Anda di halaman 1dari 25

BAB I

pendahuluan
1.1 Latar belakang

Sistem perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat jaman sekarang berhadapan
dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang berkualitas dan
mengharapkan perawatan profesional sebagai penyedia perawatan kesehatan terdidik dengan
baik.
Pelayanan keperawatan mempunyai peranan penting dalam menentukan keberhasilan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan diatas
adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit, di mana
tenaga yang selama 24 jam harus berada di sisi pasien adalah tenaga perawat. Namun sangat
disayangkan bahwa pelayanan keperawatan pada saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan.
Keadaan ini bukan saja disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga keperawatan yang kita miliki,
tetapi terutama dikarenakan oleh terbatasnya kemampuan profesional yang dimiliki oleh
sebagian besar jenis tenaga ini.
Proses keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah dalam
keperawatan, karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis dan menggunakan konsep dan prinsip ilmiah yang digunakan secara sistematis dalam
mencapai diagnosa masalah kesehatan pasien, merumuskan tujuan yang ingin dicapai,
menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawata.
Pendekatan sistem dapat didefinisikan untuk memandang sesuatu sebagai suatu sistem
yang terdiri dari unsur-unsur, komponen-komponen, elemen-elemen atau unit-unit yang saling
berhubungan, saling berinteraksi, saling tergantung dalam mencapai tujuan. Pendekatan sistem
meliputi cara berpikir tentang fenomena secara keseluruhan, metode atau teknik dalam
memecahkan masalah atau pengambilan keputusan (kesadaran adanya masalah karena berbagai
faktor).
.
 1. 2 Tujuan

Pada makalah ini mempunyai tujuan yakni:


         Memberikan gambaran bagaimana penerapan pendekatan sistem dalam keperawatan
         Memberikan pemecahan masalah demi pengembangan proses keperawatan
         Menjelaskan bagaimana pelaksanaan proses keperawatan yang sesuai dengan standar
keperawatan.
penerapan sistem penyelenggaraan pendidikan keperawatan, penerapan sistem dalam
penyelenggaraan pengembangan profesi keperawatan serta penerapan sistem dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara umum dengan dan mencari dan Oleh sebab itu
gambaran ini dapat dijadikan sebagai evaluasi agar kualitas dapat ditingkatkan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian

Kata sistem menjadi sangat populer dengan munculnya pendekatan sistem yang digunakan
dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen yang saling
berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Kata sistem berasal dari
bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema) adalah suatu kesatuan yang terdiri
dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
materi, atau energi. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set kesatuan yang
berinteraksi, ketika suatu model metematika sering kali dapat dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada
dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Misalnya, negara yang merupakan
suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang salaing berhubungan
sehingga membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. Kata “sistem” sering
digunakan baik dalam percakapan sehari-hari, forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini
digunakan untuk banyak hal dan berbagai bidang, sehingga memiliki makna yang beragam.
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang memiliki
hubungan di antara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan
dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi
untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian, keperawatan dapat diartiakan sebagai
suatu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan
fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir.
2.2 Komponen sistem dalam keperawatan

1. Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai kebutuhan
bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dipandang secara menyeluruh dan holistik mempunyai siklus
kehidupan meliputi tumbuh kembang, memberi keturunan, memiliki kemampuan untuk
mengatasi perubahan dengan menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir
maupun yang didapat bersifat biologis, psikologis dan sosial.
Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa yang
mencakup belajar, menggali, serta menggunakan sumber-sumber yang diperlukan berdasarkan
potensi dan keterbatasannya.
2. Lingkungan
Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, lingkungan meliputi lingkungan fisik
dan lingkungan sosial. Lingkungan merupakan tempat dimana manusia berada, yang selalu
mempengaruhi dan dipengaruhi manusia sepanjang hidupnya.
Setiap lingkungan mempunyai karakteristik tersendiri dan memberikan dampak yang berbeda
pada setiap manusia, dalam menanggapi dampak lingkungan ini, manusia selalu berespon untuk
mengadakan adaptasi agar keseimbangan dirinya tetap terjaga. Adaptasi dapat bersifat positif,
dapat pula negatif (apabila manusia beradaptasi secara negatif pada pengaruh lingkungan maka
akan menimbulkan masalah.
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi kesehatan,
lingkungan ini dapat berupa kondisi sosial budaya, lingkungan geografis yang ada di masyarakat
yang berada di luar institusi kesehatan.
3. Kesehatan
Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa definisi tentang sehat
adalah :
a. WHO (1947) : Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan tidak
hanya bebas dari penyakit atau cacat.
b. Parson (1972) : Sehat adalah kemampuan individu secara optimal untuk menjalankan peran
dan tugasnya secara efektif.
c. Dubois (1978) : Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu secara aktif dan terus menerus
beradaptasi dengan lingkungannya.
Kesehatan adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus berubah sebagai interaksi
antara individu dengan perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal.
4. Keperawatan
Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia, keperawatan dilaksanakan
secara universal terjadi pada semua tingkat manusia. Tingkah laku dalam keperawatan meliputi
rasa simpati, empati, menghargai orang lain, tenggang rasa. Keperawatan menghargai
kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut manusia. Keperawatan membantu klien mengenal
dirinya, sebagai makhluk yang memiliki kebutuhan yang unik.
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan keperawatan
adalah salah satu bentuk “pelayanan profesional sebagai integral dari pelayanan kesehatan
berbentuk pelayanan biologis, psikologi sosial, dan spiritual secara komprehensif diajukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit, mencakup siklus hidup manusia”.

