A. SPESIFIKASI UMUM
Pasal 1
KETENTUAN UMUM
(1) Jenis pekerjaan yang dilakukan pada kegiatan ini adalah: Penambahan Ruang
PUSKESMAS mampu PONED PUSKESMAS LARA Kecamatan Baebunta Selatan
(2) Pekerjaan harus dilaksanakan menurut peraturan dan syarat-syarat Pelaksanaan serta
sesuai gambar rencana.
(3) Segala perubahan hanya dianggap sah dan dibenarkan apabila mendapat persetujuan
dari Pihak Direksi secara tertulis.
(4) Segala perintah dan petunjuk dari Pihak Direksi harus ditaati dan dilaksanakan dengan
baik demi kesempurnaan pekerjaan.
(5) Pada akhir pelaksanaan dan setelah berakhirnya masa pemeliharaan pekerjaan harus
diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dalam keadaan baik dan memuaskan
yang disertai Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
Pasal 2
URAIAN UMUM
Pasal 3
PERALATAN
(1) Pelaksana harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam jumlah yang cukup
dan sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan.
(2) Disamping peralatan kerja utama, Pelaksana juga harus menyediakan peralatan kerja
bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, serta jumlahnya
cukup.
Pasal 4
FOTO DOKUMENTASI
(1) Pelaksana harus membuat foto-foto dokumentasi dalam tahapan pekerjaan sebagai
berikut:
a. Sebelum pekerjaan dimulai (0%)
b. Pelaksanaan lapangan mencapai 50%
c. Pekerjaan mencapai 100%
(2) Tata cara pengambilan foto dokumentasi diambil pada arah dan tempat yang sama setiap
tahapan sehingga dapat menggambarkan kemajuan secara kronologis dan jelas,
khususnya yang dianggap penting disusun dalam album dan diserahkan kepada Pihak
Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap dan selanjutnya menjadi dokumen proyek.
Pasal 5
GAMBAR DAN KETENTUAN UKURAN
(1) Pelaksana diwajibkan untuk memeriksa kecocokan ukuran dalam gambar rencana
dengan keadaan lapangan, maka Pelaksana harus segera memberitahukan kepada Pihak
Direksi, Pihak Direksi akan menentukan perubahan pada rencana pekerjaan yang tidak
sesuai dengan keadaan lapangan tersebut.
(2) Gambar-gambar rencana nantinya akan dilampirkan dalam Kontrak yang juga
dipergunakan sebagai gambar rencana untuk melaksanakan pekerjaan.
(3) Ukuran-ukuran patok dapat dilihat pada gambar rencana, ukuran-ukuran yang tidak
tercantum dalam gambar atau kurang jelas dapat ditanyakan kepda Pihak Direksi.
(4) Gambar-gambar detail yang belum ada dan dianggap perlu oleh Pihak Direksi, harus
dibuat oleh Pelaksana berupa Gambar Kerja (Shop Drawing) dan sebelum dilaksanakan
harus diperiksa dan disetujui oleh Pihak Direksi dan menjadi milik Pejabat Pembuat
Komitmen.
(5) Apabila selama pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan, maka Pelaksana
harus menyerahkan gambar-gambar revisi yang telah disetujui Pihak Direksi dalam
rangkap 3 (tiga) masing-masing :
a. 1 (satu) set untuk Pelaksana
b. 1 (satu) set untuk Pihak Direksi
c. 1 (satu) set untuk Pejabat Pembuat Komitmen.
Pasal 6
PROGRAM PELAKSANAAN
(1) Pelaksana harus membuat Program Pelaksanaan dalam bentuk Time Schedule, dan jika
dimungkinkan dalam bentuk Network Planning yang dapat memperlihatkan alur kerja
untuk setiap kegiatan hal-hal sebagai berikut :
a. Jenis kegiatan dan volume
b. Waktu pelaksanaan
c. Jumlah dan jenis tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan.
(2) Aktivitas yang diperlihatkan pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
mobilisasi, persiapan, dan lain-lain, serta kelonggaran waktu dengan adanya libur umum.
