SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN :
KONSULTAN :
PASAL 1
URAIAN UMUM
1. Bentuk bangunan yang dimaksud harus sesuai dengan gambar yang telah ditetapkan dengan
Syarat - syarat Teknis sebagaimana tercantum dalam pasal - pasal di bawah ini.
2. Pekerjaan/Kegiatan yang harus dilaksanakan adalah Penyelenggaraan Kuasa Bendahara Umum
Negara Kegiatan Rehabilitasi / Renovasi Gedung dan Bangunan Paket Renovasi Fasad Depan
Gedung Kantor dan Ruang Front Office
PASAL 2
DASAR PELAKSANAAN
1. Berlaku dan mengikat seolah - olah disebut kata demi kata dalam rencana kerja dan syarat-
syarat ini dan apabila tidak ditentukan lain adalah :
a. Segala undang-undang dan peraturan - peraturan pemerintah umumnya dan pemerintah daerah
khususnya yang berlaku untuk pelaksanaan pekerjaan pemborongan.
b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia SK SNI T-15-1991-03
c. Peraturan Umum Bahan bangunan Indonesia (PUBI) 1982
d. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( PPKI-N.1.5/1961 )
e. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia ( PPBBI - 1983 )
f. Algemene Vooschreften voor Drinkweter Instalatie (A.V.W.I)
g. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
h. Peraturan yang dilakukan oleh Dewan Normalisasi Indonesia :
N-1.3. : Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan bahan bangunan dan pelaksanaan
pembangunan di Indonesia (PUBB) 1956
N-1.4. : Peraturan Cat Indonesia
N-1.6. : Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 1977 dan International
Electrotechnical Commission (IEC)
N-1.8. : Peraturan Cement Portland
N-1.10.: Peraturan Bata Merah sebagai bahan bangunan
N-1.143-53.: Pengawetan kayu untuk bangunan rumah dan gedung
i. Untuk bahan bahan yang tidak dan belum ada peraturannya di Indonesia dipakai syarat-
j. syarat yang ditentukan oleh pabrik bahan bahan tersebut.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan pada pasal ini berlaku dan mengikat pada :
a. Gambar bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang sudah disyahkan oleh pemberi tugas dan
unsur teknis termasuk juga gambar - gambar detail yang dibuat sudah disyahkan / disetujui
Pengawas lapangan.
b. Rencana Kerja dan Syarat - syarat ( RKS ).
c. Peraturan/ketentuan lain yang dikeluarkan oleh lnstansi Pemerintah setempat, yang bersangkutan
dengan permasalahan bangunan pemerintah.
PASAL 3
LINGKUP PEKERJAAN
1. Lingkup Kegiatan Rehabilitasi / Renovasi Gedung dan Bangunan Paket Renovasi Fasad Depan Gedung
Kantor dan Ruang Front Office
2. Perincian pekerjaan dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
I. Pekerjaan Persiapan dan Pekerjaan Tanah
1. Bongkaran beton bertulang
2. Bongkaran dinding tembok bata merah
3. Menggali tanah biasa sedalam 1 m
4. Mengurug kembali galian
5. Memadatkan tanah (per 20 cm)
6. Mengurug pasir urug
7. Mengurug tanah urug
8. Membongkar metal roof
9. Membongkar plafon (bongkaran tidak digunakan)
10. Membongkar partisi kaca kusen aluminium
11. Membongkar pintu jendela kaca kusen kayu
12. Membongkar lantai keramik
13. Membongkar rabat beton
14. Membongkar buis beton U30
15. Membongkar meja counter
16. Membongkar sopi-sopi
PASAL 4
KETENTUAN UKURAN
1. Pelaksanaan Kegiatan berdasarkan gambar kerja dan syarat-syarat yang diuraikan dalam RKS ini.
Termasuk hal ini adalah pekerjaan-pekerjaan tambah / kurang yang timbul dalam pelaksanaan.
2. Perbedaan Ukuran
a. Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara gambar rencana dan detail, maka yang
mengikat adalah gambar yang skalanya lebih besar.
b. Bilamana terjadi perbedaan antara gambar dengan Bestek / Spesifikasi teknis harus dilaporkan
kepada Konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum dilaksanakan.
PASAL 5
PEKERJAAN PERSIAPAN
PASAL 6
RENCANA KERJA
1. Panitia Rehabiltasi wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Bila gambar
tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat - syarat ( RKS ), maka yang
rnengikat adalah RKS, bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka
gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku, begitupula apabila dalam RKS tidak
dicantumkan sedangkan gambar ada, maka gambarlah yang mengikat.
2. Apabila gambar dan RKS sama-sama tidak menyebutkan, sedangkan hal yang dimaksud adalah
vital/perlu, maka Kontraktor wajib melaksanakan hal tersebut dan sebelumnya dikonsultasikan
dengan pihak - pihak yang berkompeten.
3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib berkonsultasi kepada Pengawas lapangan dan Perencana.
PASAL 7
BAHAN DAN CONTOH BAHAN
1. Kontraktor wajib meneliti bahan-bahan yang didatangkan dari toko ataupun dari masyarakat sekitar
agar kualitas dan kuantitasnya dapat terjamin.
PASAL 8
PENENTUAN TINGGI PEIL (LEVEL) DAN UKURAN
1. Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan adalah peil diambil rata-rata dari lantai keramik kantor.
2. Kontraktor selaku pelaksana pekerjaan diharuskan menggunakan alat-alat yang teliti untuk
mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan,
untuk itu dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan kira-kira.
PASAL 9
PEKERJAAN TANAH
PASAL 10
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Syarat-syarat bahan
a. Semen portland (PC)
i. Dipergunakan PC jenis I menurut N.I.8-1995 atau Type menurut ASTM C 150 dan
memenuhi .S 4000 menurut standart Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia (N.I.8-172).
ii. Semen harus sampai lokasi pekerjaan dalam keadaan baik dan asli dari pabrik.
iii. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama.
iv. Penggantian merk dapat dilakukan atas ijin pengawas lapangan dalam situasi tidak ada stok
dipasaran merk tersebut dan penggantian dengan kualitas yang setara.
v. Semua semen disimpan didalam gudang yang tertutup dan terlindungi dari
kerusakan - kerusakan.
vi. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak sempat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 m.
vii. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar
pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman
b. Pasir beton
i. Berbutir mineral keras yang mempunyai bentuk mendekati bulat, tidak porous, mempunyai
sudut yang tajam dan ukuran butirnya sebagian besar terletak antara 0,075-5 mm dan
kadar lumpur/bagiannya yang ukurannya lebih kecil dari 0,063 mm tidak boleh lebih dari
5%.
ii. Pasir beton harus bersih, apabila diuji memakai larutan pencuci khusus, tinggi endapan
pasir yang kelihatan dibandingkan dengan tinggi seluruh endapan tidak kurang dari 70%.
iii. Pasir tidak boleh mengandung zat-zat organik yang dapat mengurangi mutu beton, untuk
itu bila direndam dalam larutan 3% NaOH, cairan diatas endapan tidak boleh lebih gelap
dari warna larutan pembanding.
iv. Pasir laut tidak boleh digunakan.
v. Pasir beton yang digunakan ex pandansimping / Kaliworo/ Kaliprogo.
d. Air
i. Air tawar, bersih, tidak berbau, tidak berasam, bebas dari bahan-bahan yang termasuk
atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
ii. Air untuk adukan beton harus bersih dan bebas dari minyak, asam alkali atau bahan
organik yang merusak beton dan baja tulangan.
e. Besi tulangan
i. Bahan besi beton tulangan ini harus memenuhi Standart SNI.
ii. Kualitas besi tulangan untuk polos menggunakan U24, sedang untuk ulir
menggunakan U32.
iii. Semua baja tulangan deform yang didatangkan tidak boleh ditekuk.
iv. Tulangan harus bebas dari kotoran, karat dan bahan lain yang mengurangi daya lekat.
v. Bahan-bahan tersebut harus dalam keadaan baru tanpa cacat.
vi. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-ketentuan diatas, harus
mendapat persetujuan dari pengawas lapangan/konsultan perencana.
vii. Besi beton harus disuplay dari satu sumber dan tidak dibenarkan untuk mencampur
adukan bermacam-macam sumber besi batangan besi, bila diperlukan harus diuji coba
kekuatannya dengan disaksikan pengawas lapangan.
viii. Penyimpanan bahan sebelum terpasang harus ditempat yang terlindung dan ditinggikan
agar tidak langsung menempel tanah.
f. Begesting
i. Begesting dibuat dari kayu balok dan papan kayu meranti/sengon.
ii. Semua jenis kayu yang akan dipergunakan harus kering (kadar air maksimal 20%), serta
tidak mengandung cacat-cacat yang merugikan bila diterima.
iii. Harus memenuhi syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan yang
baik untuk pekerjaan finishing.
iv. Tahan terhadap perbedaan cuaca yang dapat mengakibatkan perubahan bentuknya
(melengkung).
v. Harus kedap air, tidak meloloskan air campuran (air semen), yang dapat merusak kualitas
beton.
vi. Papan-papan bekas cetakan hanya boleh dipergunakan jika masih dalam keadaan baik dan
harus disetujui oleh pengawas lapangan.
h. Kualitas beton
i. Penyedia Jasa harus memberi jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton
dengan menyajikan data trial-mixes (mix design) sebelum pelaksanaan pekerjaan
konstruksi beton.
ii. Setiap jenis pekerjaan beton (pondasi, kolom, balok, dan plat) harus dibuat benda uji yang
dilakukan uji kuat tekan pada umur 7 dan 28 hari dan semua biaya pengujian ditanggung oleh
Penyedia Jasa.
iii. Pada masa pembetonan harus dibuat minimum 1 benda uji per 5 m3 beton.
iv. Pengambilan benda-benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan
kecepatan pembetonan.
v. Pengujian sample beton harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh pengawas
lapangan.
2. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Lantai kerja dan rabat beton tebal 7 cm menggunakan campuran 1Pc:3Ps:5Kr, dengan diratakan dan
dirapikan pada bidang permukaanya.
b. Adukan/campuran yang dipakai untuk beton bertulang adalah K225 dengan pembesian sesuai
dengan ketentuan.
c. Sebelum mengadakan pengecoran, semua cetakan dibersihkan dari kotoran.
d. Cetakan harus kuat sehingga bentuk dan kedudukannya selalu tetap pada waktu dan setelah
pengecoran dan mudah di bongkar.
e. Pembengkokan besi dilakukan dengan menggunakan alat-alat sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan keretakan, cacat-cacat, patahan dan lain sebagainya.
f. Tidak diperkenankan membengkokkan besi tulangan ditempat begesting terpasang kecuali
dalam keadaan yang sangat memaksa dengan persetujuan pengawas lapangan dan dihindari
terhadap kerusakan begesting.
g. Diameter / ketepatan ukuran dan banyaknya tulangan harus sesuai dengan gambar.
h. Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa, sehingga sebelum dan selama
pengecoran posisi tulangan tidak berubah kedudukannya dan tidak boleh menempel pada
cetakan.
i. Tulangan dicek kembali sebelum dilaksanakan pengecoran, diketahui oleh pengawas lapangan.
j. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin yang type dan kapasitasnya
harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
k. Komposisi bahan harus sesuai dengan mix design yang telah disetujui.
l. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin pengaduk
dengan kecepatan mengaduk sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut.
m. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
n. Warna adukan seragam/rata dan adukan harus sudah dituang dalam cetakan sebelum waktu 10
menit.
o. Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran dengan menggunakan
cara/metode yang sepraktis mungkin sehingga tidak memungkinkan adanya
pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain dari
luar.
p. Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
Semua alat-alat pengangkut yang akan dipergunakan sebelumnya harus dibersihkan terlebih
dahulu dari segala kotoran-kotoran.
q. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan segregasi. Pengecoran
dilakukan terus menerus (kontinue / tanpa berhenti).
r. Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru), maka
permukaan beton lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan
rnenyikat rnenggunakan sikat kawat baja sampai agregat kasar tampak, kemudian
disiram dengan bonding agent (perekat beton). Tempat dimana pengecoran akan dihentikan
harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
s. Beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator selama pelaksanaan pengecoran
dilangsungkan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun posisi
tulangan.
t. Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran-
kebocoran melalui acuan dan lain-1ain harus dihindarkan.
u. Bekisting balok dan plat lantai tidak boleh dibongkar sebelum beton berumur 21 hari kecuali
ada perubahan khusus dan mendapat ijin dari pengawas lapangan dan untuk bekisting kolom
dapat dibongkar 3 hari setelah pengecoran dan mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
v. Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak terlalu cepat kehilangan kelembaban minimum 14
hari dengan cara :
i. Pembasahan terus menerus dilakukan dengan cara merendam air.
ii. Pada permukaan beton kolom dipergunakan karung yang yang senantiasa basah.
iii. Cara-cara perbaikan lainnya harus senantiasa diketahui dan disetujui pengawas
lapangan.
PASAL 11
PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna.
1.2. Pekerjaan ini meliputi beton slloof, beton kolom praktis, beton ring balok untuk bangunan
yang dimaksud termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting/acuan, dan
semua pekerjaa beton yang bukan struktur, seperti yang ditunjukkan pada gambar.
2. PERSYARATAN BAHAN
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Mutu beton:
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah Karakteristik-225 dan harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
3.2. Pembesian :
1. Pembuatan tulang-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan kait-
kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai PBI-1971.
2. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari acuan atau lantai kerja dengan memasang
selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.
4. Besi beton yang tidak memenuhi persyaratan harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Perencana/MK.
PASAL 12
PEKERJAAN KAYU NON STRUKTURAL
1. LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan rapi. Pekerjaan ini
meliputi antara lain :
1.1. Pekerjaan Kayu Kasar :
Klos dan Pekerjaan Kayu Kasar pada umumnya
1.2. Pekerjaan Kayu Halus :
Pintu berikut rangka
Pekerjaan Kayu Halus pada umumnya.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Jenis Kayu yang dipakai :
a. Kayu Kamper, yang diawetkan, Kelas Kuat I-II, Kelas awet I, mutu A. digunakan untuk
seluruh pekerjaan kayu yang disebutkan diatas, terkecuali dinyatakan lain dalam Buku
Syarat-syarat Teknis dan dinyatakan dalam gambar.
b. Kayu jati, Keawetan I, Kelas kuat I - II, Mutu A, digunakan untuk list akhiran daun pintu,
railing tangga kayu dan bagian lain yang termasuk pekerjaan Kayu Halus, yang
dinyatakan dalam Buku Syarat-syarat Teknis dan dinyatakan dalam gambar.
c. Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing.
d. Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah,
mata kayu, melintang basah dan lapuk.
e. Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi PKKI. Untuk kamper
Kalimantan, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 12 %.
f. Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh perencana/MK.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN :
3.1. Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali untuk detail
tertentu atas persetujuan MK.
3.2. Semua pengikat berupa paku, skrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus digalvanisasikan sesuai
dengan NI-5, Bab VI, pasal 14,15 dan 17. Tidak diperkenankan pengerjaan di tempat
pemasangan.
3.3. Pengukuran keadaan lapangan diperlukan sebelum memulai pekerjaan untuk
mendapatkan ketetapan pemasangan di lapangan.
3.4. Rangka kayu untuk langit-langit dibuat sesuai pola dari langit-langit yang telah
direncanakan dalam gambar, dengan memperhatikan letak dan bentuk armature lampu yang akan
terpasang pada langit-langit dan lain-lain yang terpasang.
3.5. Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus diperhalus, rata dan waterpass.
3.6. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan 0,5 cm
untuk setiap 2 m2.
3.7. Pekerjaan Kayu Halus
a. Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sudah diketam halus dan siap di
finish). Kontraktor wajib menyerahkan shop drawing dan contoh jadi untuk bagian detail
tertentu pada MK untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus menggunakan mesin tanpa
kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakannya ditempat pemasangan.
c. Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memakau atau cara lainnya yang
disetujui MK.
d. Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul atau sejenisnya yang telah
disetujui MK.
e. Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.Permukaan kayu yang terlihat
harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap menerima finish.Penggunaan
meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul atau sejenis, kecuali
disyaratkan lain oleh MK/perencana.
f. Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu baik kualitas
maupun jenisnya kepada MK untuk mendapatkan persetujuan.
g. Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari MK. Jika ada yang
tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus mangganti atas tanggung jawabnya.
h. Semua pekerjaan berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi sesuai dengan
SNI-5.
i. Setelah dipasang, Kontraktor wajib memberi Perlindungan terhadap benturan-benturan benda
lain dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul
adalah tanggung jawab kontraktor.
j. Kayu plint lainnya yang melekat langsung pada dinding pasangan bata, partisi danbeton
harus diberi lapisan meni kayu 2 lapis.
k. Untuk pekerjaan kayu Lemari built in seperti tertera pada gambar harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
Kayu harus dikerjakan menurut pola dan urutan pengerjaan yang ditentukan oleh MK dan
perencana. Bahan kayu dipotong menurut pola yang telah ditentukan.
Bahan kayu yang telah dipola diserut dengan mesin, baru kemudian dengan serutan
tangan. Sambungan tenon, ekor burung layang-layang (dove tail), dowel atau tipe
sambungan lain harus dikerjakan dengan mesin toleransi 0 Mm.
Semua bagian-bagian kayu yang terlihat (exposed) harus di finish, termasuk semua
permukaan yang terlihat apabila pintu ditutup atau dibuka.
Penyelesaian akhir dengan Melamic Finish dan Marmer dengan warna yang telah
disetujui MK dan perencana.
Pelasana/Kontraktor harus mengajukan contoh material hardware dan contoh finishing
untuk disetujui MK/perencana.
l. Pekerjaan Daun Pintu Kayu
Lihat Pekerjaan Pintu Teak Plywood/Formika Rangka Kayu.
PASAL 13
PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTUR
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan metal dalam hal ini meliputi :
Pekerjaan Aluminium Rangka
Langit-langit. Pekerjaan Besi.
Pekerjaan Stainless Steel.
Pekerjaan Penggantung Rangka Langi-langit
2. PERSYARATAN BAHAN
3.1. Rangka Langit-langit
2.2.1. Rangka langit-langit harus disesuaikan dengan ASTM-C 635 Metal Suspension System
untuk Acoustic Tile lay-in Panel.
2.2.2. Mutu dan kualitas rangka langit-langit yang memenuhi syarat dan dapat dipakai pada produk
acoustic tile yang dipilih.
3.2. Besi
3.1.1. Pipa besi yang digunakan adalah GIP dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan yang
tertera pada gambar.
3.1.2. Baja profil yang digunakan adalah baja ST.37 dengan bentuk dan ukuran sesuai tertera
pada gambar.
3.1.3. Pipa baja yang digunakan adalah Carbo Steel ST.37, dengan ukuran sesuai yang tertera
pada gambar.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Pekerjaan Aluminium Rangka Langit-langit
3.2.1. Sebelum pemasangan rangka langit-langit dilaksanakan, perlu diperhatikan pekerjaan
lain yang erat hubungannya dengan pekerjaan ini.
a. Elektrikal - Penerangan.
b. Air conditioning/exhaust Fan
c. Perlengkapan Instalansi yang diperlukan.
d. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak tercantum pada Gambar Rencana Langit-
langit, harus diteliti dahulu pada Gambar Instalansi pekerjaan yang dimaksud (elektrikal,
mekanikal dengan MK/Perencana).
e. Pola pemasangan disesuaikan dengan Gambar Rencana yang ada.
f. Cara pemasangan menurut ketentuan pabrik yang mengeluarkan produk yang akan
dipergunakan.
g. Pada waktu pemasangan rangka langit-langit harus diperhatikan ketinggian ceiling
sesuai dengan gambar. Sebelum pemasangan, Kontraktor harus membuat shop
drawing untuk mendapatkan persetujuan MK.
h. Hasil akhir pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan (0,5
cm untuk setiap 2 m2).
3.2. Pekerjaan Besi
3.2.1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan.
3.2.2. Bahan-bahan pelengkap lainnya seperti sekrup, baut, mur, paku metal fittings yang
akan berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.
3.2.3. Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya dengan material lain,
dengan mengikuti semua petunjuk Gambar Rencana secara seksama
3.2.4. Kontraktor diminta untuk menyiapkan shop drawing/gambar kerja untuk pekerjaan-
pekerjaan tertentu dengan petunjuk MK/Perencana.
3.2.5. Pemotongan dengan membakar di bengkel harus dilakukan dengan mesin potong
pembakar yang standar. Pembakaran di bengkel atau di lapangan harus disetujui MK.
3.2.6. Semua pekerjaan metal yang terpotong harus disetujui MK.
3.2.7. Berkas-berkas pekerjaan harus dikikir sampai halus dan rata permukaan.
3.2.8. Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.
3.2.9. Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan las sesuai gambar.
3.2.10. Pekerjaan Pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan
kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya. Pengelasan harus menjamin
pengakhiran yang rata dari cairan elektroda tersebut.
