PEKERJAAN
JENIS KONTRAK
HARGA SATUAN
TAHUN ANGGARAN
2023
SPESIFIKASI UMUM DAN SPESIFIKASI TEKNIK
DAFTAR PASAL-PASAL
A. SPESIFIKASI UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
2. Peraturan Teknis Bangunan yang di Gunakan
3. Pekerjaan Persiapan
B. PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
C. SPESIFIKASI TEKNIK
1. Pekerjaan Galian Tanah
2. Pekerjaan Urugan
3. Pekerjaan Beton Bertulang Struktural Site Mix K 250
4. Pekerjaan Struktur Bawah
5. Pekerjaan Pile Cap Dan Tie Beam
6. Pekerjaan Pondasi Batu Dan Penahan Tanah
7. Pekerjaan Baja Konvensional
8. Pekerjaan Rangka Atap Dan Penutup Atap
9. Pekerjaan Batu Bata
10. Pekerjaan Plesteran dan Acian
11. Pekerjaan Aluminium Composite Panel
12. Pekerjaan Lantai dan Dinding Keramik
13. Pekerjaan Plafond Dan Partisi
14. Pekerjaan Plumbing Dan Sanitair
15. Pekerjaan Kusen, Pintu Dan Jendela
16. Pekerjaan Lampu Dan Instalasi Listrik
17. Pekerjaan Pengecatan
18. Pekerjaan Lain-Lain
19. Penutup
D. SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN / MATERIAL
E. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN
F. SPESIFIKASI TEKNIS TENAGA
SPESIFIKASI TEKNIS PELEKSANA
SPESIFIKASI UMUM
PASAL 1
LINGKUP PELKERKAAN
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi teknis ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
2.1. Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Standar Nasional
Indonesaia (SNI) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku.
2.2. Standar yang berlaku :
SNI 1726 - 2019 Tentang Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Gedung dan
Nongedung
SNI 2847 - 2013 Tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
SNI 02 – 1729 – 2002 Tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung
SNI 2052 - 2017 Tentang Baja Tulangan Beton
SNI 03 - 7065 - 2005 Tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang
tersebut diatas, maupun standar-standar Nasional lainnya maka diberlakukan standar
Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya
berlaku standar-standar persyaratan teknis dari negara-negara asal bahan pekerjaan
yang bersangkutan
Standar untuk spesifikasi Bahan Pabrikan tentang penanganan dan petunjuk kerja.
2.3. Dokumen yang berlaku :
Dokumen Lelang berupa Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan
Berita Acara Pre Construction Meeting
Berita Acara Rapat Lapangan
Perintah tertulis Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas yang disampaikan pada
Buku Harian Lapangan (Buku Direksi) atau surat resmi.
2.4. Kontraktor wajib menyampaikan Rencana Mutu Kontrak (RMK) dengan melakukan
pemaparan langsung bersama dengan PPK, Unsur Teknis dan Konsultan Pengawas
yang bertujuan untuk mengambil kesepakatan dan jenis material, man power (tenaga
kerja), jangka waktu efektif serta jenis dan mutu beton yang akan digunakan sesuai
dengan kontrak dan lampiran kontrak yang telah dibuat.
2.5. Kontraktor wajib melakukan Upproval Material sebagai persyaratan untuk disetujui
oleh direksi seperti brosur resmi (user manual) dari produsen yang materialnya
digunakan beserta contoh sampel bahan dan material yang akan digunakan sebelum
pekerjaan berlangsung dilapangan. Baik material pabrikasi maupun material lokal.
2.6. Pada prinsipnya semua material yang akan digunakan harus mendapat izin/persetujuan
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas yang diaplikasikan dalam bentuk “Surat
Persetujuan Bahan”. Material yang masuk tanpa persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas adalah tanggung jawab Kontraktor dan Direksi berhak untuk menolak atau
memerintahkan pembongkaran dan tidak diprogress.
