindung cuaca pada pemasangan kaca pekerjaan
alumunium harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
iii. Nomor Produk : 9K-20216, 9K-20219
iv. Bahan : EPDM
v. Sifat Material : Tahan terhadap perubahan cuaca

▪ Perlengkapan pintu dan jendela


Perlengkapan pintu dan jendela seperti kunci, engsel dan lainnya sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis.

▪ Sealant Dinding (Tembok)


Bahan : Single komponen
Type : Silicone Sealant

▪ Screw
Nomor Produk : K-6612A, CP-4008, dan lain – lain
Bahan : Stainless Steel (SUS)

▪ Joint Sealer
Sambungan antara profile horisontal dengan vertikal diberi sealer yang berserat guna
menutup celah sambungan profile tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara,
air dan suara.
Nomor Produk : 9K-20284, 9K-20212
Bahan : Butyl Rubber

F. PELAKSANAAN PEKERJAAN

▪ Fabrikasi
i. Pekerjaan febrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan sebelum
Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor disetujui Pengawas
Lapangan.

95
ii. Semua komponen harus difebrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk
dan ukuran aktual dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.

▪ Pemasangan
i. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Pengawas Lapangan sebagai
acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
ii. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-
komponen. Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja,
swambungan-sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat
sedemikian rupa sehingga sambungan-sambungan tersebut dappat
meneruskan beban dan menahan tekanan yang harus diterimanya.
Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.
iii. Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 500mm.
iv. Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen atau adukan
harus dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan elemen baja harus
dilapisi dengan cat khusus yang direkomendasikan pabrik pembuat, untuk
mencegah kerusakan komposisi alumunium.
v. Berbagai perlengkapan bukan alumunium yang akan dipasang pada bagian
alumunium harus trdiri dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi
elektronik, seperti baja anti karat, nilon, neoprene dan lainnya.
vi. Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
Semua sambungan harus rata pemotongan dan pengeboran yang dikerjakan
sebelum pelaksanaan anokdisasi.
vii. Pemasangan kaca pada profil alumunium harus dilengkapi dengan Gasket
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
viii. Kunci dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
ix. Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat dan
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
x. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar
mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
xi. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
xii. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis)
halus dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
xiii. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih
dari goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
xiv. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan
brosur serta persyaratan teknis yang benar.
xv. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang
berlainan sifatnya harus diberi “sealant”.
xvi. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam
galvanized sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus
kedap air.
xvii. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus
tetap dilindungi dengan “Lacquer Film”.

96
xviii. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen;
alumunium telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi
oleh Lacquer Film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.

97
SPESIFIKASI TEKNIS

DAUN PINTU DAN RANGKA PINTU BESI

i. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pembuatan dan pemasangan daun pintu dan
rangka pintu besi, serta pekerjaan lainnya yang menggunakan bahan besi, sesuai
petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

ii. STANDAR / RUJUKAN

h. American Society for Testing and Materials (ASTM)


i. American Welding Society (AWS)
j. American Institute of Steel Construction (AISC)
k. American National Standard Institute (ANSI)
l. Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung

C. DESKRIPSI SISTEM

Daun pintu yang digunakan pada tangga darurat adalah menggunakan daun pintu
tahan api (fire doors) minimal 120 menit , dengan teknik pemasangan yang sesuai
prosedur pabrik dan gambar rancangan pelaksanaan. Untuk pemasangan fire doors
tersebut dilengkapi :
• Door Closer
• Hinge (engsel)
• Handle and back plate
• Kunci cylinder.
• Handle Anti Panic

98
SPESIFIKASI TEKNIS

ALAT PENGANTUNG DAN PENGUNCI

i. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung dan pengunci
pada semua daun pintu dan jendela sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan atau Spesifikasi
Teknis.

ii. STANDAR / RUJUKAN

▪ Standar dari Pabrik Pembuat.

▪ Spesifikasi Teknis
- Pintu dan Jendela Alumunium.
- Pintu dan Jendela Kayu.

iii. PROSEDUR UMUM

m. Contoh
Contoh bahan beserta data teknis/brosur bahan alat penggantung dan pengunci yang akan
dipakai harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui, sebelum dibawa
kelokasi proyek.

n. Pengiriman dan Penyimpanan


Alat penggantung dan pengunci harus dikirimkan ke lokasi proyek dalam kemasan asli dari
pabrik pembuatannya, tiap alat harus dibungkus rapi dan masing-masing dikemas dalam
kotak yang masih utuh lengkap dengan nama pabrik dan mereknya.
Semua alat harus disimpan dalam tempat yang kering dan terlindung dari kerusakan.

o. Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan dan Kontraktor harus menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang
diakibatkan karena hal di atas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

D. BAHAN - BAHAN

▪ Umum
Semua bahan/alat yang tertulis dibawah ini harus seluruhnya baru, kualitas baik,
buatan pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai kelembapan
lebih dari 70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang didatangkan
harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut dibawah.

▪ Alat Penggantung dan Pengunci.


i. Rangka Bagian Dalam.
a. umum.

99
Kunci untuk semua pintu luar dan dalam (kecuali pintu kaca dan pintu
KM/WC) harus a dengan sistem Master Key.
Semua kunci harus terdiri dari :
- Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan kuningan, dengan 3
(tiga) buah anak kunci.
- Hendel/pegangan bentuk gagang atau kenop diatas plat yang
terbuat dari bahan alumunium.
- Badan kunci tipe tanam (mortice lock) yang terbuat dari bahan baja
lapis seng dengan jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan jenis
bahan daun pintu (besi, kayu atau alumunium), yang dilengkapi
dengan lidah siang (latch bolt), lidah malam (dead bolt), lubang
silinder, face plate, lubang untuk pegangan pintu dan dilengkapi
strike plate.
b. Kunci dan Pegangan Pintu KM/WC.
p. Kunci pintu KM/WC harus terdiri dari :
- Selot pengunci diatas pelat dibagian sisi dalam pintu, dengan
indikator merah/putih di bagian sisi luar pintu.
- Hendel bentuk gagang di atas pelat.
- Bahan kunci yang dilengkapi lidah pengunci (latch bolt), lubang
untuk selot pengunci dan hendel, face plate dan strike plate.

ii. Engsel.
- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu kayu dan alumunium tipe
ayun dengan bukaan satu arah, harus dari tipe kupu-kupu berukuran
102mm x 76mm x 2mm.
- Kecuali ditentukan adanya penggunaan engsel kupu-kupu, engsel untuk
semua jendela harus dari tipe friction stay, seperti Casement, dari
ukuran yang sesuai dengan ukuran dan berat jendela.
- Engsel tipe kupu-kupu untuk jendela harus berukuran 76mm x 64mm x
2mm,

iii. Hak Angin.


Hak angin untuk jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-kupu

iv. Pengunci Jendela.


Pengunci jendela untuk jendela dengan engsel tipe friction stay harus dari
jenis spring knip

v. Grendel Tanam / Flush Bolt.


Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan grendel tanam

vi. Penahan Pintu (Door Stop).


Penahan pintu untuk mencegah benturan daun pintu dengan dinding harus
dari tipe pemasangan dilantai

vii. Pull Handle


Pegangan pintu yang memakai floor hing atau semi frame less menggunakan
handle buka

▪ Warna/Lapisan.

100
Semua alat penggantung dan pengunci harus berwarna matt chrome/stainless steel
hair line finish, kecuali bila ditentukan lain.

▪ Perlengkapan Lain.
i. Door closer
ii. Gasket
Ketentuan pemasangan gasket pada pintu adalah sebagai berikut :
• Airtight - PEMKO S2/S3
• Fireproof - PEMKO S88
• Smokeproof - PEMKO S88
• Soundproof - PEMKO 320 AN
• Weatherproof - PEMKO S2/S3

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

▪ Umum.
i. Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan
persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada
tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
ii. Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 2 (dua)
buah engsel dan setiap daun jendela yang menggunakan engsel tipe kupu-
kupu harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah hak angin, sedangkan daun
jendela dengan friction stay harus dilengkapi dengan 1 (satu) buah alat
pengunci yang memiliki pagangan.
iii. Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan 3 (tiga) buah
engsel.
iv. Semua pintu memakai kunci pintu lengkap dengan badan kunci, silinder,
hendel/pelat, kecuali untuk pintu KM/WC yang tanpa kunci silinder.
v. Engsel bagian atas untuk pintu kaca menggunakan pin yang bersatu dengan
bingkai bawah pemegang pintu kaca.

▪ Pemasangan Pintu.
i. Kunci pintu dipasang pada ketinggalan 1000mm dari lantai.
ii. Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 120mm dari tepi atas daun pintu
dan engsel bawah berjarak maksimal 250mm dari tepi bawah daun pintu,
sedang engsel tengah dipasang diantar kedua engsel tersebut.
iii. Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan (hendel),
pelat penutup muka dan pelat kunci.
iv. Pada pintu yang terdiri dari dua daun pintu, salah satunya harus dipasang
slot tanam sebagaimana mestinya, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar Kerja.

▪ Pemasangan Jendela.
i. Daun jendela dengan engsel tipe kupu-kupu dipasangkan ke kusen dengan
menggunakan engsel dan dilengkapi hak angin, dengan cara pemasangan
sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya dalam Gambar Kerja.

101
ii. Daun jendela tidak berengsel dipasangkan ke kusen dengan menggunakan
friction stay yang merangkap sebagai hak angin, dengan cara pemasangan
sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.
iii. Penempatan engsel harus sesuai dengan arah buakaan jendela yang
diinginkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan setiap jendela harus
dilengkapi dengan sebuah pengunci.

102
SPESIFIKASI TEKNIS

KACA DAN AKSESORI

i. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan-
bahan serta pemasangan kaca dan cermin beserta aksesorinya, pada tempat-tempat seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

ii. STANDAR / RUJUKAN

▪ Standar Nasional Indonesia (SNI).

▪ Spesifikasi Teknis.
- Pintu dan Jendela Alumunium.
- Pintu dan Jendela Kayu.
- Perlengkapan Daerah Basah.

iii. PROSEDUR UMUM

q. Contoh Bahan dan Data Teknis.


Contoh bahan berikut data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan
kepada Pengawas Lapangan dalam ukuran dan detail yang dianggap memadai, untuk
dapat diuji kebenarannya terhadap standar atau ketentuan yang disyaratkan.

r. Pengiriman dan Penyimpanan

Semua bahan kaca yang didatangkan harus dilengkapi dengan merek pabrik dan
data teknisnya.
Bahan kaca tersebut harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung sehingga
terhindar dari keretakan, pecah, cacat atau kerusakan lainnya yang tidak
diinginkan.

D. BAHAN - BAHAN

s. Kaca Polos.
Kaca polos harus merupakan lembaran kaca bening jenis clear float glass yang datar
dan ketebalannya merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi
ketentuan SNI 15-0047 – 1987 dan SNI 15-0130 – 1987,
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

t. Kaca Berwarna/Tinted Glass.


Kaca berwarna harus merupakan lembaran kaca polos yang diberi warna dengan
menambahkan sedikit logam pewarna pada bahan baku kaca, seperti tipe Panasap
buatan Asahimas atau yang setara.

103
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja sedang warna kaca
harus sesuai ketentuan dalam Skema Warna.

u. Kaca Tahan Panas/Tempered Glass.


Kaca tahan panas harus terdiri dari float glass yang diperkeras dengan cara
dipanaskan sampai temperatur sekitar 700oC dan kemudian didinginkan secara
mendadak dengan seprotan udar secar merata pada kedua permukaannya, seperti
tipe Temperlite
Ukuran dan ketebalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

v. Kaca Es/Sandblasted Glass.


Kaca es harus merupakan kaca jenis figured glass polos yang datar dan ketebalannya
merata, tanpa cacat dan dari kualitas yang baik yang memenuhi ketentuan Sii,
Ukuran dan ketbalan kaca sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

w. Cermin.
Cermin harus merupakan jenis clear mirror dengan ketebalan merata, tanpa cacat
dan dari kualitas baik
Ukuran dan ketebalan cermin sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

x. Neoprene/Gasket.
Neoprene/Gasket atau bahan sintetis lainnya yang setara untuk perlengkapan
pemasangan kaca pada rangka alumunium.
Dimennsi Neoprene/Gasket yang dibutuhkan disesuaikan dengan ketebalan kaca dan
jenis profil alumunium yang digunakan.

E.PELAKSANAAN PEKERJAAN

▪ Umum.
i. Ukuran-ukuran kaca dan cermin yang tertera dalam Gambar Kerja adalah
ukuran yang mendekati sesungguhnya. Ukuran kaca yang sebenarnya dan
besarnya toleransi harus diukur ditempat oleh Kontraktor berdasarkan
ukuran di tempat kaca atau cermin tersebut akan dipasang, atau menurut
petunjuk dari Pengawas Lapangan, bila dikehendaki lain.
ii. Setiap kaca harus tetap ditempeli merek pabrik yang menyatakan tipe kaca,
ketebalan kaca dan kualitas kaca.
Merek-merek tersebut baru boleh dilepas setelah mendapatkan persetujuan
dari Pengawas Lapangan.

iii. Semua bahan harus dipasang dengan rekomendasi dari pabrik.


Pemasangan harus dilakukan oleh tukang-tukang yang ahli dalam bidang
pekerjaannya.

▪ Pemasangan Kaca.
i. Sela dan Toleransi Pemotongan.
Sela dan toleransi pemotongan sesuai ketentuan berikut :
- Sela bagian muka antara kaca dan rangka nominal 3mm.
- Sela bagian tepi antara kaca dan rangka nominal 6mm.

104
- Kedalaman celah minimal 16mm.
- Toleransi pemotongan maksimal untuk seluruh kaca adalah +3mm atau
-1,5mm.
- Sela untuk Gasket harus ditambahkan sesuai dengan jenis gasket yang
digunakan.

ii. Persiapan Permukaan.


- Sebelum kaca-kaca dipasang, daun pintu, daun jendela, bingkai partisi
dan bagian-bagian lain yang akan diberikan kaca harus diperiksa bahwa
mereka dapat bergerak dengan baik.
- Daun pintu dan daun jendela harus diamankan atau dalam keadaan
terkunci atau tertutup sampai pekerjaan pemolesan dan pemasangan
kaca selesai.
Permukaan semua celah harus bersih dan kering dan dikerjakan sesuai
petunjuk pabrik.
- Sebelum pelaksanaan, permukaan kaca harus bebas dari debu, lembab
dan lapisan bahan kimia yang berasal dari pabrik.

iii. Neoprene/Gasket dan Seal.


Setiap pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela harus dilengkapi
dengan Neoprene/Gasket yang sesuai.
Neoprene/Gasket dipasang pada bilang antar kusen dengan daun pintu dan
jendela, yang berfungsi sebagai seal pada ruang yang dikondisikan.

▪ Pemasangan Cermin.
Cermin harus dipasang lengkap dengan sekrup-sekrup kaca yang memiliki dop
penutup stainless steel.
Penempatan sekrup-sekrup harus sedemikian rupa sehingga cermin terpasang rata
dan kokoh pada tempatnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

▪ Penggantian dan Pembersihan.


Pada waktu penyerahan pekerjaan, semua kaca harus sudah dalam keadaan bersih,
tidak ada lagi merek perusahaan, kotoran-kotoran dalam bentuk apapun.
Semua kaca yang retak, pecah atau kurang baik harus diganti oleh Kontraktor tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.

105
SPESIFIKASI TEKNIS

DINDING PARTISI

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup pngangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat kerja serta
pemasangan partisi dan perlengkapannya, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi
Teknis ini.

B. STANDAR / RUJUKAN

▪ Standar Nasional Indonesia (SNI)

▪ Spesifikasi Teknis
- Kaca dan Aksesoris.
- Papan Gipsum.
- Cat.

C. PROSEDUR UMUM

a. Contoh Bahan dan Data Teknis.


Sebelum pengadaan bahan, Kontrktor harus menyerahkan contoh dan data
teknis/brosur bahan yang akan digunakan, untuk disetujui Pengawas Lapangan.

b. Gambar Detail Pelaksanaan.


Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan Gambar Detail
Pelaksanaan kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui.
Gambar Detail Pelaksanaan harus memperlihatkan dimensi, tata letak, detail-etail
pertemuan, cara pengencangan dan penyelesaian, dan detail penyelesaian lainnya.

c. Pengiriman dan Penyimpanan

i. Semua bahan yang didatangkan harus disimpan ditempat yang terlindung


sehingga terhindar dari kerusakan, baik sebelum dan selama pemasangan.

ii. Bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan label, dat teknis dari
pabrik pembuat untuk menjamin bahwa bahan yang didatangkan tersebut
sesuai dengan yang telah disetujui.

D. BAHAN - BAHAN

a. Umum
Semua bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan partisi harus berasal dari produk
yang dikenal seperti disebutkan dalam Spesifikasi ini dan sesuai dengan persetujuan
Pengawas Lapangan.

106
b. Rangka Metal.
Rangka metal untuk pemasangan dan penumpu panel partisi harus dibuat dari bahan
baja ringan lapis seng dan alumunium seperti Zincalume atau Galvalum, dalam
bentuk damn ukuran yang dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum, sebagai
panbel partisi

c. Papan Gipsum.
Papan gipsum untuk panel partisi harus dari tipe standar yang memiliki ketebalan
minimal sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja dan memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis

d. Panel Kaca.
Panel kaca untuk bagian panel partisi harus dari kaca tipe Clear float glass yang
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis . Tebal dan ukuran panel kaca harus sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Umum.
i. Pabrikasi partisi harus dilaksanakan sesuai dengan pentunjuk Gambar Detail
Pelaksanaan yang telah disetujui, serta sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.

ii. Setiap kesalahan yang disebabkan karena kesalahan pengukuran dimensi


harus menjadi tanggung jawab Kontrktor, tanpa biaya tambahan dari Pemilik
Proyek.

iii. Partisi pertama yang dibuat harus disetujui Pengawas Lapangan sebelum
memulai produksi masal.

b. Pemasangan.
i. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, semua panel partisi dari papan
gipsum dan kaca akan terdiri dari :
- Rangka Metal :
- Batang tegak,
- Batang tepi atas, bawah dan tengah/pembagi.
Dengan bentuk, dimensi dan ketebalan sesuai standar pabrik pembuat.

- Alat pengencang.
- Panel dari papan gipsum dan kaca.

ii. Panel partisi harus dipasang dengan cara sedemikian rupa untuk mengurangi
jumlah sambungan sebanyak mungkin.

iii. Setiap pertemuan papan gipsum harus dikerjakan sesuai ketentuan


Spesifikasi Teknis.

iv. Panel partisi kemudian dipasangkan ke rangka metal dan dikencagkan


dengan sekrup.

107
Metode pemasangan dan pengencangan harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik pembuat papan untuk panel partisi dan sesuai dengan Gambar
Detail Pelaksanaan yang telah disetujui.

v. Panel kaca harus dipasang ke panel partisi dari papan gipsum dengan cara-
cara yang ditunjuk dalam Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui,
dan dilaksanakan dengan rapi, dengan bentuk sambungan/pertemuan yang
rapat dan kokoh serta membentuk sudut-sudut yang tegak lurus.

vi. Pertemuan dengan atap, lantai dan dinding atau kolom bangunan harus
diselesaikan dengan hati-hati dan rapi sesuai petunjuk pelaksanaan dari
pabrik pembuat.
Bahan pengisi celah harus diaplikasikan dengan cara yang rapi pada setiap
pertemuan.

c. Perlindungan dan Pembersihan.


Panel partisi, bingkai atau rangka partisi dan bagian yang bersebelahan harus
dilindungi dari kerusakan setiap saat. Setelah selesai pekerjaan, semua daerah kerja
harus dibersihkan dan ditinggalkan dalam keadaan bersih tanpa bekas.

d. Penyelesaian.
i. Panel Partisi.
Panel partisi dari papan gipsum harus diselesaikan dengan cara-cara yang
direkomendasikan pabrik pembuat papan gipsum, seperti disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan panel partisi berbahan papan
gipsum harus diberi lapisan cat dalam warna yang sesuai ketentuan Skema
Warna yang diterbitkan kemudian, atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
Bahan cat dan cara pelaksanaannya harus sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis

ii. Panel Kaca.


Panel kaca harus dibersihkan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN CAT
108
A. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan, tenaga kerja
dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya, sesuai
dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan standar
pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat akhir.

B. STANDAR / RUJUKAN

▪ Steel Structures Painting Council (SSPC).


▪ Swedish Standard Institution (SIS).
▪ British Standard (BS).
▪ Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.

C. PROSEDUR UMUM

1. Data Teknis dan Kartu Warna.


Kontraktor harus menyerahkan data teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas Lapangan.
Semua warna ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan akan diterbitkan secara
terpisah dalam suatu Skema Warna.

2. Contoh dan Pengujian.


▪ Cat yang telah disetujui untuk digunakan harus disimpan di lokasi proyek
dalam kemasan tertutup, bertanda merek dagang dan mencanbtumkan
identitas cat yang ada didalamnya, serta harus disetrahkan tidak kurang 2
(dua) bulan sebelum pekerjaan pengecatan, sehingga cukup dini untuk
memungkinkan waktu pengujian selama 30 (tiga puluh) hari.

▪ Pada saat bahan cat tiba di lokasi, Kontraktor dan Pengawas Lapangan
mengambil 1 liter contoh dari setiap takaran yang ada dan diambil secar acak
dari kaleng/kemasan yang masih tertutup. Isi dari kaleng/kemasan contoh
harus diaduk dengan sempurna untuk memperoleh contoh yang benar-
benar dapat mewakili.

▪ Untuk pengujian, Kontraktor harus membuat contoh warna dari cat-cat


tersebut di atas 2 (dua) potongan kayu lapis atau panel semen berserat
berukuran 300mm x 300mm untuk masing-masing warna. 1 (satu) contoh
disimpan Kontraktor dan 1 (satu) contoh lagi disimpan Pengawas Lapangan
guna memberikan kemungkinan untuk pengujian di masa mendatang bila
bahan tersebut ternyata tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.

▪ Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna menjadi


tanggung jawab Kontraktor.

109
D. BAHAN – BAHAN

1. Umum.
▪ Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih
jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau Spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrikpetunjuk dari pabrik
dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat
pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang
disyaratkan pada daftar cat.

▪ Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu
pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat
yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil
produksi yang di syaratkan dari pabrik.

▪ Cat Epoxy digunakan untuk permukaan lantai dan dinding sesuai gambar
rencana dan skedule finishing.

2. Cat Dasar.
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara :
- Water-based sealer untuk permukaan pelesteran, beton, papan gipsum dan
panel kalsium silikat.
- Masonry sealer untuk permukaan pelesteran yang akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak.
- Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir
berbahan dasar minyak.
- Solvent-based anti-corrosive zinc chomate untuk permukaan besi/baja.

3. Undercoat.
Undercoat digunakan untuk permukaan besi/baja.

4. Cat Akhir.
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara :
- Emulsion untuk permukaan interior pelesteran, beton, papan gipsum dan panel
kalsium silikat.
- Emulsion khusus untuk permukaan eksterior pelesteran, beton, papan gipsum
dan panel kalsium silikat.
- High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior
pelesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja..

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan.
▪ Umum.
- Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya,
permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda
sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang akan

110
dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan
permukaan dan pengecatan dimulai.
- Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam
bidang tersebut.
- Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan
permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus
dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih
yang berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala diatas 38oC.
- Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa
sehingga debu dan pecemar lain yang berasal dari proses pembersihan
tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan basah.

▪ Permukaan Pelesteran dan Beton.


Permukaan pelesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya
selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua
pekerjaan pelesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-
tepinya dan ditambal dengan pelesteran baru hingga tepi-tepinya
bersambung menjadi rata dengan pelesteran sekelilingnya.
Permukaan pelesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan
menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur,
lemak, minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan.
Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan pelesteran
dibasahi secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan
genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk
kabut dengan memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air
dapat diserap.

▪ Permukaan Gipsum.
Permukaan gipsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan
permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai.
Kemudian permukaan gipsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar
khusus untuk gipsum, untuk menutup permukaan yang berpori, seperti
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan sesuai
ketentuan Spesifikasi ini.

▪ Permukaan Panel Kalsium Silikat.


Permukaan pada kalsium silikat harus kering dan bersih sebelum melakukan
pengecatan lapisan pertama. Minyak, lemak atau bercak karat harus benar-
benar dibersihkan dengan zat pelarut yang sesuai dan alat yang lain yang
sesuai dengan rekomendasi.
Sesudah cat lapisan pertama mengering dan sebelum dilakukan pengecatan
akhir, perlu dilakukan pengecatan perbaikan setempat pada tempat-tempat
yang meresap catnya.

▪ Permukaan Kayu.
Permukaan kayu harus bersih dari minyak, lemak dan serbuk kayu gergajian,
sisa pengamplasan serta kotoran lainnya, sebelum pelapisan cat dimulai.

111
▪ Permukaan Barang Besi /Baja.
a. Besi/Baja Baru.
Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing
lainnya harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau
penyemprtan pasir/sand blasting sesuai standar Sa21/2.
Semua debu, kotoran, minyak, gemuk dan sebagainya harus dibersihkan
dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dialp dengan kain bersih.
Sesudah pembersihan selesai, pelpisan cat dasar pada semua
permukaan barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai
ketebalan yang disyaratkan.

b. Besi/Baja Dilapis Dasar di Pbrik/Bengkel.


Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merek yang
sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan dilokasi proyek dan
memenuhi ketentuan dalam butir 4.2. dari Spesifikasi Teknis ini.
Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus
dilindungi terhadap karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan
dengan cara segera merawat permukaan karat yang terdeteksi.
Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan
debu, kotoran, minyak, gemuk.
Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan
sikat kawat sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat
kembali (touch-up) dengan bahan cat yang sama dengan yang telah
disetujui, sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.

c. Besi/Baja Lapis Seng/Galvani.


Permukaan besi/baja berlapis seng/galvani yang akan dilapisi cat warna
harus dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khsus yang
diproduksi untuk maksud tersebut, atau disikat dengan sikat kawat.
Bersikan permukaan dari kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa
pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar.

2. Selang Waktu Antara Persiapan Permukaan dan Pengecatan.


Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus
mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disayaratkan, secepat
mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal
ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan
di atas.

3. Pelaksanaan Pengecatan.
▪ Umum.
- Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat,
tetesan cat, penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas, perbedaan
warna dan tekstur.
- Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah
sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan
dengan ketebalan yang sama.
- Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan,
termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh

112
ketebalan lapisan yang sama dengan permukaan-permukaan di
sekitarnya.
- Permukaan besi/baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan
permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah
diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu.

▪ Proses Pengecatan.
- Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna,
disesuaikan dengan kedaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat
cat dimaksud.
Penecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan
cat kering), sesuai ketentuan berikut.
a. Permukaan Interior Pelesteran, Beton, Gipsum, Panel Kalsium
Silikat.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion.

b. Permukaan Eksterior Pelesteran, Beton, Panel Kalsium Silikat.


Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior.

c. Permukaan Interior dan Eksterior Pelesteran dengan Cat Akhir


Berbahan Dasar Minyak.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high
quality gloss finish.

d. Permukaan Kayu
Cat Dasar : 1 (satu) lapis wood primer sealer.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high
quality gloss finish.

e. Permukaan Besi/Baja.
Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc
chromate primer.
Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat.
Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high
quality gloss finish.

- Ketebalan setiap lapisan cat (dalam keadaan kering) harus sesuai dengan
ketentuan dan/atau standar pabrik pembuat cat yang telah disetujui
untuk digunakan.

▪ Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran.


- Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda
mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda
kerusakan lainnya.

113
- Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam
konsistensinya selama pengecatan.
- Bila disyaratkan oleh kedaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda
pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan
pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan
tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat.
- Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
kontraktor untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu
menutup warna lapis di bawahnya).

▪ Metode Pengecatan.
- Cat dasar untuk permuakaan beton, pelesteran, panel kalsium silikat
diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau
rol.
- Cat dasar untuk permukaan papan gipsum deberikan dengan kuas dan
dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol.
- Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan
lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan.
- Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.

4. Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas.


Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus
dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya.

114
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN BATU ALAM

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan dinding luar dan dalam, lantai
atau pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja serta Spesifikasi Teknis ini.

B. STANDAR / RUJUKAN

▪ Specifications for Architectural Granite and Recommedation of The National Building


Granite Quarries Association, Inc. (NBGQA)
▪ Semua standard perturan bahan nasional yang berlaku

C. PROSEDUR UMUM

1. Mock- Ups dan Contoh Bahan.


Sebelum pengadaan bahan, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan lengkap
kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa dan disetujui.
Kontraktor harus membuat mock – up beserta bahan – bahan lain yang berkaitan
untuk diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
Biaya pengadaan contoh menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

2. Gambar Detail Pelaksanaan.


Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada
Pengawas Lapangan, untuk diperiksa dan disetujui. Gambar Detail Pelaksanaan harus
mencakup dimensi, tata letak, tipe, cara pemasangan dan detail lain yang diperlukan.

