Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH

Mata Kuliah Kontruksi Bangunan


Disusun untuk menmenuhi tugas
MATA KULIAH : KONTRUKSI BANGUNAN
DOSEN PENGAMPU : 1. Agus Wiyono, S.Pd., M.T.
2. Heri Suryaman S.Pd., M.Pd.

OLEH :

1. MUHAMMAD SOFWAN MU’AFI ( 20050534004 )


2. RASMITA TRI ANDINI (20050534007)
3. REDI ANDRIANSAH ( 20050534025 )
4. MUHAMMAD RIZQI ( 20050534028 )
5. FIGO MUHAIMIN YAHYA (20050534037 )
6. AMANDA HELEN ANGELINA H ( 20050534038 )

KELAS 2020A
S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah. Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Mata Kuliah Kontruksi
Bangunan. Tidak lupa selawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung Rasulullah SAW
yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para
mahasiswa khususnya bagi penulis. Penulis akan membahas dan menjelaskan konteks Mata
Kuliah Kontruksi Bangunan.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun penulis
pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai manusia biasa.
Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan,
maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar
bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah
ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Surabaya, 17 November 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontstruksi bangunan merupakan suatu cara atau teknik membuat, mendirikan
bangunan agar memenuhi persyaratan kuat, awet, indah, fungsional dan ekonimis.
Sebuah bangunan seperti jembatan, rumah, dll harus memiliki keseimbangan dalam
kontruksinya. Struktur bangunan merupakan komponen utama yang menunjang
berdirinya suatu bangunan. Struktur bangunan terdiri dari komponen-komponen di atas
tanah dan komponen-komponen di bawah tanah yang direncanakan sedemikian rupa
sehingga dapat menyalurkan beban ketanah dasar.
Komponen - komponen yang membentuk struktur tersebut seperti pondasi,
sloof, dinding, kolom, ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur
berfungsi untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen
tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap bagian
struktur bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya masing-masing.
Struktur bangunan gedung harus direncanakan secara detail sehingga pada
kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan tidak terjadi keruntuhan. Maka
diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar dapatn memenuhi
kriteria kekuatan (strenght), kenyamanan (serviceability), keselamatan (safety), dan
umur rencana bangunan (durability).
Perencanaan struktur bertujuan untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil,
cukup kuat, mampu menahan beban, dan memenuhi tujuan -tujuan lainnya seperti
ekonomi dan kemudahan pelaksanaan. Suatu struktur disebut stabil apabilaia tidak
mudaht erguling, miring ataupun tergeser selama umur bangunan yang di
rencanakan.Setiap bangunan gedung harus memiliki kemampuan memikul beban yang
telah diperhitungkan seperti beban muatan tetap maupun beban muatan sementara yang
timbul akibat gempa, pengaruhkorosi, jamur, maupun serangga perusak struktur
bangunan.

B. Tujuan Penulisan Makalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, makalah ini memiliki tujuan
sebagai berikut :
1.Membahas komponen – komponen pembentuk struktur
2.Menjelaskan fungsi dan peranan pembentuk struktur
3.Untuk mengetahui dimensi komponen struktur
4.Sebagai gambaran perencanaan struktur yang tepat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Struktur Bawah
Stuktur bawah adalah seluruh bagian struktur gedung atau bangunan yang
berada di bawah permukaan tanah. Struktur bawah mempunyai peranan yang sangat
penting bagi sebuah sistem struktur. Struktur bawah memikul beban-beban dari struktur
di atasnya sehingga struktur bawah tidak boleh runtuh terlebih dahulu dari struktur atas.
Struktur bagian bawah konstruksi bangunan yaitu pondasi.
Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung
dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang
mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya.
Pondasi sendiri memiliki klasifikasi senbagai berikut :
1. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung bebannya secara
langsung. Pondasi dangkal biasanya dipergunakan pada bangunan
sederhana/bangunan yang tidak berlantai serta pada bangunan 2 lantai. Jenis
pondasi dangkal pada bangunan terbagia atas dua jenis, yaitu Pondasi Batu (Pondasi
Garis) dan Pondasi Plat Kaki (Pondasi Foot-Plate).
2. Pondasi dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yag meneruskan beban bangunan ke tanah
keras atau batu yang terletak relative jauh dari permukaan. Adapun jenis-jenis
pondasi dalam, yaitu pondasi rakit, pondasi sumuran, pondasi caisson, pondasi
sarang laba-laba, dan pondasi tiang.

B. Struktur Tengah
Struktur bagian tengah adalah bagian dari struktur bangunan yang terletak di
atas permukaan tanah dan di bawah atap. Bagian ini juga tidak kalah penting dar
struktur bawah. Struktur bagian bawah ini sering dijadikan acuan untuk mengukur
kelayakan bangunan apakah layak ditempati atau tidak. Struktur bagian tengah ini
terdiri dari sloof, dinding, kolom, ring balk, dan ada gunungan atau gewel.
Berikut penjelasan dari masing-masing bagian :
1. Sloof
Sloof adalah suatu elemen struktural dari bangunan yang terletak diatas pondasi
yang mampu menahan beban dari struktur lain yang berada di atasnya
ke struktur pondasi dengan menolak membungkuk. Slof sendiri memeliki beberapa
macam diantarannya yaitu :
a. Kontruksi Sloof dari Beton Bertulang
b. Kontruksi Sloof dari Batu Bata
c. Kontruksi Sloof dari Kayu
2. Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruang
dengan ruang lainnya.Fungsi dinding sendiri bermacam-macam diantaranya yaitu,
pembatas ruang luar dengan ruang dalam, penahan cahaya, angin, hujan, debu, suara,
dan lain-lain yang bersumber dari alam, pembatas antar ruang di dalam rumah, Pemisah
ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum dan juga sebagai fungsi
artistik tertentu. Dinding sendiri memiliki beberapa jenis yaitu :
a. Dinding Batu Bata
b. Dinding Batako
c. Dinding Batu Kapur
d. Dinding Bata Hebel atau Celcon
e. Dinding Partisi
3. Kolom
Kolom adalah komponen yang merupakan bagian sktruktur bangunan yang
berfungsi untuk menyangga beban aksial tekanan vertikal. Secara keseluruhan
fungsi konstruksi kolom adalah meneruskan seluruh beban dari bangunan ke pondasi.
Jenis kolom dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Kolom Ikat
b. Kolom Spiral
c. Kolom Komposit
4. Ring Balk
Ring Balk atau juga biasa dikenal dengan Balok Ring adalah struktur bangunan
yang terletak di atas dinding dan menjadi tumpuan atau dudukan dari rangka atap. Letak
dari Ring balk itu adalah 3 m - 3.5 m untuk orang indonesia dan 3,5 m - 4,5 meter untuk
orang luar negeri . ring balk ini adalah penopang tekanan utama dari rangka atap dan
menyalurkan tekanan nya ke struktur lain yang ada di bawah nya .
5. Gewel
Gewel adalah sistem rangka atap yang menggunakan dinding menggunakan
pasangan bata sebagai pengganti kuda-kuda kayu.

