Anda di halaman 1dari 16

SPESIFIKASI TEKNIK

SPESIFIKASI TEKNIK
PEMBANGUNAN JARINGAN PEMANTAUAN AIR TANAH PAKET SP.1

A. SPESIFIKASI UMUM

1 Spesifikasi Dasar Bahan dan hasil pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Kecuali ditentukan lain, semua material dan mutu pekerjaan
harus sesuai dengan syarat-syarat didalam Standar Nasional
Indonesia (SNI).

2 Tenaga Kerja dan Kontraktor diwajibkan menyediakan tenaga kerja yang


Peralatan bertanggung jawab dan terampil dalam bidang-bidang keahlian
yang dibutuhkan oleh pekerjaan serta dalam jumlah yang
memadai untuk menyelesaikan volume pekerjaan sesuai dengan
jadwalnya.
Setiap penambahan, pengurangan, dan pergantian tenaga
kerja inti harus dilaporkan kepada PPK dan Tim Teknis.
Kontraktor juga diwajibkan untuk mengikut sertakan dan
memprioritaskan tenaga kerja lokal dalam pelaksanaan
pekerjaan ini yang disesuaikan dengan bidang keahliannya.
Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja/bantu dalam kondisi
yang baik dan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan
agar dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Alat-alat ini
harus dibuat daftarnya dan diserahkan kepada PPK untuk
mendapatkan persetujuan sebelum memulai seluruh pekerjaan.
Bila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi hambatan, dan
hambatan ini menurut PPK dikarenakan oleh kurangnya jumlah
tenaga kerja atau peralatan atau kurang memenuhi syaratnya
beberapa pekerja dan peralatan, maka PPK berhak
memerintahkan Kontraktor untuk menambah atau mengganti
tenaga kerja dan peralatan tersebut.

3 Tindakan Kontraktor harus menyediakan dan memasang atas biaya sendiri


Pengamanan bagi tanda- tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang sesuai dan
Keselamatan cukup, serta mengambil tindakan pencegahan yang perlu
untuk perlindungan pekerja dan keselamatan umum.
4 Permohonan Kontraktor harus mengajukan permohonan untuk persiapan
Pelaksanaan (request for preparation) kepada PPK paling lambat 7 hari
(Request) sebelum suatu pekerjaan dimulai, ditindaklanjuti dengan
penyediaan alat yang akan digunakan. Bila semuanya sudah siap
Kontraktor bisa mengajukan ijin pelaksanaan (request for action)
kepada PPK. Ijin pelaksanaan juga berlaku pada pekerjaan
logging, konstruksi pipa, dan pumping test.

5 Laboratorium Kontraktor harus mengadakan/melaksanakan pengujian di


laboratorium yang terakreditasi dan dapat digunakan untuk
pengujian mutu pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan. Jika
kontraktor akan melaksanakan pengujian, maka sebelumnya
harus mendapat persetujuan dari Tim Teknis

6 Sarana Umum Bila jalan-jalan dan sarana umum (air, listrik, telepon, dan lain-
lain) yang ada memotong atau berhubungan dengan tempat
pekerjaan, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan secara
tertulis dari yang berwenang, terhadap usulan pekerjaan
sementara atau pekerjaan tetap yang akan mempengaruhi
pekerjaan pelayanan umum tersebut.
Bangunan kepentingan umum di atas, baik mungkin atau tidak
terlihat di dalam gambar, tetapi Kontraktor harus bertanggung
jawab untuk keamanan dan kelangsungan fungsi dari jalan
dan sarana umum tersebut selama pelaksanaan pekerjaan.

7 Koordinasi Kontraktor sebelum memulai pekerjaan, harus melakukan


Pemerintah koordinasi pada pemerintah setempat lokasi pekerjaan meliputi :
Setempat Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten
/Kota dan Kepala Desa/Aparat Desa yang berwenang dari wilayah
kerjanya untuk memberitahukan kehadiran dan menjelaskan
semua rencana kerjanya sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan pengeboran didaerah tersebut.
Hal ini perlu ditekankan karena fasilitas yang akan dibangun
nantinya adalah milik Negara dan lahan yang terpakai untuk
membangun fasilitas ini tidak diberikan ganti rugi.

