BAB I
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada Gambar Rencana, BOQ dan RKS
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang
harus dilaksanakan, sebagaimana yang disyaratkan di bagian lain item pekerjaan, dan secara umum
meliputi :
1.1.1 Penyewaan sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp Kontraktor dan kegiatan
pelaksanaan.
1.1.2 Mobilisasi staf pelaksana lapangan dan para pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan
dan penyelesaian pekerjaan.
1.1.3 Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai daftar kebutuhan peralatan yang tercantum
dalam penawaran.
1.1.4 Penyediaan fasilitas kantor lapangan dan fasilitas untuk Direksi Pekerjaan/Pengawas
Pekerjaan sesuai yang tercantum dalam penawaran
Mobilisasi dan seluruh item kegiatan yang tercantum dalam penawaran harus dilaksanakan dalam
jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen penawaran atau selambat-lambatnya sesuai jangka
waktu pelaksanaan dalam penawaran, terhitung sejak tanggal mulai kerja.
1.3.1 Dalam waktu 7 hari setelah penandatanganan kontrak, Kontraktor harus melaksanakan Rapat
Pra Pelaksanaan (Pree Construction Meeting) yang dihadiri pemilik pekerjaan, Direksi Teknik dan
Pengawas Lapangan untuk membahas semua hal, baik teknis maupun non teknis dalam
program/kegiatan ini.
1.3.3 Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang
disyaratkan dan harus mencakup informasi tambahan berikut :
Lokasi Base Camp, Kantor Lapangan/Direksi Keet.
Jadwal pengaman peralatan yang diusulkan dalam penawaran
A. SPESIFIKASI UMUM
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut di
bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
Kepres No. 80 tahun 2003 beserta lampiran-lampiran dan juknisnya.
Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia
atau Algemene voor de uit veering bij aneming van openbare werken (AV) 1941.
Surat edaran bersama Bappenas dan Direjen Anggaran No. 351/D. VI/01/1997
dan SE-39/A/21/0/1997 tanggal 20 Januari 1997.
Keputusan Direjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No.
295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara.
Pedoman perencanaan Gedung SNI 03-17330-1989.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971) NI-2 dan PBI 1991 SK SNI T-
15. 1919. 03.
Tata cara pengadukan dan pengecoran Beton SNI 03-3976-1995.
Peraturan Muatan Indonesia NI-8 dan Indonesia Loading Code 1987 (SKBI-1. 2.
53. 1987).
Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995.
Ubin semen polos SNI 03-0028-1987.
Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI-5.
Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1984.
Mutu Sirap SNI 03-3527-1984.
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987.
Tata cara perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991.
Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja.
Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8 tahun 1972.
Peraturan Bata Merah sebagai Bahan Bangunan NI-10.
Peraturan Plumbing Indonesia.
Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
Tata Cara Pengecatan dinding Tembok dan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991.
Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1960.
Peraturan dab Ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan Bangunan.
2. PEKERJAAN PERSIAPAN
LINGKUP PEKERJAAN
PERSYARATAN BAHAN
Untuk gudang dan bangsal kerja, digunakan rangka kayu, dinding papan dan atap
seng.
Untuk Direksi Keet, digunakan bahan rangka kayu, dinding papan atau tripleks dicat,
atap seng BJLS 0.20, lantai Rabat Beton.
Untuk penampung air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi kualitas
yang ditentukan dalam PBI. 1991.
Bahan bouwplank dipakai tiang Kayu Kelas II 5/7 cm dan papan Kayu Kelas II
ukuran 2/20 cm.
Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan lain-
lain, digunakan bahan kayu setempat.
PEDOMAN PELAKSANAAN
UKURAN - UKURAN
Ukuran-ukuran patok dan ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar dan
dijelaskan dalam gambar detail. Ukuran-ukuran dalam gambar tersebut adalah
ukuran setelah pekerjaan selesai dikerjakan.
