Anda di halaman 1dari 9

BAB XII : SPESIFIKASI TEKNIS & GAMBAR

Spesikasi teknis disusun panitia pengadaan & konsultan perencana berdasar jenis
pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk / produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri.
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI)
3. Metode pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
4. Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan.
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas & jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
6. Harus mencantumkan syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
7. Harus mencantumkan syaratpengujian bahan dan hasil produk.
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance)
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

Daftar isi Specifikasi Teknis


Pasal Daftar isi Ha
. l
1 Ruang lingkup, Peraturan & Standar
2 Gambar, RKS, Volume & Berita Acara Penjelasan
3 Rapat Pendahuluan
4 Persiapan Lapangan
5 Susunan Personil Kontraktor
6 K3, Jaminan Keselamatan & Keamanan
7 Alat Pelaksanaan Pekerjaan
8 Tempat Tinggal Kontraktor & Dokumentasi Proyek
9 Pek. Pembersihan Lokasi
10 Pek. Tanah Urug
PASAL 1 : RUANG LINGKUP PEKERJAAN , PERATURAN & STANDAR
a. Pekerjaan ini mencakup Pembersihan /land clearing
b. Pelaksanaan urugan Tanah
c. Dilaksanakan untuk rintisan badan jalan ,Lapangan Upacara dan lahan parkir ,
sehingga sudah termasuk perataan dan pemadatan.
d. Permen PU No. 04/PRT/M?2009 : Sistem Manajemen Mutu (SMM);
e. Permen PU No. 05/PRT/M/2014 : Pedoman Sistem Manajemen K3 Konstruksi
Bidang PU ;
f. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK);
g. Surat Penawaran Pelaksanaan Pekerjaan beserta lampirannya.
h. SNI 03-1975-1990 : Metode mempersiapkan contoh tanah dan Tanah
mengandung agregat
i. SNI 03-4148.1-2000 : Tata cara pengambilan contoh tanah dengan tabung
dinding tipis
j. SNI 19-6410-2000 : Tata cara penimbunan tanah untuk bidang resapan pada
pengolahan air limbah RT.
k. SNI 03 6802-2002 : Tata cara penyelidikan dan pengambilan contoh uji tanah
dan bahan untuk keperluan teknik
l. SNI 2835-2008 : Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk
konstruksi bangunan gedung dan perumahan
m. SNI 1738-2011 : Cara Uji CBR lapangan
n. SNI 03-2828-1992 : Metode pengujian dengan cara kepadatan lapangan /Alat
konus pasir (Sand Cone Method Test)

PASAL 2 : GAMBAR, RKS, VOLUME PEKERJAAN & BERITA ACARA


PENJELASAN
1. Gambar Kerja
Kontraktor harus menggambar kembali untuk digambar kerja lebih detail dan
teliti semua gambar, apabila gambar skala besar dan skala kecil berbeda,
maka yang diikuti gambar dengan skala besar. Apabila gambar dan RKS
berbeda maka yang diikuti gambar.
2. Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
Rencana kerja dan syarat merupakan dokumen yang menentukan mutu
pekerjaan dan sebagai pedoman dalam menentukan uji bahan dan
konstruksi.Apabila dalam RKS ada 2 dokumen yang berbeda, maka yang
diikuti dokumen yang lebih tinggi.
3. Volume Pekerjaan
Volume pekerjaan untuk menghitung penawaran yang berpedoman dengan
gambar rencana dan apabila berbeda, maka yang mengikat adalah gambar
rencana.
4. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan merupakan dokumen yang dipakai sebagai
dasar penawaran dan pelaksanaan pekerjaan. Jika penawaran berbeda
dengan Berita Acara Penjelasan, maka Berita Acara Penjelasan yang diikuti.
PASAL 3 : RAPAT PENDAHULUAN & PERSIAPAN LAPANGAN
1. Rapat Pendahuluan (pre construction meeting) memutuskan hal-hal
sbb:
a. Rencana Mutu Kontrak (RMK) sesuai Permen PU No. 04/PRT/M/2009 :
Sistem Manajemen Mutu ( SMM )
b. Jadwal pelaksanaan berupa bar chard dan kurva S yang dilengkapi
perhitungan perincian bobot pekerjaan & ceking volume
c. Kontraktor harus mengajukan gambar tata letak direksi keet, pintu masuk
proyek, gudang dan barak kerja
a. Rencana K3 Kontrak sesuai Permen PU No. 05/PRT/M/2014 : Pedoman
Sistem Manajemen K3 Konstruksi Bidang PU ;
d. Gambar kerja dan mekanisme persetujuan gambar kerja, organisasi
kontraktor dan tempat tinggal kontraktor dan komunikasi.
2. Jadwal pelaksanan pekerjaan & Curve S
Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan kurva S harus diajukan pada saat rapat
pendahuluan dan akan diteliti konsultan pengawas, apabila sudah disetujui
digandakan 5 set untuk : pengguna jasa, konsultan
pengawas,pengelolateknis,konsultan perencana dan ditempel di direksi keet.
3. Pekerjaan Pembersihan Lapangan
Pembersihan seluas jalan ditambah 1.5 m ke kiri dan kanan jalan
Pembersihan lapangan dari tunggul & terlihat secara jelas semua permukaan
tanah.
4. Penggunaan Lahan
Kontraktor wajib untuk berkonsultasi dengan Konsultan MK dalam
pemanfaatan lahan bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan, yang diperlukan
bagi posisi bangunan, direksi keet, kantor pemborong, gudang, los kerja,
tempat penumpukkan bahan dan keperluan penunjangnya. Konsultan MK
akan menentukan lay-outyang diajukan kontraktor &wajib mengikuti
rencana.
5. Pengukuran dan Pematokan
Kontraktor harus mengerjakan pematokan dan pengukuran untuk
menentukan batas pekerjaan, serta garis kemiringan tanah, sesuai dengan
gambar rencana. Hasil pengukuran ini harus dituangkan ke dalam gambar
kerja, yang memuat tentang pembagian lokasi/areal kerja seperti disebutkan
di atas untuk disetujui oleh Konsultan, sehingga jadwal pelaksanaan
pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan.Pengukuran yang dilakukan tanpa
disaksikan/sepengetahuan Direksi/ Konsultan Pengawas, dianggap tidak sah
dan harus diulang kembali.Kontraktor harus melakukan pengukuran tersebut
dengan cermat dan teliti dengan menggunakan alat-alat ukur yang memadai,
alat-alat ukur ini disediakan oleh Kontraktor dan harus selalu ada di proyek.
6. Sarana Air Kerja dan Penerangan
Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung,
Kontraktor harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih guna
keperluan air kerja, air minum untuk pekerja, dan air cuci/WC.
Air tersebut adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air,
serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan
pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Direksi Keet, Kantor Pemborong,
WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
Kontraktor wajib memanfaatkan daya listrik untuk keperluan pekerjaan,
Direksi Keet dan penerangan proyek pada malam hari, setelah berkonsultasi
dengan Pemberi Tugas.
7. Kantor Proyek (Direksi Keet) dan Perlengkapannya
a. Direksi Keet diisi perabotan sebagai berikut :
1) Meja dan kursi rapat untuk 8 orang
2) Meja biro dan kursi 2 buah
3) Papan tulis ukuran multipleks
4) Air Minum/Dispenser
b. Pemborong harus menyediakan alat kerja Pengelola Proyek sebagai
berikut :
1) Sepatu lapangan king 7 (tujuh) set
2) Helm proyek 7 (tujuh) buah
3) 2 (dua) buah roll meter ukuran 5 meter
4) Theodolit dan Waterpass atau TS
8. Patok Referensi (Bench Mark)
Titik referensi ketinggian berupa BM (Bench Mark) atau patok mengacu pada
Bench Mark yang sudah ada . Ukuran situasi yang digunakan semuanya
dinyatakan dalam cm dan titik duga lantai (permukaan lantai) 0,00
berdasarkan bangunan yang telah ada.

PASAL 4 : SUSUNAN PERSONIL LAPANGAN


1. Personil Lapangan
Tenaga ahli dan teknis di lapangan sesuai ketentuan dalam Permen PU
No.45/PRT/M/2007 : Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara dengan susunan personil sbb :
No. Jabatan Pendidikan Pengalaman SKA
1 Proyek Manager S1 Sipil Min. 8 tahun SKA Sipil Struktur Madya
2 Site Manager S1 Sipil Min. 6 tahun SKASipil Struktur Muda
4 T.A. Sipil Struktur S1 Sipil Min. 6 tahun SKA Sipil Struktur Madya
7 Tenaga Ahli K3; S1 Arsitek / Sipil Min. 5 tahun SKA K3 Pratama
8 Pelaksana lapangan, terdiri :
No. Ketrampilan Pendidikan Pengalaman SKTK
1 Pelaksana Alat Berat SMK / D3 Bangunan Min. 5 tahun SKTK
2 Pelaksana Tukang Kayu SMK / D3 Bangunan Min. 5 tahun SKTK
4 Pelaksana Urugan Tanah SMK / D3 Bangunan Min. 5 tahun SKTK

2. Organisasi & Personil Lapangan


Kontraktor diwajibkan memberitahukan secara tertulis kepada pengelola
teknis proyek, konsultan pengawas dan pengguna jasa susunan organisasi
lapangan lengkap nama dan jabatannya masing-masing. Maximum 7 (tujuh)
hari setelah dikeluarkannya SPMK kontraktor harus sudah memobilisir
personil ke lapangan.

PASAL 5 : K3 KONSTRUKSI, JAMINAN KESELAMATAN & KEAMANAN


Berdasarkan Permen PU No. 05/PRT/M/2014: Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang PU sbb :
1. Kontraktor wajib menyusun Draft Rencana K3 Kontrak untuk menjaga
keamanan dan keselamatan pengguna jasa, konsultan, kontraktor dan
pihak lain yang terkait sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja.
2. Bilamana terjadi kecelakaan kerja ringan atau sedang atau berat maka
menjadi tanggung jawab kontraktor dalam wujud program jaminan sosial
dan keselamatan kerja berwujud asuransi.
3. Bilamana terjadi pengrusakan barang atau pekerjaan, tetap menjadi
tanggung jawab kontraktor & tidak dapat diperhitungkan dalam biaya
pekerjaan tambah atau pengunduran waktu pelaksanaan.
4. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan
siap digunakan di lapangan untuk mengatasi segala kemungkinan
musibah bagi semua petugas dan pekerja di lapangan.
5. Kontraktor wajib menyediakan air minum, toilet yang memenuhi syarat
kesehatan petugas dan pekerja, baik yang berada di bawah
kekuasaannya maupun berada dibawah pihak ketiga, dan untuk tamu
proyek yang meninjau lapangan pekerjaan.

PASAL 6 : ALAT PELAKSANAAN PEKERJAAN


Semua alat untuk pelaksanaan pekerjaan, baik berupa alat kecil maupun besar,
harus disediakan oleh kontraktor dalam keadaan baik dan siap pakai sebelum
pekerjaan fisik berlangsung yaitu :
No Nama Alat Jumlah Keterang
. an
1 Alat ukur (Theodolit & Waterpas atau TS) 1 Selalu siap
( satu )
2 Alat Pemadatan Tanah Urug 1 Selalu siap
( satu )
3 Alat pengujian pemadatan konus pasir 1 Selalu siap
( satu )
4 Lampu penerangan Kerja
malam
5 Peralatan lain yang sifatnya ATK pada
direksi keet

PASAL 7 : PEKERJAAN PEMBERSIHAN


Pada proses pengerjaan land clearing/pembersihan lahan hal yang dilakukan
adalah:
1. Pembabatan/Underbrushing
Sebuah kegiatan yang lebih menjurus pada pembabatan pepohonan yang
berdiameter maksimum 30 cm untuk mempermudah pelaksanaan
penumbangan pepohonan
2. Memotong/Cutting
Kegiatan penumbangan pepohonan yang lebih besar dari 30 cm dengan
persyaratan pohon harus ditumbangkan berikut tunggul(bonggolnya)
dengan mengupayakan kerusakan top soil sekecil mungkin.
3. Menumpuk/Piling
Pengumpulan kayu-kayu yang kemudian dikumpulkan menjadi tumpukan
tumpukan kayu pada jarak tertentu
4. Metode Kerja Pembersihan/ land clearing
Cara pengerjaan yang tepat dan benar akan sangat berpengaruh terhadap
produktivitas alat. Pekerjaan penebasan dan penumbangan dikerjakan
secara bersamaan seperti Metode perimeter,metode out crop,metode
contour,dan metode zig-zag.

PASAL 8 : PEKERJAAN URUGAN TANAH

1. Pekerjaan ini menyangkut pengadaan material tanah urugan, pengurugan


dan pemadatan.

2. Pekerjaan Urugan dilaksanakan untuk urugan penyiapan rintisan badan


jalan, Area upacara dan lahan parkir.

3. Toleransi dimensi :

a. Permukaan dan ketinggian serta permukaan akhir setelah pemadatan tidak


boleh lebih tinggi dari 2 cm dari rencana pengurugan Bench Mark 0,00
= 20.04 yang telah ditetapkan.
b. Permukaan urugan harus rata dan mempunyai kelandaian yang cukup
untuk menjamin aliran yang bebas dari air permukaan

c. Urugan harus dilaksanakan lapis demi lapis dengan ketebalan


maksimum 25 cm setiap lapisnya.

4. Pelaporan :

a. Kontraktor harus segera mengadakan pengujian terhadap contoh bahan


urugan yang akan digunakan untuk pekerjaan ini dalam waktu maksimum
7 hari kalender sebelum pekerjaan urugan dilaksanakan dan harus
mendapat persetujuan dari direksi teknik/Konsultan MK.

b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus memberitahukan


kepada direksi teknik/Konsultan MK terlebih dahulu tentang rencana jadwal
kerja dengan lampiran sebagai berikut :

Gambar detail penampang melintang yang menunjukkan permukaan yang


telah dipersiapkan untuk pekerjaan urugan

Hasil pengujian kepadatan seperti yang ditetapkan pada seksi 4.a seksi ini.

Sebelum diijinkan oleh direksi teknik/Konsultan MK, maka kontraktor tidak


diperkenankan untuk mulai melaksanakan pekerjaan.

5. Pelaksanaan :

a. Penghamparan :

Pelaksanaan penghamparan bahan urugan diatur sedemikian rupa


sehingga tidak mempunyai ketebalan lebih besar dari 25 cm. Alat
penghampar yang digunakan disesuaikan dengan kondisi tempat kerja.

Penghantaran diatur sehingga permukaan akhir dari urugan mempunyai


kelandaian sesuai dengan keadaan yang telah ditetapkan.

Penghantaran area tepi pagar alat yang digunakan menyesuaikan kondisi


lapangan agar tidak merusak pagar yang ada

Penghamparan tidak boleh dilaksanakan pada kondisi yang menyebabkan


kadar air yang terkandung dalam bahan urugan melebihi yang ditetapkan

b. Pemadatan :

Alat pemadat yang digunakan Wheel Loader, Motor Grader, Plate Vibrator
Tamper disesuaikan dengan kondisi tempat kerja dengan persetujuan
konsultan manajemen konstruksi /direksi teknik.

Pemadatan dilakukan lapis demi lapis atau perlayer dan hanya boleh
dilakukan pada saat kondisi kadar air lebih kecil maksimum 3 % dan lebih
besar maksimum 1 % dari kadar air optimum.

Pemadatan area tepi pagar alat yang digunakan dengan Plate Vibrator
Stamper atau menyesuaikan kondisi lapangan

Metode pengujian dengan cara kepadatan lapangan/Alat konus pasir


(Sand Cone Method Test) SNI 03-2828-1992.
c. Pengendalian mutu :

Setiap volume bahan urugan 1000 m3, kontraktor harus mengadakan


pengendalian mutu minimal 1 kali.

7. Pengaturan lalu lintas :

a. Selama pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor diharuskan mengatur


sedemikian rupa sehingga kelancaran dan keamanan arus lalu lintas tetap
terjaga serta tidak menimbulkan gangguan terhadap pihak-pihak yang
berbatasan dengan lokasi pekerjaan.

b. Keluar dari lokasi proyek kendaraan harus selalu bersih dari tanah/debu
dan Segala resiko yang diakibatkan karena kelalaian kontraktor
melaksanakan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya .

8. Perbaikan dari hasil pekerjaan yang tidak memuaskan :

a. Direksi teknik/Konsultan Manajemen Konstruksi berhak untuk


memerintahkan kontraktor untuk melakukan pengujian terhadap hasil kerja
yang telah diselesaikan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
dalam seksi ini.

b. Jika didapat kepastian bahwa pekerjaan dilaksanakan tidak sesuai dengan


persyaratan yang telah ditentukan, direksi teknik/ Konsultan Manajemen
Konstruksi berhak memerintahkan kontraktor untuk membongkar,
memperbaikinya sehingga hasil pekerjaannya sesuai dengan yang telah
ditentukan.

c. Segala resiko akibat adanya kegiatan ini sepenuhnya menjadi tanggung


jawab kontraktor.

9. Pemeliharaan pekerjaan yang telah diterima:

Kontraktor diharuskan memelihara hasil pekerjaan yang telah diterima oleh


direksi teknik selama periode pelaksanaan dan periode pemeliharaan,
sehingga pada saat diadakan serah terima akhir pekerjaan dalam kondisi
baik sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.

7. Pengukuran hasil kerja :

Berdasarkan gambar profil melintang dari lokasi pekerjaan urugan tanah


akan ditentukan volume pekerjaan dalam m3.

Disetujui Pontianak, Juli 2015


PPK Kalimantan, Sumut, Makasar Dibuat oleh Konsultan :
Pusbang SDM Perhubungan Darat CV. TRIWASTU

Prayitno, MT Quality Engineer


NIP. 19770311 200312 1 001

Anda mungkin juga menyukai