Anda di halaman 1dari 29

SPESIFIKASI TEKNIS

PERENCANAAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


DI SMP NEGERI 2 ABAB KECAMATAN ABAB
KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR (PALI)

I. URAIAN UMUM PEKERJAAN.


Jenis pekerjaan yang dimaksud adalah Pembangunan Ruang Kelas Baru Beserta
Perabotannya Di Smp Negeri 2 Abab Kecamatan Abab Dinas Pendidikan
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Provinsi Sumatera Selatan.

Secara umum Pekerjaan tersebut meliputi ;


A. PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA
1. Pekerjaan Persiapan dan Pendahuluan
2. Pekerjaan Galian dan Urugan
3. Pekerjaan Pondasi Batu bata
4. Pekerjaan Struktur Beton bertulang
5. Pekerjaan Dinding dan Plesteran
6. Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela dan Assesories
7. Pekerjaan Rangka Atap dan Atap
8. Pekerjaan Plafond
9. Pekerjaan Lantai dan Keramik
10. Pekerjaan Instalasi Listrik dan Armature
11. Pekerjaan Pengecatan
12. Pekerjaan Peralatan/Perabotan Ruangan
13. Perkerjaan Pelaporan, Dokumen dan Finishing

II. PERATURAN UMUM


Secara keseluruhan, seluruh pekerjaan sebagaimana tertera pada Spesifikasi Teknis
serta yang tercantum pada Gambar - gambar Kerja pada dasarnya berlaku standar -
standar pengerjaan yang berlaku di Indonesia.
II.1. Syarat-syarat umum yang berlaku dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
1. Standar Industri Indonesia (SII)
2. Standar Nasional Indonesia (SNI)
3. SNI-03-6861.1-2002, Spesifikasi bahan bangunan bagian A (Bahan
bangunan bukan Logam)
4. SNI-03-6861.2-2002, Spesifikasi bahan bangunan bagian B (Bahan
bangunan dari besi/baja)
5. SNI-03-6861.3-2002, Spesifikasi bahan bangunan bagian C (Bahan
bangunan dari Logam bukan besi)
6. Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971 NI-2 yang diterbitkan
oleh DOMB Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

. 1 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


7. SNI 03-2834-2000, Tentang Tata cara pembuatan rencana campuran
beton Normal.
8. SNI-03-3976-1995, Tentang Tata cara pengadukan pengecoran beton.
9. SNI-03-6862-2002, Spesifikasi peralatan pemasangan dinding bata dan
plesteran.
10. PI-T-03-2000-C, Tata Cara Pengerjaan pasangan dan Plesteran dinding.
11. SNI 03-2834-2000, Tentang Tata cara pembuatan rencana campuran
beton Normal.
12. SNI-03-2410-1991, Tata Cara pengecatan dinding tembok dengan cat
Emulsi.
13. SNI-03-2408-1991/SK SNI T-09-1990-F, Tata Cara pengecatan logam
14. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
15. Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana Wilayah Nomor :
45/PRT/M/2007 tgl. 27 Desember 2007. tentang pedoman teknis
Pembangunan Gedung Negara.
16. Peraturan Pembangunan Daerah Setempat.
17. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987

II.2. Panitia Pembangunan P2S harus mentaati dengan tertib segala peraturan
hukum yang berlaku dan semua syarat-syarat yang berhubungan dengan
pelaksanaan dari pekerjaan, sejauh tidak bertentangan dengan
peraturan/persyaratan yang dikeluarkan oleh Jawatan Keselamatan Kerja, dan
Peraturan Asuransi Tenaga Kerja.

II.3. Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum yang dituliskan kembali dalam
Spesifikasi Teknis ini, berarti hanya memintakan perhatian khusus dan tidak
harus menghilangkan hal-hal lainnya dari persyaratan umum dan supplemen
yang ada. Tetapi apabila ada ketentuan yang berlainan, maka yang berlaku
adalah ketentuan dokumen ini.

III. URAIAN KHUSUS / LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan Pembangunan Ruang Kelas Baru Berserta Perabotannya di Smp
Negeri 2 Abab Kecamatan Abab, secara teknis dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pondasi : Pondasi Pasangan Batu Bata ad. 1 Semen : 4 Pasir
2. Struktur Bangunan : Konstruksi Beton Bertulang
3. Struktur Atap : Konstruksi Baja Ringan (Zincalume Truss) ex
TASO/GIGA.
4. Dinding : Pasangan Batu bata lobang ad. 1 semen : 4 Pasir
dilapis Plesteran ad. 1 semen : 4 Pasir tebal 15 mm
5. Kusen Pintu : Kayu kelas II Jenis Kulim/Setara
6. Daun Pintu : Panil Kayu kelas II jenis Merawan/setara
7. Jendela : Bingkai kayu kelas II + Kaca reiben 5 mm
8. Plafond Ruangan : Kalsiboard 3,5 mm + rangka Besi Hollow 40.40 mm
+ 20.40 mm
9. Plafond Oversteek : Kalsiboard 3,5 mm + rangka Besi Hollow 40.40 mm

. 2 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


+ 20.40 mm
10. Lantai : Beton ad. 1pc:3ps:5krl
11. Keramik Lantai Ruangan : Keramik Warna Polos uk. 30x30 (Polish) Produk
KIA/Acura/Setara/Sama Kualitasnya
12. Instalasi Listrik : NYM 2,5 mm + Pipa Konduit 5/8”
13. Armature : Produk Philips 220 Volt 50 Hz atau setara, Saklar dan
Stop kontack ex Panasonic atau setara
14. Cat Dinding : Cat Tembok ex Catylax/Vinilex/setara
15. Cat Plafond : Cat Tembok ex Catylax/Vinilex/setara
16. Cat Listplank : Cat Tembok ex Catylax/Vinilex/setara
17. Cat Kusen/Pintu kayu : Cat Minyak

IV. PENJELASAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN


IV.1. PEKERJAAN PERSIAPAN & PENDAHULUAN.
1.1 Panitia Pembangunan P2S harus membuat papan nama kegiatan yang
bertuliskan tentang nama proyek, sumber dana, nama
pekerjaan/kegiatan, biaya serta lokasi dan lain-lain yang diperlukan.
1.2 Panitia Pembangunan P2S juga diharuskan mengamankan terhadap
semua barang-barang yang akan digunakan pada pekerjaan ini, agar
kwalitas/kwantitas barang/bahan tersebut tetap dalam keadaan baik,
yaitu dengan cara membuat/mendirikan direksi keet dan gudang bahan,
serta mendatangkan (Leveransir) pengelolaan, pengangkutan dan
pengerahan tenaga kerja, yang secara langsung atau tidak langsung
mengarah dalam usaha penyelesaian pekerjaan yang baik, lengkap dan
sempurna.
1.3 Apabila dibutuhkan untuk pelaksanaan Pekerjaan Panitia Pembangunan
P2S wajib membuat perancah-perancah/steiger sebagai alat bantu,
Listrik kerja untuk melaksanakan pekerjaan dan mengadakan sumber air
untuk kerja maupun MCK.
1.4 Untuk Pelaksanaan di lapangan Panitia Pembangunan P2S wajib
menunjuk seorang Kuasa Panitia Pembangunan P2S atau Pelaksana
yang cakap dan ahli untuk menjadi pemimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Panitia Pembangunan P2S.
1.5 Sebelum mulai pekerjaan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Panitia
Pembangunan P2S wajib membuat rencana kerja pelaksanaan dari
bagian- bagian pekerjaan berupa Bar- Chart dan S- Curve Bahan dan
Tenaga.
1.6 Melaksanakan Pengambilan dan pembuatan Foto Dokumentasi yang
meliputi :
- Permulaan pekerjaan ( 0 % )
- Setiap Jenis/ Item Pekerjaan (proses dan finish)
- Setiap Pengajuan Pembayaran Angsuran
- Setelah masa pemeliharaan berakhir.
Foto Dokumentasi harus berwarna ukuran postcard sebanyak masing-
masing 3 (tiga) Lembar disusun dalam album dan diberi keterangan.

