A. SPESIFIKASI UMUM
Pasal 1 KETENTUAN
UMUM
a. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan adalah paket pekerjaan yang terurai pada kegiatan
Peningkatan Sarana dan Prasarana Umum dan Masyarakat Adalah Pembangunan
Kantor Kwartir Daerah (Kwarda Gerakan Pramuka Provinsi Kalimantan Tengah)
Pekerjaan harus dilaksanakan menurut syarat-syarat serta gambar rencana.
b. Segala perubahan hanya dianggap sah dan dibenarkan apabila mendapatkan
persetujuan Direksi pekerjaan secara tertulis.
c. Segala perintah dan petunjuk dari direksi pekerjaan harus ditaati dan dilaksanakan
dengan baik demi sempurnanya pekerjaan.
d. Pada akhir pelaksanaan dan setelah berakhirnya masa pemeliharaan pekerjaan harus
diserahkan kepada pemberi tugas dalam keadaan baik dan memuaskan yang disertai
berita acara penyerahan pekerjaan.
Pasal 13 CUACA
Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, yang dapat mengakibatkan
penurunan mutu pekerjaan .
1. PRELIMINARIES
1.1. Pekerjaan pengukuran, pematokan dan pembersihan area kerja.
a. Umum
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan pembersihan pada daerah bangunan yang
tertera pada gambar, termasuk pekerjaan yang menurut petunjuk Konsultan
Pengawas / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan / Kuasa Pengguna Anggaran.
b. Pelaksanaan
Sebelum memulai Kontaktor harus melakukan pengukuran lokasi dan memasang
-patok ukur guna penempatan bangunan / struktur bangunan pada posisi dan
elevasi yang telah ditentukan di dalam gambar rencana.
Mengumpulkan semua data mengenai sifat-sifat struktur yang ada serta gambar-
gambar serta izin - izin yang diperlukan Untuk bekerja.Terhadap semua sarana
listrik, air, telepon maupun yang ada lainya harus diadakan tindakan pengamanan
guna menjaga keutuhan fungsi serta tidak mengganggu kelancaran pekerjaan
Peralatan untuk melaksanakan pengukuran harus tersedia lengkap dan sesuai
dengan kebutuhan / tuntutan pelaksanaan pekerjaan, baik dari mulai selama
berlangsung maupun sampai dengan akhir pelaksanaan pekerjaan
Peralatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut, tapi tidak terbatas pada
waterpass, Theodolit, Bak Ukur, pita ukur dan peralatan bantu lainnya yang
diperlukan di lapangan
Guna ketelitian penempatan bangunan struktur pada lokasi-lokasi yang sedikit
mungkin atau tidak terkena gangguan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung
dalam jumlah yang mencukupi
Pembersihan dan persiapan daerah yang akan dikerjakan pada umumnya seluruh
daerah tapak bangunan, jalan-jalan utama maupun jalan setapak harus
dibersihkan dari humus, semak belukar dan lumpur jika ada dengan stripping
setebal minimal 30 cm, sampah atau material lain yang tidak diinginkan berada
dalam daerah yang akan dikerjakan, semua sisa-sisa tanaman separti akar-akar,
rumput-rumput dsb harus dihilangkan sampai kedalaman 50 cm dibawah
permukaan tanah setelah stripping.
1.9. Laporan-Laporan
Kontraktor harus membuat laporan harian yang berisi antara lain
a. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Jumlah dan jenis dari bahan dan alat yang didatangkan ke pekerjaan.
c. Jumlah dan jenis bahan dan alat yang digunakan.
d. Jumlah dan jenis bahan yang ditolak oleh Direksi.
e. Jumlah tenaga kerja menurut jenis keahlian dan jabatannya.
f. Keadaan cuaca.
g. Perintah-perintah penugasan dari Direksi.
h. Lain-lain hal yang diperlukan.
o Berdasarkan laporan harian tersebut Kontraktor membuat laporan mingguan
yang berisi resume kemajuan pekerjaan yang dicapai dalam migguan tersebut
serta hal hal yang dianggap perlu.
o Laporan harian dan laporan mingguan dibuat dalam rangkap secukupnya untuk
Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, Konsultan
Pengawas dan arsip.
b. Timbunan kembali
Yang dimaksud dengan timbunan kembali adalah penimbunan tanah ditempat-
tempat bekas galian disekitar bangunan yang baru selesai dibuat atau penutup
bekas galian pipa atau kabel. Pekerjaan ini dilaksanakan sedemikian rupa agar
kerusakan terhadap bangunan, pipa atau pun kabel dapat dihindarkan. Semua
penimbunan kembali di bawah atau disekitar bangunan dan lainya harus sesuai
dengan gambar rencana. Material untuk penimbunan harus memenuhi spesifikasi
ini.
