Anda di halaman 1dari 71

DINAS PENDIDIKAN

PROVINSI JAWA BARAT

SMKN 2 GARUT

PEKERJAAN

Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut


Tahun Anggaran 2020

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

(RKS) TEKNIS

DAFTAR ISI
PENJELASAN UMUM …………………………………………………………..
PENJELASAN JAMINAN KESELAMATAN KERJA (K3) .…………………….
BAB 1 : PEK. SIPIL DAN ARSITEKTUR………………………………
BAB 2 : PEK. DINDING & PENYELESAIANNYA ……………………
BAB 3 : PEKERJAAN KAYU ………………………………………..
BAB 4 : PEK. KUSEN, DAUN PINTU, & JENDELA …………………
BAB 5 : PEK. KUNCI-KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG ……....
BAB 6 : PEK. LANGIT-LANGIT ……………………………………….
BAB 7 : PEK. LANTAI & PENYELESAIANNYA ……………………..
BAB 8 : PEK. WATERPROOFING ………………………………
BAB 9 : PEK. PENGECATAN …………………………………………
BAB 10 : PEK. KHUSUS ………………………………………………...
BAB 11 : PEK. GALIAN TANAH…………………………………………
BAB 12 : PEK. BETON NON STRUKTURAL …………………………
BAB 13 : PEK. BESI NON STRUKTURAL ……………………………
BAB 14 : PEK. MEKANIKAL ……………………………………………
BAB 15 : PEK. ELEKTRIKAL …………………………………………..

2 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

PENJELASAN UMUM

Sebagai peraturan umum berlaku Algemnene Voorwaarden de Uitvoering Bij Aaneming Van
Openbare Werken in Indonesia yang disingkat AV41 yang disahkan dengan Keputusan
Pemerintah tanggal 28 Mei 1941 No.9 lembaran Negara No. 14571.

Peraturan-peraturan setempat dan segala penetapan Pemerintah lainnya yang bersangkutan


dalam pelaksanaan harus dipenuhi oleh Pelaksana/Pemborong antara lain :
 PKKI NI-5/1961 : Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia
 PBI – 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia
 PUBI – 1982 : Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
 NI - 8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
 PPI - 1983 : Peraturan Pembebanan Indonesia
 SKBI-2.3.53/1987 : Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
(UDC:699.81.624.04)
 PBI - 1989 : Pedoman Beton Indonesia
 SK.SNI T-15/1991-03 : Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang untuk Bangunan
Gedung
 ASTM : American Society for Testing & Materials
 NI - 10 : Bata Merah Sebagai bahan bangunan
 SII : Standar Industri Indonesia
 PPBBI - 1983 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
 AISC : American Institute of Steel Construcion
 AWS : American Welding Society
 Peraturan Nasional Pembangunan Indonesia
 Peraturan Direktorat Jendral Perawatan Depnaker tentang penggunaan Tenaga Kerja,
Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja.
 Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia disingkat DTPI 1980.
 Pedoman Tata cara Penyelenggaraan Pembangunan Gedung Negara oleh Departemen
Pekerjaan Umum.
 Peraturan - peraturan Pembangunan Pemda setempat.

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standard-standard yang tersebut


diatas, maupun standard Nasional lainnya maka diberlakukan standard Internasional yang
berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak tidaknya berlaku standard-standard
persyaratan teknis dari negara-negara asal bahan pekerjaan yang bersangkutan.

A. PERSYARATAN UMUM
1. Spesifikasi gambar rencana adalah sebagai pedoman atau patokan untuk melaksanakan
pekerjaan dalam usaha menwujudkan suatu hasil akhir dari proyek dengan baik dan
memuaskan.
Pekerjaan tersebut meliputi pengadaan material, tenaga, peralatan, perlengkapan bantu dan
semua pekerjaan dilaksanakan secara sempurna sehingga menjamin kualitas pekerjaan
3 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

seperti yang disyaratkan dalam ketentuan ini dan dapat diterima dengan baik oleh Pemberi
Tugas.
2. Setiap material, peralatan, dan perlengkapan bantu yang tidak tercantum dalam gambar
rencana tetapi dijelaskan dalam spesifikasi atau sebaliknya, juga setiap material, peralatan,
perlengkapan dan system yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan sampai sempurna
harus disediakan oleh penanggung jawab dan merupakan bagian dari tanggung jawab
pekerjaan.
3. Apabila terdapat perbedaan pernyataan antara spesifikasi dan gambar rencana, maka yang
berlaku adalah secara teknis mempunyai mutu yang paling tinggi dengan sepengetahuan
Direksi Lapangan dan Konsultan Perencana.
4. Semua material dan peralatan yang dipasang harus dalam keadaan baru (kecuali ditentukan
lain) dan bermutu baik, bebas dari cacat akibat pembuatan, pengangkutan, dan
pemasangan harus dibuktikan dan mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan serta
memnuhi ketentuan yang disyaratkan, spesifikasi, gambar rencanadan peraturan umum.
5. Semua gambar-gambar detail yang belum tercantum dalam gambar rencana harus
dilengkapi dan harus dinyatakan pada gambar pelaksanaan untuk persetujuan Direksi
Lapangan dengan sepengetahuan Konsultan Perencana dan pada keadaan tertentu pihak
Konsultan Perencana dapat merubah gambar rencana dengan syarat tanpa merubah dari
nilai kontrak.
6. Perubahan atau detail dengan alasan tertentu yang benar dan dapat diterima harus
mendapatkan persetuuan Direksi Lapangan dengan sepengetahuan Konsultan Perencana.
Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya
tambahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali diperhitungkan untuk pekerjaan kurang.
7. Pelaksana harus memeriksa kesesuaian gambar rencana dengan keadaan di lapangan dan
wajib melaporkan kepada Direksi Lapangan untuk persetujuan pelaksanaannya.
Semua kesalahan-kesalahan detail yang tidak terpantau pada waktu pelaksanaan dan hasil
pengerjaan adalah tanggung jawab Pemborong.
8. Pelaksana dianggap telah memperhitungkan adanya revisi-revisi gambar detail sesuai
dengan hasil pemeriksaan di lapangan tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi
kontrak kecuali diperhitungkan untuk pekerjaan kurang.
9. Apabila terjadi kesalahan gambar maupun spesifikasi atau hal-hal yang tidak mungkin di
dalam pelaksanaan sehubungan dengan desain, maka Pelaksana harus melaporkan kepada
Direksi Lapangan untuk pertimbangannya.

Apabila Pelaksana tidak melaporkan, maka segala resiko kesalahan menjadi tanggung
jawab Pelaksana lapangan

B. PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan Persiapan terdiri dari :


1. Pembersihan Lapangan :

Pada bagian lahan/area/lokasi yang akan dibangun/dikerjakan/direnovasi harus bersih dari


segala kotoran, puing, pohon, atau segala sesuatu sehingga lahan/area/lokasi tersebut siap
untuk dibangun/dikerjakan/direnovasi.
4 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

2. Papan Nama Proyek :

Pada saat pekerjaan Renovasi dimulai, maka papan nama proyek harus sudah terpasang.

3. Kantor/Gudang Sementara :
Kantor/Gudang Sementara menggunakan bangunan temporer existing namun Pemborong
tetap harus memperhatikan :
Menfasilitasi kebutuhan kantor lapangan seperti listrik kerja, dispenser, AC, Komputer
set, meja kursi, dan lain-lain, dimana fasilitas tersebut milik kontraktor dan nantinya
diambil kembali oleh kontraktor saat pekerjaan selesai.
Menjaga kebersihan bangunan existing;
Menjaga Kerapihan;
Pembongkaran serta pembersihan gudang/kantor temporer dikembalikan seperti
kondisi awal sebelum adanya kantor/gudang sementara.

Rencana kantor lapangan untuk Direksi ini harus mendapat persetujuan dari Direksi
Lapangan.
Ruangan ini juga dapat berfungsi sebagai ruang rapat.

4. Air Kerja :
Pemborong harus menyediakan air yang cukup untuk keperluan pembangunan maupun
untuk kebutuhan para pekerjanya.Pemborong dapat memasang pompa air tanah darurat
setelah memperoleh izin terlebih dahulu dari Direksi.

5. Sebelum setiap pekerjaan pembangunan dan pemasangan bahan/material dimulai,


Pemborong wajib dan harus menyerahkan :
 Time Schedule sesuai Kontrak/SPK;
 Spesifikasi bahan/material dari pabrik pembuatannya untuk bahan material tertentu
sesuai dengan perintah Direksi Lapangan dan Konsultan Perencana;
 Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing);
 Contoh bahan, warna, termasuk mock-up untuk pekerjaan tertentu sesuai dengan
permintaan Direksi, Pengawas, dan Konsultan Perencana;

 Izin Pelaksanaan dari Direksi Pengawas (Direksi Pengawas/Lapangan meneliti dan


menyetujui, jika tidak memenuhi syarat akan ditolak dan harus diganti sampai
memnuhi syarat yang diminta atas tanggung jawab dan biaya Pelaksana

6. Pekerjaan harus diserahkan oleh Pelaksana sampai selesai sama sekali hingga memuaskan,
sisa pembongkaran dan lain-lain yang sudah tidak terpakai dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan.

C. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan meliputi :

5 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

1) Pekerjaan Persiapan;
2) Pekerjaan Struktur Beton Kolom dan Balok)
3) Pekerjaan Dinding
4) Pekerjaan Atap dan Penutup
5) Pekerjaan Plafond dan rangka plafon
6) Pekerjaan Utilitas dan Elektrikal
7) Pekerjaan Finishing Lantai
8) Pekerjaan Pintu dan Jendela
9) Pekerjaan Finishing Cat dan Lainnya ;

D. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan Pelaksana tetapi tidak diuraikan dalam Bill of
Quantity (Daftar Kuantitas), harus dilaksanakan Pelaksana, supaya tercapai suatu
penyelesaian pekerjaan yang dapat diterima Pemberi Tugas tanpa adanya biaya tambahan.
2. Semua pembersihan akhir pekerjaan pelaksanaan dalam lokasi pekerjaan harus dibuang
keluar lingkungan proyek dengan biaya ditanggung Pelaksana.
3. Sebelum diadakan Serah Terima Pekerjaan, Pelaksana harus mengangkut semua barang-
barang yang sudah tidak terpakai, baik bekas galian, bongkaran, maupun sisa-sisa material
kecuali ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.
4. Semua benda-benda koleksi yang ada di sekitar lokasi pekerjaan agar dibuatkan pengaman
yang memadai dan terhindar dari rusak dan kotor.
5. Pelaksana harus menyediakan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) di
lokasi pekerjaan serta sarana K3.
6. Apabila ada kekurangan dan kekeliruan dalam RKS ini akan dituangkan dalam Berita Acara
Aanwijzing pekerjaan.
7. Analisa Harga Pekerjaan yang diajukan harus setidaknya meliputi :
a. Pekerjaan Beton ;
b. Pekerjaan Penulangan Beton Polos & Ulir;
c. Pekerjaan Cetakan Beton ;
d. Pekerjaan Cat (Cat Dinding Exterior/Luar dan Cat Dinding Interior);
e. Pekerjaan Pasangan & Dinding (Dinding Bata, Plesteran, Acian, Keramik Dinding,
Dinding Goldblack, Partisi Gypsum/Kalsiboard, & Saluran Terbuka);
f. Pekerjaan Finishing Lantai (Keramik, Homogeous, d.l.l);
g. Pekerjaan Plafond (Plafond Gypsum, Plafond GRC/Kalsiboard);
h. Pekerjaan Pintu dan Jendela (Kusen Alumunium, Daun Pintu Kayu, Daun Jendela
Alumunium, Kaca-kaca, & Sticker Film/sanblast)

6 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

i. Pekerjaan-pekerjaan Elektrikal & Mekanikal (Panel Penerangan, Panel AC, Panel Lift,
Instalasi-instalasi Elektrikal & Elektronik, Armatur M/E, Plumbing-plumbing, & Kabel
Power Lift);
j. Pekerjaan Sanitari

7 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

JAMINAN KESELAMATAN KERJA

A. PERSYARATAN UMUM

1. Pelaksana diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan


Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap pakai di lapangan,
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
2. Pelaksana wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-syarat bagi
semua petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan Pelaksana.
3. Pelaksana wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan
untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk penjaga keamanan.
4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Pelaksana bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja,
bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal
terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Pelaksana harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
5. Apabila terjadi kecelakaan, Pelaksana selekas mungkin memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
kecelakaan itu.
6. Selama pembangunan berlangsung, Pelaksana wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah sekurang-kurangnya
4 (empat) buah tabung. Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg.
7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga
Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan
Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek-
proyek Kementrian Dalam Negeri, Pihak Kontraktor / Pemborong yang sedang
melaksanakan pembangunan / pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK (asuransi
social tenaga kerja) dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek.

8 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

B. ALAT DAN PERLENGKAPAN K3

1. Helm Keselamatan

Helm keselamatan atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan,


pukulan, atau kejatuhan benda tajam dan berat yang melayang atau meluncur di udara. Helm ini
juga bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan kimia ataupun suhu yang
ekstrim. Untuk beberapa pekerjaan dengan risiko yang relatif lebih rendah bisa menggunakan topi
ataupun penutup kepala sebagai pelindung.

2. Sabuk dan tali Keselamatan

Sabuk keselamatan atau safety belt ini berfungsi untuk membatasi gerak pekerja agar tidak


terjatuh atau terlepas dari posisi yang diinginkan.Beberapa pekerjaan mengharuskan pekerja
untuk berada pada posisi yang cukup berbahaya seperti pada posisi miring, tergantung atau
memasuki rongga sempit. Sabuk keselamatan ini terdiri dari harness, lanyard, safetyrope, dan
sabuk lainnya yang digunakan bersamaan dengan beberapa alat lainnya seperti
karabiner, rope clamp, decender, dan lain-lain.

3. Sepatu Boot

Sepatu boot ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk
benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun
permukaan licin. Bedanya dengan safety shoes umumnya adalah perlindungan yang lebih
maksimal karena modelnya yang tinggi dan melindungi hingga ke betis dan tulang kering.

4. Sepatu Pelindung

Sepatu pelindung ini berfungsi untuk melindungi kaki dari benturan atau tertimpa benda berat,
tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya
ataupun permukaan licin.Selain fungsi di atas, sepatu safety berkualitas juga memiliki tingkat
keawetan yang baik sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang.Berbagai sepatu
safety tersedia sesuai dengan kebutuhan.Ada yang antislip, antipanas, anti-bahan kimia, anti-
listrik, dll. Lihat berbagai fungsisafety shoes di sini!

5. Masker

Masker pernafasan ini berfungsi untuk melindungi organ pernafasan dengan cara menyaring
vemaran bahan kimia, mikro-organisme, partikel debu, aerosol, uap, asap, ataupun gas. Sehingga
udara yang dihirup masuk ke dalam tubuh adalah udara yang bersih dan sehat.Masker ini terdiri
dari berbagai jenis, seperti respirator, katrit, kanister, tangki selam dan regulator, dan alat
pembantu pernafasan.

9 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

6.Penutup telinga

Penutup telinga ini bisa terdiri dari sumbat telinga (ear plug) atau penutup telinga (ear muff), yang
berfungsi untuk melindungi telinga dari kebisingan ataupun tekanan.

7. Kacamata Pengaman

Kacamata pengaman ini digunakan sebagai alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi mata
dari paparan partikel yang melayang di udara ataupun di air, percikan benda kecil, benda panas,
ataupun uap panas.Selain itu kacamata pengaman juga berfungsi untuk menghalangi pancaran
cahaya yang langsung ke mata, benturan serta pukulan benda keras dan tajam.Jenis kacamata
pengaman ini bisa berupa spectacles atau googgles.

8. Sarung Tangan

Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi jari-jari tangan dari api, suhu panas, suhu dingin,
radiasi, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, tergores benda tajam ataupun infeksi dari zat
patogen seperti virus dan bakteri. Sarung tangan ini terbuat dari material yang beraneka macam,
tergantung dari kebutuhan.Ada yang terbuat dari logam, kulit, kanvas, kain, karet dan sarung
tangan safety yang tahan terhadap bahan kimia.

9. Pelindung Wajah

Pelindung wajah atau face shield ini merupakan alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi


wajah dari paparan bahan kimia berbahaya, partikel yang melayang di udara atau air, percikan
benda kecil, panas ataupun uap panas, benturan atau pukulan benda keras atau tajam, serta
pancaran cahaya. Terdiri dari tameng muka atau face shield, masker selam, atau fullface masker.

10. Pelampung

Pelampung ini digunakan oleh pekerja yang bekerja di atas air atau di permukaan air agar
terhindar dari bahaya tenggelam. Pelampung ini terdiri
dari life jacket, life vest atau bouyancy control device untuk mengatur keterapungan.

APD atau Alat Pelindung Diri ini harus diperhatikan kondisinya.Jika APD rusak atau rusak atau
tidak dapat berfungsi dengan baik harus segera dimusnahkan.Beberapa APD juga memiliki masa
pakai, sehingga perawatannya harus lebih diperhatikan dan dicatat waktu pembelian serta masa
pemakaiannya.

Dalam Peraturan Menakertrans ini juga disebutkan bahwa pengadaan APD dilakukan oleh
perusahaan, dan pekerja berhak untuk menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan
jika alat keselamatan kerja yang disediakan tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan

10 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB I
PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR

1.1. UMUM
a. Tanah dan halaman untuk pembangunan akan diserahkan kepada Pelaksana dalam
keadaan seperti pada waktu peninjauan lapangan / observasi lapangan.
b. Pekerjaan harus diserahkan oleh Pelaksana dalam keadaan selesai keseluruhan sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang diborongkan, dalam mana termasuk juga pembetulan
kerusakan yang mungkin timbul / terjadi dalam menyingkirkan segala bahan-bahan sisa
atau bongkaran lainnya.

1.2. ALAT DAN PERLENGKAPAN PEKERJAAN DAN TENAGA LAPANGAN


a. Kontraktor, sub-sub Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan pekerjaan
pelaksanaan didalam proyek ini, harus menyediakan alat-alat dan perlengkapan-
perlengkapan pekerjaan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
b. Disamping itu harus menyediakan juga :
c. Buku-buku laporan (harian, mingguan, dan bulanan)
d. Rencana kerja dan menempatkan tenaga-tenaga lapangan yang bertanggung jawab
penuh untuk memutuskan segala sesuatu di lapangan dan bertindak atas nama
Kontraktor dan sub-Kontraktor yang bersangkutan, serta berpengalaman.
e. Perlengkapan pengaman / keselamatan kerja sesuai peraturan K3 Depnaker RI.

1.3. BARANG CONTOH (SAMPLE)


a. Kontraktor dan sub-Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample)
dari material yang akan dipakai/dipasang, untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis /
Konsultan Supervisi.
b. Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti sertifikat
pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang/material-material tersebut.
c. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui pemasaran),
maka Kontraktor dan sub-Kontraktor diwajibkan menyerahkan :
 Brochure
 Katalogue
 Gambar kerja atau shop drawing
 Moster dan sample.

yang dianggap perlu oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi dan harus mendapat
persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

11 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

1.4. PENGUJIAN ATAS MUTU PEKERJAAN


Kontraktor/ Pelaksana dan sub-Kontraktor diwajibkan mengadakan pengujian atas mutu
bahan dan mutu pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai dengan kebutuhannya masing-
masing, misalnya :
• Pengujian kabel-kabel listrik (merger)
• Pengujian tekanan untuk pipa-pipa (plumbing)
• Pengujian kebocoran (Atap dan talang air)
• Pengujian bekerjanya mesin-mesin dan peralatan-peralatan lainnya.

Semua biaya-biaya untuk kebutuhan tersebut di atas, ditanggung oleh Pelaksana dan
sub-sub Kontraktor yang bersangkutan.

1.5. GAMBAR-GAMBAR “AS BUILT DRAWING”


Pelaksana atau sub-sub kontraktor diwajibkan untuk membuat gambar-gambar “As Built
Drawing” untuk Arsitektur, Struktur dan M/E sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan
di lapangan secara kenyataannya, untuk kebutuhan pemeriksaan dan maintenance
dikemudian hari. Gambar-gambar tersebut diserahkan kepada Pemilik setelah disetujui
oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi diserahkan sebelum serah terima pertama.

1.6. SHOP DRAWING


Pelaksana atau Sub-Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar “Shop Drawing”
setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk terlebih dahulu mendapat persetujuan
dari Tim Teknis / Konsultan Supervisi , gambar-gambar tersebut harus diserahkan
minimum 15 hari sebelum pekerjaan tersebut akan dilaksanakan.

1.7. MATERIAL DELIVERY SCHEDULE


Pelaksana atau Sub-Kontraktor diwajibkan membuat material delivery schedule untuk
setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari Tim Teknis / Konsultan Supervisi , material delivery schedule harus
diserahkan minimum 15 hari sebelum pekerjaan tersebut akan dilaksanakan.

12 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB II
PEKERJAAN DINDING DAN PENYELESAIANNYA

2.1. PEKERJAAN DINDING


2.1.1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.


b. Meliputi pekerjaan pemasangan dengan bahan yang disebut dalam persyaratan ini atau
dalam Syarat-syarat & Spesifikasi Khusus.

2.1.2. Bahan

a. Semen untuk pekerjaan dinding kualitasnya harus seperti semen yang ditentukan untuk
pekerjaan struktur beton, sesuai dengan PBI 1971.
b. Pasir untuk pekerjaan menembok kualitasnya harus baik, bersih, bebas dari bahan lain.
c. Air untuk pekerjaan menembok juga harus memenuhi syarat dalam pekerjaan struktur
beton.
d. Kapur (kalau disyaratkan) harus kapur aduk bermutu tinggi dan disetujui oleh Tim Teknis
/ Konsultan Supervisi.
e. Jenis adukan yang dipakai sesuai dengan gambar-gambar atau dalam Spesifikasi
Umum.
f. Adukan harus dicampur dalam alat atau pada tempat pencampuran yang telah disetujui
atau dicampur dengan tangan, diatas permukaan yang keras. Sangat dilarang memakai
adukan yang sudah mulai mengeras atau membubuhkannya untuk dipakai lagi.
g. Bata yang digunakan merupakan bata merah presisi ketebalan 5cm, produk local
kualitas baik ukuran 5x20x10.

2.1.3. Persiapan dan Pengerjaan


a. Bata
Bata presisi, hasil produksi lokal dengan ukuran tebal 10cm berkualitas dengan baik
dan bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
Sesuai dengan pasal 81 dari A.V. 1984, minimum daya tekan ultimate harus 100
kg/cm.
Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
‐ Kualitas baik.
‐ Pembakaran matang
‐ Permukaan rata, tegak lurus antar sisi-sisinya dan ujung runcing.
‐ Keras dan tidak mudah patah
Ukuran setiap bata sama dan satu kualitas (toleransi ±3 mm).
Penyerahan ditempat pekerjaan hanya boleh diizinkan maksimum 5% yang patah.

b. Adukan
Semua finish dinding mulai dari ujung atas balok pondasi beton (sloof) sampai 30 cm
diatas permukaan lantai finish yang sudah jadi harus dibuat dari adukan 1 PC : 2
pasir (pasangan trasraam) atau menggunakan trasraam drymix system.

13 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

Demikian pula pada semua pasangan dinding tembok untuk list plank setinggi 20 cm
dari permukaan atas. Seperti ditunjukan dalam gambar dinding untuk kamar mandi,
toilet, dsb atau menggunakan trasraam drymix system.
Untuk dinding tembok toilet, WC, R. Wudhu, Janitor, dsb, jika tidak ada ketentuan
lain, harus memakai adukan jenis trasraam sampai ketinggian 1,80 m diatas
permukaan lantai finish atau menggunakan trasram drymix system.
Untuk dinding-dinding lain dipakai adukan 1 PC : 4 pasir atau menggunakan semen
instant.
Produk perekat bata ringan menggunakan produk atau sekualitas produk dari
MORTAR UTAMA / LEMKRA.

c. Pelaksanaan
Dinding harus dipasang dan diukur ketelitianya (uitzet) dan didirikan menurut
masing-masing ukuran ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti pada
gambar, dan kontraktor harus memasang piket (uitzet), lubang-lubang dan
sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui.
Bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 10 mm didasari dengan baik
dengan sambungan-sambungan yang tegak lurus dan rata atau sesuai dengan
persyaratam pemasangan dinding bata prerisi dengan semen instant.
Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan di suatu bagian lebih dari 1
meter tingginya dalam satu hari
Mengorek Sambungan : Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar
finish dinding dapat melekat dengan baik.
Perlindungan Pasangan Bata : Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka,
selama waktu-waktu hujan lebat, harus diberi perlindungan dengan menutup bagian
atas dari tembok.
Perawatan Pasangan Bata : Dinding tembok harus dibasahi terus menerus selama
paling sedikit 7 hari setelah didirikan.
Angker-angker dan Pengikat-pengikat Lainnya : Antara sambungan dinding dengan
kolom, pondasi dan lain-lain harus dipasang angker pengikat besi harus dipasang
pada sambungan-sambungan dinding tersebut setelah dibersihkan dari kulit ozin
besi, karat dan debu bangunan.
Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal dengan
dinding agar adukan tembok dapat merekat.
Siar-Siar (nad) : Dimana ada pertemuan kusen kayu dengan tembok dimana tidak
ada list kayu, plesteran harus diberi siar (nad) selebar 0,5 cm dan dalam 0,5 cm.
 Kolom Praktis : Harus ada kolom praktis, sloof dan ringbalok untuk tiap maksimum 12
m2 dinding dalam (interior) dan 9 m2 dinding luar (eksterior). Dimensi kolom praktis
10cm x 10cm dengan tulangan 10mm dan sengkang diameter 6mm.

2.2. PEKERJAAN PENYELESAIAN DINDING

2.2.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi penyelesaian permukaan dinding dengan bahan yang disebut dalam gambar dan
Spesifikasi Material, persyaratan ini atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.
2.2.2. Penyelesaian Dengan Plesteran Aci dan Dicat
14 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

a. Lingkup Pekerjaan :
Plesteran pada semua tembok-tembok, kolom, bidang-bidang pasangan bata, bidang
beton yang tidak dinyatakan penyelesaiannya dengan bahan lain, diselesaikan dengan
plesteran/aci yang kemudian dicat tembok, kecuali disebut lain dalam gambar.
b. Bahan
 Portland semen, pasir dan air sesuai dengan bab pekerjaan beton.
 Komposisi adukan plesteran ada 2 jenis ; Jenis P.1= drymix sekualitas dengan
adukan 1 PC : 3 pasir ; dan Jenis P.2.= d semen instant sekualitas dengan adukan
1 PC : 2 pasir.
 Plesteran jenis P.2 (plesteran trasraam), dilaksanakan untuk plesteran dinding
sampai setinggi 30 cm dari permukaan lantai finish dan 20 cm dari bagian atas
listplank pasangan batu bata.
 Semua plesteran lainnya harus dilaksanakan dengan adukan jenis P.1.
 Cat tembok yang digunakan adalah produk atau sekualitas produk ICI (Dulux
Weathershield) untuk exterior, dan mengunakan produk atau sekualitas produk ICI
(Dulux Pentalite) untuk interior.
c. Plamir dan cat dasar yang digunakan sebaiknya yang dikeluarkan oleh pabrik yang
sama untuk masing-masing lapisan pemakaian.
d. Semua warna dipilih oleh Perencana dan disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan
Supervisi, dan Kontraktor harus memasukkan dalam penawarannya biaya pengadaan
contoh-contoh warna untuk disetujui.
e. Semua bahan-bahan cat harus diperoleh dari leveransir yang telah disetujui dan dapat
memberikan keterangan lengkap mengenai bahan tersebut dan prosesnya.
f. Produk plesteran bata ringan dan acian menggunakan produk atau sekualitas produk
dari MORTAR UTAMA.

2.2.3. Pengolahan permukaan plesteran


a. Untuk mengeringkan dinding bata dan permukaan beton harus diberikan cukup waktu.
b. Tidak boleh memulai pekerjaan plesteran sampai tembok dinding betul-betul kering.
c. Permukaan-permukaan beton harus dikasarkan dengan jalan dicetak atau dipalu. Lemak
atau minyak yang melekat harus dibersihkan sebelum persiapan permulaan.
d. Semua permukaan harus dibersihkan dengan disikat memakai sikat yang kaku, untuk
membersihkan dari bintik-bintik, semua bahan-bahan dan lapisan-lapisan yang lepas.
e. Tempat-tempat yang rendah harus digosok sampai halus dan untuk menghaluskan ini
harus diberikan cukup waktu sampai kering, sebelum diberi lapisan plesteran pertama.
f. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya, permukaan-permukaannya
harus dibasahi dengan air sehingga tetap lembab.

2.2.4. Pelaksanaan
a. Untuk penyelesaian muka beton, diberi lapisan yang tebalnya tidak lebih dari 1,5 cm dan
diberi lapisan finish yang diterima oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
b. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa, hingga merupakan permukaan yang rata.
c. Hasil permukaan plesteran harus benar-benar merupakan bidang yang rata dan halus.
d. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah dipasang.
e. Perbaikan semua pekerjaan yang cacat harus dilaksanakan dengan membongkar bagian
tersebut sampai berbentuk bujur sangkar.
f. Pekerjaan yang sudah selesai, tidak boleh ada retak, noda dan cacat-cacat lainnya.

15 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

g. Sewaktu-waktu dengan secara teratur, selama pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan,


semua permukaan-permukaan yang menjadi kotor dalam pelaksanaan pekerjaan,harus
dibersihkan.

2.2.5. Proses Pengecatan Pada Plesteran


a. Persiapan dan Pengerjaan Pengecatan Pada Plesteran
● Plesteran harus diberi waktu secukup-cukupnya untuk mengering dan jangan dipulas
(dicat) sampai permukaannya benar-benar kering.
● Semua pekerjaan plesteran atau semen yang cacat harus dipotong dan diperbaiki
dengan plesteran dari jenis yang sama.
● Retak-retak sedikit harus ditambal dengan penambal keras.
● Retak retak yang lebar harus dipotong dengan pinggir-pinggirannya bersambung
menjadi rata dengan plesteran sekelilingnya.
b. Sebelum permukaan plesteran diberi satu lapisan cat dasar yang tahan alkali, debu-debu
menempel pada permukaannya harus dibersihkan dengan lap yang kering dan kasar lalu
dilanjutkan dengan menyekanya memakai lap yang dibasahi dengan air bersih, lalu
dikeringkan.
c. Pengecatan dilakukan sampai 2–3 kali atau sampai kondisi sempurna dan disetujui oleh
Tim Teknis / konsultan Supervisi.
d. Khusus untuk pemakaian / setara, tata cara pengecatan harus sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan oleh produsen cat tersebut. Semua pekerjaan pengecatan tersebut
diatas harus dilakukan oleh Pelaksana yang merupakan ahlinya pada pekerjaan ini.
e. Setelah pekerjaan praktis selesai, Kontraktor harus menyimpan sejumlah bahan-bahan
dan cat yang terpilih untuk persediaan jika ada perbaikan-perbaikan waktu penyerahan
pekerjaan kedua kalinya (finish).

2.2.6. Jumlah Tenaga Kerja

a. Mandor 1 Orang
b. Kepala Tukang 1 Orang
c. Tukang Bata 6 Orang
d. Pekerja 8 Orang

2.2.7. Pengolahan/Pembuangan LimbahB3/Sampah Proyek

a. Setiap Sampah/Sisa Pekerjaan Harus di buang ke tempat bak sampah proyek sebelum
di buang ke pembuangan sampah akhir.
b. Pembersihan Limbah/Sampah Proyek dilakukan setiap harinya, 30 menit sebeluh
mengakhiri pekerjaan setiap harinya.
c. Limbah/Sampah di pisahkan berdasarkan jenis sampahnya, sehingga memudahkan
untuk pengangkutan dan pada saat di tempat akhir.
d. Sebelum Limbah/Sampah proyek di buang ke tempat akhir, keadaan limbah/sampah
proyek di pastikaan dalam keadaan tertutup rapat pada penampungan sampah
sementara di proyek agar tidak mencemari lingkungan.

16 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB III
PEKERJAAN KAYU

4.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan kayu (kasar dan halus) dalam hubungannya dengan
gambar dan spesifikasi.
b. Pekerjaan yang berhubungan :
Skirting/Plint; &
Hand Railing.

4.2. BAHAN
a. Kualitas
 Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kualitas yang baik, serta
memenuhi persyaratan yang terdapat pada SII-045/81.
 Tidak ada getah, celah, mata kayu yang lepas atau mati, susut pinggir-pinggirnya,
bekas dimakan bubuk dan cacat lainnya.
b. Kelembaban (Moisture Contents)
 Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang didalam dan pekerjaan
kayu halus, harus kurang dari 15 % dan untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang
dari 20 % (dengan wood moisture tester).
 Kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirim ketempat pekerjaan dan
harus konstan sampai bangunan selesai.
c. Jenis Kayu
 Daftar kayu yang dipakai sesuai dengan macam-macam pekerjaan disusun dalam
syarat-syarat dan Spesifikasi khusus.
 Jenis kayu selain yang ditentukan dalam daftar tersebut akan dipertimbangkan jika
jenisnya memenuhi syarat dan mutu untuk penggunaan yang dimaksud.
 Contoh-contoh harus dikirim terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Tim
Teknis / Konsultan Supervisi. Untuk pemakaian khusus yang tidak tercantum dalam
daftar, harus digunakan jenis yang ditentukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang
sebanding.
 Untuk pekerjaan lemari kayu menggunakan kayu halus.

4.3. PEKERJAAN KAYU


a. Ukuran dan Toleransi
 Semua ukuran di dalam gambar adalah ukuran jadi (finish), yaitu ukuran kayu
setelah selesai dikerjakan dan terpasang.
 Kayu kasar diketam, dibor, atau jika tidak, dikerjakan dengan mesin menurut
ukuran-ukuran dan bentuk yang tertera dalam gambar.
 Ukuran-ukuran nominal telah disebutkan untuk kayu yang sudah dikerjakan, maka
potongan (kekurangan) sampai dengan 3mm diperbolehkan untuk tiap permukaan
yang sudah dikerjakan.
b. Permukaan Luar
 Semua permukaan kayu halus yang akan kelihatan permukaannya bila sudah jadi
(finish), harus dikerjakan dengan baik kecuali jika ada penentuan lain.
17 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

 Semua kayu untuk pekerjaan kayu kasar dibiarkan berkas gergajiannya kecuali jika
ditentukan untuk dihaluskan.
 Jika terdapat mata kayu yang mulus (keras) pada salah satu permukaan kayu yang
akan dicat, dan mata kayu itu diameternya tidak lebih dari 4 cm dan tidak memenuhi
lebih dari setengah permukaan kayu tersebut, maka kayu ini dapat diterima.
 Bagi permukaan-permukaan yang akan difinishing melamic harus benar-benar
terbebas dari mata kayu, dan hanya mata kayu yang kecil (2 mm), mulus dan keras
yang dapat diterima.

c. Susut (Mengkerut)
Persiapan, penyambungan dan pemasangan semua pekerjaan kayu harus sedemikian
rupa, hingga susut pada bagian dan arah manapun tidak akan mengurangi
(mempengaruhi) kekuatan dan bentuk dari pekerjaan kayu yang sudah jadi, juga tidak
menyebabkan rusaknya bahan-bahan yang bersentuhan.
d. Pembuatan
 Kontraktor harus melaksanakan semua pekerjaan-pekerjaan seperti : memasak,
memahat, menyetel (memasang), membuat lidah-lidah, lubang pasak, skoning dan
lain-lain pekerjaan yang diperlukan untuk penyambungan kayu dengan baik.
 Juga harus menyediakan pelat-pelat logam/ besi, skrup-skrup, paku dan lain-lain
yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan kayu halus yang ditentukan.
 Kontraktor juga harus melakukan segala pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan
untuk konstruksi semua rangka-rangka, lapis-lapis dan sebagainya dan pasangan-
pasangan serta penyangganya pada bangunan.
e. Pengawetan/Perlindungan Kayu
Pada semua pekerjaan kayu, bahan kayu diberi lapisan pengawet/ pelindung.
Untuk kayu yang akan dicat dengan bahan solignum/ creosot, untuk kayu halus
yang akan dicat dengan lapisan meni.
 Jenis material kayu, Kamper Samarinda.

4.4. Jumlah Tenaga Kerja

a. Mandor 1 Orang
b. Kepala Tukang 1 Orang
c. Tukang Kayu 3 Orang
d. Pekerja 4 Orang

4.5. Pengolahan/Pembuangan LimbahB3/Sampah Proyek

a. Setiap Sampah/Sisa Pekerjaan Harus di buang ke tempat bak sampah proyek sebelum
di buang ke pembuangan sampah akhir.
b. Pembersihan Limbah/Sampah Proyek dilakukan setiap harinya, 30 menit sebeluh
mengakhiri pekerjaan setiap harinya.
c. Limbah/Sampah di pisahkan berdasarkan jenis sampahnya, sehingga memudahkan
untuk pengangkutan dan pada saat di tempat akhir.

18 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

d. Sebelum Limbah/Sampah proyek di buang ke tempat akhir, keadaan limbah/sampah


proyek di pastikaan dalam keadaan tertutup rapat pada penampungan sampah
sementara di proyek agar tidak mencemari lingkungan.

19 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB IV
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU, & JENDELA

5.1. UMUM
a. Lingkup pekerjaan

Lingkup Pekerjaan meliputi pengadaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan
kayu sesuai dengan gambar dan syarat-syarat serta spesifikasi khusus.

b. Pekerjaan Pemasangan
 Kontraktor wajib membuat shop drawings untuk persetujuan perencanaan yang
dibuat berdasarkan gambar-gambar rencana yang tersedia.
 Shop drawings harus sudah menggambarkan detail hubungan-hubungan dan
sambungan-sambungan, pengangkuran, konstruksi dan pemasangan semua
komponen lengkap dengan ukuran-ukuran.
 Kontraktor harus memeriksa apakah kualitas bahan yang dipakai, dimensi yang
ditunjukan dalam gambar rencana sudah memenuhi ketentuan struktur dan
ketahanan.
 Pemborong harus memeriksa semua permukaan yang akan berhubungan dengan
pekerjaan tembok, dan memberitahukan Tim Teknis / Konsultan Supervisi
seandainya permukaan - permukaan yang bersangkutan dalam keatidak
memungkinkan untuk mendapatkan pembetulan-pembetulan.
 Kontraktor harus mengukur semua dimensi yang mempengaruhi pekerjaannya.
 Ukuran lapangan yang berbeda dengan shop drawings, harus dikoreksi/ diselesaikan
bersama dengan Perencana, untuk mendapatkan kepastian.
 Kontraktor harus memberikan perhitungan kekuatan atas syarat-syarat yang
ditentukan.

c. Pabrikasi dan Pemasangan


 Bahan-bahan yang diserahkan ke lapangan untuk dipasang harus sesuai dengan
contoh-contoh yang disetujui dan dalam keadaan baik. Bahan-bahan ini harus dijaga
dan dilindungi sebaik-baiknya saat penyimpanan, pemasangan sampai diserahkan.
 Pemasangan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terlatih/ berpengalaman
untuk pekerjaan yang serupa dan dipimpin oleh tenaga ahli.
 Menjelang penyerahan pekerjaan, dilakukan pembersihan-pembersihan semua alat-
alat pelindung, tanda-tanda label-label dibersihkan dan kaca-kaca dicuci dengan
larutan asam (acid solution) ringan atau sesuai yang dianjurkan oleh manufacturer
kaca.
 Pekerjaan yang selesai, harus bebas dari noda/cacat dan kerusakan baik pada
bahan maupun cara pengerjaannya watertight, dan perlu jaminan pemeliharaan.

5.2. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN TERALIS BESI


Kondisi lokasi diperiksa terlebih dulu, ukur dimensi lubang yang akan dipasang kusen,
pintu atau teralis besi. Laporkan secara tertulis kondisi yang ada di lapangan, cocokkan
perbaikan yang telah dilakukan sebelum memulai pekerjaan berikutnya.

20 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

a) Pekerjaan Besi /Stenlis


 Pemilihan jenis besi dan warna cat yang digunakan ditentukan oleh perencana.
 Pengelasan besi /stenlis oleh ahlinya.
 Setelah bagian-bagian besi /stenlis dilas, sambungan-sambungan diperhalus dengan
amplas, dibersihkan dengan cairan khusus untuk stenlis steel

b) Pengecatan dan Finishing Besi/Stenlis


 Kusen, pintu dan teralis besi dicat duco.
 Tahapan lapisan atau pengecatan mengikuti aturan pabrik pembuat.
 Penggunaan cat besi diaduk dengan benar sebelum dan selama penggunaan untuk
mencegah pengendapan.
 Sebelum pengecatan pastikan permukaan besi bebas dari debu, minyak, karat dan
cat lama yang terkelupas.
 Sandblasting sangat dianjurkan setelah pembersihan, atau menggunakan sikat saja.
 Beri 1 lapis cat dasar anti karat.
 Disarankan sebelum cat akhir diberi 1 lapis cat Undercoat kayu & Besi untuk
menutupi warna cat dasar anti karat.
 Terakhir diberi 2 lapis cat khusus besi dengan selang waktu pengecatan 16 jam.
 Sebaiknya cat diencerkan sampai 10% dengan Thinner Synthetic N-005-95 agar
setiap lapisan cukup tipis dan hasil permukaan lebih rata, sehingga kilapnya akan
lebih baik.
 Untuk mendapatkan stabilitas dimensi yang optimum dan perlindungan maksimum
lapisan diulas/disemprotkan dengan spraygun bertekanan ±30 kg/m2 merata pada
seluruh permukaan.

c) Pelaksanaan
 Pemasangan harus dilaksanakan oleh Pelaksana yang mempunyai pengalaman
khusus di bidang pekerjaan ini dan mempunyai tenaga ahli yang berpengalaman,
dengan menunjukan surat refensi proyek-proyek yang telah dilaksanakan.
 Kontraktor harus mempunyai workshop lengkap dengan perlatan/mesin-mesin
khusus untuk pekerjaan ini dan mempunya lisensi dari Dinas Pemadam Kebakaran.
 Pemasangan rangka pintu (kusen) harus dilakukan setelah pekerjaan penulangan
dan sebelum pengecoran dinding beton bertulang.
 Komponen pintu harus dipasang dalam struktur yang kaku sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari pabriknya.
 Perhatikan Bab “Pekerjaan Pengecatan” dipersyaratan teknis ini untuk pengecatan
pintu-pintu baja.
 Hasil pengecatan harus rata dan tidak cacad serta semua sistem mekanisnya dapat
bekerja dengan baik dan sempurna.

5.3. PEKERJAAN PINTU-PINTU DAN JENDELA-JENDELA ALUMUNIUM


a. Bahan
 Kusen, jendela dan daun pintu dari alumunium (Alexindo), kecuali pintu interior
yang ditentukan
 Finishing powder coating
 Kaca merek Asahimas.
 Pintu-pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail-detail yang diberikan
dalam gambar yang bersangkutan.
 Perlengkapan seperti engsel, kunci, handle, dan lain-lain lihat pada penjelasan
Perlengkapan Kunci-Kunci dan Penggantung.

21 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

b. Pengerjaan
 Pintu-pintu, jendela-jendela dan bouvenlicht harus betul-betul persegi dan datar.
 Permukaan-permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas-bekas mesin
dan selesai siap untuk difinish atau penyelesian lainnya.

c. Memasang dan Menggantung Pintu-Pintu dan Jendela-Jendela


 Tiap daun pintu dan jendela harus berukuran pas dengan kusennya
diperhitungkan tebal cat.
 Kunci, engsel-engsel dan sebagainya harus tepat pada kedudukannya.

d. Perlindungan Terhadap Pekerjaan Pintu/Jendela Alumunium


 Untuk pekerjaan pintu/jendela yang harus dibuat, kalau belum selesai sama
sekali, tidak boleh diangkut ketempat pekerjaan, juga tidak boleh disetel-setel jika
bangunan belum siap untuk menerima pemasangan pekerjaan kayu tersebut.
 Tim Teknis / Konsultan Supervisi /Perencana harus diberikan fasilitas untuk
memeriksa semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan di bengkel-bengkel dan
di lapangan.

e. Pemasangan Pekerjaan Pintu/Jendela Alumunium


 Jika pekerjaan pintu/jendela akan dipasang setelah rangka pada bangunan
sekelilingnya telah selesai, Kontraktor menjamin bahwa segala pekerjaan
pintu/jendela alumunium yang harus dipasang telah disetel ke dalam rangka yang
telah disediakan.
 Rongga yang dibuat pada pekerjaan lantai di belakang pekerjaan-pekerjaan kusen
alumunium harus dibuat lurus dan tegak.
 Tempat sambungan yang vertikal antara kusen-kusen dengan rangka bangunan
harus diisi padat dengan adukan tapi rongga di bagian atas harus dibiarkan.
 Pekerjaan pintu/jendela alumunium tidak boleh dipasang dulu dalam
kedudukannya sampai rangka pada lantai, dinding dan langit-langit telah selesai.

f. Memperbaiki Pekerjaan Yang Tidak Sempurna


 Semua pintu dan jendela harus dapat ditutup dan dibuka dengan bebas tapi tidak
longgar, tanpa terjadi macet atau terhambat dan semua kunci-kunci dan engsel-
engsel cocok dan dapat bekerja dengan wajar.
 Bilamana terjadi bahwa pekerjaan-pekerjaan pintu/jendela tersebut menjadi
bengkok, atau kelihatan ada cacat- cacat lainnya sebelum masa pemeliharaan
berakhir, maka pekerjaan yang cacat tersebut harus dibongkar dan diganti hingga
Tim Teknis / Konsultan Supervisi /Perencana merasa puas dan pekerjaan lain
yang terganggu akibat pembongkaran tersebut harus diperbaiki atas biaya
Kontraktor.

g. Pekerjaan Pemasangan Kaca


Kaca (floated glass) harus standard yang jernih, dari pabrik yang disetujui dan yang
tebalnya seperti yang disebut dalam gambar atau syarat dan spesifikasi khusus.
 Karet dan sealant untuk memasang kaca ke kusen-kusen alumunium harus
diperoleh dari leveransir yang terkenal dan disetujui. Karet dan sealant untuk
pemasangan kaca pada waktu diterima, dikaleng, tidak boleh kering atau sudah
mengeras.

22 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

 Alur kayu harus dibersihkan, diplamir dan dicat dengan lapis cat minyak sebelum
kacanya dipasang.
 Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen, dengan kelonggaran sedikit, lalu
dipasang dan dikukuhkan menggunakan alat-alat yang telah ditentukan.
 Kaca harus dipotong menurut panjang yang dikehendaki dengan diberi lowongan
sedikit lalu dimasukkan kedalam jalur kusen yang sebelumnya sudah diberi karet
lalu di-sealant.
 Kaca harus dipasang lurus dan tegak lurus, harus distel ditengah-tengah dengan
hati-hati sampai kerenggangan (clearence) yang sama.
 Sebelum pemasangan kaca, semua kotoran dan bekas minyak harus dibersihkan,
sehingga tidak mengganggu pekerjaan perekatan.
 Kaca diidentifikasi dengan tanda-tanda peringatan menggunakan tape atau cara
lain yang tidak membekas pada kaca setelah dibersihkan.
 Semua pekerjaan terpasang harus dilindungi dari akibat pekerjaan lain seperti
cipratan cat, plesteran, noda atau percikan las.

5.4. Jumlah Tenaga Kerja

a. Mandor 1 Orang
b. Kepala Tukang 1 Orang
c. Tukang kusen 6 Orang
d. Pekerja 8 Orang

5.5. Pengolahan/Pembuangan LimbahB3/Sampah Proyek

a. Setiap Sampah/Sisa Pekerjaan Harus di buang ke tempat bak sampah proyek sebelum
di buang ke pembuangan sampah akhir.
b. Pembersihan Limbah/Sampah Proyek dilakukan setiap harinya, 30 menit sebeluh
mengakhiri pekerjaan setiap harinya.
c. Limbah/Sampah di pisahkan berdasarkan jenis sampahnya, sehingga memudahkan
untuk pengangkutan dan pada saat di tempat akhir.
d. Sebelum Limbah/Sampah proyek di buang ke tempat akhir, keadaan limbah/sampah
proyek di pastikaan dalam keadaan tertutup rapat pada penampungan sampah
sementara di proyek agar tidak mencemari lingkungan.

