Anda di halaman 1dari 24

Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

KANTOR SEKRETARIAT
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN ENDE

RENCANA KERJA DAN


SYARAT SYARAT TEKNIS
( RKS )

KEGIATAN : PENGADAAN PERLENGKAPAN GEDUNG KANTOR

PROGRAM : PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR

PEKERJAAN : PERENCANAAN PENGADAAN AIR TANAH DALAM / SUMUR BOR

LOKASI : KANTOR DPRD KABUPATEN ENDE

T. ANGGARAN : 2016

1
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIK
PEKERJAAN PEMBORAN SUMUR, TOWER AIR / TANDON DAN
JARINGAN PERPIPAN

A. UMUM
1. Spesifikasi Dasar
Kecuali ditentukan lain,bahan dan hasil pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan
yang berlaku 30 hari sebelum tanggal pemasukan Surat Penawaran. Spesifikasi
lain mungkin dapat disubstitusikan sebagai agenda atas ketetapan Direksi.
Kontraktor harus menyediakan di lapangan sekurang-kurangnya satu salinan
Standart Nasional Indonesia (SNI) yang ditentukan dalam Spesifikasi atau Standar
lainnya untuk bahan dan hasil pekerjaan yang akan dikerjakan. Standar tersebut
harus tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan dan penggunaan oleh
direksi.
Bahan dan hasil pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci atau tidak dicakup
oleh Standar Nasional atau Standar lain yang telah disetujui haruslah bahan dan
hasil pekerjaan semacam mutu kelas satu. Direksi akan menetapkan apakah
semua atau sebagian bahan yang akan digunakan sesuai atau tidak untuk
maksud pekeriaan yang akan dilaksanakan, keputusan Direksi dalam hal ini
menentukan.
2. Tenaga Kerja Dan Peralatan
Kontraktor diwajibkan menyediakan tenaga kerja yang bertanggung jawab dan
terampil dalam bidang-bidang keahlian yang dibutuhkan oleh pekerjaan serta
dalam jumlah yang memadai untuk menyelesaikan volume pekerjaan sesuai
dengan jadwalnya.
Daftar tenaga kerja beserta posisi dan riwayat hidupnya, terutama tenaga kerja
inti, harus di cantumkan pada laporan rencana kerja (Work Plan) kepada Direksi
sebelum memulai pekerjaan. Setiap penambahan, pengurangan, dan pergantian
tenaga kerja, harus dilaporkan kepada Direksi. Kontraktor juga diwajibkan untuk
mengikutsertakan dan memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja/bantu dalam kondisi yang baik dan
dalam yang cukup sesuai dengan kebutuhan agar dapat menyelesaikan pekerjaan
tepat pada waktunya. Alat-alat ini harus dibuat daftarnya dan diserahkan kepada
direksi untuk mendapatkan persetujuan sebelum memulai seluruh pekerjaan.
Bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi hambatan, dan hambatan ini menurut
Direksi dikarenakan oleh kurangnya jumlah tenaga kerja atau peralatan atau
kurang memenuhi syaratnya beberapa pekerja dan peralatan, maka Direksi
berhak meminta kontraktor untuk menambah atau mengganti tenaga kerja dan
peralatan tersebut.
3. Tindakan Pengamanan Bagi Keselamatan
Kontraktor harus menyediakan dan memasang atas biaya sendiri tanda-tanda
bahaya dan isyarat-isyarat yang sesuai dan cukup, serta mengambil tindakan
pencegahan yang perlu untuk perlindungan pekerja dan keselamatan umum.
Jalan - jalan yang tertutup bagi lalulintas harus dilengkapi dengan perintang yang
cukup diberi penerangan lampu yang dinyalakan mulai sejak matahari terbenam
sampai matahari terbit.
4. Permohonan Pelaksanaan (Request)

2
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

Kontraktor harus mengajukan permohonan (request) kepada Direksi paling tidak 7


hari sebelum suatu pekerjaan dimulai, ditindak lanjuti dengan pemasangan
bouwplank, penyediaan alat dan bahan bangunan yang akan digunakan. Bila
semuanya sudah siap Kontraktor bisa mengajukan ijin pelaksanaan kepada
Direksi.
Suatu pekerjaan tidak boleh dilaksanakan tanpa dilengkapi request dan ijin
pelaksanaan dari Direksi. Pekerjaan tanpa permohonan dan ijin pelaksanaan
dimungkinkan untuk tidak diakui oleh Direksi.

5. Laboratorium
Kontraktor harus mengadakan/melaksanakan pengujian di Laboratorium
(termasuk dalam biaya tidak langsung). untuk satu atau beberapa jenis pekerjaan
selama pekerjaan berlangsung.
Laboratorium yang dipilih harus dapat digunakan untuk pengujian mutu pekerjaan
sesuai dengan yang disyaratkan. Jika kontraktor akan melaksanakan pengujian,
maka sebelumnya harus mendapat persetujuan dari Direksi. Laboratorium
tersebut harus menyimpan serta memelihara semua data hasil pengujian baik
yang dilakukan dilapangan maupun diluar lapangan.
6. Sarana Umum
Bila jalan-jalan dan sarana umum (air, listrik, telepon, dan lain-lain) yang ada
memotong atau berhubungan dengan tempat pekerjaan, Kontraktor harus
mendapat persetujuan secara tertulis dari yang berwenang, terhadap usulan
pekerjaan sementara atau pekerjaan tetap yang akan mempengaruhi pekerjaan
pelayanan umum tersebut.
Bangunan kepentingan umum di atas. baik mungkin atau tidak terlihat di dalam
gambar tetapi Kontraktor harus bertanggung jawab untuk keamanan dan
kelangsungan fungsi dari jalan dan sarana umum tersebut selama pelaksanaan
pekerjaan
7. Menghubungi Aparat Desa
Kontraktor sebelum memulai pekerjaan, bersama Direksi pengawas harus
menghubungi lebih dahulu para Kepala Desa/Aparat Desa/Ketua Kelompok Tani
yang berwenang dari wilayah kerjanya untuk memberitahukan kehadiran dan
menjelaskan semua rencana kerjanya sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan pemboran dan pembangunan saran irigasi di daerah tersebut. Hal ini
perlu dilakukan, mengingat fasilitas yang akan dibangun nantinya adalah milik
petani/desa dan menyangkut langsung kepentingan petani, sedangkan tanah-
tanah yang terpakai untuk membangun fasilitas ini tidak diberikan ganti rugi.
8. Pembuatan Papan Nama Proyek
Kontraktor diwajibkan membuat 1 (satu) buah papan nama Proyek berukuran 80 x
120 cm yang isi tulisan dan penempatannya ditentukan bersama-sama dengan
Direksi/Pengawas Lapangan. Biaya ini sudah termasuk dalam biaya tidak
langsung (overhead) di dalam daftar kuantitas dan harga.
9. Quality Assurance
Kontraktor diharuskan melakukan pembuatan pelaporan Quality Assurance secara
periodik atas pekerjaan yang dimulai pada saat awal pelaksanaan pekerjaan
(Rencana Mutu Kontrak) sampai dengan berakhirnya pekerjaan. Pelaksanaan
Quality Assurance akan dibahas secara rinci dengan pihak proyek pada saat Pre
Construction Meeting dan penandatanganan Rencana Mutu Kontrak sudah harus
dilaksanakan bersamaan dengan penandatanganan kontrak. Biaya ini sudah
termasuk dalam biaya tidak langsung (overhead) didalam daftar kuantitas dan
harga.
3
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

B. PEMBORAN AIR TANAH


1. Umum

1.1.Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus melakukan pekerjaan konstruksi sumur seperti yang
diuraikan dalam pasal Spesifikasi teknis, dan harus melakukan
pengumpulan data dan pengujian sumur yang meliputi pengambilan contoh
cutting, deskripsi litologi, electrical logging, uji pemompaan, development,
pengambilan contoh air dan analisa kimia lengkap contoh air dan sumur
tersebut.
Pekerjaan logging dan pemompaan uji harus dilaksanakan dengan supervisi
langsung dari Direksi Pekerjaan.
Dalam melasanakan pekerjaan, Kontraktor menyediakan personil, peralatan,
dan bahan-bahan/material yang dibutuhkan untuk pekerjaan pemboran,
konstruksi umur. dan pengujian sumur. Semua peralatan, perlengkapan, dan
bahan-bahan tersebut sebelumnya harus diperiksa dan diuji oleh Direksi.

