Anda di halaman 1dari 26

Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.

A 2018

SPESIFIKASI TEKNIS DAN RKS

BAB I UMUM

Pasal 1. Ruang Lingkup Pekerjaan

1.1. Pekerjaan Perencanaan Teknis Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro


1.2. Lokasi : Kabupaten Purworejo
1.3. Lingkup pekerjaan adalah untuk melaksanakan pekerjaan selengkapnya, sebagaimana
diidentifikasikan pada Gambar Rencana dan diuraikan dalam Rencana Anggaran Biaya,
yang sepenuhnya sesuai dengan persyaratan dari spesifikasi ini.
1.4. Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku dan mengikat pula:
a. Gambar Rencana yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan telah disahkan oleh
Pengguna Jasa.
b. Standar Dokumen Pengadaan (SDP)
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
d. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya
e. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.

Pasal 2. Pekerjaan Persiapan dan Bongkaran

a. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan,kontraktor mengamati alur drainase yang


akan dikerjakan
b. Kontraktor selanjutnya membersihkan sampah-sampah dan juga kotoran-kotoran yang
ada pada alur saluran tersebut.
c. Kontraktor memberikan sosialisasi terhadap warga mengenai dampak yang akan
ditimbulkan selama proses pekerjaan.

Pasal 3. Direksi Kit dan Fasilitas Lapangan

a. Bilamana diinstruksikan oleh Direksi, Kontraktor harus menyediakan dan memelihara


akomodasi kantor yang digunakan oleh Direksi selama jangka waktu Kontrak tersebut
dengan fasilitas mebel, peralatan, instalasi berikut pelayanan. Semuanya seperti
ditentukan oleh kebijakan Direksi.
b. Direksi Kit, Brak Kerja dan akomodasi staf pengawas, dan sebagainya, harus
ditempatkan sesuai dengan rencana lokasi dan tempat kerja yang disetujui Direksi.
c. Direksi Kit dan akomodasi harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga bebas dari
pencemaran operasi konstruksi.
d. Dengan persetujuan dari Direksi, bangunan tersebut boleh disewa atau dibangun di
tempat atau dengan konstruksi prefabrikasi.

1
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

e. Bahan-bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam bangunan tersebut


boleh baru atau sudah dipakai tetapi masih dapat dipergunakan untuk maksud yang
diperlukan, dan tidak boleh melanggar kode - kode atau peraturan yang berlaku.
f. Lokasi untuk Direksi Kit dan sejenisnya harus bebas dari genangan air, bila perlu
ditimbun dan diratakan untuk dibuat struktur bangunan, dan harus dilengkapi dengan
jalan masuk dan tempat air yang cepat kering, bila perlu dengan timbunan kerikil.

Pasal 4. Papan Nama Proyek

Kontraktor harus membuat dan memasang Papan Nama Proyek dengan ukuran 1.20x0.75m
dengan konstruksi tiang dari kayu ukuran 8/12 cm dan papan tebal 2 cm atau multiplek 12
mm, yang isinya sesuai dengan petunjuk Direksi di lapangan.

Pasal 5. Kepentingan Umum dan Pelayanan Lainnya

a. Semua kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan termasuk Pekerjaan Sementara


harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan gangguan yang
berarti bagi kepentingan umum, jalan masuk yang menuju ke jalan batas daerah
pekerjaan dan tanah yang berdampingan.
b. Kontraktor harus memiliki jalan serta membagi beban atau muatan sedemikian rupa
sehingga lalu-lintas luar biasa yang timbul sebagai akibat dari lalu-lintas alat-alal serta
bahan-bahan dari atau ke lapangan dapat dibatasi sejauh mungkin sehingga
kerusakan-kerusakan atau kerugian-kerugian yang disebabkan olehnya terhadap jalan
- jalan dan jembatan - jembatan menjadi sekecil mungkin.
c. Kontraktor harus menyediakan tanda-tanda yang cukup jelas untuk keperluan lalu-lintas
yang melewati jalan menuju/dari atau yang berdampingan dengan daerah pekerjaan,
untuk menjamin keselamatan lalu - lintas.
d. Kontraktor harus membebaskan Pengguna Jasa/Direksi/Pengawas dalam memberikan
ganti rugi sehubungan dengan biaya, beban dan segala pengeluaran yang timbul
sehubungan dengan Ayat (a) pasal ini dan hal lain yang masih dalam tanggung jawab
Kontraktor.

Pasal 6. Pemberitahuan untuk Memulai Pekerjaan

a. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada
Direksi dalam waktu yang cukup sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, agar
Direksi mempunyai waktu apabila dipertimbangkan perlu mengadakan penelitian dan
pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.
b. Apabila Direksi memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal material yang
didatangkan atau spesifikasi teknik suatu material untuk suatu tahap pekerjaan yang
akan dimulai pelaksanaannya, Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan
tertulis selengkapnya dilengkapi Sertifikat dari pabrik ataupun hasil uji laboratorium
mengenai material tersebut. Dalam keadaan apapun, tidak dibenarkan untuk memulai
2
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Direksi dan ijin pasang sudah disetujui Pengawas.

Pasal 7. Rencana Kerja

a. Kontraktor harus menyiapkan suatu rencana pelaksanaan pekerjaan dan harus


disampaikan kepada Direksi dalam waktu yang cukup untuk dapat dilakukan
pemeriksaan dan persetujuan Direksi.
b. Rencana kerja tersebut harus mencakup :
 Tanggal untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian pekerjaan.
 Tanggal untuk pengadaan, dan atau pengangkutan lain bagian-bagian pekerjaan ke
lapangan.
 Tanggal dimulai dan berakhirnya pelaksanaan pekerjaan secara lengkap, disajikan
dalam bentuk time schedule.

Pasal 8. Penjelasan Gambar-Gambar

a. Untuk dapat memahami serta menghayati secara sempurna seluruh pekerjaan ini,
Kontraktor diwajibkan untuk mempelajari secara teliti, baik gambar maupun syarat-
syarat pada Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ini untuk meyakinkan diri bahwa benar-
benar tidak terdapat lagi ketidakjelasan perbedaan ukuran-ukuran, perbedaan antar
gambar-gambar serta kejanggalan atau kekeliruan lainnya.
b. Apabila terdapat ketidakcocokan, perbedaan atau kejanggalan antar gambar-gambar
yang satu dengan lainnya, maupun antar gambar-gambar dengan Dokumen Pengadaan
(Pelelangan), maka Kontraktor diwajibkan melaporkan hal-hal tersebut secepatnya
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan penjelasan dan penyelesaiannya.
c. Mengingat setiap kesalahan maupun kelalaian dan ketidaktelitian dalam melaksanakan
satu bagian pekerjaan akan mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka ketelitian
pelaksanaan mutlak serta mendapat perhatian pertama. Kelalaian terhadap ketentuan
ini dapat mengakibatkan dibongkarnya suatu hasil pekerjaan oleh Konsultan Pengawas,
yang mengakibatkan suatu kerugian bagi Kontraktor.
d. Yang dimaksud dengan pekerjaan dalam uraian ini adalah segala hal yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan dan mengikuti gambar-gambar perencanaan serta penjelasan
dalam Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ini termasuk didalamnya pengadan bahan-
bahan, pengerahan tenaga kerja, peralatan yang diperlukan serta sarana lainnya,
sehingga maksud dan tujuan terwujud sesuai dengan rencana.

