R E N C A N A K E R J A DA N S YA R A T
(RKS)
TEKNIS
untuk
Pengadaan
KEGIATAN
PEMBANGUNAN LANJUTAN SENTRA PEMBINAAN
OLAHRAGA TERPADU
(SPOrT) JABAR ARCAMANIK
Pasal 1 Umum
Pasal 2 Pembersihan Lokasi Pekerjaan
Pasal 3 Pelindungan Instalasi Eksisting
Pasal 4 Pekerjaan Tanah
Pasal 5 Pekerjaan Pondasi dan Beton Strukur
Pasal 6 Pekerjaan Beton Strukur ( SIPIL )
Pasal 7 Pekerjaan Beton Non Struktural
Pasal 8 Pekerjaan Pasangan
Pasal 9 Pekerjaan Adukan dan Campuran
Pasal 10 Pekerjaan Plesteran
Pasal 11 Pekerjaan Pasangan Keramik
Pasal 12 Pekerjaan Kusen Pintu Jendela
Pasal 13 Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela
Pasal 14 Pekerjaan Perlengkapan Pintu & jendela
Pasal 15 Pekerjaan Kaca
Pasal 16 Pekerjaan Saniter
Pasal 17 Pekerjaan Langit – langit
Pasal 18 Pekerjaan Pengecatan
Pasal 19 Pekerjaan Atap dan Penutup atap
Pasal 20 Pekerjaan Ground Reservoar
Pasal 21 Pekerjaan Spesifikasi Teknis Plambing/Sanitasi
Pasal 22 Pekerjaan Spesifikasi Teknis Elektrikal
Pasal 23 Pekerjaan Spesifikasi Instalasi Listrik
Pasal 24 Pekerjaan Spesifikasi Teknis Penangkal Petir
Pasal 25 Pekerjaan Spesifikasi Teknis Tata Suara
Pasal 26 Pekerjaan Spesifikasi Teknis Fire Alarm
Pasal 27 Pekerjaan Spesifikasi Teknis Telepon dan Data
Pasal 28 Pekerjaan Spesifikasi Teknis Tata Udara
Pasal 29 Pekerjaan Pembersihan,Pembongkaran dan pengamanan Setelah
Pembangunan
Pasal.1 Pemahaman K3
Pasal.2 Lingkup Pekerjaan
Pasal.3 Potensi Bahaya
Pasal.4 Identifikasi Bahaya & Risiko
Pasal.5 Smk3
Pasal.6 Peralatan K3
Pasal.7 Evaluasi
Pasal.8 Kebutuhan K3
Lampiran : Form dan tabel-tabel
BAB.I
SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang tidak tercantum dalam Lingkup diatas sudah termasuk dalam
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai gambar rencana kerja.gunan
Tata LaksanaBanan Asramangunan PercekatercantGambar Kerja.
1.2. PEKERJAAN PERSIAPAN
Meliputi : Pengukuran, Bongkaran , mobilisasi peralatan, bahan/material,
pengadaan air dan listrik untuk bekerja dan tenaga kerja.
Pasal 2
MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan dan Perintah
Kerja Pelaksanaan Pekerjaan (SPK), Pihak Kontraktor harus sudah memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
1
Dan apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor/Pemborong yang ditetapkan belum
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan
diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia Lelang.
Pasal 3
MOBILISASI
3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja,
Kontraktor/Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Pasal 4
PAPAN NAMA KEGIATAN
Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
2
5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen dan
Konsultan Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak
cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
Kontraktor/Pemborong secara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.
Pasal 6
RENCANA KERJA
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender
setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor/Pemborong.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Pasal 7
LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN,
DAN LAIN-LAIN
3
kelas III, atap dari bahan penutup Atap, pintu dari bahan papan kayu kelas III,
dilengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan. Apabila
diijinkan oleh pemilik pekerjaan, Kontraktor dapat memanfaatkan sementara
ruangan pada area bangunan yang tidak digunakan bila ada , yang akan
ditentukan oleh Pengawas.
Kontraktor wajib menjamin keamanan bagi pekerja dan orang yang berada
disekitar lokasi pekerjaan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan.
7.5. Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat
dan dibiayai oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan
4
pembangunan/pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh
pihak Kontraktor, dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor.
7.6. Direksikeet dan pagar Pengaman (butir 1 & 4 di atas) yang dibuat oleh
Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan
pembangunan/pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh
pihak Kontraktor, dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor.
Pasal 8
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA
8.1. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih,
sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja.
8.2. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat
pekerjaan.
8.3. Berkwajiban menyediakan alat K3 dan Melaksanakan manajemen
K3,Keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ) serta asuransi
- Setiap Pembangunan Bangunan Gedung Negara harus memenuhi
persyaratan K3 sesuai yang di tetapkan dalam surat keputusan bersama
menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum nomor :
Kep.174/MEN/1986 dan 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan
kesehatan kerja pada tempat satuan kerja Konstruksi, dan atau peraturan
penggantinya.
- Ketentuan asuransi Pembangunan Bangunan Gedung Negara sesuai
dengan peraturan perundang – undangan.
8.4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan dan
keamanan pekerjaan SM K3, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi
yang diserahkan Pejabat Pembuat Komitmen, Apabila terjadi kerusakan-
kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
8.5. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor/Pemborong segera memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan korban kecelakaan itu.
8.6. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran :
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor apabila diperlukan wajib
menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap
dengan isinya, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung.
Masing-masing tabung berkapasitas 15 Kg.
8.7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan
Menteri Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27
Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun
1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk
maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum, pihak Kontraktor/Pemborong yang sedang melaksanakan
5
pembangunan/pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan
memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan,
peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan
serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-
bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan
diserahterimakannya pekerjaan tersebut kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
9.1. Menyediakan Sarana Jalan Masuk Proyek
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur
pompa di area pekerjaan atau disuplay dari luar.
b. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan
kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.
c. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang
senantiasa terisi penuh dengan kapasitas 3,5 M3.
6
d. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan
untuk penggunaan sementara atas petunjuk pengawas.
Pasal 10
PERSYARATAN DAN STANDARISASI
7
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi
Indonesia, Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada
hubungannya dengan pekerjaan antara lain :
Pasal 11
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai
segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan,
baik teknis maupun Administrasi.
8
11.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus
memberikan data-data yang diperlukan menurut data keadaan sebenarnya.
11.3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan
bulanan secara rutin.
Pasal 12
PENJELASAN RKS & GAMBAR
12.1. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS),
maka yang mengikat/berlaku adalah RKS.
12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, loksasi, seksi
(bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu
pelaksanaan kerja. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari
kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidaksesuaian antara
gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan
dalam gambar dan sepsifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan
oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
12.4. Ukuran
12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar
Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi ukuran dari :
As – as
Luar – luar
Dalam – dalam
Luar – dalam
9
12.4.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada
dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai
(“finished”).
12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam
satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih
besar yang mengikat/berlaku.
10
dengan Konsultan Pengawas/Direksi teknis dan Konsultan
Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan
dijadikan pegangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang
diminta oleh Konsultan Pengawas.
dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua
data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan,
keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan
khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara
lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku
ini.
11
Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada
Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan
format standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang
dapat direproduksi.
Pasal 13
TANGGUNG – JAWAB KONTRAKTOR
13.2. Kehadiran Tim Teknis ( Bantuan Teknis dari Dinas Tata Ruang dan Cipta
Karya Kabupaten Kuningan ) Konsultan Pengawas selaku wakil Pejabat
Pembuat Komitmen untuk melihat, mengawasi, menegur, atau memberi
instruksi tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tangung-jawab Kontraktor.
12
13.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik Pihak
Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya
sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang
telah dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak
akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan
lagi keluar lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.
Pasal 14
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN
14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan
yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan
Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982), Standar Industri
Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan
syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang
material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material,
peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas
terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
13
material patent itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi
pabrik yang membuatnya.
14.2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini.
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal/dalam
negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui
oleh Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya
tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan
sebagai biaya tambah.
14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari
kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
14
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik
yang bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
Pasal 15
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
dinyatakan afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan
dari lapangan bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3 X 24 jam dan
tidak boleh dipergunakan.
15
sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1
o/oo (satu permil) dari harga borongan.
Pasal 16
SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR
16.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-
Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka
Kontraktor ‘wajib’ memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal 17
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
17.2. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu
busuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-
16
rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada di sana,
harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan di buang bila perlu. Pada daerah
galian, segala tunggul dan akar harus di buang dari daerah sampai
kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di bawah elevasi lubang galian
sesuai Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang
memadai dan dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum
sesuai AASHTO T 99.
Pasal 18
DRAINASE / SALURAN
18.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada (bilamana di area kerjanya terdapat
saluran drainase yang terkena dampak/pengaruh oleh pekerjaan)
Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau
berhhubungan dengan tempat kerja.
Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas
pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir
sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan daerah milik
jalan (right-of way).
Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
17
18.3.2. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau
permanen pada daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor harus
mempergunakan metoda konstruksi yang memadai, menyediakan
peralatan perlindungan yang semestinya, tanpa ada pembayaran
tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu.
Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan langsung atau
tidak langsung oleh pekerjaan Kontraktor dianggap sebagai
tanggung jawab dari Kontraktor.
Pasal 19
PENGUKURAN KONDISI TAPAK
DAN PENENTUAN PEIL
19.1.5. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya
terbatas pada :
a. Personil :
1 orang surveyor ahli
1 orang pekerja surveyor
b. Peralatan Pengukuran (Survey) :
Wild ROS Theodolite (360 derajat);
Wild TO Theodolite (360 derajat);
Wild NAK levels;
Pita meteran baja dengan panjang 50 m;
Steel measuring rod (4 m);
18
Patok-patok survey, dan macam-macam alat yang diperlukan
dalam survey.
Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila
diminta) termasuk tripod, dll. Atas tanggungan biaya sendiri,
Kontraktor harus mengadakan survey dan pengukuran tambahan
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti patok
kemiringan (slopes stakes), temporang grade stakes, dan lain-lain.
Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh
Kontraktor harus dijaga baik-baik, bila terganggu atau rusak harus
segera diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri.
Setiap jenis pekerjaan, dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan
sebelum persiapannya (setting out) disetujui oleh Pengawas.
19.1.6. Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang
melintang (cross section) kepada Konsultan Pengawas yang akan
mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya, kemudian
mengembalikan kepada Kontraktor.
Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi,
Kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross section untuk
persetujuan di atas.
Cross section dari Kontraktor harus digambar di atas kertas kalkir
untuk memungkinkan reporduksi. bila cross section itu akhirnya
disetujui, maka kontraktor harus menyerahkan gambar kalkir asli
dan tiga lembar hasil reproduksinya kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
Pasal 20
PEMASANGAN PATOK UKUR
DAN PAPAN BANGUNAN (‘BOUWPLANK’)
19
Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana
pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian
pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam,
agar susunan patok itu dapat diperiksa.
20.1.2. Patok ukur dibuat dari bahan beton bertulang secukupnya,
berpenampang 15x15 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam
100 cm dengan bagian yang muncul di atas muka tanah cukup
untuk memberikan indikasi peil + 0.00 sesuai Gambar Kerja, dan di
atasnya ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan patokan
ketinggian di atas peil + 0.00.
20.1.3. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2
(dua) buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan
persetujuan Konsultan Pengawas; sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan
berlangsung.
20.1.4. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi
tanda yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan
pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas
untuk dibongkar.
20.2. Bowplank Papan bangunan
20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan
ukuran tebal 3 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada
sisi sebelah atasnya.
20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu
sama lain adalah 1.50 m; tertancap di tanah sehingga tidak dapat
digerak-gerakkan atau diubah.
20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar
atau sesuai dengan keadaan setempat.
20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan
atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan
Pengawas.
20.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
Pasal 21
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
20
bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang
dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan/barang dibuat.
21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat
sebelum mendapatkan persetujuan pengawas dan Kontraktor
harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada pengawas ahli
untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan
tidak terlihat.
21
memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu
diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
21.5. Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan
sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi, dan toleransi
lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.
22
BAB.II
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
Pasal 1
UMUM
23
Semua pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup Pekerjaan yang tidak
dijelaskan dalam RKS akan dijelaskan kemudian dalam Risalah aanwitzing
dan pihak Kontraktor harus melaksanakannya sesuai gambar kerja.
Penjelasan mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam
point – point penjelasan termasuk segala jenis peralatan , bahan dan teknis
pekerjaan .
Pasal 2
PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN
2.1. Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih
dahulu dibersihkan dari berbagai macam kotoran , sampah, puing – puing
dan segala sesuatu yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan .
2.2. Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/Site
konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang ditunjukkan
Konsultan Pengawas/ Direksi.
Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING
3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang
berada di dalam Tapak/Site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan
Perencana/Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi. Untuk
instalasi existing tersebut di atas, kontraktor harus menjaga dan
memeliharanya dari gangguan/cacat.
24
3.2. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang
masih berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor harus melakukan
pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas/Direksi.
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, peralatan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang
meliputi :
Apabila ada Pekerjaan tanah yang tidak tercantum dalam lingkup pekerjaan
diatas kontraktor dapat melihat penjelasan yang lebih detail pada gambar
kerja.
2 PERSIAPAN PELAKSANAAN
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
25
yang tercantum dalam Gambar Kerja.dan terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari pengawas lapangan.
3.3. Tanah sisa dari Galian harus dibawa keluar lokasi pekerjaan dan
disimpan ditempat yang telah ditentukan oleh konsultan pengawas.
3.4. Pada pekerjaan Galian Ukuran tinggi, panjang dan lebar galian
harus sesuai dengan gambar kerja, karena setiap Pekerjaan galian
akan berbeda – beda pada setiap Pekerjaan.
3.7. Semua pekerjaan galian dan urugan harus sesuai dengan gambar
kerja dan disetujui terlebih dahulu oleh pengawas lapangan.
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk Lingkup pekerjaan ini meliputi :
pekerjaan beton lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
1.Ukuran dan Mutu Beton
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai ukuran dan mutu karateristik sebagai berikut :
a.Pekerjaan Pondasi Poer,Plat Setempat,Sloof dan Dinding Masiv
Pondasi Poer P1 ( 1.4x08x0,5 ), mutu beton K – 300
Pondasi Poer P2 ( 1.4x08x0,5 ), mutu beton K – 300
Pondasi Poer P3 ( 1.4x08x0,5 ), mutu beton K – 300
Pondasi Poer P4 ( 1.4x08x0,5 ), mutu beton K – 300
Pondasi Plat Setempat untuk Tangga mutu beton K – 300
Sloof Beton S1 20/30 , mutu beton K – 300
Sloof Beton S1’ 25/50 , mutu beton K – 300
26
Sloof Beton S2 15/30 , mutu beton K – 225
Kolom Stump P4 70/70,mutu beton K - 300
Kolom Beton K1 dia 50 cm, mutu beton K – 300
Kolom Beton K2 HB 300.300.10.12
Kolom Beton K3 dia 60 cm, mutu beton K – 300
Kolom Beton K4 dia 50 cm, mutu beton K – 300
Selimut beton Kolom HB dia.50 cm K2 K – 225
Segment WF 600.300.12.20
Mur baud dia.19 mm
Balok B5 25/30 , mutu beton K – 300
Balok B6 20/30 , mutu beton K – 300
PEKERJAAN PLAT BETON
b.Pekerjaan lantai I
Besi Tulangan dia.10 mm 1 Layer untuk plat lantai area latihan
Cor beton t=12 cm,Readymix, mutu beton K–225 untuk plat lantai
area latihan
Plat tangga dan bordes t=15 cm , mutu beton K – 300
Plat canopi beton atas kusen t=10 cmlebar 30 cm K–225
c.Pekerjaan lantai II
Plat lantai t=15 cm untuk tribun K – 300 konvensional
Plat lantai t=12 cm untuk km/wc K – 300 konvensional
Kolom Beton K4 35/35, mutu beton K – 300
Kolom Beton K7 15/40, mutu beton K – 300
Pekerjaan Plat Lantai 2 t=12 cm , mutu beton K – 300
Pekerjaan Plat Lantai 1 t=12 cm , mutu beton K – 300
Plat lantai Bondex t=0,75 sek.Flexideck
1.3 Tulangan
Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
adalah sebagai berikut :
27
1.4 Cetakan (Bekisting)
2) Mutu semen yang memenuhi syarat & dapat dipakai adalah yang
memenuhi persyaratan NI-8.
Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai
untuk seluruh pekerjaan.
b. Pemeriksaan
28
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang
tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas,
harus tidak dipergunakan atau diafkir.
a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan beton ini adalah Pasir alam
yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat
dengan persetujuan konsultan Pengawas/Direksi teknis.
b. Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan substansi yang
merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi yang
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
29
a. Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui.
Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan
atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
b. Gradasi
1) Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada
antara 5 mm, sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat
berikut :
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah,
garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-
ketentuan yang ada dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton.
30
3.2 Komposisi Campuran Beton.
a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air
seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam
perbandingan yang sesuai dan diaduk dengan baik sampai pada
kekentalan yang tepat.
31
kekedapan, awet atau kekuatan dan kontraktor tidak berhak atas
claim yang disebabkan perubahan yang demikian.
Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai NI-2 PBI-
1971.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan
contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.
a.Baja beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.
Untuk menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus
diikat kuat dengan kawat beton (bendraat) dengan bantalan blok-blok beton
cetak (beton decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang.
a. Kolom = 3 cm
32
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari
yang ditunjukan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-sambungan
tulangan harus minimal 1/4 panjang bentangan , kecuali jika ditetapkan
secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
3.7 Mengaduk
Bahan-bahan untuk adukan beton site mix mutu beton K-175 harus
dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu ‘batch mixer’.
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil
adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam
dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila
diminta adanya perubahan dalam komposisi atau konsisitensi. Air harus
dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
3.8 Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh dari 320 C dan tidak kurang dari
4,50 C.
Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 270 C dan 320 C, beton
harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
33
Alat-alat dan teknis pelaksanaan yang digunakan harus sesuai dan tepat
untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan beton yang
telah selesai dicor dan memenuhi usia beton untuk dibongkar.
3.11 Pengecoran
b. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan
letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-
lainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan-
permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus sudah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
34
e. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter,
semua penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan
tebalnya tidak lebih dari dimensi yang sudah ditentukan .
Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran tidak memenuhi spesifikasi ini yang sudah
ditentukan.
35
Walaupun demikian sebagai pedoman dalam keadaan cuaca normal
adalah sebagai berikut :
Struktur
Pengerasan Normal :
Pelat lantai atau dak atap 28 hari
Balok 28 hari
36
rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah
tercantum dalam pasal-pasal berikut.
37
- Pekerjaan perbaikan yang rusak atau tidak sempurna akibat
pengangkutan di site atau sebab lain, harus segera dilaksanakan.
Pasal 7
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang meliputi :
Kolom praktis K6 15/15,20 x 30, mutu beton K – 175
Penebalan beton Kolom K2 37,5/45 dua sisi K-175
Penebalan beton Kolom K3 40/50 K-175
Plat canopy beton 12/45 cm + 12/60 cm K-225
Angker dan decking besi dia.10 mm,untuk pengikat tulangan wiremash
Balok lintel atas kusen 12/12,K-175
Pekerjaan beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
Besi Beton.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.3.1
Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
Pasir yang dipakai harus pasir beton.
Koral Beton/Split.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.4
Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
38
b. Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring); persyaratannya harus sesuai
dengan NI-2 (PBI-1971).
c. Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan dalam Gambar Kerja.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran
tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur, dan sebagainya.
d. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-
cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
h. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai gambar kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
39
i. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel seperti tercantum dalam
butir 6.3.1.5 dan 6.3.1.6. di atas, terlepas adalah pekerjaan tersebut
tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.
j. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring
balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja
harus diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 cm, yang terlebih
dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan balok
praktis ini.
Pasal 8
PEKERJAAN PASANGAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pemasangan Dinding bata merah dengan Spesifikasi :
- Pasangan dinding biasa
- Pasangan dinding coustic Panel t=14 cm terpasang finish
acian
1 PERSYARATAN BAHAN
a. Bata merah.
Bata merah yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau
adukan, mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan
langsung didatangkan dari pabrik atau Distributor.
2 PERSYARATAN PELAKSANAAN
c. Aduk Perekat/Spesi.
40
- Dinding pasangan daerah basah.
- Dinding pasangan bata merah yang langsung berhubungan
dengan luar.
- Saluran.
Pasal 9
PEKERJAAN PASANGAN, ADUKAN DAN CAMPURAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pasangan lantai dan dinding keramik
Pasangan Dinding bata 1/2 bata.
1. PERSYARATAN BAHAN
a. Batu Bata.
Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung
didatangkan dari pabrik atau penjual.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh
disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.
41
c. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.
d. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.
2. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
c. Aduk Perekat/Spesi.
a. Adukan perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah
campuran 1 PC : 3 PS untuk :
- Plesteran acian beton
- Dinding pasangan bata daerah basah.
- Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan luar.
- Gravel / Saluran.
e. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk
kasar sampai setinggi permukaan tanah
42
g. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi
5%.
Bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
h. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci halus) :
Dinding bata 1/2 batu harus setebal 15 cm.
Dinding bata 1 bata harus setebal 25 cm.
1.2.3. Air
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
43
permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 cm dari permukaan
lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
Pasal 10
PEKERJAAN PLESTERAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Plesteran acian halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
Plesteran kedap air.
Plesteran biasa.
Plesteran Beton
Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah.
Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.1.
2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.2.
2.3. Air
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding
pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas
44
- Semua bagian permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga ketinggian
150 cm ( untuk k. Mandi ) dari permukaan lantai.
3.3. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”).
Tebal Plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maximal 2,5 cm.Jika ketebalan
melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang
diikatkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan,
untuk memperkuat daya lekat plesteran.
3.4. Pemeliharaan.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan
bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai.
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
sehari sampai jenuh.
Pasal 11
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK DAN GRANITILE
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan lantai Granit Tile + tangga,40 x 40 sek.Niro ( solfen matt S04 )
Pekerjaan Plint lantai keramik , 10 x 40 sek.Niro
Pekerjaan Stair Nozing tangga Kramik , 10 x 40 sek.Roman
Pekerjaan Stair Nozing tangga granite , 10 x 60 sek.Niro Granite Tile
Pekerjaan Dinding Granite t=2 cm untuk dinding Lift
Pekerjaan Lantai Kramik, 40 x 40 untuk KM/WC sek. Roman
Pekerjaan Lantai Kramik, 20 x 20 untuk KM/WC sek. Roman
Pekerjaan Lantai Kramik, 20 x 25 untuk KM/WC sek. Roman
45
Pekerjaan Border Kramik, 5 x 20 untuk KM/WC sek. Roman ( pabrikasi )
kamar mandi/toilet dan tempat lain yang ditunjukkan pada Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.
2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.
2.3. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.
2.4. Granit Tile Lantai
Jenis : Standard
Permukaan : Rata untuk lantai .
Ketebalan : 6 mm.
Warna : Ditentukan kemudian.
Ukuran : Granit Tile 40 x 40 cm untuk Lantai
Kualitas : kelas I, heavy duty, single firing.
Produk : setara Niro
Aduk pengisi siar dan nat yaitu dengan menggunakan cairan Flexicoat,
sistem pelaksanaan pengisian nat dengan koas kecil.
2.9. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan keramik sebanyak 3 (tiga) set
kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan
(Tekstur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai standard dalam
memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Pada saat pemasangan keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak,
cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
3.2. Sebelum pemasangan keramik, harus dilakukan pengukuran dengan
waterpas (selang atau alat lain) agar permukaannya merata.
3.3. ukuran/dimensi dan keramik harus presisi agar dihasilkan pemasangan
yang rapi.
3.4. Seluruh pemasangan keramik tidak boleh terkena air, karena menggunakan
sistem Flexicoat.
3.5. Pemasangan keramik dengan menggunakan cairan Flexicoat, sebelum
keramik dipasang harus diamplas terlebih dahulu pada kedua permukaan
adukan keramik yang akan disatukan. Permukaan/bidang yang akan
direkatkan dengan Flexicoat harus bersih, bebas dari debu dan kotoran
yang mengganggu, selanjutnya kedua permukaan tersebut diolesi dengan
cairan Flexicoat dengan ketebalan masing-masing 1 - 2 mm dan tunggu
sekitar ± 10 menit, kemudian keramik direkatkan.
3.8. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan
pipa sudah harus terpasang pada tempatnya.
Kontraktor harus mempelajari gambar kerja dan berkoordinasi dengan
pekerjaan Plumbing dan Mekanikal di bawah pengarahan Konsultan
Pengawas/Direksi.
47
Pasal 12
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan Rangka Kusen :
Kusen pintu, jendela dan bouvenlight
Pekerjaan lain yang tercantum dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Ukuran kusen adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2.3. Mutu dan kualitas bahan yang dipakai sesuai persyaratan seperti diuraikan
butir berikut ini.Semua bahan yang dipakai harus kuat, lurus, tidak mudah
bengkok , tanpa cacat Ukuran bahan adalah ukuran jadi seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan untuk :
Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai
Gambar Kerja agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan yang
mengakibatkan pembongkaran.
Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung,
angker, dynabolt, sekrup, paku & lem perekat harus rapi dan sempurna
serta tidak diperkenankan mengotori bidang-bidang tampak.
48
Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak diperkenankan
pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.
Apabila pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang
kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor
untuk menambahkannya setelah disetujui Konsultan Pengawas.
Pasal 13
PEKERJAAN DAUN PINTU, DAUN JENDELA,
BOVENLIGHT ALUMUNIUM DAN PARTISI.
1.2.2. Kaca
Sesuai dengan persyaratan bahan kaca dalam bab Pekerjaan Kaca.
1.3.1. Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe yang
tertera dalam Gambar kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran,
material, detail, arah bukaan, dan lain-lain.
1.3.2. Semua daun pintu dan daun jendela, bovenlight dibuat baru baik rangka
maupun lapisan penutupnya .
49
1.4.1. Untuk Pekerjaan daun pintu harus memenuhi persyaratan pelaksanaan
Pekerjaan alumunium.
1.4.2. Semua ukuran daun pintu dan daun jendela yang tertera dalam Gambar
Kerja adalah ukuran jadi dan harus lurus, tanpa cacat, melenting, cacat
akibat benturan, cacat paku, ataupun retak-retak yang dapat menurunkan
mutu pekerjaan.
Jika hal-hal tersebut ditemui, maka Kontraktor harus mengganti dengan
biaya ditanggung Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai biaya kerja
tambah.
1.4.3. Disyaratkan :
Dibuat alur air pada sisi sebelah luar kusen baik secara vertikal maupun
horisontal.
