Anda di halaman 1dari 25

ARTIKEL ILMIAH

“Kontruksi Bangunan “

OLEH

JEANLINE A. SOGEN

NIM : 2223034919

1 TPIPP A

TEKNIK PERANCANGAN IRIGASI DAN PENANGANAN PANTAI

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

JL. Adi Sucipto Penfui Kupang – Nusa Tenggara Timur

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat, hidayah dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan Artikel
ilmiah dengan judul “ KONTRUKSI BANGUNAN ”. Adapun maksud dan tujuan
Artikel lmiah ini untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Angelina A. Sare Spd.M.Hum , selaku dosen
pengajar yang telah memberi dorongan dan pengarahan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

2. Kedua orang tuaku yang tercinta yang selalu mendoakan , memotivasi serta
menantikan keberhasilanku.

3. Serta teman-teman kelas 1 TPIPP A yang selalu memberi dukungan .

Tentunya ada hal-hal yang ingin penulis sampaikan kepada pembaca dari
hasil karya ilmiah ini. Karena itu penulis berharap semoga Artikel ilmiah ini dapat
menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Serta kritik dan saran sangat
diharapkan guna sempurnya karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah yang penulis buat
ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik, menambah wawasan,
dan tentunya berguna bagi penulis dan pembaca.

Kupang , Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 2


DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
BAB 1 .................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan Penulisan Makalah ........................................................................................................ 5
BAB II ................................................................................................................................... 6
KAJIAN PUSTAKA .............................................................. Error! Bookmark not defined.
2.1 Struktur Bawah ......................................................................................................................... 6
2.2 Struktur Tengah ........................................................................................................................ 7
2.3 Struktur Atas ............................................................................................................................. 9
BAB II ................................................................................................................................. 11
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 11
3.1 Struktur Bawah Bangunan ..................................................................................................... 11
3.1.1. Fondasi / Pondasi.................................................................................................................... 11
3.1.2 Sloof ......................................................................................................................................... 18
3.2 Struktur Tengah Bangunan ..................................................................................................... 22
3.2.1 Dinding..................................................................................................................................... 22
3.2.2 Kolom ....................................................................................................................................... 22
BAB IV ................................................................................................................................ 23
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................... 23
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 23
4.2 Saran ....................................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 25

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kontstruksi bangunan merupakan suatu cara atau teknik membuat,
mendirikan bangunan agar memenuhi persyaratan kuat, awet, indah, fungsional dan
ekonimis. Sebuah bangunan seperti jembatan, rumah, dll harus memiliki
keseimbangan dalam kontruksinya. Struktur bangunan merupakan komponen utama
yang menunjang berdirinya suatu bangunan. Struktur bangunan terdiri dari
komponen-komponen di atas tanah dan komponen-komponen di bawah tanah yang
direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat menyalurkan beban ketanah dasar.
Komponen - komponen yang membentuk struktur tersebut seperti pondasi,
sloof, dinding, kolom, ring, kuda-kuda, dan atap. Pada prinsipnya, elemen struktur
berfungsi untuk mendukung keberadaan elemen nonstruktur yang meliputi elemen
tampak, interior, dan detail arsitektur sehingga membentuk satu kesatuan. Setiap
bagian struktur bangunan tersebut juga mempunyai fungsi dan peranannya
masingmasing.
Struktur bangunan gedung harus direncanakan secara detail sehingga pada
kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan tidak terjadi keruntuhan. Maka
diperlukan suatu perencanaan struktur yang tepat dan teliti agar dapatn memenuhi
kriteria kekuatan (strenght), kenyamanan (serviceability), keselamatan (safety), dan
umur rencana bangunan (durability).

4
Perencanaan struktur bertujuan untuk menghasilkan suatu struktur yang
stabil, cukup kuat, mampu menahan beban, dan memenuhi tujuan -tujuan lainnya
seperti ekonomi dan kemudahan pelaksanaan. Suatu struktur disebut stabil apabilaia
tidak mudaht erguling, miring ataupun tergeser selama umur bangunan yang di
rencanakan.Setiap bangunan gedung harus memiliki kemampuan memikul beban
yang telah diperhitungkan seperti beban muatan tetap maupun beban muatan
sementara yang timbul akibat gempa, pengaruhkorosi, jamur, maupun serangga
perusak struktur bangunan.

