Anda di halaman 1dari 29

1

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT


(RKS)

Pasal 1
URAIAN UMUM

1.1 Nama Pekerjaan

PEKERJAAN : PERENCANAAN REHABILITASI PUSKESMAS PATARUMAN I


LOKASI : KOTA BANJAR

1.2 Lingkup pekerjaan pelaksanaan meliputi :


I. PEK. PERSIAPAN
II. PEK. BETON
III. PEK. DINDING DAN PLESTERAN
IV. PEK. DAUN PINTU DAN JENDELA
V. PEK. ATAP DAN PLAFOND
VI. PEK. LANTAI KRAMIK & DINDING KRAMIK
VII. PEK. PENGECATAN
VIII. PEK. ALAT PENGGANTUNG
IX. PEK. SANITAIR DAN KELENGKAPANNYA
X. PEK. INSTALASI LISTRIK

1.3 Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, calon Pemborong harus
menyediakan :

- Tenaga Pelaksana sepeti SITE MANAGER, PELAKSANA/ PENGAWAS


LAPANGAN dan LOGISTIK, harus yang terampil pekerjaannya serta berlatar
belakang pendidikan Teknik Sipil/ Arsitektur.

- Tenaga-tenaga yang dipekerjakan harus tenaga yang mempunyai keahlian


yang cukup memadai dalam setiap jenis pekerjaannya.

- Mesin-mesin pengaduk spesi dan beton, pompa air, mesin pemadat tanah, alat-
alat pengukur (Waterpas/ Penyiku/ Theodolith) dan alat bantu lainnya yang
diperlukan untuk ketelitian, kerapihan dan ketepatan pekerjaan.

- Bahan-bahan/ material harus sudah ada di tempat pekerjaan menjelang waktu


pengerjaan sehingga tidak akan terjadi kelambatan pelaksanaan dari jadwal
waktu yang ditargetkan.

- Direksi keet dan Los bahan dengan ukuran yang memadai, dilengkapi dengan
peralatan Direksi keet seperti meja kerja, meja/ kursi tamu, tampilan gambar-
gambar kerja, grafik kemajuan pelaksanaan pekerjaan fisik lengkap dengan
grafik tenaga kerja dan grafik cuaca, photo-photo pelaksanaan pekerjaan mulai
dari 0% berlanjut ke kemajuan fisik setiap minggu sampai selesai pekerjaan
pada fisik yang sama.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


2

- Menyediakan Buku Direksi untuk mencacat setiap petunjuk/ keputusan/ saran


dari Direksi dan atau setiap ada perubahan yang dianggap perlu, menyediakan
Buku Tamu untuk mencatat/ sebagai bukti adanya kunjungan tamu-tamu yang
komponen terhadap pekerjaan dan menyusun laporan harian, mingguan dan
bulanan sesuai dengan kemajuan fisik di lapangan.

Pasal 2
SITUASI

2.1 Calon Pemborong wajib meneliti situasi medan, terutama kondisi lokasi pekerjaan dan
luas pekerjaan serta batasan pekerjaan yang akan dilaksanakan, juga hal-hal yang
berpengaruh terhadap penawarannya disamping ketentuan dalam bestek.

2.2 Kelalaian atau kekurangan-telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan claim dikemudian hari.

2.3 Dalam rapat penjelasan akan ditunjukkan letak dimana pembangunan akan
dilaksanakan seperti tertera dalam gambar Site Plan.

Pasal 3
PERSIAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1 Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong wajib melaksanakan pengukuran Lokasi di


bawah pengawasan Direksi Pengawas dengan patok yang dipancang kuat-kuat dari
papan-papan kayu (bouwplank yang diketam rata pada sisi atasnya). Pemborong
harus menyediakan secukupnya pembantu yang ahli dalam cara pengukuran yang
baik dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk pengukuran/ penentuan patok
- patok bouwplank.

Ukuran Pokok : Ukuran pokok, pengukuran atas lantai ubin dinyatakan ± 0,00 cm
dan akan ditentukan kemudian dilapangan selanjutnya semua ukuran tinggi
didalam gambar diambil dari tinggi ubin ± 0,00 cm.

Satuan Ukuran : Semua ukuran dalam rencana dinyatakan dalam ukuran metrik,
kecuali untuk baut – baut dan sejenisnya dalam inchi.

3.2 Penyediaan Bahan/ Logistik dan Peralatan.


Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua
tenaga, bahan, dan alat-alat bantu yang diperlukan.Dalam Penyediaan
Bahan/Logistik Pemborong Wajib meminta persetujuan Direksi terhadap
bahan/logistik yang didatangkan.

3.3 Jalan masuk ke tempat pekerjaan.


Jalan masuk sementara ke tempat pekerjaan harus disiapkan Pemborong dengan
tidak mengganggu lalu lintas. Jalan ini disesuaikan dengan lay-out Kantor Direksi,
Kantor Pelaksana dan Los Kerja, Lokasi penimbunan bahan dan tempat merakit
komponen struktur dan acuan/ bekisting.
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
3

3.4 Air
Air untuk keperluan pekerjaan harus yang bersih /steril, pengadaannya harus
diusahakan oleh Pemborong sendiri. Dalam hal Pemborong memakai air yang ada di
lingkungan Lokasi, maka Pemborong harus membayar segala ongkos pengadaan
dan penyambungan air yang dipakai dan pembongkarannya kembali.

3.5 Iklan
Pemborong tidak diperkenankan membuat papan iklan dalam bentuk apapun di
dalam wilayah proyek, atau di tanah yang berdekatan tanpa seijin Pemimpin
Kegiatan/Direksi.

3.6 Perlindungan.
- Keselamatan kerja dan pertolongan pertama, Pemborong harus
mengadakan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu
yang berkunjung ke tempat pekerjaan. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti
ini adalah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang dan Peraturan mengenai
Keselamatan Kerja yang berlaku. Di lapangan Pemborong wajib mengadakan
perlengkapan yang cukup untuk PPPK yang mudah dicapai.

- Hari Khusus.
Pemborong diharapkan sudah mempertimbangkan hal-hal seperti hari upacara
keagamaan dan sebagainya, sehingga hal tersebut tidak terlalu berpengaruh pada
pelaksanaan pekerjaan.

- Pelaksanaan Pekerjaan di luar jam kerja biasa.


Pemborong harus mendapatkan ijin tertulis dari Pengawas Lapangan untuk
melaksanakan pekerjaan yang tertera dalam kontrak ini di luar jam-jam biasa,
seperti hari Minggu atau libur resmi, atau jam lembur malam.

- Kebersihan dan Kerapihan.


Pemborong harus mengangkut semua sampah secara teratur jika sudah
bertumpuk dan pada waktu penyelesaian pekerjaan, keadaan lapangan harus
sudah bersih dan rapi.

- Gambar Pelaksanaan di Lapangan.


Gambar-gambar pelaksanaan untuk seluruh pekerjaan harus selalu ada di
lapangan. Demikian pula dengan buku spesifikasi teknis atau RKS. Gambar-
gambar tersebut harus dalam keadaan jelas dan dapat dibaca serta menunjukkan
perubahan-perubahan terakhir bila ada perubahan.

- Ketidak-sesuaian antara gambar dan RKS bilamana ada ketidak-sesuaian antara


gambar kontrak dengan Syarat-syarat Umum atau Uraian dan Syarat-syarat, maka
hal ini harus selekasnya ditunjukkan kepada Pemberi Tugas untuk mendapatkan
keputusan sebagai pedoman bila terjadi perbedaan antara gambar berskala besar
dan yang berskala kecil, maka yang diambil adalah gambar yang berskala besar.
Antara gambar dan RKS, maka diutamakan adalah RKS, atau menurut petunjuk
Direksi.