Peil ketinggian lantai (± 0,00) diambil sesuai dengan ketetapan dalam gambar,
ukuran tersebut merupakan perhitungan rata-rata di atas tanah berkontur
(tingginya akan ditentukan pada saat pematokan). Penentuan peil ini akan
dilakukan oleh Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, dan unsur PTP
Dinas Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna
Anggaran) bersama-sama dengan Kontraktor. Selanjutnya peil ini harus
merupakan dasar tiap ukuran tinggi/rendah dan horizontal. Kontraktor harus
membuat ukuran tersebut di luar bangunan dengan kayu kelas II 5 x 7 cm dan
Penentuan titik-titik ketinggian dilakukan dengan selang air ukuran 1/4” atau dengan
alat ukur theodolit, sedangkan untuk sudut siku-siku dilakukan dengan benang
secara azas segitiga Pythagoras.
PEMASANGAN BOUWPLANK
B. SPESIFIKASI TEKNIK
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk
timbunan bawah lantai digunakan batu/tanah perataan lokasi kualitas baik dan pasir
pasang kualitas baik.
Tanah timbunan dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu,
serta sampah lainnya.
Pedoman Pelaksanaan
2. PEKERJAAN PONDASI
Meliputi seluruh pengerjaan pondasi cyclope dan aanstamping, seperti yang tercantum
dalam gambar rencana dan dijelaskan dalam gambar detail.
a. Batu kali / batu belah yang dipergunakan berpenampang maksimum 15/20 cm,
dengan tiga muka pecahan, yang bersudut dan tidak berpori. Persyaratan bahan
batu pecah lihat pada pasal Beton Bertulang.
b. Jika batu karang/batu belah yang dipergunakan sebagai pondasi, harus dipilih
batu yang keras dan tidak keropos atau berpori dan dikerjakan sesuai bentuk
dan ukuran yang tertera dalam gambar.
3. PEKERJAAN BETON
Sistim Joint / Sambungan Beton Lama dan Baru harus diperhatikan antara lain:
Pemasangan Sloof dan RingBalk Joint / Sambungan Besi beton yang Baru
harus dikaitkan / di sambung pada besi beton eksisting dengan memahat beton
eksiting sampai kelihatan besi beton eksitingnya baru dilakukan penyambungan.
Sebelum melakukan Pengecoran Beton bagian yang akan di cor harus bersih
dan diolesi dengan Zat Perekat Beton ( Adibon )
3.2.1. Semen
Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1975 dan
memenuhi S-400 menurut Standar Cement Portland yang digariskan
oleh Asosiasi Cement Indonesia (NI-8 tahun 1972). Merek yang dipilih
tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan, terkecuali mendapat
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas, dan PTP. Dinas
Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna
Anggaran). Pertimbangan tersebut hanya dapat diberikan dalam
keadaan :
Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, maka
sebagai pedoman dipakai PBI 1991
Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Konsultan Pengawas apabila
ada perbedaan yang didapat di dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
4. PEKERJAAN DINDING
4.2.1. Bata
Bentuk standar batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-
siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak
yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan
lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam
air dan bermutu baik.
4.2.2. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan
hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 5 % berat
4.2.3. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah
digariskan pada pasal beton bertulang.
4.3.3. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai
gambar, dengan syarat :
Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus
dilakukan dengan benang.
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak
boleh melebihi 30 cm dari pasangan bata yang telah selesai.
4.3.4. Lapisan bata merah yang satu dengan lapisan bata merah di atasnya harus
berbeda setengah panjang bata merah. Bata merah setengah tidak dibenarkan
digunakan di tengah pasangan dinding, kecuali pasangan pada sudut.
4.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun
dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak di kemudian hari. Pada tempat-
tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-kolom praktis yang ukurannya
disesuaikan dengan gambar detail.
4.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam dinding, harus
dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata merah (sebelum diplester).
4.3.7. Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan
plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama
dengan plesteran seluruh bidang tembok.
