(RKS)
PEKERJAAN
PEMBANGUNAN SALURAN
KECAMATAN MABA UTARA
TRANS PATLEAN SP5
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pasal 1
UMUM
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus mempelajari dengan benar dan
berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang tertulis pada gambar kerja dan RKS serta lampiran
perubahannya.
b. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan melapor kepada Direksi/Konsultan pengawas setiap akan
melakukan kegiatan pekerjaan dilapangan.
c. Apabila terdapat ukuran, kelainan-kelainan antara gambar kerja dan RKS serta kesesuainnya
dilapangan maka Pelaksana Pekerjaan diharuskan melaporkan kepada Direksi/pengawas
lapangan untuk segera mendapat keputusan. Pelaksana Pekerjaan tidak dibernarkan
memperbaiki sendiri perbedaan dan kelainan tersebut. Akibat kelalaian Pelaksana Pekerjaan
dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
d. Daerah kerja (contruction area) akan diserahkan kepada Pelaksana Pekerjaan selama waktu
pelaksanaan dalam keadaan pada saat penjelasan pekerjaan (aanwijzing) dan dianggap bahwa
Pelaksana Pekerjaan telah benar-benar mengetahui tentang lokas pekerjaan.
e. Pelaksana Pekerjaan wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) set lengkap gambar-
gambar kerja ditempat pelaksanaan pekerjaan untuk dipergunakan setiap saat oleh Konsultan
Pengawas.
f. Selama berlangsungnya pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus dapat menjaga lingkungan agar
tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.
g. Pelaksana Pekerjaan harus menempatkan tenaga-tenaga kerja, tenaga-tenaga ahli yang
memadai baik kualitas maupun kuantitasnya (jumlahnya) untuk semua jenis pekerjaan; alat-alat
yang cukup untuk setiap jenis pekerjaannya; dan bahan-bahan yang memenuhi syarat dalam
jumlah yang cukup dan didatangkan tepat waktunya, sehingga tidak terjadi stagnasi yang
mengakibatkan keterlambatan pada waktu penyerahan pertama.
Pasal 2
RENCANA KERJA
a. Selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu) hari kalender terhitung dari tanggal
penunjukan/penetapan pemenang Tender, Pelaksana Pekerjaan harus sudah
menyerahkan program/rencana kerja terperinci untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Rencana Kerja berupa Time Schedule secara detail dilengkapi dengan:
• Rencana pengerahan tenaga.
• Rencana penggunaan peralatan.
• Volume kegiatan bagian-bagian pekerjaan.
• Rencana penggunaan bahan bangunan.
• Tahapan kegiatan pekerjaan dan lain-lain.
Dilengkapai dengan grafik (Curve.S) rencana kemajuan pekerjaan.
c. Rencana kerja di atas dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan dan dimintakan persetujuan
Konsultan Pengawas. Persetujuan terhadap rencana kerja ini tidak membebaskan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pasal 3
PERSONALIA DAN TENAGA KERJA
a. Pelaksana Pekerjaan wajib menugaskan personalia yang cakap dan berpengalaman dalam
bidang tugasnya untuk menyelesaikan tugas-tugas lapangan dengan syarat kualifikasi
minimal personil sebagai berikut:
• Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jaringan Irigasi harus memiliki SKT Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Jaringan Irigasi dengan pengalaman proyek sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
sesuai jenis pekerjaan yang ditenderkan.
• Ahli Muda K3 Konstruksi harus memiliki SKA Ahli K3 Konstruksi dengan pengalaman
proyek sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun untuk SKA Ahli Muda atau 0 (nol) tahun untuk
SKA Ahli Madya.
b. Tenaga yang dikerahkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini diusahakan menggunakan tenaga
kerja setempat. Dalam hal tenaga kerja setempat kurang/tidak mencukupi kebutuhan, dapat
mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah.
c. Apabila Pelaksana Pekerjaan mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah, maka pada
pekerjaan selesai, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan mengembalikan tenaga kerja tersebut
ketempat asalnya.
d. Pelaksana Pekerjaan tidak dibolehkan mempekerjakan anak-anak dibawah umur (sesuai
dengan undang-undang ketenagakerjaan yang berlaku).
