PROGRAM:
PENATAAN BANGUNAN GEDUNG
KEGIATAN:
PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DI WILAYAH DAERAH
KABUPATEN/KOTA, PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) DAN
SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
SUB. KEGIATAN:
PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, PELESTARIAN DAN PEMBONGKARAN
BANGUNAN GEDUNG UNTUK KEPENTINGAN STRATEGIS DAERAH
KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN AULA KANTOR LURAH ANDALAS PEMBANGUNAN
KONSTRUKSI BANGUNAN/ GEDUNG TIDAK BERTINGKAT
LOKASI
KELURAHAN ANDALAS KEC. PADANG TIMUR KOTA PADANG
WAKTU PELAKSANAAN : 60 (ENAM PULUH) HARI KALENDER
SPESIFIKASI TEKNIS
a. Selama Pengadaan
Kontraktor harus bertanggungjawab untuk melakukan pengujian
semua bahan-bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan
menentukan bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi atau melebihi
persyaratan yang telah ditentukan.
b. Selama Pelaksanaan
Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan bahan,
barang-barang dan pekerjaan pekerjaan yang tidak memenuhi
persyaratan minimum yang ditentukan tanpa kompensasi bagi
Kontraktor.
c. Tanggung Jawab Kontraktor
Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang
diperlukan mengenai bahan- bahan, kecakapan kerja atau kedua
duanya sebagaimana yang diminta oieh Direksi Teknik atau yang
ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang memenuhi atau melebihi
yang ditentukan dalam standar standar yang diminta bukti-bukti
tersebut harus dalam bentu yang dimintakan oleh Direksi Teknik
secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil hasil pengujian
yang resmi.
d. Standar standar
Standar standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak
terbatas pada standar yang dicantum kan di bawah ini:
• Peraturan Beton lndonesia disingkat SK SNIT15-1991-03.
• Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia disingkat PKKI-Nl-1961.
• Peraturan Perencanaan Bangunan Baja lndonesia/1983.
• Pedoman Plumbing lndonesia tahun 1979.
• Peraturan Dinas Pemadam Kebakaran.
• Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum Listrik
Negara.
• Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum.
• Peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Umum
Telekomunikasi.
• Pedoman Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan
Gedung Negara oleh Departemen Pekerjaan Umum.
• Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
• Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk
Gedung1981 beserta Pedomannya.
• Standard lndustri Indonesia (SII).
• Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia disingkat PUBI-
1982
• Peraturan Cat Indonesia - N4.
• Peraturan Lembaga LKPP RI nomor 12 tahun 2021 tentang
standar dan pedoman pengadaan jasa konstruksi melalui
penyedia.
A.4 MOBILISASI
A.4.1 Umum
A.5.1 Umum
A.6.2 Umum
Pendidikan Pengalaman
No Jabatan Jumlah Keahlian
Minimal Minimal
A TENAGA AHLI
SKT Pelaksana
1. Pelaksana 1 Org D3 Sipil 2 Tahun Bangunan Gedung
(TA 022 atau TS
051/052)
Petugas
SMK/SMA Sertifikat Petugas
2. RK3 1 Org 1 Tahun
Sederajat K3 Kontruksi
Konstruksi
A.7.1 Umum
a. Uraian:
• Perubahan Perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh pemimpin
kegiatan (atau oleh Direksi Teknik jika dikuasakan demikian
oleh Pemimpin Kegiatan untuk bertindak atas namanya) atau
oleh kontraktor, dan akan disetujui dengan cara satu perintah
perubahan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Perintah perubahan tersebut akan dirundingkan dan
dirumuskan dalam suatu addendum.
• Perintah Perubahan dan Addendum harus Mematuhi hal-hal
berikut: Perintah Perubahan Sebuah perintah tertulis yang
dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan yang diparaf oleh
kontraktor, menunjukkan penerimaannya atas perubahan
pekerjaan atau dokumen kontrak dan persetujuannya atas dasar
penyesuaian pembayaran dan waktu yang ada, untuk
pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut. Perintah perubahan
harus diterbitkan dalam satu formulir standar dan akan
mencakup semua instruksi yang dikeluarkan oleh Pemimpin
Kegiatan yang akan menimbulkan suatu perubahan dalam
Dokumen Kontrak atau instruksi-instruksi sebelumnya yang
dikeluarkan oleh Pemimpin Kegiatan.
b. Addendum:
• Suatu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan
Kontraktor merumuskan satu perubahan dalam pekerjaan atau
ontrak yang telah menghasilkan satu perubahan dalam
susunan Harga Satuan Item Pembayaran atau satu perubahan
yang diharapkan dalam besarnya kontrak dan telah
dirundingkan sebelumnya serta disetujui di bawah satu
Perintah Perubahan Addenda juga akan dibuat pada bagian
penutup Kontrak dan untuk semua perubahan perubahan
kontraktual dan perubahan teknis yang besar tanpa memandang
apakah perubahan perubanan tersebut untuk struktur Harga
atau Besarnya Kontrak.
c. Penyerahan:
• Kontraktor akan menunjuk Wakil Perusahaannya secara
tertulis yang diberi kuasa untuk menerima perubahan dalam
pekerjaan dan yang bertanggung jawab untuk
memberitahukan karyawan - karyawan kontraktor lainnya
mengenai otorisasi perubahan - perubahan tersebut.
• Pemimpin Kegiatan akan menunjuk secara tertulis pejabat yang
diberi kuasa untuk mengadministrasi prosedur perubahan atas
nama pemberi tugas.
• Kontraktor akan membantu setiap pengajuan usulan Lumpsum,
dan untuk setiap Harga Satuan yang tidak ditentukan
sebelumnya dengan data pembuktian yang cukup untuk
memungkinkan Direksi Teknik mengevaluasi usulan tersebut.
A.8 PENGAWASAN
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan
dilakukan oleh Konsultan Supervisi/Direksi Lapangan dimana
setiap saat Konsultan Supervisi/Direksi Lapangan harus dapat
dengan mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap
bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Kontraktor harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
b. Bagian - bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput
dari pengawasan Konsultan Supervisi/Direksi Lapangan adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut jika
diperlukan harus segera dibuka/ dibongkar sebagian atau
seluruhnya.
c. Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja
sehingga diperlukan pengawasan pekerjaan oleh Direksi
Lapangan, maka segala biaya untuk itu menjadi beban
Kontraktor.
d. Wewenang dalam memberikan keputusan petugas-petugas
Direksi Lapangan adalah terbatas pada soal-soal yang jelas
tercantum/ dimasukan di dalam gambar dan Rencana Kerja dan
Syarat serta Risalah Penjelasan. Penyimpangan dari padanya
haruslah seijin Pemilik Kegiatan.