4.3.8. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat
harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan
sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah dipasang harus diberi
perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus, paling sedikit 7
hari setelah pemasangannya.
4.3.9. Pemasangan dinding KM/WC menggunakan pasangan trasraam dan keramik 20
x 25 cm.
4.3.10. Pemasangan keramik setelah pekerjaan plesteran 1 pc : 3 psr. Pasir yang
digunakan untuk merekatkan porselin harus diayak dengan ayakan yang halus
(No. 50) dan tidak diperbolehkan menggunakan pasir kasar.
4.3.11. Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat
lainnya. Apabila terjadi cacat pada dinding, maka bagian cacat tersebut harus
dibongkar sampai berbentuk bujur sangkar dan pasangan baru harus rata
dengan sekitarnya.
4.3.12. Penutupan siar-siar dinding porselin menggunakan acian saus semen dan
dilakukan sampai merata. Warna acian siar disesuaikan dengan warna keramik.
Pekerjaan plesteran dan acian saus semen dilakukan pada seluruh pasangan bata
merah, beton bertulang, septicktank, pondasi atau bagian-bagian konstruksi lainnya yang
menggunakan plesteran dan acian semen.
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal
beton bertulang.
Bahan keramik atau porselin yang digunakan produksi dalam negeri yang berkualitas
baik.
7. PEKERJAAN LANTAI
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal
beton bertulang. Tegel keramik menggunakan merek/kualitas terbaik. Penggunaan
keramik yang telah retak, pecah atau mempunyai sudut yang tidak benar tidak
diperkenankan
7.3.2. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-
pipa, saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan
baik sebelum pemasangan lantai dimulai.
7.3.3. Adukan
a. Untuk beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
b. Saus semen untuk acian menggunakan semen dicampur air, sehingga
didapat campuran yang plastis.
8. PEKERJAAN KAYU
Lingkup pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat bantu yang
diperlukan, sehingga konstruksi kayu dapat dilaksanakan dengan baik.
Bagian pekerjaannya adalah :
a. Pekerjaan kayu kuda-kuda, pengapit kuda-kuda, gording dan balok bubungan
b. Pekerjaan kusen pintu, jendela, boven
c. Jurai luar dan dalam
d. Daun pintu, jendela dan ventilasi
e. Listplank
f. Pekerjaan plafond
g. Pekerjaan listplafond diprofil
a. Untuk semua rangka kuda-kuda dan pengapit kuda-kuda digunakan kayu klas II,
gording dan balok bubungan digunakan kayu kelas II.
b. Untuk semua kusen pintu/jendela digunakan kayu kelas I / kayu bayam.
c. Untuk semua daun jendela digunakan kayu jati
d. Untuk semua daun pintu digunakan daun pintu panil kayu Jati
e. Untuk listplank digunakan kayu kelas II kualitas terbaik
f. Untuk rangka plafond menggunakan kayu kelas mutu II atau yang setara.
g. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang.
h. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah menutup semua bidang atap bangunan
Untuk semua atap digunakan Seng gelombang BJLS 0,30 dan untuk bubungan atap
digunakan Seng plat ukuran jadi BJLS 0,30 produksi dalam Negeri
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela,
selanjutnya pada jendela dipasang gerendel dan hak angin.
a. Engsel-engsel dari kuningan ukuran 5” warna emas atau brons atau yang setara
untuk menggantung daun pintu. Sedangkan untuk jendela menggunakan engsel
kupu-kupu yang dilengkapi hak angin.
b. Kunci pintu dipasang merk Yuri / Paori 2 (dua) slaag (dua kali putar) atau yang
setara.
c. Grendel dan hak angin berkualitas baik.
d. Expanyolet berkualitas baik
a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slaag merk setara Yuri / Paori,
yang berkualitas baik.
b. Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu. Pemasangan
dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan
engsel ke pintu dan ke kosen dengan menggunakan paku. Penguncian mur
harus dilakukan dengan memutarnya dengan obeng, sehingga seluruh batang
masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.