2.7. Semua material yang masuk kedalam area proyek (digudang dan dilapangan terbuka)
tidak bisa dikeluarkan dari area proyek tanpa izin dari Direksi Proyek/Konsultan
Pengawas.
2.8. Semua pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas izin dari Direksi/Konsultan Pengawas
yang diaplikasikan dalam bentuk “Surat Ijin Kerja”. Pekerjaan yang dilaksanakan
tanpa izin Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak
akan diprogres.
2.9. Kontraktor Pelaksana dalam hal ini Site Manager atau Project Manager dalam setiap
minggu atau waktu yang telah disepakati, melakukan Request Sheet (Rencana Kerja)
untuk disetujui oleh direksi dan konsultan pengawas.
2.10. Peraturan yang dilakukan oleh Dewan Normalisasi Indonesia :
N-1.3. : Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan bahan bangunan dan
pelaksanaan pembangunan di Indonesia (PUBB) 1956
N-1.4. : Peraturan Cat Indonesia
N-1.6. : Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 1977 dan
International Electrotechnical Commission (IEC)
N-1.8. : Peraturan Cement Portland
N-1.10. : Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan
N-1.143-53. : Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan gedung.
Apabila penjelasan dalam spesifikasi teknis tidak sempurna atau belum lengkap
sebagaimana ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka KSM wajib mengikuti
ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.
PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 4
PEKERJAAN GALIAN
PASAL 5
PEKERJAAN URUGAN
PASAL 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG STRUKTURAL SITE MIX
6.1. Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan beton bertulang struktural site mix
adalah :
Pekerjaan pondasi poer plat
Pekerjaan kolom pedestal
Pekerjaan balok sloof
Pekerjaan beton lainnya yang termuat dalam gambar
6.2. Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam
RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI 1971 dan SNI 2847 : 2013
(Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung) sebagai syarat, dan berlaku
sepenuhnya.
6.3. Bahan :
a. Semen
Semen yang dipakai adalah Semen Portland (PC) dengan kualitas setara merk
Tiga Roda/Bosowa/Tonasa, atau sejenisnya.
Kontraktor diharapkan hanya menggunakan 1 (satu) merk semen untuk semua
pekerjaan.
Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
b. Pasir
Pasir (Agregat halus) tidak boleh mengandung bahan organis, kotoran, debu,
tanah dan lumpur. Pasir halus terdiri dari butir-butiran tajam dan keras, kekal
tidak pecah atau hancur oleh cuaca dan hujan.
Agregat halus harus terdiri dari butiran dengan ukuran sbb:
o Ø 0,25 mm - 1 mm minimum = 80 - 95 % berat.
o Ø 1,00 mm - 4 mm maximum = 3 -12 % berat.
o Ø >4 mm maximum = 3 % berat.
Dengan pengertian pasir sangat halus dengan diameter lebih kecil dari pada 0,25
mm dan butiran kasar diatas 4 mm tidak boleh terdapat dalam pasir tersebut.
c. Batu Pecah
Batu Pecah (agregat kasar) harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak
berpori.
Paling sedikit tiga sisi batu merupakan sisi pecahan. Kerikil bulat idak boleh
dicampurkan
Agregat kasar tidak boleh mengandung kotoran dan lumpur. Apabila terdapat
kotoran dan lumpur harus dicuci dengan menyemprotnya dengan air bertekanan
minimum 2 atmosfer.
Butir agregat kasar adalah sbb:
o Ø butir tidak boleh lebih besar dari pada 35 mm.
o Ø butir tidak boleh lebih kecil dari pada 15 mm.
o Ø 0 - 30 mm berkisar antara 75 % berat.
d. Besi Beton
Baja beton yang digunakan adalah baja ulir/polos dengan kualitas SNI BJTP 24,
untuk pekerjaan pondasi foot plate, sloof, kolom, balok dan plat dak
Ukuran besi beton yang tercantum dalam gambar mempunyai pengertian sebagai
berikut :
o 10 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 10 mm
o 12 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 12 mm
o 13 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 13 mm
o 16 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 16 mm dst.
e. Kawat Pengikat
Kawat Pengikat besi beton dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat SNI 2847 : 2013 (Persyaratan
Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung).
f. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat menurunkan
mutu pekerjaan.
