Anda di halaman 1dari 54

232-

BAB X. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

A. SPESIFIKASI UMUM

1. Spesifikasi Dasar Kecuali ditentukan lain, bahan dan hasil pekerjaan harus
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Spesifikasi lain
mungkin dapat disubstitusikan sebagai agenda atas
ketetapan Direksi/Pengawas Pekerjaan.
Kecuali ditentukan lain, semua material dan mutu
pekerjaan harus sesuai dengan syarat-syarat didalam
Standar Nasional Indonesia (SNI). Apabila tidak tersedia,
dapat dipakai JIS (Japanese Industrial Standard), ASTM
(American Standard for Testing and Material) atau BSCP
(British Standards Code of Practice). Atas persetujuan
Direksi/Pengawas Pekerjaan, Standar Nasional lainnya
dapat juga dipergunakan.

2. Tenaga Kerja dan Kontraktor diwajibkan menyediakan tenaga kerja yang


Peralatan bertanggung jawab dan terampil dalam bidang-bidang
keahlian yang dibutuhkan oleh pekerjaan serta dalam
jumlah yang memadai untuk menyelesaikan volume
pekerjaan sesuai dengan jadualnya.

Setiap penambahan, pengurangan, dan pergantian tenaga


kerja inti harus dilaporkan kepada Direksi/Pengawas
Pekerjaan. Kontraktor juga diwajibkan untuk mengikut
sertakan dan memprioritaskan tenaga kerja lokal
dalam pelaksanaan pekerjaan ini yang disesuaikan
dengan bidang keahliannya.

Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja/bantu dalam


kondisi yang baik dan dalam jumlah yang cukup sesuai
dengan kebutuhan agar dapat menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu. Alat-alat ini harus dibuat daftarnya dan
diserahkan kepada Direksi/Pengawas Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan sebelum memulai seluruh
pekerjaan.

Bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi hambatan, dan


hambatan ini menurut Direksi/Pengawas Pekerjaan
dikarenakan oleh kurangnya jumlah tenaga kerja atau

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


233-

peralatan atau kurang memenuhi syaratnya beberapa


pekerja dan peralatan, maka Direksi/Pengawas Pekerjaan
berhak memerintahkan Kontraktor untuk menambah atau
mengganti tenaga kerja dan peralatan tersebut.

3. Tindakan Kontraktor harus menyediakan dan memasang atas biaya


Pengamanan bagi sendiri tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang sesuai
Keselamatan dan cukup, serta mengambil tindakan pencegahan yang
perlu untuk perlindungan pekerja dan keselamatan umum.

4. Permohonan Kontraktor harus mengajukan permohonan untuk persiapan


Pelaks anaan (request for preparation) kepada Direksi/Pengawas
(Request) Pekerjaan paling tidak 7 hari sebelum suatu pekerjaan
dimulai, ditindak-lanjuti dengan penyediaan alat yang akan
digunakan. Bila semuanya sudah siap Kontraktor bisa
mengajukan ijin pelaksanaan (request for action) kepada
Direksi/Pengawas Pekerjaan

5. Laboratorium Kontraktor harus mengadakan/melaksanakan pengujian


di laboratorium (termasuk dalam biaya tidak langsung),
untuk satu atau beberapa jenis pekerjaan selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

Laboratorium yang dipilih harus terakreditasi dan dapat


digunakan untuk pengujian mutu pekerjaan sesuai dengan
yang disyaratkan. Jika kontraktor akan melaksanakan
pengujian, maka sebelumnya harus mendapat persetujuan
dari Direksi/Pengawas pekerjaan

6. Sarana Umum Bila jalan-jalan dan sarana umum (air, listrik, telepon,
dan lain-lain) yang ada memotong atau berhubungan
dengan tempat pekerjaan, Kontraktor harus mendapatkan
persetujuan secara tertulis dari yang berwenang, terhadap
usulan pekerjaan sementara atau pekerjaan tetap yang akan
mempengaruhi pekerjaan pelayanan umum tersebut.
Bangunan kepentingan umum di atas, baik mungkin
atau tidak terlihat di dalam gambar, tetapi Kontraktor
harus bertanggung jawab untuk keamanan dan
kelangsungan fungsi dari jalan dan sarana umum tersebut
selama pelaksanaan pekerjaan.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


234-

7. Menghubungi Kontraktor sebelum memulai pekerjaan bersama


Aparat Desa Direksi/Pengawas pekerjaan harus menghubungi lebih
dahulu para Kepala Desa/Aparat Desa/Ketua Kampung
yang berwenang dari wilayah kerjanya untuk
memberitahukan kehadiran dan menjelaskan semua rencana
kerjanya sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
pengeboran didaerah tersebut. Hal ini perlu dilakukan,
mengingat fasilitas yang akan dibangun nantinya adalah
milik petani/desa dan menyangkut langsung kepentingan
umum, sedangkan tanah-tanah yang terpakai untuk
membangun fasilitas ini tidak diberikan ganti rugi
(disediakan oleh pihak desa).

8. Pembuatan Papan Kontraktor diwajibkan membuat 1 (satu) buah papan nama


Nama Proyek Proyek berukuran 80 x 100 cm yang isi tulisan dan
penempatannya ditentukan bersama-sama dengan
Direksi/Pengawas pekerjaan.
Papan nama pekerjaan harus sudah dipasang sebelum fisik
pekerjaan dimulai.
Tidak ada pembayaran khusus yang dapat ditagihkan untuk
pekerjaan ini. Biaya untuk pekerjaan ini sudah termasuk
dalam biaya tidak langsung (overhead) di dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

9. Quality Assurance Kontraktor diharuskan melakukan pembuatan pelaporan


Quality Assurance secara periodik atas pekerjaan yang
dimulai pada saat awal pelaksanaan pekerjaan (Rencana
Mutu Kontrak) sampai dengan berakhirnya pekerjaan.
Pelaksanaan Quality Assurance akan dibahas secara rinci
dengan pihak proyek pada saat Pre Construction Meeting,
dan penandatanganan Rencana Mutu Kontrak sudah harus
dilaksanakan bersamaan dengan penandatanganan kontrak.

10. Lokasi Pekerjaan Lokasi pekerjaan Pemboran Uji Produksi pada WS Progo
Opak Serang

B. SPESIFIKASI KHUSUS

Dalam melaksanakan Pekerjaan ini, kontraktor harus menyediakan Tenaga kerja yang
mempunyai keahlian masing-masing pada bidangnya agar pelaksanaan paket pekerjaan
dapat diselesaikan tepat waktu.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


235-

Personil yang Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan kontraktor


disyaratkan harus menyediakan Tenaga Kerja yang mempunyai
keahlian masing-masing pada bidangnya sesuai pada
standar dokumen kontrak.

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

Dalam melaksanakan Pekerjaan ini, kontraktor harus melakukan pekerjaan


persiapan sebaik-baiknya agar pelaksanaan paket pekerjaan dapat diselesaikan tepat
waktu. Pekerjaan persiapan mencakup jenis pekerjaan yang dibutuhkan bagi
pelaksanaan pekerjaan utama yakni pengeboran sumur uji produksi.

a. Mobilisasi Kontraktor memobilisasi peralatan yang dibutuhkan


Peralatan untuk untuk melaksanakan pekerjaan pengeboran dari
pekerjaan workshop/kantor pusat/kantor cabang kontraktor ke jalan
pengeboran lokasi proyek/lapangan.

Kontraktor harus memperbaiki/ Memperkuat jalan masuk


serta memperkuat jembatan dan/atau gorong-gorong
untuk masuknya peralatan pengeboran. Metode
penguatan jembatan dan/atau gorong-gorong agar supaya
tidak menggganggu kebutuhan warga atau menurut
petunjuk Direksi/Pengawas pekerjaan. Penguatan
jembatan dan/atau gorong-gorong ini harus dipelihara
selama pekerjaan berlangsung sehingga mampu untuk
dilewati kendaraan roda empat sampai seluruh pekerjaan
selesai dan harus dipulihkan kembali.
Tidak ada pembayaran khusus yang dapat ditagihkan
untuk pekerjaan ini. Biaya untuk pekerjaan ini sudah
termasuk dalam biaya tidak langsung (overhead) di
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

b. Pemindahan Mes in Setelah pekerjaan pengeboran, instalasi sumur, dan


bor dan Peralatan pekerjaan lain yang memerlukan mesin bor di satu lokasi
dinyatakan selesai, maka mesin bor harus dibongkar
semua peralatan dan alat bantu yang telah dianggap selesai
atau pemindahan harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas Pekerjaan.

c. Pemasangan dan Sebelum operasi pengeboran dimulai, mesin bor harus


Pembongkaran dipasang dengan hati-hati di atas pondasi yang kuat dan
Unit Mesin Bor rata agar dapat memberikan hasil yang baik dan
dan Peralatan mencegah kerusakan mesin bor itu sendiri serta

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


236-

Pendukungnya menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan


terhadap personel atau tenaga kerja.

d. Persiapan Lokasi Sebelum pemasangan mesin bor dilakukan Kontrator


Sebelum dan harus melakukan pembersihan lokasi, perataan tempat
Pemulihan Lokasi dudukan mesin, pembuatan kolam lumpur dan lain-lain.
Sesudah Demikan pula setelah pengeboran selesai Kontraktor
Pengeboran harus melakukan pemulihan lokasi seperti sedia kala;
pembersihan, perataan dan lain-lain dan masyarakat.

e. Persiapan Lokasi Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pengeboran,


Pengeboran sebelum mobilisasi kontraktor harus mengajukan usulan
pada Direksi/Pengawas Pekerjaan tentang peralatan dan
perlengkapan yang dibutuhkan untuk konstruksi sumur
dan penempatannya pada lokasi pengeboran. Setelah
usulan tersebut disetujui oleh Direksi/Pengawas
pekerjaan maka pekerjaan persiapan lokasi dapat
dimulai.

Apabila pada lokasi tersebut terdapat tanaman,


Kontraktor harus membebaskannya dengan ganti rugi
dengan pembiayaan ditanggung oleh kontraktor. Tidak
ada pembiayaan khusus yang dapat dimintakan
kepada Pihak Kesatu untuk ganti rugi tersebut.
Kontraktor harus mentaati instruksi dari
Direksi/Pengawas pekerjaan mengenai prioritas lokasi
yang dilaksanaan sebelum melaksanakan pekerjaan.

f. Kolam Lumpur Untuk pengeboran dengan metode / cara direct


circulation mud flush Kontraktor harus membuat 2 (dua)
kolam lumpur pada tiap lokasi, satu berfungsi sebagai
kolam pengendap dan lainnya sebagai kolam sedot,
masing-masing berukuran 2 m x 2 m x 2 m dengan
dinding dibuat miring dan diplester. Kolam-kolam
tersebut dihubungkan satu dengan lainnya ke lubang
bor dengan saluran berukuran lebar 0.30 m pada
bagian dasarnya dan kedalaman 0.40 m. Selama operasi
pengeboran, kolam dan saluran ini harus dibersihkan
dari endapan/cutting.
Penempatan kolam lumpur disesuaikan dengan situasi
dan kondisi lokasi pekerjaan sehingga lumpur yang
keluar dari lubang bor langsung dialirkan menuju ke

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


237-

dalam kolam pengendap. Selanjutnya cacahan batuan


akan mengendap dan lumpur terus mengalir ke dalam
kolam lumpur pertama yang dibuat sedemikian rupa
sehingga aliran cukup tenang sehingga mampu
mengendapkan material-material yang berbutir halus.
Lumpur kemudian mengalir ke kolam lumpur kedua
untuk kemudian dipompa kembali ke dalam sumur.

