Anda di halaman 1dari 64

1

Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

SPESIFIKASI TEKNIS
PEMBANGUNAN GEDUNG

Spesifikasi teknis ini berlaku umum untuk kegiatan pembangunan gedung kecuali disebutkan secara khusus
pada item pembayaran daftar kuantitas dokumen pengadaan;

A. TEKNIS UMUM PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN

PASAL 1 : Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini berlaku dan mengikat ketentuan tersebut
PERATURAN di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
TEKNIS UMUM 1) Peraturan Perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah
Indonesia
2) Peraturan-peraturan umum (Algemene Voorwaden) A.V. 41
3) Standar Industri Indonesia (SII)
4) Peraturan Beton Indonesia PBI – NI 2/1971
5) Peraturan SK SNI 1991
6) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1971
7) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977
8) Peraturan Perancangan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI)
9) Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) 1982
10) Peraturan Cat Indonesia (N-4)
11) Peraturan Semen Portland (NI-8)
12) Pedoman Plumbing Indonesia, tahun 1979 dan Perusahaan Air Minum
13) Peraturan Kebakaran Menteri Pekerjaan Umum No. 02 /KPK TS /1985
14) Peraturan Direktorat Jenderal Perawatan Departemen Tenaga Kerja
Tentang Penggunaan Tenaga, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
15) Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI) 1983 untuk Gedung
16) Pedoman Plumbing Indonesia (PPI)
17) American Concrete Institute (ACI)
18) American Society for Testing Materials (ASTM)
19) American Association of States Highway and Transportation Officials
(AASHTO)
20) British Standard Institution (BSI)
21) Peraturan yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

PASAL 2 : 2.1 Sebelum mulai pelaksanaan, kontraktor wajib mempelajari terlebih


URAIAN PENJELASAN dahulu dengan seksama gambar kerja, rencana kerja dan syarat-syarat
UMUM TENTANG TATA berita acara penjelasan pekerjaaan. Kontraktor diwajibkan menanyakan
TERTIB kepada Konsultan Pengawas untuk setiap ada perbedaan ukuran dari
PELAKSANAAN gambar-gambar termasuk antara gambar dan RKS untuk mendapat
persetujuan; bila tidak, maka akibat dari kelalaian tersebut, dalam hal ini
menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari kontraktor.
2.2 Penyerahan lapangan/area/tempat pekerjaan akan di-serahkan kepada
kontraktor segera sesudah dikelurakan surat keputusan penunjukan
(SPK), dalam keadaan seperti waktu pemberian penjelasan pekerjaan.
kontraktor diangggap sudah memahami benar-benar mengenai;
a. letak bangunan yang akan dibangun
b. batas-batas persil/kavling/maupun keadaanya pada waktu itu
c. keadaan kontur tanah
d. segala sesuatu yang ada di lokasi pekerjaan.
2
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

2.3 Kontraktor wajib menyerahkan hasil pekerjaannya hingga selesai


dengan lengkap yaitu membuat (menyuruh membuat) memasang-serta
memesan maupun menyediakan bahan-bahan bangunan, alat kerja dan
pengangkutan membayar upah kerja dan lain lain yang bersangkutan
dengan pelaksanaan.
2.4 Kontraktor wajib menyediakan sekurang-kurangya 1 (satu) salinan
dokumen kontrak (Gambar, RKS, Kontrak, Berita acara) ditempat
pekerjaan untuk dapat digunakan setiap saat oleh Direksi atau
Konsultan Pengawas.
2.5 Atas perintah Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas (KP) pada
kontraktor dapat dimintakan membuat gambar-gambar penjelasan dan
perincian bagian-bagian khusus dengan semua biaya atas beban
kontraktor. Gambar-gambar tersebut telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan /Konsultan Pengawas menjadi kelengkapan gambar-gambar
pelaksanaan.
2.6 Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaan maupun yang akan
dilaksanakan pelaksana berhubungan dengan Ddireksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan
pengesahan /persetujuan.
2.7 Setiap usul perubahan dari kontaraktor ataupun persetujuan dari Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh pemberi tugas
dianggap berlaku sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
2.8 Semua bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan proyek
proyek ini harus benar-benar baru dan diteliti mengenai, mutu ukuran
dan lain-lain di dalam RKS ini. Semua bahan-bahan tersebut di atas
harus mendapatkan pengesahan/persetujuan dari Direksi Pekerjaan/
Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebelum akan
dimulai pelaksanannya
2.9 Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan
penyelesaian/perapihan, dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak
pelaksana yang benar-benar ahli.
2.10 Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan
pembangunan dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
2.11 Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan atau di gudang harus
memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggung jawabkan.

PASAL 3 : Paling lambat dalam 1 (satu) minggu setelah diterimanya surat penunjukan,
JADWAL kontraktor diharuskan mengajukan ;
3.1 Jadwal waktu (time Schedule) pelaksaannya secara terperinci yang
digambarkan secara diagram balok. (barchart).
3.2 Jadwal pengadaan tenaga kerja
3.3 Jadwal pengadaan bahan dan peralatan pekerjaan
3.4 Diagram arus tunai (cash flow)
Bagan-bagan yang disebut diatas (3.1-3.4) harus mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas sebagai dasar
patokan kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan dan wajib mengikutinya.
3
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

PASAL 4 : 4.1 Kontraktor wajib memberitahukan Direksi Pekerjaan/KP, bagian


PENENTUAN PEIL pekerjaan yang akan dimulai untuk dicetak terlebih dahulu Peil-peil dan
DAN UKURAN ukuran-ukurannya.
4.2 Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu
sama lain dalam tiap pekerjan dan segera melaporkan secara tertulis
pada Direksi Pekerjaan/KP, setiap terdapat selisih/perbedaan-
perbedaan Peil, ukuran untuk diberikan keputusan pembetulan. Tidak
dibenarkan pelaksana kontraktor membetulkan sendiri kekeliruan
tersebut itu tanpa persetujuan direksi pekerjaan/KP.
4.3 Kontarktor bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar
kerja.
4.4 Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian
selanjutnya maka ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak
diperhatikan sungguh-sunggguh. Kelalaian kontraktor dalam hal ini tidak
akan tertolelir dan direksi pekerjaan/KP yang telah ditunjuk oleh pemberi
tugas berhak untuk membongkar pekerjaan tersebut atas biaya
kontraktor.
4.5 Alat ukur yang dipakai minimal adalah waterpas dan theodolite yang
sudah dikalibrasikan untuk mendapatkan ukuran yang dipertanggung-
jawabkan.
4.6 Peil dasar
- Penjelasan ketinggian tiap lantai bangunan lihat pada gambar
- As jalan pada halaman adalah mengikuti gambar perencanaan.

PASAL 5 : 5.1 Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan
PEMAKAIAN UKURAN yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat, gambar-
gambar berikut tambahan dan perubahannya.
5.2 Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan
maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan kepada direksi
pekerjaan/KP tentang setiap perbedaan-perbedaan yang ditemukannya
di dalam RKS dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan.
Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan dan
melakasanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari direksi
pekerjaan/KP.
5.3 Pengambilan/ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam
hal apapun menjadi tanggung jawab kontraktor oleh karena itu
sebelumnya kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan
menyeluruh terhadap semua gambar-gambar yang ada.

PASAL 6 : 6.1 Bersamaan waktunya dengan penyerahan rencana kerja kontraktor


PENYERAHAN SKEMA wajib pula menyerahkan suatu bentuk skema organisasi yang akan
ORGANISASI PROYEK digunakan dalam pelaksanaan proyek ini, untuk diperiksa dan
mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan.
6.2 Sebagai lampiran dari skema organisiasi tersebut kontraktor harus
menyerahkan suatu daftar usulan nama-nama petugas yang akan
ditugaskan diproyek ini lengkap dengan jabatan dan daftar riwayat hidup
(pengalaman hidup).
4
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

PASAL 7 : 7.1 Kontraktor wajib menempatkan seorang petugas yang akan bertindak
PENYERAHAN sebagai wakil atau kuasanya untuk mengatur dan memimpin
WEWENANG KEPADA pelaksanaan pekerjaan di lapangan (untuk selanjutnya) disebut sebagai
KUASA KONTRAKTOR pelaksana.
7.2 Pemberi kuasa ini sama sekali tidak mengurangi tanggung jawab
kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan baik sebagian atau
keseluruahan.
PASAL 8 : 8.1 Kontraktor harus menyertakan tenaga ahli yang telah ditunjuk oleh
TENAGA AHLI pabrik pembuat bahan peralatan yang dipasang untuk mengawasi,
memeriksa dan menyetel pemasangan bahan, peralatan hingga
bahan/peralatan tersebut bisa berfungsi sempurna.
8.2 Kontraktor harus menugaskan minimal dua orang tenaga ahli yang
harus selalu berada di proyek.

PASAL 9 : 9.1 Bila dikemudian hari ternyata pelaksana dan petugas yang ditunjuk oleh
PEMBERHENTIAN kontraktor; oleh direksi pekerjaan /KP dianggap kurang atau tidak
PELAKSANA/PETUGAS mampu menunjukkan kecakapannya maka dereksi Pekerjanaan/KP
berhak memerintahkan kontraktor untuk mengganti pelaksana/ Petugas
tersebut.
9.2 Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sesudah surat perintah
direksi Pekerjaan tersebut keluar, kontraktor harus bisa menunjukkan
seorang pelaksana/ petugas yang baru yang memenuhi persyaratan
yang diminta.

PASAL 10 : 10.1 Setiap pembangkit tenaga sementara penerangan pekerjaan harus


PEMBANGKIT TENAGA diadakan oleh kontraktor termasuk pelaksanaan sementara kabel, kabel
DAN SUMBER AIR meteran, upah dan tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu
pekerjaan selesai adalah beban pelaksana.
10.2 Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan dan bila memungkinkan
didapatkan air dari sumber air yang sudah ada di dalam lokasi pekerjaan
tersebut. Kontraktor harus memasang sementara pipa-pipa dan lain-lain
pekerjaan untuk mengalirkan air dan mencabutnya kembali pada waktu
pekerjaan selesai. Biaya untuk beban pekerjaan pengadaan air
sementara adalah beban kontaraktor.
10.3 Kontraktor tidak diperbolehkan penyambung dan mengisap air dari
saluran induk dan sebagainya tanpa mendapatkan ijin tertulis dari
direksi pekerjaan/KP.
PASAL 11 : Pelaksanaan tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun di lapangan
IKLAN kerja atau tanah yang berdekatan tanpa ijin dari direksi/KP.

PASAL 12 : 12.1 Pemakaian jalan masuk ke tempat pekerjaan menjadi tanggung jawab
JALAN MASUK DAN pihak kontraktor dan disesuaikan dengen kebutuhan proyek tersebut.
JALAN KELUAR 12.2 Kontraktor diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk pada waktu
penyelesaian dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan dan
menjadi beban kontraktor.
12.3 Perijinan tentang jalan keluar masuk proyek menjadi tanggung jawab
kontraktor termasuk biaya yang ditimbulkannya.

PASAL 13 : Kontaktor wajib mengerjakan papan nama Proyek sesuai dengan ketentuan
PAPAN NAMA PROYEK yang ada dalam peraturan pemerintah daerah setempat.

PASAL 14 : 14.1 Kontraktor wajib membangun sebuah bangunan yang akan digunak
PENYEDIAAN TEMPAT/ untuk kantor petugas-petugas direksi pekerjaan /KP hingga cukup
RUANG memenuhi syarat ruang kerja untuk mengadakan rapat-rapat lapangan
KERJA/KANTOR (site Meeting). Gambar dan ukuran akan ditentukan menyusul.
5
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

DIREKSI KONSULTAN 14.2 Kantor direksi lapangan


PENGAWAS a. Kontraktor direksi cukup representatif untuk bekerja dan aman
digunakan untuk menyimpan dokumen-dokumen proyek selama
pelaksanaan proyek.
Luas kantor direksi adalah : +/- 20 m² yang terdiri dari ;
Perlengkapan kantor direksi adalah :
- 1 bh meja ukuran ½ biro dengan 2 buah kursi
- 1 buah wahite board ukuran 100 x 200 cm
Di dalam kantor direksi lapangan harus ditempatkan ruang WC
dengan baik air bersih secukupnya dan dijaga kebersihannya.
b. Posisi dan denah gambar kantor direksi akan ditentukan menyusul.
c. Alat-alat yang harus senantiasa di proyek :
- 1 bh kamera
- 2 Ps sepatu proyek dan helm proyek
14.3 Kantor pemborong dan Los kerja
a. Pemborong harus menyediakan kantor sebagai tempat kerja dan
gudang sebagai tempat penyimpanan material di lapangan.
b. Khusus untuk tempat menyimpan bahan-bahan seperti pasir,
kerikil, harus dibuatkan kotak simpan di pagar dengan dinding
papan, sehingga masing-masing bahan tidak tercampur dengan
bagian yang lainnya.
c. Pemborong tidak diperkenankan
- Menyimpan alat/bahan-bahan bangunan di luar pagar proyek
walaupun untuk sementara.
- Menyimpan bahan-bahan yang ditolak direksi lapangan
karena tidak memenuhi syarat.

PASAL 15 : 15.1 Kecelakaan–kecelakaan yang timbul selama pekerjaan berlangsung


KECELAKAAN DAN menjadi beban Kontraktor pelaksana.
KESEHATAN 15.2 Pelaksana diwajibkan menyediakan kotak P3K menurut kebutuhan,
lengkap dengan seorang petugas yang telah terlatih dalam masalah
mengenai pertolongan pertama.
15.3 Terhadap kecelakaan-kecelakaan yang timbul akibat bencana alam
segala pembiayaan menjadi beban Kontraktor pelaksana.
15.5 Pelaksana diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawan –
karyawannya.
15.6 Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini maka pelaksana harus mengikuti
semua ketentuan-ketentuan umum lainnya yang dikeluarkan oleh
jawatan instansi pemerintah cq undang-undang kesehatan kerja dan
sebagainya termasuk semua perubahan-perubahannya yang hingga kini
tetap berlaku.

PASAL 16 : 16.1 Pelaksana bertanggungjawab penuh atas segala sesuatu yang ada di
PENGAMANAN daerahnya yaitu mengenai kebutuhan ;
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecerobohan
yang disengaja atau tidak
b. Penggunaan suatu yang keliru/salah
c. Kehilangan bagian alat alat yang ada di daerahnya.
16.2 Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut di atas pelaksana
harus melaporkan kepada direksi pekerjaan/KP dalam waktu paling
lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan lebih lanjut.
16.3 Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut di atas pelaksana harus
mengadakan pengamanan antara lain penjagaan ; penerangan malam
pamagaran sementara dan sebagainya.
6
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

16.4 Setiap pekerjaan harus memakai alat pengaman seperti helm,


penggantung serta dan lain-lain yang dianggap perlu.
16.5 Pelaksana harus menyediakan jaring-jaring pengaman dalam
pelaksanaan agar keselamatan lingkungan dan pekerja dapat terjamin
dengan baik.
PASAL 17 : 17.1 Setiap saat direksi pekerjaan/KP harus dapat dengan mudah
PENGAWASAN mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian bagian pekerjaan,
bahan dan peralatan, kontraktor harus menyediakan fasilitas-fasilitas
yang diperlukan.
17.2 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengawasan direksi pekerjaan/KP proyek yang ditujuk oleh pemberi
tugas menjadi tanggung jawab pelaksana
17.3 Jika kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja normal
hingga diperlukan pengawasan oleh direksi pakerjaan/KP maka segala
biaya untuk itu menjadi beban pelaksana. Permohonan untuk pelaksana
mengadakan pemeriksaan tersebut harus dengan surat dan harus
disampaikan kepada direksi pekerjaan/KP. Biaya pengawasan tambahan
disesuaikan dengan billing rate yang berlaku dari BAPPENAS.
17.4 Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditangan
petugas petugas direksi pekerjaan/KP yang ditunjuk oleh pemberi tugas
adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum/dimasukkan dalam
gambar-gambar dan RKS dan risalah penjelasan. Penyimpangan
daripadanya haruslah seijin pemilik proyek.
PASAL 18 : 18.1 Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu
PEMERIKSAAN DAN bahan dan barang maka ini dimaksudkan untuk menunjukkan standar
PEMYEDIAAN BAHAN- minimal mutu/kualitas bahan yang digunakan.
BAHAN BANGUNAN 18.2 Setiap barang yang akan digunakan harus disampaikan kepada direksi
pekerjaan/KP oleh pelaksana untuk mendapatkan persetujuan dari
pemilik proyek dan atau dari konsultan perencana. Waktu penyampaian
dilaksanakan jauh sebelum pekerjaan dimulai.
18.3 Setiap usulan yang tidak seusai dengan petunjuk RKS serta gambar-
gambar dan risalah penjelasan harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan konsultan perencana dan pemberi tugas/pemilik proyek.
18.4 Contoh-contoh dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus
diajukan dan adakan oleh pelaksana kontraktor atas biaya pelakasan
dan setelah disetujui oleh pemilik proyek, konsultan perencana dan
konsultan manajemen maka sesuai contoh barang dan bahan tersebut
akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
18.5 Contoh bahan atau barang tersebut disimpan oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas untuk dijadikan dasar penolakan bila
ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai dengan contoh
baik kualitas maupun sifatnya.
18.6 Dalam pengajuan harga penawaran pelaksana harus sudah
memasukkan sejauh keperluan biaya untuk pengujian terhadap barang
dan bahan. Tanpa mengingat jumlah tersebut pelaksana tetap
bertanggung jawab pula atas biaya pengujian dan bahan dan barang
yang tidak memenuhi syarat atas perintah pemilik proyek direksi
perkerjaan/KP.
PASAL 19 : 19.1 Gambar-gambar detail merupakan bagian-bagian yang tidak terpisahkan
RENCANA KERJA DAN pada RKS ini.
SYARAT-SYARAT 19.2 Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar kerja
GAMBAR KERJA dengan RKS pelaksana diwajibkan mengajukan pernyataan tertulis
kepada Managemen Proyek / KP yang ditunjuk oleh pemberi tugas dan
pelaksana diwajibkan pula mentaati dan pengikuti keputusan direksi
pekerjaan/KP.
7
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

19.3 Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar terbesar dan terakhirlah


yang berlaku dalam ukuran dengan angka yaitu yang harus diikuti
daripada ukuran skala dari gambar-gambar tetapi jika mungkin ukuran ini
harus mengambil dari pekerjaan yang sudah selesai.
19.4 Jika terdapat kekurangan penjelasan–penjelasan dalam gambar-gambar
atau diperlukan gambar tambahan/gambar detail untuk membesarkan
gambar-gambar atau untuk memungkinkan pelaksana melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka pelaksana harus membuat
gambar tersebut dan dibuat tiga rangkap gambar atas biaya pelaksana.
19.5 Apabila ada hal-hal yang disebutkan berulang pada gambar-
gambar/RKS yaitu dokumen kontrak lainnya yang berlainan dan atau
penjelasan-penjelasannya bertentangan, maka ini harus diartikan bukan
untuk menghilangkan satu terhadap yang lain, tetapi untuk lebih
menegaskan masalahnya. Kalau hal yang menyangkut kelainan harus
diinformasikan kepada direksi Pekerjaan /KP untuk mendapatkan
keputusan.
19.6 RKS, daftar voume pekrjaaan (BQ), gambar serta berita acara
pelaksanaan penjelasan pekerjaan adalah bagian yang saling
melengkapi satu sama lain dan sesutu yang termuat di dalamnya bersifat
mengikat.

PASAL 20 : 20.1 Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan guna pelaksanaan di


PEMBUATAN GAMBAR lapangan yang harus dibuat berdasarkan gambar-gambar kerja yang
PELAKSANAAN/ disampaikan kepada direksi pekerjaan/KP untuk mendapatkan
GAMBAR KERJA persetujuan.
(SHOP DRAWING) 20.2 Pekerjaan pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum gambar
pelaksanaan tersebut disetujui direksi pekerjaan/KP.
20.3 Direksi pekerjaan/KP yang ditunjuk oleh pemberi tugas harus
mempunyai waktu yang cukup untuk mengikuti gambar pelaksnaan yang
diusulkan oleh pelaksana.
20.4 Persetujuan terhadap gambar pelakanaan bukan berarti menghilangkan
tanggung jawab pihak pelaksana terhadap pelaksanaan pekerjaan
tersebut. Kelambatan akibat proses ini tidak berarti pelaksana
mendapatkan perpanjangan waktu pelaksanaan.
20.5 Gambar tersebut di atas harus dalam rangkap 3 (tiga ) berikut kalkirnya
dan semua biaya pembuatannya di tanggung oleh pelaksana.

