Nama Kegiatan :
PE R B AI K AN PASAR – PASAR
Nama Pekerjaan :
PENYUSUNAN REVIEW DED
REVITALISASI PASAR JOHAR SELATAN
BAGIAN TENGAH
Tahun 2020
DAFTAR ISI
i
Rencana Kerja & Syarat-Syarat Teknis (RKS)
Pekerjaan Review Detail Engineering Design (DED) Revitalisasi Pasar Johar Selatan Bagian Tengah
Tahun Anggaran 2020
ii
Rencana Kerja & Syarat-Syarat Teknis (RKS)
Rehabilitasi Bangunan Pasar Johar Selatan
BAB I
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
PASAL 1
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN
Dalam melaksanakan pekerjaan , kecuali bila ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS)
ini, persyaratan teknis ini mengacu dan tunduk pada ketentuan dan peraturan yang tercantum pada :
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
3. Undang-undang Republik Indonesia No.26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang;
4. Undang-undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
5. Undang-undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung;
6. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentangPengadaan Barang/JasaPemerintah;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 01/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Cagar
Budaya yang dilestarikan;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/PRT/M/2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang pedoman penyediaan dan
pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 29 th 2006 Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 26 th 2008 Persyaratan Teknis Proteksi Kebakaran;
14. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pengaturan Pasar Tradisional;
15. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Semarang Tahun 2011 – 2031;
16. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penataan RuangTerbuka Hijau
(RTH);
17. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bangunan Gedung;
18. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi
Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Semarang;
19. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Kota Semarang;
20. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 8 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) Kawasan Kota Lama;
21. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2015 tentang APBD Kota Semarang Tahun
Anggaram 2016;
22. Peraturan Walikota Semarang Nomor 33 Tahun 2015 tentang Penjabaran APBD Kota Semarang
Tahun Anggaran 2016;
23. SK WalikotaSemarang Nomor 646/50/Tahun 1992 tentangBangunan Konservasi Bangunan-bangunan
Kuno/Bersejarah di Wilayah Kota,adya Daerah Tingkat II Semarang;
24. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan;
25. SNI 1726 2019 Tata cara perencanaan tahan gempa bangunan Gedung;
26. SNI 2847 2019 Persyaratan Beton Struktural utk Bangunan Gedung;
27. SNI 1729 2015 Struktur Baja mengacu AISC 2010;
28. SNI 1727 2013 Beban minimum utk perencanaan gedung dan struktur;
29. SNI 7973 2013 spesifikasi desain utk konstruksi kayu;
30. SNI 0225 2011 persyaratan umum instalasi listrik ( PUIL ) 2011;
31. SNI 8153 2015 Sistem Plambing pada bangunan Gedung;
PASAL 2
PENJELASAN GAMBAR, BoQ DAN RKS
1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar, BoQ (Bill of Quantity) dan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat) termasuk tambahan dan perubahannya yang tercantum dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Gambar, BoQ dan RKS saling mengikat, Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan keadaan di
lapangan maka Kontraktor harus melaporkan ke Konsultan MK dan Konsultan Perencana atau
Pemberi Tugas (jangan mengambil inteprestasi sendiri).
PASAL 3
PERSIAPAN DI LAPANGAN
1. Apabila diperlukan, Kontraktor harus membuat tempat kerja dan perlengkapannya, los kerja, gudang
dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan berukuran minimal 4,00 x 6,00 m,
dengan menggunakan bahan-bahan sederhana, lantai semen, dinding papan atau triplek, atap
asbes dan dengan pintu-pintu yang dapat dikunci dengan baik.
2. Pembongkaran bangunan los kerja, gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman
pekerjaan, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
PASAL 4
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja berupa Jadwal
Pelaksanaan (Time Schedule).
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan MK dan
Konsultan Perencana paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK diterima
Kontraktor.
3. Rencana Kerja yang telah disetujui akan diserahkan kepada Pemberi Tugas untuk persetujuan.
PASAL 5
KEAMANAN PROYEK
1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik proyek, pihak ketiga yang
ada di lapangan, baik terhadap pencurian maupun pengrusakan.
2. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran
waktu pelaksanaan.
3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk itu Kontraktor harus
menyediakan alat - alat pemadam kebakaran yang siap dipakai, diletakkan di tempat yang strategis
dan mudah dicapai.
PASAL 6
JAMINAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Sejumlah obat-obatan dan peralatan medis menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK) dalam keadaan siap pakai harus selalu tersedia di lapangan.
2. Kontraktor wajib menerapkan sistem manajemen Keselamatan Konstruksi sesuai dengan Surat
Edaran Menteri No.11/SE/M/2019.
3. Kontraktor harus menyediakan peralatan ’safety’ bagi pekerja (seperti helm, sepatu, sarung tangan,
ikat pinggang pengaman dll), yang harus digunakan oleh pekerja saat melaksanakan pekerjaannya.
4. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan serius,
Kontraktor harus segera membawa korban ke Rumah Sakit terdekat dan melaporkan kejadian
tersebut kepada Pemberi Tugas.
5. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua Petugas / Pekerja, baik yang berada di bawah kekuasaannya maupun
yang berada di bawah Pihak ketiga.
6. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak begi semua petugas dan
pekerja lapangan.
7. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi para pekerja tidak
diperkenankan berada di lapangan pekerjaan, tanpa ijin tertulis dari Pemberi Tugas.
8. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib diberikan oleh
Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
PASAL 7
ALAT - ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun besar, harus
disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik bersangkutan
dimulai antara lain :
PASAL 8
TEMPAT TINGGAL PENYEDIA JASA DAN PELAKSANA
1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukan kerja di luar jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak,
Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telepon.
2. Alamat Kontraktor diharapkan tidak sering berubah-rubah selama pelaksanaan pekerjaan. Bila
terjadi perubahan alamat, Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis.
PASAL 9
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut
alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan,
pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan
selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna
sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
1. Kontraktor wajib menyediakan Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang m e m i l i k i k o m p e t e n s i
yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan serta memahami prosedur kesehatan dan keselamatan kerja menurut bidangnya
masing-masing.
2. Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat
pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
3. Bahan-bahan bangunan harus tersedia dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
4. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong dengan membuat sumur
pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar.
5. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Konsultan
Perencana / Direksi.
6. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor / Pemborong dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Genset untuk pembangkit
tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara apabila sambungan
sementara PLN tidak memungkinkan dan harus atas petunjuk Konsultan Konsultan
Perencana.
PASAL 10
ORGANIASI PELAKSANAAN PROYEK
Organisasi pelaksanaan proyek sebagai dasar penyusunan jabatan manajerial harus meliputi sesuai tabel
berikut :
No Jabatan dalam Pengalaman Sertifikat
pekerjaan yang Kerja Kompetensi
akan (tahun) Kerja
dilaksanakan
Pelaksana
1. Manager 7 Ahli
Pelaksanaan Manajemen
Proyek Konstruksi
Madya
(601)
3. Manager 5 -
Keuangan
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS
PASAL 1
PENJELASAN UMUM
1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan ini adalah Penyusunan Review Detail Engineering Design
(DED) Revitalisasi Pasar Johar Selatan, Jalan Agus Salim, Kota Semarang.
2. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan
lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan termaksud.
3. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam Gambar Kerja, BoQ dan RKS, Gambar-
gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum yang disampaikan
selama pelaksanaan.
PASAL 2
DOKUMEN KONTRAK
2. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS, BoQ dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk memberitahukan/
melaporkannya kepada Konsultan MK dan Konsultan Perencana.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
2.1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail
yang diikuti.
BAB II SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS - 1
Rencana Kerja & Syarat-Syarat Teknis (RKS)
Rehabilitasi Bangunan Pasar Johar Selatan
2.2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
MK terlebih dahulu.
2.3. Bila tedapat perbedaan antara Gambar, RKS dan BoQ, maka Gambar yang diikuti kecuali bila
hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan MK.
2.4. RKS, Gambar dan BoQ saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedang di BoQ dan RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
2.5. Yang dimaksud dengan RKS, Gambar dan BoQ di atas adalah Gambar, Boq dan RKS
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing).
3. Bila akibat kekurang telitian Kontraktor dalam melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi
ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor harus
melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan MK tanpa ganti
rugi apapun dari pihak-pihak lain.
PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN
Rehabilitasi Bangunan Pasar Johar Selatan, secara umum meliputi pekerjaan Rehabilitasi Bangunan
Eksisting Cagar Budaya, selain itu juga pekerjaan ini meliputi Pekerjaan Pondasi Bore Pile, Pekerjaan
Retaining Wall, pekerjaan Arsitektur, Struktur, Mekanikal dan Elektrikal standar.
Uraian pekerjaan lebih detail seperti tercantum pada Pasal 4 Uraian Pekerjaan.
PASAL 4
URAIAN PEKERJAAN
PASAL 5
SARANA DAN CARA KERJA
1. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
2. Kontraktor harus melaksanakan penelitian struktur pada Bangunan Cagar Budaya untuk
memastikan kondisi struktur secara keseluruhan. Semua biaya yang ditimbulkan pada kegiatan
penelitian menjadi tanggung jawab Kontraktor
3. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan
jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat
atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu
menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
4. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen, pompa air,
timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
5. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan menggunakan
kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan,
metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak.
6. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh kontraktor sebelum suatu komponen konstruksi
dilaksanakan.
7. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan MK dan Konsultan Perencana
sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
8. Sebelum penyerahan pekerjaan pertama, Kontraktor pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar
sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
8.1. Gambar perencanaan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
8.2. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahan.
9. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 7 harus diartikan telah memperoleh persetujuan Konsultan
MK setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
10. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan bagian
pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan pertama, kekurangan dalam hal ini
berakibat penyerahan pekerjaan pertama tidak dapat dilakukan.
12. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan
termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan
dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.
PASAL 6
PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN
1. Kontraktor pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk
barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir
komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
2. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana selambat-
lambatnya 7 hari setelah Surat Perintah Kerja (SPK). Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus
dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan MK.
3. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus
dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh
Konsultan MK.
PASAL 7
KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN
1. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini
dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta
ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
2. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan contoh bahan
yang akan digunakan kepada Konsultan MK dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan.
3. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh
Konsultan MK tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan
selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
4. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan MK ternyata masih dipergunakan oleh Kontraktor,
maka Konsultan MK memerintahkan untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang
menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
5. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan MK berhak meminta
kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang
resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium,
Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan
tersebut.
6. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.
7. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan bahan-
bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal
mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.
7.1. Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan penyiraman
guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat organik
lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
7.2. Semen Portland (PC)
BAB II SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS - 6
Rencana Kerja & Syarat-Syarat Teknis (RKS)
Rehabilitasi Bangunan Pasar Johar Selatan
Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk penggunaan
dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagai atau
keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat yang
memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
7.3. Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam,
garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir urug.
Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah terletak
antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasir pasang. Pasir untuk
pekerjaan beton adalah pasir.
7.4. Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan bermutu
baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam SNI 2847 2019.
BAB III
SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN
PASAL 1
SITUASI / LOKASI
1. Lokasi proyek adalah kawasan Pasar Johar Selatan, Jalan Agus Salim, Kota Semarang. Proyek dan
halamannya akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat
Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan
tanah halaman proyek tersebut.
PASAL 2
AIR DAN DAYA
1. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
1.1. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-
syarat kesehatan bagi semua Pekerja / Karyawan, baik yang berada di bawah
kekuasaannya maupun yang berada di bawah Pihak Ketiga.
1.2. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua
karyawan dan pekerja lapangan.
1.3. Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai jenis
pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam,
garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
1.4. Apabila tidak mungkin atau tidak cukup air kerja yang didapat dari perusahaan air minum
setempat, maka Kontraktor harus dapat mengusahakan dari sumber lain yang memenuhi
persyaratan diatas.
2. Kontraktor harus menyediakan daya listrik yang diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat
selama masa pekerjaan, atas tanggungan/biaya sendiri. Daya listrik sementara ini digunakan untuk
peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan
sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur
dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan.
Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Konsultan MK. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir
sementara untuk keselamatan.
PASAL 3
SALURAN PEMBUANGAN
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan selalu
dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke
parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan MK.
PASAL 4
KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Kontraktor harus membangun tempat kerja dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja
(work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/karyawannya fasilitas sementara (tempat mandi dan
peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas
tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor, los kerja,
gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
PASAL 5
KANTOR PENGAWAS (DIREKSI KEET)
1. Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kerja sementara beserta
seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan yang ada harus
dalam kondisi yang baik.
2. Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta
peralatannya. Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran, kontraktor dapat menggunakan Direksi
Keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.
PASAL 6
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek sehingga
mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dengan tiang setinggi 250 cm
atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau
memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
PASAL 7
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR TERHADAP PEKERJAAN
1. Dimana persetujuan Konsultan MK diperlukan setiap pelaksanaan pekerjaan, tidak berarti bahwa
Kontraktor melepaskan tanggungjawabnya yang tercantum dalam kontrak.
2. Lokasi tempat pekerjaan dalam keadaan pada waktu penawaran termasuk segala sesuatu yang
berada dalam batas-batas yang ditentukan, diserahkan tanggung jawabnya kepada Kontraktor.
Namun demikian, semua benda yang ditemukan di lapangan, tetap milik Pemberi Tugas.
3. Kontraktor harus mengisi/menimbun kembali semua lubang-lubang dan bekas galian-galian yang
dibuatnya setelah selesai pekerjaan atau tidak diperlukan lagi untuk pekerjaan, serta harus bersih
dari segala sampah/kotoran-kotoran dan bahan-bahan yang tidak diperlukan lagi.
4. Pemberi Tugas, Konsultan MK berhak untuk mengadakan inspeksi ke setiap bagian pekerjaan.
Juga apabila sebagian pekerjaan dilaksanakan di workshop Kontraktor atau Sub Kontraktor, maka
Pemberi Tugas/Konsultan MK berhak pula untuk mengadakan inspeksi di tempat tersebut. Dalam
hal ini Kontraktor harus memberikan informasi, bantuan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam
pemeriksaan secara teliti dan lengkap.
6. Pada waktu penyerahan pertama, seluruh pekerjaan diserahkan dalam keadaan sempurna/selesai,
termasuk pembongkaran pekerjaan-pekerjaan sementara, pembersihan halaman dan sekitarnya,
sesuai keinginan Pemberi Tugas / Konsultan MK.
PASAL 8
PIMPINAN PELAKSANA
1. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menempatkan seorang atau lebih sebagai
pimpinan pelaksanaan yang cakap, berpengalaman, bertanggung jawab atas jalannya pekerjaan
dan mempunyai wewenang/kuasa penuh untuk mewakili Kontraktor.
2. Dalam hal ini sebelumnya Kontraktor harus melaporkan secara tertulis kepada Konsultan MK,
mengenai nama, pendidikan dan pengalaman pimpinan pelaksana yang dimaksud.
3. Pemberi Tugas atau Konsultan MK berhak menolak pimpinan pelaksana tersebut berdasarkan
pendidikan dan kecakapannya. Dalam hal ini Kontraktor harus menempatkan orang lain
berdasarkan persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan MK.
4. Pimpinan pelaksana harus selalu berada di tempat selama pekerjaan berlangsung. Dalam hal ini
tidak hadirnya pimpinan pelaksana, Konsultan MK dapat melakukan tindakan yang dianggap perlu
demi keamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan. Dan atas tindakan ini, tanggung jawabnya
tetap dilimpahkan kepada Kontraktor.
5. Bila di kemudian hari menurut pendapat Konsultan MK dan Pemberi Tugas, pimpinan pelaksana
kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan diberi tahu secara tertulis untuk
mengganti pimpinan pelaksana tersebut. Dalam waktu 7 ( tujuh ) hari setelah dikeluarkannya surat
pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk pimpinan pelaksana baru.
PASAL 9
PENUNJUKAN SUB-KONTRAKTOR
1. Penunjukan sub-Kontraktor hanya dapat dilaksanakan dengan persetujuan tertulis dari Pemberi
Tugas/Konsultan MK, itupun terbatas pada bagian-bagian pekerjaan khusus.
Kontraktor tidak diperkenankan untuk men “sub” kan seluruh pekerjaan yang tercantum dengan
kontrak, kecuali untuk penyediaan bahan-bahan.
2. Penyerahan pekerjaan kepada sub-Kontraktor harus dilakukan dengan kontrak tertulis, langsung
dengan Kontraktor.
Apapun yang tercantum dalam kontrak antara Kontraktor dan sub-Kontraktor, tidak dapat
menimbulkan ikatan antara sub-Kontraktor dengan Pemberi Tugas/Konsultan MK.
3. Dalam hal ini terdapatnya beberapa sub-Kontraktor, maka Kontraktor wajib melakukan koordinasi
agar pekerjaan berlangsung dengan sebaik-baiknya.
Kontraktor bertanggung jawab atas setiap kelalaian tindakan dan kesalahan dari setiap sub-
Kontraktor.
PASAL 10
KONTROL ATAS PEGAWAI
1. Kontraktor dan sub-Kontraktor harus mempekerjakan orang-orang yang teliti, ahli dan
berpengalaman. Dalam hal ini Kontraktor bertanggungjawab penuh atas segala pekerjaan,
pembuatan dan kelalaian orang-orang yang mempunyai hubungan kerja dengannya.
2. Direksi dapat secara tertulis langsung kepada Kontraktor, meminta dikeluarkan-nya setiap orang
yang dipekerjakan oleh Kontraktor atau sub-Kontraktor, dalam waktu 2 x 24 jam, yang berkelakuan
tidak baik, atau tidak berkemampuan atau melalaikan tugas-tugasnya.
PASAL 11
KESEJAHTERAAN PEGAWAI
1. Kontraktor harus memberikan jaminan sesuai dengan peraturan perburuhan, jam kerja dan lembur
harus disesuaikan pula dengan peraturan tersebut.
2. Kontraktor harus menyediakan makanan dan minuman yang sehat untuk para pekerja/karyawan,
pimpinan dan team Pemberi Tugas serta tamu-tamu yang ber-kepentingan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
PASAL 12
KECELAKAAN DAN PETI PPPK
1. Kontraktor harus menyediakan peralatan keselamatan untuk kepentingan pekerja dan masyarakat
sekitarnya.
2. Jika terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib mengambil segala tindakan
guna kepentingan korban.
3. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap guna pertolongan pertama, harus selalu berada di
tempat pekerjaan dan siap digunakan pada setiap saat.
PASAL 13
ALAT, BAHAN DAN TENAGA PEMBANGUNAN
2. Adanya perubahan merk bahan/alat yang telah ditentukan, hanya diperkenankan dengan
persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Tugas dan Konsultan MK, dan Kontraktor dapat
membuktikan bahwa bahan pengganti tersebut benar-benar setara dengan ketentuan semula.
3. Konsultan MK berhak untuk menolak setiap peralatan, bahan-bahan dan tenaga pembangunan
yang tidak cocok untuk pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana yang tercantum dalam kontrak.
4. Konsultan MK berhak untuk menolak setiap hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak, dan
berhak menuntut penggantian atau perbaikan yang harus dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga)
hari ditempat pekerjaan.
5. Jika ternyata Kontraktor mengabaikan atau melalaikan batas waktu yang telah ditentukan diatas
maka Pemberi Tugas berhak menentukan bahwa pekerjaan penggantian, perbaikan atau
pengeluaran dilaksanakan oleh orang lain atas biaya Kontraktor, akibatnya ditanggung oleh
Kontraktor sepenuhnya.
PASAL 14
PENGUJIAN BAHAN DAN ALAT
1. Semua bahan, alat-alat dan perlengkapan yang akan diolah atau dipasang pada bangunan,
sebelum dipergunakan, dibeli atau dikirim jika perlu harus diuji/ditest, diperiksa dan dinyatakan lulus
dengan hasil oleh Laboratorium yang diakui.
harus dibongkar atau dikeluarkan atas perintah Konsultan MK dengan segala resiko sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
PASAL 15
LAPORAN
1. Kontraktor wajib membuat laporan harian dalam rangkap 3 (tiga), yang isinya :
1.1. Taraf kemajuan pekerjaan.
1.2. Jumlah dan jenis bahan-bahan, peralatan - peralatan yang didatangkan / dipakai / ditolak.
1.3. Jumlah tenaga menurut jenis keahlian/jabatannya.
1.4. Keadaan cuaca/hujan.
1.5. Penugasan-penugasan/perintah-perintah Konsultan MK.
1.6. Pekerjaan tambah kurang, dan sebagainya berdasarkan standar formulir yang telah
ditentukan.
1.7. Foto-foto proyek, berwarna minimal ukuran postcard dilengkapi dengan album. Foto-foto
yang menggambarkan kemajuan proyek hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk
Konsultan MK setiap awal, pertengahan, dan akhir proyek. Pemotretan menggunakan
kamera digital. Hasil Pemotretan dicetak 2 x (1 set untuk Konsultan MK dan 1 set untuk
Pemberi Tugas).
3. Laporan tersebut diberikan file elektroniknya berupa CD-ROM kepada Pemberi Tugas/Konsultan
MK.
4. Kelalaian Kontraktor dalam menyampaikan laporan-laporan tersebut dapat dikenakan sanksi berupa
penundaan pembayaran.
5. Hasil-hasil dari laporan mingguan dibuatkan bagan kemajuan pekerjaan, untuk dapat
diperbandingkan dengan jadwal waktu pelaksanaan (Rencana Kerja) yang telah diajukan pada saat
permulaan pekerjaan.
PASAL 16
RAPAT-RAPAT RUTIN
1. Kontraktor wajib menghadiri rapat berkala seminggu dan setiap dianggap perlu, dipimpin oleh
Konsultan MK.
2. Dalam rapat tersebut dibicarakan hal-hal yang menyangkut koordinasi pekerjaan, jalannya
pekerjaan, baik keadaan cuaca, peristiwa-peristiwa khusus dan lain sebagainya.
3. Dalam rapat dibahas persoalan antara Kontraktor dan sub-Kontraktor dan atau supplier dan Pemberi
Tugas bertempat di ruang Direksi Keet yang telah disediakan Kontraktor, dan Kontraktor harus
menyediakan konsumsi pada setiap diadakan rapat dan juga jika sewaktu-waktu Pemberi Tugas dan
tamu-tamu yang berkepentingan atas pelaksanaan proyek hadir di lapangan.
4. Jika Kontraktor tidak menghadiri rapat-rapat teknis ini, maka kontraktor di-anggap lalai dan dapat
dikenakan sanksi-sanksi.
BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN PONDASI BORED PILE
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan pondasi yang harus dikerjakan terdiri dari :
1.1. Pondasi Bored Pile
2. SYARAT-SYARAT.
2.1. Permukaan Lapangan
Kontraktor harus memperhitungkan kemungkinan diperlukannya permukaan khusus untuk
penempatan mesin bor Dalam tender, pengeboraan dapat dianggap berlangsung dari taraf
yang diperlihatkan pada gambar-gambar Konsultan MK/ Pemberi Tugas.
2.6. Pemeriksaan
Konsultan MK/ Pemberi Tugas akan menyediakan pengawasan penuh selama operasi
pekerjaan . Tidak diijinkan melakukan pembuatan tiang manapun tanpa sepengetahuan
Konsultan MK/Pemberi Tugas
4.2. Pengeboran
- Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengukuran dan pemasangan patok dengan
tepat dan dibawah pengawasan surveyor ahli, termasuk pengadaan dan penempatan
profil-profil yang sesuai dengan gambar rencana.
- Kontraktor harus menyerahkan gambar - gambar kerja yang memperlihatkan detil yang
diusulkan untuk tiang bor termasuk panjang tiang, dimensi penampang, besi tulangan dan
detil ujung tiang.
- Kedalaman lubang bor adalah kira kira 50 m dari lantai 1 (satu) dengan diameter
pemboran adalah 80 cm Kelurusan lubang bor adalah tidak boleh terjadi kemiringan pada
arah sumbu x maupun arah sumbu y sehingga lubang bor betul - betul tegak lurus pada
dua arah, adapun toleransi maksimum terjadi kemiringan adalah 1 : 75
- Apabila dijumpai hambatan yang tidak alami seperti bekas pondasi, basement, dll,
dibawah muka tanah pada saat pemboran sehingga menjadi terganggu, maka kontraktor
harus segera memberitahukan kepada Konsultan MK/Pemberi Tugas
- Jika, menurut penilaian Konsultan MK/Pemberi Tugas, Kontraktor tidak mungkin lagi dapat
melakukan pengeboran suatu tiang pada lokasi yang ditentukan karena adanya hambatan
dibawah tanah, maka jika dianggap perlu, Konsultan MK/Pemberi Tugas akan memberikan
kepada kontraktor suatu desain yang telah dipebaiki dengan memindahkan lokasi tiang
bor, Kontraktor harus melaksanakan pemboran berdasarkan desain yang sudah diperbaiki
ini atau hingga taraf perbaikan tambahan yang dianggap perlu dan kontraktor akan
mendapat pembayaran tambahan untuk meliput biaya yang akibat pekerjaan ini.
- Hambatan permukaan, yang didefiniskan sebagai hambatan dalam jangkauan tiga meter
dari taraf permukaan, harus disingkirkan dengan biaya Kontraktor
- Pengambilan contoh tanah perlu dilakukan pada posisi sebagai berikut :
• Setiap perubahan lapisan tanah yang dijumpai pada pengeboran
4.7. Pembersihan
- Untuk material lumpur hasil bor perlu disiapkan tempat penampungan / pembuangan
khusus agar tidak menumpuk / membanjiri area kerja dan tidak mengganggu pekerjaan
pemboran selanjutnya.
- Material lumpur yang telah kental dan memenuhi tempat penampungan segera dibuang
keluar area pemboran
4.8. Pengukuran dan Pembayaran
- Pengukuran baja tulangan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh
pengawas pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang aktual
yang dipasang atau satuan berat dalam kilogram per meter panjang untuk batang.
- Pengukuran beton diukur dalam jumlah meter kubik terpasang dan diterima sesuai dengan
yang ditunjukkan pada Gambar oleh Pengawas Pekerjaan.
- Jumlah material yang diterima, harus dibayar pada harga penawaran kontrak dengan Mata
Pembayaran dalam satuan kilogram untuk baja tulangan dan meter kubik untuk beton.
d. Besi pembeban harus ditumpu pada suatu kuda-kuda diatas tiang. Kontraktor harus
memperhitungkan biaya pembuatan dan pembongkaran kuda-kuda pembeban,
penanganan bahan besi pembeban naik dan turun kuda-kuda dan tumpuan-tumpuan lain
yang diperlukan untuk peralatan yang dipakai dalam pengujian.
e. Sepanjang waktu pengujian, pengamatan gerakan vertical harus dilakukan dengan dua
extensometer putar yang meningkat setiap 0.025 mm. pembacaan harus dihubungkan
dengan dua blok baja yang kaku yang kedua ujungya bertumpu atau diikat pada tumpuan
yang kokoh. Tumpuan ini harus menerus dengan panjang tidak kurang dari 1 meter
dibawah permukaan tanah dan jaraknya kurang dari 2 meter dari pusat tiang uji atau tiang
tegangan bilamana dipakai.
f. Disamping itu, elevasi tumpuan harus sering dicek terhadap sebuah patok ukur
(benchmark) tetap. Seluruh perangkat pengukur harus dilindungi dari hujan, sinar matahari
langsung dan gangguan-gangguan lain yang dapat mempengaruhi ketepatannya.
Pembacaan suhu harus dilakukan juga bila diminta oleh Konsultan MK/Pemberi Tugas.
Sekurang-kurangnya 3 hari sebelum mulai pengujian, pemberitahuan secara tertulis harus
diberikan kepada Konsultan MK/Pemberi Tugas
g. Kontraktor harus mengusahakan agar pengujian dilakukan dibawah pengawasan yang ahli
dan dilakukan menerus serta dianggap memuaskan oleh Konsultan MK/Pemberi Tugas
dan ia harus mengirimkan dua copy dari seluruh pencatatan dan grafik kepada Direksi
setelah tiap pengetesan selesai. Informasi ini juga harus mencakup suatu diagram
penurunan (settlement) terhadap beban yang diplot dengan skala dimana panjang satu ton
beban sama dengan panjang 0.25 mm settlement.
h. Semua fasilitas yang perlu harus disediakan supaya Konsultan MK/Pemberi Tugas dapat
mengecek pembacaan selama pengujian berlangsung.
i. Pembebanan pada pengujian tiang harus dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan
dalam ASTM D1143-81 “Standard Method of Testing Piles Under Axial Compressive
Load”, Ayat 4.2 – Standard Loading Procedure. Dengan siklus sbb dengan metode
kentlede :
Siklus 2 siklus 3 Siklus 4 siklus 5
Dan pengujian tiang dengan mengunakan metode PDA Test mengikuti standar
pengetesan dan kontraktor wajib mengajukan metode kerja yang disetujui Konsultan
MK/Pemberi Tugas
Elevasi tumpuan harus sering dicek terhadap sebuah patok ukur (benchmark) tetap.
Seluruh perangkat pengukur harus dilindungi dari air hujan, sinar matahari langsung dan
gangguan lainnya yang mempengaruhi ketepatannya.
Pengujian harus dilakukan dibawah pengawasan yang ahli dan dilakukan menerus serta
harus mengirmkam copy dari seluruh pencatatan grafik kepada Konsultan MK/Pemberi
Tugas setelah setiap pengetesan selesai. Infomasi ini juga harus mencakup suatu diagram
penurunan (settlement) terhadap beban yang diplot.
Tugas dan sejumlah pengukur test (Test Scales) dengan pembagian skala 0.5 mm untuk test
tiang.
Sebuah diagram beban – settlement harus diserahkan kepada Konsultan MK/Pemberi Tugas
Semua bahan - bahan yang dipakai dalam pekerjaan proyek harus mendapat persetujuan
Konsultan MK/Pemberi Tugas sebelum digunakan,meskipun bahan - bahan tersebut telah
dinyatakan diterima pada waktu di datangkan di site / lokasi.
Bahan bangunan dan pekerjaan yang telah dilaksanakan apabila tidak memenuhi persyaratan
akan ditolak dan Kontraktor harus mengganti /melaksanakan ulang pekerjaan - pekerjaan
dimaksud tanpa perpanjangan waktu pelaksanaan dan tanpa biaya tambahan.
Setiap kerugian sebagai akibat adanya bahan atau pekerjaan yang ditolak oleh Konsultan
MK/Pemberi Tugas menjadi tanggungan Kontraktor.
Konsultan MK/Pemberi Tugas berhak untuk menolak salah satu atau semua bahan - bahan
dan teknik pelaksanaan yang tidak sesuai dengan kualitas dan metode kerja yang telah
disetujui. Kontraktor harus segera memindahkan bahan - bahan atau membongkar pekerjaan
- pekerjaan yang dimaksud atas biaya kontraktor.
6. Lain-lain, Garansi
Kontraktor diwajibkan untuk menjamin sistim pembuatan tiang bor yang ditawarkan, selama periode
yang ditentukan setelah selesainya pekerjaan bangunan.
PASAL 2
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. SYARAT-SYARAT UMUM
1.1. Ketentuan.
Menunjukan pada persyaratan yang berlaku :
1) SNI-2847-2019 (Peraturan Persyaratan Beton Struktural untuk bangunan Gedung)
2) NI. 8 - 1972 (Peraturan Standard Semen Indonesia)
3) ASTM (American Standard Testing of Material)
4) JIS (Japan Institute Standard)
5) SNI 8460-2017. Persyaratan Perancangan Geoteknik
Beton Struktural :
- Untuk mutu beton .f’c 35 Mpa Untuk struktur ( Kolom & Balok)
- Untuk mutu beton .f’c 30 Mpa Untuk struktur ( Slab)
- Untuk mutu beton f’c 30 Mpa Untuk Bored Pile, Pile cap & Tie beam
Untuk mencapai mutu beton tersebut, Kontraktor wajib membuat trial mix dan selanjutnya
Kontraktor membuat adukan sesuai dengan proporsi trial mix yang disetujui.
Penggunaan fly ash di gunakan antara 15 % sampai 20 % . sehingga pengetesan sesuai yang
di harapkan
Pengadukan.
Semua pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk yang berkapasitas tidak
kurang dari 500 liter dan dilengkapi dengan alat timbangan
2. BAHAN - BAHAN.
2.1. Semen.
Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merek yang disetujui dan yang dalam segala
hal harus memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia"
untuk beton klas I.
Dalam pengangkutan, semen harus terlindungi dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya
dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan
tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 10 cm dari lantai. Kantong
semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m, dan tiap pengiriman
baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan
menurut aturan pengirimannya.
2.3. A i r.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak
atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen dan dilakukan pengujian
air/laboratorium test.
2.4.3. Penyimpanan
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
2.4.4. Pemasangan
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran cat, karat
lepas, kulit lain yang merusak harus dihilangkan dengan kompresor sebelum
pengecoran. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak
dapat berubah atau bergeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan.
Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat.
2.6.3. Toleransi.
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus dalam batas teleransi 1 cm.
Toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (cumulative).
Ukuran masing-masing bagian harus seksama dalam - 0,50 dan + 0,50.
2.6.7. Pengecoran
Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang
dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran satu unit atau
bagian dari pekerjkaan harus dilanjutkan tanpa berhenti.
Tidak diperbolehkan melaksanakan pengecoran beton pada waktu hujan, kecuali jika
Kontraktor mengambil tindakan-tindakan mencegah kerusakan.
2.6.9. Perawatan
Untuk melindungi beton dari cahaya matahari, angin dan hujan sampai beton itu
mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat harus diambil
tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang sudah terisi adukan beton harus dibasahi terus menerus
sampai cetakan dibongkar
b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari.
PASAL 3
PEKERJAAN CETAKAN (BEKISTING)
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini, terdiri dari :
1.1. Bahan
1.1.1. K a y u :
Bekisting harus dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan sesuai dengan finishing
yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.
Bekisting harus cukup mampu dalam menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan
daya lain yang diterima tanpa merubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan
yang bermutu baik atau plywood, tebalnya tergantung dari kualitas dan jarak rangka
pengikat cetakan tersebut.
1.2. Konstruksi
1.2.1. Cetakan Kayu :
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran
yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat.
Cetakan harus dibuat sedemikian rupa sehingga mempermudah penumbukan-
penumbukan untuk memadatkan pengecoran beton tanpa merusak konstruksi.
panel . Kawat las yang digunakan haruslah kawat las bermutu tinggi, berukuran 3,25
mm, dari baja cellulose AC/DC, dan pengelasan dilakukan dari arah atas ke bawah.
• Bila menggunakan paku yang ditembakkan atau paku keeling biasa, dapat dipakai
paku yang berukuran l.k. 4 mm, dan panjang yang cocok sebagai pengganti setiap
las cantum.
Penyambugan panel floordeck arah memanjang, harus diperkuat dengan sekrup yang
dipasang dengan jarak antara sekrup maksimum 120 cm.
1.4. Ukuran.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama disemua tempat sesuai
dengan ukuran yang diinginkan.
1.5. Steiger
"Steiger" cetakan harus dari kayu dolken dan tidak diperkenankan memakai bambu.
PASAL 4
PEKERJAAN BETON KOLOM
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini, yang terdiri dari :
1.1. Beton kolom portal
PASAL 5
PEKERJAAN BETON BALOK
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini, yang terdiri dari :
1.1. Beton balok portal
1.2. Beton balok pengikat (ringbalk)
PASAL 6
PEKERJAAN BETON PLAT LANTAI
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini, terdiri dari :
a. Beton pelat
PASAL 7
PEKERJAAN GROUND WATER TANK (GWT) DAN RUANG POMPA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat dibawah ini serta
memenuhi spesifikasi yang bersangkutan.
2. SYARAT BAHAN
Bahan yang dipergunakan adalah batu bata, dan beton yang berkualitas baik yang memenuhi
persyaratan ketebalan bahan, permukaan bahan yang masif atau rata.
3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Ground Water Tank (GWT)
a. Sebelum pelaksanaan terlebih dahulu menentukan titik dan dimensi penggalian lubang
sesuai dengan yang diarahkan pada gambar.
b. Penggalian lubang harus sesuai dengan kedalaman yang ditentukan pada gambar,
didalam pelaksanaan penggalian lubang harus hati-hati apabila terdapat instalasi kabel
atau pipa yang melintang.
c. Metoda pekerjaan harus dikerjakan oleh pekerja yang berpengalaman termasuk alat bantu
yang dipergunakan merupakan yang harus disediakan oleh kontraktor.
d. Bagian dinding terbuat dari beton dengan finishing keramik.
e. Bagian bawah dipakai beton plat dengan finishing keramik.
f. Penutup plat beton dengan tulangan besi dia. 10” jarak 20 cm pembesian double, lalu
dibuat manhole.
g. Pembuatan septic tank ini harus sesuai dengan ukuran yang tercantum dalam Gambar
Rencana.
PASAL 8
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA
1. LINGKUP PEKERJAAN.
1.1. Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja seperti pelat-pelat, profil- profil,
baut-baut, angker-angker menurut kebutuhan sesuai dengan Gambar Rencana serta
persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
1.2. Semua pekerjaan pembuatan bagian konstruksi baja seperti sambungan-sambungan
pengelasan baik las sudut maupun las penuh dan lain-lain sesuai dengan Gambar Rencana
serta persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
1.3. Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti pemasangan semua
elemen-elemen rangka baja, pengecatan dan lain-lain sesuai Gambar Rencana serta
persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
2. PERSYARATAN UMUM.
2.1. Peraturan-peraturan :
a. Semua peraturan-peraturan/normalisasi-normalisasi yang dipakai harus yang berlaku di
Indonesia
b. Semua pekerjaan baja pada bangunan ini harus memenuhi persyaratan dari AISC
'Specification for Fabrication and Erection
c. Semua pekerjaan baut (bolt) pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dari AISC
'Specification for Structural Joint Bolts'.
d. Semua pekerjaan las harus mengikuti 'American Welding Society Code for Arc Welding in
Building Construction Section 4'.
2.2. Teknis
a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum dalam Gambar Rencana.
b. Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak
tercantum dalam Gambar Rencana harus dilengkapi oleh Kontraktor dan harus dinyatakan
pada Shop Drawing. Untuk itu Kontraktor harus memintakan persetujuan dari Konsultan
MK sebelum memulai pekerjaan tersebut.
c. Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan-alasan tertentu yang berat dan
dapat diterima harus diajukan dan diusulkan kepada Konsultan MK untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan MK dan Konsultan Perencana.
d. Semua perubahan-perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.
e. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing, fabrikasi
dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian-bagian konstruksi.
f. Bahan struktur baja harus difabrikasi di Workshop.
g. Semua baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun dilapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.
h. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah-daerah lain-nya
harus diukur dengan Theodolite oleh Kontraktor dan disetujui oleh Kontraktor MK.
i. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu pemasangan yang
diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Kontraktor harus dilaksanakan atas beban
biaya Kontraktor.
j. Kekurang tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki dan
bila perlu diganti dengan yang baru kesemuanya atas biaya Kontraktor.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
3.1. Shop Drawing
a. Shop Drawing yang buat harus memperlihatkan semua informasi mengenai dimensi pelat,
tebalas dan jenis sambugan las yang dipergunakan.
b. Pada setiap shop drawing harus dilengkapi dengan daftar material yang gunakan berserta
berat material yang dipakai.
c. Pada setiap shop drawing harus dicantumkan kualitas dari material baja dan las yang
digunakan.
d. Semua pekerjaan pemotongan dan fabrikasi baja harus terlebih dahulu disetujui oleh
Konsultan MK yang dalam hal ini adalah persetujuan shop drawing.
3.2. Pengelasan
a. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman. Kontraktor wajib
menyerahkan sertifikat keahlian-keahlian dari masing-masing tukang lasnya. Sertifikat
kelas A untuk tenaga ahli yang mengerjakan bagian-bagian konstruksi ini.
b. Walaupun demikian apabila ternyata pada saat pengerjaan yang sebenarnya dicapai hasil
yang kurang memuaskan, maka tenaga pengelasan tersebut harus diganti.
c. Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapih tanpa menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.
d. Elektode las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat menjamin
komposisi dan sipat-sipat dari elektrode tersebut selama masa penyimpanan.
e. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektrode tersebut.
f. Teknik/cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan kualitas dari
las yang dikerjakan.
g. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari kotoran-kotoran, cat-cat, minyak-
minyak, karat-karat dan kotoran dalam ukuran kecil harus dibersihkan, terutama kotoran
yang memberi pengaruh besar pada kawat las. Permukaan yang akan dilas juga harus
bersih dari aspal.
h. Pengelasan tidak boleh dilakukan jika temperatur Bace Metal lebih rendah dari 0° F. Pada
temperatur 0° F - 32° F, permukaan las dari titik dimulainya las sampai sejauh 7,5 cm juga
harus dijaga temperaturnya sampai dengan waktu pengelasan.
i. Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak akan
berputar atau membengkok.
j. Setelah pengelasan, maka sisa-sisa/kerak-kerak las harus dibersihkan dengan baik.
k. Semua jenis pengelasan pada profil I yang tersusun dari pelat tidak boleh
memotong/bertemu pada pertemuan antara web dan flens dan pengelasan harus
dihentikan pada jarak 20 mm dari tepi web dan flens.
l. Semua profil I yang tersusun dari pelat harus merupakan suatu batang yang utuh (tanpa
sambungan) kecuali jika tercantum dalam Gambar Rencana.
