SPESIFIKASI TEKNIS
SYARAT-SYARAT TEKNIS
1
SPESIFIKASITEKNIS
PASAL 3 : JADWA L
2
SPESIFIKASITEKNIS
Bagan-bagan yang disebut diatas (3.1 sampai dengan 3.4) harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas sebagai
dasar/patokan kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan dan wajib mengikutinya.
5.1. Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menempati semua ketentuan yang
tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat dan gambar – gambar
berikut tambahan dan perubahannya.
5.2. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan
maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan /
Konsultan Pengawas tentang setiap perbedaan yang ditemukannya di dalam
RKS dan gambar-gambar maupun dalam pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkan
membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas.
5.3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan di dalam hal apa
pun menjadi tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya
kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua
gambar-gambar yang ada.
6.1 Bersamaan waktunya dengan penyerahan Rencana Kerja Kontraktor wajib pula
menyerahkan suatu bentuk Skema Organisasi yang akan digunakan dalam
3
SPESIFIKASITEKNIS
7.1 Kontraktor wajib menetapkan seorang petugas yang akan bertindak sebagai
wakil atau kuasanya untuk mengatur dan memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan (untuk selanjutnya disebut Pelaksana).
7.2 Pemberi kuasa ini sama sekali tidak berarti mengurangi tanggung jawab
Kontraktor terhadap pelaksanaan pekerjaan baik sebagian atau pun
keseluruhan.
8.1. Kontraktor harus menyertakan tenaga ahli yang telah ditunjuk oleh pabrik
pembuat bahan. Peralatan yang dipasang untuk mengawasi, memeriksa dan
menyetel pemasangan bahan, peralatan hingga bahan / peralatan tersebut bisa
berfungsi dengan sempurna.
8.2. Kontraktor harus menugaskan minimal 2 orang tenaga ahli yang harus selalu
berada di proyek.
9.1. Bila dikemudian hari ternyata Pelaksana Dan Petugas yang ditunjuk Kontraktor,
oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas dianggap kurang atau tidak
mampu menunjukan kecakapannya maka Direksi Pekerjaan / Konsultan
Pengawas berhak memerintahkan Kontraktor untuk mengganti Pelaksana /
Petugas tersebut.
9.2. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sesudah Surat Perintah Direksi
Pekerjaan tesebut keluar. Kontraktor harus sudah menunjuk seorang pelaksana
/petugas yang baru yang memenuhi persyaratan yang di minta.
4
SPESIFIKASITEKNIS
PASAL 11 : IKLAN
Pelaksana tidak diizinkan memasang iklan dalam bentuk apapun dilapangan kerja atau
ditanah yang berdekatan tanpa izin dari Direksi Pekerjaan / Konsultan pengawas.
12.1. Pemakaian jalan masuk ketempat pekerjaan menjadi tanggung jawab pihak
Kontraktor dan sesuai dengan kebutuhan proyek tersebut.
12.2. Kontraktor diwajibkan memberisihkan kembali jalan masuk pada waktu
penyelesaian, dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan dan
menjadi beban Kontraktor.
12.3. Perizinan tentang jalan keluar masuk proyek menjadi tanggung jawab Kontraktor
termasuk biaya yang timbul.
Kontraktor wajib menyediakan papan nama proyek sesuai dengan ketentuan yang ada
dalam peraturan Pemerintah Daerah Setempat.
14.1. Kontraktor wajib membangun sebuah bangunan yang akan digunakan untuk
kantor petugas-petugas Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas hingga cukup
memenuhi syarat sebagai suatu ruang kerja dan mengadakan rapat-rapat
lapangan (Site Meeting). Gambar dan ukuran akan ditentukan.
14.2. Kantor Direksi Lapangan
a. Kantor Direksi cukup representatif untuk bekerja dan aman untuk
menyimpan dokumen-dokumen proyek selama pelaksanaan proyek.
b. Di dalam Kantor Direksi Lapangan harus ditempatkan ruang WC dengan
baik air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.
c. Posisi dan denah gambar Kantor Direksi Lapangan tergambar pada gambar
rencana pagar proyek.
d. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di proyek :
1 (satu) alat ukur Theodolite type T6.
1 (satu) alat ukur Schuidmaat (jangka sorong).
1 (satu) mesin tik portable 18”.
1 (satu) kamera biasa lengkap dengan blitsnya.
2 (dua) pasang sepatu proyek dan helm proyek.