Pasal 4
PEMBERITAHUAN MULAI PEKERJAAN
a. Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung setelah Surat Perintah Mulai Kerja
dikeluarkan pekerjaan harus sudah mulai.
b. Pelaksana Pekerjaan wajib memberikan laporan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas
bila akan dimulai pekerjaan.
c. Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan terlebih dahulu Pelaksana Pekerjaan dan Pemberi
Pekerjaan untuk bersama-sama mengadakan Mutual Check Awal (MC-0) dilapangan, dan
apabila diperlukan Change Contract Order (CCO) maka harus sesuai berdasar pada
perjanjian tertulis antara Pemberi Pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan dan Konsultan
Pengawas.
Pasal 5
PENYERAHAN PEKERJAAN
a. Penyerahan Pertama dilakukan berdasarkan atas dasar Berita Acara bahwa pekerjaan telah
selesai. Berita Acara dibuat setelah diadakan penelitian oleh Pemberi Pekerjaan atas
permintaan Pelaksana Pekerjaan dan harus menyerahkan buku direksi, buku tamu, buku
gudang kepada Pemberi Pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pasal 6
TUGAS KONSULTAN PENGAWAS
a. Mengusahakan agar Pelaksana Pekerjaan mengenal dan menguasai keadaan lapangan
dimana pekerjaan akan dilaksanakan.
b. Memberi bimbingan kepada Pelaksana Pekerjaan agar pekerjaan dapat dilaksanakan tepat
waktu dan memenuhi syarat teknis.
c. Mengawasi agar pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan sesuai gambar, beserta syarat-syarat
lainnya.
d. Memeriksa dan menyetujui atau menolak bahan bangunan yang akan dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan.
Pasal 7
PERMULAAN PEKERJAAN
a. Wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar dan peraturan yang telah ditentukan
sehingga dapat dicapai hasil yang sesuai dengan rencana dan bermutu baik.
b. Wajib melaksanakan perintah – perintah Direksi sesuai dengan peraturan dan syarat –
syarat yang telah ditentukan.
c. Wajib memberikan laporan mingguan atau progress secara tertulis kepada Direksi mengenai
kemajuan fisik pelaksanaan pekerjaan dengan dilampiri Laporan harian. Perhitungan volume
dilampiri dengan sket gambar dan perhitungan dalam mingguan.
Pasal 8
PELAPORAN PEKERJAAN
a. Semua blangko laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan serta buku direksi,
buku tamu, buku gudang, dan buku ijin pasang disediakan oleh rekanan. Khusus untuk buku
tamu dan buku direksi harus ditempatkan / ditaruh di direksi keet setiap harinya.
b. Pengisian laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan oleh rekanan dengan
disetujui oleh pengawas lapangan termasuk konsultan pengawas jika ditunjuk oleh
pengguna anggaran.
c. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan dibuat rangkap 5 (lima).
d. Khusus laporan bulanan harus dilampiri time schedule dan diplot/diwarnai kurva S (prestasi
fisik) sesuai kemajuan fisik dilapangan.
e. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan diserahkan setiap bulannya pada
Konsultan Pengawas dan Pemberi Pekerjaan paling lambat setiap tanggal 1 (satu) sudah
harus diterima Konsultan Pengawas dan Pemberi Pekerjaan.
f. Back up data/perhitungan volume pekerjaan secara keseluruhan harus sudah dibuat baik
sebelum/sesudah addendum apabila ada dan sebelum kegiatan selesai pelaksanaannya.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pasal 9
DOKUMENTASI
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai perlu diadakan pemotretan 0 % dilokasi pekerjaan
tempat yang tepat dan dianggap penting menurut pertimbangan Pengguna Anggaran
dengan ukuran 9 x 15 cm sebanyak 4 lembar berwarna.
b. Setelah pekerjaan mencapai prosentase fisik 50 % dan 100 % perlu diadakan
pemotretan yang menunjukan prestasi pekerjaan (satu titik yang tepat).