Pasal 9. Gambar Rencana dan Gambar Kerja

a. Gambar Rencana untuk proyek ini akan diberikan kepada Kontraktor dan merupakan
bagian tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar- gambar tersebut adalah gambar-
gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan - perubahan dan merupakan
patokan pelaksanaan pekerjaan.
3
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

b. Kontraktor wajib untuk rnelaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Rencana dan
spesifikasi yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
c. Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antara gambar rencana dan isi
spesifikasi teknis ini. Apabila ternyata terdapat kekurangan dan hal lain yang
meragukan, Kontraktor diharuskan mengajukan kepada Direksi secara tertulis, dan
Direksi akan mengoreksi dan menjelaskan gambar-gambar tersebut untuk kelengkapan
yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis.
d. Penyimpangan keadaan lapangan terhadap Gambar Rencana akan ditentukan
selanjutnya oleh Direksi, dan akan disampaikan kepada Kontraktor secara tertulis.
e. Paling lambat 2 minggu sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyerahkan -
Gambar Kerja (3 copy) kepada Direksi, dan bila diminta oleh Direksi juga perhitungan
yang berhubungan dengan gambar-gambar tersebut.
f. Gambar Kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar-
gambar tersebut harus ada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan sudah menjalani revisi
terakhir.
g. Kontraktor juga harus menyediakan gambar-gambar yang menunjukkan perbedaan
antara Gambar Rencana dan Gambar Kerja, semua biaya untuk menyiapkan dan
mencetak akan ditanggung oleh Kontraktor.
h. Ukuran-ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambarnya
sendiri adalah skala. Jika ada ketidaksamaan antara ukuran dan gambarnya, maka
segera diminta pertimbangan dari para ahli untuk menetapkan mana yang benar.

Pasal 10. Peralatan

a. Kontraktor diharuskan mengajukan daftar peralatan secara terinci, yang akan


digunakan untuk melaksanakan pekerjaan. Daftar tersebut harus disetujui oleh Direksi
dalam hal pembuatannya, nomor pengenal, kondisi dan rencana waktu di tempat
pekerjaan.
b. Kontraktor dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat
tersebut, sebagian atau seluruhnya tanpa persetujuan Direksi. Kontraktor diharuskan
untuk mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan tiap tahap dari
pekerjaan sebelum tahap dari pekerjaan tersebut dimulai. Penyediaannya di tempat
pekerjaan, dan persiapannya harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan
persetujuan dari Direksi. Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan alat-
alat tersebut yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki
atau diganti sedemikian rupa, sehingga Direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.

4
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

Pasal 11. Foto Proyek

a. Foto proyek yang memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu pekerjaan,


peralatan atau hal-hal yang menarik perhatian lainnya sehubungan dengan pekerjaan
dan lingkungannya harus dibuat oleh Kontraktor sedikitnya 3 (tiga) tahap atau sesuai
tahapan angsuran pembayaran pekerjaan yang ditentukan dalam kontrak.
b. Foto proyek tiap tahap tersebut diatas dibuat 3 (tiga) set dilampirkan pada saat
pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran.
c. Pengambilan titik pandang harus tetap/ sama dari setiap pemotretan sesuai dengan
petunjuk pengawas/Direksi pekerjaan.
d. Foto setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan
penempatan dalam album disyahkan oleh PPK dan teknis penempelan/ penempatan
dalam album ditentukan oleh Pengawas.
e. Pemotretan keadaan akibat force majeure diambil sedikitnya 3 (tiga) kali.

Pasal 12. Rapat-Rapat

a. Apabila dipandang perlu Pengguna Jasa dapat mengadakan rapat - rapat yang
mengundang Direksi dan Kontraktor maupun pihak-pihak tertentu yang bersangkutan
dengan pembahasan dan permasalahan dalam rapat tersebut.
b. Disamping itu Direksi dan/atau Kontraktor dapat mengusulkan untuk diadakan rapat
membahas permasalahan yang ada.
c. Semua hasil risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat.

Pasal 13. Prestasi / Kemajuan Pekerjaan

a. Prestasi pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentase pekerjaan yang telah


diselesaikan. Prosentase pekerjaan ini dihitung dari nilai/harga pekerjaan telah
diselesaikan, dibanding nilai harga total kontrak.
b. Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi / kemajuan pekerjaan tersebut
dengan harga satuan sesuai dengan volume pekerjaan yaitu harga satuan yang telah
mencakup harga beban tenaga kerja dan angkutan serta pekerjaan-pekerjaan lainnya
yang perlu dilakukan agar tercapai hasil pekerjaan sebaik-baiknya.
c. Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, yang harga satuannya telah diuraikan oleh
Kontraktor, maka prestasi pekerjaan dan pembayarannya dapat dihitung dan diterima
walaupun seluruh prosentase pekerjaan tertentu belum selesai.

Pasal 14. Penyelesaian Pekerjaan

a. Pekerjaan harus mencakup semua elemen yang walaupun tidak diuraikan secara
khusus dalam spesifikasi dan gambar-gambar, tetap diperlukan agar hasil pekerjaan
dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak.

5
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

b. Kontraktor harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan atau secara keseluruhan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang bersangkutan.
c. Dalam hal sesuatu dari pekerjaan selama pengujian tidak memenuhi syarat, Kontraktor
dengan biaya sendiri harus mengadakan perbaikan-perbaikan, sampai dengan
pengujian ulang berhasil secara memuaskan.

Pasal 15. Penyerahan Pekerjaan

Kontraktor harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam kontrak.
Gambar -gambar dan Syarat -syarat pada Dokumen Pengadaan (Pelelangan) ataupun
perubahan yang terdapat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), sehingga
pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh Konsultan Pengawas dan Pengguna jasa.
Pada saat pekerjaan akan di serah-terimakan untuk pertama kalinya (Provisional Hand Over
- PHO) , Kontraktor harus menyerahkan :

- Gambar –Purna Laksana (As Built Drawings) yang telah di setujui .


- Foto- foto pelaksanaan pekerjaan.

Bersama-sama dengan Konsultan Pengawas, Kontraktor harus meneliti, mencatat dan


menyetujui, bagian-bagian pekerjaan yang belum sempurna, untuk dibuatkan daftar (Check
List) pekerjaan-pekerjaan yang akan diperbaiki dalam masa pemeliharaan.

Pasal 16. Laporan-Laporan

a. Selama periode pekerjaan di lapangan, Kontraktor harus membuat laporan harian dan
mingguan kemajuan kerja. Laporan harian dan mingguan kemajuan kerja ini harus
memuat sekurang-kurangnya informasi di bawah ini dengan kejadian yang dijumpai
selama periode pembuatan laporan kerja yang bersangkutan :
 Item pekerjaan yang dikerjakan lengkap dengan volume dan lokasi pekerjaan
 Jumlah personel yang bertugas.
 Jenis dan jumlah peralatan yang dipakai.
 Material dan barang-barang yang disuplai.
 Kondisi cuaca.
 Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir
rninggu.

Pasal 17. Standard Rujukan

a. Bila bahan-bahan atau cara pengerjaan pekerjaan diisyaratkan oleh Spesifikasi ini
guna memenuhi atau melalui kode - kode atau standar yang disebutkan secara
khusus, maka adalah tanggung jawab Kontraktor untuk menyediakan bahan-bahan
dan cara pengerjaan tersebut.

6
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

b. Kode standar yang ditentukan menetapkan persyaratan mutu untuk berbagai jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan metode pengujian, untuk menentukan
agar mutu yang dipersyaratkan tercapai.

c. Standar yang dapat digunakan yang terdaftar dalam Spesifikasi ini termasuk, tetapi tidak
perlu terbatas pada standar berikut :
 Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pemborongan di Indonesia atau AV 1941.
 Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
 Keputusan Menteri PU nomor 468/KPTS/1998 tanggal 1 Desember 1998 tentang
Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan,
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SKSNI T-15.1919.03
 Tatacara Pengadukan dan Pengecoran Beron SNI 03-3976-1995
 Spesifikasi Saluran Air Hujan Pracetak Berlubang Untuk Lingkungan Pemukiman,
SNI 03-6966-2003
 Peraturan Muatan Indonesia NI.8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI-
1.2.53.1987)
 Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 1972
 Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI) 1983
 Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat, yang berkaitan dengan permasalahan bangunan.

