Anda di halaman 1dari 16

101

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

BAB IV
RENCANA KERJA DAN SYARAT
4.1. PENJELASAN UMUM
1. Penjelasan tentang pekerjaan meliputi :
Mendatangkan, mengolah, mengangkut semua bahan, pengerahan tenaga
kerja, pengadaan semua alat-alat bantu dan lain sebagainya yang pada
umumnya langsung atau tidak langsung termasuk didalam upaya
menyelesaikan dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan
sempurna serta lengkap sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
2. Lingkup pekerjaan/pembangunan yang dilaksanakan :
Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah Pembangunan
Gedung Dormitory Ungaran, Kota Semarang
Dengan lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi :
a. Pembangunan Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran, Kota
Semarang dengan tata ruang seperti yang tertera dalam Gambar.
4.2. SITUASI
1. Lokasi pekerjaan Pembangunan Kantor Pembangunan Gedung
Dormitory Ungaran, Kota Semarang ini terletak di Jalan Sirot,Candi
Rejo, Ungaran Semarang, Jawa Tengah, 50512.
2. Kondisi tapak diserahkan kepada penyedia jasa sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan, terutama kondisi tanah dan bangunan
eksisting disekitarnya (penyedia jasa harus memperhitungkan dengan
teliti sebelum membuat estimasi pekerjaan persiapan lahan).
3. Luas tapak untuk pembangunan disediakan sesuai dengan keadaan
seperti pada gambar rencana atau menyesuaikan keadaan yang ada
dilapangan sesuai petunjuk dari Direksi maupun Pengawas.

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
102

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

4.3. SARANA PEKERJAAN


Untuk kelancaran pelaksanaan di lapangan, penyedia jasa diharuskan untuk
menyediakan :
1. Minimal personil yang harus disiapkan penyedia jasa adalah :
a. 1 (satu) orang Site Manager minimal ber-ijazah Sarjana S1 Teknik
Arsitektur ( bangunan gedung ) atau Teknik Sipil (struktur bangunan
gedung) dengan pengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun
dengan memiliki SKA yang sejenis dengan pekerjaannya (bangunan
gedung) dan masih berlaku.
b. 2 (dua) orang Pelaksana minimal D-III Teknik Sipil/Arsitek
berpengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun dan memiliki
SKA / SKT Pelaksana bangunan, yang masih berlaku.
c. 1 (satu) orang Mekanikal Elektrikal minimal berijazah D-III Teknik
Elektro berpengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun dan
memiliki SKA/SKT Elektrikal yang masih berlaku.
d. 1 (satu) orang Logistik lapangan minimal lulusan SLTA atau
sederajat berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
e. 1 (satu) orang Administrasi Lapangan minimal lulusan SLTA atau
sederajat berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun.
2. Penyediaan peralatan alat-alat bantu yang dipersyaratkan minimal
mempunyai :
Truk = 2 (dua) unit, Beton Mollen = 2 (dua) unit, Vibrator = 1 (satu)
unit, Pompa Air = 1 (satu) unit, Stamper = 2 (dua) unit, Schafolding
minimal = 500 (lima ratus) unit, dan Waterpass atau Theodolith (dipilih
salah satu) = 1(satu) unit, yang semuanya harus dilampiri bukti
kepemilikan/sewa.
3. Bahan-bahan bangunan yang diperlukan harus selalu tersedia di lokasi
pekerjaan dalam jumlah yang cukup dengan kualitas dan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
103