3. Pengiriman dan Penyimpanan.


Batu harus dijaga terhadap cuaca, suhu, kelembaban dan kerusakan fisik serta
disimpan dalam gudang.

Bahan-bahan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, bebas dari segala cacat, dan
dilengkapi dengan label dan data teknis.

D. BAHAN - BAHAN

1. Batu Andesit.
Kualitas fisik batu yang disarankan adalah sesuai standar nasional yang berlaku.
Ukuran batu andesit sesuai dengan Gambar Kerja.
Permukaan batu dengan penyelesaian permukaan rata dan permukaan kasar.

2. Batu Candi.
Kualitas fisik batu yang disarankan adalah sesuai standar nasional yang berlaku.
Ukuran batu Candi sesuai dengan Gambar Kerja.
Permukaan batu dengan penyelesaian permukaan rata.

115
3. Semen, Pasir dan Grouting.
Portland Cement :
Sesuai dengan standar ASTM C150. Serta standar nasional yang berlaku,
Pasir :
Sesuai dengan standar ASTM C144 atau standar nasional yang berlaku.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Persiapan.
i. Batu harus benar – benar bersih sebelum dipasang dengan dicuci
menggunakan sikat plastik serta air bersih.
ii. Pekerjaan atau instalasi lain yang terkait dalam pekerjaan pemasangan batu
ini harus dipelajari terlebih dahulu serta di-marking sesuai dengan gambar
pelaksanaan

2. Pemasangan.
i. Batu harus dipasang oleh tukang yang ahli serta apabila diperlukan batu
dapat dipotong di lapangan dengan menggunakan mesin pemotong.
ii. Toleransi pemasangan antar batu pada dinding tidak lebih dari 9 mm untuk
setiap 6 m tinggi pasangan, serta untuk lantai tidak lebih dari 6 mm untuk
setiap 3 m lebar pasangan
iii. Stone Paving / Pedestrian
Sebelum pemasangan pelataran batu, sub-base harus dibersihkan terlebih
dahulu dari lumpur, debu, serta kotoran lainnnya
Lantai kerja disyaratkan terdiri dari perbandingan 1 zak semen 50 kg dengan
1 kubik pasir serta air secukupnya
Sebelum pemasangan batu harus dalam keadaan basah
Celah antar batu setelah pemasangan harus diisi semen (grouting)
secepatnya dan setelah 7 hari semen pengisi yang menempel di permukaan
batu dapat dibersihkan

116
SPESIFIKASI TEKNIS

ALUMUNIUM COMPOSIT PANEL ( ACP )


A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pemasangan, pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ACP ( Aluminium Composite Panel ).
1. Pemotongan, grooving, tekuk aluminium composite panel serta pemasangan pengaku (
aluminium stiffener ) pada aluminium composite panel hingga menjadi siap pasang, baik
di lapangan maupun di workshop.
2. Pemasangan angkur ke struktur bangunan, pemasangan bracket, pemasangan rangka
aluminium siku, pemasangan aluminium composite panel, pemasangan klip aluminium
joint dan pembukaan lapisan penutup aluminium composite panel.

B. STANDAR / RUJUKAN
❖ Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 07 – 0603 – 1989 Produk Alumunium untuk Arsitektur
▪ American Society for Testing Materials (ASTM)
- ASTM E. 330 Metode Pengujian Struktural untuk Curtain Wall
▪ Japanese Industrial Standard (JIS)
- JIS H. 8602 Spesifikasi Pelapisan Anodize untuk Alumunium

C. BAHAN – BAHAN
Bahan-bahan yang dipersyaratkan sesuai yang sudah tercantum dalam lampiran tabel
spesifikasi teknis dan mobilisasi materialnya dan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Pengguna Jasa melalui Konsultan MK.

1. Alumunium Composite Panel


Merk Jiyu PVDF 0.3 mm terdiri dari 2 lapis @ 4 mm Bahan Alloy 3003
Test Item Test Method Test Result
Coating thickness ASTM D7091-12 25 μm
Adhesion ASTM D3359-09 Classification : 5B
Pencil hardness ASTM D3363-05 Scratch hardness : 2H

Flexibility test ASTM D522-93a No Cracking or


other visual ch nge
Alkali resistance ASTM D1308-02, ASTM ΔE=0.9
D2244-11
Acid resistance ASTM D1308-02, ASTM ΔE=0.4
D2244-11
Unit weight As client‟s requirement 5.76 kg/m²
Heat deflection ASTM D648-07 106.6˚c
temperature
Flexural strength ASTM D790-1 116 MPa
Flexural modulus ASTM D790-10 14680 MPa
Shear strength ASTM D73 -10 28.0Mpa
180 Peel strength ASTM D903-98 11.5N/mm

117
Tensile strength ASTM D638-10 47.6 MPa
Yield strength ASTM D638-10 47.6 MPa

2. Coating PVDF three coat system menggunakan beckers ( lebih dari 70% PVDF )
dan pada kulit aluminium bagian belakang terdapat lapisan pelindung
3. Core : LDPE Polyethylene.
4. Panel harus lulus test ASTM, SGS dan standard ISO 9001. Fotocopy hasil test sertifikat
dari laboratorium harus diserahkan beserta dengan penyerahan Aluminium
Composite Panel.
5. Silicone sealant ( neutral )
Sealant menggunakan neutral non acid
6. Perkuatan ACP menggunakan:
• Hollow alumunium 50 x 50x3mm
• Hollow alumunium 25x50x3mm
• Angkur baut
• Screw
7. Garansi warna 15 tahun
8. Aluminium Composite Panel di cutting sesuai motif yang di inginkan menggunakan
mesin CNC
Yang berteknologi modern.
Dimensi Maksimal Aluminium Composite Panel Ukuran 1220x2440.

D. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Kontraktor harus membuat shop drawing yang sudah disetujui Konsulta MK, Tim Teknis /
PPK.
2. Rangka yang di gunakan adalah hollow alumunium 50x50x3mm dan 25x50x3mm
3. Penyambung antara aluminium dengan rangka hollow aluminium menggunakan aluminium
stiffener.
4. Bahan silicone yang di gunakan untuk pengisi antara modul ACP menggunakan silicone
sealant type neutral.
5. Setiap pemasangan ACP harus mengikuti arah panah yang sama.
6. Modul yang di gunakan maksimal adalah 1180 x 2400 mm.
7. Setiap modul ACP harus menggunakan kupingan dengan ukuran 2 cm dari pinggiran modul.
8. Kupingan ACP harus di grooving supaya dapat di tekuk.
9. Fasteners, sekrup baut dan item lainnya harus tersembunyi,
10. Semua panel harus dipotong dan diarahkan satu arah panah menggunakan peralatan dan
alat-alat yang direkomendasikan dan disetujui oleh produsen panel. Setelah lipat ke dalam
kaset, sebuah alumunium ekstrusi profil akan ditetapkan untuk 25 mm minimum dalam
tikungan kembali menggunakan paku keling 5mm.
11. Setiap panel harus diberi tanda di sisi sebaliknya untuk memudahkan identifikasi ukuran
dan penempatan.
12. Lapisan pelindung hanya boleh dilepas setelah terinstall dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas / Tim Teknis.

118
119
SPESIFIKASI TEKNIS

RAILLING PIPA BESI


A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini mencakup semua pembuatan dan pemasangan pipa besi dan baja, seperti yang
tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan
yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Pekerjaan ini mencakup antara lain :
Railing : koridor, ruang pasien, fasilitas penyandang cacat dan tangga darurat.

B. STANDAR / RUJUKAN

a. American Society for Testing and Materials (ASTM)


b. American Welding Society (AWS)
c. American Institute of Steel Construction (AISC)
d. American National Standard Institute (ANSI)
e. Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung

C. PROSEDUR UMUM

a. Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik.

Contoh bahan – bahan beserta Sertifikat Pabrik yang mencakup sifat mekanik, data
teknis / brosur bahan metal bersangkutan, harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan/MK untuk disetujui terlebih dahulu sebelum pengadaan bahan ke lokasi
proyek.

b. Gambar Detail Pelaksanaan.

Sebulan sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan


Gambar Detail Pelaksanaan dan daftar bahan untuk disetujui Pengawas
Lapangan/MK. Daftar berikut harus tercakup dalam Gambar Detail Pelaksanaan :
❑ Spesifikasi teknis bahan
❑ Dimensi bahan
❑ Detail fabrikasi
❑ Detail penyambungan dan pengelasan
❑ Detail pemasangan
❑ Data jumlah setiap bahan

c. Pengiriman dan Penyimpanan.

Semua bahan yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik yang
menyatakan bahwa bahan tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Semua bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman sehingga
terhindar dari segala jenis kerusakan, baik sebelum dan selama pelaksanaan.

120
d. Ketidaksesuaian.

i. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan


kesalahan / ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun
pemasangan dan lainnya.
ii. Pengawas Lapangan/MK berhak menolak bahan maupun pekerjaan fabrikasi
yang tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis maupun Gambar Kerja.
iii. Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang
diakibatkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa adanya
tambahan biaya dan waktu.

D. BAHAN - BAHAN

a. Umum.
i. Pipa railing untuk tangga menggunakan pipa BSP, ukuran menyesuaikan
gambar kerja dan di cat besi.
ii. Mutu pipa yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan
ASTM A-36 Bahan-bahan pelengkap harus dari jenis yang sama dengan
barang yang dipasangkan dan yang paling cocok untuk maksud yang
bersangkutan.
iii. Railing pipa stainles steel ukuran menyesuaikan gambar kerja.

Semua kelengkapan yang perlu demi kesempurnaan pemasangan harus diadakan,


walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau RKS ini.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Umum.
i. Contoh bahan-bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan kepada Pengawas
untuk disetujui. Contoh itu harus memperlihatkan kualitas pengelasan dan
penghalusan untuk standar dalam pekerjaan ini.
ii. Pengerjaan harus yang sebaik-baiknya. Semua pengerjaan harus diselesaikan
bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
iii. Pengerjaan di bengkel ataupun di lapangan harus mendapat persetujuan
Pengawas. Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik.
Tenaga kerja yang melakukan hal ini harus benar-benar ahli dan berpengalaman.
iv. Semua bagian yang dilas harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan
permukaan sekitarnya. Bila memakai pengikat-pengikat lain seperti clip keling dan
lain-lain yang tampak harus sama dalam finish dan warna dengan bahan yang
diikatnya.
v. Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai
dengan maksudnya termasuk perlengkapannya. Lubang-lubang untuk baut harus
dibor dan di-punch.
vi. Pemasangan (penyambungan dan pemasangan accesorise) harus dilakukan oleh
tukang yang ahli dan berpengalaman. Semua railling tangga utama harus
terbungkus crome/stainles steel kecuali disebutkan lain.
vii. Semua untuk pekerjaan ini harus mengacu pada gambar rencana, kecuali
ditentukan lain.

121
viii. Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam
penggambaran, tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.

122
SPESIFIKASI TEKNIS

BERBAGAI JENIS METAL

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, bahan, peralatan kerja dan
pemasangan bahan – bahan metal yang berhubungan dengan pekerjaan non struktural, seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
❑ Kisi – kisi penutup saluran
❑ Angkur
❑ Baut, mur dan cincin
❑ Cat Walk
❑ Dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja

B. STANDAR / RUJUKAN

▪ American Society for Testing and Materials (ASTM)


▪ American Welding Society (AWS)
▪ American Institute of Steel Construction (AISC)
▪ American National Standard Institute (ANSI)
▪ Standar Nasional Indonesia (SNI) :
❑ SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung
▪ Spesifikasi Teknis :
❑ Adukan Encer (Grout)
❑ Baja Struktur
❑ Pintu dan Jendela Alumunium
❑ Cat

C. PROSEDUR UMUM

▪ Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik.

Contoh bahan – bahan metal beserta Sertifikat Pabrik yang mencakup sifat mekanik,
data teknis / brosur bahan metal bersangkutan, harus diserahkan kepada Pengawas
Lapangan/MK untuk disetujui terlebih dahulu sebelum pengadaan bahan ke lokasi
proyek.

▪ Gambar Detail Pelaksanaan.

Sebulan sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus membuat dan menyerahkan


Gambar Detail Pelaksanaan dan daftar bahan untuk disetujui Pengawas
Lapangan/MK. Daftar berikut harus tercakup dalam Gambar Detail Pelaksanaan :
❑ Spesifikasi teknis bahan
❑ Dimensi bahan
❑ Detail fabrikasi

123
❑ Detail penyambungan dan pengelasan
❑ Detail pemasangan
❑ Data jumlah setiap bahan

▪ Pengiriman dan Penyimpanan.

Semua bahan metal yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik yang
menyatakan bahwa bahan metal tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Semua bahan metal harus disimpan di tempat yang terlindung dan aman sehingga
terhindar dari segala jenis kerusakan, baik sebelum dan selama pelaksanaan.

▪ Ketidaksesuaian.

i. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan


kesalahan / ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, jumlah maupun
pemasangan dan lainnya.
ii. Pengawas Lapangan/MK berhak menolak bahan maupun pekerjaan fabrikasi
yang tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis maupun Gambar Kerja.
iii. Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai dan beban yang
diakibatkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor, tanpa adanya
tambahan biaya dan waktu.

D. BAHAN - BAHAN

▪ Umum.
i. Semua bahan metal harus baru, bebas dari karat, cacat dan kerusakan
lainnya serta dari kualitas baik dan memiliki dimensi, tebal dan berat yang
memenuhi toleransi yang diijinkan untuk masing – masing bahan metal,
sesuai stadnar yang berlaku.
ii. Bahan baja seperti baja siku, baja berongga, baja pelat setrip maupun
lembaran, baja tulangan dan lainnya harus dari baja mutu BJ 37 serta
memiliki tegangan leleh minimal 2400 kg/cm2 yang memenuhi ketentuan SNI
03-1729-2002.

▪ Pipa Baja.
Pipa baja untuk susuran tangan dan susuran tangga harus dari pipa baja hitam kelas
medium untuk memenuhi standar SNI 07-0039-1987, dengan diameter sesuai
petunjuk Gambar Kerja.

▪ Pelat Landasan dan Angkur.


Pelat landasan dan angkut harus terbuat dari baja bulat mutu BJ 37 yang memenuhi
ketentuan SNI 03-1729-2002 dengan ukuran sesuai Gambar Kerja.

▪ Pelat Kembang.
i. Pelat kembang untuk penutup saluran harus terbuat dari baja lembaran
bercorak dengan tebal minimal 6 mm dalam ukuran sesuai petunjuk Gambar
Kerja.
ii. Pelat kembang untuk injakan tangga harus terbuat dari baja lembaran
bercorak dengan tebal minimal 4,5 mm dalam ukuran sesuai petunjuk
Gambar Kerja.

124
▪ Baut, Mur dan Cincin.
i. Baut dan mur harus memenuhi ASTM A-307, dan harus berlapis kadmium,
kecuali bila ditentukan menggunakan baut jenis kelas tinggi seperti
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis 05120.
ii. Cincin pelat dan cincin per selain yang berhubungan dengan baut kelas tinggi
harus sesuai ANSI B 18.22.1. Semua cincin harus berlapis kadmium.

▪ Bahan Metal Lainnya.


Bahan metal yang diperlukan sebagai penumpu, penggantung atau lainnya yang tidak
disebutkan secara khusus dalam Spesifikasi Teknis ini, harus memenuhi standar yang
berlaku untuk masing – masing bahan metal, dengan bentuk dan dimensi sesuai
ketentuan Gambar Kerja.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

▪ Umum.
i. Berbagai jenis metal harus berukuran, berbentuk dan dibentuk dari bahan –
bahan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Kecuali ditentukan lain, semua bahan harus berasal dari produk yang dikenal,
dan difabrikasi sesuai standar. Sebelum fabrikasi, semua pengukuran yang
diperlukan harus diperiksa sesuai persyaratan AISC.

ii. Desain dan jumlah sambungan setiap bagian struktur yang tidak
diperlihatkan dalam Gambar Kerja harus dilengkapi dalam Gambar Detail
Pelaksanaan.

iii. Kontraktor bertanggung jawab memperbaiki segala kesalahan dalam


penggambaran, tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.

▪ Fabrikasi dan Pemasangan.


i. Umum.
❑ Fabrikasi bahan – bahan metal harus dilaksanakan sesuai ketentuan
dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
❑ Pekerjaan fabrikasi dengan pengelasan harus memenuhi standar AWS
D1.1. edisi terakhir.
❑ Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, ketebalan las minimal 3 mm
menggunakan kawat las E70xx.
❑ Untuk fabrikasi pekerjaan ekspos, gunakan bahan – bahan yang halus
dan permukaannya bebas cacat termasuk lubang, tanda sambungan,
tanda pengerolan, cap dan kekasaran. Bersihkan cacat dengan
menggerinda, atau dengan las dan gerinda sebelum pembersihan,
perawatan dan aplikasi penyelesaian permukaan.
❑ Pemasangan bahan metal dengan jenis, ukuran dan jarak seperti terlihat
dalam Gambar Kerja, harus dilaksanakan sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja dan Spesifikasi Teknis pekerjaan terkait, serta sesuai dengan
Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetuji Pengawas Lapangan/MK.
❑ Baut, angkur, perakitan baut angkur dan baut kait harus disediakan dan
dipasang sesuai dengan Gambar Kerja dan sesuai petunjuk Pengawas

125
Lapangan/MK. Semua angkur baja yang ditanam dalam beton harus
benar – benar bersih dari karat, kerak – kerak lepas, oli dan bahan lain
yang mengganggu agar diperoleh ikatan yang kuat ke beton.
❑ Adukan encer untuk pemasangan angkur harus sesuai dengan ketentuan
Spesifikasi Teknis.
❑ Sediakan angkur yang sesuai dengan tipe yang ditemukan dengan
struktur penumpu. Fabrikasi dan berikan jarak perlengkapan angkur agar
diperoleh penumpu yang memadai untuk pekerjaan dimaksud.
❑ Hubungan ekspos dengan sambungan rapat yang rata harus dibentuk
menggunakan pengencang terbenam bila memungkinkan. Gunakan
pengencang ekspos dari tipe yang ditentukan atau, bila tidak
diperlihatkan dalam Gambar Kerja, gunakan sekrup atau baut
countersunk.

ii. Susuran Tangan dan Tangga.


❑ Atur susunan tangan dan tangga sebelum memasang di tempatnya
untuk memastikan posisi yang tepat pada sambungan dan atur kerataan
sepanjang susuran.
❑ Tiang susuran harus tegak lurus pada setiap arah. Pasang tiang dan akhir
susuran tangan dan tangga pada konstruksi bangunan.
❑ Tiang penumpu susuran tangan dan tangga harus dilas ke pelat dasar
dengan flensa, tipe siku atau tipe lantai, sesuai dengan kondisi yang
dibutuhkan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja. Kemudian tiang berikut
alasnya harus dibaut ke bagian penumpu seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

iii. Kisi-kisi.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, kisi – kisi penutup saluran
terbuat dari rangkap baja profil dan baja tulangan dengan bentuk dan
dimensi sesuai Gambar Kerja.

▪ Pengecatan.
i. Semua bahan metal harus diberi cat anti karat dan cat akhir dalam warna
sesuai Skema Warna yang akan diberikan terpisah, kecuali bila ditentukan
lain oleh Pengawas Lapangan/MK.
ii. Bahan cat dan pengerjaan pengecatan harus sesuai petunjuk dari pabrik
pembuat cat serta petunjuk Pengawas Lapangan/MK serta memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis

126
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PAGAR BETON PRECAST

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, bahan, peralatan kerja dan
pemasangan yang berhubungan dengan pekerjaan , seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
- Lembaran pagar beton precast
- Kolom pagar beton precast
- Dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar kerja

B. BAHAN – BAHAN
- Panel Beton Precast 240x40x5 cm
- Kolom Precast beton 17,5 x 17.5 cm
- Mutu Beton K.225

C. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pagar panel beton diproses secara pracetak di pabrik, bahan material sudah berupa
panel-panel pagar yang nantinya dipasang pada site. Produk pracetak yang dibutuhkan
untuk pembuatan pagar beton adalah daun panel beton, tiang kolom beton, serta
panel caping atau penutup (disesuaikan dengan desain). Untuk pondasi mengunakan
pondasi batu kali yang di pasang di tempat.
2. Pengukuran titik kolom
Langkah pertama dalam metode pemasangan pagar panel beton precast yaitu
membuat bowplank untuk mengukur peletakan kolom. Jarak di sesuaikan dengan
panjang panel yang diinginkan. Pagar yang digunakan ukuran 240 x 40 x 5 cm, untuk
tinggi pagar 280 cm. Penggunaaan yaitu berukuran 280 x 17.5 x 17.5 cm. Maka
perhitungan jarak antar tiang kolom adalah: 240 cm + (18/2) = 249 cm

Jadi titik-titik kolom yang dibuat adalah per kelipatan 249 cm. Setiap panjang 249 cm
sebaiknya diberikan tanda seperti pemasangan kayu patok (membuat bowplank).

3. Pemasangan Tiang kolom beton


Sebelum pemasangan kolom, pekerjaan pondasi batu kali harus sudah siap terlebih
dahulu dan pekerjaan sloof juga bersamaan dilaksanakan.
Panel yang terdistribusi di site diangkat baik secara manual ataupun menggunakan alat
bantu lain. Panel kolom diletakkan tepat pada tiang logam yang telah dibuat sebagai
perkuatan kolom. Pada logam diberi penyiku agar kolom terletak tepat ditengah ketika
dimasukkan. Perlakuan selanjutnya adalah pengisian agregat beton pada lubang kolom
dan dilakukan setelah pemasangan panel

127
4. Pemasangan daun panel beton
Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan panel pagar beton. Sama halnya dengan
panel kolom, pemasangannya dapat dilakukan secara manual atau menggunakan alat
bantu. Panel diletakkan pada sisi dalam kolom yang berbentuk I. Untuk mempermudah
pemasangan urutannya adalah kolom pada dua sisi kemudian panel ditengahnya. Hal
ini untuk mempermudah selayaknya kita memasang lego.

5. Grouting
Setelah seluruh bagian-bagian panel terpasang maka saatnya untuk melapisi bagian
yang kurang sempurna (grouting). Proses ini di lakukan dengan menggunakan bahan
campuran air, semen dan pasir ataupun abu batu.

6. Pelapisan
Setelah proses pelapisan untuk memperbaiki bagian-bagian yang kurang sempurna
selesai dan semen telah kering. Proses selanjutnya adalah pengecatan panel agar
pagar panel beton yang telah terpasang aman terhadap cuaca

128
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN AKSES VERTIKAL

A. LINGKUP PEKERJAAN
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar terlampir. Kontraktor agar menawarkan
peralatan yang sesuai untuk digunakan dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila
ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang Kontraktor
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan maka Kontraktor wajib memberitahukan hal tersebut,
yang merupakan kewajiban Kontraktor untuk melengkapi peralatan tersebut sehingga
sempurna. Lingkup pekerjaan lift sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana dan
spesifikasi, Kontraktor pekerjaan instalasi lift harus melakukan pengadaan, pemasangan,
pengaturan, dan pengujian serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan instalasi lift yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian lift, lengkap dengan kontrol dan
accessoriesnya
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pengujian sumber daya listrik, panel-panel,
peralatan kontrol, dan lain-lain bagi instalasi elevator ini.
3. Pengadaan, pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan dari instalasi lift ini.
4. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara serta data
teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
5. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
6. Mengadakan testing dan commissioning lengkap dengan pengadaan peralatan serta
perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan tersebut.
7. Training meliputi operation, dan evacuation, untuk tenaga-tenaga yang ditunjuk oleh pemilik.
8. Pengadaan dokumen yang diperlukan sebanyak 3 (tiga) set yang terdiri dari:
a. Operation Manual
b. Maintenance Manual
c. Daftar suku cadang yang perlu di sediakan
d. Gambar dan as built drawing
e. Semua elektronik dan electric wiring dll.

129
9. Semua pengurusan izin-izin dari pihak yang berwenang sehubungan dengan pemasangan
instalasi ini dan yang menyangkut biaya pengurusannya sudah harus termasuk dalam
penawaran pekerjaan ini.
10. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan, dan instalasinya yang terpasang sesuai
dengan petunjuk pabrikan sejak serah terima pertama.
B. PERSYARATAN UMUM
1. Surat Dukungan dari Perusahaan Penyedia Elevator, disertai perjanjian kerjasama
pengambilan unit kepada Perusahaan Penyedia yang memberikan dukungan.
2. Brosur / Catalog asli dari dari Perusahaan Penyedia Elevator dan Escalator.
3. Bersedia menyerahkan COO setelah pekerjaan selesai
Persyaratan Penyedia
Perusahaan yang mendukung pengadaan dan pemasangan elevator harus mempunyai dan
melampirkan didalam dokumen lelang:
1. Izin Usaha Jasa Konstruksi klasifikasi bidang usaha Instalasi Mekanikal
2. Sertifikat Badan Usaha Jasa Konstruksi (SBUJK):
MK005 (Jasa pelaksana pemasangan lift dan tangga berjalan)/,
EL010 (Jasa pelaksana konstruksi instalasi tenaga listrik gedung dan pabrik)
3. Sertifikat penunjukan dari Dirjen Pengawasan ketenagakerjaan dan K3 sebagai Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Bidang Kegiatan Jasa Pemasangan & Pemeliharaan K3
Elevator.
4. Sertifikat pelatihan teknisi dari perusahaan pabrik Pembuat Elevator / Escalator.
5. Nomor Induk Berusaha dan Izin Usaha, Ijin Usaha Industri, Tanda Pendaftaran Agen atau
Distributor Barang dan/atau Jasa
6. Surat Keagenan resmi dari Perusahaan pabrik pembuat unit elevator dan escalator.
7. Copy Sertifikat ISO 9001, ISO 14001, ISO 45001:2018 dari Perusahaan pabrik pembuat unit
elevator dan eskalator.
8. Sertifikat TUVRheinland.
9. Trademark License Agreement
10. Menyampaikan rencana jadwal kerja dan metode pemasangan elevator yang akan
dilaksanakan sesuai dengan kondisi dilapangan pada saat pemasangan.
11. Surat Pernyataan “bersedia menyediakan peralatan dan teknisi yang kompeten untuk
melakukan perawatan dan perbaikan peralatan tersebut selama, sekurang kurangnya selama
10 tahun terhitung sejak serah terima pekerjaan.
12. Surat Pernyataan bersedia menyediakan daftar harga kebutuhan spare part yang diperkirakan
diperlukan setiap tahunnya.

130
C. SPESIFIKASI BAHAN DAN MATERIAL
1. Passenger Lift
Spesifikasi Teknis
Merk: Uola-Volkslift, Toshiba, Hitachi
Quantity 1 unit
Capacity (kg) 1350 kg
Speed (m/s) 1
Serviced floor 6
Control system STEP
Operation Single
Motor power (kw) 9 kw
Cabin size W*D*H (mm) 2000*1500*2500
Door opening size W*H (mm) 1100*2100 Center Open
Hoistway size W*D (mm) 2950*2675
Machine room size W*D*H (mm) Roomless
Top floor height (mm) 4750
Pit depth (mm) 1600
Finishing Stainless steel HL
Cabin Stainless steel HL
Button Push Button/Touchless Button
Disabled COP Excluded
Hold Button Excluded
Earthquake sensor Excluded
Automatic Rescue Device Included

• Garansi untuk unit adalah 2 (dua) tahun.


• Jaminan pemeliharaan adalah 6 (enam) bulan.
• Lift yang digunakan dapat dioperasikan sebagai fire man lift
• Alarm system
• Sistem komunikasi antara lift dengan di luar lift
• Buffer di atas pondasi
• Tombol panel braille untuk pengguna disabilitas.
• Tombol yang digunakan adalah tombol dengan sistem simplex atau
sesuai permintaan user

131
• Lifetime baterai 2 tahun dengan dilengkapi autorechargeable dan auto
cut off saat baterai sudah terisi penuh.
• Dilengkapi dengan perangkat dan program management system yang
dapat disetting sesuai dengan keinginan user.
• Electric fan
• Ceiling sesuai dengan yang dipilih Konsultan Perencana/Tim Teknis/user
• Railing

D. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pengujian Bahan
Lift yang akan dipasang untuk pekerjaan ini harus sudah lulus test/pengujian dari pabrik
pembuatnya berdasarkan standar yang berlaku atau sesuai dengan petunjuk Tim Teknis.
Kontraktor harus menyerahkan sertifikat pengujian tersebut pada Konsultan Pengawas/Tim
Teknis 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaan
2. Contoh Bahan
Contoh bahan, harus diajukan kepada PPK/User/Owner/Konsultan Pengawas/ Tim Teknis
untuk disetujui bentuk, warna, aksesories, dan lain-lain.
3. Pengemasan
Seluruh perlengkapan / peralatan harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam kemasan yang
tertutup oleh pabrik. Apabila dianggap perlu untuk menjaga kerusakan-kerusakan
pemborong dapat memberikan tambahan perlindungan.
4. Pengangkutan/Penanganan
Pengangkutan/penanganan harus diatur sedemikian rupa, hati-hati, terlindung sehingga
pemasangan bisa berlangsung dengan lancar dan kontinyu dalam urutan yang baik pada
keseluruhan sistem.
5. Pelaksanaan Pekerjaan lift
a. Kontraktor harus membuat schedule pengadaan dan metode pekerjaan lift
b. Kontrakator harus membuat shop drawing untuk pekerjaan struktur, Arsitektur, dan ME
yang berhubungan dengan pekejaan lift.
c. Kontraktor harus memastikan pekerjaan struktur untuk lift sudah selesai dan sesuai
dengan spesifikasi lift yang akan digunakan.
d. Pemasangan balok dan papan template harus sesuai dengan konstruksi yang sudah
disetujui Konsultan Pengawas.

