3. Situasi Pekerjaan
a. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pembangunan
Fasilitas Pendukung Kawasan Wisata Pedesaan/
Perkotaan Desa Lendang Are. Secara lengkap jenis
pekerjaan tersebut dapat dilihat pada gambar, dokumen
pengadaan dan tercantum pada Bill Of Quantity (BQ).
b. Lokasi ini terletak di Desa Lendang Are Kecamatan
Kopang, Kabupaten Lombok Tengah.
c. Waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk pekerjaan ini
selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender.
d. Pada saat Aanwizjing lapangan lokasi akan ditunjukkan
pekerjaan yang akan dilaksanakan, Kontraktor wajib meneliti
situasi Tapak, terutama keadaan tanah, sifat dan luasnya
pekerjaan, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawaran. untuk itu setiap rekanan diharuskan meneliti
dengan seksama setiap detail bangunan rencana.
e. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi
yang ada (existing) di Tapak yang meliputi antara lain:
pepohonan, saluran drainase, pipa, kabel di bawah tanah
6. Konsultan Pengawas
Peralatan Bekerja
Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat
pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang
benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Bahan-Bahan Bangunan
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup
untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat
pada waktunya.
2. Dokumen Gambar
Penjelasan Dokumen dan Gambar
a. Kontraktor/Pemborong wajib meneliti semua gambar dan
Dokumen termasuk tambahan dan perubahannya yang
dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
b. Bila gambar tidak sesuai dengan Dokumen dan atau tidak
ada, maka Kontraktor/Pemborong segera berkoordinasi
dengan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana
serta Tim Teknis, sehingga keputusan yang diambil adalah
sepakatan antara pihak-pihak yang terkait.
c. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan
sehingga dalam pelaksanaan akan menimbulkan kesalahan,
Kontraktor/Pemborong wajib menanyakan kepada Konsultan
Pengawas dan atau Konsultan Perencana.
Perbedaan Gambar
a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain
dalam satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai
skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku).
b. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan
Sipil/Struktur, maka Kontraktor/Pemborong wajib
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Konsultan
Perencana.
c. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam
pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu
mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal
terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-
perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-
raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor/Pemborong
diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas secara
tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuan dengan
Konsultan Pengawas/Direksi dan Konsultan Perencana,
untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan
dijadikan pegangan.
d. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor/Pemborong untuk memperpanjang/meng “klaim”
biaya maupun waktu pelaksanaan.
Shop Drawing
a. Shop Drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di
lapangan yang harus dibuat oleh Kontraktor/Pemborong
berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan.
b. Kontraktor/Pemborong wajib membuat Shop Drawing untuk
detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar
Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas.
c. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan
digambarkan semua data yang diperlukan termasuk
pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk,
cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus
sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup
secara lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak
Gambar Kerja
a. Gambar Kerja adalah gambar yang dibuat
Kontraktor/Pemborong (termasuk gambar perubahan) yang
sudah disyahkan oleh Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana dan Tim Teknis:
- pekerjaan belum dapat dimulai sebelum Gambar Kerja
mendapat persetujuan;
- persetujuan terhadap Gambar Kerja bukan berarti
menghilangkan tanggung jawab Kontraktor/Pemborong
terhadap pelaksanaan pekerjaan. Keterlambatan atas
proses pembuatan Shop Drawing ini tidak berarti
4. Nota Desain
Nota desain sebagai pertanggung jawaban Perencana jika terjadi
permasalahan teknis (terlampir).
menilainya.
c. Contoh bahan/material yang akan digunakan harus diadakan
atas tanggungan Kontraktor/Pemborong, setelah disetujui
oleh Konsultan Pengawas maka bahan/material tersebut
harus ditandai dan diadakan untuk dipakai dalam pekerjaan
nantinya.
d. Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh
Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar penolakan bila
ternyata bahan/material yang dipakai tidak sesuai dengan
contoh.
e. Dalam pengajuan harga penawaran, Kontraktor/Pemborong
harus menyertakan biaya untuk pengujian berbagai
bahan/material. Tanpa mengingat jumlah tersebut,
Kontraktor/Pemborong tetap bertanggung jawab pula atas
biaya pengujian bahan/material yang tidak memenuhi syarat
atas perintah Konsultan Pengawas.
f. Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang
tercantum dalam Dokumen ini atau melalui contoh yang
telah diberikan ternyata dalam pengadaannya tidak
mencukupi dalam jumlahnya (persediaan terbatas) maka
penggantian bahan/material hanya dapat diberikan dengan
ijin dari Konsultan Pengawas.
g. Apabila Kontraktor/Pemborong dalam penggunaan
bahan/material tidak sesuai dengan ketentuan tanpa
persetujuan Konsultan Pengawas maka Konsultan
Pengawas berhak untuk meminta mengganti/membongkar
bagian pekerjaan yang menggunakan bahan/material
tersebut untuk diganti dengan yang sesuai ketentuan kecuali
terdapat alasan tertentu yang diketahui dan disetujui
Konsultan Pengawas.
h. Bahan/Material yang dikirim tidak sesuai spesifikasi harus
dikeluarkan dari lokasi proyek paling lambat 2 x 24 jam.
i. Semua kejadian dari point (a) Sampai dengan (h). Dibuat
Berita Acara dan ditandatangani oleh Kontraktor/Pemborong,
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis.