2.2. Septik Tank
a. Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan bahan-bahan, pemasangan dan semua pekerjaan
pembuatan septik tank seperti yang tertera pada gambar-gambar.
b. Ketentuan umum
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan / Pengawas Lapangan
untuk memperoleh persetujuannya mengenai :
1. Persyaratan-persyaratan standar mengenai Pembangunan Kantor Kwartir Daerah
(Kwarda Gerakan Pramuka Provinsi Kalimantan Tengah)
2. Gambar pelaksanaan (shop drawing)
c. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan merupakan bahan pabrikasi yang sudah dijual
dipasaran dengan merk BioGift BF Series 08 dimensi panjang 200 cm x lebar 100 cm
x tinggi 150 cm, volume 3000 liter kapasitas 8-12 org.
d. Pemasangan
Cara pemasangan atau instalasi septictank ini sudah tertera pada badan septictank
3. STRUKTUR
3.1. Pondasi
a. Umum
Bagian ini meliputi penyediaan peralatan, tenaga kerja dan pemasangan semua
pekerjaan pondasi poer, pondasi batu gunung/batu kali, dan pondasi lainnya yang
ukurannya sesuai dengan gambar, kecuali jika ditentukan lain oleh Konsultan
Pengawas.
b. Referensi
Pekerjaan ini harus sesuai dengan :
NI - 2 (1971) Peraturan beton bertulang indonesia
NI - 3 (1970) Peraturan umum bahan bagunan di
indonesia NI - 8 (1972) Peraturan semen portland
indonesia
c. Persyaratan material
Semen
Harus memenuhi syarat –syarat ditetapkan dalam PBI 71 PUBBI ‘82 semen yang
dipakai adalah Produk lokal
Batu Kali / Gunung
Bahan untuk pondasi batu gunung / kali kecuali dipersyaratkan lain, harus
sesuai dengan P.U.B.I, SNI -3 1970 dan cara pengerjaannya harus dilakukan
menurut cara terbaik yang dikenal di sini. Dengan syarat tidak porous dengan
kekerasan seperti yang ditetapkan dalam PUBBI ’82.
Batu gunung harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak.
Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 pc : 4 pasir.
Pasir
Harus terdiri dari butir- butir yang bersih, bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dsb serta harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan seperti yang
tercantum dalam PBI ‘71 dan PUBBI ‘82
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, dan tidak mengandung mi
nyak, asam alkali dan bahan-bahan dasar lainya yang dapat merusak beton.
d. Pelaksanaan
Pemasangan pondasi batu kali / gunung agar dibuat terlebih dahulu profil
pondasinya dari kayu untuk mengetahui tingkat untuk pelaksanaan
pemasangan pondasi batu kelurusan jenis pondasi yang akan dikerjakan dan
disetujui oleh Pengawas, jenis pondasi batu kali /gunung dilaksanakan sesuai
dengan ukuran dan bentuk yang ditunjukan dalam gambar.
Pada pelaksanaan harus menggunakan peralatan yang sesuai dan mencapai
kedalaman tanah dasar yang mampu memikul beban bangunan tersebut.
Pekerjaan pemasangan batu gunung dilaksanakan sesui dengan ukuran dan
bentuk – bentuk yang ditunjuk dalam gambar.
Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan
batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan
massa yang kuat dan integral.
Pada pasangan pondasi batu kali /gunung harus dilengkapi dengan stek dari
besi dengan diameter 10 mm yang dicor monolith dengan sloof beton yang
ditempatkan setiap 1.5 meter.
Setiap perubahan / ketidakcocokan yang terjadi harus segera dilaporkan kepada
perencana /pengawas untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu.
