Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah KRITIK ARSITEKTUR

Kode Matakuliah: 345D1523


Level: S1 (Strata Satu)

METODE KRITIK
DESKRIPTIF

Ria Wikantari - 2020


KARAKTERISTIK UTAMA
• Metode Kritik Deskriptif tampak lebih nyata (faktual), bila
dibandingkan dengan Metode Normatif dan Metode
Interpretif
• Metode Kritik Deskriptif membuka cakrawala pengalaman
baru masyarakat pengamat dalam melihat sesuatu obyek
(bangunan, kawsan, lingkungan kota), karena pada dasarnya
masyarakat pengamat cenderung memandang dunia sesuai
dengan keterbatasan pengalaman masa lalunya
KARAKTERISTIK SPESIFIK
• Kritikus mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap suatu
obyek arsitektur (bangunan, kawasan, lingkungan kota
• Kritik deskriptif lebih bertujuan untuk pemahaman tentang kenyataan
suatu obyek
• Dasar pemikiran: bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya tentang
suatu kejadian dan bagaimana sesungguhnya proses kejadian maka
kita dapat lebih memahami makna suatu obyek
• Kritik deskriptif lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk
memahami obyek melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya
• Kritik deskriptif tidak dipandang sebagai bentuk to judge
(sebagaimana Kritik Normatif), juga tidak sebagai bentuk to interprete
(sebagaimana Kritik Inter[retif, namun sekadar metode untuk melihat
obyek arsitektur sebagaimana apa adanya beserta apa yang terjadi di
dalamnya
TIGA KATEGORI KRITIK DESKRIPTIF
01 Kritik Deskriptif - Depiktif (to depict menggambarkan),
dibedakan atas 3 tipe:
o Depiktif – Statis > (secara Grafis)
o Depiktif – Dinamis > (secara Verbal)
o Depiktif – Proses > (secara Prosedural)

