Anda di halaman 1dari 3

PROSES PEMBANGUNAN RUMAH SESUAI DENGAN ADAT DAN KEBUDAYAAN

ORANG PALUE.

1. Persiapan Awal

Pengumpulan beruapa material yaitu batu dan pasir. Batu dan pasir dikumpulkan
dengan menggunakan tenaga manusia, mulai dari proses pengumpulan sampai dengan
pengangkatan hingga sampai kelokasi pembangunan rumah. Setelah selesai semuanya
dilanjutkan dengan pembuatan batako.

2. Pekerjaan Awal.

Awalnya adalah pengukuran untuk menentukan posisi bangunan dan batasannya. Lalu
menentukan titik-titik dari banguan dengan mendirikan pagar papan dan benang. Kemudian
digali mengikuti benang yang telah dibuat oleh tukang tersebut.

3. Pekerjaan Pondasi.

Pekerjaan pondasi diawali dengan seremonial adat (Pa’u Watu) yang dilakukan oleh
Laki Mosa atau Tuan Tanah dengan dipercikinya batu-batu tersebut dengan air kepala muda
yang belum ada isinya dan daun (Nio reru ne noo Ule wunu ne) disetiap sudut sampai lima
kali, setelah selesai baru dilanjutkan dengan pekerjaan pondasi. Setelah semuanya selesai
dan sebelum memberi makan para pekerja terlebih dahulu kita melakukan sesajian atau
memberi makan kepada para leluhur. Pihak saudari (Weta Ina) yang memberikan sesajian
disalah satu titik yang nantinya akan dijadikan sebagai pusat atau tempat khusus untuk
melakukan sesajian. Barang-barang yang di gunakan untuk memberi makan para leluhur
yaitu Sirih Pinang, Tembakau, Kapur, Moke dan makanan yang disiapakan.
4. Pekerjaan Tiang.

Pemasangan tiang diawali dengan pengolesan darah (Darah Babi) terlebih dahulu pada
besi yang akan dicor menjadi sebuah tiang. Sebelum adanya pemberian darah pada tiang
besi maka tiang tersebut dilarang untuk dipasang. Kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan
slof dan dinding.

5. Pekerjaan Kosen Pintu dan Jendela.

Pemasangan kosen pintu dan jendela juga sama halnya dengan pemasangan tiang yaitu
dengan diolesinya terlebih dahulu dengan darah baru dipasang. Pemasangan kosen pintu dan
jendela disisi dinding tertentu untuk akses keluar masuk. Kayu tersebut dilapisi dengan
politur atau cat agar kuat dan tahan lama.

6. Pekerjaan Tiang Nok

Yang pertama kali memahat tiang nok adalah dari pihak saudari (Weta Ina) dengan
memahat sebanyak lima kali, setelah itu baru dilakukan secara gotong royong oleh para
tukang dan tokoh-tokoh. Proses pemasangannya juga tidak jauh berbeda dengan
pemasangan tiang dan kosen. Tiang nok juga terlebih dahulu diolesi dengan darah dan
diperciki dengan air kepala sebanyak lima kali baru dipasang dan dilanjutkan dengan
pemasangan kuda-kuda dan gordin. Setelah gordin selesai dipasang maka dilanjutkan
dengan pekerjaan atap. Sebelum seng dipaku seng tersebut harus terlebih dahulu diperciki
dengan air kelapa dan daun sebanyak lima kali oleh pihak saudari (Weta Ina) dan pertama
kali mencantapkan paku diseng baru dilanjutkan oleh para tukang. Selama proses pengerjaan
atap pihak saudari (Weta Ina) itu duduk berkabung (Walu Kale) dalam sebuah kamar dekat
dengan tempat sesajian dan tidak boleh kemana-mana sampai dengan pekerjaan atap selesai.
Setelah selesai semuanya diakhiri dengan pekerjaan bubungan dengan menggunakan seng
plat yang sudah diolesi dengan darah.

Kegiatan akhir dari semuanya adalah dengan pembuatan ritual adat ( Ngiru Siko)
dengan tujuan untuk mengusir segala jenis penyakit agar di rumah baru yang akan kita
tempati itu dengan nyaman, damai dan terhindar dari segala jenis penyakit.

Nama: mario farisned belarmino

Prodi: arsitektur

Nim : 023220008

Anda mungkin juga menyukai