Pasal 18. Jaminan Kualitas & K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

a. Dalam pengadaan semua jenis barang yang digunakan dalam Pekerjaan, maka adalah
tanggung jawab Kontraktor untuk membuktikan persyaratan terinci dari kode dan standar
yang disebutkan secara khusus serta untuk membuktikan bahwa jenis barang yang
diadakan untuk penggunaan dalam pekerjaan memenuhi atau melampaui persyaratan
yang ditetapkan.
b. Direksi mempunyai hak untuk menolak jenis barang yang dimasukkan ke dalam
pekerjaan, yang gagal untuk memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan.
Selanjutnya Direksi mempunyai hak, dan tanpa mengabaikan cara lainnya, untuk
menerima jenis barang yang tidak sesuai dengan cara penyesuaian dalam Harga
Satuan atau jumlah (Kuantitas) untuk jenis barang tersebut.
c. Juga merupakan tanggung jawab Kontraktor, bila dipersyaratkan demikian dalam
Dokumen Kontrak atau permintaan tertulis dari Direksi, untuk diserahkan kepada
Direksi semua bukti yang diperlukan mengenai bahan-bahan atau kecelakaan kerja,
atau kedua-duanya, yang memenuhi atau melampaui persyaratan dari kode atau
standar disebutkan secara khusus.

7
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

d. Kontraktor bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan kerja (K3) selama masa
kontrak, termasuk usaha menghindarkan dari bahaya dan kecelakaan kerja, serta
mengasuransikan tenaga kerjanya.

Pasal 19. Situasi / Penempatan Bangunan

a. Penempatan bangunan di sesuaikan dengan Block Plan/Gambar Situasi yang ada


(menurut petunjuk pengawas lapangan/pihak user /pihak proyek) .
b. Kontraktor harus mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenai kondisi
bangunan/ lahan yang ada, sehingga dalam estimasi perhitungan volume tidak terjadi
kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan harga penawaran menjadi rendah.
c. Kelalaian dan ketidaktelitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan klaim.

BAB II MATERIAL

Pasal 20. Standard dan Jumlah Material

a. Seluruh material harus sesuai dengan standard yang telah ditentukan dalam spesifikasi
ini atau standard lain yang dijamin bahwa standard tersebut setara atau lebih tinggi
mutunya dari standar yang telah ditentutan tersebut. Keputusan mengenai mutu tersebut
ditentukan oleh Direksi.
b. Bill Of Quantities yang terdapat dalam spesifikasi ini tidak mengikat, Pemasok
diharuskan menghitung semua bahan yang dipasok termasuk perlengkapannya. Jika
terdapat perbedaan material atau standar, Pemasok diharuskan memberi garansi
kualitas bahan tersebut. Susunan detail, bahan dan desain sebelum diperbaharui, harus
mendapat persetujuan dari Direksi.

Pasal 21. Penggudangan/Penyimpanan Bahan

a. Bahan-bahan/komponen-komponen harus ditangani sedemikian rupa untuk menjaga


agar kualitas dan kondisi sesuai dengan yang diisyaratkan dalam kontrak.
b. Kuantitas bahan dan komponen yang disimpan di lokasi harus konsisten dengan
persyaratan untuk pengerjaan yang effisien.

Pasal 22. Batu Belah

a. Persyaratan batu belah sebagai bahan konstruksi pondasi adalah batu tersebut
mempunyai permukaan yang kasar, berukuran ± 25cm, bersih dari segala kotoran
b. Batu yang di gunakan berupa batu kali hitam dan keras

8
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

Pasal 23. Semen

a. Semen yang dipakai harus semen portland dari jenis yang disetujui Direksi dan sesuai
peraturan Portland Cement Indonesia 1972/NI -8, berbutir halus (lewat ayakan 0.063 -
0.09 mm), kekal bersih, tidak mengandung bahan yang merusak kualitas, daya tahan
tinggi terhadap karat dan yang dalam segala hal memenuhi syarat yang ditetapkan
dalam Peraturan Semen Indonesia.
b. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan dan diterimakan dalam zak
(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di
gudang yang baik ventilasinya dan tidak kena air, ditempatkan di tempat yang ditinggikan
paling sedikit 30 cm dari lantai.

Pasal 24. Agregat

a. Fraksi Agregat:
 Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm seluruhnya harus terdiri dari
partikel yang keras, awet dari pecahan padas atau pecahan dari kerikil (dengan
ukuran minimal 50,00mm). Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dan
dikeringkan tidak boleh digunakan.
 Agregat halus yang lolos ayakan 4.75 mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau
pasir pecah serta bahan mineral halus lainnya.
 Agregat halus dan kasar dapat dipergunakan agregat alami atau buatan asalkan
memenuhi persyaratan PBI 1971 ( NI -2). Agregat tidak boleh mengandung bahan
yang dapat merusak beton dan tulangan terhadap karat, untuk itu kontraktor harus
memberikan contoh-contoh terlebih dahulu untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Sifat Material yang disyaratkan:
 Agregat harus keras, bersifat kekal bersih, tidak mengandung lumpur lebih 5% serta
bahan-bahan yang merusakkan kwalitasnya dan kekuatannya, termasuk daya
tahannya terhadap karat dari baja tulangan. Agregat dalam segala hal harus
memenuhi syarat yang ditentukan dalam SKSNI T-15-1991-03.
 Seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari benda-benda organis dan gumpalan
lempung atau benda yang tidak berguna lainnya dan harus memenuhi kebutuhan
gradasi yang disyaratkan

Pasal 25. Air

a. Air untuk adukan dan merawat beton harus tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau. Tidak mengandung garam, minyak, zat organik dan anorganik yang dapat
merusak, atau yang mempengaruhi daya lekat semen air untuk pembuatan dan
perawatan beton atau baja tulangan. Air tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai
dengan Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal SNI 03-2834-1992.

9
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

b. Apabila terdapat keraguan-keraguan mengenai kualitas air, Pelaksana diharuskan untuk


mengirimkan contoh air itu ke laboratorium sampai seberapa jauh air itu mengandung
zat-zat yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal yang demikian
pekerjaan beton harus dihentikan sampai didapat keputusan yang pasti mengenai air
yang dapat dipakai untuk konstruksi beton dan bagaimanapun juga penghentian
pekerjaan ini tidak membebaskan Pelaksana dari waktu pelaksanaan seluruh pekerjaan
yang telah ditetapkan.

Pasal 26. Besi Beton /Tulangan

a. Besi beton/ tulangan yang dipergunakan harus dari besi beton dengan mutu U-24, Besi
beton dengan ukuran sesuai di Gambar Kerja adalah besi polos full, yang dalam segala
hal harus memenuhi ketentuan-kelentuan SKSNI T-15-1991-03. Kekuatan tegangan
tarik yang diijinkan tidak boleh kurang dari 1400 kg/cm2. Apabila baja tulangan oleh
Konsultan Pengawas diragukan kualitasnya, maka harus diperiksa di Lembaga
Penelitian Bahan Bangunan atas biaya kontraktor. Ukuran besi beton/ tulangan harus
disesuaikan dengan Gambar Kerja, penggantian dengan diameter lainnya hanya
diperkenankan atas persetujuan Konsultan Pengawas berdasarkan hasil uji kuat tarik
baja
b. Besi tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
di udara terbuka untuk jangka lama. Cara pembengkokan besi tulangan harus menurut
SKSNI T-15-1991-03, kecuali ditunjukkan lain kepada gambar.
c. Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama pengecoran.
Ketebalan selimut beton dibuat dengan beton decking (tahu beton) dari semen pasir
campuran 1:2 dengan ukuran 4 x 4 x 2.5 cm atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Besi
tulangan harus disatukan satu sama lain dengan kawat bindrat dengan mutu sama
dengan baja tulangan kecuali jika Direksi menginstruksikan menggunakan las.
d. Sebelum pengecoran baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat atau
bahan lain yang merusak.
e. Untuk plat beton,tulangan menggunakan besi polos Ø10-15 dan Ø8-15
f. Sebelum di gunakan,besi harus di uji kuat tarik baja

Pasal 27. Cetakan / Bekisting Beton

a. Semua bekisting dibuat dari multiplex setebal 9 cm, dengan permukaan yang rata dan
diketam halus, sehingga diperoleh permukaan beton yang baik. Agar bekisting tidak
melendut, dipasang penopang dari kayu ukuran 5 x 7 cm.
b. Semua bekisting yang dibangun harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha membuka
cetakan-cetakan harus sesuai dan cocok tanpa merusak permukaan dari beton yang
telah selesai.
c. Semua bekisting harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dicegah
pengembangan atau lain-lain gerakan selama penuangan beton.

