Anda di halaman 1dari 59

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 1

RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat)

SPESIFIKASI TEKNIS

PAKET PEKERJAAN : PEMBANGUNAN LABORATORIUM SUMBER DAYA AIR


JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHAP II
LOKASI : DESA NGIJO KECAMATAN KARANG PLOSO KABUPATEN
MALANG

Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan,
dengan ketentuan:
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya
produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

PETUNJUK UNTUK PESERTA


Peserta Tender harus membaca dan mempelajari seluruh gambar kerja, rencana kerja dan syarat
ini dengan seksama untuk memahami benar-benar maksud dan isi dokumen tersebut secara
keseluruhan maupun setiap bagian. Tidak ada gugatan yang akan dipertimbangkan jika gugatan
itu disebabkan karena peserta tidak membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk,
ketentuan dalam gambar, atau pertanyaan kesalahpahaman apapun mengenai arti dari isi
dokumen ini.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 2

A. KETENTUAN UMUM

DAFTAR ISI
1. PERATURAN-PERATURAN TEKNIS
2. PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS
3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
4. IZIN BANGUNAN
5. BANGSAL KONSULTAN PENGAWAS DAN BANGSAL KERJA/GUDANG
6. JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)
7. TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR
8. TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN
9. KEAMANAN PROYEK
10. KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 3

A. KETENTUAN UMUM

1. PERATURAN-PERATURAN TEKNIS

Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS) ini maka akan berlaku dan tambahannya, yaitu:
a. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Bangunan di Indonesia (AV.41) tahun1941.
b. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Arbitrasi Teknis dari Dewan Teknik
Bangunan Indonesia (DTPI).
c. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) tahun 1970/NI – 18.
d. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
e. Peraturan yang dikeluarkan oleh jabatan/instansi pemerintah setempat, yang berkaitan
dangan pelaksanaan bangunan.

2. PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS

Dalam pelaksanaan pekerjaan, maka berlaku dan mengikat, yaitu:


a. Gambar Bestek, Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
b. Berita Acara Penjelasan (Anwijing).
c. Berita Acara Penunjukan.
d. Surat Keputusan Pimpinan Unit tentang Penunjukkan Pelaksanaan Pekerjaan.
e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
f. Surat Penawaran beserta lampiran-lampiranya.
g. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas. Kontraktor dan Konsultan Pengawas diharuskan meneliti rencana gambar
Bestek dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), termasuk penambahan / pengurangan
atau perubahan yang tercantum dalam berita acara Anwijing.
h. Bila terdapat perselisihan antara rencana gambar Bestek dengan rencana kerja dan syarat-
syarat (RKS), maka yang mengikat adalah rencana kerja dan syarat-syarat kecuali bila hal
tersebut terjadi karena kesalahan penulisan yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi harus mendapat keputusan Konsultan Pengawas.
i. RKS dan Gambar saling melengkapi.Bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedangkan
RKS tidak,maka gambar yang harus diikuti,begitu juga sebaliknya.
j. Bila terdapat perbedaan antara rencana gambar Bestek yang satu dengan rencana gambar
Bestek yang lain, maka diambil rencana gambar Bestek yang ukuran skalanya lebih besar.
k. Bila perbedaan-perbedaan tersebut diatas menimbulkan keragu-keraguan,sehingga
menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, maka harus segera dikonsultasikan
Perencana dan keputusan-keputusannya harus dilaksanakan.
3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 4

Pekerjaan Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan
Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya di Desa Ngijo Kabupaten Malang.

4. IZIN BANGUNAN DAN SERTIFIKAT KELAYAKAN

4.1. Setelah Surat Pemerintah Mulai Kerja (SPMK) di keluarkan, maka izin bangunan dan izin
lainnya akan di urus oleh Pemberi Tugas, namun pelaksanaan dan pembiayaannya di
tanggung oleh Kontraktor.
4.2. Untuk memulai pekerjaan, maka Kontraktor harus dapat menunjukan kepada Konsultan
Pengawas surat izin bangunan atau minimal tanda bukti bahwa izin bangunan tersebut
sedang diproses.
4.3. Tanpa ada izin bangunan dari Instalasi yang berwenang, maka kontraktor tidak
diperkenankan memasang papan reklame dalam bentuk apapun disekitar lingkungan
proyek.
4.4. Kontraktor diharuskan membuat papan nama Proyek sesuai dengan persyaratan yang
berlaku pada daerah setempat dan harus dipasang paling lambat 7 hari setelah dimulai
pekerjaan.
4.5. Segala sertifikat kelayakan (K3, Tower Crane (TC), Lift Barang, Instalasi listrik) menjadi
tanggung jawab kontraktor bila diperlukan.

5. BANGSAL KONSULTAN PENGAWAS DAN BANGSAL KERJA/GUDANG

5.1. Kontraktor harus membuat bangsal Konsultan Pengawas yang berukuran 4 m x 9 m,


dengan menggunakan bahan-bahan sederhana seperti tongkat, lantai papan, dinding
papan/plywood, atap seng dan pintu harus dilengkapi dengan kunci yang baik serta
cukup jendela dan ventilasi/penerangan. Kantor tersebut tidak bersatu dengan gudang
atau bangsal Kontraktor.
5.2. Bangsal Konsultan Pengawas tersebut harus dilengkapi dengan:
a. Satu buah meja tulis ukuran 120 cm x 240 cm.
b. Dua buah kursi sebagai perlengkapan meja tulis.
c. Satu set meja kursi tamu.
d. Satu buah papan tulis yang berukuran 120 cm x 240 cm.
e. Satu buah meja besar yang berukuran 120 cm x 240 cm, untuk keperluan
pertemuan/rapat di lapangan.
f. Pada meja besar harus dilengkapi denga kursi panjang yang sesuai dengan
kebutuhan rapat/pertemuan di lapangan.
g. Sebuah ruangan toilet dan dapur kecil sederhana dengan cukup persediaan air
bersih.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 5

5.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk pekerjaan dan gudang untuk menyimpan
bahan-bahan bangunan dan peralatan pekerjaan dan pintunya harus mempunyai kunci
yang kuat/baik untuk keamanan bahan/perlengkapan.
5.4. Tempat mendirikan bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang,akan
ditentukan kemudian dan dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas.
5.5. Bangsal Konsultan Pengawas dan perlengkapannya, harus sudah siap dilokasi
Bangunan, sebelum pekerjaan dimulai atau paling lambat 10 hari sesudah SPMK
diterima. Setelah selesai pekerjaan tersebut, bangsal dan perlengkapannya menjadi milik
Pemberi Tugas.
5.6. Pembongkaran Bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan bahan bongkaran menjadi milik Pemberi Tugas.

6. JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)

6.1. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka Kontraktor wajib membuat jadwal
pelaksanaan (Time Schedule) yang membuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan, bobot
pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal penggunaan bahan
bangunan dan tenaga kerja.
6.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci pelaksanaan Kontraktor:
a. harus membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang diketahui/disetujui
oleh Konsultan Pengawas Lapangan.
b. harus membuat gambar kerja, untuk pegangan/pedoman bagi kepala tukang yang
harus diketahui Konsultan Pengawas Lapangan.
c. harus membuat daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan yang dibutuhkan
dalam pelaksanaan bangunan.
6.3. Rencana Kerja (Time Schedule) diatas harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawasan dan Pemberi Tugas
6.4. Rencana Kerja (Time Schedule), harus selesai dibuat oleh Kontraktor, paling lambat 7
(tujuh) hari kalender, setelah SPMK diterima.
6.5. Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja (Time Schedule), sebanyak4
(empat) lembar kepada Konsultan Pengawas dan 1 (satu) lembar harus dipasang pada
dinding bangsal kerja.
6.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana
kerja (Time Schedule) yang ada dan harus membuat grafik prestasi pekerjaan.

7. TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR

7.1. Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasanya dilapangan (Pelaksana), yang mempunyai
pengetahuan dibidang Teknik Sipil/Bangunan, cakap, gesit dan berwibawa terhadap
pekerja yang dipimpinnya dan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 6

Penunjukan ini harus dikuatkan dengan surat resmi dari Kontraktor yang ditujukan
kepada Pemberi Tugas dan tembusannya kepada Pengelola Teknis Proyek dan
Konsultan Pengawas.
7.2. Pelaksana harus berpendidikan minimum Sarjana (S1) Jurusan Teknik Sipil dan
mempunyai pengalaman kerja lapangan minimum 5 tahun.
7.3. Selain Petugas Pelaksana, maka kontraktor diwajibkan pula melaporkan secara tertulis
kepada Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan Pengawas, tentang susunan organisasi
pelaksana dilapangan (sesuai dengan penawaran) dengan nama dan jabatan masing-
masing.
7.3.1. Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, Kontraktor Pelaksana harus
menyediakan tenaga mandor, tukang dan pekerja yang cukup terampil serta
cukup jumlahnya, ditambah 1 (satu) orang draftman bila diperlukan untuk
pembuatan shop drawing.
7.3.2. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menambah/mengganti tenaga seperti yang
dimaksud pada butir 1 dan 2 di atas apabila diminta oleh konsultam pengawas
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis yang masuk akal. Kelalaian dalam
hal ini dapat dikenakan sanksi/denda kelalaian sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan direksi.
7.3.3. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, Kontraktor Pelaksana harus membuat
pengaturannya sendiri dalam hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja, lokal
atau lainnya dan mengenai pembayaran, perumahan, makan, transportasi dan
pembayaran yang harus dikeluarkan termasuk kompensasi yang harus menjadi
haknya berdasarkan perundang-undangan Republik Indonesia bilamana pekerjaan
telah berakhir.
7.3.4. Kontraktor Pelaksana tidak akan menawarkan pekerjaan kepada pegawai dari
Pemilik Kegiatan selama masa Kontrak dan setelahnya kecuali dengan seijin
tertulis dari Pemilik Kegiatan.
7.3.5. Untuk mendapatkan tenaga Staf dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktor
Pelaksana harus memberikan prioritas utama kepada orang-orang yang tinggal
atau berasal dari tempat lokasi kegiatan.
7.3.6. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan memelihara pada lokasi kegiatan
fasilitas pertolongan pertama dalam kecelakaan yang memadai dan beberapa staf
harus mampu melakukan tugas pertolongan pertama, sesuai dengan keinginan
Direksi.
7.3.7. Kontraktor Pelaksana akan secepatnya melapor kepada Direksi bila terjadi
peristiwa kecelakaan di lokasi atau dimana saja yang berhubungan dengan
Pekerjaan. Kontraktor Pelaksana juga harus melaporkan kecelakaan tersebut
kepada instansi yang berwenang apabila laporan tersebut disyaratkan oleh
undang-undang.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 7

7.4. Bila dikemudian hari, menurut penilaian Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan
Pengawas, bahwa Pelaksana kurang mampu atau tidak mampu melaksanakan tugasnya,
maka Kontraktor diharuskan mengganti Pelaksana tersebut dan harus memberitahukan
secara tertulis tentang Pelaksana yang baru, demi kelancaran pekerjaan.

8. TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN

8.1. Kontraktor harus mendatangkan tenaga kerja yang berpengalaman dan ahli dibidang
pekerjaannya masing-masing, seperti tukang pancang, tukang besi, tukang kayu, tukang
pasang ubin/keramik, tukang cat, tukang atap, instalator mekanikal elektrikal dan tenaga
kerja lainnya.
8.2. Sebelum bahan bangunan didatangkan ke lokasi proyek, maka Pelaksana harus
memberikan contoh bahan bangunan kepada Konsultan Pengwas Lapangan dan bila
sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan maka
barulah boleh didatangkan dalam jumlah yang besar menurut keperluan Proyek.
8.3. Mengenai jumlah contoh bahan bangunan yang diberikan dapat dikonsultasikan dengan
Konsultan Pengawas.
8.4. Mendatangkan bahan-bahan bangunan untuk pelaksanaan proyek, harus tepat pada
waktunya dan kualitasnya dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua bahan
sebelum dikerjakan/digunakan harus diajukan dan ditunjukkan kepada Konsultan
Pengawas, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk
mendapat persetujuan tertulis.
Jika dipandang perlu untuk mengadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan
pengganti harus telah mendapat persetujuan tertulis Konsultan Pengawas.
Tempat asal/merk pabrik bahan yang digunakan tidak dapat diganti tanpa persetujuan
Konsultan Pengawas atau Tim Teknis.
8.5. Bahan bangunan yang tidak sesuai dengan persyaratan dan ditolak oleh Konsultan
Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek, paling lambat 24 jam sesuai
surat pernyataan penolakan dikeluarkan.
8.6. Bahan bangunan yang berada di lokasi Proyek dan akan dipergunakan untuk
pelaksanaan bangunan, tidak boleh dikeluarkan dari lokasi Proyek.
8.7. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan-bahan bangunan yang memenuhi
persyaratan mutu dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan
konstruksi sesuai dengan jadual pelaksanaan.
8.8. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini. Sedangkan
bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan di sini akan diisyaratkan langsung di
dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.
a. Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaannya harus air tawar yang bersih tidak mengandung

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 8

minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dinyatakan memenuhi
syarat sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium. Bila
air yang digunakan dari sumber PDAM, maka tidak lagi diperlukan rekomendasi
laboratorium.
b. Semen
Semen yang digunakan adalah Portland Cement (PC) Tipe I sesuai ASTM dan
memenuhi SNI (Standar Nasional Indonesia). Semen harus satu merk untuk
penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum
mengeras sebagian atau seluruhnya. Penyimpanan harus dilakukan dengan cara
dan di dalam tempat (gudang) yang memenuhi syarat untuk menjamin keutuhan
kondisi sesuai persyaratan di atas.
c. Pasir
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam dan bahan organis lainnya yang terdiri atas:
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus , yang lazim disebut pasir
urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075-1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasir
pasang.
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
d. Kerikil
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
tercantum dalam PBI 1971.
8.9. Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan bangunan
agar upaya pelaksanaannya dapat selesai sesuai dengan waktu yang disediakan.
8.10. Alat-alat yang disediakan oleh Kontraktor, harus dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin dan bila rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak dapat dipakai, maka harus
segera dikeluarkan dari lokasi Proyek.
8.11. Untuk bahan-bahan kayu dan besi menggunakan bahan yang tersedia dipasaran dengan
toleransi ukuran maksimal 10% kecuali ditentukan lain dalam Bestek.
8.12. Alat-alat dan bahan-bahan yang berada di tepi jalan malam hari harus diberi lampu
merah yang cukup jelas dan terang agar tidak mengganggu lalulintas/kecelakaan, atau
menurut petunjuk direksi.
8.13. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan barak kerja dan gudang
penyimpanan alat dan bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi yang
kelayakannya akan dinilai oleh Direksi. Bila Direksi menilai barak/gudang tersebut tidak
layak layak dengan alasan-alasan teknis, maka Kontraktor Pelaksana harus melakukan
perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 9

8.14. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan / mendirikan barak direksi (direks keet) yang
dilengkapi :
a. Meja rapat dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup
b. Meja, kursi kerja berlaci dan berkunci
c. 1 set dokumen kontrak
Direksi keet tersebut harus dibangun dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Atap : Fiber semen
b. Dinding : Dinding tripleks dengan rangka kayu meranti
c. Pondasi : pondasi batu kali setempat
d. Lantai : rabat beton/concrete block
e. Dilengkapi pula kamar kecil (1,5 x 2 m) beserta penyediaan air bersih dan saluran
pembuangan air kotornya untuk keperluan konsultan pengawas dan tim teknis.
8.15. Kontraktor Pelaksana harus membuat pagar pembatas dan pengaman sekeliling lokasi
kegiatan. Selain itu juga harus membuat papan nama kegiatan yang berisikan
data/informasi mengenai kegiatan, dan terbuat dari kayu dengan tulisan hitam warna
dasar putih.
8.16. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan air minum yang cukup ditempat pekerjaan
untuk para pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-
perlengkapan keselamatan kerja. Bila terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan, Kontraktor
Pelaksana harus segera mengambil tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-
lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor
Pelaksana diwajibkan mengikuti ASTEK).
8.17. Semua material yang tersebutkan didalam butir 1, 2 dan 3 diatas setelah selesainya
pelaksanaan kembali menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari
lapangan pekerjaan.

9. KEAMANAN PROYEK

9.1. Kontraktor diharuskan menjaga terhadap barang-barang milik Proyek,Konsultan


Pengawas dan Pihak ketiga yang ada di lapangan, baik terhadap pencurian maupun
pengrusakan.
9.2. Untuk maksud diatas maka Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari bahan kayu
dan seng serta perlengkapan lainnya yang dapat menjamin keamanan.
9.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat, dan hasil pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.
9.4. Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya. Untuk
mencegah bahaya kebakaran Kontraktor harus menyiapkan minimal tabung pemadam
(fire extinguiser 4 Kg) yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat-tempat yang
strategis dan mudah dicapai.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 10

10. KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN

10.1. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja,
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu
Kontraktor harus mendaftarkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK) sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
10.2. Pada pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh, maka Kontraktor
harus menyediakan sabuk/jaring pengaman kepada pekerja tersebut.
10.3. Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka Kontraktor
harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya yang siap
dipakai apabila diperlukan.
10.4. Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segera membawa korban ke Rumah Sakit
yang terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
10.5. Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi syarat-
syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung
jawabnya maupun yang berada di pihak ketiga.
10.6. Kontraktor harus menyediakan kamar mandi sementara lengkap dengan closet dan
air bersih yang cukup serta sistem pembuangannya (septicktank dan peresapan)
dalam jumlah yang disesuaikan dengan banyaknya tenaga kerja dan selalu dijaga
kebersihannya.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 11

B. SYARAT–SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

DAFTAR ISI
PASAL 1 KEADAAN LAPANGAN
PASAL 2 PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN
PASAL 3 PEKERJAAN TANAH
PASAL 4 PEKERJAAN PONDASI BATU KALI, SALURAN DAN BRONJONG
PASAL 5 PEKERJAAN BETON BERTULANG
PASAL 6 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
PASAL 7 PEKERJAAN PASANGAN
PASAL 8 PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN HARDWARE (PENGGANTUNG)
PASAL 9 PEKERJAAN PENGECATAN
PASAL 10 PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
PASAL 11 PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING BLOCK DAN KANSTIN
PASAL 12 PERATURAN PENUTUP

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 12

B. SYARAT–SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

PASAL 1
KEADAAN LAPANGAN

Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi tempat pekerjaan harus ditinjau lebih dahulu
oleh direksi pekerjaan bersama-sama dengan Kontraktor Pelaksana. Apabila tidak ada
kesamaan antara keadaan lapangan dengan keadaan seperti yang ditunjuk dalam gambar,
maka Kontraktor segera menyampaikan secara tertulis kepada Direksi untuk mendapatkan
penyelesaian lebih lanjut.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN / PENDAHULUAN

2.1 LINGKUP PEKERJAAN

Meliputi seluruh persiapan untuk Pekerjaan Pekerjaan Pembangunan Laboratorium Sumber


Daya Air Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Malang.

2.2 PEKERJAAN PERSIAPAN

2.2.1 Peralatan Pendukung Pekerjaan dan Lain Sebagainya


Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan secara sempurna dan efesien dengan urutan yang teratur, termasuk semua
alat-alat yang dipergunakan seperti: Katrol (keretan), instalasi, steger, alat pengangkat
mesin-mesin, pekerja-pekerja, alat-alat penarik, bahan-bahan dan lain sebagainya
yang diperlukan oleh Pemborong dan untuk menyingkirkan semua alat-alat tersebut
pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk
memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.

2.2.2 Direksi Keet


Pemborong harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara direksi
keet untuk keperluan kegiatan kantor lapangan lengkap dengan perabot dan peralatan
masing-masing seluas 50 m2, dan juga tempat penyimpanan barang-barang
Penggunaan bangunan yang ada di lapangan untuk maksud-maksud ini hanya
diizinkan setelah Pemborong memperoleh persetujuan tertulis dari Lembaga yang
bersangkutan. Semua boukeet/perlengkapan pemborong dan sebagainya tetap

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 13

menjadi milik pemborong dihitung sebagai biaya sewa selama pelaksanaan proyek.
Pada waktu penyelesaiaan harus dibongkar.
2.2.3 Pembangkit Tenaga Listrik Sementara
Setiap pembangkit tenaga listrik sementara atau penerangan buatan yang
dipergunakan untuk pekerjaan, harus disediakan oleh Pemborong, termasuk
pemasangan semetara dari kabel-kabel, meteran, upah dan tagihan serta
pemberesannya kembali waktu pekerjaan selesai, adalah beban pemborong.

2.2.4 Penyediaan Air Kerja


Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan apabila mungkin dapat dari sumber
yang sudah ada. Pemborong harus membuat sambungan-sambungan sementara
yang diperlukan atau cara lain untuk mengalirkan air dan mencabutnya kembali pada
waktu pekerjaan selesai dan membetulkan segala pekerjaan yang tertanggu. Tidak
diperbolehkan menyambung dan mengambil air dari saluran induk, lobang penyedot
(tap point), reservoir dan sebagainya, tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan
tertulis dari Pemberi Tugas. Apabila air didapat dari sumber lain, pemborong harus
membayar segala ongkos penyambungan, air yang dipakai, dan pembongkaran
kembali. Pemberi Tugas dalam hal ini tidak bertanggung jawab atau mengganti biaya
yang dikeluarkan oleh Pemborong untuk keperluan itu.

2.2.5 Pencegahan Pelanggaran Wilayah


Pemborong diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar tempat pekerjaan dan
harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.

2.2.6 Orang-Orang yang Tidak Berkepentingan


Pemborong harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas tetapi sopan memberikan perintah sedemikian rupa
kepada ahli tekniknya yang bertugas dan para penjaga.

2.2.7 Perlindungan Terhadap Milik Umum


Pemborong harus menjaga agar jalanan umum, jalan kecil dan pemakaian jalan,
bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya, serta memelihara
kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama
kontrak berlangsung. Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan
pemindahan yang terjadi atas utilitas (kelengkapan umum) seperti saluran air, telepon,
listrik,dan sebagainya, yang disebabkan oleh operasi-operasi pemborong. Ia akan
diminta membayar segala ongkos dan biaya untuk yang berhubungan dengan
pemasangannya kembali serta perbaikan-perbaikannya.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 14

2.2.8 Perlindungan Terhadap Bangunan-Bangunan yang Ada


Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, pemborong bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas jalan- jalan, saluran-saluran
pembuangan dan sebagainya, di tempat pekerjaan dan kerusakan-kerusakan sejenis
yang disebabkan karena operasi-operasi pemborong dalam arti kata yang seluas-
luasnya. Itu semua harus diperbaiki oleh Pemborong hingga dapat diterima Pemberi
Tugas.

2.2.9 Penjagaan, Pembuatan Pagar dan Papan Nama Proyek


Pemborong bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan, dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang
dan malam hari. Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap pemborong dan
sub pemborong atas kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan atau
peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan Pemborong wajib
mengadakan, mendirikan dan memelihara pagar sementara (pagar proyek) yang
diperlukan untuk keamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan dan umum, juga
membayar segala upah dan biaya yang resmi untuk keperluan tersebut. Pagar proyek
tersebut dari seng gelombang dicat sebelah luarnya, dan juga pembuatan papan
nama proyek.

2.2.10 Perlindungan Pekerjaan


Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan, termasuk bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi di tempat pekerjaan, hingga kontrak selesai dan
diterima Pemberi Tugas. Ia harus mengingat perlengkapan bahan-bahan dari segala
kemungkinan kerusakan untuk seluruh pekerjaan, termasuk bagian-bagian yang
dilaksanakan oleh sub pemborong dan mengingat agar pekerjaan bebas dari air hujan
lebat dan banjir, dengan jalan melindunginya memakai tutup yang layak, memompa,
menimba atau seperti apa yang dikehendaki atau diintruksikan.

2.2.11 Kesejahteraan, Keamanan dan Pertolongan Pertama


Pemborong harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan
pengamanan yang untuk melindungi para pekerja dan tamu pekerjaan. Fasilitas dan
tindakan pengamanan seperti ini selain untuk memuaskan Pemberi Tugas, juga harus
menurut (memenuhi) ketentuan undang-undang yang berlaku pada waktu ini.
Dipekerjaan Pemborong wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk
pertolongan pertama, yang mudah dicapai, sebagai tambahan hendaknya disetiap site

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 15

ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah dilatih dalam soal-soal
mengenai pertolongan pertama.

PASAL 3
PEKERJAAN TANAH

3.1 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan persiapan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat dan pengangkutan
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “Pekerjaan Tanah” seperti tertera pada gambar
dan spesifikasi ini, tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut. Semua persiapan,
pembersihan galian, dan urugan untuk bangunan seperti yang ditentukan Konsultan
Pengawas.

3.2 UMUM
Persiapan dan pembersihan daerah yang dikerjakan:
a. Kontraktor berkewajiban melaksanakan seluruh pekerjaan penggalian sesuai dengan
ketentuan, peraturan hukum yang berlaku.
b. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Pembersihan harus
dilakukan terhadap semua belukar, sampah yang tertanam dan material/benda-benda lain
yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, semuanya harus
dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar atau dibuang, dengan cara yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput, dan
sebagainya, harus dihilangkan sampai kedalaman 0.30 meter di bawah tanah
dasar/permukaan.
c. Semua daerah urugan harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap
urugan baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan yang dapat
menimbulkan pelapukan di kemudian hari.
d. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan
Pelaksana Pekerjaan dan harus dibuat dari kayu Meranti atau setaraf setebal 3 cm dengan
tiang kaso-kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8 sampai 10cm dengan jarak 2 meter satu
sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sifat datar
(waterpas).
e. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Pelaksana Pekerjaan
f. Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk
mengadakan pengukuran ulang.
g. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan
as-as dan atau level peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak hilang terkena air/hujan.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 16

h. Elevasi Lapangan/kontur harus diasumsikan sesuai dengan gambar topografi yang


ditentukan. Jika timbul keragu-raguan tentang ketepatan elevasi tersebut, maka elevasi
akan ditentukan bersama dengan Pengawas/Manajemen Konstruksi, bila di perlukan
Perencana dan Owner di hadirkan sebelum pekerjaan dimulai.
i. Semua material galian termasuk batu-batuan harus dibuang keluar lapangan dan semua
biaya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Tempat
penampungan material galian akan ditentukan oleh Pemberi Pekerjaan dan semua biaya
yang timbul adalah menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

3.3 PEKERJAAN GALIAN

3.3.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan
pekerjaan tanah dan harus di cantumkan dalam metode pelaksanaan pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan harus menjaga supaya tanah dibawah dasar elevasi seperti pada
gambar rencana tidak terganggu. Jika terganggu Pelaksana Pekerjaan harus
menggalinya dan mengurug kembali lalu dipadatkan sesuai syarat-syarat yang tertera
dalam spesifikasi di bawah ini.

3.3.2 Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan.
b. Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar
sedang lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan
sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas.
c. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air dengan jumlah
dan kapasitas yang cukup atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja
terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian.
d. Pelaksana Pekerjaan harus memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi
galian agar tidak longsor dengan memberikan suatu dinding penahan atau
penunjang sementara atau kemiringan lereng yang cukup dan plester seperti
gambar.
e. Juga kepada Pelaksana Pekerjaan diwajibkan mengambil langkah-langkah
pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan lobang
galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut
sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 17

f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang
dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
g. Bagian-bagian yang diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih bebas
dari segala kotoran dan memenuhi syarat-syarat sebagai tanah urug.
Pelaksanaannya secara berlapis-lapis dengan penimbrisan lubang-lubang galian
yang terletak di dalam garis bangunan harus diisi kembali dengan pasir urug yang
diratakan dan disiram air serta dipadatkan sampai mencapai 90% kepadatan kering
maksimum yang dibuktikan dengan test laboratorium.
h. Muka air tanah harus selalu berada 100 cm di bawah elevasi dasar pondasi
terendah.
i. Selama pekerjaan Pelaksana Pekerjaan harus memperhatikan agar tidak
mengganggu atau merusak saluran drainase, pipa air, pipa gas, kabel dan lain-lain,
maka Konsultan Pengawas harus segera diberitahu sebelum penggalian dilanjutkan.
Segala kerusakan pada saluran atau jaringan kabel, pipa dan lain-lain harus segera
diberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan sebagai biaya sehubungan dengan
hal tersebut termasuk biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
j. Semua air genangan di dalam proyek selama pekerjaan galian harus dipompa keluar
dan semua konstruki sistem drainase serta sistem dewatering yang diperlukan
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Saluran di dalam dan di sekeliling
site harus disediakan sesuai dengan gambar. Apabila diperlukan dewatering harus
dilaksanakan untuk menjaga agar galian bebas dari genangan air tanah dan air
hujan selama pekerjaan galian dan sesudahnya sesuai ketentuan. Semua biaya
yang timbul sehubungan dengan pekerjaan tersebut di atas menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.

3.3.3 Sistem Pengamanan Galian

a. Kestabilan dinding galian


Selama pekerjaan seluruhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan diharuskan melakukan semua langkah-langkah pencegahan
kelongsoran yang mungkin diperlukan antara lain seperti stritting dan shoring
selama waktu yang ditentukan dalam kontrak. Apabila diperlukan, penggalian
tambahan dan timbunan kembali akibat langkah-langkah pencegahan tersebut harus
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Pelaksana Pekerjaan harus menjaga
dan memelihara kestabilan seluruh dinding, kemiringan dinding galian, membuang
tanah longsoran dan memperbaiki kerusakan yang timbul selama jangka waktu
kontrak dan masa pemeliharaan selanjutnya.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 18

b. Pengamanan terhadap pondasi yang bersebelahan.


Apabila level galian lebih rendah dari pada level pondasi bangunan yang
bersebelahan, maka pengamanan dinding galian harus diberikan pada bagian
tersebut dengan perkuatan batu kali atau beton atau sheet pile seperti yang
ditunjukkan pada gambar.
c. Inspeksi pekerjaan galian
Seluruh pekerjaan galian harus diinspeksi oleh Konsultan Pengawas, sebelum
pemasangan tulangan, pengecoran beton, atau pekerjaan lain dilanjutkan.
d. Kebersihan jalan lingkungan
Selama pekerjaan galian semua alat berat, truk dan kendaraan angkut lain harus
dibersihkan pada saat akan meninggalkan proyek dan Pelaksana Pekerjaan harus
mengupayakan agar kendaraan angkut tidak mengotori jalan.
e. Timbunan
Apabila diperlukan penimbunan, akibat kelalaian atau kesalahan galian dan lain-lain,
maka pekerjaan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
berikut ini. Seluruh area yang akan ditimbun harus dibersihkan dari segala kotoran
dan sampah sebelum penimbunan. Material untuk timbunan dapat menggunakan
material hasil galian yang dipilih/ditentukan oleh Konsultan Pengawas atau dengan
mendatangkan material timbunan dari luar yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Timbunan harus dikerjakan sampai level, dimensi dan kemiringan yang ditentukan
dalam gambar. Material timbunan harus dipadatkan secara berlapis-lapis (max 250
mm) dengan alat-alat kompaksi sehingga mencapai kepadatan tanah yang
ditentukan dibawah ini. Penggunaan alat-alat berat tidak boleh dipergunakan apabila
menurut Konsultan Pengawas hal tersebut dapat membahayakan pekerjaan lain
atau saluran, pipa dan lain-lain. Pekerjaan timbunan hanya dapat dilaksanakan
setelah diinspeksi dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

3.4 PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

Yang dimaksud disini adalah pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah dengan syarat
khusus dimana tanah hasil urugan ini akan digunakan sebagai pemikul beban.

3.4.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang dibutuhkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
c. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan
kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah-sampah harus disingkirkan

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 19

dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan

3.4.2 Bahan-Bahan
a. Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka minimum 10 cm padat (setelah
disirami, diratakan, dan dipadatkan) di bagian atas dari urugan bawah plat-plat beton
bertulang, beton rabat dan pondasi dangkal harus terdiri dari urugan pasir padat.
b. Di bawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah silty
clay yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang bisa lapuk serta
bahan batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran dari batu pecah tersebut
tidak boleh lebih besar dari 15 cm.

3.4.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian rupa
sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan padat. Tiap lapisan
harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.
b. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat-alat
pemadat/Compactor “Vibrator type” yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari
95% dari kepadatan kering maksimum hasil laboratorium.
c. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan Proctor.
Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum
terhadap kadar air optimum minimal satu kali setiap jenis tanah yang dijumpai di
lapangan. Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik
untuk bukti penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh,
kepadatan kering maksimum dan kadar air optimum.
d. Pengeringan atau pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya
daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
e. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu besar
bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu kecil yang
dipadatkan.
f. Kelebihan material galian harus dibuang oleh Pelaksana Pekerjaan ketempat
pembuangan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
g. Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat
lain, tanpa biaya tambahan.

3.4.4 Sarana Darurat

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 20

Selama pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus membuat drainase


sementara ataupun menyediakan pompa sehingga pada lokasi proyek tidak terjadi
pengurangan air. Pembuatan drainase tersebut sudah harus diperhitungkan dalam
penawaran dan dalam pelaksanaannya harus terlebih dahulu disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
3.4.5 Pengujian Mutu Pekerjaan
a. Konsultan Pengawas harus memberitahu bila penelitian di lapangan sudah dapat
dilaksanakan untuk menentukan kepadatan sebenarnya dilapangan.
b. Jika kepadatan di lapangan kurang dari 95% dari kepadatan maksimum maka
Pelaksana Pekerjaan harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai
memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 95% dari kepadatan maksimum
laboratorium. Penelitian kepadatan dilapangan harus mengikuti prosedur ASTM D-
1556-70 atau perosedur lainnya yang disetujui Manajemen Konstruksi dan semua
biaya yang timbul untuk keperluan ini menjadi beban Pelaksana Pekerjaan.
c. Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan setiap 500 meter persegi
dari daerah yang dipadatkan atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
d. Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan salah satu dari
cara/prosedur dibawah ini:
•“Density of soil inplace by sand-cone method” AASHTO.T.191
•“Density of soil inplace by driven cylinder method” AASHTO.T.204
•“Density of soil inplace by the rubber ballon method”AASHTO.T.205
d. atau dengan cara lain harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas.

PASAL 4
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI, SALURAN DAN BRONJONG

4.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan meliputi antara lain pembuatan pondasi batu kali, saluran, aanstamping, bronjong
sesuai gambar dan RAB.

4.2. BAHAN – BAHAN

Bahan yang dipergunakan :

4.2.1. Batu belah yang tidak poros dan belum dipakai, serta harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu kepada Pengawas.
4.2.2. Perekat yang digunakan dalam komposisi adukan dengan perbandingan (1 PC
: 5 Ps), (1 PC : 4 Ps) dan transram (1 PC : 3 Ps)

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 21

4.2.3. Pasangan aanstamping dari batu belah yang disusun padat celah-celahnya diisi
pasir dan disiram air.
4.2.4. Pasir urug digunakan untuk alas pondasi sebelum dipasang aanstamping dengan
tebal urugan 10 cm dan dipadatkan.
4.2.5. Pasir pasang.
4.2.6. Kawat gavanis d = 3 mm
4.3 SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN BATU KALI

4.3.1 Sebelum pelaksanan pekerjaan Kontraktor Pelaksana melaksanakan pengukuran


lebih dulu kepada Konsultan Pengawas jika akan dimulai.
4.3.2 Pemborong harus selalu berkonsultasi apabila mendapatkan perbedaan antara
gambar konstruksi dan gambar arsitektur atau hal-hal yang kurang jelas.
4.3.3 Ukuran balok sloof disesuaikan dengan gambar konstruksi untuk masing-masing
keperluan pondasi.
4.3.4 Ukuran balok sloof disesuaikan dengan gambar konstruksi untuk masing-masing
keperluan pondasi.
4.3.5 Bentuk galian untuk pondasi harus disesuaikan dengan gambar rencana, dan
kemiringan disesuaikan dengan keadaan serta sifat tanah setempat agar lobang
galian tidak mudah longsor.
4.3.6 Lobang galian untuk pondasi harus dihindarkan dari genangan air, karena
pemborong harus menghisap keluar genangan air yang terjadi.

4.4. PASANG BRONJONG


4.4.1. METODE KERJA
4.4.1.1. Lakukan pemasangan patok dan benang untuk menandakan daerah
penggalian untuk pemasangan bronjong berdasarkan dimensi jaring dan
disain. Termasuk tempat ruangan untuk pemadatan material pada bagian
luar penempatan bronjong. Pastikan kemiringan yang tepat dibuat pada
saat penggalian, paling tidak 1:2 (450). Seandainya dibutuhkan gunakan
penopang dan lembaran papan untuk penahan. Pastikan daerah
penggalian selalu kering dengan menggunakan pompa listrik dan
generator.
4.4.1.2. Selama penggalian, letakkan jaring bronjong pada pinggir slope dan mulai
pembentukan memanjang seperti yang tertera pada gambar, dan dengan
ukuran lebar x tinggi yaitu 1000 X 500. Bungkus jaring hingga berbentuk
kotak dan ikatkan bersama bagian tepinya menggunakan kawat yang telah
digavanisir d = 3 mm, jepit dan ikatkan serta dipotong dengan
menggunakan tang.
4.4.1.3. Lanjutkan perletakan dan pengisian jaring bronjong dan tumpukan lalu
ikatkan semua sesuai dengan gambar. Semakin banyak dinding bagian

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 22

dalam di dapat, maka bronjong semakin kuat, karena itu maka setiap
bronjong harus diikatkan secara bersama-sama dengan sebelumnya
secara sejajar. Bronjong yang diletakkan diatas untuk setiap susunan
harus dihubungkan juga untuk dengan yang lainnya. Seandainya bronjong
mempunyai bentuk memanjang sisi bagian bawah jaring harus d pasang
daya tahan dan memperkuat struktur.
4.4.1.4. Rongga antara bagian belakang dinding bronjong dengan kemirinfan
bekasa galian hrus d timbun kembali dan dilakukan pemadatan dengan
menggunakan material berukuran 0 – 150 mm. Seandainya menggunakan
tamper yaitu alat yang paling sesuai digunaan untuk memadatkan material,
tuangkan material setebal 40 cm d sekeliling bronjong.
4.4.1.5. Ketika struktur bronjong telah selesai, pastika semua celah disekeliling
bronjong d timbun kembali dan dipadatkan dengan baik.

4.4.2. QUALITY CONTROL


4.4.2.1 Pastikan semua material, peralatan dan alat bantu lainnya tersedia dan
dalam kondisi baik serta sesuai dengan spesifikasi
4.4.2.2. Pastikan setting out dilakukan dengan benar dan berdasarkan suatu
ketinggian yang telah d tentukan sebelumnya
4.4.2.3. Kontrol jaring bronjong, perletakan batuan, diameter ubang jaring, diameter
kawat dan volume untuk perencanaan pekerjaan

4.4.3. SYARAT PELAKSANAAN


4.4.3.1. Pastikan Semua tanah dipindahkan dari galian sampai dengan kedalaman
yang tepat
4.4.3.2. Pastikan semua bongkahan dan batu-batu besar dipindahkan dari bawah
tempat penggalian dan seandianya butuh ratakan dengan material yang
lebih baik
4.4.3.3. Periksa dinding penggalian dan kemiringan dinding galia 1:2 untuk
mencegah terjadinya longsor
4.4.3.4. Jagalah galian agar dalam keadaan kering sebisa mungkin

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 23

PASAL 5
PEKERJAAN BETON BERTULANG

5.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan meliputi antara lain pembuatan strauss, sloof, kolom, balok, dinding, plat, foot plat,
ringbalk, kolom praktis sesuai gambar dan pembongkaran-pembongkaran beton eksisting
yang diperlukan. Beton tandon menggunakan beton intergral.

5.2 STANDARD

a. PUBI-1982 NI-3 : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia


b. Tata Cara Perhitungan struktur beton untuk Bangunan Gedung SK SNI T-15-1991-03
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2)
d. Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan
Gedung SKBI-2.3.53.1987
e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5)
f. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8)
g. ASTM C-150 “Spesification for Fortland Cement”
h. ASTM C-33 “Standard Spesification for Concrete Aggregates”.
i. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
j. Peraturan Bangunan Nasional 1978
k. “American Society for Testingand Material” (ASTM)
l. “American Concrete Institute” (AC)
m. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas
n. Peraturan-peraturan yang lain supaya disediakan Pelaksana Pekerjaan di site.

5.3 PENYIMPANAN

5.3.1 Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai dengan
waktu dan urutan pelaksanaan.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 24

5.3.2 Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah diturunkan dan disimpan dalam
gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai
yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai
mengeras). Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas
tanpa alat dan jumlah tidak lebih dari 10% berat. Jika ada bagian yang tidak dapat
ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5% berat
dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah yang sama.
Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap terjamin.

5.3.3 Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-
bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya misalnya minyak dan
lain-lain). Jenis semen dari merek Tigaroda, Gresik atau Cibinong dan jenis merek
semen yang digunakan adalah mengikat seluruh pekerjaan.
5.3.4 Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya, serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari
tercampurnya dengan tanah.

5.4 PERSYARATAN BAHAN/PRODUK

5.4.1 Portland Cement


a. Portland cement jenis II, menurut NI-8 atau type I, menurut ASTM dan memenuhi
S.400, menurut Standard Portland Cement yang ditentukan Asosiasi Semen
Indonesia.
b. Untuk permukaan beton expose, harus dipakai 1 merk semen saja.
c. Kekuatan tes kubus semen minimal 350 kg cm persegi

5.4.2 Aggregates
a. Kualitas agregate harus memenuhi syarat SNI. Agregate kasar harus berupa batu
pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh
melebihi dari 5% berat kering
b. Dimensi maksimum dari agregate kasar tidak lebih dari 3,0 cm dan tidak lebih dari
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam, dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.

5.4.3 Air

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 25

a. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi mutu pekerjaan.
b. Kandungan chlorida tidak boleh melebihi 500 ppm dan komposisi sulfat (SO3) tidak
boleh melebihi 1000 ppm. Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat
minta kepada Pelaksana Pekerjaan supaya air yang dipakai diperiksa di
Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Pelaksana
Pekerjaan.

5.4.4 Besi Beton


a. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi
lekatnya pada beton. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi mutu
BJTP 24 ø < 13 mm dan BJTD 40 D≥13 mm.
b. Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengatur
jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya.
c. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium
baik pada saat pemesanan maupun secara periodik minimum masing-masing dua
(dua) contoh percobaan (stres strain) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton besi.
Pengetesan dilakukan pada laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
(hanya untuk beton struktur)

5.4.5 Admixture
a. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur
dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan
penggunaan sesuatu admixture
b. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu, Pelaksana Pekerjaan diminta
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana mengenai hal
tersebut. Untuk itu Pelaksana Pekerjaan diharapkan memberitahukan nama
perdagangan admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan,data-data
bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah utamanya,cara-cara
pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu.

5.5 SYARAT PELAKSANAAN

5.5.1 Kualitas Beton


a. Kecuali yang ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah K-350 : fc’ 31,2
Mpa. Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang
terdapat dalam SNI Mutu beton K-125 : fc’ 9,8 Mpa digunakan pada umumnya untuk

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 26

kolom-kolom praktis dan bagian-bagian lain yang tidak memikul beban, kecuali
ditentukan lain.
b. Pelaksana Pekerjaan harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat
kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di lain tempat atau
dengan mengadakan trial-mixed dilaboratorium yang ditunjuk.
c. Test selama pekerjaan & menunjukan hasil uji tes beton & uji tarik besi yang
dikeluarkan oleh laboratorium yang terakreditasi
d. Pelaksana Pekerjaan harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton
yang dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan nilai karakteristiknya. Laporan tertulis tersebut harus disertai
sertifikat dari laboratorium. Penunjukkan laboratorium harus dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
e. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 10±2 cm. Cara
pengujian slump adalah sebagai berikut:
Contoh: beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton atau plat
baja, cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan tersebut
ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm panjang 60 cm dengan ujung
yang bulat (seperti peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua
lapisan berikutnyasetiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus
masuk dalam satu lapisan yang dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, maka
dibiarkan ½ menit lalu cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunnya (nilai
slump).
f. Pengujian kubus/silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui
Konsultan Pengawas.
g. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dengan ditutup karung basah tapi tidah
tergenang air, selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
h. Jika dianggap perlu, maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur
7 (tujuh) hari dengan ketentuan bahwa hasilnya tidak boleh kurang dari 65%
kekuatan yang diminta 28 hari, dengan catatan tampa adanya bahan tambahan
admixture. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka kekuatan
yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton setempat dengan cara-cara
seperti yang ditetapkan dalam SNI dengan tidak menambah beban biaya bagi
Pemberi Tugas.
i. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah
seluruh komponen adukan masuk dalam mixer.
j. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya komponen-komponen beton.
k. Harus digunakan vibrator untuk pemadatan beton.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 27

5.5.2 Pekerjaan Acuan/Bekisting


5.5.2.1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah di
tetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
5.5.2.2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan,sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
5.5.2.3. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin, bebas dari kotoran(tahi
gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah di bongkar tanpa merusak permukaan beton.
5.5.2.4. Pelaksana Kerja harus memberikan contoh-contoh material (besi,koral/split
pasir dan semen portland) kepada Perencana/MK, untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pekerjaan ditentukan.
5.5.2.5. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan
yang aman, sehingga mutu dan bahan terjamin sesuai persyaratan.
5.5.2.6. Kawat pengikat bevel beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40mm. Kawat pengikat
bevel beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang di tentukan dalam Nl-
2 (PBI tahun 1971).
5.5.2.7. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan
cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
5.5.2.8. Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.

5.5.3 Penggantian Besi

a. Pelaksana Pekerjaan harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah


sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.
b. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman Pelaksana Pekerjaan atau
pendapatnya terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan
pembesian yang ada maka:
 Pelaksana Pekerjaan dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan pada
Perencana untuk sekadar informasi.
 Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pelaksana Pekerjaan sebagai
pekerjaan lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah
ada persetujuan tertulis dari Perencana.
 Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut
hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari perencana.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 28

Mengajukan usul dalm rangka tersebut diatas adalah merupakan juga


keharusan dari Pelaksana Pekerjaan.
c. Jika Pelaksana Pekerjaan tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter
besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan:
• Harus persetujuan Konsultan Pengawas dan Perencana.
• Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempatkan tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksudkan
adalah jumlah luas).
• Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan kemampuan penampang
berkurang.
• Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau di daerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.

5.5.4 Perawatan Beton


a. Beton harus dilindungi dari pengarus panas, sehingga tidak terjadi penguapan
cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus paling sedikit selama 10 hari setelah
pengecoran.
d. Khusus elemen vertikal harus dipakai curing coumpound.

5.5.5 Tanggung Jawab Pelaksana Pekerjaan


Pelaksana Pekerjaan bertanggung jawab penuh atas kualitas sesuai dengan
ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar yang diberikan.
Adanya atau kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas Atau
perencana yang sejauh mungkin melihat/mengawasi/menegur atau memberi nasihat
tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.

5.5.6 Perbaikan Permukaan Beton


Penambahan pada daerah yang tidak sempurna, kropos dengan campuran adukan
semen (cement mortar) setelah pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah
mendapatkan persetujuan dan sepengatahuan Konsultan Pengawas. Jika ketidak
sempurnaan itu tidak dapat diperbaiki untuk menghasilkan permukaan yang
diharapkan dan diterima oleh Konsultan Pengawas, maka harus dibongkar dan diganti
dengan pembetonan kembali atas beban biaya Pelaksana Pekerjaan. Ketidak
sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak teratur, pecah/retak, ada

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 29

gelombang udara, kropos, berlubang, tonjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan
bentuk yang diharapkan/diinginkan.

5.5.7 Bagian-bagian yang tertanam dalam beton


a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kosen atau instalasi.

5.5.8 Hal-hal Lain (“Miscellaneous item”)


a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja
sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi
alat-alat mekanik dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya berdasarkan
gambar-gambar rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti
yang ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.
b. Pegangan plafond dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y :150 cm.
Dipasang pada saat sebelum pengecoran beton dan penggantungan harus
dikaitkan pada tulangan pelat atau balok.

5.5.9 Pembersihan
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus
dilakukan secara baik dan teratur.

5.5.10 Contoh yang harus disediakan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus memberikan contoh
material: split, pasir, besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai
sebagai standart/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh
Pelaksana Pekerjaan ke lapangan.
c. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-
contoh yang telah disetujui dibangsal Konsultan Pengawas.

5.5.11 Sparing Conduit dan pipa-pipa


a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan
bila tidak ada dalam gambar, maka pemborong harus mengusulkan dan minta
persetujuan dari Konsultan Perencana.
c. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan
diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 30

d. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu


pengecoran.
e. Sekeliling sparing harus diperkuat dengan tulangan-tulangan silang yang
ditentukan dalam gambar detail standart.
5.5.12 Penghentian Pengecoran Sementara
Dapat dilakukan pada waktu pengecoran pelat/balok dengan jarak minimal 2h (h =
tinggi balok) dihitung dari tepi kolom/balok yang bersilangan. Pengecoran dihentikan
dengan kemiringan 60˚ terhadap dasar balok/plat.

5.5.13 Pengecoran Sambungan Beton


a. Harus dilakukan dengan tambahan bahan addictive seperti larutan ADIBOND atau
setara.
b. Untuk penyambungan struktur beton baru terhadap beton eksisting, sebaiknya
dilakukan penyambungan tulangan dengan cara pengelasan dan di bendrat
terhadap besi tulangan eksisting.

5.6 KEAHLIAN DAN PERTUKANGAN


Pelaksana Pekerjaan harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaiannya. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung diatas
tanah, harus dibuat lantai kerja dari beton ringan dengan campuran (semen : pasir : koral =
1:3:5). Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang yang berpengalaman
dan mengerti benar akan pekerjaannya, Semua pekerjaan yang dihasilkan harus
mempunyai mutu yang sebanding dengan standart yang berlaku.

PASAL 6
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

6.1. LINGKUP PEKERJAAN

6.1.1 Pekerjaan pembuatan dan pemasangan penggantung langit-langit.

6.1.2 Pekerjaan pembuatan dan pemasangan rangka langit-langit serta semua


perlengkapan lainnya, yang menjadikan kesempurnaan pekerjaan rangka
itu sendiri, serta sehubungan dengan kolom-kolom dan dinding-dinding
sesuai gambar kerja.

6.1.3 Pemasangan penutup rangka

6.1.4 Pemasangan pembuatan dan pemasangan penggantung langit-langit dalam


ruang desain dan persyaratannya dari desain interior.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 31

6.2. PERSYARATAN BAHAN

6.2.1 Rangka langit-langit/plafond


a Pada lantai dua dipakai aluminium dengan ukuran yang mengacu pada
gambar kerja.
b. Aluminium rangka plafond lantai dua bertumpu pada aluminium sesuai
dengan gambar kerja.

6.2.2 Penutup langit-langit


a. Jenis : Gypsumboard
b. Tebal : 9 mm
c. Ukuran : 122 x 244 cm
d. Produk : JayaBoard atau setara
e. Standart : Interior lathing dan Furring, class O fire resistance

6.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

6.3.1 Pada pemasangan rangka-rangka penggantung dan pekerjaan baja lainnya


harus memenuhi persyaratan baja.

6.3.2 Pemasangan penutup langit-langit harus memenuhi syarat teknis yang


dikeluarkan pabrik dimana bahan-bahan langit-langit tersebut digunakan.

6.3.3 Pada pemasangan garis-garis alur harus rapi dan lurus serta mempunyai
bidang yang rata.

6.3.4 Semua peraturan-peraturan/normalisasi-nomalisasi yang dipakai harus


yang berlaku di Indonesia misalnya SKSNI dan lain-lain.

6.3.5 Persyaratan Pelaksanaan Pemasangan Penggantung Langit-langit.


a. Pemborong wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap
semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja.
b. Detail dan sambungan dari bagian-bagian kontruksi yang tidak
tercantum dalam gambar tetapi ada dalam pelaksanaanya, maka
Kontraktor/Pelaksana wajib melengkapi gambar tersebut berupa
shopdrawing dan harus disetujui oleh Pengawas.
c. Perubahan bahan atau detail berhubungan alasan tertentu yang kuat
dapat diterima contoh material dan shop drawing harus diajukan dan
diusulkan kepada Pengawas harian untuk mendapatkan persetujuan dari
pengawas dan Perencana.
d. Semua perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya
perubahan yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang
mengakibatkan pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan kurang.
e. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu
pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 32

Pelaksana harus dilaksanakan pemborong tanpa diajukan sebagai


tambahan pekerjaan/biaya.
f. Pola pelaksanaan pemasangan rangka plafond harus sudah
memperhatikan pola pemasangan lampu dan pekerjaan lainnya serta
modul penutup langit-langit.

6.3.6 Persyaratan pelaksanaan pemasangan penutup langit-langit


a. Pemborong wajib meneliti seluruh pekerjaan lain yang terkait erat
dengan pekerjaan ini.
b. Kebenaran pemasangan dalam kaitannya terhadap pekerjaan lainnya
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
c. Sebelum dilaksanakan pemasangan daun penutup langit-langit
Pelaksana Pekerjaan Wajib memeriksa seluruh pekerjaan lain yang
berada di dalam ruang plafond (instalasi mekanikal dan Elektrikal).
d. Pelaksananaan pekerjaan baru boleh dilaksanakan apabila seluruh
pekerjaan tersebut telah selesai dilaksanakan.
e. Sebelum pemasangan gypsum board harus dilaksanakan pengukuran
elevasi permukaan bawah rangka plafond, Rangka plafond harus sudah
pada satu elevasi yang sama.
f. Penutup langit-langit GRC tebal 6 mm dipakai di daerah basah dan luar
sesuai dengan gambar kerja.
g. Untuk keperluan inspeksi / control pemeriksaan diatas plafond maka
dibuatkan lubang untuk orang/petugas masuk ( disarankan pada areal
ruangan km/wc ).

PASAL 7
PEKERJAAN PASANGAN

7.1 SEMEN
Semen untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya seperti semen yang ditentukan
untuk pekerjaan beton, lihat pasal 5.

7.2 PASIR
Pasir untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya dengan pasir yang ditentukan untuk
pekerjaan beton. Pasir laut yang dicuci bersih kualitasnya sesuai hanya boleh dipakai bila
pasir biasa yang sesuai tidak dapat diperoleh dan hanya setelah disetujui oleh Pemberi
Tugas.

7.3 AIR
Air yang dipakai untuk pekerjaan menembok harus sesuai dengan syarat-syarat dalam pasal
2.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 33

7.4 JENIS ADUKAN


7.4.1 Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambar-
gambar atau dalam uraian dan syarat-syarat ini:
Jenis Adukan M1 1 p.c. : 2 pasir M2 1 p.c. : 4 pasir

7.4.2 Mencampur
Adukan harus dicampur dalam alat tempat mencampur yang telah disetujui atau
dicampur dengan tangan, diatas permukaan yang keras. Sangat dilarang memakai
adukan yang sudah mulai mengeras atau membekukannya untuk dipakai lagi.

7.5 PEKERJAAN PLESTERAN


6.5.1 Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan plesteran sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik.
Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan luar
serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

7.5.2 Persyaratan Bahan


a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satuan pabrik/produk untuk satu
pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10

Penggunaan adukan plesteran :


a. Adukan 1 pc : 3 ps, dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
b. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.

7.5.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Plesteran dilaksanakan sesuai standart spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas dan persyaratan
tertulis dalam Uraian dan Syarat-syarat Pekerjaan ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Konsultan Pengawas sesuai Uraian
dan Syarat-syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
arsitektur, terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 34

d. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan


instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
e. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting dan kemudian diketrek (scratch) terlebih dahulu dan semua lubang bekas
pengikat bekisting atau form tie harus tertutup adukan plester.
f. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan di finish
dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan plesterannya).
g. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi air.
h. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaanya diberi
alur-alur garis horizontal diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang lebih baik
terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
i. Pasangan kepala plesteran dibuat jarak 1 meter, dipasang tegak dan menggunakan
keping-keping setebal 9 mm untuk patokan kerataan bidang.
j. Plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang dinyatakan
dalam gambar. Tebal plesteran minimum 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm
harus diberi kawat ayam untuk membantu daya lekat dari plesterannya pada bagian
pekerjaan yang diijinkan Konsultan Pengawas.
k. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi naat tali air dengan ukuran lebar 0,7 dan didalamnya 0,5
cm kecuali bila ada petunjuk lain didalam gambar.
l. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 meter. Jika melebihi Pelaksana
Pekerjaan berkewajiban memperbaiki dengan biaya atas tanggungan Pelaksana
Pekerjaan.
m. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik matahari lansung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
n. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dapat dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas dengan biaya atas tanggungan Pelaksana Pekerjaan. Selama
7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Pelaksana Pekerjaan harus selalu menyiram
dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
o. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish, Pelaksana
Pekerjaan wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan
pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan dan wajib diperbaiki.
p. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih 2 minggu.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 35

7.6 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

7.6.1 Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksanakannya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
b. Standart:
• Batu bata harus memenuhi NI-10
• Semen portland harus memenuhi NI-8
• Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
• Air harus memenuhi PVBI-1982 pasal 9

7.6.2 Persyaratan Bahan


Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan ukuran nominal kira-
kira 6 cm x 12 cm x 24 cm, yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan rata,
tanpa cacat atau mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di
suatu daerah mungkin berbeda dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan
supaya tidak menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut. Sesuai dengan pasal 81 dari
A.V. 1041, minimum daya tekan ultimate harus 30 kg/cm2.

7.6.3 Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Pasangan batu bata/bata merah, dengan menggunakan adukan campuran 1 pc : 4
pasir pasang.
b. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof
sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah
setinggi 160 cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang ada pada gambar
menggunakan simbol adukan transraam/kedap air digunakan aduk rapat air (1pc :
2pasir pasang).
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga
jenuh.
d. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm, dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
e. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maximum 24
lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 36

g. Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar dari 12 m² ditambahkan kolom dan
balok penguat (kolom praktis).
h. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
i. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm
jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton
dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali
ditentukanlain.
j. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%. Bata
yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
k. Pasangan baru bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal
15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus
cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

PASAL 8
PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN PEKERJAAN HARDWARE
(PENGGANTUNG)

8.1 PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENUTUP DARI LOGAM (HARDWARE)

8.1.1 Lingkup Pekerjaan


Hardware untuk pintu

8.1.2 Syarat-Syarat Umum


Semua pekerjaan besi halus sesuai dengan yang tertera dalam gambar, harus
dihasilkan dari pabrik-pabrik yang terkenal dan disetujui, dipilih atau yang selaras
dengan yang dikehendaki oleh Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas.

8.1.3 Persyaratan Bahan


a. Kunci-kunci
Kunci-kunci mengikuti spesifikasi jenis dan tipe yang telah diberikan oleh
Perencana. Tiap kunci harus mempunyai 2 anak kunci yang berselimut nikel,
dijadikan satu dan diikat dengan kawat dan masing-masing diberi merk nomor pintu.
b. Pegangan dan engsel-engsel
Pegangan dan engsel-engsel terbuat dari logam yang digalvanisir dengan type dan
finish yang sesuai.
c. Produk

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 37

Supaya digunakan merk-merk yang cukup terkenal setara Kwalitas 1. Pemborong


harus mengajukan contoh untuk disetujui Konsultan Pengawas.

8.1.4 Syarat-syarat Pelaksanaan


Semua pemasangan Hardware untuk jendela/pintu, menggunakan paku ulir,
dipasangkan dengan sistem putar (tidak digetok/dipukul). Untuk Hardware yang
menggunakan paku ulir besar, harus dilobangi terlebih dahulu atau dibor sesuai ukuran
yang dibutuhkan.

8.2 PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU ALUMINIUM

8.2.1. Lingkup Pekerjaan


a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b) Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu dan Daun pintu seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari kerja.

8.2.2. Persyaratan Bahan

8.2.2.1 Kosen Alumunium yang digunakan :


Bahan :Dari bahan Alumunium flaming system
Bentuk Profil :Sesuai shop drawing yang disetujui
Perencana/pengawas Untuk kusen jendela dan curtain wall luar
dibuat system framless.
Warna Profil :Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan
Pelaksana Kerja)
Pewarna :Colour Anodized 18 micron, tebal minimum 1,8 mm
Nilai Deformasi :Diijinkan maksimal 2 mm.
Produk yang dipakai adalah Indal, Alexindo.

8.2.2.2 Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan.

8.2.2.3 Konstruksi alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjuk dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukuran.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 38

8.2.2.4 Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil
tes, minimum 100 kg/m².

8.2.2.5 Ketahanan terhadap udara dan tidak kurang dari 15 m²/hr dan terhadap
tekanan air 15 kg/m² yang harus disertai hasil test.

8.2.2.6 Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu
sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan,
kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.

8.2.2.7 Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses fabrikasi warna


profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
fabrikasi unit-unit jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi
lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian
rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding
dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut.
Untuk tinggi dan lebar 1 mm
Untuk diagonal 2 mm

8.2.2.8 Accessories Sekrup dan stainless steel galvanized kepala tertanam,


pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus
ditutup caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangkai kusen
alumunium terbuat dari steel tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak
kurang dari (13) mikro sehingga dapat bergeser.

8.2.2.9 Bahan finishing Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu
yang bersangkutan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau
plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari aquer yang
jernih atau anti corrosive treatment dengan insutating varnish seperti
asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.

8.2.3 Syarat-syarat Pelaksanaan

8.2.3.1. Sebelum memulai Pelaksanan Kerja diwajibkan meneliti gambar-gambar


dan kondisi dilapangan, ukuran dan peil lubang dalam membuat contoh
jadi untuk semua detail sambungan dan profil alumunium yang
berhubungan dengan system konstruksi bahan lain.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 39

8.2.3.2. Prioritas proses fabrikasi harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai
dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk
perencana/MK meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan
ukuran.

8.2.3.3. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan
secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan
agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
8.2.3.4. Potongan alumunium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu pada permukaannya. Disarankan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

8.2.3.5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah


bagian dalam agar sambungan tidak tampak oleh mata.

8.2.3.6. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan
sekrup, rivet, stap, dan cocok.

8.2.3.7. Angkur-angkur untuk rangka/kosen alumunium terbuat dari steelplate


setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.

8.2.3.8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dan tiap
sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air
sebesar 1.000 kg/cm². celah antara kaca system kusen alumunium harus
ditutup oleh sealant.

8.2.3.9. Disyaratkan bahan kusen alumunium dilengkapi oleh kemungkinan-


kemungkinan sebagai berikut :
a) Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
b) Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar,dll.
c) Sistem kosen dapat menampung kaca frameless.
d) Untuk system partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus
dimainkan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-
langit.
e) Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan
diatas.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 40

8.2.3.10 Untuk fitting hardware dan reinforcing material yang mana kosen
alumunium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan material yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium
menghindari kontak korosi.

8.2.3.11 Toleransi pemasangan kosen alumunium disatu sisi dinding adalah 10-25
mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

8.2.3.12 Khususnya untukpenahan jendela gerak alumunium agar diperhatikan


sebelum rangka kosen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal
(pelubangan dinding) yang melekat pada lubang bawah dan atas harus
dengan waterpass.

8.2.3.13 Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada


ruangan yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu
dapat digunakan syntheticribber atau bahan synthetic resin. Penggunaan
ini pada swingdoor dan double door.

8.2.3.14 Sekeliling tepi yang terlihat berbatasan dengan dinding agar sealent
supaya kedap air dan kedap suara.

8.2.3.15 Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan.

8.3. PEKERJAAN DAUN PINTU M ULT IPL AK LAPIS HPL

a. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu Multiplak dilapis HPL /
seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan
1. Bahan Kayu
- Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5
(PPKI) tahun 1961 dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab
material kayu.
- Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 41

rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat
lainnya.
- Kelembaban kayu rangka daun pintu disyaratkan 12% - 14%.
- Untuk rangka kayu yang dipakai adalah kayu kamper Samarinda
dengan mutu baik, keawetan kelas I dan kelas kuat I – II. Ukuran
daun pintu yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi.

2. Bahan Panil Daun Pintu


- Rangka daun pintu terdiri atas 3 lapisan multiplek dengan ketebalan 9
mm + 15 mm + 9 mm
- Penutup permukaan daun pintu terdiri atas HPL tebal 0.8 mm
dengan motif dan warna yang akan ditentukan kemudian sehingga
ketebalan total pintu adalah 41 mm.
- Pada bagian tepi daun pintu (sekeliling daun pintu) diberi PVC
edging.
- Permukaan multiplek / plywood harus rata, halus, mampat dan
berserat baik, bebas dari mata kayu serta cacat estetis lainnya.

3. Bahan Perekat
- Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik.
- Semua permukaan rangka

4. Bahan Finishing
Bahan finishing yang dipakai adalah HPL produksi Grasmerino
Laminate atau setara yang disetujui konsultan perencana
pengawas.

c. Syarat – syarat Pelaksanaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan
lubang- lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan ditempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik,
tidak terkena cuaca langsung dan terlindungi dari kerusakan dan
kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku / sudut untuk rangka
kayu dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya
dengan memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 42

bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang / cacat bekas


penyetelan.
4. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku
satu sama lain sisi-sisinya dan dilapangan sudah dalam keadaan siap
untuk penyetelan / pemasangan.
5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Pemotongan dan pembuatan profile kayu dilakukan dengan mesin diluar
tempat pekerjaan / pemasangan.
6. Contoh-contoh yang telah disetujui akan dipakai sebagai standar
/ pedoman bagai Konsultan Pengawas untuk menerima /
memeriksa bahan-bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke lapangan.
7. Perlengkapan pintu dan jendela :
- Lihat Door & W indows schedule
- Untuk type kunci tersebut harus disediakan “Master Key”; type-type
yang dipakai tercantum pada gambar.
- Kunci tanam harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.

d Pelaksanaan
1. Umum
Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lainnya, jika terjadi kerusakan,
maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya
tambahan.
2. Teknis
- Mekanisme kerja harus sesuai dengan gambar.
- Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (dari) sisi atas pintu
ke bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari
permukaan lantai keatas.
- Engsel tengah dipasang pada 1/3 jarak antara engsel atas
dan engsel bawah diukur dari engsel atas (as) kebawah, atau 2/3
jarak antara engsel atas dan engsel bawah diukur dari engsel bawah
(as) keatas.
- Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi
bawah daun pintu.
- Handle dan penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as)
dari permukaan lantai setempat atau lihat gambar.
- Posisi “lock” dan “latch” harus ditentukan dan diajukan
Kontraktor untuk disetujui Konsultan Pengawas.
- Door closer yang digunakan adalah type hidrolik, automatic

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 43

back check dengan “adjustable force”. Pengatur kecepatan closing


dan latch dikehendaki jenis “hold open” yaitu pintu dapat menutup
secara regular dan dapat berhenti dalam posisi terbuka dengan
sudut bukaan tertentu.
- Daun pintu.
Daun pintu sungkai plywood / yang dipasang pada rangka multiplek
adalah dengan cara di lem tanpa pemakuan. Jika diperlukan harus
menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Konsultan
Perencana/Pengawas tanpa meninggalkan bekas cacat permukaan
yang tampak.
Khusus untuk daun pintu dengan finishing formica / plastic laminated
di rekatkan dengan lem pada permukaan bidang plywood (14 mm)
yang telah dipasang pada kerangka daun pintu. Perekatan formica /
plastic laminated harus dilakukan dengan mesin pres di workshop.
Pada bagian daun pintu lapis sungkai plywood, harus dipasang rata,
tidak bergelombang dan merekat dengan sempurna. Permukaan
sungkai plywood tidak boleh didempul.
- Pintu-pintu di toilet harus 1 (satu) set dengan Cubical P a r t i t i o n
dengan rangka pendukung stainlessteel.

Partisi toilet menggunakan Clear Spot kualitas terbaik dengan ketebalan 12 mm merk
MATRIX atau setara termasuk accessories, serta ukuran dan cara pemasangan
sebagaimana tertera dalam gambar, dengan warna akan ditentukan kemudian.

8.4 PEKERJAAN DAUN PINTU BAJA (STEEL DOOR)


a. Lingkup Pekerjaan
1. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan seperti
dinyatakan dalam gambar.
2. Bagian ini meliputi : Pintu-pintu panel besi untuk ruang panel, pintu grille besi
dan pintu lain sesuai dengan gambar.
b. Bahan-bahan
1. Rangka baja, produksi BOSTINCO, LION, ATLANTIC.
2. Penutup terbuat dari bahan plat baja. Ketebalan daun pintu 55 mm. Di
bagian dalam daun pintu diisi Polyurethane Injection dengan densitas 33 -35
kg/m3. Konstruksi daun pintu dengan sistem penangkupan tanpa las.
3. Pintu baja adalah produksi BOSTINCO, LION, ATLANTIC
c. Pelaksanaan
1. Pemotongan baja siku untuk sambungan bersudut 45 derajat harus

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 44

dilakukan dengan sempurna dan rapi.


2. Penyambungan dengan pengelasan pada setiap sambungan harus
mempunyai jarak +/- 2 mm. Pengelasan pelat baja harus sedemikian rupa
agar tidak terjadi gelombang-gelombang, sehingga permukaan pelat rata.
Pengelasan / penyambungan ini harus kuat dengan menggunakan las listrik.
3. Bekas-bekas pengelasan harus dirapihkan dengan gurinda atau alat lain, agar
didapatkan suatu permukaan yang rata.
4. Untuk mencegah terjadinya karat / korosi, sebelum difinish, baja siku tau pelat
besi harus dilindungi dengan cat meni besi yang telah disetujui Konsultan
Pengawas.
5. Penutup pintu baja difinish meni dan cat besi, warna akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan Pengawas.
6. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya,
maka Kontraktor tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.

PASAL 9
PEKERJAAN PENGECATAN

9.1. PEKERJAAN PENGECATAN (Bagian Luar dan Bagian Dalam)

9.1.1 Lingkup Pekerjaan


a. Persiapan permukaan yang akan cat.
b. Coating batu alam
c. Pengecatan semua permukaan sesuai spec/gambar dengan warna dan bahan
yang telah ditentukan sesuai yang dipilih oleh konsultan perencana, konsultan
Pengawas, tim teknis.

9.1.2 Persyaratan Bahan


a. Standard : - PVBI : 54,58 1982.
b. N.I : 4
c. ASTM : D – 361
d. BS : 3900-1970e. AS : K-41

9.1.3 Ketentuan Bahan


a. Untuk dinding luar bagunan dipakai cat khusus exterior, produk Jotun, ICI
Weathershield atau Mowilex.
b. Untuk dinding interior digunakan:

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 45

• Plamir digunakan produksi Jotun, ICI atau Mowilex.


• Cat untuk dinding luar dan dalam, kolom, langit-langit dan sebagainya, harus
memakai cat emulsi/acrylic berdasarkan alkydresins, dengan cat dasarnya
yang tahan alkali seperti yang telah ditentukan.
c. Pekerjaan cat kayu harus mengandung bahan sintetis
d. Untuk finishing interior kayu (list dsb) digunakan melamik, produk : Niponpaint
atau yang setara.

9.1.4 Daftar Bahan-bahan


a. Setelah kontrak ditandatangani, pemborong harus secepatnya, mengajukan
daftar dari semua bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan dan
dekorasi kepada Pemberi Tugas.
b. Semua warna dipilih oleh Konsultan Pengawas dan pemborong harus
memasukkan dalam penawaran biaya untuk mengadakan contoh warna-warna
untuk disetujui.
c. Semua bahan cat harus diperoleh dari levalinsir yang telah disetujui.
d. Semua cat harus dipergunakan dan dipulaskan betul-betul sesuai dengan
instruksi pabriknya. Juga plamur dan cat dasarnya harus yang dikeluarkan oleh
pabrik yang sama untuk masing-masing lapisan permukaan. Tidak boleh
mencampurkan bahan pengering atau bahan-bahan lain kedalam cat, jika tidak
disarankan oleh pabrik cat dan sebagainya.

9.1.5 Syarat-syarat Pelaksanaan.


a. Pekerjaan Pengecatan Dinding Luar dan Dalam
• Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh bangunan
dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
• Untuk dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar jenis ICI
Weathershiled atau mowilex, warna ditentukan perencana/konsultan
pengawas.
• Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi Acrylic
merk ICI Dulux atau mowilex, ditentukan Konsultan Pengawas/perencana.
• Sebelum dinding dicat, plesteran dan acian sudah harus benar-benar kering
dan bersih, tidak retak-retak dan Pelaksana Pekerjaan meminta persetujuan
Konsultan Perencana.
• Dinding yang akan dicat diberi 1 (satu) lapis alkali resistance sealer
• Setelah diberi 1 (satu) lapis alkali resistance sealer masih terdapat retak
rambut maka segera diberi plamur yang satu merk.
• Setelah pekerjaan plamur selesai maka diberikan kembali 1 (satu) lapis
alkali resistance sealer.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 46

• Lapisan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer yang
dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis acrylic emulsion dengan kekentalan cat
sesuai persyaratan pabrik.
• Pemborong diharuskan membuat contoh (mock up) cat dengan ukuran 1,00
x 2,00 m untuk disetujui.
• Untuk warna-warna yang sejenis, Pelaksana Pekerjaan diharuskan
menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor pencampuran (batchnumber)
yang sama.
• Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,
rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.

b. Pekerjaan Pengecatan Besi


• Persiapan Umum Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan, ruangan
area pengecatan harus bersih dan dijaga agar tidak ada debu berterbangan.
Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara
yang telah disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan itu harus disediakan banyak lap-lap bersih.
Melakukan percobaan pengecatan, terutama (untuk bidang-bidang yang
luas) untuk disetujui Konsultan Pengawas.

c. Pekerjaan Pengecatan Langit-langit


• Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit-langit adalah langit-langit gysum
board, pelat beton atau bagian-bagian yang ditentukan gambar.
• Cat yang digunakan merk ICI Dulux atau mowilex, jenis Vinyl Acrylic warna
ditentukan Konsultan Pengawas setelah melakukan percobaan pengecatan.
• Plamur yang digunakan adalah plamur tembok yang satu merek dengan cat
yang akan digunakan.
• Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding
dalam pasal ini, kecuali tidak digunakannya lapis alkali resistance sealer
pada pengecatan langit-langit.

e. Pekerjaan Coating Batu Alam


Coating atau pernis batu alam adalah jenis larutan ACRYLIC RESIN yang
dibuat dengan formulasi khusus untuk di aplikasikan pada permukaan batu
alam. Penggunaan coating pada batu alam dapat membuat batu alam lebih
tahan terhadap cuaca, karena cara coating batu alam adalah meresap dan
melapisi dinding pori-pori batu alam, sehingga air (hujan) tidak dapat lagi
masuk ke pori-pori batu.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 47

• Cara Pemasangan:
1. Bersihkan batu dari sisa semen, debu, minyak, cat atau kotoran
lainya supaya coating dapat meresap dan menempel sempurna
pada permukaan batu alam.
2. Pastikan cuaca panas atau tidak hujan dan batu kering dari air sisa
pembersihan tadi dan harus benar-benar kering.
3. Lapiskan/cat kan coating batu alam pada batu memakai kuas atau
bisa juga di semprot pakai kompresor untuk hasil yang lebih
sempurna.
4. Setelah pelapis pertama kering (15-20menit) dapat dilakukan
pelapisan berikutnya bila di inginkan, tetapi satu lapis juga sudah
bagus ,penggunaan lapisan ke 2 bila menginginkan hasil yang lebih
maksimal. pastikan seluruh batu dilapisi dengan merata supaya
tidak terlihat belang hasilnya.
5. Daya sebar 1 kaleng/1 liter coting bisa melapisi 5-8 m2 tergantung
jenis batu dan porositas batu, biasnya untuk batu candi penggunaan
lebih boros karena jenis batu tersebut mempunyai pori-pori yang
banyak dan lebar.

PASAL 10
PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

10.1 SYARAT-SYARAT UMUM

Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian syarat-syarat teknis dalam hal penyediaan,
pemasangan, dan pengetesan seluruh peralatan (material) dan instalasi yang ditunjukkan
pada gambar perencanaan untuk pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung
Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Tahap II
Universitas Brawijaya di Desa Ngijo Kabupaten Malang. Spesifikasi teknis ini meliputi uraian
untuk pelaksanaan antara lain:

10.1.1 Pekerjaan Mekanikal dan Plumbing, terdiri dari:


a. Syarat-syarat teknis Pekerjaan Plumbing.

10.1.2 Pekerjaan Elektrikal, terdiri dari:


a. Syarat-syarat teknis Pekerjaan Kelistrikan.

A. Gambar-Gambar

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 48

Gambar-gambar perencanan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua accessories


dan fixture secara terperinci. Semua bagian tersebut walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara detail harus disediakan dan dipasang oleh Pemborong, sehingga sistem
dapat bekerja dengan baik, benar dan sesuai standar yang berlaku. Gambar-gambar
instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi yang pemasangannya
harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi lapangan. Gambar-gambar arsitektur dan
struktur/sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail "finishing" dari
proyek. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar-gambar kerja
dan detail (shop drawing) sebanyak 3 (tiga) set yang harus diajukan kepada Direksi
Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan
pemborong dan telah disetujui Direksi Pengawas Lapangan dianggap bahwa Pemborong
telah memahami situasi serta telah berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.
Pemborong harus membuat catatan yang cermat dari penyesuaian pelaksanaan pekerjaan
di lapangan,catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap gambar (kalkir) dan
3(tiga) set lengkap gambar blue print sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built
drawings). As built drawings harus diserahkan kepada Direksi Pengawas Lapangan dan
Pemberi Tugas (Owner) setelah selesai pekerjaan. Dalam hal ada keraguan yang
ditimbulkan karena kemungkinan kesalahan penggambaran atau ketidak sesuaian lainnya,
pemborong harus segera mengajukan pertanyaan tertulis kepada Direksi Pengawas
Lapangan, Pemberi tugas, dan Perencana untuk mendapatkan penjelasan masalah tersebut
dalam pelaksanaan baik berupa jenis barang, pemasangan maupun pengujian atau
pengetesan.

B. Koordinasi
Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama
dengan Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan. Koordinasi yang baik
perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak menghalangi atau
menghambat pekerjaan lainnya.

C. Daftar Bahan dan Contoh


Dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah Pemborong menerima
pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Direksi Pengawas
Lapangan, Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari bahan dan material yang akan
digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 3 (tiga) yang didalamnya tercantum nama dan
alamat, katalog dan keterangan lain yang dianggap perlu oleh Direksi Pengawas Lapangan.
Persetujuan oleh Direksi Pengawas Lapangan akan diberikan atas dasar diatas. Pemborong
harus menyerahkan contoh bahan dan material yang akan dipasang kepada Direksi
Pengawas Lapangan. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 49

contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Pemborong. Bahan yang digunakan adalah
sesuai dengan yang dimaksud didalam spesifikasi teknis ini, berstandar mutu dan keadaan
baru.Pekerjaan haruslah dilakukan oleh tenaga ahli. Pemborong diwajibkan untuk mengecek
kembali atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang dan apabila
terdapat keraguan, Pemborong harus segera menghubungi Direksi Pengawas Lapangan
dan Perencana untuk berkonsultasi. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas
peralatan, yang sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Direksi Pengawas Lapangan dan
Perencana, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab
Pemborong. Untuk itu pemilihan peralatan dan material harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pengawas Lapangan, Pemberi Tugas dan perencana. Penggantian merk bahan dan
material dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan dari Direksi Pengawas
Lapangan, Pemberi Tugas dan Perencana.

D. Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan dan material, sistem dan lain-lain oleh Pemborong,Pemberi Tugas
(Pemilik) dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya. Hal ini
Harus menjadi Perhatian dan tanggung jawab Pemborong.

E. Pengetesan dan Persetujuan


Pemborong harus melakukan semua pengetesan yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, disaksikan oleh Direksi Pengawas
Lapangan dan Perencana. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk
percobaan tersebut, merupakan tanggung jawab Pemborong. Semua peralatan-peralatan
yang sudah dikirim dan dipasang, harus memenuhi standar dan ketentuan pengetesan
dengan benar,selanjutnya pemborong harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan
dari peralatan-peralatan yang terpasang, disaksikan oleh team Pemberi Tugas,Direksi
Pengawas Lapangan dan Perencana.Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang
diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik pembuat, harus
disediakan oleh Pemborong. Dan jika sudah ditest dan ternyata memenuhi fungsi-fungsinya
sesuai dengan standar yang berlaku dan ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap
dengan peralatannya dapat diserahkan kepada Direksi Pengawas Lapangan untuk disetujui.

F. Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan


Peralatan utama harus digaransikan selama 1 (satu) sampai 3 (tiga) tahun terhitung dari
penyerahan kedua. Selama masa garansi, Pemborong diwajibkan untuk mengatasi segala
kerusakan-kerusakan dari pada peralatan utama yang dipasangnya tanpa ada biaya
tambahan. Selama masa garansi tersebut,Pemborong pekerjaan instalasi ini masih harus
menyediakan tenaga ahli yang dapat dihubungi setiap saat. Penyerahan pekerjaan pertama
baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti dari hasil pemeriksaan atas instalasi,

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 50

dengan pernyataan benar dan baikyang ditandatangani bersama oleh instalatur yang
melaksanakan pekerjaan tersebut, Direksi Pengawas Lapangan dan melampirkan sertifikat
pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang. Jika pada masa
garansi tersebut, Pemborong tidak melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-teguran
atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa garansi, maka Direksi Pengawas
Lapangan berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan atau kekurangan tersebut pada pihak
lain atas biaya dari Pemborong yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut. Sebelum
penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus mengadakan semacam pendidikan
dan latihan selama periode tersebut kepada Tenaga calon-calon operator untuk setiap
pekerjaan yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas(Owner).Training tentang pengoperasian dan
perawatan tersebut harus lengkap dengan3 (tiga) set operating maintenance and repair
manual books, sehingga para petugas atau operator dapat mengoperasikan dan
melaksanakan pemeliharaan.

G. Laporan
Pemborong wajib membuat "Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan" yang memberikan
gambaran dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut
meliputi:
1. Kegiatan Fisik Catatan dan perintah Direksi Pengawas Lapangan yang disampaikan baik
secara lisan maupun tertulis.
2. Hal-hal yang menyangkut masalah:
• Material (masuk atau ditolak)
• Jumlah tenaga kerja
• Keadaan cuaca
• Pekerjaan tambah/kurang Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan
dimana laporan tersebut berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu
sehingga menjadi laporan selama 1 (satu) bulan dan rencana pekerjaan minggu depan
dan satu bulan ke depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan
diserahkan pada Direksi Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas untuk
diketahui/disetujui.

Pemborong harus menyerahkan Laporan Pengetesan kepada Direksi dalam mengenai hal-
hal sebagi berikut:
1. Hasil pengetesan tahanan isolasi kabel dan pemberian tegangan.
2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain. Semua pengetesan dan atau pengukuran
tersebut harus disaksikan oleh Direksi Pengawas Lapangan pekerjaan ini.

H. Penanggung Jawab Pelaksana

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 51

Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus menempatkan seorang


penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman serta harus selalu berada di
lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan
untuk memberikan keputusan teknis,bertanggung jawab penuh dalam menerima segala
instruksi-instruksi dari Direksi Pengawas Lapangan. Penanggung jawab tersebut harus
berada ditempat pekerjaan selama jam kerjadan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan,
atau pada saat yang dikehendaki oleh Direksi Pengawas Lapangan di dalam pelaksanaan
harus disampaikan langsung kepada pihak Pemborng melalui penanggung jawab
Pemborong.

I. Perubahan, Penambahan dan Pengurangan Pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar rencana yang disesuaikan
dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi Pengawas
Lapangan. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus menyerahkan
gambar perubahan yang dimaksud Direksi Pengawas Lapangan dalam rangkap 3 (tiga)
untuk disetujui. Pengajuan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus
diajukan oleh Pemborong kepada Direksi Pengawas Lapangan secara tertulis. Perubahan-
perubahan material dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang
harus disetujui secara tertulis oleh Direksi Pengawas Lapangan.

J. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


Pemborong tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah
termasuk pekerjaan Pemborong instalasi ini. Pembobokan, pembongkaran, pengeboran dan
sebagainya hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Direksi Pengawas
Lapangan.

K. Masa Pemeliharaan
Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan berjangka dan
pemeriksaan rutin. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus
dilaksanakan tidak kurang dari dua minggu sekali.

L. Kantor Pemborong, Gudang dan Los Kerja


Pemborong diperbolehkan membuat ruang kantor, gudang dan los kerja dihalaman tempat
pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan, penyimpanan
barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja (peralatan pekerjaan
kasar) dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung, dapat dilaksanakan bila terlebih
dahulu mendapatkan izin dari Pemberi Tugas dan Direksi Pengawas Lapangan

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 52

M. Penjagaan dan Kebakaran


Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di
tempat kerja (gudang lapangan).Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas
barang-barang tersebut diatas, menjadi tanggung jawab Pemborong. Pemborong wajib
menyediakan peralatan pemadam kebakaran (pemadam api ringan) yang diletakkan dalam
kantor lapangan dan gudang.

N. Penerangan dan Sumber Daya


Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap
perlu, harus diberi penerangan yang cukup. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan
maupun untuk sumber tenaga/daya kerja harus disediakan oleh Pemborong.

O. Kebersihan dan Ketertiban


Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun
diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya pemeriksaan
dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain. Peraturan-peraturan yang lain tentang
ketertiban akan di keluarkan oleh Direksi Pengawas Lapangan pada waktu pelaksanaan.

P. Kecelakaan dan Peti PPPK


Terjadinya kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini,maka
Pemborong diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban atau
para korban, serta melaporkan kejadian tersebut kepada instansi dan departemen yang
bersangkutan/berwenang (dalam hal inipolisi dan Departemen Tenaga Kerja) dan
mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Peti PPPK dengan
isinya yang selalu lengkap,guna keperluan pertolongan pertama pada kecelakaan harus
selalu ada ditempat pekerjaan.

Q. Bagan Penyelenggara dari Pemborong


Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan kepada
penyelenggara dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan mempunyai wewenang penuh
untuk mengambil keputusan. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-
jam kerja dan setiap saat yang diperlukan Pemberi Tugas dan Direksi Pengawas Lapangan.
Site Manager mewakili Pemborong ditempat pekerja dapat bertindak penuh kepada Direksi
Pengawas Lapangan. Petunjuk dan perintah Direksi Pengawas Lapangan didalam
pelaksanaan, disampaikan langsung kepada Site Manager wakil Pemborong, sebagai
penanggung jawab di lapangan.Pemborong diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 53

ketat terhadap semua pekerja (buruh) dan pegawainya, kepada mereka yang melanggar
terhadap peraturan umum mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak
wajar,melakukan perbuatan yang merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan, harus segera
dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah pengawas harian. Bila Pemborong lalai,
maka akan dikenakan tindakan sesuai dengan yang dimaksud dalam pasal denda.

R. Pengawasan
Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Direksi
Pengawas Lapangan dan Staff-nya. Pada setiap saat Direksi Pengawas Lapangan atau
petugas-petugas/staff harus dapat mengawasi,memeriksa dan menguji setiap bagian
pekerjaan, bahan dan peralatan serta Pemborong harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan, tetapi luput dari pengamatan
Direksi Pengawas Lapangan dan stafnya adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.Di
tempat pekerjaan, Direksi Pengawas Lapangan menempatkan petugas-petugas
pengawasan yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.

10.2 LINGKUP PEKERJAAN


Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian syarat-syarat teknis dalam hal penyediaan,
pemasangan dan pengujian seluruh lingkup pekerjaan instalasi Mekanikal, Elektrikal dan
Plumbing yang terdiri dari:

9.2.1 Pekerjaan Mekanikal (Plumbing)


a. Pengurusan ijin dan penyambungan sumber air bersih dari PDAM daerah
setempat. Bila ada.
b. Pengurusan ijin dan penyambungan sumber air bersih dari sumur dalam
maupun dangkal kepada pihak Badan yang berwenang pada daerah setempat.
c. Pengadaan dan pemasangan pompa sumur dangkal (Jet Pump) dan
Submersible Deep Well Pump air bersih serta pengeboran sumur dalam dan
dangkal untuk sumber air bersih.
d. Pengadaan dan pemasangan peralatan sistem pengolahan air kotor (Septic
Tank), sistem pengolahan air bekas(buangan). Pengadaan dan pemasangan
sistem penyaluran dan penampungan air hujan dengan sumur resapan dan
saluran/drainase bangunan.
f. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih, air kotor, air bekas,
pipa vent dan air hujan lengkap dengan elbow, tee, reduser, klem, dan
accessories lainnya.
g. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan
plumbing.
h. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plumbing yang terpasang.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 54

10.2.2 Pekerjaan Elektrikal (Kelistrikan)


a. Pengurusan dan penyambungan daya listrik PLN Sistem TM/TM. 20kVolt ke pihak
PLN daerah setempat.
b. Pengurusan dan penyambungan daya listrik PLN Sistem TR/TR400/230 Volt ke
pihak PLN daerah setempat.
c. Pengadaan dan pemasangan panel utama tegangan menengah (TM)lengkap
dengan komponen-komponen panelnya.
d. Pengadaan dan pemasangan Transformator Stap-Up 20 kV/400 V, 50Hz lengkap
dengan komponen pengamanannya.
e. Pengadaan dan pemasangan seluruh type dan ukuran kabel tegangan menengah
20 kV.
f. Pengadaan dan pemasangan seluruh panel-panel tegangan rendah lengkap
dengan komponen-komponen panelnya.
g. Pengadaan dan pemasangan seluruh type dan ukuran kabel tegangan rendah
400/230 V.
h. Pengadaan dan pemasangan sistem pembumian pengaman lengkapdengan bak
kontrol dan elektroda pembumian.
i. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dalam dan luar serta
stop kontak lengkap dengan kabel instalasi, isolasi penyambungan kabel, pipa
pelindung kabel, junction box, kotak saklar dan stop kontak, dan accessories
lainnya.
j. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis lampu penerangan, saklar,dan stop
kontak.
k. Pengadaan dan pemasangan instalasi listrik untuk AC dan Fan.
l. Pengetesan dan pengujian seluruh instalasi kelistrikan yang terpasang.

10.3 PROSEDUR PELAKSANAAN


Syarat-syarat pelaksanaan antara lain:
a. Pemborong pekerjaan MEP dalam bangunan ini harus mempertanggung jawabkan
pekerjaan secara teknis dan instalasi kepada pimpinan proyek.
b. Pemborong harus dapat menerima dan menyetujui gambar instalasi yang diberikan oleh
perencana.
c. Pemborong harus menempatkan tenaga ahli di lapangan, agar setiap waktu dapat
memberikan penjelasan dengan pimpinan proyek.
d. Pemborong harus membuat gambar kerja yang mengacu pada gambar perencanaan dan
disetujui pemberi tugas serta disahkan pimpinan proyek.
e. Pemborong harus mengadakan pengujian seluruh pekerjaan instalasi Mekanikal dan
Elektrikal yang disaksikan oleh pemberi tugas.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 55

f. Pekerjaan instalasi MEP dinyatakan selesai bila pihak pemborong telah - 102 -
menyatakan:
• Surat hasil pengetesan dan pengujian instalasi.
• Telah mendapatkan surat keterangan dari pimpinan proyek, yang menyatakan bahwa
pekerjaan telah selesai 100%.
• Menyerahkan gambar As Buil Drawing sebanyak 3 (tiga) set yang telah diketahui
Perencana, Pemberi Tugas dan disahkan Direksi Pengawas Lapangan.
• Seluruh material pada Pekerjaan MEP harus mempunyai purna jual yang terjamin dan
garansi minimal 9 (sembilan) bulan sampai dengan 1 (satu)tahun.
g. Kerusakan material sebelum penyerahan kedua menjadi tanggung jawab pemborong.
h. Pemborong harus melaksanakan masa pemeliharaan selama 3 s/d 6 bulan.

10.4 SYARAT-SYARAT TEKNIS


10.4.1 Uraian Umum
1. Pemborong harus menyerahkan daftar dan contoh material kepada pemberi tugas
dan pimpinan proyek untuk mendapatkan persetujuan.
2. Semua material harus baru dan bila terjadi kerusakan pada material tersebut pada
saat pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus mengganti dengan yang baru.
3. Penggantian merk dari material dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan
dari pemberi tugas dan pimpinan proyek.
4. Pengajuan gambar kerja dari pemborong harus dilakukan sebelum pekerjaan
dilaksanakan.

10.4.2 Uraian Teknis Pekerjaan Plumbing


A. Sistem
1. Air Bersih
Sumber air bersih untuk proyek ini berasal dari sumber air tanah atau Sumur
dalam atau PDAM sebagai sumber air utama dan cadangan. Air bersih yang
berasal dari sumur dalam atau sumur dangkal atau di sambungkan langsung ke
Ground Water Reservoir Tank (GWR).Supply air bersih dari sumur dalam
menggunakan Submersible DeepWell Pump (SDWP) dan dari sumur dangkal
menggunakan Jet Pump. Pengontrolan penggunaan air bersih dari SDWP atau jet
pump maupun PDAM dengan gate valve + pelampung (WLC, water level control)
dan ditambah check valve. Selanjutnya dari Water Reservoir Tank, air bersih
dengan pompa penguat (Booster Pump) secara sistem tangki tekanan (Hydrophor)
otomatis disalurkan ke roof tank (tendon atas) yang selanjutnya secata grafikasi di
salurkan ke seluruh Toilet yang ada pada lantai bangunan hingga siram taman.
Untuk menentukan kenyamanan bagi pemakainya, tekanan air pada seluruh unit
fixture harus memenuhi syarat-syarat tekanan air yang ada dalam buku PPI Tahun

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 56

1979. Untuk sumber air tanah telah terjamin kualitas/mutu airnya yang harus
dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorim yang tunjuk oleh Direksi
Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas (Owner).

B. Persyaratan Bahan
1. Pipa Air Bersih
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa pipa air bersih yang digunakan
untuk pemipaan pompa utama air bersih dan pemipaan distribusi air bersih yaitu
pipa, SNI 07 0039- 87, SNI 0161.81. Seluruh sambungan pipa harus sesuai
dengan persyaratan pabrikasi dengan penguat yang berupa pelana kuda
(Saddle).Produksi : Setara Maspion, Wavin, Pralon.

10.4.3 Uraian Teknis Pekerjaan Elektrikal Instalasi Kelistrikan

A. Sistem
Sumber daya listrik berasal dari penyambungan sumber daya listrik utama PLN
dengan sistem tegangan TR 380V, 50 Hz.

B. Bahan dan Material


1. Kabel Tegangan Menengah
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa Kabel distribusi tegangan
menengah 20 kV adalah jenis N2XSEFGbY - 24 kVolt untuk pemasangan didalam
tanah dan N2XSY - 24 kVolt untuk pemasangan dipit trench cable dan di rak kabel
(udara) harus telah memenuhi persyaratan, SPLN 43-5;1986, IEC 502-1983, PUIL-
2000, LMK, PLN.Produksi : Setara Supreme, Kabelindo, Kabelmetal.

2. Panel Tegangan Rendah


Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa Box panel listrik ada 3 jenis, yaitu
jenis pemasangan didinding (wall mounted enclosure), jenis pemasangan dilantai
(standing mounted enclosed) yang kontruksinyadari plat baja dengan tebal plat 2
mm dan dicat oven, IP 55 dan jenisinbow waterproof (PVC High Impact) dengan
pintu transparan, IP 54serta memenuhi persyaratan PUIL-2000, LMK,
PLN.Produksi : Setara Simetri, OniPanel, Japa Panel, SIER, Hager, Hansel.

3. Kabel Tegangan Rendah


Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa Kabel distribusi tegangan rendah
adalah jenis NYFGbY - 0.6/1 kVolt untuk pemasangandi-dalam tanah dan NYY -
0.6/1 kVolt untuk pemasangan di atas plafon(udara) harus telah memenuhi

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 57

persyaratan SNI 04-2701-1992, SPLN43-1 198, PUIL- 2000, LMK, PLN.Produksi :


Setara Supreme, Kabelindo, Kabelmetal, Voksel.

4. Komponen Panel
Dinyatakan dalam gambar perencanaan, bahwa komponen panel utama banyak
ragamnya, antara lain:
a. Pemutus tenaga MCCB, 3 phasa, 45 kA, 36 kA, 25 kA, dan 18 kA,pemutus
tenaga mini MCB, 3 phasa, 15 kA, 10 kA, dan 8 kA, MCB 1phasa, 8 kA dan 5
kA yang telah memenuhi persyaratan SPLN108/SLI 175/IEC 989, dan IEC 947-
2, LMK, PLN.Produksi : Setara Terasaki, Merlin Gerin, AEG, ABB.
b. Automatic Tranfer Switch (ATS) atau sistem tukar (Interloc). Satupelat dudukan
sehingga lebih menjamin aspek keamanan dan lebih mudah dalam
pemasangan. Kedua pemutus tenaga (MCCB, 4 pole,50 kA) dilengkapi
mekanisme motor yang sama sehingga bisa beroperasi secara otomatis dan
system interlok mekanis dan elektris mencegah kedua pemutus tenaga
menutup secara serentak walaupun hanya sesaat, dan memenuhi standar
LMK.Produksi : Setara Terasaki, Merlin, AEG, ABB
c. Fuse Links dari jenis HRC Fuse/phasa, 100 kA dengan rating voltage 500/660
Volt lengkap dengan solid links (dudukan HRCfuse) dengan rating current 1
step diatas rating current HRC Fuseserta harus memeliki alat pencabut HRC
Fuse (Fuse Handle) standard SFS 2371, dimana semuanya sesuai dengan
standar IEC269-1, IEC 32 B, PUIL- 2000, LMK.Produksi : Setara Stomberg,
AEG, ABB, Littelfuse.

10.5 OUTLINE SPECK PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

10.5.1 Pekerjaan Plumbing


A. Instalasi Plumbing – (Produk/Merek harus Setara)
• Pompa air bersih : Grundfos, Landini, Matra, Bombas Ideal, EQual.
• Pipa Plumbing : Maspion, Pralon, Wavin.
• Peralatan pengaturan air bersih (10 bar) : Toyo, Mizu, Astam, Kitz.
10.5.2 Pekerjaan Elektrikal
A. Instalasi Listrik (Arus Kuat) – (Produk/Merek harus Setara)
• Panel tegangan rendah : Simetri, OniPanel, JapaPanel, Hager,Hansel.
• Kabel 1 kVolt : Supreme, Jembo Cable, Kabelindo, Kabelmetal,Voksel.
• Rak kabel : OniRack, Metosu, Saka.
• Komponen Panel TR : Terasaki, Merlin Gerin, AEG, ABB.
• Relay Pengaman : Merlin Gerin/Schenaider, AEG, Omron.
• Lightning arrester : OBO B., Phonic Contec, MG.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 58

• Unit Instrument : Schlumberge, AEG, Crompton, Fuji Electric,Circutor, unibell.


• Peralatan pembumian pengaman : Catu, Unibell.
• Pipa pelindung kabel : EGA, Clipsal, Marshall Tuplex.
• Unit saklar dan stop kontak : MK, Legrand,Schenaider
• Armatur lampu : Artolite, Phillips, Saka.
• Unit alat lampu : Phillips, Osram,

PASAL 11

PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING BLOCK DAN KANSTIN

1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan paving block dan kanstin sesuai dengan gambar.

2. Bahan-bahan
Paving block tebal 8 cm dan kanstin, ukuran sesuai dengan gambar rencana,
dengan kuat tekan K-300.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum pemasangan paving, permukaan tanah dibawahnya harus
dibersihkan dari akar tanaman serta bahan-bahan organis lainnya. Selanjutnya
diberi urugan pasir, diratakan dan dipadatkan terlebih dahulu dengan
menggunakan alat bantu.
b. Setelah benar-benar padat diberi urugan pasir perata setebal ± 10 cm,
dipadatkan dengan disiram air dan diratakan dengan menggunakan baby
roller.
c. Selanjutnya diatas permukaan pasir diberi pasangan paving block. Paving
block ditata sesuai dengan gambar rencana dengan tepi paving diberi
pasangan rollag bata merah.
d. Pasangan bata sedemikian rupa sehingga rata dengan permukaan paving
block. Pasangan bata harus diberi lubang pada beberapa titik untuk
pematusan aliran air bila hujan.
e. Pemasangan harus menghasilkan permukaan yang benar-benar rata, tidak
terdapat kantung-kantung air ditengah pasangan paving.
f. Setelah pemasangan paving ditaburkan pasir sebagai pengisi celah antara
pasangan paving secara merata hingga semua celah tertutup rata dan padat.
g. Apabila setelah pemasangan terdapat lekukan-lekukan ditengah pasangan
paving yang menimbulkan adanya genangan air, maka kontraktor pelaksana
bertanggungjawab untuk memperbaikinya tanpa tambahan biaya apapun.

PASAL 12
PERATURAN PENUTUP

12.1. Meskipun dalam Bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan
kata-kata yang harus disediakan oleh Pemborong dan tidak disebutkan dalam penjelasan

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang
RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat) 59

pekerjaan pembangunan ini, maka pekerjaan tersebut diatas tetap dianggap ada dan
dimuat dalam Bestek ini.

12.2. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, tetapi tidak
diuraikan atau dimuat dalam Bestek ini, tetapi diselenggarakan dan diselesaikan oleh
Pemborong, harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam
Bestek ini, untuk menuju ke penyerahan yang lengkap dan sempurna menurut
pertimbangan Direksi.

Pembangunan Gedung Laboratorium Sumber Daya Air Jurusan Teknik Pengairan


Fakultas Teknik Tahap II Universitas Brawijaya Di Desa Ngijo Kabupaten Malang

Anda mungkin juga menyukai