Anda di halaman 1dari 22

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN KAB. FLORES TIMUR


TAHUN ANGGARAN 2022.
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN / REHABILITASI GEDUNG KANTOR BPP BANIONA
KECAMATAN WOTAN ULOMADO KABUPATEN FLORES TIMUR

URAIAN SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

BAB I
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

1.1 LINGKUP PEKERJAAN

Kegiatan Peningkatan Sarana Prasarana Penyuluhan Pertanian, Pekerjaan PEMBANGUNAN /


REHABILITASI GEDUNG KANTOR BPP BANIONA kecamatan Wotan Ulomado Kabupaten Flores
Timur Tahun Anggaran 2022.

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada Gambar Rencana, BOQ dan RKS
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.

Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang
harus dilaksanakan, sebagaimana yang disyaratkan di bagian lain item pekerjaan, dan secara umum
meliputi :
1.1.1 Penyewaan sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp Kontraktor dan kegiatan
pelaksanaan.
1.1.2 Mobilisasi staf pelaksana lapangan dan para pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan
dan penyelesaian pekerjaan.
1.1.3 Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai daftar kebutuhan peralatan yang tercantum
dalam penawaran.
1.1.4 Penyediaan fasilitas kantor lapangan dan fasilitas untuk Direksi Pekerjaan/Pengawas
Pekerjaan sesuai yang tercantum dalam penawaran

1.2 PERIODE MOBILISASI

Mobilisasi dan seluruh item kegiatan yang tercantum dalam penawaran harus dilaksanakan dalam
jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen penawaran atau selambat-lambatnya sesuai jangka
waktu pelaksanaan dalam penawaran, terhitung sejak tanggal mulai kerja.

1.3 PROGRAM MOBILISASI

1.3.1 Dalam waktu 7 hari setelah penandatanganan kontrak, Kontraktor harus melaksanakan Rapat
Pra Pelaksanaan (Pree Construction Meeting) yang dihadiri pemilik pekerjaan, Direksi Teknik dan
Pengawas Lapangan untuk membahas semua hal, baik teknis maupun non teknis dalam
program/kegiatan ini.

Consultan perencanaan dan pengawasan


1.3.2 Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, Kontraktor harus menyerahkan
program mobilisasi dan jadwal kemajuan pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan/Pengawas
untuk diminta persetujuannya.

1.3.3 Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang
disyaratkan dan harus mencakup informasi tambahan berikut :
 Lokasi Base Camp, Kantor Lapangan/Direksi Keet.
 Jadwal pengaman peralatan yang diusulkan dalam penawaran

1.4 MOBILISASI LAINNYA

1.4.1 Rekayasa Lapangan :


Kontraktor harus menyediakan personil ahli teknik untuk memperlancar pelaksanaan
pekerjaan sehingga diperoleh mutu, kinerja dan dimensi sesuai yang disyaratkan dalam
ketentuan.
Dalam menjalankan tugasnya personil tersebut dapat melakukan koordinasi dan kerja sama
dengan pihak Direksi/Pengawas untuk seluruh kegiatan di lapangan baik Teknis maupun
Non Teknis.
1.4.2 As Build Drawing :
Setelah seluruh pekerjaan telah diselesaikan dengan baik dan memenuhi Pho, maka
Kontraktor harus menyediakan gambar-gambar pelaksanaan sebagai Dokumen akhir dari
lampiran Pho, yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
1.4.3 Dokumentasi :
Dalam memenuhi syarat-syarat pembayaran terhadap volume pekerjaan yang telah
dikerjakan, maka Kontraktor harus menyediakan foto-foto terhadap pekerjaan yang telah
selesai dilaksanakan dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
1.4.4 Pelaporan :
Untuk kelengkapan Administrasi kegiatan, maka Kontraktor harus membuat dan
menyediakan laporan-laporan yang meliputi laporan harian, laporan mingguan dan laporan
bulanan serta laporan Berita Acara yang dipersyaratkan sesuai item kegiatan dalam
melengkapi pemenuhan system administrasi

Consultan perencanaan dan pengawasan


BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIK

A. SPESIFIKASI UMUM

1. PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut di
bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
Kepres No. 80 tahun 2003 beserta lampiran-lampiran dan juknisnya.
Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia
atau Algemene voor de uit veering bij aneming van openbare werken (AV) 1941.
Surat edaran bersama Bappenas dan Direjen Anggaran No. 351/D. VI/01/1997
dan SE-39/A/21/0/1997 tanggal 20 Januari 1997.
Keputusan Direjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No.
295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
Pedoman perencanaan Gedung SNI 03-17330-1989.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971) NI-2 dan PBI 1991 SK SNI T-
15. 1919. 03.
Tata cara pengadukan dan pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.
Peraturan Muatan Indonesia NI-8 dan Indonesia Loading Code 1987 (SKBI-1. 2.
53. 1987).
Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995.
Ubin semen polos SNI 03-0028-1987.
Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI-5.
Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984.
Mutu Sirap SNI 03-3527-1984.
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987.
Tata cara perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991.
Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8 tahun 1972.
Peraturan Bata Merah sebagai Bahan Bangunan NI-10.
Peraturan Plumbing Indonesia.
Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
Tata Cara Pengecatan dinding Tembok dan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991.
Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1960.
Peraturan dab Ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan Bangunan.

