BAB I
PENJELASAN UMUM
BAB II
SYARAT-SYARAT UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN
2.8.2. Perlengkapan
Kontraktor berkewajiban untuk menyediakan alat-alat ukur dan pekerja-pekerja
yang diperlukan oleh Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan untuk melakukan
pengecekan/pengukuran atas pekerjaan yang dilaksanakan.
2.8.3. Gambar
Pada keadaan dimana ada penyimpangan dari gambar rencana, Kontraktor
harus mengajukan 1 (satu) rangkap gambar penyimpangan tersebut, Pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan akan meneliti perubahan tersebut dan akan
membubuhkan tanda tangan persetujuan atau pendapat/revisi pada satu
lembar gambar tersebut dan mengembalikannya kepada Kontraktor. Setelah
dilakukan perbaikan sesuai revisi Kontraktor harus menyerahkan gambar untuk
mendapatkan persetujuan. Setelah mendapat persetujuan gambar tersebut
agar digambar kembali dalam File digital AutoCad, sehingga untuk
memungkinkan direproduksi.
2.9.2. Pemberitahuan
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas/Pengawas Lapangan.
Daftar tersebut harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan disetujui oleh
Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan dalam hal fungsi dalam pekerjaan, kapasitas,
jumlah, tahun pembuatan, pabrik pembuat, kondisi dan rencana waktu tiba di
tempat pekerjaan.
Yang dimaksud dalam butir mengenai mobilisasi dan demobilisasi tergantung pada
jenis, volume dan tahap pekerjaan yang akan dilaksanakan, sebagaimana
ditentukan pada bagian-bagian lain dari kontrak ini, dan secara umum akan
sesuai dengan urutan sebagai berikut :
a. Transport alat-alat dan perlengkapan sesuai dengan yang dicakup dalam
kontrak, dari tempat asalnya sampai ke lokasi proyek beserta pemasangannya
menurut jadual kebutuhan alat-alat dan pelengkap tersebut.
b. Antar jemput : staf, pegawai dan pekerja ke proyek.
c. Instalasi termasuk antara lain lapangan kerja, bengkel, drainase dan sanitasi.
d. Pekerjaan demobilisasi dari lapangan kerja (project site) yang dilaksanakan
oleh Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh
instalasi, peralatan konstruksi dan peralatan dari milik proyek, dan pihak
Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan
penyempurnaan selama masa pemeliharaan, sehingga kondisinya dapat
diterima Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan.
Kantor untuk Kontraktor terdiri dari: ruangan untuk personil, ruang rapat
kapasitas 5-6 orang, gudang untuk menyimpan suku cadang peralatan dan
bagan-bahan serta bengkel yang dilengkapi dengan listrik, air, peralatan
keselamatan kerja yang dimanfaatkan untuk melaksanakan pekerjaan.
Bila ada penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana yang ada,
maka akan ditentukan selanjutnya oleh Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan dan
akan disampaikan kepada Kontraktor secara tertulis.
2.19. LAPORAN
2.19.1. Laporan Harian
Kontraktor diwajibkan membuat catatan-catatan harian dalam bentuk Laporan
Harian yang berisi: pekerjaan yang dilaksanakan hari itu, material yang
didatangkan, tenaga kerja yang dikerahkan, keadaan cuaca, serta hal-hal lain
yang perlu dilaporkan sesuai petunjuk Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan.
B A B III
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
Pasal 1
UMUM
a. Uraian pekerjaan,
Pekerjaan Pembangunan AULA SLB Negeri Karawang
kabupaten Karawang antara lain :
1 Pekerjaan Persiapan.
2 Pekerjaan Tanah Dan Pondasi.
3 Pekerjaan Beton.
4 Pekerjaan Pasangan.
5 Pekerjaan Lantai.
6 Pekerjaan Kusen.
7 Pekerjaan Atap Dan Langit - Langit .
8 Pekerjaan Cat Dan Laburan.
9 Pekerjaan Instalasi Listrik.
10 Pekerjaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor .
Semua pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup Pekerjaan yang tidak
dijelaskan dalam RKS akan dijelaskan kemudian dalam Risalah aanwitzing dan
pihak Kontraktor harus melaksanakannya sesuai gambar kerja. Penjelasan
mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point – point
penjelasan termasuk segala jenis peralatan , bahan dan teknis pekerjaan .
