Bagian-bagian tersebut diatas menjadi dokumen kontrak yang mengikat bagi pelaksanaan
pekerjaan dan pemberi tugas setelah kontrak ditandatangani Sedangkan Pada Boq volume tidak
mengikat.
1.25. PERLINDUNGAN TERHADAP MILIK UMUM DAN LINGKUNGAN / BANGUNAN YANG ADA
a. Pelaksana pekerjaan wajib menjaga jalan-jalan umum, saluran-saluran (air bersih dan air
kotor), pipa-pipa (PDAM), kabel-kabel (PLN, TELKOM) dan sebagainya terhadap gangguan-
gangguan yang diakibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Pelaksana pekerjaan wajib membongkar, memindahkan, dan memperbaiki kembali saluran-
saluran, pipa-pipa, kabel dan sebagainya yang mungkin akan terkena atau mengganggu
jalannya pelaksanaan pekerjaan.
c. Pelaksana pekerjaan wajib memelihara kelancaran lalu lintas dan kondisi lingkungan selama
pekerjaan berlangsung.
d. Pelaksana pekerjaan wajib memelihara / menjaga bagian bangunan yang tidak dikerjakan
maupun bangunan yang ada disekitarnya terhadap adanya gangguan yang diakibatkan
pelaksanaan pekerjaan (termasuk menyediakan tenaga pengamanan) jaringan pengaman,
pelindung lantai, dinding dan lain-lain.
e. Segala biaya yang berhubungan dengan hal-hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab
pelaksana pekerjaan dan segala resiko yang terjadi telah diperhitungkan dalam penawaran.
1.39. PENYEBUTAN YANG KURANG LENGKAP PADA SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR.
Didalam penyebutan / penjelasan ataupun penggambaran pada spesifikasi teknis maupun pada
gambar mungkin saja terjadi kekurang sempurnaan didalam penyajiannya, apabila hal ini terjadi
maka tidak berarti bahwa pelaksana pekerjaan didalam penawaran dan pemasangannya
diperbolehkan untuk kurang sempurna.
1.40. SUPPLIER
Apabila karena sesuatu dan lain hal pada prosedur pelelangan yang dilakukan sedemikian rupa
sehingga ada jenis / paket pekerjaan yang harus dikerjakan / disuplay oleh pihak ketiga atau
pihak lain, maka semua ketentuan persyaratan teknis / persyaratan lelang ini berlaku pula bagi
pihak ketiga atau pihak lain.
Pihak ketiga atau pihak lain yang dimaksud disini dapat diartikan antara lain : sub kontraktor,
supplier khusus, dengan semua tanggung jawab kontraktual tetap berada pada pelaksana
pekerjaan pemenang lelang ini, dengan ijin pemberi tugas / konsultan pengawas / MK.
PASAL II
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Pemberitahuan
a. Sebelum memulai pekerjaan, pelaksana pekerjaan harus memberitahukan kepada pemberi
tugas dan tembusan kepada konsultan pengawas guna pemeriksaan awal dan izin
pelaksanaan pekerjaan.
b. Waktu pemberitahuan minimal 4 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan.
c. Pemasangan Bouwplank.
PASAL III
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
3.1 Galian Tanah
3.1.1. Semua galian harus dilaksanakan sesuai seperti dinyatakan dalam gambar-gambar dan
syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan, seperti galian pondasi batu gunung,
galian tanah untuk Poer plat dan galian tanah untuk pekerjaan untuk Bak Septiktank.
3.1.2. Dasar dari semua galian harus datar, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar pohon, lain-lain sisa jasad atau bagian-bagian yang gembur maka
ini harus digali keluar sedang kekosongan tanah tadi diisi kembali dengan pasir urug
yang disiram dan dipadatkan, sehingga mendapatkan kembali dasar yang datar.
3.1.3. Kedalam dan lebar semua galian harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan
direksi lapangan. Pemborong wajib melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang
selesai kepada konsultan pengawas
3.1.4. Sebelum dimulai pekerjaan pasangan pondasi, Penyimpangan dari ketentuan ini akan
menjadi tanggung jawab dan resiko pemborong.