2. PEKERJAAN PERSIAPAN

LINGKUP PEKERJAAN

Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor


berkewajiban :
Membersihkan halaman pekerjaan dari segala kotoran/sampah dan akar-akar kayu.
Pek. Pembersihan Lokasi dan Pembongkaran Bangunan Lama ( Atap, Plafond, dan
Teras Depan,Tembok, Inst. Listrik )
Mengadakan air untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi
syarat-syarat yang diperlukan masing-masing pekerjaan yang bersangkutan.
Membuat gudang-gudang, los kerja dan kantor Direksi Keet.
Pemasangan bouwplank.

Consultan perencanaan dan pengawasan


Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan.
Membuat papan nama proyek, yang terbuat dari papan dilapis seng dengan ukuran
120 x 120 cm. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Warna dasar
papan putih dan tulisan hitam. Papan diletakkan pada tempat yang mudah dilihat
umum.
Papan nama Proyek memuat :
 Nama Kegiatan : …………………………………..
………………………………….
 Jenis Pekerjaan : ……………………………………
………………………………….
 Tahun Anggaran : 2022
 Lokasi Proyek : ………………………………….
Kab. Flores Timur
 Jumlah Biaya (Kontrak) : Rp .…………………………….....
 Konsultan Perencana : CV. BINA CIPTA UTAMA
 Konsultan Pengawas : CV. ……………..
 Kontraktor Pelaksana : …………………………………….
 Jangka Waktu Pelaksanaan : ……………………………………...

PERSYARATAN BAHAN

Untuk gudang dan bangsal kerja, digunakan rangka kayu, dinding papan dan atap
seng.
Untuk Direksi Keet, digunakan bahan rangka kayu, dinding papan atau tripleks dicat,
atap seng BJLS 0.20, lantai Rabat Beton.
Untuk penampung air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi kualitas
yang ditentukan dalam PBI. 1991.
Bahan bouwplank dipakai tiang Kayu Kelas II 5/7 cm dan papan Kayu Kelas II
ukuran 2/20 cm.
Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-
lain, digunakan bahan kayu setempat.

PEDOMAN PELAKSANAAN

Pembersihan lokasi sekeliling bangunan meliputi pembersihan semua tanaman tumbuh,


termasuk pembongkaran akar-akar pohon yang terkena bangunan dan halaman
sekeliling bangunan, termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika diperlukan.
Hasil Pembersihan tersebut di atas dibuang ke luar lokasi pekerjaan.

UKURAN - UKURAN

Ukuran-ukuran patok dan ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar dan
dijelaskan dalam gambar detail. Ukuran-ukuran dalam gambar tersebut adalah
ukuran setelah pekerjaan selesai dikerjakan.
Peil ketinggian lantai (± 0,00) diambil sesuai dengan ketetapan dalam gambar,
ukuran tersebut merupakan perhitungan rata-rata di atas tanah berkontur
(tingginya akan ditentukan pada saat pematokan). Penentuan peil ini akan
dilakukan oleh Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan unsur PTP
Dinas Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna
Anggaran) bersama-sama dengan Kontraktor. Selanjutnya peil ini harus
merupakan dasar tiap ukuran tinggi/rendah dan horizontal. Kontraktor harus
membuat ukuran tersebut di luar bangunan dengan kayu kelas II 5 x 7 cm dan

Consultan perencanaan dan pengawasan


pada bagian ujungnya diberi cat dengan meni warna merah. Tanda tetap ini
harus dijaga dan dipelihara sampai bangunan selesai dikerjakan.

Penentuan titik-titik ketinggian dilakukan dengan selang air ukuran 1/4” atau dengan
alat ukur theodolit, sedangkan untuk sudut siku-siku dilakukan dengan benang
secara azas segitiga Pythagoras.

KANTOR PEMBORONG DAN GUDANG

Untuk keperluan kelancaran pelaksanaan konstruksi dan tempat tinggal pekerjaan,


Kontraktor diwajibkan membuat Direksi Keet, pondok kerja dan gudang tempat
penyimpanan bahan (KEET).
Bangunan keet ini dibuat dengan luas sesuai keadaan.
Untuk memudahkan pengawasan pada bangunan, keet ini disediakan dan dilengkapi
dengan peralatan Direksi Keet, seperti meja tulis, kursi dan peralatan lainnya.
Letak bangunan keet ini disesuaikan dengan situasi tempat, agar sirkulasi pekerjaan
tidak saling menghambat.

PEMASANGAN BOUWPLANK

Lingkup pekerjaan meliputi seluruh keliling tiap bangunan tersebut di atas.


Persyaratan bahan, Bahan dari kayu kelas II, dengan ukuran untuk patok 5/7 cm dan
ukuran papan 2/20 cm.
Pedoman pelaksanaan :
Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya
Harus benar-benar waterpass (timbang air) dan sudut-sudutnya harus siku.
Bouwplank harus terpasang kuat.
Setelah bouwplank terpasang, harus dimintakan peresetujuan tertulis (Berita
Acara Pematokan) yang ditandatangani oleh unsur-unsur dari
Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, PTP. Dinas Pekerjaan
Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna Anggaran)
bersama Kontraktor, agar pekerjaan selanjutnya dapat segera
dilaksanakan.

