OLEH :
KELAS 2020A
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah. Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Mata Kuliah Kontruksi
Bangunan. Tidak lupa selawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW
yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi penulis. Penulis akan membahas dan menjelaskan konteks Mata
Kuliah Kontruksi Bangunan.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun penulis
pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa.
Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan,
maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar
bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah
ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontstruksi bangunan merupakan suatu cara atau teknik membuat, mendirikan
bangunan agar memenuhi persyaratan kuat, awet, indah, fungsional dan ekonimis.
Sebuah bangunan seperti jembatan, rumah, dll harus memiliki keseimbangan dalam
kontruksinya. Struktur bangunan merupakan komponen utama yang menunjang
berdirinya suatu bangunan. Struktur bangunan terdiri dari komponen-komponen di atas
tanah dan komponen-komponen di bawah tanah yang direncanakan sedemikian rupa
sehingga dapat menyalurkan beban ketanah dasar.
Komponen - komponen yang membentuk struktur tersebut seperti pondasi,
sloof, dinding, kolom, ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur
berfungsi untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen
tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap bagian
struktur bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya masing-masing.
Struktur bangunan gedung harus direncanakan secara detail sehingga pada
kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan tidak terjadi keruntuhan. Maka
diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar dapatn memenuhi
kriteria kekuatan (strenght), kenyamanan (serviceability), keselamatan (safety), dan
umur rencana bangunan (durability).
Perencanaan struktur bertujuan untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil,
cukup kuat, mampu menahan beban, dan memenuhi tujuan -tujuan lainnya seperti
ekonomi dan kemudahan pelaksanaan. Suatu struktur disebut stabil apabilaia tidak
mudaht erguling, miring ataupun tergeser selama umur bangunan yang di
rencanakan.Setiap bangunan gedung harus memiliki kemampuan memikul beban yang
telah diperhitungkan seperti beban muatan tetap maupun beban muatan sementara yang
timbul akibat gempa, pengaruhkorosi, jamur, maupun serangga perusak struktur
bangunan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, makalah ini memiliki tujuan
sebagai berikut :
1.Membahas komponen – komponen pembentuk struktur
2.Menjelaskan fungsi dan peranan pembentuk struktur
3.Untuk mengetahui dimensi komponen struktur
4.Sebagai gambaran perencanaan struktur yang tepat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Struktur Bawah
Stuktur bawah adalah seluruh bagian struktur gedung atau bangunan yang
berada di bawah permukaan tanah. Struktur bawah mempunyai peranan yang sangat
penting bagi sebuah sistem struktur. Struktur bawah memikul beban-beban dari struktur
di atasnya sehingga struktur bawah tidak boleh runtuh terlebih dahulu dari struktur atas.
Struktur bagian bawah konstruksi bangunan yaitu pondasi.
Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung
dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang
mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya.
Pondasi sendiri memiliki klasifikasi senbagai berikut :
1. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung bebannya secara
langsung. Pondasi dangkal biasanya dipergunakan pada bangunan
sederhana/bangunan yang tidak berlantai serta pada bangunan 2 lantai. Jenis
pondasi dangkal pada bangunan terbagia atas dua jenis, yaitu Pondasi Batu (Pondasi
Garis) dan Pondasi Plat Kaki (Pondasi Foot-Plate).
2. Pondasi dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yag meneruskan beban bangunan ke tanah
keras atau batu yang terletak relative jauh dari permukaan. Adapun jenis-jenis
pondasi dalam, yaitu pondasi rakit, pondasi sumuran, pondasi caisson, pondasi
sarang laba-laba, dan pondasi tiang.
B. Struktur Tengah
Struktur bagian tengah adalah bagian dari struktur bangunan yang terletak di
atas permukaan tanah dan di bawah atap. Bagian ini juga tidak kalah penting dar
struktur bawah. Struktur bagian bawah ini sering dijadikan acuan untuk mengukur
kelayakan bangunan apakah layak ditempati atau tidak. Struktur bagian tengah ini
terdiri dari sloof, dinding, kolom, ring balk, dan ada gunungan atau gewel.