Pasal 14
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU & JENDELA
(ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan pemasangan engsel pintu dengan engsel baru
Pekerjaan pemasangan kunci baru termasuk pintu KM/WC
Pekerjaan pemasangan selot baru untuk daun pintu dobel
Pekerjaan pemasangan hak angin dan engsel jendela baru
Pekerjaan perlengkapan pintu & jendela lainnya seperti tercantum dalam
gambar kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
Semua alat penggantung & pengunci (“hardware”) yang digunakan harus
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini.
50
Apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu secara tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen.
a. Engsel.
1. Mekanisme: Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe standard, memenuhi standard SII.
Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda
Ukuran : Standard produk
Jumlah : 2 (dua) set per daun pintu./ sesuai standard
fabrikasi
Produk : Ex Lokal mutu terbaik.
Warna : disesuaikan kusen dan pintu.
c. Pegangan (“Handle”).
1. Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan
(“Latch Bolt”) secara mekanis yg menyatu
dengan silinder kunci.
Pemakaian : Untuk semua pintu selain KM/WC.
Produk : lokal. mutu terbaik
Warna : Ditentukan kemudian.
51
standard fabrikasi
Produk : Ex Lokal mutu terbaik.
Warna : ditentukan kemudian.
b. Selot Jendela.
Mekanisme : ditarik ke atas (dengan per)
Pemakaian : semua daun jendela
Spesifikasi : standard
Jumlah : 1 (satu) set per daun pintu.
Produk : lokal mutu terbaik.
Warna : disesuaikan.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
Engsel atas, dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas dan permukaan
bawah pintu pada pintu-pintu umum biasa.
Engsel pintu toilet/peturasan adalah + 32 cm (as) dari permukaan bawah
pintu.
Pasal 15
PEKERJAAN KACA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan kaca daun jendela dan lubang cahaya (bovenlicht).
Pekerjaan kaca seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Dinding kaca pemisah, kaca cermin di ruang latihan
52
2. PERSYARATAN BAHAN
Semua kaca yang dipakai dari standard produk dengan SII 0189/78. Produk
ASAHIMAS FLAT GLASS , ASAHIMAS MIRROR GLASS
Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak-bercak lain. Semua bahan kaca yang dipakai harus mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
2.2. Toleransi tebal :
Ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal
sebagai berikut :
5 5 + 0,3
6 6 + 0,3
12 12 + 0,3
2.3. Kesikuan.
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus.
Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per
meter.
53
2.4. Cacat-cacat.
Kaca lembaran yang dipakai harus bebas dari cacat dan noda apapun.
Lapisan perak (“Chemical Deposited Silver”) pada kaca cermin yang dipakai
harus terlihat merata. Apabila terjadi bercak-bercak hitam, maka kaca
cermin harus diganti atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai
biaya pekerjaan tambah.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pasal 16
PEKERJAAN SANITER
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengadaan dan pemasangan :
Pasangan kloset Duduk sek. Toto
Pasangan Urinoir sek.Toto
Pasangan Shower hand sek.Toto
Pasangan Floor Drain stainless 3’’
Pasangan Zet Washer
Pasangan Wastafel Gantung lengkap kaca cermin sek.Toto
Pekerjaan Pemasangan Kran dinding ½ “ sek. San – Ei
2. PERSYARATAN BAHAN
Jenis, ukuran, warna sesuai petunjuk Gambar serta RKS ini dan yang telah
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi
54
Tipe : Duduk.
Warna : Ditentukan kemudian.
2.2. URINOIR
Produk : mutu terbaik setara toto
Bahan : Keramik
Tipe : Duduk.
Warna : Ditentukan kemudian.
2.6. KRAN
Produk : mutu terbaik Sek. San-ei
Ukuran :½“
Type : kran dinding
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Sambungan pipa dengan “accessories” unit saniter pada umumnya
menggunakan sambungan ulir.
Penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi dengan “Red
Lead Cement” dan memakai pintalan atau serat halus.Pada tempat-tempat
khusus digunakan sambungan “flanged”.
Pada penyambungan dengan “flanged” perlu dilengkapi dengan “ring type
gasket” untuk lebih menjamin kekuatan sambungan.
55
Pasal 17
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pasangan Plafond Gypsum t = 9 mm sek.Jayabord
Pasangan Plafond GRC t = 6 mm
Pasangan Plafond GRC t = 4 mm
Pasangan Plafond Linier warna t = 0.4 mm sek.Luxalon
Pasangan List Profil Gypsum C 7
Pekerjaan Rangka Hollo 4 x 4 dan 4 x 2
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Gypsum lembar
Tebal : 9 mm
Ukuran Panel : 120 x 240 cm
Produk : lokal, mutu terbaik ( setara Jayaboard)
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
3.1. Ketinggian kerangka langit-langit setelah terpasang dan disetel harus sesuai
dengan ketinggian langit-langit jadi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
3.2. Bahan yang digunakan untuk rangka plafond adalah hollo 20.40 dan 40.40
untuk rangka induk . ukuran rangka plafond adalah 50 x 50 cm .
56
3.3. Pemasangan rangka plafond harus selalu melakukan koordinasi dengan tim
yang akan memasang titik lampu apabila pemasangan lampu yang
digunakan adalah type inbow
3.5. Setelah penutup plafond terpasang, pada bagian sambungan dan kepala
paku ditutup dengan kain kassa dan dirapihkan dengan menggunakan
calsibond hingga permukaanya menjadi rata.
3.6. Rangka plafond yang baru harus dalam kondisi baik dan memenuhi syarat
untuk dipergunakan
Pasal 18
PEKERJAAN PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding, beton yang ditampakkan, dan
langit-langit dengan cat tembok.
Pengecatan kayu lisplank, list plafond
Pekerjaan pengecatan Plint dengan cat plincoat.
Pekerjaan Plitur panel daun pintu.
57
Cat dasar/meni besi untuk pekerjaan pengecatan kayu seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Cat Tembok.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas utama, sek. Premio Extera tahan
terhadap Cuaca dan garam, produk lokal. mutu terbaik .
2.4. Plamur.
Bahan dari kualitas utama, produk ex Lokal mutu terbaik.
2.5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di mengenai
kemurnian cat yang akan dipergunakan, Pembuktian berupa :
segel kaleng
test BD
test laboratorium
hasil akhir pengecatan
2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula
cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan
akhir
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas
yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
58
3.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan, permukaan dinding kering
dan bersih, diamplas/dibersihkan terlebih dahulu hingga permukaan bidang
yang akan dicat terlihat bersih.dan kering
3.3. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun
atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
3.4. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan roll cat.
c. Permukaan Interior.
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter
adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
59
Lapisan kedua dan Ketiga :
Cat jenis Vynil Acrylic Emulsion.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.Ketebalan lapisan adalah 25–40
micron atau daya sebar per liter adalah 11–17 m2. Tenggang waktu
antara pelapisan minimum 12 jam. Warna ditentukan kemudian.
d. Permukaan Exterior.
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter
adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
PEKERJAAN LOGAM
Lingkup Pekerjaan
Persyaratan Bahan
Persyaratan Pelaksanaan.
PEKERJAAN PANEL PAPAN
60
Lingkup Pekerjaan
Persyaratan Bahan
Persyaratan Pelaksanaan.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pembongkaran penutup lantai eksisting berupa laminate flooring
beserta lapisan underlayer nya apabila dinilai kondisinya juga tidak sesuai
spesifikasi
Pekerjaan Plint lantai keramik warna, 10 x 40 sek.Niro
Pekerjaan parquette kayu jati ketebalan 15 – 18 mm, ukuran 5 x 20
Pekerjaan underlayer parquette : lapisan anti lembab
(sheet/coat), lapisan rubber mat dampfer, lapisan multipleks 2x12
mm
Pekerjaan joint antara paket dengan lantai keramik
Pekerjaan finishing akhir permukaan parket
Perawatan hingga serahterima.
Persyaratan Bahan
Lingkup Pekerjaan
Persyaratan Bahan
Persyaratan Pelaksanaan.
61
PASAL 21
PEKERJAAN PLAMBING/SANITASI
1.0. UMUM
72
Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta
pembersih site.
3.0. UMUM
3.1. Pengecatan.
3.2. Peralatan.
73
3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur
yang baik dan ketelitian tinggi serta simetris.
4.1. Pipa
Pipa dengan dia 1" s/d 3", baik pipa utama maupun pipa cabang,
termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa PVC AW sek
WAVIN.
4.2. Fitting.
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan
pipa.
4.3. Valves.
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3" diperkenankan
menggunakan sambungan ulir (screwed) kitz,Toyo dan Nagano.
Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat,
khusus dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.
Semua valve dari merek kitz,Toyo dan Nagano atau yang setara.
Setiap penawaran harus dilengkapi dengan brosur / katalog dari
pabrik pembuat.
Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi).
74
4.5. Pemasangan Pipa.
b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC
menggunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa dan
menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini
dapat dilakukan dengan alat press khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
c. Sambungan Las.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air
minum. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan
fitting las, dengan kawat las / elektrode yang sesuai.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh
bekerja sesudah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan
Manajemen Konstruksi.
75
Setiap bekas sambungan las harus segera di cat dengan
cat khusus untuk itu.
d. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik
setiap kali pipa tersebut menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
memberikan ruang longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau
baja.