3.3. Sambungan
a. Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang bekerja,
selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan batang.
b. Lubang baut harus lebih besar 0,5 mm dari pada diameter luar dari baut. Jika baut
dikerjakan di workshop, maka cara melubangi boleh langsung dengan alat pengerek
c. Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang baut dan antara baut itu
sendiri harus dapat memikul gaya-gaya dan dapat dengan cepat meneruskan gaya
tersebut.
d. Khusus untuk lubang baut dengan bentuk oval harus dijamin dapat terjadi pergeseran
kearah memanjang dari bentuk oval tersebut.
3.4. Pengecatan
a. Semua bahan struktur baja harus dicat, sebelum dicat semua permukaan baja harus
bersih dari kotoran-kotoran ataupun minyak-minyak. Pembersihan dilakukan dengan
menggunakan Wire Brush dengan minimum mencapai SA-2, terkecuali untuk profil baja
yang merupakan cold formed steel dengan tebal lebih kecil dari 4 mm, pembersihan
permukaannya menggunakan wire brush sampai mencapai ST-3.
b. Permukaan profil setelah di sand blast, pengecatan dasar pertama sudah harus dilakukan
paling lambat 4 jam setelah dilaksanakannya sand blast.
c. Sebelum mulai pengecatan, Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan MK
untuk mendapat persetujuan.
d. Cat dasar pertama dengan merk seperti tercantum dalam persyaratan bahan, dilakukan di
work shop dengan sistem air less spray, dengan cat dasar kedua dan cat finish dilakukan
di site dengan sistem air less spray atau sesuai dengan persyaratan cat yang dipakai.
e. Pada lubang-lubang high strength bolt dan unfinished bolt sesudah dubersihkan,
permukaan baja dilapisi 1 (satu) kali dengan cat yang ditentukan sebelum pemasangan
dan 1 (satu) kali setelah bolt selesai dipasang.
b. Untuk profil-profil yang tersusun dari pelat (built up) harus diadakan pengujian non
destructive testing. Apabila dalam pengujian non destructive testing timbul keraguan
mengenai mutu baja, mutu pengelasan, maka Kontraktor berhak untuk meminta diadakan
pengujian destructive testing. Semua biaya pengujian ini ditang gung oleh Kontraktor.
a) Non destructive testing
Pada metoda ini bertujuan untuk melihat kualitas dari las yang harus dilakukan
sebagai berikut :
• Pemeriksaan visual, pemeriksaan ini harus dilakukan pada semua bagian dari
struktur baja.
• Pemeriksaan dengan X-Ray
Pemeriksaan ini dilakukan pada sambungan las antara web dan flens pada profil
dari pelat tersusun dan pengelasan dengan full penetration. Untuk pemeriksaan
sambungan pada pembuatan dari pelat tersusun dilaksanakan secara random
dengan jumlah 5 % dari banyak pengelasan.
b) Destructive testing
• Pengujian las antara web dan flens.
Metoda dan prosedur pengujian berdasarkan JIS G 3353 (1978) yang secara prinsip
dapat digambarkan sebagai berikut :
Profil yang diuji dipotong memanjang minimum 30 mm
in)
(m
mm
30
P P
Pembebanan dilakukan sampai terjadi retak pada bagian web dan flens.
• Pengujian tarik pada elemen profil (test piece)
Metoda dan prosedur pengujian mengikuti JIS Z 2202 (1980) dan JIS Z 2241(1980)
Elemen yang akan diuji diambil pada bagian flens dari profil :
1/4 B
Bentuk dan ukuran dari test piece mengikuti pengujian nomor 1 A dari JIS Z 2201 :
P R
3.6. Peralatan
a. Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai type yang sesuai dengan
yang dibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las dapat memuaskan.
b. Peralatan tersebut harus mencapai kapasitas 25-40 volt dan 200-400 ampere.
b. Berat bahan yang dihitung harus merupakan berat nominal dari pekerjaan baja yang telah
selesai dikerjakan, terdiri atas pelat, bagian-bagian yang dirol, sambungan geser, pengaku,
penjerpit, pelat sambungan dan semua perlengkapan, tanpa adanya penyimpangan yang
diizinkan atas berat standar atau dimensi nominal dan termasuk berat las, batu, mur, ring,
kepala paku keling dan lapisan pelindung.
c. Kuantitas pekerjaan baja struktur akan dibayar pada Harga Penawaran per satuan
pengukuran untuk Mata Pembayaran dalam satuan kilogram.
PASAL 10
PEKERJAAN PELAPIS KEDAP AIR / WATERPROOFING
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Tenaga kerja, material dan perlengkapannya
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi ini.
1.3. Garansi
Pekerjaan waterproofing ini harus dijamin kesempurnaannya dengan suatu masa garansi
selama 5 (lima) tahun, terhitung sejak serah terima yang menyatakan bahwa struktur tersebut
bebas bocor. Garansi tersebut meliputi garansi dari pihak Kontraktor dan juga dari pihak
Pemasok waterproofing yang dibuat secara legal dan jelas.
2. SYARAT BAHAN
2.1. Standar Bahan
Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik sesuai dengan yang disyaratkan
di dalam spesifikasi ini. Tidak diperkenankan mengganti tipe bahan dengan bahan lain
sehingga tidak sesuai dengan standar bahan yang sudah ditentukan.
3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Persetujuan bahan
Semua bahan sebelum dipesan harus disetujui oleh Konsultan MK. Untuk itu Kontraktor harus
memberikan contoh bahan dan brosur lengkap termasuk cara pemasangannya agar disetujui.
Persetujuan tersebut tidak membebaskan tanggung jawab Kontraktor akan kualitas dan
kesempurnaan pekerjaan.
BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA
1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu bata disusun ½ bata dan
satu bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
Lingkup pekerjaan pasangan bata ini meliputi :
a. Perbaikan pasangan bata
b. Dan lain–lain yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana
2. BAHAN
2.1. Batu bata (bata merah)
Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah setara Lokal Pasuruan, MHR, produksi
dalam negeri eks daerah setempat dan kualitas yang baik dengan ukuran 5 x 10,5 x 22 cm
atau ukuran standar yang dibakar dengan baik, warna merah merata, keras dan tidak mudah
patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah mungkin tidak sama dengan
ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu
menyimpang.
Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941
Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Konsultan MK. Konsultan MK
berhak menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata yang tidak memenuhi syarat.
Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.
2.2. Adukan
Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata.
Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir untuk dinding biasa, 1 Pc : 3 pasir untuk trasraam.
Semen PC yang dipakai adalah produk setara Semen Gresik/ SGC, Dynamix, Tiga Roda.
Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras, bukan
langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh digunakan
kembali.
Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ringbalk) adalah 1 pc : 2
pasir : 3 kerikil.
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk seluruh
pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat organik lainnya.
Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas dari kotoran. Baja
tulangan menurut ketentuan PBI 1971.
3. PELAKSANAAN
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut masing-
masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
Rencana.
3.1. Sloof, kolom praktis dan ringbalk
Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 15 x 20 cm, kolom praktis 12 x 12
cm, ringbalk 12 x 12 cm. Kolom praktis dan ringbalk diplester sekaligus dengan dinding bata
sehingga mencapai tebal 15 cm.
Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal minimum 2 cm yang
rata dan berkualitas papan baik.
Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat sehingga
tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton mengalami
proses pengerasan.
PASAL 2
PEKERJAAN PLESTERAN
1. KETERANGAN
Kecuali disebutkan lain, bahan penyelesaian atau penutup permukaan dinding/tembok bata dan
adalah plesteran. Pekerjaan plesteran mencakup pembuatan dan pemasangan plesteran pada
dinding-dinding tembok bata dan bidang-bidang beton, meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan
peralatannya. Semua permukaan plesteran dicat dengan cat tembok, kecuali disebutkan lain.
2. BAHAN
Komposisi bahan adukan sesuai dengan persyaratan, yaitu :
a. 1 pc : 3 pasir untuk permukaan beton dan dinding trasraam
b. 1 pc : 3 pasir untuk sudut dinding
c. 1 pc : 5 pasir untuk dinding bata
Semen PC yang dipakai adalah produk setara Gersik, Tiga Roda, Dynamix.
Bata merah yang dipakai adalah produk setara Lokal Pasuruan, MHR
3. PELAKSANAAN
3.1. Plesteran dinding bata
Sebelum diplester, permukaan dinding bata harus dibersihkan dan dibasahi dengan air,
siarnya dikorek sedalam 1 cm. Tebal plesteran minimum 1,5 cm dan maksimum 2 cm.
Plesteran diselesaikan dengan papan plesteran dan kayu perata atau sekop baja. Sudut-sudut
dibuat serapi-rapinya dan menyiku. Sambungan dari plesteran-plesteran harus mulus dan
lurus.
Dalam mendirikan dinding yang tidak berada dibawah atap, selama waktu hujan harus diberi
perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan bahan pelindung yang cukup
sesuai.
Selama proses pengeringan, plesteran harus disiram dengan air selama 7 (tujuh) hari terus
menerus.
3.3. Semua plesteran diselesaikan dengan acian semen PC dan digosok sampai rata dan halus
serta tidak berombak.
3.4. Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran plesteran diukur dalam jumlah meter persegi yang terpasang dan diterima
oleh pengawas pekerjaan. Jumlah meter persegi atau luasan yang dipasang harus dihitung
dari luasan aktual yang dipasang.
b. Jumlah material yang diterima, harus dibayar pada harga penawaran kontrak dengan Mata
Pembayaran dalam satuan meter persegi.
PASAL 3
PEKERJAAN DAUN PINTU SOLID ENGINEERING WOOD
1. LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini meliputi
seluruh pekerjaan kusen jendela kayu dan lain-lain yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
2. STANDARD
SNI 03-0675-1989, spesifikasi ukuran kusen, pintu kayu, jendela kayu, daun pintu kayu untuk
bangunan rumah dan gedung.
3. PERSYARATAN BAHAN
3.1. Jenis kayu yang dipakai :
a. Mutu dan kualitas yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5(PPKI) tahun 1961.
Digunakan untuk seluruh pekerjaan solid engineering wood yang disebutkan dalam
Gambar Rencana.
b. Harus benar-benar kayu mutu terbaik.
c. Tidak cacat seperti : bermata, retak-retak atau pecah yang dapat menurunkan mutu dan
keindahan kayu.
d. Warna coklat, dengan tekstur dan merata serta serat lurus sampai agak berpadu.
e. Pengeringan :
Pengeringan dengan dapur pengering dari kadar air 12 % dalam jangka waktu sekitar
12 hari. Suhu pengeringan yang disarankan adalah suhu 48 C – 77 C dengan kelembaban
nisbi 85 % - 40 %.
f. Kelas. Kuat I
Kelas. Awet I – II
g. Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh Pemberi Tugas, Konsultan
MK/Konsultan Perencana.
3.4. Pelaksanaan
a. Umum
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lainnya, jika terjadi kerusakan, maka
b. Teknis
• Mekanisme kerja harus sesuai dengan gambar.
• Engsel atas dipasang pada 1/3 jarakj antara engsel atas dan engsel bawah diukur dari
engsel atas (as) kebawah, atau 2/3 jarak antara engsel atas dan engsel bawah diukur
dari engsel bawah (as) keatas.
• Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu.
• Handle dan penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan
lantai setempat atau lihat gambar.
• Posisi “lock” dan “latch” harus ditentukan dan dianjurkan Kontraktor untuk disetujui
Konsultan Pengawas.
• Door closer yang digunakan adalah type hidrolik, automatic back check dengan
“adjustable force”. Pengatur kecepatan closing dan latch dikehendaki jenis “hold open”
yaitu pintu dapat menutup secara regular dan dapat berhenti dalam proses terbuka
dengan sudut bukaan tertentu.
• Daun pintu Daun pintu sungkai plywood / yang dipasang pada rangka multiplek adalah
dengan cara dilem tanpa pemakuan. Jika diperlukan harus menggunakan
sekrup galvanized atas persetujuan Konsultan Perencana/Pengawas tanpa
meninggalkan bekas cacat permukaan yang tampak.
• Khusus untuk daun pintu dengan finishing formica/ plastic laminated di rekatkan dengan
lem pada permukaan bidang plywood (14 mm) yang telah dipasang pada kerangka
daun pintu. Perekatan formica/ Plastic laminated harus dilakukan dengan mesin
pres di workshop.
3.5. Pengukuran dan Pembayaran
▪ Pengukuran daun pintu solid engineering wood diukur tiap unit yang terpasang dan
diterima oleh pengawas pekerjaan. Jumlah unit yang dipasang harus dihitung dari
jumlah aktual yang dipasang.
▪ Jumlah material yang diterima, harus dibayar pada harga penawaran kontrak dengan
Mata Pembayaran dalam satuan unit pekerjaan.
PASAL 4
PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan=bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. PERSYARATAN
SNI 03-6861.3-2002, spesifikasi bahan bangunan bagian C (bahan bangunan dari logam bukan
besi)
2.1. Shop drawing :
a. Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim konstruksi, hubungan-hubungan antar
komponen, cara pengangkuran dan lokasinya, penempatan hardware dan detail-detail
pemasangan.
b. Harus memperlihatkan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan spesifikasi.
c. Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail pemasangan kaca, gasket serta
sealent.
3. PELAKSANAAN
3.1. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi di
lapangan (ukuran dan peil lubang) serta membaut contoh jadi untuk semua detail sambungan
dan prfil aluminium yang berhubungan dengan system konstruksi bahan lain.
3.2. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat
lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Perencana/MK meliputi gambar denah, lokasi,
merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
3.3. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan
teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
3.4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan
penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk mengerjakannya pada tempat
yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
3.5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah bagian dalam agar
sambungannya tidak tampak oleh mata.
3.6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan
harus cocok.
3.7. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
3.8. Angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari lempengan besi setebal 2-3 mm
dan ditempatkan pada interval 600 mm.
3.9. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless steel,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi
syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm 2
3.10. Untuk fitting hardware dan reinforcing material yang mana kusen aluminium akan kontrak
dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi
lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
3.11. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang kemudian
diisi dengan beton ringan/grout.
3.12. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan karet sintetik atau
bahan dari resin sintetik. Penggunaan ini pada swing door atau double door.
3.13. Sekeliling tepi kusen yang terlihat terbatas dengan dinding agar diberi sealent supaya kedap
air dan kedap suara. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk
penahan air hujan.
4. PERSYARATAN BAHAN
4.1. Kusen aluminium yang digunakan :
a. Bahan : Dari bahan aluminium framing system, setara Alexindo, Alcomexindo,
Alakasa
b. Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Konsultan MK atau Konsultan
Perencana.
c. Warna profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor)
d. Lebar profil : 10 cm dan 7 cm (pemakaian lebah bahan sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar)
e. Pewarnaan : Power Coating, PVDF, produk PT>ESI, ketebalan coating, sesuai
dengan ketentuan pabrik
f. Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm
4.2. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan
aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
4.3. Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukan dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukurannya.
4.4. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap tipe harus disertai hasil test, minimum 100
kg/m2
4.5. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hari dan terhadap tekanan air 15 kg/m 2
yang harus disertai hasil tes.
4.6. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
4.7. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus
diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu, partisi
dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna
yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu mempunyai
toleransi ukuran sebagai berikut :
a. Untuk tinggi dan lebar 1 mm
b. Untuk diagonal 2 mm
4.8. Aksesoris
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealent,
angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari plat besi setebal 2-3 mm, dengan
lapisan zink tidak kurang dari (13) micron sehingga dapat bergeser.
PASAL 5
PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU BESI
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Kontraktor menyediakan material dan bahan, tenaga kerja dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik, sesuai dan
sempurna.
2. STANDAR
2.1. SDI : Steel Door Institute, USA
SDI – 100 – Recommended Spesification Standard Steel Door and Frames
3. SYARAT BAHAN
3.1. Bahan yang dipakai produksi setara Lion metal, Bostinco, Metalindo.
4. SYARAT PELAKSANAAN
4.1. Pemasangan pintu hanya boleh dilaksanakan jika door closers, door stops, dan/atau door
holders bisa dipasang langsung setelah pemasangan pintu, guna mencegah pintu dari
kerusakan.
4.2. Daun pintu harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square), dengan disforsi diagonal
maksimal 2 mm.
4.3. Kusen harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square), dengan disforsi diagonal
maksimal 2 mm.
4.4. Pastikan kusen telah diangkurkan dengan aman dan rigid pada tempat tumpuannya.
PASAL 6
PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU UPVC
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatanyang
dipergunakan untuk melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaankosen dan pintu
UPVC seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Perencanaan,antara lain meliputi :
- Rangka jendela & pintu, dengan kunci dan penggantung
1.2. Pekerjaan ini dilaksanakan pada kosen, pintu dan jendela atau bagianbangunan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Kusen dan Pintu
a. Kusen dan pelat alumunium yang digunakan produksi setara setara Conch UPVC,
Wohnraum uPVC, IKRA uPVC.
b. Finishing : Anodize dengan pola/motif dan warna ditentukan kemudian atau sesuai
Gambar Rencana.
c. Harus diberikan jaminan tertulis selama 10 (sepuluh) tahun untuk penampilan dan
ketahanan warna
d. Perkuatan Internal : sesuai rekomendasi pabrik
2.2. Sealant digunakan untuk kusen dan pintu UPVC dan kaca yang berhubunganlangsung
dengan udara luar.
2.3. Kaca
Mengacu pada Pasal Pekerjaan Kaca
2.4. Sekrup, baut digunakan : baja galvanis, aluminium atau bahan lain yang anti karat. Baut tidak
boleh terlihat dari bagian luar
3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Pengerjaan
a. Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang terbaik dengan standar
pengerjaan yang disetujui Konsultan MK.
b. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa cela sedikitpun, tak ada sekrup/penguat yang
terlihat dari luar.
c. Semua detail pertemuan harus runcing (adu manis), halus dan rata, bersih darigoresan-
goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan PVC.
d. Pemasangan harus sesuai dengan gambar-gambar dan Persyaratan Teknis ini.
e. Setiap sambungan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus diberi
"Sealant".
3.2. Sistem Pemasangan Rangka Pintu UPVC pada dinding bata adalah sebagai berikut atau
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik kusen UPVC :
a. Sebelum pemasangan rangka pintu UPVC dinding bata telah diaci terlebihdahulu.
b. Bagian bata yang akan dipasang rangka pintu/jendela kayu diisi dengan thinbed
adhesive/bahan lain sesuai rekomendasi pabrik rangka pintu UPVC.
c. Pasang rangka pintu.
d. Isi celah antara rangka pintu UPVC dan dinding bata dengan Silicone Sealant.
e. Pada bagian ambang jendela (rangka jendela bagian bawah), ditambahkan flashing.
f. Pada bagian atas (door/window head) rangka pintu UPVC, tambahkan tali air pada acian.
g. Pasang architrave dan/atau daun pintu/jendela secara baik, rapi dan sempurna.
3.3. Proteksi
a. Semua UPVC harus dicover dengan lacquer film, atau bahan yang lain yang disetujui
Manager Proyek ketika dibawa ke lapangan.
b. Pelindung tersebut harus dibuka pada bagian-bagian tertentu di mana diperlukan, ketika
UPVC akan dikerjakan dan ditutup kembali setelah pengerjaan selesai.
c. Kosen harus dicover dengan plastic tape (transparant) ketika pekerjaan plester
dilaksanakan. Bagian-bagian lain dapat tetap dilindungi dengan lacquer film sampai
pekerjaan selesai.
d. Penggunaan pernis pada permukaan yang akan diberikan caulking atau sealant tidak
diperkenankan.
PASAL 7
PEKERJAAN KACA DAN CERMIN
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
1.2. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail
gambar.
1.3. Pengadaan Bahan
a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-
proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan
pengembangan (Float glass).
b. Toleransi lebar dan panjang. Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi
seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah
1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat
- Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.
- Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca).
- Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
- Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
- Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah
luar/masuk).
- Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis
timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berobah dan
mengganggu pandangan.
- Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
- Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
- Mutu kaca lembaran yang digunakan AA.
- Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.
2. SYARAT BAHAN
2.1. Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.
a. Clear glass, setara Mulia Glass, Asahi, Maruni Glass, tebal disesuaikan dengan gambar.
b. Clear tempered glass setara Mulia Glass, Asahi, Maruni Glass, tebal disesuaikan dengan
gambar.
c. Bahan untuk cermin menggunakan :
Clear Float Glass, tebal 6 mm, disatu permukaannya dilapisi (Chemical Deposited Silver).
Produksi : setara Mulia Glass, Asahi, Maruni Glass
Permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya.
2.2. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Konsultan Perencana/Konsultan MK.
2.3. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.
3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam buku ini.
3.2. Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian.
3.3. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Perencana/Konsultan MK.
3.4. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda
untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus
dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
3.5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca
khusus.
3.6. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 cm masuk kedalam alur kaca
pada kosen.
3.7. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan
cairan pembersih kaca, produk setara Windex.
3.8. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa malalui kosen, harus diisi
dengan lem silikon setara produk Dow corning USA. Warna transparant cara pemasangan
dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
3.9. Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan
retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
3.10. Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua yang
terpasang harus disetujui Konsultan Perencana/Konsultan MK, jenis cermin sesuai dengan
yang telah disebutkan dalam syarat pemakaian bahan material dalam uraian dan syarat
pekerjaan tertulis ini.
3.11. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong kaca khusus.
3.12. Pemasangan Cermin :
a. Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada klos-klos di
dinding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1 cm.
b. Pemasangan cermin menggunakan penjepit aluminium siku atau sekrup-sekrup kaca yang
mempunyai dop penutup stainless steel.
c. Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih yang mengandung
amonia, produk setara Windex.
PASAL 8
PEKERJAAN KERAMIK
1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan keramik dalam bangunan dan teras-teras termasuk plin dan
tangga, seperti yang tercantum dalam Gambar Rencana dan RKS, meliputi penyediaan bahan,
tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2. BAHAN
2.1. Keramik untuk lantai selasar/koridor dan tangga type Unpolished ukuran 60 X 60 cm produk
Roman, Habitat atau setara. Corak dan warna penutup lantai akan ditetapkan kemudian oleh
Konsultan Perencana.
2.2. Keramik untuk lantai toilet menggunakan ukuran 30 x 30 cm (anti slip ) ; untuk dinding toilet
ukuran 30 x 30 cm (permukaan licin). Corak dan warna keramik akan ditetapkan kemudian
oleh Konsultan Perencana
2.3. Keramik untuk lantai los type Unpolished ukuran 30 x 30 cm, untuk dinding los type Polished
ukuran 30 x 30 cm produk Roman, Habitat atau setara. Corak dan warna penutup lantai akan
ditetapkan kemudian oleh Konsultan Perencana.
2.4. Sebelum keramik dibawa ke tempat pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh dan
katalog/persyaratan teknis operatif dari pabrik pembuat kepada Konsultan MK/Konsultan
Perencana untuk memperoleh persetujuan. Semua homogeneus tile yang akan diipakai harus
berada dalam kotak aslinya. Bahan yang akan dipasang harus mulus dan bebas cacat.
2.5. Setiap perbedaan level permukaan harus dipasang nosing dengan bahan yang sama.
Sebelum dipasang, bahan nosing harus ditunjukkan kepada persetujuan Konsultan MK /
Konsultan Perencana.
3. PELAKSANAAN
3.1. Pemasangan Keramik
Pemasangan Keramik lantai sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari kerusakan akibat
pekerjaan yang belum selesai. Permukaan lantai yang akan dipasang keramik harus bersih,
cukup kering dan rata air. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan /
tangga / lantai yang ada. Pemasangan keramik lantai dimulai dari tulangan ini. Sebelum
dipasang, keramik lantai agar direndam dalam air terlebih dahulu.
Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air. Adukan semen untuk
pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan dasar maupun di badan belakang
keramik lantai yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata – rata yang
dianjurkan adalah Semen : Pasir = 1 : 6, dengan ketebalan rata – rata 2 - 4 cm. Lebar nat
yang dianjurkan untuk lantai adalah 4 - 5 mm, dengan campuran pengisi nat (Grout) bahan
khusus AM 50. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint. Bersihkan segera
bekas adukan dari permukaan keramik, dapat digunakan bahan pembersih yang ada di pasar
dengan kadar asam tidak lebih dari 5 %, setelah itu segera bersihkan dengan air bersih.
Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran pada
temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa dan pastikan
keramik lantai yang akan dipasang mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.
3.2. Pemasangan
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan serapi-rapinya oleh ahli yang berpengalaman, sesuai
dengan petunjuk pabrik bahan yang bersangkutan dan Ruang Penyimpanan lainnya sesuai
finishing schedule.
4. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
4.1 Pengukuran keramik diukur tiap meter persegi yang terpasang dan diterima oleh pengawas
pekerjaan. Jumlah meter persegi yang dipasang harus dihitung dari jumlah luasan aktual yang
dipasang.
4.2 Jumlah material yang diterima, harus dibayar pada harga penawaran kontrak dengan Mata
Pembayaran dalam satuan meter persegi pekerjaan.
PASAL 9
PEKERJAAN FLOOR HARDENER
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Meliputi dari bagian-bagian permukaan lantai sesuai yang ditunjukkan dalam detail Gambar
Rencana. Dalam hal ini termasuk pekerjaan persiapan pada permukaan lantai, pengadaan
tenaga kerja, bahan, alat-alat, peralatan pembantu lainnya, contoh bahan yang akan
digunakan, termasuk pula perawatan dan pemeliharaan sampai saat penyerahan pekerjaan
terakhir.
1.2. Dilakukan meliputi persiapan, pelaksanaan dan perawatan lantai Floor Hardener, yang
dilakukan sebagai finishing lantai.
2. SYARAT BAHAN
2.1. Bahan dari Non Metallic Floor Hardener, dari jenis hard aggregate non premixed, merk AH
Emery atau merk lain yang setara dilakukan secara monolithic.
2.2. Kapasitas pemakaian bahan minimum 5 kg non Metalic Floor Hardener untuk luas 1 meter
persegi lantai.
2.3. Warna harus stabil, tahan terhadap beban berat tahan getaran dan goresan ringan, dapat
mencegah adanya / terjadinya retak-retak pada permikaan lantai, tidak mudah kotor, mudah
dalam perawatan, dapat menahan kerusakan- kerusakan permukaan lantai, tahan lama serta
tidak licin.
2.4. Pengendalian mutu bahan-bahan serta cara pengerjaannya harus sesuai dengan syarat-
syarat yang di tentukan oleh pabrik yang bersangkutan
3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Alas dari Lantai Floor hardener merupakan lapisan beton yang telah di buat rata
permukaannya. Setelah pekerjaan lantai beton mengeras seluruh permukaan di lapis bahan
curing compound sesuai dengan standart dari pabrik yang bersangkutan.
3.2. Pekerjaan harus di lakukan oleh tenaga khusus yang telah ahli dan berpengalaman dalam
bidangnya serta di lengkapi Trowelling Machine.
3.3. Pola pemasangan lantai sesuai yang di tunjukkan dalam detail gambar.
3.4. Siraman air di atas permukaan Floor Hardener dilakukan terus menerus kurang lebih 7 hari
berturut-turut agar selalu basah, untuk mencegah adanya retak-retak rambut pada permukaan
lantai Floor Hardener dan untuk mencapai pengerasan yang sempurna.
3.5. Bahan Floor Hardener yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan, kapasitas
pemakaian bahan harus melalui timbangan berat yang cermat, sesuai dan sempurna.
3.6. Penggunaan bahan harus di check dengan timbangan, antara jumlah bahan yang di gunakan
dengan luas lantai yang akan di kerjakan, diusahakan agar bahan dapat habis terpakai dalam
pemakaian.
3.7. Pelaksanaan harus tepat waktunya, lapisan di bawahnya ( lapisan beton ) telah memenuhi
persyaratan
3.8. Untuk permukaan lantai yang langsung kena sinar matahari, seluruh permukaan lantai harus
di tutup dengan karung goni yang selalu di basahi dengan air.
3.9. Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak- retak, tidak ada lobang dan celah-
celah, bebas debu, bebas lemak dan bebas minyak.
3.10. Pekerjaan lapisan Floor Hardener dilakukan setelah adanya persetujuan, serta dapat di
peroleh hasil pekerjaan yang sempurna dan bermutu baik.
3.11. Sebelum pekerjaaan dilakukan, kontraktor harus menyerahkan beberapa contoh bahan,
warna dan contoh percobaan pekerjaan dari beberapa macam hasil produk.
3.12. Pekerjaan floor Hardener yang telah terpasang harus di hindarkan dari terjadinya kerusakan
akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang lain.
3.13. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam hasil pekerjaan, perawatan
dan selalu menjaga kebersihan dari pekerjaan yang di lakukan.
3.14. Kerusakan – kerusakan yang mungkin terjadi pada permukaan Floor Hardener, Kontraktor di
haruskan untuk memperbaiki, sehingga mencapai mutu pekerjaan seperti yang telah
diisyaratkan dalam buku ini tanpa adanya tambahan biaya.
PASAL 10
PEKERJAAN PENGECATAN
1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya dilaksanakan dalam
pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik
yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. yang dicat adalah
semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan permukaan-permukaan lain
yang disebut dalam Gambar Rencana dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan ini.
Untuk semua bahan pelaksanaannya harus mentaati PUBB 1973 NI-3.
2. BAHAN
2.1. Umum
Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Konsultan MK, baik
mengenai kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan-bahan yang didatangkan ketempat
pekerjaan harus diberikan kepada Konsultan MK untuk contoh/pengujian. Contoh tersebut
akan diambil secara acak dengan disaksikan oleh Konsultan MK.
Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan Konsultan
MK tidak diperbolehkan. Tempat-tempat/kaleng-kaleng cat yang dimasukkan harus lengkap
dengan merk, nomor spesifikasi dan sebagainya. Selambat-lambatnya sebulan sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis dari semua bahan
yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan MK. Konsultan MK berhak menguji contoh-
contoh sebelum memberikan persetujuan. Warna-warna cat yang digunakan akan ditentukan
oleh Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan MK.
3. PELAKSANAAN
3.1. Sebelum pengecatan dilaksanakan, lantai harus dicuci dan dijaga agar debu tidak
beterbangan. Alat pembersih seperti lap harus disediakan dalam jumlah cukup.
Sewaktu pelaksanaan pengecatan lantai harus ditutupi sedemikian sehingga terhindar.dari
cipratan-cipratan cat. Cipratan yang masih mengenai lantai dan bagian-bagian lain harus
langsung dibersihkan segera begitu pekerjaan cat pada bagian tertentu selesai.
PASAL 11
ALAT PENGGANTUNG, TARIKAN DAN PENGUNCI
1. PERSYARATAN UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang
ditunjukkan/ disyaratkan dalam detail gambar.
1.2. Bahan
a. Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian 'hardware' akibat dari
pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Konsultan
Perencana/Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin
nikel kesetiap anak kunci.
c. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan 'Backed Enamel Finish' yang
dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya.
Lemari berukuran lebar x tinggi adalah 40 x 50 cm, dengan tebal 15 cm berdaun pintu
tunggal memakai engsel piano dan handel aluminium.
2. SYARAT BAHAN
Bahan dan jenis penggantung, tarikan dan pengunci yang digunakan adalah :
6.1. Jenis 1 untuk pintu ruang-ruang fasilitas publik :
a. Floor hinge Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
b. Covering plate Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
c. Patch fitting Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
d. Bottom pivot patch Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
e. Top pivot patch Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
f. Patch lock T/Cyl Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
g. Double cylinder Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
h. Standar hinge Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
i. Grendel tanam (flush bolt) Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
j. Grendel tanam (flush bolt) Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
k. Door Stop Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
l. Kwikset handle set Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
6.2. Jenis 2 untuk pintu fasilitas perkantoran (Pimpinan dan Lantai Tipikal)
a. Mortise Lockcase For Swing Door Produk Kenari Jaya, Dekkson atau setara
b. Double Cylinder Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
c. Standar hinge Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
d. Handle Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
e. Handle Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
f. Privacy lock Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
g. Kwikset handle set Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
h. Grendel tanam (flush bolt) Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
i. Grendel tanam (flush bolt) Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
j. Door Stop Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
3. SYARAT PELAKSANAAN
Sebelum pemasangan Kontraktor harus memastikan bahwa pintu jendela dalam keadaan dan telah
siap menerima peralatan.
3.1. Perlindungan
a. Semua peralatan pintu, setelah terpasang harus dibuktikan dalam keadaan dapat bekerja
dengan baik.
b. Dicoba dengan pengujian secara terpasang dan halus.
c. Semua peralatan pintu yang terpasang harus dilindungi pada saat penyerahan pekerjaan.
Peralatan yang hilang/rusak harus diganti dengan merk dan mutu yang sama atas beban
Kontraktor.
3.2. Pemasangan
a. Tarikan dan Pengunci
b. Pasang center of cylinder 968 mm diatas garis tengah lever.
c. Pasang center of cylinder 137 cm diatas lantai (finished floor).
3.3. Engsel
Pasang engsel teratas 12,7 cm dibawah ambang atas pintu, engsel bawah 25,4 cm diatas
lantai finish. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah engsel atas dan bawah.
3.4. Door stop
Dipasang sedemikian sehingga pintu atau kelengkapan pintu tidak menyentuh dinding (atau
bagian lain bangunan) pada pembukaan maksimal.
3.5. Persediaan
Key Blanks
2 buah untuk setiap kunci dan cylinder.
PASAL 12
PEKERJAAN SANITAIR
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan pemasangan sanitair ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakainya/operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, kloset, kran, perlengakapan kloset, floor drain, clean
out dan metal sink.
2. PERSYARATAN
2.1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Konsultan MK/Konsultan
Perencana beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
2.2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui
Konsultan MK/Konsultan Perencana berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
3. PELAKSANAAN
3.1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan pemasangan sparing-
sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai Gambar Rencana.
3.2. Bila ada perbedaan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan
MK/Konsultan Perencana.
3.3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada perbedaan di tempat
itu sebelum perbedaan tersebut diselesaikan.
3.5. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
e. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar. Semua noda-
noda harus dibersihkan, baik waterpassnya dan sambungan-sambungan pipa tidak boleh
ada kebocoran-kebocoran.
4. TYPE BAHAN
a. Kloset duduk setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
b. Wastafel setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
c. Urinoir setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
d. Kran wastafel setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
e. Kaca cermin 5 mm bevel
f. Clean out SS finish
g. Floor drain setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
h. Paper holder setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
i. Kran setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
j. Hand dryer setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
k. Shower setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
l. Zink setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
m. Soap holder setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
PASAL 13
PEKERJAAN LAPIS PANEL ALUMUNIUM KOMPOSIT
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana.
3. PERLENGKAPAN/AKSESORIS
3.1. Hot Dip Galvanized Steel / Hollow Aluminium 400 x 400 mm c.a finished untuk instalasi frame
3.2. Full frame with stiffener aluminium 1.2mm
3.3. Sealant dan Gasket
4. PERSYARATAN TEKNIS
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standar spesifikasi
dari pabrik.
Bahan-bahan yang harus memenuhi standar antara lain :
4.1. AA The Aluminium Association
4.2. AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
4.3. ASTM American Standard fo Testing Materials.
5. PERSYARATAN PELAKSANAAN
5.1. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan kepada
Direksi lapangan unutk mendapatkan persetujuan.
5.2. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan kepada
Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.
5.3. Aluminium Composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu macam produk
saja.
5.4. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah serta
mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat pada
posisinya.
5.5. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus dan tepat pada
posisinya.
5.6. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara panel dengan bahan caulking
dan sealant hingga rapat dan tidak bocor.
5.7. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya
tambahan.
5.8. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Panel Composite harus merupakan hasil pekerjaan
yang rapi dan tidak bergelombang.
5.9. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 15 tahun terhadap sinar matahari
dari pabrik pembuatnya berupa Sertifikat Jaminan.
PASAL 14
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup pekerjaan
seperti tercantum di Gambar Rencana dan terurai dalam buku RKS ini dari semua barang atau
bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan selesai menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
2. Semua bekas bongkaran dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak/site konstruksi.
PASAL 15
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Konsultan MK dan Kontraktor. Bila diperlukan akan dibicarakan bersama
Konsultan Perencana.
2. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna, dan harus diperbaiki, semua barang/material bekas kerja yang tidak berguna harus
disingkirkan dari proyek.
3. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat
yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah
sempurna.
4. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada penjelasan ternyata diperlukan,
akan dicantumkan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
PASAL 1
PERSYARATAN UMUM
1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis Mekanikal & Elektrikal pada bab-bab
selanjutnya. Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan
teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul lainnya dari
syarat-syarat umum pada Proyek Revitalisasi Pasar Johar Selatan Bagian Tengah di
Semarang, Provinsi Jawa Tengah.
Gambar-gambar dan Spesifikasi Teknis perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu
Gambar Rrencana atau spesifikasi perencanaan saja, Penyedia Jasa/Pemborong harus tetap
melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.
2. GAMBAR-GAMBAR
2.1. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh
Penyedia Jasa/Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.
2.2. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek.
Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail “finishing” dari proyek.
2.3. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa/Pemborong harus mengajukan gambar-
gambar kerja dan detail (shop drawing) yang harus diajukan kepada Konsultan
MK/Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan
Penyedia Jasa/Pemborong untuk disetujui Konsultan MK/Pemberi Tugas dianggap
bahwa Penyedia Jasa/Pemborong telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi
dengan pekerjaan instalasi lainnya.
2.4. Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari
penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut
harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan tiga set lengkap gambar
blue print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings).
2.5. As built drawing harus diserahkan kepada Konsultan MK/Pemberi Tugas segera setelah
selesai pekerjaan.
3. KOORDINASI
3.1. Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus
bekerja sama dengan Penyedia Jasa/Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah
ditentukan.
3.2. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
5.2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong. Hal ini termasuk pula
peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan
oleh pabrik, juga harus disediakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong.
8. CONTOH
Persetujuan harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan dipasang
disini untuk dimintakan persetujuan Konsultan MK. Semua biaya berkenaan dengan
penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi tanggungan Penyedia
Jasa/Pemborong.
9. PENGETESAN
Penyedia Jasa/Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan
disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan
MK/Pemberi Tugas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan
tersebut, merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong.
11.2. Selama masa garansi, Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan instalasi ini diwajibkan
untuk mengatasi segala kerusakan-kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya
tanpa ada biaya tambahan.
11.3. Selama masa garansi tersebut, Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan instalasi ini masih
harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.
Dalam masa ini Penyedia Jasa/Pemborong masih bertanggung jawab penuh terhadap
seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
11.4. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-
bukti hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan baik yang ditandatangani
bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan MK serta
dilampirkan sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang
berwenang.
11.5. Jika pada masa garansi tersebut, Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan instalsi tidak
melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian,
kekurangan selama masa garansi, maka Konsultan MK berhak menyerahkan pekerjaan
perbaikan/kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya dari Penyedia
Jasa/Pemborong yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
11.6. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Penyedia Jasa/Pemborong harus
mengadakan semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada calon
operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.
12. LAPORAN-LAPORAN
12.1. Laporan Harian :
Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat “Laporan Harian” & “Laporan mingguan”
yang memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara
jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangkap 3 meliputi :
- Kegiatan Fisik.
- Catatan dan perintah Konsultan MK/Pemberi Tugas yang disampaikan secara tertulis.
- Hal-hal yang menyangkut masalah :
• Material (masuk/ditolak)
• Jumlah tenaga kerja
• Keadaan cuaca
• Pekerjaan tambahan / kurang
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu
depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada
Konsultan MK/Pemberi Tugas untuk diketahui/disetujui.
15.3. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
19. PENJAGAAN
19.1. Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus
menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat
kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
19.2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut
diatas, menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa/Pemborong.
24. PENGAWASAN
24.1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultan MK.
24.2. Pada setiap saat Konsultan MK atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi,
memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Penyedia
Jasa/Pemborong harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
24.3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengamatan
Konsultan MK adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong.