B. SPESIFIKASI TEKNIK

1. PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN

1.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan tanah terdiri dari :


a. Galian tanah Pondasi (Tanah Biasa)
b. Galian Saluran (Tanah Biasa).
c. Urugan Tanah Bekas Galian.
d. Urugan Tanah dalam Bangunan.
e. Urugan Tanah dibawah Rabat Keliling Bangunan.
f. Urugan Tanah di bawah Lantai Jemuran.
g. Urugan Pasir dibawah Pondasi.
h. Urugan Pasir dibawah saluran.
i. Urugan pasir dibawah Lantai jemuran.
j. Urugan Pasir dibawah Lantai Jemuran.

Consultan perencanaan dan pengawasan


Persyaratan Bahan

Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk
timbunan bawah lantai digunakan batu/tanah perataan lokasi kualitas baik dan pasir
pasang kualitas baik.
Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu,
serta sampah lainnya.

Pedoman Pelaksanaan

 Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan


sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas, PTP
Dinas Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna
Anggaran) bersama Kontraktor. Apabila di tempat galian ditemukan pipa-pipa
pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka
Kontraktor secepatnya memberitahukan kepada Konsultan Pengawas, dan PTP
Dinas Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna
Anggaran) atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk
seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan
yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
 Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam
gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan bahan
bekas galian pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
 Pengurugan bekas galian pondasi diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap
lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan
tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat,
ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan kembali seperti di atas.
Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi
tertutup kembali.
 Pengurugan dengan tanah timbun di bawah lantai dilakukan lapis demi lapis
hingga ketebalan 10 cm di bawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan
urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm.
 Di bawah lantai setebal 5 cm diurug dengan pasir urug dan dipadatkan.
Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh,
kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, dan PTP. Dinas Pekerjaan Umum
setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna Anggaran) atas kesempurnaan
pengurugan dan pemadatan.

2. PEKERJAAN PONDASI

2.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi seluruh pengerjaan pondasi cyclope dan aanstamping, seperti yang tercantum
dalam gambar rencana dan dijelaskan dalam gambar detail.

Consultan perencanaan dan pengawasan


2.2. Persyaratan Bahan

a. Batu kali / batu belah yang dipergunakan berpenampang maksimum 15/20 cm,
dengan tiga muka pecahan, yang bersudut dan tidak berpori. Persyaratan bahan
batu pecah lihat pada pasal Beton Bertulang.
b. Jika batu karang/batu belah yang dipergunakan sebagai pondasi, harus dipilih
batu yang keras dan tidak keropos atau berpori dan dikerjakan sesuai bentuk
dan ukuran yang tertera dalam gambar.

2.3. Pedoman Pelaksanaan

a. Sebelum pondasi dipasang, terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran


untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan
persetujuan Konsultan Pengawas tentang kesempurnaan galian.
b. Pemborong/Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas bila ada
perbedaan gambar konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal
yang kurang jelas.
c. Di bawah dasar pondasi dilapisi pasir urug setebal 5 cm atau sesuai gambar
rencana, dan dipadatkan. Di atas pasir urug, dipasang aanstamping, terdiri dari
batu kali.
d. Pondasi dibuat dari pasangan batu dengan adukan 1 Pc : 5 Ps yang diisi batu
kali (koral) / batu karang yang telah dibelah-belah terlebih dahulu.

3. PEKERJAAN BETON

3.1. Lingkup Pekerjaan

 Rabat Beton ( 1Pc : 3Ps : 5 Pc ).


 Beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus dibuat untuk :
- Sloof.
- Balok Latei.
- Ring Balk.
- Kolom-kolom induk/Kolom struktur.
- Kolom-kolom praktis.
- Balok Gewel.
- Plat Penyeberangan.
- Septiktank Konvensional dan Peresapan
- Neut Beton.
 Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan
gambar rencana.

 Sistim Joint / Sambungan Beton Lama dan Baru harus diperhatikan antara lain:
Pemasangan Sloof dan RingBalk Joint / Sambungan Besi beton yang Baru
harus dikaitkan / di sambung pada besi beton eksisting dengan memahat beton
eksiting sampai kelihatan besi beton eksitingnya baru dilakukan penyambungan.
 Sebelum melakukan Pengecoran Beton bagian yang akan di cor harus bersih
dan diolesi dengan Zat Perekat Beton ( Adibon )

Consultan perencanaan dan pengawasan


3.2. Bahan

3.2.1. Semen
 Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1975 dan
memenuhi S-400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan
oleh Asosiasi Cement Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih
tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan, terkecuali mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas, dan PTP. Dinas
Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna
Anggaran). Pertimbangan tersebut hanya dapat diberikan dalam
keadaan :

 Tidak ada stock di pasaran dari merk semen yang telah


digunakan.
 Kontraktor memberikan data-data teknis bahwa mutu semen
pengganti setaraf dengan mutu semen yang telah dipakai.
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu
zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan
campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat penyimpanan
semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap
semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada
 pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

3.2.2. Pasir Beton


Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1991.
3.2.3. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1991.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.
3.2.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkalin,
garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton
atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
3.2.5. Besi Beton
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan
leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas
dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang.

Consultan perencanaan dan pengawasan


Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus
diminta persetujuan Konsultan Pengawas, dan PTP. Dinas Pekerjaan Umum
setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna Anggaran) terlebih dahulu. Jika
Pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter
yang terdekat dengan catatan :
 Harus ada persetujuan dari Konsultan Pengawas, dan PTP. Dinas
Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna
Anggaran)
 Jumlah besi per satuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksud adalah jumlah luas).

