Anda di halaman 1dari 92

P e mb a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b .

H u mb a h a s | 1

SPESIFIKAI TEKNIS & METODE PELAKSANAAN


STRUKTUR, ARSITEKTUR DAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

PEKERJAAN : PEKERJAAN KONTRUKSI UNTUK PEMBANGUNAN RUANG RAPAT


SEKRETARIAT KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
INSTANSI : PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
ALAMAT : KOMPLEK PERKANTORAN BUKIT INSPIRASI KECAMATAN DOLOK
SANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
PERENCANA : PT. BINA MITRA ARTANAMI

A. UMUM

1.1 Lingkup Pekerjaan


Spesifikasi ini mencakup persyaratan-persyaratan dasar yang diperlukan pada
Pekerjaan Kontruksi untuk Pembangunan Ruang Rapat Sekretariat Kabupaten
Humbang Hasundutan meliputi dan tidak terbatas pada penyediaan bahan/ material,
tenaga kerja yang cakap dan semua peralatan bantu, serta mesin yang
dipergunakan.

1.2 Peraturan (Codes), Referensi dan Standar


Peraturan, referensi dan standar-standar yang dipergunakan dalam menyelesaikan
pekerjaan meliputi :
a. SNI 2847_2013 Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung;
b. Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SNI 03-3976-1995;
c. SNI 1727_2013 Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain;
d. Ubin Lantai Keramik, Mutu dan Cara Uji SNI 03-3976-1995;
e. Ubin Semen Polos SNI 03-0028-1987;
f. Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI 5;
g. SNI 7973_2013 – Spesifikasi Desain untuk Struktur Kayu;
h. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987;
i. SNI 15-2049 : 2004 Portland Cement;
j. SNI 2052 : 2014 Baja Tulangan Beton;
k. Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan NI 10;
l. Peraturan Plumbing Indonesia;
m. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991;
n. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991;
o. Peraturan Dinas Keselamatan Kerja dari DEPNAKER;
p. Peraturan PDAM tentang Instalasi air Minum;
q. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan;
r. Peraturan Dinas Keselamatan Kerja dari DEPNAKER; dan
s. Peraturan PDAM tentang Instalasi air Minum.
P e mb a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u mb a h a s | 2

1.3 Pemberi Tugas


Bila dalam Uraian & Syarat-syarat terdapat istilah Pemberi Tugas, maka itu berarti
Pemilik Proyek atau Pemilik Bangunan dalam hal ini adalah Pemerintah Kabupaten
Humbang Hasundutan seperti ditentukan dalam syarat-syarat Umum.

1.4 Pengawas (Supervisor)


Bila dalam Uraian dan Syarat-syarat ini terdapat istilah Pengawas, maka yang disebut
itu adalah suatu Badan Hukum atau Perusahaan atau wakilnya yang bertanggung jawab
seperti ditentukan dalam Syarat-syarat Umum.

1.5 Kontraktor
Bila dalam Uraian dan Syarat-syarat ini terdapat istilah Kontraktor, maka itu berarti
Suatu Badan Hukum atau Perusahaan atau wakilnya yang mengadakan perjanjian
untuk melaksanakan pekerjaan dan yang berhubungan dengan satu atau lebih paket
proyek yang sesuai dengan Dokumen Kontrak.

1.6 Persetujuan Pengawas (Supervisor)


Yang dimaksud dengan persetujuan Pengawas adalah merupakan Persetujuan
Pengawas secara tertulis yang berisi persetujuan untuk sesuatu hal yang termasuk
dalam persyarat ini.

1.7 Daerah Proyek


Adalah daerah termasuk segala sesuatu yang ada di dalam daerah tersebut yang
dikuasai untuk segala keperluan proyek.

1.8 Ukuran
Ukuran dengan angka adalah ukuran yang harus diikuti dari pada ukuran skala pada
Gambar Rencana. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran-ukuran, harus segera meminta
nasihat kepada Pengawas.

1.9 Buku Laporan Harian


Kontraktor harus menyediakan buku harian untuk mencatat semua petunjuk-petunjuk,
keputusan-keputusan, detail-detail penting dari pekerjaan.

1.10 Peralatan
a. Kontraktor diharuskan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan
b. Kerusakan pada bagian atau keseluruhan dari alat-alat tersebut harus segera
diperbaiki atau diganti sehingga Pengawas menganggap pekerjaan bisa dimulai.

1.11 Material
a. Bila diperlukan, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan tentang nama perusahaan, tempat asal (sumber) material.
b. Sebelum memberikan persetujuan, Pengawas dapat minta didatangkan contoh
barang/ material/ bahan baku, untuk keperluan pemeriksaan.
c. Dalam keadaan apapun tidak diperbolehkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pengawas.
P e mb a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u mb a h a s | 3

1.12 Tanggung Jawab Kontraktor


Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat
persetujuan Pengawas, tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab
pada pekerjaan tersebut sesuai dengan Kontrak maupun Peraturan Pemerintah yang
berlaku.

1.13 Mutu Tenaga Kerja


Tenaga Kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga ahli/ terlatih dan
berpengalaman serta memiliki Sertifikat Keahlian/ Ketrampilan sesuai dengan bidang
keahlian/ ketrampilannya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai
dengan ketentuan dalam spesifikasi maupun petunjuk Pengawas.

1.14 Pekerjaan dan Bahan-Bahan


Pekerjaan dan Bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macamnya seperti yang
disebut dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk Pengawas di lapangan, harus
tercakup dalam pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan, biaya tak terduga,
keuntungan, biaya penggantian atas kerusakan atas milik pihak ketiga dan kerja-kerja
lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja.

1.15 Gambar Rencana


Gambar Rencana untuk proyek ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
Dokumen Kontrak. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi masih mungkin diadakan
dalam masa pelaksanaan.
Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi
ini maupun spesifikasi lainnya dan tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari
kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada Gambar Rencana atau perbedaan
antara Gambar Kerja dan isi Spesifikasi.
Pengawas akan mengoreksi dan menjelaskan Gambar Rencana tersebut untuk
kelengkapan yang telah disebut dalam spesifikasi . Dimensi dalam Gambar Rencana
dapat dihitung dengan teliti dan tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa Gambar
Rencana tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali atas petunjuk Pengawas.
Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap Gambar Rencana akan ditentukan
selanjutnya oleh Pengawas dan akan disampaikan kepada Kontraktor secara tertulis.
Kontraktor harus membuat Shop Drawing sebelum memulai suatu pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas.

1.16 Ketidaksesuaian antara Gambar Rencana dengan Uraian dan Syarat-


Syarat Kerja
Bilamana ada ketidaksesuaian antara Gambar Rencana dan Spesifikasi Pekerjaan dan
Syarat-syarat Umum dan Syarat-syarat Khusus, maka hal ini harus selekas mungkin
ditunjukkan kepada Pengawas dan selanjutnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas.

1.17 Perbedaan antara Item Pekerjaan dan Rencana Gambar dan Rencana
Kerja dan Syarat- syarat (RKS)
Kontraktor tidak dibenarkan mengajukan biaya tambahan atau menarik keuntungan
apabila dalam hal ini terdapat perbedaan antara Item Pekerjaan dengan Gambar
P e mb a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u mb a h a s | 4

Rencana dan Spesifikasi, Dalam hal ini Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan
tersebut sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini tanpa biaya tambahan.

1.18 Contoh-Contoh Bahan/ Material


Contoh-contoh bahan/ material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya
harus segera disediakan tanpa kelambatan atas biaya Kontraktor, dan contoh-contoh
bahan/ material tersebut harus sesuai dengan standard yang disarankan dalam
spesifikasi ini. Contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa
sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
P e mb a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u mb a h a s | 5

B. PEKERJAAN PENDAHULUAN

2.1 Pekerjaan Persiapan


Kontraktor harus menyediakan bahan/ material, peralatan dan tenaga yang diperlukan
untuk kelancaran dan keselamatan pelaksanaan pekerjaan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Penawaran Kontraktor harus mengenal betul keadaan lapangan,
tidak dibenarkan mengajukan ‘CLAIM’ apabila ada perbedaan antara Gambar Rencana
dan Keadaan Lapangan.
2.1.1 Pekerjaan Pemasangan Papan Pengenal Proyek

1) Umum
a. Papan pengenal proyek adalah salah satu bagian dari pekerjaan persiapan
yang harus dibuat/ disiapkan oleh Kontraktor pada saat akan dilaksanakan
pekerjaan di lapangan;
b. Papan pengenal proyek memuat keterangan tentang pelaksanaan pekerjaan
yang meliputi nama proyek, jenis pekerjaan yang dilaksanakan, volume
pekerjaan yang dilaksanakan, nilai proyek, sumber dana, waktu pelaksanaan,
pelaksana pekerjaan/ Kontraktor, dan Direksi Proyek;
c. Papan pengenal proyek diletakkan pada bagian Awal di lokasi proyek.
2) Bahan
Papan Proyek terbuat dari papan dengan ukuran sesuai standar yang telah
ditetapkan oleh Direksi Proyek. Tulisan yang tertera pada Papan Proyek harus
jelas dan mudah dibaca/ dipahami.
3) Pengukuran Hasil Pekerjaan dan Pembayaran
Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila
telah selesai dikerjakan dan telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan
disetujui dengan baik oleh Direksi Teknik/ Konsultan Pengawas. Perhitungan
volume hasil pekerjaan dihitung dengan satuan unit.

2.1.2 Pekerjaan Pengukuran Dan Pemasangan Bowplank

1) Umum
a. Pengukuran dan pemasangan bowplank adalah salah satu bagian dari
pekerjaan persiapan yang harus dibuat/ disiapkan oleh Kontraktor pada saat
akan dilaksanakan pekerjaan di lapangan;
b. Bowplank yaitu alat bantu untuk menciptakan sudut (90º) dan
ketinggian/elevasi lantai. Bowplank dibentuk dari papan atau kaso.
Pemasangan bowplank dilakukan pada jarak 1m diluar skema yang akan
dibuat, tujuannya agar bowplank tidak terbongkar ketika membangun tiang.
c. Bowplank dibongkar sehabis pekerjaan selesai.
2) Bahan
Bowplank terbuat dari papan atau kaso.
3) Pengukuran Hasil Pekerjaan dan Pembayaran
Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila
telah selesai dikerjakan dan telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan
disetujui dengan baik oleh Direksi Teknik/ Konsultan Pengawas. Perhitungan
volume hasil pekerjaan dihitung dengan satuan unit.
P e mb a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u mb a h a s | 6

2.1.3 Pekerjaan Pembersihan Lapangan dan Peralatan

1) Kontraktor akan membersihkan lahan serta peralatan kerja yang diperuntukkan


bagi kegiatan-kegiatan pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah
proyek.
2) Kontraktor harus membongkar, membersihkan dan memindahkan apa-apa saja
yang di anggap mengganggu dan mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan
seluruh bagian-bagian/ komponen bagian yang akan dibongkar sesuai dengan
gambar dan atau petunjuk dan arahan Direksi Pekerjaan dan atau Konsultan
Pengawas.
3) Kontraktor harus mengikuti hal-hal berikut :
a. Memenuhi persyaratan Peraturan-Peraturan Nasional dan Peraturan-
peraturan Propinsi.
b. Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan
pembuatan Kantor dan gudang-gudang serta pemasangan peralatan-
peralatan produksi (Plant) konstruksi.
c. Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai akibat dari
operasi pelaksanaan.
4) Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan
setelah selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan
peralatan konstruksi. Serta semua bahan-bahan lebihan, semuanya berdasarkan
persetujuan Direksi Teknik.

2.1.4 Pekerjaan Pengadaan Listrik dan Air Kerja

Listrik dan air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan apabila mungkin dari
sumber yang sudah ada ditiap lokasi proyek tersebut.
Kontraktor harus membuat sambungan-sambungan sementara yang diperlukan atau
cara lain untuk mengalirkan listrik ataupun air dan mencabutnya kembali pada waktu
pekerjaan selesai dan membetulkan segala pekerjaan yang terganggu
Apabila listrik dan air didapat dari sumber lain, Kontraktor harus membayar segala
ongkos penyambungan, biaya listrik dan air yang dipakai, dan pembongkarannya
kembali. Pemberi Tugas dalam hal ini tidak bertanggung jawab atau mengganti biaya
yang dikeluarkan oleh Kontraktor untuk keperluan itu.

2.1.5 Pekerjaan Pembuatan Direksi Keet

1) Umum
Kontraktor pelaksana harus membuat Direksi Keet minimal seluas 24 m 2, dengan
menggunakan bahan-bahan sederhana, pintu dapat dikunci dengan baik, lantai
semen atau papan/ tripleks 12 mm (jika bertingkat), dinding papan tripleks 6 mm,
atap asbes/seng dan lokasinya ditentukan oleh Direksi Teknik. Kontraktor
pelaksana juga harus menyediakan perlengkapan untuk Direksi Keet Konsultan
Pengawas/ Direksi Teknik, minimum terdiri atas :
a. Meja Tulis ½ biro lengkap dengan kursi kerja, 2 (dua) set;
b. Papan tulis ukuran 120 x 240 cm;
c. Papan untuk menempel gambar;
d. Meja rapat lengkap dengan kursinya;
P e mb a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u mb a h a s | 7

e. Toilet atau sebuah ruangan untuk buang air dan cuci tangan dengan
persediaan air yang cukup.

2) Pengukuran Hasil Pekerjaan dan Pembayaran


Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila
telah selesai dikerjakan dan telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan
disetujui dengan baik oleh Direksi Teknik/ Konsultan Pengawas. Perhitungan
volume hasil pekerjaan dihitung dengan satuan lunsum.

2.1.6 Pekerjaan Pembuatan Gudang dan Peralatan

1) Umum
Kontraktor pelaksana harus membuat gudang untuk penyimpanan dan peralatan
kerja dengan menggunakan bahan-bahan sederhana, pintu dapat dikunci dengan
baik, lantai semen atau papan/ tripleks 12 mm (jika bertingkat), dinding papan
tripleks 6 mm, atap asbes/ seng dan lokasinya ditentukan oleh Direksi Teknik.
Gudang ini dimaksudkan untuk menjaga bahan dan peralatan kerja dari
kerusakan.

2) Pengukuran Hasil Pekerjaan dan Pembayaran


Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila
telah selesai dikerjakan dan telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan
disetujui dengan baik oleh Direksi Teknik/ Konsultan Pengawas. Perhitungan
volume hasil pekerjaan dihitung dengan satuan lunsum.

2.1.7 Pekerjaan Pemasangan Pagar Proyek

1) Umum
a. Jika dinyatakan oleh Direksi Pekerjaan harus membuat pagar penutup lokasi
pekerjaan, maka kontraktor pelaksana diwajibkan untuk memagari lokasi
pekerjaan sesuai dengan petunjuk dan arahan dari Direksi Pekerjaan dan atau
Konsultan Pengawas;
b. Bahan dari pagar penutup adalah dari bahan seng dengan konstruksi kayu dari
kualitas sembarang dengan ketinggian 2m. Sifat pagar yang didirikan adalah
pagar sementara yang akan dibongkar pada seluruh pekerjaan selesai
dikerjakan.

2) Pengukuran Hasil Pekerjaan dan Pembayaran


Dilakukan oleh kontraktor, dan seluruh biaya untuk personil dan bahan/material
yang diperlukan sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor.

C. PEKERJAAN GEDUNG

3.1 Pekerjaan Tanah


3.1.1 Pekerjaan galian tanah

Seluruh permukaan lantai diberlapangan harus diratakan/digali sesuai gambar.


Pekerjaan penggalian tanah, perataan tanah, harus dikerjakan lebih dahulu sebelum
P e mb a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u mb a h a s | 8

kontraktor memulai perkerjaan. Perkerjaan galian tersebut disesuaikan dengan


kebutuhannya sesuai dengan peil peil (level) pada lokasi yang telah ditentukan
didalam gambar dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas. Daerah yang
akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti sampah-
sampah, tonggak bekas-bekas lubang dan sumur, lupur, pohon, dan semak-semak.
Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh perkerjaan tersebut harus
disingkirkan dari daerah pembangunan oleh kontraktor sesuai dengan petunjuk
Konsutan Pengawas.
a. Galian harus dilakukan menurut ukuran dalam lebar dan sesuai dengan peil-peil
yang tercantum dalam Gambar Rencana. Semua bekas bekas pondasi
bangunan lama, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon pohon dibongkar dan
dibuang.
b. Apabila ternyata terdapat pipa pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain
lain yang masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas atasu kepada instansi yang berwenang untuk
mendapatkan petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab atas segala
kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.
c. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka
kontraktor harus mengisi/menguruk daerah galian tersebut dengan bahan-bahan
pengisian untuk pondasi yang sesuai dengan spesifikasi/(RKS).
d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebeas
dari longsoron-longsoron tanah dikiri dan kanannya (bila perlu dilindung oleh
alat-alat penahan dan dan bebas dari genangan air) sehingga pekerjaan pondasi
dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi (RKS). Pemompaan, bila
dianggap perlu harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu struktur
bangunan yang sudah jadi.
e. Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis demi
selapirs dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya
boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER KUBIK (m3).

3.1.2 Pekerjaan Urugan Kembali Bekas Galian

a. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan
sebagainya.

b. Bahan-bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau


dengan mendatangkannya dari lokasi lain harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
- Tanah harus dibersihkan dan tidak mengadung akar, kotoran dan bahan
organis lainnya.
- Terlebih dahulu diadakan tes dan hasilnya harus tertulis serta diketahui oleh
pengawas dengan hasil :
 Dry maximum > 1.3.
 Kadar air (batas plastis) harus mencapai 30 – 40 %
 Gs harus mencapai > 2.5.
P e mb a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u mb a h a s | 9

c. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima oleh penggalian maupun


pengurugan adalah kurang lebih 20 mm terhadap kerataan yang ditentukan.

d. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-


lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada
kedalaman gembur. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan
tersebut harus dicampur dengan cara menggaru atau cara sejenisnya sehingga
diperoleh lapisan yang kepadatannya sama. Setiap lapisan harus diarahkan
pada kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan
yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya. Lapisan
berikutnya tidak boleh dihampar sebelum hasil pekerjaan lapisan sebelumnya
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Bilamana bahan tersebut tidak
mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulang kembali
pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah
ditentukan/ ditetapkan oleh Perencana/Konsultan Pengawas. Pengujian
diadakan minimum setiap 300 m 2. Biaya pengujian ditanggung oleh kontraktor.
Setelah pemadatan selesai, kelebihan tanah urugan harus dipindahkan ke
tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Ketinggian (peil)
disesuaikan dengan gambar.

e. Sarana-sarana darurat
Kontraktor harus mengadakan drainage yang sempurna setiap saat. Ia harus
membangun saluran-saluran, memasang parit-parit, memompa atau
mengeringkan drainage.

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER KUBIK (m3).

3.1.3 Pekerjaan Urugan Tanah Peninggi Lantai

a. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, sampah dan
sebagainya.

b. Bahan-bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau


dengan mendatangkannya dari lokasi lain harus memenuhi syarat sebagai
berikut :
- Tanah harus dibersihkan dan tidak mengadung akar, kotoran dan bahan
organis lainnya.
- Terlebih dahulu diadakan tes dan hasilnya harus tertulis serta diketahui oleh
pengawas dengan hasil :
 Dry maximum > 1.3.
 Kadar air (batas plastis) harus mencapai 30 – 40 %
 Gs harus mencapai > 2.5.

c. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima oleh penggalian maupun


pengurugan adalah kurang lebih 20 mm terhadap kerataan yang ditentukan.

d. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-


lapisan yang rata dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 10

kedalaman gembur. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan


tersebut harus dicampur dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya
sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama. Setiap lapisan harus
diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian
lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya. Lapisan
berikutnya tidak boleh dihampar sebelum hasil pekerjaan lapisan sebelumnya
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Bilamana bahan tersebut tidak
mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus diulang kembali
pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah
ditentukan/ ditetapkan oleh Perencana/Konsultan Pengawas. Pengujian
diadakan minimum setiap 300 m 2. Biaya pengujian ditanggung oleh kontraktor.
Setelah pemadatan selesai, kelebihan tanah urugan harus dipindahkan ke
tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Ketinggian (peil)
disesuaikan dengan gambar.

e. Sarana-sarana darurat
Kontraktor harus mengadakan drainage yang sempurna setiap saat. Ia harus
membangun saluran - saluran, memasang parit - parit, memompa atau
mengeringkan drainage.

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER KUBIK (m3).

3.1.4 Pekerjaan Pemadatan Tanah (Per 20 cm)

a. Pelaksanaan Pemadatan tanah harus disebar dalam lapisan-lapisan yang


rata.Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dicampur dengan cara menggaru ataucara sejenisnya sehingga diperoleh
lapisan yang kepadatannya sama. Setiap lapisan harus diarahkan pada
kepadatan yang dibutuhkan, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya.
Lapisan berikutnya tidak boleh dihampar sebelum hasil pekerjaan lapisan
sebelumnya mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Ketinggian (peil)
disesuaikan dengan gambar.

b. Jika kepadatan daerah bangunan kurang dari 90% dari kepadatan maksimum
maka Kontraktor harus memadatkan kembali tanpa biaya tambahan sampai
memenuhi syarat kepadatan, yaitu tidak kurang dari 905 dari kepadatan
maksimum di laboratorium.

c. Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu cara berikut:


- Density of soil inplace by sand-cone methode *ASSHT.T.191.
- Density of soil inplace by driven cylinder methode *AASHTO.T.204.
- Density of soil inplace by the rubber ballon methode *AASHTO.T.205.

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER KUBIK (m3).


