Anda di halaman 1dari 53

Pekerjaan Rehabilitasi Gedung

Kantor

BAB I

SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS

Pasal 1

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi


bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta
Buku Rencana Kerja dan Syarat- syarat Teknis ini.

1.1. PEKERJAAN PERENCANAAN REHABILITASI GEDUNG KANTOR


Meliputi : Perencanaan rehabilitasi Aula Kantor Kecamatan.

1.2. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LAPANGAN PEKERJAAN.


Termasuk dalam pekerjaan ini pembersihan dan melaksanakan
evakuasi barang-barang meubelair kantor yang berada di aula.

1.3. PEKERJAAN PERSIAPAN.


Meliputi : mobilisasi peralatan dan pembongkaran ruangan
existing.

Pasal 2

MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah tanggal perintah kerja


pelaksanaan pekerjaan, pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah
memulai melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.

Apabila setelah 14 (empat belas) hari Kontraktor / Pemborong yang


ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 1


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh


Pemberi Kerja / Owner.

Pasal 3

KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

3.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk


seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut ‘Pelaksana’ yang
cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor / Pemborong,
berpendidikan minimal SMA atau sederajat dengan pengalaman
minimum 3 (tiga) tahun.

3.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor /


Pemborong lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan
terhadap kewajibannya.

3.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada


PPTK dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk
mendapat persetujuan.

3.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat PPTK dan Konsultan


Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan
kepada Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk mengganti
‘Pelaksana’.

3.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat


Pemberitahuan, Kontraktor / Pemborong harus sudah menunjuk
‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor / Pemborong sendiri

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 2


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

(Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin


pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 4

RENCANA KERJA

4.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor /


Pemborong wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari
bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart bahan dan tenaga.

4.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan


terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam
waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor / Pemborong.

Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas


akan disahkan oleh PPTK.

4.3. Kontraktor / Pemborong harus selalu mentaati dan mengikuti


Rencana Kerja dan Syarat (RKS) dalam pelaksanaan penbangunan
pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.

4.4. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan


Kontraktor / Pemborong berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 8

KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

5.1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus


senantiasa memelihara kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 3


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di


suati tempat yang telah ditentukan.

5.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang


bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja
dan personil yang terlibat dalam proyek.

5.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK di


tempat pekerjaan.

5.4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama


masa pemeliharaan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab
atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan
teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas.

Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor /


Pemborong harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.

5.5. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas


mungkin memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
kecelakaan itu.

Pasal 6

TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang cakap,


bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan
bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan
dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil
pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannya
pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 4


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

6.1. TENAGA KERJA / TENAGA TERAMPIL

Tenaga Kerja dan Tenaga Terampil yang memadai dan


berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

6.2. PERALATAN BEKERJA

Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin potong, alat bor dan alat-
alat pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

6.3. BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup


untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat
pada waktunya.

Pasal 7

PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

7.1. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

Untuk menghindari klaim dari Pemberi Kerja dikemudian hari, maka


Kontraktor / Pemborong harus betul-betul memperhatikan
pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan “ukuran jadi
(finished)” sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan
penjelasan RKS.

Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan


dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan
persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau
petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.
Rencana Kerja Dan Syarat Halam 5
an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus


menyediakan :

1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya


selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan
guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
2. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan
dan detail dari pekerjaan.
3. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
 1 (satu) kamera.
 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.
 1 (satu) jangka sorong atau sigmat

7.2. STANDAR YANG DIPERGUNAKAN.

Semua pekerjaan yang akan silaksanakan harus mengikuti Standar


Normalisasi Indonesia, Peraturan Nasional lainnya yang ada
hubungannya dengan pekerjaan,

Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi


tersebut di atas, maka berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi
Internasional ataupun dari negara asal produsen bahan / material /
komponen yang bersangkutan.

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam


ketentuan ini :

Dokumen Penunjukan Langsung yang sudah disahkan oleh


Pemberi Tugas (Gambar Kerja, RKS, BQ dan Surat Perjanjian /
Kontrak ).

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 6


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

Pasal 8

LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

8.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian dan
Dokumentasi Visual mengenai segala hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat
teknis maupun administratif.

8.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor /


Pemborong harus memberikan data-data yang diperlukan menurut
data dan keadaan sebenarnya.

8.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh
Pengawas Lapangan dari Konsultan Pengawas.

8.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya,


harus diserahkan kepada PPTK untuk bahan monitoring.

Pasal 9

PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

9.1. Kontraktor / Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai


dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh
mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar
atau dari ketidak-sesuaian antara gambar dan spesifikasinya.
Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar
dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh
keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan
oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 7


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

9.2. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan


penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar
dan spesifikasinya.

9.3. PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN


PEMBUATAN “AS BUILT DRAWING“ :

 Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan,


penambahan dan pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan
Dokumen Kontrak.
 Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor /
Pemborong berkewajiban membuat gambar-gambar yang
memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang
telah dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong ( As
Built Drawing ).
 Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya
menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong.

Pasal 10

TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG

10.1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas


kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS
dan Gambar Kerja.

10.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas


untuk melihat, mengawasi, menegur atau memberi nasehat
tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.

10.3. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan


lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor /
Pemborong berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan
biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 8


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

10.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan


pekerjaan, maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban
memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui
Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor /
Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul.

10.5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan


tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

10.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong


dalam melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor
/ Pemborong.

10.7. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong


harus menjaga keamanan bahan / material, barang milik proyek,
milik Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di
lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap
serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang
telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun yang belum,
adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.

10.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong


bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-
barang maupun keselamatan jiwa.

10.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus


segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan
bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi
pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab
Kontraktor / Pemborong.

Pasal 11

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 9


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN - BAHAN

Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-
bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan
harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941 dan
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982),
Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-
ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
pekerjaan, seperti material harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas
terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.

11.1. MERK PEMBUATAN BAHAN / MATERIAL & KOMPONEN JADI.

Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua


merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan
kualitas / setara dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau
proses, dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog
harus dianggap sebagai penentu standar atau kualitas dan tidak
boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan, dan
Kontraktor / Pemborong harus dengan sendirinya
menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas
penilaian Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana, sesuai
dengan keterangan itu. Seluruh material paten itu harus
dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.

11.2. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus
sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS,
memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut, mengikuti
peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 10


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

11.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk


menunjuk tenaga ahli yang diajukan / ditunjuk oleh pabrik dan
atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana.
Dalam hal ini, Kontraktor / Pemborong tidak berhak mengajukan
klaim sebagai pekerjaan tambah.

11.4. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai
dalam pekerjaan ini.

11.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus berkualitas baik dan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan
Perencana. Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium,
maka biaya tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor /
Pemborong tanpa dapat mengajukan sebagai biaya pekerjaan
tambah.