A.9 LAPORAN DAN DOKUMENTASI
A.9.2 Dokumentasi
A.10.1 Uraian
A.11.1 Umum
a. Uraian
• Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus
memenuhi persyaratan berikut:
• Mematuhi standar dan spesifikasi yang digunakan.
Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus
seperti yang ditentukan pada gambar rencana atau
spesifikasi spesifikasi lain yang dikeluarkan atau yang
disetujui secara tetulis oleh Direks I Teknik.
• Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir
dan agregat harus diperoleh dari suatu sumber yang
disetujui.
Dalam kasus bahan bahan semen, baja dan kayu structural
serta bahan bahan buatan pabrik lainnya, sertifikat uji
pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan dari
Direksi Teknik diberikan. DireksiTeknik memberikan
persetujuan ini secara tertulis.
a. Umum:
• Bahan-bahan harus disimpan dengan cara sedemikian rupa
sehingga bahan- bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya
dilindungi, dan sedemikian sehingga bahan tersebut selalu siap
digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh
DireksiTeknik.
• Penyimpanan diatas hak milik pribadihanya akan diizinkan jika
telah diperboleh kan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa
yang diberi kuasa.
• Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan
air, bebas pengaliran air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-
bahan tidak boleh bercampur dengan tanah dasar, dan bila
diperlukan satu lapisan alas dasar pelindung harus disediakan.
Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan
sejenis harus dilindungi sepantasnya dari hujan
b. Penumpukan Agregat:
• Agregat batu harus ditumpuk dalam cara yang disetujui
sedemikian sehingga tidak ada segregasi serta menjamin
gradasi yang memadai. Tinggi tumpukan maksimum adalah
lima meter.
• Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara
terpisah atau dipisahkan dengan partisi kayu.
• Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus ditempat-
tempat yang memadai serta tidak boleh menimbulkan
kemacetan lalu lintas dan membendung lintasan air.
• Penanganan dan penyimpanan semen
• Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen
ketempat pekerjaan supaya semen tidak menjadi basahatau
kantong semen menjadi rusak.
• Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang
kedap air, dengan rapih dan secara sistematis menuru tjatuh
temponya, sehingga penggunaan (kosumsi) semen dapat diatur
serta semen tidak berada terlalulama dalam penyimpanan.
• Bahan-Bahan yang Ditumpuk di Pinggir Jalan.
• Direksi Teknik akan memberikan petunjuk mengenai lokasi
yang tepat untuk menumpuk bahan-bahan dipinggir jalan dan
semua tempat yang dipilih harus keras, tanah dengan drainase
yang baik, rata dan kering serta sama sekali tidak boleh
melampaui batas jalan tersebut dimana bahan-bahan tersebut
dapat menimbulkan bahaya atau kemacetan lalu lintas.
• Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan
sampah, dan bila perlu tanah tersebut diratakan dengan motor
grader.
• Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapi menurut ukuran
mal dengan sumbu memanjang, tumpukan tersebut biasanya
sejajar garis tengah jalan.
Identifikasi Bahaya
Penetapan Pengendalian Risiko
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Tingkat
Akibat Peluang K3
Resiko
I PEKERJAAN PENDAHULUAN - Pengarahan Tentang K3
1. Biaya Penyelenggara K3 - Terkena gergaji sewaktu pemasangan papan nama proyek 2 1 Kecil - Pengarahan Tentang K3
2. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank - Terluka oleh meteran baja, terluka pada saat memukul patok - Gunakan APD yang Sesuai
3. Pek. Pembongkaran Beton - Terkena gergaji, terpukul martil sewaktu memasang bouwplank
PEKERJAAN TANAH DAN STRUKTUR
II
BAWAH
A Pekerjaan Awal Pondasi - Terkena cangkul pada saat penggalian 2 1 Kecil - Pengarahan Tentang K3
1. Penggalian Tanah Biasa - Tertimbun tanah pada saat pengurugan tanah kembali - Gunakan APD yang Sesuai
2. Pengurugan Kembali Galian Tanah - Tertimpa batu kali pada saat pemasangan pondasi batu kali - Gunakan Rambu Peringatan
B Pekerjaan Pondasi Batu Kali - Tertusuk paku bekas pembuatan bekisting - Menyusun Instruksi Kerja
1. Pas Batu Kali (aanstampang)
2. Pas Batu Kali 1:4
III PEKERJAAN STRUKTUR TENGAH
A Pekerjaan Kolom - Terpecik di mata pada saat pengecoran 2 2 Kecil - Pengarahan Tentang K3
1. Pek. Kolom KP ( 0.13 x 0.13 ) - Tergiling mesin di tangan pada saat pengadukan material beton - Gunakan APD yang Sesuai
a Beton Mutu f'c = 14.5 Mpa KP - Terjadi kecelakaan atau terluka pada saat pabrikasi besi tulangan - Gunakan Rambu Peringatan
b Pembesian KP (4P10,P8-150) - Terjadi kecelakaan pada saat pemasangan besi di bekisting - Menyusun Instruksi Kerja
c Bekisting Kolom KP - Terkena gergaji, terpukul martil sewaktu membuat bekisting
B Pekerjaan Sloof - Terjatuh dari ketinggi pada saat pengecoran lantai atas
1. Pek. Sloof S1 ( 0.15 x 0.25 ) - Tertimpa alat atau bahan kerja dari ketinggian
a Beton f'c : 14.5 Mpa (K-175) - Terpeleset sehingga terjadi luka ringan dan luka berat
c Pembesian S1 (P8-100,P8-150,P8-100)
Identifikasi Bahaya
Penetapan Pengendalian Risiko
No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya Tingkat
Akibat Peluang K3
Resiko
d Bekisting Sloof S1
C Pekerjaan Balok
1. Pek. Balok B1 ( 0.13 x 0.25 )
b Pembesian B1 (4S10)
c Pembesian B1 (P8-100,P8-150,P8-100)
d Bekisting Balok B1
PEKERJAAN ATAP, TALANG DAN
IV
LISTPLANK
1. Pek. Kuda Kuda Baja Ringan - Terjatuh dari ketinggian pada saat pemasangan rangka dan atap 3 2 Kecil - Pengarahan Tentang K3
2. Pek. Pasangan Atap - Tertimpa alat atau bahan kerja dari ketinggian - Gunakan APD yang Sesuai
3. Pek. Memasang Talang Air - Terjadi kecelakaan pada saat pengeboran skrup - Gunakan Rambu Peringatan
4. Pek. Memasang 1M1 Lisplank - Tersengat listrik pada saat menggunakan power tools - Menyusun Instruksi Kerja
- Terjadi kecelakaan pada saat pemotongan Atap
-
Terjadi kecelakaan pada saat pemotongan rangka atap
V PEKERJAAN DINDING
1. Pek. Pasangan Bata - Terpijak serpihan potongan alluminium 2 2 Kecil - Pengarahan Tentang K3
2. Pek. Pintu TYPE (PJ -1) - Terjadi kecelakaan pada saat pemotongan alluminium - Gunakan APD yang Sesuai
3. Pek. Pintu TYPE (PJ -2) - Terjadi kecelakaan pada saat pengeboran skrup - Gunakan Rambu Peringatan
4. Pek. Ventilasi TYPE (V -1) - Tertimpa dinding roster dan dinding bata merah - Menyusun Instruksi Kerja
-
Terpecik di mata pada saat pengelasan railing
- Tergores atau tertusuk bekas potongan kaca
V. PEKERJAAN DINDING
Papan nama proyek ditempatkan pada posisi depan lahan sehingga dapat terlihat dan
terbaca dari lingkungan luar site. Bahan dan bentuk papan nama dibuat sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan semua bahan dan penempatannya harus mendapatkan
persetujuan dari Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Bouwplank dipasang pada patok kayu kasau kelas III berukuran 5/7, tertancap ditanah
sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 1.50 m
satu dengan yang lainnya.