3.2. Beton Bertulang
a. Lingkup pekerjaan
pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasagan dari semua macam beton biasa,
beton bertulang dengan penulangannya, bekisting, finishing dan pekerjaan-
pekerjaan lain sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan, dan diuraikan
dalam sistim pelaksanaan secara aman dan benar.
b. Referensi
kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti ketentuan-
ketentuan seperti yang tertera dalam :
NI – 2 (1971) Peraturan beton bertulang Indonesia
NI - 3 (1970) Peraturan umum bahan bangunan di Indonesia
NI - 5 (1961)
NI – 8 (1972) Peraturan semen portland Indonesia
ASTM C 150 Spesification for portland cement
ASTM C-33 standar spesification for concrete agregates
Peraturan pembagunaan pemerintah daerah setempat
Peraturan bangunan nasional 1978
America society for testing ande materiakl (ASTM)
Petunjuk–petunjuk dan peringatan–peringatan lisan maupun tulisan
dari MK dan Pengawas Lapangan
c. Materil
Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari :
1. Agregat
Agregat harus terdiri dari gradasi –gradasi yang terhalus sampai kasar dan harus
sesuai dengan persyaratan didalam SNI -2 Bab 3.3 Bab 3.4 dan Bab 3.5 Agregat
harus disimpan sedemikian rupa sehingga bebas dari kontaminasi oleh bahan -
bahan yang dapat merusak. Agregat halus (pasir) dan agreget kasar (koral atau
split ) harus disimpan dalam tempat – tempat yang terpisah.
2. Semen
Semen yang dipakai harus dari mutu terbaik seperti disyaratkan dalam SNI -8
Bab 3.2.
Kontraktor harus mengusahakan agar satu merk semen saja yang dipakai untuk
seluruh pekerjaan beton. Semen ini harus dibawah ke tempat pekerjaan dalam
zak yang tertutup oleh pabrik dan terlindung. Penyimpanannya harus
dilaksanakan dalam tempat yang tidak terkena air (dengan lantai terangkat) dan
ditutup dalam urutan pengiriman. Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 m.
Semen yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh terpakai.
3. Pembersihan
Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara–cara sedemikian rupa,
sehingga bebas dari hubugan langsung dengan tanah lembad maupun basah,
aspal, oli / minyak gemuk (fat). Juga besi penulangan harus disimpan
berkelompok berdasarkan ukuran masing-masing.
Besi penulagan harus sesuai dengan persyaratan dalam SNI -2 Bab 3.7 yang
dinyatan sebagai U-32, untuk diameter diatas 13 mm sedangkan untuk dibawah
13 mm adalah U-
24,sesuai dengan keterangan pada gambar perencanaan. Kawat pegikat harus
berukuran minimal 1 mm seperti yang disyarakat dalam SNI -2 Bab 3.7.
4. Air
Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih sesuai dengan persyaratan
dalam SNI -2 Bab 3.6. Sebelum air untuk penyecoran dipergunakan, harus
terlebih dahulu diperiksa pada laboratorium penelitian masalah air.
d. Pelaksanaan
1. Proporsi
Kecuali disebutkan lain, maka campuran beton harus sedemikian rupa sehingga
mencapai kekuatan beton karakteristik 225 kg/cm2 kecuali disebutkan lain pada
gambar. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus mengadakan triel test
yang dapat membuktikan bahwah mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai.
Dari hasil trial test tersebut ditemukan oleh Direksi pengawas ‘’Deviasi standard’’
yang akan dipergunakan untuk m enilai mutu beton selama pelaksanaan, sesuai
dengan syarat-syarat PBI 1971 Bab 6.4.
2. Penyambungan beton
Sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras, permukaan
yang lama dibersikan dan dikasarkan, bekisting harus dikencangkan kembali dan
penyambungannya dengan menggunakan bonding Agent yang disetujui oleh
Direksi pengawas.
3. Slump
Slump yang di izinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah sesuai
dengan PBI 1971 Bab 4.4.
Pemakaian nilai slump harus teratur dan disesuaikan dengan kebutuhannya,
misalnya : untuk daerah-daerah yang pembersihannya rapat menggunakan slump
yang tinggi.
4. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya, harus diberikan
pasir 10 cm dan lantai kerja 5 cm, dengan adukan 1:3:5 di bawah konstruksi beton
tersebut. Sebelum pengecoran lantai kerja di lakukan, lapisan pasir tersebut harus
di padatkan terlebih dahulu.
