LANDASAN TEORI
2. Rak surat kabar, berfungsi untuk meletakkan surat kabar agar tidak mudah rusak
atau sobek.
3. Rak majalah, berfungsi untuk meletakkan majalah.
4. Meja dan kursi baca, perlengkapan ini sangat dibutuhkan oleh perpustakaan untuk
melayani pengguna perpustakaan yang ingin membaca koleksi buku di ruang
perpustakaan.
5. Meja dan kursi kerja, berguna bagi staf perpustakaan untuk melaksanakan
aktivitas dan menyelesaikan tugas-tugasnya.
6. Meja sirkulasi, berfungsi untuk melayani pengguna yang akan meminjam atau
mengembalikan koleksi buku perpustakaan.
7. Lemari catalog, berfungsi untuk menyimpan kartu catalog.
8. Kereta buku, berfungsi untuk mengangkut buku yang dikembalikan oleh
pengguna perpustakaan (dari sirkulasi ke rak buku) atau mengangkut buku yang
telah diproses dibagian pembinaan koleksi ke rak buku.
9. Papan display, berfungsi untuk memamerkan koleksi buku baru yang akan
dilayankan oleh perpustakaan.
selama dua minggu untuk jenis koleksi buku biasa dan satu hari (malam) untuk buku-
buku tandon (reserved collections). (Saleh, 2001)
Untuk melancarkan pekerjaan bagian sirkulasi, perlu dibuatkan buku petunjuk yang
memuat keterangan-keterangan mengenai:
Peraturan penggunaan bahan pustaka
Macam-macam bahan pustaka yang boleh dan tidak boleh dipinjam
Jangka waktu peminjaman, besar denda apabila terlambat mengembalikan,
menghilangkan atau merusakkan buku yang dipinjam
Keterangan jam buka perpustakaan
Keterangan mengenai tanda-tanda pada koleksi
Keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu
umumnya para anggota perpustakaan anak tersebut berusia 4-15 tahun. (Basuki,
1994)
alphabet, buku berhitung, buku bergambar, easy books, bacaan untuk pemula, buku
cerita bergambar dan buku cerita.
Berdasarkan isi kandungannya, materi untuk anak dibedakan menjadi dua, yaitu
fiksi dan non-fiksi:
A. Fiksi untuk anak adalah semua bentuk prosa naratif yang mengandung unsur
rekaan yang ditujukan (dalam beberapa materi bahkan diciptakan oleh anak)
untuk anak dengan mengikuti kriteria-kriteria tertentu. Namun dapat juga karya
tersebut, yang mungkin pada awalnya ditujukan untuk orang dewasa, tetapi
karena dapat memenuhi kriteria-kriteria karya fiksi untuk anak maka karya
tersebut juga dapat dibaca oleh anak.
B. Materi non-fiksi adalah segala materi yang tidak berupa rekaan, yang
mengandung pengetahuan mengenai suatu aspek kehidupan nyata/ilmiah/religi
dam disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa dan penulisan serta
penjelasan yang dapat dipahami anak tanpa mengurangi nilai-nilai kandungan
ilmiah/kenyataan/religi materi tersebut.
Menurut Murti Bunanta pada bukunya yang berjudul Buku, Mendongeng dan
Minat Membaca, jenis cerita yang menarik anak untuk setiap tingkatan umur tentu
berlainan, tetapi bisa saja anak yang lebih kecil sudah dapat memahami dan
menyukai cerita yang pada umumnya untuk anak yang lebih besar, tergantung dari
pemahaman masing-masing anak dan pengalaman dari anak yang didapatkan
sebelumnya. (Bunanta, 2004)
A. Anak umur 0-2 tahun, buku untuk anak usia ini terbuat dari bahan yang tidak
mudah robek, aman, jumlah halaman tidak lebih dari 10 halaman, buku dengan
ilustrasi berwarna berani dan berbentuk jelas, serta cerita atau rangkaian kata
yang memancing interaksi. Untuk melatih indra penglihatan dan pendengaran,
serta memperkenalkan buku sebagai media interaksi antara orangtua dan anak.
B. Anak umur 2-3 tahun, buku dengan ilustrasi cerdas dan jenaka serta rangkaian
kata yang dapat diucapkan bersama untuk mulai mengajak mereka berpikir
kreatif. Jenis cerita yang disukai adalah cerita yang memperkenalkan tentang
benda dan binatang di sekitar rumah, misalnya seperti sepatu, kucing dan
sebagainya. Sebaiknya lembaran buku terbuat dari bahan yang tidak mudah
lecek atau rusak.
8
C. Anak umur 3-5 tahun, pilih buku yang mengandung pilihan kata yang cerdas dan
kreatif serta ilustrasi yang menggugah imajinasi. Buku-buku yang
memperkenalkan huruf-huruf akan menarik perhatian, misalnya seperti huruf-
huruf yang bisa membentuk nama orang, nama binatang dan nama buah yang
ada dalam cerita. Menyediakan buku dengan tema permainan (misalnya puzzle),
dan menyediakan literatur yang menekankan pada bacaan yang sifatnya
menghibur dan membuat pesan moral.
D. Anak umur 5-7 tahun, pilih buku dengan tema yang unik serta tokoh yang
menarik. Pada usia ini, mereka mulai mengembangkan daya fantasinya, sudah
dapat menerima adanya benda atau binatang yang dapat berbicara. Menyediakan
bacaan-bacaan cerita ringan, yang memuat cerita konflik dan solusinya,
misalnya seperti kisah anak yang mampu mengatasi kesulitan hidupnya dalam
keluarga.
E. Anak umur 8-10 tahun, biasanya anak-anak amat menyukai cerita-cerita rakyat
yang lebih panjang dan rumit, cerita petualangan ke negeri dongeng yang jauh
dan aneh, juga cerita humor. Selain itu, menyediakan bacaan yang melukiskan
anak mampu mengatasi ketegangan seperti cerita anak korban bencana alam dan
juga dengan tema kemandirian.
F. Anak usia 10-13 tahun, pada usia ini anak-anak sudah mandiri membaca buku,
mulai menyadari emosi dan gagasannya sendiri, haus mengenal wawasan baru
dan perlu memperkaya kosa kata dan gaya berbahasanya. Di usia ini dapat
memperkenalkannya pada buku tanpa gambar atau bergambar sedikit, agar anak
tersebut dapat menggunakan imajinasinya untuk melihat dunia yang diceritakan
oleh buku tersebut.
2. Fasilitas
Fasilitas yang mendukung dalam pemberian pelayanan perpustakaan anak antara
lain adalah meja baca dan belajar, rak-rak buku berisi koleksi buku-buku anak, papan
tulis, komputeryang sudah dilengkapi dengangames yang mendidik untuk anak,
ruang bermain dengan berbagai macam mainan yang mendidik dan perlengkapan
belajar.
3. Jasa pada Perpustakaan Anak
Jasa perpustakaan anak (Febrinna, 2012), antara lain:
A. Peminjaman
9
Jasa peminjaman hampir ada di setiap perpustakaan. Salah satu tujuan datang ke
suatu perpustakaan adalah untuk membaca buku dan apabila perlu, buku tersebut
dapat dipinjam untuk dibaca di rumah atau di tempat lain. Peminjaman dapat
dilakukan apabila peminjam telah menjadi anggota perpustakaan tersebut.
B. Bimbingan Membaca
Menurut buku Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum, bimbingan
membaca bermanfaat bagi anak-anak yang memerlukan bacaan tertentu, tetapi
belum atau tidak tahu cara mendapatkannya. Hal-hal yang harus diperhatikan di
dalam kegiatan bimbingan membaca adalah:
a) Pustakawan harus meluangkan waktu untuk memberi perhatian pada anak-
anak.
b) Anak-anak dilatih untuk berani meminta bantuan mencarikan bahan bacaan
atau informasi yang dibutuhkan kepada petugas perpustakaan.
c) Pustakawan harus memperlihatkan kepada anak-anak buku yang cocok dan
bermanfaat bagi mereka.
d) Pustakawan yang bertugas memberikan layanan ini dituntut untuk
mengetahui minat anak, buku yang disukai maupun yang tidak disukai,
kemampuan membaca pada usia tertentu, dan buku yang baik dan cocok
untuk anak-anak.
C. Menjawab pertanyaan (referens)
Penyediaan jasa referens merupakan salah satu layanan penting yang ada dalam
suatu perpustakaan. Layanan referens menjawab pertanyaan yang ditanyakan
oleh penguna perpustakaan.
D. Pinjam antar perpustakaan
Pinjam antar perpustakaan adalah transaksi peminjaman materi perpustakaan
yang melibatkan dua perpustakaan. Pola pinjam antar perpustakaan perlu
dimanfaatkan mengingat harga buku yang semakin mahal, anggaran belanja
perpustakaan yang amat terbatas, geografi Indonesia yang luas serta
menghindari duplikasi yang tidak perlu.
E. Layanan Belajar
Salah satu fungsi perpustakaan adalah belajar. Pengguna dapat memanfaatkan
fasilitas yang ada dalam suatu perpustakaan untuk mendukung belajar atau tugas
mereka. Proses-proses perkembangan yang dipandang memiliki keterkaitan
langsung dengan kegiatan belajar siswa (Syah, 2007), meliputi:
10
lain. Selama interaksi ini anak-anak mempraktikkan peran-peran yang mereka akan
laksanakan dalam kehidupan masa depannya. (Mutiah, 2010)
Usia 0 hingga masa 6 tahun merupakan usia yang sangat menentukan dalam
pembentukan kepribadian anak dan sangat penting dalam perkembangan inteligensi.
Adapun beberapa masa yang dilalui anak usia dini sebagai berikut:
1. Masa Peka; masa yang sensitif dalam penerimaan stimulasi dari lingkungan.
2. Masa Egosentris; sikap mau menang sendiri, selalu ingin dituruti sehingga perlu
perhatian dan kesabaran dari orang dewasa/pendidik.
3. Masa Berkelompok; anak-anak lebih senang bermain bersama teman sebayanya
mencari teman yang dapat menerima satu sama lain sehingga orang dewasa
seharusnya memberi kesempatan pada anak untuk bermain bersama-sama.
4. Masa Meniru; anak merupakan peniru ulung yang dilakukan terhadap lingkungan
sekitarnya. Proses peniruan terhadap orang-orang di sekelilingnya yang dekat
(seperti memakai lipstick, memakai sepatu hak tinggi, mencoba-coba) dari
berbagai perilaku ibu, ayah, kakak maupun tokoh-tokoh kartun di TV, majalah,
komik dan media masa lainnya.
5. Masa Eksplorasi (penjelajahan), masa menjelajahi pada anak dengan
memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnya, mencoba-coba dengan cara
13
a. Area Agama: maket tempat ibadah dan alat peraga tata cara ibadah agama-agama
di Indonesia, misalnya sebagai berikut:
Islam: maket masjid, gambar tata cara shalat, gambar tata cara berwudhu,
sajadah, mukena, peci, kain sarung, kerudung, buku iqro, kartu huruf hijaiah,
tasbih, juzamma, Al-Quran, dan sebagainya.
Hindu: maket pura, gambar orang menuju ke pura.
Kristen/Katolik: maket gereja, Alkitab, Rosario
Budhha: maket pura, maket candi Buddha.
b. Area Balok: balok dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna, lego, lotto sejenis,
lotto berpasangan, kepingan geometri dari triplek berbagai ukuran dan warna,
kotak geometri, kendaraan mainan (kendaraan laut, udara, darat), rambu-rambu
lalu lintas, kubus berpola, kubus berbagai ukuran dan warna, korek api, lidi, tusuk
es krim, tusuk gigi, bola dengan berbagai ukuran dan warna, kardus bekas, dan
sebagainya.
c. Area Berhitung/Matematika: lambang bilangan, kepingan geometri, kartu angka,
kulit kerang, puzzle, konsep bilangan, kubus permainan, pohon hitung, papan
jamur, ukuran panjang-pendek, ukuran tebal-tipis, tutup botol, pensil, manik-
manik, gambar buah-buahan, penggaris, meteran, buku tulis, puzzle busa (angka),
kalender, gambar bilangan, papan pasak, jam, kartu gambar, kartu berpasangan,
lembar kerja, dan sebagainya.
d. Area IPA: macam-macam tiruan binatang, gambar-gambar perkembangbiakkan
binatang, gambar-gambar proses pertumbuhan tanaman, biji-bijian (jagung,
kacang tanah, kacang hijau, beras), kerang, batu kali, pasir, bunga karang, magnet,
mikroskop, kaca pembesar (lup), pipet, tabung ukur, timbangan kue, timbangan
bebek (sebenarnya), gelas ukuran, gelas pencampur warna, nuansa warna, pita
meteran, penggaris, benda-benda kasar-halus (batu, batu bata, amplas, besi, kayu,
kapas, kain, kulit kayu, kulit binatang, dan lain-lain(, benda-benda untuk
pengenalan berbagai macam rasa (gula, kopi, asam, cuka, garam, sirup, cabe, dan
lain-lain), berbagai macam bumbu (bawang merah, bawang putih, lada, ketumbar,
kemiri, lengkuas, daun asam, jage, kunyit, jinten, dan lain-lain). Pengenalan bau
aroma.
15
e. Area Bahasa: buku-buku cerita, gambar seri, kartu kategori kata, kartu nama-nam
hari, boneka tangan, panggung boneka, papan planel, kartu nama bulan, majalah
anak, koran, macam-macam gambar sesuai tema, dan sebagainya.
f. Area Membaca dan Menulis: buku tulis, pensi warna, pensil, kartu huruf, kartu
kategori, kartu gambar, kertas plano, spidol, bellpoint dan sebagainya.
g. Area Drama: tempat tidur anak (boneka), lemari kecil, meja kursi kecil (meja
tamu, boneka-boneka, tempat jemuran, setrika dan meja setrika, baju-baju besar,
handuk, bekas make-up, minyak wangi, sisir, kompor-komporan, penggorengan,
dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas, cangkir, teko, keranjang belanja,
pisau mainan, ulekan/cobek, mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu/sandal, rak
sepatu, cermin, mikser, blender, sikat gigi, odol, telepon-teleponan, tiruan baju
tentara dan polisi, tiruan jas dokter, dan sebagainya.
h. Area Seni dan Motorik: meja gambar, meja kursi anak, krayon, pensil berwarna,
pensil, kapur tulis, kapur warna, arang buku gambar, kertas lipat, kertas koran,
lem, gunting, kertas warna, kertas kado, kotak bekas, bahan sisa, dan sebagainya.
1. Unoccupied play, yaitu anak hanya melihat anak lain bermain, tetapi tidak ikut
bermain pada tahap ini hanya mengamati ke sekitar ruangan dan berjalan, tetapi
tidak terjadi interaksi dengan anak yang bermain.
2. Solitary play, yaitu terjadi ketika anak bermain sendirian dan mandiri dari orang
lain. Anak asyik sendiri dan tidak peduli terhadap apa pun yang sedang terjadi.
Anak usia 2-3 tahun sering terlibat dalam solitary play.
3. Onlooker play, yaitu terjadi ketika anak menonton orang lain bermain. Berbicara
dan menanyakan tetapi tidak ikut dalam permainan.
4. Parallel play, yaitu anak bermain terpisah dari anak-anak lain, dengan mainan
yang sama dengan cara meniru cara mereka bermain.
5. Assosiative play, terjadi ketika permainan melibatkan interaksi sosial dengan
sedikit organisasi. Mereka cenderung tertarik dan terjadi tukar-menukar mainan.
16
2.3.7 Edukatif
Edukatif berasal dari kata bahasa Inggris, to educate yang berarti mendidik
(kata kerja) menjadi educative (kata sifat) atau education (kata benda), sehingga
edukatif (educative) bisa diartikan segala sesuatu yang bersifat mendidik atau
berhubungan dengan pendidikan.
Geylang East Public Library pertama kali dibuka pada 26 Juli 1988 oleh Wong
Kan Seng, Menteri Pengembangan Masyakarakat dan Menteri Luar Negeri Kedua.
Perpustakaan tersebut ditutup untuk perbaikan pada 18 Maret 2002 dan kembali
dibuka pada 29 April 2002.
Perpustakaan dengan luas 3.817 m2 dan memiliki koleksi buku sekitar 243.438
buah ini melayani penduduk di bagian Timur dari Aljunied, Balam, Geylang East,
Geylang West, Geylang Serai, Jalan Besar, Kampong Ubi, Kallang, MacPherson dan
Paya Lebar. Geylang East Public Library berada di jalan 50 Geylang East Ave 1,
Singapore. Buka setiap hari mulai dari jam 10.00-21.00.
Geylang East Public Library memiliki tiga lantai; lantai satu didesain untuk
anak-anak dan orangtuanya dan lantai dua untuk anak remaja dan dewasa, sedangkan
lantai tiga untuk kantor karyawan, ruang serbaguna dan ruang rapat.
Gambar 6. Area Baca dan Area Buku Geylang East Public Library
Sumber: http://www.nlb.gov.sg/GeylangEastPublicLibrary (2015)
Woodlands Regional Library pertama kali dibuka pada 28 April 2001 oleh
Dr. Tony Tan, Wakil Perdana Menteri, Menteri Pertahanan dari Sembawang, GRC.
Perpustakaan tersebut memiliki empat lantai dengan basement yang total luas
keseluruhannya sekitar 11.100 m2 di Woodlands Civic Centre, sebagai tempat
penyedia informasi dan referensi di bagian Utara Singapore.
22
A. Fasilitas
Kapasitas duduk: 800
Area Multimedia
Area Membaca Koran
Book Drop 24 jam
Ruang Aktifitas
Ruang Serbaguna
3 Ruang Rapat
Auditorium
Ruang Membaca Private
Cafe
Panggung
Pendingin Ruangan
B. Sarana
Program Storytelling untuk anak dan kunjungan liburan sekolah
Program Pendidikan dan Informasi untuk pengunjung
23
Pertunjukkan
Seminar
Pameran
Sedangkan pada lantai tiga, merupakan area untuk orang dewasa dengan area
buku-buku fiksi dan non-fiksi. Lantai empat merupakan area untuk anak dan
orangtuanya dengan berbagai macam koleksi buku untuk anak berupa buku-buku
fiksi dan non-fiksi, terdapat juga ruang rapat dan ruang karyawan.
Marine Parade Public Library pertama kali dibuka pada 10 November 1978
oleh Goh Chok Tong, Menteri Keuangan. Perpustakaan tersebut dipindahkan ke
Gedung Marine Parade Community pada 28 Mei 2000 dalam upacara peresmian
yang dihadiri oleh Perdana Menteri Goh Chok Tong.
25
Marine Parade Public Library terletak di jalan 278 Marine Parade Road #01-
03, Marine Parade Community Building, Singapore ini memiliki koleksi buku sekitar
214.000 buah dengan luas bangunan 3.700 m2.Buka setiap hari mulai dari jam 10.00-
21.00.
A. Fasilitas
Kapasitas duduk: 383
Area Multimedia
Area Membaca Koran
Book Drop 24 jam
Ruang Aktifitas
Ruang ganti diaper
Ruang Membaca Private
Cafe
Pendingin Ruangan
B. Sarana
Program Storytelling untuk anak dan kunjungan liburan sekolah
Program Pendidikan dan Informasi untuk pengunjung
Pertunjukkan
Seminar
Pameran
26
Marine Parade Public Library memiliki tiga lantai dengan satu lantai
mezzanine melalui tangga dari lantai satu dan berlanjut ke lantai berikutnya; lantai
satu merupakan area untuk orang dewasa dengan ruang multimedia, ruang karyawan
dan cafe. Lantai mezzanine merupakan area buku-buku fiksi dan non-fiksi untuk
remaja.
Gambar 14. Denah Lantai 1 dan Lantai Mezannine Marine Parade Public Library
Sumber: http://www.nlb.gov.sg/MarineParadePublicLibrary (2015)
Gambar 15. Denah Lantai 2 dan Lantai 3 Marine Parade Public Library
Sumber: http://www.nlb.gov.sg/MarineParadePublicLibrary (2015)
Sistem Pelayanan
Terbuka atau TERBUKA TERBUKA TERBUKA TERBUKA
Tertutup
Peminjaman
ADA ADA ADA ADA
koleksi buku
KONSEP DESAIN
Konsep alam
Konsep alam dengan
dengan waterfall Konsep colorful
Area duduk di lantai penggunaan buatan, pada ruang
kayu atau berbagai karpet hijau pajangan- anak dengan
Konsep Desain jenis kursi seperti yang luas dan pajangan penggunaan
sofa, kursi kayu, perletakkan keramik dan furniture yang
bantal-bantal tanaman di lukisan-lukisan berwarna-
sekitar area lokal, area anak warni
baca dengan pohon
buatan
Sumber: Olahan Pribadi
29
Latar Belakang
Ruang bermain edukatif untuk anak sebagai fasilitas dalam
menunjang pendidikan anak dengan belajar sambil bermain di
perpustakaan anak
Rumusan Masalah
1. Apakah Perpustakaan Umum Jakarta Selatan telah
memenuhi dalam penyediaan fasilitas dan sarana
perpustakaan terutama pada ruang untuk anak?
2. Bagaimana perancangan Ruang Bermain Edukatif untuk
anak pada perpustakaan umum?
Analisa
Analisa Perpustakaan Umum Jakarta Selatan, Analisa Aspek
Manusia, Analisa Aspek Lingkungan, Analisa Aspek Bangunan,
Analisa Ruang Bermain Edukatif
Konsep