0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
153 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Kritik Deskriptif yang bertujuan untuk memahami makna bangunan melalui identifikasi proses terjadinya rancangan dan pembangunan bangunan, serta menjelaskan metode-metode kritik deskriptif seperti Depictive Criticism, Biographical Criticism, dan Contextual Criticism.
Dokumen tersebut membahas tentang Kritik Deskriptif yang bertujuan untuk memahami makna bangunan melalui identifikasi proses terjadinya rancangan dan pembangunan bangunan, serta menjelaskan metode-metode kritik deskriptif seperti Depictive Criticism, Biographical Criticism, dan Contextual Criticism.
Dokumen tersebut membahas tentang Kritik Deskriptif yang bertujuan untuk memahami makna bangunan melalui identifikasi proses terjadinya rancangan dan pembangunan bangunan, serta menjelaskan metode-metode kritik deskriptif seperti Depictive Criticism, Biographical Criticism, dan Contextual Criticism.
KRITIK DESKRIPTIF (Descriptive Criticism) 1. Dibanding metode kritik lain, descriptive criticism tampak lebih nyata (factual) Menggambarkan fenomena fisik 2. Memuat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota. 3. Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya 4. Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete, tetapi sekedar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi didalamnya. KRITIK DESKRIPTIF (Descriptive Criticism)
Bertujuan untuk memahami makna bangunan melalui
identifikasi suatu kejadian dan proses terjadinya.
Anggapan bahwa dengan
mengetahui tentang apa yang terjadi selama berlangsungnya Menjelaskan proses terjadinya pengembangan rancangan rancangan bangunan yang maka dengan mudah akan memuat uraian metode-metode mampu memahami makna perencanaan yang digunakan bangunan tersebut serta runtutan peristiwa dalam proses tersebut KRITIK DESKRIPTIF (Descriptive Criticism)
6. Menjelaskan riwayat hidup perancang/arsitek
7. Mengemukakan sejarah proses perancangan, konstruksi atau penggunaan suatu fasilitas bangunan 8. Menciptakan fakta-fakta yang menyangkut perjumpaan seseorang dengan suatu lingkungan tertentu 9. Menjelaskan bagaimana bangunan atau rona perkotaan sebagai lingkungan yang dinamis JENIS KRITIK DESKRIPTIF 1. Depictive Criticism (Gambaran bangunan) a) Static (Secara Grafis) b) Dynamic (Secara Verbal) c) Process (Secara Prosedural)
2. Biographical Criticism (Riwayat Hidup)
3. Contextual Criticism (Peristiwa)
Depictive Criticism (Gambaran bangunan) Merupakan jenis metode dari kritik deskriptif dimana uraian yang dituangkan benar-benar penjabaran dari bentuk fisik bangunan atau kota yang dikritik. Misalnya dari bentuk massa bangunannya, ukuran bangunan, bahan atau material bangunan, warna bangunan, tekstur bangunan, dan lain sebagainya. Depictive Criticism ini dibagi lagi menjadi tiga, yaitu: Static (secara grafis), Dynamic (secara verbal), dan Process (secara procedural) Static (secara grafis) Merupakan metode pengamatan berdasarkan fisik bangunan atau kota dilihat dari satu sudut pandang saja. Atau dapat dikatakan kondisi pengamat berada pada posisi diam. Cenderung tidak dipandang sebagai sebuah bentuk kritik karena ia tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk sebuah bangunan. Masyarakat cenderung memandang dunia sesuai dengan keterbatasan pengalaman masa lalunya, maka melalui perhatian yang jeli terhadap aspek tertentu pada bangunan selanjutnya menceritakan kepada kita apa yang telah dilihat. Static (secara grafis)
Menjadi satu metode penting untuk membangkitkan satu
catatan pengalaman baru seseorang. Menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi disana Tidak butuh pernyataan betul atau salah karena penilaian dapat menjadi bias akibat pengalaman seseorang di masa lalunya Memfokuskan perhatian pada elemen-elemen bentuk (form), bahan (materials) dan permukaan (texture) Dapat dilakukan melalui beberapa cara survey antara lain : photografi, diagram, pengukuran dan deskripsi verbal (kata- kata). Dynamic (secara verbal)
Merupakan metode pengamatan berdasarkan
fisik bangunan atau kota dilihat dari seluruh sisi bangunan. Atau dapat dikatakan kondisi pengamat berada pada posisi bergerak mengelilingi bangunan atau kota yang dikritik.
Tidak seperti aspek static, aspek dynamic depictive
mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa bangunan dibuat. Dynamic (secara verbal)
Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui :
Bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan? Apa yang terjadi disana? Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari sebuah lingkungan fisik? Bagaimana bangunan dipengaruhi oleh kejadian- kejadian yang ada didalamnya dan disekitarnya? Process (secara procedural)
Merupakan metode pengamatan berdasarkan fisik
bangunan atau kota dilihat dari proses awal memasuki bangunan, mencapai bagian dalam bangunan, dan akhirnya proses akhir keluar bangunan. Menginformasikan tentang proses bagaimana sebab- sebab lingkungan fisik terjadi. Metode penilaian terhadap bangunan yang didasarkan pada lingkungan fisik dan perkembangan bangunan sejak mulai direncanakan hingga proses pembentukannya. Process (secara procedural)
Kalau kritik yang lain dibentuk melalui pengkarakteristikan
informasi yang datang ketika bangunan itu telah ada, maka kritik proses ini lebih melihat pada langkah- langkah keputusan dalam proses desain yang meliputi : Kapan bangunan itu mulai direncanakan ? Bagaimana perubahannya ? Bagaimana ia diperbaiki ? Bagaimana proses pembentukannya ? Biographical Criticism (Riwayat Hidup)
Kritik yang hanya memfokuskan pada perencana/
perancang/ arsitek (penciptanya), khususnya aktifitas yang telah dilakukannya. Memahami dengan logis perkembangan sang arsitek dan karya-karyanya secara spesifik. Sejak Renaisance telah ada sebagian perhatian yang memfokuskan pada kehidupan pribadi sang artis atau arsitek dan perhatian yang terkait dengan kejadian- kejadian dalam kehidupannya dalam memproduksi karya atau bangunan. Biographical Criticism (Riwayat Hidup) Perhatian pada kehidupan sang arsitek serta perhatian terhadap kejadian-kejadian dalam memproduksi karya atau bangunan, akan membuat kita lebih memahami karakter atau ciri khas dari bangunan yang dirancang oleh artis atau sang arsitek tersebut. Contohnya : Bagaimana pengaruh kesukaan Frank Lyod Fright saat remaja pada permainan Froebel Bloks (permainan lipatan kertas) terhadap karyanya? Bagaimana pengaruh karier lain Le Corbusier sebagai seorang pelukis? Bagaimana pengaruh hubungan Eero Sarinen dengan ayahnya yang juga arsitek? Informasi seperti ini memberi kita kesempatan untuk lebih memahami dan menilai bangunan-bangunan yang dirancangnya. Contextual Criticism (Peristiwa)
Merupakan jenis metode dimana uraian yang dituangkan
berupa informasi tentang aspek sosial, aspek politik, dan aspek ekonomi pada saat bangunan dirancang.