3.2.6. Cetakan dan Acuan


 Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-
batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan
uraian pekerjaan.
 Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan di
dalam pasal 5.1 PBI 1991.
3.2.7. Mutu Beton
 Mutu Beton yang digunakan dengan perbandingan campuran 1Pc : 2 Ps
: 3 Kr.
3.2.8. Adukan Beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas, yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton
yang sudah di Cor dan yang akan di Cor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1991.
3.2.9. Pengecoran
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Konsultan Pengawas, dan PTP. Dinas Pekerjaan Umum setempat (PTP
sesuai persetujuan Pengguna Anggaran). Selama pengecoran
berlangsung, pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan di atas
penulangan. Untuk dapat sampai ke tempat-tempat yang sulit dicapai
harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan.
Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
 Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan PTP.
Dinas Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna
Anggaran). Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut,
bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar,
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan.
Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari
ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m.

Consultan perencanaan dan pengawasan


3.2.10. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
sebagai berikut :
 Dipergunakan karung-karung yang senantiasa basah sebagai penutup
beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan
tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
Konsultan Pengawas. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera
atas resiko pemborong.

3.3. Pedoman Pelaksanaan

 Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, maka
sebagai pedoman dipakai PBI 1991
 Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Konsultan Pengawas apabila
ada perbedaan yang didapat di dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.

4. PEKERJAAN DINDING

4.1. Lingkup Pekerjaan

a. Pemasangan dinding batu bata/batu merah dilakukan untuk seluruh pembatas


ruangan, dan septicktank, atau yang seperti tertera dalam gambar dan
dijelaskan dalam gambar detail.
b. Pemasangan lapisan dinding bagian dalam KM/WC menggunakan pasangan
trasraam dan keramik 20 x 25 cm, dan dinding bak air menggunakan Fiber Glass
Vol. 1m3 atau sesuai RAB/Gbr.

4.2. Persyaratan Bahan

4.2.1. Bata
Bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-
siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak
yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan
lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam
air dan bermutu baik.
4.2.2. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan
hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 5 % berat
4.2.3. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah
digariskan pada pasal beton bertulang.

Consultan perencanaan dan pengawasan


4.3. Pedoman Pelaksanaan

4.3.1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :


 Pasangan kedap air (1 Pc : 3 Ps)
 Semua pasangan bata merah dimulai di atas sloof sampai
setinggi 20 cm di atas lantai atau sesuai dengan gambar
rencana dan yang dijelaskan dalam gambar detail.
 Pasangan dinding WC setinggi 1,50 cm di atas permukaan lantai
atau sesuai dalam gambar rencana untuk penempatan keramik.
 Pasangan adukan 1 Pc : 5 Ps berada di atas pasangan kedap air
tersebut
4.3.2. Persyaratan Adukan
Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk di dalam bak kayu yang
memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan
kering, yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan
yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh
dicampur lagi dengan adukan yang baru.

4.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai
gambar, dengan syarat :
 Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
 Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak
boleh melebihi 30 cm dari pasangan bata yang telah selesai.
4.3.4. Lapisan bata merah yang satu dengan lapisan bata merah di atasnya harus
berbeda setengah panjang bata merah. Bata merah setengah tidak dibenarkan
digunakan di tengah pasangan dinding, kecuali pasangan pada sudut.
4.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun
dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak di kemudian hari. Pada tempat-
tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya
disesuaikan dengan gambar detail.
4.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam dinding, harus
dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata merah (sebelum diplester).
4.3.7. Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama
dengan plesteran seluruh bidang tembok.
4.3.8. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan
sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah dipasang harus diberi
perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus, paling sedikit 7
hari setelah pemasangannya.
4.3.9. Pemasangan dinding KM/WC menggunakan pasangan trasraam dan keramik 20
x 25 cm.
4.3.10. Pemasangan keramik setelah pekerjaan plesteran 1 pc : 3 psr. Pasir yang
digunakan untuk merekatkan porselin harus diayak dengan ayakan yang halus
(No. 50) dan tidak diperbolehkan menggunakan pasir kasar.
4.3.11. Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat
lainnya. Apabila terjadi cacat pada dinding, maka bagian cacat tersebut harus
dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan pasangan baru harus rata
dengan sekitarnya.
4.3.12. Penutupan siar-siar dinding porselin menggunakan acian saus semen dan
dilakukan sampai merata. Warna acian siar disesuaikan dengan warna keramik.

Consultan perencanaan dan pengawasan


5. PEKERJAAN PLESTERAN dan ACIAN SAUS SEMEN

5.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan plesteran dan acian saus semen dilakukan pada seluruh pasangan bata
merah, beton bertulang, septicktank, pondasi atau bagian-bagian konstruksi lainnya yang
menggunakan plesteran dan acian semen.

5.2 Persyaratan Bahan

Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal
beton bertulang.