8 Pembuatan Papan Kontraktor diwajibkan membuat 1 (satu) buah papan nama


Nama Proyek Proyek berukuran 80 x 100 cm yang isi tulisan dan
penempatannya ditentukan bersama-sama dengan Tim Teknis.
Papan nama pekerjaan harus sudah dipasang sebelum fisik
pekerjaan dimulai.
Tidak ada pembayaran khusus yang dapat ditagihkan untuk
pekerjaan ini. Biaya untuk pekerjaan ini sudah termasuk dalam
biaya tidak langsung (overhead) di dalam Daftar Kuantitas dan
Harga
9 Quality Assurance Kontraktor diharuskan melakukan pembuatan pelaporan
Quality Assurance secara periodik atas pekerjaan yang dimulai
pada saat awal pelaksanaan pekerjaan (Rencana Mutu Kontrak)
sampai dengan berakhirnya pekerjaan.
Pelaksanaan Quality Assurance akan dibahas secara rinci dengan
pihak proyek pada saat Pre Construction Meeting, dan
penandatanganan Rencana Mutu Kontrak sudah harus
dilaksanakan bersamaan dengan penandatanganan kontrak.

B. SPESIFIKASI KHUSUS

1. Persiapan Peralatan Pengeboran dan Material


Koordinasi Uraian
dan Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat (provinsi
Pengumpulan dan kabupaten) dan Pemerintah Desa perihal tempat dan waktu
data
pelaksanaan pekerjaan pengeboran.
sekunder
Melakukan pengurusan surat ijin pengeboran sumur pantau (Pusat Air
Tanah dan Geologi Tata Lingkungan dapat membantu menyiapkan surat-
surat resminya).
Melakukan pengumpulan dan pengukuran data penunjang sesuai
kebutuhan dan kondisi wilayah untuk mendapatkan data (kependudukan,
klimatologi, geologi, dan hidrogeologi) yang dibutuhkan untuk dapat
membantu proses penentuan titik lokasi pengeboran.
Mempersiapkan jalur atau rute mobilisasi.
Bila kondisi jalan masuk ke lokasi pekerjaan belum memadai untuk
transportasi kegiatan pengeboran, maka penyedia dapat melakukan
langkah-langkah yang dianggap perlu untuk kelancaran pekerjaan yang
akan dilaksanakan setelah berkoordinasi dengan PPK.

Persiapan Uraian
peralatan Persiapan peralatan yang dibutuhkan dalam pekerjaan agar siap
dimobilisasi ke lokasi pengeboran dan dilaporkan kepada PPK dan Tim
Teknis.

Persiapan Uraian
material Persiapan material yang dibutuhkan dalam pekerjaan agar siap
dimobilisasi ke lokasi pengeboran dan dilaporkan kepada PPK dan Tim
Teknis.
2. Uji Potensi Air

Persiapan dan Uraian


mobilisasi alat Persiapan (alat, personel, dan data sekunder).
dan personil
Koordinasi secara langsung dengan pemerintah daerah setempat
(provinsi dan kabupaten) dan perangkat desa mengenai pelaksanaan uji
potensi air.
Pelaksanaan Uraian
Uji Potensi Air Melaksanakan kegiatan pengukuran geofisika (geolistrik atau minimal
di lokasi yang setara) pada titik rencana dengan jumlah titik duga 5 titik per lokasi
dan minimal bentangan sesuai dengan target kedalaman yang diinginkan
(mis AB/2 = 300m), plotting koordinat yang jelas dan digambarkan dalam
peta topografi/lapangan.
Membuat Berita Acara Uji Potensi Air yang ditanda tangani oleh para
pihak.

Peralatan dan Bahan


Peralatan Uji Potensi Air sesuai spesifikasi peralatan.

Pengolahan Uraian
Data dan Melakukan pengolahan data hasil pengukuran geofisika dan melakukan
analisis interpretasi hasil pengolahan data tersebut dalam bentuk penampang
hidrogeologi untuk mengetahui potensi serta sebaran vertikal dan lateral
akuifer.

Pelaporan Uji Uraian


Potensi Air Hasil analisis data tersebut harus dilaporkan kepada Pusat Air Tanah dan
Geologi Tata Lingkungan (PATGTL) dan dikonsultasikan/
dipresentasikan kepada PPK dan Tim Teknis.
Apabila dari hasil pendugaan geofisika tidak ditemukan potensi air tanah
yang memadai maka harus dilakukan koordinasi dengan pihak PATGTL
dan pemerintah daerah setempat untuk pencarian alternatif lokasi
lainnya.
Merangkum semua data yang diperoleh dan hasil interpretasi untuk
pembuatan laporan sebagai bagian dari Laporan Akhir kegiatan
pengeboran.

