“Kontruksi Bangunan “
OLEH
JEANLINE A. SOGEN
NIM : 2223034919
1 TPIPP A
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, hidayah dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan Artikel
ilmiah dengan judul “ KONTRUKSI BANGUNAN ”. Adapun maksud dan tujuan
Artikel lmiah ini untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
1. Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Angelina A. Sare Spd.M.Hum , selaku dosen
pengajar yang telah memberi dorongan dan pengarahan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
2. Kedua orang tuaku yang tercinta yang selalu mendoakan , memotivasi serta
menantikan keberhasilanku.
Tentunya ada hal-hal yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca dari
hasil karya ilmiah ini. Karena itu penulis berharap semoga Artikel ilmiah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Serta kritik dan saran sangat
diharapkan guna sempurnya karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah yang penulis buat
ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik, menambah wawasan,
dan tentunya berguna bagi penulis dan pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
Perencanaan struktur bertujuan untuk menghasilkan suatu struktur yang
stabil, cukup kuat, mampu menahan beban, dan memenuhi tujuan -tujuan lainnya
seperti ekonomi dan kemudahan pelaksanaan. Suatu struktur disebut stabil apabilaia
tidak mudaht erguling, miring ataupun tergeser selama umur bangunan yang di
rencanakan.Setiap bangunan gedung harus memiliki kemampuan memikul beban
yang telah diperhitungkan seperti beban muatan tetap maupun beban muatan
sementara yang timbul akibat gempa, pengaruhkorosi, jamur, maupun serangga
perusak struktur bangunan.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
6
2.2 Struktur Tengah
Struktur bagian tengah adalah bagian dari struktur bangunan yang terletak di
atas permukaan tanah dan di bawah atap. Bagian ini juga tidak kalah penting dar
struktur bawah. Struktur bagian bawah ini sering dijadikan acuan untuk mengukur
kelayakan bangunan apakah layak ditempati atau tidak. Struktur bagian tengah ini
terdiri dari sloof, dinding, kolom, ring balk, dan ada gunungan atau gewel.
Berikut penjelasan dari masing-masing bagian :
1. Sloof
Sloof adalah suatu elemen struktural dari bangunan yang terletak diatas
pondasi yang mampu menahan beban dari struktur lain yang berada di atasnya ke
struktur pondasi dengan menolak membungkuk. Slof sendiri memeliki beberapa
macam diantarannya yaitu :
a. Kontruksi Sloof dari Beton Bertulang
b. Kontruksi Sloof dari Batu Bata
c. Kontruksi Sloof dari Kayu
7
2. Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruang
dengan ruang lainnya.Fungsi dinding sendiri bermacam-macam diantaranya yaitu,
pembatas ruang luar dengan ruang dalam, penahan cahaya, angin, hujan, debu, suara,
dan lain-lain yang bersumber dari alam, pembatas antar ruang di dalam rumah,
Pemisah ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum dan juga sebagai
fungsi artistik tertentu. Dinding sendiri memiliki beberapa jenis yaitu :
a. Dinding Batu Bata
b. Dinding Batako
c. Dinding Batu Kapur
d. Dinding Bata Hebel atau Celcon
e. Dinding Partisi
3. Kolom
Kolom adalah komponen yang merupakan bagian sktruktur bangunan yang
berfungsi untuk menyangga beban aksial tekanan vertikal. Secara keseluruhan fungsi
konstruksi kolom adalah meneruskan seluruh beban dari bangunan ke pondasi. Jenis
kolom dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Kolom Ikat
b. Kolom Spiral
c. Kolom Komposit
4. Ring Balk
Ring Balk atau juga biasa dikenal dengan Balok
Ring adalah struktur bangunan yang terletak di atas dinding dan menjadi tumpuan
atau dudukan dari rangka atap. Letak dari Ring balk itu adalah 3 m - 3.5 m untuk
orang indonesia dan 3,5 m - 4,5 meter untuk orang luar negeri . ring balk ini adalah
penopang tekanan utama dari rangka atap dan menyalurkan tekanan nya ke struktur
lain yang ada di bawah nya .
5. Gewel
Gewel adalah sistem rangka atap yang menggunakan dinding menggunakan
pasangan bata sebagai pengganti kuda-kuda kayu.