1.2.Mobilisasi Pada Awal Kontrak Dan Demobilisasi Pada Akhir Kontrak


Kontraktor memobilisasi personil dan peralatan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan Pemboran Air Tanah.
Pembayaran akan diperhitungkan berdasarkan jumlah peralatan yang
dipindahkan karena diperlukan untuk pelaksanaan kontrak ini. Peralatan
yang dapat bergerak akan diperhitungkan berdasarkan konsumsi bahan
bakar, jumlah personil yang dibutuhkan dan jarak pemindahan. Sedangkan
peralatan yang dapat bergerak akan diperhitungkan berdasarkan biaya
transport termaksud biaya bongkar muat sesuai dengan jumlah/tonase dan
jarak pemindahan.
Pembayaran untuk mobilisasi sudah termaksud semua biaya transportasi
peralatan dari workshop kelokasi pemboran pertama. Sedangkan
pembayaran untuk demobilisasi sudah termaksuk biaya transportasi
peralatan dari lokasi pemboran terakhir sampai kembali ke workshop.

1.3.Jalan Masuk Lokasi


Kontraktor apabila diminta oleh Direksi harus memperbaiki jalan masuk yang
rusak, berlubang-lubang atau memperkuat jalan masuk sehingga mampu
untuk dilewati kendaraan roda empat meskipun dalam musim hujan.
Tidak ada pembiayaan khusus yang dapat dimintakan kepada Pihak Kesatu
untuk perbaikan jalan masuk lokasi selama pekerjaan ini berlangsung,
sehingga kontraktor harus memperhitungkan dan menyiapkan pembiayaan
tersebut dengan biaya sendiri.
1.4.Penguatan Jembatan Dan/Atau Gorong-Gorong
Kontraktor apabila diperlukan dan atau diperintahkan oleh direksi juga harus
memperkuat jembatan dan/atau gorong-gorong untuk masuknya peralatan
pemboran. Metode penguatan jembatan dan/atau gorong-gorong harus
mengikuti petunjuk direksi. Penguatan jembatan dan/atau gorong-gorong ini
harus dipelihara selama pekerjaan berlangsung hingga seluruh pekerjaan-
pekerjaan selesai.
Tidak ada pembiayaan khusus yang dapat dimintakan kepada Pihak Kesatu
untuk penguatan jembatan dan /atau gorong-gorong selama pekerjaan ini
berlangsung, sehingga kontraktor harus memperhitungkan dan menyiapkan
pembiayaan tersebut dengan biaya sendiri.

4
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

1.5.Persiapan Lokasi Pemboran


Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pemboran, sebelum mobilisasi,
kontraktor harus mengajukan usulan kepada direksi tentang peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk konstruksi sumur dan penempatannya
pada tiap lokasi pemboran. Setelah usulan tersebut disetujui oleh direksi
maka pekerjaan persiapan lokasi dapat dimulai.
Apabila diperlukan dan diminta oleh Direksi, kontraktor harus memasang
lapisan batu pada site pemboran sehingga jadi lebih tinggi dari sekitarnya
untuk menghindari genangan air (terutama pada musim hujan). Apabila pada
lokasi tersebut terdapat tanaman atau bangunan, kontraktor harus
membebaskannya melalui kesepakatan dengan masyarakat setempat.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan atau mencegah masuknya
orang yang tidak berkepentingan maka tiap lokasi pemboran harus
dilengkapi pagar sesuai dengan yang diinstruksikan oleh Direksi.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah lokasi yang telah selesai.
1.6.Kolam Lumpur
Untuk pemboran dengan cara Direct Circulation Mud Flush Kontraktor
harus membuat 2 (dua) kolam lumpur pada lokasi, berukuran 2 m x 2 m x 1,5
m dengan dinding dibuat miring. Kontraktor juga harus membuat kolam
pengendap berukuran 1.5 m x 1.5 m x 1 m. Kolam-kolam tersebut
dihubungkan satu dengan lainnya ke lubang bor dengan kanal berukuran
lebar 0.40 m pada bagian dasarnya dan kedalaman 0.50 m. Selama operasi
pemboran. kolam dan saluran ini harus dibersihkan dari endapan.
Penempatan kolam lumpur harus sedemikian rupa sehingga lumpur yang
keluar dari lubang bor langsung dialirkan melalui alat shale shaker vibrating
screen, atau ayakan yang bergetar, menuju ke dalam kolam pengendap.
Selanjutnya cutting akan mengendap dan lumpur terus mengalir ke dalam
kolam lumpur pertama yang dibuat sedemikian rupa sehinga aliran cukup
tenang sehingga mampu mengendap material-material yang berbutir halus.
Lumpur kemudian mengalir ke kolam lumpur kedua untuk kemudian dipompa
kembali ke dalam sumur.
Pipa hisap dari pompa lumpur yang dimasukkan dalam kolam lumpur kedua
harus ditempatkan dalam jarak yang agak jauh dari saluran tempat
datangnya lumpur kolam pertama sehingga lumpur tersebut tidak langsung
terhisap oleh pompa karena kemungkinan masih terdapatnya material
halus/kotoran. Kedalaman pembenaman ujung pipa hisap tidak boleh terlalu
dekat dengan dasar kolam untuk menghindari terhisapnya material-material
yang terendap.
Untuk pemboran dengan metode yang lain. Direksi akan memberi petunjuk
selanjutnya pada saat akan dimulainya operasi pemboran.
Pembayaran pembuatan kolam lumpur termasuk dalam pembayaran untuk
persiapan lokasi.

1.7.Penyediaan Air
Untuk keperluan pekerjaan pemboran kontraktor diwajibkan menyediakan air
dan menjamin kelancaran penyediaanya. Mutu dan jumlah air yang
disediakan harus sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh Direksi.
Tidak ada pembiayaan khusus yang dapat dimintakan kepada Pihak Kesatu
untuk penyediaan air selama pekerjaan ini berlangsung, sehingga kontraktor
harus memperhitungkan dan menyiapkan pembiayaan tersebut dengan
biayanya sendiri.

5
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

1.8.Penyediaan Bentonite
Bentonite dan Polyphosphate harus disediakan oleh Kontraktor sesuai
dengan kebutuhan yang ditentukan oleh Pihak Kesatu. Bentonite digunakan
sebagai pengental lumpur sirkulasi agar berat jenisnya naik sehingga selama
proses pemboran dapat mengangkat potongan batuan (cuttings) yang
ditembus oleh mata dari lubang bor. Pembayaran akan diperhitungkan
menurut jumlah material dalam satuan zak.
Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya transportasi sampai ke lokasi
pemboran.
1.9.Pengamanan Lokasi
Kontraktor berkewajiban menjaga keamanan peralatan, pipa-pipa dan semua
yang terdapat di lokasi pemboran. Kontraktor juga harus menjaga semua
bangunan, pipa saluran. Pohon, jalan dan lain-lainnya di sekitar lokasi
pemboran supaya tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung. Apabila
seluruh pekerjaan telah selesai Kontraktor harus melakukan pemulihan lokasi
ke keadaan semula dan membayar ganti rugi dengan biaya sendiri apabila
terdapat kerusakan.

2. Peralatan Pemboran
Peralatan Utama
Peralatan utama untuk pekerjaan pemboran terdiri dan mesin bor (Drilling
Rig), pompa lumpur (Mud Pump) dan kompresor (Air Compressor).
Mesin bor (Drilling Rig)
Mesin bor yang digunakan dalam pekerjaan pemboran adalah sesuai
dengan yang disebutkan di bawah ini :
Drilling rig tipe skid mounted, truck mounted, atau tractor mounted
(Berkemampuan min. 120 m).
Metode pemboran dengan cara memutar baik dengan cara rotary
head. atau rotary table atau rotary with spindle torque, dengan
kemampuan dapat memutar stang bor (drill pipe) minimal diameter 2-
7/8 inch
Metode sirkulasi pemboran adalah direct circulation (sirkulasi
langsung).
Tinggi menara minimal 8 meter.
Kemampuan pemboran minimal sampai kedalaman 120 meter

Pompa Lumpur (Mud Pump)


Pompa untuk sirkulasi Lumpur pemboran berupa tipe double action plunger pump
dengan kemampuan debit 730 liter/menit dengan tekanan kerja (Working Pressure)
34 kg/cm.
Kompresor (Air Compressor)
Kompresor yang digunakan memiliki kemampuan dan daya tekananan kerja kuat.
Electrical Logging
Peralatan untuk penampangan geofisika adalah alat yang dapat menghasilkan nilai
atau kurva SP log, Resistivity log dan Gamma Ray log. Alat tersebut dapat
digunakan minimal sampai dengan kedalaman 100 meter.
Peralatan Lainnya
6
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

Peralatan-peralatan pendukung lainnya antara lain:


Stang Bor (Drill Pipe)
Panjang minimal stang bor per batang adalah 4 meter dengan minimum diameter 2-
7/8 inch. Stang bor harus dalam kondisi baik dan lurus.
Mata Bor (Drill Bit)
Mata bor harus disediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) untuk setiap tipe. Wing bit
dan three cone bit dia. 6-5/8, 8-5/8, 10-5/8. 12-5/8
Mesin Las (Electric Welding)
Mesin las yang digunakan memiliki kemampuan 200 ampere.