5
SPESIFIKASITEKNIS
15.1. Bila pelaksanaan pembangunan sudah dimulai pada pelaksanaan lantai satu
dan seterusnya, Kontraktor harus menyiapkan jaring penyelamat.
15.2. Jaring penyelamat ini harus dari bahan kuat dan ulet sehingga dapat menahan
benda-benda atau apapun yang terjatuh, khususnya untuk melindungi benda
yang terjatuh.
15.3. Sebelum melaksanakan pekerjaan pokok Kontraktor harus membuat pagar
keliling proyek dari seng gelombang setinggi + 2,20 m (variasi).
PASAL 17 : PENGAMANAN
17.1. Pelaksana bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di
daerahnya ialah mengenai :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian / kecerobohan yang
sengaja ataupun tidak disengaja.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru /salah
c. Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat / bahan-bahan yang ada di
daerahnya.
17.2. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Pelaksana harus
melaporkan kepada Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh
6
SPESIFIKASITEKNIS
Pemberi Tugas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan diselesaikan
persoalannya lebih lanjut.
PASAL 18 : PENGAWASAN
18.1. Setiap saat Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas harus dapat dengan mudah mengawasi, memeriksa dan menguji setiap
bagian pekerjaan, bahan dan peralatan, Kontraktor harus mengadakan fasilitas-
fasilitas yang diperlukan.
18.2. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapai luput dari
pengawasan Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas Proyek yang ditunjuk oleh
pemberi Tugas menjadi tangungjawab Pelaksana.
18.3. Jika Kontraktor perlu melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja normal sehingga
diperlukan pengawasan oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas yang
ditunjuk olek Pemberi Tugas, maka segala biaya untuk itu menjadi beban
Pelaksana. Permohonan oleh Pelaksana untuk mengadakan pemeriksaan
tersebut harus dengan surat disampaikan kepada Direksi Pekerjaan / Konsultan
Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas. Biaya pengawasan tambahan
disesuaikan dengan billing rate yang berlaku dari BAPPENAS.
18.4. Wewenang dalam memberikan keputusan yang berada ditangan petugas-
petugas Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas adalah terbatas pada soal-soal yang jelas tercantum / dimasukan didalam
gambar-gambar dan RKS dan Risalah Penjelasan. Penyimpangan dari padanya
haruslah seizin Pemilik Proyek.
19.1. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan
barang, maka ini dimaksudkan menunjukkan standard minimal mutu / kualitas
bahan dan barang yang digunakan.
19.2. Setiap barang dan bahan yang ada digunakan harus disampaikan kepada
Direksi Pekerjaan Konsultan Pengawas oleh Pelaksana untuk mendapatkan
persetujuan Pemilik Proyek dan Konsultan Perencana. Waktu penyampaiannya
dilaksanakan jauh sebelum pekerjaannya dimulai.
19.3. Setiap usulan yang tidak sesuai petunjuk RKS, serta gambar-gambar dan
Risalah Penjelasan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Konsultan
Perencana dan Pemberi Tugas / Pemilik Proyek.
19.4. Contoh-contoh dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus
diajukan dan di adakan Pelaksana / Kontraktor atas biaya Pelaksana dan
setelah disetujui oleh Pemilik Proyek, Konsultan Perencana dan konsultan
Pengawas maka sesuai contoh bahan dan barang tersebut yang sudah disetujui
akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
7
SPESIFIKASITEKNIS
19.5. Contoh bahan dan barang tersebut disimpan oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan
Pengawas untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang
yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kualitas maupun sifatnya.
19.6. Dalam pengajuan harga penawaran, Pelaksana harus sudah memasukan
sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa
mengingat jumlah tersebut, Pelaksana tetap bertangung jawab pula atas biaya
pengujian bahan dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah Pemilik
Proyek atau Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas.
8
SPESIFIKASITEKNIS
21.5. Gambar tersebut diatas harus dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya dan
semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Pelaksana.
23.1. Kontraktor wajib menyediakan bahan bangunan yang diperlukan sesuai dengan
syarat-syarat yang ditentukan. Untuk beton bertulang syarat-syarat dalam PBI –
1971.
23.2. Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas berwewenang meminta keterangan
mengenai asal usul bahan dan Kontraktor wajib menjelaskannya.
23.3. Bahan-bahan yang akan digunakan, sebelumnya harus dimintakan persetujuan
terlebih dahulu pada Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana untuk itu Kontraktor wajib menyerahkan contoh-contoh bahan yang
diusulkan disertai brosur-brosur asli / sertifikat-sertifikat yang diperlukan.