Pasal 7
LAPORAN HASIL PEKERJAAN
(1) Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pekerjaan, Pelaksana wajib membuat
laporan dimana seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan di lapangan dicatat dalam Buku
Harian sebagai bahan untuk laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
(2) Semua laporan pelaksanaan yang dibuat oleh Pelaksana, harus diperiksa dan disetujui
oleh Pihak Direksi, dibuat dalam rangkap 3 (tiga) untuk diserahkan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen melalui Pihak Direksi.
(3) Laporan Harian harus berisi:
a. kuantitas dan macam bahan yang ada di lapangan,
b. penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugasnya,
c. jumlah, jenis dan kondisi peralatan
d. kuantitas dan jenis pekerjaan yang dilaksanakan
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan
f. Catatan-catatan atau peringatan-peringatan dari Pihak Direksi atau Pejabat Pembuat
Komitmen yang bersangkutan.
g. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pekerjaan.
(4) Laporan Mingguan dibuat setiap minggu, yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan
berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting
yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
(5) Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan
berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam satu bulan.
(6) Untuk merekam pelaksanaan kegiatan pekerjaan di lapangan, Pelaksana atas permintaan
Pihak Direksi, membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
termasuk foto-foto dalam kondisi 0%
Pasal 8
MOBILISASI
(1) Mobilisasi paling lambat sudah harus dimulai dilaksanakan dalam waktu 7 (tujuh) hari
kalender setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
(2) Mobilisasi yang harus dilakukan meliputi :
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkat yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan
b. Mempersiapkan fasilitas direksi keet, bangsal kerja, gudang bahan, dan sebagainya
untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan
(3) Selain daripada yang disebutkan pada ayat (2) diatas, mobilisasi peralatan dan personil
dapat dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan.
Pasal 9
MATERIAL
(1) Bahan yang dipakai harus memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan
(2) Jika Pelaksanamengajukan bahan lain yang digunakan, maka mutunya minimal harus
sama dengan yang disyaratkan dalam dokumen tender; untuk pemesanan bahan itu,
harus diberitahukan terlebih dahulu pada Pihak Direksi yang meliputi jenis, kualitas, serta
kuantitas dari bahan yang dipesan untuk mendapat persetujuan.
(3) Bilamana akibat satu dan lain hal, bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh,
Pelaksana boleh mengajukan usulan perubahan pada Pihak Direksi, sepanjang mutunya
paling tidak sama dengan apa yang disyaratkan.
(4) Pihak Direksi akan menilai dan memberi persetujuan secara tertulis sepanjang memenuhi
persyaratan teknis dan Pelaksana diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan
bahan-bahan produksi dalam negeri.
Pasal 10
LINGKUP KEGIATAN PEKERJAAN
Pasal 11
SITUASI
Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada kegiatan pembangunan gedung ini terletak di
Wilayah Daerah Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan (sesuai dengan SITE
PLAN dalam gambar rencana).
Pasal 12
SETTING OUT DAN TITIK TETAP
4. Pemasangan titik tetap dilakukan dengan menggunakan patok yang kokoh, yang akan
merupakan titik utama dalam melaksanakan pekerjaan, atau metode lain menurut
pertimbangan Pihak Direksi sesuai kondisi yang ada di lapangan.
5. Selama pekerjaan berlangsung, Pelaksana harus menjaga rusaknya/berubahnya titik peil,
dan Pelaksana harus mencek peil tetap terhadap titik lainnya.
Pasal 13
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Lapangan
Untuk mempersiapkan tempat kerja, penumpukan bahan-bahan, penempatan gudang
sementara, perbaikan Direksikeet lama dan lain-lain, Pelaksana juga harus terlebih dahulu
membersihkan serta membenahi lapangan.
2. Untuk menjamin kemanan dan mutu bahan (termasuk peralatan yang diperlukan)
Pelaksana harus menyediakan gudang penyimpanan yang tertutup kuat dan aman dari
resiko hilang/kerusakan. Pelaksana juga diwajibkan untuk menyediakan barak kerja.