11.6. Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan


contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan untuk
bangunan tersebut kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan /
dipakai. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah
2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

11.7. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang


dipilih, akan di- informasikan kepada Kontraktor / Pemborong
selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.

11.8. PENYIMPANAN MATERIAL

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 11


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan


pabrik yang bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan
tersebut.

11.9. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan


pertimbangan yang matang agar tidak mengganggu kelancaran
pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja. Bahan material disusun
dengan metoda yang baik dengan cara FIFO (first in first out),
sehingga tidak ada bahan material yang tersimpan terlalu lama
dalam stock material.

11.10. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga


kualitas dan kesesuaian untuk pekerjaan. Material harus diletakkan
di atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus
ditutupi. Material harus disimpan sedemikian rupa agar
memudahkan pemeriksaan. Benda-benda milik pribadi tidak
boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari
pemiliknya.

11.11. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing)


dan diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

Pasal 12

PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

12.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan


contoh-contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti
yang diatur dalam Pasal 11 di atas.

12.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek


yang dinyatakan afkir / ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 12


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

segera dikeluarkan dari lokasi bangunan / proyek selambat-


lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.

12.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh


Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana dan ternyata masih
dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas /
Konsultan Perencana berhak memerintahkan pembongkaran
kembali kepada Kontraktor / Pemborong, yang mana segala
kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut
menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong sepenuhnya.

12.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang


pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan tersebut, maka
Kontraktor / Pemborong harus menguji dan memeriksakannya ke
laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah untuk diuji dan
hasil pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.

12.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau
tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak
diperkenankan melanjutkan pekerjaan- pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.

12.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong


harus memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat
asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

Pasal 13

PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 13


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

13.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran dan


pembuangan serta pembersihan puing-puing didalam daerah kerja,
kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di
tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan
Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup
pula perlindungan/penjagaan benda-benda yang ditentukan harus
tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.

B A B II

SYARAT - SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN PEMBONGKARAN

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 14


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

Pasal 1

UMUM

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-


bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu dan tidak terbatas pada :

• Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan pembersihan


sebelum pelaksanaan.

• Pekerjaan perlindungan instalasi “existing”.

1.2. PERSIAPAN PELAKSANAAN.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor / Pemborong


harus mempelajari dengan seksama Gambar Kerja. Kontraktor /
Pemborong harus sudah memperhitungkan segala kondisi di
lapangan yang tidak terbatas pada bangunan existing, instalasi
existing lainnya.

Kontraktor / Pemborong harus mengamankan / melindungi hasil


paket pekerjaan sebelumnya maupun yang sedang berjalan,
bahan / komponen / instalasi existing yang dipertahankan agar tidak
rusak atau cacat.

Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang atau


konstruksi khusus sebagai penahan atau pelindung bagian yang
tidak dibongkar, harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 15


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

Pasal 2

PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN

2.1. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup


pembongkaran / pembersihan / pemindahan konstruksi keluar dari
dalam tapak / site terhadap semua hal yang dinyatakan oleh
Konsultan Pengawas / Perencana dan Direksi tidak akan digunakan
lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan
diantaranya:

 Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.


 Pembersihan material yang ada di lokasi.

2.2. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga


siap untuk dapat dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan
Gambar Kerja.

2.3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan


dari area konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu
yang ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas. Pada dasarnya,
barang-barang bongkaran tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam
pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 3

PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING

3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing


yang berada di dalam area konstruksi dan dinyatakan oleh
Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas masih berfungsi dan
akan digunakan lagi. Untuk instalasi existing tersebut di atas,
Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memeliharanya dari
gangguan / cacat.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 16


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

B A B III

SYARAT - SYARAT TEKNIS

PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU

Pasal 1

U MU M

1.1. Lingkup Pekerjaan


 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen
bouvenlicht seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar
perencanaan. Seluruh Kusen untuk pintu yang dipasang engsel
kupu-kupu di beri kayu 5/7 yang telah diserut setinngi pintu.
1.2. Persyaratan Bahan
 Standar :

Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam:

1. The Aluminium Association (AA)

2. Architectural Aluminium Manufactures Association (AAMA)

3. American Standards For Testing Material (ASTM)

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 17


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

 Kusen Aluminium yang digunakan :

1. Bahan

Dari bahan aluminium framing system buatan YKK.

2. Bentuk Profil

Sesuai gambar rencana yang disetujui Pengawas.

3. Ukuran Profil

Ukuran Proril 40x100x1.35 mm digunakan untuk semua


kusen.

4. Nilai Deformasi : 0

Artinya tidak diijinkan adanya celah atau kemiringan.

5. Powder Coating

Ketebalan lapisan di seluruh permukaan aluminium adalah


60 mikron dengan warna natural atau ditentukan lain oleh
Pengawas.

6. Jaminan

Harus diberikan jaminan tertulis dari tipe campuran (“Alloy”)


dan ketebalan “Powder Coating”. Kontraktor harus dapat
memperlihatkan bukti-bukti keaslian barang/bahan dengan
“Certificate of Origin” dari pabrik yang disetujui Pengawas.

1.3. Sealant

Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus menggunakan


bahan sejenis silicon sealant yaitu “Silicon Glazing Sealant” produksi
DOW CORNING atau yang setara.

1.4. Contoh-contoh

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 18


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas contoh potongan


kusen aluminium dari ukuran 40 cm, beserta brosur lengkap dari
pabrik/produsen. Kontraktor harus membuat shop drawing untuk
dikonsultasikan dengan Pengawas.

1.5. Penyimpanan dan Pengiriman

Penyimpanan harus diruang beratap, bersih, kering dan dijaga agar


tidak terjadi abrasi atau kerusakan lain serta tidak dekat dengan
tempat pembakaran.

1.6. Aksesoris

Sekrup dari stainless steel kepala tertanam, weather strip dari vinyl
dan pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan
aluminium harus ditutup caulking dan sealant. Angkur-angkur untuk
rangka kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm,
dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak
dapat bergeser.

1.7. Syarat lainnya :

1. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan


syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi
ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
2. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus
disertai hasil test, minimum 100 kg/m2.
3. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan
terhadap tekanan air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.
4. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih
dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan,
kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 19


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

5. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi


warna, profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian
pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain,
profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan
drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh
hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu.

Pasal 2

SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

2.1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib meneliti gambar-


gambar dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil lubang harus
diketahui) serta membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan sistem
konstruksi bahan lain.

2.2. Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu
dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan
kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

2.3. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari bahan besi untuk


menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya.
Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan
hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

2.4. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-actived gas (argon) dari


arah bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.

2.5. Pada akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti
dengan sekrup, rivet dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk
memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 20


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

2.6. Angkur-angkur untuk kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal
2,3 mm dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron dan
ditempatkannya pada interval 300 mm.

2.7. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup
anti karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hari line dari
tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kebutuhan
terhadap tekanan air sebesar 1000 kg/cm2.