6.4. Campuran Beton :
a. Jenis adukan beton yang disyaratkan adalah Site Mix, artinya pengadukan beton
dilakukan langsung di lokasi kerja, maka diwajibkan kontraktor untuk mengadakan
dan menggunakan alat pengaduk mekanis dengan dikontrol oleh tenaga yang ahli.
Tidak disarankan mengaduk secara manual oleh tenaga manusia.
b. Kualitas mutu Beton site mix yang disyaratkan adalah sesuai dengan kualitas beton
untuk masing-masing item pekerjaans sesuai yang tertuang dalam RAB.
c. Kontraktor dapat pula menggunakan mix design beton sendiri dengan mutu yang
disyaratkan dan telah di uji pada laboratorium instansi yang berwenang (PU,
UNTAD, dsb).
d. Slump (kekentalan beton) yang disyaratkan adalah sesuai dipersyaratkan sesuai
dengan mutu beton untuk masing-masing item pekerjaan yang tertuang dalam RAB.
e. Bahan beton harus ditakar dalam sebuah bak takar yang terbuat dari papan yang
cukup kuat dan awet, dengan ukuran isi bak takar adalah sesuai dipersyaratkan
sesuai dengan mutu beton untuk masing-masing item pekerjaan yang tertuang dalam
RAB.
f. Bak Takar telah disesuaikan dengan ukuran semen 1 Zak (50 kg).
g. Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kualitas campuran dan
kualitas beton.
6.5. Bekisting :
a. Seluruh pekerjaan bekisting menggunakan Multipleks 9mm atau papan yang telah
disekap halus dengan ketebalan ≥ 150mm sebagai alas dan kayu daerah yang cukup
kuat sebagai skor dan penyangga.
b. Untuk mendapatkan hasil cetakan yang memenuhi syarat, pekerjaan bekisting harus
dikerjakan oleh tukang yang ahli dan direncanakan dengan tepat.
c. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar pada waktu mengecor
tidak ada air semen yang lolos. Sebelum mulai mengecor, bagian dari bekisting
harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran dan bagian konstruksi yang
bersambungan disiram dengan air semen kental.
d. Pembongkaran bekisting harus memenuhi persyaratan umur beton yaitu minimal 14
hari untuk plat, 10 hari untuk balok dan 3 hari untuk kolom dan Plat lantai dasar.
6.6. Dimensi struktural beton :
a. Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar kerja.
b. Gambar detail adalah gambar yang menentukan pelaksanaan. Jika terdapat
ketidak cocokan pada ukuran pada gambar, pemborong diwajibkan menanyakan
perbedaan tersebut pada Direksi. Keputusan ada ditangan Direksi dan dinyatakan
secara tertulis. Keputusan ini dilampirkan dalam laporan harian/mingguan.
c. Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Ukuran
yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran penuh teknis, yaitu ukuran riil
diameter besi itu yang diukur menggunakan jangka sorong (kaliper) di lapangan.
Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan
membicarakan/konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi. Perubahan dimensi besi
tulangan ini harus dilakukan berdasar perhitungan yang dapat dipertanggung-
jawabkan dan disampaikan secara tertulis. Ukuran yang ditentukan gambar adalah
ukuran minimum.
6.7. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penawaran yang menimbulkan kerugian Kontraktor
dan menjadi hal yang menyebabkan pertentangan dalam proses pembangunan di
lapangan antara kontraktor dengan Direksi/Pengawas Lapangan maka dalam Rapat Pre
Construction Meeting hal ini harus sudah menjadi kesepakatan bersama, yaitu Panitia
Lelang dengan bantuan Konsultan Perencana telah memberikan gambar ukuran besi
beton dengan skala 1 : 1, sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
6.8. Pengawasan terhadap proses pelaksanaan pembesian ini harus dilakukan secara
kontinyu mulai dari bahan yang didatangkan, pemotongan, pembuatan bentuk sampai
perakitannya. Pengawasan yang kontinyu ini diperlukan untuk menghindari kelambatan
proses pelaksanaan pekerjaan sekiranya terpaksa harus ada sebagian bahan yang tidak
boleh dipasang karena ukuran tidak sesuai syarat.