1.2 Tujuan Penulisan Makalah.


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, makalah ini memiliki
tujuan sebagai berikut :

1. Membahas komponen – komponen pembentuk struktur


2. Menjelaskan fungsi dan peranan pembentuk struktur
3. Untuk mengetahui dimensi komponen struktur
4. Sebagai gambaran perencanaan struktur yang tepat

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Struktur Bawah.


Stuktur bawah adalah seluruh bagian struktur gedung atau bangunan yang
berada di bawah permukaan tanah. Struktur bawah mempunyai peranan yang sangat
penting bagi sebuah sistem struktur. Struktur bawah memikul beban-beban dari
struktur di atasnya sehingga struktur bawah tidak boleh runtuh terlebih dahulu dari
struktur atas. Struktur bagian bawah konstruksi bangunan yaitu pondasi.
Pondasi adalah struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung
dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang
mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya.
Pondasi sendiri memiliki klasifikasi senbagai berikut :
1. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung bebannya secara
langsung. Pondasi dangkal biasanya dipergunakan pada bangunan
sederhana/bangunan yang tidak berlantai serta pada bangunan 2 lantai. Jenis
pondasi dangkal pada bangunan terbagia atas dua jenis, yaitu Pondasi Batu
(Pondasi Garis) dan Pondasi Plat Kaki (Pondasi Foot-Plate).
2. Pondasi dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yag meneruskan beban bangunan ke tanah
keras atau batu yang terletak relative jauh dari permukaan. Adapun jenisjenis
pondasi dalam, yaitu pondasi rakit, pondasi sumuran, pondasi caisson, pondasi
sarang laba-laba, dan pondasi tiang.

6
2.2 Struktur Tengah
Struktur bagian tengah adalah bagian dari struktur bangunan yang terletak di
atas permukaan tanah dan di bawah atap. Bagian ini juga tidak kalah penting dar
struktur bawah. Struktur bagian bawah ini sering dijadikan acuan untuk mengukur
kelayakan bangunan apakah layak ditempati atau tidak. Struktur bagian tengah ini
terdiri dari sloof, dinding, kolom, ring balk, dan ada gunungan atau gewel.
Berikut penjelasan dari masing-masing bagian :
1. Sloof
Sloof adalah suatu elemen struktural dari bangunan yang terletak diatas
pondasi yang mampu menahan beban dari struktur lain yang berada di atasnya ke
struktur pondasi dengan menolak membungkuk. Slof sendiri memeliki beberapa
macam diantarannya yaitu :
a. Kontruksi Sloof dari Beton Bertulang
b. Kontruksi Sloof dari Batu Bata
c. Kontruksi Sloof dari Kayu

7
2. Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang membatasi satu ruang
dengan ruang lainnya.Fungsi dinding sendiri bermacam-macam diantaranya yaitu,
pembatas ruang luar dengan ruang dalam, penahan cahaya, angin, hujan, debu, suara,
dan lain-lain yang bersumber dari alam, pembatas antar ruang di dalam rumah,
Pemisah ruang yang bersifat pribadi dan ruang yang bersifat umum dan juga sebagai
fungsi artistik tertentu. Dinding sendiri memiliki beberapa jenis yaitu :
a. Dinding Batu Bata
b. Dinding Batako
c. Dinding Batu Kapur
d. Dinding Bata Hebel atau Celcon
e. Dinding Partisi
3. Kolom
Kolom adalah komponen yang merupakan bagian sktruktur bangunan yang
berfungsi untuk menyangga beban aksial tekanan vertikal. Secara keseluruhan fungsi
konstruksi kolom adalah meneruskan seluruh beban dari bangunan ke pondasi. Jenis
kolom dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Kolom Ikat
b. Kolom Spiral
c. Kolom Komposit
4. Ring Balk
Ring Balk atau juga biasa dikenal dengan Balok
Ring adalah struktur bangunan yang terletak di atas dinding dan menjadi tumpuan
atau dudukan dari rangka atap. Letak dari Ring balk itu adalah 3 m - 3.5 m untuk
orang indonesia dan 3,5 m - 4,5 meter untuk orang luar negeri . ring balk ini adalah
penopang tekanan utama dari rangka atap dan menyalurkan tekanan nya ke struktur
lain yang ada di bawah nya .
5. Gewel
Gewel adalah sistem rangka atap yang menggunakan dinding menggunakan
pasangan bata sebagai pengganti kuda-kuda kayu.