3. Pengeboran Sumur Pantau


Persiapan dan Uraian
mobilisasi alat
Mengajukan usulan tentang peralatan dan perlengkapan yang akan
dan personil digunakan pada PPK dan Tim Teknis, setelah usulan tersebut disetujui
oleh PPK, maka pekerjaan persiapan mobilisasi alat dan personil
pengeboran dapat dimulai.
Penyedia harus mentaati instruksi dari PPK dan Tim Teknis mengenai
prioritas lokasi yang harus dikerjakan terlebih dahulu beserta peralatan
yang akan digunakan.
Melaporkan kepada PPK dan Tim Teknis setelah kegiatan mobilisasi
peralatan dan personil selesai.
Melakukan koordinasi dan pemberitahuan kepada Pemerintah Daerah
setempat dan Pemerintah Desa perihal tempat dan waktu pelaksanaan
pengeboran.
Persiapan Uraian
Instalasi
Sebelum melakukan pengeboran, penyedia perlu mempersiapkan
Pengeboran pangkalan kerja (base camp), lokasi, bahan, alat dan personalia yang
bertanggung jawab terhadap pekerjaan.
Memposisikan mesin bor dalam keadaan horisontal supaya dalam
pengeboran nanti mendapatkan lubang bor yang tegak lurus (tidak
miring).
Membuat bak lumpur pembilan (spoel bak/spooling pond) yang terdiri dari
bak pengendap dan bak pembilas yang dihubungkan oleh saluran pada
pengeboran sistem sirkulasi lumpur langsung (direct circulation- mud
flush). Bak pengendap lumpur dimensinya lebih kecil (1x1x1 m) dari bak
lumpur pembilas (2x2x2 m).
Menyediakan air yang cukup untuk pembuatan lumpur pembilas,
terutama pada daerah-daerah yang berpotensi terjadi water loss (daerah
batugamping berongga/karst dan batuan vulkanik muda/Kuarter).
Penyedia berkewajiban menjaga peralatan, pipa-pipa dan semua
yang terdapat di lokasi pengeboran (bangunan, pipa saluran, pohon,
jalan, dll). Apabila seluruh pekerjaan telah selesai Penyedia harus
melakukan pemulihan lokasi ke keadaan semula dan membayar ganti
rugi dengan biaya sendiri apabila terdapat kerusakan.

Pembuatan Uraian
Lubang Bor
Metode pengeboran yang akan digunakan adalah metode ”Direct
Circulation Mud Flush” kecuali bila Tim Teknis mengintruksikan untuk
menggunakan metode lain dengan keadaan lapangan yang dihadapi.
Lubang bor harus vertikal dengan kemiringan/deviasiradial dari pusat
lubang bor secara teoritis adalah tidak lebih dari 0,5 % selaras dengan
kedalaman. Kemiringan ini dapat di tes dengan sistem plumbness.
Untuk jenis tanah atau batuan yang mudah runtuh, maka perlu dilakukan
pembuatan lubang bor 14 inci sedalam ≥ 6 m atau sebatas pelapukan
batuan/tanah yang mudah runtuh untuk dipasang pipa lindung
permukaan/pipa konduktor (surface casing).
Pembuatan lubang bor berdiameter minimal 8 inci (dapat diawali dengan
pilot hole ≥ 6 inci) sampai pada kedalaman yang direncanakan.
Kedalaman Pengeboran direncanakan sebagai berikut :
Kode Provinsi Kabupaten/ Kota Kedalaman
SP.1.1 Provinsi Banten Kota Cilegon 125 m
SP.1.2 Provinsi Banten Kota Cilegon 125 m
SP.1.3 Provinsi Banten Kota Serang 125 m
SP.1.4 Provinsi Banten Kota Serang 125 m
SP.1.5 Provinsi Banten Kota Serang 125 m
SP.1.6 Provinsi Banten Kota Tangerang Selatan 125 m
SP.1.7 Provinsi Banten Kabupaten Pandeglang 125 m
SP.1.8 Provinsi Banten Kabupaten Lebak 125 m
SP.1.9 Provinsi Banten Kabupaten Tangerang 125 m
SP.1.10 Provinsi Banten Kabupaten Tangerang 125 m
SP.1.11 Provinsi Banten Kabupaten Tangerang 125 m
SP.1.12 Provinsi Jawa Barat Kabupaten Bandung 125 m
SP.1.13 Provinsi Jawa Barat Kota Bandung 125 m
SP.1.14 Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cirebon 125 m
SP.1.15 Provinsi Jawa Barat Kabupaten Cirebon 125 m
Total Kedalaman 1875 m