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

time schedule yang telah disusun ( tidak mengalami keterlambatan akibat


dropping material di-lapangan mengalami keterlambatan ).
4.4. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain dalam
rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :
a. PERPRES-54 TAHUN 2010.
b. Undang-Undang RI No. 22/1999 tentang Pemerintah Daerah
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik
dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 19 - '89 dan atau Pedoman
Beton Indonesia 1989 (PBI 1989).
e. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga
Kerja.
f. Paku dan Kawat Paku ; SNI 03-0323-1989
g. Batu Alam untuk Bahan Bangunan : SNI 03-0394-1989
h. Agregat Beton : SNI 03-1750-1990
i. Pasir untuk adukan dan beton : SNI 03-0394-1989
j. Pedoman mendirikan bangunan : SNI 03-1728-1989
k. Peraturan Semen Portland Indonesia SNI no.: 08.
l. Peraturan umum tentang Instalasi Air Minum serta Instalasi
Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.
m. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979
dan PLN setempat.
n. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A : SK SNI S-04-1989-F
o. Genteng Keramik: SNI 03 – 2095 - 1991
p. Kayu untuk bahan bangunan : SNI 03-2445-1991
q. Mutu kayu bangunan : SNI 03-3527-1994
r. Tata cara pengecatan bangunan : SNI 03-2407-1991

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
104

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

s. Tata cara pengecatan tembok dengan cat emulsion : SNI 03-2410-


1991
t. Tata cara pengerjaan asbes semen untuk langit-langit rumah ; SNI 03-
2839-1992
u. Peraturan batu merah sebagai bahan bangunan.
v. Peraturan muatan indonesia.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 tersebut diatas berlaku dan
mengikat pula.
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah
disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen termasuk juga gambar-
gambar detail yang sudah disahkan/disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Addendum perubahan.
d. Berita Acara Penunjukan.
e. Surat Keputusan Pemberi Tugas/ Kuasa Pengguna Anggaran tentang
penunjukan Penyedia jasa.
f. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
g. Surat penawaran dan lampiran-lampirannya.
h. Jadwal pelaksanaan (time schedule) yang telah disetujui direksi.
4.5. UKURAN TINGGI DAN UKURAN POKOK
1. Semua ukuran yang tercantum dalam gambar kerja dan rencana kerja dan
syarat-syarat ini dinyatakan dalam cm dan m, kecuali ukuran besi yang
dinyatakan dalam mm.
2. Permukaan atas lantai ( p +/-0.00 ) sesuai dengan yang telah ditentukan
dalam gambar atau akan ditentukan kemudian pada saat
uitzet/bouwplank.
3. Ukuran penduga mengacu pada bangunan yang telah ada dan dipilih pada
salah satu posisi yang cukup jelas. ukuran penduga tersebut merupakan
titik ikat tetap yang harus dibuat pelaksana dibawah pengamatan direksi
lapangan dan dipelihara selama tahapan pelaksanaan.

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
105

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

4. Ketentuan letak bangunan gedung dormitory Ungaran, ini diukur di


bawah pengawasan Direksi maupun konsultan pengawas dengan patok-
patok yang dipancang dan papan bouwplank yang diketam pada sisi
bagian atas dan diberi tanda. Pelaksana harus menyediakan paling sedikit
2 (dua) orang pembantu pelaksana yang menguasai hal pengukuran
untuk membantu/menentukan peil datar dan bidang siku-siku.
4.6. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan halaman/lokasi pekerjaan, Penyedia jasa harus
membersihkan segala sesuatu yang kemungkinan akan dapat
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
2. Selama berlangsungnya pekerjaan, penyedia jasa harus dapat menjaga
lingkungan agar tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.
3. Penyedia jasa harus memasang nama proyek sebanyak = 1 (satu) unit.
Redaksi dan ukuran nama proyek tersebut akan ditentukan kemudian.
4. Penyedia jasa harus membuat gudang penyimpanan barang-barang
dengan luas yang cukup dan dapat dikunci.
5. Untuk pelaksanaan pembangunan, penyedia jasa harus dapat
menyediakan air kerja yang harus berupa air tawar, bersih dan bebas
mineral zat organik, bebas lumpur dan lain-lain sesuai dengan petunjuk
direksi / konsultan pengawas.
6. Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia jasa selama masa
pelaksanaan pekerjaan semisal dengan menggunakan diesel pembangkit
tenaga listrik atau dengan cara lain untuk mendapatkan listrik kerja ini.
7. Pembongkaran gudang menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
8. Tempat/lokasi bengkel kerja sesuai petujuk direksi.
4.7. PAPAN BOUWPLANK
1. Semua bouwplank menggunakan kayu kelas II / terentang diserut rata
dan terpasang waterpass dengan peil + 0,00 setiap jarak 2 meter papan
bouwplank diperkuat dengan patok kayu berukuran 5/7 cm. Pada papan