132
e. Pada pekerjaan rail bracket, pengukuran dan pemasangan harus sesuai dengan kondisi
lapangan.
f. Pada pekerjaan Elektrikal, kabel yang terpasang tidak boleh kelihatan (inbow)
g. Setah pekerjaan selesai, lift harus diuji/test commissioning berupa test beban, test
speed, dan lain-lain
h. Pekerjaan lift termasuk koneksi instalasi dengan MCFA fire alarm sistem pada gedung,
pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
i. Kontraktor harus mengurus perizinan dari Disnakertrans setempat.
E. INSPEKSI DAN PENGUJIAN
1. Sebelum dilaksanakan pengujian, semua penyambungan harus diperiksa tersambung
dengan mantap, kencang dan tidak terjadi kesalahan sambung atau kesalahan polaritas.
2. Kontraktor harus melakukan serangkaian pengujian-pengujian untuk
mendemonstrasikan bahwa bekerjanya semua peralatan dan material yang telah selesai
terpasang memang benar-benar memenuhi persyaratan yang disebutkan di dalam RKS
teknik ini dan standar / referensi yang digunakan.
3. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan personil yang perlu untuk
melakukan pengujian.
4. Konraktor harus menyerahkan jadwal sebelum diselenggarakannya dan caracara
pengujian tersebut 14 (empat belas) hari sebelumnya kepada Konsultan Pengawas/Tim
Teknis.
5. Hasil pengujian harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Tim
Teknis/PPHP.
F. SERAH TERIMA PEKERJAAN
Pekerjaan dikatakan selesai apabila:
1. Pelatihan operator dari pihak penyedia
2. Instalasi telah diselenggarakan dengan baik dan semua sistem telah diuji dan bekerja
sempurna sesuai dengan gambar perancangan dan RKS dan dijamin akan tetap bekerja
dengan baik untuk waktu jangka panjang. Pernyataan bahwa sistem telah bekerja dengan
baik dan sesuai dengan RKS dan gambar, harus dilakukan dengan Berita Acara
Pemeriksaan dan sertifikat pengujian.
3. Telah memenuhi syarat penyerahan gambar revisi.
4. Telah mendapatkan surat pernyataan dari Konsultan Pengawas/Tim Teknis/PPHP bahwa
instalasi telah dilaksanakan dengan baik dan sistem bekerja dengan sempurna.
5. Telah memenuhi semua persyaratan yang tercantum dalam kontrak.

133
• As built drawing
• Measurement report
• Spare part untuk satu tahun operasi.
6. Semua sertifikat, instruksi dan perijinan dari instansi yang berwenang memberikan ijin
penggunaan atas instalasi yang dipasang, harus diserahkan pada saat atau sebelum hari
penyelesaian pekerjaan yang ditentukan.
7. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara proyek disertai lampiran-lampiran sebagai
berikut :
• Gambar revisi (as built drawing), dengan jumlah sesuai lingkup pekerjaan.
• Laporan hasil pengujian.
• Surat jaminan ditujukan kepada Pemilik/PPK/User dan mencantumkan nama proyek.
• Brosur asli, petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan.
8. Serah terima kedua.
Pada serah terima kedua kondisi harus :
• Semua peralatan dalam kondisi bersih.
• Ruangan panel dalam kondisi bersih.
• Semua peralatan dalam kondisi siap operasi
9. Setelah serah terima tahap II, Kontraktor harus melakukan masa jaminan terhadap
instalasi dan peralatan terpasang selama jangka waktu 365 hari.
10. Biaya untuk pekerjaan tersebut harus sudah termasuk pada kontrak pekerjaan ini.
Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor tidak melaksanakan kewajiban, maka
pekerjaan tersebut dapat diserahkan dengan pihak lain dan biaya tetap ditanggung oleh
Kontraktor yang bersangkutan.
11. Selama masa jaminan tersebut, dan atas instruksi Konsultan Pengawas/Tim Teknis,
Kontraktor wajib atas biaya sendiri dengan cepat mengganti semua equipment atau
peralatan atau material yang rusak karena kualitas yang kurang baik atau karena
pelaksanaan yang kurang sempurna dan bukan karena kesalahan penggunaan selama
instalasi dipergunakan.
12. Semua perlengkapan, tenaga, dan biaya sehubungan dengan perbaikanperbaikan
tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor dan harus bertanggung jawab atas semua
biaya yang timbul sehubungan dengan kerusakan material, equipment dan kesalahan
pembuatan, pemasangan dari material, equipment yang dipasok oleh subkon, selama
masa jaminan.
13. Pekerjaan lift harus bergaransi pabrik sesuai petunjuk pabrikan

134
G. RESUME LIFT
No Uraian Pekerjaan Deskripsi Material/Spesifikasi Merk
1. Pekerjaan Lift Quantity 1 unit Uola-
Elevator No. P01 Volkslift,
Capacity 1350 kg Toshiba,
Speed 1 Hitachi

Serviced floor 6
Cabin size W*D*H (mm) 2000*1500*2500
Door opening (mm) Center Open
Overhead 4750
Pit depth 1600
Hoistway (mm) 2950*2675
Machine room roomless
dimension (mm)
Motor Power 9 kw
Control System STEP
ARD Included
Power Source 3 Phase 380 V
Lighting Source 1 Phase 220 V
Hold Button Exluded
Disabled COP Exluded
Handrail 3 side
Cabin Finishing Stainless Steel HL
Jamb Narrow

135
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN LANSCAPE

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini guna mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan lansekap yang dilaksanakan meliputi semua pekerjaan yang tertera dalam Gambar
Kerja dan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/MK, tetapi tidak terbatas pada pekerjaan berikut
:
❑ Pekerjaan persiapan pembentukan tanah.
❑ Pekerjaan penanaman pohon peneduh / pelindung, tanaman penutup dan rumput.
❑ Pekerjaan perawatan / pemeliharaan tanaman.

B. STANDAR / RUJUKAN

1. Balai Pengawasan dan Sertifikat Benih setempat.


2. Spesifikasi Teknis – Persiapan Permukaan Lahan

C. PROSEDUR UMUM

1. Gambar dan Data Lain yang Dibutuhkan.

Kontraktor harus menyiapkan gambar sketsa pekerjaan lansekap yang menunjukkan


garis / batas penanaman rumput, patok, garis ketinggian, baris penanaman dan
detail pemberian pupuk.
Daerah penanaman harus diberi tanda dan ukuran yang lengkap.

2. Persyaratan Lainnya.

i. Semua pekerjaan lansekap harus dilaksanakan dengan mengikuti semua


petunjuk Gambar Kerja, standar atau petunjuk dan syarat pekerjaan
lansekap yang berlaku, standar spesifikasi bahan yang dipergunakan dan
sesuai petunjuk yang diberikan Pengawas Lapangan/MK.
ii. Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor diminta
untuk memperhatikan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang
menyangkut pekerjaan bidang lainnya, terutama dalam melakukan
pekerjaan pembentukan tanah dan penyelesaian tanah, agar tidk terjadi
kesalahan pembongkaran, pengurugan yang tidak diinginkan terhadap
pekerjaan yang lain yang telah selesai dilaksanakan maupun yang sedang
dilaksanakan.
iii. Jika ditemukan perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan lapangan,
Kontraktor harus melaporkan kepada Pengawas Lapangan/MK untuk diambil
keputusan pemecahannya.

136
iv. Semua letak tanaman di lapangan yang menyimpang dari ketentuan Gambar
Kerja yang disebabkan karena keadaan lapangan, harus mendapat
persetujuan Pengawas Lapangan/MK.

3. Tenaga Ahli.

Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli lansekap yang berpengalaman yang akan
melaksanakan persyaratan Spesifikasi Teknis ini, dan harus disetujui Pengawas
Lapangan/MK.

D. BAHAN - BAHAN

1. Tanaman.
i. Semua jenis tanaman, baik tanaman hias, pohon peneduh, tanaman
penutup, maupun rumput yang akan ditanam harus disetujui Pengawas
Lapangan/MK dan sesuai petunjuk Gambar Kerja serta mengikuti semua
persyaratan dalm Spesifikasi Teknis ini. Daftar tanaman dan jarak
penanaman dapat dilihat dalam Gambar Kerja.
ii. Tanaman rumput yang dipilih untuk ditanam harus sesuai dengan petunjuk
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan/MK. Penanaman
dalam bentuk rumpun.

2. Pupuk.
i. Pupuk kandang yang berasal dari sapi atau kuda yang telah kering dan
matang digunakan untuk meningkatkan unsur mikro dan makro. Pupuk
kandang harus bersih dari gumpalan akar rumput dan tanaman liar serta
dalam keadaan sudah hancur (tak terdapat bongkahan).
ii. Pupuk buatan yang mengandung unsur – unsur NPK (15 : 15 : 15) digunakan
untuk mendorong pembentukan akar, bunga dan buah.

3. Tanah Urug.
Tanah urug yang dipakai harus dari jenis tanah subur yang bersih dari bekas bahan
bangunan, batu – batuan, rumput maupun tanaman.
Tanah subur ini terdiri dari campuran tanah baik dan pupuk kandang yang telah
kering dan matang, dengan perbandingan jumlah 1 : 1.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Umum.
i. Pelaksanaan pekerjaan persiapan, pembentukan dan pembersihan tanah
harus sudah dilaksanakan sesuai petunjuk Gambar Kerja dan ketentuan
Spesifikasi Teknis ini.
ii. Pemasangan patok – patok berikut keterangan koordinat posisi perlu
dilaksanakan terutama untuk patokan penanaman awal setiap jenis
tanaman.

137
iii. Setelah pembentukan dan penyelesaian tanah dengan bentuk / kemiringan
/ garis ketinggian sesuai Gambar Kerja, pekerjaan lubang galian dapat
dilaksanakan untuk persiapan penanaman.
iv. Semua penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau setelah pukul
15.30 agar tidak banyak terjadi penguapan dan kekeringan yang terlampau
cepat bagi tumbuh – tumbuhan tersebut kecuali penanaman yang dilakukan
di tempat yang terlindung dari matahari langsung dapat dilakukan setiap
saat.
v. Semua tanaman yang disuplai harus dalam keadaan sehat dan utuh dalam
arti :
❑ Tanaman tidak terkena hama penyakit, serangga atau jamur.
❑ Cabang, akar dan daun tidak dalam keadaan patah atau sobek.
❑ Kondisi tanaman (tinggi dan diameter tajuk) harus sesuai permintaan.
vi. Pemindahan tanaman harus memperhatikan hal – hal sebagai berikut :
❑ Tanaman pohon yang akan dipindahkan, harus dipersiapkan dalam
keadaan digali minimal 1 minggu sebelum dipindahkan, dan daun dan
percabangan dipangkas secukupnya untuk kemudian dilanjutkan dengan
pembungkusan akar.
❑ Tanaman pohon yang telah berada dalam wadah dapat langsung dibawa
ke lokasi penampungan tanaman pada masing – masing lokasi, dan
disimpan disana sampai saat penanaman tiba.
❑ Tanaman semak / perdu dan penutup tanah (ground cover) disiapkan
dalam keadaan akar terbungkus.

2. Persiapan Lahan.
i. Pematokan.
Pematokan harus dilakukan untuk menentukan titik – titik penanaman.
Kegiatan dapat dilanjutkan setelah lokasi titik / patok disetujui oleh
Pengawas Lapangan.

ii. Penggalian Tanah.


❑ Persiapan lahan dengan cara penggalian harus dilakukan untuk
mengangkat dan memisahkan tanah dari puing – puing sisa bahan
bangunan berupa paku – paku, batu bata, kayu dan sisa bahan kimia bila
ada.
❑ Penggalian harus dilakukan minimal sedalam 400 mm untuk tanaman
perdu dan minimal 600 mm untuk tanaman pohon, untuk memastikan
bahwa lapisan tanah yang mengandung puing telah terangkat semua.

iii. Pemupukan.
Untuk meningkatkan unsur mikro dan makro yang dikandung tanah, pupuk
kandang yang telah matang harus dicampur dengan tanah yang telah dibuka
dan dibalik, dengan perbandingan 1 : 1 seperti disebutkan dalam butir 4.2.1.
dari Spesifikasi Teknis ini.

3. Penanaman.
Tanaman harus didatangkan sesuai dengan jadual kerja penanaman, untuk
menghindarkan tanaman berada terlalu lama dalam penampungan, dan harus
dilaksanakan sebagai berikut :

138
❑ Tanaman yang akan ditanam harus berupa tanaman yang berasal dari tempat
penampungan atau yang telah mengalami masa persiapan dalam galian tempat
semula, dengan tinggi minimal yang telah ditetapkan.
❑ Pertama gali lubang yang besar, lebih besar dari ukuran wadah tanaman, dan
sisihkan di sekitar lubang galian.
❑ Ke dalam lubang tersebut dimasukkan tanah subur seperti tersebut dalam butir
4.2.1. dan tinggalkan sejumlah tertentu untuk dicampurkan dengan tanah galian
tadi yang akan dikembalikan lagi ke dalam lubang galian semula.
❑ Dengan berhati – hati, keluarkan tanaman dari wadahnya dan tempatkan dalam
lubang galian.
❑ Kemudian kembalikan tanah galian ke sekitar akar, padatkan dengan hati – hati
agar tidak terdapat kantong udara.
❑ Ketika lubang telah terisi tanah 2/3 bag, padatkan perlahan dengan kaki dan
siram dengan baik.
❑ Tanah di sekitar dasar tanaman harus diberi cekungan agar air dapat mengalir
dengan sendirinya ke arah batang tanaman.
❑ Tanaman harus ditahan dengan kayu air / stegger untuk menahan tanaman yang
belum seimbang.

4. Penanaman Rumput dan Tanaman Penutup.


i. Elevasi permukaan rumput dan tanaman penutup harus sesuai dengan
Gambar Kerja.
ii. Tanah yang akan ditanami rumput dan tanaman penutup harus digali /
dikupas sedalam 200 – 300 mm, dan kemudian diisi dengan tanah urug
tersebut dalam butir 4.2.1. dari Spesifikasi Teknis ini.
iii. Setiap kali selesai pelaksanaan penanaman rumput dan tanaman penutup,
harus segera dilakukan penyiraman dengan air yang bebas dari bahan / zat
yang dapat mematikan tanaman.
iv. Galian lubang-lubang tanaman sesuai dengan petunjuk-petunjuk di gambar
yaitu :
o Untuk pohon 60 x 60 cm sedalam 60 cm
o Untuk semak sedalam 40 cm.
o Tanaman perdu yang ditanam adalah dari jenis Soka dan Penitian.

5. Pemeliharaan Tanaman.
i. Pekerjaan pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan, penggantian
tanaman dan rumput yang rusak, pemangkasan, pemupukan,
pemberantasan hama. Pekerjaan pemeliharaan tanaman dilaksanakan
dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
❑ Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk Gambar
Kerja, ketentuan Spesifikasi Teknis dan sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan/MK.
❑ Pemeliharaan harus dilaksanakan Kontraktor segera setelah pekerjaan
penanaman selesai. Masa pemeliharaan sesuai ketentuan dalam
Kontrak.
❑ Selama itu, Kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara semua
tanaman dan mengganti setiap tanaman yang rusak atau mati.
❑ Semua penggantian tanaman dengan yang baru menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

139
❑ Pemeliharaan tanaman harus disesuaikan dengan sifat dan jenis
tanaman yang ditanam.
❑ Bahan dan peralatan yang dipergunakan daalm setiap jenis pekerjaan
pemeliharaan harus benar – benar baik, memenuhi standar pengerjaan
yang dibutuhkan dan tidak merusak tanaman.
❑ Pupuk dan obat anti hama yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.
❑ Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis / bentuk / warna
tanaman yang ditanam dan disetujui Pengawas Lapangan/MK.

ii. Penyiraman.
❑ Penyiraman harus dengan air bersih yang bebas dari segala bahan
organik / zat kimia / bahan lain yang dapat merusak pertumbuhan
tanaman. Penyiraman dilakukan dengan cara :
o Memakai alat khusus untuk menyiram tanaman seperti emrat
yang memiliki lubang banyak pada ujung keluarnya air sehingga
dapat menyebar air secara merata ke seluruh permukaan tanah
yang disiram.
o Memakai slang air terbuat dari plastik yang dihubungkan dengan
kran / sumber air yang terdekat. Penyiraman dilakukan dengan
cara memancarkan air menggunakan nozzle atau sprinkler.
o Penyiraman dilakukan secara teratur terutama di musim
kemarau bagi tanaman dan rumput yang baru ditanam dan juga
bagi tanaman dalam tempat penampungan.

❑ Jadual penyiraman adalah sebagai berikut :


o Dua kali sehari secara teratur bagi semua jenis tanaman dan
rumput yang baru ditanam dan semua tanaman dalam
penampungan sementara, sebelum pukul 10.00 pada pagi hari
dan sesudah pukul 15.30 pada sore hari sampai tanaman
tersebut tumbuh sehat dan kuat.
o Semua jenis tanaman dan rumput yang sudah terlihat tumbuh
baik dan kuat harus disiram satu kali sehari pada sore hari
setelah pukul 15.30.
o Penyiraman dilakukan sampai cukup membasahi bawah
permukaan tanah.
o Tanaman yang masih terlihat cukup basah tanahnya pada sore
hari, tak perlu disiram lagi.
o Penyiraman yang berlebihan tidak diijinkan. Air harus dapat
terserap baik oleh tanah di sekitar tanaman.

iii. Penyiangan.
❑ Penyiangan ini harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali bagi
tanaman pohon dan rumput.
❑ Penyiangan bagi tanaman rumput dilakukan untuk mencabut segala
tanaman liar dan jenis rumput yang berbeda dengan jenis rumput yang
ditanam. Alat yang dipakai adalah alat pancong atau cangkul garpu kecil.

iv. Penggantian Tanaman.


❑ Kontraktor wajib melakukan penggantian setiap pohoh, tanaman
penutup atau rumput yang ditemukan rusak atau mati.

140
❑ Semua penggantian dengan tanaman baru menjadi tanggung jawab
Kontraktor sampai masa pemeliharaan yang ditentukan berakhir.
❑ Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis / bentuk / warna
tanaman yang ditanam dan disetujui Pengawas Lapangan/MK.
❑ Penggantian tanaman harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak merusak tanaman lain di sekitarnya pada saat mencabut dan
menanam yang baru.
❑ Penggantian tanaman dilaksanakan pada sore hari antara pukul 15.30 –
18.00 dan dilanjutkan dengan penyiraman.

v. Pemangkasan.
❑ Pemangkasan dilaksanakan untuk membuang cabang / ranting liar atau
untuk menjaga atau memperbaiki bentuk pertumbuhan yang diinginkan.
❑ Cabang / ranting yang mati atau layu harus dibuang dengan memotong.
❑ Semua pekerjaan pemangkasan harus dilakukan dengan gunting
pangkas untuk memotong cabang dan ranting dari arah bawah membuat
potongan miring menjauh (300 – 400) dari tunas yang berada pada
cabang / ranting yang tersisa jika memungkinkan sehingga pertumbuhan
baru dapat muncul dari tunas tersebut.
❑ Tidak dibenarkan melakukan pemangkasan cabang / ranting tanpa
menggunakan alat yang pemotong yang cukup tajam.
❑ Bekas pemotongan cabang / ranting harus ditutup dengan cat penutup
luka untuk mencegah infeksi yang disebabkan jamur pembusuk kayu
atau serangga yang dapat membunuh tanaman.
❑ Pemangkasan dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali.

vi. Pemupukan.
❑ Pupuk kandang yang matang digunakan untuk membuat tanah sehat /
subur yang terdiri dari campuran pupuk kandang dan tanah baik dengan
perbandingan 1 : 1 yang akan digunakan untuk pekerjaan penimbunan.
❑ Pupuk buatan NPK diberikan kepada tanaman pohon peneduh setelah
tanaman tersebut melampaui masa tanah 3 (tiga) bulan.
❑ Pupuk buatan NPK diberikan sebanyak 25 gram setiap tanaman untuk
mendorong pembentukan akar dan pembuahan.
❑ Pemupukan dilakukan dengan menanamkannya di dalam tanah sedalam
minimal 100 mm di sekeliling tajuk pohon, pada setiap jarak 600 mm.
❑ Pemupukan harus diulang 3 (tiga) bulan kemudian.
❑ Pupuk buatan ZA atau Urea untuk rumput harus diberikan sebanyak 12
gram/m2. Pemupukan dilakukan sebulan sekali. Pupuk harus dilarutkan
dengan air kemudian disemprotkan dengan sprayer ke permukaan
rumput.

vii. Pemberantasan Hama Penyakit.


❑ Pemberantasan hama penyakit dilakukan sebelum tanaman tersertang
penyakit.
❑ Pemberantasan untuk hama (serangga dan ulat) dilakukan dengan cara
penyemprotan keselurh permukaan daun, batang dan cabang.
❑ Bahan yang dipakai adalah pestisida yang memenuhi ketentuan
Pemerintah Republik Indonesia.

141
❑ Untuk pemberantasan jamur dan sejenisnya digunakan fungisida
Dithane M-45 yang dicampur air (2 gr/liter air). Pemberantasan
dilakukan dengan penyemprotan ke seluruh permukaan daun, batang
dan cabang.
❑ Untuk memberantas penggerek batang, digunakan BHC dan untuk
memberantas siput darat digunakan Metdex yang disebarkan di sekitar
pohon.
❑ Penyemprotan hama dan jamur :
o Untuk rumput dilakukan 2 (dua) bulan sekali.
o Untuk tanaman dilakukan 1 (satu) bulan sekali.
Penyemprotan hama dan jamur dilakukan secara bergantian. Untuk
penyemprotan dari jenis obat yang berbeda jangan dilakukan sekaligus
tetapi beda waktu selang 2 (dua) minggu.

142
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN BLOK BETON

A. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, penyediaan bahan, tenaga, alat – alat bantu lainnya dan
pemasangan perkerasan blok beton pada tempat – tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.

B. STANDAR / RUJUKAN

1. Standar Nasional Indonesia (SNI):


❑ SNI 03-0691-1996 – Bata Beton (Paving Block)
2. Spesifikasi Teknis :
❑ Galian, Urugan Kembali dan Pemadatan
❑ Persiapan Tanah Dasar
❑ Lapis Pondasi Bawah
❑ Beton Cor di Tempat

C. PROSEDUR UMUM

1. Contoh Bahan dan Data Teknis.

i. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan dan data teknis bahan yang
dibutuhkan kepada Pengawas Lapangan/MK untuk disetujui, sebelum
pengadaan bahan. Data teknis harus meliputi deskripsi, karakteristik dan
petunjuk pemasangan.
ii. Biaya pengadaan contoh dan pengujian menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2. Gambar Detail Pelaksanaan.

Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada Pengawas


Lapangan/MK sebelum memulai pekerjaan. Gambar Detail Pelaksanaan harus
mengacu kepada Gambar Kerja dalam bentuk, ukuran, dimensi dan mutu beton yang
disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

3. Pemeriksaan dan Pengujian.

i. Semua pekerjaan perkerasan blok harus diperiksa dan diuji. Setiap


pemasangan yang dinilai tidak sesuai harus disingkirkan dan diganti dengan
yang baru tanpa tambahan dari Pemilik Proyek.

143
ii. Blok beton yang tidak memenuhi persyaratan Spesifikasi Teknis ini akan
ditolak dan Kontraktor harus mengganti dengan blok beton yang memenuhi
persyaratan tanpa tambahan biaya.

D. BAHAN - BAHAN

1. Blok Beton.
i. Blok beton harus dibuat campuran semen portland, air dan agregat yang
dibentuk sedemikian rupa sehingga memiliki kuat tekan Sesuai dengan
ketentuan dokumen, kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan
dan harus memenuhi ketentuan SNI 03-0691-1996,

2. Grass Block.
Grass Block harus memiliki kuat tekan Sesuai dengan ketentuan dokumen, bentuk
sesuai Gambar Kerja.

3. Pinggiran / Canstein.
Pinggiran perkerasan blok memiliki kuat tekan Sesuai dengan ketentuan dokumen.

4. Pasir.
Pasir untuk alas dan pengisi celah pasangan blok beton harus keras, bersih, bebas
dari tanah liat dan lumpur dan harus digradasi dengan baik serta disetujui Pengawas
Lapangan/MK.
Gradasi pasir harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Persentase Berat melalui
Saringan Saringan
Pasir Atas Pasir Pengisi
9.52 mm 100 -
4.75 mm 95 – 100 -
2.36 mm 80 – 100 100
1.18 mm 50 – 85 90 – 100
0.600 mm 25 – 60 60 – 90
0.300 mm 10 – 30 30 – 60
0.150 mm 5 – 15 15 – 30
0.075 mm 0 – 10 5 – 10
Kadar Air (%) < 10 <5
Kadar Lempung (%) <3 < 10

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Lapisan Pasir.
i. Tanah dasar dan lapis pondasi harus disiapkan sesuai bentuk melintang dan
memanjang dan memiliki kemiringan ke arah dua sisi sebesar 2%. Tanah
dasar harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis 02335 dan lapis pondasi

144
bawah sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 02721. Tanah dasar dan lapis
pondasi bawah harus disiapkan sesuai bentuk melintang dan memanjang
dan memiliki kemiringan ke arah dua sisi sebesar 2%.
ii. Lapis pondasi bawah harus dihampar secara merata dengan ketebalan sesuai
petunjuk Gambar Kerja.
iii. Lapisan pasir alas disebarkan di atas lapis pondasi bawah secara merata,
dengan ketebalan (setelah dipadatkan) 50 mm, atau sesuai petunjuk Gambar
Kerja.

2. Pemasangan Blok Beton.


i. Blok beton harus diletakkan secara manual di atas lapisan pasir yang belum
dipadatkan, sesuai dengan pola yang ditentukan dalam Gambar Kerja.
ii. Pemotongan blok beton di bagian tepi harus dilakukan dengan gergaji mesin
dengan ukuran yang tepat dengan daerah yang akan dipasang.
iii. Setelah pemasangan, perkerasan blok beton harus dipadatkan untuk
mendapatkan lapisan pasir yang kuat pada elevasi dan bentuk permukaan
yang diinginkan, tidak kurang dari 3 (tiga) lintasan, dengan alat pemadatan
yang sesuai.
iv. Pasir untuk pengisi celah harus disebarkan di atas perkerasan blok dan harus
disapu sedemikian rupa agar celah terisi. Kelebihan pasir harus disingkirkan
dari permukaan dan celah harus dipadatkan dengan alat penggetar minimal
2 (dua) lintasan.
v. Grass block harus diisi dengan tanah sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

3. Pemasangan Pinggiran Blok Beton.


Pinggiran blok beton harus ditempatkan pada tepi pasangan blok beton seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Galian untuk pondasi pinggiran beton harus dipadatkan, diberi lapisan beton mutu K-
175 dengan tebal minimal 30 mm atau sesuai petunjuk Gambar Kerja. Kedalaman
pondasi harus dibuat sesuai petunjuk Gambar Kerja.
Bahan – bahan asing yang mengganggu harus disingkirkan dari pondasi

145
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

A. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta pemasangan berikut
penyerahan seluruh system penerangan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan pada
tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan tersebut terdiri dari :
1. Pekerjaan sistem distribusi daya listrik.
a. Pengadaan dan Pemasangan Panel TM
b. Pengadaan dan Pemasangan Transformator
c. Pengadaan dan Pemasangan Panel-panel lengkap dengan alat bantu.
1) Panel LVMDP.
2) Panel Emergency
3) Panel Penerangan (Lighting Panel / LP)
4) Panel Daya (Power Panel).
5) Panel PP AC
6) Panel PP Pompa
7) Panel PP Lift
d. Pekerjaan Kabel Daya Tegangan Menengah (TM)
e. Pekerjaan Kabel Daya Tegangan Rendah (TR)
2. Pekerjaan penerangan dan kotak-kontak.
a. Armature dan lampunya
b. Saklar-saklar (tunggal, ganda, hotel dan grid switches)
c. Kotak-kontak biasa (KKB)
d. Kabel instalasi penerangan dan kotak-kontak
e. Pipa instalasi pelindung kabel penerangan dan kotak-kontak dengan kelengkapannya
f. Flexible conduit dari kotak-kotak sambung ke titik-titik lampu
3. Pekerjaan Sistem Pentanahan
4. Pekerjaan-pekerjaan lainnya yang menunjang seluruh pekerjaan diatas

B. STANDAR / RUJUKAN.
1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL – 2011).
2. International Electrotechnical Commision (IEC).
3. Standar Nasional Indonesia (SNI).