5.3 Pedoman Pelaksanaan

5.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :


 Dinding dibersihkan dari semua kotoran
 Dinding dibasahi dengan air
 Semua siar permukaan dinding batu bata merah dikorek sedalam
0,5 cm
 Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran
dapat merekat dengan baik
5.3.2. Adukan plesteran pasangan bata merah kedap dan beton air dipakai campuran
1 Pc : 3 Ps, sedangkan plesteran bata merah lainnya dipergunakan campuran
1 Pc : 5 Ps
5.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan
tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.
5.3.4. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,50 cm sampai 2,00 cm. Untuk
mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara
silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara
horizontal dan vertical.
5.3.5. Bila mana terdapat bidang plesteran yang berombak, harus diusahakan
memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki
hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat)
dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
5.3.6. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu
sejak permulaan plesterannya.
5.3.7. Acian saus semen diaduk sampai didapat campuran yang plastis.

6. PEKERJAAN DINDING KERAMIK/PORSELIN

6.1. Lingkup Pekerjaan

Pemasangan keramik dinding direncanakan. Pekerjaan Pasangan Keramik terdiri dari :


6.1.1. Dinding KM / WC dilapisi dengan keramik ukuran 20 x 25 cm.

6.2. Persyaratan Bahan

Bahan keramik atau porselin yang digunakan produksi dalam negeri yang berkualitas
baik.

6.3. Pedoman Pelaksanaan

Consultan perencanaan dan pengawasan


6.3.1. Dinding tempat pemasangan keramik atau porselin diplester kasar dengan
campuran 1 Pc : 3 Ps, kemudian di atas plester tersebut ditempel keramik atau
menggunakan pasta semen.
6.3.2. Permukaan pasangan keramik atau porselin harus datar, rata alurnya harus
sama besarnya. Celah-celah antar keramik/porselin diisi dengan semen
berwarna sama dengan warna keramik/porselin/ubin kepala basah.

7. PEKERJAAN LANTAI

7.1 Lingkup Pekerjaan

Pemasangan lantai dibuat untuk semua bagian lantai ruang, KM/WC.


Pekerjaan lantai terdiri dari :
a. Pekerjaan Lantai menggunakan Keramik 40 x 40 cm.

7.2 Persyaratan Bahan

Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal
beton bertulang. Tegel keramik menggunakan merek/kualitas terbaik. Penggunaan
keramik yang telah retak, pecah atau mempunyai sudut yang tidak benar tidak
diperkenankan

7.3 Pedoman Pelaksanaan

7.3.1. Dasar Lantai


 Sebelum dipasang tegel, dasar lantai terlebih dahulu dilapisi pasir
urugan setebal 0,7 cm atau sesuai dengan gambar rencana dan
dipadatkan dengan stamper sampai benar-benar padat, dipasang lantai
rabat beton 1 : 3 : 5 dengan ketebalan sesuai dengan gambar rencana,
baru dilekatkkan tegel keramik. Khusus untuk pemasangan lantai
keramik setelah rabat beton, digunakan campuran 1 : 3.
 Untuk lantai dasar dibuat tikar beton/pengecoran sesuai dengan gambar
rencana/bestek.

7.3.2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-
pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan
baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
7.3.3. Adukan
a. Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
b. Saus semen untuk acian menggunakan semen dicampur air, sehingga
didapat campuran yang plastis.

Consultan perencanaan dan pengawasan


7.3.4. Pemasangan
a. Lantai beton tumbuk dipasang dengan ketebalan 0.5 cm. Adukan
perekat lantai dipakai 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr .
b. Lantai beton tumbuk, plesteran dan acian harus rata dan tidak
bergelombang.
c. Pemasangan tegel keramik setelah pekerjaan rabat beton. Pekerjaan
yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya.
Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian cacat tersebut harus
dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan pasangan baru harus
rata dengan sekitarnya.
d. Permukaan lantai pada KM/WC dimiringkan 1 % ke arah floor drain.
e. Penutupan siar-siar lantai tegel keramik menggunakan acian saus
semen dan dilakukan sampai merata. Warna acian siar untuk keramik
disesuaikan dengan warna keramik.

8. PEKERJAAN KAYU

8.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat bantu yang
diperlukan, sehingga konstruksi kayu dapat dilaksanakan dengan baik.
Bagian pekerjaannya adalah :
a. Pekerjaan kayu kuda-kuda, pengapit kuda-kuda, gording dan balok bubungan
b. Pekerjaan kusen pintu, jendela, boven
c. Jurai luar dan dalam
d. Daun pintu, jendela dan ventilasi
e. Listplank
f. Pekerjaan plafond
g. Pekerjaan listplafond diprofil

8.2. Persyaratan Bahan

a. Untuk semua rangka kuda-kuda dan pengapit kuda-kuda digunakan kayu klas II,
gording dan balok bubungan digunakan kayu kelas II.
b. Untuk semua kusen pintu/jendela digunakan kayu kelas I / kayu bayam.
c. Untuk semua daun jendela digunakan kayu jati
d. Untuk semua daun pintu digunakan daun pintu panil kayu Jati
e. Untuk listplank digunakan kayu kelas II kualitas terbaik
f. Untuk rangka plafond menggunakan kayu kelas mutu II atau yang setara.
g. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang.
h. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.

8.3. Pedoman Pelaksanaan

8.3.1. Kayu kuda-kuda


 Semua kayu untuk kuda-kuda, pengapit kuda-kuda, gording dan balok
bubungan diawetkan dengan residu. Pengecatan dengan residu harus
dilakukan 2 kali, sehingga menghasilkan warna yang merata pada
seluruh permukaan kayu.
 Konstruksi harus dibuat sesuai gambar detail, untuk ukuran kayu
maupun cara penyambungannya.
 Sambungan kayu harus dibuat dengan rapi dan penuh keahlian dengan
memperhatikan peraturan yang disyaratkan dalam SK-SNI-5-10-1990-F.
 Konstruksi sambungan kuda-kuda harus dilengkapi dengan baut.