3.2.11. Permukaan dari daerah yang akan dillas harus bersih dan bebas dari kotoran, cat
minyak dan karat.
3.2.12. Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak akan
berputar atau membengkok. Setelah pengelasan sisa-sisa/kerak las harus dibersihkan
dengan baik (wire, brush, ampelas).
3.2.13. Cacat pada pengelasan harus dipotong dan dilas kembali atas tanggungjawab
Kontraktor. Tambahan dan angkur yang perlu harus digunakan walaupun tidak termasuk
dalam gambar (lengkap dengan pemakaian ramset untuk beton) meliputi dan tidak terbatas
pada kedudukan fixtures (toilet dan cermin).
PASAL 14
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan ini melliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
1.2. Pekerjaan pasangan batu-bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Perencana/MK
2. PERSYARATAN BAHAN
- Batu bata harus memenuhi NI-10
- Semen Portland harus memenuhi NI-8
- Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
- Air harus memenuhi PVBI-1982 pasal 9
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Pasangan batu bata/batu merah dengan menggunakan aduk campuran 1 PC : 8 pasir pasang.
3.2. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai
ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah setinggi 160 cm
dari permukaan lantai, serta semua diinding yang pada gambar menggunakan simbol
aduk trasraam/kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 PC : 3 pasir pasang.
3.3. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah exlokal dengan kualitas terbaik yang disetujui
Perencana/MK , siku dan sama ukurannya 5 x 11 x 23 cm.
3.4. Sebelum digunakan batu bata direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
3.5. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan
dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
3.6. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan
siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
3.7. Pemasangan dinding batu bata dillakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis
setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
3.8. Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar dari 12 m 2 ditambahkan kolom dan balok
Petruk[enguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter
10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
3.9. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
3.10. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton berdiameter 6 mm
jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton
dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali
ditentukan lain.
3.11. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang partah dua melebihi dari 5 %. Bata yang patah
lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
3.12. Pasangan batu bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan
untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-
benar tegak lurus.
PASAL 15
PEKERJAAN PELAPIS DINDING
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
1.2. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dindinhg bagian dalam dan luar serta
seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen Portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuyk selluruh pekerjaan)
2.2. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
2.3. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10
2.4. Penggunaan adukan plesteran :
a. Adukan 1 PC : 3 pasir dipakai untuk plesteran rapat air.
b. Adukan 1 PC : 8 pasir, dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya
c. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.
3. SYARAT-STARAT PELAKSANAAN
3.1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan Perencana/.MK, dan pesyaratan tertulis dalam uraian dan Syarat
Pekerjaan ini.
3.2. Pekerjaan Plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau pasangan
dinding batu bata telah disetujui oleh Perencana/MK sesuai Uraian dan Syarat Pekerjaan yang
tertulis dalam buku ini.
3.3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar Arsitektur
terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran tebal/tinggi/peil dan
bentuk profilnya.
3.4. Campuran aduk perekat yang dimaksud kadalah campuran dalam/volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi pesyaratan sebagai berikut.
a. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang berhubungan dengan udara
luar, dan semua pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm
dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk kamar mandi, WC/toilet dan
daerah basah lainnya dipakai aduk plesteran 1 PC : 3 pasir.
b. Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan jDally bond, dengan perbandingan j1 bagian
PC : 1 nagian Daily Bond.
c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC : 5 pasir.
d. Plesteran halus (acian) dipakai campuraan PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering
benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah dengan addivite plamix dengan
dosis 200-250 gram plamix untuk setiap 40 Kg semen.
e. Semua junis aduk perekat tersebut diatas harus dipersiapkan sedemikian rupa selalu dalam
keadaan baik dan belum mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk
perekat dengan, pemasangannya tidak melibihi 30 menit terutama untuk adukan kedap
air.
3.5. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa
listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
3.6. Untuk beton sebelum diplester permukaaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa berkisting
dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat
berkisting atau form tie harus ditutup aduk plester.
3.7. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang difinish dengan cat dipakai
plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya).
3.8. Untuk dinding tertanam didalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi kedap air.
3.9. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi alur-alur garis
horizontal atau diketerk (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan finishingnya
kecuali untuk menerima cat.
3.10. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m, dipasang tegak dan menggunakan keping-
keping plywood setebal 9 mm untuk kerataan bidang.
3.11. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan
dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal plesteran
minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu
dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang diizinkan
Perencana /MK.
3.12. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang datar
harus diberi nat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dallamnya 0,5 cm, kecualli bila ada
pentunjuk lain didalam gambar.
3.13. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung bidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. jika melebihi, Kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
3.14. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu
tiba-tiba, dengan membasahi permukaan pesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari
terik panas matahari langsung langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan
air secara cepat.
3.15. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus dibongkar
kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Perencana/MK
dengan biaya atas tanggungan. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor
harus selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
3.16. Selama pemasangan dinding batubata/beton bertulang belum difinish, Kontraktor wajib
memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
3.17. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2
(dua) minggu.
PASAL 16
PEKERJAAN PELAPISAN LANTAI
PASAL 17
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
1.2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan me liputi seluruh pemasangan pada
daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang
ditujukan/diisyaratkan dalam detail gambar.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku
Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian hardware akibat dari pemilihan merek,
Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada MK untuk mendapatkan persetujuan.
2.2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium berukuran 3 x 6
cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci.
2.3. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan ‘Backed Enamel Finish’ yang
dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya. Lemari
berukuran lebar x tinggi adalah 40 x 50 cm, dengan tebal 15 cm berdaun pintu
PASAL 18
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
PASAL 19
PEKERJAAN PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat
b. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan
c. Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana
PASAL 20
PEKERJAAN PERLENGKAPAN
1. PENGERJAAN ALAT-ALAT PERLENGKAPAN
a. Alat-alat perlengkapan disini adalah :
Perlengkapan engsel, tarian, kunci dan lain-lain.
Baut-baut, sekrup, paku, penguat, pasak kayu dan sebagainya.
Alat penggantung dan alat-alat lain yang menunjang sempurnanya elemen-elemen
penyelesaian interior.
Perlengkapan mekanikal dan elektrikal yang terpadu dengan penyelesaian elemen interior,
seperti : stop kontak, saklar, lampu, air troffer, floor outlet dan sebagainya.
b. Bahan baut sekrup (kepala ceper/cembung) dan paku yang berkualitas terbaik buatan dalam negeri
harus dipasang sebaik-baiknya sesuai persyaratan teknis dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Baut dan sekrup sebelum ditanam kedalam kayu/besi, harus terlebih dahulu dilakukan
pengeboran pada kayu/besi tersebut dengan aalat bor yang berpenampang lebih kecil
dari penampang baut/sekrup tersebut, dengan demikian baut dan sekrup setelah ditanam
kedalam kayu/besi dapat sempurna mampat, kuat tertanam dan rapi.
d. Semua sekrup jenis kepala ceper harus benar-benar rata pada permukaan kayu/besi
disampingnya. Untuk sekrup jenis kepala cembung, harus benar-benar mampat pada
permukaan kayu/besi. Untuk semua batu-batu setelah terpasang harus diberi penutup stainless
steel/aluminium dengan kualitas yang terbaik.
e. Semua ukuran/dimensi paku-paku yang akan dipasang/ditanam harus sesuai dengan
tekanan/kekuatan kayu yang bersangkutan, sehingga memenuhi persyaratan teknis
pelaksanaan pekerjaan.
f. Pasak-pasak kayu untuk semua hubungan konstruksi harus memenuhi persyaratan teknis,
mampat, kuat dan rapi.
PASAL 21
PEKERJAAN ATAP BAJA RINGAN
1. Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa
rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium
dan persegi panjang yang terdiri dari :
a. Rangka utama atas (top chord)
b. Rangka utama bawah (bottom chord)
c. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri (self
drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
d. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai
dengan ukuran jarak genteng.
2. Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
a. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
b. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
c. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
d. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
e. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss),
balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
f. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
3. Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:
a. Pemasangan penutup atap
b. Pemasangan kap finishing atap
c. Talang selain jurai dalam
d. Accesories atap
4. Persyaratan Material Rangka Atap
Material struktur rangka atap Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
Baja Mutu Tinggi G 550
Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
Tegangan Maksimum 550 Mpa
Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
Modulus geser 80.000 Mpa
Lapisan anti karat :
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat
(coating) :
a. Galvanised (Z220)
Pelapisan Galvanised
Jenis Hot-dip zinc
Kelas Z22
katebalan pelapisan 220 gr/m2
komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran
b. Galvalume (AZ100)
Pelapisan Zinc-Aluminium
Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
Kelas AZ100
katebalan pelapisan 100 gr/m2
komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan gaya
lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
Galvabond Z275
Yield Strength 250 MPa
Design Tensile Strength 150 MPa
Brace System (bracing)
BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord) pada
kuda-kuda baja ringan.
LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja
ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan
(web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.
DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web pada kuda-
kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord kuda-kuda
baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan desain struktur.
Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudut tertentu,
pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan
air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar
diatas.
5. Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja
ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .
b. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada dokumen
tender.
c. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi
profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
d. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
e. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen dengan
menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
f. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia jasa Rangka
Atap Baja ringan,
g. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi nasional
(instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).
6. Persyaratan Pelaksanaan
a. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai gambar dan
desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar
perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
b. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
c. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin rakit (Jig)
dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
d. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air (waterpas
level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
e. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk tumpuan
kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi
mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
f. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan dipakai sebagai
penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang
setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi
proyek.
g. Jaminan Struktural :
Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun
keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-
pengaku dan reng.
Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan
Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed
code for structural steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain
kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1
Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup
berdasarkanketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction industries” (Australian
Standard 3566).
PASAL 22
PEKERJAAN PANEL ALUMUNIUM (ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL)
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite seperti yang ditunjukkan dalam
gambar rencana
b. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat-tempat seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2. PENGENDALIAN PEKERJAAN
a. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standar dan
spesifikasi dari pabrik.
b. Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain.
AA The aluminium Association
AAMA ArchitecturalAluminiumManufactures Association
ASTM E.84 American Standard for Testing Materials
DIN 4109 Isolasi udara
DIN 52212 Penyerapan Suara
DIN 53440 Pengurangan getaran
DIN 17611/BS 1615 Proses anoda
DIN 476 Panel Kerangka
AS. 1530 Hasil Indikatif
3. KOMPONEN
a. Bracket/angkur dari material besi finish galvanis atau material aluminium ekstrussion.
b. Rangka vertical dan Horizontal dari material aluminium ekstrussion
c. Rangka tepi panel aluminium composite dan reinforce dari material aluminium ekstrussion.
d. Infill dari aluminium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan kemudian.
e. Sealant.
Untuk pekerjaan luar , lihat Bab sealant
Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari pabrik
Lokasi Sealant antara panel aluminium dengan komponen lain.
4. BAHAN-BAHAN
a. Bahan : Aluminium composite
Tebal : 4 mm terdiri dari 0,5 mm Alumunium, 3mm Polyetylene dan 0,5 mm Alumunium.
Berat : 5 - 6 Kg/5mm
Bending Strengh : 45 - 50 Kg/5mm
Heat Deformation : 200o C
Sound Insulation : 24 - 39 dB
Finished : Flourocarbond factory finished / PVdF Coating
Warna : Lihat gambar
b. Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
c. Bahan yang digunakan produksi HOWSOLPAN (produk Korea) atau setara.
d. Contoh-contoh : Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada Direksi Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.
e. Torelansi dimensi mill finish : Stove dipernish + 0.2 mm
Dianode 0.4/+0.2 mm
Lebar -0/+4 mm
Panjang s/d 4 meter – 0/+6 mm
5. PELAKSANAAN
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli khusus dalam pekerjaan ini dengan menunjukkan surat
keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan kepada Direksi LApangan untuk
mendapatkan persetujuan
b. Allumunium Composite Panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu macam merek saja
c. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk memepermudah serta
mempercepat pemasngan dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
d. Rangka-rangka pemegang transom dan mullion harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus dan tepat
pada posisinya.
e. Metode pemasangan antara lain :
- Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda
- Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan sekrup
- Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, system ikatan pinggir
f. Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang cocok sangat
tergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan
g. Setelah pemasangan dailakukan penutupann celah-celah antara panel dengan bahan Caulking dan
Sealent hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian Bab Sealent dalam persyaratan ini.
h. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat menimbulkanb
kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya tambahan.
i. Hasil pemasngan pekerjaan AllumuniumComposite Panel harus merupakan hasil pekerjaan yang rapih
dan tidak bergelombang.
j. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10 (sepuluh) tahun terhadap sinar matahari
dari pabrik pembuatnya berupa sertifikat jaminan.
Konsultan Perencana