Anda di halaman 1dari 41

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN

PEMBANGUNAN KANTOR KELURAHAN TALISE

JENIS KONTRAK
HARGA SATUAN

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


DINAS : PEKERJAAN UMUM KOTA PALU
NAMA : GREACE TULAK, ST
NIP : 19880808 201503 2 006

TAHUN ANGGARAN
2023
SPESIFIKASI UMUM DAN SPESIFIKASI TEKNIK
DAFTAR PASAL-PASAL

A. SPESIFIKASI UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
2. Peraturan Teknis Bangunan yang di Gunakan
3. Pekerjaan Persiapan
B. PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
C. SPESIFIKASI TEKNIK
1. Pekerjaan Galian Tanah
2. Pekerjaan Urugan
3. Pekerjaan Beton Bertulang Struktural Site Mix K 250
4. Pekerjaan Struktur Bawah
5. Pekerjaan Pile Cap Dan Tie Beam
6. Pekerjaan Pondasi Batu Dan Penahan Tanah
7. Pekerjaan Baja Konvensional
8. Pekerjaan Rangka Atap Dan Penutup Atap
9. Pekerjaan Batu Bata
10. Pekerjaan Plesteran dan Acian
11. Pekerjaan Aluminium Composite Panel
12. Pekerjaan Lantai dan Dinding Keramik
13. Pekerjaan Plafond Dan Partisi
14. Pekerjaan Plumbing Dan Sanitair
15. Pekerjaan Kusen, Pintu Dan Jendela
16. Pekerjaan Lampu Dan Instalasi Listrik
17. Pekerjaan Pengecatan
18. Pekerjaan Lain-Lain
19. Penutup
D. SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN / MATERIAL
E. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN
F. SPESIFIKASI TEKNIS TENAGA
SPESIFIKASI TEKNIS PELEKSANA
SPESIFIKASI UMUM
PASAL 1
LINGKUP PELKERKAAN

- NAMA KEGIATAN : PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG DI


WILAYAH DAERAH KEBUPATEN
/KOTA,PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN
(IMB) DAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN
GEDUNG
- NAMA PAKET : PEMBANGUNAN KANTOR KELURAHAN TALISE
- LOKASI PEKERJAAN : JALAN SUPRAPTO KEL. TALISE
- MASA PEKERJAAN : 180 (seratus delapan puluh) Hari Kalender
- TAHUN ANGGRAN : 2023
- SBU YANG DIGUNAKAN : BG004 Tahun 2020/2021 (Sesuai LPJK No. 10 Tahun
2013) atau BG002 Tahun 2022 yang masih berlaku
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, RAB dan
spesifikasi teknis yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat
ini.
PASAL 2
PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi teknis ini, berlaku dan mengikat ketentuan-
ketentuan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.

2.1. Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam Standar Nasional
Indonesaia (SNI) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku.
2.2. Standar yang berlaku :
 SNI 1726 - 2019 Tentang Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Gedung dan
Nongedung
 SNI 2847 - 2013 Tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung
 SNI 02 – 1729 – 2002 Tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung
 SNI 2052 - 2017 Tentang Baja Tulangan Beton
 SNI 03 - 7065 - 2005 Tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing
 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011
 Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang
tersebut diatas, maupun standar-standar Nasional lainnya maka diberlakukan standar
Internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya
berlaku standar-standar persyaratan teknis dari negara-negara asal bahan pekerjaan
yang bersangkutan
 Standar untuk spesifikasi Bahan Pabrikan tentang penanganan dan petunjuk kerja.
2.3. Dokumen yang berlaku :
 Dokumen Lelang berupa Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
 Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan
 Berita Acara Pre Construction Meeting
 Berita Acara Rapat Lapangan
 Perintah tertulis Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas yang disampaikan pada
Buku Harian Lapangan (Buku Direksi) atau surat resmi.
2.4. Kontraktor wajib menyampaikan Rencana Mutu Kontrak (RMK) dengan melakukan
pemaparan langsung bersama dengan PPK, Unsur Teknis dan Konsultan Pengawas
yang bertujuan untuk mengambil kesepakatan dan jenis material, man power (tenaga
kerja), jangka waktu efektif serta jenis dan mutu beton yang akan digunakan sesuai
dengan kontrak dan lampiran kontrak yang telah dibuat.
2.5. Kontraktor wajib melakukan Upproval Material sebagai persyaratan untuk disetujui
oleh direksi seperti brosur resmi (user manual) dari produsen yang materialnya
digunakan beserta contoh sampel bahan dan material yang akan digunakan sebelum
pekerjaan berlangsung dilapangan. Baik material pabrikasi maupun material lokal.
2.6. Pada prinsipnya semua material yang akan digunakan harus mendapat izin/persetujuan
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas yang diaplikasikan dalam bentuk “Surat
Persetujuan Bahan”. Material yang masuk tanpa persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas adalah tanggung jawab Kontraktor dan Direksi berhak untuk menolak atau
memerintahkan pembongkaran dan tidak diprogress.
2.7. Semua material yang masuk kedalam area proyek (digudang dan dilapangan terbuka)
tidak bisa dikeluarkan dari area proyek tanpa izin dari Direksi Proyek/Konsultan
Pengawas.
2.8. Semua pekerjaan hanya bisa dilaksanakan atas izin dari Direksi/Konsultan Pengawas
yang diaplikasikan dalam bentuk “Surat Ijin Kerja”. Pekerjaan yang dilaksanakan
tanpa izin Direksi/Konsultan Pengawas adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak
akan diprogres.
2.9. Kontraktor Pelaksana dalam hal ini Site Manager atau Project Manager dalam setiap
minggu atau waktu yang telah disepakati, melakukan Request Sheet (Rencana Kerja)
untuk disetujui oleh direksi dan konsultan pengawas.
2.10. Peraturan yang dilakukan oleh Dewan Normalisasi Indonesia :
N-1.3. : Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan bahan bangunan dan
pelaksanaan pembangunan di Indonesia (PUBB) 1956
N-1.4. : Peraturan Cat Indonesia
N-1.6. : Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 1977 dan
International Electrotechnical Commission (IEC)
N-1.8. : Peraturan Cement Portland
N-1.10. : Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan
N-1.143-53. : Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan gedung.