4.1. Umum
a. Lingkup Pekerjaan
Persyaratan teknis ini secara umum dapat dipakai atau berlaku untuk pelaksanaan
pekerjaan - pekerjaan sebagai berikut :
1) Pasangan Batu dan bata
2) Pasangan Ubin dari bahan Keramik
3) Pekerjaan Plesteran
4) Lain-lain pekerjaan yang memerlukan bahan adukan semen pasir untuk perekat atau
sebagai pekerjaan utama atau pokok, yang secara jelas ditentukan di masing-masing
bagian pekerjaan.
b. Ketentuan
1) Klasifikasi adukan Semen - Pasir
---------------------------------------------------------------
Tipe Semen Pasir
---------------------------------------------------------------
Kedap air 1 : 2
1 : 3
Biasa 1 : 5
---------------------------------------------------------------
Jika diperlukan adukan tipe kedap air digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
pasangan bata, plesteran atau ubin di kamar mandi dan toilet, umurnya dipakai pada
pengaruh air atau lembab di dalam pemakaian dan fungsinya.
2) Peralatan
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini, Pelaksanaan Pekerjaan harus menyediakan
peralatan-peralatan pokok :
a) Mesin pengaduk
b) Peralatan Pencampuran
c) Untuk pekerjaan dengan volume besar, peralatan penakar volume dibuat
berukuran 1 zak semen, terbuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dan
memadai untuk berfungsi sebagai penakar semen dan pasir, kokoh, kuat dan
tahan lama.
d) Untuk pekerjaan dengan volume kecil pertakaran dapat menggunakan ember
yang terbuat dari plastic atau seng.
c. Penyerahan
Sebelum memulai pelaksanaan, Pekerjaan harus menyerahkan contoh, data teknis, sertifikat
atau hasil pengujian dari bahan-bahan :
Semen, pasir, air atau bahan-bahan lain yang diperlukan sebagai bahan campuran guna
penilaian dan persetujuan pemakaiannya.
4.2. Material
a. Semen Portland
CV . DZAHWA KABISYAH KONSTRUKSI 13
Jika tidak disebutkan secara khusus, semen yang dipakai adalah tipe 1 dengan mutu
minimum S.325 sesuai dengan NI - 8 tahun 1972, dibuktikan dengan sertifikat Uji.
b. Pasir
1) Pasir yang dapat dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan adalah pasir yang sesuai untuk
pekerjaan beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, serta tidak boleh
mengandung Lumpur lebih dari 5%
2) Ukuran butir pasir
Untuk pasangan batu atau ubin, plester kasar untuk pekerjaan yang memerlukan
adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir pasir maksimum 5 mm.
c. Air
Air yang dapat dipakai.untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
1) Air harus bebas dari bahan-bahan : organis, asam- alkali, garam atau bahan-bahan
lain yang dapat mempengaruhi daya ikatan maupun mutu kekuatan adukan.
2) Ph = 7
3) Kadar SO4 maksimum 5 g/1
4) Kadar Cl mak-simuni 15 g/l
5) Daya oksidasi terhadap bahan organis dengan memakai larutan KmnO 4 tidak boleh
lebih dari 1 mg/1.
Syarat-syarat lain harus sesuai dengan aturan-aturan yang tercantum di dalam Persyaratan
Umum Bahan Bangunan di tahun 1982.
4.3. Pelaksanaan
a. Persiapan Pasir yang akan dipakai harus disaring dengan ayakan berukuran bukaan lubang
sesuai keperluan pemakaian adukan untuk pelaksanaan suatu pekerjaan. Bila tidak
ditentukan dalam gambar, maka ukuran lubang ayakan 0,5 - 1 Mm
c. Pengujian
Jika tidak digunakan air dari PAM, air yang akan dipakai harus diuji terlebih dahulu di
Laboratorium milik Departemen Kesehatan atau PAM.
PASAL V
BETON BERTULANG
5.1. Umum
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan yang menggunakan bahan beton bertulang baik yang
merupakan elemen struktur utama seperti sloof,kolom,balok,plat dan ringbalk.
Seluruh pekerjaan Beton Bertulang baik persyaratan atau prosedur mengenai bahan,
pelaksanan dan pengujian maupun tindakan terhadap hasil pekerjaan beton yang meragukan,
bila tidak dinyatakan secara khusus dalam spesifikasi ini atau ditentukan oleh Konsultan dan
harus mengikuti ketentuan-ketentuan atau prosedur yang dinyatakan dalam PBL
CV . DZAHWA KABISYAH KONSTRUKSI 14
Ketentuan - ketentuan dalam spesifikasi ini khususnya Pekerjaan Beton Adukan Lapangan dan
Pekerjaan Beton Bertulang Pabrik.