Consultan perencanaan dan pengawasan


8.3.2. Kosen Pintu dan Jendela
 Ukuran kayu untuk kosen pintu adalah 5/10 cm dan disponing dan
diprofil (ukuran setelah jadi dibuat).
 Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan
harus menggunakan pen kayu keras yang sebelumnya bidang
sambungan ini harus dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya
dapat melekat dengan baik.
 Setiap kosen pintu harus dilengkapi angker minimal 3 buah untuk kiri
kanan kosen yang melekat ke tembok. Untuk kosen jendela 2 buah, di
kiri kanan kosen yang melekat ke tembok. Khusus untuk kosen pintu, di
bawah kosen dilengkapi dengan dork yang di angker ke dalam neut
beton.
 Semua bidang kosen yang bersinggungan dengan dinding/beton dibuat
alur-alur kapur, kemudian bidang tersebut diawetkan dengan cat meni
2 (dua) kali.
 Kayu kosen dari kayu kelas I setaraf kayu bayam.
8.3.3. Daun Pintu / Jendela dan Ventilasi / Boven
 Pintu digunakan pintu panil kayu Jati
 Jendela dibuat model kaca rangka, bahan kayu dari jati dengan petak-
petak tempat kaca disesuaikan dengan gambar detail. Kaca untuk
jendela dipasang kaca polos tebal 5 mm. Pemasangan kaca harus
diperhatikan terhadap muai susut baik dari kosen maupun bahan kaca
tersebut.
 Daun boven kaca rangka 5 mm menggunakan kayu Jati dengan
ketebalan 2 cm.
8.3.4. Listplank
Lisplank dibuat dari papan kayu kelas II ukuran jadi 3/20 cm diprofil atau
disesuaikan dengan gambar perencanaan. Pemasangannya dipakukan
langsung pada gording. Pemasangan harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai
pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar dan
diperbaiki kembali atas beban Kontraktor.
8.3.5. Plafond
 Rangka plafond menggunakan kayu kelas mutu II. Pemasangan rangka
utama dipakukan pada dinding (menggunakan paku tembok) dan bagian
rangka lainnya digantungkan menggunakan penggantung dari kayu
kelas mutu yang sama pada rangka kuda-kuda. Ukuran panjang dan
lebar rangka kayu plafond disesuaikan dengan gambar rencana.
 Pembuatan rangka plafond harus benar-benar memiliki permukaan yang
rata sebelum dipasang lapisan penutup dari tripleks. Lapisan penutup
yang digunakan, menggunakan tripleks tebal 3 mm.

Consultan perencanaan dan pengawasan


9. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

9.1 Lingkup Pekerjaan

Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap bangunan

9.2 Bahan yang digunakan

Untuk semua atap digunakan Seng gelombang BJLS 0,30 dan untuk bubungan atap
digunakan Seng plat ukuran jadi BJLS 0,30 produksi dalam Negeri

9.3 Pedoman Pelaksanaan

9.3.1. Pemasangan atap diletakkan pada gording. Cara pemasangannya dengan


memakai paku seng, dengan jarak gording disesuaikan dengan gambar
rencana.
9.3.2. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Minimal
tindisan antar satu seng dengan seng lainnya harus sesuai dengan persyaratan
pabrik.
9.3.3. Bubungan ditutup dengan seng bubungan. Tindisan antara satu bubungan
dengan bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik.
9.3.4. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran. Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangannya,
maka bagian yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang baru. Kerugian
akibat hal tersebut menjadi tangung jawab sepenuhnya pada Kontraktor.

10. PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

10.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela,
selanjutnya pada jendela dipasang gerendel dan hak angin.

10.2. Persyaratan Bahan

a. Engsel-engsel dari kuningan ukuran 5” warna emas atau brons atau yang setara
untuk menggantung daun pintu. Sedangkan untuk jendela menggunakan engsel
kupu-kupu yang dilengkapi hak angin.
b. Kunci pintu dipasang merk Yuri / Paori 2 (dua) slaag (dua kali putar) atau yang
setara.
c. Grendel dan hak angin berkualitas baik.
d. Expanyolet berkualitas baik

10.3. Pedoman Pelaksanaan

a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk setara Yuri / Paori,
yang berkualitas baik.
b. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu. Pemasangan
dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan
engsel ke pintu dan ke kosen dengan menggunakan paku. Penguncian mur
harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang
masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.

Consultan perencanaan dan pengawasan


c. Untuk alat-alat tersebut di atas sebelum dipasang, Kontraktor wajib
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Konsultan
Pengawas atau pemberi tugas.
d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka Pengawas berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan
diganti dengan alat-alat yang di syaratkan atas biaya Kontraktor.
e. Engsel dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.
Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat
tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur, seperti tersebut pada ayat b
pasal ini.

