MODUL 08
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
pengembangan Modul Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir sebagai
materi inti/substansi dalam Pengendalian Banjir. Modul ini disusun untuk memenuhi
kebutuhan kompetensi dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di bidang SDA.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim
Penyusun dan Narasumber, sehingga modul ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa terbuka
dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan
yang terus menerus terjadi. Semoga Modul ini dapat memberikan manfaat bagi
peningkatan kompetensi ASN di bidang SDA.
DAFTAR ISI
PENUTUP ............................................................................................................ 23
A. Simpulan ..................................................................................................... 23
B. Tindak Lanjut ............................................................................................... 24
EVALUASI FORMATIF ....................................................................................... 25
A. Soal ............................................................................................................. 25
B. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi iii
Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 - Stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan bencana banjir ............... 4
Tabel 1.2 - Instansi, rencana tindak (action plan) dan jangka waktu....................... 4
DAFTAR GAMBAR
PETUNJUK PENGGUNAAN
Deskripsi
Modul kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir ini terdiri dari 1 (satu)
materi pokok yang membahas mengenai kelembagaan dan koordinasi
pengendalian banjir.
Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.
Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk memahami
kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir. Setiap materi pokok dilengkapi
dengan latihan yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan
setelah mempelajari materi pada materi pokok.
Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini, peserta pelatihan diharapkan dapat menyimak
dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat memahami dengan baik
materi yang merupakan materi inti/substansi dari Pelatihan Pengendalian banjir.
Untuk menambah wawasan, peserta diharapkan dapat membaca terlebih dahulu
materi yang berkaitan dengan kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir
dari sumber lainnya.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Pengajar/Widyaiswara/Fasilitator, adanya
kesempatan diskusi dan studi kasus.
Alat Bantu/Media
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Media
pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board dengan spidol dan
penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan ajar.
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti seluruh rangkaian pembelajaran, peserta diharapkan mampu
memahami kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi vii
Modul 8 Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka
pelaksanaan cita-cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara sebagaimana
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Dengan semakin bertambahnya volume dan kompleksitas tugas-tugas
lembaga pemerintahan dan silih bergantinya regulasi yang begitu cepat perlu
upaya-upaya preventif untuk memperlancar tugas-tugas yang harus diemban oleh
Pegawai Negeri Sipil.
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membekali peserta pelatihan dengan pengetahuan/wawasan
mengenai kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir, melalui metode
ceramah interaktif, diskusi dan studi kasus. Keberhasilan peserta pelatihan dinilai
dari kemampuan memahami kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta pelatihan diharapkan mampu
memahami kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan
kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir.
E. Estimasi Waktu
Alokasi waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk
mata pelatihan “Kelembagaan dan Koordinasi Pengendalian Banjir” ini adalah 10
(sepuluh) jam pelajaran (JP) atau sekitar 450 menit.
MATERI POKOK 1
KELEMBAGAAN DAN KOORDINASI PENGENDALIAN BANJIR
Solusi banjir tidak sekedar membebaskan suatu wilayah bebas banjir. Sehingga
tidak berlebihan bila dikatakan bahwa persoalan banjir sama dengan persoalan
kehidupan manusia.
Institusi yang mengelola terjadinya banjir kiriman adalah Dinas Sumber Daya Air
dan Departemen Pekerjaan Umum melalui Balai Besar. Terjadinya banjir lokal, rob
dan back water dikelola oleh instansi Dinas Permukiman dan Tata Ruang dan
Pemerintah Kota atau Kabupaten (Baca juga modul 2 Ketentuan hukum dan
kebijakan penanggulangan bencana). Pengelolaan bencana banjir melibatkan
banyak pihak. Pihak-pihak tersebut adalah: pemerintah, DPR/DPRD, masyarakat,
Perguruan Tingi, Asosiasi, Pihak swasta dan Institusi lain. Stakeholders yang
terlibat disajikan berikut :
Penanggulangan Bencana Daerah. Dasar hukum pembentukan Badan ini tidak lain
adalah berpangkal kepada alinea 4 Pembukaan UUD 1945.
Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana terdiri dari Ketua yang dijabat oleh
Kepala BNPB dan 19 (sembilan belas) Anggota.