Untuk yang diinginkan kedap air harus di lengkapi
dengan sayap / flens / water stop.
Untuk pipa-pipa harus menembus kontruksi bangunan
yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing)
harus dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa dan
sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau
caulk.
76
4.5.6. Pengujian Sistem Kerja (Trial Run)
Setelah semua instalasi air bersih lengkap, temasuk
penyambungan ke pipa distribusi, Kontraktor diharuskan
melakukan pengujian terhadap sistem-sistem kerja (trial
run) dari seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh
5.1. Material
5.1.3. Accessories.
a. Fitting dari pipa PCV harus dari hahan yang sarna (PVC)
yang dibuat dengan cara injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang
atau fiber class.
d. yang mempunyai benfuk badan cembung yang berflungsi
sebagai sediment bowl.
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1-2 %.
Perletakan pipa harus diusahakan berada pada tempat
yang tersembunyi baik di dinding / tembok maupun pada
ruang yang berada di bawah lantai.
77
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah
arah harus menggunakan fitting dengan sudut 45°
(misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.
c. Penanaman Pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang
dalamnya 50 mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa
pada bagian yang membelok ke atas (vertikal) harus
diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar
perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan
memiringan 1-2% dari titik mula di dalam gedung sampai
ke saluran drainage.
78
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian
permukaan dan dalam dari pipa yang akan saline
mclekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam
dari pipa yang akan disambung harus bebas dari benda-
bcnda / kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air
di dalam pipa.
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar
perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara
ulir (screw) dan membentuk sudut 450 dengan pipa utamanya.
5.4. Pengujian
79
6.0. PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR-POMPA
80
6.2.2. Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220/380 V,
3 fasa, 50 Hz.
81
PASAL 28
PEKERJAAN TATA UDARA
1.0. UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Tata Udara yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal
pengertian instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal
ini Syarat-Syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
2.2. Pekerjaan Exhaust Fan Toilet dan Ruang-ruang arsip, terdiri atas
139
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Dalam hal ini, Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga
air conditioner system segala biaya pengetesan di lapangan serta
pengadaan listrik kerja. Sistem / tata cara pengetesan harus
disampaikan secara tertulis dua minggu sebelum jadwal
pengetesan.
3.0. Lingkup Pekerjaan
3.1. Pengecatan
Kontraktor harus mengecat semua rangka penggantung, rangka
penyangga, semua unit yang dirakit di lapangan dan unit-unit yang
diperlukan serta bahan-bahan yang mudah berkara dengan lapisan
cat dasar sesuah itu dicat lagi dengan persyaratan pengecatan
yang harus sesuai untuk bahan masing-masing. Cat yang
digunakan adalah AVIAN / SEIV atau setara.
140
3.3.4. Metode pemasangan pipa drain ke unit FCU harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik, sesual dengan gambar rencana.
3.3.5. Pemasangan pipa drain harus rapi dan kokoh. Untuk pipa
drain yang dipasang di antara plafon dengan pelat lantai
diatasnya, pipa diletakkan di atas rak kabel / rak pipa atau
digantung dengan penggantung pipa.
Tebal
Diameter
Dinding
(inchi) (mm) (mm)
¼ 6,4 0,762
3/8 9,5 0,889
½ 12,7 1,016
5/8 15,9 1,067
¾ 19,1 1,143
1 25,5 1,27
1¼ 31,8 1,27
141
3.4.4. Seluruh pemipaan refigerant sisi gas (gas side), harus
diisolasi dengan thermaflex, sedangkan pemipaan sisi cairan
(liquid side) tidak diisolasi.
142
plafon.
3.5.3. Posisi pemasangan unit-unit outdoor direncanakan di lantai
tambahan (balkon) khusus untuk Outdoor Condensing Unit
di atas kanal CNP 10 cm.
143
i. dilengkapi dengan pengaman arus lebih.
j. Pengontrolan unit-unit FCU dilakukan secara elektronik
terhadap start-
k. stop, temperature setting, air flow rate dan lain
sebagainya melalui infrated remote controller (wireless).
l. Controller dilengkapi dengan LCD display yang akan
menampilkan seluruh kemampuan pengontrolan dan
inspeksi.
m. Merk yang digunakan sek. LG
4.0. Pengujian
4.1. Sebelum dilakukan pengujian (testing & commissioning), kontraktor
diwajibkan menyerahkan prosedur untuk disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi paling lambat 2 (dua) minggu sebelum
jadwal pengujian dilakukan.
4.5. Pengukuran dan pengujian harus dilakukan pada saat suhu udara
luar mencapai 29°C - 35°C.
144
PASAL 22
SYARAT-SYARAT UMUM TEKNIS
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1.0. UMUM
82
2.8.6. Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP).
2.8.7. International Electrotechnical Commission (IEC)
2.8.8. British Standard (BS)
2.8.9. Verband Deutscher Electrotechniker (VDE)
2.8.10. N.F.P.A dan F.O.C sebagai pelengkap.
2.8.11. Peraturan Telekomunikasi 1989.
2.8.12. Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.
2.10. Kontraktor
2.10.1 Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti
pelalangan ini.
2.10.2 Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini
adalah badan pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh
kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan instalasi
Elektrikal ini sampai selesai.
83
dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar serta segala
petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
84
bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan
pekerjaan ini.
85
2.12.3 Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu
pelaksanaan, skedul tenaga kerja, skedul pengadaan
peralatan dan net-work planning yang terinci untuk setiap
pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan
persetujuannya.
86
2.12.8 Untuk pekerjaan di luar jam I:erja, biaya yang dikeluarkan
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk pengarahan dan
pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor.
87
Indonesia kepada Konsultan Manajemen Konstruksi dan
sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca
berbingkai dan ditempatkan pada dinding dalam ruang
mesin utama lain yang ditunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi.
2.16. Izin.
2.16.1 Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin
diperlukan untuk melaksanakan Instalasi ini harus dilakukan
oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.
88
2.16.4 Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan
resmi yang diperolehnya mengenai instalasi proyek kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak yang ditunjuk,
sebelum penyerahan kedua dilakukan.
89
2.17.5 Semua fasilitas yang di perlukan pada saat proyek berjalan,
yaitu air, listrik, saniter darurat harus di sediakan oleh
Kontraktor, dengan terlebih dahulu membuat gambar untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
2.18. Bahan
2.18.1 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur
teknis asli peralatan utama Elektrikal juga brosur asli, kabel,
pipa konduit, detektor, sensor dan lainnya beserta data-data
teknis dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut.
Pada bosur-brosur peralatan / bahan yang ditawarkan harus
diberi tanda dengan warna yang jelas.
90
2.18.3 Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan
spesifikasi dan gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak
yang berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai dengan
spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama, atas
tanggungan biaya Kontraktor.
2.18.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru,
dalam keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan
spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga
kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang
digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
91
3.1.5. Instalasi telepon.
3.1.6. Instalasi tata suara
3.1.7. Instalasi data (LAN computer)
3.2. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan
baik sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-
gambar yang ada.
3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang
jelas, kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk
untuk ini.
92
PASAL 23
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1.0 UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik
di dalam maupun diluar bangunan gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat
Teknis Umum Pekerjaan Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat
Khusus Teknis ini.
93
Pekerjaan inl meliputi :
94
3.3.1 Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk
instalasi daya.
3.3.2 Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar /
taman, termasuk lampu sorot bangunan.
4.0 GAMBAR-GAMBAR
b. Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit
hanya di tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung
jumlah dan ukuran condulit, sesuai dengan persyarata,
tetapi kurang dad ukuran yang ditunjuk atau
dipersyaratkan.
95
c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini
harus dari tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
tempat-tempat yang kena matahari,
tempat-tempat yang kena hujan,
tempat-tempat yang kena minyak,
tempat-tempat yang kena udara lembab,
tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disya atkan lain, maka kotak-kotak outlet
untuk saklar dinding dan receptaI les outlet harus (alvani stee
dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm un uk
peralatan tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan
dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.
b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan rating
minimum 10A / 250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata
terhadap permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada
gambar. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus
dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah
selesai. Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak)
yang sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak
yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata terhadap
permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm atau 30 cm dari
permukaan lantai yang sudah selesai sesuai petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi. Saklar dan stop kontak sek BROCCO,
Clipsal atau setara.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral
dan pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V. Cara
pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan
diberi saluran pentanahan.
96
d. Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup
supaya mempunyai bentuk yang tetap.
5.1.3. Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah
meliputi kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories,
peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk
melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari
semua sistem dan peralatan.
97
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 keatas harus
berurat banyak dan dipilin (stranded)
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali
untuk pemakaian kontrol pada sistem yang perakaian kontrol
pada sistem remote yang kurang dari 30 meter panjangnya
(bisa-menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2).
d. Splice/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun
sambungan-sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-
kotak cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta
kotak saklar dan stop kontak.