Pasal 2
PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN
2.1. Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih
dahulu dibersihkan dari berbagai macam kotoran , sampah, puing – puing dan
segala sesuatu yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan .
2.2. Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/Site
konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang ditunjukkan
Konsultan Pengawas/ Direksi.
Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING
3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada
di dalam Tapak/Site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan
Perencana/Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi.Untuk instalasi
existing tersebut di atas, kontraktor harus menjaga dan memeliharanya dari
gangguan/cacat.
3.2. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masih
berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor harus melakukan pekerjaan ini
sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas/Direksi.
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH
Apabila ada Pekerjaan tanah yang tidak tercantum dalam lingkup pekerjaan
diatas kontraktor dapat melihat penjelasan yang lebih detail pada gambar
kerja.
4.2.3. Tanah sisa dari Galian harus dibawa keluar lokasi pekerjaan dan
disimpan ditempat yang telah ditentukan oleh konsultan pengawas.
4.2.4. Pada pekerjaan Galian Ukuran tinggi, panjang dan lebar galian harus
sesuai dengan gambar kerja, Pekerjaan galian tersebut adalah bagian
pekerjaan pondasi telapak.
4.3.5 Tanah bekas galian dapat dipergunakan kembali untuk urugan pada
galian yang sudah dilaksanakan tersebut diatas apabila sudah disetujui
oleh konsultan pengawas.
4.3.7 Semua pekerjaan galian dan urugan harus sesuai dengan gambar kerja
dan disetujui terlebih dahulu oleh pengawas lapangan.
Rencana kerja dan syarat-syarat teknik
Pekerjaan Pembangunan Aula SLB Negeri Karawang Kabupaten Karawang 19` -
PT. Prahasta Cakra Utama
Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI
Pasal 6
PEKERJAAN BETON
6.4 Tulangan
Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
adalah sebagai berikut :
- Mutu baja tulangan s/d diameter 12 mm adalah BJTP U-2
- Mutu baja tulangan dari diameter 13 mm adalah BJTD U-32
6.7 Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah produk lokal
berkwalitas baik atau yang setaraf, dengan takaran 0,8% dari berat semen.
Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan maksimal
dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
a. Bahan Semen
Persyaratan Umum.
- Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan
persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau
ASTM C-150 Type 1 atau standard Inggris BS 12.
- Mutu semen yang memenuhi syarat & dapat dipakai adalah yang
memenuhi persyaratan NI-8.
- Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk
seluruh pekerjaan.
- Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari
pengaruh cuaca sepanjang waktu dan peletakannya harus terangkat
dari lantai untuk menghindari kelembaban.
Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak
dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak
dipergunakan atau diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan
memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor
harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang dibutuhkan
untuk pemeriksaan atas biaya kontraktor.
Tempat Penyimpanan
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk
semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap
kelembaban udara.
b. Bahan Pasir
Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan beton ini adalah Pasir alam yaitu
pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan konsultan Pengawas/Direksi teknis.
Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan substansi yang
merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi yang
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
Gradasi
1) Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada
antara 5 mm, sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat
berikut :
2) Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa
oleh Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan
gradasi, maka Kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah
kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan agregat
yang dapat disetujui Konsultan Pengawas.
Rencana kerja dan syarat-syarat teknik
Pekerjaan Pembangunan Aula SLB Negeri Karawang Kabupaten Karawang 23` -
PT. Prahasta Cakra Utama
d. Bahan Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan
kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-
ketentuan yang ada dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton.
Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai NI-2 PBI-
1971.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan
contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.
Baja Tulangan
- Baja beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar
rencana. Untuk menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka
tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton (bendraat) dengan
bantalan blok-blok beton cetak (beton decking) atau kursi-kursi
besi/cakar ayam perenggang.
Selimut Beton.
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding
atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-
bagian konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton
untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
- Kolom praktist.2 cm
- Kolom struktur t. 3 cm
- Balok lantai t. 2
- Plat lantai Beton t = 2 cm
Mengaduk
Bahan-bahan untuk adukan beton site mix mutu f=19,3 Mpa atau beton K-175
harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu ‘batch mixer’.
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil
adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya
perubahan dalam komposisi atau konsisitensi.Air harus dituang lebih dahulu
selama pekerjaan penyempurnaan.
Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh dari 32 0 C dan tidak kurang dari 4,50
C.
Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27 0 C dan 320 C, beton harus
diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Rencana Cetakan
Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam
gambar rencana.
Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan
yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap
keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan,
yang mungkin dapat timbul waktu pemakaian.
Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari
bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus
dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas
bebannya sendiri.
Konstruksi Cetakan
- Semua cetakan harus betul-betul diteliti, kuat dan aman pada
kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau
terjadiperubahan bentuk selama dan sesudah pengecoran beton.
- Semua cetakan beton harus kokoh.
Alat-alat dan teknis pelaksanaan yang digunakan harus sesuai dan tepat
untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan beton yang
telah selesai dicor dan memenuhi usia beton untuk dibongkar.
- Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan harus dilaburi
minyak yang biasa dipergunakan untuk pekerjaan itu, yang mencegah
secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan akan memudahkan
melepas cetakan beton.
- Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui Konsultan Pengawas.
Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk mencegah kontak
dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.
- Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan
kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama
pelaksanaan.
Pengecoran
- Sebelum dilaksanakan pengecoran pihak kontraktor harus terlebih dahulu
mengajukan surat permohonan pengecoran kepada Konsultan Pengawas 3
hari sebelum dilaksanakan pengecoran.
- Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-
lainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan-
permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
- Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan
dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor denganbeton baru.
Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa
pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas
atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan
air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton
baru dicor.
- Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran
yang akan masih berlanjut, terhadap sistem struktur/penulangan yang
ada.
- Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya tidak
lebih dari dimensi yang sudah ditentukan .
- Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran tidak memenuhi spesifikasi ini yang sudah ditentukan.
- Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga
bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua
permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
- Pengecoran dapat dilaksanakanapabila Konsultan Pengawas serta Pihak
Kontraktor ada di tempat kerja dan telah menyetujui pelaksanaan
pengecoran sertapersiapan pengecoran betul-betul telah memadai.
- Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar
(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada
bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran
tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua
beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson yang
dioprasikan dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit
ketika dibenamkan dalam beton.
- Konsultan Pengawas berhak menolak persiapan/mobilisasi alat berat yang
telah ada dilapangan apabila pekerjaan pengecoran belum disetujui dan
segala biaya yang telah dikeluarkan menjadi tanggungan pihak kontraktor.
Perawatan (Curing)
- Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di
bawah ini atau disemprot dengan Curing Agent ANTISOLS merek SIKA
bila dimungkinkan .Konsultan Pengawas berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian
pekerjaan.
- Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari
yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan
semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton dengan
deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera
setelah pengecoran dilaksanakan.
- Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan
penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama
14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan
penyiraman secara mekanis atau dengan pipa yang berlubang-lubang
atau dengancara lain yang disetujui Konsultan Pengawas sehingga
selama masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah.
Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi
persyaratan spesifikasi air untuk campuran beton.
Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.
Pasal 7
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
Besi Beton.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.3.1
Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
Pasir yang dipakai harus pasir beton.
Koral Beton/Split.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.4
Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
Acuan/Bekisting & Perancah
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.1.3.
c. Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Gambar Kerja.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran
tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur, dan sebagainya.
d. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan
sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
Pasal 8
PEKERJAAN PASANGAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pemasangan Dinding bata merah dengan Spesifikasi :
2 PERSYARATAN PELAKSANAAN
c. Aduk Perekat/Spesi.
e. Untuk semua pasangan bata merah terhitung dari P + 0.30 ke atas, dipakai
aduk perekat/spesi campuran 1 PC :5 PSR terkecuali yang disyaratkan
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
f. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab ini.
Pasal 9
PEKERJAAN PASANGAN, ADUKAN DAN CAMPURAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pasangan lantai Keramik 40 x 40
Pasangan lantai Keramik 20 x 20 Km/Wc
Pasangan dinding Kramik 20 x 25 Km/Wc
Pasangan Dinding bata 1/2 bata.
Pekerjaan pasangan lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
1. PERSYARATAN BAHAN
1.1. Batu Bata.
Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan
dari pabrik atau penjual.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh
disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
1.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.
1.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.
1.4. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.
2. PERSYARATAN PELAKSANAAN
2.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
Pasal 10
PEKERJAAN PLESTERAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Plesteran dan acian halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan
beton.
Plesteran kedap air.
Plesteran biasa.
Plesteran Beton
Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.1.
2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.2.
2.3. Air
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam
volume.Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding
pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas
3.3. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”).
