Anda di halaman 1dari 56

METODE DESKRIPTIF

(D51116017) Andi Syadzwina Shaumi Syahrir


(D51116019) Virtuous Pongtengko
(D51116305) Ainun Rezkyana Sukry Putri
(D51116315) Andi Rizandi Syah Putra
(D51116505) Achmad Aminullah
(D51116509) Inar Liling Rara’ Papalangi
(D51116701) Rini Trialita Maharani
Hakikat Metoda Kritik Deskriptif
• Dibanding metode kritik lain, descriptive
criticism tampak lebih faktual
• Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman
seseorang terhadap bangunan atau kota
• Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika
kita tahu apa yang sesungguhnya suatu
kejadian dan proses kejadiannya maka kita
dapat lebih memahami makna bangunan.
• Lebih dipahami sebagai sebuah landasan
untuk memahami bangunan melalui
berbagai unsur bentuk yang
ditampilkannya
• Tidak dipandang sebagai bentuk to judge
atau to interprete. Tetapi sekadar metode
untuk melihat bangunan sebagaimana apa
adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.
Jenis Metoda Kritik Deskriptif
• Depictive Criticism (Gambaran Bangunan)
- Static (secara grafis)
- Dynamic (secara verbal)
- Process (secara prosedural)

• Biographical Criticism (Riwayat Hidup)

• Contextual Criticism (Peristiwa)