8
2.3 Struktur Atas
Struktur atas merupakan bagian dari struktur bangunan yang berbentuk
memanjang ke atas. Bagian ini berfungsi untuk menopang atap. Contoh struktur atas
di antaranya yaitu kuda-kuda, gording, balok nok, jurai dalam, jurai luar usuk dan
reng. Berikut penjelasan tentang beberapa struktur bagian atas :
1. Kuda-kuda
Konstruksi kuda-kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi
untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat
memberikan bentuk pada atapnya. Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada
struktur atap. Kuda-kuda memiliki beberapa macam diantaranya yaitu :
a. Kuda – Kuda Baja Ringan
b. Kuda – Kuda Konvensional
c. Kuda – Kuda Beton
d. Kuda – Kuda kayu
2. Gording
Gording merupakan bagian dari atap yang diletakan diatas beberapa
kudakuda dengan tugas menahan beban atap dan perkayuannya. Terdapat tiga jenis
beban yang dapat dianalisis dalam perhitungan dimensi gording, diantaranya: beban
mati, beban hidup, dan beban angin.
3. Balok nok
Balok nok atau bubungan adalah struktur yang mengikat kuda – kuda satu
dengan yang lainnya . posisi nya yang memanjang dan seusai dengan panjang rangka
atap yang di bangun biasa nya balok nok ini memiliki ukuran kayu 8/12 , 6/12 dan
masih banyak lainnya.
4. Jurai dalam
Jurai dalam merupakan bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris
atap sampai bubungan,dan terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut
bangunan kedalam.

9
5. Jurai luar
Jurai luar ialah bagian yang tajam pada atap,berjalan dari garis tiris atap
sampai bubungan,terdapat pada pertemuan dua bidang atap pada sudut bangunan ke
luar. Merupakan sisi atap yang teratas,selalu dalam keadaan datar dan umumnya
menentukan arah bangunan.

6. Usuk
Usuk atau juga biasa dikenal kasau adalah balok kayu yang diletakkan
melintang diatas gording. Usuk memiliki bentuk yang memanjang, mulai dari balok
dinding hingga keluar bagian dinding. Kehadirannya bertujuan membentuk overstek
atau teritisan, sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
7. Reng
Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang
sekitar 3 m.Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke
usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak
digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng.

10
BAB II

PEMBAHASAN

3.1 Struktur Bawah Bangunan.


Struktur bawah merupakan bagian dari struktur bangunan yang terletak di bawah
permukaan tanah.Bagian ini harus dibangun dengan sangat kokoh, karena menopang beban
dari atas. Contoh struktur bawah adalah pondasi dan sloof.

3.1.1. Fondasi / Pondasi.

Fondasi bangunan adalah kontruksiyang paling terpenting pada suatu


bangunan. Karena fondasi berfungsi sebagai "penahan seluruh beban yang berada
di atasnya dan gaya – gaya dari luar". Fondasi merupakan bagian dari struktur
yang berfungsi meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya.
Dalam struktur apapun, beban yang terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri
ataupun akibat beban rencana harus disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung
dalam hal ini adalah tanah yang ada di bawah struktur tersebut. Beton bertulang
adalah material yang paling cocok sebagai fondasi untuk struktur beton bertulang
maupun bangunan baja, jembatan, menara, dan struktur lainnya. Beban dari kolom
yang bekerja pada fondasi ini harus disebar ke permukaan tanah yang cukup luas
sehingga tanah dapat memikul beban dengan aman. Jika tegangan tekan melebihi
tekanan yang diizinkan, maka dapat menggunakan bantuan tiang pancang untuk
membantu memikul tegangan tekan pada dinding dan kolom pada struktur.

a. Perencanaan pondasi .

Dengan memperhatikan faktor-faktor dalam pemilihan tipe fondasi terdapat


juga Syarat-syarat umum dari fondasi yaitu:

• Kedalaman harus memadai untuk menghindarkan pergerakan tanah


lateral dari bawah fondasi khususnya untuk fondasi telapak dan fondasi
rakit.