Peralatan Uji Pemompaan (Pumping Test Equipment)


Pompa Electric Submersible memiliki kemampuan debit 1 - 15
liter/detik dengan total dynamic head 45 m, lengkap dengan genset
Pengukur muka air (Electric Water Level Sounding)
Alat pengukur debit (Discharge Neasuring Device) berupa orifice
weir atau V-notch
Thermometer, pH meter, EC meter

3. Pekerjaan Pemboran
Tipe Sumur
Sumur yang akan dikerjakan oleh Kontraktor adalah jenis sumur produksi dengan
kedalaman Maksimal 100 m tipe single string (rangkaian tunggal-lurus) dengan
menggunakan pipa PVC diameter 6 serta screen PVC diameter 6. Total
kedalaman konstruksi sumur maximal 100 m atau disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
Bagian bawah konstruksi pipa disambungkan dengan cone bottom plug yaitu
suatu pipa berbentuk kerucut dimana ujung kerucut tidak tertutup.
Pipa saringan (screen) akan dipasang pada lapisan yang diperkirakan sebagai
aquifer dan pipa naik berupa pipa buta dipasang pada lapisan yang diperkirakan
bukan aquifer. Pelaksanaan konstruksi sumur dilakukan setelah kontraktor
memperoleh gambar konstruksi yang didesain berdasarkan data-data yang
diperoleh selama pemboran dan hasil pelaksanaan penampangan geofisika
(Electrical logging). Gambar konstruksi sumur berisikan diameter, panjang dan
posisi baik pipa jambang, pipa naik, maupun screen.

Prosedur Pekerjaan Pemboran Dan Konstruksi Sumur


Untuk memulai pekerjaan pemboran ditiap lokasi, Kontraktor harus
memberitahukan kepada Direksi paling lambat 24 jam sebelumnya.
Kalau tidak ditentukan lain oleh Direksi, maka pemboran akan dilakukan dengan
metode Direct Circulation Mud flush.
Secara umum urutan pekerjaan pemboran dan.konstruksi sumur adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan pendahuluan termasuk persiapan lokasi

7
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

2. Mobilisasi Rig, peralatan dan personil ke lokasi


pemboran
3. Pemasangan Rig dan peralatan lain di lokasi
pemboran
4. Pemboran pilot hole dia. 10-5/8 inch mulai dari
kedalaman 3 m (di bawah pipa konduktor) dan pengambilan contoh
batuan (cuttings) dan setiap meter kedalaman
5. Pelaksanaan Electrical Logging
6. Air-lift Test selama 12 jam (bila diperlukan),
termasuk pengukuran EC (Electrical Conductivity) dan pengambilan
contoh air untuk analisa kimia lengkap di laboratorium
7. Pemboran pembesaran lubang (reaming) dia. 10
5/8 inch sampai pada kedalaman yang ditentukan
8. Instalasi pipa dia. 6 inch dan saringan dia. 6 inch
sesuai kedalaman yang ditentukan
9. Uji ketegaklurusan (Verticality Test)
10. Pengisian kerikil/Gravel Pack pembalut pada
bagian annulus (gravel packing) dan dasar sumur sampai batas atas yang
ditentukan
11. Well development dengan metode surging dan
water jetting
12. Grouting pada bagian annulus mulai dari bagian
atas gravel packing sampai ke permukaan tanah
13. Pencabutan pipa konduktor
14. Pembongkaran Rig
15. Pembuatan concrete slab (1.5 x 1.5 x 0.30 m),
pemasangan tutup sumur (well cap). dan patok sumur
16. Uji pemompaan (Pumping Test)

Pemindaan, pemasangan dan Pembongkran Mesin Bor


Sebelum operasi pemboran dimulai, mesin bor harus dipasang dengan hati-hati di atas
pondasi yang kuat agar dapat memberikan hasil yang baik dan mencegah kerusakan
mesin bor itu sendiri serta menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap
personil atau tenaga kerja.
Setelah pekerjaan pemboran, instalasi sumur dan pekerjaan lain yang memerlukan
mesin bor di satu lokasi dinyatakan selesai, maka mesin bor harus dibongkar dan
dipindahkan ke lokasi berikutnya beserta semua peralatan dan material yang akan
dipakai.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut frekuensi transportasi, pemasangan dan
pembongkaran Rig dan peralatan dari lokasi sumur bor yang telah selesai ke lokasi
pemboran yang baru.

Pemindahan Material Sumur ke Gudang Lapangan ( Base Camp)


Sejumlah material sumur yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kontrak pekerjaan
dipindahkan ke lokasi proyek dan ditempatkan pada suatu gudang penyimpanan
(Base Camp).
Pembayaran akan diperhitungkan berdasarkan jumlah material yang dipindahkan
sesuai dengan jumlah material yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kontrak ini.

8
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

Pembayaran sudah termasuk semua biaya transportasi dan biaya bongkar muat yang
sesuai dengan jumlah/tonase dan jarak pemindahannya.

Pemindahan Material Sumur ke Site Pemboran


Sejumlah material sumur yang dibutuhkan dipindahkan dari lokasi penyimpanan
(gudang/base camp) ke site pemboran.
Pembayaran akan diperhitungkan berdasarkan jumlah material yang dipindahkan
sesuai jumlah material yang dibutuhkan pada tiap lokasi. Pembayaran sudah
termasuk semua biaya transportasi dan biaya bongkar muat yang sesuai dengan
jumlah/tonase dan jarak pemindahannya.

Pemasangan dan Pencabutan Pipa Konduktor


Pipa konduktor dipasang di lokasi sumur untuk mencegah runtuhnya lapisan tanah
atas selama pemboran berlangsung. Diameter pipa konduktor ditentukan oleh Direksi
berdasarkan lubang yang akan dibor. Kedalaman pipa konduktor ditentukan
berdasarkan keadaan lapangan di lokasi dan harus dengan persetujuan Direksi.
Setelah pekerjaan yang membutuhkan pipa konduktor selesai maka kontraktor harus
mencabut pipa tersebut dan apabila tidak dapat dicabut maka menjadi resiko
Kontraktor.
Pembayaran diperhitungkan menurut kedalaman dengan satuan meter dan pipa
konduktor (pengantar) yang dipasang sebelum pemboran dimulai dan dicabut setelah
pemasangan pipa sumur selesai.
Diameter dan Kedalaman Pemboran
Apabila tidak ditentukan lain maka pemboran harus dilaksanakan sesuai dengan
desain yaitu dengan diameter 12 5/8. Kedalaman pemboran maksimal l00 m
Sesuai dengan sifat formasi dan jenis peralatan yang dipakai, maka berdasarkan
kondisi dan situasi yang dihadapi di lapangan, diameter pemboran dapat berubah
atas instruksi Direksi, demi tujuan untuk kelancaran pekerjaan pemboran,
pemasangan pipa, gravel pack dan lain-lain. Apabila potensi aquifer dinilai belum
mencukupi atau disebabkan kualitas air yang tidak memenuhi syarat yang diinginkan,
maka kedalaman pemboran dan pemasangan pipa dapat diubah atas pertimbangan
dari instruksi Direksi.
Pembayaran pelaksanaan pemboran dengan metode apapun akan diperhitungkan
berdasarkan diameter dan kedalaman lubang sumur yang dibor dengan satuan ukur
adalah meter.
Pengawasan Lumpur Pemboran
Alat Marsh Funnel dan Mud Balance harus selalu disediakan di lokasi pemboran agar
selalu dapat dilakukan pengecekan sifat lumpur setiap saat. Selama operasi
pemboran kekentalan dan densitas lumpur harus diukur setiap jam dengan Marsh
Funnel dan Mud Balance. Kekentalan lumpur pemboran harus dipertahankan antara
35 sampai 45 detik. Densitas lumpur harus dipertahankan kira-kira 1.07. Kandungan
pasir dan lumpur pemboran tidak lebih dan 5 %. Apabila sirkulasi lumpur berhenti
pada waktu pekerjaan pemboran maka rangkaian mata bor dan pipa bor harus
segera diangkat dari lubang sumur.
Pencucian Lubang Bor
Untuk memperoleh lubang bor dan contoh batuan (cuttings) yang baik maka
kontraktor harus melaksanakan pencucian lubang bor dengan lumpur pemboran atau
sirkulasi lumpur tanpa penetrasi yang dilakukan pada akhir setiap meter kemajuan
pemboran.

9
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

Pelebaran Lubang Bor


Apabila pemboran dilaksanakan dengan prosedur lubang penuntun (Pilot Hole) dan
menunjukkan adanya aquifer produktif maka kontraktor harus melaksanakan pelebaran
lubang bor (reaming) dengan diameter dan kedalaman yang ditentukan oleh Direksi.
Pembayaran pelaksanaan pelebaran lubang bor diperhitungkan berdasarkan diameter
lubang yang ada. Diameter yang dilebarkan dan sesuai dengan kedalamannya dalam
satuan meter.