DEPICTIVE CRITISM
• Static Aspects (Aspek Statis)
• Depictive cenderung tidak dipandang sebagai
bentuk kritik karena ia tidak didasari oleh
pernyataan baik atau buruk sebuah bangunan
• Sebagaimana tradisi dalam kritik kesenian yang
lain, metode ini menyatakan apa yang
sesungguhnya terjadi
• Masyarakat cenderung memandang dunia sesuai
dengan keterbatasan pengalaman masa lalunya,
maka melalui perhatian yang jeli terhadap aspek
tertentu bangunan dan menceritakan kepada kita
apa yang telah dilihat
• Kritik depictive tidak butuh pernyataan betul
atau salah karena penilaian dapat menjadi
bias akibat pengalaman seseorang di masa
lalunya
• Kritik depictive lebih mengesankan sebagai
seorang editor atau reporter yang
menghindari penyempitan atau perluasan
perhatian terhadap satu aspek bangunan
agar terhindar dari pengertian kritikus
sebagai interpreter atau advocate.
• Depictive criticism dalam aspek static
memfokuskan perhatian pada elemen-
elemen bentuk (form), bahan (materials), dan
permukaan (texture)
• Penelusuran aspek static dalam depictive
criticism seringkali digunakan oleh kritikus
untuk memberi pandangan kepada pembaca
agar memahami apa yang telah dilihatnya
sebelum menentukan penafsiran terhadap
apa yang dilihatnya kemudian
• Penggunaan media grafis dalam depictive
criticism dapat dengan baik merekam dan
mengalihkan informasi bangunan secara
non verbal tanpa kekhawatiran terhadap
bias
• Aspek static pada depictive criticism dapat
dilakukan melalui beberapa cara survey
antara lain; fotografi, diagram,
pengukuran, dan deskripsi verbal
• Dynamic Aspects (Aspek
Dinamis)
• Tidak seperti aspek statis, aspek ini mencoba
melihat bagaimana bangunan digunakan
bukan dari apa bangunan dibuat.
• Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui;
Bagaimana manusia bergerak melawan
ruang-ruang sebuah bangunan?
Apa yang terjadi disana?
Pengalaman apa yang telah dihasilkan
dari sebuah lingkungan fisik? , dsb.
• Process Aspects (Aspek Proses)
• Merupakan satu bentuk depictive criticism yang
menginformasikan kepada kita tentang proses
bagaimana sebab suatu lingkungan fisik terjadi
• Kalau kritik yang lain dibentuk melalui
pengkarakteristikan informasi yang datang ketika
bangunan itu telah ada, maka kritik depictive
aspek proses lebih melihat pada langkah-langkah
keputusan dalam proses desain, seperti
Kapan bangunan itu mulai direncanakan?
Bagaimana perubahannya?
Bagaimana ia diperbaiki?
Bagaimana proses pembentukannya?
Contoh dari depictive criticism
Gedung Petronas Twintowers merupakan bangunan abad 21
yang dirancang oleh arsitek pakar skyscraper, Cesar Pelli yang
telah terpilih di dalam kompetisi desain bangunan pencakar
langit antar bangsa pada tahun 1991. Bangunan tersebut
menjadi lambang kemajuan ekonomi dan menjadi landmark
negara Malaysia.
Kritik arsitektur terhadap gedung Petronas Twintowers,
ditekankan pada kritik depiktif yaitu aspek statis berupa suasana
konkrit (bentuk, material, tekstur, dan kondisi pada detail
bangunan) dan aspek dinamis berupa jenis ruang, pergerakan
didalam bangunan, pergerakan orang-orang didalam bangunan,
apa yang terjadi didalam maupun diluar bangunan, bagaimana
kondisi bangunan saat siang dan malam hari, pengalaman apa
saja yang diperoleh seseorang pada kejadian sesaat dan
bagaimana keadaan bangunan terhadap pengaruh kejadian-
kejadian yang mengitarinya.
BIOGRAPHICAL CRITICISM
• Kritik yang hanya mencurahkan
perhatiannya pada sang pencipta (artist),
khususnya aktivitas yang telah
dilakukannya. Memahami dengan logis
perkembangan sang artis sangat
diperlukan untuk memisahkan perhatian
kita terhadap intensitasnya pada karyanya
secara spesifik
Contoh dari biographical criticism
Taman Akuarium Air Tawar didirikan pada tahun 1992, namun baru
diresmikan pada tanggal 20 April 1994. Menurut sejarahnya, rencana
pendirian taman akuarium sebenarnya telah digagas dan diidamkan
semenjak lama oleh para anggota Perhimpunan Ikan Hias Indonesia
(PIHI). Pimpinan PIHI pada saat itu menyampaikan rencana pendirian
sebuah taman akuarium kepada Ibu Tien Soeharto. Gayung pun
bersambut, rencana ini akhirnya disetujui oleh Ibu Negara. Setelah
melalui koordinasi yang matang, maka dibentuklah sebuah kepanitiaan
untuk merealisasikan rencana pembangunan taman akuarium yang
menyajikan simulasi dan replika ekosistem dari lahan basah asli
sebagai sarana pendidikan, penelitian, dan konservasi alam.
Bangunan yang didominasi warna hijau ini terdiri atas dua lantai seluas
5.500m2. Dibangun di atas danau buatan bersisian dengan Taman
Bunga Keong Emas dan Museum Serangga & Taman Kupu. Akuarium
ini juga merupakan salah satu bangunan kebanggaan bangsa ini yang
dibangun di kawasan wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII),
Jakarta Timur.
Taman Akuarium Air Tawar memiliki sekitar 70 akuarium yang
berisi pelbagai biota air tawar dari seluruh Indonesia. Di
akuarium ini keindahan alam berupa tebing, potongan bukit,
tanaman bonsai, gemericik air, tanaman air, dan lenggok ikan
yang sedang berenang ditampilkan secara memikat dan
memesona. Jenis-jenis ikan yang ditampilkan dalam akuarium
ini antara lain ikan siluk merah atau keleso atau kayangan
(malayan bonytongue) dari Kalimantan, ikan siluk (sclerophages
leichardti) dari Papua, ikan pari hiu gergaji (oristis microdon) dari
Sungai Mahakam, Kalimantan, ikan selurus maninjau
(homaloptera gymnosgaster) dari Kalimantan, ikan wader goa
(puntius microps) dari Jawa Tengah, dan ikan lopis jawa
(notopterus notopterus) dari Jambi. Di akuarium ini juga terdapat
ikan raksasa asli Indonesia, bernama ikan tapah.
CONTEXTUAL CRITICISM
Untuk lebih mengerti suatu bangunan,
diperlukan beragam informasi deskriptif,
seperti aspek-aspek tentang sosial, political,
atau ekonomi konteks bangunan yang
dirancang. Kebanyakan kritikus tidak
mengetahui rahasia informasi mengenai
faktor yang mempengaruhi proses disain
kecuali merka pribadi terlibat.
Contoh dari contextual criticism

