KARAKTERISTIK UTAMA • Metode Kritik Deskriptif tampak lebih nyata (faktual), bila dibandingkan dengan Metode Normatif dan Metode Interpretif • Metode Kritik Deskriptif membuka cakrawala pengalaman baru masyarakat pengamat dalam melihat sesuatu obyek (bangunan, kawsan, lingkungan kota), karena pada dasarnya masyarakat pengamat cenderung memandang dunia sesuai dengan keterbatasan pengalaman masa lalunya KARAKTERISTIK SPESIFIK • Kritikus mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap suatu obyek arsitektur (bangunan, kawasan, lingkungan kota • Kritik deskriptif lebih bertujuan untuk pemahaman tentang kenyataan suatu obyek • Dasar pemikiran: bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya tentang suatu kejadian dan bagaimana sesungguhnya proses kejadian maka kita dapat lebih memahami makna suatu obyek • Kritik deskriptif lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami obyek melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya • Kritik deskriptif tidak dipandang sebagai bentuk to judge (sebagaimana Kritik Normatif), juga tidak sebagai bentuk to interprete (sebagaimana Kritik Inter[retif, namun sekadar metode untuk melihat obyek arsitektur sebagaimana apa adanya beserta apa yang terjadi di dalamnya TIGA KATEGORI KRITIK DESKRIPTIF 01 Kritik Deskriptif - Depiktif (to depict menggambarkan), dibedakan atas 3 tipe: o Depiktif – Statis > (secara Grafis) o Depiktif – Dinamis > (secara Verbal) o Depiktif – Proses > (secara Prosedural)
02 Kritik Deskriptif Biografis (riwayat kehidupan seseorang)
03 Kritik Deskriptif Kontekstual (peristiwa yang mendasari)
01 KRITIK DESKRIPTIF – Depiktif a. Aspek Statis • Kritik Depiktif cenderung tidak dipandang sebagai sebuah bentuk kritik karena tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk suatu obyek (bangunan, kawasan, lingkungan kota) • Sebagaimana tradisi dalam kritik seni, metode Deskriptif Depiktif- Statis ini menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan apa yang sesungguhnya terjadi • Fakta yang digambarkan tentang aspek fisik suatu obyek dapat menjadi instrumen atau “kendaraan” untuk meningkatkan apresiasi terhadap sebuah karya arsitektur (bangunan, kawasan, lingkungan kota) /Lanjut … • Kritik depiktif telah menjadi suatu metode penting untuk membangkitkan catatan pengalaman baru seseorang (masyarakat pengamat) melalui perhatian yang jeli terhadap aspek tertentu suatu obyek bangunan dan melalui ungkapan penceritaan/pemaparan tentang apa yang telah dilihatnya • Kritik Depiktif dalam aspek Statis tidak butuh satu pernyataan betul atau salah karena penilaian dapat menjadi bias akibat pengalaman seseorang di masa lalunya • Kritik Depiktif dalam aspek Statis lebih mengesankan peran sebagai seorang editor atau reporter, yang menghindari penyempitan atau perluasan perhatian terhadap satu aspek dari obyek kritik agar terhindar dari pengertian kritikus sebagai interpreter atau advokat • Kritik Depiktif dalam aspek Statis memfokuskan perhatian pada elemen-elemen bentuk (form), bahan (materials) dan permukaan (texture) /Lanjut … • Penelusuran Aspek Statis dalam Kritik Depiktif seringkali digunakan oleh para kritikus untuk memberi pandangan kepada masyarakat pengamat atau pembaca kritik agar memahami apa yang telah dilihatnya sebelum menentukan penafsiran terhadap apa yang dilihatnya kemudian • Penggunaan media grafis dalam Kritik Depiktif-Statis dapat dengan baik merekam dan mengalihkan informasi bangunan secara non verbal, tanpa kekhawatiran terhadap bias • Aspek Statis dalam Kritik Depiktif dapat dilakukan melalui beberapa cara survei antara lain: fotografi, diagram, pengukuran, dan deskripsi verbal (kata-kata). 01 KRITIK DESKRIPTIF – Depiktif b. Aspek Dinamis • Berbeda terhadap Kritik Depiktif Aspek Statis, Kritik Depiktif Aspek Dinamis mencoba melihat suatu obyek (bangunan, kawasan, lingkungan kota) tentang bagaimana suatu obyek digunakan, bukan tentang dari apa suatu obyek bangunan di buat • Kritik Depiktif Aspek Dinamis mengkritisi suatu obyek melalui pertanyaan: o Bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang suatu obyek (bangunan, kawasan, lingkungan kota)? o Apa yang terjadi di sana? o Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari suatu lingkungan fisik? o Bagaimana obyek tersebut dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang ada