Anda di halaman 1dari 176

PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

BAB. V
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN – BAHAN BANGUNAN

PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pada dasarnya untuk dapat memami dan menghayati dengan sebaik-baiknya
seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara
seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
seperti yang akan diuraikan dalam Buku ini.
Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan atau
kesimpangsiuran informasi di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan
mengadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas dan Direksi Pelaksana untuk
mendapat kejelasan pelaksanaan.

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekeriaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktar meliputi bagian-bagian pekerjaan


yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Teknis ini.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam gambar
dokumen Perencanaan dan gambar kerja, antara lain :

a. Pekerjaan Pembuatan Bangunan GOR dan Area Equestrian.

Pekerjaan yang tidak tercantum dalam Lingkup diatas sudah termasuk dalam jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai gambar rencana kerja.

RKS
BAB V Hal-1
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

PEKERJAAN PERSIAPAN
-Meliputi : Pengukuran,Pembuatan Direksikeet, mobilisasi peralatan, bahan /
material, pengadaan air dan listrik untuk bekerja dan tenaga kerja.

Pasal 2
MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan dan Perintah


Kerja Pelaksanaan Pekerjaan (SPK), Pihak Pemborong harus sudah memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di Lapangan.
Dan apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor/Pemborong yang ditetapkan belum
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di Lapangan, maka akan
diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia Lelang.

Pasal 3
MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :


3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi
yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi
dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
3.2. Pembuatan kantor pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi kegiatan untuk
keperluan pekerjaan.
3.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor/Pemborong dapat
membuat berbagai perubahan, pengurangan dan/atau penambahan terhadap
alat-alat konstruksi dan instalasinya.
3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja,
Kontraktor/Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui.

RKS
BAB V Hal-2
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Pasal 4
PAPAN NAMA KEGIATAN

Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat maka Kontraktor/Pemborong


harus memasang Papan Nama kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
atas biaya Kontraktor/Pemborong.

Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

5.1. Dilapangan pekerjaan, K.ontraktor/Pemborong 'wajib' menunjuk seorang Kuasa


Kontraktor atau biasa disebut 'Pelaksana' yang cakap dan ahli untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di Lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Kontraktor/Pemborong, berpendidikan minimal sarjana muda teknik sipil atau
sederajat dengan pengalaman minimum 6 (enam) tahun.
5.2. Dengan adanya 'Pelaksana' tidak berarti bahwa Kontraktor/Pemborong lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pemimpin
Kegiatan dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan 'Pelaksana' untuk
mendapat perasetujuan.
5.4.Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin kegiatan dan Konsultan
Pengawas bahwa 'Pelaksana' dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap
memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor/Pemborong
secara tertulis untuk mengganti'Pelaksana'.
5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan,
Kontraktor/Pemborong harus sudah menunjuk 'Pelaksana' yang baru atau
Kontraktor/Pemborong sendiri (penanggung jawab Direktur Perusahaan) yang
akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

RKS
BAB V Hal-3
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Pasal 6
RENCANA KERJA
6.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di Lapangan, Kontraktor/Pemborong
'wajib' membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan
berupa Bar-chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.

6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dan Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) han kalender
setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor/Pemborong.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan- Pengawas akan disahkan
oleh Pemberi Tugas/Pemimpin kegiatan.
6.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4
(empat) kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik kegiatan
dan Perencana.
6.4. Kontraktor/Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan pembangunan
pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja tersebut di atas.
6.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor/Pemborong
berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 7
LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN, DAN LAIN-LAIN

7.1. Direksi keet (los pengawas).


Kontraktor/Pemborong harus menyempumakan Direksi Keet (Los Pengawas)
untuk keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia kegiatan dengan bahan
Semi permanen seluas 18 m2 untuk tiap lokasi dengan menggunakan bahan-
bahan sebagai berikut: lantai di Plester, dinding triplex papan ,asbes, -rangka
bangunan dari bahan kayu kelas III, atap dari bahan genteng, pintu dari bahan
papan kayu kelas III, diperlengkap dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor
yang diperlukan. Dalam hal ini Pemborong dapat memanfaatkan Sementara
ruangan pada area bangunan yang belum akan dibongkar yang akan
ditentukan oleh Pengawas.
7.2. Kantor pemborong, los kerja dan gudang bahan.
Kontraktor/Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor
pemborong di Lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang

RKS
BAB V Hal-4
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

dapat diKunci untuk menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya akan


ditentukan oleh Pengawas Lapangan Personalia kegiatan.

7.3. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menjaga kebersihan los pengawas serta


inventarisnya.

7.4. Pagar kegiatan.


Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi/Pemilik dapat
memerintahkan kepada pemborong, untuk memagari sekelilingnya sehingga
aman. Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran
pemborong /kontrak.
Tinggi Pagar kegiatan minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan
dari seng gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat dari rangka kayu Borneo
ukuran 5 / 7, memenuhi persyaratan kekuatan, atau sesuai dengan peraturan
Pemerintah Daerah setempat.

7.5. Kantor Pemborong, gudang bahan, los-Ies kerja dan los lainnya yang dibuat
dan dibiayai oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan
pembangunanlpekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh
pihak Pemborong, dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik pemborong.

7.6. Direksi - Keet dan pagar Pengaman (butir 1 & 4 di atas) yang dibuat oleh
Kontraktor/ Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunanlpekerjaan
tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila
dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan kepada Pemborong untuk segera
membongkarnya dan membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya
diserahkan kepada kegiatan.

Pasal 8
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

8.1. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih,


sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja.

RKS
BAB V Hal-5
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

8.2.Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat


pekerjaan.

8.3.Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa


pemeliharaan, kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan
pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan
Pemberi Tugas, dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka kontraktor
harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.

8.4.Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor/Pemborong sesegera mungkin


memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang
pertu untuk keselamatan korban keeelakaan itu.

8.5. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran :


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebarakaran (Fire Extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan
jumlah sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing-masing tabung
berkapasitas 15 Kg.

8.6. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan
Menteri Tenaga Kerja No. 30/KPTS11984 dan Kep-07/MeN1984 tanggal 27
Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun
1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk
maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum, pihak Kontraktor/Pemborong yang sedang melaksanakan
pembangunan/pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan
memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin kegiatan.

Pasal 9
TENAGA KERJA / SARANA KERJA

Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan,


peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan
serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-
bahan, alat-alat kerja maupun Hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan

RKS
BAB V Hal-6
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan Sempurna sampai dengan


diserahterimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.

9.1. Tenaga kerja tenaga ahli


Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan
jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
9.2. Peralatan bekerja.
Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat
pengangkat dan pengangkut ser:a peralatan-peralatan lain yang benar-benar
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

9.3. Bahan-bahan bangunan


Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

9.4. Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.


9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat
sumur pompa di tapak proyek atau disuply dan luan
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan
kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.
9.4.3. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang
senantiasa terisi penuh dengan kapasitas 3,5 M3.
9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan Sementara PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan Sementara atas petunjuk pengawas.

Pasal 10
PERSYARATAN DAN STANDARISASI

10.1. Persyaratan pelaksanaan.


Untuk menghindari klaim dari 'User' ( Pemimpin Kegiatan ) dikemudian had
maka Kontraktor harus betul-betul 'memperhatikan' pelaksanaan pekerjaan
struktur dengan memperhitungkan 'ukuran jadi (finished)' sesuai persyaratan

RKS
BAB V Hal-7
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor wajib


melaksanakan Semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat
pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian _bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan
atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di Lapangan, Kontraktor wajib
memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang
menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal,Plumbing
/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Untuk
menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan calon pemborong harus
menyediakan :
- Wakil sebagai penanggung jawab Lapangan yang terampil dan ahli
dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan guna msmenuhi kewajiban menurut kontrak.
- Buku harian untuk:
• Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
• Mencatat Semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail
dari pekerjaan.
Alat-alat yang senantiasa tersedia didalam kegiatan adalah :
• 1 (satu) kamera.
• 1 (satu) alat ukur schuifmat.
• 1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m.
• 1 (satu) mistar/ slang waterpass panjang 120 cm.
10.2. Standard yang dipergunakan.
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus Industri Konstruksi,
Peraturan Nasional lainnya yang lain :
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia
N I-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
N I-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan
PP I-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
P U I L-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
PP B I-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di
Indonesia
SII : Standard Industri Indonesia

RKS
BAB V Hal-8
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

SK SNI T-15-1991-03
(PBI -1991) : Peraturan Beton Bertulang Indonesia
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air
Serta:
• Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981
• Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan
tenaga kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02lKPTS/1985 penanggulangan
bahaya kebakaran.

Jika tidak terdapat di dalam PeraturanlStandard/Normalisasi tersebut di atas,


maka PeraturanlStandardlNormalisasi Internasional ataupun dari negara asal
bahan / material / komponen yang bersangkutan.
berlaku produsen
Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada
Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan
format standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat
direproduksi.

Pasal 11
TANGGUNG-JAWAB KONTRAKTOR

11.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekeriaan sesuai


dengan ketentuan - ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
11.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakii Pemberi Tugas untuk kelihat,
mengawasi, menegur, atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung
jawab penuh tersebut di atas.
11.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan
tersebut dengan biaya Kontraktor sendiri.
11.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanan pekerjaan,
maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada
Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas.

RKS
BAB V Hal-9
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan
yang timbul.
11.5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang
dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
11.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalatan Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tangung-jawab Kontraktor
11.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik Pihak
Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang ditaksanakannya
sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang
telah dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak
akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
11.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik
yang berupa barangbarang maupun keselamatan jiwa.
11.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisasisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi
keluar lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal 12
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN

121. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan
yang akan dipergunakan maupun syarat - syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV. dan Persyaratan Umum
Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982), Standar Industri Indonesia (SII)
untuk bahan
termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang
berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam
menyeiesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus
dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang
dimaksudkan.

RKS
BAB V Hal-10
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

12.2. Merk pembuatan bahan/material & komponen jadi.

12.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, Semua merk
pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan
kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai suatu.yang mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material, barang atau proses,
dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus
dianggap sebagai penentu standard atau kualitas dan tidak boleh
ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan; dan Kontraktor
harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material, barang
atau proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas dan
Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material patent itu
harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang
membuatnya.

12.2.2. Bahan / material dan kompenen jadi yang dipasang / dipakai harus
sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi
standard spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan
bahan bangunan yang berlaku.

12.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk


tenaga akhli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier yang
bersangkutan tersebut sebagai pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor
tidak berhak mengajukan elaim sebagai pekerjaan tambah.

12.2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiapjenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini.

12.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokalldalam
negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh
Konsultan Perencana.

RKS
BAB V Hal-11
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya


tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan
sebagai biaya tambah.

12.3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu hanus memberikan centoh-contoh


Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada
Konsultan Pengawas/Direksi dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis sebelum Semua bahan-bahan tersebut didatangkanldipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
dan Perencana adalah sebanyak empat (4) buah dari satu bahan yang
ditentukan untuk menetapkan "standard of appcarance" dan disimpan di
ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2)
minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

12.4. Keputusan bahan, jenis, Indicator, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari
kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

12.5. Penyimpanan material


Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

12.5.1. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan
kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas
permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan
pemeriksaan. Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan
untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari Pemiliknya.

12.5.2. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan


diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

12.5.3. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan


miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan
drAirasi/pematusan dari kandungan air/eairan yang berlebihan.

RKS
BAB V Hal-12
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak


menyebabkan pemisahan
bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan
menjaga gradasi serta mengatur kadar Air Penyimpanan agregat
kasar harus ditimbun dan diangkat / dibongkar lapis demi lapis
dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter Tinggi tempat
penyimpanan tidak lebih dari lima meter.

Pasal 13
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

13.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dikerjakan harus sesuai dengan contoh-


contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam
Pasal 14 di atas.
13.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
dinyatakan afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan
dari Lapangan bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3 X 24 jam dan
tidak boleh dipergunakan.
13.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh
Pengawas/Direksi/Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Konsultan Pengawas/Perencana berhak memerintahkan
pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian yang
diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor
sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1
0/00 (satu permil) dari harga borongan.
13..4.Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas
dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya ke
Laboratorium balat Penelitian BahanBahan Pemerintah untuk diuji dan Hasil
pengujian tersebut disampaikan kepada Pengawas/Direksi / Perencana
secara tertulis.Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor
13.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas tentang baik atau
tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak diperkenankan
melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut
di atas.

RKS
BAB V Hal-13
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

14.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan


penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan
tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pasal 14
SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR

14.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-
Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka
Kontraktor 'wajib' memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

14.2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk


pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut
perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

Pasal 15
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

15.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan


tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan
dan puing-puing di dalam daerah kerja, kecuali
benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus
dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal-pasal yang lain dari spesifikasi
ini.
Pekerjaan ini Mencakup juga perlindungan penjagaan tumbuhan dan benda-
benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau
cacat.
15.2. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu
busuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-
rintangan lainnya yang munual, yang tidak diperuntukan berada di sana,
harus dibersihkan dan atau dibongkar, dan di buang bila perlu. Pada daerah
galian, segala tunggul dan akar harus di buang dari daerah sampai

RKS
BAB V Hal-14
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

kedalaman sekurangkurangnya 50 cm di bawah elevasi lubang galian sesuai


Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang
memadai dan dipadatkan sampai 90% dalam kepadatan kering maksimum
sesuai AASLITO T 99.

Pasal16
DRAINASE/SALURAN

16.1. Pembuatan drainase / saluran tapak sementara.


Dengan mempertimbangkan keadaan tapografi / kontur tanah yang ada di
lapak, Kontraktor wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap kering.
Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak
atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan.
Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
16.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada
Kontraktor hanus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau
mempengaruhi tempat kerja. Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh
Konsultan Pengawas pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa
menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah
konstruksi dan daerah milikjalan (right-of way).
Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
16.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.
16.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor Pemborong harus
melakukan survey untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang
akan kena pengaruh oleh pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam
format reneana sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, dan
patok permukaan (surfaee pegs) pada tempat kerja yang menunjukkan
lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah
ditancapkan.Patok-patok itu harus tetap terpancang selama
berlakunya kontrak.
16.3.2. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan Sementara atau
permanen pada daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor harus
mempergunakan metoda konstruksi yang memadai, menyediakan
peralatan perlindungan yang semestinya, tanpa ada pembayaran

RKS
BAB V Hal-15
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu.


Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan langsung atau tidak
langsung oleh pekerjaan Kontraktor dianggap sebagai tanggung jawab
dari Kontraktor.

Pasal17
PENGUKURAN KONDISI
TAPAK DAN PENENTUAN PEIL + 0.00

17.1. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak

17.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan


pengukuran kondisi "existing" tapak terhadap posisi rencana
bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

17.1.2. Ketidak cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang
sebenarnya di Lapangan, harus segera dilaporkan ke Konsultan
Pengawas dan Perencana untuk diminta keputusannya.

17.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-


alat waterpass/theodolit.

17.1.4. Pengkuran sudut siku-siku dengan prisma atau benarg secara azas
segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.

17.1.5. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas
pada :
a. Personil :
¾ 1 orang surveyor ahli
¾ 1 orang pekerja surveyor

b. Peralatan Pengukurar (Survey) :


¾ 1 wild ROS Theodolite (360 derajat);
¾ 1 wild TO Theodolite (360 derajat);

RKS
BAB V Hal-16
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

¾ 2 wild NAK levels;


¾ 2 pita meteran baja dengan panjang 50 m;
¾ 2 steel measuring rod (4 m);
¾ 5 target poles dengan tripod;
¾ patok-patok survey, dan maeam-maeam alat yang diperlukan
dalam survey.

Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila diminta)


termasuk tripod, dll. Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor harus
mengadakan survey dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan, seperti patok kemiringan (slopes stakes),
temporang grade stakes, lay out dari jembatan dan gorong-gorong,
offset line, dan lain-lain.
Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh
Kontraktor harus dijaga baik-baik, bila terganggu atau rusak harus
segera diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri.
Setiap jenis pekerjaan, dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan
sebalum persiapannya (setting out) disetujui oleh Pengawas.
17.1.6. Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang
melintang (cross section) kepada Konsultan Pengawas yang akan
mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya, kemudian
mengembalikan kepada Kontraktor.
Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubaha / revisi,
Kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross section untuk
persetujuan di atas.
cross section dari Kontraktor harus digambar di atas kertas kalkir
untuk memungkinian reporduksi. bila eross seetion itu akhirnya
disetujui, maka kontraktor harus menyerahkan gambar kslkir asli dan
tiga lembar Hasil reproduksinya kepada Pejabat Pembuat Komitmen (
PPK )
17.2. Pekerjaan penentuan peil + 0.00
Pekerjaan penentuan peil ± 0.00 (finishing Arsitektur) adalah permukaan
lantai finishing ruangan lantai dasar (Hall) bangunan seperti tertera dalam
gambar kerja yaitu ± 0.00 cm pada lantai dasar Bangunan Tata Laksana.
Selanjutnya peil + 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di
Lapangan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

RKS
BAB V Hal-17
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Pasal 18
PEMASANGAN PATOK UKUR
DAN PAPAN BANGUNAN (`BOUWPLANK')

18.1. Patok ukur


18.1.1. Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis
sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan
Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu Konsultan
Pengawas dapat merevisi garis-garis / kemiringan dan meminta
Kontraktor untuk membetulkan patok-patok
Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana
pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan
tertentu, tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam, agar
susunan patok itu dapat diperiksa.
18.1.2. Patok ukur dibuat dari bahan beton bertulang secukupnya,
berpenampang 15x15 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100
cm dengan bagian yang muncul di atas muka tanah cukup untuk
memberikan indikasi peil ± 0.00 sesuai Gambar Kerja, dan di atasnya
ditambahkan pipa bes / untuk mencantumkan patokan ketinggian
diatas peil + 0.00.

18.1.3. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua)
buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas; sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.

181.4. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda
yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan
pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas
untuk dibongkar

18.2. Papan bangunan


18.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo/ kayu local
kelas II. dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 15 em, lurus dan diserut
rata pada sisi sebelah atasnya.

RKS
BAB V Hal-18
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

18.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama
lain adalah 1.50 m; tertaneap di tanah sehingga tidak dapat digerak-
gerakkan atau diubah.
18.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau
sesuai dengan keadaan setempat.
18.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau
rata waterpass, keeuaii dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
18.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
18.2.6. Kontraktor harus menjaga dan mernelihara keutuhan dan ketepatan
letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

Pasal 19
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

19.1. Ijin memasuki tempat kerja

Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa
olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau Semua
bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan
dipersiapkan atau dimana bahan barang dibuat.

191.2. Pemeriksaan Pekerjaan


19.2.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor,
tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi, maupun mutu
pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas/Direksi harus
segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor
dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

19.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat
sebelum mendapatkan persetujuan pengawas dan pemborong harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada pengawas.. ahli untuk
memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak
terlihat.

RKS
BAB V Hal-19
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

19.2.3. Kontraktor harus mekliporkan kepada pengawas kapan setiap


pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa.

19.2.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam


(dihitung dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak
terhitung hari liburlhari Raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan
Pengawas / Direksi, maka Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya
dan bagian yang seharusnya diperilesa dianggap telah disetujui oieh
Konsultan Pengawas/Direksi
19.2.5. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Direksi
berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau
seluruhnya untuk diperbaiki

19.2.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi


tanggungan Kontraktor, tidak dapat di "klaim" sebagai biaya pekerjaan
tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

19.3. Kemajuan Pekerjaan

19.3.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus
disediakan oleh kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan
pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima
oleh Pengawas.
19.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu
waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk
menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada
waktu yang diperpanjang maka pengawas harus memberikan petunjuk
secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan
laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu
yang telah ditentukan.

19.4. Perintah untuk pelaksanaan (foreman)


Bita Kontraktor atau petugas Lapangannya tidak berada di tempat kerja di
mana Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau
perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh

RKS
BAB V Hal-20
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Semua petugas Pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk
menangani pekerjaan itu.

19.5. Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan
sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi, dan toleransi
lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.

RKS
BAB V Hal-21
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

Pasal 1
UMUM

1.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi Penyediaan Tenaga, bahan-bahan,


peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan pembangunan yang meliputi :

a. Pekerjaan Pembuatan Bangunan GOR dan Area Equestrian

Semua pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup Pekerjaan


Pembangunan GOR dan Area Equestrian Propinsi Jawa Baratyang tidak
dijelaskan dalam RKS akan dijelaskan kemudian dalam Risalah aanwijzing
dan pihak pemborong harus melaksanakannya sesuai gambar kerja

1.1. PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR


1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Tanah
- Pekerjaan Pondasi
- Pekerjaan Beton Struktur
- Pekerjaan Pasangan
- Pekerjaan Kusen dan Kaca
- Pekerjaan Plafond
- Pekerjaan Pengecatan
- Pekerjaan Pekerjaan Mekanikal
- Pekerjaan Elektrikal
- Pekerjaan Lain-lain

Semua penjelasan mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam


point - point penjelasan termasuk segala jenis peralatan , tahan dari teknis
pekerjaan.
1.2. PERSIAPAN PELAKSANAAN

RKS
BAB V Hal-22
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

1.2.1.Sebelum pelaksanaan pekerjaan , Kontraktor harus mempelajari dengan


seksama Gambar Kerja. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala
kondisi di Lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada bangunan
existing.

1.2.2.Kontraktor harus mengamankan/melindungi Hasil paket pekerjaan


sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan komponen/instalasi
existing yang dipertahankan; agar tidak rusak atau cacat.

1.2.3.Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang, atau konstruksi


khusus sebagai penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar,
harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu untuk
mendapat persetujuan.

Pasal 2
PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN

2.1. Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih
dahulu dibersihkan dari berbagai macam kotoran , sampah, puing - puing dan
segala sesuatu yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
2.2. Barang / Sampah yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari
lokasi Tapak/Site konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang
ditunjukkan Konsultan Pengawas/Direksi.

Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI / SALURAN AIR EKSISTING

3.1.Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk Semua instalasi air existing yang
berada di dalam Tapak / site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan
PerencanalPengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi. Untuk instalasi
existing tersebut di atas, kontraktor harus menjaga dan memeliharanya dari
gangguan/ rusak.

RKS
BAB V Hal-23
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

3.2.Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi pembuangan air
yang masih bertungsi harus dipindah, maka Kontraktor harus melakukan pekerjaan
ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas/Direksi.

RKS
BAB V Hal-24
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN TANAH

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi Penyediaan-Tenaga, peralatan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang
meliputi :
a. Pekerjaan Striping cut
b. Pekerjaan Galian tanah
e. Pekerjaan Urugan tanah
d. Pekerjaan Urugan pasir
e . Pekerjaan pembuangan tanah
Apabila ada Pekerjaan tanah yang tidak tercantum dalam lingkup pekerjaan
diatas kontraktor dapat melihat penjelasan yang lebih detail pada gambar
kerja.

2. PERSIAPAN PELAKSANAAN

1.1 Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih
dahulu diteliti, diukur dan bersihkan dari berbagai maeam kotoran ,
sampah, puing - puing dan segala sesuatu yang akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan .

2.2 Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi
Tapak/Site konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang
ditunjukkan Konsultan Pengawasl Direksi.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan
posisi , bentuk dan ukuran pokok dari pekerjaan galian dan striping cut
tanah, agar didapat hasil kerja yang efektif dan efisien maka kepada
pihak pemborong diharuskan untuk melaksanakannya sesuai dengan

RKS
BAB V Hal-25
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

yang tercantum dalam Gambar Kerja dan terlebih dahulu mendapat


persetujuan dari pengawas Lapangan.

3.2. Untuk Pekerjaan striping cut dilaksanakan dengan tinggi 20 cm dari


tanah asal. Pekerjaan ini dilaksanakan agar didapat kondisi dan
permukaan tanah yang rata, baik, bersih dari kotoran dan sampah.

3.3. Tanah sisa dari pekerjaan striping cut harus dibawa keluar lokasi
pekerjaan dan disimpan ditempat yang telah ditentukan oleh konsultan
pengawas.

3.4. Pada pekerjaan Galian Ukuran tinggi, panjang dan lebar galian harus
sesuai dengan gambar kerja. karena setiap Pekerjaan galian akan
berbeda - beda pada setiap pekerjaan , pekerjaan galian tersebut
antara lain :

a. Galian tanah untuk main hole


b. Galian tanah Untuk Pipa - pipa pembuangan disesuaikan dengan
rencana pelaksanaan yang tercantum dalam gambar kerja.
c. Galian tanah untuk Pondasi batu kali
d. Galian tanah untuk pondasi poor plat beton
e. Galian tanah untuk sloof panjang disesuaikan dengan rencana
pekerjaan
f. Persyaratan pekerjaan galian harus sesuai dengan pasal 1 dalam
Bab ini.

3.5. Tanah bekas galian dapat dipergunakan kembali untuk urugan pada
galian yang sudah dilaksanakan tersebut diatas.
3.6. Galian untuk pondai batu kali pagar dibuat dengan ukuran lebar 110 cm
dan tinggi Galian 180 cm panjang galian disesuaikan dengan gambar
rencana kerja yang akan dipasang pondasi batu kali untuk pemagaran .
3.7. Galian untuk Main hole dibuat dengan lebar 260 cm dengan tinggi 120
cm
3.8. Pada pekerjaan, urugan tanah peninggian lantai harus memperhatikan
ketentuan yang disyaratkan antara lain jenis dan kualitas tanah yang
akan digunakan. Tanah yang akan digunakan harus bersih bebas dari

RKS
BAB V Hal-26
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

kotoran kayu, plastik dan sampah lainnya.kemudian tanah tersebut


harus dipadatkan kembali dengan stamper bila dimungkinian. Hingga
permukaan tanah padat dan rata.Tinggi pengurugan tanah dilaksanakan
setinggi 20 cm
3.9. Urugan pasir dibawah lantar dan rabat beton dilaksanakan dengan
tinggi urugan 7 cm dan permukaan tanah yang sudah dilaksanakan
urugan tanah untuK peninggian lantai.
3.10. Untuk urugan pasir dibawah pondasi dan sloof dilaksanakan dengan
tinggi urugan 5 cm.s/d 12 cm .Semua pekerjaan galian dan urugan
harus sesuai dengan gambar 'kerja dan disetujui terlebih dahulu oleh
pengawas Lapangan.

Pasal 2
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI DAN PONDASI STRUKTUR

1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Pasangan aanstamping batu belah
• Pasangan batu belah 1 : 3 ( trassraam )
• Pasangan batu belah 1 : 5
• Pasangan Pondasi Tiang Pancang Mini File

2. PERSYARATAN BAHAN

2.1. Batu Belah.

Batu belah yang dipakai harus padat tidak berfon tidak retak , mempunyai
sisi yang tajam / tidak bulat dan tidak mengandung kotoran sehingga
mengakibatkan spesi adukan tidak menyatu dengan pas. Batu kali .
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh
disertai data teknis dari batu kali yang akan dipakai kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.

RKS
BAB V Hal-27
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

2.3. Pasir
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.

2.4 Air
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.

2.1.2 Pondasi Tiang Pancang Minifile

Pondasi Tiang Pancang yang dipakai /yang direncanakan merupakan


suatu barang material dengan hasil produk pabrikasi dari suatu
perusahaan tertentu yang mempunyai kwalitas dan kwantitas mutu
yang sudah terjamin dan telah disesuaikan dengan kebutuhan secara
konstruktif serta memenuhi segala persyaratan yang yang telah
ditentukan ,adapun produk pondasi yang akan dilaksanakan yaitu
menggunakan pondasi tiang pancang hasil produk PT. Beton
Elemindo atau setara merk / produk lainnya yang mempunyai
sfesifikasi atau kwalitas yang dapat memenuhi persyaratan ,jenis
bentuk dan ukuran serta lainnya disesuaiakan dengan rencana yang
telahditentukan , type Tiang pancang ( PILE ) yaitu Type SQUARE 20 (
D13 ) .
Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data teknis dari
pondasi tiang pancang yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

3 PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.1. Pasangan aanstamping dipasang dengan tinggi 20 cm setelah


dilaksanakan urugan pasir dibawah pondasi,

3.2. Pasangan batu dipasang berdiri , rapat kekosongan pada pasangan tidak
diperkenankan

3.3. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan


ukuran tinggi, lebar, dan panjang pondasi yang akan dilaksanakan sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.

RKS
BAB V Hal-28
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

3.4. Sebelum pemasangan, tinggi panjang dan lebar galian harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan pengawas Lapangan agar tidak terjadi
pembongkaran kembali pas. Pondasi yang disebabkan volume galian
tidak memenuhi syarat.

3.5. Adukan Pekerjaan.


a. Adukan Pekerjaan untuk pasangan pondasi batu kali kedap adalah
campuran 1 PC : 3 PS setinggi 1.4 mtn( lihat gambar kerja )
b. Untuk Semua pasangan pondasi batu kali terhitung dari P - 170 ke
atas, dipakai aduk Pekerjaan. campuran 1 PC : 3 PSR terkecuali
yang disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
e. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam
Bab ini.

3.6. Pekerjaan pemasangan pondasi batu kali harus benar-benar vertikal dan
horizontal Pengukuran diiakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat.
spesi adukan harus mengisi celah pertemuan batu kali sehingga t;dak
terdapat lubang yang kosong pada pasangan pondasi batu kali

3.7 Pada saat dilaksanakan pekerjaan harus diperhatikan rencana


pemasangan sparing untuk instalasi air kotor yang melewati batu kali
termasuk ketinggian untuk pasangan pipa yg akan dipasang dengan
kemiringan yang sesuai dengan gambar kerja.

3.8 Pada pasangan pondasi batu kali juga harus disiapkan stek - stek besi
( sesuai pembesian yg direncanakan ) . untuk pemasangan kolom praktis
sek tersebut dipasang dengan panjang 1 mtr dan 0.50 cm panjangnya
tertanam pada pasangan batu kali.

3.9. Besarnya Ukuran batu kali yang akan dipasang harus disesuaikan dengan
Was penampang pondasi yang akan dilaksanakan. batu kali yang berukuran
kecil tidak diperbolehkan untuk dipasang pada bagian bawah pas. Batu kali.