Berikut penjelasan dari masing-masing bagian :
1. Sloof
Sloof adalah suatu elemen struktural dari bangunan yang terletak diatas pondasi
yang mampu menahan beban dari struktur lain yang berada di atasnya
ke struktur pondasi dengan menolak membungkuk. Slof sendiri memeliki beberapa
macam diantarannya yaitu :
a. Kontruksi Sloof dari Beton Bertulang
b. Kontruksi Sloof dari Batu Bata
c. Kontruksi Sloof dari Kayu
2. Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruang
dengan ruang lainnya.Fungsi dinding sendiri bermacam-macam diantaranya yaitu,
pembatas ruang luar dengan ruang dalam, penahan cahaya, angin, hujan, debu, suara,
dan lain-lain yang bersumber dari alam, pembatas antar ruang di dalam rumah, Pemisah
ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum dan juga sebagai fungsi
artistik tertentu. Dinding sendiri memiliki beberapa jenis yaitu :
a. Dinding Batu Bata
b. Dinding Batako
c. Dinding Batu Kapur
d. Dinding Bata Hebel atau Celcon
e. Dinding Partisi
3. Kolom
Kolom adalah komponen yang merupakan bagian sktruktur bangunan yang
berfungsi untuk menyangga beban aksial tekanan vertikal. Secara keseluruhan
fungsi konstruksi kolom adalah meneruskan seluruh beban dari bangunan ke pondasi.
Jenis kolom dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Kolom Ikat
b. Kolom Spiral
c. Kolom Komposit
4. Ring Balk
Ring Balk atau juga biasa dikenal dengan Balok Ring adalah struktur bangunan
yang terletak di atas dinding dan menjadi tumpuan atau dudukan dari rangka atap. Letak
dari Ring balk itu adalah 3 m - 3.5 m untuk orang indonesia dan 3,5 m - 4,5 meter untuk
orang luar negeri . ring balk ini adalah penopang tekanan utama dari rangka atap dan
menyalurkan tekanan nya ke struktur lain yang ada di bawah nya .
5. Gewel
Gewel adalah sistem rangka atap yang menggunakan dinding menggunakan
pasangan bata sebagai pengganti kuda-kuda kayu.
C. Struktur Atas
Struktur atas merupakan bagian dari struktur bangunan yang berbentuk
memanjang ke atas. Bagian ini berfungsi untuk menopang atap. Contoh struktur atas di
antaranya yaitu kuda-kuda, gording, balok nok, jurai dalam, jurai luar usuk dan reng.
Berikut penjelasan tentang beberapa struktur bagian atas :
1. Kuda-kuda
Konstruksi kuda-kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan
bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama
pada struktur atap. Kuda-kuda memiliki beberapa macam diantaranya yaitu :
a. Kuda – Kuda Baja Ringan
b. Kuda – Kuda Konvensional
c. Kuda – Kuda Beton
d. Kuda – Kuda kayu
2. Gording
Gording merupakan bagian dari atap yang diletakan diatas beberapa kuda-kuda
dengan tugas menahan beban atap dan perkayuannya. Terdapat tiga jenis beban yang
dapat dianalisis dalam perhitungan dimensi gording, diantaranya: beban mati, beban
hidup, dan beban angin.
3. Balok nok
Balok nok atau bubungan adalah struktur yang mengikat kuda – kuda satu
dengan yang lainnya . posisi nya yang memanjang dan seusai dengan panjang rangka
atap yang di bangun biasa nya balok nok ini memiliki ukuran kayu 8/12 , 6/12 dan
masih banyak lainnya.
4. Jurai dalam
Jurai dalam merupakan bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap
sampai bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan
kedalam.
5. Jurai luar
Jurai luar ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai
bubungan,terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke luar.
Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan umumnya menentukan
arah bangunan.
6. Usuk
Usuk atau juga biasa dikenal kasau adalah balok kayu yang diletakkan
melintang diatas gording. Usuk memiliki bentuk yang memanjang, mulai dari balok
dinding hingga keluar bagian dinding. Kehadirannya bertujuan membentuk overstek
atau teritisan, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
7. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar
3 m.Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso.
Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan
digunakan pada atap dengan penutup dari genteng.
BAB III
PEMBAHASAN
Struktur bawah merupakan bagian dari struktur bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah.Bagian ini harus dibangun dengan sangat kokoh, karena menopang beban dari
atas. Contoh struktur bawah adalah pondasi dan sloof.
1. Fondasi/Pondasi
a. Perencanaan Fondasi
c. Jenis Fondasi
Fondasi Dangkal
Fondasi Menerus
- Batu Kali
Fondasi Setempat
Fondasi Dalam
-Fondasi Sumuran
Fungsi dan kegunaan dari fondasi tiang pancang adalah untuk mentransfer
beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) kelapisan tanah
keras yang letaknya sangat dalam. Dalam pelaksanaan pemancangan pada
umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga
dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya
horizontal yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga
dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut
kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang
dipergunakan serta disesuaikan dengan perencanaannya.
Fondasi Bore Pile adalah bentuk Fondasi Dalam yang dibangun di dalam
tanah dengan kedalaman tertentu. Fondasi di tempatkan sampai ke
dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lubang yang dibor dengan
alat bore pile. Setelah mencapai kedalaman yang dibutuhkan, kemudian
dilakukan pemasangan begisting yang terbuat dari plat besi, kemudian
dimasukkan rangka besi fondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu
dilakukan pengecoran terhadap lubang yang sudah di bor tersebut.
Pekerjaan fondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk
mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran, kesing
tersebut dikeluarkan kembali.
2. Sloof
Struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Sloof berfungsi
mendistribusikan beban dari bangunan atas ke pondasi, sehingga beban yang
tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar merata. Selain itu sloof juga berfungsi
sebagai pengunci dinding dan kolom agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan
tanah.
Sebagai tambahan pada sloof, untuk bangunan tahan terhadap gempa maka
disempurnakan pada ikatan antara sloof dengan pondasi yaitu dengan memberikan
angker dengan beri diameter 12 mm dengan jarak 1,5 meter. namun angka ini dapat
berubah untuk bangunan yang lebih besar atau bangunan bertingkat banyak.
Secara singkat, sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horisontal
di atas pondasi. Kesimpulannya, Sloof berfungsi mendistribusikan beban dari atas
(dinding dan kolom) untuk disalurkan ke pondasi. Sehingga semua beban yang
terdistribusikan ke dalam pondasi kurang lebih sama. Selain itu Sloof berfungsi
sebagai pengikat antara dinding, kolom dan pondasi.
Definisi Sloof
Sloof kadang juga di sebut Tie Beam, atau Grade Beam. Semua wujudnya
sama tapi fungsinya yang berbeda-beda. Sloof adalah elemen penting
dalam struktur yang berada pada dasar struktur tersebut, sloof serupa
dengan balok namun perbedaannya terletak pada tempatnya saja.
Sloof atau Tie Beam sebagian besar sekarang di pakai adalah dari beton
bertulang yang di hitung sesuai dengan ketentuan pondasi yang ada dengan
dasar mengunakan SNI sebagai sumber acuan perhitungan.
Fungsi Sloof
Selain itu, dari segi sosial, dengan adanya sistem struktur sloof maka
beberapa orang bisa memperoleh pendapatan, ada tukang bangunan yang
mendapatkan upah kerja, ada pengusaha besi begel yang mendapat
keuntungan dari penjualan, ada toko bangunan yang mendapatkan laba
dari hasil penjualan material, ada juga arsitek atau insinyur yang
mendapatkan penghasilan dari kegiatan menghitung, merancang dan
melaksanakan pembangunan.
Macam-Macam Sloof
Berikut ini beberapa macam sloof yang biasa di pakai oleh masyarakat
Indonesia pada umumnya, diantaranya sebagai berikut:
Konstruksi sloof ini bisa digunakan di atas pondasi batu kali apabila
pondasi tersebut dimaksudkan untuk rumah atau gedung (bangunan)
tidak bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak dinding
kurang lebih 3 m. Untuk ukuran lebar / tinggi sloof beton bertulang
adalah > 15/20 cm. Konstruksi sloof dari beton bertulang juga bisa
dimanfaatkan sebagai balok pengikat pada pondasi tiang.
Rollag dibuat dari susunan batu bata yang di pasang dengan cara
melintang dan diikat dengan adukan pasangan (1 bagian portland semen :
4 bagian pasir). Konstruksi rollag ini tidak memenuhi syarat untuk
membagi beban.
3. Konstruksi Sloof dari Kayu
1. Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding
ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa
dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural
harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk
bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya,
antara lain :
A. DINDING BATA
B. DINDING BATAKO
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau
pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan
batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk
menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk
bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6
pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari
batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah
cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.
2. Kolom
Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang
diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke
permukaan tanah di bawahnya.
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996).
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang
tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan, sloof dan balok
bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis- jenis kolom ada tiga:
Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai
ukuran 20/ 20, dengan tulangan pokok 8 d 12 mm, dan begel d 8-1 0cm ( 8 d 12 maksudnya
jumlah besi beton diameter 12 mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan
jarak 10 cm).
b. Kolom Praktis
Kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding
stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut- sudut).
Dimensi kolom praktis 15/ 15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8- 20.
Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah
sampai lantai atas, artinya letak kolom- kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai,
karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus
dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap- tiap lapis lantai. Ukuran kolom
makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke
atas juga makin kecil.
Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom
mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok
portal merangkai kolom- kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat
lantai dan meneruskan ke kolom- kolom pendukung.
Hubungan balok dan kolom adalah jepit- jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat
menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di
bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.
Ring Balk ,Ring Balok atau Balok adalah salah satu bagian dari structural sebuah bangunan
yang kaku,dan dirancang untuk menanggung dan menyalurkan beban menuju kolom penopang
yang selanjutnya aku diteruskan ke pondasi. Selain itu ring balk juga mempunyai fungsi
sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap
bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan yang
sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan kolom.Pola gaya yang tidak
seragam dapat mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang harus ditahan oleh
kekuatan internal material.
Jenis Balok
Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok dapat ditopang oleh balok induk, tiang,
atau dinding penopang beban.
2. Ring Balk Baja
Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok dapat ditopang oleh balok
induk ( girder ), kolom, atau dinding penopang beban.
Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut bentangan dan bentuk cetakannya.
BALOK KAYU
Dalam pemilihan balok kayu, factor berikut harus dipertimbangkan : jenis kayu, kualitas
structural, modulud elastisitas, nilai tegangan tekuk,nilai tegangan geser yang diizinkan dan
defleksi minimal yang diizinkan untuk penggunaan tertentu. Sebagai tambahan , perhatikan
kondisi pembebanan yang akurat dan jenis koneksi yang digunakan.karena kalau semua aspek
tersebut tidak kita perhatikan resiko nya akan fatal,dan usia bangunan tidak akan bertahan
lama.
Kayu laminasi lem dibuat dengan melaminasi kayu kualitas tegang ( stress grade ) dengan
bahan adhesive di bawah kondisi yang terkontrol , biasanya parallel terhadap urat kayu semua
lembaran. Kelebihan kayu laminasi lem dibandingkan kayu utuh secara umum yaitu batas
tegangan yang lebih besar, penampilan yang lebih menarik dan ketersediaan bentuk penampang
yang bera
gam. Kayu laminasi lem dapat disatukan ujung-ujungnya dengan sambungan scarf dan finger
sesuai panjang yang diinginkan, atau dilem ujung-ujungnya untuk lebar atau kedalaman yang
lebih besar.
Kayu berserat parallel atau disebut Parallel Strand Lumber ( PSL ) adalah kayu structural yang
dibuat dengan mengikat serat-serat panjang kayu bersama dibawah panas dan tekanan dengan
menggunakan adhesive kedap air. PSL adalah produk hak milik di bawah merek dagang
Parallam, digunakan sebagai balok dan kolom pada konstruksi kolom-balok dan balok, header,
serta lintel pada konstruksi rangka ringan.
Kayu veneer berlaminasi atau Laminated Veneer Lumber ( LVL ) adalah produk kayu yang
dibuat dengan mengikat lapisan tripleks secara bersama dibawah panas dan tekanan
menggunakan bahan adhesive kedap air. Mempunyai urat serat kayu arah longitudinal yang
seragam menghasilkan produk yang kuat ketika ujungnya dibebani sebagai balok atau
permukaannya dibebani sebagai papan.LVL digunakan sebagai header dan balok .
Balok Baja
Balok induk, balok, kolom baja structural digunakan untuk membangun rangka bermacam-
macam struktur mencakup bangunan satu lantai sampai gedung pencakar langit. Karena baja
structural sulit dikerjakan lokasi ( on-site ) maka biasanya dipotong, dibentuk, dan dilubangi
dalam pabrik sesuai spesifikasi disain. Hasilnya berupa konstruksi rangka structural yang
relative cepat dan akurat. Baja structural dapat dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api
yang tidak terlindungi, tapi karena baja dapat kehilangan kekuatan secara drastic karena api,
pelapis anti api dibutuhkan untuk memenuhi kualifikasi sebagai konstruksi tahan api.
Konstruksi kuda-kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung
beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada
atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk
dalam klasifikasi struktur framework (truss). Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu,
baja, dan beton bertulang.
Yang dimaksud dengan kuda-kuda adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk
menompang rangka atap. Kuda-kuda dari jenis bahan yang digunakan ada beberapa macam
antara lain:
Detail Kuda-Kuda 3
Pekerjaan Konstruksi Atap
Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh rangka atap
dibuat dari kayu kualitas baik, tua, kering atau tidak pecah-pecah.
Papan listplank bisa digunakan kayu atau woodplank.
Baut, mur, besi strip dari bahan besi / baja.
Ukuran Kayu
Seperti diungkapkan di atas, material ini menjadi pilihan utama bagi bahan konstruksi
atap. Harga yang relatif murah dan kecepatan pemasangan menjadi pertimbangan utama. Kuda-
kuda ini terbentuk dari material dasar baja mutu tinggi yang dibuat dengan sistem rol menjadi
berbentuk profil dengan ketebalan 0,75 s/d 1,25 mm. Ketebalan ini sangat menentukan
kekuatan kuda-kuda baja ringan. Selain itu, untuk menambah kekakuan, bila kita amati
penampang profilnya akan terlihat beberapa tekukan yang bertujuan untuk menambah
kekuatan. Material dasar ini kemudian dilapis dengan material lain. Pada umumnya terdapat 2
macam zat pelapis, yaitu galvalum dan zincalum dengan karakteristik masing-masing.
Galvalum lebih tahan terhadap air semen, sementara Zincalum lebih tahan terhadap karat dan
korosi, sehingga lebih cocok untuk diaplikasikan di daerah pantai. Material baja ringan dengan
pelapis zincalum biasanya memiliki harga lebih mahal.
Bila kita amati profil baja ringan, memang terlihat sangat tipis, tetapi pada dasarnya
kuda-kuda baja ringan ini bila telah ter-assembly menjadi suatu rangkaian utuh akan cukup
kuat untuk menahan beban genteng di atasnya, genteng beton sekalipun. Ketepatan dalam
menyambung / mengoneksi antara batang profil juga menentukan kekuatan. Perbedaan
ketebalan profil yang hanya 0,25mm juga akan sangat sulit dibedakan dengan mata telanjang.
Untuk itu, sebaiknya pilihlah aplikator baja ringan yang terpercaya dan sudah memiliki reputasi
luas. Karena pada beberapa kasus, terjadi konstruksi baja ringan yang collapse, karena
kesalahan perhitungan beban dan aplikasi.
konstruksi atap baja ringan terdiri dari kuda-kuda yang disusun rapat pada jarak 1 s/d
1,2 m. Batang miring kuda-kuda baja ringan berfungsi sekaligus sebagai usuk. Di atas kuda-
kuda yang rapat inilah langsung dipasang reng dengan jarak sesuai jenis genteng yang dipakai.
Ruang atap tidak bisa dipakai, karena kuda-kuda baja ringan harus disusun pada jarak
yang rapat.
Sulit ketika akan melakukan renovasi atau perubahan bentuk bangunan
Kuda-kuda ini banyak dipergunakan pada bangunan dengan bentang atap yang lebar,
misalnya gedung pertemuan, aula, atau pabrik. Berbeda dengan kuda-kuda baja ringan yang
mempergunakan profil tipis, kuda-kuda baja konvensional ini mempergunakan baja profil yang
cukup tebal. Cukup banyak jenis profil yang tersedia di pasaran, misal profil C, profil I, profil
H, profil siku, atau bentuk lain seperti pipa dan persegi. Jarak di antara kuda-kuda bisa cukup
jauh, yaitu antara 4-5m. Di atas kuda-kuda ini barulah dipasang usuk yang biasanya
menggunakan kanal C yang mirip dengan profil baja ringan. di atas usuk biasanya langsung
dipasang atap metal (spandeck) atau asbes. Bila ingin mempergunakan genteng bisa saja. Kanal
C tersebut berfungsi sebagai gording, dan ditambahi lagi usuk dan reng dari kayu di atasnya.
3. Kuda-kuda beton
Kuda-kuda beton dibuat dari beton bertulang dengan ukuran tergantung bentang
atapnya. Tinggi penampang balok kuda-kuda beton biasanya berukuran 1/10 s/d 1/12 bentang
atapnya. Dengan perbandingan 2:3 untuk perbandingan lebar dan tingginya. Kuda-kuda beton
biasanya dipasang mengikuti modul ruang yang ada di bawahnya, karena memiliki penulangan
yang bisa menerus kepada penulangan kolom. Jarak maksimal antar kuda-kuda adalah 4 m. Di
atas kuda-kuda beton inilah dipasang gording kayu. Bisa mempergunakan kayu berukuran
8/12cm. Di atas gording kayu tersebut, barulah disusun usuk dan reng. Bila di antara balok
kuda-kuda tersebut diisi dengan bata, maka disebut gunungan atau sopi-sopi. Biasanya sopi-
sopi ini terdapat di bagian tepi atap yang berbentuk pelana. Kekuatan kuda-kuda beton ini
sangat tergantung pada ketepatan perhitungan dimensi, tulangan besi yang dipergunakan, dan
tentu saja material-material yang dipergunakan sebagai campuran beton, yaitu semen, pasir,
dan kerikil. Gunakan semen dengan kualitas baik untuk memastikan kekuatan dan mutu beton
yang dihasilkan.
4. Kuda-kuda Kayu
Pada struktur atap, gording merupakan salah satu kontruksi vital yang diletakan diatas
beberapa kuda-kuda dengan tugas menopang dan menahan beban atap. Beban yang
bekerja tersebut perlu dianalisis yaitu, beban mati, beban hidup, dan
bebanangin.Gording dari baja ringan dapat dihubungkan dengan trekstang untuk
memperkuat dan mencegah dari terjadinya pergerakan.
Trekstang merupakan batang besi polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut
yang berfungsi sebagai pengatur jarak antar gording. Itulah sebabnya trekstang dibuat
dengan desain yang mudah digeser (diperpanjang/diperpendek) sesuai dengan
perencanaan.
Gording berada di atas kuda-kuda dan tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording juga
berfungsi sebagai tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan
panjang usuk yang tersedia.