Tulangan beton harus terbuat dari bahan baja dengan kualitas baik, bila tidak dinyatakan
lain oleh gambar tulangan yang digunakan untuk seluruh Pekerjaan Beton Bertulang adalah
tulangan polos dengan mutu sekurang-kurangnya U 24.
Bila tidak ditentukan oleh konsultan, contoh tulangan dengan semua ukuran harus
diserahkan kepada konsultan untuk setiap, 20 ton tulangan yang digunakan dan sekurang-
kurangnya setiap, bulan selama digunakan.
Bila terdapat keraguan mengenai mutu tulangan maka kontraktor harus mengadakan
percobaan pengujian batang tarik dan kelengkungan di laboratorium yang disetujui
Konsultan dan melaporkan hasil percobaan tersebut kepada Konsultan atau mengganti
tulangan tersebut dengan tulangan yang tidak diragukan lagi mutu.
5.3. Pelaksanaan
Tulangan harus dipasangkan sedemikian rupa sehingga. sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah kedudukannya. Apabila diperlukan maka pada jarak-jarak tertentu dibuat jembatan-
jembatan pengecoran yang dapat dilalui pekerja.
Kontraktor harus memeriksa jarak antara setiap batang tulangan untuk memastikan bahwa
pengecoran dapat dilakukan dengan sempurna mungkin. Apabila tidak disetujui dalam. gambar
atau ditentukan secara khusus oleh Konsultan, maka jarak bersih antara tulangan harus
memenuhi persyaratan PBI, tidak kurang dari 1 1/2 kali diameter tulangan terbesar dan tidak
kurang dari 4/3 kali ukuran agregat kasar terbesar. Apabila jarak antar tulangan tidak memenuhi
persyaratan ini maka Kontraktor harus segera melaporkan hail tersebut kepada Konsultan untuk
ditentukan pemecahannya.
Pecahan tulangan (decking) dipasang secara merata dengan jarak tidak lebih dari 80 m satu
sama lainnya, atau apabila menggunakan produk pabrik sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat.
5.7.2. Bahan.
a. Semen.
Semen dipakai harus PC yang telah disahkan oleh yang berwenang dan dalam
segala hal memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki oleh Peraturan Beton
Bertulang Indonesia, dalam hal ini dipakai Portland Cement (PC) klas 1 yang
sesuai dengan pengarahan yang ditetapkan dalam standard Indonesia NI-8 atau
Astm C-150 type 1, untuk ini dapat memakai seluruh portland cement hasil
produksi dalam negeri.
b. Agregat.
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih dan tidak boleh mengandung
bahan-bahan yang merusak seperti umpamanya yang bentuk atau kualitasnya
bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi beton pada
setiap umur termasuk daya tahannya terhadap kerja baja tulangan. Agregat dalam
segala hal harus memenuhi syarat yang dikehendaki / ketentuan-ketentuan PB1
1971. Agregat kasar memenuhi persyaratan yang tercantum pada PB1 1971 dan
terpenuhi mutu betonnya, dan dalam penggunaannya beton non strukturil
5.7.4. Pengujian.
Pengujian dilakukan sebagai berikut :
a. Sebelum melaksanakan pengecoran awal kontraktor harus mengadakan trial test
dan mix design yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan
dapat tercapai dari trial test dan mix design tersebut, selanjutnya oleh Direksi
akan dihitung karasteristik dari hasil percobaan tersebut yang selanjutnya akan
dipergunakan untuk menilai mutu beton selama pelaksanaan sesuai dengan
syarat-syarat PBI 1971 pasal 4.6 dan 4.7.
b. Pada pekerjaan beton struktural untuk waktu permulaan pelaksanaan dibuat 1
(satu) benda uji untuk setiap 3 m3 beton dan dalam waktu sesingkat-singkatnya
harus segera terkumpul 20 (dua puluh) benda uji, sedang setelah bejalan lancar
diperlukan 1 (satu) benda uji pada setiap 5 m3 beton dengan minimum 1 (satu)
5.7.6. Sebelum pengecoran dimulai, pemborong harus sudah menyiapkan seluruh stek-stek
maupun anker-anker yang diperlukan, pada kolom-kolom, balok-balok beton yang
akan dihubungkan dengan dinding bata dan kecuali dinyatakan lain pada gambar-
gambar maka stek-stek dan anker-anker dipasang setiap, jarak 1,00 m. Beton yang
mengeras, kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus dibuang dari dalam bekisting,
mesin pengaduk (beton molen) maupun alat - alat pembawa. Penulangan harus
dimatikan pada posisinya, diperiksa sebelum pengecoran dilakukan, agar pemeriksaan
dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
5.7.11.Untuk perawatan menghindari beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin, dan
hujan, sampai beton - tersebut mengeras dengan baik dan untuk mencegah
pengeringan terlalu cepat, harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Semua cetakan yang sudah di isi adukan beton harus dibasahi terus menerus
sampai cetakan dibongkar.
2. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari berturut-
turut.
3. Khusus harus diperhatikan bahwa pada permukaan-permukaan plat beton,
pembasahan terus menerus itu harus dilakukan dengan menutupinya dengan
karung-karung basah atau mencegah pengeringan dengan karung-karung basah
atau mencegah pengeringan dengan cara lain yang sesuai. Sangat dilarang untuk
menaruh bahan-bahan diatas lantai yang menurut Direksi belum cukup mengeras
atau mempergunakan lantai tersebut sebagai jalan untuk mengangkut bahan-
bahan.
PASAL VI
PASANGAN BATA MERAH
6.1. Umum
a. Uraian Pekerjaan
1) Lingkup Pekerjaan
Uraian ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pekerjaan pasangan bata,
antara lain; dinding tembok penahan tanah dan lain-lain struktur yang terbuat dari
pasangan bata merah.
2) Uraian atau Persyaratan Teknis lain yang berlaku untuk pelaksanaan pekerjaan ini
yakni "pekerjaan adukan semen pasir".
CV . DZAHWA KABISYAH KONSTRUKSI 19
b. Ketentuan
1) Pelaksanaan
a) Pasangan Berapen (Pasangan Bata di bawah permukaan tanah) memakai
adukan semen pasir 1: 2.
b) Pasangan Bata Kedap Air memakai adukan semen pasir 1 : 2, antara lain seperti
pada dinding-dinding dapur, pant:ry, kamar mandi.
c) Pasangan Bata Biasa memakai adukan semen pasir 1: 4.
d) Jika tidak ditentukan lain, sistem ikatan pasangan bata 1/2 batu adalah "ikatan
Silang" dimana lapisan yang satu dengan lapisan yang dibawahnya harus
berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan satu batu dan pasangan lebih
tebal harus disusun secara ikatan Vlaams dan sesuai dengan peraturan
seharusnya.
3) Peralatan
Untuk menjamin posisi dan ketegakan pasangan, sesuai yang direncanakan di dalam
pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus menggunakan peralatan kerja
yang memadai dan mencukupi seperti Teodolit, Waterpass, Selang dan Benang Ukur
serta memasang Patok-Patok atau Papan Pedoman.
c. Penyerahan
1) Contoh
Sebelum pelaksanaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan diharuskan untuk menyerahkan :
a) Contoh-contoh bahan yang akan dipakai di dalam pelaksanaaa
b) Contoh pasangan Bata
Kesemuanya diserahkan kepada Konsultan.
2) Bukti kesesuaian
Disamping contoh, Pelaksana Pekerjaan juga harus menyerahkan bukti-bukti
kesesuaian dari bahan-bahan atau produk yang akan dipakai di dalam pelaksanaan
pekerjaan, dalam bentuk Sertifikat Uji bahan dari Lembaga Uji yang diakui atau
disetujui.
6.3. Pelaksanaan
a. Umum
1) Pasangan Bata dilaksanakan di atas Pondasi yang telah sesuai elevasi, jalur dan
bentuk yang ditetapkan di dalam. Gambar rencana, serta dalam keadaaan bersih dari
segala macam kotoran dan bahan-bahan lain yang mengganggu pelaksanaan
pekerjaan
2) Pasangan bata dibuat dengan adukan Semen Pasir 1:2, 1:3 atau 1:5 menurut
ketentuan yang disebutkan di atas, dengan Siar pemasangan ± 1 cm.
b. Teknis Pelaksanaan
1) Sebagai pedoman untuk ketepatan pasangan batu Pelaksana Pekerjaan harus
melakukan pengukuran serta membuat atau memasang patok-patok atau papan
pedoman guna pelaksanaan pekerjaan.
2) Pasangn bata harus rapat adukan (diantara pasangan batu kah tidak boleh ada
rongga yang tidak terisi adukan).
3) Guna pedoman kedataran pasangan bata, tiap-tiap kali pemasangan benang
pedoman tidak boleh lebih dari 20 cm. di atas pasangan di bawahnya.
4) Tebalnya siar pasangan bata ± 1 cm (10 mm) dan siarnya harus benar-benar rapat
adukan serta cekung atau rata (tidak boleh menonjol ke permukaan bata).