P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 11

3.1.5 Pekerjaan Urugan Pasir

a. Pengurugan pasir untuk alas pondasi dengan ketebalan pengurugan sesuai


dengan gambar.
b. Pasir urug yang digunakan harus berbutir, bersih dari lumpur, biji-bijian, akar
akaran, kotor-kotoran dan tidak mengandung potongan-potongan bahan
keras.
c. Contoh pasari yang akan digunakan harus ditunjukkan kepada ahli atau
pengawas untuk mendapatkan persetujuannya sebelumm bahan tersebut
didatangkan ke lokasi.

Cara Pengerjaannya
- Urugan pasir harus dikerjakan sebelum pasangan dikerjakan.
- Urugan pasir harus dipadattkan lapis demi lapis sampai mencapai ketebalan
sesuai gambar. Tebal setiap lapisan padat diairi secukupnya.

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER KUBIK (m3).

3.1.6 Metode Pelaksanaan

Galian Tanah Pondasi dan Sloof


Untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan ukuran dan level ketinggian yang
sesuai dengan gambar pelaksanaan (shop drawing), perlu dilakukan pekerjaan
penggalian sampai minimal selebar ukuran lantai kerja dan sedalam level
dasar lapisan pasir yang dipersyaratkan. Dasar galian harus bebas dari lumpur,
humus dan air, harus dalam keadaan bersih dan cukup padat Karenannya
dalam penggalian tanah termasuk juga pembuangan segala benda dalam
bentuk apapun yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan pile
cap.Tanah hasil galian boleh diangkut ke tempat area dimana diperlukan
penguruggan, bila memang memenuhi syarat sebagai tanah / material urug
ataupun ketempat lain yang disetujui oleh pemberi tugas / konsultan MK. Pada
sisi tepi batas galian, kemiringan galian harus membentuk sudut kemiringan
yang aman dengan memperhatikan stabilitas kemiringan lereng tanah.

Perataan dan Pemadatan Urugan Pasir


Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat stamper yang digerakkan
oleh pekerja. Seluruh permukaan tanah terlebih dahulu dilapisi dengan pasir
secara merata, kemudian baru para pekerja melakukan perataan dan
pemadatan tanah dasar.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 12

Perataan Lantai Kerja


Sebelum lantai kerja dibuat, terlebih dahulu dilakukan pengukuran oleh surveyor
untuk menentukan elevasi dan luasan lantai kerja.Penentuan elevasi dilakukan
dengan menggunakan theodolit, lalu ditandai dengan benang. Setelah
pengukuran selesai dilakukan, beton ready mix kemudian dibuat dan diangkut ke
lokasi dengan menggunakan truck mixer. Setelah sampai dilokasi, beton
dituangkan, dan para pekerja meratakan beton sesuai dengan pengukuran
sebelumnya sampai seluruh area lantai kerja terpenuhi dengan beton.
Pekerjaan Tie Beam (Sloof)
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah ataupun bersamaan dengan pekerjaan pile
cap, pekerjaan ini dilaksanakan dengan berbagai jenis/type. Adapun flowchart
dan tahapan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

3.2 Pekerjaan Pondasi

3.2.1 Pondasi Batu Kali

a. Lingkup Pekerjaan
Kontraktor wajib menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna. Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu kali.

b. Persyaratan Bahan
- Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu
besar yang dibelah-belah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi
P.U.B.I. (NI-3-1970).
- Semen Portland
- Pasir
- Air

c. Pelaksanaan
- Pondasi tersebut harus dipasang dengan campuran 1 pc : 4 pasir.
- Pasangan batu kali tersebut harus dikerjakan dengan cara yang terbaik
yang dikenali disini, batu kali harus keras dengan permukaan kasar tanpa
cacat atau retak.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 13

-Setelah pasangan batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan


melakukan pekerjaan lanjutan.
- Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
bentuk-bentuk yang ditujukan daloam gambar. Tiap-tiap batu harus
dipasang penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu melekat
satu dengan yang lainnya dengan sempurna, semua batu harus dipasang
diatas lapisan adukan dan dicetak ditempatnya sehingga tegak. Adukan
harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk mendapatkan masa
yang kuat dan integral.
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER KUBIK (m3).

3.3 Pekerjaan Beton Bertulang

3.3.1 Lingkup Pekerjaan

a. Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja equipment, peralatan


dan bahan untuk semua pekerjaan beton biasa, beton bertulang, beton
pracetak, beton telanjang berikut pembuatan dan pemasangan cetakan/
bekisting/ mould penyelesaian dan lain-lain pekerjaan pembetonan sesuai
dengan gambar/gambar rencana dan persyaratannya tidak terbatas pada
strukturnya, tetapi termasuk pula pekerjaan beton untuk septictank, dan site
struktur lainnya.
b. Mengadakan koordinasi sebaik-baiknya dengan disiplin lain yang menyangkut
pekerjaan pembetonan, yaitu seperti:
- Pekerjaan tanah struktur, drainase/sistem saluran plumbing.
- Pekerjaan Saluran elektrikal, telepon dan lain-lain
- Pekerjaan kayu, tembokan dan logam dan lain-lain sebagainya yang ada
kaitannya dengan pekerjaan beton.

3.3.2 Persyaratan

Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan-


persyaratan berikut:
- Peraturan SNI 2847 2013 Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
- Baja Tulangan Beton, SNI 2052:2017
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 : NI – 5
- Peraturan SNI 15-2049 : 2004 Portland Cement
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
- Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong
- Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan DireksiPengawas.
- American Society for Testing and Material (ASTM)
- American Concrete Institute (ACI).

Persyaratan diatas adalah standard minimum dan harus disesuaikan dengan


gambar-gambar dan persyaratannya. Semua pekerjaan beton yang tidak sesuai
standard akan ditolak, kecuali bila dilaksanakan dengan standard yang lebih tinggi
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 14

mengenai kekuatan dan mutu bahan, cara pengerjaan cetakan, cara pengecoran,
kepadatan, texture finishing dan kualitas secara keseluruhan.

Bilamana dianggap perlu campuran tambahan untuk beton, dapat dipergunakan


concrete admixture. Penggunaan tersebuat harus dengan persetujuan Ahli/
Pengawas.

Dalam pengujian beton umumnya dilakukan sesuai dengan SNI 4810:2013,


termasuk pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian-pengujian tekanan.
Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat slump, maka bagian/kelompok adukan
tersebut tidak boleh dipakai. Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus
dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur SNI 4810:2013.

1. Pekerjaan Lantai Kerja Beton Cor f’c 10Mpa

Pekerjaan Lantai Kerja Beton Cor f’c 10Mpa dikerjakan pada tiap unit
bangunan.
a. Lantai kerja pondasi dibuat dari campuran beton dengan perbandingan
massa 1 PC : 3 Psr : 5 Krkl dengan ketebalan 5 cm.

b. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari


pengawas pekerjaan.

c. Adapun item pekerjaan yang membutuhkan Lantai Kerja Beton adalah pada
pekerjaan : Pondasi Telapak, Sloof, Pondasi Menerus dan Area Lantai
Bangunan.

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER KUBIK (m3).

2. Pekerjaan Sloof Beton Bertulang


Sloof berfungsi sebagai perata beban dan pengunci dinding agar tidak roboh
apabila terjadi pergerakan tanah. Sloof sangat berperan terhadap kekuatan
bangunan. Sloof juga berfungsi sebagai pondasi menerus pada sebuah
bangunan.
Pekerjaan Sloof dalam pekerjaan ini:
Sloof menggunakan pembesian besi ulir dan besi polos dengan menggunakan
concrete sesuai dengan bestek yaitu f’c 20 Mpa.

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER KUBIK (m3).

3. Pekerjaan Kolom Beton Bertulang


Kolom adalah komponen struktur bangunan yang bertugas menyangga beban
aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang ditopang paling tidak tiga kali
dimensi lateral kecil. Kolom merupakan salah satu pekerjaan beton bertulang.
Kolom beton adalah beton bertulang yang diletakkan dengan posisi vertikal.
Kolom berfungsi sebagai pengikat pasangan dinding bata dan penerus beban
dari atas menuju sloof yang kemudian diterima oleh pondasi.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 15

Kolom adalah bagian dari struktur atas dalam posisi vertikal yang berfungsi
sebagai pengikat pasangan dinding bata dan meneruskan beban diatasnya.
Kolom menggunakan pembesian besi ulir dan besi polos dengan tulangan
bervariasi untuk masing-masing ukuran yang sesuai yang terlampir di bestek,
dan menggunakan concrete sesuai dengan bestek yaitu f’c 20 Mpa

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER KUBIK (m3).

4. Pekerjaan Kolom Praktis


Sama seperti pada pekerjaan beton lainnya, pada pekerjaan kolom praktis juga
menggunakan concrete sesuai dengan bestek yaitu f’c 15Mpa.

3.3.3 Tahapan Pekerjaan Bekisting Beton

a. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan, pemasangan, pengujian dan pembongkaran perancah/ bekisting/
formwork untuk pekerjaan beton, sehingga memenuhi persyaratan Pekerjaan
Beton sebagaimana disyaratkan dalam Dokumen Kontrak.

b. Penjelasan Sistem
- Bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa
agar pada waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-
cacat, gelombang-gelombang maupun perubahan-perubahan bentuk ukuran-
ukuran, ketinggian-ketinggian serta posisi beton yang dicor. Perencanaan
pelaksanaan, serta pembongkaran bekisting yang sesuai dengan cara-cara
yang disarankan. Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton
harus benar-benar bersih sebelum pengecoran.

- Penyangga-penyangga bekisting harus dapat menahan terjadinya lendutan


pada bekisting akibat beban beton yang sebelum mengeras. Bekisting beserta
sambungan-sambungan harus dapat sehingga dapat mencegah kebocoran-
kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang permukaan
sementara harus disediakan didalam bekisting untuk memungkinkan
pembersihan bekisting sebelum pengecoran.

c. Quality Assurance
- Rencana (design) seluruh cetakan/ perancah beton menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
- Sebelum beton dituang, konstruksi cetakan harus diteliti untuk memastikan
bahwa cetakan/ perancah adalah benar dalam letak, kokoh, rapat, tidak
terjadi pengembangan pada saat beton dituang, bersih dari kotoran/ benda
yang tidak diinginkan.

d. Bahan dan Material


- Bahan pelepas acuan (releasing agent) harus sepenuhnya digunakan pada
semua acuan untuk pekerjaan beton.
- Bahan cetakan harus dibuat dari logam (scafolding) terutama untuk
pekerjaan balok dan pelat lantai atau dari kayu lapis dengan diberi penguat-
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 16

penguat secukupnya, sehingga keseluruhan form work dapat berdiri stabil


dan tidak terpengaruh oleh desakan-desakan beton pada waktu pengecoran
serta tidak terjadi perubahan bentuk dan disetujui oleh pengawas.
- Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas bidang dari hasil
beton yang diinginkan oleh perencana dalam gambar-gambar.
- Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton yang rata. Untuk
itu dapat digunakan cetakan dari multipek, plat besi atau papan dengan
permukaan yang halus dan rata.

e. Pekerjaan Pelaksanaan
- Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa diperdagangkan (from
oil) untuk mencegah lekatnya beton cetakan. Pelaksanaannya agar berhati-
hati jangan terjadi kontak dengan besi dapat daya lekat besi dan beton.
Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata tidak terjadi penyerapan air
beton yang baru dituang.
- Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari redaksi
atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
- Bagian sisi balok 48 Jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
- Pelat lantai atap 21 Hari
Dengan persetujuan Direksi cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal
benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah
mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari.
- Segala izin yang diberikan oleh pengawas sekali-kali tidak boleh menjadi
bahan untuk mengurangi/membebaskan tanggung jawab kontraktor dari
adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan
tersebut. Pembongkaran cetakan beton tersebut harus dilaksanakan
dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada
permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut tajam dan tidak pecah.
Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam
dalam tanah harus dicabut dan diberikan sebelum dilaksanakan pengurugan
tanah kembali

f. Metode Pelaksanaan
Bekisting, Pembesian & Pengecoran

Setelah pekerjaan diatas selesai dilaksanakan, dilanjutkan pemasangan


bekisting pondasi. Fabrikasi dan pemasangan bekisting dilaksanakan dengan
berpedoman terhadap gambar pelaksanaan (shop drawing) dan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan.
Setelah pekerjaan diatas selesai dilaksanakan, dilanjutkan pemasangan hasil
fabrikasi penulangan/pembesian pile cap/poer. Fabrikasi pembesian
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan yang telah ditentukan.
Pemasangan pembesian dilaksanakan dengan berpedoman terhadap gambar
pelaksanaan (shop drawing) dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 17

Setelah pekerjaan diatas selesai dilaksanakan, dilanjutkan pengecoran


dengan menggunakan beton yang sesuai dengan mutu yang telah ditentukan.
Kemudian diangkut menuju ke lokasi pekerjaan lalu dihamparkan sekaligus
dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator hingga merata. sebelum
dicor, lakukan penimbunan sisi tepi bagian luar dari pasangan bekisting
tersebut dengan tanah lalu padatkan.

3.3.4 Tahapan Pekerjaan Beton

a. Mutu Beton
- Adukan (adonan) beton yang diaduk dilapangan harus memenuhi syarat-
syarat SNI 2847:2013 Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung. Beton
harus mempunyai kekuatan karakteristik f’c 20 Mpa.
- Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mengontrol daya kerjanya sehingga tidak ada kelibihan pada permukaan
ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan (segregation) dari agregat.
Percobaan slump diadakan menurut syarat-syarat dalam peraturan Beton
Bertulang Indonesia (SNI 2847:2013).
- Pekerjaan pembuatan adukan percobaan (trial mixes) tersebut diatas harus
dilakukan untuk menetukan beton yang baru dimulai.

Mutu Karakteristik Beton yang digunakan dalam seluruh pekerjaan ini adalah f’c
20 Mpa, kecuali pekerjaan Lantai Kerja Beton yaitu f’c 10 Mpa.

b. Material
1. Semen
- Semua semen yang digunakan adalah portland Type I, dengan merujuk
pada syarat-syarat :
 Peraturan Semen portland Indonesia (NI.8-1972)
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 18

 SNI 2847:2013 Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung


 Mempunyai sertifikat uji (test sertificate)
 Mendapat persetujuan perencana/ konsultan pengawas.

- Semua semen yang digunakan harus dari satu merk yang sama (tidak
diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/ merk semen untuk
suatu konstruksi/ struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim
dalam kantong semen yang masih disegel.

- Umur semen tidak boleh lebih dari 3 (tiga) bulan sejak diproduksi, harus
baik, belum terdapat butiran-butiran membatu, semen yang mengandung
gumpalan atau mengeras tidak dapat digunakan.

- Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus


diterimakan dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan
tertutup rapat dan harus disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan
diletakkan tidak kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling
sedikit 30 cm dari lantai. Sak-sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk
sampai tinggi melebih 2 m atau maksimum 10 zak, setiap pengiriman baru
harus ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen
dilakukan menurut urutan pengiriman.

- Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan akibat salah


penyimpanan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya
tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan
dari lapangan paling lambat dalam waktu 2x24 jam.

2. Agregat
- Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (agregat kasar dan pasir
beton), harus memenuhi syarat-syarat :
 Peraturan umum Pemeriksaaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
 SNI 2847:2013 Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
 Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak poreus.
 Bebas dari tanah/ tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/ tanah liat
atau kotoran-kotoran lainnya)

- Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji


dari rudellaff dengan beban penguji 20 ton, agregat kasar harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
 Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9, 5-0.19 mm lebih dari 24%
berat
 Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 – 30 mm lebih dari 22 %
berat atau dengan mesin pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi
kehilangan berat lebih dari 50%.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 19

- Susunan butir harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

% lewat ayakan
No. Ayakan
(berat kering)
1 31.5 mm 100 %
2 4 mm 2-10 %

- Koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran
lebih besar dari 38 mm, untuk penggunaannya harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
- Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja
yang baik dengan semen dan air dalam proporsi campuran yang akan
dipakai.
- Konsultan Pengawas dengan meminta kepada kontraktor untuk
mengadakan test kualitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat
penimbunan yang sudah ditentukan oleh Konsultan Pengawas, setiap[ saat
dalam laboratorium yang diakui atas biaya kontraktor.
- Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat-agregat tersebut
disuplay, maka kontraktor diwajibkan untuk memberitahukan kepada
Konsultan Pengawas.
- Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya
dan dicegah tidak terjadi pemcampuran-pencampuran satu sama lain dan
terkotori.
- Agregat halus (pasir) harus terdiri dari butir-butir yang keras, kekal dan
tajam sebagai disentegrasi alami dari batu-batuan atau pasir batuan yang
dihasilkan oleh pemecah batu.
- Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap
berat kering) dan kalau melebihi harus dicuci.
- Pasir tidak boleh mengandung garam dan bahan-bahan organis terlalu
banyak yang dibuktikan dengan percobaan warna ABHAM HARDER
(dengan pelarut NaOH).

3. Air
- Air yang dipergunakan untuk semua pekerjaan di lapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan kimia (asam alkali) tidak
mengandung organisme yang dapat memberikan efek yang merusak beton,
minyak atau lemak. Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia
(SNI 2847 2013) dan diuji oleh laboratorium yang diakui oleh yang berwajib
dengan biaya yang ditanggung oleh pihak kontraktor.

- Apabila ada keragu-raguan mengenai air maka contoh air tersebut


dikirimkan ke Lembaga pemeriksa bahan yang diakui untuk menyelidiki
sampai sejauh mana air itu mengandung zat-zat yang merusak beton dan
atau baja tulangan, dengan biaya ditanggung pemborong.

- Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 20

3.3.5 Tahapan Pekerjaan Besi beton

1. Material Besi Beton (Steel Reinforcement) (merk putra baja deli atau krakatau
steel)
- Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
 Baja Tulangan Beton (SNI 2052:2017)
 Bebas dari kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak cacat (retak-
retak, mengelupas, lika dan sebagainya).
 Dari jenis baja dengan mutu BJTS 420B (Tegangan tarik min.
420Mpa, Tegangan tarik min. 525Mpa)untuk ulir dan mutu BjTP 280
(Tegangan leleh min. 280 Mpa, Tegangan tarik min. 350 Mpa) untuk
polos. Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan
SNI 2847 2013.
 Mempunyai penampang yang sama rata.
 Ukuran disesuaikan dengan gambar-gambar.

- Pemakaian Besi Beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan diatas,
harus mendapat persetujuan Perencana/ Konsultan Pengawas.
- Besi beton harus disuplay dari satu sumber (manufacture) dan tidak
dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi
beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
- Kontraktor diminta harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang
akan dipakai, sesuai dengan petunjuk dari konsultan pengawas. Batang
percobaan diambil dibawah kesaksian Konsultan Pengawas, jumlah tes
besi beton dengan interval setiap 1 truk = 1 buah benda uji atau tiap 10 ton
= 1 buah tes besi.
- Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana
dipandang perlu oleh Konsultan Pengawas. Semua biaya-biaya percobaan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
- Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar-gambar atau
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Untuk hal itu sebelumnya
kontraktor harus membuat gambar pembengkokan baja tulangan (bending
schedule), diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuannya. Hubungan antara besi beton satu dengan yang lainnya
harus menggunakan kawat beton, diikat dengan teguh, tidak bergeser
selama pengecoran beton dan bebas dari lantai kerja atau papan acuan.
Sebelum beton dicor, besi beton harus bebas dari minyak, kotoran cat,
karet lepas, kulit giling atau bahan lain yang merusak. Semua besi beton
harus dipasang pada posisi yang tepat.
- Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kualitasnya tidak
sesuai dengan spesifikasi (RKS) diatas, harus segera dikeluarkan dari site
setelah menerima instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas, dalam waktu
2x24 jam.
- Faktor Air Semen
a. Agar dihasilkan suatu konstruksi beban yang sesuai dengan
direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
a.1 Faktor air semen untuk balok sloof dan poer maksimum 0,60
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 21

a.2 Faktor semen untuk kolom, balok plat lantai tangga dinding, beton
dan lisplank/ parapet maksimum 0,60
a.3 Faktor air semen untuk konstruksi plat atap dan tempat basah
lainnya maksimum 0,55
b. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat
dihasilkan suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk
konstruksi beton dengan faktor semen maksimum 0,55 harus memakai
plasticizer sebagai bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas.
- Pengecoran Beton
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian
utama dari pekerjaan, Kontraktor harus memberitahukan Konsultan
Pengawas dan mendapatkan persetujuan.
b. Jika Tidak ada persetujuan, maka maka kontaraktor dapat diperintahkan
untuk menyingkirkan/ membongkar beton yang sudah dicor tanpa
persetujuan atas biaya kontraktor sendiri.
c. Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan
menggunakan cara (metode yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya
kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat-alat pengangkutan
mesin haruslah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas,
sebelum alat-alat tersebut didatangkan ke tempat pekerjaan. Semua
alat-alat pengakutan yang digunakan pada setiap waktu harus
dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang mengeras.
d. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan
besi beton selesai diperiksa oleh dan mendapat persetujuan Konsultan
pengawas.
e. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor
terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran / potongan kayu, batu,
tanah, dll) dan dibasahi dengan air semen.
f. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang
akan menyebabkan pengendapan agregat.
g. Untuk menghindari keropos pada beton, maka pada waktu pengecoran
digunakan vibrator.
h. Pengecoran dilakukan secara terus menerus. Adukan yang tidak docor
(ditinggalkan) dalam waktu 15 menit setelah keluar dari mesin adukan
beton dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak
diperkenankan untuk kembali lagi.
i. Pada penyambungan beton lama dan baru maka permukaan beton lama
terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan. Apabila perbedaan
waktu pengecoran kurang atau sama dengan 1 hari, beton lama disiram
dengan air semen dan selanjutnya seperti pengecoran biasa. Apabila
lebih dari 1 hari maka harus digunakan bahan additive untuk
penyambungan beton lama dan beton baru.
j. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 22

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER KUBIK


(m3).

- Curing dan Perlindungan atas Beton


Beton harus dillindungi selama berlangsungnya proses pengerasan
terhadap matahari (minimum 7 hari setelah selesai pengecoran),
pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengerasan secara
mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.

- Pembongkaran Cetakan
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapaisatu kekuatan
yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri. Bilamana akibat
pembongkaran ceakan, cetakan pada bagian konstruksi akan bekerja
beban-beban yang lebih tinggi daripada beban rencana, maka cetakan
tidak boleh dibongkar selama keadadan tersebut berlangsung. Perlu
ditentukan bahsa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton
seluruhnya terletak pada pemborong dan perhatian pemborong mengenai
pembongkaran cetakan ditujukan ke SNI 2847 2013 dalam pasal yang
bersangkutan. Pemborong harus memberitahu pemberi tugas/ konsultan
perancang bila bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian
konstruksi yang utama dan minta persetujuan, tetapi dengan adanya
persetujuan bukan berarti pemborong lepas dari tanggung jawab.

- Perubahan Konstruksi Beton


Meskipun hasil pengujian kubus-kubus bton memuaskan. Pemberi
tugas/Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton
yang cacat seperti berikut:
a. Konstruksi beton yang sangat keropos.
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil yang
direncanakan posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau tidak rata seperti yang
direncanakan.
d. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda
lainnya.

- Faktor-faktor penyebab keretakan beton yang terjadi saat pembuatan beton


bertulang yang memungkinkan untuk dihindari dalam pengerjaan proyek
ini:
a. Sifat Beton
Untuk melihat bagaimana sifat dari beton bertulang yang dapat
menimbulkan keretakan maka harus dilihat proses dari awal
pembuatan beton, dalam proses pengerasannya beton akan
mengalami pengurangan volume dari volume awal akibat proses
penguapan air yang terkandung dalam beton tersebut. Pada kondisi
saat beton mengalami pengerasan dan akibat daari volume beton
berkurang yang akan menyebabkan penyusutan pada beton tetapi
beton tersebut dibiarkan untuk menyusut tanpa adanya pembebanan
maka betonpun tidak akan mengalami keretakan. Namun pada
kenyataan yang terjadi dilapangan umumnya tidak ada balok atau
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 23

kolom pada bangunan yang berdiri sendiri melainkan akan bersambung


satu sama lain dan hal ini akan membuat beton bertulang bekerja
menahan beban-beban pada bangunan.
Sehingga apabila pada kondisi saat beton mengalami penyusutan
volume kemudian terjadi pembebanan, maka retakan pun tidak dapat
dihindari.
b. Suhu
Suhu campuran beton saat mengalami perkerasan juga dapat
menyebabkan keretakan pada beton. Karena pada saat campuran
beton mengalami perkerasan suhu yang timbul akibat reaksi dari air
dengan semen akan terus meningkay. Sehingga pada saat suhu
campuran beton ini terlalu tinggi, pada saat beton sudah mengeras
nantinya akan sering timbul retak-retak pada permukaan beton.
c. Korosi pada tulangan
Untuk mengantisipasi retakan yang terjadi akibat sifat beton itu sendiri
sebenarnya beton diberi tulangan pada bagian dalamnya yang terbuat
dari baja. Sehingga diharapkan dengan adanya baja tulangan tersebut
retakan akibat dari sifat beton disebar pada keseluruhan beton menjadi
bagian-bagian yang sangat kecil sehingga retakan tersebut dapat
diabaikan. Tetapi apabila tulangan yang dipakai pada saat pembuatan
beton sudah mengalami korosi, tulangan tersebut pun akan
menyebabkan retakan pada saat beton mengeras
d. Proses pembuatan yang kurang baik
Banyak sekali penyebab retak yang terjadi pada beton bertulang
disebabkan oleh proses pembuatan yang kurang baik. Seperti contoh
pada saat beton mengalami perkerasan dimana banyak mengeluarkan
air, maka perlu adanya perawatan pada beton agar pengeluaran air
dari campuran beton tidak berlebihan. Tetapi akibat tidak adanya
perawatan, sehingga pada saat beton terbentuk maka terjadi banyak
retakan.
e. Material yang kurang baik
Banyak sekali terjadi keretakan pada struktur beton bertulang
diakibatkan karena material penyusunnya yang kurang baik. Beberapa
hal diantaranya yang sering ditemukan adalah aggregat halus atau
pasir yang kurang bersih, masih bercampur dengan lumpur sehingga
ikatan antara PC dan aggregat menjadi terlepas. Sehingga ketika
beton mengering maka retakan-retakan akan mudah sekali terjadi.

- Pemasangan Alat-alat didalam Beton


Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau
memotong konstruksi beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.Pemasangan sparing diwajibkan
untuk setiap plat dan dinding yang dilubangi.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 24

3.3.6 Metode Pelaksanaan

PEKERJAAN KOLOM

Pekerjaan kolom mencakup fabrikasi, pemasangan (bekisting dan pembesian)


dan pengecoran berikut dengan perataan beton kolom. Flowchart pekerjaan
dan tahapan Pekerjaannya adalah sebagai berikut :

Pekerjaan Marking Konstruksi terdiri dari Marking Elevasi Slab (marking


pinjaman As bangunan dan marking elevasi bangunan pekerjaan struktur) dan
pemindahan As bangunan dari lantai bawah ke lantai atas.

Marking Elevasi

Langkah Pekerjaan :

 Membuat garis pinjaman posisi vertikal dari elevasi finish lantai dengan jarak 1
meter dan memberikan tanda segitiga warna merah
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 25

Pemindahan As Bangunan dari Lantai Bawah ke Lantai Atas

Pemindahan As bangunan dari lantai bawah ke lantai atas dilakukan


menggunakan referensi garis pinjaman yang dibuat sebelumnya (di lantai
bawahnya), dengan menggunakan alat ukur centering optic (plummet)
melalui lubang ukuran 10x10 cm yang sudah dibuat sebelumnya,
sehingga posisi koordinat (X, Y) tetap, dengan demikian posisi bangunan
tidak akan miring dari rencana.

Pemindahan elevasi ketinggian

Pemindahan elevasi / ketinggian dilakukan dengan cara menarik meteran


dari marking elevasi lantai dibawahnya ke lantai diatasnya.

Pengecekan.

Pengecekan vertikalitas kolom / dinding sebelum pengecoran.Pengecekan


dilakukan dengan menggunakan unting-unting dan meteran pada bekisting
kolom / dinding yang sudah dipasang dan siap untuk dicor.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 26

Pengecekan dilakukan dengan menggunakan theodolite pada bekisting


kolom/dinding yang sudah dipasang dan siap untuk dicor.

BEKISTING KOLOM

Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Kolom sebagai berikut:

 Waktu pengecoran pela lantai, dipasang angkur untuk


brasing
 Bekisting terlebih dulu dibersihkan dan diberi minyak sebelum diinstal
 Satu modul bekisting terdiri atas 2 sisi diangkat dengan tower
crane menuju kolom yang akan distel, begitu juga dengan modul yang ke
dua
 Modul satu dengan yang kedua disatukan dengan memasang tie-rod
lalu dikencangkan

POT.1

BEKISTING KOLOM
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 27

METODA KERJA KOLOM :

 Persiapkan Shop Drawing.


 Memasang sepatu kolom dari siku L30x30x3, dilas ke sengkang kolom,
siku ini berfungsi sebagai marking untuk menjaga posisi kolom tetap
siku.
 Pengolesan bekisting kolom dengan oil form.
 Pemberian decking pada tulangan kolom dan cek tulangan sebelum
ditutup dengan bekisting.
 Penempatan bekisting dengan diangkat menggunakan tower crane.
 Pemasangan tie-rod untuk mengikat horizontal waller dan dikuatkan
dengan wing-nut.
 Pemasangan push pull prop dan kicker brace yang dibautkan pada
wedge head piece dan base plate pada masing-masing ujungnya dan
dikuatkan
 Setel vertikality menggunakan push pull prop.
 Permukaan beton lama dan baru di siram dengan calbond.
 Siapkan kondisi alat kerja dengan kondisi siap terpakai.
 Siapkan alat distribusi pengangkutan beton menggunakan tower crane.
 Tes slump beton sesuai dengan persyaratan.
 Atur tinggi jatuh beton menggunakan pipa tremie sesuai dengan yang
disyaratkan, untuk mengindari agregat kasar terlepas dari adukan beton.
 Padatkan beton menggunakan concrete vibrator, pemadatan
menggunakan vibrator tidak diperkenankan berinteraksi dengan
bekisting & tulangan

PEKERJAAN BALOK DAN PELAT LANTAI


P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 28

Pengecekan bekisting

 Harus ada shop drawing sebelum pekerjaan bekisting balok/pelat lantai


dimulai.
 Material panel-panel bekisting yang telah difabrikasi diperiksa dan
dipasang sesuai dengan kode-kode yang ada di dalam shop
drawing. Material dari bekisting balok/pelat harus dilapisi oli bekas (non-
expose) atau mold-oil & form-oil (expose). Untuk bekisting bekas harus
telah di treatment (dirawat) secara memadai hingga layak dipakai
kembali.
 Jarak scaffolding, jarak horibeam, stood-stood harus sesuai dengan
shop drawing.Periksa jarak formties dan bracing pada balok yang cukup
tinggi (tergantung dimensi). Periksa posisi sparing kebutuhan M&E sesuai
dengan shop drawing.
 Pastikan ukuran dimensi bekisting balok dengan meteran.
 Periksa elevasi pelat lantai dan balok dengan alat ukur, apakah telah
sesuai dengan gambar kerja dan apakah ada perbedaan elevasi antara
pelat satu dengan lainnya.
 Periksa ketegakan sisinya dengan siku logam/unting-unting.
 Periksa kelurusan bekisting dengan tarikan benang pada balok, terutama
pada balok tepi, sisi bekisting harus sejajar tarikan benang.
 Pada balok dan pelat, periksa kerapatan sambungan/pertemuan ditutup
dengan sealtape/busa atau sejenisnya.
 Bekisting dibersihkan dengan air compressor
 Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam, pengecoran
dihentikan pada tahap ¼ bentang tumpuan, karena momen yang ada pada
lokasi tersebut = 0
 Beton ready-mix dengan mutu yang diisyaratkan ditung dengan concrete
mixer truck, kemudian di tuang ke bucket untuk dilakukan tes slump.
 Setelah nilai sesuai dengan persyaratan maka nilai slump dan disalurkan
dalam pipa baja.
 Sebelumnya sambungan beton lama dan baru disiram dengan calbond.
 Kemudian benton diratakan dengan penggaruk & dipadatkan dengan
vibrator.
 Pengecoran dilakukan dengan selapis demi selapis dan dipadatkan
dengan conrete vibrator.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 29

 Pengecoran di hentikan pada batas zona pengecoran.


 Setelah iitu adukan diratakan dengan kayu perata/ jidar dan peil
disuaikan dengan tinggi peil yang sudah ditentukan.
 Setelah beton kaku angkat relat dan ratakan relat dengan menggunakan
roskam.
 Apabila terjadi kegagalan berupa lendut, retak, atau tidak presisi maka
segera dilakukan tindakan perbaikan.

Pengecoran Balok

• Bekisting dan pembesian/ tulangan harus diperiksa oleh Pengawas


• Bekisting harus bersih dari sampah, debu, dll
• Selama pengecoran harus tetap dijaga posisi bekisting
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 30

3.4 Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran

3.4.1 Pasangan Dinding Bata

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pemasangan dinding meliputi hampir seluruh permukaan dinding
pada bangunan.

b. Material
- Semen
Semen seperti untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya
seperti semen yang ditentukan untuk pekerjaan struktur beton.
- Pasir
Pasir untuk pekerjaan menembok harus kualitasnya baik dan sesuai
untuk pekerjaan tersebut.
- Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan menembok harus memenuhi syarat-
syarat dalam pekerjaan struktur beton.
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan pasangan terdiri dari :
 Adukan 1 PC : 2 Pasir, dipergunakan untuk pekerjaan pasangan,
rollag bata, plesteran trasraam setinggi 30 cm dari muka lantai
sekeliling bangunan, pasangan yang berada dalam tanah, pasangan
keramik tile dan khusus untuk pasangan dinding trasraam KM/ WC
serta Saluran Drainase agar disesuaikan dengan Gambar Rencana.
 Adukan 1 PC : 4 Pasir dipergunakan untuk pasangan dinding bata,
plesteran dinding dan pekerjaan pasangan lainnya sesuai Gambar
Rencana.
 Adukan 1 PC : 2 Pasir dipergunakan untuk pasangan pondasi batu
kali, saluran keliling bangunan, bak bunga dan pekerjaan lainnya yang
disebutkan dalam Gambar Rencanan dan petunjuk Pengawas.

c. Pelaksanaan
- Sebelum pemasangan dimulai bata merah yang akan digunakan/
dipasang harus terlebih dahulu direndam dalam air sehingga
permukaannya akan jenuh air.
- Semua permukaan yang akan dipasang bata merah harus dibersihkan
dan dikasarkan agar mendapatkan daya rekat yang baik.
- Baja tulangan untuk kolom praktis harus sudah terpasang dan berdiri
tegak dengan alat penopang sebelum dilakukan pemasangan bata
merah.
- Pemasangan bata merah harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal
adukan pada tiap lapis 1 cm, dan tinggi pasangan maksimum 1 m dalam
satu harinya. Dan setelah pasangan bata itu kuat/ keras baru dilakukan
pengecoran terhadap kolom praktis tersebut dan semua permukaan
harus dibersihkan dan disirami air terlebih dahulu.
- Pekerjaan tersebut diulangi terus sampai mencapai ketinggian atau
elevasi yang dikehendaki sesuai dengan Gambar Rencana dan atas
petunjuk Pengawas.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 31

- Setelah pasangan bata memenuhi ketinggian yang diharapkan dan


sesuai dengan Gambar Rencana, selanjutnya pasangan ring balok
praktis dilakukan menurut ketentuan yang berlaku dan sesuai petunjuk
Pengawas.
- Semua sambungan atau siar-siar pada lapisan harus dikorek sedalam
paling sedikit 0.5 cm untuk memudahkan melekatnya plesteran.
- Sisi luar dan sisi dalam bangunan bata akan di plester.
- Pada pertemuan bata dengan kolom beberapa bagian bata harus
dipotong disesuaikan ketebalannya untuk menutup kolom bangunan.
- Untuk pasangan bata pada kamar mandi digunakan campuran 1:2 dan
pada pasangan bata bekas bongkaran kusen digunakan campuran 1:4

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER BUJUR


SANGKAR (m2).

d. Kesalahan dalam pengerjaan juga merupakan penyebab terjadinya


keretakan dinding.
Beberapa contoh kesalahan yang sering terjadi di lapangan dan harus
dihindari adalah tidak dipenuhinya syarat – syarat berikut :

- Untuk satu kali proses pengerjaan, tinggi dinding tidak boleh melebihi
satu meter. Syarat diatas dimaksudkan agar berat sendiri yang dipikul
oleh dinding itu tidak terlalu berat selama proses pengikatan antara
campuran spesi dan bata merah yang digunakan masi berlangsung. Jika
hal ini tidak dipenuhi, maka dikawatirkan proses pengikatan itu tidak
terjadi dengan maksimal sehingga secara otomatis kekuatan tembok
tersebut dalam menerima beban akan berkurang.
- Pada dinding bata merah, sebelum pemasangan, bata merah harus
direndam terlebih dahulu hingga cukup air. Ketentuan ini berkenaan
dengan proses pembuatan bata merah itu sendiri yaitu melalui
pembakaran. Proses ini menyebabkan bata merah memiliki tingkat
penyerapan air yang sangat tinggi. Apabila hal ini tidak dilakukan
sebelum pemasangan, dikawatirkan bata merah akan menyerap air dari
campuran spesi sehingga proses pengikatan spesi menjadi terganggu
karena adukan spesi menjadi kering.

3.4.2 Pekerjaan Pemasangan Backdrop dan Dinding Fin Hpl

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan backdrop dan dinding fin hpl
sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

b. Material
- HPL tebal 0.8 mm bermutu baik
- Bahan perekat lem putih setara Rakol atau di-stapler.
- Semua bagian dilapis dengan HPL
- HPL yang dipakai adalah motif Marmer hitam (Ex. Taco).
- HPL motif ulos batak (Custom)
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 32

c. Pelaksanaan
Alat pengikat & Bahan perekat
 Alat pengikat: sediakan alat-alat pengikat multipleks yang di perlukan seperti
paku dan baut dan jenis lainnya. Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi,
tidak menimbulkan keretakan dan harus menunjang konstruksi furniture agar
kuat dan kokoh.
 Bahan perekat: perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak berpegaruh
bagi kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang konstruksi furniture
agar kuat dan kokoh, permukaan multipleks harus tampak rapi dan tidak
meninggalkan noda.

Bahan Finishing HPL


Persyaratan: HPL yang dipakai adalah Motif marmer & ulos batak sesuai
dengan skema warna dan bahan yang dikeluarkan oleh perencana.
Tebal HPL yang disyaratkan adalah 0.8 mm. Untuk menyelesaikan HPL dengan
pembentukan posting profil adalah dengan ketebalan maksimal 0.8 mm. Proses
laminasi sebaiknya ditekan secara hydrolis/manual arah serat HPL, sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar rencana/desain. Papan HPL dilarang keras
diamplas.Warna disesuaikan dengan warna HPL nya atau sesuai petunjuk
gambar rencana/desain

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER BUJUR


SANGKAR (m2).

Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Dinding Bata
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 33

3.4.3 Pekerjaan Plesteran

a. Material
- Semen
Semen seperti untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya
seperti semen yang ditentukan untuk pekerjaan struktur beton.
- Pasir
Pasir untuk pekerjaan menembok harus kualitasnya baik dan sesuai
untuk pekerjaan tersebut.
- Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan menembok harus memenuhi syarat-
syarat dalam pekerjaan struktur beton.
Adukan yang digunakan untuk pekerjaan pasangan terdiri dari :
 Adukan 1 PC : 2 Pasir, dipergunakan untuk pekerjaan pasangan,
plesteran trasraam setinggi 30 cm dari muka lantai sekeliling
bangunan, pasangan yang berada dalam tanah, pasangan keramik
tile dan khusus untuk pasangan dinding trasraam KM/ WC agar
disesuaikan dengan Gambar Rencana.
 Adukan 1 PC : 4 Pasir dipergunakan untuk pasangan dinding bata,
plesteran dinding dan pekerjaan pasangan lainnya sesuai Gambar
Rencana.
 Adukan 1 PC : 2 Pasir dipergunakan untuk pasangan pondasi batu
kali, saluran keliling bangunan, bak bunga dan pekerjaan lainnya
yang disebutkan dalam Gambar Rencanan dan petunjuk Pengawas.
b. Pelaksanaan
Untuk dapat menghasilkan plesteran yang kuat, maka setelah pasangan
dinding selesai dan sebelum dilakukan pekerjaan plesteran, terlebih dahulu
seluruh permukaan dinding tersebut agar di kamprot dengan air semen +
pasir.
Plesteran dilakukan pada seluruh permukaan dinding atau permukaan lainnya
sesuai dengan Gambar Rencana.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 34

Pekerjaan plesteran boleh dilakukan pada pasangan dinding yang sudah


keras/ kuat, dengan terlebih dahulu harus membuat plesteran kepala yang
mana dan ketebalan dari plesteran sesuai dengan ketentuan dari Pengawas.
Yang selanjutnya plesteran kepala akan digunakan untuk pedoman agar di
dapat permukaan plesteran yang rata. Oleh sebab itu dalam membuat
plesteran kepala harus diatur sedemikian rupa sehingga didapat plesteran
kepala yang rata dan jarak antara plesteran kepala tidak boleh terlalu jauh.
Plesteran yang telah selesai dikerjakan agar terus menerus dibasahi selama
paling sedikit 7 hari sehingga tidak mengalami retak-retak yang berarti
sebelum dilakukan pengacian dengan pasta semen.
Untuk bagian dinding yang akhirnya akan dicat maka permukaan dinding
harus diperhalus/ diaci dengan pasta semen yang disapukan tipis-tipis lalu
digosok hingga licin dan mengkilap.
Syarat-syarat pekerjaan tersebut berlaku juga untuk pekerjaan Acian Halus
maupun Acian Kasar, sesuai gambar rencana.
Pekerjaan tersebut harus dilakukan oleh tukang yang ahli dan terbiasa
melakukan pekerjaan plesteran dan disetujui oleh Pengawas.
Untuk plesteran trasram digunakan campuran 1:2 dan pada plesteran
permukaan dinding bata merah digunakan campuran 1:5.
Sambungan antara acian dinding lama dan dinding baru menggunakan kain
kasa.

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER BUJUR


SANGKAR (m2).

3.4.4 Pekerjaan Acian

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan acian meliputi seluruh permukaan bangunan yang di plester, balok
dan kolom, bangku beton, kecuali bagian dinding fin hpl & permukaan dinding
keramik.

b. Material
Semua permukaan acian akan di ekspose yang merupakan bagian dari
estetika bangunan.
Bahan acian menggunakan semen MU – 200 Skim wall atau AM-86

c. Pelaksanaan
- Siapkan tempat kerja & permukaan yang hendak diaci.
- Bersihkan dasar permukaan yang akan diaci dari serpihan, kotoran &
minyak yang dapat mengurangi daya rekat adukan.
- Jika terlalu kering, basahi dasar permukaan yang akan diaci dengan air.
- Tuang air kedalam bak adukan sebanyak 12,5 – 13,5 liter untuk tiap
kantong MU-200 (40 kg).
- Masukan adukan kering MU-200 kedalam bak adukan.
- Aduk campuran di atas hingga rata.
- Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya yang
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 35

kemudian diratakan dengan jidar panjang.


- Tebal acian yang di anjurkan adalah 1,5 – 3,0 mm, tergantung kerataan
dasar permukaannya.
- Tidak perlu digosok dengan kertas semen, amplas atau sejenisnya.
- Hindari selama proses aplikasi produk dari terpaan angin dan sinar matahari
langsung dengan menggunakan pelindung (terpal/plastik sheet)
-
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER BUJUR
SANGKAR (m2).

d. Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Plasteran dan Acian

Peralatan yang diperlukan :


 Meteran
 Jidar allumunium/kayu
 Roskam kayu/besi
 Kertas semen/ bekas zak semen
 Benang

Bahan yang digunakan :


 Triplek
 Air
 Semen
 Pasir
 Kawat ayam ( khusus plesteran dengan ketebalan lebih dari 3 cm ) Tahap
pelaksanaan :
 Pastikan pasangan dinding benar-benar tegak dan rapi
 Basahi permukaan dinding dengan air sampai basah dan rata dalam
kondisi jenuh air
 Buat adukan sesuai dengan perbandingan yang sudah disetujui
 Pasang benang secara horizontal dan vertical
 Buat kepalaan untuk acuan plesteran selanjutnya
 Pasang instalasi ME auntuk menghindari pembobokan dikemudian hari
 Lakukan pengecekan kerataan dengan menggunakan jidar
 Lakukan penyiraman selama ± 7 hari agar tidak terjadi keretakan pada
dinding
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 36
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 37

3.4.4 Pekerjaan Pengecatan

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan meliputi seluruh permukaan bangunan yang akan di cat
b. Material
Cat tembok setara vinilex

c. Pelaksanaan
- Siapkan tempat kerja & permukaan yang hendak dicat.
- Bersihkan dasar permukaan yang akan dicat dari serpihan, kotoran & minyak
yang dapat mengurangi daya rekat
- Siap kan cat.
- Aduk cat hingga rata.
- Pengecatan dilakukan secara manual sebagaimana umumnya.
- Pengecatan dilakukan sampai 2 atau 3 kali pengecatan.

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER BUJUR


SANGKAR (m2).

d. Cara Mengecat Tembok dan Tekniknya yang Benar


Lakukan Inspeksi Visual

Hal pertama yang sebaiknya Pins lakukan sebelum mengecat dinding rumah
adalah melakukan inspeksi visual. Inspeksi ini berfungsi untuk mengamati
kondisi tembok rumah secara menyeluruh untuk melihat apakah ada bagian
dinding yang sulit untuk dicat atau tidak, sehingga saat proses pengecatan
bisa disiasati.
Pada tahap ini, kamu juga sebaiknya sambil memikirkan warna cat rumah
serta desain cat dinding yang akan kamu aplikasikan supaya mempermudah
dan mempercepat proses pengecatan dinding rumah. Biasanya inspeksi ini
sering terlewatkan karena penghuni sudah terlalu sibuk dan antusias dalam
memilih warna cat dinding. Padahal inspeksi visual ini sangat penting dalam
cara mengecat tembok rumah.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 38

Siapkan Alat dan Bahan

Hal selanjutnya yang perlu kamu lakukan sebelum mengecat dinding adalah
menyiapkan alat dan bahan agar kegiatan pengecatan ini lebih mudah
dilakukan karena alat dan bahan yang telah tersedia. Berikut beberapa hal
yang perlu kamu siapkan, antara lain:
 Cat
 Bak cat
 Kaleng air
 Kuas
 Roller
 Lakban
 Masking tape
 Koran
 Amplas
 Tangga
 Dempul
Barang-barang di atas sangat berguna saat proses pengecatan dilakukan.
Jadi pastikan tersedia agar proses pengecatan dinding rumah jadi lebih
mudah dan cepat copot Saklar Lampu dan Tutupi Bagian Dinding yang Tidak
Ingin Dicat
Jika kamu sudah mengumpulkan alat dan bahan untuk mengecat dinding,
selanjutnya Pins harus mencopot saklar lampu dan penutup outlet. Hal ini
supaya mencegah terjadinya kesalah pengecatan pada saklar atau
penutup outlet. Jangan lupa untuk berhati-hati akan aliran listrik, jadi sebelum
mencopot saklar dan penutup outlet ada baiknya kamu mematikan aliran
listrik terlebih dulu.
Jika sudah selesai, maka Pins bisa mulai menutupi bagian dinding yang tidak
ingin dicat. Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan pengecatan pada
bagian dinding yang tidak ingin kamu ubah warnanya. Kamu bisa
menutupinya dengan lakban atau koran yang ditempelkan lakban jika bagian
dinding yang tidak ingin dicat cukup besar.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 39

Bersihkan dan Tutupi Retak Pada Dinding

Cara mengecat tembok selanjutnya yang perlu Pins lakukan adalah dengan
membersihkan dinding dan tutupi retak yang ada pada dinding. Tembok yang
kotor atau retak adalah hal yang sangat biasa. Supaya pengecatan lebih
rapi, kamu dapat membersihkan dinding dari debu dengan
menggunakan vacum cleaner, sapu atau kemoceng supaya dinding bebas
dari kotoran dan debu.
Jika sudah selesai, Pins bisa menutupi retak pada dinding menggunakan
dempul. Namun gunakan dempul sesuai dengan kebutuhan. Jika sudah
dirasa cukup, maka tunggu dempul hingga kering. Kamu bisa mulai
mengamplas dinding hingga halus jika dempul telah mengering.
Hal ini untuk membuat dinding lebih rata dan halus dan menghasilkan tekstur
yang memuaskan ketika telah dicat. Pada tahap ini sebaiknya Pins juga
mulai mengoleskan primer pada dinding untuk membuat cat tembok nantinya
lebih membaur dan menghasilkan tampilan yang memuaskan.

Aduk Cat dan Beberapa Campurannya

Cara mengecat tembok yang benar sangat bergantung pada campuran cat
yang mana akan sangat berpengaruh pada hasil pengecatan. Pada tahap
ini sebaiknya Pins mencampurkan cat dinding dengan water base atau
solvent guna memberikan hasil pengecatan yang rata, halus dan tahan
lama. Selain itu penggunaan water base atau solvent juga akan membuat
cat tidak mudah mengelupas dan tahan lama.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 40

Namun jika tidak ingin menggunakan water base, kamu bisa menggunakan
air sebagai campuran cat. Pins bisa mencampurkan cat dengan
menggunakan air sebanyak 10% dari jumlah cat yang Pins gunakan.

Lakukan Pengecatan Warna Dasar

Jika proses pengadukan cat sudah selesai, maka cara mengecat tembok
selanjutnya adalah dengan melakukan pengecatan warna dasar pada
dinding. Pins bisa menggunakan warna putih sebagai warna dasar dinding
sebelum dilakukan pengecatan dengan warna sebenarnya yang ingin
menjadi warna dinding rumah kamu.
Namun jika tidak ingin menggunakan warna dasar, Pins bisa melakukan
pengamplasan tembok guna membuat warna dinding sebelumnya hilang
terlebih dulu. Sehingga ketika cat dinding baru dioleskan, warna cat dinding
lama tidak akan berbayang atau mempengaruhi hasil pengecatan.

Lakukan Pengecatan Tembok

Jika cat warna dasar pada dinding sudah mengering, kamu mulai bisa
masuk ke dalam proses pengecatan tembok. Pada tahap ini kamu sudah
mulai bisa mengecat tembok dengan warna yang diinginkan.
Pada permukaan dinding yang besar, kamu bisa menggunakan roller untuk
mempermudah dan mempercepat proses pengecatan. Namun gunakan
kuas yang lebih kecil jika pengecatan dilakukan pada area yang sempit dan
sulit dijangkau guna menghindari kesalahan pada saat proses pengecatan.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 41

Teknik cat tembok yang benar juga perlu diterapkan dalam proses ini. Pins
sebaiknya melakukan teknik cat tembok dengan arah dari atas ke bawah
secara berulang-ulang supaya tidak berantakan. Selain itu dengan teknik
cat tembok ini permukaan dinding juga lebih rata dan rapi.

Jika pengecatan di dalam ruangan menggunakan tangga.

Untuk dinding lebih tinggi menggunakan scaffolding

3.5 Pekerjaan Fasade

a. Lingkup pekerjaan

Unit pelaksanaan Pekerjaan Fasade Pada Bangunan, meliputi pekerjaan


pemasangan GRC Laser cut/ trawang sesuai dengan gambar.

b. Material

GRC Cutting/terawang
- Rangka
Rangka pendukung GRC menggunakan Rangka Canal C40 x 40 Fin Cat.
Rangka harus memenuhi konstruksi dengan persetujuan MK dan Perencana.
- Ketebalan GRC: trawang 80 mm dan panel 8 mm dan Lisplang 10 mm
- Motif Gorga Batak sesuai gambar rancangan
- Produksi : - ex. Lokal
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 42

c. Pelaksanaan

1. Seluruh material yang dipasang pada pekerjaan ini sesuai dengan contoh-
contoh bahan yang telah ditetapkan pada persyaratan bahan dan telah
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Pelaksanaan dilaksanakan oleh tenaga-tenaga terampil/ahli/pengalaman
dan dapat selalu menjaga kebersihan dan kerapihan terhadap mutu hasil
pekerjaan, bila diperlukan material tambahan untuk terlaksananya pekerjaan
ini dengan baik, maka Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan
peralatan/material tambahan itu dan melaksanakannya sesuai kebutuhan
dilapangan.
3. Perletakan rangka GRC dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dari
Produsen GRC.
4. Ukuran dari material / bahan yang dipasang sesuai dengan ditunjukkan
dalam gambar dan dari produk yang telah disetujui Konsultan Pengawas,
5. Finishing; dilaksanakan dengan pengecatan, cat Acrylic Emulsion weather
shield ex. Lokal dan wama ditentukan kemudian.

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER BUJUR


SANGKAR (m2).

d. Metode Pelaksanaan

Proses pemasangan GRC umumnya menggunakan rangka besi penahan


beban yang dapat di pasang terlebih dahulu. Setelah itu barulah panel-panel
GRC dipasang pada rangka besi tersebut.

Proses pemasangan GRC adalah sebagai berikut :


1. Persiapkan panel-panel GRC yang akan dipasang
2. Persiapkan perlengkapan yang akan digunakan untuk memasang panel
GRC.
Chain block atau kerekan yang dilengkapai dengan tali tambang.
Pemasangan alat ini diusahakan bersifat portable/ mudah untuk
dipindahkan. Scaffolding alat ini disusun sedemikian rupa dengan estimasi
jarak yang tidak mengganggu proses pemasangan GRC, yaitu sekitar 50
cm dari tempat pemasangan. Electric drill (jika dibutuhkan) untuk menguci
mur baut sebagai penguat mur saat pemasangan rangka besi atau pun
panel GRC.
3. Setelah perlengkapan sudah dipersiapkan, pastikan sekali lagi bahwa
panel-panel GRC yang akan dipasang sudah tepat posisi.
4. Panel GRC dinaikkan/diangkat/ditempatkan sesuai posisi yang diinginkan
dengan menggunakan kerekan dan bantuan tali tambang untuk
menghindari benturan dengan bangunan atau benda lain.
5. Setelah panel GRC sudah ditempatkan di posisi yang tepat, pasangan bisa
disipat menggunakan bantuan lot gantung untuk memastikan tingkat lurus
dan tidaknya panel GRC. Jika sudah jelas lurus dan tidak ada masalah,
maka panel GRC bisa di kancing dengan system pengelasan panel ke
dinding tumpuan.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 43

6. Setelah lurus dan selesai melakukan pengelasan, proses terakhir adalah


melakukan pekerjaan finishing. Proses ini dilakukan untuk memperbaiki
panel GRC yang cacat akibat benturan atau pemakaian penutup flexible
joint antara panel. Bahan-bahan yang bias dipake pada proses finishing
adalah adonan dan serabut fiber, lem, dan semen yang dicampur dengan
air secukupnya untuk memperhalus bagian-bagian cacat yang dimaksud.

3.6 Pekerjaan Pemasangan Pintu dan Jendela

3.6.1 Pekerjaan Pintu dan Jendela

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja dan peralatan sebagai alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini meliputi :
- Pekerjaan Pemasangan Pintu dan kusen Jendela Kaca Rangka
Alumunium
- Pekerjaan Pemasangan Kusen Kaca Rangka Alumunium
- Pekerjaan Pemasangan Pintu dan kusen Panel Kayu.
- Pekerjaan Pemasangan kaca tempered 10 mm (pada kanopi depan
bangunan)

c. Material
- Aluminium
- Kayu
- Kaca

d. Pelaksanaan
- Persiapkan lubang pada dinding batu bata sesuai dengan ukuran kusen
yang akan di pasang. Lubang tersebut berukuran 1 cm lebih besar
daripada kusen sebagai tempat untuk sealent atau semen
- Pasangkan kusen pada lubang tersebut dan atur posisinya agar
diperoleh kusen yang tegak lurus terhadap dinding menggunakan baji.
- Buat lobang untuk tempat skrup melalui lobang pada kusen dengan
menggunakan bor tembok. Setelah itu masukkan Fischer ke dalam
lobang bor dan ambil obeng untuk mengencangkannya.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 44

- Persiapkan pintu atau jendela lengkap dengan kacanya jika ada. Selama
daun pintu belum terpasang dengan baik, jangan lepaskan isolasi dari
bawaan daun pintu dan kaca. Hal tersebut dilakukan agar selama proses
pemasangan tidak terjadi goresan sehingga mengurangi keindahan kusen
atau daun pintu.
- Masukkan rangkaian pintu atau jendela yang akan dipasang ke dalam
lubang kusen. Kemudian, pasang semua asesoris seperti engsel, roda,
handle, dan yang lainnya.
- Finishing dilakukan menggunakan mortar, sealant untuk menutupi celah
pada dinding gypsum atau dinding bata. Pengisian dilakukan sampai
tertutup semua celah antara dinding dan kusen
- Untuk pemasangan kaca usahakan agar menyediakan bagian dalam dari
kaca sebagai tempat penempatan kaca tersebut sebesar 1.5 cm agar
kaca tersebut tentunya dapat terpasang dengan baik dan tidak longgar.
- Sealant atau yang berfungsi sebagai perekat agar kaca tersebut tentunya
tetap tertempel dengan baik di tempat kaca yang sudah anda sediakan.
Pemberian sealant sendiri hanya diberikan pada bagian dari setiap sisi
dari bagian tempat kaca.

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER BUJUR


SANGKAR (m2).

3.6.2 Metode Pelaksanaan


Pemasangan Kozen, Pintu dan Jendela

Persiapan

 Cek ukuran lubang tembok/dinding (opening) yang akan dipasang


rangka allumunium
 Hasil pengukuran lapangan dikirim ke work shop untuk diproduksi
 Rangka allumunium (kosong/belum terpasang hardware, kaca, dan
accessories) yang datang dari work shop (masih dalam kondisi
terproteksi dengan baik) dicek ukuran dan profilnya

Pemasangan

 Pasang bracket pada sisi lubang dinding yang sudah sesuai dengan
gambar kerja
 Pasang unit allumunium yang sudah diperiksa kebenaranya (sesuai
type) dengan mengelas bracket pada allumuniu, unit dengan bracket
yang sudah terpasang dilapangan
 Lakukan pengecakan terhadap posisi dan dudukan (verticality) da
(horizontality) rangka serta, lebar celah antara rangka dengan
opening ± 6 – 8 mm
 Pasang hardware, kaca, accessories, daun pintu, daun jendela, kaca,
dengan menambah proteksi bila diperlukan.
 Pasang silicone disekeliling celah antara allumunium dengan lubang
allumunium baik dibagian dalam maupun luar ruangan
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 45

 Lakukan pengecekan terhadap fungsi handle, kunci dan accessories


lainnya

Pekerjaan Pengecatan

 Bahan-bahan yang dipergunakan, sebelum digunakan terlebih dahulu


diserahkan contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
 Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy yang berisikan ketentuan
dan persyaratan teknis operatif dari pabrik dan contoh percobaan warna
cat kepada Konsultan.
 Sebelum pengecatan dimulai, permukan bidang pengecatan harus rata,
kering dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
 Bidang pengecatan siap dicat setelah diplamuur terlebih dahulu.
 Sebelum diplamuur, plesteran harus benar-benar kering, tidak terdapat
retak-retak dan telah disetujui oleh Konsultan.
 Lapisan plamuur setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
 Setelah plamuran dan percobaan warna sudah disetujui oleh Konsultan
bidang plamuran diamplas dengan amplas besi yang halus kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih.
 Sebelum pengecatan dilakukan, Kontraktor diwajibkan membuat contoh-
contoh warna, untuk disetujui oleh Konsultan.
 Pengecatan diisyaratkan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan
dimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas halus/baik.
 Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya
selama 2 (dua) jam.
 Pekerjaan ini dilaksanakan oleh tenaga terampil dan terlatih.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 46

3.6.3 Pekerjaan Penggantung

a. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja dan peralatan sebagai alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
- Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini meliputi :
 Door Handle/Pegangan pintu
 Kunci Tanam Pintu 2 slaag
 Grendel Pintu
 Grendel Jendela

a. Material
Material penggantung menggunakan merk Dekkson.

b. Pelaksanaan
Pemasangan kunci dan alat gantungan agar dipisahkan menurut jenis
kebutuhan, fungsi dan kedudukan sesuai dengan Gambar Rencana.
Pemasangan harus rapih sehingga pintu-pintu, jendela-jendela dan lain-
lainnya dapat ditutup dan di buka dengan mudah/lancar tanpa menimbulkan
suara. Sekrup-sekrup yang dipakai dalam pemasangan harus cocok dengan
barang besi yang dipasang. Tidak diperbolehkan memukul sekrup pada
barang-barang besi, pengokohan/pemasangan sekrup harus dengan cara
memutar.
Sekrup yang rusak pada waktu dipasang harus diganti dengan sekrup yang
baru. Semua kunci-kunci, pegangan-pegangan, engsel-engsel dan lainnya
harus terpasang dengan baik, persis dan tidak ada cacat. Semua bagian-
bagian yang rusak akibat pemasangan harus segera diganti.
- Pada setiap daun pintu dipasang 3 (dua) buah engsel bentuk kupu-kupu
sistem cabut ukuran 4”.
- Pada setiap daun jendela dipasang 2 (dua) buah engsel bentuk kupu-
kupu sistem cabut ukuran 3”.
- Pada daun pintu buka 2 (dua) sesuai dengan gambar rencana dipasang 1
(satu) buah kunci tanam 2 slaag.
- Pada daun pintu sesuai dengan gambar rencana dipasang kunci 1 (satu)
buah kunci silinder.
- Pada setiap daun pintu buka 2 (dua) dipasang 2 (dua) buah door handle.
- Pada setiap daun pintu dipasang 2 (dua) buah grendel/ramskar.
- Pada setiap daun jendela dipasang 1 (satu) buah grendel/ramskar.
- Pada setiap daun jendela dipasang 2 (dua) buah hak angin dengan
panjang 8”
- Pemasangan engsel, kunci, gerendel dan hak angin pada daun pintu dan
daun jendela harus dipasang dengan baik dan sempurna sehingga daun
pintu dan daun jendela mudah dibuka maupun ditutup, serta pada waktu
membuka ataupun menutup tidak menimbulkan suara.
- Pemasangan rel sliding door harus memperhatikan jarak pintu terhadap
dinding dan penutup celah antara pintu dan dinding
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 47

c. Pengukuran Hasil Pekerjaan


Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan
apabila telah selesai dikerjakan dan telah memenuhi persyaratan yang dapat
diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknik/Konsultan Pengawas.
Perhitungan volume hasil pekerjaan dihitung sebagai berikut :
- Engsel Pintu/Jendela model kupu-kupu dihitung dengan satuan buah.
- Door Handle dihitung dengan satuan buah.
- Kunci Tanam Pintu 2 slaag dihitung dengan satuan buah.
- Kunci Pintu Putar dihitung dengan satuan buah.
- Grendel Pintu/Jendela dihitung dengan satuan buah.
- Hak Angin Jendela dihitung dengan satuan buah.

3.6.4 Pemasangan Kaca Tempered 12 mm


1. Cara pemasangan kanopi kaca Tempered
 Bahan yang perlu disiapkan
- Sealent/lem kaca/silicon non acid (yang tidak berbau asam)
- Rangkaian struktur atap. Misalnya terdiri dari rangka besi
- Kisi-kisi alumunium atau daun jendela bukaan
- Skrup
- Isolasi kertas/lakban
- Kop kaca
- Sponge karet 4-5 mm
- Lem aica aibon
 Setelah bahan-bahan sudah siap maka bias kita lanjutkan dengan
menyiapkan peralatan pemasangan yaitu :
- Bor tembok
- Mesin grinda tangan

Contoh pemasangan kanopi kaca Tempered

Metode pemasangan Atap kaca/kanopi


1. Saat pemasangan struktur rangka baik itu besi/baja/stainless atau
alumunium sekalipun maka harus kita persiapkan lubang terlebuh dahulu
pada rangka tersebut agar tidak perlu melakuka pembongkaran ulang.
2. Ukuran lubang sebaiknya 1 cm lebih sedikit supaya lem/sealent dapat
memasuki celah lubang tsb.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 48

3. Setelah itu kita masukkan struktur rangka kedalam lubang


4. Kemudian atur posisi agar pas dengan lubang menggunakan alat beji.
Setelah posisi pas maka anda atur kemiringan struktur atap dengan
lantai/dak cor. Jika kemiringan dan kedataran harus sesuai supaya ketika
air mengalir tidak terhambat.
5. Silakan anda buat lubang skrup pada dinding lewat lubang kerangka
dengan menggunakan alat bor/obeng, kemudian anda masukkan dinabolt
kedalam lubang borr yang tadi. Selanjutnya kita ambil kunci yang pas
untuk mengencangkan dinabolt tsb.
6. Siapkan lembaran kaca yang sudah disiapkan
7. Lembaran kaca tersebut silahkan anda susun diatas rangkaian kerangka
secara penuh
8. Sebaiknya awalai dari bagian yang menempel dengan dinding/bangunan
anda.
9. Kemudian lakukan tahap finishing pada setiap sambungan kaca
menggunakan silent/silicon non acid.
10. Pengisian dilakukan samapi tertutup semua celah pada kaca tersebut
agar tidak terjadi kebocoran.
11. Selama instalasi pemasangan kaca tersebut berlangsung biasanya sedikit
terjadi goresan/benturan pada kaca tersebut, sehingga kerap terjadi
kerusakan/pecahnya kaca. Oleh sebab itu anda harus buar pelindung
dengan bahan isolasi plastic atau kertas pada setiap tepian/celah kaca
yang hendak dipasang.
12. Daun jendela kukaan kisi-kisi alumunium sebagai tempat sirkulasi udara,
liya masukkan ke lubang kerangka seperti engsel, hendke, dan lain
sebagainya.

3.7 Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding

3.7.1 Pasangan Keramik Lantai

a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan lantai keramik merk. Niro Granite

b. Material
- Semen
Semen seperti untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya
seperti semen yang ditentukan untuk pekerjaan struktur beton.
- Pasir
Pasir untuk pekerjaan menembok harus kualitasnya baik dan sesuai
untuk pekerjaan tersebut.
- Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan menembok harus memenuhi syarat-
syarat dalam pekerjaan struktur beton.
- Keramik Lantai
Keramik yang digunakan untuk lantai adalah Keramik 60x60 warna cream
(halus kilat) dan keramik 60x60 warna abu-abu (kasar) dipasang di kamar
mandi
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 49

- Nat (Spesi antar Keramik)


Untuk pengisi nat digunakan bahan perekat warna. Bahan yang
digunakan untuk pengisi nat ini dari bahan setara dengan semen putih.
Bahan ini murni tidak mengandung agregat yang lain agar dapat
menghasilkan pengisi jarak antar keramik yang sama dengan hasil yang
rapih. Tidak dibenarkan menggunakan bahan yang telah lama yang
dianggap sudah tidak layak pakai lagi, mengeras ataupun sudah
mengalami proses pengerasan sehingga terdapat butiran-butiran di
dalamnya.

c. Pelaksanaan
- Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menyerahkan
shop drawing mengenai pola pemasangan kepada Direksi Teknik untuk
disetujui.
- Sebelum pemasangan dilaksanakan harus diperhatikan lubang-lubang
instalasi, drainase, bak kontrol dan hal-hal yang berhubungan dengan
pasangan.
- Seluruh bahan yang akan dipasang harus direndam didalam air bersih
yang tidak mengandung asam alkali sampai jenuh lebih kurang 30 menit.
- Pola, arah dan awal pemasangan lantai harus sesuai gambar detail atau
sesuai petunjuk Direksi Teknik.
- Untuk pemasangan diatas tanah. Tanah yang akan dipasangi lantai harus
dipadatkan sedemikian rupa dengan alat pemadat bergetar atau hand
press spesifikasi dan beban alat ditentukan oleh Direksi Teknik, sehingga
terdapat permukaan yang rata daya dukung tanahnya. Setelah tanah
dipadatkan dilakukan pengurugan/penimbunan pasir urug dengan
ketebalan minimal 10 cm dan harus disiram berulang-ulang sedemikian
rupa untuk memperoleh kepadatan yang rata dan waterpass, diatas pasir
urug tersebut dibuat lantai kerja sebagai dasar pemasangan setebal 5 cm.
- Adukan pasangan/pengikat harus ditambah bahan perekat yang
diisyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni.
- Pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang yang benar-benar
rata, tidak bergelombang dengan memperhatikan kemiringan didaerah
basah dan teras.
- Jarak antara unit-unit pemasangan satu sama lain/siar-siar/naat harus
sama lebarnya dan maksimum 3 mm, yang membentuk garis-garis
sejajar dan lurus yang sama lebarnya, untuk siar-siar/naat yang
berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak
lurus antara satu dengan yang lainnya.
- Pengisian siar-siar/naat dilakukan paling cepat 3 x 24 jam setelah
pemasangan selesai dan telah benar-benar kuat melekat, sebelum
pengisian siar-siar/naat dilakukan lubang siar-siar/naat harus dibersihkan
dari debu dan kotoran-kotoran lainnya.
- Selama masa pengeringan yaitu 3 x 24 jam setelah pemasangan, bidang-
bidang yang terpasang tidak boleh diinjak/diberi beban apapun.
- Pemotongan bahan-bahan harus menggunakan alat pemotongan khusus
sesuai persyaratan dari pabrik.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 50

- Seluruh pemasangan yang sudah selesai dikerjakan harus dibersihkan


dari segala macam noda permukaan pasangan hingga betul-betul bersih.
- Plint-plint lantai harus terpasang siku terhadap lantai, dengan
memperhatikan siar-siar/naatnya harus bertemu dengan siar-siar/naat
pasangan lantai. Pertemuan antara plint lantai dengan bidang dinding
harus diberi naat/tali air selebar 7 mm dan dalam 5 mm.

d. Kesalahan dalam pemasangan keramik


Merupakan bagian dari kendala yang akan ditemui dilapangan, maka dari
pada itu diperlukan ketelitian dalam pengerjaan, seperti pemotongan keramik
yang rapi dan bagus, menentukan elevasi dengan benar sehingga tidak
perlu dilakukan pembongkaran ketika dinilai salah posisi elevasi, selanjutnya
ketika keramik selesai dipasang sebaiknya dijaga untuk tidak terpijak hingga
perekat benarbenar mengering.

e. Metode Pelaksanaan
Cara pasang keramik 60×60
1. Persiapan

Langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah memulai persiapan.


Dalam proses ini yang semua bahan dan alat harus sudah siap seperti
halnya keramik yang akan dipasang. Anda bisa membeli keramik pada toko
online maupun offline yang terpenting sesuaikan dengan kebutuhannya.

Ada dua jenis keramik secara umum yakni untuk pemasangan dinding dan
juga lantai. Keramik ini sangat krusial karena biasanya untuk keperluan lantai
tidak memiliki tekstur licin yang membahayakan. Setelah selesai dengan
fungsi keramik Anda bisa lanjut untuk memilih motif dan warnanya.

Anda juga harus tahu ukuran keramik yang akan dipakai dan juga banyaknya
keramik yang harus ada. Umumnya seseorang harus membeli keramik
dengan jumlah yang lebih banyak dari jumlah kebutuhan aslinya untuk jaga-
jaga jika ada yang rusak. Anda bisa melebihi pembelian keramik sebanyak
10-15 keping.

2. Lakukan Pengukuran

Cara pasang keramik 60×60 dengan mudah adalah pengukuran. Dalam hal
ini Anda memerlukan meteran, pensil dan juga benang untuk memberikan
tanda. Lakukan dengan menarik meteran mulai dari dinding pojok ke dinding
lainnya. Lakukan juga untuk keperluan penghitungan atas dan bawah dari
dinding.

Jangan lupa selalu memberikan tanda dari setiap pengukuran yang sudah
ada agar tidak lupa. Tarik lagi untuk mendapatkan satu titik utama dalam
luas ruangan yang sudah terukur tersebut. Lanjut dengan menempelkan
benar mengikuti meteran dan potong sesuai berhentinya meteran.

Pastikan pemasangan benang tidak melenceng dan harus lurus karena akan
berpengaruh penting pada saat pemasangan keramik nantinya. Saat ini area
yang ada sudah terbagi menjadi empat bagian besar tentunya dengan
ukuran yang sama.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 51

3. Percobaan

Setelah selesai dengan proses pengukuran lantai maka langkah selanjutnya


adalah melakukan percobaan. Dalam hal ini Anda bisa melakukan
pemasangan keramik tanpa semen untuk percobaan. Keramik yang belum
ada semennya masih bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan mengenai
peletakannya.

Percobaan ini juga berguna untuk mengetahui kekurangan jumlah keramik


dan juga hasil akhir ketika keseluruhan keramik sudah terpasang. Anda
masih bisa mengganti desain letak keramiknya sebelum diberikan semen.
Terlebih jika keramik yang akan dipasang memiliki rangkaian motif tertentu.

Bagi pemasang pemula tentu masih memerlukan banyak kehati-hatian, perlu


Anda tahu bahwa keramik yang sudah tertata rapi tersebut harus kembali
dibereskan untuk proses perendaman. Sehingga Anda perlu mengabadikan
hasil penataan keramik yang sudah ada dalam bentuk foto sebagai acuan.

4. Lakukan Peredaman Keramik

Setelah mendapatkan rangkaian pemasangan keramik yang sesuai Anda


bisa mengambil semua keramik yang ada dan melakukan perendaman.
Perendaman pada keramik ini memiliki fungsi yang krusial untuk
keawetannya. Keramik yang sudah terendam air akan memiliki pori-pori yang
besar sehingga menyerap air dengan baik.

Keramik ini juga memiliki struktur bahan yang lebih elastis sehingga tidak
mudah pecah ketika proses pemasangan terjadi. Bahkan ketika sudah
diberikan lem, keramiknya tidak mudah terlepas dan terkunci dengan baik.
Perendaman ini juga tidak perlu waktu yang lama hanya sekitar beberapa
menit saja.

Lakukan perendaman dengan menumpuk keramik dengan hati-hati untuk


menghindari adanya benturan atau gesekan yang akan merusak keramik.
Lanjut dengan mengangkat keramik satu persatu untuk dikeringkan
menggunakan lap agar tidak licin saat proses pemasangannya.

5. Mulai pemasangan
Cara pasang keramik 60×60 untuk pemula kelima adalah memulai
pemasangan. Buatlah adonan semen dan air untuk lem keramik. Jangan
lupa gunakan selalu sarung tangan dan alat pendukung lain untuk membuat
prosesnya semakin lancar. Mulailah dari satu area baris terlebih dahulu
barulah lanjut dengan area berikutnya.

Tempelkan keramik dengan hati-hati, lanjut untuk memberikan tekanan


cukup menggunakan papan. Cara ini bertujuan untuk membuat permukaan
keramik menjadi rata. Anda harus memperhatikan setiap ketinggian dari
keramik jangan sampai ada yang berbeda.

Setelah berhasil pada satu baris maka lanjutkan untuk memasang pada baris
berikutnya. Pastikan semua keramik sudah terpasang dengan sempurna.
Pada tahap ini yang lebih penting adalah menentukan titik awal dari
pemasangan keramik karena titik ini menentukan keberhasilan dan kelurusan
keramik berikutnya.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 52

6. Berikan nat
Nat keramik ini bisa berguna untuk mengisi sela-sela jarak yang sengaja
ada pada setiap keramiknya. Gunakan alat pembantu untuk meratakan nat
agar tidak tercecer. Pemasangan nat ini berguna untuk membuat penguapan
air menjadi lebih baik dan juga keramik bisa lebih cepat kering.

Diamkan sampai dengan 15 menit sampai natnya kering. Lanjut dengan


membersihkan sisa nat menggunakan bantuan spons. Namun jangan
sampai air dari spons ini menetesi nat karena akan merusaknya. Banyak
yang tidak sabar dalam memasang nat akibatnya nat masih berongga dan
membuat keramik kurang melekat dengan baik.

3.7.2 Pasangan Keramik Dinding

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pemasangan dinding keramik toilet

b. Material
- Semen
Semen seperti untuk pekerjaan menembok harus sama kualitasnya
seperti semen yang ditentukan untuk pekerjaan struktur beton.
- Pasir
Pasir untuk pekerjaan menembok harus kualitasnya baik dan sesuai
untuk pekerjaan tersebut.
- Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan menembok harus memenuhi syarat-
syarat dalam pekerjaan struktur beton.
- Keramik Dinding
Keramik yang digunakan untuk dinding adalah keramik 60x60 warna abu-
abu (kilat)
- Nat (Spesi antar Keramik)
Untuk pengisi nat digunakan bahan perekat warna. Bahan yang
digunakan untuk pengisi nat ini dari bahan setara dengan semen putih.
Bahan ini murni tidak mengandung agregat yang lain agar dapat
menghasilkan pengisi jarak antar keramik yang sama dengan hasil yang
rapih.

c. Pelaksanaan
Sebelum pemasangan dimulai keramik yang akan digunakan/dipasang harus
terlebih dahulu direndam dalam air sehingga permukaannya akan jenuh air.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 53

Semua permukaan dinding yang akan dipasang keramik harus dibersihkan


dan dikasarkan serta dibasahi dengan air terlebih dahulu agar permukaan
jenuh dengan air dan mendapatkan daya rekat yang baik.
Pemasangan keramik harus dilakukan tahap demi tahap dengan tebal
adukan pada tiap lapis 1 cm.
Pekerjaan tersebut diulangi terus sampai mencapai ketinggian atau elevasi
yang dikehendaki sesuai dengan Gambar Rencana.

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER BUJUR


SANGKAR (m2).

d. Metode Pelaksaan
Ketahui Perbandingan Perekat Keramik
Cara pasang keramik yang pertama adalah dengan mengetahui
perbandingan adonan atau campuran semen yang digunakan untuk
menempelkan keramik pada dinding. Campuran yang ideal antara pasir,
beton, dan semen adalah 1:1:5. Saat proses mencampur adonan perekat,
gunakanlah air secukupnya hingga adonan berbentuk seperti pasta.

Rendam Keramik Terlebih Dahulu


Cara pasang keramik yang kedua adalah dengan merendam keramik
terlebih dahulu. Mengapa demikian? Hal ini berfungsi agar bagian bawah
keramik yang berpori dan dapat menyerap air akan menempel dan
menyatu dengan baik pada semen. Rendam keramik selama 15 hingga 30
menit. Keramik yang tidak direndam terlebih dahulu akan menyerap dan
membuat adonan semen menyusut sehingga menyisakan ruang kosong
pada bagian belakang keramik. Hal ini bisa membuat keramik terlepas
sesaat setelah dipasang.

Persiapkan Alat dan Ukur Dinding


Cara pasang keramik yang ketiga adalah dengan menyiapkan alat yaitu
benang, meteran ukur, paku serta beton. Kemudian ukurlah dinding Anda.
Cara memasang keramik yang ideal adalah dengan memulainya di posisi
tengah yaitu titik simetris dinding setelah dibagi dua yakni atas-bawah dan
kanan-kiri. Tandai titik tersebut dengan paku dan pasanglah benang untuk
memberikan jalur pemasangan keramik dan berikan jarak 1 hingga 1,5 cm
dari dinding untuk tebal pelapisan semen perekat dinding.

Menempel Keramik
Sebelum memasan keramik, tiriskan keramik terlebih dahulu dari
rendaman. Untuk pengolesan lapisan pada dinding, sebaiknya samakan
tebalnya dengan jarak benang pada dinding yaitu 1 hingga 1,5 cm.
Lakukan pemasangan keramik dari bagian bawah dinding terlebih dahulu
agar pemasangan lebih mudah.
Keramik yang sudah dilapisi dengan perekat semen ditempelkan pada
dinding dan diratakan dengan menggunakan benang. Tekan keramik
menggunakan karet. Lalu, jangan lupa untuk mengetok keramik secara
perlahan untuk memastikan keramik telah rata dengan bagian benang atas
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 54

dan bawah.

Finishing
Selesaikan proses pemasangan keramik dari bawah ke bagian dinding
atas. Jika keramik telah terpasang semua, maka Anda bisa membersihkan
permukaan keramik dengan menggunakan alat kebersihan biasa berupa
spons atau kain katun. Anda bisa memasukkan nat dengan grout pada
keramik setelah 2 hingga 3 hari setelah pemasangan keramik dilakukan.
Untuk cara pasang keramik yang lebih baik, sebaiknya Anda melakukan
penyortiran bahan dan material yang akan dipasang terlebih dahulu untuk
menghindari timbulnya celah. Anda juga harus memeriksa kesikuan area
sudut ruangan sebelum memasang keramik untuk menghindari
pemasangan keramik yang miring di sudutan ruangan akibta plesteran
yang tidak siku. Selain itu, Anda bisa tarik nat keramik pada saat setengah
kering dengan kawat tembaga agar hasilnya bisa tepat di antara keramik
dan tidak rata dengan permukaan keramik.
Ternyata cara pasang keramik dinding sangatlah mudah untuk dilakukan
dan diikuti. Anda bisa mengikuti cara di atas untuk memasang sendiri
keramik dinding di rumah atau memperhatikan pemasangan keramik
dinding yang dilakukan oleh tukang apakah sudah dilakukan dengan benar.

3.8 Pekerjaan Pemasangan Water proofing

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan waterprofing pada atap dag beton

b. Material
Material yang digunakan merk Sika Top 107 atau aquaproof

c. Pelaksanaan
- Material Waterproofing harus diproduksi oleh perusahaan yang telah
mendapat Sertipikat ISO 9002, Material yang akan aplikasikan adalah
Sika Top 107 Sealatau sentra, terdir dari dua komponen, flexible,
Polymermodified cementitious Waterproofing slurry
- Waterprooping harus dipasang sesuai instruktur dari pabrik dan
spesipikasi tertulis oleh applicator yang telah berpengalaman dalam
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 55

bidang waterproofing dan di setujui oleh perusahaan yang sudah ditunjuk


sebagai aplikator.
- Material harus di kirim kelapangan dengan kondisi yang masih
terbungkus dan terdapat label dari pabrik yang membuat nya.
- Applikator harus melindungi material waterproofing dari kerusakan akibat
cuaca atau pun dari aktipitas kontruksi yang sedang berlangsung.
- Sebelum dilakukan pemasangan Applikator harus meninjau dan
menyelidiki keadaan permukaan yang akan di waterproofing terhadap
keretakan kebocoran dan melakukan perbaikan serta persiapan-
persiapan yang di perlukan untuk pekerjaan waterproofing.
- Celah antara beton dan lobang drainage harus diisi dengan material
grouting /di sealant.
- Sika Top 107 seal harus diaplikasikan oleh aplikator yang telah
pengalaman dan sesuai dengan cara yang tercantum dalam data sheet.
- Sika Top 107 Seal diaplikasikan dalam 3 kali couting pada bagian dalam
Water Tank dengan ketentuan lapisan kedua dilakukan diatas lapisan
pertama yang sudah kering dengan arah berlawanan (siksak).
- Sika Top 107 Seal yang sudah diaplikasikan harus kering sebelum
dilakukan pekerjaan-Finishing lainnya.

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER BUJUR


SANGKAR (m2).

d. Metode Pelaksanaan
Water proofing yang menggunakan sistem coating merupakan water proofing
yang pengaplikasiannya dengan cara pengecatan. Water proofing coating ini
cara pelapisannya seperti sedang mengecat karena bahan material dari
Water proofing coating seperti cat biasa tetapi lebih kental dan kenyal.
Pengaplikasiannya pun sama seperti mengecat pada umumnya yang
menggunakan kuas dan rol. Water proofing coating yang sering diaplikasikan
pada water tank, atap beton, talang beton, dinding samping, balkon dan
toilet.
Untuk memaksimalkan pengaplikasian Water proofing coating pada dinding
yang ingin dilapisi dibutuhkannya persiapan yang matang. Berikut tips untuk
memaksimalkan pemasangan Water proofing coating :
1. Persiapkan alat dan bahan sebelum pemasangan Water proofing
Coating Sebelum memulai pemasangan water proofing coating anda
harus mempersiapkan alat - alat dan juga persetujuan material yang
akan digunakan. Karena alat-alat waterproofing coating sama seperti
mengecat dinding pada umumnya. Alat bantu kerja yang harus
disiapkan adalah sikat kawat, pahat beton, kape scrub, kuas, roll,
ember, air, dll. Selanjutnya persiapkan bahan untuk pemasangan water
proofing coating diantaranya adalah water proofing coating dan kain
kasa.
2. Periksa terlebih dahulu permukaan lantai dan dinding sebelum
pemasangan water proofing coating. Sebelum pemasangan water
proofing coating pastikan permukaan lantai dan dinding itu bersih dari
kotoran. Permukaannya harus bersih dari kotoran seperti lumpur dan
tanah. Setelah mengecek semua permukaan jika ada kotoran segera
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 56

bersihkan dan basuh permukaan lantai atau dinding dengan kawat dan
air bersih. Jika ada permukaan yang keropos silahkan langsung kikis
permukaan lantai dan dinding menggunakan pahat beton atau kape
scrap.
3. Pilih jenis water proofing coating yang tepat. Ada beberapa jenis water
proofing coating yang dapat dipilih untuk itu pilih jenis water proofing
coating yang cocok untuk melapisi dinding atau atap rumah anda. Jenis
dari water proofing coating yang dapat dipilih diantaranya adalah water
proofing coating yang berbahan dasar air. Water proofing coating jenis
ini menyerupai cat namun perbedaannya lebih kental dan kenyal
dibandingkan dengan cat biasa. Pengaplikasian nya pun cukup mudah
sama hal nya seperti mengecat dinding. Selanjutnya ada water proofing
coating berbahan dasar semen. Bahan dasar ini memerlukan campuran
air sebelum pengaplikasiannya. Jenis lainnya adalah water proofing
coating berbahan dasar solvent. Jenis water proofing coating ini harus
dicampur dengan minyak tanah. Untuk itu pilih jenis water proofing
coating sesuai dengan kebutuhan.
4. Persiapan lokasi sebelum aplikasi. Tahapan yang paling penting dalam
pemasangan water proofing coating agar mendapatkan hasil yang
maksimal adalah dengan melakukan persiapan lokasi sebelum aplikasi.
Sebelum pemasangan water proofing coating ini area kerja harus dicek
dan melakukan perbaikan jika diperlukan. Diperlukan pengecekan pada
beton, penambalan pada bagian yang keropos, penambalan beton yang
berlombang selanjutnya lakukan injeksi untuk area beton yang
retak.Selanjutnya untuk mengecek kebersihan lokasi. Lokasi kerja harus
bebas dari debu, air, minyak bahkan dari kotoran sisa beton.
Pekerjaan Water proofing coating dapat menggunakan kuas atau roller cat

 Persiapan dan ratakan dan bersihkan lantai yang akan dilaksanakan.


 Kemudian dibakar lapisan yang akan ditempel atau menempel pada
lapisan water proffing lantai tersebut.
 kemudian ditekan untuk menjadi ikatan baik menggunakan hot plate.
hubungan antara lapisan kedap air sekitar 10 cm ataupun sesuai
dengan spesifikasi yang diijinkan.
 Setelah terbakar, maka kesenjangan antara sambungan dan pori-pori
tidak dapat ditembus oleh lapisan air.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 57

 Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis dan shop


drawing yang berlaku.

3.9 Pekerjaan Langit-Langit (Plafond)

3.9.1 Pekerjaan Pemasangan Rangka Furing

a. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan plafond dilakukan sesuai gambar perencanaan.

b. Material
- Rangka utama dan rangka pengikat plafond gypsum board dari rangka
furing
- Joint Compound : merupakan formulasi finyl non asbestos siap pakai,
gunakan produk yang direkomendasikan pembuat gypsum merk Aplus
atau Elephant
- Perforated Reinforcing Tape : gunakantipe standar dari produk yang
direkomendasikan pembuat gypsum.
- Baut Pengikat gunakan baut-baut yang berbentuk “bor”dengan kepala
pipoh galvanized.
- Perekat gunakan bahan perekat yang direkomendasikan pembuat
bahan gypsum.

c. Pelaksanaan
- Rangka Utama (runner) dipasang setiap jarak 120 cm, sebisanya hindari
penyambungan rangka utama. Gantungan rangka utama dengan besi
penggantung setiap jarak maksimal 600 mm.
- Rangka Pemngikat (carrier) dipasang setiap jarak 60 cm atau setiap yang
direkomendasikan pembuat bahan.

3.9.2 Pekerjaan Penutup Plafond

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond gypsum board sesuai
dengan yang disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar. Pemasangan plafond
expose beton untuk area luar bangunan samping kanan dan kiri. Serta
pemasangan plafond calsiboard untuk area luar bangunan depan dan
belakang.

b. Material
- Digunakan gypsum board yang bermutu baik produk jayaboard
berukuran 1200 x 2400 x 9 mm.
- Bahan penutup sambungan plafond dari bahan compound atau bahan
plester ex UB400 atau produk lain yang setara, dan paper tape yang
berpori/berlubang dan bergaris tengah.
- Digunakan GRC board 6mm yang bermutu baik produk calsiboard
- Plafond expose beton
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 58

c. Pelaksanaan
- Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan
peil), termasuk mempelajari bentuk, pola layout/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
- Gypsum board yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan
rangka harus rata, lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang
bergelombang.
- Bahan penutup langit-langit adalah gypsum board dengan mutu bahan
seperti yang telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar. Plafond gypsum board dipasang
dengan sekrup khusus dan setiap pemasangan masing-masing sekrup
sejajar minimal berjarak 300 mm.
- Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut.
- Sambungan plafond gypsum board diberi compound dengan
sebelumnya diberi paper tape khusus gypsum. Setelah compound
kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap unit gypsum
board hilang.
- Setelah plafond gypsum board terpasang, bidang permukaan langit-
langit harus rata, lurus, waterpas dan antara unit-unit gypsum board
tidak terlihat bergelombang dan sambungan.
- Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/acces panel
ukuran 60 x 60 cm di langit-langit yang bisa dibuka, diberi engsel tanpa
merusak gypsum board di sekelilingnya, untuk keperluan
pemeriksaan/pemeliharaan M/E.
- Pelaksanaan pekerjaan semua komponen level plafond ceilling harus
dilakukan secara hati-hati terhadap semua komponen yang terdapat di
bagian dalam atau di balik plafond, yaitu semua komponen instalasi
Mekanikal & Elektrikal eksisting dan yang baru.
- Khusus pemasangan plafond bahan GRC diberi jarak antar sambungan
0,5 cm. Dan pembagian potongan atau sambungan antar GRC di
gambar terlebih dahulu dan disetujui oleh perencana dan pengawas.

d. Kesalahan dalam pemasangan plafon yang harus dihindari


- rata. Kurang teliti dalam mengukur dan memotong papan gypsum
sehingga menyebabkan kurang rapinya hasil pekerjaan.
- Papan terlihat bergelombang akibat rangka yang dipasang kurang rapi
dan tidak

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER BUJUR


SANGKAR (m2).
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 59

3.10 Pekerjaan Sanitasi dalam Gedung

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan yang berhubungan dengan semua kamar
mandi dan toilet yang ada dalam proyek ini yang ditunjukkan dalam
tabel/schedule spesifikasi sanitair, serta lokasi penempatannya ditunjukkan
dalam gambar kerja untuk konstruksi. Pekerjaan yang dilaksanakan pada
pekerjaan sanitair adalah:
- Pemasangan Kloset Duduk
- Pemasangan Jet Washer
- Pemasangan Wastafel
- Pemasangan Floor Drain

b. Material
Merk yang dipakai adalah sesuai bestek yaitu American standard, type, dan
merk yang digunakan pada proyek ini ditunjukkan oleh gambar detail
rencana yang dibuat oleh Perencana.

Nama
Ket Gambar Merek
Produk

CCN01000-1CACTST2B
American
NEWTON DUAL FLUSH Standard
- WHITE Ri. 500 3/4.5 L

Closet FFTP404-CHFB0
Duduk American
TP 404 JET WASHER -
With Jet CHROME
Standard
Washer

F80003Z0-0GZDY0000
T CONNECTION American
GALVAN - BRASS & Standard
CHROME

CCASF421-1010411F0
ACACIA SUPASLEEK American
WALL BASIN Standard

Wastafel
FFAS1306-101500BF0 American
ACACIA E BASIN
Standard
MONO
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 60

F8CHX1A5-0GACT0030 American
SIPHON CHX WITH
Standard
EXTRA PIPE 30cm

F8N305Z0-0GADY0000
American
Wastafel IN 305 FLEXIBLE HOSE Standard
50CM

F54400-CHADYS American
NEW STOP VALVE
Standard

F5N230A0-0GACT0000
American
IN23 FLOOR DRAIN Standard
Floor Drain SQUARE

c. Pelaksanaan
- Pekerjaan ini harus dilakukan/dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang
betul-betul berpengalaman dan menguasai teknologi pemasangan, serta
mempunyai keahlian khusus dalam pekerjaannya.
- Sanitair harus terpasang dengan baik, sempurna, dan kokoh, sesuai
dengan yang dipersyaratkan dalam petunjuk pemasangan produk sanitair
bersangkutan dan disetujui Konsultan Pengawas.
- Semua sistem dari sanitair harus dapat bekerja dengan baik dan
sempurna.
- Kontraktor harus menjaga pekerjaan sanitair yang sudah selesai
dilaksanakan, sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa
menimbulkan kerusakan.
- Hasil pekerjaan pemasangan sanitair harus dapat berfungsi dengan
sempurna dan tidak cacat.
- Perbedaan letak/posisi plumbing yang terjadi di lapangan, harus segera
dilaporkan ke Konsultan Pengawas agar segera dibuatkan shop
drawingnya oleh Kontraktor. Dan semuanya harus diajukan dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas, Perencana, dan Pemberi Tugas.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 61

3.15 Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan


a. Lingkup pekerjaan
Pemasangan rangka atap baja ringan sesuai perencanaan.
.
b. Pelaksanaan
Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerjasebagai berikut:
a. Persiapan kerja
- Menyiapkan desain/gambar rencana atap dan perletakkan kuda kuda,
yang didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta memenuhi
kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard dan tidak
diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
- Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan
kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan
pekerjaan diatas ketinggian.
- Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, dan
keseluruhan instrumen pekerjaan ini.

b. Leveling dan marking


- Memastikan seluruh permukaan atas ring balok atau talang beton dalam
keadaan rata dan siku, dengan menggunakan selangair (waterpass) dan
penyiku sebagai alat bantu
- Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian
bangunan dan tersambung secara benar dengan kolom yang ada
dibawahnya.
- Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda
- Mengukur jarak antara kuda-kuda

c. Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda


- Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan
kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit
- Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ringbalok
menggunakan benang dan lot.
- Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2
meter)
- Memasang balok nok
- Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban
angin. Bracing dipasang diatas top-chord dan dibawah reng.
- Memasang reng (roof) battens dengan jarak menyesuaikan jenis penutup
atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat
memakai screw sebanyak 2 buah.

d. Metode pelaksanaan
Pada dasarnya Baja Ringan menggunakan 2 jenis Profil, ialah Profil C
(canal) dan Profil Reng. Profil C (Canal) berperan sebagai pengganti Kaso
(kayu rangka) yang nantinya dirangkai menjadi Struktur Rangka Atap.
Sedangkan Profil Reng dipasang diatas Rangka Atap tersebut, sebagai
dudukan bagi Atap Penutup (seng atau genteng).
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 62

Cara merangkai Baja Ringan sebagai berikut:

1. Rangka Atap Rabung 1 Komplit, yang akan dibuat menyerupai ini.

2. Kuda-kuda Baja Ringan, dibuat terlebih dahulu. Caranya sanggup dilihat


dibawah (a, b, c).

a. Sambungan Atas Baja Ringan (Top Chord)


P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 63

b. Tumpuan Baja Ringan pada Dinding/ Ring Balok (Pitching Point)

c. Skor Pengaku (web)

3. Mendudukkan Baja Ringan pada Dinding (Ring Balok) memakai Bracket


L, dipasang pada kawasan Pitching Point. Produk Bracket L ada buatan
Pabrikan, sanggup juga dibuat sendiri dengan menggunakan Profil C.
Dipasang di Dinding/ Ring Balok menggunakan Dynabolt.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 64

4. Memasang Reng Baja Ringan dengan Profil Reng, dipasang diatas Kuda-
kuda Baja Ringan, dengan jarak pemasangan diadaptasi dengan Jenis
Atap Penutup yang hendak dipakai.

3.16 Pekerjaan Pemasangan Penutup Atap Bitumen gelombang

b. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan atap utama bangunan

c. Material
- atap onduline gelombang warna hitam
- aksesoris baut onduline

c. Pelaksanaan
- Memerikasa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai, kedataran nok
maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dangan
benar.
- Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang
digunakan, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof battens)
dengan screw.
- Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah keatas.
Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi
rapi dan tidak belok-belok.
- Penutup atap dan Rabung atap onduline yang merupakan aksesoris
sesuai dengan material atap.
- Penutup atap dari bahan onduclair transparan 0,8 mm pada bagian teras
dengan jarak rangka 45 cm
- Pemasangan flashing pada bagian ujung atap menggunakan seng polos
tebal 0,35 mm BMT warna akan ditentukan pada saat konstruksi.
- Pekerjaan lisplank sheera wood tebal 8 mm finishing cat minyak nippon
paint
- Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan-serpihan
akibat proses pemotongan besi) atau penggunaan bahan logam lain pada
struktur baja.
- Pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh seseorang yang ahli dibidangnya
dan dikerjakan sesuai bestek.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 65

- Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi


dilapangan, ukuran dan perletakan. Pemasangan hanya boleh dilakukan
oleh professional yang telah memiliki pengalaman dalam pemasangan
dimaksud.

Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER BUJUR


SANGKAR (m2).

e. Metode Pelaksanaan

Penutup Atap Bitumen selulosa monolayer 3mm Bergelombang


Jenis penutup atap gelombang dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Deskripsi : Lembaran bitumen bergelombang monolayer yang terbuat


dari serat organik, diberi warna dengan pigmen mineral dan Resin
thermosetting pada kedua sisi (atas dan bawah).
2. Terbuat dari bahan dasar : Bitumen Selulosa
3. Dimensi/ukuran : Panjang 2000 mm (-3 s/d +10);
Lebar 950 mm (±5);
Tebal 3 mm (±0,2)
4. Korugasi/gelombang : 10 Korugasi per lembar;
Lebar 95 mm (±2);
Tinggi 38 mm (±2)

5. Berat : 6,4 Kilogram per lembar ; 3,3 Kilogram per meter persegi
6. Warna : Merah, Coklat, Hijau dan Hitam
7. Kandungan bitumen : Lebih besar dari 40%.
8. Standar Spesifikasi Material : EN 534 : 2006 – Corrugated bitumen
sheets.
9. Product specification and test methods – Kategor.

Tata cara pemasangan mengacu dan minimal sesuai dengan SNI 7711-2-
2012 Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap
atau sesuai dengan petunjuk pemasangan dari produsen, dengan detail
sebagai berikut :
1. Kemiringan Atap 15˚ dan lebih
a. Jarak reng maksimum 60 cm
b. Jarak overlap vertical 20 cm
c. Overlap samping / horizontal 1 gelombang
Rangka baja ringan menggunakan 11 buah sekrup tiap lembar dengan
formasi 5-3-3
Rangka kayu menggunakan 19 buah paku tiap lembar dengan formasi
9-5-5
d. Jarak maksimum overhang 7 cm
2. Kemiringan Atap 10˚-15˚
a. Jarak reng maksimum adalah 45 cm
b. Jarak overlap vertical 20 cm
c. Overlap samping / horizontal 1 gelombang
d. Rangka baja ringan menggunakan 14 buah sekrup tiap lembar
dengan formasi 5-3-3-3 Rangka kayu menggunakan 18 buah sekrup
tiap lembar 9-3-3-3
e. Jarak maksimum overhang 7 cm
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 66

3. Kemiringan Atap 5˚-10˚


a. Pemasangan lembar bitumen bergelombang harus ditopang oleh
rangka papan dengan ketebalan minimal 12 mm
b. Apabila poin A tidak dilakukan, maka jarak reng wajib / harus lebih
rapat, yaitu 23 cm dengan jarak reng 1 dan 2 adalah sebesar 15 cm
c. Jarak overlap vertical 30 cm
d. Overlap samping / horizontal 2 gelombang
e. Pemakuan / penyekrupan minimal 16 buah paku / sekrup tiap lembar
4. Pemasangan Atap Lengkung
a. Puncak kubah : kemiringan < 17%, jarak maksimal reng adalah 36
cm
b. Kemiringan antara 17%-27%, jarak maksimal adalah 45 cm
c. Kemiringan > 27%, jarak maksimum adalah 60 cm
d. Pada puncak atap dengan kemiringan 0% : hindari overlap lembaran
(tempatkan lembaran atas terpusat ditengahnya, kelebihan lembaran
atap tidak melebihi 7 cm, jarak overlap samping 2 gelombang
5. Pemasangan Nok
a. Jarak overlap sayap nok lembaran minimal 13 cm
b. Jarak overlap nok samping minimal 12,5 cm
c. Rangka besi menggunakan 8 buah sekrup tiap lembar nok dengan
formasi 4-4
Rangka kayu menggunakan 16 buah paku tiap lembar nok dengan
formasi 8-8.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 67

3.17 Pekerjaan Lisplank Kalsiboard


Teknis Pemasangan Lisplank pada Rangka Atap Baja Ringan
Ada 2 Cara Teknis Kerja Pemasangan Lisplank, yaitu:

1. Pemasangan Lisplank secara Vertikal (tegak lurus)

Sistem pemasangan menyerupai ini banyak diterapkan pada pekerjaan


Perumahan alasannya teknis kerjanya yang simpel dan mudah, yaitu dengan
Penyekrupan Lisplank secara pribadi pada Reng Baja Ringan. Disamping itu
juga lebih murah dan hemat dari segi biaya.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 68

(Pemasangan Lisplank secara Vertikal)

Cuma kelemahan cara menyerupai ini yaitu Lisplank cenderung tidak terkunci
dengan kokoh pada Rangka Baja Ringan, alasannya hanya mengandalkan 1
buah (1 baris) Sekrup Lisplang pada setiap profil melintangnya, sanggup dilihat
pada Gambar disamping.

2. Pemasangan Lisplank secara Diagonal (tegak Lurus terhadap Rangka Atap).


Sistem Pemasangan menyerupai ini juga banyak diterapkan pada pembangunan
Rumah, walaupun caranya yang lebih rumit, dan memerlukan biaya relatif lebih
besar.

(Pemasangan Lisplank Tegak Lurus terhadap Canal)

Karena Lisplank didudukan pada Profil C Baja Ringan yang sebelumnya mesti
dipasang terlebih dahulu, sehingga memerlukan Profil C Baja Ringan yang lebih
banyak.

Namun cara ini lebih baik dari segi kekuatan, alasannya Lisplank tersebut
sanggup disekrup 2 buah (2 baris) pada setiap profil melintangnya, sanggup
dilihat pada Gambar diatas.

Lisplank ini dipasang memanjang sesuai dengan kebutuhan Atap dan sesuai
dengan Gambar Kerja yang ada. Hal yang perlu diperhatikan yaitu Jarak antara
Sekrup yang dipasang pada Lisplank sebaiknya tidak terlalu jauh. Jarak ini
sanggup bervariasi, sanggup dibentuk antara 20cm s/d 40cm (sepanjang profil
menjang Lisplank tersebut), biar terkunci dengan baik dan kuat.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 69

Setelah pemasangan Lisplank selesai, lakukan pendempulan pada setiap Sekrup


Lisplank dan Sambungan antar Papan Lisplank, biar tampak rapi sebelum
melaksanakan pengecatan. Gunakan dempul yang berkualitas baik dan tahap
terhadap Cuaca (hujan dan panas).

3.18 Pekerjaan Tulisan Nama Gedung (Emblem)

a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pembuatan papan nama atau emblem pada
dinding belakang bangunan.

b. Material
- Stainless steel Huruf setinggi 25 cm.
- Neon box logo Pemkab diameter 50 cm.

c. Pelaksanaan
- Memeriksa ulang posisi dinding untuk dudukan papan nama
- Huruf yang menempel pada dinding agar memperhatikan angkur yang
akan
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dihitung dalam satuan METER BUJUR
SANGKAR (m2 )

3.19 Pekerjaan Taman

A. GRASS BLOCK
Grass block memiliki bentuk macam-macam, diantaranya memiliki
bentuk diamond dan segi enam. Namun umumnya ciri khas dari grass
block adalah memiliki lubang sebagai media menanam rumput pada bagian
tengahnya. Model ini cocok bagi Anda yang ingin menampilkan kerapian teras
dengan menggunakan paving block tanpa menghilangkan sentuhan hijau dari
segarnya rumput.

1. Mengenal Grass Block atau Paving Block Rumput


2. Tips memilih Grass Block atau Paving Block Rumput
3. Cara Memasang Grass Block dan Menanam Rumput
1. Siapkan Grass Block
2. Ratakan Lahan dan Bersihkan
3. Pilih Jenis Rumput yang Akan Ditanam
4. Siapkan Media Tanam
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 70

1. Spesifikasi Bahan Grass Block


Grass block atau paving block rumput merupakan produk beton p r a c e t a k
berbentuk blok kecil yang disusun di atas tanah dengan tujuan membuat jalan
lebih padat, keras dan rata. Untuk kegiatan ini digunakan Grass block 30 cm x
45 cm dengan tebal 8 cm model 8 lubang yang dipasang pada lokasi yang
ditentukan pada gambar kerja

2. Cara Memasang Grass Bock

Langkah pertama, siapkan grass block yang akan dipasang. Tentukan area mana
yang akan menjadi ruang untuk grass block. Proses pemasangan grass
block pada lahan yang diinginkan sama halnya dengan memasang paving block.
Hal ini karena pada dasarnya grass block merupakan paving block yang pada
bagian tengahnya memiliki ruang untuk ditanami rumput. Pemasangan grass
block juga harus terlihat lurus agar bentuknya menarik ketika sudah ditumbuhi
rumput.
Setelah mengukur pasti area untuk gras block, selanjutnya ratakan dan padatkan
lahan tersebut dengan alat compactor atau papan yang memiliki permukaan rata.
Jika sudah rata, bersihkan bagian rongga dalam grass block. Pembersihan ini
bertujuan untuk menghilangkan debu dan partikel benda lainnya seperti sisa
semen, sisa pasir, hingga kotoran.
Selain dibersihkan, grass block juga perlu disiram guna memaksimalkan
pembersihan rongga dari kotoran.

B. BUIS BETON DIAMETER 20 CM

Buis beton atau gorong-gorong beton adalah sebuah material bangunan yang
dipakai untuk saluran air hujan di keliling bangunan. Dengan maksud adalah
mengalirkan genangan air hujan dari permukaan jalan atau perkerasan di
kemabalikan ke dalam tanah sebagai cadangan air tanah.

Cara pemasangan buis beton


1. Tahap persiapan Pemasangan Buis Beton
Pada tahapan persiapan ini gambar perencana dan survey lokasi adalah hal
yang harus disiapkan dengan matang. Dimana hal yang didapat adalah
ukuran awal dari semua rencana pekerjaan pemasangan buis beton.
2. Tahapan Penggalian Area Pemasangan Buis Beton
Tahap penggalian dilakukan setelah pengukuran dan penggambaran telah
selesai.
Dalam proses penggaliang menggunakan cara manual (digali oleh para
pekerja dengan menggunakan sekop dan pacul).
Agar kemiringan lahan yang digali sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan,
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 71

penggalian harus sesuai dengana elevasi cross section.


Kesalahan dalam proses penggalian dapat mengakibatakn saluran air tidak
baik akibat adanya sampah atau tanah yang jatuh kedalam saluran sehingga
mengakibatkan terjadinya penyumbatan air.
Bila proses penggalian telah selesai, buatlah lining agar tanah tidak masuk
kembali kedalam galian.
3. Tahap Proses Pemasangan Buis Beton
Apabila kondisi tanah sudah digali, buis Beton dapat diangkat secara manual
atau dapat dibantu dengan perlengkapan seperti tripod ataupun
menggunakan tambang dadung untuk menurunkannya ke dalam tanah galian.
Buis beton ditempatkan sesuai dengan kedalaman rencana, apabila satu titik
rencana kedalaman lebih dari 1 m, maka buis beton yang digunakan akan
lebih dari satu unit, permukaan buis beton yang diatasnya harus tepat berada
permukaan buis beton yang pertama.
4. Tahapan Finishing Dari Pemasangan Buis Beton
Pekerjaan terkahir dari proses pemasangan buis beton adalah pengurugan
kembali galian yang ada di tiap samping saluran.
Hal ini bertujuan agar buis beton tetap diam ditempat dan tidak bergeser.
Dalam proses pengurugan, jangan sampai buis beton yang sudah diapasang
bergeser akibat terdorong ketika sedang mengurug dan memadatkan tanah.
D. PEKERJAAN INSTALASI MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

A. SPESIFIKASI INSTALASI LISTRIK


Uraian Persyaratan Teknis Umum

1) Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan instalasi listrik dan penangkal petir, meliputi pekerjaan secara
lengkap dan sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah
pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.

2) Persyaratan Kontraktor Listrik


a. Harus mempunyai SIKA-PLN golongan C yang masih berlaku.
b. Disetujui oleh Pemberi Tugas dan Perencana.

3) Dalam melaksanakan instalasi ini, Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan


yang ada seperti :
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000.
b. VDE, ISO, BS, LMK dan IEC.
c. Peraturan Pemda Setempat.

4) Pemborong harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum
dalam :
a. Persyaratan umum.
b. Spesifikasi teknis.
c. Gambar rencana.

5) Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) dan
Diesel Generator Set (Genset), genset digunakan bilamana daya dari PLN
mengalami gangguan. Sistem tegangan listrik 380 volt - 3 fasa - 50 Hz atau 220
volt - 1 fasa - 50 Hz.

6) Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk :


P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 72

a. Penerangan dalam bangunan.


b. Penerangan teras/kanopi
c. Stop kontak biasa dan tenaga.
d. Peralatan elektronik.
e. Exhaust fan.
f. Peralatan-peralatan lain sesuai gambar rencana.

7) Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 core


dimana core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan disatukan ke panel
listrik.

8) Semua panel listrik harus diberi pentanahan dengan kawat BC atau core ke 5 dari
feeder yang digunakan.

9) Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi pelindung
anti karat.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 73

10) Semua pipa instalasi diluar cor-coran plat beton dan yang tidak tertanam dalam
tanah harus diberi marker dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada
ujung-ujung pipa atau kabel dan setiap jarak 10 m.
11) Sistem tegangan listrik 380 volt - 3 phase - 50 Hz atau 220 volt - 1 phase - 50 Hz.

1.2 Lingkup Pekerjaan Listrik


Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera spesifikasi
ini dan sesuai yang tertera didalam gambar-gambar perencanaan dan dokumen
tambahan.
1) Melaksanakan :
a. Seluruh instalasi penerangan dan stop kontak dalam bangunan.
b. Instalasi pentanahan.
2) Menyediakan dan memasang semua feeder listrik :
a. Dari panel kontrol genset (PKG) ke Panel ATS & AMF.
b. Dari KWH meter PLN Ke Panel ATS &AMF .
c. Dari Panel ATS & AMF Ke Power Panel (PP-1) tertuang pada gambar
d. Semua kabel-kabel kontrol untuk contactor.
3) Menyediakan dan memasang rak kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
4) Menyediakan dan memasang :
a. Semua armature lampu penerangan semua lantai.
b. Armature lampu penerangan halaman/ jalan.
5) Membantu Owner dan menyiapkan dokumen teknis dan administrasi dalam
pengurusan permintaan daya listrik dan proses penyambungan daya listrik
dengan pihak PLN sehingga dapat digunakan oleh pemilik bangunan.
6) Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi.
7) Melakukan pengetesan.
8) Menyerahkan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.
9) Melaksanakan pemeliharaan dan jaminan.
10) Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa tulisan yang
jelas dari bahan yang tahan lama.
11) Instalasi Penangkal Petir
a. Menyediakan dan memasang penangkal petir lengkap seluruh koneksi
terminasi kabel-kabel penyalur petir mulai dari air terminal sampai dengan
electrode pentanahan.
b. Melaksanakan pentanahan lengkap bak kontrol dengan tutupnya dan terminal
penyambungan.
c. Melakukan pengetesan
d. Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi.

12) Pondasi / dudukan dan bracket panel.


13) Melaksanakan pemeliharaan selama 12 bulan dan memberikan jaminan
peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang di dalam
bangunan berfungsi dengan baik.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 74

1.3 Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan


1) Syarat-syarat Dasar

a. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau
hasil perbaikan.
b. Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.
c. Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
d. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta dengan
syarat.
- Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan mutu.

2) Syarat-syarat Fisik

a. Semua bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama, diminta
merk atau dibuat oleh pabrik yang sama.
b. Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku dari peralatan yang jumlahnya
jelas ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap setiap kali
peralatan tersebut diperlukan, sehingga merupakan unit yang lengkap.
c. Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik pembuatnya atau
merknya, hal ini dimaksud untuk mengikat mutu, tipe perencanaan dan
karakterisitik.

1.4 Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan


1) Kabel Listrik

a. Kabel Penerangan dan Power


- Kelas tegangan : 600 / 1000 volt
- Inti penghantar : tembaga
- Isolasi : PVC sheated
- Jumlah inti : 1 (satu)
- Jenis kabel : NYA, NYM, NYY, NYFGbY dan lain-lain
sesuai gambar rencana
- Merk : Kabelindo, Supreme, Metal dan Voksel
- Standard : PLN / LMK dan SII
b. Kabel Kontrol
- Kelas tegangan : 500 volt
- Inti penghantar : tembaga
- Isolasi : PVC
- Jumlah inti : banyak
- Jenis kabel : NYMHY
- Standard : PLN / LMK / SII
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 75

2) Kontrol Relay
a. Kelas tegangan : 24 VAC, 220 VAC, 24 VDC
b. Type : dry contact, timer, solenoid
c. Standard : PLN, LMK, SII

3) Pipa dan Fitting


a. Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan fan dilaksanakan
dalam pipa dan fitting-fitting high impact conduit PVC untuk dalam bangunan
kecuali untuk feeder dan NYY tanpa pipa.
b. Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya 2 tingkat diatas
pipa instalasi.
c. Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu menggunakan pipa
flexible jenis PVC.
d. Semua teknik pelaksanaanya itu percabangan, pembelokan, pengetapan dan
sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai yaitu socket, elbow,
T-doos, cross-doos, terminal 3 M.
e. Semua pipa yang tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus
diberi marker dengan warna merah pada ujung-ujung pipa dan kabel setiap
jarak 10 m.

4) Kabel Ladder / Tray dan Hanger


a. Kabel Ladder / Tray
- Bahan penyangga tebal 2 mm terbuat dari perforated steel plate yang
kemudian dicat.
- Bahan support dari besi siku yang dicat anti karat dan cat finish.
- Ukuran lebar disesuaikan dengan gambar.
- Ukuran besi siku harus dihitung beban dari kabel dan lenturan besi.
- Gantungan memakai besi beton 3/8".
- Setiap jarak 40 cm tulangan penguat sehingga berbentuk kabel ladder.
- Semua bahan besi harus dimeni dan dicat warna abu-abu (anti karat).
- Dipasang untuk instalasi kabel feeder ke panel-panel dan shaft riser.
- Finishing hot dip galvanized.
b. Hanger
- Untuk instalasi satu atau dua jalur digunakan hanger dari bahan besi plat
yang diklem setiap jarak 100 cm. Gantungan ke plat dengan ikatan ramset
atau fischerplug.
- Semua bahan besi plat harus dicat anti karat.
- Trunking hanger dari bahan besi channel dan besi beton dengan ukuran
dan kekuatan yang cukup sehingga terpasang dengan benar. Jarak
hanger setiap jarak 2 m dan pada setiap sambungan.

5) Alat Bantu Instalasi


a. Bak kontrol dan tutupnya dari beton bertulang untuk pentanahan.
b. Pasir urug, sirtu dan tanah urug.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 76

6) Saklar dan Stop kontak


a. Mekanisme sakelar rocker dengan rating 10A - 250 volt dengan warna dasar
putih, jenis pasangan recessmounted atau surfacemounted. Dalam supply
sakelar harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal.
b. Stop kontak biasa dengan rating 10A - 250 volt. 2 kutub ditambah 1 (satu)
untuk pentanahan. Stop kontak tenaga dengan rating 16A - 250 volt. 2 kutub
ditambah 1 (satu) untuk pentanahan.Dalam supply stop kontak harus lengkap
dengan box tempat dudukannya dari bahan metal.
c. Type saklar dan stop kontak disesuaikan dengan Interior.
d. Stop kontak type outdoor IP 65, surface mounting untuk area outdoor.

7) Armature Lampu
a. Semua jenis bentuk lampu yang terdapat dalam gambar harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari pihak Pemberi Tugas dan Direksi sebelum
pengadaan dan pemasangan. Proses pembuatan rumah lampu (armature)
adalah sebelum rumah lampu di cat harus dibersihkan dahulu dengan proses
greasing baru diberi anti karat dengan sistem pre-treatment phospating
minimal menggunakan zinchromate.

8) Panel Listrik
Terdiri atas :
a. Panel ATS & AMF
Berfungsi untuk menerima daya listrik dari PLN maupun genset.Main breaker
dan branch breaker menggunakan MCCB sebagai pengaman sesuai gambar
rencana.
Umum
- Tegangan kerja : 380 volt - 3 fase - 50 Hz
- Interupting capacity untuk main breaker dan cabang-cabangnya sesuai
gambar.
- Jenis panel indoor frestanding lengkap dengan pintu
- Lalu lintas kabel : * masuk dari bawah
* keluar dari bawah
- Gambar detail harus dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh Pemberi
Tugas sebelum pembuatan.
Pemutusan Daya
- Rated breaking capacity pada 380 volt - 3 fase untuk panel-panel agar
mengikuti gambar rencana.
- Release harus mengandung :

* Main breaker harus berupa MCCB, 3 pole, 25 kA, adjustable type


lengkap dengan :
 Shunt trip.
 Tripping unit.
* Busbar utama harus berupa penghantar tembaga dengan daya hantar
minimal 1.3 x ampere trip pemutus utama.
* Interlock sistem antara PLN dan genset dengan memakai mekanikal
dan elektrikal interlock.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 77

* Proteksi panel harus berupa under / over voltage modul, under


frekwensi, gangguan tanah, short circuit modul dan ATS (automatic
transfer switch) modul.
Rumah Panel dan Busbar
- Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan
penempatan yang cukup secara elektris dan fisik.
- Pasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan
dengan mudah tanpa pintu terkunci.
- Rumah panel dari besi plat dengan tebal tidak kurang dari 2 mm.
- Semua permukaan plat baja sebelum dicat harus mendapat pengolahan
pembersihan sejenis "phospatizing treatment" atau senilai. Bagian dalam
dan luar harus mendapat paling sedikit satu lapis cat penahan karat.
Untuk lapisan akhir cat finish bagian luar dasarnya abu-abu.
- Ruang pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja.
- Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih hitam
putih dan digravir sesuai kebutuhan dalam Bahasa Indonesia.
- Bukaan ventilasi dari bagian sisi panel, untuk sirkulasi panas.
- Semua pengabelan di dalam panel harus rapi terdiri atas kabel-kabel
berwarna, mudah diusut dan mudah dalam pemeliharaan.
- Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL dan
IEC. Bahan dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi
panjang dipasang pada pole-pole isolator dengan kekuatan dan jarak
sesuai ketentuan untuk menahan tekanan-tekanan elektris dan mekanis
pada level hubung singkat.
- Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal
kabel atau bar lainnya tidak menyebabkan lekukan yang tidak wajar.
- Busbar harus dicat secara standard untuk membedakan fasa-fasanya.
- Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus mempunyai
penampang yang cukup dengan rating harus tidak kurang dari 1.5x dari
rating breaker.
- Pada sambungan-sambungan busbar harus diberi bahan pelindung
(tinned).
- Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari bahan bimetal.
Instrument dan Peralatan Penunjuk Lainnya
- Power meter digital / analog:
* Dapat mengukur arus, tegangan, frekwensi, daya listrik, kWH& cos
phi.
* Rangkaian memakai fuse.
* Bentuk persegi empat pasangan masuk.
* Selector switch dapat mengukur : - fasa / fasa
- fasa / netral
- Lampu indicator.
- Untuk pengukuran dan proteksi harus memakai CT yang berbeda.
b. Panel Pembagi
- Persyaratan Umum
Type breaker sesuai gambar rencana terdiri MCCB&MCB .
- Persyaratan Pembuatan
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 78

* Badan panel dari sheet steel dengan ketebalan minimal 2 mm dan


1.6 mm.
* Persyaratan anti karat dan pengecatan luar 2 kali seperti panel utama.
* Type panel indoor untuk yang terletak dalam ruang dan type panel
outdoor untuk yang di luar ruang.
* Jenis panel free standing dan surface mounted dengan pintu berkunci.
* Pentanahan harus mempunyai bar bagi fasilitas pentanahan peralatan.
* Busbar dari bahan tembaga dengan kapasitas tidak boleh kurang dari
kabel feeder yang masuk, boleh telanjang asal dipasang secara kuat
dan aman.
* Jarak-jarak bar antara yang aktif dan antara aktif dan tidak aktif sesuai
PUIL.

9) kWH Meter
- Sistem tegangan : 380 volt - 3 fase - 50 Hz, 4 kawat, digital mod bus,
3 phase, range : lihat gambar
220 volt - 1 fase - 50 Hz, 2 kawat, digital mod bus,
1 phase, range : lihat gambar
- Akurasi : class 1
- Display : LCD
- Setiap kWH meter sebelum digunakan harus dikalibrasi dan harus
mendapatkan sertifikat dari Badan Meteorologi.

10) Material Pentanahan


- Pentanahan sistem instalasi listrik menggunakan sistem Pembumian Netral
Pengaman (PNP) menurut PUIL 2000 (terbaru).
- Penggunaan kawat netral atau pentanahan menurut pasal 3.16-1 dan 3.16-
2.2.
Tabel 3.16-1 Luas penampang minimum penghantar proteksi.
Luas penampang penghantar Luas penampang minimum
fase penghantar
Instalasi Proteksi yang berkaitan
S Sp
mm2 mm2
S 16 S
16 S 35 16
S 35 S /2

3.16-2.2 Penghantar netral harus mempunyai luas penampang yang


sama seperti penghantar fase :
a. pada sirkit fase tunggal dua kawat.
b. pada sirkit fase banyak dan fase tunggal tiga kawat, jika
ukuran penghantar fase lebih kecil dari atau sama dengan
16 mm2 tembaga atau 25 mm 2 aluminium.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 79

1.5 Pemasangan Instalasi dan Peralatan


1) Instalasi dan Peralatan
a. Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam cor-coran
plat beton pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.
b. Pada daerah langit-langit dengan plafond instalasi terpasang diklem ke plat
beton atau diklem ke hanger besi plat untuk 1 dan 2 jalur kabel saja.
c. Semua instalasi feeder dalam bangunan tidak menggunakan pipa pelindung.
d. Untuk saklar dan stop kontak instalasi terpasang recess mounted ke kolom
atau tembok. Saklar terpasang setinggi 150 cm sampai dengan as diatas
lantai finish dan stop kontak setinggi 30 cm sampai dengan as diatas lantai
finish kecuali peralatan tertentu.
e. Dalam shaft riser instalasi feeder terpasang dan diklem ke rak kabel shaft
riser setiap jarak 150 tanpa pipa.
f. Di halaman instalasi terpasang feeder dan instalasi lampu halaman terpasang
minimal 60 cm dibawah permukaan tanah dengan memakai pelindung pipa
galvanis untuk yang melintas jalan.
g. Penyambungan dalam doos-doos percabangan memakai pelindung las dop /
terminal 3 M puntir kemudian doos tersebut ditutup.
h. Akhir dari instalasi exhaust fan koneksi terhadap fan unit.
i. Semua instalasi di plafond, dilangit-langit dan di shaft harus diberi marker
setiap jarak 10 m dengan warna yang akan ditentukan kemudian.
j. Ramset atau fischerplug harus terpasang ke pelat beton dengan kokoh.
k. Kelos kayu kamper harus terpasang kokoh dan rata/rapih ke pelat beton.
l. Pemasangan angkur harus dikerjakan sebelum pengecoran dan diikat ke besi
beton. Dapat juga dilakukan dengan tembakan ramset atau fisherplug.
m. Rack riser atau rak kabel atau cable tray bersama penggantung di muur baut
ke angkur.
n. Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus diperhatikan
radiusnya, minimal R = 20 D, dimana D adalah diameter kabel.
o. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan ditengah
jalan kecuali pada tempat penyambungan.
p. Terminal kabel harus selalu mengunakan sepatu kabel yang disesuaikan
dengan jenis kabelnya.
q. Armature Lampu (disesuaikan dengan gambar kerja dan BOQ)
- Semua bola lampu menggunakan lampu hemat energi
r. Panel Listrik
- Panel utama terpasang free standing lengkap dengan rangka penyangga.
s. Instalasi penangkal petir harus dipasang sesuai gambar.

2) Pentanahan
Semua instalasi, peralatan dan panel-panel listrik harus diberi pentanahan
sebagai berikut :
a. Pentanahan Sistem
Yang dimaksud dengan pentanahan sistem adalah pentanahan kawat netral
(Mp).Yang harus ditanahkan adalah listrik netral.
Grounding electroda berupa pentanahan buatan dari pantekan batangan
tembaga masip  1", sehingga diperoleh tahanan tanah lebih kecil dari 2
ohm atau kedalaman pantekan minimal 12 m.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 80

b. Pentanahan badan peralatan dilakukan sebagai berikut :


- Untuk pentanahan sistem dimana penampang kawat fasanya lebih besar
atau sama dengan 10 mm 2 dilakukan pentanahan ke kawat netral (Mp).
Kawat penghubung antara badan dengan tanah (Mp) diberi kode SL.
Sistem pentanahan ini mempunyai sifat Mp = SL. Busbar dalam panel
hanya 4 buah.
- Untuk sistem dimana penampang kawat fasa lebih kecil dari 10 mm 2
dianut pentanahan kekawat pengaman SL. Pada panel ini keluar 2 kawat
pentanahan yaitu Mp dan SL. Jumlah busbar 5 buah atau berarti sistem
3 fasa punya kawat 5 inti.

1.6 Pengujian Instalasi dan Peralatan

1) Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh yang
baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan persyaratan
dari pabrik pembuat material. Bila diperlukan, bahan-bahan instalasi dan
peralatan dapat diminta oleh Pemberi Tugas untuk diuji ke laboratorium, biaya
ditanggung oleh Kontraktor.

2) Tahap-tahap Pengujian

a. Semua pelaksanaan instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan
sesudah bagian tersebut tertutup sehingga diperoleh baik menurut PLN,
spesifikasi dan pabrik.
b. Setiap satu lantai yang telah terpasang instalasinya harus dilakukan pengujian
untuk panel, lampu, kabel dan tahanan isolasi.
c. Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji
tegangan dan tahanan isolasi dalam kondisi baik. Juga harus diuji sistem
kerjanya sesuai spesifikasi yang diisyaratkan.
d. Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.
e. Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan benar dan tidak
terjadi kesalahan sambung atau polaritas.
f. Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan
(maximum 2 ohm).

1.7 Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan

1) Penyerahan dilakukan dengan berita acara proyek disertai lampiran-lampiran


sebagai berikut :

a. Menyerahkan gambar as-built instalasi listrik dan penangkal petir sebanyak 3


set.
b. Penyerahan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.
c. Menyerahkan brosur, operation dan maintenance manual dalam Bahasa
Indonesia.
d. Menyerahkan surat jaminan / garansi yang ditujukan kepada Pemberi Tugas.
e. Menyerahkan hasil pengetesan.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 81

2) Setelah penyerahan tahap Pertama, Kontraktor wajib melaksanakan masa


pemeliharaan secara cuma-cuma selama jangka waktu sesuai yang ditentukan
pada persyaratan umum, bahwa seluruh instalasi dan peralatan tetap dalam
keadaan baik dan bekerja sempurna. Kerusakan karena kesalahan pemasangan
atau peralatan harus diperbaiki dan bila perlu diganti baru. Setelah penyerahan
tahap pertama, Kontraktor wajib melakukan pemeliharaan selama 6 bulan dan
masa jaminan selama 12 bulan atas semua peralatan yang dipasangnya tetap
bekerja sempurna.

3) Setelah penyerahan tahap Pertama, Kontraktor wajib melatih dan membantu


mengoperasikan instalasi yang terpasang, sehingga teknisi Pemberi Tugas
mengetahui dan lancar dalam tugasnya. Lamanya petugas Kontraktor di proyek
30 hari kalender selama jam kerja.

B. METODE PELAKSANAAN

Pemasangan Pipa

 Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur
pekerjaan lain seperti jalur Tray Cable, jalur pipa air bersih, dll.
 Bor plat lantai untuk memasang gantungan pipa.
 Pasang gantungan pipa sesuai dengan jalur marking yang telah dibuat.
 Potong pipa sesuai dengan kebutuhan.• Snai pipa yang telah dipotong,
untuk ukuran diameter pipa paling besar 2,5”
 Lapisi pipa dengan cat dasar (zingkromat).
 Setelah selesai dilapisi cat dasar Zingcromat, pipa dicat kembali dengan cat
besi warna merah.
 Pasang pipa sesuai ukuran pada shop drawing, penyambunngan pipa
diameter kurang dari 2,5 ichi dengan drat dan diameter 2,5 inchi ke atas
dengan las.
 Gunakan benang/water pass untuk mengukur kelurusan pipa.
 Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa.
 Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku

Pemasangan Panel
 Pastikan Pondasi Panel Telah dibuat benar.
 Marking lokasi penempatan panel
 Bor lubang dinabolt sebagai penguat panel
 Tempatkan panel pada posisi yang telah ditentuakan.
 Pasang dan Kencangkan baut dinabolt
 Pasang semua aksesoris panel yang dibutuhkan.
 Pastikan kabel Tray telah terpasang dengan baik sesuai dengan
kebutuhan yang tertera dalam shop drawing.
 Hubungkan kabel instalasi dengan panel
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 82

E. SPESIFIKASI TEKNIS INSTALASI MEKANIKAL SISTEM PLAMBING

1. Peraturan Umum
1.1 Peraturan dan Acuan

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan


sebagai berikut :
- SNI Plambing tahun 2000.
- Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 (terbaru).
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/1982.
- Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti
PLN, PERUMTEL, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat maupun Daerah.

Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :


- Perusahaan yang memiliki surat ijin instalasi dari instansi yang berwenang
dan telah berpengalaman dengan proyek yang setara.
- Khusus untuk izin dari instansi PLN (PAS PLN dengan kelas yang sesuai)
diperkenankan bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki
PAS PLN yang dimaksud).

Pengadaan dan Pemasangan Septic Tank sekualitas PENGUIN BIOROTECH 1500


Liter c/w lantai kerja cor

Syarat Bahan :
Volume : 1.500 L
Inlet & Outlet: 4 inch
Control : 4 inch (2pcs)
Venting: 1½ inch
Diameter Atas : 1.440 mm
Diameter Bawah : 1.150 mm
Tinggi : 1.700 mm
Berbahan Polyethylene kuat dan anti korosi sekualitas penguin biorotech

Cara pemasangan :
 Pertama yang harus dilakukan adalah memilih lokasi yang akan digunakan untuk
menempatkan Bio Septic Tank (dalam atau luar ruangan). Pastikan pemilihan tempat
agar dipertimbangkan terlebih dahulu supaya lahan pada tempat hunian anda tepat guna
dan tidak mengganggu di kemudian hari.
 Selanjutnya adalah menyiapkan lubang galian dengan ukuran sesuai dengan diameter
tangki Bio Septik ditambah 10 cm pada sekelilingnya dengan kedalaman sesuai tinggi
tangki (diukur dari dasar hingga pangkal leher tangki).
 Lapisan bawah lantai Kerja Beton
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 83

 Masukkan Pennyu Bio Septic Tank Kedalam Lubang yang telah dipersiapkan dengan
hati-hati (jangan dijatuhkan). Sesuaikan juga posisi saluran inlet dan outlet bio septic
tank dengan saluran inlet dan outlet yang sedang dipersiapkan pada lubang.

 Isi Pennyu Bio Septic Tank dengan air terlebih dahulu lalu timbun lubang galian
dengan pasir halus (harus bebas dari kerikil/batu) sampai Leher tangki.

 Pastikan Manhole dan tube disinfectant harus tetap terlihat dan bisa di akses untuk
pengecekan dan pengisian ulang klorin. Untuk pemasangan Pennyu Bio Septic Tank di
garasi atau carport, Pastikan tutup lubang dapat dibuka tutup sesuai kebutuhan saat
ingin memeriksa manhole dan tube disinfectant.

 Pastikan anda melepas kemasan/pembungkus plastik pada klorin dan menaruh


tablet klorin kembali pada tube disinfectant. Lakukan pemeriksaan pada klorin 6-9
bulan pemakaian. Tablet klorin (biasa juga disebut kaporit) bisa didapatkan di toko kimia.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 84

1.2 Gambar - Gambar

1) Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu


kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya. Jika terdapat
perbedaan antara gambar dan persyaratan teknik, dan tidak ada klarifikasi pada
dokumen setelahnya, maka yang berlaku adalah pada ketentuan pada
persyaratan teknik.

2) Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service /
maintenance jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.

3) Gambar-gambar Arsitek dan Struktur / Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan pekerjaan ini.

4) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan


detail kepada Pemberi Tugas / MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih
dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut Kontraktor dianggap telah
mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.

5) Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang (as-


buiit drawing) yang disertai dengan operating dan maintenance instruction serta
harus diserahkan kepada MK sebelum penyerahan pertama dalam rangkap 5
terdiri dari 1 (satu) kalkir dan 4 blue print, dijlid serta dilengkapi dengan daftar isi
dan data notasi beserta 1 (satu) set CD electronic copy.

6) Kontraktor wajib mengajukan as-built drawing untuk peralatan atau instalasi yang
sudah terpasang perbagian pekerjaan, kompilasi gambar as-built drawing
dilakukan setelah semua system instalasi sudah terpasang dengan lengkap dan
benar. Kompilasi gambar tersebut sebagai dasar acuan untuk pembuatan final
as-built drawing.

1.3 Koordinasi

1) Kontraktor instalasi ini wajib bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya,
agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan.

2) Koordinasi yang baik wajib ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 85

kemajuan instalasi yang lain.

3) Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.4 Pelaksanaan Pemasangan

1) Selama memungkinkan, semua peralatan / material tetap dalam packaging asli


tanpa dibuka dari pabrik. Jika tidak memungkinkan harus dibungkus dengan
bahan penutup yang dapat menjaga dari kerusakan. Peralatan / material tersebut
harus diangkat, dibawa, diturunkan dan disimpan dengan baik untuk menjaga
agar terhindar dari kerusakan.

2) Penyimpanan peralatan / material harus ditempat yang bersih, kering dan


terlindungi dari kerusakan. Jika peralatan / material rusak, tidak boleh langsung
dipasang, harus dilakukan tahapan secepatnya untuk mendapatkan penggantian
atau perbaikan. Semua perbaikan harus mendapatkan review dan persetujuan
dari Pemberi Tugas / MK.

3) Perbaikan atau penggantian kerusakan rutin yang disebabkan karena


pemotongan dalam pekerjaan. Pemotongan channel, cabinet dan pengeboran
lantai, dinding dan ceiling yang diperlukan untuk pemasangan yang baik,
penunjang dan angkur dari raceway, boks atau peralatan lain. Perbaiki semua
kerusakan pada gedung, pemipaan, peralatan atau finishing. Jalankan perbaikan
dengan material yang sesuai dengan aslinya dan pasang sesuai dengan
spesifikasi.

4) Lubang core-drill melalui slab dengan alat yang sesuai untuk keperluan ini.
Semua opening, sleeve dan lubang di slab antar lantai dan partisi harus ditutup
kembali sesuai dengan gambar tender detail peralatan.

5) Hindarkan akumulasi kotoran, boks, serpihan dan lain-lain dari instalasi ini.
Buang setiap hari semua kotoran, boks, serpihan tersebut dan area instalasi di
jaga tetap bersih.
6) Bersihkan semua peralatan dan instalasi setelah penyelesaian proyek.
7) Semua panel listrik, jalur kabel dan lain-lain harus di cek terlebih dahulu sebelum
mengaktifkan peralatan.
8) Sediakan lampu penerangan dan sistem distribusi listrik sementara dengan
ukuran yang cukup untuk peralatan yang ada termasuk ukuran kabel feeder yang
cukup untuk mengatasi penurunan tegangan. Panel dilengkapi dengan meter
untuk pembayaran kepihak lain jika diperlukan.
9) Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja / shop drawing dan detailnya kepada Pemberi Tugas
dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
10) Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan
kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan,
Kontraktor harus segera menghubungi Pemberi Tugas.
11) Pengambilan ukuran dan / atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
12) Gambar pelaksanaan / shop drawing yang digunakan di lokasi proyek mutlak
harus yang sudah disetujui oleh Pemberi Tugas / MK.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 86

13) Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya harus berkoordinasi secara baik


dengan kontraktor lain yang terkait untuk mencapai hasil pekerjaan yang
sempuma bagi semua pihak. Jika terjadi resiko ketidaksempurnaan pekerjaan,
bongkar pasang pekerjaan, penggantian material, pembobokan dan sebagainya
yang disebabkan oleh kurangnya koordinasi, maka resiko tersebut merupakan
tanggung jawab pihak yang kurang berkoordinasi. Jika penanggung jawab di
antara para kontraktor yang terkait tersebut tidak dicapai kesepakatan, maka
Pemberi Tugas / MK dengan pertimbangannya sendiri dapat menetapkan
penanggung jawabnya.
Penyelesaian atau perbaikan atas resiko tersebut harus dilaksanakan secepat
mungkin dengan waktu yang disetujui oleh Pemberi Tugas / MK yang mana
dalam hal ini Pemberi Tugas berhak menunjuk pihak lain yang melaksanakannya
dengan biaya ditanggung oleh penanggung jawab yang telah ditetapkan.
14) Kontraktor wajib membuat as-built drawing setiap kali suatu bagian pekerjaan
selesai dipasang, kemudian secara bertahap disusun terintegrasi, sehinga pada
akhir pekerjaan dicapai as-built drawing keseluruhan yang lengkap, terintegrasi
dan benar. Bagian-bagian as-built drawing yang dibuat tersebut harus diserahkan
kepada Pemberi Tugas / MK setiap bulan, atau waktu lain yang ditentukan
kemudian berdasarkan kemajuan pekerjaan, dalam keadaan sudah diperiksa dan
benar. Jika terjadi keterlambatan atau kelalaian dalam menyerahkan as-built
drawing tersebut, maka kontraktor dapat dikenakan denda kelalaian, dan atau
penundaan pembayaran pekerjaan.
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 87

1.5 Testing dan Commissioning

1) Kontraktor harus melakukan semua testing dan commissioning untuk


mengetahui dan membuktikan apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi
dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta.
2) Testing dan commissioning harus benar-benar dilakukan secara lengkap sesuai
dengan metoda dan prosedur yang benar, disaksikan oleh Pemberi Tugas / MK
disaksikan dan disetujui oleh Konsultan Perencana. Sebelum melakukan
testing dan commissioning, kontraktor wajib menyusun dan menyerahkan
metode dan prosedur testing dan commissioning yang sudah benar dan
disetujui oleh Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas / MK. Kontraktor
dalam rangka melakukan testing dan commissioning wajib berkoordinasi dengan
kontraktor dan pihak lain yang terkait semua kerusakan dan kerugian yang
diakibatkan oleh kegiatan testing dan commissioning merupakan tanggung jawab
Kontraktor.
3) Semua bahan dan perlengkapannya termasuk bahan bakar, tenaga listrik dan air
yang diperlukan serta tenaga kerja untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor.

4) Pemberi Tugas berhak meminta kontraktor untuk melakukan pengujian terhadap


material / peralatan yang diragukan kesesuaian / keasliannya ke badan
independen, tanpa ada biaya tambahan.
5) Kontraktor berkewajiban mengajukan schedule testing dan commissioning, sesuai
dengan item pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan dan Pemberi Tugas /
MK, sebelum dilaksanakan dilapangan.
6) Bila pada keadaan tertentu sehingga testing & commissioning secara
keseluruhan sistem tidak mungkin dilaksanakan secara serempak, maka pada
kesempatan pertama berikutnya Kontraktor wajib mengulang pekerjaan tersebut
diatas.
7) Bila ada bagian pekerjaan yang telah diuji dan dicommissioning secara terpisah,
maka pada saat tahap akhir penyelesaian pekerjaan Kontraktor wajib
membuktikan bahwa bagian pekerjaan tersebut dapat berfungsi dengan baik
secara terus menerus, dimana hal ini merupakan persyaratan yang harus
dipenuhi dalam kontrak. Di dalam jadwal pelaksanaan secara keseluruhan
bila ada bagian pekerjaan yang telah diserah terimakan dan Pemberi Tugas /
MK yang ditunjuk memandang perlu untuk dilaksanakan pengujian dan
commissioning ulang maka Kontraktor wajib melaksanakannya. Untuk hal ini
Kontraktor wajib menaruh perhatian yang cukup sehingga pelaksanaan
Pengujian dan commissioning bagian pekerjaan tersebut tidak mengganggu dan
membahayakan aktivitas Pemberi Tugas bila bekerja pada lokasi tersebut.
8) Bilamana pengujan sistem gagal, padahal peralatan dan perlengkapannya yang
terpasang telah berfungsi, maka Kontraktor wajib segera memeriksa apakah
bagian yang tidak berfungsi tersebut merupakan kesalahan Sub Kontraktor
Pemasok peralatan sehingga pengujian ulang dapat segera dilaksanakan.
9) Semua peralatan test yang digunakan harus sudah dikalibrasi dengan masa
berlaku sesuai kontrak.
10) Kalibrasi peralatan harus dilakukan oleh badan resmi yang ditunjuk oleh
pemerintah.

1.6 Serah Terima Pertama


1) Serah terima pekerjaan pertama kali dapat dilakukan setelah pekerjaan selesai
100%, setelah dilakukan testing dan commissioning, dokumen-dokumen yang
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 88

benar dan lengkap telah diserahkan.


2) Dokumen-dokumen teknis yang harus diserahkan terlebih dahulu adalah melputi :
a. Kontraktor telah menyerahkan semua surat izin pemakaian dari instansi
pemerintah yang berwenang, misalnya instansi keselamatan kerja dan lain-
lain, hingga instalasi yang telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi
peraturan instansi yang bersangkutan.
b. As-built drawing yang benar, lengkap dan terintegrasi.
c. Berita acara testing dan commissioning yang ditandatangani bersama oleh
Kontraktor, MK / Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana.
d. Operating, instruction, technical, dan maintenance manual.
e. Surat keaslian barang dari Pabrikan dengan menyebutkan serial number yang
sesuai dan dapat diverifikasi kebenarannya.
f. Sertifkat country of origin dari pabrikan (khusus untuk peralatan utama).
g. Sertifikat bahwa barang belum pernah dipakai (baru) dan teknologj terbaru
serta tahun pembuatan maksimai 1 (satu) tahun sebelum peralatan tersebut
atau barang tersebut dipasang (khusus untuk peralatan utama).
h. Berita acara kesesuaian dengan spesifkasi yang ditandatangani oleh
Perencana, Pemberi Tugas / MK & Kontraktor yang bersangkutan (khusus
peralatan utama).
i. Warranty asli dari pabrikan sesuai dengan ketentuan oleh Pemberi Tugas.
j. sebanyak rangkap 5 termasuk 1 set asli diserahkan kepada Pemberi Tugas /
MK.
k. Kontraktor harus menyerahkan spesifikasi teknis yang terpasang kepada
Pemberi Tugas / MK.
l. Item a s/d i dibuat rangkap 5 set copy dan 1 (satu) set asli diserahkan kepada
Pemberi Tugas / MK, sedangkan untuk item b harus dilengkapi dengan
softcopy (CD).

1.7 Masa Pemeliharaan

1) Peralatan dan instalasi yang termasuk dalam lingkup tugas pekerjaan ini harus
digaransi minimum selama satu tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.
Jika proyek telah dihuni atau sistem yang terpasang sudah digunakan pada
beberapa tahap atas permintaan Pemberi Tugas / MK maka garansi setiap sistem
atau peralatan akan dimulai sejak setiap sistem atau peralatan tersebut telah
terpasang dengan operasi yang memuaskan dan disetujui secara tertulis dari
Pemberi Tugas / MK. Penggunaan peralatan gedung untuk sementara dan
testing tidak merupakan awal dari masa garansi.

2) Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama dua belas bulan terhitung
sejak saat penyerahan pertama.

3) Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini diwajibkan mengatasi


segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya. Kontraktor
wajib melaksanakan perawatan rutin minimum satu kali dalam 1 (satu) bulan
terhadap peralatan dan instalasi yang termasuk dalam lingkup tugasnya,
termasuk penyetelan-penyetelan, pemeriksaan-pemeriksaan, perbaikan-
perbaikan, penggantian-penggantian material untuk memastikan seluruh sistem
dari pekerjaan ini bekerja sempurna dengan pemakaian daya dan energi yang
paling efisien. Kontraktor harus membuat catatan-catatan tentang penyetelan dan
kondisi peralatan dan instalasi dan disampaikan secara baik dan teratur kepada
Pemberi Tugas. Perawatan yang dimaksud harus bersifat preventif maintenance
dan Kontraktor wajb melaporkan kepada pemberi tugas mengenai hal-hal yang
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 89

perlu diantisipasi untuk mencegah terjadinya permasalahan seluruh akibat yang


disebabkan oleh ketidaksempumaan pekerjaan seperti kebocoran, hubung
singkat listrik, beban listrik berlebih (overload), tekanan berlebih, tekanan kurang,
kebanjiran dan lain-lain merupakan tanggung-jawab Kontraktor pekerjaan ini.
Dalam hal ini diperlukan tindakan perawatan maka kontraktor harus
menghadirkan teknisi yang menguasai dan terampil pada bidangnya beserta
peralatan yang memadai dan setidaknya material yang diperlukan untuk tindakan
pertama dalam waktu paling lambat 2 (dua) jam sejak diberitahukan oleh Pemberi
Tugas atau pihak yang ditugaskan untuk itu.

4) Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung-jawab Kontraktor sepenuhnya.

5) Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor instalasi ini tidak


melaksanakan tugas perawatan / perbaikan / penggantian / penyetelan / lain-lain
yang diperlukan, maka Pemberi Tugas berhak menyerahkan pekerjaan tersebut
kepada pihak lain atas biaya Kontraktor instalasi ini.

6) Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas sehingga dapat mengenai sistem
instalasi dan dapat melaksanakan pemeliharaannya

7) Setiap kegiatan dalam masa pemeliharaan ini harus dibuatkan berita acaranya.

1.8 Serah Terima Kedua

Serah terima kedua atau terakhir kali dapat dilakukan setelah seluruh pekerjaan
dalam masa pemeliharaan dlaksanakan dengan baik dengan melampirkan bukti-
bukti pelaksanaan pekerjaan yang sah dan dapat diterima oleh Pemberi
Tugas.Jika serah terima kedua belum dapat dilaksanakan karena adanya
pekerjaan atau kewajiban Kontraktor yang belum terlaksana, maka masa
pemeliharaan tetap berlaku sampai dengan dilakukannya serah terima kedua.

1.9 Laporan - Laporan

1) Laporan Harian dan Mingguan


Kontraktor wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang
memberikan gambaran mengenai :
- Kegiatan fisik.
- Catatan dan perintah Pemberi Tugas yang disampaikan secara lisan maupun
secara tertulis.
- Jumlah material masuk / ditolak.
- Jumlah tenaga kerja.
- Keadaan cuaca.
- Pekerjaan tambah / kurang.
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda
tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Pemberi Tugas / MK
untuk diketahui / disetujui.

2) Laporan Pengetesan
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada Pemberi Tugas / MK laporan
tertulis mengenai hal-hal sebagai berikut :
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 90

- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.


- Foto-foto hasil pengetesan termasuk tanggal pengetesan.
- Hasil pengetesan peralatan.
- Hasil pengetesan kabel dan lain-lainnya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan
oleh pihak Pemberi Tugas / MK, disaksikan dan disetujui oleh Konsultan
Perencana.

1.10 Penanggung Jawab Pelaksanaan

Kontraktor instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung-jawab


pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan,
yang bertindak sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk
memberikan keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam
menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh pihak Pemberi Tugas / MK.
Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada
saat diperlukan / dikehendaki oleh pihak Pemberi Tugas / MK.

1.11 Penambahan / Pengurangan / Perubahan Instalasi

1) Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan


kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Pemberi
Tugas / MK.

2) Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada pihak Pemberi Tugas / MK da!am rangkap 3 (tiga).

3) Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Kontraktor kepada


Pemberi Tugas / MK secara tertulis dan pekerjaan tambah / kurang /
penambahan yang ada harus disetujui oleh MK secara tertulis.

1.12 Ijin-Ijin

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instaiasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.13 Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran

1) Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam


pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan Kontraktor.

2) Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada


persetujuan dari pihak MK secara tertulis.

1.14 Pemeriksaan Rutin dan Khusus

1) Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi secara periodik


dan tidak kurang dari tiap dua minggu.

2) Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Kontraktor instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Pemberi Tugas dan / atau bila ada gangguan dalam
P e m b a n g u n a n R u a n g R a p a t S e k r e t a r i a t K a b . H u m b a h a s | 91

instalasi ini.

3) Pemberi Tugas atau pihak lain yang ditugaskan dapat melakukan audit
proyek dan untuk itu Kontraktor harus memberi ijin dan keleluasaan
memberikan informasi dan dokumen, bersedia melakukan pengetesan dan
pengukuran termasuk peralatan yang diperlukan, membantu pemeriksaan dan
sebagainya untuk kelancaran proses audit Kontraktor berkewajiban segera
memperbaiki cacat-cacat (defects), penyimpangan-penyimpangan, pengerjaan
yang buruk, melakukan penyetelan, penyesuaian-penyesuaian atas temuan
audit sesuai lingkup tugas dan ketentuan yang berlaku.

4) Test material terhadap badan independent yang ditunjuk / persetujuan dengan


Pemberi Tugas / MK.

1.15 Rapat Lapangan

Wakil Kontraktor harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek yang diatur oleh
Pemberi Tugas / MK.

Anda mungkin juga menyukai