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
106

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

bouwplank ini harus dicatat sumbu-sumbu dinding, dengan cat yang


tidak luntur oleh pengaruh iklim atau diberi tanda- tanda yang jelas.
2. Jarak papan bouwplank minimal 2,5 m dari garis bangunan terluar untuk
mencegah kelongsoran terhadap galian tanah pondasi.
3. Setelah pekerjaan papan bouwplank selesai, pelaksana wajib
memintakan pemeriksaan dan persetujuan tertulis dari direksi.
4.8. PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan tanah halaman.
a. Bahan
Tanah padas atau tanah urug yang digunakan untuk urugan bekas
galian pondasi atau urugan untuk peninggian lantai harus bersih dari
humus, bebas sampah, bebas dari bahan organisme dan lain-lain
sesuai dengan petunjuk dari konsultan pengawas.
b. Macam pekerjaan.
Pemerataan tanah dan pengurugan tanah dilakukan pada daerah
seperti yang telah ditentukan khususnya pada lokasi bangunan induk
(sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar ).
c. Menyusun rencana kerja secara grafis yang disertai dengan
penjelasan-penjelasan sejenis tentang jenis, kualitas equipment yang
akan digunakan, metode kerja, cara pengangkatan dan distribusi
tanah, tempat-tempat penimbunan dan penyimpanan, lokasi
gedung-gedung, barak kerja dan sebagainya dari jumlah tenaga kerja
yang digolongkan dalam tingkat ketrampilan.
d. Mengerjakan penyaluran (stripping) dan drainage sementara untuk
menanggulangi erosi, memperbaiki keadaan tanah bangunan
(grading) menurut garis-garis kedalaman, ketinggian dan kemiringan
sesuai dengan gambar rencana.
2. Pekerjaan galian

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
107

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

a. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan


semua pasangan lainnya dibawah tanah seperti yang tertera dalam
gambar pengadaan.
b. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat didalam atau didekat
tanah galian seperti akar atau tunas pohon, sisa kayu-kayuan, bekas
bongkaran, batu-batuan dan sebagainya harus dikeluarkan dan
disingkirkan.
c. Pada bagian-bagian yang dianggap mudah longsor pemborong harus
mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang papan-papan
penahan atau cara lain. kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat
gugurnya tanah menjadi tanggungan kontraktor.
3. Pekerjaan urugan dan pemadatan.
Urugan dan pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dengan
ketebalan tidak melebihi 20 cm, setiap lapis harus dipadatkan dengan
stamper atau alat lain dengan ketentuan harus sampai benar-benar
didapatkan lapisan tanah yang benar-benar padat.
Tanah urug yang terlalu kering harus dibasahi dengan air tawar yang
diikuti dengan stamper atau dengan cara lain yang disetujui oleh
konsultan pengawas maupun unsur teknis.
4. Urugan tanah.
a. Urugan kembali lubang bekas galian pondasi hanya boleh
dilaksanakan setelah ada ijin dari konsultan pengawas setelah
dilakukan pemeriksaan pondasi.
b. Setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan
dan segala macam sampah atau kotoran, tanah urugan harus dari
jenis tanah berbutir (tanah lading atau berpasir atau tidak terlalu
basah)
c. Urugan tanah untuk meninggikan atau memperbaiki permukaan
pada dasarnya akan ditentukan sesuai gambar atau minimal dibawah
pengawasan konsultan pengawas menurut ketinggian, lebar dan