C. PROSEDUR UMUM.
1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan.

146
a. Sebelum diadakan ke lapangan, contoh dan/atau brosur / data teknis bahan/peralatan
untuk pekerjaan ini harus diajukan dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

b. Penyedia Barang / Jasa harus membuat daftar bahan/peralatan yang akan digunakan dan
menyerahkannya kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
2. Gambar Detail Pelaksanaan.
a. Penyedia Barang / Jasa harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. Gambar Detail Pelaksanaan harus
diserahkan sebelum pengadaan bahan sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa
dan tidak ada tambahan waktu bagi Penyedia Barang / Jasa bila mengabaikan hal ini.
Gambar Detail Pelaksanaan haru slengkap dan berisi tata letak dan detail-detail yang
diperlukan.
b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja yang lain atau
antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Penyedia Barang / Jasa harus
menyampaikannya kepada Konsultan Pengawas untuk dicarikan jalan keluarnya.
c. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan peralatan, jalur kabel
dan sambungan-sambungan. Gambar Kerja ini harus diikuti dengan se-seksama mungkin.
Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang
digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang
berkaitan, harus diperiksa.
d. Penyedia Barang / Jasa harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan
Penyedia Barang / Jasa lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua bahan dapat dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
3. Pengiriman dan Penyimpanan.
a. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan dan harus dalam keadaan baik, baru, bebas
dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
b. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat yang aman
dan terlindung dari kerusakan.
c. KetidaksesuaianKonsultan Pengawas berhak menolak setiap bahan yang didatangkan
atau dipasang yang tidak memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan / atau Spesifikasi Teknis.
Penyedia Barang / Jasa harus segera memperbaiki dan / atau mengganti setiap pekerjaan
yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dari yang
ditentukan, Penyedia Barang / Jasa harus membuat pernyataan tertulis yang
menjelaskan usulan penggantian berikut alasan penggantian, dengan maksud bila
diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila Penyedia Barang / Jasa
mengabaikan hal diatas, Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja.

D. BAHAN – BAHAN.
1. Umum.
Semua bahan penerangan harus berasal dari produk pabrikan yang dikenal luas serta dalam
keadaan baru, bebas dari segala cacat dan disetujui Konsultan Pengawas .
2. Bahan-bahan yang dipersyaratkan sesuai yang sudah tercantum dalam lampiran tabel
spesifikasi teknis dan mobilisasi materialnya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
Pengguna Jasa melalui Konsultan Pengawas .
a. Lampu
Untuk memastikan kemampuan distribusi cahaya, semua supplier produk harus
menyertakan perhitungan pencahayaan dengan sampling area untuk menunjukkan
kontur isoline dari penyebaran distribusi cahaya, kurva fotometrik termasuk Light Output
Ratio – LOR, DLOR, ULOR & TLOR.

147
Untuk produk indoor, kesilauan diindikasikan dengan UGR - Unified Glare Rating
(mengacu kepada standar dan rumus CIE ATAU IEC) harus disertakan untuk setiap
armature indoor untuk menunjukkan pengukuran terhadap gangguan yang diakibatkan
oleh kesilaun dengan skala penilaian dari 10(unnoticeable) to 30 (unbearable).
Semua armature lampu harus dibuat oleh satu pabrikan dengan kualitas yang sesuai
dengan Standar IEC.
b. Bahan Elektrikal.
Bahan-bahan elektrikal seperti kabel daya, conduit, saklar, soket dan lainnya harus
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
c. Penumpu / Penopang.
Semua penumpu/penopang yang dibutuhkan peralatan dalam Spesifikasi Teknis ini harus
disediakan. Penumpu/penopang dapat terdiri dari rangka baja, pelat, rak dan bentuk lain
dengan ukuran yang memadai, dan harus dipasang dengan baut, sekrup atau las. Semua
penumpang/penopang baja dan/atau metal harus memenuhi ketentuan Gambar Kerja.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
1. Pemasangan Penerangan.
a. Penyedia Barang / Jasa harus melengkapi semua armature, perlengkapan penerangan,
komponen, tenaga kerja dan bahan pemasangan yang diperlukan agar system penerangan
terpasang dengan lengkap seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b. Semua armatur dan peralatan penerangan harus dipasang lengkap dengan aksesori
penggantung, rumah lampu, soket, pemegang, reflektor, penyebar cahaya, balas, kapasitor
dan komponen lain yang diperlukan serta seluruh pengkabelan yang dibutuhkan. Armatur
dan lampu untuk daerah berbahaya harus dari jenis yang sesuai untuk tujuan tersebut.
c. Perlengkapan penerangan yang tidak sesuai dengan ketentuan tidak diijinkan dipasang.
d. Jika Penyedia Barang / Jasa bermaksud menggunakan perlengkapan penerangan selain dari
yang telah ditentukan, perlengkapan pengganti berikut data fotometrik harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui dengan mengacu pada ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis ini. Informasi tambahan seperti cara menggantung, penyelesaian
dan/atau contoh bahan perlengkapan harus diserahkan atas permintaan.
2. Pengujian dan commissioning / Testing.
a. Setelah selesainya pekerjaan dan sebelum penyerahan, Penyedia Barang / Jasa harus
melakukan pengujian lengkap dan pengukuran yang dianggap perlu dengan dihadiri
Konsultan Pengawas . Semua sistem dan peralatan harus dioperasikan agar berfungsi
sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
b. Peralatan, fasilitas pengujian, pengujian dan pemeliharaan peralatan agar tetap dalam
kondisi baik, harus diadakan oleh Penyedia Barang / Jasa.
c. Catatan pengujian harus dibuat Penyedia Barang / Jasa dan diserahkan secara resmi
kepada Konsultan Pengawas sebelum serah terima pekerjaan.
d. Pengujian dan uji pengoperasian harus ditentukan oleh Konsultan Pengawas .
e. Semua peralatan harus lulus uji fungsional.
f. Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab untuk mengganti setiap
peralatan/perlengkapan yang rusak, termasuk kaca, plastik atau penyebar cahaya sampai
pada saat pemeriksaan terakhir dan penyerahan kepada Konsultan Pengawas .
3. Pembersihan.
Penyedia Barang / Jasa dari waktu ke waktu harus menjaga agar tempat kerja dan sekitarnya
bersih dari segala bahan-bahan terbuang atau kotoran yang diakibatkan oleh pekerjaan. Pada
akhir pekerjaan, Penyedia Barang / Jasa harus menyingkirkan semua kotoran, alat-alat,

148
perancah dan bahan sisa dari lokasi pekerjaan, sehingga pekerjaan terlihat bersih dan siap
untuk digunakan.
4. Lapisan Pelindung.
Kecuali ditentukan lain, semua bahan metal yang terlihat, seperti penopang / penumpu,
conduit dan lainnya, harus diberi lapisan pelindung cat anti karat.

149
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK

A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan dan alat-alat, pemasangan dan perbaikan-perbaikan
selama masa pemeliharaan untuk sistem distribusi daya listrik.Item pekerjaan tersebut terdiri
dari :
1. Pengadaan dan pemasangan Panel TM ( Tegangan Menengah )
2. Pengadaan dan pemasangan Transformator berikut pentanahan
3. Pengadaan dan pemasangan panel lengkap dengan alat bantunya sesuai dengan gambar.
- Panel Utama Tegangan Rendah (LVMDP)
- Panel Sub-distribusi (Sub- Distribution Panel/SDP).
- Panel Penerangan (Lighting Panel/LP)
- Panel Power AC (PP AC)
- Panel Power Pompa (PP Pompa)
- Panel Power Lift (PP Lift)
4. Pekerjaan Kabel Daya Tegangan Menengah (TM)
- Dari Gardu PLN sampai ke panel incoming cubicle menggunakan kabel tegangan
menengah dengan perlindungan baja galvanis tipe N2XSEFGbY.
- Dari Panel Outgoing Cubicle menuju Trafo kabel tipe N2XSY.
5. Pekerjaan Kabel Daya Tegangan Rendah (TR)
Pengadaan dan pemasangan kabel feeder dari transformator ke panel distribusi utama
tegangan rendah, selanjutnya ke panel-panel pembagi sesuai gambar rencana.
- Dari panel LVMDP di gardu trafo sampai ke panel Sub-distribusi (SDP) menggunakan kabel
tanah dengan perlindungan baja tipe NYY.
- Dari SDP menuju Panel Penerangan (LP), PP AC, PP Pompa, PP Lift menggunakan kabel
tipe NYY.
6. Pekerjaan penerangan dan kotak-kontak.
- Armature dan lampunya
- Saklar-saklar (tunggal, ganda, tukar/hotel)
- Kotak-kontak biasa (KKB)
- Kabel instalasi penerangan dan kotak-kontak
- Pipa conduit pelindung kabel penerangan dan kotak-kontak dengan kelengkapannya
- Flexible conduit dari kotak-kotak sambung ke titik-titik lampu
7. Pekerjaan Sistem Pentanahan
8. Pekerjaan lainnya yang tidak disebutkan disini yang menunjang pekerjaan-pekerjaan tersebut
di atas

B. SISTEM DISTRIBUSI
Sistem distribusi listrik digunakan sistem radial yang terdiri dari :
- Sistem instalasi Tegangan Menengah
- Sistem instalasi Tegangan Rendah

C. SISTEM INSTALASI TEGANGAN MENENGAH


Tegangan menengah 20 KV dari PLN diterima pada incoming panel MVDP 20 KV daya disalurkan
ke Transformator yang merubah tegangan 20 KV menjadi tegangan rendah 380 / 220 V. Panel
Tegangan Rendah MVDP 20 KV terdiri dari :
a. Incoming Cubicle
- 1 bh 3 pole load break switch

150
- Busbar 3 phase
- 1 bh 3 pole, 24 KV, earthing switch

- Operated machine, store energy mechanic kmplit dengan interlocking machine


- 3 bh voltage indicator
b. Perlengkapan pada cubicle outgoing (1 unit)
- 1 bh CB – 3 pole 500 A / 630 V
- 1 bh earthing switch 3 pole, manual lever drive dengan interlocking mechanic
- 3 bh voltage indicator
- 4 pole auxilary switch 24 KV, automatic triping machine
c. Masing-masing unit panel TM harus dilengkapi dengan sistem interlock antara lain :
- Isolating switch, earthing switch, dan pintu panel
- Load break switch, earthing switch dan pintu panel
- Yang tercantum dalam gambar rancangan

D. TRANSFORMATOR
- Kapasitas : 500 KVA
- Rated Primary Voltage : 24 KV
- Rated Secondary Voltage : 400 Volt, 3 Phase
- Impedance Voltage :6%
- Connection / Vector Group : Symbol DYN 5
- Voltage Tapings :±5%
- Pendingin : Oil

E. PERLENGKAPAN DARI TRANSFORMATOR KE PANEL PUTR


- Penghantar yang digunakan NYY
- Conductor : copper / tembaga

F. PANEL UTAMA TEGANGAN RENDAH (LVMDP)


1. Standard
Panel lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan pada
gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50
Hz solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan
sebagainya.
2. Type
Panel yang digunakan type panel indoor free standing, dibuat dari plat besi setebal 2 mm
dengan rangka besi dan seluruhnya harus dicat dasar dengan cat tahan karat, dicat akhir
dengan cat bakar warna abu-abu muda. Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan master
key.
3. Karakteristik Panel
Tegangan kerja 400 Volt
Tegangan uji 3000 Volt
Tegangan uji impuls 20.000 Volt
Frekuensi 50 Hz
Arus nominal busbar LP minimal 1.5 kali kapasitas Circuit Breaker utama.
4. Konstruksi
- Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan
pada komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen
lainnya.

151
- Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya
dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, spare space harus disediakan sesuai gambar.
- Busbar netral dan busbar pentanahan dipasang pada sisi yang berseberangan (atas dan
bawah atau kanan dan kiri).
- Kotak panel dan benda konduktif lain yang tidak boleh bertegangan harus dihubungkan
dengan baik dengan busbar pentanahan.
5. Sistem pentanahan
Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus dihubungkan
menjadi satu secara elektrik dengan baik. Rel pentanahan sepanjang panel harus disediakan
dan bagian metal yang disebut diatas harus dihubungkan. Rel pentanahan dihubungkan
dengan kawat tembaga (BC) berpenampang 70 mm2 , yang sudah dihubungkan dengan
grounding rod tembaga berdiameter sesuai dengan gambar, ditanam sedalam 12 m atau
sampai diperoleh tahanan pentanahan maksimum 2 ohm
6. Pengujian
Setelah seluruh pekerjaan tersebut selesai, harus dilakukan test High Potensial (tegangan
tinggi). Test ini bertujuan untuk memeriksa bahwa tidak ada arus/tegangan yang mengalir di
antara titik di mana seharusnya tidak ada arus/tegangan seperti pada bus bar netral dan
pentanahan.
7. Garansi
Sertifikat pengetesan dari pabrik pembuat kabel harus diserahkan. Sertifikat tersebut harus
menunjukkan bahwa kabel yang bersangkutan adaah sesuai dengan standar yang berlaku. Bila
kabel yang bersangkutan mengalami kegagalan, maka pabrik pembuat kabel bertanggung-
jawab terhadap kabel tersebut, sampai kabel tersebut berhasil dalam pengetesan ulang dan
diterima baik oleh konsultan PENGAWAS.
8. Tambahan
Kontraktor harus menyerahkan surat asal-usul untuk seluruh komponen panel sesuai pabrik
yang memproduksi komponen tersebut.
9. Komponen Panel LVMDP
- Circuit Breaker
Circuit breaker tipe Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) tiga fasa baik 4 pole atau 3 pole
dan Miniature Circuit Breaker (MCB) satu fasa, dan mempunyai kapasitas sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar. Circuit Breaker harus mempunyai kemampuan hubung
singkat sebesar 50.000 A maksimum dan 10.000 A minimum.

- Busbar
Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar
netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan dengan besar
arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan suhu lebih
besar dari 65° C. Untuk itu penampang busbar harus sesuai ketentuan dalam PUIL. Setiap
busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana lapisan warna busbar
tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul. Bus bar adalah batang tembaga murni
dengan minimum conduktivitas 98%, rating amper sesuai gambar. Bus bar harus dicat
sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning
- Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran.
Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan
ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari Pengawas / PLN (

152
minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur). Komponen-komponen pengukuran yang
dipakai : Power meter, Ampermeter, Voltmeter, Frequency Meter, Cos Phi Meter.
- Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan pabrik
dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang
bergetar.

G. PANEL PENERANGAN (LP), PP AC, PP POMPA, DLL.


1. Standard
Panel lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan pada
gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50
Hz solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan
sebagainya.
2. Type
Panel yang digunakan type panel indoor wall mounted, dibuat dari plat besi setebal 1.2 mm
dengan rangka besi dan seluruhnya harus dicat dasar dengan cat tahan karat, dicat akhir
dengan cat bakar warna abu-abu muda. Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan master
key.
3. Karakteristik Panel
Tegangan kerja 400 Volt
Tegangan uji 3000 Volt
Tegangan uji impuls 20.000 Volt
Frekuensi 50 Hz
Arus nominal busbar LP minimal 1.5 kali kapasitas Circuit Breaker utama.
4. Konstruksi
- Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan
pada komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen
lainnya.
- Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya
dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, spare space harus disediakan sesuai gambar.
- Busbar netral dan busbar pentanahan dipasang pada sisi yang berseberangan (atas dan
bawah atau kanan dan kiri).
- Kotak panel dan benda konduktif lain yang tidak boleh bertegangan harus dihubungkan
dengan baik dengan busbar pentanahan.
5. Sistem pentanahan
Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan harus dihubungkan
menjadi satu secara elektrik dengan baik. Rel pentanahan sepanjang panel harus disediakan
dan bagian metal yang disebut diatas harus dihubungkan. Rel pentanahan dihubungkan
dengan bus bar pentanahan utama dalam panel LV-MDP dengan kawat tembaga (BC)
berpenampang 6mm2, 10 mm2, 16 mm2 , yang sudah dihubungkan dengan grounding rod
tembaga berdiameter sesuai dengan gambar, ditanam sedalam 12 m atau sampai diperoleh
tahanan pentanahan maksimum 2 ohm
6. Pengujian
Setelah seluruh pekerjaan tersebut selesai, harus dilakukan test High Potensial (tegangan
tinggi). Test ini bertujuan untuk memeriksa bahwa tidak ada arus/tegangan yang mengalir di
antara titik di mana seharusnya tidak ada arus/tegangan seperti pada bus bar netral dan
pentanahan.
7. Garansi
Sertifikat pengetesan dari pabrik pembuat kabel harus diserahkan. Sertifikat tersebut harus
menunjukkan bahwa kabel yang bersangkutan adaah sesuai dengan standar yang berlaku. Bila

153
kabel yang bersangkutan mengalami kegagalan, maka pabrik pembuat kabel bertanggung-
jawab terhadap kabel tersebut, sampai kabel tersebut berhasil dalam pengetesan ulang dan
diterima baik oleh konsultan Pengawas .
8. Tambahan
Kontraktor harus menyerahkan surat asal-usul untuk seluruh komponen panel sesuai pabrik
yang memproduksi komponen tersebut. ( Surat yang menerangkan bahwa utk komponen
yang ada bukan barang palsu/bekas/rusak/rekondisi ).
9. Komponen Panel
- Circuit Breaker
Circuit breaker tipe Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) tiga fasa dan Miniature Circuit
Breaker (MCB) satu fasa, dan mempunyai kapasitas sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar. Circuit Breaker harus mempunyai kemampuan hubung singkat sebesar 10.000 A
maksimum dan 6.000 A minimum.

Pemasangan kabel tegangan menengah di bawah lantai kabel harus dimasukkan


kedalam pipa sparing yang sesuai, sedangkan untuk di atas plafon dapat diklem pada
plat dak atau diikat pada rak kabel atau tray.

H. KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH


1. Umum
Kabel daya tegangan rendah menggunakan kabel inti tembaga dengan insulasi PVC seperti
ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi teknis. Kabel tegangan rendah yang dipakai adalah
bermacam-macam ukuran dan type sesuai dengan gambar rencana (NYA, NYM, NYY, 06/1KV
).
2. Bahan dan Peralatan
Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL 2011, dan
harus sesuai dengan standard SNI atau S.P.L.N.
a. Untuk instalasi penerangan menggunakan kabel jenis NYA/NYM dengan pipa conduit High
Impact PVC.
b. Untuk kabel distribusi dari LVMDP ke panel-panel menggunakan kabel jenis NYY dengan
penampang sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis.
c. Untuk kabel penghubung dari Panel PLN menjuju panel LMVDP menggunakan kabel jenis
NYY dengan penampang sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis.

I. KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH


1. Umum
Kabel daya tegangan rendah menggunakan kabel inti tembaga dengan insulasi PVC seperti
ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi teknis. Kabel tegangan rendah yang dipakai adalah
bermacam-macam ukuran dan type sesuai dengan gambar rencana (NYA, NYM, NYY, 06/1KV
).
2. Bahan dan Peralatan
Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL 2011, dan
harus sesuai dengan standard SNI atau S.P.L.N.
a. Untuk instalasi penerangan menggunakan kabel jenis NYA/NYM dengan pipa conduit High
Impact PVC.
b. Untuk kabel distribusi dari LVMDP ke panel-panel menggunakan kabel jenis NYY dengan
penampang sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis.
c. Untuk kabel penghubung dari Panel PLN menjuju panel LMVDP menggunakan kabel jenis
NYY dengan penampang sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi teknis.

154
3. Pemasangan
Semua penyambungan kabel instalasi harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan
yang khusus untuk itu ( T dos, junction box, dll ) dilindungi dengan pembungkus sambungan
kabel ( lasdop ) , dan di dalam pipa conduit tidak diperbolehkan ada sambungan kabel.
Pemasangan kabel daya di bawah lantai kabel harus dimasukkan kedalam pipa sparing yang
sesuai, sedangkan untuk di atas plafon dapat diklem pada plat dak atau diikat pada rak kabel
atau tray. Untuk pemasangan kabel daya di bawah tanah harus mengikuti ketentuan
ketentuan sebagai berikut :
a. Pemasangan kabel di dalam tanah harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa sehingga
kabel tersebut terhindar dari kerusakan mekanis dan kimiawi yang mungkin timbul ada
tempat dimana kabel tanah tersebut terpasang.
b. Pelaksanaan penanaman kabel yang tidak dapat memenuhi kedalaman 1.20 meter, maka
penanaman kabelnya dilakukan sebagai berikut :
1) Minimum 0.80 meter di bawah permukaan tanah pada jalan-jalan yang dilewati
kendaraan.
2) Minimum 0.60 meter di bawah permukaan tanah pada jalan-jalan yang tidak dilewati
kendaraan (pedestrian).
3) Kabel tanah harus diletakkan pada pasir atau tanah halus, galian tanah tersebut harus
stabil, kuat dan rata dengan ketentuan tebal lapisan pasir atau tanah halus tersebut
tidak lebih dari 10 cm di sekeliling kabel tanah tersebut.
4) Pada bagian atas pasir urug halus dipasang beton cetak pelindung kabel dengan ukuran
40 cm x 20 cm x tebal 7 cm atau sesuai gambar perencanaan.
5) Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah atau tinggi dan kabel
telekomunikasi maka kabel tanah harus ditempatkan di atas kabel PLN (jarak 30 cm)
dan kabel telekomunikasi (jarak 3 cm).
6) Pada persilangan dimana terdapat kabel tanah dan kabel lainnnya harus diambil salah
satu tindakan pengamanan yang disebutkan dalam ketentuan di bawah ini, keculai jika
salah satu kabel tanah yang bersilangan itu terletak dalam satu saluran pasangan batu
beton atau semacam itu yang mempunyai tebal dinding sekurang-kurangnya 6 cm.
7) Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup pelindung dari
lempengan atau pipa beton atau sekurang-kurangnya dari bahan yang tahan lama atau
yang sedrajat.
8) Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pipa belah beton atau dari bahan lain yang
cukup kuat, tahan lama dan tahan api. Pipa belah ini harus dipasang menjorok keluar
sekurang-kurangnya 0.5 meter dari kabel yang terletak di bawah diukur dari sisi luar
kabel.
c. Pada rute tertentu yang di bawahnya terdapat jalur kabel yang dipasang di dalam tanah
harus diberi penanda untuk keamanan.
d. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak
mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban
e. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan
phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
f. Kabel daya yang dipasang horizontal / vertical harus dipasang pada tangga kabel, diklem
dan disusun rapi.
g. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada T-doos untuk
instalasi penerangan.
h. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel
untuk terminasinya, pemasangan sepatu kabel harus mempergunakan alat press hidraulis
dan dipasang dengan baik dan benar sehingga pada terminasi kabel tidak kendor.

155
i. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan penampang
minimum 2 ½ kali penampang kabel.
j. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve
dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
4. Pengujian kabel daya tegangan rendah
Sebelum dan sesudah dipasang, kabel Tegangan Rendah harus diuji dengan pengujian sebagai
berikut :
a. Test tahanan isolasi
• Nilai Minimum Isolasi pada peralatan listrik dan instalasinya adalah : 1000 x Tegangan
Kerja. Maksudnya adalah apabila instalasi atau peralatan listrik menggunakan tegangan
220 Volt, maka nilai tahanan isolasinya sekurang-kurangnya sebesar 220 x 1000 ohm =
0,22 MΩ, demikian halnya bila menggunakan 380 volt, maka nilai Isolasi minimumnya
adalah 0,38 MΩ.
b. Test kontinyuitas
• Test kontinyuitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara elektris urat-urat kabel
dari ujung ke ujung lainnya tersambung baik, tidak terputus baik untuk kabel yang belum
diinstalasi, dalam tahapan instalasi maupun sudah diinstalasi.

c. Test tahanan pentanahan


• Nilai standar untuk tahanan pentanahan yaitu kurang dari atau sama dengan 5 (lima) ohm.
Dijelaskan bahwa nilai sebesar 5 ohm merupakan nilai maksimal atau batas tertinggi dari
hasil resistan pembumian (grounding) yang masih bisa ditoleransi. Nilai yang berada pada
range 0 ohm - 5 ohm adalah nilai aman dari suatu instalasi pembumian grounding. Nilai
tersebut berlaku untuk seluruh sistem dan instalasi yang terdapat pembumian (grounding)
di dalamnya.
5. Garansi
Sertifikat pengetesan dari pabrik pembuat kabel harus diserahkan. Sertifikat tersebut harus
menunjukkan bahwa kabel yang bersangkutan adalah sesuai dengan standar yang berlaku.
Bila kabel yang bersangkutan mengalami kegagalan, maka pabrik pembuat kabel
bertanggung-jawab terhadap kabel tersebut, sampai kabel tersebut berhasil dalam
pengetesan ulang dan diterima baik oleh konsultan PENGAWAS.

156
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PENERANGAN DAN KOTAK-KONTAK

A. BAHAN DAN PERALATAN


1. Lampu dan armature
Lampu dan armature harus sesuai dengan yang dimaksudkan seperti dalam gambar detail
elektrikal.
a. Semua armature lamu yang terbuat dari bahan metal harus mempunyai terminal
pembumian.
b. Semua lampu fluorescent dan lampu discharge tidak perlu dikompensasi dengan
kapasitor.
c. Reflektor harus mempunyai pemantul yang baik.
d. Box tempat ballast, starter dan terminal block harus cukup besar dan dibuat sedemikian
rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan imur
teknis komponen lampu. Ventilasi dalam box harus cukup.
e. Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri sehingga tidak
menempel pada ballast. Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0.5 mm di cat warna
dasar tahan karat, kemudian di cat akhir dengan cat oven warna putih atau warna lain yang
disetujui.
f. Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam lampu, tetapi mudah dibuka untuk
diperiksa atau diangkat.
g. Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kassa nylon untuk mencegah
masuknya serangga.
h. Diffuser terpasang pada dudukan dengan ulir, tidak boleh memakai paku sekrup.
1) Lampu RMI
2. Pengetesan
Test penyalaan dilaksanakan setelah instalasi terpasang. Pada test penyalaan ini akan duji
mutu instalasi.

3. Kotak - kontak Biasa (KKB)


Kotak - kontak Biasa (KKB) yang dipakai adalah kotak-kontak satu fasa semua kotak-kontak
harus
memiliki terminal fasa, netral dan pentanahan kotak-kontak harus dari satu tipe yaitu untuk
pemasangan rata dindingdengan rating 250 Volt, 16 Amp. Merk yang boleh dipakai sesuai
spesifikasi teknis
4. Sakelar dinding
Sakelar harus dari satu tipe yaitu untuk pemasangan rata dinding, tipe rocker, mempunyai
rating 250 volt, 16 Amp dari jenis single atau doble gangs atau multiple gangs (grid switches),
RCS. Merk yang boleh dipakai sesuai spesifikasi teknis
5. Kotak untuk sakelar dan kotak-kontak
Kotak harus dari bahan plastik atau baja dengan kedalaman minimal 35 mm sehingga
mempermudah pemasangan sakelar dan kotak kontak. Pemasangan sakelar dan kotak-kontak
dengan menggunakan baut, pemasangan dengan cakar yang mengembang tidak
diperbolehkan.
6. Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi kotak-kontak dan penerangan harus kabel inti tembaga dengan
insulasi PVC jenis NYM dengan ukuran sesuai gambar, kabel harus mempunyai penampang
minimum 2.5 mm2.
Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL sebagai berikut :
a. fasa R,S,T : merah, kuning, hitam

157
b. netral : biru
c. pembumian : hijau dan kuning
Sambungan kabel harus dibuat sedemikian rupa agar aman dengan menggunakan konus
penyambungan (lasdop) plastik atau konektor lain yang disetujui PENGAWAS, sambungan
kabel hanya boleh dilakukan dalam kotak penyambungan (T-doos). Di dalam pipa conduit
tidak diperbolehkan ada sambungan kabel.
7. Pipa instalasi pelindung kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC high conduit khusus untuk instalasi
listrik. Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainnya harus sesuai antara satu dan lainnya.
Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm.
Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara junction box dan armature lampu.
PVC conduit harus dari merk sesuai spesifikasi teknis.

B. PEMASANGAN
1. Pemasangan lampu-lampu
a. Semua fixture penerangan dan perlengkapan-perlengkapan harus dipasang oleh tukang-
tukang yang berpengalaman dengan cara yang harus disetujui oleh Pengawas dan seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pada waktu diselesaikan pemasangan fixture penerangan, seluruhnya harus dalam
keadaan baik dan siap untuk bekerja dalam kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat
/ kekurangan.
c. Pada waktu pemeriksaan akhir semua fixture dan perlengkapan harus siap menyala.
d. Semua fixture dan perlengkapan harus bersih dari debu, plester dan lain-lain.
e. Semua reflektor, kaca, panil pinggir atau bagian-bagian lain yang rusak sebelum
pemeriksaan akhir harus diganti oleh kontraktor tanpa tambahan biaya.