6.9. Kesalah fahaman terhadap ukuran diameter besi beton harus diselesaikan beradasarkan
benda acuan yang keberadaannya telah disepakati bersama.
6.10. Dalam pengecoran harus dibantu dengan Vibrator agar hasil pengecoran menjadi padat
dan merata. Dalam melakukan vibrasi ini ujung penggetar tidak boleh mengenai
tulangan hingga mengurangi daya rekat beton dengan baja tulangan. PBI 1971 - N2
berlaku sepenuhnya.
6.11. Apabila hasil pengecoran ternyata sangat jelek dan tidak dapat ditoleransi, maka
kontraktor diwajibkan membongkar seluruh hasil pekerjaan yang tidak memenuhi
syarat dan melakukan pengecoran kembali sesuai dengan mutu yang disyaratkan atas
tanggungan biaya kontraktor sendiri. Baik dan jeleknya hasil pengecoran secara visual
dapat dilihat dari keroposnya kolom dan balok-balok atau dari pengujian di lapangan.
6.12. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada saat hujan yang dapat melarutkan air semen dan
merusak mutu beton yang direncanakan. Pada kondisi seperti ini pengecoran harus
dihentikan. Pada saat hujan, hasil pengecoran pada hari dan jam-jam yang pertama
harus terlindung dari hujan dengan memasang tenda terpal atau plastik, terutama pada
pengecoran lantai dan balok-balok.
6.13. Dalam kondisi normal, pengecoran tidak boleh dihentikan dengan alasan apapun. Oleh
sebab itu Kontraktor diwajibkan mempersiapkan pekerjaan pengecoran ini sebaik-
baiknya terutama pengadaan semen. Apabila terpaksa, pengecoran dapat dihentikan di
tempat-tempat yang aman dan terencana. Penghentian pengecoran yang terpaksa ini
tempatnya harus disetujui Direksi. Selang pengecoran tidak boleh lebih dari 24 jam.
PASAL 7
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
PASAL 8
PEKERJAAN PILE CAP DAN TIE BEAM
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah
pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai dilaksanakan. Semua bahan yang digunakan
untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Adapun
pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi :
PASAL 9
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI
9.1. Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan pondasi batu adalah :
Pekerjaan pasangan batu kosong
Pekerjaan pasangan pondasi batu
9.2. Syarat-syarat pekerjaan :
Pasangan batu kosong harus disusun sedemikian rupa memenuhi lebar galian dengan
celah-celah antar batu yang di isi oleh urugan pasir dan disiram air hingga padat.
Pondasi batu kali dibuat untuk pondasi penahan tanah dan pondasi praktis dibawah
lantai beton bertulang, sebagaimana yang tercantum dalam gambar.
Batu yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak keropos, sudah dipecah serta
mempunyai gradasi baik dengan diameter minimum 15 dan maximum 35 cm.
Adukan yang digunakan pada pekerjaan pondasi ini terdiri dari 1 bagian semen
dan 4 bagian pasir. Dalam pemasangannya tidak dibenarkan sisi-sisi batu saling
bersentuhan, di antara batu harus terisi adukan.
Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus bersih
dari lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.
PASAL 10
PEKERJAAN BAJA
PASAL 11
PASAL 12
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
12.1. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali bila gambar kerja
menentukan yang lain.
12.2. Pada panjang setiap 2.50-3.50 m, pasangan bata 1/2 batu perlu penguat kolom praktis
beton bertulang, dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai dengan gambar.
Apabila panjang pasangan bata = 4,00 m, maka jarak kolom praktis adalah 2,00 m,
kecuali bila gambar kerja menentukan yang lain
12.3. Adukan yang digunakan untuk pasagan batu bata terdiri dari 1 bagian semen dan 5
bagian pasir.