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
108

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

kedalaman yang diperlukan. Pelaksanaannya harus dilakukan


dengan stamper dan diawasi oleh konsultan pengawas.
4.9. PEKERJAAN PONDASI TIANG PANCANG
1. Berdasar hasil penyelidikan tanah di lokasi pekerjaan, pondasi yang
dipergunakan untuk pekerjaan struktur ini adalah pondasi tiang pancang
sesuai dengan gambar rencana.
a. Posisi/perletakan pondasi tiang pancang ini dilakukan dengan
terlebih dahulu menetapkan lay out bangunan secara menyeluruh /
lay out pondasi tersebut dan ditentukan dengan teliti sesuai dengan
gambar yang ada dan telah disetujui oleh Direksi / konsultan
pengawas.
b. Pemeriksaan tiap galian pondasi dilaksanakan terhadap benarnya
penempatan, kedalaman, besaran, lebar, letak dan kondisi dasar
galian. Sebelum pemasangan pondasi dimulai, Ijin dari direksi
mengenai hal tersebut harus didapat secara tertulis.
c. Pelaksana harus memperhatikan adanya stek tulangan kolom, stek
tulangan ke-sloof stek tulangan pile cap dan sudah harus
dipersiapkan sebelumnya agar tidak dikemudian hari terjadi
pekerjaan bongkar membongkar yang menghabiskan waktu maupun
tenaga.
d. Pemancangan pondasi harus mencapai tanah keras/tanah asli bukan
tanah timbunan. Apabila pemancangan pondasi dengan kedalaman
sesuai gambar detail untuk ini ternyata belum ditemukan tanah keras
atau masih tanah timbunan, maka pemancangan harus diteruskan
hingga mencapai tanah keras. Sebaliknya apabila telah mencapai
tanah keras sebelum kedalaman yang direncanakan maka
pemancangan dapat dihentikan. Konsekuensi biaya pekerjaan
tambah/kurang akan diperhitungkan lebih lanjut.
e. Pemancangan dilakukan pada kedalaman 22 meter dengan
menggunakan menggunakan 8 segmen berukuran 4 meter dan 1

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
109

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

segmen berukuran 2 meter. Per segmen di lakukan las yang


mengelilingi per segmen.
4.10. PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Lingkup pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :
a. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari Pondasi, Sloof, Kolom, Balok
struktur, Plat lantai, Ring balk, dan lain-lain seperti yang ditentukan
dalam gambar dimana pekerjaan beton bertulang harus dikerjakan
oleh Penyedia jasa.
b. Pekerjaan beton tidak bertulang terdiri dari :
i). Rabat beton keliling bangunan dan pekerjaan perkerasan lain-
nya seperti yang ditentukan dalam gambar.
2. Bahan/material
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah portland cement
menurut SNI 8 atau menurut ASTM, memenuhi S 400 menurut
standard cement portland yang digariskan oleh ACI
b. Seluruh pasir untuk pekerjaan beton maupun untuk pekerjaan
pasangan harus menggunakan pasir Muntilan yang bermutu baik,
tidak mengandung bahan organis, kandungan lumpur maksimal =
5% (lima prosen). Sedangkan untuk pekerjaan urugan baru
diperbolehkan untuk menggunakan jenis pasir lokal yang bermutu
baik yang sudah mendapatkan persetujuan dari Direksi maupun
Konsultan pengawas secara tertulis.
c. Koral yang digunakan mempunyai ukuran maksimum 2-3 cm dan
dapat memenuhi persyaratan PBI-1971 NI-2.
d. Air yang dipakai harus air tawar yang bersih, bebas dari zat - zat
kimia yang merusak mutu beton, sesuai PBI 1971.
e. Tulangan besi beton yang digunakan harus bebas dari minyak,
kotoran, cat, karat dan lain-lain yang dapat merusak, besi yang
dipakai produk berlabel SII, semua tulangan menggunakan tulangan

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
110

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

baja TS 420A polos untuk,  D10 mm sesuai dengan gambar dan


tulangan baja TS 420A ulir untuk  D10 mm, toleransi dimensi baja
sesuai standart SII.
f. Untuk mengetahui tegangan baja yang ada, maka perlu dilakukan
test tarik baja. dan biaya atau pekerjaan ini menjadi tanggug jawab
penyedia jasa.