23 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB V
PEKERJAAN KUNCI-KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG

6.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan, alat dan tenaga kerja untuk pekerjaan ini, yaitu pemasangan
kunci, engsel, rel dan kelengkapan pintu, jendela lainnya.

6.2. Kunci-Kunci
a. Kunci – kunci yang digunakan menggunakan produk DEKKSON.
b. Tiap kunci harus mempunyai 3 buah anak kunci. Pemborong harus memperlihatkan
contohnya terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

6.3. Bahan/Material Penggantung dan Pengunci yang menggunakan produk atau produk
sekualitas sebagai berikut :
a. Handle Pintu :
Produk : DEKKSON
Type : LHTR 0105 SSS – PSS
Lokasi :

b. Lockcase / Mortise Lock :


Produk : DEKKSON,
Type : MTS IL 84030 SSS
Lokasi :

c. Engsel Pintu :
Produk : DEKKSON
Type : ES-S/S 4"x 3"x 2mm - 2BB
Lokasi :

d. Flushbolt (Grendel Tanam) :


Produk : DEKKSON
Type : FB 608 ; 6" + 12" SN
Lokasi :

e. Cylinder :
Produk : DEKKSON
Type : DC DL 60 SN
Lokasi :

f. Door Stopper :
Produk : DEKKSON
Type : MDS 001 IVORY
Lokasi :

6.4. Pemasangan Barang-barang dari Besi


a. Sekrup-sekrup dalam pemasangannya harus cocok dengan barang besi yang dipasang.
b. Tidak diperbolehkan memukul sekrup pada barang-barang besi, pengokohan sekrup
harus dengan memutar.
c. Sekrup yang rusak pada waktu dipasang harus dicabut kembali dan diganti.

24 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

d. Semua kunci-kunci, pegangan, engsel dan lain-lain harus terpasang dengan baik, presisi
dan tidak ada cacat.
e. Semua bagian yang cacat atau rusak harus segera diganti.

6.5. Perlindungan terhadap barang-barang dari besi


a. Semua barang-barang dari besi harus disingkirkan dan dibungkus dengan plastik atau
tempat aslinya setelah dicoba.
b. Pemasangannya dilakukan setelah bangunan selesai dan dicat.

6.6. Jumlah Tenaga Kerja

a. Mandor 1 Orang
b. Kepala Tukang 1 Orang
c. Tukang Bata 6 Orang
d. Pekerja 8 Orang

6.7. Pengolahan/Pembuangan LimbahB3/Sampah Proyek

a. Setiap Sampah/Sisa Pekerjaan Harus di buang ke tempat bak sampah proyek sebelum
di buang ke pembuangan sampah akhir.
b. Pembersihan Limbah/Sampah Proyek dilakukan setiap harinya, 30 menit sebeluh
mengakhiri pekerjaan setiap harinya.
c. Limbah/Sampah di pisahkan berdasarkan jenis sampahnya, sehingga memudahkan
untuk pengangkutan dan pada saat di tempat akhir.
d. Sebelum Limbah/Sampah proyek di buang ke tempat akhir, keadaan limbah/sampah
proyek di pastikaan dalam keadaan tertutup rapat pada penampungan sampah
sementara di proyek agar tidak mencemari lingkungan.

25 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB VI
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

7.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Pekerjaan meliputi penyediaan alat, bahan dan tenaga untuk keperluan tenaga ini.
b. Pekerjaan meliputi pembuatan langit-langit dengan bahan-bahan yang disebut dalam
gambar atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.

7.2. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT GYPSUMBOARD DAN KALSIBOARD


a. Material / Bahan
 Gypsum board yang digunakan dengan ketebalan T = 9 mm, produk dari
Jayaboard,
 Kalsiboard/GRC yang digunakan dengan ketebalan T = 4 mm, produk dari Eternit
Gresik.
 Rangka plafond yang digunakan adalah rangka hollow galvanized, Jayaboard.
 Pemasangan mengikuti prosedur pabrik diatas.

b. Lingkup pekerjaan

Pengadaan/penyediaan tenaga, bahan, peralatan,dan lain-lainnya yang diperlukan


untuk pemasangan dinding maupun ceiling gypsum seperti yang telah ditentukan pada
gambar.

c. Pekerjaan Rangka Gypsum Board dan Kalsiboard/GRC


 Masing-masing rangka disambung dengan las (spot welding) atau riveting. Setiap
sambungan harus siku dan lurus.
 Pemasangan kerangka metal diatur sedemikian rupa agar tepat pada as sambungan
gypsum board.
 Rangka harus benar-benar kuat dan tegak lurus, sesuai dengan peil yang
dikehendaki.

d. Pekerjaan Pemasangan Gypsum Board dan Kalsiboard/GRC


 Pekerjaan pemasangan gypsum board harus harus ditangani oleh orang yang benar-
benar ahli dalam bidang ini.
 Pemasangan antara sambungan gypsum board harus tepat di as rangka metal.
 Penempelan gypsum board pada rangka menggunakan skrup berkualitas baik.
 Penyambungan antara antara gypsum board dengan gypsum board menggunakan
plaster penyambungan dan metal lath serta dempul yang sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
 Permukaan sambungan gypsum board yang telah diberi dempul dan kering,
diampelas sehingga rata dan halus.

7.3. Jumlah Tenaga Kerja

a. Mandor 1 Orang
b. Kepala Tukang 1 Orang
c. Tukang Gypsum 6 Orang
d. Pekerja 8 Orang

26 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

7.4. Pengolahan/Pembuangan LimbahB3/Sampah Proyek

a. Setiap Sampah/Sisa Pekerjaan Harus di buang ke tempat bak sampah proyek sebelum
di buang ke pembuangan sampah akhir.
b. Pembersihan Limbah/Sampah Proyek dilakukan setiap harinya, 30 menit sebeluh
mengakhiri pekerjaan setiap harinya.
c. Limbah/Sampah di pisahkan berdasarkan jenis sampahnya, sehingga memudahkan
untuk pengangkutan dan pada saat di tempat akhir.
d. Sebelum Limbah/Sampah proyek di buang ke tempat akhir, keadaan limbah/sampah
proyek di pastikaan dalam keadaan tertutup rapat pada penampungan sampah
sementara di proyek agar tidak mencemari lingkungan.

27 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB VII
PEKERJAAN LANTAI DAN PENYELESAIANNYA

8.1. LINGKUP PEKERJAAN

Meliputi pemasangan keramik, polish cement dan lain-lain pekerjaan yang berhubungan
dengan pekerjaan ini.

8.2. PENYELESAIAN DENGAN HOMOGENIOUS TILE/ KERAMIK


a) Lingkup pekerjaan

Lingkup pekerjaan meliputi pemasangan keramik pada lantai-lantai termasuk tangga


dengan pola yang telah ditentukan sesuai gambar atau seperti pada syarat-syarat dan
spesifikasi khusus.

b) Bahan
Ceramic tile yang digunakan Setara Roman.
Warna, motif dan bahan disesuaikan dengan perencanaan.
Tile Adhesive yang digunakan, Lemkra.

c) Dasar Lantai
 Lantai plat beton harus rata permukaannya.
 Sedang untuk lantai dasar yang tidak berupa plat beton, harus dengan flooran yang
rata dengan campuran yang disyaratkan, tidak bergelombang dan cukup kuat dan
padat serta benar-benar horizontal/tidak miring.
 Untuk mencapai kepadatan yang baik maka sebelum pembuatan rabat beton atau
beton tumbuk tanah urugan harus dipadatkan atau ditumbuk terus setiap turun 20
cm disiram air dan diurug lagi dan seterusnya.

d) Persiapan Keramik
Setelah lantai dasar siap, maka ubin-ubin yang akan dipasang diseleksi setempat
untuk mendapatkan ubin yang baik dan warna yang sama dengan lay-out plan
(Rencana Pola Lantai), sesuai dengan gambar serta tidak ada bagian yang gompal
retak atau cacat lain dan yang telah mendapat persetujuan dan petunjuk Tim Teknis
/ Konsultan Supervisi.
Pemotongan unit ubin hanya diperkenankan dengan menggunakan mesin potong
dan dihaluskan dengan mesin gerinda.

e) Pemasangan
 Setelah dasar lantai rata, miring yang tepat dan dilapisi waterproofing dan dicover
mortar (untuk toilet) ubin dipasang dengan menggunakan tile adhesive.
 Dalam hal penggunaan tile adhesive supaya dilaksanakan sesuai instruksi
penggunaan oleh manufakturer/pabrik.
 Lebar siar (naad) dilaksanakan dengan rata, sama besar dan setiap perpotongan
siar ujung-ujung runcing dan rapi, membentuk dua garis lurus yang saling tegak
lurus.
 Bidang ubin harus rata, aduk terisi padat serta siku dan waterpass.
 Dalam waktu 3 x 24 Jam setelah pemasangan ubin selesai, siar (naad) diisi dengan
grouting warna sesuai persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi, sedemikian
rupa sehingga lubang-lubang terisi padat.

28 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

 Kelebihan air semen, dalam keadaan basah langsung dibersihkan dari permukaan
lantai.
 Selama masa pengeringan yaitu 3x24 jam setelah pemasangan ubin, bidang ubin
tidak boleh diinjak/diberi beban apapun.
 Sisa air semen dibersihkan hati-hati dengan menggunakan sikat kuningan serta
larutan lemah air keras.
 Bahan-bahan yang dapat merusak unit-unit ubin seperti : minyak, residu, teak oil
harus dijauhkan dari permukaan lantai.

8.3. PEKERJAAN PASANGAN TOPPING CONCRETE

a) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pasangan beton finish (topping
concrete) seperti yang ditunjukkan dalam gambar rancangan.
Pekerjaan dilaksanakan pada tempat-tempat/bagian bangunan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

b) Pengendalian Pekerjaan

Pekerjaan pasangan beton finish/topping concrete ini harus memenuhi ketentuan-


ketentuan:
 NI-2-1971
 NI-3-1970
 NI-5-1961
 NI-8-1974
 SII-0051-74
 SII-0136-84
 SII-0013/81

c) Bahan-bahan
c.1. Agregat Pasir & Split (koral)

Agrerat harus terdiri dari gradasi yang sama dan sesuai dengan persyaratan di
dalam NI-2 Bab 3.3

c.2. Portland Cement


 Semen yang digunakan harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI-8 Bab 3.2.
 Kontraktor diharuskan menggunakan semen dari satu merk saja untuk seluruh
pekerjaan toping concrete.
 Penyimpanannya harus pada tempat yang tertutup dengan lantai terangkat
oleh ganjal

c.3. Pembesian / Penulangan

29 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

Penulangan besi yang digunakan adalah U-24 atau digunakan baja anyaman
(wiremesh) diameter 6 mm dan ukuran anyaman maximum 20 x 20 cm dari merek
BHP.

c.4. Air

Air yang digunakan harus bersih dan memenuhi persyaratan dalam NI-2.

d) Pelaksanaan

d.1. Campuran beton yang digunakan adalah campuran beton 1:2:3 yaitu 1 semen : 2
pasir : 3 split
d.2. Sebelum mulai pekerjaan pengecoran beton finish (Topping Concrete), permukaan
beton slab yang akan di cor harus dibersihkan dari debu dan kotoran-kotoran yang
mengandung minyak atau lemak dan harus disiram air kalbont.
d.3. Sebelum pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran, dengan mutu beton K-225 tidak tercapai
dengan 1:2:3
d.4. Pemasangan wiremesh digelar setelah slab sudah dalam keadaan bersih dan siap
untuk dicor dengan adukan beton.
d.5. Kontraktor harus sudah menyiapkan seluruh stek-stek maupun anker-anker yang
diperlukan pada kolom-kolom, balok-balok beton yang akan berhubungan dengan
konstruksi di atasnya.
d.6. Beton cor tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1,5 meter kecuali
menggunakan perlatan khusus yaitu elephant chute atau tremi yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.
d.7. Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan PB-1971
d.8. Sesudah pengecoran, lapisan beton ini harus dipadatkan dengan penggetar
(internal concrete vibrator) dengan dibantu alat penyendokan dan perajakkan.
d.9. Penggetar / vibrator tidak boleh digunakan untuk memasukkan beton ke dalam
cetakan beton dan kecepatan getaran vibrator dalam aduk beton harus tetap
berkisar antara ± 7.000 impuls/menit.
d.10. Portland Cement

Semen yang digunakan harus dari mutu yang disyaratkan dalam NI-8 Bab 3.2.

8.4. PEKERJAAN LANTAI SCREED

a) Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, tenaga, perlatan dan perlengkapan
serta pemasangannya untuk menghasilkan pekerjaan yang berkwalitas.
Lantai screed digunakan pada lantai bawah finishing lantai seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana dan sesuai dengan petunjuk Tim Teknis / Konsultan
Supervisi.

b) Pengendalian Pekerjaan

Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan salah satu persyaratan dalam:


NI-8, SII-0013-81, atau ASTM C 150-78ª
PUBI 1982 pasal 11 dan SII-0404-80
PUBI 1982 pasal 11 dan SII-0404-80
PUBI 1982 pasal 9 AFNOR P 18-303
30 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dalam NI-2, NI-8
dan PUBI 1982

c) Bahan-bahan
Semen Portland harus dari kualitas terbaik dan memenuhi persyaratan dalam NI-8, SI-
81 dan ASTM
Pasir harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 11.
Air harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PUBI 1982

d) Pelaksanaan
Lantai screed dilakukan pada dasar lantai plat beton yang telah diberikan dari segala
kotoran, debu dan bebas dari pengaruh pekerjaan yang lain.
Bahan lantai screed 2 cm dari adukan 1PC : 4 pasir. Permukaan lantai screed harus
betul-betul rata dengan kemiringan sesuai ketentuan dan tidak cacat.
Sebelum lantai screed dilakukan, alas lantai screed harus dibersihkan dengan air
bersih, setelah bersih alas lapisan dilpais cairan semen (air semen) maksimum 20
menit, selanjutnya lapisan screed dapat dilaksanakan.
Pengecoran dilakukan sekaligus pada masing-masing lokasi pasangan.
Screed harus dibasahi selama 7 hari.
Untuk pemasangan bahan-bahan finishing lantai dapat dipasang minimum setelah 2
(dua) minggu atau setelah mendapat persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

8.5. PENYELESAIAN DENGAN GRANIT/MARMER

Permukaan diperiksa sebelum memulai pekerjaan, laporkan secara tertulis permukaan


yang perlu diperbaiki, cocokkan pekerjaan yang telah dilakukan sebelum memulai dengan
pemasangan.

a) Bahan
Granite yang digunakan adalah granite, Garuda Tile.
Tebal, ukuran dan pola sesuai gambar.
Perekat yang digunakan Lemkra

b) Persiapan
Pembersihan permukaan lantai yang akan dipasang granite.
Pembersihan barang material lain yang menyangga daya rekat, perletakan dan
penampilan.
Bersihkan batu granite sebelum dipasang.

c) Pemasangan
Secara umum menggunakan sistem pemasangan wet system yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan pemasangan, atas persetujuan perancang, sesuai standar yang
berlaku untuk lantai granite.

d) Pembersihan
Setelah pekerjaan selesai, membersihkan lantai batu granite, perbaiki sambungan
yang terbuka dan menggati pekerjaan yang salah.

31 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

8.6. Jumlah Tenaga Kerja


a. Mandor 1 Orang
b. Kepala Tukang 1 Orang
c. Tukang Bata 6 Orang
d. Pekerja 8 Orang

8.7. Pengolahan/Pembuangan LimbahB3/Sampah Proyek

a. Setiap Sampah/Sisa Pekerjaan Harus di buang ke tempat bak sampah proyek sebelum
di buang ke pembuangan sampah akhir.
b. Pembersihan Limbah/Sampah Proyek dilakukan setiap harinya, 30 menit sebeluh
mengakhiri pekerjaan setiap harinya.
c. Limbah/Sampah di pisahkan berdasarkan jenis sampahnya, sehingga memudahkan
untuk pengangkutan dan pada saat di tempat akhir.
d. Sebelum Limbah/Sampah proyek di buang ke tempat akhir, keadaan limbah/sampah
proyek di pastikaan dalam keadaan tertutup rapat pada penampungan sampah
sementara di proyek agar tidak mencemari lingkungan.

32 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB VIII
PEKERJAAN WATER PROOFING

10.1. LINGKUP PEKERJAAN


 Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan
dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi
uraian syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
 Bagian yang harus diwaterproofing ini, mencakup seluruh bagian pelat atap, dak teras,
Ground Reservoir, daerah-daerah basah pada dinding dan pelat lantai.

10.2. BAHAN

a. Persyaratan Standar Mutu Bahan


Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar
lainnya seperti NI 3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan 407.
Pemborong tidak dibenarkan mengubah standar dengan cara apapun tanpa izin dari
Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
b. Bahan
Untuk lapisan kedap air pada atap menggunakan Sheet Membrane, menggunakan
Sika.
Untuk lapisan kedap air pada pelat lantai area basah, seperti pada toilet, digunakan
Liquid Waterproofing, Sika.
Untuk lapisan kedap air pada Ground Reservoir digunakan Integral Waterproofing,
Sika.
Pada lantai dan dinding bagian luar, dan Liquid Waterproofing, Sika.

10.3. PENGUJIAN
a. Bila diperlukan, wajib mengadakan test bahan pada laboratorium yang independent, baik
mengenai komposisi, konsentrasi dan hasil yang ditimbulkannya. Pemborong harus
menunjuk rekomendasi dari lembaga resmi yang ditunjuk sebelum memulai pekerjaan.
b. Pada waktu penyerahan, Pemborong harus memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10 (sepuluh)
tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
c. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu material, serta jaminan
dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pemasangan.
d. Pemborong diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara memberi air di atas
permukaan yang diberi lapisan kedap air dan pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan dari Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

10.4. PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN BAHAN


Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak
bercacat.Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya.
Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup tidak lembab, kering dan
bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.Tempat penyimpanan harus
cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan jenisnya.
Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik
sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan yang bukan karena
tindakan Pemilik.

33 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

10.5. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Persyaratan Umum
Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan pada Tim Teknis / Konsultan
Supervisi untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/ persyaratan
pabrik yang bersangkutan.
Semua bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.Jika dipandang
perlu diadakan penukaran atau penggantian, maka bahan-bahan pengganti harus
yang disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi berdasarkan contoh yang diajukan
oleh Kontraktor.
Sebelum pekerjaan ini dimulai, permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini harus
dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan
Supervisi dengan cara-cara yang telah disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
Peil dan ukuran harus sesuai.
Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan, dan atas petunjuk Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya,
Pemborong harus segera melaporkan kepada Tim Teknis / Konsultan Supervisi
sebelum pekerjaan dimulai.Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu
tempat dalam hal ada kelainan/ perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.

b. Cara Pelaksanaan
Pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dari pihak pemberi
garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan "metode pelaksanaan"
sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari Tim Teknis /
Konsultan Supervisi.
Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang berhubungan langsung dengan
matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet atau apabila
disyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka di bagian
atas dari lembar waterproofing ini harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar
pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material finishing.
Waterproofing untuk atap, tebal 1,50 mm lengkap dengan primer, screed lapisan ke-1
dan screed lapisan ke-2, kawat ayam dan pengaturan ke-miringan harus sesuai
dengan yang dibutuhkan.
Waterproofing untuk ruang-ruang basah, tebal 1,50 mm lengkap dengan primer.

c. Gambar Detail Pelaksanaan


Pemborong wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Pemborong juga wajib membuat shop drawing untuk detail detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar/ dokumen kontrak.
Dalam shop drawing harus jelas mencamtumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum
tercakup secara lengkap dalam gambar kerja/ dokumen kontrak sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan lebih dulu dari Tim
Teknis / Konsultan Supervisi.

d. Pemborong dan Tanggung jawabnya.


34 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

Pemborong bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai dengan


saat-saat berakhirnya masa garansi.
Pemborong harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada uraian dan
syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan-
peraturan yang berlaku.
Pemborong harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan
bisa berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan di lapangan, baik teknis
maupun administratif.

e. Contoh
Pemborong wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan
dari pabrik, kecuali bahan disediakan oleh proyek.Kepada Tim Teknis / Konsultan
Supervisi sebanyak minimal 2 (dua) produk yang setara dari berbagai merek
pembuatan atau kecuali ditentukan lain oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi atau
Arsitek.
Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merek yang memenuhi spesifikasi akan
diambil oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi dan akan diinformasikan kepada
Pelaksana selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-
contoh bahan tersebut.

f. Pengujian Mutu Pekerjaan


Pemborong diwajibkan untuk melakukan percobaan/ pengetesan terhadap hasil
pekerjaan atas biaya sendiri, seperti memberi siraman diatas permukaan yang telah
diberi lapisan kedap air.Pekerjaan percobaan dilakukan setelah mendapat persetujuan
dari Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
Pada waktu penyerahan maka Pemborong harus memberikan jaminan atas semua
pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, akibat
kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan yang berlaku, selama 10 (sepuluh)
tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.

g. Syarat Pengamanan Pekerjaan


Pemborong wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah
dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.
Kalau mendapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau
pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/ dilaksanakan maka
Pemborong/Kontraktor harus memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggung jawab Pemborong.

10.6. Jumlah Tenaga Kerja

a. Mandor 1 Orang
b. Kepala Tukang 1 Orang
c. Tukang waterproofing 2 Orang
d. Pekerja 2 Orang

10.7. Pengolahan/Pembuangan LimbahB3/Sampah Proyek

35 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

a. Setiap Sampah/Sisa Pekerjaan Harus di buang ke tempat bak sampah proyek sebelum
di buang ke pembuangan sampah akhir.
b. Pembersihan Limbah/Sampah Proyek dilakukan setiap harinya, 30 menit sebeluh
mengakhiri pekerjaan setiap harinya.
c. Limbah/Sampah di pisahkan berdasarkan jenis sampahnya, sehingga memudahkan
untuk pengangkutan dan pada saat di tempat akhir.
d. Sebelum Limbah/Sampah proyek di buang ke tempat akhir, keadaan limbah/sampah
proyek di pastikaan dalam keadaan tertutup rapat pada penampungan sampah sementara di
proyek agar tidak mencemari lingkungan.

36 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB IX
PEKERJAAN PENGECATAN
11. 1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata dan beton
 Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
 Termasuk pengecatan dasar (plamur, menie dan lain-lain).
a. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan Beton Semua
permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan beton yang tampak
(exposed) seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Pekerjaan Pengecatan Logam
Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti tercantum dalam Gambar Kerja
dengan ketentuan sebagai berikut :
 Semua bagian / permukaan yang tampak (exposed) dicat sampai
dengan cat finish.
 Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan (un-exposed)
dicat hanya sampai dengan cat dasar.

11. 2 PERSYARATAN BAHAN
a. Cat Tembok Exterior.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dan garam.
Tipe exterior matt emulsion.Produk Dulux weathershill
b. Cat Tembok Interior.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tipe interior matt emulsion. Produk
Catilax Dulux
c. Cat Logam & Kayu.
Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama, tipe interior & exterior
gloss paint Produk Catilax Dulux / Spectrum.
d. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas mengenai
kemurnian cat yang akan dipergunakan.
e. Pembuktian berupa :
 Segel kaleng
 Test BD
 Test laboratorium
 Hasil akhir pengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.
Hasil tes kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen dan
diserahkan ke Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.
f. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).

37 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

g. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Konsultan Pengawas.


Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan
Konsultan Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan “mock-
up”.
h. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, untuk kemudian akan
diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang
dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan
dengan jelas identitas cat yang ada di dalamnya.
Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.

11. 3 PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan
lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat
yang dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak
bercucuran atau ada bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun
semprotan.
b. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus
dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
c. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk
pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau
membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang
cukup atau pergantian udara berlangsung lancar. Di dalam keadaan tertentu
misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai kipas angin (fan) untuk
memperlancar pergantian / aliran udara.
d. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan (vacuum
cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas / mutu terbaik dan
jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
e. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan
hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.
f. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain
kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas, terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
g. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan / material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
h. Standar Pengerjaan (“Mock-Up”).
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut
akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang-
bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan

38 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

Pengawas dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar
minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
i. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish
yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
j. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yang direkomendasikan
oleh pihak pabrik untuk mendapatkan garansi bahan dan pekerjaan dari pabrik.
k. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata dan Beton
1. Sebelum Pelaksanaan.
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, minyak, lemak, kotoran
atau noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang
pernah dicat dan dalam kondisi kering.
2. Pelaksanaan Pekerjaan dengan Roller
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin
menggunakan roller.
3. Permukaan Interior
 Lapisan Pertama :
a) Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME).
b) Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
c) Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15
m2.
d) Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
e) Warna bening ( transparan ).
 Lapisan Kedua dan Ketiga :
a) Cat jenis Interior Matt Emulsion Paint (EASYCOAT).
b) Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
c) Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17
m2 per lapis.
d) Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
e) Warna ditentukan kemudian.
4. Permukaan Exterior.
 Lapisan Pertama :
a) Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer (EASYPRIME).
b) Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
c) Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15
m2.
d) Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
e) Warna bening ( transparan ).
5. Lapisan Kedua dan Ketiga :
 Cat jenis Exterior Matt Emulsion Paint (EASYSHIELD).
 Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.

39 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

 Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2
per lapis.
 Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
 Warna ditentukan kemudian.

11. 3 JUMLAH TENAGA KERJA


a. Tukang Cat 1 orang
b. pekerja 2 orang

40 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB X
PEKERJAAN KHUSUS

12.1. SANITER & PERLENGKAPANNYA


a. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan
dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi
uraian syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

b. Perlengkapan Saniter

Perlengkapan saniter yang digunakan adalah produk-produk antara lain : TOTO, dimana
pemasangan mengikuti prosedur pabrik :

● LAVATORY / WASTAFEL
Produk : TOTO.
Tipe : LW 540J dengan kelengkapan accessoriesnya

● KRAN AIR
Produk : TOTO.
Tipe : T23B13

12.2. PEKERJAAN GLASS FIBRE REINFORCED CONCRETE (GFRC)

a) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pemasangan pekerjaan GFRC sesuai gambar
rencana.
Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat seperti yang ditunjukkan pada gambar.

b) Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam Bab ini harus dikerjakan sesuai standar
spesifikasi :
ASTM :
A 36 – 84 A Structural Steel
A 307 – 83 A Standard Fastener
E 84 – 84 A Fire Rsistant Rating

c) Bahan –Bahan
a. Fabricated dari pabrik, dengan density yang tinggi reinforced cement dengan glass-
fibre yang tahan sinar ultraviolet.
b. Alkali resistant sebesar 5%.
c. Rangka dan angker dari bahan galvanized steel, tebal lapisan 20 mikron.
d. Bahan yang dipakai dari antara produk dari ETERNIT GRESIK.
e. Material Sample dengan ukuran 30 x 30 cm agar diserahkan untuk mendapatkan
persetujuan dari Tim Teknis / konsultan Supervisi.
f. Testing Sertifikat yang menerangkan bahwa bahan tersebut sudah ditest oleh
Laboratorium Independent agar diserahkan pada Tim Teknis / konsultan Supervisi
untuk mendapatkan persetujuan :
41 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

test beban angin


test sealant
test ketahanan kebocoran air
g. Proses pengetesan ini harus disaksikan oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
h. Finishing : Motif sesuai desain
i. Warna : Natural

d) Pelaksanaan
Sebelum mulai pekerjaan, Pemborong harus membuat gambar kerja + detail (shop
drawing), dengan skala besar dan diserahkan kepada Tim Teknis / Konsultan
Supervisi untuk mendapatkan persetujuan.
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini.
Pelaksanaan pekerjaan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah
serta mempercepat pemasangan dengan hasil yang akurat, teliti, dan tepat pada
posisinya.
Pengukuran di lapangan hendaknya agar dilaksanakan sebelum pelaksanaan
pekerjaan dan pembuatan gambar kerja.
Jaminan 2 tahun secara tertulis dari Kontraktor dan Installer tentang persetujuam
mengenai perbaikan atas segala kerusakan.
Finish joint agar mengikuti instruksi-instruksi dari pabrik, sambungan harus kedap air
dan memenuhi syarat kekuatan terhadap angin.
Detail pada setiap pertemuan harus rapih, bersih dari goresan-goresan/cacat.
Koordinasi dengan pekerjaan-pekerjaan yang lainnya agar dilaksanakan.

12.3. PEKERJAAN CAULKING DAN SEALING


a) Lingkup Pekerjaan

Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pekerjaan “caulking” dan
“sealing” pada sambungan-sambungan antara kusen alumunium dan bahan lain,
pekerjaan kaca, atap, saniter dan lain-lain seperti tertera dalam gambar-gambar.

b) Pengendalian Pekerjaan

Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar-standar yang disebutkan dalam :


ASTM - C - 920 - 86 : Elastomeric Joint Sealant
ASTM - C - 679
JIS A - 5758
BS – 5889
Rekomendasi Aplikator : 5 tahun pengalaman.

c) Diskripsi
Sealant : Untuk sambungan interior dan exterior yang bergerak dan terekspos tahan
terhadap cuaca.
Caulking : Untuk sambungan (bergerak) interior.

d) Bahan-Bahan dan Produk


Produk yang digunakan Dow Corning.
Backgrout material (bahan pengisi) daribatang busa polystyrene berbentuk silinder d.
10-15 mm, atau bahan lain yang sejenis dan disetujui Tim Teknis / Konsultan
Supervisi.
Sealant untuk Pasangan Bata dan Kosen (exterior).Sealant (bahan penutup) dari
produksi Shinetsu.
42 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

Sealant untuk pasangan kaca yang setaraf dengan Weather Seal produksi Dow
Corning.
Silicon Sealant Translution agar memakai produksi Dow Corning.
Warna akan diberikan oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi berdasarkan
rekomendasi Konsultan.
Dempul sesuai NI – 3 Pasal 45.
Bahan pembersih yang dapat dipakai untuk pemasangan caulking dan sealant
antara lain adalah Xylol.

e) Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga terlatih untuk jenis pekerjaan
ini.Pekerjaan harus rapih, teliti, bersih, dan menodai pekerjaan-pekerjaan lain yang ada
di sekitarnya. Sedapat mungkin, permukaan yang akan disealant harus kasar (untuk
rekatan).
Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti rekomendasi produsen, sesuai kondisi
daerahnya.
Tidak diperbolehkan ada gelembung udara, kotoran, pada hasil pemasangan
sealant.
Bubuhkan pasir silica ada bagian luar permukaan sealant untuk mencegah keluar dari
dinding luar.

12.4. Jumlah Tenaga Kerja

a. Mandor 1 Orang
b. Kepala Tukang 1 Orang
c. Tukang Bata 6 Orang
d. Pekerja 8 Orang

12.5. Pengolahan/Pembuangan LimbahB3/Sampah Proyek

a. Setiap Sampah/Sisa Pekerjaan Harus di buang ke tempat bak sampah proyek sebelum
di buang ke pembuangan sampah akhir.
b. Pembersihan Limbah/Sampah Proyek dilakukan setiap harinya, 30 menit sebeluh
mengakhiri pekerjaan setiap harinya.
c. Limbah/Sampah di pisahkan berdasarkan jenis sampahnya, sehingga memudahkan
untuk pengangkutan dan pada saat di tempat akhir.
d. Sebelum Limbah/Sampah proyek di buang ke tempat akhir, keadaan limbah/sampah
proyek di pastikaan dalam keadaan tertutup rapat pada penampungan sampah
sementara di proyek agar tidak mencemari lingkungan.

43 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB XI
PEKERJAAN GALIAN TANAH

13.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pemasangan pekerjaan galian tanah sesuai gambar rencana.
b. Pekerjaan ini dilaksanakan pada tempat seperti yang ditunjukkan pada gambar.

13.2 Peralatan
Peralatan Saat Pekerjaan :
a. Cangkul
b. Balincong
c. Ember

13.3 Pelaksanaan
Sebelum di lakukan penggalian, sebaiknya terlebih dahulu berkoordinasi dengan pengawas
Lapangan dan kontraktor menyiapkan tenaga Kerja Tukang yang terlatih dalam menggali.
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang / galian di tanah dan termasuk
pengurugan / pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
a. Pondasi Telapak
b. Perataan (cut / fill )
c. Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau Konsultan Pengawas.

Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu :


 Galian tanah biasa.
Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu, galian konstruksi
atau galian material dan bahan baku lainnya.
 Galian batu.
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali / membongkar batu-batuan pada daerah galian
yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan pembongkaran.
 Galian konstruksi / obstacle.
Galian konstruksi / obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah dan galian batu
dalam batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atau tercantum dalam Gambar
Rencana. Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari galian lantai
bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan / halaman, galian
pipa / kabel listrik / pipa gas, saluran-saluran serta konstruksi-konstruksi lainnya, selain
yang disebutkan pada spesifikasi ini. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai
dengan spesifikasi untuk ketiga macam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang
menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil dan dimensi seperti
yang dicantumkan dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.
 Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang
lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa serta disetujui
Konsultan Pengawas.

44 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

 Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah urug
bekas serta sisa bahan bangunan.
 Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk
Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan tapak / site
atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.
 Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau
longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang tejadi
harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis
demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan
ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
 Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor / Pemborong harus mengikuti
prosedur yang ada.
 Bila Kontraktor / Pemborong melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang
ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor / Pemborong wajib untuk menutupi
kelebihan galian tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap
ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai penuh sehingga mencapai ketinggian yang
diinginkan. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong dan tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
 Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / rata sesuai dengan Gambar Kerja dan
harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
 Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian kiri dan kanan
dimiringkan 10o kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta bentuk selesai sesuai
Gambar Kerja, diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.
 Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak / site konstruksi. Area
antara papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
 Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor / runtuh, maka apabila
dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memasang
konstruksi penahan (casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS 50 atau setara,
atau dari papan-papan tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu-kayu dolken minimal diameter 8
cm. sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan lereng galian.
 Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor / Pemborong harus
menyediakan pompa air secukupnya untuk menyedot air yang menggenangi galian.
Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian, harus kering untuk
pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
 Pondasi beton setempat dan Sloof beton
 Pondasi Batu Kali.
 Pengurugan dan pemadatan.

13. 4 Jumlah Tenaga Kerja


a. Tukang 2 Orang
b. Pekerja 2 Orang
45 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB XIII
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

14.1. Lingkup Pekerjaan.


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
rapi. Pengadaan dan pemasangan meja beton dilapis marmer.
b. Pengadaan dan pemasangan kolom praktis untuk pasangan dinding batu bata dan
komponen lain-lain yang ditunjukkan pada gambar antara lain beton, wastafel dan bak
bunga beton.

14.2. Bahan-bahan untuk Adukan Beton/ketentuan-ketentuan.


a. Portland cement, Tiga Roda (Lihat syarat-syarat teknis bahan).
b. Pasir Beton, Cimalaka (Lihat syarat-syarat teknis bahan).
c. Split/Koral Beton, Lagadar (Lihat syarat-syarat teknis bahan).
d. Penyimpanan/penimbunan pasir dan split harus dipisahkan satu dengan yang lain
hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut- tidak tercampur untuk mendapatkan
perbandingan adukan beton yang tepat. Air yang digunakan (Lihat syarat-syarat teknis
bahan).
e. Besi Beton, KSTY (Lihat syarat-syarat teknis bahan).

14.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Kualitas Pekerjaan
Kualitas beton yang digunakan adalah K.175, K 225 dan harus memenuhi ketentuan-
ketentuan lain sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang 1971 (PBI.1971).

b. Pembesian.
Pembuatan tulangan untuk batang batang yang lurus atau dibengkokkan,
sambungan dan kait-kait dan pembuatan sengkang-sengkang harus sesuai dengan
persyaratan yang tercantum pada PBI.1971.Pemasangan tulangan beton harus
sesuai dengan gambar konstruksi.
Tulangan beton harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besii tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai
kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI.1971.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.

46 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

14.4. Pengecoran Beton


a) Cara pengadukan harus menggunakan beton molen
b) Takaran untuk semen, pasir dan split harus disetujui terlebih dahulu oleh Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
c) Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggetar
untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacad pada beton
seperti kropos dan sarang split yang dapat memperlemah konstruksi.
d) Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

14.5. Pekerjaan Acuan/Bekisting


a) Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/diperlukan dalam gambar.
b) Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan perkuatan cukup kokoh dan
dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.
c) Acuan harus rapat dan tidak bocor, permukaannya rata, bebas dari kotoran kotoran
seperti serbuk gergaji, potongan potongan kayu tanah dan sebagainya, sebelum
pengecoran dilakukan diteliti terlebih dahulu bekistingnya dan harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton.
d) Tiang-tiang acuan di atas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan perletakan.
Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu.Tiang-tiang dari dolken 08-"10cm.
e) Tiang-tiang satu dengan lain harus diikat dengan palang papan/balok secara menyilang.
Pembukaan acuan baru dibuka setelah memenuhi syarat-syarat yang dicantumkan
dalam PBi.1971.

14.6. Pekerjaan Pembongkaran acuan/Bekisting


a) Pembongkaran bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan izin tertulis dari Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
b) Setelah bekisting dibuka, tidak diizinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.

14.7. Contoh bahan


a. Sebelum Kontraktor, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material : besi,
koral/split pasir, PC, untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas akan
dipakai sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim
oleh Kontraktor ke site.

14.8. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan


a) Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih
disegel dan berlabel pabriknya.
b) Bahan harus disimpan di tempat terlindung dan tertutup, kering dan tidak lembab dan
bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh pabrik.

47 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

c) Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
d) Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan.
e) Bila ada kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas biaya Kontraktor.

14.9. Pengujian Kualitas Pekerjaan


a) Sebelum dilaksanakan pemasangan Kontraktor diwajibkan memberikan pada Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas "Certificate Test" bahan besi dari produsen/pabrik. Bila
tidak ada Certificate Test, maka Kontraktor harus melakukan pengujian atas besi/kubus
beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian atas biaya Kontraktor sendiri.
b) Kualitas beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji
berupa kubus/silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat/ ketentuan dalam
PBI.1971.
c) Pembuatannya harus disaksikan oleh Pengawas dan diperiksa di laboratorium
konstruksi beton yang ditunjuk Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas. Jumlah dan
frekuensi pembuatan kubus beton serta ketentuan-ketentuan lainnya sesuai dengan
PBI.1971.
d) Kontraktor diwajibkan membuat trial mix terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan
beton.
e) Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas secepatnya.
f) Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan tersebut, menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
g) Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan dari kerusakan yang diakibatkan oleh
pekerjaan yang lain.
h) Bila terjadi kerusakan Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi kualitas pekerjaan.

14.10. Jumlah Tenaga Kerja

a. Mandor 1 Orang
b. Kepala Tukang 1 Orang
c. Tukang Bata 6 Orang
d. Pekerja 8 Orang

14.11. Pengolahan/Pembuangan LimbahB3/Sampah Proyek

a. Setiap Sampah/Sisa Pekerjaan Harus di buang ke tempat bak sampah proyek sebelum
di buang ke pembuangan sampah akhir.
b. Pembersihan Limbah/Sampah Proyek dilakukan setiap harinya, 30 menit sebeluh
mengakhiri pekerjaan setiap harinya.
c. Limbah/Sampah di pisahkan berdasarkan jenis sampahnya, sehingga memudahkan
untuk pengangkutan dan pada saat di tempat akhir.

48 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

d. Sebelum Limbah/Sampah proyek di buang ke tempat akhir, keadaan limbah/sampah


proyek di pastikaan dalam keadaan tertutup rapat pada penampungan sampah
sementara di proyek agar tidak mencemari lingkungan.

49 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB XIV
PEKERJAAN BESI NON STRUKTURAL

15.1. Lingkup Pekerjaan


a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil baik
dan rapi.
Produk besi, KSTY.
b. Pekerjaan ini meliputi antara lain :
 Pengadaan dan pemasangan beugel-beugel talang, klem-klem downpipe, plat
klem-klem sambungan.
 Bahan penggantung rangka plafond dari besi diamter 5mm dilengkapi dengan
waiter moer dan klem pada rangka plafond (klem besi strip %" X 1" bentuk U )
dan dipasang sesuai dengan gambar/atas petunjuk Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas. Pemasangan pada bidang beton dikaitkan pada angkur-angkur
beton (Philips red head/ramset) atau ditanam dalam beton sebelum
pengecoran plat/balok beton lantai. Besi 0 6 mm sebagai penggantung harus
lurus, tidak boleh bekas tekukan dan tidak berkarat.
 Setelah rangka plafond selesai dipasang, besi-besi penggantung harus dicat
dengan Zinc Chromate Nippon Paint / Dana Paint.

15.2. Syarat-syarat Pelaksanaan


a) Pabrikasi :
Pemeriksaan dan lain lain .
Seluruh pekerjaan di pabrik harus merupakan pekerjaan yang berkuaiitas tinggi.
seluruh pekerjaan harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga
semua komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan.
Seluruh bahan adaiah dari Carbon Steel ST.37.
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan
di Pabrik pada saat dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang tidak boleh dikirim
ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
Setiap pekerjaan yang kurang baik dan tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi ini akan ditolak dan bila demikian harus diperbaiki dengan segera tanpa
tambahan biaya.

b) Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang
menunjukkan detail-detail lengkap dari semua komponen, panjang serta ukuran las,
jumlah, ukuran serta tempat baut-baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan
untuk pabrikasi.
c) Ukuran ukuran
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua
ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
15.3. Jumlah Tenaga Kerja
50 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

a. Mandor 1 Orang
b. Kepala Tukang 1 Orang
c. Tukang Bata 6 Orang
d. Pekerja 8 Orang

15.4. Pengolahan/Pembuangan LimbahB3/Sampah Proyek

a. Setiap Sampah/Sisa Pekerjaan Harus di buang ke tempat bak sampah proyek sebelum
di buang ke pembuangan sampah akhir.
b. Pembersihan Limbah/Sampah Proyek dilakukan setiap harinya, 30 menit sebeluh
mengakhiri pekerjaan setiap harinya.
c. Limbah/Sampah di pisahkan berdasarkan jenis sampahnya, sehingga memudahkan
untuk pengangkutan dan pada saat di tempat akhir.
d. Sebelum Limbah/Sampah proyek di buang ke tempat akhir, keadaan limbah/sampah
proyek di pastikaan dalam keadaan tertutup rapat pada penampungan sampah
sementara di proyek agar tidak mencemari lingkungan.

51 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB XV
PEKERJAAN MEKANIKAL

16.1. Syarat-syarat Umum


a. Umum
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis.Apabila ada klausal dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali, berarti menuntut perhatian khusus pada
klausal-klausal tersebut dan apabila menghilangkan klausal-klausal tersebut atau
bukan berarti menghilangkan klausal-klausal lainnya dari syarat - syarat umum.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak
dapat dipisah-pisahkan.Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau
peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya
dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan
saja, Kontraktor harus tetap melaksanakannya sesuai dengan standart teknis yang
berlaku.

b. Gambar-gambar
Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
assesories dan fixture secara terperinci.Semua bagian walaupun tidak digambarkan
atau disebutkan secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor
sehingga sistem dapat bekerja dengan baik.
Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan
instalasi.Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
proyek dan gambar-gambar arsitektur dan struktur/sipil harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail" finishing" dari nroyek.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar-gambar kerja dan
detail (shop drawing) yang harus diajukan kepada Konsutan MK dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan
Kontraktor untuk disetujui Konsultan MK dan Perencana dianggap bahwa Kontraktor
telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran / kapasitas
peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan
Kontraktor harus segera menghubungi Konsultan MK dan Perencana untuk
berkonsultasi.
Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Konsultan MK dan Perencana, apabila terjadi kekeliruan
maka hal tersebut menjadi beban tanggung jawab Kontraktor, untuk itu pemilihan
equipment dan material harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan MK dan
Perencana.

c. Commissioning & Testting


Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa / mengetahui apakah seluruh
instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi
persyaratan-persyaratan yang berlaku.
Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini
dan mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem yang disaksikan oleh
Konsultan MK dan Perencana. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu
untuk percobaan tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

52 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dal'am kegiatan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.Hal ini termasuk pula peralatan
khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh
pabrik yang juga harus disediakan oleh Kontraktor.

d. Peralatan yang Disebut Dengan Merk dan Penggantinya


Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan
dipersyaratkan dengan nama dalam persyaratan ini, maka Kontraktor wajib
menyediakan dengan peralatan/merk tersebut di atas.
Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan - ketentuan dari
Konsultan MK dan Perencana.

e. Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, pemilik dijamin
dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

f. Pengujian dan Penerimaan


Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi inrsudah dikirim
dan dipasang dan telah memenuhi ketentuan-keteniuan pengetesan dengan baik,
kontraktor harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan
yang terpasang dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan
peralatannya dapat diserahkan kepada pemilik dengan dilampirkan berita acara test
lapangan yang disetujui Konsultan MK dan Perencana.

g. Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan


Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun terhitung dari
penyerahan kedua.Selama masa garansi, Kontraktor pekerjaan instalasi ini diwajibkan
untuk mengatasi segala kerusakan-kerusakan dari instalasi yang dipasangnya tanpa
ada biaya tambahan.Selama masa garansi tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi ini
masih harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap
saat.
 Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-
bukti hasil pemeriksaan atas instalasi dengan pernyataan, baik yang ditandatangani
bersama oleh instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan MK
dan Perencana serta dilampirkan sertifikat pengujian yang sudah disahkan oleh
badan instansi yang berwenang.
 Jika pada masa garansi tersebut, Kontraktor pekerjaan instalasi tidak melaksanakan
atau tidak memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan
selama masa garansi, maka Konsultan Perencana dan MK berhak menyerahkan
pekerjaan perbaikan / kekurangan tersebut pada pihak lain atas biaya dari Kontraktor
yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
 Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Kontraktor harus mengadakan
semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada 3 (tiga) orang
calon operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas (customer).

53 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set
operating maintenance and repair manual books sehingga para petugas/operator
dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan.
 Material / peralatan utama atau beberapa peralatan assesoris tertentu yang akan
dipasang harus disertai dengan :
 ‐ Certificate of origin dari pabrik pembuat.
 ‐ Quality control certificate dari pabrik pembuat.
 ‐ Type test certificate dari pabrik pembuat yang disaksikan oleh Pemberi Tugas.
 ‐ Apabila diperlukan Pemberi Tugas akan mengadakan test sampling material /
peralatan kepada laboratorium yang "independent".

h. Laporan
 Laporan Harian & Laporan Mingguan :
 Kontraktor wajib membuat "laporan harian" dan "laporan mingguan" yang
memberikan gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara
jelas. Laporan tersebut dibuat rangkap 3 (tiga) meliputi:
 Kegiatan fisik.
 Catatan dan perintah Konsultan MK dan Perencana yang disampaikan baik
secara lisan maupun-tulisan.
 Hal - hal yang menyangkut masalah :
 ‐ Material (masuk/ditolak).
 ‐ Jumlah tenaga kerja.
 ‐ Keadaan cuaca.
 ‐ Pekerjaan tambah/kurang.

Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan
minggu depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan
diserahkan kepada Konsultan MK dan Perencana untuk diketahui/disetujui.

i. Laporan Pengetesan.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan MK dan Perencana dalam rangkap 5
(lima) mengenai hal-hal sebagai berikut:
Hasil pengetesan kabel-kabel (merger dan pemberian tegangan).
Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.

Semua pengetesan dan pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan MK dan
Perencana pekerjaan ini.

j. Penanggung Jawab Pelaksana


Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menempatkan
seseorang penanggung jawab pelaksana yang ahli dan berpengalaman dan harus
selalu herada di lapangan/site yang bertindak selaku wakil dari Kontraktor dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan bertanggung

54 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

jawab penuh dalam menerima segala instruksi-instruksi Konsultan MKdan


Perencana.
Penangung jawab tersebut harus berada di tempat pekerjaan selama jam kerja dan
pada saat diperlukan dalam pelaksanaan atau pada saat yang dikehendaki oleh
Konsultan MK dan Perencana. Petunjuk dan perintah Konsultan di dalam
pelaksanaan harus disampaikan langsung kepada pihak Kontraktor melalui
penangung jawab Kontraktor.

k. Perubahan, Penambahan dan Pengurangan Pekerjaan


 Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang
disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan Konsultan MK dan Perencana.
 Dalam merubah gambar rencana tersebut, Kontraktor harus menyerahkan gambar
perubahan yang dimaksud untuk Konsultan MK dan Perencana sebanyak rangkap
lima untuk disetujui.
 Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya harus
diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan MK dan Perencana secara tertulis.
Perubahan-perubahan material dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan
tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan MK dan Perencana.

l. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


 Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah
termasuk pekerjaan Kontraktor yang bersangkutan.
 Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan
MKdan Perencana.
 Pengelasan, pengeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Konsultan MKdan
Perencana.

m. Pekerjaan Listrik
Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik
secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.

n. Pengawasan
 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh
Konsultan MK dan Perencana.
 Pada setiap saat Konsultan MK dan Perencana atau petugas-petugasnya harus dapat
mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan.
Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Konsultan MK dan Perencana adaiah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Ditempat pekerjaan, Konsultan MK menempatkan petugas-petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.

55 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

o. Keselamatan Kerja dan Perburuhan

Kontraktor/rekanan berkewajiban:
Bertanggung jawab atas segala kejadian dalam hubungan kerja, baik antara kontraktor
dengan karyawan/pekerja maupun Pemberi Tugas sesuai dengan
undang-undang/peraturan-peraturan yang sah dan berlaku.Bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang berkaitan dalam hubungan kerja antara kontraktor dan segenap
karyawan serta undang-undang / peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dalam
undang-undang perburuhan.
"RECOMMENDED SPARE PART"
Pihak kontraktor harus menyediakan / membuat" Recommended Spare Parts " selama 3
tahun, dengan catatan bahwa harga untuk Recommended Spare Parts" terpisah dari
harga penawaran.

16.2. Pengadaan, Pemasangan, Peralatan-peralatan dan Lain-lain


a. Pengadaan dan Pemasangan Kran-kran:

Pengadaan dan pemasangan kran-kran air untuk kamar mandi, dapur, kran taman dan
ruang-ruang air bersih serta pemasangan kran-kran untuk closet, wastafel dan lain-lain.

b. Pengadaan testing-testing dan commissioning.

Testing dan commissioning dilakukan terhadap semua sistem pekerjaan yang


terpasang, mengadakan izin-izin yang diperiukan dari instansi-instansi yang berkaitan
untuk mendapat surat keterangan untuk IPB, dan mendidik operator yang akan
menangani peralatan ini sehingga memahami dan menguasainya dengan baik.

c. Melaksanakan Pekerjaan lain yang berhubungan dengan lingkup pekerjaan plumbing ini
antara lain:
Pengadaan dan pemasangan semua hanger-hanger dan support untuk pemipaan,
peralatan dan lain-lain.
Pekerjaan testing, cleaning, flushing dan desinfection termasuk perbaikan akibat
testing.
Pekerjaan pembersihantempatkerja.
Pengecatan semua pipa-pipa yang kelihatan.
Pengadaan dan pemasangan lapisan tahan karat dan isolasi untuk pipa yang
ditanam dalam tanah.
Pengadaan balok-balok yang diperiukan untuk pemasangan pipa-pipa dan
peralatannya.
Pengadaan shop drawing (gambar kerja) untuk pelaksanaan dan koreksi-koreksi
RKS bila ada.
Membuat time schedule, network planning, curva "S" dan lain-lain yang diperiukan.
Membuat As Built Drawing, Buku Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan dalam Bahasa
Indonesia rangkap 5 (lima).
Dan segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang ielas, kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada konsultan MK atau pihak lain yang ditunjuk.

56 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

Apabila terjadi kelalaian dan kekurangan, maka kontraktor bertanggung iawab penuh atas
kerugian-kerugian yang terjadi.

16.3. Koordinasi
a. Spesifikasi dan gambar rencana ini tidak menunjukkan secara detail berbagai item
pekerjaan dari peralatan-peralatan maupun penyambungan-penyambungannya.
b. Kontraktor harus melengkapi dan memasang seluruh peralatan-peralatan yang
dibutuhkan untuk melengkapi pekerjaan ini.
c. Gambar-gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan,
pemipaan, panel-panel dan lain - lain. Kontraktor harus memodifikasi tata letak tersebut
sebagaimana yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemasangan-pemasangan yang
sempuma sesuai dengan rencana pekerjaan Arsitek dari peralatan-peralatan tersebut.
d. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tetapi tidak ditunjukkan dalam
gambar atau sebaliknya harus dilengkapi dan dipasang seperti pekerjaan lain yang
disebut oleh spesifikasi dan ditunjukkan dalam gambar.

16.4. Kualifikasi Pekerja


a) Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan oleh
pekerja-pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman. Tukang las
dianjurkan mempunyai sertifikat las.
b) Management Konstruksi/Pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu
pekerjaan bila dinilai bahwa pelaksana tersebut tidak terampil/tidak berpengalaman.

57 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

16.5. Pengajuan-Pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan :
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan / pemasangan
peralatan dan pemipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau
pekerjaan-pekerjaan yang sulit dilaksanakan. Ataupun perubahan-perubahan atau
modifikasi yang diusulkan terhadap gambar rencana.
c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik (jika ada) dari peralatan-
peralatan yang akan dipasang.
d. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar) dari
material/peralatan yang akan dipasang.

16.6. Review
a. Management Konstruksi (MK) akan memeriksa (me-review) pengajuan-pengajuan
dari Kontraktor dan memberi komentar atas hal tersebut.
b. Kontraktor harus memodifikasi/merevisi pengajuannya sesuai dengan komentar
MK/Pengawas sampai didapat persetujuan dari MK/Pengawas.

16.7. Standard dan Peraturan Instalasi Plumbing


Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku
peraturan-peraturan sebagai berikut :
a) SNI 03-6481-2000 : Spesifikasi Sistem Plumbing – 2000
b) SN119-6783-2002 : Spesifikasi Desinfeksi Perpipaan Air Bersih
c) SNI 03-2459-2002 : Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan
Pekarangan.
d) SNI 03-2453-2002 : Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan Untuk
Lahan Pekarangan.
e) SNI 03-6373-2000 : Tata Cara Pemilihan dan Pemasangan Vent Pada Sistem
Plumbing.
f) SNI-03-2398-2000 : Tata Cara Perencanaan Tangki Septic Dengan Sistem
Resapan.
g) AB-K/OP/ST/005/98 : Spesifikasi Teknis Desinfeksi Perpipaan Air Bersih.
h) AB-D/LW/TC/011/98 : Tata Cara Pemotongan dan Penyambungan Pipa.
i) AB-D/LW/TC/013/98 : Tata Cara Pengujian dan Pencucian Pipa.
j) AB-D/LW/TC/016/98 : Tata Cara Uji Coba Pompa.
k) SK Men.Kes No.16/Men.Kes/Per/IX/1990 : Persyaratan Air Bersih .
l) PP Rl No. 82 tahun : Pengelolaan Sumber Daya Air 2000.
m) Kep.Men PU No. 411/KPTS/1998 : Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
n) Pedoman Plumbing Indonesia, 2000.
o) Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.PER. 04/MEN/1980 PR.02/DP/1983.
p) Surat Keputusan Merited Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep-02/
MenKLH /I/1988, tentang Baku Mutu Air Limbah.
q) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL), 2000.
r) Spesifikasi teknis, standart serta peraturan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat
peralatan.
s) Standart dan peraturan lain (nasional dan internasional) yang diijinkan oleh instansi
yang berwenang.
t) Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berwenang (Pemda
setempat) dan telah diakui penggunaannya

58 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

16.8. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi


a) Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan setelah serah terima pertama
Kontraktor wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang sebanyak 3 set
cetak bim dan 1 set transparant.
b) Kontraktor juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk operas! dan
maintenance dari sistem yang dipasang dalam bahasa Indonesia dan Inggris.

16.9. Sistem Air Bersih


Air bersih yang bersumber dari PDAM Kota dengan menggunakan jaringan instalasi
pemipaan langsung dialirkan dan didistribusikan ke setiap unit fixture pada masing-
masing lantai tanpa menggunakan pompa tetapi dengan menggunakan tekanan
instalasi air bersih PDAM, dimana tekanan tersebut dianggap sudah cukup memenuhi
persyaratan pada masing-masing unit fixture sampai lantai yang tertinggi.

16.10. Air Bekas / Air Kotor


Pada prinsipnya air buangan yang berasal dan toilet seperti dari floor drain dan wastafel
dibuat satu jalur pipa dan 1 (satu) jalur pipa lagi untuk air kotor yang berasal dari WC
dan urinoir. Untuk itu digunakan 2 (dua) pipa datar dan 2 (dua) pipa tegak untuk air
buangan. Selanjutnya air kotor ini disalurkan ke Septic Tank ( ST), sedangkan air
bekas/buangan langsung disalurkan ke dalam saluran luar/riool atau sumur resapan.

16.11. Pengujian Sistem Pembuangan


a. Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang yang dapat ditutup
(plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai lubang " vent"
tertinggi.
b. Sistem lersebut harus dapat menahan air yang diisikan seperti tersebut di atas, minimal
selama 1 (satu) jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih dari 1 kg/cm2.
c. Apabila MK dan pengawas menginginkan pengujian lain disamping pengujian di atas,
Kontraktor harus melakukannya dan semua biaya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

16.12. Pengujian Sistem Distribusi Air Bersih


a. Setelah selesai pemasangan instalasi pipa (sebelum memasang fixture-fixture), seluruh
sistem distribusi air bersih harus diuji dengan tekanan hidrostatik sebesar 2 (dua) kali
tekanan kerjanya (working pressure) dan dibiarkan dalam kondisilni selama paling
kurang 24 (dua empat) jam tanpa mengalami kebocoran.
b. Apabila sesuatu bagian dari instalasi akan tertutup oleh tembok atau konstruksi
bangunan lain, maka bagian dari instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang sama
seperti di atas sebelum ditutup dengan tembok atau bagian bangunan tersebut (ceiling,
ceramik dan lain-lain).

16.13. Kerusakan dan Kegagalan Uji


Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian temyata ada kerusakan atau kegagalan
dari suatu bagian dari instalasi atau bahan dari instalasi, maka Kontraktor harus mengganti
bagian atau bahan yang rusak atau gagal tersebut dan pemeriksaan/pengujian dilakukan
lagi sampai memuaskan pengawas.

59 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

16.14. Jumlah Tenaga Kerja

a. Mandor 1 Orang
b. Kepala Tukang 1 Orang
c. Tukang Mekanikal 6 Orang
d. Pekerja 6 Orang

16.15. Pengolahan/Pembuangan LimbahB3/Sampah Proyek

a. Setiap Sampah/Sisa Pekerjaan Harus di buang ke tempat bak sampah proyek sebelum
di buang ke pembuangan sampah akhir.
b. Pembersihan Limbah/Sampah Proyek dilakukan setiap harinya, 30 menit sebeluh
mengakhiri pekerjaan setiap harinya.
c. Limbah/Sampah di pisahkan berdasarkan jenis sampahnya, sehingga memudahkan
untuk pengangkutan dan pada saat di tempat akhir.
d. Sebelum Limbah/Sampah proyek di buang ke tempat akhir, keadaan limbah/sampah
proyek di pastikaan dalam keadaan tertutup rapat pada penampungan sampah
sementara di proyek agar tidak mencemari lingkungan.

60 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

BAB XVI
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
17.1. Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan -peraturan sebagai
berikut :
a. PUILtahun2000
b. Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh PERUMTEL.Ditjen Bina Lindung dan
lain-lain Lembaga Pemerintah yang berwenang.
c. ASHRAE,ARIASTM,ASME dan SMACNA..
d. National Fire Protection Association (NFPA).
e. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Ibukota Jakarta No. 1173 tahun 1982.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 05/MEN/1982.
g. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN, Dinas
Pemadam Kebakaran dll.
h. Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan.

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki surat Ijin
Pemasangan Instalasi dari Instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya
suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran.

17.2. Gambar Rencana


a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu kesatuan
yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistim ini menumjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemesangan harus dikerjakan dengan mernperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada.
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur/Sipil maupun Interior harus dipakai sebagai referensi
untuk Pelaksanaan
.
17.3. Koordinasi
a. Pemborong Instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong Instalasi
lainnya,agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancer sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan
instalasi yanag lain.
c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab pemborong.

17.4. Pelaksanaan Pemasangan


a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada MK dalam rangkap 4(empat) untuk
disetujui. Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar yang menjadi pedoman
dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan
lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan,
61 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

dimensi accessories yang dipakai. Pengawas berhak menolak gambar kerja yang tidak
mengikuti ketentuan diatas.

b. Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong harus
segera menghubungi MK.

c. c. Beberapa peralatan tertentu (a.1 seperti pompa, Fan, dll.) ada asumsi yang diambil
Konsultan dalam menentukan performancenya. Asumsi-asumsi ini harus diganti oleh
Kontraktor sesuai aktual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan yang
tidak memungkinkan. Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali Performance dari
peralatan tersebut dan memintakan persetuan MKsebelum dilakukan pemesanan.

17.5. Persetujuan Material, Peralatan dan Dokumen Yang Diserahkan.

a. Umum
Dalam jangka waktu 14 hari setelah menerima SPK, dan sebelum memulai pekerjaan
instalasi peralatan ataupun material, Kontraktor harus menyerahkan shop drawing,
daftar peralatan dan bahan yang akan digunakan pada proyek ini untuk disetujui oleh
MK/Konsultan perencana.
MK tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan semua biaya
yang berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh/dokurnen ini.
b. Shop DrawingsPemborong harus mengajukan gambar kerja berikut detail dan potongan
yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui..Dengan mengajukan gambar-gambar
kerja ini berarti Kontraktor sudah mempelajari keadaan lapangan setempat, gambar-
gambar Struktur, Arsitek maupun gambsr-rambar insbiasi lainnya.
c. Daftar Peralatan dan Bahan.
Suatu daftar yang lengkap untuk peralatan dan bahan yang akan digunakan pada
Proyek ini harus diserahkan untuk mendapat persetujuan lengkap dengan data-data
teknis, performance dari peralatan.
Daftar peralatan dan bahan yang diajukan harus memenuhi sesuai dengan
spesifikasi.

d. Seleksi Data.
Untuk persetujuan bahan peralatan, Kontraktor harus melengkapi dengan seleksi data
dan menyerahkan dalam rangkap 4.Kontraktor harus menunjukkan dalam brosur unit
yang dipilih dengan memberikan tanda.

Data-data pemilihan meliputi :


- Manufactur Data.
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak cukup jelas detail
sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
- Performance Data

62 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu tabel atau curva yang meliputi
informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-peralatan lain yang ada
kaitannya dengan unit tersebut.
- Quality Asurance

Suatu pembuktian dari Pabrik atau Supplier setempat terhadap kualitas dari unit berupa
produk dari unit ini yang sudah mendapatkan sertifikat pengujian kemampuan yang
dikeluarkan oleh lembaga yang terkait untuk produk tersebut dari negara yang
bersangkutan atau negara lain. Diproduksi beberapa tahun, telah terpasang di beberapa
lokasi, dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik.

e. Peralatan dan Bahan


Umum.
Semua peralatan dari bahan maupun komponennya harus bam dan sesuai dengan
brosur yang dipublikasikan dan sesuai dengan spesifikasi sebagai yang diuraikan
maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar dan
diproduksi secara teratur.

 Peralatan dan Bahan Sejenis.


Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi pengunaannya sama harus
direkomendasikan, sehingga memberikan kemungkinan saling dapat dipertukarkan.

Penggantian Peralatan dan Bahan.


Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender harus sudah memenuhi
spesifikasi walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan dan
bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai spesifikasi bila
sudah ditunjuk sebagai Kontraktor Pelaksana Pekerjaan. Untuk peralatan dan bahan
yang sudah memenuhi spesifikasi, karena sesuatu hal yang tidak bisa dihindari terpaksa
harus diganti, maka sebagai penggantinya harus dari jenis setaraf atau lebih baik (equal
or better) yang disetujui.Bila pihak MK membuktikan bahwa penggantinya itu betul
setaraf atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor.

f. As Built Drawing (Gambar Instalasi Terpasanq).


Kontraktor harus menyerahkan 1 (satu) set as built drawings berupa gambar transparent
(Sipia) dan 4 set gambar cetak birunya. Gambar as built drawing ini lengkap untuk
selluruh instalasi terpasang pada proyek ini, berikut gambar-gambar detail dan gambar-
gambar potongan.
As built ini harus menunjukkan lokasi dan posisi yang tepat dari seluruh bagian-bagian
instalasi referensi yang digunakan seperti kolom, dinding dan lain sebagainya.
Kontraktor harus menunjukkan pada satu set gambar cetak biru dari Gambar Kontrak
terhadap deviasi-deviasi, pengembangan dan revisi-revisi yang terjadi semasa
pelaksanaan.

63 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

Pada setiap gambar "as built", harus tercantum


 Nama Pemilik.
 Nama Konsultan Perencana.
 Nama Konsultan Pengawas.
 Judul gambar/dan bagian dari bangunan.
 Nama Kontraktor.
 Nomor Gambar.
 Nomor lembar gambar dan jumlah lernbar gambar.
 Tanggal.

g. Penanggung Jawab Pelaksanaan

Pemborong instalasi ini harus menenpatkan seorang penanggung jawab


pelaksanaan yang ahli dan berpengaiaman yang harus selalu berada di lapangan, yang
bertindak sebagai wakii dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima
sgala instruksi yang akan diberikan oleh pihak MK.
Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada di tempat pekerjaan pada
saat diperlukan oleh Pihak MK. (Perusahaan dari sipenanggung jawab harus diserahkan
terlebih dahulu kepada MK untuk dievaluasi).
MK berhak menolak apabila ternyata Perusahaan dari sipenanggung jawab
dianggap belum memenuhi kriteria yang disyaratkan.

h. Laporan-laporan
Laporan Harian dan Mingguan.
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang memberikan
gambaran mengenai:
Kegiatan fisik
Catalan dan perintah MK yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis.
‐ Jumlah material masuk/ditolak
‐ Jumlah tenaga kerja
‐ Keadaan cuaca,
‐ Pekerjaan tambah/kurang
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda
tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada MK untuk diketahui /disetujui.
Laporan Pengetesan
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada MK dalam rangkap 3 (tiga)
mengenai hal-hal sebagai berikut:
‐ Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instaiasi.
‐ Hasil pengetesan peralatan.
‐ Hasil pengetesan kabel.
‐ Dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksik.an oleh
pihak MK.

64 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

i. Garansi
Semua peralatan, bahan dan mutu hasil pekerjaan harus digaransi selama 1 (satu)
tahun terhitung semenjak tanggal penyerahan pertama.Semenjak penyerahan pertama
tersebut sampai masa garans; berakhir, bila terjadi kerusakan atau kegagalan
pekerjaan instaiasi, Kontraktor wajib mengganti atau memperbaiki kerusakan atas
hiaya sendiri.
Bila terdapat kerusakan pada peralatan sehingga perlu diperbaiki atau diganti maka
garansi tetap berlaku semenjak penggantian atau perbaikan tersebut.
Bila terjadi kerusakan pada peralatan-peralatan utama (contoh, motor terbakar) maka
motor tersebut harus diganti baru dan tidak boleh wiringnya digulung.

j. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan


Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama dua belas bulan terhitung sejak
saat penyerahan pertama.
Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan memperbaiki dan
melaksanakan bagian-bagian pekerjaan yang tidak sempurna untuk yang belum atau-
yang sudah diperingatkan sebelumnya tanpa-adanya tambahan biaya.
Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
Pemborong harus menyerahkan dokument-dokument lengkap pada saat serah terima
pekerjaan pertama berupa :
 Asbuilt drawing .
 Brosur-brosur peralatan dan kontrol yang berisi antara lain:
 Brosur teknis (Performance, curve)
 Maintenance manual
 Operation Manual
 Elektrical wiring/kontrol

 Nama-nama supplier peralatan dan kontrol yang terlibat dalam Proyek ini lengkap
dengan alamat dan nomor telepon.
 Data test report
 Sertifikat jaminan peralatan dan instalasi.
 Spare parts dan tools.

Semua point a s/d f harus dibundel dalam satu bundel dan diserahkan sebanyak 3 (tiga)
sets.

k. Penambahan/Pengurangan/Perubahan Pekerjaan
Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Pihak MK yang akan
membicarakan dengan Perencana,
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada pihak MK dalam rangkap 3 (tiga).

65 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

Perubahan material, dan lain-lainnya, harus mendapat instruksi dari MK secara tertulis
sebelum dilaksanakan, dan pekerjaan tambah / kurang / perubahan yang ada harus
disetujui oleh MK secara tertulis.

l. Ijin-Ijin
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya
yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.
m. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran
Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini, harus dikembalikan kekondisi semula dan diperlukan lingkup
pekerjaan instalsi ini.
Pembobokan / pengelasan / pengeboran tersebut di atas baru dapat dilaksanakan
apabila sudah ada persetujuan dari Pikan MK secara tertulis.

n. Pemeriksaan Rutin dan Khusus


Pemeriksaan rutin dalam masa pemelijharaan harus dilaksanakan oleh Pemborong
instalasi secara periodik dan minimum 1 kali tiap minggu.
Pemeriksaan khusus dalam waktu pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pemborong
instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak MK atau Pemilik dan atau bila ada
gangguan dalam instalasi ini.
Teknisi pelaksana pekerjaan ini harus sudah tiba di lapangan bila ada kerewelan dalam
waktu 1 x 24 jam sejak waktu dipanggil. Bila tidak, maka perbaikan dapat diberikan
kepada orang lain dengan biaya ditanggung oleh Pemborong.

o. Pekerjaan Instalasi Listrik


a. Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk pekerjaan ini adalah sistem instalasi listrik
secara lengkap sehingga instalasi ini dapat berjalan dengan baik dan aman, sehingga
pada waktu serah terima pertama instalasi tersebut hams sudah dapat dipergunakan
oleh Pemilik.
b. Seluruh peralatan yang direncanakan dalam instalasi ini adalah untuk bekerja pada
frekwensi 50 Hz s/d 60Hz dan tegangan 220/380 Volt.

17.6. Perlengkapan Penerangan

Perlengkapan elektrikal yang digunakan adalah produk yang dipersyaratkan dimana


pemasangan mengikuti prosedur pabrik :
a. Downlight 10W

Produk : PHILIPS.
Sepsifikasi : LED 10W ; Dim. Ø145 x 65mm ; Hole 135-140mm ; AC 85-265V ;
Power Factor ≥90% ; 1 Cob Led ; Luminance 800lm
Lokasi : sesuai gambar

b. Stop Kontak 16A


Produk : Broco

66 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

Type : Sucho Vivace KB426/16S


Lokasi : sesuai gambar

c. Saklar Single / Tunggal


Produk : Broco
Type : Vivace KB31/1
Lokasi : sesuai gambar

d. Saklar Serie / Double


Produk : Broco
Type : Vivace KB32/2
Lokasi : sesuai gambar

e. Kabel-kabel
Produk : SUPREME
Type : sesuai yang diminta dalam perencanaan
Lokasi : sesuai gambar

17.7. Instalasi Peralatan Utama, Tenaga, dan Penerangan


a. Lingkup Pekerjaan
Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik
dalam spesifikasi dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan pasal spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan
yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Tenaga & Penerangan.


Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi
listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
‐ Panel Utama Tegangan Rendah (LVMDP) Sub-sub Panel Tegangan Rendah,
dan lain-lain sesuai gambar rencana.
‐ Kabel Tegangan Rendah beserta semua alat bantunya sesuai gambar
rencana.
‐ Instalasi Cable Ladder beserta semua peraltan bantunya, jalur-jalur Kabel
Feeder dan dalam Shaft Listrik sesuai gambar rencana.
‐ Instalasi Penerangan dan Kotak kontak, Saklar, dan lain-lain seperti apa yang
diperlihatkan dalam Gambar Rencana.
‐ Armature Lampu (TL, Lampu SL, Down Light, Lampu Tangga atau Lampu
lainnya seperti yang diperiihatkan dalam Gambar Rencana).

67 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

‐ Material Bantu
‐ Melakukan Testing, Commissioning & Training.
Panel Tegangan Rendah.
 Panel Tegangan Rendah hams mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan EC dan PUIL.
 Semua panel Tegangan Rendah beserta Sub-sub Panelnya dibuat dari plat
baja yang digalvanisasi (Galvanized sheet steel) tebal minimum 2 mm
dengan rangka besi serta dilengkapi dengan mimik diagram yang
menunjukkan arah dan nama beban.
 Finishing paint untuk semua Panel harus dari cat jenis Oven Powder
coating/ Cat bakar warna abu-abu atau warna lain sesuai kondisi lapangan.
 Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa dan setiap kabel diberikan nomor
terminal/kabel, sehingga bila akan dilaksanakan perbaikan-perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen dapat dengan
mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.

Pengaturan/penempatan komponen atau peralatan harus mempertimbangkan


juga kemungkinan kenaikan temperatur yang ditimbulkan, baik oleh komponen-
komponen itu sendiri ataupun karena keterbatasan Ruang Panelnya.
 Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase
R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding, kecuali untuk Panel
Tenant cukup 3. Besarnya busbar harus diperhitungkan untukbesar arus
yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan suhu yang
lebih dari 65 C (Kapasitas Arsus Listrik Busbar harus 1,5 kali Incoming
MCCB).
 Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan
yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus daru
jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
 Pada Penel-panel yang mempunyai Busbar lebih dari satu (Normal dan
Emergency), harus diberi jarak pemisah yang memadai dan ruang gerak
yang cukup untuk memudahkan pelaksanaan perbaikan/kerusakan bila
salah satu dari kedua system tersebut mengalami kegagalan atau
kerusakan tanpa mengganggu system yang lain.
 Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak
tahan getaran, untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96
mm dengan skala linear dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi
serta ada sertifikat tertera dari LMK.PLN (minimum 1 buah untuk setiap
jenis alat ukur).
 Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan sesuai denganyang telah disetujui Perencana.
 Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :
a. Incoming & outgoing A.C.B.
b. Incoming & outgoing MCCB.
c. Electric and Mechanic Interlock System
68 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

d. Miniatur Circuit Breaker :


‐ Rated Current : sesuai gambar ;
‐ Operating Voltage : 220V, 380V;
‐ Frequency : 50 Hz;
‐ Breaking capacity : sesuai gambar;
‐ Permitted ambient temp : 55 C;
‐ Overload release : sesuai gambar.

 Pada Panel-panel yang terdapat banyak busbar, Contractor/relay dan alat


ukur system penyambungan kabelnya tidak diperkenankan adanya
sambungan langsung pada busbar atau alat controlnya tetapi harus
dilaksanakan diatas Terminal Block.
 Terminal Block yang digunakan harus dari produk yang berkualitas baik.
 Komponen-komponen pengukuran yang dapat dipakai :
‐ Current Transformater;
‐ Amperemeter;
‐ Voltmeter;
‐ Selector switch
 Terminal Block :
‐ Ambient Termperatur : -40 C + 100 C
‐ Density : High density (600 V)
‐ Insulating Housing : Continuous grove. D
‐ istance between the terminal body and the mounting rail : De
Electric gap.
 Ligthning Arrester
Arrester untuk dipasang pada incomming panel LVMDP. Lightning arrester
ini harus ditanahkan (grounding) sedemikian sehingga tahanan tanah
mencapai Max.1 ohm.

Kabel Tegangan Rendah.


Kabel yang dipergunakan untuk tegangan min. 0,6 kV untuk kabel, NYM,
spesifikasi:
‐ Conductor : Plain Copper (NYM)
‐ Insulation : PVC
‐ Core Filter : Compound Elastic/Soft PVC
‐ Sheath : PVC

Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut:


‐ Untuk kabel-kabel instalasi daya dipergunakan jenis NYFGbY dan NYY.
‐ Untuk kabel-kabel instalasi Penerangan dan Kotak kontak biasa
mempergunakan NYM 3 x 2,5mm2 dengan HIP Conduit diameter minimum
19 mm sebagai pelindungnya.

Kabel-kabel daya yang ke sub-sub panel harus disertai dengan kawat BC


atau NYA sebagai kawat pentahanan dengan diameter sama dengan diameter
69 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

kabel feedernya atau minimal satu rating dibawahnya , kecuali diatas diameter
50 mm2, menggunakan BC 50 mm2.
Penampang kabel minimum yang dapat dipakai untuk Instalasi adalah
dengan diameter 2.5mm2, sedangkan untuk arde adalah dengan diameter 6
mm2.
Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantunya harus diajukan
terlebih dahulu kepada Direksi Pengawas untuk dimintakan persetujuannya.

Lampu-lampu, Saklar, Kotak kontak, Conduit Cable Leadder/Tray, dll)

Lampu TLD
‐ Type : TKI,
‐ Tebal plat besi untuk TL Box/Armature tersebut minimum 0,7mm.
‐ Ballast untuk Lampu TL harus dari bahan Low Loss Type.
‐ Condenser yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat
memberikan koreksi factor (cos phi) total minimal 0,85.
‐ Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis White 21/22 atau Warm
White 31/32.
‐ Finishing untuk TL Armature/Box harus di Oven/Powder Coating
‐ Sebelum dipasang, contoh Lampu TL harus diajukan kepada Direksi
Pengawas terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuannya

Lampu Down Light


‐ Type : Flush Mounting
‐ Condenser yang dipasang seri pada Down Light PL harus dapat
memberikan koreksi factor (cos phi) total minimal 0,85.
‐ Armature Down Light harus dilengkapi dengan_base aluminium dan
reflektor alumunium anodise Silver/-"'
‐ Finishing untuk Down Light harus di cat Oven/Powder Coating
‐ Diameter dari kap lampu sekitar 160 mm + Ring
‐ Lampu yang dipakai dari jenis lampu PLC White
‐ Sebelum dipasang, contoh Lampu Down Light harus diajukan kepada
Direksi Pengawas terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuannya.

Kotak Kontak dan Saklar


‐ Kotak Kontak dan Saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata
adalah type pemasangan masuk/inbow (flush-mounting)
‐ Kotak Kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10A dan
mengikuti standard VDE, sedangkan Kotak-kontak untuk AC (intbow)
mempunyai rating 16 A dengan ketinggian 30 cm dibawah plafon.
‐ Flush-box (inbow doos) untuk tempai saklar, kotak-kontak dinding dan
push button harus dipakai dari jenis bahan bakely atau metal dari produk
yang sama.
‐ Kotak-kontak dinding dipasang 30 cm dari permukaan lantai. sedangkan
untuk di LT Basement 150 cm dari lantai
70 | 71
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT TEKNIS
Pembangunan Ruang Praktek Siswa SMKN 2 Garut

Grounding
 Kawat grouding dapat dipergunakan kawat telanjang (BBC= Bare Copper
Conductor).
 Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) atau minimal
satu step dibawahnya untuk penampang kabel lebih kecil dari 50 mm2.
 Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized
minimum berdiameter 1 1/4 diujung pipa tersebut diberi/pasang copper rod
sepanjang 0,5 m.
 Electrode pentanahan yang dupantek kedalam tanah minimal sedalam 12
m atau sampai menyentuh permukaan air tanah.
 Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 1
Ohm, diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.

17.8. Jumlah Tenaga Kerja

a. Mandor 1 Orang
b. Kepala Tukang 1 Orang
c. Tukang Elektrikal 6 Orang
d. Pekerja 8 Orang

17.9. Pengolahan/Pembuangan LimbahB3/Sampah Proyek

a. Setiap Sampah/Sisa Pekerjaan Harus di buang ke tempat bak sampah proyek sebelum
di buang ke pembuangan sampah akhir.
b. Pembersihan Limbah/Sampah Proyek dilakukan setiap harinya, 30 menit sebeluh
mengakhiri pekerjaan setiap harinya.
c. Limbah/Sampah di pisahkan berdasarkan jenis sampahnya, sehingga memudahkan
untuk pengangkutan dan pada saat di tempat akhir.
d. Sebelum Limbah/Sampah proyek di buang ke tempat akhir, keadaan limbah/sampah
proyek di pastikaan dalam keadaan tertutup rapat pada penampungan sampah
sementara di proyek agar tidak mencemari lingkungan.

71 | 71

Anda mungkin juga menyukai