3.10 Pasangan Pondasi Tiang pancang dipasang dengan posisi pertikal


setelah posisi tepat pada titik yang telah ditentukan dilaksanakan

RKS
BAB V Hal-29
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

penekanan dengan menggunakan alat yang sudah disesuaikan


dengan teknis / sistematis yang professional bak alat / tenaga
kerjanya.

3.11Pasangan Pondasi Tiang pancang setelah posisi tepat pada pada


kondisi tanah yang telah ditentukan sesuai kedalaman dan
kekuatan tanah tersebut maka penekanan dapat dihentikan atau
sesuai dengan petunjuk / instruksi pengawas / direksi.

Pasal 3
PEKERJAAN BETON STRUKTUR

1. Persyaratan Mutu.

1.1.Ukuran dan Mutu Beton


Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai ukuran dan mutu karakteristik sebagai berikut :
a. Balok Sloof 15 x 20, 20 x 40, mutu beton K - 250
b. Pondasi Tangga dan Untraded an Uptrade tangga adukan K – 250
c. Struktur Atas beton K - 300 :
- Kolom 30 x 30, kolom 25 x 25
- Balok 15 x 20, 15 x 30, 25 x 35, 25 x 45, 30 x 50 '
- Plat lantai dan plat bordes T = 15 cm
- Plat tangga T = 15 cm
- Ring Balok 15 x 20, 15 x 30, 25 x 35, 25 x 45, 30 x 50
- Bondek t = 12 cm- Pekerjaan lain yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan beton.

d. Adukan Beton
- Adukan beton yang dipergunakan untuk pekerjaan beton struktur
menggunakan mutu beton K – 250 / 300. pekerjaan struktur ini
seperti Poor, Sloof, Balok, Kolom, kolom praktis, tangga.
‐ Adukan beton yang dipergunakan untuk pekerjaan beton non
struktur menggunakan perbandingan adukan 1 Semen : 2 pasir :

RKS
BAB V Hal-30
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

5 kerikil ( 1PC : 2PS : 5KR). pekerjaan non struktur ini seperti


lantai kerja dan rabat beton .

1.2. Tulangan
Mutu baja tulangan vang dipergunakan untuk seluruh struktur
bangunan ini adalah sebagai berikut :
• Mutu baja tulangan s/d diameter 12 mm adalah BJTP U-24
• Mutu baja tulangan diameter 13 mm ke atas (diameter dalam)
adalah BJTD U-39 (besi ulir)

1.3. Cetakan (Bekisting)


Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai Schafolding
kecuali Pekerjaan non struktur menggunakan papan / kayu local
kelas II. / Multipfeks 9mm. Bekisting dari multiflex / papan tersebut
harus diperkuat dengan rangka kayu untuk mendapatkan kekuatan
dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.

1.4. Bonding Agent


Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan
dicor secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh
sesuai dengan Desain dan perhitungannya. Bonding Agent yang
digunakan adalah produk lokal berkwalitas baik atau yang setaraf
dieampur dengan air dan Semen. Cara pemakaiannya harus sesuai
petunjuk pabrik.

1.5. Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk
mempercepat pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai
adalah produk lokal berkwalitas baik atau yang setaraf, dengan
takaran 0,8% dari berat Semen.takaran yang lain dapat digunakan
untuk mendapatkan kekuatan maksimal dengan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

RKS
BAB V Hal-31
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

2. Persyaratan Bahan Beton

2.1. Bahan Semen

a. Persyaratan Umum.Cement Portland yang disesuaikan dengan


persyaratan dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau
ASTM E-150 Type 1 atau standard Inggris BS 12. mutu semen yang
memenuhi syarat & dapat dipakai adalah yang
memenuhi persyaratan NI-8 pemilihan salah satu merk Semen
adalah
mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari


pengaruh cuaca sepanjang waktu dan peletakannya harus terangkat
dari lantai untuk menghindari kelembaban.

b. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa Semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang
tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas,
harus tidak dipergunakan atau diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti
dengan memakai Semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor
Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Kontraktor

e. Tempat Penyimpanan
Kontraktor harus menyediakan Tempat penyimpanan yang sesuai
untuk Semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat
terhadap kelembaban udara.

RKS
BAB V Hal-32
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

2.2. Bahan Pasir

a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir
alam yaitu pasir yang di hasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang
didapat dengan persetujuan Pengawas/Direksi.
b. Pasir harus halds, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan KECIL
dan lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan substansi
yang merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi yang
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir
e. Pasir harus mempunyai 'modulus kehalusan butir antara 2 sampai 3
atau jika diselidiki dangan saringan standard harus sesuai dengan
standard Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai
berikut :

Saringan No. Persentase satuan timbangan


tertinggal disaringan
4 0-15
8 6-15
16 10-25
30 10-30
50 15-35
100 12-20
PAN 3-7

2.3. Bahan AGREGAT Kasar (Kerikil)

a. AGREGAT kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui.


Ini dapat berupa kerikil sebagai Hasil disintegrasi alami dari batu-
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
b. Gradasi
1) AGREGAT kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada
antara 5 mm, sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat
berikut :
• Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6% berat

RKS
BAB V Hal-33
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98%
berat
• Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60% dan mimmum 10% berat harus
menyesuaikan dengan Semua ketentuan-ketentuan yang terdapat
di NI-2 PBI-1971.

2) AGREGAT kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa
oleh Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan ketentuan
gradasi, maka Kontraktor harus menyaring kembali atau mengolah
kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk mengHasilkan
Agregat yang dapat disetujui Konsultan Pengawas.

2.4. Bahan Air

Air yang dipakai untuk Semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah,
garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-
ketentuan yang ada dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton.

2.5. Bahan Baja Tulangan

a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan
standard Indonesia untuk beton NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-
15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan
tentang pengujian oleh pabrik dari Semua besi tulangan.beton yang
disediakan, untuk persetujuan Konsultan Pengawas sesuai dengan
persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam
gambar rencana.

b Besi tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih,


karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau
mengurangi daya lekat antara besi tulangan dengan beton.

RKS
BAB V Hal-34
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

e. Ukuran diameter baja tulangan, harus sesuai dengan gambar rencana, dan
tidak diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran. Diameter besi ulir
adalah diameter dalam.

3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton

3.1. Kelas dan Mutu Beton


a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2
PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah selalu
kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 (1 0,06) cm diuji
pada umur 28 hari.

b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa Hasil


pengujian benda-benda uji harus memberikan 'bk' (kekuatan tekan beton
karakteristik) yang lebih besar dari yang ditentukan di dalam tabel 4.2.1 PBI.
1971.

3.2. Komposisi Campuran Beton.


a. Beton harus dibentuk dari Semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang
serasi dan diolah sebaikbaiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat.

b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dipakai "campuran yang direncanakan' (designed mix).

c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan datam persyaratan
bahan beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tereapai
Pengecoran yang tepat dan memuaskan,

d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk


berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya
pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang di
hasilkan.

RKS
BAB V Hal-35
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

e. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi beton,


harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara
pengangkutan adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan
beton antara lain ditentukan oleh faktor air Semen.

f. Agar di hasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang


direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
¾ Faktor air Semen untuk pondasi sloof, poer, maksimum 0,60.
¾ Faktor air Semen untuk kolom balok, plat lantai, tangga, dinding beton dan
fistplank maksimum 0,60.
¾ Faktor air Semen untuk konstruksi pelat atap, dan Tempat-Tempat basah
lainnya maksimum 0,55.

g. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan dapat di


hasilkan suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk
konstruksi beton dengan faktor air Semen maksimum 0,55 harus
memakai Plat Eizer sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari
bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Direksi.

h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas biaya


Kontraktor Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu untuk
tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan,
kekedapan, awet atau kekuatan dan kontraktor tidak berhak atas klaim
yang disebabkan perubahan yang demikian.

3,3. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton.

Semua pengujian-harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Konsultan Pengawas


berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih KECIL bila hal tersebut dapat
dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau
alasan penghematan.

Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh konsultan


Pengawas melaiui pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 ern dibuat

RKS
BAB V Hal-36
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

dan diuji sesuai dengan PJI- / PBl-1971. Pengujian slump akan diadakan
oleh Kansultan Pengawas sesuai NI-2 FBI-1971.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan
contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.

3.4. Baja Tulangan

a. Baja beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.
Untuk menempatkan tulangan tetap tepat diTempatnya maka tulangan
harus diikat kuat dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-
blok beton cetak (beton decking) atau kursikursi besi/cakar ayam
perenggang.

b. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan
dalam gambar rencana, mimmal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari
agregat kasar dan harus memberikan kesempatan masuknya alat
penggetar beton.

3.5. Selimut Beton.

Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung


dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap
bagian-bagian konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut beton
untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :

a. Kepala tiang (poer), untuk sisi bawah 10 cm untuk sisi lainnya 5 cm.
b. Balok sloof= 4 cm
c. Kolom = 3 cm
d. Balok = 2,5 cm
e. Pelat Beton= 1,50 cm

RKS
BAB V Hal-37
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

3.6.Sambungan Besi Tulangan

Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada Tempat-Tempat lain dari


yang ditunjukan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Over lep pada sambungan-sambungan
tulangan harus mimmal 1/14 panjang bentangan , kecuali jika ditetapkan
secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.

37. Mengaduk

Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin


pengaduk beton yaitu 'beton mixer
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil
adukan dengan susunan kekentalan dan Indicator yang merata / seragam
dalam komposisi dan konsistensi dari adukan keadukan, kecuali bila
diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsisitensi.
Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.

3.8. Suhu

Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh dari 32° C dan tidak kurang dari 4,5°
C.
Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27° C dan 32° C, beton
harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.

3.9. Rencana Cetakan

Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam
gambar rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan
persetujuan daris Konsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan
dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung
jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya
perbaikan kerusakan-kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu
pemakaian.

RKS
BAB V Hal-38
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Sewaktu - waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian dari


bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus
dengan segera mengembalikan bentuk yang diafkir dan menggantinya atas
bebannya sendiri.

3.10. Konstruksi Cetakan

a. Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada


kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain
gerakan selama dan sesuadah Pengecoran beton.

b. Semua cetakan beton harus kokoh.


Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka
cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang telah
selesai harus tersedia.
Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan harus diminyaki
dengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk maksud itu yang
mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan akan
memudahkan melepas cetakan beton.
Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui Konsultan Pengawas.
Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk mencegah kontak
dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.

e. Penyangga cetakan (steger) harus bertumpu pada pondasi yang baik


dan
kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama
pelaksanaan.

3.11. Pengecoran

a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-
lainnya selesai dikerjakan. Sebelum Pengecoran dimulai permukaan-
permukaan yang berhubungan dengan Pengceoran harus sudah disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

RKS
BAB V Hal-39
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

b. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan


dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton
baru.
Pada sambungan Pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa
pembuangan semua kotoran, pembuangan beton beton yang
mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya.
Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut
sebelum beton baru dicor
c. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian Pengecoran
yang akan masih berlanjut, terhadap sistem struktur/penulangan yang
ada.
d. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas atau wakilnya yang
ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada di Tempat kerja, dan
persiapan betul-betul telah memadai.
e. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter, Semua
penuangan beton harus selalu lapis - perlapis horizontal dan tebalnya
tidak lebih dari 50 cm.
Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila Pengeeoran dengan tebal 50 cm tidak dapat memenuhi
spesifikasi ini.
f. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga
bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua
permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar
(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada
bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran
tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson
beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit
ketika dibenamkan dalam beton.

3.12. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti


petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan

RKS
BAB V Hal-40
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih


muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakan-
cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan,
permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sarnpai diseiujui
Konsultan Pengawas,

b. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hal sebelum cetakan-cetakan


dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan
samping lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-
saluran, 21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap, tangga dan
kolom.

Waktupun demikian sebagai pedoman dalam keadaan cuaca normal adalah


sebagai berikut : Struktur : Pengerasan Normal :
Kolom dan dinding 4 hari Peil lantai atau atap 28 hari Balok 28 hari

3.13. Perawatan (Curing)

a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di


bawah ini atau disemprot dengan Curing Agent ANTISOLS merek SIKA
bila dimungkinian . Konsultan Pengawas berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian
pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahan
yang langsung mimmal selama 3 had sesudah Pengeeoran.
Perlindungan Semalam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton
dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan
segera setelah Pengeeoran dilaksanakan.
e. Perawatan beton setelah tiga hari yaitu dengan melakukan
penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama
14 hari terus menerus. Perawatan Semacam ini bisa dilakukan dengan
penyiraman secara mekanis atau dengan pipa yang berlubang-lubang
atau dengancara lain yang disetujui Konsultan Pengawas sehingga
selama masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah. Air
yang digunakan dalam perawatan (Curing) harus memenuhi persyaratan
spesifikasi air untuk campuran beton.

RKS
BAB V Hal-41
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

3.14. Perlindungan (Proteetion)

Kontraktor harus melindungi Semua beton terhadap kerusakan-kerusakan


sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.

3.15. Perbaikan Permukaan Beton

a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak


sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tereetak menurut gambar
atau diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak,
hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus
dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila
Konsultan Pengawas memberikan izinnya untuk menambal Tempat yang
rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah
tercantum dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri
dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang
karena keropos, ketidak rataan dan bengkak harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda.

e. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak Sempurna pada


bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan meng
Hasilkan sebidang dinding, yang tidak memuaskan kelihatannya, kontraktor
diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi Plesteran 1pc : 3ps)
dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm demikian juga pada dinding yang
berbatasan, (yang bersambungan) sesuai dengan instruksi dari Konsultan
Pengawas.
Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas toleransi kelurusan
(pencekungan atau pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari L/1000
untuk Semua komponen.

3.16. Tenaga keria

Menyediakan tenaga kerja, material, peralatan dan transportasi yang diperlukan


untuk menyelesaikan Semua beton dan Semua pekerjaan pada lingkup ini

RKS
BAB V Hal-42
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

seperti yang tercantum pada gambar rencana, atau yang disebut dalam
spesifikasi, maupun pada keduanya.

3.17 Persyaratan Umum

- Bekisting/cetakan harus dipasang dengan kuat dan pada posisi sesuai


dengan gambar pelaksanaan untuk pondasi.
- Pada balok sloof harus dipasang stek-stek untuk kolom-kolom praktis yang
letaknya sesuai dengan gambar pelaksanaan (dokumen lelang).
- Pelaksanaan pekerjaan beton selengkapnya harus mengikuti uraian pasal 1 di
atas (Persyaratan Pengerjaan Beton).

- Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di Lapangan pada waktu


pemasangan yang diakibatkan oleh kekurang telitian dan kelalatan
pemborong, harus dilaksanakan atas biaya pemborong.
- Kekurang tepatan pemasangan karena kesalahan pelaksanaan tiarus
diperbaiki dibetulkan atau diganti dengan yang baru atas biaya pemborong.
- Pekerjaan perbaikan yang rusak atau tidak Sempurna akibat pengangkutan di
site atau sebab lain.harus segera dilaksanakan.

Pasal 4
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi
¾ Baik lintel 12 x 12
¾ Beton pagar mutu beton
- kolom praktis 12 x 12
- kolom 30 x 30
- Ring baik , 15x20, 15x30
- Sirip beton T = 15 em
¾ Kolom praktis 12 x 12, kolom praktis 15 x 15 dan balok lintel 12 x 12
¾ Pembuatan kolom praktis 15 x 15 cm.
¾ Pembuatan ring balok pagan
¾ Pekerjaan kolom praktis, dan ring balok lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.

RKS
BAB V Hal-43
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

2. PERSYARATAN BAHAN

• Besi Beton.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.3.1
• Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
• Pasir
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
Pasir yang dipakai harus pasir beton.
• Koral Beton Split
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.4
• Air
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
• Acuan / Bekisting & Perancah
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.1.3.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

a. Campuran & Mutu Beton.


cor Beton menggunakan campuran aduakn 1PC : 2PS : 3 KR , Mutu beton yang
disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang non struktural ini adalah K-
175.untuk pekerjaan rabat beton dan K – 175 pekerjaan beton pemagaran.

b. Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring); persyaratannya harus sesuai dengan
NI-2 (PBI-1971).

e. Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Gambar Kerja.
Acuan harus rapat (tidak bocor ), permukaannya , bebas dari kotoran tahi
gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur, dan sebagainya

RKS
BAB V Hal-44
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

d. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan Pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan
sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan
penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas,

e. Pekerjaan Pembongkaran Acuan Bekisting


Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinian mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.

f. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis.


Pemasangan kolom praktis untuk :
- Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
- Dinding pasangan batu bata 112 batu pada bagian dalam bangunan setiap
luas
9 m2.

Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian luar / tepi luar bangunan
setiap luas dinding 9 m2.

- Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.


Ukuran kolom praktis adalah 11 x 12 cm dan 15 x 15 cm, Lintel 12 x 12

g. Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis/Lintel Ring Balok.


Pemasangan balok praktis/lintel dan ring balok :
- di tepi atas akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai
ring balok.
- setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi
- dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Ukuran balok praktis adalah 15 x 15 cm, Lintel 12 x 12 atau sesuai
Gambar Kerja.

RKS
BAB V Hal-45
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

h. Penulangan beton kolom dan batok praktis sesuai gambar kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.

i. Pemasangan kolom praktis dan balok praktisllintel seperti tercantum dalam


butir 6.3.1.5 dan 6.3.1.6_ di atas, terlepas adalah pekerjaan tersebut
tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.

j. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring
balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja
harus diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 cm, yang terlebih
dahulu telah ditanan dengan baik pada Bagian Pekerjaan kolom dan balok
praktis ini.

Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Pasangan batu tempel andesit
• Pasangan lantai dan dinding keramik
• Pembuatan Dinding bata 1/2 bata.
• Pekerjaan waterprofing
• Pekerjaan pasangan batu bata lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN
a. Batu Bata.
Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan
dari pabrik atau penjual.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh
disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

RKS
BAB V Hal-46
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

b. Batu tempel andesit


Batu tempel yang digunakan harus mempunyai sudut siku dan ukuran yang
seragam, tidak cacat, mempunyai tekstur / corak yang sama sehingga akan
memudahkan dalam pemasangan,

c. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.

d. Pasir
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.22.

e. Air
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.

2. PERSYARATAN PELAKSANAAN

a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail


bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.

b. Dalam pekerjaan pasangan dinding bata Sebelum dilaksanakan


pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh air . Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan batu bata tersebut.

c. Aduk Pekerjaan.
a. Adukan Pekerjaan. untuk pasangan batu bata kedap air adalah campuran
1 PC : 3 PS untuk :
- Plesteran acian beton
- Dinding pasangan bata daerah basah.
- Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan luan -
Saluran.

d. Untuk Semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai
aduk

RKS
BAB V Hal-47
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

perekat/spesi campuran 1 PC : 5 PSR terkecuali yang disyaratkan kedap


air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

e. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab ini.

f. Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar-benar vertikal dan horizontal.


Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm
vertikal dan horizontal.

g. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus diklipis aduk kasar
sampai setinggi permukaan tanah

h. Sebelum diPlester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air


terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibarsihkan.

i. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi 5%.
Bata yang patah lebih dan 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.

j. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan Plester acian halus) :


¾ Dinding bata 1/2 batu harus setebal 15 cm.
¾ Dinding bata 1 batu harus setebal 25 cm.

RKS
BAB V Hal-48
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Pasal 6
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN

1.1.LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
•Fekerjaan adukan pasangan bata merah
• Plesteran adukan pondasi batu kali
• Pekerjaan adukan pasangan keramik
•Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

1.2. PERSYARATAN BAHAN

1.2.1.Semen

Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana


Kerja dan Syarat-Syarat Teknis Struktur

1.2.2. Pasir

Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir


yang tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak
mengandung bahan-bahan organis.

1.2.3. Air

Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan
organik, basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat
merusak.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


1.3.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume

1.3.2. Jenis Adukan


a. Adukan biasa adalah campuran 1 PC : 5 PS
Adukan ini untuk pasangan batu bata, pondasi batukali biasa dan batu
tempel serta untuk menutup Semua permukaan dinding pasangan bagian

RKS
BAB V Hal-49
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum


dalam Gambar Kerja.

b. Adukan kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS.


Aduk Plesteran ini untuk :
Semua pasangan bata, Pas. Dinding Keramik k. mandi, adukan pondasi
batu kali traasraam dan Plesteran beton di bawah permukaan tanah
hingga ketinggian sampai 20 cm dari permukaan lantai, kecuali
ditentukan laindalam gambar kerja.

Pasal 7
PEKERJAAN PLESTERAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Plesteran acian halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
• PLesteran kedap Air
• PLesteran Biasa
• PLesteran Beton
• PLesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah.
• Pekerjaan Pleseran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.1.

2.2. Pasir
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.2.

2.3. Air
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

RKS
BAB V Hal-50
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.


Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding
pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas

3.2. Jenis Plesteran.


a. Plesteran kasar / Garukan Motif Garis horizontal adalah Plesteran
dengan permukaan tidak dihaluskan,tetapi plesteran yang dibuat secara
kasar / bermotif garis yang horizontal , Campuran plesteran kasar adalah
campuran adukan kedap air, yaitu 1 PC : 3 Miil / Kalsit dan 2 Bks obat
Pengeras . Dipakai untuk :
‐ Menutup permukaan dinding pasangan dibawah pasangan kusen /
dinding – dinding tertentu / sesuai gambar dan RAB..

b. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC: 5 PS.

c. Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC: 3 PS.


Aduk Plesteran ini untuk : .
‐ Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian
sampai 20 cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam
gambar kerja
‐ Semua bagian permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga ketinggian
150 cm dan permukaan lantai,

d. Plesteran haluslaei halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat


sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
plesteran halus ini merupakan pakerjaan penyelesaian akhir dari dinding
pasangan.

3.3. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum di plester harus dibasahi


teriebih dahulu dan siar – siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.

RKS
BAB V Hal-51
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Sedang untuk permukaan beton yang akan diPlester, permukaannya harus


dibersihkan dari sisasisa bekisting,plester kemudian dikasarkan
("scrathed").
Tebal Plester adalah mimmal 1,5 em dan maximal 2,5 cm.Jika ketebalan
melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang
diikatkanldipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan,
untuk memperkuat daya lekat Plesteran.

3.4. Pemeliharaan.
Kelembaban Plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan
Plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas
matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah
penguapan air secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengaeian
selesai.
Kontraktor harus seialu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua)
kali sehari sampai jenuh.

Pasal 8
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Pekerjaan keramik lantai, dinding dan lantai kamar mandi/toilet dan Tempat
lain yang ditunjukkan pada Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN

2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.

2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.

RKS
BAB V Hal-52
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

2.3. Air
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.

2.4. Keramik (Ceramic Tile)

Jenis : Keramik

Permukaan : Non slip/Unglazed untuk lantai KM/WC.

Glazed untuk Lantai Bangunan lain dan dinding KM/WC.

Ketebalan : 6 mm.

Indicator : Ditentukan kemudian.


Ukuran : Keramik 40x 40 cm untuk Lantai
Keramik 20 x 20 cm untuk Lantai dan 20 x 25 Polish untuk
dinding KM/Toilet Keramik 20 x 25 cm
Kualitas : kelas I, heavy duty, single firing.'
Produk : setara ROMAN.
Produk perekat : Flexicoat setaraf Fleximet.

2.5. Adukan Pengisi Siar

Aduk pengisi siar dan nat yaitu dengan menggunakan cairan Flexicoat, sistem
pelaksanaan pengisian nat dengan koas kecil

2.6. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan keramik sebanyak 3 (tiga) set kepada
Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan (Tekstur dan Indicator),
selanjutnya dipakai sebagai standard dalam memeriksalmenerima bahan yang
dikirirn ke lapangan.

RKS
BAB V Hal-53
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.1. Pada saat pemasangan, keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
atau ternoda dan Indicator sesuai dengan yang disyaratkan.

3.2. Sebelum pemasangan keramik, harus dilakukan pengukuran dengan waterpass


(selang atau alat lain) agar permukaannya merata.

3.3. Ukuran / dimensi keramik harus presisi agar di Hasilkan pemasangan yang rapih.

3.4. Seluruh pemasangan keramik tidak boleh terkena air, karena menggunakan
sistem Flexicoat.

3.5. Pemasangan keramik dengan menggunakan cairan Flexicoat, sebelum keramik


dipasang harus diamplas terlebih dahulu pada kedua permukaan adukan dan
keramik yang akan disatukan. Permukaan / bidang yang akan direkatkan dengan
Flexicoat harus bersih, bebas dari debu dan kotoran yang mengganggu,
selanjutnya kedua permukaan tersebut diolesi dengan cairan Flexicoat dengan
ketebalan masing-masing 1 - 2 mm dan tunggu sekitar t 10 menit, kemudian
keramik direkatkan.

3.6. Bila dipedukan pemotongan keramik, maka harus dipergunakan alat pemotong
khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.

37. Sefama 3 x 24 jam setelah pemasangan, keramik harus dihindarkan dari injakan
atau pemberian beban

3.8. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Semua pipa sparing dan atau jaringan pipa
sudah harus terpasang pada tempatnya.
Kontraktor harus mempelajari gambar kerja dan koordinasi dengan pekerjaan
Plumbing dan Mekanikal di bawah pengarahan Konsultan Pengawas/Direksi.

RKS
BAB V Hal-54
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Pasal 9
PEKERJAAN KUSEN BAHAN ALUMUNIUM

1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Pekerjaan Kusen :

¾ Kusen pintu, jendela dan bouvenlight


¾ Pekerjaan lain yang tercantum dalam Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Ukuran kusen adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2.2. Pekerjaan Kusen alumunium


Alumunium Anodised 4" lengkap accesories sekualitas YKK / merk lainnya
Referensi bahan sesuai dengan SII , mutu kelas A untuk keawetan dan
kekuatan material.
2.3. Mutu dan kualitas bahan yang dipakai sesuai persyaratan seperfi diuraikan
butir berikut ini. Semua bahan yang dipakai harus kuat, lurus, tidak mudah
bengkok, tanpa cacat Ukuran bahan adalah ukuran jadi seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.

2.4. Bahan & Alat Bantu.


Bahan yang dipakai'adalah tipe A dengan referensi SII .
Bahan perekat adalah lem silent untuk karet, produk kualitas baik atau
setaraf Fox.
Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain-lain
harus digalvanisasi.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, kepada Kontraktor diwaijibkan untuk :


Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai
Gambar Kerja.

RKS
BAB V Hal-55
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Agar diusahakan pelaksanaan pemasangan instalasi sebelum pelaksanaan


pekerjaan kusen sehingga tidak terjadi pembongkaran.
Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung,
angker, dynabolt, sekrup, paku & lem perekat harus rapih dan sempurna
serta tidak diperkenankan mengotori bidang - bidang tampak.
Khusus untuk bahan sambungan/pengikat dari besi seperti angker,
sengkang, pelat dan sebagainya; sebelum terpasang harus sudah diberi
lapisan anti karat yang memenuhi persyaratan dalam Pasal Pekerjaan
Pengecatan di buku ini.
Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak diperkenankan
pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap
kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan
Kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui Konsultan Pengawas.

3.2. Pemasangan kusen bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan dinding dan


kolom praktis, khususnya pada kosen-kosen yang langsung diapit oleh
kolom praktis.
Prinsip pelaksanaan ini perlu diperhatikan dan dijaga agar angker kosen
tetap dapat berfungsi.

RKS
BAB V Hal-56
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Pasal 10
PEKERJAAN DAUN PINTU & JENDELA

1. DAUN PINTU, RANGKA JENDELA ALUMUNIUM.


1.1.Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


¾ Pekerjaan daun Pintu multilex 6 mm lapis vinyl kayu trplex
¾ Rangka daun Jendela alumunium lengkap aceessories

1.2. Persyaratan Bahan ;

1.2.1. Pintu, Jendela & Bovenlieht Alumunium.

Bahan : Multiflex 6 mm lapis vinyl kayu untuk daun pintu Alumunium

Bovenlight : Alumunium Anodised /colour 4"


Panel daun pintu : Multiplex 6 mm lapis teakwood
Ukuran : sesuai Gambar Kerja
Persyaratan : lihat Bab Pekerjaan Kayu dan kusen alumunium

1.2.2. Kaca
Sesuai dengan persyaratan bahan Kaca dalam bab Pekerjaan Kaca .

1.3. Persyaratan Umum.

1.3.1. Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe
yang tertera dalam Gambar kerja dengan memperhatikan ukuran-
ukuran, bentuk profil, material, detail, arah bukaan, dan lain-lain.
1.3.2. Semua daun pintu dan daun jendela, bovenlight dibuat baru baik rangka
maupun lapisan penutupnya .

RKS
BAB V Hal-57
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

1.4.Persyaratan Pelaksanaan.

1.4.1. Untuk Pekerjaan daun pintu harus memenuhi persyaratan pelaksanaan


Pekerjaan Kayu Halus
1.4.2. Semua ukuran Daun pintu dan daun jendela yang tertera dalam Gambar
Kerja adalah ukuran jadi dan harus lurus, tanpa cacat kayu, melenting,
cacat akibat benturan, cacat paku, ataupun retak-retak yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan.
Jika hal-hal tersebut ditemui, maka Kontraktor harus mengganti dengan
biaya ditanggung Kontraktor, tiedak dapat diajukan sebagai biaya kerja
tambah.
1.4.3. Disyaratkan :
Dibuat alur air pada sisi sebelah luar kusen baik secara vertikal maupun
horisontal. Untuk kusen pintu, pada bagian bawah kusen dibuat
locis/neut kusen dengan adukan trassraam, dan finishing dengan acian
halus.. Kedalaman alur air maksimal 1 cm.
1.4.4. Pelaksanaan Pemasangan :
Pemasangan daun pintu dan jendela harus terpasang sejajar tidak
timpang dalam pemasangan tidak goyah tidak macet / seret apabila
dibuka dan ditutup eelah tidak terlalu besar dan diberikan teloransi
untuk pemuaian.
Prinsip pelaksanaan ini perlu diperhatikan dan dijaga agar tidak terjadi
pembongkaran kembali pekerjaan dikemudian hari.
1.4.5. Daun Pintu Kayu.pekerjaan Kayu Halus dalam bab Pekerjaan Kayu.dan
pekerjaan alumunium.
Untuk panel lembaran kayu, pelekatan harus dilakukan dengan lem
putih produk Henkel atau setaraf fox.

RKS
BAB V Hal-58
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Pasal 11
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU 8 JENDELA
(ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI)

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi :
• Pekerjaan pasang engsel pintu dengan engsel baru
• Pekerjaar, pasang Kunci baru termasuk pintu KM/WC
• Pekerjaan pasang selot tanam baru untuk daun pintu dobel
• Pekerjaan pasang selot jendela, hak angin dan engsel jendela baru
• Pekerjaan perlengkapan pintu & jendela lainnya seperti tercantum dalam
gambar kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN
Semua alat penggantung & pengunci ("hardware") yang digunakan harus
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Apabila
terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu secara tertulis dari Pemberi Tugas.

2.1. Perlengkapan Pintu Ayun


a. Engsel.
1. Mekanisme : Ayun satu arah ("single swing").
Spesiflkasi : Tipe sesuai fabrikasi untuk bahan alumunium,
memenuhi standard SII.
Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda dengan rangka
alumunium
Ukuran : Standard produk
Jumlah : 2 (dua) set per daun pintu.
Produk : Ex Lokal mutu terbaik
Indicator : disesuaikan kusen dan pintu.

b. Kotak Kunci ("Lockcase").

1. Mekanisme : Ayun satu arah ("single swing").


Pemakaian : Pintu tunggal dengan rangka alumunium
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah siang (‘lateh bolt")

RKS
BAB V Hal-59
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

dan lidah malam ("rolling dead bolt").


Produk : lokal.
Indicator : disesuaikan.

2. Mekanisme : Ayun dua arah ("double swing`).

Pemakaian : Pintu ganoa dobel teakwood dngan rangka


alumunium
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah siang (‘latch bolt")
dan lidah malam ('rolling dead bolt").
Produk : lokal. mutu terbaik
Indicator : ditentukan kemudian.

e. Pegangan ("Handle").

1. Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (‘latch


bolt") secara mekanis yg menyatu dengan
silinder Kunci.
Pemakaian : Untuk Semua pintu selain KM/WC.
Produk : lokal. mutu terbaik
Indicator : Ditentukan kemudian.

2. Spesifikasi
Produk : Pegangan dg tombol putar, Kunci pd

Indicator bagian dalam pemakaian pintu


KM/WC.

2. Perlengkapan Daun Jendela


a.Engsel Jendela.
Mekanisme : Ayun satu arah ("single swing").
Spesifikasi :Tipe sesuai fabrikasi untuk bahan
standard SII.
Pemakaian : daun jendela dengan rangka
Ukuran : Standard produk
Jumlah : 2 (dua) set per daun jendela.
Produk Ex Lokal mutu terbaik.
Indicator : ditentukan kemudian. ;

RKS
BAB V Hal-60
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

b. Selot Jendela.
Mekanisme : ditarik ke atas (dengan per)
Pemakaian : daun jendela dengan rangka
Spesifikasi : standard untuk pas. Alumunium
Jumlah : 1 (satu) set per daun pintu.
Produk : lokal mutu terbaik.
Indicator : disesuaikan

c. Hak Angin Jendela.

Mekanisme : geser
Pemakaian : daun jendela dengan rangka alumunium
Spesifikasi : Ramskar geser dengan baut pengunei
Jumlah : 1 (satu) set per daun pintu.
Produk : lokal mutu terbaik.
Indicator : ditentukan kemudian.

2.3. Kehandalan Kerja.


Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja
dengan baik sebelum dan sesudah pemasangan untuk itu, harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Kontraktor wajib membuat shopdrawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di Lapangan.
Engsel atas, dipasang ± 28 cm (as) dari permukaan atas dan permukaan
bawah pintu pada pintu-pintu umum biasa.
Engsel pintu toilet adalah + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.

Pasal 12
PEKERJAAN KACA

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Pekerjaan Kcea daunjendela dan lubang eahaya (bovenlieht).
• Pekerjaan Kaca seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

RKS
BAB V Hal-61
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

2. PERSYARATAN BANAN
Semua Kaca yang dipakai dari standard produk dengan SII 0189/78.
Produk ASAHI MAS FLAT GLASS atau setaraf Asiatile/Itali.
2.1. Tipe Bahan. :
¾ Kaca :
a. Kaca bening (elear float glass).
Tebal : 5 mm.
Indicator : bening (clear).
Pemakaian : Semua daun jendela dan bouvenlieht ruangan
dalam dan arah keluar bangunan
.
Tipe/Produk : lokal. mutu terbaik

Semua Kaca harus bebas dari noda dan CACAT, bebas suffida maupun
bercak-bercak lain. Semua bahan Kaca yang dipakai harus mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.

2.2. Toleransi tebal :


Ketebalan Kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal
sebagai berikut :

Jenis Tebal Toleransi


(mm) (mm) (mm)
5 5 ± 0,3
6 6 ± 0,3
8 8 ± 0,3

2.3. Kesikuan.
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus
Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per
meter

2.4. CACAT-CACAT.
Kaea lembaran yang dipakai harus bebas dari CACAT dan noda apapun.

RKS
BAB V Hal-62
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Lapisan perak ("Chemieal Deposited Silver") pada Kaca cermin yang


dipakai harus terlihat merata. Apabila terjadi bereak-bereak hitam, maka
Kaca cermin harus diganti atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diajukan
sebagai biaya pekerjaan tambah.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.1. Pekerjaan Pemasangan Kaca Jendela.


Sebelum pemasangan Kaca , kusen telah terpasang kokoh dan telah
selesai sesuai dengan Gambar Kerja dan memenuhi persyaratan
pekerjaan kusen/logam yang diuraikan pada bab lain dalam buku ini.

Pasal 13
PEKERJAAN SANITER

1. LINGKUP PEKFRJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengadaan dan pemasar,gan :
• Pekerjaan pemasangan closet duduk
• Pekerjaan bak mandi fiber 60 x 60 + pas. keramik
• Pekerjaan pasang kloset jongkok
• Pekerjaan Pemasangan Floor Drain
• Pemasangan Paper holder
• Pemasangan Tempat sabun
• Pekerjaan Pemasangan shower spray
• Pekerjaan Pemasangan Kran jet showen

2. PERSYARATAN BAHAN
Jenis, ukuran, Indicator sesuai petunjuk Gambar serta buku RKS ini dan yang
telah disetujuioleh Pemberi TugasIDireksi

2.1. KLOSET JONGKOK


Produk : lokal. mutu terbaik setara TOTO atau INA Bahan :
Keramik
Tipe : Kloset jongkok.
Indicator : Ditentukan kemudian.

RKS
BAB V Hal-63
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

2.2. FLOOR DRAIN


Produk : setara TOTO
Bahan : Stenless
Ukuran :3"

2.3. KRAN
Produk : setara TOTO
Ukuran : 'h "
Type :shower, jet shower

Perlengkapan ("accessories") untuk unit-unit saniter tersebut di atas harus


lengkap dari kran sampai pipa pembuangan ("drain").
Semua 'accessories" yang terpasang harus utuh, tidak CACAT, dan
lengkap.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Sambungan pipa dengan "accessories" unit saniter pada umumnya
menggunakan sambungan ulir Penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu
harus dilapisi dengan "Red Lead Cement' dan memakai pintalan atau serat
halus.Pada Tempat-Tempat khusus digunakan sambungan "flanged".
Pada penyambungan dengan "flanged" perlu dilengkapi dengan "ring type
gasket" untuk lebih menjamin kekuatan sambungan.

Pasal 14
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
. Pekerjaan langit-langit dengan bahan panel gypsum tebal 9 mm dan atau
GRC board 4 mm, untuk seluruh bangunan atau sesuai Gambar Kerja.
• Pemasangan lis profil gypsum pada bagian tepi plafond.

2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Gypsum Board
Tebal : 9 mm
Ukuran Panel :'`I20 x 240 cm

RKS
BAB V Hal-64
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Produk : lokal, mutu terbaik (setara Jaya board atau Elephant)

2.2. Fiber plat GRC Board

Teoal : 4 mm
Ukuran Panel : 122 x 244 cm
Produk : lokal, mutu terbaik (setara Jabesmen)

2.3. Rangka Langit-langit.


Bahan : Hollow
Ukuran ' : 4 x 4 cm. (sesuai Gambar Kerja)
Bahan harus memenuhi persyaratan bahan.

2.4. Lis Profil Gypsum


Ukuran lis profil : 7 cm
Produk : lokal, mutu terbaik

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

3.1. Ketinggian kerangka langit-langit setelah terpasang dan disetel harus


sesuai dengan ketinggian langit-langit jadi seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

3.2. Bahan yang digunakan untuk rangka plafond adalah hollow 4 x 4 cm.
ukuran rangka plafond untuk gypsum adalah 60 x 60 cm sedangkan
ukuran rangka plafond untuk GRC adalah 61 x 61 cm.

3.3. Pemasangan rangka plafond harus selalu melakukan koordinasi dengan


tim yang akan memasang titik lampu apabila pemasangan lampu yang
digunakan adalah type inbow.

3.4. Pemasangan plafond untuk ruang Loby adalah dengan menggunakan pola
pada bidang plafond bahan penutup gypsum 9 mm.

3.5. Lembaran-lembaran Plafond Gypsum dan GRC harus dipasang pada


rangka hollow dengan paku gypsum pada setiapjarak20 cm (1,5 cm dari
tepi).

RKS
BAB V Hal-65
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Di bagian tengah lembaran Gypsum dan GRC dipaku dengan paku


gypsum secukupnya pada rangka agar permukaan bidang tidak melendut.
Bahan plafond gypsum digunakan untuk Semua ruangan , sedangkan
pada bagian luar menggunakan bahan GRC Board.

3.6. Setelah panel gypsum dan GRC terpasang, pada bagian sambungan dan
kepala paku ditutup dan dirapihkan dengan menggunakan pita dan plaster
gypsum hingga permukaanya menjadi rata.

3n. Kayu rangka plafond yang baru harus dalam kondisi baik dan memenuhi
syarat untuk dipergunakan

3.8. Sebelum penutup plafond dipasang, pada rangka plafond dipasang


lembaran plastik untuk melindungi panel gypsum dari kebocor an air hujan.

3.9. "Finishing" adalah Cat acrylie (Cat tembok).


Pelaksanaan Pengecatan harus memenuhi persyaratan pekerjaan
Pengecatan seperti diuraikan dalam bab Pekerjaan Cat & Laburan dalam
RKS ini. Indicator ditentukan kemudian.

Pasal 15
PEKERJAAN PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Pekerjaan Pengecatan permukaan dinding pasangan batu , beton yang
ditampakkan, dan langit-langit dengan Cat tembok.
• Pengecatan pagar besi hollow 2 x 4 dan 2 x 5 cm
• Pekerjaan Pengecatan Plint dengan Cat plincoat.

1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Plesteran Dinding, Beton dan Langit –


Langit
Semua permukaan Plesteran dinding, permukaan beton yang tampak
exposed dan langit-langit seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

RKS
BAB V Hal-66
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

1.2. Pekerjaan Pengecatan Kayu.


¾ Cat akhir ("finish") untuk permukaan kayu yang ditampakkan, seperti :
lis profil Gypsum tepi langit-langit, seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
¾ Cat dasar/meni besi untuk pekerjaan pagar seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN

2.1. Cat tembok.


Bahan dari jenis acrylie emulsion kualitas utama, tahan terhadap udara
dan garam, setara produk lokal. mutu terbaik.

2.2. Cat Logam.


Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama. Produk
lokal. mutu terbaik.

2.3. Plamur
Bahan dari kualitas utama, produk ex Lokal mutu terbaik.

2.4. Kontraktor wajib membuktikan keaslian Cat dari produk tersebut di


mengenai kemurnian Cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :
¾ segel kaleng
¾ test BD
¾ test laboratorium
¾ hasil akhir Pengecatan

Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor


Hasil test kemurnian ini mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan
diserahkan ke Direksi/Konsultan Pengawas untuk persetujuan
pelaksanaan.

2.5. Kontraktor harus menyiapkan contoh Pengecatan tiap Indicator dan jenis
Cat pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2.

RKS
BAB V Hal-67
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Pada bidang-bidang tersebut harus dieantumkan dengan jelas Indicator,


formula Cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari Cat dasar sampai
dengan lapisan akhir

2.6. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas,


untuk kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 Galon tiap
Indicator dan jenis Cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng Cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan
dengan jelas identitas Cat yang ada di dalamnya.
Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk
Perawatan.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.1. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak beraturan atau ada bekas
yang menunjukkan tandatanda sapuan, rollan maupun Semprotan.

3.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan Pengecatan, permukaan dinding kering


dan bersih, diamplas / dibersihkan terlebih dahulu hingga permukaan
bidang yang akan dicat terlihat bersih.dan kering

3.3. Apabila dari Cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun
atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.

3.4. Khusus untuk Semua Cat dasar harus disapukan dengan roll Cat.

3.5. Standard Fengerjaan ('Moek-Up")


Sebelum Pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan Pengecatan
pada satu bidang untuk tiap Indicator dan jenis Cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan Indicator, tekstur,
material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai "moek-up" ini akan ditentukan
oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut
telah disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana, maka

RKS
BAB V Hal-68
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard mimmal keseluruhan


Pekerjaan Pengecatan.

3.6. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi/Konsultan Pengawas harus


diulang dan diganti. Kontraktor harus melakukan Pengecatan kembali bila
ada Cat dasar atau Cat finish yang kurang menutupi atau lepas
sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.

37. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding, Beton dan Langit-Langit :


a. Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau
noda lain. bekas-bekas Cat yang terkelupas bagi permukaan yang
pernah dicat dan dalam kondisi kering.
b. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak memungkinian
untuk menggunakan roller
e. Permukaan Interior
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 - 150 micron atau daya sebar per liter
adalah 10 m2.
Tunggu selama mimmum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
Lapisan kedua dan Ketiga :
Cat jenis Vynil Acrylic Emulsion.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller
Ketebalan lapisan adalah 25-40 micron atau daya sebar per liter
adalah 11-17 m2. Tenggang waktu antara pelapisan mimmum 12 jam.
Indicator ditentukan kemudian.
d. Permukaan Exterion
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 - 150 micron atau daya sebar per liter
adalah 10 m2.

RKS
BAB V Hal-69
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Tunggu selama mimmum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan


berikutnya.
Lapisan kedua dan Ketiga :
Cat jenis Watershield.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller
Ketebalan lapisan adalah 25-40 micron atau daya sebar per liter
adalah 11-17 m2.
Tenggang waktu antara pelapisan mimmum 12 jam. '
Indicator ditentukan kemudian.

3.8. Pekerjaan Pengecatan logam Yang Ditampakkan.


Bersihkan seluruh permukaan besi dari bahan yang mengotori atau
bahan lain yang sekiranya akan mengganggu jalannyapekerjaan
finishing.

3.9. Pekerjaan Pengecatan logam yang Tidak Ditampakkan.


Untuk Semua permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya Cat
dasar/menie besi Indicator hijau 1 lapis Peiaksanaan dengan kuas.

Pasal 16
PEKERJAAN RANGKA BAJA DAN PENUTUP ATAP

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, perangkaian ( assembling ) dan
ereksi ( erektion )seluruh Pekerjaan pemasangan konstruksi atap seperti
tercantum dalam gambar kerja meliputi
a. Pekerjaan rangka atap ( roop truss)
b. Pekerjaan reng ( batten )
c, Pemasanpan penutup atap
d. Pemasangan kap finishing atap
e. Pemasangan talang
f. Asesoris atap lain yang diperukan secara teknis

2. Persyaratan Bahan

RKS
BAB V Hal-70
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Material struktur rangka atap baja ringan Produk yang mendapat


rekomendasi dari instansi teknis

a. Properti mekanis baja ( Steel Mechanical Properties)


- Baja Mutu Tinggi G550
- Tegangan Leleh minimum ( Minimum Yield Strength) : 550 Mpa.
- Modulus Elastisitas : 2.1 x 10⁵ Mpa.
- Modulus Geser : 8 X 10⁴ Mpa

b. Lapisan pelindung terhadap korosi ( Protective Coating )


Lapisan pelindung seng dan aluminium (Zincalum / AZ dengan komposisi
sebagai berikut :
- 55 % Aluminium ( Al )
- 43,5 % Seng (Zinc)
- 1,5 % Siicon ( Si )
- Ketebalan pelapis : 50gr/m² dan 150 gr (AZ 50 - AZ 150)

c. Profil Material
Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil clip -channel
- C75.75 (tinggi profil 75 mm dan ketebalan dasar baja O,75 mm)

Reng ( batten )
- Profit yang digunakan untuk reng adalah profit top hat ( U terbalik

d. Penutup Atap
Penutup atap menggunakan genteng metal dengan ketebalan 0.25, warna
coklat tua kualitas setara Maha Roof / Prima Roof / Genteng Morando
Glazuur Jatiwangi ( Disesuaikan dengan RAB. )

3. Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap Semua
ukuran – ukuran yang tercantum dalam gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran
gambar Kerja adalah ukuran jadi / finish.

b. Setiap bagian yang tidak mendahului persyaratan yang tertulis disini yang
diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus

RKS
BAB V Hal-71
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

diganti kewajiban yang sama juga berlahu untuk ketidakcocokan, kesalahan


maupun kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam
koordinasi dengan gambar pelengkap dan Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan
Elektrikal. Pekerjaan perubahan dan Pekerjaan tambah dalam hal mi
dikerjakan atas biaya Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai biaya tambah

c. Perubahan bahan / detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan


Pengawas dan Konsultan Perencana untuk mendapat persetujuan secara
tertulis.
Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang
mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai Pekerjaan
tambah kurang.
Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk kontruksi baja ringan dipabrikasikan
di worksop, baik workshop permanan maupun workshop sementara. Kontraktor
bertanggung jawab atas Semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan
pemasangan semua komponen struktur konstruksi baja ringan.

4. Persyaratan Kontruksi

a Sambungan
Alat penyambung antara element rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi
dan instalasi adalah baut menarik sendiri (self driling srew ) dengan spesiffikasi
sebagai berikut:
1 . Kelas Ketahanan Korosi Minimum : Class 2
( Minimum Composion Rating )
2. Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap ( Truss Fastener)
adalah " 12- 14 x 20. Dengan ketentuan sebagai behkut :

a. Diameter ulir : 12 Gauge ( 5,5 mm


b. Jumlah ulir per inchi ( Threads per inch/TPI) : 14 TPI
c. Panjang : 20 mm
d. Ukuran kepala baut : 5/16” ( 8 mm hex.sockel)
e. Material : AISI 1022 Heat teated

RKS
BAB V Hal-72
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

carbon steel
f. Mat geser rata - rata ( Shear, Average) : 8.8 kN
g. Met tank minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
h. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm

3. Ukuran baut untuk elemen struktur reng ( batten fadaner) adalah type
10-16 x 16,dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Diameter ulir 10 Gauge ( 4,87 ram


2. Jumlah ulir per inchi ( Threads per inch/TPI ) 16 TPI
3. Panjang 16 ram
carbon steel
4. Material
5. Kuat geser rata - rata ( Shear, Average ) 6.8 kN
6. Kuat tarik minimum Tensile, min ) 11.9 kIN
7. Kuat torsi minimum Torgue, min ) 8.4 Wrn
4. Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada
gambar kerja.

5. Pemasangan baut harus menggunakan alat Bor Listrik 560 watt dengan
kcmampuan\ putaran alat minimum 2000 rpm.

b. Pemotongan Material

1. Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan


yang sesuai, alat potong listrik dan gunfing, yang telah ditentukan oleb
pabrik.
2. Alat potong harus dalam kondisi baik.
3. Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja .
4. Bagian bekas irisan harus benar - benar datar, lurus dan bersih.

5. Garansi
Kontraktor harus memberikan garansi terhadap Pekerjaan konstruksi atap yang
menjamin kekuatan dan kebocoran, minimal 20 tahun

RKS
BAB V Hal-73
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

2.0.0 LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL


2.1.0 Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini atau pun yang tertera dalam gambar – gambar
perencanaan (Design & Build), dimana bahan – bahan dan peralatan yang
digunakan sesuai dengan ketentuan – ketentuan pada spesifikasi ini. Bila
ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban pemborong untuk menggantikan bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.

2.2.0 Uraian Lingkup Pekerjaan


Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan
instalasi listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

Garis besar scope pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :


1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel – panel Tegangan Rendah.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi kabel Tegangan Rendah.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan dan kotak
kontak biasa dan saklar.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian armature lampu penerangan.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi penerangan luar beserta
lampunya.
6. Pengadaan, pemasangan Rak kabel untuk jalur kabel daya.
7. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pembumian.
8. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Penangkal petir.
9. Pembuatan as built drawing (gambar terpasang).
10. Mendapatkan pengesahan instalasi dari instansi yang berwenang.
11. Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.
12. Pengadaan, pemasangan dan pengujian saklar, stop kontak.

RKS
BAB V Hal-74
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

3.0.0 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


3.1.0 Panel Tegangan Rendah
1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE / DIN dan juga
harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL.
2. Panel – panel (Free Standing atau Wall Mounting) harus dibuat dari plat
besi tebal minimal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus
dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat power coating, warna
dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak owner. Pintu dari panel –
panel tersebut harus dilengkapi dengan master key.
3. Konstruksi dalam panel – panel serta letak dari komponen – komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan – perbaikan, penyambungan – penyambungan pada komponen
– komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen –
komponen lainnya.
4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase
R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding, besarnya busbar
harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar
tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 65oC. setiap busbar
copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang
dipergunakan untuk member warna busbar dan saluran harus dari jenis
yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak
tahan getaran, untuk Amperemeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96
mm dengan skala linier dan ketelitian 1 % dan bebas dari pengaruh induksi
serta ada sertifikat tera dari LMK / PLN (min. 1 buah untuk setiap jenis alat
ukur).
6. Ukuran dari tiap – tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan sesuai dengan yang telah disetujui oleh Direksi / MK.
7. Komponen – komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :
a. ACB
b. MCCB
c. MCB
d. Miniature Circuit Breaker
Rated current : sesuai gambar
Operating voltage : 200 V, 380 V
Frequency : 50 Hz

RKS
BAB V Hal-75
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Breaking Capacity : Lihat gambar


Permitted ambient temp. : 55oC
Overload release : sesuai gambar
e. Auxiliary relay.

8. Komponen – komponen pengukuran yang dapat dipakai :


a. Current Transformer
b. KWH meter
c. Amperemeter
d. Voltmeter
e. Frequency meter
f. Power Factor / Cos phi meter
ƒ ACB pada incoming & outgoing : X
‐ Rated continuos current : sesuai gambar
‐ Type : Draw Out Type
‐ Number of pole : 3 phase, 4 pole
‐ Rated operating voltage : 380 Volt
‐ Frequency : 50 Hz
‐ Permitted ambient temp. : max. 55oC
‐ Rated short time current (0.5 s) : 35 KA – 60 KA
‐ Rated peak with star current : 60 KA – 100 KA
‐ Operator Mechanism : Motorized with stored
energy
feature motor & closing
solenoid 220 V, 50 Hz.
‐ Over load release : Adjustable
‐ Instantenous over current : Adjustable
‐ Auxiliary release yang mungkin ada : - Under voltage release
220
(lihat gambar)
- Shunt trip
‐ Auxiliary switch 4 NO + NC

ƒ MCCB pada incoming outgoing


‐ Rated continuos current : 70 A, 100 A, 160 A, 250 A
atau

RKS
BAB V Hal-76
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

dinyatakan lain pada


gambar
‐ Type : Fixedmounted, untuk
rating
2.500 A, keatas harus
digunakan type Draw Out.
‐ Number of pole : 3 phase, 4 pole
‐ Rated operating voltage : 380 Volt
‐ Frequency : 50 Hz
‐ Permited ambient temp. : max 55oC
‐ Rated short time current (0.5 s) : 22 KA
‐ Rated peak with star current : 60 KA
‐ Operator Mechanism : manual operation &
motorized
(for incoming)
‐ Over load release : Adjustable
‐ Instantenous over current : Adjustable
‐ Auxiliary release yang mungkin ada : (lihat gambar)
‐ Auxiliary switch : 4 NO + NC
ƒ MCB untuk beban motor – motor
‐ Rated Current : sesuai gambar
‐ Operating voltage : 380 Volt
‐ Type : Fixed mounted

3.2.0 Kabel Tegangan Rendah


1. Kabel – kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min
0,6 KV dan 0,5 KV untuk kabel NYM.
2. Pada prinsipnya kabel kabel – kabel daya yang dipergunakan adalah jenis
NYY, untuk kabel penerangan dipergunakan kabel NYM.
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus
dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada MK.
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.

RKS
BAB V Hal-77
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

3.3.0 Penangkal Petir


ƒ Untuk spit (penangkal Petir) digunakan Elektro magnitis non radioaktif
dengan radius pelindung min 35 mm dan dipasang pada ketinggian 5 m
dari titik tertinggi bangunan sesuai gambar.
ƒ Untuk penghantar penurunan petir digunakan kabel NYY dengan luas
penampang 50mm2.
ƒ Klem penyangga harus dibuat dari bahan besi siku, sebelum dipasang
harus di zinchromat terlebih dahulu dan kemudian di cat besi anti karat
sebanyak dua kali.
ƒ Untuk electrode pentanahan dipergunakan Copper Rod dengan diameter
minimum 1” pada ujung bawah pipa harus dipasang copper rod yang dibuat
runcing sepanjang 0,5 m.
ƒ Electrode pentanahan yang setempat (1,2 atau lebih).
ƒ Ditanam dalam tanah disesuaikan kondisi.
ƒ Nilai tahanan pentanahan maximum 5 ohm diukur setelah minimal 3 hari
tidak turun hujan

3.4.0 Lighting Fixtures untuk lampu TLD


1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm.
2. Condenser yang dipasang seri pada lampu – lampu TL harus dapat
memberikan koreksi factor total minimal 0,85.
3. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Warm / 33.
4. Ballast yang digunakan adalah tipe low loss dan ballast tersebut harus
digunakan untuk masing – masing tube, tidak diperkenankan menggunakan
1 ballast untuk 2 tube / lampu TL.
5. Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut.
6. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat power coating bebas dari
karat dan lecet – lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih, contoh harus
disetujui oleh MK dan perencana.
7. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga
pekerjaan – pekerjaan seperti pengganti lampu, pembersihan, pemeriksaan
dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
8. Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat
terminal pentanahan (grounding).

RKS
BAB V Hal-78
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

3.5.0 Lampu Tabung


1. Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector alumunium.
2. Lamp holder menggunakan standar E – 27 atau tipe pin.
3. Diameter dari kap lampu minimal, lihat gambar.
4. Lampu yang dipakai dari jenis lampu ichandenscent dan PLC atau sesuai
gambar, contoh harus disetujui oleh MK dan perencana.

3.6.0 lampu sorot (spot light) dalam bangunan


1. Lampu fixtures dari bahan alumunium dan berbentuk silinder atau sesuai
gambar.
2. Lamp holder menggunakan standard E – 27 atau sesuai kebutuhan.
3. Lighting fixtures akan dipasang outbouw pada duct plafon ( lihat gambar).
4. Lampu yang dipakai dari jenis Halogen atau PAR / Produk Phillips jenis
reflektif.
5. Contoh harus disetujui oleh Direksi MK dan perencana.

3.7.0 lampu SorotLuar (Flood Light)


1. lampu sorot luar dimaksudkan untuk menyorot bangunan seperti yang
ditunjuk didalam gambar.
2. Lamp-Housing dari die – cast aluminium atau steel staved enamel finished
dan dilengkapi dengan anodized aluminium reflector.
3. Mounting base harus diperlengkapi sehingga dapat terpasang dengan baik.
4. Lamp-housing harus tahan cuaca dari aluminium IP-44.
5. Lampu yang dipakai dari jenis Metal Halide ( Lihat gambar).
6. Contoh harus disetujui oleh Direksi / MK dan perencana.

3.8.0 Lampu Emergency


1. Lampu emergency yang digunakan jenis fluorescent, Incandescent lengkap
dengan bateri dan chargernya.
2. Pada saat listrik PLN / Genset menyala charger akan mengisi baterai dan
lampu harus dapat dioperasikan dari listrik PLN / Genset melalui rangkaian
terpisah ( satu buah lampu) dan dapat hidup matikan dengan switch.
Bila PLN / Genset mati, lampu tetap menyala ( tanpa terputus) dan
dioperasikan oleh sumber daya bateri (lampu yang lain). Bila PLN / Genset
hidup bateri harus diisi kembali dan semua operasi tersebut diatas harus
dapat bekerja secara otomatis.

RKS
BAB V Hal-79
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

3. Bateri yang dipakai jenis Dry Cell Nikel Cadnium dan harus sanggup
menampung operasi selama minimal 2 jam, kapasitas bateri disesuaikan
dengan TLD dan PLC yang dipasang.
4. Tegangan input adalah 220 V, ± 10% 50Hz, 1 Phase, diperlengkapi dengan
indicator LED dan peralatan push to Check bateri.
5. Chargernya harus dapat mengisi battery pada kapasitas penuh 1x24 jam.
6. Inverternya harus tidak bekerja bila lampu dinyalakan dari PLN / Genset.
7. Untuk lampu exit dipakai jenis fluorescent 1x10W maintain lengakap
dengan battery dan chargernya.
8. Contoh lampu exit disetujui oleh Direksi / MK dan perencana.

3.9.0 Kotak Kontak dan Saklar


1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata
adalah tipe pemasangan masuk / in-box (flush mounting).
2. Kotak-kontak biasa (inbox) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan
mengikuti standar VDE, sedangkan kotak-kontak tenaga atau (out-box)
mempunyai rating 15 A dan mengikuti standar BS ( 3 poin) dengan lubang
bulat.
3. Flush- box (in-box doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan
push button harus dipakai dari jenis bahan metal.
4. Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai dari
ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis Wheather Proof sedang
untuk sklar dipasang 120cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar.
5. Kotak-kontak yang khusus didalam box dibawah lantai, harus dari pabrik
pembuat yang sama dengan underfloor duct atau built in.