8
2.3 Struktur Atas
Struktur atas merupakan bagian dari struktur bangunan yang berbentuk
memanjang ke atas. Bagian ini berfungsi untuk menopang atap. Contoh struktur atas
di antaranya yaitu kuda-kuda, gording, balok nok, jurai dalam, jurai luar usuk dan
reng. Berikut penjelasan tentang beberapa struktur bagian atas :
1. Kuda-kuda
Konstruksi kuda-kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi
untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat
memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada
struktur atap. Kuda-kuda memiliki beberapa macam diantaranya yaitu :
a. Kuda – Kuda Baja Ringan
b. Kuda – Kuda Konvensional
c. Kuda – Kuda Beton
d. Kuda – Kuda kayu
2. Gording
Gording merupakan bagian dari atap yang diletakan diatas beberapa
kudakuda dengan tugas menahan beban atap dan perkayuannya. Terdapat tiga jenis
beban yang dapat dianalisis dalam perhitungan dimensi gording, diantaranya: beban
mati, beban hidup, dan beban angin.
3. Balok nok
Balok nok atau bubungan adalah struktur yang mengikat kuda – kuda satu
dengan yang lainnya . posisi nya yang memanjang dan seusai dengan panjang rangka
atap yang di bangun biasa nya balok nok ini memiliki ukuran kayu 8/12 , 6/12 dan
masih banyak lainnya.
4. Jurai dalam
Jurai dalam merupakan bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris
atap sampai bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut
bangunan kedalam.
9
5. Jurai luar
Jurai luar ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap
sampai bubungan,terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke
luar. Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan umumnya
menentukan arah bangunan.
6. Usuk
Usuk atau juga biasa dikenal kasau adalah balok kayu yang diletakkan
melintang diatas gording. Usuk memiliki bentuk yang memanjang, mulai dari balok
dinding hingga keluar bagian dinding. Kehadirannya bertujuan membentuk overstek
atau teritisan, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
7. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang
sekitar 3 m.Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke
usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak
digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng.
10
BAB II
PEMBAHASAN
a. Perencanaan pondasi .
11
• Kedalaman harus berada dibawah daerah perubahan volume musiman
yang disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan
tanaman.
• Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau
pergeseran tanah.
• Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan
oleh bahan berbahaya yang terdapat di dalam tanah.
• Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan
geometri konstruksi atau lapangan selama proses pelaksanaan perlu
dilakukan.
• Metode pemasangan harus seekonomis mungkin.
• Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat
ditolerir dan elemen fondasi dan elemen bangunan atas.
• Fondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk
perlindungan lingkungan.
• Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah fondasi dangkal.
(misal: fondasi jalur, fondasi telapak atau fondasi strauss).
• Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di
bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah fondasi tiang
minipile, fondasi sumuran atau fondasi bored pile.
• Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah fondasi tiang pancang
atau fondasi bored pile.
12
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung tahun 1983 adalah:
c. Jenis Fondasi
• Fondasi Dangkal
13
Fondasi dangkal ini digunakan apabila beban yang diteruskan ke tanah
tidak terlalu besar. Misalnya, rumah sederhana satu lantai atau dua
lantai. yang termasuk fondasi dangkal antara lain:
• Fondasi Menerus
- Batu Kali
• Fondasi Setempat
14
• Fondasi Dalam
-Fondasi Sumuran
15
-Fondasi Tiang Pancang
16
-Fondasi Bored Pile
17
3.1.2 Sloof.
Sebagai tambahan pada sloof, untuk bangunan tahan terhadap gempa maka
disempurnakan pada ikatan antara sloof dengan pondasi yaitu dengan memberikan
angker dengan beri diameter 12 mm dengan jarak 1,5 meter. namun angka ini
dapat berubah untuk bangunan yang lebih besar atau bangunan bertingkat banyak.
18
• Definisi Sloof
Sloof kadang juga di sebut Tie Beam, atau Grade Beam. Semua
wujudnya sama tapi fungsinya yang berbeda-beda. Sloof adalah elemen
penting dalam struktur yang berada pada dasar struktur tersebut, sloof
serupa dengan balok namun perbedaannya terletak pada tempatnya saja.
Sloof atau Tie Beam sebagian besar sekarang di pakai adalah dari beton
bertulang yang di hitung sesuai dengan ketentuan pondasi yang ada
dengan dasar mengunakan SNI sebagai sumber acuan perhitungan.
19
• Fungsi Sloof
20
➢ Sebagai dinding penahan material urugan tanah, pasangan
keramik dan berbagai macam pekerjaan lantai bangunan agar
bisa tetap berada pada posisi yang direncanakan.
➢ Sloof juga bisa difungsikan sebagai ornamen untuk
memperindah arsitektur bangunan, terutama sloof yang
lokasinya diatas permukaan tanah sehingga bisa langsung
terlihat oleh orang.