23.4. Bahan-bahan yang sudah didatangkan ketempat pekerjaan tapi ditolak
pemakaiannya oleh Direksi Pekerjaan /Konsultan Pengawas harus segera
disingkirkan dari tempat kerja selambat-lambatnya 24 jam sesudah penolakan
tersebut. Bagian pekerjaan yang telah dimulai tapi masih menggunakan bahan
yang ditolak, harus segera dihentikan dan dibongkar.
23.5. Kontraktor wajib mengirimkan contoh bahan tersebut diatas kepada
laboratorium penelitian bahan yang ditentukan, apabila Direksi Pekerjaan/
Konsultan Pengawas masih sanksi dan merasa perlu meneliti kualitas barang
yang diusulkan tersebut .
9
SPESIFIKASITEKNIS
24.1. Untuk jenis-jenis pekerjaan yang apabila dikerjakan akan mengakibatkan pada
jenis pekerjaan lain yang tidak dapat diperiksa / tertutup oleh jenis pekerjaan
tersebut, maka Kontraktor wajib meminta pada Direksi Pekerjaan / Konsultan
Pengawas secara tertulis, untuk memeriksa bagian pekerjaan yang akan ditutup
itu. Setelah pekerjaan yang akan tertutup tersebut dinyatakan baik, baru
Kontraktor diperkenankan melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
24.2. Apabila permohonan tertulis pemeriksaan tersebut diatas tidak diwajibkan oleh
Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas, dalam waktu 2x24 jam sejak jam
diterimanya permohonan tersebut (tidak terhitung hari libur resmi), maka
Kontraktor boleh melanjutkan pekerjaan tersebut. Kecuali apabila Direksi
Pekerjaan / Konsultan Pengawas meminta perpanjangan waktu pemeriksaan
dan Kontraktor menyetujuinya.
24.3. Apabila ketentuan-ketentuan tersebut di atas dilanggar oleh Kontraktor, maka
Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan untuk
membongkar bagian-bagian yang sudah dikerjakan baik sebagian maupun
seluruhnya untuk keperluan pemeriksaan atau perbaikan. Biaya pembongkaran
dan pemasangan kembali akan dibebankan kepada Kontraktor.
Pekerjaan–pekerjaan yang sudah terpasang dengan baik dan sudah diterima oleh
Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas dapat dihitung prestasi dengan nilai 100 %.
Bahan-bahan yang sudah didatangkan ke lokasi proyek tetapi belum terpasang, tidak
dapat dinilai prestasinya.
Apabila ada bagian-bagian pekerjaan yang diserahkan kepada Pihak Ketiga (Sub
Kontraktor) sesuai dengan ketentuan yang ada dalam kontrak, maka untuk ini
Kontraktor wajib mengatur koordinasi kerja dengan pihak ketiga tersebut. Tanggung
jawab atas kwalitas pekerjaan yang telah diserahkan pada pihak ketiga ini tetap berada
ditangan Kontraktor.
Kontraktor wajib mengadakan perlindungan yang diperlukan pada hasil pekerjaan yang
sedang dan sudah selesai dilaksanakan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan
kerusakan.
28.1. Kontrktor wajib menyediakan 2 set seluruh dokumen pelaksana seperti yang
disebut dalam pasal 33 RKS ini, untuk masing-masing diletakan di Kantor
Pelaksana dan Kantor Direksi / Konsultan Pengawas dilapangan.
10
SPESIFIKASITEKNIS
28.2. Seluruh dokumen tersebut diatas harus dalam keadaan jelas mudah dibaca dan
sudah mencantumkan perubahan-perubahan terakhir.
28.3. Biaya penyediaan dokumen-dokumen tersebut menjadi tanggungan Kontraktor.
31.1. Pelaksana pada akhir pekerjaannya harus membuat gambar - gambar terakhir
sesuai dengan yang terpasang atau yang telah dilaksanakan (As Built Drawing).
Gambar yang sesuai dengan kenyataan tersebut harus disetujui Direksi
Pekerjaan /Konsultan Pengawas.
31.2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya
(gambar asli) dan semua biaya pembuatanya ditanggung oleh Pelaksana.
32.1. Setiap bagian pekerjaan yang berhubungan dari Kontraktor satu dengan
Kontraktor lain, harus selalu dalam koordinasi yang baik agar kerusakan dari
masing-masing bidang pekerjaannya dapat dihindari.