- Gambar Revisi dan Gambar As-Built untuk semua penyimpangan pekerjaan yang
belum terdapat dalam Gambar, baik penyimpangan itu atas perintah Pemberi
Tugas atau tidak Pemborong harus membuat gambar-gambar kerja yang sesuai
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
4

dengan yang telah dilaksanakan di lapangan (gambar revisi) yang memperlihatkan


dengan jelas perbedaan antara gambar-gambar kontrak dengan pekerjaan yang
dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan pada waktu
penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya
ditanggung oleh Pemborong.

Pasal 4
PEKERJAAN STRUKTUR BETON

4.1. U m u m.
Menyediakan seluruh keperluan bahan/ material, peralatan berikut alat-alat bantu dan
pengangkutannya serta tenaga yang cukup jumlah dan ketrampilannya untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan struktur pondasi dan struktur beton baik beton
bertulang maupun tidak bertulang sesuai dengan gambar-gambar pelaksanaan yang
termasuk di dalam pekerjaan ini.

4.2. Pekerjaan Struktur Beton

4.2.1 Lingkup Pekerjaan


Yang dimaksud Pekerjaan Struktur Beton adalah seluruh pekerjaan beton,
baik beton bertulang, maupun tidak bertulang, seperti tercantum dalam
gambar-gambar pelaksanaan, termasuk didalamnya, tetapi tidak terbatas
pada :

a. Pekerjaan struktur di bawah tanah terdiri dari :


- Pembuatan pondasi Telapak/ pondasi setempat, kolom bawah
sloop, dan sloof lengkap dengan pemasangan pasir padat serta
lantai kerja dari beton rabat sesuai dengan gambar pelaksanaan.
- Pemasangan stek-stek tulangan kolom yang jumlah dan dimensinya
sama dengan tulangan kolom.

b. Pekerjaan struktur di atas tanah terdiri dari :


- Pekerjaan struktur utama beton terdiri dari kolom, balok, pelat
lantai/dak, dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan gambar
rencana.
- Pekerjaan struktur sekunder beton terdiri dari pekerjaan pembuatan
kolom-kolom praktis dan pekerjaan beton lainnya yang tidak
termasuk di dalam pekerjaan struktur utama sesuai dengan gambar
pelaksanaan.

4.2.2 Persyaratan Umum Beton


Seluruh pekerjaan beton harus mengikuti peraturan-peraturan/ pedoman-
pedoman seperti tercantum dalam :

- Pedoman Beton Indonesia 1991.


- Peraturan Bangunan Baja Indonesia, 1981.
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
5

- SNI – 8, Peraturan Semen Portland tahun 1974.


- Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983.
- Peraturan dan Pedoman lainnya.
- Untuk Beton bertulang ( NON STRUKTUR ) yang di gunakan dalam
pekerjaan ini K - 175 dimana beton harus mempunyai kekuatan
Tekan karakteristik sebesar 175 kg/cm2 ( Minimal ).
- Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang disyaratkan K-
175/,maka pemborong harus membuat MIX DESIGN di Laboratorium
Beton milik Pemerintah atau yang tunjuk oleh Direksi,untuk
mendapatkan komposisi campuran dari bahan-bahan yang
digunakan.
- Pekerjaan beton tidak boleh di kerjakan Sebelum Ada Mix Design
yang di keluarkan oleh Laboratorium secara resmi.
- Untuk Beton tidak Bertulang ( Lantai Kerja,Rabat,Beton Tumbuk,
Neut Kusen ) adukan dibuat dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr.

4.2.3 Persyaratan bahan

a. Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktrur bangunan ini harus


mempunyai mutu karakteristik minimal K – 175
b. Beton yang dipergunakan untuk seluruh non struktrur bangunan ini
harus mempunyai mutu karakteristik minimal K – 175
b. Besi beton yang dipergunakan untuk keseluruhan pekerjaan struktur
adalah besi ≤  12 menggunakan besi U-24, sedangkan besi >  12
menggunakan besi U-32.
c. Bekisting harus terbuat dari papan tebal 30 mm diperkuat dengan
rangka kayu Albasiah ukuran 5/7, 5/10 dan sebagainya, sehingga
didapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna.
d. Steiger cetakan/bekisting harus dari kayu kaso 5/7 atau Dolken
dengan diameter 8 cm atau pipa-pipa besi dan tidak diperkenankan
menggunakan bambu.

4.2.4 Bahan Beton

1. Semen
- Pesyaratan Umum
a. Semua semen harus semen Portland yang disuaikan dengan
persyaratan dalam Peraturan Semen Portland Indonesia NI – 8
atau ASTM C – 150 type I, atau S1 10013 – 81 atau ekivalen.
b. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah
Semen Tiga Roda atau yang setaraf serta memenuhi
persyaratan NI – 8. Pemilihan salah satu merk semen
adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.
c. Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari
pengaruh cuaca sepanjang waktu dan perletakannya harus
terangkat dari lantai untuk menghindarkan kelembaban.
d. Semen harus dipakai menurut urut-urutan, kronologis sesuai
dengan jadwal kedatangannya dan semen yang
menghindarkan tidak boleh dipakai.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


6

- Tempat Penyimpanan
a. Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang
sesuai untuk semen, setiap saat harus terlindung dari
kelembaban udara dan harus dengan mudah bisa diambil pada
waktu pelaksanaan pekerjaan.
b. Gudang penyimpanan harus berlantai kuat, dibuat dengan jarak
minimal 30 cm dari tanah. Ukuran gudang harus cukup besar
sehingga dapat memuat semen dalam jumlah yang banyak dan
dengan demikian dapat mencegah kemacetan pekerjaan dan
kelembaban udara yang tinggi.
c. Gudang harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk
menyimpan tiap muatan truk semen secara terpisah-pisah dan
memberi jalan yang mudah untuk pengambilan contoh,
penghitungan zak-zak dan pemindahannya. Hendaknya semen
dalam zak jangan ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.

2. Pasir dan Kerikil

Persentase satuan Timbangan


Saringan No.
tertingi di saringan
4 0 – 15
8 6 – 15
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
Pan 3–7

- Pengangkutan dan Penyimpanan

a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan


menimbun semua pasir. Segala cara yang dilaksanakan oleh
Kontraktor untuk membongkar, membuat dan mengerjakan
serta menimbun pasir dan kerikil harus mendapat persetujuan
dari Direksi.
b. Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri biaya untuk
pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena
timbunan yang tidak sempurna.

- Timbunan pasir harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua


tumbuhan-tumbuhan dan dari bahan-bahan lainnya yang tidak
dikehendaki. Apabila pasir atau kerikil mengandung bahan-bahan
yang bisa merusak beton, maka pasir atau kerikil tersebut harus
disingkirkan dari lapangan (tida boleh dipakai).
- Pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah liat, gumpalan-
gumpalan kecil dan lunak dari tanah liat, mika dan hal – hal yang
merugikan dari subsatnsi yang merusak. Jumlah prosentase dari
segala macam substansi yang merugikan, beratnya tidak boleh lebh
dari 5 % berta semen.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


7

- Pasir harus mempunyai modulus kehalusan butir antara 2 – 32 atau


jika diselidiki dengan standard Indonesia untuk beton (PBI – 1971),
adalah sebagai berikut :
Jika persentase satuan tertinggi dalam saringan No. 16 adalah 20
% atau kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan
dalam saringan dalam saringan No. 8 dapat naik sampai 20 %.
- Agregat kasar (kerikil) harus didapat dari sumber yang telah
disetujui. Berupa batu pecah ang diperoleh dari pemecahan batu
(batu split), dengan bentuk kasar dan padat.
- Kebersihan dan Mutu
Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang
halus, mudah pecah, tipis atau yang panjang-panjang, bersih dari
alkali, bahan-bahan organis atau dari substansi yang merusak
dalam jumlah yang merugikan pula. Besarnya persentase dari
semua substansi yang merusak dalam jumlah berapa pun tidak
beloh lebih dari 3 % dalam beratnya. Agregat kasar harus
berbentuk persegi, tidak tipis, keras, padat dan kekal serta tidak
tidak berpori. Apabila kadar Lumpur melampaui 1 %, maka agregat
kasar harus dicuci.

- Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik, dengan ukuran butir berada
antara 5 mm sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Sisa diatas ayakan 31,5 mm harus 0 % berat.
b. Sisa diatas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90 – 98 % berat.
c. Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60 % dari minimum 10 % berat.

Selain hal-hal yang tersebut di atas, ketentuan yang terdapat dalam


NI – 2 (PBI – 1971) juga mengikat. Agregat kasar harus sesuai
dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Direksi, ternyata tidak
sesuai, maka Kontraktor harus menyaring atau mengolah kembali
bahannya atas beban Kontraktor sendiri sampai disetujui oleh
Direksi.

3. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesimortel dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak asam, bahan organic, garam
dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut
harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Direksi
untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam PBI – 1971.

4. Baja Tulangan
- Bahan /material dan ukuran batang.
Semua baja tulangan beton harus baru dan dari mutu dan ukuran
yang sesuai dengan standard Indonesia untuk Beton NI – 2, PBI –
1971 atau standard lain seperti JIS, ASTM atau BS.
- Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-
serpih, karat, minyak, gemuk dan lapisan yang dapat merusak
atau mengurangi daya lekat di dalam beton. Baja tulangan beton
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
8

harus dibengkok/ dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan


ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi. Baja
tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali
lebih dari sekali dan tidak boleh dilakukan dengan cara yang dapat
merusak bahannya. Batang dengan bengkokkan yang tidak
ditunjukkan dalam gambar tidak boleh dipakai. Semua
pembengkokkan batang harus dilaksanakan dalam keadaan
dingin.

4.2.5 Persyaratan Pelaksanaan

1. Umum

- Kontraktor harus membuat mix design dengan trial mix untuk bahan
yang akan digunakan dalam campuran beton, dan kemudian
dipakai sebagai pedoman pelaksanaan.
- Pekerjaan beton bertulang yang dimaksud harus dilaksanakan
sesuai dengan gambar pelaksanaan baik mengenai ukuran,
penulangan maupun bentuknya.
- Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor harus mempelajari
dengan seksama gambar-gambar pelaksanaan berikut detail-detail
untuk itu serta Lokasi/ penempatannya di dalam tapak maupun
bangunan.
- Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail
prinsip harus dibuat shopdrawing untuk dimintakan persetujuan
Direksi.
- Bagian konstruksi yang dikehendaki kedap air antara lain pada plat
selasar /balkon dan pada daerah basah, minimal harus memakai
adukan/ campuran beton beton K100 dan K175 tanpa mengurangi
persyaratan mutu beton K100 dan K175 Bagian-bagian ini harus
dilaksanakan secara terus menerus tanpa putus sampai meliputi
satu bagian penuh. Kalau terpaksa harus diadakan penghentian
pengecoran oleh suatu sebab teknis pelaksanaan yang tidak
memungkinkan hal tersebut, maka Kontraktor harus merencanakan
penghentian tersebut dengan memasang waterstop PVC.
- Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar
rencana. Dalam segala hal, besi beton yang horizontal harus
ditunjang dengan tepat memakai beton decking sehingga tidak akan
ada batang yang turun. Beton decking tersebut di atas harus
dengan mutu lebih dari beton yang dipakai untuk pengecoran.

- Selimut beton yang dipakai adalah :


a. Untuk kolom = 30 mm
b. Untuk balok = 25 mm
c. Untuk Pelat = 15 mm

2. Pengujian dari Konstruksi Beton dan Benda-benda Uji Beton

- Banyak air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut


keperluan untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan
untuk menyesuaikan kandungan lembab atau gradasi agregat
waktu dimasukkan ke dalam mesin pengaduk (mixer).
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
9

Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat hasil


pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum
dipasang tidak diperkenankan sama sekali. Keseragaman
konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sanga perlu. Nilai
slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang dari
8 cm dan tidak boleh lebih dari 12 cm untuk segala pengerjaan
beton. Semua pengujian harus sesuai dengan NI – 2, PBI – 1991.
Direksi berhak untuk menuntut nilai menghasilkan beton berkualitas
lebih tinggi atau alas dan alasan penghematan.

- Kekuatan tekan beton harus ditetapkan oleh Direksi melalui


pengujian beton dengan silinder berukuran 15 x 15 x 15 cm atau
kubus 20 x 20 x 20 cm. Cara pembuatan, pengujian dan jumlah
sample harus sesuai dengan NI - 2, PBI – 1971. Pengujian slump
akan diadakan oleh Direksi sesuai dengan PBI – 1991 dan
Kontraktor harus menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan
pengetasan tersebut. Frekwensi pengetesan ditetapkan oleh
Direksi berdasarkan tingkat pengecoran dan struktur, tetapi lebih
sering daripada yang diperlukan untuk mendapatkan kepastian
bahwa beton yang dipasang adalah sesuai dengan spesifikasi dan
ketentuan-ketentuan perencanaan.

3. Pengadukan Spesi Beton.

Pengadukan beton pada mixer dimulai dari pengadukan semen dan air
(air semen) sampai homogin dengan perbandingan jumlah air dan
jumlah semen sesuai jenis spesi yang diisyaratkan. Setelah homogin,
baru dapat dicampuri pasir dan kerikil, aduk selama minimal 2 menit
atau sampai homogin baru dapat digelar. Waktu pengadukan ditambah
bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3.

4. Suhu

Suhu beton sewaktu dicor/ dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat dan
tidak boleh kurang dari 4,5 derajat Celcius. Bila suhu dari beton yang
ditaruh berada antara 27 derajat dan 32 derajat Celcius, beton harus
diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton
dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga dari beton melebihi
32 derajat Celcius sebagai yang ditetapkan oleh Direksi, Kontraktor
harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur air dan mengecor pada malam
hari, bila perlu, mempertahankan pengecoran beton pada suhu di
bawah 32 derajat Celcius.

5. Konstruksi Cetakan

- Cetakan untuk balok, pelat, kolom dan bagian konstruksi lain


dibuat dari papan terentang t = 30 mm dan diperkuat dengan kaso
secukupnya sehingga menghasilkan beton yang lurus, rata sesuai
dengan gambar dan tidak menggelembung. Untuk stud-stud balok
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
10

dan plat harus dibuat dari Bambu yang terbaik di pasaran, atau
bahan lain yang memenuhi syarat.

- Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada


kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau
gerakan lain selama penuangan beton. Penyangga cetakan
(steiger) harus bertumpu pada pondasi ( Telapak ) yang baik,
sehingga tidak memungkinkan terjadinya penurunan cetakan
selama masa pelaksanaan.

6. Pengangkutan Beton

Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton


harus sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan
kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan, tanpa
adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.

7. Pengecoran

- Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan,


ukuran dan letak baja tulangan sesuai dengan gambar
pelaksanaan, pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam,
besi penggantung plafond sesuai pola kerangka langit-langit,
penyokong dan pengikatan serta hal-hal lain yang perlu selesai
dikerjakan. Pengecoran baru boleh dimulai setelah permukaan-
permukaan yang berhubungan dengan pengcoran tersebut telah
dilihat dan disetujui oleh Direksi.
Semua permukaan cetakan yang dilekati spesi (mortel), adukan
beton dan kotoran-kotoran lain harus dibersihkan sebelum
pengecoran dimulai /dilanjutkan.

- Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada


tempat pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang
tergenang, reruntuhan atau bahan lepas lainnya. Permukaan-
permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada
tempat-tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata
sehingga kelembaban/ air dari beton yang baru dicor tidak akan
diserap.
- Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu,
dimana akan dicor beton baru, permukaan tersebut harus bersih
dan lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada sambungan
pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh
Direksi.
- Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian
pengecoran yang masih akan berlanjut, terhadap system struktur/
penulangan yang ada.
- Beton boleh dicor hanya bila Direksi atau wakilnya yang ditunjuk
serta Pengawas Kontraktor yang ahli ada di tempat kerja, dan
persiapan betul-betul telah memadai.
- Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


11

- Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau


lama, sedemikian rupa sehingga spesi/ mortel terpisah kemudian
terhampar harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan
dilanjutkan. Suatu pengecoran yang telah dimulai pada suatu
bagian bangunan tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut
selesai.
- Ember-ember/bucket beton yang dipakai harus sanggup menuang
dengan tepat pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-
syarat campuran. Ember beton harus mudah untuk diangkut/
diletakkan dengan alat-alat Bantu lainnya, terutama pada lokasi-
lokasi yang sulit.
- Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin,
sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup
rapat-rapat pada semua permukaan cetakan. Pada pemadatan
setiap lapisan beton, kepala alat penggentar (vibrator) harus dapat
menembus dan menggetarkan kembali beton bagian atas lapisan
yang terletak di bawah lapisan beton yang baru dicor. Lamanya
penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton
dengan airnya.

8. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan


- Waktu dan cara pembukaan serta pemindahan cetakan harus
mengikuti petunjuk Direksi dan pekerjaan ini harus dikerjakan
dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan beton. Beton
yang masih muda tidak diijinkan untuk dibebani. Segera setelah
cetakan-cetakan dibuang, permukaan beton harus diperiksa dengan
hati-hati dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus
segera diperbaiki sampai disetujui Direksi.
- Umumnya diperlukan waktu minimum 21 hari sebelum cetakan-
cetakan dibuka untuk balok-balok, pelat lantai, tangga bordes,
kolom dan sebagainya.

9. Perawatan (Curing )
- Semua beton harus dirawat (cured) denga air seperti yang
ditentukan di bawah ini. Direksi berhak menentukan cara
perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian
pekerjaan.

- Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling
sedikit 14 hari terus menerus dengan cara menutupnya memakai
bahan-bahan yang dibasahi. Air yang digunakan dalam perawatan
(curing) harus memenuhi spesifikasi air untuk campuran beton,
perawatan dilakukan terutama pada pekerjaan lantai/ dak beton,
lebih khusus lagi pada bagian yang terkena sinar matahari
langsung.

10. Perlindungan (Protection)

Jika pada pembukaan cetakan terdapat beton yang tidak tercetak


menurut gambar atau diluar garis permukaan atau ternyata ada
permukaan yang rusak, hal ini dianggap tidak sesuai dengan
spesifikasi ini dan harus dibuang serta diganti oleh Kotraktor atas
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
12

bebannya sendiri kecuali bila Direksi memberikan ijin untuk menambal


tempat yang rusak.

4.2.6 Persyaratan Pelaksanaan Beton Tumbuk/ Rabat Beton

1. Pelaksanaan beton tumbuk seperti tercantum dalam gambar harus


memenuhi syarat campuran K100 dan K175.
2. Di bawah beton tumbuk ini harus diberi pasir urug yang dipadatkan,
dihamparkan di atas tanah yang telah dipadatkan sesuai dengan
persyaratan pemadatan.
3. Pola dan Lokasi sesuai dengan gambar pelaksanaan dan detail-detail
yang ada.
4. Sebelum pengecoran dimulai, tempat-tempat yang akan dicor harus
dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran dan material-material
yang dapat mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


13

Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

5.1.Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi dan tidak terbatas pada :
a. Dinding pasangan dinding ½ bata 1 : 5
b. Dan/atau seperti tercantum dalam gambar kerja

5.2. Persyaratan pelaksanaan


a. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih sehingga
jenuh. Pada saat diletakan tidak boleh ada genangan air diatas permukaan
batu bata tersebut. Pemasangan harus rapi sehingga terdapat sisi sisi (veog)
yang dikeruk sedalam 1 cm kemudian diplester, setelah pasangan mengering
kira 2-3 hari kemudian.
b. Adukan perekat/spesi
c. Adukan perekat pasangan batu bata kedap air adalah 1 Pc : 3 Psr untuk :
1. Pondasi pasangan batu bata
2. Dinding pasangan batu bata dan peil 0,00 sehingga ke permukaan sloof.
Dari peil setempat hingga setinggi 150 cm pada ruang-ruang daerah basah
dan semua dinding pasangan batu bata yang disyaratkan kedap air seperti
tercantum dalam gambar kerja.
3. Dinding pasangan batu bata yang langsung berhubungan dengan luar.
4. Septictank.
d. Dindang bata lainnya setebal 1/2 bata dengan adukan campuran 1Pc : 5Ps
dan diperkuat dengan kolom pengikat beton bertulang dan ring balk. dengan
ukuran sesuai gambar (PBI 71) dan petunjuk Pengawas.
e. Untuk semua pasangan batu bata, dipakai perekat/spesi campuran 1Pc : 5Ps
terkecuali yang disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam gambar kerja.
f. Adukan perekat/spesi harus diusahakan agar selalu segar atau belum
mengeras pada waktu pemakaian.
g. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan adukan
perekat/spesi harus sama 1 cm kemudian disiram air dan siap menerima
plesteran, semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik
dan penuh.
h. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan
pola ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan.
i. Pengukuran dengan tiang lot, harus diukur tepat untuk permukaan yang datar,
batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh
melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m vertikal dan horizontal. Jika melebihi,
Kontraktor harus membongkar/memperbaiki. Biaya untuk pekerjaan ini
ditanggung oleh Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
j. Kolom praktis dipasang pada : setiap pertemuan dinding pasangan batu bata
1/2 batu. Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian dalam bangunan
setiap luas 12 m2. Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian luar/tepi
luar bangunan setiap luas 8 m2. Dan/atau seperti tercantum dalam gambar
kerja. Dimensi, ukuran, penulangan beton kolom praktis sesuai dengan
gambar kerja.
k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,
ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja
harus dipasang angker Ø 10 mm tiap jarak 1,30 m. Bagian yang mencuat
keluar sejauh 20 cm dan bagian yang tertanam minimal sedalam 15 cm.
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
14

l. Pelaksanaan pasangan batu bata yang dipakai harus berkualitas baik masak
pembakarannya dan sama ukuran tebal, lebar dan panjangnya.

Pasal 6
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

6.1. Pekerjaan yang dimaksud meliputi :


a. Pasangan plesteran dinding 1 : 5
b. Pek. Pas. Plesteran Dinding Bata 1 : 5 + Acian
c. Pek. Pas.Plesteran Beton 1:3 + Acian
Dan/atau seperti ketentuan dalam gambar kerja.
Pekerjaan plesteran ini untuk semua permukaan pasangan batu bata serta permukaan
beton yang terlihat, dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan untuk difinis.