Bouwplank dibuat dari papan dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 25 cm dipasang
lurus dan diserut rata pada sisi disebelah atasnya. Tinggi sisi atas papan bangunan
harus sama satu dengan yang lainnya dan rata/waterpass, kecuali dikehendaki lain
oleh Konsultan Pengawas
A. Persiapan
3. Persiapan alat bantu kerja, antara lain : siapatan, meteran, waterpass, gerinda,
jack drill, benang, dll.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan galian, urugan dan pembuangan tanah yang
tidak dipergunakan lagi untuk pekerjaan untuk pekerjaan pondasi dan yang lainnya
seperti ditunjukkan dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
Galian untuk pondasi harus dilakukan menurut ukuran yang sesuai dengan
peilpeil yang tercantum dalam gambar Rencana Pondasi. Semua bekas - bekas
pondasi bangunan lama, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon dibongkar
dan dibuang.
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan
lainlain yang masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada
pengawas atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk
seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakankerusakan
sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
kontraktor harus mengisi/ mengurug daerah galian tersebut dengan bahan-bahan
pengisian untuk pondasi yang sesuai dengan spesifikasi.
Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari
longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-
alat penahan tanah dan bebas dari genangan air) sehingga pekerjaan pondasi
dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi.
Pemompaan, bila dianggap perlu, harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak
mengganggu struktur bangunan yang sudah jadi.
Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis demi
selapis dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan pengawas dan
bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah & memenuhi
sebagai tanah urug.
Galian pondasi batu kali harus sesuai dengan peil-peil (level) sebagaimana tertera
pada gambar kerja.
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan
sebagainya.
Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20
cm material lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan
alat pemadat dan mencapai peil permukaan yang direncanakan.
Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak
memungkinkan untuk dipadatkan dengan alat-alat berat, urugan dilakukan dengan
ketebalan maksimum 10 cm material lepas dan dipadatkan dengan mesin stamper.
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan
adalah 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di laboratorium,
untuk mendapat nilai standard proctor.
Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium resmi atau laboratorium yang
ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.
Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan
yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.
Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan
yang kepadatannya sama. Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang
dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum
dimulai dengan berikutnya. Lapisan berikutnya tidak boleh dihampar sebelum
hasil pekerjaan lapisan sebelumnya mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki,
lapisan tersebut harus diulang kembali pekerjannya atau diganti, dengan cara-cara
pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang
dibutuhkan. Jadwal pengujian akan ditentukan / ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas. Pengujian diadakan minimum setiap 25 m2 . Biaya pengujian
ditanggung oleh Kontraktor.
Sarana-sarana darurat, Kontraktor harus mengadakan drainase yang sempurna
setiap saat. Kontraktor harus membangun saluran-slauran, memasang parit-parit,
memompa atau mengeringkan drainase.
B.2.2 Pekerjaan Pondasi Batu Kali
Lingkup pekerjaan penyiapan, pekerjaan pasangan batu kali untuk pondasi dan
keperluan-keperluan lain seperti yang tercantum dalam gambar rencana serta
penyelesaiannya, termasuk pengadaan bahan dan peralatan-peralatan pembantu.
Batu Kali
Batu kali yang digunakan adalah yang diperoleh dari alam (batu belah) dengan
bentuk bersudut-sudut tajam dan mempunyai ukuran maksimal tidak lebih
dari 25 x 25 x 25 cm, keras dan tidak keropos serta bersih dari kotoran/
lumpur.
Adukan
Untuk pasangan batu kali menggunakan adukan 1 pc : 4 psr, dengan bahan
adukan yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Pasir
Digunakan pasir pasang atau ekstra beton yang bebas dari kotoran, lumpur,
serta bahan organik. Pasir mempunyai kadar lumpur tidak lebih dari 5 %
(berat) dan tidak lebih dari 15 % yang tertahan pada “sieve” ukuran 2,3 mm.
b) Semen
Digunakan portland semen, seperti yang disebut dalam SNI-2847-2019
c) Air
Harus sesuai dengan yang disebut dalam SNI-2847-2019
Pekerjaan Kolom
Pekerjaan Sloof
Pekerjaan Balok
Beton adalah campuran antara semen, pasir, split dan air secukupnya dimana
akan didapatkan pemakaian semen yang sedikit mungkin pada penyelesaian
pekerjaan. Beton yang dihasilkan haruslah bermutu baik, padat, tahan lama serta
mempunyai kekuatan sesuai dengan ketentuan dan mempunyai ciri - ciri khusus
lain seperti yang disyaratkan.
Perbandingan antara pasir dan split tergantung dari pada gradasi (tingkatan)
bahan itu sendiri, tetapi hasil akhir yang harus dicapai adalah bahwa pasir harus
selalu dalam jumlah sedikit mungkin sehingga apabila dicampur atau diaduk
dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi
kekosongan yang terdapat dan ada diantara batuan kasar (split), serta masih ada
sedikit kelebihan untuk penyelesaian akhir daripada beton tersebut.