24.4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00 sampai
dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut
menjadi beban Penyedia Jasa/Pemborong yang perhitungannya disesuaikan dengan
peraturan pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus
dengan surat yang disampaikan kepada Konsultan MK/Pemberi Tugas.
24.5. Di tempat pekerjaan, Konsultan MK menempatkan petugas-petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong, agar
pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian
Penyedia Jasa/Pemborong serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.
PASAL 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan Sistem Air Bersih :
a. Pengadaan dan pemasangan Hydrophore lengkap steel base frame, outlet / inlet,
valve-valve, pengukur atau man hole.
b. Instalasi pipa di dalam dan luar bangunan,
c. Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan utama yang
diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih berupa pompa-pompa beserta
perlengkapannya,
d. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan yang meliputi
pemipaan dari instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap titik pengeluaran,
e. Pemasangan pipa distribusi ke setiap peralatan sanitary seperti halnya closet,
washtafel, urinal dan lain-lain.
f. Pengadaan dan pemasangan secara sempurna, pemeriksaan dan penggantian serta
pemasangan pipa insection dan distribusi air dari sumber PDAM bahan pipa
Galvanized Steel Pipe (GSP), medium class sesuai BS.1387-1985, dimana pasokan
air bersih dari PDAM dilengkapi dengan Floating Valve sesuai dengan ukuran
diameter pada gambar.
g. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi listrik dari setiap peralatan pompa
sampai ke panel termasuk unit panel, grounding sistem untuk seluruh panel.
1.6. Membuat dan menyiapkan Standar Operational dan Prosedure (SOP) untuk digunakan
Team Engineering Pemilik dalam melakukan tugas dan Operational Pasar.
2.2. Material:
Penyedia Jasa/Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan
adalah baru bebas dari defective material, improver material dan menjamin terhadap
kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan memenuhi spesifikasi teknis.
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan
yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditandatangani
Berita Acara penerimaan barang.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan menjadi tanggungan
/beban Penyedia Jasa/Pemborong.
2.9. Pengamanan :
Penyedia Jasa/Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-
peralatan untuk instalasi ini dari pendurian atau kerusakan. Bahan-bahan/peralatan-
peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Penyedia Jasa/Pemborong tersebut
tanpa tambahan biaya.
2.10. Koordinasi :
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan mengadakan
koordinasi dengan Penyedia Jasa/Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan struktur,
elektrikal, interior dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-
kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.
2.11. I z i n – I z i n :
a. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa/Pemborong atas tanggungan dan
biaya Penyedia Jasa/Pemborong.
b. Semua pemeriksaan, pengujian laik pakai dari Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)
dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya yang mungkin diperlukan
untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa/Pemborong atas
tanggungan dan biaya Penyedia Jasa/Pemborong.
gangguan atau kerusakan dalam waktu yang pendek, baik peralatan utama maupun
peralatan penunjang.
Menggunakan Sambungan Flanged , wrought steel weld fitting ANSI B 16.9 SCH
40
Flange: Dia. 40 mm kebawah galvanized malleable cast iron RF class 150 lb,
scewed.
Dia. 50 mm keatas, Forged steel RF class 150 lb, welding joint menggunakan
sambungan flanged untuk pipa f 2 1/2" ke atas dari bahan yang sesuai dengan
jenis bahan pipanya.
Untuk memperkuat terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir harus
terlebih dahulu diberi lapisan red lead cement atau pintalan khusus dari asbes.
Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi ring dari karet secara
homogen.
Uraian Sistem Air Bersih
Penyediaan air diperoleh dari PAM dan dari Deep well ditampung melalui bak air
(ground water tank) kemudian dipompakan ketanki atas didistribusikan keseluruh
pemakian ( kran – kran ).
Pipa utama dari pompa sesuai gambar dan seluruh distribusi air bersih ini
dilengkapi dengan Valve control ( gate, check valve dan lain – lain) sesuai
dengan standard yang disyaratkan.
Pelaksanaan
• Sambungan pipa digunakan cara sambung ulir, flange aau Victaulic sesuai
dengan ukuran masing – masing, penyambungan dengan ulir harus terlebih
dahulu dilapisi dengan Red lead cement
• Pada bagian-bagian khusus digunakan sambungan flanged dilas, dimana
penyambungan dengan menggunakan flange dilengkapi dengan Ring type
gasket untuk menjamin kerapatan dan kekuatan sambungan tersebut.
• Semua ujung yang terakhir yang tidakdilanjutkan lagi harus ditutup dengan
doop/ lug atau blind – flanged.
• Pipa ipa harus diberigantungan, pipa tagak dalam shaft harus diklem pada
jarak setiap 2 meter juga pada setiap percabangan dan belokan, dan
pengurgan pipa – pipa ini dilaukan setelah hasil test baik dan disetujui oleh
pengawas.
• Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi pelindung
dengan lead cement untuk yang ditanam di tanah ditambahkan lapisan
pelindung water proofing kwalitas baik. Pekerjaan water proofing harus
dilakukan sebaik – baiknya, sehingga tidak ada bagian permukaan pipa dan
fitting yang tidak terkena water proofing.
• Pipa yang melintas jalan harus dilindungi beton/ ubin dan diurug daengan
pasir, kedalaman pipa minimal 80 cm dari permukaan bawah pasangan batu
pondasi jalan.
• Pipa tegak (riser) harus diberi bantalan beton pondasi pada bagian
pertemuan antara pipa tegak dan datar dilantai dasar.
• Bak control yang terletak di jalan atau ditempat parker dibuat dari konstruksi
beton dengan ukuran lobang sesuai gambar kerja, dilengkapi dengan tutup
dari baja tuang yang dapat dibuka dengan muda.
• Instalasi pipa dalam tanah ukuran uang dipakai untuk dalamnya galian adalah
diukur dari atas pipa sampai ke permukaan jalan atau tanah aspal ditambah
tebal lapisan pasir dibawah pipa galian, galian selesai setelah diperiksa dan
disetujui oleh pengawas.
• Hal – hal yang timbul dalam pelaksanaan ( kelongsoran tanah dan lain – lain )
adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong dan sudah
termasuk dalam harga penawaran, pemberi tugas tidak menerima adanya
claim / tuntutan terhadap hal – hal tersebut.
3.5.3. Strainer :
• Digunakan tipe bronze body screwed cap, stainless steel mesh screwed end
untuk strainer sampai dengan diameter 50 mm.
• Digunakan tipe Y pattern, stainless steel perforated screen, bolted bonnet,
flanged end untuk strainer lebih besar dari diameter 50 mm.
3.7. Pengecatan:
Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dilapisi dengan Tar (Tor corted) atau
coating untuk penahan Korosi. Sedangkan untuk pipa-pipa terlihat (exposed) harus diberi
tanda dengan warna atau cat yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
MK. Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/ cat pada
setiap jarak ± 4 m pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak
pintu pemeriksaan. Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
• Untuk jaringan pipa air bersih dipakai warna biru
• Untuk jaringan pipa air kotor dipakai warna coklat
• Untuk jaringan pipa air buangan dipakai warna hijau
• Untuk jaringan pipa hydrant dan Sprinkler warna merah
d. Kombinasi pompa dan motor harus terpasang pada inertia block yang terbuat
dad beton. Tinggi dad dasar (base) harus sekurang-kurangnya 1J8dari
panjang inertia block.
e. Dasar rangka pompa, harus didukung oleh vibration isolators, yang terdiri dad
spring dan neoprane pad yang dipasang berurutan.
f. Tangki tekan harus terbuat dari high grade steel lengkap dengan butyl rubber
diaphgram. Air harus tersimpan dalam diaphgram. Tangki tekan harus dibuat
oleh pembuat pompa yang sama.
g. Tangki tekan harus type yang disetujui dan ukurannya tepat untuk operasi
yang benar dad masing-masing pompa pacu (lead pump). Pressure switch
terletak pada main water stream harus menggerakkan pompa ketika sistem
tekanan turun di bawah tekanan sistemyang diinginkan.
h. Tangki tekan harus diuji oleh pabrik dengan tekanan minimal 1,5 kali tekanan
kerja. Semua bagian dad sistem yang berhubungan dengan air harus terbuat
dad bahan anti karat.
i. Setiap booster pump antara lain terdiri dari peralatan sebagai berikut :
• Centrifugal pump lengkap dengan motornya
• Inlet and outlet valves , Pressure Tank membranee pre-charge type
• Check valve against water hammer
• Inlet strainer , Power and control panel
• Flexible Conections , Base frame terbuat dari Cast Iron / Steel
• Pressure Switch , Pressure Gauge (suction & discharge)
• Rangka dasar pompadan motor harus didukung oleh spring mounting
dengan minimum static deflection 25mm.
j. Kombinasi pompa dan motor harus terpasang pada inersia blok yang terbuat
dari beton, tinggi dari dasar (base) harus sekurang-kurangnya 1/8 dari
panjang inersia block.
k. Dasar rangka pompa harus didukung oleh vibration isolator yang terdiri dari
spring dab neoprene pad yang dipasang berurutan.
l. Tanki tekan harus terbuat dari high grade steel lengkap dengan butyl rubber
diaphrama. Air harus tersimpan dalam diaphrama. Tanki tekan harus dibuat
oleh pembuat pompa yang sama.
Perintah start pompa secara otomatis berasal dad pressure switch atau level
control sesuai dengan gambar perencanaan.
Setiap pompa harus disambungkan langsung dengan .Totally Enclosed Fan-
Coled (TEFC) motor. Motor harus diperlengkapi dengan sleeve ball bearing atau
roller bearing dan kecepatanmotor tidak boleh melebihi dad 1500 rpm.
Motor setidaknya dilindungi dengan :
• Automatic short-circuit/over current protector
• Automatic thermal protection relay
• Automatic under voltage dan phase failure cutoff relay
• Earth fault relay
Rotor, poros/shaft dan kopling harus terbalas dengan baik.
Dasar rangka pompa & motor, harus didukung oleh vibration isolators, yang
terdiri dari spring dan neoprane pad yang dipasang berurutan.
Secara utuh pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan suara
diatas normal (50 dbA)
d. Semua pompa yang sedang ON dapat dengan tiba-tiba Off dan alarm
ON,apabila muka air dalam tangki hidap turun sampai ambang batas LL
sampai air diisi kembali mencapai ambang batas L.
3. Media :
Type Mix – bed Media
Merk Solusi Tirta Optima
Material – Fine Silica sand , mesh : 14/20
– Active Carbon, anthracite, Mesh 8 / 12.
5. Chemical Tank :
Merk. Penguin or eq
Material PE
Kapasitas 226 liter
6. Instalasi Pipa :
Dalam bangunan menggunakan Pipa PPR – PN 10
4.2.3. Manhole :
a. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen.
b. Rangka dantutup berbentuk perangkap,sehingga setelah diisi gease akan
terbentuk penahan bau.
c. Diameter lubang untuk lewat orang sebesar minimum 500 mm,sedangkan
untuk lewat peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
d. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan peruntukan lokasi.
4.2.6. Perpipaan:
a. Umum :
- Macam perpipaan air limbah adalah Air limbah saniter, dan Limbah dapur.
- Jenis pipa lihat " SPESIFIKASI PERPIPAAN ".
b. Limbah Saniter :
Perpipaan limbah saniter mulai dari alat saniter antara lain Closet, Urinal,
Lavatory, Jainator dan Floor drain, menuju Sewage Water Treatment Plant.
c. Limbah Dapur :
Perpipaan limbah dapur mulai dari Kitchen Sink, Grating Drain, Floor drain
melalui Grease Interceptor menuju sewage treatment Plant.
d. Lemak harus dapat berkumpul dalam bak lemak dan selanjutnya secara
berkala akan dikeluarkan oleh petugas pembersihan.
e. Grease Interceptor dibuat dari besi stainless steel dan dibuat dari beton untuk
central Grease interceptor.
4.2.9. Manhole :
a. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen.
b. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi
grease akan terbentuk penahan bau.
c. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm, sedangkan
untuk laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
d. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
o Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange
for water
o proofing.
c. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb:
Outlet Diameter Cover Diameter
2” 4”
3” 6”
4” 8”
5. PEKERJAAN DEEPWELL :
5.1. Peralatan Utama Pompa DeepWell, yaitu;
Type : Submersible pump;
Kapasitas : min.150 liter/menit ;
Total head : 125 meter ;
Penggerak : Electric motor ;
Daya : ± 1,75 kW ;
Putaran : 1.450 rpm ;
Karakt.listrik : 220/380 Volt, 1 pH, 50 Hz ;
Jumlah : 2 (dua) unit
d. Pengadaan dan pemasangan Panel kontrol pompa lengkap dengan komponen panel,
frame dan system proteksi ;
h. Proses perijinan pengeboran Sumur Dalam (DeepWell) dari instansi terkait PDAM
atau Kantor PPLH sehubungan dengan adanya pekerjaan tersebut dan biayanya
telah dimasukkan dalam penawaran Penyedia Jasa/Pemborong ini;
Kualitas air minimal yang harus dipenuhi sebagai standar baku/air bersih adalah sebagai
berikut;
1. Kekeruhan (Skala Silica) . . . . . . . . . . . . . . : 10 ppm max ;
2. Warna (Skala Cobalt Platinum Standard) . : 20 max ;
3. Rasa dan/atau bau . . . . . . . . . . . . . . . . . . . : tidak ada ;
4. Chromium (hexavalent) . . . . . . . . . . . . . . : 0.05 ppm max ;
5. Timah hitam (Lead) . . . . . . . . . . . . . . . . . : 0.1 ppm max ;
6. Fluoride . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . : 1.5 ppm max ;
7. Arsenic . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . : 0.05 ppm ma ;
8. Selenium . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . : 0.05 ppm max ;
9. Kepingan (slats) Barium,
BAB VI PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL - 39
Rencana Kerja & Syarat-Syarat Teknis (RKS)
Penyusunan Review Detail Engineering Design (DED) Revitalisasi Pasar Johar Selatan Bagian Tengah
Tahun Anggaran 2020
Saringan harus dirancang sedemikian rupa sehingga bebas dari penyumbatan dan
bebas dari tepi yang tidak rata/bergerigi (jagged), tidak akan mempercepat
penyumbatan atau aus.
Saringan harus mempunyai cukup kekuatan untuk menahan beban-beban luar
setelah dipasangkan nantinya dan untuk memperkecil kemungkinan rusak selama
pemasangan;
3) Pembuatan Sumur :
Garis tengah lubang sumur tidak boleh kurang dari 80mm sehingga Penyedia
Jasa/Pemborong dapat memilih alat pengebor apa yang akan digunakan. Hal ini
bisa dilakukan dengan mula-mula membuat lubang yang lebih kecil yang
kemudian akan diperlebar sampai garis tengah minimum 100mm.
Pipa-pipa sumur harus berakhir pada suatu kotak beton (concrete box) tahan air
yang diletakkan diatas tanah (+20cm), dan untuk pemasangan dan pemeliharaan
suatu pompa sumur tingkatan yang terendam (multistage submersible deepwell
pump). Pipa dan saringan sumur, harus dipasang di lubang pengeboran dengan
memakai "cincin-cincin pemusat" (centering rings) untuk menjamin adanya
ruangan bulat yang sama sekeliling saringan sumur tersebut ;
4) Lapisan Kerikil Sumur :
Pemberian lapisan kerikil yang sama tebalnya pada sekeliling sumur, dimana
kerikil untuk lapisan harus diukur sehingga sesuai dengan ukuran terkecil (grain
size) dari bahan di dalam "aquifer-aquifer", kurang lebih diameter 3 mm - 6 mm.
Persediaan cadangan kerikil sebanyak 25 % diperlukan, jika keadaan di bawah
permukaan memungkinkan dan harus melewati ujung saringan dan ditutup
dengan lapisan penutup (seal) dari bahan tanah liat ;
5) "Backfill" Tanah Liat (Clay Backfill) :
Setelah kerikil dan lapisan penutup (seal) tanah liat diletakkan di sekeliling pipa,
kemudian ditutupi dengan tanah liat atau "backfill" terpilih, yang memungkinkan
untuk dilaksanakannya pengujian pemompaan sumur dengan baik ;
6) Pembangunan Sumur (Development of Well) :
Pekerjaan pengeboran sumur harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua
lumpur hasil pengeboran (drilling mud) dan pasir halus dijauhkan dari lapisan
kerikil ;
7) Beton lapisan penutup (Concret Surface Seal) :
Beton lapisan penutup harus dibuat sedalam minimum 3 meter di atas tanah liat.
8) Pengujian Hasil (Yield) dan "Drawdown" :
a. Waktu Pengujian :
Setelah sumur selesai dibangun/dibuat, dibersihkan dan kedalaman sumur
telah pula diukur dengan teliti, Penyedia Jasa/Pemborong harus memberitahu
Pemilik proyek, MK dan Perencana mengenai hal itu dan segera membuat
Setelah sumur selesai dibuat, kondisi sumur harus dibersihkan. Pipa-pipa harus
dibersihkan benar-benar, jika perlu memakai "alkalis", untuk menghilangkan
minyak, gemuk atau pelumas sendi (joint dope).
Sumur kemudian harus disuci-hamakan dengan larutan Chlor (chloring solution).
Chlorine yang dipakai haruslah sedemikian banyak dan sedemikian kuatnya serta
dengan suatu konsentrasi sekurang-kurangnya 50 ppm chlorine harus terdapat
dalam semua bagian sumur.
Larutan chlorine harus dibuat dan digunakan sesuai dengan petunjuk Pemilik
proyek atau wakilnya, dan harus tetap berada di dalam sumur sekurang-
kurangnya 2 jam ;
11) Contoh-contoh dan Catatan-catatan :
a. Contoh-contoh Formasi / Susunan-susunan :
Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat suatu catatan yang tepat mengenai
lokasi ujung/puncak dan dasar dari tiap-tiap lapisan yang dimasukkan dan
harus memberikan kepada Pemilik atau wakilnya suatu contoh bahan yang
diambil dari tiap-tiap 1,50 meter pengeboran dan pada setiap perubahan
formasi/ susunan ;
b. Catatan mengenai Pipa Tabung (Casing Pipe) :
Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat suatu catatan yang tepat dan
terkumpul mengenai susunan/urutan (order), nomor, ukuran dan panjang
masing-masing bagian pipa yang dipasang di dalam sumur ;
c. Laporan-laporan Mingguan :
Penyedia Jasa/Pemborong harus menyerahkan laporan-laporan mingguan
yang menjelaskan sifat-sifat, hal-hal yang dijumpai selama pelaksanaan
pekerjaan tiap-tiap hari, termasuk bagian pekerjaan yang telah diselesaikan,
seperti kedalaman yang telah dibor, pemasangan tabung dan lain-lain atau
data lain yang berhubungan dengan itu yang diminta oleh Pemilik proyek atau
wakilnya agar dicatat ;
6.4. Pentanahan:
Semua panel, motor-motor dan bahan metal di sekeliling ruang pompa harus di
ketanahkan, tahanan maksimum 2 Ohm. Pentanahan tidak boleh digabung / di pararell
dengan pentanahan nol Trafo dan atau Diesel Generator Set.
7. DAFTAR MATERIAL :
PASAL 3
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN FIRE FIGHTING
( HYDRANT DAN SPRINKLER )
1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian-bagian pekerjaan yang menjadi Lingkup tugas dan pelaksanaan kerja dilapangan pada
paket pekerjaan Fire Fighting (Hydrant dan Sprinkler), adalah :
1.1 Pengadaan dan pemasangan peralatan utama Fire Fighting (pompa Electric, pompa
Diesel, Jockey pump) kapasitas sesuai gambar rencana dari sistem dan
instalasi/pemipaan, riser (vertical pipe) dan horizontal pipe dari seluruh pemipaan
Hydrant maupun pemipaan Sprinkler,
1.2 Pengadaan dan pemasangan fixtures kebakaran seperti; Seamesse Connection (SC),
Hydrant Pillar (HP), Outdoor Hydrant Box (OHB), Indoor Hydrant Box (IHB) dan Sprinkler
Head, Valve-valve, Pressure Reducing Valve (PRV), dll,
1.3 Melakukan finishing ceiling ruang-ruang kerja dan pemasangan kembali sampai rapi
akibat dari adanya pemasangan instalasi/pemipaan Hydrant dan Sprinkler,
1.4 Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh sistem Fire Hydrant dan
Sprinkler hingga berfungsi dengan baik serta memenuhi persyaratan untuk bangunan
Komersial atau bangunan Tinggi.
1.5 Mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
persetujuan bahwa Instalasi sistem Fire Hydrant dan Sprinkler dapat dinyatakan baik dan
layak pakai dari instansi PMK atau Pemda Setempat,
1.6 Membuat Standard Operation and Procedure (SOP) pekerjaan Hydrant dan Sprinkler
tersebut, dicetak delux 4 (empat) Set untk disampaikan ke Pemilik proyek,
1.7 Mengadakan testing dan commisioning semua sistem pekerjaan yang terpasang agar
memperoleh sistem yang baik sesuai dengan syarat undang-undang dan peraturan-
peraturan yang berlaku di Indonesia saat ini, tidak bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja serta Spesifikasi Teknis.
2.2 Material:
Penyedia Jasa/Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan
adalah baru (brand new) bebas dari defective material, improver material dan menjamin
terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi teknis harus diganti
dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda-
tangani berita acara penerimaan barang.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan menjadi tanggungan
/beban Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini.
2.7 Pengamanan :
Penyedia Jasa/Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-
peralatan untuk instalasi ini dari pendurian atau kerusakan. Bahan-bahan/peralatan-
peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Penyedia Jasa/Pemborong tersebut
tanpa tambahan biaya.
2.8 Koordinasi :
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan mengadakan
koordinasi dengan Sub-Penyedia Jasa/Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan
struktur, elektrikal, interior dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-
kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.
2.9 Izin–izin:
a. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa/Pemborong atas tanggungan dan
biaya Penyedia Jasa/Pemborong.
b. Semua pemeriksaan, pengujian laik pakai dari Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)
setempat dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya yang mungkin
diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh Penyedia
Jasa/Pemborong atas tanggungan dan biaya Penyedia Jasa/Pemborong.
c. Penyedia Jasa/Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipatentkan, kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlu-kan untuk
ini. Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai hal ini
dan bermeterai cukup, ditandatangani, dan di cap perusahaan.
d. Penyedia Jasa/Pemborong harus menyerahkan izin atau keterangan resmi dari pihak
yang berwajib yang diperolehnya mengenai instalasi proyek ini, kepada Konsultan
MK, Konsultan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
3.3. Pengujian:
3.3.1. Pengujian Sistem Pembuangan,
a. Seluruh sistem pemipaan dan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat
ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai
lubang “Vent” tertinggi.
b. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut.
Apabila Konsultan MK menginginkan pengujian lain disamping pengujian
diatas, Penyedia Jasa/Pemborong harus melakukannya tambahan biaya dan
menjadi tanggungan Penyedia Jasa/Pemborong.
3.4.6. Pengecatan :
Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dilapisi dengan Tar (Tor corted) atau
coating untuk penahan Korosi. Sedangkan untuk pipa-pipa terlihat (exposed)
harus diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan MK. Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali
diberikan tanda warna/ cat pada setiap jarak 4 m pada pipa-pipa induk begitu
pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan. Sebagai patokan
dipakai warna cat sebagai berikut :
− Untuk jaringan pipa hydrant dan Sprinkler warna merah
− Untuk tanda arah aliran pipa dipakai warna putih.
c. Sprinkler Flushing :
- Sprinkler flushing harus dipasang dibagian ujung dari branch main pipe atau
branch sub main pipe.
- Sprinkler flushing dimaksud untuk membuang air mati dalam jaringan pipa
sprinkler.
- Sprinkler flushing terdiri dari pipa drain diameter 25 mm yang di Tapping dari ujung
branch main pipe atau submain ke sprinkler drain riser melalui valve.
d. Sprinkler Head :
Sprinkler head yang dipergunakan dari jenis Glass bulb dengan temperatur pecah 68
deg. C, dibuat dari Chromium plate brass yang dilengkapi dengan flushing flange,
kecuali daerah gudang dan parkir boleh menggunakan bronze finish.
e. Sprinkler Test valve & drain (STV & D)
- STV & D harus dipasang seperti yang tertera dalam gambar perencanaan.
- Test Valve harus diset pada laju aliran sebesar satu kepala sprinkler terkait.
- Drain valve harus dapat mengalirkan air mati dalam jaringan pipa sprinkler.
- STV & D terdiri dari lockable test valve dan lockable drain valve.
Nozzle : 1,5 x 10 inch smooth bore, straight type, 300 psi test
pressure.
Standart : ANSI.
- Bronze body
8. DAFTAR MATERIAL :
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal
masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan
Penyedia Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan
tunggal dari Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan type/model
yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada Spesifikasi
Teknis yang dibuat Perencana.
PASAL 4
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LIFT / ELEVATOR
1. PERSYARATAN UMUM :
Persyaratan umum dan khusus termasuk instruksi kepada peserta pelelangan pada Proyek
Revitalisasi Pasar Johar Selatan Bagian Tengah di Semarang, Provinsi Jawa Tengah ini;
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian, uraian pekerjaan serta pelaksanaan dari
Spesfikasi Teknis dan gambar rencana ini.
Spesifikasi Teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal penyediaan dan
pemasangan seluruh peralatan serta bekerjanya semua instalasi sistem LIFT/ELEVATOR
dengan baik yang terpasang di dalam dan di luar bangunan seperti yang tertera pada gambar
rencana atau bagian lain dari Spesifikasi Teknis ini.
1.1. Gambar-gambar :
a. Gambar-gambar rencana yang termasuk dalam lingkup pekerjaan instalasi Sistem
Lift/Elevator pada Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode
gambar ML.
b. Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ketidak cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau
gambar pada waktu penjelasan Tender (Aanwijzing).
c. Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada MK sebanyak 4 (empat) set gambar
cetak biru yang disebut "shop drawings″ dan ″as built drawings" yaitu gambar
terlaksana dari seluruh material dan instalasi sistem Lift / Elevator yang terpasang
pada proyek ini.
1.7. Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa /Pemborong instalasi
LIFT/Elevator wajib mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan Penyedia
Jasa/Pemborong lain seperti pekerjaan Civil, Arsitektur, Interior, Mekanikal dan Elektrikal
atas petunjuk MK/Perencana.
Apabila ada item pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain maka
Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan ini wajib menyiapkan/menyerahkan bahan-bahan
yang diperlukan dan memberi penjelasan untuk cara pemasangannya.
Selama pekerjaan pemasangan oleh Penyedia Jasa/Pemborong lain maka menjadi
kewajiban Penyedia Jasa/Pemborong LIFT/Elevator untuk hadir dan memberi petunjuk
bersama MK/Perencana sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi
pada proyek ini.
3. PERSYARATAN UMUM :
3.1. Waktu Pelaksanaan :
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pengiriman peralatan Lift/Elevator ke site
proyek dan pemasangan Lift/Elevator, selama; . . . . . . . . . . . . . .termasuk testing dan
commissioning disesuaikan dengan master skedul pelaksanaan secara keseluruhan.
3.2. Material:
a. Penyedia Jasa/Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan
adalah baru dan bebas dari defective material improver material, poor workmanship
dan menjamin terhadap kualuitas sesuai dengan tujuan spesifikasi.
b. Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi harus diganti dengan
yang sesuai dalam jangka waktu secepatnya yang akan ditentukan lebih lanjut oleh
Direksi/MK/Perencana seluruh biaya yang timbul akibat penggantian
material/peralatan menjadi tanggungan/beban Penyedia Jasa/Pemborong.
3.6. Pengamanan :
Penyedia Jasa/Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-
peralatan untuk instalasi dari pencurian atau kerusakan. Bahan-bahan/peralatan yang
hilang atau rusak harus diganti oleh Penyedia Jasa/Pemborong tanpa tambahan biaya.
Selain yang tersebut diatas (buku dalam bahasa asing) juga harus disediakan 2 set
dalam bentuk bahasa Indonesia secara singkat dan jelas.
Semua biaya yang perlu untuk pengadaan surat-surat, jaminan, pengujian dan surat-
surat keterangan ditanggung oleh Penyedia Jasa/Pemborong.
a. Jenis yang dipergunakan adalah product Jepang, China, Jerman atau Setara yang
disetujui.
b. Penyedia Jasa/Pemborong harus merupakan agen tunggal resmi yang ditunjuk oleh
pabrik, dan harus berpengalaman, memahami dan mampu melaksnakan pekerjaan
LIFT/Elevator ini serta telah memiliki izin instalatur LIFT/Elevator harus bisa bekerja
sama dengan pihak lain, berdisiplin dan ikut bertanggung jawab melaksanakan
proyek ini.
4. PERSYARATAN KHUSUS :
4.1. Gambar Kerja (Shop Drawings) :
Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat rencana kerja lengkap dan menyerahkan
gambar-gambar kerja brosur dan data-data dari peralatan seluruh sistem yang diterima
dari pabrik pembuatannya, guna mendapatkan persetujuan dari Direksi dan Ahlinya.
Penyedia Jasa/Pemborong harus mengikuti syarat-syarat, ketentuan ketentuan dan
undang-undang yang berlaku di-Indonesia atau standard International yang diberlakukan
untuk proyek ini.
c. Perlengkapan control :
- Posisi indicator.
a. Diperlukan jaminan Surat Pernyataan lengkap dengan syarat bahwa, Lift Service di
jaminan tahan api dan berfungsi sebagai Lift Kebakaran.
b. Surat keterangan lengkap atau referensi pekerjaan sistem Lift/Elevator yang pernah
dilaksanakan.
a. Jaminan pemeliharaan dan perbaikan kembali selama 6 (enam) bulan setelah selesai
serah terima I (pertama) pekerjaan dilaksanakan.
b. Pemeliharaan dan pemeriksaan rutin tidak kurang dari tiap dua minggu sekali
oleh orang yang berkompetent dengan pembetulan-pembetulan penyetelan-
penyetelan, pembersihan-pembersihan semua peralatan.
Selain itu Penyedia Jasa/Pemborong harus melakukan penggantian peralatan tanpa ada
penambahan biaya apabila terjadi kerusakan sampai dengan peralatan tersebut
berfungsi kembali dengan baik, sebelum Serah Terima Pekerjaan.
5.4. Signals:
• Car Operation Panel : Sesuai Approved by owner
• Transom Panel : Sesuai Approved by owner
• Car Door lantai Lobby : Sesuai Approved by owner
• Car Door lantai Typical : Sesuai Approved by owner
• Transom dan Jam Lt Lobby : Sesuai Approved by owner
• Pada rangka bagian bawah yang merupakan tempat tumpuan lantai kereta , harus
terdapat bantalan karet.
5.6.2. Lantai kereta / Elevator :
• Terbuat dari baja yang dicat anti karat dan dilapisi dengan heavy duty tile Warna
ditentukan kemudian.
• Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
• Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan kapasitas angkut elevator.
5.6.3. Dinding kereta / Elevator :.
• Dinding dalam konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga mudah dipasang atau
dilepas.
• Pada bagian luarnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
5.6.4. Langit- langit Kereta / Elevator :
• Ketinggian langit – langit kereta elevator tidak kurang dari 2400 mm dimana terdapat
pintu darurat yang hanya bias dibuka dari atas kereta dan dilengkapi safety switch
sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.
• Terdapat lampu untuk penerangan normal dan penerangan darurat dengan
sumberdaya dari batere type NI-CAD dry cell lengkap dengan automatic chargernya.
• Jenis lampu adalah type Flouraescent light ing circular milky white acrylic cover .
• Terdapat Exhaust Fan dan exhaust grille yang terletak diats kereta.
• Pada bagian atas harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
5.6.5. Pintu Kereta / Elevator :
• Terdiri dari 2 panel Automatic Centre Opening dengan dimensi seperti gambar.
• Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi dengan alat pengatur
kecepatan.
• Pada bagian dalamnya harus dilapisi dengan bahan peredam suara.
5.6.6. Car Opening Panel :
Terbuat dari Stainless Steel Plate finish. Push button yang dipakai merupakan soft touch
button yang menyala bila tersentuh.
Terdiri dari peralatan sebagai berikut :
• Pushbutton untuk setiap lantai.
• Pushbutton untuk membuka pintu kereta.
• Pushbutton untuk menutup pintu kereta.
• Pushbutton untuk emergency stop.
• ON-Off switch untuk lampu penerangan
• ON-Off switch untuk Exhaust Fan
• Key switch untuk independent operation.
• Lampu tanda kelebihan penumpang yang dilengkapi dengan buzzer.
• Pushbutton untuk intercom
Dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara electris dan
mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan weigth closer.
7. SAFETY DEVICE :
7.1. Pengaman terhadap kelebihan penumpang , dimana secara otomatis akan
membunyikan buzzer yang diletakkan di car board.
7.2. Pengaman terhadap kelebihan perjalanan, apabila pengaman ini bekerja maka panel
kontrol akan mematikan mesin penggerak dan baru dapat dijalankan kembali bila secara
manual posisi kereta dikembalikan ke kedudukan normal.
Pembatas yang ada yaitu :
Level 6 cm dibawah level lantai terbawah, dan
Level 10 cm di atas level lantai teratas.
7.3. Pengaman terhadap ketegangan rope. Apabila pengaman ini bekerja, maka panel
kontrol akan mematikan mesin penggerak.
7.4. Pengaman terhadap kelebihan kecepatan, apabila terjadi kelebihan kecepatan maka :
• Centrifugal switch yang ada di speed governor akan menyebabkan panel kontrol
mematikan mesin penggerak.
• Safety gear sebanyak empat buah yang terletak dibagian bawah dari pengibang
berat dan kereta akan mengadakan pengereman di rail dan microswitch yang ada
disana akan menyebabkan panel kontrol mematikan mesin penggerak.
7.5. Pengaman pada pintu kereta LIFT/Elevator, berupa : Door safety edge sebanyak 2 buah,
akan bekerja bila tersentuh.
7.6. Pengaman Lift pada saat sumber daya listrik PLN terputus:
Pada saat sumber daya utama dari PLN terputus, kereta lift secara tiba-tiba akan
berhenti, pada saat demikian lampu darurat didalam kereta harus menyala secara
auotomatis, system intercom dan bell alarm harus tetap berfungsi, dengan mendapat
sumber daya dari battery.
Secepatnya setelah menerima daya listrik dari Diesel Generating Set Emergency, semua
lift dapat bekerja kembali secara normal.
Pemindahan rangkian dari jaringan listrik PLN ke Diesel Genset dilakukan secara
otomatis di panel utama listrik.
Bila sumber utama PLN telah terhubung kembali , maka rangkian kembali berfungsi
secara normal seperti semula.
9. PEMASANGAN:
9.1. Mesin Pengangkat LIFT/Elevator :
a. Mesin pengangkat LIFT/Elevator adalah jenis mesin traksi yang digerakkan dengan
tenaga listrik arus bolak-balik (alternatinç current AC) Keseluruhan-nya merupakan
suatu unit yang harus didudukan secara kuat pada satu dudukan mesin yang terbuat
dari profil baja dan menumpu balok bangunan (bukan pada alat beton).
Dudukan baja tersebut harus balok bangunan (bukan pada flat beton). Dudukan baja
tersebut harus disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan.
b. Motor harus dari jenis yang baik untuk dapat bekerja kontinu di daerah tropik dan
harus sesuai dengan standard negara dimana mesin lift dibuat. Terminal Kontrol
listrik pada motor harus beban dari timbulnya loncatan bunga api untuk semua
kondisi beban dan kecepatan.
c. Setiap motor harus bekerja pada sistem tegangan PLN 380 Volt, 3 Phase, 50 Hz
dengan memakai perendam getaran untuk mencegah rambatan getaran struktur
bangunan dan konduit kabel listrik untuk motor harus menggunakan flexible conduit
berlapis galvanized.
9.2. Rem:
a. Sistem rem harus menggunakan sistem pelepasan rem dengan arus bolak-balik atau
arus searah.
b. Sistem pemberhentian/ rem harus direncanakan untuk dapat bekerja pada kapasitas
diatas kapasitas normalnya dan sangguh memegang dan mem-beritahukan Elevator
pada kondisi yang paling berat/ sukar.
c. Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara elektrik dengan
sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan dan diatur sehingga rem hanya
bekerja untuk memegang kabin elevator pada saat berhenti sehingga pemberhentian
Elevator dapat dilakukan secara halus.
d. Dua buah sepatu rem harus disediakan dan harus bekerja tanpa menimbulkan suara
keras.
e. Disetiap mesin Elevator harus disediakan satu alat yang diperuntukkan untuk
melepas rem secara manual pada saat darurat.
9.6. Counterweight :
a. Elevator harus diseimbangkan dengan sistem counter weight untuk bekerja secara
ekonomi dan halus.
b. Counterweigh harus terbuat dari balok besi tiang yang dipasang tersusun pada
rangka baja sedemikian sehingga mudah untuk menambah atau mengurangi berat
counterweight tanpa mengganggu kawat penggantung-nya.
c. Counterweight tersebut harus mampu memberikan keseimbangan sebesar berat
kabin lift kosong ditambah 40% sampai dengan 45% berat beban maksimum yang
diizinkan.
d. Sisi atas dan bawah dari rangka counterweigh harus dilengkapi dengan sepatu
penuntun berbentuk "U" (sliding guide) yang dapat diatur.
11. FORM YANG HARUS DI-ISI OLEH SETIAP PESERTA TENDER LIFT/ELEVATOR
BERDASARKAN PRODUCT
11.3. Spesifikasi teknis tambahan bila ada yang merupakan keunggulan teknologi baru supaya
ditawarkan serta penjelasan detailnya untuk bahan pertimbangan evaluasi.
Semua pekerjaan instalasi maupun peralatannya harus dijamin akan bekerja dengan
sempurna. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi masa
jaminan selama 1 (satu) tahun setelah masa penyerahan pekerjaan tersebut.
Masa pemeliharaan ditetapkan selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak
tanggal penyerahan pertama pekerjaan dengan disertai Berita Acara. Penyedia
Setelah jangka waktu pemeliharaan ini berlalu dan segala kerusakan atau kekurangan
itu telah diselesaikan dengan baik oleh Pemborong, maka pekerjaan dapat diserahkan
untuk kedua kalinya.
Pekerjaan tersebut harus selesai seluruhnya dan diserahkan untuk pertama kalinya pada
waktu seperti tersebut diatas. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus dinyatakan
secara tertulis oleh Penyedia Jasa/Pemborong dengan menyebutkan secara tertulis oleh
Penyedia Jasa/Pemborong dengan menyebutkan tanggal penyerahan yang dikehendaki,
dalam waktu 1 minggu sebelum penyerahan yang dikehendaki kepada MK.
Jika pekerjaan telah memenuhi syarat, maka Manajemen Konstruksi (MK) akan
menerima pekerjaan tersebut untuk yang pertama kali, dinyatakan secara tertulis dalam
Berita Acara Penyerahan Pertama (ST-I).
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Penyedia Jasa/Pemborong harus baru
dan material tersebut oleh cocok untuk dipasang di daerah tropis. Material-material
haruslah dari produk dengan kualitas baik dari produksi terbaru. Untuk material-material
yang disebut dibawah ini maka Pemilik proyek harus menjamin bahwa barang tersebut
adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari
dealer/agen/pabrik.
ISE,
Pirelli.
3. PANEL Type; Floor Standing/Wall Mounted, DWP,
material Baja sheet steel, tebal min.2 Prima Inti Panel,
mm, ukuran presisi, pabrikan, GEM,
lengkap master key, grounding Trias,
system, terminasi dan accessories.
4. KOMPONEN ACB, MCCB, MCB, Contactor, ABB,
PANEL Inverter, dll Schneider,
L & T,
Siemens,
5. 4.RACK KABEL
Material Plate baja; Type Ladder or Tray, Interack,
processing Hot Rolled Steel Sheet JIS.G Metosu,
3131, Three Star,
Tebal plate Minimum 2mm, proses pabrikan
Electro Galvanized Mild
Steel, Hot dip galvanized
ASTM A.386 – BS.No.729
Finishing (BS.729) or Powder Coating
Oven baked Painting.
6. Peralatan Tahanan pentanahan maximum 2 LPI,
Grounding Ohm,down conductor tembaga OBO,
System (surge murni, support pipa galvanized, bak Furse, or
arrester, ELCB, kontrol, dll Rachem,
Counter Straight)
Catatan :
4. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal
masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-Indonesia.
5. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan Penyedia
Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan tunggal dari
Prinsipal produk masing-masing.
6. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan type/model
yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada Spesifikasi
Teknis yang dibuat Perencana.
PASAL 5
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR
1.2. Gambar-gambar :
• Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik dalam
Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar EE.
• Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ ketidak cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau
gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing.
Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada Konsultan MK sebanyak 3 (tiga) set
gambar yang disebut "as built drawing" yaitu gambar dari semua material, peralatan
dan instalasi sistem listrik, (1set kalkir, 1 set Elektronik file / soft copy, 3 set blueprint)
patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya
yang paling tinggi.