6.2. Persyaratan Pelaksanaan


a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume cara
pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 menit.
b. Plesteran adalah campuran 1Pc : 5Ps Untuk dinding bata biasa.
c. Adukan plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan
batu bata pada bagian dalam bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air
(trasraam) seperti tercantum dalam gambar kerja.
d. Plesteran kedap air (trasraam) adalah campuran 1Pc : 3Ps.
e. Adukan plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan
batu bata bagian luar/tepi luar bangunan, semua bagian dan keseluruhan
permukaan dinding pasangan batu bata seperti tercantum dalam gambar
kerja.
f. Plesteran beton 1:3 + acian adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
g. Plesteran halus adalah pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah adukan
plesteran sebagai lapisan dasar berumur 7 (tujuh) hari (sudah kering benar).
h Semua jenis adukan plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian
rupa sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan
pemasangan.
i. Permukaan semua plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut
khususnya plesteran halus harus rata tidak bergelombang penuh dan padat,
tidak berongga serta berlubang tidak mengandung kerikil ataupun benda-
benda lain yang membuat cacat.
j. Pengawas/Pelaksana harus memberikan perhatian penuh terhadap
pengendalian pengawasan dan ketelitian terhadap kesempurnaan pekerjaan
ini. Bidang-bidang plesteran yang tidak rata, tidak melekat pada tembok,
miring, retak atau cacat harus diulangi. Demikian juga dengan sudut
pertemuan, alur-alur atau tali air dan penyelesaian lain yang tidak siku atau
tidak lurus sebagaimana seharusnya menurut gambar harus diulangi/
diperbaiki hingga memuaskan Direksi dan seluruh biaya
pengulangan/perbaikan tetap menjadi beban Pemborong. Bidang-bidang
beton yang harus diselesaikan dengan plesteran harus dipahat kasar dahulu
sebelum disiram air semen dan diplester. Semua plesteran diratakan dengan
acian, diplamur dan digosok hingga halus sebelum diberi cat dasar. Pasir
yang dipakai untuk plesteran harus disaring/ diayak hingga cukup halus.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


15

Pasal 7
PEKERJAAN KERAMIK LANTAI DAN DINDING

7.1. Lingkup pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan lantai keramik untuk
seluruh lantai dan pemasangan lantai keramik pada dinding/ daerah basah atau
seperti yang tercantum dalam gambar kerja dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Seluruh lantai toilet (KM/WC) menggunakan keramik anti slip ukuran 20 x 20


cm KW 1, sedangkan untuk dinding toilet (KM/WC) dan meja dapur
menggunakan keramik warna KW 1 ukuran 20 x 20 cm atau disesuaikan
dengan rencana biaya.
b. Untuk dinding kamar ( KM/WC ) di pasang kramik corak/warna ukuran 20 x25
cm dan di sesuaikan dengan rencana anggaran biaya, motif dan dan warna di
tentukan kemudian bersama sama dengan direksi.

7.2. Persyaratan pelaksanaan

a. Pemakaian satu produk adalah mengikat, kecuali bila dinyatakan lain oleh
pengawas/perencana.
b. Pada saat pemasangan keramik harus dalam keadaan baik tidak retak, cacat
atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
c. Pada saat pemasangan, lantai kerja harus dalam keadaan baik, rata padat.
d. Jarak pemasangan ubin sama sehingga bentuk garis lurus yang saling tegak
lurus.
e. Pemotongan keramik harus dengan alat potong keramik.
f. Bidang permukaan lantai dan plint terpasang rata (waterpass) tidak ada
bagian yang bergelombang dan sesuai dengan peil finishing yang disyaratkan.
g. Ubin yang cacat dan retak harus segera disingkirkan dan tidak boleh
dipasang. Seluruh ubin yang dipakai harus dari kualitas baik. Pemasangan
ubin harus dilakukan oleh tukang ahli agar dapat dihasilkan pekerjaan yang
baik. Ubin keramik yang telah dipasang harus dijaga agar tidak diinjak-injak
sebelum siar-siar ditutup dengan semen. Sebelum penyerahan pertama,
semua lantai harus dibersihkan licin dan mengkilat, penggunaan keramik
warna disesuaikan dengan saran/petunjuk Direksi.

Pasal 8
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
16

PEKERJAAN KUSEN, PINTU/ JENDELA DAN KACA

8.1.Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi dan tidak terbatas pada pengadaan, pemasangan semua
bahan perlengkapan pintu dan jendela yang dipergunakan dalam pekerjaan ini
untuk :
A. Pekerjaan Kusen Alumunium
- Pekerjaan Perbaikan Kusen Pintu Dan kusen Jendela Kayu kamper (kering
Oven)
- Pekerjaan Kusen Pintu Alumunium
- Pekerjaan daun pintu Panel Kayu Kamper (kering Oven)
- Pekerjaan Daun Pintu Alumunium + Kaca
- Pekerjaan Daun Jendela + Kaca
- Pekerjaan perlengkapan lain seperti tersebut pada gambar kerja.

8.2.Persyaratan Bahan
a Bahan yang di gunakan untuk semua pekerjaan kusen ini menggunakan
alumunium Natural 4” kualitas baik tidak cacat seperti pecah-pecah, bengkok,
berlubang-lubang bekas irisan/ potongan atau karena cacat lainnya.

b Selama pelaksanaan, mutu dan kualitas Alumunium harus dijaga dengan


menyimpannya di tempat yang kering, terlindung, terutama untuk kusen
alumunium yang sudah disetel. Untuk itu, Kontraktor harus mengirimkan
contoh-contoh alumunium yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan
Direksi /Pengawas.

d. Seluruh pemakaian kaca dipakai kaca polos ukuran 5 mm.


Semua pasangan kaca harus tepat masuk ke dalam rangkanya dan diberi list
karet dan di selent bening rapi sepanjang list, sehingga kaca tidak bergerak/
bersuara bila menerima getaran.
Pada penyerahan pekerjaan pertama, semua kaca harus sudah dibersihkan
dengan bahan pembersih kaca yang telah disetujui Direksi.

8.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
Pada pekerjaan kusen tidak boleh digunakan bahan alumunium campuran
harus satu ukuran, satu warna dan satu produk.

b. Daun Pintu dan Daun Jendela


Daun pintu dan daun jendela memakai alumunium natural. Ukuran dan cara
pemasangan sesuai gambar detail yang tertera serta mengikuti standar yang
ditetapkan pabrik.

c. Rangka daun pintu dan daun jendela harus diperiksa kerataan bidangnya,
melenting tidaknya sebelum lembaran kaca dipasang. Kaca harus direkat
dengan lem pada list dan rangkanya.
d. Pemasangan daun pintu, daun jendela lengkap dengan accessories nya
seperti kunci lengkap dengan tarikannya, engsel, sloot, dan hak angina kait.

e. Pemasangan Engsel :
- Engsel atas, lebih kurang 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


17

- Engsel bawah, lebih kurang 28 cm (as) dari permukaan bawah pintu,


engsel tengah berada pada tengah – tengah antara engsel atas dan engsel
bawah jika ada.
- Sebelum dipasang semua bahan diatas harus berkualitas baik dan
mendapat persetujuan pengawas dan tertulis.

B. Pekerjaan Kusen Kayu


- Pekerjaan Daun 82 x 211 cm 2 Dn (Kayu Kamper Kering Oven)
- Daun 61 x 211 cm 2 Dn (Kayu Kamper Oven)
- Pekerjaan perlengkapan lain seperti tersebut pada gambar kerja.

Persyaratan Pelaksanaan
 Pekerjaan Kusen daun pintu
 Pada pekerjaan daun pintu menggunakan kayu kamper kering oven, dan
kayu yang digunakan merupakan kayu lurus danmempunyai dimensi
sesuai dengan gambar rencana.