Pelaksanaan pekerjaan meliputi pembuatan unit MCK, saluran pembuangan air kotor
dan septicktank
a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis
armature lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi
listrik. Sedangkan system pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun
beton harus ditanam (system inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) di
atas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1, 20 m atau
jaringan kabel di atas plafond tersebut dimasukkan ke dalam pipa PVC. Khusus
untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi dengan kabel arde (pentanahan)
sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).
b. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-
komponennya harus disesuaikan dengan system tegangan lokal 220 Volt.
c. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan Pengawas, dan PTP. Dinas
Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna Anggaran),
Pemborong boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki ijin
usaha instalasi listrik atau ijin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum
Listrik Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas
pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya
pengujian dengan pihak PLN.
d. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan Kontraktor pada beban penuh selama
1 x 24 jam secara terus-menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini
menjadi tanggung jawab kontraktor.
a. Meni besi dan cat seng untuk atap seng bagian atas.
b. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kosen yang nampak bouven dan listplank.
c. Tiner/politur pada daun pintu panel, daun pintu double teakwood dan rangka
jendela kayu.
d. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond.
e. Residu kap kayu kuda-kuda dan gording.
a. Apabila ternyata terdapat ketidaksesuaian antara gambar dan RKS, maka diambil
gambar detail sebagai pedoman dan bila juga tidak sesuai atau kurang jelas, maka
berlaku apa yang tercantum dalam RKS atau meminta petunjuk Konsultan Perencana,
Konsultan Pengawas, dan PTP. Dinas Pekerjaan Umum setempat (PTP sesuai
persetujuan Pengguna Anggaran).
b. Pembuatan administrasi/dokumentasi, biaya keamanan/jaga malam, obat-obatan/P3K,
papan nama proyek, dan Direksi Keet lengkap.
c. Sebelum pekerjaan diserah terimakan, Kontraktor diwajibkan membersihkan bahan-
bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi bangunan, sehingga
pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.
Pada waktu diadakan serah terima pertama pekerjaan, maka Kontraktor harus
menyerahkan :
Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang dikeluarkan Pemerintah Daerah
setempat.
Surat Tanda good keer pemasangan instalasi listrik dan berikut akan gambar
pemasangan instalasi dari pihak PLN setempat.
Bukti setoran bahan galian C
d. Penjelasan masing-masing lingkup proyek ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal
di atas, kecuali :
Administrasi/dokumentasi dimaksudkan kegiatan Kontraktor untuk membuat
segala administrasi proyek, yaitu membuat buku laporan harian, mingguan,
bulanan, dan as built drawing, foto-foto proyek dan lain-lain yang dibutuhkan
untuk kelancaran pekerjaan. Obat-obatan/P3K minimum disediakan di lapangan
untuk 20 orang pekerja.
As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan dan harus diserahkan selambat-lambatnya 4 minggu setelah serah
terima pertama pekerjaan. As built drawing harus dalam bentuk A3.
Kontraktor diwajibkan membuat foto kemajuan pekerjaan dari 0 % sampai
100 %, yang dapat dilihat dari semua arah bangunan. Pengulangan foto harus
dilakukan pada sisi yang sama secara berurutan sehingga akan jelas terlihat sisi
tersebut dari permulaan sampai akhir pekerjaan.
Apabila ada pekerjaan yang tidak disebutkan dalam uraian ini, yang ternyata pekerjaan tersebut harus ada
agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor
atas petunjuk Konsultan Pengawas, dan PTP. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kab. Flotim
setempat (PTP sesuai persetujuan Pengguna Anggaran) yang didasari atas gambar rencana serta Rencana
Anggaran Biaya (RAB).
Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh Kontraktor dalam melaksanakan
Pekerjaan ini.
Menyutujui :
Dibuat Oleh :
PPK Dinas Pertanian dan Ketahan Pangan
Konsultan Perencana
Kabupaten Flores Timur CV. BINA CIPTA UTAMA
120 CM