3. Bekisting
a. Diharapkan bahan bekisting menggunakan multipleks yang
memenuhi persyaratan (tebal menyesuaikan keperluan) dengan
rangka kayu Kalimantan Kualitas-II. Untuk penggunaannya harus
dengan persetujuan direksi.
b. Pasangan bekisting harus dilaksanakan dengan rapi, kuat dan kaku
untuk menahan getaran dan kejutan gaya yang diterima tanpa
berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian pemasangan bekisting
harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar memberikan
bidang- bidang yang rata.
c. Celah-celah yang ada harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak merembes keluar. sebelum pengecoran bagian dalam bekisting
harus bersih dari kotoran.
4. Adukan / mutu beton
a. Mutu beton yang harus dicapai adalah K300 untuk beton struktur,
dan mutu beton K300 untuk beton non struktur, atau sesuai dengan
aturan PBI 1971 .
5. Test mutu beton.
Test mutu beton harus dilakukan oleh penyedia jasa pekerjaan ini dengan
diawasi direksi lapangan. Pelaksana harus menyiapkan segalanya agar
semua proses pengawasan dan pengambilan sample dapat diawasi
dengan baik dan mudah selama periode pelaksanaan

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
111

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

pembangunan/proyek berlangsung. Semua prosedur pengambilan sample


harus sesuai dan mengikuti ketentuan-ketentuan dalam PBI 1971.
a. Benda uji yang dipergunakan harus berupa kubus 15x15x15 cm,
dimana cetakan untuk benda uji ini harus terbuat dari besi sehingga
didapat benda uji yang sempurna.
b. Pengujian beton yang dilakukan adalah meliputi test kekuatan
(crushing test).
c. Slump test harus dilakukan pada setiap akan memulai pekerjaan
pengecoran.
d. Nilai slump test harus tercapai sebagaimana dalam PBI 1971.
e. Bila ternyata hasil test kubus beton menunjukkan tidak tercapainya
mutu yang disyaratkan, maka direksi lapangan berhak untuk
memerintahkan hal-hal sebagai berikut : pembongkaran hasil
pengecoran yang tidak sesuai persyaratan untuk itu penyedia jasa
harus menggantinya sesuai spesifikasi yang dimaksud dan
merupakan tanggung jawab penyedia jasa.
f. Segala biaya pengambilan sample, pemeriksaan, pembongkaran,
pekerjaan perbaikan dan pekerjaan pembuatan kembali konstruksi
beton, sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab pihak
penyedia jasa/pelaksana.
g. Pada bagian bangunan yang di-cor adukan beton ready mix,
penyedia jasa/pelaksana harus mendapat ijin terlebih dahulu dari
direksi lapangan dengan terlebih dahulu mangajukan calon nama
dan alamat supplier untuk beton ready mix tersebut. Dalam hal
penyedia jasa/pelaksana tetap bertanggung jawab penuh bahwa
adukan yang di-supply benar-benar memenuhi syarat-syarat dalam
spesifikasi ini serta menjamin homogenitas dan kualitas yang
kontinyu pada setiap pengiriman. segala test kubus yang harus
dilakukan dilapangan harus tetap dijalankan sesuai PBI 1971, dan
direksi lapangan akan menolak supply beton ready mix bilamana