C. Struktur Atas
Struktur atas merupakan bagian dari struktur bangunan yang berbentuk
memanjang ke atas. Bagian ini berfungsi untuk menopang atap. Contoh struktur atas di
antaranya yaitu kuda-kuda, gording, balok nok, jurai dalam, jurai luar usuk dan reng.
Berikut penjelasan tentang beberapa struktur bagian atas :
1. Kuda-kuda
Konstruksi kuda-kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan
bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama
pada struktur atap. Kuda-kuda memiliki beberapa macam diantaranya yaitu :
a. Kuda – Kuda Baja Ringan
b. Kuda – Kuda Konvensional
c. Kuda – Kuda Beton
d. Kuda – Kuda kayu
2. Gording
Gording merupakan bagian dari atap yang diletakan diatas beberapa kuda-kuda
dengan tugas menahan beban atap dan perkayuannya. Terdapat tiga jenis beban yang
dapat dianalisis dalam perhitungan dimensi gording, diantaranya: beban mati, beban
hidup, dan beban angin.
3. Balok nok
Balok nok atau bubungan adalah struktur yang mengikat kuda – kuda satu
dengan yang lainnya . posisi nya yang memanjang dan seusai dengan panjang rangka
atap yang di bangun biasa nya balok nok ini memiliki ukuran kayu 8/12 , 6/12 dan
masih banyak lainnya.
4. Jurai dalam
Jurai dalam merupakan bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap
sampai bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan
kedalam.
5. Jurai luar
Jurai luar ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap sampai
bubungan,terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke luar.
Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan umumnya menentukan
arah bangunan.
6. Usuk
Usuk atau juga biasa dikenal kasau adalah balok kayu yang diletakkan
melintang diatas gording. Usuk memiliki bentuk yang memanjang, mulai dari balok
dinding hingga keluar bagian dinding. Kehadirannya bertujuan membentuk overstek
atau teritisan, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
7. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar
3 m.Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso.
Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan
digunakan pada atap dengan penutup dari genteng.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Struktur Bawah Bangunan

Struktur bawah merupakan bagian dari struktur bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah.Bagian ini harus dibangun dengan sangat kokoh, karena menopang beban dari
atas. Contoh struktur bawah adalah pondasi dan sloof.

1. Fondasi/Pondasi

Fondasi bangunan adalah kontruksiyang paling terpenting pada suatu bangunan.


Karena fondasi berfungsi sebagai "penahan seluruh beban yang berada di atasnya
dan gaya – gaya dari luar". Fondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi
meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur
apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat
beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini
adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut. Beton bertulang adalah material
yang paling cocok sebagai fondasi untuk struktur beton bertulang maupun bangunan
baja, jembatan, menara, dan struktur lainnya. Beban dari kolom yang bekerja pada
fondasi ini harus disebar ke permukaan tanah yang cukup luas sehingga tanah dapat
memikul beban dengan aman. Jika tegangan tekan melebihi tekanan yang diizinkan,
maka dapat menggunakan bantuan tiang pancang untuk membantu memikul
tegangan tekan pada dinding dan kolom pada struktur.

a. Perencanaan Fondasi

Dengan memperhatikan faktor-faktor dalam pemilihan tipe fondasi terdapat juga


Syarat-syarat umum dari fondasi yaitu:

 Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah lateral


dari bawah fondasi khususnya untuk fondasi telapak dan fondasi rakit.
 Kedalaman harus berada dibawah daerah perubahan volume musiman
yang disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan tanaman.
 Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau
pergeseran tanah.
 Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan oleh
bahan berbahaya yang terdapat di dalam tanah.
 Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan geometri
konstruksi atau lapangan selama proses pelaksanaan perlu dilakukan.
 Metode pemasangan harus seekonomis mungkin.
 Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat
ditolerir dan elemen fondasi dan elemen bangunan atas.
 Fondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk
perlindungan lingkungan.

b. Fondasi berdasarkan daya dukung tanah


 Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah fondasi dangkal. (misal:
fondasi jalur, fondasi telapak atau fondasi strauss).
 Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di
bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah fondasi tiang
minipile, fondasi sumuran atau fondasi bored pile.
 Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah fondasi tiang pancang atau
fondasi bored pile.

Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia


Untuk Gedung tahun 1983 adalah:

 Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).


 Tanah sedang (2–5 kg/cm2)
 Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
 Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)

Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian


secara sederhana. Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi
beban 5 kg tidak akan mengalami penurunan atau amblas maka tanah
tersebut digolongkan tanah keras.

c. Jenis Fondasi

Fondasi dalam suatu bangunan merupakan bagian paling bawah dan


berhubungan langsung dengan tanah. Pada struktur bangunan, fondasi berfungsi
untuk memikul beban bangunan yang ada diatasnya. Untuk menghasilkan
bangunan yang kokoh, fondasi juga harus direncanakan dan dikerjakan dengan
hati-hati. Fondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa baik dari segi ukuran,
kekuatan, dan kualitas material.

