1
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
A. KETENTUAN UMUM
DAFTAR ISI
1. PERATURAN-PERATURAN TEKNIS
2. PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS
3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
4. PAPAN NAMA PROYEK
5. BANGSAL KONSULTAN PENGAWAS DAN BANGSAL KERJA/GUDANG
6. JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)
7. TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR
8. TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN
9. KEAMANAN PROYEK
10. PEMBUATAN SHOP DRAWING (GAMBAR KERJA)
11. PEMBUATAN GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILD DRAWING)
12. PEMBENAHAN / PERBAIKAN KEMBALI
13. PERATURAN / PERSYARATAN TEKNIK YANG MENGIKAT
14. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
15. PENELITIAN DOKUMEN PELAKSANAAN
16. METODE PELAKSANAAN
17. KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
2
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
A. KETENTUAN UMUM
1. PERATURAN-PERATURAN TEKNIS
Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS) ini maka akan berlaku dan tambahannya, yaitu:
a) Peraturan Umum tentang pelaksanaan Bangunan di Indonesia (AV.41) tahun1941.
b) Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia, untuk Arbitrasi Teknis dari Dewan Teknik
Bangunan Indonesia (DTPI).
c) Peraturan Muatan Indonesia (PMI) tahun 1970/NI – 18.
d) Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
e) Peraturan yang dikeluarkan oleh jabatan/instansi pemerintah setempat, yang berkaitan
dangan pelaksanaan bangunan.
3
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Selain pekerjaan di atas yang merupakan pekerjaan pokok yang harus diselesaikan, Kontraktor
Pelaksana juga dituntut harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pendukung yang diatur di
dalam pasal-pasal selanjutnya di dalam bab ini, yang terdiri dari :
1. Penyediaan tenaga
2. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan
3. Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan
4. Penyediaan peralatan
5. Penyediaan bahan
6. Pembuatan shop drawing (Gambar Pelaksanaan)
7. Pembuatan gambar sesuai pelaksanaan (As built Drawing)
8. Pembuatan laporan pelaksanaan pekerjaan harian dan mingguan
9. Pembenahan/perbaikan kembali lingkungan sekitar dan pembersihan lokasi
4
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
5.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk pekerjaan dan gudang untuk
menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan pekerjaan dan pintunya harus
mempunyai kunci yang kuat/baik untuk keamanan bahan/perlengkapan.
5.4. Tempat mendirikan bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang,akan
ditentukan kemudian dan dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas.
5.5. Bangsal Konsultan Pengawas dan perlengkapannya, harus sudah siap dilokasi
Bangunan, sebelum pekerjaan dimulai atau paling lambat 10 hari sesudah SPMK
diterima. Setelah selesai pekerjaan tersebut, bangsal dan perlengkapannya menjadi
milik Pemberi Tugas.
5.6. Pembongkaran Bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan bahan bongkaran menjadi milik Pemberi
Tugas.
5
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
7.3.2 Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan
tenaga mandor, tukang dan pekerja yang cukup terampil serta cukup jumlahnya,
ditambah 1 (satu) orang draftman bila diperlukan untuk pembuatan shop drawing.
7.3.3 Kontraktor Pelaksana berkewajiban menambah/mengganti tenaga seperti yang
dimaksud pada butir 1 dan 2 di atas apabila diminta oleh konsultam pengawas
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis yang masuk akal. Kelalaian dalam hal
ini dapat dikenakan sanksi/denda kelalaian sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
direksi.
7.3.4 Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, Kontraktor Pelaksana harus membuat
pengaturannya sendiri dalam hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja, lokal atau
lainnya dan mengenai pembayaran, perumahan, makan, transportasi dan pembayaran
yang harus dikeluarkan termasuk kompensasi yang harus menjadi haknya berdasarkan
perundang-undangan Republik Indonesia bilamana pekerjaan telah berakhir.
6
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
7.3.5 Kontraktor Pelaksana tidak akan menawarkan pekerjaan kepada pegawai dari Pemilik
Kegiatan selama masa Kontrak dan setelahnya kecuali dengan seijin tertulis
dari Pemilik Kegiatan.
7.3.6 Untuk mendapatkan tenaga Staf dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktor
Pelaksana harus memberikan prioritas utama kepada orang-orang yang tinggal
atau berasal dari tempat lokasi kegiatan.
7.3.7 Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan memelihara pada lokasi kegiatan
fasilitas pertolongan pertama dalam kecelakaan yang memadai dan beberapa
staf harus mampu melakukan tugas pertolongan pertama, sesuai dengan
keinginan Direksi.