5. Kolom dan balok praktis
Kontraktor harus memberikan / merencanakan kolom-kolom praktis untuk
pemasangan dinding seluas 12 m2 atau dimana dianggap perlu harus dipasang
kolom praktis
6. Pemeliharaan beton
Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu lembab dengan
jalan menutup beton dengan karung basah atau menyiram dengan air secara
rutin, sehingga beton berumur satu minggu. Pada umur 24 jam harus dijaga dari
air hujan yang deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.
7. Masa pelaksanaan
Semasa masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari hasil-
hasil pemeriksaan benda uji, paling sedikit setiap 5 m3 beton harus dibuat benda
uji untuk ditest di laboratorium. Ketentuan-ketentuan lainnya sesuai PBI 1971
Bab 4.7 harus dipenuhi.
8. Pemeriksaan lanjutan
Apabila hasil pemeriksaan pada Bab 4.7 PBI 1971 masih meragukan, maka
pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan mengunakan conncrete gun atau kalau
perlu dengan core drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton
yang suda ada, sesuai pasal 4.8 PBI 1971. Biaya pekerjaan dalam pasal-pasal ini
menjadi tanggungan kontraktor. Hal-hal yang bersangkutan dengan mutu beton
hendaknya mengikuti SNI -2 pasal bersangkutan.
e. Bahan Additive
Pemakaian bahan additive harus disertai percobaan laboratorium guna
mendapatkan hasil yang baik yang disetujui direksi pengawas. Bahan additive ini
harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.
f. Bekisting
Umum
Bakisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa
agar pada waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-
cacat, gelombang– gelombang maupun perubahan-perubahan bentuk, ukuran-
ukuran, ketinggian-ketinggian serta posisi dari pada beton yang dicor.
Perencanaan pelaksanaan, serta pembongkaran bakisting harus sesuai dengan
cara–cara yang disarankan dan kriteria di dalam SNI -2 Bab 5.8. Permukaan
bekisting yang berhubungan dengan beton harus benar-benar bersih sebelum
digunakan.
Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara, yang dapat mencegah defleksi
bahan-bahan bakisting. Bekisting beserta sambungan-sambungannya harus rapat
sehingga dapat mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pegecoran.
Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan di dalam bekisting untuk
memungkinkan pembersihan bekisting.
Referensi
Seluruh bekisting harus mengikuti persyaratan-persyaratan dalam normalisasi
SNI -2 dan SNI- 3.
Material
Bekisting untuk beton. Seluruh bekisting untuk beton harus terbuat dari multiplex
9 mm dan balok ukuran 5/10 digunakan pada rangka utama dan kaso 5/7 untuk
rangka pengisi, kecuali dipersyaratkan lain oleh Direksi pengawas. Syarat-syarat
yang harus dipenuhi untuk pemakaian bekisting baton adalah sebagai berikut :
a. tidak akan mengalami deformasi, sehingga bekisting harus cukup tebal dan
terikat kuat.
b. harus kadap air dengan menutup semua celah-celah secara mekanis atau
dengan bahan kimia.
c. tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.
d. permukaan bekisting harus ratah dan licin serta diberi releasing agep yang
disetujui oleh direksi pengawas.
e. ukuran jarak harus disesuaikan dengan rencana dalam gambar.
Pembongkaran bekisting
Bekisting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak dengan
memperhatikan persyaratan-persyaratan minimun sebagai berikut :
Bagian struktur beton vartikel boleh di bongkar bekistingnya setelah 7 hari
dengan syarat bahwa betonnya telah cukup keras dan tidak cacat karena
pembongkaran tersebut.
Bagian struktur beton yang disanggah dengan penopang tidak boleh dibongkar,
sebelum betonnya telah mencapai kekuatan yang cukup untuk menyangga
beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau beban-beban lain yang akan
menimpa bagian struktur beton tersebut.
Dalam hal apapun bekisting pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar
sebelum berumur 14 hari, demikian juga bekisting–bekisting yang dipakai untuk
mematangkan (curing) Beton tidak boleh dibongkar sebelum beton ditentukan
matang.
Contoh-contoh
Sebelum pelaksanaan pemasangan, lebih dahulu kontraktor harus memberikan
contoh-contoh material yang akan dipakai guna mendapatkan persetujuan direksi
pengawas.