5) Dalam satu hari pasangan tidak boleh lebih tinggi dari 1 meter, pengakhiran pasangan
satu hari tersebut harus dibuat bertangga (tidak bergigi) untuk menghindari retak di
kemudian hari.
6) Pasangan bata harus dilindungi dari pengaruh langsung sTOTOr atau panas matahari
serta harus dijaga kondisi kelembabannya dengan membasahi permukaan pasangan
selama 7 hari.
7) Ditempat dimana akan terdapat pintu, jendela, lubang ventilasi dan lubang atau
bukaan dengan kusen kayu, pasangan bata hendaknya ditinggalkan sampai rangka
kusen selesai dipasang ditempat yang tepat. Untuk melanjutkan pekerjaan pasangan
bata di tempat ini, semua rangka kayu atau kusen harus terpasang lebih dahulu.
Semua siar antara rangka kayu atau kusen harus diisi dengan adukan sekurang-kurangnya
tebal 1 cm (adukan sesuai dengan tujuannya atau dengan tambahan plasticizer).
Pada pahatan tersebut, setelah dipasang pipa atau alat, harus ditutup dengan adukan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan
plesteran seluruh bidang tembok.
Bila angker tersebut di atas belum disiapkan bersamaan pada pelaksanaan pekerjaan
beton, sebagai gantinya digunakan besi strip berbentuk L ukuran 25 mm x 3 mm sepanjang
36 cm, dipasang pada kolom atau dinding beton dengan menggunakan paku ramset
minimal 2 (dua) buah. Besi strip L tersebut dipasang pada setiap, 50 mm dengan besi yang
masuk ke bata sepanjang 30 cm.
PASAL VII
PEKERJAAN PLESTERAN
3) Peralatan
Untuk menjamin posisi dan ketegakan pasangan sesuai yang direncanakan, di dalam
pelaksanaan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan harus menggunakan peralatan kerja
yang memadai dan mencukupi peralatan khusus untuk membuat adukan semen pasir
sejenis beton mollen dan bak-bak ukur campuran volume bahan baku adukan.
c) Penyerahan
1) Contoh
Sebelum pelaksanaan dimulai Pelaksana Pekerjaan diharuskan untuk menyerahkan :
a) Contoh-contoh bahan yang akan dipakai didalam pelaksanaan
b) Contoh pasangan bata
Kesemuanya diserahkan kepada Konsultan Pengawas guna pemeriksaan dan
persetujuan pemakaian atau pelaksanaannya.
2) Bukti kesesuaian
Disamping Contoh, pelaksana Pekerjaan juga harus menyerahkan bukti-bukti
kesesuaian dari bahan-bahan atau produk yang akan dipakai di dalam, pelaksanaan
pekerjaan, dalam bentuk sertifikat uji bahan dari lembaga uji yang diakui atau disetujui.
7.3. Pelaksanaan
a. Persiapan Permukaan Dinding Untuk Plesteran
1) Pada permukaan dinding bata, pada celah/siar pasangan batu bata harus dibuat
cekungan sedalam. lebih kurang 10 mm, untuk persiapan pelaksanaan plesteran.
2) Permukaan dinding beton yang akan diplester harus dikasarkan (dibuat kasar) agar
bahan plesternya dapat merekat.
b. Sudut-sudut Plesteran
Semua sudut horizontal, baik luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam pekerjaan
plesteran harus dilaksanakan secara sempurna, tegak dan siku. Sudut luar dibuat tumpul.
c. Perbaikan Bidang Plesteran
Plesteran yang bergelombang yang tidak dapat diperbaild dengan cara pembobokan dan
pemlesteran kembali, harus, dibongkar dan diganti dengan yang baru.
d. Jumlah Lapisan Plester
Jumlah lapisan Plester pada tiap bidang permukaan adalah 2 (dua) lapis. Lapisan pertama
adalah lapis plester setebal ± 10 mm, merupakan lapisan plester untuk membentuk
PASAL X
PEKERJAAN LANTAI
- Ukuran : 40 x 40 x 0,7 cm
25 x 25 x 0,7 cm
25 x 40 x 0,7 cm
- Bahan dasar : Kaolin
- Kekerasan Clasur : 6 - 7 skala Moh's
- Kekerasan badan : 8 skala Moh's
- Moisture Espansion : 0,2 - 0,05 %
- Pengkaburan : tidak terjadi
- Tahan terhadap cuaca
- Tahan terhadap asam : setelah dilakukan pencelupan
kedalam, HCL selama 2 hari, hanya
terpengaruh sampai 3%.