Anggota Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana terdiri dari :
- 10 (sepuluh) Pejabat Pemerintah Eselon I atau yang setingkat, yang
diusulkan oleh Pimpinan Lembaga Pemerintah; dan
- 9 (sembilan) Anggota masyarakat profesional.
Pejabat Pemerintah sebagaimana dimaksud pada point (1) huruf a, mewakili:
- Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat;
- Departemen Dalam Negeri;
- Departemen Sosial;
- Departemen Pekerjaan Umum;
- Departemen Kesehatan;
- Departemen Keuangan;
- Departemen Perhubungan;
- Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral;
- Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
- Tentara Nasional Republik Indonesia.
Unsur Pengarah Penanggulangan Bencana yang berasal dari masyarakat
profesional sebagaimana dimaksud pada point (1) huruf b, berasal dari para
pakar/profesional dan/atau tokoh masyarakat.
Kegiatan :
Menyediakan informasi bencana melalui Pusat Komunikasih Publik.
Menyusun laporan saat kejadian bencana atau menyusun laporan dalam
beberapa kondisi.
Menyusun laporan dalam berbagai kondisi seperti kondisi siapa, kondisi siaga
dan kondisi awas.
Menyusun laporan dalam penanggulangan darurat
Melakukan evaluasi kejadian bencana dan menyusun laporan evaluasi
pelaksanaan penanggulangan darurat.
Satgas PB Kabupaten/Kota
- Mengidentifikasi daerah rawan bencana, kondisi dan kesiapan prasarana &
sarana pengendalian bencana, peralatan dan bahan yang ada.
- Melakukan koordinasi dengan SATLAK PBD setempat.
- Menyampaikan peringatan dini kepada Posko PB Kecamatan.
- Membantu pelaksanaan kegiatan PB pada saat terjadi bencana.
- Membantu kesiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana (evakuasi
& pengungsian)
- Mengawasi & memonitor pelaksanaan penyediaan prasarana & sarana PB
- Menyampaikan laporan kepada Satgas PB Provinsi tentang kegiatan PB
- Pengendalian kegiatan di Kecamatan & Desa (Posko PB & Pokmas PB)
Aspek partisipatif, dalam hal ini partisipasi atau kontribusi dari masyarakat dapat
mengurangi dampak bencana banjir yang akan diderita oleh masyarakat sendiri,
partisipasi yang diharapkan mencakup :
Ikut serta dan aktif dalam latihan-latihan (gladi) upaya mitigasi bencana
banjir misalnya kampanye peduli bencana, latihan kesiapan penanggulangan
banjir dan evakuasi, latihan peringatan dini banjir dan sebagainya
Ikut serta dan aktif dalam program desain dan pembangunan rumah tahan
banjir antara lain rumah tingkat, penggunaan material yang tahan air dan
gerusan air
Ikut serta dalam pendidikan publik yang terkait dengan upaya mitigasi bencana
banjir
Ikut serta dalam setiap tahapan konsultasi publik yang terkait dengan
pembangunan prasarana pengendalian banjir dan upaya mitigasi bencana banjir
Melaksanakan pola dan waktu tanam yang mengadaptasi pola dan kondisi
banjir setempat untuk mengurangi kerugian usaha dan lahan pertanian dari
banjir
Mengadakan gotong-royong pembersihan saluran drainase yang ada
dilingkungan masing-masing.
1.6 Fasilitas
Permasalahan banjir adalah merupakan permasalahan umum, terutama di daerah
bawah, maka sudah saatnya masyarakat yang berada pada daerah tersebut peduli
akan pencegahan terhadap bahaya banjir. Disamping itu pihak yang berwenang
termasuk instansi yang terkait, harus betul-betul melaksanakan pembinaan,
pengawasan, pengendalian dan penanggulangan terhadap banjir secara intensif
dan terkoordinasi.
Penyuluhan oleh pihak yang berwenang, bagaimana cara menghindari bahaya
banjir, supaya kerugian yang timbul tidak terlalu besar.
Meningkatkan kesadaran masyarakat, bahwa kerusakan daerah aliran sungai
yang diakibatkan oleh umat manusia, dapat mengakibatkan banjir yang lebih
parah.