32.2. Bila kerusakan bagian bangunan tidak bisa dihindari, Kontraktor yang
bersangkutan diwajibkan memperbaiki bagian yang rusak tersebut seperti
keadaan semula dinilai dan disetujui Pemilik Proyek atau Direksi Pekerjaan /
Konsultan Pengawas secara tertulis.
33.1. Semua bangunan sementara dibongkar setelah mendapat izin dari Pemilik
Proyek Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas atau yang ditunjuk oleh
Pemberi Tugas.
11
SPESIFIKASITEKNIS
33.2. Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik , bersih utuh tanpa cacat.
33.3. Pelaksana diwajibkan menyerahkan kepada Pemilik Proyek atau Direksi
Pekerjaan / konsultan Pengawas berupa :
a. 3 (tiga) gambar “As Built Drawing” dan seluruh pekerjaan yang dilaksanakan
termasuk gambar perubahan dari rencana.
b. 3 (tiga) album photo berwarna.
33.4. Membersihkan atau membuang sisa-sisa bahan, sampah dan lain-lain yang
tidak berguna pada pelaksanaan pembangunan.
c. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan
dalam gambar rencana, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing) dan mengikuti petunjuk serta keputusan Kunsultan
Pengawas dan Pihak Proyek.
12
SPESIFIKASITEKNIS
4. Kontraktor harus menyediakan paling sedikit 3 (tiga) orang pembantu yang ahli
dalam cara mengukur, alat penyipat datar ( Theodolite, Waterpass ) prisma silang
dan lain-lain peralatan yang diperlukan dalam pengukuran menurut situasi dan
kondisi tanah bangunan.
a. Pekerjaan Urugan
Urugan Pasir
Pengurugan pasir di bawah pondasi, bahwa lantai kerja, bawah rabat beton / jalan
beton atau pada tempat lain sesuai gambar rencana atau petunjuk Direksi.
b. Pekerjaan Pasangan
Bahan yang digunakan adalah batu Counblok, ukuran yang sama dengan sudut yang
betul-betul siku. Batu bata dapat dipasang atas persetujuan direksi.
Sebelum digunakan batu Counblok harus direndam dalam air dengan menggunakan
bak, hingga jenuh. Setelah bata terpasang dengan adukan siar-siar harus dikorek rapi
dan dibersihkan. Disikatdengan sapu lidi untuk kemudian disiram dengan air. Tidak
boleh memasang batu bata dengan ketinggian lebih dari 2 (dua) meter untuk sekali
pemasangan.
Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan bagian pekerjaan beton harus
diberi penguat stek-stek besi Ø 8 mm, jarak 20 cm yang telebih dahulu telah ditanam
dengan baik pada pekerjaan beton. Bagian yang tertanam pada pasangan bata,
mempunyai panjang 20 cm kecuali ditentukan lain oleh direksi. Dinding menggunakan
adukan 1PC : 5 Pasir. Pasir untuk pasangan dan plesteran, sedangkan untuk
plesteran menggunakan adukan 1 : 5.
c. Pekerjaan Beton
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan beton bertulang berlaku peraturan sebagai berikut
:
Peraturan Beton Bertulang Inadonesia (PBI 1971 N. I. 2).
Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan.
2. Gambar-gambar konstruksi
Pelaksanaan harus sesuai dengan gambar konstruksi
13
SPESIFIKASITEKNIS
14
SPESIFIKASITEKNIS
1. Perbandingan dari berbagai adukan, diberikan dalam daftar dibawah ini, angka-
angka yang tertera menyatakan perbandingan jumlah isi yang ditakar dalam
keadaan kering.
2. Kotak-kotak ukuran dibuat dengan ukuran yang sama sesuai dengan volume 1
zak PC. Diselenggarakan atas petunjuk dan persetujuan Direksi Pengawas.
3. Daftar Adukan :
PC Ps Krl
Pasangan batu 1 4 -
Plesteran tahan air 1 2 -
Plesteran pasangan batu 1 4 -
Plesteran tembok luar 1 4 -
Plesteran beton 1 4 -
Pasangan beton secara umum 1 2 3
Pasangan beton kedap air 1 1,5 2,5
Pasangan beton lantai kerja/rabat1 3 5
15
SPESIFIKASITEKNIS
16
SPESIFIKASITEKNIS
dimaksud, maka hal tersebut sudah dinanggap sudah dimuat dalam uraian ini dan
harus dikerjakan / diselesaikan oleh kontraktor untuk menuju suatu penyelesaian
pekerjaan yang sempurna.
17