Apabila penjelasan dalam spesifikasi teknis tidak sempurna atau belum lengkap
sebagaimana ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka KSM wajib mengikuti
ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi Pekerjaan
1. Pek. Persiapan Umum
2. Pek. Sistem Manajemen Keselamatan Kerja
3. Pek. Pembangunan Gedung Kantor Kelurahan Talise
4. Pek. Pembangunan Area Pagar
3.2. Persyaratan Bahan
3.2.1. Pembersihan lokasi sekeliling Bangunan
3.2.2. Pembangunan baru / sewa Direksi sekitar lokasi kerja
3.2.3. Untuk penampungan air kerja disiapkan tangki air, air harus memenuhi kualitas
yang ditentukan dalam PBI 1971
3.2.4. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan triplek dicat putih
3.2.5. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu klas II 5/7 dan papan ukuran 2/20 cm
3.2.6. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong dan
lain-lain digunakan bahan kayu setempat
3.2.7. Untuk Bahan K3, helmet, spectacles/googles, masker, ear plugs, safety gloves,
fullbodyharness, safety shoes, rompi keselamatan.
3.2.8. Mobilisasi
3.2.9. Dokumentasi
3.3. Pedoman Pelaksanaan
3.3.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan
Kecuali apabila ditentukan lain oleh Direksi, Penyedia Barang/Jasa harus
membongkar bangunan lama, memotong, mencabut, menyingkirkan dan
membuang pohon-pohon semak belukar, akar, sampah, bahan-bahan organik
dan benda-benda/barang-barang asing lainnya yang dapat mengganggu atau
merusak pekerjaan, dalam areal pekerjaan seperti diuraikan dalam Kontrak,
termasuk lahan-lahan yang digunakan untuk bangunan/struktur, jalan dan
lahan-lahan yang akan digali atau diurug.
3.3.2. Persiapan Direksi Keet
persiapan Direksi Keet pembangunan baru / sewa bangunan yang dapat
melindungi bahan material dari panas dan hujan.
3.3.3. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat,
kemudian ditampung dalam tangki air yang telah disediakan. Kebutuhan air ini
harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air
harus memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI 1971 NI.2
3.3.4. Pembuatan papan nama proyek
Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm.
Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat
yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat :
 Nama proyek
 Pemilik proyek
 Lokasi proyek
 Jumlah biaya (kontrak)
 Nama Pelaksana (KSM)
 Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun
3.3.5. Pemasangan Bouwplank
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pekerjaan
pengukuran untuk memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan komponen-
komponen pekerjaan tertentu seperti ditunjukan dalam gambar.
Pengukuran meliputi pengukuran/penentuan koordinat dan elefasi. Koordinat
dan elefasi titik yang diperlukan, ditentukan berdasarkan titik rujukan (Bench
Mark) seperti ditunjukan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi.
Aktualisasi dan Artikulasi titik-titik tersebut diatas berupa titik-titik yang
dipasang pada bouwplank (papan rujukan bangunan/struktur) yang apabila
dihubungkan (dengan benang) satu dengan yang lain akan merupakan garis-
garis sumbu bangunan yang melalui titik-titik yang diperlukan.
Bouwplank harus dibuat dan dipasang oleh Penyedia Barang/Jasa sedemikian
rupa sehingga mempunyai elefasi (rujukan) tertentu yang letaknya jauh dari
kegiatan pelaksanaan yang dapat mengganggu, merusak dan merubah
elevasinya. Konstruksi maupun dimensi bench mark akan ditentukan kemudian
oleh Direksi.
Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan adalah peil diambil rata- rata dari
Permukaan Tanah dengan penyesuaian terhadap Jalan dan bangunan yang
berdekatan.
Penyedia Barang/Jasa selaku pelaksana pekerjaan diharuskan menggunakan
alat-alat yang teliti untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak
secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan, untuk itu dihindari cara-cara
pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan kirakira.
3.3.6. Mobilisasi dan Demobilisasi
1. Mobilisasi
Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan
tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak,
dan secara umum harus memenuhi berikut:
Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak :
a. Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base
camp Penyedia Jasa dan kegiatan pelaksanaan.
b. Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi
pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para
pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan
dalam Kontrak termasuk, tetapi tidak terbatas, Koordinator Manajemen
dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) sesuai dengan ketentuan yang
disyaratkan dalam Seksi 1.8, Personil Petugas K3 sesuai dengan
ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.19 dari Spesifikasi ini, dan
Manajer Kendali Mutu (Quality Control Manager, QCM) sesuai
dengan ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.21 dari Spesifikasi ini.
c. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan
dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
d. Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia Jasa, jika perlu
termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, ruang
laboratorium beserta peralatan ujinya, dan sebagainya
e. Mobilisasi personil dan peralatan dapat dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan lapangan namun ketentuan ini hanya berlaku
untuk pentahapan mobilisasi peralatan utama dan personel terkaitnya dan
harus sudah diatur jadwalnya terlebih dahulu saat tahap pengadaan jasa
pemborongannya. Pengaturan mobilisasi secara bertahap ini tidak
menghapuskan denda sesuai Pasal 1.2.3.2) akibat keterlambatan
mobilisasi setiap tahapannya sesuai jadwal yang disepakati dan
merupakan bagian yang tidak terpisah dari Kontrak.
f. Setiap tahapan Mobilisasi Peralatan Utama harus terlebih d u lu diajukan
permohonan mobilisasinya oleh Penyedia jasa kepada Direksi pekerjaan
paling sedikit 15 hari sebelum tanggal rencana awal mobilisasi setiap
peralatan utama tersebut. Direksi pekerjaan perlu melakukan monitoring/
harian atas rencana mobilisasi hingga terlaksananya mobilisasi peralatan
utama beserta personil operator terkait dengan lengkap dan baik. Dalam
segala hal, mobilisasi personil dan peralatan utama yang dilakukan
secara bertahap dan terjadwal tidak boleh melampaui dua pertiga
periode pelaksanaan konstruksinya.
g. Ketentuan periode mobilisasi Fasilitas dan Pelayanan
Pengendalian Mutu tetap sesuai Pasal 1.2.1.3) paragraph pertama di
bawah ini.
h. Ketentuan Mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk
Direksi Pekerjaan Kebutuhan ini akan disediakan dalam Kontrak
lain
Ketentuan Mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu:
Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium uji mutu bahan dan
pekerjaan di lapangan harus memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Seksi 1.4 dari Spesifikasi ini. Gedung
laboratorium dan peralatannya, yang dipasok menurut Kontrak
ini, akan tetap menjadi milik Penyedia Jasa pada waktu
kegiatan selesai.
Kegiatan Demobilisasi untuk Semua Kontrak :
Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat
akhir Kontrak, termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan
dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian
kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum
Pekerjaan dimulai.
Pengajuan Kesiapan Kerja :
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu
program mobilisasi menurut detil dan waktu yang disyaratkan dalam
Pasal 1.2.2 dari Spesifikasi ini.
Bilamana perkuatan bangunan pelengkap antara lain jembatan
lama atau pembuatan jembatan darurat atau pembuatan timbunan
darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek, diperlukan
untuk memperlancar pengangkutan peralatan, instalasi atau
bahan milik Penyedia Jasa, detil pekerjaan darurat ini juga harus
diserahkan bersama dengan program mobilisasi sesuai dengan
ketentuan Seksi 10.2 dari Spesifikasi ini.
2. Program Mobilisasi
Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Surat Perintah
Mulai Kerja, Penyedia Jasa harus melaksanakan Rapat Persiapan
Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri Pengguna Jasa,
Direksi Pekerjaan, Direksi Teknis (bila ada), dan Penyedia Jasa untuk
membahas semua hat baik yang teknis maupun yang non teknis dalam
kegiatan ini.
BIAYA ASURANSI, PENGUJIAN PEKERJAAN, PENGUJIAN
LABORATORIUM DAN SARANA PROTOKOL COVID
a. Penyedia Barang/Jasa harus memperhitungkan biaya Asuransi baik
berupa Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) ataupun Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) terhadap staf/pelaksana,
Direksi/Pengawas, dan seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam
kegiatan Pembangunan Gedung Kesenian yang ditempatkan
dilapangan.
b. Penyedia Barang/Jasa berkewajiban melaksanakan pengujian atas item
pekerjaan yang membutuhkan pengujian di Laboratorium, seluruh
material dan biaya yang timbul dan diperlukan untuk keperluan tersebut
merupakan tanggung jawab dan kewajiban Penyedia Barang/Jasa untuk
menyiapkannya.
c. Penyedia Barang/Jasa berkewajiban melaksanakan pengujian atas item
pekerjaan yang membutuhkan pengujian berupa pengetesan atau test
commissioning , misalnya pekerjaan instalasi air/perpipaan, pekerjaan
instalasi listrik dan pekerjaan instalasi saluran AC dengan waktu
pengujian selama minimal 3 x 24 jam pengetesan sebelum pekerjaan
setelahnya dilaksanakan. Dipastikan bahwa Seluruh material dan biaya
yang timbul dan diperlukan untuk keperluan tersebut merupakan
tanggung jawab dan kewajiban Penyedia Barang/Jasa untuk
menyiapkannya.
d. Untuk penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung protocol
untuk pencegahan Penyebaran Virus Covid C-19 berdasarkan Instruksi
Menteri PU-PERA Nomor 02/IN/M/2020 Tahun 2020 tentang
Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, maka Penyedia
jasa bertanggungjawab menyiapkan keseluruhan kebutuhan sesuai yang
tercantum dalam peraturan tersebut sebagai bagian dalam pembiayaan
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
3.3.7. DOKUMENTASI
Penyedia Barang/Jasa harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi
serta pengirimannya ke kantor Pemimpin Bagian Pembangunan Gedung
Kesenian serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi adalah:
1. Membuat Laporan-laporan perkembangan Gedung Kesenian yakni Harian,
Mingguan, Bulanan, As Build Drawing, Shop Drawing (jika ada), dan
BackUp Data.Penyiapan data laporan tersebut harus dipenuhi sesuai
permintaan direksi.
2. Untuk kelengkapan laporan, Penyedia Barang/Jasa harus membuat foto-foto
dokumentasi, dibuat sebelum pekerjaan di mulai (0 %), tahap pelaksanaan
hingga selesai (100%) setiap kali untuk pembuatan laporan dan pada setiap
kali akan melakukan tagihan/terminj, foto dokumentasi harus selalu diambil
pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan, samping dan
belakang) dan setiap bagian yang penting antara lain penulangan, pondasi
dan lain-lain.
3. Surat-surat dan dokumen lainnya.

PASAL 4
PEKERJAAN GALIAN

4.1. Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan galian adalah :


 Penggalian tanah pondasi batu
 Penggalian tanah pondasi telapak
 Penggalian tanah pondasi sumuran.
4.2. Syarat-syarat pekerjaan :
 Galian tanah harus dilaksanakan untuk pondasi : sumuran, telapak dan pondasi batu
kali yang harus di laksanakan menurut ukuran-ukuran yang dinyatakan dalam
gambar yang bersangkutan dan keadaan tanah ditempat.
 Untuk galian pondasi ukuran kedalaman minimum sesuai gambar, maksimun
mencapai tanah keras, kecuali bila kedalaman tanah keras lebih dua kali ukuran
yang ditentukan dalam gambar. Dalam keadaan ini Direksi/Pengawas Teknik dapat
mengambil kebijaksanaan untuk mengubah Konstruksi dan atau ukuran tanpa
mengurangi kekuatan konstruksi.
 Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimum 1 meter
dari tepi lubang galiang dan tidak menimbuni dan merusakan Bouwplank.
 Jika galian tersebut tergenang air hujan atau rembesan dari kiri kanan akibat air
tanah, air dan lumpur harus dikeluarkan. Untuk ini Kontraktor harus menyiapkan
mesin pompa air (alkon).
 Tanah bekas galian yang tidak dipakai harus diangkat ke luar lokasi pekerjaan
semuanya atau kalau memungkinkan diratakan ke seluruh halaman hingga halaman
berkesan bersih.

PASAL 5
PEKERJAAN URUGAN

5.1. Lingkup Pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan urugan adalah :


 Pekerjaan urugan kembali bekas galian pondasi
 Pekerjaan urugan tanah bawah lantai
 Pekerjaan urugan pasir bawah lantai
 Pekerjaan urugan lain yang termuat dalam gambar
5.2. Syarat-syarat pekerjaan :
 Urugan tanah dilaksanakan dibawah lantai dan kalau perlu perbaikan permukaan
tanah di sekitar bangunan seperti tertera pada gambar, dan harus dilaksanakan lapis
demi lapis.
 Ketebalan hamparan urugan lapisan tanah yang diperkenankan maksimun 30 cm -
setiap lapis, kemudian dipadatkan sehingga pada ketebalan yang ditentukan
urugan tanah tersebut mencapai tingkat kepadatan yang diinginkan. Pemadatan
dilaksanakan menggunakan alat pemadat (stamper).
 Urugan pasir dilaksanakan bawah lantai cor atau pada pekerjaan lain yang menurut
Direksi/Pengawas Tehnik dibutuhkan.
 Urugan pasir dihampar lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum 20 cm.
Pemadatan dilakukan lapis demi lapis dengan stamper dan menyiram air
secukupnya, hingga menghasilkan pemadatan yang baik.
 Pasir yang dipakai harus pasir kali, bersih dari lumpur, tanah dan humus dan tidak
mengandung garam atau mineral lainnya.
 Pengurungan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan sehingga
minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
 Tidak dibenarkan menguruk galian dengan tanah yang mengandung lumpur dan sisa
tumbuh-tumbuhan.