- Thermal shock : Dipanaskan samapi 250 oC,
kemudian dicelupkan kedalam
b. Pelaksanaan
1. Seluruh pekerjaan dinding, plafond dan dibawah lantai yang akan dipasang keramik
harus sudah selelsai dikerjakan.
2. Adukan untuk alas/ sambungan : 1 pc + 3 pasir
3. Pemasangan harus rata, lurus dan tegak lurus satu sama lain, permukaan harus water
pas.
4. Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat serta kegiatan lain.
5. Khusus untuk lantai tangga, dipasang karet anti slip warna hitam pada bagian tepi
tangga.
6. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan jangan terjadi potongan lebih kecil dari-
setengah ukuran, kecuali tercantum dalam gambar. Potongan dilakukan tanpa
bergerigi.
7. Pemasangan keramik wajib mempehatikan nilai estetikanya.
Tidak diharuskan untuk membasahi lantai dengan air secara terus menerus selama
satu minggu dan lantai ditutup dengan lembaran plastic untuk mendapatkan hasil yang
sempurna.
PASAL XI
PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU
1. Referensi
a. Standart Industri Indonesia
b. The Aluminium Association (AA)
c. Architectural Aluminium Manufacturing Ass (AAMA)
d. ASTM
e. Standart dari Pabrik Pembuat
f. Spesifikasi teknis ini.
g. Kayu yang dipakai harus kayu kualitas baik, kering (di oven), bebas mata dan cacat-
cacat alami lainnya.
2. Material
a. Kusen pintu dan jendela menggunakan material aluminium yang sesuai dengan syarat
yang berlaku. Dipasang dengan rapi dan disesuaikan dengan gambar rencana. Untuk
pemasangan kaca mati pada setiap pertemuannya dipasangi dengan silent agar
supaya air tidak merembes masuk. Dan pemasangannya harus mendapat
persetujuan dari pengawas lapangan. Kaca – kaca untuk pintu dan jendela
menggunakan kaca ryben dengan ketebalan 5 mm merek “ASAHI” atau yang setara
dengannya.
b. Aluminium yang digunakan harus aluminium paduan untuk keperluan arsitektur
dengan Alloy 6063 – temper & 5 setaraf produk Alcasa,Indal,index dengan sifat – sifat
sebagai berikut :
Berat Jenis : 2,71 x 10 3 kg/m3
Titik Lebur : 600 derajat – 650 derajat
Koefisien muai : 23 x 10 6 per derajat C
Kuat Tarik minimum : 150 Mpa
Batas Leleh Tarik/tekan : 110 Mpa
Kekuatan Geser Minimum : 90 Mpa
Modulus Elastisitas : 64 x 10 3 Mpa
PASAL XII
PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITASI
PASAL XV
PEKERJAAN FINISHING CAT
3. Pengecatan
a. prosedur dan tahapan pengecatan harus menunjuk petunjuk yang dikeluarkan
pabriknya. Untuk pelaksanaannya, pelaksana pekerjaan diminta untuk meminta
pengawas/ supervisi tenaga ahli dari pabriknya.
b. Setiap lapis pengecatan harus dilaksanakan dengan tata cara dan dengan peralatan
yang direkomendir oleh pabriknya.
c. Pelaksanaan pengerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan sekasama dan hati
- hati dengan mempertimbangkan gangguan/kotor yang mungkin timbul sebagai
akibat kegiatan pelaksanaan pekerjaan pengecatan ini.
d. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan
e. Semua bidang pekerjaan yang akan dicat harus bersih dari kotor minyak, gemuk,
lapisan organis atau kotor-kotor lainnya yang dpat mempengaruhi daya lekat atau
mutu kelas pengecatan.
f. Permukan bidang yang akan dicat harus dalam keadaan kering dengan kelembaban
maksimum 4 % diukur dengan menggunakan peralatan ukur kelembaban.
g. Pekerjaan pengecatan baru dapat dimulai, bila mana semua bidang sudah benar-
benar bersih serta kering (tidak lembab) yang ditunjukkan dengan meteran pengukur.
h. Ukur, kelembaban permukaan bidang yang akan dicat sehingga memenuhi ketentuan
yang disyaratkan oleh pabrik.
i. Semua lubang, retak dan lain kerusakan pada bidang yang akan dicat harus
diperbaiki terlebih dahulu hingga rata dan harus dengan menggunakan bahan pengisi
berupa dempul. Bahan dempul yang boleh dipakai adalah bahan-bahan yang
mendapat rekomendasi dari pabriknya.