7.3.8 Kontraktor Pelaksana akan secepatnya melapor kepada Direksi bila terjadi
peristiwa kecelakaan di lokasi atau dimana saja yang berhubungan dengan
Pekerjaan. Kontraktor Pelaksana juga harus melaporkan kecelakaan tersebut
kepada instansi yang berwenang apabila laporan tersebut disyaratkan oleh
undang-undang.
7.4. Bila dikemudian hari, menurut penilaian Pengelola Teknis Proyek dan Konsultan
Pengawas, bahwa Pelaksana kurang mampu atau tidak mampu melaksanakan
tugasnya, maka Kontraktor diharuskan mengganti Pelaksana tersebut dan harus
memberitahukan secara tertulis tentang Pelaksana yang baru, demi kelancaran
pekerjaan.
8. TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN
8.1 Kontraktor harus mendatangkan tenaga kerja yang berpengalaman dan ahli dibidang
pekerjaannya masing-masing, seperti tukang pancang, tukang besi,tukang kayu, tukang
pasang ubin/keramik, tukang cat, tukang atap, instalator mekanikal elektrikal dan tenaga
kerja lainnya.
8.2 Sebelum bahan bangunan didatangkan ke lokasi proyek, maka Pelaksana harus
memberikan contoh bahan bangunan kepada Konsultan Pengwas Lapangan dan bila
sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas Lapangan maka
barulah boleh didatangkan dalam jumlah yang besar menurut keperluan Proyek.
8.3 Mengenai jumlah contoh bahan bangunan yang diberikan dapat dikonsultasikan dengan
Konsultan Pengawas.
8.4 Mendatangkan bahan-bahan bangunan untuk pelaksanaan proyek, harus tepat pada
waktunya dan kualitasnya dapat disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua bahan
sebelum dikerjakan/digunakan harus diajukan dan ditunjukkan kepada Konsultan
Pengawas, lengkap dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan untuk
mendapat persetujuan tertulis.
7
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaannya harus air tawar yang bersih tidak mengandung
minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dinyatakan memenuhi syarat
sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium. Bila air yang
digunakan dari sumber PDAM, maka tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
b. Semen
Semen yang digunakan adalah Portland Cement (PC) Tipe I sesuai ASTM dan
memenuhi SNI (Standar Nasional Indonesia). Semen harus satu merk untuk
penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum mengeras
sebagian atau seluruhnya. Penyimpanan harus dilakukan dengan cara dan di dalam
tempat (gudang) yang memenuhi syarat untuk menjamin keutuhan kondisi sesuai
persyaratan di atas.
c. Pasir
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur,
asam, garam dan bahan organis lainnya yang terdiri atas
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus , yang lazim disebut pasir
urug.
8
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075-1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasir
pasang.
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
d. Kerikil
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
tercantum dalam PBI 1971.
8.9 Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk pelaksanaan bangunan
agar upaya pelaksanaannya dapat selesai sesuai dengan waktu yang disediakan.
8.10 Alat-alat yang disediakan oleh Kontraktor, harus dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin dan bila rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak dapat dipakai, maka
harus segera dikeluarkan dari lokasi Proyek.
8.11 Untuk bahan-bahan kayu dan besi menggunakan bahan yang tersedia dipasaran
dengan toleransi ukuran maksimal 10% kecuali ditentukan lain dalam Bestek.
8.12 Alat-alat dan bahan-bahan yang berada di tepi jalan malam hari harus diberi lampu
merah yang cukup jelas dan terang agar tidak mengganggu lalulintas/kecelakaan, atau
menurut petunjuk direksi.
8.13 Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan barak kerja dan gudang
penyimpanan alat dan bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi yang
kelayakannya akan dinilai oleh Direksi. Bila Direksi menilai barak/gudang tersebut tidak
layak layak dengan alasan-alasan teknis, maka Kontraktor Pelaksana harus melakukan
perbaikan/penyempurnaan sesuai dengan petunjuk.
8.14 Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan barak direksi (direks keet) yang
dilengkapi :
a. Meja rapat dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup
b. Meja, kursi kerja berlaci dan berkunci
c. 1 set dokumen kontrak
Direksi keet tersebut harus dibangun dengan persyaratan sebagai berikut :
a) Atap : Fiber semen
b) Dinding : Dinding tripleks dengan rangka kayu meranti
c) Pondasi : pondasi batu kali setempat
d) Lantai : rabat beton/concrete block
e) Dilengkapi pula kamar kecil (1,5 x 2 m) beserta penyediaan air bersih dan saluran
pembuangan air kotornya untuk keperluan konsultan pengawas dan tim teknis.