2.8. Celah antara kaca dan sistem kusen aluminium harus ditutup oleh
sealant yang sudah disetujui Pengawas.

2.9. Untuk fitting hard ware dan reinforcing material yang mana kusen
aluminium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium
untuk menghindari kontak korosi.

2.10. Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah


10 - 25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

2.11. Toleransi Puntiran : Pemasangan semua pintu terhadap kusen yang


diijinkan adalah 1 mm, sedangkan terhadap lentur adalah 3 mm.

2.12. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara, terutama


pada ruang yang dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan
jika perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari
synthetic resin.

2.13. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar
diberi sealant supaya kedap air dan suara.

2.14. Kaca-kaca dinding luar bangunan dan daun pintu hendaknya dibuat
fixed dengan beads. Beads dimaksud harus dari aluminium extruded
shape dan dilengkapi dengan neoprene. Tepi bawah ambang kusen
exterior agar dilengkapi finishing untuk penahan air hujan.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 21


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

2.15. Kisi-kisi aluminium yang akan dipasang harus setelah mendapat


persetujuan Pengawas.

2.16. Seluruh kisi-kisi aluminium yang dipasang harus benar-benar tegak


lurus terhadap gari horizontal. Jarak pemasangan kisi-kisi sesuai
dengan gambar perencanaan.

2.17. Kisi-kisi aluminium yang dipasang adalah aluminium yang telah


terpilih dan tidak ada bagian yang cacat atau tergores.

2.18. Dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi dari


produsen atau yang disetujui Pengawas.

2.19. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang


berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat
kelalaian, maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

2.20. Pintu jendela harus terpasang rapat, rapi dan kuat pada sistem
kosen penggantung.

Pasal 3

PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN

3.1. Semua bahan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan dan yang
telah disetujui Pengawas.

3.2. Kusen aluminium terpasang dengan kuat, dan setiap hubungan


sudut harus 90°. Apabila tidak terpenuhi maka harus dibongkar atas
biaya Kontraktor.

3.3. Semua sistem dan mekanismenya harus berfungsi dengan


sempurna.

3.4. Setiap engsel daun pintu harus terpasang lengkap, sempurna dan
harus sesuai dengan produk pabrik yang mengeluarkan.
Rencana Kerja Dan Syarat Halam 22
an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

3.5. Kaca harus diteliti dengan seksama, setelah terpasang tidak boleh
timbul getaran ; apabila masih terjadi getaran, maka profil rubber
seal pemegang kaca harus diganti atas biaya Kontraktor.

Pasal 4

PENGAMANAN PEKERJAAN

4.1. Setelah pemasangan, kotor akibat noda-noda pada permukaan


kusen dapat dibersihkan dengan “Volatile Oil”.

4.2. Semua pintu dan dinding kaca luar bangunan harus dilindungi
dengan “Corrugated Card Board” dengan hati-hati agar terlindung
dari benturan alat-alat pada masa pelaksanaan.

4.3. Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan
pelindung harus segera digunakan. Bahan aluminium yang terkena
bercak noda tersebut dapat dicuci dengan air bersih, sebelum
kering sapukan dengan kain yang halus kemudian baru diberikan
bahan pelindung.

4.4. Permukaan kusen aluminium yang bersentuhan dengan bahan


alkaline seperti beton, adukan atau plesteran dan bahan lainnya
harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive
treatment dengan insulating material seperti asphaltic varnish atau
yang lainnya.

4.5. Setelah pemasangan instalasi pada pintu dan dinding kaca luar
bangunan maka sekeliling kaca yang berhubungan langsung dengan
permukaan dinding perlu diberi lapisan vinyl tape untuk mencegah
korosi selama masa pembangunan.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 23


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

Pasal 5

PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KACA RANGKA ALUMINIUM

5.1. Lingkup Pekerjaan

 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat


bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil
kaca seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

5.2. Persyaratan Bahan :


5.2.1. Bahan Rangka
1. Dari bahan aluminium framing system, dari produk dalam
negeri merk YKK.
2. Bentuk dan ukuran profil disesuaikan gambar
perencanaan.
3. Warna profil aluminium framing colour powder coating.
Warna yang digunakan adalah warna putih atau ditentukan
kemudian.
4. Lapisan powder coating minimal 18 micron. Tebal bahan
minimal 1.35 mm.
5. Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih
dahulu dengan seksama sesuai dengan bentuk toleransi,
ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang disyaratkan oleh Pengawas.
6. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi
uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta
memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 24


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

7. Daun pintu dengan konstruksi panel kaca rangka


aluminium, seperti yang ditunjukkan dalam gambar,
termasuk bentuk dan ukurannya.

5.2.2. Penjepit Kaca

Digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik


dan memenuhi persyaratan yang ditentukan dari pabrik.
Pemasangan disyaratkan hanya 1 (satu) sambungan serta
harus kedap air dan bersifat structural seal.

5.2.3. Bahan Kaca Daun Pintu dan Jendela


1. Bahan untuk kaca pintu geser menggunakan kaca
tempered 12 mm.
2. Bahan untuk kaca jendela flip engsel diatas rangka
aluminium menggunakan kaca clear glass 6 mm.
3. Bahan untuk kaca jendela mati yang menerus dari lantai
sampai balok, menggunakan kaca clear glass 6 mm.
4. Semua bahan kaca yang digunakan harus bebas noda dan
cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya dari
produk Asahimas.

5.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan :


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan
(ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola, lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan-bahan pintu di
tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan
sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 25


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

3. Harus diperhatikan semua sambungan harus siku untuk rangka


aluminium dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapian
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada cacat
penyetelan.
4. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

5.4. Pekerjaan Daun pintu dan Kaca Jendela Mati

5.4.1. Lingkup Pekerjaan

 Bagian ini meliputi penyediaan ke lokasi pekerjaan


termasuk pengangkutan serta pemasangan material,
angkur, bobokan dan perapihan kembali terhadap bagian-
bagian dengan lantai dan langit-langit yang berkaitan
dengan pekerjaan daun pintu kaca.
 Pekerjaan Jendela Kaca Mati meliputi seluruh jendela kaca
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

5.4.2. Bahan-Bahan

 Kaca yang digunakan untuk daun pintu geser ini adalah


jenis Tempered produksi Asahimas dengan ketebalan 12
mm sesuai gambar.
 Kaca yang digunakan untuk jendela kaca mati
menggunakan kaca polos produksi Asahimas, dengan
ketebalan 6 mm sesuai gambar.
 Contoh-contoh :
a. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan
kepada Pengawas sebanyak minimal 2 (dua) produk
yang setara dari berbagai merk pembuatan atau
kecuali ditentukan lain oleh Pengawas.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua
bahan.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 26


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

c. Keputusan bahan, warna tekstur dan produk akan


diambil alih Pengawas yang kemudian akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih
dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-
contoh bahan tersebut.
d. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan
diuji, baik pada pembuatan, pengerjaan maupun
pelaksanaan di lapangan oleh Pengawas atas
tanggungan Kontraktor tanpa biaya tambahan.