4. Hasil Pengecatan
a. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda
pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari
pekerjaan - pekerjaan lain.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempumaan dalam pengerjaan dan
perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
c. Bila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengerjaan, kerusakan, kontraktor harus
memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan
biaya.
d. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja trampil berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu
pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pengamanan
Setelah pekerjaan pengecatan selesai harus dijaga terhadap kemungkinan kerusakan
terkena benda lain atau noda-noda dan sebagainya
PASAL XVI
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
b) Mekanikal
Instalasi Plumbing
e. Pemborong harus meminta ijin - ijin yang diperlukan untuk menjalankan instalasi yang
dinyatakan dalam ketentuan teknis atas tanggungan sendiri.
f. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan - ruangan agar peralatan - peralatan,
pipa - pipa dan perlengkapan lain dapat dipasang pada tempat - tempat yang tefah
disediakan.
i. Koordinasi
Pemborong pekerjaan ini harus melakukan koordinasi dengan pemborong paket bidang
lainnya, hal ini untuk menjaga agar jenis pekerjaan yang satu tidak menghalangi kemajuan
pekerjaan lainnya.
Daftar Bahan dan Contoh :
a. Sebelum pekerjaan ini dimulai pemborong harus menyerahkan kepada Pengawas
lapangan Daftar bahan - bahan yang dipakai dalam rangkap 3 (tiga).
b. Pemborong harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan contoh bahan bahan
yang dipakai dan semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian
contoh - contoh ini adalah tanggungan pemborong.
c. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment yang keliru akan menjadi
tanggung jawab pemborong. Untuk itu pemilihan equipment dan material harus
mendapat persetujuan dari pengawas, lapangan.
i. Commissioning dan Testing :
a. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran -
pengukuran yang dianggap, perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh
instalasi dapat berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan.
b. semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk testing tersebut
merupakan tanggung jawab pemborong termasuk peralatan khusus yang perlu untuk
testing dari seluruh sistem ini, seperti dianjurkan oleh pabrik harus disediakan oleh
pemborong.
j. Laporan Pengetesan.
Pemborong harus menyerahkan kepada pengawas dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal -
hal berikut :
- Hasil pengetesan kabel - kabel -
- Hasil pengetesan peralatan - peralatan instalasi
- Hasil pengetesan semua peralatan operasi & instalasi semua pengetesan dan / atau
pengukuran tersebut harus disaksikan oleh pengawas lapangan / direksi.
1. Instalasi dari kabel-kabel diatas harus memakai trayjak, atau. semacamnya supaya
instalasinya kelihatan baik dan rapi, terutania pada beberapa kabel yang mempunyai jalur
yang sama.
2. Titik lampu dari stop kontaknya menggunakan kabel NYA 1 x 2.5 m.
3. Instalasi kabel dari MCB 1dos ke penerangan dan stop kontak harus menggunakan
kabelnya 1 x 2,5 mm dengan memakai pipa PVC 20 nun (ex. Maspion atau. sejenisnya).
4. Merek kabel yang diisyaratkan adalah Supreme kabel metal kabelindo atau masuk dalam
10 besar (SPLN).
5. Instalasi listrik dalam. dinding harus ditanam, dalam pipa clan pada belokan menggunakan
pipa fleksibel.
6. Tidak diperkenankan ada sambungan kabel diatas tray. Semua sambungan kabel di dak
beton dengan memakai tedos tambah penutup.
7. Stop kontak dan saklar adalah buatan broco yang berkualitas.
8. MCB adalah buatan Merlin Gerlin.
9. Fitting-fitting lampu harus type yang cocok (Broco)
10. Panel listrik, circuit breaker box, isolating switch. Panel listrik harus dipfiih dari bahan yang
fidak mudah terbakar dan tahan terhadap kerusakan mekanis. Tabel minimum panel listrik
adalah 1,5 mm sampai dengan 2 mm.
11. Semua peralatan didalam panel harus dipasang sedemikian rupa sehingga memudahkan
operasinya, pemeliharaannya dan perbaikannya. Peralatan diberi tanda yang terang untuk
memudahkan pengaturannya.
12. Pengkabelan di dalam panel harus diatur secara rapi dan penyambungannya
menggunakan terminal.
13. Type dari peralatan harus sesuai dengan short circuit maupun ampere rating yang
diinginkan dalam gambar.