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
112

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

diragukan kualitasnya. semua resiko dan biaya sebagai akibat dari


hal tersebut diatas sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia
jasa.
h. Pengambilan test benda uji menggunakan beton 5 m3 sebanyak 1
buah.
6. Pelaksanaan pekerjaan
a. Penyetelan dan pemasangan besi tulangan.
Semua tulangan harus dipasang pada posisi yang tepat hingga tidak
dapat berubah dan bergeser pada waktu adukan digetarkan.
Penyetelan besi tulangan harus diperhitungkan dengan tebal selimut
beton terhadap ukuran yang ditentukan. Hubungan sloof dan pondasi
batu kali serta kolom dengan dinding harus dipasang angkur (stek)
setiap jarak 100 cm sesuai dengan petunjuk Direksi atau Konsultan
pengawas.
b. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus dicek terhadap
kelurusan, baik arah vertikal maupun horisontal.
c. Beton decking harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat
pada tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama
dengan beton yang akan dicor.
d. Pemborong harus menyiapkan vibrator dalam cukup untuk masing-
masing ukuran yang yang diperlukan untuk menjamin pemadatan
yang baik.
e. Alat penggetar (vibrator) pada waktu pengecoran dapat digunakan
tulangan diameter 16 ujung bulat dengan diselingi pengecoran
secara perlahan-lahan.
f. Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat
adukan, sisa adukan yang mengeras tidak boleh dipakai.
g. Pembongkaran bekisting baru diperbolehkan setelah beton
mengalami periode pengerasan sesuai dengan PBI 1971/seijin
direksi.

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
113

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

h. Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus dibongkar


dan diperbaiki atas biaya Penyedia jasa.
i. Sebelum pengecoran dilakukan, sisi dalam papan bekisting harus
bebas dari segala macam kotoran dan harus tersiram dengan air
sampai merata.
j. Curing beton harus dilakukan dengan cara menyiram air dan atau
menutup dengan karung-karung basah untuk menjaga pengeringan
yang mendadak/dilindasi beton.
4.11. PEKERJAAN STRUKTUR ATAP
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan meliputi semua pekerjaan, bahan dan alat yang dipakai dalam
pekerjaan atap sesuai dengan gambar rencana
2. Syarat Bahan :
a. Dalam hal ini profil yang digunakan adalah 70.70.7 untuk struktur
kuda kuda dengan mutu baja BJ 37,
b. Gording menggunakan Gording Profil C.150.75.20.4,5
3. Syarat-syarat Umum dan Ketentuan :
Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini, semua pekerjaan baja harus
sesuai dengan standart terbaru dan standart-standart di bawah ini :
a. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBI-83)
b. American Institute of Steel Construction (AISO) “Spesification for
Fabrication dan Erection”, 12 Februari 1966 dan Spesification for
Struktural Joint Bolt.
c. American Society for Testing dan Material (ASTM)
d. Standard Industri Indonesia (SII).
4. Lingkup Pekerjaan :
a. Mencakup pengukuran sebelum fabrikasi terhadap bentang, balok-
balok tumpuan dilapangan, pembuatan (fabrikasi) kuda-kuda (truss)
dengan alat sambung yang ditetapkan ketentuan oleh struktur baja
profil. Pengangkutan kuda-kuda dan bahan-bahan lain yang