2.3 Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan

Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan meliputi beberapa tahapan, yaitu :
1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan manganalisanya
sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan seorang pasien.
Tujuan pengkajian adalah untuk memberikan suatu gambaran yang terus mengenai
kesehatan pasien, yang memungkinkan tim perawat merencanakan asuhan keperawatan kepada
pasien secara perorangan.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimulai dilakukan sejak klien masuk rumah sakit, selama klien dirawat
secara terus-menerus serta pengkajian dapat dilakukan ulang untuk menambah dan melengkapi
data yang telah ada. Berdasarkan sumber data, data pengkajian dibedakan atas data primer dan
data sekunder :
 Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari klien bagaimanapun kondisi klien.
 Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pasien seperti dari perawat, dokter, ahli gizi,
ahli fisiotheraphy, keluarga atau kerabat klien, catatan keperawatan serta hasil pemeriksaan
penunjang lainnya.
Secara umum ada beberapa cara pengumpulan data yaitu :
 Wawancara yaitu melalui komunikasi untuk mendapatkan respon dari pasien dengan tatap muka.
 Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan secara visual atau secara langsung kepada
pasien.
 Konsultasi yaitu dengan melakukan konsultasi kepada yang ahli spesialis bagian yang mengalami
gangguan.
 Melalui pemeriksaan seperti inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (mengetuk), auskultasi
serta pemeriksaan fisik lainnya, seperti pengukuran EKG.
b. Pengelompokan data
Setelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data-data terkumpul dikelompokkan,
data dapat dibagi atas data dasar dan data khusus.
 Data dasar terdiri dari data fisiologis / biologi, data psikologis, data social, data spiritual dan data
tentang tumbuhkembang klien.
 Data khusus adalah data yang bersipat khusus. Misalnya laporan intake dan output cairan selama
operasi, hasil pemeriksaan hematology, pemeriksaan roentgen dan sebagainya.
Selain data diatas, berdasarkan cara pengumpulan data dibagi atas data objektif dan data
subjektif.
 Data objektif adalah data yang diperoleh perawat berdasarkan hasil pemeriksaan atau observasi
secara langsung.
 Data subjektif adalah data yang diperoleh berdasarkan keluhan atau perkataan klien atau
keluarganya.
c. Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan
Tahapan terakhir dari pengkajian adalah analisa data untuk menentukan diagnosa
keperawatan. Proses keperawatan analisa adalah menghubungkan data yang diperoleh dengan
konsep teori, prinsip asuhan keperawatan yang relevan dengan kondisi pasien. Analisa data
dilakukan melalui pengesahan data, pengelompokkan data, membandingkan data, menentukan
ketimpangan / kesenjangan serta membuat kesimpulan tentang kesenjangan masalah yang ada.
2. Tahap Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status / masalah kesehatan
aktual / potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi :
a. Adanya masalah aktual berdasarkan respon klien terhadap masalah / penyakit.
b. Faktor-faktor berkontraksi / penyebab adanya masalah.
c. Kemampuan klien mencegah / menghilangkan masalah.
Diagnosa keperawatan berorientasi kepada kebutuhan dasar manusia, berdasarkan pada
kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow, memperlihatkan respon individu / klien terhadap
penyakit dan kondisi yang dialaminya.
3. Tahap Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan intervensi
keperawatan dan aktifitas keperawatan. Tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi,
menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien.
Tahap perencanaan keperawatan adalah :
a. Proses penentuan prioritas
Proses ini dimulai dengan membuat prioritas diagnosa keperawatan, urutan prioritas
diagnosa keperawatan menunjukkan masalah tersebut menjadi prioritas untuk dilakukan
intervensi keperawatan. Meskipun demikian tidak berarti bahwa satu diagnosa harus dipecahkan
dahulu secara total baru mengerjakan diagnosa berikutnya. Biasanya beberapa diagnosa
keperawatan dapat diatasi secara bersamaan.
b. Penetapan sasaran dan tujuan
Pada proses ini dilakukan setelah penetapan urutan prioritas diagnosa keperawatan. Sasaran
adalah hasil yang diharapkan dalam mengurangi atau mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan. Sedangkan tujuan menggambarkan penampilan, hasil atau perilaku klien yang
berhubungan dengan sasaran. Perencanaan tujuan bermanfaat dalam merancang,
mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan kepada klien.
c. Penentuan kriteria evaluasi
Kriteria adalah standar yang dipakai untuk mengevaluasi penampialan klien. Misalnya klien
dapat menyebutkan empat komplikasi diabetes millitus. Kriteria diperlukan apabiala tujuan
belum spesifik dan tidak dapat diukur.
d. Rencana intervensi
Adalah bagian akhir dari perencanaan dimana perawat memutuskan srategi dan intervensi
keperawatan yang akan dilakukan. Strategi dan tindakan yang dilakukan diarahkan langsung
pada etiologi atau faktor pendukung dari diagnosa keperawatan.
4. Tahap implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan, keterampilan interpersonal,
intelektual, dan tekhnikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi
yang tepat. Keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa
pencatatan dan pelaporan.
Ada tiga fase implementasi keperawatan yaitu :
a. Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana, pengetahuan dan
keterampilan mengimplementasikan rencana, persiapan klien dan lingkungan.
b. Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi pada tujuan ( intervensi
independent, dependen dan interdependen).
c. Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan klien setelah implementasi dilakukan.
5. Tahap evaluasi
Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, dan kualitas data, teratasi atau
tidaknya masalah klien, serta pencapaian tujuan serta ketetapan intervensi keperawatan.
Akhirnya, penggunaan proses keperawatan secara tepat pada praktek keperawatan akan memberi
keuntungan pada klien dan perawat. Kualitas asuhan keperawatan diharapkan dapat ditingkatkan.
Perawat dapat mendemonstrasikan tangguang jawab dan tangguang gugatnya yang merupakan
salah satu ciri profesi dan yang amat penting adalah menjamin efisiensi dan efektifitas asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien.
6. Tahap dokumentasi
Dokumentasi proses keperawatan merupakan metode pencatatan proses keperawatan yang
tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis. Dokumentasi proses keperawatan mencakup
pengkajian, dokumentasi masalah, perencanaan, tindakan.