10
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

d. Bekisting harus dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat dicegah dari
kerusakan-kerusakan dan dapat mempermudah penumbukan pada waktu pemadatan
adukan mortar beton tanpa merusak konstruksi.
e. Sewaktu-waktu Direksi dapat menolak sesuatu bagian dari bentuk yang tidak dapat
diterima dan Pelaksana harus dengan segera membongkar bentuk yang ditolak dan
untuk menggantinya atas bebannya sendiri
f. Bekisting boleh digunakan maksimum digunakan 5 kali dengan volume sesuai tertera
dalam RAB.

Pasal 28. Pasir

Pasir yang digunakan berupa pasir beton yang harus diayak (berbutir halus) dan sesuai
dengan persyaratan-persyaratan bahan yang telah ditentukan di dalam spesifikasi ini.

Pasal 29. Material Urugan

a. Urugan Biasa
 Urugan yang diklasilikasikan sebagai urugan biasa harus terdiri dari galian tanah atau
padas dengan plastisitas rendah yang disetujui oleh Direksi Teknik yang memenuhi
syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen.
 Tanah yang pengembangannya tinggi (retakan) yang memiliki nilai aktif lebih besar
dari 1.25, atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T 258
sebagai "sangat tinggi" atau "luar biasa tinggi", tidak boleh digunakan sebagai bahan
urugan. Nilai aktif harus diukur sebagai perbandingan antara Indeks Plastisitas (PI)-
(AASHTO T 90) dan persentase ukuran lempung (AASHTO T 88).
b. Urugan Pilihan
 Urugan hanya boleh diklasifikasikan sebagai "Urugan Pilihan" bila digunakan pada
lokasi atau untuk maksud yang telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh
Direksi Teknik. Seluruh urugan lain yang digunakan harus dipandang sebagai urugan
biasa (atau drainase porous bila ditentukan atau disetujui oleh Direksi Teknik)
 Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan harus terdiri dari bahan tanah
atau padas yang memenuhi persyaratan untuk urugan biasa dan sebagai tambahan
harus memiliki sifat tertentu tergantung dari maksud penggunaannya, seperti
diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Teknik. Dalam segala hal, seluruh urugan
pilihan harus, bila diuji sesuai dengan AASHTO T 193, memiliki CBR paling sedikit
10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 90% kepadatan kering
maksimum sesuai dengan AASHTO T 99.
 Urugan padas dalam pekerjaan ini digunakan untuk membentuk peil yang diperlukan
sesuai dengan gambar rencana, atau ditentukan oleh Direksi.

11
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pasal 30. Pekerjaan Tanah

a. Termasuk di dalam pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembersihan, penggalian,


penimbunan, pemadatan, membuang ke tempat lain, pekerjaan menurap, mengeringkan
air dan mengembalikan lapisan jalan yang digali, sesuai dengan letak, elevasi,
kemiringan dan penampang yang diminta dalam gambar, dengan memperhitungkan
ruang kerja dan ukuran bangunan.

b. Bila pada waktu pelaksanaan galian ternyata kondisi tanah kurang baik dan
dikhawatirkan akan terjadi kelongsoran, Pelaksana harus mengusahakan konstruksi
penguat (turap) atau cara lain yang disetujui Direksi sehingga pekerjaan dapat
berlangsung.
c. Semua pekerjaan konstruksi dan pemasangan harus dilakukan dalam keadaan dasar
galian yang kering. Apabila dasar galian berupa tanah gembur, lumpur, batu ataupun air,
Pelaksana harus mengusahakan dengan berbagai cara yang disetujui Direksi untuk
mendapatkan dasar galian seperti yang disyaratkan, dengan tidak menimbulkan
gangguan pada lingkungan sekitar.
d. Semua galian dan bongkaran yang tidak dipergunakan untuk pengurugan kembali harus
dibuang ke tempat yang ditunjukkan oleh Direksi atas beban Pelaksana dihitung ongkos
angkut dengan asumsi sejauh 1 km.
e. Segala biaya akibat pekerjaan ini adalah tanggung jawab Pelaksana.

Pasal 31. Galian Tanah

a. Galian tanah dikerjakan pada semua galian saluran dan bak kontrol (manhole).
Kedalaman galian harus di sesuaikan dengan gambar dan pada saat pekerjaan
pasangan batu akan di laksanakan keadaan galian harus benar-benar dalam keadaan
kering
b. Elevasi dan as galian yang disetujui oleh Direksi dituliskan pada bouwplank.
c. Tanah hasil galian yang memenuhi syarat dan akan digunakan sebagai urugan harus
ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan lingkungan.
d. Pada pekerjaan penggalian, penimbunan lebih disukai dilakukan bersama-sama, untuk
memungkinkan Pengawas melaksanakan kontrol yang lebih ketat terhadap pekerjaan
e. Apabila dianggap perlu sesuai dengan volume pekerjaan dan jadwal waktu pelaksanaan,
Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk keperluan galian.
f. Apabila diperlukan, Pelaksana harus menurap dan menggunakan penyokong untuk
mencegah longsornya galian ataupun demi keamanan dengan metode yang disetujui
Direksi. Hal-hal yang diakibatkan oleh adanya pekerjaan ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Pelaksana.

12
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

g. Sisa tanah bekas galian pondasi dapat dipergunakan untuk urugan, kekurangannya
dapat diambil dari luar lokasi pekerjaan.
h. Semua galian dan bongkaran yang tidak dipergunakan untuk pengurugan kembali harus
dibuang ke tempat yang ditunjukkan oleh Direksi atas beban Pelaksana dihitung ongkos
angkut dengan asumsi sejauh 6 km.
i. Galian tanah meliputi galian konstruksi dan galian sedimen pada saluran eksisting yang
volumenya sesuai dengan RAB

Pasal 32. Pasangan Batu

a. Semua pekerjaan pasangan batu menggunakan campuran spesi sesuai RAB kecuali
ditentukan lain.
b. Batu yang digunakan harus kualitas baik, bersih dari kotoran, serta disiram air hingga
jenuh sebelum digunakan.
c. Batu yang dipasang berupa batubelah/pecah bukan batu blondos
d. Kontraktor harus selalu mengusahakan pemasangan batu yang rapi.
e. Batu yang digunakan batu hitam kali yang berkualitas baik.

Pasal 33. Plesteran

a. Pemasangan plesteran harus sesuai dengan gambar, tebal plesteran 1,5 cm dengan
mempergunakan adukan 1 PC : 4 PS sesuai dengan persyaratan yang diminta dalam
Gambar Rencana dan RAB
b. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, bidang-bidang yang akan diplester harus
dibersihkan dari kotoran/bahan-bahan yang dapat mengurangi daya lekat plesteran.

c. Sebelum diplester bidang dinding harus dibasahi terlebih dahulu sampai jenuh, agar
adukan dapat melekat dengan baik.
d. Semua pekerjaan plesteran dikerjakan dengan teknik sempurna, bidang-bidangnya
rata, tegak lurus / siku terhadap bidang lainnya kemudian diaci atau dihaluskan
permukaannya dengan digosok sampai licin. Agar didapat bidang plesteran yang rata
permukaannya maka dalam pelaksanaannya pemborong harus menginstruksikan
kepada tukang batu agar membuat kepala-kepala plesteran setiap bidangnya.
e. Adapun yang diplester yaitu dinding leneng.
f. Semua pekerjaan plesteran dirapikan menggunakan acian.
g. Untuk saluran terbuka, dinding finishing saluran menggunakan siar dan untuk saluran
tertutup finishing menggunakan plester dan aci.