 Daun Pintu
 Daun pintu Ukuran dan cara pemasangan sesuai gambar detail yang
tertera serta mengikuti standar yang ditetapkan olek pertukangan.

 Rangka daun pintu diperiksa kerataan bidangnya, melenting tidaknya


sebelum lembaran kaca dipasang. Kaca harus direkat dengan lem pada
list dan rangkanya.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


18

Pasal 9
PEKERJAAN ATAP

9.1.Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga ahli / terampil dan alat-
alat kerja dalam hubungannya dengan gambar dan spesifikasi. Termasuk dalam
pekerjaan ini adalah pekerjaan fabrikasi, menyetel atau memasang, menyambung
dan lain-lain. Pekerjaan yang diperlukan untuk membuat dan memasang rangka
atap, penutup atap dan listplank.
9.2.Konstruksi atap
Dilaksanakan untuk konstruksi atap. Persyaratan bahan maupun persyaratan
pelaksanaan seperti diuraikan dalam pasal Pekerjaan Baja Ringan. Ukuran dan
cara pemasangan pada pekerjaan kuda-kuda dinyatakan dalam gambar rencana
dan detail sesuai perhitungan yang di keluarkan pihak produsen.
2.1. Konstruksi Baja Ringan
- Struktur Rangka Baja Ringan terbuat dari profil baja mutu tinggi
yang telah diproses dengan lapisan galvanis tahan karat sesuai standar JIS
(Japanesi Industrial Standard), rangka baja ringan yang digunakan adalah C75
dengan tebal 0.75 mm
- Lapisan Galvanis merupakan lapisan anti karat, tahan
kelembaban, air garam maupun mortar (semen basah).
- Mutu baja yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
a. Baja Ringan : Kekuatan Leleh Maksimum 550 Mpa
Tegangan Maksimum 550 Mpa
Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
Modulus Geser 80.000 Mpa
b. Baut-baut : Minimum rating korosi setara kelas 2 berlapis zinc
Gaya Geser Baut 5.1 kN
Gaya Aksial 8.6 kN
Gaya Torsi 6.9 kN

9.3.1. Pekerjaan persiapan rangka atap baja Ringan


9.3.1.1. Kesempuranaan Pelaksanaan
Perencanaan, pembuatan dan pemasangan pekerjaan
konstruksi baja ini harus dilaksanakan dengan teknik teknik
pelaksanaan yang paling baik. Sedapat mungkin semua
pekerjaan konstruksi baja ini dibuat di bengkel konstruksi yang
mempunyai peralatan lengkap sebelum pekerjaan ini
dilaksanakan. Direksi /pengawas lapangan harus memeriksa
dan menyetujui bengkel tersebut.

9.3.2.1. Tempat penyimpanan bahan


Semua bahan baja untuk pekerjaan ini harus disimpan ditempat
yang beratap dan diletakan pada perletakan–perletakan atau
tumpuan-tumpuan yang benar, jauh dari tempat-tempat yang
berminyak ataupun bahan-bahan yang dapat mempercepat
terjadinya karatan.

9.3.3.1. Kelurusan Profil-Profil


Profil-profil yang dapat dipakai adalah profil-profil yang lurus
dan tidak terpuntir.
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
19

9.3.4.1. Pembuatan Lubang-Lubang Untuk Baut


Lubang-lubang untuk baut dapat dibuat di bengkel konstruksi
dengan alat punching atau mesin bor. Bila dilubangi dengan
alat punching, besarnya lubang lebih dari diameter baut
kemudian diperbesar lagi dengan mesin bor atu mesin bubut.
Besarnya diameter lubang tidak boleh lebih besar daripada 1,6
mm dibandingkan dengan besarnya diameter baut.

9.3.5.1. Penyetelan Pendahuluan di Pabrik


Untuk mengetest kesempurnaan penyambungan-
penyambungan dengan baut, maka di pabrik dilakukan
penyambungan pendahuluan. Baut harus dapat dimasukan
kedalam lubang-lubang tanpa menyebabkan kerusakan pada
alur baut tersebut.
Pemborong harus memeriksa kesempurnaan dari penyetelan
pendahuluan ini sebelum sambungan-sambungan ini dikirim ke
lapangan.

9.3.2.Pekerjaan Penyambungan dan Pemasangan Baja

9.3.2.1. Pemasangn Baut-Baut


a. Baut-baut harus dikencangkan sedemikian rupa agar pada
baut tersebut bekerja gaya-gaya tarik minimal sebagai
berikut :

Ukuran Baut (kg) Gaya Tarik Minimal

Dengan alur = dia. 4.80 mm 8.600


Tanpa alur = dia. 3.80 mm 8.600

b. Baut-baut harus dikencangkan menurut urutan yang


disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan dan
dilaksanakan dengan alat torsimeter yang telah ditera
(kalibrasi) oleh instansi yang berwenang.
c. Paling tidak 10 % dari seluruh baut harus ditest dengan alat
torsimeter tersebut dengan diawasi oleh Direksi/Pengawas
Lapangan.

9.3.3.Pemberian tanda, Pengangkutan dan Penyimpanan

9.3.3.1 Setelah disetel di bengkel konstruksi, setiap komponen dari


sambungan diberi nomor secara sistematis agar di lapangan
nanti, bagian-bagian tersebut dapat disambung kembali
dengan mudah.

9.3.3.2 Setiap komponen juga harus dihitung beratnya, agar dapat


diatur alat pengangkutnya seperti truk dan trailer sesuai
dengan kapasitas yang diperlukan.
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
20

9.3.3.3 Dilapangan komponen baja harus diletakkan sedemikian rupa


agar tidak terjadi lendutan atau hal-hal yang dapat
memperlemah konstruksi tersebut.

9.3.4 Pekerjaan Pemasangan Kap Baja Ringan

9.3.4.1 Pemborong harus menyediakan crane, perancah dan alat


bantu lainnya untuk penyetelan ereksi baja di lapangan.
9.3.4.2 Sambungan baru boleh dimatikan setelah dilakukan
pemeriksaan secara keseluruhan terhadap ketepatan ukuran,
garis-garis vertical dan horisontal dari struktur baja tersebut.
9.3.4.3 Dan selama sambungan belum dimatikan, Pemborong wajib
menyediakan ikatan-ikatan ini baru dilepas setelah pengelasan
dari sambungan selesai dikerjakan.

9.3.5.Toleransi Pemasangan Baja

9.3.5.1 Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih


dari 2 mm dari asnya
9.3.5.2 Sumbu-sumbu dari kap baja tidak boleh lebih dari 0.5 % dari
as horisontal.

2.2. Penutup Atap

Penutup atap yang dipakai Adalah :


1. Penutup Atap Genteng Metal Roof pada penutup atap rangka baja ringan.
2. Penutup Atap Arcilic pada kanopy yang menggunakan rangka Hollow yang
berfungsi sebagai Penerangan
3. Penutup Atap pada Knopy depan menggunakan Zinkalum dengan Rangka
Pipa
Penutup Atap yang cacat, dekok/melengkung, retak atau tidak sesuai bentuk
harus segera dipisahkan dan disingkirkan. Direksi berhak menolak pasangan atap
yang tidak rapi/ memuaskan. Pemasangan penutup atap harus saling menutup
dan pemasangan harus dilakukan rapi. Bubungan yang di gunakan adalah nok
genteng metal, Bubungan harus dipasang dengan rapih dan benar mengikuti
ketentuan dari pabrik atap tersebut. Pemasangan, jarak antara penutup atap dan
lain-lain harus sesuai dengan spesifikasi teknis dari Pabrik yang bersangkutan.
Sebelum pelaksanaan Kontraktor harus menyerahkan contoh genteng dan nok
untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas.

