KABUPATEN PAMEKASAN
TAHUN ANGGARAN 2022
SPESIFIKASI TEKNIS
1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa adalah PEMBANGUNAN JALAN
Pada Jalan PAMOROH - KADUR (56) sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan
Gambar Kerja, dengan rincian secara garis besar sebagai berikut :
a. PEKERJAAN PERSIAPAN
b. PEKERJAAN TANAH
c. PEKERJAAN PASANGAN DAN BETON
d. PEKERJAAN ASPAL
e. PEKERJAAN PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN
2. Sarana Pekerjaan :
Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, Penyedia Jasa menyediakan :
a. Tenaga Pelaksana yang selalu ada di lapangan, tenaga kerja yang terampil dan
cukup jumlahnya dengan kapasitas yang memadai dengan pengalaman untuk
prasarana jalan.
b. Bahan-bahan Pekerjaan Jalan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang
cukup dan kualitas sesuai dengan spesifikasi teknis.
c. Melaksanakan tepat sesuai dengan time schedule.
3. Cara Pelaksanaan :
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, dan sesuai dengan syarat-syarat
(RKS), Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk dan
keputusan Pengawas lapangan dan Direksi Teknis.
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Rekanan wajib menyediakan masker, tempat cuci tangan dan mematuhi Social
Distancing.
2. Rekanan wajib menyediakan kotak P3K yang berisi obat-obatan yang diperlukan, rol
meter, rambu-rambu lalu lintas dan lain-lain yang diperlukan untuk kelancaran
pekerjaan.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, Rekanan dengan diawasi oleh Pengawas Lapangan
yang ditunjuk melakukan pengukuran pada lokasi pekerjaan untuk menentukan
batas-batas serta situasi wilayah kerja, penentuan As jalan dan penentuan Peil nol
(0,00) sesuai dengan gambar rencana.
4. Setiap jarak maksimal 100 meter harus diberi patok-patok kayu dan diberi nomor
secara berurutan serta ditanam kuat sehingga tidak terganggu selama pelaksanaan
pekerjaan.
5. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaan yang akan
menggunakan peralatan tersebut sesuai kontrak.
6. Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akan digunakan lagi,
maka alat berat tersebut segera dikembalikan.
7. Rekanan harus melakukan pengaturan Lalu Lintas dengan menyediakan rambu-
rambu Lalu Lintas lainnya sehingga lalu lintas tetap lancar.
8. Rekanan harus bertanggungjawab terhadap semua percobaan (test) dan kontrol
kualitas (quality control) dan menyerahkan semua hasil percobaan dan uji kualitas
kepada Direksi pekerjaan.
PASAL 3
GAMBAR-GAMBAR
PASAL 4
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di
bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Peraturan SE Dirjen Binamarga No 02/SE/D6/2018 Yang Direvisi
Menjadi SE Dirjen Binamarga No. 16.1/SE/Db/2020
b. Undang Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan Serta Peraturan
Pemerintah No. 34 Tahun 2006 Tentang Jalan
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
02/PRT/M/2018 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Pedoman
Pelaksanaan K3 Untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan No.
004/BM/2006
d. Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 jo. Perpres 12 Tahun
2021 Tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan
Perubahannya;
e. Undang Undang No. 32:2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
f. SNI 8132:2016 Tentang Spesifikasi Lapis Tipis Beton Aspal
g. SNI 8141:2015 Tentang Spesifikasi Lapis Fondasi Agregat Semen
h. SNI 6388:2015 Tentang Spesifikasi Agregat Untuk Lapis
Fondasi,Lapis Fondasi Bawah dan Bahu Jalan
i. SNI 4798:2011 Tentang Spesifikasi Aspal Emulsi Kationik
j. SNI 8460:2017 Tentang Persyaratan Perancangan Gioteknik
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 1 tersebut di atas berlaku dan
mengikat pula.
a. Gambar Kerja yang dibuat Perencana, termasuk juga gambar-gambar detail yang
diselesaikan oleh Penyedia Jasa dan sudah disahkan / disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penetapan Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
e. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa.
f. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
g. Jadwal Pelaksanaan (Tentatif Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.
PASAL 5
PENJELASAN RKS & GAMBAR
1. Penyedia Jasa wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS dan RAB. Bila suatu gambar tidak sesuai dengan gambar
yang lain, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku, begitu
pula apabila dalam RKS tidak dicantumkan sedangkan gambar ada, maka gambarlah
yang mengikat.
3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Penyedia Jasa wajib menanyakan kepada
Direksi/Pengawas Lapangan dan Penyedia Jasa mengikuti keputusan dalam rapat.
PASAL 6
JADWAL PELAKSANAAN
1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan Penyedia Jasa wajib membuat Rencana
Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan curve
bahan/tenaga.
2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi/Pengawas Lapangan, paling lambat dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender
setelah SPPBJ diterima Penyedia Jasa. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
3. Penyedia Jasa wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada
Direksi/Pengawas Lapangan, satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding
di bangsal Penyedia Jasa di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan
(prestasi kerja).
4. Direksi/Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia Jasa berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.
PASAL 7
KUASA PENYEDIA JASA
1. Di lapangan pekerjaan, Penyedia Jasa menunjuk seorang Site Engineer atau biasa
disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Penyedia Jasa.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Penyedia Jasa lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Penyedia Jasa wajib memberi tahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas Lapangan,
nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi/Pengawas Lapangan, Pelaksana kurang
mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada Penyedia
Jasa secara tertulis untuk menggantinya dengan personil yang memenuhi syarat.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Penyedia Jasa
harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Penyedia Jasa sendiri (penanggung
jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
PASAL 8
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) PENYEDIA JASA & PELAKSANA
1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak,
Penyedia Jasa dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor
telepon di lokasi kepada Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Alamat Penyedia Jasa dan pelaksana diharapkan tidak berubah-ubah selama pekerjaan.
Bila terjadi perubahan alamat, Penyedia Jasa dan pelaksana wajib memberitahukan
secara tertulis.
PASAL 9
PENJAGAAN KEAMANAN DI LAPANGAN PEKERJAAN
1. Penyedia Jasa wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik Proyek,
Direksi/Pengawas Lapangan dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Direksi/Pengawas
Lapangan, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
3. Apabila terjadi kebakaran, Penyedia Jasa bertanggung jawab atas akibatnya baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Penyedia Jasa diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di
tempat-tempat yang akan ditetapkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
PASAL 10
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
PASAL 11
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan olek Penyedia Jasa, sebelum
pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai, antara lain :
1. Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur.
2. Alat-alat lainnya yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
PASAL 12
SITUASI DAN UKURAN
1. Pekerjaan tersebut dalam pasal 01 adalah pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar.
2. Ukuran – ukuran dalam gambar ataupun dalam RKS merupakan garis besar
pelaksanaan.
3. Penyedia Jasa wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan lahan dan bangunan, sifat
dan luas pekerjaan, dan hal – hal yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
4. Kelalaian atau kekurang ketelitian Penyedia Jasa dalam hal ini tidak dijadikan alasan
untuk menggagalkan tuntutan.
PASAL 13
PEKERJAAN TAMBAH/KURANG
PASAL 14
METODE PELASKSANAAN & SPESIFIKASI
SEKSI 1.2
MOBILISASI
1.2.1 UMUM
1. URAIAN
3) PERIODE MOBILISASI
Kecuali ditentukan lain sébagairnana yang disebutkan dalam Pasal 12. maka
seluruh mobilisasi harus diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari terhitung
mulai tanggal mulai kelja, kecuali penyediaan Fasilitas dan Pelayanan
Pengendallan Mutu yang terdiri dari tenaga ahli, tenaga terampil, dan
sumber daya uji mutu lainnya yang siap digunakan sesuai dengan tahapan
mobilisasi yang disetujui (iika ada), hams diselesaikan dalam waktu paling
lama 45 hari
4) PENEAIUAN KESIAPAN KERIA
Penyedia Jasa hams menvemhkan kepada Pengawas Pekerjaan suatu
program mobilisasi menumt detail dan waktu yang disyamtkan dalam Pasal 1
22 dari Spesifikasi im.
Bilamana perkuatan bangunan pclengkap antara lain jembatan eksisting atau
pembuatan jembatan darurat atau pembuatan timbunan damrat pada jalan
yang berdekatan dengan lokasi kegiatan, diperlukan untuk memperlancar
pengangkutan peralatan, instalasi atau
bahan milik Penyedia Jasa, detail pekerjaan darurat ini juga harus
discrahkan bersama dengan program mobilisasi sesuai dengan ketentuan
Seksi I. 14 dari Spesifikasi ini.
l) Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Tanggal Mulai Kerja, Rapat
Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) haniS dilaksanakan dan
dihadiri Wakil Pengguna Jasa, Pengawas Pekerjaan, dan Penyedia Jasa
untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis
dalam kegiatan ini
Agenda dalam rapat harus mencakup namun tidak terbatas pada berikut ini.
a) Pendahuluan
b) Sinkronisasi Struktur Organisasi dan Rincian Tugas dan Tanggung
Jawab:
i) Wakil Pengguna Jasa.
ii) Penyedia Jasa.
iii) Pengawas Pekerjaan.
c) Masalah-masalah Lapangan.
i) Ruang Milik Jalan (RUMIJA) Sumber-sumber Bahan.
iii) Lokasi Base Camp.
d) Wakil Penyedia Jasa.
e) Tatacara pengajuan sun•ei, pennohonan pemeriksaan pekeqaan, dan
pengukuran hasil pekerjaan.
f) Proses persetujuan hasil pengukuran, hasil penguJian, dan hasil
pekeqaan.
g) Dokumen Akhir Pelaksanaan Pekerjaan (Final Construction Documents)
Rencana Kerja:
İ) Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan
urutan kegİatan utama yang membentuk Pekerjaan,
tennasukjadwal pengadaan bahan yang dibutuhkan untuk
Pekerjaan.
İİ) Rcncana Mobilisasi.
iii)Rencana Relokasi.
İv)Rencana Keselamatan dan Kesehatan KerjaKonstruksi (RK3K)
Program Mutu dalam bentuk Rcncana Mutu Kontrak (RNIK).
Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalü Lintas (RNIKL).
vİİ) Rencana Manajemen Rantaİ Pasok Sumber Daya (RNIRP) vİİİ)
Rencana Inspcksİ dan Pengujian.
ix) Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL)
yang disusun berdasarkan Dokumen UpayaİRencana Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan (jika ada), atau sekurang-kurangnya
mengacu pada standar dan prosedur pengelolaan lingkungan yang
berlaku khusus untuk kegiatan tersebut.
h) Komumkasi dan korcspondensi
i) Rapat Pelaksanaan dan jadwal pclaksanaan pekcrjaan,
j) Pelaporan dan pemantauan
2) Dałam waktu 14 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan bangunan
pelengkap antała lain jembatan, bila ada) dan Jadwal Kemajuan Pelaksanaan
kepada Pengawas Pekerjaan untuk dimintakan persetuj uannya_
l) Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan
atas dasar jadwal kemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui
seperti yang diuraikan dałam Pasał 1.2.22) diatas.
2) Dasar Pembavaran
Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadwal pembayaran
Yang diberikan di bawah, di mana pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan pcmasangan scmua pcmlatan, dan
untuk semua pckcłja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang perlu untuk
menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dałam Pasał I .2. I. l) dari Spesifikasi
mi. Walaupun demikian Pengawas Pekełjaan dapat, setiap saat selama
pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah
peralatan Yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lump
sum untuk Mobilisasi.
Pembayaran biaya lump sum ini akan dilakukan dalam tiga angsuran sebagai berikut:
Bilamana Penyedia Jasa tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai dengan Salah satu dari
kedua batas waktu yang disyaratkan dalam Pasal 1.2.1.3) atau keterlambatan setiap
tahapan mobilisasi peralatan utama dan personil inti yang terkait terhadap jadwalnya
sesuai Pasal I .2. I. maka jumlah yang disahkan Pengawas Pekerjaan untuk
pembayaran adalah persentase angsuran penuh dari harga lump sum Mobilisasi
dikurangi sejumlah dari I % (satu persen) nilai angsuran tersebut untuk setiap
keterlambatan satu hari dalam penyelesaian sampai maksimum 50 (lima puluh) hari.
SEKSI 1.8
1.8.1 UMUM
1) URAIAN
Jika pada setiap saat, Pengawas Pekerjaan menetapkan bahwa ketentuan yang
sebagaimana mestinya untuk pengendalian lalu lintas yang berkeselamatan
tidak
disediakan, tidak dipclihara atau tidak dilaksanakan sesuai lingkup dari RMKL,
Pengawas Pekerjaan dapat membatasi kegiatan Penyedia Jasa yang
mempengaruhi situasi semacam ini sampal penyesuaian yang diperlukan telah
dilaksanakan. Pengawas Pekerjaan dapat juga menangguhkan seluruh
pekerjaan sampai penyesuaian tersebut dicapai.
Bilamana keselamatan pengguna jalan atau tenaga kerja diabaikan secara
serius dan dengan sengaJa oleh Penyedia Jasa, Pengawas Pekerjaan dapat
menghentikan kegiatan Penyedia Jasa yang terkait dan ketentuan pemotongan
dalam Pasal 1.624) dari Spesifikasi im harus berlaku jika terdapat kejadian
dan/atau kelalaian Penyedia Jasa.
Semua tenaga kerja paling sedikit benrsia 18 tahun, dan tenaga kerja hanrs
mengenakan baju yang reflektif, sepatu boot dan helm kerja pada setiap saat
selamajam kerja di dalam daerah kerja.
Pelaksanaan pengaturan lalu lintas perlu berkoordinasi dengan pihak Kepolisian
dan/atau Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan setempat.
Penyedia Jasa harus menyediakan petugas bendera (flagmen) dan/atau
perlengkapan jalan sementara pada setiap titik 10kasi konflik antara lalu lintas
umum dengan kendaraan dan/atau kegiatan proyek antara lain di :
a) Lokasi pertemuan jalan umum dengan jalan akses lokasi basecamp, sumber
bahan (quarry) dan/atau tumpukan bahan (stockpile material)
b) Lokasi awal dan akhir jalur lalu lintas pada segmen jalan yang sedang
dilakukan kegiatan konstruksi
c) Lokasi penemuan jalan umum dengan jalan akses kegiatan konstruksi.
d) Lokasi jembatan sementara.
e) Lokasi lainnya dengan potensi konflik lalu lintas umum dengan kendaraan
proyek
Pekerjaan pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem
reflektifyang disctujui Pengawas Pekcrjaan. Sistcm pcnerangan harus
ditcmpatkan dan dijalankan sedemikian hingga agar sorot cahaya tidak
mengganggu pengguna jalan pada lokasi tersebut. Lampu pijar tidak
diperkenankan untuk digunakan.
Pagar pengaman sementara dan/atau pembatas daerah konstruksl yang
bersinggungan langsung dengan jalur lalu lintas harus dilengkapi dengan lampu
pengaman sebagai tanda batas lokasi pekerjaan sekaligus sebagai pengarah
bagi pengguna ajalan untuk melalul jalur lalu lintas dengan aman.
Penyedia Jasa akan diberitahu setiap pekerjaan sipil lainnya yang terdaftar
dalam Lampiran I .8_A yang dijadwalkan untuk dilaksanakan selama Masa
Pelaksanaan.
5) PERNELIHARAAN PERLENGKĄPAN JALAN SEMENTARA
Penyedia Jasa harus menvediakan persoml untuk melakukan pengawasan
berkesinambungan terhadap kegiatan pengendalian lalu lintasnya. Personil
tersebut harus tersedia baik siang maupun malam untuk menanggapł
panggilan jika ada kerusakan dan/atau penułunan fungsi perlengkapan jalan
sementara, antara lain terhadap barikade, lampu, rambu-rambu sementara,
marka sementara dan sebagainya baik karena vandalisme atau kecelakaan lalu
lintas.
Penyediaan dan penempatan alat pemberi isyarat lalu lintas dan rambu lalu
lintas sementara sekurang-kurangnya harus sesuai dengan pedoman Teknis
Perencanaan Perambuan Sementara untuk Pekerjaan Jalan No.Pd-T-12-2003,
Instruksi Dirjen Bina Marga No.02/IN/Db/2012 atau penibahannya (iika ada)
tentang Panduan Teknis Rckayasa Keselamatan Jalan: Panduan Teknis 3:
Kesclamatan di Lokasi Pckerjaan Jalan, dan Peraturan Menteri Perhubungan
No. PM 13/2014 atau perubahannya (iika ada) tentang Rambu Lalu Lintas atau
yang termutakhir.
Bentuk-bentuk zona pekerjaan jalan beserta perlengkapan jalan sementara
yang disebutkan dalam Lampiran 1.8 A.
Semua ballan dan peralatan yang disediakan untuk implementasi kegiatan-
kegiatan manajemen dan keselamatan lalu lintas harus disediakan oleh
Penyedia Jasa dan tetap menjadi miliknya pada akhir Masa Kontrak.
Perlengkapan jalan sementara yang rusak oleh sebab apapun selama masa
pelaksanaan harus diperbaiki atau diganti segera, termasuk pengecatan jika
perlu oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri.
Bilamana tidak diperlukan lagi, perlengkapan jalan sementara harus
disingkirkan dari area kerja.
Perlengkapan jalan sementara harus dibuat sedemikian hingga tidak merusak
kendaraan yang melalui atau mencelakai pengguna jalan jika tertabrak dan
hanus tetap stabil dan berdiri di tempat ketika diterpa angin maupun getaran
akibat lalu lintas kendaraan berat.
KMKL hanıs şecara aktif beıpartİsİpasİ dalam semua rapat reguler maupun
khusus dengan Pengawas Pekcrjaan_ KMKL hanıs şiap dihubungi pada setiap
saat (24 jam per hari, 7 hari per minggu) melaluİ komunİkasİ bergerak untuk
mengatasi kesulitankesulitan, keadaan darurat, dan hal-hal lain terkaİt lalü
lintas dan manajcmen keselamatan lalü lintas selama Masa Pelaksanaan_
KMKL adalah individü yang bertanggungiawab atas semua permintaan
Pengawas Pekerjaan yang terkaİt dengan hal-hal manajemen dan keselamatan
lalü lintas. KMKL mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan dan
berkoordinasi dengan personİl Penyedia Jasa untuk hal-hal manajemen dan
keselamatan lalü lintas.
Semua penutupan dini/lambat atas jalan atau lajur di luar waktu yang
ditetapkan (Lampiran I .8.B, Tabel I .8.B.2) dapat dikategorikan sebagai
penutupanjalan yang tidak Semua penutupan total jalan tanpa suatu jalan
pengalihan yang pantas harus dipandang sebagai penutupan jalan yang tidak
sah dan Penyedia Jasa harus menanggung segala tuntutan yang timbul dari
pihak ketiga.
l) RAMBU-RAMBU SEMENTARA
Rambu yang digunakan dengan lembar bahan temple atau cat langsung
pada panel akan dipandang memenuhi syarat jika rambu tersebut memenuhi
ketentuan-ketentuan keterlihatan, keterbacaan dan warnanya memenuhi
kebutuhan sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
Perbedaan menyolok warna reflektif antara siang dan malam akan menjadi
dasar untuk menolak rambu-rambu tersebut.
a) Rambu-rambu Tetap
Rambu-rambu tetap harus dengan tiang kayu dengan cara yang sama
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan untuk pemasangan rambu-rambu pada tepi jalan, kecuali
berikut ini .
i) Pengaku dan rangka pada bagian belakang Panel dari rambu tidak diperlukan
Tinggi dari dasar Panel di atas tepi jalur lalu lintas Paling sedikit 1,5
meter kecuali jika rambu ditempatkan padajalur pejalan kaki dan
sepeda maka tinggi dari dasar Panel rambu di atas tepi jalur lalu
lintas Paling sedikit harus 2,1 meters
iii) Tiang rambu-rambu daerah konstruksi dapat dipasang tepat di atas
penunjang sementara rambu-rambu Yang berbentuk datar
sebagaimana disetujui Oleh Pengawas Pekeriaan, atau rambu-rambu
Yang dapat dipasang pada tiang listrik Yang ada atau penunjang
Iainnya sebagaimana Yang disetujui Pengawas Pekerjaan. Bilamana
ramburambu daerah konstruksi dipasang pada tiang listrik Yang ada,
maka tidak boleh dibuat lubang pada tiang Yang menunjang rambu
tersebut.
iv) Tiang yang tertanam harus dengan kedalaman 0,8 meter dan lubang
tiang harus ditimbun kembali di sekeliling tiang dengan beton mutu fc'
10 MPa atau sebagaimana Yang disetujui Oleh Pengawas Pekerjaan
b) Rambu Portabel
Masing-masing rambu portabel haruslah terdiri dari dasar, penunjang
atau kerangka dan Panel rambu. Unit-unit ini harus dapat dikirim ke lapangan
untuk digunakan dan ditempatkan untuk pelaksanaan Yang segera. Panel-panel
rambu untuk rambu portabel haruslah terdiri dari lembaran plywood.
Penunjang atau kerangka rambu harus mampu menunjang Panel dengan
dimensi maksimum 120 cm, dalam posisi tegak lurus dengan pusat dari panel
rambu dan jarak minimum Panel di atas perkerasan adalah 1,2 meter.
Jika rambu ponabel berpindah tempat atau terguling, Oleh sebab apapun,
selama kemajuan pekerjaan, Penyedia Jasa harus segera mengganti rambu-
rambu itu pada lokasi awal dari rambu-rambu tersebut.
c) Rambu Elektronik
Rambu elektronik Yang digunakan atau dipasang harus sesual dengan
peruturan dan ketentuan yang dikeluarkan oleh kementerian teknis terkait.
Semua rambu Yang digunakan pada pekerjaan konstruksi dan pada jalan
sementara mengacu kepada Peraturan Menteri Perhubungan No. 13 Tahun
2014 dengan spesifikasi teknis Yang diterbitkan oleh kementerian teknis terkait.
Penghalang lalü lintas, jenİs plastik hanıs digunakan untuk pengalİh lalü
lintas dari pcrkcrasan aspal beton yang bam.
Penghalang lalü lintas,jenis plastik hams cukup berat agar dapat tetap stabil
jika terdapat angin atau pusaran angin akibat lewatnya lalü lintas. Penghalang
ini hanıs dipasang rapat dan şaling mengunci sattı dengan yang lain sesuai
manual darİ pabrİk
Pcmbcrat yang digunakan untuk pcnghalang lalü lintas jcnİs plastik
haruslah air dan terisi sesuai dengan ketentuan pabrİk
4) LAIN-LAIN
Penyedia Jasa harus menvediakan pengatur lalu lintas dan pelayanan berikut
untuk pengendalian dan pemeliharaan lalu lintas Yang melalui daerah
konstruksi dengan subkomponen yang berbeda sebagaimana yang ditunjukkan
dałam Gambar.
Semua jalan alih sementara dan pemasangan pengendali lalu lintas Yang
disiapkan Oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan Pekerjaan harus dipelihara
agar tetap aman dan dalam kondisi pelayanan Yang memenuhi ketentuan dan
dapat diterima Pengawas Pekerjaan sehingga menjamin keselamatan lalu lintas
dan bagi pernakai jalan umum.
2) PEMBERSIHAN PENGHALANG
l) PENGUKURAN
2) PEMBAYARAN
1.19.1 UMUM
l)URAIAN PEKERIAAN
a) Seksi ini mcncakup ketentuan-kctcntuan penanganan kcsclamatan dan
keschatan kerja (K3) konstnıksi kepada setiap orang yang berada di tempat
kerja yang berhubungan dengan pemindahan bahan baktı, penggunaan
peralatan kerja konstruksi, proses prodüksi dan lingkungan sekitar tcmpat
kerja.
b) Pcnanganan K3 mcncakup penycdiaan sarana pcnccgah kccclakaan kcrja
dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil
yang kompeten dan organİsasİ pengendalian K3 Konstrüksi sesuaİ dengan
tingkat risİko yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan.
c) Penyedia Jasa hanıs mengİkutİ ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang
telluang dalam Peraturan NIcnterİ Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
No.02/PRT[NV2018 atau perubahannya (İika ada) tentang Pedoman Sistem
Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstrüksi Bidang
d) Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan dan
Jembatan NO. 004/BM/2006, serta peraturan terkaİt lainnya
e) Semua fasilitas dan sarana lainnya yang disiapkan oleh Penyedia Jasa
menurut Seksi ini tetap menjadİ milik Penyedia Jasa setelah Kontrak
berakhir.
2) FASILITAS SANITASI
a) Penyedia Jasa hanıs menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus
pia maupun toiIet khusus wanİta yang dipcrkerjakan di dalam atau di sekitar
tempat kerja serta tempat sampah dengan kapasitas yang memadai
b) Jika Penyedia Jasa mempekerjakan sampaİ dengan 30 orang tenaga kerja,
maka persyaratan minimumnya adalah: I toilet terdiri dari I kloset
c) Jika Penyedia Jasa mempekerjakan waım toİlet hanıs dişertaİ fasilitas
pembuangan pembalut wanita.
d) Toilet pria dan wanİta hanıs dipisahkan dengan dinding teflutup penuh.
Toİlet hanıs mudah diakses, mempunyai penerangan dan ventİlasİ yang
cukup, dan terlindung darİ cuaca. Jika toİlct bcrada di luar, hams discdiakan
jalur jalan kakİ yang baik dengan penerangan yang memadaİ di sepanjang
jalur tersebut. Toİlet hanıs dibuat dan ditempatkan sedemİkİan nıpa
sehinga dapat menjaga prİvasİ orang yang menggunakannya dan terbuat
darİ bahan yang mudah dibeısihkan.
e) Penyedia Jasa dapat menyediakan sanı toilet jika: jumlah pria dan setiap
jumlah wanİta kurang darİ 10 orang•, toİlet benar-benar tertutup;
mempunyai kuncİ dalam; tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanİta;
tidak terdapat urinal di dalam toilct tersebut.
f) Dalam segala hal toilet hanıs menyediakan sekurang-kurangnya air bersih
dengan debit yang cukup dan lancar, sistem plumbİng yang memişahkan
air bersih dan air kotor sena pembuangannya melalui saluran drainase
dengan sanitasi baik.
3) AIR MINUM
Penyedia Jasa hanıs menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi
seluruh tenaga kerja dengan persyaratan
a) Mudah diakses Oleh seluruh tenaga kerja dan diberİ label yang jelas
sebagaİ air mınum
b) Kontainer untuk air minum hanıs memenuhİ standar kesehatan yang
berlaku;
c) Jika disimpan dalam kontainer, kontainer harus: bersih dan terlindungi dan
kontaminasi dan panas; hams dikosongkan dan diisi air minum setiap hari
dari sumber Yang memenuhi standar kesehatan.
6) PENERANGAN
a) Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di mangan,
jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat
dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
b) Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detail, proses
berbahaya, atau jika menggunakan mesin.
c) Penerangan darurat yang memadai juga harus disediakan.
7) PEMELIHARAAN FASILITAS
Penyedia Jasa harus menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-
fasilitas yang disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses
secara nyaman oleh pekerja.
8) VENTILASI
a) Seluruh tempat kerja harus mempunyal aliran udara yang bersih.
b) Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnva tempat
pemotongan beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti perekat,
dan pada kondisi lainnya, Penycdİa Jasa hams mcnycdiakan alat pclindung
nafas scpcrtİ rcspirator dan pelindung mata.
a) Bekerja di tcmpat kcrja yang tinggİ hams dilakukan hanya Olch tcnaga kcrja
yang mempunyai pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya
yang dibutuhkan unluk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat.
b) Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggİ dapat menggunakan
saftı atau beberapa pelindung sebagaİ berikut: temli pengaman lokasi kerja,
jarİng pengaman, sistem penangkap jatuh.
c) Pengamanan di sekelİJİng pçlataran keçja atau tempat keçia
- Temli pengaman lokasi kerja hanıs dibuat sepanjang tepi lantaİ kerja atau
tempat kerja yang terbuka sesuaİ dengan Pasal 1.19.4 darİ Spesifikasi İni.
- Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum dan jika
ada bahaya materİal atau barang lain jatuh pada pcngguna jalan, maka
daerah di bawah pelataran kerja atau tempat kerja hanıs dibebaskan dari
akses orang atau dapat digunakan jarİng pengaman_
d) TeraIİ Pengaman Lokasi Kerİa
Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau
bukaan di atap, lantaİ, atau lubang lift, maka temli pengaman hanıs
memenuhİ syarat•
a) 900 — 1100 mm dari lantai kerja;
b) Mempunyai batang tengah (mid-rail);
c) Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat risİk0 jatuhnya
alat kerja atau material dari atap/tempat kerja.
e) Jaring Pengaman
- Tenaga kerja yang memasang jaring pengaman hams dilindungi dari
bahaya jatuh_ Sebaiknya digunakan kendaraan khusus (mobile work
platform) Saat memasang janng pengaman. Akan tetapi jika peralatan
mekanik tersebut tidak tersedia maka tenaga kerJa yang memasang
jaring harus dilindungi dengan tali pengaman (safety harness) yang
dikaitkan ke tali keselamatan (safety line) atau menggunakan perancah
(scaffolding).
- Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin pada Sisi dalam area
kerja.
- Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari
permukaan lantai/tanah sellingga jika seorang tenaga kerja jatuh pada
jaring tidak akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah
f) Sistem Pengaman Jatuh Individu (Individual Fall Arrest Sy§tem)
- Sistem pengaman jatuh individu (individualfall arrest system) termasuk
sistem rel inersia (inertia reel system), safety harness dan tali statik
Tenaga kerja yang diharuskan menggunakan alat ini harus dilatih terlebih
dahulu.
- Jenis sabuk pinggang tidak boleh digunakan untuk pekerjaan atap
- Tenaga kerja yang menggunakan safety harness tidak diperbolehkan
bekerja sendiri. Tenaga kerja yang jatuh dan tergantung pada safety
harness harus diselamatkan paling lambat 20 menit sejak terjatuh.
- Perhatian hams diberikan pada titik angker untuk tali statik, jalur rel
inersia, dan/atau j armg pengaman.
g) Tangga
Jika tangga akan digunakan, maka Penyedia Jasa harus:
- Memilih jenis tangga yang sesual dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
- Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
- Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan
akibat bergesemya tangga;
- Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan;
- Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa
tangga berada sekurang-kurangnya 1m di atas lantai kerja.
h) Perancah (scaffoldine)
- Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat
dibangun oleh orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder.
- Seluruh perancah harus diinspeksi oleh petugas yang berkompeten pada
saat sebelum digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekali saat
digunakan, setelah cuaca buruk atau gangguan lain yang dapat
mempenganlhi stabilitasnya, jika perancah tidak pernah digunakan dalam
jangka waktu lama. Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kemsakan
yang diperbaiki saat inspeksi. Catatan tersebut harus ditandatangani oleh
petugas yang melakukan inspeksi.
- Petugas yang melakukan inspeksi han1S memastikan bahwa .
1. Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
2. Semua komponen tiang diletakkan di atas fondasi yang kuat dan
dilengkapi dengan plat dasar_ Jika perlu, gunakan alas kayu atau cara
lainnya untuk mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam.
3. Perancah telah terhubung dengan bangunan/stmktur dengan kuat
sellingga dapat mencegah runtuhnya perancah dan menjaga agar
ikatannya cukup kuat.
4. Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak perancah didirikan,
maka ikatan tambahan atau cara lainnya untuk mengganti harus di
lakukan.
5. Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjamin
stabilitas.
6. Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum diindahkan.
7. Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan harus bersih
dari cacat dan telah tersusun dengan baik.
8. Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran.
9. Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi di mana suatu
orang dapat jatuh
10. Jika perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material,
pastikan bahwa bebannya disebarkan secara merata.
11. Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang
menggunakan perancah yang tidak lengkap.
1.19.5 ELEKTRIKAL
l) PASOKAN LISTRIK
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah
alat yang memenuhi syarat:
i) Mempunyai pasokan yang tensolasi Clari pembumian atau
grounaing (earth) dengan voltase antar konduktor tidak lebih dari
230 volt.
ii) Mempunyai sirkuit pembumian (earth) yang termonitor di mana
pasokan listrik pada alat akan secara otomatis terputus jika terjadi
kerusakan pada pembumian earth.
iii) Alat mempunyai insulasi ganda.
Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan pembumian
(earth) sedemikian rupa sehingga voltase ke pembumian (earth)
tidak akan melebihi 55 volt AC; atau
iv) Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual)
3) INSPÈKSI PERALATAN
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum
digunakan untuk pertama kali dan setelahnya sekurang-kurangnya tiap tiga
bulan. Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda
identifikasi yang menginformasikan tanggal terakhir inspeksi dan tanggal
inspeksi selanjutnya.
l) UMUM
Selunłh alat-alat bermesin hanłs dilengkapi dengan manual penggunaan
dan keselamatan yang salinannya dapat diakses secara mudah Oleh
operator atau pengawas lapangan.
2) ALAT PEMAKU DAN STAPLER OTOMATIS DAN PORTABEL
Jika Penyedia Jasa menggunakan pemaku dan Stapler otomatis dan
portabel, maka ketentuan keselamatan di bawah ini hanłs dipenuhi.
i) Alat tidak boleh diarahkan pada orang, walaupun alat tersebut
memiliki pengaman.
ii) Pemicu pada alat pemaku dan Stapler tidak boleh ditekan kecuali
uJung alat diarahkan pada suatu permukaan benda yang aman.
iii) Perhatian khusus hanłs diberikan jika memaku di daerah tepi suatu
benda.
iv) Jika sumber tenaga alat pemaku dan Stapler otomatis menggunakan
tenaga pneumatik, tidak diperkenankan menggunakan sumber gas
yang berbahaya dan mudah terbakar.
v) Alat yang rusak tidak boleh digunakan.
vi) Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus
digunakan saat menggunakan alat tersebut.
2.2.1 UMUM
l) Uraian
2) Gambar Keria
Pekerjaan Seksi lam vane berkaitan denean Seksi ini tetapi tidak terbatas benkut ini:
a) Kgjian Teknis Lapangan Seksi 1.9
b) Pengamanan Llngkungan Hidup Seksi 1.17
c) Keselamatan dan Kesehatan Kerja Seksi 1.19
d) Mans'\iemen Mutu Seksi 1.21
e) Selokan dan Saluran Air Seksi 2.1
4) Toleransi Dimensi
a) Sisi muka masing-masing batu Clari permukaan pasangan batu dengan mortar
tidak boleh melebihl I cm dari profil permukaan rata-rata pasangan batu dengan
mortar dl sekitarnya.
b) Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan
saluran air yang dibentuk dali pasangan batu dengan mortar tldak boleh
berbeda lebih Clari 3 cm dari profil permukaan lantai saluran yang ditentukan
atau disetujui, juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dari profil penampang
melmtang yang ditentukan atau disetuj ui.
c) Tebal m Immum setiap pekenaan pasangan batu dengan mortar haruslah 20
cm _
d) Profil akhir untuk stmktur kecil Yang tidak memikul beban sepelti lubang penampung
(catch Pits) dan lantai golak tidak boleh bergeser lebih dari 3 cm dari profil yang
ditentukan atau disetujui.
b) Pekerjaan pasangan batu dengan monar tidak boleh dimulai sebelum Pengawas
Pekerjaan menyetujui formasi Yang telah disiapkan untuk pelapisan.
6) Jadwal Kerja
a) Besamya pekerjaan pasangan batu dengan mortar Yang dilaksanakan setiap satuan
waktu haruslah dibatasi sesuai dengan tingkat kecepatan pemasangan untuk
menjamin agar seluruh batu hanya dipasang dengan adukan Yang baru.
b) Bilamana pasangan batu dengan monar digunakan pada lereng atau sebagai
pelapisan selokan, maka pembentukan penampang selokan pada tahap awal hanlslah
dibuat seolah-olah seperti tidak akan ada pasangan batu dengan mortar.
Pemangkasan tahap akhir hingga batas-batas Yang ditentukan haruslah dilaksanakan
sesaat sebelum pemasangan pasangan batu dengan mortar.
a) Pekerjaan pasangan batu dengan mortar Yang tidak memenuhi toleransi Yang
disyaratkan dalam Pasal 2.2.1.4) dari Spesifikasi ini harus diperbaiki Oleh Penyedia
Jasa dengan biaya sendiri dan dengan cara Yang diperintahkan Oleh Pengawas
Pekerjaan.
b) Bilamana kestabilan dan keutuhan dari pekerjaan Yang telah diselesalkan terganggu
atau rusak, Yang menurut pendapat Pengawas Pekeljaan diakibatkan Oleh kelalaian
Penyedia Jasa, maka Penyedia Jasa har-us mengganti dengan biayanya sendiri setiap
pekerjaan Yang terganggu atau rusak. Penyedia Jasa tidak bertanggungiawab atas
kerusakan Yang timbul berasal dari alam seperti angin topan atau pergeseran lapisan
tanah Yang tidak dapat dihindarkan, asalkan pekerjaan Yang rusak tersebut telah
diterima dan dinyatakan Oleh Pengawas Pekerjaan secara tertulis telah selesal.
l) Batu
a) Battl harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tldak
terbelah, yang utuh (sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara
dan air, dan cocok dalam segala hal untuk fungsi yang dimaksud.
b) Mutu dan ukuran batu hams disetujui oleh Pengawas Pekenaan sebelum
digunakan. Batu untuk pelapisan selokan dan saluran air sedapat
mungkin harus berbentuk persegi.
c) Kecuali ditentukan lain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu
yang digunakan untuk pasangan batu dengan mortar hams tertahan
ayakan 10 cm.
2) Mortar
3)Drainase Porous
2.2.3 PELAKSANAAN
b) Fondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan batu
dengan monar atau untuk struktur harus dislapkan sesuai dengan
ketentuan Seksi 3.1 Galian.
2) Penviapan Batu
a) Batu hams dibersihkan dari bahan yang memgikan, yang dapat mengurangi
kelekatan dengan adukan
a) Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasang
pada formasi yang telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit
demi sedikit sedemikian rupa sehingga permukaan batu akan tenanam pada
adukan sebelum mengeras.
b) Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa
sellingga satu batu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal
pelapisan yang diperlukan di mana tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap
lereng. Rongga yang terdapat di antara satu batu dengan lainnya hams disi
adukan dan adukan ini hams dikerjakan sampal hampir sama rata dengan
permukaan lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.
c) Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus
segera diselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dan adukan dengan
cara menyapunya dengan sapu yang kaku
d) Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat sepertl yang disyaratkan
untuk Pekerjaan Beton dalam Pasal 7.1.5.4) dari Spesifikasi ini.
e) Lereng yang berscbelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan
untuk mempe101eh bidang antar muka yang rapat dan rata dengan pasangan
batu dengan mortar sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan
mencegah genrsan pada tepi pekerjaan pasangan batu dengan mortar dan tidak
menimbulkan sedimentasi pada dasar saluran.
a) Tumit (cut onwall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit di
mana terdapat kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya
cetakan, hams dilaksanakan dengan mengisi galian atau cetakan dengan
adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yang digunakan dan
kemudian dengan segera memasang batu di atas adukan yang belum
mengeras. Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan proses
tersebut diulangi sampai cetakan tersebut terisi penuh. Adukan berikutnya
harus segera ditambahkan lagi sampai ke bagian puncak sehingga
memperoleh permukaan atas yang rata.
d) Setiap bahan yang melebihi volume teoritis yang disetujui tidak boleh
diukur atau dibayar.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas pasangan batu dengan mortar, ditentukan sepelti yang disyaratkan di atas akan
dibayar berdasarkan Harga Kontrak per satuan pengukuran untuk mata pembayaran
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga di mana harga dan
pembayaran tersebut harus menrpakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan, untuk semua formasi penyiapan fondasi yang diperlukan,
untuk pernbuatan lubang sulingan, untuk pengeringan air, untuk penimbunan kembali dan
pekerjaan akhir, dan semua pekerjaan atau biaya lainnya yang diperlukan atau biasanya
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti yang
diuraikan dalam Seksi ini.
SEKSI 3.1
GALIAN
3.1.1 UMUM
l) URAIAN
3) TOLERANSI DIMENSI
a) Elevasi akhir, garis dan formasi sesudah galian SC-Iain galian petkcrasan
beraspal danjatau perkerasan beton tidak boleh berbeda lebih tinggi dari 2
cm atau Icbih rcndah 3 cm pada sctlap titlk, dan I cm pada sctiap titik untuk
galian bahan perkerasan lama
b) Pemotongan permukaan Ieœng yang telah selesal tidak boleh berbeda dari
gans profil yang disvaratkan melampaui 10 cm untuk tanah dan 20 cm untuk
batu dl mana pemecahan batu yang berlebihan tak dapat terhindatkan
c) Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka
terhadap aliran air pemukaan harus cukup rata dan hams memiliki cukup
kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bcbas dari permukaan itu
tanpa terjadi genangan.
6) JADWAL KERJA
a) Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan
dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang
mulus (sound), dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan,
perendaman akibat hujan dan gangguan clari operasi pekerjaan berikutnya.
b) Galian saluran atau galian Iainnya yang memotong Jalan yang terbuka untuk
lalu lintas harus dilakukan dengan pelaksanaan setengah badan jalan
sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat.
c) Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau
operasioperasi pekeljaan Iainnya, Penyedia Jasa harus mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu atas jadwal gangguan tersebut dari pihak yang
berwenang dan juga dari Pengawas Pekerjaan.
d) Kecuali diperintahkan Iain oleh Pengawas Pekeljaan maka setiap galian
perkerasan beraspal harus ditutup kembali dengan campuran aspal pada hari
yang sama sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas.
a) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa hams
menyediakan semua bahan, perlengkapan dan tenaga kerja yang diperlukan
untuk pengenngan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pcmbuatan
drainase sementara, dinding penahan rembesan (cut offwall) dan cofferdam.
Pompa siap pakai di lapangan hams senantiasa dipelihara sepanjang waktu
untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengenngan
dengan pompa.
b) Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat
Iain di mana air tanah rembesan (ground water seepage) mungkin sudah
tercemari, maka Penyedia Jasa harus senantiasa memelihara tempat kerja
dengan memasok air bersih yang akan digunakan oleh tenaga kerja sebagai
air cuci, bersama-sama dengan sabun dan desinfektan yang memadai.
8) PERBAIKAN TERHADAP PEKERIAAN GALIAN VANG TIDAK MEMENUHI
KETENTUAN
l) PROSEDUR UMUM
a) Penggalian hanıs dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasİ yang
ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan Oleh Pengawas Pekeıjaan dan
hanıs mencakup pembuangan scmua matcrial/bahan dalam bentuk apapun
yang dijumpai, tennasuk tanah, battı, batu bata, beton, pasangan battı, bahan
organik dan bahan perkcrasan lama.
b) Pekerjaan galian hanıs dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal
mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian_ Bilamana
material/bahan yang teıekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau
fondasİ dalam keadaan lepms atau lunak atau kotor atau menumt pendapat
Pengawas Pekeğaan tidak memenuhi syarat, maka bahan teısebut hanıs
seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan Yang
memenuhi syarat, sebagaimana Yang diperintahkan Pengawas Pekelj aan.
c) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan Yang Sukar dibongkar dijumpai pada
garis formasi untuk selokan Yang diperkeras, pada tanah dasar untuk
perkerasan maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau fondasi
struktur, maka bahan tersebut harus digali 15 cm lebih dałam sampai
permukaan Yang mantap dan merata. Tonjolan-tonjolan batu Yang runcing
pada permukaan Yang terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan
batu Yang diameternya lebih besar clari 15 cm harus dibuang. Profil galian
Yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan
bahan Yang dipadatkan sesuai persetujuan Pengawas Pekerjaan.
d) Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika,
menurut pendapat Pengawas Pekerjaan, tidak praktłs menggunakan alat
bertekanan udara atau suatu pengganł (ripper) hidrolis berkuku tunggal
Pengawas Pekerjaan dapat melarang peledakan dan memerintahkan untuk
menggali batu dengan cara lain, jika, menurut pendapatnya, peledakan
tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya, atau bilamana
dirasa kurang cermat dałam pelaksanaannya.
e) Bilamana diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blastmg) untuk
melindungi orang, bangunan dan pekełjaan selama penggalian. Jika
dipandang perlu, peledakan harus dibatasi waktunya seperti Yang diuraikan
oleh Pengawas Pekerjaan.
f) Penggalian batu hanłs dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau
cara lainnya, sehingga tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi Yang
aman dan serata mungkin. Batu Yang lepas atau bergantungan dapat menjadi
tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus
dibuang, baik terjadi pada pemotongan batu Yang baru maupun Yang lama.
g) Dałam hal apapun perlu dipahami bahwa, selama pelaksanaan penggalian,
Penyedia Jasa harus melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya
sendiri untuk memastikan drainase alami dari air Yang mengalir pada
pennukaan tanah, agar dapat mencegah aliran tersebut mengalir masuk ke
dałam galian Yang telah terbuka.
6) COFFERDAM
a) Cofferdam yang sesuai dan praktis harus digunakan bilamana muka air Yang
dihadapi lebih tinggi dari elevasi dasar dari galian. Dalam pengajuannya,
Penvedia Jasa harus menyerahkan gambar yang menunjukkan usulannya
tentang metode pembuatan cofferdam untuk disetujui Oleh Pengawas
Pekerjaan.
b) Cofferdam atau krib untuk pembuatan fondasi, secara umum harus
dilaksanakan dengan benar Sampai di bawah dasar dari telapak dan har-us
diperkaku dengan benar dan sekedap mungkin yang dapat dilakukan. Secara
umum, dimensi bagian dalam dari cofferdam haruslah sedemikian hingga
memberikan ruang gerak Yang cukup untuk pemasangan cetakan dan
inspeksi pada bagain luar dari cofferdam, dan memungkinkan pemompaan di
luar cetakan_ Cofferdam atau krib Yang bergeser atau bergerak ke arah
sampmg selama pelaksanaan penurunan fondasi harus diperbaiki atau
diperluas sedemikian hingga dapat menyediakan ruang gerak Yang diperlukan
c) Bilamana terdapat kondisi-kondisi Yang dihadapi, sebagaimana ditentukan
Oleh Pengawas Pekerjaan, dengan memandang kondisi tersebut adalah tidak
praktis untuk mengeringkan air pada fondasi sebelum penempatantelapak,
Pengawas Pekerjaan dapat meminta pelaksanaan lapisan beton Yang kedap
dengan suatu dimensi Yang dipandang perlu, dan dengan ketebalan Yang
sedemikian untuk menahan setiap kemungkinan gaya angkat Yang akan
terjadi. Beton untuk lapisan kedap Yang demikian harus dipasang
sebagaimana Yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
diperintahkan Oleh Pengawas Pekerjaan. Fondasi Ini kemudian harus
dikeringkan dan telapak dipasang. Ketika krib pemberat digunakan dan berat
tersebut dimanfaatkan untuk mengatasi sebagian tekanan hidrostatis Yang
bekerja pada dasar dari lapisan kedap dari fondasi, jangkar khusus sepeni
dowel atau lidah-alur harus disediakan untuk memindahkan seluruh berat dari
krib ke lapisan kedap dari fondasi tersebut. Bilamana lapisan kedap dari
fondasi diletakkan di bawah permukaan air, cofferdam har-us dilepas atau
dipisah pada muka air terendah sebagaimana Yang diperintahkan.
d) Cofferdam haruslah dibuat untuk melingdungi beton Yang masih muda
terhadap kerusakan akibat naiknya aliran air Yang tiba-tiba dan untuk
mencegah kenisakan fondasi akibat erosi. Tidak ada kayu atau pengaku Yang
boleh ditinggal dalam coÛèrdam atau krib sedemikian hingga memperluas
pasangan batu bangunan bawah, tanpa persetujuan Pengawas Pekerjaan.
e) Setiap pemompaan yang diperkenankan dari bagian dalam dari setiap bagian
fondasi harus dilakukan sedemikian hingga dapat menghindarkan
kemungkinan terbawanya setiap bagian dari bahan beton tersebut. Setiap
pemompaan yang diperlukan selama pengecoran beton, atau untuk suatu
periode yang paling sedikit 24 jam sesudahnva, harus dilaksanakan dengan
pompa yang diletakkan di luar acuan beton tersebut. Pemompaan untuk
pengeringan air tidak boleh dimulai sampai lapisan kedap tersebut telah
mengeras sehingga cukup kuat menahan tekanan hidrostatis.
f) Jika tidak disebutkan sebaliknya, cofferdam atau krib, dengan semua turap
dan pengaku yang termasuk di dalamnya, harus disingkirkan oleh Penvedia
Jasa setelah bangunan bawah selesai. Pembongkaran harus dilakukan
sedemikian hingga tidak mengganggu, atau menandai pasangan batu yang
telah selesai dikerjakan.
7) PEMELIHARAAN SALURAN
Jika tidak disebutkan sebaliknya, tidak ada galian yang dilakukan di luar
sumuran, krib, cofferdam, atau turap pancang, dan dasar sungai yang
berdekatan dengan struktur tidak boleh terganggu tanpa persetujuan Pengawas
Pekerjaan. Jika setiap galian atau pengerukan dilakukan di tempat tersebut atau
struktur sebelum sumuran, krib, atau cofferdam diturunkan, Penyedia Jasa
haruslah, setelah dasar fondasi terpasang, menimbun kembali semua galian ini
sampai seperti permukaan asli atau dasar sungai sebelumnya dengan bahan
yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Bahan yang ditumpuk pada aliran
sungai dari fondasi atau galian lainnya atau dari penimbunan cofferdam harus
disingkirkan dan daerah aliran harus bebas dari segala halangan darinya.
Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk fondasi j
embatan atau struktur lainnya harus diletakkan sedemikian hingga tidak
menyebabkan terjadinya penggerusan dasar, tebing atau bantaran sungai.
8) GALIAN PADA SUMBER BAHAN
a) Sumber bahan (borrow pits), apakah di dalam Ruang Milik Jalan atau di
tempat lain, harus digali sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi Ini.
b) Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau mengoperasikan
sumber galian lama harus diperoleh secara tertulis dari Pengawas Pekerjaan
sebelum setiap operasi penggalian dimulai.
c) Sumber bahan (borrow pits) di atas tanah yang mungkin digunakan untuk
pelebaran jalan mendatang atau keperluan pemerintah tidak diperkenankan.
d) Penggalian sumber bahan hams dilarang atau dibatasi bilamana penggalian
ini dapat mengganggu drainase alam atau yang dirancang.
e) Pada daerah yang lebih tinggi dari permukaan jalan, sumber bahan harus
diratakan sedemikian rupa sellingga mengalirkan selunlh air permukaan ke
gorong-gorong berikutnya tanpa genangan_
f) Tepi galian pada sumber bahan tidak boleh beljarak lebih dekat dari 2 m dari
kaki setiap timbunan atau 10 m dari puncak setiap galian
TIMBUNAN
3.2.1 UMUM
l. URAIAN
Pekeriaan Seksi lain vang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas
berikut ini:
Toleransi Dimensİ
a) Elevasi dan kclandaian akhir sctclah pcmadatan hanıs tidak Icbih
tinggİ darİ 2 cm atau lebih rendah 3 cm dai yang ditentukan atau
disetujui.
b) Scluruh pcrmukaan akhİr timbunan yang terckspos hanıs cukup rata
dan hanıs memİlİkİ kelandaian yang cukup untuk menjamİn aliran
air pennukaan yang bcbas.
c) Pennukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervarİasİ lebih darİ
10 cm darİ garis profil yang ditcntukan.
d) Timbunan selaİn dah Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak
boleh dihampar dalam lapisan dcngan tebai padat Icbİh darİ 20 cm
atau dalam lapısan dengan tebai padat kurang darİ 10 cm.
4) STANDALRUIUKAN
6) JADWAL KERJA
3.2.2 BAHAN
l) SUMBER BAHAN
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai
dengan Seksi I. I I "Bahan dan Penyimpanan" dari Spesifikasi Illi.
2) TIMBUNAN BIASA
3) TIMBUNAN PILIHAN
Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa dan untuk keadaan di mana
penghamparan dalam kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindarkan
haruslah batu, pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih Iainnya dengan
Index Plastisitas maksimum 6 % (enam persen).
5) PENIMBUNAN KEMBALI BERBUTIR (GRANULAR BACK FILL)
Bahan timbunan berbutir daerah oplit harus terdiri clari kerikil pecah, batu,
timbunan batu atau pasir alam atau campuran yang baik dan kombinasi
bahan-bahan ini dengan bergradasi bukan menerus dan mempunyai Indeks
Plastisitas maksimum 10%. Gradasi timbunan berbutir daerah oprit
haruslah sebagaimana yang ditunjukkan Tabel 3.221) berikut
Tabel 3.221) Gradasi Pemmbunan Kembali Berbutir
Ukuran A akan
ASTM Persen Berat Yang Lolos
4' 100 100
No.4 4,75 25 - 90
No_200 0,075 0 - 10
2) PENUHAMPARAN TIMBUNAN
3) PEMADATAN TIMBUNAN
a) Lapisan tanah Yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar hams
dipadatkan Sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum Yang ditentukan
sesuai SNI 1742:2008. Untuk tanah Yang mengandung lebih dari 10 % bahan
Yang tertahan pada ayakan 19 mm, kepadatan kering maksimum Yang
diperoleh harus dik01eksi tethadap bahan Yang bemkuran lebih (oversize)
tersebut sebagaimana Yang diperintahkan Oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kenng maksimum
Yang ditentukan sesuai dengan SNI 1742:2008.
c) Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan Yang
dipadatkan sesuai dengan SNI 2828:2011 dan/atau Light Weight
Deýlectometer (LWD) Yang diuji sesuai dengan Pd 03-2016-13 Yang
dilengkapi dengan korelasi hubungan lendutan dengan kepadatan, bilamana
disetujui Oleh Pengawas Pekerjaan dan bila hasil setiap pengujian
6) PERCOBAAN PEMADATAN
2) DASAR PEMBAYARAN
SEKSİ 3.3
PENYIAPAN BADAN JALAN
3.3.1 UMUM
l) Uraian
b) Penyıapan tanah dasar İni juga termasuk bagİan darİ pekerjaan yang
dipcrsiapkan untuk dasar lapis fondasİ bawah (sub-base) perkemsan di
daerah galian. Tanah dasar hanıs mencakup seluruh lebarjalur lalü lintas dan
bahu jalan dan pelebaran setempat atau daerah-daemh terbatas semacam
itü sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar,
Pekerjaan penyiapan tanah dasar hanıs diperiksa, dİüJİ dan diterima Oleh
pengawas Pekeıjaan sebelum lapisan di atasnya akan dilaksanakan
c) Untuk jalan kerikil, pekeqaan dapat juga mencakup perataan berat dengan
motor grader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa penggaruan dan
tanpa penambahan bahan baru.
3) Toleransı Dimensi
a) Elevasi akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 sentimeter atau
lebih rendah 3 sentimeter dari yang disyaratkan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir hanıs cukup rata dan semgam sena memiliki
kelandaian yang cukup unluk menjamİn pengaliran air permukaan dan
mempunyai kemiringan melintang sesuaİ rancangan dengan toleransİ
4) Standar Rujukan
Standar nıjukan yang relevan adalah yang diberikan dalam Pasal 32.1.4) dari
Spesifikasi İni
İİ) Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data surveİ yang menun-
jukkan bahwa toleransi permukaan yang disyaratkan dalam Pasal
3.3.13) dipenuhi.
6) Jadwal Kerja
b) Bilamana permukaan tanah dasar disiapkan terlalu dini tanpa segera diikuti
oleh penghamparan lapis fondasi bawah, maka permukaan tanah dasar
dapat menjadi rusak. Oleh karena itu, luas pekerjaan penyiapan tanah dasar
yang tidak dapat dilindungi pada setiap saat hams dibatasi sedemikian rupa
sehingga daerah tersebut yang masih dapat dipelihara dengan peralatan
yang tersedia dan Penyedia Jasa harus mengatur penylapan tanah dasar
dan penempatan bahan perkerasan di mana satu dengan lainnya berjarak
cukup dekat
7) Kondisi Tempat Kena
Ketentuan dalam Pasal 3.1.1.7) dan 3.2.1.7), yang berhubungan dengan kondisi
tempat kerja yang disyaratkan, masing-masing untuk Galian dan Timbunan,
juga berlaku bilamana berhubungan dengan semua pekerjaan Penyiapan Badan
Jalan, bahkan pada tempat-tempat yang tidak memerlukan galian maupun
timbunan.
b) Penyedia Jasa hams mempelbaiki dengan biaya sendiri atas setiap alur
(rutting) atau gelombang yang tenadi akibat kelalaian tenaga kena atau lalu
lintas atau oleh sebab lainnya dengan membentuk dan memadatkannya
kembali, menggunakan mesin gilas dengan ukuran danjenis yang diperlukan
untuk pekerjaan perbaikan ini.
3.3.2 BAHAN
Tanah dasar dapat dibentuk dari Tlmbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis fondasi
Agregat atau Drainase Porous, atau tanah asli di daerah galian. Bahan yang
digunakan dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang diperintahkan Pengawas
Pekerjaan, dan sifat-sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yang dihampar dan
membentuk tanah dasar haruslah seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
2) Pemadatan Dasar
a) Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan dari
Pasal 3.2.3.3) clari Spesifikasi ini.
b) Ketentuan pemadatan dan jaminan mutu untuk tanah dasar diberikan dalam
Pasal 3.2.4 dari Spesifikasi ini.
Tanah Dasar pada setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung minimum
sebagaimana yang diberikan dalam Gambar, atau sekurang-kurangnya mempunyai
CBR minimum 6 % jika tidak disebutkan. Pekerjaan penyiapan tanah dasar bam
dilaksanakan bila pekerjaan lapis fondasi agregat atau perkerasan sudah akan
segera dilaksanakan
2) Dasar Pembavaran
1) Uraian
(b) Pernotongan pohon yang dipilih harus terdiri dari pernotongan semua
pohon Yang ditunjukkan dalam Gambar atau ditetapkan Oleh Pengawas
Pekerjaan dengan diameter 15 cm atau lebih Yang diukur satu meter di
atas permukaan tanah. Pekerjaan ini harus termasuk tidak hanya
penyingkiran dan pembuangan Sampai dapat diterima Oleh Pengawas
Pekerjaan atas setiap pohon tetapi j uga tunggul dan akar-akamya.
Pekerjaan yang disebutkan di seksi Iain dapat termasuk tetapi tidak boleh dibatasi
terhadap berikut ini.
a) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas Seksi 1.8
b) Pengamanan Lingkungan Hidup seksi 1.17
c) Keselamatan dan Kesehatan Kerja Seksi 1.19
4) Pengamanan Pekeriaan
Penyedia Jasa harus menanggung semua tanggungiawab untuk memastikan
keselamatan para tenaga kerja Yang melaksanakan pembersihan, pengupasan, dan
pemotongan pohon, serta keselamatan publik.
5) Jadwal Keria
Perluasan setiap pembersihan dan pengupasan pada setiap operasi harus
dibatasi sepadan dengan pemeliharaan permukaan Yang terekspos agar tetap
dalam kondisi Yang keras (Sound), dengan mempertlmbangkan akibat dari
pengeñngan, perendaman akibat hujan, dan gangguan dari operasi pekerjaan
berikutnya.
3.4.2 PELAKSANAAN
Pada daerah galian, semua tunggul dan akar harus dibuang sampai kedalaman
tidak kurang dari 50 cm di bawah permukaan akhir dari tanah dasar.
Pada daerah di bawah timbunan, di mana tanah humus atau bahan Yang tidak
dikendaki dibuang atau Yang ditetapkan untuk dipadatkan, semua tunggul dan
akar harus dibuang sampai kedalaman sekurang-kurangnya 30 cm di bawah
permukaan tanah asli atau 30 cm di bawah alas dari lapis permukaan Yang Paling
bawah
Pada daerah di bawah timbunan badan jalan yang ditetapkan Oleh Pengawas
Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyingkirkan semua tanah humus dan
membuangnya di lahan yang berdekatan atau diperintahkan
Secara umum tanah humus hanya termasuk pembuangan tanah yang cukup
subur yang mendorong atau mendukung tumbuhnya tanaman
Tidak ada pembuangan tanah humus yang keluar dari lokasi yang ditetapkan
dengan kedalaman yang kurang clari 30 Cm diukur secara vertikal atau
sebagaimana yang diperintahkan Oleh Pengawas Pekerjaan, dan tanah humus
itu harus dibuang temisah dari galian bahan Iainnya.
3) Pemotongan Pohon
Bilamana diperlukan untuk mencegah kerusakan terhadap struktur, bangunan
(property) Iainnya atau untuk mencegah bahaya atau gangguan terhadap lalu
Ilntas, bila diperlukan, pohon yang telah ditetapkan untuk ditebang harus
dipotong mulai dari atas ke bawah. Penyedia Jasa harus memmbun kembali
lubang-lubang yang disebabkan Oleh pembongkaran tunggul dan akar-akamya
dengan bahan yang cocok dan disetujui Oleh Pengawas Pekerjaan. Pekerjaan
penimbunan kembali ini tidak dibayar tersendiri, tetapi harus dipandang sebagai
kewaj iban Penyedia Jasa yang telah diperhitungkan dalam Harga Kontrak untuk
Pemotongan Pohon.
Semua pohon, tunggul. akar, dan sampah Iainnya yang diakibatkan Oleh operasi lni
harus dibuang Oleh Penyedia Jasa di luar Ruang Milik Jalan (Rumija) atau di lokasi
yang ditunjuk Oleh Pengawas Pekerjaan.
Pembersihan dan pengupasan Yang diperlukan untuk struktur permanen akan diukur
untuk pembayaran.
Pembersihan dan pengupasan untuk jalur pengangkutan, jalur pelayanan dan semua
konstruksi sementara tidak akan diukur untuk pembayaran.
3) Dasar Pembavaran
(a) Kuantitas pembersihan dan pengupasan, apakah terdapat air atau tidak
pada setiap kedalaman, ditetapkan sebagaimana Yang disebutkan di
atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak per meter persegi untuk Mata
Pembayaran Yang didaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, di mana harga dan pernbayaran tersebut harus
menrpakan kompensasi penuh untuk semua pekeqa, peralatan,
perlengkapan dan semua biaya Iain Yang perlu atau digunakan untuk
pelaksanaan Yang sebagaimana mestinya untuk pekerjaan Yang
diuraikan dalam Pasal ini.
(b) Pemotongan dan pembuangan setlap pohon Yang sama atau lebih besar
dari diameter 15 cm Yang diukur I meter dari permukaan tanah, sesuai
dengan
3.4.(4) Buah
Pemotongan Pohon Pilihan diameter — 75 cm
1) Uraian
a) Pennukaan lapis akhir hanrs sesuai dengan Tabel 5.1. I. l), dengan toleransi di
bawah ini .
c) Tebal total minimum Lapis Fondasi Agregat tidak boleh kurang satu sentimeter
dari tebal yang disyaratkan.
d) Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Kelas A dan Lapis Drainase tidak boleh
kurang satu sentimeter clari tebal Yang disyaratkan.
e) Pada permukaan Lapis Fondasi Agregat Kelas A Yang disiapkan untuk lapisan
resap pengikat atau pelaburan permukaan, bilamana semua bahan Yang
terlepas harus dibuang dengan sikał Yang keras, maka penyimpangan
maksimum pada kerataan permukaan Yang diukur dengan mistar lurus
sepanjang 3 m, diletakkan sejąiar atau melintang sumbu jalan, maksimum satu
sentimeter.
g) Lereng melintang bahu tidak boleh bervariasi lebih dari 1,0% dari lereng
melintang rancangan.
ii) Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
untuk Lapis Fondasi Agregat atau Lapis Drainase, bersama dengan
hasil pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa sifat-sifat
bahan yang ditentukan dalam Pasal 5.125) terpenuhi.
b) Penyedia Jasa harus mengirim berikut di bawah ini dalam bentuk tertulis
kepada Pengawas Pekerjaan segera setelah selesainya setiap mas pekcrjaan
dan sebelum persetujuan diberikan untuk penghamparan bahan lain di atas
Lapis Fondasi Agregat atau Lapis Drainase:
Lapis Fondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu
turun hujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau bila kadar
air bahan jadi tldak berada dalam rentang yang ditentukan dalam Pasal 5. I .3.3).
7) Perbaikan Terhadap Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase Yang Tidak
Memenuhi Ketentuan
a) Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak
memenuhi ketentuan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.3), atau
yang permukaannya menjadi tidak rata baik selama pelaksanaan atau
setelah pelaksanaan, harus diperbaiki dengan membongkar lapis
permukaan tersebut dan membuang atau menambahkan bahan
sebagaimana diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan pernbentukan dan
pernadatan kembali, atau dalam hal Lapisan Fondasi Agregat yang tidak
memenuhi ketentuan telah dilapisi dengan Lapisan diatasnya. Kekurangan
tebal dapat dikompensasi dengan Lapisan diatasnya dengan tebal yang
diperlukan untuk penyesuaian dengan bahan yang mempunyai kekuatan
minimum sama.
b) Lapis Fondasi Agregat yang terlalu kering untuk pernadatan, dalam hal
rentang kadar air seperti yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.3) atau seperti
yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan
menggaru bahan
c) Lapis Fondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan seperti yang
ditentukan dalam rentang kadar air yang disyaratkan dalam Pasal 5. I. 3.3)
atau seperti yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki
dengan menggaru bahan tersebut secara berulang-ulang pada cuaca kering
dengan peralatan yang disetujui disertai waktu jeda dalam pelaksanaannya.
Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat diperoleh
dengan cara tersebut di atas, maka Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan agar bahan tersebut dibuang dan diganti dengan bahan
kering yang memenuhi ketentuan.
d) Perbaikan atas Lapis Fondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan atau
sifat-sifat bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus seperti yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan
tambahan, penggaruan diserta] penyesuaian kadar air dan pemadatan
kembali, pembuangan dan penggantian bahan, atau menambah suatu
ketebalan dengan bahan tersebut.
Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan akibat penguJian
kepadatan atau lainnya harus segera ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dengan
bahan Lapis Fondasi Agregat, diikuti pemeñksaan oleh Pengawas Pekerjaan dan
dipadatkan sampai memenuhi kepadatan dan toleransl permukaan dalam
Spcsifikasi ini.
5.1.2 BAHAN
l) Sumber Bahan
Bahan Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus dipilih dari sumber yang
disetujui sesuai dengan Seksi l . ll Bahan dan Penyimpanan, dari Spesifikasi ini.
adalah untuk Lapis Fondasi Bawah. Lapis Fondasi Agregat Kelas S digunakan
untuk bahu jalan tanpa penutup.
Lapis Drainase clapat digunakan di bawah perkerasan beton semen baik langsung
maupun tidak langsung.
50 100
25,0 79 - 85 70 - 85 77 - 89 71 - 87
19,0 58 - 74
12,5 44 - 60
3/8' 9 50 44 - 30 - 65 41 - 66 34 - 50
58
4,75 29 -44 25 - 55 26 - 54 19 - 31
No.8 2,36
8 - 16
No.10
20 17 - 15 -40 15 - 42
30
No.16 1 18
No.40 0 425 7 - 17 8 -20 7 -26
No.200 0 075
2-8 2-8 4 - 16
Tabel 5.12.2) Sifat-sifat Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Dramase
Catatan :
1) 95/90 menunjukkan balnsa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih
dan 90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih_
2) 55/50 menunjukkan bahwa 55% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih
dan 50% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
3) 80/75 menunjukkan bahwa 80% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih
dan 75% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
c) Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapis Fondasi Agregat dan
Lapis Drainase, sesuai dengan butir (a) dan (b) di atas, harus disiapkan
dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Pekerjaan
paling sedikit 100 meter ke depan dari rencana akhir lokasi penghamparan
Lapis Fondasi pada setiap Saat. Untuk perbaikan tempat-tempat Yang
kurang dari 100 meter panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan
disetujui sebelum lapis fondasi agregat dihampar_
2) Penuhamparan
b) Setiap lapis hanıs dihampar pada suatu kcgİatan dengan takaran yang
merata agar mcnghasilkan tebai padat yang dipcrlukan dalam tolcransi yang
disyaratkan. Bilamana akan dihampar lebih darİ saftı lapis, maka
lapisanlapisan tcrscbut hanıs diusahakan sama tebalnya,
c) Lapis Fondasİ Agregat dan Lapis Draİnase hanıs dihampar dan dibentuk
dengan salah sanı metodc yang disctujui yang tidak mcycbabkan scgrcgasi
pada partikel agregat kasar dan halus. Bahan yang bersegregasi hanıs
diperbaiki atau dibuang dan dİgantİ dengan bahan yang bergradasi baİk.
3) Pemadatan
a) Scgcra sctclah pcncampuran dan pcmbcntukan akhİr, sctİap lapis hams
dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadaİ dan
disctujui Olch Pcngawas Pckcrjaan, hingga kcpadatan paling scdİkİt 100 %
darİ kcpadatan kcrİng maksimum modifikasi (modified) scpcrtİ yang
ditcntukan oleh ŞNİ 1743:2008, metode D untuk Lapis Fondasİ Agregat.
Pemadatan Lapis Draİnasc dcngan meşin gilas bcrpcnggctar (vibratory
roller) sckİtar 10 ton hanıs dilaksanakan sampaİ seluruh permukaan felah
mengalami penggilasan sebanyak enam lintasan dengan penggetar yang
diaktifkan atau sebagaimana dipcrintahkan Olch Pcngawas Pekcrjaan.
c) Pemadatan hanıs dilakukan hanya bila kadar air darİ bahan berada dalam
rcntang 3 % di bawah kadar air optimum şampaİ I % di ataş kadar air
optimum, di mana kadar air optimum adalah sepetti yang ditetapkan oleh
kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan Oleh
SINI 1743:2008, metode D.
4) Pengujlan
a) Jumlah data pendukung penguJian bahan Yang diperlukan untuk
persetujuan awal harus sepeni Yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan,
namun harus mencakup seluruh jenis pengujian Yang disyaratkan dalam
Pasal 5.1.2.5) mmimum pada tiga contoh Yang mewakili sumber bahan
Yang diusulkan, Yang dipilih untuk mewakili rentang mutu bahan Yang
mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut.
d) Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase harus diukur sebagai jumlah
meter kubik dari bahan Yang sudah dipadatkan, lengkap di tempat dan
diterima. Volume Yang diukur hams didasarkan atas penampang melintang
Yang ditunjukkan pada Gambar bila tebal Yang diperlukan merata, dan pada
penampang melintang Yang disetujui Pengawas Pekerjaan bila tebal Yang
diperlukan tidak merata, dan panjangnya diukur secara mendatar sepanjang
sumbu j alan.
Bilamana perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat Yang tidak memenuhi ketentuan
toleransi Yang disyaratkan dalam Pasal 5.1 1,3) atau tidak memenuhi ketentuan
Nomor Mata Uraian Satuan
Pemba aran Pengukuran
kepadatan dan/atau kadar air sebagaimana Yang disyaratkan Pasal 5.1.3.3), telah
diperintahkan Oleh Pengawas Pekeriaan sesuai dengan Pasal 5.1.1.7), kuantitas
Yang akan diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas Yang akan dibayar
seandainya pekerjaan semula telah diterima. Tidak ada pembayaran tambahan
Yang dilakukan untuk pekerjaan tambahan tersebut atau juga kuantitas tambahan
Yang diperlukan untuk pekerjaan perbaikan tersebut.
Bila penyesuaian kadar air telah diperintahkan Oleh Pengawas Pekerjaan sebelum
pemadatan, tidak ada pembayaran tambahan Yang dilakukan untuk penambahan
air atau pengeringan bahan atau untuk pekerjaan Iainya Yang diperlukan untuk
mendapatkan kadar air Yang memenuhi ketentuan.
3) Dasar Pembavaran
5.5.1 UMUM
1) Uraian
Pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base) dan
Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (Cement Treated Sub-Base) ini meliputi
penyediaan material, pencampuran dengan alat pencampur berpenggerak
sendin (self propelled mixer), pengangkutan, penghamparan, pemadatan
dengan roller, pembentukan pennukaan (shaping), perawatan (curmg) dan
penyelesaian (finishing), dan kegiatan insidentil yang berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan lapis fondasi agregat semen, sesuai dengan
Spesifikasi, garis, kelandaian, ketebalan dan penampang melintang
sebagaimana terterapada Gambar atau yang ditentukan oleh Pengawas
Pekerjaan.
3) Toleransi
a) Toleransi ukuran untuk pekerjaan persiapan badan jalan dan lapis fondasi bawah Oika
ada) harus sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 3.3.1.3) dan 5.1 1.3) dari Spesifikasi
ini-
b) Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Semen yang dihampar dan dipadatkan tidak
boleh kurang dari I cm dari tebal yang ditunjukkan dalam Gambar.
c) Tebal permukaan akhir dari Lapis Fondasi Agregat Semen harus mendekati elevasi
rancangan dan tidak boleh berbeda lebih dari I cm dari elevasi rancangan pada titik
manapun.
d) Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 meter diletakkan pada permukaan jalan sejajar
dan tegak lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi permukaan yang ada tidak boleh
melampaui I cm tiap 3 meter
e) Penyedia Jasa harus menyadari bahwa elevasi akhir permukaan Lapis Fondasi Atas
Bersemen yang tidak baik akan mengakibatkan bertambahnya kuantitas campuran
aspal yang akan digunakan agar memenuhi toleransi kerataan lapis permukaan
campuran aspal, kuantitas campuran aspal tambahan ini tidak boleh diukur untuk
pembayaran. Permukaan akhir Lapis Fondasi Atas Bersemen yang rata, tentu saja
akan memberikan solusi ekonomis terbaik bagi Penyedla Jasa dan juga menghasilkan
jalan yang terbaik.
4) Standar Ruiukan
SNI 1974:2011
SNI 2049:2015
SNI 2417:2008
SNI 28282011
SNI 6889:2014
SNI 7064:2014
SNI 7619 : 2012
Pd 03-2016-13
Semen Portland
D75M-09, IDT)
5) Persetuiuan
Lapis Fondasi Agregat Semen tidak boleh dikerjakan pada waktu turun hujan atau
ketika kondisi lapangan sedang basah/becek.
7) Perbaikan Terhadap_ Lapis Fondasi Agregat Semen Yang Tidak Memenuhi Ketentuan.
Atas instruksi Pengawas Pekeqaan, Penyedia Jasa harus memperbaiki Lapis Fondasi
Agregat Semen yang tidak memenuhi ketentuan sebagai diatur dalam spesifikasi
maupun gambar konstmksi termasuk antara lain
1) Semen Portland
2) Air
3) Agregat
l) Lapis Fondasi Agregat Semen terdiri dari agregat, semen dan air atas persetujuan
Pengawas Pekerjaan. Kadar semen harus ditentukan berdasarkan percobaan
laboratorium (laboratory test) dan campuran percobaan (trial mix). Kadar air
optimum harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium.
2) Rancangan Campuran
Kekuatan campuran didasarkan atas kuat tekan benda uji silinder diamater 150 mm dan
tinggi 300 mm pada umur 7 hari.
Benda uji silinder menggunakan bahan yang disiapkan sesuai SNI 1743:2008 metode
Catatan _
Persyaratan kuat tekan (unconfined compressive strength) dari Lapis Fondasi Agregat
Semen Kelas A (CTB) dan Kelas B (CTSB) dalam umur 7 hari masing-masing 45 — 55
kg/cm2 dan 35 — 45 kg/cm2 .
Desain campuran dalam Pasal 5.5.3.1) harus dicoba di lapangan dengan luas
pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen sepanjang 50 m di luar lokasi kegiatan
pekerjaan, kecuali jika terdapat keterbatasan lokasi atau sebab lainnya maka atas
izin Pengawas Pekerjaan dapat dilakukan penghamparan percobaan di dalam lokasi
kegiatan pekerjaan. Percobaan tambahan dapat diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan, bilamana percobaan per-tama dinilai tidak memenuhi ketentuan.
Jumlah total kuantitas semen yang diperlukan untuk pelaksanaan dengan tebal
penuh (full depth) harus dihampar merata di atas permukaan agregat yang
akan dicampur dengan pemasok mekanis terkendali yang disetujui dalam satu
kegiatan yang sedemikian hingga dapat diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
Peralatan apapun yang digunakan dalam penghamparan dan pencampuran
tidak diperkenankan melintasi hamparan semen yang masih segar sampai
kcgiatan pencampuran selesai dikerjakan.
Dua lintasan alat pencampur harus diberikan untuk memperoleh campuran semen Yang
rata pada seluruh ketebalan perkerasan.
Pencampuran harus dilakukan pada lajur kena dan Sisi perkerasan Yang lebih
rendah menuju Sisi Yang lebih tinggi, dengan tumpang tindih (overlap) Yang cukup
untuk memastikan keseragaman dan tanpa materiał Yang tak tercampur pada lajur
Yang Yang terkait. Lapisan Yang dicampur ini harus 0,5 m lebih lebar dari
perkerasan aspal pada setiap Sisi perkerasan.
Instalasi pencampur Yang tetap (tidak berpindah) harus menggunakan cara takaran
berat (weight-batching). Jumlah bahan agregat dan semen Yang harus diukur
dengan tepat pertama-tama harus dimasukkan ke dałam instalasi pencampur
kemudian air ditambahkan secukupnya agar kadar air hasil campuran terletak
dałam rentang Yang dirancang urntuk pemadatan di lapangan. Perhatian khusus
harus diberikan untuk memastikan bahwa semua semen tersebar merata di loadłng
skip dan dipasok merata di selunlh bak pencampur. Semen harus ditakar secara
akurat dengan timbangan, dan kemudian dicampur dengan bahan agregat Yang
akan distabilitasi. Bahan agregat harus dicampur sedemikian sehingga terdistribusi
merata di selunłh campuran.
5.5.1.3)
b) Lapisan Fondasi Bawah (Sub Base), jika ada, harus sesuai dengan
Spesifikasi Seksi 5.1 termasuk, ketebalan, ukuran, elevasi, seperti
ditunjukkan dałam Gambar.
c) Permukaan Tanah Dasar (Sub-grade) atau Lapis Fondasi Bawah (Sub Base)
harus bersih dan rata.
3) Pemadatan
b) Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan lebih
dari 30 menit untuk PC Tipe I atau waktu yang lebih panjang untuk
Semenjenis ppc.
(e) Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 60 menit semenjak semen
dicampur dengan air untuk PC Tipe I atau waktu yang lebih panjang untuk
semen jenis PPC sesuai dengan hasil pengujian waktu ikat awal menurut SNI
03-68272002.
Pernadatan harus telah selesai dalam waktu 60 menit semenjak semen dicampur
dengan airuntuk PC Tipe I atau waktu yang lebih panjang untuk semen
jenis PPC sesuai dengan hasil pengujian waktu ikat awal menurut SNI 03-
68272002.
(f) Untuk lapisan yang lebih dalam dari 20 cm, maka harus dilakukan 2
pengujian untuk masing-masing lokasi dengan bagian atas 15 cm dan bagian
bawah 15 cm. Upaya pemadatan harus disesuaikan untuk mencapai
pemadatan seluruh tebal yang memuaskan.
25 19
30 25
4) Perawatan ( Curine)
Segera setelah pemadatan terakhir dan atas usul Pengawas Pekerjaan bila permukaan
telah cukup kering harus ditutup minimum selama 4 hari dengan menggunakan:
a) Lembaran plastik atau terpal untuk menJaga penguapan air dalam Campuran.
b) Penyemprotan dengan Aspal Emulsl CSS-I dengan batasan pemakaian antara 0,35
- 0,50 liter per meter persegi.
c) Metode lain yang bertujuan melindungi Lapis Fondasi Agregat Semen adalah
dengan kamng goni yang dibasahi air selama masa perawatan (curing).
1) Umum
2) Kadar Penghamparan
Kadar penghamparan semen hanıs diperiksa paling sedikit 2 kali per hari, atau
diperintahkan atau dişetujui Oleh Pengawas Pekerjaan.
3) Kepadatğ!l
Kepadatan campuran hams dipcriksa dengan pengujıan palıng sedikit 2 lokasi per
hari sesuai dengan SNI 2828:2011 dan/atau Lighf Weight Defleclometer (LWD)
yang ditili sesuaİ dengan Pd 03-2016-13 yang dilengkapi dengan korelasi hubungan
lendutan dengan kepadatan, bilamana dişetujui Olch Pengawas Pekcrjaan,
Pengujian kenıcut pasir untuk lapisan yang lebih dalam darİ 20 cm, maka hanıs
dilakukan 2 pengujian untuk masıngmasing lokasi dengan bagıan ataş 15 cm dan
bagian bawah 15 cm
4) Penguİİan Kekuatan
Kuantitas yang disetujui dapat dibayar sesuaİ Harga Kontrak yaİtu per meter
kübik, sesuaİ dengan Daftar Mata Pembayaran di bawah İni dan dapat
ditunjukkan dalam Harga Satuan sudah termasuk kompensasi penuh untuk
semua bahan, pencampuran, pengangkutan, penghamparan/penempatan,
pemadatan, pemeliharaan,fìnishing, testing dan perbaikan permukaan semua
kebutuhan pengeluaran lainnya yang lazim dan pantas untuk menyelesaikan
keseluruhan dari pekerjaan yang ditentukan dalam Pasal ini.
Nomor Satuan
Mata Uraian Per ukuran
Pemba aran
5.5.(1) Meter kubik
Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (Cement
Treated Base = CTB)
5.5.(2) Meter kubik
Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (Cement
Treated Sub-Base = CTSB)
DIVISI 6
PERKERASAN ASPAL
SEKSI 6.1
6.1.1 UMUM
1) Uraian
m) Laburan Aspal Satu Lapis (B URTU) dan Laburan Aspal Dua Lapis Seksi 6.2
(BURDA)
Campuran Beraspal Panas SCksi 6.3
o) Campuran Bcraspal Hangat Seksi 6.4
q) Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin (Cold Paving Hot Mix Seksi 6.6
Asbuton)
r) Lapis Penetrasi Macadam dan Lapis Penetrasi Macadam Asbuton Seksi 6.7
3)Standar Rujukan
SNI 3643:2012 Metode uji persentase partikel aspal emulsi Yang tertahan
saringan 850 mikron.
SNI 03-3644-1994 Metode pengujian jenis muatan partikel aspal emulsi.
SNI 4798:2011 Spesifikasi aspal emulsi kationik.
SNI 4799:2008 Spesifikasi aspal Cair tipe penguapan sedang
SNI 4800:2011 Spesifikasi aspal Cair tipe penguapan cepat
SNI 03-6721-2002 Metode pengujian kekentalan aspal Cair dan aspal emulsi dengan
alat Saybolt
SNI 6832:2011 Spesifikasi aspal emulsi anionik.
AASHTO
AASHTO T59-15 Emulsifìed Asphalts
AASHTO T302-15 Polymer Content ofPolymer-Modifìed Emulsifìed Asphalt
Residue and Asphalt Binders
AASHTO w 16-13 Polymer-Modlfìed Canonic Emulsifìed Asphalt
ASTM:
Lapisan Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering atau mendekati
kering, dan Lapis Perekat hams disemprot hanya pada pennukaan yang benar-benar kering,
Penyemprotan Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat tidak boleh dilaksanakan waktu angin
kencang, hujan atau akan turun hujan.
5) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Clari Pekeciaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan
Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan pennukaan yang dilapisi dan tampak
merata, tanpa adanya bagian-bagian yang beralur atau kelebihan aspal.
Untuk Lapis Perekat, harus melekat dengan cukup kuat di atas permukaan yang disemprot.
Untuk penampilan yang kelihatan berbintik-bintik, sebagai akibat dari bahan aspal yang
didistribusikan sebagai butir-butir tersendiri dapat diterima asalkan penampilannya kelihatan rata
dan keseluruhan takaran pemakaiannya memenuhi ketentuan.
Untuk Lapis Resap Pengikat, setelah proses pengeringan, bahan aspal harus sudah meresap
ke dalam lapis fondasi, meninggalkan sebagian bahan aspal yang dapat ditunjukkan dengan
permukaan berwarna hitam yang merata dan tidak berongga (porotus). Tekstur untuk
permukaan lapis fondasi agregat harus rapi dan tidak boleh ada genangan atau lapisan tipis
aspal atau aspal tercampur agregat halus yang cukup tebal sehingga mudah dikupas dengan
pisau
Perbaikan darİ Lapis Rcsap Pcngikat dan Lapis Pcrckat yang tidak mcmcnuhİ kctcntuan
hams scpcrtİ yang dipcrintahkan Olch Pcngawas Pekerjaan, termasuk pembuangan bahan
yang berlebihan, penggunaan bahan penyerap (blotter material), atau pcnycmprotan
tambahan scpcrlunya. Pcngawas Pckcrjaan dapat mcmcrintahkan agar lubang yang beşar
atau kerusakan lain yang terjadİ dibongkar dan dipadatkan kembalİ atau penggantian
lapisan fondasİ diikuti oleh pengerjaan kembali I_apİs Resap Pcngikat.
6) Pengajuan Kesiapan Kerja
Penyedia Jasa hams mengajukan hal-hal berikut İni kepada Pengawas Pekerjaan
a) Lima liter contoh darİ setiap bahan aspal yang diusulkan Olch Penyedia Jasa untuk
digunakan dalam pekerjaaan dilengkapi sertifikat darİ pabrİk pembuatnya dan basil
pcngujian scpcrtİ yang disyaratkan dalam Pasal 1.1.3).c), diserahkan sebelum
pelaksanaan dimulai. Sertifikat tersebut hanıs menjelaskan bahwa bahan aspal
tersebut memenuhİ ketentuan darİ Spesifikasi dan jcnİs yang scsuaİ untuk bahan
Lapis Reşap Pengİkat atau Lapis Pcrckat, sepeni yang ditentukan pada Pasal 6. I .2
dari Spesifikasi ini.
b) Catatan kalibrasi darİ semua İnstrumen dan meteran pengukur dan tongkat celup
ukur untuk distributor aspal- sepeıti diuraikan dalam Pasal 6.1.3.3) dan 6_1_3_4) darİ
Spesifikasi İni, yang hanıs dişerahkan paling lambat 30 hari sebelum pelaksanaan
dimulai. Tongkat celup ukur, alat instrumen dan meteran pengukur hanıs dikalibrasi
şampaİ memenuhİ akurasİ, toleransi ketelitian dan ketentuan sepertİ diuraikan
dalam Pasal 6 _ I _ 3.4) darİ Spesifikasi ini dan tanggal pelaksanaan kalibrasi hanıs
tidak melebihi sanı tahtın sebelum pelaksanaan dimulaİ
c) Grafik penyemprotan hams memenuhi ketentuan Pasal 6.1.35) dari Spesifikasi İni
dan dişerahkan sebelum pelaksanaan dimulaİ.
d) Contoh-contoh bahan vang dipakai pada setiap hari kerja hanıs dilaksanakan sesuai
dengan Pasal _6 darİ Spesifikasi İni _ Laporan harian untuk pekeqaan pelaburan yang
telah dilakukan dan takaran pemakaian bahan hanıs memenuhi ketentuan Pasal 6. I
.6 dari Spesifikasi ini.
c) Bahan aspal tidak boleh dibuang sembarangan kecuali ke tempat yang disetujui Oleh
Pengawas Pekerjaan.
d) Penyedia Jasa harus melengkapi tempat pemanasan dengan fasilitas pencegahan dan
pengendalian kebakaran yang memadal, juga pengadaan dan sarana pertolongan
pertama.
8) Pengendalian Lalu
a) Pengendalian lalu lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8, Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas dan Pasal 6.1.5 dari Spcsifikasi ini.
b) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap dampak yang terjadi bila lalu lintas
yang dizinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat yang baru
dikerjakan.
6.1.2 BAHAN
a) Bahan aspal untuk Lapis Re sap Pengikat haruslah salah satu ketentuan dari berikut
ini:
i) Aspal emulsi yang mengikat sedang (medium setting) atau yang mengikat
lambat (slow setting) yang memenuhi SNI 4798:2011 untuk jenis kationik
atau SNI 6832:2011 untuk jenis anionik. Umumnya hanya aspal emulsi yang
dapat menunjukkan peresapan yang baik pada lapis fondasi tanpa pengikat
yang disetujui. Aspal emulsi jenis kationik harus digunakan pada permukaan
yang berbasis acidic (dominan Silika), sedangkan jenis anionik harus
digunakan pada pennukaan yang berbasis basaltic (dominan Karbonat)
ii) Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70, memenuhi ASTM 1)946/ 946M-15
diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak tanah yang
digunakan sebagaimana diperintahkan Oleh Pengawas Pekerjaan, setelah
percobaan di atas lapis fondasi atas Ying telah selesai sesuai dengan Pasal
6. I .4.2)_ Kecuali diperintah lain Oleh Pengawas Pekerjaan, perbandingan
pemakaian minyak tanah pada percobaan pertama harus dari 80 — 85
bagian minyak per 100 bagian aspal semen (80 - 85 pph) kurang lebih
ekivalen dengan viskositas aspal cair hasil kilangjenis MC-30).
b) Pemilihan jenis aspal emulsi yang digunakan, kationik atau anionik, harus sesuai
dengan muatan batuan lapis fondasi. Gunakan aspal emulsl kationik bila agregat
untuk lapis fondasi adalah agregat basa (bermuatan negatit) dan gunakan aspal
emulsi anionik bila agregat untuk lapis fondasi adalah agregat asam (bermuatan
positit). Bila ada keraguan atau bila bila aspal emulsi anionik sulit didapatkan,
Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan untuk menggunakan aspal emulsi
katiomk.
c) Bilamana lalu lintas diizinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka harus
digunakan bahan penyerap (blotter material) clari hasil pengayakan kerikil atau batu
pecah, terbebas dari butiran-butiran benninyak atau lunak, bahan kohesifatau bahan
organik Tidak kurang dari 98 persen harus 1010s ayakan ASTM 3/8" (9,5 mm) dan
tidak lebih clari 2 persen harus lolos ayakan ASTM NO. 8 (2,36 mm).
a) Aspal emulsi yang mengikat cepat (rapid setting) yang digunakan harus memenuhi
ketentuan SNI 4798:2011 untuk jenis kationik atau SNI 6832:2011 untuk jenis
anionik.
b) Aspal cair penguapan cepat atau sedang yang digunakan hams memenuhi ketentuan
SNI 4800:2011 dengan vlskositas aspal Cair jenis RC-250 atau MC 250. Bilamana
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, aspal keras Pen-60-70 atau Pen.80-lOO yang
memenuhi ketentuan ASTM D946/946M-15, dapat diencerkan dengan 30 bagian
bensin per 100 bagian aspal (30 pph) untuk RC250, atau 30 bagian minyak tanah per
100 bagian aspal (30 pph) untuk MC250. Proses pencampuran tidak boleh
dilaksanakan diatas nyala api baik langsung maupun tidak langsung.
c) Aspal emulsi yang digunakan hams aspal emulsi modifikasi yang mengikat lebih cepat
(quick setting) yang mengandung minimum 2,5% polimer, styrene butadiene rubber
latex (SBR latex) atau latex alam yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Tabel
6.124) dari Spesifikasi ini.
d) Bila lapis perekat dipasang di atas lapis beraspal atau berbahan pengikat aspal,
gunakan aspal emulsi kationik. Bila lapis perekat dipasang di atas perkerasan beton
atau berbahan pengikat semen, gunakan aspal emulsl anionik. Bila ada keraguan
atau bila bila aspal emulsi anionik sulit didapatkan, Pengawas Pekerjaan dapat
memerintahkan untuk menggunakan aspal emulsi kationik.
6.1.3 PERALATAN
l) Ketentuan Umum
Penyedia Jasa harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis dan atau
kompresor, distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan aspal dan peralatan Yang
sesuai untuk menyebarkan kelebihan bahan aspal.
3) Perlengkapan
Perlengkapan distributor aspal harus meliputi sebuah tachometer (pengukur
kecepatan putaran), meteran tekanan, tongkat celup yang telah dikalibrasi, sebuah
termometer untuk mengukur temperatur isi tangki, dan peralatan untuk mengukur
kecepatan lambat. Seluruh perlengkapan pengukur pada distributor harus
dikalibrasi untuk memenuhi toleransi yang ditentukan dalam Pasal 6.1.3.4) dari
Spesifikasi ini. Selanjutnya catatan kalibrasi yang teliti dan memenuhi ketentuan
tersebut harus diserahkan kepada Pengawas Pekerjaan.
Tachometer pengukur ± 1,5 persen dari Skala putaran penuh sesuai ketentuan
kecepatan putaran pompa BS 3403: 1972
Pengukur Suhu
± 5 oc, rentang 0 - 250 oc, minimum garis tengah arloji
70 mm
Pengukur volume atau ± 2 persen dari total volume tangki, nilai maksimum
tongkat cel up garis Skala Tongkat Celup 50 liter.
Buku petunjuk pelaksanaan hams menunjukkan diagram aliran pipa dan semua
petunjuk untuk cara kerja alat distributor.
c) Untuk lapis resap pengikat, jenis aspal emulsi yang digunakan harus
mengacu pada Pasal 6.121). dan untuk lapis perekat, jenis aspal emulsi
yang digunakan harus mengacu pada Pasal 6. .2.2).
h) Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di atas Lapis Fondasi Agregat Kelas
A, permukaan akhir yang telah disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat
kasar dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat halus tidak
akan diterima.
Lapis Resap Pengikat 0,4 sampai 1,3 liter (kadar residu* 0,22 — 0,72
liter) per meter persegi untuk Lapis Fondasi
Agregat tanpa bahan pengikat
Semua 0,12
0,12 - 0 0,12 -0 60
21
Catatan
(*) : kandungan bitumen di luar pelarut atau bahan emulsioner
3) Pelaksanaan Penvemprotan
b) Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal harus
disemprotkan dengan batang penyemprot dengan kadar aspal yang
diperintahkan, kecuali jika penyemprotan dengan distributor tidaklah praktis
untuk lokasi yang sempit, Pengawas Pekerjaan dapat menyetujui
pemakaian penyemprot aspal tangan (hand sprayer).
d) Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang
cukup kedap. Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan sampai seluruh
batas bahan pelindung tersemprot, dengan demikian seluruh nosel bekerja
dengan benar pada sepanjang bidang jalan yang akan disemprot.
e) Sisa aspal dalam tangki distributor harus dijaga tidak boleh kurang clari 10
persen dari kapasitas tangki untuk mencegah udara yang terperangkap
(masuk angin) dalam sistem penyemprotan.
k) Tempat-tcmpat bekas kertas rcsap untuk pengujian kadar bahan aspal pada
lokasi yang disemprot dengan distributor aspal hanıs dilabur kembali dengan
bahan aspal yang sejenİs şecara manual dengan kadar yang hampİr sama
dcngan kadar di sckitarnya.
a) Penyedia Jasa hanıs tetap memelihara pennukaan yang telah diberİ Lapis
Reşap Pengİkat atau Lapis Perekat sesuaİ standar yang ditetapkan dalam
Pasal 6.1.15) dari Spesifikasi ini sampai lapisan berikutnya dihampar.
Lapisan berikutnya hanya dapat dihampar setelah bahan reşap pengİkat
telah meresap sepenuhnya ke dalam lapis fondasİ dan telah mengeras
dalam waktu paling sedikit 48 jam setelah penyemprotan atau sebagaimana
yang diperıntahkan Oleh Pengawas Pekerjaan.
Untuk Lapis Resap Pengikat yang akan dilapisi Bunu atau Burda, waktu
penundaan hanıs sebagaımana yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan
minimum dua hari dan tak boleh lebih dari empat belas hari, tergantung
dari lalü lintas, cuaca, bahan aspal dan bahan lapis fondasi yang
digunakan.
b) Lalu lintas tidak diizinkan lewat sampai bahan aspal telah meresap dan
mengering serta tidak akan terkelupas akibat dilewati roda lalu lintas. Dalam
keadaan khusus, lalu lintas dapat diizinkan lewat sebelum waktu tersebut,
tetapi tidak boleh kurang dari empat jam setelah penghamparan Lapis
Resap Pengikat tersebut. Agregat penutup ("lotter material) Yang bersih,
Yang sesuai dengan ketentuan Pasal 6. I.2. l) „b) dari Spesifikasi ini harus
dihampar sebelum lalu lintas diizinkan lewat. Agregat penutup harus disebar
dari truk sedemikian rupa sehingga roda tidak melindas bahan aspal Yang
belum tertutup agregat. Bila penghamparan agregat penutup pada lajur
Yang sedang dikerjakan Yang bersebelahan dengan kliur Yang belum
dikerjakan, sebuah alur (Strip) Yang lebamya paling sedikit 20 cm
sepanJang tepi sambungan harus dibiarkan tanpa tertutup agregat, atau
jika sampai tertutup harus dibuat tidak tertutup agregat bila lajur kedua
sedang dipersiapkan untuk ditangani, agar memungkmkan tumpang tindih
(overlap) bahan aspal sesuai dengan Pasal 6.1.4.3).d) dari Spesifikasi ini.
Pemakaian agregat penutup harus dilaksanakan seminimum mungkin.
Pengeringan lapis perekat Yang basah akibat hujan turun dengan tiba-tiba dengan
menggunakan Ildara benekanan (compressor) dapat dilakukan sebelum lapis
beraspal dihampar hanya bila lamanya durasi hujan kurang dari 4 jam. Pemberian
kembali lapis perekat (retackcoating) harus dilakukan bila lapis perekat terkena
hujan lebih dari 4 Jam.
b) Dua liter contoh bahan aspal Yang akan dihampar hams diambil dari
distributor aspal, masing-masing pada Saat awal penyemprotan dan
pada Saat menjelang akhir penyemprotan.
a) Kuantitas dari bahan aspal Yang diukur untuk pembayaran adalah nilai
terkecil di antara berikut ini : jumlah liter residu menurut takaran Yang
diperlukan sesuai dengan Spesifikasi dan Yang diperintahkan Olch
Pengawas Pekerjaan, atau jumlah liter residu aktual Yang tethampar dan
diterima. Pengukuran berdasarkan volume harus diambil Saat bahan berada
pada temperatur keseluruhan Yang merata dan bebas dari gelembung
Ildara. Kuantitas dari aspal Yang digunakan harus diukur setelah setiap
lintasan penyemprotan.
3) Dasar Pembavaran
Kuantitas yang sebagaimana ditctapkan di ataş hams dibayar menurut Harga
Saman Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang tercantum di
bawah ini dan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana pembayaran tersebut
hanıs menıpakan kompensasi penuh untuk pengadaan dan penyemprotan seluruh
bahan, termasuk bahan penyerap (blotter malerial), penyemprotan ulang, termasuk
seluruh pekerja, peralatan, perlengkapan, dan setiap kegİatan yang diperlukan
untuk menyclesaıkan dan memelihara pekerjaan yang dİuraİkan dalanı Seksi
6.1.(1) Liter
6.1.(2a) Lapis Reşap Pengİkat - Aspal Caİr/Emulsİ Liter
6.1.(2b) Lapis Perekat - Aspal Caİr/Emulsİ
Liter
Lapis Perekat - Aspal Emulsi Modifikasi Polimer
SEKSI 6.3
6.3.1 UMUM
1) Uraian
Jenis campuran dan ketebalan lapisan harus seperti yang ditentukan pada
Gambar.
Stone Matrir Asphalt selanjutnya digebut SMA, terdiri dari tiga jenis:
SMA Tipis; SMA Halus dan SMA Kasar, dengan ukuran partikel
maksimum agregat masing-masing campuran adalah 12,5 mm, 19
mm, 25 mm. Setiap campuran SMA yang menggunakan bahan Aspal
Polymer disebut masingmasing sebagai SMA Tipis Modifikasi, SMA
Halus Modifikasi ddan SMA Kasar Modifikasi.
Lapis Aspal Beton (Laston) yang selanjutnya disebut AC, terdiri dari tiga jenis: AC Lapis Aus
(AC-WC); AC Lapis Antara (AC-Binder Course, ACBC) dan AC Lapis Fondasi (AC-Base),
dengan ukuran maksimum agregat
a) Tebal setiap lapisan campuran beraspal bukan Perata harus diperiksa dengan
benda uji ”inti” (core) perkerasan yang diambil Oleh Penyedia Jasa sesuai
petunjuk Pengawas Pekerjaan. Benda uji inti (core) paling sedikit harus
diambil dua titik pengujian yang mewakili per penampang melintang per laj ur
secara acak sebagaimana yang diperintahkan Oleh Pengawas Pekerjaan
dengan jarak memanjang antar penampang melintang yang diperiksa tidak
lebih dari 100 m.
c) Segmen adalah panjang hamparan yang dilapis dalam satu kali produksi AMP
dalam Satu hari pada satu hamparan_
e) Bilamana campuran beraspal yang dihampar lebih dari satu lapis dan tebal
aktual lapisan pertama tidak memenuhi tebal yang ditunjukkan dalam
Gambar, maka kekurangan tebal ini dapat diperbaiki dengan penyesuaian
tebal clari lapis berikutnya. Tebal total campuran beraspal tidak boleh kurang
clari jumlah tebal rancangan clari masing-masing jenis campuran yang
ditunjukkan dalam Gambar minus 5 mm. Bilamana penyesuaian tebal dari
lapis berikutnya yang terakhir (lapis permukaan) pada suatu sub-segmen
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang disebutkan di atas maka sub-
segmen yang tidak memenuhi syarat tersebut harus dibongkar atau dilapis
kembali dengan tebal nominal minimum yang disyaratkan dalam Tabel 6.3. l.
l). Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran beraspal
İs Antara AC-BC 60
İs Fondasİ AC-Base 7,5
i) Kerataan Melintang
Bilamana diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m Yang diletakkan
tepat di atas permukaan jalan tidak boleh melampaui 5 mm untuk
lapis aus dan lapis antara atau 10 mm untuk lapis fondasi.
Perbedaan setiap dua titik pada setiap penampang melintang tidak
boleh melampaui 5 mm dari elevasi Yang dihitung dari penampang
melintang yang ditunjukkan dalam Gambar.
Kerataan Memaniang
Setiap ketidakrataan individu bila diukur dengan Roll Profìlometer
tidak boleh melampaui 5 mm.
i) Bilamana campuran beraspal dihamparkan sebagai lapis perata maka tebal
lapisan tidak boleh melebihi 2,5 kali tebal nominal yang diberikan dalam
Tabel 6.3. I . l) dan tidak boleh kurang dari diameter maksimum partikel
Yang digunakan.
5) Standar Ruiukan
1) Agregat — Umum
2) Agregat Kasar
b) Fraksi agregat kasar harus clari batu pecah mesin dan disiapkan
dalam ukuran nominal sesuai dengan jenis campuran yang
direncanakan seperti ditunjukan padaTabe1 6.3.2_1b).
Catatan .
*) 100/90 menunjukkan bahwa menuniukkan bahua 100% agregat kasar
mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90% agregat kasar
mmepunyai muka bidang pecah dua alau lebih
**) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregatkasar mempunyai muka
bidangpecah satu atau lebih dan agregat kasar mmepunyai muka bidang
pecah dua atau lebih.
Tabel 6.3.2. I b) Ukuran Nominal Agregat Kasar Penampung Dingin untuk
Campuran Beraspal
Ya
Stone Matrix Asphalt - Tipis
5 - 10 10 - 14 14 - 22 22 - 30
3) Agregat Halus
% 1010s No.8 40 50 60 70
0/0 1010s No.30 lin sedikit 32 alin sedikit 40 alin sedikit 48 in sedikit 56
Tipe II Aspal
Tipe ı Modifikasi
No. Jenis Pengujian Metoda Pengujian Aspal
Elastomer Sintetİş
Pen.60-7
PG70 PG76
Penetmsİ pada 250C (0,1 mm) SNI 2456:2011 60-70 Dilaporkan (II
Temperatur yang menghasilkan
Geser
2, SM 06-6442-2000 70 76
Dinamis (G*/smÖ) pada osİlasİ
10 kPa, CC)
Viskositas Kinematis 1350C
Aşnım 170-10 300 3000
(cSt) 13)
4. Tİlik Lembek (cc) SM 2434:2011 Dilaporkan (21
Kelarutan dalam
7, Triehloroethylene AASHTO 99 99
Tempemtur yang
menghasilkan Geser Dinamis
12. SM 06-6442-2000 70 76
(G*/sİnÖ) pada osİlasİ 10
radjdetik 2272 kPa,
Penetmsİ pada 250C (Yo
13. SNI 2456:2011 54 54 54
semula)
14 Daktilitas pada 25 oc (cm) SM 2432:2011 50 50 225
Residu aspal segar setelah PAV (SM 034837-2002) pada temperatur 1000C dan
tekanan 2,1 MPa
Temperatur yang
menghasilkan Geser Dinamis
15. SM 06-6442-2000 31 34
(G*sİnÖ) pada osİlasİ 10
rad/detik 5000 kPa, ('C)
Catatan .
Penguiian semua sifat-sifat hams dilaksanakan sebagaimana yang disyaratkan
pada Pasal
Sedangkan untuk pengendalian mutu di lapangan, ketentuan untuk aspal
dengan penetrasi 50 adalah ± 4 (0, I mm) dan untuk as-pal dengan
penetrasi < 50 adalah 2 (0,1 mm), masing-masmg darl nilai penetrasi
yang dilaporkan pada suit penguiian semua sifat-sifat aspal keras.
2. Pengujian semua sifat-sifat harus dilaksanakan sebagaimana yang
disyaratkan pada Pasal 6.3.2.6).a). Sedangkan untuk pengendalian mutu di
lapangan, ketentuan titik lembek diterima adalah ± I 'C dari nilai titik
lembek yang dilaporkan pada Saat pengujian semua sifat-sifat aspal keras.
Vlskositas diuji juga pada temperatur 1000C dan 1600C untuk tlpe I, untuk
tipe Il pada temperatur 100 oc dan 170 oc untuk menetapkan temperatur
yang akan diterapkan pada pasal 6.3.5 )
4. Jika untuk pengujian viskositas tidak dilakukan sesuai dengan AASHTO no 1-
15 maka hasil pengujian harus dikonversikan ke satuan cSt,
Titik Nvala (Clavcland Open Cup). oc SNI 2433 : 2011 min. 180
8) Aspal Modifikasi
6.3.3 CAMPURAN
Min.
Rongga dalam campuran (0/0)
Maks. 50
Rasio VCAmiwVCAdrc
2
Pelelehan (mm)
Min 40
Rongga dalam campuran (0/0)
Maks. 60
Min 30
Rongga dalam campuran (0/0)
Min 2
Pelelehan (mm)
Maks 4
Min 30
Rongga dalarn campuran (0/0)
50
Catatan
1) Penentuan VCAmix dan VCAdrc sesuai AASHTO R46-08(2012).
VCAmix : voids in coarse aggregate Within compacted mixture.
VCAdrc : voids in coarse aggregatefraction
in condition. 2) Pengujian draindown sesuai
AASHTO T305-14
3) Modilikasi Marshall lihat Lampiran 6.3.13.
4) Rongga dalam campuran dihitung berdasarkan pengujian Berat Jenis
Maksimum Agregat (Gmm test, SNI 036893-2002).
5) Pengawas Pekerjaan dapat atau menyetujui AASHTO n 83-14 sebagai
alternatifpenguiian kepekaan terhadap kadar air. Pengkondisian beku cair
(freeze thaw conditioning) tidak diperlukan. Nilai Indirect Tensile Strength
Retaincud (ITSR) minimum pada VIM (Rongga dalam Campuran) 7% Untuk
mendapatkan VIM 70/0±0750/0, buatlah benda uji Marshall dengan variasi
tumbukan pada kadar aspal optimum, misal 2x40, 2x50, 2x60 dan 2x75
tumbukan. Kemudian dari setiap benda uji tersebut, hitung nilai VIM dan
buat hubungan antara jumlah tumbukan dan VIM. Dan gratik tersebut dapat
diketahul .lumlah tumbukan yang memillkl nilai VIM
7±050/0, kemudian lakažkan pengujian ITSR untuk mendapatkan Indtrect
Tensile Strength Ratio (ITSR) sesuai SNI 6753:2008 atau AASTHO 1283-14
tanpa pengondisian -18 ±
6) Untuk menentukan kepadatan membal (refusal), disarankan menggunakan
penumbuk bergetar (vibratory hammer) agar pecahnya butiran agregat
dalam campuran dapat dillindari. Jika digunakan penumbukan manual
jumlah tumbukan per bidang harus 600 untuk cetakan berdiamater 6 inch
dan 400 untuk cetakan berdiamater 4 inch
7) Pengujian Wheel Tracking Machine (WTM) harus dilakukan pada temperatur
600C. Prosedur pengujian harus mengikuti pada Technical Guideline for
Pavement Design and Construction, Japan Road Association (JRA 2005).
a) Sumber-sumber agregat.
Kadaras al Toleransi
Kadar as al 0 3 % berat total cam uran
Temperatur Campuran Toleransi
- 10 oc darİ temperatur
Bahan meningga[kan ANIP dan dikirim ke
campuran beraspal di truk saat
tempat penghamparan
keluar darİ AMP
d) Interpretasi Toleransj Yan! Diizinkan
4) Ayakan Panas
b) Tiap muatan hams ditutup dengan kanvas/tcıpal atau bahan lainnya yang
cocok dengan ukuran yang sedemİkİan rupa agar dapat melindungi
campuran beraspal terhadap cuaca dan proses oksidasi_ Bilamana
dianggap perlu, bak trük hendaknya diisolasi dan seluruh penutup hanıs
dİİkat kencang agar campuran beraspal yang tiba di lapangan pada
temperatur yang disyaratkan.
d) Dump Trük yang mcmpunyai badan mcnjulur dan bukaan ke aralı belakang
hanıs disetel agar selunıh campuran beraspal dapat dituang ke dalam
pcnampung darİ alat pcnghampar aspal tanpa mcngganggu kerataan
pcngoperasian alat pcnghampar dan trük hams tctap bcrscntuhan dengan
alat penghampar. Tnık yang mempunyai lebar yang tidak sesuaİ dengan
lebar alat pcnghampar tidak dipcrkcnankan untuk digunakan. Trük aspal
dcngan muatan Icbİh tidak diperkenankan.
cepat dan efisien dan harus mempunyai kecepatan jalan mundur sepeni
halnya maju. Penampung (hopper) harus mempunyai sayap-sayap yang
dapat dilipat pada Saat setiap muatan campuran beraspal hamplr habis
untuk menghindari sisa bahan yang sudah mendingin di dalamnya.
a) Setiap alat penghampar harus disenai paling sedikit dua alat pemadat
roda baja (steel wheel roller) di mana salah satu pemadat adalah
pemadat bergetar drum ganda (twm drum vibratory) untuk SMA dan satu
alat pemadat roda karet (tyre roller) untuk yang campuran aspal lainnya
yang bukan SMA. Paling sedikit harus disediakan satu tambahan alat
pemadat roda baja (steel wheel roller) untuk SMA dan satu tambahan
pemadat roda karet (tyre roller) untuk setiap kapasitas produksi yang
melebihi 40 ton per jam. Semua alat pemadat harus mempunyai tenaga
penggerak sendiri.
b) Alat pemadat roda karet harus dari jenis yang disetujui dan memiliki tidak
kurang dari sembilan roda yang permukaannya halus dengan ukuran
yang sama dan mampu dioperasikan pada tekanan ban pompa (6,0 - 6,5)
kg/cm2 atau (85 — 90) psipadajumlah lapis anyaman ban (ply) yang
sama. Roda-roda harus berjarak sama satu sama lain pada kedua sumbu
dan diatur sedemikian rupa sehingga tengah-tengah roda pada sumbu
yang satu terletak di antara roda-roda pada sumbu yang lainnya secara
tumpang-tindih (overlap). Setiap roda harus dipertahankan tekanan
pompanya pada tekanan operasi yang disyaratkan sehingga selisih
tekanan pompa antara dua roda tidak melebihi 0,35 kg/cm2 (5 psi).
Suatu perangkat pengukur tekanan ban harus disediakan untuk
memeriksa dan menyetel tekanan ban pompa di lapangan pada setlap
saat. Untuk setiap ukuran dan jenis ban yang digunakan, Penyedia Jasa
harus memberikan kepada Pengawas Pekerjaan grafik atau tabel yang
menunjukkan hubungan antara beban roda, tekanan ban pompa,
tekanan pada bidang kontak, lebar dan luas bidang kontak. Setiap alat
pemadat han1S dilengkapi dengan suatu cara pcnyetelan berat total
dengan pengaturan beban (hallasting) sehingga beban per lebar roda
dapat diubah dalam rentang(300 — 600) kilogram per 0,1 meter.
Tekanan dan beban roda hanrs disetel sesuai dengan permintaan
Pengawas Pekerjaan, agar dapat memenuhi ketentuan setiap aplikasi
khusus. Pada umumnya pemadatan dengan alat pemadat roda karet
pada setiap lapis campuran beraspal harus dengan tekanan yang setinggi
mungkin yang masih dapat dipikul bahan.
c) Alat pemadat roda baja yang bermesin sendiri dapat dibagi atas dua
jenis:
* Alat pemadat tandem statis
* Alat pemadat bergetar drum ganda (twin drum vibratory).
l) Kemajuan Pekerjaan
3) Penyiapan Agregat
4) Penviapan Pencampuran
a) Agregat kering Yang telah disiapkan seperti Yang dijelaskan di
atas, harus dicampur di instalasi pencampuran dengan proporsi
tiap fraksi agregat yang tepat agar memenuhi rumusan
campuran kerja (JMF). Proporsi takaran ini harus ditentukan
dengan mencari gradasi secara basah dari contoh Yang diambil
dari tumpukan agregat (stockpile) segera sebelum produksi
campuran dimulai dan pada interval waktu tertentu
sesudahnya, sebagaimana ditetapkan Oleh Pengawas
Pekerjaan, untuk menjamm pengendalian penakaran. Khusus
untuk SMA, sebelum bahan aspal dimasukkan ke dalam pugmill
maka serat sellulosa dengan jumlah Yang ditetapkan sesuai
dengan JMF dimasukkan ke dalam agregat kering melalui
corong pugmill dan diaduk (dry mix) dalam waktu 15 Sampai
20 detik_ Selanjutnya bahan aspal harus ditimbang atau diukur
dan dimasukkan ke dalam alat pencampur dengan jumlah yang
ditetapkan sesuai dengan JMF. Bilamana digunakan instalasi
pencampur
Catatan .
1 ) Perkiraan temperatur Aspal Tipe I harus disesuaikan dengan
korelasi viskositas dan temperatur. 2) I Pas = I .000 cSt= I
mm2/s di mana :
2) Acuan Tepi
Untuk menjamin sambungan memanjang vertikal maka hams
digunakan besi profil siku dengan ukuran tinggi 5 mm lebih kecil dari
tebal rencana dan dipakukan pada perkerasan dibawahnya.
3) Penghamparan Dan Pembentukan
4) Pemadatan
i) Pemadatan Awal
ii) Pemadatan Antara
iii) Pemadatan Akhir
100 m.
2) Ketentuan Kgpądątąn
c) Benda uji inti paling sedikit harus diambil dua titik pengujian
yang mewakili per penampang melintang per lajur yang diambil
secara acak dengan jarak memanjang antar penampang
melintang yang diperiksa tidak lebih dari 100
Campuran 98,1 95
Beraspal 98 5 98,3 94,9
Iamn 98 94 8
97,1 94
Lataston (HRS) 97 5 97,3 93,9
97,5 93,8
3) Jumlah Pengambilan Benda Uii Cąmpurąn berąspąl
1) Pengukuran Pekerjaan
iv) SMA Tipis atau SMA Tipis Modifikasi akan diukur dan
dibayar dalam Seksi 4.7 dari Spesifikasi ini.
2) Dasar Pembavaran
Kuantitas yang sebagaimana ditcntukan di ataş hams dibayar menurut
Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang
ditunjukkan di bawah ini dan dalam Daftar Kuantıntas dan Harga, di
mana harga dan pembayaran tersebut hanıs merupakan kompcnsasi
penuh untuk mengadakan dan memproduksi dan menguji dan
mencampur serta menghampar semua bahan, termasuk semua
pekeqa, peralatan, pengujian, perkakas dan pelengkapan lainnya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi
ini.
Nom or Mata Satuan
Pemba aran Uraian Pen ukuran
SEKSİ 9.Z
PEKERJAAN LAİN-LAIN
9.2.1 UMUM
1) Uraİan
Penvedia Jasa hanıs menyediakan Gambar Kerja yang menunjukkan rute yang
pasti dari kabel dan saluran bavvah tanah dan di atas tanah, jalur yang pasti dari
semua saluran dan trunkıng, lokasi manho/e, box sambungan dan tarikan, jumlah
dan ukuran kabcl pada setiap saluran atau ırunkjng, pengaturan hubungan akhir
dari panel penerangan jalan, detaİl şaluran kabel dan metode pemasangan panel
penerangan jalan untuk disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum memulai tiap
bagian pekerjaan. Semua Gambar Kerja hanıs diserahkan dalam jumlah rangkap
dan dalam periode yang ditentukan di bawah
a) Detail dari saluran kabel dan metode pemasangan panel penerangan jalan
dan kabel masuk ke bangunan. Gambar Kerja harus diserahkan dalam
waktu dua bulan dari penyerahan lapangan kepada Penyedia Jasa, atau
sebagaimana ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan.
b) Semua Gambar Kerja yang lain harus diserahkan dalam periode satu bulan
dari persetujuan panel peneranganjalan oleh Pengawas Pekerjaan.
c) Walaupun demikian Penycdia Jasa diwajibkan memasang saluran listrik
sebelum periode ini. Penyedia Jasa juga harus menyerahkan Gambar Kerja
yang berhubungan sekurang-kurangnya satu bulan sebelum usulan hari
memulai pekerjaan.
d) Penyedia Jasa harus menyerahkan jadwal yang menyatakan tanggal yang
mana pekerjaan dari bagian yang berbeda harus terjadi, bersama-sama
dengan pemasukan Gambar Kerja.
Setelah selesai pengujian, Penyedia Jasa harus membuat Gambar Terlaksana dari
Gambar dan diagram sirkuit, yang menyatakan secarajelas tiap perubahan yang
telah dibuat dari rancangan awal.
h) Galian Scksi
i) Timbunanseksi 32
j) Beton dan Beton Kinerja TinggiSeksi 7.1 k) Baja Tulanganseksi 7.3 1) Baja
StrukturSeksi 7 _4 m) Adukan SemenSeksi 7.8
n) Pembongkaran Strukturseksi 7.15
4) Standar Ruiukan
EuroDean Standard (EN)
EN 61347-1:2015 Inmp controlgear - Part l: General and safety
requirements.
a) Konfigurasi. ukumn dan warna marka jalan harus memenuhi Peraturan Menteri
Perhubungan No PM 67/2018.
b) Rambu jalan harus mempunyai ukuran, warna, jenis dan luas permukaan yang
memantul sesuai ketentuan dari Peraturan Menteri Perhubungan No-PM
13/2014. Setiap perbedaan yang terjadi antara ketentuan untuk rambu-rambu
tersebut dan yang ditunjukkan dalam Gambar harus diperiksa oleh Pengawas
Pekerjaan sebelum pelaksanaan dimulai.
i) Satu liter contoh cat untuk setiap warna dan jenis cat bersama dengan data
pendukung untuk setiap jenis cat berikut Ini hams diserahkan kepada
Pengawas Pekenaan:
Sebuah tiang dari pipa baja yang di galvanisir untuk rambu jalan harus
diserahkan kepada Pengawas Pekerj aan.
iii) Satu lembar plat rambu jalan yang telah selesai dicat harus diserahkan kepada
Pengawas Pekerjaan.
Sepotong rel pengaman yang telah digalvanisir sepanjang m harus diserahkan
kepada Pengawas Pekerjaan.
v) Satu buah paku jalan tidak memantul dan/atau memantul harus diserahkan kepada
Pengawas Pekerjaan.
vi) Dua buah keœb pracetak bilamana unit-unit kereb pracetak mi dibuat di luar lokasi
proyek besefia sertifikat pengujian dari pabrik pembuatnya yang membuktikan
mutu bahan baku yang digunakan dan bahan olahan harus diserahkan kepada
Pengawas Pekeljaan.
vii) Dua buah contoh blok beton (paving block) beserta seltifikat dari pabrik
pembuatnya hams diajukan pada Pengawas Pekeljaan.
6) Jadwal Pekeriaan
Agar dapat memelihara keamanan jalan lama sebaİk mungkİn selama Masa
Pelaksanaan, pemasangan banı atau penggantian rambu jalan, patok pengaman,
patok kilometer, patok hektometer rei pengaman, paktı jalan tidak memantul
dan/atau memantul, kereb beton, blok beton. beton pcmisah jalur, lampu pencrangan
jalan, pagar pemisah pedcstrian hanıs dilaksanakan dan marka jalan hanıs dicat pada
pennukaan jalan sedini mungkin dalam Masa Pelaksanaan.
Setiap jenis perlengkapan jalan atau pengecatan marka jalan atau alat pengendali
isyarat lalü lintas atau lampu penemngan jalan yang tidak memenuhİ ketentuan darİ
Spesifikasi İni atatı menunıt pendapat Pengawas Pekerjaan dalam segala hal tidak
dapat diterima, maka hanıs diperbaiki atau diganti oleh Penyedia Jasa dengan biaya
sendiri atas petunjuk Pengawas Pekcrjaan.
Pengendalian lalü lintas hanıs memenuhi ketentuan dari Seksi 1.8. Manajemen dan
Keselamatan Lalü Lintas.
a) Untuk pabrikasi aktual, pemasangan dan ujİ pekerjaan sepertİ dİuraİkan pada
Pasa] İni, Penycdia Jasa hanıs menggunakan personİl yang alili dan
berpengalaman yang telah terbiasa dengan persyaratan darİ pekerıaan İni dan
rekomendasi pemasangan darİ Pabrik, dengan ketentuan di bawah İni
İ) Dalam menerİma dan menolak sistem kelistnkan yang dipasang,
tidak dİİzİnkan kcahIİan yang kurang darİ pcmasang.
b) Scmua pckcrjaan hams sesuaİ dcngan Gambar dan Spcsİfikasİ İni, juga
memenuhi peraturan berikut:
PASAL 15
PAPAN NAMA PROYEK
Rekanan harus memasang papan nama proyek dilokasi pekerjaan dengan ukuran 0,8 x 1,2
m2 berwarna dasar putih dengan tulisan hitam dibuat dari multiplek (9 mm) dan dilapisi
benner. Masing- masing kaki papan nama di cat dengan warna putih. Papan nama proyek
dipasang pada tempat yang mudah dibaca selama masa pelaksanaan kegiatan.
PASAL 16
PEKERJAAN LAIN – LAIN
1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang mana masih termasuk
lingkup dalam pelaksanaan ini Penyedia Jasa harus menyelesaikan sesuai dengan
petunjuk, Perintah Pengawas dan Pemberi Tugas, baik sesudah atau selama
berjalannya pekerjaan, serta perubahan-perubahan di dalam Berita Acara Aanwijzing.
2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Pengawas, dengan dibuat Berita Acara yang disyahkan oleh
Pemberi Tugas.
PASAL 17
PENUTUP
Hal-hal yang belum tercantum pada Spesifikasi Teknis ini akan diatur atau ditentukan di
kemudian hari oleh Direksi pekerjaan.