Pasal 34. Ketentuan Umum Pekerjaan Beton

a. Semua beton bangunan yang disebut dalam kontrak ini dan untuk semua bangunan
yang berhubungan dan sebagaimana yang diminta oleh Direksi harus terdiri dari

13
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

bahan-bahan yang dicampur dengan perbandingan cor dan dihitung sesuai dengan
ketentuan yang telah disebutkan sebelumnya, dengan mutu sesuai dengan gambar
rencana atau dengan ketentuan dari Direksi..
b. Peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang disebutkan disini tidak akan
berlaku bila secara khusus diubah oleh Direksi. Bagaimanapun juga perubahan yang
ditunjuk Direksi tidak membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya terhadap
ketentuan dan mutu bangunan sebagaimana yang disebutkan dalam kontrak ini.
c. Setiap syarat dan ketentuan-ketentuan yang tidak termasuk disini harus sesuai
dengan Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
(SKSNI T-15-1991-03).

Pasal 35. Adukan Beton / Mortar Beton

a. Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil/batu pecah, air dengan
perbandingan seperti yang ditentukan dalam perencanaan, semuanya dicampur dan
diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat.
b. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan
pembentukan beton. Perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya harus selalu
mendapatkan persetujuan dari Direksi.
c. Beton mutu “B0 (Be Nol)” untuk pekerjaan non strukturil, perbandingan semen
Portland terhadap jumlah pasir dan agregat kasar tidak boleh kurang dari 1 : 8.
Banyaknya semen untuk 1m3 beton sedikitnya harus 225 kg.
d. Perbandingan volume semen portland, pasir, dan kerikil/batu pecahan untuk beton
mutu B1 (Be Satu) dan K175 ditentukan dalam gambar maupun menurut ketentuan
Direksi. Banyaknya semen untuk tiap-tiap m3 beton harus paling kurang 300 kg.
e. Tara air semen dari beton (tidak terhitung oleh air yang dihisap oleh agregat) tidak
boleh melampaui 0,60 % (dari beratnya).
f. Pengujian beton akan dilakukan oleh Direksi dan perbandingan-perbandingan
campuran harus diubah jika perlu untuk mencapai kepadatan, kekedapan, awet atau
kekuatan yang dikehendaki dan kontraktor tidak berhak atas penambahan konpensasi
disebabkan perubahan yang demikian.
g. Jika uji tekan gagal, maka perbaikan harus dilakukan dengan mengikuti prosedur
SKSNI T-15-1991-03 untuk perbaikan.
h. Masing-masing jenis adukan beton yang dipakai pada pekerjaan ini harus diberi
agregat kasar dan agregat halus yang banyaknya menurut tabel yang tercantum di
bawah ini untuk tiap 50 kg semen portland :

14
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

i.

Jenis Adukan Agregat Agregat Ukuran Nominal


Halus Kasar
C1 1:3:6 0,12 m3 0,24 m3 38 mm
C2 1:2:3 0,08 m3 0,12 m3 30 mm
C3 1:2:3 0,08 m3 0,12 m3 20 mm
C4 1 : 1,5 : 2,5 0,06 m3 1,10 m3 10 mm

Adukan C1 - Beton lantai kerja tebal 5 cm, beton bertulang tidak dicor ke dalam cetakan.
Adukan C2 - Semua beton bertulang yang ditentukan secara khusus
Adukan C3 - Kolom atau balok beton bertulang yang mempunyai ukuran 15 cm atau
kurang
Adukan C4 - Untuk beton pra-cetak, plat lantai, dinding atap dan kolom, atap, dan bagian
yang rapat air.

j. Pelaksana harus melakukan uji beton dan menunjukan sertifikat uji beton oleh
lembaga uji beton,baik beton K.100, K.175, K.200 maupun K.225

Pasal 36. Kekentalan Adukan dan Slump Test

a. Slump Test harus sering diadakan selama pelaksanaan pekerjaan beton untuk
menjamin agar nilai air semen tetap sesuai dengan beton - beton yang telah
disyaratkan pada tabel di bawah ini, kecuali ditetapkan oleh Direksi.

Jenis Pekerjaan Slump (mm)


maksimum minimum
 12,5 5,0
 Pondasi telapak tidak bertulang Caision dan 9,0 2,5
konstruksi bawah tanah
 Plat, balok, kolom, dan dinding 15,0 7,5
 Pengerasan jalan 7,5 5,0
 Pembetonan massal 7,5 2,5

b. Penambahan air untuk mencairkan kembali beton kaku hasil pengadukan yang terlalu
lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang tidak diperkenankan.
c. Keseragaman konsistensi beton untuk seluruh pengadukan adalah nilai slump dari
kerucut beton tidak boleh melampaui 7,5 cm. Jika beton tidak memenuhi syarat sesuai
dengan SKSNI T-15-1991-03, beton tidak boleh dipakai, dan Pemborong harus
menyingkirkan dari tempat pekerjaan.

15
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

d. Direksi berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat
dilaksanakan (praktis) dan akan menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau
karena alasan penghematan.
e. Apabila diperlukan dan sesuai dengan petunjuk Direksi, diambil benda uji kubus beton
15 cm pada saat pengecoran untuk diadakan uji kuat tekan beton karakteristik di
laboratorium. Jumlah kubus beton yang diambil ditentukan oleh Direksi.

Pasal 37. Pemadatan Beton

a. Selama proses pengecoran berlangsung, maka beton harus dipadatkan dengan alat
mekanis (internal atau eksternal vibrators), kecuali jika Direksi mengizinkan
pemadatan dengan tenaga manusia.
Pemadatan dengan tenaga manusia dapat dilakukan dengan cara memukul-mukul
acuan dari luar, mencocok atau menusuk-nusuk adukan beton secara kontinyu.
Penggetaran/pemadatan dilakukan tidak terlalu lama agar tidak mengakibatkan
pemisahan bahan-bahan.

Pasal 38. Perawatan Beton

a. Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan yang cukup untuk
memikul 2 kali beban sendiri. Pada bagian-bagian konstruksi yang akan menahan
beton sementara yang lebih tinggi dari beban rencana, maka cetakan tidak boleh
dibongkar selama keadaan ini masih berlangsung.
b. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus seperti petunjuk dari
Direksi dan pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindari
kerusakan pada beton yang masih muda dan tidak diizinkan untuk dibebani.

Pasal 39. Pelaksanaan Pekerjaan Beton Bertulang

a. Macam Pembetonan:

 Saluran beton cor ditempat beton K-225


 Plat tutup saluran beton K-225 terdiri dari
- Plat tutup saluran cross jalan dengan tebal 15 cm
 Beton saluran cross saluran masuk ampung menggunakan mutu beton K-225.
b. Pelaksanaan Pengecoran Beton

 Pelaksanaan pengecoran beton dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari


Konsultan Pengawas secara tertulis.
 Sebelum dicor seluruh bekisting harus dibersihkan dari kotoran dan disiram hingga
permukaannya basah seluruhnya dan sengkang tidak boleh melekat pada
bekisting, untuk itu agar dibuatkan beton decking tebal 1,5 cm.