Mengembangkan sikap masyarakat bahwa membuang sampah dan lain-lain di
sungai adalah tidak baik dan akan menimbulkan permasalahan banjir.
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa aktivitas di daerah alur sungai,
misalnya tinggal di bantaran sungai adalah mengganggu dan dapat menimbulkan
permasalahan banjir.
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa tinggal di daerah bawah atau
daerah dataran banjir, perlu mentaati peraturan-peraturan dan mematuhi
larangan yang ada, untuk menghindari permasalahan banjir dan menghindari
kerugian banjir yang lebih besar.
Maka akhirnya kembali pada masyarakat itu sendiri dan para aparat dari pihak yang
berwenang, untuk dapat meningkatkan kesadaran atas kewajiban sehubungan
dengan permasalahan banjir.
Karena penanganan yang lebih dini dan perhatian dari semua pihak, akan
memudahkan untuk pengendalian banjir dan dapat menurunkan biaya
pemeliharaan.
Contoh-contoh tersebut dan yang divisualisasikan dalam Gambar I.5 dan Gambar
I.6 merupakan pelanggaran eksplisit yang dapat dilihat langsung. Penegakan
hukum untuk contoh tersebut menjadi sulit dilakukan tatkala penghuni atau pemilik
bangunan memiliki ijin untuk mendirikan bangunan di sempadan sungai yang
dikeluarkan oleh instansi resmi. Pemilik atau penghuni umumnya juga memiliki bukti
pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB) dan juga bukti pembayaran rekening
listrik sehingga dengan izin dan bukti pembayaran dianggap sebagai bukti
pengesahan untuk bangunan tersebut.
Pelanggaran hukum menjadi lebih kompleks bila terjadi perubahan tata guna lahan
yang tidak terkendali yang mengakibatkan dampak tidak langsung terhadap
penurunan daya dukung lingkungan sumber daya air. Sebagai contoh di hulu
daerah aliran sungai yang memiliki pesona pemandangan yang indah bangunan
bangunan permanen baik rumah, perumahan (ril estat), hotel, restoran dll. tumbuh
subur dan tidak terkendali. Secara teknis diketahui bahwa perubahan lahan menjadi
bangunan permanen akan mengakibatkan aliran permukaan (run-off) meningkat
dan pengurangan resapan air ke dalam tanah. Akibatnya secara cepat dapat
dirasakan bahwa banjir di wilayah hilir menjadi lebih besar dan berkurangnya
cadangan air di dalam tanah. Dengan kata lain perubahan tata guna lahan yang
Salah satu strategi penataan ruang yang cukup baik adalah dengan menjaga
keseimbangan penataan ruang di hulu dan di hilir. Bilamana karena pertumbuhan
penduduk meningkat terjadi peningkatan infrastruktur, sehingga kebutuhan untuk
lahan juga meningkat. Oleh karena itu perlu dibuat kebijakan mempertahankan
kawasan hijau terbuka di daerah hulu dalam bentuk peraturan, terutama di daerah
dengan ketinggian yang cukup besar. Berikut ini ditunjukkan gambar tentang
strategi penataan ruang yang cukup berhasil.
1.8 Latihan
1. Sebutkan institusi yang terlibat dalam penendalian banjir!
2. Sebutkan lembaga pengelolaan bencana di Indonesia!
3. Sebutkan peraturan perundangan terkait penanggulangan bencana!
1.9 Rangkuman
Dalam pengendalian banjir ada beberapa lembaga/institusi yang bertanggung
jawab. Institusi yang mengelola terjadinya banjir kiriman adalah Dinas Sumber Daya
Air dan Departemen Pekerjaan Umum melalui Balai Besar. Terjadinya banjir lokal,
rob dan back water dikelola oleh instansi Dinas Permukiman dan Tata Ruang dan
Pemerintah Kota atau Kabupaten. Pengelolaan bencana banjir melibatkan banyak
pihak. Pihak-pihak tersebut adalah: pemerintah, DPR/DPRD, masyarakat,
Perguruan Tingi, Asosiasi, Pihak swasta dan Institusi lain. Stakeholders yang
terlibat disajikan berikut :
PENUTUP
A. Simpulan
Modul ini menjelaskan mengenai kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir.