. 3 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


1.7 Syarat-syarat pelaksanaan :
 Papan Nama Pekerjaan dibuat dari plywood tebal 6 mm ukuran 80 x
120 cm dengan rangka kayu kasau ukuran 5x7 cm, dan ditempatkan
pada posisi tidak berada jauh dari lokasi pekerjaan.
 Air kerja yang dipergunakan untuk pelaksanaan dalam pekerjaan ini
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh masing-masing
pekerjaan.
 Untuk penempatan dan pemasukan bahan/material harus diatur
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas/kelancaran
pekerjaan lain yang berkaitan dengan pekerjaan ini, serta muda
diambil dengan cepat dalam penggunaannya.
 Pada gudang dan tempat penimbunan bahan/matrial dan alat-alat
kerja harus dipasang lampu penerangan.
1.8 Panitia Pembangunan P2S harus menyediakan segala sesuatu yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang baik, sempurna dan
efisien dengan urutan yang teratur, termasuk alat-alat bantu yang
dipergunakan dan diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
1.9 Pengukuran Tata Letak dan Pembuatan Patok Referensi :
Panitia Pembangunan P2S harus sudah memperhitungkan biaya untuk
pekerjaan pengukuran Tata Letak dan ketinggian bangunan atau
konstruksi, termasuk dalam pekerjaan ini pembuatan patok kayu
maupun bouwplank
Jaringan patok titik tetap diambil berdasarkan referensi titik tetap
(Patok Beton/Bangunan Permanen) yang dipasang oleh dinas terkait
yang terdekat.
Semua Elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah
elevasi yang dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang
dijelaskan pada butir di atas.
1.10 Pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk - petunjuk yang
dinyatakan dalam dokumen kontrak atau secara khusus ditentukan oleh
Pemberi Tugas.
1.11 Apabila ada perubahan ditentukan/disesuaikan dengan kondisi lapangan
setempat bersama PPK, Pengelola Teknis dan Tim Teknis. Dan
Berkoordinasi dengan Panitia Pembangunan P2S.
1.12 Panitia Pembangunan P2S bertanggung jawab dan melindungi terhadap
patok-patok, titik-titik dan garis referensi ketinggian terhadap
kemungkinan perubahan letak atau perusakan.

IV.2. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan pembersihan, Pematangan Lahan
(Galian Pondasi, urugan kembali kedalam Bangunan bekas galian dan
Penimbunan serta pemadatan tanah ke dalam bangunan dan daerah sekitar
lokasi , termasuk pembuangan serta yang di kehendaki beserta seluruh sarana
dan teknik pelaksanaannya sesuai dengan syarat - syarat dan ketentuan -
ketentuan pada gambar - gambar perencanaan dan spesifikasi teknis ini.

. 4 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


2.1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
2.1.1. Dalam batas daerah pekerjaan , seluruh pohon, semak, akar,
sisa-sisa akar pohon dan seluruh perintang yang berada dalam
lapangan harus di singkirkan dan dibersihkan dari lapangan ,
terkecuali hal - hal yang di jelaskan dalam gambar agar di
biarkan untuk tetap ada, Dalam pertimbangan Tim Teknis
perlindungan harus di berikan kepada hal-hal seperti itu
2.1.2. Perbaikan kerusakan pada benda - benda milik kepentingan
umum, atau pribadi didalam atau diluar lapangan pekerjaan
akibat pekerjaan Panitia Pembangunan P2S menjadi tanggung
jawab Panitia Pembangunan P2S.

2.2. GALIAN TANAH


2.2.1. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi bangunan,
Saluran air dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar kerja.
Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan ukuran yang
tercantum dalam gambar baik kedalaman, kemiringan maupun
panjang dan lebarnya.
2.2.2. Sebelum memulai pekerjaan, Panitia Pembangunan P2S harus
mengadakan pengukuran dan pemasangan bouwplank dari kayu
kelas IV jenis Racuk atau sejenis yang disetujui oleh
Direksi/Pemberi Tugas. Pengukuran bangunan harus dikerjakan
dengan teliti dan sempurna serta penentuan tinggi harus
dilakukan dengan alat waterpass atau theodolith/T0.
2.2.3. Jika ukuran tidak sesuai/tidak cocok dengan keadaan di
lapangan, Panitia Pembangunan P2S harus melapor secara
tertulis kepada Direksi atau Pemberi Tugas yang selanjutnya
akan dipertimbangkan dan dicari pemecahannya secara
bersama.
2.2.4. Pelaksanaan galian tanah harus memperhatikan adanya komplik
dengan pekerjaan lain misalnya adanya jaringan pipa-pipa air
PAM, jaringan kabel dari Telkom, jaringan kabel dari PLN dan
lain-lain
2.2.5. Galian tanah untuk pondasi yang kedalamannya melebihi ukuran
yang ditentukan dalam gambar tidak boleh diurung kembali
dengan tanah, tetapi harus dengan pasangan atau beton tumbuk
tanpa biaya tambahan. Pada galian-galian yang dianggap mudah
longsor. Panitia Pembangunan P2S harus mengadakan tindakan
pencegahan dengan memasang papan-papan penahan atau
dengan cara lain yang disetujui Tim Teknis.
2.2.6. Parit-parit pondasi dan lubang galian lainnya harus diusahakan
selalu dalam keadaan kering (bebas air) dan bila dibutuhkan
Panitia Pembangunan P2S wajib menyediakan pompa-pompa air
yang siap pakai dengan daya dan jumlah yang bisa menjamin
kelancaran pekerjaan.

. 5 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


2.3. URUGAN PASIR DAN TANAH
2.3.1. Urugan pasir harus dilaksanakan dibawah semua pekerjaan
pondasi batu bata dan lantai kerja
2.3.2. Pasir urug harus bersih dari akar-akaran, lumpur dan kotoran-
kotoran lainnya yang mudah membusuk dan pasir ini harus
tahan terhadap asam, ukuran partikel maximum 20 mm,
kemudian didapatkan oleh alat pemadatan vibrator lapis demi
lapis sampai ketebalan yang ditetapkan. Sebelum pasir diurug
Panitia Pembangunan P2S harus menyerahkan contohnya
kepada Pimpinan Pelaksanaan.
2.3.3. Pekerjaan ini meliputi pengurugan kembali bekas galian untuk
pasangan pondasi dan Penimbunan Tanah kedalam Bangunan.
Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak
lebih dari 25 cm untuk setiap lapisan dan ditimbris sampai padat.
2.3.4. Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi,
terpasang dengan sempurna dan diperiksa oleh Tim Teknis.

IV.3. PEKERJAAN PONDASI BATU BATA DAN DINDING


Pekerjaan ini meliputi : pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan / material,
peralatan-peralatan serta alat-alat bantu lainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan pasangan batu bata dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.

Pekerjaan pasangan batu bata dilaksanakan untuk Pondasi Bangunan, dan


Dinding, sesuai dengan yang dinyatakan dalam dokumen gambar kerja dengan
campuran adukan 1 semen : 4 pasir

Cara pelaksanaan, bentuk, volume, serta detail ukuran lainnya seperti tertera
pada gambar kerja dan Bill Of Quantity, atau mengikuti yang diinstruksikan
oleh Tim Teknis.

Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan :


3.1 Persyaratan Material ;
 Semen yang digunakan harus dari mutu yang terbaik memenuhi
ketentuan dalam NI-8, terdiri dari satu jenis merk dagang atau atas
persetujuan Tim Teknis
 Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur tanah lempung dan sebagainya.
 Batu bata yang digunakan bermutu tinggi, kuat, bersih tidak
bercacat yang dapat mempengaruhi mutunya serta mempunyai
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat dalam PBI-1971. Penampang
batu ukuran 10-20 cm, Sebelum digunakan harus dimintakan
persetujuan dari Tim Teknis.