12.4. Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-siarnya dikeruk sedalam 1 cm agar
plesteran dapat melekat dengan baik.
12.5. Batu bata yang akan dipasang harus berkualitas baik dengan ukuran panjang, tebal dan
tinggi seragam dan kekuatannya dapat mencapai tegangan tekan minimum 15 kg/cm2.
12.6. Sebelum dipasang, bata hendaknya direndam/disiram air sampai jenuh. Pemasangan
harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Bata potongan yang lebih kecuali
dari pada separuh ukuran utuhnya tidak boleh dipakai.
12.7. Pasangan batu bata gewel, harus diperkuat dengan ringbalok beton bertulang praktis
pada atasnya.
PASAL 13
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
13.1. Untuk semua plesteran seperti finishing pasangan tepi lantai dan beton, digunakan 1
bagian semen dan 5 bagian pasir. Sebelum adukan plester dilekatkan, bagian beton
harus diulas dengan semen kental.
13.2. Pasir untuk plesteran harus disaring cukup halus dengan butiran tidak lebih kecil dari
0,25 mm.. Pasir laut dan pasir yang memiliki kandungan tanah, lumpur atau silta tidak
diboleh digunakan.
13.3. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan diplester harus
disiram air sampai jenuh.
13.4. Tebal plesteran dinding ditentukan lebih kurang 1.5 - 2.0 cm, dikerjakan dengan tegak
lurus dan rata, ditimbang dan di siku
13.5. Semua bidang- bidang yang berombak/retak harus dibongkar dan diperbaiki.
13.6. Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci, menggunakan acian semen.
PASAL 14
PEKERJAAN DINDING KACA NONTEMPERED STOPSOL
14.1. Metode pemasangan fasade dinding kaca sendiri tergantung dari jenis kaca yang akan
digunakan. Namun, pada dasarnya semua pemasangan fasade dinding kaca memiliki
prinsip dan langkah-langkah yang tidak jauh berbeda, yaitu seperti berikut ini:
a. Marking
Penentuan titik-titik marking ini bertujuan agar bangunan dengan dinding kaca atau
curtain wall menjadi lurus dan sesuai dengan perencanaan, baik itu secara vertikal
maupun horizontal.
b. Braket
Pemasangan braket ini bertujuan untuk menopang dan mengikat mullion (rangka
frame vertikal). Braket ini dipasang pada lantai atau tepi lantai sesuai dengan garis
marking yang sudah dibuat sebelumnya
14.2. Pemasangan Kaca dan Sealant
Sebelum dilakukan pemasangan kaca, pastikan dahulu permukaan dari struktur
tumpuan kacanya dalam kondisi bersih. Selain itu, juga harus memiliki kekuatan untuk
menopang beban kaca tersebut.
Kaca akan dipasang pada rangka siku atau almunium berbentuk huruf “U” (susunan
mullions dan transoms), yang sebelumnya sudah ditambahkan setting block. Setting
block yang berbahan karet ini berfungsi sebagai penahan kaca.
14.3. Pembersihan
Jika semua langkah di atas sudah selesai dikerjakan dan kaca sudah terpasang dengan
rapi, maka langkah selanjutnya adalah pembersihan permukaan kaca. Pembersihan
dilakukan dengan alat bantu Gondola.
PASAL 15
PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL
PASAL 16
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING KERAMIK
PASAL 17
PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI
PASAL 18
PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR
PASAL 19
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA
PASAL 20
PEKERJAAN LAMPU DAN INSTALASI LISTRIK
PASAL 21
PEKERJAAN PENGECATAN
21.1. Pekerjaan pengecatan yang dilaksanakan meliputi pengecatan tembok dan pengecatan
besi. Sebisanya, pengecatan dilaksanakan pada akhir pekerjaan atau dapat dikerjakan
bila area yang akan di cat tidak akan lagi tersentuh oleh pekerjaan lain, agar waktu
kerja finishing lebih efisien.