3. Kantor Direksi
a. Pelaksana jika (dibutuhkankan) perlu menyediakan Kantor Direksi (Direksi Keet)
dengan melengkapi perabot: meja kerja, kursi, white board, dan lain-lain yang
dianggap perlu.
b. Pelaksana menyediakan sarana penerangan dan air bersih secukupnya yang
diperlukan kantor direksi (direksi keet)
c. Pelaksana bertanggungjawab atas perawatan kantor direksi (direksi keet) dan
kelengkapannya.
Pasal 14
PEKERJAAN TANAH DAN GALIAN
1. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar-gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
2. Dasar dari semua galian harus datar, bilamana pada dasar setiap galian terdapat akar-
akar pohon, segala macam rumput, bahan-bahan organik atau bagian tanah yang
gembur, maka ini harus digali keluar, sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan
pasir yang disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan dasar yang waterpass.
3. Terhadap kemingkinan bertumpuknya air di dalam galian-galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pengerjaan pondasi, harus disediakan pompa air yang
jika diperlukan dapat bekerja terus-menerus untuk menghindari terkumpulnya air
tersebut.
4. Pelaksana harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak
longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau penunjang-penunjang
sementara.
5. Semua tanah yang berasal dari pekerjaan galian yang tidak dapat dipakai kembali untuk
timbunan, setelah mencapai jumlah tertentu, harus segera disingkirkan dari halaman
pekerjaan pada tiap saat yang dipandang perlu oleh Pihak Direksi.
6. Bagian-bagian yang diurug kembali, harus diurug dengan tanah yang bebas dari segala
kotoran seperti yang disebutkan pada ayat (2) diatas, pelaksanaannya secara berlapis-
lapis dengan penimbrisan. Lubang-lubang galian yang terletak di dalam bangunan harus
diisi kembali dengan pasir urug yang dipadatkan dengan menyiram air.
Pasal 15
TIMBUNAN PASIR DAN SIRTU
1. Pasir timbunan ditempatkan dibawah pondasi lajur batu kosong setebal 10 cm, dan sertu
dibawah rabat beton yang dipadatkan sesuai dengan gambar dan petunjuk pihak Direksi.
2. Timbunan sirtu dilaksanakan setelah pondasi batu kali jadi, sirtu ditimbun hingga
mencapai ketinggian pondasi atau sloof beton, atau sesuai dengan gambar rencana.
Pasal 16
PEKERJAAN PONDASI BANGUNAN
1. Pondasi untuk seluruh bangunan adalah pondasi menerus dari batu kali dengan syarat-
syarat :
a. Dibawah pasangan batu kosong dipasang pasir urug setebal minimal 10 cm dan
pasangan batu kosong setebal minimal 20 cm. Disela-sela batu kosong diisi pasir
sampai padat
b. Batu kali untuk pondasi harus berkualitas baik berukuran maksimum diameter 30cm
minimum 10 cm
c. Batu kali pondasi harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh, antara
biji batu kali satu sama lain harus terikat dengan spesi adukan 1pc : 4 psr
d. Bentuk dan ukuran atau penampang pondasi atu kali dapat dilihat pada gambar
rencana
2. Diatas pondasi batu gunung dipasang sloof beton bertulang dan atau rollag batu bata,
dengan ukuran sesuai dengan yang tertera dalam gambar rencana.
Pasal 17
PEKERJAAN BETON BERTULANG
c. Kecuali pada pengecoran kolom, pada pekerjaan beton lainnya tidak boleh dicurahkan
dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 meter,
d. Selama pengecoran berlangsung, adukan beton harus dipadatkan dengan
menggunakan alat penggetar listrik. Alat tersebut sudah berada di tempat pekerjaan
sebelum pekerjaan pengecoran di mulai, dan dalam keadaan dapat bekerja dengan
baik. Cara-cara penggunaan alat penggetar harus memenuhi syarat-syarat yang
tertera dalam pasal-64 ayat (a) PBI 1971.
Pasal 18
PASANGAN DINDING BATU BATA ADUKAN BIASA
1. Seluruh dinding bangunan pada umunya mempergunakan dinding batu bata dengan
adukan 1pc: 4 psr atau sesuai yang dinyatakan dalam gambar-gambar rencana.