Selama pembuatan lubang bor ini penyedia barang/jasa perlu melakukan


hal-hal sebagai berikut :
✓ Mendeskripsikan rempah pengeboran (cutting) dan dituangkan
dalam penampangan geofisika sumur.
✓ Mengambil contoh cutting secukupnya pada setiap kemajuan
pengeboran 1 m, dimasukkan ke dalam cutting box yang diberi tanda
kedalaman yang disusun secara berurutan. Pada akhir pekerjaan,
cutting box dikirim ke PATGTL.
✓ Mencatat kecepatan penetrasi yang diukur dalam m/menit.
✓ Mengamati sifat lumpur terutama mengenai warna, kekentalan,
volume, dan daya hantar listrik/DHL.
✓ Setiap akhir pengeboran, kondisi lubang bor dalam keadaan cukup
bersih dari cutting dan mata bor diletakkan pada posisi aman untuk
menghindari terjepit di dalam lubang bor (di dalam pipa lindung).
✓ Mencatat semua permasalahan berikut upaya pemecahannya.

Peralatan dan Bahan


Mesin bor dan kelengkapannya sesuai spesifikasi peralatan, bila
diperlukan PPK dapat memerintahkan penggantian mesin bor.
Pompa lumpur sesuai spesifikasi peralatan, bila diperlukan PPK dapat
memerintahkan penggantian pompa lumpur.
Pelaksanaan Pembuatan Lubang Bor dituangkan dalam Berita Acara
Pembuatan Lubang Bor yang ditanda tangani oleh para pihak.
Penampangan Uraian
Geofisika Sumur Penyedia wajib melaporkan/ memberitahukan minimal 5 hari sebelum
(Geophysical pelaksanaan penampangan geofisika (logging geofisika) kepada PPK
Well Logging) dan Tim Teknis.
Penampangan geofisika wajib disaksikan dan/ diawasi oleh PATGTL,
Pihak Dinas/ Aparat Desa terkait.
Dokumentasi dan data pengamatan dituangkan dalam laporan.
Sedapat mungkin memakai alat dengan sistem automatic graphic
recorder sampai kedalaman maksimal lubang bor.
Selanjutnya setelah kegiatan berakhir untuk dibuatkan Berita Acara
Kegiatan Pengukuran Logging (Well Logging) yang ditanda tangani oleh
para pihak.
Menganalisis data logging lapangan dan disebandingkan dengan data
pendukung deskripsi cutting pengeboran (cutting dikumpulkan
menggunakan cutting box) untuk menentukan kedudukan lapisan akuifer.
Melaporkan hasil analisis data logging kepada Pusat Air Tanah dan
Geologi Tata Lingkungan (PAGTL) dan meminta rencana pemasangan
screen pada lapisan akuifer yang akan dipantau.
Merancang konstruksi sumur (dituangkan dalam gambar) sesuai dengan
rencana pemasangan screen dari PAGTL.

Peralatan dan Bahan


Kontraktor harus menyediakan peralatan logger dan kelengkapannya
serta menyediakan transportasi untuk peralatan maupun operator logger.
Pelaksanaan kegiatan ini minimal menggunakan dua metode, yakni
metode tahanan jenis (resistivity) dan potensial diri (self potential). Bila
memungkinkan dilengkapi dengan metoda sinar gamma (gamma ray).
Pelaksanaan kegiatan ini dituangkan dalam Berita Acara Kegiatan
Pengukuran Logging (Well Logging) yang ditanda tangani oleh para
pihak.

Konstruksi Uraian
Sumur
Penyedia wajib melaporkan/ memberitahukan minimal 5 hari sebelum
pelaksanaan konstruksi sumur kepada PPK dan Tim Teknis.
Konstruksi sumur wajib disaksikan dan/ diawasi oleh PATGTL, Pihak
Dinas/ Aparat Desa terkait.
Menyediakan gambar rencangan rencana konstruksi yang sesuai dengan
rencana pemasangan screen dari PAGTL dan disampaikan kepada
pengawas pekerjaan sebelum konstruksi sumur dilaksanakan.
Konstruksi sumur hanya dapat dilaksanakan bila material sudah cukup
tersedia termasuk kerikil pembalut telah berada di lokasi.
Pipa-pipa konstruksi diberi nomor urut sesuai dengan rancangan untuk
memastikan pemasangan screen pada posisi yang benar.
Melaksanakan konstruksi sumur dengan memperhatikan keselamatan
pekerja.

Peralatan dan Bahan


Pipa GIP berdiameter 4” pipa baja klas minimal medium B dengan
Kualitas SNI atau Standart Internasional lain yang diakui oleh Pemerintah
Republik Indonesia.
Pipa Screen Low Carbon berdiameter 4" inci Kualitas SNI atau Standart
Internasional lain yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Hasil akhir pelaksanaan konstruksi dituangkan dalam Berita Acara
Pengawasan Konstruksi yang ditandatangani oleh para pihak.
Pengembangan Uraian
Sumur (Well Pengembangan sumur dapat dilakukan dengan air lift pumping, air jetting,
Development) dan water jetting sehingga sumur bersih dari sisa-sisa lumpur pengeboran
dan partikel-partikel halus (pasir halus).
Bila dianggap perlu, dapat dimasukkan cairan sodium tripolyphosphate
(STP) secukupnya ke dalam sumur dan didiamkan selama 24 jam untuk
menghancurkan kerak lumpur (mud cake) yang menempel pada pipa-
pipa konstruksi.
Memasukkan kerikil pembalut (gravel pack) bersamaan dengan
pelaksanaan air lift pumping. Pelaksanaan yang demikian dimaksudkan
agar posisi kerikil pembalut sesuai dengan yang direncanakan dengan
cara mengamati/ mengukur penurunan kerikil pembalut, dan
menambahnya hingga mencapai kedudukan yang direncanakan.
memperkirakan debit sumur.

Peralatan dan Bahan


Kerikil pembalut (Gravel Pack) berupa kerikil berbutir membundar
(rounded), terpilah seragam (uniformly graded), dengan diameter antara
5 mm – 7 mm, dengan kekerasan tidak kurang dari 7 skala Moss
(umumnya batuan beku berupa andesit).
Kompresor yang digunakan sesuai dengan spesifikasi peralatan.

Penyemenan Uraian
(Cementing)
Penyemenan dilakukan sampai dengan kedalaman 1 m di atas saringan
teratas, sesuai dengan gambar konstruksi, dan sesuai dengan instruksi
PPK.
Pemasangan penutup pipa (plate top) dan lainnya disesuaikan dengan
RGB.
Uji Pemompaan Uraian
dan Analisis
Uji Pemompaan dilaksanakan dengan diawasi oleh Pengawas Pekerjaan,
Kualitas Air
Pihak Dinas/Aparat Desa terkait dengan pemberitahuan kepada PAG
minimal 5 hari sebelum pelaksanaan.
Menyiapkan pengukur debit (drum 200 liter atau “V Notch” atau alat ukur
lain yang umum dipakai dalam kegiatan pengeboran air tanah), pengukur
muka air tanah elektrik (hidrometer elektrik), pengukur waktu (stop
watch), pengukur daya hantar listrik (EC-meter), dan kelengkapan yang
lain.
Menentukan debit pemompaan dengan mempertimbangkan estimasi
debit sumur yang diperoleh pada pelaksanaan pengembangan sumur (air
lift pumping).
Menentukan nilai DHL, pH, Static Water Level, dan Pumping Water
Level.
Melakukan uji pemompaan dengan mempertimbangkan estimasi debit
sumur untuk mengetahui parameter akuifer (terutama mengenai
kelulusan/permeabilitas, keterusan/transmisivitas, dan debit jenis).
Pada akhir Uji Debit Tetap diambil contoh air secukupnya untuk analisis
standar air minum di laboratorium.
Hasil evaluasi dan analisis data tersebut harus dikonsultasikan/
dipresentasikan kepada PPK dan Tim Teknis.

Peralatan dan Bahan


Pengukur muka air tanah elektrik, pengukur waktu (stop watch), pengukur
daya hantar listrik (EC-meter) yang digunakan dalam kondisi telah
terkalibrasi.
Hasil akhir pelaksanaan uji pemompaan dituangkan dalam Berita Acara
Pengawasan Uji Pemompaan yang ditandatangani oleh para pihak.

Penyelesaian Uraian
Sumur
Bila pekerjaan pembuatan sumur telah selesai maka lokasi kerja harus
(Finishing) dikembalikan dan dibersihkan seperti semula, dan sumur dilengkapi
dengan pondasi (concrete pad) box panel.

Demobilisasi Uraian
Pengangkutan pulang peralatan dan personalia pengeboran dapat
dilakukan oleh Penyedia setelah semua pekerjaan lapangan selesai
dilakukan yang diketahui/disetujui oleh PPK dan Tim Teknis.
4. Pembangunan Kelengkapan Sumur Pantau
Pembuatan Uraian
Pondasi dan
Lantai diberi pondasi dengan dimensi 150x150x20 cm, kemudian
Lantai
dipasang keramik dengan ukuran 30x30 cm, dudukan box AWLR
dengan dimensi 50x50x120 cm.

Pemasangan Uraian
Monopole solar Pagar besi ulir diameter 10 mm dengan ukuran panjang, lebar, tinggi dan
panel dan Pagar atap 2x2x3 m dan monopole untuk dudukan solar panel setinggi 3,36 m.
Besi

Pembuatan Uraian
Papan Informasi Papan sumur pantau terdiri dari tiang pipa galvanis diameter 1 inchi
Sumur Pantau setinggi 2,2 m, kemudian untuk papan informasi berupa plat besi dengan
tebal 3 mm dengan panjang dan lebar 140x80 cm.

Pemasangan Uraian
Instrumen
Instrumen Pemantauan Muka Air Tanah Otomatis (AWLR) yang
Pemantauan dipasang harus terkoneksi dengan server (web-based) PATGTL.
Muka Air Tanah
Otomatis Penyedia wajib melaporkan dan mempresentasikan data pemantauan
(AWLR) yang dihasilkan pada setiap sumur pantau.

Peralatan dan Bahan


• Instrument Elektrikal AWLR memiliki spesifikasi dan fitur sebagai
berikut:
- solar panel (mono 100WP)
- kontroler (MPPT 10A)
- baterai (deep cycle 12V, 42A)
• Instrument Sensor AWLR memiliki spesifikasi dan fitur sebagai
berikut:
- Presure Range: min 0~30m;
- Digital RS 485 Power Supply: + 10 VDC ~ 36 VDC Accuracy:
<0.5%;
- RS 485 cabel min 50m waterproof
• Modul AWLR / Industrial 4G LTE Modem and Serial Data Transmit
Unit memiliki spesifikasi dan fitur sebagai berikut:
- Support: GSM850/900,
- Support GSM/GPRS/EDGE and 2G/3G/4G
- Support remote configuration via SMS
- Support multi work modes: SMS transmission mode, network
transmission mode and HTTPD mode
- Support wide voltage 5~36V power supply, using DC power supply
and terminal power supply
- Support VPN(PPTP) client.
- Integrated Hardware and software watchdog timer.
- Kalibrasi dan Setting Ujicoba Koneksi ke Server (Web-Based)
AWLR yang ditawarkan dilengkapi dengan :
- Brosur resmi.
- Surat dukungan dari distributor/ATPM/pabrik.
- Garansi yang ditawarkan minimal 1 tahun dengan melampirkan
surat pernyataan purna jual dan jaminan ketersediaan suku cadang
dari distributor/ATPM.
- Perincian spesifikasi teknis AWLR yang ditawarkan harus dibuat
oleh peserta tender sesuai dengan brosur yang dilampirkan.
Penyelesaian Uraian
Kelengkapan Penyelesaian Kelengkapan Sumur Pantau dilaksanakan dengan
Sumur Pantau
mengembalikan kondisi lokasi pekerjaan sebagaimana keadaan semula
(Finishing) seperti sebelum dilaksanakan pengeboran air dan pembuatan pagar
besi, terutama bekas-bekas pembuatan Spoel Bak.
Pada akhir pekerjaan penyedia wajib menyelesaikan seluruh administratif
dan melakukan koordinasi akhir dengan Pemerintah Daerah terkait
yang dituangkan dalam Berita Acara Koordinasi Akhir
sesuai dengan format yang diberikan.

5. Pelaporan

Laporan Harian Uraian


- Kuantitas dan macam bahan yang ada di lapangan.
- Jumlah tenaga kerja.
- Jumlah dan kondisi peralatan.
- Kuantitas/kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan, termasuk
kedalaman pengeboran, jenis rempah sumur, muka air tanah dll.
- Hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan.
- Keadaan cuaca.
Laporan Uraian
Mingguan - Rangkuman laporan harian berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan
periode satu minggu ditambah hal-hal penting.
- Setiap penyedia wajib menyampaikan laporan mingguan tersebut
diatas kepada PPK dan Tim Teknis dengan ketentuan sebagai berikut:
➢ Jika dalam dua minggu berturut-turut tidak menyampaikan
laporan tersebut maka Tim Teknis akan memberikan surat
teguran.
➢ Jika dalam satu minggu setelah surat teguran dikeluarkan tidak
ada tanggapan dari penyedia maka PPK akan memberikan surat
peringatan sesuai ketentuan.
➢ Format laporan mingguan akan diberitahukan kemudian.
Laporan Uraian
Bulanan - Rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik
pekerjaan periode satu bulan ditambah hal-hal penting.
- Membuat dokumen foto-foto pelaksanaan pekerjaan di lapangan
mulai dari 0%, tahapan pelaksanaan sampai dengan selesainya
pekerjaan.

Laporan Akhir Uraian


Laporan Akhir merupakan rangkuman seluruh hasil kegiatan dengan
format sebagai berikut :

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berisi penjelasan perlunya kegiatan pengeboran sumur
pantau, identitas pemrakarsa (institusi dan proyek) serta
pihak pelaksana pengeboran.
1.2. Maksud dan Tujuan
Berisi maksud dan tujuan kegiatan pengeboran sumur
pantau.
1.3. Lingkup Pekerjaan
Berisi lingkup kegiatan yang akan dilakukan, disesuaikan
dengan maksud dan tujuannya.
1.4. Lokasi Kegiatan
Berisi letak titik lokasi pengeboran (koordinat dan letak
administrasi) yang diperjelas dengan peta topografi skala
≥ 1 : 50.000, kondisi geologi, kondisi hidrogeologi, dan
data geolistrik yang sudah ada.
1.5. Peralatan yang Digunakan
Berisi daftar peralatan yang akan digunakan selama
proses pengeboran, termasuk peralatan geofisika, uji
pemompaan, dan pembangunan kelengkapan sumur
pantau.
1.6. Pelaksanaan Kegiatan
Berisi personalia pelaksana berikut rincian tugasnya, serta
jadwal waktu pelaksanaan kegiatan pengeboran.

BAB II. PENGEBORAN SUMUR PANTAU


2.1. Pembuatan Lubang Bor
Berisi uraian mengenai diameter dan kedalaman sumur,
diskripsi macam litologi batuan dan kedalaman,
kedudukan muka air tanah serta penentuan awal jenis
litologi dan kedudukan akuifer.
2.2. Pelaksanaan konstruksi Sumur
Berisi uraian setiap bahan konstruksi terpasang yang
mencakup jenis, tipe, kualitas, panjang, dan kedudukan
dari muka tanah setempat, panjang dan kedudukan kerikil
penyaring (screen), dan semen grouting.
2.3. Pengembangan Sumur
Berisi mengenai metoda dan hasil pengembangan
sumur, serta estimasi debit sumur
2.4. Uji pemompaan
Berisi mengenai metoda yang digunakan, serta hasil
analisa data uji pemompaan yang meliputi parameter
sumur (well loss, aquifer loss, efisiensi sumur, debit
optimum, dan faktor pengembangan sumur), dan
parameter akuifer (keterusan, kelulusan, debit jenis
sumur).
2.5. Analisa Kualitas Air
Berisi hasil pemeriksaan /analisis fisika dan kimia secara
lengkap di laboratorium serta rekomendasi
peruntukkannya.
2.6. Pemasangan Peralatan
Berisi dengan hal-hal teknis terkait dengan pemasangan
paket instrument pemantauan muka air tanah otomatis
(AWLR)

BAB III. PEMBANGUNAN KELENGKAPAN SUMUR PANTAU


Berisi mengenai rancangan gambar bangunan fisik sumur
pantau.