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
114

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

diperlukan terkait sampai ke lokasi pekerjaan, penyediaan tenaga


kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dan pemasangan seluruh kuda-kuda baja ringan berikut
pemasangan lapisan Alumunium foil - 2 (dua) muka hingga tahap
pemasangan penutup atap.
b. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda dilakukan di lokasi proyek.
c. Pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan meliputi struktur
kuda-kuda (truss) balok tembok (top plate/murplat) reng, sekur
overhang, ikatan angin dan bracing,
d. Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pembersihan untuk pekerjaan-
pekerjaan yang sudah selesai dan akan diikuti pekerjaan-pekerjaan
lain.
e. Melaksanakan pemasangan dan penyetelan konstruksi baja ringan
di-lokasi site dengan harus memperhatikan pekerjaan-pekerjaan
yang terkait, keamanan, kebersihan lengkap dengan spesifikasi dan
gambar.
5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain harus
dilaksanakan sesuai dengan gambar desain yang telah dihitung
kekuatan strukturnya dengan bergaransi struktur minimal 10 tahun.
b. Komponen struktur konstruksi baja harus dikerjakan oleh tenaga
pemasang yang terlatih dan bersertifikat serta mampu memahami
gambar kerja dan dibuktikan dengan surat ijin memasang dari
lembaga yang berwenang.
c. Semua detail dan hubungan harus dipasang sesuai dengan gambar
kerja.
d. Seluruh kelengkapan atau barang dan pekerjaan lain yang diperlukan
demi kesempurnaan pemasangan (walaupun tidak secara khusus
diperhatikan dalam gambar ataupun dipersyaratkan dalam RKS) ini)
harus diadakan/disediakan/dikerjakan.

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
115

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

e. Semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air (water level)
untuk dilakukan pemasangan kuda-kuda sesuai dengan disain
system rangka atap.
f. Struktur bangunan untuk perletakan kuda-kuda harus dikontrol
kekuatannya terlebih dahulu dan terjamin kekuatannya.
g. Penyedia Jasa harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan
itu, pihak Konsultan Perencana dan Pengawas Struktur berhak
mendapatkan informasi mengenai reaksi perletakan kuda-kuda ini.
h. Pengawas berhak menolak/menunda pemasangan kuda-kuda jika
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda tidak kuat/tidak
layak dibebani kuda-kuda. Pemasangan / Erection :
1) Penyedia Jasa harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat
yang diperlukan untuk pekerjaan pemasangan. Semua pekerjaan
harus dilakukan hati-hati dan teliti, setelah terpasang semua,
sambungan-sambungan harus dicek ulang, baik yang
menggunakan las atau mur baut.
2) Tidak diperkenankan penggunaan martil yang berlebihan yang
dapat merusak material, setiap kesalahan pada pekerjaan
bengkel yang menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan
dapat diatasi dengan cara yang disetujui oleh direksi.
6. Gambar Pabrik ( Shop Drawing ).
Gambar yang diberikan berupa gambar kerja yang belum terdetail,
gambar pabrik (shop drawing) yang terperinci harus dibuat oleh
pelaksana secara teliti dan detail dengan memperhatikan working
drawing, Gambar Shop Drawing yang diberikan harus mendapat
persetujuan Direksi/pengawas lapangan/perencana terlebih dahulu
sebelum dilaksanakan.
7. L a i n – L a i n :

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104
116

Tugas Besar Perancangan Bangunan Sipil


Proyek Pembangunan Gedung Dormitory Ungaran Tiga Lantai

Baik mengenai prosedur, interpass, toleransi dan koreksi harus selalu


berpegang pada standart yang dipakai pada spesifikasi ini dan harus
dengan persetujuan pengawas.

4.12. PEKERJAAN PENUTUP ATAP


1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan,bahan dan alat yang dipakai
dalam pekerjaan penutup atap sesuai dengan gambar rencana.
2. Syarat Bahan :
a. Genteng Beton Spesial, dengan Usuk dan Rengnya
b. Penutup atap dengan sudut kemiringan 34º
3. Persyaratan Pelaksanaan :
a. Untuk seluruh bahan bangunan harus bahan penutup atap dari satu
pabrik, sebelum dipesan/kirim kepekerjaan, pelaksana terlebih
dahulu mengajukan contoh kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan, bahan penutup atap yang cacat/retak tidak dibenarkan
untuk dipakai.
Pemasangan Genteng Beton harus rapi dan dipastikan terhindar dari kebocoran

Purnomo Eko Prasetyo. / 17.B1.0101


Aditya Suryadi / 17.B1.0104

Anda mungkin juga menyukai