Pipa hisap dari pompa lumpur yang dimasukkan dalam


kolam lumpur kedua harus ditempatkan dalam jarak yang
agak jauh dari saluran tempat datangnya lumpur kolam
pertama sehingga lumpur tersebut tidak langsung terhisap
oleh pompa karena kemungkinan masih terdapatnya
material halus/kotoran. Kedalaman pembenaman ujung
pipa hisap tidak boleh terlalu dekat dengan dasar
kolam untuk menghindari terhisapnya material-material
yang terendap.

g. Penyediaan Air Untuk keperluan pekerjaan pengeboran kontraktor


diwajibkan menyediakan air dan menjamin kelancaran
penyediaanya. Mutu dan jumlah air yang disediakan harus
sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh
Direksi/Pengawas pekerjaan.

h. Pengamanan Kontraktor berkewajiban menjaga keamanan peralatan,


Lokasi pipa-pipa dan semua yang terdapat di lokasi pengeboran.
Kontraktor juga harus menjaga semua bangunan, pipa
saluran, pohon, jalan dan lain-lainnya di sekitar lokasi
pengeboran supaya tidak terganggu selama pekerjaan
berlangsung. Apabila seluruh pekerjaan telah selesai
Kontraktor harus melakukan pemulihan dan membayar
ganti rugi dengan biaya sendiri apabila terdapat
kerusakan. Tidak ada pembiayaan khusus yang dapat
dimintakan kepada Pihak Kesatu untuk ganti rugi ini.

i. Demobilisasi Demobilisasi peralatan pengeboran hanya dapat


peralatan untuk dilakukan setelah memperoleh ijin dari Direksi/Pengawas
pekerjaan Pekerjaan, dan pekerjaan dinyatakan sudah selesai.
pengeboran Demobilisasi dihitung dari lokasi proyek ke
workshop/kantor pusat/kantor cabang kontraktor di
Yogyakarta

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


238-

j. Direksi Keet Uraian


1). Kontraktor sebelum memulai kegiatan fisik
harus sudah membuat/menyewa Direksi Keet,
sesuai dengan kebutuhan proyek ini.
2). Kantor lapangan minimal berukuran 4 x 3 m,
Kontraktor sudah membuat/ menyiapkan ruang
kerja, gudang, barak kerja dan terlebih dahulu
minta persetujuan Direksi/Pengawas Pekerjaan
dengan maksud memudahkan dan tidak
mengganggu pekerjaan.
3). Kelengkapan Direksi Keet. Untuk kegiatan
Direksi keet di lapangan, Direksi Keet harus
dilengkapi:
a). Gambar Konstruksi di lapangan
b). Gambar tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan
c). Time schedule/barchart lengkap dengan
kurve S.
d). Data pekerja, buku tamu dan lain-lain
e). Meja tulis dan kursi seperlunya

2. PELAPORAN

Penyusunan Laporan Catatan terperinci mengenai semua data dan informasi


dan Dokumentasi yang diperoleh dari semua pekerjaan yang dilaksanakan
pada masing-masing sumur, harus disimpan untuk
sewaktu-waktu akan diperiksa atau disahkan oleh
Direksi/Pengawas Pekerjaan.
Kontraktor harus membuat laporan setiap hari (sesuai
contoh blanko) kepada Direksi/Pengawas Pekerjaan
mengenai material yang digunakan, pekerjaan yang telah
dan akan dilaksanakan, termasuk kedalaman pengeboran
dan data lain yang dibutuhkan Direksi/Pengawas
Pekerjaan.

Setelah pekerjaan selesai pada akhir kontrak, maka


Kontraktor harus menyusun laporan akhir pekerjaan
yang akan diserahkan pada Direksi/Pengawas
Pekerjaan. Bentuk laporan Soft Copy dan Hard Copy
akan dibuat mengikuti format yang mengandung
penjelasan-penjelasan detil mengenai data yang
diperoleh selama pembuatan sumur.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


239-

Laporan untuk pekerjaan pengeboran meliputi hal-hal di


bawah ini :
1. Log pengeboran harian meliputi keterangan
mengenai jalannya operasi pengeboran antara lain
pekerjaan pengeboran, instalasi sumur, development
sumur, personel, peralatan dan material yang
dipakai, pengukuran pipa, kedalaman sumur, dan
data lain yang dibutuhkan Direksi/Pengawas
Pekerjaan.
2. Log litologi geologi, Penetrasi Pemboran
(kecepatan pemboran setiap meter) dan
penampangan geofisik yang memberikan informasi
mengenai jenis dan sifat batuan, kedalamannya,
nomor contoh cacahan batauan, Log Resistivity,
SP, log Gamma Ray dan Drilling Rate harus
ditampilkan didalam gambar konstruksi kualitas
air dari laborat serta contoh batuan yang dipack
plastik ½ kg.
3. Catatan mengenai rencana posisi pipa saringan
(desain sumur) dan hasil pemasangannya berupa
gambar konstruksi sumur (contoh blanko terlampir).
kotak kecil dari kotak besar yang disekat-sekat
sejumlah 108 kotak dan disusun sesuai urutan nomor
dari 1 s/d 108.
4. Catatan mengenai pekerjaan pembersihan sumur
meliputi debit, muka air tanah, lama pengoperasian,
pengamatan kekeruhan air, alat dan material yang
dipakai, jumlah personel, jam kerja, dan sebagainya.
5. Catatan mengenai kegiatan pemompaan uji dan
semua data yang dikumpulkan selama pengujian.
6. Catatan mengenai pH, temperatur,EC dan jumlah
kandungan pasir dari air yang dipompa.
7. Kurva gradasi hasil analisa besar butir contoh
cacahan batuan dan kerikil pembalut.
8. Menampilkan koordinat masing-masing titik
sumur bor sesuai dengan tabel terlampir.
Kegiatan pekerjaan pembuatan sumur harus
didokumentasikan dengan foto-foto yang diambil untuk
masing-masing sumur. Pengambilan foto tiap sumur
harus meliputi:

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


240-

1. Saat sumur dalam kondisi 0 %


2. Saat pelaksanaan pengeboran berlangsung
3. Saat 50 % pengeboran
4. Saat proses logging
5. Saat pemasangan pipa Konstruksi
6. Saat pengisian gravel pack
7. Saat development
8. Saat uji pemompaan
9. Saat pemasangan tutup sumur atau kondisi 100%
Kontraktor wajib membuat laporan - laporan dalam
rangkap 5 (Lima).
Laporan-laporan tersebut harus ditandatangani oleh
Kontraktor, Konsultan Supervisi (jika ada) dan
Direksi/Pengawas Pekerjaan. Laporan mingguan yang
dilampiri Laporan Harian diserahkan selambat-lambatnya
3 (tiga) hari setelah akhir minggu yang bersangkutan
dan Laporan Bulanan diserahkan selambat-lambatnya 5
hari setelah laporan bulanan ditutup.

3. PENGEBORAN SUMUR

a. Umum
Kontraktor harus melakukan pekerjaan konstruksi sumur uji produksi dan harus
melakukan pengumpulan data dan pengujian sumur yang meliputi pengambilan
contoh cacahan batuan (cutting), deskripsi litologi, penampangan geofisik
(geophysical logging), uji pemompaan, pembersihan sumur (well development),
pengambilan contoh air dan analisa kimia lengkap contoh air dari sumur tersebut.
Pekerjaan logging Konstruksi Sumur dan pemompaan uji harus dilaksanakan
dengan supervisi langsung dari Direksi/Pengawas Pekerjaan.
Dalam melasanakan pekerjaan, Kontraktor menyediakan personel, peralatan,
dan bahan-bahan/material yang dibutuhkan untuk pekerjaan pengeboran, konstruksi
sumur, dan pengujian sumur. Semua peralatan, perlengkapan, dan bahan-bahan
tersebut sebelumnya harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas
Pekerjaan.
Lokasi pekerjaan Pembangunan Sumur Bor untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Baku
BBWS Serayu Opak.
Total jumlah sumur bor yang direncanakan 10 (sepuluh) titik.
b. Peralatan Pengeboran
1) Peralatan Utama
Peralatan utama untuk pekerjaan pengeboran terdiri dari mesin bor (drilling

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


241-

rig), pompa lumpur (mud pump), dan kompresor (air compressor).

a). Mesin bor


Mesin bor yang digunakan dalam pekerjaan pengeboran adalah sesuai
dengan yang disebutkan di bawah ini:
(1) Drilling rig type skid mounted, truck mounted, atau tractor
mounted; Jenis Drilling Rig harus Original (Bukan rakitan
sendiri) yang dirancang khusus untuk pemboran Air Tanah
dengan menggunakan sistim hydraulic atau mekanikal yang
mempunyai kemampuan pull down (angkat dan tekan) minimal
5(lima) ton dan dapat melakukan/ melaksanakan pemboran di
segala macam formasi lapisan dengan diameter 15 inchi (secara
langsung ataupun bertahap) sampai dengan kedalaman minimal
150 meter.
(2) Metode pengeboran dengan cara memutar, baik dengan cara
Rotary head, Rotary table, atau Rotary with spindle torque,
dengan kemampuan dapat memutar stang bor (drilling rod)
minimal diameter 2-7/8 inch;
(3) Metode sirkulasi pengeboran adalah direct circulation Mud
Flus (sirkulasi langsung);
b) Pompa Lumpur
Pompa untuk sirkulasi lumpur pengeboran berupa tipe double action
plunger pump dengan kemampuan debit maksimal 730 liter/menit
dengan tekanan kerja (working pressure) 34 kg/cm2
d) Kompresor Udara (air compressor)
Kompresor yang digunakan memiliki kemampuan memproduksi udara
minimal 500 CFM dengan tekanan kerja 15 bar.
e) Electric Logging (Digital)
Peralatan untuk penampangan geofisika adalah alat yang dapat
menghasilkan nilai atau kurva SP log, Resistivity log, dan Gamma Ray
log. Alat tersebut harus dapat menghasilkan data Record dan Soft
Copynya diserahkan kepada Direksi/Pengawas Pekerjaan dan dapat
digunakan minimal sampai dengan kedalaman 150 meter.

2) Peralatan Lainnya
Peralatan-peralatan pendukung lainnya yang harus tersedia antara lain:
a) Stang Bor (drilling rod)
Panjang minimal stang bor per batang adalah 3 meter dengan minimum
diameter 2-7/8 inch. Stang bor harus dalam kondisi baik dan lurus.
b) Stang bor pemberat (Drill Collar)
Panjang Drill Collar minimal 3 (tiga) meter setiap batangnya. Berat

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


242-

minimal 100 kg/meter. Diameter minimal 6 (enam) inch. Panjang Drill


Collar keseluruhan 12 meter (4 batang).
c) Mata Bor (drilling bit)
Jenis dan jumlah mata bor harus disediakan sesuai dengan formasi
batuan yang akan dibor serta diameter pengeboran.
d) Mesin Las (electric welder)
Mesin las yang digunakan memiliki kemampuan lebih dari 200 ampere.
e) Generator set, sebagai sumber tenaga untuk penggerak motor pompa
pada saat uji pemompaan berlangsung, dengan daya keluaran minimal 30
KVA
f) Peralatan Uji Pemompaan (pumping test equipment)
(1) pompa selam (submersible) memiliki kemampuan debit
minimum 5 liter/detik dan maksimum 20 liter/detik dengan total
dynamic head minimum 50 m.
(2) pengukur muka air (electric water level sounding)
(3) alat pengukur debit (discharge neasuring device) berupa orifice
weir atau V- notch bersudut 90° lengkap dengan boks penenang
arus dari plat baja tebal minimum 3 mm, dengan dimensi minimum
1,5 x 1 x 1m.
(4) thermometer, pH meter, EC meter

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


243-

c. Tipe Sumur
Sumur yang akan dikerjakan oleh Kontraktor adalah jenis sumur uji produksi,
menggunakan pipa baja GIP diameter 6” serta saringan baja karbon rendah (screen
low carbon steel) diameter 6" dengan Slot Openings Area 040” (1 mm) / 5 – 5,5 Ltr
/ Sec / Mtr.
Total kedalaman konstruksi sumur kurang lebih sedalam 1 2 0 (seratus dua
puluh) meter per sumur atau disesuaikan dengan kondisi lapangan menurut hasil
Diescripsi batuan, hasil analisa Logging di masing – masing lokasi menurut arahan
Direksi/Pengawas Pekerjaan.
Bagian bawah pipa konstruksi disambungkan / dibuat dengan cone bottom plug
/ Washing shoe yaitu suatu pipa berbentuk kerucut di mana ujung kerucut berlubang
diameter minimal 2“ yang nantinya untuk membersihkan Mud Cake/lumpur yang
menempel pada dinding lubang pemboran (annulus).
Pada lubang bottom plug harus ditutup dengan menggunakan Bola besi berdiameter
3” (jika dibutuhkan).
(dimasukkan kedalam pipa konstruksi setelah dilakukan water jetting)
Pipa saringan akan dipasang pada lapisan yang diperkirakan sebagai aquifer dan pipa
naik berupa pipa buta dipasang pada lapisan yang diperkirakan bukan akuifer. Untuk
mempertahankan posisi rangkaian konstruksi berada tepat di tengah diameter sumur
maka untuk setiap jarak 18 m rangkaian pipa dipasang suatu perangkat pemusat.
Pada ruang antara dinding sumur dan rangkaian pipa (annulus) dilakukan pengisian
kerikil dengan memompakan air pada dinding annulus melalui bottom plug /
Washing shoe untuk menyempurnakan pengisian Gravel Pack mulai dari dasar
lubang bor hingga pada kedalaman yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas
Pekerjaan. Sisa kedalaman yang tidak diisi kerikil, dilakukan sementasi (mortar
grouting minimal 6 m).
Pelaksanaan konstruksi sumur dilakukan setelah kontaktor memperoleh gambar
konstruksi dari Direksi/Pengawas Pekerjaan teknis yang didesain berdasarkan
data-data yang diperoleh selama pengeboran dan hasil pelaksanaan penampangan
geofisika Logging. Gambar konstruksi sumur berisikan diameter, panjang dan posisi
baik pipa jambang, pipa naik, maupun pipa saringan.
d. Prosedur Pekerjaan Pengeboran dan Konstruksi Sumur
Untuk memulai pekerjaan pengeboran di lokasi, Kontraktor harus memberitahukan
kepada Direksi/Pengawas Pekerjaan paling lambat 24 jam sebelumnya.
Kalau tidak ditentukan lain oleh Direksi/Pengawas Pekerjaan, maka pengeboran
dilakukan dengan metode direct circulation mud flush.
Secara umum urutan pekerjaan pengeboran dan konstruksi sumur adalah sebagai
berikut:

1) Kegiatan pendahuluan termasuk persiapan lokasi;


2) Mobilisasi rig, peralatan, dan personel ke lokasi pengeboran;

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


244-

3) Pemasangan rig dan peralatan lain di lokasi pengeboran;


4) Pemasangan pipa konduktor (temporary cassing) dia. 12 inch sampai
Kedalaman 6 m;
5) Pengeboran pilot hole dia. 8-3/4 inch mulai dari kedalaman 6 m (di bawah
Pipa konduktor) dan pengambilan contoh cacahan batuan dari setiap meter
kedalaman;
6) Pelaksanaan penampangan geofisik;
7) Pengeboran pembesaran lubang (reaming) dia. 12 inch sampai Pada
kedalaman yang ditentukan;
8) Instalasi pipa dia. 6 inch dan saringan dia. 6 inch sesuai kedalaman
yang ditentukan;
9) Uji ketegaklurusan (verticality test);
10) Pengisian kerikil pembalut pada bagian annulus dari dasar sumur sampai
batas atas yang ditentukan;
11) Well development dengan metode Water Flushing Water Jetting, Air jetting
dan Air Flushing
12) Sementasi pada bagian annulus mulai dari bagian atas kerikil pembalut sampai
ke permukaan tanah;
13) Pencabutan pipa konduktor;
14) Pembongkaran rig;
15) Pembuatan beton lantai sumur (concrete/ mortar) ukuran 1.0 x 1.0 x 0,30
m dengan kualitas beton K-225, pemasangan tutup sumur (well cap), dan patok
sumur;
16) Uji pemompaan termasuk pengukuran EC,pH dan temperatur
(electrical conductivity) harus dilakukan dilapangan dan pengambilan
contoh air untuk analisa kimia lengkap di laboratorium (Minimal 23
parameter)
e. Pengeboran Segala 1) Uraian
Formasi diameter 12 ”. Pengeboran yang dimaksud di sini adalah untuk
tempat pemasangan pipa konduktor dengan
kedalaman 6 meter atau ditentukan lain oleh
Direksi/Pengawas Pekerjaan
2) Peralatan dan Bahan
Mata bor yang dipakai harus disesuaikan dengan
formasi tanah penutup dan formasi batuan di 6 m
pertama kedalaman pengeboran.
f. Pemasangan dan 1) Uraian
Pe mbongkaran Pipa Pipa konduktor dipasang untuk mencegah
Konduktor Diameter 12 runtuhnya lapisan tanah atas selama
“ pengeboran berlangsung. Diameter pipa konduktor
ditentukan oleh Direksi/Pengawas Pekerjaan

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


245-

berdasarkan lubang yang akan dibor. Kedalaman


pipa konduktor ditentukan berdasarkan keadaan
lapangan dan harus dengan persetujuan
Direksi/Pengawas Pekerjaan. Setelah pekerjaan
yang membutuhkan pipa konduktor selesai maka
kontraktor harus mencabut pipa tersebut dan apabila
tidak dapat dicabut maka menjadi resiko Kontraktor.
2) Peralatan dan Bahan
Bahan konduktor adalah pipa besi/baja dengan
diameter dalam 12 inch dan panjang 6m atau drum
dengan kapasitas 200 ltr.
g. Pengeboran pada Segala 1) Uraian
Formasi Diameter 8 ¾ Apabila tidak ditentukan lain maka pengeboran
dengan Menggunakan harus dilaksanakan sesuai dengan desain yaitu
Bentonite dengan diameter 8 ¾”. Kedalaman pengeboran
adalah 108 m. Sesuai dengan sifat formasi dan jenis
peralatan yang dipakai, maka berdasarkan kondisi
dan situasi yang dihadapi di lapangan, diameter
pengeboran dapat berubah atas instruksi
Direksi/Pengawas Pekerjaan, demi tujuan untuk
kelancaran pekerjaan pengeboran, pemasangan pipa,
kerikil pembalut, dan lain-lain. Apabila potensi
aquifer dinilai belum mencukupi atau disebabkan
kualitas air yang tidak memenuhi syarat yang
diinginkan, maka kedalaman pengeboran dan
pemasangan pipa dapat diubah atas pertimbangan
dan instruksi Direksi/Pengawas Pekerjaan.
2) Peralatan dan Bahan
Jenis mata bor yang dipakai harus sesuai dengan
kekerasan formasi batuan yang dibor. Apabila
terjadi pergantian formasi batuan dan dinilai
mata bor yang dipakai sudah tidak sesuai lagi,
maka mata bor harus diganti dengan jenis yang
sesuai dengan formasi batuan. Mata bor tipe three
cone bit harus dari bahan sekurang-kurangnya wi-
dia (wie diamond) Bentonite harus digunakan
sebagai pengental lumpur sirkulasi agar berat
jenisnya naik, sehingga selama proses pengeboran,
lumpur dapat mengangkat potongan batuan yang
ditembus oleh mata bor dari dalam lubang bor.
Bentonite yang dipakai harus tipe baroite sesuai
dengan standar ANSI/NSF 60, atau API DM-A3

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


246-

atau standar lain yang diakui.


Alat Marsh Funnel dan Mud Balance harus selalu
disediakan di lokasi pengeboran agar selalu dapat
dilakukan pengecekan sifat lumpur setiap saat.
Selama operasi pengeboran kekentalan dan
densitas lumpur harus diukur setiap jam dengan
alat tersebut. Kekentalan lumpur pengeboran
harus dipertahankan antara 55 sampai 70 detik.
Densitas lumpur harus dipertahankan kira-kira
1.07. Kandungan pasir dari lumpur pengeboran
tidak lebih dari 5 %. Apabila sirkulasi lumpur
berhenti pada waktu pekerjaan pengeboran maka
rangkaian mata bor dan pipa bor harus segera
diangkat dari lubang sumur.
Untuk memperoleh lubang bor dan contoh batuan
yang baik maka kontraktor harus melaksanakan
pencucian lubang bor dengan lumpur pengeboran
atau sirkulasi lumpur tanpa penetrasi yang
dilakukan pada akhir setiap meter kemajuan
pengeboran.
Apabila lubang bor telah mencapai kedalaman yang
ditentukan atau seperti yang diinstruksikan oleh
Direksi/Pengawas Pekerjaan, maka pengeboran
akan dihentikan atas ijin Direksi/Pengawas
Pekerjaan. Kemudian lubang bor harus diencerkan
dengan melakukan sirkulasi terus – menerus selama
lebih kurang 4 (empat) jam. Setelah lubang sumur
dan untuk keperluan logging, selama sirkulasi
berlangsung dilakukan pengurangan kekentalan
lumpur pengeboran sampai dengan 33 detik Marsh
Funnel dan bentonite maka pengenceran dihentikan.
h. Pengambilan Contoh Uraian
dan Deskripsi Lithologi Untuk menjaga keakuratan contoh batuan setiap meter
Batuan pemboran, maka harus diambil dari lumpur yang baru
keluar melalui pipa conductor (Temporary) dan disimpan
dalam kantong plastik tembus pandang/transparan.
Kontrator harus melakukan pengambilan contoh batuan
setiap meter pengeboran dari permukaan tanah sampai
kedalaman yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas
Pekerjaan.
Contoh batuan minimum berat 0.5 kg harus dicuci dan
dikeringkan kemudian dimasukkan ke dalam kantong

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


247-

plastik transparan (tembus pandang). Setiap kantong


ditandai nomor / tidak ditulis pada kantong / dibuatkan
lebel tersendiri dimasukkan kedalaman kantong sampel,
kemudian ditaruh ke dalam kotak kayu yang dibuat
sedemikian rupa untuk memudahkan pemeriksaan oleh
Direksi/Pengawas Pekerjaan di lokasi.

i. Penampangan Geofisik 1) Uraian


Penampangan geofisik dilaksanakan segera setelah
lubang penuntun (pilot hole), dicuci dengan sirkulasi
lumpur, dan telah dilakukan pengurangan
kekentalan lumpur sampai ukuran 33 detik Marsh
Funnel agar probe dari electric logger dapat
mencapai dasar lubang bor dengan bebas.
Peralatan dan Bahan
2) Kontraktor harus menyediakan peralatan logger
dan kelengkapannya serta menyediakan
transportasi untuk peralatan maupun operator logger
Peralatan logger harus dengan Sistem Digital
yang mempunyai kemampuan penampangan
resistivity, SP, dan gamma ray, hingga kedalaman
minimum 150 m.
Keluaran berupa grafik dari Resistivity Log, SP Log,
dan Gamma Ray Log harus dapat mentransfer data
berupa Soft Copy dan harus dapat dicetak seketika
di lapangan, saat penampangan selesai. Pengukuran
akan diperhitungkan menurut jumlah lokasi (lok)
sumur dalam yang telah dikerjakan

penampangan geofifisik dan dianggap sah bila


disaksikan bersama dengan Direksi/Pengawas
Pekerjaan, berdasarkan lembar/gambar kerja yang
disetujui. Kelebihan volume pekerjaan karena
kelalaian kontraktor tidak dapat dibayar dan
menjadi tanggungan sepenuhnya kontraktor.

j. Pembesaran Lubang Bor 1) Uraian


Diameter. 8 ¾” ke Kontraktor harus melaksanakan pelebaran lubang
Diameter 12” (Reaming) bor 12 hingga kedalaman yang
ditentukan oleh Direksi/Pengawas Pekerjaan.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


248-

2) Peralatan dan Bahan


Jenis dan diameter mata bor yang dipakai dalam
pelebaran lubang bor harus sesuai dengan formasi
batuan yang dibor dan diameter lubang bor yang
disyaratkan
Pengukuran/pembayaran diperhitungkan dari
kedalaman diameter lubang yang dilebarkan dalam
satuan meter (m) dan dinyatakan sah bila dilakukan
pengukuran bersama dengan Direksi/Pengawas
Pekerjaan berdasarkan lembar/gambar kerja yang
telah disetujui.

k. Pengadaan dan 1) Uraian


Pemasangan Pipa Sesudah kedalaman pengeboran yang telah
Galvanis dia 6 ” ditentukan tercapai dan penampangan geofisika
(cassing) berikut selesai dilaksanakan, Kontraktor melakukan
centralizer pemasangan pipa selubung/buta (cassing) dan
saringan ke dalam lubang bor. Posisi rangkaian
pipa selubung dan saringan harus berada tepat di
tengah-tengah lubang bor dengan memakai
centralizer yang dipasang pada rangkaian pipa,
masing-masing berjarak 18 m.
Pada saat penempatan rangkaian pipa selubung dan
saringan, sirkulasi lumpur harus tetap terjaga,
dengan tingkat kekentalan lumpur pengeboran
dikurangi hingga sekitar 33 detik Marsh Funnel.
Walaupun sistim sambungan pipa dan screen
menggunakan las yang relatif kuat kontraktor
berkewajiban memperkuat dengan plat besi yang
dilas pada setiap sambungan sedangkan untuk
screen cassing pengamanannya sesuai dengan
petunjuk Direksi/Pengawas Pekerjaan.
Pemasangan pipa selubung/buta dan saringan hanya
dapat dilaksanakan bila material sudah cukup
tersedia termasuk kerikil pembalut telah berada di
lokasi
2) Peralatan dan Bahan
Kontraktor wajib melakukan pengadaan material
pipa selubung dan saringan untuk sumur sesuai
dengan spesifikasi dan yang ditentukan oleh direksi

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


249-

pekerjaan.
(a) Pipa selubung/buta
Pipa buta memiliki standar sebagai berikut
:
Pipa Galvanis dia. 6 ” memiliki
diameter dalam (inside diameter) 6
inch dan tebal minimal 9.50 mm.
Kualitas baja menurut standar SNI 0039-
1013 Medium
(b) Perangkat pemusat dibuat dari bahan
plat baja, dibentuk sedemikian rupa
hingga memungkinkannya bebas
mengembang sesuai dengan diameter
lubang bor

l. Pengadaan dan 1) Uraian


Pe masangan Saringan Rangkaian pipa selubung dan saringan merupakan
Diam.6” satu rangkaian. Penyambungan pipa selubung
dengan saringan dan penyambungan antar saringan
harus dilakukan dengan pemakaian sistem
sambungan pengelasan dan masing-masing screen
harus diberi penguat dengan besi beton berdiameter
8 mm pada 3 (tiga) posisi dan dilas pada setiap
sambungan sepanjang pipa screen yang dipasang.
Pada saat penempatan rangkaian pipa selubung dan
saringan, sirkulasi lumpur harus tetap terjaga,
dengan tingkat kekentalan lumpur pengeboran
dikurangi hingga sekitar 33 detik Marsh Funnel
Pengadaan dan pemasangan saringan dilakukan oleh
Kontraktor, sementara posisi saringan ditentukan
oleh Geologyst/Engineer yang mendapatkan
persetujuan dari Direksi/Pengawas Pekerjaan