11. PEKERJAAN PIPA DAN PERLENGKAPAN SANITASI

11.1. Lingkup Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan meliputi pembuatan unit MCK, saluran pembuangan air kotor
dan septicktank

11.2. Bahan-Bahan yang digunakan

a. Pipa PVC  2” dan 4”.


b. Saringan air kotor/floor drain dari plat galvanis kualitas baik.
c. Closed jongkok kualitas baik (INA/KIA)
d. Septicktank dan resapan seperti gambar detail
e. Bak kontrol

11.3. Pedoman Pelaksanaan

a. Pemasangan pipa-pipa di dalam bangunan dipasang di dalam dinding (in bouw).


Pemasangan pipa-pipa tersebut harus dihorizontal dan vertical, tidak boleh
dipasang miring.
b. Setelah selesai pemasangan, harus dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh
jaringan air, yang disaksikan oleh Kontraktor, Konsultan Pengawas, dan atau
PTP. Dinas Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna
Anggaran) dan Pemilik Pekerjaan.
c. Air kotor dari MCK dialirkan melalui pipa PVC diameter 2” ke peresapan.
d. Pembuangan air limbah/kotoran dari wastafel dialirkan dengan pipa PVC tipe AW
diameter 2” ke bak kontrol, dan saluran air dari bak kontrol ke peresapan melalui
pipa PVC tipe AW diameter 4”. Pada tempat-tempat tertentu sebelum pipa
dihubungkan ke septicktank, harus dipasang satu buah bak kontrol.
e. Septicktank dibuat dari pasangan trasraam bata merah adukan 1 Pc :
3 Ps, dengan sisi dalamnya diplester dengan adukan yang sama dan bagian
atasnya plat beton bertulang 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr tebal 10 cm (termasuk tutup
kontrol) dan diperkuat dengan rangka sloof, kolom dan balok dari beton, serta
diberi pipa pembuangan udara dari pipa PVC diameter 2”, dengan tinggi 2 m dari
permukaan tanah. Jarak bak septicktank ke peresapan kurang lebih 2 m.
Peresapan berupa galian tanah dengan ukuran sesuai gambar dan dilengkapi
urugan batu karang, kerikil, pasir dan dilapisi dengan ijuk sesuai dengan
petunjuk gambar.

Consultan perencanaan dan pengawasan


f. Penyaluran tinja dari septicktank ke peresapan, dipasang pipa PVC  4”, sesuai
dengan petunjuk dalam gambar.
g. Segala sesuatunya mengenai bentuk, ukuran maupun kapasitas septicktank dan
sumur peresapannya harus dilaksanakan sesuai gambar yang bersangkutan.
Tata letak sumur peresapan (rembesan) sekurang-kurangnya 8 m dari sumber
air tanah (sumur gali/sumur bor) agar tidak terjadi pencemaran terhadap sumber
air tersebut.

12. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

12.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi di dalam


bangunan, sebagaimana gambar detail. Pemasukan arus yang bersumber dari instalasi
PLN (Perusahaan Listrik Negara), penggunaan generator listrik, penyediaan bola lampu,
kabel-kabel, pipa-pipa PVC, tiang listrik dan sebagainya sehingga listrik menyala.

12.2. Bahan-Bahan yang digunakan

a. Kabel NYA/NYM eks Kabelindo atau yang sekualitas.


b. Pipa kabel dari PVC khusus untuk instalasi listrik diameter ¾”.
c. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.
d. Bola lampu LED Philips, dan armaturnya adalah produksi nasional merk philips,
thosiba, tungsram atau yang sekualitas.
e. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan
instalasi listrik, produksi dalam Negeri (Nasional) atau sekualitas, dengan arde
(pentanahan) dari kabel B.

12.3. Pedoman Pelaksanaan

a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis
armature lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi
listrik. Sedangkan system pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun
beton harus ditanam (system inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) di
atas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1, 20 m atau
jaringan kabel di atas plafond tersebut dimasukkan ke dalam pipa PVC. Khusus
untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi dengan kabel arde (pentanahan)
sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).
b. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-
komponennya harus disesuaikan dengan system tegangan lokal 220 Volt.
c. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan Pengawas, dan PTP. Dinas
Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna Anggaran),
Pemborong boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki ijin
usaha instalasi listrik atau ijin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum
Listrik Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas
pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya
pengujian dengan pihak PLN.
d. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan Kontraktor pada beban penuh selama
1 x 24 jam secara terus-menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini
menjadi tanggung jawab kontraktor.

Consultan perencanaan dan pengawasan


e. Kontraktor berkewajiban memasukkan arus yang bersumber dari instalasi PLN.
Pemasukkan arus ini harus dengan menambah tiang beton pra cetak
secukupnya. Biaya penambahan tiang dan kabel listrik menjadi beban
Kontraktor.

13. PEKERJAAN FINISHING

13.1. Lingkup Pekerjaan

a. Meni besi dan cat seng untuk atap seng bagian atas.
b. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kosen yang nampak bouven dan listplank.
c. Tiner/politur pada daun pintu panel, daun pintu double teakwood dan rangka
jendela kayu.
d. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond.
e. Residu kap kayu kuda-kuda dan gording.

13.2. Bahan-Bahan yang digunakan

Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :


a. Menie besi dan cat seng berkualitas baik.
b. Cat kayu berkualitas baik.
c. Tiner/politur berkualitas baik.
d. Cat tembok berkualitas baik.
e. Residu kualitas baik tidak luntur.

