1. UMUM
1.1. PENDAHULUAN
Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara
umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan.
Bagian pekerjaan yang diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen berikut dibawah ini.
1.2. REFERENSI
Atas seluruh bagian pekerjaan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan
(RKS) ini, kecuali jika secara khusus disyaratkan lain dalam satu atau lebih dokumen
pelelangan / pelaksanaan, juga berlaku :
Undang-Undang R.I.
Peraturan / Surat Keputusan dari instansi yang berwenang.
Peraturan Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Daerah.
Standard / Normalisasi / Pedoman di Indonesia.
Dalam hal ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak termasuk dalam
persyaratan teknis umum / khusus. Maka atas bagian pekerjaan tersebut Pelaksana Pekerjaan
/ Pemborong harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan berikut ini guna
disepakati oleh Konsultan Perencana untuk disepakati sebagai pedoman persyaratan
teknis :
1. Standard / Normalisasi / Kode / Pedoman yang dapat diterapkan pada bagian
pekerjaan bersangkutan, yang dikeluarkan oleh instansi / Institusi / Asosiasi Profesi
/ Asosiasi Produsen / Lembaga Pengujian Nasional dari negara lain, sejauh hal
tersebut diperoleh kesepakatan dengan Konsultan Perencana.
2. Brosur teknis dari produsen yang di dukung sertifikat dari lembaga pengujian yang
diakui Badan Nasional / Internasional.
1.3. PEMAKAIAN UKURAN
a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong tetap bertanggung jawab dalam
menepati semua ketentuan yang tercantum dalam Spesifikasi teknis dan
gambar-gambar pelaksanaan.
b. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus mengadakan pemeriksaan
menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada (Arsitektur, Struktur
dan M&E) & kondisi lapangan serta kebenaran dari ukuran ukuran keseluruhan
maupun bagian - bagiannya dan segera memberitahukan Konsultan
Manajemen Konstruksi tentang setiap perbedaan yang ditemukan didalam
pelaksanaan. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong baru diizinkan membetulkan
kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas Konstruksi dan Direksi.
c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan didalam hal
apapun menjadi tanggung-jawab Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.
Pemberi Tugas dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki tempat
pekerjaan dan bengkel kerja atau tempat-tempat lainnya dimana Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong melaksanakan pekerjaan, dan bilamana pekerjaan harus dilaksanakan di bengkel
kerja atau tempat-tempat lain kepunyaan Sub-Pelaksana Pekerjaan / Pemborong, maka
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong menurut ketentuan-ketentuan dalam Sub-Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong itu harus bisa mendapatkan jaminan agar Pemberi Tugas dan para
wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki bengkel kerja dan tempat lain kepunyaan
Sub-Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.
2. LOKASI PROYEK
Pekerjaan ini dilaksanakan / dilakukan di REHAB SARPRAS OLAHRAGA GOR BUNG
KARNO Kabupaten Kudus selanjutnya akan ditunjukkan pada saat aanwijzing.
Pekerjaan REHAB SARPRAS OLAHRAGA GOR BUNG KARNO sebagai berikut :
Rangka besi
1 Plafon Rangka besi hollow 35.35.0,35mm
hollow
Kalsiboard Kalsiboard
PVC Petrafon, DAK, Elite
Pengecatan
2 Pengecatan Catylac, Vinilex
plfon
Water proofing
No Drop
coating dag
Rangka baja
3 Atap Kencana, Taso, Gigasteel
ringan C75
Atap galvalum
Kencana, Taso, Well
0,3mm
4 Instalasi Penerangan NYM 2x2,5mm Eterna, Extrana (setara)
Conduit Legrand, Clipsal, Boss (setara)
Lampu Down
light led outbow Philips, Panasonic
18W
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
LINGKUP PEKERJAAN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Pembuatan Papan Nama Proyek
Bahan :
Untuk papan nama proyek menggunakan banner yang dipasang
menggunakan tiang kayu.
Pelaksanaan :
Membuat papan nama proyek menggunakan banner yang dipasang pada
papan dengan ukuran 80 x 120 cm. Didirikan tegak diatas kayu ukuran 5/7 cm
setinggi 200 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan
nama proyek memuat:
• Nama Proyek
• Pemilik Proyek
• Lokasi Proyek
• Jumlah Biaya ( Kontrak )
• Nama Konsultan Perencana
• Nama Konsultan Pengawas
• Nama Pelaksana ( Kontraktor)
• Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun
Pekerjaan Pembongkaran
Pada pekerjaan pembongkaran harus dilakukan dengan hati – hati dan
mengutamakan keselamatan sekitar
2. PEKERJAAN ATAP
Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi Baja ringan menggunakan Baja
ringan C75 seperti tercantum dalam gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan Baja baik.
Pekerjaan baja ada pada pekerjaan atap baja ringandengan tetap mengacu peraturan
sbb:
B. Peraturan-peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
- SNI – 03. 1729 - 2002 Tata cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk Gedung
- Persyaratan umum bahan bangunan Indonesia (PUBI-1982)
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
C. Material Baja
Semua material untuk Konstruksi Baja ringan harus menggunakan Baja yang baru dan
memenuhi Baja Mutu Tinggi G 550, Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa, Tegangan
Maksimum 550 Mpa, Modulus Elastisitas 200.000 Mpa, Modulus geser 80.000 Mpa,
menggunakan bahan dengan merk Kencana, Taso, Gigasteel.
.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan sertifikat test dari pabrik pembuat Baja
tersebut. Apabila Direksi / Konsultan Pengawas mempunyai keraguan terhadap hasil
test tersebut dan atau keraguan terhadap mutu baja yang dipakai di lapangan / di
workshop, maka Direksi / Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk meminta
diadakan test tambahan/ulang dengan ketentuan jumlah test maximum 3 (tiga) buah
untuk masing-masing ukuran profil. Biaya test tersebut tetap menjadi beban Penyedia
Jasa Konstruksi.
Semua material Baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan
kerusakan lainnya. Semua material Baja tersebut juga harus lurus, tidak perpuntir,
tidak ada tekukan-tekukan.
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan di atas papan atau balok-balok
kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak
merusak material. Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak ataupun
bengkok.
Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak material-material Baja yang tidak
memenuhi syarat-syarat tersebut di atas dan tidak diperkenankan untuk difabrikasi.
Kontraktor bila mana diminta harus mengadakan pengujian mutu baja yangakan
dipakai, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Batang percobaan diambil
dibawah kesaksian Konsultan Konsultan Pengawas. Jumlah test baja dengan interval
setiap 1 truk=1 buah benda uji atau tiap 1 ton=1 buah test besi. Percobaan mutu besi
beton juga akan dilakukan setiap saat bila mana dipandang perlu oleh Konsultan
Pengawas.
Pemakaian baja dari jenis yang berlainan dari ketentuan- ketentuan diatas, harus
mendapat persetujuan Konsultan MK/Pengawas.
Kontraktor wajib melakukan Pengujian berat baja dan uji Tarik baja dilakukan di
lembaga independen yang sudah ditetapkan sama PPK.
Pelaksanaan :
1). Pemasangan Plafond
a. Ketinggian, ukuran, pembidangan dan konstruksi plafond
dilaksanakan sesuai ketentuan-ketentuan dalam gambar.
b. Pemasangan Rangka Plafond baru menggunakan hollow galvanis
ukuran 35x35x0.35 dengan modul rangka 60x120cm sesuai dengan
gambar rencana dan persetujuan pengawas lapangan.
c. Pemasangan Plafond baru boleh dilakukan jika pekerjaan rangka
plafond sudah mencapai 100 %.
d. Pemasangan Plafond dilakukan langsung pada rangka plafond
dengan alat sambung paku Sekrup.
e. Jika diperlukan oleh pihak Direksi, maka Kontraktor Pelaksana harus
membuat Shop Drawing untuk pekerjaan pemasangan material
plafond.
f. Cara pemasangan harus mengikuti denah plafond yang ada dalam
Gambar Kerja.
g. Hasil pemasangan plafond harus menghasilkan permukaan akhir
yang rata dan tidak melendut.
h. Antara lembaran plafond yang satu dengan lembaran plafond lainnya
harus tedapat celah sebesar 3 mm untuk keperluan pemuaian dan
susut.
i. Pada posisi pinggir pemasangan lembaran plafond dengan balok
lantai, ring balok dan dinding harus tedapat celah sebesar 3 mm
untuk keperluan pemuaian dan susut.
j. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan plafond dengan
pekerjaan instalasi listrik, instalsi AC, instalasi air bersih dan
instalasi air kotor sehingga plafond yang telah dipasang tidak
dibongkar kembali.
k. Tidak dibenarkan mengerjakan Instalasi Listrik, Instalasi AC,
Instalasi Air Bersih dan Instalasi Air Kotor setelah pekerjaan
pemasangan plafond selesai kecuali ditentukan lain oleh pihak
direksi.
l. Plafond yang telah selesai dipasang kalau terpaksa dibongkar karena
alasan-alasan yang disetujui oleh pihak direksi tidak boleh dibongkar
sembarangan.
Pelaksanaan :
1). Pengerjaan pengecatan sesuai dengan gambar rencana.
2). Permukaan dinding dan plafond sebelum dicat harus dicat dasar
kemudian diamplas dengan kertas pasir sampai rata dan halus.
3). Semua bidang tembok, plafond dan batu alam dicat minimal 2 (dua) kali
sampai kelihatan rata dan cukup tebal.
4). Warna Cat tembok yang digunakan sesuai dengan persetujuan direksi.
Pekerjaan Waterproofing
Bahan :
Bahan waterproofing yang digunakan harus memenuhi persyaratan dan
kualitas, antara lain yang direkomendasi produk NO DROP untuk area atap
beton maupun bagian yang disebutkan dalam gambar rencana dengan maksud
agar tidak bocor Pekerjaan kedap air ( waterproofing ) ini harus dilaksanakan
oleh Ahli khusus dalam bidang pekerjaan ini, tidak diperbolehkan dilaksanakan
oleh yang bukan ahlinya.
Pelaksanaan :
1). Sebelum melaksanakan pekerjaan waterproofing ini,
Penyedia/kontraktor harus membuat rencana kerja pemasangan
waterproffing ini dan diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diteliti
untuk mendapat persetujuan.
2). Material yang akan digunakan terlebih dahulu juga harus diajukan
kepada Konsultan Pengawas untuk diteliti dan mendapatkan persetujuan
bila sudah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
3). Melaksanakan pekerjaan pemasangan waterprofing pada area atap (dak
beton) dilakukan oleh aplikator dibidangnyadan sesuai yang ditunjuk
pada gambar menggunakan type yang telah ditentukan serta sudah
disetujui oleh Direksi atau Konsultan pengawas.
1) Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak
dinyatakan, tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan (aanwijzing) mengenai
suatu bagian pekerjaan yang termasuk harus dikerjakan oleh Pemborong/kontraktor,
maka bagian tersebut dianggap ada dan dimuat dalam bestek ini.
2) Apabila ada perubahan material harus disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi
3) Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan pekerjaan ini, tetapi
tidak diuraikan atau tidak dibuat dalam bestek ini, tetap diselenggarakan dan
diselesaikan oleh kontraktor.
4) Setiap melalui pekerjaan kontraktor, harus ijin tertulis serta membuat gambar
penjelasan / shop drawing dan berikut target volume pekerjaan yang dilaksanakan.
5) Kontraktor harus membuat gambar sesuai pelaksanaan (as build Drawing) yang harus
mendapat persetujuan dan pengesahan dari konsultan Pengawas dan Pengendali
kegiatan.