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


250-

2) Peralatan dan Bahan


Saringan berupa saringan buatan pabrik
(fabricated) continuous slot, wire wound type, baja
low-carbon, dengan Slot Openings Area 040” (1
mm) / 5 – 5,5 Ltr / Sec / Mtr. Seperti dalam gambar.
Diameter saringan 6” dan sesuai dengan diameter
dalam pipa buta 6” (cassing).
Pengukuran volume diperhitungkan menurut jumlah
saringan yang terpasang dalam satuan meter (m) dan
dinyatakan sah bila dilakukan pengukuran bersama
pengawas dan Direksi/Pengawas Pekerjaan
berdasarkan lembar/gambar kerja yang telah
disetujui.

m. Pengadaan dan Pipa Sounding terbuat dari Pipa Galvanis 1,5”


pemasangan pipa Medium standar SNI dipasang disebelah pipa
Sounding Galvanis 1,5” konstruksi dilubangi yang berhubungan langsung
standar SNI Medium dengan posisi kedalaman air didalam pipa
konstruksi dan dilas pada masing-masing socket
Pipa Sounding dipasang disebelah pipa konstruksi
yang berfungsi sebagai pengontrol naik turunnya
muka air pada saat pemompaan berlangsung
Lubang pipa sounding harus benar-benar bersih
dari kotoran dan dapat difungsikan dengan baik
pada saat dilakukan Pumping / pengecekan
penurunan air didalam pipa sounding.
Panjang pipa sounding dipasang pada kedalaman
yang disesuaikan menurut keadaan SWL/ DWL di
masing-masing lokasi

n. Uji Ketegak lurusan 1) Uraian


Lubang pengeboran harus tegak dan lurus sehingga
memudahkan untuk instalasi pipa selubung dan
saringan, dan memudahkan pengisian kerikil
pembalut di annulus.
Pipa selubung dan saringan harus tegak dan lurus
untuk memudahkan pemasangan dan
pengoperasian pompa selam.
Pengujian ketegaklurusan wajib dilakukan
dengan menurunkan peralatan pengujian yang
telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Pekerjaan
Teknis ke dalam sumur.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


251-

Pengujian ketegaklurusan sumur dilakukan


dengan menggunakan sistem pemberat (bob) dan
kabel baja (string) yang dimasukan pada pipa
jambang pompa (pump chamber) dan diturunkan
sepanjang pipa jambang tersebut.
Pengujian dilaksanakan dua kali yaitu pada
waktu menurunkan dan menaikkan bob.
Pada saat pengujian naik, saat string telah berada
pada posisi yang benar (pusat), kerikil pembalut
dapat dimasukan hingga kedalaman tersebut (di
mana bob berada).
2) Peralatan dan Bahan
(a) Bob diameter–6” (disesuaikan dengan
diameter pipa konstruksi sumur/pipa
jambang).
(b) Kabel (string) baja diameter 1/8” (3 mm)
dengan panjang yang sesuai dengan
panjang pipa jambang.
(c) Winch yang mempunyai kemampuan yang
cukup untuk digunakan menaikkan atau
menurunkan bob.
(d) Sheave yang telah dipersiapkan dan
dipasang pada jarak 3 meter dari puncak
digantung pada tripod yang sesuai
(e) Beri tanda pada puncak cassing (utara,
selatan, barat, dan timur).
(f) Ratakan plat bob (bagian atas) dengan
puncak cassing.
(g) Bob diturunkan ke dalam pipa jambang dan
diukur letak/pergeseran posisi string
terhadap pusat.
(h) Mengukur deviasi dalam mm terhadap empat
arah (yang diberi tanda tersebut).
(i) Proses pengukuran string terhadap pusat
tersebut dilakukan pada setiap jarak 3 meter
penurunan dan penaikan.
(j) Pengukuran dilaksanakan sepanjang pipa
jambang atau sesuai permintaan Pihak
Pertama (Direksi/Pengawas Pekerjaan).

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


252-

(k) Jika pengukuran string tidak berada pada


pusat, pipa jambang harus didorong searah
penyimpangan hingga string mencapai titik
pusat atau sampai pada posisi yang dapat
ditoleransi dan kerikil dapat dimasukan
hingga kedalaman tersebut.

o. Pengadaan dan 1) Uraian


Penyetoran Kerikil Sesudah pekerjaan pemasangan cassing dan
Pe mbalut saringan selesai dilaksanakan, dan uji ketegak
lurusan dilaksanakan, pengisian kerikil pembalut
dapat dilakukan sesuai dengan instruksi dan
metode yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas
Pekerjaan Teknis dan Enginer. Pengisian dilakukan
mulai dari dasar sumur hingga kedalaman yang
ditentukan oleh Engineer. Kontraktor mencatat
secara tepat volume kerikil yang terpakai pada
sumur.
Pengisisan dilakukan dengan hati-hati bersamaan
dengan Metode Water Flushing dan, Water Jetting /
penyemburan air sehingga kerikil menempati
seluruh sisi saringan dan saringan terbungkus kerikil
dengan baik.

2) Peralatan dan Bahan


Kerikil pembalut (Gravel Pack) harus sudah
tersedia di lokasi pemboran sebelum dilakukan
Konstrusi yang merupakan material butiran
membundar (rounded), terpilah seragam (uniformly
graded), dengan diameter antara 8 mm – 10 mm,
dengan kekerasan tidak kurang dari 7 skala Moss.
Pengukuran volume pekerjaan
diperhitungkan
menurut volume dalam meter kubik (m3) dari
gravel pack yang telah terpasang di dalam sumur
dan dinyatakan sah bila dilakukan perhitungan
bersama dengan pengawas dan
Direksi/Pengawas Pekerjaan berdasarkan
lembar/gambar kerja yang telah disetujui.
Kelebihan volume pekerjaan karena kelalaian
kontraktor tidak dapat dibayar dan menjadi
tanggugan kontraktor.
p. Pembersihan Sumur 1) Uraian

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


253-

dengan Semburan Air Kontraktor wajib melaksanakan kegiatan


dan Udara pembersihan sumur (well development) dengan
metode-metode yang efektif dan tertuang didalam
kontrak untuk membersihkan formasi lapisan air
dari pasir, lumpur pengeboran, mud cake, dan
material-material halus lainnya melalui Metode
(well development) high velocity jetting dengan
air dan udara (Water Flushing Water Jetting,
Air jetting dan Air Flushing ). Sehingga pada
saat dilakukan pemompaan, air yang keluar
benar-benar bersih dari kandungan pasir.
Metode pembersihan sumur (well development)
yang digunakan adalah metode High Velocity
Jetting dengan air dan udara adalah :
(a) Water Flus hing
(b) Water Jetting
(c) Air jetting
(d) Air Flushing
Metode Water Flushing
Metode Water Flushing dengan air
dilakukan dengan menggunakan pipa
penghantar melalui cone bottom plug /
Washing shoe yaitu suatu pipa berbentuk
kerucut di mana ujung kerucut berlubang
berdiameter 2” kemudian sirkulasi air
bersih untuk mengganti fluida (lumpur) di
dalam sumur. Dengan menggunakan
pompa Lumpur, kemudian air di
pompakan sampai keluar melalui lubang
annulus, hal ini dilakukan untuk
menyempurnakan pengisian Gravel Pack,
setelah gravel pack sempurna kemudian
bola besi dimasukkan terlebih dahulu
untuk menutup lubang cone bottom plug
sebelum dilakukan Air Jetting dan Air
Flushing.

Metode Water Jetting


Kegiatan Water Jetting / penyemburan air,
dengan menggunakan jet head.
Kontraktor melakukan penyemprotan

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


254-

pada setiap saringan ( Screen) dengan


metode ini diharapkan semua saringan
yang terpasang akan terbuka

Metode Air Jetting


Kegiatan Air Jetting / penyemburan udara
bertekanan tinggi, dengan menggunakan
jet head. Kontraktor melakukan
penyemprotan udara bertekanan tinggi
pada setiap saringan (Screen) dengan
metode ini diharapkan semua saringan
yang terpasang akan terbuka.

Metode Air Flushing


Pembersihan sumur Air Flushing, dengan
cara melepas terlebih dahulu jet head Air
Flushing pada ujung pipa tiup harus terus
berlanjut sampai air yang keluar jernih
dan bebas dari pasir serta efisiensi sumur
sekurang-kurangnya 80%. Maksimum
kandungan pasir dari air yang keluar
adalah 20 ppm/Send contain.
Selama kegiatan pembersihan, Kontraktor
harus selalu mengukur posisi kedalaman
kerikil dalam lubang annulus. Apabila
terjadi penurunan gravel pack maka
Kontraktor harus segera menambahkan
kerikil sampai pada kedalaman semula :
2) Peralatan dan Bahan
Kontraktor harus menyediakan peralatan jet head
dilengkapi nozzle dan pompa air yang sesuai
untuk pekerjaan ini.
Air bersih dengan kualitas bebas pencemaran dan
tingkat kegaraman yang rendah (EC ≤ 1.000
micromohs/cm) dan volume yang memadai perlu
tersedia sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.
Pengukuran volume pekerjaan diperhitungkan
menurut jam kerja (jam) yang dipakai oleh
Kontraktor dan dinyatakan sah bila dilakukan
pengukuran bersama dengan pengawas dan
Direksi/Pengawas Pekerjaan berdasarkan
lembar/gambar kerja yang telah disetujui.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


255-

q. Pengadaan dan 1) Uraian


Pemasangan Tutup Apabila pemompaan uji telah selesai dilaksanakan,
Sumur Kontraktor harus memasang tutup sumur untuk
mencegah material-material asing yang masuk ke
dalam sumur.
Tutup sumur jenis well flange yang dilas pada
ujung pipa dari well head/Balnk flange, pengelasan
harus kuat dan rapi.
2) Peralatan dan Bahan
Bentuk dari tutup sumur yaitu bundar dengan
bahan baja, yang dilubangi di bagian tepinya untuk
tempat masuknya mur dan baut tutup sumur
tersebut.
Pengukuran volume pekerjaan diperhitungkan
menurut jumlah tutup sumur dengan satuan buah
(bh) yang telah terpasang. Ketentuan jam ditentukan
oleh proyeksi pekerjaan.
r. Pengadaan dan 1) Uraian
Pe masangan Penutup Setelah Flushing dengan air dilakukan dari lubang
Dasar Sumur annulus bola besi harus dimasukkan terlebih dahulu
untuk menutup lubang cone bottom plug sebelum
dilakukan Air Lift
Penutup dasar sumur cone bottom plug (bottom
plug) dipasang pada bagian ujung pipa dibuat
berbentuk kerucut dan berlubang minimal 2“
berfungsi sebagai Washing shoe untuk
memflushing lubang annulus dengan air yang
dipompakan dan juga sebagai pengendap
material/partikel (pipa sedimentasi).
2) Peralatan dan Bahan
Bahan penutup dasar sumur terbuat dari pipa
galvanis diameter ≥ 6 inch yang dengan panjang 30
cm, yang berbentuk kerucut di bagian ujungnya.

s. Pengadaan dan 1) Uraian


Pemasangan Patok Setelah sumur tertutup, Kontraktor harus
Nomor S umur memasang patok tanda pengenal sumur. Pada patok
tersebut tercantum nomor sumur, tahun pembuatan
dan nama pemilik proyek.
Patok dicat dengan warna biru tua sedangkan

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


256-

warna tulisan adalah putih dengan huruf timbul.


Patok dicor dengan semen sedalam 0.50 m sehingga
patok berdiri dengan kokoh. Pembuatan patok dan
tempat pemasangan harus sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas Pekerjaan.
2) Peralatan dan Bahan
Adapun spesifikasi untuk bentuk dan ukuran patok
adalah sebagai berikut:
(a) Ukuran dimensi 0.20 x 0.20 m dengan tinggi
1.00 m
(b) Dengan struktur besi tulangan dan cor beton
(c) Beton dengan mutu K125
(d) Huruf yang disyaratkan adalah huruf yang
menjorok kedalam sehingga tidak mudah
terhapus
t. Mortar dan Pengecoran 1) Uraian
Lantai Sumur Setelah pembersihan sumur selesai dan pipa
konduktor dicabut maka ruang annulus yang
berada di atas kerikil pembalut harus diisi dengan
mortar, yakni mulai dari bagian atas kerikil
pembalut sampai dengan permukaan tanah.