Koordinasi
koordinasi dengan pemasangan instalasi sebelum pengecoran dimulai, kontraktor
harus sudah mengkoordinasikan pemasangan letak-letak instalasi listrik,
plumbing dan lain-lain.
g. Pembongkaran
Pembongkaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia dimana
bagian konstruksi yang dibongkar acuannya harus dapat memikul berat sendiri
beban–beban pelaksanaan
Pembongkaran acuan dapat dilaksanakan setelah mencapai waktu sebagai
berikut: - Sisi-sisi balok, kolom dan dinding 3 hari
- Balok beton dan plat beton dengan tiang 14 hari Penyangga tidak
dilepas - Tiang-tiang penyangga plat beton 21 hari - Tiang-tiang
penyangga overstek 28 hari
Waktu pembongkaran tersebut hanya berlaku untuk acuan dengan beton
bertulang biasa, dan harus dilakukan pertimbangan tersendiri untuk beton
pratekan dan beton yang dibebani berlebihan pada saat pekerjaan sedang
berlangsung.
Untuk mempercepat waktu pembongkaran, kontraktor dapat merencanakan dan
mengusulkan metode dan perhitungan yang akan digunakan, dan diusulkan
tersebut harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas, tidak ada
biaya tambah untuk hal tersebut.
Khusus untuk balok pratekan, semua analisa dan metode pembuatan acuan harus
dipertimbangkan sehingga seluruh penyangga masih tetap harus di pertahankan
secara total sampai siap diberi gaya pratekan
Setiap rencana pekerjaan pembongkaran acuan harus diajukan terlebih dahulu
secara tertulis untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas Permukaan boton harus
terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang, berlubang atau retak–
retak dan tidak menunjukkan gejala keropos atau tidak sempurna
Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang dapat
menimbulkan kerusakan pada beton dan material–material lain yang ada
disekitarnya dan pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa dan tidak
menimbulkan kerusakan akibat benturan pada saat pemindahan, perbaikan dan
kerusakan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pengawas mempunyai
kewenangan untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut ini :
- konstruksi beton yang keropos yang dapat megurangi kekuatan konstruksi
- konstruksi beton yang tidak sesuai bentuk / ukuran yang direncanakan atau
posisi – posisinya yang tidak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
- konstruksi beton yang tercampur dengan kotoran kayu atau benda lainnya
yang dapat memperlemah konstruksi.
- dan cacat lain yang menurut pendapat Pengawas dapat mengurangi kekuatan
konstruksi
kecuali disebutkan lain, maka campuran beton harus sedemikian rupa sehingga
mencapai kekuatan beton karakteristik 250 kg/cm2 kecuali disebutkan lain pada
gambar.
sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan trial test yang
dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai. Dari
hasil trial test tersebut ditentukan oleh direksi pengawas ‘’Deviasi standard’’yang
akan dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan, sesuai
dengan syarat-syarat PBI -71 pasal 4.6 dan 4.7. pengecoran beton
4. ARSITEKTUR
FINISHING 4.1. Lantai
4.1.1. Lingkup pekerjaan
Kontraktor akan menyediakan tenaga kerja, perlengkapan dan alat-alat lainnya
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan lantai, yang mencakup :
a. pemasangan lantai dalam ruangan
b. pemasangan lantai teras dan WC/KM
4.1.2. Ketentuan umum
a. sebelum dilakukan pemasangan bahan finisihing lantai, Kontraktor harus
menunjukkan terlebih dahulu contoh-contoh dari bahan tersebut untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas
b. jika dipandang perlu diadakan penukaran dan penggantian bahan dan bahan
pengganti harus disetujui arsitek berdasarkan contoh yang diajukan
Kontraktor.
c. bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
cacat dan masih berlabel pabrik
d. bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering dan
tidak lembab sesuai yang dipersyaratkan pabrik
e. syarat mutu bahan serta pekerjaan lantai harus mengikuti ketentuan yang
tersebut pada pekerjaan dasar/pekerjaan spesi.