98
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus
kuat secara elaktris dengan solderless connector jenis tekan,
jenis compression atau soldered. Dalam membuat pencabangan
atau sambungan, koncktor harus dihubungkan pada konduktor-
konduktor dengan balk sedemikian rupa, sehingga semua
konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang
kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
e. Kabel Kontrol
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada garnbar atau disyaratkan,
kabel kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus
terbuat dari tembaga jenis standed annealed copper yang
fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating
teganyan sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan
(minimum 2,5 sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk
mendapatkan operasi yang mernuaskan dari peralatan yang di
kontrol, dengan pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang
circuit dan sebagainya. Kabel merek SUPREME, Kabelindo, Kabel
Metal dan Tranka.
f. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti
karet, PVC, vernished carnbric, asbes, gelas, tape sintetis, splice
case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui
untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang
tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui,
menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik
pembuatnya.
g. Pemasangan Kabel
99
Konduit ex EGA, CLIPSAL atau setara
100
impact heavy gauge dengan ukuran minimum 3/a".
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus
dilakukan setelah pipa selesai ditanam.
i. Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak-kotak yang ada
diatas daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak
klem dan peralatan pendukung Iain-lainnya .
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang
memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang
membentang tanpa pendukung.
j. Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam /
tersembunyi harus juga dipasang secara tertanam dan
penutupnya rata terhadap dinding atau langit-langit.
101
kontrol harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti
dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurut
kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel harus ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang,
mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet
dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan balk, rapi
dan benar.
a. Finishing
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik
seluruhnya harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau
prime coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint).
Penentuan warna dan merek cat sebelumnya harus dimintakan
persetujuan ke Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara
galvanized cadmium plating ataa-crengan zinc chromate dan di
cat dengan cat akhir sistem bakar (oven)
b. Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis
kunci untuk setiap kabinet hares dari tipe "common key",
sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada
masing-masing kabinet harus disediakan dua anak kunci.
d. Label
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit,
isolator switch group, pemutus daya (CB) dan peralatan-
peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya
untuk mengindahkan/mengidentifikasikan penggunaan alat
tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-
huruf hitam.
102
Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang
diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel.
a. Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
bisa melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai
dengan VDE, PULL dan lain-lain.
ø minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran
dengan faktor pengisian kabel maksimurn 40 %.
b. Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari
bahan PVC high impact heavy gauge yang memenuhi standar
BS4607 dan BS6099. Konduit metal untuk instalasi daya pompa
yang digunakan harus dan jenis heavy gauge galvanized walded
steel yang memenuhi persyaratan BS 4568 : part I & II class 4.
c. Pamasangan
103
Untuk daerah yang lembab; semua peralatan pembantu,
fitting-fitting, klem dan lain-lain harus di galvanisir atau di
cat tahan karat dan harus digunakan pendukung supaya
pipa bebas dari permukaan korosif.
104
sehelumnya harus lebih dari 110 cm atau atas persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
c.8. Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih
besar dari tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus
ditanahkan secara efektif)
105
Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6
sqmm dan dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan
konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung
mekanis yang disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.
b. Penggantung / penyangga
Untuk cable tray yang dipasang penggantung cable tray harus
dibuat dari besi lunak yang digalvanisir dengan ø minimum 6
mm ujung penggantung di ulir untuk memungkinkan
pengaturan levelling cable tray. Ukuran penyangga dan
penumpu (bracket) hartis dipilih agar menghasilkan
penyangga/penumpuan yang kokoh.
b. Panel-panel
106
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana,
kocuali ditentukan lain.
Seluruh asembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung
harus direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki
sesuai dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan /
atau penambahan seperti disyaratkan di bawah ini :
b.1. Umum
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead-
front, terbuat dari plat baja (metal cled).
107
b.2. Pull Box
Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh
kondisi pemasangan, harus dipasang sebuah pull box pada
ketinggian yang cukup dari jenis konstruksi yang sama
dengan switch board pada bagian atas dari switch board.
Bagian sisi atas dan camping clan pull box harus dari
bagian-bagian yang bisa dibuka lepas. Dasar dari pull box
harus terdiri atas papan asbestos atau bahan tanah api
yang sempurna. Kabel manuju individual breaker harus
tegak lurus melalui lubang-Iubang yang terpisah-pisah
pada dasar pull box ini.
b.3. Konstruksi
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan
seperti di tunjuk dalam gambar untuk melaksanakan fungsi
yang diperlukan. Lokasi yang tepat dan jenis pertengkapan
yang diperlihatkan boleh berbeda menurut keperluan
penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi dan
operasi yang dimaksud dapat dicapai.
108
b.4. Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan
punch machine. Untuk menjaga benda-henda asing rnasuk
melalui lubang tersebut. Pada bagian dalam harus diberi
lapisan yang juga dilubangi (di-punch).
109
yang terjadi akibat hubung singkat. Rel daya dicat dengan
warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL
2000.
110
melingkar (minimum 90°), skala linier, dipasang secara
flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 96 mm x
96 mm.
Posisi dari saklar putar untuk volt meter dan amperemeter
harus ditandai dengan jelas.
b.8.1Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan
beban lebih sebesar 120 % dari batas atas
penunjukkannya selama 2 jam dan dilengkapi dengan
penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk
menandai besarnya arus beban-penuh. Ampere meter
harus dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5
kW atau lebih pada salah satu fasenya.
Amperemeter harus mampu menahan pergerakan
yang timbull akibat arus start motor dan mempunyai
skala overload yang rapat (compressed) untuk
keperluan pembacaan arus start tersebut.
b.8.2Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan
mempunyai skala penunjukan yang lebar. Voltmeter
dipasang di sisi daya masuk melalui sikring pengaman
jenis HRC dengan arus nominal 3 A.
Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur
penunjukkan nol (zero adjustment) berupa sekrup
pemutar di bagian depan.
111
b.10 Kabel-kabel Kontrol
Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah
dipasang di pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel
serta dilindungi terhadap kerusakan mekanis.
112
Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan
"quick break" secara simultan pada ketiga / keempat
kutubnya sewaktu opening, closing maupun trip.
113
Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk
mencegah kontak utama menutup kembali tanpa
sengaja.
RKS Teknis
Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka
semua kutub (kontak utama) secara bersamaan
(simultan).
a. Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu,
accessories, peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk
operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan
penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan
ditunjuk pada gambar-gambar.
114
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara
dengan standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai
dengan gambar dan skedul, atau seperti yang disyaratkan di
sini.
Semua armatur harus buatan LOMM, Artholite dan Philips.
c. Jenis armature
c.1. Lampu-lampu Ressense Mounted ( RM )
Lampu dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL 2x18 watt harus dirangkai
secara lead-lag untuk meniadikan efek stroboskopis.
Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk
perbaikan faktor kerja sehingga mencapai minimum 0,96.
Balast harus dari tipe low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu
harus memenuhi standar PLN / SII / LMK.
115
glass plate dengan gasket karet silikon schingga
keseluruhan armatur mempunyai-derajat perlindungan IP
55. Jenis lampu yang digunakan adalah HPI-T 400 W.
Pemasangan armatur lengkap dengan pondasi dan rangka
/ sangkar pelindung armatur dari besi beton 6 mm yang
dicat hitam dilengkapi dengan engsel dan padlock
(gembok)
116
6.2. Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan
dan kontrol yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik
ini serta penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus
dilaksanakan oleh kontraktor. Kontraktor harus menempatkan
seorang ahli listrik yang berkompeten dan berpengalaman untuk
melaksanakan pengujian dan commisioning.
117
PASAL 26
PEKERJAAN FIRE ALARM
1.0. UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Fire Alarm yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal
pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal
ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari syarat-syarat Teknis ini.
3.4. Pengkabelan sistem fire alarm dari FACP sampai unit deteksi /
detector
126
4.0. KOMPONEN - KOMPONEN
127
untuk menjamin operasi yang lama, alarm contact harus dilapisi
emas (gold plated).
128
- "silence switch" yang berfungsi untuk mematikan buzzer
atau bel bila alat tersehut berbunyi.
- "alarm lamp test switch" yang berfungsi untuk memeriksa
apakah lampu - lampu alarm masih berfungsi dengan
balk.
129
Dengan demikian daerah / ruangan yang dalam keadaan
bahaya akan segera diketahui.
5.3. Kabel dari FACP ke CTB setiap zone masing - masing 2 pairs.
Kabel yang digunakan :
130
6.0. TRAINING
Kontraktor harus secara lengkap menyediakan operator instruction manual
dan memberikan minimum 7 hari training di lapangan kepada operator dari
pihak Pemberi Tugas dapat diterima kecakapannya.
7.2. Skedul yang menunjukkan lokasi dan fungsi dari setiap peralatan.
8.0. MERK
Seluruh komponen sistem fire alarm harus diusahakan sedapat mungkin
dari satu merk untuk menjamin service setelah sistem terpasang.
131
132
PASAL 25
PEKERJAAN TATA SUARA
1.0. UMUM
Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan Tata-Suara yang diuraikan disini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal
pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam
hal ini Syarat-Syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
Sistim tata suara ini berfungsi sebagai back-ground music dan emergency
paging.
Sinyal suara dari sumber suara (tape deck/ AM-FM tuner/ allert signal
module) diterima oleh mixer preamplifier dan disalurkan ke power
amplifier untuk diperkuat. Dari power amplifer sinyal suara diteruskan ke
seluruh ceiling speaker. Untuk keperluan paging disediakan sebuah
microphone yang juga dihubungkan dengan mixer-preamplifier, digunakan
untuk melakukan panggilah / pemberitahuan (all call) walaupun
attenuator dalam keadaan off.
121
4.1. Gambar Detail Pelaksanaan.
4.1.2. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan
Gambar Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan
Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus menyam-paikannya
kepada Pengawas Lapangan untuk dicarikan jalan ke
luarnya.
122
4.3. Ketidaksesuaian.
Pengawas Lapangan berhak menolak setiap bahan yang
didatangkan atau dipasang yang tidak memenuhi ketentuan
Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap
pekerjaan yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari
Pemilik Proyek.
5.0. BAHAN-BAHAN.
5.1. Umum.
123
5.2.6.Pengeras suara langit-langit, memiliki kapasitas sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja, merek Philips, TOA.
6.2. Pemasangan.
6.3. Pengkabelan.
124
pelindung metal.
Pelindung harus diterminasi hanya pada salah satu ujungnya.
6.4. Pembumian.
125
manual pengoperasian dan pemeliharaan semua peralatan.
126
PASAL 27
PEKERJAAN TELEPON DAN DATA
1.0. UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Telepon yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan
instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-
Syarat Umum Teknis Pekerjaan Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat
Teknis ini.
2.5. Standar/Rujukan
132
- 09900 - Pengecatan.
- 16400 - Distribusi Tegangan Rendah.
Pada gambar rencana dapat dilihat titik outlet saluran extension. Status
mode yang diinginkan akanditentukan kemudian.
4.0. PROSEDUR
4.1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan.
133
4.2. Gambar Detail Pelaksanaan.
4.2.2. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan
Gambar Kerja yang lain atau antara Gambar Kerja dengan
Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus menyampaikannya
kepada Pengawas Lapangan untuk dicarikan jalan ke luarnya.
4.4. Ketidaksesuaian.
4.4.1. Pengawas Lapangan berhak menolak setiap bahan yang
didatangkan atau dipasang yang tidak memenuhi ketentuan
Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti
setiap pekerjaan yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan
biaya dari Pemilik Proyek.
134
4.4.2. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang
atau berbeda dari yang ditentukan, Kontraktor harus
membuat pernyataan tertulis yang menjelaskan usulan
penggantian berikut alasan penggantian, dengan maksud bila
diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor
mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja.
5.0. BAHAN-BAHAN.
5.1. Umum.
5.2.3. Soket Outlet telepon harus dari MK, Clipsal atau setara.
5.3.1. Kabel data harus dari tipe category- 5 dengan dimensi sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja, produk AMP, Belden atau yang
setara.
135
5.3.3. HUB mempunyai kapasitas 6 port, 16 port dan 24 port sesuai
yang ditentukan dalam Gambar Kerja dari produk AMP atau
yang setara.
5.4. Pipa konduit untuk kabel telepon harus sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis. Diameter pipa konduit harus sesuai dengan ketentuan dalam
Gambar Kerja atau disesuaikan dengan jumlah kabel yang akan
ditempatkan di dalamnya.
5.5. Alat penyambung kabel dan aksesori harus dari 3M atau yang
setara.
6.2. Pemasangan.
136
6.2.8. Semua stop kontak harus dipasang dan ditempatkan sesuai
petunjuk dalam Gambar kerja atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
6.3.6. Setiap jalur kabel harus diberi tanda kabel yang jelas, sedang
untuk setiap sambungan harus diberi tanda khusus.
6.4.2. Konduit kabel telepon harus diberi cat dalam warna sesuai
Skema Warna yang akan diberikan kemudian.
Bahan cat dan cara pengerjaannya harus sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis.
137
6.5.2. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan tenaga kerja
untuk pengujian dan perawatan peralatan pengujian dan
perlengkapannya agar tetap dalam kondisi baik selama waktu
pengujian.
138
PASAL 24
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
1.0 UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir yang diuraikan di
sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dan hal
pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam
hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
Dimana sistem penangkal petir yang digunakan pada gedung ini adalah
dari type KONVENSIONAL
118
pemakaian penyaluran arus petir yang mampu mencegah
terjadinya slide flashing.
3.2.2. Ukuran sesuai dengan anjuran pabirk pembuat air terminal (luas
penampang konduktor tembaga inti minimum 70 mm2 dan telah
lulus pengujian dari LMK.
3.2.3. Konduktor harus mampu menahan gaya tarik ke atas sebesar 200
kg.
3.2.4. Pada ketinggian 3 meter di atas tanah dan tempat-tempat dimana
memungkinkan tersentuhnya konduktor oleh manusia, konduktor
harus dilindungi oleh pipa PVC kelas AW dengan minimum 2".
3.2.5. Cara pemasangan konduktor harus sesuai anjuran pabrik, dengan
radius belokan minimurn 0,5 m dan diklem setiap jarak 2 meter.
3.2.6. Hubungan antara konduktor dengan air terminal dan elektroda
pertanahan harus dilakukan melalui sepatu kabel yang dipasang
secara tekan dengan crimping tolls.
3.2.7. Rating tegangan impuls antara konduktor inti dengan konduktor
luar dan antara konduktor luar dengan lapisan konduktif min. 250
kV pada kondisi bentuk gelombang 1/50 us.
119
rangkap untuk disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah mendapat
persetujuan.
120
PROYEK : GRAHA LAGA SATRIA
LOKASI : BANDUNG
PEKERJANN : SFESIFIKASI MEKANIKAL / ELEKTRIKAL
A. PEKERJAAN PLUMBING
A.1 PEMIPAAN AIR BERSIH
1 Pompa Distribusi Air Bersih Ebara,Groundfos Indonesia PT. Indobara Bahana- Jkt
2 Pompa Booster Ebara Indonesia PT. Indobara Bahana- Jkt
3 Pipa air bersih (GIP) PPI Indonesia PT. PPI - Jkt
4 Gate valve ONDA Indonesia PT. Anggun Permai Sempurna - Jkt
5 Strainer ONDA Indonesia PT. Anggun Permai Sempurna - Jkt
6 Float valve ONDA Indonesia PT. Anggun Permai Sempurna - Jkt
7 Check valve ONDA Indonesia PT. Anggun Permai Sempurna - Jkt
8 Tangki air (Roof Tank) Excel Indonesia PT. Graha Excel Plastindo - Jkt
9 Bio septic Biotech Indonesia PT.Bioseptic Waterindo Abadi- Jkt
3.Potensi Bahaya:
Potensi bahaya untuk pekerjaan konstruksi dari tingkat keparahan rendah
sampai dengan tingkat keparahan tinggi seperti:
a. Terpeleset;
b. Terkilir;
c. Terbentur benda keras;
d. Tergores besi;
e. Tertusuk paku/besi;
f.Terkena palu;
g. Kaki dan tangan terjepit;
h. Tertimpa alat berat;
i. Kejatuhan material;
j. Tertimbun longsoran;
k. Tersengat aliran listrik;
l. Menghirup gas beracun; dan
m. Tersengat listrik, tertimpa alat berat, kejatuhan material, menghirup racun
yang menyebabkan luka berat dan Kematian.
62
dapat timbul dari sumber bahaya tertentu yang terjadi pada pekerjaan
konstruksi;
b. Penyedia Jasa diwajibkan membuat penilaian Tingkat Risiko K3 Konstruksi
dengan memadukan nilai kekerapan/frekuensi terjadinya peristiwa bahaya
K3 dengan keparahan/kerugian/dampak kerusakan yang ditimbulkannya.
Langkah-langkah penilaian Tingkat Resiko K3 dapat dilakukan dengan:
1) Mengidentifikasi dan menentukan Nilai Keparahan/ Kerugian/Dampak
terjadinya Risiko K3 Konstruksi ( contoh terdapat pada Lampiran 1,
tabel 1.1.).
2) Menentukan Nilai Tingkat Resiko K3 Konstruksi (contoh terdapat pada
Lampiran 1, tabel 1.2.).
Tingkat Risiko K3 Konstruksi (TR) adalah hasil perkalian antara nilai
kekerapan terjadinya Risiko K3 Konstruksi (K) dengan nilai
keparahan yang ditimbulkan (A).
TR= K X A
63
b. Penyedia Jasa diwajibkan membuat RK3K sebagai bagian dari dokumen
usulan teknis (Format RK3K terdapat pada lampiran 2).
64
LAMPIRAN 1
Tabel 1.1. IDENTIFIKASI TINGKAT KEPARAHAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN LANJUTAN SPOrT JABAR ARCAMANIK T.A. 2015
PAKET PENINGKATAN GEDUNG LAGA SATRIA
Contoh:
KEPARAHAN/ KERUGIAN/ DAMPAK
TINGKAT
NO JENIS PEKERJAAN KESELAMAT
KEPARAHAN ORANG HARTA/ BENDA LINGKUNGAN
AN UMUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Pekerjaan Insulasi atap Ringan (1) Tergores, terpeleset. Gangguan pada Gangguan suara
peralatan
Sedang (2) Terkilir, terjatuh yang Kerusakan peralatan
menyebabkan luka
ringan
Berat (3) Terjatuh dari Gangguan jaringan
ketinggian yang utilitas
menyebabkan patah
kaki dan gegar otak,
keracunan gas
beracun yang
menyebabkan
kematian
3 2 1 0
dst
Keterangan:
Tingkat keparahan dihitung berdasarkan rata-rata tingkat keparahan pada orang, harta benda, lingkungan, dan keselamatan umum. Untuk tingkat keparahan
pada orang yang mengakibatkan kematian maka nilai tingkat keparahan adalah 3 (berat) tanpa harus memperhitungkan nilai rata-rata.
65
TABEL 1.2. TABEL PENETAPAN RESIKO K3 KONSTRUKSI PEKERJAAN PEMBANGUNAN LANJUTAN SPOrT JABAR ARCAMANIK T.A. 2015
PAKET PENINGKATAN GEDUNG LAGA SATRIA
Contoh:
KESELAMATAN
PEKERJAAN IDENTIFIKASI ORANG HARTA BENDA LINGKUNGAN UMUM
NO
BERESIKO BAHAYA
K A TR=(KxA) K A TR=(KxA) K A TR=(KxA) K A TR=(KxA)
1 Pekerjaan insulasi atap Tergores, terpeleset, 3 2 6 3 2 6 3 1 3 0 0 0
terkilir, Terjatuh,
Tersengat aliran listrik,
terjatuh dari ketinggian
yang menyebabkan
patah kaki dan gegar
otak, keracunan gas
beracun yang
menyebabkan kematian,
Gangguan pada alat
berat, Kerusakan pada
alat berat,
2
dst
Kesimpulan Tingkat
Risiko
(tinggi/sedang/kecil)
Keterangan:
1. Tingkat Risiko K3 Konstruksi (TR) adalah hasil perkalian antara nilai keparahan yang 3. Nilai Kekerapan (A) terdiri dari :
ditimbulkan(A) dengan nilai kekerapan terjadinya risiko K3 Konstruksi (K), jadi - Jarang terjadi dalam kegiatan konstruksi= 1
TR=AxK. - Kadang-kadang terjadi dalam kegiatan Konstruksi=2
2. Nilai Keparahan/ Kerugian/ Dampak(A) terdiri dari: - Sering terjadi dalam kegiatan konstruksi=3
- Ringan=1 4. Nilai Tingkat Resiko K3 Konstruksi:
- Sedang=2 - Tingkat Resiko K3 rendah = 1-2
- Berat=3 - Tingkat Resiko K3 sedang=3-4
- Tingkat Resiko K3 Tinggi=6-9
66
LAMPIRAN 2
Format Rencana K3 Kontrak (RK3K)
(mengacu pada Permen PU No: 05/PRT/M/2014)
DAFTAR ISI
A. KEBIJAKAN K3
B. ORGANISASI K3
C. PERENCANAAN K3
D. PENGENDALIAN OPERASI K3
E. PEMERIKSAAN DAN EVALUASI KERJA K3
F. TINJAUAN ULANG KINERJA K3
A. KEBIJAKAN K3
(Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundangan K3 yang dilaksanakan
secara konsisten dan harus ditandatangani oleh Manajer atau Kepala Proyek)
A.1. Perusahaan Penyedia jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan
konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kepala Proyek/Project manager harus mengesahkan Kebijakan K3.
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan
dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
- 67 -
B. ORGANISASI K3
Contoh:
C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan,
dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak
sesuai lingkup pekerjaan yang dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format pada Tabel 1.
Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, dan Penanggung Jawab
Contoh:
Nama Perusahaan:................................
Kegiatan :................................
Lokasi :................................
Tanggal Dibuat :................................
N Uraian Identif Penilaian Risiko Skala Pengend Penang-
o Pekerja i-kasi Kekera Kepara Ting Priori ali-an gung
-an bahay p-an h-an -kat -tas Risiko Jawab
a Resi K3 (Nama
-ko Petugas
)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Pekerjaan Tertimbu 3 3 9 1 1.1.Penggun Pengawas
Galian n (Tinggi aan Lapangan/
pada ) Turap quality
basement 1.2.Menggun engineer
bangunan akan
gedung metode
dengan peranca-
kondisi ngan
- 68 -
N Uraian Identif Penilaian Risiko Skala Pengend Penang-
o Pekerja i-kasi Kekera Kepara Ting Priori ali-an gung
-an bahay p-an h-an -kat -tas Risiko Jawab
a Resi K3 (Nama
-ko Petugas
)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
tanah labil 1.3.Menyu-
sun
instruksi
kerja
pekerja-
an
galian
1.4.Menggun
akan
rambu
peringat-
an dan
barikade
1.5.Melaku-
kan
pelatiha
n
kepada
pekerja
1.6.Penggun
aan APD
yang
sesuai
Ds
t
Ketentuan Pengisian Tabel 1 :
Kolom : Nomor urut uraian pekerjaan.
(1)
Kolom : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang
(2) tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom : Disi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari seluruh item
(3) pekerjaan yang mempunyai risiko K3
Kolom : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya kecelakaan.
(4)
Kolom : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
(5)
Kolom : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x keparahan
(6)
Kolom : Penerapan skala prioritas di terapkan berdasarkan item pekerjaan
(7) yang mempunyai tingkat risiko K3 tinggi, sedang dan kecil, dengan
penjelasan:prioritas 1 (risiko tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan
prioritas 3 (risiko kecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi,
maka item pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1)
dalam upaya pengendalian.
Kolom : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian risiko
(8) menggunakan hirarki pengendalian risiko (Eliminasi, substitusi,
rekayasa, administrasi, APD), diisi oleh penyedia jasa pada saat
penawaran (belum memperhitungkan penilaian risiko dan skala
- 69 -
prioritas.
Keterangan:
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau mengganti
material/ bahan sehingga bahaya dapat dihilangkan atau
dieliminasi.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang lebih
aman dan/ atau material yang tingkat bahayanya lebih
rendah.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi teknologi atau
peralatan guna menghindari kecelakaan
4. Administrasi adalah pengendalian melalui pelaksanaan
prosedur untuk bekerja secara aman.
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi standard dan
harus dipakai oleh pekerja pada semua pekerjaan sesuai
dengan jenis pekerjaannya.
Kolom : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko.
(9)
- 70 -
Program K3 meliputi : sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab. Penyusunan Sasaran dan Program K3
seperti contoh dalam tabel 2.
Sasaran
Program
Khusus
Uraian Pengenda
N Urai- Tolok Sum- Jang- Indikator Moni Penang- Biaya
Pekerjaa lian
o an Ukur ber ka Pencapa to- gung (Rp)
n Risiko
Daya Wak- i-an ring jawab
tu
(1 (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
)
1 Pekerjaa 1.1. Pengg Selu- Peng -bahan Sebe- Turap Chec Pengawa Rp
n galian unaan ruh guna (turap, lum terpasan klist s atau 800rb
pada turap peker- an peralat bekerj g sesuai petugas /m2
basemen jaan turap an a dengan terkait
t galian me- kerja, harus gambar
banguna dipas- me- dll sudah dan
n tikan nuhi yang leng- spesifika
gedung meme spesif terkait) kap si
dengan nuhi ikasi -SDM
kondisi prin- sesuai
tanah sip denga
labil kesela n
matan kebutu
han
1.2. Meng- Terse- Sesu Doku- Sesua Tertib Chec Quality Rp
guna- dianya ai de- men i melaksan klist engineer 500rb
kan meto- ngan (manu denga akan /m lari
meto- de meto- -al n sesuai
de de instruc jadwal dengan
peman yang -tion/ pelak- metode
canga telah petun- sanaa
n dite- juk n
tap- kerja)
kan
- 71 -
Sasaran
Program
Khusus
Uraian Pengenda
N Urai- Tolok Sum- Jang- Indikator Moni Penang- Biaya
Pekerjaa lian
o an Ukur ber ka Pencapa to- gung (Rp)
n Risiko
Daya Wak- i-an ring jawab
tu
(1 (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
)
rambu galian barik de a
peri- diberi- ade - SDM harus
ngatan kan stan- sesuai sudah
barika- rambu dar denga leng-
de dan (dicar n kap
bari- i con- kebutu
kade toh han
stan- dari
dar jasa
mar-
ga)
1.5. Melak Selu- Lulus
ukan ruh tes &
pelatih peker- pa-
an ja ham
kepad terkait me-
a telah nge-
pekerj mengi nai
a kuti siste
pelatih m
an & kesel
penyu amat
-luhan an
galian
dst
- 72 -
D. PENGENDALIAN OPERASIONAL
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja, yang harus mencakup seluruh
upaya pengendalian pada tabel 2, diantaranya:
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel
2;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh
Tabel 2;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera
pada contoh tabel 1. Identifikasi bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
F.TINJAUAN ULANG K3
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E diklasifikasikan
dengan katagori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan
pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana kecelakaan kerja dilakukan
peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
( ............................... )
Penyedia jasa
- 73 -
- 74 -