Untuk menjaga agar supaya didapatkan kekuatan beton yang optimal dan
ketahanan daripada beton tersebut, jumlah pemakaian air yang dipakai dalam
adukan beton tersebut harus dalam jumlah yang sedikit mungkin dimana akan
memberikan hasil yang memuaskan didalam pelaksanaan dan mudah untuk
dikerjakan.
Semua bahan-bahan, pemeriksaan beton dan lain-lain yang termasuk di dalam
spesifikasi ini akan selalu didasarkan pada SNI-2847-2019.
Setiap pekerjaan beton yang memiloki perbedaan karakteristik harus diawali
dengan pengajuan Job Mix Pormula (JMF).
Melakukan pengujian awal (Trail Mix)
B.3.1.3 Persyaratan Bahan Beton
Semua bahan beton yang akan dipergunakan haruslah bahan- bahan yang benar-benar
mempunyai mutu terbaik diantara semua bahan beton yang tersedia, serta harus selalu
memenuhi persyaratan SNI-2847-2019.
Sebelum memulai pekerjaan beton, terlebih dahulu Kontraktor harus memberikan
contoh dari bahan - bahan beton yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.
Kontraktor dilarang dan tidak diperbolehkan memesan bahan - bahan beton atau
mendatangkan bahan - bahan beton di dalam jumlah besar sebelum Konsultan
Pengawas memberikan persetujuan terlebih dahulu untuk setiap macam atau jenis
bahan yang akan dipakai.
Konsultan Pengawas akan menyimpan contoh-contoh bahan beton yang telah
disetujui sebagai standar (patokan), dimana contoh tersebut akan digunakan sebagai
bahan pemeriksa pada saat adanya penerimaan bahan - bahan beton.
Kontraktor dilarang untuk mengadakan penyimpangan dari pengiriman bahan yang
tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui tersebut, kecuali telah ada persetujuan
terlebih dahulu dari Pihak Konsultan Pengawas.
Setiap macam bahan beton yang tidak disetujui dan tidak diterima oleh Konsultan
Pengawas, dengan segera Kontraktor harus mengeluarkan atau memindahkan bahan
beton tersebut dari lokasi proyek atas beban atau biaya Kontraktor sendiri.
Semen
a) Yang dimaksud dari semen adalah Portland, Cement seperti yang disebutkan pada
SNI-2847-2019.
b) Semen yang akan dipergunakan harus diperoleh dari pabrik yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas, serta harus dikirimkan ke lokasi proyek dengan cara
pembungkusan yang baik, atau dalam kantong yang masih benar - benar tertutup
rapat, atau dapat pula dikirimkan dengan menggunakan container dari pabrik yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c) Apabila dikehendaki oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor supaya mengirimkan
kepada Konsultan Pengawas tembusan dari konsinyasi semen yang menyatakan
nama pabrik dari semen tersebut, sertifikat hasil test dari pabrik yang menyatakan
bahwa konsi-nyasi tersebut telah diadakan testing serta dianalisa dan sesuai dengan
segala sesuatu yang telah disebutkan dalam standardisasi.
d) Semen harus disimpan dalam tempat yang tertutup bebas dari kemungkinan
kebocoran air, dan dilindungi dari kelembaban sampai waktu penggunaan. Segala
sesuatu yang menyebabkan rusaknya semen seperti menjadi padat atau
menggumpal atau rusaknya kantong semen, maka semen tersebut tidak bisa
diterima dan tidak boleh dipergunakan lagi.
e) Semen akan dikenakan pula terhadap pemeriksaan tambahan yang sesuai dengan
standardisasi yang diperkirakan / dipandang perlu oleh Konsultan Pengawas, dan
Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk menolak atau tidak menggunakan
semen yang tidak memenuhi syarat dengan mengabaikan sertifikat yang diberikan
oleh pabrik pembuat.
f) Semua semen yang ditolak atau tidak boleh dipergunakan harus dikeluarkan dari
lokasi proyek dengan segera atas biaya Kontraktor tanpa adanya alasan apapun.
g) Kontraktor harus mengirim hasil test serta mengadakan yang dikehendaki oleh
Konsultan Pengawas dalam hal yang berhubungan dengan hasil pemeriksaan.
h) Setiap waktu Kontraktor harus menjaga persediaan semen di lokasi kerja, atau
dengan kata lain persediaan semen harus selalu cukup sesuai dengan kebutuhan
dan mengijinkan untuk diadakan pemeriksaan pada saat diperlukan.
i) Kontraktor harus melengkapi serta mendirikan tempat yang sesuai untuk tempat
penyimpanan semen, yang benar - benar harus kering, mempunyai ventilasi yang
baik, terlindung dari pengaruh cuaca serta cukup untuk menyimpan dan menimbun
semen dalam jumlah yang besar. Lantai dari gudang penyimpanan semen paling
sedikit harus 30 cm diatas tanah, atau setidak-tidaknya diatas genangan air yang
mungkin akan terjadi diatas tanah tersebut. Pengangkutan semen ke lokasi proyek
dengan lori atau kendaraan lainnya harus benar - benar dilindungi dengan terpal
atau bahan penutup yang tahan air lainnya.
j) Semen harus dipergunakan secepat mungkin setelah pengiriman, dan apabila
terdapat semen yang sudah lembab atau menggumpal, yang menurut Konsultan
Pengawas sudah tidak bisa dipakai lagi dikarenakan pengaruh kelembaban udara
atau hal lain, akan ditolak dan harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas biaya
Kontraktor.
Split / Batu Pecah
Split atau batu pecah yang dipakai harus sesuai dengan SNI-2847-2019. Koral tidak
diperkenankan untuk dipakai. Untuk struktur atas atau pembetonan yang mempunyai
volume besar, split yang dipakai harus ukuran 5 mm sampai dengan 30 mm.
Penggunaan batuan lain yang sifatnya campuran tidak diperkenankan.
Air
Kontraktor harus merencanakan untuk pengiriman/ pengadaan air kerja dalam jumlah
yang cukup untuk segala macam keperluan dari pada pekerjaan, dan air ini harus
sesuai dengan SNI-2847-2019.
Bahan Bahan Tambahan
Bahan - bahan tambahan apapun yang akan dicampurkan pada adukan beton tidak
diperkenankan, kecuali telah ada ketentuan atau keputusan tertulis dari Konsultan
Pengawas untuk setiap macam bahan tambahan dan dalam hal yang tertentu pula.
B.3.1.4Persyaratan Pelaksanaan
Mutu Beton
a) Mutu beton untuk Struktur Utama Bangunan harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan f’c=21.7 MPa untuk kolom, sloof, balok dan pelat lantai. Mutu
beton harus mengikuti penjabaran SNI 6809-2014.
b) Mutu beton untuk Struktur Pendukung Bangunan harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan f’c=14.5 MPa untuk kolom, sloof dan balok. Mutu beton harus
mengikuti penjabaran SNI 6809-2014
c) Slump (kekentalan beton) untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan
standar Cara Uji Slump Beton SNI 6809-2014. Bila tidak digunakan alat penggetar
dengan frekuensi getaran tinggi, maka harga tersebut di atas dapat dinaikkan
sebesar 50% dengan catatan tidak melebihi 150 mm dan harus di-back up dengan
percobaan adukan beton.
Penetapan / keputusan daripada perbandingan campuran beton
a) Perbandingan daripada campuran beton yang diberikan diatas adalah berdasarkan
perkiraan, setelah 28 hari sesudah pengecoran, beton mempunyai kekuatan yang
diinginkan, kualitas yang baik serta kontrol yang baik.
b) Beton akan dijelaskan dalam daftar volume serta daftar rencana anggaran biaya
sesuai dengan mutu beton masing - masing struktur, apabila mutu betonnya
berbeda - beda.
c) Apabila kekuatan beton yang dibutuhkan ternyata tidak dipenuhi atau tidak
memenuhi syarat, Konsultan Pengawas akan mengadakan atau memberikan syarat
tertentu tentang proporsi (perbandingan) campuran beton atas biaya Kontraktor
sendiri, yang mana perencanaan dan kekuatan beton tersebut akan dicapai.
Perencanaan dari campuran beton
a) Paling tidak atau kurang lebih dalam waktu lima minggu sebelum mengadakan
pekerjaan pengecoran beton yang pertama kali, atas biaya sendiri Kontraktor harus
mengadakan beberapa perencanaan dari tata cara kerja dan pemeriksaan/ test
pendahuluan yang diperlukan untuk menetapkan dari masing - masing tingkatan
beton dengan perbandingan yang sangat sesuai antara semen, pasir, split dan air
untuk setiap mutu beton, serta ukuran daripada batuan yang telah ditetapkan
b) Akan diberikan waktu yang cukup untuk mendapatkan hasil pemeriksaan beton
dari campuran - campuran yang diusulkan, dan hasil - hasil pemeriksaan beton
tersebut harus didapat sebelum pekerjaan pembetonan dimulai
c) Tidak diperkenankan untuk mengadakan pengecoran sampai dengan hasil
pemeriksaan silinder mencapai umur 28 hari yang dibuat dari campuran percobaan
telah didapatkan hasil yang memuaskan, serta campuran tersebut dibuat dari
susunan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas
Campuran campuran percobaan
a) Campuran percobaan beton harus dibuat dari tiga campuran yang sama, dan dari
setiap campuran akan diambil 6 (enam) buah silinder beton. 3 (tiga) buah
diantaranya akan ditest pada umur 7 (tujuh) hari, dan 3 (tiga) selebihnya pada
umum 28 hari.
b) Test 7 hari akan dipergunakan untuk menentukan kekuatan beton diantara umur 7
hari sampai 28 hari untuk memastikan kemungkinan dari beton yang telah
dikerjakan. Faktor pemadatan dan slump dari masing-masing ketiga campuran
tersebut akan dipakai pula sebagai perbanding.
c) Target kekuatan silinder untuk umur 28 hari yang dibuat dari campuran percobaan,
yang dibuat untuk mutu beton tertentu harus mencapai 1.45 dari kekuatan beton
karakteristik. Rata-rata dari hasil ketiga silinder yang berumur 28 hari dari masing-
masing campuran tidak boleh kecil dari 1.15 dari kekuatan beton karakteristik.
d) Apabila campuran – campuran percobaan memberikan hasil yang sangat minimum
sekali, Kontraktor sehubungan dengan hal tersebut diatas harus memberikan
keterangan-keterangan yang lengkap, termasuk dari hasil kekuatan beton, tingkatan
dari masing-masing jenis batuan, tingkatan yang dicampur, slump dan faktor
pemadatan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
e) Kontraktor disyaratkan membuat perencanaan mengenai pengawetan dan
pemeriksaan silinder percobaan biaya sendiri
f) Apabila ada perubahan mengenai jenis semen atau jenis batuan yang dipakai, atau
apabila karena sesuatu sebab, terpaksa diusulkan adanya perubahan dari campuran
atau komposisi beton, pemeriksaan pendahuluan dari silinder-silinder harus
diulangi lagi, dan harus mendapatkan keputusan serta persetujuan dari Konsultan
Pengawas sebelum campuran/ komposisi beton yang baru itu dipergunakan.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pembesian beton untuk pekerjaan substruktur
dan struktur bangunan seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas
Semua besi beton harus bebas dan bersih dari karat harus sesuai dengan ukuran
pabrik, harus bersih pula dari oli, gemuk, cat, tidak cacat (retak – retak, mengelupas)
atau hal lain yang dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat besi beton terhadap
beton. Apabila diinginkan atau dipandang perlu, maka Konsultan Pengawas akan
memerintahkan untuk menyikat dengan sikat kawat untuk membersihkan besi beton
tersebut sebelum dipergunakan. Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan
pengecoran beton sebelum besi yang terpasang telah diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas
Semua besi beton yang dipergunakan harus mempunyai mutu sebagai berikut : \
U-24 (fy= 2400 kg/cm2 ) untuk < 8 mm (polos)
Semua besi beton yang akan dipakai harus ditekuk atau dibentuk sesuai seperti bentuk
dan ukuran yang tertera pada gambar, serta diletakkan dan diikat dengan tepat pada
posisi yang ditunjukkan pada gambar, sehingga selimut beton yang telah ditetapkan
pada spesifikasi atau yang telah ditunjukkan dalam gambar akan selalu tetap
terpelihara dan terpenuhi. Besi beton tersebut dapat ditekuk dan dibentuk dengan alat
penekuk yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Besi beton tidak boleh
ditekuk atau diluruskan kembali untuk kedua kalinya, hal tersebut akan
mengakibatkan rusaknya besi beton tersebut. Besi beton yang terbelit atau ditekuk dan
tidak sesuai dengan gambar tidak diperkenankan untuk dipakai.
Harus diperhatikan dalam pembentukan besi beton dengan beberapa tekukan, bahwa
jumlah panjang yang dibutuhkan setelah dilakukan penekukan harus benar-benar tepat
sesuai seperti yang tertera pada gambar, dan setelah besi beton tersebut terpasang
pada posisinya tidak akan ada atau terjadinya tekukan, bengkokkan ataupun terlilitnya
besi beton yang dimaksud.
Apabila dibutuhkan adanya tekukan yang berbentuk lengkungan atau belokkan, maka
hal tersebut dapat dibentuk dengan cara memakai pen-pen keliling, dan penpen
tersebut harus mempunyai diameter 4 (empat) kali diameter besi beton yang dibentuk
atau ditekuk tersebut.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan bekisting untuk pekerjaan substruktur dan
struktur bangunan seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas
Bekisting yang dibuat dari kayu atau plywood harus benar-benar dibuat sebaik
mungkin serta dari kayu yang tahan cuaca.
Referensi bahan sesuai SNI 7973-2013, SNI 03-644-2000, SNI 03-3399-1994.
Semua bagian dari bekisting atau acuan atau cetakan pembentuk beton harus
direncanakan dan dilaksanakan sebaik mungkin dan sesuai dengan ketentuan dari
Konsultan Pengawas. Kontraktor harus memberikan contoh terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dalam waktu yang cukup longgar
sebelum dilaksanakannya pekerjaan pengecoran.
Semua bagian dari bekisting, atau cetakan pembentuk beton harus benar-benar kuat
dan kokoh, serta harus dilengkapi pula dengan ikatan-ikatan silang dan penguat
lainnya. Hal tersebut dimaksudkan supaya tidak terjadi adanya perubahan bentuk
sewaktu dilakukannya pekerjaan pengecoran, pemadatan dan penggetaran beton.
Semua sambungan harus benar-benar cukup terikat dan rapat untuk menghindari
adanya kebocoran beton.
Untuk menghindari melekatnya beton pada bekisting, maka lapisan minyak yang tipis
atau bahan lainnya yang telah disetujui Konsultan Pengawas bisa dipergunakan untuk
disapukan pada permukaan bagian dalam dari bekisting sebelum bekisting tersebut
dipasang dan dilakukan pekerjaan pengecoran. Dalam hal ini harus dijaga pula, bahwa
besi tulangan beton tidak boleh sama sekali terkena lapisan minyak, ataupun lapisan
penutup lainnya yang dapat mempengaruhi daya lekat beton terhadap besi.
Diperbolehkan untuk mempergunakan pengikat besi atau besi pengisi sela pada
bagian dalam dari beton, tetapi hal tersebut harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Pengawas. Setiap bagian dari pengikat besi atau besi pengisi
celah tersebut yang nantinya akan tertanam pada beton, paling sedikit harus 50 mm
dari muka luar beton. Setiap lobang pada permukaan beton yang disebabkan karena
hal tersebut harus diisi segera dengan baik dan bersih pada saat pembongkaran
bekisting, dengan spasi semen atau hasil adukan yang sama dengan adukan yang ada.
Pembongkaran bekisting
a) Pembongkaran bekisting atau cetak pembentuk beton bisa dilakukan karena hal
tersebut tidak akan mengakibatkan dan menimbulkan kerusakan pada beton yang
ada.
b) Paling sedikit dibutuhkan waktu 7(tujuh) hari setelah pengecoran dapat dilakukan
pembongkaran bekisting, tetapi hal ini tidak diharuskan. Kontraktor dapat
melakukan penundaan pembongkaran bekisting sampai mencapai kekuatan beton
mencukupi. Dalam hal ini Kontraktor harus bertanggung jawab penuh apabila
sampai terjadi adanya kerusakan atau cacat beton yang disebabkan oleh adanya
pembongkaran bekisting sewaktu beton masih belum cukup umur, ataupun
pembongkaran bekisting terlalu cepat sebelum waktunya.
c) Bekisting atau cetakan pembentuk beton yang dipakai pada lantai beton tergantung
harus dibiarkan pada tempatnya paling sedikit dalam waktu 14 hari setelah waktu
pengecoran.
d) Apabila terjadi atau terdapat adanya lobang seperti keropos atau hal-hal lain pada
beton setelah dibongkarnya bekisting, maka Konsultan Pengawas harus segera
diberitahukan lebih dahulu akan hal tersebut. Tidak diperbolehkan untuk
memperbaiki atau melakukan hal-hal lainnya kecuali telah mendapat persetujuan
dan izin dari Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
e) Setelah terselesaikannya semua pekerjaan struktur, maka semua bekisting atau
cetakan pembentuk beton serta penyangga-penyangga lainnya harus dibongkar
semuanya dengan mengingat semua persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya.
Akan tetapi hal tersebut harus mendapatkan pengarahan, serta persetujuan dari
Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang baja ringan yang telah dilapisi lapisan anti karat
Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
a) Rangka utama atas (top chord)
b) Rangka utama bawah (bottom chord)
c) Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
d) Rangka gording (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
a) Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
b) Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop Permanen (Fabrikasi),
c) Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi kegiatan.
d) Penyediaan tenaga kerja beserta alat / bahan lain yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
e) Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka
kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate / murplat), gording, sekur overhang,
ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku).
f) Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
B.4.1.2Persyaratan Bahan
Material struktur rangka atap: Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
a) Baja Mutu Tinggi G 550 (Taso C75.75)
b) Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
c) Tegangan Maksimum 550 Mpa
d) Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
e) Modulus geser 80.000 Mpa
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk
menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
a) Galvabond Z275
b) Yield Strength 250 MPa
c) Design Tensile Strength 150 MPa
Alat Sambung (Screw) Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai
alat sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi,
spesifikasi screw sebagai berikut:
a) Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
b) Panjang (termasuk kepala baut) 16 mm
c) Kepadatan Alur 16 alur / inci
d) Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
e) Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
Kekuatan Mekanikal
a) Gaya geser satu baut 5,10 KN
b) Gaya aksial 8,60 KN
c) Gaya Torsi 6,90 KN
B.4.1.3Pelaksanaan Pekerjaan
Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan
baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang
berkompeten.
Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan
mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi.
Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi
rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka
atap.
Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda.
Pihak kontraktor bersedia menyediakan contoh GNET - DEK yang akan dipakai
sebagai penutup atap, agar pihak Pelaksana Konstruksi baja ringan dapat memasang
gording dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan GNET - DEK tersebut
sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi kegiatan.
Jaminan Struktural
a) Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi
ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan,
meliputi kuda-kuda, pengakupengaku dan gording.
b) Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan
Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural steel” (Australian Standard / New
Zealand Standard 4600 : 1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan
”Dead and live loads Combination” (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind
load” (Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan
ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction industries”
(Australian Standard 3566)
Menyediakan tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang baik dan diterima oleh Konsultan
Pengawas.
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan penutup atap seperti yang ditunjukkan dalam
gambar sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
Atap dan nok yang digunakan adalah Atap Seng Gelombang Bjls 25 Warna Crown
Swan ( SNI). Ukuran panjang, lebar dan tebal nok harus sama untuk seluruh atap.
Overlaping minimal 100 mm.
Permukaan Atap dan nok harus mulus, tidak terdapat cacat, retak, gompel dan lain
lain, Bentuk Atap dan nok harus sama untuk masing masing jenisnya
Bahan yang didatangkan ke lapangan telah diseleksi, dalam keadaan baik dan tidak
cacat.
Kontraktor wajib bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan selama masa jaminan
dengan hasil baik.
Seluruh pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan standar spesifikasi dari produsen
termasuk jarak gording, kemiringan atap dan overlap antara Atap.
Kontraktor diwajibkan mengikuti semua gambar detail yang berhubungan dengan
pekerjaan Atap Seng Gelombang Bjls 25 Warna Crown Swan ( SNI), nok dan
mekanisme kerja yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Pekerjaan ini dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan yang terkait sebelumnya telah
diterima oleh Konsultan Pengawas dan telah menyetujui untuk pelaksanaan.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh installer yang telah berpengalaman
melaksanakan pemasangan pekerjaan sejenis dengan bahan yang sama dan dengan
hasil yang baik.
Kontraktor bertanggung jawab terhadap hasil akhir dan selama masa jaminan dengan
hasil baik dan wajib memperbaiki atau mengganti yang rusak baik yang terlihat
maupun yang tersembunyi hingga menjadi baik dengan seluruh biaya ditanggung
Pelaksana Konstruksi.
Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda
B.5 PEKERJAAN DINDING
Uraian Pekerjaan:
Batu bata biasa (tangan) dari tanah liat, hasil produksi lokal yang dibakar dengan baik
dan bersudut tajam serta rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
Batu bata kualitas baik, pembakaran matang, sisi dengan permukaan rata tegak lurus
tajam, keras dan tidak mudah patah
Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak boleh lebih dari 3mm),
penyerahan di tempat hanya di izinkan maksimum 5% yang patah
Semua dinding mulai dari ujung atas sloof pondasi beton sampai 30 cm diatas lantai
jadi (trasraam) harus dibuat dari campuran 1 PC :3 pasir. Selanjutnya diatasnya
dipakai campuran 1 Pc : 4 Pasir tebal 15 mm, kecuali ditentukan lain dalam gambar
kerja.
Dinding harus dipasang dan didirikan untuk masing-masing ukuran ketebalan dan
ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan harus
memasang piket (uitzet) lubang-lubang dan sebagainya dengan alat uitzet yang
disetujui. Blok-blok atau bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan (spesi) 10
mm didasari dengan baik dan sambungan-sambungan yang terus lurus dan rata.
Dalam pemasangan tembok batu bata tidak boleh meneruskan disuatu bagian lebih
dari satu meter tingginya.
Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan lain-lain harus dipasang angker-
angker dan pengikat lainnya pada sambungan-sambungan dinding tersebut setelah
dibersihkan dari kulit ozid besi, karat atau debu bangunan diameternya minimal 10 mm.
Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal dengan dinding
agar adukan spesi dapat merekat.
Pek. Plesteran
Pek. Acian
B.6.1.2Persyaratan Bahan
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan plesteran ini harus memenuhi standar
khusus / mutu internasional (minimal telah lulus DIN 18555) dan SNI 15-2049-2004.
Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan warna asli/ alami,
sesuai SNI 03-6820-2002 dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
Air untuk mengaduk bahan tersebut harus sesuai SNI 03-6861.1-2002.
B.6.1.3Pelaksanaan Pekerjaan
Adukan Plesteran
Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan sesuai
persetujuan Konsultan Pengawas. Apabila dipandang perlu dan sesuai dengan
rencana, Kontraktor diperkenankan menggunakan bahan bahan kimia sebagai
campuran. Hanya semen dengan mutu baik yang boleh dipergunakan.
Contoh-contoh
a) Kontraktor harus membuat contoh-contoh bidang plesteran dari setiap macam
pekerjaan plesteran sesuai dengan yang diminta, sehingga jenis/macam pekerjaan
tersebut dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Semua pekerjaan plesteran harus
sama dengan contoh yang dibuat.
b) Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakan pemeriksaan
secara silang oleh Kontraktor dengan menggunakan garisan panjang yang
digerakkan secara vertikal dan horizontal (silang) atau dengan alat bantu lainnya.
Setelah itu baru diadakan pengacian.
Sudut-sudut Plesteran Semua sudut vertikal dan horizontal, luar dan dalam harus
dilaksanakan secara sempurna, tegak dan siku.
Perbaikan Bidang Plesteran Jika terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata)
maka harus diperbaiki secara sempurna. Bagian-bagian yang akan diperbaiki
hendaknya dibobok secara teratur (dibuat bobokan yang berbentuk segi empat) dan
plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
Tali Air
a) Tali air harus dibuat sesuai dengan gambar kerja.
b) Besarnya tali air akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
c) Pembuatan tali air harus lurus dan rata baik horizontal maupun vertikal, dan
kedalamannya harus sama. Pembuatan tali air harus menggunakan list kayu (sesuai
ukuran tali air) dan benang untuk mengukur kelurusan horizontal/ vertikal agar
rapi.
B.6.2.1Lingkup Pekerjaan
Menggunakan semen instan, tebal aplikasi 1,5 mm dan daya sebar 220 m2 /40 kg
Dari produk/merk seperti tercantum dalam tabel “Spesifikasi Material”
Acian dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas, dan persyaratan tertulis dalam
uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
Pekerjaan acian dapat dilaksanakan jika pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding telah disetujui oleh Konsultan Pengawas sesuai uraian dan syarat pekerjaan
yang tertulis
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/
tinggi/ peil dan bentuk profilnya
Sebelum mengaci usapkan air pada permukaan plesteran agar permukaan plesteran
dapat menyerap air semen dengan baik.
Lalu laburkan acian di permukaan plesteran usapkan dengan rata dengan peralatan.
Haluskan permukaan acian yang sudah kering dengan mengamplas menggunakan kertas
semen hingga rata dan halus.
Setelah lapisan tanah digali untuk pondasi, daerah bangunan tersebut harus
dipadatkan sehingga mencapai 90 % kepadatan maksimum paling sedikit sedalam 15
cm sebelum urugan dilaksanakan.
Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm, dan
setiap lapis harus dipadatkan dengan hand compactor.
Tanah urug yang terlalu kering harus dibasahi dengan sprinkler yang dikuti dengan
mesin penggilas dibelakangnya, atau dengan cara lain yang diusulkan Pengawas.
Urugan pada lereng harus dilakukan dengan cara bertangga pada lereng tersebut untuk
memberikan kaitan yang kokoh terhadap tanah urugan. Urugan kembali lubang
pondasi hanya boleh dilaksanakan seijin Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan
pondasi.
Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala
macam sampah dan kotoran. Tanah urugan harus dari jenis tanah berbutir (tanah
lading atau berpasir) dan tidak terlalu basah.
Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin pemadat (Compactor) dan tidak
dibenarkan hanya menggunakan timbres.
Urugan tanah untuk meninggikan untuk memperbaiki permukaan akan ditentukan
oleh Pengawas menurut ketinggian, lebar, dan kedalaman yang diperlukan.
Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari atau ke
tempattempat yang akan ditentukan Pengawas.
Urugan pasir harus dilaksanakan di bawah semua lantai dan dibawah rabat sesuai
gambar kerja.
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan
sebagainya.
Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 20
cm material lepas, dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan
alat pemadat dan mencapai peil permukaan yang direncanakan.
Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah yang tidak
memungkinkan untuk dipadatkan dengan alat-alat berat, urugan dilakukan dengan
ketebalan maksimum 10 cm material lepas dan dipadatkan dengan mesin stamper.
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan
adalah 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di laboratorium,
untuk mendapat nilai standard proctor.
Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium resmi atau laboratorium yang
ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.
Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan
yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.
Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan
yang kepadatannya sama. Setiap lapisan harus diarahkan pada kepadatan yang
dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum
dimulai dengan berikutnya. Lapisan berikutnya tidak boleh dihampar sebelum
hasil pekerjaan lapisan sebelumnya mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki,
lapisan tersebut harus diulang kembali pekerjannya atau diganti, dengan cara-cara
pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang
dibutuhkan. Jadwal pengujian akan ditentukan / ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas. Pengujian diadakan minimum setiap 25 m2 . Biaya pengujian
ditanggung oleh Kontraktor.
Sarana-sarana darurat, Kontraktor harus mengadakan drainase yang sempurna
setiap saat. Kontraktor harus membangun saluran-slauran, memasang parit-parit,
memompa atau mengeringkan drainase.
B.7.2 pekerjaan keramik
Pekerjaan ini meliputi penyedian tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alatalat Bantu
lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik. Pasangan lantai ini
dipasang pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar, berikut plint
dan nosing tangga
Pasir Urug
Coran dasar lantai dengan mutu beton fc’ = 7,4 MPa setebal 7- 8 cm
Lantai keramik ukuran 20 x 20 Cm, 40 x 40 cm dan dinding keramik 20 x 40 cm merk
Roman, Platinum, KIA.
Bahan perekat dan pengisi siar dari grouting berwarna jenis yang disetujui MK
Untuk motif, penempatan/pemasangan material tersebut diatas disesuaikan dengan
gambar bestek serta petunjuk MK.
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan keramik
Indonesia. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh – contoh kepada Konsultan Pengawas
1) Umum
a) Cat harus dalam kaleng/ kemasan yang masih tertutup patri/
segel, dan masih jelas menunjukkan nama/ merek dagang,
nomor formula atau spesifikasi cat, nomor takaran pabrik,
warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik dan
nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih abash
pada saat pemakaiannya
b) Semua bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang
diisyaratkan pada daftar cat
c) Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya
tanpa persetujuan Pengawas tidak diperbolehkan
d) Selambat-lambatnya sebulan sebelum pekerjaan pengecatan
dimulai, kontraktor harus mengajukan daftar tertulis dari
semua bahan yang dipakai untuk disetujui oleh Pengawas
Lapangan
e) Direksi / Pengawas Lapangan berhak menguji contoh-contoh
sebelum memberikan persetujuan
f) Untuk menetapkan standard kualitas, disyaratkan semua cat
yang dipakai harus berdasarkan / mengambil acuan pada cat-
cat hasil produksi Mowilex, Dulux, atau Levis – Akzo Nobel
2) Cat Dasar
Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau
setara :
- Water-Based sealer untuk permukaan plesteran, beton
1) Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut :
Catylac Exterior (Cat Air), Platone (Cat Minyak)
Pekerjaan loteng dapat dikerjakan setelah pekerjaan atap telah ada yang terpasang baik
lama maupun yang baru pada area yang akan dikerjakan sudah selesai. Pasangan rangka
dilakukan dengan menggantung rangka pada kayu kuda-kuda dengan gantungan kayu
5/7. Selanjutnya dilakukan pemasangan plafond dan list plafond disesuaikan dengan
gambar dan bestek.
10. Rapikan & haluskan permukaan plafond yang telah terpasang dengan amplas
sampai rata / licin.
11. Bersihkan permukaan yang telah diamplas dengan kain lap.
12. Setelah plafond terpasang di finishing dengan pemasangan list pinggir plafond.
Setelah plafond terpasang seluruhnya barulah kami pasang les pinggir plafond sesuai
dengan bestek.
Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) 2011
Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk Instalatir yang telah mememiliki Surat
Pengesahan Instalatir (SPI) dan Surat Ijin Kerja (SIKA) dari PLN setempat.
Inslatasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tegangan yang terpasang di area
proyek.
Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang digunakan adalah jenis NYA
diameter 2,5 mm dengan pelindung PVC diameter 5/8" dan dipasang inbouw.
Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan terminal box atau ditutup
dengan las dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang aman.
Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafon ditutup dan
pelesteran diding dikerjakan.
Pada semua stop kontak dan zekering kast harus di beri arde dengan menggunakan
kawat BC, dan khusus pengetanahan pada zekering kast dibagian yang tertanam
kedalam tanah harus dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang diisyaratkan, serta
diberi pelindung pipa GIP diameter 1/2".
Pemasangan instalasi listrik di buat serapi mungkin dan tidak ada kabel yang
berserakan
Untuk penempatan kabel saklar dan stop kontak di sesuaikan dengan gambar rencana
Setelah semua pekerjaan listrik terpasang di lakukan uji coba dari kontraktor dengan
konsultan pengawas
Apabila ada panel atau group yang tidak sesuai dengan gambar rencana, konsultan
pengawas berhak meminta kontraktor untuk membongkar ulang instalasi dan
menyesuaikan dengan group yang ada di gambar rencana dengan semua biaya untuk
pembongkaran ditangung kontraktor
C. PENUTUP