4.1.3. Bahan
Pasir, semen, kerikil untuk beton : diuraikan pada item pekerjaan beton, pasir
urug untuk penyelesaian akhir dari lantai dipergunakan antara lain jenis :
Type A 60 x 60
Type B 60 x 60 (rock)
Type C 20 x 20 (rock )
Keramik tangga
4.1.4. Pemasangan lantai
Lapis pertama lapisan pasir 10 cm, dipadatkan dengan alat pemadat /
disiram dengan air hingga padat / meresap. Lapisan diatas pasir, lembaran
penahan Kelembaban seperti yang disyaratkan dibagian pekerjaan kadar air. Di
atas lapisan penahan kelembaban lantai Beton rabat denga ketebalan sekurang-
kurannya 7 cm.
Ketinggian permukaan akhir lantai beton rabat harus di perhitungkan dengan
ketebalan lapisan penyelesaian lantai, keramik /granitto dan lain–lain.
Apabila konstruksi lantai beton ditentukan dalam gambar rencana, tergantung
dari kondisi lokasi/tanah ,apakah lantai akan dicor dengan anyaman besi
tulangan susut 15 x 15 cm dengan diameter 8 mm atau siar susut selebar
1(satu)cm pada setiap meter persegi. Permukaan lantai beton yang tidak di lapisi
dengan bahan pelapis, harus diratakan dengan skop baja yang cukup panjang dan
segera diaci, selambat-lambatnya dalam waktu 1(satu) jam setelah pengecoran
dilakukan, permukaan beton harus di ratakan dengan baik.
4.2.2. Pelaksanaan
Sebelum dimulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan memberi shop drawing
pola keramik dan di setujui oleh Pengawas, bila pola keramik tidak tertera di
dalam gambar
Sebelum keramik tiles dipasang, terlebih dahulu unik-unik keramik dalam air
sampai jenuh
Adukan pengikat dengan campuran 1 pc : 3 ps dan ditambah bahan perekat
yang disyaratkan atau dapat digunakan acian pc murni dan ditambah bahan
peraket
Bidang permukaan dasar lantai keramik harus benar–benar rata dan
memperhatikan kemiringan lantai untuk memudahkan penggalian
Jarak antara unit –unit keramik, pemasangannya harus sama lebar (max 2mm)
yang berbentuk garis-garis sejajar dan lurus sesamanya keramik yang telah
terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda dari permukaan
keramik, hingga betul-betul bersih
Keramik yang dilobangi untuk drain harus dilobangi dengan alat khusus
sehingga dapat membuat lobang yang betul-betul rata dan halus
permukaannya
Bagian ini meliputi penyediaan bahan-bahan,
4.3. Dinding dan Kolom
pemasangan dan semua pekerjaan pasangan b
4.3.1. Lingkup pekerjaan
seperti yang tertera pada gambar-gambar
4.3.3. Bahan
Bahan-bahan yang dipergunakan seperti yang diuraikan dalam gambar rencana.
Perekat bahan pasangan yang digunakan adalah spesi (adukan) dan atau tile
adhesive sesuai dengan ketentuan yang dicantumkan atau sesuai dengan
petunjuk Pengawas Lapangan.
Bahan pelapis harus keramik/granitto mutu kelas 1, tanpa retak / pecah dan
tepat ukurannya, berasal dari satu produsen dengan jenis yang telah ditentukan
dan disetujui Pemberi Tugas.
Angker-angker dan pengikat-pengikat harus dibuat berdasarkan perencanaan
yang disetujui Direksi Pengawas dan kecuali tidak disebutkan lain maka terbuat
dari baja.
Bahan harus baru, terbakar keras dan dipasang dengan adukan 1 Pc : 4 Ps. Untuk
daerah toilet dan daerah yang harus menggunakan kedap air, digunakan adukan
1 Pc : 2 Ps. Ukuran bata adalah 5,5 cm x 11 Cm x 22 cm dengan toleransi ukuran
0,5 cm. Bahan-bahan untuk pengerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-
cara yang disetujui direksi pengawas, untuk menghindarkan dari segala hal yang
dapat mengakibatkan kerusakan bahan tersebut.
4.5.2. Referensi
- SNI – 5
- SNI - 3
- Standar Industri Indonesia
- The alumunium Association (AA)
- Architectural Alumunium manufacture Ass (AAMA)
- ASTM
- Standar dari pabrilk pembuat
- Spesifikasi teknis ini
4.5.3. Material
Kaca-kaca untuk pintu dan jendela menggunakan merk “ PANASAP” atau yang
setaraf dengannya.
Aluminium yang di gunakan harus aluminium paduan untuk keperluan arsitektur
dengan Alloy 6063 – temper dan 5 setaraf produk alcasa, indal, index dengan
sifat-sifat sebagai berikut :
d. Daftar / Contoh-contoh
Kontraktor harus menyerahkan daftar perlengkapan dari material tersebut
dalam tiga rangkap untuk meminta persetujuan ahli.
Daftar tersebut harus mempunyai bentuk sebagai berikut :
Referensi yang Nama Produsen
Nomor katalog Nama Barang
diusulkan dan Nomor
Disamping daftar itu, contoh dari setiap perlengkapan harus diajukan untuk
disetujui oleh Direksi Pengawas.
e. Pemasangan
Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu.
Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 35 cm (as) dari permukaan lantai.
Engsel antara dipasang ditengah kedua engsel atas.
4.6. Pengecatan
4.6.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, alat-alat dan
perlengkapan yang di butuhkan untuk melaksanakan :
-Pengecatan dinding, plafond, kayu, besi, dan alumunium.
-Galvanisasi ; permukaan baja dan besi dengan lapisan zinc untuk mencegah
proses korosi.
4.6.2. Ketentuan umum
Bila mana tidak ditentukan lain, pekerjaan pengecatan harus memenuhi
persyaratan sesuai dengan :
- SNI – 3 tahun 1970
- SNI – 4 tahun 1972
- BS 729
- ASTM A 123 atau ASTM A 153 atau,
- JIS H 8641
- Standar Industri indonesia
- Standar dari pabrik pembuat
4.6.3. Bahan dan peralatan
Bahan yang diperlukan adalah cat dasar, filler dan permukaan. Cat dasar maupun
cat akhir yang akan digunakan adalah dari kualitas no.1 setaraf dengan produksi
Mowilex, ICI (emulsion, supergloss) , dana paint (danacryl, danalux, upox
enamel) atau Brasstar. Jenis cat yang digunakan adalah untuk :
- Dinding pafond ; cat jenis emulsi vynil acrilic untuk bagian yang terlindung
dari cuaca (tembok dalam) dan emulsi vynil acrilic wheathershield untuk
bagian dinding yang tak terlindung terhadap cuaca (tembok luar).
- Besi dan baja ; cat dengan bahan dasar epoxy resin atau cat emulsi enamel
sintetis.
- Allumunium ; cat jenis flourocarbon yang pelaksanaa pengecatannya harus
dilakukan di pabrik.
Cat epoxy yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sbb :
o Kekuatan tekan 700 kg/cm2, serta kekuatan lentur (tarik) 250 kg/cm2.
o Daya modulus elastisitas 100.000 kg/cm2.
o Ketebalan minimum 500 mikron.
- Warna transparant untuk beton, berwarna untuk bidang lainnya.
Pengecatan dengan sistem semprot harus mengguunakan peralatan semprot
udara (air sprayer) yang memenuhi syarat.
Kwas, roller yang digunakan harus halus, tidak boleh menunjukkan serat-serat
atau garis-garis pada hasil pengecatan ; penggunaan jenis kwas harus disetujui
bidang Pengawas.
4.7. A T A P
4.7.1. Lingkup pekerjaan
Kontraktor harus menyediakan bahan, tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan
lainnya yang di perlukan untuk pekerjaan atap ini sesuai yang tercantum dalam
gambar rencana.
4.7.2. Ketentuan Umum
Seluruh pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan :
- SNI – 3 Tahun 1970
- SNI – 5 Tahun 1961
.
4.7.3. Material
Material yang dipergunakan adalah metal roof harus sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar perencana, dan untuk penentuan warna ditentukan
kemudian itu harus di perlihatkan kepada direksi pengawas, selambat-lambatnya
14 (empat belas) hari sebelum pekerjaan atap dimulai.
4.7.4. Pemasangan Lapisan Tengah
Lembaran karet pelapis di tambahkan yang dipaku pada gording.