c. Setiap permintaan pembayaran termin (angsuran/MC) harus diadakan pemotretan yang
menunjukan prestasi pekerjaan (satu titik yang tepat).
d. Harus bisa menampilkan visual tenaga kerja / alat kerja yang sedang melaksanakan kegiatan
(sedang bekerja).
e. Bouplank (patok pail) harus diambil visualnya.
f. Laporan visual harus sesuai standard yang berlaku dan dibuat 5 ganda, 1 asli dan 4
foto copy.
g. Visual harus sudah diserahkan Pemberi Pekerjaan sebelum diadakan PHO ke lapangan dan
negatifnya harus diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan.
Pasal 10
PEMBAYARAN
a. Pembayaran angsuran (termin) diatur secara berangsur-angsur sebagai berikut:
1) Angsuran Pertama dibayar 50% dari harga borongan setelah pekerjaan mencapai prestasi
55%.
2) Angsuran Kedua dibayar 45% dari harga borongan setelah pekerjaan mencapai prestasi
100%.
3) Angsuran Ketiga 5% dari harga borongan setelah masa pemeliharaan selesai dan
pekerjaan diserahkan untuk kedua kalinya dan diterima baik oleh Pemberi Pekerjaan.
b. Untuk pengajuan pembayaran angsuran (termin/MC) harus dilengkapi pernyataan
Administrasi sebagai berikut:
1) Hasil Opname pekerjaan (prestasi pekerjaan) dilapangan ditanda tangani oleh pengawas
lapangan/konsultan pengawas.
2) Dilampiri dengan visual (foto) dibuat dan ditanda tangani oleh pengawas
lapangan/konsultan pengawas.
Pasal 11
KESALAHAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
YANG DISEBABKAN PELAKSANA PEKERJAAN
a. Apabila Pelaksana Pekerjaan lalai menjalankan perintah – perintah direksi yang telah
ditetapkan dalam suatu jangka waktu yang wajar, maka direksi berwenang untuk menjalankan
sendiri / menyuruh melaksanakan kepada Pihak Ketiga atas biaya Pelaksana Pekerjaan.
b. Kerugian dan keterlambatan yang mungkin timbul sebagai akibat tersebut pada ayat 1
pasal ini menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Pasal 12
KEWAJIBAN PELAKSANA PEKERJAAN DALAM MASA PEMELIHARAAN
a. Jangka waktu pemeliharaan tercantum didalam Surat Perjanjian Pelaksana
Pekerjaanan pelaksanaan pekerjaan, selama 60 (enam puluh) hari.
b. Jaminan pemeliharaan berupa jaminan Bank Pemerintah dan ditetapkan sebesar 5%
dari nilai kontrak.
c. Selama jangka waktu pemeliharaan ini Pelaksana Pekerjaan berkewajiban untuk
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang timbul yang diakibatkan jeleknya bahan baku
atau pelaksanaannya yang kurang baik.
Pasal 13
BAHAN MATERIAL BANGUNAN UNTUK PELAKSANAAN
PEKERJAAN
a. Semua bahan yang digunakan untuk pelaksanaan diutamakan hasil/Produksi Dalam
Negeri, demikian juga perlengkapan kerja apabila produksi dalam negeri tidak ada maka
digunakan barang yang sebisa mungkin komponennya adalah Produksi Dalam Negeri.
b. Mendatangkan bahan-bahan ke lokasi pekerjaan:
• Pelaksana Pekerjaan berkewajiban mengadakan/mendatangkan bahan-bahan guna
pelaksanaan pekerjaan dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas untuk
diperiksa. Segala biaya dan tanggung jawab pengadaan bahan-bahan ini menjadi
beban Pelaksana Pekerjaan sepenuhnya.
• Bahan-bahan yang datang dan setelah diperiksa Konsultan Pengawas dapat
diterima/disetujui, maka bahan tersebut masuk di Gudang dan Job Site. Bahan-
bahan tersebut tidak boleh ditarik keluar guna pekerjaan Pelaksana Pekerjaan yang
lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
• Untuk menjamin kelancaran pekerjaan kontraktor wajib menyediakan bahan yang
diperlukan sesuai dengan volume pekerjaan.