2.4 Hubungan sistem dengan subsistem dan supra sistem


Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, output (hasil/keluaran), dan umpan balik.
Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan secara menyeluruh dan
sistematik, tidak parsial atau fragmentis. Keperawatan sebagai suatu sistem merupakan satu
kesatuan yang utuh dengan bagian-bagiannya yang berinteraksi satu sama lain. Keperawatan
dapat diartikan sebagai keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang
mempunyai hubungan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir.
Keperawatan dapat digambarkan sebagai kesatuan subsistem dan membentuk satu sistem
yang utuh. Sitem pendidikan ini memperoleh input dari suprasistem (masyarakat atau
lingkungan) dan memberikan output bagi suprasistem tersebut. Subsistem yang membentuk
sistem keperawatan adalah tujuan, klien, manajemen, struktur dan jadwal waktu, asuhan
keperawatan, tenaga perawat dan tim kesehatan lain, teknologi, fasilitas, kendali mutu,
penelitian, serta biaya perawatan.
Interaksi fungsional antarsubsistem keperawatan disebut sebagai proses keperawatan. proses
keperawatan dapat terjadi dimana saja, tidak terbatas lingkungan rumah sakit dan pusat
kesehatan lainnya. Melalui proses keperawatan diperoleh hasil (output) keperawatan. hasil
keperawatan adalah asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada klien berdasarkan tujuan
keperawatan yang telah ditetapkan. Tujuan keperawatan masing-masing tingkatan perawatan
ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan bermuara pada tujuan kesehatan nasional.
Beberapa penerapan sistem keperawatan :
 Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang potensial kepada klien. Asuhan Keperawatan
saling berhubungan dengan tim pelayanan kesehatan lainnya seperti dokter, radiologi,
klien/pasien, IPTEK, tim rumah tangga di RS, gizi, laboratorium, dan sistem pendukung lainnya.
 Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan
Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan juga saling berhubungan
dengan pelayanan lainnya seperti IPTEK, AIPNI, PPNI, Penyelenggara pendidikan keperawatan,
kebutuhan masyarakat, kebijakan pendidikan nasional keperawatan, dan profesi lain.
 Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pengembangan Profesi Keperawatan
Penerapan sistem ini berhubungan dengan masyarakat, kebijakan nasional, PPNI, faktor lain,
AIPNI, IPTEK, institusi pendidikan keperawatan. Dengan bekerjasama bersama peleyanan-
pelayanan lainnya sehingga pengembangan profesi keperawatan dapat berjalan dengan lancar.
 Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Secara Umum
Pelayanan kesehatan dalam penerapannya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
pendidikan dan manajemen, kebutuhan pelayanan kesehatan, konsep kesehatan, tujuan
pembangunan kesehatan, IPTEK, dan berbagai profesi kesehatan.
2.5 Pengaruh pada Pelayanan Kesehatan ditinjau dari persfektif Sistem
 Internal
a. Bagi profesi dengan pendekatan sistem dan proses keperawatan, perawat dapat
mempertanggung jawabkan tugasnya sesuai dengan standar. Jadi akhirnya dapat meningkatkan
kualitas pelayanan dan profesi Keperawatan secara keseluruhan.
b. Bagi Perawat akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan kecintaan pada
profesi.
c. Kemampuan memanfaatkan hasil/keluaran dari pendidikan
d. Kemampuan dalam pengadaan dan pengembangan sumber daya pendidikan.
 Eksternal
a. Bagi Klien dapat memfasilitasi keterlibatan klien dan keluarga dalam perawatan disetiap
tahapan proses keperawatan.
b. Tekanan dan Tuntutan kebutuhan Masyarakat
c. Perkembangan global Keperawatan Profesional