Syarat bahan dan pelaksanaan :

Kontraktor wajib mengacu kepada gambar kerja dan aturan-aturan pemasangan


yang tedapat dalam brosur yang dikeluarkan oleh pabrik. Kontraktor wajib
menyediakan bahan-bahan yang sama dengan yang dipasang untuk persediaan.
Adapun jumlahnya sebanyak 2% (dua persen) dari jumlah yang terpasang dan
diserahkan kepada Pemberi Tugas atau Pengelola Proyek yang bersangkutan.
Proyek yang bersangkutan.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


21

Pasal 10
PEKERJAAN PLAFOND/ LANGIT-LANGIT

10.1 Seluruh pekerjaan plafond/ langit-langit menggunakan GRC 1.20 x 2.40 cm,
(bagian luar/teras) dan bagian dalam menggunakan penutup gypsum 9 mm
dengan dengan semua rangka plafond hollow dengan kualitas baik sesuai dalam
gambar rencana dan detail.

10.2 Sebelum pemasangan terlebih dahulu harus diteliti pemasangan rangka lagit-langit
sudah terpasang dengan benar atau belum dan sesuai/ tidak dengan ukuran yang
ditetapkan. Penyelesaian harus memberikan tampak yang rapi, rata dan dengan
list profil Gypsum yang lurus dan sama besar pada tepi ruang/ dinding.
Penyelesaian pasangan langit-langit menggunakan list profil Gypsum pada bagian
tepi. Bahan langit-langit yang rusak/cacat tidak boleh dipasang.

10.3 Sebelum pelaksanaan Kontraktor agar menyerahkan contoh bahan plafond/ langit
- langit dan bahan list profil gypsum dengan ukuran T 8-10 dan atas persetujuan
Direksi Pengawas.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


22

Pasal 11
PENGECATAN

11.1 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini mencakup pengadaan semua peralatan, tenaga kerja dan
bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan selengkapnya,
pengecatan yang harus di laksanakan :
- Pengecatan dinding lama
- Pengecatan Dinding baru
- Pengecatan Plafond
- Cat Kayu
- Lapisan Kedap Air Berikut Perekat
- sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

11.2 UMUM

11.2.1 Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan
masih jelas menunjukan nama/merek dagang, nomor formula atau
spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik,
petunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat yang kesemuanya harus
masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai
dengan spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.

11.2.2 Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu
pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.

11.2.3 Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat
yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil
produksi ICI/Danapaint, atau yang setara.

11.3 PENGECATAN TEMBOK DAN LANGIT – LANGIT

11.3.1 Pengecatan dilaksanakan pada semua dinding, plafond/ langit - langit


yang tampak, permukaan beton yang tidak dilindungi bahan lain.
11.3.2 Cat yang digunakan adalah sekualitas Sanlex atau setara, untuk dinding
luar dipakai jenis cat weather shield dan untuk dinding bagian dalam dan
langit-langit dipakai cat jenis Vinyl Acrylic Emultion. Semua contoh cat
terlebih dahulu diperlihatkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan
baik merk maupun warnanya.

11.3.3 Semua dinding, langit-langit yang akan dicat harus diplamir atau didempul
dari jenis yang sama dari cat tembok, dihaluskan dengan ampelas hingga
licin dan rata. Pekerjaan cat dapat dilaksanakan setelah mendapat ijin
dari Direksi/ konsultan Pengawas.

11.3.4 Khusus pendempulan/ kompound langit-langit harus dijaga terhadap


sambungan sehingga tiap sambungan tidak nampak terlihat ada
sambungannya sehingga tetap lurus dan rata.

11.3.5 Pengecatan dilakukan minimal 3 kali dengan kuas atau roller hingga rata.
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
23

11.3.6 Semua pekerjaan cat yang tidak rata, belang, pecah – pecah serta masih
tipis harus diulang/ di perbaiki atas biaya penyedia jasa

Pasal 12
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN STENLIST

12.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan dan pemasangan semua alat penggantung
dan bahan stenlist, sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.

I. Alat Penggantung

a. Kunci Tanam Tanpa Pegangan


Kunci untuk semua pintu kayu pada bagian dalam dan luar dipasang Kunci
tanam tanpa pegangan,dan di lengkapi dengan tarikan pintu terpisah luar
dan dalam.pemasangan kunci tanam,engsel ,Sloot dan accesoris lainya.
Semua kunci harus terdiri dari 3 ( tiga ) buah anak kunci.

b. Kunci Tanam Biasa


Untuk semua pintu kayu satu daun dipasang kunci tanam biasa dengan
menggunakan Kunci tanam Slaag Ancor.

c. Selot/Pasak
Semua pintu KM/WC harus dilengkapi dengan selot dengan tombol di
kedua sisi dan tombol penekan di sisi dalam yang dapat mengunci tombol
luar, dan membebaskan tombol penekan tersebut dengan memutar tombol
dalam.
Tipe selot dipakai slot kelas sedang yang perlu diperhatikan slot tersebut
kokoh dan baik penampilannya.dan untuk setiap daun jendela di pasang
slot kualitas baik.

d. Espagnyolet
Semua pintu ganda harus dilengkapi dengan gerandel tanam (Espagnyolet)
termasuk dalam pemasangan pada kusen kayu dan kusen alumunium

e. Pekerjaan Handrill pada Sekeliling WC R, Perawatan & IGD Stainless 1"


Pekerjaan ini adalah peasangan Handrill pada Sekeliling WC R, Perawatan
& IGD sebagai pegangan dengan menggunakan pipa GI  1”, semua pipa
yang di gunakan tidak boleh berkarat dan berlapis stainless. Penyambungan
pipa menggunakan las kualitas baik. Semua dudukan handreel di bautkan
ke dinding tembok dengan kuat.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


24

12.2 PELAKSANAAN PEKERJAAN

12.2.1 Umum
a. Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai dengan
persyaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat. Semua
peralatan tersebut harus terpasang dengan kokoh dan rapih pada
tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta kesempurnaan fungsinya.
b. Setiap daun jendela dipasangkan ke kusen dengan menggunakan dua buah
engsel dan setiap daun jendela harus dilengkapi dengan Sloot dan hak
angin kait.
c. Semua pintu dipasangkan ke kusen dengan menggunakan tiga buah
engsel. Kecuali kamar mandi.
12.2.2 Pemasangan kunci Pintu
a. Kunci pintu dipasang pada ketinggian 100 cm dari lantai.

b.Pemasangan engsel atas berjarak maksimal 28 cm dari tepi atas daun pintu
dan engsel bawah berjarak maksimal 33 cm dari tepi bawah daun pintu,
sedang engsel tengah dipasang diantara kedua engsel tersebut.
12.2.3 Pemasangan Jendela
Daun jendela dipasang ke kusen dengan menggunakan engsel, dengan
cara pemasangan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Penempatan engsel harus sesuai dengan arah bukaan jendela yang
diinginkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


25

Pasal 13
PEKERJAAN SANITAIR DAN KELENGKAPANNYA

13.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Sanitair dan kelengkapannya meliputi :


a. Pas. Pipa PVC 1" Galvanis sebagai Suplay Air Bersih
b. Pas. Pipa PVC 3/4" Suplay Air Bersih
c. Pek. Pemasangan Pipa Pembuang Air Hujan PVC dia 3"
d. Pas. Pipa PVC 2" Pembuangan Kotoran Cair
e. Pas. Wastapel sekualitas Ina
f. Pas. Pompa air Sek. Grandfos
g. Pas. Pas. Rumah Pompa dari Besi & Pengecatan
Pemasangan/ Penempatan harus sesuai dengan gambar.