5.4.3. Pelaksanaan

1. Persyaratan Pekerjaan :
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti
petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan serta
ketentuan teknis yang harus dipenuhi menurut brosur
produksi yang nantinya terpilih atau petunjuk
Pengawas.
b. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh
Pengawas.
c. Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi
dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk
mudah diketahui.
d. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, bebas dari
goresan/gompel (Chipping), diharuskan menggunakan
alat-alat pemotongan kaca khusus, dan harus digosok
tepinya dengan “sander” pada tingkat 120 mesh atau
lebih.

2. Pekerjaan Pemasangan :

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 27


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

a. Pemasangan kaca ini dilaksanakan pada semua


pekerjaan pemasangan kaca yang disebutkan dalam
gambar seperti partisi, pintu, jendela dll.
b. Ukuran, tebal dan jenis kaca yang dipasang sesuai
dengan petunjuk gambar uraian dan syarat pekerjaan
tertulis serta petunjuk Pengawas dan Konsultan
Perencana.
c. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka
aluminium sesuai dengan persyaratan dari pabrik.
d. Perhatikan ukuran dan bentuk list profil yang dipakai
untuk pemasangan ini apakah telah sesuai dengan
petunjuk gambar dan spesifikasi bahan kusen/kerangka
yang terpasang.
e. Dipakai bahan untuk lapisan kedap air pada kaca
dengan rangka aluminium yang berhubungan dengan
udara luar, untuk bagian dalam dipakai sealant sesuai
dengan persyaratan dari pabrik. Disyaratkan tebal
sealant maksimal 5 mm yang tampak dari kaca dan
kerangka.
f. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan
rata, tidak diperkenankan retak dan pecah pada
sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas
goresan.
g. Gunakan sealant yang benar-benar elastis dan bermutu
baik (polysulfids).

3. Pekerjaan Perapihan :
a. Adalah pekerjaan merapikan kembali akibat-akibat dari
pekerjaan pembobokan, pemasangan, dan lain-lain yang
berkaitan terhadap bagian-bagian dinding, lantai dan
langit-langit yang berdekatan dengan tempat pekerjaan
tersebut.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 28


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

b. Kontraktor wajib memperhatikan serta menjaga


pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan lain;
jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka
Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.

4. Pengujian Mutu Pekerjaan :


a. Mutu bahan memenuhi persyaratan yang tertulis dalam
buku ini serta ketentuan teknis dalam brosur produk
bahan tersebut.
b. Semua kaca yang terpasang tidak boleh terjadi retak
tepi, akibat pemasangan list.
c. Kaca yang telah terpasang harus terkunci dengan
sempurna dan tidak bergeser dari sponing.
d. Pada saat terpasang, semua kaca tidak boleh
bergelombang, apabila masih terlihat adanya
gelombang, maka kaca tersebut harus dibongkar atas
biaya Kontraktor.

Pasal 6

PEKERJAAN PINTU KAYU

6.1. Lingkup Pekerjaan

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat


bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. Semua jenis
kayu harus kering oven.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu double plywood
lapis plastic laminate (HPL) seperti yang dinyatakan/ditunjukkan
dalam gambar.

6.2. Persyaratan Bahan

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 29


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

1. Bahan Kayu
 Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan
dalam NI-5 (PPKI tahun 1961) dan persyaratan lain yang
tertulis dalam bab material kayu.
 Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata
kayu dan cacat lainnya.
 Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12%-
14%.
 Untuk kayu yang dipakai adalah kayu borneo dengan mutu
baik, keawetan kelas kuat I - II. Ukuran daun pintu yang
tertera dalam gambar adalah ukuran jadi.
 Daun pintu dengan konstruksi kayu solid dan lapisan cat
duco di kedua sisi pintu. Ukuran disesuaikan dengan gambar-
gambar detail (kecuali ditentukan lain dalam gambar).

2. Bahan Perekat

Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik.

3. Bahan Panil Daun Pintu


 Plywood ketebalan 4 mm produk dalam negeri.
 Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata,
lurus dan siku.
 Pada sekeliling tepi daun pintu diberi Edging PVC
4. Bahan Finishing

Finishing untuk permukaan plywood menggunakan lapisan


Plastik laminated (HPL) ketebalan 3 mm, mutu terbaik merk Gres
Merino

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 30


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

Pasal 7

Kolom Baja

7.1. Lingkup Pekerjaan


a. Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan
pelayanan yang diperlukan untuk melaksanakan dan membuat
konstruksi baja.
b. Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, fabrikasi dan
pemasangan tentang konstruksi baja untuk kolom dan
sebagainya, sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar kerja.

7.2. Standar
a. Bahan Struktur atau Konstruksi
b. Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan
kisi-kisi untuk tujuan semua konstruksi dibaut atau dilas harus
baja karbon yang memenuhi persyaratan A.S.T.M. A36 atau yang
setara dan harus mendapat persetujuan MK.
c. Pengikat-pengikat, baut-baut, mur-mur atau sekrup-sekrup dan
ring-ring harus sebagai berikut :
 Untuk sambuangan bukan baja ke baja.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A370 dan harus digalvanis.
 Untuk sambuangan baja ke baja.
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A325 dan atau ASTM A490 dan harus
terlapis cadmium.
 Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I.
B27, type A.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 31


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

 Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi


persyaratan dari “American Welding Society” (AWS D1.0-69 :
Code for Welding in Building Construction)
 Baut angkur dan sekrup-sekrup atau mur-mur harus
memenuhi persyaratan ASTM A36 atau A325.
 Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus
memenuhi ASTM A307 dan harus biasanya type segi enam
(hexagon-bolt type).
 Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan
bahan baru, yaitu bahan yang belum pernah dipergunakan
untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai
sertifikat dari pabrik.

7.3. Material dan Fabrikasi


a. Semua material baja harus baru dan disetujui pengawas
walaupun kontraktor telah menggunakan bahan yang telah
disetujui, pasal berikut ini tetap mengikat kontraktor untuk tetap
bertanggung jawab.
b. Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja
yang baru dan merupakan "Hot Rolled Structural Steel" dan
memenuhi mutu baja BJ 37 (PPBBI-83) atau ASTM A36 atau
SS41 (JIS.U 3101 - 1970).
c. Seluruh pekerjaan fabrikasi harus dilakukan di workshop, kecuali
hal-hal yang tidak dapat dilakukan di workshop dan dapat
dikerjakan di lapangan setelah mendapat persetujuan Pengawas.
d. Semua bagian baja sebelum dan setelah difabrikasi harus lurus
dan tidak ada tekukan dan ukuran disesuaikan dengan gambar.
Sebelum semua pekerjaan fabrikasi dimulai pelat-pelat baja
harus rata dan tidak boleh tertekuk dan bengkok.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 32


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

e. Semua pekerjaan baja harus disimpan rapi dan ditaruh diatas


alas papan. Seluruh pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi
harus dibersihkan dari karat dengan sikat baja dan dicat
zincromate 2 (dua) kali.
f. Kekurangtepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus
dibetulkan, diperbaiki atau diganti dengan yang baru atas biaya
Kontraktor.
g. Pengawas dan Konsultan berhak meninjau bengkel dan
memeriksa pekerjaan fabrikasi Kontraktor yaitu baja dengan
tegangan leleh minimum sy = 2.400 kg/cm2.
h. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan
ketebalannya serta bebas dari karat, cacat karena tumbukan,
tekuk dan puntir, dengan berat sesuai gambar rencana.
i. Semua fabrikasi yang dilakukan Pemborong harus mengajukan
gambar kerja (Shop Drawing) sesuai dengan gambar rencana
untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan Pemborong tidak
diperkenankan memulai pekerjaan sebelum gambar kerja
tersebut disetujui.