Secara garis besar fondasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

 Fondasi Dangkal

Fondasi dangkal adalah fondasi yang tidak membutuhkan galian tanah


terlalu dalam karena lapisan tanah dangkal sudah cukup keras, apalagi
bangunan yang akan dibangun hanya rumah sederhana. Kekuatan fondasi
dangkal ada pada luas alasnya, karena fondasi ini berfungsi untuk
meneruskan sekaligus meratakan beban yang diterima oleh tanah. Fondasi
dangkal ini digunakan apabila beban yang diteruskan ke tanah tidak terlalu
besar. Misalnya, rumah sederhana satu lantai atau dua lantai. yang
termasuk fondasi dangkal antara lain:

 Fondasi Menerus

- Batu Kali

 Material Penyusun Utama: Batu Kali - Semen - Pasir Cor


 Penerapan: Rumah Sederhana 1 Lantai
Fondasi ini digunakan oleh sebagian besar rumah satu lantai di Indonesia.
Fondasi ini dipasang menerus sepanjang dinding bangunan untuk menahan
dinding serta mengikat kolom-kolom berdekatan. Fondasi menerus dibuat
dalam bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium.
Keuntungan memakai fondasi ini adalah beban bangunan dapat disalurkan
secara merata, dengan catatan seluruh fondasi berdiri diatas tanah keras.
Sementara kelemahan fondasi ini, biaya untuk fondasi cukup besar,
memakan waktu agak lama dan memerlukan tenaga kerja yang banyak.

 Fondasi Setempat

 Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral - Cor


 Penerapan: Rumah Sederhana 2 Lantai - Ruko

Fondasi telapak berbentuk seperti telapak kaki seperti ini.Fondasi ini


setempat, gunanya untuk mendukung kolom baik untuk rumah satu lantai
maupun dua lantai. Jadi, fondasi ini diletakkan tepat pada kolom
bangunan. Fondasi ini terbuat dari beton bertulang. Dasar fondasi telapak
bisa berbentuk persegi panjang atau persegi.

 Fondasi Dalam

Fondasi sumuran adalah jenis fondasi dalam.

Fondasi dalam adalah fondasi yang didirikan dipermukaan tanah dengan


kedalam tertentu dimana daya dukung dasar fondasi dipengaruhi oleh
beban struktural dan kondisi permukaan tanah. Fondasi dalam biasanya
dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan
tanah. Fondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk fondasi tiang pancang,
dinding pancang dan caissons atau fondasi kompensasi. Fondasi dalam
dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan tanah yang lebih
dalam sampai didapat jenis tanah yang mampu mendukung beban struktur
bangunan.

Jenis - jenis fondasi dalam:

-Fondasi Sumuran

 Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral - Cor


 Penerapan: Ruko - Kantor

Fondasi sumuran merupakan sebuah bentuk peralihan antara fondasi


dangkal dan fondasi dalam. Fondasi sumuran sangat tepat digunakan pada
lapisan tanah keras yang berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter
fondasi sumuran biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada kemungkinan
dalam satu bangunan diameternya berbeda-beda, ini dikarenakan masing-
masing kolom berbeda bebannya.

-Fondasi Tiang Pancang


 Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral -
Pasir Cor (pada umumnya pabrikasi tiang pancang)
 Penerapan: Perkantoran - Mall - Gedung Bertingkat

Penggunaan fondasi tiang pancang sebagai fondasi bangunan dilakukan


apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya
dukung beban (bearing capacity) yang cukup untuk memikul beban
bangunan dan beban yang bekerja padanya atau apabila tanah yang
mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan
seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang sangat dalam dari
permukaan tanah dengan kedalaman lebih dari 8 meter.

Fungsi dan kegunaan dari fondasi tiang pancang adalah untuk mentransfer
beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) kelapisan tanah
keras yang letaknya sangat dalam. Dalam pelaksanaan pemancangan pada
umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga
dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya
horizontal yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi pada dermaga
dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut
kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang
dipergunakan serta disesuaikan dengan perencanaannya.

-Fondasi Bored Pile

 Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral -


Pasir Cor
 Penerapan: Perkantoran - Mall - Gedung Bertingkat

Fondasi Bore Pile adalah bentuk Fondasi Dalam yang dibangun di dalam
tanah dengan kedalaman tertentu. Fondasi di tempatkan sampai ke
dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lubang yang dibor dengan
alat bore pile. Setelah mencapai kedalaman yang dibutuhkan, kemudian
dilakukan pemasangan begisting yang terbuat dari plat besi, kemudian
dimasukkan rangka besi fondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu
dilakukan pengecoran terhadap lubang yang sudah di bor tersebut.
Pekerjaan fondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk
mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran, kesing
tersebut dikeluarkan kembali.

2. Sloof
Struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Sloof berfungsi
mendistribusikan beban dari bangunan atas ke pondasi, sehingga beban yang
tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar merata. Selain itu sloof juga berfungsi
sebagai pengunci dinding dan kolom agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan
tanah.

Sebagai tambahan pada sloof, untuk bangunan tahan terhadap gempa maka
disempurnakan pada ikatan antara sloof dengan pondasi yaitu dengan memberikan
angker dengan beri diameter 12 mm dengan jarak 1,5 meter. namun angka ini dapat
berubah untuk bangunan yang lebih besar atau bangunan bertingkat banyak.

Secara singkat, sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara horisontal
di atas pondasi. Kesimpulannya, Sloof berfungsi mendistribusikan beban dari atas
(dinding dan kolom) untuk disalurkan ke pondasi. Sehingga semua beban yang
terdistribusikan ke dalam pondasi kurang lebih sama. Selain itu Sloof berfungsi
sebagai pengikat antara dinding, kolom dan pondasi.