1.10. S u b s t i t u s i :
a Produk yang disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessoriesnya yang disebutkan nama pabriknya
dalam spesifikasi. Penyedia Jasa/Pemborong harus melengkapi produk yang
disebutkan dalam spesifikasi, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara,
disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas,
Konsultan MK dan Konsultan Perencana sebelum pemesanan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak disebutkan
nama pabriknya dalam spesifikasi, Penyedia Jasa/Pemborong harus mengaju-kan
secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkan-nya, katalog dan
1.11. C o n t o h :
Penyedia Jasa/Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK/Konsultan Perencana sebelumnya.
Seluruh biaya ditanggung atas biaya Penyedia Jasa/Pemborong. Contoh-contoh tersebut
(mock-up) dimasukkan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, terhitung setelah
dikeluarkannya SPK.
1.12. P r o t e k s i :
Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya dan diproteksi secara
memadai oleh Penyedia Jasa/Pemborong, sebelum selama pengerjaan dan sesudah
selesai instalasi (dalam masa garansi). Material dan peralatan yang mana mengalami
kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang ceroboh dan proteksi yang tidak
memadai tidak dapat diterima untuk instalasi proyek.
1.14. P e n g e c a t a n :
Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di
lapangan tidak dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki
ataupun pengecatan kembali untuk memperoleh hasil pengecatan yang sempurna.
Apabila peralatan belum dicat dari pabrik, Penyedia Jasa/Pemborong harus bertanggung
jawab atas pengecatan tersebut.
Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus diberi cat
dasar atau prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Cat akhir ini dengan
warna sementara ditentukan "abu-abu" kecuali kalau diadakan perubahan warna.
Penentuan jenis warna abu-abu dan merk cat, sebelumnya harus dimintakan
persetujuan pada Konsultan MK/Konsultan Perencana. Pengecatan dikerjakan dengan
proses "stove ennameled" untuk lampu, sedangkan untuk
panel listrik harus dibuat tahan karat dengan cara "galvanized cadmium plating" atau
dengan "zinc chromatic primer" harus dicat dengan cat bakar.
1.16. Pengetesan :
Penyedia Jasa/Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan
harus melakukan percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh
sistem. Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan/
cacat/ salah harus digant/dibetulkan dan percobaan diulangi. Seluruh peng-kabelan,
instalasi "keur" Penyedia Jasa/Pemborong harus bertanggung jawab untuk mem-peroleh
persetujuan PLN bagi pemasangan sistem jaringan listrik dan seluruh biaya ditanggung
atas beban Penyedia Jasa/Pemborong. Lama pengetesan peralatan listrik 3x24 jam
tanpa henti biaya pengetesan ditanggung Penyedia Jasa/Pemborong.
1.19. K e b e r s i h a n :
Penyedia Jasa/Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa
material yang tidak terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus menyelesai-
kan tiap bagian dari instalasi secara teratur serta rapi.
1.23. T r a i n i n g :
Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas untuk
menjalankan, mengoperasikan peralatan dan maintenance sampai mengerti dan bisa
terhadap instalasi. Segala biaya-biaya tersebut adalah menjadi tanggungan Penyedia
Jasa/Pemborong
2. TEKNIK INSTALASI
2.1. Instalasi Kabel / Wiring :
2.1.1. U m u m :
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan, SNI, PUIL/ LMK. Semua kabel/ wiring harus baru dan harus jelas
ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.
Semua kabel dengan penampang 6 mm² ke atas haruslah terbuat secara dipilin
(stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil
2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control.
Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type
• Untuk instalasi penerangan adalah NYM, semua instalasi penerangan dan stop
kontak menggunakan system 3 core dimana core yang ketiga merupakan
jaringan pentanahan. Pentanahannya disatukan di dalam panel.
• Untuk kabel distribusi dan penerangan taman dengan menggunakan kabel
NYFGbY atau NYY.
• Untuk instalasi lampu taman/ penerangan luar yang memotong jalan harus
dalam conduit GIP.
Semua kabel instalasi dalam bangunan harus berada di dalam conduit PVC super
high impact yang disesuaikan dengan ukurannya, cable tray, cable trench, kabel
rack dan harus diklem.
Digunakan flexible conduit dengan bahan yang sama untuk menghubungkan
instalasi ke masing-masing fixture lampu.
dari semua fixture yang akan dipasang untuk disetujui kepada Konsultan
MK/Konsultan Perencana.
2.3.3. Lampu-lampu :
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan
persyaratan dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder dan base type
edison screw, untuk lamp holder type edison screw kabel netral tidak boleh
dihubungkan ke centre control, kecuali dipersyaratkan lain. Lampu fluorescent
haruslah dari jenis cool white atau sesuai perencanaan.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan factor
daya harus dilengkapi dengan capacitor. Dalam spesifikasi ini besarnya
"microfarad" (f) dari kapasitor untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan karena
yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factor menjadi sekurang-kurangnya
0,95.
yang besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar perencana atau menurut
kebutuhan sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu
penuh/ padat. Frame/ rangka panel harus digrounding/ditanahkan pada kabinet
harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel "panel
board" serta tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel "trough feeder" harus diatur
sedemikian sehingga ada saluran dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk
branch circuit panel board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci.
Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan sistem
master key.
2.4.2. F i n i s h i n g :
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Perencana/MK.
Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel listrik, harus dibuat tahan karat dengan
dengan cara "galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc chromatic primer".
Selain yang tersebut diatas, harus dilapisi dengan lapisan anti karat yaitu sebagai
berikut :
• Bagian dalam dari box dan pintu.
• Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium plating tak perlu dicat
kalau seluruhnya terpendam, kalau dipakai zinc chromate primer harus dicat
dengan cat bakar.
Starting
Untuk motor-motor dengan rating
• Sampai dengan 4 kVA, starting langsung
• Diatas 4 kVA, dengan star delta starter
Semua peralatan bantu/tambahan untuk starting ini harus sudah termasuk di dalam
lingkup pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong.
2.6. Kabel 20 kV :
2.6.1. U m u m :
Kabel tegangan menengah yang dipakai adalah kabel inti tunggal dan inti banyak
dengan isolasi "Cross Polythylen" dari pelindung tembaga luar dengan pelapis
PVC dibagian luar. Tegangan kerja adalah 12/20 kV.
Kabel akan ditanam langsung di tanah pada kedalaman minimum 0,8 m atau
sesuai dengan yang dipersyaratkan pada PUIL 2011 dan dalam pipa pada saat
masuk bangunan, atau digelar pada trench kabel yang disediakan. Kemampuan
melakukan arus kabel ini pada temperature tanah sekitar 30 C cm/w, sekurang-
kurangnya :
Temperature maksimum kabel dalam keadaan berbeban tidak boleh melebihi
90°C. Pada saat menawarkan harus dicantumkan pula kemampuan melakukan
arus kabel untuk waktu singkat 0.1, 0.2, 0.5, 1 detik.
Temperature maksimum kabel untuk arus hubung singkat ini tidak boleh melebihi
250 °C. Kabel diserahkan dalam gulungan drum sebanyak 300 m. Drum tidak
dapat dikembalikan.
Karakteristik sistem listrik yang dilayani adalah :
• Jumlah fasa : 3
• Frekuensi : 50 hz
• Tegangan tertinggi : 24 kV
• Tegangan ketahanan Impuls : 125 kV
• Kondisi hubung singkat : 14.5 kA
• Temperatur sekitar rata-rata : 35 °C
2.6.2. K o n s t r u k s i :
a. Komposisi Inti :
Setiap konduktor harus terbuat dari Tembaga murni sesuai dengan
persyaratan IEC publikasi No. 228. Penampang kawat harus bulat sempurna.
b. Lapisan Pelindung Inti :
Lapisan pelindung konduktor yang harus diletakkan antara antara konduktor
dengan lapisan isolasi harus terbuat dari bahan bukan logam dan merupakan
bahan semi penghantar dengan tebal 5% dari tebal bahan isolasi.
c. Isolasi:
Bahan isolasi kabel tanah ini haruslah polyetylen yang di "crosslinked", harus
homogen.
7. Spesifikasi Teknis :
- Konstruksi pembuatan fire resistance cable harus sesuai dengan IEC PUB 331,
1970.
- Konduktor harus terbuat dari tembaga pilin (stranded) yang terdiri dari
beberapa inti.
- Konduktor dilapis berturut-turut dengan lapisan tahan api terbuat dari mika (fire
proof micca tape wound), isolasi polyethylene dan lapisan PVC.
- Ketebalan lapisan fire proof mica tape minimum 0,5 mm 2.
- Kabel harus dapat menahan interferensi induksi listrik.
- Untuk pengenalan jumlah urat, kabel harus diberi warna yang jumlahnya
sesuai dengan jumlah uratnya.
- Kabel harus mampu menahan api/panas 750 C untuk selama 3 jam.
- Tegangan nominal kabel adalah 600 Volt.
Fire Stop Material digunakan untuk melindungi kabel atau mencegah menjalarnya
api melalui kabel listrik dan pipa-pipa pada area shaft dan bukaan dinding.
Sistem Fire Stop Material yang direncanakan mempunyai persyaratan material
sebagai berikut :
- Bersifat flexible dan mudah dibongkar pada waktu penambahan atau
penggantian kabel baru.
- Tidak ada sifat bahannya yang nantinya akan mengeluarkan debu.
- Tahan akan getaran dan tidak mudah retak.
- Tidak beracun dan berbau.
- Tahan panas sampai 1000 0C.
- Tidak beraksi atau menyerap air.
- Pemasangan dapat digunakan pada tempat yang lembab.
- Dilengkapi dengan ROCK WOOL panels, raw idensity 140 kg/m3 dan
memenuhi BS 476 Part : 4 -1970, Temperature Fire max. 750 0C, ketahanan
fibre melting point 1000 0C.
- Dilengkapi dengan HISEAL.
Yang dicakup dan harus dipasang dalam lingkup pekerjaan Sistem Fire Stop
material ini, meliputi :
a. Pengadaan dan pemasangan Fire stop material antara lain : ruang-ruang shaft
dan lubang-lubang sparing Elektrikal yang ada pada tiap-tiap Lantai.
b. Pemasangan dan pengawasan dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman
dan atau tenaga ahli dari pabrik.
c. Pemasangan Fire Stop Material pada shaft Elektrikal dilakukan sebanyak -
banyaknya 2 (dua) lapis dipakai pada shaft Elektrikal, ketebalan lapisan
pertama minimal 2 mm dan seterusnya.
“anodizing” atau cara lainnya. Pengecatan dengan bahan “Epoxy Resin Paint”
dilakukan dengan standard pabrik.
• Pasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dengan
mudah tanpa pintu berkunci.
• Pada tempat masuknya kabek kedalam panel harus dipasang cable gland.
• Pintu harus diberi engsel yang tersembunyi dan interlock dengan breaker dan
earthing switch.
Untuk menjamin operasi dan keamanan manusia beberapa interlock diadakan
antara lain :
o Pintu kubikel baru akan terbuka apabila Circuit Breaker / Disconnect switch
berada pada posisi off/ buka dan earthed. Begitu juga sebaliknya, apabila
pintu panel belum ditutup Circuit Breaker / DS tidak bisa ditutup.
o Earthing switch hanya bisa ditutup / ON bila CB/DS pada kondisi terbuka /
OFF. Begitu juga sebaliknya CB/DS hanya bisa ditutup / ON bila ES sudah
dibuka / OFF jenis pasangan indoor free standing.
- Relay Protection
- LV Box
- Earth Switch
- Voltage Detection Indicator
- Heater 50 W (220 V AC)
Panel Metering
- Manual and Fixed Type
- SF 6 Circuit Breaker 400 A
- 3 Phasa busbar 630 A
- LBS Operating Mechanisme CIT
- Earthing Switch
- Voltage Detection Indicator
- Heater 50 Watt (220 VAC)
Lightning Arrester
- SF 6 Circuit Breaker 400 A
- 3 phasa busbar 630 A
- 3 lightning arrester
- Earthing switch
- Heater 50 watt
dasar dan cat akhir dari jenis "EPOXY RESIN PAINT" dengan warna sesuai
standard pabrik yang membuat.
Ukuran terbesar satu unit panel/ kubikel :
▪ Lebar :± 800 mm
▪ Kedalaman :± 1.300 mm
▪ Tinggi :± 2.100 mm
d. Kubikel/ panel adalah dari type "metal enclosed" dan secara umum terdiri atas :
• Kompartemen busbar
• Kompartemen load break switch, trafo arus, trafo tegangan, saklar
pembumian dan lain-lain.
• Kompartemen tegangan rendah/pengukuran.
Kompartemen busbar terhadap kompartemen load break switch sekalipun tidak
sepenuhnya terisolir oleh plat pemisah pada saat beroperasi, namun demikian
pemisahan ini haruslah dimungkinkan untuk keadaan maintenance/
pemeliharaan.
Hal diatas dilaksanakan dengan jalan sebagai berikut :
Pada saat LBS sedang dalam keadaan "off position", sebuah plat pengaman
(protection plate) dapat dimasukkan sedemikian rupa sehingga memisahkan/
menutup kompartemen busbar dari kemungkinan
terjangkau dan mengikuti serta memenuhi "Tingkat Pengaman", IP,
4X/VDE.0670, 1981/IEC.298,1980.
e. Antar satu kubikel terhadap kubikel lainnya dibatasi dengan partisi dari
bahan "Hot Rolled Galvanized Steel". Partisi antar kubikel ini dilengkapi
dengan "Cutout" untuk jalannya busbar. Cutout ini dilengkapi/ditutupi dengan
"Bushing Plate".
f. Interlock
Untuk menjamin operasi dan keamanan manusia beberapa interlock diadakan
antara lain :
• Pintu kubikel baru akan terbuka apabila Load Break Switch berada pada
posisi keluar (off position/earthed).
• LBS tak dapat bekerja kecuali apabila bagian "Withdrawable" berada pada
posisi service atau posisi test.
• Sakelar pembumian tak dapat ditutup kecuali bila bagian "Withdrawable" ada
pada posisi test atau terbuka.
• Pintu kompartemen LBS dapat dibuka apabila plat partisi/ plat pemisah telah
dimasukkan.
g. Pada setiap pintu harus dipasang "inspection window" dari bahan "plexy-glass".
2.12. Transformator :
2.12.1. Spesifikasi Teknis :
• Type : Immersed Transformer
• Jumlah phasa : 3
• Frekuensi : 50 hz
• Tegangan tertinggi sistem : 24 kV
• Tegangan tanpa beban : 20 kV/400 - 231 V
• Tegangan ketahanan impuls : 125 kV
• Macam pendinginan : ONAN
• Temperatur keliling : 35° C
• Temperatur maksimum belitan : 65° C
• Temperatur maksimum minyak : 60° C
pendinginan (hermetik cally sealed)
• Kelas isolasi : A
• Bahan isolasi : minyak / Pengisian penuh
• Kondisi hubung singkat sistem : 12,5 kV
• Daya : 800 kVA (sesuai Gambar)
• Vektor group : Dyn 5/sesuai PLN setempat
• Tipe : Duduk, pasangan dalam
• Voltage adjusment by tapchanger : ± 2,5 %, ± 5 %
• Applied voltage test : 50 kV
• Sound level : ± 3 dB (A)
• Standar : IEC 1976
2.12.4. Karakteristik
1) Kelompok vektor
Untuk JTM dengan pembumian dengan resistans:
• Kelompok vektor Dyn5, dipakai untuk transformator ≥ 400 kVA.
Untuk JTM dengan pembumian langsung:
• Kelompok vektor adalah YNyn0.
2) Tingkat insulasi
Tingkat insulasi transformator:
- Terminal primer : LI/AC 125 /50 kV.
- Terminal sekunder : LI/AC -/3 kV
Voltase ketahanan impuls petir pengenal:
- Voltase primer, fase dan netral : 125 kV.
4) Tingkat bising
Tingkat bising maksimum pada kondisi nirbeban, tercantum pada Tabel.
Tabel. Tingkat bising maksimum
Daya pengenal Tingkat bising
kVA dB
400 ≤ Sr ≤ 630 56
800 57
1000 58
1250 59
1600 60
2000 61
2500 62
3150 63
Pengukuran bising dilakukan pada jarak 0,3 m dari transformator sesuai IEC
60076-10 dan IEC 60076-10-1
2.12.5. Penandaan
1) Pelat nama
Transformator harus dilengkapi pelat nama yang kuat, tahan karat dan mudah
dikenali. Tulisan pada pelat ini harus jelas dan tidak mudah luntur, data pada
pelat nama sekurangnya adalah sebagai berikut:
- Jenis transformator Transformator distribusi jenis K (hermetik)
- Nomor spesifikasi/standar
- Nomor seri (diawali tahun pembuatan) Contoh 07-001
- Jumlah fase 3
- Daya pengenal
- Frekuensi pengenal 50 Hz
Selain pelat nama, transformator harus dilengkapi dengan identitas pabrik dan
diagram hubungan.
2) Uji tipe
Adalah pengujian pada transformator yang merupakan wakil transformator lain,
untuk mendemonstrasikan bahwa transformator tersebut memenuhi
persyaratan yang ditentukan yang tidak dicakup oleh uji rutin: suatu
transformator dianggap merupakan wakil transformator lain adalah jika
diproduksi dengan gambar yang sama dengan menggunakan teknik dan bahan
yang sama pada pabrik yang sama.
Catatan 1 Variasi desain yang jelas tidak relevan dengan uji tipe tertentu tidak
mensyaratkan bahwa uji tipe harus diulang.
Catatan 2 Variasi desain yang menyebabkan reduksi pada nilai dan stress
yang relevan dengan uji tipe tertentu tidak mensyaratkan uji tipe baru jika
disepakati oleh pengguna/pembeli dan pabrikan.
Uji tipe cukup dilakukan sekali saja untuk setiap desain transformator.
3) Uji khusus
Adalah pengujian selain uji tipe atau uji rutin, yang disepakati oleh pabrikan
dan pengguna/pembeli.
Catatan Uji khusus dapat dilakukan pada sebuah transformator atau semua
transformator dengan desain tertentu, sebagaimana ditentukan oleh
pengguna/pembeli dalam permintaan keterangan dan order untuk setiap uji
khusus.
4) Uji rutin
Adalah pengujian yang dikenakan pada setiap transformator individual, terdiri
atas:
a) Pengukuran resistans belitan (11.2).
b) Pengukuran rasio voltase dan pemeriksaan pergeseran fase (11.3).
c) Pengukuran impedans hubung pendek dan rugi beban (11.4).
d) Pengukuran rugi dan arus nirbeban (11.5).
e) Uji rutin dielektrik (IEC 60076-3).
f) Uji kebocoran dengan tekanan untuk transformator terendam cairan (uji
kekedapan) (11.8).
g) Pemeriksaan insulasi inti dan rangka untuk transformator terendam cairan
dengan insulasi inti atau rangka (11.12).
Pada setiap transformator yang lulus uji rutin, pabrikan harus memberikan
stiker QC sebagai tanda lulus uji rutin.
Capacitor Bank
Capacitor type kering standard IEC 831 - 182
- Tegangan : 525 V
- Frequency : 50 Hz
- Toleransi tegangan : > 10%
- Toleransi arus lebih : > 30%
- Max. beban lebih akibat
- tegangan dan harmonik : > 135%
Tiap Capacitor Bank harus dilengkapi dengan discharge resistor dan internal
fuse untuk mencegah ledakan yang merusak.
Regulator
Tegangan : 400 V
Frequency : 50 / 60 Hz
Rating Arus : 1A
Batasan Operasi : 0,125 A
Overcurrent peak : 10 x In pendant 1 s
10 x In for 1 s
Trafo Arus
Insulation Rating : 600 Volt
Class : 1,5
I therm : 60 x In
Rated secondary current :5A
Rated burden cap : 10 VA
Ampere Meter
Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 - 3.000 A
Type : Moving Iron, untuk pengukuran AC
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC
Volt Meter
Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 - 500 A
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC
kWH – Meter
Rated voltage : 3 x 380 Volt
Rated current output transformer :5A
Ocuracy class : 2,0
Lampu Indikator
Tubular lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm
Warna : merah, kuning, biru
Push Button
Panel mounting, double on-1, off-0. Semua push button dilengkapi dengan lampu
indikator untuk menyatakan sistem dalam on atau off.
Relay – relay
Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder Utama, dilengkapi dengan relay
proteksi OL (over load), SC (short circuit) dan UV (under voltage).
Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC, UV, EF (Earth
Fould) dan RP (Reverse Power),
Selector Switch
Dari type rotary switch, untuk switching. Rated voltage 380 Volt AC insulation
660V.
Panel LVMDP type Test
b. C o n t a c t o r :
Rating Arus : 10 A, 16 A, 25 A
Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Pole : 3 pole
Type : Flush
Terminal : 2 P + e, 220 V, AC 10 A
Untuk outlet + swicth : 10 A / 16 A
Bentuk : Persegi dengan outlet, swicth, pilot lamp
2.17.3. P e m a s a n g a n :
Protector Head (terminal)
Protector head (terminal) harus dipasang pada ujung batang peninggi yang kuat,
dimana terminal harus dapat dilepas dari batang peninggi bila diperlukan untuk
pemeriksaan. Protector head harus disanggah oleh pipa yang cukup kuat dan
dapat berdiri dengan kokoh dan tegak lurus pada ketinggian seperti terlihat pada
Gambar Rencana.
Konduktor
Konduktor yang digunakan adalah kabel BC 70 mm² dipasang pada bangunan
dan diklem secara rapat dan lurus tanpa ada sambungan menuju bak kontrol.
Sebelum sampai pada bak kontrol, konduktor supaya diberi perlindung dari PVC
1 ½ " sehingga ± 2 meter dari permukaan tanah.
Sambungan konduktor dengan grounding menggunakan klem yang dapat dibuka/
dilepas didalam bak kontrol.
Bak kontrol
Bak kontrol terbuat dari pasangan batu bata dengan ukuran 40 x 40 x 40 dan
diberi tutup dari beton sehingga dapat dibuka untuk pemeriksaan.
2.17.4. P e n g u j i a n :
Pengujian/pengetesan digunakan untuk mengetahui baik tidaknya sistem
pentanahan agar dapat dipakai sebagai jaminan. Pengujian dilakukan dengan
metode yang dikeluarkan oleh PLN, Jasa Sertifikasi (Jaser), PUIL, atau PUIPP
(Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir).
Pengetesan dilakukan dengan cara :
Grounding resistent test tahanan pentanahannya diukur melalui metode standar.
Continuity test. Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat laporan teknis untuk
mengurus sertifikasi dari Depnaker.
3. DAFTAR MATERIAL :
2. Transformator
- Type Immersed Oil Transformer Trafindo,
- Jumlah Fasa 3 Phase Unindo,
- Frekwensi 50 Hz Schneider,
- Tegangan Tertinggi 24 Kv B&D,
Sistem 20 Kv / 400-231 V
- Tegangan Tanpa Beban 125 Kv
- Tegangan Ketahanan Onan
Implus 35 °C
- Macam Pendinginan 65 °C
- Temperature Keliling 60 °C
- Temperature Maxsimum
Belitan
- Temperature Maxsimum
Minyak Pendingin (
Hermatik Cally Sealed )
A
- Kelas Isolasi
Minyak / Pengisian Penuh
- Bahan Isolasi
- Kondisi Hubung Singkat 12,5 kV
Sistem
800.kVA (sesuai gambar rencana)
- Daya
Dyn 5 / Sesuai PLN Setempat
- Vektor Group
Duduk, Pasangan Dalam
- Tipe
- Voltage Adjustment By
Tapcharger ± 2,5 %, ± 5 %
50 kV
- Applied Voltage Test
± 3 Db ( A )
- Sound Level
IEC 1976
- Standard
6. Kabel TM 20 kV Kabelmetal,
- Type Kabel N2XSY & NA2XSY Supreme,
- Tegangan Minimum 12/20 kV Voksel,
- Tegangan Maximum 24 kV Jembo,
- Jenis Konduktor Tembaga & Alumunium Prysmian,
- Tipe Isolasi XLPE
7. Kabel TR 06/1 kV
- Type Kabel NYFGbY, NYY, NYM, NYA & NA2XY Kabelmetal,
- Tegangan Minimum 600 Volt Supreme,
- Tegangan Maximum 1000 Volt Voksel,
- Jenis Konduktor Tembaga & Alumunium Jembo,
- Tipe Isolasi PVC Prysmian,
Jam.
- Tegangan Nominal Kabel adalah
600 Volt.
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal
masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan Penyedia
Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan tunggal dari
Prinsipal produk masing-masing.
4. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan type/model
yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada Spesifikasi
Teknis yang dibuat Perencana.
PASAL 6
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN DIESEL GENERATOR SET (DG-GENSET)
1. UMUM
1.1. Persyaratan Umum :
• Persyaratan umum dan spesifikasi teknis khusus, termasuk instruksi kepada peserta
pelelangan atau Penyedia Jasa/Pemborong yang akan mengerjakan pekerjaan,
merupakan bagian yang tidak terpisah dari isian uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan ini. Spesifikasi teknik ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat
dalam hal penyediaan dan pemasangan semua peralatan serta semua instruksi yang
diperinci pada bab-bab /pasal-pasal lebih lanjut.
• Persyaratan umum ini disiapkan untuk pekerjaan Diesel Genset.
• Kemungkinan akan terdapat pasal/klausal dalam persyaratan umum ini yang
keberlakuannya spesifik untuk suatu instalasi tertentu, maka apabila tidak ada
penjelasan terhadap "ketidak berlakuan" klausal tersebut dinyatakan tetap berlaku.
Kejelasan terhadap klausal tersebut agar dipertanyakan pada waktu rapat penjelesan
lelang.
1.2. Gambar-gambar :
Gambar-gambar yang termasuk lingkup pekerjaan instruksi ini secara umum adalah
gambar-gambar Diesel Genset instalasinya serta gambar-gambar disiplin lain yang
disertakan ataupun sebagai gambar untuk informasi.
1.2.1 Gambar-gambar disiplin lain :
• Gambar-gambar dari disiplin lain yang relevan dengan pekerjaan instalasi
Diesel Genset ini seperti gambar-gambar Arsitektur dan Struktur, Mekanikal
dan lain-lain yang disertakan juga dalam Dokumen Tender diatas adalah untuk
membantu Penyedia Jasa/Pemborong dalam mendapatkan gambaran yang
lebih jelas dari setiap jenis bahan dan pemasangannya, terutama untuk
koordinasi pemasangan serta relasi antar pekerjaan.
• Gambar-gambar atau informasi-informasi lain yang diperlukan namun tidak
disertakan didalam Dokumen ini, maka menjadi kewajiban Penyedia
Jasa/Pemborong untuk mempertanyakan ataupun mencari informasi tersebut
untuk kelengkapan penawaranya ataupun kelengkapan dan kesempurnaan
instalasi yang akan dipasangnya.
1.2.2 Pemeriksaan Design dan Gambar :
Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design dan gambar kemungkinan
ada kesalahan ketidak cocokan baik dari segi besaran listriknya, fisik maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal yang meragukan atau salah satu harus
diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu penjelasan Tender untuk
mendapatkan perbaikan dan penjelasan.
1.2.3 Shop Drawing :
Untuk semua macam pekerjaan maka Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat
"Shop Drawing" sebelum pemasangan kepada Konsultan MK sebanyak 4 (empat)
set. "Shop Drawing" adalah penggambaran yang lebih teliti dari pada komponen,
peralatan instalasi dan hal-hal khusus lainnya yang perlu.
1.2.4 AS Built Drawings :
Sebelum pekerjaan selesai seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada Konsultan MK sebanyak 4 (empat)
set gambar blue print yang disebut "As Built Drawing" untuk dikoreksi sebelum
diberikan kepada Pemberi Tugas, yaitu gambar dari semua material instalasi yang
terpasang, dan disesuaikan dengan as/poros/kolom bangunan dan 1(satu) set
gambar kalkir dan 1 ( satu ) set Elektronik file / Soft copy.
b. Apabila dianggap perlu oleh Konsultan MK/ Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas
dan hal ini memungkin-kan, maka Penyedia Jasa/Pemborong wajib memperlihatkan
contoh material yang lain sesuai spesifikasi.
c. Kualitas listrik dan teknis, merk/ pabrik, besar fisik dan kualitas estetika, dari contoh
material /bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat.
d. Biaya pengadaaan contoh material adalah menjadi tanggungan Penyedia
Jasa/Pemborong, contoh bahan atau material harus diserahkan kepada Konsultan
MK/ Konsultan Perencana 14 (empat belas) hari kalender setelah Surat Perintah
Kerja dikeluarkan.
1.6. Koordinasi:
Dalam melaksanakan pekerjan Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan untuk
mengadakan koordinasi dengan Penyedia Jasa/Pemborong lainnya atas petunjuk
Konsultan MK.
1.16. P e n g e c a t a n :
Dimana perlengkapan-perlengkapan sudah di-"finish" dipabrik dan pengecatan
tambahan dilapangan tidak dipersyaratkan, maka semua permukaan yang cacat harus
difinish kembali untuk memperoleh "Finish" yang sama/merata.
Dimana tidak ada "finish" pabrik dan dipersyaratkan adanya "finish" dilapangan maka
pengecatan dilapangan harus sesuai dengan persyaratan.
1.18. Perlindungan :
Penyedia Jasa/Pemborong harus melindungi semua bahan dan perlengkapan dengan
cukup dan pantas, sebelum, selama dan setelah pemasangan.
Bahan dan perlengkapan yang rusak sebagai akibat kurangnya perlindungan ini tidak
akan diterima.
1.22. T r a i n i n g :
Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh Pemilik proyek untuk
menjalankan, mengoperasikan dan maintenance sampai mengerti dan bisa terhadap
instalasi. Segala biaya-biaya tersebut adalah menjadi tanggungan Penyedia
Jasa/Pemborong.
2.2.5. M e s i n :
Mesin adalah full compression ignition, 4 langkah, vertical V type atau in line,
pendingin air.
Secara integral dilengkapi dengan :
− Sistem suplai/penghisapan bahan bakar (fuel)
2.2.9. Pendinginan :
Sistem pendinginan air dilengkapi dengan jacket water cooling system integral
dalam mesin, yang dilengkapi dengan enginee driver fan radiator dengan
kapasitas untuk bekerja pada iklim tropis.
2.2.11. Starting:
Secara electric dengan menggunakan battery yang menggerakkan built-in
electric motor starter.
2.2.13. Protection:
Mesin harus dilengkapi dengan proteksi yang diperlukan yang sudah terpasang
secara integral, alat-alat tersebut harus berfungsi sebagai berikut;
Peralatan-peralatan yang akan mematikan konsumsi fuel :
− Bila perputaran mesin 10% melebihi putaran sinkronnya.
− Bila temperatur mesin melebihi dari batas yang seharusnya.
− Bila tekanan minyak pelumas turun dari batas yang seharusnya.
Selain mematikan mesin, maka alat-alat tersebut juga harus men-trip circuit
breaker pengaman.
2.2.14. P e r a l a t a n :
− Radiator, Expansion tank
− Batteray rack + baterry + baterry charger lengkap dengan meter dan
pengaman ; batery type : 120 AH - 24 Volt, lead acid battery
− Fuel daily tank, fuel storage tank
− Generator panel, Diesel panel
− Lain-lain.
- Pipa pengisian gear pump dari mobil supply bahan bakar dengan diameter
pipa pengisi 2 ¼ "
- Pipa pengisian ke tangki harian lengkap dengan pipa over flow dari tangki
harian.
- Man hole untuk pembersihan tangki
- Pipa ventilasi dia 2" tinggi 40 cm.
b. Penyediaan dan pemasangan tanki harian kapasitas 2 x 2000 liter lengkap
dengan support dan gelas pengukur lubang tempat pembersih dan pipa-pipa
- Pipa pengisian ke mesin diesel genset lengkap dengan pipa over flow dan
check valve.
- Pipa drain yang dilengkapi dengan gate valve.
- Pipa ventilasi dia 1"
- Elektroda kontrol.
c. Penyediaan dan pemasangan gate valve dan check valve.
d. Penyedian dan pemasangan pipa dan katup untuk pengukuran dengan batang
pengukur, berikut batang pengukur yang terbuat dari tembaga atau kuningan.
e. Penyediaan bak kontrol untuk pipa-pipa pengisian dan ventilasi pada tangki
utama, jika diperlukan untuk membuka penutup tangki.
g. Pada tangki harian harus dipasang sistem elektroda yang akan mengontrol
motor pompa pengisian bahan bakar.
h. Untuk tangki harian harus dibuatkan penyangga (support) setinggi ±200 cm
dari Black Steel Pipe (BSP) 3" dan diberi penguat memakai besi siku 40 x 40
x 4 mm dan dicat sesuai dengan warna tangki.
i. Untuk tangki harian harus diberi pipa penguras (drain).
j. Semua instalasi pipa bahan bakar harus ditest dengan 2 (dua) kali daya
kerjanya.
k. Tangki harus ditest dengan jaminan dari Penyedia Jasa/Pemborong.
2.3.5 P i p a :
Pipa untuk bahan bakar dari jenis Black Steel Pipe (BSP), medium class, Standard
ASTM AA53/120 ukuran pipa disesuaikan dengan gambar perencanaan.
− Pada setiap panel harus disediakan rel hantaran tanah, dan frame/ penutup
metal tidak boleh dipergunakan sebagai penghantar.
b. G r o u n d i n g :
− Setiap panel harus diketanahkan, dengan elektroda pentanahan.
− Apabila ada beberapa panel yang letaknya berdekatan maka elektroda
pentanahan dapat digabung, jarak antar panel maximum adalah 5 meter.
− Elektroda pentanahan harus dilengkapi kontrol box dan terminal pengujian.
− Elektroda pentanahan dipasang diluar bangunan.
− Tahanan pentanahan maximum adalah 2 Ohm ().
A. Diesel Enginee :
Manufacturer .......................................................................................
Model and Type ...............…...................................................................
Overload Rating (kw) .............................................................................
Overload Rating (MP) .............................................................................
Rotative Speed (RPM) ............................................................................
B. Generator :
Manufacturer ....................................................................................
T y p e .............................................................................................
Frequency .........................................................................................
Frequency Variation Steady state ..........................................……………………...
Kva …................................................................................................
Full Load a 0,8 PF (kw) ..........................................................................
Voltage .............................................................................................
Emperes ..........................................................................................
Exitation Voltage ...............................................................................
Efficiency Overall : 0,8 PF 1,0 ...................................................…
Full Load : ...........................................................................….
Weight of Generator Only ......................................................................
Weight of Rotor ...................................................................................
Weight of Stator ..............................................................................…..
Class Insulation .......................................................………………………………....
Current Voltage Regulation Percent ....................................................…….
Synchronizing Coeffint (kw/radian) ..................................................……....
Full Load (0,8 PF) ..…......................................................................
No. Load …….................................................................................
Performance...................................................…
Time from start signal to full speed seconds .........................................
Time from start signal to full rated load seconds .....................................
Voltage dip%, No load to full load (0,8 PF)............………………………………………..
Weight ...................................................…
Enginee generator unit ..................................................................
Shipping weight per unit ..................................................................
d. Apabila ada pokok dalam tabel ini yang tidak dapat atau sulit diisi dapat saja tidak
diisi namun perlu diketahui bahwa pengisian tabel ini ikut menjadi bahan peninjauan.
e. Daftar material ini wajib diisi dan disertakan dalam penawaran.
5. DAFTAR MATERIAL :
1. GENERATOR SET
ENGINE Perkins,
- Putaran nominal 1500 RPM Caterpillar,
- Daya output putaran niminal 750 KVA, Prime power Cummins,
dlm KVA ( termasuk daya Mitsubishi,
untuk Fan Radiator )
- Ambient temperature
35 °C
- Humidity
90 %
- DIN. 6271 dengan
kemampuan overload 10%
selama 1 jam setiap 24 jam.
GENERATOR
750 KVA, Stamford,
- Kapasitas
380/220 Volt, 3 phase, 4 wire AVK,
- Tegangan output
50 Hz Leroy Sommer,
- Frekwensi
Sinkron Marathon,
- Generator Type
2. PANEL
KUBIKAL (BOX) Free standing / Wall mounted DWP panel,
- Type Tebal min 2 mm, dilapisi anti karat Prima Inti Panel,
- Plat Epoxy resin paint Simetri,
- Cat Standard pabrik Trias,
- Warna Siemens,
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal masing-
masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan Penyedia
Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan tunggal dari Prinsipal
produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan type/model yang
diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada Spesifikasi Teknis yang
dibuat Perencana.
PASAL 7
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN CLOSED CIRCUIT TELEVISION (CCTV)
1.2. Gambar-gambar :
• Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi CCTV dalam
Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode CCTV.
• Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ ketidak cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau
gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing.
• Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada Konsultan MK sebanyak 4 ( empat ) set
gambar Blueprint, 1 (satu) set Kalkir, 1 (satu) set Elektronik file / soft copy yang
disebut "as build drawing" yaitu gambar dari semua material, peralatan dan instalasi
sistem listrik.
• Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian teknis maupun fisik maka hal ini harus
disampaikan secara tertulis 4 hari sebelum dilakukan oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan MK di lapangan sebagai langkah pelaksanaan, dimana biaya sudah
dicakup pada unit price dari item tersebut.
tidak/sukar diperoleh, Konsultan Perencana dan Konsultan MK akan menunjuk merk lain
tapi dengan spesifikasi yang sama.
1.7. Koordinasi:
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Pemborong CCTV wajib
mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan/ Pemborong lain atas petunjuk
Konsultan MK/ Konsultan Perencana.
Apabila ada item pekerjaan oleh pemborong lain, maka Pemborong wajib
meyiapkan/menyerahkan bahan-bahan tersebut dan penjelasan untuk pemasangan.
Selama pemasangan oleh Pemborong lain, maka menjadi kewajiban Pemborong CCTV
untuk hadir dan memberi petunjuk bersama Konsultan Perencana dan Konsultan MK,
sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi. (misalnya pemasangan
konduit dalam beton dan lain-lain).
• Fixed Standard
− Focal Lenght (mm) : 8mm
− Maximum Aperture : F1.2
− Nearest Distance : 0.3 m
− Horizontal Field Angle : 34.8
• Motorized Zoom
− Focal Lenght (mm) : 5.7 – 34.2 mm
− Maximum Aperture : F1.2
− Nearest Distance : 0.3 m
− Horizontal Field Angle : 45.9 - 8.1
2.3.2. Housing:
Housing dipergunakan untuk melindungi Camera dari sekeliling apabila dipasang
pada tempat-tempat yang potensial dengan gangguan maupun kotoran.
Spesifikasi dari housing adalah sebagai berikut :
• Outdoor Housing :
- Window : 80.5 ( W ) x 72 ( H )mmmm thick glass
- Cosruksi : Aluminium
- Mounting : From Bottom
- Active Cap : Available to adjustable camera angle
• Indoor Housing :
- Window : 64 ( W ) x 49 ( H )mmmm thick glass
- Cosruksi : Aluminium
- Mounting : From Bottom
- Active Cap : Available to adjustable camera angle
2.3.3. M o n I t o r :
Monitor yang akan digunakan adalah SVGA berukuran 19”,dengan data teknis
sebagai berikut :
- Ukuran layar : 19”W 10%
- Ambient Temperature : 0C - 40C
- Resolusi : 1280 x 1024 pixel
- Input Impendansi : 75 ohm / high-Z,(switchable)
- Humidity : max.80%
- Power Comsumption : 80 W
Spesifikasi DVR :
- CPU : Pentium IV 1.5Ghz or more
- RAM : 256 M
- HDD : 80 GB ( Expandable )
- VGA Card : AGP 32 Mbyte – ATI
-O/S : Windows 98SE,2000,XP
- Camera input : 16 Port ( BNC )
- Sensor Input : 16Port
- Controller Output : 16 Port
- Display Speed : 480 FPS
- Recording Speed : 360 x 288 : Max 480 FPS
- Recordiong Resolution : 360 x 288,720 x 576
- Image Compression Size : - MPEG 4+ 360 x 288 : about 1 5 KB
- JPEG 360 x 288 : about 3 10 KB
- Voice Recording : 8 Chanel
- Compression Mode : MPEG 4+ / JPEG
- Motion Detection : 10 Area by each chanel ( Pre-event recording )
- Networking : Modem,ISDN,LAN,TCP/IP
- Backup Device ( Option ) : 3.5”FDD,HDD,DVD-RAM,CD-RW,ZIP- Drive
- Pan/Tilt/Zoom Control : RS-422/485 Interface
- Size ( WHD ) : 480 x 178 x 450 (mm),19” x 7” x 18” ( inch )
- Weight : 16 Kg ( 35 lbs )
2.4. Pengkabelan :
Untuk Instalasi CCTV terdiri dari :
• Coaxial cable untuk sinyal vidio
< 120 M : RG 59 B/U (3C/2V)
< 180 M : RG 6 A/U (5C/2V)
< 280 M : RG 11 A/U (7C/2V)
• Control Cable
Control cable terdiri dari jenis unshielded dengan isi serabut (12 x AWG 22 atau AWG
24) atau kabel tunggal (ITC 6 x 2 x 0,6 mm).
• Cable Daya
3. DAFTAR MATERIAL :
Untuk semua materiaì yang ditawarkan maka Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan merk type dan kelas lengkap brosur yang dilampirkan pada usulan
lelang;
PASAL 8
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PENDETEKSIAN DINI (FIRE ALARM)
1. PERSYARATAN UMUM
Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal penyediaan dan
pemasangan semua peralatan serta bekerjanya semua instalasi fire alarm dan portable
extinguisher, baik yang terpasang dibangunan maupun diluar bangunan, seperti yang tertera
pada gambar-gambar atau pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.
1.1. Gambar-Gambar
• Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi Fire Alarm dalam
Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar EF.
• Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ ketidak cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun
pemasangan dan lainlain. Hal-hal di atas harus diajukan dalam bentuk tertulis atas
gambar pada waktu penjelasan tender aanwijzing.
• Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap. Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada Konsultan MK sebanyak 4 (empat) set
gambar Blueprint, 1 (satu) set Kalkir, 1 (satu) set Elektronik file / shop copy yang
disebut "as built drawing" yaitu gambar dari semua material dan instalasi sistem Fire
Alarm.
1.3. Standard/Peraturan :
Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi Persyaratan
Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 SPLN / SNI No. 04-0225-2000, Standard Nasional
Indonesia dan standar international yang berlaku di negara Republik Indonesia untuk
sistem Fire Alarm.
lengkap dengan brosur katalog atau keterangan lain di mana disebutkan hal-hal
spesifikasi teknis power tegangan kerja frequency dimensi fisik dan lain-lain.
1.9. Koordinasi :
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Penyedia Jasa/Pemborong wajib
mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan/ Pemborong lain atau petunjuk
Konsultan MK/Konsultan Perencana Apabila ada item pekerjaan oleh Pemborong lain
maka Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyiapkan/menyerahkan bahan-bahan tersebut
dan penjelasan untuk pemasangan. Selama pemasangan oleh Pemborong lain maka
menjadi kewajiban Pemborong Fire Alarm untuk hadir dan memberi petunjuk bersama
Konsultan MK/Konsultan Perencana sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan
instalasi.
1.12. Pentanahan :
Semua peralatan-peralatan harus diketanahkan sesuai dengan peraturan yang ada.
Untuk itu Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat gambar kerja/shop drawing untuk
persetujuan Konsultan MK/Konsultan Perencana.
1.13. F i n i s h i n g :
• Semua material yang dipasang harus sudah dalam keadaan difinish dengan baik
sesuai yang disyaratkan, finishing setelah terpasang adalah disyarat-kan dan ini
mencakup segala perbaikan pada material tersebut maupun pekerjaan lain sebagai
akibat pemasangan instalasi tersebut termasuk didalamnya : perbaikan, pengecatan
kembali, pembersihan dan lainnya.
• Semua peralatan dari fire alarm yang dapat terlihat seperti pipa conduit yang tidak
ditanam, manual call, bell, signal/location lamp, fire fighting unit dan lain-lain, harus
difinished dengan cat merah, atau warna cat lain sesuai dengan persetujuan
Konsultan MK.
1.15. T r a i n i n g :
Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas untuk
menjalankan, mengoperasikan pengujian dan maintenance seperlunya terhadap
instalasi. Segala biaya-biaya tersebut adalah menjadi tanggungan Penyedia
Jasa/Pemborong.
2. PERSYARATAN KHUSUS
2.1. Lingkup Pekerjaan :
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi Fire Alarm adalah untuk menyediakan,
memasang, mencoba/trial run dan semua instalasi fire alarm maupun fire fighting; yang
diperinci dalam uraian pekerjaan di bawah ini serta yang tertera pada Gambar Rencana.
Lingkup pekerjaan di sini adalah dalam pengertian bahwa unit dapat bekerja dengan baik
pada tiap-tiap bagian maupun seluruh instalasi yang terpasang sebagai unit secara
keseluruhan.
• Pengadaan dan pemasangan Master Control Fire Alarm (MCFA) Semi Addressable
type, Fire Detector, Manual Call, Alarm Bell, Signal/ Location Lamp, Sirene beserta
instalasi wiringnya.
• Pengadaan dan pemasangan Addressable Modul Box (AMB) serta accessoriesnya.
• Pengadaan dan pemasangan unit-unit Fire Extinguisher,
• Mengadakan trial run dan pengujian untuk seluruh instalasi maupun demonstrasi dari
unit-unit Fire Alarm yang dipergunakan pada proyek ini,
• Board yang menunjukkan adanya peralatan-peralatan Manual Push Button Fire Alarm
unit, menunjukkan tempat/arah pintu bahaya/tangga bahaya (Fire Escape).
• Pembuatan lemari-lemari/ panel-panel untuk Fire Extinguisher dan Alarm Call dan
Button pada tempat-tempat yang ditentukan.
2.3. Master Control Fire Alarm Panel (MCFA), Auxiliary Monitor Panel :
a. Sistem Fire Alarm yang digunakan Semi Addressable ( Master Control Fire Alarm /
MCFA type Semi Addressable dan Detector type Konvensional ), semua peralatan
harus UL, Kapasitas minimal 100 Zones, Point harus mempunyai perlengkapan
Terminal :
- Indicator/ signal zones
- Buzzer/ horn
- Fire Brigade telephone line
- Fire Fighting (fire pump) line
- Monitor line
b. Pada indicator/signal zones, harus ditunjukkan juga lokasi daripada tiap zones, untuk
mempermudah identifikasinya.
b. CO2
No. ITEM SPESIFIKASI
1. Bahan : CO2
2. Kapasitas : 3,5 kg
3. Daya Semprot :±6m
4. Jenis : fixed type, digantung pada dinding.
• Di dalam bangunan setiap lantai dilayani oleh sebuah AMB yang terletak pada ruang
untuk panel-panel. Untuk menghubungkan tiap AMB di setiap lantai dengan Master
Control Fire Equipment, digunakan kabel STP 2 core yang dimasukkan dalam kabel
rak/ kabel tray, diklem pada dinding shaft.
• Sistem instalasi dari AMB ke fire detector manual call box ataupun bell dipergunakan
kabel NYA ukuran 1,5 mm² diletakkan dalam conduit pipa PVC yang diinstalasi di
atas langit-langit. Instalasi pengabelan secara seri, tap point dari masing-masing
fixtures, pada bagian akhir dari instalasi menggunakan End Off Resistor.
• Setiap pembelokan/ pencabangan/ penyambungan harus digunakan junction box,
dipasang secara kuat pada tiap dudukan, dengan mengklem pada rangka kayu atau
lainnya.
• Untuk pipa conduit, junction box yang tertanam dalam beton, dinding atau pada
lantai, Penyedia Jasa/Pemborong harus memasangnya sebelum pengecoran,
dengan koordinasi Konsultan MK.
• Untuk fire extinguisher unit fixed type digantung pada dudukan penggantung
sedangkan dudukan penggantung dipasang menempel pada dinding anchor, atau
diletakkan dalam lemari fire hydrant panel yang telah disediakan dan ditentukan. Atau
diletakkan sesuai yang ditentukan oleh Konsultan MK dan disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
Penyedia Jasa/Pemborong harus melengkapi peralatan tersebut dengan papan-
papan tanda yang menunjukan adanya alat-alat seperti manual call box, fire fighting
(extinguisher) unit, emergency door. Papan dari plat besi dengan tebal plat 0,8 mm
ukuran disesuaikan dengan jumlah huruf, warna dasar merah, dengan huruf kuning,
terbaca dari jarak minimum 10 m untuk mata normal.
Penyedia Jasa/Pemborong harus mengadakan pengujian untuk seluruh instalasi dan
peralatan fire alarm dengan disaksikan oleh Pemberi Tugas, Konsultan MK/Konsultan
Perencana.
Dalam proses pengujian ini, Penyedia Jasa/Pemborong harus dapat menjamin
seluruh hasil kerjanya dengan membuat suatu Berita Acara/garansi bahwa untuk
pekerjaan yang sesuai penawaran dan lampiran tambahannya dapat bekerja dengan
baik dan sempurna. Karenanya untuk proses perizinan laik pakai dari Dinas
Pemadam Kebakaran (DPK) setempat adalah tanggung jawab Penyedia
Jasa/Pemborong.
3. PERSYARATAN BAHAN/MATERIAL
3.1. Umum:
• Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Penyedia Jasa/Pemborong harus
baru dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis, serta sebelum
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal
masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan Penyedia
Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan tunggal dari
Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan type/model
yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada Spesifikasi
Teknis yang dibuat Perencana.
PASAL 9
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SISTEM TATA SUARA
1. PERSYARATAN UMUM
Persyaratan umum dan persyaratan khusus termasuk instruksi kepada peserta pelelangan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari isian uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan ini Spesfikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal
penyediaan dan pemasangan semua peralatan serta bekerjanya semua instalas sistem Tata
Suara baik yang terpasang di bangunan dan di luar bangunan seperti yang tertera pada
gambar-gambar atau pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.
1.1 Gambar-gambar
• Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi Tata Suara dalam
Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar ETS.
• Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ ketidak cocokan
baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan lain-lain. Hal-hal di
atas harus diajukan dalam bentuk tertulis atas gambar pada waktu penjelasan tender
aanwijzing.
• Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap. Pemborong wajib
menyerahkan kepada MK sebanyak 4 (empat) set gambar yang disebut "as built drawing"
yaitu gambar dari semua material dan instalasi sistem Tata Suara.
1.2 Standard/ Peraturan
Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL) 2011, SPLN dan standar international yang berlaku di negara Republik
Indonesia untuk sistem Tata Suara.
1.3 Nama Pabrik/ Merk Yang Ditentukan
Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis bahan maka
Pemborong wajib menawarkan dan memasang sesuai dengan yang ditentukan. Apabila pada
saat pemasangan bahan/ merk tersebut tidak/ sukar diperoleh maka MK/ Perencana akan
menunjuk merk lain tapi dengan spesifikasi yang sama dan setara.
1.4 Contoh Bahan
• Untuk bahan yang disebutkan di bawah ini Pemborong wajib memperhati-kan contoh
bahannya sebelum pemasangan pada Perencana/ MK untuk disetujui.
• Apabila dianggap perlu oleh MK/ Perencana dan hal itu memungkinkan maka
Pemborong wajib mempelihatkan contoh kepada MK/ Perencana. Apabila contoh-contoh
tersebut ditolak oleh MK/ Perencana maka Pemborong harus mengganti dan
memperlihatkan yang sesuai dengan spesifikasi untuk disetujui.
• Kualitas teknis/listrik, merk/ pabrik karakteristik kerja besar fisik dan kualitas estetika dari
contoh material/bahan maupun instalasi yang telah disetujui adalah mengikat.
• Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya Pemborong,
contoh bahan harus diserahkan kepada MK/ Perencana tidak lebih dari 14 (empat belas)
hari kalender setelah dikeluarkannya SPK.
1.5 Klausal Yang Disebutkan Kembali
Apabila dalam Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan kembali pada item/
ayat lain maka ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan masalahnya.
Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi maka
yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
1.6 Pembebasan Claim
Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala macam pengadaan bahan
dan cara pemasangan, Pemilik bebas dari segala claim atau tuntutan terhadap hak-hak
khusus seperti patent dan lain-lain.
1.7 Koordinasi
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan, Pemborong instalasi Tata Suara wajib
mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan/ Pemborong lain atau petunjuk MK/
Perencana Apabila ada item pekerjaan oleh Pemborong lain maka pemborong wajib
menyiapkan/menyerahkan bahan-bahan tersebut dan penjelasan untuk pemasangan. Selama
pemasangan oleh Pemborong lain maka menjadi kewajiban Pemborong Tata Suara untuk
hadir dan memberi petunjuk bersama MK/ Perencana sehingga hasilnya akan sesuai
dengan kebutuhan instalasi
1.8 Gambar Kerja/ Shop Drawing
Setiap pelaksanaan sebelum pemasangan instalasi atau pengadaan material pemborong
wajib mengajukan pada MK/ Perencana untuk disetujui gambar kerja/ shop drawing paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak dikeluarkannya SPK.
1.9 Instruksi Pemakaian, Operasi Peralatan dan Cara-cara Pemeliharaan Peralatan.
Pemborong wajib menyerahkan kepadá Pemilik, 1 (satu) bulan sebelum serah terima,
sebanyak 4 (empat belas) set instalasi/ manual untuk menjalankan menggunakan/
mengoperasikan dan pemeliharaan/ maintenance semua peralatan. Juga termasuk
Pemborong harus mendidik orang-orang yang ditunjuk oleh Pemilik untuk menjadi operator,
untuk menjalankan dan pemeliharaan alat-alat tersebut. Segala ongkos-ongkos tersebut
adalah menjadi tanggungan Pemborong.
1.10 Training
Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk menjalankan,
mengoperasikan pengujian dan maintenance seperlunya terhadap instalasi. Segala biaya-
biaya tersebut adalah menjadi tanggungan Pemborong
1.11 Masa Jaminan
Semua pekerjaan instalasi tata suara harus dijamin akan bekerja dengan sempurna. Semua
peralatan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan tata suara harus diberi pemeliharaan
cuma-cuma selama 12 (dua belas) bulan setelah penyerahan tersebut selesai, garansi
selama ± 1 (satu) tahun. Setelah masa pemeliharaan cuma-cuma selesai, pemborong dapat
saja mengajukan usulan untuk mengadakan kontrak pemeliharaan kepada Pemilik kecuali
apabila ditentukan lain.
sistem tata suara dan juga dapat dijalankan melalui meja monitor pada ruang
monitor.
8) AM / FM Tuner
- FM
Wave range : 87,5 – 108 MHz
Sensitivity at 75 ohms : 1,1 mV at 75 kHz deviation mono, 26 dB S/N
Stereo, 46 dB S/N : 22 MV at 75 kHz deviation
Selectivity : 60 dB for 300 kHz off resonance
THD Mono / Stereo : 0,2 % / 0,5 %
Frequency response : 76 dB / 68 dB
S/N Ratio Mono / Stereo : 76 dB / 68 dB
Stereo separation (1 kHz) : 45 dB
Image rejection : 75 dB
IF suppresion : 80 dB
AM suppression : 55 dB
Sub-carrier suppresion : 32 dB
Audio Output : 1.000 mV
Aerial input : 75 Ohms coax and 300 Ohms balanced
- AM
Wave range : LW 153 – 281 kHz (1960 – 1067 m) MW
531 – 1602 kHz (565 – 187)
Sensitivity : 200 MV
Selectivity : 30 dB for 9 kHz off resonance
IF rejection : 60 dB
Audio output : 300 mV
Power suppy main voltage: 220 VAC
Jumlah unit : 1 buah
9) Fully Automation Charging Units / Battery Units
- Operating voltage : 220 V + 10 %
- Main Frequency : 50 Hz
- Nominal Charging
Voltage : 24 VDC
- Residual ripple : < 10 MV
- Nominal charging current : 2,5 A, 5 A, 10 A
- Battery capacity : 20 AH
10) Battery Unit
- Maintenance-free and leak proof battery
- Battery voltage 24 V
- Battery capacity 36 AH
b. Car Call
1) Mixer Power Amplifier
- Chanel : 6
- Power Suplay : AC 220 V / 240 V
- Daya Output : 240 Watt rata-rata
- Tangkapan Frekwenci : 20 – 20.000 Hz 1 dB
- Input : 1 terminal input,1 direct input
- Output Balance : 8 ,20 & 100 V
2) Remote Microphone / Chime Gong
- Microphone merupakan omni-direct signal system, type gooseneck cordoid
- Dilengkapi dengan On / Off switch
- Frequency range : 150 – 15.500 Hz 3 dB
- Impedance : 200 Ohm
3) Horn Speaker
- Power handling capacity : 15 W
- Impedance : 1 k (15 Watt), 2k (5 Watt)
- Tanggapan Frequency : 215 – 12.500 Hz
- SPL : 110 dB/ 1 W/ 1M
4) Coulumn Loudspeakers
- Power Handling capacity : 20 - 10 W
- Rated Voltage : 12,7 Volt
- Frekuensi range (-10 dB) : 410 – 3.900 Hz
- Sound Pressure Level : 104 dB, 1 kHz/1 m/1 W, Standard IEC
- Max. Sound Pressure Level : 114 dB
- Rated Impedance : 12 Ohm
- Water and dust protection : IEC. 529 – IP.65
2.4. PEMASANGAN
a. Perlengkapan sistem tata suara switching unit master monitor control serta
distribution frame di tempatkan di ruang Kontrol. Sedangkan auxiliary monitor control
diinstalasi pada meja monitor di ruang monitor yang fungsinya apabila dalam
keadaan darurat (emergency) dapat menyampaikan pemberitahuan dengan
menyetop semua program-program yang sedang berlangsung.
b. Kabel-kabel speaker dan relay pagging di instalasi ketiap Terminal Box (TB) yang ada
pada setiap lantai melalui shaft. Kabel distribusi dimasukkan di dalam pipa konduit.
Dari Terminal Box (TB) ke speaker di tiap-tiap lantai saluran kabel melalui conduit
PVC baik yang ditanam dalam beton maupun yang terletak pada langit-langit. Setiap
penyambungan ataupun pembelokkan harus dilengkapi junction box.
c. Semua Terminal Box (TB) harus ditanahkan atau grounded dengan baik dan benar.
d. Semua conduit PVC yang masuk ke panel dan junction box harus diberi ulir dan diikat
denga "Lock-nut" yang terbuat dari brass atau nickel plated. Sedangkan conduit PVC
yang keluar dari Terminal Box (TB) pada permukaan atau TB harus dilengkapi
dengan brass atau nickel plated compression gland. Seluruh pengadaan dan
pemasangan conduit PVC dan junction box serta peralatan untuk penggantungan
ceiling speaker dilaksanakan oleh kontraktor/ sub-kontraktor dengan koordinasi
bersama pihak lain yang terlibat pada pelaksanaan proyek ini.
e. Untuk menghubungkan antara amplifier pemanggil kendaraan (Car Call) dengan out
door speaker diparking area dipergunakan kabel yang didalam tanah dengan bahan
pipa Galvanized Steel Pipa (GSP) Medium Class BS 138-196 sebagai conduit yang
dipersyaratkan.
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal
masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan Penyedia
Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan tunggal dari
Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan type/model
yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada Spesifikasi
Teknis yang dibuat Perencana.
BAB VII
OUTLINE SPESIFIKASI MATERIAL
PEKERJAAN STRUKTUR, ARSITEKTUR DAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PASAR JOHAR SELATAN BAGIAN TENGAH
A STRUKTUR
1 Besi/Baja Tulangan utama dan - Baja mutu Fy=420 Mpa - setara Krakatau
Tulangan Tulangan sengkang - Baja mutu Fy=420 Mpa Steel, Cilegon Steel,
Gunung Garuda,
Master Steel
2 Beton Semen Portland Tipe 1 to SNI 15-2049-2004-atau - setara Jaya Mix, Adhi
ASTM C 150 Mix, Dynamix
- Struktur Bawah : mutu F’C 30 Mpa
- Struktur Atas : mutu F’C 35 Mpa
(kolom & balok) ; mutu F’C 30 Mpa
(slab)
3 Aditive/campuran Fly Ash Class F to ASTM C 168
beton Air campuran Semen per ASTM C 260: - setara Sika, BASF
- AER
- MicroAir 303
Atau Setara
Superplasticizer per ASTM C 494 types F and G: - setara Sika, Fosroc,
- Sikament 163 or 520 CementAid
- Conplast SP430
- Superplastet F
Atau Setara
Retarder to ASTM C 494 types B and D: - setara Sika, Fosroc,
- Sika-Retarde BASF
- Conplast RP264M
- Delvostabilizer
Atau Setara
Release Agent - Sika-Form-Oil ISD - setara Sika, Fosroc,
- Reebol BASF
- Rheofinish 200
Atau setara
4 Repair Beton Bonding Agent - Sikabond NV - setara Sika, Fosroc,
- Nitobond PVA BASF
- Rheomix 157
Atau setara
Concrete Repair - cement-based polymer modified - setara Sika, BASF
- Sikatop 121
- Barra 80
Atau setara
Couplers and screw or grip type, shall be capable - setara Bartec
Mechanical Joints to develop 125% yield
strength of rebar, shown by ICBO
Test Report
5 Angkur Chemical Anchor - epoxy adhesive injection system - setara Hilti, Fischer
- HIT HY 150
- FIS-V
Atau setara
6 Baja Profil Baja - Muru baja BJ37 - setara Krakatau
- Fy=240 Mpa Steel, Gunung Garuda
- Fu=370 Mpa
7 Water Proofing Waterstop Supercast PVC Watafoil 20 mm - setara Sika, Fosroc,
B ARSITEKTUR
1 Pasangan Dinding Batu Bata Bata merah press, dengan ukuran -setara Lokal
standard yang terdapat di pasaran Pasuruan, MHR
Bata Ringan Uk. 10 x 20 x 60 cm - setara Citicon,
Berikut perekat / Lem Bricon, Focon
2 Perekat, Portland Cement - Sesuai dengan kebutuhan mutu - setara Semen
Plesteran, dan - Plester 1 Pc : 4 Ps Gresik/ SGC,
Finishing - Campuran 1 Pc : 3 Ps (Trasraam Dynamix, Tiga Roda
+0.30 cm di atas lantai dan toilet
+2.10 cm di atas lantai)
Semen Instan Plester, Aci, Perekat pasangan bata - setara Mortar Utama,
ringan Dry Mix, Dynamix
3 Finishing Lantai Keramik Lantai Uk. 60X60 cm Unpolished - setara Roman,
dan Dinding Uk. 30X30 cm Unpolished Habitat
(toilet dan area basahlainya)
Uk. 30X60 cm Unpolished (tangga)
+ Step Nosing
Keramik Dinding - Uk. 30X60 cm (sampaibatas
plafond +2.70) untuk area Toilet dan
Janitor
- Uk. 30X30 cm Polished (Los)
- Lantai Ruang Panel - Cement Polished, Standar finish
- Lantai Area luar pakai trowel
- Fasade Core Lift Alumunium Composite Panel (ACP) - setara Seven,
- Fasadetoilet Goodsense, Alpolic
- Lobby lift
4 Plafond Rangka Utama - Hollow Metal Zincalume tebal 0,75 - setara Gyproc,
mm Jayaboard, Knauf,
Plafond Water Gypsum Board = 9 mm Boral
Resistant (WR) (toilet dan daerah basah lainnya)
Plafond Non Water Gypsum Flat = 9mm
Resistant (rg.kontrolcctv dan sound system)
- List Plafond
Cat Duco
1 PEKERJAAN PLUMBING :
1.1 POMPA BOOSTER PUMP; Booster Pump : Setara Flowserve,
AIR BERSIH Type Centrifugal end Suction Pump, Wilo(wiguna),
Kap.min.3 x 300 Ltr/mnt, SPP,
Head = 30 m’, Regent,
Daya = ± 4,0 kW,
Speed = 2.860 rpm,
Karakt.listrik 380 - 415 V, 3Ph, 50 Hz
Lokasi : Rg.Pompa.
1.2 POMPA POMPA Penguras : Setara Flowserve,
PENGURAS PENGURAS; Type Submersible Pump, Wilo(wiguna),
Kap.min.1 x 80 Ltr/mnt, SPP,
Head = 20 m’, Regent,
Daya = ± 2,20 kW,
Speed = 2.850 rpm,
Karakt.listrik 220/380 V, 1Ph, 50 Hz
Lokasi : sesuai gambar.
1.3 DEEPWELL DEEPWELL : DeepWell : Setara Flowserve,
Type Submersible Pump, Wilo(wiguna),
Kap.min.150 Ltr/mnt, SPP,
Head = 125 m’, Regent,
daya ± 1,75 kW,
Speed = 1.450 rpm,
Karakt.listrik 220/380 V, 1Ph, 50 Hz
Booring pada kedalaman minimal
125m’ Lokasi : sesuai hasil geolistrik
dn atau petunjuk MK.
1.4 FILTERING FILTERING Perporated Stainless Steel (SS-304), Setara Johnson
DEEPWELL; tebal 2,5mm, minimal dipasangkan 1 Screen (SS),
(satu) unit per casing sumur dalam Socla, Honeywell.
standar ASTM.
1.5 INSTALASI PIPA : PIPA GSP Galvanized Steel Pipe (GSP) Medium Setara Bakrie pipe,
AIR BERSIH dan class BS.1387-1985, SNI.07-0039-87 SPS,
ACCESSORIES dan SII.0161-81 KHI pipe,
Spindo.
Sprinkler
2.4 POMPA Pompa Hydrant & - Pompa Electric (NFPA Standard) Setara Patterson,
ELECTRIC Sprinkler berikut Kapasitas : 750 US.GPM Aurora,
Panel kontrol dan Head : 176 meter Flowserve,
Accessories
Daya : sesuai gambar rencana Ready Buffalow, Wilo
Type : Vertical Turbine (wiguna),
Pumpsense
- 3 Pole Busbar
Panel Metering - 3 Pole Circuit Breaker.
Minimal Terdiri Dari : - Trafo Arus Untuk Pengukuran dan
Proteksi
- Relai Proteksi Lampu Indikator
Tegangan
- Earthing Switch
- TeganganKetahan 125 kV
anImplus
- Macam Onan
Pendinginan
- Temperatur 35 °C
- TemperaturMaxsi 65 °C
mumBelitan
- Temperatur 60 °C
Maximum
MinyakPendingin
(HermatikCallySe
aled )
- Kelas Isolasi A
- BahanIsolasi Minyak / Pengisian Penuh
- KondisiHubungSin 12,5 kV
gkatSistem
- Daya 800.kVA (sesuai gambar rencana)
- Vektor Group Dyn 5 / Sesuai PLN Setempat
- Tipe Duduk, Pasangan Dalam
- Voltage ± 2,5 %, ± 5 %
Adjustment
ByTapcharger
- Applied Voltage 50 kV
Test
- Sound Level ± 3 Db ( A )
- Standard IEC 1976
4.3 PANEL TR Panel Utama TR : LVMDP – Form 3B Tipe Test
Kubikal (Box)
- Type Free Standing / Wall Mounted Setara Siemens,
- Plat Tebal Min 2 Mm, Dilapisi Anti Karat Starlite, Powerwel,
- Cat Epoxy Resin Paint Schneider,Trias,
- Warna Standard Pabrik
0,7 Mm
- Cat Powder Coating, Anti Corrosive ( Philips,
Karat )
Buatan Pabrik, Tanpa Las / Solder
GENERATOR
- Kapasitas 750 KVA, Setara Stamford,
- Tegangan output 380/220 Volt, 3 phase, 4 wire AVK,
- Frekwensi 50 Hz Leroy Sommer,
- Generator Type Sinkron Marathon,
- Brushless
exitation (exitasi
tanpa sikat) dan
automatic self
regulated
- Degree of
protection IP.23
(VDE) dan ratio
frequency noise
suppression.
- Insulation class: F
dengan 100%
impregnation
epoxy dan suatu
lapisan isolasi
yang resilient
untuk reduksi
kemungkinan
jamur /abration
detorition.
Setara Schneider,
KOMPONEN CB, MCCB, MCB dan Contactor
Siemens,
Alat ukur, Relay-relay, Busbar, CT dll L&T,Terasaki,L&T,AB
B
5.3 KABEL KABEL TR 06/1 KV
- Type kabel NYFGbY, NYY, NYM, NYA & NA2XY Setara Kabelmetal,
- Tegangan minimum 600 Volt SupremeVoksel,Jemb
- Tegangan maximum 1000 Volt o, Prysmian,
- Jenis konduktor Tembaga & Alumunium
- Tipe isolasi PVC
5.4 ALAT UKUR Alat Ukur Kontrol tegangan, ampere, cos phi Setara
meter, dll SEG,DeepSea,
5.5 TANKI Tanki BBM Kapasitas sesuai gambar, tebal Setara RN Tanki,
minimal sheet=5mm, Celynder, based
ISE Tank,
UNP,
5.6 PIPA BBM Pipa BBM; Black Steel Pipe (BSP) Setara Bakri
Standard ASTM A53/120 pipe,SPS,KHI-
Pipe,Spindo,
5.7. VALVE-VALVE Valve – valve, Valve test pressure class 10 kg/cm2, Setara KITZ, AFA,
khusus minyak/Oil Weaflo,Hettersly,
Class 10kg/cm2
Claval,
5.8 POMPA Pompa minyak, Sesuai gambar rencana, yang Setara Dunamis,
ditawarkan, lengkap panel control Aurora,
pompa. Flowserve,Wilo
(wiguna),
5.9 GROUNDING PeralatanGrounding Standar pentanahan maksimal 2 Setara
System Ohm, Conductor tembaga murni Furse,OBO,LPI,Rach
(surgearrester, (copper rod) lengkap peralatan bantu em RPG
ELCB,Counter dan accessories, bak Kontrol bahan
Straight). beton fc’19 Mpa, baja U.32, ukuran
bak kontrol 500x500x400mm,
AM
- Wave range LW 153 – 281 kHz (1960 – 1067 m)
MW 531 – 1602 kHz (565 – 187)
- Sensitivity 200 MV
- Selectivity 30 dB for 9 kHz off resonance
- IF rejection 60 dB
- Audio output 300 mV
- Power suppy main 220 VAC
voltage
- Jumlah unit 1 buah
8.6. Ceiling/Horn & - Power handling 6 W, dapat diperkecil menjadi 3/1,5 W Setara Bosch, TOA,
Coulum Speaker capacity AllcoYNS, Honnywell
- Tegangan input 100 V
- Frekwensi range 75 – 11.000 Hz
- Sound Pressure 96 dB pada 1W, max 104 dB pada
Level 6W
- Type Circular (bulat) dan flush mounting
pada langit-langit (ceiling) atau sesuai
gbr perencanaan.
- Inpedance 6 Ohm
8.7. Volume Control / - Kapasitas volume 6 W, 36 W Setara Bosch, TOA,
Attenuator control AllcoYNS, Honnywell
- Volumen control
harus dapat
mengecilkan level
suara dari 0 – 18 dB,
dengan batasan 3 dB
untuk setiap langkah
8.8. MDF & TB Eks Local standard
Pabrik
8.9. Kabel Distribusi Setara Supreme,
Kabelindo,
SinarEwindo
8.10. Conduit, Junction Setara
Box EGA,Supramas,
Boss,
Nama Kegiatan :
PE R B AI K AN PASAR – PASAR
Nama Pekerjaan :
PENYUSUNAN REVIEW DED
REVITALISASI PASAR JOHAR SELATAN
BANGUNAN CAGAR BUDAYA
Tahun 2020
DAFTAR ISI
i
Rencana Kerja & Syarat-Syarat Teknis (RKS)
Penyusunan Review Detail Engineering Design (DED) Revitalisasi Pasar Johar Selatan
Tahun Anggaran 2020
ii
Rencana Kerja & Syarat-Syarat Teknis (RKS)
Rehabilitasi Bangunan Pasar Johar Selatan
BAB I
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
PASAL 1
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN
Dalam melaksanakan pekerjaan , kecuali bila ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS)
ini, persyaratan teknis ini mengacu dan tunduk pada ketentuan dan peraturan yang tercantum pada :
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
3. Undang-undang Republik Indonesia No.26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang;
4. Undang-undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
5. Undang-undang Republik Indonesia No.28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung;
6. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentangPengadaan Barang/JasaPemerintah;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 01/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Cagar
Budaya yang dilestarikan;
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 18/PRT/M/2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan;
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang pedoman penyediaan dan
pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 29 th 2006 Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 26 th 2008 Persyaratan Teknis Proteksi Kebakaran;
14. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pengaturan Pasar Tradisional;
15. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Semarang Tahun 2011 – 2031;
16. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Penataan RuangTerbuka Hijau
(RTH);
17. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Bangunan Gedung;
18. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi
Kewenangan Pemerintahan Daerah Kota Semarang;
19. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Kota Semarang;
20. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 8 Tahun 2003 tentang Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL) Kawasan Kota Lama;
21. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 9 Tahun 2015 tentang APBD Kota Semarang Tahun
Anggaram 2016;
22. Peraturan Walikota Semarang Nomor 33 Tahun 2015 tentang Penjabaran APBD Kota Semarang
Tahun Anggaran 2016;
23. SK WalikotaSemarang Nomor 646/50/Tahun 1992 tentangBangunan Konservasi Bangunan-bangunan
Kuno/Bersejarah di Wilayah Kota,adya Daerah Tingkat II Semarang;
24. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan;
25. SNI 1726 2019 Tata cara perencanaan tahan gempa bangunan Gedung;
26. SNI 2847 2019 Persyaratan Beton Struktural utk Bangunan Gedung;
27. SNI 1729 2015 Struktur Baja mengacu AISC 2010;
28. SNI 1727 2013 Beban minimum utk perencanaan gedung dan struktur;
29. SNI 7973 2013 spesifikasi desain utk konstruksi kayu;
30. SNI 0225 2011 persyaratan umum instalasi listrik ( PUIL ) 2011;
31. SNI 8153 2015 Sistem Plambing pada bangunan Gedung;
PASAL 2
PENJELASAN GAMBAR, BoQ DAN RKS
1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar, BoQ (Bill of Quantity) dan RKS (Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat) termasuk tambahan dan perubahannya yang tercantum dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Gambar, BoQ dan RKS saling mengikat, Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan keadaan di
lapangan maka Kontraktor harus melaporkan ke Konsultan MK dan Konsultan Perencana atau
Pemberi Tugas (jangan mengambil inteprestasi sendiri).
PASAL 3
PERSIAPAN DI LAPANGAN
1. Apabila diperlukan, Kontraktor harus membuat tempat kerja dan perlengkapannya, los kerja, gudang
dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan berukuran minimal 4,00 x 6,00 m,
dengan menggunakan bahan-bahan sederhana, lantai semen, dinding papan atau triplek, atap
asbes dan dengan pintu-pintu yang dapat dikunci dengan baik.
2. Pembongkaran bangunan los kerja, gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman
pekerjaan, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
PASAL 4
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja berupa Jadwal
Pelaksanaan (Time Schedule).
2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan MK dan
Konsultan Perencana paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK diterima
Kontraktor.
3. Rencana Kerja yang telah disetujui akan diserahkan kepada Pemberi Tugas untuk persetujuan.
PASAL 5
KEAMANAN PROYEK
1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik proyek, pihak ketiga yang
ada di lapangan, baik terhadap pencurian maupun pengrusakan.
2. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung
jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran
waktu pelaksanaan.
3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk itu Kontraktor harus
menyediakan alat - alat pemadam kebakaran yang siap dipakai, diletakkan di tempat yang strategis
dan mudah dicapai.
PASAL 6
JAMINAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Sejumlah obat-obatan dan peralatan medis menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK) dalam keadaan siap pakai harus selalu tersedia di lapangan.
2. Kontraktor wajib menerapkan sistem manajemen Keselamatan Konstruksi sesuai dengan Surat
Edaran Menteri No.11/SE/M/2019.
3. Kontraktor harus menyediakan peralatan ’safety’ bagi pekerja (seperti helm, sepatu, sarung tangan,
ikat pinggang pengaman dll), yang harus digunakan oleh pekerja saat melaksanakan pekerjaannya.
4. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan serius,
Kontraktor harus segera membawa korban ke Rumah Sakit terdekat dan melaporkan kejadian
tersebut kepada Pemberi Tugas.
5. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua Petugas / Pekerja, baik yang berada di bawah kekuasaannya maupun
yang berada di bawah Pihak ketiga.
6. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak begi semua petugas dan
pekerja lapangan.
7. Kecuali untuk menjaga keamanan, membuat tempat penginapan bagi para pekerja tidak
diperkenankan berada di lapangan pekerjaan, tanpa ijin tertulis dari Pemberi Tugas.
8. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, wajib diberikan oleh
Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
PASAL 7
ALAT - ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat-alat kecil maupun besar, harus
disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum pekerjaan fisik bersangkutan
dimulai antara lain :
PASAL 8
TEMPAT TINGGAL PENYEDIA JASA DAN PELAKSANA
1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukan kerja di luar jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak,
Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telepon.
2. Alamat Kontraktor diharapkan tidak sering berubah-rubah selama pelaksanaan pekerjaan. Bila
terjadi perubahan alamat, Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis.
PASAL 9
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut
alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan,
pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan
selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna
sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.
1. Kontraktor wajib menyediakan Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang m e m i l i k i k o m p e t e n s i
yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan serta memahami prosedur kesehatan dan keselamatan kerja menurut bidangnya
masing-masing.
2. Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat
pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
3. Bahan-bahan bangunan harus tersedia dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
4. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong dengan membuat sumur
pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar.
5. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak.
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Konsultan
Perencana / Direksi.
6. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor / Pemborong dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Genset untuk pembangkit
tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara apabila sambungan
sementara PLN tidak memungkinkan dan harus atas petunjuk Konsultan Konsultan
Perencana.
PASAL 10
ORGANIASI PELAKSANAAN PROYEK
Organisasi pelaksanaan proyek sebagai dasar penyusunan jabatan manajerial harus meliputi sesuai tabel
berikut :
No Jabatan dalam Pengalaman Sertifikat
pekerjaan yang Kerja Kompetensi
akan (tahun) Kerja
dilaksanakan
Pelaksana
1. Manager 7 Ahli
Pelaksanaan Manajemen
Proyek Konstruksi
Madya
(601)
3. Manager 5 -
Keuangan
BAB II
SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS
PASAL 1
PENJELASAN UMUM
1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan ini adalah Penyusunan Review Detail Engineering Design
(DED) Revitalisasi Pasar Johar Selatan, Jalan Agus Salim, Kota Semarang.
2. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan
lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan termaksud.
3. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam Gambar Kerja, BoQ dan RKS, Gambar-
gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum yang disampaikan
selama pelaksanaan.
PASAL 2
DOKUMEN KONTRAK
2. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS, BoQ dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk memberitahukan/
melaporkannya kepada Konsultan MK dan Konsultan Perencana.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
2.1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail
yang diikuti.
BAB II SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS - 1
Rencana Kerja & Syarat-Syarat Teknis (RKS)
Rehabilitasi Bangunan Pasar Johar Selatan
2.2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
MK terlebih dahulu.
2.3. Bila tedapat perbedaan antara Gambar, RKS dan BoQ, maka Gambar yang diikuti kecuali bila
hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan MK.
2.4. RKS, Gambar dan BoQ saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedang di BoQ dan RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
2.5. Yang dimaksud dengan RKS, Gambar dan BoQ di atas adalah Gambar, Boq dan RKS
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing).
3. Bila akibat kekurang telitian Kontraktor dalam melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi
ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor harus
melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan MK tanpa ganti
rugi apapun dari pihak-pihak lain.
PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN
Rehabilitasi Bangunan Pasar Johar Selatan, secara umum meliputi pekerjaan Rehabilitasi Bangunan
Eksisting Cagar Budaya, selain itu juga pekerjaan ini meliputi Pekerjaan Pondasi Bore Pile, Pekerjaan
Retaining Wall, pekerjaan Arsitektur, Struktur, Mekanikal dan Elektrikal standar.
Uraian pekerjaan lebih detail seperti tercantum pada Pasal 4 Uraian Pekerjaan.
PASAL 4
URAIAN PEKERJAAN
PASAL 5
SARANA DAN CARA KERJA
1. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
2. Kontraktor harus melaksanakan penelitian struktur pada Bangunan Cagar Budaya untuk
memastikan kondisi struktur secara keseluruhan. Semua biaya yang ditimbulkan pada kegiatan
penelitian menjadi tanggung jawab Kontraktor
3. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan
jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat
atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu
menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
4. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen, pompa air,
timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
5. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan menggunakan
kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan,
metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak.
6. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh kontraktor sebelum suatu komponen konstruksi
dilaksanakan.
7. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan MK dan Konsultan Perencana
sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
8. Sebelum penyerahan pekerjaan pertama, Kontraktor pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar
sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
8.1. Gambar perencanaan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
8.2. Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahan.
9. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 7 harus diartikan telah memperoleh persetujuan Konsultan
MK setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
10. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan bagian
pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan pertama, kekurangan dalam hal ini
berakibat penyerahan pekerjaan pertama tidak dapat dilakukan.
12. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan
termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan
dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.
PASAL 6
PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN
1. Kontraktor pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk
barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir
komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
2. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana selambat-
lambatnya 7 hari setelah Surat Perintah Kerja (SPK). Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus
dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan MK.
3. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus
dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh
Konsultan MK.
PASAL 7
KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN
1. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini
dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta
ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.
2. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan contoh bahan
yang akan digunakan kepada Konsultan MK dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan.
3. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh
Konsultan MK tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan
selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
4. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan MK ternyata masih dipergunakan oleh Kontraktor,
maka Konsultan MK memerintahkan untuk membongkar kembali bagian pekerjaan yang
menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
5. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan MK berhak meminta
kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang
resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium,
Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan
tersebut.
6. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.
7. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan bahan-
bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal
mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.
7.1. Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan penyiraman
guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat organik
lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
7.2. Semen Portland (PC)
BAB II SPESIFIKASI TEKNIS KHUSUS - 6
Rencana Kerja & Syarat-Syarat Teknis (RKS)
Rehabilitasi Bangunan Pasar Johar Selatan
Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk penggunaan
dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagai atau
keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat yang
memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
7.3. Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam,
garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir urug.
Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah terletak
antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasir pasang. Pasir untuk
pekerjaan beton adalah pasir.
7.4. Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan bermutu
baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam SNI 2847 2019.
BAB III
SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN
PASAL 1
SITUASI / LOKASI
1. Lokasi proyek adalah kawasan Pasar Johar Selatan, Jalan Agus Salim, Kota Semarang. Proyek dan
halamannya akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat
Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan
tanah halaman proyek tersebut.
PASAL 2
AIR DAN DAYA
1. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
1.1. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan cukup, serta memenuhi syarat-
syarat kesehatan bagi semua Pekerja / Karyawan, baik yang berada di bawah
kekuasaannya maupun yang berada di bawah Pihak Ketiga.
1.2. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua
karyawan dan pekerja lapangan.
1.3. Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai jenis
pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam,
garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
1.4. Apabila tidak mungkin atau tidak cukup air kerja yang didapat dari perusahaan air minum
setempat, maka Kontraktor harus dapat mengusahakan dari sumber lain yang memenuhi
persyaratan diatas.
2. Kontraktor harus menyediakan daya listrik yang diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat
selama masa pekerjaan, atas tanggungan/biaya sendiri. Daya listrik sementara ini digunakan untuk
peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan
sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur
dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan.
Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan Konsultan MK. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir
sementara untuk keselamatan.
PASAL 3
SALURAN PEMBUANGAN
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah bangunan selalu
dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan ke
parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan MK.
PASAL 4
KANTOR KONTRAKTOR, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Kontraktor harus membangun tempat kerja dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja
(work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/karyawannya fasilitas sementara (tempat mandi dan
peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas
tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor, los kerja,
gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
PASAL 5
KANTOR PENGAWAS (DIREKSI KEET)
1. Kontraktor harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kerja sementara beserta
seperangkat furniture termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan yang ada harus
dalam kondisi yang baik.
2. Kontraktor harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan kantor tersebut beserta
peralatannya. Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran, kontraktor dapat menggunakan Direksi
Keet yang sudah ada dengan diadakan penyempurnaan dan perlengkapan peralatan.
PASAL 6
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek sehingga
mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dengan tiang setinggi 250 cm
atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau
memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.
PASAL 7
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR TERHADAP PEKERJAAN
1. Dimana persetujuan Konsultan MK diperlukan setiap pelaksanaan pekerjaan, tidak berarti bahwa
Kontraktor melepaskan tanggungjawabnya yang tercantum dalam kontrak.
2. Lokasi tempat pekerjaan dalam keadaan pada waktu penawaran termasuk segala sesuatu yang
berada dalam batas-batas yang ditentukan, diserahkan tanggung jawabnya kepada Kontraktor.
Namun demikian, semua benda yang ditemukan di lapangan, tetap milik Pemberi Tugas.
3. Kontraktor harus mengisi/menimbun kembali semua lubang-lubang dan bekas galian-galian yang
dibuatnya setelah selesai pekerjaan atau tidak diperlukan lagi untuk pekerjaan, serta harus bersih
dari segala sampah/kotoran-kotoran dan bahan-bahan yang tidak diperlukan lagi.
4. Pemberi Tugas, Konsultan MK berhak untuk mengadakan inspeksi ke setiap bagian pekerjaan.
Juga apabila sebagian pekerjaan dilaksanakan di workshop Kontraktor atau Sub Kontraktor, maka
Pemberi Tugas/Konsultan MK berhak pula untuk mengadakan inspeksi di tempat tersebut. Dalam
hal ini Kontraktor harus memberikan informasi, bantuan dan fasilitas lain yang diperlukan dalam
pemeriksaan secara teliti dan lengkap.
6. Pada waktu penyerahan pertama, seluruh pekerjaan diserahkan dalam keadaan sempurna/selesai,
termasuk pembongkaran pekerjaan-pekerjaan sementara, pembersihan halaman dan sekitarnya,
sesuai keinginan Pemberi Tugas / Konsultan MK.
PASAL 8
PIMPINAN PELAKSANA
1. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menempatkan seorang atau lebih sebagai
pimpinan pelaksanaan yang cakap, berpengalaman, bertanggung jawab atas jalannya pekerjaan
dan mempunyai wewenang/kuasa penuh untuk mewakili Kontraktor.
2. Dalam hal ini sebelumnya Kontraktor harus melaporkan secara tertulis kepada Konsultan MK,
mengenai nama, pendidikan dan pengalaman pimpinan pelaksana yang dimaksud.
3. Pemberi Tugas atau Konsultan MK berhak menolak pimpinan pelaksana tersebut berdasarkan
pendidikan dan kecakapannya. Dalam hal ini Kontraktor harus menempatkan orang lain
berdasarkan persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan MK.
4. Pimpinan pelaksana harus selalu berada di tempat selama pekerjaan berlangsung. Dalam hal ini
tidak hadirnya pimpinan pelaksana, Konsultan MK dapat melakukan tindakan yang dianggap perlu
demi keamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan. Dan atas tindakan ini, tanggung jawabnya
tetap dilimpahkan kepada Kontraktor.
5. Bila di kemudian hari menurut pendapat Konsultan MK dan Pemberi Tugas, pimpinan pelaksana
kurang mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan diberi tahu secara tertulis untuk
mengganti pimpinan pelaksana tersebut. Dalam waktu 7 ( tujuh ) hari setelah dikeluarkannya surat
pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk pimpinan pelaksana baru.
PASAL 9
PENUNJUKAN SUB-KONTRAKTOR
1. Penunjukan sub-Kontraktor hanya dapat dilaksanakan dengan persetujuan tertulis dari Pemberi
Tugas/Konsultan MK, itupun terbatas pada bagian-bagian pekerjaan khusus.
Kontraktor tidak diperkenankan untuk men “sub” kan seluruh pekerjaan yang tercantum dengan
kontrak, kecuali untuk penyediaan bahan-bahan.
2. Penyerahan pekerjaan kepada sub-Kontraktor harus dilakukan dengan kontrak tertulis, langsung
dengan Kontraktor.
Apapun yang tercantum dalam kontrak antara Kontraktor dan sub-Kontraktor, tidak dapat
menimbulkan ikatan antara sub-Kontraktor dengan Pemberi Tugas/Konsultan MK.
3. Dalam hal ini terdapatnya beberapa sub-Kontraktor, maka Kontraktor wajib melakukan koordinasi
agar pekerjaan berlangsung dengan sebaik-baiknya.
Kontraktor bertanggung jawab atas setiap kelalaian tindakan dan kesalahan dari setiap sub-
Kontraktor.
PASAL 10
KONTROL ATAS PEGAWAI
1. Kontraktor dan sub-Kontraktor harus mempekerjakan orang-orang yang teliti, ahli dan
berpengalaman. Dalam hal ini Kontraktor bertanggungjawab penuh atas segala pekerjaan,
pembuatan dan kelalaian orang-orang yang mempunyai hubungan kerja dengannya.
2. Direksi dapat secara tertulis langsung kepada Kontraktor, meminta dikeluarkan-nya setiap orang
yang dipekerjakan oleh Kontraktor atau sub-Kontraktor, dalam waktu 2 x 24 jam, yang berkelakuan
tidak baik, atau tidak berkemampuan atau melalaikan tugas-tugasnya.
PASAL 11
KESEJAHTERAAN PEGAWAI
1. Kontraktor harus memberikan jaminan sesuai dengan peraturan perburuhan, jam kerja dan lembur
harus disesuaikan pula dengan peraturan tersebut.
2. Kontraktor harus menyediakan makanan dan minuman yang sehat untuk para pekerja/karyawan,
pimpinan dan team Pemberi Tugas serta tamu-tamu yang ber-kepentingan dengan pelaksanaan
pekerjaan.
PASAL 12
KECELAKAAN DAN PETI PPPK
1. Kontraktor harus menyediakan peralatan keselamatan untuk kepentingan pekerja dan masyarakat
sekitarnya.
2. Jika terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib mengambil segala tindakan
guna kepentingan korban.
3. Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap guna pertolongan pertama, harus selalu berada di
tempat pekerjaan dan siap digunakan pada setiap saat.
PASAL 13
ALAT, BAHAN DAN TENAGA PEMBANGUNAN
2. Adanya perubahan merk bahan/alat yang telah ditentukan, hanya diperkenankan dengan
persetujuan terlebih dahulu dari Pemberi Tugas dan Konsultan MK, dan Kontraktor dapat
membuktikan bahwa bahan pengganti tersebut benar-benar setara dengan ketentuan semula.
3. Konsultan MK berhak untuk menolak setiap peralatan, bahan-bahan dan tenaga pembangunan
yang tidak cocok untuk pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana yang tercantum dalam kontrak.
4. Konsultan MK berhak untuk menolak setiap hasil pekerjaan yang tidak sesuai dengan kontrak, dan
berhak menuntut penggantian atau perbaikan yang harus dilaksanakan selambat-lambatnya 3 (tiga)
hari ditempat pekerjaan.
5. Jika ternyata Kontraktor mengabaikan atau melalaikan batas waktu yang telah ditentukan diatas
maka Pemberi Tugas berhak menentukan bahwa pekerjaan penggantian, perbaikan atau
pengeluaran dilaksanakan oleh orang lain atas biaya Kontraktor, akibatnya ditanggung oleh
Kontraktor sepenuhnya.
PASAL 14
PENGUJIAN BAHAN DAN ALAT
1. Semua bahan, alat-alat dan perlengkapan yang akan diolah atau dipasang pada bangunan,
sebelum dipergunakan, dibeli atau dikirim jika perlu harus diuji/ditest, diperiksa dan dinyatakan lulus
dengan hasil oleh Laboratorium yang diakui.
harus dibongkar atau dikeluarkan atas perintah Konsultan MK dengan segala resiko sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
PASAL 15
LAPORAN
1. Kontraktor wajib membuat laporan harian dalam rangkap 3 (tiga), yang isinya :
1.1. Taraf kemajuan pekerjaan.
1.2. Jumlah dan jenis bahan-bahan, peralatan - peralatan yang didatangkan / dipakai / ditolak.
1.3. Jumlah tenaga menurut jenis keahlian/jabatannya.
1.4. Keadaan cuaca/hujan.
1.5. Penugasan-penugasan/perintah-perintah Konsultan MK.
1.6. Pekerjaan tambah kurang, dan sebagainya berdasarkan standar formulir yang telah
ditentukan.
1.7. Foto-foto proyek, berwarna minimal ukuran postcard dilengkapi dengan album. Foto-foto
yang menggambarkan kemajuan proyek hendaknya dilakukan sesuai dengan petunjuk
Konsultan MK setiap awal, pertengahan, dan akhir proyek. Pemotretan menggunakan
kamera digital. Hasil Pemotretan dicetak 2 x (1 set untuk Konsultan MK dan 1 set untuk
Pemberi Tugas).
3. Laporan tersebut diberikan file elektroniknya berupa CD-ROM kepada Pemberi Tugas/Konsultan
MK.
4. Kelalaian Kontraktor dalam menyampaikan laporan-laporan tersebut dapat dikenakan sanksi berupa
penundaan pembayaran.
5. Hasil-hasil dari laporan mingguan dibuatkan bagan kemajuan pekerjaan, untuk dapat
diperbandingkan dengan jadwal waktu pelaksanaan (Rencana Kerja) yang telah diajukan pada saat
permulaan pekerjaan.
PASAL 16
RAPAT-RAPAT RUTIN
1. Kontraktor wajib menghadiri rapat berkala seminggu dan setiap dianggap perlu, dipimpin oleh
Konsultan MK.
2. Dalam rapat tersebut dibicarakan hal-hal yang menyangkut koordinasi pekerjaan, jalannya
pekerjaan, baik keadaan cuaca, peristiwa-peristiwa khusus dan lain sebagainya.
3. Dalam rapat dibahas persoalan antara Kontraktor dan sub-Kontraktor dan atau supplier dan Pemberi
Tugas bertempat di ruang Direksi Keet yang telah disediakan Kontraktor, dan Kontraktor harus
menyediakan konsumsi pada setiap diadakan rapat dan juga jika sewaktu-waktu Pemberi Tugas dan
tamu-tamu yang berkepentingan atas pelaksanaan proyek hadir di lapangan.
4. Jika Kontraktor tidak menghadiri rapat-rapat teknis ini, maka kontraktor di-anggap lalai dan dapat
dikenakan sanksi-sanksi.
BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
1. PERSYARATAN UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahanbahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pondasi batu kali ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar.
1.2. Contoh Bahan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material :
batu kali, pasir untuk mendapat persetujuan dari Konsultan MK.
b. Contoh2 yang telah disetujui oleh Konsultan MK akan dipakai sebagai standar/pedoman
untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
c. Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui
oleh Konsultan MK.
1.3. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
a. Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih.
b. Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
c. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan.
1.4. Syarat Pengamanan Pekerjaan
a. Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum 3 hari setelah
pelaksanaan pekerjaan, pondasi harus dilindungi dari benturan keras dan tidak dibebani.
b. Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh
pekerjaan-pekerjaan lainnya.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Segala biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. SYARAT BAHAN
2.1. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dagang atau atas
persetujuan Konsultan MK. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak
dibenarkan untuk digunakan.
2.2. Pasir
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
2.3. Batu Kali
Batu kali yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat dalam SK. SNI 1991. Ukuran batu kali max. 20 cm.
2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali
dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila dipandang perlu,
Konsultan MK dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium Pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Batu kali yang digunakan untuk pondasi harus batu pecah, sudut runcing, berwarna abu-abu
hitam, keras, tidak porous.
3.2. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari kayu pada setiap
pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.
3.3. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal minimum 10 cm, disiram
dan diratakan, pemadatan tanah dasar harus sedikitnya mencapai 80% compacted.
3.4. Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 3 Pasir pasang. Untuk
kepala pondasi digunakan adukan kedap air campuran 1 PC : 2 Pasir setinggi 20 cm, dihitung
dari permukaan atas pondasi ke bawah.
3.5. Adukan harus mengisi rongga diantara batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian
dari pondasi yang berongga/tidak padat.
3.6. Untuk sloof dibagian atas pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap 1 m dengan
diameter besi minimum 10 mm.
3.7. Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pondasi batu kali dilakukan dalam jumlah meter kubik terpasang dan diterima
oleh pengawas pekerjaan. Jumlah meter kubik pasangan batu kali yang dipasang harus
dihitung dari volume aktual yang dipasang.
b. Jumlah material yang diterima, harus dibayar pada harga penawaran kontrak dengan Mata
Pembayaran dalam satuan meter kubik.
PASAL 2
PEKERJAAN PERKUATAN PONDASI
1. METODA PENGEBORAN
Drilled or Bored Cast In Place Method. Teknik boring ini sering dipakai dalam pelaksanaan
micropiles. Dimana pembuatan lubang dilakukan dengan metode boring dan drilling dan diikuti
dengan injeksi bahan grout.
Beberapa metode yang digunakan untuk pembuatan lubang (bor) :
1.1. Rotary Drilling
Pengeboran dengan cara ini memberikan lubang yang seragam dan lurus dan dapat
diterapkan pada bermacam-macam kondisi tanah maupun batuan. Pengeboran dilakukan
dengan memutar dan mendorong semacam mata bor (bit) kedalam tanah. Pecahan tanah
dinaikkan ke permukaan oleh tekanan dari cairan pengeboran (drilling fluid) melalui sebuah
pompa tekan. Cairan pengeboran ini dipompakan melalui stang bor oleh sebuah pompa tekan
(displacement pump atau mud pump) dan keluar dari lubang yang ada pada mata bor.
Cairan ini membantu mengangkut pecahan tanah ke permukaan agar pecahan tanah tersebut
tidak terkumpuldi dasar lubang. Setelah sampai di permukaan, suspensi ini diendapkan dalam
sebuah tangki agar pecahan tanah yang berat dapat mengendap, dan cairan yang bersih
disirkulasikan kembali oleh pompa tekan ke dalam lubang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengeboran:
a. Cairan Pengeboran
Cairan ini selalu dialirkan ke mata bor selama pengeboran berlangsung. Fungsi dari cairan
ini adalah:
- Menaikkan pecahan tanah akibat pengeboran ke permukaan
- Mendinginkan mata bor dan stang bor
- Mengurangi gesekan-gesekan mekanik
- Stabilisasi lubang bor agar tidak longsor
Pada saat bersamaan cairan ini tidak boleh mengakibatkan pelunakan tanah atau
desintegrasi dari tanah yang dibor.
Cairan pengeboran ada bermacam-macam jenis dan umumnya didasarkan atas:
- Air (air biasa atau campuran air dan bentonite)
- Minyak
- Udara atau uap
- Busa
Yang paling sering digunakan dalam pengeboran adalah dengan menggunakan air
dengan campuran bentonite (semacam lemping berplastisitas tinggi dan ekspansif) yang
disebut lumpur pengeboran (drilling mud). Penggunaan lumpur pengeboran lebih
diutamakan mengingat cairan ini lebih pekat sehingga kemampuan mengangkat pecahan
tanah lebih besar sekalipun pada putaran yang rendah. Terlebih lagi lumpur akan
mengulas (melapisi) dinding lubang bor sehingga kedap terhadap rembesan air. Dengan
demikian tekanan dalam lubang bor tetap terjaga.
Lumpur ini bias dirancang kepekatannya, tergantung dari jenis tanah yang dijumpai.
Tanah-tanah kepasiran memerlukan kepekatan yang tinggi. Umumnya berat jenis lumpur
diatur antara 1.05 – 1.2.
b. Mata Bor
Fistail bit digunakan pada pengeboran tanah lunak. Lubang untuk keluarnya cairan
pengeboran diarahkan ke atas agar semprotannya tidak mengganggu tanah yang lunak.
Drag bit, dengan mata dari tungsten, merupakan mata bor yang paling umum dipakai,
sedangkan tricone biasanya dipergunakan bila menjumpai tanah yang amat keras atau
batuan.
2. PERALATAN KERJA
2.1. Mesin Bor
Mesin bor yang dipergunakan merupakan mesin bor putar (rotary) dengan jenis spindle yang
dilengkapi dengan sistim hydraulic untuk penekanannya. Mesin bor yang dipergunakan harus
mampu menembus lapisan pelat beton bertulang pondasi bangunan lama dan mampu
melakukan pengeboran batu atau tanah minimum sampai kedalaman 50m. Untuk membatasi
polusi udara dan getaran selama pekerjaan berlangsung, pengeboran akan dilaksanakan
dengan penggerak utama elektromotor dengan kapasitas kapasitas 7,5 HP.
Ada beberapa jenis mata bor yang akan dipergunakan dan penggunaannya akan disesuaikan
dengan kondisi tanah dan batuan yang dijumpai di lapangan, antara lain :
a. Core-bit
Dipergunakan untuk menembus lapisan batu atau beton bertulang, core-bit dipasang di
ujung core barrel dengan diameter 20 cm. Core bit mempunyai mata tungsten atau
diamond, sesuai dengan kekerasan batu atau beton yang akan dibor.
b. Cross-biT
Dipergunakan apabila pengeboran menggunakan sistim basah atau “wash boring”, dimana
pengeboran dilaksanakan dengan bantuan air sebagai media pembilas dan pengangkut
tanah hasil pengeboran ke permukaan tanah.
3. SYARAT BAHAN
Material yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan perkuatan pondasi adalah sebagai berikut:
3.1. Pipa Baja
• Jenis pipa baja : Pipa Besi Galvanis Medium
• Diameter : 4 inch
• Ketebalan : 4.5 mm
• Kuat Tarik (Fu) : min 300 MPa
• Kuat Leleh (Fy) : min 195 MPa
• Modulus Elastisitas : 300.000 MPa
4. SYARAT PELAKSANAAN
4.1. Pekerjaan Persiapan
a. Penggalian pondasi kolom eksisting hingga mencapai permukaan pelat beton pondasi
b. Menentukan titik lokasi micropile yang akan dibuat
c. Memasang platform untuk dudukan mesin bor
d. Moving dan setting mesin bor di lokasi micropile
e. Pembuatan bak sirkulasi jika pengeboran akan dilakukan dengan sistim basah
b. Pengeboran dengan sistim kering atau “dry boring”, yang mana tanah dibor dengan
menggunakan mata bor spiral, mata bor diborkan dan diangkat setiap interval kedalaman
0,5 meter untuk dikeluarkan tanahnya. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang sampai
mencapai kedalaman rencana (5.5 m).
c. Pengeboran dengan sistim basah atau “wash boring”, dimana tanah dibor dan dihancurkan
dengan menggunakan mata bor “cross bit” disemprot air lewat lubang mata bor dengan
bantuan pompa lumpur 2 inch, sehingga tanah yang telah dihancurkan menjadi lumpur
dan terdorong keluar dari lubang bor. Jika pengeboran telah mencapai kedalaman
rencana, sementara itu mata bor dibiarkan tetap berputar dan sirkulasi lumpur bor tetap
berlangsung terus sampai beberapa menit untuk membersihkan lubang bor.
Jika ditemukan kondisi dimana terjadi keruntuhan pada dinding lubang galian maka sisitem
washboring diharuskan menggunakan air dengan campuran bentonite (semacam lemping
berplastisitas tinggi dan ekspansif) yang disebut lumpur pengeboran (drilling mud).
Penggunaan lumpur pengeboran lebih diutamakan mengingat cairan ini lebih pekat
sehingga kemampuan mengangkat pecahan tanah lebih besar sekalipun pada putaran
yang rendah. Terlebih lagi lumpur akan mengulas (melapisi) dinding lubang bor sehingga
kedap terhadap rembesan air. Dengan demikian tekanan dalam lubang bor tetap terjaga.
d. Pelaksanaan pemboran atau coring pelat beton pondasi eksisting agar dilakukan satu
demi satu agar tidak terjadi lubang perlemahan lebih dari satu lubang.
Pemasangan angkur pada permukaan pelat pondasi eksisting dan kolom existing, di awali
dengan menentukan posisi titik angkur setelah itu dilakukan pengeboran beton sedalam 10
cm dan kemudian dilakukan pembersihan lubang dengan kompresor dan sikat pembersih
lubang, dan lalu dimasukkan cairan chemical anchorageI ke dalam lubang secukupnya lalu
dimasukkan besi angkur yang sudah disiapkan dengan panjang dan banyaknya angkur
disesuaikan dengan gambar kerja
• Dinginkan bahan sebelum dicampurkan untuk menjaga suhu beton pada saat
pengecoran di bawah 32 deg C. Air pencampur dapat didinginkan, atau bongkah es
dapat digunakan untuk mengendalikan suhu beton, kandungan air yang berasal dari es
diperhitungkan sebagai air pencampur. Pendinginkan beton dengan menggunakan
nitrogen cair (es kering) boleh digunakan jika diijinkan oleh Pengawas.
k. Corkan beton segera setelah sampai di tempat. Pelihara permukaan beton yang
terbuka dan bekisting perpanjangan tiang dengan melembabkannya menggunakan
penyemprot, karung basah atau cara lain.
l. Jangan gunakan retarding admixture tanpa persetujuan Konsultan MK.
4.7. Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran perkuatan pondasi dilakukan dalam jumlah tiap titik terpasang dan diterima
oleh pengawas pekerjaan. Jumlah titik perkuatan pondasi yang dipasang harus dihitung
dari volume aktual yang dipasang.
b. Jumlah material yang diterima, harus dibayar pada harga penawaran kontrak dengan Mata
Pembayaran dalam satuan titik pekerjaan.
PASAL 3
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. SYARAT-SYARAT UMUM
1.1. Ketentuan.
Menunjukan pada persyaratan yang berlaku :
1) SNI-2847-2019 (Peraturan Persyaratan Beton Struktural untuk bangunnan Gedung)
2) NI. 8 - 1972 (Peraturan Standard Semen Indonesia)
3) ASTM (American Standard Testing of Material)
4) JIS (Japan Institute Standard)
5) SNI 8460-2017. Persyaratan Perancangan Geoteknik
Beton Struktural :
- Untuk mutu beton .f’c 45 Mpa Untuk perkuatan struktur ( Kolom & Slab)
- Untuk mutu beton f’c 30 Mpa Untuk Bored Pile, Pile cap & Tie beam
Untuk mencapai mutu beton tersebut, Kontraktor wajib membuat trial mix dan selanjutnya
Kontraktor membuat adukan sesuai dengan proporsi trial mix yang disetujui.
Penggunaan fly ash di gunakan antara 15 % sampai 20 % . sehingga pengetesan sesuai yang
di harapkan
Pengadukan.
Semua pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk yang berkapasitas tidak
kurang dari 500 liter dan dilengkapi dengan alat timbangan
2. BAHAN - BAHAN.
2.1. Semen.
Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merek yang disetujui dan yang dalam segala
hal harus memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia"
untuk beton klas I.
Dalam pengangkutan, semen harus terlindungi dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya
dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan
tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 10 cm dari lantai. Kantong
semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m, dan tiap pengiriman
baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan
menurut aturan pengirimannya.
2.3. A i r.
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang merusak
atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen dan dilakukan pengujian
air/laboratorium test.
2.4.3. Penyimpanan
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
2.4.4. Pemasangan
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari minyak, kotoran cat, karat
lepas, kulit lain yang merusak harus dihilangkan dengan kompresor sebelum
pengecoran. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak
dapat berubah atau bergeser pada waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan.
Tulangan besi beton dan penutup beton tingginya harus tepat.
rangka atau pekerjaan kayu halus. Alat yang salah penempatannya harus dipindahkan
jika memang diperintahkan oleh Pemberi Tugas dan ketetapan-ketetapan lain harus
diikuti untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
2.6.3. Toleransi.
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus dalam batas teleransi 1 cm.
Toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (cumulative).
Ukuran masing-masing bagian harus seksama dalam - 0,50 dan + 0,50.
2.6.7. Pengecoran
Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental, yang
dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran satu unit atau
bagian dari pekerjkaan harus dilanjutkan tanpa berhenti.
Tidak diperbolehkan melaksanakan pengecoran beton pada waktu hujan, kecuali jika
Kontraktor mengambil tindakan-tindakan mencegah kerusakan.
Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan adukan
berikutnya, permukaan yang tidak vertikal, vibrator harus dekat cetakan tapi tidak
menyentuhnya sehingga dihasilkan satu permukaan beton yang baik.
Tidak boleh menggetarkan satu bagian adukan lebih dari 24 detik, dan penggetaran
tidak boleh dilakukan lansung menembus tulangan dan bagian-bagian adukan yang
sudah mengeras.
2.6.9. Perawatan
Untuk melindungi beton dari cahaya matahari, angin dan hujan sampai beton itu
mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat harus diambil
tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang sudah terisi adukan beton harus dibasahi terus menerus
sampai cetakan dibongkar
b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari.
dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses pengadukan yang tidak bersamaan
waktunya. Referensi pada pasal paa SNI-1726-2019.
b. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling) paling sedikit 3 tiga buah
kubus percobaan.
Pengetesan kubus percobaan tersebut hanya boleh dilakukan di Lembaga-lembaga
Penelitian Bahan Bangunan resmi yang disetujui oleh Konsultan MK / Pemberi
Tugas.
Analisisa kekuatan berdasarkan pada rumus statistik sebagaimana tertera SNI-
1726-2019
2.6.13. Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran baja tulangan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima
oleh pengawas pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari
panjang aktual yang dipasang atau satuan berat dalam kilogram per meter panjang
untuk batang.
b. Pengukuran beton diukur dalam jumlah meter kubik terpasang dan diterima sesuai
dengan yang ditunjukkan pada Gambar oleh Pengawas Pekerjaan.
c. Jumlah material yang diterima, harus dibayar pada harga penawaran kontrak
dengan Mata Pembayaran dalam satuan kilogram untuk baja tulangan dan meter
kubik untuk beton.
PASAL 4
PEKERJAAN CETAKAN (BEKISTING)
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini, terdiri dari :
1.1. Bahan
1.1.1. K a y u :
Bekisting harus dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan sesuai dengan finishing
yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar.
Bekisting harus cukup mampu dalam menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan
daya lain yang diterima tanpa merubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan
yang bermutu baik atau plywood, tebalnya tergantung dari kualitas dan jarak rangka
pengikat cetakan tersebut.
1.2. Konstruksi
1.2.1. Cetakan Kayu :
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan getaran
yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat.
Cetakan harus dibuat sedemikian rupa sehingga mempermudah penumbukan-
penumbukan untuk memadatkan pengecoran beton tanpa merusak konstruksi.
panel . Kawat las yang digunakan haruslah kawat las bermutu tinggi, berukuran 3,25
mm, dari baja cellulose AC/DC, dan pengelasan dilakukan dari arah atas ke bawah.
• Bila menggunakan paku yang ditembakkan atau paku keeling biasa, dapat dipakai
paku yang berukuran l.k. 4 mm, dan panjang yang cocok sebagai pengganti setiap
las cantum.
Penyambugan panel floordeck arah memanjang, harus diperkuat dengan sekrup yang
dipasang dengan jarak antara sekrup maksimum 120 cm.
1.4. Ukuran.
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama disemua tempat sesuai
dengan ukuran yang diinginkan.
1.5. Steiger
"Steiger" cetakan harus dari kayu dolken dan tidak diperkenankan memakai bambu.
Kontraktor harus memberi tahu Pemberi pengawas / owner bilamana Kontraktor akan
bermaksud membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuan, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Kontraktor lepas dari tanggung
jawab.
PASAL 5
PEKERJAAN BETON KOLOM
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini, yang terdiri dari :
1.1. Beton kolom perbaikan
1.2. Beton Kolom Baru
PASAL 6
PEKERJAAN BETON PLAT LANTAI
1. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan semua peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini, terdiri dari :
1.1. Perbaikan Beton Slab
1.2. Beton Slab Baru
PASAL 7
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA
1. LINGKUP PEKERJAAN.
1.1. Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja seperti pelat-pelat, profil- profil,
baut-baut, angker-angker menurut kebutuhan sesuai dengan Gambar Rencana serta
persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
1.2. Semua pekerjaan pembuatan bagian konstruksi baja seperti sambungan-sambungan
pengelasan baik las sudut maupun las penuh dan lain-lain sesuai dengan Gambar Rencana
serta persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
1.3. Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti pemasangan semua
elemen-elemen rangka baja, pengecatan dan lain-lain sesuai Gambar Rencana serta
persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
2. PERSYARATAN UMUM.
2.1. Peraturan-peraturan :
a. Semua peraturan-peraturan/normalisasi-normalisasi yang dipakai harus yang berlaku di
Indonesia seperti PMI, dan lain-lain.
b. Semua pekerjaan baja pada bangunan ini harus memenuhi persyaratan dari AISC
'Specification for Fabrication and Erection
c. Semua pekerjaan baut (bolt) pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dari AISC
'Specification for Structural Joint Bolts'.
d. Semua pekerjaan las harus mengikuti 'American Welding Society Code for Arc Welding in
Building Construction Section 4'.
2.2. Teknis
a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum dalam Gambar Rencana.
b. Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi baja yang tidak
tercantum dalam Gambar Rencana harus dilengkapi oleh Kontraktor dan harus dinyatakan
pada Shop Drawing. Untuk itu Kontraktor harus memintakan persetujuan dari Konsultan
MK sebelum memulai pekerjaan tersebut.
c. Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan-alasan tertentu yang berat dan
dapat diterima harus diajukan dan diusulkan kepada pengawas/owner untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan MK dan Konsultan Perencana.
d. Semua perubahan-perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.
e. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing, fabrikasi
dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian-bagian konstruksi.
f. Bahan struktur baja harus difabrikasi di Workshop.
g. Semua baut, baik yang dikerjakan di workshop maupun dilapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.
h. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan dan ketinggian daerah-daerah lain-nya
harus diukur dengan Theodolite oleh Kontraktor dan disetujui oleh pengawas/owner
i. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu pemasangan yang
diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian Kontraktor harus dilaksanakan atas beban
biaya Kontraktor.
j. Kekurang tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki dan
bila perlu diganti dengan yang baru kesemuanya atas biaya Kontraktor.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
3.1. Shop Drawing
a. Shop Drawing yang buat harus memperlihatkan semua informasi mengenai dimensi pelat,
tebalas dan jenis sambugan las yang dipergunakan.
b. Pada setiap shop drawing harus dilengkapi dengan daftar material yang gunakan berserta
berat material yang dipakai.
c. Pada setiap shop drawing harus dicantumkan kualitas dari material baja dan las yang
digunakan.
d. Semua pekerjaan pemotongan dan fabrikasi baja harus terlebih dahulu disetujui oleh
pengawas/owner yang dalam hal ini adalah persetujuan shop drawing.
3.2. Pengelasan
a. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman. Kontraktor wajib
menyerahkan sertifikat keahlian-keahlian dari masing-masing tukang lasnya. Sertifikat
kelas A untuk tenaga ahli yang mengerjakan bagian-bagian konstruksi ini.
b. Walaupun demikian apabila ternyata pada saat pengerjaan yang sebenarnya dicapai hasil
yang kurang memuaskan, maka tenaga pengelasan tersebut harus diganti.
3.3. Sambungan
a. Sambungan-sambungan yang dibuat harus mampu memikul gaya-gaya yang bekerja,
selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan batang.
b. Lubang baut harus lebih besar 0,5 mm dari pada diameter luar dari baut. Jika baut
dikerjakan di workshop, maka cara melubangi boleh langsung dengan alat pengerek
c. Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang baut dan antara baut itu
sendiri harus dapat memikul gaya-gaya dan dapat dengan cepat meneruskan gaya
tersebut.
d. Khusus untuk lubang baut dengan bentuk oval harus dijamin dapat terjadi pergeseran
kearah memanjang dari bentuk oval tersebut.
3.4. Pengecatan
a. Semua bahan struktur baja harus dicat, sebelum dicat semua permukaan baja harus
bersih dari kotoran-kotoran ataupun minyak-minyak. Pembersihan dilakukan dengan
menggunakan Wire Brush dengan minimum mencapai SA-2, terkecuali untuk profil baja
yang merupakan cold formed steel dengan tebal lebih kecil dari 4 mm, pembersihan
permukaannya menggunakan wire brush sampai mencapai ST-3.
b. Permukaan profil setelah di sand blast, pengecatan dasar pertama sudah harus dilakukan
paling lambat 4 jam setelah dilaksanakannya sand blast.
c. Sebelum mulai pengecatan, Kontraktor harus memberitahukan kepada pengawas/owner
untuk mendapat persetujuan.
d. Cat dasar pertama dengan merk seperti tercantum dalam persyaratan bahan, dilakukan di
work shop dengan sistem air less spray, dengan cat dasar kedua dan cat finish dilakukan
di site dengan sistem air less spray atau sesuai dengan persyaratan cat yang dipakai.
e. Pada lubang-lubang high strength bolt dan unfinished bolt sesudah dubersihkan,
permukaan baja dilapisi 1 (satu) kali dengan cat yang ditentukan sebelum pemasangan
dan 1 (satu) kali setelah bolt selesai dipasang.
Pada metoda ini bertujuan untuk melihat kualitas dari las yang harus dilakukan
sebagai berikut :
• Pemeriksaan visual, pemeriksaan ini harus dilakukan pada semua bagian dari
struktur baja.
• Pemeriksaan dengan X-Ray
Pemeriksaan ini dilakukan pada sambungan las antara web dan flens pada profil
dari pelat tersusun dan pengelasan dengan full penetration. Untuk pemeriksaan
sambungan pada pembuatan dari pelat tersusun dilaksanakan secara random
dengan jumlah 5 % dari banyak pengelasan.
b) Destructive testing
• Pengujian las antara web dan flens.
Metoda dan prosedur pengujian berdasarkan JIS G 3353 (1978) yang secara prinsip
dapat digambarkan sebagai berikut :
Profil yang diuji dipotong memanjang minimum 30 mm
in)
(m
mm
30
P P
P P
Pembebanan dilakukan sampai terjadi retak pada bagian web dan flens.
Elemen yang akan diuji diambil pada bagian flens dari profil :
1/4 B
Bentuk dan ukuran dari test piece mengikuti pengujian nomor 1 A dari JIS Z 2201 :
P R
3.6. Peralatan
a. Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai type yang sesuai dengan
yang dibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las dapat memuaskan.
b. Peralatan tersebut harus mencapai kapasitas 25-40 volt dan 200-400 ampere.
3.7. Pengukuran dan Pembayaran
a. Kuantitas penyediaan baja struktur yang kan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah
dalam kilogram baja struktur yang telah tiba di tempat dan diterima. Untuk menghitung
berat nominal dari baja maka bahan-bahan tersebut dianggap mempunyai berat volume
7850 kilogram per meter kubik. Berat logam lainnya harus sebagaimana yang ditunjukkan
dalam Gambar untuk disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
b. Berat bahan yang dihitung harus merupakan berat nominal dari pekerjaan baja yang telah
selesai dikerjakan, terdiri atas pelat, bagian-bagian yang dirol, sambungan geser,
pengaku, penjerpit, pelat sambungan dan semua perlengkapan, tanpa adanya
penyimpangan yang diizinkan atas berat standar atau dimensi nominal dan termasuk berat
las, batu, mur, ring, kepala paku keling dan lapisan pelindung.
c. Kuantitas pekerjaan baja struktur akan dibayar pada Harga Penawaran per satuan
pengukuran untuk Mata Pembayaran dalam satuan kilogram.
PASAL 8
PEKERJAAN PERKUATAN STRUKTUR PASAR JOHAR SELATAN
1. STEGER
Struktur yang mau diperbaiki disupport dengan baik dan benar supaya tetap aman
Sistem perbaikan yang dilaksanakan adalah dengan cara mengganti tulangan dengan
tulangan yang baru kemudian dipasang bekisting setelah itu digrouting jacketing dengan
menggunakan material grouting khusus. (Data teknis terlampir).
4.2. Peralatan : Tabung pumping grouting, Air Compresor, Mixer, Mixing Pail dan Gelas ukur.
- Apabila semua nipel dan retakan beton sudah terisi epoxy, proses injeksi dihentikan
- Nipel ditutup agar epoxy tidak turun lagi.
5.4. Finishing
Setelah epoxy berumur 24 jam, seluruh nipel dan selang yang menempel dipermukaan beton
digerinda sehingga permukaan beton bersih seperti semula.
- Aplikasikan hasil mixing/ adukan resin ke permukaan lapisan komponen base yang telah
mengering.
- Rekatkan pelapisan FRP yang telah dipotong sesuai ketentuan dalam perhitungan dan
gambar ke permukaan resinyang masih dalam keadaan basah.
- Pemasangan pelapisan FRP harus dalam keadaan tegang, dengan cara diregangkan
kedua ujungnya, kemudian ditekan ke permukaan lapisan perekat dengan menggunakan
spatula dari plastik, ditekan secara merata dalam satu arah. Pastikan tidak ada bagian
yang terlipat atau udara yang terjebak di dalamnya.
- Setelah pelapisan FRP yang dipasang melekat dengan sempurna selama minimum 30
menit, kemudian aplikasikan resin ke permukaan pelapisan FRP tersebut sebagai proses
impregnasi. Proses impregnasi dilakukan hingga semua serat carbon fibre terbenam
dalam lapisan epoxy resin (total dosis ± 800 gr/m2).
- Apabila diperlukan pemasangan lapisan kedua dari pelapisan FRP, maka diberikan jeda
waktu minimum 24 jam.
- Pemasangan lapisan kedua dari bahan pelapisan FRP dilakukan dengan mengikuti
tahapan proses pada point 3 s/d 6 (tidak diperlukan menggunakan komponen base lagi).
6.4. Lain-lain
- Untuk pemasangan perkuatan pada daerah tumpuan balok, bahan pelapisan FRP
dipasang pada pelat lantai sisi atas dari balok dan naik ke atas kolom, kemudian
diaplikasikan pemasangan bahan pelapisan FRP secara melingkar kolom untuk
pengikatannya, sesuai dengan ketentuan dalam perhitungan mengenai arah dan
dimensinya.
- Untuk overlap panjang disyaratkan minimum 100 mm, sedangkan untuk overlap ke arah
samping tidak diperlukan sesuai ketentuan dalam technical data sheet.
- Produk Fosroc, Estop atau setara
6.5. Peralatan
- Scaffolding
- Mesin gurinda
- Slow speed electric hand mixer
- Paddle mixer
- Generator
- Kompressor
- Spatula
- Kuas / hair roller
- Gunting
- Alat bantu lainnya.
PASAL 9
PEKERJAAN PELAPIS KEDAP AIR / WATERPROOFING
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Tenaga kerja, material dan perlengkapannya
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi ini.
1.3. Garansi
Pekerjaan waterproofing ini harus dijamin kesempurnaannya dengan suatu masa garansi
selama 5 (lima) tahun, terhitung sejak serah terima yang menyatakan bahwa struktur tersebut
bebas bocor. Garansi tersebut meliputi garansi dari pihak Kontraktor dan juga dari pihak
Pemasok waterproofing yang dibuat secara legal dan jelas.
2. SYARAT BAHAN
2.1. Standar Bahan
Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik sesuai dengan yang disyaratkan
di dalam spesifikasi ini. Tidak diperkenankan mengganti tipe bahan dengan bahan lain
sehingga tidak sesuai dengan standar bahan yang sudah ditentukan.
3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Persetujuan bahan
Semua bahan sebelum dipesan harus disetujui oleh Konsultan MK. Untuk itu Kontraktor harus
memberikan contoh bahan dan brosur lengkap termasuk cara pemasangannya agar disetujui.
Persetujuan tersebut tidak membebaskan tanggung jawab Kontraktor akan kualitas dan
kesempurnaan pekerjaan.
BAB V
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA
1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu bata disusun ½ bata dan
satu bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
Lingkup pekerjaan pasangan bata ini meliputi :
a. Perbaikan pasangan bata
b. Dan lain–lain yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana
2. BAHAN
2.1. Batu bata (bata merah)
Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah setara Lokal Pasuruan, MHR, produksi
dalam negeri eks daerah setempat dan kualitas yang baik dengan ukuran 5 x 10,5 x 22 cm
atau ukuran standar yang dibakar dengan baik, warna merah merata, keras dan tidak mudah
patah, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu daerah mungkin tidak sama dengan
ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu
menyimpang.
Kualitas bata harus sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1941
Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu kepada Konsultan MK. Konsultan MK
berhak menolak bata dan menyuruh bongkar pasangan bata yang tidak memenuhi syarat.
Bahan-bahan yang ditolak harus segera diangkut keluar dari tempat pekerjaan.
2.2. Adukan
Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata.
Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir untuk dinding biasa, 1 Pc : 3 pasir untuk trasraam.
Semen PC yang dipakai adalah produk setara Semen Gresik/ SGC, Dynamix, Tiga Roda.
Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras, bukan
langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh digunakan
kembali.
Komposisi bahan beton rangka penguat dinding (sloof, kolom praktis, ringbalk) adalah 1 pc : 2
pasir : 3 kerikil.
Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (satu merek untuk seluruh
pekerjaan). Pasir beton harus bersih, bebas dari tanah/lumpur dan zat-zat organik lainnya.
Kerikil/split dari pecahan batu keras dengan ukuran 1 - 2 cm, bebas dari kotoran. Baja
tulangan menurut ketentuan PBI 1971.
3. PELAKSANAAN
Dinding harus dipasang (uitzet dengan peralatan yang memadai) dan didirikan menurut masing-
masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
Rencana.
3.1. Sloof, kolom praktis dan ringbalk
Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 15 x 20 cm, kolom praktis 12 x 12
cm, ringbalk 12 x 12 cm. Kolom praktis dan ringbalk diplester sekaligus dengan dinding bata
sehingga mencapai tebal 15 cm.
Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal minimum 2 cm yang
rata dan berkualitas papan baik.
Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-celah papan harus rapat sehingga
tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton mengalami
proses pengerasan.
3.2. Pasangan dinding bata
Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.
Tidak diperkenankan memasang batu bata apabila :
a. Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain
para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.
b. Yang ukurannya kurang dari setengahnya
c. Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian pemasangan
d. Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap
e. Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang beton praktis (kolom
dan ring balk)
Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan bentang
benang yang sipat datar. Kayu penopang harus cukup kuat dan benar-benar dipasang tegak
lurus.
Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm.
Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus dibuat balok
lantai 12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga
kerapihannya, baik dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen
harus diisi dengan aduk.
PASAL 2
PEKERJAAN PLESTERAN
1. KETERANGAN
Kecuali disebutkan lain, bahan penyelesaian atau penutup permukaan dinding/tembok bata dan
adalah plesteran. Pekerjaan plesteran mencakup pembuatan dan pemasangan plesteran pada
dinding-dinding tembok bata dan bidang-bidang beton, meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan
peralatannya. Semua permukaan plesteran dicat dengan cat tembok, kecuali disebutkan lain.
2. BAHAN
Komposisi bahan adukan sesuai dengan persyaratan, yaitu :
a. 1 pc : 3 pasir untuk permukaan beton dan dinding trasraam
b. 1 pc : 3 pasir untuk sudut dinding
c. 1 pc : 5 pasir untuk dinding bata
Semen PC yang dipakai adalah produk setara Gersik, Tiga Roda, Dynamix.
Bata merah yang dipakai adalah produk setara Lokal Pasuruan, MHR
3. PELAKSANAAN
3.1. Plesteran dinding bata
Sebelum diplester, permukaan dinding bata harus dibersihkan dan dibasahi dengan air,
siarnya dikorek sedalam 1 cm. Tebal plesteran minimum 1,5 cm dan maksimum 2 cm.
Plesteran diselesaikan dengan papan plesteran dan kayu perata atau sekop baja. Sudut-
sudut dibuat serapi-rapinya dan menyiku. Sambungan dari plesteran-plesteran harus mulus
dan lurus.
Dalam mendirikan dinding yang tidak berada dibawah atap, selama waktu hujan harus diberi
perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan bahan pelindung yang cukup
sesuai.
Selama proses pengeringan, plesteran harus disiram dengan air selama 7 (tujuh) hari terus
menerus.
3.3. Semua plesteran diselesaikan dengan acian semen PC dan digosok sampai rata dan halus
serta tidak berombak.
PASAL 3
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA KAYU
1. LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini meliputi
seluruh pekerjaan kusen jendela kayu dan lain-lain yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.
2. STANDARD
SNI 03-0675-1989, spesifikasi ukuran kusen, pintu kayu, jendela kayu, daun pintu kayu untuk
bangunan rumah dan gedung.
3. PERSYARATAN BAHAN
3.1. Jenis kayu yang dipakai :
a. Kayu yang dipergunakan adalah kayu Jati Jateng kelas 1. Digunakan untuk seluruh
pekerjaan kayu yang disebutkan dalam Gambar Rencana.
b. Harus benar-benar kayu mutu terbaik.
c. Tidak cacat seperti : bermata, retak-retak atau pecah yang dapat menurunkan mutu dan
keindahan kayu.
d. Warna coklat, dengan tekstur dan merata serta serat lurus sampai agak berpadu.
e. Pengeringan :
Pengeringan dengan dapur pengering dari kadar air 12 % dalam jangka waktu sekitar
12 hari. Suhu pengeringan yang disarankan adalah suhu 48 C – 77 C dengan kelembaban
nisbi 85 % - 40 %.
f. Kelas. Kuat I
Kelas. Awet I – II
g. Bending strength : 725 - 1100 Kg/Cm2
Compression strength : 425 - 650 Kg/Cm2
Kepadatan : 670 kg/m3
h. Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh Pemberi Tugas, Konsultan
MK/Konsultan Perencana.
c. Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul atau sejenisnya yang
telah disetujui Pemberi Tugas/ Konsultan MK.
d. Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu
e. Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap
menerima finish.
f. Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu baik
kualitas maupun jenisnya kepada Pemberi Tugas dan Konsultan MK untuk mendapatkan
persetujuan.
g. Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas dan Konsultan MK. Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus
mengganti atas tanggung jawabnya.
3.5. Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran kusen pintu dan jendela kayu diukur tiap unit yang terpasang dan diterima
oleh pengawas pekerjaan. Jumlah unit yang dipasang harus dihitung dari jumlah aktual
yang dipasang.
b. Jumlah material yang diterima, harus dibayar pada harga penawaran kontrak dengan Mata
Pembayaran dalam satuan unit pekerjaan.
PASAL 4
PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU BESI
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Kontraktor menyediakan material dan bahan, tenaga kerja dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik, sesuai dan
sempurna.
2. STANDAR
2.1. SDI : Steel Door Institute, USA
SDI – 100 – Recommended Spesification Standard Steel Door and Frames
3. SYARAT BAHAN
3.1. Bahan yang dipakai produksi setara Lion metal, Bostinco, Metalindo
4. SYARAT PELAKSANAAN
4.1. Pemasangan pintu hanya boleh dilaksanakan jika door closers, door stops, dan/atau door
holders bisa dipasang langsung setelah pemasangan pintu, guna mencegah pintu dari
kerusakan.
4.2. Daun pintu harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square), dengan disforsi diagonal
maksimal 2 mm.
4.3. Kusen harus terpasang rata dan menyiku (plumb and square), dengan disforsi diagonal
maksimal 2 mm.
4.4. Pastikan kusen telah diangkurkan dengan aman dan rigid pada tempat tumpuannya.
PASAL 5
ALAT PENGGANTUNG, TARIKAN DAN PENGUNCI
1. PERSYARATAN UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan
pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang
ditunjukkan/ disyaratkan dalam detail gambar.
1.2. Bahan
a. Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian 'hardware' akibat dari
pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Konsultan
Perencana/Konsultan MK untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin
nikel kesetiap anak kunci.
c. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan 'Backed Enamel Finish' yang
dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya.
Lemari berukuran lebar x tinggi adalah 40 x 50 cm, dengan tebal 15 cm berdaun pintu
tunggal memakai engsel piano dan handel aluminium.
2. SYARAT BAHAN
Bahan dan jenis penggantung, tarikan dan pengunci yang digunakan adalah :
2.1. Untuk pintu :
a. Hinge Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
b. Double cylinder Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
c. Door Closer Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
d. Door Stop Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
e. Floor Hinge Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
f. Lockcase Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
g. Lever Handle Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
h. Flush Bolt Produk Solid, Kenari Jaya, Dekkson atau setara
3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Engsel atas dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah dipasang ± 32
cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua
engsel tersebut.
3.2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang ± 28 cm dari permukaan pintu, engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
3.3. Pemasangan lockcase, handle dan door closer harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak
posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan MK. Apabila hal tersebut tidak tercapai,
Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
3.4. Door stopper dipasang pada dinding, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu terbuka.
3.5. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
3.6. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
3.7. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan Gambar
Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Didalam shop
drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk,
cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi pabrik.
3.8. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh Konsultan MK/Konsultan
Perencana.
4. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
4.1 Pengukuran alat penggantung, tarikan dan pengunci diukur tiap unit yang terpasang dan
diterima oleh pengawas pekerjaan. Jumlah unit yang dipasang harus dihitung dari jumlah
aktual yang dipasang.
4.2 Jumlah material yang diterima, harus dibayar pada harga penawaran kontrak dengan Mata
Pembayaran dalam satuan unit pekerjaan.
PASAL 6
PEKERJAAN KACA DAN CERMIN
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
1.2. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail
gambar.
1.3. Pengadaan Bahan
a. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-
proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan
pengembangan (Float glass).
b. Toleransi lebar dan panjang. Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi
seperti yang ditentukan oleh pabrik.
c. Kesikuan. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah
1,5 mm per meter.
d. Cacat-cacat
- Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.
- Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca).
- Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
- Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
- Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah
luar/masuk).
- Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis
timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berobah dan
mengganggu pandangan.
- Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
- Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
- Mutu kaca lembaran yang digunakan AA.
- Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.
2. SYARAT BAHAN
2.1. Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.
a. Clear glass, setara Mulia Glass, Asahi, Maruni Glass, tebal disesuaikan dengan gambar.
b. Clear tempered glass setara Mulia Glass, Asahi, Maruni Glass, tebal disesuaikan dengan
gambar.
c. Bahan untuk cermin menggunakan :
Clear Float Glass, tebal 6 mm, disatu permukaannya dilapisi (Chemical Deposited Silver).
Produksi : setara Mulia Glass, Asahi, Maruni Glass
Permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya.
2.2. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Konsultan Perencana/Konsultan MK.
2.3. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.
3. SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam buku ini.
3.2. Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian.
3.3. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Perencana/Konsultan MK.
3.4. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda
untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus
dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
3.5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca
khusus.
3.6. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 cm masuk kedalam alur
kaca pada kosen.
3.7. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan
cairan pembersih kaca, produk setara Windex.
3.8. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa malalui kosen, harus diisi
dengan lem silikon setara produk Dow corning USA. Warna transparant cara pemasangan
dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
3.9. Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan
retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
3.10. Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua yang
terpasang harus disetujui Konsultan Perencana/Konsultan MK, jenis cermin sesuai dengan
yang telah disebutkan dalam syarat pemakaian bahan material dalam uraian dan syarat
pekerjaan tertulis ini.
3.11. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong kaca khusus.
3.12. Pemasangan Cermin :
a. Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada klos-klos di
dinding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1 cm.
b. Pemasangan cermin menggunakan penjepit aluminium siku atau sekrup-sekrup kaca yang
mempunyai dop penutup stainless steel.
c. Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan pembersih yang mengandung
amonia, produk setara Windex.
PASAL 7
PEKERJAAN UBIN/TEGEL ABU-ABU (POLOS, GARIS, KASAR), BATU PARAS
DAN BATU ANDESIT BAKAR
1. KETERANGAN
Bagian ini mencakup semua pekerjaan Ubin Abu-abu, Batu paras dan Batu Andesit dalam
bangunan dan teras-teras termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam Gambar
Rencana dan RKS, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
2. BAHAN
2.1. Ubin abu-abu untuk lantai dan batu andesit untuk tangga type permukaan kasar / anti slip
ukuran 20 X 20 cm dan 30x30 cm Produk local kualitas terbaik. Corak dan warna penutup
lantai akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Perencana.
2.2. Ubin abu-abu tekstur kasar untuk lantai toilet menggunakan ukuran 16 x 16 cm ; dan batu
paras untuk dinding toilet ukuran sesuai spek gambar rencana. Corak dan warna ubin dan
batu paras akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Perencana
2.3. Sebelum ubin/tegel serta batu andesit dan batu paras dibawa ke tempat pekerjaan,
Kontraktor harus menyerahkan contoh dan katalog/persyaratan teknis operatif dari pabrik
pembuat kepada Konsultan MK/Konsultan Perencana untuk memperoleh persetujuan. Semua
material yang akan diipakai harus berada dalam kotak aslinya. Bahan yang akan dipasang
harus mulus dan bebas cacat.
2.4. Setiap perbedaan level permukaan harus dipasang nosing dengan bahan yang sama.
Sebelum dipasang, bahan nosing harus ditunjukkan kepada persetujuan Konsultan MK /
Konsultan Perencana.
3. PELAKSANAAN
3.1. Pemasangan Ubin/Tegel Abu-abu
Pemasangan Ubin Abu-abu, Batu Paras dan Batu Andesit lantai sebaiknya pada tahap akhir,
untuk menghindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan lantai yang
akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air. Tentukan tulangan dengan
mempertimbangkan tata letak ruangan / tangga / lantai yang ada. Pemasangan keramik lantai
dimulai dari tulangan ini. Sebelum dipasang, material lantai agar direndam dalam air terlebih
dahulu.
Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air. Adukan semen untuk
pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan dasar maupun di badan belakang
material lantai yang terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata – rata yang
dianjurkan adalah Semen : Pasir = 1 : 6, dengan ketebalan rata – rata 2 - 4 cm. Lebar nat
yang dianjurkan untuk lantai adalah 4 - 5 mm, dengan campuran pengisi nat (Grout) bahan
khusus AM 50. Bagi area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint. Bersihkan segera
bekas adukan dari permukaan ubin/tegel, dapat digunakan bahan pembersih yang ada di
pasar dengan kadar asam tidak lebih dari 5 %, setelah itu segera bersihkan dengan air
bersih. Karena sifat alamiah dari produk tegel, yang disebabkan proses pembakaran pada
temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa dan pastikan
ubin/tegel lantai yang akan dipasang mempunyai seri dan golongan ukuran yang sama.
3.2. Pemasangan
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan serapi-rapinya oleh ahli yang berpengalaman, sesuai
dengan petunjuk pabrik bahan yang bersangkutan dan Ruang Penyimpanan lainnya sesuai
finishing schedule.
4. PEMBAYARAN
4.1 Pengukuran ubin/tegel abu-abu (polos, garis, kasar), batu paras dan batu andesit bakar
diukur tiap meter persegi yang terpasang dan diterima oleh pengawas pekerjaan. Jumlah
meter persegi yang dipasang harus dihitung dari jumlah luasan aktual yang dipasang.
4.2 Jumlah material yang diterima, harus dibayar pada harga penawaran kontrak dengan Mata
Pembayaran dalam satuan meter persegi pekerjaan.
PASAL 8
PEKERJAAN PENGECATAN
1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya dilaksanakan dalam
pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik
yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. yang dicat adalah
semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan permukaan-permukaan lain
yang disebut dalam Gambar Rencana dan RKS.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan untuk
pekerjaan ini.
2. BAHAN
2.1. Umum
Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Konsultan MK, baik
mengenai kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan-bahan yang didatangkan ketempat
pekerjaan harus diberikan kepada Konsultan MK untuk contoh/pengujian. Contoh tersebut
akan diambil secara acak dengan disaksikan oleh Konsultan MK.
Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan Konsultan
MK tidak diperbolehkan. Tempat-tempat/kaleng-kaleng cat yang dimasukkan harus lengkap
dengan merk, nomor spesifikasi dan sebagainya. Selambat-lambatnya sebulan sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis dari semua bahan
yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan MK. Konsultan MK berhak menguji contoh-
contoh sebelum memberikan persetujuan. Warna-warna cat yang digunakan akan ditentukan
oleh Konsultan Perencana, Pemberi Tugas dan Konsultan MK.
3. PELAKSANAAN
3.1. Sebelum pengecatan dilaksanakan, lantai harus dicuci dan dijaga agar debu tidak
beterbangan. Alat pembersih seperti lap harus disediakan dalam jumlah cukup.
Sewaktu pelaksanaan pengecatan lantai harus ditutupi sedemikian sehingga terhindar.dari
cipratan-cipratan cat. Cipratan yang masih mengenai lantai dan bagian-bagian lain harus
langsung dibersihkan segera begitu pekerjaan cat pada bagian tertentu selesai.
diratakan dengan bahan penutup, tembok harus digosok dengan batu kambang sampai rata
dan halus. Pengecatan harus dilakukan dengan baik sesuai dengan petunjuk dari pabrik cat
yang bersangkutan, sampai terdapat warna yang rata.
b. Jumlah material yang diterima, harus dibayar pada harga penawaran kontrak dengan
Mata Pembayaran dalam satuan meter persegi pekerjaan.
PASAL 9
PEKERJAAN SANITAIR
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan pemasangan sanitair ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakainya/operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan wastafel, urinal, kloset, kran, perlengakapan kloset, floor drain, clean
out dan metal sink.
2. PERSYARATAN
2.1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Konsultan MK/Konsultan
Perencana beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
2.2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui
Konsultan MK/Konsultan Perencana berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
3. PELAKSANAAN
3.1. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan pemasangan sparing-
sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai Gambar Rencana.
3.2. Bila ada perbedaan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan
MK/Konsultan Perencana.
3.3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada perbedaan di tempat
itu sebelum perbedaan tersebut diselesaikan.
3.5. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
e. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar. Semua noda-
noda harus dibersihkan, baik waterpassnya dan sambungan-sambungan pipa tidak boleh
ada kebocoran-kebocoran.
4. TYPE BAHAN
a. Kloset duduk setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
b. Wastafel setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
c. Urinoir setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
d. Kran wastafel setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
e. Kaca cermin 5 mm bevel
f. Clean out SS finish
g. Floor drain setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
h. Paper holder setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
i. Kran setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
j. Hand dryer setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
k. Shower setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
l. Zink setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
m. Soap holder setara Toto, San-Ei, American Standar, produk lokal kualitas terbaik
PASAL 10
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup pekerjaan
seperti tercantum di Gambar Rencana dan terurai dalam buku RKS ini dari semua barang atau
bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan selesai menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
2. Semua bekas bongkaran dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak/site konstruksi.
PASAL 11
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Konsultan MK dan Kontraktor. Bila diperlukan akan dibicarakan bersama
Konsultan Perencana.
2. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum
sempurna, dan harus diperbaiki, semua barang/material bekas kerja yang tidak berguna harus
disingkirkan dari proyek.
3. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat
yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan benar-benar telah
sempurna.
4. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan pada penjelasan ternyata diperlukan,
akan dicantumkan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
BAB VI
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
PASAL 1
PERSYARATAN UMUM
1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis Mekanikal & Elektrikal pada bab-bab
selanjutnya. Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan
teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul lainnya dari
syarat-syarat umum, Proyek Revitalisasi Pasar Johar Selatan di Semarang, Provinsi Jawa
Tengah.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu
Gambar Rrencana atau spesifikasi perencanaan saja, Penyedia Jasa/Pemborong harus tetap
melaksanakannya tanpa ada biaya tambahan.
2. GAMBAR-GAMBAR
2.1. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
accessories dan fixture secara terperinci. Semua bagian diatas walaupun tidak
digambarkan atau disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh
Penyedia Jasa/Pemborong, sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.
2.2. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek.
Gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail “finishing” dari proyek.
2.3. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa/Pemborong harus mengajukan gambar-
gambar kerja dan detail (shop drawing) yang harus diajukan kepada Konsultan
MK/Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan
Penyedia Jasa/Pemborong untuk disetujui Konsultan MK/Pemberi Tugas dianggap
bahwa Penyedia Jasa/Pemborong telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi
dengan pekerjaan instalasi lainnya.
2.4. Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari
penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut
harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan tiga set lengkap gambar
blue print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings).
2.5. As built drawing harus diserahkan kepada Konsultan MK/Pemberi Tugas segera setelah
selesai pekerjaan.
3. KOORDINASI
3.1. Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus
bekerja sama dengan Penyedia Jasa/Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar
seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah
ditentukan.
3.2. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
5.2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong. Hal ini termasuk pula
peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan
oleh pabrik, juga harus disediakan oleh Penyedia Jasa/Pemborong.
8. CONTOH
Persetujuan harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan dipasang
disini untuk dimintakan persetujuan Konsultan MK. Semua biaya berkenaan dengan
penyerahan dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi tanggungan Penyedia
Jasa/Pemborong.
9. PENGETESAN
Penyedia Jasa/Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan
disini dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan
MK/Pemberi Tugas. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan
tersebut, merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong.
11.2. Selama masa garansi, Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan instalasi ini diwajibkan
untuk mengatasi segala kerusakan-kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya
tanpa ada biaya tambahan.
11.3. Selama masa garansi tersebut, Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan instalasi ini masih
harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.
Dalam masa ini Penyedia Jasa/Pemborong masih bertanggung jawab penuh terhadap
seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
11.4. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-
bukti hasil pemeriksaan atas instalasi, dengan pernyataan baik yang ditandatangani
bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan MK serta
dilampirkan sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang
berwenang.
11.5. Jika pada masa garansi tersebut, Penyedia Jasa/Pemborong pekerjaan instalsi tidak
melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian,
kekurangan selama masa garansi, maka Konsultan MK berhak menyerahkan pekerjaan
perbaikan/kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya dari Penyedia
Jasa/Pemborong yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
11.6. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Penyedia Jasa/Pemborong harus
mengadakan semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada calon
operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas.
12. LAPORAN-LAPORAN
12.1. Laporan Harian :
Penyedia Jasa/Pemborong wajib membuat “Laporan Harian” & “Laporan mingguan”
yang memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara
jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangkap 3 meliputi :
- Kegiatan Fisik.
- Catatan dan perintah Konsultan MK/Pemberi Tugas yang disampaikan secara tertulis.
- Hal-hal yang menyangkut masalah :
• Material (masuk/ditolak)
• Jumlah tenaga kerja
• Keadaan cuaca
• Pekerjaan tambahan / kurang
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu
depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada
Konsultan MK/Pemberi Tugas untuk diketahui/disetujui.
15.3. Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Konsultan MK.
19. PENJAGAAN
19.1. Penyedia Jasa/Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus
menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat
kerja yang disimpan di tempat kerja (gudang lapangan).
19.2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut
diatas, menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa/Pemborong.
24. PENGAWASAN
24.1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultan MK.
24.2. Pada setiap saat Konsultan MK atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi,
memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Penyedia Jasa/
Pemborong harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
24.3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetap luput dari pengamatan
Konsultan MK adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong.
24.4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja (08.00 sampai
dengan 16.00), dan hari libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut
menjadi beban Penyedia Jasa/Pemborong yang perhitungannya disesuaikan dengan
peraturan pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pemeriksaan tersebut harus
dengan surat yang disampaikan kepada Konsultan MK/Pemberi Tugas.
24.5. Di tempat pekerjaan, Konsultan MK menempatkan petugas-petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong, agar
pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian
Penyedia Jasa/Pemborong serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta cermat.
PASAL 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN AIR CONDITIONING DAN VENTILASI MEKANIK
1.8. Izin:
a. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa/Pemborong atas tanggungan
dan biaya Penyedia Jasa/Pemborong.
b. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain beserta keterangan-keterangan
resminya mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan
oleh Penyedia Jasa/Pemborong atas tanggungan dan biaya Penyedia
Jasa/Pemborong.
c. Penyedia Jasa/Pemborong harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat
yang dipatentkan, kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang
diperlukan untuk ini. Penyedia Jasa/Pemborong wajib menyerahkan surat pernyataan
mengenai hal ini.
2. LINGKUP PEKERJAAN :
Secara umum lingkup pekerjaan Sistem Tata Udara dan Ventilasi Mekanik ini meliputi
pengadaan, pemasangan, adjusting, testing dan pemeliharaan pekerjaan sesuai Spesifikasi
Teknis dan Bill of Quantity (BoQ) serta merupakan suatu bagian pekerjaan secara utuh dari
suatu system dan instalasi yang beroperasi dengan baik seperti yang disebutkan dibawah ini,
antara lain :
2.1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian unit AC-Split Duct/AC-Split Wall
Mounted dengan kapasitas, jumlah seperti tertera dalam gambar, indoor/outdoor unit
type sesuai dengan skedul peralatan lengkap dengan control temperature (remote),
Panel, Rubber spring, Refrigerant R-410A dan peralatan standar pabrik;
2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa untuk membuang air pengembunan (drainage) dari
Evaporator Blower Unit atau dari unit AC-Split Duct/AC-Split Wall Mounted sampai
pengoperasian, cara perawatan dan pendataan berkala yang perlu dilakukan untuk
peralatan AC-Split Duct/AC-Split Wall Mounted dan dimasukkan sebelum pekerjaan
diserah terimakan, sebanyak minimal 4 (empat) set, dicetak deluxe untuk disampaikan
kepada Pemilik/Wakil Pemilik proyek.
untuk menampung segenap pengembunan uap air dari koil pada kondisi
maksimumnya.
d. Koil Pendingin :
Koil pendingin harus dari tembaga dengan "fin" dari alluminium yang direkatkan
secara mekanis, Koil ini telah diuji terhadap kebocoran di pabriknya.
e. I s o l a s i :
Dinding unit ini hendaknya di-isolasi; mulai dari masuknya sampai keluarnya udara
pada unit. Isolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya harus cukup untuk
menghalangi terjadinya pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran udara dan
tahan api sesuai dengan persyaratan NFPA Standard 90-A. Tempat penampungan
air pengembunan harus disolasi untuk menghindari terjadinya proses pengembunan
dibagian luarnya.
f. Peredam Getaran :
Setiap kaki mesin harus dipasangkan ”peredam getaran” yang sesuai dengan
persyaratan pabriknya.
penunjang untuk melayani sistem pembuangan air (drain), wajib di-Isolasi, type Tube,
alluminium double sided dan tapes serta tidak terjadi pengembunan.
a. P e r a l a t a n :
Pipa kondensasi drain harus diperlengkapi dengan bak kontrol, leher angsa/U-Trap
serta peralatan lain yang diperlukan. Lapisan isolasi sampai sepanjang 2000 mm dari
unit AC atau sampai daerah dimana tidak terjadi pengembunan pada bagian luar
pipa. Bahan isolasi pipa harus dari jenis fibre glass, polyurethene atau styrofoam type
D.1 atau yang sejenis dari bahan tahan api (fire resistant) setebal 1" (inchi). Bagian
luar dicat sesuai dengan warna yang disetujui oleh Pemilik proyek/Perencana/MK.
b. Penembusan Dinding (Sleeves) :
Bilamana pipa menembus dinding, lantai dan lain-lain maka pipa harus diberi lapisan
getaran dan dilindungi, menggunakan pipa yang lebih besar ukurannya (sparing) dan
disela-sela pipa dilapisi bahan rubber seal;
4.2. Standar:
Sebagai pegangan pelaksanaan pekerjaan ini digunakan standard dari : THE GUIDE
dari ASHRAE, SMACNA dan NFPA No. 90 A.
4.3. Umum :
a. Gambar-gambar dan sfesifikasi hanya menunjukkan panjang tiap ukuran cerobong,
peralatan dalam ducting dan susunan jalur sistem cerobong udara. Bila ada
penyimpangan dari gambar kontrak yang dirasa perlu oleh Penyedia
Jasa/Pemborong, maka detail penyimpangan serta alasannya diserahkan secara
tertulis pada Pemberi Tugas / Konsultan MK / Konsultan Perencana untuk
persetujuannya.
4.4. Material:
a. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah : Galvanized Steel Sheet/Gauge atau
Baja Lapis Seng, dan semua pelaksanaan pekerjaan ini, haruslah sesuai dengan
persyaratan detail dan spesifikasi teknis yang diberikan. Selain dari itu harus pula
sesuai dengan persyaratan Standard dari SMACNA dan pabriknya.
b. Ketebalan lapisan seng (coating) pada Galvanized Steel Sheet adalah minimum
sebagai berikut :
Bjls QZ/SWT
100 2,50
80 2,00
60 1,50
4.5. Konstruksi:
a. Konstruksi persyaratan pelaksanaan instalasi Cerobong Udara :
▪ Sistem instalasi ini memakai Ductwork kecepatan rendah. Semua instalasi duct
harus dapat menahan kecepatan sampai 2.200 ft per menit dan tekanan statis
sampai 2,5 inchi air.
▪ Penyedia Jasa/Pemborong harus menguji instalasi ducting terhadap kebocoran
yang mungkin terjadi.
▪ Semua sambungan-sambungan yang terjadi harus serapat mungkin (air tight)
kalau perlu diberi penyekat (seal).
▪ Perubahan ukuran duct harus dengan persetujuan tertulis dari Pemilik proyek/
MK/ Perencana.
b. Ducting system yang tidak tertutup oleh dinding ataupun langit-langit (diluar
bangunan, di dalam coridor di ruangan yang tanpa langit-langit), harus dibuat dari
alluminium sheet diberi penguatan (bracing) yang baik dan ditumpu/ digantung pada
konstruksi bangunan secara kokoh. tebal duct adalah sebagai berikut (untuk seng
Bjls) :
c. Ducting system lainnya harus dibuat dari "Baja Lapis Seng" diberi penguatan
(bracing) yang baik dan ditumpu/ digantung pada konstruksi bangunan secara kokoh.
Tebal bahan duct adalah sebagai berikut (untuk seng Bjls) :
d. Dimensi cerobong udara yang tertera pada gambar dan spesifikasi adalah ukuran
dalam (clear internal sizes). Bilamana digunakan isolasi dalam, maka ketebalan
isolasi harus ditambahkan pada dimensi yang tertera dalam gambar perencanaan
sebagai ukuran yang sebenarnya dari cerobong udara tersebut.
e. Bilamana cerobong menembus dinding atau lantai, lubang kosong (free spece) harus
disekat dengan "felt gasket" atau "asbestos rope" dan dirapihkan dengan "sheet
metal angle flange" demikian rupa penutup lubang tersebut.
4.6. Belokan:
Semua belokan (elbow) harus dibuat sesuai dengan gambar dan spesifikasi-nya. Semua
belokan pada supply duct harus diperlengkapi dengan sudut-sudut pengarah (vanes)
sesuai dengan gambar spesifikasinya.
Semua belokan harus jenis "long radius elbow" kecuali keadaan tempatnya tidak
memungkinkan. Belokan tajam (90) harus diberi sudut-sudut pengarah (vanes) yang
berbentuk profil aerodinamis yang tepat. Belokan lengkung dengan jari-jari dalam lebih
kecil dari pada sisi duct, belokan harus diberi sudut-sudut pengarah tipis (single
thickness vanes).
b. Saluran cerobong dengan ukuran sisi lebih besar dari pada 50 cm (20 inches) harus
dipatah-patahkan (cross broken) serta diberi besi penguat. Rangka besi penguat
yang harus dipasang pada sisi-sisi cerobong harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
Tambahan besi penguat harus dipasang pula untuk cerobong yang lebih kecil, bilamana
ternyata cerobong masih melengkung. Semua duct (insulted) dengan lebar atau tinggi
lebih dari 90 cm dan semua duct (uninsulated) dengan lebar atau lebih tinggi dari 130
cm, harus diberi penguat siku memanjang dengan ukuran penguat yang sama dengan
rangka penguat keliling.
Duct dengan ukuran 90 cm dari galvanized steel, dapat digantung dengan strip
penggantung yang dibuat dari galvanized iron, dipasang pada rangka penguat (duct
bracing). Duct yang lebih dari 90 cm harus digantung dengan siku-siku (angle iron), dari
ukuran yang sama dengan ukuran rangka penguat (duct bracing).
Penggantung-penggantung tersebut tidak boleh berjarak lebih dari 2,40 m. Untuk
penggantung duct seperti dalam nomor diatas dengan tambahan bahwa tidak boleh
menempel dengan bahan besi/baja dan harus diberi sekat atau cincin (washer) dari pada
tembaga atau bahan non metal. Semua duct harus dibuat dengan sambungan-
sambungan pelat yang rata pada sebelah dalam dan rapih disebelah luarnya.
Sambungan-sambungan tersebut harus serapat mungkin (air tight) dengan lipatan dibuat
searah aliran udara dan tidak ada flens yang menonjol dalam aliran udara.
4.10. D a m p e r :
a. Pada setiap cerobong udara catu maupun return diffuser, grille register, fresh air
intake, grille, exhaust air grille harus terpasang "adjustable volume damper" yang
dapat diatur, dikunci dan tahan getaran sesuai dengan gambar spesifikasi.
b. Pada setiap cabang utama dari duct harus dipasang "volume damper" dari jenis
"butterfly" atau "multiple blade" dengan lebar blade maksimum 20 cm (8 inch). Setiap
volume damper harus dapat diatur dan ditetapkan (adjusted and set) dengan pengikat
yang tidak akan berubah oleh getaran.
c. Bahan damper/louver minimal dari Bjls 100 untuk frame dan Bjls 80 untuk daun
(blade) damper dan jarak/lubang antara sisi frame dengan ujung blade yang
diperbolehkan adalah 0,01 milimeter per 1 cm panjang sisi frame.
d. Pada setiap Ducting Return utama disediakan “fire dumper” dari jenis Butterfly, setiap
fire fire damper dapat bekerja dengan baik.
Ducting harus terpasang rapih, tidak ada kebocoran dan digantung ke plat lantai dengan baik
dan benar sesuai spesifikasi teknis.
Pekerjaan ducting AC ini tidak diperkenankan terlalu banyak Offset dan belokan yang tajam
sehingga akan mengurangi aliran udara dan menimbulkan noised dan turbulency didalam
ducting.
Ducting terbuat dari bahan sand witch panel anti bacteria dilengkapi dengan material bantu
penunjang sehingga saluran udara dapat berfungsi dengan baik .
Thickness of Panel : 20 mm
Working Temperature : - 60 + 80 oC
Humidity : 0 - 100 %
• Duct Tape
• Hanger steel angle dan Support Long Drat galvanized.
• Semua duct udara supply dan duct udara balik untuk sistem air conditioning dan
refrigeration harus diberi lapisan isolasi sesuai dengan gambar-gambar
spesifikasi.
• Semua duct yang diexpose terhadap penglihatan (bahan alluminium sheet), harus
diberi lapisan isolasi dalam tebal 1" fibre glass atau styrophor yang fire resistant
dan self extinguishing sesuai persyaratan ASTM-C 166. Ducting tidak perlu diberi
lapisan isolasi luar.
• Duct yang berada dibawah atap atau pada lantai teratas harus dilapisi isolasi
dalam tebal 1" bahan fibre glass setebal 2 inches (5 cm) yang kepadatan
minimumnya satu pound per kubik feet atau dengan suatu lapisan isolas panas
lainnya yang ekuivalent khusus untuk instalasi air conditioning/ refrigeration
dengan harga koefisien perpindahan panas konduksi maksimum 0,23 pada suhu
udara rata-rata 75 F sesuai dengan persyaratan ASTM 166 dan tahan api (fire
resistance).
Duct ini hendaknya dilapisi dengan suatu lapisan "weather proof vapour barrier"
seperti alluminium foil dua sisi yang tahan api (fire resistance) dan diperkuat dengan
adhesive band serta kraft paper dengan pemasangan yang menjamin keawetan dan
tidak menimbulkan kebocoran. Untuk duct yang tidak berada dibawah atap atau tidak
pada lantai teratas, tebal lapisan isolasi adalah 1 inch (2,5 cm Btu-in/Hr.SQFT.F)
dengan lapisan "vapour barrier" alluminium foil satu sisi (single sided) yang tahan api
(fire resistance) diperkuat dengan adhesive band.
• Isolasi Duct yang berada diluar :
Semua duct yang keluar dari bangunan dan dipengaruhi langsung oleh cuaca
harus diberi lapisan isolasi dari fibre glass setebal 5 cm (2 inches) dengan
kepadatan minimum satu pond per kubik feet atau dengan lapisan isolasi thermis
lainnya yang ekuivalent dan khusus untuk instalasi air conditioning yang memiliki
harga koefisien perpindahan panas konduksi maximum 0,23 pada suhu udara
rata-rata 75 F sesuai dengan persyaratan dari ASTM-C 166 dan tahan api (fire
resistance).
Duct hendaknya dilapisi dengan lapisan "weather proof vapor barrier" seperti
alluminium foil dua sisi yang tahan api (fire resistance) dan diperkuat dengan
adhesive band dan "kraft paper" dengan pemasangan yang menjamin keawetan
dan tidak menimbulkan kebocoran. Hendaknya duct ini ditutup/ dilapisi kembali
dengan "galvanized steel gauge" (BjLS 80), multiplek, teakwood, atau lainnya
sesuai dengan permintaan Pemberi Tugas / Konsultan MK / Konsultan Perencana
atau pihak yang berwenang untuk hal ini.
• Isolasi Cerobong Udara Utama :
Semua cerobong udara utama, udara keluar maupun masuk mesin atau fan atau
Indoor Unit diberi lapisan isolasi dalam. Isolasi-isolasi dalam ini berupa lapisan
fibre glass setebal 2,5 cm (1") yang kepadatan minimumnya satu pound per kubik
feet dengan harga koefisien perpindahan panas konduksi maximum 0,23 pada
suhu rata-rata 75 F sesuai dengan pesyaratan ASTM-C 166 dan tahan api (fire
resistance).
Duct ini hendaknya dilapisi dengan kain dan ditutup dengan kawat kasa halus.
Isolasi dalam juga dapat dari bahan styrophor yang tidak mudah terbakar dan
tidak menghasilkan gas beracun bila terbakar, dengan tabel 1" (self extinguishing).
Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan untuk memperbesar ukuran cerobong-
cerobong tersebut.
• Persyaratan Pemasangan Isolasi :
Isolasi harus dilekatkan pada dinding cerobong dengan perekat yang baik secara
merata. Pada semua sambungan, flanges dan lain-lain maka isolasi harus ditutup
dengan "alluminium seal". Untuk ukuran duct berukuran 75 cm (30 inches) keatas
maka isolasi harus dibelit dengan kawat “Spinle Pin” untuk memperkuat
penempelannya. Pada tempat-tempat yang tertekan maka isolasi harus dilindungi
dengan BjLS 80 agar tidak rusak.
antara kayu dan isolasi harus rapat dan memakai perekat, selanjutnya pada
sambungan tersebut dibalut dengan adhedive alluminium foil tape selebar 8”.
g. Perlindungan isolasi terhadap kerusakan.
Untuk pipa dan alat bantu pipa (aksesories) di ruang AHU, ruang Chiller dan . ruang
terbuka dan terkena hujan, harus memakai pelindung metal Jacketing dari bahan
alluminium tebal 0,5 mm, dengan system sambungan sedemikian rupa sehingga air
hujan tidak bisa masuk dan merembes kedalam pipa.
h. Seluruh isolasi untuk valve, flens, belokan maupun fittings harus menggunakan
isolasi type "Carved blocks" dengan kondisi persyaratan seperti pada isolasi
memanjang.
Sebagai acuan ketebalan isolasi untuk masing-masing diameter pipa, sebagai berikut :
1. … s/d 25 25
2. 32 s/d 50 25
3. 65 s/d 80 40
6. 300 keatas 50
5.5. Finishing:
Seluruh pemipaan lengkap dengan isolasi, bila berada diluar bangunan atau yang
langsung terkena sinar matahari harus diberi lapisan akhir (jacket) metal yang terbuat
dari bahan alluminium dengan sistem instalasi "Lock On", ketebalan bahan 0,6 mm,
sedang sambungan-sambungan harus kedap air.
5.6. Lain-Lain :
a. Penyedia Jasa/Pemborong harus membuat lubang-lubang berpintu (access
doors/opening) untuk pemeriksaan dan pemeliharaan katup-katup, alat-alat pengatur,
filters, fire dampers dan untuk pengukuran-pengukuran kecepatan atau tekanan,
pada bagian-bagian penting dari sistem duct. Pintu dari lubang-lubang tersebut harus
dibuat dari sheet metal dengan tebal tidak kurang dari 20 US Gauge dan terus dapat
menutup dengan rapat dengan diberi perapat (gasket) dari karet.
b. Walaupun gambar-gambar rencana duct harus diikuti setepat-tepatnya arah (run) dan
ukuran-ukuran duct hanya boleh dirubah dengan persetujuan Konsultan Perencana
agar tinggi langit-langit tidak berubah/terganggu. Penyedia Jasa/Pemborong
diharuskan koordinasi dengan pihak lain untuk hal ini.
c. Penyedia Jasa/Pemborong diharuskan memberikan contoh bahan yang akan
digunakan dalam proyek ini yang diserahkan pada Pemberi Tugas / Konsultan MK /
Konsultan Perencana dan pemberi tugas untuk persetujuannya dalam jangka waktu
14 (empat belas) hari setelah Surat Perintah Kerja dikeluarkan. Contoh harus disertai
lengkap dengan merk dan spesifikasi bahan (tebal, berat dan lapisan).
6.2. Standar:
Sebagai pegangan pelaksanaan pekerjaan ini digunakan standard dari : THE GUIDE
dari ASHRAE, SMACNA dan NFPA No. 90 A.
6.3. Umum:
a. Gambar-gambar dan spesifikasi hanya menunjukkan dimensi, peralatan dan
susunan/lokasi dari diffuser, grille atau register yang harus dipasang. Bila ada
penyimpangan yang dirasa perlu oleh Penyedia Jasa/Pemborong, maka detail
penyimpangan serta alasannya harus diserahkan secara tertulis pada Pemberi Tugas
/ Konsultan MK / Konsultan Perencana untuk persetujuannya.
b. Penyimpangan yang telah disetujui dilaksanakan pekerjaannya oleh Penyedia
Jasa/Pemborong tanpa tambahan biaya kecuali hal tersebut menyebabkan
perubahan design atau kebutuhan.
c. Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan membuat gambar kerja (shop drawing) yang
disetujui Pemberi Tugas / Konsultan MK / Konsultan Perencana sebelum pelaksanaan
pekerjaan instalasi dilaksanakan.
6.4. Material:
Bahan diffuser, grille dan register yang dapat diterima adalah dari "alluminium anodized-
profile" dengan ketebalan minimum 18 US Gauge.
6.5. Pemasangan:
Penyedia Jasa/Pemborong ini harus menyediakan semua duct register boxes, duct
adapters grilles, diffuser dan peralatan-peralatan tambahan lainnya, sehingga instalasi
lengkap terpasang dan dapat bekerja dengan baik. Seluruh unit diffuser, grille dan
register harus mempunyai Noise level criteria tidak lebih dari NC 40.
Selama diffuser dan grille belum dipasang pada waktu instalasi sistem duct sedang
dikerjakan semua "register boxes/plenum" dan ujung-ujung duct yang terbuka harus
ditutup sementara dengan rapat untuk mencegah masuknya kotoran.
Pemasangan diffuser dan grille harus tepat berdasarkan gambar. Seluruh diffuser dan
grille yang dipasang pada dinding tembok dan lain-lain harus mempunyai rangka
plesteran (plaster frame) agar dapat dipasang rata dan tidak retak. Seluruh diffuser dan
grille harus dipasang rapat dan diberi karet penyekat atau gasket.
Seluruh adjustable volume damper yang terpasang harus dapat diatur dan dikunci dari
luar.
Semua diffuser harus dari jenis "aspirating" dan memiliki "diffusing cone" minimal 4
(empat) buah. Diffuser yang dapat diterima adalah buatan lokal. Dibelakang dan bagian
dalam semua diffuser, grille dan register dicat warna hitam enamel setelah dilapis
dengan cat mula (prime coat).
6.6. Dimensi:
a. Ukuran-ukuran diffuser, grille dan register yang ada hendaknya disesuaikan dengan
keadaan. Ukuran dapat dirubahkan asalkan luas penampang sama atau lebih besar.
b. Ukuran-ukuran yang dapat dari "register boxes" atau "plenum" harus menunggu
ukuran-ukuran terakhir dari grille yang telah disetujui Konsultan Perencana.
Penempatan yang tepat/ sesungguhnya dari diffuser dan grille harus mendapatkan
persetujuan Konsultan Perencana. Diffuser harus dipasang dengan "equalizing
deflector dan damper" atau “opposite Blade Damper” (OBD).
7.2. Umum:
Berikut ini adalah secara umum mengenai ventilasi dan ventilator, untuk spesifikasi
teknis lain yang khusus adalah sesuai dengan tertera pada gambar skedul mesin.
Peralatan ventilasi harus dipasang sesuai dengan yang tertera dalam gambar dan/ atau
yang dipersyaratkan dibawah ini. Seluruh pemasangan ventilasi mekanik harus
memenuhi persyaratan setempat, ordonansi dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku.
Penyedia Jasa/Pemborong harus menyediakan dan memasang kipas angin (fan) sesuai
dengan gambar dan spesifikasi. Semua fan adalah dari jenis axial, propeller, centrifugal
atau ditentukan sesuai spesifikasi dinamis dan diuji oleh pabriknya. Setelah terpasang
fan tidak boleh menimbulkan suara yang berlebihan. Semua fan dipasang karet peredam
getaran sebelum dipasang.
Seluruh fan harus disetujui penggunaannya oleh Pemberi Tugas / Konsultan MK /
Konsultan Perencana pekerjaan pemasangan dapat dilakukan.
b. Fan dengan daya 1 Hp atau lebih kecil dapat berfasa "single phase".
c. Pada prinsipnya Exhaust Fan yang dipasang adalah Exhaust Fan dari type yang
umum digunakan, dimana :
Exhaust fan harus memiliki damper yang secara automatik bekerja dengan motor atau
dengan kata lain bila exhaust fan dimatikan (di-off) untuk dampernya harus dapat tertutup
dan sebaliknya.
Cara pemasangan dengan rangka kayu yang dibuat sedemikian rupa, dapat dibuka/
pasang kembali untuk maintenance.
7.4. Ducting:
Seluruh ducting ventilasi mekanik yang dibutuhkan adalah harus sesuai dengan Bab
Ducting (cerobong udara) baik dimensi, bentuk maupun bahannya. Seluruh ducting
ventilasi mekanik tidak perlu diisolasi.
❖ Duct terbuat dari BJLS 100 dan dilapisi dengan Isolasi dari jenis tahan api minimal 2
Jam dari Jenis “calcium silicate board” dan harus memenuhi spesifikasi teknis
pembuatan Cerobong Udara atau SMACNA.
URAIAN
No SPESIFIKASI TEKNIS MERK
PEKERJAAN
1. AC-SPLIT Spesifikasi teknis, gambar dan unit AC-Split Daikin,
DUCT/WALL Duct/Wall Mounted ini hendaknya "factory Samsung,
MOUNTED built" yang telah diuji oleh pabriknya. Panasonic,
Berdasarkan test yang dilakukan, dan sesuai Gree,
dengan AMCA Standard 210-1967, "test
code for air moving devices" dan ARI
Standard 410-1964 "Standard for forced
circulation air cooling and ari heating coil"
2. EXHAUST FAN / Standard AMCA standard 210 – 74 Amerika. SystemAir,
INTAKE FAN Type Axial / Propeller Fan Woods,
Putaran Rendah Low noise. Kruger,
Impeller Fan dari Type Air Foil Blade,
Adjustable pitch.
Dilengkapi degna Sound Attenuator
3. Material Ducting BJLS. 80 atau BJLS.100 Setara Lockfom
4. Isolasi Ducting AC Fibre Glass wool, Density 24 kg/cm3, k-0,23 AB wool ,
Glass Wool Btu-in/hr, SQFT °F, pada suhu 75 °F, Polywool ,
Standard ASTM – C 166. Inswool,
Kepadatan 24 lb/in.ft, pada suhu 65 °F dan Parawoo,
Expanded oleh R-11, R-12, R-14. Insuflex,
Expanded Terdiri dari 5 lapis, Double atau Single Sided, AB wool ,
Polyrethene Fibre Resistant Polywool
Permeansi = 0,02 permeansi ( 1,13 ng/ns
maximum )
Tensile Strengeh, longitudinal = 10 -13 kn/m
transverse
Alumunium Foil Fire Resistant smoke develoved 0 – 1 Hedd, Polyfoil ,
Evolded = 0.Non Corrosion Insuflex,
Beach puncture :0,75–1.0 (Tappitt 803m ). AB wool,
Flame spread
3. 5. Diffuser & RAG , Alumunium Anodized lengkap adjustable Primawangi,
EAG , FAG volume damper. Metra,
URAIAN
No SPESIFIKASI TEKNIS MERK
PEKERJAAN
1. AC-SPLIT Spesifikasi teknis, gambar dan unit AC-Split Daikin,
DUCT/WALL Duct/Wall Mounted ini hendaknya "factory Samsung,
MOUNTED built" yang telah diuji oleh pabriknya. Panasonic,
Berdasarkan test yang dilakukan, dan sesuai Gree,
dengan AMCA Standard 210-1967, "test
code for air moving devices" dan ARI
Standard 410-1964 "Standard for forced
circulation air cooling and ari heating coil"
Terminasi, dll Rachem RPG,
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal
masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan Penyedia
Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan tunggal dari
Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan type/model
yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada Spesifikasi
Teknis yang dibuat Perencana.
PASAL 3
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan Sistem Air Bersih :
a. Pengadaan dan pemasangan alat bantu steel base frame, outlet / inlet, valve-valve,
pengukur atau man hole.
b. Instalasi pipa air bersih di dalam dan luar bangunan,
c. Pengadaan dan pemasangan secara sempurna unit-unit peralatan utama yang
diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih berupa pompa-pompa beserta
perlengkapannya,
d. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan yang meliputi
pemipaan ke GWT, pemipaan pada instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada
setiap titik pengeluaran,
e. Pemasangan pipa distribusi ke setiap peralatan sanitary seperti halnya closet,
washtafel, urinal dan lain-lain.
f. Pengadaan dan pemasangan secara sempurna, pemeriksaan dan penggantian serta
pemasangan pipa insection dan distribusi air dari sumber PDAM bahan pipa
Galvanized Steel Pipe, medium class sesuai BS.1387-1985, pasokan air dari PDAM
dilengkapi dengan Floating Valve sesuai dengan ukuran/diameter sessuai gambar.
1.6. Membuat dan menyiapkan Standar Operational dan Prosedure (SOP) untuk digunakan
Team Engineering Pemilik dalam melakukan tugas dan Operational gedung.
2.2. Material:
Penyedia Jasa/Pemborong harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan
adalah baru (brand new) bebas dari defective material, improver material dan menjamin
terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan tujuan spesifikasi.
Setiap material atau peralatan yang tidak memenuhi spesifikasi teknis harus diganti
dengan yang sesuai dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah
ditandatangani berita acara penerimaan barang.
Seluruh biaya yang timbul akibat penggantian material/peralatan menjadi tanggungan
/beban Penyedia Jasa/Pemborong.
2.9. Pengamanan :
Penyedia Jasa/Pemborong bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-
peralatan untuk instalasi ini dari pendurian atau kerusakan. Bahan-bahan/peralatan-
peralatan yang hilang atau rusak harus diganti oleh Penyedia Jasa/Pemborong tersebut
tanpa tambahan biaya.
2.10. Koordinasi :
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia Jasa/Pemborong diwajibkan mengadakan
koordinasi dengan Penyedia Jasa/Pemborong lain yang mengerjakan pekerjaan struktur,
elektrikal, interior dan sebagainya, sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan-
kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.
2.11. I z i n – I z i n :
a. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa/Pemborong atas tanggungan dan
biaya Penyedia Jasa/Pemborong.
b. Semua pemeriksaan, pengujian laik pakai dari Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)
dan lain-lain beserta keterangan-keterangan resminya yang mungkin diperlukan
untuk pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh Penyedia Jasa/Pemborong atas
tanggungan dan biaya Penyedia Jasa/Pemborong ini.
Menggunakan sambungan Flanged , wrought steel weld fitting ANSI B 16.9 SCH
40
Flanged: dia. 40 mm kebawah galvanized malleable cast iron RF class 150 lb,
scewed.
Dia. 50 mm keatas, Forged steel RF class 150 lb, welding joint menggunakan
sambungan flanged untuk pipa f 2 1/2" ke atas dari bahan yang sesuai dengan
jenis bahan pipanya.
Untuk memperkuat terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir harus
terlebih dahulu diberi lapisan red lead cement atau pintalan khusus dari asbes.
Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi ring dari karet secara
homogen.
Uraian Sistem Air Bersih
Penyediaan air bersih diperoleh dari PAM dan dari Deep well ditampung melalui
bak air (Ground Water Tank).
Dari Ground Water Tank Air bersih kemudian dipompakan ke tanki atas atau
melalui Hydrophor kemudian didistribusikan keseluruh pemakian ( kran – kran ).
Pipa utama dari pompa sesuai gambar dan seluruh distribusi air bersih ini
dilengkapi dengan Valve control ( gate, check valve dan lain – lain) sesuai
dengan standard yang disyaratkan.
Pelaksanaan
• Sambungan pipa digunakan cara sambung ulir, flange aau Victaulic sesuai
dengan ukuran masing – masing, penyambungan dengan ulir harus terlebih
dahulu dilapisi dengan Red lead cement
• Pada bagian-bagian khusus digunakan sambungan flanged dilas, dimana
penyambungan dengan menggunakan flange dilengkapi dengan Ring type
gasket untuk menjamin kerapatan dan kekuatan sambungan tersebut.
• Semua ujung yang terakhir yang tidakdilanjutkan lagi harus ditutup dengan
doop/lug atau blind – flanged.
• Pipa-pipa harus diberi gantungan, pipa tagak dalam shaft harus diklem pada
jarak setiap 2 meter juga pada setiap percabangan dan belokan, dan
pengurugan pipa – pipa ini dilakukan setelah hasil test baik dan disetujui oleh
Pengawas/MK.
• Semua pipa baik yang tampak atau yang ditanam diharuskan diberi pelindung
dengan lead cement untuk yang ditanam di tanah ditambahkan lapisan
pelindung water proofing kwalitas baik. Pekerjaan water proofing harus
dilakukan sebaik – baiknya, sehingga tidak ada bagian permukaan pipa dan
fitting yang tidak terkena water proofing.
• Pipa yang melintas jalan harus dilindungi beton/ ubin dan diurug daengan
pasir, kedalaman pipa minimal 80 cm dari permukaan bawah pasangan batu
pondasi jalan.
• Pipa – pipa distribusi sebelum disambung ke fixtures harus ditest terlebih
dahulu dengan tekanan uji hydrostatic sebesar satu setengah kali tekanan
kerjanya ( working pressure ) dimana dalam waktu minimum 1 x 24 jam (
disesuaikan dengan instruksi pengawas ) tidak boleh mengalami penurunan
tekanan / mengalami kebocoran.
• Instalasi yang hasil testnya tidak baik, segera diperbaiki dan biaya
pengetesan, alat – alat yang diperlukan dan biaya perbaikannya ditanggung
oleh Penyedia Jasa/Pemborong.
• Pipa – pipa yang menembus lantai, dinding beton harus dibuatkan sleeve /
sparing dari pipa PVC dan diberi perekat.
• Pipa – pipa yang ada diatas langit – langit, shaft dan pada tempat – tempat
yang terlihat harus dicat warna abu – abu atau disetujui oleh Pengawas/MK.
• Sebelum air bersih dipakai, maka air bersih yang ada dalam pipa dibuang
dahulu, kemudian system pemipaan di isi dengan larutan yang mengandung
50 mg/l chlor dan didiamkan selama 24 jam system dibilas dengan air bersih.
b. Pipa Air Kotor dan Ventilasi :
Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee & Junction PVC injection
moulded sanitary fitting large radius, solvent cement joint type dan lain-lain dari
bahan yang sama.
Pipa-pipa yang sudah terpasang, pada ujungnya yang terbuka agar bertutup dan
rapat untuk menghindari kotoran masuk.
c. Pekerjaan Instalasi Air Bekas, Air Kotor dan luar bangunan :
• Dilantai dasar pipa talang / pipa air hujan tegak harus diberi bantalan yang
kuat.
• Sambungan – sambungan antara pipa PVC diberi Solvent cement dari
kwalitas baik yang disetujui oleh Pengawas / MK.
• Bila terjadi pertemuan antara pipa PVC dan pipa baja atau fitting logam,
maka menggunakan sambungan ulir atau flanged dengan fitting antara lain
Faucet, elbow valve socket faucet socket dan lain –lain dan sambungan
tersebut diberi lem khusus.
• Semua ujung pipa atau fitting yang terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus
ditutup doop atau plug dengan bahan material yang sama.
• Pipa – pipa sebelum disambung harus ditest dahulu terhadap kebocoran hal
ini dilakukan sebelum pekerjaan finishing dilaksanakan.
• Pipa PVC untuk saluran air bekas dan air kotor yang tertanam ditanah, pada
saat jarak 3 m harus diberikan pondasi beton 1 pc + 3 ps + 5 krt, pondasi ini
juga dipasang pada bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.
• Pipa tegak (riser) harus diberi bantalan beton pondasi pada bagian
pertemuan antara pipa tegak dan datar dilantai dasar.
• Bak control yang terletak di jalan atau ditempat parker dibuat dari konstruksi
beton dengan ukuran lobang sesuai gambar kerja, dilengkapi dengan tutup
dari baja tuang yang dapat dibuka dengan muda.
• Instalasi pipa dalam tanah ukuran uang dipakai untuk dalamnya galian adalah
diukur dari atas pipa sampai ke permukaan jalan atau tanah aspal ditambah
tebal lapisan pasir dibawah pipa galian, galian selesai setelah diperiksa dan
disetujui oleh Pengawas /MK.
• Hal – hal yang timbul dalam pelaksanaan ( kelongsoran tanah dan lain – lain )
adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa/Pemborong dan sudah
termasuk dalam harga penawaran, Pemberi tugas tidak menerima adanya
claim / tuntutan terhadap hal – hal tersebut.
3.4.5. Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau
angkur yang kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya
getaran.
a. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur
dengan jarak antara tidak lebih dari 2,5 m’.
b. Semua pipa yang melewati daerah dilokasi bangunan, dipergunakan flexible
joint untuk mencegah patahnya pipa dari pergeseran bangunan.
3.5.3. Strainer :
• Digunakan tipe bronze body screwed cap, stainless steel mesh screwed end
untuk strainer sampai dengan diameter 50 mm.
• Digunakan tipe Y pattern, stainless steel perforated screen, bolted bonnet,
flanged end untuk strainer lebih besar dari diameter 50 mm.
yang digunakan adalah 40 mm, material body dan cover dari Cast Iron (besi
tuang) yang memenuhi standard ASTM A 126, class B.
Material floating dari bahan stainless steel, tekanan kerja peralatan yang
digunakan mencapai 150 psi (± 10 kg/cm2) pada temperatur air sampai dengan
80ºC.
90 cm, dan dengan menggunakan sleeve/sparing yang besamya dua tingkat pipa
yang terpasang atau ditutup dengan pelat cetakan beton tebal minimum 5 cm.
g. Sebelum diurug/ditimbun kembali, pipa harus dibalut dengan Denso CPT 1000 tape,
minimum overlaping 50%, lebar 100 mm dan tebal 0,6 mm. Sebelum dibalut pipa
dibersihkan terlebih dahulu dan dikuaskan dengan Denso Primer D (1 liter untuk 8
m2).
h. Sebelum diurug dengan tanah, pipa harus diurug dengan pasir ; setebal minimum 10
cm disekeliling pipanya. Pengurugan harus didapatkan sedemikian rupa, sehingga
tidak terdapat rongga-rongga disekitar pipa.
i. Pada instalasi dalam gedung untuk setiap lantai harus ada gate valve yang tersendiri,
sehingga dalam kondisi ada perbaikan/kebocoran maka dapat diisolasi per lantai
tanpa menggangu seluruh sistem dalam keadaan stand by siap pakai.
j. Semua kabel instalasi tidak diperkenankan menumpang pada rangka plafond/langit -
langit tetapi harus melalui dak/pelat beton atau menggunakan cabel
tray/penggantung.
k. Semua titik instalasi pada suatu lantai, harus menembus pelat beton dan lantai
tersebut dan jalur menyusuri langi langit lantai dibawahnya (tidak diperkenankan
menyusuri bagian atas pelat lantai yang bersangkutan atau tidak diperkenankan
berada diantara pelat lantai dan finishing lantai marmer / keramik).
l. Semua sparing-sparing pipa yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah scope
Penyedia Jasa/Pemborong.
3.7. Pengecatan:
Semua pipa dari besi/baja dalam tanah harus dilapisi dengan Tar (Tor corted) atau
coating untuk penahan Korosi. Sedangkan untuk pipa-pipa terlihat (exposed) harus diberi
tanda dengan warna atau cat yang warnanya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
MK. Untuk pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/ cat pada
setiap jarak ± 4 m pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak
pintu pemeriksaan. Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :
• Untuk jaringan pipa air bersih dipakai warna biru
• Untuk jaringan pipa air kotor dipakai warna coklat
• Untuk jaringan pipa air buangan dipakai warna hijau
• Untuk jaringan pipa hydrant dan Sprinkler warna merah
harus stainless steel yang terpasang pada bronze sleeve bearing yang dapat
diperbaharui. Gland pompa harus tipe mechanical seal. Kecepatan pompa
tidak boleh lebih dari 1500 rpm.
• Setiap pompa harus disambungkan langsung dengan Totally Enclosed Fan-
Coled (TEFC) motor. Motor harus diperiengkapi dengan sleeve ball bearing
atau roller bearing dan kecepatan motor tidak boleh melebihi dad 1500 rpm.
• Kombinasi pompa dan motor harus terpasang pada inertia block yang terbuat
dari beton. Tinggi dari dasar (base) harus sekurang-kurangnya 118mm dari
panjang inertia block.
• Dasar rangka pompa, harus didukung oleh vibration isolators, yang terdiri dari
spring dan neoprane pad yang dipasang berurutan.
• Vibration isolator harus sesuai ukuran sehingga penyimpangan (deflection)
tercapai saat dibebani.
No. Kecepatan Putaran Defleksi
1. 1000 rpm keatas 25 mm
2. 500 rpm - 1000 rpm 40 mm
• Semua pompa yang sedang ON dapat dengan tiba-tiba Off dan alarm
ON,apabila muka air dalam tangki hidap turun sampai ambang batas LL
sampai air diisi kembali mencapai ambang batas L.
4. Media :
Type Mix – bed Media
Merk Solusi Tirta Optima
Material – Fine Silica sand , mesh : 14/20
– Active Carbon, anthracite, Mesh 8 / 12.
7. Instalasi Pipa :
Dalam bangunan menggunakan Pipa PPR – PN 10
4.2.3. Manhole :
a. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen.
b. Rangka dantutup berbentuk perangkap,sehingga setelah diisi gease akan
terbentuk penahan bau.
c. Diameter lubang untuk lewat orang sebesar minimum 500 mm, sedangkan
untuk lewat peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
d. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan peruntukan lokasi.
4.2.6. Perpipaan:
a. Umum :
- Macam perpipaan air limbah adalah Air limbah saniter, dan Limbah dapur.
- Jenis pipa lihat " SPESIFIKASI PERPIPAAN ".
b. Limbah Saniter :
Perpipaan limbah saniter mulai dari alat saniter antara lain Closet, Urinal,
Lavatory, Jainator dan Floor drain, menuju Sewage Water Treatment Plant.
c. Limbah Dapur :
Perpipaan limbah dapur mulai dari Kitchen Sink, Grating Drain, Floor drain
melalui Grease Interceptor menuju sewage treatment Plant.
4.2.9. Manhole :
a. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen.
b. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi
grease akan terbentuk penahan bau.
c. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm, sedangkan
untuk laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
d. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal
masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan Penyedia
Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan tunggal dari
Prinsipal produk masing-masing.
3. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan type/model
yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada Spesifikasi
Teknis yang dibuat Perencana.
PASAL 4
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR
1.2. Gambar-gambar :
• Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik dalam
Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar EE.
• Penyedia Jasa/Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan
kesalahan/ ketidak cocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun
pemasangan dan lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau
gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing.
Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, Penyedia
Jasa/Pemborong wajib menyerahkan kepada Konsultan MK sebanyak 3 (tiga) set
gambar yang disebut "as built drawing" yaitu gambar dari semua material, peralatan
dan instalasi sistem listrik, (1set kalkir, 1 set Elektronik file / soft copy, 3 set blueprint)
1.10. S u b s t i t u s i :
a Produk yang disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessoriesnya yang disebutkan nama pabriknya
dalam spesifikasi. Penyedia Jasa/Pemborong harus melengkapi produk yang
disebutkan dalam spesifikasi, atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara,
disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas,
Konsultan MK dan Konsultan Perencana sebelum pemesanan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak disebutkan
nama pabriknya dalam spesifikasi, Penyedia Jasa/Pemborong harus mengajukan
secara tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkan-nya, katalog dan
selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa produk-
produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan kondisi
proyek.
1.11. C o n t o h :
Penyedia Jasa/Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK/Konsultan Perencana sebelumnya.
1.12. P r o t e k s i :
Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya dan diproteksi secara
memadai oleh Penyedia Jasa/Pemborong, sebelum selama pengerjaan dan sesudah
selesai instalasi (dalam masa garansi). Material dan peralatan yang mana mengalami
kerusakan sebagai akibat dari pemasangan yang ceroboh dan proteksi yang tidak
memadai tidak dapat diterima untuk instalasi proyek.
1.14. Pengecatan :
Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di
lapangan tidak dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki
ataupun pengecatan kembali untuk memperoleh hasil pengecatan yang sempurna.
Apabila peralatan belum dicat dari pabrik, Penyedia Jasa/Pemborong harus bertanggung
jawab atas pengecatan tersebut.
Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus diberi cat
dasar atau prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Cat akhir ini dengan
warna sementara ditentukan "abu-abu" kecuali kalau diadakan perubahan warna.
Penentuan jenis warna abu-abu dan merk cat, sebelumnya harus dimintakan
persetujuan pada Konsultan MK/Konsultan Perencana. Pengecatan dikerjakan dengan
proses "stove ennameled" untuk lampu, sedangkan untuk Panel listrik harus dibuat tahan
karat dengan cara "galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc chromatic primer"
harus dicat dengan cat bakar.
1.16. Pengetesan :
Penyedia Jasa/Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan
harus melakukan percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh
sistem. Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan/
cacat/ salah harus digant/dibetulkan dan percobaan diulangi. Seluruh peng-kabelan,
instalasi "keur" Penyedia Jasa/Pemborong harus bertanggung jawab untuk memperoleh
persetujuan PLN bagi pemasangan sistem jaringan listrik dan seluruh biaya ditanggung
atas beban Penyedia Jasa/Pemborong. Lama pengetesan peralatan listrik 3x24 jam
tanpa henti biaya pengetesan ditanggung Penyedia Jasa/Pemborong.
1.19. K e b e r s i h a n :
Penyedia Jasa/Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa
material yang tidak terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus menyelesai-
kan tiap bagian dari instalasi secara teratur serta rapi.
1.23. T r a i n i n g :
Mendidik operator atau orang-orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas untuk
menjalankan, mengoperasikan peralatan dan maintenance sampai mengerti dan bisa
terhadap instalasi. Segala biaya-biaya tersebut adalah menjadi tanggungan Penyedia
Jasa/Pemborong
2. TEKNIK INSTALASI
2.1. Instalasi Kabel / Wiring :
2.1.1. U m u m :
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi
persyaratan, SNI, PUIL/ LMK. Semua kabel/ wiring harus baru (brand new) dan
harus jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis
pintalannya. Semua kabel dengan penampang 6 mm² ke atas haruslah terbuat
secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control.
Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type
• Untuk instalasi penerangan adalah NYM, semua instalasi penerangan dan stop
kontak menggunakan system 3 core dimana core yang ketiga merupakan
jaringan pentanahan. Pentanahannya disatukan di dalam panel.
• Untuk kabel distribusi dan penerangan taman dengan menggunakan kabel
NYFGbY atau NYY.
kawat-kawat harus dilindungi dengan "tape" atau "tubing" disemua tempat dimana
mungkin ada abrasi.
Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali
dimana diperlukan penggantungan rantai atau jika pemasangan/perencanaan
fixture menunjuk lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature
dan penggantungan dan harus terus menerus utuh mulai dari kotak sambung ke
terminal-terminal khusus pada armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel
harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.
2.3.3. Lampu-lampu :
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan
persyaratan dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder dan base type
edison screw, untuk lamp holder type edison screw kabel netral tidak boleh
dihubungkan ke centre control, kecuali dipersyaratkan lain. Lampu fluorescent
haruslah dari jenis cool white atau sesuai perencanaan.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan factor
daya harus dilengkapi dengan capacitor. Dalam spesifikasi ini besarnya
"microfarad" (f) dari kapasitor untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan karena
yang dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factor menjadi sekurang-kurangnya
0,95.
branch circuit panel board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci.
Untuk satu kabinet harus disediakan 2 (dua) buah anak kunci, dengan sistem
master key.
2.4.2. F i n i s h i n g :
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Perencana/MK.
Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel listrik, harus dibuat tahan karat dengan
dengan cara "galvanized cadmium plating" atau dengan "zinc chromatic primer".
Selain yang tersebut diatas, harus dilapisi dengan lapisan anti karat yaitu sebagai
berikut :
• Bagian dalam dari box dan pintu.
• Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium plating tak perlu dicat
kalau seluruhnya terpendam, kalau dipakai zinc chromate primer harus dicat
dengan cat bakar.
Starting
Untuk motor-motor dengan rating
• Sampai dengan 4 kVA, starting langsung
• Diatas 4 kVA, dengan star delta starter
Semua peralatan bantu/tambahan untuk starting ini harus sudah termasuk di dalam
lingkup pekerjaan Penyedia Jasa/Pemborong.
Regulator
Tegangan : 400 V
Frequency : 50 / 60 Hz
Rating Arus : 1A
Batasan Operasi : 0,125 A
Overcurrent peak : 10 x In pendant 1 s
10 x In for 1 s
Trafo Arus
Insulation Rating : 600 Volt
Class : 1,5
I therm : 60 x In
Rated secondary current :5A
Rated burden cap : 10 VA
Ampere Meter
Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 - 3.000 A
Type : Moving Iron, untuk pengukuran AC
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC
Volt Meter
Class : 1,5
Over load cap : 1,2 x In Continue
Ukuran : 90 x 90 mm
Skala : 0 - 500 A
Ketelitian : ± 1,5 % untuk pengukuran AC
kWH – Meter
Rated voltage : 3 x 380 Volt
Rated current output transformer :5A
Ocuracy class : 2,0
Baseplate of moulded plastic
The register : 6 (six) cipher rollers double pengukuran
Lampu Indikator
Tubular lamp, pijar 5 watt, diameter 54 mm
Warna : merah, kuning, biru
Push Button
Panel mounting, double on-1, off-0. Semua push button dilengkapi dengan lampu
indikator untuk menyatakan sistem dalam on atau off.
Relay – relay
Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder Utama, dilengkapi dengan relay
proteksi OL (over load), SC (short circuit) dan UV (under voltage).
Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC, UV, EF (Earth
Fould) dan RP (Reverse Power).
Selector Switch
Dari type rotary switch, untuk switching. Rated voltage 380 Volt AC insulation
660V.
b. C o n t a c t o r :
Rating Arus : 10 A, 16 A, 25 A
4. Kabel TM 20 kV Kabelmetal,
- Type Kabel N2xsy & Na2xsy Supreme,
- Tegangan Minimum 12/20 Kv Voksel,
- Tegangan Maximum 24 Kv Jembo,
- Jenis Konduktor Tembaga & Alumunium Prysmian,
- Tipe Isolasi Xlpe
Catatan :
1. Seluruh produk harus berasal dari agen tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal
masing-masing dan dilampirkan back-up teknis dari agennya di-Indonesia.
2. Persetujuan material kepada Pemilik proyek/MK/Perencana, dan diwajibkan Penyedia
Jasa/Pemborong yang telah ditunjuk melampirkan copy surat keagenan tunggal dari
Prinsipal produk masing-masing.
2. Peserta tender harus melampirkan Diagram Sistem yang mencantumkan type/model
yang diajukan sesuai produk yang ditawarkan dengan mengacu pada Spesifikasi
Teknis yang dibuat Perencana.
BAB VII
OUTLINE SPESIFIKASI MATERIAL
PEKERJAAN STRUKTUR, ARSITEKTUR DAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PASAR JOHAR SELATAN
A STRUKTUR
1 Perkuatan Micropile - Pipa besi galvanis medium - setara Bakrie, Spindo
Pondasi Fy=min.195Mpa
Baja Tulangan - baja mutu Fy=420Mpa - setara Krakatau Steel,
Cilegon Steel, Gunung
Garuda, Master Steel
Chemical Anchorage - Tulangan dia.13mm - Setara Hilti, Ramset,
- Tulangan dia.16mm Fisher
Beton - beton inject grouting non srinkage - setara Jaya Mix, Adhi
fc’ 30 Mpa Mix, Dynamix
2 Pasangan Batu Batu Kali - Batu pecah, tidak berpori.
Kali Campuran adukan 1PC : 3Ps.
3 Beton - Beton kolom - beton inject grouting non srinkage - setara Jaya Mix, Adhi
mutu fc’ 45 Mpa Mix, Dynamix
- Beton Slab dan - beton inject grouting non srinkage
Kolom (perkuatan) mutu fc’ 45 Mpa
- Slab, Kolom, dan - Struktur Bawah : mutu fc’ 30 Mpa
Pondasi (Bangunan - Struktur Atas : mutu fc’ 30 Mpa
Penghubung (baru))
4 Aditive/campuran Fly Ash Class F to ASTM C 168
beton Air campuran Semen per ASTM C 260: - setara Sika, BASF
- AER
- MicroAir 303
Atau Setara
B ARSITEKTUR
1 Pasangan Dinding Batu Bata dengan ukuran standard yang -setara Lokal
terdapat di pasaran Pasuruan, MHR
2 Finishing Lantai - Kios - Tegel polos abu-abu Uk.20x20 cm - Produk lokal kualitas
- Pos Keamanan terbaik
- Pos Kesehatan
- Ruang Laktasi
- Selasar/Koridor - Tegel sisik abu-abu Uk.20x20 cm
4 Plafond Skim Coat finish cat - Semen instan - setara Mortar Utama,
(Beton Ekspose) Dry Mix
5 Pengecatan Cat Dinding Dalam Emultion paint - setara Jotun, Propan,
KEIM
Cat Dinding Luar Weathershield atau Easyshield
1.4. Isolasi Isolasi Ducting Fibre Glass wool, Density 24 kg/cm3, Setara AB wool ,
Ducting AC k-0,23 Btu-in/hr, SQFT °F, pada suhu Polywool ,
75 °F, Standard ASTM – C 166. Inswool,
Kepadatan 24 lb/in.ft, pada suhu 65 Parawoo,
°F dan Expanded oleh R-11, R-12, R- Insuflex,
14.
1.5 Expanded Expanded Terdiridari 5 lapis, Double atau Single SetaraAB wool ,
Polyrethene Polyrethene Sided, Fibre Resistant, Permeansi = Polywool
0,02 permeansi (1,13 ng/ns maximum
), Tensile Strengeh, longitudinal = 10
-13 kn/m transverse
1.6 Aluminium Foil Alumunium Foil Fire Resistant smoke develoved 0 – 1 SetaraPolyfoil ,
Hedd, Evolded = 0.Non Corrosion Insuflex,
Beach puncture :0,75–1.0 (Tappitt AB wool,
803m ). Flame spread
1.7 Diffuser Diffuser&RAG, EAG, Alumunium Anodized lengkap SetaraPrimawangi,
FAG adjustable volume damper. Metra,
1.8 DAMPER VOLUME DAMPER Steel Plate T.3mm, SetaraPrimawangi,
Cat Warna Hitam. Metra,
1.9 Isolasi Isolasi ducting Allumunium / Plastic c/w Isolasi SetaraTDI-Duct,
Glass Wool D.24kg/m3 x T.25 mm Green,
Dia. 6” , 8" , 10" , 12" Pd-Duct,
1.10 Pengecatan Lapisan Cat Lapisan cat dasar (prime coating) dan SetaraDanapaint,
lapisan cat akhir Jotun,
ICI,
1.11 FILTER Filter PRE FILTER 25 - 35% SetaraAAF,
1.12 Kabeling; Kabel Power & Type kabel : NYY , NYM , NYAF , SetaraSupreme,
Kabel Kontrol NYMHY Kabelmetal, Jembo,
Voksel,
Prysmian,
1.13 GROUNDING GROUNDING Tahanan Pentanahan max.2 Ohm, SetaraFurse,
SYSTEM (Pentanahan) bahan tembaga murni, lengkap bak OBO,
control beton, Terminasi, dll Rachem RPG,
2. PEKERJAAN PLUMBING :
2.1 POMPA-SWP POMPA SEWAGE PompaSewage : SetaraFlowserve,
(SWP-1 s/d 4) Type Centrifugal end Suction Pump, Wilo(wiguna),
Kap.min.2 x 150 Ltr/mnt, SPP,
Head = 30 m’, Regent,
Daya = ± 5,5kW,
Speed = 2.960 rpm,
Karakt.listrik380 - 415V, 3Ph, 50 Hz
Lokasi : Sewage Pit.
2.2 POMPA-SP POMPA PompaSumPit : SetaraFlowserve,
SUMPIT Type Submersible Pump, Wilo(wiguna),
(SP-1 s/d SP-4) Kap.min.2 x 150 Ltr/mnt, SPP,
Head = 30 m’, Regent,
Daya = ± 5,50 kW,
Speed = 2.960 rpm,
Karakt.listrik 380-415V, 3Ph, 50 Hz
Lokasi : SumPit.
2.3 VALVE-VALVE VALVE-VALVE dan Class 147psi (10Kgf/cm²) sampai SetaraAFA,
ACCESSORIES dengan diameter 2” Bronze Screwed Crane,
- Gate Valve, type, diameter 2½” keatas flanged Hattersley,
- Y Strainer, Weflo,
- Claval,
- Check Valve typeCast Iron class 235psi Weflo.
(antiwater hammer) (16Kgf/cm²),PN-16 standard BS
- Foot Valve 1550, ANSI.
- Flexible Joint
- Globe Valve
- Ball Valve
- Selenoid Valve
- Float Valve
- Air Vent Valve
- Pressure Reducing
Valve (PRV) Bentukbulatsesuaispesifikasiteknis SetaraJepang,
- PressureGauge(PG) USA,
- PressureSwitch(PS) Jerman
- Water LevelControl
(WLC)
Accessories :
- Roof Drain (RD) Electroda control (SS-304) stick type SetaraFanal, Omron