PASAL 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG STRUKTURAL SITE MIX

6.1. Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan beton bertulang struktural site mix
adalah :
 Pekerjaan pondasi poer plat
 Pekerjaan kolom pedestal
 Pekerjaan balok sloof
 Pekerjaan beton lainnya yang termuat dalam gambar
6.2. Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton yang tidak tercantum dalam
RKS ini, dipakai peraturan yang termuat dalam PBI 1971 dan SNI 2847 : 2013
(Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung) sebagai syarat, dan berlaku
sepenuhnya.
6.3. Bahan :
a. Semen
 Semen yang dipakai adalah Semen Portland (PC) dengan kualitas setara merk
Tiga Roda/Bosowa/Tonasa, atau sejenisnya.
 Kontraktor diharapkan hanya menggunakan 1 (satu) merk semen untuk semua
pekerjaan.
 Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
b. Pasir
 Pasir (Agregat halus) tidak boleh mengandung bahan organis, kotoran, debu,
tanah dan lumpur. Pasir halus terdiri dari butir-butiran tajam dan keras, kekal
tidak pecah atau hancur oleh cuaca dan hujan.
 Agregat halus harus terdiri dari butiran dengan ukuran sbb:
o Ø 0,25 mm - 1 mm minimum = 80 - 95 % berat.
o Ø 1,00 mm - 4 mm maximum = 3 -12 % berat.
o Ø >4 mm maximum = 3 % berat.
Dengan pengertian pasir sangat halus dengan diameter lebih kecil dari pada 0,25
mm dan butiran kasar diatas 4 mm tidak boleh terdapat dalam pasir tersebut.
c. Batu Pecah
 Batu Pecah (agregat kasar) harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak
berpori.
 Paling sedikit tiga sisi batu merupakan sisi pecahan. Kerikil bulat idak boleh
dicampurkan
 Agregat kasar tidak boleh mengandung kotoran dan lumpur. Apabila terdapat
kotoran dan lumpur harus dicuci dengan menyemprotnya dengan air bertekanan
minimum 2 atmosfer.
 Butir agregat kasar adalah sbb:
o Ø butir tidak boleh lebih besar dari pada 35 mm.
o Ø butir tidak boleh lebih kecil dari pada 15 mm.
o Ø 0 - 30 mm berkisar antara 75 % berat.
d. Besi Beton
 Baja beton yang digunakan adalah baja ulir/polos dengan kualitas SNI BJTP 24,
untuk pekerjaan pondasi foot plate, sloof, kolom, balok dan plat dak
 Ukuran besi beton yang tercantum dalam gambar mempunyai pengertian sebagai
berikut :
o  10 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 10 mm
o  12 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 12 mm
o  13 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 13 mm
o  16 pada gambar berarti diameter besi adalah SNI 16 mm dst.
e. Kawat Pengikat
 Kawat Pengikat besi beton dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng dengan
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm.
 Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat SNI 2847 : 2013 (Persyaratan
Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung).
f. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat menurunkan
mutu pekerjaan.
6.4. Campuran Beton :
a. Jenis adukan beton yang disyaratkan adalah Site Mix, artinya pengadukan beton
dilakukan langsung di lokasi kerja, maka diwajibkan kontraktor untuk mengadakan
dan menggunakan alat pengaduk mekanis dengan dikontrol oleh tenaga yang ahli.
Tidak disarankan mengaduk secara manual oleh tenaga manusia.
b. Kualitas mutu Beton site mix yang disyaratkan adalah sesuai dengan kualitas beton
untuk masing-masing item pekerjaans sesuai yang tertuang dalam RAB.
c. Kontraktor dapat pula menggunakan mix design beton sendiri dengan mutu yang
disyaratkan dan telah di uji pada laboratorium instansi yang berwenang (PU,
UNTAD, dsb).
d. Slump (kekentalan beton) yang disyaratkan adalah sesuai dipersyaratkan sesuai
dengan mutu beton untuk masing-masing item pekerjaan yang tertuang dalam RAB.
e. Bahan beton harus ditakar dalam sebuah bak takar yang terbuat dari papan yang
cukup kuat dan awet, dengan ukuran isi bak takar adalah sesuai dipersyaratkan
sesuai dengan mutu beton untuk masing-masing item pekerjaan yang tertuang dalam
RAB.
f. Bak Takar telah disesuaikan dengan ukuran semen 1 Zak (50 kg).
g. Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kualitas campuran dan
kualitas beton.
6.5. Bekisting :
a. Seluruh pekerjaan bekisting menggunakan Multipleks 9mm atau papan yang telah
disekap halus dengan ketebalan ≥ 150mm sebagai alas dan kayu daerah yang cukup
kuat sebagai skor dan penyangga.
b. Untuk mendapatkan hasil cetakan yang memenuhi syarat, pekerjaan bekisting harus
dikerjakan oleh tukang yang ahli dan direncanakan dengan tepat.
c. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar pada waktu mengecor
tidak ada air semen yang lolos. Sebelum mulai mengecor, bagian dari bekisting
harus disiram air dan dibersihkan dari kotoran dan bagian konstruksi yang
bersambungan disiram dengan air semen kental.
d. Pembongkaran bekisting harus memenuhi persyaratan umur beton yaitu minimal 14
hari untuk plat, 10 hari untuk balok dan 3 hari untuk kolom dan Plat lantai dasar.
6.6. Dimensi struktural beton :
a. Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar kerja.
b. Gambar detail adalah gambar yang menentukan pelaksanaan. Jika terdapat
ketidak cocokan pada ukuran pada gambar, pemborong diwajibkan menanyakan
perbedaan tersebut pada Direksi. Keputusan ada ditangan Direksi dan dinyatakan
secara tertulis. Keputusan ini dilampirkan dalam laporan harian/mingguan.
c. Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Ukuran
yang dicantumkan dalam gambar adalah ukuran penuh teknis, yaitu ukuran riil
diameter besi itu yang diukur menggunakan jangka sorong (kaliper) di lapangan.
Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran, Kontraktor diwajibkan
membicarakan/konsultasi terlebih dahulu dengan Direksi. Perubahan dimensi besi
tulangan ini harus dilakukan berdasar perhitungan yang dapat dipertanggung-
jawabkan dan disampaikan secara tertulis. Ukuran yang ditentukan gambar adalah
ukuran minimum.
6.7. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penawaran yang menimbulkan kerugian Kontraktor
dan menjadi hal yang menyebabkan pertentangan dalam proses pembangunan di
lapangan antara kontraktor dengan Direksi/Pengawas Lapangan maka dalam Rapat Pre
Construction Meeting hal ini harus sudah menjadi kesepakatan bersama, yaitu Panitia
Lelang dengan bantuan Konsultan Perencana telah memberikan gambar ukuran besi
beton dengan skala 1 : 1, sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
6.8. Pengawasan terhadap proses pelaksanaan pembesian ini harus dilakukan secara
kontinyu mulai dari bahan yang didatangkan, pemotongan, pembuatan bentuk sampai
perakitannya. Pengawasan yang kontinyu ini diperlukan untuk menghindari kelambatan
proses pelaksanaan pekerjaan sekiranya terpaksa harus ada sebagian bahan yang tidak
boleh dipasang karena ukuran tidak sesuai syarat.
6.9. Kesalah fahaman terhadap ukuran diameter besi beton harus diselesaikan beradasarkan
benda acuan yang keberadaannya telah disepakati bersama.
6.10. Dalam pengecoran harus dibantu dengan Vibrator agar hasil pengecoran menjadi padat
dan merata. Dalam melakukan vibrasi ini ujung penggetar tidak boleh mengenai
tulangan hingga mengurangi daya rekat beton dengan baja tulangan. PBI 1971 - N2
berlaku sepenuhnya.
6.11. Apabila hasil pengecoran ternyata sangat jelek dan tidak dapat ditoleransi, maka
kontraktor diwajibkan membongkar seluruh hasil pekerjaan yang tidak memenuhi
syarat dan melakukan pengecoran kembali sesuai dengan mutu yang disyaratkan atas
tanggungan biaya kontraktor sendiri. Baik dan jeleknya hasil pengecoran secara visual
dapat dilihat dari keroposnya kolom dan balok-balok atau dari pengujian di lapangan.
6.12. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada saat hujan yang dapat melarutkan air semen dan
merusak mutu beton yang direncanakan. Pada kondisi seperti ini pengecoran harus
dihentikan. Pada saat hujan, hasil pengecoran pada hari dan jam-jam yang pertama
harus terlindung dari hujan dengan memasang tenda terpal atau plastik, terutama pada
pengecoran lantai dan balok-balok.
6.13. Dalam kondisi normal, pengecoran tidak boleh dihentikan dengan alasan apapun. Oleh
sebab itu Kontraktor diwajibkan mempersiapkan pekerjaan pengecoran ini sebaik-
baiknya terutama pengadaan semen. Apabila terpaksa, pengecoran dapat dihentikan di
tempat-tempat yang aman dan terencana. Penghentian pengecoran yang terpaksa ini
tempatnya harus disetujui Direksi. Selang pengecoran tidak boleh lebih dari 24 jam.

PASAL 7
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

7.1. Lingkup Pekerjaan :


a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pondasi Foot Plate.
b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja serta pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan yang disediakan untuk proyek ini.
7.2 Galian Tanah Pondasi
a. Galian tanah untuk pondasi Foot Plate dan galian-galian lainnya harus dilakukan
menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai peil-peil yang tercantum di dalam gambar.
Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, akar pohon-pohon yang terdapat
dibagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang. Bekas-bekas
pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat.
b. Apabila ternyata terdapat pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik,
telepon dan lain- lainnya yang masih digunakan maka secepatnya memberitahukan
kepada Pengawas atau Perencana/Instansi yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk-petunjuk seperlunya.
c. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai
akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi
kedalaman yang telah ditentukan, maka Kontraktor harus mengisi/mengurangi
daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian
bahan pondasi yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari
longsoran- longsoran tanah dikiri dan kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat-alat
penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu dipompa), sehingga
pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik.
e. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan lapis demi selapis, sambil
disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan
Pengawas, baik mengenai kedalaman/lapisan tanahnya maupun jenis tanah bekas
galian tersebut.
7.3. Lantai Kerja
Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk perletakan merata, lapisan dasar
dari beton supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal tidak kurang dari 5 cm.
Dibawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang dipadatkan setebal tidak kurang dari 10
cm atau sesuai gambar.
1. Kwalitas Beton
a. Bahan yang digunakan beton struktural dengan site mix yang telah disyaratkan.
b. Beton yang digunakan harus ditest mutunya dari benda uji dengan persyaratan
sesuai dengan SNI 02-2847-2002.
c. Besi beton yang digunakan harus ditest, sesuai ketentuan.
d. Hal-hal lainnya yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
7.4. Pekerjaan Struktur (Sloof)
a. Umum
Peraturan umum yang digunakan adalah Tata cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung dan untuk hal-hal yang belum terjangkau dapat digunakan
peraturan-peraturan, seperti ASTM, ACI dan peraturan lainnya yang relevan.
Pekerjaan Pile cap dan sloof masing-masing type harus sesuai dengan rencana
gambar, baik bentuk dan ukuran dan cara pelaksanaan.
b. Besi Beton (Steel Reinforcement)
1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
 Pada SNI 02-2847-2002
 Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak cacat
(retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
 Mempunyai penampang yang sama rata.
 Disesuaikan dengan gambar-gambar.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan di atas
harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Besi beton yang digunakan adalah sesuai mutu beton yang disyaratkan.
4. Besi beton harus berasal dari satu sumber (manufacture) dan tidak dibenarkan
untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi beton tersebut untuk
pekerjaan konstruksi.
5. Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan
dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Direksi. Batang percobaan diambil
di bawah kesaksian Direksi berjumlah minimum 3 (tiga) batang untuk tiap-tiap
jenis percobaan yang diameternya sama, dengan panjangnya tidak kurang dari
100 cm.
6. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang
perlu oleh Direksi. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi
tanggungjawab Kontraktor.
7. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar dan mendapat
persetujuan Direksi. Hubungan antara besi beton satu dengan lainnya harus
menggunakan kawat besi beton, diikat dengan teguh, tidak menggeser selama
pengecoran beton dan bebas dari tanah.
8. Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat kualitas, tidak sesuai dengan
spesifikasi harus segera dikeluarkan dari site. Setelah menerima instruksi tertulis
dari Direksi, dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Beton
1. U m u m
 Kekuatan beton untuk pondasi plat dan Sloof adalah dengan beton site mix
sesuai yang disyaratkan. Beton harus merupakan bahan yang kuat dan tahan
terhadap bahan – bahan berbahaya (seperti asam dan garam) karena terletak
di dalam tanah.
 Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi tidak berair. Selama
pengecoran dan pengeringan beton air tanah yang ada harus terus dipompa
untuk mencegah rusaknya adukan beton akibat air dari luar.
 Adukan (adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat PBI-1971 dan SNI 02-
2847-2002.
 Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk penyambungan
batang-batang tulangan minimal 50 kali diameter tulangan (50 d).
2. Pengecoran beton
 Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-
kotoran atau bahan lain dari luar.
 Pemakaian beton ready mix harus mendapat persetujuan Direksi, baik
mengenai nama perusahaan, alamat maupun kemampuan alat-alatnya.
 Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan
Pengawas, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan.
 Semua alat-alat pengangkut yang digunakan pada setiap waktu harus
dibersihkan dari sisa- sisa adukan yang mengeras.
 Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi
beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan tertulis pengawas.
 Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu tanpa berhenti untuk
keseluruhan dari
 seluruh 1 (satu tiang) dan diberi tanda maupun tanggal pengecorannya.
 Pengecoran dilakukan lapis demi lapis dan tidak dibenarkan menuangkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan
pengendapan agregat.
 Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran
berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi tulangan. Kontraktor harus menyediakan vibrator-vibrator
untuk menjamin efisiensinya tanpa adanya penundaan.
 Pemadatan beton secara berlebih-lebihan sehingga menyebabkan kebocoran-
kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.
3. Curing dan perlindungan atas beton
 Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap
matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan secara
mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
 Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 10 hari
dengan menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan
beton tersebut.
 Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus diperhatikan. Kontraktor harus bertanggung
jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
7.5. Pondasi Foot Plate
a. Ruang lingkup dalam pekerjaan ini meliputi :
 Penyediaan dan penyiapan bahan yang akan dikerjakan.
 Penyediaan dan penyiapan peralatan dan peralatan pendukung lainnya.
 Penyiapan tempat/lokasi yang akan diKerjakan.
 Penyediaan tenaga-tenaga terampil yang akan terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
 Mencegah/ menekan dampak negatif yang mungkin timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan ini, polusi udara, polusi suara dan lain-lain yang mengakibatkan
terjadinya perubahan- perubahan negatif lingkungan sekitar.
 Melaksanakan pekerjaan pondasi beserta pekerjaan pendahuluan sampai
dengan selesainya Pekerjaan Pondasi.
 Dalam melaksanakan pekerjaan pondasi ini pemborong dapat
menggunakan subpemborong yang berpengalaman dalam pekerjaan proyek-
proyek yang sejenis, sebaiknya menggunakan sub pemborong spesialis.
b. B a h a n
Pekerjaan ini menggunakan sesuai dengan gambar rencana pembuatan pondasi.
Mutu beton yang disyaratkan.
c. Pemborong dalam usulan pelelangan mengajukan sistem/tata cara pelaksanaan
yang akan dipakainya.
d. Persetujuan dari Direksi tidaklah membebaskan pemborong dari tanggung jawab
akan mutu bahan dan cara pengerjaan.
e. 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pondasi yang mana pemborong harus
menyerahkan informasi-informasi guna mendapatkan persetujuan direksi pekerjaan.
Pelaksanaan :
Tahap Persiapan :
1. Pemborong harus menanyakan kepada pemilik proyek atau pengawas lapangan
untuk menguji apakah metode kerja yang diusulkan dapat diterima serta harus
minta penjelasan dari Direksi setempat tentang :
a. Jenis peralatan yang boleh / tidak boleh dipakai.
b. Jam-jam kerja yang diijinkan.
c. Batasan waktu yang memenuhi persyaratan - persyaratan tertentu.
2. Pemborong harus minta ijin terlebih dahulu kepada Direksi Pekerjaan sebelum
memulai pekerjaan.
3. Pemborong harus memeriksa dan menentukan titik-titik Pondasi dengan
teliti dan disesuaikan dengan gambar rencana, serta didampingi dengan Direksi
Pekerjaan.
4. Pemborong bertanggung jawab terhadap pemasangan patok untuk
menetapkan kedudukan pondasi dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
5. Sebelum dimulai pelaksanaan posisi dari tiap-tiap pondasi harus ditandai dengan
patok diameter 8 cm dengan panjang 45 cm yang ditancapkan pada tanah.
6. Pada bagian atas patok sepanjang 15 cm dicat dengan warna merah yang mudah
terlihat.
7. Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja (shop drawing) dan harus
dimintakan persetujuan Direksi Pekerjaan.
8. Peralatan pemancangan harus siap pakai dan dalam keadaan baik.
Tahap Pelaksanaan:
1. Pelaksanaan Pondasi harus dilakukan dengan perhitungan yang tepat, dimana
posisi pondasi benar- benar berada pada tempatnya sesuai dengan gambar
rencana.
2. Saat pelaksanaan pondasi kedudukan titik pondasi tidak boleh berubah dari
kedudukan semula, sampai kedalaman yang direncanakan.
3. Ukuran masing-masing Footplate dan ketentuan teknis lainnya harus
berdasarkan gambar-gambar kerja (shop drawing)
4. Segala sesuatu harus dikonsultasikan lebih dulu dengan direksi, sehingga
didapatkan hasil yang benar dan bermutu baik.
7.6. Pekerjaan Sloof
Pekerjaan beton bertulang untuk sloof harus menggunakan beton site mix K 250.
Ukuran masing-masing Sloof dan ketentuan teknis lainnya harus berdasarkan gambar-
gambar kerja (shop drawing). Besi-besi harus ditempatkan seperti pada gambar detail.
Selesai pekerjaan sloof, tanah harus ditimbun dan dipadatkan sampai peil yang
diperlukan.
7.7. Pekerjaan Stek Kolom
Pekerjaan stek kolom, stek dinding dan stek kolom praktis :
 Besi stek kolom harus memnuhi syarat spesifikasi.
 Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada waktu sloof
dicor sampai batas permukaan atas sloof.

PASAL 8
PEKERJAAN PILE CAP DAN TIE BEAM

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah
pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai dilaksanakan. Semua bahan yang digunakan
untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Adapun
pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi :

8.1. Lingkup Pekerjaan


a. Penulangan pile cap dan tie beam
b. Bekisting pile cap dan tie beam
c. Pengecoran pile cap dan tie beam
d. Pembongkaran bekisting pile cap dan tie beam

8.2. Syarat-syarat pekerjaan :


a. Langkah-langkah pembesian pile cap :
- Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D 13 mm,
dengan jarak antar tulangan 200 mm sama untuk semua pile cap tetapi berbeda
untuk jumlah tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan gambar rencana.
- Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan daftar
diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana. Digunakan
kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan.
- Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi
pile cap yang telah ditentukan.
- Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang yang
telah dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat bendrat sehingga
tulangan pile cap tampak benar-benar kuat dan kokoh.
b. Langkah-langkah pembesian tie beam:
- Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera
didalam gambar rencana, yaitu besi D 16 mm dengan jarak sengkang 150 mm
- Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk
mempermudah pekerjaan.
- Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk keseluruhan tulangan. .
- Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya
tidak berubah.
- Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan
selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat dengan tegangan
maksimum sedapat mungkin dihindari.
- Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas
dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut
yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehingga tidak ada tulangan
yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking
yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton yang direncanakan
c. Pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile cap adalah sebagai berikut :
- Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan
dipasang dimana untuk tiap-tiap pile cap berlainan ukurannya tergantung berapa
titik pondasi yang menahannya.
- Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing-masing, dimana
digunakan kayu multipleks.
- Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi
kesulitan-kesulitan pada waktu. pembongkaran bekisting.
- Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda
kemudian bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan
menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya agar kedudukan bekisting
tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu. pengecoran
dilaksanakan.
d. pembuatan dan pemasangan bekisting untuk tie beam adalah sebagai berikut:
- Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.
Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian-bagian bekisting yang akan dibuat
disesuaikan dengan ukuran tie beam tersebut.
- Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam diolesi
dengan menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu pembongkaran
bekisting tidak mengalami kesulitan.
- Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie beam yang telah ditentukan
kemudian dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya
sebagai penahan goyangan.
e. Adapun langkah-langkah pengecoran antara pile cap dan tie beam pada umumnya
sama sehingga diringkas dijadikan satu. Langkah-langkah tersebut antara lain:
- Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang
dengan menggunakan pompa air.
- Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya
pengecoran baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam
- Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.
- Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam
maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan
tinggi agar beton tersebut dapat memadat.
- Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.
- Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton
dengan menggunakan alat pertukangan manual / plester

PASAL 9
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

9.1. Lingkup pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan pondasi batu adalah :
 Pekerjaan pasangan batu kosong
 Pekerjaan pasangan pondasi batu
9.2. Syarat-syarat pekerjaan :
 Pasangan batu kosong harus disusun sedemikian rupa memenuhi lebar galian dengan
celah-celah antar batu yang di isi oleh urugan pasir dan disiram air hingga padat.
 Pondasi batu kali dibuat untuk pondasi penahan tanah dan pondasi praktis dibawah
lantai beton bertulang, sebagaimana yang tercantum dalam gambar.
 Batu yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak keropos, sudah dipecah serta
mempunyai gradasi baik dengan diameter minimum 15 dan maximum 35 cm.
 Adukan yang digunakan pada pekerjaan pondasi ini terdiri dari 1 bagian semen
dan 4 bagian pasir. Dalam pemasangannya tidak dibenarkan sisi-sisi batu saling
bersentuhan, di antara batu harus terisi adukan.
 Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus bersih
dari lumpur dan kotoran-kotoran lainnya.

PASAL 10
PEKERJAAN BAJA

10.1 Ruang Lingkup


Pekerjaan meliputi pengukuran bentang ring balok tumpuan di lapangan (sebelum
fabrikasi kuda-kuda), desain kuda-kuda, pengiriman bahan ke lapangan (delivery),
pembuatan kuda-kuda (fabrikasi) dengan alat sambung steel fix dan pemasangan
seluruh rangka kuda-kuda Giga Steel sampai siap dipasangi bahan penutup atap
sesuai dengan Surat Kontrak Kerja, serta pemasangan struktur pengaku
10.2. Persyaratan Bahan
a. Bahan baja yang digunakan untuk rangka kuda-kuda, struktur pengaku dan reng
adalah baja high tensile strength, dengan mechanical properties.
b. Lapisan anti karat baja ringan (coating) berupa Galvanishing dengan cara Hot-dip
zinc-coated, dengan spesifikasi teknis.
10.3.Bentuk profil baja ringan Giga Steel
a. Batang utama kuda-kuda (Bottom Chord dan Top Chord) menggunakan profil Z
dengan dimensi 75x34Z08,75x34Z10,95x34Z08,dan 95x34Z10 serta batang pengisi
kuda-kuda (web) menggunakan profil C dengan dimensi 75x39C08, 75x39C10,
65x39C08, 65x39C10, 55x29C08 dan 55x29C10.
b. Struktur pengaku kuda-kuda (bracing) terdiri dari Bottom chord bracing
menggunakan profil B-Section B37, Top chord bracing menggunakan profil B-
Section B37 sesuai kebutuhan desain, railing menggunakan profil B-Section B37
dan Ikatan angin menggunakan profil B-Section B37
10.4. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan Bahan baja yang digunakan untuk rangka kuda-kuda
dan bahan lain terkait harus dilaksanakan sesuai dengan gambar desain yang telah
dihitung dengan computer menggunakan software Giga Steel Frame.
b. Perakitan kuda-kuda dilakukan di lapangan dengan menggunakan alat sambung self
drilling screw.
c. Pihak kontraktor bersedia menyiapkan semua struktur ring balok penopang kuda-
kuda dengan kondisi rata air (waterpas level).
d. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahan semua struktur yang dipakai
untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal tersebut, pihak konsultan
perencana struktur berhak untuk meminta informasi mengenai reaksi perletakan
kuda-kuda baja ringan Giga Steel.
e. Penanganan dan pemasangan kuda-kuda harus sesuai berdasarkan gambar Layout
kuda-kuda, gambar detail bracing, serta gambar detail pelaksanan.
f. Penambatan kuda-kuda ke top plate/murplat menggunakan alat sambung Gigagrip
untuk menahan gaya vertikal dan horizontal. Top plate/murplate harus di tambatkan
ke struktur ring balok tumpuan kuda-kuda dengan Dynabolt.
g. Pemasangan bracing rangka atap harus dipasang secara benar sesuai desain sehingga
system rangka atap dapat bekerja secara bersama-sama (as an integral structure).
h. Semua detail sambungan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
i. Pemasangan reng sesuai jenis penutup atap yang dipakai sesuai dengan Surat
Kontrak Kerja.
10.5.Jaminan Struktural
a. Jaminan yang dimaksud adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Giga Steel, meliputi;
kuda-kuda, struktur pengaku dan reng.
b. Stabdard 4600:1996) dengan desain kekuatan structural berdasarkan “ Dead and
Live Loads and Load Combinations” (Australian Standard 1170.1 Part 1) dan “Wind
Loads” (Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan
ketentuan “Screws-Self drilling-for the building and construction industries”
(Australian Standard 3566).

PASAL 11

PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP

11.1. Lingkup Pekerjaan :


 Pemasangan penutup atap
11.2. Bahan yang dipakai :
 Rangka Baja Ringan
 Gording Baja Ringan
 Atap Bardoline PRO Rectangular Warna Merah
 Lapisan Multipleks 12 mm
11.3. Pemasangan :
 Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan
baja berat sesuai dengan standar perhitungan yang mengacu pada standar peraturan
yang berkompeten.
 Pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja mengikuti Pasal 14.
 Pemasangan penutup atap Bardoline terlampir.

PASAL 12
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

12.1. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu, kecuali bila gambar kerja
menentukan yang lain.
12.2. Pada panjang setiap 2.50-3.50 m, pasangan bata 1/2 batu perlu penguat kolom praktis
beton bertulang, dengan dimensi, penulangan dan penempatan sesuai dengan gambar.
Apabila panjang pasangan bata = 4,00 m, maka jarak kolom praktis adalah 2,00 m,
kecuali bila gambar kerja menentukan yang lain
12.3. Adukan yang digunakan untuk pasagan batu bata terdiri dari 1 bagian semen dan 5
bagian pasir.
12.4. Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-siarnya dikeruk sedalam 1 cm agar
plesteran dapat melekat dengan baik.
12.5. Batu bata yang akan dipasang harus berkualitas baik dengan ukuran panjang, tebal dan
tinggi seragam dan kekuatannya dapat mencapai tegangan tekan minimum 15 kg/cm2.
12.6. Sebelum dipasang, bata hendaknya direndam/disiram air sampai jenuh. Pemasangan
harus rapi sesuai dengan syarat pekerjaan yang baik. Bata potongan yang lebih kecuali
dari pada separuh ukuran utuhnya tidak boleh dipakai.
12.7. Pasangan batu bata gewel, harus diperkuat dengan ringbalok beton bertulang praktis
pada atasnya.
PASAL 13
PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

13.1. Untuk semua plesteran seperti finishing pasangan tepi lantai dan beton, digunakan 1
bagian semen dan 5 bagian pasir. Sebelum adukan plester dilekatkan, bagian beton
harus diulas dengan semen kental.
13.2. Pasir untuk plesteran harus disaring cukup halus dengan butiran tidak lebih kecil dari
0,25 mm.. Pasir laut dan pasir yang memiliki kandungan tanah, lumpur atau silta tidak
diboleh digunakan.
13.3. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang akan diplester harus
disiram air sampai jenuh.
13.4. Tebal plesteran dinding ditentukan lebih kurang 1.5 - 2.0 cm, dikerjakan dengan tegak
lurus dan rata, ditimbang dan di siku
13.5. Semua bidang- bidang yang berombak/retak harus dibongkar dan diperbaiki.
13.6. Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci, menggunakan acian semen.

PASAL 14
PEKERJAAN DINDING KACA NONTEMPERED STOPSOL

14.1. Metode pemasangan fasade dinding kaca sendiri tergantung dari jenis kaca yang akan
digunakan. Namun, pada dasarnya semua pemasangan fasade dinding kaca memiliki
prinsip dan langkah-langkah yang tidak jauh berbeda, yaitu seperti berikut ini:
a. Marking
Penentuan titik-titik marking ini bertujuan agar bangunan dengan dinding kaca atau
curtain wall menjadi lurus dan sesuai dengan perencanaan, baik itu secara vertikal
maupun horizontal.
b. Braket
Pemasangan braket ini bertujuan untuk menopang dan mengikat mullion (rangka
frame vertikal). Braket ini dipasang pada lantai atau tepi lantai sesuai dengan garis
marking yang sudah dibuat sebelumnya
14.2. Pemasangan Kaca dan Sealant
Sebelum dilakukan pemasangan kaca, pastikan dahulu permukaan dari struktur
tumpuan kacanya dalam kondisi bersih. Selain itu, juga harus memiliki kekuatan untuk
menopang beban kaca tersebut.
Kaca akan dipasang pada rangka siku atau almunium berbentuk huruf “U” (susunan
mullions dan transoms), yang sebelumnya sudah ditambahkan setting block. Setting
block yang berbahan karet ini berfungsi sebagai penahan kaca.
14.3. Pembersihan
Jika semua langkah di atas sudah selesai dikerjakan dan kaca sudah terpasang dengan
rapi, maka langkah selanjutnya adalah pembersihan permukaan kaca. Pembersihan
dilakukan dengan alat bantu Gondola.

PASAL 15
PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL

15.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi :


- Pasang ACP
- Pasang rangka ACP
15.2. Syarat – syarat pekerjaan :
a. Harus dipasang oleh Kontraktor Spesialis darimana bahan tersebut diproduksi,
dengan melampirkan CV sesuai bidang keahlian tentang pemasangan aluminium
composite panel.
b. Pemasangan harus dapat menahan gerakan thermal dan struktur dari komponen
tanpa menimbulkan tekanan, kerusakan pada joint sealant, tidak menimbulkan stress
pada fastener, ketika terkena tekanan angin dan perubahan suhu udara.
c. Harus mampu menahan beban angin (positif dan negatif) 120 kg/m2. Batas defleksi :
L/180, beban positif atau negatif.
d. Kekuatan rekatan tidak boleh terjadi kerusakan pada rekatan sandwich panel
maupun pada bahan pelapis fnishingnya hingga suhu 57o C dn kelembaban 100%
setelah 1000 jam.
e. Pemotongan, penekukan dan pemberian rngka perkuatan (stiffner), hingga menjadi
panel-panel siap dipasang dilaksanakan di pabrik maupun di lapangan.
f. Bagian sisi panel ditekuk 25 mm dan joint nat antara panel diisi dengan back up dan
silicone sealant.
g. Pemasangan baik rangka maupun claddingnya harus dilakukan oleh satu Pemborong
Spesialis, tidak diijinkan dilaksanakan terpisah-pisah.
h. Dipasang dengan menggunakan kerangka baja atau bahan khusus sesuai yang
disyaratkan oleh pabrik pembuat aluminium composite panels cladding.
i. Baut-baut pengencang, angkur, bracketsdan lain sebagainy harus terbuat dari baja
galvanized.
j. Pemasangan harus dilaksanakan sesuai desain arsitektur, sambungan harus rapi,
tidak melendut atau cacat.
k. Antara tembok/kolom/beton dan cladding harus diisi dengan “sealant”.
l. Sambungan-sambungan vertikal maupun horosontal, sambungan sudut maupun
silang harus dipasang sempurna.
m. Aplikasi sealant menggunakan tekanan udara, sesuaikan tekanan udara untuk
memperoleh pengisian joint yang cukup. Jika joint sudah diisi, ratakan sealant
dengan alat yang direkomendasi oleh pabrik pembuat sealant. Masking Tape harus
segera diangkat sebelum sealant mengering (kira-kira 10–15 menit).
n. Silicone sealant harus dibersihkan sebelum mengering, dengan menggunkan kain lap
yang dibasahi dengan cairan pelarut. Jika ada yang tercecer dan sealant sudah
mengeras dapat dirapikan dengan pisau silet yang tajam.
o. Ukuran joint yang dipergunakan untuk sealant minimal harus 6 mm dengan
perbandingan lebar dan dalam = 2 : 1 (sebagai contoh untuk lebar 12 mm, dalam 6
mm).
15.3. Persyaratan Bahan / Material
Bahan ACP yang digunakan mempunyai ketahanan terhadap cat dan permukaan tidak
mudah meleleh terhadap cuaca (temperature) berdasarkan hasil uji diatas 24,5oC. Hal
ini dibuktikan dengan hasil pengujian yang diterbitkan oleh Sucofindo atau Lembaga
Kompeten lainnya, dan diperlihatkan pada saat klarifikasi pokja.

PASAL 16
PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING KERAMIK

16.1. Jenis keramik yang digunakan :


 Keramik tile ukuran 60 x 60 Homogeneous Polished
 Keramik ukuran 40 x 40 Unpolished
 Keramik ukuran 30 x 60 Polished
16.2. Granit tile adalah penutup lantai yang terbuat dari tanah liat, pasir, silika, stain dan
feldspar, dibakar pada suhu 1230 derajat celcius, memiliki warna homogen
(Homogeneous) dan bersudut rata.
16.3. Keramik adalah penutup lantai yang terbuat dari tanah liat dengan glazur diatasnya
dibakar pada suhu 1000 derajat celcius, cenderung terdapat lengkungan pada sudutnya.
16.4. Plint adalah granit tile atau ceramic tile yang memiliki ukuran lebar 5 – 10 cm,
dipasang pada dinding bawah yang bertemu langsung dengan permukaan lantai.
16.5. Polished adalah tipe keramik dengan permukaan licin dan berkilau.
16.6. Unpolished adalah tipe permukaan keramik yang rata dan tidak licin.
16.7. Produk keramik harus di konsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi/Pengawas.
Warna keramik mengikuti gambar.
16.8. Mengingat pemasangan keramik baru merupakan pengganti keramik lama, maka
diusahakan elevasi baru sama seperti yang semula.
16.9. Adukan yang digunakan dengan menggunakan 1 bagian semen dan 3 bagian pasir.
16.10. Pemasangan lantai harus rapi, rata air dengan siar lurus dan saling tegak lurus serta
mengikuti peil-peil yang ditentukan pada gambar.
16.11. Siaran keramik harus di tutup dengan bahan semen penyiar yang warnanya sesuai
dengan warna keramik terpasang. Sebelum disiar, ubin harus bersih dengan siaran
yang sudah dikeruk untuk memberi tempat bagi bahan semen siaran.
16.12. Setelah pemasangan selesai, lantai dan dinding harus dibersihkan dari sisa-sisa semen
hingga garis-garis siaran ubin terlihat dengan jelas dan rapi.

PASAL 17
PEKERJAAN PLAFOND DAN PARTISI

17.1. Pekerjaan yang termasuk di dalamnya adalah :


 Pekerjaan Rangka Plafond dan Penutup
 Pekerjaan Rangka Partisi dan Penutup
17.2. Standar Kualitas Bahan :
 Bahan rangka plafond adalah Baja Galvalum G 550 dengan ukuran 20/40mm dan
40/40mm, sesuaikan dengan petunjuk gambar.
 Bahan rangka partisi adalah Baja Galvalume G 550 kanal C 75.75
 Bahan penutup plafond adalah PVC
17.3. Pengukuran ketinggian plafond adalah dari muka lantai keramik dengan acuan ukuran
tercantum dalam gambar.
17.4. Sambungan rangka Plafond dan Partisi yang bertemu dengan tembok, harus di perkuat
dengan sekrup Dynabolt 10-12mm.
17.5. Kelurusan pemasangan penutup PVC harus di awasi secara seksama dengan toleransi
kecembungan papan tidak lebih dari 5 mm.
17.6. Harus dipastikan sebelum pemasangan penutup Partisi dan Plafond, jaringan listrik
sudah terpasang dengan baik dan telah diuji sambungannya.
17.7. Persyaratan Bahan / Material
Menggunakan Plafon PVC yang tahan terhadap suhu panas sehingga tidak mudah
menimbulkan api (kebakaran) jika terjadi koslet pada arus listrik. Hal ini dibuktikan
dengan hasil uji yang telah diterbitkan oleh Sucofindo atau Lembaga Kompeten
lainnya, dan diperlihatkan pada saat klarifikasi pokja

PASAL 18
PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITAIR

18.1. Pekerjaan yang termasuk di dalamnya adalah :


 Pekerjaan instalasi Air Bersih dan Air Kotor.
 Pekerjaan pemasangan Alat-alat Sanitair.
 Pekerjaan Septictank
18.2. Standar Kualitas Bahan :
 Bahan pipa Air Bersih menggunakan pipa PPR ex. Rucika
 Air Kotor dan sambungan sambungannya adalah PVC AW setara Wavin, Power.
 Kloset Duduk TOTO C51 + Flush Valve (Toilet Difabel)
 Kloset Jongkok TOTO
 Wastafel Gantung SNI
 Floor Drain
 Kran Air Wastafel
 Jet Washer
 Kran-kran air lain yang digunakan adalah kran stainless steel atau setara, tidak
direkomendasikan menggunakan kran berbahan plastik dan besi FE.
 Spesifikasi bahan mengikuti yang terlampir pada rencana anggaran biaya.
18.3. Sistem distribusi air bersih mengacu pada gambar. Diameter pipa yang digunakan
adalah 1/2" untuk pipa distribusi dan pipa pembagi ke alat sanitair.
18.4. Pipa air bersih yang digantung di atas plafond harus di ikat dengan baik atau bila perlu
menggunakan support berbentuk U berbahan besi agar pipa tidak mudah bergeser.
18.5. Pemasangan pipa air kotor Grey water dan Black water harus mempertimbangkan beda
tinggi kemiringan pipa agar cairan mudah mengalir. Kemiringan pipa yang
direkomendasikan minimal 3 derajat. Tidak diperkenankan membakar pipa untuk
dibengkokkan. Gunakan sambungan yang di standardkan pada belokan-belokan pipa
tertentu.
18.6. Pipa-pipa air kotor harus sudah terpasang sebelum diakukan timbunan bawah lantai dan
telah diuji alirannya.
18.7. Seluruh pipa pembagi sanitair ditanam dalam dinding.
18.8. Sambungan pipa PVC menggunakan lem yang di standardkan oleh pabrikan, kecuali
pada sambungan valve menggunakan sealtape dengan kualitas yang baik.
18.9. Pemasangan pompa booster harus mengacu pada gambar. Di usahakan agar
mengurangi banyaknya lekukan L (elbow) yang tidak diperlukan pada instalasi.
Konsultan pengawas harus memastikan posisi instalasi pipa berada pada jalur yang baik
dan tidak banyak belokan.
18.10. Penyediaan alat sanitair, bila perlu dilakukan pada awal pekerjaan atau brosur produk
telah diterima oleh konsultan pengawas sebelum pekerjaan instalasi air kotor, untuk
menyesuaikan ukuran posisi lubang buangan.
18.11. Pembuatan septictank harus mengacu pada gambar sepenuhnya dengan ketinggian
yang diatur sesuai arah kemiringan pipa.

PASAL 19
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA

19.1. Pekerjaan yang termasuk di dalamnya adalah :


 Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela Aluminium
 Pekerjaan Daun Pintu Kaca Aluminium
 Pekerjaan Jendela Kaca Mati
19.2. Standar Kualitas Bahan :
 Bahan Kusen dan Daun Jendela adalah Aluminium dengan kualitas setara HP. Corak
dan warna adalah Natural Anodised.
 Ketebalan kaca untuk jendela adalah 5mm dan untuk daun pintu adalah 12mm
dengan posisi sesuai gambar kerja, dengan kualitas setara Asahimas.
 Engsel Pintu adalah engsel kupu-kupu dengan kualitas baik dan bahan yang tidak
mudah berkarat dan engsel tanam setara Dorma.
 Engsel Jendela adalah Casement dengan kualitas baik dan tidak mudah berkarat.
 Handle pintu lain mengikuti yang tercantum pada gambar dengan syarat kualitas
baik.
 Kunci – kunci mengikuti spesifikasi yang tercantum dalam gambar.
19.3. Seluruh pekerjaan pintu dan jendela, kecuali pada partisi adalah penggantian dari kusen
lama yang sebelumnya terbuat dari kayu. Maka pembuatan lubang kusen harus
diberikan perkuatan yang memadai sebelum kusen aluminium baru masuk.
19.4. Pemasangan harus dilaksanakan dengan tukang yang terampil. Di ijinkan melaksanakan
fabrikasi pada workshop diluar lokasi proyek dengan persetujuan dari direksi.
19.5. Semua pertemuan kusen dengan dinding harus di beri Sealent agar tahan cuaca.
19.6. Lubang – lubang kusen harus di ukur kembali sebelum pelaksanaan fabrikasi
aluminium, dan harus sesuai dengan gambar kerja. Bila terjadi kesalahan ukuran
lubang, kontraktor wajib memperbaiki dengan biaya sepenuhnya dibebankan pada
kontraktor.

PASAL 20
PEKERJAAN LAMPU DAN INSTALASI LISTRIK

20.1. Lingkup Pekerjaan :


 Termasuk dalam pekerjaan instalasi listrik ini adalah pengadaan lampu, listrik,
kabel, saklar, fitting, pipa paralon, material bantu, termasuk pemasanggannya.
 Pekerjaan pemasangan armature lampu.
20.2. Bahan yang dipakai :
 Kabel-kabel yang dipakai dari jenis NYA atau NYM yang memenuhi standar
(SPLN) serta berinitial LMK.
 Saklar dan fitting serta peralatan listrik yang digunakan harus buatan dalam negeri
dan memenuhi Standar PLN.
 Armature lampu adalah LED ex. Philips dan LED Strip berkualitas baik
20.3. Pemasangan :
 Pemasangan instalasi listrik harus berpedoman pada Peraturan Umum Instalasi
Listrik (PUIL) 2011.
 Pekerjaan ini harus ditangani oleh instalatir yang Ahli.
 Untuk semua penyambungan kabel harus menggunakan terminal Box atau ditutup
dengan las dop, serta ditempatkan pada kedudukan yang sama.
 Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum plafond ditutup dan
plesteran dinding dikerjakan.
 Seluruh instalasi kabel jaringan harus bersumber dari panel listrik, dengan
pembagian sesuai dengan gambar kerja.
 Kabel dalam dinding harus diletakan dalam pipa conduit 5/8 sebelum dinding di
plester.
 Pemasangan armature lampu harus dilakukan setelah plafond ditutup dan dicat

PASAL 21
PEKERJAAN PENGECATAN

21.1. Pekerjaan pengecatan yang dilaksanakan meliputi pengecatan tembok dan pengecatan
besi. Sebisanya, pengecatan dilaksanakan pada akhir pekerjaan atau dapat dikerjakan
bila area yang akan di cat tidak akan lagi tersentuh oleh pekerjaan lain, agar waktu
kerja finishing lebih efisien.
21.2. Pengecatan Tembok :
a. Bidang permukaan yang akan di cat harus bersih dari segala macam kotoran.
Permukaan yang masih kasar harus dihaluskan dengan Cape atau menggunakan
ampelas grit 80 – 150. Permukaan yang masih berlubang harus ditambal segera
dengan menggunakan dempul tembok lalu di ampelas agar halus.
b. Pelapisan Plamur pada dinding harus dilakukan merata. Bahan plamur dapat
menggunakan plamur siap jadi atau dari campuran Talk/Kalsium/Tepung Gypsum +
Lem Kayu PVA. Permukaan plamur yang kasar harus di ampelas grit 80 -150 agar
hasilnya halus. Pelapisan plamur harus menggunakan tenaga yang ahli.
c. Bidang tembok eksterior yang bersentuhan langsung dengan air hujan atau yang
akan terkena cipratan air hujan harus diberi primer alkali terlebih dahulu untuk
menjaga dari timbulnya jamur dan terkupasnya cat di kemudian hari.
d. Bahan cat yang digunakan adalah cat berbahan dasar air (waterbased) dengan
kualitas setara Nippon WeatherShield, dan sejenisnya. Metode pengenceran maupun
pengaplikasian mengikuti petunjuk yang direkomendasikan oleh pabrikan.
21.3. Pengecatan Besi :
a. Bidang permukaan besi yang akan dicat harus dipastikan bersih dari segala macam
kotoran. Kerak-kerak las harus dikerok sedemikian rupa dengan menggunakan kuas
baja agar bersih. Cacat pabrikasi pada permukaan besi, harus segera di tambal
dengan las atau dempul plastik dan dihaluskan dengan ampelas.
b. Permukaan besi harus dilapisi Meni atau sejenisnya secara menyeluruh. Bahan yang
digunakan harus disesuaikan dengan yang tercantum pada rencan anggaran biaya .
c. Bahan cat yang digunakan dianjurkan yang berbahan dasar air (waterbased), yaitu
sesuai dengan yang tercantum pada rencan anggaran biaya. Metode pengenceran
maupun pengaplikasian mengikuti petunjuk yang direkomendasikan oleh pabrikan.
21.4. Pengecatan Waterproofing :
a. Pengecatan waterproofing hanya dilakukan pada areal dak atap dan Talang beton
yang terkena air hujan secara langsung
b. Bahan yang direkomendasikan adalah cat Waterproof berbahan dasar air
(waterbased), yang menghasilkan permukaan cat serupa karet atau setara NO Drop.
c. Bidang permukaan yang akan di cat harus dipastikan bersih dari kotoran debu dan
semen. Bila perlu dilakukan penggosokan dengan sikat besi, agar permukaan beton
bebas dari Leiten.
d. Pengecatan dilakukan dua lapis beratahap, atau sesuai dengan petunjuk pabrikan.
e. Bila perlu menggunakan Serat Fiber untuk menutup celah lubang pada titik-titik
yang terjadi akibat susut beton.
f. Setelah terjadi pengeringan maksimal, permukaan yang di cat harus digenangi air
maksimal 1 x 24 jam untuk melihat apakah terjadi rembesan pada permukaan beton.
21.5. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pengecatan. Bila terjadi hasil
yang kurang memuaskan, kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan dengan metode
perbaikan cat yang dianjurkan oleh pabrikan cat.
21.6. Perubahan warna cat dan spesifikasi produk, harus di konsultasikan terlebih dahulu
kepada Direksi/Pengawas, dengan membawa sampel cat yang dimaksud.
21.7. Pengecetan tembok untuk bagian luar menggunakan cat eksterior yang tahan terhadap
suhu panas dan sehu kelembaban.

PASAL 22
FINISHING DAN PEKERJAAN LAIN-LAIN

22.1. Bila terdapat hal-hal setelah pekerjaan pembangunan selesai, KSM harus
melaksanakan pembersihan dan pemeliharaan areal pekerjaan dari segala
kotoran, bekas sisa bahan pekerjaan, saat penyerahan pekerjaan akhir.
22.2. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, untuk kesempurnaan pekerjaan
walaupun tidak tersebut dalam uraian dokumen ini, adalah merupakan tugas bagi
pihak KSM untuk melaksanakan pekerjaan finishing.
22.3. Puhak KSM diharuskan melakukan opname photo untuk dokumentasi proyek,
sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali pengambilan yaitu, sebelum pekerjaan dimulai
(prestasi 0%), pekerjaan yang sedang dikerjakan (prestasi 50%) dan setelah
pekerjaan selesai dikerjakan (prestasi 100%) dengan pandangan yang sama dari
1 (satu) arah.
Apabila terdapat suatu ketentuan yang belum tercantum dalam rencana kerja dan
syarat-syarat ini, apabila dianggap perlu penambahan lebih lanjut, akan dilakukan
perubahan sesuai dengan kebutuhan.

PASAL 23
PENUTUP

23.1. Bila terdapat spesifikasi pekerjaan yang belum tercantum dalam spesifikasi ini maka
akan dibicarakan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan.
23.2. Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam spesifikasi teknis ini dan memerlukan
penyelesaian di lapangan, maka akan diatur/dibicarakan kemudian dalam rapat-rapat
koordinasi lapangan oleh Direksi, Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana,
Konsultan Perencana dan atas persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen atau pihak
Penyedia Jasa.

G. SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN / MATERIAL

1. Semen
Menggunakan semen portland merk tonasa/setara tonasa.
2. Besi
a. Besi Ulir menggunakan besi ulir dengan kuat tarik Fy 280 yang di buktikan dengan
uji laboratorium yang di lakukan sebelum pekerjaan di laksanakan atau uji
laboratorium pabrikasi.
b. Besi Polos menggunakan besi polos dengan kuat tarik Fy 280.
3. Closet Jongkok / duduk, Wastafel Wall Mounted dan Jet Washer
Menggunakan merk toto/setara toto.
4. Saklar Ganda, Saklar Engkel, Stop Kontak, Stop Kontak AC dan Fitting Lampu.
Menggunakan merk panasonic/setara panasonic.
5. Kanal Baja Ringan
Kanal Baja ringan yang digunakan adalah tipe C.75.75,tebal 0.60 mm/ 0.65 mm,
menggunakan merk bluescope.
6. Reng Baja Ringan
Reng Baja ringan yang digunakan adalah tipe C.35.45. tebal 0.40 / 0.45. menggunakan
merk bluescope.
7. Penutup Atap
Atap Spandek Berpasir yang digunakan memiliki panjang 200 cm x lebar 81 cm, tebal
0.30 mm, merk rainbow.
8. Kaca Nontempered Stopsol
Kaca Nontempered Stopsol yang digunakan dengan ketebalan 5 mm.
9. Alumunium Composite Panel (ACP)
a. Untuk penggunaan Bahan ACP memerlukan dukungan Pabrik/Distributor dengan
melampirkan Sertifikat TKDN, Sertifikat Green Label/Green Building,
Sertifikat/Pernyataan Garansi selama 20 Tahun, Surat Pernyataan Mampu
Menyediakan Stok Bahan.
b. Untuk Sertifikat TKDN akan diklarifikasi pada saat rapat persiapan pelaksanaan
kontrak (prakontrak) di Dinas PU Kota Palu dan nilai TKDN harus diatas 25%.
c. Jika Dukungan Dari Distributor Maka Harus Melampirkan Surat
Penunjukan/Keterangan Dari Pabrik/Principal yang masih berlaku (sampai dengan
tahapan evaluasi klarifikasi).
d. Dukungan material ACP sesuai dengan spesifikasi pasal 15.
10. Plafon PVC
a. Untuk penggunaan Bahan PVC memerlukan dukungan Pabrik/Distributor, dengan
melampirkan Sertifikat TKDN dan Surat Pernyataan Mampu Menyediakan Stok
Bahan.
b. Untuk Sertifikat TKDN akan diklarifikasi pada saat rapat persiapan pelaksanaan
kontrak (prakontrak) di Dinas PU Kota Palu dan nilai TKDN harus diatas 25%.
c. Jika Dukungan Dari Distributor Maka Harus Melampirkan Surat
Penunjukan/Keterangan Dari Pabrik/Principal yang masih berlaku (sampai dengan
tahapan evaluasi klarifikasi).
d. Dukungan material PVC sesuai dengan spesifikasi pasal 17.
11. Cat Outdoor
Untuk penggunaan Bahan Cat Eksterior memerlukan material yang tahan terhadap cuaca
panas dan dingin dengan merk Nippon/setara Nippon.
12. Keramik
Untuk penggunaan Bahan Keramik memerlukan material yang permukaannya rata setara
granit dengan merk Sun Power/setara Sun Power.

H. SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN

a. Peralatan Utama
Nama Merk
Status
No Peralatan dan Kapasitas Jumlah Kondisi Ket.
Kepemilikan
Utama Tipe
Concrete Melampirkan
1. 0,3-0,6 m3 1 Baik dan Milik Sendiri
Mixer/Molen - bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Melampirkan
Baik dan Milik Sendiri
2. Excavator - 0.9 M3 1 bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Melampirkan
3. Batching Plant 1 Baik dan Milik Sendiri
bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Concrete Pump Melampirkan
4. 15 Meter 1 Baik dan Milik Sendiri
Mixer - bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Truck Minimal 5 Melampirkan
5. 1 Baik dan Milik Sendiri
Concrete Mixer - M3 bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Melampirkan
6. Dump Truck Min 4 M3 1 Baik dan Milik Sendiri
- bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik

b. Peralatan Pendukung
Nama Merek
Status
No Peralatan dan Kapasitas**) Jumlah Kondisi Keterangan
Kepemilikan
Utama*) Tipe**)
Melampirkan
Baik dan Milik Sendiri
1. ALKON 3” - 4.8 HP 1 bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik

Melampirkan
Mesin Pemadat Baik dan Milik Sendiri
2. - 9300 VPM 1 bukti
beton Berfungsi /Sewa
sewa/milik

Melampirkan
Baik dan Milik Sendiri
3. Stamper Kodok - 5 Hp 1 bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik

Melampirkan
Baik dan Milik Sendiri
4. Genset - 10 KVA 1 bukti
Berfungsi /Sewa
sewa/milik
Catatan : untuk kebutuhan Peralatan pendukung akan di klarifikasi di Dinas PU Kota Palu pada saat sebelum
penandatanganan kontrak dilakukan dengan membawa bukti sewa/milik.

I. SPESIFIKASI TEKNIS TENAGA

Menjabarkan tenaga apa saja yang dibutuhkan untuk Tenaga Manajerial dan Tenaga
Pendukung
a. Tenaga Manajerial
No. Jabatan Pengalaman Jumlah Spesifikasi Ket
Melampirkan bukti
SKT Pelaksana
1 Pelaksana Lapangan 2 Tahun 1 Org pengalaman yang
Bangunan Gedung
dicantumkan
Sertifikat Petugas
2 Petugas K3 Konstruksi 0 Tahun 1 Org
K3 Konstruksi
Catatan : Personil yang ditawarkan sudah memiliki sertifikat Vaksin Covid-19 (minimal vaksin kedua)
b. Tenaga Pendukung

No. Jabatan Pengalaman Jumlah Spesifikasi Ket

Tenaga Ahli
SKA Manajemen Mutu Melampirkan SKA dan
1 Pengedalian 2 Tahun 1 Org
Ahli Muda CV/Reverensi Pengalaman
Mutu

2 Mandor 1 Org SKT Mandor

3 Tukang Besi 1 Org SKT Tukang Besi

SKT Tukang Cor


4 Tukang Cor 1 Org Beton/Concretor/Concr
ete Operations

Catatan : untuk kebutuhan tenaga pendukung akan di klarifikasi di Dinas PU Kota Palu pada saat sebelum
penandatanganan kontrak dilakukan (pra kontrak), dengan membawa SKA Asli, referensi /CV yang dibuktikan
dengan bukti pengalaman yang di cantumkan (Kontrak Asli yang dapat menyebutkan bahwa tenaga tersebut
bekerja pada pekerjaan yang dicantumkan), untuk SKT cukup membawa Dokumen Asli SKT

Palu, Februari 2023


KUASA PENGGUNA ANGGARAN
BIDANG BINA KONSTRUKSI
DINAS PEKERJAAN UMUM KOTA PALU

YUS DARMIN, ST., MM


NIP. 19880808 201503 2 006

Anda mungkin juga menyukai