11
• Kedalaman harus berada dibawah daerah perubahan volume musiman
yang disebabkan oleh pembekuan, pencairan dan pertumbuhan
tanaman.
• Sistem harus aman terhadap penggulingan, rotasi, penggelinciran atau
pergeseran tanah.
• Sistem harus aman terhadap korosi atau kerusakan yang disebabkan
oleh bahan berbahaya yang terdapat di dalam tanah.
• Sistem harus mampu beradaptasi terhadap beberapa perubahan
geometri konstruksi atau lapangan selama proses pelaksanaan perlu
dilakukan.
• Metode pemasangan harus seekonomis mungkin.
• Pergerakan tanah keseluruhan dan pergerakan diferensial harus dapat
ditolerir dan elemen fondasi dan elemen bangunan atas.
• Fondasi dan konstruksinya harus memenuhi syarat standar untuk
perlindungan lingkungan.

b. Fondasi berdasarkan daya dukung tanah.

• Bila tanah keras terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah fondasi dangkal.
(misal: fondasi jalur, fondasi telapak atau fondasi strauss).
• Bila tanah keras terletak pada kedalaman sekitar 10 meter atau lebih di
bawah permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah fondasi tiang
minipile, fondasi sumuran atau fondasi bored pile.
• Bila tanah keras terletak pada kedalaman 20 meter atau lebih di bawah
permukaan tanah maka jenis pondasinya adalah fondasi tiang pancang
atau fondasi bored pile.

12
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung tahun 1983 adalah:

• Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).


• Tanah sedang (2–5 kg/cm2)
• Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
• Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)

Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian


secara sederhana. Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi
beban 5 kg tidak akan mengalami penurunan atau amblas maka tanah
tersebut digolongkan tanah keras.

c. Jenis Fondasi

Fondasi dalam suatu bangunan merupakan bagian paling bawah dan


berhubungan langsung dengan tanah. Pada struktur bangunan, fondasi
berfungsi untuk memikul beban bangunan yang ada diatasnya. Untuk
menghasilkan bangunan yang kokoh, fondasi juga harus direncanakan dan
dikerjakan dengan hati-hati. Fondasi harus diperhitungkan sedemikian rupa
baik dari segi ukuran, kekuatan, dan kualitas material.

Secara garis besar fondasi dibagi menjadi 2 jenis yaitu:

• Fondasi Dangkal

Fondasi dangkal adalah fondasi yang tidak membutuhkan galian tanah


terlalu dalam karena lapisan tanah dangkal sudah cukup keras, apalagi
bangunan yang akan dibangun hanya rumah sederhana. Kekuatan
fondasi dangkal ada pada luas alasnya, karena fondasi ini berfungsi
untuk meneruskan sekaligus meratakan beban yang diterima oleh tanah.

13
Fondasi dangkal ini digunakan apabila beban yang diteruskan ke tanah
tidak terlalu besar. Misalnya, rumah sederhana satu lantai atau dua
lantai. yang termasuk fondasi dangkal antara lain:

• Fondasi Menerus

- Batu Kali

 Material Penyusun Utama: Batu Kali - Semen - Pasir Cor


 Penerapan: Rumah Sederhana 1 Lantai

Fondasi ini digunakan oleh sebagian besar rumah satu lantai di


Indonesia. Fondasi ini dipasang menerus sepanjang dinding bangunan
untuk menahan dinding serta mengikat kolom-kolom berdekatan.
Fondasi menerus dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan
persegi ataupun trapesium. Keuntungan memakai fondasi ini adalah
beban bangunan dapat disalurkan secara merata, dengan catatan seluruh
fondasi berdiri diatas tanah keras. Sementara kelemahan fondasi ini,
biaya untuk fondasi cukup besar, memakan waktu agak lama dan
memerlukan tenaga kerja yang banyak.

• Fondasi Setempat

➢ Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah /


Koral - Cor
➢ Penerapan: Rumah Sederhana 2 Lantai - Ruko

Fondasi telapak berbentuk seperti telapak kaki seperti ini.Fondasi ini


setempat, gunanya untuk mendukung kolom baik untuk rumah satu
lantai maupun dua lantai. Jadi, fondasi ini diletakkan tepat pada kolom
bangunan. Fondasi ini terbuat dari beton bertulang. Dasar fondasi
telapak bisa berbentuk persegi panjang atau persegi.

