Anda di halaman 1dari 5

REVIEW BUKU ARSITEKTUR

Dalam buku FRANCIS D.K.CHING yang


berjuudul ARSITEKTUR BENTUK, RUANG, DAN
TATANAN membahas prinsip arsitektur,
menyandingkan citra-citra yang merentang waktu
selama berabad-abad dan melintasi perbatasan kultur
untuk menciptakan perbendaharaan desain yang
substansial dan abadi. Di antara topiktopik yang
dibahas terdapat titik, garis, bidang, proporsi, skala,
sirkulasi,dan interdependensi dari bentuk dan ruang.
Buku ini adalah buku pegangan utama mengenai
bagaimana bentuk dan ruang saling berhubungan dan
diorganisir dalam penyusunan lingkungan kita, buku ini
telah direvisi untuk menegaskan dan menjelaskan
konsep. Buku ini juga menguraikan dan memberikan :

Gambar-gambar renderan tangan


bukaan dan skala
Contoh-contoh elemen desain arsitektural
kontemporer
prinsip-prinsip desain

Dalam buku ini jelas sekali bahwa beliau ingin mempertegas definisi arsitektur menurutnya
yaitu, Arsitektur membentuk suatu tautan yang mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi.
Karena pada buku ini 3 sub bagian tersebut sangatlah berhubungan dan saling berkaitan dari awal
hingga akhir buku.

Tanggapan :
Dari kutipan di atas, menurut saya arsitektur adalah seni dalam hal mendesain bangunan yang di
dalamnya memiliki gabungan dari ruang ruang yang memiliki bentuk dan memiliki fungsi. Sama halnya
dengan kutipan buku diatas

1
REVIEW BUKU BUDAYA
Buku Manusia dan Kebudayaan di Indonesia adalah karya perdana
dari para dosen Antropologi generasi pertama tanah air yang
dimotori oleh Prof. Koentjaraningrat (Selanjutnya disebut dengan
Prof Koen). Buku ini adalah karya etnografi yang hampir sebagian
besar dihimpun dari data pustaka oleh berbagai macam antropolog
masa perkembangan awal di Indonesia. Buku ini adalah representasi
kebudayaan Indonesia dengan berbagai kompleksitasnya yang
tersebar dari Sabang sampai Maeruke. Berdasarkan keterangan
dari Prof.Koen pada bab pembuka yang menyatakan, bahwa
kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil
yang harus didapatkannya dengan belajar, dan semua itu
tersusun dalam kehidupan masyarakat.

Menurut beliau Ada tiga wujud kebudayaan.


Pertama wujud kebudayaan sebagai ide, gagasan, nilai, atau norma.
Kedua wujud kebudayaan sebagai aktifitas atau pola tindakan manusia dalam masyarakat.
Ketiga adalah wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Selain 3 perwujudan dari kebudayaan Koentjaraningrat juga mengemukakan bahwa ada tujuh
unsur kebudayaan yaitu bahasa, kesenian, sistem religi, sistem teknologi, sistem mata pencaharian,
organisasi sosial, dan sistem ilmu pengetahuan. Ketujuh unsur kebudayaan ini disebut Koentjaraningrat
sebagai unsur kebudayaan universal karena selalu ada pada setiap masyarakat. Koentjaraningrat
menjelaskan bahwa ketujuh unsur tersebut dapat diperinci lagi menjadi sub unsur hingga beberapa kali
menjadi lebih kecil.
Kesimpulannya, pada buku ini juga beliau menjelaskan tentang hal yang mendasar terbentuknya
kebudayaan di Indonesia juga menjelaskan suku bangsa yang ikut mewarnai kebudayaan Indonesia baik
suku yang besar ataupun yang kecil, sebuah contoh yang dipaparkan yaitu etnis Tionghoa, sebuah kajian
bagus untuk lebih memantapkan rasa toleransi terhadap salah satu etnis yang kerap dipinggirkan dan
dianggapminoritas.

Tanggapan :
Dari kutipan di atas, menurut saya budaya adalah ciri khas yang timbul akibat kebiasaan yang telah
dilakukan secara turun temurun sacara berkala dan memiliki tempo waktu. Perjalanan sejarah dan waktu
juga menciptakan kebudayaan secara sendirinya.

2
REVIEW BUKU ARSITEKTUR DAN BUDAYA
Buku ESKPLORASI DESAIN ARSITEKTUR
NUSANTARA ini menjelaskan tentang keunikan
arsitektur yang muncul akibat keanekaragaman
budaya di Indonesia. Sebagai contohnya, pada buku
ini menjelaskan tentang pembuatan Rumah Budaya
Siwaluh Jabu yang terinspirasi dari rumah orang karo
yang yang berasal dari medan, yang dimana meiliki
rumah tradisional yang unik dan sangat khas.

Di buku ini dipaparkan masyarakat Karo


mempunyai rumah yang dihuni oleh beberapa
keluarga, yang penempatan jabu-nya didalam rumah
tersebut diatur menurut ketentuan adat dan didalam
rumah itu pun berlaku ketentuan adat, itulah yang
disebut dengan rumah adat Karo. Rumah adat Karo
ini berbeda dengan rumah adat suku lainnya dan
kekhasan itulah yang mencirikan rumah adat Karo.
Bentuknya sangat megah diberi tanduk. Proses
pendirian sampai kehidupan dalam rumah adat itu
diatur oleh adat Karo, dan karena itulah disebut
rumah adat.

Ruangan ruangan di dalamnya pun memiliki aturan yang unik yang telah diwariskan secara turun
temurun. Perihal ruangan beberapa dipaparkan di dalam buku ini. Berikut saya lampirkan beberapa
penjabarannya :

Jabu bena kayu yaitu ruangan di depan sebelah kiri, didiami oleh pihak marga tanah dan pendiri
kampung. Ia merupakan pengulu atau pemimpin rumah tersebut. Jabu sedapur bena kayu yaitu
ruangan berikutnya yang satu dengan jabu bena kayu, juga dinamai Sinenggel-ninggel. Rumah
Adat Karo Sumatera Utara, ruang ini didiami oleh pihak Senina yakni saudara-saudaranya yang
bertindak sebagai wakil pemimpin rumah tersebut. Sedapat artinya satu dapur, karena setaip 2
ruangan maka di depannya terdapat dapur yang dipakai untuk 2 keluarga.
Jabu ujung kayu, dinamai Jabu Sungkun Berita, didiami oleh anak Beru Toa, yang bertugas
memecahkan setiap masalah yang timbul.
Jabu sedapur ujung kayu yaitu ruangan sedapur dengan jabu ujung kayu, dinamai Jabu
Silengguri. Jabu ini didiami oleh anak beru dari jabu Sungkun Berita.
Jabu lepan bena kayu, yakni ruangan yang terletak berseberangan dengan jabu bena kayu,
dinamai jabu simengaloken didiami oleh Biak Senina.
Jabu sedapur lepan bena kayu yaitu ruangan yang sedapur dengan jabu lepan bena kayu,
didiami oleh Senina Sepemeren atau Separiban.
Jabu lepan ujung kayu, didiami oleh Kalimbuh yaitu pihak pemberi gadis, ruangan ini disebut
3
Jabu Silayari.
Jabu sedapur lepan ujung kayu yaitu ruangan yang sedapur dengan jabu lepan ujung kayu.
Rumah Adat Karo Sumatera Utara, ruangan ini didiami oleh Jabu Simalungun minum, didiami
oleh Puang Kalimbuh yaitu Kalimbuh dari jabu silayari. Kedudukan Kalimbuh ini cukup dihormati
didalam adat.

Kesimpulannya pada buku ini, dilampirkan karya karya modern yang tercipta dari khasnya arsitektur
di Indonesia yang sangat beragam. Serta memberikan gambaran bangunan tradisional yang telah
diadaptasikan ke bangunan yang lebih modern.

Tanggapan :

Arsitektur adlah hal yang selalu berdampingan dengan kebudayaan, ke khasan sebuah budaya memberi
beragam ragam hias pada arsitektur, yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi setiap warga dari suku
budaya yang memilikinya

4
DAFTAR PUSTAKA

Francis D.K.Ching,2009 .ARSITEKTUR BENTUK, RUANG, DAN TATANAN. Jakarta : Erlangga


Koentjadiningrat, Koen. 1990. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA. Jakarta :
Penerbit djambatan.
Prijotomo josef, dan Yulianti Rahma, 2014 .EKSPLORASI DESAIN ARSITEKTUR
NUSANTARA. Kebon jeruk, Jakarta : PT Prima Info Sarana Media

Anda mungkin juga menyukai