14. Sistem starting seperti manual / automatic switch, push button contactor, automatic start
delta starter dan pengaman (overload protection) dan semuanya yang dipasang pada
panel listrik, termasuk dalam pekerjaan ini.
15. Semua peralatan yang memerlukan hubungan pengtanahan harus dihubung tanahkan
sesuai standart yang berlaku.
16. Untuk jaringan instalasi penerangan halamam kabelnya ditanam. didalam. Tanah dengan
kedalaman yang dianggap aman dari kemungkinan penggalian-penggalian yang tidak
direncanakan agar telihat rapi.
17. Untuk gedung getieratipig set didesain khusus agar dapat mengurangi getaran dan
gangguan kebisingan yang dapat mengganggu aktifitas pengunjung.
18. Kunci
Setiap panel harus dilengkapi dengan kombinasi 'catch dan flat key lock' untuk setiap,
kuncinya adalah sama ( master key) satu panel harus disediakan dua anak kunci
19. Tiap - tiap panel dibuat busbar untuk grouded tahanan pertahanan tidak boleh melebihi
nilai 5 ohm di ukur setelah minimal tidak hujan selama 3 hari.
CV . DZAHWA KABISYAH KONSTRUKSI 33
20. Setiap panel harus mempunyai lima busbar kopel terdiri dad 3 busbar phasa R - S - T, 1
busbar netral dan 1 busbar untuk grounding besarnya busbar harus diperhitungkan untuk
besarnya arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang
lebih dari 65 derajad celcius. Setap busbar copper harus berwarna sesuai peraturan PLN
yang digunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang tahan
terhadap, kenaikan suhu yang diperbolehkan.
PASALXVII
PEKERJAAN INSTALAS1 PLUMBING
a) Pemasangan pipa inlet dari jaringan pipa cabang ke tangki reservoir atas diameter 50
mm, diameter pipa induk distribusi diameter 65 mm melingkar di atas atap, serta pipa
suplai ke setiap unit di dalam gedung. Pada pipa induk distribusi dipasangkan valve.
e) Pembuangan bak control pada jalur pipa pembuangan air kotor dan air bekas diluar
bangunan.
f) Pemasangan pipa PVC untuk instalasi pipa vent yang dihubungkan dengan pipa tegak air
kotor maupun pipa tegak air bekas, serta pemasangan vent out pada puncak pipa vent
tegak.
17.4. Pemasangan
a) Untuk sambungan yang menggunakan ulir harus memiliki spesifikasi Panjang ulir sebagai
berikut :
b) Sebelum. dilakukan penyambungan, bagian yang berulir harus dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran-kotoran yang melekat.
c) Setiap pemasangan katup yang menggunakan ulir harus digunakan sepasang wartel
moer (union coupling) untuk mempermudah pekerjaan. Pemeliharaan
d) Semua ujung yang terakhir, tidak dilanjutkan.lagi harus ditutup dengan dop/plug atau
blankflanged.
e) Pipa-pipa harus diberi penyangga, pipa-pipa tegak yang menempel sepanjang kolom
atau. dinding dan pada setiap percabangan atau belokan harus diberi pengikat (klem).
g)
Nominal diameter (mm) jarak titik penyangga
max. (TM)
15 s/d 20 1,0
25 s/d 40 2,0
50 s/d 80 3,0
100 s/d 150 4,0
> 200 5,0
h) Apabila lokasi penggantung pipa berhimpitan dengan katup, maka penyangga tersebut
harus di geser dari posisi tersebut dengan catatan pipa tidak akan melengkung apabila
katub tersebut dilepas.
i) Pipa-pipa induk dan distribusi harus di test dengan tekanan hidrostatik sebesar 8 kg/CM2
dan dalam waktu minimum 8 jam, tekanan tersebut tidak turun/naik serta tidak terjadi
kebocoran (disesuaikan dengan instruksi Pengawas/Konsultan MK.)
j) Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki Biaya pengetesan, alat- alat yang
diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung oleh pemborong.
k) Pipa-pipa yang ada di atas langit-langit, sepanjang kolom, dinding dan pada tempat-
tempat yang terlihat harus di cat dengan warna sebagai berikut :
PASALXVIII
PENUTUP DAN PERUBAHAN
18.3 P e n u t u p
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, bersama dengan Risalah Rapat Penjelasan dan
Daftar Isian Penawaran merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan
bagian dari Dokumen Kontrak Pemborongan.