 Definisi Sloof

Sloof merupakan jenis konstruksi beton bertulang yang sengaja di desain


khusus luas penampang dan jumlah pembesiannya disesuaikan dengan
kebutuhan beban yang akan dipikul oleh sloof tersebut nantinya. Untuk
menentukan luas penampang (ukuran sloof ini), dibutuhkan perhitungan
teknis yang tepat agar sloof tersebut nanti “benar-benar mampu” untuk
memikul beban dinding bata diatasnya nanti. Untuk itu, ada baiknya kita
menggunakan jasa konsultan untuk menghitung dan mendesain dimensi
sloof ini.

Sloof kadang juga di sebut Tie Beam, atau Grade Beam. Semua wujudnya
sama tapi fungsinya yang berbeda-beda. Sloof adalah elemen penting
dalam struktur yang berada pada dasar struktur tersebut, sloof serupa
dengan balok namun perbedaannya terletak pada tempatnya saja.

Sloof atau Tie Beam sebagian besar sekarang di pakai adalah dari beton
bertulang yang di hitung sesuai dengan ketentuan pondasi yang ada dengan
dasar mengunakan SNI sebagai sumber acuan perhitungan.

 Fungsi Sloof

Fungsi sloof sangat penting dalam struktur, diantaranya sebagai penahan


beban yang ada di atasnya seperti dinding, jendela, kusen untuk di
salurkan ke ujung-ujungnya atau ke bagian pondasi sehingga pondasi tidak
langsung menerima beban dari atas.

letak sloof sebagai

Sloof berfungsi untuk memikul beban dinding, sehingga dinding tersebut


“berdiri” pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi penurunan dan
pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding rumah menjadi retak atau
pecah. Selain itu Sloof juga memiliki fungsi sebagai berikut:

 Menerima beban dari bagian bangunan diatasnya, seperti pasangan


dinding, pintu, jendela, dan sejenisnya.
 Meratakan beban yang diterima dari bangunan diatasnya untuk
kemudian disalurkan menuju pondasi.
 Sebagai pengikat antar kolom sehingga struktur bangunan menjadi
kaku dan aman terhadap goncangan akibat angin, gempa, dan lain-
lain.
 Sebagai dinding penahan material urugan tanah, pasangan keramik
dan berbagai macam pekerjaan lantai bangunan agar bisa tetap
berada pada posisi yang direncanakan.
 Sloof juga bisa difungsikan sebagai ornamen untuk memperindah
arsitektur bangunan, terutama sloof yang lokasinya diatas
permukaan tanah sehingga bisa langsung terlihat oleh orang.

Selain itu, dari segi sosial, dengan adanya sistem struktur sloof maka
beberapa orang bisa memperoleh pendapatan, ada tukang bangunan yang
mendapatkan upah kerja, ada pengusaha besi begel yang mendapat
keuntungan dari penjualan, ada toko bangunan yang mendapatkan laba
dari hasil penjualan material, ada juga arsitek atau insinyur yang
mendapatkan penghasilan dari kegiatan menghitung, merancang dan
melaksanakan pembangunan.

 Macam-Macam Sloof

Berikut ini beberapa macam sloof yang biasa di pakai oleh masyarakat
Indonesia pada umumnya, diantaranya sebagai berikut:

1. Konstruksi Sloof dari Beton Bertulang


sloof beton bertulang

Konstruksi sloof ini bisa digunakan di atas pondasi batu kali apabila
pondasi tersebut dimaksudkan untuk rumah atau gedung (bangunan)
tidak bertingkat dengan perlengkapan kolom praktis pada jarak dinding
kurang lebih 3 m. Untuk ukuran lebar / tinggi sloof beton bertulang
adalah > 15/20 cm. Konstruksi sloof dari beton bertulang juga bisa
dimanfaatkan sebagai balok pengikat pada pondasi tiang.

2. Konstruksi Sloof dari Batu Bata

sloof batu bata

Rollag dibuat dari susunan batu bata yang di pasang dengan cara
melintang dan diikat dengan adukan pasangan (1 bagian portland semen :
4 bagian pasir). Konstruksi rollag ini tidak memenuhi syarat untuk
membagi beban.
3. Konstruksi Sloof dari Kayu

ilustrasi sloof dari kayu

Konstruksi rumah panggung dengan pondasi tiang kayu (misalnya di atas


pondasi setempat), sloof dapat dibentuk sebagai balok pengapit. Jika
sloof dari kayu ini terletak di atas pondasi lajur dari batu atau beton,
maka dipilih balok tunggal.

B. Struktur Tengah Bangunan

Struktur bagian tengah adalah bagian dari struktur bangunan yang terletak di atas


permukaan tanah dan di bawah atap. Bagian ini juga tidak kalah penting dar struktur bawah.
Struktur bagian bawah ini sering dijadikan acuan untuk mengukur kelayakan bangunan apakah
layak ditempati atau tidak. Struktur bagian tengah ini terdiri dari sloof, dinding, kolom, ring
balk, dan ada gunungan atau gewel.

1. Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding
ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa
dinding struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural
harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk
bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya,
antara lain :

a. Dinding batu buatan : bata dan batako


b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/
beton pra cetak)
1.1. DINDING BATU BUATAN

A. DINDING BATA

Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang


dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang
aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan
bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata
merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan
ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural).
Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat
dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang
berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/
menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak
mengenai pasangan dinding bata tsb.

B. DINDING BATAKO

Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat


dari batu buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari
campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC.
Karena dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan
batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat
tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila
dicetak dan diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako
tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing.
1.2. DINDING KAYU

A. DINDING KAYU LOG/ BATANG TERSUSUN

Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada


rumah-rumah tradisional di eropa timur. Terdiri dari susunan
batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini
tidak memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah
merupakan dinding struktural.
B. DINDING PAPAN

Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan


konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding
eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan
horizontal dan vertikal. Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada
rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar 1
meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka
ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll). Pemasangan dinding papan
harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan
(tanpa celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus
memperhatikan sifat kayu yang bisa mengalami muai dan
susut.
C. DINDING SIRAP

Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material


yang paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan muai.
Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap
iklim, tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan.
Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku kepala datar
ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung
kualitas sirap. (panjang sirap ± 55 – 60 cm).
1.3. DINDING BATU ALAM

Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau
pecahan batu cadas. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan
batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling. Untuk
menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk
bagian dinding dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6
pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah). Dinding dari
batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga sudah
cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.

2. Kolom

Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan


beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang), serta beban hembusan angin.
Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh.

Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang
diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke
permukaan tanah di bawahnya.

2.1. Definisi Kolom

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996).

SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur


bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil.
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah
bangunan berdiri.

Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar


dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus
benar- benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban
dan meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama
untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar
bila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang
tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan, sloof dan balok
bisa menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.

2.2. Jenis- jenis Kolom


Kolom di klasifikasikan berdasarkan bentuk dan susunan tulangnya, cara
pembebanan, posisi beban pada penampang dan panjang kolom dan hubungannya
dengan dimensi lateral.

Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis- jenis kolom ada tiga:

1. Kolom ikat (tie column)

2. Kolom spiral (spiral column)

3. Kolom komposit (composite column)


Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada
tiga jenis kolom beton bertulang yaitu:

1.    Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral


Kolom ini merupakan kolom brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang,
yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini
berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2.    Kolom menggunakan pengikat spiral
Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang
adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks menerus di sepanjang kolom.
Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap deformasi
cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya kehancuran seluruh
struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan terwujud.

3.    Struktur kolom komposit


Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan gelagar baja
profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok memanjang.
Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan
kolom praktis,
a.    Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban
utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5 m,
agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara
kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung.

Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai
ukuran 20/ 20, dengan tulangan pokok 8  d 12 mm, dan begel d 8-1 0cm ( 8 d 12 maksudnya
jumlah besi beton diameter 12 mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan
jarak 10 cm).
b.     Kolom Praktis
Kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding
stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut- sudut).
Dimensi kolom praktis 15/ 15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8- 20.

Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah
sampai lantai atas, artinya letak kolom- kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai,
karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus
dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama untuk tiap- tiap lapis lantai. Ukuran kolom
makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke
atas juga makin kecil.

Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom
mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok
portal merangkai kolom- kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat
lantai dan meneruskan ke kolom- kolom pendukung. 

Hubungan balok dan kolom adalah jepit- jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat
menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di
bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah tebalnya.

Ring Balk ,Ring Balok atau Balok adalah salah satu bagian dari structural sebuah bangunan
yang kaku,dan dirancang untuk menanggung dan menyalurkan beban menuju kolom penopang
yang selanjutnya aku diteruskan ke pondasi. Selain itu ring balk juga mempunyai fungsi
sebagai pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap
bersatu padu mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan yang
sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan kolom.Pola gaya yang tidak
seragam dapat mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang harus ditahan oleh
kekuatan internal material.

Jenis Balok 

1. Balok sederhana bertumpu pada kolom diujung-ujungnya, dengan satu ujung


bebas berotasi dan tidak memiliki momen tahan. Seperti struktur statis lainnya,
nilai dari semua reaksi,pergeseran dan momen untuk balok sederhana adalah
tidak tergantung bentuk penampang dan materialnya.
2. Kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur kaku lainnya didukung
hanya pada satu ujung tetap
3. Balok teritisan adalah balok sederhana yang memanjang melewati salah satu
kolom tumpuannya.
4. Balok dengan ujung-ujung tetap ( dikaitkan kuat ) menahan translasi dan rotasi
5. Bentangan tersuspensi adalah balok sederhana yang ditopang oleh teristisan dari
dua bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol.
6. Balok kontinu memanjang secara menerus melewati lebih dari dua kolom
tumpuan untuk menghasilkan kekakuan yang lebih besar dan momen yang lebih
kecil dari serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang
sama.
Macam-Macam Balok

1. Ring Balk Kayu

Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok dapat ditopang oleh balok induk, tiang,
atau dinding penopang beban. 
2. Ring Balk Baja

Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok dapat ditopang oleh balok
induk ( girder ), kolom, atau dinding penopang beban.

3. Ring Balk Baja

Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut bentangan dan bentuk cetakannya.

BALOK KAYU

Dalam pemilihan balok kayu, factor berikut harus dipertimbangkan : jenis kayu, kualitas
structural, modulud elastisitas, nilai tegangan tekuk,nilai tegangan geser yang diizinkan dan
defleksi minimal yang diizinkan untuk penggunaan tertentu. Sebagai tambahan , perhatikan
kondisi pembebanan yang akurat dan jenis koneksi yang digunakan.karena kalau semua aspek
tersebut tidak kita perhatikan resiko nya akan fatal,dan usia bangunan tidak akan bertahan
lama.

Balok kayu laminasi lem

Kayu laminasi lem dibuat dengan melaminasi kayu kualitas tegang ( stress grade ) dengan
bahan adhesive di bawah kondisi yang terkontrol , biasanya parallel terhadap urat kayu semua
lembaran. Kelebihan kayu laminasi lem dibandingkan kayu utuh secara umum yaitu batas
tegangan yang lebih besar, penampilan yang lebih menarik dan ketersediaan bentuk penampang
yang bera
gam. Kayu laminasi lem dapat disatukan ujung-ujungnya dengan sambungan scarf dan finger
sesuai panjang yang diinginkan, atau dilem ujung-ujungnya untuk lebar atau kedalaman yang
lebih besar.