Penghentian Pemboran
Apabila lubang bor telah mencapai kedalaman yang ditentukan atau seperti yang
diinstruksikan oleh Direksi, maka pemboran akan dihentikan atas izin Direksi.
Kemudian lubang bor harus dicuci sampai bersih dari endapan dengan melakukan
sirkulasi terus- menerus selama lebih kurang 10 (sepuluh) jam.
Setelah lubang sumur bersih dari endapan. maka untuk keperluan logging, selama
sirkulasi berlangsung dilakukan pengurangan kekentalan lumpur pemboran sampai
dengan 33 detik Marsh Funnel.

Pengambilan Contoh Batuan (Sampling).


Pengambilan contoh batuan (cuttings) dari setiap meter pemboran disimpan dalam
botol plastik tembus pandang/transparan. Kontrator harus melakukan pengambilan
contoh batuan (cuttings) sebanyak 2 set untuk setiap meter pemboran dari permukaan
tanah sampai kedalaman yang ditentukan. Contoh batuan pertama (minimum berat 0.5
kg) harus dicuci dan dikeringkan dan dimasukkan ke dalam botol plastik transparan
(tembus pandang). Setiap botol ditandai nomor sumur, kedalaman sample dan tanggal
pengambilan. Contoh batuan kedua (minimum berat 0.5 kg) harus dicuci dan ditaruh ke
dalam kotak (kayu atau pelat besi) untuk memudahkan pemeriksaan oleh Direksi di
lokasi.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah contoh cutting yang diambil dan
diperiksa, termasuk biaya pemberian nama, penyediaan botol plastik dan
pengangkutannya.

Pelaksanaan Elektrikal Logging


Electric Logging dilaksanakan segera setelah pilot hole, dicuci dengan sirkulasi
lumpur. dan telah dilakukan pengurangan kekentalan lumpur sampai ukuran 33 detik
Marsh Funnel agar proof dan Electric logging dapat mencapai dasar lubang bor
dengan bebas. Hasil Electric Logging berupa grafik dan Resistivity Log, SP Log dan
Gamma Ray Log.
Kontraktor harus menyediakan peralatan Logger dan kelengkapannya serta
menyediakan transportasi untuk peralatan maupun operator logger. Kontraktor harus
mencari informasi dalam radius 200 meter dari lubang bor dan melaporkan ke Direksi
apabila di sekitar radius tersebut terdapat bahan-bahan yang ditanam yang dapat
mempengaruhi hasil logging seperti pipa besi, kabel transmisi, telepon bawah tanah,
dan lain-lain.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah kedalaman sumur dalam meter
yang telah dikerjakan electrical logging dan hasilnya telah disetujui Direksi. Satuan
harga tersebut termasuk juga biaya untuk pekerjaan persiapan dan pengangkutan
peralatan.

Ketegaklurusan Lubang Bor


Lubang pemboran harus tegak dan lurus sehingga memudahkan untuk instalasi pipa
dan saringan dan memudahkan pengisian kerikil pembalut (gravel packing) di annulus.
Pipa selubung dan saringan harus tegak dan lurus untuk memudahkan pemasangan
dan pengoperasian vertical shaft turbine pump.
Pengujian ketegaklurusan wajib dilakukan dengan menurunkan peralatan pengujian
yang telah disetujui oleh Engineer ke dalam sumur.

10
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

Pengisian Semen
Setelah development sumur selesai dan pipa konduktor dicabut maka ruang annulus
yang tidak diisi oleh kerikil( gravel pack ) harus diisi dengan mortal mulai dari top
grevel pack sampai dengan permukan tanah.
Pengisian mortal dapat dilakukan pada suatu zona kedalaman tertentu guna menahan
intrusi dan atau kontaminasi air tanah yang berkualitas kurang baik sesuai dengan
petunjuk dari Direksi.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut volume ddalam meter kubit dari rongga
yang diisi dengan semen atau mortal.

4. Pengadaan Dan Pemasangan Pipa PVC (Casing) Dan Saringan (Screen)


4.1. Pengadaan Pipa Casing Dan Saringan
Kontraktor wajib melakukan pengadaan material pipa selubung dan saringan
untuk sumur sesuai dengan spesifikasi dan yang ditentukan oleh Engineer.

4.1.1. Pipa Buta (Blank Casing)


Pembayaran akan diperhitungkan menurut jenis material dan jumlah masing-
masing dalam satuan meter yang disediakan. Pengadaan material sumur
tersebut harus sesuai dengan permintaan Direksi. Harga satuan tersebut
harus juga termasuk biaya transportasi sampai ke lokasi pemboran dan
penyediaan material tambahan yang diperlukan untuk penyambugan pipa-
pipa sumur.
4.1.2. Saringan (Screen)
Saringan berupa pipa PVC, dengan bukaan celah (slot opening) 2,9 mm.
Diameter luar saringan 6-5/8 dan sesuai dengan diameter dalam pipa
buta 6.
Pengadaan dan pemasangan saringan dilakukan oleh Kontraktor dimana
posisi saringan ditentukan oleh Engineer.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah dalam satuan meter
yang disediakan. Pengadaan material sumur tersebut harus sesuai
dengan permintaan Direksi.
Harga satuan tersebut harus juga termasuk biaya transportasi sampai ke
lokasi pemboran dan penyediaan material tambahan yang diperlukan
untuk penyambungan pipa-pipa sumur.

4.1.3. Bottom Plug


Bottom plug terpasang pada bagian ujung pipa pengendap (pipa
sedimentasi) yang berbentuk kerucut terbuat dari pipa PVC diameter 6 inch
dengan panjang 30 cm.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah bottom plug yang
dipasang untuk melengkapi sumur bor.

4.2. Pemasangan casing dan saringan


1. Instalasi
Sesudah kedalaman pemboran yang telah ditentukan tercapai dan
pengujian geofisika (geophysical log) selesai dilaksanakan, Kontraktor
melakukan pemasangan casing dan saringan ke dalam lubang bor.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah kedalaman dengan
satuan meter dari pipa yang dipasang dan sesuai dengan diameter pipa

11
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

tersebut. Harga satuan tersebut harus juga termasuk biaya pengadaan


perlengkapan instalasi sumur lainnya misalnya reducer.

2. Tally Sheets
Susunan rangkaian konstruksi sumur (Tally Sheet) wajib dibuat oleh
Kontraktor yang menunjukkan kedudukan peralatan-peralatan operasi,
pipa-pipa buta (casing, saringan (screen), centralizer termasuk spesifikasi
teknis dan material-material tersebut. Tally Sheet segera dibuat pada
setiap kegiatan operasi selesai dilaksanakan dan ditandatangani oleh
Kontraktor dan Engineer. Tally Sheet dilampirkan pada Laporan Akhir.

5. Selubung Kerikil (Gravel Packing)


5.1. Material Kerikil
Kerikil yang telah dipersiapkan oleh Kontraktor dimasukkan ke bagian
annulus sumur yaitu ruang antara casing/saringan dan dinding lubang bor.
Material kerikil harus kuat/keras/tidak mudah pecah dan memiliki bentuk
membulat baik (well rounded) dan komposisi batu silika. Gradasi butiran
antara diameter 2 mm sampai dengan 10 mm dan memiliki koefisien
keseragaman antara 2.0 sampai dengan 3.0. Kerikil untuk setiap sumur
harus diuji oleh Kontraktor dan kurva gradasi diperlihatkan kepada Enginner
untuk dapat disetujui.
Volume material kerikil harus cukup untuk pengisian awal (sebelum well
development) dan tambahan kerikil bila diperlukan pada saat pekerjaan well
development.

5.2. Pengisian Kerikil


Sesudah pekerjaan pemasangan casing dan saringan selesai dilaksanakan,
pengisian kerikil pembalut dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dan
metode yang telah disetujui oleh Enginer. Pengisian dilakukan mulai dari
dasar sumur hingga kedalaman yang ditentukan oleh Engineer. Kontraktor
mencatat secara tepat volume kerikil yang terpakai pada setiap sumur.
Dalam proses pengisian kerikil. sirkulasi lumpur bor harus tetap dijalankan.
kekentalan lumpur dipertahankan pada ukuran 33 detik Marsh Funnel.
Pengisisan dilakukan dengan hati-hati sehingga pipa sumur terbungkus
dengan baik.

Pembayaran akan diperhitungkan menurut volume dalam meter kubik dari


gravel pack yang telah dipasang di dalam sumur.

5.3. Ketegaklurusan Dan Kelurusan Pipa Jambang Pompa


Rangkaian pipa casing dan saringan harus tegak lurus dan segaris. Tidak
terdapat bagian dari rangkaian yang casing dan saringan yang mengalami
deviasi lebih dari 30 menit dan garis vertikal sehingga pemasangan pipa
kolom dan pompa di dalam sumur dapat berlangsung baik. Ketidaksesuaian
kelurusan rangkaian casing dan saringan dapat menyebabkan dibatalkannya
sumur.
Pengujian ketegak lurusan sumur dilakukan dengan menggunakan sistim
bobin dan string yang dimasukan pada pump casing dan diturunkan
sepanjang pump casing.