02 Kritik Deskriptif Biografis (riwayat kehidupan seseorang)

03 Kritik Deskriptif Kontekstual (peristiwa yang mendasari)


01 KRITIK DESKRIPTIF – Depiktif
a. Aspek Statis
• Kritik Depiktif cenderung tidak dipandang sebagai sebuah bentuk
kritik karena tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk suatu
obyek (bangunan, kawasan, lingkungan kota)
• Sebagaimana tradisi dalam kritik seni, metode Deskriptif Depiktif-
Statis ini menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan apa yang
sesungguhnya terjadi
• Fakta yang digambarkan tentang aspek fisik suatu obyek dapat
menjadi instrumen atau “kendaraan” untuk meningkatkan apresiasi
terhadap sebuah karya arsitektur (bangunan, kawasan, lingkungan
kota)
/Lanjut …
• Kritik depiktif telah menjadi suatu metode penting untuk
membangkitkan catatan pengalaman baru seseorang (masyarakat
pengamat) melalui perhatian yang jeli terhadap aspek tertentu suatu
obyek bangunan dan melalui ungkapan penceritaan/pemaparan
tentang apa yang telah dilihatnya
• Kritik Depiktif dalam aspek Statis tidak butuh satu pernyataan betul
atau salah karena penilaian dapat menjadi bias akibat pengalaman
seseorang di masa lalunya
• Kritik Depiktif dalam aspek Statis lebih mengesankan peran sebagai
seorang editor atau reporter, yang menghindari penyempitan atau
perluasan perhatian terhadap satu aspek dari obyek kritik agar
terhindar dari pengertian kritikus sebagai interpreter atau advokat
• Kritik Depiktif dalam aspek Statis memfokuskan perhatian pada
elemen-elemen bentuk (form), bahan (materials) dan permukaan
(texture)
/Lanjut …
• Penelusuran Aspek Statis dalam Kritik Depiktif seringkali
digunakan oleh para kritikus untuk memberi pandangan kepada
masyarakat pengamat atau pembaca kritik agar memahami apa
yang telah dilihatnya sebelum menentukan penafsiran terhadap
apa yang dilihatnya kemudian
• Penggunaan media grafis dalam Kritik Depiktif-Statis dapat
dengan baik merekam dan mengalihkan informasi bangunan
secara non verbal, tanpa kekhawatiran terhadap bias
• Aspek Statis dalam Kritik Depiktif dapat dilakukan melalui
beberapa cara survei antara lain: fotografi, diagram, pengukuran,
dan deskripsi verbal (kata-kata).
01 KRITIK DESKRIPTIF – Depiktif
b. Aspek Dinamis
• Berbeda terhadap Kritik Depiktif Aspek Statis, Kritik Depiktif Aspek
Dinamis mencoba melihat suatu obyek (bangunan, kawasan,
lingkungan kota) tentang bagaimana suatu obyek digunakan,
bukan tentang dari apa suatu obyek bangunan di buat
• Kritik Depiktif Aspek Dinamis mengkritisi suatu obyek melalui
pertanyaan:
o Bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang suatu obyek
(bangunan, kawasan, lingkungan kota)?
o Apa yang terjadi di sana?
o Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari suatu lingkungan
fisik?
o Bagaimana obyek tersebut dipengaruhi oleh kejadian-kejadian
yang ada di dalamnya dan di sekitarnya?
CONTOH
KRITIK DESKRIPTIF-DEPIKTIF Aspek Dinamis
(Verbal)
Oleh: Grady Clay (1974)
…”Sekalipun komunikasi elektronik telah ditemukan, masih banyak transaksi bisnis
penting orang per orang dilakukan di ruang-ruang terbuka, di antara kantor dan
ruang makan siang, ruang-ruang istirahat dan seminar, bangku-bangku dan bar,
kursi dan minum-minuman…
Sesudah berulangkali diperhatikan, saya temukan bahwa satu bagian di jalan
samping yang lurus, pintu-pintu dan koridor-koridor di distrik keuangan publik
secara luar biasa penuh dengan kontak, tips, sugesti, reaksi, observasi dan gossip….
Saya temukan bahwa pemosisian saya di sore itu di tengah-tengah ruang publik
yang sibuk di sisi luar bank yang sangat luas dan gedung perkantoran, sambil
mengawasi pintu County Court House dan Bank yang lain serta rute dari City Hall
saya dengan mudah menemukan paling tidak dua lusin sumber berita, para laki-
laki dalam kehidupan dan bisnis publik, terlibat untuk makan siang di restoran atau
club, berkeinginan dan bahkan berhasrat untuk bertukar rumor, gossip dan
informasi penting… Ini makin memperjelas bahwa di sana bukanlah tempat yang
kosong, antara kantor-kantor elite dalam kehidupan siangnya: tempat minum,
makan dan bernegosiasi.”
01 KRITIK DESKRIPTIF – Depiktif
c. Aspek Proses
• Kritik Deskriptif-Depiktif Aspek Proses merupakan satu bentuk Kritik
Depiktif yang menginformasikan kepada masyarakat pengamat atau
pembaca tentang proses bagaimana sebab-sebab lingkungan fisik
terjadi seperti itu
• Kalau kritik yang lain dibentuk melalui karakteristik informasi yang
datang ketika bangunan itu telah ada, maka Kritik Depiktif Aspek
Proses lebih melihat pada langkah-langkah keputusan dalam proses
desain ketika bangunan masih proses menuju realisasi
pembangungannya, yang meliputi:
o Kapan suatu obyek (bangunan, kawasan, lingkungan kota) mulai
direncanakan?
o Bagaimana proses transformasinya (perubahan bentuknya)?
o Bagaimana proses perbaikan untuk menuju finalisasi?
o Bagaimana persepsi yang dapat kita bayangkan dalam proses
pembentukannya?
02 KRITIK DESKRIPTIF - BIOGRAFIS
• Kritik Deskriptif-Biografis hanya mencurahkan perhatian pada
sang Arsitek sebagai pencipta suatu obyek arsitektur khususnya
aktifitas yang telah dilakukannya
• Kritik Deskriptif-Biografis sangat memerlukan pemahaman logis
tentang perkembangan kehidupan sang tokoh Arsitek untuk
memisahkan perhatian kita sebagai kritikus terhadap intensi
(maksud, tujuan, makna) pada karya-karyanya secara spesifik
• Kritik Deskriptif-Biografis dikenal sejak masa Renaissance,
dilakukan sejalan dengan mulai munculnya perhatian khalayak
masyarakat pengamat terhadap suatu obyek (bangunan,
kawasan, lingkungan kota) yang difokuskan kepada:
o kehidupan pribadi sang arsitek perencana atau perancangnya
o kejadian-kejadian dalam kehidupannya yang terkait dengan
proses produksi karya atau obyek artistiknya ciptaannya
CONTOH
KRITIK DESKRIPTIF-BIOGRAFIS
Tentang Arsitek: Frank Lloyd Wright
Kritik Deskruptif-Biografis memfokus misal pada:
• Bagaimana pengaruh kesukaan Frank Lyod Fright waktu remaja pada
permainan Froebel Blocks (permainan susunan balok) terhadap karyanya?
• Bagaimana pengaruh karier lain Le Corbusier sebagai seorang pelukis?
Bagaimana pengaruh tradisi profesi keluarganya sebagai pengrajin jam dan
arloji?
• Bagaimana pengaruh hubungan Eero Sarinen dengan ayahnya yang juga
arsitek?
• Bagaimana pengaruh karier sebelumnya Michael Graves sebagai seorang
pelukis?
• Bagaimana pengaruh latarbelakang edukasi Santiago Calatrava sebagai ahli
struktur dan konstruksi teknik sipil?
• Dan lain-lain
Informasi seperti ini memberi kesempatan kepada kritikus untuk lebih memahami
dan menilai karya-karya rancangannya
03 KRITIK DESKRIPTIF - KONTEKSTUAL
• Kritik Deskriptif-Kontekstual memerlukan informasi utama
yang diketahui yaitu tentang aspek-aspek terkait pada saat
suatu obyek direncanakan/dirancang, mencakup:
o Aspek Sosial
o Aspek Politik
o Aspek Ekonomi
• Kritik Deskriptif-Kontekstual memfokus a.l. pada:
o Tekanan-tekanan sosial-politik-ekonomi apakah yang
diterima sang arsitek atau klien pada saat suatu obyek
arsitektur (bangunan, kawasan, lingkungan kota) dirancang,
akan dan sedang dibangun?
Pustaka

• Attoe, Wayne. 1978. Architecture and Critical Imagination.


Chichester, NY, Brisbane, Toronto: John Wiley and Sons

Anda mungkin juga menyukai