 
BAB III
KESIMPULAN
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang
memiliki hubungan diantara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
sesuatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional
dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian
keperawatan, dapat diartikan sebagai satu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-
bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir.
Komponen Sistem dalam keperawatan meliputi Manusia, Lingkungan, Kesehatan,
Keperawatan. Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai
kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu
meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, Output (hasil/Keluaran) dan umpan balik.
Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan secara menyeluruh dan
sistematik, tidak parsial dan Fragmentis.
Beberapa penerapan sistem keperawatan :
a. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pelayanan keperawatan
b. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan
c. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pengembangan Profesi Keperawatan
d. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz,A. Halimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Catatan ketiga-Jakarta ; Salemba
Medika, 2008
Gaffa, JL, 1999: 2. Pengantar keperawatan profesional
Haryanto.2007.Konsep Dasar Keperawatan Dengan Pemetaan Konsep.Jakarta ; Salemba Medika.
Kusnanto, S.Kep, M.Kes. 2010. Materi Seminar Nanda NIC NOC dalam Kurikulum Pendidikan Ners.
Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep. 2009. Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan, Jakarta; EGC.
Kusnanto, S.Kep, M.Kes. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta EGC.
Pendekatan Konsep Sistem Dalam Proses keperawatan

BAB II
PEMBAHASAN

A.               Pengertian Konsep Sistem


Kata sistem menjadi sangat populer dengan munculnya pendekatan sistem yang
digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen yang
saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Kata sistem berasal
dari bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema) adalah suatu kesatuan yang
terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran
informasi, materi, atau energi. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set
kesatuan yang berinteraksi, ketika suatu model metematika sering kali dapat dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada
dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Misalnya, negara yang merupakan
suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang salaing berhubungan
sehingga membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. Kata “sistem” sering
digunakan baik dalam percakapan sehari-hari, forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini
digunakan untuk banyak hal dan berbagai bidang, sehingga memiliki makna yang beragam.1[1]
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang
memiliki hubungan di antara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu
kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dan
berinteraksi untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian, keperawatan dapat
diartiakan sebagai suatu keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang
mempunyai hubungan fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir.

1[1] Gaffar S.kp, La Ode Jumadi. Pengantar Keperawatan Profesional. 1999. Jakarta : EGC
B. Komponen sistem dalam keperawatan
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu tujuan, masukan, proses,
keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan
mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem2[2] :

1.                  Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang
menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak
terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

2.                  Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya
menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara
fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah,
sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).

3.     Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi
keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa
berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik
kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas
pembedahan pasien.

4.                  Keluaran

2[2] Ali H, Zaidin. Dasar- Dasar Keperawatan Profesional. 2001. Jakarta : Widya Medika
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa
suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

5.     Batas
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem
(lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem.
Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan
pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan
pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau
dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham
ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.
Secara khusus, komponen dalam sistem keperawatan meliputi:
1. Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai kebutuhan bio-
psiko-sosio-spiritual. Manusia dipandang secara menyeluruh dan holistik mempunyai siklus
kehidupan meliputi tumbuh kembang, memberi keturunan, memiliki kemampuan untuk
mengatasi perubahan dengan menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir
maupun yang didapat bersifat biologis, psikologis dan sosial.
Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa yang mencakup
belajar, menggali, serta menggunakan sumber-sumber yang diperlukan berdasarkan potensi dan
keterbatasannya.
2. Lingkungan
Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, lingkungan meliputi lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan merupakan tempat dimana manusia berada, yang selalu
mempengaruhi dan dipengaruhi manusia sepanjang hidupnya.
Setiap lingkungan mempunyai karakteristik tersendiri dan memberikan dampak yang berbeda
pada setiap manusia, dalam menanggapi dampak lingkungan ini, manusia selalu berespon untuk
mengadakan adaptasi agar keseimbangan dirinya tetap terjaga. Adaptasi dapat bersifat positif,
dapat pula negatif (apabila manusia beradaptasi secara negatif pada pengaruh lingkungan maka
akan menimbulkan masalah.
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi kesehatan,
lingkungan ini dapat berupa kondisi sosial budaya, lingkungan geografis yang ada di masyarakat
yang berada di luar institusi kesehatan.
3. Kesehatan
Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa definisi tentang sehat adalah :
a. WHO (1947) : Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan tidak
hanya bebas dari penyakit atau cacat.
b. Parson (1972) : Sehat adalah kemampuan individu secara optimal untuk eran dan tugasnya
secara efektif.
c. Dubois (1978) : Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu secara aktif dan terus menerus
beradaptasi dengan lingkungannya.
Kesehatan adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus berubah sebagai interaksi antara
individu dengan perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal.
4. Keperawatan
Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia, keperawatan dilaksanakan secara
universal terjadi pada semua tingkat manusia. Tingkah laku dalam keperawatan meliputi rasa
simpati, empati, menghargai orang lain, tenggang rasa. Keperawatan menghargai kepercayaan
dan nilai-nilai yang dianut manusia. Keperawatan membantu klien mengenal dirinya, sebagai
makhluk yang memiliki kebutuhan yang unik.
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan keperawatan adalah
salah satu bentuk “pelayanan profesional sebagai integral dari pelayanan kesehatan berbentuk
pelayanan biologis, psikologi sosial, dan spiritual secara komprehensif diajukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit, mencakup siklus hidup manusia”.