B A B IV

PEKERJAAN BACKDROP DAN PANGGUNG

Pasal 1

Pekerjaan Backdrop

1.1 Lingkup Pekerjaan

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 33


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

Meliputi pengadaan material/bahan dan pemasangan backdrop


seperti tertera dalam gambar atau disebutkan dalam persyaratan.

1.3. Persyaratan Bahan backdrop


a. Panel dinding back drop adalah multiplex tebal 9mm dan 12mm
High Pressure Laminate ( HPL ) yang dipakai adalah ex
Grassmerinomotif kayu dan warna solid atau Setara, warna
sesuai dengan skema warna dan material yang dikeluarkan
oleh Perencana.
b. Tebal HPL yang disyaratkan adalah minimum 0,8 mm.
Untuk finishing HPL dengan profil post forming adalah dengan
ketebalan maksimal 0,8 mm.
c. Aksesoris lainnya berupa huruf timbul, wallpaper dan kaca
cermin disesuaikan dengan gambar atau atas persetujuan
konsultan pengawas.

1.4. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk,
pola dan lay-out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme
dan detail-detail sesuai gambar. Juga terlebih dahulu harus
memeriksa untuk dikoordinasikan dengan pekerjaan-
pekerjaan yang terkait dengan backdrop.
b. Multiplex yang dipasang adalah yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Sebelum pemasangan rangka yang berbahan besi hollow dibuat
tanda/marking terlebih dahulu di atas bidang lantai sesuai
gambar rencana dan diajukan untuk diperiksa terlebih dahulu
oleh Konsultan Pengawas.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 34


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

d. Bahan penutup multiplex dengan mutu bahan seperti yang


telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar. Penutup dipasang dengan sekrup
khusus, dengan menggunakan alat bor listrik dan setiap
pemasangan masing-masing sekrup sejajar minimal berjarak 300
mm.
e. Modul rangka vertikal hollow galvalum untuk back drop adalah
setiap berjarak per as = 60 cm.
f. Rangka hollow galvalum harus siku, tegak, kaku dan kuat.
g. Finishing HPL, Proses laminasi sebaiknya dipress secara
hydrolis (High Pressure system ) di bengkel/ work-shop
Kontraktor.
h. Arah serat dari HPL, sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
rencana/desain.-Permukaan HPL dilarang keras diamplas.
i. Setelah backdrop terpasang, bidang permukaan harus rata,
lurus dan siku, dan antara unit-unit tidak terlihat bergelombang
dan sambungan.
j. Untuk menguji kesikuan/kerataan bidang, dilakukan dengan
menggunakan waterpas khusus, dan diperiksa bersama-sama
Konsultan Pengawas.

Pasal 2

PEKERJAAN PANGGUNG

1.2 Lingkup Pekerjaan


Meliputi pengadaan material/bahan dan pemasangan panggung
seperti tertera dalam gambar atau disebutkan dalam persyaratan.

1.5. Persyaratan Bahan panggung


a. Panggung adalah multiplex tebal 12mm dengan rangka besi siku
ukuran 50 x 50 x 5 mm.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 35


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

b. Sebelum di pabrikasi, kontraktor harus memberikan sampel


bahan-bahan panggung kepada konsultan pengawas.
d. Semua bahan panggung harus material yang baru.

1.6. Syarat-syarat Pelaksanaan


c. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan
untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di
lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola dan lay-out /
penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar. Juga terlebih dahulu harus memeriksa untuk
dikoordinasikan dengan pekerjaan-pekerjaan yang terkait
dengan panggung.
d. Multiplex yang dipasang adalah yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
e. Besi siku yang dipasang sebagai rangka adalah besi dengan
kualitas baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama,
tidak ada bagian gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
f. Rangka panggung dibuat kotak dengan dimensi panjang 3m,
lebar 2m dan tinggi 0,30m.
g. Pabrikasi rangka panggung harus menggunakan standar
pekerjaan yang berlaku di indonesia, baik itu pengelasan ataupu
pengikatan dengan baut dan mur.
h. Bahan penutup multiplex dengan mutu bahan seperti yang
telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 36


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

BABV

PEKERJAAN DINDING

Pasal 1

Pekerjaan Dinding Partisi

1.1. PARTISI GYPSUM


1.1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan
serta pemasangan partisi gypsum board dengan rangka
hollow dan pekerjaan lain yang sesuai dengan detail yang
dinyatakan dalam gambar dan atas petunjuk Konsultan
Pengawas.
b. Gypsum dipasang pada kedua sisi rangkanya (double
gypsum/dua muka) dan dipasang tegak lurus dari lantai
sesuai dengan detail yang dinyatakan dalam gambar dan
atas petunjuk Konsultan Pengawas.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 37


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

c. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan


jenisnya, namun sebelum dilaksanakan harus
dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas
untuk menentukan warna yang akan dipakai.
d. Sistem Pemasangan Partisi Rangka hollow terdiri dari
pemasangan satu atau beberapa lembar papan gipsum
yang dipasang pada rangka hollow dengan menggunakan
skrup.

1.1.2. Persyaratan Bahan

a. Gypsum Board
Gypsum board yang dipakai adalah merk Jayaboard
dengan ketebalan 12 mm. Finishing gypsum dicat sesuai
dengan Pasal PEKERJAAN CAT, juga harus memiliki daya
tahan terhadap bahaya kebakaran minimal 60 menit.
b. Rangka Partisi
Rangka partisi menggunakan besi hollow. Apabila ada
yang memakai rangka kayu di tempat tertentu, seluruh
rangka kayu harus diserut hingga lurus dan di-treatment
dengan bahan anti rayap. Ukuran dan Tipe sesuai gambar.
Ketebalan partisi adalah 100 mm. Sistem Pemasangan
Partisi Rangka besi hollow terdiri dari pemasangan satu
atau beberapa lembar papan gipsum Jayaboard yang
dipasang pada rangka metal dengan menggunakan skrup.

1.1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua partisi atau dinding pembatas ruangan harus


dibuat/didirikan tegak lurus dengan lantai.
b. Rangka-rangka partisi diusahakan dipasang pada bagian-
bagian struktur gedung, disekrup dan lain-lain, agar tidak
mudah roboh bila kena benturan.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 38


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

c. Panel gypsum dipasang rata di kedua sisi tanpa ada


sambungan horizontal ditengahnya. Semua sambungan
antar panel gypsum harus di tengah dengan paper tape
dan ditutup dengan joint compound dan diamplas halus
dengan permukaan yang rata. Panel gypsum harus
ditempel pada rangka-rangkanya dengan sekrup khusus
(standart) dengan jarak ke arah horizontal maximal 60 cm
arah vertikal 40 cm, kecuali untuk bagian tepinya.
d. Pemasangan kanal pegangan dibawah (lantai) digunakan
skrup fiser S6 atau jika kondisi lapangan memaksa boleh
menggunakan paku beton 1,5 cm s/d 2 cm, setiap jarak 30
cm.
e. Pemasangan kanal pegangan ke plafond menngunakan
paku full drat S 6 dengan jarak skrup maximal 30 cm
dengan skrup lainnya.

1.1.4. Cara Pemasangan

Cara pemasangan gypsum senantiasa harus selalu


memperhatikan/mengikuti gambar dan spesifikasi yang sudah
ditentukan dan sesuai dengan petunjuk cara pemasangan
yang dikeluarkan dari Pabrik Produksi gypsum board, kecuali
dalam keadaan tertentu yang menghendaki lain, yang sudah
mendapat petunjuk atau persetujuan Konsultan Pengawas.

Pasal 2

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 39


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

Pekerjaan Panel Dinding Multipleks Lapis HPL

1.1. Lingkup pekerjaan

Bagian ini meliputi sebagian pekerjaan dinding yang dipasang pada


ruangan sesuai dengan gambar-gambar atau petunjuk konsultan
pengawas.

1.2. BAHAN-BAHAN
a. Penutup dinding ruang aula sebagai peredam suara dan estetika
menggunakan rangka hollow ukuran 4x4 cm tebal 1,5 mm,
pentutup multiplex 9 mm, finishing HPL.
b. Plint dan list pada dinding menggunakan multiplex 98 mm lapis
HPL lihat gambar.

1.3. PELAKSANAAN
a. Pemborong harus menyerahkan rencana pekerjaan kepada
Konsultan Pengawas untuk persetujuannya. Pertemuan
sambungan multiplex, HPL ataupun wallpaper harus rapi dan
rata.
b. Siapkan sambungan-sambungan, lubang-lubang untuk pekerjaan
lain (listrik, mekanikal) pada pekerjaan partisi multiplex, triplex,
HPL ataupun wallpaper.

1.4. PEMASANGAN

Lembaran multiplex, HPL ataupun wallpaper yang cacat dan retak-


retak ataupun sobek tidak boleh digunakan, dan harus disingkirkan
dari lapangan pekerjaan. Rangka besi hollow partisi dipasang
menggunakan paku ripet/skrup sehingga rapi, kokoh, kuat dan
stabil. Pemasangan sesuai gambar kerja dan atas instruksi
konsultan pengawas.

1.5. PENYIMPANAN

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 40


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

a. Letakkan lembaran-lembaran multiplex dan HPL yang akan


dipakai di daerah yang terlindung dari cuaca.
b. Tumpukan di atas tiga kayu penahan (alas) pada setiap panjang
lembaran ini.
c. Tinggi tumpukkan lembaran-lembaran tidak boleh lebih dari 2
meter. Tempat tumpukan harus jauh dari lalu lintas kendaraan
proyek yang mungkin menggangu.

B A B VI

PEKERJAAN PLAFON DAN LANTAI

1.1. UMUM
1.1.1 Persyaratan
a. Pemasangan langit-langit baru boleh dilaksanakan setelah
semua peralatan yang terdapat di dalam langit-langit
(kabel-kabel, pipa-pipa, ducting-ducting, alat penggantung
dan penguat langit-langit) siap dan selesai dikerjakan.
b. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan
contoh/sample untuk disetujui oleh Konsultan Perencana,
Pemberi Tugas dan Pengawas.
c. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan
warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus
dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas
untuk menentukan warna yang akan dipakai.
d. Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat
dalam rencana langit-langit haruslah mengacu pada
gambar, sedangkan gambar arsitektur hanya memuat tata
letaknya saja.

1.1.2. Pelaksanaan

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 41


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

a. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus memberikan


contoh/sample bahan penutup langit-langit dan harus
mendapat persetujuan Konsultan Perencana, Pengawas
dan Pemberi Tugas.
b. Penggantung langit-langit harus dibuat sedemikian rupa
sehingga diperoleh bidang langit-langit yang rata, datar
dan tidak melengkung.
c. Pemasangan langit-langit harus rata. Nut-nut yang pecah
pada waktu pemasangan harus diganti.
d. Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang
mungkin terjadi terhadap :
 Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada
bagian-bagian partisi yang harus disangga oleh
rangka langit-langit.
 Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk
pemeriksaan (man-hole).
 Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurna alat-alat
penggantung, sehingga langit-langit menjadi
bergelombang karenanya.
 Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat
maintenance pada langit-langit di luar bangunan.

1.2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GRC BOARD

1.2.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta


pemasangan langit-langit GRC board dengan rangka existing,
yang dipasang pada ruang aula, sebagai pengganti langit-
langit yang rusak atau mengalami pembongkaran.

1.2.2. Pengendalian Pekerjaan

Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat


stnadar atau atas persetujuan konsultan pengawas

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 42


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

1.2.3. GRC Board

GRC Board (Glass-fibre Reinforced Cement Board atau papan


semen fiber glass) adalah inovasi baru papan semen fiber-
glass. GRC Board dirancang dengan tingkat kepadatan dan
kekuatan yang tinggi.

GRC Board dengan ketebalan 4mm khusus untuk plafon


sebagai pengganti triplek. Terbuat dari bahan semen dan
diperkuat serat fiber-glass menjadikan GRC sebagai bahan
yang praktis, kuat dan menjaga keawetan investasi bangunan
lebih lama.

1.2.4. Pelaksanaan

Pekerjaan rangka langit-langit GRC Board :

Rangka langit-langit menggunakan rangka existing, ukuran


dan pola pemasangan sesuai dengan gambar dan harus
sesuai tata cara dan teknis pemasangan dari pabriknya.

1.2.5. Pekerjaan langit-langit GRC Board

a. Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah GRC


board dengan ukuran sesuai dengan gambar.
b. GRC board yang dipasang adalah GRC board yang telah
dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit
sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat-
cacat lain dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas.
c. GRC board dipasang dengan cara pemasangan sesuai
dengan gambar untuk itu dan setelah GRC board
terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata,
lurus, waterpas dan tidak bergelombang dan sambungan
antara unit-unit GRC board harus tidak kelihatan.
d. Finishing GRC adalah cat emulsi, warna disesuaikan
dengan warna langit-langit existing.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 43


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

Pasal 2

PEKERJAAN LANTAI

1.1. UMUM

1.1.1 Persyaratan
a. Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah
seluruh pekerjaan plafond dan pemasangan lapisan-
lapisan pada dinding selesai dikerjakan. Apabila dipandang
perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Pengawas.
b. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan
mengadakan pengecekkan terhadap peil lantai dan
kemiringannya.
c. Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan
warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus
dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas
untuk menentukan warna yang akan dipakai.

1.1.2. Pelaksanaan

a. Tanah dasar terlebih dahulu harus dipadatkan dan diberi


lapisan pasir urug padat menurut ukuran yang telah
ditentukan. Pemadatan pasir dilakukan dengan
penyiraman air.
b. Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan Pengawas, Konsultan Perencana
dan Pemberi Tugas.
c. Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi
bahan penutup lantai yang dipakai.
d. Pada bahan penutup lantai yang berlubang akibat
pengunci pintu, harus dibingkai dengan aluminium yang
direkatkan dengan silicone sealant.
e. Pemasangan bahan lantai dilakukan oleh tenaga ahli.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 44


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

1.2. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

1.2.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pemasangan lantai keramik ini dipasang pada seluruh detail
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

1.2.2. Persyaratan Bahan

Jenis :

Ceramic Tile.

Keramik ukuran : 40 x 40 cm

Tipe : disesuaikan dengan existing

1.2.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak


retak, cacat dan bernoda.
b. Alas dari lantai keramik di atas plat beton struktur adalah
lantai existing.
c. Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat
seperti yang disyaratkan.
d. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam
air bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
e. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang
permukaan yang benar-benar rata, tidak bergelombang,
dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan
teras/balkon.
f. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain
(siar-siar), harus sama lebarnya, maksimum 3 mm, yang
membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 45


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan


harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan
tegak lurus sesamanya. Kecuali pemasangan keramik
cutting tanpa nat.
g. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan
alat pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari
pabrik.
h. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari
sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
i. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan
memperhatikan siar-siarnya bertemu siku, lengkung
dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama
pula.
j. Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian
belakang harus terisi padat dengan bahan perekat.
k. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan existing
keramik.
l. Naad keramik diisi dengan mortar tertentu yang tahan
asam, basa serta kedap air. Warna perekat naad ini
disesuaikan dengan warna keramik.
m. Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam
setelah keramik dipasang.
n. Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-
benar melekat dengan kuat pada lantai. Sebelum diisi,
celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari
debu dan kotoran lain.
o. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang
tidak terkena adukan/air semen.
p. Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan
keramik pada waktu pengecoran naad, harus segera
dibersihkan sebelum mengering/mengeras.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 46


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

q. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai


harus dilap/disapu hingga bersih.
r. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus
rapi, baik, tidak miring, tidak bergelombang dan terpasang
dengan kuat.
s. Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan
lap basah atau bahan-bahan pembersih lunak yang ada di
pasaran.
t. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat
digunakan sikat baja atau bahan pembersih khusus,
disesuaikan dengan jenis kotorannya.
u. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat
pengembangan, maka pada beberapa bagian harus
disediakan alur-alur expansion (expansion joint). Alur-alur
expansion ini harus diisi dengan bahan yang
elastis/sealant dan mendapat persetujuan Pengawas.

B A B VII

PEKERJAAN PENGECATAN

1.1. Umum

1.1.1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali


ditentukan lain) dan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan
ini termasuk alat-alat bantunya dan alat angkutnya (bila
diperlukan), ke tempat pekerjaan seperti yang tercantum
dalam gambar, uraian dan syarat teknis ini dan perjanjian
kerja. Cat yang digunakan adalah merk Vinylex.

1.1.2. Bahan-bahan

a. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan sesuai


dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 47


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

b. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik


tersebut mengenai hal-hal menunjukkan kemurnian cat
yang digunakan, antara lain :
 Segel kaleng
1.1.3. Hasil akhir pengecatan
Sebelum memulai pengecatan, Kontraktor wajib menyerahkan
1 contoh bahan yang masih dalam kaleng, 3 contoh bahan
yang telah dicatkan pada permukaan plywood ukuran 40 x 40
cm dengan teknik duco.

1.1.4. Pelaksanaan

Umum :

a. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan


kepada Pengawas beserta ketentuan/persyaratan jaminan
pabrik untuk mendapatkan persetujuannya. Bahan yang
tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian,
bahan pengganti harus disetujui oleh Pengawas
berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
c. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan
dalam keadaan cuaca lembab dan hujan atau keadaan
angin berdebu, yang akan mengurangi kualitas
pengecatan dalam keadaan terlindung dari basah dan
lembab ataupun debu.
d. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar
sudah dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan
pabrik cat dan bahan yang bersangkutan. Permukaan yang
akan dicat harus benar-benar kering, bersih dari debu,
lemak/minyak dan noda-noda yang melekat.
e. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang,
harus mendapat persetujuan dari Pengawas. Sebelum
memulai pengecatan, Kontraktor wajib melakukan
percobaan untuk disetujui Pengawas.
f. Kontraktor tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan
di suatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu
sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
g. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan
lain-lainnya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Pengawas .
h. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan
masa pemeliharaan, atas beban biaya Kontraktor, selama

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 48


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi


Tugas.
1.2. Teknis

a. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang sesuai dengan


prosedur dan teknik pengecatan Jotun. Dilakukan kecuali
spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan, penggunaan lapisan-
lapisan dasar dan tebal lapisan penutup minimal sama dengan
persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk,
tidak bercucuran atau ada bekas - bekas yang menunjukkan
tanda-tanda sapuan atau semprotan dan roller.
b. Kesiapan dinding dalam aplikasi cat harus didasarkan pada
evaluasi pabrik cat yang dipilih atau ditunjuk.
c. Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas.
Penyemprotan hanya diijinkan dilakukan bila disetujui Pengawas
.
d. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir
yang kurang menutupi, atau lepas. Pengulangan pengecatan
dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh Pengawas, serta harus
mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang
bersangkutan.
e. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan.
Pekerjaan termasuk penggunaan ongkos, pencucian dengan air,
maupun pembersihan dengan kain kering.
f. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan
menggangu pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan lain yang
sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna diulang dan
diperbaiki atas tanggungan Kontraktor.

1.2. Pengujian Mutu Pekerjaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan
percobaan atas semua pekerjaan yang akan dilaksanakan atas
biaya sendiri. Pengecatan yang tidak disetujui Pengawas harus
diulangi/diganti, atas biaya Kontraktor.
b. Pada waktu penyerahan, pihak pabrik dengan Kontraktor harus
memberi jaminan selama minimal 2 tahun atas semua pekerjaan
pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena cuaca warna
dan kerusakan cat lainnya.
c. Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat-syarat
yang telah diberikan baik oleh pabrik maupun atas petunjuk
Pengawas. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh
Kontraktor.
d. Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila
dianggap perlu.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 49


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

e. Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau


kurang memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan
pengujian merupakan tanggung jawab Kontraktor.

1.3. Pengamanan Pekerjaan


a. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-
pekerjaan lain, maupun kegiatan lain dan juga daerah tersebut
terlindung dari debu dan kotoran lainnya sampai cat tersebut
kering.
b. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang
dekat dengan pekerjaan ini seperti fitting-fitting, kusen-kusen
dan sebagainya dengan cara menutup/melindungi bagian
tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung. Kontraktor
bertanggung jawab memperbaiki atau mengganti bahan yang
rusak akibat pekerjaan pengecatan tersebut.

Pasal 2

PEKERJAAN WALLPAPER

2.1. Umum

Bahan dasar wallpaper adalah kertas, jenis kertas yang digunakan


adalah jenis kertas dengan kualitas tinggi, kebanyakan berbahan
timbul di setiap motif nya. Memilih wallpaper yang agak tebal
dengan motif sesuai dengan yang diinginkan pemberi tugas.

Pastikan terlebih dahulu bahwa ruangan yang akan dipasang


wallpaper bersifat permanen dengan jangka waktu cukup lama.

Sesuaikan warna dan motif wallpaper dengan barang interior dalam


ruangan tersebut.

Pastikan permukaan dinding rata, jangan ada tonjolan, apabila ada


tonjolan kerik terlebih dahulu dengan menggunakan kape gagang.
Apabila ada lubang namun lubang tersebut tidak terlalu besar
(seperti lubang bekas paku) hal itu tidak menjadi masalah, tetapi
apabila ada lubang yang besar pada dinding maka, tutup terlebih
dahulu lubang tersebut (bisa menggunakan compound atau semen
putih).

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 50


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

Pastikan juga dinding tersebut tidak ada rembesan akibat air hujan
yang meresap melalui dinding luar, jika memang demikian lapisi
dinding bagian luar terlebih dahulu dengan menggunakan
waterproof.

2.2. Pengerjaan wallpaper.

2.2.1. Tahap Pengerjaan

a. Ukur terlebih dahulu tinggi dinding yang akan dipasang


wallpaper.
b. Tahap pemotongan.
Sebelum melakukan tahap ini kontraktor harus terlebih dahulu
memahami kriteria wallpaper. wallpaper umum nya diproduksi
per roll, untuk 1 roll wallpaper dapat digunakan untuk luas 5m
persegi karena ukuran 1 roll wallpaper umum nya adalah 0,6 x
9,5 meter. Oleh karena itu apabila tinggi ruangan anda berkisar
3m, 1 roll wallpaper dapat dipotong menjadi 3 bagian. Untuk
cara pemotongannya menggunakan pisau cutter, untuk
potongan pertama ukuran nya dilebihkan sedikit dari tinggi
dinding. Misalkan tinggi dinding 3m maka ukuran untuk panjang
wallpaper yang dipotong adalah 3,1m. Potongan pertama ini
akan menjadi acuan untuk potongan kedua dan seterusnya,
mengenai ukuran potongan kedua dan seterusnya biasanya
tidak pasti disesuaikan dengan motif pada ukuran potongan
pertama. Untuk potongan kedua dan seterusnya samakan
terlebih dahulu motif dengan potongan wallpaper pertama, ingat
untuk ukuran panjangnya tidak boleh lebih pendek dari potongn
pertama, harus lebih panjang.

Setelah wallpaper dipotong, baluti bagian belakang wallpaper


dengan lem wallpaper. lem wallpaper ini berupa serbuk seperti
terigu, untuk pengencerannya menggunakan air (cara
penggunaan lem tertera pada kemasan). Untuk menghasilkan
lem yang lebih kuat berikan tambahan lem kayu putih biasanya
digunakan merk fox. untuk cara pelumasannya agar lebih cepat
gunakan roll kuas untuk cat. pastikan seluruh bagian wallpaper
terbalut lem, jika tidak akan mengakibatkan gelembung pada
saat pemasangan.

Setelah proses pengeleman selesai wallpaper siap dipasang.


pemasangan dimulai dari bagian sudut dinding, pada langkah
pemasangan pertama lot terlebih dahulu, marking dengan
menggunakan pulpen agar wallpaper terpasang lurus.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 51


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

selanjutnya tinggal mengikuti motif pada wallpaper yang


terpasang. Pada saat pemasangan pastikan tidak ada
gelembung pada bagian tengah wallpaper, Gelembung dapat
diratakan dengan menggunakan kape plastik. Untuk pasangan
selanjutnya samakan alur dan motif pada wallpaper yang telah
terpasang sebelumnya, ingat!! pastikan benar-benar rapat dan
tidak ada celah pada tiap sambungan wallpaper. Jangan lupa
untuk memotong wallpaper yang lebih pada bagian atas dan
bawah dinding. Setiap lembar proses pemasangan lakukan
pembersihan dengan mengusap wallpaper menggunakan spoon
atau busa yang di basahi dengan air bersih. ulangi proses
tersebut hingga semua bidang yang dinginkan tertutup
wallpaper.

Bersihkan hasil dari potongan-potongan wallpaper yang tidak


digunakan. pastikan juga untuk mengepel lantai, agar tidak ada
sisa-sisa lem yang menempel di lantai. Karena lem bersifat
sangat licin, tentu saja dapat membahayakan.

B A B VIII

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pasal 1

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1.1. Umum

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 52


an
Pekerjaan Rehabilitasi Gedung
Kantor

Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini.


Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali
dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus
pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan
klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

1.2. Peraturan Dan Acuan


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau
mengacu kepada Peraturan Daerah maupun Nasional, Keputusan
Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar Nasional maupun
Internasional yang terkait. Kontraktor dianggap sudah mengenal
dengan baik standard dan acuan nasional maupun internasional dari
Amerika dan Australia dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau
acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain seperti
dibawah ini:

a. Listrik Arus Kuat (L.A.K)


b. SNI-04-0255-2000 AMD I-2006 tentang Persyaratan Umum
Instalasi Listrik.
c. SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.
d. Standar dan Peraturan-peraturan / Ketentuan-ketentuan yang
berlaku di PLN Distribusi wilayah Bandung.
e. Listrik Arus Lemah (L.A.L)

1.3. Peralatan Dan Material


Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur
yang dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan,
maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan produk yang
masih beredar dan diproduksi secara teratur.

1.4. Persetujuan Peralatan dan Material

Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat


Perintah Kerja (SPK), dan sebelum memulai pekerjaan instalasi
peralatan maupun material, Kontraktor diharuskan menyerahkan
daftar dari material-material yang akan digunakan.

Rencana Kerja Dan Syarat Halam 53


an

Anda mungkin juga menyukai