3.10.0 Grounding
1. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BBC = Bare Copper
Conductor).
2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk
penampang kabel lebih kecil dari 50mm atau sesuai gambar system
pembumian.
3. Electrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized
minimum diameter ½” diujung pipa tersebut diberi dipasang Copper Rod

RKS
BAB V Hal-80
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

sepanjang 0,5m. electrode pentanahan yang ditanam dalam tanah minimal


sedalam 12m atau sampai menyentuh kepermukaan air tanah.
4. Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maksimum 2
ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
Grounding untuk peralatan elektrikal harus dipisahkan dengan grounding
peralatan elektronik.
5. Lihat gambar detail untuk box dan terminal pembumian.

3.11.0 Kabel trunking dan Tangga Kabel


1. Lihat gambar detail untuk kabel tray.
2. Cara pemasangan kabel trunking harus digantung pada dak beton dengan
besi beton (iron rod diameter 10mm), penggantung agar dipasang pada
jarak setiap 1,5-2meter pada jalur lurus dan pada setiap belokan.
3. Pada setiap belokan atau percabangan bentuk trunking harus dibuat
sedemikian rupa sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang
diperkenankan.
4. Sebelum dipasang kabel trunking tersebut harus dizinchromate 2 kali dan
dicat finishing 2 kali merk ICI, warna akan ditentukan kemudian.
5. Cable Ladder yang dipasang didalam shaft/pada dinding kabel
menggunakan bahan UNP – 10 dan dipasang setiap jarak 1 (satu) meter.
Dilengkapi dengan klem kabel, sebelum dipasang Cable Ladder ini harus
dizinchromate 2 kali dan dicat finishing 2 kali merk ICI, warna akan
ditentukan kemudian.
6. Kabel yang dipasang diatas trunking dan pada kabel ladder harus di klem
dengan klem-klem kabel (pengikat/tie) anti ultra violet, merk 3M atau
setara.
7. Sebelum pemasangan kabel trunking harus dikordinasikan terlebih dahulu
dengan instalasi lainnya (AC, Plumbing).

3.12.0 Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC high Impact
didalam beton atau diluar beton, dimana diameter dalam dari conduit minimum
1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah 19mm, atau
dinyatakan lain pada gambar.Contoh lampu exit disetujui oleh Direksi / MK dan
perencana.

RKS
BAB V Hal-81
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

4.0.0 PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


4.1.0 Panel – Panel
1. Panel – panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya dan harus rata (horizontal).
2. Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland
dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
3. Semua panel harus ditanahkan.

4.2.0 Kabel – Kabel


1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel merk
yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
2. Setiap daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan arah beban.
3. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, di
klem dan disusun dengan rapih.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada
kabel penerangan.
5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus mempergunakan
alat press hydraulic yang kemudian disolder dengan timah pateri.
6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat press hydraulic yang kemudian disolder dengan timah
pateri.
7. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum,
dimana sebelum kabel ditanam, ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm
dan diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar
galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
8. Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan
kabel support (minimum setiap 50 cm).
9. Pada route kabel setiap 25 m dan di setiap belokan harus ada tanda arah
jalannya kabel.
10. Kabel yang ditanam dan menyebrangi selokan atau jalan atau instalasi
lainnya harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa
galvanis dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.
11. Semua kabel yang dipasang diatas langit – langit harus diletakkan pada
suatu trunking kabel.

RKS
BAB V Hal-82
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

12. Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel harus tetap di dalam
conduit.
13. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus
dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2,5 kali
penampang kabel.
14. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak – kontak harus didalam
kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan
konduitnya dan dilengkapi dengan sekerup untuk tutupnya dimana tebal
kotak terminal tadi minimum 4 cm.
15. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
16. Penyusunan conduit diatas trunking kabel harus rapih dan tidak saling
menyilang.
17. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak – kontak harus didalam
kotak penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop.

4.3.0 Kotak Kontak dan Saklar


1. Kotak – kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan
masuk dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kotak
– kontak dan 1.200 mm untuk saklar atau sesuai detail gambar.
2. Kotak – kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus
type water dicht (bila ada).
3. Kotak – kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih
dahulu dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya, disamping metal doos
tang harus terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut.
4. Kotak – kontak yang dipasang pada lantai harus dipilih type yang lengkap
dengan tutup dan harus dipasang rata dengan lantai. Sebelumnya harus
sudah terpasang pemipaan dan pengkabelan.

4.4.0 Lampu Penerangan


1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana
plafond dari arsitek dan disetujui oleh Direksi / MK.
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond,
dimana lampu yang terpasang harus mempunyai gantungan tersendiri.
3. Instalasi kabel penerangan yang berhubungan langsung dengan lampu
yang bersangkutan harus dilengkapi dengan flexible conduit.

RKS
BAB V Hal-83
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

4. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak


lurus dan diberi bahan serta konstruksi yang disetujui oleh direksi / MK.

4.5.0 Pembumian
1. Semua bagian dari sistem listrik harus dibumikan.
2. Electrode pembumian harus ditanam mencapai permukaan air tanah
sedalam 12 m minimum untuk mencapai permukaan air tanah.
3. Tahanan pembumian maksimum adalah 2 ohm.
4. Jarak minimum dari electrode pembumian adalah 3 m dan disesuaikan
dengan sifat tanahnya.
5. Jenis pembumian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana,
dimana untuk peralatan listrik bertegangan menengah harus dipisahkan
dari pembumian untuk tegangan rendah dan elektronik.

5.0.0 PENGUJIAN
5.1.0 Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasang, harus diadakan
pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah
dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan
dan LMK / PLN serta instansi lain yang berwenang. Setelah peralatan tersebut
dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistem, untuk
menjamin bahwa sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk
mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan untuk pengujian yang
perlu disediakan oleh pemborong menjadi tanggung jawab pemborong sendiri.

5.2.0 pengujian Peralatan dan Bahan


Peralatan dan Bahan instalasi Listrik yang harus diuji.
1. Panel – panel tegangan menengah dan rendah
Panel panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari
pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel
tersebut berfungsi dengan baik dan bekerja sempurna dalam keadaan
operasional maupun gangguan berupa under voltage, over current,
overthermis, short circuit dan lain – lain serta megger antara fasa, fasa-
netral, fasa-nol.

RKS
BAB V Hal-84
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

2. Kabel – Kabel Tegangan Menengah dan Rendah


Untuk kabel tegangan menengah, sertifikat lulus pengujian harus dari PLN,
yang terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar
ketentuan – ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan menengah
maupun tegangan rendah, pengujian dengan megger tetap harus
dilaksanakan dengan nilai 50 Ohm m.

3. Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan ballast dan kapasitor harus
dilakukan pengujian / pengukuran factor daya. Dalam hal ini factor daya
yang diperbolehkan minimal 0,85.

4. Motor – Motor Listrik


Pengukuran tahanan isolasi motor – motor listrik harus dilakukan
pemasangan motor – motor, bisa dilaksanakan setelah hasil pengukuran
tidak melanggar ketentuan – ketentuan PUIL.
5. Pentanahan / Grounding
Semua pentanahan dari sistem harus dilakukan pengukuran tahanan
dengan maximum 2 ohm pada masing – masing pentanahan dan dilakukan
pada keadaan cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut –
turut.

6.0.0 PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setara
dengan yang dispesifikasikan.
Pemborong baru bisa menggantikan bila ada persetujuan resmi dan tertulis.

RKS
BAB V Hal-85
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah :

NO MATERIAL / PERALATAN MERK / PEMBUAT


PANEL TEGANGAN RENDAH SIMETRI, DUTA PANEL,
1.
380 V. INDOMAS.

KOMPONEN PANEL. MG, ABB, HAGER.


2. MCB, MCCB. MG, TELEMECANIQUE.
CONTACTOR. SOCOMEC.

3. ATS SOCOMEC
KABELINDO, SUPREME, KABEL
4. KABEL POWER (TR).
METAL
5. KABEL TAHAN API (FRC). FUJI, BICC.
6. KONDUIT, PVC – HI. EGA, CLIPSAL.
7. SAKLAR, STOP KONTAK. CLIPSAL, ABB, HAGER.
TREE STAR, TREE ABADI
8. RAK KABEL / TRAY.
PRIMA.
LAMPU TL.
KOMPONEN :
- TUBE. PHILIPS, OSRAM.
9.
- FITTING. PHILIPS, VOSLOH.
- BALLAST LOW LOSS. PHILIPS, NATIONAL.
- PEMBUAT ARTOLITE, LUCOLITE.
10. LAMPU DOWN LIGHT. ARTOLITE, LUCOLITE.
11. LAMPU EXIT / EMERGENCY. ARTOLITE, MENVIER.

RKS
BAB V Hal-86
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TELEKOMUNIKASI

1.0.0 LINGKUP PEKERJAAN TELEKOMUNIKASI


1.1.0 Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar – gambar
perencanaan (Design & Build) yang disetujui pemberi tugas / wakilnya, dimana
bahan – bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan –
ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk
menggantikan bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

1.2.0 Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Sistem Komunikasi.


Sebagai tertera dalam gambar – gambar rencana, pemborong pekerjaan
Sistem Telekomunikasi ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan
serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap dipergunakan.
Garis besar scope pekerjaan Sistem Telekomunikasi yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan sentral Sistem
Telekomunikasi.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Kotak Hubung Bagi / Terminal
Box di setiap lantai.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel – kabel distribusi Sistem
Telekomunikasi antara peralatan sentral Kotak Hubung Bagi di setiap lantai
dengan sentral PABX dan Terminal Box PT. TELKOM.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan komunikasi.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel – kabel pemakaian antara
Kotak Hubung Bagi dengan peralatan komunikasi.
6. Melakukan Testing / Commissioning & Training.
7. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel leader untuk elektronik.

RKS
BAB V Hal-87
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

2.0.0 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi persyaratan –
persyaratan teknis sebagai berikut :

2.1.0 Pesawat Telepon Standard


Sesuai dengan standard PT. TELKOM.
Model push button / dial (MF 12 Keys)
Level sinyal panggilan bell maximum 80 dB / 1m. Mempunyai ring volume
control (peredam) 10 dB (adjustable).

2.2.0 Feature dan Fasilitas


Secara umum feature dan fasilitas dari Sistem Telekomunikasi dikelompokkan
sebagai berikut :

Voice Management : Feature dalam group ini menjamin agar


incoming call
selalu terjawab, pesan – pesan selalu
tersampaikan, outgoing call bisa dengan mudah
dilakukan.
Network Service : Feature yang diperlukan dalam aplikasi
networking.
System management : Feature yang berhubungan dengan
pengoperasian
sistem secara efisien.

2.3.0 Pesawat Central PABX


2.3.1 Spesifikasi Umum

1. PABX yang ditawarkan adalah sistem PABX digital dan merupakan produk
baru dari merk PABX yang diageni, sehingga life cycle dari produk tersebut
dapat bertahan hingga minimum 10 tahun mendatang, termasuk suku
cadangnya. Peserta tender diwajibkan melampirkan jaminan life cycle dan
spare part selama 10 tahun dari principal.

RKS
BAB V Hal-88
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

2. Type PABX yang ditawarkan sudah mendapat approval dari PT.TELKOM


dan telah dipasang dan berfungsi dengan baik di Indonesia. Memiliki
tenaga ahli yang terlatih dan mampu untuk menangani type PABX tersebut,
baik pemasangan, operasional maupun pemeliharaan. Peserta tender
diwajibkan melampirkan sertifikat training atau surat keterangan mengenai
tenaga ahli tersebut dari pabrik atau perwakilan yang ditunjuk.

3. Reliability.
a. PABX yang ditawarkan harus memiliki tingkat keandalan yang tinggi
dalam hal kualitas komponen,pabrikasi, sistem design,sistem
redundancy,dan lain sebagainya. Peserta tender diminta memberikan
data-data yang mendukungnya, seperti sertifikat ISO 9000, hasil
custumer poll, dan sebagainya.
b. PABX yang ditawarkan harus memiliki redundancy selengkap mungkin
terhadap setiap komponen kritis, minimal Main/local Prosesor,main
memory, backup memory,main/local/group switching dan power supply.
Sistem harus memiliki intelegensi untukl memilih processor atau
memory yang masih baik walaupun salah satu kelompok memory atau
processor tersebut mengalami kerusakan.

4. Fleksibility.
PABX yang ditawarkan bersifat fleksible dalam hal penambahan disatu
lokasi maupun desentralisasi diberikan lokasi (remote module/cabinet)
melalui,analog tie-line,PCM link atau fiber optic. Dapat dikembangkan
kapasitasnya hingga minimal 300 port dengan single mode (tanpa
networking). Apabila ada perubahan versi soft ware,sistem bisa di up-grade
dengan mudah tanpa perlu penggantian perangkat keras, seperti
EPROM,Processor card, Memory, dan sebagainya.

5. Maintenance, Problem Solving dan Service.


a. Sistem PABX yang ditawarkan telah dilengkapi dengan software
diagnostic, alarm / problem report, terminal maintenance dan manual
yang lengkap.
b. Apabila terjadi problem di sistem, sistem PABX mampu diakses secara
online bersama – sama melalui terminal maintenance local dan
supervise melalui remote maintenance.

RKS
BAB V Hal-89
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

c. Sistem PABX yang ditawarkan harus dapat secara otomatis melakukan


daily maintenance routine secara software dan setiap bagian kerusakan
dapat di isolasi sehingga tidak terjadi kerusakan yang lebih parah.

2.3.2 Kemampuan PABX


Peserta tender harus memberikan penjelasan mengenai kemampuan standard
dari PABX yang ditawarkan. Selain daripada itu, PABX yang ditawarkan
memiliki kemampuan tambah minimal adalah :
ƒ Autodial dari sinyal fire alarm ke Dinas Pemadam Kebakaran.
ƒ Automatic operator yang dilengkapi dengan announcer 2 bahasa
(Indonesia dan Inggris).
ƒ Automatic Call Distribution.
ƒ Voice Messaging Sistem (Voice mail).
ƒ Facsimile Server.
ƒ Personal Communication sistem (PCS) atau wireless PABX yang
terintegrasi dalam PABX dan sesuai dengan standart Common Air Interface
(CAI).
ƒ Billing Sistem.
Selain kemampuan tambahan minimal seperti tersebut diatas,akan lebih
diutamakan yang lain lagi, misalnya:

a. Interaktive Voice Response System( PABX-Host Komputer Aplication).


b. Networking secara full feature transparent baik melalui tie line analog
maupun digital 2Mbps dan 1,5Mbps trunk.
c. ISDN Interfacing.

Dengan single mode (tanpa Networking), PABX dengan kapasitas 125


extention dan 25 C.O lines, harus dapat dikembangkan hingga minimal 300
extention dan 15 C.O. lines.

2.3.4 Sistem PABX


1. Sistem Arsitektur
Peserta tender diharuskan menjelaskan di dalam penawarannya mengenai
detail sistem arsitektur dari PABX yang ditawarkan yaitu mengenai blok
diagram dan kapasitas dari CPU, Switching, Port Interface serta sistem
redundancynya.

RKS
BAB V Hal-90
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

A. CCU
Common Control Unit yang ditawarkan minimal memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Stored Program Control (SPC), dengan teknik digital Switching.
b. 8 KHz sampling rate G.732.
c. 8 bit “A law” companding.
d. Sesuai dengan CCITT standard G.732.
e. PCM format 30 Channel 2.048 Mbps
f. Dapat mengakses 2B + D yaitu 2 clear B channel 64 Kbps dan ID
channel 16 Kbps untuk common channel signaling.
g. CCIT Primary Rate Access 30 B +D dengan Q 931 signaling.
h. Traffic Capacity minimal 30.000 BHCA.
B. Memory
Memory PABX merupakan bagian dalam proses Stored Program
Control harus dapat menyimpan instruksi sistem PABX dan data – data
konfigurasi PABX.
C. Digital Switching
Blok switching PABX yang ditawarkan harus terdiri dari “Full Non
Blocking Digital Time Division Switch” untuk seluruh terminal yang
digunakan.
D. Port Interface
Blok port interface harus dapat

2. Kondisi lingkungan PABX yang ditawarkan harus mempunyai dimensi


cabinet sekecil mungkin dan dapat beroperasi dengan kondisi sebagai
berikut :
Relative Humidity : 8 - 90%
Room Temperature : 4 – 40oC
Power requirent : 220 VAC / 50 Hz

3. Pesawat operator
Pada pesawat operator harus dilengkapi dengan suatu LCD untuk
menunjukkan informasi dan minimal memiliki fungsi – fungsi sebagai
berikut :
a. Display console.
b. Call indication.

RKS
BAB V Hal-91
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

c. Alarm indication.
d. Consolesess operation.
e. Call store.
f. Attendant automatic call distribution.
g. Call signaling with priority for outside call on specific truk group.
h. Series calling.
i. Automatic recall on don’t answer.
j. Automatic recall on station busy.
k. Attendent override.
l. Interposition transfer.
m. Attendent override on interposition transfer.
n. Call transfer to attendant.
o. Auto time diversion of incoming call.
p. Attendent over flow facility.

2.3.5 Pesawat Cabang


a. Pesawat cabang yang digunakan dalam sistem adalah pesawat analog.
b. Alternative penggunaan pesawat analog dan digital dapat diajukan oleh
peserta Tender sebagai alternative jenis pesawat cabang yang akan
digunakan dengan melampirkan catalog, spesifikasi dalam bahasa
Indonesia dan harga masing – masing pesawat.

2.3.6 Automatic Operator dengan Announcement


• Fasilitas automatic operator yang dilengkapi dengan 36 port integrated
announcement dengan 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa
Inggris sehingga dapat langsung memutar nomor extension tanpa bantuan
operator.
• Kapasitas trunk untuk automatic attendant dapat dikembangkan sampai
100 saluran.
• Kapasitas trunk announcement dapat dikembangkan hingga 100 pesan.
• Peserta tender diminta untuk melampirkan penjelasan feature atau metode
untuk mengatur route dan step – step dari incoming automatic operator call.

2.3.7 Automatic Call Distribution (ACD)


Untuk mengenai group – group tertentu yang mempunyai traffic incoming call
yang tinggi dibutuhkan kemampuan ACD. Peserta tender diwajibkan

RKS
BAB V Hal-92
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

menjelaskan cara kerja dan kapasitas sistem ACD yang ditawarkan. Fasilitas
ACD yang dibutuhkan minimal mencakup feature – feature untuk agent feature,
supervisor feature dan mampu untuk mengeluarkan report dari ACD.

2.3.8 Billing Sistem


a. Billing sistem dilengkapi dengan perhitungan pemakaian pulsa dan
perhitungan pemakaian pulsa dan perhitungan rupiah secara tepat, billing
sistem tersebut harus dapat memberikan perincian untuk tiap – tiap
extention.
Setiap extention yang mengadakan hubungan keluar akan direkam didalam
memory dan apabila diperlukan dapat ditampilkan didalam monitor atau
printer. Dalam periode tertentu semua pemakaian pulsa dapat disortir yang
kemudian dicetak dengan peralatan printer dalam bentuk (format) tagihan
(invoice).
b. Peserta tender diminta untuk menawarkan kelengkapan sistem tersebut,
termasuk penjelasan mengenai merk, spesifikasi dan sistem kerjanya.

2.3.9 Maintenance System


Maintenance system terdiri dari :
a. Maintenance terminal.
b. Traffic measurement.
c. System diagnostic
d. Remote maintenance lengkap dengan modem untuk akses secara remote.
System maintenance yang ditawarkan diutamakan yang menggunakan bahasa
Indonesia dan bersifat User Friendly. Peserta tender diminta untuk
menjelaskan sistem maintenance yang ditawarkan.

2.03.10 Power Supply


Power supply yang ditawarkan terdiri dari :
a. Power supply untuk sistem PABX.
b. Unit automatic charger untuk battery.
c. Back up battery kapasitas 400Ah/4jam.

2.3.11 Voice Messaging Sistem


Peserta tender diminta untuk menawarkan voice messaging sistem yang
berintegrasi dengan PABX yang ditawarkan. Voice messaging equipment

RKS
BAB V Hal-93
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

menggunakan teknik stored program control (SPC), teknik voice digitized


dengan spesifikasi berikut :
a. Terintegrasi dengan sistem PABX.
b. Hubungan dengan PABX dengan teknologi ISDN.
c. Voice messaging sistem harus dapat dikembangkan sesuai dengan
pengembangan PABX.
Fasilitas minimal dari voice messaging sistem yang ditawarkan adalah :
a. Voice mail atau mailbox.
b. Call answering dengan personal greeting.
c. Informasi service atau announcement.
d. Multi-level automatic operator.
e. Time of day control.
f. Dial by name.
Kapasitas penyimpanan pesan (Message Storage) diutamakan minimal 12
jam, 8 port voice channel.

2.3.12 PABX yang ditawarkan harus memiliki kemampuan networking dengan PABX
lain melalui saluran tie-line analog maupun tie-line digital sehingga membentuk
ISDN (Integrated System Digital Network) melalui full feature.
Transparancy, setiap peserta diminta untuk melampirkan penjelasan dengan
detail fasilitas networking yang ditawarkan.

2.3.13 Voice Management


Fasilitas / feature yang harus tersedia untuk komunikasi suara adalah sebagai
berikut:
1. Outgoing call queuing.
2. Non delayed assingning of trunk.
3. Saved number redial.
4. Speed calling.
5. Temporary class of service change of station or station group.
6. Call detailing recording at attendant position.
7. Attendant call transfer & camp-on.
8. Two way splitting.
9. Attendant call hold all calls.
10. Call park.
11. Music on hold.

RKS
BAB V Hal-94
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

12. Data comm.. Interface Module (DCI).


13. Inside consultation during inside call.
14. Inside consultation during outside call.
15. Call transfer inside call.
16. Automatic call back on busy station.
17. Executive override.
18. Call waiting.
19. Call waiting/override security.
20. Hot line service.
21. Delayed hot line.
22. Direct outward dialing.
23. Outgoing call queuing.
24. Call hold flip-flop.
25. Call transfer to station trucks call.
26. Conference.
27. Call forwarding no answer
28. Call forwarding.
29. Station class of service.
30. Class of service transfer to the following call.
31. Data line security.
32. Multiple call waiting terminating.
33. Call hold.
34. Message waiting.
35. Flexible assignment of trunk station number and feature code.
36. Authorization code.
37. Class of service change over.
38. Automatic call setup.
39. Vacant number / code intercept.
40. Direct Inward Dialing.
41. Dedicated incoming trunks.
42. Inward restriction.
43. Class of service blocking.
44. Multiple trunks group.
45. Code restriction.
46. Station hunting.
47. Station hunting overflow.

RKS
BAB V Hal-95
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

48. Billing arrangements.


49. Voice paging.
50. Traffic metering.
51. Announcement service for internal & external massage 52. Automatic
answering & recording.
52. Annoyance call tracing.
Fasilitas / feature harus tersedia integrated untuk komunikasi text :
• Short message system.
• ID caller.
• External video phone.

2.3.14 Battery Set


Voltage : 48 VDC untuk 60 extension / 290 Ah / 4 jam.
Jenis : Sealed Lead Acid Rechargeable.
Accessories : Battery Charger.

2.3.15 Telephone Management System


1. Personal Computers
1x1.2 MB 5¼” , 1x1.44MB 3½” disk drive
1x80MB fixed disk.
• Ruang battery harus mempunyai ventilasi udara untuk fresh air dan
exhaust, lantai finish plester epoxy paint serta drainage langsung
denngan pipa PVC 2”.
• Kotak Hubung atau Central Exchange diperkuat ke lantai bangunan
dengan 4 buah dinabolt 5/8” x 2” dan antara lantai dengan kotak
hubung dipasang karet setebal 2mm.
• Kotak Hubung Bagi dipasang ke dinding dengan memakai dynabolt ½”
x 2” sebanyak 4 buah pacta ketinggian 150cm.

3.2.0 Kabel Telephone


• Kabel feeder yang digunakan adalah ITC dengan kapasitas sesuai
dengan gambar rencana.
• Kabel distribusi dari junction box ke tiap – tiap outlet pada under
floorduct maupun pada dinding memakai ITC yang dimaksudkan dalam
conduit menuju outlet pada dinding maupun pada under floorduct yang
tersedia.

RKS
BAB V Hal-96
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertical harus dipasang


pada tangga kabel dan diikat dengan cable tie.
• Semua kabel yang terpasang diatas trunking kabel harus dipasang
didalam conduit.
• Trunking kabel dan tangga kabel.
• Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horizontal dan satu
garis vertikal.
• Tangga kabel dipasang kedinding shaft dengan memakai 3 buah
dynabolt berukuran ½” x 2” pada jarak 75 cm.
• Trunking kabel digantung di lantai dengan dynabolt berukuran ½” x 2”.

3.3.0 Konduit dan Kabel Duct


• Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan Sadie klem. Jenis
conduit yang bisa dipakai adalah PVC conduit dengan diameter dalam
minimal ½ x diameter kabel.
• Khusus ruang-ruang tanpa ceiling seperti area parkir, dimana
pemasangannya bersifat outbouw memekai conduit khusus.
• Untuk pemakai conduit didalam ruangan yang memiliki ceiling (tidak
tampak) cukup memakai conduit biasa.
• Cable Duct digunakan di riser.

4.0.0 PENGUJIAN / JAMINAN


Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari PT.
Telekomunikasi Indonesia (TELKOM) dan dari pabrik pembuat. Kontraktor
menjamin dengan masa pemeliharaan selama 6 bulan untuk instalasi dan
jaminan hasil pabrik untuk peralatan selama 2 tahun setelah masa
pemeliharaan.

5.0.0 TRAINING / MASA PEMELIHARAAN / GARANSI


5.1.0 Training
Dalam menunjang operasi dan maintenance PABX secara teliti dan benar
terampil, peserta tender harus memberikan training bagi operator dan teknisi /
Engineer PABX.

RKS
BAB V Hal-97
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

5.1.1 Training Operator PABX antara lain mencakup :


a. Pemahaman sistem secara keseluruhan.
b. Pemahaman penggunaan pesawat operator dan pesawat cabang lainnya.
c. Pemahaman pengguanaan fasilitas-fasilitas pesawat operator dan pesawat
cabang.

5.1.2 Training Engineer lain mencakup :


a. Pemahaman sistem secara keseluruhan.
b. Pemahaman masing-masing fungsi peralatan sistem pemahaman
penggunaan pesawat operator dan pesawat cabang, termasuk fasilitas-
fasilitas tersebut.
c. Pemahaman melakukan pembuatan program atau programmer,perubahan
program, pengaman serta fasilitas yang tercakup dalam billing sistem.

5.2.0 Masa Pemeliharaan dan Garansi


a. Masa pemeliharaan ditetapkan selama satu tahun setelah diadakan serah
terima pekerjaan pertama. Selama masa pemeliharaan pemborong
diwajibkan untuk melakukan pemeliharaan keseluruhan peralatan.
b. Selama 3 bulan sejak terima pekerjaan pertama, pemborong diwajibkan
menempatkan minimal 1 orang setiap hari untuk mendampingi
pengoperasian pemeliharaan sistem serta melatih keterampilan teknisi
sehingga setelah masa ini berakhir maupun teknisi dapat sepenuhnya
mampu mengoperasikan dan memelihara peralatan PABX.
c. Pemborong diwajibkan memberikan garansi computer / peralatan yang
rusak untuk diganti dengan yang baik selama 1 tahun sejak serah terima
pertama pekerjaan, sepanjang kerusakan tersebut tidak disebabkan oleh
kesalahan operator.

6.0.0 PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan
untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dengan yang spesifikasi.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari
direksi dan perencana.

RKS
BAB V Hal-98
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Produk dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :


PERALATAN / MATERIAL /
NO
BAHAN TYPE MERK / PEMBUAT
PEK. TELEPON
1 PABX 25 Line / 125 Ext Astel, Ericson, Transtel
Kabelindo, Supreme,
2 Indoor Cable Stel – K – 011 Voksel
Kabelindo, Supreme,
3 Jelly Armored Cable Stel – K – 007 Voksel
4 Konduit PVC, High Impact EGA, Clipsal
5 Signal Surge Arrester LPI, Errico
Interack, Tri Abadi, Three
6 Kabel Tray Galvanized Star

RKS
BAB V Hal-99
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TATA SUARA

2.0.0 LINGKUP PEKERJAAN TATA SUARA


2.1.0 Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam gambar – gambar perencanaan (Design & Build), dimana bahan –
bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan – ketentuan
pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan
dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
pada pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk menggantikan bahan
atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini,
merupakan kewajiban pemborong untuk menggantikan bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

2.2.0 Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Sistem Tata Suara


Sebagai tertera dalam gambar – gambar rencana, pemborong pekerjaan
sistem tata suara ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

Garis besar scope pekerjaan sistem tata suara yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan sentral sistem tata
suara, meliputi unit sumber sinyal suara (program source), unit equalizer,
penguat sinyal suara (audio amplifier), CAR CALL.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit control & monitor serta sistem
rak peralatan – peralatan sentral sistem suara.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel – kabel distribusi sistem
suara antara peralatan sentral dan sistem rak dengan kotak hubung bagi
terminal box di setiap lantai.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel – kabel distribusi sistem
suara antara peralatan sentral dan sistem rak dengan kotak hubung bagi
disetiap lantai.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat pengeras suara (loudspeaker)
dan jack microphone sesuai dengan gambar rencana.

RKS
BAB V Hal-100
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel – kabel pemakaian antara


kotak hubung bagi dengan alat pengeras suara dan jack microphone
disetiap lantai.
7. Melakukan testing / commissioning & training.

3.0.0 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :

3.1.0 Kotak Hubung Bagi / Terminal Box


Kotak hubung bagi ini harus terbuat dari peti besi setebal 2mm minimum,dan
seluruhnya harus di cat anti karat dengan zinchromat sebelum di cat akhir
dengan cat beker acrylic ICI warna abu-abu, kotak hubung bagi ini harus
dilengkapi dengan kunci yang seragam untuk semua kotak hubung bagi dan
terminal penyambungan kabel. Kotak hubung bagi ini harus dilengkapi dengan
kabel gland sebanyak jumlah kabel yang keluar / masuk.