Tebal Plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maximal 2,5 cm.Jika
ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang
diikatkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
3.4. Pemeliharaan.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan
penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.Pembasahan tersebut
adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai.
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
sehari sampai jenuh.
Pasal 11
PEKERJAAN PASANGANKERAMIK
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
PekerjaanKeramik lantai, lantai entrance dan tempat lain yang ditunjukkan pada
Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.
2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.
2.3. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.
2.6. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan keramik sebanyak 3 (tiga) set
kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan (Tekstur
dan warna), selanjutnya dipakai sebagai standard dalam memeriksa/menerima
bahan yang dikirim ke lapangan.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Pada saat pemasangankeramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
3.2. Sebelum pemasangan keramik, harus dilakukan pengukuran dengan waterpas
(selang atau alat lain) agar permukaannya merata.
3.3. ukuran/dimensi dan keramik harus presisi agar dihasilkan pemasangan yang
rapi.
3.4. Seluruh pemasangan keramik tidak boleh terkena air, karena menggunakan
sistem Flexicoat.
3.5. Pemasangan keramik dengan menggunakan cairan Flexicoat, sebelum keramik
dipasang harus diamplas terlebih dahulu pada kedua permukaan adukan
keramik yang akan disatukan. Permukaan/bidang yang akan direkatkan
dengan Flexicoatharus bersih, bebas dari debu dan kotoran yang mengganggu,
selanjutnya kedua permukaan tersebut diolesi dengan cairan Flexicoat dengan
ketebalan masing-masing 1 - 2 mm dan tunggu sekitar ±10 menit, kemudian
keramik direkatkan.
3.6. Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai
dengan petunjuk pabrik.
Pasal 12
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan Rangka Kusen :
Kusen pintu, jendela dan bouvenlight
Pekerjaan lain yang tercantum dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Ukuran kusen adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pasal 13
PEKERJAAN DAUN PINTU, DAUN JENDELA
danBOVENLIGHT ALUMUNIUM.
1.2.2.Kaca
Sesuai dengan persyaratan bahan kaca dalam bab Pekerjaan Kaca.
1.3.1. Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe yang
tertera dalam Gambar kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran,
material, detail, arah bukaan, dan lain-lain.
1.3.2. Semua daun pintu dan daun jendela, bovenlight dibuat baru baik rangka
maupun lapisan penutupnya .
1.4.3.Disyaratkan :
Dibuat alur air pada sisi sebelah luar kusen baik secara vertikal maupun
horisontal.
1.4.4.Pelaksanaan Pemasangan :
Pemasangan daun pintu dan jendela harus terpasang sejajar tidak
timpang dalam pemasangan tidak goyah tidak macet / seret apabila
dibuka dan ditutup celah tidak terlalu besar dan diberikan teloransi untuk
pemuaian.
Prinsip pelaksanaan ini perlu diperhatikan dan dijaga agar tidak terjadi
pembongkaran kembali pekerjaan dikemudian hari.
Pasal 14
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU & JENDELA
(ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan pemasangan engsel pintu dengan engsel baru
Pekerjaan pemasangan selot baru untuk daun pintu dobel
Pekerjaan pemasangan hak angin dan engsel jendela baru
Pekerjaan perlengkapan pintu & jendela lainnya seperti tercantum dalam
gambar kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
Semua alat penggantung & pengunci (“hardware”) yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini.Apabila terjadi
perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu secara
tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan
di lapangan.
Rencana kerja dan syarat-syarat teknik
Pekerjaan Pembangunan Aula SLB Negeri Karawang Kabupaten Karawang 41` -
PT. Prahasta Cakra Utama
Engsel atas, dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas dan permukaan bawah
pintu pada pintu-pintu umum biasa.
Engsel pintu toilet/peturasan adalah + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Pasal 15
PEKERJAAN PLAFOND
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan Plafond dengan bahan Gypsumboard tebal 9mm untuk
plafond bagian dalam dan bahan GRC tebal 6 mm , untuk ruang yang
berhubungan dengan bagiab luaratau sesuai Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Plafond dalam
Tebal : Gypsumboar tbl. 6 mm
Ukuran Panel : 120 x 240cm
Pas. Rangka : Holla 40.40.0,8
Produk : lokal, mutu terbaik
Bahan harus memenuhi persyaratan bahan.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
3.1. Ketinggian dinding partisi sesuai dengan gambarkerja sampai dengan ketinggian
langit-langit, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
3.2. Bahan yang digunakan untuk rangka Plafond adalah Hollo 40.40.0,8 untuk
rangkainduk .ukuran jarak rangka dinding adalah 60 x 60 cm .