PASAL 21 : 21.1 Kontraktor wajib menyediakan segala peralatan yang diperlukan untuk
PENYEDIAAN pelaksanaan pekerjaan dengan baik dan sempurna termasuk
PERALATAN KERJA membongkar / merapihkan / membawa keluar segala peralatan tersebut
setelah tidak diperlukan lagi
21.2 Peralatan-peralatan tersebut harus sudah diperhitungkan bentuk,
ukuran, kapasitas, dan sebagainya untuk bisa melayani kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan ini.
21.3 Peralatan peralatan tersebut harus dalam keadaan baik dan harus siap
digunakan. Peralatan yang tidak berfungsi harus segera diperbaiki atau
kalau tidak mungkin harus segera diganti dengan yang masih berfungsi
dengan baik.
21.4 Peralatan yang harus disediakan terdiri atas ;
- Pick up
- Alat pemadat sesuai kebutuhan
- Theodolit dan waterpass
- Stamper
- Scaffolding/perancah
- Molen
8
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

- Genset (bila perlu)


- Vibrator (bila perlu)
- Alat pancang bila perlu (bila perlu)
- Alat pokok lainya yang diperlukan.
Kontraktor wajib menyediakan operator yang mampu melayani perlatan
tersebut diatas
21.5 Segala biaya yang diperlukan untuk penyediaan peralatan dan
operatornya menjadi tanggung jawab kontraktor, termasuk biaya
perawatan, perbaikan dan pembongkaran kembali peralatan tersebut.

PASAL 22 : 22.1 Kontraktor wajib menyediakan bahan bangunan yang diperlukan sesuai
PENYEDIAAN BAHAN dengan syarat–syarat yang ditentukan dalam AV d. PUBB untuk beton
bertulang syarat –syarat dalam PBI –1971
22.2 Direksi pekerjaan / KP berwenang meminta keterangan mengenai asal-
usul bahan dan kontraktor wajib menjelaskannya.
22.3 Bahan bahan yang akan digunakan sebelumnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu kepada Direksi Pekerjaan / KP dan
konsultan perancana untuk itu kontraktor wajib menyerahkan bahan-
bahan yang diusulkan disertai brosur-brosur asli / sertifikat yang
diperlukan.
22.4 Bahan-bahan yang sudah didatangkan ke tempat pekerjaan tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Direksi Pekerjaan / KP harus segera disingkirkan
dari tempat kerja paling lambat 24 jam dari penolakan tersebut. Bagian
pekerjaan yang telah dimulai tapi masih menggunakan bahan yang telah
ditolak harus segera dihentikan dan dibongkar.
22.5 Kontraktor wajib mengirimkan contoh bahan tersebut di atas kepada lab.
Peneletian bahan yang ditentukan apabila Direksi Pekerjaan / KP masih
sangsi dan merasa perlu meneliti kualitas barang yang diusulkan
tersebut.
22.6 Biaya penelitian bahan di lab. menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 23 : 23.1 Untuk jenis pekerjaan yang apa bila dikerjakan akan mengakibatkan
TATA CARA UNTUK pada jenis pekerjaan yang lain yang tidak dapat diperiksa/ tertutup oleh
MEMULAI SUATU jenis pekerjaan tersebut, maka kontraktor wajib meminta pada direksi
JENIS PEKERJAAN pekerjaan / KP secara tertulis untuk memeriksa bagian pekerjaan yang
akan ditutup itu . Setelah pekerjaan yang akan ditutup dinyatakan baik
baru kontraktor diperkenankan melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
23.2 Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut diatas tidak
diwajibkan oleh Direksi Pekerjaan / KP dalam waktu 2 x 24 jam sejak
jam diterima permohonan tersebut tidak terhitung hari libur resmi maka
kontraktor boleh melanjutkan pekerjaan tersebut kecuali apabila Direksi
Pekerjaan / KP memintanya perpanjangan waktu pemeriksaan dan
kontraktor mrnyetujui.
23.3 Apabila ketentuan ketentuan tersebut di atas dilanggar oleh kontraktor
maka Direksi Pekerjaan / KP berhak menginstruksikan untuk
membongkar bagian yang sudah dikerjakan baik sebagian maupun
seluruhnya maupun untuk keperluan pemeriksaan atau perbaikan. Biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali akan dibebankan kepada
kontaktor.

PASAL 24 : Pekerjaan-pekerjaan yang sudah terpasang dengan baik dan sudah diterima
TATA CATA oleh Direksi / Direksi Pekerjaan / KP dapat dihitung prestasi dengan nilai 100 %
PENILAIAN PRESTASI dan bahan bahan yang sudah didatangkan ke lokasi proyek tetapi belum
PEKERJAAN terpasang, tidak dapat dinilai prestasinya.
9
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

PASAL 25 : Apabila ada bagian bagian pekerjaan yang diserahkan kepada pihak ketiga (sub
KOORDINASI DENGAN Kontraktor) sesuai dengan ketentuan yang ada dalam kontrak maka untuk ini
SUB KONTRAKTOR kontraktor wajib mengatur koordinasi bekerja dengan pihak ketiga.
Tanggung jawab atas kualitas barang yang telah diserahkan kepada pihak
ketiga ini tetap berada pada pihak kontraktor.

PASAL 26 : Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap hasil pekerjaan yang


PERLINDUNGAN sedang dan sudah selesai dilaksanakan terhadap hal-hal yang menimbulkan
TERHADAP HASIL keresahan.
PEKERJAAN

PASAL 27 : 27.1 Kontraktor wajib menyediakan 2 set seluruhnya dokumen pelaksanaan


PENYEDIAN seperti yang tersebut dalam PASAL 33 Buku RKS ini untuk masing-
DOKUMEN masing diletakan di kantor pelaksanaan dan dikantor Direksi Pekerjaan /
PELAKSANAAN KP menjadi konstruksi di lapangan
DI LAPANGAN 27.2 Seluruh dokumen tersebut diatas harus dalam keadaan jelas dan mudah
dibaca dan sudah mencantumkan perubahan-perubahan terakhir.
27.3 Biaya penyediaan dokumen-dokumen tersebut menjadi tanggung jawab
kontraktor.

PASAL 28 : 28.1 Dalam masa pemeliharaan kontraktor tetap bertanggung jawab untuk
TANGGUNG JAWAB memlihara pekerjaan yang telah selesai apabila dalam masa
DALAM MASA pemeliharaan tersebut ada pekerjaan-pekerjaan yang rusak dan tidak
PEMELIHARAAN berfungsi dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan / KP
maka kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan tersebut secepatnya.
28.2 Apabila dalam masa pemeliharaan ini kontraktor tidak melaksanakan
perbaikan-perbaikan seperti yang diminta Direki Pekerjaan / KP maka
prestasi pekerjaan akan dikurangi sesuai dengan nilai pekerjaan yang
belum diperbaiki dan penyerahan kedua tidak dapat dilaksanakan.

PASAL 29 : 29.1 Kontraktor wajib mengajarkan/melatih tenaga pemeliharaan


TENAGA–TENAGA (maintenance) dari pihak pemberi tugas hingga pemakai bisa
PEMELIHARAAN DARI menggunakan selurah sistem dengan baik.
PEMBERI TUGAS 29.2 Kontraktor harus membuat buku petunjuk operasi dalam bahasa
Indonesia yang jelas sebanyak 6 set untuk pemberi tugas.

PASAL 30 : 30.1 Pelaksanaan kontraktor pada akhir pekerjaan harus membuat gambar-
GAMBAR YANG gambar terakhir sesuai dengan yang terpasang atau yang telah
SESUAI DENGAN dilaksanakan (As-built drawing) gambar yang sesuai dengan kenyataan
KENYATAAN (AS- tersebut harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan / KP
BUILT DRAWING) 30.1 Gambar tesebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga ) berikut
gambar asli dan semua biaya pembuatannya ditanggung pelaksana.

PASAL 31 : 31.1 Setiap bagian yang berhubungan dari kontraktor satu dengan kontraktor
KERUSAKAN BAGIAN yang lain harus selalu dalam koordinasi yang baik agar kerusakan
PEKERJAAN OLEH masing-masing bidang pekerjaan dapat dihindari.
PELAKSANA/ 31.2 Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihidari kontraktor yang
KONTRAKTOR/ bersangkutan diwajibkan memperbaiki bagian bangunan yang rusak
SUB KONTRAKTOR tersebut seperti keadaan semula dinilai dan disetujui pemilik proyek atau
Direksi Pekerjaan / KP secara tertulis.

PASAL 32 : Pada akhir pekerjaaan menjelang pekerjaan penyerahan pertama :


PENYERAHAN 32.1 Semua bangunan sementara dibongkar setelah mendapat ijin dari
PERTAMA pemilik proyek Direkis Pekerjaan/KP atau yang ditunjuk oleh pemberi
tugas.
10
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

32.2 Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih utuh tanpa
cacat.
32.3 Pelaksana diwakjibkan menyerahkan kepada pemilik proyek atau direksi
pekerjaan /KP berupa ;
a. 3 (tiga) gambar “ As built drawing ” dan seluruh pekerjaan yang
dilaskanakan termasuk gambar peruabahan dari rencana.
b. 3 (tiga) album photo berwarna
32.4 Membersihkan atau membuang sisa bahan, sampah dan lain-lain yang
tidak berguna pada pelaksanaan pembanguan.

B. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN PERSIAPAN

PASAL 33 : 33.1 Kontraktor harus melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan


PEKERJAAN seperti pengadaan kerekan/tempat meluncur pengaman, apabila
PERSIAPAN konstruksi melewati kabel-kabel dan harus mengikuti semua persyaratan
pengamanan PLN untuk menghindari kecelakaan yang terjadi karena
pemakaian alat-alat tersebut.
33.2 Lokasi Persiapan dan Pelayanan yang Ada
Kecuali ukuran-ukuran setting out seperti yang tercantum pada denah,
posisi sumbu yang tepat dari sarana-sarana pelayanan maupun
bangunan-bangunan tertanam yang ada harus disetujui oleh Direksi/KP
sebelum penggalian percobaan, tetapi apabila perlu, boleh juga setelah
membuat galian-galian percobaan.
33.3 Pembersihan
Pohon yang akan ditebang harus diukur setinggi 1 meter dari atas
permukaan tanah. Ranting-ranting dan tangkai-tangkai pohon harus
disingkirkan dan pekerjaan tersebut dibayar menurut item yang sama,
akan tetapi tidak satupun pohon boleh ditebang tanpa seizin yang tegas
dari Direksi /KP . Pembersihan semak-semak dan pohon dengan tali
pelana (chain show) kurang dari 50 cm harus dimasukkan ke dalam
pekerjaan galian. Batang kayu sebelumnya menjadi milik pihak pemberi
tugas. Pembersihan tanah pertanian dari rumput atau sisa-sisa tanaman
tidak akan dibayar secara terpisah dan harus dimasukkan ke dalam item
Land clearing.
33.4 Pekerjaan Survey Lapangan
Semua informasi yang diperoleh dari Engineer seperti peta-peta, sket-
sket, hasil pengukuran elevasi, BM dsb harus dikelompokkan dan dicek
ulang di lapangan.
Semua pengeluaran sehubungan dengan informasi yang diperoleh harus
ditanggung oleh kontraktor dan harus masuk ke adalam item yang
bersangkutan di dalam BQ
Sehubungan memulai pekerjaan apapun, kontraktor harus
melaksanakan survey topografi secara detail di area proyek yang
ditunjukkan oleh Engineer.
a. Pengukuran Elevasi
Semua Bench Mark dan patok dan semua titik referensi disepanjang
area proyek harus diukur elevasinya dengan Automatic level (misal
Wild NAK 1 atau 2, NAZ)
Semua route pengukuran harus diukur dua kali (pulang
pergi/looping). Looping pengukuran harus mendekati atau lebih
pada 7 k km dimana k adalah jarak pengukuran dalam km. Semua
route pengukuran harus diantara dua Bench Mark yang ada di
proyek.
11
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

Garis pandangan/penglihatan tidak boleh melebihi 50 m, seluruh


perhitungan pengukuran harus dicek secara bebas setiap hari dan
ditandatangani.
Pengecekan alat ukur instrumen : instrumen (waterpass) harus
dicek setiap kali akan dipakai dengan test menggunakan dua patok
dengan jarak 50 m. perbedaaan ketinggian antara dua titik yang
diukur dari titik tengah harus dibandingkan dengan perbedaaan
ketinggian yang diukur dari dekat ke satu ujung. Hasilnya harus di
cantuKPan pada lembaran-lembaran lapangan dengan membuat
penyesuaian bilamana perlu.
Mistar ukur harus ditempatkan diatas pelat dasar logam pada
semua titik pergantian. Pada BM dan patok, mistar ukur harus
diletakkan langsung di atas paku atau baut.
Pemegang mistar ukur diperintahkan untuk memegang mistra ukur
tegak lurus dengan menggunakan gelembung-gelembung udara
(nivo) apakah ditempel pada mistar ukur atau dipegang menempel
pada pingggir mistar ukur. Gelembung-gembung ini harus dicek.
b. Survey Detail, pengukuran Elevasi Struktur & menarik Garis Dasar
(Bottom Linning)
Ketinggian dan jarak seluruh bangunan/struktur proyek harus
ditentukan dengan tepat.
§ Ketinggian setempat. (Spot height)
Ketinggian setempat harus diukur setiap 2 m disepanjang garis
dasar dan setiap 5 m dipuncak dinding bangunan, sebelum dan
sesudah pelaksanaan pekerjaan. Kerapatan ketinggian
setempat akan bervariasi sesuai dengan pekerjaan dan
ketakteraturan struktur bangunan. Ketinggian setempat harus
disurvey sepanjang dari seluruh daerah yang rendah dan
seluruh titik yang tinggi.
Ketinggian setempat harus diukur dari BM utama dengan
waterpass. Posisi ketinggian setempat pada dengan
keseluruhan harus ditunjukkan dalam desimal. Elevasi yang
didapat dengan pengukuran waterpass ini harus diperlihatkan
data TIGA desimal dibelakang koma. Ketinggian setempat
harus diperlihatkan pada keseluruhan bangunan, gorong-
gorong, pada saluran, pada saluran plumbing bangunan,
saluran limbah, drainase dan pada sepanjang jalan. Seluruh
hasil survey ketinggian setempat pada daerah berlumpur jika
ada selama pembangunan harus diteliti dengan mistar ukur di
atas pelat dasar pada permukaan tanah. Sangat sulit untuk
menentukan taraf permukaan tanah (ground level) dalam
kondisi tanah basah, dalam hal ini pelat dasar harus tetap
pada posisinya., kemudian mistar ukur diletakkan di atas
puncaknya dengan hati-hati dan dibaca secepat mungkin.
§ Ketinggian Detail dan Ketinggian Setempat.
Ketelitian posisi titik tertentu yang diukur harus lebih kecil dari
0,02 m (0,2 mm pada peta berskala 1 : 100). Ketelitian
ketinggian setempat harus + 5 mm apabila dicek terhadap BM
terdekat. Ini dimaksudkan untuk ketinggian setempat pada
tanah stabil.
c. Survey Bersama sebelum melakukan seluruh pekerjaan tanah
Kontraktor bersama-sama dengan pihak pemberi tugas dan
Engineer harus melakukan survey diseluruh area yang akan dibuat
galian, bangunan, jalan, atau tanda untuk menentukan tingginya
letak suatu area. Gambar hasil survey bersama dipersiapkan oleh
12
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

kontraktor dan harus disetujui oleh engineer sebelum dimulainya


suatu pekerjaan tanah.
Kontraktor harus menyediakan dan menentukan bracing yang kuat
dan cukup untuk menahan isi dan atau galian yang diminta oleh KP
jika sangat dibutuhkan.
Apabila galian dibuat dekat atau dibawah bangunan yang ada atau
pekerjaan tersebut dapat menyebabkan turunnya bangunan,
kontraktor harus mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh
pekerjaan sementara tersebut dengan cara-cara yang disetujui KP
Semua bracing harus dipelihara dengan benar sampai pekerjaan
permanen cukup kuat dan kayu-kayu penopang (bracing) boleh
dibongkar. Pembongkaran bracing hanya boleh dilaksanakan
dengan seizin Engineer dan di bawah Pengawasan KP
Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar detail serta
perhitungan-perhitungan untuk penopang/penahan yang diusulkan
untuk menahan galian parit dan galian-galian lainnya. Kontraktor
tidak diijinkan untuk melakukan kegiatan apapun sebelum usulan
metode pelaksanaan dan gambar-gambar detail didiskusikan dan
disetujui KP
33.5 Pengukuran dan Pematokan
a. Pemborong harus mengerjakan pematokan dan pengukuran untuk
menentukan batas-batas pekerjaan serta garis-garis kemiringan
tanah sesuai dengan rencana.
b. Dari pengukuran ini dibuat gambar kerja yang memuat tentang
pembagian lokasi areal kerja untuk disetujui Direksi Proyek/KP
sehingga jadwal pelaksanaan pekerjaan berikutnya dapat
dilaksanakan. Bilamana ada perbaikan dari direksi Pekerjaan,
pemborong harus melakukan pengukuran ulang.
Dalam pengukuran ini harus ada patokan referensi tetap yang tiap
koordinat :
§ Patokan utama dibuat dari beton ukuran 20 x 20 x 80 cm
§ Patok lain yang digunakan untuk pembatas site terbuat dari pipa
PVC pralon diberi tulang besi dia 15 cm dicor beton 1 : 2 : 3 dan
diberikan tanda koordinat.
c. sebelum pelaksanaan pematokan, pemborong wajib memberikan
laporan tertulis kepada direksi pekerjaan.
d. Hasil pelaksanaan pekerjaan pengukuran dimintakan persetujuan
Direksi Pekerjaan, dan hanya hasil pengukuran yang telah disetujui
Direksi digunakan sebagai dasar pekerjaan selanjutnya.
e. Bila terdapat penyimpangan dari gambar pelaksanaan. Pemborong
harus mengajukan 3 (tiga) lembar gambar penampang dari daerah
yang terjadi penyimpangan, kepada direksi untuk dimintakan tanda
tangan persetujuan peyimpangan tersebut.
f. Apabila terdapat revisi, hasilnya diajukan kembali untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan , hasil persetujuan
tersebut dibuat di atas kertas kalkir dengan 3 (tiga) lebar hasil
reproduksi. Ukuran huruf yang dipakai pada gambar serta
ketentuan-ketentuan direksi Pekerjaan akan dijadikan gambar
pelaksanaan sebagai pengganti gambar lama.
33.6 Pembersihan dan Penebangan pohon
a. Pohon-pohon dan lain sebagainya yang ditebang kecuali tanaman
penghias (taman) yang perlu dipertahankan, dibongkar sampai
kedalaman 40 cm di bawah permukaan tanah, permukaan akhir
ditentukan setelah pengupasan tanah yang kurang baik serta
sampah-sampah, akar-akaran dibuang keluar dari lapangan
13
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

pekerjaan. Penebangan pohon-pohon dilakukan setelah mendapat


persetujuan Direksi Pekerjaan.
b. Kerusakan bangunan jika ada, pagar milik orang lain yang terjadi
akibat waktu pembersihan, harus diperbaiki dan biaya ditanggung
pemborong.
33.7 Pelaksanaan Peil dan Ukuran
a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan
pekerjaan menurut peil-peil dan ukuran yang ditetapkan pada
gambar kerja dan RKS.
b. Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan menurut peil yang
sudah ditentukan, bila terjadi kelainan, pemborong tidak akan
ditolelir kesalahannya dan pekerjaanya berhak diulang.kembali
(dibongkar) atas beban biaya ditanggung Pemborong.
c. Pemborong wajib mencocokkan ukuran-ukuran dengan yang lain
dalam setiap pekerjaan, jika terjadi selisih/perbedaan segera
melaporkan kepada Direksi pekerjaan untuk diberi keputusan
pembetulannya.
33.8 Pengupasan Lapisan Tanah
a. Pemborong harus melakukan penupasan (stripping) terlebih dahulu
pada lokasi proyek tersebut, sehingga didapatkan permukaan tanah
asli yang bebas dari kotoran, humus, akar-akar atau sisa-sisa
material yang membusuk.
b. Ketebalan pengupasan ini minimum 30 cm dari permukaan tanah
asli. Tanah bekas stripping (kuapsan) harus dibuang jauh dari lokasi
pekerjaan/sesuai dengan petunjuk Direksi.
33.9 Pemadatan untuk jalan
Setelah tanah yang selesai distripping dan pekerjaannya telah sesuai
dengan persyaratan, maka tanah hasil kupasan khusus yang akan
digunakan sebagai badan jalan tersebut dipadatkan dengan
menggunakan mesin gilas (Compactor ) 8 ton minimal 5 kali lintasan
(gilasan) hingga mencapai kepadatan yang telah ditentukan. Dilengkapi
dengan hasil test kepadatan.
33.10 Pagar Pengaman
Pemasangan pagar pengaman bertujuan sebagai pengamanan pada
lokasi proyek, memudahkan kontraktor untuk mengontrol pekerjaan dan
material dan untuk membatasi pihak pihak yang tidak berkepetingan ke
lokasi proyek. Pagar pengaman proyek terbuat dari lembaran seng
gelombang BJLS 20 yang disusun tegak. Seng tersebut dipakukan pada
kayu penyangga yang dipasang setiap jarang 1 meter yang didirikan di
lokasi. Kayu penyangga berupa kayu dolken bulat dengan diameter
minimal 5 cm. Pada bagian atas, tengah dan bawah rangka kayu tegak
di pasang rangka kayu 4/6 melintang sebagai pembagi rangka tegak.
Pada setiap tiang tegak dipasang pengaku yang ditanam pada tanah
berbentuk sedemikian sehingga membentuk segitiga dengan tiang
tegak.
33.11 Papan Nama Proyek/Reklame
Kontaktor wajib mengerjakan papan nama Proyek sesuai dengan
ketentuan yang ada dalam peraturan pemerintah daerah setempat.
Papan nama proyek harus memuat ;
- Nama proyek
- Pemilik proyek
- Lokasi proyek
- Nomor kontrak
- Biaya kontrak
- Nama konsultan perencana
14
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

- Nama konsultan pengawas


- Nama kontraktor
- Waktu pelaksanaan
33.12 Pekerjaan Pembongkaran :
Bongkar bangunan / gedung lama ; total atau sebagian meliputi :
- Pondasi, sloof dan kolom, dinding, kusen, daun pintu / jendela,
lantai, plafond, atap, instalasi listrik, sanitasi dan lain sebagainya.

C. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 34 : 34.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN a. Pekerjaan meliputi menyediakan dan pendayagunaan semua
GALIAN / URUGAN tenaga kerja, bahan-bahan instalasi konstruksi dan perlengkapan-
TANAH perlengkapan untuk semua pekerjaan galian yang diperlukan
sebagaimana diperlihatkan dalam spesifikasi atau sebagaimana
yang diperlukan.
b. Kontraktor harus mengadakan penyediaan-penyediaan dan
persiapan-persiapan serta melakukan semua pekerjaan yang perlu
untuk menerima atau ikut serta dengan pekerjaan lain.
c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang
akan terpasang dan yang tertanam pada tanah tanpa mengabaikan
semua ketentuan-ketentuan yang berlaku jika pekerjaan tersebut
tidak disebutkan secara khusus
d. Kontraktor harus melakukan pekerjaan galian untuk semua
pekerjaan seperti yang terlihat dalam gambar untuk pekerjaan
galian tanah pondasi, pemotongan / pembentukan kontur elevasi
lahan sesuai site plan, pembentukan badan jalan,timbunan kembali
galian tanah pondasi, timbunan tanah dan pasir bawah lantai,
pondasi dan saluran, timbunan tanah untuk peninggian, galian
tanah untuk mendapatkan peil lantai yang disyaratkan, galian bak
kontrol, dan pekerjaan perataan tanah sekeliling dan pekerjaan lain
yang tidak disebutkan namun harus dikerjakan karena untuk
mendukung pekerjaan tersebut.
34.2 KETENTUAN UMUM
a. Untuk detail pekerjaan yang mungkin tidak tercantum dalam
spesifikasi ini tapi peekrjaan tersebut tetap harus dilakukan, maka
kontraktor harus melaksanakannya sesuai standard yang berlaku.
b. Untuk pekerjaan galian, kontraktor harus mempelajari semua data
dan memutuskan tahapan metode galian yang akan dipakai.
Kontraktor dapat membuat studi tambahan (penyelidikan tanah, dan
sebagainya) bila konraktor berpendapat data/desain yang ada tidak
sesuai dengan usulannya.
c. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya untuk konsekwensi yang
terjadi atas kegagalan konstruksi pada saat penggalian sehubungan
dengan metode galian yang ada, maupun metode galian usulannya.
d. Harga yang diajukan kontraktor haruslah sudah termasuk jenis
semua jenis pekerjaan yang harus dilakukannya agar pekerjaan
galian dapat dilakukan dengan aman. Dalam hal ini, kontraktor
harus melakukan segala tindakan yang diperlukan, seperti
penelitian di lapangan dan lingkungan proyek, mempersiapkan
perencanaan setail galian dan penahan tanah sementara, test,
sistem monitor (pengawasan) pembongkaran kembali pekerjaan
sementara, tindakan lainnya, untuk meyakinkan pihak perencanaan
maupun team pengawas dari pemerintah.
15
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

e. Detail metode dalian dan sistem penahan tanah yang dipakai oleh
kontraktor harus disetuui oleh KONSULTAN PENGAWAS/Konuslta
Perencana, dan perlu ditegaskan bahwa persetujuan itu tidak berarti
membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya untuk semua
kerusakan yang mungkin timbul pada bangunan sekelilingnya jika
ada.
f. Walaupun metode galian yang digunakan sesuai dengan yang
telah dipersiapkan oleh konsultan perencana, kntraktor tetap
bertanggung jawab penuh atas semua kerusakan yang mungkin
terjadi.
34.3 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
a. Kontraktor harus menjamin keamanan dari sekelilingnya dari segala
kerusakan yang mungkin terjadi akibat galian. Kontarktor juga
bertanggung jawab untuk segala kerusakan ataupun tuntutan dari
masyarakat yang mungkin terjadi.
b. Kontraktor harus menggali sesuai dengan bentuk dan kedalaman
yang a kan direncanakan.
c. Kontraktor harus segera melindungi permukaan galian dengan
adukan semen pasir (Screed), agar tidak terjadi kelongsoran
d. Kontarktor harus menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman
dalam menyiapakan dan mengawasi semua rencana/pelaksanaan
galian, seperti menentukan tahapan dan sistem schedule,
penempatan konstruksi sementara sistem saluran air hujan,
dewatering jika sangat mendesak, dan sisitem monitoring untuk
pergerakan tanah jika sangat diperlukan dan semua tindakan
pengalaman dari pekerjaan galian.
e. Kontraktor harus menyerahkan laporan harian dan laporan
mingguan, dari sistem pengamatannya selama pekerjaan galian
kepada pihak direksi proyek.
f. Direksi/ perencana berhak meminta kontraktor menambah/
mengubah sistem pengamatan jika diketemukan hal-hal yang
mencurigakan tanpa adanya tambahan biaya.
g. Setiap perubahan metode/urutan galian harud dilaporkan dan
disetujui oleh direksi
h. Kontraktor bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan
galian sesuai dengan peraturan yang berlaku dan membuat laporan
maupun ijin yang diperlukan dari pihak yang berwajib.
34.4 KONDISI LAPANGAN
a. Sebelum pemasukan tender, kontraktor harus meninjau lokasi.
Kontraktor harus menjamin bahwa informasi yang didapat baik dari
gambar maupun kunjungan, cukup dapat mengajukan/menghitung
harga penawaran
b. Penunjukan kontraktor adalah berdasarkan bahwa kontraktor sudah
dianggap mengetahui benar kondisi lokasi dan sekelilingnya, berikut
bangunan sekelilingnya yang mungkin terpengaruh oleh kegiatan
konstruksi tidak ada tuntutan untuk tambahan biaya di kemudian
hari dengan alasan tidak adanya data yang jelas.
c. Kontraktor harus membebaskan Pemberi Tugas atas segala
tunuttan dari pihak lain yang mungkin terjadi selama masa
konstruksi, akibat adanya kerusakan bangunan, kecelakaan
kegagalan konstruksi, polusi dan lain-lain.
d. Kontraktor harus memelihara dan menjamin kebersihan jalan
lingkungan, setiap kendaraan yang keluar masuk dari dan ke proyek
harus terlebih dahulu dibersihkan.
16
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

34.5 PERSYARATAN MATERIAL


Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian
pondasi yang dipadatkan dengan alat pemadat dengan kepadatan
minimal sama dengan kepadatan tanah asli. Untuk timbunan di bawah
lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik. Tanah timbunan
dan pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar-akar kayu
serta sampah lainnya.
34.6 PEDOMAN PELAKSANAAN
a. Direksi/Konsultan Pengawas berhak menolak metode galian yang
diajukan oleh kontraktor tanpa adanya tambahan biaya untuk hal
tersebut. Setiap penolakan seperti di atas tidak membebaskan
kontraktor sebagai penanggung jawab tunggal dari pekerjaan
galian.
b. Kontraktor bertanggung jawab penuh untuk ;
§ Peralatan keselamtan kerja
§ Perbaikan tanah
§ Proteksi lereng galian dengan screed (pasangan semen
dan pasir)
c. Direksi/perencaan berhak memerintahkan kontraktor, untuk
melakukan berbagai tindakan agar keamanan bangunan
sekelilingnya dapat terjamin dan tidak ada tambahan biaya untuk
tidakan tersebut.
d. Kontraktor harus menunda pekerjaan galian dalam hal jika terjadi
hal-hal yang memungkinkan terjadinya bahaya longsor atau lainnya,
pekerjaan dapat dilakukan bila kontraktor sudah mempunyai metode
untuk mengatasinya.
e. Kontarktor harus mendapatkan persetujuan direksi bila akan
melakukan pengurukan bagian-bagian pekerjaan permanen.
f. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan
penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui direksi.
Bentuk galian yang dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan
kedalaman yang tertera dalam gambar. Apabila di tempat galian
ditemukan pipa pembuangan, kabel listrik, telpon atau lainnya yang
masih berfungsi, maka kontraktor secepatnya memberitahukan
kepada direksi atau pada instansi yang berwenang untuk mendapat
petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya
atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
Apabila dalam penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka
kontraktor wajib melaporkannya kepada direksi untuk dilanjutkan
kepada pemerintah daerah setempat.
Galian-galian untuk bak kontrol, bak penampungan air saluran air
hujan, dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan
dalam gambar kerja dan gambar detail.
g. Galian di luar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang
disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam site plan.
h. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang ditentukan dalam
gambar, maka kontraktor harus mengisi galian tersebut dengan
pasir urug.
i. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank, galian bak
kontrol, galian bak penampung air, galian saluran air hujan saluran
air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan
ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan
dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuh
yang baik. Setelah lapisan pertama dipadatkan, ditimbun dengan
17
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

lapisan berikutnya dan dipadatkan seperti di atas. Demikian


seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi
tertutup kembali.
j. Pengurugan dengan tanah timbunan dilakukan lapis demi lapis
hingga ketebalan 10 cm di bawah lantai, ditumbuk hingga padat.
Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm.
k. Di bawah lantai diurug dengan pasir dan dipadatkan. pengurugan
dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh,
kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan.
Hasil akhir harus mendapat persetujuan direksi atas tentang
kesempurnaan pengurukan dan pemadatan.
l. Di bawah pondasi, saluran air diurug dengan pasir pasangan
setebal 10 cm dan dipadatkan
Pekerjaan tanah untuk struktur :
a. Sisa-sisa, kayu akar, batu-batuan dan unsur-unsur pengganggu lain
harus disingkirkan dan dikeluarkan sebelum dilakukan pengupasan
tanah lapisan bagian teratas (top soil) daerah yang akan dibangun
sehinggga minimal 1 meter di luar garis rabat harus dikupas
sedalam 20 cm (kedalaman retak) untuk tanah bekas ladang
sedang untuk tanah bekas sawah minimal 30 cm. Tanah hasil
kupasan ini hanya boleh untuk menggurug daerah-daerah rendah
yang tidak akan didirikan bangunan di atasnya. Bila kondisi tanah
sangat jelek atau labil maka lapisan atas ini harus dibentuk dengan
rata menurut garis-garis ketinggian yang ditentukan dalam gambar
rencana.
b. Muka tanah tempat akan didirikan bangunan di atasnya harus
dibentuk dengan rata menurut garis-garis dan ketinggin yang
ditentukan di dalam gambar rencana.
c. Pada pembentukan tanah yang bertangga atau akibat dari peralatan
terjadi suatu talud (tebing) maka harus diusahakan pengamanan
pada tebing yang rawan untuk diusahakan pengamanan pula air
hujan/air tanah tidak melimpah ke daerah bangunan yang lebih
rendah, dengan kata lain daerah kerja harus selalu bebas banjir.
d. Galian tanah dilaksanakan untuk semua jenis pasangan pondasi
dan semua pasangan lainnya di bawah tanah seperti rollag atau
sloof pengalasan lantai, semua saluran-saluran septicktank dan
pembebasan penanaman pohon dan lain-lain yang nyata-nyata
harus dilakukan sesuai dengan rencana gambar.
e. Galian tanah yang melebihi kedalaman yang ditentukan dan bila ini
terjadi pengurugan kembali harus dilakukan dengan pasangan atau
beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari pemberi tugas.
f. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat atau didekat tanah
galian seperti akar atau tunas pohon sisa kayu-kayuan, bekas
bongkaran, batu-batuan dan sebagainya harus dikeluarkan dan
disingkirkan.
g. Pada bagian galian yang dianggap mudah longsor pemborong
harus mengadakan tindakan pencegahan dengan membuat talut
atau cara lain, kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat guguran
tanah dengan alasan apapun menjadi tanggungan kontraktor.
h. Pengeringan tempat kerja . Untuk pelaksanaan, tempat kerja
terutama galian pondasi harus dalam keadaan bebas air. Untuk itu
pemborong harus menyediakan alat-alat pengering dalam keadaan
siap pakai dengan daya jumlah yang bisa menjamin kelancaran
pekerjaan.
18
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

i. Urugan kembali lubang pondasi hanya boleh dilaksanakan seijin


konsultan pengawas setelah dilakukan pemeriksaan pondasi.
j. setiap tanah urugan harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan
dan segala macam sampah atau kotoran. Tanah urugan harus dari
jenis tanah berbutir (tanah berpasir dan tidak terlalu basah).
k. Urugan tanah harus dipasang sepadat mungkin dengan mesin
pemadat (Stamper) dan tidak dibenarkan hanya menggunakan
timbris.
Urugan tanah untuk meninggikan atau memperbaiki permukaan,
pada dasarnya akan ditentukan dan di bawah pengawasan
konsultan pengawas menurut ketinggian, lebar dan kedalaman yang
diperlukan, pelaksaannya harus dengan lapis demi lapis, setiap
lapis tidak boleh lebih tebal dari 20 cm.
l. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan
dari tempat-tempat yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
34.7 PENGURUGAN
a. Pengurukan kembali tanah dapat digunakan tanah galian, yang
sebelumnya harus disetujui direksi.
b. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis, ketebalan
lapidan maksimum 20 cm . pemadatan lapisan harus mencapai
kepadatan 95 % dari standar Proctor Lab. pada kadar air Optimum.
Untuk lapisan yang paling atas harus mencapai 98 % standar
Proctor Lab.
c. Bila kontraktor gagal untuk mendapatkan pemadatan yang cukup
untuk setiap lapisan pemadatan lapIsan, maka kontraktor tidak
boleh meneruskan pekerjaan pemadaatan untuk lapisan
berikutnya,.
d. Material yang harus dipakai untuk timbunan harus memenuhi satu
dari persyaratan-persyaratan berikut;
- Material yang diklasfikasikan dalam kelompok A-1, A-2-4, A-2-5
atau A-3 seperti dalam AASHTO M-145dan harus dipadatkan
sampai 90 % dari berat jenis kering maksimum (Maximum dry
Density) menurut AASHTO T.99
- Material yang diklasifikasikan dalam kelompok A-2-6, A-2-7, A-
4,A-5, A-6, A-7 boleh digunakan dengan perhatian khusus
diberikan pada waktu pemadatan tanah untuk mencapai 95 %
dari berat jenis kering maksimum (Maximum dry Density)
menurut AASHTO T.99
e. Mesin gilas tidak boleh digunakan di tempat-tempat yang oleh
direksi dianggap berbahaya atau dengan jarak yang kurang 45 cm
terhadap saliuran, batas-batas pekerjaan lain yang mungkin menjadi
rusak. Untuk hal tersebut mesin gilas bisa diganti dengan stemper
f. Urugan pada daerah bangunan dan sekeliling luar bangunan dalam
radius 1,5 meter dari tepi bangunan harus diberi bahan anti rayap.
Jika ada waterproofing maka bahan anti rayap tidak bereaksi
dengan water prooffing.
g. Bila tidak tercantum dalam gambar-gambar detail, maka sebelum
pemasangan pelat pondasi beton, dasar galian ditimbun dengan
pasir urug dengan ketebalan 10 cm (setelah disiram, diratakan dan
dipadatkan) kemudian dipasang lantai kerja dengan tebal 5 m
dengan adk 1 ps : 3 psr : 5 krl. Bila tidak tercantum dalam gambar-
gambar detail maka sebelum pemasangan sloof beton dipasang
lantai kerja dengan tebal 5 cm dengan adukan 1 Ps : 3 Psr : 3 Krl.
19
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

PASAL 35 : 37.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN a. Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja, kuda-
LOGAM/RANGKA kuda baja, pelat- pelat, baut-baut, angker-angker, teralis dan lain
BAJA sebagainya menurut kebutuhan sesuai dengan gambar kerja dan
uraian pelaksanaan dan persyaratan pekerjaan.
b. Semua Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja,
seperti sambungan-sambungan pengelasan baik las sudut maupun
las penuh dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan uraian
pelaksanaan dan persyaratan pekerjaan
c. Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja,
seperti pemasangan elemen-elemen rangka baja, dan lain-lain
sesuai dengan gambar kerja dan urian pelaksanaan dan
persyaratan pekerjaan.
d. Untuk rangka atap yang menggunakan baja ringan (Zincalume profil
C.Truss), sistem struktur dan pemasangannya disesuaikan dengan
lisensi pabrik dengan satuan pembayaran M2.
37.2 KETENTUAN UMUM
Spesifikasi ini meliputi syarat-syarat perencanaan, pabrikasi dan
pemasangan konstruksi bahan untuk pekerjaan kuda-kuda, gording / nok
dan sebagainya.
a. Bahan-bahan struktur / Konstruksi
§ Semua bagian bahan baja yang digunakan harus baru dari
jenis yang sama kualitasnya, dalam hal ini baja jenis BJ.37
dengan tegangan tarik putus baja minimum 2400 kg/cm².
§ Batang profil harus bebas dari karat, lubang-lubang
bengkokan, puntiran atau cacat perubahan bentuk lainnya.
§ Batang baja harus disediakan sesuai penampang, bentuk
tebal, ukuran, berat dan detai-detail lainnya sesuai dengan
gambar.
§ Elektroda-elektroda las harus diambil dari GRADE-A. Batang-
batang elektroda yang dipakai diameternya lebih besar atau
sama dengan 6 mm (1/4") dan harus dijaga agar selalu kering.
§ Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan
kisis-kisis untuk tujuan semua konstruksi dibuat atau dilas
harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A36
atau setara dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
§ Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus
memnuhi spesifikasi “American Institute Of Steel
Construction(AISC)” dan PPBBI 1984.
b. Pengikat-pengikat baut-baut, mur-mur /skrup-skrup dan ring-ring
harus sebagai berikut ;
§ Untuk sambungan bukan baja ke baja
§ Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A307 dan harus digalvanis
§ Untuk sambungan baja-ke baja
§ Pengikat-pengikat harus baja karbon yang memenuhi
persyaratan ASTM A325 dan atau ASTM A490 dan harus
terlapis Cadnium
§ Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama)
pengikat-pengikat harus baja tahan korosi memenuhi
persyaratan ASTM A2276 type 321 lainnya dari baja dari
bahan anti karat.
§ Ring-ring bulat biasa harus baja tanah korosi
20
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

c. Bahan-bahan las : bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan


dari “American Welding Society” (AWS D 1,0 – 69) : code for
welding in Bilding Construction”
d. Baut angkur dan skrup-skrup / mur-mur harus memnuhi persyaratan
ASTM A325
e. Baut dan mur tidak berlapis (unifunished) harus memenuhi ASTM
A307
f. Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan
baru, yaitu bahan yang belum pernah dipergunakan untuk
konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai sertifikat dari pabrik.
g. Peraturan-peraturan dan standard yang dipakai
Peraturan-peraturan dan standard di bawah ini atau publikasi yang
dapat dipakai harus dipertimbangkan serta merupakan bagian dari
sertifikasi ini.
Dalam hal ada pertentangan, spesifikasi yang menentukan ;
§ Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia PPBBI
1984
§ American Institute of Steel Construction
§ American Society for Testing Material (ASTM)
37.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pemeriksaan dan lain-lain
Seluruh pekerjaan baru berkualitas tinggi. Seluruh pekerjaan harus
dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua
komponen dapat dipasang dengan tepat di lapangan. Setiap
pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesui dengan gambar atau
spesifikasi ini boleh ditolak, dan bila harus diperiksa segera.
b. Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus menyiapkan gambar-
gambar kerja yang menunjukkan detail-detail lengkap dari semua
komponen, panjang serta ukuran las, jumlah ukuran serta tempat
baut-baut serta detail-detail lain yang lazim diperlukan untuk
pabrikasi.
Pelaksana wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran ukuran yang tercantum pada Gambar Kerja
Perhitungan detail dan sambungan dari bagian-bagian konstruksi
baja yang tidak tercantum pada gambar kerja harus dilengkapi oleh
pelaksana dan harus dinyatakan pada Gambar Pelaksanaan. Untuk
itu pemborong harus meminta persetujuan dari Direksi /
PENGAWAS sebelum pekerjaan dimulai.
c. Ukuran –ukuran
Pelaksana harus meneliti kebenaran dan bertanggung jawab
terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
d. Keseluruhan
Toleransi dari kelurusan komponen tidak lebih dari yang disyaratkan
di bawah ini;
l
§ untuk kuda-kuda =
1000
l
§ untuk komponen lain =
1000
21
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