Pemeriksaan dan Pengujian
a. Dalam kaitannya dengan harga penawaran,
Kontraktor/Pemborong harus sudah memperhitungkan dan
memasukkan segala keperluan biaya-biaya pemeriksaan,
Kemajuan Pekerjaan
a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang
harus disediakan oleh Kontraktor/Pemborong demikian pula
metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan
sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan
Pengawas.
b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan
pada suatu waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas
telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu
yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang,
maka Konsultan Pengawas harus memberikan petunjuk
secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna
melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus
dikerjakan sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam
spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian
lainnya.
Arsitektural
1) Memelihara secara baik dan teratur jalan keluar sebagai
sarana penyelamat (egress) bagi pemilik dan pengguna
bangunan.
2) Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur tampak luar
bangunan sehingga tetap rapih dan bersih.
3) Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur dalam
ruang serta perlengkapannya.
4) Menyediakan sistem dan sarana pemeliharaan yang
memadai dan berfungsi secara baik, berupa
perlengkapan/peralatan tetap dan/atau alat bantu kerja
(tools).
5) Melakukan cara pemeliharaan ornamen arsitektural dan
dekorasi yang benar oleh petugas yang mempunyai keahlian
dan/atau kompetensi di bidangnya.
Struktural
1) Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur struktur
Resiko
a. Jika hasil pekerjaan Penyedia barang/jasa musnah/rusak
sebagian atau keseluruhan akibat kelalaian penyedia
barang/jasa sebelum diserahkan kepada Pengguna
barang/jasa, maka penyedia barang/jasa bertanggung jawab
sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul akibat
keadaan tersebut.
Jika hasil pekerjaan penyedia barang/jasa sebagian atau
seluruhnya musnah/rusak diluar kesalahan kedua belah
pihak akibat keadaan memaksa, maka segala kerugian yang
timbul akibat keadaan ini akan ditanggung oleh kedua belah
pihak.
b. Jika hasil pekerjaan penyedia barang/jasa sebagian atau
seluruhnya musnah/rusak disebabkan oleh suatu cacat cacat
tersembunyi dalam struktur atau disebabkan oleh retaknya
tanah, maka penyedia barang/jasa bertanggung jawab
selama 10 (sepuluh) tahun sejak pekerjaan diserah
terimakan untuk yang kedua kalinya.
c. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun pihak
lain berkaitan dengan pelaksanaan pekejaan ini sepenuhnya
menjadi beban dan tanggung jawab penyedia barang/jasa di
dalam maupun di luar pengadilan.
d. Bilamana selama penyedia barang/jasa melaksanakan
pekerjaan ini menimbulkan kerugian PIHAK KETIGA (orang
lain yang tidak ada sangkut pautnya dalam pekerjaan ini),
maka resiko tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
penyedia barang/jasa.
Penyelesaian Perselisihan
a. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, pada
dasarnya akan diselesaikan secara musyawarah.
b. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan dengan
musyawarah, maka diselesalkan oleh suatu Panitia
Pendamai yang berfungsi sebagai juri/wasit, dibentuk dan
diangkat oleh kedua belah pihak yang terdiri dari:
Seorang wakil dari pengguna barang/jasa sebagai
anggota
Seorang wakil dari penyedia barang/jasa sebagai
anggota
Seorang wakil dari pihak ke tiga sebagai ketua yang
disetujui oleh kedua belah pihak
c. Keputusan panitia pendamai ini mengikat kedua belah pihak.
Jika perselisihan sebagaimana dimaksud tidak dapat
diselesaikan, maka akan diselesaikan melalui Pengadilan
Negeri Kabupaten Lombok Tengah di Praya.
MENERANGKAN:
4. Uji Material
Beberapa yang harus dilakukan uji material:
a) Pengujian beton
b) Pengujian besi
c) Pengujian baja
5. Direksi keet
a) Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan membuat
bangunan sementara guna kepentingan Penyedia Jasa
Konstruksi sendiri, yang lokasinya akan ditunjukkan oleh
Konsultan Pengawas.
b) Bentuk dan ukuran Kantor Proyek, Gudang dan Los
Pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhannya, tidak
mengabaikan keamanan dan kebersihan dan bahaya
kebakaran, serta memperhatikan lokasi yang tersedia
sehingga tidak mengganggu kelancaran.
c) Selesai proyek, seluruh bangunan sementara (bangunan
saja) menjadi milik Penyedia Jasa Konstruksi, dan
Penyedia Jasa Konstruksi wajib membongkar serta
memindahkan bongkaran bangunan sementara tersebut
setelah mendapat instruksi dari Konsultan Pengawas.
d) Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk
menempatkan barang-barang dan material pelaksanaan
baik diluar (terbuka) ataupun didalam gudang sesuai
dengan sifat-sifat barang dan material tersebut dengan
persetujuan Konsultan Pengawas, sehingga akan
menjamin keamanannya dan terhindar dari kerusakan-
kerusakan yang diakibatkan oleh cara penyimpanan
yang salah.
e) Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan
untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan yang
Pemasangan Bouwplank
a. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari Kayu Borneo
dengan ukuran tebal 3 cm. dan lebar 15 cm., lurus dan
diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
b. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan
jarak satu sama lain adalah 1,50 m. tertancap di tanah
sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.
c. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as
fondasi terluar atau sesuai dengan keadaan setempat.
d. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan
antara satu dengan lainnya atau rata waterpass, kecuali
dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
e. Setelah selesai pemasangan papan bangunan,
Kontraktor/Pemborong harus melaporkan kepada
b. Peralatan Kerja
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan
oleh Kontraktor, sebelum pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan
baik dan siap pakai.
e. Kebutuhan SDM/Pekerja
Kebutuhan SDM/pekerja disesuaikan dengan jenis lingkup
pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Standar/Rujukan
- American Association of State Highway and
Transportation Officials (AASHTO)
- American Society for Testing and Materials (ASTM)
- Semua peraturan dan standar lokal yang berlaku.
3. Prosedur Umum
- Penggalian
1) Lebar galian harus dibuat cukup lebar sesuai
dengan gambar kerja untuk memberikan ruang
gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
2) Setiap kali pekerjaan galian selesai, Penyedia Jasa
Konstruksi wajib melaporkannya kepada Konsultan
Pengawas untuk diperiksa sebelum melaksanakan
pekerjaan selanjutnya.
3) Semua lapisan keras atau permukaan keras
lainnya yang digali harus bebas dari bahan lepas,
bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas sebelum
menempatkan bahan urugan.
4) Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi
penggalian rencana, Penyedia Jasa Konstruksi
harus melakukan penggalian tambahan sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas, sampai kedalaman
dimana daya dukung yang sesuai tercapai.
5) Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak
boleh diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya
siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air
permukaan lainnya tidak merusak permukaan
galian.
Untuk menggali tanah lunak, Penyedia Jasa
Konstruksi harus memasang dinding penahan tanah
sementara untuk mencegah longsornya tanah ke
dalam lubang galian.
Penyedia Jasa Konstruksi harus melindungi galian
dari genangan air atau air hujan dengan
menyediakan saluran pengeringan sementara atau
pompa.
- Pemadatan
4. Spesifikasi Bahan
- Pasir urug, sirtu, dan tanah urug. Khusus untuk tanah
urug tidak menggunakan tanah lempung.
- Bahan urugan harus bebas dari bahan organik,
gumpalan besar, kayu, bahan-bahan lain yang
mengganggu dan butiran batu lebih besar dari
100 mm dan memiliki gradasi sedemikian rupa
agar pemadatan berjalan lancar.
- Bila menurut pendapat Konsultan Pengawas, suatu
bahan tidak dapat diperoleh, penggunaan batu-
batuan atau kerikil yang dicampur dengan tanah
dapat diijinkan, dalam hal ini, bahan yang lebih
besar dari 150 mm dan lebih kecil dari 50 mm tidak
diijinkan digunakan, dan persentase pasir harus
berjumlah cukup untuk mengisi celah dan
membentuk kepadatan tanah yang seragam dengan
nilai kepadatan yang sesuai.
- Semua bahan galian kecuali tanah tidak dijinkan
digunakan sebagai bahan urugan kecuali disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
- Bahan urugan yang disimpan di dekat tempat kerja
untuk waktu lebih dari 12 jam harus dilindungi dengan
lembaran plastik agar tidak terjadi penyimpangan
pada bahan urugan yang telah disetujui tersebut.
- Setiap lapisan bahan urugan, bila kering, harus
5. Pelaksanaan Pekerjaan
Galian
a) Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila
dasar galian telah mencapai elevasi yang
ditentukan atau telah disetujui Konsultan
Pengawas.
b) Semua bahan galian harus dikumpulkan dan atau
ditumpuk pada tempat tertentu sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas. Bila disetujui Konsultan
Pengawas, bahan galian tersebut dapat digunakan
untuk bahan urugan atau dibuang dari lokasi
proyek.
c) Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis
batas dan elevasi yang ditentukan atau petunjuk
Konsultan Pengawas, yang disebabkan karena
kesalahan Penyedia Jasa Konstruksi, kelebihan
penggalian tersebut tidak dapat dibayar dan
Penyedia Jasa Konstruksi harus memperbaiki
daerah tersebut atas biaya Penyedia Jasa
Konstruksi.
d) Penggalian harus dilakukan dengan cara
sedemikian rupa agar tidak merusak patok-patok
pengukuran atau pekerjaan lain yang telah
selesai. Semua kerusakan yang disebabkan
karena pekerjaan penggalian menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi dan harus
diperbaiki oleh Penyedia Jasa Konstruksi tanpa
biaya tambahan atau waktu.
e) Penyedia Jasa Konstruksi harus menyingkirkan
setiap batuan yang ditemukan pada daerah elevasi
akhir pada kedalaman minimal 150 mm di bawah
elevasi akhir rencana. Batuan dapat berupa batu
Urugan
1) Penempatan Bahan Urugan
a) Bahan urugan tidak boleh dihampar atau
dipadatkan pada waktu hujan.
b) Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi
timbunan harus ditempatkan lapis demi lapis
dengan ketebalan maksimal 200 mm (keadaan
lepas) dan harus dipadatkan dengan baik.
c) Untuk timbunan di luar lokasi timbunan,
urugan harus dipadatkan sampai kepadatan
yang sebanding dengan daerah sekitarnya.
d) Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan,
urugan harus dipadatkan sesuai nilai
kepadatan yang ditentukan.
e) Kecuali ditentukan syarat khusus, alat
pemadat tangan tidak diijinkan sebagai
pengganti alat pemadat mekanis.
f) Penyedia Jasa Konstruksi tidak boleh
menempatkan lapisan baru bahan urugan
sebelum pemadatan lapisan terdahulu
disetujui Konsultan Pengawas.
g) Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Pemadatan
a) Umum
Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum
dipadatkan harus memiliki kadar air yang
sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan
pemadatan dengan nilai kepadatan yang
sesuai. Bahan harus memiliki kadar air yang
seragam pada seluruh lapisan bahan yang
akan dipadatkan.
d) Pemadatan
Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan
pekerjaan penggilasan daerah yang dikupas
atau dipotong sesuai petunjuk Tim Teknis,
untuk memastikan adanya tanah lunak yang
ada di lokasi tersebut. Penyedia Jasa
Konstruksi harus menggunakan truk
bermuatan, mesin gilas atau peralatan
pemadatan lainnya yang disetujui. Jenis
ukuran dan berat peralatan harus sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
Penyedia Jasa Konstruksi harus menempatkan
dan memadatkan bahan urugan pada tempat
rendah. Bila ditemui tempat basah, Penyedia
Jasa Konstruksi harus memberitahukannya
kepada Konsultan Pengawas agar dapat
ditentukan perbaikannya. Lokasi yang
mendukung struktur/konstruksi harus diawasi
selama pelaksanaan penggilasan dan harus
disetujui Tim Teknis sebelum pekerjaan
dilanjutkan.
e) Kepadatan Tanah Kohesif
Untuk tanah yang mengandung 30% atau lebih
berat partikel yang melalui saringan No. 200, yang
membutuhkan pemadatan relatif, seperti
ditentukan ASTM D1557 (AASHTO T180), dan
dinyatakan dalam persentase kepadatan kering
maksimal dan kadar air, pada saat pemadatan
harus memenuhi ketentuan berikut:
KEPADATAN KADAR
DAERAH PEMADATAN RELATIF AIR
% %
Pemadatan Umum 90 -3 W o +3
Jalan Utama dan Daerah Parkir
95 -4 W o +2
Kendaraan Berat
Jalan Penghubung dan Daerah
95 -4 W o +3
Parkir Kendaraan Ringan
Pemadatan Saluran (kecuali 90 -3 W o +3
ditentukan lain)
B. Pekerjaan Beton
1. Ketentuan Umum
- Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah
teknik dan atau syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan
beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam
persyaratan teknis ini. Di dalam segala hal yang
menyangkut pekerjaan beton dan struktur beton harus
sesuai dengan standar-standar yang sesuai syarat-
syarat teknik umum di atas.
- Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaksanakan
pekerjaan ini dengan ketepatan dan presisi tinggi,
sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis
2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis
ini meliputi seluruh pekerjaan beton/struktur beton yang
sesuai dengan gambar rencana:
- Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan
gambar rencana, termasuk di dalamnya pengadaan
bahan, upah, pengujian dan peralatan-bantu yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
- Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua
penulangan (reinforcement) dan bagian-bagian dari
pekerjaan lain yang tertanam di dalam beton.
- Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran
bekisting beton, penyelesaian dan perawatan beton
dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang
pekerjaan beton.
- Pekerjaan beton pada gedung ini meliputi:
1) Kolom Praktis, mutu beton f'c 20 Mpa
2) Balok sloof Praktis, mutu beton f'c 20 Mpa
3) Balok Ring Praktis
4) Plat, mutu beton f'c 20 Mpa
3. Spesifikasi Bahan/Material
a) Semen
Semen yang digunakan dibagi menjadi 2 (dua) bagian:
1) Struktur atas
Semen yang digunakan adalah Semen Portland
Komposit (Portland Composite Cement, PCC),
sesuai SNI 15-7064-2004. Jumlah semen
3
minimum adalah 325 kg/m , sesuai SK SNI T -15 –
1990 – 03.
2) Beton struktur harus menggunakan beton Mesin
Tabung Pengaduk (Molen).
3) Semen yang digunakan merupakan hasil produksi
dalam negeri satu merk (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam-macam jenis/merk).
Semen harus disimpan sedemikian rupa hingga
mencegah terjadinya kerusakan bahan atau
pengotoran oleh bahan lain. Penyimpanan semen
harus dilakukan di dalam gudang tertutup,
d) Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus
memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
1) Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak
dan benda terapung lainnya yang dapat dilihat
secara visual.
2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut
dan dapat merusak beton (asam-asam, zat organic,
dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.
Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan
senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100
ppm.
3) Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi
lainnya harus bersih dan bebas dari unsur- unsur
yang merusak seperti alkali, asam, garam dan
bahan anorganik lainnya.
Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi
manusia tidak perlu diuji. Bagaimanapun, bila hal
ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan
di atas, harus diuji dan memenuhi ketentuan
AASHTO T26 dan atau disetujui Konsultan
Pengawas.
e) Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi
Pembangunan Fasilitas Pendukung Kawasan Wisata Pedesaan/ Perkotaan
Konsultan Perencana : PT. PLASSA GAGAS PERSADA 45
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) PLAZA KULINER
atau
Dimana :
d = diameter nominal dalam mm
B = berat baja tulangan (N/mm)
G = berat baja tulangan (kg/m)
12) Toleransi Ukuran Diameter adalah sebagai berikut:
DIAMETER TOLERANSI
TULANGAN DIAMETER
BAJA TULANGAN YANG DIIJINKAN
Ø 6 mm ± 0.3 mm
Ø 8 < d < D 14 mm ± 0.4 mm
D 16 < d < D 25 mm ± 0.5 mm
D 28 < d < D 34 mm ± 0.6 mm
d < D 35 ± 0.8 mm
(Sumber : SNI 07 – 2052 – 2002 tabel 3)
BJTP 30 30 45 18
BJTD 30 30 45 18
BJTD 35 35 50 18
BJTD 40 40 57 16
BJTD 50 50 63 12
(Sumber : SNI 07 – 2052 – 2002 tabel sifat mekanis)
f) Bekisting
Bekisting menggunakan balok kayu kalimantan mutu
B, multiplek tebal minimal 9 mm (untuk beton struktur),
paku dan lain-lain. Semua bahan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Jika tidak ditetapkan lain, waktu pembongkaran
Pembangunan Fasilitas Pendukung Kawasan Wisata Pedesaan/ Perkotaan
Konsultan Perencana : PT. PLASSA GAGAS PERSADA 48
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) PLAZA KULINER
g) Perancah
Untuk perancah/steak werk harus menggunakan
scafolding.
4. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini
adalah kuat tekan pada umur 28 hari sebagai berikut:
5. Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Pembesian
1) Kait dan Pembengkokkan
a. Penulangan harus dilengkapi dengan
kait/bengkokan minimal sesuai ketentuan SNI
03-6816-2002, atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
b. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau
diluruskan dengan cara-cara yang merusak
tulangan itu.
c. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah
dibengkok dan diluruskan kembali tidak
boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari
bengkokan sebelumnya.
d. Batang tulangan yang tertanam sebagian di
dalam beton tidak boleh dibengkokkan atau
diluruskan dilapangan, kecuali apabila
ditentukan di dalam gambar-gambar
rencana atau disetujui oleh Konsultan
Perencana.
e. Membengkokkan dan meluruskan batang
tulangan harus dilakukan dalam keadaan
dingin.
f. Apabila pemanasan diijinkan, batang
tulangan dari baja lunak (polos atau
diprofilkan) dapat dipanaskan sampai
kelihatan merah padam tetapi tidak boleh
mencapai suhu lebih dari 850˚C.
g. Apabila batang tulangan dari baja lunak
yang mengalami pengerjaan dingin dalam
pelaksanaan ternyata mengalami
pemanasan di atas 100˚C yang bukan pada
Pembangunan Fasilitas Pendukung Kawasan Wisata Pedesaan/ Perkotaan
Konsultan Perencana : PT. PLASSA GAGAS PERSADA 50
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) PLAZA KULINER
sisipan.
Semua penahan jarak atau sisipan harus
diikat dengan kawat no. AWG 16 (φ 1.62 mm)
atau yang setara. Las titik dapat dilakukan
pada baja lunak pada tempat-tempat yang
disetujui Konsultan Pengawas.
Cetakan Beton
Acuan yang dibuat dari kayu balok dan multiplek tebal
minimum 9 mm dan harus memenuhi syarat-syarat
kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan
yang baik untuk pekerjaan finishing. Penyedia Jasa
Konstruksi harus memberikan contoh (sample) bahan
yang akan dipergunakan sabagai acuan untuk disetujui
Konsultan Pengawas, cetakan beton (bekisting) harus
benar-benar kuat dan kokoh sehingga tidak terjadi
kegagalan pada bekisting yang dapat mengubah baik
bentuk maupun ukuran elemen struktur.
Penuangan Beton
1) Beton yang akan dituang harus sedekat mungkin
ke cetakan akhir (maksimum 1 meter) untuk
mencegah terjadinya segregasi karena penuangan
kembali atau pengaliran adukan.
2) Pelaksanaan penuangan beton harus
dilaksanakan dengan suatu kecepatan penuangan
sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan
plastis dan dapat mengalir dengan mudah ke
dalam rongga di antara tulangan.
3) Beton yang telah mengeras sebagian dan atau
telah dikotori oleh material asing, tidak boleh
dituang ke dalam cetakan.
4) Beton setengah mengeras yang ditambah air atau
beton yang diaduk kembali setelah mengalami
pengerasan tidak boleh dipergunakan kembali.
5) Waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak
boleh lebih dari 1 ( satu ) jam. Pengecoran harus
dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari
terjadinya pemisahan material dan perubahan
letak tulangan.
6) Pelaksana harus memberitahukan Konsultan
Pengawas selambat-lambatnya 2 hari sebelum
pengecoran beton dilaksanakan.
7) Untuk setiap pelaksanaan pengecoran harus
mendapat ijin dari Konsultan Pengawas.
8) Campuran beton yang sudah ditakar tidak
diperkenankan ditambah air diluar proporsi
campurannya.
Pemadatan Beton
1) Pemadatan beton harus dilakukan dengan
penggetar mekanis/mechanical vibrator dan tidak
diperkenankan melakukan penggetaran dengan
maksud untuk mengalirkan beton.
2) Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa
hingga beton yang dihasilkan merupakan massa
yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi
atau keropos.
3) Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran
dilakukan dengan alat penggetar yang mempunyai
frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton
dan pemadatan yang baik.
4) Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada
tulangan terutama pada tulangan yang telah
masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor terutama plat, lantai dan luifel
harus dijaga agar tidak terlalu cepat kehilangan
kelembaban (curing) minimum 14 hari dengan cara:
1) Pembasahan terus-menerus dilakukan dengan
cara merendam air.
2) Cara-cara perawatan lainnya harus senantiasa
diketahui dan disetujui Konsultan Pengawas.
Pengerjaan Akhir
1) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
a. Terkecuali diperintahkan lain, permukaan
Perbaikan Beton
1) Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta
Konsultan Pengawas untuk memeriksa permukaan
beton segera setelah pembongkaran acuan.
2) Penyedia Barang/Jasa, atas biayanya harus
mengganti beton yang tidak sesuai dengan garis,
Pembangunan Fasilitas Pendukung Kawasan Wisata Pedesaan/ Perkotaan
Konsultan Perencana : PT. PLASSA GAGAS PERSADA 55
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) PLAZA KULINER
PEKERJAAN ATAP
A. Pekerjaan Atap Baja Ringan
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
a) Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan
fabrikasi
b) Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di
Workshop permanen (Fabrikasi),
c) Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke
lokasi proyek
d) Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
e) Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-
Reng
Profil reng harus disesuaikan dengan pembebanan dan
Pembangunan Fasilitas Pendukung Kawasan Wisata Pedesaan/ Perkotaan
Konsultan Perencana : PT. PLASSA GAGAS PERSADA 57
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) PLAZA KULINER
Konektor
Konektor antara kuda-kuda dengan murplat harus
menggunakan konektor khusus yang dapat menahan gaya
dalam 3 (tiga) arah dan mempunyai spesifikasi lapisan anti
karat dan mutu baja sebagai berikut :
1. Galvabond : Z275
2. Yield Strength : 250 MPa
3. Design Tensile Strength : 150 MPa
4. Spesifikasi Bahan/Material
a) Profil C75.75 tebal 0.75 mm (mutu G550)
Reng baja ringan profil V 40.45 tebal 0.45 mm (mutu
G550)
b) Genteng Keramik
c) Genteng Bubungan
d) Lisplang woodplang 2x18/200 mm
e) Aluminium foil single sheet
f) Pekerjaan jurai + talang seng BJLS 30
5. Persyaratan Pelaksanaan
a) Pembuatan dan pemasangan dan bahan lain terkait,
harus dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang
telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja
ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu
pada standar peraturan yang berkompeten.
b) Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai
dengan gambar kerja.
c) Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur
balok penopang dengan kondisi rata air (waterpas
level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain
sistem rangka atap.
6. Jaminan Struktural
a) Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi
deformasi yang melebihi ketentuan maupun
keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja
Ringan, pengaku-pengaku dan reng.
b) Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi
sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan
mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang
tercantum pada “Cold formed code for structural
steel”(Australian Standard/New Zealand Standard
4600:1996) dengan desain kekuatan strukural
berdasarkan ”Dead and live loads Combination
(Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind
load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan
menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-
self drilling-for the building and construction
industries”(Australian Standard 3566).
2. Spesifikasi Bahan/Material
Semen
Semen yang digunakan untuk struktur atas adalah
Semen Portland Komposit (Portland Composite
Cement, PCC), sesuai SNI 15-7064-2004.
Agregat halus
Untuk pekerjaan beton praktis ini harus
Pembangunan Fasilitas Pendukung Kawasan Wisata Pedesaan/ Perkotaan
Konsultan Perencana : PT. PLASSA GAGAS PERSADA 61
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) PLAZA KULINER
3. Pelaksanaan Pekerjaan
Pembesian
o Pembuatan tulangan-tulangan untuk
batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan, kait-kait
dan sengkang (ring) persyaratannya
harus sesuai NI-2 (PBI-1971).
o Pemasangan dan penggunaan
tulangan beton harus sesuai dengan
Gambar Kerja.
o Tulangan beton harus diikat dengan
kuat untuk menjamin agar besi
tulangan tersebut tidak berubah
tempat selama pengecoran, dan
harus bebas dari papan
acuan/bekisting atau lantai kerja
Pembangunan Fasilitas Pendukung Kawasan Wisata Pedesaan/ Perkotaan
Konsultan Perencana : PT. PLASSA GAGAS PERSADA 63
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) PLAZA KULINER
2. Spesifikasi Bahan/Material
Pasir
Pasir yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
3. Pelaksanaan Pekerjaan
Pasangan pondasi batu kali
Sebelum dipasang semua batu harus
dibersihkan secara menyeluruh dan dibasahi
sebelum dipasang.
Batu-batu harus diletakkan dengan bagian
terpanjang menghadap kearah horizontal
dengan adukan penuh, dan sambungan-
sambungan harus ditutup dengan adukan.
Adukan harus dilaksanakan dengan molen
adukan yang mulai mengeras tidak boleh
digunakan lagi.
Selama konstruksi, batu batu kali harus
diperlakukan sedemikian rupa agar tidak
mengganggu atau merusak batu kali yang
telah terpasang.
Ukuran dan dimensi sesuai dengan Gambar
Kerja.
Pasangan dinding ½ bata
Sebelum digunakan, batu bata harus disiram
dengan air.
Setelah terpasang dengan adukan,
naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi, dan
kemudian disiram air.