16
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

 Pengadukan, pengangkutan, pengecoran dan perawatan beton harus dilakukan


sesuai dengan ketentuan yang disyaratakan SNI I03-2834-1992, terutama yang
harus diperhatikan adalah :
- Pengadukan semua beton dilaksanakan sampai untuk mendapatkan mutu
beton sesuai yang disyaratkan.
- Pemadatan beton harus diusahakan dengan menggunakan beton triller (mesin
penggetar ) .
 Pembongkaran bekisting (acuan) serta perancah dilaksanakan apabila umur beton
telah cukup, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam PBI 1971.

Pasal 40. Pekerjaan Saluran Beton Pracetak (U-Ditch dengan cover dan Box Culvert)

a. U-ditch dan box culvert harus diproduksi oleh produsen (pabrik) bersertifikat yang
diakui pemerintah. Supplier pemasok U-ditch & box culvert harus menyertakan
sertifikat yang memuat dimensi, ketebalan, beban maksimum diatas decker yang
diijinkan ketebalan timbunan diatas decker dsb, yang memungkinkan untuk memilih
U-ditch berdasarkan beban kendaraan / timbunan yang terjadi pada jalur U- ditch
terpasang.
b. Alas U-ditch & Box Culvert
Bahan-bahan butiran untuk pembuatan alas pipa beton harus mengikuti gradasi
berikut, kecuali ditetapkan lain oleh engineer.
Ukuran Saringan 19.0 2.36 0.60 0.30 0.15 0.075
% Berat yang lolos 100 100-50 90-20 60-10 25-0 10-0

Bahan - bahan bitumen untuk timbunan setinggi 0.7 t (tinggi) u-ditch / box culvert
dikiri kanan harus mengikuti gradasi berikut, kecuali ditetapkan lain oleh engineer.
Ukuran Saringan 75 9.5 2.36 0.60 0.075
% Berat yang lolos 100 100-50 90-20 60-10 25-0

c. Mutu beton U-ditch dan box culvert minimal K-300 yang dibuktikan dengan hasil
pengujian oleh laboratorium yang diakui pemerintah. Dimensi U-ditch dan box
culvert seperti pada gambar.
d. Mutu beton Cover (Penutup) U-Ditch minimal K-225 yang dibuktikan dengan hasil
pengujian oleh laboratorium yang diakui pemerintah. Dimensi cover seperti pada
gambar.

e. Pemasangan U-ditch dan Box Culvert


1) Pekerjaan-Persiapan
a) Survey-Lapangan

17
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

Untuk menentukan elevasi dan pematokan di lapangan sebagai pedoman


dalam pemasangan. Hal ini dilakukan bersama untuk diketahui pengawas
lapangan agar tidak terjadi kesalahan penentuan-as-saluran.
Kelengkapan-yang-diperlukan: :
---Data-perencanaan
---Alat Ukur terkalibrasi (Theodolit, Bak ukur dll).
- Ketentuan jarak sebagai referensi (Pedoman lapangan).
---Radius-tikungan.
---Patok-patok-penandaan.
b) Pembersihan-Lahan
Dilaksanakan sepanjang jalur pemasangan & lokasi yang sekiranya akan
dijadikan lokasi penumpukan sementara dari produk precast yang dikirim
kelapangan.

2) Pekerjaan-Tanah
 Galian tanah dilakukan apabila U-Ditch dan Cover (Penutupnya), atau
box culvert, sudah benar-benar siap dipasang. Penggalian tanah
dilakukan secara bertahap, dan disesuaikan dengan kemampuan
panjang pemasangan saluran perhari. Hal ini penting guna menghindari
kerusakan tanah dasar galian apabila-turun-hujan. Kedalaman galian
dan lebar galian disesuaikan dengan kebutuhan (Dalamnya galian =
dasar saluran + tebal lantai saluran)
 Elevasi galian harus sedemikian sehingga elevasi dasar saluran sesuai
pada gambar, untuk menjamin aliran dalam saluran akan mengalir
dengan lancar dan mampu menampung air hujan dari daerah
sekitarnya.
Catatan:
Apabila galian terlalu dalam, penimbunan kembali boleh dilakukan hingga
kedalaman yang diinginkan dengan ketentuan dipadatkan secara bertahap
lapis demi lapis (15 cm). Tanah dasar galian dipadatkan dengan stamper hingga
mencapai kestabilan yang cukup. Dengan ketebalan tertentu (min. 10 cm),
bedding berupa granular material diratakan diatas dasar galian dan dipadatkan.

3) Pekerjaan Pemasangan
 Kontraktor harus memperhitungkan umur beton dari plat penutup U-Ditch,
artinya plat penutup harus dibuat jauh-jauh hari sebelum galian tanah untuk
pemasangan U-Ditch dilakukan. Pemasangan Bowplank pada galian untuk
pengecekan kelurusan maupun elevasi dengan jarak maksimum 20 m untuk
menghindari lendutan benang acuan.

18
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

 Pemasangan U-Ditch segera dilaksanakan apabila seluruh proses diatas


telah dikerjakan. Dengan bantuan peralatan (untuk mengangkat dan
penyetelkan dapat digunakan Crane atau Excavator dengan tetap mengacu
prosedur Handling), satu persatu precast saluran dipasang mengikuti jalur
galian yang dibuat dan sebaiknya dari arah hilir ke hulu, yang kemudian
dipasang Plat Beton penutup.
 Pengurugan kembali lapis demi lapis (15 s/d 20 cm perlapis) dengan
pemadatan dapat dikerjakan dengan Stamper atau lainnya dengan material
yang sesuai persyaratannya hingga ke finishing surface.
 Untuk mendapatkan keamanan dan keberhasilan pekerjaan, kontraktor
harus menggunakan semua peralatan dan fasilitas yang telah disetujui
pengawas. Semua U-ditch dan box culvert harus diturunkan ke dalam
galian yang alasnya sudah diberi pasir serta pada bagian sambungan sudah
diberi lantai kerja yang levelnya sudah benar, secara hati-hati dengan
peralatan derek, tali peralatan yang memadai untuk mengamankan
pipa beton. Dalam keadaan apapun juga tidak boleh dijatuhkan
kedalam galian. Jika terjadi kerusakan, kerusakan harus segera
dilaporkan kepada pengawas. Pengawas akan menginstruksikan untuk
mengadakan perbaikan atau membuang bahan-bahan yang rusak tersebut
 Semua U-ditch dan box culvert harus diperiksa dengan teliti terhadap
retak-retak dan kerusakan-kerusakan lainnya ketika saluran berada
diatas galian, jika terjadi kerusakan U-ditch beton segera diganti
sebelum pemasanganya pada posisi terakhir. Saluran harus diletakkan
dekat galian untuk diperiksa oleh pengawas, yang akan menentukan
perbaikan atau dibuang.
 Untuk U-ditch beton dengan kemiringan antara 1/5 sampai dengan 1/10,
agar tidak terjadi pergeseran U-ditch, maka pada sambungan harus
diberi angkur dari beton yang ditanam pada kedalaman minimal 50cm
dibawah sambungan.
 Saluran kotoran dan sisa lapisan (coating) harus dihilangkan dari tiap U-
ditch harus dibersihkan, kering dan bebas dari lemak, minyak
sebelum pipa dipasang.
 Harus dijaga agar bahan-bahan lain tidak masuk ke dalam U-
ditch ketika U-ditch diletakkan. Selama pekerjaan berlangsung tidak
boleh ada bahan-bahan, peralatan, pakaian atau barang-barang lain
diletakkan diatas U-ditch. Pada waktu pemasangan U-ditch dalam
galian, letak akhir harus tepat dengan ujung U-ditch dan dipasang
dengan lintasan dan sudut yang benar. Harus dijaga agar kotoran tidak
masuk kedalam ruang antara sambungan U-ditch.
 Pemotongan U-ditch dan Box Culvert

19
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

Apabila diperlukan pemotongan maka harus dikerjakan dengan rapi dan


teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada U-ditch dan lapisan ujungnya
harus dibuat halus.
4) Perlindungan terhadap U-ditch dan Box Culvert
Pada titik lokasi dimana terdapat crossing antara drainase dan air limbah, dan
jarak antara kedua dinding pipa kurang dari 40 cm, maka concrete juga harus
dibuat pada titik crossing tersebut, atau sesuai dengan petunjuk
pengawas. Tidak ada tambahan biaya pada kedua point tersebut diatas.