di dalamnya dan di sekitarnya? CONTOH KRITIK DESKRIPTIF-DEPIKTIF Aspek Dinamis (Verbal) Oleh: Grady Clay (1974) …”Sekalipun komunikasi elektronik telah ditemukan, masih banyak transaksi bisnis penting orang per orang dilakukan di ruang-ruang terbuka, di antara kantor dan ruang makan siang, ruang-ruang istirahat dan seminar, bangku-bangku dan bar, kursi dan minum-minuman… Sesudah berulangkali diperhatikan, saya temukan bahwa satu bagian di jalan samping yang lurus, pintu-pintu dan koridor-koridor di distrik keuangan publik secara luar biasa penuh dengan kontak, tips, sugesti, reaksi, observasi dan gossip…. Saya temukan bahwa pemosisian saya di sore itu di tengah-tengah ruang publik yang sibuk di sisi luar bank yang sangat luas dan gedung perkantoran, sambil mengawasi pintu County Court House dan Bank yang lain serta rute dari City Hall saya dengan mudah menemukan paling tidak dua lusin sumber berita, para laki- laki dalam kehidupan dan bisnis publik, terlibat untuk makan siang di restoran atau club, berkeinginan dan bahkan berhasrat untuk bertukar rumor, gossip dan informasi penting… Ini makin memperjelas bahwa di sana bukanlah tempat yang kosong, antara kantor-kantor elite dalam kehidupan siangnya: tempat minum, makan dan bernegosiasi.” 01 KRITIK DESKRIPTIF – Depiktif c. Aspek Proses • Kritik Deskriptif-Depiktif Aspek Proses merupakan satu bentuk Kritik Depiktif yang menginformasikan kepada masyarakat pengamat atau pembaca tentang proses bagaimana sebab-sebab lingkungan fisik terjadi seperti itu • Kalau kritik yang lain dibentuk melalui karakteristik informasi yang datang ketika bangunan itu telah ada, maka Kritik Depiktif Aspek Proses lebih melihat pada langkah-langkah keputusan dalam proses desain ketika bangunan masih proses menuju realisasi pembangungannya, yang meliputi: o Kapan suatu obyek (bangunan, kawasan, lingkungan kota) mulai direncanakan? o Bagaimana proses transformasinya (perubahan bentuknya)? o Bagaimana proses perbaikan untuk menuju finalisasi? o Bagaimana persepsi yang dapat kita bayangkan dalam proses pembentukannya? 02 KRITIK DESKRIPTIF - BIOGRAFIS • Kritik Deskriptif-Biografis hanya mencurahkan perhatian pada sang Arsitek sebagai pencipta suatu obyek arsitektur khususnya aktifitas yang telah dilakukannya • Kritik Deskriptif-Biografis sangat memerlukan pemahaman logis tentang perkembangan kehidupan sang tokoh Arsitek untuk memisahkan perhatian kita sebagai kritikus terhadap intensi (maksud, tujuan, makna) pada karya-karyanya secara spesifik • Kritik Deskriptif-Biografis dikenal sejak masa Renaissance, dilakukan sejalan dengan mulai munculnya perhatian khalayak masyarakat pengamat terhadap suatu obyek (bangunan, kawasan, lingkungan kota) yang difokuskan kepada: o kehidupan pribadi sang arsitek perencana atau perancangnya o kejadian-kejadian dalam kehidupannya yang terkait dengan proses produksi karya atau obyek artistiknya ciptaannya CONTOH KRITIK DESKRIPTIF-BIOGRAFIS Tentang Arsitek: Frank Lloyd Wright Kritik Deskruptif-Biografis memfokus misal pada: • Bagaimana pengaruh kesukaan Frank Lyod Fright waktu remaja pada permainan Froebel Blocks (permainan susunan balok) terhadap karyanya? • Bagaimana pengaruh karier lain Le Corbusier sebagai seorang pelukis? Bagaimana pengaruh tradisi profesi keluarganya sebagai pengrajin jam dan arloji? • Bagaimana pengaruh hubungan Eero Sarinen dengan ayahnya yang juga arsitek? • Bagaimana pengaruh karier sebelumnya Michael Graves sebagai seorang pelukis? • Bagaimana pengaruh latarbelakang edukasi Santiago Calatrava sebagai ahli struktur dan konstruksi teknik sipil? • Dan lain-lain Informasi seperti ini memberi kesempatan kepada kritikus untuk lebih memahami dan menilai karya-karya rancangannya 03 KRITIK DESKRIPTIF - KONTEKSTUAL • Kritik Deskriptif-Kontekstual memerlukan informasi utama yang diketahui yaitu tentang aspek-aspek terkait pada saat suatu obyek direncanakan/dirancang, mencakup: o Aspek Sosial o Aspek Politik o Aspek Ekonomi • Kritik Deskriptif-Kontekstual memfokus a.l. pada: o Tekanan-tekanan sosial-politik-ekonomi apakah yang diterima sang arsitek atau klien pada saat suatu obyek arsitektur (bangunan, kawasan, lingkungan kota) dirancang, akan dan sedang dibangun? Pustaka
• Attoe, Wayne. 1978. Architecture and Critical Imagination.
Chichester, NY, Brisbane, Toronto: John Wiley and Sons