C.Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan


Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan meliputi beberapa tahapan,
yaitu3[3] :

3[3] Alimul H, A. Aziz. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. 2006. Jakarta :Salemba Medika
1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan manganalisanya
sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan seorang pasien.
Tujuan pengkajian adalah untuk memberikan suatu gambaran yang terus mengenai
kesehatan pasien, yang memungkinkan tim perawat merencanakan asuhan keperawatan kepada
pasien secara perorangan4[4].
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimulai dilakukan sejak klien masuk rumah sakit, selama klien dirawat secara
terus-menerus serta pengkajian dapat dilakukan ulang untuk menambah dan melengkapi data
yang telah ada. Berdasarkan sumber data, data pengkajian dibedakan atas data primer dan data
sekunder :
 Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari klien bagaimanapun kondisi klien.
 Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pasien seperti dari perawat, dokter, ahli
gizi, ahli fisiotheraphy, keluarga atau kerabat klien, catatan keperawatan serta hasil pemeriksaan
penunjang lainnya.
Secara umum ada beberapa cara pengumpulan data yaitu :
 Wawancara yaitu melalui komunikasi untuk mendapatkan respon dari pasien dengan tatap
muka.
 Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan secara visual atau secara langsung kepada
pasien.
 Konsultasi yaitu dengan melakukan konsultasi kepada yang ahli spesialis bagian yang
mengalami gangguan.
 Melalui pemeriksaan seperti inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi (mengetuk),
auskultasi serta pemeriksaan fisik lainnya, seperti pengukuran EKG.

b. Pengelompokan data
Setelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data-data terkumpul dikelompokkan, data
dapat dibagi atas data dasar dan data khusus.

4[4] Potter,Patricia A,Perry, Anne Griffin. Fundamental Keperawatan. 2005. Jakarta : EGC
 Data dasar terdiri dari data fisiologis / biologi, data psikologis, data social, data spiritual dan
data tentang tumbuhkembang klien.
 Data khusus adalah data yang bersipat khusus. Misalnya laporan intake dan output cairan
selama operasi, hasil pemeriksaan hematology, pemeriksaan roentgen dan sebagainya.
Selain data diatas, berdasarkan cara pengumpulan data dibagi atas data objektif dan data
subjektif.
 Data objektif adalah data yang diperoleh perawat berdasarkan hasil pemeriksaan atau observasi
secara langsung.
 Data subjektif adalah data yang diperoleh berdasarkan keluhan atau perkataan klien atau
keluarganya.
c. Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan
Tahapan terakhir dari pengkajian adalah analisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan.
Proses keperawatan analisa adalah menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep teori,
prinsip asuhan keperawatan yang relevan dengan kondisi pasien. Analisa data dilakukan melalui
pengesahan data, pengelompokkan data, membandingkan data, menentukan ketimpangan /
kesenjangan serta membuat kesimpulan tentang kesenjangan masalah yang ada.
2. Tahap Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status / masalah kesehatan aktual /
potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi :
a. Adanya masalah aktual berdasarkan respon klien terhadap masalah / penyakit.
b. Faktor-faktor berkontraksi / penyebab adanya masalah.
c. Kemampuan klien mencegah / menghilangkan masalah.
Diagnosa keperawatan berorientasi kepada kebutuhan dasar manusia, berdasarkan pada
kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow, memperlihatkan respon individu / klien terhadap
penyakit dan kondisi yang dialaminya.
3. Tahap Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan intervensi
keperawatan dan aktifitas keperawatan. Tujuan perencanaan adalah untuk mengurangi,
menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien.
Tahap perencanaan keperawatan adalah :
a. Proses penentuan prioritas
Proses ini dimulai dengan membuat prioritas diagnosa keperawatan, urutan prioritas diagnosa
keperawatan menunjukkan masalah tersebut menjadi prioritas untuk dilakukan intervensi
keperawatan. Meskipun demikian tidak berarti bahwa satu diagnosa harus dipecahkan dahulu
secara total baru mengerjakan diagnosa berikutnya. Biasanya beberapa diagnosa keperawatan
dapat diatasi secara bersamaan.