37.4 PEDOMAN PELAKSANAAN.


a. Apabila tidak didefinisikan dalam gambar kerja, maka semua
pengelasan konstruksi baja harus sekuat/sesuai petunjuk tertulis
Direksi
b. Pekerjaan Pengelasan harus di bawah pengawasan personel yang
memiliki kesiapan teknis untuk pekerjaan tersebut.
c. Penyambungan bagian-bagian kosntruksi baja harus dilakukan
dengan las listrik serta pengelasannya sudah melalui ujian (test)
dan harus memiliki kualifiakasi dari jenis pengelasan yang
diperkenankan kepadanya.
d. Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus
diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan terbuka.
Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat , sehingga
dalam memasang tidak akan memerlukan pengisi kecuali bila
gambar detail menunjukkan hal tersebut.
e. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang
dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali.
Semua perlengkapan atau barang-barang pekerjaan lain yang perlu
demi kesempurnaan pemasangan walaupun tidak secara khusus
diperlihatkan dalam gambar atau dipersyaratkan disini, harus
diadakan/disediakan, kecuali jika diperlihatkan/ dipersyaratkan lain.
f. Bagian konstruksi yang segera akan dilas harus dibersihkan dari
bekas-bekas cat, karat, lemak dan kotoran-kotoran lainnya.
g. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya
ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja
untuk memasang pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian
yang terhalang oleh benda lain.
h. Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan
di atas, akan ditolak dan harus diganti, pekerjaan yang selesai,
harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan dan sambungan
yang berongga.
i. Konstruksi baja yang telah dikerjakan harus segera dilindungi (di
cat) terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan
memenuhi syarat.
j. Sebelum bagian-bagian dari kontruksi dipasangkan, semua bagian
yang perlu sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari serbuk
besi, maka bagian-bagian itu harus diperiksa dalam keadaan dicat.
k. Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati, logam yang
dipakai mengelas harus bebas dari retak dan lain-lain cacat yang
mengurangi kekuatan sambungan dan permukaan harus halus.
Permukaan-permukaan yang dilas harus sama dan rata serta
kelihataan teratur, las-las yang menunjukkan cacat harus dipotong
dan dilas kembali atas biaya kontraktor.
l. Pekerjaan las sebanyak mungkin dilakukan didalam bengkel,
pekerjaan las yang dilakukan dilapangan harus sama standarnya
dengan pekerjaan las yang dilakukan didalam bengkel. Dan tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan las keadaan basah atau hujan.
m. Untuk penyambungan las lumer permukaan yang akan dilas harus
bebas dari kotoran minyak, cat dan lain-lain.
n. Cara pengelasan harus dilakukan menurut persyaratan yang
berlaku atau disetujui oleh Konsultan Pengawas. Las yang dipakai
yaitu las sudut dan las tumpul, mutu las minimal harus sama
dengan mutu dari profil yang bersangkutan. Pekerjaan pengelasan
yang tampak harus dihaluskan sehingga sama dengan permukaan
sekitarnya.
22
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

o. Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik).
§ Tebal las minimum : 3,50 mm
§ Panjang las miminum : 60,00 mm
p. Kekuatan dari bahan las yang dipakai, paling kecil sama dengan
kekuatan baja yang dipakai. Kelas E 60 atau gradde SAW-1 sesuai
ASTM-A 233. Konsultan Pengawas berhak mengadakaan test
terhadap hasil pengelasan di balai penelitian bahan-bahan menurut
standar yang berlaku di Indoneia.
q. Pemasangan di tempat pembangunan.
§ Kontraktor berkewajiban untuk menjaga supaya lapangan
untuk menumpuk barang-barang yang telah diserahkan
kepadanya tetap baik keadaannya dan jika perlu untuk
menyokong bagian-bagian kontruksi yang harus diangkut
diberi kayu penutup sandar-sandar dan sebagainya.
§ Bila menurut pertimbangan Konsultan Pengawas dianggap
terlalu lama waktunya antara waktu mengangkut bagian-
bagian yang tertumpuk setelah mendapat peringatan.
§ Sambungan baut menggunakan baut hitam, dengan kekuatan
profil yang digunakan (BJ.37). Lubang untuk sambungan baut
harus dibor (tidak boleh dipungs) dengan toleransi tidak lebih
dari 1 mm terhadap diameter baut.
§ Untuk kontruksi kap sebelumnya harus diberikan lendut
(kontra zeeg) sebesar 1/600 kali panjang bentangan.
§ Bagian-bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi puntiran-puntiran. Bila perlu digunakan
ikatan-ikatan sementara, untuk mencegah timbulnya tegangan
yang melewati, tegangan yang diizinkan dan ikatan sementara
tersebut dibiarkan terpasang sampai pemasangan seluruh
kontruksi selesai.
§ Pengelasan di atas harus dilaksanakan pada saat konstruksi
telah dalam keadaan diam.
§ Memotong dan menyelesaikan harus dilaksanakan pada saat
bekas irisan, gilingan, masakan dan lain-lain.
§ Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus
dan bersih, sekali-sekali tidak diperbolehkan bekas-bekas
jalur, beram-beram dan lain-lain.
§ Bila bekas pemotongan /pembakaran dengan mesin diperoleh
pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang
sekurangnya selebar 2,5mm, kecuali keadaannya sebelum
dibuang setebal 2,5mm sudah tidak nampak lagi jalur-jalur.
§ Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi tidak perlu
membuang bekas-bekas potongan.
r. Meluruskan memadatkan dan melengkungkan
§ Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan
pada bagian-bagian non struktural. untuk melengkungkan
harus digunakan gilingan-gilingan lengkung, melengkungkan
pelat suatu jari-jari tidak boleh 3 kali tebal pelat, demikian juga
untuk batang-batang di bidang pelat badannya.
§ Melengkungkan batang-batang menurut jari-jari yang kecil
dilakukan alam keadaan yang panas.
§ Melengkungkan dalam keadaan panas harus dilakukan
setelah bahannya dipanaskan menjadi merah tua.
§ Melengkungkan dan memukul dengan martil tidak boleh
dilakukan jika bahan yang dipanaskan tidak lagi menyinarkan
cahaya.
23
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

s. Menembus, mengebor dan melengkungkan .


§ Pada keadaan akhir diameter lebar untuk baut yang dibubut
dengan tepat dan sebuah baut hitam yang tepat boleh
berbeda masing-masing sebanyak 0,1 mm dari pada diameter
batang baut-baut itu.
§ Semua lubang-lubang harus dibor.
§ Untuk lubang-lubang bagian konstruksi yang disampingkan
dan yang harus dijadikan satu dengan alat penyambung dibor
sekaligus sampai diameter sepenuhnya dan jika ternyata tidak
sesuai, maka perubahan-perubahan lubang tersebut dibor
atau diluaskan dan menyimpangnya tidak boleh >0.5 mm.
§ Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus diberam.
Memberam tidak boleh dilakukan dengan menggunakan besi-
besi penggarut.
t. Paku Keling dan atau Baut
§ Baut dan atau paku keling yang dipergunakan untuk
konstruksi harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar.
§ Kekuatan bahan baut atau paku keling minimal harus sama
dengan kekuatan baja profil dan pelat simpul.
§ Pemasangan paku keling atau baut harus benar-benar kokoh
serta mempunyai kekokohan yang merata satu dengan yang
lainnya.
u. Pengecatan
§ semua konstruksi komposite tidak diperkenankan untuk dicat,
dan profile harus dibersihkan sebelum pengecoran.
§ Semua bahan konstruksi baja non komposit harus dicat
§ Cat dasar adalah cat Zinc kromate buatan ICI atau setaraf dan
pengecatan dilakukan dengan warna berbeda. Baja yang
ditanam di dalam beton tidak boleh dicat.
§ Untuk lubang baut berkekuatan tinggi / high strength bolt
permukaan baja tidak boleh dicat. Pengecatan harus
dilakukan setelah baut selesai dipasang.
§ Cat akhir pekerjaan, pengecatan menggunakan adalah cat
gloss enamel buatan ICI atau setaraf untuk rangka baja atap
non ekspose dan cat Vitalic, kuda terbang (warna
menyesuiakan) atau sekualitas untuk rangka baja ekspose
dan semua pengecatan akhir dilakukan 2 kali lapisan di
lapangan
v. Pemasangan akhir
§ Alat-alat untuk pemasangan harus sesuai dengan jenis
pekerjaan dan harus dalam keadaan baik. Bagian-bagian
dimana tidak dapat dipasang atau ditempatkan sebagaimana
mestinya sebagai akibat dari kesalahan pabrikasi atau
perubahan bentuk yang disebabkan penanganan, keadaan itu
harus segera dillaporkan kepada Direksi / PENGAWAS dan
cra perbaikannya harus disetujui Direksi/ PENGAWAS. Sabuk
pengaman dan tali-tali harus dipergunakan pada konstruksi-
kosntruksi yang tinggi oleh para pekerja.
§ Setiap komponen harus diberi tanda / kode yang jelas untuk
memudahkan pelaksanaan
§ Bagian profil baja harus diangkat dengan baik dan ikatan-
ikatan sementara harus digunakan untuk mencegah timbulnya
tegangan sekunder.
§ Ikatan-ikatan tersebut dibiarkan sampai pemasangan selesai.
24
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

D. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN ARSITEKTUR


PASAL 36 : 40.1 LINGKUP PEKERJAAN
PEKERJAAN a. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
BETON NON untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar,
STRUKTUR dengan hasil yang baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, beton ring
balok, pembuatan beton sikat, cannopy untuk bangunan yang
dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan
bekisting/acuan, dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur,
seperti yang ditunjukkan pada gambar.

40.2 PERSYARATAN BAHAN


a. Semen Portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas
persetujuan Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS dan harus
memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai
terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
b. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan
organis, lumpur dan sebagainya: dan harus memenuhi komposisi
butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971, SK-SNI T.
03 1991.
c. Koral Beton / Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI
1971. Penyimpanan / penimbunan pasir koral beton harus
dipisahkan satu sama lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin
mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar bersih dan tidak mengandung
minyak, asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang
dapat merusak beton dan memenuhi NI-3pasal10. Apabila perlu
Direksi Pekerjaan/Konsultan PENGAWAS dapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan atas biaya Kontraktor.
e. Besi Beton
Digunakan mutu U-24. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak
dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus
bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang
perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.
Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan:
§ Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
§ Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2
§ Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI-8
§ Peraturan Pembangunan Pemerintah daerah setempat
§ Ketentuan-kententuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong
Pekerjaan Umum (AV) No.9 tanggal 28 Mei 1941 dan
Tambahan Lembaran Negara No.1457
25
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

§ Petunjuk-petunjuk dan peringatan peringatan lisan maupun


tertulis yang diberikan Direksi Pekerjaan / Konsultan
PENGAWAS.
§ Standar Normalisasi Jerman (DIN)
§ American Society for Testing and Material.
§ American Concrete Institute
40.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Mutu Beton
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah
K-175 dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam
PBI-1971.
b. Pembesian
§ Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang
(ring), persyaratannya harus sesuai PBI-1971.
§ Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai
dengan gambar konstruksi.
§ Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar
besi tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan
harus bebas papan acuan atau lantai kerja dengan memasang
selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.
§ Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lapangan kerja dalam waktu 24 jam setelah
ada perintah tertulis dari Direksi Pekerjaan / Konsultan
PENGAWAS.
c. Cara Pengadukan
§ Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
§ Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan
PENGAWAS.
§ Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi
dengan jalan memeriksa slump pada setiap campuran baru.
Pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 10 cm.
d. Pengecoran Beton
§ Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan
dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai
jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
§ Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS.
§ Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup
padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton
seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi.
§ Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada
hati berikutnya maka tempat pemberhentian tersebut harus
disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS.
e. Pekerjaan Acuan/Bekisting
§ Acuan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan / yang diperlukan dalam gambar.
§ Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-
perkuatan, sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah
bentuk dan kedudukannya selama pengecoran dilakukan.
26
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

§ Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin bebas dari


kotoran-kotoran (tahi gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan
sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah
dibongkar tanpa merusak beton.
§ Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi,
koral/split, pasir dan Semen Portland) kepada Direksi
Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS, untuk mendapatkan
persetujuan sebelum pekerjaan dilakukan.
§ Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat
penyimpanan yang aman, sehingga mutu bahan dan mutu
pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan.
§ Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan
tidak disepuh seng, diameter kawat lebih besar atau sama
dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi/beton rangka harus
sesuai dengan PBI 1971, NI-2.
§ Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan harus diperhatikan.
§ Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah
pengecoran.
f. Contoh Bahan
§ Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan
contoh-contoh material misalnya : besi, koral, pasir, PC untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan / Konsultan
PENGAWAS.
§ Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan /
Konsultan PENGAWAS, akan dipakai sebagai standar /
pedoman untuk memeriksa /menerima material yang dikirim
oleh Kontraktor ke site.
g. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
§ Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan
utuh dan tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih
di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel dan
berlabel pabriknya.
§ Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup,
kering, tidak lembab dan bersih sesuai dengan persyaratan
yang telah ditentukan pabrik.
§ Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.
§ Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama
pengiriman dan penyimpanan. Bila ada kerusakan, Kontraktor
wajib mengganti atas bebas Kontraktor.
h. Pengujian Mutu Pekerjaan
§ Sebelum dilaksanakan pemasangan, Kontraktor diwajibkan
untuk memberikan pada Direksi Pekerjaan / Konsultan
PENGAWAS “Certificate Test” bahan besi dari produsen/pabrik.
§ Bila tidak ada “Certificate Test”, maka Kontraktor harus
melakukan pengujian atas besi/kubus beton di laboraturium
yang akan ditunjuk kemudian.
§ Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan
mengambil benda uji berupa kubus/silinder yang ukurannya
sesuai dengan syarat-syarat / ketentuan PBI-1971.
Pembuatannya harus disaksikan oleh Direksi Pekerjaan /
Konsultan PENGAWAS. Jumlah dan frekuensi pembuatan
kubus beton serta ketentuan lain harus sesuai PBI-1971.
27
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

§ Kontraktor diwajibkan membuat “Trial Mix” terlebih dahulu,


sebelum memulai pekerjaan beton.
§ Hasil pengujian dari laboraturium diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS secepatnya.
§ Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan
tersebut, menjadi tanggung jawab Kontraktor.
i. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
§ Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras
selama 3 x 24 jam setelah pengecoran.
§ Beton dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
§ Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.
Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawan Kontraktor.
§ Bagian beton setelah di cor selama dalam pengerasan harus
selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 (satu)
minggu atau lebih sesuai ketentuan PBI-1971.

PASAL 37 : 41.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pondasi batu
PASANGAN BATU kali atau bagian-bagian lain yang menggunakan batu kali, sesuai dengan
KALI gambar dan persyaratan pekerjaan ini harus sesuai dengan PUBI 1970,
NI-3.
41.2 PERSYARATAN BAHAN
a. Semen Portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas
persetujuan Direksi Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS dan harus
memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai
terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
b. Pasir pasang
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan
organis, lumpur dan sebagainya: dan harus memenuhi komposisi
butir serta kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971, SK-SNI T.
03 1991.
c. Batu
Bahan untuk pondasi batu kali kecuali dipersyaratkan lain, harus
sesuai dengan PUBI 1970, NI-3 dan cara pengerjaannya harus
dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal disini.
Batu kali harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau
retak.
d. Adukan
Adukan yang dipakai campuran 1 PC : 4 pasir
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran
dan bentuk-bentuk yang ditunjuk dalam gambar.
Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga semua
hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok
ketempatnya hingga teguh. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga
antara batu untuk mendapatkan massa yang kuat dan integral.
28
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

PASAL 38 : 42.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
PASANGAN BATU peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya
BATA pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar kecuali telah ditentukan
dalam bab ini meliputi
c. Pasangan kedap air (1 PC : 2 PS)
Ø Semua pasangan bata dimulai di atas sloof sampai setinggi 30
cm di atas lantai.
Ø Pasangan dinding saluran keliling bangunan
Ø Pasangan dinding WC setinggi 1,80 cm di atas permukaan
lantai
Ø Pasangan dinding septicktank
Ø Pasangan bak kontrol.
Ø Pasangan bata yang terbenam pada tanah urug
Ø Pasangan bata seperti gambar dengan mengikuti notasi yang
ada
d. Pasangan bata dengan adukan 1 PC : 3 PS pada ruang X ray / R.
Operasi
e. Pasangan bata dengan adukan 1 PC : 4 PS berada di atas
pasangan kedap
f. Ketebalan pasangan bata untuk semua type adk menggunakan
ketebalan ½ bt (setengah bata), ¾ bt (tiga perempat bata), 1 bt
(satu bata) dan 1½ bt (satu setengah bata) dijelaskan pada gambar.
42.2 PERSYARATAN BAHAN
Ø Batu bata harus memenuhi NI-10
Ø Semen Portland harus memenuhi NI-8
Ø Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
Ø Air harus memenuhi PVBI-1982 pasal 9
42.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan adukan
campuran 1 PC : 4 Pasir pasang untuk semua pasangan kecuali
dijelaskan pada pasal ini
b. Untuk semua dinding KM/WC, semua dinding lantai dasar mulai dari
permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai
dasar, dinding di daerah basah setinggi 180 cm dari permukaan
lantai, serta semua dinding yang pada gambar menggunakan
simbol aduk traasram / kedap air digunakan aduk rapat air dengan
campuran 1 PC : 2 pasir pasang.
c. Untuk semua dinding ruang X-ray (radiolog), semua dinding lantai
dasar mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 300 cm (sampai
ring balok) dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada
gambar menggunakan pasangan bata tebal 1 bt (satu bata) aduk
dengan campuran 1 PC : 3 pasir pasang.
d. Untuk semua dinding ruang Opersi dan Melahirkan, semua dinding
lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 300 cm
(sampai ring balok) dari permukaan lantai, serta semua dinding
yang pada gambar menggunakan pasangan bata tebal ½ bt
(setengah bata) aduk dengan campuran 1 PC : 3 pasir pasang.
e. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex-lokal dengan
kualitas terbaik yang disetujui Direksi Pekerjaan / Konsultan
PENGAWAS, siku dan sama.
f. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau
drum hingga jenuh.
29
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

g. Pemasangan batu bata harus sedemikian hingga siar-siar tegak


tidak segaris.
h. Setelah bata terpasang dengan adukan, nad/siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian
disiram air.
i. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi
dengan air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan
dibersihkan.
j. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis
k. Bidang dinding setengah batu yang luasnya lebih besar dari 12 m 2
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan
ukuran 11 x 11 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm,
beugel diameter 8 mm jarak 20 cm.
l. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah / steiger sama
sekali tidak diperkenankan.
m. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan
setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-
stek besi beton diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang
ditanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm kecuali
ditentukan lain.
n. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua
melebihi 5%. Bata yang patah lebih dari dua tidak boleh digunakan.
o. Pasangan batu bata untuk dinding setengah batu harus
menghasilkan dinding finish setebal 13 cm dan untuk dinding satu
bata, finish adalah 23 cm. Pelaksanaan pasangan harus
cermat,rapi, dan benar-benar tegak lurus.
p. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak
dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi
kolom-kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal
dinding.
q. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam
dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata
(sebelum diplester).
r. Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan
adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan
bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
s. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu
hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas
dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding
yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara
membasahinya secara terus-menerus paling sedikit 7 hari setelah
pemasangannya. ditentukan dalam gambar detail.

PASAL 39 : 43.1 PEKERJAAN KOSEN DAN FRAME ALUMINIUM.


PEKERJAAN a. LINGKUP PEKERJAAN.
KOSEN, PINTU DAN 1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
JENDELA bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen bagian luar, seperti yang
dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari
Kontraktor.
30
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

b. PERSYARATAN BAHAN.
1. Bahan : Dari bahan aluminium
framing system, aluminium Extruci sesuai SII
extrusi 0695-82 dan Alloy A 6063 t-5 extrusi
standart produksi YKK, Alcan setara atau
produk lainnya, yang setara disetujui oleh
Konsultan Perencana, PENGAWAS / Direksi
Pekerjaan.
2. Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang
disetujui Konsultan PENGAWAS/Direksi
Pekerjaan.
§ Aluminium deoth : 76,2 mm
§ Tebal profil : 1,8 mm
§ Warna profil : Sistim Anodized, warna
akan ditentukan kemudian.
§ Lebar profil : Sesuai gambar.
§ Pewarnaan : Dengan ketebalan minimal
22 micron.
§ Nilai deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm
3. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian
dan syarat-syarat dari pekerjaan aluminium serta memenuhi
ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
4. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang
ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan
ukurannya.
5. Seluruh bahan aluminium berwarna harus datang di site
dengan dilengkapi bahan pelindung / pembungkus dan baru
diperkenankan dibuka sesudah mendapat persetujuan
Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan.
6. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus
disertai hasil test, minimum 100 kg/m2.
7. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3 / hr dan
terhadap tekanan air 15 kg / m2 yang harus disertai hasil test.
8. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih
dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan,
kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
9. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses
fabrikasi warna profil-profil harus diseleksi secepat mungkin.
Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi
dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga
dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela
bukan dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :
v Untuk tinggi dan lebar 1mm
v Untuk diagonal 2mm
10. Accessories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather
strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan
dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant. Angkur-
angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate
tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron
sehingga dapat bergeser.
31
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

11. Bahan finishing.


Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau
plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer
yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating
varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.

c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.
1. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil
lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail
sambungan dan profil alumunium yang berhubungan dengan
sistem konstruksi bahan lain.
2. Prioritaskan proses fabrikasi harus sudah siap sebelum
pekerjaan dimulai, dengan membuat lengkap dahulu shop
drawing dengan petunjuk Konsultan PENGAWAS / Direksi
Pekerjaan meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas,
bentuk dan ukuran.
3. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu
dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran
dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung
jawabkan.
4. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi
untuk menghindarkan penempelan debu besi pada
permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada
tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
5. Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas
(argon) dari arah bagian dalam agar sambungannya tidak
nampak oleh mata.
6. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti
dengan sekrup, rivet, stap, dan harus cocok. Pengelasan harus
rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
7. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel
plate setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
8. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan
sekrup anti karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair
line tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat
kekuatan terhadap air sebesar 1.000 kg/cm2 . Celah antara
kaca dan sistem kosen aluminium harus ditutup dengan
sealant.
9. Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh
kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
§ Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati.
§ Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-
lain.
§ Sistem kosen dapat menampung pentu kaca frame less.
§ Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa
harus dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai
maupun langit-langit.
§ Mempunyai accessories yang mampu mendukung
kemungkinan diatas.
32
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

10. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana
kosen aluminium akan kontak dengan besi, tembaga atau
lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi
lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
11. Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding
adalah 10 – 25 yang kemudian diisi dengan beton ringat /grout.
12. Pemasangan kusen adalah rata bagian yang mensyaratkan
ruangan lebih bersih.
13. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar
diperhatikan sebelum rangka kosen terpasang.
14. Permukaan bidang dinding horizontal (pelubangan dinding)
yang melekat pada mabang bawah dan atas harus waterpass.
15. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara
terutama pada ruang yang dikondisikan hendaknya
ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
rubber atau bahan dari synthetic resin.
16. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
17. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding
agar diberi sealant supaya kedap air dan suara.
18. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing
untuk penahan air hujan.

