Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 GambaranObjekPenelitian

RumahyamgdijadikanobjekpenelitianyaitupadarumahbapakTamrinHj.Yasin.yangterlet
ak di Jambula.Jambulamerupakankelurahan yang terletak di kecamatanpulau Ternate,
Jambulaberbatasandengansasadankastela.MayoritaspendudukJambulamerupakanasliTernate
danpenduduknyamerupakanpemeluk agama islam.

Gambar 1.1Rumah/TampakDepanrumah (Sumber: Dokumenter pribadi,2016)

Gambar 1.2.TampakdepanrumahbapakTamrinHj.Yasin (sumber: Dokumenter pribadi,2016)

1
Gambar 1.3.TampaksampingrumahbapakTamrinHjYasin(sumber: Dokumenter pribadi,2016)

4.2 SejarahRumahBapakTamrinHj.Yaasin

RumahbapakTamrinHjYasindibangunkuranglebihpadatahun
1970.Pemilikpertamadarirumahiniadalah Ayah dariBapakTamrinHjYasin.
Rumahinimerupakanrumah yang memilikiumurcukup lama
danmasihtetapberdirikokohhinggasaatini.rumahtersebutbelumpernah di
renovasikecualipadapenggunaanatap,danbagianbelakangyaknidapursertaruangmakanrumahter
sebut.karenaseiringberkembangnyazamandanpolahidupmasyarakatmakaataptersebutdigantide
nganatapseng, dimana yang dulunyamenggunakanatap yang terbuatdaridaunsagu (
daunrumbia ).

4.3 adatsertatradisidalammembangunFalaKancing.

Adat serta tradisi pastinya tak terlepas dari pada masyarakat di suatu daerah tertentu
khususnya daerah ternate yang dimana pada umumnya segala aktivitas masyarakat harus
berdasarkan pada Adat serta Tradisi yang telah di bangun dari zaman nenek moyang
terdahulu. Tradisi tersebut tentunya berkaitan erat dengan syariat agama dan pribadi
manusia.

2
Berikut tradisi membangun pada masyarakat kota ternate:

1.Pembagiankelompok.
Pada tradisi atau kebiasaan adat penduduk sekitar Jambula memiliki adat kebiasaan
sebelum membangun dengan membagi kelompok.Ada kelompok untuk memasak makanan
yaitu para ibu-ibu penduduk sekitar.Ada juga kelompok yang pergi kehutan untuk
mengumpulkan bahan.Ada juga kelompok untuk menganyam bamboo untuk di jadikan
dinding.Ada juga kelompok bagian untuk mengangkat batu atau bamboo dan bahan-bahan
lainnya dari hutan ke lahan yang akan di bangun rumah tersebut.

2.Pengumpulan bahan.
Pengumpulanbahaninidilakukansecarakelompokatausecaragotongroyong.Dihutanterdekat.Pen
gumpulannyaberdasarkankebutuhanpadarumahtersebut.Denganmengangkat bamboo
danpohon-pohonbesaruntukmengeluarkandarihutan.CaraPengeluaran bamboo
ataupohonbesarinimenggunakanadatsertatradisitersendiri.Tradisiinidisebutdengan bamboo
gila bamboo gila ini adalah tradisis waktu zaman sebelum adanya perang, pada masa itu
belum adanya truk pengangkut atau alat bantu lainya untuk membawa pohon besar serta
bahan-bahan lainnya yang sangat berat, maka untuk memudahkan dalam proses pengumpulan
bahan tersebut dilakukanlah prosesi atau tradisi yang saat ini dikenal sebagai tarian bambu
gial. Tradisi ini berkaitan erat dengan kepercayaan yang di anut pada penduduk sekitar
tentang hal mistis yang telah ada sejak dari zaman nenek moyang terdahulu dimana bahan
yang berat diberi syarat oleh pawang yang sedang memegang obor mantra yang merupakan
bahasa ternate yaitu Bara Masuen Idadi Gow-gow yang artinya panas api meringankan atau
melayang jadila.

3
Gambar1.4.Baramasuen (sumber: penulis,2016)

3.Peletakan batu pertama

Setelahmengumpulkanbahandansebelummelakukanpembangunanrumahtersebut.Dilakukanup
acarauntukpeletakanbatupertamadenganmenyiapkanbelangakecil yang terbuatdaritanahliat
yang di bunkus kain putih lalu dibacakan do’a .Gunanya agar
rumahtersebutdapatberdiridandihunitanpagangguanapa pun.
Setelahitubarumelakukanprosesipeletakanbatupertama. Nah batu pertama di letaka pada 4 sisi
lahan yang akan di bangun rumah. ini berfungsi sebagai penahan sudut yang secara mistis

4
sebagai pelindung bangunan ada pun makna dari peletakan tersebut. Ialah 4 menandakan 4
sahabat serta 4 tiang penyangga langit. Di karenakan rumah di ibaratkan bagaikan manusia
serta Alam Raya.

1.Gotong royong dalam membangun.


Pada masa lampau yang kini tradisis tersebut mulai musna dimana tidak ada lagi tradisis
gotong royong dalam membangun rumah, di karenakan biyaya serta tenaga yang harus di
bayar dan semakin banyak para jasa buru bangunan yang mencari nafka. Gotong royong para
penduduk dalam hal membangun rumah tersebut di lakukan guna untuk membantu
sesamanya dalam menyelesaikan Rumah tersebut.Setelahpeletakanbatupertama.Maka,
prosesipembangunan di mulai.Dimulaidaribagianpondasi.Penyusunandanmenganyam bambu
untuk serta mengait satu demi setu potongan kayu atau bambu dan di kancing agar saling
berkaitan..

2.Pembacaan do’a sukuran


Padaprosesipembacaando’aini di
kumpulkanpadapendudukuntukmelakukanpembacaaando’aatausukuranbersama.Untukmensy
kuribahwapembangunanrumahselesaisesuaidengan proses denganbaik.

5
4.4 Struktur

A. Struktur\

6
Gambar 1.5.Struktur fala kanci (Rumah kancing) tanpa renovasi (sumber:penulis,2016)

Strukturrumahtersebutmenggunakanstruktur system
kancingdenganbahanutamanyaadalahkayudan bamboo Serta batu

Batudigunakanpadastrukturutamayaitubagianpondasi.kemudiandisusunmenggunakanka
pursampaikedindingmenjadisetengah leger.

Gambar 1.6.Sistem kancing (Sumber : Dokumentasi pribadi,2016)

Kayudigunakansebagaistrukturkonstruksisertapenahanuntukdindingdanatap.

Gambar 1.7.Penggunaan Material Kayu (Sumber : Dokumentasi pribadi,2016)

7
Bamboo sebagaiintidaridindingserta di lapisidengankapur.

Kemudian di susunsesuaidenganstrukturpadarumahfalakanci.Berikutinipenjelsanya :

1.Pondasi : untukpondasiprosesnyasamasepertipenyusunanpondasipadaumumnyanamun,
berbedapadabahan yang di
gunakanberdasarkansumberinformasipondasinyadisusunmenggunakanbatugunungdan di
rekatdengankapursebagaipenahan yang kinidigantidengan semen.
Kapuriniterbuatdarikeranglaut yang dijemurkemudian di baharbersamabatangkelapalalu di
bakarsampaihangushinggatinggalabunyakemudian di siramdengan air garam.

2.Dinding : pada dinding ini memerlukan prosesnya. Pada prosesnya ini langsung pada
pembentukan denah yakni menarik benang ke dalam lahan yang nantinya di bangun rumah
kemudian di tarik untuk menentukan sudut. Pada tipekal denah rumah fala kanci ini
berdasarkan makna serta hakekat dari padangan menurut kepercayaan penduduk. Setelah itu,
proses penyambungan antara struktur-struktur pada dinding yang sling berkait berikut contoh
yang di ambil pada bembuatan rumah fala kanci struktur bambu.

Gambar 1.8. struktur dinding (sumber: penulis,2016)

3.Atap : untuk atapnya sendiri samahalnya dengan atap pada bangunan tradisional khas
ternate lainnya. Hanya saja bahan dari konstruksinya berbeda dan sistem pengaitnya juga

8
berbeda. Pada rumah fala kanci ini balok serta konstruksinya saling berkaitan. Cara
pengaitan dengan kayu satu dan lainnya kemudian di ikat dengan ijuk atau gumutu. Setelah
itu penutup pada bagian atap ini pakai atap surambi atapnya di jahit dan di ratakan
menggunakan batang pohon kelapa. Ada pun bahan lainya seperti rumput Alang-alang yang
dikeringkan. Pada dasarnya sesuai tradisi ada pun bagian tertentu seperti kemiringan yang
disebut suai kemiringan ini berdasarkan iklim pada daerah ternate. Ada pun balok yang
melintang pada atap yang berfungsi menyalurkan hujan turun ke tana yang di sebut Mafana.

Gambar1.9.Bentuk Atap yang sudah menggunakan material seng

Gambar1.10.Bentuk Konstruksi Atap Asli Bangunan

4.5. konseppenerapankonstruksiFalaKancinguntuktiperumahsederhanamasakini

9
Penerapan pada bangunan pada masa kini ini di terapkan sesuai dengan penerapan tatacara
konstruksinya. Dan dikolaborasikan dengan struktur bangunan tahan gempa. Kaitan antara
kostruksi rumah adat fala kanci dan bangunan tahan gempa agak berkaitan. Karna sistemnya
sama namun sistem pada bangunan tahan gempa kosengnya tidak saling berkaitan dan balok
penahan nya tidak ada. Dan tidak menggunakan tulangan pada dindingnya. Hanya saja untuk
bahan materialnya di ganti dengan mterial yang ringan.

Pada bangunan tahan gempa biasanya pondasinya memakai pondasi tiang pancang yang
kedalamannya 45 cm. Berdasarkan data yang adanya. Dan bahannya yang ringan. Untuk itu
kolaborasi ini di butuhkan untuk menarik minat masyarakat agar tetap dilestarikan dengan
cara mengaplikasikan dengan penerapan ini. Apalagi di bagian daerah rawan gempah.

Berikut ini penerapannya untuk bangunan khusus daerah rawan gempah:

1. Pondasi.

Pondasi menggunakan pondasi batu kali yang biasa digunakan pada bangunan lantai satu
pada umumnya

Gambar 1.11.Pondasi batu kali


(sumber:http://juniorhomeplandesign.blogspot.co.id/2015/05/menghitung-volume-pondasi-
batu-kali.html)

10
2. Dinding.
Pembangunan rumah dengan sistem kanci atau kancing. Akan di terapkan pada bangunan
masa kini, walau pun bentuknya memakai tipe rumah minimalis atau pun model rumah saat
ini. Namun tetap mempertahankan konstruksi bangunan. Dan bahan pada tulangan diding ini
dengan mengunakan anyaman dari besi atau di kolaborasikan antara bambu dengan besi atau
kawat. Dan pelapisnya menggunakan gipsum.

3. Atap.
Atapnya menggunakan konstruksi kayu dengan mengunakan pengancingan kayu yang kuat.
Pada penutup atap akan di gunakan genteng onduvilla dimana penutupnya sangat ringan dan
mudah dalam penerjaannya. Genteng ini sangat cocok untuk bangunan di daerah yang rawan
akan gempa.

Gambar 1.12.Penerapan Genteng pada atap rumah(sumber : Penulis 2016)

Pada dasarnya pembangunan yang direncanakan sama halnya dengan pembangunan rumah-
rumah sederhana seperti biasanya tetapi dari segi konstruksi yang dirubah menggunakan
konstruksi dari rumah adat fala kanci (Rumah kancing) yang terbukti kuat dengan sistem
kancing atau kaitan yang terbukti dapat menahan gempa, penggunaan konstruksi seperti ini
diterapkan karena sesuai dengan penglihatan langsung pada saat penelitian yaitu rumah adat
fala kanci yang masih terlihat kokoh meskipun hampir keseluruhannya telah di renovasi

11
tetapi mereka masih menggunakan konstruksi yang masih bertahan dari pertama proses
pembuatan rumah.

KESIMPULAN

 Indonesia memiliki beragam rumah adat tradisional dan beragam tradisi dalam
pembangunannya.
 Rumah adat fala kanci memiliki tradisi membangun dengan struktur yang kuat yaitu
sistem kancing dan penahan yang berada di bagan atas bawah dan tengah bangunan.
 Penerapan tradisi membangun fala kanci pada rumah sederhana warga kota ternate
akan bermanfaat untuk menciptakan rumah sederhana yang tahan terhadap gempa.
SARAN

 Melakukan sosialisasi dengan warga kota ternate mengenai penerapan tradisi rumah
fala kanci untuk rumah tinggal mereka.
 Mengadopsi konstruksi fala kanci (Rumah kancing) dengan perkembangan material
yang ada.

12
13

Anda mungkin juga menyukai