9
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
8.15 Kontraktor Pelaksana harus membuat pagar pembatas dan pengaman sekeliling
lokasi kegiatan. Selain itu juga harus membuat papan nama kegiatan yang berisikan
data/informasi mengenai kegiatan, dan terbuat dari kayu dengan tulisan hitam warna
dasar putih.
8.16 Kontraktor Pelaksana harus menyediakan air minum yang cukup ditempat pekerjaan
untuk para pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-
perlengkapan keselamatan kerja. Bila terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan,
Kontraktor Pelaksana harus segera mengambil tindakan penyelamatan. Biaya
pengobatan dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana
(dalam hal ini Kontraktor Pelaksana diwajibkan mengikuti ASTEK).
8.17 Semua material yang tersebutkan didalam butir 1, 2 dan 3 diatas setelah selesainya
pelaksanaan kembali menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari
lapangan pekerjaan.
8.18 Daftar Peralatan yang harus dimiliki selama pelaksanaan kegiatan ini minimal terdiri
dari:
NO NAMA ALAT KAPASITAS JUMLAH
1. Theodolite 100 m 3 Unit
2. Lift Barang 2T- 20M 1 Unit
3. Air Compressor 5 PK 5 Unit
4. Schafolding 1Ton 1.000 Unit
5. Generator Set 35 KVA 2 Unit
6. Concrete Mixer 0,5 m3 4 Unit
7. Bar Bender 32 mm 3 Unit
8. Bar Cutter 32 mm 3 Unit
9. Concrete vibrator 4 HP 5 Unit
10. Pompa Air 3“ 2 Unit
11. Dump Truck 5 m3 4 Unit
9. KEAMANAN PROYEK
9.1. Kontraktor diharuskan menjaga terhadap barang-barang milik Proyek,Konsultan
Pengawas dan Pihak ketiga yang ada di lapangan, baik terhadap pencurian maupun
pengrusakan.
9.2. Untuk maksud diatas maka Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari bahan
kayu dan seng serta perlengkapan lainnya yang dapat menjamin keamanan.
9.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat, dan hasil pekerjaan,
maka akan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.
9.4. Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor bertanggungjawab atas akibatnya. Untuk
mencegah bahaya kebakaran Kontraktor harus menyiapkan minimal tabung pemadam
10
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
(fire extinguiser 4 Kg) yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat-tempat yang
strategis dan mudah dicapai.
11
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
12
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
13
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
17.4. Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan yang
serius, maka Kontraktor/Pelaksana harus segera membawa korban ke Rumah Sakit
yang terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
17.5. Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi syarat-
syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung
jawabnya maupun yang berada di pihak ketiga.
17.6. Kontraktor harus menyediakan kamar mandi sementara lengkap dengan closet dan
air bersih yang cukup serta sistem pembuangannya (septicktank dan peresapan)
dalam jumlah yang disesuaikan dengan banyaknya tenaga kerja dan selalu dijaga
kebersihannya.
14
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
15
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.2.1 Hak bekerja di lapangan
Lapangan pekerjaan akan diserahkan oleh pihak Pemberi Tugas kepada Kontraktor
Pelaksana selama waktu pelaksanaan dan sesuai dengan keadaan pada waktu
peninjauan.
2.2.2 Pemakaian halaman untuk bekerja
Apabila Kontraktor Pelaksana akan mendirikan bangunan sementara (direksi keet dan
gudang) maupun tempat penimbunan bahan, maka harus merundingkan terlebih dahulu
kepada pihak Pemberi Tugas tentang penggunaan halaman ini
2.2.3 Kontraktor Pelaksana harus menyediakan kotak obat/PPPK.
2.2.4 Jalan masuk ketempat pekerjaan
a. Semua biaya untuk prasarana, fasilitas untuk memasuki daerah pekerjaan serta
akomodasi tambahan di luar daerah Kerja, menjadi tanggungan Kontraktor
Pelaksana.
b. Apabila terjadi kerusakan pada jalan kompleks, saluran air atau bangunan lainnya
yang disebabkan adanya pembangunan ini maka Kontraktor Pelaksana berkewajiban
memperbaiki kembali, selambat-lambatnya dalam masa pemeliharaan.
c. Kontraktor Pelaksana diharuskan menyiapkan alat-alat pengaman terhadap
kebakaran dan keamanan kerja lainnya di lokasi kegiatan.
16
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
yang dipergunakan seperti: Tower crane, instalasi, steger, alat pengangkat mesin-mesin,
pekerja-pekerja, alat-alat penarik, bahan-bahan dan lain sebagainya yang diperlukan
oleh Pemborong dan untuk menyingkirkan semua alat-alat tersebut pada waktu
pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki kerusakan
yang diakibatkannya.
17
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
18
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
tindakan pengamanan seperti ini selain untuk memuaskan Pemberi Tugas, juga harus
menurut (memenuhi) ketentuan undang-undang yang berlaku pada waktu ini.
Dipekerjaan Pemborong wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan
pertama, yang mudah dicapai, sebagai tambahan hendaknya disetiap site ditempatkan
paling sedikit seorang petugas yang telah dilatih dalam soal-soal mengenai pertolongan
pertam
2.2.16 Pembersihan Lokasi
Lingkup pekerjaan tersebut antara lain pembersihan semua sisa pekerjaan
pembongkaran gedung lama yang kemungkinan dapat mengganggu aktivitas
pelaksanaan, pembersihan lingkungan sekitar terutama akses jalan yang digunakan
selama berjalannya aktivitas dari kotoran dan debu (pembersihan dilakukan setiap hari
kalender), pembersihan lingkungan dan akses jalan yang digunakan setelah masa
kontrak selesai. Semua kotoran atau hasil pembongkaran dan pembersihan harus
dikeluarkan dari lingkungan proyek dan lokasi pembuangan diluar lingkup kampus
Politeknik Ngeri Malang.
19
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
c. Semua daerah urugan harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau
bahan yang dapat menimbulkan pelapukan di kemudian hari.
d. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk
pekerjaan Pelaksana Pekerjaan dan harus dibuat dari kayu Meranti atau setaraf
setebal 3 cm dengan tiang kaso-kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8 sampai 10cm
dengan jarak 2 meter satu sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan
atasnya rata dan sifat datar (waterpas).
e. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Pelaksana
Pekerjaan
f. Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa
pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila
dianggap perlu siap untuk mengadakan pengukuran ulan
g. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang
menyatakan as-as dan atau level peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak
hilang terkena air/hujan.
h. Elevasi Lapangan/kontur harus diasumsikan sesuai dengan gambar topografi
yang ditentukan. Jika timbul keragu-raguan tentang ketepatan elevasi tersebut,
maka elevasi akan ditentukan bersama dengan Manajemen Konstruksi sebelum
pekerjaan dimulai.
i. Semua material galian termasuk batu-batuan harus dibuang keluar lapangan dan
semua biaya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Tempat penampungan material galian akan ditentukan oleh Pemberi Pekerjaan
dan semua biaya yang timbul adalah menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
j. Konsultan Pengawas akan memberikan photocopy penyelidikan tanah yang telah
dilakukan kepada Kontraktor Pelaksana untuk dipergunakan sebagai dasar
perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan tanah.
k. Kontraktor Pelaksana wajib untuk segera melaporkan kepada Konsultan
Pengawas, bila dalam pelaksanaan pekerjaan, menemukan keadaan yang
menurut pendapatnya tidak sesuai dengan keadaan yang dapat diharapkan dari
hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan.
l. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengukuran-pengukuran yang cermat
dengan peralatan-peralatan yang memadai untuk mencapai persyaratan toleransi
yang ditentukan.
20
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
21
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
22
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
e. Timbunan
Apabila diperlukan penimbunan, akibat kelalaian atau kesalahan galian dan lain-lain,
maka pekerjaan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
berikut ini. Seluruh area yang akan ditimbun harus dibersihkan dari segala kotoran
dan sampah sebelum penimbunan. Material untuk timbunan dapat menggunakan
material hasil galian yang dipilih/ditentukan oleh Konsultan Pengawas atau dengan
mendatangkan material timbunan dari luar yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Timbunan harus dikerjakan sampai level, dimensi dan kemiringan yang ditentukan
dalam gambar. Material timbunan harus dipadatkan secara berlapis-lapis (max 250
mm) dengan alat-alat kompaksi sehingga mencapai kepadatan tanah yang ditentukan
dibawah ini. Penggunaan alat-alat berat tidak boleh dipergunakan apabila menurut
Konsultan Pengawas hal tersebut dapat membahayakan pekerjaan lain atau saluran,
pipa dan lain-lain. Pekerjaan timbunan hanya dapat dilaksanakan setelah diinspeksi
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
23
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
yang telah dipecah-pecah dimana ukuran dari batu pecah tersebut tidak boleh lebih
besar dari 15 cm.