43.2 PEKERJAAN KACA PINTU DAN JENDELA.


a. LINGKUP PEKERJAAN.
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pembuatan daun pintu kaca dan jendela kaca
dipasang pada seluruh detail yang dinyatakan / ditunjukkan
dalam gambar.
b. PERSYARATAN BAHAN.
1. Bahan pintu dari jenis “kaca Asahi mas atau setara”, Jendela
“kaca Asahi mas atau setara” buatan dalam negeri yang
bermutu baik Ashamimas atau produk lain yang setara dan
disetujui perencana / Konsultan PENGAWAS / Direksi
Pekerjaan, dan memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 63
dan SII 0189-78.
2. Tebal bahan untuk pintu 8 mm
3. Tebal bahan untuk jendela 5 mm
4. Bentuk dan ukuran pintu dan jendela sesuai yang
dinyatakan/disebutkan dalam detail gambar.
5. Warna kaca akan ditentukan kemudian.

c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi lapangan
(ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola, lay out / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor wajib mengajukan
contoh dari semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini
kepada Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan.
33
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

3. Kontraktor wajib membuat shop drawing yang mencantumkan


semua data produk, ukuran dan cara pemasangan dari
pekerjaan tersebut. Gambar shop drawing sebelum
dilaksanakan harus disetujui oleh Konsultan PENGAWAS /
Direksi Pekerjaan.
4. Penyimpanan/penimbunan pintu dilokasi pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang atau tempat dengan sirkulasi udara
yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelambatan.
5. Bentuk / pola dan ukuran harus sesuai gambar dan merupakan
ukuran jadi.
6. Harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan
Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan, tanpa
meninggalkan bekas/cacat pada permukaan pintu kaca.
7. Daun pintu kaca dan jendela setelah dipasang harus rata siku /
waterpass, tidak melenceng dan semua peralatan dapat
berfungsi dengan baik.

43.3 PEKERJAAN KOSEN DAN DAUN PINTU KAYU.


a. LINGKUP PEKERJAAN.
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan
pekerjaan sehingga dapat tercapai pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2. Meliputi semua pekerjaan seperti mempasak, memahat,
menyetel, membuat lidah-lidah, sponning dan lain-lain,
pekerjaan yang diperlukan untuk menyambung kayu dengan
baik.
3. Juga harus menyediakan plat-plat logam, sekrup-sekrup, paku-
paku dan lain-lain pasangan yang mungkin diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan kayu.
4. Lingkup pekerjaan kayu hanya mencakup pekerjaan kayu non
struktural bangunan : kosen, daun pintu panel, list-list profil dan
kusen kayu sesuai dengan yang ditunjuk oleh gambar.

b. PERSYARATAN BAHAN.
1. Bahan rangka dari kayu setaraf Meranti, Bayur, Cempaka,
Balam, mutu A, kelas kuat II dan awet II, dan list penutup.
2. Bahan rangka untuk kosen ukuran 6 x 12,5 cm, untuk daun
pintu ukuran 3,5 x 10 cm, untuk daun jendela ukuran 3 x 7,5 cm
yang merupakan ukuran jadi atau sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar.
3. Khusus untuk pintu kamar mandi, WC dan toilet menggunakan
kusen dan daun pintu allumunium atau daun pintu PVC standar
pabrikasi.
4. Pintu rangka kayu dilapis bahan teak plywood dari produk
dalam negeri merk Asahi atau setara, tebal 4 mm, memenuhi
persyaratan PUBI 81 pasal 38 dan SII 0404-81.
5. Setiap sambungan rangka kosen, daun pintu / jendela dan
penempelan / pelekatan teak plywood pada rangka, digunakan
lem kayu yang bermutu baik, merk Aica Aibon atau merk lain
yang setara.
34
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

6. DURAPOL atau setaraf dengan proses high pressure laminates


harus memenuhi spesifikasi sevagai berikut :
Ø Standard test : memenuhi British
Standard BS 3794 th. 1986.
Ø Ukuran ----------- : 2.050 x 1.300 x 0.8 mm.
Ø Ketahanan goresan : 2 – 4.5 N
Ø Stabilitas ukuran
pada kenaikan
temperatur : * pasang < 0,45.
* lebar < 0,90.
Ø Ketahanan terhadap
kering panas : tidak ada perubahan.
Ø Ketahanan terhadap
noda & bahan
kimia alkali : tidak ada perubahan.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi lapangan
(ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola, lay out/ penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
2. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu
ditempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang / tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu
dan penguat lain serta penempelan teakwood/plywood
terhadap kedua sisi rangka yang diperlukan, agar tetap terjamin
kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan, tidak
boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
4. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus
dan siku sisi-sisinya satu sama lain.
5. Penempelan teak plywood pada rangka daun pintu digunakan
lem kayu yang bermutu baik produk dalam negeri merk Aica
Aibon atau yang setara yang disetujui Konsultan PENGAWAS /
Direksi Pekerjaan. (Pemberi Tugas) Penempelan dengan cara
pres pabrik, lekat dengan baik, rapi, tidak menggelembung atau
cacat apapun.
6. Jika diperlukan, harus menggunakan sekrup galvanized atau
persetujuan Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan
(Pemberi Tugas), tanpa meninggalkan bekas/cacat pada
permukaan rangka kayu yang tampak.
7. Untuk daun pintu teak plywood setelah dipasang harus rata,
tidak bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat
berfungsi dengan baik dan sempurna.

PASAL 40 : 44.1 PEKERJAAN PLESTERAN DINDING


PEKERJAAN a. LINGKUP PEKERJAAN
PELAPIS DINDING 1. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk
alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlkan untuk
melaksanakan pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan
dinding bagian dalam dan luar serta seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
35
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

b. PERSYARATAN BAHAN
1. Adukan 1 PC : 2 Pasir dipakai untuk plesteran rapat air
2. Adukan 1 PC : 3 Pasir dipakai untuk plesteran ruang radiolog
(X –ray)
3. Adukan 1 PC : 4 pasir dipakai untuk seluruh plesteran dinding
lainnya
4. Seluruh permukaan plesteran difinish aci dari bahan PC
Ø Semen Portland harus sesuai NI-8 (dipilih dari satu
produk untuk seluruh pekerjaan).
Ø Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
Ø Air harus sesuai NI-3 pasal 10
Ø Penggunaan adukan plesteran ;
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Plesteran dilaksankan sesuai standar spesifikasi dari bahan
yang digunakan sesuai pentunjuk dan persetujuan Direksi
Pekerjaan / Konsultan MK, dan persyaratan tertulis dalam
Uraian dan syarat pekerjaan.
2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanaan bilamana pekerjaan
bidang beton atau pasangan dinding batu bata telah disetujui
oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan MK sesuai Uraian dan
Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua
pentunjuk dalam gambar arsitektur terutama pada gambar
detail dan pada gambar potongan mengenai ukuran tebal,
tinggi, peil dan bentuk profilnya.
4. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran
dalam volume, cara pembuatan nya menggunakan mixer
selama 3 menit dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Untuk bidang kedap air, beton pasangan dinding batu bata
yang berhubungan dengan udara luar, dan semua
pasangan batu bata dibawah permukaan tanah sampai
ketinggian 30 cm dari permukaan lanai an 150 cm dari
permukaan lantai untuk kamar mandi, WC, toilet dan
daerah basah lainnya dipakai aduk plesteran 1 PC : 2 Pasir

b) Untuk aduk kedap air, harus dtambah dengan Daily Bond,


dengan perbandingan 1 bagian PC : 1 bagian Daily Bond.

c) Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran 1 PC


: 5 Pasir

d) Plesteran halus ‘acian’ dipakai campuran PC dan air


sampai mendapatkan campuran yang homogen, acin
dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering
benar), untuk adukan plesteran finishing harus ditambah
dengan additive plamix dengan dosis 200-250 gram plamix
untuk setiap 40 kg semen.

e) Semua jenis aduk perekat tersebut diatas harus disiapkan


sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dab
belum mengering.
Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk
perekat tersebut dengan pemasangannya tidak
melebihi 30 menti terutama untuk adukan kedap air.
36
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

5. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah


pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh
bangunan.
6. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan kemudian diketrek
(scratch) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
pengkat bekisting harus ditutup aduk plester.
7. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang
yang akan difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian
diatas permukaan plesterannya).
8. Untuk dinding tertanam didalam tanah harus diberapen dengan
memakai spesi kedap air.
9. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada
permukaan nya diberi alur-alur garis horisontal atau diketrek
(scratch) untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan
finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
10. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 m dipasang
tegak dan menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm
untuk patokan kerataan bidang.
11. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan
dinding / kolom yang dinyatakan dalam gambar atau sesuai
peil-peil yang diminta gambar.
12. Tebal plesteran minimum 1,5 cm, jika ketebalan plesteran
melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian
pekerjaan yang diijinkan Direksi Pekerjaan / Konsultan MK.
13. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya bertemu
dalam satu bidang datar, harus diberi naat ) tali air) dengan
ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 0,5 cm kecuali bila ada petunjuk
lain dalam gambar.
14. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi
lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 2m. Jika melebihi, kontraktor berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan kontraktor.
15. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengereingan
berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dari panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
16. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak
baik, plesteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan
MK dengan biaya atas tanggungan Kontaktor.
17. Selama tujuh hari setelah pengacian selesai Kontaktor harus
selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnya
2 kali setiap hari.
18. Selama pemasangan dinding atau batu bata / beton bertulang
belum difinish, Kontaktor wajib memelihara dan menjaganya
terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain.
19. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab
Kontaktor dan wajib diperbaiki.
20. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan
sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua minggu).
37
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

44.2 PEKERJAAN PELAPIS DINDING KERAMIK


a. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan,
peralatan, dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
2. Pekerjaan pelapis dinding keramik ini meliputi ruang dinding
toilet, pantry reservoir, dan pada tempat-tempat sesuai detai
yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan / Konsultan MK.

b. PERSYARATAN BAHAN
1. Bahan :
Keramik dinding :
a). Jenis : Keramik Tile
b). Finishing permukaan : Berglazur
c). Produksi : Granito, Roman, Ikad
Asia Tile, Masterina
atau setara
d). Bahan pengisi siar : Igi tile grout
e). Bahan perekat : Adukan 1 PC : 3 Pasir
f). Warna/texture : Ditentukan kemudian
g). Ukuran : 20 x 20 atau seperti
dalam gambar
2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan
peraturan-peraturan ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-
19), PVBB 1970, dan PVBI 1982).
3. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan / Konsultan MK / Perencana.
4. 2.4 Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan
persyaratan teknis operatif daripabrik sebagai informasi bagi
Direksi Pekerjaan / Konsultan MK.
5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam
bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenis dan harus
disetujui Direksi Pekerjaan / Konsultan MK.
c. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Pada permukaan dinding beton atau bata merah yang ada,
keramik dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan
perekat. Campuran khusus untuk pemasangan keramik adalah
1 bagian air : 3 bagian perekat, aduk merata sampai berbentuk
pasta tunggu 5-10 menit kemudian diaduk kembali sebelum
digunakan. Tebal adukan ± 1 cm.
2. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, warna, motif tiap keramik harus sama, tidak boleh retak,
gompal atau cacat lainnya.
3. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus
untuk itu, sesuai petunjuk pabrik.
4. Pola keramik harus memperhatikanukuran / letak dan semua
peralatan yang akan terpasang di dinding : Exhaust Fan, panel,
stop kontak, lemari gantung dan lai-lain yang tertera dalam
gambar.
5. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.
38
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

6. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa


ukuran harus ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu
dengan Direksi Pekerjaan / Konsultan MK sebelum pekerjaan
pemasangan dimulai.
7. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar
harus benar-benar lurus, siar arah horisontal pada dnding yang
berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan garis lurus.
8. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar
sebesar 2 mm setiap perpotongan siar harus membentuk dua
garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisis
siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang
disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan
ditentukan kemudian
9. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukn semen
hanya boleh dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih
untuk keramik.
10. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan
bahan supergaant.

PASAL 41 : 45.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN Penyediaan bahan (lembaran calsiboard 4 mm, triplek 3mm atau 5 mm,
LANGIT-LANGIT gipsum board 9 mm, bahan finishing termasuk list/kayu list gipsum)
tenaga kerja dan peralatan
Penyiapan rangka / penggantung dengan konstruksi sesuai dengan
gambar
Pemasangan lembar triplek, calsiboard dan gipsum tersebut pada
rangka /penggantungnya di ruang-ruang sesuai dengan yang tertera
dalam rencana.
45.2 PERSYARATAN BAHAN
1. Bahan yang digunakan adalah “GRC” yang tahan api dengan
ukuran 122 cm x 244 cm tebal 4 mm.
2. Bahan yang digunakan adalah “GIPSUM Board” yang tahan api
dengan ukuran 122 cm x 244 cm tebal 9 mm .
3. Bahan yang digunakan adalah “Triplek Board” dengan ukuran 122
cm x 244 cm tebal 3 mm atau 5 mm Produksi Andatu atau setara.
Triplek tersusun dari lapisan kayu keras, dengan kepadatan tinggi
dan bahan lem yang tanah terhadap air dan iklim tripis. Lapisan
permukaan triplek harus mulus bersih tidak ada mata kayu atau
sambungan.
4. Sebelum membeli/memesan bahan/material Kontraktor wajib
membuat “ Shop Drawing “ serta memberikan contoh dan “mock up”
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk diproses mendapat
persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Perencana.
5. Bahan yang telah sampai dilapangan, harus disimpan dalam
lapangan, harus disimpan dalam gudang yang bebas air dan
ditumpuk dengan teratur.
45.3 SYARAT PELAKSANAAN
a. PERSYARATAN UMUM
1. Pemasangan langit-langit harus dilakukan oleh tukang-tukang
ahli.
2. Penggantung langit-langit pada lantai beton di atasnya dengan
ramset kecuali pada rangka atap baja menggunakan besi O 6
mm atau dinabolt.
3. Bahan langit-langit yang dipasang, harus baru, tidak boleh
menunjukkan cacat fisik.
39
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

4. Pertemuan langit-langit dengan dinding, kolom dan bidang-


bidang tegak lainnya pada peralihan ketinggian langit-langit,
dengan lampu yang rata langit-langit dan lain-lainnya harus rata
dan rapi sesuai dengan spesifikasi gambar.
5. Tempat hubungan antara langit-langit dengan bahan lain
menggunakan akhiran list kayu jika langit langit menggunakan
tiplek atau calsiboard dan list gipsum jika langit-langit
menggunakan gipsum board.
b. SYARAT PEMASANGAN
1. Langit-langit dipasang pada plafond sesuai gambar.
2. Bahan penutup untuk langit-langit yang menggunakan triplek
dan GRC sesuai gambar dengan tebal sesuai dengan standar
bahan, disekeliling menggunakan list profil kayu kamper 3/3.
Penutup untuk langit-langit yang menggunakan Gypsum
sesuai gambar dengan tebal sesuai dengan standar bahan dan
disekeliling menggunakan list gypsum.
3. Bahan langit-langit yang digunakan harus dari kualitas baik.
4. Konstruksi rangka langit-langit menggunakan kayu / kasau 4/6
cm kayu kelas kuat III atau besi hollow 4/4 dan 2/4, jarak
pemasangan rangka plafond 60 x 60 cm (atau sesuai gambar).
Pada sekeliling sisi tembok adalah juga merupakan rusuk
utama.
5. Pasangan langit-langit triplek pada pertemuannya diberi celah
(naad) selebar tebal bahan, dan harus sama merupakan garis
lurus sesuai gambar. Sedangkan untuk gypsum dan calsiboard
diberi celah digunakan untuk mendempul / compound.
6. Penempelan lembaran multipleks pada rangka langit-langit
dilaksanakan pakai paku/paku gipsum. Agar kepala paku tidak
menonjol dari permukaan bidang maka sebelum dipasang
semua kepala paku harus digepengkan terlebih dahulu dan
bekas lobang paku didempul.
7. Hasil bidang-bidang yang tidak rata, melendut, retak-retak atau
menunjukkan cacat-cacat lainnya harus segera diperbaiki atas
perintah Direksi Lapangan dan seluruh akibat dari hal-hal
tersebut menjadi tanggung jawab dan resiko Pemborong
sepenuhnya.
8. Rencana pasangan langit-langit dapat dilihat pada gambar
bersangkutan.
9. Semua list langit-langit dapat difinish menggunakan cat yang
sama dengan yang digunakan untuk mengecat langit-langit.
45.4 HASIL AKHIR YANG DIKEHENDAKI
1. Pola harus sesuai dengan perencanaan.
2. Datar/rata, tidak bergelombang.
3. Penyelesaian pengecatan sesuai dengan yang tersebut dalam RKS
ini.

PASAL 42 : 46.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN Penyediaan bahan (atap genteng plentong/tegola/kodok, atap asbes
PENUTUP ATAP gelombang, atap bitumen gelombang, atap metal roof, termasuk
bubungan / karpus penutup), tenaga kerja dan peralatan, pemasangan
atap dengan konstruksi sesuai dengan gambar rencana.
46.2 PERSYARATAN BAHAN
1. Bahan yang digunakan adalah atap genteng plentong/tegola/kodok
terbuat dari tanah liat pilihan berkualitas baik yang tahan api dengan
ukuran standar pabrikasi.
40
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

2. Bahan yang digunakan adalah atap asbes cement gelobang dan


atau atap bitumen gelombang berkualitas baik dengan ketebalan 3
mm yang tahan api, dengan ukuran menyesuaikan sesuai dengan
standar pabrikasi.
3. Bahan yang digunakan adalah atap metal roof / multi roof dari
bahan zicalume dengan penutup cat warna, kualitas dan ukuran
sesuai dengan standar pabrikasi.
4. Sebelum membeli/memesan bahan/material Kontraktor wajib
membuat “ Shop Drawing “ serta memberikan contoh dan “mock up”
kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk diproses dan mendapat
persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Perencana.
5. Bahan yang telah sampai dilapangan, harus disimpan dalam
lapangan, harus disimpan dalam gudang yang bebas air dan
ditumpuk dengan teratur.
6. Rangka pembetuk atap, kuda-kuda kayu, rangka baja IWF / Siku,
rangka baja ringan (zincalume).
7. Paku, menggunakan paku galvanis anti karat dengan penutup
46.3 PEMASANGAN
a) Harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman.
b) Pemasangan harus dipilih dari sistem yang terbaik, dengan sistem
ventilasi atau perlakukan khusus, sehingga tidak akan terjadi
tampias, kebocoran, penjamuran pada rongga panel yang
berakibat pengembunan atau udara dingin.
c) Pemasangan dilaksanakan sesuai gambar disain lengkap dengan
asesoriesnya.
d) Sistem pemasangan mengikuti saran dan lisensi pabrik/distributor.

PASAL 43 : 47.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN a. Meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan yang
LANTAI KERAMIK berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS gambar
rencana.
b. Kontraktor wajib memberikan contoh-contoh bahan yang akan
dipasang khususnya untuk menentukan warna dan tekstur yang
akan ditentukan oleh Pemberi Tugas.
c. Pekerjaan lantai keramik ini meliputi seluruh ruang yang
ditunjukkan dalam gambar.
47.2 PERSYARATAN PELAPIS BAHAN
Lantai keramik yang dipakai harus memenuhi syarat uji keramik menurut
syarat SII 0583 – 81, produksi nomor 1 proses single firing sekualitas
Roman, Masterina dengan spesifikasi sebagai berikut:
- Ukuran : 20 x 20 x 0,7 cm 30 x 30 x 0,7 cm, 40 x 40 x 0,7 cm
atau seperti tertera dalam gambar
- Bahan dasar : Kaolin denga kualitas baik
- Warna tidak luntur, tahan terhadap asam dan basa yang umum
dipakai, tahan terhadap cuaca dan perubahan suhu yang
mendadak.
- Warna keramik akan ditentukan kemudian (minimal dengan contoh
3 macam warna untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Perencana, KP dan Direksi Pekerjaan.
- Lembaran tidak bergelombang atau cacat lainnya.