2. Sakelar dan Kotak-kontak Biasa


Kecuali tercatat dan dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan sakelar adalah 150 cm dari
permukaan lantai dan untuk kotak-kontak biasa harus 40 cm dari permukaan lantai.
Apabila ada lebih dari lima sakelar dinding atau kotak-kontak biasa ditempatkan pada lokasi
yang sama, maka dua deret kotak-kontak tunggal, ganda atau multi gangs harus dipasang satu
diatas yang lain dan titik tengah deretan tersebut harus berada 1.45 cm di atas permukaan
lantai. Kotak-kontak biasa dekat pintu atau jendela harus dipasang 20 cm dari pinggir kusen
pada sisi kunci seperti ditunjukkan dalam gambar - gambar arsitektur, kecuali ditunjukkan lain
oleh PENGAWAS.

C. PENGUJIAN
Pengujian seluruh sistem diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai. Pengujian sistem
terdiri dari :
a. Test tahanan isolasi
• Nilai Minimum Isolasi pada peralatan listrik dan instalasinya adalah : 1000 x Tegangan
Kerja. Maksudnya adalah apabila instalasi atau peralatan listrik menggunakan tegangan
220 Volt, maka nilai tahanan isolasinya sekurang-kurangnya sebesar 220 x 1000 ohm =
0,22 MΩ, demikian halnya bila menggunakan 380 volt, maka nilai Isolasi minimumnya
adalah 0,38 MΩ.
b. Test kontinyuitas
• Test kontinyuitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara elektris urat-urat kabel
dari ujung ke ujung lainnya tersambung baik, tidak terputus baik untuk kabel yang belum
diinstalasi, dalam tahapan instalasi maupun sudah diinstalasi.

158
c. Test tahanan pentanahan
Nilai standar untuk tahanan pentanahan yaitu kurang dari atau sama dengan 5 (lima) ohm.
Dijelaskan bahwa nilai sebesar 5 ohm merupakan nilai maksimal atau batas tertinggi dari
hasil resistan pembumian (grounding) yang masih bisa ditoleransi. Nilai yang berada pada
range 0 ohm - 5 ohm adalah nilai aman dari suatu instalasi pembumian grounding. Nilai
tersebut berlaku untuk seluruh sistem dan instalasi yang terdapat pembumian
(grounding) di dalamnya.

Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pengujian dilaksanakan, kontraktor harus sudah
mengajukan jadwal dan prosedur pengujian kepada Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan. Pengujian harus disaksikan oleh Pengawas . Kontraktor harus membuat
catatan mengenai hasil pengujian. Segala biaya untuk penyelenggaraan pengujian
ditanggung oleh kontraktor. Kontraktor harus melakukan general test penerangan selama 3
x 24 jam.

159
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN SISTEM PENTANAHAN

A. LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh) terhadap seluruh
peralatan listrik yang terbuat dari metal yaitu : panel TM, transformator, panel penerangan,
daya dan lain-lain.
1. Penyambungan pentanahan Panel Cubicle TM ke elektroda pentanahan.
2. Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda pentanahan.
3. Penyambungan pentanahan Panel LVMDP ke elektroda pentanahan.
4. Penyambungan pentanahan Penyalur Petir ke elektroda pentanahan.
5. Sistem pentanahan (grounding system) maksimal 2 Ohm.
6. Penyambungan sistem pentanahan Mesh/ Loop dengan Bare Standard

B. STANDAR DAN KODE-KODE YANG BERLAKU


Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar dan kode-kode
yang berlaku, antara lain :
1. British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan.
2. Underwriters Laboratories Standard UL. 467, Standar untuk Safety On Grounding dan
Bounding Equipment.
3. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL – 2011).

C. SISTEM PENTANAHAN
1. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pentanahan ini sesuai gambar perencanaan.
2. Sistem pentanahan menggunakan beberapa Elektroda Rods/Earth Rod dan satu sama lain
saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan secara Mash. Pemborong harus
memperhatikan kondisi tahanan jenis tanah yang ada agar didapatkan satu sistem
pentanahan yang baik.

D. PEKERJAAN DAN ALAT BANTU


Setiap penyambungan/ pencabangan dari konduktor harus menggunakan "Cadweld
Connection". Dapat juga menggunakan klem penyambung sistem jepit dengan gigi banyak
dengan memperhatikan hal-hal :
a. Bahan klem harus bahan yang telah digalvanized atau di Treatment tertentu sehingga tidak
akan berproses apabila kontak dengan jenis metal yang lain.
b. BC pada titik/tempat penyambungan harus di "tinned".
c. Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung, dibungkus dengan
bahan tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain sebagainya.
Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus memperhatikan
hal-hal :
a. Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.
b. Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan berproses bila kontak
dengan jenis metal lainnya.

160
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN INSTALASI PENYALUR PETIR


A. LINGKUP PEKERJAAN
1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja, dan lain
– lain untuk pemasangan, pengetesan, commisioning dan pemeliharaan yang sempurna
untuk seluruh instalasi sistem penangkal petir seperti disyaratkan di dalam buku ini dan
seperti ditunjukkan pada Gambar Perencanaan. Dalam pekerjaan ini harus termasuk juga
pekerjaan – pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin
disebutkan secara terinci di dalam buku ini, tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan
kesempurnaan fungsi dan operasi instalasi sistem penangkal petir.
2. Item – item pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Elektroda penangkal petir ini termasuk batang penangkap petir (air termination),
dudukan air termination dan peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan instalasi sistem penangkal petir.
b. Hantaran turun di dalam item ini termasuk juga pipa pelindung, penyangga dan klem
untuk dudukan dan pemasangan hantaran turun.
c. Elektroda pembumian, terminal penyambungan, bak kontrol dan material – material
bantu lainnya.
3. Instalasi sistem penangkal petir harus mengikuti Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir
atau peraturan lainnya yang berlaku di Indonesia, serta harus mendapat rekomendasi dari
Departemen Tenaga Kerja RI.

B. STANDAR / RUJUKAN
1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011)
2. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP 1983)
3. British Standard (BS)
4. Standar Nasional Indonesia (SNI)
5. Japanese Industrial Standard (JIS)
6. Institute Electrotechnical Commision (IEC)
7. Spesifikasi Teknis 03300 – Beton Cor di Tempat

C. PROSEDUR UMUM
1. Head Terminal
a. Air Termination dari jenis Elektroda terbuat dari bahan tembaga murni dengan ujung
lancip.
b. Beriolasi tegangan tinggi, mampu menghasilkan emisi 6x10 12 elektron / second per mili
amp atmospheric current
c. Dapat menerima sambaran petir hingga 150kA
d. Pemasangan dudukan air terminator harus tahan terhadap pengaruh goncangan dan
angin.
e. Air termination yang dipakai harus mendapat ijin atau rekomendasi dari Departemen
Tenaga Kerja RI atau instansi lain yang berwenang.
f. Air termination yang dipakai dengan menggunakan air termination dari jenis bukan
radioaktif. termination dari jenis bukan radioaktif.
g. Detail dan tata letak instalasi penangkal petir sesuai dengan Gambar Kerja.
h. Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus listrik yang cukup
besar tanpa terjadi kerusakan.
i. Elektroda penangkal petir harus dihubungan dengan hantaran turun.

161
j. Pemasangan penangkal petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga semua bagian atau
benda yang berada di atap sampai dengan lantai basement harus dapat terlindung oleh
sistem instalasi penangkal petir.
k. Pemasangan minimum 3 m di atas level tertinggi dari objek yang dilindungi.

2. Penghantar
a. Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir yang diterima /
ditangkap oleh elektroda penangkal petir ke konduktor pembumian, oleh karena itu
hantaran turun harus dihubungkan secara sempurna baik dengan elektroda penangkal
petir maupun elektroda pembumian.
b. Hantaran turun terbuat dari kabel sesuai dengan gambar dan tabel spesfikasi teknis yang
menjadi satu kesatuan dengan dokumen ini.
c. Kabel yang digunakan harus mendapat rekomendasi dari pabrik pembuatnya yang
menyatakan bahwa kabel tersebut dapat digunakan untuk sistem penangkal petir.
d. Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus dan mempunyai kekuatan yang cukup
sehingga mampu menahan gangguan mekanis.

3. Elektroda Pembumian
a. Elektroda pembumian terbuat dari pipa GIP  1 1/4“ dan plat tembaga serta lilitan kawat
timah dengan konstruksi seperti tercantum di dalam Gambar Kerja.
b. Elektroda pembumian harus ditanam langsung di dalam tanah dan harus mencapai air
tanah sampai kedalaman minimal 12 m dan mempunyai tahanan pentanahan sebesar ≥
2 Ohm.
c. Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian dengan
hantaran turun harus dilakukan di dalam bak kontrol. Penyambungan tersebut harus
menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik.
d. Sistem pembumian untuk penangkal petir ini harus terpisah dari sistem pembumian
untuk sistem elektrikal lainnya.

4. Lighting Counter
Adalah peralatan tambahan untuk menghitung jumlah sambaran petir yang terjadi. Dipasang
pada ground terminal, dan mulai bekerja pada arus 1500 a dalam 1,5micro second pulse.
5. Bak Kontrol / Terminal Penyambungan.
a. Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara hantaran penyalur petir
dengan elektroda pembumian (terminal pembumian) dan sebagai tempat untuk
melakukan pengukuran tahanan pembumian.
b. Dimensi konstruksi bak kontrol sesuai dengan Gambar Kerja.
c. Dinding dan tutup bak kontrol terbuat dari konstruksi beton.
d. Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle. Tutup bak kontrol ini harus
dapat dibuka dengan mudah.

6. Penyangga dan Klem


a. Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir.
b. Penyangga terbuat dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap karat.
c. Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai dengan Gambar Kerja.
d. Jarak antara dua penyangga yang berdekatan minimal 40 cm.

162
TEKNIS

PEKERJAAN INSTALASI LAN


A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan :
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa conduit sparing jaringan instalasi kabel data (LAN).
2. Pembobokan, penutupan serta finishing kembali dinding, atap lantai dan lain-lain akibat
pemasangan sparing pipa conduit.

B. STANDAR/RUJUKAN
1. National Electric Code (NEC).
2. Standar Industri Indonesia (SII).
3. Verband Deutscher Electrotechniker (VDE).
4. Spesifikasi Teknis Sistem Elektrikal.

C. PROSEDUR UMUM
1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
a. Sebelum diadakan / didatangkan ke lokasi, contoh dan / atau brosur / data teknis bahan
/ barang / peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
b. Penyedia Barang / Jasa harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang, dan
peralatan yang akan digunakan, dan menyerahkannya kepada Pengawas / untuk
mendapat persetujuan dengan dilampiri brosur - brosur yang lengkap dengan data teknis
serta performance dari peralatan.
2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
i. Penyedia Barang / Jasa harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan
sistem elektrikal kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
ii. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan agar diperoleh
cukup waktu untuk pemeriksaan dan tidak ada tambahan waktu bagi Penyedia Barang /
Jasa bila mengabaikan hal ini.
iii. Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang diperlukan.
iv. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja yang lain atau
antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Penyedia Barang / Jasa harus
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas untuk dicarikan jalan keluarnya.
v. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan peralatan, jalur kabel dan
sambungan-sambungan. Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama. Dalam
mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang digambarkan
dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus
diperiksa.
vi. Penyedia Barang / Jasa harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan
Penyedia Barang / Jasa lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat yang telah ditentukan.

3. Pengiriman dan Penyimpanan


a. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, baru, bebas dari
segala cacat dan dilengkapi dengan label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
b. Semuabahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat yang aman
dan terlindung dari kerusakan.
4. Ketidaksesuaian

163
a. Konsultan Pengawas berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau dipasang yang
tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja
b. Penyedia Barang / Jasa harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
c. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dengan
yang ditentukan, Penyedia Barang / Jasa harus terlebih dahulu membuat pernyataan
tertulis yang menjelaskan usulan penggantian, dengan maksud bila diterima, akan segera
diadakan penyesuaian. Bila Penyedia Barang / Jasa mengabaikan hal di atas, Penyedia
Barang / Jasa bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Kerja.
D. BAHAN-BAHAN
1. Umum
Semua bahan yang didatangkan dan akan dipasang harus baru, bebas dari segala
cacat/kerusakan, kualitas terbaik dari produk yang dikenal dan sesuai untuk daerah tropis
2. Bahan Sistem Jaringan Komputer
Pipa konduit untuk kabel data harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja atau disesuaikan
dengan jumlah kabel yang akan ditempatkan di dalamnya.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Umum
a. Penyedia Barang / Jasa harus memeriksa kebutuhan ruang dengan Penyedia Barang / Jasa
lain untuk memastikan semua peralatan dan perlengkapannya dapat dipasang pada
tempat yang telah ditentukan.
b. Penyedia Barang / Jasa harus segera memperbaiki setiap pekerjaan yang dinilai tidak
sesuai oleh Konsultan Pengawas .
c. Penyedia Barang / Jasa secara teratur harus membuang kotoran dan bahan tak terpakai
agar dapat bekerja dengan aman.
d. Penyedia Barang / Jasa harus menyediakan semua alat kerja, peralatan pemasangan,
peralatan pengujian serta mencatatnya.
e. Pekerjaan instalasi LAN dikerjakan oleh vendor terpisah.
2. Pemasangan
a. PenyediaBarang / Jasa harus menyiapkan diagram pemasangan kotak terminal
b. Tinggi pemasangan outlet data 30 - 90cm dari permukaan lantai.
c. Pekerjaan instalasi LAN harus dikerjakan sebelum dilakukan pekerjaan plesteran/acian
dinding.
d. Outlet data harus dipasang dan ditempatkan sesuai petunjuk dalam Konsultan
PENGAWAS.
3. Lapisan Pelindung
a. Semua bahan yang dipasang harus sudah memiliki lapisan pelindung.
b. Konduit kabel data harus diberi cat dalam warna sesuai skema warna yang akan diberi
kemudian.
c. Bahan konduit kabel harus sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis Elektrikal.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan sparing semua sistem jaringan komputer di seluruh bangunan
termasuk keseluruh jaringan bangunan Gedung. Dan pada tempat-tempat seperi ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau Spesifikasi Teknis ini.

164
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN FIRE ALARM


A. LINGKUP PEKERJAAN
1. Lingkup pekerjaan ini harus termasuk pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan
lain-lain untuk pemasangan, pengetesan, commissioning, dan pemeliharaan yang lengkap
untuk seluruh pekerjaan ini, termasuk training dan pekerjaan-pekerjaan lain yang dianggap
perlu untuk keamanan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem alarm secara
keseluruhan.
2. Item pekerjaan yang termasuk lingkup pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Alarm Devices
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan peralatan pemberi isyarat awal adanya
kebakaran, seperti Indication Lamp, manual push button, speaker alarm, dan pemasangan
peralatan deteksi dini kebakaran, seperti Smoke Detector dan Heat Detector. Sistem Fire
Alarm ini kemudian diintegrasikan dan dikendalikan dengan Fire Alarm Control Panel
(FACP) & Sub Panel Announciator dengan system konvensional.
b. Instalasi Sistem
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan Terminal Box (TB-FA), pengkabelan
lengkap dengan konduit, sparing, metal doos untuk fixtures unit, pencabangan dan
penyambungan, serta peralatan bantu lainnya.

B. KEMAMPUAN OPERASI
1. Ketentuan Umum
a. Sistem harus mampu melakukan fungsi Monitoring yaitu :
1) Memonitor kejadian atau kondisi ruang / tempat yang dilengkapi dengan peralatan
deteksi yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
2) Memonitor kondisi operasi peralatan yang disupervisi.
b. Sistem harus mampu melakukan fungsi Alerting dan Signaling, yaitu :
Bila terjadi kondisi yang tidak normal, maka sistem secara otomatis akan memberikan
memberikan tanda-tanda tertentu.
c. Sistem harus mampu melakukan fungsi Controlling yaitu :
Mengoperasikan semua bagian sistem yang dikontrolnya. Pengoperasiannya dapat
dilakukan dengan cara :
1) Otomatis berdasarkan kejadian, artinya apabila sistem mendeteksi adanya ketidak
normalan kondisi, maka secara otomatis sistem menjalankan fungsi pengontrolan.
Sebagai contoh jika sistem mendeteksi adanya asap dalam suatu ruangan, maka
sistem akan secara otomatis memberikan tanda alarm.
2) Manual, melalui pusat kontrol.

2. Fire Detection
a. Dari pusat kontrol, harus harus dapat diprogram (maupun secara manual) perintah
pengoperasian sistem. Adanya indikasi bahaya kebakaran dan bekerjanya Control Point
pada masing masing zona dapat dimonitor oleh Pusat Kontrol (FACP) dan ditandai dengan
adanya alarm cahaya ataupun alarm bunyi.
b. Dari Pusat Kontrol harus dapat diprogram secara otomatis (maupun secara manual) untuk
melakukan general alarm keseluruh ruangan / gedung / zona penginderaan.
3. Self Diagnostic
a. Pusat kontrol harus mampu melakukan Self Diagnostic System, yaitu penyampaian
indikasi

165
adanya gangguan / ketidak normalan kondisi yang terjadi pada pusat kontrol atau
sistem itu sendiri.

b. Gangguan yang dapat diindikasikan yaitu :


1. Gangguan pada jaringan
2. Terputusnya jalur kabel ke detector
3. Terputusnya fuse untuk Alarm Bell
4. Terputusnya suplai daya dari battery

4. Pusat Kontrol
a. Pusat kontrol yang digunakan adalah Multi Zone Solid State Micro Processor dengan Pre-
signal type yang bekerja pada sistem tegangan rendah (24 V DC) dan tetap beroperasi
dengan normal pada temperatur operasi 0 sampai 40C.
b. Perlatan ditempatkan dengan sistem module (standard) di dalam box (sheet metal
enclosure). Kabel untuk merangkai modul harus dari jenis Factory-made dan
penyambungannya secara ‘solderless’.
c. Pengkabelan ke semua Initiating Devices (Monitor Point), Alarm Devices, dan Releasing
Devices (Control Point) harus dilengkapi dengan alat-alat supervisi secara elektrik untuk
melihat adanya gangguan yang terjadi melalui Pusat Kontrol dan interface unit. Gangguan
yang dideteksi yaitu Short-circuit, Open-circuit, dan Ground-fault.
d. Pusat kontrol harus dilengkapi dengan beberapa switch kontrol untuk reset silence
switch,alarm lamp test switch, battery test switch, dan beberapa switch lain sesuai
standar produk.
5. Power Supply
a. Catu daya primer menggunakan sistem tegangan 1 phase, 220 V AC, 50 Hz, sistem 3 kawat,
dan dilengkapi dengan ‘electronic voltage stabilizer’.
b. Pusat kontrol dilengkapi dengan catu daya cadangan / backup yang berupa stand by
battery unit (24 V DC) dari jenis Nickel Cadmium Battery, Rechargeable, lengkap dengan
Charger-nya.
c. Jika catu daya primer mengalami kegagalan, maka secara otomatis beban akan dilayani
oleh catu daya cadangan.
d. Stand by battery harus mampu melayani sistem selama 24 jam dalam operasi normal dan
ditambah 30 menit dalam keadaan alarm atau terjadi bahaya kebakaran.
6. Peralatan Pendeteksi (Initiating Devices)
a. Ketentuan Dasar
1) Initiating devices yang digunakan terdiri dari tipe automatic dan manual
2) Initiating devices yang digunakan dari tipe surface mounting
3) Rangkaian initiating devices harus menggunakan End-of-Line Resistance (EOLR) yang
ditempatkan dalam box atau sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat.
b. Smoke Detector
1. Ionization Smoke Detector yang digunakan harus dari jenis completely solid state .
Pengionisasiannya menggunakan bahan radioaktif berkadar rendah (sekitar 0,7 mikro
Currie) dengan sistem 2 ruang ionisasi (Dual ionization chamber) sehingga sensitivitas
deteksinya stabil walaupun terjadi perubahan kondisi lingkungan.
2. Ionization Smoke Detector harus mempunyai lampu indikator alarm (berupa LED) yang
menyala dalam kondisi alarm.
3. Data teknis Ionization Smoke Detector sebagai berikut :
a) Rating Voltage : 24 V DC
b) Operating Voltage : 16 – 30 V DC
c) Ambient Temperature : -10C sampai +50C
d) Ambient Humidity : 0 sampai 95%

166
e) Air Movement : 0 sampai 80 cm/detik
4. Ionization Smoke Detector harus mampu mendeteksi asap yang tampak maupun yang
tidak tampak mata.

c. Heat Detector
1) Heat Detector yang digunakan mempunyai fungsi yang merupakan kombinasi fungsi
dari Rate-of-Rise Heat Detector dan Fixed-Temperature Heat Detector.
2) Sensor Fixed-Temperature bekerja pada saat temperatur udara sekitar mencapai
70C.
3) Sensor Rate-of-Rise merasakan laju kenaikan temperatur udara sekitar yang cepat dan
tidak normal, dan bekerja pada kecepatan aliran udara 0,85 m/detik dan temperatur
30C lebih tinggi dari temperatur udara sekitar, dan beroperasi dalam waktu 30 detik.
d. Manual Initiating Devices
1) Manual Initiating Devices atau Manual Alarm Station yang dipakai adalah dari jenis
manual push button yang dilengkapi dengan indicator lamp.
2) Manual Initiating Devices terbuat dari bahan metal difinish dengan cat merah enamel,
dipasang pada dinding secara exposed atau dipasang pada permukaan dinding
(surface mounting).
7. Persyaratan Pemasangan
a. Smoke Detector dan Heat Detector dipasang langsung menempel pada plafond ruangan.
b. Manual Alarm Station dipasang pada dinding secara exposed (surface mounted) pada
ketinggian sekitar 1,40 meter dari lantai.
c. Kecuali kabel untuk keperluan komunikasi suara, maka semua kabel instalasi baik yang
ada di FACP maupun di luar panel kontrol harus menggunakan kabel jenis solid conductor
(bukan stranded conductor) dari bahan tembaga.
d. Semua instalasi ke circuit yang ada menggunakan kabel PVC dengan ukuran luas
penampang kabel minimal 1,5 mm2 atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat peralatan
sistem.
e. Semua kabel instalasi, kecuali dari jenis tahan api harus dimasukkan dalam konduit yang
sesuai (minimal diameter ¾ inch).

C. PROSEDUR UMUM
1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
a. Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau brosur/data teknis
bahan/barang/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan terlebih dahulu kepada
Konsultan PENGAWAS untuk disetujui.
b. Penyedia Barang / Jasa harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang, dan
peralatan yang akan digunakan, dan menyerahkannya kepada Konsultan PENGAWAS
untuk mendapat persetujuan dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data
teknis serta performance dari peralatan.
c. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Penyedia Barang / Jasa harus disertai
dengan Surat Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari pabrik pembuatnya
(Manufacturer) atau agen utamanya (Authorized Dealer/Agent).

2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)


a. Penyedia Barang / Jasa harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan
sistem elektrikal kepada Konsultan PENGAWAS untuk disetujui.
b. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan agar diperoleh
cukup waktu untuk pemeriksaan dan tidak ada tambahan waktu bagi Penyedia Barang /
Jasa bila mengabaikan hal ini.
c. Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang diperlukan.

167
d. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja yang lain atau
antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Penyedia Barang / Jasa harus
melaporkannya kepada Konsultan PENGAWAS untuk dicarikan jalan keluarnya.
e. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan peralatan, jalur kabel dan
sambungan-sambungan.
f. Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama.
g. Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang
digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang
berkaitan, harus diperiksa.
h. Penyedia Barang / Jasa harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan
Penyedia Barang / Jasa lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
3. Pengiriman dan Penyimpanan
a. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, baru, bebas dari
segala cacat dan dilengkapi dengan label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
b. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Penyedia Barang / Jasa harus disertai
dengan surat jaminan keaslian barang (Letter of Origin) dan mempunyai jaminan serta
garansi (Warranty).
c. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat yang aman
dan terlindung dari kerusakan.
4. Ketidaksesuaian
a. Konsultan Pengawas berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau dipasang yang
tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
b. Penyedia Barang / Jasa harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan
yang tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
c. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dengan
yang ditentukan, Penyedia Barang / Jasa harus terlebih dahulu membuat pernyataan
tertulis yang menjelaskan usulan penggantian, dengan maksud bila diterima, akan segera
diadakan penyesuaian. Bila Penyedia Barang / Jasa mengabaikan hal di atas, Penyedia
Barang / Jasa bertanggung jawab melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Kerja

D. SPESIFIKASI BAHAN
a. Fire Alarm Control Panel (FACP), Smoke dan Heat Detector, Indicator Lamp dan Manual Push
Button.
b. Sistem harus sesuai untuk daerah dengan temperatur sekeliling maksimal 40 C.

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Umum
a. Semua bahan dan perlengkapan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru, tidak
rusak, bukan barang bekas dan tidak bercacat, serta telah diuji di pabrik pembuatnya.
b. Peralatan springkler harus dipasang sesui dengan petunjuk dari pabrik dan pembuatnya.
c. Fire Alarm Control Panel, Smoke dan Heat Detector, Indicator Lamp dan Manual Push
Button, harus dipasang sesuai petunjuk dari pabrik pembuat dengan tetap
memperhatikan ketentuan dalam Gambar Kerja.
2. Pengujian dan Uji Penampilan
a. Penyedia Barang / Jasa harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap
perlu oleh Konsultan PENGAWAS untuk memeriksa bahwa seluruh instalasi dapat
berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan dan seluruh peralatan harus
lulus uji fungsional.
b. Penyedia Barang / Jasa harus menyediakan peralatan dan fasilitas untuk pengukuran,
pengujian dan uji penampilan.

168
c. Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan oleh Konsultan
PENGAWAS.
d. Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah diinstalasikan harus lulus uji kesinambungan
e. Penyedia Barang / Jasa harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Konsultan
PENGAWAS, buku asli pengoperasian/pemeliharaan peralatan berikut salinannya dalam
jumlah tertentu, sesuai persyaratan kontrak.
f. Penyedia Barang / Jasa harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Konsultan
PENGAWAS, Surat Jaminan (Warranty) atas produk sistem pengindera kebakaran, dengan
jangka waktu masa garansi sesuai standar dari pabrik pembuat.
3. Uji Penerimaan
a. Setelah pemasangan selesai, Penyedia Barang / Jasa harus mengadakan uji penerimaan /
acceptance test, dengan prosedur pengujian yang disetujui, untuk menunjukkan bahwa
semua perangkat bekerja dan beroperasi dengan baik sesuai ketentuan.
b. Uji penerimaan akan meliputi simulasi bahaya kebakaran di setiap ruang dimana suatu
detektor terpasang sesuai dengan jenis detektor yang dipasang. Juga dilakukan pengujian
terhadap semua fasilitas yang dimiliki oleh unit panel pusat kontrol (FACP)
4. Training (Pelatihan)
Penyedia Barang / Jasa diwajibkan mengadakan Training atau Pelatihan kepada bagian
operasional Gedung atau yang ditunjuk Pemilik sampai mampu mengoperasikan peralatan
Fire Alarm sistem.
5. Pemeliharaan dan Pengoperasian Peralatan
Masa pemeliharaan pekerjaan sistem tata suara sesuai persyaratan dalam kontrak diwajibkan
untuk mengatasi segala kerusakan serta kekurangan-kekurangan

169
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN TATA UDARA

A. LINGKUP PEKERJAAN
Jenis pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini diantaranya adalah :
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa conduit, termasuk penarikan kabel power dari
panel SDP ke semua unit peralatan.
2. Pengadaan dan pemasangan pipa untuk membuang air pengembungan (drainage) dari
evaporator blower unit sampai ke tempat pembuangan yang terdekat sesuai gambar yang
diperkenankan dengan persetujuan PENGAWAS.
3. Pengadaan dan pemasangan kotak kontak AC.
4. Pembobokan, penutupan serta finishing kembali dinding, atap lantai dan lain-lain akibat
pemasangan pipa kabel, mesin-mesin AC, dll.
5. Sistem ventilasi mekanis untuk toilet dan pantry seperti ditunjukkan dalam gambar Mekanikal.
6. Melakukan pemeliharaan instalasi selama masa pemeliharaan.

B. BAHAN DAN PERALATAN


1. Kabel instalasi
Pada umumnya kabel instalasi yang digunakan untuk power AC harus kabel inti tembaga
dengan insulasi PVC jenis NYM dengan ukuran sesuai gambar, kabel harus mempunyai
penampang minimum 2.5 mm2.
Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan dalam PUIL sebagai berikut :
a. fasa R,S,T : merah, kuning, hitam
b. netral : biru
c. pembumian : hijau dan kuning
Sambungan kabel harus dibuat sedemikian rupa agar aman dengan menggunakan konus
penyambungan (lasdop) plastik atau konektor lain yang disetujui Pengawas sambungan kabel
hanya boleh dilakukan dalam kotak penyambungan (T-doos). Di dalam pipa conduit tidak
diperbolehkan ada sambungan kabel.