14
• Fondasi Dalam

Fondasi sumuran adalah jenis fondasi dalam.

Fondasi dalam adalah fondasi yang didirikan dipermukaan tanah


dengan kedalam tertentu dimana daya dukung dasar fondasi
dipengaruhi oleh beban struktural dan kondisi permukaan tanah.
Fondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman lebih dari 3 m di
bawah elevasi permukaan tanah. Fondasi dalam dapat dijumpai dalam
bentuk fondasi tiang pancang, dinding pancang dan caissons atau
fondasi kompensasi. Fondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer
beban ke lapisan tanah yang lebih dalam sampai didapat jenis tanah
yang mampu mendukung beban struktur bangunan.

Jenis - jenis fondasi dalam:

-Fondasi Sumuran

➢ Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral -


Cor
➢ Penerapan: Ruko - Kantor

Fondasi sumuran merupakan sebuah bentuk peralihan antara fondasi


dangkal dan fondasi dalam. Fondasi sumuran sangat tepat digunakan
pada lapisan tanah keras yang berada pada kedalaman lebih dari 3m.
Diameter fondasi sumuran biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada
kemungkinan dalam satu bangunan diameternya berbeda-beda, ini
dikarenakan masing-masing kolom berbeda bebannya.

15
-Fondasi Tiang Pancang

➢ Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral -


Pasir Cor (pada umumnya pabrikasi tiang pancang)
➢ Penerapan: Perkantoran - Mall - Gedung Bertingkat

Penggunaan fondasi tiang pancang sebagai fondasi bangunan dilakukan


apabila tanah yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai
daya dukung beban (bearing capacity) yang cukup untuk memikul
beban bangunan dan beban yang bekerja padanya atau apabila tanah
yang mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat
bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada lapisan yang
sangat dalam dari permukaan tanah dengan kedalaman lebih dari 8
meter.

Fungsi dan kegunaan dari fondasi tiang pancang adalah untuk


mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur)
kelapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam. Dalam pelaksanaan
pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah,
tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat menahan
gaya-gaya horizontal yang bekerja, Hal seperti ini sering terjadi pada
dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu.
Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat
yang dipergunakan serta disesuaikan dengan perencanaannya.

16
-Fondasi Bored Pile

➢ Material Penyusun Utama: Besi - Semen - Batu Pecah / Koral -


Pasir Cor
➢ Penerapan: Perkantoran - Mall - Gedung Bertingkat

Fondasi Bore Pile adalah bentuk Fondasi Dalam yang dibangun di


dalam tanah dengan kedalaman tertentu. Fondasi di tempatkan sampai
ke dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lubang yang dibor
dengan alat bore pile. Setelah mencapai kedalaman yang dibutuhkan,
kemudian dilakukan pemasangan begisting yang terbuat dari plat besi,
kemudian dimasukkan rangka besi fondasi yang telah dirakit
sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lubang yang sudah di
bor tersebut. Pekerjaan fondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus,
untuk mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan
pengecoran, kesing tersebut dikeluarkan kembali.

17
3.1.2 Sloof.

Struktur bangunan yang terletak di atas pondasi bangunan. Sloof berfungsi


mendistribusikan beban dari bangunan atas ke pondasi, sehingga beban yang
tersalurkan setiap titik di pondasi tersebar merata. Selain itu sloof juga berfungsi
sebagai pengunci dinding dan kolom agar tidak roboh apabila terjadi pergerakan
tanah.

Sebagai tambahan pada sloof, untuk bangunan tahan terhadap gempa maka
disempurnakan pada ikatan antara sloof dengan pondasi yaitu dengan memberikan
angker dengan beri diameter 12 mm dengan jarak 1,5 meter. namun angka ini
dapat berubah untuk bangunan yang lebih besar atau bangunan bertingkat banyak.

Secara singkat, sloof adalah beton bertulang yang diletakkan secara


horisontal di atas pondasi. Kesimpulannya, Sloof berfungsi mendistribusikan
beban dari atas (dinding dan kolom) untuk disalurkan ke pondasi. Sehingga semua
beban yang terdistribusikan ke dalam pondasi kurang lebih sama. Selain itu Sloof
berfungsi sebagai pengikat antara dinding, kolom dan pondasi.

18
• Definisi Sloof

Sloof merupakan jenis konstruksi beton bertulang yang sengaja di


desain khusus luas penampang dan jumlah pembesiannya disesuaikan
dengan kebutuhan beban yang akan dipikul oleh sloof tersebut
nantinya. Untuk menentukan luas penampang (ukuran sloof ini),
dibutuhkan perhitungan teknis yang tepat agar sloof tersebut nanti
“benar-benar
mampu”
untuk
memikul
beban
dinding bata
diatasnya
nanti. Untuk
itu, ada
baiknya kita

menggunakan jasa konsultan untuk menghitung dan mendesain dimensi


sloof ini.

Sloof kadang juga di sebut Tie Beam, atau Grade Beam. Semua
wujudnya sama tapi fungsinya yang berbeda-beda. Sloof adalah elemen
penting dalam struktur yang berada pada dasar struktur tersebut, sloof
serupa dengan balok namun perbedaannya terletak pada tempatnya saja.

Sloof atau Tie Beam sebagian besar sekarang di pakai adalah dari beton
bertulang yang di hitung sesuai dengan ketentuan pondasi yang ada
dengan dasar mengunakan SNI sebagai sumber acuan perhitungan.

19
• Fungsi Sloof

Fungsi sloof sangat penting dalam struktur, diantaranya sebagai


penahan beban yang ada di atasnya seperti dinding, jendela, kusen
untuk di salurkan ke ujung-ujungnya atau ke bagian pondasi sehingga
pondasi tidak
langsung
menerima beban
dari atas.

Sloof berfungsi untuk memikul beban dinding, sehingga


dinding tersebut “berdiri” pada beton yang kuat, sehingga tidak terjadi
penurunan dan pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding rumah
menjadi retak atau pecah. Selain itu Sloof juga memiliki fungsi sebagai
berikut:

➢ Menerima beban dari bagian bangunan diatasnya, seperti


pasangan dinding, pintu, jendela, dan sejenisnya.
➢ Meratakan beban yang diterima dari bangunan diatasnya untuk
kemudian disalurkan menuju pondasi.
➢ Sebagai pengikat antar kolom sehingga struktur bangunan
menjadi kaku dan aman terhadap goncangan akibat angin,
gempa, dan lain-lain.

20
➢ Sebagai dinding penahan material urugan tanah, pasangan
keramik dan berbagai macam pekerjaan lantai bangunan agar
bisa tetap berada pada posisi yang direncanakan.
➢ Sloof juga bisa difungsikan sebagai ornamen untuk
memperindah arsitektur bangunan, terutama sloof yang
lokasinya diatas permukaan tanah sehingga bisa langsung
terlihat oleh orang.

Selain itu, dari segi sosial, dengan adanya sistem struktur sloof maka
beberapa orang bisa memperoleh pendapatan, ada tukang bangunan
yang mendapatkan upah kerja, ada pengusaha besi begel yang mendapat
keuntungan dari penjualan, ada toko bangunan yang mendapatkan laba
dari hasil penjualan material, ada juga arsitek atau insinyur yang
mendapatkan penghasilan dari kegiatan menghitung, merancang dan
melaksanakan pembangunan.

21
3.2 Struktur Tengah Bangunan.

Struktur bagian tengah adalah bagian dari struktur bangunan yang terletak di atas
permukaan tanah dan di bawah atap. Bagian ini juga tidak kalah penting dar struktur bawah.
Struktur bagian bawah ini sering dijadikan acuan untuk mengukur kelayakan bangunan
apakah layak ditempati atau tidak. Struktur bagian tengah ini terdiri dari sloof, dinding,
kolom, ring balk, dan ada gunungan atau gewel.

3.2.1 Dinding.
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/
membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang
berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding
struktural (bearing wall). Dinding pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus
diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk
bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya,
antara lain :

a. Dinding batu buatan : bata dan batako


b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/
beton pra cetak

3.2.2 Kolom.
Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan
dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan barang), serta beban hembusan
angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban
sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang
diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke
permukaan tanah di bawahnya.