. 6 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


 Air yang digunakan harus air tawar yang bersih/ bukan air laut dan
tidak mengandung minyak, asam atau alkali dan bahan-bahan
organis /bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan.
Apabila dipandang perlu, Tim Teknis dapat meminta kepada
Pelaksana pekerjaan supaya bahan batu bata yang dipakai diperiksa
di Laboratorium Pemeriksaan Bahan yang resmi dan sah atas biaya
Pelaksana Pekerjaan.
 Bahan yang digunakan bersih dari segala kotoran, keras, tahan
terhadap cuaca (tidak porous).
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana pekerjaan harus
memberikan contoh-contoh material batu bata, pasir untuk
mendapatkan persetujuan Tim Teknis.
 Contoh-contoh yang telah disetujui Tim Teknis akan dipakai sebagai
standar / pedoman untuk memeriksa / menerima material yang
dikirim oleh Pelaksana Pekerjaan ke site.
3.2. Sebelum pasangan batu bata dilaksanakan terlebih dahulu dibuat profil-
profil dari kayu pada setiap pojok galian, yang membentuk dan
ukurannya sesuai dengan penampang pondasi.
3.3. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir urug setebal
minimum 10 cm padat, disiram dan diratakan.
3.4. Semua batu bata sebelum dipasang harus direndam (disiram) air Hingga
jenuh air, batu bata yang dipakai adalah batu bata lobang ukuran besar
harus bermutu baik, berkekuatan tekan /compressive strength sebesar
30 kg/cm2, dan bisa menahan gaya horizontal/shear strength sebesar
1,7 kg/cm2. keluaran satu pabrik sehingga mutu maupun ukurannya
tetap sama. Batu bata yang patah tidak boleh dipakai yang bukan pada
tempatnya.
3.5. Pasangan batu bata menggunakan adukan dengan campuran 1 pc : 4
pasir pasang. Adukan harus mengisi setiap susunan diantara batu bata.
3.6. Tidak boleh sekali-sekali memukul batu bata ditempat pekerjaan dengan
martil yang besar (kecuali diluar bouwplank). Air dipergunakan untuk
seluruh pekerjaan pasangan harus air bersih dan tawar, dan tidak boleh
menggunakan air hujan dari selokan atau air laut.
3.7. Ukuran-ukuran adalah sesuai dengan yang tercantum dalam gambar
kerja dan RKS. Dalam hal perbedaan ukuran antara RKS. Dokumen
gambar dan RAB, maka yang digunakan adalah menurut ukuran yang
lebih besar.
3.8. Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum 3
hari setelah pelaksanaan pekerjaan, pasangan batu bata harus
dilindungi dari benturan keras serta tidak dibebani.
3.9. Pelaksana pekerjaan diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari
kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan pekerjaan yang lain.
3.10. Bila terjadi kerusakan, pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Segala
biaya perbaikan menjadi tanggungan Pelaksana pekerjaan

. 7 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


3.11 Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahapan
maksimum tinggi satu meter perharinya.
3.12 Nat-nat (siar) pasangan batu bata baik yang mendatar maupun vertikal,
tidak boleh lebih lebar dari 2 cm.
3.13 Setelah bata terpasang dengan aduk, naat / siar-siar harus dikeruk
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi kemudian setelah kering
permukaan pasangan perlu disiram air.
3.14 Untuk semua sisi tegak yang berhubungan dengan kolom beton harus
dipasang angker besi begel diameter 8 mm, panjang angker minimal 30
cm dan dipasang dengan jarak ± 50-80 cm.
3.15 Pemasangan batu bata yang dilaksanakan harus dipasang rata tegak
dan lajur pasanganya diukur, dapat tiang lot dan kecuali bilamana tidak
diperlihatkan dalam gambar maka setiap jalur, bata harus putus
sambungan dengan lajur dibawahnya, Pola ikatan pemasangan harus
terjaga baik diseluruh pasangan dan tidak boleh sekali-sekali terjadi siar
tegak yang menerus
3.16 Pasangan batu bata dapat diterima / diserahkan apabila deviasi bidang
pada arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum
diaci dan diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan
maksimal 1 cm (sebelum diaci dan diplester).

IV.4. PEKERJAAN STRUKTUR BETON BERTULANG


Pekerjaan Beton meliputi Pembuatan struktur Bangunan yang ditunjukkan
dalam Gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang dibuat
dari Pasangan Beton. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan,
penyiapan pondasi, Rangka Struktur dan seluruh pekerjaan yang diperlukan
untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi
garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh Direksi
Pekerjaan.

Cara pelaksanaan, bentuk, volume, serta detail ukuran lainnya seperti tertera
pada gambar kerja dan Bill Of Quantity, atau mengikuti yang diinstruksikan
oleh Direksi/Tim Teknis.

Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan :


4.1 Persyaratan Material ;
4.1.1. Agregat
 Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran
agregat kasar dan halus, berisi batu pecah yang bersih, keras
dan awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir dari
sumber yang disaring, semua agregat alam harus dicuci.
 Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari
tiga perempat ruang bebas minimum diantara batang-

. 8 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


batang tulangan atau antara batang tulangan dan cetakan
(acuan).
 Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus
dengan hampir seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm.
 Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat
kotoran organik dan jika dimintakan demikian oleh Direksi
Teknik harus diadakan pengujian kandungan organik
menggunakan standar SNI 03-2816.1-1992.
 Semua agregat yang gagal pada test warna, harus ditolak.
 Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi. Pasir
harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan
bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan,
apabila menurut pendapat Direksi pasir yang ada tidak
memenuhi gradasinya. Kandungan maksimum terhadap
lempung dan lanau tidak boleh lebih dari 3 % perbandingan
berat.

4.1.2. Semen
 Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus Portland
Cement, harus sesuai dengan SK SNI T-15 1991, Panitia
Pembangunan P2S harus menyediakan contoh semen apabila
diminta oleh Direksi, keduanya yaitu contoh dari gudang
Panitia Pembangunan P2S di lapangan dan dari pabrik.
Portland cement yang disimpan dalam gudang lapangan
harus memenuhi persyaratan teknis penyimpanan, bilamana
Portland Cement telah mengeras, maka tidak boleh dipakai
untuk campuran.
 Panitia Pembangunan P2S harus mengusahakan agar untuk
pelaksanaan pekerjaan beton ini hanya menggunakan satu
merk semen saja.
 Semen ini harus dibawa ketempat pekerjaan dalam kemasan
standard dari pabrik dan terlindung.
 Penyimpanan semen harus dilaksanakan pada tempat yang
tidak lembab dan tidak terkena air (diberi lapisan pada
bagian bawahnya dengan bahan yang kedap air), dan
penumpukannya harus sesuai dengan urut-
urutan pengiriman.
 Tinggi penumpukan tidak boleh lebih dari 2 meter. Semen
yang rusak atau tercampur apapun tidak boleh dipakai
4.1.3. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat
bahan adukan harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi dan
memenuhi standard SK SNI T- 15 1991.
4.1.4. Zat Tambahan

. 9 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


Bila diperlukan untuk membantu percepatan perkerasan beton
dapat ditambahkan zat additive jenis Accelerating admixture.
4.1.5. Tulangan (khusus untuk beton bertulang)
 Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang
bulat dan polos, digilas panas, sesuai dengan SK SNI T-
15 1991 seperti ditunjukan dalam gambar-gambar.
 Konstruksi harus menyediakan contoh tulangan dari gudang
di lapangan, jika dibutuhkan oleh Direksi. Tulangan pada
waktu pengecoran beton harus bersih dan bebas dari
kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-
batang baja yang telah menjadi bengkok, tidak boleh
diluruskan atau dibengkokan lagi untuk dipakai tanpa
persetujuan Direksi.
 Besi untuk tulangan beton ini penyimpanannya harus
dikelompokkan berdasarkan ukuran masing- masing, dan
harus memenuhi persyaratan dalam SK-SNI-T15 1991-
03 yang dinyatakan dengan mutu fy 240 MPa, sesuai dengan
keterangan pada gambar perencanaan.
 Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-
cara yang memenuhi persyaratan, sehingga bebas dari
kontaminasi langsung dengan udara/ tanah lembab, aspal,
olie (minyak) dan gemuk.
 Untuk pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat
beton yang berukuran garis tengah minimal 1 mm
4.1.6. Bekisting
 Bekisting harus berbahan dasar kayu minimal kelas kuat IV
 Bekisting untuk pekerjaan ini menggunakan kayu papan
dengan ketebal 3 cm ukuran lebar disesuaikan dengan
kebutuhun dan diperkuat dengan kayu balok ukuran 5/7 cm.
Dalam kondisi kering udara, tanpa cacat dan dapat menjamin
kekokohan struktural selama proses pengecoran dan
perawatan beton.
 Sebelum pemasangan bekisting, Panitia Pembangunan P2S
harus memberikan gambar perencanaan bekisting secara
lengkap untuk mendapatkan persetujuan Direksi Direksi
Teknik
 Permukaan bekisting harus rata dan licin serta diberi
releasing agent yang disetujui oleh Direksi/Direksi Teknik
(bila ada).
4.1.7. Adukan
 Untuk semua pekerjaan konstruksi dan pekerjaan beton
utama, perbandingan - perbandingan bahan untuk
perencanaan campuran harus ditentukan menggunakan cara
yang ditetapkan dalam SNI T-15-1991-03

. 10 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


 Panitia Pembangunan P2S harus memastikan perbandingan
campuran dan bahan-bahan yang diusulkan dengan
membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan
yang disaksikan oleh Direksi Teknik, menggunakan peralatan
jenis yang sama seperti yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan campuran percobaan akan diperlakukan dapat
diterima, asalkan hasil-hasil pengujian memuaskan dan
memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran
 Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus
memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan slump seperti
ditetapkan dalam berikut atau yang disetujui Direksi Teknik,
bilamana contoh bahan, perawatan dan pengujian-pengujian
sesuai dengan pengujian yang disebutkan dalam spesifikasi
ini.

Tabel Kekuatan tekan beton minimum dan nilai slum yang diizinkan
Kuat Kekuatan Tekan Minimum, Mpa Slump Yang
Diizinkan (mm)
Tekan            
Beton Kubus 15 Cm Silinder Digetar Tanpa
  15 Cm X 30
      Cm r Digetar
  7 Hari 28 7 Hari 28    
Hari Hari
f’c 35 22,5 35,0 19,0 29,0 40 - 60 -

f’c 25 17,5 25 17,5 23,0 40 - 60 -


f’c 20 14,5 20 15 18,5 40 - 60 -
f’c 18 11,0 17,5 12 14,5 40 - 60 50 - 80
f’c 12 8,0 12,5 10 10,0 - 40 - 100
             
Catatan : untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh uji silinder,
persyaratan kekuatan harus diturunkan menjadi sekitar 83 % dan kekuatan kubus.

 Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada


umumnya akan dianggap di bawah standar dan tidak boleh
digunakan dalam pekerjaan, terkecuali Direksi Teknik dapat
menyetujui penggunaan terbatas beton tersebut untuk
pekerjaan dengan kelas rendah.
 Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan
dibawah yang tentukan, Panitia Pembangunan P2S tidak
boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai
masalah hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut
diketahui dan Panitia Pembangunan P2S telah mengambil
langkah- langkah demikian yang akan meyakinkan bahwa
. 11 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA
produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi sehingga
memuaskan Direksi Teknik.
 Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang
ditetapkan, yang diberikan pada Tabel akan dianggap tidak
memuaskan dan pekerjaan - pekerjaan tersebut harus
diperbaiki.
 Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat-
cacat karena kesalahan pengambilan contoh bahan,
perbedaan-perbedaan dalam statistik, persiapan contoh uji
yang buruk, dan dapat meminta pengujian-pengujian lebih
lanjut untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.
4.1.8. Pengerjaan Bekisting
 Bekisting harus dibuat tetap kaku selama pengecoran dan
pengerasan dari beton dan untuk memperoleh bentuk
permukaan yang diperlukan Panitia Pembangunan P2S harus
menyerahkan rencana-rencana dan penjelasan tentang
bekisting dan harus membuat contoh-contoh bekisting untuk
mendapat pengesahan Direksi.
 Penyangga-penyangga harus diberi jarak antara yang dapat
mencegah defleksi bahan-bahan bekisting. Bekisting
serta sambungan-sambungan harus rapat, sehingga dapat
mencegah kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran.
Lubang-lubang permukaan sementara harus disediakan
didalam bekisting untuk memudahkan pembersihan bekisting
 Bekisting harus dipasang sempurna, sesuai dengan bentuk-
bentuk dan ukuran yang benar dari pekerjaan beton, yang
ditunjukkan dalam gambar, cara pendukungan yang akan
menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat yang
membentang pada seluruh lebar dari permukaan ke
permukaan beton tidak dibenarkan.
 Bekisting untuk permukaan beton harus sedemikian rupa
untuk mencegah hilangnya bahan-bahan dari beton dan bisa
menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan
oleh Direksi bekisting untuk permukaan beton yang
kelihatannya harus sedemikian rupa sehingga menghasilkan
permukaan yang halus tanpa adanya garis atau kelihatan
terputus.
 Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa
dengan teliti dan dibersihkan. Pembetonan hanya boleh
dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi
persetujuan terhadap bekisting yang telah dibangun.
 Untuk pembetonan dicuaca panas atau kering, Panitia
Pembangunan P2S harus membuat rencana bekisting dan
membukanya, sehingga permukaan-permukan beton dapat
terlihat untuk dimulai perawatan sesegera mungkin.

. 12 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


 Bekisting hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dan
pekerjaan pembukaan setelah mendapat ijin harus
dilaksanakan dibawah pengawasan seorang Mandor yang
berwenang. Harus diberi perhatian yang luar biasa pada
waktu membuka bekisting untuk menghindari kegoncangan
atau pembalikan tegangan beton.
 Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usulan Panitia
Pembangunan P2S untuk membuka bekisting belum pada
waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan
alasan lainnya, maka ia boleh memerintahkan Panitia
Pembangunan P2S untuk menunda pembukaan bekisting dan
Panitia Pembangunan tidak boleh menuntut kerugian atas
penundaan tersebut
 Untuk beton dengan semen Portland biasa waktu paling
sedikit untuk pembukaan bekisting harus menurut daftar
dibawah ini :
Muka sisi Balok, Lantai dan dinding : 1 Hari
Bagian Bawah : 21 Hari
4.1.9. Pengerjaan Besi Tulangan
 Panitia Pembangunan P2S harus memahami sendiri semua
penjelasan yang diberikan dalam gambar dan spesifikasi,
kebutuhan akan tulangan baja yang tepat untuk dipakai
dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan
oleh Direksi kepada Panitia Pembangunan P2S harus
diperiksa dan diteliti.
 Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang
bebas dari belitan dan bengkokan atau kerusakan lainnya
dan dibengkokan dalam keadaan dingin oleh tukang yang
berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau
lebih harus dibengkokan dengan mesin pembengkokan yang
direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Direksi. Ukuran
pembengkokan harus sesuai dengan SK SNI T-15 1991
kecuali jika ditentukan lain atau diperintahkan oleh
Direksi. Bentuk-bentuk tulangan baja harus sesuai dengan
gambar, tidak boleh menyambung tulangan tanpa
persetujuan Direksi
 Panitia Pembangunan P2S harus menempatkan dan
memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat
kedudukan yang ditunjukan dalam gambar dan harus ada
jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu
pada waktu pengecoran beton. Dalam keadaan apapun,
penulangan dilarang terletak langsung diatas acuan/cetakan.
Pengelasan tempel dengan adanya persetujuan Direksi lebih
dahulu dapat diijinkan untuk menyambung tulangan-
tulangannya yang saling menyilang dengan sudut tegak

. 13 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan.
Penggunaan ganjal, alat perenggang dan kawat harus
mendapat persetujuan dari Direksi. Perengangan dari beton
harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti
mutu beton yang akan dicor. Perenggangan tulangan dari
besi beton dan kawat harus sepadan dengan bahan
tulangannya.
 Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara. Batang
utama dari tulangan anyaman eks pabrik yang berdampingan
harus disambung dengan overlap 300 mm dan batang
melintang dengan overlap 150 mm. Panitia Pembangunan
P2S tidak boleh mengecor beton menutup tulangan baja,
sebelum Direksi memeriksa dan menyetujuinya.
 Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan,
untuk menjamin kondisi pengikatan yang baik.
 Penyambungan batang baja penulangan harus disesuaikan
dengan SK SNI T- 15 1991 03 dan diuraikan lebih lanjut di
bawah ini :
 Apabila sambungan bertindih (lapped splice) disetujui,
panjang tindihan harus 40 kali diameter dan batang-
batang harus dilengkapi dengan kait.
 Pengelasan batang baja tulangan tidak diizinkan kecuali
terinci pada gambar atau diizinkan secara tertulis oleh Direksi
Teknik.
 Kawat ikat harus kokoh dengan akhir puntiran menghadap
kedalam beton.
 Jarak antara penulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari
diameter
batang atau ukuran maksimum agregat kasar ditambah 10
mm, dengan minimal 30 mm, yang mana lebih besar.
 Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis
batang, penulangan lapis atas diletakkan tepat di atas lapis
bawah penulangan dengan ruang bebas / jarak vertikal
minimum 25 mm.
 Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga
selimut beton minimum menutupi pinggir luar penulangan,
diberikan pada Tabel untuk beberapa macam kondisi.
 Tebal selimut beton minimum
Kondisi Konstruksi Tebal
penutup min,
  mm
Beton yang dituang langsung diatas 70
tanah dan selalu berhubungan dengan
tanah

. 14 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


Beton yang berhubungan dengan  
tanah atau cuaca :
Tulangan pokok D-19 hingga D-56 50
Tulangan pokok D-16 dan yang 40
lebih kecil
   
Beton yang tidak langsung  
berhubungan dengan cuaca atau
tanah  
Pelat, dinding, pelat berusuk 40
Tulangan pokok D-44 hingga D-56 20
Tulangan pokok D-36 dan yang 40
lebih kecil
Balok dan kolom  

4.1.10. Mengawasi dan Mencampur beton


 Panitia Pembangunan P2S harus mencampur dengan hati-
hati bahan-bahan dari tiap kelas beton dengan perbandingan
berdasar ukuran volume. Air harus ditambahkan pada bahan
batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis,
banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang
diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat
pengukur air harus menunjukan banyaknya air yang
diperlukan dan direncana agar segara otomatis berhenti bila
jumlah air tersebut sudah dialirkan ke dalam campuran dan
kemudian bahan – bahan  beton seluruhnya benar-
benar tercampur. Beton pracampur boleh digunakan dengan
persetujuan Direksi lebih dahulu. Apabila pencampuran beton
dengan mutu 17 MPa diijinkan dengan tenaga manusia,
maka semen, batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai
kayu yang rapat. Bahan-bahan harus diaduk paling sedikit
dua kali dalam keadaan kering dan sedikitnya tiga kali
sesudah air dicampurkan, sampai campuran beton mencapai
warna dan kekentalan yang sama/merata.
 Panitia Pembangunan P2S harus merencanakan tempat dari
alat pencampur dan tempat bahan- bahan untuk memberi
ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk
mendapat persetujuan Direksi, sebelum alat pencampur
dan bahan-bahah ditempatkan.
4.1.11. Mengangkut, Menempatkan dan Memadatkan Beton
 Beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga sampai di
tempat penuangan, beton masih mempunyai mutu yang
ditentukan dan kekentalan yang memenuhi dan tidak terjadi
penambahan atau pengurangan apapun sejak meninggalkan
tempat adukan. Panitia Pembangunan P2S harus mendapat
. 15 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA
persetujuan Direksi atas pengaturan yang direncanakan,
sebelum pekerjaan pembetonan dimulai.
 Beton tidak diperbolehkan untuk dijatuhkan dari ketinggian
lebih dari 1,50 meter, ketebalan beton dalam ruangan tidak
boleh lebih dari 1 m, untuk setiap kali pengecoran.
 Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke
tempat sambungan cor yang direncanakan sebelumnya.
Panitia Pembangunan P2S harus mengingat pemadatan dari
beton adalah pekerjaan penting dengan tujuan untuk
menghasilkan beton rapat air dengan kepadatan maksimum.
Pemadatan harus dibantu dengan pemakaian mesin
penggetar dari jenis tenggelam, tetapi tidak mengakibatkan
bergetarnya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat getar
yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan,
harus dengan persetujuan Direksi.
4.1.12. Pembetonan di Atas Permukan yang Tidak Kedap Air
 Panitia Pembangunan P2S tidak boleh melaksanakan
pengecoran pada permukaan yang tidak kedap air sebelum
permukaan itu ditutup dengan kulit/membran kedap air atau
bahan kedap lainnya yang disetujui oleh Direksi.
 Pembetonan Dalam Cuaca yang Tidak Menguntungkan
 Panitia Pembanguanan P2S tidak boleh mengecor beton pada
waktu hujan deras tanpa perlindungan, Panitia Pembangunan
P2S harus menyiapkan alat pelindung terhadap hujan dan
terik sinar matahari sebelum pengecoran. Apabila suhu udara
melebihi 35° C Panitia Pembangunan P2S tidak boleh
mengecor tanpa persetujuan Direksi dan Tim Teknis
 mengambil tindakan pencegahan seperlunya untuk menjaga
supaya suhu beton pada waktu pencampuran dan
penuangan kurang dari 35 °C, misalnya dengan
menjaga bahan-bahan beton agar terlindung dari matahari
atau menyemprot air pada bahan batuan dan bekisting.
4.1.13. Melindungi dan Merawat Beton
 Sampai beton mengeras seluruhnya dalam waktu yang tidak
kurang dari 7 hari, Panitia Pembangunan P2S harus
melindungi beton dari pengaruh jelek dari angin, matahari,
suhu tinggi atau rendah pergantian atau pembalikan derajat
suhu, pembebanan sebelum waktunya, lendutan atau
tumbukan dan air tanah yang merusak.
 Jika tidak ditentukan lain oleh Direksi permukaan beton yang
kelihatan harus dijaga supaya terus basah sesudah dicor,
tidak kurang dari 7 hari untuk beton dengan semen portland,
atau tiga hari untuk beton dengan semen yang cepat
mengeras. Permukaan seperti itu segera setelah dibuka

. 16 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


bekistingnya, maka harus segera ditutup dengan goni yang
dibasahkan atau
pasir atau lain bahan yang mungkin disetujui Direksi. Panitia
Pembangunan P2S harus membuat perelengkapan khusus
atas permintaan Direksi untuk perawatan dan pembasahan
yang dimaksud sepanjang masa dari enam sampai 24 jam
sesudah pengecoran beton dengan semen yang cepat
mengeras.
4.1.14. Pengendalian Mutu di Lapangan
 Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan
pada setiap takaran beton yang dihasilkan, dan pengujian
harus dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh
Direksi Pekerjaan atau wakilnya
 Pengujian Kuat Tekan
Panitia Pembangunan P2S harus melaksanakan tidak kurang
dari satu pengujian kuat tekan untuk setiap 60 meter kubik
beton yang dicor dan dalam segala hal tidak kurang dari satu
pengujian untuk setiap mutu beton dan untuk setiap jenis
komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari
pengecoran. Setiap pengujian harus minimum harus
mencakup empat benda uji, yang pertama harus diuji
pembe-banan kuat tekan sesudah 3 hari, yang kedua
sesudah 7 hari, yang ketiga sesudah 14 hari dan yang
keempat sesudah 28 hari.
Bilamana kuantitas total suatu mutu beton dalam Kontrak melebihi 40
meter kubik dan frekuensi pengujian yang ditetapkan pada butir (a) di
atas hanya menyediakan kurang dari lima pengujian untuk suatu mutu
beton tertentu, maka pengujian harus dilaksanakan dengan mengambil
contoh paling sedikit lima buah dari takaran yang dipilih secara acak
(random).

IV.5. PEKERJAAN PLESTERAN


Panitia Pembangunan P2S harus mempersiapkan tenaga-tenaga pekerja serta
peralatan-peralatan perlengkapannya untuk mendapat hasil kerja yang baik.

Pekerjaan Plesteran dilaksanakan pada dinding Bangunan dan Saluran sesuai


dengan yang telah ditentukan pada gambar kerja dan Bill Of Quantity, atau
mengikuti yang diinstruksikan oleh Tim Teknis

Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan :

5.1 Persyaratan Material ;

. 17 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


 Semen yang digunakan harus dari mutu yang terbaik memenuhi
ketentuan dalam NI-8, terdiri dari satu jenis merk dagang atau atas
persetujuan Tim Teknis
 Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan-bahan organis, lumpur tanah lempung dan sebagainya.
 Air yang digunakan harus air tawar yang bersih/ bukan air laut dan
tidak mengandung minyak, asam atau alkali dan bahan-bahan
organis /bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan.
Apabila dipandang perlu, Tim Teknis dapat meminta kepada
Pelaksana pekerjaan supaya bahan batu bata yang dipakai diperiksa
di Laboratorium Pemeriksaan Bahan yang resmi dan sah atas biaya
Pelaksana Pekerjaan.
 Bahan yang digunakan bersih dari segala kotoran, keras, tahan
terhadap cuaca
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana pekerjaan harus
memberikan contoh-contoh material batu bata, pasir untuk
mendapatkan persetujuan Tim Teknis.
 Contoh-contoh yang telah disetujui Tim Teknis akan dipakai sebagai
standar / pedoman untuk memeriksa / menerima material yang
dikirim oleh Pelaksana Pekerjaan ke site.
5.2. Semua bidang yang akan diplester terlebih dahulu harus disiram air
secukupnya sehingga gelembung udara yang terdapat dalam pori-pori
pasangan batu bata akan keluar seluruhnya.
5.3. Campuran Adukan untuk tiap-tiap pekerjaan disesuaikan dengan
peruntukan yang telah ditentukan pada gambar kerja dan Bill Of
Quantity, antara lain
- Ad. 1semen : 3 pasir : Balok dan kolom
- Ad. 1semen : 4 pasir : Dinding dan saluran batu bata
5.4. Ketebalan rata-rata plesteran 15 mm
5.5. Proses mencampur haruslah sedemikan rupa sehingga jumlah dari
setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai
persetujuan Direksi. Buat adukan dalam jumlah yang dapat dipakai
habis dalam waktu 45 menit. Adukan/Plesteran dapat dipakai sampai
batas
5.6. Adukan/plesteran tidak dapat lagi diolah (lebih kurang 90 menit setelah
adukan jadi). Pemakaian kembali adukan tersebut tidak diperkenankan.
Kotak untuk mengaduk harus dibersihkan setiap akhir dari hari kerja.
5.7. Permukaan plesteran yang dihasilkan harus rata ke segala arah bidang
permukaan dapat dicek apabila ada cahaya jatuh pada bidang plester
tidak ada tempat-tempat yang ada bayangannya

IV.6. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA KAYU


Pekerjaan ini meliputi : pengadaan tenaga kerja, penyediaan bahan / material,
peralatan-peralatan serta alat-alat bantu lainya yang diperlukan dalam

. 18 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan pasangan Daun Pintu dapat
dilaksanakan dengan hasil yang baik dan sempurna.

Cara pelaksanaan, bentuk, volume, serta detail ukuran lainnya seperti tertera
pada gambar kerja dan Bill Of Quantity, atau mengikuti yang diinstruksikan
oleh Direksi/Pemberi tugas.

Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan :


6.1 Kayu yang dipakai untuk pekerjaan Kusen menggunakan kayu kelas II
jenis Kulim atau setara sedangkan untuk daun Pintu dan Bingkai daun
jendela Menggunakan kayu kelas II jenis Merawan atau setara, yang
tua, kering tidak cacat dan berkualitas baik serta disetujui
Direksi/Pemberi Tugas, serta ukurannya disesuaikan dengan gambar.
6.2. Pemilihan bahan, penyerut dan penyambungan harus berpedoman pada
ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku, hasil pekerjaan harus
memenuhi kriteria baik dan rapih.
6.3. Bentuk dan ukuran daun pintu harus dilaksanakan sesuai dengan yang
tertera dalam dokumen gambar kerja. Dan apabila terdapat perbedaan
antara rencana dalam gambar dengan kondisi dilapangan, sehingga
diperlukan perubahan, Panitia Pembangunan P2S wajib
memberitahukan/melapor terlebih dahulu kepada Direksi/Pemberi
Tugas.
6.4. Bila pembuatan daun pintu ini dilaksanakan diluar lokasi kegiatan,
Sekurang-kurangnya 1 (satu) minggu sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan Panitia Pembangunan P2S wajib memberitahukan kepada
Direksi/Pemberi tugas untuk mendapatkan persetujuan.

IV.7. PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG


Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan/material, peralatan kerja serta alat-alat bantu lainnya yang nyata-nyata
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, agar menghasilkan pekerjaan
yang baik dan memuaskan.

Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan maupun
tambahan-tambahan bahan yang sehubungan dengan pekerjaan ini adalah
menjadi beban dan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Cara pemasangan, penempatan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran
lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen gambar dan Bill Of
Quantity.
Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan :
7.1. Kecuali ditentukan lain, Material yang digunakan untuk pekerjaan ini
adalah ;
 Untuk pekerjaan kunci menggunakan adalah model lever handle
190/200, Body Pelor produk Royal/Kodai atau sama kualitasnya.
Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar.

. 19 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


 Cylinder menggunakan magnetic code system yang berfungsi
sebagai pelindung dari kemungkinan penggunaan anak kunci palsu
 Full Handle Atau Pintu ganda Produk Solid/Gradino/sama
kualitasnya.
 Expanoulet Tanam Produk Solid/Sama kualitasnya
 Engsel Pintu ukuran 4x3” tebal minimal 3 mm Produk
Maxer/Gerber.
 Engsel Pintu ukuran 3” tebal minimal 3 mm Produk Maxer/Gerber.
 Assesories Jendela (Grendel, Handle dan Kait Angin) Standar
7.2 Semua material yang dipergunakan harus memenuhi standar yang
berlaku ;
 SII-0407-80 tentang Standard Industri Indonesia Engsel Baja.
 PUBI-1982 tentang Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia.
7.3 Setiap daun pintu harus dilengkapi 3 buah engsel, untuk daun jendela
dipasang 2 buah engsel dan dipasang kuat ke daun pintu/jendela ke
kusen kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
7.4 Sebelum memulai pelaksanaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menyampaikan contoh material yang akan digunakan kepada
Direksi/Pemberi tugas untuk memperoleh persetujuannya.
7.5 Cara pemasangan, penempatan, bentuk, volume serta detail-detail
ukuran lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen gambar
dan bill of quantity.
7.6 Dan Ketentuan-ketentuan dan persyaratan-persyaratan lainnya berlaku
semua ketentuan dan persyaratan untuk pekerjaan kunci dan
penggantung, atau mengikuti ketentuan dan persyaratan untuk
pekerjaan lain yang sejenis pada spesifikasi ini.

IV.8. PEKERJAAN KACA


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan kaca untuk Kaca Jendela untuk
seluruh detail seperti yang disebutkan/disyaratkan dalam dokumen gambar
serta mengikuti petunjuk Direksi/Pemberi Tugas.

Cara pengerjaan, penempatan, bentuk, volume serta detail-detail ukuran


lainnya sesuai dengan yang tercantum dalam dokumen gambar dan Bill Of
Quantity

Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan :


8.1. Bahan kaca untuk untuk pekerjaan ini menggunakan kaca riben merk
Asahi Mas atau produk lain yang setara. Bila tidak ditentukan dalam
gambar kerja, ketebalan kaca menggunakan tebal 5 mm.
8.2. Kaca yang digunakan dari mute AA, serta harus memenuhi persyaratan
dalam PUBI 1982 Pasal 63 dan SII 0189-78.
8.3. Ukuran pemotongan kaca harus dilaksanakan pada tempat pemasangan
seperti yang ditunjukkan dalam dokumen gambar.

. 20 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


8.4. Pemotongan kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut siku serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi
kesikuan maksimum 1,5 mm per meter panjang
8.5. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang
berisi gas yang terdapat pada kaca), bebas dari komposisi kimia yang
dapat mengganggu pandangan, bebas dari keretakan (garis-garis pecah
pada kaca balk sebagian atau seluruh tebal kaca), bebas dari gumpalan
tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah keluar/masuk), bebas
dari benang (string) dan gelombang adalah permukaan kaca yang
berubah dan mengganggu pandangan, bebas dari bintik-bintik (spots),
awan (cloud) dan goresan. Bebas awan (permukaan kaca yang
mengalami kelainan kebeningan), bebas dari goresan (luka garis pada
permukaan kaca), bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok
8.6. Sebelum melaksanakan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menyampaikan contoh material yang akan digunakan kepada
Direksi/Pemberi tugas/Tim Teknis untuk memeperoleh persetujuannya.
8.7. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah dipasang harus mendapat
persetujuan Direksi/Pemberi tugas/Tim Teknis.
8.8. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak akibat pemotongan,
harus digerinda/dihaluskan.
8.9. Pekerjaan pemasangan kaca harus dikerjakan/dilaksanakan dengan
mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat dalam pekerjaan.
8.10. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga yang mempunyai
pengalaman dan keahlian khusus dalam bidangnya.
8.11. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda agar mudah diketahui.
8.12. Pemasangan kaca dalam alur rangkanya, harus rapat/tidak goyang dan
sesuai persyaratan.
8.13. Tepi kaca diberi sealent untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi.
Sealent yang digunakan dari mute terbaik, sesuai persyaratan pabrik
dan disetujui Direksi/Pemberi tugas/Tim Teknis. Tidak diperkenankan
sealent mengenai kaca terpasang lebih dari 0,3 cm dari batas rangka.
8.14. Kaca harus terpasang rapih, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak ada
cacat-cacat seperti yang diisyaratkan.
8.15. Pemotongan kaca harus rapih dan lurus pada sisi pemotongannya,
diharuskan menggunakan alas pemotong kaca khusus.