3.4. Setelah penutup Plafond terpasang, pada bagian sambungan dan kepala paku
ditutup dengan dempuldan dirapihkan dengan menggunakan amplas hingga
permukaanya menjadi rata.
3.5. Rangka plafond yang baruharus dalam kondisi baik dan memenuhi syarat untuk
dipergunakan
3.6. “Finishing” adalah cat acrylic (cat tembok).
Pelaksanaan pengecatan harus memenuhi persyaratan pekerjaan pengecatan
seperti diuraikan dalam bab Pekerjaan Cat & Laburan dalam RKS ini. Warna
ditentukan kemudian.
Pasal 16
PEKERJAAN PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pengecatan Lapngan Tenis, permukaan dinding pasangan batu bata,
beton yang ditampakkan, dan langit-langit dengan cat tembok.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Cat Tembok.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas utama merk mowilex , tahan
terhadap udara dan garam, produk lokal. mutu terbaik .
2.4. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di mengenai
kemurnian cat yang akan dipergunakan, Pembuktian berupa :
segel kaleng
test BD
test laboratorium
hasil akhir pengecatan
2.5. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 60 x 60 cm.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna,
formula cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan
lapisan akhir
2.6. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk
kemudian akan diteruskan ke Pejabat Pembuat Komitmen, minimal 5 Galon
tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan
jelas identitas cat yang ada di dalamnya.Cat ini akan dipakai sebagai
cadangan oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk Perawatan.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas
yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
3.3. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun
atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
3.4. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan roll cat.
d. Permukaan Exterior.
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.Ex. Dulux
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter adalah
10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
Lapisan kedua dan Ketiga :
Cat jenis Watershield. Ex. Dulux
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan adalah 25–40 micron atau daya sebar per liter adalah 5
m2. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam. Warna ditentukan
kemudian.
Pasal 17
PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
3.1. Pemasangan dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana
3.2. Jarak antara reng sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja atau ketentuan yang
disyaratkan.
3.3. Pada pemasangan kuda – kuda harus mengikuti spesifikasi teknis dan cara/
petunjuk pemasangan yang disyaratkan oleh produsen baja ringan yang
digunakan .
PENUTUP ATAP
4. Lingkup pekerjaan :
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan penutup atap Ruang Serbaguna
5. Persyaratan Bahan.
5.1. Bahan penutup atap adalah jenisSpandeckkwalitas terbaikyang harus memenuhi
SII
Warna : Menyesuaikan
Produk : lokal. mutu terbaik
5.3. Penutup atap harus berkualitas baik, mulus, tidak retak bentuknya teratur tidak
bengkok atau terpuntir.Bentuk, ukuran, warna serta tekstur yang digunakan
harus sama dan seragam.
5.4. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta
petunjuk cara pemasangan.
5.5. Ukuran Paku yang digunakan sesuai dengan yang disyaratkan untuk pasangan
jenis Penutup Atap.
6. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
6.1. Pemasangan penutup Atap diletakkan di atas gordeng atau sesuai dengan
existing
6.2. Bagian penutup Atap untuk menempatkan pada kedudukannya tidak boleh
dibuang.Pemotongan penutup Atap harus menggunakan alat yang sesuai untuk
pekerjaan tersebut.
6.3. Pada pemasangan nok penutup Atap harus mengikuti spesifikasi teknis dan cara/
petunjuk pemasangan yang disyaratkan .
6.4. Pada setiap bagian tertentu, penutup Atap tersebut harus dipaku dengan
penutup Atap dibawahnya gordeng. Jumlah dan tipe paku yang digunakan harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
6.5. Pada bagian ujung nok penutup Atap harus dipasang nok penutupuntuk
pemasangan penutup Atap .
6.6. Apabila terdapat Pengakhiran jurai luar dan pertemuan nok dengan jurai harus
ditutup dengan bahan penutup yang sesuai persyaratan, dan sudah merupakan
asesori penutup Atap yang dipakai.
Pasal 18
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN
DAN PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN
Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup
Pekerjaan yang tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam RKS ini dari semua
barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari
tapak konstruksi.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.