- Produk
Jenis insektisida yang dipakai termiban 400 EC atau produk lain yang setaraf
yang disetujui, konsentrasi, cara pemakaian, peralatan kerja pelaksaan
pekerjaan anti rayap harus sesuai dengan perunjuk pemakaian dari pabrik
- Pelaksanaan
Permukaan tanah yang akan di olah dengan bahan anti rayap ini, harus dijaga
dalam
keadaan kering (bebas dari air) sampai dengan pelaksanaan pekerjaan dan
kayu yang akan diolah engan bahan anti rayap harus dalam keadadaan siap
pasang dan mempersiapkan perlatan kerja sesuai dengan ketentuan pabrik
6.3.16. Kunci
Setiap kabinet /panel harus dilengkapi dengan kombinsi “Catgh dan flat key
lock” untuk setiap kabinet/panel kuncinya adalah sama (master key), 1(satu)
kabinet / panel harus disediakan dua anak kunci .
6.3.23. Panel–panel
1. Medium voltage cubicle ( panel tegangan menegah )
MV cubicle mempergunakan gas SF6 sebagai pemadan parcikan api yang
timbul pada saat switch “on” dan “of” dengan karakteristik sbb:
Rated voltage 24 KV.
Rated power frekwensi withstand voltage (50 HZ 1 mn )KV
rms 50 KV. Rated impulse withstand voltage (1,2/50)KV peak
125 KV.
Rated short time curret (11,2/50S ) KV rms 12,5
Rated bustor curret 400-630 A
Making capacity KA peak -31,5
Untuk lord break disconector switch ring feeder memakai sistem manual dalam
pengoperasian dan untuk transformator protection memiliki sistem “3 bakar, putus“
pada salah satu phase fuse, maka secara otomatis ketiga phase akan “off”. Hal
menjaga jangan sampai pembebanan “unbakance “.
Merk : UNINDO DS
Type : IS
Swith : ISR
Control Mechnism : c10
Equipmet : 3 CT’S
4. Perlengkapan
Bus biar, terminal–terminal dan perlengkapannya harus buatan pabrik dan
berkualitas baik.
Komponen –komponen panel distibusi utama dan cabang :
Mini circuit breaker (MCB) dan circuit breake (CB)ketentuaan sama dengan
panel utama.
Merk acuan komponen pane : BBC . MERLIN ,GERIN , siemesns ,kloener
mooler,AE 6, UNELEC, contractor dan semua panel pengontrolan merk
telemecanique.
a. Pemasangan :
- Panel di sipasang pada dingding ,sebagian terbenan.
- Panel tersebut menpuyaia ventilasi yang cukup sesuai dengan ketentuan.
- Panel tersebut di tahankan
b. Perlengkapan
1) Accesssories
- bar–bar dengan arus kontinyu sesuai dengan gambar rencana.
- Terminal-terminal kabel yang di pergunakan adalah bahan tembaga
jenis press
(pemasangan dipress).
2) Amperemeter
- Sistem moving iron, AC dilengkapi dengan damper.
- Ketelitian 1,5 %
- Input 5 A, over capacity 100 %, daya yang dipertahankan lebeih kecil
atau sama dengan 1 VA.
- Module maksimum 100 x 100 mm.
- Skala di sesuaikan dengan current transformer nya.
- Merk acuan : AEG.
3) Voltmeter
- Sistem moving iron, AC dengan damper.
- Ketelitian 1,5 &
- Skala 0 – 500 volt.
- Ukuran module maksimum 100 x200 mm
- Dilengkapi dengan selector switch dan fuse 20
- Meerk acuan : AEG
4) Komponen-komponen proteksi
Jenis-jenis proteksi yang di gunakan secara detail dan dilihat pada
gambar rencana.
5) Material panel board
Panel mempunyai ketentuan-ketentuan sbb :
Rangka : besi profil 70 mm
Cover : besi plat 2 mm
Finish cat : satu lapis dengan cat finish dengan oven / bakar
Pemasangan : harus kuat dengan free standing, tidak boleh ada bagian
yang bergetar.
Se lain sistem instalasi vent yang ada pada pekerjaan plumbing, juga dilengkapi
dengan exhaust fan yang tempatnya pada di tentukan pada gambar.
Exhaust fam yang akan dipergunakan dapat dilihat tipe, ukuran dan kapasitas
pada gambar. Adapun merknya setaraf dengan national.
Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini, bersama dengan Risalah rapat dan daftar isian
penawaran merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian dari
dokumen kontrak pemborongan.
Palangka Raya , 02 Mei 2019
ST., MT.
.n.r1..nuc,j/O'_...,_.,
lllfHl�/a)
'.M...;;.�....-:::��' 00312 1 004