Balok kayu berserat parallel

Kayu berserat parallel atau disebut Parallel Strand Lumber ( PSL ) adalah kayu structural yang
dibuat dengan mengikat serat-serat panjang kayu bersama dibawah panas dan tekanan dengan
menggunakan adhesive kedap air. PSL adalah produk hak milik di bawah merek dagang
Parallam, digunakan sebagai balok dan kolom pada konstruksi kolom-balok dan balok, header,
serta lintel pada konstruksi rangka ringan.

Balok kayu veneer berlaminasi

Kayu veneer berlaminasi atau Laminated Veneer Lumber ( LVL ) adalah produk kayu yang
dibuat dengan mengikat lapisan tripleks secara bersama dibawah panas dan tekanan
menggunakan bahan adhesive kedap air. Mempunyai urat serat kayu arah longitudinal yang
seragam menghasilkan produk yang kuat ketika ujungnya dibebani sebagai balok atau
permukaannya dibebani sebagai papan.LVL digunakan sebagai header dan balok .

Balok Baja

Balok induk, balok, kolom baja structural digunakan untuk membangun rangka bermacam-
macam struktur mencakup bangunan satu lantai sampai gedung pencakar langit. Karena baja
structural sulit dikerjakan lokasi ( on-site ) maka biasanya dipotong, dibentuk, dan dilubangi
dalam pabrik sesuai spesifikasi disain. Hasilnya berupa konstruksi rangka structural yang
relative cepat dan akurat. Baja structural dapat dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api
yang tidak terlindungi, tapi karena baja dapat kehilangan kekuatan secara drastic karena api,
pelapis anti api dibutuhkan untuk memenuhi kualifikasi sebagai konstruksi tahan api.

2.1 DINDING GEWEL


Gewel adalah sistem rangka atap yang menggunakan dinding menggunakan pasangan bata
sebagai pengganti kuda-kuda kayu. Susunan bata ini diteruskan dari dinding di
bawahnya (setelah diberi ring balk) hingga menuju ke bagian rangka atap, yang
disebut gording, usuk, reng dan penutup atapnya yang biasanya menggunakan
genteng. Sistem gewel ini sebenarnya bukan unsur arsitektur atap nusantara,
melainkan diadaptasi dari arsitektur Belanda dan arsitektur Cina. Tetapi saat ini telah
menjadi bagian dari arsitektur elemen pada tampilan tampak bangunan ruko tersebut.

Konstruksi kuda-kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung
beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat memberikan bentuk pada
atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk
dalam klasifikasi struktur framework (truss). Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu,
baja, dan beton bertulang.

Yang dimaksud dengan kuda-kuda adalah bagian dari struktur bangunan yang berfungsi untuk
menompang rangka atap. Kuda-kuda dari jenis bahan yang digunakan ada beberapa macam
antara lain:

 Kuda-kuda dari bahan Kayu


 Kuda-kuda dari bahan Beton
 Kuda-kuda dari bahan Pasangan Bata
 Kuda-kuda Baja
o Baja Konvensional IWF,Canal,Siku
o Baja Ringan

Potongan Kuda-Kuda Kayu


Detail Kuda-Kuda 1
detail
Detail Kuda-Kuda 2

Detail Kuda-Kuda 3
Pekerjaan Konstruksi Atap

 Kuda-kuda, gording, konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh rangka atap
dibuat dari kayu kualitas baik, tua, kering atau tidak pecah-pecah.
 Papan listplank bisa digunakan kayu atau woodplank.
 Baut, mur, besi strip dari bahan besi / baja.

Ukuran Kayu

 Kaki kuda-kuda – ukuran 8/12 cm.


 Pengerat – ukuran 8/12 cm.
 Ander – ukuran 8/12 cm.
 Skoor – ukuran 8/12 cm.
 Nok – ukuran 8/12 cm.
 Pengapit – ukuran 2 x 6/12 cm.
 Gording – ukuran 8/12 cm.
 Konsol – ukuran 8/12 cm.
 Usuk – ukuran 5/7 cm.
 Reng – ukuran 3/4 cm / 2/3 cm tergantung jenis genteng yang dipakai.
 Listplank kayu – ukuran 3/30 cm / 2/20 cm.

1. Kuda-kuda baja ringan

Seperti diungkapkan di atas, material ini menjadi pilihan utama bagi bahan konstruksi
atap. Harga yang relatif murah dan kecepatan pemasangan menjadi pertimbangan utama. Kuda-
kuda ini terbentuk dari material dasar baja mutu tinggi yang dibuat dengan sistem rol menjadi
berbentuk profil dengan ketebalan 0,75 s/d 1,25 mm. Ketebalan ini sangat menentukan
kekuatan kuda-kuda baja ringan. Selain itu, untuk menambah kekakuan, bila kita amati
penampang profilnya akan terlihat beberapa tekukan yang bertujuan untuk menambah
kekuatan. Material dasar ini kemudian dilapis dengan material lain. Pada umumnya terdapat 2
macam zat pelapis, yaitu galvalum dan zincalum dengan karakteristik masing-masing.
Galvalum lebih tahan terhadap air semen, sementara Zincalum lebih tahan terhadap karat dan
korosi, sehingga lebih cocok untuk diaplikasikan di daerah pantai. Material baja ringan dengan
pelapis zincalum biasanya memiliki harga lebih mahal.

Bila kita amati profil baja ringan, memang terlihat sangat tipis, tetapi pada dasarnya
kuda-kuda baja ringan ini bila telah ter-assembly menjadi suatu rangkaian utuh akan cukup
kuat untuk menahan beban genteng di atasnya, genteng beton sekalipun. Ketepatan dalam
menyambung / mengoneksi antara batang profil juga menentukan kekuatan. Perbedaan
ketebalan profil yang hanya 0,25mm juga akan sangat sulit dibedakan dengan mata telanjang.
Untuk itu, sebaiknya pilihlah aplikator baja ringan yang terpercaya dan sudah memiliki reputasi
luas. Karena pada beberapa kasus, terjadi konstruksi baja ringan yang collapse, karena
kesalahan perhitungan beban dan aplikasi.

konstruksi atap baja ringan terdiri dari kuda-kuda yang disusun rapat pada jarak 1 s/d
1,2 m. Batang miring kuda-kuda baja ringan berfungsi sekaligus sebagai usuk. Di atas kuda-
kuda yang rapat inilah langsung dipasang reng dengan jarak sesuai jenis genteng yang dipakai.