Seperti yang telah dijelaskan dalam modul 2 mengenai kebijakan dan peraturan
pengendalian banjir, ada beberapa lembaga/institusi yang bertanggung jawab baik
lembaga/institusi pemerintah maupun lembaga/instansi swata. Institusi yang
mengelola terjadinya banjir kiriman adalah Dinas Sumber Daya Air dan Departemen
Pekerjaan Umum melalui Balai Besar. Terjadinya banjir lokal, rob dan back water
dikelola oleh instansi Dinas Permukiman dan Tata Ruang dan Pemerintah Kota atau
Kabupaten (Baca juga modul 2 Ketentuan hukum dan kebijakan penanggulangan
bencana). Pengelolaan bencana banjir melibatkan banyak pihak. Pihak-pihak
tersebut adalah: pemerintah, DPR/DPRD, masyarakat, Perguruan Tingi, Asosiasi,
Pihak swasta dan Institusi lain. Adapun Stakeholders yang terlibat disajikan berikut:
B. Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini, peserta diharapkan mengikuti kelas lanjutan
untuk dapat memahami detail pengendalian banjir dan ketentuan pendukung terkait
lainnya, sehingga memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai
pengendalian banjir.
EVALUASI FORMATIF
A. Soal
1. Di bawah ini institusi yang terlibat dalam penendalian banjir, kecuali...
a. Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)
b. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA)
c. Pekerjaan Umum
d. DPR/DPRD
e. MPR
2. Berikut ini merupakan lembaga pengelolaan bencana di Indonesia, yaitu...
a. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
b. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi
c. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
d. A, B, dan C
e. A dan B
3. Tugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah sebagai
berikut, kecuali...
a. Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana
b. Menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-undangan
c. Pemetaan daerah-daerah banjir
d. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Presiden
e. Menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada
masyarakat
4. Kegiatan yang dapat dilakukan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dalam
kegiatan pengendalian banjir adalah sebagai berikut, kecuali...
a. Evaluasi dan review WS dan DAS
Diharapkan dengan materi yang diberikan dalam modul ini, peserta dapat
memahami kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir. Proses berbagi dan
diskusi dalam kelas dapat menjadi pengayaan akan materi kelembagaan dan
koordinasi pengendalian banjir. Untuk memperdalam pemahaman terkait materi
kelembagaan dan koordinasi pengendalian banjir, diperlukan pengamatan pada
beberapa modul-modul mata pelatihan terkait atau pada modul-modul yang pernah
Anda dapatkan serta melihat variasi-variasi modul-modul yang ada pada media
internet. Sehingga terbentuklah pemahaman yang utuh akan pengendalian banjir.
DAFTAR PUSTAKA
Kodoatie, Robert J., 2012. Tata Ruang Air Tanah. xxvi + 514 = 540 Halaman.
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Kodoatie, Robert J., 2013. Rekayasa Manajemen Banjir Kota. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Kodoatie R. J. dan Syarief R. 2013. Pengelolaan Sumber daya Air Terpadu. Andy,
Yogyakarta.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 4 Tahun 2015
tentang Penetapan Wilayah Sungai.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 26 Tahun 2015
tentang Pengalihan Alur Sungai dan/atau Pemanfaatan Ruas Bekas Sungai.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 27 Tahun 2015
tentang Bendungan.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28 Tahun 2015
tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai, dan Garis Sempadan Danau.
Suripin, 2001. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Andi Offset, Yogyakarta.
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN
Berikut ini merupakan kumpulan jawaban atau kata kunci dari setiap butir
pertanyaan yang terdapat di dalam modul. Kunci jawaban ini diberikan dengan
maksud agar peserta pelatihan dapat mengukur kemampuan diri sendiri.
Adapun kunci jawaban dari soal latihan pada setiap materi pokok, sebagai berikut :
Latihan Materi Pokok 1
1. Institusi yang terlibat dalam penendalian banjir antara lain adalah: Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), Dinas Pengelolaan
Sumber Daya Air (PSDA), Kehutanan, Pekerjaan Umum, pemerintah,
DPR/DPRD, dan masyarakat.
2. Lembaga pengelolaan bencana di Indonesia adalah Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD).
3. Peraturan perundangan terkait penanggulangan bencana adalah UU No.
24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.