Ketinggian Top Cassing ± 0.70 mtr dari permukaan


tanah atau disesuaikan atas permohonan dari
Direksi/Pengawas Pekerjaan
Pengisian mortar juga dilakukan pada suatu zona
kedalaman tertentu sesuai dengan gambar atau
sesuai dengan petunjuk dari Direksi/Pengawas
Pekerjaan.
Setelah pengisian semen mortar sampai
kepermukaan tanah selanjutnya dibuatkan beton
lantai sumur.
2) Peralatan dan Bahan
Mortar menggunakan Beton mutu K225. Lantai
dasar sumur dengan ukuran 1 x 1 x 0,30 m,.
Pengukuran volume pekerjaan dilakukan dengan
satuan meter kubik (m3), dinyatakan sah bila
dilakukan pengukuran bersama dengan pengawas
dan Direksi/Pengawas Pekerjaan berdasarkan
lembar/gambar kerja yang telah disetujui.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


257-

Pengukuran volume pekerjaan dilakukan dengan


satuan meter kubik (m3), dinyatakan sah bila
dilakukan pengukuran bersama dengan pengawas
dan Direksi/Pengawas Pekerjaan berdasarkan
lembar/gambar kerja yang telah disetujui.

4. PEKERJAAN UJI PEMOMPAAN


Setelah kegiatan pembersihan sumur selesai, Kontraktor mempersiapkan untuk
kegiatan pemompaan uji. Pengujian yang akan dilaksanakan antara lain sebagai berikut:
a. Pemasangan dan 1) Uraian
Pe mbongkaran Sebelum uji pemompaan dimulai, mesin pompa
Peralatan Uji harus dipasang dengan hati-hati di tengah lubang
Pe mo mpaan pipa jambang agar dapat memberikan hasil yang
baik dan mencegah kerusakan/kemacetan mesin
pompa itu sendiri serta menghindari kemungkinan
terjadinya mesin mendadak mati sehingga uji
pemompaan harus diulangi.
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan
untuk membuang air tanah yang keluar selama
pemompaan berlangsung, sehingga tidak
memungkinkan air tersebut mempengaruhi hasil uji
pemompaan.
Pembongkaran peralatan uji pemompaan hanya
dapat dilakukan atas ijin Direksi/Pengawas
Pekerjaan.
2) Peralatan dan Bahan
Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan uji
pemompaan adalah sebagai berikut:
(a) Peralatan pemompaan
Pemompaan uji dilakukan dengan jenis
pompa selam dengan debit minimum 10
liter/ detik dan maksimum 20 liter/detik
dengan total head 90 m atau akan ditentukan
lain sesuai kapasitas dan produktifitas dari
sumur atas pertimbangan dari
Direksi/Pengawas Pekerjaan. Semua jenis
pompa harus dilengkapi dengan tenaga

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


258-

penggeraknya (generator set/electrical


power).
(b) Peralatan pengukur debit
Pengukuran debit pemompaan dapat
dilakukan dengan metode V-Notch lengkap
dengan bak penenang aliran atau dengan
menggunakan metode orifice weir.
(c) Peralatan pengukur muka air
Pengukuran muka air di dalam sumur
dilakukan dengan alat pengukur muka air
(water level sounding) yang memiliki
panjang minimal 100 m dan ketelitian
paling tidak 1 (satu) cm, dengan sistem
penunjuk (indicator) lampu dan/atau bunyi
(beep).
(d) Peralatan pengukur EC,pH dan temperatur
(Daya Hantar Listrik-DHL)
EC meter diperlukan untuk mengukur dan
memonitor perubahan nilai DHL air tanah
setiap periode waktu tertentu selama uji
pemompaan berlangsung
(e) Peralatan pelengkap lain
Perlengkapan lain yang dibutuhkan
untuk pemompaan uji antara lain alat
pengukur waktu (jam), jerigen untuk
sample air, lampu penerangan dll.
b. Uji Surutan Bertahap 1) Uraian
Setelah selesai uji pemompaan bertahap (step
drawdown test) maka Kontraktor selanjutnya
melakukan uji surutan bertahap. Bila tidak
ditentukan lain maka uji bertahap dilakukan
dengan 4 (empat) tahapan. Setiap tahapan
berlangsung selama 1 (satu) jam. Penentuan debit
untuk setiap tahap dilakukan oleh
Direksi/Pengawas Pekerjaan. Debit pemompaan
untuk setiap tahap harus dipertahankan tetap stabil
dengan melaksanakan pengamatan secara efektif.

Kontraktor melakukan pengamatan dan pencatatan


terhadap debit dan muka air pemompaan dan DHL
untuk setiap selang waktu yang telah ditentukan.
Pengukuran muka air kambuh juga harus dilakukan

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


259-

oleh Kontraktor pada saat pompa dimatikan (step


ke-empat berakhir) dengan selang waktu yang
telah ditentukan. Format data pemompaan
ditentukan oleh Direksi/Pengawas Pekerjaan.

c. Uji Debit Konstan 1) Uraian


Setelah muka air kembali seperti semula selesai
dilakukannya uji surutan bertahap, maka
Kontraktor selanjutnya melakukan uji pemompaan
debit konstan secara menerus selama 72 (tujuh
puluh dua) jam. Debit pemompaan pada uji debit
tetap ditentukan oleh Direksi/Pengawas Pekerjaan
berdasarkan hasil dari uji surutan bertahap.
Kontraktor harus melakukan pengamatan dan
menjaga agar debit yang telah ditentukan tetap
stabil selama periode pengujian. Kontraktor
melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap
debit dan muka air pemompaan untuk setiap
interval waktu yang Telah ditentukan.
Bila dalam radius 400 m terdapat sumur lain
(sumur gali dan atau sumur bor) di sekitar sumur
yang diuji maka Kontraktor harus melakukan
pengukuran penurunan muka air pada sumur-sumur
tersebut.
Pengukuran muka air sumur yang dipompa dan
sumur-sumur pengamat dilakukan sesuai dengan
interval berikut ini, atau yang lain sesuai dengan
yang ditentukan Direksi/Pengawas Pekerjaan.
Format data pemompaan ditentukan oleh
Direksi/Pengawas Pekerjaan.
Selama pemompaan uji debit tetap, Kontraktor juga
harus melakukan pengukuran EC, pH, temperatur,
dan DHL dari air yang dipompa dengan interval
waktu tiap 6 (enam) jam.
Apabila pemompaan berhenti sebelum waktu yang
ditentukan karena kerusakan mesin atau kehabisan
bahan bakar atau sebab lain maka Kontraktor harus
mengulangi pemompaan uji mulai dari awal dan
biaya yang diakibatkan menjadi tanggungan
Kontraktor.

Cara pengukuran volume pekerjaan

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


260-

diperhitungkan menurut jumlah jam (jam) uji


pemompaan termasuk pencatatan data pemompaan
dan dinyatakan sah bila dilakukan perhitungan
bersama dengan pengawas dan Direksi/Pengawas
Pekerjaan berdasarkan lembar/gambar kerja yang
telah disetujui.
d. Uji Kambuh 1) Uraian
Segera setelah uji pemompaan dengan debit tetap
(constant rate test) pompa dimatikan pada uji debit
tetap, maka Kontraktor melakukan pengukuran
muka air kambuh dengan interval waktu yang telah
ditentukan sampai muka air kembali ke keadaan
semula.
Pengamatan muka air kambuh dilakukan selama 10
(sepuluh) jam atau sampai ke kedudukan muka air
mula (sebelum pemompaan) atau mana yang
tercapai lebih dahulu.
Format data uji kambuh ditentukan oleh
Direksi/Pengawas Pekerjaan.

Analisa contoh air diperlukan untuk mengetahui


komposisi air tanah dikaitkan dengan penggunannya
5. bagi keperluan pertanian maupun air minum.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


261-

ANALISA CONTOH AIR


a. Analisa Kualitas Air 1) Uraian
Pada saat dilakukannya pemompaan uji sumur,
Kontraktor melakukan pengambilan contoh air
sumur untuk dianalisa. Pengukuran suhu, EC
(DHL), dan pH harus dilakukan di lapangan.
Pengambilan contoh air dilakukan menjelang
berakhirnya uji debit tetap sebanyak 1 (satu) contoh
Air sumur dengan volume sekurang-kurangnya 2
(dua) liter. Contoh air tersebut disimpan dalam
botol olyethylene yang sebelum dipakai terlebih
dahulu dicuci dan dibilas dengan air sumur tersebut.
Botol tersebut diisi penuh dan ditutup dengan rapat
serta dicantumkan keterangan tentang nomor sumur,
lokasi, dan tanggal pengambilan contoh air tersebut.

Contoh air tersebut kemudian harus dikirim ke


Laboratorium dan diterima di laboratorium yang
telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Pekerjaan,
dalam waktu kurang dari 24 jam saat contoh air
tersebut diambil.
Parameter yang dianalisa di laboratorium
adalah:
1. Electrical 13. Fluoride (F)
Conductance
2. pH 14. Manganese (Mn)
3. Hardness 15. Carbonate (CO3)
4. Total Dissolved 16. Bicarbonate (HCO3)
Solid
5. Suspended 17. Sulphate (SO4)
Solid
6. Turbidity 18. Chloride (Cl)
7. Calcium (Ca) 19. Nitrate (NO3)
8. Magnesium 20. Nitrite (NO2)
(Mg)
9. Sodium (Na) 21. Posphate (PO4)
10. Kalium (K) 22. Carbon Dioxide (CO2)
11. Iron (Fe) 23. Dissolved Oxygen

12. Boron (B) 24. Silicate


(SiO2)
25. SAR

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


262-

Kandungan-kandungan zat kimia tersebut diukur


dan dinyatakan dalam satuan ppm serta diberikan
rekomendasi tentang memenuhi syarat atau tidaknya
air tersebut dipakai sebagai air minum maupun air
irigasi.

b. Pekerjaan Pemindahan Kontraktor harus memindahkan Mesin Bor dari


Mes in Bor dari lokasi lokasi pekerjaan ke gudang penyimpanan harus
pekerjaan kegudang / mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pengawas
lokasi lainnya dan Pekerjaan
Accesoriesnya Segala biaya yang timbul akibat pemindahan Mesin Bor
dari lokasi pekerjaan ke gudang penyimpanan sudah
tertuang didalam Dukumen Kontrak
c. Penutup Sumur dikatakan selesai apabila semua pekerjaan telah
dilaksanakan dengan baik, semua kewajiban dan
tanggung jawab kontraktor telah dipenuhi, Papan nama
pekerjaan dan Patok tanda lokasi pekerjaan dibuat
dengan huruf dan angka timbul kedalam telah terpasang
dengan disemen serta sumur dalam keadaan aman. Hal-
hal lain yang belum atau tidak tercantum dalam Bab ini
atau Bab-Bab lain sebelumnya atau pada Gambar-Gambar
lampiran, akan disampaikan nanti pada saat Aanwijzing
(Pemberian Penjelasan Pekerjaan) atau dapat ditanyakan
pada saat Aanwijzing.

C. SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI


Kebutuhan peralatan yang diperlukan pada saat pelaksanaan pekerjaan Pembangunan
Sumur Bor untuk Pemenuhan Air Baku BBWS Serayu Opak, sebagai berikut:

Kapasitas
No. Jenis Jumlah Keterangan
(minimal)
Peralatan Utama
1. Drilling Rig 120 m, stang bor 8 Untuk Pengeboran
2 7/8 +
2. Mesin Las GI 300 Amps 4 Untuk Mengelas Pipa
Pada Saat Konstruksi
3. Air Compressor 350 cfm, tekanan 4 Untuk Pencucian Sumur
kerja 120 psi
4. Mud Pump 600 l/menit, 4 Untuk sirkulasi
tekanan kerja pencampuran air dan
20 kg/cm2 lumpur/bentonote

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


263-

5. Genset 5 kVA 4 Untuk energi listrik pada


pengelasan
6. Pompa Submersible Q. 5lt/dt 4 Untuk Pumping Test
Head 50 m
7. Mesin Las HDPE 2 inch 5 Untuk Pengelsan Pipa
Jaringan Distribusi
Peralatan Pendukung
1. Concrete Mixer 0,35 m3 10 Untuk pengadukan
bahan material
2. Concrete Vibrator 5 HP 4 Untuk Pemadatan

3. Theodolith T0/T2 2 Untuk Pengukuran

4. Pick Up 1 m3 4 Untuk Pengakutan

5. Tripot dan Takcle 2 ton 10 Untuk mengangkat pipa

6. Truck Tangki Air 3000 liter 1 Untuk Persediaan Air

7. Mounted Truck Crane 1 - 7 ton 3 Untuk mengangkat pipa,


pompa dll

D. JABATAN KERJA KONSTRUKSI


Jabatan kerja kontruksi pekerjaan Pembangunan Sumur Bor untuk Pemenuhan
Air Baku BBWS Serayu Opak, sebagai berikut:

Jabatan Pengalaman
No Profesi Jumlah
Pekerjaan Kerja (tahun)
1. Pelaksana 2 th SKT Pelaksana Pengeboran 1
Air Tanah atau SKK
Pelaksana Pengeboran Air
Tanah Muda (Jenjang 4)

2. Petugas K3 0 th Sertifikat/Surat Keterangan 1


Mengikuti Pelatihan
Petugas K3 Konstruksi atau
Sertifikat Petugas K3
Konstruksi (Jenjang 3)

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


264-

E. PERSYARATAN LAIN
Penyedia Jasa memiliki persyaratan pendukung pekerjaan Pemboran
Sumur Uji Produksi Pada WS Progo Opak Serang (termasuk studi
geolistrik), sebagai berikut:
1. Surat Ijin Perusahaan Pengeboran Air Tanah (SIPPAT)
2. Certificate Instalasi Alat Bor (CIAB)
3. SKT Juru Pengeboran Air Tanah
4. Surat Ijin Juru Bor (SIJB)

Gambar Askesoris Sumur

H. BAK RESERVOIR
,15

,10

,20
,53

,20
,65

,85
,50

,20

0,60 0,80 0,60

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


Gambar Kontruksi Hidran Umum
265-

1. Lingkup Pekerjaan : 1.1. Bangunan Bak Reservoir yang harus dibuat


sesuai dengan jumlah mata air yang akan
dibangun.
1.2. Dimensi / ukuran Bangunan Bak Reservoir satu
dengan yang lainnya tidak sama, sebagaimana
ditunjukan dalam gambar bestek.
1.3. Lokasi Bangunan Bak Pengambilan sebagai-
mana tertera didalam peta lokasi / situasi atau
sebagaimana ditunjukan oleh Direksi Pekerjaan
di lapangan.
1.4. Lingkup pekerjaan pembuatan Bangunan Bak
Reservoir meliputi :

- Galian tanah biasa


- Urugan pasir urug
- Plesteran 1pc : 3ps tebal 1,5 cm
- Pembesian
- Begesting
- Beton K-125
- Beton K-225
- Lantai kerja
- Dan sebagainya yang telah terperinci dalam
Daftar Kuantitas dan harga
2. Galian tanah : 2.1. Merupakan galian tanah untuk pondasi
Bangunan Bak
2.2. Harus ditentukan titik nol terlebih dahulu
sebelum dilakukan penggalian untuk pondasi.
2.4. Dimensi galian adalah sesuai dengan dimensi
pondasi landasan masing-masing bak
penangkap mata air, serta lantai dengan
kedalaman galian sebagaimana ditunjukan
dalam gambar bestek masing-masing lokasi
mata air.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


266-

3. Pembuatan pondasi : Pembuatan pondasi dan lantai kerja meliputi :


serta lantai kerja 3.1. Urugan pasir urug.
Urugan pasir diletakan dibawah / sebelum
pondasi / lantai kerja dibangun , dengan
ketebalan 0,05 m atau sebagaimana ditunjukan
dalam gambar.
3.2. Pasangan batu 1 Pc : 4 Ps.
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pembuatan
pondasi / dinding Bangunan Bak Reservoir.
Bentuk dan ukuran ( dimensi ) sebagaimana
tercantum dalam gambar bestek.
4. Pembesian : 4.1. Yang dimaksud dengan pekerjaan pembesian
dalam pembuatan Bangunan Bak Reservoir
adalah tulangan besi beton. Besi tulangan yang
dipakai adalah besi beton polos /ulir.
4.2. Besi beton polos yang dipakai adalah besi beton
dengan tegang -an leleh 240 kg/cm² dan tertera
di dalam gambar dengan ukuran diameter dalam
metric (U.24). Besi beton ulir (High Strength
Steel) yang dipakai adalah besi beton dengan
tegangan leleh 3.200 kg/cm² dan tertera di dalam
gambar dengan ukuran diameter dalam inci
(U.32).

4.3. Besi tulangan yang dipakai harus baru dan tidak


boleh berkarat serta harus memenuhi syarat PBI
- 1971 - NI, atau JIS G - 3112 - 75 “ Steel Bar for
concrete Reinforcement.”
4.4. Rangkaian tulangan beton dipasang pada plat
lantai, plat dinding dan plat atap Bangunan Bak
Reservoir, dengan susunan rangkaian tulangan
sebagaimana ditunjukan dalam gambar bestek.
4.5. Untuk sambungan besi tulangan satu dengan
lainnya harus menggunakan kawat bendrat,
apabila akan menggunakan sambungan las
harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
4.6. Pada sambungan perpanjangan tulangan atau
overlap minimal 30 D dan jika memakai besi
tulangan pokok pada ujung-ujungnya harus
dibuat kait dengan panjang kait minimum 5 cm.
4.7. Kontraktor harus bisa membuktikan dan
melaporkan kepada Direksi Pekerjaan bahwa

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


267-

besi beton yang dipakai termasuk jenis mutu


baja yang direncanakan.
4.8. Apabila nantinya terbukti ada kesalahan/
kekeliruan mengenai jenis besi beton yang
dipergunakan, maka kontraktor harus
bertanggung jawab secara keseluruhan dan
mengganti semua tulangan baik yang sudah
terpasang maupun yang belum.
4.9. Laporan mengenai jenis besi beton harus dibuat
secara tertulis dan dilampirkan juga keterangan
dari pabrik-pabrik besi beton di mana tulangan
tersebut diproduksi, yang menyebutkan bahwa
besi beton tersebut termasuk tulangan yang
bermutu sesuai dengan yang direncanakan,
yang dilengkapi dengan hasil-hasil percobaan
laboratorium.
4.10.Direksi pekerjaan akan menolak bahan besi
beton yang didatangkan kontraktor apabila tidak
sesuai dengan persyaratan teknis yang
ditentukan.

5. Wallpipe : 5.1 Wallpipe terbuat dari pipa CI, panjang wallpipe


bersifat variable sesuai kondisi lapangan dan
petunjuk Direksi Pekerjaan.
5.2 Wallpipe pipa CI yang harus dipasang pada
dinding bak dipergunakan untuk penguras bak,
untuk outflow dan untuk overflow. Diameter
wallpipe dan posisi pemasangan sesuai dengan
gambar bestek. Dipasang pada rencana dinding
Bangunan Bak Reservoir, posisi penempatan
wallpipe sebagaimana ditunjukan dalam gambar
bestek atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

6. Bekisting : 6.1. Bekisting atau cetakan beton harus digunakan


untuk membatasi adukan beton dan membetuk
cetakan beton menurut garis dan permukaan
yang diinginkan.Bekisting harus menghasilkan
konstruksi akhir yang mempunyai ukuran, batas-
batas seperti yang ditunjukkan dalam gambar
konstruksi.
6.2. Semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk
bekisting baru dapat dipergunakan apabila
sudah mendapat persetujuan dari Direksi

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


268-

Pekerjaan. Semua bahan untuk bekisting harus


bahan baru, dikeringkan secara baik dan bebas
dari mata kayu yang lepas, celah kotoran yang
melekat dan sejenis lainnya, kecuali bila ada
cara lain yang dibenarkan oleh Direksi
Pekerjaan.
6.3. Tiang-tiang penahan bekisting harus dipilih dari
bahan yang kuat. Bambu tidak boleh dipakai
untuk tiang-tiang penyangga sekur dan klem,
tetapi harus menggunakan kayu dolken atau
kayu lain. Untuk bahan-bahan yang kurang /
tidak memenuhi syarat harus dibuang dan tidak
boleh dipakai.
6.4. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh
bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting
yang menurut Direksi Pekerjaan
membahayakan atau tidak memadai, maka
bekisting tersebut dapat ditolak oleh Direksi
Pekerjaan; kontraktor harus segera
membongkar dan memindahkan bekisting yang
ditolak itu dari pekerjaan dan menggantinya
dengan biaya Rekanan.
6.5. Dalam membuat bekisting maka konstruksi
cetakan harus diperhitungkan terutama untuk
konstruksi-konstruksi yang berat, sehingga
cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat
untuk bisa menahan beban yang disangga.
Toleransi yang diizinkan kurang lebih 3 mm
untuk garis dan permukaan setelah penyetelan
bekisting yang harus demikian kuat dan kaku
terhadap beban adukan beton yang masih
basah dan getaran, terhadap beban konstruksi
dan angin; bekisting harus tetap menurut garis
dan permukaan yang disetujui Direksi Pekerjaan
sebelum pengecoran.

6.6. Celah bekisting harus ditutup rapat, sehingga


dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan
keluar / kebocoran pada sambungan atau cairan
dari beton. Semua sudut luar pekerjaan beton
harus diberikan pinggiran 20 x 20 cm atau lebih
besar, kecuali pekerjaan arsitektur yang tidak

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


269-

ditimbun dalam tanah secara permanen.


6.7. Wallpipe, waterstop, tangga tanam, airvent dan
lainnya yang akan ditanam / tertancap pada
beton, harus dipasang kokoh dalam bekisting.
6.8. Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah
siap untuk pengecoran beton, akan diperiksa
oleh Direksi Pekerjaan. Beton tidak boleh dicor
sebelum bekisting disetujui Direksi Pekerjaan.
Untuk menghindari kelambatan dalam
mendapatkan persetujuan, sekurang-kurangnya
24 jam sebelumnya, Rekanan harus
memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan
bahwa bekisting sudah siap untuk diperiksa.

7. Perancah atap bak : 7.1. Untuk keperluan pengecoran atap bak, bekisting
atap bak Bangunan Bak Reservoir perlu
disangga dengan perancah.
7.2. Perancah harus menggunakan kayu dolken
dengan kualitas yang baik. Bambu tidak
diperbolehkan untuk digunakan sebagai
perancah.
7.3. Perletakan perancah harus diatur sedemikian
rupa sehingga jarak satu dengan lainnya adalah
0,50 m.

8. Pembetonan : 8.1. Beton adalah bahan yang diperoleh dengan


mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar
(kerikil), air dan semen portland (Portland
Cement) atau bahan penguat hidrolis lain
sejenis, dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya. Rekanan harus menyediakan semua
bahan untuk pekerjaan beton dan harus
membuat bekisting, mengaduk beton, mengecor
beton, memelihara, memperbaiki,
menyelesaikan dan mengerjakan semua
pekerjaan tambahan dari seluruh pekerjaan
beton.
8.2. Pembetonan dilaksanakan terhadap plat atap
Bangunan Bak Reservoir Komposisi beton
adalah K-225 dan Penyedia/kontraktor wajib
membuat mix desai beton sebagai acuan
pelaksanaan dilapangan.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


270-

8.3. Sebelum pekerjaan beton dimulai, maka 24 jam


sebelumnya kontraktor harus membuat laporan
tertulis kepada Direksi Pekerjaan yang
menyebutkan :
• Jumlah Volume beton yang akan dicor.
• Jumlah alat-alat pengecoran antara lain :
mixer, fibrator, yang tersedia di lapangan.

• Jumlah portland cement yang tersedia di


lapangan.
• Jumlah pasir yang tersedia di lapangan.
• Jumlah koral/batu pecah yang tersedia di
lapangan.
• Jumlah air yang tersedia untuk pembetonan.
• Jumlah cetakan-cetakan kubus beton yang
tersedia di lapangan.
• Jumlah alat-alat test slump yang tersedia di
lapangan.
• Jumlah tenaga kerja yang ada di lapangan.
• Perbandingan campuran beton sesuai
dengan hasil tes di laboratorium.
• Time schedule pelaksanaan pengecoran.
• Skema jalannya pengecoran sampai
selesai.
• Pengawas ahli dari Kontraktor yang
ditugaskan di lapangan.
Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
persyaratan tersebut di atas terpenuhi, dan
disetujui Direksi Pekerjaan.
8.4. Semua bahan dan konstruksi, jika tidak diberi
catatan khusus harus memenuhi standar yang
umum dipakai di Indonesia. Mutu beton tersebut
harus dibuktikan oleh kontraktor dengan
mengambil benda-benda uji berupa kubus beton
/ silinder beton yang pembuatannya harus
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan
diperiksakan di laboratorium konstruksi beton
yang disetujui Direksi Pekerjaan. Jumlah benda
uji sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam
PBI 1971.
8.5. Di dalam membuat campuran beton, jumlah
semen dan aggregat akan diukur menurut berat,
kecuali dalam beberapa hal akan diperlukan

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


271-

persetujuan khusus untuk mengukur material


dengan volume, yang dipakai untuk bangunan-
bangunan struktur yang kecil. Semua agregat,
semen, dan air harus ditakar dengan seksama,
volume atau beratnya. Bilamana sesuatu waktu
proporsi-proporsi tertentu itu tidak sesuai, maka
konstruksi beton yang sudah dicor itu akan
diperintahkan untuk segera disingkirkan.
Proporsi semen yang ditentukan adalah
minimal, jadi tidak akan diizinkan untuk
dikurangi.
8.6. Kekuatan tekan minimum dan banyaknya PC
yang terdapat dalam beton tidak boleh kurang
dari daftar kekuatan beton. Perbandingan
maksimum Air dan Semen (PC) adalah 55 liter
air per 100 kg semen. Direksi Pekerjaan berhak
memerintahkan untuk menambahkan jumlah
PC yang melebihi daftar pada setiap pekerjaan
beton, jika memang dianggap perlu bahwa
penambahan tersebut akan mencapai kekuatan
yang dikehendaki. Penambahan semen jika
diperintahkan harus disediakan oleh Rekanan
tanpa tambahan biaya.
8.7. Banyaknya air yang digunakan dalam adukan
beton harus cukup.Waktu pengadukan beton
harus diambil tetap dan normal, sehingga
menghasilkan beton yang homogen tanpa
adanya bahan-bahan yang terpisah satu sama
lain. Penggetaran dilakukan dengan vibrator
untuk mendapatkan beton yang padat, cukup
kedap dan licin permukaannya. Jumlah air dapat
diubah sesuai keperluan, dengan melihat
perubahan keadaan cuaca atau kelembaban
dari bahan adukan (pasir, koral) untuk
mempertahankan hasil yang homogeen dan
kekentalan yang dikehendaki. Kekentalan
adukan beton harus ditetapkan menurut
percobaan "Method of slump Test for Concrete"
(JIS A 1101-1950) atau "Percobaan Slump
Portland Cement Beton" (PBI, 1971-NI.2).
8.8. Pengadukan beton harus menggunakan
betonmollen.Selama pengadukan berlangsung,
kekentalan adukan beton harus diawasi terus

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


272-

menerus oleh tenaga pengawas yang akhli


dengan jalan memeriksa slump pada setiap
campuran beton yang baru.
Besarnya slump dijadikan petunjuk apakah
jumlah air pencampur yang dimasukkan ke
dalam drum pengaduk adalah cukup tepat, atau
perlu dikoreksi dalam hubungannya dengan
faktor air semen yang diinginkan.
8.9. Pengecoran atap bak dilaksanakan dalam
satu tahap.
8.10. Pada waktu adukan beton dicor ke dalam
bekisting, adukan beton tersebut harus dapat
memasuki semua sudut, melalui celah
pembesian, tidak terjadi sarang koral dan
selama pengecoran kelebihan air pada
permukaan beton harus sedikit saja.Perhatian
khusus perlu diberikan untuk pengecoran
beton di sekeliling waterstop.
8.11. Agar diperoleh pemadatan beton yang
sempurna serta tidak kropos, maka kontraktor
harus menggunakan vibrator berkecepatan
tinggi yang bergetar bagian dalamnya dari
jenis “tenggelam“, yang dibenarkan, sehingga
akan diperoleh hasil yang baik dalam waktu 15
(lima belas) menit setelah beton dengan
konsistensi yang ditentukan dicor dalam
cetakan.

Apabila menggunakan vibrator, maka slump


dari betonnyaharus disesuaikan, pada
umumnya tidak boleh digunakan slump lebih
dari 12,5 cm.
8.12. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksana-
kan sebaik-baiknya dengan alat penggetar
atau vibrator. Apabila diperlukan, pemadatan
dapat dilakukan dengan tongkat atau jika perlu
dengan tangan untuk meyakinkan tidak akan
terjadi cacat beton seperti kropos, adanya
kantong udara dan sarang koral di bawah
waterstop, yang akan memperlemah kekuatan
beton.
8.13. Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila
lapisan sebelumnya tidak dikerjakan secara

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


273-

seksama.
8.14. Bekisting tidak boleh dibongkar sebelum beton
mencapai umur atau suatu kekuatan kubus
yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri.
Kontraktor harus mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan apabila akan akan
melaksanakan pembongkaran bekisting.
Tanggung jawab atas keamanan konstruksi
beton seluruhnya ada pada kontraktor, dan
perhatian kontraktor mengenai pembongkaran
cetakan ditujukan ke PBI 1971 dalam pasal
yang bersangkutan.
8.15. Apabila tiba waktunya dan telah mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan, maka bekisting
harus dibongkar dengan tenaga statis, tanpa
goncangan, getaran atau kerusakan pada
beton. Pembongkaran harus dilakukan secara
hati-hati, dan jikalau ada pembetonan yang
keropos, harus cepat-cepat diperbaiki dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan, apabila Direksi
Pekerjaan mengharuskan beton tersebut untuk
dibongkar, maka kontraktor harus
membongkar dan membuat pembetonan yang
baru lagi, dan biayanya menjadi tanggungan
kontraktor.

9. Plesteran 1Pc :3 Ps : Pekerjaan plesteran 1 Pc : 3 Ps dengan ketebalan


, tebal 1,50 cm 1,50 cm dilaksanakan pada seluruh permukaan
dinding luar maupun dalam bak penangkap mata air
termasuk dinding sekat yang terbuat dari pasangan
bata merah.

10. Pipa dan : 10.1. Untuk keperluan fungsional dari bak , maka
Accessories kontraktor harus mengadakan dan memasang
pipa GI dan accessories pada bak tersebut.
10.2. Pipa GI dan Accessories yang harus dibeli dan
dipasang sebagaimana tertuang pada daftar
kuantitas dan harga.

11. Kualitas Material : Material bahan bangunan yang dipergunakan pada


Bangunan pekerjaan pembuatan bak reservoar harus
mempunyai kualitas sbb. :

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


274-

11.1 Semen ( PC ).
Bahan material semen yang dipakai adalah
jenis portland atau yang ada dipasaran
sekualitas dengan PC Holcim dan memenuhi
standar SNI/SII dengan kapasitas 50 kg/zak.
Untuk seluruh pekerjaan harus menggunakan
merk dan jenis semen yang sama.
Semen yang penyimpanannya telah berumur
lebih dari 3 (tiga) bulan tidak boleh
dipakai.Semen ( PC ) yang telah mengeras
karena pengaruh cuaca, air atau bahan-bahan
organik lainnya, juga tidak boleh dipakai.
11.2 Pasir.
Bahan material pasir yang dipakai adalah pasir
pasang/pasir beton yang berbutir kasar, keras
dan bebas dari kotoran dan debu serta bahan-
bahan organik dan bahan-bahan agresif
lainnya.
11.3 Kerikil / Split.
Dalam hal ini adalah kerikil/split dengan ukuran
1 – 3 cm bebas dari kotoran dan debu serta
bahan-bahan agresif lainnya.
11.4 Batu.
Material untuk pekerjaan ini adalah batu belah
lokal yang keras dan tidak abrasif, dengan
diameter rata – rata 15 s/d 20 cm.
11.5 Air.
Air yang dipergunakan untuk mencampur
pasangan tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan
organis atau bahan-bahan yang lain yang
merusak beton / baja tulangan dan tidak
mempengaruhi daya lekat semen.
11.6 Besi beton
Besi tulangan beton yang dipergunakan harus
mempunyai standar SNI.

12. Kinerja Produk : Produk pembuatan Bangunan Bak Reservoir yang


diinginkan adalah :
12.1. Bangunan Bak Reservoir yang terbangun baik
dan rapi sesuai dengan spesifikasi teknis
pembangunannya.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


275-

12.2. Bangunan Bak Reservoir yang tidak bocor,


mampu menampung dan membagi air sesuai
dengan kapasitas, fungsi dan tujuannya.
13. Penghitungan : 13.1. Uraian pekerjaan serta kuantitas pekerjaan
Volume dan pembuatan Bangunan Bak Reservoir yang
Pembayaran harus ditawar oleh penyedia jasa
sebagaimana tertuang dalam daftar kuantitas
dan harga.
13.2. Harga satuan masing-masing butir pekerjaan
pada pekerjaan pembuatan Bangunan Bak
Reservoir ini harus sudah mencakup upah
tenaga kerja, bahan material, peralatan yang
dipergunakan, uji material serta keuntungan
kontraktor yang dihitung pada analisa harga
satuan pekerjaan.
13.3. Penghitungan volume realisasi pekerjaan
pembuatan Bangunan Bak Reservoir
didasarkan pada gambar terbangun / as built
drawing yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan
dan dituangkan dalam Mutual Check serta
dikalikan dengan harga satuan dalam kontrak.

I. HIDRAN UMUM/BANGUNAN PENGAMBILAN

1. Lingkup Pekerjaan : 1.1. Bangunan Bak Pengambilan yang harus dibuat


sesuai dengan jumlah mata air yang akan
dibangun.
1.2. Dimensi / ukuran Bangunan Bak Pengambilan
satu dengan yang lainnya tidak sama,
sebagaimana ditunjukan dalam gambar bestek.

1.3. Lokasi Bangunan Bak Pengambilan sebagai-


mana tertera didalam peta lokasi / situasi atau
sebagaimana ditunjukan oleh Direksi Pekerjaan
di lapangan.
1.4. Lingkup pekerjaan pembuatan Bangunan Bak
Pengambilan meliputi :
- Galian Tanah Berbatu
- Baja Tulangan
- Beton K-225
- Bekisting
- Pasangan Batu Kosong

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


276-

- Plat penutup manhole 80 x 80 cm

2. Galian tanah : 2.1. Merupakan galian tanah berbatu untuk pondasi


berbatu Bak Pengambilan
2.2. Harus ditentukan titik nol terlebih dahulu
sebelum dilakukan penggalian untuk pondasi.
2.4. Dimensi galian adalah sesuai dengan dimensi
pondasi landasan masing-masing bak
penangkap mata air, serta lantai dengan
kedalaman galian sebagaimana ditunjukan
dalam gambar bestek masing-masing lokasi
mata air.

3. Pembesian/Baja : 3.1. Yang dimaksud dengan pekerjaan


tulangan pembesian/baja tulangan dalam pembuatan
Bangunan Bak Pengambilan adalah tulangan
besi beton. Besi tulangan yang dipakai adalah
besi beton polos /ulir.
3.2. Besi beton polos yang dipakai adalah besi beton
dengan tegang -an leleh 240 kg/cm² dan tertera
di dalam gambar dengan ukuran diameter dalam
metric (U.24). Besi beton ulir (High Strength
Steel) yang dipakai adalah besi beton dengan
tegangan leleh 3.200 kg/cm² dan tertera di dalam
gambar dengan ukuran diameter dalam inci
(U.32).
3.3. Besi tulangan yang dipakai harus baru dan tidak
boleh berkarat serta harus memenuhi syarat PBI
- 1971 - NI, atau JIS G - 3112 - 75 “ Steel Bar for
concrete Reinforcement.”
3.4.Rangkaian tulangan beton dipasang pada plat
lantai, plat dinding dan plat atap Bangunan Bak
Pengambilan, dengan susunan rangkaian
tulangan sebagaimana ditunjukan dalam
gambar bestek.
3.5. Untuk sambungan besi tulangan satu dengan
lainnya harus menggunakan kawat bendrat,
apabila akan menggunakan sambungan las
harus mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
3.6. Pada sambungan perpanjangan tulangan atau
overlap minimal 30 D dan jika memakai besi

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


277-

tulangan pokok pada ujung-ujungnya harus


dibuat kait dengan panjang kait minimum 5 cm.
3.7. Kontraktor harus bisa membuktikan dan
melaporkan kepada Direksi Pekerjaan bahwa
besi beton yang dipakai termasuk jenis mutu
baja yang direncanakan.
3.8. Apabila nantinya terbukti ada kesalahan /
kekeliruan mengenai jenis besi beton yang
dipergunakan, maka kontraktor harus
bertanggung jawab secara keseluruhan dan
mengganti semua tulangan baik yang sudah
terpasang maupun yang belum.

3.9. Laporan mengenai jenis besi beton harus dibuat


secara tertulis dan dilampirkan juga keterangan
dari pabrik-pabrik besi beton di mana tulangan
tersebut diproduksi, yang menyebutkan bahwa
besi beton tersebut termasuk tulangan yang
bermutu sesuai dengan yang direncanakan,
yang dilengkapi dengan hasil-hasil percobaan
laboratorium.
3.10.Direksi pekerjaan akan menolak bahan besi
beton yang didatangkan kontraktor apabila tidak
sesuai dengan persyaratan teknis yang
ditentukan.

4. Bekisting : 4.1. Bekisting atau cetakan beton harus digunakan


untuk membatasi adukan beton dan membetuk
cetakan beton menurut garis dan permukaan
yang diinginkan.Bekisting harus menghasilkan
konstruksi akhir yang mempunyai ukuran, batas-
batas seperti yang ditunjukkan dalam gambar
konstruksi.
4.2. Semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk
bekisting baru dapat dipergunakan apabila
sudah mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan. Semua bahan untuk bekisting harus
bahan baru, dikeringkan secara baik dan bebas
dari mata kayu yang lepas, celah kotoran yang
melekat dan sejenis lainnya, kecuali bila ada
cara lain yang dibenarkan oleh Direksi
Pekerjaan.
4.3. Tiang-tiang penahan bekisting harus dipilih dari

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


278-

bahan yang kuat. Bambu tidak boleh dipakai


untuk tiang-tiang penyangga sekur dan klem,
tetapi harus menggunakan kayu dolken atau
kayu lain. Untuk bahan-bahan yang kurang /
tidak memenuhi syarat harus dibuang dan tidak
boleh dipakai.
4.4. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh
bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting
yang menurut Direksi Pekerjaan
membahayakan atau tidak memadai, maka
bekisting tersebut dapat ditolak oleh Direksi
Pekerjaan; kontraktor harus segera
membongkar dan memindahkan bekisting yang
ditolak itu dari pekerjaan dan menggantinya
dengan biaya Rekanan.
4.5. Dalam membuat bekisting maka konstruksi
cetakan harus diperhitungkan terutama untuk
konstruksi-konstruksi yang berat, sehingga
cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat
untuk bisa menahan beban yang disangga.
Toleransi yang diizinkan kurang lebih 3 mm
untuk garis dan permukaan setelah penyetelan
bekisting yang harus demikian kuat dan kaku
terhadap beban adukan beton yang masih
basah dan getaran, terhadap beban konstruksi
dan angin; bekisting harus tetap menurut garis
dan permukaan yang disetujui Direksi Pekerjaan
sebelum pengecoran.
4.6. Celah bekisting harus ditutup rapat, sehingga
dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan
keluar / kebocoran pada sambungan atau cairan
dari beton. Semua sudut luar pekerjaan beton
harus diberikan pinggiran 20 x 20 cm atau lebih
besar, kecuali pekerjaan arsitektur yang tidak
ditimbun dalam tanah secara permanen.

4.7. Wallpipe, waterstop, tangga tanam, airvent dan


lainnya yang akan ditanam / tertancap pada
beton, harus dipasang kokoh dalam bekisting.
4.8. Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah
siap untuk pengecoran beton, akan diperiksa

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


279-

oleh Direksi Pekerjaan. Beton tidak boleh dicor


sebelum bekisting disetujui Direksi Pekerjaan.
Untuk menghindari kelambatan dalam
mendapatkan persetujuan, sekurang-kurangnya
24 jam sebelumnya, Rekanan harus
memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan
bahwa bekisting sudah siap untuk diperiksa.

5. Perancah atap bak : 5.1. Untuk keperluan pengecoran atap bak, bekisting
atap bak Pengambilan perlu disangga dengan
perancah.
5.2. Perancah harus menggunakan kayu dolken
dengan kualitas yang baik. Bambu tidak
diperbolehkan untuk digunakan sebagai
perancah.
5.3. Perletakan perancah harus diatur sedemikian
rupa sehingga jarak satu dengan lainnya adalah
0,50 m.

6. Pembetonan : 6.1. Beton adalah bahan yang diperoleh dengan


mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar
(kerikil), air dan semen portland (Portland
Cement) atau bahan penguat hidrolis lain
sejenis, dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya. Rekanan harus menyediakan semua
bahan untuk pekerjaan beton dan harus
membuat bekisting, mengaduk beton, mengecor
beton, memelihara, memperbaiki,
menyelesaikan dan mengerjakan semua
pekerjaan tambahan dari seluruh pekerjaan
beton.
6.2. Pembetonan dilaksanakan terhadap plat atap
Bak Pengambilan Komposisi beton adalah K-
225 dan Penyedia/kontraktor wajib membuat
mix desai beton sebagai acuan pelaksanaan
dilapangan.
6.3. Sebelum pekerjaan beton dimulai, maka 24 jam
sebelumnya kontraktor harus membuat laporan
tertulis kepada Direksi Pekerjaan yang
menyebutkan :
• Jumlah Volume beton yang akan dicor.
• Jumlah alat-alat pengecoran antara lain :
mixer, fibrator, yang tersedia di lapangan.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


280-

• Jumlah portland cement yang tersedia di


lapangan.
• Jumlah pasir yang tersedia di lapangan.
• Jumlah koral/batu pecah yang tersedia di
lapangan.
• Jumlah air yang tersedia untuk pembetonan.
• Jumlah cetakan-cetakan kubus beton yang
tersedia di lapangan.
• Jumlah alat-alat test slump yang tersedia di
lapangan.
• Jumlah tenaga kerja yang ada di lapangan.
• Perbandingan campuran beton sesuai
dengan hasil tes di laboratorium.
• Time schedule pelaksanaan pengecoran.
• Skema jalannya pengecoran sampai
selesai.
• Pengawas ahli dari Kontraktor yang
ditugaskan di lapangan.
Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
persyaratan tersebut di atas terpenuhi, dan
disetujui Direksi Pekerjaan.
6.4. Semua bahan dan konstruksi, jika tidak diberi
catatan khusus harus memenuhi standar yang
umum dipakai di Indonesia. Mutu beton tersebut
harus dibuktikan oleh kontraktor dengan
mengambil benda-benda uji berupa kubus beton
/ silinder beton yang pembuatannya harus
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan
diperiksakan di laboratorium konstruksi beton
yang disetujui Direksi Pekerjaan. Jumlah benda
uji sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam
PBI 1971.
6.5. Di dalam membuat campuran beton, jumlah
semen dan aggregat akan diukur menurut berat,
kecuali dalam beberapa hal akan diperlukan
persetujuan khusus untuk mengukur material
dengan volume, yang dipakai untuk bangunan-
bangunan struktur yang kecil. Semua agregat,
semen, dan air harus ditakar dengan seksama,
volume atau beratnya. Bilamana sesuatu waktu
proporsi-proporsi tertentu itu tidak sesuai, maka
konstruksi beton yang sudah dicor itu akan
diperintahkan untuk segera disingkirkan.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


281-

Proporsi semen yang ditentukan adalah


minimal, jadi tidak akan diizinkan untuk
dikurangi.
6.6. Kekuatan tekan minimum dan banyaknya PC
yang terdapat dalam beton tidak boleh kurang
dari daftar kekuatan beton. Perbandingan
maksimum Air dan Semen (PC) adalah 55 liter
air per 100 kg semen. Direksi Pekerjaan berhak
memerintahkan untuk menambahkan jumlah
PC yang melebihi daftar pada setiap pekerjaan
beton, jika memang dianggap perlu bahwa
penambahan tersebut akan mencapai kekuatan
yang dikehendaki. Penambahan semen jika
diperintahkan harus disediakan oleh Rekanan
tanpa tambahan biaya.
6.7. Banyaknya air yang digunakan dalam adukan
beton harus cukup.Waktu pengadukan beton
harus diambil tetap dan normal, sehingga
menghasilkan beton yang homogen tanpa
adanya bahan-bahan yang terpisah satu sama
lain. Penggetaran dilakukan dengan vibrator
untuk mendapatkan beton yang padat, cukup
kedap dan licin permukaannya. Jumlah air dapat
diubah sesuai keperluan, dengan melihat
perubahan keadaan cuaca atau kelembaban
dari bahan adukan (pasir, koral) untuk
mempertahankan hasil yang homogeen dan
kekentalan yang dikehendaki. Kekentalan
adukan beton harus ditetapkan menurut
percobaan "Method of slump Test for Concrete"
(JIS A 1101-1950) atau "Percobaan Slump
Portland Cement Beton" (PBI, 1971-NI.2).
6.8. Pengadukan beton harus menggunakan
betonmollen.Selama pengadukan berlangsung,
kekentalan adukan beton harus diawasi terus
menerus oleh tenaga pengawas yang akhli
dengan jalan memeriksa slump pada setiap
campuran beton yang baru.
Besarnya slump dijadikan petunjuk apakah
jumlah air pencampur yang dimasukkan ke
dalam drum pengaduk adalah cukup tepat, atau
perlu dikoreksi dalam hubungannya dengan
faktor air semen yang diinginkan.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


282-

6.9. Pengecoran atap bak dilaksanakan dalam


satu tahap.
6.10. Pada waktu adukan beton dicor ke dalam
bekisting, adukan beton tersebut harus dapat
memasuki semua sudut, melalui celah
pembesian, tidak terjadi sarang koral dan
selama pengecoran kelebihan air pada
permukaan beton harus sedikit saja.Perhatian
khusus perlu diberikan untuk pengecoran beton
di sekeliling waterstop.
6.11. Agar diperoleh pemadatan beton yang
sempurna serta tidak kropos, maka kontraktor
harus menggunakan vibrator berkecepatan
tinggi yang bergetar bagian dalamnya dari
jenis “tenggelam“, yang dibenarkan, sehingga
akan diperoleh hasil yang baik dalam waktu 15
(lima belas) menit setelah beton dengan
konsistensi yang ditentukan dicor dalam
cetakan.
Apabila menggunakan vibrator, maka slump
dari betonnyaharus disesuaikan, pada
umumnya tidak boleh digunakan slump lebih
dari 12,5 cm.
6.12. Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksana-
kan sebaik-baiknya dengan alat penggetar
atau vibrator. Apabila diperlukan, pemadatan
dapat dilakukan dengan tongkat atau jika perlu
dengan tangan untuk meyakinkan tidak akan
terjadi cacat beton seperti kropos, adanya
kantong udara dan sarang koral di bawah
waterstop, yang akan memperlemah kekuatan
beton.
6.13. Lapisan beton berikutnya tidak boleh dicor, bila
lapisan sebelumnya tidak dikerjakan secara
seksama.
6.14. Bekisting tidak boleh dibongkar sebelum beton
mencapai umur atau suatu kekuatan kubus
yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri.
Kontraktor harus mendapat persetujuan
Direksi Pekerjaan apabila akan akan
melaksanakan pembongkaran bekisting.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


283-

Tanggung jawab atas keamanan konstruksi


beton seluruhnya ada pada kontraktor, dan
perhatian kontraktor mengenai pembongkaran
cetakan ditujukan ke PBI 1971 dalam pasal
yang bersangkutan.
6.15. Apabila tiba waktunya dan telah mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan, maka bekisting
harus dibongkar dengan tenaga statis, tanpa
goncangan, getaran atau kerusakan pada
beton. Pembongkaran harus dilakukan secara
hati-hati, dan jikalau ada pembetonan yang
keropos, harus cepat-cepat diperbaiki dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan, apabila Direksi
Pekerjaan mengharuskan beton tersebut untuk
dibongkar, maka kontraktor harus
membongkar dan membuat pembetonan yang
baru lagi, dan biayanya menjadi tanggungan
kontraktor.

7. Kualitas Material : Material bahan bangunan yang dipergunakan pada


Bangunan pekerjaan pembuatan bak pengambilan harus
mempunyai kualitas sbb. :
7.1 Semen ( PC ).
Bahan material semen yang dipakai adalah
jenis portland atau yang ada dipasaran
sekualitas dengan PC Holcim dan memenuhi
standar SNI/SII dengan kapasitas 50 kg/zak.
Untuk seluruh pekerjaan harus menggunakan
merk dan jenis semen yang sama.
Semen yang penyimpanannya telah berumur
lebih dari 3 (tiga) bulan tidak boleh dipakai.
Semen ( PC ) yang telah mengeras karena
pengaruh cuaca, air atau bahan-bahan organik
lainnya, juga tidak boleh dipakai.
7.2 Pasir.
Bahan material pasir yang dipakai adalah pasir
pasang/pasir beton yang berbutir kasar, keras
dan bebas dari kotoran dan debu serta bahan-
bahan organik dan bahan-bahan agresif
lainnya.
7.3 Kerikil / Split.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


284-

Dalam hal ini adalah kerikil/split dengan


ukuran 1 – 3 cm bebas dari kotoran dan debu
serta bahan-bahan agresif lainnya.
7.4 Batu.
Material untuk pekerjaan ini adalah batu
belah lokal yang keras dan tidak abrasif,
dengan diameter rata – rata 15 s/d 20 cm.
7.5 Air.
Air yang dipergunakan untuk mencampur
pasangan tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan
organis atau bahan-bahan yang lain yang
merusak beton / baja tulangan dan tidak
mempengaruhi daya lekat semen.

7.6 Besi beton


Besi tulangan beton yang dipergunakan harus
mempunyai standar SNI.

8. Kinerja Produk : Produk pembuatan Bangunan Bak Pengambilan


yang diinginkan adalah :
8.1. Bangunan Bak Pengambilan yang terbangun
baik dan rapi sesuai dengan spesifikasi teknis
pembangunannya.
8.2. Bangunan Bak Pengambilan yang tidak bocor,
mampu menampung dan membagi air sesuai
dengan kapasitas, fungsi dan tujuannya.
9. Penghitungan : 9.1. Uraian pekerjaan serta kuantitas pekerjaan
Volume dan pembuatan Bangunan Bak Pengambilan yang
Pembayaran harus ditawar oleh penyedia jasa
sebagaimana tertuang dalam daftar kuantitas
dan harga.
9.2. Harga satuan masing-masing butir pekerjaan
pada pekerjaan pembuatan Bangunan Bak
Pengambilan ini harus sudah mencakup upah
tenaga kerja, bahan material, peralatan yang
dipergunakan, uji material serta keuntungan
kontraktor yang dihitung pada analisa harga
satuan pekerjaan.
9.3. Penghitungan volume realisasi pekerjaan
pembuatan Bangunan Bak Pengambilan
didasarkan pada gambar terbangun / as built

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3


285-

drawing yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan


dan dituangkan dalam Mutual Check serta
dikalikan dengan harga satuan dalam kontrak.

Paraf 1 Paraf 2 Paraf 3

Anda mungkin juga menyukai