• Bahan-bahan yang didatangkan di lokasi pekerjaan tetapi tidak memenuhi
persyaratan dan ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus dibawa keluar lokasi
pekerjaan dengan batas waktu paling lama tiga hari terhitung dari keputusan
penolakan oleh Konsultan Pengawas, biaya pengeluaran bahan tersebut menjadi
beban Pelaksana Pekerjaan, bila Pelaksana Pekerjaan dengan sengaja membiarkan
bahan-bahan afkir tersebut di lokasi pekerjaan, maka Pelaksana Pekerjaan
dikenakan denda kelalaian.
• Perubahan bahan bangunan harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Pemeriksaan Bahan Bangunan & Kualitas Pekerjaan:
• Pemeriksaan bahan oleh Konsultan Pengawas didasarkan syarat-syarat bahan
seperti tersebut dalam pasal 13.b.
• Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Pelaksana
Pekerjaan untuk memeriksakan kualitas bahan ke laboratorium dengan biaya
ditanggung
• oleh Pelaksana Pekerjaan.
• Konsultan Pengawas berhak mengadakan pemeriksaan ulang terhadap bahan-
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
bahan yang sudah diterima. Dan bila dari pemeriksaan ulang ternyata memang
tidak memenuhi syarat, maka barang tersebut dinyatakan afkir dan harus
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan seperti halnya pada pasal 13.b.
d. Penggunaan bahan-bahan yang belum diperiksa. Apabila Pelaksana Pekerjaan
menggunakan/memasang bahan-bahan yang belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas,
maka apabila Konsultan Pengawas meragukan kualitas bahan tersebut, Konsultan
Pengawas berhak memerintahkan untuk membongkar pasangan tersebut. Biaya akibat
pembongkaran ini menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan.
Pasal 14
ALAT DAN PERALATAN KERJA
a. Kontraktor harus dan wajib menyediakan sendiri semua jenis alat peralatan maupun
perlengkapan kerja yang diperlukan untuk kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
b. Alat peralatan yang dimaksud harus dalam keadaan siap dipakai, kerusakan yang terjadi
selama pelaksanaan agar diperbaiki atau dicarikan penggantinya.
c. Untuk pekerjaan ini kontraktor wajib menyediakan peralatan dengan jumlah sekurang-
kurangnya sebagai berikut:
• Excavator (140-150 HP, 20 Ton) = 1 (satu) unit
• Mesin Aduk Semen (Molen) (500 Liter) = 2 (dua) unit
• Dump Truck (6-8 Ton) = 2 (dua) unit
d. Biaya angkutan, pengadaan maupun biaya operasional semua peralatan menjadi tanggungan
kontraktor.
e. Kontraktor wajib menyediakan tambahan peralatan jika peralatan yang ada dinilai tidak
mencukupi.
f. Keamanan alat selama pelaksanaan menjadi tanggung jawab kontraktor sendiri.
Pasal 15
SANKSI DAN DENDA
a. Denda keterlambatan sebesar 1/1000 dikenakan tiap hari keterlambatan dengan jumlah
denda maksimum 5% dari jumlah nilai kontrak. Uang denda tersebut harus dilunasi pada
waktu pembayaran angsuran (termin).
b. Bilamana ternyata jumlah denda telah mencapai 5% dari harga borongan dan pekerjaan
belum selesai 100%, maka Pemberi Pekerjaan akan mengambil kebijakan lebih lanjut.
Pasal 16
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
1) Penyedia barang/jasa harus memasang papan nama proyek sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atas biaya penyedia barang/jasa.
2) Ukuran papan nama pekerjaan 80 x 120 cm bahan triplek/cetak.
3) Papan nama dipasang pada tempat yang jelas dan mudah dibaca.
4) Induksi Keselamatan Konstruksi (Safety Induction), Pengarahan Keselamatan Konstruksi
(Safety Briefing), Simulasi Keselamatan Konstruksi, Spanduk (Banner) dan Papan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
pasir.
Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah sedemikian rupa
sehingga tidak ada bagian pondasi yang berongga/tidak padat.
2. Pekerjaan Galian
1) Penggalian tanah harus mencapai kedalaman yang telah ditentukan untuk galian pondasi
yang disyaratkan dalam gambar perencanaan.
2) Penggalian akan mencakup pemindahan tanah-tanah serta bahan-bahan lain yang dijumpai
dalam pengerjaan.
3) Dasar galian harus bersih dari kotoran sampah, akar-akar, tumbuh-tumbuhan atau tanah
humus yang dapat merusak pada bangunan diatasnya.
3. Timbunan Kembali Sisa Galian
Pengurugan kembali dilakukan setelah pekerjaan pondasi batu kali selesai dilaksanakan.
Langkah-langkah pelaksanaan adalah :
1) Tahapan-tahapan ini meliputi dari penyiapan dan penyediaan bahan
2) Bahan yang digunakan diambil dari tanah bekas galian dari lokasi yang dikerjakan
3) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi dan sesuai
dengan spesifikasi teknis
4) Pekerjaan dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia
5) Kemudian dilanjutkan pemadatan termasuk memadatkan butiran- butiran yang lepas
sehingga memenuhi persyaratan kepadatan dan arahan dari Direksi.
4. Pekerjaan Plesteran
1) Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan plesteran pada dinding bangunan (yang terdiri dari
pasangan), yang dinyatakan dalam gambar.
2) Persyaratan bahan.
Semen dan pasir (Iihat pasal 1) Air
Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam campuran atau larutan
minyak, asam garam/basa dan bahan organis lainnya.
Air yang digunakan tersebut harus sesuai persyaratan yang sudah ditentukan.
tidak rata, tidak siku dan lain-lain maka Pelaksana Pekerjaan harus, memperbaiki
pekerjaan tersebut.
Bagian-bagian yang diperbaiki harus dibobok secara teratur dan plesteran hasil
perbaikan harus rata dengan sekitamya.
AHMAD S. HUT
NIP. 197504052003121010
PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR
DINAS TRANSMIGRASI DAN TENAGA KERJA
MABA
Jl. TransHalmahera Email: transhaltim @Yahoo.com KodePos 97862
2. DASAR HUKUM
• Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan
• Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi
• Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah
• Peraturan Presiden Nomor No.12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun
2021 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
• Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun 2021 Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang Jasa Pemerintah Melalui Penyedia.
• Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16 Tahun 2011 Ketentuan dan Tata
Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri.
• Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 12
Tahun 2021 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Melalui Penyedia.
3. MAKSUD DAN TUJUAN
a. Maksud pengadaan
Maksud pekerjaan Pekerjaaan Pembangunan Saluran Samping yaitu untuk untuk
memenuhi kebutuhan saluran air dalam jaringan irigasi yang menunjang
produktivitas dari aktivitas pertanian masyarakat serta mencegah terjadinya
genangan air yang dapat mengakibatkan banjir di kawasan SP.5 - Desa Patlean
Kawasan Patlean, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara.
b. Tujuan pengadaan
Untuk mengoptimalkan infrastruktur dasar Saluran Drainase yang layak dan
memadai memenuhi kebutuhan saluran air dalam jaringan irigasi yang menunjang
produktivitas dari aktivitas pertanian masyarakat serta mencegah terjadinya
genangan air yang dapat mengakibatkan banjir yang diharapkan berdampak positif
bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi wilayah
Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara.
4. TARGET/SASARAN
Target/sasaran yang ingin dicapai yaitu untuk terwujudnya program peningkatan
infrastruktur Pembangunan Saluran Samping yang dapat memenuhi kebutuhan
saluran air dalam jaringan irigasi yang menunjang produktivitas dari aktivitas
pertanian masyarakat serta kebutuhan drainase yang layak di kawasan SP.5 - Desa
Patlean Kawasan Patlean, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara.
6. JADWAL PELAKSANAAN
Minggu ke-
No Uraian Pekerjaan Ket
I II III IV V VI VII VIII
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
2 Dokumentasi dan Pelaporan
II PEKERJAAN GALIAN DAN PASANGAN BATU
1 Pekerjaan Pasangan Batu
2 Pekerjaan Galian
3 Pekerjaan Timbunan
4 Pekerjaan Plesteran 13 Tebal 15 mm
2
7. RUANG LINGKUP DAN LOKASI PEKERJAAN
a. Ruang lingkup pekerjaan
Ruang lingkup Pekerjaaan Pembangunan Saluran Samping terdiri atas :
• Pekerjaan Persiapan yang meliputi :
- Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
- Dokumentasi dan Pelaporan
- Mobilisasi
• Pekerjaan Galian dan Pasangan Batu yang meliputi :
- Pekerjaan Pasangan Batu
- Pekerjaan Galian
- Pekerjaan Timbunan
- Pekerjaan Plesteran 1:3 Tebal 15 mm
b. Lokasi pekerjaan: SP.5 Patlean Kec. Maba Utara, Kabupaten Halmahera Timur,
Provinsi Maluku Utara
c. Data dan fasilitas yang dapat disediakan PA/KPA/PPK : Tidak Ada
3
9. KELUARAN/PRODUK YANG DIHASILKAN
Terwujudnya peningkatan infrastruktur Pembangunan Saluran Samping yang dapat
memenuhi kebutuhan saluran air dalam jaringan irigasi yang menunjang
produktivitas dari aktivitas pertanian masyarakat serta kebutuhan drainase yang layak
di kawasan SP.5 - Desa Patlean Kawasan Patlean, Kabupaten Halmahera Timur,
Provinsi Maluku Utara.
4
10) Personil Manajerial yang ditawarkan tidak sedang melaksanakan tugas/terikat
dengan pekerjaan lainnya yang sedang berjalan.
11) Persyaratan Personil Manajerial yang diusulkan diatur dalam Lembar Dokumen
Pemilihan.
12) Seluruh data Teknis Penawaran Penyedia akan diperiksa keabsahan dan
kebenarannya oleh PPK setelah mendapatkan Berita Acara Hasil Pemilihan, dan
selama proses pemeriksaan dokumen tersebut akan didampingi oleh tim Probity
Audit APIP Provinsi Maluku Utara yang telah bekerja sama dengan Dinas Tenaga
Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Halamahera Timur, Provinsi Maluku Utara.
Tindak lanjut pemeriksaaan sesuai dengan Peraturan LKPP Nomor 12 Tahun
2021.
5
4) Apabila peserta menawarkan peralatan yang sama pada paket pekerjaan lain/yang
sedang berjalan, maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang, apabila setelah
dilakukan klarifikasi peralatan tersebut tidak terikat pada paket lain;
5) Persyaratan Peralatan Utama yang diusulkan diatur dalam Lembar Dokumen
Pemilihan.
6
untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 5
(lima)
paket pekerjaan.
P adalah Paket pekerjaan konstruksi yang sedang dikerjakan.
4. Untuk kualifikasi Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun:
a. Dalam hal Penyedia belum memiliki pengalaman, dikecualikan dari ketentuan
huruf i untuk pengadaan dengan nilai paket sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah);
b. Harus mempunyai 1 (satu) pengalaman pada bidang yang sama, untuk
pengadaan dengan nilai paket pekerjaan paling sedikit di atas
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
5. Telah memenuhi kewajiban pelaporan perpajakan (SPT Tahunan) tahun pajak
2022.
6. Memiliki NPWP Perusahaan/Badan Usaha serta Status Valid Keterangan Wajib
Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP).
7. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila
ada perubahan).
8. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau
yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani
sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara,
kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan Negara.
7
15. PENUTUP
Demikian Dokumen Spesifikasi Teknis untuk Paket Pekerjaan Pembangunan Saluran
Samping ini dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Dinas Transmigrasi dan
Tenaga Kerja Kabupaten Halmahera Timur sebagai dasar untuk penetapan persyaratan
pemilihan penyedia untuk Tender Paket Pekerjaan Pembangunan Saluran Samping.
AHMAD S. HUT
NIP. 197504052003121010