47.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


a. Seluruh pekerjaan di bawah lantai yang akan dipasang harus sudah
selesai dikerjakan.
b. Adukan untuk alas/sambungan 1 PC : 4 Pasir
41
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

c. Pemasangan harus rata, lurus dan tegak lurus satu sama lain,
permukaan harus sesuai water pass.
d. Selesai pemasangan ruangan harus bebas dari beban berat atau
kegiatan lain.
e. Khusus untuk lantai tangga, dipasang keramik anti slip 10 x 30 x 0,7
cm ata 10 x 40 x 0,7 cm, pada bagian tepi tangga.
f. Sedapat mungkin pemotongan dihindarkan, jangan terjadi potongan
lebih kecil dari setengah ukuran, kecuali tercantum dalam gambar.
Potongan dosis pemakaian 0,5-1 Kg/cm2.
g. Pemasangan keramik wajib memperhatikan nilai estetikanya.
h. Kontraktor pelapis lantai keramik wajib wajib menyediakan bahan
cadangan sebanyak 2,5 % dari masing-masing jenis/type bahan
keramik terpasang, disimpan sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan / Konsultan PENGAWAS.
i. Standar Penerimaan
o Setiap pekerjaan lantai yang dipasang harus dipasang rapih
pada posisinya dan rapat satu sama lain dan terjamin
hubungan kerapihannya serta kekakuanya (rigidity).
o Setiap pekerjaan lantai harus dipasang rata (water pass).
Toleransi kemiringan permukaan lantai yang dapat diterima
adalah 1mm / 10 m2.
o Pemborong harus menyerahkan As Built Drawing kepada
pemilik , dimana pada gambar tersebut dijelaskan detail-detail
pelaksanaan. Outlet/inlet koordinasi dengan disiplin lainnya
(misalnyta dengan mekanikal elektrikal dan sebagainya).

PASAL 44 : 48.1 LINGKUP PEKERJAAN.


PEKERJAAN a. Yang termasik dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga
ALAT PENGGANTUNG kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang
DAN PENGUNCI diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan hingga dapat tercapainya
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari
seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun
jendela serta seluruh detail yang disebutkan/ditentukan dalam
gambar.
48.2 PERSYARATAN BAHAN.
a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu
baik, seragam dalam pemilihan warnanya sesuai dari bahan-bahan
yang telah disetujui Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan.
b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan
ketentuan gambar.
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat
dari pelat aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini
dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-
anak kunci harus disediakan sebuah almari anak kunci dengan
dilengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor-
nomor pengenal.
Lemari ini harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah.
d. Perlengkapan daun pintu.
1. Pintu kayu, terdiri dari :
* Hinges/pivot
* Lockset : - Lockcase
- cylinder
- Handle
42
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

• Door closer
Produksi setara Cisa, Kend.
2. Pintu Aluminium :
* Hinges/pivot
* Lockset : - Lockcase
- cylinder
- Handle
• Floor hing
Produksi setara Cisa, Kend.
3. Pintu WC.
- Hinges/pivot
- Lockset
- Door clooser
Produksi setara Cisa, Kend.
e. Seluruh kunci pintu yang dipasangnya dengan anak kunci yang
telah direncanakan dan diatur menggunakan sistem Master, Grand
Mater, Emergency Master dan Construction Key dari pabrik yang
bersangkutan. Setiap kunci pintu lengkap 2 (dua) buah anak kunci,
anak kunci Master / Grand Master / Emergency Master Key, untuk
construction Key disupply 5 (lima) buah.
f. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
g. Pemasangan door closer pada batang kosen dan daun pintu, diatur
sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat pada kosen
pintu, serta dapat berfungsi dengan baik.
h. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka,
diberi door stop dari merk dan type seperti yang telah disyaratkan,
dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup
dan nylon plug.
48.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini,
sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya
kepada Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan. Pengakuan / penyerahan harus disertai
brosur spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu, Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan
dapat memintakan untuk mengadakan test-test laboratorium yang
dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai
dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu
ke bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari
permukaan lantai keatas. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah
antara kedua engsel tersebut.
d. Untuk pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai
setempat.
e. Posisi “lock” dan “latch” harus diajukan oleh Kontraktor kepada
Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan.
f. Door closer yang digunakan type hidrolic. Pengatur kecepatan
closing dan latch, dikehendaki jenis “hold open”, yaitu pintu dapat
menutup secara regular dan dapat berhenti dalam posisi terbuka
dengan sudut buka tertentu seperti yang dikehendaki ruang-ruang
yang membutuhkan seperti yang tertera pada gambar.
g. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup
kuat, misalnya : Stainless steel.
43
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

PASAL 45 : 49.1 LINGKUP PEKERJAAN.


PEKERJAAN a. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
KACA DAN CERMIN bahan, peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan kaca, cermin, dan pintu
jendela kaca yang dilaksanakan untuk :
§ Daun pintu dan jendela.
§ Cermin pada toilet.
§ Dan tempat-tempat lain sesuai gambar.
49.2 PERSYARATAN BAHAN.
a. Bahan kaca untuk exsterior digunakan colour (tinted) float glass,
produk dalam negeri merk Asahi Mas atau produk lain setaraf dan
disetujui oleh Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan.
b. Tebal kaca minimum 5 mm, pemasangan dan ukuran sesuai
kebutuhan atau sesuai yang ditentukan dalam detail gambar.
c. Bahan kaca interior (kaca mati) digunakan colour float glass, produk
dalam negeri merk Asahi Mas atau dari produk lain yang setara dan
disetujui oleh Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan.
d. Tebal kaca minimum 5 mm, pemasangan dan ukuran sesuai
kebutuhan atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar.
e. Kaca yang digunakan dari mutu AA, serta harus memenuhi
persyaratan dalam PUBI-1982 pasal 63 dan SII 0189 – 78.
f. Ukuran pemotongan kaca dan tempar pemasangan seperti yang
ditunjukkan dalam detail gambar.
g. Kaca cermin pada ruang toilet dan ruang yang ditunjuk oleh gambar
yang digunakan dari jenis clear-float glass mutu terbaik produk
dalam negeri ex Asahi Mas atau produk lain yang setara dan
disetujui oleh Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan.
h. Permukaan cermin harus bebas dari noda dan bebas cacat, bebas
sulfida maupun bercak-bercak atau kerusakan pada lapis peraknya.
i. Dipasang pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar.
j. Toleransi
§ Panjang dan lebar; untuk ukuran panjang dan lebar dengan
toleransi yang diizinkan kira-kira 2,0 mm.
§ Kesikuan; pemotongan kaca lembaran yang berbentuk segi
empat harus mempunyai sudut siku serta tepi potongan yang
rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum 1,5 mm per meter
panjang.
§ Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh lebih dari 0,3
mm.
k. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca), bebas dari komposisi
kimia yang dapat mengganggu pandangan, bebas dari keretakan
(garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh tebal
kaca), bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan
lebar kearah keluar/masuk), bebas dari benang (string) dan
gelombang (wave), benang adalah cacat garis timbul yang tembus
pandangan , gelombang adalah permukaan kaca yang beroleh dan
mengganggu pandangan, bebas dari bintik-bintik (spots), awan
(cloud) dan goresan. Bebas awan (permukaan kaca yang
mengalami kelalian kebeningan), bebas goresan (luka garis pada
permukaan kaca), bebas lengkungan (lembaran kaca yang
bengkok).
44
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

49.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.


a. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan.
b. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda / dihaluskan.
c. Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan dengan mengikuti
petunjuk gambar, uraian dan syarat-syarat dalam pekerjaan.
d. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh tenaga yang mempunyai
pengalaman dan keahlian khusus dalam bidangnya.
e. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda agar mudah diketahui.
f. Pemotongan kaca harus rapih dan lurus, diharuskan menggunakan
alat-alat pemotongan kaca khusus.
g. Pemasangan kaca-kaca dalam alur rangkanya, harus rapat,
kuat/tidak goyang dan sesuai persyaratan.
h. Tepi kaca diberi sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi.
Sealant yang digunakan dari mutu terbaik, sesuai persyaratan
pabrik. Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih
dari 0,5 mm, dari batas rangka.
i. Kaca harus terpasang rapih, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak ada
cacat-cacat seperti yang disyaratkan.
j. Pemotongan kaca harus rapih dan lurus pada sisi pemotongan,
diharuskan menggunakan alat pemotong kaca khusus.
k. Pemasangan dipakai paku sekrup fisher plastik kedinding ukuran
sesuai kebutuhan. Hasil pemasangan harus rapih, sisi rata
(waterpas) dan kuat.
l. Pemasangan kaca dan cermin harus diberi alat triplek (pada
pemasangan yang menempel di dinding).

PASAL 46 : 50.1 LINGKUP PEKERJAAN.


PEKERJAAN a. Meliputi pekerjaan peralatan dan bahan-bahan yang berhubungan
PENGECATAN DAN dengan pekerjaan pengecatan sesuai dengan RKS serta gambar
POLITUR kerja.
b. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, hasil
pekerjaan tidak menggelombang, mengelupas dan cacat lainnya.
c. Jika terjadai cacat seperti tersebut pada butir 1.2 Kontraktor harus
melakukan perbaikan (pengecatan ulang) hingga disetujui oleh
Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas.
Biaya perbaikan, seluruhnya menjadi beban Kontraktor.
d. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan dinding yang tidak dilapis
dengan bahan pelapis apapun, cat langit-langit expose dan ruang
yang seperti dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
50.2 PERSYARATAN BAHAN.
a. Untuk dinding dalam, langit-langit, pada ruang tertentu sesuai
gambar, cat yang digunakan adalah jenis Emulsi Synthetic
sekualitas Produk ICI, Kansai Paint, Pacific Paint atau setara, atas
dasar Resin Acetate Emulsion.
Data Teknis :
- Type : Synthetic Emulsion
- Warna : di tentukan kemudian
- Kepadatan : 49 %
- Daya sebar teoritis : 14 m/liter
- Waktu pengeringan pada 25° C
* Kering sentuh : 30 menit
* Kering keras : 2 jam
45
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

- Minimum selang
waktu pengecatan : 1 jam
- Maksimum selang
waktu pengecatan : tidak kritis
- Cara Aplikasi : Kuas,roll atau semprot
- Pengencer dan
pembersih : air bersih
- Berat jenis : 1,30 – 1,40
- Fisik nyata : tidak mudah terbakar

b. Untuk dinding luar, cat yang akan digunakan adalah sekualitas ICI,
KANSAI PAINT, PACIFIC PAINT atau setara.
Data teknis :
- Type : Pure Acrylic Emulsion
- Warna : di tentukan kemudian
- Kepadatan : 49 %
- Daya sebar
teoritis : 11 m/liter
- Ketebalan : 25 – 3 micron
- Waktu pengeringan pada 25° C
* Kering sentuh : 30 menit
* Kering keras : 2 jam
- Minimum selang
waktu pengecatan : 2 jam
- Maksimum selang
waktu pengecatan : tidak kritis
- Pengencer dan
pembersih : air bersih
- Berat jenis : 1,20 – 1,30
- Fisik nyata : tidak mudah terbakar

c. Untuk logam cat yang digunakan adalah skualitas ICI, KANSAI


PAINT, PACIFIC PAINT atau setara untuk kayu cat yang digunakan
adalah ICI, KANSAI PAINT, PACIFIC PAINT atau setara.

d. Cat yang digunakan berada dalam kaleng yang masih disegel


dalam kemasan 5 (lima) kg, tidak pecah atau bocor dan mendapat
persetujuan dari Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan.
Pengiriman cat, harus disertakan sertifikat dari agen/distributor yang
menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya.
Kontraktor bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah
tidak palsu dan sesuai dengan RKS.

e. Warna
1. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan
pengecatan Kontraktor mengajukan daftar bahan pengecatan
kepada : Pemilik Proyek.
2. Pemilik Proyek melalui Konsultan PENGAWAS / Direksi
Pekerjaan menentukan warna pilihannya Kontraktor
menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan
contoh, atas biaya Kontraktor.
46
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

50.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.


A. UMUM.
a. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-
langit dan lantai telah selesai dikerjakan.
b. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut :
1. Dinding atau bagian yang akan di cat selesai dan disetujui
oleh Konsultan PENGAWAS / Direksi Pekerjaan.
2. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempel dibersihkan.
3. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat
karena masih basah atau lembab.
4. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh
warna.
c. Kontraktor harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga
terdapat urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar
sampai dengan pengecatan akhir.
d. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari
pabrik pembuat cat tersebut.

B. PEKERJAAN PENGECATAN DASAR PLESTERAN (CAT


TEMBOK).
a. Cat Tembok Dalam dan langit-langit expose.
1. Tembok yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu
untuk mengering. Setelah permukaan tembol kering, maka
persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan
tembok tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran
(efflorence) yang biasanya terdapat pada tembok baru,
dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar
bersih.
2. Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur, sekualitas dengan
plamur wall putty 550-1967 merk PACIFIC PAINT atau
setara.
3. Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali
dan rembesan air harus diberi lapisan wall sealer.
4. Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai
halus.
5. Kemudian dicat yang terdiri dari 1 (satu) lapis Alkali
Resintance sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis
Synthetic Emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut:
- lapis Iencer (tambahkan 20% air)
- lapis II kental
- lapis III kental
6. Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi
dan diamplas halus setelah kering.
b. Cat tembok luar.
1. Seperti halnya cat tembok dalam butir (a).
2. Pengecatan dengan cat khusus luar sesuai persyaratan
bahan.

C. PEKERJAAN PENGECATAN BAJA DAN LOGAM.


a. Bersihkan debu, minyak, gemuk dan kotoran lainnya dengan
white spirit atau solvent.
b. Untuk baja galvanie, amplas dengan kertas amplas ukuran 360
sebelum diprimer.
47
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

c. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai antara lain :


- Sistem Alkyd : Primer : Q.D Red Lead/Red Oxide
Top Coat : ICI, Metal kote, Kansai Paint
atau setara.
- Sistem Upox : Primer : Upox Red Lead
Top Coat : Upox Enamel
Penggunaan/pemilihan diatas disesuaikan dengan lokasi
sambungan dan ujung-ujung yang tajam diberi touch up. Untuk
primer 1 (satu) lapis dengan ketebalan 40 mikron dan top coat
2 (dua) lapis dengan ketebalan 40 mikron.
d. Selang waktu pengecatan disesuaikan dengan sistem yang
digunakan.
e. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan
compressor 3 (tiga) lapis.
f. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh,
mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung dan dijaga
terhadap pengotoran-pengotoran.

D. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU.


a. Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plesteran
diberi dasar meni.
b. Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kemudian
diplamur bila terdapat retak, celah atau lobang, kemudian
permukaan kayu yang diratakan.
c. Permukaan kayu yang kecil harus diberi 2 lapisan plamur yang
tipis.
d. Pekerjaan pengecatan dengan kwas untuk bidang kecil dan
semprot untuk bidang luas.
e. Hasil pengecatan harus mulus, tidak menggelembung atau
cacat-cacat lainnya.

E. PEKERJAAN POLITUR.
a. Persiapan dilakukan dengan membersihkan dan mengamplas
permukaannya. Kemudian membersihkan dengan lap kering,
tidak boleh ada minyak dan kotoran lain yang menempel.
b. Setelah bersih permukaan dicat politur dengan menggunakan
bahan terbuat dari katun yang lembut dan bersih dari kotoran
dan minyak.
c. Pekerjaan tersebut diulang sampai mencapai ketebalan warna
transparan yang merata.
d. Cat politur yang digunakan bermutu tinggi, berkualitas Impra,
Mowilex, Lignalac atau setara yang umum dipergunakan untuk
penyelesaian furniture.
e. Cat melamic digunakan pada semua pintu, panel kayu berikut
kusen-kusennya, semua pintu double teakwood, semua plafond
khusus yang mengandung unsur kayu, list profil kayu, dan pada
tempat-tempat yang ditunjukkan dalam gambar.

PASAL 47 : 51.1 LINGKUP PEKERJAAN.


PEKERJAAN Meliputi : pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain
SILICONE SEALENT sebagainya, untuk pekerjaan silicone sealant secara lengkap, terpasang
sempurna sesuaia RKS.
Pekerjaan yang harus mendapat perlakuan silicone sealant :
a. Setiap hubungan antara kaca dengan aluminium.
b. Setiap hubungan antara aluminium dengan dinding beton.
48
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

c. Setiap hubungan antara kaca dengan kaca.


d. Setiap delatasi (hubungan antara lantai beton dengan lantai
lainnya).
e. Dan tempat-tempat lain sesuai gambar.

51.2 PERSYARATAN BAHAN.


Silicone sealant DOW CORNING TYPE 793 + merk atau setaraf, harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Pengering netral.
- Modulus elastisitas
tinggi : 100 % (gerakan)
- Kering sentuh : 15 menit
- Waktu pengerjaan : kurang dari 10 menit
- Menyatu sepenuhnya : 24 jam.
- Warna : akan ditentukan kemudian.
- Tidak terpengaruh
terhadap : sinar matahari, hujan, ozon dan
perubahan temperatur yang
tinggi (62°C s/d 205°C).
- Fire rating : tidak kurang dari 2 jam.
- Daya kedap suara : 30 Db
(Khusus untuk perlakuan terhadap aluminium yang menggunakan
finishing Flourocarbon, sealant harus dipilih dari silicone rubber yang
compatible terhadap Flourocarbon).
BACK UP MATERIAL.
a. Aluminium harus dilindungi dengan Blue Protection Masking Tape
sekualitas GINZA atau setara.
b. Filler menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel terbuka
yang direkomendasikan dari Dow Corning.
51.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.
a. Pekerjaan silicone sealant ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor
khusus yang ahli dalam bidang pekerjaan sealant, dibuktikan
dengan melamirkan CV tenaga ahli yang bersangkutan.
b. Untuk akca, alumunium, beton dan steel sebelum diberi perlakuan
sealant harus terlebih pembersihan, bebas dari debu, minyak dan
lain sebagainya yang mengakibatkan berkurangnya saya rekat
sealant.
c. Pembersihan dilakukan dengan Toluol
d. Aplikasi harus dilakukan dengan menggunakan tekanan udara,
kerena dapat mengatur keluarnya sealant dengan baik. Sesuaikan
tekanan udara untuk memperoleh pengisian joint yang cukup.
e. Jika joint sudah diisi , aratakan saelant dengan alat yang
direkomendasikan oleh pabrik pembat saelant. Masking tape harus
segera diangkat sebelum sealant menering (kira-kira 10 – 15 menit)
f. Silicone sealant harus dibersihkan sebelum mengering, dengan
menggunakan kain lap yang dibasahi dengan cairan pelarut.
g. Jika ada yang tercecer dan sealant sudah mengeras dapat
dirapikan dengan pisau silet tajam.
h. Ukuran joint yang dipergunakan untuk sealant minimal harus 6 mm
dengan perbandingan lebar dan dalam -= 2: 1 (sebagai contoh
untuk lebar 10 mm adalah 5 mm).
49
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

E. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN MEKANIKAL DAN


ELEKTRIKAL

PASAL 48 : 54.1 LINGKUP PEKERJAAN


PEKERJAAN Kontraktor harus menawar seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
ELEKTRIKAL baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan spesifikasi ini.
Pekerjaan instalasi listrik untuk seluruh jaringan instalasi listrik luar
bangunan Sambungan Udara Tegangan Rendah (SUTR) yang meliputi ;
a) Pengurusan ijin PLN untuk pemasukan daya konsumen
b) Penyambungan ke jaringan PLN dari tegangan menengah,
c) Penyambungan dari jaringan ke tiap tiap bangunan yang meliputi
sambungan satu fase dan tiga fase
d) Pemasangan panel panel distribusi luar bangunan yang digunakan
untuk suplai peratalan / penerangan luar bangunan dan taman
e) Instalasi- peralatan lain yang belum disebutkan yang merupakan
standar yang harus diadakan menurut standar PLN.
Pekerjaan instalasi listrik untuk seluruh jaringan instalasi listrik dalam
bangunan yang meliputi ;
a) Pengadaan dan pemasangan instalasi panel-panel induk dan panel-
panel pembagi sesuai standar yang berlaku
b) Pemasangan standar pengamanan pada peralatan kedokteran yang
akan dioperasikan meliputi ;
- Phase piller untuk semua peralatan yang menggunakan
daya tiga phase
- Grounding untuk semua peralatan yang dialiri listrik
terhadap induksi listrik dan sengatan petir misal (meja
operasi), mesin dan meja rongent, mesin-mesin
laboratorium
c) Pemasangan instalasi penangkal petir (pengamanan standar
bangunan) terhadap sengatan petir.
d) Pengadaan dan pemasangan instalasi jaringan listrik dalam
bangunan
e) Pengadaan dan pemasangan armature-armature penerangan ruang
dan armature-armature peralatan yang tercantum dalam daftar
peralatan. Menyiapkan jaringan listrik instalasi pendukung/peralatan
yang harus disediakan pada tahap berikutnya
f) Melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan daftar Rab
g) Dll
54.2 BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN
§ Batang Grounding dan Penangkal Petir
- Batang Grounding berbentuk batang (rod) dengan bahan
penyusun cooper
- Batang ujung penangkal petir berbentuk pipa yang lancip pada
ujungnya dengan bahan menyusun dari cooper
§ Kabel BC
- Kabel tanpa pelindung isolasi inti dari cooper
- Ukuran inti yang digunakan kabel 6 mm²; 16,0 mm²; 50 mm²
- Besaran inti kabel yang digunakan harus disesuaikan dengan
kemampuan ijin kabel saat dialiri listrik
- Digunakan untuk grounding dan penangkal petir
- Bahan yang digunakan Standar PLN
50
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