Pengujian dilaksanakan dua kali yaitu pada waktu menurunkan dan


menaikan bobbin. Pada saat pengujian naik dimana string telah berada pada

12
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

posisi yang benar (pusat). gravel dapat dimasukan hingga kedalaman


tersebut (dimana bobin berada).
Pengujian ini dilakukan pada setiap 3 meter, sedangkan gravel yang
dimasukkan tidak boleh melebihi kedalaman pengujian tersebut.

6. Well Development
Umum
Kontraktor wajib melaksanakan kegiatan well development dengan metode-
metode yang efektif untuk membersihkan formasi lapisan air dan pasir, lumpur
pemboran, mud cake, dan material-material halus lainnya dan keluar melalui
saringan dan sumur sehingga pada saat dilakukan pemompaan, air yang keluar
benar-benar bersih dari kandungan pasir.
Metode yang digunakan adalah metode high velocity jetting dengan air dan udara
(water jetting dan air jetting).
Pengembangan sumur (well development) terus berlanjut sampai air yang
dipompa dari sumur pada uji debit maksimum adalah jernih dan bebas dari pasir
serta efisiensi sumur sekurang-kurangnya 80%. Selama kegiatan development.
Kontraktor harus selalu mengukur posisi kedalaman gravel dalam lubang annulus.
Apabila terjadi penurunan maka Kontraktor harus segera menambahkan gravel
sampai pada kedalaman semula.
Sesudah kegiatan uji debit bertahap dilakukan. bila dipandang perlu oleh Direksi,
dapat dilakukan pekerjaan well development tambahan untuk meningkatkan
kapasitas jenis (specific capacity) sumur.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jam kerja yang dipakai oleh Kontraktor
dalam penyempurnaan sumur untuk mendapat air yang bersih dan seperti yang
diperintahkan oleb Direksi.

Penggantian Fluida Dalam Sumur


Setelah konstruksi rangkaian pipa casing dan saringan serta selubung kerikil
selesai dilaksanakan maka Kontraktor melakukan kegiatan sirkulasi air bersih
untuk mengganti fluida (lumpur) didalam sumur. Dengan menggunakan pompa
lumpur (mud pump). Kontraktor melakukan kegiatan tersebut dengan metode
sebagai berikut:
a. Air bersih yang tertampung di kolam lumpur (mud pit) dipompakan
ke dalam sumur dan mengalir kembali ke dalam mud pit
b. Sirkulasi campuran lumpur dan air bersih dilakukan terus sampai
waktu yang ditentukan
c. Campuran air dan lumpur di kolam lumpur (mud pit) kemudian
diganti dengan air bersih
d. Sirkulasikan kembali air bersih ke dalam sumur sampai waktu yang
ditentukan

Water Jetting
Dengan menggunakan alat jet head. Kontraktor melakukan penyemprotan
pada seluruh saringan dengan metode berikut:
a. Naik turunkan rangkaian jetting tool secara perlahan sepanjang
screen
b. Pompa air hingga kecepatan air yang keluar dari masing-
masing nozzle sekurang-kurangnya 50 m/detik

13
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

c. Setelah 1 (satu) revolusi naik turun dilakukan. maka jet head


dinaikkan kurang lebih 1,5 kali diameter screen diatas top screen dan
dipertahankan beberapa saat
d. Kemudian kembali dilakukan penyemprotan saringan dengan
cara operasi yang sama
e. Setelah batasan waktu yang telah ditentukan untuk satu screen
selesai, maka dilanjutkan pada screen berikutnya dengan cara operasi
yang sama seperti diatas
f. Apabila seluruh screen telah dilakukan penyemprotan maka
Kontraktor harus melakukan pembersihan dasar sumur dari endapan
yang terakumulasi
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jam kerja yang dipakai oleh
Kontraktor dalam penyempurnaan sumur seperti yang diperintahkan oleh
Direksi.
Surging
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini terdiri dari compressor dengan
kapasitas 10 Kva, pipa eductor dan pipa airline. Metode development dengan
cara surging merupakan suatu siklus surging (surging cicle) yaitu kombinasi
pemompaan air lift dan surging (back blow). Siklus surging dilakukan pada
beberapa tempat disepanjang rangkaian screen. Metode kerja yang harus
dilakukan oleh Kontraktor pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Pada setiap posisi screen. pipa eductor ditempatkan kurang lebih 60
cm dibawah screen
udara bertekanan dari compressor kemudian dialirkan ke pipa air line
sehingga air terpompakan keluar (posisi pumping dengan air lift)
sampai air yang keluar bersih dari pasir
Pada saat air yang keluar sudah bersih dari pasir aliran udara dari
compressor kemudian ditutup
Pipa air line diturunkan sampai jarak kurang lebih 30 cm dibawah
ujung pipa eductor
Setelah waktu yang ditentukan, tekanan compressor dikurangi dan
pipa air line ditarik kembali ke posisi semula sehingga air kembali
terpompa keluar melalui pipa eductor (a s/d g merupakan 1 siklus
surging)
Sikius surging kemudian diulangi sampai air yang keluar bersih dari
pasir dan material-material halus
Selanjutnya pipa eductor dan air line dinaikkan kurang lebih 1 m pada
screen yang sama dan kembali dilakukan operasi yang sama seperti yang
disebutkan diatas (point a s/d h)
Apabila 1 (satu) rangkaian screen selesai maka dilanjutkan pada
rangkaian screen berikutnya dengan metode operasi yang sama
Bila seluruh screen telah selesai dilakukan surging maka posisi air lift
dilakukan pada bagian dasar sumur untuk membersihkan endapan pasir yang telah
terkumpul didasar sumur
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jam kerja yang dipakai oleh Kontraktor
dalam penyempurnaan sumur seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
7. Pemompaan Uji

14
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

Setelah kegiatan development sumur selesai, Kontraktor mempersiapkan untuk


kegiatan pemompaan uji. Pengujian yang akan dilaksanakan antara lain sebagai
berikut :
a. Uji pemompaan pendahuluan (preliminary pumping test)
b. Uji pemompaan bertahap (step drawdown test)
c. Uji pemompaan dengan debit tetap (constant rate test)
d. Uji kambuh (recovery test)

a. Peralatan Pemompaan Uji


Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pemompaan uji adalah sebagai
berikut:
1. Alat pemompaan
Pemompaan uji dilakukan dengan jenis pompa sentrifugal dengan debit
minimum 1.5 - 5 L/detik dan total head 80 m atau dengan jenis pompa
submersible/turbin dengan debit minimum 1.5 5 1/detik dengan total head 80
m. Semua jenis pompa dilengkapi dengan mesin penggeraknya.
2. Alat pengukur debit
Pengukuran debit pemompaan dapat dilakukan dengan metode V-Notch
lengkap dengan bak penenang aliran atau dengan menggunakan metode
orifice weir.
3. Alat pengukur muka air
Pengukuran muka air di dalam sumur dilakukan dengan alat pengukur muka
air (water level sounding) yang memiliki ketelitian paling tidak 1 (satu) cm.

4. Alat pelengkap lain


Perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk pemompaan uji antara lain alat pengukur
waktu (jam), jerigen untuk sampel air, lampu penerangan, alat transportasi untuk
pengukuran pada sumur-sumur disekitar sumur yang diuji.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah lokasi, dimana telah dilaksanakan
pemasangan dan pemindahan mesin dan pompa uji, alat pengukur debit dan
peralatan lain, pembuatan saluran sementara, serta pemompaan percobaan.
b. Uji Pompa Pendahuluan
Setelah instalasi peralatan uji pemompaan selesai dilakukan, maka
Kontraktor melaksanakan pemompaan uji pendahuluan dengan debit
maksimum selama 8 (delapan) jam atau seperti yang ditentukan oleh
Direksi. Kontraktor harus melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap
debit, kedalaman muka air, dan kandungan pasir dan air yang dipompa
selama uji pendahuluan berlangsung. Apabila hasil uji pendahuluan
menunjukkan bahwa development sumur belum sempurna maka Direksi
dapat memberikan instruksi untuk melanjutkan development sumur dan
Kontraktor harus melaksanakannnya.
Dari hasil uji pendahuluan akan diperoleh gambaran mengenai hubungan
debit dan penurunan muka air sehingga dapat ditentukan debit untuk setiap
tahap pada uji susut bertahap. Segera setelah pompa dimatikan pada uji
pendahuluan, Kontraktor melakukan pengukuran muka air kambuh dengan
interval waktu yang telah ditentukan sampai permukaan air kembali seperti
semula.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah jam pemompaan
termasuk pencatatan data pemompaan.
15
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

c. Uji Pemompaan Bertahap


Setelah muka air kembali seperti semula maka Kontraktor selanjutnya
melakukan uji susut bertahap. Bila tidak ditentukan lain maka uji bertahap
dilakukan dengan 4 (empat) tahapan dimana setiap tahapan berlangsung
selama 2 (dua) jam. Penentuan debit untuk setiap tahap dilakukan oleh
Direksi berdasarkan hasil uji pendahuluan. Debit pemompaan untuk setiap
tahap harus dipertahankan tetap stabil dengan melaksanakan pengamatan
secara efektif. Kontraktor melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap
debit dan muka air pemompaan untuk setiap interval waktu yang telah
ditentukan. Pengukuran muka air kambuh juga harus dilakukan oleh
Kontraktor pada saat pompa dimatikan (step ke-empat berakhir) dengan
interval waktu yang telah ditentukan.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah jam pemompaan
termasuk pencatatan data pemompaan.