IV.9. PEKERJAAN PLAFOND DAN RANGKA


Pekerjaan pasangan Plafond dan rangka dilaksanakan pada Ruangan yang
dikerjakan.
Cara pelaksanaan, bentuk, volume, serta detail ukuran lainnya seperti tertera
pada gambar kerja dan Bill Of Quantity, atau mengikuti yang diinstruksikan
oleh Direksi/Pemberi Tugas.

Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan :

. 21 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


9.1 Rangka Plafond untuk pekerjaan ini menggunakan ;
 Main tee, cross tee, wall trim 40 x 40 mm
 Rangka pembagi besi hollow 20 x 40 m
 Penggantung wired rod M5 drat + U, Clamp Channel K4-TB.C
 Jarak Rangka sesuai gambar
9.2 Rangka langit-langit yang digunakan adalah besi Hollow Galvalum
40.40.0,5 + 40.20.0,5 jarak 80 cm x 60 cm.
9.3. Rangka Plafond dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan,
pemasangan sesuai dengan pola yang ditunjukkan/disebutkan dalam
gambar dengan memperlihatkan modul pemasangan penutup
langit-langit yang dipasangnya.
9.4. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak
cembung, kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal permukaan
merupakan bidang miring/tegak sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar
9.5. Bahan Penutup plafond untuk dalam ruangan menggunakan Kalsiboard
tebal 3,5 mm, untuk Luar ruangan (oversteek) menggunakan Kalsiboard
tebal 3,5 mm, dengan pola pemasangan sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar.
9.6. Jarak pemasangan antara unit-unit penutup langit-langit harus presisi
dan tidak kelihatan atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
9.7. Pemasangan plafond, Baik rangka maupun penutup plafond harus
dikerjakan serapih dan sekuat mungkin serta tidak bergelombang,
ukuran tinggi plafond dari muka lantai disesuaikan dengan gambar atau
petunjuk Direksi
9.8. Semua sambungan-sambungan yang terlihat mengikuti detail-detail
yang tergambar, bilamana belum dijelaskan dalam gambar wajib
ditanyakan kepada Direksi/Pemberi Tugas/ Tim Teknis. Sambungan-
sambungan ini berlaku untuk sambungan-sambungan dengan material
yang lain atau serupa.
9.9. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan pada
NI-5 dan memenuhi SII-0404/81.

IV.10. PEKERJAAN KERAMIK


Pekerjaan ini dimaksudkan sebagai lapis akhir/finisihing lantai atau dinding
sesuai dengan gambar pelaksanaan.

Pas. dilaksanakan pada seluruh Lantai Ruangan yang penempatannya


dikerjakan sesuai dengan gambar atau menurut petunjuk direksi/pemberi
tugas.
Sebelum pekerjaan finishing lantai dilakukan, Panitia Pembangunan P2S
wajib mengadakan pengecekan kembali peil lantai dan kemiringannya
disesuaikan dengan gambar kerja dan persyaratan teknis yang sudah
ditentukan.

. 22 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


Cara pelaksanaan, bentuk, volume, serta detail ukuran lainnya seperti tertera
pada gambar kerja dan Bill Of Quantity, atau mengikuti yang diinstruksikan
oleh Direksi/Pengawas
Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan :
10.1 Keramik yang digunakan untuk pekerjaan ini menggunakan harus
Memenuhi standar (SNI) produk KIA, Acura, Setara atau sama
Kualitasnya dengan ukuran 30x30 polos dan penempatannya
disesuaikan menurut gambar dan Bill Of Quantity
10.2. Pekerjaan Finishing Lantai baru dapat dimulai setelah seluruh
pekerjaan plafond dan dinding selesai dikerjakan.
10.3. Peil lantai yang diinginkan harus diperiksa betul-betul bila terdapat
hal-hal yang berbeda dengan rencana yang disetujui, maka
pelaksanaan pekerjaan ini harus segera dilaporkan kepada Direksi
untuk dicarikan jalan keluarnya.
10.4. Pola pemasangan Keramik bila tidak jelas terdapat pada gambar keria
harus ditanyakan kepada Direksi untuk mendapat penjelasan.
10.5. Nat antara pasangan dibuat sekecil mungkin dan diisi dengan semen
berwarna sama dengan dasar keramik yang dipakai.
10.6. Keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air hingga tidak
muncul gelembung-gelembung udara kemudian ditiriskan sampai tidak
ada lagi air yang menetes.
10.7. Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat serta
kegiatan lain.
10.8. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan jangan terjadi potongan
lebih kecil dari setengah ukuran, kecuali tercantum dalam gambar
Potongan dilakukan tanpa bergerigi.
10.9. Pemasangan keramik wajib memperhatikan nilai estetikanya. Tidak
diharuskan untuk membasahi lantai dengan air secara terus menerus
selama satu minggu dan lantai ditutup dengan lembaran plastik untuk
mendapatkan hasil yang sempurna

IV.11.PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Pekerjaan elektrikal berupa pemasangan armature baru dan instalasi listrik
pada ruangan-ruangan yang dikerjakan sesuai dengan gambar, berikut
pelaksanaan administrasinya.
Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan :
11.1. Sebelum pelaksanaan, Panitia Pembangunan P2S harus membuat
gambar-gambar kerja dari pekerjaan yang dimaksud, lengkap dengan
sistem/cara kerja yang dipersyaratkan dari masing-masing peralatan
yang digunakan. Gambar kerja tersebut harus ditanda tangani oleh
penanggung jawab teknik (kelistrikan) dari Panitia Pembangunan P2S,
sebagai tanda menjamin bahwa dengan pedoman pada gambar-gambar
tersebut, hasil pekerjaan dapat dipertanggung jawabkan.

. 23 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


11.2. Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh instalatur
yang terdaftar di PLN setempat dan telah memiliki izin ke Instalatiran
dari PLN yang masih berlaku.
11.3. Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi listrik dimana tidak
ditentukan lain, adalah tetap mengikat dan wajib mengikuti ketentuan-
ketentuan PUIL dan PLN setempat.
11.4. Hasil pemasangan harus dipertanggung jawabkan ke PLN setempat
sehingga instalatir berkewajiban menyerahkan bukti pemeriksaan
dengan hasil baik kepada Pemberi Tugas.
11.5. Instalatir wajib menyerahkan gambar instalasi listrik yang dipasangnya
dengan pengertian semua lampu, stop kontak, proteksi dapat bekerja
dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
11.6. Bahan-bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
berupa :
 Kabel jenis NYA ukuran 2,5 mm untuk kabel instalasi penerangan,
stop kontak, saklar double dan untuk penghubung antara distribusi
dengan panel pembagi.
 Kabel jenis NYA ukuran 4 mm untuk penghubung antara panel
pembagi dengan panel induk.
 Pipa untuk instalasi listrik penerangan dalam tembok memakai pipa
PVC diameter 5/8”.
 Pixture penerangan bangunan menggunakan tegangan 220 Volt 50
Hz menggunakan Produk philips jenis/type ;
- Lampu Cap Simbat TLD 1 x 36 Watt Philips
- Lampu Essential 18 Watt Philips

IV.12. PEKERJAAN PENGECATAN


Pekerjaan Pengecatan dilaksanakan pada Dinding,Plafond, listplank dan
Kusen/Daun Pintu sesuai dengan yang telah ditentukan pada gambar kerja
dan Bill Of Quantity, atau mengikuti yang diinstruksikan oleh
Direksi/Pemeberi Tugas.
Syarat-syarat Pelaksanaan :
12.1 Pengecatan dengan Cat tembok dilaksanakan pada seluruh dinding,
Plafond dan Listplank sesuai dengan yang telah ditentukan pada
gambar kerja dan Bill Of Quantity
12.2 Bahan Cat yang digunakan untuk pekerjaan ini menggunakan produk
Produk Catylax/Vinilex atau setara yang disetujui oleh
Direksi/Pemberi Tugas, warna cat akan ditentukan kemudian
12.3 Untuk Pengecatan Bidang Kayu dan Besi Menggunakan Cat
Minyak/Kilat sesuai dengan yang ditentukan didalam Gambar Kerja
dan Bill Of Quantity Cat yang digunakan untuk pekerjaan ini
menggunakan produk Nippon/Ftalit/Platone atau setara yang
disetujui oleh Direksi/Pemberi Tugas, warna cat akan ditentukan
kemudian

. 24 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


12.4. Cat yang digunakan berada. dalam kaleng yang masih disegel dalam
kemasan 5 kg: atau 25 kg, tidak pecah atau bocor dan mendapat
persetujuan Direksi/Pemberi Tugas. Pengiriman cat harus disertakan
sertifikat dan agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang
dikirim dijamin keasliannya. Panitia Pembangunan P2S bertanggung
jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai
dengan RKS atau yang telah ditentukan pihak Direksi/Pemberi tugas.
12.5 Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan,
Panitia Pembangunan P2S mengajukan daftar bahan pengecatan
kepada Direksi/Pemberi tugas.
12.6 Panitia Pembangunan P2S menyiapkan bahan dan bidang pengecatan
untuk dijadikan contoh, atas biaya Panitia Pembangunan P2S.
Pencampuran wama atau pemesanan dan pembuatan warna khusus
harus disiapkan dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk
pembuatan dan pencampurannya.
12.7 Semua Bidang yang akan dicat harus dalam keadaan kering, bersih
dari segala macam kotoran dan tidak berminyak.
12.8 Untuk pekerjaan pori-pori pada bidang kayu terlebih dahulu harus
diplamur dan pada sambungan yang tampak mata harus di plamuur.
Plamuuran dikerjakan setipis mungkin, rapih dan rata.
12.9 Bidang yang sudah diplamuur sebelum dicat harus diamplas terlebih
dahulu dan dibersihkan dari debu-debu dan bila perlu dilap dengan
kain lap yang agak basah (lembab).
12.10 Permukaan bidang tekstur kemudian dicat dengan , dengan cara roll
serta kuas.
12.11 Hasil pekerjaan pengecatan harus mulus tidak menggelembung atau
cacat-cacat lainnya.

IV.13. PEKERJAAN PENGADAAN PERABOTAN


13.1 STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS PERABOT RUANG KELAS
Pengguna utama ruang kelas adalah siswa sekolah dasar yang secara
anatomis memiliki ukuran yang relatif kecil sehingga ukuran perabot
harus dibuat sesuia dengan kondisi tersebut. Oleh karena itu standar dan
spesifikasi teknis perabot ruang kelas harus memenuhi standar kenyaman
dan kekuatan yang dipersyaratkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
Untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA.

Untuk memberikan panduan kepada Unit Layanan Pengandaan Barang


dan Jasa dalam menyusun kerangka acuan kerja (KAK) dan Konsultan
Perencana dalam menyusun dokumen perencanaan yang terkait dengan
pengadaan perabot ruang kelas sumber belajar melalui DAK Bidang
Pendidikan tahun anggaran 2015 perlu disusun standar dan spesifikasi
teknis perabot ruang kelas sumber belajar yang dijabarkan sebagai
berikut :

. 25 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


13.1.1 Standar Perabot Ruang Kelas Baru
Persyaratan perabot ruang kelas harus memenuhi Standarisasi
Perabot Sekolah Dasar Tahun 2015, meliputi :Kualitas
a. Keamanan penggunaan
b. Kenyaman dalam pemakaian
c. Kemudahan dalam pemakaian
d. Kemudahan dalam pemeliharaan
e. Kemudahan dalam perbaikan
Untuk memenuhi persyaratan kenyamanan dan kemudahan dalam
penggunaan serta kemudahan dalam pemelihara, maka ukuran
standar ditentukan sebagai berikut :
Ukuran standar perabot ruang kelas
P L T
NO JENIS PERABOT KET
(cm) (cm) (cm)
1 Meja siswa tinggal 60 55 65 – 71
2 Meja siswa ganda 120 55 65 – 71
3 Meja guru 75 60 73
4 Kursi siswa 38 38 40
5 Kursi guru 45 40 43
6 Papan tulis gantung/dinding 240 120
7 White board standar 240 120
8 Papan Jadwal 60 40
9 Papan absensi 60 40
10 Papan piket 80 60
11 Almari ruang kelas 70 - 80 40 - 60 180

13.1.2 Spesifikasi Teknis Perabot Ruang kelas Baru


1. Meja siswa dan meja guru
a. Bahan untuk rangka menggunakan kayu dengan daun
meja dari papan kayu atau multiplek tebal 18 mm,
b. Sambungan menggunakan kontruksi lubang dan pen yang
diperkuat dengan pasak dan lem kayu,
c. Finishing dapat menggunakan cat atau politur dengan
warna yang serasi.
2. Kursi siswa dan kursi guru
a. Bahan untuk rangka menggunakan kayu dengan dudukan
dan sandaran dari papan kayu dengan tebal 18 mm.
b. Sambungan menggunakan kontruksi lubang dan pen yang
diperkuat dengan pasak dan lem kayu,
c. Finishing dapat menggunakan cat atau politur dengan
warna yang serasi.

. 26 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


3. Papan tulis gantung/dinding
a. Bahan menggunakan multiplek tebal 12 mm dengan
rangka dari kayu ukuran 4/6 yang dipasang dibagian
belakang papan tulis,
b. Sambungan menggunakan paku dengan kepala yang
dibenamkan,
c. Finishing menggunakan cat dof untuk papan tulis dengan
warna hitam
4. Whiteboard standar
a. Bahan menggunakan multiplek tebal 12 mm dengan
rangka dari aluminium,
b. Finishing menggunakan lapisan formika warna putih yang
direkatkan dengan lem kayu.
5. Almari ruang kelas
a. Bahan untuk rangka menggunakan kayu dengan dinding
penutup dari teakwood tebal 4 mm untuk merapikan
bagian tepi digunakan vinir jati,
b. Sambungan menggunakan konstruksi lubang dan pen
yang diperkuat dengan pasak dan lem kayu,
c. Finishing menggunakan politur dengan warna yang serasi.

IV.14. PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR


Pembersihan akhir pekerjaan yang meliputi pembersihan seluruh sisa-sisa
atau kotoran akibat pekerjaan yang harus buang dan diangkut keluar lokasi
pekerjaan.

Dalam hal diperlukan pembersihan atau pembakaran terhadap sampah-


sampah bekas semak, akar-akar pohon dan kotoran kotoran lainnya , maka
kontraktor harus memberitahukan kepada penghuni disekitar lokasi proyek
yang berbatasan dengan lokasi proyek paling lambat 2 x 24 jam sebelum
pelaksanaan pembakaran tersebut.

Pelaksanaan pembakaran harus dilakukan sesuai dengan Peraturan


Pemerintah Daerah setempat yang berlaku mengenai cara pembakaran di
tempat terbuka.

IV.15. PEKERJAAN LAIN-LAIN


Apabila ada Pekerjaan-pekerjaan yang belum tercantum dalam Syarat-syarat
bestek ini, akan ditentukan kemudian lebih lanjut pada waktu
Aanwijzing/pelaksanaan atas dasar perintah dan persetujuan dari Direksi.

. 27 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


Dan apabila terdapat pekerjaan tambah/kurang, akan ditentukan lebih lanjut
oleh Direksi/ pada waktu pelaksanaan secara tertulis.

Palembang, Maret 2017

Diperiksa Oleh ; Disusun Oleh ;


STAFF DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CV. POLI KARYA CONSULTANT
PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR

ARDIAN PUTRA MUHDANILI, ST JUAINANI, ST


NIP. 19860905 201503 1 002 Direktur

Mengetahui /Menyetujui Disetujui,


KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN
PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR (PPK)

Drs. ABU HANIFA I R W A N, S.IP


NIP. 19600121 198003 1 004 NIP. 19640416 199303 1 009

. 28 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA


. 29 . SPESIFIKASI TEKNIS/PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU BESERTA PERABOTANNYA

Anda mungkin juga menyukai