b. Penetapan sasaran dan tujuan


Pada proses ini dilakukan setelah penetapan urutan prioritas diagnosa keperawatan.
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dalam mengurangi atau mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosa keperawatan. Sedangkan tujuan menggambarkan penampilan, hasil atau perilaku klien
yang berhubungan dengan sasaran. Perencanaan tujuan bermanfaat dalam merancang,
mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan kepada klien.
c. Penentuan kriteria evaluasi
Kriteria adalah standar yang dipakai untuk mengevaluasi penampialan klien. Misalnya
klien dapat menyebutkan empat komplikasi diabetes millitus. Kriteria diperlukan apabiala tujuan
belum spesifik dan tidak dapat diukur.
d. Rencana intervensi
Adalah bagian akhir dari perencanaan dimana perawat memutuskan srategi dan intervensi
keperawatan yang akan dilakukan. Strategi dan tindakan yang dilakukan diarahkan langsung
pada etiologi atau faktor pendukung dari diagnosa keperawatan.
4. Tahap implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan klien.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi dilaksanakan
sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan, keterampilan interpersonal,
intelektual, dan tekhnikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi
yang tepat. Keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan didokumentasi keperawatan berupa
pencatatan dan pelaporan.
Ada tiga fase implementasi keperawatan yaitu :
a. Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana, pengetahuan dan
keterampilan mengimplementasikan rencana, persiapan klien dan lingkungan.
b. Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi pada tujuan
( intervensi independent, dependen dan interdependen).
c. Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan klien setelah implementasi dilakukan.
5. Tahap evaluasi
Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, dan kualitas data, teratasi atau
tidaknya masalah klien, serta pencapaian tujuan serta ketetapan intervensi keperawatan.
Akhirnya, penggunaan proses keperawatan secara tepat pada praktek keperawatan akan memberi
keuntungan pada klien dan perawat. Kualitas asuhan keperawatan diharapkan dapat ditingkatkan.
Perawat dapat mendemonstrasikan tangguang jawab dan tangguang gugatnya yang merupakan
salah satu ciri profesi dan yang amat penting adalah menjamin efisiensi dan efektifitas asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien.
6. Tahap dokumentasi
Dokumentasi proses keperawatan merupakan metode pencatatan proses keperawatan
yang tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis. Dokumentasi proses keperawatan
mencakup pengkajian, dokumentasi masalah, perencanaan, tindakan.
D. Hubungan sistem dengan subsistem dan supra sistem
Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, output (hasil/keluaran), dan umpan balik.
Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan secara menyeluruh dan
sistematik, tidak parsial atau fragmentis. Keperawatan sebagai suatu sistem merupakan satu
kesatuan yang utuh dengan bagian-bagiannya yang berinteraksi satu sama lain. Keperawatan
dapat diartikan sebagai keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang
mempunyai hubungan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir.5[5]
Keperawatan dapat digambarkan sebagai kesatuan subsistem dan membentuk satu sistem
yang utuh. Sitem pendidikan ini memperoleh input dari suprasistem (masyarakat atau
lingkungan) dan memberikan output bagi suprasistem tersebut. Subsistem yang membentuk
sistem keperawatan adalah tujuan, klien, manajemen, struktur dan jadwal waktu, asuhan
keperawatan, tenaga perawat dan tim kesehatan lain, teknologi, fasilitas, kendali mutu,
penelitian, serta biaya perawatan.

5[5] Asmadi. 2008. Konsep dasar Keperawatan. Jakarta: EGC


Interaksi fungsional antarsubsistem keperawatan disebut sebagai proses keperawatan. proses
keperawatan dapat terjadi dimana saja, tidak terbatas lingkungan rumah sakit dan pusat
kesehatan lainnya. Melalui proses keperawatan diperoleh hasil (output) keperawatan. hasil
keperawatan adalah asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada klien berdasarkan tujuan
keperawatan yang telah ditetapkan. Tujuan keperawatan masing-masing tingkatan perawatan
ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan bermuara pada tujuan kesehatan nasional.
Beberapa penerapan sistem keperawatan :
 Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang potensial kepada klien. Asuhan Keperawatan
saling berhubungan dengan tim pelayanan kesehatan lainnya seperti dokter, radiologi,
klien/pasien, IPTEK, tim rumah tangga di RS, gizi, laboratorium, dan sistem pendukung lainnya.
 Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan
Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan juga saling berhubungan
dengan pelayanan lainnya seperti IPTEK, AIPNI, PPNI, Penyelenggara pendidikan keperawatan,
kebutuhan masyarakat, kebijakan pendidikan nasional keperawatan, dan profesi lain.
 Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pengembangan Profesi Keperawatan
Penerapan sistem ini berhubungan dengan masyarakat, kebijakan nasional, PPNI, faktor lain,
AIPNI, IPTEK, institusi pendidikan keperawatan. Dengan bekerjasama bersama peleyanan-
pelayanan lainnya sehingga pengembangan profesi keperawatan dapat berjalan dengan lancar.
 Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Secara Umum
Pelayanan kesehatan dalam penerapannya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
pendidikan dan manajemen, kebutuhan pelayanan kesehatan, konsep kesehatan, tujuan
pembangunan kesehatan, IPTEK, dan berbagai profesi kesehatan.
E. Pengaruh pada Pelayanan Kesehatan ditinjau dari persfektif Sistem
 Internal
a. Bagi profesi dengan pendekatan sistem dan proses keperawatan, perawat dapat
mempertanggung jawabkan tugasnya sesuai dengan standar. Jadi akhirnya dapat meningkatkan
kualitas pelayanan dan profesi Keperawatan secara keseluruhan.
b. Bagi Perawat akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan kecintaan pada
profesi.
c. Kemampuan memanfaatkan hasil/keluaran dari pendidikan
d. Kemampuan dalam pengadaan dan pengembangan sumber daya pendidikan.
 Eksternal
a. Bagi Klien dapat memfasilitasi keterlibatan klien dan keluarga dalam perawatan disetiap
tahapan proses keperawatan.
b. Tekanan dan Tuntutan kebutuhan Masyarakat
c. Perkembangan global Keperawatan Profesional
                  