3.4.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diatur berlapis sedemikian rupa
sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam keadaan padat. Tiap lapisan
harus dipadatkan sebelum lapisan berikutnya diurug.
b. Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat-alat
pemadat/Compactor “Vibrator type” yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari
95% dari kepadatan kering maksimum hasil laboratorium.
c. Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan Proctor.
Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan penelitian kepadatan maksimum
terhadap kadar air optimum minimal satu kali setiap jenis tanah yang dijumpai di
lapangan. Contoh tanah tersebut harus disimpan dalam tabung gelas atau plastik
untuk bukti penunjukkan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh,
kepadatan kering maksimum dan kadar air optimum.
d. Pengeringan atau pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya
daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
e. Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu besar
bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu kecil yang
dipadatkan.
f. Kelebihan material galian harus dibuang oleh Pelaksana Pekerjaan ketempat
pembuangan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
g. Jika material galian tidak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat
lain, tanpa biaya tambahan.
h. Pengurukan kembali ( back filling ) lubang pondasi dilakukan setelah pondasi, pile
cap dan sloof dicor. Pengurukan ini diijinkan memakai tanah bekas galian dan harus
dipadatkan sesuai dengan butir 023. Sebelum dilakukan pengurukan papan
bekisting bekas cetakan plat pondasi maupun sloof harus dikeluarkan terlebih
dahulu.
3.4.4 Sarana Darurat
Selama pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus membuat drainase
sementara ataupun menyediakan pompa sehingga pada lokasi proyek tidak terjadi
pengurangan air.Pembuatan drainase tersebut sudah harus diperhitungkan dalam
penawaran dan dalam pelaksanaannya harus terlebih dahulu disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
24
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
25
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
26
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
4.4.2 Aggregates
a. Kualitas agregate harus memenuhi syarat PBI-71. Agregate kasar harus berupa batu
pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya
dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir beton tidak boleh melebihi dari 5%
berat kering
b. Dimensi maksimum dari agregate kasar tidak lebih dari 3,0 cm dan tidak lebih dari
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam, dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
4.4.3 Air
a. Air yang akan digunakan minimal harus memenuhi kualitas air di bawah ini :
Perbedaan waktu ikat dari semen waktu ikat awal tidak lebih dari 30 menit
waktu ikat akhir tidak lebih dari 60 menit
b. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat mengurangi mutu
pekerjaan.
c. Kandungan chlorida tidak boleh melebihi 500 ppm dan komposisi sulfat(SO3) tidak
boleh melebihi 1000 ppm. Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta
kepada Pelaksana Pekerjaan supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Pelaksana Pekerjaan.
4.4.4 Besi Beton
a. Besi beton harus bebas dari karat, sisik dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi
lekatnya pada beton. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi mutu
BJTP 24 ø < 13 mm dan BJTD 40 D≥13 mm
b. Perlengkapan besi beton, meliputi semua peralatan yang diperlukan untuk mengatur
jarak tulangan/besi beton dan mengikat tulangan-tulangan pada tempatnya.
c. Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping adanya
sertifikat dari pabrik, juga harus ada/dimintakan sertifikat dari laboratorium baik pada
saat pemesanan maupun secara periodik minimum masing-masing dua (dua) contoh
27
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
percobaan (stres strain) dan pelengkungan untuk setiap 20 ton besi. Pengetesan
dilakukan pada laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas
4.4.5 Admixtures dan Additives
a. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang seksama, cara mencampur dan
mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan
sesuatu bahan “admixture” maupun “additive”
b. Jika penggunaan “admixture” maupun “additive” masih dianggap perlu, Pelaksana
Pekerjaan diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari KONSULTAN
PERENCANA mengenai hal tersebut. Untuk itu Pelaksana Pekerjaan diharapkan
memberitahukan nama perdagangan admixture tersebut dengan keterangan
mengenai tujuan,data-data bahan, nama pabrik produksi, jenis bahan mentah
utamanya,cara-cara pemakaiannya, resiko-resiko dan keterangan-keterangan lain
yang dianggap perlu.
4.5 SYARAT PELAKSANAAN
Pada dasarnya Persyaratan Umum ini mengacu pada SNI 03-2847-2002 yang
meletakkan tanggung jawab perencanaan, pengetesan dan pengendalian mutu beton
yang di produksi pada pemasok beton. Tetapi untuk menjamin bahwa tanggung jawab
tersebut dilaksanakan dengan baik, Persyaratan Umum ini menentukan persyaratan-
persyaratan tambahan sebagai berikut :
1. Perencanaan campuran beton (mix design), termasuk karakteristik bahan harus
diusulkan kepada Konsultan Pengawas untuk dievaluasi dan disetujui.
2. Jumlah test minimum adalah 15 contoh, sedikit lebih banyak dari jumlah yang
disyaratkan di SNI 03-2847-2002
3. SNI 03-2847-2002 mensyaratkan kuat tekan rata-rata perlu, fcave berdasarkan kuat
tekan yang disyaratkan fc sebagai berikut:
Terdapat 15 contoh
fcave = fc + 7.0 untuk fc < 21 MPa
fcave = fc + 8.5 untuk fc 21 MPa sampai 35 MPa
fcave = fc + 10.0 untuk fc > 35 MPa
Terdapat lebih dari 15 contoh, diambil yang terbesar dari:
fcave = fc + 1.16x1.34Sd atau fcave = fc +1.16x2.33Sd-3.5 untuk 15 contoh
fcave = fc + 1.08x1.34Sd atau fcave = fc +1.08x2.33Sd-3.5 untuk 20 contoh
fcave = fc + 1.03x1.34Sd atau fcave = fc +1.03x2.33Sd-3.5 untuk 25 contoh
fcave = fc + 1.00x1.34Sd atau fcave = fc +1.00x2.33Sd-3.5 untuk ≥ 30 contoh
4. Sebagian dari test harus dilakukan di laboratorium independen untuk mengecek
hasil test dari pemasok beton.
28
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
29
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
30
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
31
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
a. Jika Pelaksana Pekerjaan tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai
dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan
diameter yang terdekat dengan catatan:
32
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
berlubang, tonjolan dan yang lain yang tidak sesuai dengan bentuk yang
diharapkan/diinginkan.
4.5.9 Bagian-bagian yang tertanam dalam beton
a. Pasang angkur dan lain-lain yang akan menjadi satu dengan beton bertulang.
b. Diperhatikan juga tempat kelos-kelos untuk kosen atau instalasi.
4.5.10 Hal-hal Lain (“Miscellaneous item”)
a. Isi lubang-lubang dan bukaan-bukaan yang tertinggal dibeton bekas jalan kerja sewaktu
pembetonan. Jika dianggap perlu dibuat bantalan beton untuk pondasi alat-alat mekanik
dan elektronik yang ukuran, rencana dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar
rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti yang ditentukan dan
dengan penghalusan permukaannya.
b. Pegangan plafond dari besi beton diameter 6 mm dengan jarak x dan y :150cm.
Dipasang pada saat sebelum pengecoran beton dan penggantungan harus dikaitkan
pada tulangan pelat atau balok.
4.5.11 Pembersihan
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus dilakukan
secara baik dan teratur.
4.5.12 Contoh yang harus disediakan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus memberikan contoh
material: split, pasir, besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan dipakai sebagai
standart/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim oleh Pelaksana
Pekerjaan ke lapangan.
c. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh
yang telah disetujui dibangsal Konsultan Pengawas.
4.5.13 Sparing Conduit dan pipa-pipa
a. Letak dari sparing supaya tidak mengurangi kekuatan struktur.
b. Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan sesuai dengan gambar pelaksanaan dan bila
tidak ada dalam gambar, maka pemborong harus mengusulkan dan minta persetujuan
dari Konsultan Perencana.
c. Semua sparing-sparing (pipa, conduit) harus dipasang sebelum pengecoran dan
diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
d. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.
e. Sekeliling sparing harus diperkuat dengan tulangan-tulangan silang yang ditentukan
dalam gambar detail standart.
33
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
34
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
35
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga jenuh.
d. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm, dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
e. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maximum 24
lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
g. Bidang dinding ½ bata yang luasnya lebih besar dari 12 m² ditambahkan kolom dan balok
penguat (kolom praktis).
h. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steiger sama sekali tidak
diperkenankan.
i. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 6 mm jarak
75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali
ditentukanlain.
j. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%. Bata
yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
k. Pasangan baru bata untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15
cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat,
rapi dan benar-benar tegak lurus.
5.3 PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh dinding bata
(termasuk dinding dalam shaft) kolom, pagar, dinding beton dan lain-lain seperti
yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan.
5.3.1 Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam :
i. NI – 2 – 1971
ii. NI – 3 – 1970
iii. NI – 8 – 1974
5.3.2 Persyaratan Bahan
a. Semen portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satuan pabrik/produk untuk satu
pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10
a. Penggunaan adukan plesteran :
a. Adukan 1 pc : 2 ps, dipakai untuk plesteran rapat air.
36
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
5.3.4 Pelaksanaan
a. Umum
- Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu, minyak cat
dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar
benar-benar siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
- Singkirkan semua hal yang dapat merusak / mengganggu pekerjaan
plesteran.
- Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang
permanen) untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang datar / rata, contour
dan profil-profil akurat.
- Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan. Jangan
menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai permukaan air yang terlihat
tersebut telah lenyap / kering kembali.
- Letakkan / tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam (maksimal)
37
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
setelah proses pencampuran, kecuali selama udara panas / kering, kurangi waktu penempatan
itu sesuai yang diperlukan untuk mencegah pengerasan yang bersifat sementara dari plesteran.
- Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
- Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan
yang disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat
terlebih dahulu “kepala plesteran”.
b. Plesteran ke Dinding Bata Biasa
- Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak lurus
atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar
kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
- Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (20 mm) dan
diratakan dengan roskam kayu, kemudian basahkan terus selama 3
(tiga) hari.
- Pelaksanakan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan batu bata
berumur 2 (dua) minggu.
- Pada sambungan antara beton dengan pasangan bata sebelum diplester
harus diberi wiremesh selebar 10 cm kearah pasangan bata dan 10 cm ke
arah beton sepanjang sambungan tersebut agar plesteran dinding tidak retak.
c. Plesteran Permukaan Beton
- Pasangkan acian setebal 2 – 3 mm, kasarkan permukaannya, kemudian
pasangkan plesteran sebelum acian mengering.
- Ulangi bagian pertama, lalu pasangkan plesteran dalam ketebalan /
kerataan yang disyaratkan dalam gambar.
- Bilamana acian diperlukan, laksanakan sesuai pasal yang berkaitan dengan pekerjaan
acian.
d. Plesteran Interior
- Pemasangan
Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan +/- 7 mm.
Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
- Ukur / periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang rata.
- Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya dan
tekan untuk menjamin adanya kesatuan dengan dasar. Setelah lapisan pertama diletakkan, sikat
dengan hanya satu arah / cara untuk membentuk ikatan mekanik bagi lapisan kedua. Pada
permukaan-permukaan vertical, sikat secara horizontal.
- Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan secukupnya dan
tekan untuk menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan lapisan dasar
pertama.
38
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
39
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
40
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
- Gunakan neoprene rubber dengan kekerasan 90° atau lebih untuk bahan setting blocks untuk
dudukan kaca dengan ukuran :
Panjang : ( 25 x luas kaca dalam m2 ) mm
Lebar : ( tebal kaca + 5 ) mm
Tebal : 6 s/d 12 mm
- Untuk sambungan kaca digunakan high modulus acetate silicon sealant atau yang setara dan
disetujui Konsultan Pengawas.
5.4.3 Contoh - contoh
a. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik minimal
10 (sepuluh) tahun.
b. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh Konsultan Pengawas
dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut. Apabila diperlukan, Kontraktor wajib
membuat “mock up” sebelum pekerjaan dimulai / dipasang.
5.4.4 Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya, lengkap dengan ketentuan / persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Bahan-
bahan yang tidak disetujui harus diganti atas tanggungan Kontraktor.
b. Apabila dianggap perlu diadakan penukaran/penggantian, maka bahan-bahan pengganti
harus disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Sebelum pekerjaan dimulai di atas suatu permukaan, permukaan harus bersih, pengerjaannya
harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Peil-peil dan ukuran harus sesuai dengan
gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
e. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan pada suatu tempat apabila ada kelainan /
perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
f. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat kelalaiannya, maka Kontraktor tersebut harus
mengganti tanpa biaya tambahan.
g. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (aplikator resmi
produk tersebut) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai dengan
spesifikasi dari pabriknya untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
h. Permukaan beton dimana waterproofing akan dipasang harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
41
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
42
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
a. Kontraktor wajib untuk melakukan percobaan / pengetesan hasil pekerjaan atas biaya
Kontraktor seperti dengan cara memberi siraman diatas permukaan yang telah diberi lapisan
kedap air minimal 2x24 jam.
b. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
c. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas semua pekerjaan
perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya sebagai akibat dari
kegagalan dari bahan / hasil pekerjaan yang digunakan, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk
mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
d. Bila ada pekerjaan yang harus dibongkar / diperbaiki akan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
43
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
berbentuk horizontal. Lubang diameter ring yang digunakan adalah lebih besar 1,5 mm dari
diameter baut. Penjelasan dengan “Aech Welding Electrodes” sesuai AWS A5.569.
c. Las yang digunakan adalah las listrik dengan mutu FE 360 atau E 60.
d. Semua baja yang digunakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan ketebalan serta bebas
dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk atau putir, dengan berat sesuai rencana.
e. Semua material baja harus didatangkan dari supplier yang dapat dipertanggung jawabkan
dengan disertai sertifikat dari pabrik. Jika dianggap perlu, pelaksaan harus menyerahkan hasil
pengujian yang dibutuhkan dan berhubungan dengan kontruksi baja ini disertai faktur
pengiriman. 6.1.4 Fabrikasi
a. fabrikasi harus dilaksanakan dalam bengkel/workshop, yang memenuhi persyaratan
terlindung dari pengaruh cuaca. Pelaksana harus membuat workshop dilapangan dan disetujui
oleh pengawas. Apabila fabrikasi dilakukan diluar lokasi, pelaksanaan harus menanggung biaya
yang dikeluarkan oleh pengawas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan tersebut.
b. Pengelasan harus dilakukan dalam tempat yang beratap dan dilaksanakan dengan
menggunakan las bujur listrik. Batang yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan dan
kualitas baik. Baja yang akan dilas harus bebas dari cat, retak, minyak cat dan yang disambung
harus rata satu sama lainnya, Pengecatan dasar dilakukan di workshop sebelum pengiriman
kelokasi atau penyimpanan.
6.2. RANGKA KAP BAJA RINGAN.
6.2.1. Uraian.
Rangka kap ini disubkan kepada produsen rangka atap baja ringan yang ditentukan kemudian .
6.2.2. Syarat Bahan / Material.
Sesuai dengan spesifikasi oleh merk dengan setara J-Steel Kwalitas 1.
6.2.3. Pelaksanaan
Disesuaikan dengan prosedur dan spesifikasi yang ditetapkan oleh merk dagang dan/atau
produsen.
Apabila ternyata konstruksi rangka kap, menurut Direksi / Pengawas lapangan tidak sesuai dan
tidak lebih baik dari gambar rencana, maka Direksi /Pengawas Lapangan berhak meminta
kepada kontraktor untuk memperbaikinya atas biaya kontraktor sendiri.
6.3. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
6.3.1. Lingkup Pekerjaan
o Meliputi pengadaan dan pemasangan semua jenis bahan penutup atap seperti yang
tertera atau disebutkan dalam gambar rencana
o Mengadakan koordinasi dengan sub pekerjaan yang lain, yang berkaitan dengan
pekerjaan pemasangan atap, seperti pekerjaan kayu, pekerjaan penangkal petir dan
lain-lain.
44
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
45
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)
6.3.4.Pembersihan :
Apabila pekerjaan telah selesai dan pekerjaan tersebut meningggalkan serbuk metalik sisa
pekerjaan pemasangan, pengeboran, pemotongan dan lain-lain diatas atap seperti: rivet, paku,
sekrup dan lain-lain harus segera dibersihkan dari daerah atap yang terpasang dan talang,
sehingga atap tidak terjadi ternoda, karena partikel besi akan berkarat.
7.1 Meskipun dalam Bestek ini pada uraian pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak dinyatakan
kata-kata yang harus disediakan oleh Pemborong dan tidak disebutkan dalam penjelasan
pekerjaan pembangunan ini, maka pekerjaan tersebut diatas tetap dianggap ada dan dimuat
dalam Bestek ini.
7.2 Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan ini, tetapi tidak
diuraikan atau dimuat dalam Bestek ini, tetapi diselenggarakan dan diselesaikan oleh
Pemborong, harus dianggap seakan-akan pekerjaan itu diuraikan dan dimuat dalam Bestek
ini, untuk menuju ke penyerahan yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan Direksi.
46