3.2.0 Kabel
Kabel feeder ke junction box yang dipakai adalah jenis NYMHY dengan jumlah
kawat seperti pada gambar rencana.
Kabel-kabel distribusi ke masing-masing loud speaker yang dipakai adalah
jenis NYMHY 3x1,5mm² dan terletak dalam conduit.
3.3.0 Konduit
Jenis conduit yang bias dipakai adalah PVC high impact conduit dengan
diameter, minimal ½ kali diameter kabel.
3.4.0 Tangga Kabel
Tangga kabel dipasang di shaft dan terbuat dari besi siku 40x4x4 mm yang
ditempatkan secara tolak belakang.
Tangga kabel ini harus dilengkapi klem yang terbuat dari aluminium dan mur
baut dari dtainless steel yang sesuai dengan besarnya kabel. Tangga kabel ini
harus di cat anti karat dengan zinchromat 2 kali sebelum di pasang.

4.0.0 KEMAMPUAN SISTEM


Unit sumber sinyal suara (program source) meliputi:
1. Emergency Sirene Generator.

RKS
BAB V Hal-101
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

2. Digital pree-record Message untuk evakuasi.


3. Microphone untuk (Emergency,Paging,Car call).
4. Cassette tape recorder / player.
5. Radio Tuner.
6. CD Player.
Sirene generator harus data diaktifkan oleh sinyal dari Master Control Fire
Alarm System yang secara otomatis menguverride program Sound System,
dengan fasilitas proiritas pertama untuk fungsi emergency / evakuasi.

Peralatan Sentral Meliputi:


1. Pre-Amplifier / Mixer.
2. Equalizer.
3. Power Amplifier.
4. Digital Pre-record Message Voice Board.
5. Surveillance Board untuk moniyoring short,open,ground fault,power
amplifier failure, speaker line failure.
Sistem harus memiliki kemampuan program software / hardware untuk testing
maintenance untuk simulasi keadaan emergency / evakuasi.

4.1.0 Load Speaker meliputi :


1. Ceiling Speaker.
2. Wall Speaker.
3. Horn Speaker.
4. Coloumn Speaker.

4.2.0 Emergency Sirene Generator


• Frequency 400/750 Hz.
• Output Level 100 Mv.
• Indicator : Red lamp.
4.3.0 Microphone Untuk Car Call
• Type : Desk top type dynamic micropnone.
• Directional Characteristic : Cardiodid (unidirectional).
• Output Impedance : 600 ohm, unbalance (at 1 KHz).
• Sensitivity : 2,2 Mv / pa.
• Frequency range : 200-10.000 Hz.
• Output Level : -76 dB (16 Mv) ± dB at 1 KHz.

RKS
BAB V Hal-102
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Call Sign : 4 Zone.

4.4.0 Microphone Untuk Emergency / Paging


• Type : hand held type dynamic microphone
• Directional Characteristic : Cadiodid (unidirectional).
• Output Impedance : 600 ohm, unbalance.
• Sensitivity : 2,2 Mv / pa.
• Frequency Range : 200-10.000 Hz.
• Output Level : -58 dB (16 Mv) ± 1 KHz.
• Call Sign : 4 tone.

4.5.0 Multi Player


• Frequency Response : 50-15.000 Hz.
• Distortation : 3%
• S / N Ratio : 50 dB
• Capacity : 2 Player Cassete + 3 Player Disk

4.6.0 Radio Tuiner AM / FM Receiver


• Output Level : -20 dB
• Output Impedance : 10 K ohm.
• Distortation : 1%
• S / N Ratio : 70 dB

4.7.0 Pre-Amplifier
• Output Level : -20 dB
• Output Impedance : 10 K ohm.
• Frequency Response : 30-20.000Hz ± 1 dB
• Distortation : 0,3 % at 1 KHz

4.8.0 Graphic Equalizer


• Frequency Response : 20- 20.000 Hz ± 1 dB
• Equalizer Control : ± 12 dB
• Equalizer Center
• Frequency Harmonic : 50Hz – 15 KHz ( 26 point)
• Distortation : 0,2% at 1 KHz

RKS
BAB V Hal-103
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

4.9.0 Power Amplifier


• Frequency Response : 40 – 16.000 Hz ±2dB
• Power Output : Sesuai Kebutuhan
• Line Voltage : 50 V, 70 V, 100 V
• Noise Figure : 80 dB
• Input Sensitivity : 0 dBs / 775 Mv

4.10.0 Emergency / Evacution Power Amplifier


• Power Requirement : 220 VAC, 24 VDC
• Rated Output : sesuai kebutuhan
• Frequency Response : 50 – 16.000 Hz
• Distortion : 1%
• S/N Ratio : 60 dB
• Control Input : Fire Alarm, Pre-record Message, Power
AC/DC
• Control Output : - AC / DC Power Condit
‐ Short Open Ground Leakage on
‐ Power Amplifier Failure

4.11.0 Pre-record Message


• Power Requirement : 24 VDC
• Output : 0 dB
• No. Of Playback Program : 8 program (pre-record)
• Memory Card : Scan Disc Compact Flash
• Frequency Response : 20 – 20.000 Hz
• Distortion : 0,3%

4.12.0 Ceiling Speaker


• Sound Pressure Level : 90 dB / 1m / 1W
• Frequency Response : 300 – 12.000 Hz
• Input Impedance : 3,3 KOhm / 3 W
5 K Ohm / 2 W
10 K Ohm / 1 W
• Speaker Component : 12 cm dial 8 Ohm

RKS
BAB V Hal-104
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

4.13.0 Heat Resistance Ceiling Speaker


• Sound Pressure Level : 100 dB / 1 M / 1 W
• Frequency Response : 500 – 10.000 Hz
• Input Impedance : 10 K Ohm
• Dimension : 122 cm Ø x 146 (D) mm
• Heat Resisting Temperature : 380o C

4.14.0 Wall / Box Speaker


• Sound Pressure Level : 91 dB / 1m / 1W
• Input Power :6W
• Frequency Response : 100 – 10.000 Hz
• Line Voltage : 100 V
• Coverage Angle : 100o

4.15.0 Horn speaker


Sound Press : 112 dB / 1 m / 1 W
Level Input Power : 15 W
Line Voltage : 70 V, 100 V
Frequency response : 250 – 10.000 Hz
Dispersion : 120o

4.16.0 Column Speaker


• Sound pressure Level : 96 dB / 1 m / 1 W
• Frequency Response : 160 – 12.000 Hz
• Input Power : 20 W

4.17.0 Volume Control


• Input Impedance : 1 – 4 K Ohm
• Rated Power : 3 W, 6 W, 30 W, 60 W
• Input Voltage : 100 V

4.18.0 Speaker Selector Switch


10 channel selector, 1 all call per unit dan jumlah channel sesuai gambar
perencanaan.

RKS
BAB V Hal-105
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

4.19.0 AC Power Surge Arrestor


• Surge Arrestor
• High Impulse Rating 4 – 16 KA (8 / 20 µs)
• EMI / RFI Filtering
• Power Indication LED

4.20.0 Signal Line Surge Arrestor


• Surge Arrestor
• Line Current up to 1.5 A
• Max. Surge Rating 20 KA (8 / 20 µs)

5.00.0 PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


5.01.0 Peralatan
a. Rak peralatan system ini ditempatkan di ruang sesuai dengan gambar
rencana.
b. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok emergency
power genset.
c. Rak peralatan system suara ini harus ditanahkan (ground) dengan
hambatan max. 2 Ohm dan kabel terhadap gangguan (interferensi) dari
gelombang radio (RFI) maupun terhadap gelombang elektromagnetik (EMI)
yang ada disekitarnya.
d. Kebutuhan power amplifier dibagi – bagi menurut kebutuhan. Power
amplifier dibagi-bagi untuk paging mic, tape deck, compact disc, radio FM /
AM. Dan secara keseluruhan ada emergency dari MCP – FA, program
tersebut di override untuk sirine.

5.02.0 Kabel dan Konduit


a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking ray dan
instalasinya menggunakan pipa conduit.
b. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertical harus dipasang pada
tangga kabel dan di klem ke struktur bangunan dangan Sadie klem.
c. Pemakaian pipa conduit untuk instalasi ini menggunakan pipa conduit PVC
High Impact.
d. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland
dan memakai flexible conduit. Isolasi antara urat – urat kabel terhadap
tanah minimum 20 M Ohm.

RKS
BAB V Hal-106
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

6.00.0 PENGUJIAN / JAMINAN


Semua peralatan dalam sistem suara ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus
memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem setelah ternyata hasil
pengujian adalah baik.
Pengukuran sound pressure level dilakukan dengan memakai sound level
meter. Pengukuran impedansi kabel instalasi dilakukan dengan impedance
meter. Kontraktor menjamin dengan masa pemeliharaan selama 6 bulan.

7.00.0 PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan
untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan.
Pemborong baru bisa menggantikan bila ada persetujuan resmi dan tertulis
dari direksi dan perencana. Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah
sebagai berikut :
MATERIAL / MERK /
NO PERALATAN BAHAN
TYPE PEMBUAT
PEK. TATA SUARA
Peralatan utama (Power
Amplifier, Speaker,
1 microphone, equalizer TOA, Phillips
multiplayer, radio, tunner pre
amp
Kabelindo, Kabel
2 Kabel NYMHY
Metal, Supreme
3 Conduit PVC High Impact EGA, Clipsal
Intrack, Tn Abadi,
4 Kabel tray / rak Galvanized
Three Star
5 Surge Arrester LPI, Errico

Note :
1. Didalam pengadaan barang, semua produk harus berasal dari Agen
Tunggal yang telah ditunjuk oleh Prinsipal masing – masing.
2. Didalam pengajuan persetujuan material kepada MK / Direksi, kontraktor
yang telah ditunjuk harus melampirkan Copy Surat Keagenan Tunggal
(sesuai dengan aslinya) dari principal produk masing – masing.
3. Penawaran tender harus melampirkan diagram sistem yang dilengkapi tipe
/ model dari produk yang diajukan dengan mengacu pada kapasitas
sistem yang dibuat oleh konsultan perencana yang disetujui pemberi tugas
/ wakilnya.

RKS
BAB V Hal-107
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN FIRE ALARM

1.00.0 LINGKUP PEKERJAAN FIRE ALARM


1.01.0 Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar – gambar perencana
(design & build) yang disetujui pemberi tugas / wakilnya, dimana bahan –
bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan – ketentuan
pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan
yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban pemborong untuk menggantikan bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

1.02.0 Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Fire Alarm


Sebagai tertera dalam gambar – gambar rencana, pemborong pekerjaan
sistem fire alarm ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar scope pekerjaan fire alarm yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Sistem fire alarm yang dipasang adalah sistem semi addressable.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian panel control MCPFA dan sistem.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis detektory manual
station, indicator lamp, alarm bell dan sistem fire intercom (master & slave).
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian terminal box disetiap lantai.
e. Pengadaan dan pemasangan cable tray pada setiap lantai / sesuai dengan
gambar rencana.
f. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel – kabel untuk keperluan
interface dengan :
‐ Pompa kebakaran.
‐ Sistem plumbing.
‐ Sistem tata suara dan telekomunikasi.
‐ Sistem listrik.
‐ Sistem air conditioning dan ventilasi.
‐ Sistem lift / escalator / automatic door.

RKS
BAB V Hal-108
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

g. Mengurus dan menyelesaikan perizinan instalasi fire alarm dari instansi


yang berwenang.
h. Melakukan testing dan commissioning.
i. Melaksanakan training dan menyerahkan buku technical manual (on site &
class room).
j. Menyerahkan hak untuk mengaplikasikan software program kepada pihak
proyek setelah masa pemeliharaan selesai. Program tersebut digunakan
untuk perubahan dan pengembangan data – data pada panel fire alarm
oleh owner tanpa atau dengan supplier.
k. Pengadaan, pemasangan dan pengujian module interface.
l. Pengadaan, pemasangan dan pengujian colour graphic display.

2.00.0 KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi persyaratan –
persyaratan teknis sebagai berikut :

2.01.0 Detektor Asap Konvensional Tipe Photo Electric Atau Multisensor / 3D.
Operating Voltage : 18 – 28 V DC
Alarm Current : 5 – 47 Ma McIx
Operating temperature : 0 – 60o C
Relative humidity : 10 – 90 % max
Alarm Sensitivity : 3 % - 5 % per ft smoke obscuration (adjustable)
Alarm Indicator : LED
Common Mounting Base : Indikator detektor dilepas
Material : Flame retardant noise plastic

2.02.0 Detector Panas Conventional Tipa Temperatur Tetap (Fixed Temperature


Detector)
Alarm Temperature : 57 ⁰C
Alarm Indivator : LED in the base
Temp Range : 0 ⁰C – 60 ⁰C
Common Mounting base : Indicator detector dilepas

2.03.0 Detector Panas Conventional Tipe Kombinasi


( Combination of Rate of Rise and Fixed Temperature Heat Detector)
Common Mounting Base : Indicator detector dilepas

RKS
BAB V Hal-109
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Alarm Temperature Rate : 10 ⁰C f 10 menit


Operating Voltage : 15-28 Vdc
Fixed Temperature : 0 – 60 ⁰C
Alarm Indicator : LED

2.04.0 Manual Station Conventional


Type Mounted : Jenis yang dipakai merupakan surface dan
dilengkapi
dengan Break Glass
Material : Merah
Ambient Temp : -25 ⁰C – 80 ⁰C
Relative Humidity : 95%
Control Load : 0.1 A / 1 W
Alarm Indicator : LED and Self test

2.05.0 Alarm Bell


Type : Surface Mounting, Ø 6 inchi anti karat
Operating Voltage : 20 – 24 Vdc
Current Consumtion : 32 A max
Power Consumtion : 2 V A max
Sound Level : 81 – 95 dB min / 1 M
Warna : Merah

2.06.0 Indicator Lamp


Type : Strobe Light
Operating Voltage : 20 – 24 V DC
Current : 45 µA
Intensive : 4,75 Candela / sec (max)
Flash Rate : 45 ± 20 % Flasher / minutes
Operating Temp : - 30o C – 55o C

2.07.0 Addressable Module


Facility : Input / Output
Indicator LED : Normal & Trouble
Operating Temperature : 0 – 49o C
Address : Electronic or Mechanical Switch

RKS
BAB V Hal-110
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Operating Voltage : 19.8 – 28 V DC (Original Power Supply)

2.08.0 Remote LED Indicator


Lokasi : Depan Unit Apartemen
Voltage : 3.5 Volt DC
Current Consumption : 46.2 mA
Ambient Temp : 10o C – 50o C

2.09.0 Isolator Module


Operating Voltage : 17 – 41 Volt
Current Consumption : 130 mA (normal), 7.6 mA (Short Circuit)
Max. Current Short Circuit : 500 mA
Tahanan Isolasi : 80 K Ohm

2.10.0 Master Control Panel Fire Alarm (MCPFA)


Sistem yang digunakan pada master control panel fire alarm adalah semi
addressable dengan jumlah zone dan point sesuai perencanaan (gambar).
MCPFA dilengkapi dengan visual indicator melalui led maupun melalui display.
Apabila komunikasi data antara MCPFA dan RCP (Remote Control Panel)
hilang, secara serentak visual indicator akan on dan timbul tone alert.

MCPFA dilengkapi dengan cabinet yang dapat memungkinkan diletakkan pada


dinding.
Spesifikasi teknis :
Type of communication network : Semi Hybrid Addressable
Transmission speed : Min 9600 baud
System capacity : Max capacity 2500 point
Capacity of LCD : 90 Character
Permissible ambient temperature : 10 – 50o C
Permissible relative humidity : 10 – 90%
• Kemungkinan software adalah : 4 operator access levels, min 120 event
historical log, field programmable, network diagnostic.
• Sistem mampu berkomunikasi dengan remote control panel (RCP)
• Sistem mampu dilengkapi dengan voice status command.
• Sistem mampu dilengkapi dengan status command center.

RKS
BAB V Hal-111
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Sistem mampu dikoneksi dengan remote liquid display unit Announciators


Counter dan Keyboard.

Fasilitas interkoneksi untuk keperluan :


1. Sistem Tata Suara
Memberikan signal audio ke saluran tata suara yang berisi petunjuk
evakuasi berupa rekaman tata suara yang berisi petunjuk evakuasi berupa
rekaman (pre-record) suara manusia dalam bahasa Indonesia & Inggris.
Program ini diaktifkan saat general alarm terjadi.
2. Sliding Door / Automatic Door.
Memberikan indikasi bila terjadi alarm ke sistem sliding door, untuk
keperluan melepas dan membuka automatic door.
3. Sistem elevator / lift.
4. Sistem hydrant dan sprinkler.
5. Sistem listrik
Memberikan indikasi bila terjadi general alarm, untuk digunakan
memadamkan / shutdown, supply listrik utama gedung setelah periode
waktu tertentu.
6. Sistem ventilasi
Memberikan indikasi bila terjadi alarm untuk digunakan mengontrol semua
sistem ventilasi :
Pada saat local alarm dan general alarm, maka pressurizing fan, exhaust
fan, smoke exhaust fan dijalankan dan supply fan dimatikan.

2.11.1 Fasilitas Fire Intercom


Master fire intercom berupa panel yang terintegrasi dengan panel
control fire alarm.
a. Uraian sistem
• Fire intercom digunakan untuk komunikasi dua arah antara
kebakaran dilapangan dan komandan petugas diruang pusat
kebakaran, baik dalam pemeliharaan instalasi maupun
penanggulangan kebakaran.
• Peralatan fire intercom terdiri dari main handset dan selector
switch indicator lamp pada control panel dipusat kendali dan
remote handset yang dihubungkan ke jack intercome yang ada
pada hydran box disetiap lantai.

RKS
BAB V Hal-112
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

b. Spesifikasi peralatan
Fire intercom control panel dilengkapi fasilitas
• Indicator suara (audible) dari lampu LED (visual flashing signal)
yang akan aktif bila salah satu jack intercom diaktifkan oleh
handset yang dimasukkan kedalamnya oleh petugas kebakaran.
Bila handset di control panel diangkat, maka sinyal suara
berhenti dan kedipan lampu berubah jadi menyala tetap.
• Bila jack intercome yang kedua diaktifkan, maka nada sibuk
terdengar pada handset dan lampu LED yang kedua berkedip.
• Disediakan 20 set portable handset yang dilengkapi jack plug.
• Mampu untuk mengoperasikan semua remote intercom segera
serempak (simultan).
• Automatic supervision untuk kondisi unit panel selector dan
kondisi instalasi (open short) tiap saluran intercom.
• Master intercom handset.
• Selector switch untuk ke masing – masing remote intercom
handset.
• “call in” / “on line” visual indicator untuk setiap remote handset
dan sebuah common audible signal untuk semua remote
handset.
c. Instalasi
• Kabel yang digunakan adalah Fire Resirt Cable (FRC)
• Sistem dilengkapi dengan standby battere yang di charge
secara tetap untuk operasi selama 4 jam general alarm.

2.11.2 battery Charger


Sistem harus dilengkapi battery charger (pengisi baterai) yang dengan
otomatis mengisi battery setelah terpakai dan mempertahankan
tegangan battery (refresh) bilamana battery tidak terpakai.
Besarnya arus pengisian disesuaikan dengan nilai rating battery yang
digunakan.

2.11.3 Battery
Battery harus disediakan sumber tenaga cadangan agar bila sewaktu –
waktu supply listrik utama PLN / genset mati, sistem alarm masih

RKS
BAB V Hal-113
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

berfungsi dengan baik, jenis yang digunakan harus jenis sealed acid
rechargeable tipe Ni-Cd battery (36 AH).
Battery ini harus bertegangan normal sesuai dengan sistem (36 AH)
dengan kapasitas kebutuhan (ampere hour) yang disesuaikan,
sehingga battery ini sanggup memberikan supply secara normal dan
terus menerus kepada sistem minimum 4 jam dalam keadaan general
alarm.

2.11.4 Rak Battery


Battery harus ditempatkan dalam rak lemari yang terkunci, bagian
dalam lemari harus dilindungi terhadap korosi.
Penyusunan battery dalam rak harus mudah dicapai saat dilaksanakan
maintenance atau penggantian battery.

2.12.0 Kabel
Instalasi kabel antar remote control panel atau ke detektor menggunakan
kabelnya.
Instalasi kabel antara addressable module ke flow switch, hydrant pump,
pressurize fan ke tamper switch menggunakan kabel fire / heat resist (FRC).
Instalasi kabel antara remote control panel announciator menggunakan kabel
FRC. Kabel riser, kabel ke manual call point, lamp dan bell serta kabel output
ke sistem ME harus dari jenis FRC (Fire Resist Cable) dimana kabel lamp dan
bell ditarik sendiri – sendiri (terpisah).

2.13.0 Konduit
Conduit yang dipakai adalah conduit PVC High Impact dengan diameter dalam
minimum 1 1/2 kali diameter kabel.

2.14.0 Panel Indicator Remote / Announciator Panel


Panel Indicator Remote / Announciator Panel suatu alat yang dipakai untuk
memberikan indikasi lokasi sumber kebakaran (Zone Area) dan indikasi
adanya sistem sprinkler yang bekerja, indikasi gangguan dari instalasi dengan
indicator audio buzzer dan indicator visual berupa colour graphic atau dalam
bentuk LCD – display.

RKS
BAB V Hal-114
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Pada panel juga dilengkapi fasilitas button yang berfungsi sebagai silence /
acknowledge alarm dan reset button. Unit ini dilengkapi dengan tombol test
untuk lampu (lamp test) dan tombol test untuk buzzer test.

2.15.0 Surge Arrestor


Surge arrestor untuk incoming line ini harus ditanahkan (grounding) dan
memiliki tahanan tanah max 1 Ohm. Kabel grounding menggunakan jenis bare
copper dengan ukuran minimum 6 mm2.
a. AC Power Surge Arrestor
• Surge redection filter
• High impact impulse rating 4 – 16 KA (8 / 20 µs)
• EMI / RFI filtering
• Power indication LED
b. Signal Line Surge Arrestor
• Three stage Clmping Circuit
• Line current up to 1.5 A
• Max. surge rating 20 KA (80 / 20 µs)

3.00.0 PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


3.01.0 Peralatan
Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian. Manual push
button dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang berbeda
diluar hydrant box maka dipasang pada ketinggian 115 cm dari lantai.
Alarm bell dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang
berada diluar hydrant box maka dipasang pada jarak ± 0,5 m dibawah plafond
atau disesuaikan dengan keadaan lapangan. Alarm lamp dipasang bersatu
dengan hydrant box atau diatas manual push button / break glass.
Disekitar detektor harus ada ruang bebas dengan radius minimal 0,75 m dari
detektor. Peralatan sistem fire alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan
hambatan max 1 Ohm. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam
kelompok emergency load dari genset.

3.02.0 Kabel dan Konduit


a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking kabel /
tray dan instalasinya memakai pipa conduit.

RKS
BAB V Hal-115
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

b. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada
tangga kabel dan di klem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
c. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland
dan memakai flexible conduit. Isolasi antara urat – urat kabel terhadap
tanah minimum 20 M Ohm.

3.03.0 Kabel Trunking (Kabel Tray) dan tangga kabel


a. Kabel tray harus terbuat galvanized finishing dengan lebar atau sesuai
dengan gambar perencanaan, dimana untuk panjang dari masing – masing
ukuran tersebut disesuaikan dengan gambar.
b. Kabel tray ini dipakai untuk instalasi sistem elektronik (untuk instalasi : fire
alarm, telephone sound sistem).
c. Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton dengan besi
ulir (iron rod diameter 10 mm) dengan jarak besi penggantung maksimum
150 cm.
d. Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk tray harus dibuat
sedemikian rupa sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang
diperkenankan. Tangga kabel terbuat dari galvanized finishing dengan
lebar sesuai gambar perencanaan, dimana untuk panjang dari masing –
masing ukuran tersebut disesuaikan dengan gambar rencana. Tangga
kabel digunakan untuk keperluan instalasi kabel feeder sistem elektronik
(untuk instalasi : fire alarm, telephone dan sound system).
e. Kabel feeder yang dipasang pada tangga kabel atau cable ladder harus di
klem (diikat) dengan klem – klem kabel (pengikat / cable tie) merk
ditentukan pemberi tugas / wakilnya.
f. Sebelum dilakukan pemasangan cable tray harus dikoordinasikan terlebih
dahulu dengan instalasi (mis :VAC, plumbing dan listrik).
g. Jarak minimum antara kabel tray elektrikal & elektronik adalah 300 mm.
h. Tangga kabel dipasang ke shaft dengan memakai 3 buah dynabolt
berukuran 1/2x2” pada tiap kelipatan jarak maksimum 75 cm.

4.00.0 PENGUJIAN / JAMINAN


Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen
tunggal (authorized) pengujian peralatan tersebut dan pihak tersebut harus
menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instalasi yang berwenang.

RKS
BAB V Hal-116
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Pengujian terhadap tahanan isolasi dan grounding kabel instalasi harus


dilakukan sesuai dengan PUIL.

5.00.0 PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong dimungkinkan
untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dengan spesifikasi ke direksi.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari
direksi dan perencana.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :
NO PERALATAN / BAHAN MATERIAL / TIPE MERK / PEMBUAT
1 Kabel Tray NYMHY / NYA EGA, Clipsal
Interack, Tri Abadi, Three
2 Kabel Trunking / Rack Galvanized
Star
3 Surge Arrester - LPI, Errico
PEK. FIRE ALARM
4 Master Control Fire Alarm Semi Addressable Edward, Simplex, Hochiki
5 Heat Detector Semi Addressable Edward, Simplex, Hochiki
6 Smoke Detector Semi Addressable Edward, Simplex, Hochiki
7 Alarm Bell - Edward, Simplex, Hochiki
8 Manual Call Station - Edward, Simplex, Hochiki
Twisted Cable
9 Kabel Belden, Furukawa
AWG. 18
Kabelindo, Kabel Metal
10 Kabel tray NYMHY / NYA
Supreme

Note :
1. Didalam pengadaan barang, semua produk harus berasal dari agen tunggal
yang telah ditunjuk oleh principal masing – masing.
2. Didalam pengajuan persetujuan material kepada MK / Direksi, Kontraktor yang
telah ditunjuk harus melampirkan copy surat keagenan tunggal dari principal
produk masing – masing.
3. Dalam surat pengajuan penawaran harga, pengikut tender harus
melampirkandiagram sistem, tapi dilengkapi dengan pencantuman tipe produk
yang diajukan serta kapasitas maximum yang terpasang dengan mengacu
kepada spesifikasi.

RKS
BAB V Hal-117
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

SPESIFIKSI TEKNIK MATV SISTEM

I. LINGKUP PEKERJAAN
1. Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar rencana,
dimana bahan – bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan – ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi yang dipersyaratkan
pada pasal ini, merupakan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan
pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. Uraian Lingkup Pekerjaan MATV


Sebagai tertera dalam gambar – gambar rencana, pemborong pekerjaan
instalasi MATV ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis
besar lingkup pekerjaan instalasi MATV yang dimaksud sebagai berikut :
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan sentral sistem
MATV meliputi unit penerima, mixer preamplifier dan channel receiver.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan video compact disc
dan power supply.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit spur (distributor), coupler
(splitter), Tv outlet (wall socket) sesuai dengan gambar rencana.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel – kabel coaxial antara
sentral dan Tv outlet.
5. Melakukan testing, commissioning dan training.

II. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :
1. Antena Parabola
• Reception : Lihat gambar
• Frequency : C-Band
• Sistem : LNB
• Diameter : 6 Ft (1,8 m)
• Gain : 46 dB

RKS
BAB V Hal-118
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Ukuran : 6 Ft Solid

2. Antena Indovision
• Reception :………………………
• Frequency : S-band
• Sistem : LNBF
• Diameter : 80 cm
• Gain : 46 dB

3. Receiver Digital
• Tuning : 100 Channels programmable
• Input impedance : 75 Ohm
• RF Noise Figure : 15 dB Normal
• Input Level : 155 dBm to – 20 dBm
• If Frequency : 950 – 2150 MHz
• If Bandwidth : 20 MHz
• DC Output for : + 18 VDC own converter & LNB
• Audio Output : - 5 dB NOM Level

4. TV Modulator
• Broad Band : 47 to 860 MHz
• Tuning System : Programmable
• Filter : Vestigal Side Board
• Output Level : 80 DbU V
• Impedance : 75 Ohm
• Band Width :5
• Gain :>5
• Audio Band Width : 15 KHz dengan impedansi 10 K Ohm
• Sinyal two noise rasio : > 45 Db

5. Digital Video Disc (DVD) dan Video Disc (sistem) :


• Video Output : 1.0 V + 0.1 V (p-p) 75 Ohm
• Facility : Colour Switch, OSD (on Screen Display)
Disc Writer (untuk membaca CD copian)

RKS
BAB V Hal-119
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

6. Spliter :
• Through Loss : 0.5 dB – 2 dB
• Spur Loss : 4 dB – 26 dB
• Isolation : 0.5 dB – 38 dB
• Connection type : F – Type

7. Coupler :
• Tap Volume : 8 dB – 38 dB
• Through loss : 0.2 dB – 4.5 dB
• Isolation : 20 dB – 38 db

8. TV Outlet :
• Model : Single
• Side Loss : 0.4 db – 1.2 dB

9. TV Receiver Set :
• Video Input : 1V (P-P)
• Input Antena : VHF / UHF 75 Ohm
• Receiver Sistem : CCIR Standard, PAL, SECAM & NTSC
• Dimension Screen : 20 Inch
• Facility : Audio / Video with infra red remote
control

10. Kabel
Kabel yang dipakai harus dari jenis coaxial 7C HFL 2V, 5C HFL 2V pada
Trunk line dan 5CHFL – 2 V pada TV outlet atau yang serta dengan losses
yang memakai pada frekuensi 200 MHz dipasang dalam conduit.

11. Konduit
Jenis conduit yang bisa dipakai adalah PVC high impact conduit dengan
diameter dalam minimal 1 1/2 diameter kabel.

III. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


1. Spur unit (distributor ditempatkan sesuai fungsi dan kemudahan
maintenance)

RKS
BAB V Hal-120
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

2. Penempatan TVRO (Channel Receiver), amplifier (Booster) harus


disesuaikan dengan losser yang ada dan level input ke TV set yang
diharuskan yaitu antara 60-80 dB.
3. Tee Unit/Coupler/Splitter ditempatkan di lokasi yang cukup terlindung.
4. Mempunyai jarak yang cukup aman dari pengaruh interferensi instalasi
listrik (yang memerlukan supply 220 V AC 50 Hz) terutama diatas plafond
ceiling.
5. Parabola ditempatkan di lokasi yang aman dari gangguan microvolt seperti
: selullar, radio, data V-sat.

IV. PENGUJIAN
1. Semua peralatan dalam MATV sistem ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan harus
memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem tersebut setelah ternyata
hasil pengujiannya adalah baik.
2. Pengukuran video signal level dilakukan dengan dB gain meter.
NO MATV
1 Peralatan Triax, Televes, Fagor
2 Kabel RG II/7 C, RG 6/5 C Belden, Pacific. Commscope

RKS
BAB V Hal-121
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

SPESIFIKASI TEKNIK CCTV

PEKERJAAN SISTEM CCTV


Sistem closed circuit television sistem pergunakan untuk membentuk pengawasan
dengan cara mengamati kegiatan operasi sesuatu gedung melalui video camera.
Sistem CCTV ini terdiri dari kamera, monitor, digital video recorder (DVR).

1. Fixed Camera Indoor


Spesifikasi teknik adalah :
• Scanning sistem : 1/3” Sony superhad color
• Power Source : 12 V DC
• Scanning Method : 2 : 1 interface
• Focal Length : 3 – 9 mm Autoiris Varifocal
• Resolution : 530 TVL
• Min Illumination : 0,3 lux @ F 1,2 (color); 0,002 lux @ F 1,2 (sens-
up)
• SSNR : Off/Low/Middle/High selectable (noise control)

2. Fixed Camera outdoor


Spesifikasi teknik adalah :
• Scanning sistem : 1/3” Sony superhad color
• Power Source : 12 V DC
• Scanning Method : 2 : 1 interface
• Focal Length : 2,8 – 10 mm Autoiris Varifocal
• Resolution : 530 TVL
• Min Illumination : 0,3 lux @ F 1,2 (color); 0,002 lux @ F 1,2 (sens-
up)
• SSNR : Removed noise & ghost image
• Day & Night Capability

3. Dome camera indoor (Wide Angle)


Spesifikasi teknis adalah :
• Scanning system : 1/3” Sony superhad color
• Power souce : 12 Vdc
• Scanning method : 2 : 1 interface

RKS
BAB V Hal-122
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Focal Length : 3 – 9 mm varivocal autoiris


• Resolution : 530 TVL
• Min Illumination : 0,3 lux @ F I,2 (color)
0,002 lux @ F I,2 (sens-up)
• SSNR : off / low / middle / high selectable (noise control)
• Day & night capability

4. Dome camera indoor (narrow angle)


Spesifikasi teknis adalah :
• Scanning system : 1/3” Sony superhad color
• Power souce : 12 Vdc
• Scanning method : 2 : 1 interface
• Focal Length : 3mm varivocal autoiris
• Resolution : 530 TVL
• Min Illumination : 0,3 lux @ F I,2 (color)
0,002 lux @ F I,2 (sens-up)
• SSNR : off / low / middle / high selectable (noise control)
• Day & night capability

5. Speed dome camera indoor


Spesifikasi teknis adalah :
• Scanning system : 1/4” Sony superhad color
• Power souce : 12 Vdc
• Scanning method : 2 : 1 interface
• Focal Length : 23x optical zoom (3,84 – 88,4mm) 10x digital
zoom
• Resolution : 520 TVL
• Min Illumination : 0,7 lux @ F I,6 (color)
0,005 lux @ F I,6 (sens-up), 0,1 lux @F1.6 (b/w)
• SSNR : off / low / middle / high selectable (noise control)
• Day & night capability with ICR (Infrared Cutfilter Removal)
• Max 240/sec pan speed & 360 contionus rotation

6. Speed dome camera outdoor


Spesifikasi teknis adalah :
• Scanning system : 1/4” Sony superhad color

RKS
BAB V Hal-123
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Power souce : 24 Vdc


• Scanning method : 2 : 1 interface
• Focal Length : 30x optical zoom (3,3 – 99mm) 8x digital zoom
• Resolution : 520 T5VL
• Min Illumination : 0,4 lux @ F I,6 (color)
0,003 lux @ F I,6 (sens-up), 0,08 lux @F1.6
(b/w)
• SSNR : off / low / middle / high selectable (noise control)
• Max 240/sec pan speed & 360 contionus rotation

7. Monitor
Spesifikasi teknis adalah :
• Screen size : LCD 19”
• Resolution : SXGA
• Power souce : 12 Vdc, 50 – 75 Hz
• Built-in Speaker
• Power Comsumtion : max 24 W
• Video input : 2 BNC, 1 VHS
• Video output : 2 BNC

8. Digital video recorder (DVR)


Spesifikasi teknis :
• Input : 16 channel camera input 16 looping
• Hardisk : 250 Gb expandable up to 200 Gb
• Feature : Digital action detection
• Synchronization : 625 line, 50 Hz
• Digital memory : 720 H x 567 V
• Display speed : 480 FPS
• Recording speed : 240 FPS

9. Controller speed dome & DVR


Spesifikasi teknis adalah :
• Power sources : 12 Vdc
• PTZ control : joy stik (3 axis twist zoom)
• LCD display : 20 x 4 Character LCD

RKS
BAB V Hal-124
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Multiprotocol support

10. Kabel instalasi


Kabel instalasi yang digunakan adalah coaxial cabel type 7C – 2V isyarat video
dan untuk keperluan menggunakan awg 18 pair yang semuanya dalam
pelaksanaannya harus dimasukan dalam pipa serta klem sesuai dengan
kebutuhan.

no. CCTV
1. Peralatan Utama Samsung Techwin, Tevicom,TOA
2. Kabel RG 6/5C Belden, Pasific, Commscope

RKS
BAB V Hal-125
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING

1. UMUM
Didalam pelaksanaan pekerjaan dan instalasi air bersih, dan air kotor atau disebut
plumbing, dan pemadam kebakaran ini berlaku peraturan-peraturan sebagai
berikut :
a. Pedoman plumbing Indonesia 1979.
b. Peraturan DKI untuk pencegahan dan penagnggulangan kebakaran nomor : 02
/ KPTS /1985.
c. Pemeriksaan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-
3(PUBB)1969.
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
e. Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987 (PUIL 2000)
f. Peraturan Perusahaan Umum Daerah setempat.
g. Peraturan Standar Air Buangan.

2. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi penyediaan air bersih (Air dingin & air panas), pengelolaan air kotor dan
drainase air hujan, termasuk pemilihan dan pengadaan material dan sistem, trial
run, untuk seluruh sistem sehingga dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
rencana persyaratan ini. System ini meliputi :
a. Jaringan pipa air bersih untuk diluar dan didalam bangunan.
b. Jaringan pipa air panas.
c. Jaringan pipa-pipa dan saluran, talang tegak, talang datar untuk pembuangan
air hujan dari atap serta halaman dan mengalirkan menuju sumur resapan,
sedangkan peluap menuju drainase kota.
d. Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor.
e. Jaringan pipa-pipa air kotor didalam dan diluar bangunan.
f. Reservoir bawah (ground reservoir) dari beton bertulang lengkap dengan pipa-
pipa pengisi, penguras, Elektroda pengontrol muka air, manhole,pelampung,
tangga dan pipa udara, reservoir bawah harus tertutup, dan dapat dibuka.
g. Pompa-pompa untuk menjalankan sistem air bersih dan air panas lengkap
dengan panel control dan pengamannya.
h. Roof tank yang terbuat dari Fibre Reinfirced Plastic (FRP).

RKS
BAB V Hal-126
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

3. SISTEM

3.1 Air Bersih


Air bersih diperoleh dari PDAM, air tersebut dislurkan ke ground Water Tank
dan kemudian air tersebut ditransfer ke Roof Tank di atap bangunan.
Selanjutnya air bersih didistribusikan dengan pompa booster dan secara
gravitasi sampai ke perataan yang memerlukan air bersih baik dikamar-kamar
maupun di toilet-toilet umum.

3.2 Air Panas


Untuk sistem air panas scope pekerjaan dimulai dari pompa hot water supply
yang terletak dilantai atap sampai ke peralatan / Fixtures yang memerlukan air
panas, adapun pekerjaan air panas dikerjakan pihak lain.

3.3 Air Bekas dan Air Kotor


Air kotor dari WC, Urinoir dialirkan dengan pipa PVC ke STP dan kemudian
diolayh dengan sistem pengolahan limbah.
Air bekas dari Floor Drain,Wastafel,Shower,Bath Tub, dan Kitchen set dialirkan
dengan pipa PVC secara gravitasi kebak penampung STP dan kemudian
dipompakan ke bak penampungan terakhir. Dari bak penampungan terakhir air
disedot / dibuang ke saluran luar.

3.4 Air Hujan dan Drainase


Air hujan dari atap bangunan ini dialirkan dengan pipa-pipa (talang tegak), ke
saluran drainase halaman bergabung menjadi satu dengan yang jatuh di
halaman. Pengaliran dengan sistem gravitasi melalui saluran halaman dan
kemudian ke saluran drainase.

4. MATERIAL
Material yang dipasang harus baru serta memenuhi Standar Industri Indonesia
(SII), untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh sebelum pemasangan
guna mendapatkan persetujuan pengawas /MK.
Material-material yang dipakai meliputi :

RKS
BAB V Hal-127
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

4.1 Pipa-Pipa
a. Untuk air bersih
Digunakan pipa PVC Class 10kg/cm² untuk didalam bangunan. Untuk diluar
bangunan digunakan pipa PVC Class 10kg/cm² dengan sistem
penyambungan ring.
b. Untuk pipa air bekas dan air kotor
Digunakan pipa PVC Class AZ (8kg/cm²) Merk Rucika daro Pralon dengan
sambungan solvent cement (perekat) yang sesuai untuk jenis pipa PVC.
Sambungan antara pipa yang berlainan jenis, misalnya dengan Fiting
Fixture Plumbing, dilakukan dengan menggunakan adaptor atau coupling,
sebelum penyambungan dilakukan permukaan yang terhubung harus
dibersihkan terlebih dahulu dengan ampelas atau lap kering, baru boleh
dilapisi dengan Solvent Cement.
c. Untuk pipa-pipa vent
Digunakan pipa PVC class AZ (8kg/cm²)
d. Untuk pipa-pipa talang tegak air hujan
Digunakan pipa PVC class AZ (8kg/cm²) dengan sambungan Solvent
Cement (perekat) yang sesuai untuk jenis pipa PVC. Sambungan antara
pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan menggunakan adaptor atau
kopling. Sambungan dan pemasangannya tidak boleh didalam kolom
(dipasang diluar). Pipa-pipa ini setelah pemasangan harus dicat ICI atau
yang setaraf. Warna cat ditentukan kemudian oleh MK.
e. Pipa air panas
Untuk pipa air panas digunakan pipa poly propylene PN – 20(PPR) .
sambungan dengansistem welding dengan electric soket.

4.2 Alat-alat Bantu (Accessories)


Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan sejenis
dengan bahan pipanya.

4.3 Katup-katup (Valve)


Katup penutup/ Gate valve dipilih jenis ball valve untuk pipa-pipa dengan
diameter sampai 2” dapat menggunakan bahan Bronze dengan kualitas
terbaik. Sedangkan untuk yang berdiameter besar menggunakan cast Iron /
baja tuang anti karat. Tekanan katup digunakan 10kg/cm².

RKS
BAB V Hal-128
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

4.4 Pompa Distribusi dan Pressure tank


Pompa Distribusi digunakan untuk memompakan air adri ground Reservoir ke
Roof tank dipergunakan 2 pompa dan beroperasi secara bergantian dengan
data-data sebagi berikut :
a. Pompa Transfer Masing-masing
Type : centrifugal end suction
Capacity : 300 liter/menit
T. Head : 30 m
Motor : 3,7 KW / 1450rpm/380 V/50Hz /3phase

b. Paket Booster Pump With Variable Speed Drive (1 paket = 2 unit Pompa
Paralel Alternate Automatically)
Type : horizontal Centrifugal Pump
Capacity : 200 liter/ menit (total cap)
T. Head : 20 m
Motor : 1 paket booster pump terdiri dari ;
2 unit pompa + motor
• 1 unit panel control automatic
• 1 unit Diaphagm Pressure Tank
• 1 lot accessories

c. Pompa Distribusi Air Panas (HWS)


Type : In Line
Capacity : 200 liter / menit
T. Head : 30 m

5. PEMASANGAN
5.1 Pemasangan pipa
Pemasangan pipa PVC,pipa GIP (Galvanized Iron Pipe) dan perlengkapannya
serta peralatan lainnya harus sesuai dengan gambar rencana.
Pada tempat-tempat tertentu dilengkapi dengan sambungan ekspansi. Setiap
belokan, valve dan pencabangan harus dilengkapi angkur beton. Harus juga
dilengkapi dengan Wash Out dan Air valve.

RKS
BAB V Hal-129
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Pemasangan pia-pipa ada 2 cara :


• Pipa GIP (galvanized Iron Pipe) untuk siram raman yang ditanam didalam
tanah, harus dilapisi Plinkote / Tar kemudian bahan Jute dan Plinkote / Tar
kembali. Pada dasar galian perlu dihampar pasir dan dipadatkan setebal 10
cm. kedalaman pipa minimal 60 cm (untuk pipa cabang).
• Untuk jalur induk pipa air bersih tersebut diberi tanda arah aliran yang dicat
warna biru.
• Pipa yang menembus pondasi jalan harus menggunakan pipa Sparling
PVC Type AW.

5.2 Pemasangan Pompa


• Pompa – pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
• Pompa harus diletakan diatas pondasi menurut petunjuk pabrik dan
disesuaikan dengan berat daya, putaran dan dimensi pompa.
• Semua pompa harus dilengkapi dengan manometer pada pipa hisap dan
tekan. Pada pipa tekan dilengkapi dengan gate valve,check valve dan
flexible joint serta dilengkapi dengan panel board signal yang menunjukan
bahwa pompa sedang bekerja atau tidak.
• Pengkabelan alat-alat bantu (switch board,Electrode water level
control,Alarm dan lain-lain) harus lengkap terpasang dan dijamin bahwan
sistem bekerja dengan baik,apabila jalur-jalur pipa dirubah maka pelaksana
harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir dan
total Head berdasarkan peralatan mesin yang dipasang atau mencoba sisa
tekanan pada fixture unit yang paling jauh.

5.3 Saluran Air hujan dan Drainase


a. Saluran-saluran dan drainase air hujan yang mendatar harus dipasang
pada kemiringan dasar anatar 0,2% - 1%. Untuk itu pelaksana diwajibkan
mengontrol peil atau ketinggian dasar saluran, bagian-bagian saluran, bak
control dengan gambar.
b. Semua talang-talang tegak dan datar dipasang sesuai dengan gambar
rencana baik letak maupun kemiringannya.

RKS
BAB V Hal-130
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

c. Untuk sluran-saluran tertutup yang melintasi perkerasan jalan atau parkir


harus diberi pelindung paenguat mantel atau casing untuk menahan beban
diatasnya. Untuk saluran terbuka ditempat yang ditunjuk gambar harus
dilengkapi dengan Grill dai besi tuang.

6. PEKERJAAN PENGUKURAN
a. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi
Plumbing,Drainase,Pembuangan air kotor dilaksanakan dan diurus oleh
pelaksana.
b. Demikian pula dengan biaya yang timbul untuk pengurusan perijinan tersebut
dibebankan kepada pelaksana.
c. Pengukuran terhadap ketinggian Site terutama untuk kemiringan saluran, peil
banjir menjadi beban dan tanggung jawab pelaksana.

7. PENGUJIAN
7.1 Umum
a. Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melkukan pengujian
disediakan oleh pelaksana.
b. Pelaksana harus memberitahukan kepada MK paling lambat 3 hari kerja
sebelum mulai pelaksanaan pengujian.
c. Bila masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistem dengan
baik, maka palaksana harus memperbaiki peralatan tersebut dan
mengulangi pengujian lagi.
d. Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain L manometer, pompa-pompa
dan lain-lain, harus dalam keadaan lebih baik dan ditera secara resmi.

7.2 Pipa dan Jaringan pipa


a. Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2 kali tekanan
kerja selama 2 jam tanpa ada penurunan tekanan uji. Dalam hal ini tekanan
uji saluran air bersih = 12 atm. Selanjutnya sebelum pipa dan jaringan pipa
siap untuk pertama kalinya dioperasikan, maka pelaksana wajib melakukan
“disinfektasi” terlebih dahulu (dengan disinfektasi yang disetujui). Pada
prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian perbagian atau
panjang pipa maks 100 meter.
b. Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan dengan
memakai asap yang keluar dari banguna selama 2 x 30 menit tanpa ada

RKS
BAB V Hal-131
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

kebocoran di semua sambungan. Bila terdapat kebocoran-kebocoran, test


dengan aitr sabun. Sebelum pengujian dilakukan, trap seal (leher angsa)
diisi air dan clean out pipe ventilasai dalam keadaan tertutup.

7.3 Pompa-pompa
Semua pompa-pompa harus diuji sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
Main kontraktor harus menghitung kenbali besarnya jumlah aliran air yang
mengalir dan total head berdasarkan peralatan mesin (sesuai dengan
penawaran) yang dipasangnya atau mencoba sisa tekanan pada fixture unit
yang paling jauh.

7.4 Reservoir
a. Reservoir harus diuji terhadap kemungkinan kebocoran.
b. Semua bahan harus dapat berfungsi dengan baik.

8. KETENTUAN TAMBAHAN
8.1 Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan berlaku 90 hari kalender dan selama masa pemeliharaan
pelaksana diwajibkan untuk :
a. Menyempurnakan dan memperbaiki kekurangan kekurangan yang ada
(bukan dari akibat dari kesalahan operator).
b. Melakukan dan pemeriksaan berkala.
c. Menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang, buku pedoman / brosur,
cara operasi dan pemeliharaan sebanyak 1 set untuk perencana dan 3 set
untuk pemberi tugas.

9. REVIEW
Segala sesuatu yang belum diatur dalam persyaratan teknis wajib dikonsultasikan
dengan Direksi lapangan terlebih dahulu agar dapat dikeluarkan ketetapannya.

RKS
BAB V Hal-132
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

PRODUK INSTALASI PLUMBING

Produk-produk yang tercantum dibawah ini adalah produk yang direkomendasikan


sebagai berikut :

No. Peralatan / Material Merk / Pembuat


1. Pompa Transfer Grundfos, Ebara, Lowara
2. Pompa Booster Grundfos, Ebara, Lowara
3. Pompa Air Panas Grundfos, Ebara, Equal
4. Pressure tank Lokal
5. Pipa PVC Rucika, Vinilon, Pralon
6. Pipa PPR PN – 10 & 20 Atptoro, Era
7. Gate valve / Ball valve Kitazawa, Showa
8. Check Valve Showa, Toyo
9. Strainer Showa, Toyo
10. Flexible Drain Tozen , Afa
11. Floor Drain Sanei, Antasan
12. Roof Drain Austindo, Antasan
13. Roof Tank Whale, Induro

RKS
BAB V Hal-133
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN

1. SYARAT – SYARAT UMUM


1.1 PERATURAN – PERATURAN, IJIN – IJIN DAN PEMBAYARAN
a. Kontraktor / pemasok harus mendapatkan ijin – ijin yang
berhubungan dengan pajak – pajak / retribusi dari instalasi yang
berhubungan dengan dilaksanakannya pekerjaan instalasi
kebakaran.
b. Biaya yang timbul sehubungan dengan hal tersebut diatas menjadi
tanggungan dari kontraktor / pemasok.
c. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh kontraktor / pemasok yang
mempunyai surat ijin instalasi pemadam kebakaran.

1.2 GAMBARAN PELELANGAN


a. Gambar – gambar adalah secara “diafragmatik” dan dimaksudkan
sebagai gambaran mengenai sistem instalasi yang akan
dilaksanakan dan yang termasuk didalam kontak.
b. Untuk dimensi – dimensi atau detail yang lain, kontraktor harus
koordinasi dengan gambar – gambar dari pihak lain baik dari sipil
maupun arsitek.

1.3 GAMBAR PELAKSANAAN


a. Kontraktor harus membuat gambar – gambar instalasi guna
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, gambar – gambar tersebut
harus dibuat berdasarkan gambar – gambar pelelangan, juga
termasuk brosur – brosur dari mesin – mesin atau alat – alat yang
digunakan.
b. Sebelum gambar – gambar untuk pelaksanaan disetujui oleh MK
pekerjaan tidak boleh dimulai.
c. Gambar – gambar pelaksanaan harus memenuhi syarat – syarat
yang telah ditentukan oleh pihak MK, untuk itu mesin – mesin
(Equipment) harus sesuai dengan standard pabrik atau menurut
petunjuk dari produsen.
d. Kontraktor harus memberikan waktu yang cukup pada MK untuk
meneliti gambar – gambar pelaksanaan. Keterlambatan tidak berarti
kontraktor mendapat perpanjangan waktu pelaksanaan.

RKS
BAB V Hal-134
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

e. Persetujuan terhadap gambar – gambar pelaksanaan bukan berarti


pemberiasn garansi terhadap dimensi – dimensi yang telah dibuat
oleh kontraktor, dan tidak melepas tanggung jawab kontraktor
terhadap pelaksanaan pekerjaan instalasi.

1.4 GAMBAR INSTALASI TERPASANG (AS BUILT IN DRAWING)


a. Sesudah pekerjaan instalasi selesai, kontraktor harus membuat dan
menyerahkan gambar – gambar sesuai dengan instalasi yang
terpasang.
b. Gambar – gambar tersebut harus memberikan informasi yang
lengkap mengenai instalasi secara keseluruhan untuk memudahkan
pemeliharaan dan operasi dari instalasi yang terpasang.
c. Gambar – gambar tersebut harus diserahkan kepada MK untuk
diperiksa, dan sesudah mendapat persetujuan barulah gambar –
gambar tersebut diserahkan kepada pemberi tugas.
d. Banyaknya gambar – gambar yang harus diserahkan adalah
sebagai berikut :
‐ Tiga set gambar cetakan terakhir.
‐ Satu set gambar kalkir.

1.5 PETUNJUK OPERASI / SISTEM INSTALASI


a. Sesudah pekerjaan instalasi selesai dan berjalan dengan baik,
kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap untuk
member pelatihan kepada operator – operator yang ditunjuk oleh
pemberi tugas, supaya operator – operator tersebut dapat
menjalankan instalasi maupun pemeliharaannya.
b. Sesudah pekerjaan instalasi selesai, kontraktor diwajibkan pula
menyerahkan dokumen yang berisikan cara operasi maupun cara
pemeliharaan dari sistem instalasi. Dokumen ini harus disetujui
dahulu oleh MK sebelum diserahkan kepada pemberi tugas. Banyak
dokumen yang diserahkan rangkap tiga set.

1.6 PEMELIHARAAN DAN MASA PEMELIHARAAN


a. Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap, guna
keperluan pemeliharaan terhadap instalasi yang telah selesai

RKS
BAB V Hal-135
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

dipasang dan termasuk dalam kontrak, selama 6 bulan dihitung dari


masa penyerahan instalasi kepada pemberi tugas.
b. Kontraktor harus bersedia dating sewaktu – waktu jika terjadi
kemacetan atau kerusakan, serta memperbaiki masalah tersebut
dengan segera. Semua pekerjaan perbaikan tersebut harus menjadi
tanggung jawab kontraktor jika terjadi kerusakan disebabkan oleh
kualitas pekerjaan maupun kualitas material yang buruk.
c. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan berkala terhadap
instalasi yang telah berjalan dan membuat catatan yang perlu guna
pemeliharaan dari instalasi sistem tersebut.

1.7 PENGUJIAN
a. Kontraktor harus melaksanakan pengujian terhadap sistem instalasi
yang telah dipasang dengan baik secara sebagian maupun secara
keseluruhan, sesuai dengan peraturan – peraturan yang telah
berlaku atau yang ditentukan oleh spesifikasi.
b. Kontraktor harus mengadakan pengujian dan pengetesan yang
disaksikan pihak direksi. Kontraktor harus menanggung segala
biaya yang timbul dalam pengujian – pengujian ini.
c. Apabila didalam pengetesan instalasi ini menyangkut pihak lain,
maka pihak lain tersebut harus ikut menyaksikan pengetesan ini dan
diminta member saran – saran / masukan agar jalannya testing
aman.
d. Kontraktor harus memberikan hasil pengujian kepada direksi
lapangan. Hasil – hasil pengujian akan dipakai untuk menentukan
apakah sistem instalasi yang telah dipasang berfungsi sebagaimana
mestinya.
e. Pengujian harus dilakukan oleh dinas kebakaran sampai
mendapatkan surat ijin / rekomendasi untuk pengurus IBP (Ijin
Penggunaan bangunan) segala sesuatunya merupakan tanggung
jawab kontraktor.

1.8 PENGECATAN
Kontraktor harus mengecat sistem instalasi yang dikerjakan, dimana
pengecatan tersebut diharuskan menurut peraturan dan standard yang
berlaku atau ditentukan oleh spesifikasi.

RKS
BAB V Hal-136
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

1.9 PEMBERSIHAN
Kontraktor harus berusaha bahwa tempat bekerja selalu bersih dari
sampah – sampah. Pada waktu pekerjaan selesai, kontraktor harus
membuang sampah – sampah yang disebabkan oleh pekerjaannya ke
tempat yang telah ditentukan oleh MK.

1.10 KERJASAMA DENGAN KONTRAKTOR – KONTRAKTOR LAIN


Berhubungan dengan banyaknya sistem instalasi yang dikerjakan oleh
beberapa kontraktor, maka para kontraktor harus dapat bekerja sama
satu sama lain dalam pelaksanaan daripada sistem - sistem instalasi
secara keseluruhan.

1.11 PENGAMANAN TERHADAP BARANG – BARANG INSTALASI


Kontraktor harus mengamankan semua barang – barang dan instalasi
yang ada terhadap kerusakan – kerusakan maupun terhadap pencurian
yang mungkin timbul. Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap
barang – barang maupun instalasi sampai diserah terimakan kepada
pemberi tugas.

1.12 BAHAN / MATERIAL DAN MUTU PEKERJAAN


a. Semua barang – barang dan peralatan yang dipergunakan untuk
instalasi harus baru dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
b. Jika barang – barang dan peralatan tidak ditentukan oleh
spesifikasi, maka barang – barang dan peralatan normal dipakai
pada instalasi yang berkualitas baik harus digunakan.
c. Kontraktor harus menyediakan pengawas lapangan yang cakap dan
berada di lapangan setiap waktu dan bertanggung jawab terhadap
mutu dari pekerjaan.

1.13 BAHAN / MATERIAL ATAU PERALATAN PENGGANTI


Bila kontraktor akan menggunakan material atau peralatan selain yang
telah ditentukan dalam spesifikasi atau gambar, maka harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari direksi lapangan dan konsultan. Dalam
hal ini kontraktor tidak boleh menambah biaya kepada pemberi tugas.

RKS
BAB V Hal-137
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

2. SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN


2.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan instalasi proteksi kebakaran meliputi:
a. Pengadaan dan pemasangan pompa sistem kebakaran 3 buah yaitu
:
‐ 2 buah main fire pump (Electric)
‐ Satu buah Jockey Pump
b. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan listrik untuk
menjalankan pompa serta pengamanan dan pengontrol.
c. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan instalasi Hydrant dan
Sprinkler.
d. Pekerjaan sipil yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
e. Semua ijin yang berhubungan dengan dinas kebakaran pemerintah
daerah setempat menjadi tanggungan kontraktor.
f. Pengujian sistem secara keseluruhan.

2.2 PENJELASAN MENGENAI SISTEM


Sistem proteksi kebakaran untuk proyek ini terdiri atas sistem hydrant
dan sistem sprinkler, sistem hydrant yang diinginkan untuk proyek ini
adalah menggunakan hydrant box type outdoor dan type indoor.
Sistem sprinkler yang digunakan adalah sistem dengan pancaran
kebawah, tipe dari sistem tersebut diatas direncanakan memakai “tipe
basah” (wet sistem), ini berarti bahwa semua katup penyediaan air
untuk sistem harus dalam kondisi terbuka penuh dan tekanan air dalam
jaringan pemipaan dijaga setiap saat.
2.3 CARA KERJA SISTEM
Apabila katup kebakaran pada sistem hydrant terbuka atau kapala
sprinkler pada sistem sprinkler pecah berdasarkan sistem yang telah
ditetapkan yaitu tipe basah, maka air dalam jaringan pemipaan dari
sistem akan langsung keluar sehingga tekanan air dalam pipa akan
turun. Hal ini mengakibatkan pompa kebakaran akan bekerja secara
otomatis.

2.4 KOMPONEN DARIPADA SISTEM


2.4.1 POMPA
a. Jenis Pompa

RKS
BAB V Hal-138
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Pompa centrifugal yang dihubungkan langsung dengan


motor, dilengkapi dengan panel control, unit pengetesan,
dan sebagainya seperti yang tercantum dalam gambar
perencanaan.
b. Pipa Isap dan Pipa Tekan
Semua komponen atau equipment dari sistem proteksi
kebakaran selain pompa – pompa dan perlengkapannya
harus memenuhi UL atau FM standard (Underwriters
Laboratories and Factory Mutual Listed).
c. Pipa
Jenis pipa yang dipakai adalah Black Steel Schedule
40.BS.1387/67 produk yang digunakan merk : Bakrie, PPI,
Bumu kaya
d. Perlengkapan Untuk Pipa Isap
‐ Saringan 1 buah
‐ Foot Valve 1 buah
‐ Gate Valve 1 buah
‐ Manometer Isap 1 buah, dilengkapi dengan three way
ball valve
‐ Flexible 1 buah
‐ Strainer 1 buah
e. Perlengkapan Untuk Tiap Pipa Tekan
‐ Stop valve (gate valve) 1 buah
‐ Non return valve (check valve) 1 buah
‐ Flexible connection 1 buah
‐ Manometer tekan 1 buah, dilengkapi dengan three way
ball valve

2.5 SISTEM PEMADAM KEBAKARAN


2.5.1 PIPA PEMADAM KEBAKARAN
Jenis pipa yang dipakai adalah pipa black steel schedule
40.BS.1387/67, produk yang digunakan merk Bakrie, PPI.
Semua fitting harus dari jenis / bahan yang sama dengan pipa
yang digunakan. Diameter dan jalur pipa adalah seperti yang
tercantum dalam gambar perencanaan.

RKS
BAB V Hal-139
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

2.5.2 HYDRANT BOX TYPE OUTDOOR


a. Fire landing valve, terdiri dari valve diameter 65 dan 40 mm
dan dilengkapi dengan hand wheel untuk membuka dan
menutup.
b. Accessories
• Fire hose cabinet
Terbuat dari plat baja, tebal 1,2 mm sedang untuk
rangka dan pintu plat baja 1,6 mm. Dilapisi dengan cat
dasar dan cat finishing berwarna merah. Ukuran fire
hose cabinet untuk outdoor unit 95 x 66 x 20 cm dan
dilengkapi dengan jendela kaca, hose rack, hose dan
nozzle.
• Fire hose
Fire hose (selang kebakaran) untuk outdoor unit
mempunyai diameter 40 mm dan panjang 30 mm. Fire
hose yang dipasang harus dari bahan kanvas dengan
lapisan luar dapat mencegah penjamuran serta
couplingnya sesuai dengan standard coupling dinas
kebakaran pemerintah setempat.
• Nozzle
Nozzle dari bahan baja galvanized (GS), besi galvanized
(GI), kuningan atau perunggu. Untuk outdoor unit dipakai
nozzle tipe jet. Ukuran disesuaikan dengan hose yang
ada.
• Hose rack
Hose rack adalah alat penempatan hose dalam box agar
terlindungi dari kelembaban dan mudah dioperasikan,
ukuran disesuaikan dengan hose yang ada.
• Siamese connection
Siamese connection yang dipasang adalah tipe kepala
ganda ukuran 100 x 2 x 65 mm dan couplingnya harus
sesuai dengan standard dinas kebakaran pemerintah
setempat.
• Valve box
Bak control untuk valve terbuat dari konstruksi beton
bertulang dengan dimensi panjang x lebar = 50 x 50 cm

RKS
BAB V Hal-140
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

dan dapat disesuaikan dengan kedalaman pipa. Lokasi


penempatan valve box adalahseperti yang terlihat dalam
gambar perencanaan.

2.6 PEMASANGAN
2.6.1 POMPA – POMPA
Pompa – pompa dipasang dalam rumah pompa diatas pondasi
beton berat dua kali berat pompa. Peletekan pompa – pompa
adalah seperti pada gambar perencanaan.

2.6.2 PIPA
a. Pipa – pipa
Diperlengkapi dengan saringan, foot valve, gate valve, dan
manometer isap (manometer).
b. Pipa tekan
Pipa tekan dari pompa diperlengkapi dengan stop valve
(gate valve), non return valve (check valve), flexible
connection, dan manometer tekan (manometer+).
Pipa isap dan pipa tekan dicat dasar dan cat finishing warna
merah.

Pipa induk proteksi kebakaran


• Pemasangan pipa adalah sesuai dengan gambar
perencanaan. Pada header dipasang pressure switch yang
mengatur hidup/matinya masing – masing pompa, pipa serta
perlengkapan untuk pengetesan pompa. Pada bagian –
bagian tertinggi pipa dipasang air valve diameter 25 mm.
• Sistem penyambungan
Pipa diameter < 2.5 inch, harus menggunakan sambungan
Ulir.
Pipa diameter > 2.5 inch, harus menggunakan sambungan
Las.
• Penggantungan pipa
Pipa horizontal dalam bangunan, harus diberi penggantung
dengan persyaratan :
‐ Bahan dari besi

RKS
BAB V Hal-141
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

‐ Mampu menahan 5 x berat pipa berisi air


‐ Jarak antar penggantung maksimum 3.5 meter
‐ Sebelum dipasang harus dicat dengan zinc chromate
Pipa yang menembus beton bangunan harus disediakan
selubung dengan persyaratan :
‐ Bahan dari besi tuang / pipa baja
‐ Lebar celah antara selubung dengan dinding luar pipa
minimal 25 mm
‐ Pipa yang menembus beton bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air, maka celah antara selubung dengan
pipa harus dibuat kedap air.
‐ Pipa dibawah jalan dibungkus dengan pipa baja, celah
antara selubung dengan pipa diisi pasir.
‐ Pipa dalam tanah :
ƒ Kedalaman galian > 75 cm dari permukaan tanah.
ƒ Sekeliling pipa harus diberi pasir setebal 15 cm
ƒ Sebelum dipasang, pipa harus dicat flinkut (flincoat),
minimal 3 lapis
ƒ Pipa harus diberi tumpuan jarak 3 meter.

2.7 POMPA PROTEKSI KEBAKARAN


Pompa kebakaran yang direncanakan baik untuk sistem hydrant
maupun untuk sistem sprinkler masing – masing terdiri dari beberapa
unit yaitu :
2.7.1 JOCKEY PUMP
Pompa ini berfungsi untuk mempertahankan tekanan dalam pipa
dan dijalankan oleh motor listrik, jockey pump hidup bila ditekan
dalam pipa mencapai 50 meter kolom air.
Bila tekanan dalam pipa telah mencapai 70 meter kolom air
jockey pump akan mati, hidup / mati jockey pump adalah
otomatis.

2.7.2 ELECTRIC MAIN FIRE PUMP


Pompa ini akan hidup bila tekanan air dalam pipa mencapai 40
meter kolom air. Pompa ini dijalankan oleh motor listrik dan
harus dapat hidup secara otomatis dan mati secara manual.

RKS
BAB V Hal-142
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Tenaga listrik untuk menjalankan pompa berasal dari genset


setempat dan dari aliran listrik kota (PLN), daya listrik yang
tersedia harus menjamin tenaga listrik yang dibutuhkan untuk
menjalankan pompa setiap saat.
Tiap tombol listrik yang melayani pompa kebakaran harus diberi
tanda dengan jelas yang bertuliskan “Pompa Kebakaran Jangan
Dimatikan Waktu Kebakaran”.
Lampu tanda harus dipasang untuk menyatakan bahwa ada
aliran listrik dan dipasang didekat pompa sedemikian rupa
sehingga mudah dilihat oleh operator. Tanda yang dapat
member peringatan apabila aliran listrik terputus harus dipasang
pada saklar start motor listrik pompa.
Aliran listrik untuk tanda yang dimaksud harus dari aliran listrik
lain. Apabila aliran listrik dari aki harus dilengkapi dengan alat
pengisi aki yang selalu mengisi setiap saat. Sekering
berkapasitas tinggi harus dipasang untuk :
• Melindungi kabel – kabel listrik yang disambung ke motor
listrik.
• Melindungi motor listrik sesuai dengan standard yang
berlaku bila:
‐ Sumber listrik dari PLN padam, maka pompa harus
dapat bekerja.
‐ Secara otomatis dalam waktu kurang dari 10 detik,
dengan sumber tenaga dari Genset.

2.8 SISTEM KEBAKARAN


a. JOCKEY PUMP
Type : vertical multi stage stainless steel in line pump
Head : 70 m
Q : 300 liter / menit
Power motor : 5,5 KW
Speed : 2900 Rpm
Frequency : 50 Hz
Diameter Isap : 2”
Diameter Tekan : 2”

RKS
BAB V Hal-143
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

b. ELECTRIC MAIN FIRE PUMP


Type : horizontal split case pump
Head : 65 m
Debit : 750 GPM
Power Motor : 55 KW
Speed : 2900 Rpm
Frequency : 50 Hz
Diameter Isap : 5”
Diameter Tekan : 4”
Merk Pompa : Patterson, Aurora, Lowara
Jaminan : Harus dilampiri after sales service dari agen
tunggal
pompa

2.9 TESTING
INSTALASI PIPA :
Seluruh instalasi pipa harus dilaksanakan testing dengan test pressure
15 Atm per bagian, masing – masing selama 4 jam terus menerus,
tanpa ada kebocoran / penurunan pada test pressure. Setiap kali
dilakukan penyambungan pipa pemadam kebakaran dilakukan testing
ini (sehubungan dengan pekerjaan pemasangan yang bertahap).

POMPA :
a. Dapat bekerja secara otomatis dan manual.
b. Dapat berfungsi dengan sumberdaya dari PLN maupun dari Genset.
Seluruh sistem dilakukan percobaan sampai berfungsi dengan baik.
Peralatan testing oleh kontraktor dan atau beban/biaya kontraktor
sendiri. Pada waktu testing dan percobaan diawasi oleh wakil owner
dan direksi lapangan.

BERITA ACARA :
a. Setelah dilakukan pengujian terhadap instalasi pipa, pompa, dan
sistem hydrant yang disaksikan oleh pemilik serta pejabat yang
berwenang dan berhasil dengan baik maka dibuatkan berita acara
pengujian/sertifikat layak pakai untuk jangka waktu tertentu.

RKS
BAB V Hal-144
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

b. Berita acara pengujian / sertifikat layak pakai dikeluarkan oleh


instansi yang berwenang.
c. Berita acara pengujian / sertifikat layak pakai diperbaharui dan
diperpanjang apabila telah berakhir masa berlakunya, dengan
syarat dilakukan kembali pengujian ulang serta memenuhi prosedur
pengujian seperti tersebut diatas.

3. KETENTUAN – KETENTUAN LAIN


3.1 Garansi minimal 1 tahun
3.2 Dalam perhitungan biaya penawaran harus sudah termasuk :
‐ Biaya – biaya perijinan seperti disebutkan diatas, pengetesan,
commissioning untuk semua instalasi dan bahan – bahan serta
peralatan – peralatan yang dipasang.
‐ Biaya pemeriksaan dan tanggungan instalasi (selama 6 bulan).
3.3 Kontraktor bertanggung jawab penuh atas semua ijin – ijin dan
pemeriksaan dari badan pemerintah yang berwenang dan wajib
melengkapi segala sesuatu yang diperlukan tersebut, sampai mendapat
rekomendasi untuk pengurus IPB.
3.4 Sanggup menyelenggarakan ikatan service bilamana diperlukan.
3.5 Kontraktor harus menyerahkan brosur – brosur dari semua peralatan –
peralatan yang ditawarkan dengan menyebutkan Merk dan Type /
modelnya dengan jelas.
3.6 Menyerahkan buku manual operasi dan maintenance, serta
mengadakan training secara teori dan praktek pada operator.

RKS
BAB V Hal-145
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

SPESIFIKASI TEKNIS FIRE EXTINGUISHER

1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaannya adalah pengadaan bahan sesuai spesifikasi di bawah
ini, dan pemasangan seperti ditunjukkan dalam gambar perencanaan lengkap
terpasang beserta braket – braketnya sehingga mudah digunakan sesuai
dengan fungsinya sebagai alat pemadam api.

SPESIFIKASI BAHAN / DATA TEKNIK


Fire extinguisher yang di supply di gedung ini harus memenuhi standard
spesifikasi seperti dibawah ini :
a. Jenis pemadam api
Multipurpose dry chemical fire extinguisher yaitu jenis pemadam api dari
serbuk kimia kering multipurpose yang dapat memadamkan api dari kelas
A, B, dan C.
b. Tidak berbahaya bagi manusia maupun binatang dan tidak membuat kotor
alat perkantoran serta mudah dibersihkan.
c. Mempunyai daya tahan yang lama dan anti udara yang lembab.
d. Harus mempunyai daya pemadam api yang baik untuk segala jenis kelas
(api).
e. Harus mempunyai cara – cara pengisian yang mudah, yaitu hanya dengan
jalan penggantian “cartridge” dan dari jenis serbuk kimia kering.
f. Harus free maintenance, artinya tidak memerlukan penggantian isinya
setiap tahun.
g. Apabila telah dilakukan untuk memadamkan api maka harus dapat dengan
mudah diisi kembali dan alat tersebut harus siap pakai.

2. PERSYARATAN KHUSUS
Multipurpose dry chemical fire extinguisher.
‐ Berat bruto : 6.4 Kg
‐ Berat serbuk : 3.5 Kg
‐ Tinggi : 498 cm
‐ Fire fating (daya pemadaman) A, B, dan C
‐ Dilengkapi dengan box dari kayu dengan tutup dari kaca dan dipasang
pada dinding (wall mounted)

RKS
BAB V Hal-146
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

‐ Banyaknya : sesuai gambar rencana


‐ Merk : Chubb, Aprron atau yang disetujui pemberi tugas dan
direksi
lapangan

PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi
Produk bahan dan peralatan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut :
NO Bahan / Peralatan Merk / Pembuat
1. Main Fire Pump Lowara, Patterson, SPP
2. Jockey Pump Lowara, SPP, Aurora
3. PRV OVC, Singer, Socla
4. Gate Valve – 16 K Central, Nibco, Fivalco
5. Check Valve – 16 K Toyo, Tozen, Fivalco
6. Strainer – 16 K Central, Nibco, Fivalco
7. Safety Valve OVC, Socla
8. Pipa BS SCH – 40 Bakrie, Spindo
9. Fitting – 16 K FKK, Benkan
10. Main Control Valve Central, Fivalco
11. Branch Control Valve Central, Fivalco
12. Indoor & Outdoor Hydrant Box Ozeki, Appron
13. Pillar Hydrant Ozeki, Appron
14. Siamese Ozeki, Appron
15. Fire Extinguisher Servo, Chubb, Appron
16. Sprinkler Head Central, Viking
17. Fire Stop Promat, Hilti
18. Pressure Tank Gae, Roda

RKS
BAB V Hal-147
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TATA UDARA

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Umum
• Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian,
garansi, sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar
terinstalasi (as-built drawing), petunjuk operasi dan pemeliharaan
serta latihan petugas instalasi dari pihak pemilik bangunan.
• Pemborong harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik
semua persyaratan yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk
gambar – gambar, perincian penawaran (bills of quantity), standard
dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat dan perintah dari pengawas lapangan selama masa
pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabdian hal –
hal diatas tidak akan diterima.
• Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan
material yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan,
merupakan kewajiban pemborong untuk menggantinya tanpa ada
penggantian biaya.

1.2 Lingkup Pekerjaan Utama


Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi tetapi tidak terbatas pada
:
‐ Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian mesin AC
Split Wall Mounted.
‐ Unit AC terdiri dari indoor unit ditempatkan di dalam ruangan
sedangkan outdoor unit ditempatkan di luar ruangan.
‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian pemipaan refrigerant
lengkap dengan isolasi thermos, vapour barrier dan bahan
perlengkapan lainnya yang diperlukan.
‐ Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian instalasi
ducting, distribusi udara lengkap dengan damper, gantungan
penguat dan sebagainya.
‐ Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sistem
ventilasi Exhaust Fan dan Intake Fan.

RKS
BAB V Hal-148
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

‐ Pengadaan, pemasangan dan pengujian seluruh instalasi air


pembuangan (drainase) sampai ke saluran air terdekat.
‐ Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber
daya listrik bagi instalasi ini seperti kabel, pressure sensor dan
semua perlengkapan penunjang lainnya.
‐ Melaksanakan pekerjaan testing, adjusting dan balancing dari
semua instalasi yang terpasang, sehingga instalasi bekerja
dengan sempurna, sesuai dengan kriteria – kriteria desain.
‐ Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian return air
grille, exhaust air lauver, fresh air lauver, exhaust air grille
lengkap dengan rangka dan volume damper.
‐ Pengadaan, pemasangan isolasi dibawah atap lengkap dengan
bahan perlengkapan alat bantu yang digunakan.
‐ Memberikan training mengenai cara pengoperasian,
pemeliharaan dan perbaikan dari peralatan – peralatan Air
Conditioning dan instalasi terpasang. Program training harus
mencakup segi teori / prinsip dasar serta aplikasinya.
‐ Menyerahkan gambar – gambar, buku petunjuk cara
menjalankan dan memelihara serta data teknis lengkap
peralatan instalasi terpasang.
‐ Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama
masa pemeliharaan.
‐ Memberikan garansi terhadap mesin / peralatan dan
instalasinya yang terpasang selama 1 tahun sejak serah terima
pertama.
‐ Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
‐ Membuat As-built drawing.

1.3 Lingkup Pekerjaan Terminasi


• Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan
yang mempunyai hubungan dengan instalasi lain yang harus secara
lengkap dan terkoordinasi dikerjakan oleh pemborong instalasi.
‐ Menyambung kabel daya ke unit AC dan Fan yang disediakan
oleh pemborong listrik.
‐ Menyambung pipa drain ke pipa drain utama sampai ke saluran
terdekat.

RKS
BAB V Hal-149
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Koordinasi dengan pemborong lain maupun instalasi terkait untuk


menjamin bahwa instalasi tersebut sudah benar, aman dan
memenuhi persyaratan.

1.4 Lingkup Pekerjaan Yang Terkait


Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan
struktur, sipil atau finishing yang diperlukan untuk keperluan operasi
dan pemeliharaan instalasi ini yang harus dikerjakan oleh pemborong
ini, kecuali disebutkan lain didalam bill of quantity bahwa akan
dikerjakan oleh pemborong lain / tidak termasuk scope pekerjaan.
‐ Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi
akibat pekerjaan instalasi tata udara ini.
‐ Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan
oleh pekerjaan instalasi ini.
‐ Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam
dokumen ini beserta addendumnya.
‐ Pekerjaan sipil dan finishing yang diperlukan dan perapian kembali
yang diakibatkan oleh instansi AC dan Fan.

2. PERSYARATAN TEKNIS UMUM


2.1 Umum
• Pasal – pasal dibawah ini menjelaskan secara umum ketentuan –
ketentuan yang perlu diikuti untuk semua bagian yang dalam
pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi Air Conditioning
(Tata Udara).
• Gambar – gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya.

2.2 Publikasi, Code dan Standard


Publikasi, kode dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan
pedoman untuk instalasi peralatan ini. Untuk publikasi, kode, dan
standard yang belum ada di Indonesia, pemborong wajib mengikuti
publikasi, kode, dan standard internasional yanga berlaku dan
merupakan edisi terakhir antara lain adalah seperti :
‐ SMACNA – 85
‐ ASHARE – Guide and data book, ARI

RKS
BAB V Hal-150
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

‐ NFPA – 90A
‐ ASTM, ASME
‐ AMCA
‐ CTI
‐ PUIL 2000
‐ Pedoman Plumbing Indonesia
‐ Keputusan / Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintahan
Daerah
‐ Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
‐ Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan.

2.3 Kondisi Perancangan


• Kondisi udara luar bangunan :
‐ Temperature rata – rata : 33oC
‐ Relative Humudity : 70 – 75%
‐ Kecepatan angin rata – rata : 7 – 10 mil/jam
• Kondisi udara luar bangunan :
‐ Temperature : 230 + 20C
‐ Relative humidity : 55 – 56%
‐ Ventilasi : 15 – 20 cmf/org

2.4 Kriteria Kebisingan / Noise Criteria


Batas – batas yang diijibkan untuk perkantoran : 40 – 50 dB

2.5 Perlindungan kebakaran


Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan tahan terhadap
api dalam jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api
yang disebabkan adanya celah – celah antara pipa dengan dinding atau
lantai harus menggunakan material yang sesuai untuk tujuan tersebut.

3. PERALATAN UTAMA
3.1 Air Cooled Split
3.1.1 Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas
indoor unit (IU) dan condensing unit (OU) berikut pemipaan

RKS
BAB V Hal-151
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

refrigerant dari kedua unit tersebut. Kapasitas masing – masing


unit sebagaimana yang tertera pada gambar rencana.

3.1.2 Umum
• Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan
spesifik dari kemampuan unit (performance) dapat dilihat
pada lembar gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
• Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana
semua peralatan yang bergerak harus menggunakan unit
vibration mounting dan dibalance dengan teliti untuk
menjamin vibration (getaran) yang kecil.
• Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan
control, lengkap dengan pemipaan. Setiap unit harus
mempunyai satu atau lebih kompresor dan masing – masing
kompresor mempunyai sirkulasi refrigerant dan elektrikal
sirkuit tersendiri.

3.1.3 Spesifikasi Teknis


• Unit memakai refrigerant R. 22
• Kapasitas unit berdasarkan kepada :
‐ Udara pendingin kondensor 35oC
‐ Temperature ruang 24 oC; 55% + 5% RH
• Kompresor
Kompresor dari jenis scroll. Dimana motor dinginkan oleh
gas dari sisi suction. Masing – masing kompresor dilengkapi
dengan :
‐ Star delta starter atau DOL
‐ High refrigerant pressure safety fut out (manual reset)
‐ Low refrigerant pressure safety cut out (automatic reset)
‐ Spring vibrator isolator
‐ Crankese heater
‐ Automatic reversible oil pump
‐ Automatic heater untuk pengaturan kelarutan minyak
selama shutdown.
‐ Oil pressure cut out (manual reset)

RKS
BAB V Hal-152
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

‐ Thermal overload, single phasing protection dan


eksternal overload relay.
‐ Sight glass dan oil filter
‐ Service valve disisi suction dan discharge untuk setiap
kompresor
• Condensing Unit (OU)
‐ Casing dari outdoor unit harus waterproof, galvanized
stell yang di ‘finish’ memakai baked enamel. Coil harus
dibuat dari seamless copper tube dengan alumunium fin.
Tipe fan dari condensing unit adalah propeller dengan
hubungan langsung dan dilengkapi dengan pelindung /
pengaman.
‐ Casing dari indoor unit, seluruh permukaan bagian
dalam harus diisolasi dengan bahan fibre glass atau
mineral wool tebal 25mm, blower dari indoor fin dari tipe
sentrifugal, double inlet atau single inlet forward curved,
multi blade dengan pergerakan langsung atau tidak
langsung memakai belt.
‐ Coil harus terbuat dari seamless copper tube lengkap
dengan mekanikal alumunium fin, refrigerant (liquid) line
mempunyai combination moisture indicator dan sight
glass, refrigerant filter drier, dan liquied line solenoid
valve.
Suatu drain yang cukup dapat menampung air
condensasi pada keadaan minimum.
• Filter dan Control
Semua unit harus dilengkapi dengan washable alumunium
filter tebal 25 mm. suatu room thermostat yang dilengkapi
dengan switch off, fan speed (low, med, high), cool dan room
temperature setting akan memfungsikan unit beroperasi.

3.2 VENTILASI
3.2.1 Umum
• Spesifikasi yang diuraikan dibawah ini adalah sebagai
kebutuhan dasar yang harus diikuti. Sedangkan ketentuan –
ketentuan spesifik terhadap tipe, kemampuan (performance)

RKS
BAB V Hal-153
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

peralatan, perlengkapan dan lainnya dapat dilihat pada


lembar “Referensi Produk” yang menyertai dokumen ini.
• Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard
yang berlaku di Negara dimana fan tersebut dibuat, sebagai
contoh AMCA standart 210 – 74 di Amerika
• Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re
– 10E12 w pada octave band mid, frek 60 – 4000 Hz.
• Pada dasarnya semua fan harus mempunyai noise level
yang rendah dalam operasinya dan dalam batas – batas
yang normal.

3.2.2 Spesifikasi Teknis


• Centrifugal fan
Fan harus dari tipe forward curve atau backward curve airfoil
sesuai seperti yang dijelaskan didalam daftar peralatan
dengan komponen – komponen sebagai berikut :
‐ Volute casing dari galvanis steel.
‐ Impeller dari multivane galvanized steel.
‐ Shaft dari mild steel.
‐ Pelumasan memakai grease ball atau roller bearing dan
diusahakan maintenance free.
‐ External rotor motor berputar disekeliling internal stator.
‐ Dapat dilakukan speed control motor fan.
‐ Motor dari jenis TEFC. IP-44 isolasi kelas B. Fan dan
motor duduk pada suatu rangka dudukan (base frame)
dengan posisi motor dapat diatur untuk ketegangan. Tali
kipas (bila hubungan motor dan fan bukan hubungan
langsung.
• Axial fan
‐ Impeller fan dan tipe airfoil blade, adjustable pitch.
‐ Material fan :
‐ Casing : hot dipped galvanized steel
‐ Impeller : alumunium diecast
‐ Shaft : carbon steel
‐ Pelumasan : grease ball bearing

RKS
BAB V Hal-154
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

¾ Fan lengkap dengan counter flange untuk


penyambungan ke ducting.
¾ Fan lengkap dengan accessories bell mount (inlet
cone) bila inlet suction tidak disambungkan ke duct
seperti ditunjukkan dalam gambar rencana atau
daftar paralatan.
• Propeller fan (wall mounted atau ceiling fan)
‐ Fan dari tipe propeller untuk dinding seperti ditunjukkan
dalam gambar atau daftar peralatan.
‐ Untuk fan dinding lengkap dengan automatic shutter dari
jenis allumunium (bila ditunjukkan dalam gambar
rencana atau daftar paralatan)
‐ Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static
pressure tinggi (high pressure fan), rangka fan dari baja
yang dicat anti karat dengan impeller dari allumunium
diecast.
‐ Rangka untuk dudukan fan digantung pada lantai dari
besi pelat dan besi siku dan gantungan dari besi
penggantungan (steel rod) yang dilengkapi peredam
getaran (vibration isolator)
‐ Rangka untuk dudukan fan pada dinding dari kayu jati,
dengan baut – baut yang tahan karat.
‐ In live axial fan.
‐ Impeller harus tipe airfoil blade dari bahan polypropylene
dan digerakan langsung.
‐ Casing terbuat dari thermoplastic.
‐ Fan harus statis dan dinamis balance dari pabriknya.
‐ Motor dari jenis TEFC, IP 44, isolasi kelas F.
‐ Noise levelnya rendah.

3.3 PEREDAM GETARAN


a. Lingkup pekerjaan
‐ Lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan alat
peredam getaran (Vibration isolation / eliminator) untuk semua
mesin yang bergerak seperti indoor unit, condensing unit, fan
dan ducting (bila perlu)

RKS
BAB V Hal-155
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

‐ Spesifikasi teknis
‐ Alat peredam getaran (vibration isolator) ini harus dapat
meredam getaran dengan efisiensi 90%
‐ Jenis peredam getaran yang dipilih harus sesuai dengan
kebutuhan mesin/unit yang akan diredam getarannya. Peredam
getaran yang terpasang haruslah sesuai dengan persyaratan
rekomendasi pabrik pembuat alat / mesin. Peredam getaran
dapat berupa neoprene pad, neoprene mounts, spring, isolator,
restrain isolator, pipe hanger dll.

4. PEKERJAAN DUCTING
4.1 Spesifikasi Teknis
4.1.1 Umum
• Jika tidak diterangkan secara khusus istilah ducting secara
umum berarti pekerjaan duct, fitting, damper, support, dan
lain – lain, komponen / aksesoris yang diperlukan untuk
melengkapi instalasi ini.
• Jalur – jalur ducting yang terlihat pada gambar rencana
adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran
ducting. Pemborong wajib menyesuaikan route dan ukuran
ducting. Pemborong wajib menyelesaikan dengan keadaan
setempat (shop drawing) dan dengan jalur – jalur instalasi
lainnya, brikut detail atau potongan – potongan yang
diperlukan dan mendapat persetujuan dari pengawas
lapangan / pengawas lapangan sebelum dilaksanakan.
• Ukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar adalah
ukuran bersih penampang laluan udara. Jika diperlukan
lining untuk ukuran duct tersebut, berartipenampang harus
diperbesar sesuai ketebalan lining.
4.1.2 Publikasi dan Standard yang Digunakan.
• ASHRAE, the guide and data book
• SMACNA (sheet metal and air conditioning contractors
national association)
4.1.3 Konstruksi Ducting
• Konstruksi duct adalah untuk low velocity (low pressure duct)
dengan static pressure didalam duct sampai 3” WG.

RKS
BAB V Hal-156
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Konstruksi ducting harus mengikuti standard SMACNA,


kecuali kalau ditentukan hal – hal yang harus diluar standard
tersebut.
• Semua sambungan melintang ducting untuk ukuran diatas
24” harus memakai sambungan flange dari besi siku dengan
memakai rubber packing tebal 2mm.
• Hubungan antara dimensi ducting dengan pamakaian sheet
metal adalah sebagai berikut.
• Ukuran sisi terpanjang galvanized sheet metal :
‐ 0 s/d 12” : BJLS 50
‐ 13 s/d 30” : BJLS 60
‐ 31 s/d 54” : BJLS 70
‐ 55 s/d 85” : BJLS 80
‐ 86” katas : BJLS 100
• Semua sambungan ducting (sambungan flange, slip joint,
pitsburg lock seam, dan lain-lain) harus betul-betul rapat
udara dengan menggunakan sealant yang mencegah
terjadinya kebocoran udara.
• Percabangan (take off) harus memakai splitter damper yang
dapat diatur dan dikunci pada kedudukannya.
• Reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih dari
14o.
• Jika dimensi dari kedua ujung duct berlainan maka untuk
ketebalan ducting (jenis BJLS) diambil berdasarkan ukuran
ujung tersebut.
• Lubang pengetesan.
• Pada main supply dan return duct harus dibuat lubang
pangetesan untuk pengukuran temperature serta static dan
velocity pressure, yang ditutup kembali setelah selesai
pengetesan dengan plastic probe.
• Penguatan ducting
Semua duct yang berukuran labih besar 20” permukaannya
harus dibuat cross broken (patah silang).
• Penggantungan duct

RKS
BAB V Hal-157
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

‐ Cara penggantungan ducting harus sedemikian rupa


sehingga tidak terjadi lendut – lendutan, getaran –
getaran dan deformasi.
‐ Persyaratan – persyaratan harus mengikuti :
Ukuran Penggantungan Trapeze Besi Jarak
Ducting Siku
s/d 300 Iron rod 25 x 25 x 3 2m
mm 0 – 8mm mm
325 s/d Iron rod 25 x 25 x 3 2m
750 mm 0 – 8mm mm
775 s/d Iron rod 30 x 30 x 3 1.5 m
1350 mm 0 – 10mm mm
1375 s/d Iron rod 40 x 40 x 3 1.5 m
2100 mm 0 – 12mm mm
2125 mm Iron rod 40 x 40 x 3 1.5 m
keatas 0 – 12mm mm

• Elbow, dibuat sesuai gambar spesifikasi atau gambar detail.


• Semua elbow harus dari tipe full radius elbow, jari – jari
dalam (Rt) sama dengan lebar duct. Untuk keadaan dimana
harus menggunakan short radius elbow (Rt lebih kecil dari
lebar duct) harus memakai turning vanes.
• Turning vanes jumlah dan posisinya ditentukan dengan chart
logaritma atas dasar (Rt) / (Rh). Untuk elbow tegak lurus
harusmemakai guide vanes double thickness, sesuai
gambar detail. Untuk mengikat konstruksi penggantungan ke
beton dipergunakan ramset / dyna – bolt.
4.1.4 Sambungan Flexible
• Pemborong harus memasang sambungan flexible
connection dari bahan double sheet glass cloth tebal 0,65
mm atau lebih dengan isolasi density minimum 16 Kg/m3
jenis fire resistant ke ducting yang masuk / keluar dari fan
dan FCU atau indoor unit.
• Panjang flexible connection tak lebih dari 20 cm, dan tidak
menimbulkan kebocoran pada sambungan.
• Cara pemasangan harus dalam satu garis lurus sedemikian
rupa, sehingga tidak menyebabkan pengecilan luar
penampang.

RKS
BAB V Hal-158
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

4.1.5 Grille dan Diffuser


• Grille dan diffuser harus terbuat dari bahan allumunium
anodized profile dan ex. Local. Pemasangan diffuser / frill
eke plafond harus memakai rubber sponge tebal 5 mm.
• Warna untuk grille dan diffuser di anodized dengan warna
akan ditentukan kemudian oleh arsitek / pengawas
lapangan.
• Supply air diffuser dan fresh air intake grille harus
mempunyai vertical dan horizontal blade yang dapat diatur
defleksinya dan memakai volume damper.
• Konstruksi Exhaust air grille dan return air grille tanpa
memakai volume damper.
• Konstruksi exhaust air grille dan return air grille tanpa
memakai volume damper.
• Konstruksi exhaust air grille dan return air grille tanpa
memakai volume damper.
• Tidak dibenarkan memakai baut pada permukaan dari grille /
diffuser.

4.1.6 Louvers
Louvers boleh dari bahan galvanized atau allumunium seperti
ditentukan pada gambar atau sesuai permintaan arsitek, dengan
ketebalan 1mm. Setiap pemasangan louvers harus dilengkapi
dengan bird (insect) screen pada bagian dalamnya. Luas efektif
louvers harus lebih besar dari 50% luas permukaan.

4.2 Pekerjaan Isolasi Ducting


4.2.1 Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, pemborong
wajib membuat contoh cara mengerjakan isolasi yang
diperlukan untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas
lapangan sebelum dilaksanakan.

4.2.2 Peralatan
a. Isolasi, ducting, pipa, alat –alat bantu dan peralatan
pengadaan dan pemasangan isolasi untuk ducting, pipa,

RKS
BAB V Hal-159
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

alat-alat bantu dan peralatan yang ditentukan, lengkap


dengan material bantu lainnya yang menunjang bagi
keperluan isolasi tersebut.
• Isolasi luar ducting : Glass wool tebal 1” s/d 2” density
3
32 Kg/m , thermal cond 0,26 BTU/h Supply/Plenum
• Isolasi dalam ducting : Glass wool tebal 1” density 48
Kg/m3, thermal cond 0,26 BTU/h Supply/return/Plenum
• Allumunium foil : Double sided reinforced, fire
resistant
• Adjesive tape : Adhesive allumunium foil fire
resistant
• Isolasi pipa refrigerant dan pipa drain : Polyesthylena
rubber foam closed cell type, tebal 1” density 35 – 40
kg/m3.
• Isolasi peralatan dan alat bantu pipa : polyethylene
rubber foam sheet tebal 3/4" density 35 – 40 Kg/m3.
• Isolasi semua sisi dibawah atap : Glass wool tebal 1”
density 24 Kg/m3 dan difinishing dengan glass cloth
danperekat dengan spindle pin.
• Isolasi ducting beton dibawah lantai atap : Rock wool
tebal 2”, density 48 Kg/m3 double sided reinforces, fire
resistant allumunium foil, galvanized wiremest

b. Isolasi Luar Ducting dan Plenum


• Ducting supply, return dan plenum yang berada dibawah
roof (atap) yang tidak terisolasi roofnya, harus diisolasi
dengan ketebalan 2”. Bila roof (atap) diisolasi, maka
isolasi ducting cukup dengan ketebalan 1”.
• Ducting supply, return dan plenum yang tidak di bawah
roof (atau) diisolasi dengan ketebalan 1”.
• Ducting yang berhubungan dengan udara luar diisolasi
dengan ketebalan 2”.
• Cara melekatnya isolasi ke ducting dengan memakai cat
flincote dan adhesive clip dan tidak dibenarkan memakai
tali plastic (lihat detail gambar rencana)
• Sambungan antara harus dengan overlap 75 mm.

RKS
BAB V Hal-160
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Selanjutnya dibalut dengan allununium foil, sambungan


antara harus dengan overlap 75 mm.
• Semua sambungan allumunium foil menggunakan
allumunium foil adhesive tape, sehingga betul-betul
kedap suara.
• Dibawah lantai / konstruksi atap harus diisolasi thermos
dengan urutan antara lain allumunium foil, rock wool,
allumunium foil, rock wool, allumunium foil dan
galvanized wiremesh, dipasang sedemikian rupa (lihat
detail gambar rencana)

c. Isolasi Dalam Ducting dan Plenum


• Isolasi dalam ducting dan plenum baik supply maupun
return dimaksudkan untuk menurunkan noise level yang
ditimbulkan oleh peralatan, ducting, fitting dan lain
sebagainya, sehingga tercapai NC ruang yang
dikehendaki.
• Ukuran ducting danplenum yang ditunjukkan dalam
gambar rencana adalah ukuran lubang laluan udara
setelah diisolasi dalam.
• Isolasi dalam ducting supply, return dan plenum seperti
yang ditunjukkan dalam spesifikasi ini dipakai tipe
khusus, untuk isolasi dalam dan semua sisi dilapisi
dengan block neoprene compound atau dilapisi dengan
glass cloth fire resistant. Dan cara melekatnya isolasi ke
ducting dengan memakai lem perekat dan adhesive clip.
d. Isolasi Pipa
• Pipa yang diisolasi pipa refrigerant dan pipa drain.
• Ketebalan isolasi pipa refrigerant adalah 1”.
• Ketebalan isolasi pipa drain (kondensasi) adalah :
‐ Diameter s/d 2” tebal 3/4"
‐ Diameter 2 3/4" s/d 4” tebal 1”
• Selanjutnya setelah diisolasi dibalut dengan vinil atau
yang dianjurkan oleh pabrik pembuat isolasi.
• Untuk pipa drain dalam tanah isolasi memakai Styrofoam
class d2, tebal 2” dan diesel pada sambungan antara

RKS
BAB V Hal-161
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

dengan flinkcote air dan selanjutnya dibalut dengan


bituminous sheet dengan tebal 1 1/2 mm (premseal 100).
• Cara melekatkan isolasi ke pipa memakai perekat yang
dianjurkan pabrik pembuat isolasi, demikian juga dengan
sambungan antaranya.
• Pada setiap sambungan pipa, harus memakai blok kayu
berbentuk lingkaran penuh dari kayu jati selebar 50 mm
dan setebal sama dengan isolasi. Ukuran diameter kayu
tepat sama dengan diameter luar pipa, sambungan kayu
dan isolasi harus rapat dan memakai perekat.
Selanjutnya pada sambungan tersebut dibalut dengan
adhesive allumunium foil selebar 200 mm.

e. Isolasi Alat – Alat Bantu Pipa


Semua alat-alat bantu (accessories pipa seperti valve,
strainer dan lain-lain sejenisnya) harus diisolasi. Cara
pengisolasiannya sedemikian rupa sehingga tidak merusak
isolasi bila peralatan tersebut perlu untuk diperbaiki /
diservice.

f. Isolasi Peralatan
Peralatan – peralatan yang berhubungan dengan refrigerant
sistem, air eliminitir harus diisolasi. Cara pengisolasiannya
sedemikian rupa sehingga bila ada perbaikan dari peralatan
tersebut isolasi gampang dan mudah tanpa menimbulakan
kerusakan pada isolasi.

g. Perlindungan Isolasi Terhadap kerusakan


‐ Untuk pipa dan alat bantu pipa (accessories) yang
diisolasi dan berada di ruang terbuka yang terkena sinar
matahari dan hujan, harus memakai pelindung
allumunium sheet jacketing ketebalan 0,5 mm dengan
sistem sambungan yang sedemikian rupa sehingga air
hujan tidak bisa merembes / bocor kedalam isolasi
tersebut.

RKS
BAB V Hal-162
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

‐ Untuk alat bantu pipa cara pelaksanaan pelindung


dengan metal jacketing sedemikian rupa sehingga
mudah dilepas / dibuka tanpa merusak pelindungnya,
apabila ada perbaikan.
‐ Setiap gantungan pipa yang diisolasi tetapi tanpa
memakai metal jacketing, antara clamp gantungan dan
isolasi harus memakai metal dudukan (saddle) dari BJLS
80 selebar 150 mm dan setengah lingkaran atau penuh
sesuai tipe gantungan yang sisi – sisinya dilipat agar
tidak tajam.

5. PEKERJAAN PEMIPAAN
5.1 Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur – jalur pipa
yang terlihat pada gambar dasar adalah yang menunjukkan route dan
ukuran pipa, pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan
setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya
diperlukan dan mendapat persetujuan dari pengawas lapangan
sebelum dilaksanakan.

5.2 Peralatan
a. Pipa Refrigerant
• Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-
hati dan sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian
harus sudah bersih, kering dan bebas dari debu dan kotoran
dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
• Pipa tembaga dan jonis K yang dehydrated dan sealed.
Diameter pipa yang dipakai harus disesuaikan kembali dengan
kapasitas pendingin mesin dan panjang ekivalen pipa.
• Perbedaan tinggi antara condencing dan evaporator dan
panjang pipa tidak melebihi yang ditentukan oleh pabrik
pembuat.
• Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing harus disambung
dengan perantara wrought copper fitting atau non porous brass
fittings, dan dianjurkan dipakai solder perak dengan meniup gas
mulia seperti nitrogen kening kedalam pipa yang sedang

RKS
BAB V Hal-163
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak oksida di


dalam pipa.
• Solder lunak “tintlead 50-50” tidak boleh dipergunakan. Solder
“tintlead 95-5” dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge
gas panas.
• Pipa jenis “soft drawn tubing” dapat disambung dengan solder,
nyala api atau lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Pada
pipa “precharger refrigerant lines” yang disediakan oleh
pabriknya maka harus dipasang sesuai dengan persyaratan
pabrik.
• Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik
untuk mencegah melentur dan meneruskan getaran mesin
kepada bangunan.
• Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan
“Ashrae Guide Book” dan atau persyaratan pabrik.
• Suatu alat pengering refrigerant (filter drier) dengan kapasitas
yang cukup serta “sight glass moisture indicator” harus dipasang
pada bagian “liquid line” setiap pipa terpasang, sight glass harus
dilengkapi dengan tutup pelindung, filter drier harus menurut ARI
standard 710, hendaknya jenis full flow replaceable care.
• Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged
brass flare menurut ARI / standard 720 dengan unit short shank
flare.
• Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant
sebelum pemasukkan tiap thermostatic expansion valve.
• Pipa-pipa yang menembus dinding/plat beton harus memakai
sleeve dan sekitarnya diisi dengan bahan building sealant.
• Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12 Kg/cm2 selama 24
jam.
• Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan.
• Pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dan :
‐ Sampai 1/2" : berjarak 1,2 m
3
‐ Diameter /4" s/d 1” : berjarak 1,8 m
‐ Diameter 1 1/4" s/d 2” : berjarak 2,3 m
• Penggantung pipa pada plat beton memakai Phillips red heat
(dyna-bolt).

RKS
BAB V Hal-164
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakal clamp atau collar


yang dipasang erat pada pipa dan menumpu pada floor
memakai rubber pad.
• Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian
dari bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
• Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 900 dan 45o pada
dasarnya untuk membentuk sudut belokan 90o dan 45o terutam
untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan dalam hal
kondisi setempat tidak memungkinkan maka menggunakan
short radius harus mendapat persetujuan tertulis dan MK dan
konsultan perencana.
• Sebelum pipa dipasang, supports litmus dipasang dulu dalam
keadaan sempurna.
• Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
• Tipe dan fitting harus bebas dan tegangan dalam yang
diakibatkan dan bahan yang dipaksakan.

b. Pipa Kondensasi (Drain)


• Pipa sebelum disambung harus dibersihkan dahulu bagian luar
dan kotoran-kotoran yang melekat dan disambung dengan lem
perekat yang dianjurkan oleh pabrik pipa.
• Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape untuk
mencegah kebocoran dan tidak diperkenankan memakai
plumber rope, sedangkan untuk sambungan menggunakan tern,
semua bagian yang disambung harus sudah bersih, kering dan
bebas dari debu, kotoran dan hendaknya dipasang sependek
mungkin.
• Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian
dalamnya dan kotoran-kotoran yang melekat.
• Pipa-pipa yang menembus dinding/plat beton harus memakai
sleeve dan sekitarnya diisi dengan bahan caulking umpamanya
compriband atau building sealant.
• Pipa harus dites sampai 10 Kg/cm2 selama 24 jam.
• Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan.
• Pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dan :
‐ Sampai 1/2" : berjarak 1,2 m

RKS
BAB V Hal-165
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

‐ Diameter 3/4" s/d 1” : berjarak 1,8 m


1
‐ Diameter 1 /4" s/d 2” : berjarak 2,3 m
1
‐ Diameter 2 /4" s/d 5” : berjarak 2,5 m
• Penggantungan pipa pada plat beton memakai phillip red head
(dyna-bolt).
• Pipa-pipa ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang
dipasang erat pada pipa dan menumpu pada floor.
• Memakai rubber pad.
• Semua pipa harus dipasang Iur’.is sejajar dengan
dinding/bagian dan bangunan pada arah horizontal maupun
vertikal.
• Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90o dan 45o pada
dasrnya untuk sudut belokan 90o dan 45o terutama untuk pipa
pembuangan digunakan long radius dan dalam hal kondisi
setempat tidak memungkinkan maka menggunakan short radius
harus mendapat persetujuan tertulis dari MK dan konsultan
perencana.
• Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam
keadaan sempurna.
• Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
• Type dan fitting harus bebas dan tegangan dalam yang
diakibatkan bahan yang dipaksakan.
• Pipa drain (kondensasi) dan PVC class D dan dilengkapi
dengan isolasi.

6. PEKERJAAN LISTRIK
6.1 Umum
• Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur – jalur kabel,
peletakkan panel dan motor seperti yang tercantum adalah gambar
dasar yang menunjukkan route, lokasi panel dan peletakkan
instrument control. Pemborong wajib menyesuaikan dengan
keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi
lainnya, diperlukan dan mendapat persetujuan dari pengawas
lapangan sebelum dilaksanakan.
• Pemborong wajib mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku yang
dikeluarkan oleh :

RKS
BAB V Hal-166
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

‐ Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 2000.


‐ Perusahaan Listrik Negara (PLN).
‐ Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK).
‐ Dinas Pemadam Kebakaran (DPK).
‐ Lembaga Pengujian Bahan.
‐ Dinas Keselamatan Kerja.

6.2 Panel
6.2.1 Motor Listrik
• Motor AC Split :
‐ jenis induction motor, permanent split, dengan thermal
overload protector.
‐ 3 phase 220/380 V / 50 Hz
‐ 3 tingkat kecepatan
‐ Insulation class E
• Motor Fan
Motor yang menjadi satu dengan fan, jumlah phase
tergantung kapasitas fan
• Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini
mempunyai power factor minimal 0,8 putaran maksimum
1450 rpm (untuk motor-motor tersebut diatas). Motor – motor
yang digunakan disini harus sudah memenuhi standard
NEMA (Amerika), 85 (Inggris), DIN (Jerman), dan JIS
(Jepang).
6.2.2 Panel
6.2.3 Panel Starter
• Star Delta Starter : Bila motor berkapasitas lebih besar atau
sama dengan 7,5 HP.
• Direct On Line : Bila Motor berkapasitas dibawah 7,5 HP.
• Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp
Green,Red,White untuk ON,OFF,OIL, plat nama untuk
peralatan yang dilayani serta push button ON/OFF dan
disconnecting switch bila memakai remote star stop.
• Semua komponen yang dipergunakan untuk panel tenaga
dan panel-panel control harus dari merk yang sama yang
digunakan pada instalasi listrik.

RKS
BAB V Hal-167
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setebal 2mm,


dilengkapi dengan kunci Yale atau setaraf. Pengecatan
dengan cat dasar dan duco minimal 2 kali. Warna finishing
ditentukan kemudian.
• Panel-panel yang bukan berasal langsung dan produk
peralatan tertentu yaitu panel-panel yang dirakit lokal
haruslah berasal dan pembuat panel khusus, untuk merk
komponen yang dipakai.
• Tiap-tiap panel dan unit mesin harus digrounded. Tahanan
pentanahan harus lebih kecil dan 2 ohm, diukur setelah
minimal tidak hujan 2 hari.
6.2.4 Wiring
• Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang
dalam PVC conduit high impact.
• Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan
peralatan AC yang bersangkutan.
• Disetiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
• Jari-jari belokan kabel, hendaknya minimum 1,5 kali
diameter kabel.
• Menghubungakan kabel pada terminal harus menggunakan
“Kabel Schoen”, kabel 25mm² keatas pemasangan “kabel
schoen” menggunakan timah pateni lalu dipress hidraulis.
• Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang pres tangan.
• Setiap kabel yang menuju termional peralatan harus
dilindungi memakai metal flexible conduit.
• Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai
metal conduit dan diklem rapih kedinding memalai klem pipa.
• Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai
klem penggantung wire rod yang diramset ke beton.

7. INSTALASI
7.1 Umum
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan
cara pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat
dipertanggung jawabkan serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi

RKS
BAB V Hal-168
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dan peralatan atau
alat-alat bantu.

7.2 Landasan Peralatan


Semua landasan untuk peralatan, compressor dan motor, mempunyai
ukuran sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian-bagian peralatan,
compressor maupun ,motor yang berada diluar landasan. Berat
peralatan diartikan berat dalam operasinya.

7.3 Platforms
Untuk peralatan seperti outdoor unit,indoor unit,fan dan sejenisnya yang
menggantung dan duduk pada suatu platform, maka platform harus
diperkuat dengan suatu frame besi channel (siku) yang dilas atau
dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak
bergetar dalam operasinya.
7.4 Penetrasi Atap
Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting
harus dilengakapi dengan pinggiran beton (curb) keliling bagian-bagian
instalasi tersebut sehingga konstruksinya betul-betul kedap air.
7.5 Pencapaian Peralatan Untuk Service
• Semua bagian peralatan araupun peralatan bantu dalam prinsip
pemasangannya harus mudah untuk diamati,di service dan mudah
dicapai dalam perbaikan, termasuk juga accessories pipa,
valve,clean out,damper,filter,venting dan lain-lain. Untuk itu
pemborong dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi
yang terbaik dan peralatan dan accssories tersebut, sehingga tujuan
yang dimaksud dapat tercapai.
• Disamping itu pemborong harus mengusulkan kepada Pengawas
Lapangan / Pengawas Lapangan (bila belum ditunjukan pada
gambar) pintu-pintu service (acces panel), untuk setiap peralatan
dan accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang
memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.
• Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukan ada acces panel yang
diperlukan, maka penggeseran untuk posisi yang tepat dan acces
panel tersebut sehubungan dengan letak peralatan / accessories

RKS
BAB V Hal-169
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

dan kaitannya dengan arsitek / interior perlu dibicarakan dengan


pengawas lapangan untuk disetujui.
7.6 Perlindungan Peralatan dan Bahan
• Menjadi tanggung jawab dan keharusan pemborong untuk
melindungai peralatan-peralatan,bahan-bahan,baik yang sudah
maupun belum terpasang bila diperkirakan bisa rusak, cacat
ataupun mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh alam
(hujan,debu,pasir,lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia
sekitarnya.
• Sebelum penyerahan, instalasi seperti peralatan-peralatan fixture
dan lain-lain,dibersihkan atau di tes dan di adjust kembali untuk
membuktikan bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengan baik.
• Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat karena tidak dilakukan
dengan perlindungan yang benar adalah merupakan bagian
instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima belum 100%).
7.7 Pengecatan
• Semua bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak
digalvanis harus dicat dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan
dilakukan, bagian-bagian harus bebas grease, minyak,dan segala
kotoran yang melekat.
• Urutan-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat dan cat finish
terdiri dari atas dua lapis cat copolymer.
• Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya telah rusak / cacat
dalam pengangkutan, penyimpanan dan lain sebagainya harus di
cat kembali sesuai dengan aslinya atau sesuai dengan warna yang
ditentukan Pengawas Lapangan. Untuk jalur-jalur pipa, kode warna
disesuaikan dengan standar.
7.8 Anti Karat
• Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan
sebelumnya tidak diperlukan untuk anti karat (semacam
penggantung,dudukan landasan, flange dan lain-lain) harus dicat
dengan anti karat, yaitu zinchromate dan selanjutnya di cat finish
dengan warna yang ditentukan kemudian. Semua baut,mur dan
washer haruslah zinc electroplated.

RKS
BAB V Hal-170
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus


bersih dan bebas las-lasan, dicat dasar dengan zinchromate dan cat
akhir finish dua lapis.

7.9 Sleeve, Built In Insert


• Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau
menembus concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi
sesuai petunjuk instalasi. Untuk itu ukuran, posisi yang disiapkan
untuk keperluan tersebut harus dikonsultasikan dengan Pengawas
lapangan/Pengawas Lapangan dan disertai gambar detail.
• Semua pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan
cleareance “%” jika pipa berisolasi, cleareance tetap dibutuhkan %”
antara isolasi dan sleeve menembus atap harus diperpanjang
±200mm diatas atap lantai. Setelah pemasangan pipa cleareance
harus diisi dengan sealant yang tahan api atau fire stop.
7.10 Penomoran,Nama Peralatan / Accessories
Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus diberi kode
nama peralatan dan nomor sesuai seperti yang diajukan ke Direksi /
Pengawas Lapangan pada daftar peralatan atau data sheet atau
sebagai tercantum dalam as-built drawing.

8. PEKERJAAN LAIN-LAIN
• Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-mesin pendingin,
compressor,kipas angin (fan), motor-motor listrik, termasuk dalam
pekerjaan Pemborong AC.
• Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran
pondasi atau ukuran concrete plint pada masing-masing peralatan
sebelum dilaksanakan oleh pihak lain kepada Pengawas Lapangan
untuk diperiksa dan disetujui.
• Pondasi peralatan-peralatn lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk /
pedoman pabrik pembuat peralatan tersebut.
• Pemborong AC harus menyediakan dan memasang peredam getaran
(vibration eliminators) untuk melindungi bangunan dan suara berisik
serta getaran yang timbul oleh mesin-mesin.
• Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (seperti ditunjukan
dalam gambar rencana atau gambar yang disetujui) semua dudukan

RKS
BAB V Hal-171
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

(support) atau penggantung hanger untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa


kabel duct yang diperlukan.
• Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat,dudukan-
dudukan atau penggantung-penggantung tersebut harus dibuat
konstruksi pipa, profil batang (rod) atau strip sesuai dengan gambar
rencana atau gambar kerja yang sudah disetujui. Semua support yang
menumpu pada lantai harus mempunyai pelat-pelat (flanges) yang kuat
pada titik tupuannya pada lantai.
• Semua penggantung harus dipasang pada balok atau rangka baja dan
harus berkonsultasi dengan Pengawas Lapangan dan Pemborong Sipil.
• Pembebanan pada balok atau plat struktur yang ditimbulkan oleh
dudukan-dudukan atau penggantung-penggantung tersebut hendaknya
dijaga agar dapat terbagi merat sehingga tidak menimbulkan tegangan-
tegangan tidak wajar.
• Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasang tidak
akan menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration & noise
transmission) ke dalam ruangan-ruangan huni yang dalam hal ini
dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk.
• Pemborong harus bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang
perlu untuk memenuhi syarat diatas.

9. PEKERJAAN TESTING,ADJUSTING,DAN BALANCING


9.1 Umum
Pelaksanaan testing,adjusting dan balancing (TAB) secara mendasar
harus mengikuti standar atau petunjuk yang berlaku secara umum
seperti standar NESS,ASHRAE, dan SMACNA dengan menggunakan
peralatan-peralatan ukur yang memenuhi untuk pelaksanaan TAB
tersebut.
9.2 Peralatan Ukur
Minimal peralatan ukur seperti dibawah ini haris di miliki oleh
pemborong yang bersangkutan antara lain:
a. Pengukuran laju aliran udara
• Pitot tube dengan inclined manometer
• Anemometer dan sejenisnya
• Hood untuk mengukur udara di diffiser
b. Pengukuran temperature udara / air

RKS
BAB V Hal-172
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Sling psychrometric
• Thermometer
c. Pengukuran putaran (RPM)
• Tachometer atau sejenisnya
d. Pengukuran listrik
• Voltmeter
• Amperemeter / tang ampere
e. Pengukuran tekanan
• Barometer / pressure gauge

9.3 Pelaksanaan Testing,adjustment dan balancing (TAB)


• Secara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistem dan
bagian-bagiannya, sehingga didapatkan besaran pengukuran yang
sesuai atau mendekati besaran-besaran yang ditentukan dalam
rencana.
• Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan
terhadap besaran-besaran yang ditentukan design, juga diwajibkan
melaksanakan pengukuran terhadap besaran-besaran yang tidak
tercantum dalam gambar rencana, tetapi besaran ini sangat
diperlikan dalam penentuan kondisi dan kemampuan peralatan dan
juga sebagai data yang diperlikan bagi pihak maintenance dan
operation.
• Demua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran
terhadap besaran-besaran lainnya yang tidak tercantum dalam
gambar rencana harus dituangkan dalam suatu laporan yang
bentuknya (formnya) sudah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
• Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer yang betul-betul
sudah berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini.
• Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga
pengawas, dimana hasil-hasil pengukuran dan pengamatan yang
dilakukan juga disaksikan oleh pengawas tersebut dan dalam
laporannya turut menandatangani.
• Sebelum melaksanakan TAB, pemborong harus membuat suatu
rencana kerja mengenai procedure testing & commissioning untuk
masing-masing bagian pekerjaan, dan prosedur ini agar dibicarakan

RKS
BAB V Hal-173
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

dengan pihak pengawas lapangan untuk mendapatkan


persetujuannya.
• Sebelum melaksanakan TAB, pemborong sudah harus menyiapkan
suatu bentuk formulir yang berisi item-item yang akan dilakukan
untuk masing-masing sistem yang akan dilakukan pengetesan.
9.4 Balancing Sistem Distribusi Udara
Prosedur Testing dan Adjusting
• Test dan sesuaikan putaran blower dengan ketentuan design.
• Test dan catat motor full load ampere.
• Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tueo traverse) untuk
mendapatkan air flow rate (CFM) dan fan sesuai dengan design.
• Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dan fan (blower)
• Test dan sesuaikan cfm untuk sirkulasi udara.
• Test dan sesuaikan dengan kebutuhan luar untuk masing-masing
fan coil unit atau indoor unit.
• Test dan catat temperature Dry Bulb, dan Wet Bulb dan udara
masuk dan keluar serta coil.
• Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang utama.
• Sesuaikan cfm untuk kebutuhan masing-masing zone (ruangan).
• Test dan sesuaikan masing-masing diffuser / grille dan lakukan
recheck terhadap performance dan jenis diffuser / register / grille
tersebut.
• Identifikasikan ukuran,tipe,masing-masing diffuser / register / grille
tersebut.
9.5 Balancing Sistem Aliran dan Tekanan Refrigrant
Prosedur Testing dan balancing
a. Tahap 1
• Buka semua katup-katup pada posisi membuka penuh,
termasuk katup-katup yang berada disekitar cooling coil.
• Buka dan bersihkan semua katup control.
• Periksa apakah kondisi didalam sistem instalasi pipa sudah
ditreatment dan dibersihkan.
• Periksa apakah ada sistem sirkuit yang pemipaannya mungkin
bias menyebabkan terperangkapnya udara.
• Set senua temperature control sehingga cooling coil akan
bekerja (katup control akan membuka penuh).

RKS
BAB V Hal-174
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

• Sebelum sistem balancing dan aliran udara ini dilaksanakan


aliran udara sebelumnya sudah dibalancing dengan cermat.
b. Tahap 2
• Sejumlah aliran dan kapasitas unit AC yang direncanakan.
• Melakukan balncing untuk mendapatkan jumlah aliran dan
tekanan refrigerant pada coil.
• Setelah pelaksanaan balancing dengan hasil sesuai kapasitas
unit AC yang direncanakan, lakukan penandaan (marking) pada
setting tersebut dan cata semua data.
c. Tahap 3
Setelah tahap 1 dan tahap 2 dilakukan scara lengkap lanjutkan
tindakan sebagai berikut:
• Temperature udara masuk dan keluar cooling coil.
• Pressure drop pada coil.
• Tekanan pada discharge dan suction dan fan coil atau indoor
unit.
• Rated dan running ampere di indoor unit / outdoor unit.

10. REFERENSI PRODUK


• Peralatan bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi
spesifikasi. Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain
yang setaraf dan pemborong baru dapat menggantinya bila sudah ada
persetujuan resmi dan tertulis dari Pengawas Lapangan.
• Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :

RKS
BAB V Hal-175
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN

No. Uraian Spesifikasi Teknis produk


1. Unit AC AC Split Ceiling Concealed Trane, York,Daikin
AC Split Wall Mounted Trane, York, Daikin
AC Split Duct Type Trane, York, Daikin
2. Unit Fan S & P, Kruger
Exhaust
3. Unit Fan Intake S & P, Kruger
4. Exhaust Hood BJLS 80, BJLS 100 LOKFOM , KEMASU
5. Glasswool Density 32-48 Kg/m³ ACI, ISOVER
Isolasi luar dan
dalam
6. Aluminium Foil Single Sided & Double Thermo Foil, insfoil
Sided
7. Isolasi Pipa Density 35 – 48 Kg/m³ Armaflex,Thermaflex,Insuflex
8. Pipa Drain PVC High Impact 10 Kg/m² Rucika , Wavin
9. Intake grille Aluminium anodized profile Tamura, Comfort air
/Exhaust grille
10. Pipa refrigerant Class – L Crane, Kemla
11. Hanger Rod & Galvanized Ex. lokal
braket

RKS
BAB V Hal-176

Anda mungkin juga menyukai