F.   Pelayanan Kesehatan Sebagai Suatu Bagian Integral Dari Pelayanan
Kesehatan
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari suatu pelayanan kesehatan yang meliputi
pelayanan dasar dan pelayanan rujukan. Sebagai bagian dari pelayanan kesehatan, maka
pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga perawat dalam pelayanannya memiliki tugas,
diantaranya memberikan asuhan keperawatan keluarga, komunitas dalam pelayanan kesehatan
dasar dan akan memberikan asuhan keperawatan secara umum pada pelayanan rujukan.6[6]
Sebagaimana contoh pelayanan keperawatan dalam tingkat dasar yang dilakukan
dilingkup puskesmas dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga dan komunitas yang
berorientasi pada tugas keluarga dalam kesehatan diantaranya mengenai masalah kesehatan
secara dini. Mengambil keputusan dalam kesehatan, menanggulangi keadaan darurat bila terjadi
kecelakaan atau penyakit yang sifatnya mendadak, memberikan pelayanan keperawatan dasar
pada anggota keluarga yang sakit serta memodifikasi lingkungan untuk menunjang peningkatan
status kesehatan serta memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Demikian juga pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan asuhan
keperawatan pada ruang atau lingkup rujukannya seperti pada anak, maka perawat akan
memberikan asuhan keperawatan pada anak melalui pendekatan proses perawatan anak untuk
lingkup keperawatan jiwa, perawatan akan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
dengan gangguan jiwa pada kasus medik dan bedah perawat akan memberikan asuhan
keperawatan pada kasus medik dan bedah, pada kasus obstretic dan gynecology perawat akan
memberikan asuhan keperawatan pada maternitas dengan tingkat kasus tertentu, pada kasus

6[6] Potter,Patricia A,Perry, Anne Griffin. Fundamental Keperawatan. 2005. Jakarta : EGC
gawat darurat perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada keadaan gawat dan darurat
dan lain-lain tinggi keperawatan.
Produktivitas Keperawatan naik secara signifikan dengan reformasi kesehatan tahun 1990 yang
mengurangi biaya keperawatan input tetapi dampak pada keselamatan pasien dan perawat negatif.
Pendekatan saat ini untuk meningkatkan produktivitas keperawatan termasuk "bangsal produktif" dan
rekonfigurasi tim menyusui juga menggambar pada inovasi manufaktur. Muncul pemikiran menganggap
produktivitas dalam konteks lingkungan kerja dan peran profesional berubah, dan mengusulkan
reconceptualising perawat sebagai aset intelektual organisasi kesehatan pengetahuan intensif. 7[7]

G.     Pembaharuan Pendidikan Keperawatan Sebagai pelayanan kesehatan


Perkembangan pelayanan sebagai pelayanan profesional didukung oleh ilmu pengetahuan
dan teknologi yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan yang terarah dan terencana.
Di Indonesia, keperawatan telah mencapai kemajuan yang sangat bermakna bahkan
merupakan suatu lompatan yang jauh kedepan. Hal ini bermula dari dicapainya kesepakatan
bersama pada lokakarya nasional keperawatan pada bulan januari 1983 yang menerima
keperawatan sebagai pelayanan profesional (profesional service) dan pendidikan keperawatan
sebagai pendidikan profesi (profesional education).
Tenaga keperawatan yang merupakan jumlah tenaga kesehatan terbesar seyogyanya
dapat memberikan kontribusi essensial dalam keberhasilan pembangunan kesehatan.untuk itu
tenaga keperawatan dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya agar mampu
berperan aktif dalam pembangunan kesehatan khususnya dalam pelayanan keperwatan
profesional.
Pengembangan pelayanan keperawatan profesional tidak dapat dipisahkan dengan
pendidikan profesional keperawatan8[8], pendidikan keperawatn bukan lagi merupakan
pendidikan vokasional atau kejuruan akan tetapi bertujuan untuk menghasilkan tenaga
keperawatan yang menguasai ilmu keperawatan yang siap dan mampu melaksanakan pelayanan