MUSEUM MINYAK DAN GAS BUMI


“Graha Widya Patra”
Museum ini merupakan salah satu museum yang
terdapat di TMII dari sekian banyaknya museum yang
mengangkat tema seputar pengetahuan khusus (kali ini
tentang sumber daya mineral). Museum Minyak dan Gas
Bumi “Graha Widya Patra” (Gawitra) terletak di bagian
timur Taman Mini Indonesia Indah berdekatan dengan
Taman Burung dan Museum Listrik dan Energi Baru.
Pembangunan Museum Migas menandai peringatan 100
tahun industri minyak dan gas bumi Indonesia,
merupakan sumbangan masyarakat perminyakan
Indonesia demi melestarikan dan mewariskan nilai-nilai
juang kepada generasi penerus untuk peningkatan ilmu
dan teknologi.
Gedung utama berbentuk anjungan lepas pantai
dengan dua bangunan pendukung berbentuk gilig
menyerupai tangki minyak, disebut Anjungan
Eksplorasi dan Anjungan Pengolahan. Ruang pamer
terdapat di gedung utama dan di anjungan
eksplorasi. Pameran di gedung utama mengenai
sejarah industri perminyakan. Di ruang ini terdapat
Teater Minyak yang memutar film pendek dan
multislide mengenai asal-mula serta hasil
pengolahan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Selain itu terdapat ruang untuk pameran berbagai
benda dan bahan mengenai minyak dan gas bumi
yang ada di sekitar kita.
Anjungan eksplorasi mengetengahkan eksplorasi minyak
dan gas bumi, termasuk peragaan sejarah terjadinya
cekungan minyak dan gas bumi serta penerapan
teknologi pada masa yang lalu, sekarang, dan yang akan
datang. Di luar gedung dipamerkan peralatan
pengeboran minyak dan peragaan benda-benda
eksplorasi berupa menara bor tahun 1930-an, berbagai
pompa angguk, sebuah truk logging tua, pompa bensin
engkol, dan sebuah kilang minyak tua.
Sesuai dengan namanya, benda-benda yang ada di
Museum Minyak dan Gas Bumi menyimpan berbagai
koleksi yang merepresentasikan sejarah panjang
kegiatan Migas dari mulai hulu samapai hilirnya.
Untuk ruangan peragaannya sendiri terbagi menjadi dua bagian
yakni ruangan peragaan dalam dan luar. Untuk ruangan
peragaan dalamnya terbagi lagi menjadi beberapa bagian yakni
mini theater yang memutar film-film animasi yang berkaitan
dengan asal-usul minyak bumi.
Tak hanya ruangan mini theater saja yang ada di bagian dalam
museum ini, ada juga ruangan lainnya seperti ruang peran dan
ruang sejarah. Disini juga kita bisa melihat diorama peradaban
manusia dan anjungan kegiatan hulu yang memperagakan
sejarah pergeseran bumi, asal terjadinya minyak dan gas,
terjadinya fosil, teknologi cara pencarian sumber minyak dan gas
bumi didalam tanah sampai pada cara pengeboran sumur untuk
dikunjungi.
NIPAH MALL
Nipah Mall merupakan salah satu pusat perbelanjaan dan perkantoran yang terletak di
Jl Urip Sumoharjo, Panaikang, Makassar. Mall ini diresmikan pada tanggal 3 November
2018 dengan pengurus Kalla Group. Lahan seluas 11,4 ha menampung bangunan
dengan luas 31,20 m2 yang terdiri dari 5 lantai dan 1 basement pusat perbelanjaan dan
10 lantai perkantoran.
Nipah Mall merupakan karya biro arsitek PT Urbane Indonesia yang mengusung tema
family mall berkonsep alam terbuka. Tema demikian diusungkan untuk mendukung
Nipah Mall sebagai bangunan ramah lingkungan dengan meminimalisir penggunaan
energi, memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami serta pendauran ulang
air hujan.
Pintu masuk utama
pada bagian
selatan Nipah Mall
memiliki 3 jalur
menuju lantai lower
ground (LG) yaitu
tangga jalan,
tangga, dan ramp.
Area pintu masuk
dihiasi oleh
tanaman hijau,
pohon palem,
dengan penutup
lantai bermaterial
batu untuk
memperoleh
suasana alam
terbuka. Penadah
air hujan yang
menyerupai pohon
diletakkan di
tengah yang juga
berfungsi sebagai
kanopi pelindung
dari sinar matahari.
Lantai lower
ground terdiri dari
ruang terbuka yang
digunakan sebagai
tempat bersantai,
berkumpul,
maupun ruang
untuk penggelaran
acara atau live
music. Ruang
terbuka dikelilingi
oleh tenants yang
merupakan
restoran dan café,
serta toko
kecantikan.
Tanaman hijau
seperti pohon
palem, rumput, dan
tanaman rambat
menambah kesan
alami pada mall.
Terdapat pula di
beberapa titik
kolam kecil
sebagai penghias
Utilitas seperti kabel
lampu dan pipa
sprinkler dibiarkan
terlihat apa adanya
begitu pula dengan
kolom – kolom yang
menopang bagunan.

Terdapat pula
elevator sebagai
akses menuju lantai-
lantai atas. Elevator
juga berfungsi
sebagai pembatas
antara area drop-off
pada arah timur mall
dengan area
berkumpul.
Pada bagian utara mall
juga terdapat pintu masuk
tanpa adanya batas yang
jelas antara luar dan dalam
mall sehingga kesan
outdoor sangat terasa.
Lantai ground diisi
oleh tenants dari
berbagai kategori
seperti fashion,
elektronik,
maupun
makanan.

Koridor dibatasi
oleh pagar besi
yang dihiasi oleh
tanaman rambat.

Signage yang
jelas menandakan
fasilitas-fasilitas.
Selain signage,
fasilitas juga
ditandai dengan
perubahan
penutup lantai
atau penutup
dinding.
Selain tenants,
juga terdapat
classroom atau
public room yang
dapat digunakan
sebagai tempat
penggelaran
acara seperti
workshop seni.

Koridor
dilengkapi
drainase kecil
untuk
menampung air
hujan yang
masuk ke koridor
Agar tidak kehilangan
kesan alami, pada lantai
upper ground juga dihiasi
tanaman hijau serta pohon
palem dengan aksen kayu
Pada lantai upper ground terdapat area stand makanan dilengkapi
oleh area lesehan untuk menikmati makanan.
Lantai upper
ground
merupakan
rumah bagi
toko – toko
fashion dan
stand
makanan.

Juga
classroom
pada bagian
tengah.
Di lantai 1st floor, area hijau
lebih banyak yang digunakan
sebagai tempat bersantai. Area
hijau dibatasi oleh penutup
lantai kayu. Angin yang bertiup
dari arah utara menambah
kenyamanan pada area hijau
Kebanyakan
kolom pada
Nipah Mall
dilengkapi
papan iklan
heksagonal
untuk
mendukung
publikasi
tenants.

Begitu pula
dengan kubus
iklan yang juga
mendukung
publikasi tenants
dalam bentuk
video.
Pada lantai 1st floor, tenants bervariasi
dari bioskop, zona bermain, toko
elektronik, hingga stand makanan
Lantai 2nd floor
/rooftop dapat
diakses
menggunakan
eskalator atau
elevator.
Area rooftop sebagian besar
didedikasikan sebagai area
berkumpul dan bersantai
dengan roof garden.

Terdapat pula food court yang


menyediakan berbagai jenis
makanan.
Area rooftop juga
merupakan akses
menuju gedung
perkantoran. Aksen
hijau tidak lepas dari
pekarangan
perkantoran.
Mushollah utama juga terletak pada 2nd floor dimana mushollah berbentuk
lingkaran dan terbagi menjadi dua lantai. Lantai 1 mushollah diperuntukkan
untuk laki-laki dan lantai 2 diperuntukkan bagi wanita.
Pada bagian rooftop ini pengunjung dapat menikmati pemandangan kota
Makassar.
Fasade yang melapisi
dinding classroom dan
sekaligus menjadi fasade
depan mall merupakan
visualisasi dari tanaman
nipah yang dulunya mengisi
lahan mall. Material yang
digunakan merupakan
material yang sama yang
digunakan pada pagar
maupun ramp pintu utama.
sumber - sumber
https://yohannadevi2.wordpress.com/2017/0
1/18/kritik-arsitektur/
Diakses 23 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai