Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KONSEP BANGUNAN TAHAN / RANA GEMPA

(konstruksi tahan gempa rumah tradisional suku besemah kota

pagar alam sumatera selatan)

Oleh:

Nama : Masheri Adrianus Soru

Nim : 023220002

FAKULTAS TEKNIK

PRODI ARSITEKTUR
UNIFERSITAS NUSA NIPA MAUMERE

TAHUN AKADEMIK 2022 / 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada allah yang maha kuasa karena atas berkat dan
rahmatNya yang telah Ia limpahkan kepada saya sehinggah saya bisa menyelesaikan
hasil riview konsep bangunan tahan / rana gempa dengan konstruksi tahan gempa rumah
tradisional suku besemah di kota pagar alam sumatera selatan.

Tidak lupa juga saya mengucapkan terimah kasih kepada semua sumber atau semua
pihak yang telah turut membantu saya dan memberikan informasi terkait konsep
bangunan tahan gempa.tentunya tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagi pihak

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih banyak sekali terdapat kekurangan
baik dari penyusun maupun tata bahasa penyampaian dalam riview konsep bangunan
tahan / rana gempa ini.saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki riview konsep bangunan tahan / rana gempa ini.

Saya berharap semoga riview konsep bangunan tahan / rana gempa yang saya susun
ini bisa memberikan manfaat dan juga menjadi inspirasi untuk pembaca.
Maumere, 15 April 2023

DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

BAB 1.PENDAHULUAN

1.1 : latar belakang

1.2 : rumusan masalah

1.3 : tujuan

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 : landasan teori

2.2 : prinsip-prinsip utama kontruksi tahan gempa

2.3 : panduan pembanguan konstruksi tahan gempa pada rumah kayu

2.4 : penerapan prinsip konstruksi tahan gempa pada rumah besemah

2.5 : sistem kontruksi rumah besemah dalam mengurangi resiko gempa


BAB 3. PENUTUP

3.1 : kesimpulan

3.2 : saran

DARTAF PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1
Latar Belakang

Indonesian terletak pada pertemuan lempeng-lempeng geologi, dengan aktifitas


kegempaan dan gunung berapi yang tinggi.sepanjang pulau jawa terdapat deretan
gunung berapi yang masih aktif.keadaan geografi yang rawan gempa mengharuskan
perlakuan khusus untuk bangunan yang di bangun.bangunan harus bisa memberikan
respon atas keadaan geografi di indonesia.ada ketentuan yang harus di perhatikan untuk
faktor keamanan,struktur dan konstruksi yang benar menentukan kekuatan bangunan.

Masyarakat pagaralam sendiri telah memiliki desain rumah tahan gempa jauh
sebelum orang-orang pada masa kini memulai mendesain rumah tahan gempa.suku
besemah yang mendiami kawasan di sekitar gunung dempo telah mewariskan rumah
tradisional mereka secara turun temurun hingga kini.mungkin banyak orang telah
mengetahui tentang keunikan suku besemah dan rumah tradisonal mereka, untuk itulah
saya ingin mengkaji lebih dalam tentang keunikan masyarakat suku besemah dan desain
rumah tradisionalnya yang tahan terhadap gempa.

1.1.1
pengertian gempa bumi

gempa bumi adalah geteran atau guncangan yang terjadi dipermukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik.gempa bumi bisa disebabkan karena bergesernya lempengan bumi atau
meletusnya gunung api.gempa bumi dibedakan menjadi dua yaitu gempa tektonik
dan gempa vulkanik.

1.1.2
pengertian bangunan tahan gempa

membangun bangunan dan dapat menahan gempa adalah terciptanya suatu


bangunan yang dapat mencegah terjadinya korban serta memperkecil kerugian
harta benda.dari hal tersbut pengertian bangunan tahan gempa sbb.,

bila terjadi gempa ringan bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik
pada komponen non-konstruksi maupun pada komponen strukturalnya.

bila terjadi gempa sedang bangunan boleh mengalami kerusakan pada
komponen n0n-struktural akan tetapi komponen struktur tidak boleh rusak.

bila terjadi gempa besar bangunan boleh mengalami kerusakan baik pada
komponen non-struktural maupun komponen strukturalnya akan tetapi
jiwa penghuni bangunan tetap selamat.artinya sebelum bangunan runtuh
masih cukup waktu bagi penghuni bangunan untuk keluar.

1.2
Rumusan Masalah


Bagaimana rumah tradisional suku Besemah bisa resisten terdadap gempa

Apakah konstruksi rumah tradisonal suku Besemah bisa dikategorikan
sebagai konstruksi tahan gempa

1.3
Tujuan


mencari, mempelajari, menganalisis konstruksi yangdi miliki oleh rumah
tradisional suku Besemah

mengenal dan mempelajari tentang teori konstruksi bangunan tahan gempa

menganalisa resistensi konstruksi yang dimiliki oleh rumah tradisional suku
Besemah terhadap gempa

mengidentifikasi rumah tradisional suku Besemah sebagai konstruksi tahan
gempa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan teori

2.1.1 konstruksi

Konstruksi merupakan suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana yang


meliputi pembangunan gedung dan instalasi mekanikal dan elektrikal dalam sebuah
bidang arsitektur maupun teknik sipil.secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai
objek keseluruhan bangunan yang terdri dari bagian-bagian struktur

2.1.2 syarat konstruksi bangunan

Secara umum konstruksi bangunan harus memenuhi 5 syarat yaitu:

1.
kuat dan awet dalam arti tidak mudah rusak sehinggah biaya pemeliharaan
relatif menjadi murah.
2.
Fungsional dalam arti bentuk ukuran dan organisasi ruangan memenuhi
kebutuhan sesuai dengan fungsinya.
3.
Indah dalam arti bentuknya enak dipandang mata
4.
Hygenis dalam arti sirkulasi udara dan cahayanya cukup sehingga penghuninya
merasa nyaman dan sehat
5.
Ekonomis dalam arti tidak terdapat pemborosan sehinggah pembiayaan menjadi
relatif efisien dan efektif.

2.1.3 sistem didalam konstruksi bangunan

Sistem dalam konstruksi bangunan ada 4 yaitu:


1.
Sistem bangunan
Sistem bangunan merupakan sebagai suatu susunan bagian-bagian yang saling
berhubungan atau tergantung satu sama lain yang membentuk sebuah kesatuaan
kompleks dan berlaku untuk satu fungsi.
2.
Sistem struktural
Sistem struktural merupakan sebuah bangunan yang dirancang dan dikonstruksi
untuk dapat menyokong dan meyalurkan gaya gravitasi dan beban lateran ke
tanah dengan aman tanpa melampui beban yang di izinkan atau yang dapat
ditanggung oleh bagian-bagian sistem struktur itu sendiri.

Substruktur atau struktur bawah adalah struktur dasar yang
membentuk fondasi sebuah bangunan

Midstruktur atau struktur tengah berupa kolom,balok dan dinding
penopang menyokong struktur lantai dan atap

Upperstruktur atau struktur atas adalah perpanjangan bangunan di
atas fondasi.
3.
Sistem selubung
Sistem selubung merupakan cangkang atau selimut bangunan yang terdiri dari
atap,dinding eksterior jendela dan pintu.
4.
Sistem mekanikal
Sistem mekanikal bangunan memberikan pelayanan yang penting bagi bangunan.

2.1.4 struktur

Struktur adalah tata ukur, tata hubung, tata letak dalam suatu sistem yang membentuk
satuan kerja.hubungan dalam bangunan adalah sistem penyaluran atau distribusi gaya-
gaya eksternal maupun internal menuju ke bumi.fungsi utama dari sistem struktur
adalah memikul seacara aman dan efektif beban yang bekerja pada bangunan serta
menyalurkan ke tanah melalui fondasi.secara garis besar struktur dapat disimpulkan
menjadi beberapa prinsip yaitu:
1.
Sistem struktur
Sistem ini adalah satu kesatuan kerja dari berbagai elemen yang memiliki tujuan
tertentu.kesinambungan dalam penahanan beban pada suatu bangunan pada
sistem struktur bangunan tinggi dikelompokan dalam sistem yang digunakan
untuk menahan gaya gravitasi dan sistem untuk menahan gaya lateral.
2.
Gaya eksternal dan gaya internal
a)
Gaya ekternal gaya yang berasal dari luar bangunan seperti angin, gempa
bumi
b)
Gaya internal gaya yang berasal dari dalam banguanan seperti
Beban mati ( berat fondasi,kolom,dinding,dll )
Beban hidup ( berat manusia,lemari,kursi,dll
3.
Menyalurkan beban
Gaya yang bekerja pada suatu bangunan.gaya tersebut akan mengalami
penyaluran beban.beban-beban tersebut diantaranya:
a)
Beban mati
b)
Beban hidup
c)
Beban angin dan
d)
Beban gempa
4.
Pengertian gaya
Gaya merupakan suatu tarikan atau suatu dorongan yang dikerahkan sebuah
benda terhadap benda lain.pengaruh gaya pada benda antara lain sbb:
a)
Menyebabkan perubahan kecepatan gerak benda
b)
Menyebabkan benda diam menjadi gerak dan sebaliknya
c)
Mengubah arah gerak benda
d)
Mengubah bentuk suatu benda
5.
Jenis tumpuan
a)
Tumpuan sendi
Tumpuan sendi dapat menerima gaya dari segala arah tetapi tidak mampu
menahan momen.dengan demikian tumpuan sendi hanya mempunyai dua
gaya reaksi yaitu reaksi vertikal dan reaksi horisontal
b)
Tumpuan rol
Tumpuan rol hanya dapat menerima gaya tegak lurus dan tidak mampu
menahan momen.dengan demikian tumpuan rol hanya dapat menahan satu
gaya reaksi yaitu tegak lurus.
c)
Tumpuan jepit
Tumpuan jepit dapat menahan gaya ke segala arahdan dapat menahan
momen.dengan demikian tumpuan jepit mempunyai tiga reaksi yaitu
reaksi vertikal,reaksi horisontal dan reaksi momen.

2.2 prinsip-prinsip utama konstruksi tahan gempa

Tata cara perencanaan konstruksi kayu.prinsip utama dalam konstruksi tahan gempa
meliputi:

1.
Denah yang sederhana dan simetris

Penyelidikan kerusakan akibat gempa menunjukan pentingnya denah bangunan


yang sederhana dan elemen-elemen struktur penahan gaya horisontal yang
simetris.struktur seperti ini dapat menahan gaya gempa lebih baik karena
kurangnya efek torsi dan kekuatannya lebih merata.
Gambar 1. Denah sederhana dan simetris

2.
Bahan bangunan harus seringan mungkin

Gambar 2.penerapan bahan bangunan ringan


2.3 Panduan pembangunan konstruksi tahan gempa pada rumah kayu
2.3.1 metode penelitian

penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan
dan Taylor yang menyatakan metedologi kualitatif sebagai produser penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.dengan kata lain penelitian ini disebut penelitian kualitatif
kerena merupakan penelitian yang tidak mengandalkan perhitungan.seperti halnya
dalam penelitian kami tentang konstruksi tahan gempa rumah tradisional suku besemah
ini lebih berfokus pada fakta-fakta yang ditemukan dilapangan.bagaimana proses
pembangunan, bahan-bahan yang digunakan, faktor internal dan eksternal dll.maka dari
itu metode yang digunakan dalam penelitian yaitu deduktif rasionalistik dan deskriptif.

2.3.2 lokasi penelitian

Penelitian berlokasi di desa pelang kenidai yaitu sekitar 1,5 jam dari kota pagaralam

2.3.3 teknik pengumpulan data

Pada penelitian ini digunakan beberapa metodologi dalam mencapai maksud dan tujuan
yang dijabarkan pada sub bab sebelumnya.

Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:



Observasoi / survey

Wawancara

Studi literatur

2.3.4 teknik analisis data


Berikut tahapan analisa yang saya guanakan dalam penelitian ini sebagai berikit:
1. Membaca atau mempelajari data, menandai gagasan-gagasan yang ada dalam data, yaitu
meliputi data-data hasil observasi yang telah kami lakukan sebelumnya dan juga sumber
literatur yang sudah kami dapat yang berkaitan dalam penelitian ini.
2. Mempelajari gagasan ide tersbut berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data
3. Menuliskan model yang ditemukan berdasarkan servey yang dilakukan yaitu rumah
tradisional suku besemah artinya kita akan fokus pada analisa terhadap rumah tradisional
tersebut.
4. Mengemukakan ide sesuai dengan fakta-fakta dan rasional
5. Menarik kesimpulan atas teori, rasional dan data-data yang telah dikumpulkan.

2.3.5 hasil dan pembahasan

Suku besemah diprediksi telah mendiami daerah pagar alam sejak abab 6
masehi.selain itu situsmegalitikum salah satu kebudayaan peninggalan nenek moyang
yang masih terjaga hingga saat ini adalah rumah tradisional besemah atau Ghumah
Baghi.rumah tradisional dengan konstruksi sederhana ini mampu bertahan terhadap
gempa yang sering terjadi akibat aktivitas vulkanik gunung dempo, namun terbukti
rumah besemah ini mampu bertahan hungga ratusan tahun.

Berdasarkan SNI 03-1726-2002 tata cara perancangan ketahanan gempa untuk


bangunan oleh dinas pekerjaan umum tahun 2006, ada 3 prinsip dalam pembangunan
rumah kayu tahan gempa yaitu:

1.
Denah yang sederhana dan simetris
2.
Bahan bangunan harus seringan mungkin
3.
Sistem konstruksi yang memadai dalam mengurangi resiko gempa.

Maka dari itu saya akan melakukan analisa terhadap penerapan prinsip konstruksi tahan
gempa pada rumah suku besemah.

2.4 penerapan prinsip konstruksi tahan gempa pada rumah besemah

2.4.1 denah rumah besemah

Denah rumah besemah adalah simetris dengan ukuran misalnya 6x6, 7x7, 8x8. Namun
seiring dengan perkembangan zaman beberapa rumah mengalami penambahan
bangunan. Dan artinya rumah besemah memenuhi prinsip rumah tahan gempa yang
pertama tentang denah simetris.

2.4.2 bahan bangunan rumah suku besemah

Rumah kayu memang cenderung memiliki bahan bangunan yang ringan, namun tidak
memperhatikan prinsipnya bisa jadi terjadi kesalahan konstruksi terutama dalam hal
pemilihan bahan bangunan.jika kita menggunakan atap bahan genteng dan
menggunankan kayu-kayu berat pada kuda-kuda atap maka saat terjadi gempa struktur
bagian bawah akan mengalami kerusakan karena struktur atas yang terlalu berat.tetapi
hal ini tidak terjadi pada rumah suku besemah mereka telah memiliki pemahaman
terhadap beban bahan banguanan.

A.struktur bawah

Pada rumah besemah struktur bawah memiliki beban yang paling besar karena
penggunaan kayu-kayu dengan diameter besar, pada struktur bawah ini terdapat 3
komponen yaitu:

1.
Umpak batu
2.
Tiang dudok
3.
Kitau

Sebagai pondasi bangunan struktur bawah dibuat dengan bahan-bahan yang berat
bertujuan sebagai penumpu dan penyeimbang dari struktur diatasnya sekaligus
menyalurkan beban-beban pada bangunan ke tanah.
B.struktur tengah

Bagian ini merupakan bagian fungsional dari rumah dimana sirkulasi dan aktifitas
manusia terjadi didalamnya. Pada struktur tengah banyak terdapat beban hidup dan
beban mati dan struktur tengah terdri atas:

1.
Balok inti
2.
Panduan bawah dan atas
3.
Galar
4.
Dinding
5.
Sake
C.struktur atas

Struktur atas merupakan struktur yang paling ringan pada konstruksi rumah besemah.
Struktur atas didominasi oleh bambu dan rotan, struktur kuda-kuda atap terbuat dari
kayu entaman dan gayu gelam.pada zaman dahulu suku besemah menggunankan
gelumpai daun nipah namun seiring perkembangan zaman semua rumah suku besemah
sedah menggunakan seng.
Dari data bahan konstruksi rumah besemah ini dapat di tarik kesimpulan bahwa
bahan bangunan yang paling berat ada di struktur bawah sementara yang paling rinagan
pada struktur atas. Kondisi inilah yang membuat rumah besemah ini memiliki
keseimbangan yang baik dalam mengalurkan gaya atau beban yang ada pada
bangunan.keseimbangan ini harus diperhitungkan karena akan mengurangi resiko
kerusakan saat gempa terjadi.keseimbanganan struktur dapat di contohkan pada gambar
di bawah ini.
2.5 sistem konstruksi rumah besemah dalam mengurangi resiko gempa

Dalam konstruksi tahan gempa sangat penting bahwa struktur utama penahan gaya
horisontal itu bersifat kenyal ( elastisitas ) karena jika kekuatan elastis di lampaui
keruntuhan getas yang tiba-tiba tidak akan terjadi. Cara dimana gaya-gaya tersebut di
alirkan biasanya disebut jalur lintasan gaya. Tiap-tiap bangunan harus mempunyai jalur
lintasan gaya yang cukup untuk menahan gaya gempa horisontal, pada suku besemah
memiliki 3 sistem konstruksi dalam mengurangiresiko gempa yaitu, sistem penyalur
gaya, sistem reduksi gaya, dan elastisitas sambungan pada rumah besemah.

2.5.1 sistem penyalur gaya

Gaya terbagi menjadi 2 yaitu, internal dan eksternal.


Internal meliputi : beban mati dan beban hidup

Eksternal terbagi 2 yaitu : beban angin dan beban gempa
2.5.2 sistem reduksi gaya

Saat terjadi gempa jalur lintasan gaya bersifat fertikal namun gaya inersia tiap struktur
bersifat horisontal, hal ini bertujuan untuk menciptakan keseimbangan pada bangunan.
Pada rumah besemah ini gaya yang ditimbulkan oleh gempa direduksi oleh struktur
bawah rumah, meliputi:

1.
Umpak batu
Yang unik dari rumah besemah ini adalah mereka tidak menggunakan pondasi
umpak yang berbentuk solid melainkan menggunakan batu pecah atau batu bulat
yang disusun dan sedikit dibenamkan ke tanah sebagai dasar pondasi rumah
2.
Kitau sebagai tumpuan rol
Ternyata suku besemah telah mengenal sistem tumpuan rol jauh sebelum
teknologi yang berkembang saat ini. Pada saat ini tumpuan rol umumnya di
gunakan pada konstruksi jembatan agar jembatan bersifat elastis saat ada beban
besar bekerja diatasnya. Begitu pula tumpuan rol pada rumah besemah yang
berfungsi sebagai reduktor gaya gempa.

2.5.3 Elastisitas sambungan pada rumah besemah

Rumah besemah menggunakan sistem knockdown atau bongkar pasang dan tidak
menggunakan pasak atau paku, remah besemah menggunakan sistem jepit pada
sambungan rumah. Dan pada bagian atap hanya menggunakan sistem ikatan yang
terbuat dari bahan rotan. Hal ini memberi keuntungan pada konstruksi rumah karena
rumah ini memiliki elastisitas yang baik pada tiap-tiap bangunan. Ini artinya rumah
besemah telah memenuhi prinsip elastisitas pada konstruksi tahan gempa.masing-
masing pertemuan antara kolom dan balok saling menjepit satu sama lain tanpa paku
atau pasak sehinggah rumah menjadi kokoh. Sistem jepit pada sambungan rumah
besemah ini dibuat dengan cara seperti gambar di bawah ini,
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Berdasarkan buku pedoman teknis rumah dan bangunan gedung tahan gempa
departemen pekerjaan umum 2006 prinsip utama konstruksi tahan gempa meliputi 3 hal
yaitu:(1) Denah yang sederhana dan simestris, (2) Bahan bangunan harus seringan
mungkin, (3) sistem konstruksi yang memadai dalam mengurangi resiko gempa. Secara
keseluruhan konstruksi rumah besemah telah memenuhi semua prinsip rumah tahan
gempa

Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami lakukan, bahwa faktor ketahanan gempa
suatu banguanan kayu meliputi, keseimbangan, kekokohan dan elastisitas. Ketiga faktor
tersebut harus diterapkan dalam desain terutama dalam merancang rumah atau bangunan
tahan gempa. Sabagai arsitek pun kita harus jeli dalam memilih bahan banguanan yang
menjadi konstruksi banguanan kita agar mampu memenuhi ketiga faktor tersebut.

3.2 saran


sumber informasi yang terbatas sehinggah sedikit menghambat dalam
pengumpulan data materi makalah

tidak ada acuan pasti tentang bangunan tahan gempa

karena gempa bumi merupakan bencana alam yang tidak dapat dipastikan kapan
terjadi diperlukan pengembangan IPTEK yang lebih tinggi untuk bisa
memprediksi kapan dan dimana gempa bumi terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

H Frick, 1999 ilmu konstruksi bangunan jilid idan 2, Kanisius, Yogyakarta, 1999

Departemen Pekerjaan Umum. 2006. PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH


TAHAN GEMPA. Studio penataan bangunan dan lingkungan dirjen cipta karya 2006
jakarta.

Boen, Teddy. 2009. Manual Bangunan Tahan Gempa. World Seismic Safety Initiative.
Jakarta
Allen, Edward.,1998, Dasar – dasar konstruksi bangunan, Erlangga. Jakarta

Ir. Soemono 1993. Ilmu gaya: bangunan-bangunan statis tak tertentu. Djambatan.

Sunggono, Ir.,1995, buku teknik sipil , Nova Bandung

Abdullah, Mikrajuddin, 2007, Fisika dasar 1, ITB Bandung

Prasetya Tiar, 2006 , gempa bumi ciri dan cara menanggulanginya, Gita Nagari,
yogyakarta

Anantasa, Yuda.2008.,gempa bumi dan dampak yang ditimbulkannya, Sidoarjo

Tjondro , Johanes , Adhijoso.2014.perkembangan dan prospek rekayasa struktur kayu


di indinesia..Universitas kristen petra

Ari Siswanto,.1998. kearifan lokal sumatera selatan. Palembang

Proto Malayan. 2012. Suku pasemah / besemah . dalam


http://protomalayans.blogspot.com/2012/07/suku-pasemah-besemah.html . Diakses pada
september 2014

Ahmad Yanuana Samantho. 2013 ,budaya megalitikum di indonesia.


https://ahmadsamantho.wordpress.com/2013/01/04/budaya-megalitikum-di-indonesia/
diakses pada september 2014

Badan Pusat Statistik Kota Pagar Alam. 2012. Data kota pagar alam.
http://pagaralamkota.bps.go.id/ diakses pada september 2014.

Anda mungkin juga menyukai