2. Pipa Instalasi Pelindung Kabel


Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk instalasi listrik.
Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainnya harus seauai antara satu dan lainnya.
Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm. PVC conduit harus dari merk sesuai
spesifikasi teknis.
3. Sistem Pemipaan
a. Pipa refrigeran yang menghubungkan FCU dan CU berupa tembaga yang sesuai dengan
standar yang berlaku
b. Bahan isolasi pipa yang digunakan adalah Polyethylene dengan ketebalan 25-30 mm
dengan densitas 35-40 kg/m3.
c. Isolasi pipa tersebut dibungkus dengan alumunium foil double sided. Kemudian dibungkus
lagi dengan duct tape.
d. Pipa buangan air hasil kondensasi (drain) adalah pipa PVC.

C. BAHAN DAN PERALATAN


1. Pekerjaan

170
Penyedia Barang / Jasa harus memasang pipa pembuangan air (drain) dari mesin AC sampai
ke tempat pembuangan yang terdekat dalam saluran yang tersembunyi atau tidak
mengganggu.
2. Bahan
Untuk pembuangan air (drain) dipergunakan pipa PVC.
3. Peralatan
Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan bak kontrol, leher angsa serta peralatan
lain yang perlu. Harus diberikan lapisan isolasi sampai sepanjang kira-kira 2 meter atau sampai
dengan dimana tidak terjadi pengembunan bagian luar pipa, isolasi harus dari bahan fibre
glass, polyurethene atau styrofoam type D.1. atau yang sejenis dari bahan tahap api (fire
resistant) setebal 1”. Bagian luar hendaknya dicat sesuai dengan warna yang disetujui oleh
Konsultan Perencana, Konsultan PENGAWAS dan Owner.
4. Penembusan Dinding
Bilamana menembus dinding, lantai dan lain-lain, pipa ini harus diberi lapisan getaran dan
dilindungi dengan pipa yang lebih besar ukurannya.

D. PEMASANGAN
1. Kontraktor harus menjamin bahwa instalasi yang dipasang tidak boleh mengakibatkan
gangguan yang diperoleh dari transmisi suara dan getaran ke dalam ruangan-ruangan yang
akan dihuni. Kontraktor bertanggung-jawab atas modifikasi-modifikasi yang perlu untuk
memenuhi syarat tersebut.
2. Selama pemasangan berlangsung, kontraktor harus menutup ujung pipa yang terbuka untuk
mencegah tanah, debu dan kotoran lain masuk ke dalam pipa.
3. Pipa-pipa harus diberi tanda huruf atau nomor untuk identifikasi dengan cara yang baik dan
tidak mudah hilang / terhapus.
4. Kontraktor menyediakan dan memasang semua panel kontrol yang diperlukan untuk instalasi
ini dengan melakukan penyambungan-penyambungan (wiring) yang diperlukan sampai ke
kabel feeder. Daya panel AC untuk setiap untuk setiap mesin atau peralatan yang
membutuhkan tenaga listrik adalah tanggung jawab kontraktor.
5. Apabila ada peralatan-peralatan yang atau pekerjaan-pekerjaan yang disediakan oleh pihak
lain, yang termasuk dalam penyelesaian instalasi AC dan fan, maka Kontraktor bertanggung-
jawab atas peralatan-peralatan dan pekerjaan tersebut.

Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan dan tidak disediakan oleh pemberi tugas
maupun oleh kontraktor lainnya, harus disediakan dan dilaksanakan oleh kontraktor AC dan
fan. Dalam hal ini kontraktor harus meneliti lingkup pekerjaan kontraktor lainnya.

171
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN INSTALASI TELEPHON

A. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pemasangan, pemgujian, dan pemeliharaan peralatan-
peralatan di bawah ini.
1. Box terminal telepon (TTB)
2. Kotak-kontak telepon/outlet telepon
3. Kabel dan pipa instalasi telepon
4. Pekerjan lain yang menunjang pekerjaan-pekerjan tersebut di atas.

B. GAMBAR-GAMBAR RENCANA
Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak, instalasi dan lain-lain. Penyesuaian harus
dilakukan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian
ditentukan oleh kondisi lapangan.

C. GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN


Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian di
lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar kalkir sebagai
gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing). As built drawing harus segera diserahkan kepada
pengawas setelah pekerjaan selesai beserta blue printnya sebanyak 3 set.

D. STANDART DAN PERATURAN


Seluruh pekerjaan instalasi telepon harus dilaksanakan mengikuti standar CCITT dan PT. TELKOM.
Selain itu harus ditaati pula peraturan hukum stempat yang ada hubungannya dengan pekerjaan
tersebut di atas.

E. BAHAN-BAHAN, PERALATAN & TENAGA PELAKSANAAN


Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam kedaan baru dan baik sesuai dengan
yang dimaksud.
Contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada pengawas
2(dua) minggu sebelum pemasangan.
Kontraktor harus menematkan secara penuh (full time) seorang koordinator yang ahli di
bidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat sepenuhnya mewakili
kontraktor. Curriculum Vitae petugas tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas
seminggu sebelum yang bersangkutan memulai tugasnya. Tenaga pelaksana dipilih hanya yang
sudah berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapi.
1. Kotak-kontak telepon
Kotak-kontak dibuat rata dinding, terbuat dari bahan baja yang dilapisi anti karat.
Kotak-kontak telepon yang diperbolehkan adalah dari merk sesuai spesifikasi teknis
2. Kabel
Kabel telepon harus dari jenis pasangan dalam berinsulasi PVC, diameter konduktor 0.6
mm, kapasitas 2 pair.
Untuk jenis pasangan luar (under ground) berinsulasi galvanized Steel type Armoured
and Polyethylene Sheated, konduktor 0.6 mm, kapasitas 60 pair.
3. Pipa pelindung instalasi kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk instalasi
listrik. Pipa, elbow, junction box dan kelengkapan lainnya harus seauai antara satu dan
lainnya. Diameter yang dipakai adalah 20 mm dan 25 mm.

172
Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara junction box dan armature
lampu.
PVC conduit harus dari merk sesuai spesifikasi teknis
4. Tambahan
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang perlu untuk pekerjaan ini meskipun
tidak disebutkan dalam persyaratan teknis khusus untuk mencapai performance yang
dikehendaki.

F. PENGUJIAN
Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan bahwa bekerjanya
kabel dan material yang telah selesai dipasang memang benar-benar memenuhi persyaratan
ini. Kontraktor harus menyediakan personil dan peralatan yang perlu untuk melakukan
pengujian.

173
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN SISTEM TATA SUARA

A. LINGKUP PEKERJAAN
Sistem tata suara untuk gedung ini terdiri atas komponen sebagai berikut :
Dari sentral tata suara dapat disampaikan informasi baik dalam bentuk background music, paging
maupun emergency call ke seluruh ruangan.

B. SISTEM TATA SUARA


Tata suara umum digunakan di area koridor, ruang pamer, ruang bengkel kerja dan ruang-ruang
fungsional lainnya.

C. GAMBAR-GAMBAR RENCANA
Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak, instalasi dan lain-lain. Penyesuaian harus
dilakukan di lapangan, karena keadaan sebenarnya dari lokasi, jarak-jarak dan ketinggian ditentukan oleh
kondisi lapangan.
Rekanan harus melampirkan surat dukungan ketersediaan bahan/material yang dipakai untuk proyek ini

D. GAMBAR-GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN


Kontraktor harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan penyesuaian di lapangan.
Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar kalkir sebagai gambar sesuai
pelaksanaan (as built drawing). As built drawing harus segera diserahkan kepada pengawas setelah
pekerjaan selesai beserta blue printnya sebanyak 3 set.

E. STANDART DAN PERATURAN


Seluruh pekerjaan sistem tata suara harus mengikuti standar PUIL terbitan terakhir.

F. BAHAN-BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA


Bahan-bahan dan peralatan yang akan dipasang harus dalam kedaan baru dan baik sesuai dengan yang
dimaksud, contoh bahan, brosur dan gambar kerja (shop drawing) harus diserahkan kepada pengawas
2(dua) minggu sebelum pemasangan.
Kontraktor harus menempatkan secara penuh (full time) seorang koordinator yang ahli di bidangnya,
berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat sepenuhnya mewakili kontraktor. Curriculum
Vitae petugas tersebut harus diserahkan kepada konsultan pengawas seminggu sebelum yang
bersangkutan memulai tugasnya. Tenaga pelaksana dipilih hanya yang sudah berpengalaman dan mampu
menangani pekerjaan ini secara aman, kuat dan rapi.
• Override Relay
Merupakan alat untuk memindah jalur suara lokal ke jalur sistem tata suara sentral apabila sistem
digunakan untuk panggilan (paging) dan panggilan darurat (emergency call). Alat ini dapat
dioperasikan secara manual dan otomatis. Relay yang digunakan merupakan relay dengan
tegangan kerja 24 V dc. Relay-relay ditempat dalam kotak bersamaan dengan outlet speaker.
• Kabel
Kabel daya dan kabel kontrol harus dari Merk Supreme, Kabelindo, Kabel Metal , Tranka kabel.
Untuk instalasi di dalam gedung menggunakan jenis NYAF dan untuk instalasi di luar gedung
menggunakan kabel tanah. Kabel instalasi minimal berukuran 1.5 mm2.
• Pipa pelindung instalasi kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah PVC conduit khusus untuk instalasi listrik. Pipa,
elbow, junction box dan kelengkapan lainnya harus seauai antara satu dan lainnya. Diameter yang
dipakai adalah 20 mm dan 25 mm, Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara
junction box dan speaker.
PVC conduit harus dari merk sesuai spesifikasi teknis
• Tambahan

174
Kontraktor harus menambahkan peralatan pembantu yang perlu untuk pekerjaan ini meskipun
tidak disebutkan dalam persyaratan teknis khusus untuk mencapai performance yang
dikehendaki.

G. PENGUJIAN
Kontraktor harus melakukan semua pengujian untuk mendemonstrasikan bahwa bekerjanya kabel dan
material yang telah selesai dipasang memang benar-benar memenuhi persyaratan. Kontraktor harus
menyediakan personil dan peralatan yang perlu untuk melakukan pengujian.
Pengujian untuk sistem tata suara terdiri dari :
1. Pengujian instalasi
8) Uji kontinyuitas
9) Uji tahanan insulasi
2. Pengujian simulasi kerja peralatan dan sistem
Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pengujian dilaksanakan, kontraktor harus sudah mengajukan
jadwal dan prosedur pengujian kepada pengawas untuk mendapatkan persetujuan, pengujian harus
disaksikan oleh pengawas, kontraktor harus membuat catatan mengenai hasil pengujian. Segala biaya
untuk penyelenggaraan pengujian ditanggung oleh kontraktor.

175
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN CCTV

A. UMUM
Sistem Closed Circuit Television System dipergunakan untuk membantu pengawasan dengan cara
mengamati kegiatan operasi suatu gedung melalui video camera. Hasil gambar dapat diamati melalui
TV monitor. Sistem CCTV ini terdiri dari Camera, Monitor. Sistem CCTV yang direncanakan adalah
berwarna (colour).

B. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah Pengadaan, Pemasangan, Penyetelan dan Pengujian serta
menyerahkan dalam keadaan beroperasi dengan baik dan siap pakai, tanpa ada gangguan atau cacat
instalasi. Termasuk didalam peralatan tersebut adalah sebagai berikut :
- Colour Camera
- Colour Monitor
- Digital Video Recorder

C. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


- Kamera
Adalah merupakan alat pengamat dari sistem CCTV yang sudah dilengkapi dengan lensa. Ini
hanya berfungsi untuk memberikan gambar dari lokasi yang diamati ke monitor melalui kabel
video. Kamera yang digunakan adalah type fixed colour camera.
- Monitor
Adalah merupakan alat yang mentransfer isyarat elektronik yang dikirim oleh camera menjadi
gambar pada sebuah layar televisi.
- Switcher
Alat yang dipakai untuk menghubungkan 2 (dua) atau lebih camera ke monitor tunggal, sehingga
pengamat dapat memilih hasil gambar mana yang akan ditampilkan pada layar monitor. Posisi
camera yang tidak diamati dapat di bypass tanpa merubah urutan pengamatan maupun waktu
interval.

D. PEMASANGAN
Pemasangan colour camera dipasang sesuai petunjuk gambar, Pelaksana Pekerjaan dapat mengajukan
usulan lain untuk penempatan colour camera ini. Cara pemasangan colour camera tersebut digantung
pada ceiling atau plafond dengan rangka penguat/ hanger yang diperkuat pada dak beton. Peralatan
utama seperti ; camera drive unit, Sequential switcher, Colour monitor dan Time lapse VTR, diletakan
pada ruang kontrol (ruang administrasi) lantai satu, seperti ditunjuk dalam gambar rencana. Kabel
instalasi yang digunakan untuk isyarat video dan untuk keperluan control menggunakan coaxial cable
RG 59/U, kabel power menggunakan NYMHY 2 x 1,5 mm² yang semuanya dalam pelaksanaan harus
dimasukkan dalam pipa PVC high impact dia. 20 mm.

E. TESTING COMISSIONING
Setelah pekerjaan CCTV ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan Comissioning yang disaksikan oleh
Konsultan Pengawas. Biaya Testing menjadi beban Pelaksana Pekerjaan.

176
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN GENERATOR SET

A. LINGKUP PEKERJAAN

Genset atau yang merupakan singkatan dari Generator Set ini adalah sebuah Perangkat yang
mampu menghasilkan Daya Listrik. Genset ini merupakan seperangkat atau gabungan antara
Generator atau Alternator dan Engine yang dapat digunakan sebagai Alat Pembangkit
Listrik.Permasalahan yang sering terjadi di steam field adalah terjadinya over flow yang dapat
berimbas pada pemukiman warga atau derating beban yang dapat mengurangi pendapatan
perusahan untuk menjaga sumur injeksi tidak terjadi build up alternatif saat ini ketika terjadi
blackout atau pemadaman hanya dengan menggunakan engine pump, karena ketika terjadi
build up maka terjadi kenaikan pressure yang mana membutuhkan pompa dengan kapasitas
melebihi dari pressure sumur tersebut.

B. SPESIFIKASI BAHAN-BAHAN

1. Penyedia harus memastikan bahwa barang yang dikirim dan jasa terkait yang
dilaksanakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan dan pengaturan
serta ketetapan lain dalam Perjanjian ini.
2. Barang yang dikirim dan jasa terkait yang dilaksanakan dalam Perjanjian ini harus
sesuai dengan standar (baik nasional maupun internasional) yang ditetapkan dalam
Perjanjian ini. Jika dalam Perjanjian ini tidak menetapkan suatu standar rujukan, maka
standar yang digunakan terkait barang yang dikirim dan jasa terkait yang
dilaksanakan, minimal setara atau lebih baik dari standar resmi yang diaplikasikan di
negara asal barang.
3. Dalam hal dalam Perjanjian ini menetapkan suatu standar rujukan (baik nasional
maupun internasional) maka edisi atau revisi standar yang digunakan adalah yang
ditetapkan dalam Perjanjian ini. Dalam hal terjadi perubahan edisi atau revisi standar
pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka perubahan dapat diaplikasikan sepanjang
disepakati oleh Para Pihak dan dituangkan dalam Addendum Perjanjian.
4. Spesifikasi Teknis detail dari barang dan jasa terkait adalah sebagai berikut:

NO NAMA BARANG SPESIFIKASI BARANG

1. ENGINE Type Silent Type


Type Of Operation Prime Power
Kapasitas 500 Kva/ 400 Kw, 3 Phase
Model HL-500 PER
Number of Cylinders 6
Cylinder arrangement Vertical in-line
Cycle 4 Stroke
Induction System Turbocharged and air-to-air
charge colled
Combustion system Direct injection
Cooling system Water-cooled
Bore and Stroke 137mm x 171 mm

177
Displacement 15 litres
Compression ratio 16:1
Direction of rotation Anti-clockwise, viewed on
flywheel
Total lubrication system 62 Litres
capacity
Total coolant capacity 58 Litres
ALTERNATOR Alternator Model HL 354 D
Insulative Type H
Excitation type Brushless Self-Exited
Protective Grade Low Oil Pressure, High Water
Temperature, Over Current

DIMENSI (Panjang x Lebar x Tinggi) ±(5000 x 1700 x 2200) mm


SILENT Berat ± 4890 Kg
INCLUDE Control panel
STANDARD Vibration mounting & Industrial
UNIT silencer
Daily Fuel Tank
Breaker
Battrery
Tool kit & User Hand Book
COO (Certificate Of Origin),
COM (certificate of
Manufacture)
2. PANEL AMF-
ATS Busbar
INCLUDE Metering
Kontrol
Asesoris

3. PEKERJAAN Kabel Feeder dari Genset ke NYY 4x(2x1Cx185mm²)


INTALASI Panel Genset
Kabel Kontrol NYY 4x2,5 mm²
Knalpot dan Silencer
Ducting Sirkulasi Udara
Instalasi bahan bakar lengkap
dengan pipa black steel dan
asesorisnya
Pompa bahan bakar (Include Kapasitas 30 Lpm
pompa tangan)
Pengadaan dan pemasangan Kapasitas 10.000 Liter
tangki bulanan
Grounding system (include BC 70mm²
sumur arde+bak kontrol)
Fiting, Aksesoris dan Test
Commissioning
4. LAIN-LAIN
Izin Depnaker

178
C. SYARAT ADMINISTRASI

1. Surat dukungan dan brosur asli yang ditawarkan distempel Dealer / Distributor
Generator Set (Genset) yang berisi layanan purna jual selama 5 tahun dan garansi
selama 2 tahun atau 3000 jam kerja (Materai dan Stempel)
2. Distributor pen-supply Generator Set (Genset) Memiliki ISO 9001:2015
3. Distributor pen-supply Generator Set (Genset) Memiliki ISO 14001:2015
4. Distributor pen-supply Generator Set (Genset) Memiliki OHSAS 18001: 2007
5. Distributor pen-supply Generator Set (Genset) terdaftar di Direktorat Jenderal Hak
Kekayaan Intelektual
6. Distributor yang supply Generator Set (Genset) Memiliki Surat Izin Usaha
7. Distributor yang supply Generator Set (Genset) Memiliki Angka Pengenal Importir
Umum
8. Distributor yang supply Generator Set (Genset) Memiliki Surat Keagenan
9. Surat keterangan ketersediaan Barang dari Distributor yang supply Generator Set
(Genset) (Materai dan Stempel)
10. Distributor yang supply Generator Set (Genset) merupakan Anggota Asosiasi
Perusahaan Teknik Mekanikal dan Elektrikal (APTEK)
11. Surat pernyataan Distributor yang supply Generator Set (Genset) Memiliki Workshop
atau Cabang di wilayah DIY dan Jawa Tengah (Materai dan Stempel)
12. Distributor yang supply Generator Set (Genset) Memiliki Tanda Daftar Perusahaan
(TDP)

D. SYARAT TEKNIS
1. Pada saat pengiriman genset, harus dilengkapi dengan COO (certificate of origin),
sanggup memberikan COO dan COM (Certificate of manufacturing)
2. Distributor Generator Set (Genset) melampirkan surat dukungan tenaga teknis di
Wilayah DIY dan Jawa Tengah dengan memberikan garansi ON Call selama 2 tahun
dengan waktu 1x24jam
3. Melampirkan Pernyataan Keaslian Generator Set (Genset)
4. Melampirkan Daftar spesifikasi genset atau scope of supply genset yang ditawarkan
distempel Distributor Generator Set (Genset)
5. Dalam hal dalam Perjanjian ini menetapkan suatu standar rujukan (baik nasional
maupun internasional) maka edisi atau revisi standar yang digunakan adalah yang
ditetapkan dalam Perjanjian ini. Dalam hal terjadi perubahan edisi atau revisi standar
pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka perubahan dapat diaplikasikan sepanjang
disepakati oleh Para Pihak dan dituangkan dalam Addendum Perjanjian.

E. PACKING DAN DOKUMEN BARANG


1. Penyedia harus menyediakan pengepakan (packing) yang sesuai dengan spesifikasi
teknis barang yang dikirim dan metode pengiriman barang yang digunakan, untuk
mencegah terjadinya kerusakan atau mencegah kerusakan selama proses pengiriman
sampai dengan tujuan pengiriman. Selama proses pengiriman, pengepakan harus
cukup untuk menahan, antara lain namun tidak terbatas pada penanganan barang
secara kasar (rought handling), paparan suhu exstrim, air garam, garam pengendapan
dan penyimpanan luar ruangan. Ukuran dan berat packing, jika diperlukan, harus
mempertimbangkan antara lain jarak pengiriman, keterpencilan tujuan pengiriman
dan ketiadaan alat berat untuk mengangkat baik selama proses pengiriman maupun
di tujuan akhir pengiriman.
2. Pengepakan, penadaan (marking) dan seluruh dokumen terkait baik yang dipasang
atau tertera pada pak (pack) atau berada di dalam pak, harus sesuai dengan dengan

179
spesifikasi teknis pengepakan yang ditetapkan dalam Perjanjian ini. Jika dalam
Perjanjian ini tidak menetapkan suatu spesifikasi teknis pengepakan dan penandaan,
maka spesifikasi teknis pengepakan dan penandaan yang digunakan minimal setara
atau lebih baik dari standar resmi yang diaplikasikan di negara asal barang.

F. ASURANSI
1. Seluruh barang yang dikirim sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan dan
pengaturan serta ketetapan lain dalam Perjanjian ini harus diasuransikan untuk
memberikan perlindungan atas resiko kerusakan dan kehilangan baik selama proses
transportasi, penyimpanan sementara, transit, dan penerimaan di tujuan akhir
pengiriman. 20.
2. Seluruh tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan jasa terkait yang dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan dan pengaturan serta ketetapan lain
dalam Perjanjian ini harus dilindungi minimal dengan asuransi tenaga kerja yang
diwajibkan oleh Pemerintah.

G. TRANSPORTASI
Kecuali ditetapkan lain, kewajiban atas transportasi pengangkutan Seluruh barang yang
dikirim sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan dan pengaturan serta ketetapan lain
dalam Perjanjian ini harus sesuai dengan incoterms versi terbaru.

H. TES DAN INSPEKSI

1. Penyedia atas biaya sendiri harus melaksanakan seluruh pengetesan dan atau inspeksi
terkait dengan Barang yang dikirim dan jasa terkait yang dilaksanakan dalam
Perjanjian ini.
2. Pengetesan dan atau inspeksi dapat dilaksanakan di tempat Penyedia atau sub
kontraktornya, tempat penerimaan di tujuan akhir pengiriman, atau tempat lain yang
disetujui para pihak. Dalam pelaksanaan pengetesan dan atau inspeksi jika tidak
disepakati lain dalam Perjanjian ini, maka seluruh biaya, kebutuhan material dan
fasilitas terkait, tenaga kerja dan inspektor pihak ketiga/independen, gambar-gambar
dan data teknis harus menjadi tanggung jawab Penyedia.
3. Pemberi Kerja atau pihak lain yang ditunjuk oleh Pemberi Kerja berhak untuk
menghadiri dan menyaksikan seluruh pengetesan dan atau inspeksi yang
dilaksanakan. Jika tidak disepakati lain dalam Perjanjian ini, maka seluruh biaya terkait
dengan personil Pemberi Kerja untuk hadir dan menyaksikan pengetesan dan atau
inspeksi yang dilaksanakan menjadi beban Pemberi Kerja, termasuk namun tidak
terbatas pada biaya transportasi, penginapan dan makan.
4. Pada saat Penyedia siap untuk melaksanakan pengetesan dan atau inspeksi terkait
dengan Barang yang dikirim dan jasa terkait yang dilaksanakan dalam Perjanjian ini,
maka harus memberitahukan jadwal dan tempat pengetesan dan atau inspeksi secara
tertulis, minimal 3 (tiga) hari kerja sebelumnya. Seluruh izin atau persetujuan yang
dibutuhkan untuk personil Pemberi Kerja menghadiri pengetesan dan atau inspeksi
menjadi tanggung jawab Penyedia.
5. Dalam hal terdapat pengetesan dan atau inspeksi yang tidak tercantum dalam
Perjanjian ini namun menurut Pemberi Kerja dibutuhkan untuk dilaksanakan, maka
seluruh biaya terkait akibat pengetesan dan atau inspeksi tersebut harus menjadi
beban Pemberi Kerja. Jika pelaksanaan pengetesan dan atau inspeksi yang tidak
tercantum dalam Perjanjian ini menyebabkan pelaksanaan pekerjaan membutuhkan
waktu tambahan, maka Penyedia berhak atas pepanjangan waktu tersebut.
Penambahan biaya dan penambahan jangka waktu dituangkan dalam Addendum
Perjanjian.

180
6. Penyedia wajib untuk menyampaikan seluruh hasil pengetesan dan inspeksi secara
tertulis kepada Pemberi Kerja.
7. Pemberi Kerja dapat menolak barang, seluruh, sebagian atau terhadap bagian
tertentu yang gagal lulus pengetasan dan atau inspeksi atau tidak sesuai dengan
spesifikasi. Penyedia harus memperbaiki atau mengganti Barang yang ditolak
tersebut, atau membuat perubahan yang diperlukan untuk memenuhi kriteria
pengetasan dan atau inspeksi atau spesifikasi tanpa biaya tambahan kepada Pemberi
Kerja, dan harus mengulangi pengetesan dan atau inspeksi, tanpa biaya tambahan
kepada Pemberi Kerja. Pelaksanaan pengetasan dan atau inspeksi ulang atau atau
perbaikan atau penggantian Barang wajib dilakukan dalam waktu maksimum 7 (tujuh
hari) kalender.
8. Penyedia setuju bahwa atas pengetesan dan atau inspeksi yang telah dilakukan,
termasuk kehadiran personil Pemberi Kerja atau pihak lain yang ditunjuk oleh
Pemberi Kerja dalam setiap pengetesan dan atau inspeksi serta persetujuan atas
laporan hasil pengetesan dan atau inspeksi yang telah disampaikan, tidak melepaskan
kewajiban Penyedia atas jaminan garansi yang telah diberikan berdasarkan Perjanjian
ini.

I. GARANSI
1. Penyedia menjamin bahwa semua barang adalah baru, belum pernah dipakai, dan
model paling baru atau saat ini dan bukan Barang yang sifatnya
ekuivalen/substitusi/compatible, kecuali dinyatakan lain dalam Perjanjian ini.
2. Penyedia lebih lanjut menjamin bahwa Barang yang dikirim adalah bebas dari cacat
yang timbul dari tindakan atau kelalaian Penyedia atau sub kontraktornya, atau yang
timbul dari desain, bahan baku, dan pengerjaan.
3. Jangka waktu garansi adalah 2 Tahun.
4. Dalam hal terjadi klaim atas garansi oleh Pemberi Kerja, maka Pemberi Kerja harus
memberikan pemberitahuan tertulis kepada Penyedia, yang menyatakan sifat dari
setiap cacat atau kerusakan yang terjadi bersama dengan semua bukti yang tersedia.
Pemberi Kerja harus memberikan semua peluang dan kesemoatan untuk memeriksa
cacat atau kerusakan tersebut.
5. Setelah menerima pemberitahuan tersebut, Penyedia akan, dalam waktu maksimal 7
(tujuh) hari kalender harus segera memperbaiki atau mengganti Barang yang cacat
atau rusak atau bagian-bagiannya.

J. HEALTH, SAFETY AND ENVIRONTMENT (HSE)


1. Dalam pelaskanaan jasa terkait dilapangan, Penyedia harus setiap saat mengambil
tindakan pencegahan yang wajar untuk menjaga kesehatan dan keselamatan Personil
Penyedia serta perlindungan lingkungan. Bekerja sama dengan fungsi HSE yang
dimiliki oleh Pemberi Kerja, untuk senantiasi memastikan bahwa akses terhadap
fasilitas medis, fasilitas pertolongan pertama, rumah sakit, dan layanan ambulans
tersedia setiap saat di lapangan.
2. Dalam pelaskanaan jasa terkait dilapangan, Penyedia harus menunjuk safety officer
di lapangan, yang bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan perlindungan
terhadap kecelakaan. safety officer harus memenuhi syarat untuk tanggung jawab ini,
dan akan memiliki wewenang untuk mengeluarkan instruksi dan mengambil tindakan
perlindungan untuk mencegah kecelakaan.
3.

181
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN JARINGAN SANITASI


A. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan
pemasangan jaringan utilitas yang lengkap di tapak sampai pada jarak 150 mm dari bagian luar
bangunan. Jaringan utilitas ini meliputi pemipaan distribusi air bersih, pemipaan air kebakaran,
peralatan penangkal kebakaran, pembuangan air kotor berikut pengujian seluruh sistem
sehingga dapat bekerja dengan baik. Pekerjaan ini juga akan meliputi penyambungan ke pipa
distribusi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

B. STANDAR / RUJUKAN
1. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2. International Standard Organization (ISO)
3. Standar Nasional Indonesia (SNI)
4. American National Standards Institute (ANSI)
5. American Water Works Association (AWWA)
6. British Standards (BS)

C. PROSEDUR UMUM
1. ContohBahan dan Data Teknis.
a. Penyedia Barang / Jasa harus menyerahkan contoh dan data teknis / brosur dari bahan
yang akan dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas terlebih
dahulu, sebelum mendatangkannya ke lokasi

b. Semua biaya penyerahan dan pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab Penyedia
Barang / Jasa.
c. Bila contoh yang diserahkan berbeda dari yang ditentukan, Penyedia Barang / Jasa harus
menjelaskan perbedaan tersebut secara tertulis, dengan permohonan penggantian,
bersamaan dengan alasan penggantian, sehingga bila diterima, tindakan yang sesuai dapat
dilakukan untuk penyesuaian. Bila Penyedia Barang / Jasa mengabaikan hal ini maka
Penyedia Barang / Jasa tidak dibebaskan dari tanggung jawab untuk menghasilkan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.

2. Gambar Detail Pelaksanaan


a. Penyedia Barang / Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan
pekerjaan jaringan utilitas yang disebutkan di sini, atau yang membutuhkan koordinasi
dengan pekerjaan lain.
b. Gambar Kerja hanya menunjukkan secara garis besar lokasi bahan dan peralatan. Gambar
Kerja harus diikuti dengan se-seksama mungkin. Gambar Struktur dan gambar lainnya
yang terkait, dan semua elemen yang dipasang harus diperiksa dimensi dan kebutuhan
ruang geraknya sebelum pemasangan
c. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas se-segera
mungkin sebelum pengadaan bahan sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa,
dan tidak ada tambahan waktu bagi Penyedia Barang / Jasa bila mengabaikan hal ini.
Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail – detail yang diperlukan.
d. Penyedia Barang / Jasa harus mendapatkan, atas biayanya, semua ijin yang diperlukan
dan mengatur semua pemeriksaan yang dibutuhkan yang berhubungan dengan jaringan
utilitas yang disebutkan di sini.

182
3. Pengiriman dan Penyimpanan
a. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), sambungan dan perlengkapan lain yang
digunakan dalam jaringan utilitas harus mempunyai tanda / merk yang jelas dari
pabrik pembuatnya dan kelas produk bila ditentukan oleh standar yang berlaku
b. Semua beban harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung dari segala jenis
kerusakan
4. Ketidaksesuaian
a. Penyedia Barang / Jasa wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan
kesalahan / ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, kapasitas, jumlah maupun
pemasangan dan lain – lain.
b. Semua perlengkapan pemipaan utilitas yang didatangkan atau dipasang tanpa tanda /
merk harus disingkirkan dan diganti dengan yang sesuai tanpa tambahan biaya kepada
Pemilik Proyek

5. Garansi
Penyedia Barang / Jasa harus memberikan kepada Pemilik Proyek surat garansi yang
menyatakan bahwa jaringan utilitas telah bekerja dengan baik yang jangka waktu 1 (satu)
tahun sejak tanggal penyerahan terakhir. Selama periode tersebut Penyedia Barang / Jasa
harus memperbaiki atau mengganti kerusakan dan membayar biaya setiap perbaikan atau
penggantian.

D. SPESIFIKASI BAHAN
Bahan-bahan yang dipersyaratkan sesuai yang sudah tercantum dalam lampiran tabel spesifikasi
teknis dan mobilisasi materialnya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa
melalui Konsultan Pengawas .

E. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Umum
a. Semua tenaga kerja harus ahli dan mampu serta berpengalaman seperti disetujui
Konsultan Pengawas .
b. Semua lokasi dan dimensi perlengkapan sistem pemipaan harus sesuai Gambar Kerja dan
petunjuk Konsultan Pengawas .
c. Semua bahan, baik yang disebutkan maupun yang tidak disebutkan atau ditunjukkan dalam
Gambar Kerja, harus disediakan dan dipasang untuk melengkapi sistem sesuai mutu
pemasangan terbaik dan disetujui Konsultan Pengawas .

2. Pemasangan
a. Pemipaan.
1) Semua sistem pemipaan yang dipasang harus tetap bersih dan bekerja dengan baik
melalui pengujian berkala yang dilakukan Penyedia Barang / Jasa sampai pekerjaan
diserahkan dan diterima Pemilik Proyek.
2) Semua pipa harus dipasang sesuai koordinasi yang ditentukan.
3) Penyedia Barang / Jasa bertanggung jawab mengadakan bagian sambungan yang
diperlukan sehingga membentuk pemasangan yang lengkap. Semua sambungan harus
diperiksa dengan teliti untuk memastikan semua bagian yang harus disediakan
tersebut sudah lengkap.
4) Semua pemipaan yang disambung dan yang akan dihubungkan dengan peralatan,
harus dilengkapi dengan sambungan pipa atau flensa yang sesuai seperti disebutkan
dalam Spesifikasi ini.
5) Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika memungkinkan.

183
6) Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan alat sambungan reducer atau
increaser.
7) Katup yang disediakan untuk kesempurnaan sistem kontrol harus ditempatkan pada
lokasi yang mudah dicapai dengan ruang gerak yang cukup untuk bukaan penuh,
pembongkaran, penggantian dengan batang pengoperasian ke arah horisontal atau
vertikal.

8) Pipa pembuangan air kotor harus dipasang menurun 10 mm setiap 100 cm panjang
pipa, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja. Sebelum pipa pembuangan air
kotor dipasang, Penyedia Barang / Jasa harus memeriksa di lapangan semua pipa yang
akan dipasang untuk memeriksa benar tidaknya sistem pemipaan sehingga pipa – pipa
tersebut dapat dipasang sesuai persyaratan.
9) Setiap peralatan harus dilengkapi dengan katup penutup air yang ditempatkan sesuai
Gambar Kerja, sehingga setiap peralatan dapat diperiksa secara terpisah tanpa
mengganggu peralatan lainnya.
10) Lubang periksa dari bahan beton cor di tempat harus dibuat dengan mengikuti
ketentuan yang ditetapkan.
11) Lubang periksa dari beton pracetak harus dipasang dan ditempatkan pada tempat –
tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dengan cara – cara yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya.
12) Pekerjaan pemipaan dan peralatan utilitas lainnya yang membutuhkan penggalian dan
pengurugan harus dilaksanakan sesuai ketentuan dalam Spesifikasi Teknis.
b. Penumpu dan Alat Pengencang
1) Semua pipa, sambungan dan peralatan harus ditumpu dan diikat dengan kuat dan
aman.
2) Penumpu pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga arah dan kemiringan pipa
tetap terjaga dan cukup kuat memegang pipa dan pemuaian yang disebabkan karena
perubahan panas.
3) Penumpu pipa harus dipasang dengan jarak sebagai berikut:
Diameter Batas Maksimal Ruang
Pipa
(mm)
Jarak Mendatar Jarak Tegak (m)
(m)
s.d. 20 1.8 2.0
25 s.d. 40 2.0 3.0
50 s.d 80 3.0 4.0
100 s.d 150 4.0 4.0

4) Jenis penggantung / penumpu adalah sebagai berikut:


a) Baja pelat
b) Baja Siku
c) Atau baja profil lainnya sesuai Gambar Kerja
5) Penggantung dan penumpu harus ditempatkan pada lokasi berikut:
a) Perubahan arah aliran
b) Titik percabangan
c) Beban terpusat karena adanya katup dan peralatan lain yang sejenis kran
pemasangan kran harus benar-benar rapi dan terbebas dari bocor
d) Floor Drain
Pemasangan floordrain harus sesuai dengan gambar kerja, dan harus rapi dan
rapat.

184
e) Pompa
1. Sebelum pemasangan pompa, setiap pompa harus sudah diuji di pabrik
pembuatnya sesuai dengan standar pengujian yang berlaku, dan ketika
didatangkan ke lokasi, setiap pompa harus dilengkapi sertifikat pengujian pabrik
dan kurva penampilan.
2. Semua pompa harus dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat
dan Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui.
3. Pengerjaan yang baik dan unjuk kerja pompa – pompa yang telah terpasang
dengan lengkap termasuk motor penggerak, komponen pelindung dan aksesori
lainnya menjadi tanggung jawab pembuat / pemasok pompa.
4. Sistem elektrikal harus dikerjakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.

f) Roughing-In
o Roughing-In untuk pipa dan sambungan harus dilakukan sepanjang konstruksi,
dan harus dikoordinasikan antara Konsultan Pengawas dan Penyedia Barang /
Jasa.
o Lokasi bukaan dengan ukuran yang tepat untuk lewatnya pipa harus disediakan
bila diperlukan. Lokasi sesuai ketentuan Gambar Kerja, dan koordinasi posisi
terakhir harus dibicarakan dengan Konsultan Pengawas .
o Semua bahan seperti pengikat saluran dan perlengkapan lainnya yang ditanam
dalam beton harus bersih dari segala jenis karat, kerak dan cat.

3. Pembersihan dan Penyesuaian


a. Selama pelaksanaan, Penyedia Barang / Jasa harus menutup semua saluran / pipa,
untuk mencegah masuknya pasir, kotoran dan lainnya. Setelah selesai pemasangan
setiap sistem pemipaan harus dihembus langsung dengan udara selama mungkin
untuk membersihkan seluruh sistem pemipaan.
b. Setelah seluruh sistem terpasang lengkap, Penyedia Barang / Jasa harus menjalankan
peralatan pada kondisi normal untuk membuat semua penyesuaian penting
menyeimbangkan katup, kontrol tekanan otomatis dan lainnya, sampai semua
persyaratan tercapai.

4. Pengujian Sistem Saluran Pembuangan


a. Seluruh sistem saluran pembuangan dan sistem pembuangan udara harus dilengkapi
lubang – lubang yang dapat ditutup dengan rapat sehingga seluruh sistem dapat diisi
dengan air sampai elevasi tertinggi batang saluran pembuangan udara seperti ditunjukkan
dalam Gambar.
b. Sistem ini harus menahan air tersebut selama 30 menit dan dalam waktu tersebut
ketinggian air tidak berubah.
c. Bila menurut pendapat Konsultan Pengawas dibutuhkan pengujian tambahan, seperti
pengujian asap / udara pada sistem saluran pembuangan, Penyedia Barang / Jasa harus
melaksanakan pengujian tersebut tanpa tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.

5. PengujianSistem Bertekanan
a. Setelah selesai pemasangan dan roughing-in seluruh sistem pemipaan harus diuji pada
tekanan hidrostatis 1,5 (satu setengah) kali tekanan kerja nominal dan dibiarkan pada
tekanan tersebut selama 24 jam. Tekanan udara nominal untuk air bersih adalah 8 kg/cm 2
dan untuk air kebakaran adalah 10 kg/cm2

185
b. Bila suatu bagian sistem pemipaan akan ditutup sebelum seluruh pemasangan selesai,
bagian tersebut harus diuji pada tekanan yang sama dengan tekanan yang digunakan untuk
seluruh sistem dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas .
c. Seluruh jaringan pipa air bersih harus dibilas dengan baik dan didesinfeksi dengan klorin,
sebelum diserahkan kepada Pemilik Proyek melalui Konsultan Pengawas .
d. Setelah melewati jangka waktu tidak kurang dari 6 (enam) jam, air yang masih banyak
mengandung klorin tersebut harus dapat dibuang dan jaringan pipa dibilas sehingga kadar
klorin yang tertinggal mencapai 0,2 ppm.

6. Cat Pelindung
a. Semua pipa, sambungan dan penumpu pipa yang terlihat harus dicat dalam warna sesuai
Skema Warna yang akan diterbitkan kemudian, semua pipa yang terlihat juga harus diberi
tanda arah aliran.
b. Bahan cat dan pekerjaan pengecatan harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis

186
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN HYDRANT

G. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua peralatan penangkal kebakaran
termasuk penumpu dan aksesori yang disebutkan disini atau sesuai petunjuk Gambar Kerja dan /
atau Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini harus meliputi tetapi tidak terbatas pada :
a. Pemipaan dari dan ke alat penangkal kebakaran seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b. Pengadaan dan pemasangan box hydrant, siamese connection dan fire extinguisher.
c. Pompa dan sistem pendukungnya untuk penyuplai air ke hydrant.

H. STANDAR / RUJUKAN
a. National Fire Protection Association (NFPA)
b. American Society for Testing and Materials (ASTM)
c. American Water Work Association (AWWA)
d. American National Standards Institute (ANSI)
e. Underwriter’s Laboratories, Inc (UL)
f. Factory Mutual Research Corporation (FM)

I. PROSEDUR UMUM
a. Data Teknis
1) Data teknis semua peralatan penangkal kebakaran seperti disebutkan di sini harus
diserahkan kepada Konsultan MK untuk disetujui sebelum pengadaan.
2) Data teknis harus mencakup semua informasi detail tipe / model, kapasitas, petunjuk
pemasangan, dimensi dan karakteristik lainnya yang dibutuhkan.
3) Bila contoh yang diserahkan berbeda dari yang ditentukan, Penyedia Barang / Jasa
harus menjelaskan perbedaan tersebut secara tertulis, dengan permohonan
penggantian, berikut alasan penggantian, sehingga bila diterima, tindakan yang sesuai
dapat dilakukan untuk penyesuaian. Bila hal ini diabaikan, maka Penyedia Barang / Jasa
tidak dibebaskan dari tanggung jawab untuk menghasilkan pekerjaan sesuai dengan
ketentuan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
b. Gambar Detail Pelaksanaan
1) Penyedia Barang / Jasa harus memeriksa semua dimensi dalam Gambar Kerja dengan
keadaan di lokasi. Tidak diijinkan adanya tuntutan yang diakibatkan adanya perbedaan
antara Gambar Kerja disiplin lain dan / atau pengukuran yang dilakukan di lokasi
pekerjaan. Penyedia Barang / Jasa harus mendapatkan penjelasan mengenai hal ini dari
Konsultan MK sebelum membuat Gambar Detail Pelaksanaan.
2) Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan kepada Konsultan MK untuk disetujui
sebelum memulai pemasangan. Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup tipe /
model, dimensi, ukuran, tata letak dan informasi detail lainnya yang diperlukan. Semua
dokumen harus digambar sesuai dengan model yang telah disetujui Konsultan MK.
c. Pengujian Pabrik.
1) Semua peralatan utama sistem penangkal kebakaran seperti Fire Hydrant Cabinet (FHC)
dan racun api dan lainnya harus sudah lolos uji dari pabrik pembuatnya.
2) Pada saat didatangkan, semua peralatan harus dilengkapi dengan sertifikat pengujian
pabrik.
d. Gambar Kerja
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis saling melengkapi satu sama lain, dan tenaga kerja atau
bahan yang disebut di sini, bila diperlukan untuk keberhasilan bekerjanya peralatan khusus

187
yang disebutkan dalam pekerjaan ini, harus disediakan dan dipasang tanpa tambahan biaya
kepada Pemilik Proyek.
e. Garansi
Penyedia Barang / Jasa harus menyerahkan kepada Pemilik Proyek, surat garansi tertulis
yang menyatakan bahwa instalasi sistem penangkal kebakaran pada seluruh bagian bekerja
dengan baik, untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, dimulai sejak seluruh sistem dinyatakan
berjalan dan berfungsi dengan baik. Selama periode ini Penyedia Barang / Jasa harus
memperbaiki dan mengganti kerusakan yang ada dan membayar semua biaya perbaikan
atau penggantian.

J. SPESIFIKASI BAHAN
a. Umum
Seluruh bahan dan peralatan yang diadakan harus baru, bebas dari segala cacat dan berasal
dari kualitas yang dapat diterima.
b. Pipa dan Sambungan
1) Seluruh pemipaan harus dirancang untuk tekanan kerja nominal 10 kg/cm 2
2) Pipa menuju peralatan sistem penangkal kebakaran harus dari pipa baja hitam schedule
40 yang memenuhi standar SNI 07-0039-1987. Pipa dengan diameter sampai 65 mm
harus memiliki ulir pada bagian sambungannya. Pipa dengan diameter lebih besar dari
65 mm harus dilengkapi flensa (sesuai ketentuan butir 4.4. dari Spesifikasi Teknis ini)
pada bagian sambungannya atau sambungan cara las tumpul yang memenuhi standar
AWWA C 208. Diameter pipa harus sesuai petunjuk Gambar Kerja.
3) Semua sambungan pipa seperti elbow, tee, reducer, tee-reducer dan lainnya dengan
diameter sampai 65 mm harus dari baja karbon lapis seng yang berulir pada bagian
sambungannya, sedang yang lebih besar dari 65 mm harus dilengkapi dengan flensi
seperti ditentukan dalam butir 4.4. dari Spesifikasi Teknis ini atau sambungan cara las
tumpul yang memenuhi standar AWWA C 208. Sambungan harus dari kelas yang sama
dengan pipa dan harus baru serta dari kualitas yang dapat diterima.
c. Paking (Gasket / Sealing Ring)
Paking harus dari ANSI kelas 150, terbuat dari karet gulungan berspiral tebal minimal 3 mm.
Diameter paking harus sesuai dengan diameter dan jenis flensa yang akan digunakan. Jumlah
pengadaan paking harus dilebihkan 10% dari jumlah yang seharusnya diadakan.
d. Flensa (Flange)
Flensa harus dari ANSI B16.5 kelas 150 jenis raised face dan memenuhi standar ASTM A105.
Flensa tipe slip-on harus memiliki diameter yang sesuai dengan peralatan yang akan
disambung.
e. Baut, Mur untuk Flensa
Baut, mur lengkap dengan cincin per dan cincin pelat, harus terbuat dari baja hitam kels 8.8
dengan sistem ulir metrik, digunakan untuk pemasangan flensa. Diameter dan panjang baut
harus disesuaikan dengan dimensi flensa. Sisa ulir setelah pemasangan minimal 3 (tiga) ulir.
Jumlah pengadaan baut dan mur harus dilebihkan 10% dari jumlah yang seharusnya
diadakan.
f. Katup (Valve)
1) Umum
a) Semua katup harus baru, dari produk yang dikenal luas dan semua katup dari tipe
yang sama harus berasal dari satu merk. Semua badan katup harus menerangkan
nama pabrik pembuat, tekanan kerja, diameter dan arah aliran.
b) Semua katup harus lengkap dan siap untuk digunakan dengan komponen dan
aksesori yang sesuai dengan standar yang berlaku, dan memiliki kemampuan untuk
dioperasikan dalam jangka panjang, bebas dari gangguan membutuhkan sedikit
perawatan / pemeliharaan.

188
c) Katup dengan diameter sampai 65 mm harus memiliki ulir untuk sambungan.
d) Katup dengan diameter lebih besar dari 65 mm harus dilengkapi dengan flensa yang
bersatu dengan badan katup.
2) Katup Penahan (Check Valve)
Katup penahan harus dari tipe anti water hammer dengan tekanan kerja minimal
10kg/cm2.
3) Katup Pelepas Udara (Air Release Valve)
Katup pelepas udara harus memiliki tekanan minimal 5 kg/cm2.
4) Katup Pengatur Tekanan (Pressure Reducing Valve)
Katup pengatur tekanan harus dari tipe yang memiliki tekanan yang dapat diatur
dengan tekanan masuk minimal 10 kg/cm2.
g. Floor Switch
Floor switch harus memiliki tekanan kerja 10 kg/cm2 dengan kapasitas aliran minimal 300
liter/menit, dibuat dari bahan stainless steel seperti.
h. Flexible Joint
Flexible joint harus terbuat dari serat sintetis (synthetic fibre) yang dilapisi karet sintetis
khusus, dilengkapi flensa dari bahan baja lunak, dari tipe Twin-Sphere Connectior, dengan
diameter sesuai dengan diameter peralatan yang akan disambung.

K. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Umum
1) Semua peralatan dan sistem harus dipasang dengan kualitas pengerjaan yang baik oleh
pekerja ahli di bawah pengawasan Konsultan MK untuk pekerjaan ini.
2) Semua peralatan yang disebutkan di sini harus dibersihkan dari debu, kotoran dan bahan
buangan lainnya sebelum pemasangan.
3) Pipa dan sambungan pipa harus dipasang dengan jarak 50 mm satu sama lain atau
terhadap bangunan atau peralatan.
4) Pemipaan harus dilengkapi dengan katup seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
sehingga seluruh sistem dapat bekerja dengan baik.
5) Semua pemipaan yang harus dihubungkan dengan peralatan utama harus dilengkapi
dengan sambungan pipa atau flensa seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
6) Semua pemipaan harus dipasang menuju titik drainase / pembuangan. Drainase dan
pembuangan udara harus disediakan untuk memudahkan pengisian dan pengeringan.
7) Semua permukaan bagian luar pipa dan sambungan yang akan ditanam di dalam tanah
harus diberi lapisan aspal minimal 40 mikron sebagai lapisan pelindung anti karat.
8) Pipa – pipa yang akan ditanam atau ditimbun tidak boleh ditutup sebelum diuji dan
diperiksa oleh Konsultan MK.
b. Penggantung dan Penumpu Pipa
1) Semua pipa, sambungan pipa dan peralatan harus ditumpu dan diikat dengan aman dan
kuat.
2) Penumpu pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga arah dan kemiringan pipa tetap
terjaga dan cukup kuat memegang pipa dan pemuaian yang disebabkan karena
perubahan panas. Penumpu pipa harus dipasang dengan jarak sebagai berikut :
Batas Maksimal Ruang
Diameter Pipa
Jarak Mendatar Jarak Tegak
(mm)
(m) (m)
s.d. 20 1.8 2.0
25 s.d. 40 2.0 3.0
50 s.d. 80 3.0 4.0
100 s.d. 150 4.0 4.0
3) Jenis penggantung / penumpu adalah sebagai berikut :

189
a. Baja Pelat
b. Baja Siku
c. Atau baja profil lainnya sesuai Gambar Kerja
4) Penggantung dan penumpu harus ditempatkan pada lokasi berikut :
a. Perubahan arah aliran
b. Titik Percabangan
c. Beban terpusat karena adanya katup dan peralatan lain yang sejenis
5) Bahan penumpu / penggantung dan penumpu lain yang dibutuhkan harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis.
c. Pengujian
Pemipaan
1) Semua bagian pipa yang telah selesai harus dipisahkan dan diberi pengujian tekanan 1.5
(satu setengah) kali tekanan kerja yang ditentukan.
2) Tekanan harus dijaga selama 24 jam dan jalur pipa harus tetap rapat selama pengujian.
3) Pompa penguji, manometer, meter air dan peralatan pengujian lainnya yang dibutuhkan
harus disediakan dan dipasang oleh Penyedia Barang / Jasa.
4) Bila suatu bagian sistem pemipaan akan ditutup sebelum seluruh pemasangan selesai,
bagian tersebut harus diuji terpisah pada tekanan yang sama dengan tekanan yang
digunakan untuk seluruh sistem dan disaksikan Konsultan MK.
d. Pengecatan
1) Semua pipa, sambungan dan penumpu pipa yang terlihat harus dicat dalam warna sesuai
Skema Warna yang akan diterbitkan kemudian. Bahan cat dan pekerjaan pengecatan
harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
2) Racun api harus memiliki lapisan cat dari pabrik pembuatnya dalam warna sesuai standar
dari pabrik pembuatnya.

190
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR


A. UMUM
Selama masa penanganan pelaksanaan pihak Penyedia Barang / Jasa harus tetap memelihara
pekerjaan sedemikian rupa sehingga terbebas dari sisa bangunan, kotoran dan sampah yang
dihasilkan sebagai akibat adanya kegiatan proyek. Pada saat selesainya pekerjaan, pihak Penyedia
Barang / Jasa diharuskan menyingkirkan seluruh bahan sisa dan bahan kelebihan, sampah,
perlengkapan, peralatan dan mesin dari lapangan, seluruh bagian permukaan hasil penanganan
harus terlihat bersih dan proyek yang akan diserahkan harus sudah dalam keadaan siap pakai dan
diterima dengan memuaskan oleh Konsultan Pengawas .

B. PEMBERSIHAN SELAMA PELAKSANAAN


1. Pihak Penyedia Barang / Jasa harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah
kerja, kantor darurat dan hunian (tetangga sekitar), tetap terbebas dari tumpukan bahan sisa
sampah, dan terbebas dari kotoran lainnya yang dihasilkan dari operasi pekerjaan lapangan
dan harus tetap memelihara daerah kerja dalam keadaan bersih setiap waktu.
2. Menjamin bahwa sistem drainase terbebas dari kotoran dan terbebas dari bahan lepas dan
tetap berfungsi setiap waktu.
3. Bila dianggap perlu, semprot bahan yang kering dan kotoran lainnya dengan air, sehingga
dapat dicegah debu atau pasir yang tertiup angin.
4. Siapkan di daerah kerja tempat sampah untuk pengumpulan bahan sisa, kotoran dan sampah
sebelum dibuang
5. Buang bahan sisa, kotoran dan sampah pada tempat yang telah ditentukan dan sesuai dengan
peraturan / perundangan yang berlaku secara nasional dan peraturan pemerintah daerah
setempat dan harus mentaati undang-undang anti pencemaran
6. Jangan menanam sampah-sampah atau bahan sisa di daerah kerja proyek tanpa persetujuan
Konsultan Pengawas
7. Jangan membuang bahan sisa yang mudah menguap seperti misalnya cairan mineral, minyak
atau minyak cat ke dalam selokan jalan atau ke dalam saluran yang ada
8. Juga tidak diperkenankan menumpuk / membuang bahan sisa ke dalam sungai atau saluran
air
9. Jika Penyedia Barang / Jasa memperhatikan bahwa saluran air drainase samping atau bagian
lain dari sistem drainase dipakai baik oleh karyawan Penyedia Barang / Jasa atau oleh orang
lain, untuk pembuangan yang lain-lain di luar air permukaan. Pihak Penyedia Barang / Jasa
harus segera melaporkan hal yang terjadi ke Konsultan Pengawas dan segera mengambil
tindakan yang perlu sesuai petunjuk Konsultan Pengawas untuk mencegah terjadinya
pencemaran lebih lanjut

C. PEMBERSIHAN AKHIR
o Pada saat selesainya pekerjaan lapangan, daerah proyek harus tetap dijaga kebersihannya dan
siap dipakai oleh pemilik. Pihak Penyedia Barang / Jasa harus memulihkan daerah proyek yang
tidak merupakan bagian pekerjaan untuk perbaikan seperti dijelaskan dalam dokumen kontrak
sesuai keadaan aslinya.

o Pada saat pembersihan akhir, seluruh perkerasan harus diperiksa kembali, karena
kemungkinan ada kerusakan fisik yang ditemukan sebelum pembersihan akhir. Daerah kerja
yang diperkeras dan seluruh daerah fasilitas umum yang diperkeras yang terletak di dekat
daerah lokasi kerja harus disikat bersih. Seluruh permukaan harus dibersihkan dengan garu
dan sampahnya harus dibuang seluruhnya.p

191
RESUME SPESIFIKASI TEKNIS

• Nama Pekerjaan : Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar TA.2021
• Lokasi : Universitas Tidar Kampus Sidotopo Kota Magelang
• Instansi : Universitas Tidar

• Daftar Spesifikasi Bangunan :


No. Nama Bagian Pekerjaan Material Merk Type Keterangan
1. Pekerjaan Pasangan & • Semen : Gresik, Tiga Roda, Dynamix PCC
pekerjaan Beton • Semen Instan Perekat Bata : Mortar Utama, Mortar Mulia
Ringan
• Semen Instan Plesteran Mortar Utama, Mortar Mulia
• Semen Instan Acian Mortar Utama, Mortar Mulia
• Pasangan Dinding Bata Ringan P = 60 cm,
: Citicon, Diamon, Batindo L = 10 cm,
T = 20 cm
Bata Merah Produk Lokal
• Pasir Query : Merapi Lolos ayakan 0,3 mm

• Batu Kali Query : Merapi


• Kerikil/split Produk lokal stone cruser
• Besi Tulangan KS, Gunung Garuda, KSTY, • Mutu Baja Ulir fy : Ukuran Sesuai gambar
KSTI 390 Mpa
• Mutu Baja Polos fy :
240 Mpa
• Ready Mix K 300,
fc’ 26,4 Mpa
• Tiang Pancang : Wijaya Karya Beton Diameter 50cm
Mutu Beton K.600
• Plat Steel Deck : Kencana, CFS • Tebal 0.75 mm
• Mutu 550 MPa

No. Nama Bagian Pekerjaan Material Merk Type Keterangan

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
2. Pekerjaan Penutup Lantai & • Homogenious Tile 600x600 • : Indogress, Venus, • Uk. 600 x 600 • Garansi Fabrikan
Dinding Polished Monalisa untuk kualitas &
• Homogenious Tile 600x600 shading
Unpolished/ Texture • Mendatangkan
• Plin Homogenious Tile supervisi dari
100x600 pabrikan
• Stepnose tangga • Uk. 80 x 600
Homogenius Tile
• Hospital Plin •
• Hospital Plint Sudut
• Pasangan Batu alam • : Lokal/ dalam negeri • Batu Andesit
• Keramik Lantai KM/WC • : Platinum, Roman • Uk. 300 x 300 mm

• Keramik Dinding KM/WC • : Platinum, Roman • Uk. 300 x 600 mm Wall Tile polish

• Batu Granit dinding Ruang • Lokal / Dalam Negeri •


Lift
• Lantai, Dinding dan meja • : BAFS, SIKA • Ucreate MF Dikerjakan oleh
Lab Epoxy (Tebal 3mm) Aplikator
• Floor Hardener • : BAFS, SIKA • NitoFloor Hartop 5kg/m2 Dikerjakan oleh
Aplikator
• Paving Block • : Mutiara, Diamond • Type Holand K-300
• Panjang : 200 mm
• Lebar : 100 mm
• Tebal : 80 mm
• Kansteen • : Mutiara, Diamond •

No Nama Bagian Pekerjaan Material Merk Type Keterangan

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
3. Pekerjaan Urugan Tanah • Bahan urugan harus • Bahan Lokal • Menyesuaikan
bebas dari bahan organik, ketersedian bahan
dan bahan – bahan lain local yang
yang mengganggu dan mendekati
butiran batu lebih besar spesifikasi dan di
dari 100 mm dan setujui oleh
memiliki gradasi pengawas
sedemikian rupa agar
pemadatan berjalan
lancar
4. Pekerjaan Langit-langit • Papan gypsum board • : Boral, Aplus, Indal • Tebal 9mm

• Rangka Hollow Galvalume


40x40x3mm
• Rangka Hollow Galvalume
20x40x3mm
• Modul Rangka 120x60 cm
• Plafond Area Lembab • : Kalsiboard, GRC • Tebal 6 mm
• Rangka Hollow Galvalume
40x40x3mm
• Rangka Hollow Galvalume
20x40x3mm
• Modul Rangka 120x60 cm
• Plafond UPVC • : INDOFON, SHUNDA • Tebal 10 mm Warna dan Type
• Rangka Hollow Galvalume PLAFOND Ditentukan Kemudian
40x40x0.3mm
• Rangka Hollow Galvalume
20x40x0.3mm
• Modul Rangka 100x80 cm

• Penggantung • : Boral, CKM, Aplus • Rod adjustable dia 6mm Menyesuaikan


ketersedian bahan local
yang mendekati
spesifikasi. Atau
Menyesuaikan full
system product

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
5. Pekerjaan Sekat Ruangan • Sesuai gambar rencana • Boral, Aplus, Indal • Type Standard Tebal panel • Dikerjakan Aplikator
Partisi 12 mm
• Rangka Aplus Metal Stud
76 (34x76x0,4 mm) dan U
Runner 76 (25x76x0,35
mm)
• Type : Stud Partition
• Fungsi : Rangka Partisi
Tegak
• Warna : Alum Silver
• Tebal : BMT = Base Metal
Thickness
• Bentuk : C Channel dan U
Runner
• Standart : A 653, C 645 dan
C 840

6. Pekerjaan penutup facade • Alumunium Composit • : Jiyu, Alcolux, Seven • Outdoor (PVDF) • Warna di tentukan
bangunan Panel • Tebal Material 5mm kemudian
• Tebal Skin Alumunium 0.3 • Garansi warna 15
mm tahun
• Terdiri dari 2 lapis @4mm
Bahan Alloy 3003
• Alumunium Composit • : Jiyu, Alcolux, Seven • Cutting Alumunium • Desain sesuai gambar
Panel Motif Kerawangan Composit Panel Outdoor Kerja
(PVDF)
• Outdoor (PVDF)
• Tebal Material 5mm
• Tebal Skin Alumunium 0.3
mm
Terdiri dari 2 lapis @4mm
Bahan Alloy 3003
• Rangka • • Hollow alumunium • Desain sesuai gambar
50x50x3mm Kerja
• Hollow alumunium

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
25x50x3mm
• Angkur baut
• Screw
7. Pekerjaan Alumunium : Partisi, • Kusen Almunium 4 inch • : Alexindo, YKK, Indal • Panjang :+100 mm • Warna ditentukan
Kusen, Pintu dan Jendela • Lebar :+38.1 mm kemudian
• Tebal :+1.15 mm
• Berat :
- +0.608 kg/m’ untuk
kusen polos
• +0.711 kg/m’ untuk kusen
M
• Profil Ram Jendela • : Alexindo, YKK, Indal Dimensi • Warna ditentukan
• • untuk Jendela : tebal +1.1 kemudian
mm • Desain sesuai gambar

• Daun Pintu Ruangan • Engineering Door, : Eforiis, Kombinasi kaca bening 5mm • Warna ditentukan
Dupan, Natural dan finishing HPL Taco (Sudut kemudian
sponengan di tusir) • Desain sesuai gambar
• Daun Pintu KM/WC • : Chonch, Broco Bahan UPVC • Hardware :
menshanes
• Skrup • Galvanis •
• Anchor • Baja galvanis •
• Sekrup/ Hardware & Part • Digunakan Stainless Steel •

No. Nama Bagian Pekerjaan Material Merk Type Keterangan

• Karet slip • • warna hitam •


• Kaca (jendela, pintu dan • Asahimas, Mulia • Tebal : 5, 8 mm atau Menyesuaikan gambar kerja
boven) ditentukan lain
• Kaca temperred • Asahimas, Mulia • Tebal 12 mm atau Menyesuaikan gambar kerja
ditentukan lain
• Sealent • Down Cowning. •

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
• Pengg. Dan pengunci
- Handle set • CISA, Dexson, Dorma
- Engsel
- Hak angin
- Pengunci jendela
- Grendel
- Penahan pintu
- Pull handle
• Pintu Darurat Besi : BOSTINCO • Dilengkapi Dengan
Door Closer, Engsel,
Handle and Back
Plate, Kunci Cilinder,
Handle anti Panic
• Pintu Besi Ruang • Kusen Bending Plat besi
laboratorium T. 1.2mm
• Pintu plat besi Tebal 1,2
mm, Rangka besi hollow
30x30x3
• Kaca Bening 5mm
8. Pekerjaan Pengecatan. • Dinding luar • : Dulux Watershield, • Garansi Cat selama 5
Propan, Jotun tahun
• Surat Dukungan Aplikator
Resmi
• Warna ditentukan
kemudian
• Dinding dalam • : Dulux, Propan, Jotun • Warna ditentukan
kemudian
• Plafon • : Dulux, Propan, Jotun • Warna ditentukan
kemudian
• Cat logam • : Propan, Emco, Jotun Warna ditentukan
kemudian
• Water proofing kamar • : BASF, Propan, Fosroc
mandi & Plat talang

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
9. Pekerjaan Railing • Railing stainless steel • Pipa stainless steel 2 “ dan • Tebal 3 mm • Desain sesuai dengan
1.5 “ gambar
• Railing Besi Black steel • Pipa stainless steel 2” dan • Tebal 3 mm
1.5 “
10. Pekerjaan Struktur Atap • Rangka Kuda-kuda • : Gunung Garuda, Krakatau • Fy’ 400 Mpa • Dimensi Sesuai Gambar
Steel
• Gording • : Gunung Garuda, Krakatau • Fy’ 400 Mpa • Dimensi Sesuai Gambar
Steel
• Usuk Baja Ringan • : Giga Steel, Kepuh • Usuk Profil Z75 tebal • Dikerjakan oleh aplikator
kencana arum 0.75mm
• Reng Baja Ringan • : Giga Steel, Kepuh • Reng ukuran 32cm • Dikerjakan oleh aplikator
kencana arum Tebal 0.45mm
• Plat Sambung, plat • : Gunung Garuda, Krakatau •
Plendes, plat rib Steel
• Baut • Lokal
• Atap Kanopy • : Gunung Garuda, Krakatau • BJ37 • Dimensi Sesuai Gambar
• Besi Siku Steel Fy” 240 Mpa

11. Pekerjaan Penutup Atap Atap Bangunan Utama
• Penutup Genteng Keramik • : KANMURI, M-CLASS, KIA • Ukuran Genteng : • Warna Ditentukan
Glazur • : KANMURI, M-CLASS, KIA Panjang 32,6 cm, kemudian
• Bumbungan Keramik lebar 31,2 s/d 31,4
Glazur cm,
berat per genteng
max 2,8 kg s/d 3 kg,
isi 13,6 s/d 14,5
bh/m2
Atap Canopy
• Penutup atap uPVC • : Alderon, Dr Shield • Type Twinwall • Warna Ditentukan
• • Tebal 10 mm kemudian

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
12 Pagar Beton Precast • Pagar Beton Precast • Mutu Beton K.225 Disertakan hasil uji lab
• Panjang 240 cm
• Tinggi 40 cm
• Tebal 5 cm
• Mutu Beton K.225 Disertakan hasil uji lab
• Kolom Pagar Beton • Dimensi
Precast 175x175x2800
13 Papan Cubicle Toilet Papan Phenolic : Smartcubic • Tebal 12.5 cm • Desain dan ukuran
• Assesories Stailess sesuai dokumen
Steel gambar
• Warna ditentukn
kemudian
14 Almunium Voil •

No. Nama Bagian Pekerjaan Material Merk Type Keterangan

11. Pekerjaan Akses Vertikal • Lift Passenger • Uola-Volkslift, Toshiba, Quantity 1 unit • Garansi Unit
Hitachi Elevator No. P01 : 2 Tahun
Capacity 1350 kg
Speed 1 • Jaminan
Serviced floor 6 Pemeliharaa
Cabin size W*D*H 2000*1500*2 n : 6 Bulan
(mm) 500
Door opening (mm) Center Open
Overhead 4750
Pit depth 1600
Hoistway (mm) 2950*2675
Machine room roomless
dimension (mm)
Motor Power 9 kw
Control System STEP
ARD Included

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
3 Phase 380
Power Source V
1 Phase 220
Lighting Source V
Hold Button Exluded
Disabled COP Exluded
Handrail 3 side
Stainless
Cabin Finishing
Steel HL
Jamb Narrow

Nama Bagian
No. Material Lokasi Merk Type Keterangan
Pekerjaan
12. Pekerjaan • MCB/ MCCB • Semua • ABB, Schneider • MCCB 4P : 800-1000A
Elektrikal • MCCB 3P : 20 A, 25 A,
40 A, 50 A, 60 A, 80 A,
100 A, 160A, 250 A
• MCB 1P : 6 A, 10 A, 16 A
• MCB 3P : 16A, 20 A, 32A
• ELCB 1P : 10 A
• ELCB 3P : 20 A
• Box Panel • Semua • Global Teknindo, Omni • Type Panel Indoor • Metal sheet 2mm
Elektrindo, IMC Global - Wall Mounting • Finish powder
- Free Standing coating
• Alat Ukur • Semua • ABB, Schneider • Type Digital
- Power Meter
- Ampere meter
- Volt meter
- Frekuensi meter
• Pipa Listrik, T- • Semua • Legrand, Boss • PVC High Impact Conduit • Diameter 20 mm
Dos, Cross Dos
• Instalasi Kabel • Semua • Supreme, Kabelindo • Kabel TM : • Kabel Feeder

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
- N2XSEFGbY NYY :
- N2XSY - 3 x 4 mm2
• Kabel TR : - 4 x 6 mm2
- NYFGbY - 4 x 10 mm2
- NYY - 4 x 16 mm2
- FRC - 4 x 25 mm2
- NYM - 4 x 35 mm2
- 4x (1C x 95
mm2)
• Kabel Feeder
NYFGbY
- 4x (1x 2C x
150mm2)
• Kabel Feeder
FRC :
- 4 x 10 mm2
- 4 x 16 mm2
- 4 x 35 mm2
- 4 x 70 mm2
• Instalasi dalam
gedung : NYM
2x2.5 mm2, 3x2.5
mm2, 4x2.5 mm2
• Kabel Pentanahan • Semua • Supreme, Kabelindo • Jenis Kabel BC (Bare • Diameter sesuai
Copper) dengan gambar
• Stop kontak • Semua • Panasonic, Schneider • Standart, 16A • Warna Putih
• Saklar tunggal • Semua • Panasonic, Schneider • Standart, 16A • Warna Putih
• Saklar double • Semua • Panasonic, Schneider • Standart, 16A • Warna Putih
• Saklar Hotel • Semua • Panasonic, Schneider • Standart, 16A • Warna Putih
Tunggal / Seri
• Pembungkus • Semua • 3M, Legrand
sambungan kabel
13. Pekerjaan Tray • Kabel Ladder • Semua • Lokal • Ladder Type U • Tebal 2mm
• Uk. 400x100 mm • Finishing Hot Dip

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
Kabel Galvanize
• Tray Kabel • Semua • Lokal • Perforated Kabel Tray • Tebal 2mm
Type U • Finishing Hot Dip
• Uk. 300x100 mm Galvanize
• Uk. 400x100 mm
• Elbow, Tee • Semua • Lokal • Horizontal Elbow Tray • Tebal 2mm
• Equal Tee Tray • Finishing Hot Dip
• Uk. 300x100 mm Galvanize
• Uk. 400x100 mm
14. Pekerjaan • Main Tools • Semua • Kurn, Pulsar • Type Electrostatic • Radius Proteksi
Penangkal Petir penangkal petir 50 – 100 m
• Kabel Pentanahan • Semua • Supreme, Kabelindo • Jenis Kabel BC (Bare • Diameter 70
Copper) mm2

• Kabel Down • Semua • Supreme, Kabelindo • Kabel NYY • Diameter 1x70


Conductor mm2

Nama Bagian
No. Material Lokasi Merk Type Keterangan
Pekerjaan
15. Pekerjaan • Lampu TL Inbow • Semua
Penerangan - Armatur
- Tube/Bohlam • Scarto, Artolite • RM 300 ACR (Recess • Cover Acrylic
• Phillips Mounted) TL LED 2x18 Susu
Watt • Panjang 1200mm
• Lampu TL Outbow • Semua
- Armatur
- Tube/Bohlam • Scarto, Artolite • V SHAPE TP (Surface • Panjang 1200mm
• Phillips Mounted) TL LED 2x18
Watt
• Lampu LED • Semua • Phillips • Downlight (Recess • LED 18 Watt
Downlight ( Inbow) Mounted)

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
• Lampu LED • Semua • Phillips • Downlight (Surface • LED 18 Watt
Downlight ( Mounted)
Outbow)
• Exhaust Fan • Semua
- Ceilling
• KDK,CKE • Ceiling mounted 40 Watt • Lengkap dengan
katup anti balik,
250 CFM

Pekerjaan Tata • Unit Indoor AC • Semua • LG, Daikin • Split Wall • Split Wall
Udara Sistem VRV Type Inverter • Ceilling Cassette - 5.500 btu/h
• Ceiling Concealed Duct - 7.500 btu/h
(Hight Static) - 9.600 btu/h
- 12.300 btu/h
- 15.400 btu/h
• Ceilling Cassette
- 19.100 btu/h
- 24.200 btu/h
- 28.000 btu/h
- 30.700 btu/h
- 36.200 btu/h
- 42.000 btu/h
• Ceiling Concealed
Duct (Hight Static)
- 76.400 btu/h
- 95.500 btu/h
• Unit Outdoor • Semua • LG, Daikin - Kap. 343.900 btu/h
- Kap. 363.000 btu/h
• Instalasi Pipa • Semua • Kembla, Denji • Pipa tembaga • UK. Sesuai
Refrigerant kapasitas AC
• Isolasi Pipa • Semua • Armaflex, Insulflex
Refrigerant
• Fan • Semua • KDK, CKE • Axial Fan • Kap. 1500 cfm,
1800 cfm, 2100

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
cfm, 2500cfm
• 220V / 3 phase /
50 Hz
• Low Noise
• Ducting • Semua • TDI Duct, TD Pre- • Ducting Polyisocyanurate
Supply/Return Insulated Alumunium (PIR)
Ducting
• Grille/Diffuser • Semua • AMT, Prima Wangi • Ceiling Mounted • Alluminium
anodized
• Uk. Sesuai dgn
gambar
• Instalasi Kabel • Semua • Supreme, Kabelindo • NYM • Instalasi dalam
Power gedung : NYM
3x2.5 mm2, NYM
4x2.5 mm2
• Stop Kontak AC • Semua • Panasonic, Schneider • Standard Warna
Putih
• Pipa drain • Semua • Rucika • PVC-AW • Diameter 1”, ½”
• Pipa Conduit • Semua • Legrand, Boss • PVC High Impact Conduit • Diameter 20mm
• Exhaust Air • Semua • AMT, Prima Wangi • Type Wall Mounted • Alluminium
Louver anodized
• Uk. Sesuai dgn
gambar
• Pipa ducting • Semua • Rucika • PVC-AW • Diameter 4”
exhaust fan toilet
16. Pekerjaan • PABX • Semua • Panasonic, Toshiba, • Kapasitas 6 / 32
Instalasi Telephon Siemens

• MDF / TTB • Semua • Lokal • Type Indoor • Kapasitas 30 Pair,


• Wall Mounted lengkap dengan
LSA & Frame
• Instalasi Kabel • Semua • Belden, Supreme • Indoor Telephone Cable
(ITC) 2x2x0,6mm

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
• Outlet / Socket • Semua • Panasonic, Schneider

• Conduit • Semua • Legrand, Boss • PVC High Impact Conduit • Diameter 20 mm


18. Pekerjaan LAN • Switch/Hub • Semua • Aruba Networks (HPE) • HPE OfficeConnect 1950- • IIEEE 802.3 Type
24G-2SFP+-2XGT 10BASE-T, IEEE
#JG962A 802.3u Type
100BASE-TX,
IEEE802.3ab
Type 1000BASE-
T, IEEE 802.3af
PoE, IEEE
802.3at)
• (24) RJ-45 auto-
negotiating
10/100/1000
PoE+ ports
• (2) SFP+ fixed
1000/10000 SFP+
ports
• (2) RJ-45
1/10GBASE-T
ports
• Access Point • Semua • Aruba Networks (HPE) AP-635 • Standard : Wi-Fi
6E (802.11ax)
• Ports : 1 x USB, 2
x 1G/2.5GBASE-T
Performance

• WLAN speed
(max.) : 3900
Mb/s
• SFP (Tranceiver) • Semua • Cisco • Single Mode •

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
• Kabel Fiber Optic • Semua • Belden, Commscope • Single Mode •
• Instalasi Kabel • Semua • Belden, Commscope • UTP Cat 6 AMP •
Data/LAN
• Conduit • Semua • Legrand, Boss • PVC High Impact Conduit • Diameter 20 mm
• Outlet LAN • Semua • Panasonic, Schneider • Tipe : ditentukan
Internet kemudian.
• Rack Switch • Semua • Indorack, ABBA • 19" Wallmount Rack 8U
Depth 600mm
• Single Door
19. Pekerjaan Fire • MCFA & Sub • Semua • Appron, Hooseki, • Sistem Semi Addressable • MCFA dilengkapi
Alarm Control Notifier • Kap. 5 Loop dengan battery,
Annunciator Panel power supply,
battery charger
• Instalasi Kabel • Semua • Supreme, Kabelindo
- Main Power
- Antar Detektor • NYM • Dia. 3 x 2.5 mm2
• NYA • Dia. 2 x 1.5 mm2
• Heat Detektor • Semua • Appron, Hooseki, • Type Rate Of Rise
Notifier
• Smoke Detektor • Semua • Appron, Hooseki, • Type Photoelectric
Notifier
• Manual Push • Semua • Appron, Hooseki, • Standard Model • 24V DC 30mA
Button Notifier
• Alarm Bell • Semua • Appron, Hooseki, • Standard Model • Input Voltage DC-
Notifier 24V
• Diameter 6 inch
• Lampu Indikator • Semua • Appron, Hooseki, • Standard Model • DC-18-30V (DC-
Notifier 24V)
• Module • Semua • Appron, Hooseki, • Kontrol Module • Operating
Tambahan Notifier • Monitor Module Voltage : ± 16 –
• Zone Module 32 VDC
• Working
Temperatur : -10
- +50ºC

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
22. Pekerjaan CCTV • DVR (Network • Semua • Hikvision, Dahua • Input 16 Channel Camera • Data storage Hard
Video Recorder) • Input 32 Channel Camera drive 3 TB SATA
HDD
• Gigabit Ethernet,
DVD RW
• Camera CCTV • Semua • Hikvision, Dahua
- Dome
• Type Indoor Fix Dome • Day/Night,
Vandallproof
- Bullet • 2 MP (1920x1080)
• Type Outdoor Fix Bullet Resolution, up to
30mtr IR Visibility,
IP 66

• Colour Monitor • Semua • Hikvision, ASUS • Panel Size: Wide


Screen 24"
• Resolusi: 1920 x
1200
• Input connector:
HDMI; D-Sub;
• UPS • Semua • APC, ICA • Back Up :
- 64 menit pada
beban 100W
- 35 menit pada
beban 200W
- 22 menit pada
beban 300W
• Output power
capacity : 600
Watts / 1.0kVA
• Output
Connections : (8)
IEC 60320 C13
(Battery Backup)

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
• Nominal Output
Voltage : 230V
• Nominal Input
Voltage : 230V
• Input Connections
: IEC 320 C14
• Instalasi Kabel • Semua • Hikvision, Belden • Kabel RG 59 with power •
cable
• Conduit • Semua • Legrand, Boss • PVC High Impact Conduit • Diameter 20 mm
Pekerjaan Tata • Peralatan Utama • Semua • Bosch, Panasonic, TOA
Suara - Power Amplifier
- Mixer
- Radio Tuner
AM/FM, dll
• Ceiling Speaker • Semua • Bosch, TOA • Ceiling Mounted • 6W, Diameter 8”
• Wall Speaker • Semua • Bosch, TOA • Wall Mounted • 30W
• Volume Control • Semua • Bosch, TOA

• Instalasi Kabel • Semua • Supreme, Kabelindo • NYMHY • Instalasi dalam


gedung : NYM HY
2 x 1.5 mm2, 3 x
1.5mm2
• Conduit • Semua • Legrand, Boss • PVC High Impact Conduit • Diameter 20 mm
23. Pekerjaan HDMI • Kabel HDMI • Semua • Tricolor/atten • HDMI Fiber Optic

• Kabel VGA • Semua • Tricolor/atten •

24. Pekerjaan • Pentanahan Panel • Belakang • Supreme, Kabelindo • BC 70mm2 • Tahanan Max. ≤ 5
Pentanahan LVMDP Power Ohm
House
• Pentanahan Panel • Belakang • Supreme, Kabelindo • BC 35mm2 • Tahanan Max. ≤ 1
Server Power Ohm
House
• Pentanahan • Samping • Supreme, Kabelindo • NYY 70mm2 • Tahanan Max. ≤ 2

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
Penyalur Petir Gedung Ohm
• Grounding Rod • Semua • Lokal • Bahan Tembaga • Diameter 20mm
25. Pekerjaan • Pipa Air Bersih • Semua • Westpex, Rucika • Pipa PPR PN-10 • diameter 1½”, 1”,
Mekanikal ¾”, ½”
• Shock drat dalam
bahan kuningan
• Pipa Air • Semua • Rucika • Pipa PVC kelas AW • diameter
Kotor/bekas 4”,3”,2½”, 2”
• Pipa Air Bekas • Semua • Westpex, Rucika • Pipa HDPE • diameter 3”,2½”,
Limbah Kimia 2”
• Pipa Air Hujan • Semua • Rucika • Pipa PVC kelas AW • diameter 4”,3”
• Kran Air • Semua • American Standard, • diameter ½”
TOTO
• Floor Drain • Semua • American Standard, • Bahan Stainless
TOTO steel
• Roof Drain • Semua • Onda, San-Ei • Bahan Stainless
steel
• Stop Kran • Semua • Kitz • Bahan kuningan • diameter 1½”, 1”,
¾”
• Pompa Air
- Pompa Sumur
• Area GWT • Ebara, Grundfos • Submersible • Kapasitas 6m3/h
- Head 50 m
- 3kW / 380V / 3
phase / 50 Hz
• Kap. 100Lpm
- Head 50 m
- 3kW / 380V / 3
- Pompa Transfer • R. Pompa • Ebara, Grundfos • Centrifugal End Sucction phase / 50 Hz
• Kap. 50Lpm
- Head 37 m
Note :

Kroscek sampai dgn

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
berfungsi dgn baik.

- Pompa Booster • Lantai Atap • Ebara, Grundfos • Centrifugal End Sucction

• Washtafel include • Semua • American Standard, • Jenis bahan


kran TOTO keramik warna
putih
• Closet Duduk • Semua • American Standard, • Closed duduk c/w katup • Jenis bahan
TOTO pembilas keramik warna
putih
• Urinoir • Semua • American Standard, • Lengkap dengan sekat • Jenis bahan
TOTO urinoir pabrikan keramik warna
putih
• Zink Laboratorium • Semua • Method Sink • Sink terbuat dari
polypropylene atau
epoxy.
• Eye Wash and • Semua • Method, Krisbow • Standing
Face Safety
Shower
• Jet Shower • Semua • American Standard,
TOTO
• Water Torn • Semua • Pinguin • TBSK 1500 • Kap. 1500 L
• Stainless Steel Tank
• Elektrik Water • Semua • Ariston, Krisbow • Wall Mount • Kap. 30 L
Heater
• Septic tank • Semua • Biotech • BCX-8 • Kap. 8 m3
26. Pekerjaan • Pipa • Semua • Bakrie, Spindo • BSP Sch. 40
Pemadam
Kebakaran • Fitting • Semua • Sesuai dengan jenis • Dia 40 mm ke bawah
dan pabrikan yang malleable iron ANSI B
sama dengan pipa. 16.3 class 150 lb, W.O.G.
screwed end.
• Dia 50 mm keatas,

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
wrought steel butt weld
fitting ANSI B 16.9, sch
40
• Flange • Semua • Sesuai dengan jenis • Dia 40 mm kebawah
dan pabrikan yang black maleable cas iron
sama dengan pipa. RF class 150 lb, screwed
• Dia 50 mm keatas cast
iron RF class 300 lb,
welding joint
• Valve • Semua • Kitz • Dia 40 mm kebawah
black melleable cast iron
RF class 150 lb dengan
ulir, BS 21/ANSI B.2.1.
• Dia 50 mm keatas, cast
iron body class 150 lb
dengan sambungan
flange.
• Siamese • Semua • Appron, Hoozeki • Jenis two way type Y
Connection terbuat dari baja tuang.
• Diameter 100 mm
• Hydrant Pillar • Semua • Appron, Hoozeki • Jenis two way terbuat
dari baja tuang.
• Diameter 100 mm
• Indoor Hydrant • Semua • Appron, Hoozeki • Indoor Hydrant Box Type • Lengkap dengan
Box B Hose,Hose Rack,
• Uk. 1250x750x180 mm Nozel, Landing
Valve dan Gate
Valve
• Outdoor Hydrant • Semua • Appron, Hoozeki • Outdoor Hydrant Box • Lengkap dengan
Box Type C Hose,Hose Rack,
• Uk. 955x660x200 mm Nozel, Landing
Valve dan Gate
Valve
• Fire Extinguisher • Semua • Viking, Gunnebo • CO 2 • Kap. 3kg

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
• Kelas ABC
Pekerjaan • Pompa Elektrik • R. Pompa • Ebara, Grundfos • Centrifugal End Sucction • Kapasitas 500
Peralatan Utama Hydrant GPM, head 70 m
Pemadam • 37kW / 380V / 3
Kebakaran phase / 50 Hz
• Putaran 2900
RPM
• Pompa Diesel • R. Pompa • Ebara, Grundfos • Split Case • Kapasitas 500
Hydrant GPM, head 100 m
• Putaran 2900
RPM
• Start Automatic
• Pompa Jockey • R. Pompa • Ebara, Grundfos, • Vertical Multi Stage • Kapasitas 25
GPM, head 100 m
• 3kW / 380V / 3
phase / 50 Hz
• Putaran 2900
RPM
Pekerjaan Diesel • Engine • Semua • Perkins • Type Silent • Type Of Operation
Generator Set : Prime Power
• Kapasitas : 500
Kva/ 400 Kw, 3
Phase
• Model : HL-500
PER
• Alternator • Semua • Hihglander • Alternator Model : HL 354 • Insulative Type : H
D • Excitation type :
Brushless Self-
Exited
• Protective Grade :
Low Oil Pressure,
High Water
Temperature,
Over Current

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021
• MCCB, MCB • Semua • Schneider • MCCB Type Adjustable
Rating
• Modul AMF • Semua • Hihglander • HGM6120

• Kabel Instalasi • Semua • Supreme, Kabelindo • Kabel Jenis NYY, NYM

Pengadaan Jasa Konsultasi Konstruksi Review DED Gedung Laboratorium Terpadu Universitas Tidar Tahun Anggaran 2021

Anda mungkin juga menyukai