22
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan .
Kesimpulan yang dapat diambil penulis dari data – data dan analisa
perencanaan struktur yang telah dibahas pada bab – bab sebelumnya adalah
sebagai berikut :
1. Suatu struktur bangunan yang kokoh dan kuat tapi juga efisien memerlukan
suatu perencanaan struktur yang baik dengan menggunakan peraturan –
peraturan perencanaan secara tepat dan benar.
2. Pemodelan dan pembebanan sangat berpengaruh terhadap benar atau
tidaknya hasil perhitungan yang akan diperoleh. Kesalahan pada kedua hal
tersebut mengakibatkan kesalahan pada dimensi akhir walaupun
perhitungan yang telah dilakukan sudah benar.
3. Dalam perencanaan balok diperoleh harga momen, gaya lintang dan gaya
torsi tiap – tiap lantai yang bervariasi. Dari harga yang berbeda – beda
tersebut diambil harga – harga yang maksimum dan dikelompokkan untuk
setiap lantainya dengan tujuan untuk memudahkan perhitungan.
4. Dalam perencanaan struktur bawah ( pondasi ) digunakan data tanah dari
hasil tes sondir sebagai acuan dalam analisa struktur struktur pondasinya
agar diperoleh perencanaan yang kuat, aman dan efisien. Selain itu dalam
pemilihan tipe pondasi kita perlu memperhatikan faktor lingkungan
disekitar lokasi bangunan serta daya dukung tanahnya.
5. Perencanaan struktur bangunan tidak hanya meliputi aspek analisa
strukturnya saja, melainkan juga aspek biayanya ( RAB ) dan waktu
pelaksanaannya, sehingga seorang perencana struktur diharapkan juga
mampu membuat RAB,

23
time schedule, dan kurva S yang baik, dengan meminimalkan biaya dan
waktu pelaksanaan serta mutu yang optimal.
4.2 Saran.
Penulis juga bermaksud memberikan saran yang berkaitan dengan
perencanaan struktur bangunan kepada perencana struktur bangunan gedung
khususnya rekan – rekan mahasiswa teknik sipil :
1. Sebelum merencanakan suatu struktur bangunan gedung hendaknnya
didahului dengan studi kelayakan agar pada perhitungan struktur
nantinya dapat diperoleh hasil perencanaan yang memuaskan baik dari
segi mutu, biaya, maupun waktu.
2. Diperlukan suatu koordinasi yang baik antara arsitek dan insinyur sipil
dalam merencanakan suatu bangunan gedung agar hasil desain arsitek
tidak menyulitkan insinyur sipil dalam aspek strukturnya. Hal ini
disebabkan perencanaan suatu struktur banguna gedung tidak hanya
memandang aspek strukturnya saja, tetapi juga aspek arsitekturalnya.
Dengan adanya komunikasi yang baik anmtara keduanya, diharapkan
akan dihasilkan suatu struktur bangunan gedung yang memenuhi syarat
– syarat keamanan struktur dan juga memiliki keindahan struktural.
3. Seorang perencana struktur hendaklah selalu mangikuti perkembangan
peraturan dan pedoman – pedoman standar dalam perencanaan struktur,
sehingga bangunan yang dihasilkan nantinya selalu memenuh
persyaratan yang terbaru yang ada ( up to date ) seperti dalam hal
peraturan perencanaan struktur tahan gempa, standar perencanaan
struktur beton, dan sebagainya.
4. Pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan
berpedoman pada faktor kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di
lapangan, pengalaman tenaga kerja serta segi ekonomisnya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar, 2012. Teknik Pondasi

Dipohusodo, Istimawan. 1999. Struktur Beton Bertulang. Jakarta:Gramedia Pustaka


Utama Metode-metode Pekerjaan Struktur. From
http://www.scribd.com/doc/64462074/25/Metode-Metode-Pekerjaan- Struktur, 09 Maret 2012

PPIUG, 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

Puspantoro, Benny. 1996. Konstruksi Bangunan Gedung Bertingkat Rendah.


Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

RSNI3, 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung

Sagel, R., P.Kole, Gideon H Kusuma. 1997. Pedoman Pengerjaan Beton.


Jakarta:ERLANGGA

Sagel, R., P.Kole, Gideon H Kusuma. 1997. Dasar-dasar Perencanaan beton


bertulang. Jakarta: ERLANGGA

Susanta, Gatut. 2007. Panduan Lengkap Membangun Rumah. Jakarta: Penebar


Swadaya

25

Anda mungkin juga menyukai