Selain itu, dari segi sosial, dengan adanya sistem struktur sloof maka
beberapa orang bisa memperoleh pendapatan, ada tukang bangunan
yang mendapatkan upah kerja, ada pengusaha besi begel yang mendapat
keuntungan dari penjualan, ada toko bangunan yang mendapatkan laba
dari hasil penjualan material, ada juga arsitek atau insinyur yang
mendapatkan penghasilan dari kegiatan menghitung, merancang dan
melaksanakan pembangunan.
21
3.2 Struktur Tengah Bangunan.
Struktur bagian tengah adalah bagian dari struktur bangunan yang terletak di atas
permukaan tanah dan di bawah atap. Bagian ini juga tidak kalah penting dar struktur bawah.
Struktur bagian bawah ini sering dijadikan acuan untuk mengukur kelayakan bangunan
apakah layak ditempati atau tidak. Struktur bagian tengah ini terdiri dari sloof, dinding,
kolom, ring balk, dan ada gunungan atau gewel.
3.2.1 Dinding.
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/
membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang
berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding
struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus
diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk
bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya,
antara lain :
3.2.2 Kolom.
Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan
dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang), serta beban hembusan
angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban
sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang
diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke
permukaan tanah di bawahnya.
22
BAB IV
4.1 Kesimpulan .
Kesimpulan yang dapat diambil penulis dari data – data dan analisa
perencanaan struktur yang telah dibahas pada bab – bab sebelumnya adalah
sebagai berikut :
1. Suatu struktur bangunan yang kokoh dan kuat tapi juga efisien memerlukan
suatu perencanaan struktur yang baik dengan menggunakan peraturan –
peraturan perencanaan secara tepat dan benar.
2. Pemodelan dan pembebanan sangat berpengaruh terhadap benar atau
tidaknya hasil perhitungan yang akan diperoleh. Kesalahan pada kedua hal
tersebut mengakibatkan kesalahan pada dimensi akhir walaupun
perhitungan yang telah dilakukan sudah benar.
3. Dalam perencanaan balok diperoleh harga momen, gaya lintang dan gaya
torsi tiap – tiap lantai yang bervariasi. Dari harga yang berbeda – beda
tersebut diambil harga – harga yang maksimum dan dikelompokkan untuk
setiap lantainya dengan tujuan untuk memudahkan perhitungan.
4. Dalam perencanaan struktur bawah ( pondasi ) digunakan data tanah dari
hasil tes sondir sebagai acuan dalam analisa struktur struktur pondasinya
agar diperoleh perencanaan yang kuat, aman dan efisien. Selain itu dalam
pemilihan tipe pondasi kita perlu memperhatikan faktor lingkungan
disekitar lokasi bangunan serta daya dukung tanahnya.
5. Perencanaan struktur bangunan tidak hanya meliputi aspek analisa
strukturnya saja, melainkan juga aspek biayanya ( RAB ) dan waktu
pelaksanaannya, sehingga seorang perencana struktur diharapkan juga
mampu membuat RAB,
23
time schedule, dan kurva S yang baik, dengan meminimalkan biaya dan
waktu pelaksanaan serta mutu yang optimal.
4.2 Saran.
Penulis juga bermaksud memberikan saran yang berkaitan dengan
perencanaan struktur bangunan kepada perencana struktur bangunan gedung
khususnya rekan – rekan mahasiswa teknik sipil :
1. Sebelum merencanakan suatu struktur bangunan gedung hendaknnya
didahului dengan studi kelayakan agar pada perhitungan struktur
nantinya dapat diperoleh hasil perencanaan yang memuaskan baik dari
segi mutu, biaya, maupun waktu.
2. Diperlukan suatu koordinasi yang baik antara arsitek dan insinyur sipil
dalam merencanakan suatu bangunan gedung agar hasil desain arsitek
tidak menyulitkan insinyur sipil dalam aspek strukturnya. Hal ini
disebabkan perencanaan suatu struktur banguna gedung tidak hanya
memandang aspek strukturnya saja, tetapi juga aspek arsitekturalnya.
Dengan adanya komunikasi yang baik anmtara keduanya, diharapkan
akan dihasilkan suatu struktur bangunan gedung yang memenuhi syarat
– syarat keamanan struktur dan juga memiliki keindahan struktural.
3. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan
peraturan dan pedoman – pedoman standar dalam perencanaan struktur,
sehingga bangunan yang dihasilkan nantinya selalu memenuh
persyaratan yang terbaru yang ada ( up to date ) seperti dalam hal
peraturan perencanaan struktur tahan gempa, standar perencanaan
struktur beton, dan sebagainya.
4. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan
berpedoman pada faktor kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, pengalaman tenaga kerja serta segi ekonomisnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
RSNI3, 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
25