d. Uji Pemompaan Dengan Debit Tetap (Long Period Test)


Setelah muka air kembali seperti semula maka Kontraktor selanjutnya melakukan
uji pemompaan debit tetap terus-menerus selama 72 (tujuh puluh dua) jam. Debit
pemompaan pada uji debit tetap ditentukan oleh Direksi berdasarkan hasil dan uji
susut bertahap. Kontraktor harus melakukan pengamatan dan menjaga agar
debit yang telah ditentukan tetap stabil selama periode pengujian. Kontraktor
melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap debit dan muka air
pemompaan untuk setiap interval waktu yang telah ditentukan.
Bila dalam radius 400 m terdapat sumur lain (sumur gali dan atau sumur bor) di
sekitar sumur yang diuji maka Kontraktor harus melakukan pengukuran
penurunan muka air pada sumur-sumur tersebut.
Selama pemompaan uji debit tetap. Kontraktor harus melakukan pengukuran pH,
temperatur, dan daya hantar listrik (EC) dari air yang dipompa dengan interval
waktu tiap 6 (enam) jam.
Kontraktor harus menjaga supaya lokasi pemompaan uji bebas dari genangan air
permukaan atau air hujan serta air hasil pemompaan itu sendiri sehingga tidak
mempengaruhi hasil pemompaan. Untuk itu sebelum pelaksanaan pemompaan.
Kontraktor harus membuat saluran pembuang untuk menyalurkan air yang
dipompa ke tempat yang jauh dari sumur tanpa merugikan pihak lain.
Apabila pemompaan berhenti sebelum waktu yang ditentukan karena kerusakan
mesin atau kehabisan bahan bakar atau sebab lain maka Kontraktor harus
mengulangi pemompaan uji mulai dari awal dan biaya yang diakibatkan menjadi
tanggungan Kontraktor.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah jam pemompaan termasuk
pencatatan data pemompaan.

e. Uji Pemulihan
Segera setelah pompa dimatikan pada uji debit tetap, maka Kontraktor melakukan
pengukuran muka air kambuh dengan interval waktu yang telah ditentukan sampai
muka air kembali ke keadaan semula.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah jam pengamatan termasuk
pencatatan data pengamatan.
8. Analisa Kualitas Air
Pada saat dilakukannya pemompaan uji ditiap sumur. Kontraktor melakukan
pengambilan contoh air sumur untuk dianalisa. Pengukuran Temperatur, Electrical
Conductivity, dan pH harus dilakukan dilapangan. Pengambilan contoh air
dilakukan menjelang berakhinnya uji debit tetap sebanyak 1 (satu) contoh untuk
16
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

setiap sumur dengan volume sekurang-kurangnya 2 (dua) liter. Contoh air tersebut
disimpan dalam botol polyethilene yang sebelum dipakai terlebih dahulu dicuci
dan dibilas dengan air sumur tersebut. Botol tersebut diisi penuh dan ditutup
dengan rapat serta dicantumkan keterangan tentang nomor sumur, lokasi, dan
tanggal pengambilan contoh air tersebut. Contoh air tersebut kemudian dikirim ke
laboratonium yang telah disetujui oleh Direksi.

Parameter yang dianalisa di laboratorium antara lain:


1. Electrical Conductance 13. Carbonate (C0)
2. pH 14. Bicarbonate HCO
3. Hardness 15. Sulfate (SO)
4. Dissolved Solid 16. Chloride (Cl)
5. Suspended Solid 17. Nitrate (NO
6. Silicate (Si0 18. Fluoride (F)
7. Iron (Fe) 19. Carbon Dioxide (C0)
8. Boron (B) 20. Dissolved Oxygen
9. Calcium (Ca) 21. Manganese
10. Magnesium (Mg) 22. SAR
11. Sodium (Na) 23. Turbidity
12. Kalium (K)

Kandungan - kandungan zat kimia tersebut diukur dan dinyatakan dalam satuan
ppm serta diberikan rekomendasi tentang memenuhi syarat atau tidaknya air
tersebut dipakai sebagai air minum maupun air irigasi.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah contoh air yang dianalisa pada
laboratorium yang diakui dan Direksi telah menerima hasil analisa dari
laboratorium. Satuan harga termasuk biaya pengambilan contoh air, analisa
kualitas air, pengangkutan dan hal-hal lain bila ada.

9. Analisa Besar Butir


Kalau dibutuhkan dan diinstruksikan oleh Direksi, Kontraktor harus melaksanakan
analisa besar butir (analisa ayakan) terhadap beberapa contoh cutting dari tiap
sumur yang akan dipilih oleh Direksi dan menyerahkan hasil analisa kepada
Direksi.
Sebelum dianalisa, sisa lumpur pemboran yang masih terdapat pada contoh
tersebut harus dihilangkan dengan mencucinya, kemudian contoh tersebut
dikeringkan dengan alat pengering atau sinar matahari.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah contoh cutting yang telah
dianalisa dan hasilnya telah diserahkan kepada Direksi.

10. Pengadaan Dan Pemasangan Tutup Sumur


Apabila pemompaan uji telah selesai dilaksanakan, Kontraktor harus memasang
tutup sumur lengkap dengan kuncinya untuk mencegah material-material asing
yang masuk ke dalam sumur.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah tutup sumur yang telah
dipasang untuk melengkapi sumur bor lengkap dengan kuncinya.
11. Pengadaan Dan Pemasangan Patok Nomor Sumur

17
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

Setelah sumur tertutup, Kontraktor harus memasang patok tanda pengenal sumur
dimana tercantum nomor sumur, tahun pembuatan dan tanda pengenal/nama
Kontraktor yang melaksanakannya. Pembuatan patok dan tempat pemasangan
harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pembayaran akan diperhitungkan menurut jumlah patok, tanda nomor sumur yang
diadakan dan dipasang untuk melengkapi sumur bor.

12.Laporan Dan Catatan


Catatan terperinci mengenai semua data dan informasi yang diperoleh dari semua
pekerjaan yang dilaksanakan harus disimpan untuk sewaktu-waktu akan diperiksa
atau disahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus membuat laporan setiap hari kepada Direksi mengenai material
yang digunakan, pekerjaan yang telah dan akan dilaksanakan, termasuk
kedalaman pemboran dan data lain yang dibutuhkan Direksi.
Setelah pekerjaan selesai pada akhir kontrak. maka Kontraktor harus membuat
laporan akhir pekerjaan yang akan diserahkan pada Direksi. Bentuk laporan akan
dibuat mengikuti blangko yang mengandung penjelasan-penjelasan detil
mengenai data yang diperoleh selama pembuatan sumur dan ringkasan pekerjaan
yang telah diselesaikan.

Laporan juga harus meliputi hal-hal dihawah ini :

1. Log pemboran harian, meliputi keterangan mengenai jalannya operasi


pemboran antara lain pekerjaan pemboran, instalasi sumur, development
sumur, personil, peralatan dan material yang dipakai, pengukuran pipa.
kedalaman sumur, dan data lain yang dibutuhkan Direksi
2. Log litologi geologi dan log electrical logging yang memberikan informasi
mengenai jenis dan sifat batuan, kedalamannya, nomor contoh cutting, Log
Resistivity, SP dan Log Gamma Ray.
3. Catatan mengenai rencana posisi pipa saringan (design sumur) dan hasil
pemasangannya berupa gambar konstruksi sumur dan susunan komponen
sumur yang terpasang, termasuk catatan mengenai peyambungan pipa
4. Catatan jumlah gravel pack yang terpakai dan jumlah adukan semen yang
diisikan ke ruang annulus tiap sumur.
5. Catatan mengenai pengujian ketegaklurusan sumur (kalau ada)
6. Catatan mengenai pekerjaan development sumur meliputi debit, muka air
tanah, lama pengoperasian, pengamatan kekeruhan air, alat dan material yang
dipakai, jumlah personil, jam kerja, dan sebagainya.
7. Catatan mengenai kegiatan pemompaan uji dan semua data yang
dikumpulkan selama pengujian.
8. Catatan mengenai pH, temperature, EC dan jumlah kandungan pasir dari air
yang dipompa.
9. Kurva gradasi hasil analisa besar butir, contoh cutting dan gravel pack. Bentuk
dan format/blangko laporan akan diarahkan oleh Direksi.

Kegiatan pekerjaan pembuatan sumur harus didokumentasikan dengan foto foto


yang diambil. Pengambilan foto harus mefiputi:

1. Saat sumur dalam kondisi 0 %


2. Saat mata bor akan dioperasikan
3. Saat 5O % pemboran
4. Saat pengambilan contoh cutting
5. Saat stang bor masuk seluruhnya

18
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

6. Saat contoh cutting telah diperoleh seluruhnya


7. Saat proses logging
8. Saat persiapan pemasangan pipa
9. Saat menyiapkan Gravel pack
10. Saat pemasangan pipa setiap tahanan
11. Saat pengisian Gravel pack
12. Saat Development
13. Saat pemompaan uji
14. Saat pemasangan tutup sumur atau kondisi 100 %.
Jenis dan jumlah rangkap laporan yang akan dibuat oleh kontraktor mengacu
pada ketentuan yang terdapat dalam Kerangka Acuan Kerja.

13. Pengadaan-Pengadaan Lain


Guna menunjang pekerjaan ini kalau masih diperlukan bahan dan peralatan
tambahan lainnya, maka bahan dan peralatan tersebut harus diadakan / dibuat
oleh kontraktor sesuai petunjuk Direksi.

C. PENGADAAN POMPA DAN PEMASANGAN


1. Umum
Jumlah dan jenis pompa yang akan dipergunakan dalam paket pekerjaan ini
adalah sebagai berikut :
- Pada turbin vertical : terdiri dari pompa, mesin penggerak, dan asesorisnya
dengan total sebanyak 1 (satu ) unit atau sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
2. Garansi
Baik pompa maupun mesin penggeraknya harus memiliki garansi yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat/penyalur tunggal barang tersebut. Kontraktor
harus mendapatkan dan menyerahkan surat garansi tersebut kepada Direksi
Pekerjaan.

3. Keaslian Barang
Barang yang akan diserahkan merupakan barang yang asli baru. dan sesuai
dengan spesifikasi yang diperlukan. Kontraktor harus mendapatkan dan
menyerahkan suatu surat dukungan dari pabrik/penyalur tunggal bahwa barang
tersebut adalah asli, baru dan sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan.
4. Pemesanan Barang
Pemesanan barang baik jumlah maupun jenis barang harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Jumlah dan jenis barang dapat
berubah sesuai dengan kondisi dan kemampuan sumur produksi. Segera setelah
kontraktor memperoleh persetujuan, pemesanan barang dapat dilakukan.
5. Ketepatan Waktu Pengiriman Barang
Kontraktor harus memberikan gambaran waktu yang dibutuhkan dari saat mulai
pemesanan barang hingga sampai ke tempat tujuan barang. Kontraktor harus
menepati jadwal waktu tiba di tempat tujuan barang yang telah disepakati.
Kontraktor harus mendapatkan dan menyerahkan suatu surat jaminan tepat waktu
pengiriman barang dari pabrik/penyalur tunggal kepada Direksi Pekerjaan.
6. Brosur

19
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

Kontraktor harus menunjukkan dan menyerahkan brosur barang tersebut kepada


Direksi Pekerjaan. Brosur barang tersebut merupakan brosur asli dan telah
dicetak ISO.
7. Sertifikasi ISO dan SNI
Barang yang dipesan merupakan barang yang telah memiliki sertifikat ISO dan
SNI. Kontraktor harus mendapatkan dan menyerahkan masing-masing sertifikat
tersebut kepada Direksi Pekerjaan.
8. Purna Jual
Kontraktor harus mendapatkan dan menyerahkan suatu surat jaminan purna jual
dari barang yang dipesan/didatangkan.
9. Suku Cadang
Barang yang dipesan/didatangkan merupakan barang yang memiliki suku cadang
yang mudah ditemukan/diperoleh di tempat-tempat penjualan. Kontraktor juga
diharapkan memberikan informasi mengenai harga satuan untuk suku cadang
yang dibutuhkan selama 2 tahun operasi.

D. TOWER AIR / TANDON :


I. PEKERJAAN GALIAN TANAH
1. Pekerjaan Galian Tanah adalah pekerjaan yang meliputi semua pemindahan
bahan dari dalam tanah. Apapun yang dijumpai termasuk rintangan alam yang
terdapat dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan tersebut.
2. Galian pondasi baru dapat dilaksanakan setelah dilakukan pengukuran dan
penandaan sumbu ke sumbu (bouwplank) sesuai dengan ketentuan dalam
gambar kerja.
3. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi pekerjaan, kuantitas (panjang, lebar dan
kedalaman) galian tanah sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja.

II. PEKERJAAN URUGAN KEMBALI TANAH BEKAS GALIAN


1. Semua bahan (tanah) bekas galian yang tidak mengandung sejumlah besar
akar, bahan tetumbuhan lain, atau bahan organik lainnya yang menyulitkan
pemadatan bahan atau yang mengakibatkan penurunan kualitas timbunan dapat
digunakan secara efektif untuk formasi timbunan kembali.
2. Setiap bahan bekas galian yang melebihi kebutuhan urugan atau yang tidak
disetujui oleh Direksi pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan urugan kembali
harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.

III. PEKERJAAN URUGAN PASIR BAWAH PONDASI


Di bawah dasar pondasi dilapisi pasir urug setebal 10 cm dan dipadatkan. Panjang dan
lebar mengikuti ketentaun dalam gambar rencana.

IV. PEKERJAAN AANSTAMPING


Setelah dilakukan pekerjaan urugan pasir di bawah pondasi diatasnya dipasang
aanstamping yaitu pasangan pondasi batu kosong dengan ketebalan 20 cm.
Panjang dan lebar mengikuti ketentuan dalam gambar rencana.

V. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI / GUNUNG 1 PC : 3 PSR


1. Pekerjaan pondasi ditentukan menggunakan campuran dalam perbandingan 1
Pc : 3 Psr.
2. Batu kali/gunung sebagai bahan utama pondasi berpenampang maksimum 30
cm dengan tiga muka pecahan, bersudut runcing dan tidak berpori.
3. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi pekerjaan, kuantitas (panjang, lebar dan
kedalaman) pondasi sesuai dengan ketentuan dalam gambar kerja.

VI. PEKERJAAN BETON RABAT 1 PC : 3 PSR : 5 KRL


20
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

1. Pekerjaan beton rabat ditentukan menggunakan campuran dalam perbandingan


1 Pc : 3 Psr : 5 Krl.
2. Pekerjaan beton rabat dilakukan sebelum pekerjaan lantai beton, dimaksudkan
untuk pemadatan lantai.
3. Air yang digunakan untuk pekerjaan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih
yang dapat diminum.

VII. PEKERJAAN BETON 1 PC : 2 PSR : 3 KRL


1. Pekerjaan beton ditentukan menggunakan campuran dalam perbandingan 1
Pc : 2 Psr : 3 Krl untuk :
Lantai reservoir.
Dinding reservoir.
Dek penutup reservoir.
Mainhole.
Balok ukuran 15/20 cm.
2. Sebelum pekerjaan beton dimulai, Kontraktor harus menyiapkan rencana kerja,
detail, cara dan jadwal pelaksanaan pekerjaan disampaikan kepada Direksi
pekerjaan.
3. Pekerjaan beton harus memenuhi standard/peraturan sebagai berikut :
a. Peraturan Beton Indonesia NL-2 (PBI.71).
b. Peraturan Umum untuk bahan bangunan di Indonesia NL-3.
c. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah di bidang perumahan.
d. Peraturan Bangunan Nasional dan perlengkapannya.
e. Standard Internasional bagi bagian-bagian khusus yang belum tercapai
dalam standard-standard di atas.
4. Bahan-bahan
a. Semen
Semua semen yang dipakai adalah dari portland cement merk standard
yang telah disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi partland
cement kelas I-475.
Umur semen tidak melebihi tiga bulan, harus baik, tertutup rapat dalam
kantong, tidak menggumpal atau mengeras dan sama sekali tidak boleh
menggunakan semen yang telah menggumpal ataupun telah mengeras.
Pengangkutan semen harus menghindar terhadap kelembaban dan
kalau di simpan dalam gudang harus cukup ventilasi atau bahan-bahan
yang merusak atau ditaruh pada tempat paling sedikit 30 cm dari lantai
zak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2
meter dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
Semen-semen dari type lain seperti semen tahan sulfat, semen dengan
panas hidrasi rendah, cepat kuat dan sebagainya tidak boleh dipakai
kalau tidak ada ketentuan dan sepengetahuan Proyek sepengetahuan
Direksi pekerjaan.
b. Agregat
Agregat Halus (Pasir)
Agregat halus terdiri dari butir- butir yang keras dan tajam sebagai
hasil disintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir batuan
yang dihasilkan oleh alat-alat pemecahan batu.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap
berat kering) dan kalau melebihi 5% harus dicuci.
Tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak yang
harus dibuktikan dengan warna dari Abrams-harder (dengan larutan
NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan warna ini
dapat juga dipakai asal, kekuatan adukan agregat tersebut pada
21
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

umur 8-28 hari tidak kurang dari 95% dari ketentuan adukan
agregat yang sama tetapi dicuci dalam larutan 3% NaOH yang
kemudian dicuci dengan air pada sumur yang sama.
Pasir laut tidak dapat dipakai sebagai agregat halus untuk semua
agregat beton.
Agregat kasar (kerikil dan batu pecah)
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras tidak berpori,
bersifat kekal sebagai hasil disintegrasi alami atau dari batuan-
batuan serupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat
dipakai apabila jumlah butir-butir tersebut tidak melampaui 20% dari
berat agregat seluruhnya.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% maka agregat kasar
harus dicuci.
Agregat kasar tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak batu
atau baja tulangan.
Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima
jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari catatan, sepertiga
dari tebal plat atau tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara
batang-batang atau berkas tulangan. Penyimpangan dari
pembatasan ini diijinkan apabila menurut penilaian Proyek, cara-
cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga menjamin
terjadi sarang-sarang krikil.
Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan lain yang dapat
merusak beton/baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang dapat diminum.
Bahan-bahan pembantu
Jika dipandang perlu suatu bahan pembantu (admixture) boleh
ditambahkan pada campuran untuk memperbaiki mutu beton sifat-
sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan ataupun untuk
maksud-maksud lain.
Bahan-bahan pembantu tersebut harus berkualitas baik dari jenis
yang telah disetujui Proyek serta manfaatnya harus dapat
dibuktikan dengan hasil-hasil percobaan.
Pemakaian dari bahan pembantu tersebut harus sesuai dengan
peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pabrik pembantunya dan
harus diadakan pengawasan yang cermat terhadap pemakaiannya.
Baja tulangan dan kawat pengikat
Baja tulangan yang dipakai adalah baja selektif (bukan banci) dan
mutunya harus dapat dibuktikan dengan data otentik.
Kawat pengikat harus dibuat dari baja lunak dengan diameter 1 mm
yang telah dipijarkan lebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Pemeriksaan mutu bahan
Kontraktor harus melakukan pengujian mutu bahan terhadap
Gradasi pasir dan Gradasi agregat. Hasil pengujian ini harus
diserahkan kepada Direksi pekerjaan untuk persetujuan, sebelum
pekerjaan pencampuran beton dimulai.
Jika dianggap perlu karena meragukan, Direksi pekerjaan dapat
melakukan pemeriksaan terhadap bahan-bahan tersebut sehingga
memenuhi standard ataupun seperti yang tersebut dalam PBI 1991.
Apabila ternyata mutu bahan tersebut tidak memenuhi syarat dan
tidak dapat diatasi dengan cara tertentu maka Direksi pekerjaan
dapat menolak bahan tersebut dan Kontraktor diwajibkan
menggantikannya dengan bahan yang lebih sesuai.

22
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

Bahan-bahan yang telah ditolak harus disingkirkan dari tempat


pekerjaan dan sama sekali tidak boleh digunakan lagi.
Cetakan bekesting
Bahan yang digunakan untuk cetakan harus bermutu baik sehingga
hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas
yang sesuai dengan gambar rencana.
Pembuatan cetakan harus menenuhi dalam pasal 5.1 PBI 1991.
Pengangkutan adukan beton ke tempat pengecoran tidak berakibat
pemisahan dan kehilangan bahan-bahan adukan.
Pengecoran beton
Pelaksanaan pengecoran beton dilakukan setelah semua
pembesian telah selesai dan harus diketahui/disaksikan oleh Direksi
pekerjaan.
Selama pengecoran berlangsung, dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, untuk melanjutkan
bagian beton telah di cor yang diputus tersebut, maka bagian
permukaan beton yang telah di cor harus dibersihkan terlebih
dahulu. Tidak boleh ada perbedaan waktu yang mencolok dalam
proses pengecoran antara beton yang telah di cor dengan yang
akan di cor.
Pada pengecoran dinding beton, adukan tidak boleh dicurahkan
dengan ketinggian lebih dari 1,50 M.
Perawatan beton
Beton yang dicor segera dilindungi terhadap hujan, panas serta
kerusakan-kerusakan lain yang disebabkan oleh adanya gaya-gaya
sentuhan yang mempengaruhi mutu beton.
Permukaan beton harus selalu diusahakan lembab/basah untuk
mencegah keretakan pada beton temperatur tinggi. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan karung-karung basah sebagai penutup pada
permukaan beton.
5. Beton bertulang
Mutu beton
Seperti yang disebutkan dalam PBI 1991, kelas mutu beton dapat dibagi dalam :
PENGAWASAN MUTU
TERHADAP
KELAS MULA TUJUAN
KEKUATAN
AGREGAT
TEKAN
I Bo - - Non Strukturil Ringan Tanpa
II B1 - - Strukturil Sedang Tanpa
K125 125 200 Strukturil Ketat Kontinou
K175 175 250 Strukturil Ketat Kontinou
K225 225 300 Strukturil Ketat Kontinou
III K225 225 300 Strukturil Ketat Kontinou

Mutu baja
Pada umumnya baja tulangan yang terdapat di pasaran Indonesia dibagi
atas mutu antara lain :

TEGANGAN LELEH KARAKTERISTIK ATAU


TEGANGAN KARAKTERISTIK YANG
MUTU SEBUTAN
MEMBERIKAN TEGANGAN TETAP
0,2% (0,2) DALAM KG/CM2
U - 22 Baja Lunak 2.200
U - 24 Baja Lunak 2.400
U - 32 Baja Sedang 3.200

23
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pembangunan Sumur Bor

U - 39 Baja Keras 3.900


U - 48 Baja Keras 4.800

Besi beton yang digunakan sebagai baja tulangan adalah baja lunak dengan mutu
U-24 dengan tegangan leleh minimum 2.400 Kg/Cm 2. Daya lekat baja
tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan
lainnya. Besi beton yang dipakai harus disimpan dengan tidak menyentuh
tanah dan tidak diletakkan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Tulangan harus dipotong dan dibengkokan sesuai gambar kerja dalam
keadaan batang dingin. Jika Kontraktor tidak berhasil memperoleh diameter
sesuai dengan ketentuan dalam gambar rencana, maka dapat dilakukan
penukaran dengan persetujuan Direksi pekerjaan. Perubahan diameter
tersebut dapat menyebabkan perubahan terhadap jumlah besi persatu
satuan panjang yang perhitungan jumlah dan biaya tambahan akibatnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6. Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang krikil, permukaan tidak
sesuai dengan bentuk yang di inginkan dan munculnya besi pada permukaan
beton harus dibongkar kembali sebagian/seluruhnya untuk selanjutnya diganti
dan di perbaiki segera. Segala resiko akibat hal tersebut ditanggung oleh
Kontraktor.

VIII. PEKERJAAN PLESTERAN BETON DAN ACIAN


1. Pekerjaan plesteran dan acian beton dilakukan terhadap seluruh pasangan
beton bertulang, pondasi dan bagian-bagian konstruksi lainnya yang
menggunakan plesteran dan acian.
2. Sebelum pelaksanaan plesteran terlebih dahulu dilakukan pembersihan
permukaan dari kotoran, permukaan yang akan di plester harus dibuat kasar
agar bahan plesteran dapat merekat dengan baik, permukaan tersebut harus
dibasahi dengan air.
3. Adukan plesteran menggunakan campuran kedap air 1 Pc : 3 Psr.
4. ketebalan plester pada semua permukaan harus sama tebalnya dengan
ketebalan yang ditentukan 1,50 cm. Sementara ketebalan acian adalah 1 cm.
5. Semua bidang yang telah di plester dan di aci harusa tetap lembab selama 1
minggu.
6. Acian menggunakan perbandingan air dan semen sampai mendapat campuran
yang plastis.
7. Hasil pekerjaan plesteran dan acian yang tidak baik yaitu yang bidang
permukaannya tidak rata atau berlekuk harus di bongkar dan di perbaiki. Segala
resiko akibat hal tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

1. PEKERJAAN LAIN LAIN


Kontraktor diwajibkan membuat foto kemajuan pekerjaan dari 0 % sampai
100 % yang dapat dilihat dari semua arah bangunan. Pengulangan foto
harus dilakukan pada sisi yang sama secara berurutan sehingga akan jelas
terlihat sisi tersebut dari permulaan sampai akhir pekerjaan.

Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh
Kontraktor dalam melaksanakan kegiatan pekerjaan ini.

24

Anda mungkin juga menyukai