13.3. Pedoman Pelaksanaan

a. Pekerjaan menie, residu harus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan


minimal 2 (dua) kali.
b. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis, dengan memperhatikan
waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan.
Urutan pekerjaan sebagai berikut :
 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
 Penghalusan dengan amplas.
 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
c. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
 Penggosokkan dinding dengan amplas kasar sampai rata dan halus,
setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.
 Melapisi dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah
betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain
kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulasi sampai rata, minimal
2 (dua) kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak
terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

Consultan perencanaan dan pengawasan


d. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :
 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat
 Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang
pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau
noda-noda yang mengelupas.

e. Warna yang digunakan


Warna sebagai berikut :
 Dinding dalam/luar digunakan warna putih.
 Plafond tripleks warna putih (pear white).
 Kosen pintu dan jendela, listplank digunakan warna coklat (candy brown
925) dari daftar warna cat Kuda Terbang atau yang sekualitas.
 Daun jendela panel digunakan warna candy brown 925 dari daftar warna
cat Kuda Terbang atau yang sekualitas
 Daun pintu panel di teak oil warna sama dengan daun jendela.
 Menie seng digunakan warna merah bata.
 Cat seng digunakan warna hijau.

14. PEKERJAAN LAIN-LAIN

a. Apabila ternyata terdapat ketidaksesuaian antara gambar dan RKS, maka diambil
gambar detail sebagai pedoman dan bila juga tidak sesuai atau kurang jelas, maka
berlaku apa yang tercantum dalam RKS atau meminta petunjuk Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas, dan PTP. Dinas Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai
persetujuan Pengguna Anggaran).
b. Pembuatan administrasi/dokumentasi, biaya keamanan/jaga malam, obat-obatan/P3K,
papan nama proyek, dan Direksi Keet lengkap.
c. Sebelum pekerjaan diserah terimakan, Kontraktor diwajibkan membersihkan bahan-
bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan, sehingga
pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.
Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka Kontraktor harus
menyerahkan :
 Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan Pemerintah Daerah
setempat.
 Surat Tanda good keer pemasangan instalasi listrik dan berikut akan gambar
pemasangan instalasi dari pihak PLN setempat.
 Bukti setoran bahan galian C
d. Penjelasan masing-masing lingkup proyek ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal
di atas, kecuali :
 Administrasi/dokumentasi dimaksudkan kegiatan Kontraktor untuk membuat
segala administrasi proyek, yaitu membuat buku laporan harian, mingguan,
bulanan, dan as built drawing, foto-foto proyek dan lain-lain yang dibutuhkan
untuk kelancaran pekerjaan. Obat-obatan/P3K minimum disediakan di lapangan
untuk 20 orang pekerja.
 As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan dan harus diserahkan selambat-lambatnya 4 minggu setelah serah
terima pertama pekerjaan. As built drawing harus dalam bentuk A3.
 Kontraktor diwajibkan membuat foto kemajuan pekerjaan dari 0 % sampai
100 %, yang dapat dilihat dari semua arah bangunan. Pengulangan foto harus
dilakukan pada sisi yang sama secara berurutan sehingga akan jelas terlihat sisi
tersebut dari permulaan sampai akhir pekerjaan.

Consultan perencanaan dan pengawasan


 Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit taksiran penawaran
Kontraktor. Harga taksiran ini sudah mencakup semua kebutuhan Kontraktor
sehingga bagian pekerjaan ini berjalan dengan baik dan sempurna.
Catatan :
a. Pasir Pasang / Cor yang digunakan untuk BPP Kec. BANIONA
adalah pasir yang direkomendasikan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kab. Flotim “Pasir Got Hitam” berdasarkan hasil Survey Konsultan
Perencana.

Apabila ada pekerjaan yang tidak disebutkan dalam uraian ini, yang ternyata pekerjaan tersebut harus ada
agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor
atas petunjuk Konsultan Pengawas, dan PTP. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Flotim
setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna Anggaran) yang didasari atas gambar rencana serta Rencana
Anggaran Biaya (RAB).

Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh Kontraktor dalam melaksanakan
Pekerjaan ini.

Larantuka, Mei 2022..

Menyutujui :
Dibuat Oleh :
PPK Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan
Konsultan Perencana
Kabupaten Flores Timur CV. BINA CIPTA UTAMA

BERNADUS KOSA JUMAD, SP ANTONIUS BP. HERA, ST.IAI.


NIP. 19670123 199003 1 009 Kepala Perwakilan

Consultan perencanaan dan pengawasan


CONTOH PAPAN NAMA PROYEK

120 CM

PEMERINTAH KABUPATEN FLORES TIMUR


DINAS PERTANIAN.

KEGIATAN : PENINGKATAN SARANA PRASARANA


PENYULUHAN PERTANIAN
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR
120 CM
BPP. TANJUNG BUNGA.
LOKASI : DESA BANDONA KEC. TANJUNG BUNGA.
KABUPATEN FLORES TIMUR
TAHUN ANGGARAN : 2022..
HARGA BORONGAN : Rp. ..………………………………
WAKTU PELAKSANAAN : 90 HARI KALENDER
KONTRAKTOR : PT / CV. ………………………….
PERENCANA : CV. BINA CIPTA UTAMA.
PENGAWAS : CV. ……………………..

PROYEK INI DILAKSANAKAN DENGAN DANA


40 CM
YANG DIHIMPUN DARI PAJAK YANG SAUDARA BAYAR .

Consultan perencanaan dan pengawasan

Anda mungkin juga menyukai