13.2. Peralatan Sanitair yang dipakai adalah :

1. PEKERJAAN PIPA PVC

a. Pekerjaan PVC meliputi :


Pekerjaan Pemasangan pipa untuk distribusi air bersih, air kotor dan pipa
untuk air hujan. Pemasangan/ Penempatan harus sesuai dengan gambar.

b. Peralatan Sanitair yang dipakai adalah :

1. Pipa pipa PVC Ø 1”, Ø ¾”, Ø 2”, Ø 3” dan Ø 4”


2. Perlengkapan atau aksesories pipa

c. Persyaratan Pelaksanaan :

c.1. Pipa untuk Pembuangan air kotor dan air limbah/ air kotor.
i. Pipa air kotor dan air limbah/buangan menggunakan jenis PVC AW
kemiringan pemasangan ± 2 %.
ii. Untuk penampungan air atau setiap pertemuan pipa atau perubahan
dimensi dilengapi dengan bak kontrol.

c.2. Pipa untuk Saluran pembuangan air hujan


Pipa PVC Ø 3” di pasang vertikal menyalurakan air hujan dari dak
beton ke bawah ditampung masuk ke dalam bak kontrol kemudian
disalurkan kebawah, hal ini disesuaikan dengan gambar rencana

c.3. Pipan untuk Distribusi Air Bersih


Pipa PVC Ø 1” di pasang sebagai pipa distribusi dari sumber air
( menara air (water torn) disalurkan ke pipa 3/4” yang tertanam pada
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
26

dinding tembok, hal ini disesuaikan dengan gambar rencana dan setiap
sambungan dilengkapi acesories dan direkatkan menggunakan lem
paralon atau siltipe disesuaikan sesuai keperluan.

2. Kloset jongkok poselen kualitas baik setara sek. INA.


3. Wastapel yang digunakan kualitas baik setara ex INA.
4. Floor Drain Stenlist
5. Kran air biasa, kran angsa dan kran bebek Ø 1/2” kualitas baik.
6. Kitchenzink stenlist.

13.3. Persyaratan Pelaksanaan :


a. Sebelum dipasang, alat-alat saniter tersebut harus diperiksa dan disetujui
Direksi terlebih dahulu.

b. Instalasi Air Bersih.


Pemasangan instalasi air bersih harus dilaksanakan oleh ahli yang ditunjuk
Kontraktor. Pemasangan pipa kecuali ditentukan lain dalam gambar tidak boleh
terlihat dari luar (tertanam). menggunakan jenis pipa PVC AW.

c. Pembuangan air kotor dan air limbah.


a. Pipa air kotor dan air limbah/buangan menggunakan jenis PVC AW
kemiringan pemasangan ± 2 %.
b. Untuk penampungan air kotor dari kloset di salurkan langsung ke
septictank, sedangkan untuk air buangan dari floor drain disalurkan ke
resapan.
c. Saluran pembuangan air hujan dari dak beton menggunakan pipa PVC Ø
3” di pasang arah vertical.

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat


27

Pasal 14
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

14.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi:

- Pengadaan tenaga kerja, peralatan dan bahan serta,


- Pemasangan instalasi berikut penyerahan sistem elektrikal dalam
keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

14.2 PERSYARATAN UMUM

a. Pemasangan Instalasi Listrik harus dilakukan oleh Instalatur yang ahli dan
mendapat pengesahan dari PLN daerah setempat secara tertulis dan disetujui
Direksi. Meskipun demikian pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas
penyempurnaan pekerjaan.
b. Semua alat-alat dilengkapi instalasi memakai merk setara broco buatan atau yang
sekualitas.

c. Semua titik lampu dikerjakan sampai dengan armature berikut lampu-lampu


sesuai dengan besarnya watt tertera pada gambar rencana/ petunjuk Direksi.

d. Semua saluran tarikan kabel ke bawah memakai pipa ditanam kedalam tembok
sedangkan jika terpaksa kelihatan harus dicat sesuai dengan warna bidang pipa
itu berada.

e. Semua bongkaran/ pengulangan akibat ditolaknya pekerjaan oleh PLN atau


Direksi sepenuhnya tanggung jawab Pemborong.

f. Pada saat penyerahan pertama pemborong wajib memperlihatkan bahwa instalasi


yang telah dipasang dalam keadaan memuaskan.
14.3 KABEL DAN LAMPU

a. Ukuran kabel daya, penerangan dan harus kontrol yang dipasang dalam
konduit dalam pengoperasiannya dengan tegangan  600 V harus
digunakan kabel NYY atau NYM sekualitas SNI. Penampang kabel minimal
2,5 mm2, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.

b. Kecuali ditentukan lain, standar warna kabel yang digunakan adalah


sebagai berikut:
- Netral : Biru
- Ground : Hijau-Kuning
- Fasa : Merah, Hitam, Kuning

c. Alat penyambung dan/atau terminasi kabel harus dari merek yang dikenal
seperti 3M atau Raychem dan dari jenis yang sesuai dengan tipe kabel
yang akan disambung atau diterminasi.

d. Lampu
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
28

Lampu yang di gunakan adalah jenis TKI 2 x 18 Watt, lampu SL 18 watt,


dan lampu baret kotak 20 watt

e. Stop kontak
Stop kontak yang digunakan adalah sekualitas Broco/setara dan terpasang
sesuai gambar rencana.

f. Saklar
Saklar yang digunakan adalah sekualitas Broco/setara pekerjaan saklar ini
meliputi pekerjaan saklar ganda.

Pasal 15
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat
29

PENUTUP

15.1 Dalam melaksanakan pekerjaan Penyedia Jasa harus mengikuti gambar rencana
umum, detail-detail, RAB, Spesifikasi teknis dan bahan beserta risalahnya
sebagaimana tercantum dalam Kontrak Perjanjian Pelaksanaan.

15.2 Penyedia Jasa disamping menyelesaikan pekerjaan secara teknis, juga harus
dibarengi dengan penyelesaian administrasi yang menyangkut kelancaran
kegiatan.

15.3 Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perbedaan antara gambar, RAB,
dan Spesifikasi teknis dan bahan, Penyedia Jasa sebelum melaksanakan
pekerjaan tersebut harus konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi/ Konsultan
Pengawas, untuk mendapatkan petunjuk dan persetujuan.

15.4 Jika Direksi/ Konsultan Pengawas minta melaksanakan pekerjaan yang tidak
termasuk dalam kontrak, maka Penyedia Jasa disarankan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut, yang kemudian akan di buat pekerjaan tambah kurang atau
mengalihkan pekerjaan yang ada dalam kontrak dengan nilai dan waktu
pelaksanaan tetap.

15.5 Selain persyaratan teknis yang tercantum di atas Penyedia Jasa diwajibkan pula
mengadakan pengurusan, administrasi antara lain : Pembuatan laporan harus
sudah diserahkan kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan sebelum Serah Terima
Pekerjaan Pertama, serta laporan - laporan kemajuan pekerjaan.

15.6 Sebelum penyerahan Pertama Penyedia Jasa wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus
bersih dan dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak
berguna harus disingkirkan dari lokasi kegiatan.

15.7 Meskipun telah ada Direksi/ Konsultan Pengawas dan unsur-unsur teknis lainnya,
semua penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungjawab
pelaksana, untuk itu pelaksana harus mnyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

15.8 Hal-hal lain yang belum tercantum dalam Spesifikasi teknis dan bahan ini akan
dimuat pada Risalah Aanwidzing.

15.9 Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Spesifikasi teknis dan bahan ini
akan ditentukan kemudian dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing).dan akan dibuat
dalam berita acara rapat penjelasan pekerjaan Penjelasan (Aanwijzing).

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

Anda mungkin juga menyukai