21.2. Pengecatan Tembok :
a. Bidang permukaan yang akan di cat harus bersih dari segala macam kotoran.
Permukaan yang masih kasar harus dihaluskan dengan Cape atau menggunakan
ampelas grit 80 – 150. Permukaan yang masih berlubang harus ditambal segera
dengan menggunakan dempul tembok lalu di ampelas agar halus.
b. Pelapisan Plamur pada dinding harus dilakukan merata. Bahan plamur dapat
menggunakan plamur siap jadi atau dari campuran Talk/Kalsium/Tepung Gypsum +
Lem Kayu PVA. Permukaan plamur yang kasar harus di ampelas grit 80 -150 agar
hasilnya halus. Pelapisan plamur harus menggunakan tenaga yang ahli.
c. Bidang tembok eksterior yang bersentuhan langsung dengan air hujan atau yang
akan terkena cipratan air hujan harus diberi primer alkali terlebih dahulu untuk
menjaga dari timbulnya jamur dan terkupasnya cat di kemudian hari.
d. Bahan cat yang digunakan adalah cat berbahan dasar air (waterbased) dengan
kualitas setara Nippon WeatherShield, dan sejenisnya. Metode pengenceran maupun
pengaplikasian mengikuti petunjuk yang direkomendasikan oleh pabrikan.
21.3. Pengecatan Besi :
a. Bidang permukaan besi yang akan dicat harus dipastikan bersih dari segala macam
kotoran. Kerak-kerak las harus dikerok sedemikian rupa dengan menggunakan kuas
baja agar bersih. Cacat pabrikasi pada permukaan besi, harus segera di tambal
dengan las atau dempul plastik dan dihaluskan dengan ampelas.
b. Permukaan besi harus dilapisi Meni atau sejenisnya secara menyeluruh. Bahan yang
digunakan harus disesuaikan dengan yang tercantum pada rencan anggaran biaya .
c. Bahan cat yang digunakan dianjurkan yang berbahan dasar air (waterbased), yaitu
sesuai dengan yang tercantum pada rencan anggaran biaya. Metode pengenceran
maupun pengaplikasian mengikuti petunjuk yang direkomendasikan oleh pabrikan.
21.4. Pengecatan Waterproofing :
a. Pengecatan waterproofing hanya dilakukan pada areal dak atap dan Talang beton
yang terkena air hujan secara langsung
b. Bahan yang direkomendasikan adalah cat Waterproof berbahan dasar air
(waterbased), yang menghasilkan permukaan cat serupa karet atau setara NO Drop.
c. Bidang permukaan yang akan di cat harus dipastikan bersih dari kotoran debu dan
semen. Bila perlu dilakukan penggosokan dengan sikat besi, agar permukaan beton
bebas dari Leiten.
d. Pengecatan dilakukan dua lapis beratahap, atau sesuai dengan petunjuk pabrikan.
e. Bila perlu menggunakan Serat Fiber untuk menutup celah lubang pada titik-titik
yang terjadi akibat susut beton.
f. Setelah terjadi pengeringan maksimal, permukaan yang di cat harus digenangi air
maksimal 1 x 24 jam untuk melihat apakah terjadi rembesan pada permukaan beton.
21.5. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pengecatan. Bila terjadi hasil
yang kurang memuaskan, kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan dengan metode
perbaikan cat yang dianjurkan oleh pabrikan cat.
21.6. Perubahan warna cat dan spesifikasi produk, harus di konsultasikan terlebih dahulu
kepada Direksi/Pengawas, dengan membawa sampel cat yang dimaksud.
21.7. Pengecetan tembok untuk bagian luar menggunakan cat eksterior yang tahan terhadap
suhu panas dan sehu kelembaban.
PASAL 22
FINISHING DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN
22.1. Bila terdapat hal-hal setelah pekerjaan pembangunan selesai, KSM harus
melaksanakan pembersihan dan pemeliharaan areal pekerjaan dari segala
kotoran, bekas sisa bahan pekerjaan, saat penyerahan pekerjaan akhir.
22.2. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, untuk kesempurnaan pekerjaan
walaupun tidak tersebut dalam uraian dokumen ini, adalah merupakan tugas bagi
pihak KSM untuk melaksanakan pekerjaan finishing.
22.3. Puhak KSM diharuskan melakukan opname photo untuk dokumentasi proyek,
sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali pengambilan yaitu, sebelum pekerjaan dimulai
(prestasi 0%), pekerjaan yang sedang dikerjakan (prestasi 50%) dan setelah
pekerjaan selesai dikerjakan (prestasi 100%) dengan pandangan yang sama dari
1 (satu) arah.
Apabila terdapat suatu ketentuan yang belum tercantum dalam rencana kerja dan
syarat-syarat ini, apabila dianggap perlu penambahan lebih lanjut, akan dilakukan
perubahan sesuai dengan kebutuhan.
PASAL 23
PENUTUP
23.1. Bila terdapat spesifikasi pekerjaan yang belum tercantum dalam spesifikasi ini maka
akan dibicarakan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan.
23.2. Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam spesifikasi teknis ini dan memerlukan
penyelesaian di lapangan, maka akan diatur/dibicarakan kemudian dalam rapat-rapat
koordinasi lapangan oleh Direksi, Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana,
Konsultan Perencana dan atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen atau pihak
Penyedia Jasa.
1. Semen
Menggunakan semen portland merk tonasa/setara tonasa.
2. Besi
a. Besi Ulir menggunakan besi ulir dengan kuat tarik Fy 280 yang di buktikan dengan
uji laboratorium yang di lakukan sebelum pekerjaan di laksanakan atau uji
laboratorium pabrikasi.
b. Besi Polos menggunakan besi polos dengan kuat tarik Fy 280.
3. Closet Jongkok / duduk, Wastafel Wall Mounted dan Jet Washer
Menggunakan merk toto/setara toto.
4. Saklar Ganda, Saklar Engkel, Stop Kontak, Stop Kontak AC dan Fitting Lampu.
Menggunakan merk panasonic/setara panasonic.
5. Kanal Baja Ringan
Kanal Baja ringan yang digunakan adalah tipe C.75.75,tebal 0.60 mm/ 0.65 mm,
menggunakan merk bluescope.
6. Reng Baja Ringan
Reng Baja ringan yang digunakan adalah tipe C.35.45. tebal 0.40 / 0.45. menggunakan
merk bluescope.
7. Penutup Atap
Atap Spandek Berpasir yang digunakan memiliki panjang 200 cm x lebar 81 cm, tebal
0.30 mm, merk rainbow.
8. Kaca Nontempered Stopsol
Kaca Nontempered Stopsol yang digunakan dengan ketebalan 5 mm.
9. Alumunium Composite Panel (ACP)
a. Untuk penggunaan Bahan ACP memerlukan dukungan Pabrik/Distributor dengan
melampirkan Sertifikat TKDN, Sertifikat Green Label/Green Building,
Sertifikat/Pernyataan Garansi selama 20 Tahun, Surat Pernyataan Mampu
Menyediakan Stok Bahan.
b. Untuk Sertifikat TKDN akan diklarifikasi pada saat rapat persiapan pelaksanaan
kontrak (prakontrak) di Dinas PU Kota Palu dan nilai TKDN harus diatas 25%.
c. Jika Dukungan Dari Distributor Maka Harus Melampirkan Surat
Penunjukan/Keterangan Dari Pabrik/Principal yang masih berlaku (sampai dengan
tahapan evaluasi klarifikasi).
d. Dukungan material ACP sesuai dengan spesifikasi pasal 15.
10. Plafon PVC
a. Untuk penggunaan Bahan PVC memerlukan dukungan Pabrik/Distributor, dengan
melampirkan Sertifikat TKDN dan Surat Pernyataan Mampu Menyediakan Stok
Bahan.
b. Untuk Sertifikat TKDN akan diklarifikasi pada saat rapat persiapan pelaksanaan
kontrak (prakontrak) di Dinas PU Kota Palu dan nilai TKDN harus diatas 25%.
c. Jika Dukungan Dari Distributor Maka Harus Melampirkan Surat
Penunjukan/Keterangan Dari Pabrik/Principal yang masih berlaku (sampai dengan
tahapan evaluasi klarifikasi).
d. Dukungan material PVC sesuai dengan spesifikasi pasal 17.
11. Cat Outdoor
Untuk penggunaan Bahan Cat Eksterior memerlukan material yang tahan terhadap cuaca
panas dan dingin dengan merk Nippon/setara Nippon.
12. Keramik
Untuk penggunaan Bahan Keramik memerlukan material yang permukaannya rata setara
granit dengan merk Sun Power/setara Sun Power.
a. Peralatan Utama
Nama Merk
Status
No Peralatan dan Kapasitas Jumlah Kondisi Ket.
Kepemilikan
Utama Tipe
Concrete Melampirkan
1. 0,3-0,6 m3 1 Baik dan Milik Sendiri
Mixer/Molen - bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Melampirkan
Baik dan Milik Sendiri
2. Excavator - 0.9 M3 1 bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Melampirkan
3. Batching Plant 1 Baik dan Milik Sendiri
bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Concrete Pump Melampirkan
4. 15 Meter 1 Baik dan Milik Sendiri
Mixer - bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Truck Minimal 5 Melampirkan
5. 1 Baik dan Milik Sendiri
Concrete Mixer - M3 bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Melampirkan
6. Dump Truck Min 4 M3 1 Baik dan Milik Sendiri
- bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
b. Peralatan Pendukung
Nama Merek
Status
No Peralatan dan Kapasitas**) Jumlah Kondisi Keterangan
Kepemilikan
Utama*) Tipe**)
Melampirkan
Baik dan Milik Sendiri
1. ALKON 3” - 4.8 HP 1 bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Melampirkan
Mesin Pemadat Baik dan Milik Sendiri
2. - 9300 VPM 1 bukti
beton Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Melampirkan
Baik dan Milik Sendiri
3. Stamper Kodok - 5 Hp 1 bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Melampirkan
Baik dan Milik Sendiri
4. Genset - 10 KVA 1 bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Catatan : untuk kebutuhan Peralatan pendukung akan di klarifikasi di Dinas PU Kota Palu pada saat sebelum
penandatanganan kontrak dilakukan dengan membawa bukti sewa/milik.
Menjabarkan tenaga apa saja yang dibutuhkan untuk Tenaga Manajerial dan Tenaga
Pendukung
a. Tenaga Manajerial
No. Jabatan Pengalaman Jumlah Spesifikasi Ket
Melampirkan bukti
SKT Pelaksana
1 Pelaksana Lapangan 2 Tahun 1 Org pengalaman yang
Bangunan Gedung
dicantumkan
Sertifikat Petugas
2 Petugas K3 Konstruksi 0 Tahun 1 Org
K3 Konstruksi
Catatan : Personil yang ditawarkan sudah memiliki sertifikat Vaksin Covid-19 (minimal vaksin kedua)
b. Tenaga Pendukung
Tenaga Ahli
SKA Manajemen Mutu Melampirkan SKA dan
1 Pengedalian 2 Tahun 1 Org
Ahli Muda CV/Reverensi Pengalaman
Mutu
Catatan : untuk kebutuhan tenaga pendukung akan di klarifikasi di Dinas PU Kota Palu pada saat sebelum
penandatanganan kontrak dilakukan (pra kontrak), dengan membawa SKA Asli, referensi /CV yang dibuktikan
dengan bukti pengalaman yang di cantumkan (Kontrak Asli yang dapat menyebutkan bahwa tenaga tersebut
bekerja pada pekerjaan yang dicantumkan), untuk SKT cukup membawa Dokumen Asli SKT