Pasal 41. Pekerjaan Paving

1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Paving mencakup :
(1) Pembongkaran paving lama dan pemasang kembali
(2) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan
termasuk alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik
dan sempurna
(3) Persiapan lahan, tanah dasar (subgrade), dan lapis pondasi base coarse.
(4) Urugan pasir Paving dan pemadatan dengan Stamper sebelum dan
sesudahnya.
(5) Pasangan paving block, kansteen dan assesories lainnya.

2) Bahan
(1) Agregat
Penggunaan agregat halus ataupun kasar harus dapat memenuhi unsur-unsur
yang ada dalam standard spesifikasi ASTMC33.
(2) Semen
Penggunaan semen sebagai binder material harus memenuhi persyaratan
ASTMC979.
(3) Dimensi Paving
Berbentuk Persegi motif kawung mutu K.200, lengkap dengan tepi/ pengakhir
dengan dimensi harus sesuai dengan gambar,sesuai dengan persyaratan yang
diminta dalam Gambar Rencana dan RAB.
(4) Toleransi
Toleransi ukuran yang masih diperkenankan adalah 2 mm panjang dan lebar.
Untuk tebal adalah 3 mm kerataan maksimal tidak boleh melebihi 10 mm dari
level yang dikehendaki dan toleransi 5 mm dalam 3 m’ dari level kansteen
seperti yang ditunjukkan dalam gambar untuk finish permukaan paving.
(5) Paving block yang dikirim ke lapangan harus diterima dalam keadaan utuh
tanpa adanya cacat yang akan mempengaruhi hasil akhir pemasangan.

20
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

(6) Batas kandungan air (Moisture Cement) pasir adalah 6-8% dan max 1% untuk
pasir pengisi (Joint Filler) pasir harus bersih dan bebas dari kandungan garam
yang nantinya akan menyebabkan terjadinya efflorescence
(7) Kansten depan menggunakan beton pracetak 15x40x50 dan Kanstin belakang
beton pracetak 10x20x50

3) Syarat Pelaksanaan
a. Pemasangan Paving Block
Paving block dipasang dengan lebar sambungan minimum 1 mm dan
maksimum 4 mm, hati-hati jangan menggangu leveling base, jika paving block
mempunyai spacerbars, pasang paving block dengan tangan yang kencang
terhadap spacersbars. Gunakan benang untuk menjaga garis tangan yang
lurus.
Getarkan dan padatkan paving block sampai dengan level yang diinginkan
dengan Compactor Machine (Stamper) dengan plat permukaan 0,35-0,5 m2
dan mempunyai gaya sentrifugal sebesar 16 sampai 20 KN dengan frekuensi
getaran 75 sampai 100 Hz. Minimal 2 kali lintasan difungsikan untuk pemadatan
pasir atas dengan penurunan sekitar 5-25 mm dan getarkan dan padatkan lagi
bersamaan dengan pengisian dan dengan pasir minimal 2 kali lintasan.

Getarkan dengan kondisi-kondisi berikut:


 Sebelum mengakhiri pekerjaan setiap kali, padatkan sepenuhnya paving block
yang terpasang yang berjarak lebih dari 1 m dari akhir pasangan. Tutup lapisan
yang terbuka dengan lembaran plastic yang bersih, lebihkan penutup 1,2 m
pada setiap sisi dari pasangan untuk pelindung terhadap hujan.

Sebarkan pasir secepatnya setelah menggetarkan paving block sampai dengan


level yang dikehendaki. Sapu dan getarkan pasir sampai sambungan-
sambungan betul-betul terisi setiap penuh, kemudian bersihkan pasir yang
tersisa. Ulangi proses pengisian sambungan 30 hari kemudian.

Tempatkan unit paving secara hati-hati dengan tangan mengikuti acuan yang
lurus untuk menjaga ketepatan dan keseragaman permukaan atas dengan
akurat. Lindungi unit paving yang baru dipasang dengan plywood sebagai
tempat berdiri para pekerja. Majukan panel pelindung seiring kemajuan
pekerjaan tetapi lindungi daerah tersebut sesuai dengan perpindahan
selanjutnya diikuti dengan perpindahan bahan-bahan dan peralatan untuk
menghindari cakukan atau mengganggu keserasian unit paving. Jika diperlukan
tambahan ketinggian pada paving yang kurang tinggi sebelum pekerjaan
pengisian sambungan
21
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

Pasang unit paving penyambungan dengan tangan secara kencang isi dengan
campuran kering dari 1 bagian semen Portland dan 3 bagian pasir dengan cara
menyapur campuran tersebut diatas permukaan paving sampai sambungan-
sambungan tidak terlihat tanda-tanda penggantian.Singkirkan dan ganti unit
paving yang longgar, retak, patah, bemoda atau kerusakan lain atau unit tidak
serasi dengan unit sebelahnya seperti yang dikehendaki. Sediakan unit-unit
baru untuk mencocokan unit yang bersebelahan dan pasang dengan cara yang
sama seperti unit semula, dengan melakukan pengisian sambungan yang sama
agar tidak kelihatan tanda-tanda penggantian.
Pada ruas jalan tanpa paving hanya pemasangan kansteen yaitu dengan
penimbunan dan pemadatan sirtu tidak diayak. Bahan timbunan dikirim ke
lapangan pekerjaan oleh leveransir. Sebelumnya struktur dibersihkan dari
bahan-bahan organik, kemudian timbunan dipadatkan berlapis tebal 10 cm,
timbun kembali bagian belakang struktur kemudian padatkan dengan stamper
dan mesin gilas bergetar.

Pasal 42. Pekerjaan Jalur Pemandu (Guiding Blocks)

1) Lingkup Pekerjaan
Jalur Pemandu (Guiding Blocks) adalah bagian dan jalur pejalan kaki yang
berfungsi untuk memandu tuna netra untuk berjalan dengan memanfaatkan
tekstur ubin pengarah dan tekstur ubin peringatan terhadap situasi di sekitar
jalur yang bisa membahayakan tuna netra. Hal itu diterapkan sesuai dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomor 30 tahun 2006
tentang pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan dan
lingkungan. Daerah-daerah yang harus menggunakan ubin pemandu (guiding
blocks) adalah area di depan jalur lalu lintas kendaraan, di depan pintu
masuk/keluar dari dan ke tangga dan pada terminal transportasi umum, area
pedestrian yang menghubungkan jalan dan bangunan, dan pada pemandu arah
dari fasilitas umum ke stasiun transportasi umum tersebut.

2) Bahan
Pemilihan bahan permukaan yang dipergunakan harus stabil, kuat, bertekstur
halus tetapi tidak licin, baik pada kondisi kering maupun basah. Untuk memandu
penyandang cacat tuna netra pada jalur pejalan kaki, pemilihan bahan dapat
memanfaatkan tekstur ubin pemandu Galar (ubin garis-garis) sebagai ubin
pengarah yang menunjukkan arah perjalanan; dan untuk situasi di sekitar jalur
yang bisa membahayakan tuna netra dapat memanfaatkan tekstur ubin
peringatan Dolar (ubin dot/bulat) yang memberi peringatan terhadap adanya
perubahan situasi sekitarnya. Ukuran yaitu 30x30 (cm) dengan tebal 5 cm.