2. Pasangan dinding harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga menghasilkan dinding
yang rata, tidak bergelombang, dan tidak menunjukkan retak-retak. Pelaksana diwajibkan
mengikuti cara-cara teknis yang baik secara cermat yang meliputi pekerjaan pemasangan
bata, penyelesaian sudut-sudut, pertemuan dari dinding-dinding dan lain sebagainya.
3. Pihak Direksi berhak untuk menolak dipekerjakannya tukang yang menurut penilaiannya
tidak memiliki keahlian / keterampilan yang cukup untuk mengerjakan pekerjaan ini.
Dalam hal seperti itu, Pelaksana harus dengan segera mengganti tukang tersebut dengan
tukang-tukang yang memenuhi syarat-syarat keahlian/keterampilan. Dalam pengambilan
tindakan demikian yang dapat berakibat tertundanya penyelesaian pekerjaan adalah
menjadi tanggungan Pelaksana sepenuhnya.
4. Batu bata harus dipasang pada hamparan adukan yang penuh dan semua siar vertikal,
siar-siar antara tembok dan struktur beton yang mengelilinginya harus terisi penuh. Tebal
siar harus minimal 1 cm.
5. Bata bata sebelum dipasang, harus terlebih dahulu direndam dalam air hingga jenuh.
6. Batu bata yang digunakan harus dari kwalitas terbaik dan dari hasil pembakaran yang
matang. Untuk pemasangan bata biasa menggunakan adukan 1pc : 4psr. Pasir yang
dipergunakan haruslah pasir pasang yang memenuhi ketentuan pelaksanaan pekerjaan.
7. Dalam pelaksanaan pekerjaan dinding batu bata, tidak diperkenankan menyusun lebih
dari 1m ketinggiannya dalam 1 (satu) hari.
8. Pada kolom-kolom dan balok beton yang berhubungan dengan dinding batu bata harus
dipasang stek Ø 12mm jarak ± 50 cm.
Pasal 19
PASANGAN DINDING BATU BATA TRASRAAM
Pasal 20
PEKERJAAN PLESTERAN
Pasal 21
PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan rabat beton 1 pc : 3 ps: 5 Krl
2. Permukaan rabat beton kemudian dilapis lantai Keramik Ukuran 60 x 60 cm DAN 25 X
25 untuk lantai kamar mandi / wc serta dinding bagian dalam kamar mandi / wc dipasang
tegel keramik warna ukuran 25 x 40 cm
3. Pekerjaan Pemasangan lantai keramik baru diperkenankan untuk dipasang setelah
semua pekerjaan – pekerjaan dinding / plesteran dan plafond telah selesai dikerjakan.
4. Sebelum pemasangan, keramik lantai, harus direndam dalam air sampai jenuh.
5. Lantai keramik yang dipasang tidak boleh ada cacat berupa : retak – retak, gelombang –
gelombang, berlubang, noda, permukaan cembung atau cekung. Sisi ubin keramik harus
siku, peyimpangan kesikuan ubin tidak boleh lebih besar dari 0,5 mm setiap jarak 10 cm
kekanan ke kiri.
6. Bahan keramik untuk lantai digunakan keramik dengan dua macam ukuran yaitu 60 x 60
dan 25 x 25 cm (tekstur) serta untuk dinding kamar mandi/ wc menggunakan 25 x 40
polos
7. Pemasangan keramik harus dikerjakan oleh tukang yang benar – benar ahli dan harus
menghasilkan penyelesaian yang rapih dan naad yang lurus. Naad harus diisi dengan
bahan grounting/pasta semen/okker yang warnanya disesuaikan dengan warna ubin
yang dipakai. Pengisian naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah tegel / ubin keramik
dipasang serta celah – celah keramik satu sama lain harus dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran yang menghambat masuknya cairan harus pengisi. Segera setelah pengisian
naad dengan pasta semen, permukaan lantai harus segera dibersihkan, agar tidak
terdapat noda bekas semen.
8. Pemasangan keramik baik pada lantai maupun pada dinding harus menghasilkan
pekerjaan yang rapih, dan tidak ada bagian permukaan ubin yang kosong yang tidak terisi
dengan adukan. Pertemuan baik pada dinding, maupun lantai harus rapih.
9. Jika terdapat lantai ubin yang cacat seperti pecah – pecah, tergores, miring, tidak rata
kotor yang sulit dibersihkan, naad tidak lurus atau lainnya Pelaksanaharus
menggantikannya dan menanggung segala biayanya.
10. Pemasangan keramik yang tidak rapih, bergelombang, naad tidak lurus dan sebagainya
akibat dari pemasangan yang tidak sesuai, harus dibongkar/diganti sehingga
memuaskan Direksi, biaya ditanggung Pelaksana.
Pasal 22
PEKERJAAN RANGKA ATAP
1. Bahan bangunan untuk kuda-kuda dan rangka atap semuanya menggunakan baja ringan
antara lain :
- Main Trustl C75-0,75
- Top Chord 32 0,40-0,45
- Drill
- Dynabolt
2. Penjelasan Pekerjaan :
- Perakitan dilaksanankan dilokasi pekerjaan.
- Bahan yang digunakan harus tertera jelas spesifikasi (ketebalan serta label SNI) pada
material yang digunakan.
- Pengerjaan baja ringan (truss), maka baja yang digunakan harus berasal dan
dilaksanakan oleh pabrikan (aplikator) yang telah memiliki lisensi dan garansi yang
jelas.
Pasal 23
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Bahan penutup atap dan bubungan adalah bahan Spandek ketebalan 3,5 mm warna
2. Pemasangan harus rapi dan rapat sehingga terhindar dari kebocoran yang diakibatkan
kesalahan pemasangan. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan penutup atap ini harus
sesuai dengan petunjuk atau spesikasi teknis yang dianjurkan pabrik atau atas petunjuk
gambar rencana.
3. Pemasangan atap digunakan atap spandek ,diperlihatkan contohnya dan harus disetujui
oleh Badan Pengawas / direksi.
4. Nok Atap digunakan bahan Zincalum diperlihatkan contohnya dan harus disetujui oleh
Badan Pengawas / direksi.
5. Lisplank memakai bahan Kalsiboard dengan ukuran ketebalan 8 mm dan lebar 25 cm,
bentuk & lisplank ukuran sesuai gambar.
6. Sebelum bahan atap dipasang Pelaksana harus mengajukan contoh untuk mendapat
persetujuan Direksi. Material atap yang dipasang harus sama kualitasnya dengan yang
telah disetujui
Pasal 24
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
1. Kusen pintu dan dipasang pada tempat-tempat / dinding yang telah ditentukan pada
gambar rencana, dimana tiap unit kusen dipasang besi angker Ø12 pada empat titik
bagian kusen.
2. Semua bahan kusen, daun pintu daun jendela dibuat dari kayu. Persyaratan dan
ketentuan mengenai bahan, konstruksi dan pemasangannya mengikuti
3. Untuk Jalusi Angin diatas jendela Menggunakan Roster Beton ukuran 20x35 cm
lebar roster
Pasal 25
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Bahan-bahan / Material :
a. Cat-cat harus di dalam kondisi kaleng atau kemasan yang betul-betul tertutup rapat,
harus jelas nama, merk, rumus maupun nomor spesifikasinya, jenis warnanya, tanggal
pabrik dan tidak kadaluarsa,
b. Semua pemakaian cat-cat utama (primer) harus berasal dari satu merk pabrik untuk
memastikan kesamaan spesifikasi dan warnanya,
c. Mutu cat yang dipakai dianjurkan minimal setaraf dengan produksi AVIAN
2. Cat Dasar :
Pengecatan dasar, yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Meny besi untuk pekerjaan pengecatan bahan-bahan besi, metal atau seng,
b. Wood primer (meny kayu) untuk permukaan kayu.
3. Cat Utama :
Cat-cat yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Untuk cat kayu digunakan cat yang setarap dengan cat Avian
4. Cara mengerjakan pengecatan adalah sebagai berikut :
a. Logam-logam pelengkap seperti engsel pintu, permukaan alat-alat mesin, pelengkap
lampu-lampu penerangan atau semua bagian-bagian yang kontak dengan bagian
yang akan dicat harus dilindungi, dipindahkan untuk menghindari percikan maupun
pengecoran cat.
b. Permukaan yang akan dicat harus dibersihkan terlebih dahulu, bebas dari debu.
5. Pekerjaan Cat pada Kayu
a. Semua bagian kayu yang akan dicat harus diberi cat dasar dulu dengan menie kayu
(wood primer) kecuali kayu yang dipertahankan warna aslinya. Pengerjaan harus
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan,
b. Permukaan yang akan dicat harus dibersihkan terlebih dahulu, bebas dari debu,
c. Bagian permukaan kayu yang akan dibersihkan harus sebelumnya digosok dengan
ampelas (sand paper),
d. Setelah diberikan cat dasar, lubang-lubang harus didempul / diplamir, warna
disesuaikan dengan warna kayu yang akan dipertahankan warna aslinya dan urat
kayu,
6. Yang Perlu diperhatikan :
a. Pada umumnya pekerjaan finishing harus dikerjakan oleh tukang-tukang yang ahli
untuk pekerjaannya masing-masing. Pihak Direksi berhak untuk menolak
dipergunakan tukang-tukang yang tidak disetujuinya. Keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan pengecatan yang disebabkan oleh penggantian tukang-tukang cat tersebut,
seluruhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana,
b. Dalam pelaksanaan pekerjaan finishing, Pelaksana, diharuskan terlebih dahulu
konsultasi dengan Pihak Direksi mengenai cara-cara pekerjaan fnishing yang ingin
dilaksanakan, mutu penyelesaian yang diinginkan dan hal-hal lain yang dianggap
penting.
Pasal 26
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Pasal 27
PEKERJAAN SANITAIR
Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaiannya/operasinya.
b. Pekerjaan pemasangan wastafel, klosed, keran, perlengkapan kloset, floor drain.
Persetujuan :
Bahan/ Produk :
a. Untuk wastafel, kloset dan keran merk AMERICAN STANDARD dalam negeri atau
setara.
b. Floor drain dan clean out : AMERICAN STANDARD/Viega, atau setara.
Pelaksanaan :
b. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Perencana/Konsultan Management Konstruksi.
c. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/berbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
d. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
e. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor,
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
f. Pekerjaan Wastafel
1. Wastafel yang digunakan adalah merk AMERICAN STANDARD ex dalam
negeri atau setara lengkap dengan segala accessoriesnya seperti tercantum
dalam brosurnya. Type-type yang dipakai dapat dilihat pada skedul sanitair
terlampir.
2. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
baik tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat lainnya dan telah
disetujui oleh Konsultan Management Konstruksi.
g. Pekerjaan Kloset
Pasal 28
GAMBAR AS BUILT DRAWING
Pelaksanaharus menyerahkan gambar sesuai yang telah terpasang (as intalated) dalam
bentuk 1 (satu) set Asli dan 2 (dua) set gambar cetakannya. Gambar ini harus menunjukkan
letak – letak semua komponen I sesuai yang dikerjakan oleh Pelaksana. Penyerahan gambar
ini harus segera setelah seluruh pekerjaan selesai.
Pasal 29
PEMELIHARAAN
Selama masa pemeliharaan Pelaksana berkewajiban untuk mengganti material yang tidak
berfungsi dengan baik, dan bertanggung jawab atas semua kekurangan yang telah dipasang.
Pasal 30
PERUBAHAN RKS DAN GAMBAR RENCANA
Semua ketentuan dalam RKS maupun gambar rencana dapat dirubah, ditambah dan atau
dihilangkan sesuai kebutuhan di bawah ini :
(1) Perubahan yang dianggap perlu untuk penyelesaian dengan kondisi lapangan atau
menyangkut perubahan desain, dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis kepada
Pihak Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Dalam hal ini, jika oleh Pihak Direksi
dianggap perlu sebagai salah satu bahan dokumentasi bangunan milik negara, Pelaksana
harus membuat Gambar Terlaksana (As Build Drawing) dengan persetujuan dan disahkan
oleh Pihak Direksi.
Pasal 31
PENUTUP
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan bagian dari Dokumen Kontrak
Pekerjaan.
Masamba, 2022
Penawar
CV./PT. ……………………….