§ Kabel NYA
- Ukuran inti yang digunakan kabel 2,5 mm²; 4,0 mm²
- Besaran inti kabel yang digunakan harus disesuaikan dengan
kemampuan ijin kabel saat dialiri listrik
- Kabel dengan jumlah inti tunggal dan bahan inti dari cooper
- Lapisan isolasi PVC melindungi setiap inti
- Digunakan untuk penyambungan jaringan dalam bangunan
meliputi penerangan, instalasi peralatan (stop kontak) yang
ditanam dalam tembok ataupun di atas plafond
- Untuk menyusun jaringan kabel ini digunakan lebih dari satu
(disesuaikan kebutuhan 2 x 2,5 mm²; 3 x 2,5 mm² atau bisa
lebih) dan biasanya juga diganti dengan kabel NYA yang berinti
lebih dari satu dengan alasan kemudahan pelaksanaan dan
efisiensi.
- Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka
§ Kabel NYM
- Kabel dengan inti lebih dari satu
- Inti copper dibungkus dengan isolasi PVC dan ditambah filler
isolasi di tiap-tiap antara kabel
- Digunakan sebagai pngganti kabel NYA untuk penyambungan
jaringan dalam bangunan meliputi penerangan, instalasi
peralatan (stop kontak) yang ditanam dalam tembok ataupun di
atas plafond dengan besar yang tidak terlalu besar
- Digunakan untuk satu phase
- Dipasaran warna kabel tersebut biasanya berwarna putih
- Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka
§ Kabel NYY
- Kabel dengan inti berjumlah mulai dari satu sampai lima inti
- Inti terbuat daru copper yang dibungkus dengan isolasi PVC dan
ditambah filler isolasi di tiap-tiap antara kabel
- Digunakan untuk penyambungan jaringan dengan kegunaan
khusus antara lain peralatan Panel utama, Panel distribusi dan
(stop kontak handle) yang pada pemakaiannya akan digunakan
untuk UPS, AC, Peralatan CSSD, Operasi, melahirkan, Londry,
Dapur , Lab. Bank Darah, lampu penerangan taman dan jalan
dengan arus yang melewati ralatif besar yang ditanam dalam
tembok, di atas plafond ataupun ditanam dalam tanah.
- Digunakan untuk arus listrik satu dan tiga phase
- Dipasaran warna kabel tersebut biasanya berwarna hitam
- Kabel besifat lebih elastis namun isolasi lebih kuat
- Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka
§ Kabel NYFGbY
- Kabel dengan inti berjumlah mulai dari satu sampai lima inti
- Inti terbuat dari copper yang dibungkus dengan isolasi PVC dan
ditambah filler isolasi di tiap-tiap antara kabel dan sebelum isolasi
paling luar terdapat pelindung yang terbuat dari Amour (stell flat)
sebagai pelindung.
- Digunakan untuk penyambungan jaringan dengan kegunaan
khusus antara lain peralatan khusus al. Jaringan luar ke Panel
Induk atau sebaliknya, panel Utama dengan arus yang melewati
ralatif besar dan ditanam dalam tanah, atapun jaringan yang
tertaman melintang pada jalan (untuk jaringan distribusi pompa air
submersible, distribusi dan hidrant) dengan standar keamanan
cukup tinggi.
51
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

- Digunakan untuk listrik satu dan tiga phase


- Bahan yang digunakan Standar PLN merk Prima, Tranka
§ Kabel Udara (Al) LVTC
- Kabel dengan inti tersusun lebih dari satu kawat yang saling
melilit
- Ukuran besaran kabel yang digunakan
- LVTC (AL) 2 ((3 x 70) + 50) mm² digunakan untuk jaringan
Utama dari trafo ke panel induk
- LVTC (AL) ((3 x 70)+50) mm² digunakan untuk jaringan distribusi
(line 1 dan 2) yang menghubungkan panel induk dengan
sambungan ke bangunan-bangunan
- LVTC (AL) (4 x 35) mm² digunakan untuk jaringan distribusi (line
3 dan 4) yang menghubungkan panel induk dengan sambungan
Panel distribusi taman dan selasar penghubung bangunan
- Inti terbuat dari kawat alumunium yang dibungkus dengan isolasi
PVC
- Bahan yang digunakan Standar PLN
§ Armature Penerangan
- Semua armature penerangan (bola lampu pijar, Fluor/neon
berikut armature pendukung Kondensator, balas, transfomator,
stater) menggunakan standar Phillips, GE
- Semua Armature Cassing lampu yang berasal dari logam
terbuat dari baja atau logam lain yang dilapisi / di cat anti karat
- Semua armature cassing penerangan (TL, Down light, dinidng,
gantung dan jalan) menggunakan produk dalam negeri /
nasional standar Artolite

§ Steker / Outlet / Stop Kontak Biasa (General Purpose Outlet)


- Type / Lubang : Dua lubang dan tiga lubang (lihat
gambar)
- Dimensi /warna : 120 x 70 mm / putih
- Pole : Phase + Neutral + Eart
- Tegangan : 220 volt, 1 phase, 50 Hz
- Rating arus : 10 Ampere , 16 ampere (lihat
gambar)
- Type : Pemasangan sistem tanam
- Bahan : Ebonit warna putih
- Merek /standar : Merek National
- Kabel jaringan : NYA, NYM, NYY 3 x 2,5 mm², 3 x 4
mm², 3 x 6 mm²
§ Plug dan Socket 3 Phase untuk Power
- Type : Handle
- Pole : 3 phase + Neutral + Eart
- Tegangan : 380 volt, 3 phase, 50 Hz
- Rating arus : 10 Ampere, 20 Ampere, 40 Ampere
dan 60 Ampere
- Merek / standar : Ex Germany
- Type : Menempel pada dinding
- Kabel jaringan : NYA, NYM, NYY dengan inti 4 mm²,
6 mm²
§ Saklar / Switches
- Type : Piano, tunggal, double, triple,
double twin, triple twin
- Dimensi /warna : 120 x 70 mm / putih
52
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

- Bahan : Ebonit warna putih


- Rating arus : Minimum 16 ampere
- Pemasangan : Sistem tanam dalam tembok
- Merek /standar : Merek National
- Kabel jaringan : NYA, NYM dengan inti 2,5 mm²

§ Panel Box
Panel Tegangan rendah
a) Panel tegangan rendah harus mengikuti standar VDE / DIN dan
juga harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL
b) Panel panel harus dibuat dari pelat besi tebal 2 mm dengan
rangka besi dan seluruhnya harus sizinckromat dan diduco 2 kali
dan harus dipakai cat dengan cat bakar warna abu-abu merk ICI
atau yang setaraf. Pintu panel-panel tersebut harus dilengkapi
master key
c) Konstruksi dalam panel-penal serat letak dari komponen-
komponen dan sebagainya harus diatur dengan sedemikian
rupa, sehingga bila perlu diilaksanakan perbaikan perbaikan,
penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen
dapat mudah dilaksanakan tanpa menggangu komponen-
kompnen lainnya.
d) Setiap panel harus mempunyai 5 bus bar copper terdiri dari tiga
bus bar phase R-S-T, 1 busbar netral dan 1 bus bar untuk
grounding. Besarnya bus bar harus diperhitungan untuk besar
arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan suhu yang lebih dari 45oC . Setiap bus bar
copper diberi warna sesuai peraturan PLN , lapisan yang
dipergunakan untuk memberi warna bus bar dan saluran jenis
yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
e) Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi Under Mounting
dalam kotak tahan getaran, untuk ampere meter dan volt meter
dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1
% dan bebas dari pengaruh induksi serta ada sertifikat tera dari
LMK/PLN (minimum 1 bh untuk jenis alat ukur)
f) Ukuran dari tiap tiap panel harus disesuaikan dengan keadaan
dan keperluan sesuai dengan yang telah disetujui oleh direksi
lapangan.
g) Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah
sbb; (disesuai kan dengan gambar perencanaan)
- MCCB
- Miniatur Circuit Breaker (MCB)
- Auxilery relay
- Kabel jamper
h) Kompoenen-komponen penukuran yang dapat dipakai ;
- Current transformer
- Ampere meter
- Volt meter
- Frequensi meter
Yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan
instalasi listrik, Produksi dalam Negeri (Nasional) atau sekualitas,
dengan grade (pentanahan) dari kabel B.C.
53
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

54.3 PEDOMAN PELAKSANAAN


a. PENJELASAN UMUM
UMUM
1. Peraturan yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini
adalah
§ Standar PLN, peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
1987, untuk hal ini yang belum diatur dalam SPLN dan
PUIL 1987, berlaku standar Industri Indonesia (SII)
§ Uraian dalam rencana Kerja dan syarat-syarat
§ Penjelasan yang telah dan akan diberikan oleh direksi
pekerjaan secara tertulis, dibuku harian pekerjaan maupun
dengan surat.
§ Peraturan/ketentuan dan syarat-syarat lain yang berlaku
yang belum disebutkan dari instalasi yang bersangkutan
2. Ukuran
Ukuran pokok dan penetapan bagian pekerjaan telah tertera
pada gambar dalam dokumen lelang dan berdasarkan ijin
penempatan dari instansi yang bersangkutan.
3. Pengangkutan.
§ Pengangkutan material sampai ke site/lokasi menjadi
tanggungan PIHAK KEDUA
§ Segala kerusakan/kehilangan barang material pada waktu
pengangkutan adalah tanggung jawab PIHAK KEDUA
§ Semua material yang keluar dari gudang dianggap telah
diterima dalam keadaan baik.
4. Ijin Pemasangan
Semua ijin pemasangan / ganti rugi menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA
5. PIHAK KEDUA harus bekerja dengan mengikuti ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam RKS, petunjuk dari DIREKSI
dan PENGAWAS LAPANGAN baik lisan maupun tulisan serta
petunjuk resmi dari peraturan pembangunan dan Master Plan
instansi yang bersangkutan.
6. Kecakapan
§ Untuk setiap pekerjaan PIHAK KEDUA diharuskan
mempekerjakan orang yang mempunyai kecakapan dan
pengalaman yang cukup.
§ Pekerjaan yang dalam penilaian DIREKSI PEKERJAAN
dianggap kurang cakap harus segera diganti atas perintah
tertulis dari DIREKSI PEKERJAAN.
7. Alat-Alat Kerja
§ PIHAK KEDUA yang menyediakan alat-alat kerja yang
diperlukan dan sesuai akan tetapi tidak terbatas hanya
pada RKS “Daftar alat-alat” yang tercantum dalam daftar
ini, sehingga pekerjaan dapat berjalan lancar.
§ Alat-alat kerja yang dalam penilaian DIREKSI PEKERJAAN
perlu ditambah atau diganti, harus segera dipenuhi atas
permintaan tertulis dari DIREKSI PEKERJAAN.
Bila dalam 7 (tujuh) hari alat-alat kerja tersebut belum
disediakan oleh PIHAK KEDUA, maka DIREKSI
PEKERJAAN berhak menyediakan atas beban PIHAK
KEDUA.
54
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum pekerjaan dimulai, PIHAK KEDUA harus membuat
persiapan-persiapan pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut :
§ Pengukuran dan pematokan sesuai penempatan pekerjaan
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan ditentukan dengan
bimbingan DIREKSI PEKERJAAN dan INSTANSI yang
bersangkutan setempat.
§ Pengurusan ijin pemasangan, ganti rugi dan segala
sesuatu yang erat hubungannya dengan pelaksanaan
pekerjaan
§ Peralatan perlengkapan pekerjaan yang digunakan telah
siap ditempat.
§ Bila kemungkinan ada kerusakan peralatan/perlengkapan,
PIHAK KEDUA segera memperbaiki/mengganti yang baru.
§ Hal-hal lain yang berhubungan erat dengan persiapan
pelaksanaan pekerjaan.

b. JARINGAN DALAM BANGUNAN PEMBAGIAN GROUP


a. Dalam malaksanakan pekerjaan PIHAK KEDUA harus
mengikuti diagram jaringan yang tersedia untuk mempermudah
saat pelaksanaan.
b. MCB / MCCB selalu melayani hanya satu grup (lihat gambar)
jaringan listrik dan PIHAK KEDUA harus mengikuti kaidah
nomen klatur yang ada Pada setiap MCB/MCCB selalu diberi
tanda sesuai dengan Penomoran dalam (gambar) jaringan.
Penomoran menggunakan kertas stiker yang kerkualitas baik
sedangkan penulisan huruf menggunakan spidol permanen
b. PIHAK KEDUA harus membuat keseragaman dalam
Penyambungan kabel untuk jaringan, pemilihan warna kabel.
Untuk kabel tunggal maupun majemuk
Kabel dengan wana MERAH selalu akan dialiri arus Positif
Kabel dengan wana BIRU selalu akan dialiri arus Positif
Kabel dengan wana KUNING selalu akan dialiri arus Positif
Kabel dengan wana HITAM selalu akan dialiri arus Negatif
c. Tempat dudukan Stop kontak maupun Skalar menggunakan
dudukan berkuliatas baik terbuat dari bahan isolasi yang kuat
merek National

URAIAN PEMASANGAN
a. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan,
kecuali pada kabel penerangan.
b. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan
kurang lebih 1 m di setiap ujungnya.
c. Semua kabel yang dipasang menembus dinding atau beton
harus dibuat sleeve (pipa pelindung) dari pipa galvanised
dengan diameter penampang pipa minimal 2½ kali penampang
kabel.
d. Kabel jaringan yang ditanam dalam tembok maupun yang
terpasang di atas plafond, harus terlindung dalam pipa PVC
Standar PLN. Sedangkan jaringan kabel yang ditanam dalam
tanah ataupun yang melintas di bawah jalan mengguanakan
kabel NYFGbY yang terlindung dalam pipa selongsong (pipa
GIP) dengan diameter pipa yang disesuaikan dengan
kebutuhan (diameter kabel).
55
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

e. Kabel yang terpasang diatas plafon atau pada rangka atap


(terpaksa harus terlihat) pipa PVC pelindung harus diklem
sejarak 80 untuk pipa yang lurus dan setiap sudut sambungan
dan setengah pajang pipa jika jarak lurusnya kurang dari 80 cm.
f. PIHAK KEDUA juga harus memperhatikan nilai estetis
(kerapian) pekerjaan, jika jaringan tersebut terpaksa harus
terlihat.
g. Kabel yang pemasangannya terpaksa harus ditanam dalam
tanah atau selokan, pada saat penimbunan kabel tersebut,
penimbunan menggunakan pasir setebal 10 cm dan pada
bagian atas pasir ditutup dengan tanda (bata merah) sebagai
pelindung untuk memberi tanda apabila dikemudian hari ada
pekerjaan galian yang melintas pada kabel tersebut.

PEMASANGAN JARINGAN
a. Semua jaringan yang berhubungan dengan lampu penerangan
yang terletak dalam gedung menggunakan kabel NYA atau
NYM dengan diameter minimal 2 x 1 x 2,5 mm² atau 2 x 2,5
mm².
b. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi / stop
kontak peralatan yang terletak dalam gedung menggunakan
kabel NYA atau NYM dengan diameter minimal 3 x 1 x 2,5 mm²
atau 3 x 2,5 mm².
c. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi / stop
kontak peralatan AC yang terletak dalam gedung menggunakan
kabel NYY dengan diameter minimal 3 x 2,5 mm².
d. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi / Saklar
Handle peralatan dengan rating 3 (tiga) phase yang terletak
dalam gedung menggunakan kabel NYY dengan diameter
minimal 4 x 4 mm² atau pemakaian kabel disesuaikan dengan
kebutuhan luas penampang minimum yang di syaratkan yang
mampu dilalui oleh arus listrik.
e. Semua jaringan yang berhubungan dengan instalasi /
Penerangan luar lampu taman, peralatan Pompa dll yang
tertanam dalam tanah dengan rating satu phase ataupun 3
(tiga) phase yang terletak dalam maupun luar gedung
menggunakan kabel NYFGbY dengan diameter minimal 4 x 4
mm² atau pemakaian kabel disesuaikan dengan kebutuhan luas
penampang minimum yang di syaratkan yang mampu dilalui
oleh arus listrik.
f. Apabila dalam gambar tidak tercantum luas penampang kabel
yang digunakan, maka penggunaan penampang kabel harus
dihitung cukup aman dengan pembulatan luasan penampang ke
atas yang mampu dilayani oleh kabel jika dialiri arus listrik.
g. Apabila dalam suatu jaringan terdapat jaringan yang disusun
secara paralel (penerangan selasar, penerangan lampu taman)
maka penyambungan kabel hanya boleh dilakukan diterminal
lampu.
h. Pada sistem jaringan untuk penerangan bangunan, kabel yang
masuk dalam skalar adalah kabel yang berarus Positif
i. Kawat arde dilindungi dengan pipa galvanisir.
56
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

PEMASANGAN PENANGKAL PETIR


a. Untuk spit (penangkal petir) diguanakn coopper rod
konvensional dengan maksimum tahanan grounding 2 ohm.
b. Untuk menghantar penurun petir digunakan kabel BC dengan
disesuaikan dengan referensi pabrik
c. Klem penyangga harus dibuat dari bahan siku sebelum
dipasang harus dizincchromat terlebih dahulu dan kemudian
dicat besi anti karat sebanyak dua kali
d. Untuk electroda pentanahan digunakan pipa galvanised dengan
diameter minimum 1 “ dan pada ujung bawah pipa harus
dipasang copper rod yangdibuat runcing sepanjang 80 cm
e. Electroda yang dipantek dalam tanah minimal 10 m
f. Nilai tahanan pentanahan maximum 5 ohm diukur setelah
minimal 3 hari turun hujan.
54.4 PEMBONGKARAN DAN SISA MATERIAL
a. Pembongkaran pada instalasi lama dan tidak terpakai lagi
berhubung telah diperbaharui atau lain hal yang perlu dibongkar
dilaksanakan secara hati-hati dan bertahap/ berurutan dengan
disesuaikan tahap pemasangan baru, mengingat peralatan yang
dibongkar akan dipasang kembali (hal ini bila diperlukan dipasang
kembali) juga melihat situasi dan kepentingan pemakaian listrik
serta kepentingan umum, sehingga material/peralatan tersebut
dapat dipergunakan kembali tanpa kerusakan dan cacat.
b. Kerusakan material/peralatan yang diakibatkan oleh pembongkaran
dan transfort menjadi tanggung jawab pemborong dengan segala
resiko dan akibatnya. Untuk ini akan dikenakan ganti rugi, menurut
jenis dan jumlah kerusakan.
54.5 PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN
Untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah selesai, DIREKSI
PROYEK akan mengadakan pengujian dan pemeriksaan sebagai
berikut :
a. Pemeriksaan visual
b. Pengukuran tahanan isolasi.
c. Pengukuran tahanan pentanahan.
d. Percobaan pemberian tegangan.
e. Percobaan penyalaan (pemberian arus)
Semua biaya yang timbul untuk keperluan pengujian dan pemeriksaan
ini (misal sewa alat penguji dan lain-lain) menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.
54.6 PENYELESAIAN DAN KETENTUAN LAIN
a. Apabila pekerjaan telah selesai maka PIHAK KEDUA harus
memberitahukan kembali DIREKSI PROYEK bahwa pekerjaan telah
selesai dan aman serta telah di test dengan hasil baik dan siap
untuk beroperasi.
b. Ketentuan dan hal-hal lain yang belum masuk/diatur dalam
dokumen pelelangan ini, dilaksanakan menurut
kebiasaan/kelaziman berdasarkan normalisasi atau ketentuan pada
umumnya, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan dan
syarat-syarat yang telah disahkan.
57
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

F. TEKNIS KHUSUS PELAKASANAAN DAN PENYELESAIAN PEKERJAAN UTILITAS DAN


PLUMBING

PASAL 49 : 54.1 PEKERJAAN SANITAIR


PEKERJAAN a. Ketentuan Umum
SANITAIR 1. Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan
pembangunan yang sah berlaku di Indonesia ini harus betul-
betul ditaati, kecuali bila dibatalkan oleh rencana kerja dan
syarat-syarat.
2. Pemborong diharuskan :
§ Mengirim contoh bahan yang akan digunakan.
§ Menyerahkan brosur dan gambar detail peralatan yang
akan digunakan sebelum dilakukan pemesanan untuk
disetujui Direksi.
§ Menyediakan peralatan yang baik untuk pelaksanaan
seperti water pass, water pump, pipe cutter dan lainnya.
3. Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pemberi Tugas/Direksi
dilapangan pekerjaan, maka pemborong harus menyingkirkan
bahan tersebut keluar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga)
hari.
4. Gambar – gambar
5. Pemborong wajib membuat Gambar Detail untuk pelaksanaan
pekerjaan (shop drawing). Gambar ini harus disetujui oleh
Direksi.
6. Gambar Kerja dan Gambar Detail untuk seluruh pekerjaan
harus selalu berada dilapangan setiap waktu. Gambar tersebut
dalam keadaan jelas, dapat dibaca dan menunjukkan
perubahan-perubahan terakhir.
7. Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah tercantum
dalam Gambar Kerja dan Detail Ukuran tersebut merupakan
ukuran efektif/bersih atau ukuran dalam keadaan jadi. Oleh
karena itu dalam pelaksanaan maupun pemesanan ukuran-
ukuran harus diperhitungakan sebagai ukuran efektif.
8. Pemborong membuat gambar instalasi yang sebenarnya
terpasang (as built drawing). Gambar ini disetujui Direksi.
b. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang-
orang yang ahli, untuk pelaksanaan khusus pemborong harus
memeriksa surat pernyataan yang membuktikan bahwa
pelaksana-pelaksananya memang mempunyai pengalaman
dan kecakapan tersebut.
2. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, pemborong
diwajibkan mengetahui lintasan dan posisi dari instalasi listrik,
ground sistem, air sanitasi yang ada hubungannya dengan
pekerjaan mekanikal dan plumbing ini.
3. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ada salah satu bagian
instalasi yang sukar dilaksanakan, pemborong wajib membuat
laporan tertulis dan hal tersebut segera dibicarakan dengan
direksi.
4. Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila telah
dilakukan test dan dinyatakan baik secara tertulis oleh Direksi.
58
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

c. Bahan
• Kloset Monoblok setara Toto CW 420/S 516
• Kloset setara Toto CE8
• Wastafel setara Toto lavatory L5DR
• Shower Spray setara Toto TB19CSV9
• Untuk pemasangan kran air,menggunakan setara San-ei
atau sejenis dan harus sesuai dengan gambar rencana.
d. Macam Pekerjaan
• Memasang alat-alat perlengkapan sanitair pada dinding
atau lantai.
• Memasang pipa-pipa penghubung antara alat-alat sanitair
pipa pembuangan (kotoran, air kotor/bekas).
• Memasang saluran air hujan pada bagian tepi bangunan
dengan kemiringan menuju kearah saluran pembuangan.
• Membuat segala macam bak air lapis porselin dilengkapi
dengan pipa air bersih, kran-kran dan pipa pembuangan.
e. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan mekanisme dan sanitasi yang dimaksud adalah
pemasangan perlengkapan sanitasi yang meliputi penyediaan dan
pemasangan :
f. Pipa water supply ke fixture
Penyediaan air diperoleh dari penyambungan Ground Tank yang
telah ada.
g. Pipa saluran buangan air bekas, air kotor, pipa udara dan air hujan
disalurkan ke pembuangan induk, sedangkan air buangan toilet
disalurkan kesumur peresapan.
h. Perlengkapan sanitasi
Merk dan type dari perlengkapan ini agar mengikuti ketentuan
dalam pasal-pasal yang ada dalam pekerjaan arsitektur.