7[7] http://www.Google scholar / Henri Nicola North, Frances Hughes, (2012) "A systems approach to nursing productivity",

Journal of Health Organization and Management, Vol. 26 Iss: 2

8[8] Gaffar S.kp, La Ode Jumadi. Pengantar Keperawatan Profesional. 1999. Jakarta : EGC
atau asuhan keperawatan profesional kepada masyarakat jenjang pendidikan keperawatan bahkan
telah mencapai tingkat doktoral. Keyakinan inilah yang merupakan faktor pengerak
perkembangan pendidikan keperawatan di indonesia pada jenjang pendidikan tinggi, yang
sebenarnya telah dimulai sejak 1962 yaitu dengan dibukanya akademi keperawatan yang pertama
di jakarta. Proses ini berkembang terus sejalan dengan hakikat profesionalisme keperawatan,
dalam lokakarya keperawatan tahun 1983, telah dirumuskan dan disusun dasar- dasar
pengembangan pendidikan tinggi keperawatan. Sebagai realisasinya di susun kurikulum program
pendidikan D3 keperawatan, dan dilanjutkan dengan penyusunan kurikulum pendidikan sarjana
(SI) keperawatan. Pendidikan tinggi keperawatan di harapkan menghasilkan tenaga keperawatan
profesional yang mampu mengadakan membaharuan dan memperbaiki mutu pelayanan atau
asuhan keperawatan, serta penataan perkembangan kehidupan profesi keperawatan, keperawatan
sebagai suatu profesi , dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengembangan harus
mampu mandiri.
Agar melaksanakan perannya dengan baik, perawat harus menguasai bidang pendidikan,
karena dengan mempelajari ilmu pendidikan seorang mahasiswa prodi keperawatan diharapkan
dapat memberi dan menerima informasi yang akan dibutuhkan dalam menghadapi pasien ( orang
lain) sehingga mampu mengarahkan pada pencapaian kompetensi profesional.
Adapun fungsi pendidikan keperawatan sebagai media pengabdian bagi masyarakat yang
mencakup :
1.      Pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk, sifat dan jenjang pelayanan kepada
masyarakat, serta membangun model pelayanan/asuhan keperawatan.
2.      Pendidikan dan bimbingan masyarakat dengan cara membina kemampuan masyarakat mengatasi
masalah keperawatan yang dihadapi.
3.      Mengarahkan kemampuan masyarakat untuk mengorganisir dan melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan professional.
4.      Memberi konsultasi dalam keperawatan kepada berbagai pihak yang memerlukan.
Dimana dalam implementasinya di lapangan, pendidikan keperawatan sangat berperan
penting dalammembina sikap, pandangan dan kemampuan professional, lulusannya. Diharapkan
perawat mampu bersikap dan berpandangan professional, berwawasan keperawatan yang luas,
serta mempunyai pengetahuan ilmiah keperawatan yang memadai, dan menguasai keterampilan
professional secara baik dan benar (Husin, 1966). Dan juga Pendidikan kepe rawatan
menghasilkan perawat yang bersikap professional mencakup keterampilan intelektual,
interpersonal, dan tekhnikal, mampu mempertanggungjawabkan secara legal, keputusan dan
tindakan yang dilakukan sesuai dengan standar dan kode etik profesi, serta dapat menjadi contoh
peran bagi perawat lain.9[9]
Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang sangat
umum. Dalam dunia keperawatan, menurut NLN (The National League for Nursing), tujuan
pendidikan bagi keperawatan yaitu, antara lain :
1.      Menjadi pemain kunci dalam inisiatif untuk membangun keragaman dalam tenaga kerja
pendidik perawat.
2.      Promosikan penyusunan tenaga kerja keperawatan yang memberikan kontribusi untuk kualitas
kesehatan dan keselamatan.
3.      Diakui sebagai pemimpin dalam memajukan keunggulan dan inovasi dalam pendidikan
keperawatan.
4.      Menjadi sumber utama data untuk undang-undang, peraturan, atau keputusan tentang pendidikan
keperawatan dan tenaga kerja pendidik perawat, dan yang menginformasikan praktek mengajar
di semua jenis program pendidikan keperawatan untuk populasi siswa yang beragam.
5.      Menjadi pemain kunci dalam menciptakan komunitas pendidik perawat dari seluruh dunia untuk
isu-isu dan pengaruh yang terkait dengan keunggulan dalam pendidikan keperawatan.
Adapun menurut steve glenn pendidikan bagi keperawatan untuk mempersiapkan siswa
untuk menjadi perawat profesional yang berdedikasi dan kompeten. Perawat ini akan memiliki
kemampuan untuk mengelola pelayanan kesehatan yang efektif untuk penduduk yang beragam,
termasuk masyarakat miskin dan kurang terlayani.

9[9] http://www.nursing-of international. _sub study,. Hamka Abdi Kusuma “Peran PentingAsuhan Keperawatan dalam
Pelayanan Kesehatan Yang Profesional “

Anda mungkin juga menyukai