Bubungan (Nok)
Balok nok atau bubungan adalah struktur yang mengikat kuda – kuda satu dengan yang
lainnya . posisi nya yang memanjang dan seusai dengan panjang rangka atap yang di bangun
biasa nya balok nok ini memiliki ukuran kayu 8/12 , 6/12 dan masih banyak lainnya.
Jurai dalam adalah sambungan dengan lekukan ke arah dalam, sementara jurai luar
adalah sambungan yang menonjol ke arah luar.
Usuk
Usuk adalah struktur rangka atap baja ringan yang menjadi tumpuan dari struktur rangka atap
yang ada di atas nya dan menyalurkan tekanan ke struktur rangka atap lainnya. Struktur yang
ada diatas usuk adalah reng dan penutup atap yang memiliki tekanan langsung dari luar
bangunan. Posisi usuk memanjang dari ujung satu kuda – kuda satu sama lainnya .Bahan dari
usuk adalah kayu kaso dengan ukuran 4/6 , 5/7 dan lain sebagainya.
Reng
Reng adalah struktur rangka atap yang letak posisi nya tepat di bawah penutup atap, dan
menyalurkan tekanan penutup atap ke struktur lain di bawah nya. Reng juga memiliki fungsi
sebagai tempat bersandar nya penutup atap . Posisi reng tegak lurus ke atas berlawanan arah
dengan usuk. Kayu yang biasa di gunakan adalah 2/4 , 4/6 dan lain sebagai nya .
Penutup atap
Penutup atap atau yang biasa kita sebut dengan genteng memiliki fungsi sebagai penahan
tekanan yang di hasilkan cuaca , seperti tekanan angin dan tekanan air hujan saat hujan turun .
banyak pilihan penutup rangka bangunan untuk atap yang bisa jadi referensi yang akan anda
gunakan.
BAB IV
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil penulis dari data – data dan analisa
perencanaan struktur yang telah dibahas pada bab – bab sebelumnya adalah
sebagai berikut :
1. Suatu struktur bangunan yang kokoh dan kuat tapi juga efisien
memerlukan suatu perencanaan struktur yang baik dengan menggunakan
peraturan – peraturan perencanaan secara tepat dan benar.
2. Pemodelan dan pembebanan sangat berpengaruh terhadap benar atau
tidaknya hasil perhitungan yang akan diperoleh. Kesalahan pada kedua hal
tersebut mengakibatkan kesalahan pada dimensi akhir walaupun
perhitungan yang telah dilakukan sudah benar.
3. Dalam perencanaan balok diperoleh harga momen, gaya lintang dan gaya
torsi tiap – tiap lantai yang bervariasi. Dari harga yang berbeda – beda
tersebut diambil harga – harga yang maksimum dan dikelompokkan untuk
setiap lantainya dengan tujuan untuk memudahkan perhitungan.
4. Dalam perencanaan struktur bawah ( pondasi ) digunakan data tanah dari
hasil tes sondir sebagai acuan dalam analisa struktur struktur pondasinya
agar diperoleh perencanaan yang kuat, aman dan efisien. Selain itu dalam
pemilihan tipe pondasi kita perlu memperhatikan faktor lingkungan
disekitar lokasi bangunan serta daya dukung tanahnya.
5. Perencanaan struktur bangunan tidak hanya meliputi aspek analisa
strukturnya saja, melainkan juga aspek biayanya ( RAB ) dan waktu
pelaksanaannya, sehingga seorang perencana struktur diharapkan juga
mampu membuat RAB,
time schedule, dan kurva S yang baik, dengan meminimalkan biaya dan waktu
pelaksanaan serta mutu yang optimal.
B. Saran
RSNI3, 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
Sagel, R., P.Kole, Gideon H Kusuma. 1997. Dasar-dasar Perencanaan beton bertulang.
Jakarta: ERLANGGA
Susanta, Gatut. 2007. Panduan Lengkap Membangun Rumah. Jakarta: Penebar Swadaya