Pemasangan batu bata dilakukan bertahap,
setiap tahap terdiri dari (maksimal) 20 lapis
setiap hari, diikuti cor kolom praktis beton
ringan sesuai spesifikasi pemasangannya.
Adukan harus dilaksanakan dengan molen
adukan yang mulai mengeras tidak boleh
digunakan lagi.
Bagian pasangan bata yang berhubungan
dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus diberi penguat stek besi beton
diameter 10 mm, jarak 40 cm yang terlebih
dahulu ditanam dengan baik pada bagian
3. Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor
diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan, terutama ukuran dan
peil lubang bukaan dinding. Kontraktor
diwajibkan membuat contoh jadi (mock-up)
untuk semua detail sambungan dan profil
yang berhubungan dengan sistem konstruksi
bahan lain dan dimintakan persetujuan dari
2. Spesifikasi Bahan/Material
Semen
Semen yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
SDP ini yang disebutkan pada bagian lain.
Pembangunan Fasilitas Pendukung Kawasan Wisata Pedesaan/ Perkotaan
Konsultan Perencana : PT. PLASSA GAGAS PERSADA 72
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) PLAZA KULINER
Pengisi nat
Adukan pengisi celah harus merupakan produk
campuran semen siap pakai.
Pasir
Pasir yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
SDP ini yang disebutkan pada bagian lain.
Produk ukuran disesuaikan dengan gambar
rencana dan warna harus sesuai dengan
skema warna yang ditentukan kemudian.
Lem
Lem yang digunakan untuk koneksi plint keramik
terhadap partisi menggunakan lem sekualitas Fox.
Keramik Lantai 40 x 40 cm
3. Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Keramik
Persiapan
Pekerjaan pemasangan
Keramik baru boleh
dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai.
Pemasangan Keramik harus
menunggu sampai semua
pekerjaan pemipaan air
bersih/air kotor atau
pekerjaan lainnya yang
terletak dibelakang atau
dibawah pasangan ubin ini
telah diselesaikan terlebih
dahulu.
Pemasangan
Sebelum pemasangan Keramik pada lantai
maupun dinding dimulai, plesteran harus
dalam keadaan kering, padat, rata dan
Pekerjaan Pengecatan
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup pengangkutan dan
pengadaan semua peralatan, tenaga kerja dan bahan-
bahan yang berhubungan dengan pekerjaan pengecatan
selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis ini, kecuali ditentukan lain, semua
permukaan eksterior dan interior harus dicat dengan
standar pengecatan minimal 1 (satu) kali cat dasar dan 2
(dua) kali cat akhir.
Pekerjaan pengecatan termasuk pengecatan dinding luar
pagar depan.
Standar / Rujukan
1. Steel Structures Painting Council (SSPC).
2. Swedish Standard Institution (SIS).
3. British Standard (BS).
4. Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.
Prosedur Umum
Data Teknis dan Kartu Warna
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan data
teknis/brosur dan kartu warna dari cat yang akan
digunakan, untuk disetujui terlebih dahulu oleh
Konsultan Pengawas. Semua warna ditentukan oleh
Pembangunan Fasilitas Pendukung Kawasan Wisata Pedesaan/ Perkotaan
Konsultan Perencana : PT. PLASSA GAGAS PERSADA 75
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) PLAZA KULINER
Spesifikasi Bahan/Material
Cat harus dalam
kaleng/kemasan yang masih
tertutup patri/segel, dan
masih jelas menunjukkan
nama/merek dagang, nomor
formula atau spesifikasi cat,
nomor takaran pabrik,
warna, tanggal pembuatan
pabrik petunjuk dari pabrik
dan nama pabrik pembuat,
yang semuanya harus masih
absah pada saat
pemakaiannya. Semua
bahan harus sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan
pada daftar cat.
Cat dasar yang dipakai
dalam pekerjaan ini harus
berasal dari satu
pabrik/merek dagang
dengan cat akhir yang akan
digunakan. Untuk
menetapkan suatu standar
kualitas, disyaratkan bahwa
semua cat yang dipakai
harus
berdasarkan/mengambil
acuan pada cat-cat hasil
produksi dalam negeri.
Cat yang digunakan:
Cat dinding luar (dinding, kolom, balok,
lisplank beton)
Cat dinding dalam (dinding, kolom)
Pengecatan plafon
Cat compound plat dak
Waterproofing
Pelaksanaan Pekerjaan
Pembersihan, Persiapan, dan Perawatan
Awal Permukaan
Umum
Semua peralatan gantung dan kunci serta
perlengkapan lainnya, permukaan polesan
mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-
benda sejenisnya yang berhubungan
langsung dengan permukaan yang akan
dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi,
sebelum persiapan permukaan dan
pengecatan dimulai.
Pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang
yang memang ahli dalam bidang tersebut.
Permukaan yang akan dicat harus bersih
sebelum dilakukan persiapan permukaan
atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan
lemak harus dihilangkan dengan memakai
kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang
berkadar racun rendah dan mempunyai titik
nyala di atas 38°C.
Pekerjaan pembersihan dan pengecatan
Pelaksanaan Pengecatan
Umum
Permukaan yang sudah dirapikan harus
bebas dari aliran punggung cat, tetesan cat,
penonjolan, pelombang, bekas olesan kuas,
perbedaan warna dan tekstur.
Usaha untuk menutupi semua kekurangan
tersebut harus sudah sempurna dan semua
lapisan harus diusahakan membentuk
lapisan dengan ketebalan yang sama.
Perhatian khusus harus diberikan pada
keseluruhan permukaan, termasuk bagian
tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa
memperoleh ketebalan lapisan yang sama
dengan permukaan-permukaan di
sekitarnya.
Permukaan besi/baja atau kayu yang
terletak bersebelahan dengan permukaan
yang akan menerima cat dengan bahan
Pembangunan Fasilitas Pendukung Kawasan Wisata Pedesaan/ Perkotaan
Konsultan Perencana : PT. PLASSA GAGAS PERSADA 79
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) PLAZA KULINER
2. Spesifikasi Bahan/Material
a) Spesifikasi Bahan Instalasi Air Bersih
Stop kran
Pipa Ø ½", Pipa Ø ¾"
b) Spesifikasi Bahan Instalasi Air Bekas
Pipa Ø 2", pipa Ø 3", pipa Ø 4"
c) Spesifikasi Bahan Instalasi Air Kotor
Pipa Ø 4"
3. Pelaksanaan Pekerjaan
a) Gambar Kerja
Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian
pekerjaan lapangan, akan menyerahkan gambar
kerja antara lain sebagai berikut:
Denah tata ruang dan detail pemasangan dari
peralatan utama, perlengkapan dan fixtures.
Detail denah perpipaan
Detail denah perkabelan
Detail penempatan sparing, sleeve yang
menembus lantai, atap, tembok dll.
Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.
b) Perpipaan
Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter
minimal dari pipa dan letak serta arah dari
masing- masing sistem pipa.
Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan
atau spesifikasi dipasang terintegrasidengan
kondisi bangunan dan menghindari gangguan
dengan bagian lainnya.
Bahan pipa maupun perlengkapan harus
terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
Untuk pipa baja dibawah tanah diberi lapisan anti
2. Spesifikasi Bahan/Material
1) Pasir
Pasir yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
SDP ini yang disebutkan pada bagian lain.
2) Semen
Semen yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
SDP ini yang disebutkan pada bagian lain.
3) Batu bata
Batu bata yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
SDP ini yang disebutkan pada bagian lain.
4) Batu Pecah
Batu pecah yang digunakan sesuai dengan
spesifikasi SDP ini yang disebutkan pada bagian
lain.
3. Pelaksanaan Pekerjaan
G. PENUTUP 1. Pekerjaan lain di luar lingkup dokumen ini, yang ternyata timbul
dalam pelaksanaan pekerjaan, harus dilaporkan kepada panitia
penerima hasil pekerjaan (PPHP), dan boleh dilakukan setelah
memperoleh perintah dari pemberi tugas.
2. Semua bagian pekerjaan harus selesai 100% dan setelah itu
penyerahan pertama dapat dilaksanakan.
3. Penyedia Jasa harus selalu menjaga ketertiban dalam lokasi
pekerjaan.
4. Penyedia Jasa harus menjaga kerusakan-kerusakan dari fasilitas
yang ada. Dan apabila ada kerusakan yang diakibatkan oleh
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib memperbaiki atas
biaya dan tanggungan Penyedia Jasa.
5. Penyedia Jasa harus membersihkan sisa-sisa bahan material
dan sisa bongkaran, sehingga lokasi proyek betul-betul bersih.
6. Apabila penyerahan pertama dapat dilaksanakan maka dibuat
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang Pertama.
7. Serah terima kedua (terakhir) dapat dilaksanakan dengan syarat
Waterproofing
3 Pekerjaan Alumunium dan Kaca Gangguan kesehatan akibat situasi kerja secara umum,
tertimpa bahan alumunium, tertusuk material
aluminum dan kaca
4 Pekerjaan Pengecatan Gangguan kesehatan akibat situasi kerja secara umum,
terjatuh dan terhimpit penyangga/Skyfolding,
terpercik mata dan muka material pengecatan,
tertimpa bahan pagecatan, iritasi tangan akibat bahan
pengectan
D. Pekerjaan Elektrikal dan Plumbing
1 Pekerjaan Pemasangan Daya Gangguan kesehatan akibat situasi kerja secara umum,
Listrik tersengat setrum/daya listrik, jatuh dari ketinggian
2 Instalasi Titik lampu, Saklar dan Gangguan kesehatan akibat situasi kerja secara umum,
Stopkontak tersengat setrum/daya listrik, jatuh dari ketinggian
3 Pemasangan Titik Lampu, Saklar Gangguan kesehatan akibat situasi kerja secara umum,
dan Stokontak tersengat setrum/daya listrik, jatuh dariketinggian,
tertusuk baut/paku dan alat pemasangan
4 Instalasi Pipa Air Bersih dan Kotor Gangguan kesehatan akibat situasi kerja secara umum,
tertusuk baut/paku dan alat potong dan alat
pemasangan
Tabel diatas sebagai identifikasi awal resiko bahaya K3 per bagian pekerjaan namun tidak
terbatas pada poin-poin tersebut.
Dalam penyusunan penawaran pelaksnaan K3 akan dijadikan acuan dalam pelaksanaan pada
masa kontrak, pihak ketiga melengkapi tabel dan uraian lainnya dengan mengacu pada :
Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
dan Peraturan terkait lainnya.