22
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

a. Ubin Garis (Galar) b. Ubin Dot/ Bulat (Dolar)


Selain profil atau motif ubin, karakteristik ubin pengarah ini juga dikenali oleh
warnanya yang pada umumnya berwarna kuning, meskipun di beberapa negara
(seperti Australia dan Italia) ubin pengarah ini mempergunakan warna abu-abu
atau warna lainnya. Penggunaan warna kuning dipilih karena warna ini akan
selalu bisa diidentifikasi (atau tidak mengalami perubahan signifikan) oleh
semua orang termasuk orang dengan gangguan buta warna. Hal lain yang
memberi nilai lebih pada penggunaan jalur atau ubin pemandu ini adalah
ternyata jalur ini tidak saja bermanfaat bagi orang dengan gangguan
penglihatan, tetapi juga bagi mobilitas orang tua yang berjalan kaki.

3) Syarat Pelaksanaan
Sesuaikan desain Jalur Pemandu (Guiding Blocks) dengan desain yang ada
pada Gambar Kerja.

Pasal 43. Pekerjaan Bangunan Pelengkap

A. Manhole dan Street Inlet


Manhole, street inlet dan tutup terbuat dari beton bertulang dengan konstruksi
dan ketebalan dinding seperti pada gambar rencana dilengkapi dengan penutup
cast iron atau baja pracetak. Pekerjaan manhole dan inlet meliputi :
1. Pekerjaan pengukuran.
Persyaratannya sama dengan pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Pekerjaan galian tanah.
Untuk melaksanakan pekerjaan galian tanah, dalam pekerjaan manhole Lubang
galian harus sesuai dengan gambar rencana.
3. Pekerjaan urugan tanah dan pemadatan.
Untuk melaksanakan pekerjaan ini sama dengan pekerjaan urugan dan
pemadatan yang telah dibuat sebelum ini.
4. Pekerjaan konstruksi beton bertulang.
Bila dasar galian telah memenuhi kedalaman pemadatan serta mampu sebagai
tanah pondasi kontruksi manhole dan disetujui oleh pemberi tugas pekerjaan,

23
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

maka kontraktor baru diperkenankan melakukan pekerjaan selanjutnya


dengan urugan sebagai berikut :
- Lapisan lantai kerja dari beton K.100 tebal 10 cm
- Konstruksi beton bertulang ditetapkan fc. 19.3 MPa (K.225) dan besi beton
dengan kualitas U-24. Syarat bahan dan pelaksanaan pekerjaan
pembetonan sepenuhnya mengikuti PBI 1970.
- Besi tangga dibuat dari logam anti karat.
- Pengurugan hanya diperkenankan setelah konstruksi berumur 14 hari atau
lebih. Bila pekerjaan manhole terdapat di jalan maka kontraktor
harus melaksanakan sesuai ketentuan terdahulu

Sedangkan tutup manhole dan street inlet terbuat dari cast iron dengan karakteristik:
- Tahan karat.
- Kuat aman.
- Memiliki kunci ataupun engsel pada rangka yang menyatu dengan dudukan
beton agar tidak mudah dicuri.
- Mudah dioperasikan oleh petugas.
- Ukuran tergantung dari tipe manhole yang digunakan.
- Desain sesuaikan dengan Gambar Kerja

Pasal 44. Pekerjaan Ornamen Motif dengan Batu Koral Sikat

Bahan Pembuatan Batu Koral Sikat


1.Desain Atau Gambar Model / Ornamen Motif Batu Koral Sikat
Desain atau gambaran model, atau juga motif batu koral sikat seperti apa yang
akan di pakai sesuai dengan yang ada pada gambar kerja

2.Bahan Batu Koral Sikat


Setelah kita mempunyai gambaran model koral sikat kita lanjutkan ke
bahannya, yaitu pemilihan jenis batu koral yang cocok sesuai warnanya yang
cocok seperti di gambar tersebut dengan ukuran 1-2 cm, Pada gambar kerja
menggunakan dua buah warna. Pada batu koral sikat untuk motif menggunakan
jenis-jenis batu koral seperti di bawah ini:
 Batu Alor (warna hitam kilap)
 Batu Balian/ bali (warna kuning atau orange)
 Batu Italy (warna Putih kristal)
 Batu Merah Ati Super ( Warna merah ati )
 Batu Flores Hijau Super (Warna Hijau)

3.Bahan Material Pendukung

24
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

Setelah kita mendapatkan atau mempunyai gambaran dan juga telah memilih
jenis koral sikat yang sesuai dengan yang akan dipasang, maka tahapan
selanjut nya adalah menyiapkan beberapa bahan material pendukung, seperti
semen, pasir halus atau pasir tanpa kerikil, sikat ijuk atau sikat plastik, sikat
kawat, sterofoam busa putih(Sejenis busa untuk ganjal barang elektonik) atau
bisa di ganti dengan Triplek jika tidak ada dan juga besi Holo atau kayu ukuran
reng 2x3cm atau 3x4cm.

Cara Membuat Batu Koral Sikat


Setelah semua bahan-bahan yang di perlukan terkumpul di lanjutkan ke tahap
selanjut nya yaitu cara membuat batu koral sikat yang baik dan benar.

1.Buat pola
Pada pola awal pasanglah besi holo atau kayu jenis reng di sekeliling bidang
yang akan di pasang koral sikat sebagai pembatas ke tempat lain nya. dan atur
supaya simetris dan lurus.

Buat pola seperti gambar, jika jenis nya hanya bentuk kotak- kotak biasa maka
cukup hanya dengan menggunakan batang holo atau kayu jenis Reng untuk
memisah sekat-sekat antar warna batu, Apabila motif nya berbentuk arah mata
angin maka buatlah sudut seperti arah mata angin terlebih dahulu. Apabila
model motifnya lingkaran seperti batik atau bunga kembang-kembang maka
kita harus membuat pola terlebih dahulu menggunakan busa sterofoam atau
triplek.

2.Membuat adonan semen dan pasir


Tahap selanjut nya adalah setelah bidang dipersiapkan dan motif sudah di buat
maka tahap selanjutnya adalah membuat adukan atau adonan yang terbuat dari
semen dan pasir dengan kombinasi air secukupnya.

Setelah adonan atau adukan siap maka taburkan adukan tersebut ke atas
bidang yang akan di pasang koral sikat lalu ratakan menggunakan penggosok
jenis roskam yaitu alat penggosok untuk plesteran sampai terlihat rata.

3.Penaburan Koral sikat


Setelah plesteran rata maka taburkan batu koral secara merata dan rapat di
atas adukan hingga adukan tidak terlihat, jangan sampai terlalu menumpuk
karena akan membuat boros batu koral. Jika membuat koral sikat jenis motif
maka pasanglah pola yang terbuat dari sterofoam atau triplek tadi diatas adukan
25
Spesifikasi Teknis dan RKS Rehabilitasi Drainase Jalan Diponegoro T.A 2018

lalu pasang yang di sekeliling nya terlebih dahulu, jika di sekeliling nya sudah di
pasang koral maka cabut lah sterofoam atau triplek tadi dan bekas nya silahkan
taburkan koral sesuai jenis warna masing masing-masing menyesuaikan
gambar.

3.Pemasangan dan pemadatan koral sikat


Setelah batu koral sikat di taburkan atau di taruh di atas adonan sesuai dengan
lokasi atau tempat nya masing masing sesuai dengan selera anda maka tahap
selanjutnya adalah menekan dan meratakan dengan cara menggeprek
menggunakan papan roskam alat plesteran secara perlahan-lahan hingga batu
koral sikat tertutup oleh cairan adukan atau adonan semen, Setelah itu diamkan
beberapa saat kira-kira setengah kering kira-kira 1 jam tergantung cuaca.

Sediakan perlindungan akhir dan jaga keadaan tersebut dengan suatu cara yang
disetujui oleh direksi yang menjamin pekerjaan unit paving tidak rusak atau menjadi
jelek pada saat Serah Terima Pekerjaan.

Purworejo, 2018

26

Anda mungkin juga menyukai