PASAL 50 : 54.1 LINGKUP PEKERJAAN PLUMBING


PEKERJAAN Yang dimaksud disini dengan pekerjaan plumbing adalah penyediaan
PLUMBING dan pengadaan bahan-bahan, tenaga serta pemasangan peralatan-
peralatan, bahan-bahan utaama, bahan-bahann pembantu dan lain-
lainnya sesuai dengan gambar rencana dan/atau seperti dispesifikasikan
disini, sehingga diperoleh instalasi plumbing yang lengkap bekerja baik
dan sempurna siap untuk dipergunakan.
Secara umum dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :
1. Pekerjaan Instalasi Air bersih
2. Pekerjaan Instalasi Air kotor dan air hujan.
3. Pekerjaan Instalasi Sanitair
4. Pekerjaan Instalasi Pengolahan Limbah

56.2 STANDARD BAHAN (MATERIAL)


Semua material yang akan dipergunakan/dipasang adalah dari jenis
material berkwalitas baik, dalam keadaan baru ( tidak dalam keadaan
rusak atau diafkir /afgekeurd) sesuai dengan mutu dan standard yang
berlaku atau standard internasional seperti, BS, JIS, SII dan yang
setaraf. Kontraktor bertanggungjawab atas mutu dan kwalitas material
yang akan dipakai, walaupun sudah mendapat persetujuan dari
konsultan perencana / Konsultan Manajemen Konstruksi.
59
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

56.3 BAHAN-BAHAN PENGGANTI


a. Semua bahan, Peralatan, atau fixtures yang akan digunakan dan
tidak disebutkan dalam spesifikasi ini hanya diperbolehkan, apabila
telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Perencana dan biaya
pengujian bahan/peralatan/fixtures tersebut (apabila diminta oleh
pemilik) ditanggung oleh kontraktor.
b. Apabila diperlukan pengujian atas bahan / peralatan / fixtures harus
dilakukan oleh badan-badan atau lembaga-lembaga yang
ditentukan oleh pemilik dan dengan cara-cara standard yang
berhak. Apabila cara-cara standard tidak ada, pemilik berhak
menetukan prosedure pengujian.
c. Setiap bahan pipa ( satu panjang utuh ), fighting, fixtures dan
peralatan-peralatan yang akan dipasang pada instalasi ini, harus
mempunyai tanda-tanda merk yang jelas dari pabrik pembuatnya.
Fitting dan fixtures yang tidak memiliki tanda-tanda tersebut harus
diganti atas tanggung jawab Kontraktor.
56.4 PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan air bersih
beserta perlengkapan yang meliputi pada reservoir meteran air,
pemipaan pada instalasi pompa Deepwell dan pemipaaan distribusi
pada setiap titik pengeluaran, serta pengurusan-pengurusan dan
izni-izin dari PAM dan instalasi lain yang ada hubungannya dengan
pekerjaan ini, meliputi instalasi didalam & diluar gedung sesuai
dengan gambar-gambar rencana.
b. Pemasangan pipa- pipa distribusi kesetiap peralatan sanitasi seperti
closet, wastwfel, urinal dan lain-lain.
Yaitu dari ground reservoir ke Tanki atas melalui pompa-pompa
kemudian dari tanki atas didistribusikan ketitik pemakaian air bersih.
Secara gravity dan paressure pump.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat-alat sanitasi seperti :
closet, wastafel, urinal, bak mandi, lengkap dengan accesoriesnya
kran-kran, kitchen sink dan lain-lain yang termasuk alat sanitasi (
paket arsitektur).
d. Memperbaiki-semua kerusakan-kerusakan, semua galian yang
diakibatkan baik oleh bobokan-bobokan, galian-galian, maupun oleh
kecerobohan para pekerja.
Pengujian terhadap bocoran dan tekanan dari sistem plumbing air bersih
keseluruhan dan pengadaan pengamatan sampai sistem berjalan
instalasi yang sempurna dan terpadu.
56.5 PEMIPAAN
Seluruh pemipaan dan perlengkapan pemipaan tersebut sampai dengan
instalasi dapat berfungsi dengan baik adalah merupakan tanggung
jawab Kontraktor walaupun dalam gambar tidak tercantum.
Pipa plumbing air bersih ini harus menggunakan pipa dari bahan PVC
AW-1 ukuran f ¾”- 1 ½ “, sedangkan untuk ukuran 2-6” (Hydrant)
menggunakan pipa dari jenis Black Steel Pipe
Digunakan pipa setaraf produksi Bakrei. Fitting harus dari material yang
sama dengan pipa diatas atau lebih baik.
a. Penggantung/Penumpu Pipa/Klem-klem. Semua pipa harus diikat
ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angkeryang
kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbul
getaran. Penggantung/penumpu/klem-klem harus dengan bahan
yang sama yaitu flomco galvanized system, yang difabrikasi bukan
buatan sendiri.
60
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat


diatur dan harus memungkinkan adanya expansi teknis dari pipa
dan mengurangi transmisi vibrasi sampai batas minimal. Jarak
maximum penggantung untuk pipa adalah :
Sampai f ½ “berjarak 1 m
¾ s/d 1 “ berjarak 1.8 m
1¼” s/d 6” berjarak 2.5 m
Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada
konstruksi bangunan dengan insert/ angker yang dipasang pada
waktu pengecoran beton atau ramset dan fisher.
Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak pipa-pipa dan tidak merusak/menyebabkan
turunnya pipa yang terserang pipa-pipa vertikal harus ditumpu
dengan clem dan dibaut dengan jarak tidak lebih 3 m.
b. Valve-valve
Water valve sampai dengan f 2 ‘ adalah jenis “screwed bronze
body” dengan external spindal.
Water valve f 21/2 “ – f 3’ adalah “Flanged steel body” dengan
external spindle yoke”.
Chek valve I 3” keatas adalah jenis “flanged steel body” katup
dengan ukuran I 4” kebawah terbuat dari perunggu.
c. Pipa-pipa dalam tanah
Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan
kemiringan yang tepat. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan
rata sehingga seluruh panjang pipa terletak tertumpu dengan baik
untuk pipa-pipa air bersih pipa-pipa air limbah tidak boleh diletakkan
pada lubang-lubang sama kemiringan min.1,0 %.
Pipa dipasang dan tanam dibawah permukaan tanah / jalan
/pelataran parkir dengan kedalaman 80 cm, diukur dari pipa bagian
atas sampai permukaan tanah.
Dasar galian harus diuruk dahulu dengan pasir padat minimal 10 cm
dan bagian atas 20 cm.
Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan bagian pengurukan
teratas harus dilindungi dengan balokan beton tulang setebal 10 cm
yang dipasang sedemikian rupa sehingga balok beton tidak
tertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurung sampai padat.
Kondisi permukaan tanah/jalan yang digali harus dikembalikan
seperti semula.
Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan
sebagai berikut :
Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salud
dinding/plesteran dan langit-langit dilaksanakan. Pembobokan
plesteran / salud dinding dan pembobokan langit-langit yang sudah
terpasang harus dihindarkan.
Pemasangan sparing untuk pipa-pipa yang mungkin akan
menembus struktur bangunan harus dilaksanakan bersama-sama
waktu pelaksanaan struktur yang bersangkutan.
d. Perlindungan/Proktesi Waktu pelaksanaan.
Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan
equipment atau fixtures harus ditutup dengan cap atau plug.
Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve,
trap dan fitting harus diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran
yang akan menyumbat.
61
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

e. Equipment dan fixtures harus dilindungi dari gangguan pekerjaan


dan kerusakan-kerusakan.
f. Pipa Mendatar
Pipa dipasang dengan penggantung flamco galvanized system
sesuai dengan diameter, pipa kemiringan menuju kearah
pembuangan min. 1,0 %. Jarak penggantung pipa seperti tercantum
diatas dan tidak dibolehkan menggunakan kawat; rantai; perforated
strip dan lain-lain.
g. Sleves
Untuk pipa-pipa yang menembus beton ( sloop, plat lantai, dinding
atau balok)
Harus dibuat sleve, sebelum beton-beton dicor.
Sleve dibuat dari galvanized steel. Pipa, rongga antara pipa instalasi
dan sleve harus ditutup rapat debgan bahan elastis sehingga tidak
terjadi kebocoran.
h. Pembersihan
Semua bagian logam yang tidak terlindung dinding harus bebas dari
lemak dan kotoran-kotoran lainnya.
Untuk bagian yang dilapisi chromium untuk nikel harus digosok
bersih atau mengkilap, setelah pemasangan instalasi selesai
seluruhnya.
Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau
finis arsitektural atau timbulnya kerusakan-kerusakan lainnya, yang
semua atas kelalaian kontraktor, karena tidak membersihkannya
sistem pemipaan dengan baik, maka semua perbaikannya adalah
menjadi tanggung jawab kontraktor.
Penggunaan/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya
yang akan tertutup oleh tembok atau bagian lainnya misalnya pipa
didalam galian tanah, pipa menembus tembok dan sebagainya
harus dilapisi dengan cat menie atau cat penahan karat.
i. Instalasi air bersih
Untuk Ruang pemotongan hewan, terdiri dari dua bagian antara lain
Cold Water, dan Hot Water, untuk Instalasi Cold Water di ruang
pemotongan hewan bertekanan antara 7 sampai dengan 8 bar.
j. Pengecatan.
Semua pipa dari besi/baja yang tidak tertanam didalam
tanah/tembok yang dilapisi dengan TAR (Tar Corted) harus dicat
dua lapis “Chellac” dan lapis chromium atau Nikel harus dapat
dikenal dengan warna-warna cat yang warnanya sesuai dengan
sebagian patokan/umumnya sebagai berikut :
Untuk jaringan air bersih biasanya dipakai warna biru.

56.6 COMMISIONING DAN TESTING


a. Kontraktor pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing
dan pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk
memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalsi telah dapat
berfungsi dengan baik dan memenuhi semua persyaratan.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapannya yang perlu untuk
testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.
c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai
berikut :
§ Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
§ Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain
62
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

d. Hydrostatis Test sampai tekanan 1,5 kali tek.kerja.


Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan
oleh Konsultan Pengawas pekerjaan ini.

56.7 TEST PEMIPAAN


a. Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-lubang
yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat
diisi dengan air.
b. Sistem tersebut harus dapat menahan air minimal selama 120 menit
c. Apabila pada waktu Direksi menginginkan pengujian lain disamping
pengujian diatas, kontraktor harus melakukannya tanpa tambahan
biaya.
d. Setelah selesaai dipasang dan sebelum memasang fixture-fixture
sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan kerjanya (Working
Pressure) dan dibiarkan dalam kondisi ini selama paling kurang 8
jam tanpa mengalami kebocoran.
e. Apabila suatu bagian dari instalasi pipa akan tertutup oleh tembok
atau konstruksi bangunan lainnya, maka bagian dari instalasi-
instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang sama seperti diatas
sebelum ditutup dengan tembok atau bagian bangunan tersebut.
f. Apabila waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada kerusakan
atau kegagalan dari suatu bagian dari instalasi / sesuatu bahan dari
instalasi, maka kontraktor harus mengganti bagian atau bahan yang
rusak / gagal tersebut dan pengujiannya dilakukan lagu sampai
memuaskan Direksi.
g. Penggantian atas bagian pipa atau bahan yang gagal / rusak
tersebut harus dengan pipa atau bahan yang baru. Penambalan
atau caulking dengan bahan apapun tidak diperkenankan.
h. Kontraktor harus melaksanakan pembilasan dan disinfeksi dari
seluruh instalasi air sebelum pekerjaan diserahkan.
i. Disinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan “Chlorine”
kedalam sistem pipa dengan cara / methode yang disetujui direksi.
Dosis chlorine adalah sebesar 50 PPm ( part Per Million )
j. Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas dengan
air bersih sehingga kadar chlorine menjadi lebih dari 0,2 PPM.
k. Semua katup dalam pipa yang sedang mengalami proses disinfeksi
tersebut haruis dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka
waktu 16 jam tersebut diatas.

56.8 MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Peralatan-peralatan instalasi ini harus digaransi selama 30 hari
terhitung saat penyerahan pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 30 hari
terhitung saat penyerahan pertama.
c. Selama masa pemeliharaan ini kontraktor pekerjaan instalasi ini
diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan-kerusakan dari pada
instalasi yang dipasangnya tanpa ada tambahan biaya.
d. Selama masa pemeliharaan tersebut kontraktor pekerjaan instalasi
ini masih harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan.
Dalam masa ini Kontraktor masih bertanggung jawab penuh
terhadap seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
e. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti
hasil pemeriksaan baik yang ditanda tangani bersama oleh
instalatur yang melaksanakan pekerjan tersebut dan konsultan MK
jika perlu disyahkan juga Jawatan Keselamatan Kerja.
63
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

f. Jika dalam masa pemeliharaan tersebut, Kontraktor pekerjaan


instalasi ini tidak melaksanakan teguran-teguran atau perbaikan /
penggantian / kekurangan selama masa pemeliharaan, maka
Konsultan Manajemen Konstruksi berhak menyerahkan pekerjaan
perbaikan/kekurangan tersebut kepada pihak lain atas biaya
kontraktor pekerjaan instalasi tersebut.
g. Selama masa pemeliharaan pekerjaan, kontraktor harus mendidik /
melatih karyawan/petugas dari pemilik sehingga mengenali sisten
instalai dan dapat menjalankan serta melaksanakan
pemeliharaannya.
h. Pemeriksaan Routine
Selama masa pemeliharaan ini, pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan dan pemeriksaan routine dilaksanakan tidak kurang
dari tiap 2 (dua ) minngu sekali.

56.9 PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR


- Pengadaan dan pemasangan pemipaan beserta perlengkapannya
yang diperlukan dalam sistem pembuangan air kotor dari alat
plumbing sampai ke septik tank.
- Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan
baik oleh adanya bobokan-bobokan, galian maupun oleh
kecerobohan para pekerjanya.
- Pengujian sistem pemipaam terhadap kebocoran dan tekanan dari
sistem plumbing air kotor secara keseluruhan dan mengadakan
pengamatan sampai sistem bekerja baik sesuai yang dikehendaki
yaitu suatu sistem yang sempurna dan terpadu.
a. Peraturan-peraturan/persyaratan
Tata cara pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan tata cara
dan petunjuk-petunjuk yang berhubungan dengan peraturan-
peraturan pembangunan yang sah di Republik Indonesia.
1. Syarat-syarat pelaksanaan yang tidak tercantum dalam RKS
ini, hendaknya mengikuti persyaratan dalam pedoman
Plumbing Indonesia 1979
2. Pengurusan izin penyambungan pipa air kotor, kesaluran kota,
sertifikat dari keselamatan kerja, dan sebagainya merupakan
tanggung jawab pihak pemborong.
3. Cara-cara pemasangan dan penggunaan peralatan utama
maupun pembantu harus sesuai dengan persyaratan pabrik
pembuat peralatan tersebut.
4. Gambar kerja yang diminta oleh pengawas harus dipenuhi
segera agar pekerjaan tidak terhambat dan sebelum
dilaksanakan harus ada persetujuan pihak Perencana.
5. Jaminan peralatan utama yang dipasang harus sesuai dengan
jaminan dari pabrik pembuat.
6. Supplier dari peralatan yang dipakai, sepenuhnya berada
dalam tanggung jawab kontraktor pekerjaan ini.
7. Semua pekerjaan sipil (pondasi bak kontrildll) yang harus
dibuat kontraktor pekerjaan in, harus mengikuti spesifikasi
pekerjaan sipil.
b. Material/bahan yang dipakai
1. Semua pipa limbah, baik pipa utama maupun pipa cabang
yang berada dalam gedung terbuat PVC, tekanan kerja 10
kg/cm.
2. Fitting-fitting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan
merk yang sama.
64
Spesifikasi Teknis _______________________________________________________________________________________

3. Semua perubahan ukuran pipa harus menggunakan reducing


fitting sesuai dengan gambar.
4. Floor drain dari bahan stainless steel.
5. Penggantung-pengantung, klem-klem dll. Dari flamco
galvanized system.
6. Solvent cement yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

c. Instalasi Pipa Air Kotor


Pekerjaan pemipaan ini meliputi :
1. Pipa pembuangan air kotor ( dari wastafel dan floor drain )
saluran terdekat.
2. Pipa pembuangan air kotoran ( dari closet ) sampai ke Septic
tank.
d. Pemipaan di dalam gedung
- Untuk sambungan-sambungan pipa, socket bosch bend, tee,
dll. Pada jaringan air limbah, dipaki bahan yang sepabrik
dengan pipanya atau yang disetujui oleh Direksi dan Konsultan
MK.
- Untuk fitting-fitting sambungan harus dari jenis standar yang
dikeluarkan oleh pabrik dan disetujui oleh Konsultan MK.
- Untuk semua cabang harus dugunakan long radius bend
kecuali tempat tidak memungkinkan.
- Untuk mendapatkan suary kecepatan pengaliran yang
memenuhi syarat dari instalasi air limbah harus mempunyai
kemiringan minimal 1%
- Ukuran pipa dan pemasangannya harus disesuaikan dengan
gambar rencana.
e. Pemipaan air kotor diluar gedung
1. Sistem pemipaan dibawah permukaan tanah ini berfungsi untuk
mengumpulkan dan menyalurkan kotoran dari pipa air kotoran
yang terbuat dari Cast Iron menuju bak-bak colector.
2. Dari bak-bak colectortersebut, air kotoran dialirkan menuju
Septic tank.
3. Pada setisp pertemuan atau belokan harus dilengkapi dengan
bak-bak kontrol.
4. Pipa-pipa pembuangan air kotoran dari bak colector ke septic
tank terbuat dari PVC.
5. Air kotor yang berasal dari pipa tegak disalurkan melalui pipa
horozontal bawah tanah menuju Septic tank.
6. Air hujan disalurkan melalui pipa terus ke saluran kota
7. Ukuran pipa dan pemasangannya harus disesuaikan dengan
gambar rencana.

56.10 PEKERJAAN PENGOLAHAN LIMBAH


Meliputi:
- Pembuatan bak resapan
- Pembuatan resapan Box Sistem
- Pembuatan Septic Tank
- Pembuatan Septic Tank sistem sel
Ketentuan pemakaian bahan-bahan sesuai dengan spesifikasi dan
gambar terurai dalam gambar.

Anda mungkin juga menyukai