BAB IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


4.1. Kesimpulan
Berisi hal-hal pokok bersifat teknis yang terkait dengan
hasil kegiatan pengeboran, misalnya posisi screen dan
pemasangan alat ukur muka air tanah otomatis.
4.2. Rekomendasi
Berisi rekomendasi terkait dengan rencana pemanfaatan
air tanah dari sumur bor, misalnya jarak antar sumur untuk
lokasi pengeboran air tanah yang ideal untuk mendukung
konservasi air tanah dan rekomendasi penambahan
sumur pantau bila diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- Data dan hasil interpretasi Uji Potensi Air
- Penampang rempah pengeboran (log bor)
- Data loging dan Penampang geofisika sumur (tahanan jenis dan
potensial diri Penampang geofisika sumur (tahanan jenis dan
potensial diri)
- Gambar konstruksi sumur
- Data uji pemompaan berikut grafik analisisnya
- Hasil analisa fisika dan kimia air tanah
- Gambar detail sumur pantau (as built drawing)
- Foto kegiatan pengeboran dan kelengkapan sumur pantau dengan
diberi keterangan pada tiap foto
- Berita Acara Koordinasi Awal yang telah ditandatangani oleh para
pihak
- Berita Acara Kegiatan Uji Potensi Air Tanah yang telah
ditandatangani oleh para pihak
- Berita Acara Kegiatan Pengeboran yang telah ditandatangani oleh
para pihak
- Berita Acara Pengawasan Pengukuran Logging yang telah
ditandatangani oleh para pihak
- Berita Acara Pengawasan Konstruksi yang telah ditandatangani
oleh para pihak
- Berita Acara Pengawasan Uji Pemompaan yang telah
ditandatangani oleh para pihak
- Berita Acara Koordinasi Akhir yang telah ditandatangani oleh para
pihak
- Berita Acara lainnya
- Surat pernyataan (apabila ada)

6. Penjelasan Tambahan

Bagi peserta tender untuk diperhatikan hal-hal sebagai berikut :


- Dalam hal kegagalan pengeboran yang disebabkan oleh kondisi alam, maka
pengeboran dapat dihentikan dengan ketentuan tidak ada penggantian biaya atas
seluruh biaya yang sudah dikeluarkan penyedia jasa/kontraktor dan menjadi bagian
dari resiko pekerjaan. Apabila waktu pelaksanaan masih memungkinkan dapat
dilakukan pengeboran ulang setelah penyedia/kontraktor berkoordinasi dengan PPK
atau Tim Teknis Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan. Resiko kegagalan
tersebut harus sudah menjadi pertimbangan di dalam penawaran.
- Hasil dari pekerjaan harus berfungsi dengan baik sebagai satu kesatuan utuh yang
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia/kontraktor sesuai ketentuan yang
berlaku dalam kontrak.
- Bila dipandang perlu PPK atau Tim Teknis dapat meminta pelaksanaan inspeksi atau
verifikasi konstruksi sumur bor dengan menggunakan borehole camara yang alatnya
difasilitasi oleh penyedia/kontraktor
- Pada saat pemeriksaan fisik hasil pekerjaan, penyedia/kontraktor wajib menyediakan
personil pendamping.

7. Biaya K3 Konstruksi

No Uraian Koef. Satuan


1 Penyiapan RKK
- Pembuatan dokumen Rencana Kerja, prosedur kerja,
1 pkt
instruksi kerja
2 Sosialisasi
- Spanduk (Banner) 15 lbr
3 Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD) Alat
Pelindung Kerja (APK)
- Pembatas Area 150 mtr
Alat Pelindung Diri (APD) :
- Helm Pelindung (Safety Helmet) 50 bh
- Kacamata Safety 50 bh
- Sepatu boots 50 bh
- Sarung tangan 50 bh
- Topeng Las 2 bh
4 Asuransi dan
- Asuransi 1 pkt
5 Personil K3 Konstruksi
- Ahli K3 Muda 6 ob
6 Fasilitas, sarana, prasarana dan alat kesehatan
- Peralatan K3 Konstruksi (Kotak P3K, obat luka, perban,
8 pkt
alkohol)
7 Rambu - rambu
- Rambu Petunjuk 8 unit
8 Konsultasi dengan Ahli terkait keselamatan kerja konstruksi
sesuai lingkup pekerjaan dengan kebutuhan lapangan
- Ahli Lingkungan 12 oj
9 Lain - lain terkait pengendalian risiko keselamatan konstruksi
- Alat pemadam api ringan 8 unit
Mengetahui,
PT. Samudra Abadi Sejahtera

Ridwan Raja gukguk


Direktur

Anda mungkin juga menyukai