Kelebihan konstruksi atap baja ringan adalah :

 Waktu pengerjaan sangat cepat


 Biaya relatif murah
 Beban konstruksi kepada pondasi dan kolom menjadi lebih ringan

Sedangkan Kelemahan konstruksi atap baja ringan adalah :

 Ruang atap tidak bisa dipakai, karena kuda-kuda baja ringan harus disusun pada jarak
yang rapat.
 Sulit ketika akan melakukan renovasi atau perubahan bentuk bangunan

2. Kuda-Kuda Baja Konvensional

Kuda-kuda ini banyak dipergunakan pada bangunan dengan bentang atap yang lebar,
misalnya gedung pertemuan, aula, atau pabrik. Berbeda dengan kuda-kuda baja ringan yang
mempergunakan profil tipis, kuda-kuda baja konvensional ini mempergunakan baja profil yang
cukup tebal. Cukup banyak jenis profil yang tersedia di pasaran, misal profil C, profil I, profil
H, profil siku, atau bentuk lain seperti pipa dan persegi. Jarak di antara kuda-kuda bisa cukup
jauh, yaitu antara 4-5m. Di atas kuda-kuda ini barulah dipasang usuk yang biasanya
menggunakan kanal C yang mirip dengan profil baja ringan. di atas usuk biasanya langsung
dipasang atap metal (spandeck) atau asbes. Bila ingin mempergunakan genteng bisa saja. Kanal
C tersebut berfungsi sebagai gording, dan ditambahi lagi usuk dan reng dari kayu di atasnya.

Kelebihan konstruksi atap baja konvensional adalah :

 Waktu pengerjaan sangat cepat


 Biaya relatif lebih mahal
 Kekuatan lebih terjamin
Sedangkan Kelemahan konstruksi atap konvensional adalah :

 Beban konstruksi kepada pondasi dan kolom menjadi berat.

3. Kuda-kuda beton

Kuda-kuda beton dibuat dari beton bertulang dengan ukuran tergantung bentang
atapnya. Tinggi penampang balok kuda-kuda beton biasanya berukuran 1/10 s/d 1/12 bentang
atapnya. Dengan perbandingan 2:3 untuk perbandingan lebar dan tingginya. Kuda-kuda beton
biasanya dipasang mengikuti modul ruang yang ada di bawahnya, karena memiliki penulangan
yang bisa menerus kepada penulangan kolom. Jarak maksimal antar kuda-kuda adalah 4 m. Di
atas kuda-kuda beton inilah dipasang gording kayu. Bisa mempergunakan kayu berukuran
8/12cm. Di atas gording kayu tersebut, barulah disusun usuk dan reng. Bila di antara balok
kuda-kuda tersebut diisi dengan bata, maka disebut gunungan atau sopi-sopi. Biasanya sopi-
sopi ini terdapat di bagian tepi atap yang berbentuk pelana. Kekuatan kuda-kuda beton ini
sangat tergantung pada ketepatan perhitungan dimensi, tulangan besi yang dipergunakan, dan
tentu saja material-material yang dipergunakan sebagai campuran beton, yaitu semen, pasir,
dan kerikil. Gunakan semen dengan kualitas baik untuk memastikan kekuatan dan mutu beton
yang dihasilkan.

Kelebihan konstruksi atap kuda-kuda beton adalah :

 Ruangan di bawah atap bisa dipergunakan


 Biaya relatif murah
 Kekuatan lebih terjamin

Sedangkan Kelemahan konstruksi atap kuda-kuda beton adalah :

 Beban konstruksi kepada pondasi dan kolom berat.


 Waktu pengerjaan lama, karena harus menunggu umur beton mengering.
 Proses pengerjaan repot karena memerlukan bekisting.

4. Kuda-kuda Kayu

Bagaimanapun kuda-kuda kayu mempunyai eksostisme tersendiri. Biasanya kuda-kuda ini


dipergunakan bila ingin mengekspose konstruksi kuda-kudanya. Misalkan pada bangunan yang
menggunakan konstruksi tradisional atau bangunan dengan fungsi khusus seperti hotel dan
resort. Kayu yang dipergunakan harus kayu yang mempunyai kualitas bagus, lurus dan kering.
Kelebihan Kuda-kuda kayu adalah aspek estetis yang tinggi dan  ruang di bawah atap bisa
dipergunakan. Sedangkan kelemahan kuda-kuda kayu adalah harganya yang relatif mahal.
 
Gording

Pada struktur atap, gording merupakan salah satu kontruksi vital yang diletakan diatas
beberapa kuda-kuda dengan tugas menopang dan menahan beban atap. Beban yang
bekerja tersebut perlu dianalisis yaitu, beban mati, beban hidup, dan
bebanangin.Gording dari baja ringan dapat dihubungkan dengan trekstang untuk
memperkuat dan mencegah dari terjadinya pergerakan.

Trekstang merupakan batang besi polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut
yang berfungsi sebagai pengatur jarak antar gording. Itulah sebabnya trekstang dibuat
dengan desain yang mudah digeser (diperpanjang/diperpendek) sesuai dengan
perencanaan.

Gording berada di atas kuda-kuda dan tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording juga
berfungsi sebagai tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan
panjang usuk yang tersedia.

Bubungan (Nok)

Balok nok atau bubungan adalah struktur yang mengikat kuda – kuda satu dengan yang
lainnya . posisi nya yang memanjang dan seusai dengan panjang rangka atap yang di bangun
biasa nya balok nok ini memiliki ukuran kayu 8/12 , 6/12 dan masih banyak lainnya.

Jurai dalam adalah sambungan dengan lekukan ke arah dalam, sementara jurai luar
adalah sambungan yang menonjol ke arah luar.
 
Usuk

Usuk adalah struktur rangka atap baja ringan yang menjadi tumpuan dari struktur rangka atap
yang ada di atas nya dan menyalurkan tekanan ke struktur rangka atap lainnya. Struktur yang
ada diatas usuk adalah reng dan penutup atap yang memiliki tekanan langsung dari luar
bangunan. Posisi usuk memanjang dari ujung satu kuda – kuda satu sama lainnya .Bahan dari
usuk adalah kayu kaso dengan ukuran 4/6 , 5/7 dan lain sebagainya.

Reng

Reng adalah struktur rangka atap yang letak posisi nya tepat di bawah penutup atap, dan
menyalurkan tekanan penutup atap ke struktur lain di bawah nya. Reng juga memiliki fungsi
sebagai tempat bersandar nya penutup atap . Posisi reng tegak lurus ke atas berlawanan arah
dengan usuk. Kayu yang biasa di gunakan adalah 2/4 , 4/6 dan lain sebagai nya .

Penutup atap
Penutup atap atau yang biasa kita sebut dengan genteng memiliki fungsi sebagai penahan
tekanan yang di hasilkan cuaca , seperti tekanan angin dan tekanan air hujan saat hujan turun .
banyak pilihan penutup rangka bangunan untuk atap yang bisa jadi referensi yang akan anda
gunakan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil penulis dari data – data dan analisa
perencanaan struktur yang telah dibahas pada bab – bab sebelumnya adalah
sebagai berikut :
1. Suatu struktur bangunan yang kokoh dan kuat tapi juga efisien
memerlukan suatu perencanaan struktur yang baik dengan menggunakan
peraturan – peraturan perencanaan secara tepat dan benar.
2. Pemodelan dan pembebanan sangat berpengaruh terhadap benar atau
tidaknya hasil perhitungan yang akan diperoleh. Kesalahan pada kedua hal
tersebut mengakibatkan kesalahan pada dimensi akhir walaupun
perhitungan yang telah dilakukan sudah benar.
3. Dalam perencanaan balok diperoleh harga momen, gaya lintang dan gaya
torsi tiap – tiap lantai yang bervariasi. Dari harga yang berbeda – beda
tersebut diambil harga – harga yang maksimum dan dikelompokkan untuk
setiap lantainya dengan tujuan untuk memudahkan perhitungan.
4. Dalam perencanaan struktur bawah ( pondasi ) digunakan data tanah dari
hasil tes sondir sebagai acuan dalam analisa struktur struktur pondasinya
agar diperoleh perencanaan yang kuat, aman dan efisien. Selain itu dalam
pemilihan tipe pondasi kita perlu memperhatikan faktor lingkungan
disekitar lokasi bangunan serta daya dukung tanahnya.
5. Perencanaan struktur bangunan tidak hanya meliputi aspek analisa
strukturnya saja, melainkan juga aspek biayanya ( RAB ) dan waktu
pelaksanaannya, sehingga seorang perencana struktur diharapkan juga
mampu membuat RAB,

time schedule, dan kurva S yang baik, dengan meminimalkan biaya dan waktu
pelaksanaan serta mutu yang optimal.
B. Saran

Penulis juga bermaksud memberikan saran yang berkaitan dengan


perencanaan struktur bangunan kepada perencana struktur bangunan gedung
khususnya rekan – rekan mahasiswa teknik sipil :
1. Sebelum merencanakan suatu struktur bangunan gedung hendaknnya
didahului dengan studi kelayakan agar pada perhitungan struktur nantinya
dapat diperoleh hasil perencanaan yang memuaskan baik dari segi mutu,
biaya, maupun waktu.
2. Diperlukan suatu koordinasi yang baik antara arsitek dan insinyur sipil
dalam merencanakan suatu bangunan gedung agar hasil desain arsitek
tidak menyulitkan insinyur sipil dalam aspek strukturnya. Hal ini
disebabkan perencanaan suatu struktur banguna gedung tidak hanya
memandang aspek strukturnya saja, tetapi juga aspek arsitekturalnya.
Dengan adanya komunikasi yang baik anmtara keduanya, diharapkan akan
dihasilkan suatu struktur bangunan gedung yang memenuhi syarat – syarat
keamanan struktur dan juga memiliki keindahan struktural.
3. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan
peraturan dan pedoman – pedoman standar dalam perencanaan struktur,
sehingga bangunan yang dihasilkan nantinya selalu memenuh persyaratan
yang terbaru yang ada ( up to date ) seperti dalam hal peraturan
perencanaan struktur tahan gempa, standar perencanaan struktur beton,
dan sebagainya.
4. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan
berpedoman pada faktor kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, pengalaman tenaga kerja serta segi ekonomisnya.
DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar, 2012. Teknik Pondasi

Dipohusodo, Istimawan. 1999. Struktur Beton Bertulang. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama


Metode-metode Pekerjaan Struktur. From http://www.scribd.com/doc/64462074/25/Metode-Metode-
Pekerjaan- Struktur, 09 Maret 2012

PPIUG, 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

Puspantoro, Benny. 1996. Konstruksi Bangunan Gedung Bertingkat Rendah.


Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

RSNI3, 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung

Sagel, R., P.Kole, Gideon H Kusuma. 1997. Pedoman Pengerjaan Beton.


Jakarta:ERLANGGA

Sagel, R., P.Kole, Gideon H Kusuma. 1997. Dasar-dasar Perencanaan beton bertulang.
Jakarta: ERLANGGA

Susanta, Gatut. 2007. Panduan Lengkap Membangun Rumah. Jakarta: Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai