Anda di halaman 1dari 112

PERENCANAAN & PERANCANGAN ARSITEKTUR 4

SEMESTER GENAP 2015/2016


“ TROPICAL RESORT HOTEL ”

MAHASISWA: FASILITATOR :
RIFQI ACHMAD FAUZAN IR. M. HADIYONO, MT
(14120007) IR. IMA RACHIMA, N.M.Ars
IR. MUFLIHUL IMAN, MT
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN

1.1
1.1 LATAR
LATAR BELAKANG
BELAKANG
Perkembangan sektor insutri pariwisata di Bali cukup pesat, hal ini terlihat oleh banyaknya investor
dalam negeri maupun asing yang berlomba lomba membangun hotel berbintang di Bali, hal ini cukup
signifikan untuk menampung jumlah wisatawan yang tiap tahunnya semakin bertambah pesat. Salah satu
tujuan wisata terbesar di Bali adalah pantai Kuta, terletak di barat daya pulau Bali tepatnya di kabupaten
Badung, Bali. Pantai ini merupakan salah satu pantai favorit wisatawan dan paling sering dikunjungi.
Memiliki sejumlah potensi alam seperti pasir putih, bebas dari sampah dan pedagang membuat jumlah
wisatawan yang datang cukup tinggi.
Namun fakta yang ada saat ini masih kurangnya fasilitas tempat penginapan dalam menanggapi
kunjungan wisatawan yang melonjak naik baik wisatawan domestik maupun mancanegara yang
berkunjung ke pantai Kuta, bali.
Untuk itu dibangunlah bangunan jenis “Resort Hotel” yang mampu mewadahi setiap kegiatan atau
penginapan untuk wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung atau berlibur ke Pantai
Kuta, Bali.
BAB I PENDAHULUAN

1.2
1.2 TUJUAN
TUJUAN
 Meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat di pantai Kuta dalam sektor pariwisata
 Menanggapi kunjungan wisatawan yang melonjak naik dalam melakukan kunjungan wisata ke pulau bali
terutama di pantai Kuta.
 Sebagai wadah kebutuhan penginapan dalam melakukan kunjungan wisata di pantai Kuta.
 Turut serta dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) kabupaten badung tahun
2005-2025 dalam 20 tahun mendatang

1.3
1.3 SASARAN
SASARAN
 Masyarakat yang tinggal di pantai kuta
 Individu, Pasangan maupun Rombongan Wisatawan yang ingin berlibur ke pantai kuta
 Wisatawan Domestik maupun Mancangenara yang berlibur di pantai kuta
 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) dalam 20 tahun mendatang
BAB I PENDAHULUAN

1.4
1.4 IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASI MASALAH
MASALAH

 PERENCANAAN
PERENCANAAN
1. TAPAK
 Sistem Perparkiran yang dapat menampung seluruh kendaraan tamu/karyawan hotel
 Sistem Aksesibilitas yang mudah untuk kendaraan dan manusia menuju lokasi tapak
 Sistem Sirkulasi yang jelas untuk kendaraan dan manusia yang masuk atau keluar pada tapak
 Sistem Keamanan yang dapat menjamin keamanan dan kenyamanan pengunjung pada tapak
 Sistem Penerangan yang dapat menunjang kebutuhan pencahayaan tapak pada malam hari
 Sistem Mekanikal Dan Elektrikal yang dapat menunjang kebutuhan pada tapak
 Sistem Drainase yang dapat menampung air hujan yang jatuh untuk diolah menjadi air bersih
 Sistem Pendistribusian Air Bersih yang dapat menunjang kebutuhan air bersih pada tapak
 Sistem Pengolahan Air Kotor yang dapat menampung dan mengolah air kotor pada tapak
 Sistem Kebakaran yang tersedia pada tapak dan dapat difungsikan bila terjadi kebakaran
 Sistem RTH & Penghijauan yang dapat menambah nilai estetika dan sebagai fasilitas pada tapak.
 Sistem Kebersihan yang dapat menjamin kebersihan dan kenyamanan pengunjung pada tapak
BAB I PENDAHULUAN

2. BANGUNAN
 Sistem Keamanan yang dapat menjamin keamanan pada bangunan
 Sistem Sirkulasi yang jelas untuk karyawan dan tamu dalam bangunan
 Sistem Kebakaran yang tersedia pada bangunan dan dapat difungsikan bila terjadi kebakaran
 Sistem Keselamatan
 Sistem Mekanikal Dan Elektrikal yang dapat menunjang kebutuhan pada bangunan
 Sistem Struktur yang kokoh dan dapat bertahan lama
 Sistem Pendistribusian Air Bersih yang dapat menunjang kebutuhan air bersih pada bangunan
 Sistem Pengolahan Air Kotor yang dapat menampungdan mengolah air kotor pada bangunan
 Sistem Penerangan yang dapat menunjang kebutuhan pencahayaan bangunan pada malam hari
 Sistem Penghawaan yang dapat disesuaikan dengan kondisi suhu lingkungan
 Sistem Penataan Massa Bangunan yang dapat memanfaatkan pemandangan lingkungan sekitar
 Sistem Kebersihan yang dapat menjamin kebersihan dan kenyamanan pengunjung pada bangunan
3. RUANG
 Sistem Keamanan yang dapat menjamin rasa aman dan privasi pengunjung pada setiap ruang
 Sistem Penghawaan yang dapat mengoptimalkan penghawaan pada setiap ruang
 Sistem Penerangan yang dapat menunjang kebutuhan pencahayaan setiap ruang pada malam hari
 Sistem Sirkulasi yang tersusun rapih untuk karyawan sehingga tidak bertabrakan dengan tamu yang
masuk dan keluar pada setiap ruang
 Sistem Mekanikal Dan Elektrikal yang dapat menunjang kebutuhan pada bangunan
 Sistem Pendistribusian Air Bersih yang efisien dapat menunjang kebutuhan air bersih pada tiap ruang
 Sistem Air Kotor yang efisien dan dapat disalurkan menuju bak penampungan air kotor dari tiap ruang
 Sistem Penataan Ruang yang disusun dengan melihat pola grid kolom bangunan
 Sistem Kebersihan yang dapat menjamin kebersihan dan kenyamanan pengunjung pada setiap ruang
BAB I PENDAHULUAN


 PERANCANGAN
PERANCANGAN
1. TAPAK
 Perlunya karakter parkir yang efisien dan praktis dalam sirkulasi keluar masuk kendaraan dan sebagai
tempat untuk menyimpan kendaraan
 Perlunya karakter akses jalan yang lebar untuk kendaraan besar menuju lokasi tapak
 Perlunya komponen taman atau fasilitas pendukung yang alami pada tapak untuk memberikan rasa
nyaman yang alami bagi pengunjung dalam beraktifitas
 Perlunya komponen mekanikal dan elektrikal dalam menunjang kebutuhan tapak
 Perlunya komponen keamanan untuk mengamankan area tapak
 Perlunya komponen penampung untuk menampung air hujan yang jatuh untuk difungsikan kembali
sebagai air bersih pada tapak
 Perlunya komponen pipa-pipa dalam pendistrisbusian air bersih pada tapak
 Perlunya komponen penampung untuk menampung dan mengurangi limbah air kotor dan kotoran pada
tapak dengan cara diolah
 Perlunya komponen tempat sampah dalam mejaga kebersihan tapak
 Perlunya elemen jalan dan trotoar untuk sirkulasi kendaraan dan manusia pada tapak
 Perlunya elemen penerangan pada tapak untuk menunjang kegiatan di malam hari
 Perlunya elemen pemadam api ketika terjadi kebakaran pada tapak
BAB I PENDAHULUAN

2. BANGUNAN
 Perlunya karakter akses jalan yang mudah dan jelas untuk karyawan dan tamu pada bangunan
 Perlunya karakter penataan massa dan orientasi bangunan yang baik dengan melihat potensi
pemandangan yang ada di lokasi sebagai tambahan daya tarik.
 Perlunya karakter ruang core/inti yang mudah, jelas dan dapat melihat pemandangan keluar dalam
menunjang sirkulasi vertikal karyawan atau tamu pada bangunan
 Perlunya karakter struktur yang kokoh dalam rencana pembangunan 20 tahun mendatang
 Perlunya komponen keamanan dalam menjamin rasa aman pada bangunan
 Perlunya komponen alat pemadam api ketika terjadi kebakaran pada bangunan
 Perlunya komponen ruang mekanikal dan elektrikal dalam menunjang kebutuhan bangunan
 Perlunya komponen pipa-pipa dalam pendistrisbusian air bersih pada bangunan
 Perlunya komponen penampung untuk menampung dan mengurangi limbah air kotor dan kotoran pada
bangunan
 Perlunya komponen tempat sampah dalam menjaga kebersihan bangunan
 Perlunya elemen penerangan untuk menunjang kegiatan di malam hari pada bangunan
 Perlunya elemen pengudaraan untuk mendapat penghawaan baik aktif atau pasif pada bangunan
BAB I PENDAHULUAN

3. RUANG
 Perlunya karakter penataan ruang yang baik dengan melihat potensi pemandangan yang ada diluar dari
dalam ruangan
 Perlunya karakter jalan yang terususun rapih dalam beraktifitas pada setiap ruang
 Perlunya komponen keamanan dalam menjamin rasa aman pada setiap ruang
 Perlunya komponen pipa-pipa dalam pendistrisbusian air bersih pada setiap ruang
 Perlunya komponen penampung untuk menampung dan mengurangi limbah air kotor dan kotoran pada
setiap ruang
 Perlunya komponen tempat sampah dalam menjaga kebersihan pada setiap ruang
 Perlunya komponen ruang mekanikal dan elektrikal dalam menunjang kebutuhan ruangan
 Perlunya elemen pengudaraan untuk mendapat penghawaan yang diinginkan baik aktif atau pasif pada
setiap ruang
 Perlunya elemen penerangan untuk menunjang kegiatan di malam hari pada setiap ruang
BAB I PENDAHULUAN
1.5
1.5 BATASAN
BATASAN MASALAH
MASALAH
• Perencanaan
Sistem kenyamanan bagaimanakah yang cocok pada iklim tropis?

• Perancangan
Bagaimanakah merancang pengudaraan/kenyamanan thermal yang diinginkan pada setiap ruang dan
bangunan yang cocok pada iklim tropis?

1.6
1.6 PENDEKATAN
PENDEKATAN MASALAH
MASALAH
• Perencanaan
Dengan melakukan pengkajian literature mengenai potensi yang ada pada iklim tropis baik dari potensi
peluang maupun ancaman pada sistem kenyamanan bangunan.

• Perancangan
Bisa menggunakan mode pasif atau mode aktif dengan melihat segi keuntungan atau kelebihan baik dari
alat maupun material yang digunakan pada aspek pengudaraan/kenyamanan thermal yang kita ingin capai.

1.7
1.7 TEMA
TEMA

“ ARSITEKTUR TROPIS (TROPICAL BUILDING) ”


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN

2.1
2.1 TINJAUAN
TINJAUAN UMUM
UMUM

2.1.1
2.1.1 Definisi
Definisi Hotel
Hotel

Definisi Hotel, Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi
yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa
lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam
di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.
BAB II TINJAUAN
2.1.2
2.1.2 Pengelompokan
Pengelompokan Hotel
Hotel
Berdasarkan Menurut Jenis
Lokasi • City Hotel (terletak di pusat kota)
• Down Town Hotel (terletak di dekat pusat perdangan)
• Suburban Hotel/ Motel (berlokasi di pinggir kota )
• Resort Hotel (dibangun di tempat wisata)
• Sport Hotel (pada kompleks kegiatan olahraga)
Sasaran Tamu • Keluarga
• Para Pengusaha
• Wisatawan Dalam Dan Luar Negeri
• Singgah Sementara
• Pengobatan Berjalan
Lama Menginap • Transit Hotel (Harian)
Pengelompokan Hotel • Semi Residental Hotel (Mingguan)
• Residential Hotel (Bulanan)
Tujuan Kedatangan • Melakukan Bisnis
• Untuk Berekreasi
• Untuk Tamu Antarnegara
• Untuk Berolahraga
Fasilitas untuk Kegiatan / • Terdapat Area Bermain Anak
Aktifitas Tamu • Terdapat Area Olahraga
• Terdapat Fasilitas Kolam Renang dan Lapangan
• Terdapat Fasilitas Untuk Konferensi
• Terdapat Fasilitas Ibadah
• Terdapat Fasilitas Restaurant, bar dan Shop
BAB II TINJAUAN

2.1.3
2.1.3 Klasifikasi
Klasifikasi Hotel
Hotel Berbintang
Berbintang

Yang dimaksud dengan klasifikasi hotel berbintang ialah suatu sistem pengelompokkan hotel-hotel ke dalam
berbagai kelas atau tingkatan, berdasarkan ukuran penilaian tertentu. Hotel dapat dikelompokkan ke dalam
berbagai kriteria menurut kebutuhannya.

Di Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan
bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada:
 Jumlah Kamar
 Fasilitas
 Peralatan yang tersedia
 Mutu Pelayanan

Berdasarkan pada penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas
hotel, yaitu:
1. Hotel Bintang 1 (*)
2. Hotel Bintang 2 (**)
3. Hotel Bintang 3 (***)
4. Hotel Bintang 4 (****)
5. Hotel Bintang 5 (*****)
BAB II TINJAUAN

2.1.4
2.1.4 Klasifikasi
Klasifikasi Menurut
Menurut Jenis
Jenis Hotel
Hotel

Jenis hotel Jml kamar Ukuran r.tidur Ukuran r. publik


single double
Bintang * Min. 15 kamar 18 m2 20 m2 - 3m2 x jml k.tidur
- min. terdiri dari lobby, ruang makan (> 30m2)
dan bar
Bintang ** Min. 20 kamar 18 m2 20 m2 - 3m2 x jml k.tidur
- Min. terdiri dari lobby, ruang makan (>75m2)
dan bar.
Bintang *** Min. 30 kamar 22 m2 26 m2 - 3m2 x jml k.tidur
- Min. terdiri dari lobby, ruang makan (>75m2)
dan bar.
Bintang **** Min. 50 kamar 24 m2 28 m2 - 3m2 x jml k.tidur
- Min. terdiri dari kamar mandi, ruang makan
(>100m2 ) dan bar (>45m2)
Bintang ***** Min. 100 kamar 26m2 52m2 - 3m2 x jml k.tidur
- Min. terdiri dari lobby, ruang makan (>135m2)
dan bar (>75m2).
BAB II TINJAUAN
2.1.5
2.1.5 Perbedaan
Perbedaan Fasilitas
Fasilitas Hotel
Hotel Berbintang
Berbintang
No Fasilitas Hotel Hotel Hotel Hotel Hotel
. Bintang I Bintang II Bintang III Bintang IV Bintang V
Kamar Tidur Min. 10 kamar Min. 20 Kamar Min. 30 kamar Min. 50 kamar Min.100 kamar

1. Suite - 1 kamar suite 2 kamar suite 3 kamar suite 4 kamar suite

Luas Kamar 18-20 m² 18-24 m² 18-26 m² 18-28 m² 20 - 28 m²

R. Makan (restaurat) Perlu min. 1 Perlu min. 1 Perlu min. 1 Wajib min. 2 Wajib min. 2
2.
Bar dan coffeshop Wajib Wajib min. 1 Wajib min. 1 Wajib min. 1 Wajib min. 1

- - Wajib min. 1 Wajib min. 1


Function Room & Dianjurkan Wajib Wajib min. 1
3. Wajib prefunction
Prefunction Room - - prefunction prefunction Room
Room Room

Dianjurkan Dianjurkan Wajib Wajib perlu Wajib perlu


dianjurkan
4. Rekreasi & olah raga +2 jenis + 2jenis + 2 jenis
- Dianjurkan
fasilitas lain fasilitas lain fasilitas lain

5. Ruang yang disewakan Perlu min. 1 Perlu min. 1 Perlu min. 3 Perlu min. 3 Wajib min. 3

6. Lounge - - Wajib Wajib Wajib

7. Taman Perlu Perlu Perlu Wajib Wajib

Sumber data: Panduan Perancangan Bangunan Komersial (Endy Marlina)


BAB II TINJAUAN

2.1.6
2.1.6 Zoning
Zoning Ruang
Ruang Hotel
Hotel

 Zoning untuk hotel terbagi atas:


1. Area Privat : Area untuk pengunjung seperti ruang hotel
2. Area Publik : Area pengunjung dan pelayan dan pegawai
hotel
3. Area Semi Publik : Area hanya orang-orang tertentu yang bisa mengaksesnya.
4. Area Servis : Area khusus karyawan.
 Area hotel dibagi menjadi dua bagian utama, antara lain:
1. Front of the House (Bagian Depan Hotel), area 2.Back of the House (Bagian Belakang Hotel),
ini termasuk pada area public, semi public dan private, area ini adalah area service atau penunjang
yakni: pada hotel, terbagi atas:
• Public Space Area • Daerah dapur dan gudang
• Lobby • Daerah bongkar muat, sampah dari
• Entrance Hall gudang
• Front desk/ Reception desk • Daerah pegawai/staff hotel
• Guest elevator • Daerah pencucian dan pemeliharaan
• Sirkulasi • Daerah Mekanikal dan Elektrikal
• Retail Area
• Area tempat makan (restoran, coffee shop,
lounge, atau bar)
• Ruang Serbaguna
• Area Rekreasi
• Guest Room
BAB II TINJAUAN

2.1.7
2.1.7 Pengertian
Pengertian Resort
Resort

No. PENGERTIAN
1. Resort merupakan tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai atau pegunungan yang
banyak dikunjungi (Echols, 1987).

2. Resort merupakan tempat wisata yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk
menikmati potensi alamnya (Hornby, 1974).

3. Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan
bersantai dan berolahraga seperti tennis, golf, spa, tracking dan jogging, bagian concierge
berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada tamu yang mau hitchhiking
berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resor ini (Pendit, 1999).
BAB II TINJAUAN

2.1.8
2.1.8 Faktor
Faktor Penyebab
Penyebab Timbulnya
Timbulnya Hotel
Hotel Resor
Resor

NO. FAKTOR PENGERTIAN


1. Kebutuhan manusia Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat
akan bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas
rekreasi keseharian mereka.

2. Kesehatan Gejala-gejala stress dapat ditimbulkan dari berbagai pekerjaan yang


melelahkan sehingga dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Untuk
memulihkan kesehatan baik para pekerja maupun para manula
membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh di tempat
berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan
akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan.

3. Keinginan Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di
menikmati daerah perkotaan yang padat dan berpolusi. Dengan demikian keinginan
potensi alam masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi
permasalahan, oleh sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan
alam yang indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung
maupun pengguna hotel tersebut (Pendit, 1999).
BAB II TINJAUAN
2.1.9
2.1.9 Karakteristik
Karakteristik Hotel
Hotel Resort
Resort

No Karakteristik Pengertian Keterangan


1. Lokasi Umumnya berlokasi di tempat-tempat berpemandangan indah,
pegunungan, tepi pantai dan sebagainya, yang tidak dirusak oleh
keramaian kota, lalu lintas yang padat dan bising, “Hutan Beton” dan
polusi perkotaan.

2. Fasilitas Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu


luang menuntut ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif
indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area
privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, lapangan
tennis dan penataan lansekap.

3. Arsitektur Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resor cenderung mencari


dan Suasana akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda
dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resor
cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang
mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra
yang bernuansa etnik.

4. Segmen Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan/pengunjung yang


Pasar ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam,
pantai, gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama
yang indah.
BAB II TINJAUAN

2.1.10
2.1.10 Jenis
Jenis Hotel
Hotel Resor
Resor

No Jenis Hotel Lokasi Fasilitas Rekreasi Keterangan


1. Ski Resort Di pegunungan Dilengkapi dengan fasilitas
Hotel bersalju olahraga ski es

2. Sea Side Di daerah pantai Menyediakan fasilitas


Resort Hotel olahraga air seperti
berperahu, menyelam,
berselancar, ski air, dan
lainnya.
3. Mountain Di daerah menyediakan olahraga
Resort Hotel pegunungan gunung seperti mendaki
gunung, bersepeda gunung,
berkuda dan berburu
BAB II TINJAUAN

2.1.11
2.1.11 Prinsip
Prinsip Desain
Desain Hotel
Hotel Resor
Resor
No Prinsip Desain Hotel Resor
1. Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata.
a. Suasana yang tenang dan mendukung untuk istirahat, selain fasilitas olah raga dan hiburan.
b. Aloneness (kesendirian) dan privasi, tetapi juga adanya kesempatan untuk berinteraksi dengan orang
lain berpartisipasi dalam aktivitas kelompok.
c. Berinteraksi dengan lingkungan, dengan budaya baru, dengan negara baru dengan standar
kenyamanan rumah sendiri.

2. Pengalaman unik bagi wisatawan.


a. Ketenangan, perubahan gaya hidup dan kesempatan untuk relaksasi.
b. Kedekatan dengan alam, matahari, laut, hutan, gunung, danau, dan sebagainya.
c. Memiliki skala yang manusiawi.
d. Dapat melakukan aktivitas yang berbeda seperti olah raga dan rekreasi.
e. Keakraban dalam hubungan dengan orang lain diluar lingkungan kerja.
f. Pengenalan terhadap budaya dan cara hidup yang berbeda.

3. Menciptakan suatu citra wisata yang menarik.


a. Memanfaatkan sumber daya alam dan kekhasan suatu tempat sebaik mungkin.
b. Menyesuaikan fisik bangunan terhadap karakter lingkungan setempat.
c. Pengolahan terhadap fasilitas yang sesuai dengan tapak dan iklim setempat.
BAB II TINJAUAN

2.1.12
2.1.12 Fasilitas
Fasilitas dalam
dalam Hotel
Hotel Resor
Resor

No Jenis Fasilitas Hirarki Uraian Keterangan


1 Akomodasi dan Fasilitas Utama • Kamar tidur Standar
restaurant • Restoran dan Bar
• Function Room

2 Rekreasi Fasilitas Sekunder • Kolam Renang Standar/Non


• Sauna dan pusat kebugaran Standar
• Souvenir shop
• Bussines Center

3 Pelengkap Fasilitas • Guest Laundry Non Standar


Tambahan • Mini Shop
• Car Rental
BAB II TINJAUAN

2.1.13
2.1.13 Jenis
Jenis Kamar
Kamar

No Jenis Kamar Keterangan


1. Single Room Kamar untuk satu orang dengan satu tempat tidur tunggal (single bed)
2. Double Room Kamar untuk dua orang dengan satu tempat tidur besar (double bed)
3. Twin Room Kamar untuk dua orang dengan dua tempat tidur (tunggal) twin bed dengan
ukuran sama besar

4. Triple Room Kamar untuk dua orang dengan tempat tidur ukuran double bed, dan ditambah
extra bed

5. Junior Suite Room Satu kamar besar yang terdiri dari satu ruang tidur dan satu ruang tamu

6. Suite Room Kamar dengan ukuran lebih luas dan dilengkapi dengan fasilitas tambahan
seperti ruang makan, ruang duduk, dapur kecil dan mini bar. Tempat tidur yang
ada didalamnya adalah double bed, meskipun terkadang juga menggunakan
twin bed.

7. President Suite Kamar yang lebih luas dan terdiri dari berbagai ruang yang besar untuk ruang
Room tidur, ruang tidur tamu, ruang kerja, ruang makan, dapur kecil dan mini bar.
Tempat tidur yang ada di dalamnya umumnya double bed dengan ukuran king
bed.
BAB II TINJAUAN

2.1.14
2.1.14 Jenis
Jenis Kamar
Kamar Menurut
Menurut Tingkat
Tingkat Fasilitasnya
Fasilitasnya

No Jenis Kamar Pengertian Keterangan


1. Standard Room Kamar hotel dengan kapasitas dua orang dengan
satu tempat tidur (double bed) atau dua tempat
tidur (single bed).

2. Superior Room Kamar hotel yang memiliki kapasitas sama dengan


standard room namun ruangannya lebih luas.

3. Deluxe Room Kamar hotel dengan ukuran yang besar dan fasilitas
melebihi standard room dan superior room.

4. Suite Room Kamar hotel yang terdiri dari dua atau tiga ruang
tidur dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti
ruang tamu,dapur, ruang makan, ruang keluarga
dan minibar.
BAB II TINJAUAN
2.1.15
2.1.15 Jenis
Jenis Kamar
Kamar Menurut
Menurut Letaknya
Letaknya
No Jenis Kamar Pengertian Keterangan
1. Connecting Dua kamar yang bersebelahan satu sama lain,
Room yangdihubungkan oleh pintu penghubung (connecting door).
Biasanya digunakan oleh tamu yang datang bersama
keluarga. Pintu penghubung ini untuk memudahkan
komunikasi antar anggota keluarga tanpa harus keluar kamar.

2. Adjoining Dua kamar yang berdekatan satu sama lain tanpa pintu
Room penghubung.

3. Adjacent Room Dua kamar yang terletak pada lantai yang sama dan saling
berhadapan.

4. Cabana Room Kamar-kamar yang menghadap ke pantai atau kolam renang.


Biasanya lokasi kamar terpisah dengan gedung utama.
BAB II TINJAUAN
2.1.16
2.1.16 Tinjauan
Tinjauan Standar
Standar Fasilitas
Fasilitas Resort
Resort Bintang
Bintang 4
4

Dibawah ini merupakan berbagai fasilitas yang ada dalam sebuah resort berbintang 4 dengan perkiraan 62
kamar:
1. Area parkir
Jenis Kendaraan Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) Radius Putaran
Sepeda Motor 2.20 0.70 1.00 1.00
Mobil Pribadi 4.70 1.75 1.50 5.75
Mobil Pribadi Besar 5.00 1.80 2.00 6.00
Bus 11.00 2.50 3.95 10.25
(Sumber:Neufert, 2013:105)
2. Lobby Resort
Ruang Sumber Standar
Main Lobby BPDS 0.65-0.9 m²/orang
Lounge Area NAD 2.5 m²/orang
Receptionist BPDS 10 m²/unit
Ruang Kasir NAD 2.75 m²/orang
Costumer Service NMH 12 m²/unit
Toilet Umum NAD 3.6 m²/orang
BAB II TINJAUAN

3. Restoran
Ruang Sumber Standar
Restoran NAD 2.5 m²/orang
Café NAD 2.5 m²/orang
Gudang NAD 250 x 0.24 m²

4. Meeting Room atau Function Room


Ruang Sumber Standar
Meeting Room HMC (Hotel, Motel, Condominium) 1.1-1.3 m²/orang
Function Room HMC 1.8 m²/orang

5. Laundry Dan Dry Cleaning


Ruang Sumber Standar
Chief Laundry TSS 7.5-9.5 m²/orang
Laundry TSS 0.5 m²/kamar
Gudang Laundry HPD (Hotel Planning and Design) 0.0023 m²/kamar
BAB II TINJAUAN

2.1.17
2.1.17 Tinjauan
Tinjauan Standar
Standar Ruang
Ruang Penunjang
Penunjang Tambahan
Tambahan

1. Tempat untuk para karyawan seperti EDR (Employees Dining Room)


Ruang Sumber Standar
Locker NAD 0,882 m²/orang
Toilet Karyawan NAD 0,5 m²/orang
Musholla NAD 1,008 m²/orang

2. Ruang penyimpanan atau gudang material


Ruang Sumber Standar
Gudang Makanan NAD 0,1 m²/orang
Gudang Bahan NAD 0,18 m²/orang
Gudang Minuman HPD 0,1 m²/orang
Gudang Pendingin HPD 0,14 m²/orang
Ruang Cuci TSS 0,2 m²/orang
BAB II TINJAUAN

3. Office atau kantor

Ruang Sumber Standar


General Manager TSS 1,33 m²/orang
Sekretaris TSS 1,8 - 2,3 m²/orang
F&B Manager HPD 7,5 - 9,5 m²/orang
Staf Admin HPD 1,8 - 2,3 m²/orang
Akuntan HPD 7,5 - 9,5 m²/orang
Arsip HPD 0,02 m²/orang
Rapat HPD 1,5 - 2 m²/orang
BAB II TINJAUAN
4. Koridor
Keterangan Ruang Sumber Standar
Lebar Koridor DPM 76,2–91,4 cm/orang
Tinggi koridor DPM 2.25 m
Pencahayaan siang hari DPM 100 lux
Pencahayaan malam hari DPM 50 lux
Kebisingan DPM 40 dB
Pengamanan kebakaran DPM Setiap hari
5. Tangga

Keterangan Ruang Sumber Standar


Panjang Pijakan DPM 150-200 cm
Lebar Pijakan DPM 30 cm
Tinggi Pijakan DPM 15 – 18 cm
Tinggi Lantai DPM 3-4 m
Panjang Tangga DPM 11.25 m
gradien maksimum DPM 1:10
landai singkat untuk penyandang cacat dan troli DPM 1:12
landai panjang untuk peralatan cacat dan berat DPM 1:10
BAB II TINJAUAN
2.2
2.2 TINJAUAN
TINJAUAN KHUSUS
KHUSUS
2.2.1
2.2.1 Tinjauan
Tinjauan Kenyaman
Kenyaman Thermal
Thermal

1. PENGERTIAN KENYAMANAN THERMAL


Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia, bukan oleh benda, binatang, dan
arsitektur, tetapi dikondisikan oleh lingkungan dan benda-benda disekitar arsitekturnya atau kondisi pikir seseorang yang
mengekspresikan kepuasan dirinya terhadap lingkungan thermalnya.
 
ASHERE (1989), mendefinisikan kenyamanan thermal sebagai suatu pemikiran dimana kepuasan didapati. Oleh karena
itu, kenyamanan adalah suatu pemikiran mengenai persamaan empiric. Meskipun digunakan untuk mengartikan
tanggapan tubuh, kenyamanan thermal merupakan kepuasan yang dialami oleh manusia yang menerima suatu keadaan
thermal, keadaan ini alami baik secara sadar ataupun tidak sadar. Pemikiran suhu netral atau suhu tertentu yang sesuai
untuk seseorang dinilai agak kurang tepat karena nilai kenyamanan bukan merupakan nilai yang pasti dan selalu berbeda
bagi setiap individu.

2. ASPEK/FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENYAMANAN


Georg Lippsmeier menjelaskan faktor-faktor (persyaratan) yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan kemampuan
mental dan fisik penghuni yaitu :
a.      Radiasi matahari
b.      Pantulan dan penyerapan
c.      Temperatur dan perubahan temperatur
d.      Kelembapan udara
e.      Gerakan udara/Kecepatan aliran angin

Kelima aspek tersebut adalah aspek lingkungan, terdapat aspek lain yang merupakan aspek manusia yaitu:
a. Aktivitas manusia
b. Pakaian
BAB II TINJAUAN

3. STANDART KENYAMANAN THERMAL


Perbandingan hasil pengukuran dengan standar kenyamanan thermal
1. Kecepatan udara
Lippsmeier menyatakan bahwa patokan untuk kecepatan angin ialah:
• 0,25 m/s ialah nyaman, tanpa dirasakan adanya gerakan udara
• 0,25-0,5 m/s ialah nyaman, gerakan udara terasa
• 1,0-1,5 m/s aliran udara ringan sampai tidak menyenangkan
• Diatas 1,5 m/s tidak menyenangkan

2. Suhu
Menyatakan daerah kenyamanan thermal pada bangunan yang dikondisikan untuk orang Indonesia
yaitu:
• Sejuk nyaman, antara suhu efektif 20,8º C – 22,8º C
• Nyaman optimal, antara suhu efektif 22,8º C -25,8º C
• Hangat nyaman, antara suhu efektif 25,8º C – 27,1º C
BAB II TINJAUAN

2.2.2
2.2.2 Tinjuan
Tinjuan Penghawaan
Penghawaan

1. Secara Alami (Mode Pasif)


A. Mengendalikan Suhu Ruang Secara Alami
Untuk mengendalikan suhu di dalam ruang adalah dengan memanfaatkan udara alami dengan
maksimal, maka diperlukan andanya pemikiran oleh para desainer arsitektur dan interior di dalam
merancang bukaan pada bangunan dan ruang-ruang dalam bangunan.
Disamping memikirkan jumlah bukaan, arah bukaan dan jenis atau bentuk bukaan, juga tidak
kalah pentingnya memilih material yang tepat untuk bahan bangunan untuk mengatisipasi panas
radiasi matahari, sehingga dapat member kenyamanan bagi manusia yang beraktivitas di dalamnya.
Ruang yang tergolong nyaman adalah apabila saat berada di dalamnya kita tidak merasa terlalu
panas atau pengap. Disamping itu juga jangan sampai terasa susah bernafas Karen minimalnya kadar
O2 di dalam ruang.Untuk itu perlu adanya solusi-solusi untuk mengendalikan suhu di dalam ruang.
B. Segi Positif Penggunaan Pengudaraan/Penghawaan Alami
Banyak segi positif yang kita dapat apabila kita memanfaatkan penghawaan alami dengan maksimal
antara lain:
1. Ikut menjaga sumber energy listrik
2. Udara alam yang bersih dengan volume yang cukup dalam ruang dalam akan menyebabkan
manusia yang beraktivitas dalam ruang tersebut menjadi lebih sehat
3. Ikut menjaga keutuhan lapisan ozone sebagai pelindung bumi dari radiasi sinar matahari dan
benda-benda ruang angkasa
4. Penerapan pintu dan jendela sebagai sumber udara alami masuk ke dalam ruangan dapat
menambah nilai estetika pada bangunan
BAB II TINJAUAN
C. Solusi-Solusi Masalah Pengudaraan/Penghawaan Alami
Banyak masalah yang terjadi dalam pengaturan dan pemilihan bentuk penghawaan alami pada saat
seorang desainer arsitektur merancangan rumah atau gedung. Untuk itu perlu diketahu pemecahan
solusi-solusinya sehingga hasil rancangan rumah maupun gedung menjadi optimal sesuai dengan
konsep hemat energy disamping itu juga optimal dari segi visual (enek dipandang).

Ada beberapa solusi di dalam penghawaan atau pengudaraan pada ruang dalam antara lain:
1. Menyesuaikan Jumlah Bukaan Dengan Dimensi Ruang
2. Memilih Arah Dan jenis Bukaan Yang Tepat
3. Ventilasi Silang
4. Bentuk Ventilasi
5. Ventilasi dan Isulasi Atap
6. Membuat Plafon yang Cukup Tinggi
7. Material Atap
8. Kemiringan Atap
9. Memaksimalkan Penggunakan Material Alam Untuk Bahan bangunan
10. Penerapan Warna
11. Teritisan atau overstek
12. Membuat ruang Transisi
13. Penerapan konsep Open Space Dalam Interior
14. Menata Furniture Yang Benar Di Dalam Ruangan
15. Menghindarai Efek Rumah kaca
16. Menananam Tanaman Di Halaman
17. Mendisteribusikan udara secara merata dengan batuan kipas angin
18. Membuat ventilasi cerobong arang
BAB II TINJAUAN

2. Secara Buatan (Mode Aktif)


Apabila lokasi bangunan berada di daerah perkotaan yang sangat padat dengan bangunan bertingkat dan
sangat sedikit atau sama sekali tidak terdapat lahan untuk menanam pepohonan sehingga menjadikan tingkat
polusi udara tinggi, Untuk itu yang harus dipikirkan di dalam merancang bangunan dan ruang-ruang dalam
bangunan agar tercapai tujuan di atas antara lain :
1. Mengorientasikan bangunan kearah utara-selatan guna meminimalkan penyerapan pengaruh maksimal
radiasi matahari.
2. Memilih bahan bangunan yang dapat meredam panas sehingga panas radiasi matahari tidak maksimal
masuk ke dalam ruangan.
3. Hindari menggunakan ventilasi udara yang tidak dapat ditutup pada saat menghidupkan AC.
4. Membuat ketinggian plafond yang tidak terlalu tinggi, cukup 280 – 300 cm.
5. Khususnya pada ruang –ruang perkantoran sebaiknya dibuat dinding-dinding penyekat yang tidak terlalu
tinggi.
6. Menata denah bangunan untuk melokalisir panas dan kelembaban.
7. Menata ruang untuk merokok dan ruang bebas Rokok.
8. Walaupun kita merancang ruangan untuk menggunakan penghawaan buatan (AC), tetapi tetap kita
menerapkan bukaan (jendel dan ventilasi)
BAB II TINJAUAN
A. Jenis-Jenis Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan (AC) ada beberapa jenis antara lain: AC central, AC split, AC Window ,AC portable.

1. AC Central 2. AC Split
AC central biasanya di pasang pada plafond dan di AC split adalah AC yang dipasang mengantung ditembok,
atas plafond dilengkapi dengan dakting-dakting tembok dilubangi sebesar selang pembuangan dan
AC dan memiliki ruangan mesin khusus. kabel yang menghubungkan ke mesin AC yang
diletakan di luar bangunan dengan disediakan
Gambar 16, ruangan khusus untuk mesin AC.
AC Centeral (sumber:
Serial Rumah Hemat Gambar 17, AC Sput
Energi) (Sumber: Serial rumah
Hemat Energi)

3. AC Window 3. AC Portable
AC Window adalah AC yang dimana mesinnya AC portable adalah jenis pendingin udara
menjadi satu dengan badan ACnya sehingga harus yang dapat dipindah-pindahkan, tetapi AC
di pasang dengan melubangi tembok sebesar AC. jenis ini tidak menggunakan preon tetapi
proses pendinginan udara menggunakan
air yang terkadang dapat dicampur aroma
Gambar 18, AC Window terapi untuk menenangkan pikiran.
(Sumber: Serial rumah
Hemat Energi

Gambar 19, (Sumber: Serial Rumah Hemat Energi)


BAB II TINJAUAN
B. Memilih AC yang Tepat
Dalam memilih AC pilihlah AC yang memiliki label hemat energy, salah satunya adalah dengan sensor gerak,
jika ruangan tidak dihuni AC akan beroperasi dengan tenaga lebih kecil yang akan menghemat 20-30% energ1
listrik.
Disamping itu apabila kita akan membeli AC split atau AC Window, sebaiknya melihat besaran EER (Energy
Eficiency Rating). Semakin tinggi nilai EERnya maka AC akan semakin efisien dalam mengkonsumsi energi.
Untuk hemat energy, apabila ruang cukup besar dan ingin sekaligus mendinginan keseluruhan ruang yang ada
pada bagunan maka sebaiknya menggunakan AC central karena akan lebih efisien dibanding menggunakan jenis
AC split atau AC Window. AC central biasanya digunakan pada bangunan-bangunan gedung Seperti mall,
perkantoran dll.

C. Menghitung PK AC Sesuai Dengan Besaran Ruang


Untuk Hemat energy disamping memilih jenis AC yang tepat juga harus menghitung daya AC yang sesuai
dengan besarnya ruang. Ukuran daya AC sangat penting karena apabila dayanya lebih besar dari ketentuan
besaran ruangnya maka ruangan akan terasa terlalu dingin dan apabila sebaliknya maka ruangan akan terasa
masih panas karena daya AC tidak mampu mendinginkan keseluruhan ruang.
Seperti pembahasan di atas apabila kita membeli AC sebaiknya melihar EERnya. EER didapat dari nilai BTU
yang dibagi dengan nilai daya (watt). BTU (British Thermal Units) adalah satuan energy. Contohnya untuk
mendapatkan nilai EER adalah apabila satu unit AC split dengan kapasitas 7000 BTU menggunakan energy atau
daya sebesar 655 watt, maka EERnya dapat kita hitung sebesar 10,7 yang didapat dari 7000 (BTU) / 655 watt.
N0 Daya AC (dalam BTU) Daya AC (dalam PK)
BTU = P x L x 500BTU
Ketentuan: 1. 5000 ½
P = Panjang ruangan 2. 7500 ¾
L = Lebar ruangan
3. 9000 1
500 BTU = Jumlah yang sudah ditentukan
BTU dihitung untuk menentukan kapasitas daya AC 4. 12000 1½
5. 16000 2
BAB II TINJAUAN

D. Cara Merawat AC

Untuk merawat AC agar tidak membuang-buang energy listrik yang terlalu banyak antara lain:
1. Menggunakan waktu (timer) yang terdapat pada rimot AC. Misalnya AC diprogramkan mati saat kita
meninggalkan rumah dan hidup lagi 30 menit sebelum kita tiba di rumah. Dengan cara ini AC tidak
hidup terus yang membuat AC cepat rusak dan disamping itu juga ruangan akan tetap nyaman pada
saat kita ada di dalamnya. Dan yang lebih penting energi listrik akan lebih hemat.
2. Membersihkan filter AC setiap bulan. Filter yang kotor membuat AC berkerja lebih berat. Hal ini akan
mengakibatkan AC cepat rusak karena mesin AC kerja mesin AC lebih berat dengan kondisi filter kotor.
Disamping itu apabila filter dalam kondisi bersih udara yang keluar akan lebih banyak dan lebih bersih
sehingga ruangan akan lebih nyaman dan setelan AC tidak tidak perlu terlalu rendah, untuk itu hemat
energi bias tercapai.
3. Membersihkan evavorator (saluran pembuangan air pada AC split atau AC Window apabila udara AC
yang keluar sudah terasa kurang dingin. Dengan menyemprot evavorator dengan selang air dengan
kecepatan sedang.
4. AC unit (biasanya di katakana mesin AC) yang terletak di luar (halaman) sebaiknya dibersihkan juga
untuk kinerjannya lebih baik.
BAB II TINJAUAN

2.2.3
2.2.3 ARSITEKTUR
ARSITEKTUR TROPIS
TROPIS

1.
1. Definisi
Definisi Arsitektur
Arsitektur Tropis
Tropis

Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak geografis
Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan
penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas.
Dalam kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan
gedung maupun rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

Karakter iklim tropis yang diadaptasi dalam arsitektur adalah atmosfer lingkungan dan lokasi geografis
setempat, termasuk detail-detail di dalamnya, yaitu kondisi temperatur, kelembaban, angin, cahaya, dan
lain sebagainya. Arsitektur tropis memiliki tujuan memberi solusi terhadap bangunan melalui pencahayaan
dan penghawaan alami untuk memberi kenyamanan bagi penggunanya.
BAB II TINJAUAN

2. Prinsip-Prinsip Arsitektur Tropis

Strategi utama yang dimiliki arsitektur tropis merupakan strategi mengenai bagaimana mengolah elemen-
elemen iklim pada tapak, bangunan dan lingkungan sekitarnya yang berlaku di daerah beriklim tropis
lembab. Hal ini mencakup prinsip-prinsip mengenai pengolahan angin, cahaya matahari, temperatur dan
kelembaban udara, serta pengolahan vegetasi yang akan dijelaskan sebagai berikut ini :
1. Angin
Pengolahan angin dapat dilakukan dengan mengolah vegetasi yang ada pada tapak maupun dengan
mengolah ventilasi alami di dalam bangunan:
a. Pengolahan Vegetasi
Kontrol angin ini dapat diterapkan dalam beberapa cara, antara lain:
- Menghalangi angin
- Menyaring angin
- Membelokkan angin
- Mengarahkan angin
BAB II TINJAUAN

b. Ventilasi
Ventilasi alami adalah pergantian udara secara alami, tidak melibatkan peralatan mekanis seperti
mesin penyejuk udara yang dikenal dengan air conditioner atau AC. Ventilasi alami menawarkan
ventilasi yang sehat, nyaman, dan tanpa energi tambahan. Namun, untuk merancang ventilasi alami
perlu dipikirkan syarat awal, yaitu:
• Tersedia udara luar yang sehat (bebas dari bau, debu, dan polutan lain yang mengganggu)Suhu
udara luar tidak terlalu tinggi (maksimal 28ºC)
• Suhu udara luar yang tidak terlalu tinggi.
• Tidak banyak bangunan disekitar yang akan menghalangi aliran udara horizontal (sehingga angin
berhembus lancar)
• Lingkungan tidak bising

Beberapa nilai negatif ventilasi alami adalah:


• Suhu tidak mudah diatur
• Kecepatan angin tidak mudah diatur
• Kelembaban tidak mudah diatur
• Kualitas udara tidak mudah diatur (debu, bau dan polusi lain)
• Adanya gangguan serangga
• Gangguan lingkungan (kebisingan, dll) sulit dicegah.
BAB II TINJAUAN

2. Cahaya Matahari
Pada daerah khatulistiwa yang beriklim tropis lembab seperti di Indonesia, matahari memberi energi
panas dan cahaya yang berlimpah,namun sering dihindari karena menimbulkan ketidaknyamanan. Oleh
karena itu bagi arsitek perlu diingat hal-hal penting yang akan dijelaskan sebagai berikut:
- Pembayangan
- Pengatur letak dan dimensi bukaan
- Pemilihan warna dan tekstur permukaan dalam ruangan dan luar

Tingkat pencahayaan yang bisa masuk ke dalam


bangunan sebaiknya dibatasi. Terdapat beberapa
cara yang bisa digunakan untuk mengontrol
masuknya sinar matahari ke dalam bangunan, antara
lain :
a. Mengurangi Absorpsi Radiasi Matahari

Absorpsi permukaan yang dicat adalah rata-rata dari


absorpsi
bahan dinding dan absorpsi cat :
α = (αw – αp) / 2
BAB II TINJAUAN

b. Sun Control and Shading Devices


Setiap permukaan bangunan baik jendela, dinding maupun atap yang terekspose oleh matahari mampu
memperoleh radiasi. Untuk menghalangi masuknya aliran panas yang dihasilkan baik secara langsung
maupun tidak langsung, permukaan tersebut harus dilindungi.

Beberapa jenis shading device yang bisa diterapkan pada bangunan antara lain:

a. Shading Vertikal (vertical device)


Shading ini terdiri dari lempeng-lempeng berjajar atau sirip-sirip proyeksi
dengan posisi vertikal. Sudut pembayangan horizontal yang dibentuk
melalui jarak yang semakin dekat dapat memberikan efek pembayangan
yang sama dengan sirip yang lebar dengan jarak yang lebar pula.

b. Shading Horizontal (horizontal device)


Shading horizontal dapat berupa kanopi (tritisan), lempeng-lempeng
horizontal yang berjajar atau semacam
pengaplikasian kerai. Hal ini paling efektif jika dilakukan pada bagian
utara dan selatan bangunan yaitu pada posisi matahari berada pada
sudut yang tinggi.
BAB II TINJAUAN

c. Egg-crate devices
Egg-crate devices merupakan kombinasi antara
vertical device dan horizontal device. Pada tipe ini
terdapat bermacam-macam tipe blok kisi-kisi.

3. Vegetasi
Vegetasi merupakan elemen utama yang dapat digunakan untuk
mengolah iklim dalam penerapan arsitektur tropis. Vegetasi ini
memiliki peran penting antara lain:
• Vegetasi mampu mengontrol efek matahari dengan cara
menyaring sinar matahari langsung.
• Vegetasi mampu mengontrol angin dengan cara menghalangi
angin, menyaring angin, membelokkan angin dan
menggerakkan angin.
• Vegetasi dapat mengatur kelembaban dengan cara
memperlambat evaporasi.
3. Kriteria Arsitektur Tropis

1. Kenyamanan Thermal
2. Aliran Udara Melalui Bangunan
- Sirkulasi Udara dengan ventilasi Vertikal
- Sirkulasi Udara dengan ventilasi Horizontal
3. Penerangan Alami pada siang hari
- Pemanfaatan Sinar Matahari
- Derajat/tingkat penyinaran
4. Radiasi Panas Sinar Matahari

4.
4. Syarat
Syarat Arsitektur
Arsitektur Tropis
Tropis
Dalam persyratanya arsitektur tropis dapat di simpulkan sebagi berikut :
1) Pola rancangan beradaptasi penuh terhadap iklim Kaidah arsitektur tropis (tradisional) secara cermat
diikuti, secara bersamaan digunakan pula rancangan arsitektur modern hingga detail elemen
bangunan.
2) Pola rancangan beradaptasi terhadap iklim, dilengkapi alat kenyamanan suhu kaidah arsitektur tropis
diikuti, namun dengan  pertimbangan tertentu digunakan alat kenyamanan suhu.
3) Pola rancangan menggunakan  sebagian kaidah adaptasi terhadap iklim, dilengkapi alat kenyamanan
suhu kaidah arsitektur tropis pada beberapa elemen rancangan diterapkan, pada bagian lain.
4) Pola rancangan mengunakan bentuk tradisional tanpa memperhatikan kaidah iklim pola rancangan
tidak menggunakan kaidah adaptasi terhadap iklim (Agus, studi pustaka arsitektur bioklimatik, skripsi
A. 2008)
5.
5. Faktor-Faktor
Faktor-Faktor Perencanaan
Perencanaan Arsitektur
Arsitektur Tropis
Tropis
1. Iklim
Meminimalkan pengaruh iklim terhadap kenyamanan fisik manusia seperti kenyamanan ruang,
kenyamanan penglihatan, kenyamanan suara, dan kenyamanan suhu. Faktor iklim yang mempengaruhi
kenyamanan suhu, yaitu suhu udara, pergerakan udara, radiasi, dan kelembaban udara.
2. Manusia dan Kebutuhan
Erat hubungannya dengan sosial-ekonomi dari sipemakai bangunan, sehingga harus
mempertimbangkan lingkungan sekitar tapak baik masyarakat maupun ciri khas setempat.Arsitektur |
UMB
3. Bahan Bangunan
Penggunaan material yang cerah leih baik karena penyerapan panas kecil, penggunaan kaca yang
berlebih dan penempatan yang tidak sesuai akan mengakibatkan pemanasan terhadap ruangan,
perlunya penanaman pohon yang lebih banyak sebagai penghasil oksigen, penyerap polusi dan panas
BAB II TINJAUAN

7.
7. Iklim
Iklim Tropis
Tropis dan
dan Pengaruhnya
Pengaruhnya Terhadap
Terhadap Bangunan
Bangunan

Semua jenis iklim, khususnya iklim tropis lembab dapat mempengaruhi bentuk/fasad bangunan. Perilaku
yang dimiliki oleh iklim tropis lembab yang dapat mempengaruhi bentuk/fasad bangunan tersebut antara
lain:
1. Curah Hujan Tinggi
2. Kelembaban Tinggi
Kelembaban tinggi yang dimiliki iklim tropis lembab ini dapat diatasi dengan beberapa cara, antara lain :
• Penggunaan dinding berpori pada bangunan agar dapat ikut menyerap uap air di dalam ruangan dan
meningkatkan kenyamanan.
• Bangunan mempunyai dua jenis jendela, yaitu temporal dan tetap.
3. Radiasi Sinar Langsung
BAB II TINJAUAN

8.
8. Material
Material Bangunan
Bangunan Tropis
Tropis
Pada daerah tropis, terdapat berbagai macam material bangunan dan teknik konstruksi yang dapat
digunakan, baik secara tradisional maupun modern. Tiap-tiap material memiliki tingkat ketahanan
masing-masing tergantung pada cuaca setempat. Selain itu, terdapat pula beberapa hal yang mampu
menyebabkan turunnya kualitas material tersebut antara lain lembab, radiasi matahari, tumbuhnya jamur
dan rayap.

Berikut ini material bangunan yang cocok pada daerah tropis:


1. Bambu
2. Batang Daun Palem
3. Tanaman Rambat
4. Bata Tanah dan Lumpur
5. Batu Alam
6. Kayu dan Kayu Lapis
7. Material Insulasi (tahan panas) 1 2 3 4
8. Insulasi Dinding

5 6 7 8
BAB II TINJAUAN
2.2.4
2.2.4 Studi
Studi Banding
Banding Hotel
Hotel Yang
Yang Menerapkan 
Menerapkan  Konsep
Konsep
Arsitektur
Arsitektur Tropis
Tropis Modern
Modern

1.
1. Hotel
Hotel Novotel 
Novotel  2. Bali
2. Bali Tropic
Tropic Resort
Resort && Spa 
Spa 
Hotel
Hotel Novotel, Surabaya
Novotel, Surabaya karya
karya Duta
Duta Cermat
Cermat Mandiri/DCM
Mandiri/DCM Bali
Bali Tropic Resort & Spa
Tropic Resort & Spa Hotel
Hotel pantai
pantai eksklusif
eksklusif di
di Bali
Bali
dirancang
dirancang untuk menghidupkan pola arsitektur disekitarnya.
untuk menghidupkan pola arsitektur disekitarnya. dibangun
dibangun dalam
dalam campuran
campuran halus
halus Bali
Bali dan
dan arsitektur
arsitektur modern
modern
Rancangan
Rancangan ditekankan pada ekspresi tampak muka bangunan.
ditekankan pada ekspresi tampak muka bangunan. dan menawarkan suasana yang luar biasa untuk
dan menawarkan suasana yang luar biasa untuk benar-benar benar-benar
Geometri
Geometri yang
yang dihadirkan
dihadirkan merupakan
merupakan eklektisisme
eklektisisme radikal
radikal atas
atas indah
indah dandan santai
santai pantai
pantai liburan. Yang
liburan. Yang cantik
cantik didi antara
antara
pola rancangan bangunan disekitarnya, dengan
pola rancangan bangunan disekitarnya, dengan transformasi transformasi Frangipani
Frangipani dan Bougainville dengan sebagian besar
dan Bougainville dengan sebagian besar
bentuk
bentuk lokal
lokal kedalam
kedalam kaidah
kaidah arsitektur
arsitektur modern
modern (menonjol
(menonjol pandangan
pandangan napas mengambil dari Samudera Hindia yang
napas mengambil dari Samudera Hindia yang
dengan
dengan geometri rasional pola a-b-c-b-a, serta back lighting).
geometri rasional pola a-b-c-b-a, serta back lighting). hangat
hangat dandan indah. Hotel
indah. Hotel ini
ini terletak
terletak secara
secara langsung
langsung dandan
Ekspresi tampak muka tersebut juga menghadirkan
Ekspresi tampak muka tersebut juga menghadirkan metafora metafora sangat
sangat terpusat pada terkenal di dunia Nusa Dua pantai di
terpusat pada terkenal di dunia Nusa Dua pantai di
seperti
seperti susunan
susunan gunungan
gunungan (atau
(atau orang
orang berbaris?).
berbaris?). Rancangan
Rancangan pantai selatan Pulau Bali, Indonesia.Kombinasi
pantai selatan Pulau Bali, Indonesia.Kombinasi unik dari unik dari
respons
respons atas iklim dilakukan secara tradisional dengan
atas iklim dilakukan secara tradisional dengan Indah
Indah Kamar
Kamar ACAC dan
dan kamar
kamar mandi
mandi mewah
mewah ditambah
ditambah dengan
dengan
melindungi
melindungi bukaan (pintu dan jendela) dengan teritis lebar
bukaan (pintu dan jendela) dengan teritis lebar Great
Great Hospitality, napas mengambil pemandangan dan iklim
Hospitality, napas mengambil pemandangan dan iklim
(dari elemen atap maupun beton) serta permainan
(dari elemen atap maupun beton) serta permainan bidang bidang yang
yang indah
indah akan
akan membuat
membuat Anda
Anda ingin
ingin datang
datang lagi
lagi dan
dan lagi
lagi ke
ke
(bukaan
(bukaan pada pada bidang
bidang masuk).
masuk). Arsitektur 
Arsitektur  Tata
Tata udara
udara tempat ajaib ini.
tempat ajaib ini.
(memperhatikan
(memperhatikan bukaan bukaan besar
besar ditutup
ditutup kaca)
kaca) tampaknya
tampaknya
mengunakan AC karena pertimbangan fungsi bagi
mengunakan AC karena pertimbangan fungsi bagi kenyamanan kenyamanan
penghuni
penghuni hotel.
hotel.
BAB III
DATA
BAB III DATA

3.1
3.1 Profil
Profil Pantai
Pantai Kuta
Kuta

Kawasan Kuta terletak ditepi pantai yang terkenal dengan nama Pantai Kuta, merupakan salah satu
kawasan di barat daya Pulau Bali yang namanya cukup dikenal oleh wisatawan di seluruh dunia khususnya
bagi wisatawan mancanegara.

Kuta sudah dikenal sebagai daerah wisata semenjak pariwisata mulai berkembang di Bali. Kuta yang
dulunya adalah desa nelayan mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak wisatawan tertarik akan
keindahan Pantai Kuta yang berpasir putih, berombak, dan memiliki pemandangan matahari terbenam
yang indah. Sejak saat itu sedikit demi sedikit Kuta membuka diri sebagai kawasan wisata.
BAB III DATA
3.2
3.2 Sejarah
Sejarah Pantai
Pantai Kuta
Kuta

Sejarah kawasan Kuta sebagai kawasan wisata dijabarkan sebagai berikut:


1. Pada tahun 1960, kawasan ini merupakan tempat persinggahan bagi wisman yang akan melaksanakan
perjalanan ke Eropa.
2. Pada tahun 1970, kawasan ini berkembang sebagai koloni hippies, yaitu wisatawan backpackers yang
datang dari seluruh belahan dunia dengan membawa gaya hidup bebas.
3. Pada tahun 1980, kawasan ini berkembang menjadi kawasan khusus untuk wisatawan Australia yang
berselancar serta sarana akomodasi dari hotel berbintang sampai dengan hotel melati mulai
berkembang di kawasan ini.
4. Pada tahun 1990, kawasan ini mengalami booming wisatawan dilihat berdasarkan jumlah ribuan kamar
yang selalu penuh dan penduduk mulai mengubah bagian depan rumahnya menjadi art shop yang
menjual bikini dan baju berlengan buntung dengan harga murah.
5. Pada tahun 2000, kawasan ini mengalami musibah pengeboman di Sari Club dan Paddy’s yang dilakukan
oleh kelompok Amrozi pada 12 Oktober 2002 yang mengakibatkan kurang lebih 200 orang meninggal
dunia. Kemudian, pada 1 Oktober 2005 kembali terjadi pengeboman kedua kafe di Jimbaran, yakni cafe
Nyoman dan cafe Menega.
BAB III DATA

3.3
3.3 Perkembangan
Perkembangan Pantai
Pantai Kuta
Kuta

Dalam perkembangannya, Pantai Kuta semakin menarik kunjungan berbagai karakteristik wisatawan dari
berbagai belahan dunia (www.id.wikipedia.org/Caucasian) dijabarkan, sebagai berikut:
1. Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Kuta merupakan wisatawan ras caucasion yang berasal dari Eropa,
Amerika, dan Australia.
2. Wisatawan yang berkunjung dengan tujuan melakukan kegiatan olahraga diantaranya berselancar,
berjemur, dan berenang.
3. Wisatawan berkunjung sebagian besar menggunakan kendaraan beroda dua dan kendaraan beroda
empat yang berasal dari tempat penyewaan.
4. Wisatawan yang berkunjung bersama teman atau keluarga sebanyak dua sampai empat orang.
5. Lama tinggal wisatawan di kawasan Kuta ± 7 hari.
BAB III DATA

3.4
3.4 Data
Data Perda
Perda Bangunan
Bangunan Tinggi
Tinggi Di
Di Bali
Bali

Seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah kekuasaan NKRI. Wilayah tersebut terbagi menjadi beberapa
wilayah daerah. Setiap daerah tersebut memiliki keunikannya masing-masing. Oleh karena itu, maka perlu
dibuatlah sebuah peraturan yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan daerah masing-masing.

Seperti halnya Bali, pulau yang letaknya berada di Indonesia bagian tengah ini juga memiliki ciri khas
tersebut. Bangunan yang ada di bali telah diatur dalam sebuah perda agar lebih tertib dan rapi

Menurut Perda Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Bali. Sebuah bangunan tidak
boleh memiliki ketinggian lebih dari 15 m (<4 lantai).
BAB III DATA
3.5
3.5 Letak
Letak Geografis
Geografis Kuta,
Kuta, Bali
Bali
Terletak pada sudut Elevansi: 8°24’59.59” Bujur Selatan dan 115°10’06.87” Bujur Timur

3.6
3.6 Data
Data Batas
Batas Kuta,
Kuta, Bali
Bali
Pantai Kuta terletak di sebelah barat Pulau Bali tepatnya di Kecamatan Kuta,Kelurahan Kuta dengan batas-
batas administrasi dan batas alam, yaitu:
Batas Administrasi Alam
Sebelah Utara Desa Adat Legian Pantai Legian
Sebelah Barat Samudra Hindia Samudra Hindia
Sebelah Selatan Desa Adat Tuban Pantai Tuban
Sebelah Timur Desa Adat Pemongan jalan raya dan permukiman penduduk.
BAB III DATA

3.7
3.7 Data
Data Kondisi
Kondisi Fisik
Fisik Wilayah
Wilayah Kuta
Kuta
Kondisi fisik wilayah ini merupakan deskripsi ringkas kondisi topografi, klimatologi, dan pemanfaatan lahan
Pantai Kuta dijabarkan sebagai berikut:
1. Topografi
Pantai Kuta merupakan daerah pantai yang termasuk dataran rendah dengan ketinggian rata-rata
dibawah 100 meter dari permukaan laut, dengan kemiringan rata-rata 0-3%, yang akan memengaruhi
kondisi iklim dan curah hujan.
2. Klimatologi
Berdasarkan Peta Isohyet Pulau Bali, Pantai Kuta memiliki curah hujan yang lebih rendah dibandingkan
dengan bagian utara dan selatan kawasan Kuta, yaitu berkisar 1.760 mm.
3. Pemanfaatan Lahan
Kondisi fisik Pantai Kuta yang merupakan dataran rendah dapat dimanfaatkan dan digunakan, antara lain
untuk permukiman penduduk, tempat ibadah (pura), sarana publik, sarana perdagangan, dan sarana
pariwisata.

3.8
3.8 Data
Data Kondisi
Kondisi Fisik
Fisik Alamiah
Alamiah Kuta
Kuta

Kondisi fisik alamiah Pantai Kuta mendukung kawasan ini untuk mengalami tingkat perkembangan yang
pesat sebagai salah satu kawasan yang memiliki perkembangan paling tinggi diantara kawasan Kuta yang
terdiri atas Kuta, Legian dan Seminyak sehingga tidak berlebihan bila kawasan ini disebut sebagai pusat
pengembangan kawasan pariwisata.
BAB III DATA

3.9
3.9 Data
Data Sarana
Sarana dan
dan Pra
Pra Sarana
Sarana Pantai
Pantai Kuta
Kuta

No Sarana Pada Tapak Prasarana Pada Tapak


1. Kios Makanan Perhubungan meliput ijalan raya, terminal, pelabuhan udara dan laut.
2. Tempat parkir Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih tingkat kualitas
yang standar international.

3. Pintu masuk Sistem telekomunikasi baik telepon, radio, televise maupun kantor
pos.

4. Pusat Informasi Pelayanan keamanan baik pos satpam penjaga objek wisata maupun
pos polisi.

5. Fasilitas penyewaan Pelayanan wisatawan berupa informasi maupun kantor pemandu


wisata.

6. Pos Keamanan Pelayanan kesehatan baik puskesmas maupun rumah sakit.


7. Tempat Sampah
8. Toilet Umum
9. fasilitas dan produk wisata

10. Pasar Seni Kuta


BAB III DATA

3.10
3.10 Data
Data Aktivitas
Aktivitas Wisata
Wisata
Aktivitas wisata merupakan bagian dari daya tarik meliputi sesuatu yang dapat dilihat, sesuatu yang
dapat di beli dan sesuatu yang dapat dilakukan dikawasan ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Kegiatan olahraga air, seperti bermain selancar/surfing.
2. Berenang/swimming.
3. Berjemur/sunbathing melihat matahari terbenam/sunset.
4. Menikmati, mengambil gambar/photography, mengabadikan pemandangan alam yang terdiri atas:
pantai berpasir putih,deburan ombak yang sangat memukau.
5. Berjalan-jalan di sekitar area pantai/sightseeing, berbelanja cendera mata serta benda-benda
kesenian khas Bali seperti lukisan, patung, dan pernak-pernik.
6. Pijat tradisional/massage dan layanan kuncir rambut,
7. Pemberian aksesoris pada kuku dengan menambah warna dan desain menarik/nail art.
8. Membuat semacam gambar untuk menghiasi tubuh dalam bentuk lukisan atau gambaran yang
menggunakan alat-alat khusus dalam proses pembuatan/body painting/tattoo.
9. Olahraga pantai semacam bola voli dipinggir pantai.
BAB III DATA

3.11
3.11 Data
Data Aspek
Aspek Sosial
Sosial Ekonomi
Ekonomi
Daya tarik wisata dan kegiatan atraksi wisata Pantai Kuta didukung dengan latar belakang kebudayaan
masyarakat desa adat Pantai Kuta sebagai masyarakat kebudayaan Hindu Bali berorientasi pada pencerminan
tri hita karana berstatus karma adat yang mewajibkan masyarakatnya untuk melakukan upacara adat,
pemeliaharaan pura, dan fasilitas agama atau adat.

Di kawasan ini, masyarakatnya tidak hanya berasal dari masyarakat adat setempat, tetapi berasal dari luar
adat diantaranya masyarakat kristiani, masyarakat muslim, masyarakat budhis, dan masyarakat aliran atau
agama lain yang hidup berdampingan dan memiliki toleransi yang cukup tinggi.

Selain pemenuhan kebutuhan kehidupan beragama yang harmonis, maka untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mendorong kegiatan perekonomian, di Pantai Kuta terdapat beberapa kelompok atau jenis
pekerjaan yang bersifat profit oriented, diantaranya pedagang kaki lima, pedagang acung, dan pedagang
pasar seni.

Bila dilihat dari kondisi ekonomi, maka sebagian besar masyarakat disekitar kawasan ini bekerja sebagai
wiraswasta atau penyedia usaha jasa pariwisata, pegawai swasta, dan buruh pada berbagai penyedia usaha
jasa yang beroperasi di sekitar kawasan ini.
BAB III DATA
3.12
3.12 Data
Data Jumlah
Jumlah Kunjungan
Kunjungan Wisatawan
Wisatawan di
di
Kabupaten
Kabupaten Badung
Badung
Tahun Kunjungan Wisatawan
2007 1.664.854 3.13
3.13 Data
Data Jumlah
Jumlah Akomodasi
Akomodasi Wisata
Wisata di
di
2008 1.966.318 Kabupaten
Kabupaten Badung
Badung
2009 2.229.945 Tahun Hotel Hotel Pondok
2010 2.493.058 Berbintang Melati Wisata
2011 2.756.579 2007 94 379 239
2008 95 472 325
Sumber: dinas Pariwisata Badung
2009 95 505 395
3.14
3.14 Data
Data Wisatawan
Wisatawan yang
yang Melakukan
Melakukan Kegiatan
Kegiatan 2010 95 541 475
Selancar
Selancar (Surfing)
(Surfing) 2011 95 595 599
No Wisatawan Volume
1 Australia 10
Sumber: Dinas Pariwisata Badung
2 Jepang 5
3 Rusia 4
4 Amerika 1
Total 20

Sumber: Penelitian di Lapangan 2012


BAB III DATA
Lokasi Hotel Resort
3.15
3.15 Data
Data Lokasi
Lokasi


 Luas
Luas Lahan
Lahan == 1 1 Ha= Ha= 10.000
10.000 m²m²

 P.
P. Lahan
Lahan == 125 125 m m

 L.
L. Lahan
Lahan == 80 80 m m

 KDB
KDB (40%)
(40%) == 40% 40% xx 10.000
10.000 m m
== 4.000
4.000 m²


 KLB
KLB (2)
(2) == 2 2 xx 10.000
10.000 m²

== 20.000
20.000 m²


 Jml
Jml Lantai
Lantai == KLB KLB :: KDBKDB
== 20.000
20.000 m²
m² :: 4.000
4.000 m²

== 5
5 Lantai
Lantai

 RTH == 15 Lokasi
Lokasi Hotel
Hotel Resort:
Resort:
RTH 15 % %
 Jl.
Jl. Pantai
Pantai Kuta,
Kuta, Kuta,
Kuta, Badung,
Badung, Bali
Bali
 GSP
GSP == 100
100 m m

 Lebar
Lebar Jalan
Jalan == 66m m

 GSB
GSB == 3
3m m 
 Batas
Batas Tapak
Tapak
Note:
Note: peraturan
peraturan ketinggian
ketinggian di di bali
bali tidak
tidak boleh
boleh Utara
Utara :: Kuta
Kuta Playa
Playa
melebihi
melebihi tinggi
tinggi 15
15 m
m (<4 (<4 lantai)
lantai) Timur
Timur :: Hotel
Hotel Lusa
Lusa
Selatan
Selatan :: Jl.
Jl. Benesari,
Benesari, BaliBali Anggrek
Anggrek
Barat
Barat :: Jl.
Jl. Raya
Raya Pantai
Pantai Kuta,
Kuta, Pantai
Pantai
Kuta
Kuta
BAB III DATA

3.16
3.16 Data
Data Potensi
Potensi Internal
Internal

Kelebihan Kekurangan
 Kuta merupakan point centre  pariwisata Bali  Belum adanya licensi atau sertifikat untuk
 Ombak pantai kuta yang relatif  beragam kegiatan selancar (surfing) khususnya  bagi
sehingga dapat dimanfaatkan oleh level  pemula para tutor sehingga terkesan tidak profesional
sampai dengan level advance dalam memberikan tutoring kepada pemula
 Masyarakat nelayan ikut serta dalam  Masyarakat local sedikit yang  bergelut
pengembangan surfing dengan menjadi dengan kegiatan surfing, mayoritas tutor
pemandu wisata bagi wisatawan yang ingin selancar (surfing) digeluti oleh orang luar
bermain surfing di luar  pantai Kuta  Investor yang bergelut di  bidang surfing (surf
 Ketersediaan sarana dan  prasarana penunjang scholl) sedikit berasal dari masyarakat lokal,
 pariwisata yang memadai mayoritas dikuasai oleh orang asing dan luar
 Keberadaan surfschool yang dilengkapi dengan bali
para tutor  bagi wisatawan pemula yang ingin  Masyarakat cenderung melakukan investasi
belajar selancar / surfing dengan membuat penginapan, dan kos-kosan
 Keberadaan lifeguard yang membuat situasi karena dianggap lebih menjanjikan
menjadi lebih aman  Masih terdapatnya masyarakat miskin di
 Terdapatnya kelompok nelayan yang dapat kecamatan kuta
dijadikan guide untuk berkunjung ke spot surfing
yang lebih menantang
BAB III DATA

3.17
3.17 Data
Data Potensi
Potensi Eksternal
Eksternal

Peluang Ancaman
 Perkembangan wisata bahari seperti selancar  Kondisi politik global
yang sudah mulai mendunia  Kondisi alam yang tidak menentu
 Keberadaan event-event untuk aktifitas selancar  Persaingan dengan obyek wisata sejenis
yang mulai  banyak diselenggarakan  Kurangnya peran serta masyarakat dalam
 Pertumbuhan ekonomi global terutama pada mengelola atraksi wisata surfing
negara-negara maju maupun negara kawasan  Pemberlakuan travel warning oleh beberapa
asia pasifik negara
 Pertumbuhan ekonomi nasional
 Kemajuan teknologi, baik teknologi informasi
maupun transportasi
 Keamanan Bali yang berangsur mulai pulih..
 Meningkatkan hubungan kerjasama dengan
pelaku usaha jasa pariwisata.
BAB III DATA

3.18
3.18 Data
Data Aksesibiltas,
Aksesibiltas, Fisik,
Fisik, Non
Non Fisik
Fisik Pantai
Pantai Kuta
Kuta
No Data Tapak Keterangan
Pantai Kuta berada ±10 km dari Kota Denpasar dan berjarak ±2 km dari Bandar Udara
Ngurah Rai.
Dapat melalui darat beraspal dengan lebar jalan ±6 meter.
Akses fisik kendaraan yang dapat digunakan, yaitu kendaraan beroda dua dan kendaraan
1. Aksesibilitas Tapak beroda empat dengan jarak tempuh sepuluh menit dari Bandara Ngurah Rai.
Selain melalui darat dapat juga melalui jalur laut, yaitu dengan menggunakan perahu
tradisional/jukung.
Kendalanya Jalan utama menuju pantai menjadi satu dengan jalan raya, hal tersebut yang
menyebabkan areal parkir disediakan dengan cara berjajar di sepanjang pantai.
Letak pantai ini berada di daerah tropis sehingga temperatur rata-rata tahunan kawasan
2. Fisik Tapak ini ±30°C. (temperatur maks. ±33°C dan min. ±29°C)
Jenis material tanah yang ada merupakan tanah berpasir.
Berupa akses informasi mengenai objek dan daya tarik, sarana prasarana, dan
keterangan kawasan ini yang dapat diperoleh diberbagai tempat, antara lain Kantor
Kelurahan Kuta atau Kecamatan Kuta, Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Tourism
3. Non Fisik Tapak Information Centre (TIC).
Informasi melalui internet yang dapat diakses pada situs perorangan seperti google dan
yahoo.
BAB III DATA

3.19
3.19 Data
Data Pengguna
Pengguna

Pelaku Kegiatan Aktifitas Fasilitas Sifat Waktu


1. Tamu Menginap/Tidak Menginap  Menginap  Kamar tidur
 Keluarga  Rekreasi  Wahana bermain
 Pasangan  Olahraga  Lapangan
 Single Woman/Man  Berkumpul  Taman
Khusus 24 Jam
 Wisatawan Domestik  Bermain/Bersantai  Kolam renang
/Mancanegara
 Rombongan Wisata
Domestik /Mancanegara
2. Pengelola  Mengkoordinir / Mengatur Bagian  Ruang pengelola
 Pengelola Hotel Pelayanan hotel
 Petugas Administrasi  Mengkoordinir / Mengatur Bagian  Ruang administrasi
 Manajemen Bangunan \Bangunan  Ruang pengelola Dalam
Berkala
 Petugas Keamanan  Melayani Pengunjung Akomodasi, bangunan Shift
 Karyawan Hotel Makan, Minum Dan Administrasi  Pos jaga
 Menjaga Keamanan Bangunan dan  Ruang karyawan
lokasi tapak
BAB IV
ANALISA
BAB IV ANALISA

4.1
4.1 Analisa
Analisa Pelaku
Pelaku Kegiatan
Kegiatan
Pelaku kegiatan dapat dibagi menjadi:
• Tamu Hotel (Tourist)
Tamu Hotel yang lama kunjungannya >24 jam (menginap)
• Tamu Hotel (Excursionist)
Tamu Hotel yang lama kunjungannya <24 jaam (tidak menginap)
• Pengelola Hotel
Semua pihak yang berperan di dalam operasional seaside hotel.

Analisa kegiatan pengunjung didalam terbagi menjadi beberapa skema kegiatan yaitu:

1. Kegiatan pengunjung untuk menginap


Menikmati Fasilitas
Datang/pulang
Check In/out Menginap

Parkir Rekreasi Pantai


BAB IV ANALISA

2. Kegiatan pengunjung untuk makan di 3. Kegiatan pengunjung untuk


Restaurant berenang
Datang / Datang /
pulang pulang
Makan di Berenang
Restaurant
Parkir Parkir

4. Kegiatan pengunjung untuk datang ke 5. Kegiatan staff/pengelola yang


pertemuan/pesta bekerja di hotel di

Datang Datang /
/ pulang pulang Ruang
Menghadiri Karyawan
Meeting Bekerja
Receptionist /pengelola
atau Pesta /staff
Parkir Parkir

istirahat
BAB IV ANALISA

4.2
4.2 Analisa
Analisa jenis
jenis Kegiatan
Kegiatan

1. Kegiatan Utama Pengelompokkan didasarkan pada fungsi


• Menginap serta kegiatan yang terjadi pada ruang dan
• Kegiatan Rekreasi dibagi menjadi 4 kelompok:
• Meeting 1. Zoning Umum (Publik)
• Acara Keluarga 2. Zoning Semi Umum (Semi Publik)
2. Kegiatan Administrasi (penunjang/service) 3. Zoning Khusus (Private)
• Ruang Keamanan 4. Zoning Service
• Ruamg Keuangan
• Ruang Administrasi
• Ruang Pengelola Bangunan
• Ruang Mekanikal dan Elektrikal
• Service
3. Kegiatan Pelengkap
• Tempat Ibadah
• Tempat Makan (Restaurant)
• Parkir
BAB IV ANALISA

4.3
4.3 Analisa
Analisa Tapak
Tapak
Penganalisaan pada tapak diperlukan dalam melihat potensi dan dampak yang ditimbulkan setelah
membangun Hotel Resort ini yang berada di Jl. Pantai Kuta, Kuta, Badung, Bali. Dalam analisa tapak ini, hal-
hal yang perlu diperhatikan antara lain:
• Potensi sekitar yang mendukung didirikannya hotel resort
• Akses lokasi yang mudah dijangkau baik kendaraan pribadi, umum maupun kendaraan service hotel
• Pengaruh faktor alam yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan tanah dan kerusakan bangunan
• Fasilitas kegiatan yang mendukung berdirinya hotel resort
• Tersedia sarana utilitas yang memadai
• Sesuai peraturan daerah setempat
• Memiliki luasan daerah yang memadai

4.3.1 Analisa Potensi Tapak


 Potensi Positif  Potensi Negatif
 Lokasi yang berdekatan/bersebelahan dengan  Lalu lintas pada Jalan Raya Pantai Kuta yang ramai
daerah Legian dan padat saat akhir pekan atau liburan
 Terdapat 2 lokasi pantai (pantai kuta & pantai  Jalan Raya Pantai Kuta yang memiliki lebar hanya
legian) yang berdekatan dengan lokasi. 6-7 meter dengan 2 jalur kendaran untuk 2 arah
 30 menit ke Ngurah Rai International Airport yang intesitas kendaraan melewati jalan itu cukup
 30 menit ke Mangrove Forest ramai dan padat
 25 menit ke Lippo Mall Kuta
 20 menit ke Discovery Shopping mall dan Kuta
Center
BAB IV ANALISA

Jl. Raya Pantai Kuta


4.3.2 ANALISA PENCAPAIAN DAN SIRKULASI PADA (lebar jalan 6-7 m)
TAPAK
Untuk entrance ke dalam tapak di bedakan atas penggunaan
dan kebutuhan, yaitu sebagai berikut :
 Main Entrance
Adalah pintu utama bagi pemakai utama bangunan.
Biasanya pada bagian ini dipusatkan pada pencapaian yang
utama untuk kemudahan dalam menuju bangunan.
 Service Entrance
Adalah pintu yang digunakan untuk kegiatan service baik
itu angkutan sampah, angkutan bahan makanan serta Jl. Benesari
kegiatan service. (Lebar jalan 4-5 m)

Untuk menentukan main entrance perlu Untuk menentukan service entrance perlu
mempertimbangkan beberapa hal berikut ini : mempertimbangkan beberapa hal beriku ini :
• Arus pengunjung terbesar • Keamanan dan kelancaran lalu lintas
• Keamanan dan kelancaran lalu lintas • Tidak berbarengan dengan pintu masuk
• Frekuensi arus pengunjung yang menuju pengunjung
ke tapak • Kejelasan pencapaian
• Kejelasan pencapaian • Kemudahan pencapaian
• Kemudahan pencapaian • Kenyamanan dalam pencapaian
• Kenyamanan dalam pencapaian
BAB IV ANALISA
4.3.3
4.3.3 ANALISA
ANALISA EXIT
EXIT DAN
DAN ENTRANCE
ENTRANCE TAPAK
TAPAK
Untuk entrance ke dalam tapak di bedakan atas penggunaan dan kebutuhan, yaitu sebagai berikut:
KEMUDAHA
NO ALTERNATIF PENCAPAIAN KEAMANAN KENYAMANAN KEJELASAN
N

Service
Entrance

in
1 Main 3 2 2 1
Entrance out

in
2    3 3 3 3
Main
Entrance
out

Service
Entrance

Pencapaian kedalam yang dipilih adalah alternative 2 karena memenuhi kreteria – kreateria dalam
penentuan sirkulasi di dalam tapak.
BAB IV ANALISA

4.3.4
4.3.4 ANALISA
ANALISA ZONING
ZONING PADA
PADA TAPAK
TAPAK

Dalam zoning tapak, pengelompokan kegiatan


ditentukan oleh :
• Hubungan kegiatan yang ada dalam tapak
• Karakteristik dan tuntutan kebutuhan masing –

publik
Semi
publik privat masing ruang
e • Interaksi yang terjadi antara kegiatan didalam
tapak dengan lingkungan disekitarnya
service • Pencapaian dan sirkulasi dalam tapak
• Situasi dan kondisi tapak, termasuk orientasi
tapak terhadap jalan.

: Zona Priate Penzoningan berdasarkan berbagai fungsi yang ada dalam tapak dapat
dibedakan atas :
: Zona Publik • Zona Private : diperuntukan untuk zona unit hunian kamar
• Zona Semi Publik : diperuntukan bagi kegiatan pada fasilitas hotel
: Zona Semi • Zona Publik : diperuntukan bagi kegiatan yang memerlukan suasana
Publik keramaian serta menaril minat pengunjung.
• Zona Service : di peruntukan untuk kegiatan pelayanan.
: Zona Service
BAB IV ANALISA

4.3.5
4.3.5 ANALISIS
ANALISIS PROGRAM
PROGRAM FUNGSI
FUNGSI TAPAK
TAPAK

Peruntukan Kebutuhan Ruang


Fungsi Tapak Sifat Kegiatan Ketentuan
Kegiatan Tapak
Gedung Menginap Khusus Kamar KDB Max (%)
Penghijauan Penghijauan Khusus Ruang Hijau KDH Min (%)
Wahana Bermain Khusus Lapangan Ratio Pengguna (%)
Ruang Terbuka Wahana Santai Khusus Taman Ratio Pengguna (%)
Olah Raga Khusus Kolam Renang Standar (%)
Kendaraan Publik Jalan Kendaraan Standar (%)
Sirkulasi
Pejalan Kaki Publik Pedestrian Ratio Pengguna (%)
Parkir Mobil Publik Parkir Mobil Ratio Pengguna (%)
Perparkiran
Parkir Motor Publik Parkir Motor Ratio Pengguna (%)
Air Bersih Service Bak & Mesin Air Ratio (%)
Air Kotor Service Bak Resapan Ratio (%)
Utilitas Tapak
Septic Tank Service Septic Tank Ratio (%)
Sampah Service Tempat Sampah Ratio (%)
Keamanan Keamanan Service Pos Jaga Ratio Pengguna (%)
BAB IV ANALISA

4.3.6
4.3.6 ANALISA
ANALISA BESARAN
BESARAN FUNGSI
FUNGSI RUANG
RUANG TAPAK
TAPAK
• Luas lahan = 10.000 m2
• Luas Lantai dasar (KDB) = 4.000 m2
Peruntukkan Kebutuhan Ruang Banyak Ketentuan Luas Lahan Luasan
Fungsi Tapak Sifat Kegiatan Ketentuan
Kegiatan Tapak Pengguna (%) Besaran (m²) (m²)
Gedung Menginap Khusus Kamar KDB maks (%) 40 10000 4000
Penghijauan Penghijauan Khusus Penghijauan KDH min (%) 15 10000 1500
Wahana Bermain Khusus Lapangan Ratio Pengguna (%)
Ruang
Wahana Santai Khusus Taman Ratio Pengguna (%) 10 10000 1000
Terbuka
Berenang Khusus Kolam Renang Ratio Pengguna (%) 20
Pejalan Kaki Publik Pedestrian Standar (%)
Sirkulasi 10 10000 1000
Kendaraan Publik Jalanan Standar (%) 200
Parkir Mobil Publik Parkir Mobil Ratio Pengguna (%) 150
Perparkiran Parkir Motor Publik Parkir Motor Ratio Pengguna (%) 40 15 10000 1500
Parkir Bis Publik Parkir Bis Ratio Pengguna (%) 10
Air Bersih Service Bak & mesin air Ratio (%)
Air Kotor Service Bak Resapan Ratio (%)
Utilitas 8 10000 800
Septic Tank Service Septic Tank Ratio (%)
Sampah Service Tempat Sampah Ratio (%)
Keamanan Keamanan Service Pos Jaga Ratio Pengguna (%) 10 0.2 10000 20
Total 9820
Luas fungsi tapak dengan luas lahan = 9.820 < 10.000
Karena luas fungsi ruang tapak lebih kecil dari luas lahan, maka masih ada sisa 180 m2 yang bisa digunakan sebagai area
penghijauan.
BAB IV ANALISA

4.3.7
4.3.7 ANALISIS
ANALISIS HUBUNGAN
HUBUNGAN ANTAR
ANTAR FUNGSI
FUNGSI TAPAK
TAPAK

Fungsi Ruang Gedung Penghijaun Ruang Sirkulasi Perparkiran Utilitas Keamanan


Tapak Terbuka
Gedung
Penghijauan /
Ruang Terbuka / √
Sirkulasi √ √ √
Perparkiran / / √ √
Utilitas √ √ √ X X
Keamanan √ X / / √ /

√ = Berkaitan erat

∕ = Berkaitan tidak erat

X = Tidak ada kaitan


BAB IV ANALISA
4.4
4.4 Analisa
Analisa Ruang
Ruang
4.4.1
4.4.1 Analisa
Analisa Kebutuhan
Kebutuhan Ruang
Ruang
Kelompok Ruang Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang
Tamu, Staff Chek in/out, Administrasi Recepsionist Publik
Pusat Informasi, Operator Penitipan
Tamu Hotel, Staff Front Office Publik
barang

Administrasi Tamu Hotel Menunggu, Penerima/pengantar tamu Lobby Hotel Publik


Tamu Hotel, Staff Car Call, Surat & Brosur Information Center Publik
Tamu Hotel Duduk-duduk Lounge Hotel Publik
Tamu Hotel Menyimpan Benda Berharga Safety Deposit Box Privat

Kelompok Ruang Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang


Tamu Menginap Unit Kamar Privat
Tamu Hotel, Staff Makan (Food & Beverage) Restoran, Bar, Lounge, Coffe Shop Publik
Sauna & SPA, Kolam renang, Fitness
Tamu Hotel Rekreasi Center Semi Publik

Utama (Dominan) Tamu Hotel, Staff Pertemuan, Mengadakan Acara Banquet Room & Meeting Room Semi Publik
Mini Market, Drug Store, Souvenir
Tamu Hotel, Staff Jual-Beli Shop, Book Store, Laundry Publik

Fotocopy, Memesan Akomodasi, Foto Copy Center, Travel Agent, ATM


Tamu Hotel, Staff Mengirim Pos, Kegiatan Perbankan Center, Money Changer, Pos Station Publik
BAB IV ANALISA

Kelompok Ruang Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang


Mengelola (Manager) Hotel R. General Manager Privat
Membantu Manager R. Asisten Manager Privat
Mendata pemasukan/pengeluaran R. Sekretaris Privat
R. Tunggu
R. Administrasi
R. Rapat
R. Arsip
Ruang Pengelolaan Staff R. Komputer
R. Akuntan
Membantu Mengelola Hotel R. Staff Administrasi Semi Publik
R. Public Relation
R. Sales manager
Function Room
Security Office
R. HouseKeeping
Room Service

Kelompok Ruang Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang


R. STP
R. TPS Sementara
R. Reservoir
R. Bahan Bakar
Ruang Mekanikal dan Staff Menunjang Kegiatan di dalam Hotel R. PLN, Travo, Switch Service
Elektrikal R. Genset
R. Boiler
R. Chiller
R. Po,pa
R. Mesin Lift
BAB IV ANALISA

Kelompok Ruang Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang


Gudang Makanan
Gudang Minuman
Staff Menyimpan Sesuatu
Gudang Pendingin
Gudang Barang
Staff Mendistribusi Barang R. Bongkar Muat (Loading Dock)
Staff Memasak Makanan Dapur Restoran
Pelayanan Service
Staff Membuat Munuman/Makanan Pantry Karyawan
Staff Menyimpan Barang Karyawan R. Loker Karyawan
Staff Mengobati Sakit Ringan R. P3K
Tamu Hotel, Staff BAB, BAK Toilet
Tamu Hotel Merias Diri Powder Room
BAB IV ANALISA

4.4.2
4.4.2 Analisa
Analisa Besaran
Besaran Ruang
Ruang

Kelompok Ruang Standar Ruang Ketentuan Sumber Kebutuhan Ruang Sirkulasi (20% ) Luas Ruang (m²)

Standar Room 32 m²/kamar 228 kamar TSS 32 x 228 = 7296 m² 20% x 7296 = 1459.2 m² 8755.2
Akomodasi Superior Room 48 m²/kamar 18 kamar TSS 48 x 18 = 864 m² 20% x 864 = 172.8 m² 1036.8
Suite Room 64 m²/kamar 30 kamar TSS 64 x 30 = 1920 m² 20% x 1920 = 384 m² 2304
Main Lobby 1.2 m²/kamar 276 kamar TSS 1.2 x 276 = 331.2 m² 20% x 331.2 = 66.24 m² 397.44
Penerimaan dan Sitting Lobby 0.6 m²/kamar 276 kamar TSS 0.6 x 276 = 165.6 m² 20% x 165.6 = 33.12 m² 198.72
Registrasi Tamu Front Office 15% main lobby HMC 15% x 240 = 36 m² 20% x 36 = 7.2 m² 43.2
Toilet 0.3 m²/kamar 276 kamar NAD 0.3 x 200 = 60 m² 20% x 60 = 12 m² 72
Coffee Shop 2 m²/kamar 276 kamar TSS 2 x 200 = 400 m² 20% x 400 = 80 m² 480
Restoran Indonesia 1.5 m²/kursi 100 kursi KPH 1.5 x 100 = 150 m² 20% x 150 = 30 m² 180
Food and Restoran Japan 1.5 m²/kursi 100 kursi KPH 1.5 x 100 = 150 m² 20% x 150 = 30 m² 180
Beverages Restoran Italia 1.5 m²/kursi 100 kursi KPH 1.5 x 100 = 150 m² 20% x 150 = 30 m² 180
Restoran American 1.5 m²/kursi 100 kursi KPH 1.5 x 100 = 150 m² 20% x 150 = 30 m² 180
Bar & Lounge 0.7 m²/kamar 276 kamar AD 0.7 x 200 = 140 m² 20% x 140 m²= 28 m² 168
Banquet Hall 1.3 m²/kamar 276 kamar HMC 1.3 x 200 = 260 m² 20% x 260 = 52 m² 312
Pantry 1/5 banquet hall TSS 1/5 x 260 = 52 m² 20% x 52 = 10.4 m² 62.4
Foyer 1/6 banquet hall TSS 1/6 x 260 = 43.3 m² 20% x 43.3 = 8.7 m² 52
Function Room
Meeting Room 1.8 m²/orang 100 orang HMC 1.8 x 100 = 180 m² 20% x 180 = 36 m² 216
Toilet 0.5 m²/orang 100 orang NAD 0.5 x 100 = 50 m² 20% x 50 = 10 m² 60
Gudang 0.6 m²/orang 100 orang TSS 0.6 x 100 = 60 m² 20% x 60 = 12 m² 72
Gym 0.5 m²/kamar 276 kamar NAD 0.5 x 200 = 100 m² 20% x 100 = 20 m² 120
Fitness Centre Sauna & SPA 0.8 m²/kamar 276 kamar NAD 0.8 x 200 = 160 m² 20% x 160 = 32 m² 192
Salon 0.2 m²/kamar 276 kamar NAD 0.2 x 200 = 40 m² 20% x 40 = 8 m² 48
Total 15309.76
BAB IV ANALISA

Kelompok Ruang Standar Ruang Ketentuan Sumber Kebutuhan Ruang Sirkulasi (20% ) Luas Ruang (m²)

General Manager 30 m²/ruang 1 unit NAD 30 x 1 = 30 m² 20% x 30 = 6 m² 36


Executive Ast. Manager 20 m²/ruang 1 unit NAD 20 x 1 = 20 m² 20%x 20 = 4 m² 24
Executive Secretary 10 m²/ruang 1 unit NAD 10 x 1 = 10 m² 20% x 10 = 2 m² 12
Divisi Manager 8 m²/ruang 5 unit NAD 8 x 5 = 40 m² 20% x 40 = 8 m² 48
General Affairs Manager 8 m²/ruang 5 unit NAD 8 x 5 = 40 m² 20% x 40 = 8 m² 48
Front Desk Manager 8 m²/ruang 6 unit NAD 8 x 6 = 48 m² 20% x 48= 9.6 m² 57.6
Financial Manager 8 m²/ruang 5 unit NAD 8 x 5 = 40 m² 20% x 40 = 8 m² 48
Company Controller 8 m²/ruang 5 unit NAD 8 x 5 = 40 m² 20% x 40 = 8 m² 48
Marketing & Sales 8 m²/ruang 5 unit NAD 8 x 5 = 40 m² 20% x 40 = 8 m² 48
Accounting 8 m²/ruang 8 unit NAD 8 x 8 = 64 m² 20% x 64 = 12.8 m² 76.8
House Keeping Manager 8 m²/ruang 2 unit NMH 8 x 2 = 16 m² 20% x 16 = 3.2 m² 19.2
Food & Beverages manager 8 m²/ruang 5 unit NAD 8 x 5 = 40 m² 20% x 40 = 8 m² 48
Admin & Pengelola Fitness Centre Manager 8 m²/ruang 4 unit NAD 8 x 4 = 32 m² 20% x 32 = 6.4 m² 38.4
Sport & Recreation Manager 8 m²/ruang 4 unit NAD 8 x 4 = 32 m² 20% x 32 = 6.4 m² 38.4
Public Relation Manager 8 m²/ruang 5 unit TSS 8 x 5 = 40 m² 20% x 40 = 8 m² 48
Personalia & Training Manager 8 m²/ruang 5 unit TSS 8 x 5 = 40 m² 20% x 40 = 8 m² 48
M & E Manager 8 m²/ruang 10 unit TSS 8 x 10 = 80 m² 20% x 80 = 16 m² 96
Save Deposit Box 9 m²/ruang 1 unit KPH 9 x 1 = 9 m² 20% x 9 = 1.8 m² 10.8
Arsip 12 m²/ruang 1 unit NMH 12 x 1 = 12 m² 20% x 12 = 2.4 m² 14.4
Meeting Room 2 m²/orang 30 orang TSS 30 x 2 = 60 m² 20% x 60 = 12 m² 72
Gudang 20 m²/ruang 1 unit TSS 20 x 1 = 20 m² 20% x 20 = 4 m² 24
Foto Copy 10 m²/ruang 1 unit NMH 10 x 1 = 10 m² 20% x 10 = 2 m² 12
Toilet 0.5 m²/orang 100 orang NAD 0.5 x 100 = 50 m² 20% x 50 = 10 m² 60
Locker Staff 9 m²/ruang 1 unit KPH 9 x 1 = 9 m² 20% x 9 = 1.8 m² 10.8
R. Istirahat 1.6 m²/kursi 50 kursi TSS 1.6 x 50 = 80 m² 20% x 80 = 16 m² 96
Total 1082.4
BAB IV ANALISA
Kelompok Ruang Standar Ruang Ketentuan Sumber Kebutuhan Ruang Sirkulasi (20% ) Luas Ruang (m²)
Gudang alat makan 0.1 m²/kamar 200 kamar NAD 0.1 x 200 = 20 m² 20% x 20 = 4 m² 24
Gudang makanan 0.2 m²/kamar 200 kamar NAD 0.2 x 200 = 40 m² 20% x 40 = 8 m² 48
Food Gudang minuman 0.1 m²/kamar 200 kamar NAD 0.1 x 200 = 20 m² 20% x 20 = 4 m² 24
Preparation Gudang pendingin 0.15 m²/kamar 200 kamar NAD 0.15 x 200 = 30 m² 20% x 30 = 6 m² 36
Gudang bahan cuci 0.2 m²/kamar 200 kamar NAD 0.2 x 200 = 40 m² 20% x 40 = 8 m² 48
Sampah 0.15 m²/kamar 200 kamar NAD 0.15 x 200 = 30 m² 20% x 30 = 6 m² 36
Genset 30 m²/ruang 2 unit NMH 30 x 2 = 60 m² 20% x 60 = 12 m² 72
Panel 12 m²/ruang 2 unit NMH 12 x 2 = 24 m² 20% x 24 = 4.8 m² 28.8
Travo 15 m²/ruang 2 unit NMH 15 x 2 = 30 m² 20% x 30 = 6 m² 36
Pompa 20 m²/ruang 1 unit NMH 20 x 1 = 20 m² 20% x 20 = 4 m² 24
Tandon Air 100 m²/ruang 1 unit NMH 100 x 1 = 20 m² 20% x 100 = 20 m² 120
Gudang Engineering 20 m²/ruang 1 unit NMH 20 x 1 = 20 m² 20% x 20 = 4 m² 24
Mekanikal
Mesin AC 25 m²/ruang 1 unit NMH 25 x 1 = 25 m² 20% x 25 = 5 m² 30
Elektrikal &
Chileer 50 m²/ruang 1 unit NMH 50 x 1 = 50 m² 20% x 50 = 10 m² 60
Service
Boiler 50 m²/ruang 1 unit NMH 50 x 1 = 50 m² 20% x 50 = 10 m² 60
STP 25 m²/ruang 1 unit NMH 25 x 1 = 25 m² 20% x 25 = 5 m² 30
Loading Dock 24 m²/ruang 2 unit NMH 24 x 2 = 48 m² 20% x 48 = 9.6 m² 57.6
Gudang Bahan Bakar 0.1 m²/kamar 200 kamar NAD 0.1 x 200 = 20 m² 20% x 20 = 4 m² 24
Laundry 0.8 m²/kamar 200 kamar NAD 0.8 x 200 = 160 m² 20% x 160 = 32 m² 192
Musholla 0.8 m²/kamar 200 kamar NAD 0.8 x 200 = 160 m² 20% x 160 = 32 m² 192
Total 1166.4

Fasilitas Luasan (m²)


Akomodasi 8064
Penerimaan dan Registrasi Tamu 547.2
Food and Beverages 1368
Function Room 774.4
Fitness Center 360
Admin & Pengelola 1082.4
Food Preparation 216
M E & Service 950.4
Total Keseluruhan 13362.4
BAB IV ANALISA

4.4.3
4.4.3 Analisa
Analisa Hubungan
Hubungan Antar
Antar Kelompok
Kelompok Ruang
Ruang
Kelompok ruang Akomodasi Penerimaan dan Food And Function Fitness Admin dan Food ME &
Registrasi Tamu Beverages Room Center Pengelola Preparation Service
Akomodasi
Penerimaan dan √
Registrasi Tamu
Food And √ √
Beverages
Function Room - √ √
Fitness Center - - - X
Admin dan √ √ √ √ √
Pengelola
Food X X √ X X √
Preparation
ME & Service - X - - - √ -

Keterangan: √ : berhubungan langsung


- : berhubungan tetapi tidak langsung
X : tidak berhubungan
BAB IV ANALISA

4.4.4
4.4.4 Analisa
Analisa Sirkulasi
Sirkulasi Ruang
Ruang

NO PERLETAKAN KORIDOR KELEBIHAN KEKURANGAN


Single Coridor
 Cahaya, udara dan view dapat
dinikmati  Luas koridor lebih besar dari luas kamar
Kamar sehingga sulit
1  Ukuran koridor relative kecil, karena
Coridor hanya satu sisi  Pencapaian untuk pelayanan kurang
 Kontruksi tidak ekonomis
 Privacy tinggi

Double Coridor

 Pencapaian pelayanan lebih efisien  Udara, cahaya dan view alami hanya
Kamar dapat dinikmati dari kamar saja
2  Diharapkan akan tercapai
 Privacy sedang
Coridor produktifitas
 
Kamar
Tower

Kamar
 Tingkat produktif space mudah
3
tercapai  Udara, cahaya dan view alami hanya
Core  Pencapain pelayanan lebih efisien dapat dinikmati dari dalam kamar saja
 Privacy tinggi
Kamar

Dari analisa diatas, alternatif yang dipakai adalah system double load karena lebih efisien.
BAB IV ANALISA
4.4.5 BENTUK UNIT KAMAR HOTEL
Untuk Studi unit kamar perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut:
• Efisien Penataan
• Efeksifitas pencapaian
• Efek terhadap bangunan
EFISIEN EFEKSIFITAS EFEK TERHADAP
NO UNIT KAMAR
PENATAAN PENCAPAIAN BANGUNAN
Untuk Studi unit kamar di pilih
unit kamar 1 dan 3 karena unit
1 3 3 3
kamar tersebut memenuhi 3
kriteria yaitu :
• efisien penataan
2 2 2 1 • efeksifitas pencapaian
• efek terhadap bangunan

3 3 3 3

4 2 2 3

5 3 2 2
BAB IV ANALISA

4.4.6
4.4.6 Analisa
Analisa Pencahayaan
Pencahayaan Ruang
Ruang

Alternative 1 Alternative 2

Dengan dibuatkan teras pada bukaan kamar ke arah Dengan dibuatkan kemiringan pada bukaan unti kamar
luar, sehingga penyinaran sinar matahari dapat hotel, sehingga penyinaran sinar matahari dapat lebih
dimaksimalkan oleh perencanaan teras tersebut. minimalkan oleh perencanaan kemiringan pada bukaan
unit kamar hotel tersebut.

Gambar 4.1 : Alternatif 1 pengolahan denah kamar Gambar 4.2 : Alternatif 2 pengolahan denah kamar

Dari hasil pengamatan di atas, maka dipilihnya Alternative 1 agar cahaya matahari bisa masuk ke dalam unit
kamar dan mendapatkan view yang bagus.
BAB IV ANALISA

4.4.7
4.4.7 Analisa
Analisa Penghawaan
Penghawaan Ruang
Ruang Pada
Pada Bangunan
Bangunan

Jenis Keuntungan Kerugian Kesimpulan


Central Air - Lokasi dapat dilo-kalisir - Adanya kebutuhan ruang untuk Dapat digunakan pada
conditioning ducting sehingga tinggi bangunan area :
System - Dapat memberikan kesempatan akan makin tidak ekonomis.
distri-busi yang optimum R. Penunjang
(memakai AHU) - Tiap ruang tidak dapat
- Dapat melayani ruang yang besar mengatur suhu ruang masing- R. Service
masing
Central Air - Tidak memerlukan ducting yang - Hanya dapat digu-nakan ruang Digunakan pada unit-unit
conditioning besar. yang kecil. Kamar hotel.
System - Memungkinkan pengaturan suhu - Tidak dapat digu- nakan untuk
pada tiap ruang. ruang yang memiliki venti-lasi
(Memakai FCU) banyak.
- Masing-masing ruang dapat
memilih menggunakan
pengudaraan :Alami atau
Buatan / AC
BAB IV ANALISA

4.5
4.5 ANALISIS
ANALISIS BANGUNAN
BANGUNAN

Fungsi pendukung Untuk keperluan Sistem penunjang yg Kebutuhan ruang Dasar ketentuan /
bangunan dibutuhkan perhitungan
Struktur Kekokohan Kolom struktural Luas penampang Ratio
bangunan struktur
Sirkulasi Pergerakan manusia - Lift Koridor Standar ratio
& barang - Tangga
Keamanan Pembatasan lahan Pagar Pintu gerbang Standar
dan pengamanan
Air bersih & air Suplai air dan mesin air Ruang mesin Ratio pengamatan
kototr cadangan air Toren Reservoir Ratio
BAB IV ANALISA

4.5.1 Analisa Dimensi dan Pola Massa Bangunan

Bentuk Dasar
Kriteria Persegi  Persegi Panjang  Lingkaran

Modul Baik Baik Sedang


Sirkulasi Baik Baik Baik
Fleksibilitas tinggi Tinggi Kurang
Efisiensi ruang Baik Baik Sedang
Konstruksi Mudah Mudah Rumit
Orientasi Formal Formal Dinamis
Arah Pengembangan 4 arah 2 arah Bebas
Ventilasi Sedang Baik Sedang
Pencahayaan Sedang Baik Baik

Pada perencanaan Hotel Resort ini dipilih bentuk dasar persegi panjang, kerena bentuk ini memiliki
beberapa kelebihan, yaitu:
 Kemudahan dalam pengaturan ruang dalam dan arah pengembangan yang bebas.
 Tingkat efisiensi yang tinggi karena penyesuaian bentuk lahan yang ada.
 Fleksibilitas dalam pengembangan bentuk, modul serta system struktur bangunan
BAB IV ANALISA
4.5.2
4.5.2 Analisis
Analisis Modul
Modul Struktur
Struktur
Faktor – faktor yang harus di pertimbangankan dalam pemilihan modul struktur, yaitu :
•Kebutuhan ruang gerak untuk kegiatan dan sirkulasi.
•Kemampuan bentang Struktur, jarak antar kolom.
•Efesiensi waktu, tenaga dan biaya pekerjaan.
•Efesiensi kebutuhan ruang.
Modul Kelebihan Kekurangan
 Grid 90o • Relatif baik, karena bentuk perlengkapan • Bentuk ruang yang tercipta
ruang yang paling dasar sama dengan terkesan sederhana dan monoton
bentuk modul
• Perletakkan perabot efisien
• Ruang dapat terpakai secara optimal.
 Grid 45o • Kualitas yang tercipta berkesan • Memerlukan ketelitian yang tinggi.
mengarah pada suatu titik.   • Pada sisi runcingnya, ruang yang
terbentuk tidak efisien.
• Pada pelaksanaannya relatif sulit

Tabel 4.16: modul struktur

Berdasarkan data dan analisa diatas, maka modul yang digunakan untuk modul struktur yang digunakan
yaitu modul struktur grid 90°. Modul yang digunakan berdasarkan kebutuhan ruang gerak dan efisiensi
ruang yang ada. Dengan bentang struktur kolom yaitu 8 x 8 m.
BAB IV ANALISA

4.5.3
4.5.3 ANALISA
ANALISA SISTEM
SISTEM STRUKTUR
STRUKTUR BANGUNAN
BANGUNAN
FAKTOR PENENTU PERTIMBANGAN KETERANGAN
Daya dukung tanah
Kondisi Fisik Tapak Kedalaman tanah keras Menentukan sistem struktur bawah
Ketinggian muka air tanah
Beban dari struktur atas
Ketinggian Bangunan Kekakuan dan kekuatan Menentukan struktur bawah dan atas
bangunan dari gaya lantai
Kekuatan, kekakuan, dan
Faktor Teknis Menentukan sistem struktur bawah dan atas
kestabilan
Pemeliharaan bangunan
Faktor Ekonomis Menentukan sistem struktur bawah dan atas
Kemudahan pelaksanaan

1. Struktur Atas (Up Structure)


No Jenis Struktur Keuntungan Kerugian
Alami & estetika baik Daya pikul terbatas
Mudah dan murah di dapat Perlu perawatan intensif untuk menjaga keutuhannya
1 Kayu
Struktur ringan Bentangan terbatas
Pengerjaan mudah Mudah terbakar
Daya pikul besar Sulit didapat
Pelaksanaannya cepat Bahannya relatif mahal
2 Baja
Dapat dipesan sesuai kebutuhan Membutuhkan tenaga ahli dan alat berat dalam pengerjaannya
mampu menahan beban vertikal dan horizontal Pemakaian besar dan tidak tahan lama
Kuat dan tahan lama Lebih Berat
Mampu memikul gaya tarik dan tekan Pengerjaan yang relatif lama
3 Beton Bertulang Dapat diterapkan dalam semua kondisi Nilai estetik kurang
Bentangan Maksimal
Tahan terhadap api
BAB IV ANALISA
2. Struktur Bawah (Sub Structure)
No Jenis Pondasi Keuntungan Kerugian
Pengerjaan Mudah Daya Pikul Relatif Kecil
1 Batu Kali Bahan relatif murah Tidak baik untuk tanah lunak
Dampak pemasangannya tidak merusak lingkungan
Daya pikul Besar Pemasangannya dapat mengganggu lingkungan
2 Tiang Pancang Pelaksanaannya cepat Bahannya relatif mahal
Dapat dipesan sesuai kebutuhan Perlu alat berat
Mampu menahan beban vertikal dan horizontal Memerlukan ruang yang luas
Daya pikul Besar Lebih ringan daya pikulnya di banding tiang pancang
Bahan relatif murah dan mudah di dapat Daya dukung tanahnya harus kuat
3 Setempat/tapak
Pelaksanaannya tidak memerlukan alat berat
Dapat diterapkan disemua kondisi tanah

Dari analisa yang ada, untuk pemilihan struktur bangunan (atas) menggunakan sistem beton
bertulang. Pelaksanaan konstruksi menggunakan sistem pre-fabrikasi yang dirakit di pabrik, kecuali
untuk bagian-bagian tertentu yang harus dibuat di lokasi site, seperti bagian-bagian kecil yang tidak
bermodul atau berbentuk spesifik.

Untuk struktur bangunan (bawah) menggunakan pondasi setempat/pondasi tapak, karena keadaan
tanahnya yang tidak rata sehingga jika menggunakan pondasi lain selain pondasi setempat
dikhawatirkan akan terjadi kegagalan struktur.
BAB IV ANALISA
4.5.4
4.5.4 ANALISA
ANALISA ORIENTASI
ORIENTASI BANGUNAN
BANGUNAN (VIEW)
(VIEW)

JALA PENCA Untuk


Untuk menentukan
menentukan orientasi
orientasi di
di dalam
dalam
NO ALTERNATIF ORIENTASI VIEW ARUS
N PAIAN tapak
tapak perlu
perlu mempertimbangkan
mempertimbangkan
beberapa
beberapa hal beriku ini
hal beriku ini ::
1.
1. Iklim
Iklim
2.
2. View
View
  U N
3.
3. Jalan
Jalan
BANG
1   AN 3 3 3 2 4.
4. Pencapaian
Pencapaian Utama
Utama
  5.
5. Arus
Arus Pengunjung
Pengunjung

Orientasi
Orientasi yang
yang dipilih
dipilih adalah
adalah
alternative
alternative 1 1 karena
karena memenuhi
memenuhi
 
kriteria
kriteria –– kriteria
kriteria dalam
dalam orientasi
orientasi
bangunan.
bangunan. Bangunan
Bangunan terbuka
terbuka
mengarah
mengarah ke jalan utama karena ::
ke jalan utama karena
BANG
UN 1.
1. Tapak
Tapak berada
berada dipinggir
dipinggir jl.
jl. raya
raya
2 AN 2 3 2 2 pantai
pantai kuta
kuta yang
yang merupakan
merupakan daya daya
tarik
tarik perhatian
perhatian terbesar
terbesar dari
dari luar
luar
tapak dan merupakan
tapak dan merupakan jalan jalan
utama.
utama.
2.
2. Pencapaian
Pencapaian yang
yang mudah
mudah dan dan arus
arus
pengunjung
pengunjung lumayan
lumayan ramai.
ramai.
Keterangan : 3 adalah baik, 2 adalah cukup, 1 adalah kurang
 
BAB IV ANALISA

Kebisingan
Kebisingan merupakan
merupakan hal hal yang
yang
4.5.5
4.5.5 ANALISA
ANALISA KEBISINGAN
KEBISINGAN sangat
sangat mengganggu,
mengganggu, dimana
dimana hal
hal
tersebut dapat menjadi
tersebut dapat menjadi pemicu pemicu
stress
stress dan
dan sebagainya.
sebagainya. Maka
Maka pada
pada
bangunan hotel sebagai
bangunan hotel sebagai tempat tempat
peristirahatan,
peristirahatan, kebisingan
kebisingan harus
harus
dihindari.
dihindari.

Zona Area
Area tapak
tapak yang
yang berdekatan
berdekatan dengan
InIntteennssititaa rr&&ppaaddaatt

dengan
n ga n /
ccuukkuuppbb

Ketena an jalan
jalan merupakan area yang cukup
merupakan area yang cukup
n
bangu menerima suara bising kendaraan
menerima suara bising kendaraan
11
eessaa

bermotor
bermotor yang
yang melewati
melewati tapak
sskkeebbisisinin

tapak
walaupun
walaupun tingkat
tingkat kebisingannya
22 kebisingannya
rendah
rendah karena letak bangunan yang
karena letak bangunan yang
n
nggaan
iissiin
ggaann

s keb
b berada di ujung pojok,
berada di ujung pojok, dimana dimana
n ssi ta ke
IInntteensitasediikkiitt kebisingan
kebisingan itu
itu dapat
dapat menganggu
menganggu
& sed
kkeecciill & kenyamanan penggunan bangunan.
kenyamanan penggunan bangunan.

Sehingga
Sehingga pada
pada daerah
daerah depan
depan bangunan
bangunan tidak
tidak
Untuk
Untuk daerah
daerah hunian
hunian atau
atau akan
akan digunakan untuk kegiatan hunian atau
digunakan untuk kegiatan hunian atau
kegiatan lain yang memerlukan
kegiatan lain yang memerlukan pertemuan
pertemuan dimana
dimana kegiatan
kegiatan tersebut
tersebut menuntut
menuntut
ketenangan
ketenangan serta
serta kenyamanan,
kenyamanan, privasi
privasi kenyamanan yang tinggi. Pada daerah
kenyamanan yang tinggi. Pada daerah
maka
maka diletakkan di
diletakkan di area
area depan
depan bangunan akan difungsikan sebagai area
bangunan akan difungsikan sebagai area
belakang yang memiliki tingkat
belakang yang memiliki tingkat publik atau penghijauan, dimana
publik atau penghijauan, dimana tanaman tanaman
ketenangan
ketenangan yang
yang lebih
lebih tinggi.
tinggi. tersebut
tersebut dapat
dapat meredam
meredam buni
buni dan
dan mengurangi
mengurangi
polusi.
polusi.
BAB IV ANALISA

4.5.6
4.5.6 ANALISA
ANALISA ARAH
ARAH ANGIN
ANGIN
Angin
Angin adalah
adalah aliran
aliran udara
udara dalam
dalam jumlah
jumlah yang
yang
besar
besar diakibatkan
diakibatkan oleh
oleh rotasi
rotasi bumi
bumi dan
dan juga
juga
karena
karena adanya perbedaan tekanan udara di
adanya perbedaan tekanan udara di
sekitarnya.
sekitarnya. Angin
Angin bergerak
bergerak dari
dari tempat
tempat
Angin bertekanan
bertekanan udara
udara tinggi
tinggi ke
ke bertekanan
bertekanan udara
Angin Darat
Darat udara
rendah.
rendah.

Angin
Angin sangat
sangat berguna
berguna dalam
dalam mengurangi
mengurangi
hawa
hawa panas
panas serta
serta kelembaban
kelembaban udara.
udara. Angin
Angin
yang
yang berhembus
berhembus dapat
dapat membawa
membawa kesegaran
kesegaran
Angin
Angin Laut
Laut bagi
bagi tamu
tamu hotel
hotel di
di siang
siang hari
hari yang
yang panas
panas

A.
A. Angin
Angin Laut
Laut B.
B. Angin
Angin Darat
Darat
Angin
Angin LautLaut (bahasa
(bahasa Inggris:
Inggris: sea
sea Angin Darat (bahasa Inggris: land
breeze)
breeze) adalah
adalah angin
angin yang
yang bertiup
bertiup dari
dari breeze) adalah angin yang bertiup
arah
arah laut
laut ke
ke arah
arah darat
darat yang
yang umumnya
umumnya dari arah darat ke arah laut yang
terjadi
terjadi pada siang hari dari pukul
pada siang hari dari pukul umumnya terjadi pada saat malam
A: Angin laut (pada siang hari),
09.00
09.00 sampai
sampai dengan
dengan pukul
pukul 16.00
16.00 di
di hari dari jam 20.00 sampai dengan B: Angin darat (pada malam
daerah
daerah pesisir
pesisir pantai.
pantai. jam 06.00 di daerah pesisir pantai. hari
BAB IV ANALISA
4.5.7
4.5.7 ANALISA
ANALISA MATAHARI
MATAHARI

Matahari
Matahari pagi
pagi memiliki
memiliki intensitas
intensitas panas
panas yang
yang tidak
tidak
tinggi
tinggi dan
dan baikbaik untuk
untuk kesehatan
kesehatan manusia,
manusia,
sehingga
sehingga pada daerah tapak sebelah timur akan
pada daerah tapak sebelah timur akan
difungsikan
difungsikan sebagai
sebagai area
area hunian/unit
hunian/unit hotel
hotel dan
dan
area
area fasilitas
fasilitas olahraga
olahraga outdoor.
outdoor.

Matahari
Matahari Sore
Sore Matahari
Matahari Pagi
Pagi

Matahari
Matahari sore,
sore, intensitas
intensitas panasnya
panasnya cukup
cukup tinggi
tinggi dan
dan
dapat
dapat mengganggu
mengganggu kenyamanan
kenyamanan manusia,
manusia, sehingga
sehingga
daerah
daerah barat
barat pada
pada tapak
tapak diusahakan
diusahakan sebagai
sebagai daerah
daerah
ruang-ruang
ruang-ruang yang
yang bersifat
bersifat publik.
publik.
BAB IV ANALISA

4.5.8
4.5.8 ANALISA
ANALISA PENCAHAYAAN
PENCAHAYAAN PADA
PADA BANGUNAN
BANGUNAN
Pada perencanaan hotel resort ini mengembangkan tata ruang dalam dalam dengan nuansa ramah
lingkungan dengan cara memasukan cahaya dan mengatur pencahayaan alami agar tidak berlebihan karena
bisa mengganggu aktivitas.

Alternative 1 Alternative 2
Dengan dibuatkan teras sekaligus canopy pada Dengan ditanamannya pohon pada bukaan bangunan
bangunan agar cahaya yang masuk ke dalam agar tanaman bisa memfilter cahaya yang masuk.
kamar tidak berlebihan dan tanpa mengganggu
kenyamanan.

Gambar 4.9 : Alternatif 1 pencahayaan bangunan Gambar 4.10 : Alternatif 2 pencahayaan bangunan

Dari pengamatan di atas, maka di pilihnya alternative 2 karena tanaman bisa memfilter udara dan
memberikan ruang hijau pada bangunan.
BAB IV ANALISA

4.5.9
4.5.9 Analisis
Analisis Selubung
Selubung Pada
Pada Bangunan
Bangunan
Selubung bangunan adalah elemen bangunan yang menyelubungi bangunan gedung, yaitu dinding dan atap
transparan atau yang tidak transparan dimana sebagian besar energi termal berpindah melalui elemen
tersebut. Selubung bangunan yang akan direncanakan berupa elemen – elemen pembentuk pada fasad yang
mengedepankan konteks ramah lingkungan.
 
Untuk menentukan Elemen pembentuk fasad mempertimbangkan beberapa hal berikut ini :
 Thermal Mass NO ALTERNATIF
THERMAL
ESTETIKA
TAHAN RADIASI
MASSA LAMA MATAHARI
 Estetika Batu Alam
 Tahan Lama
1. 3 3 3 3
 Radiasi Matahari
Kaca Bening / Panasap
Dari pengamatan di atas, maka alternative
1 dan 2 di kombinasi karena kedua duanya
2. 3 3 3 2
memiliki fungsi dan kreteria diatas.
Pemakain batu andesit dan Kaca Panasap
pada bangunan, salah satu material Green Roof
Thermal Mass yang memiliki kemampuan
menghambat perpindahan panas masuk 3 3 3 2 3
ke dalam bangunan. Panas yang diterima
akan disimpan dan direradiasikan pada
Alumunium Composit Panel
malam hari. Dan salah satu material fasad
yang mewakili perwujudan konsep Ramah  4. 3 3 2 2
lingkungan dan cocok pada iklim tropis.
BAB V
PENUTUP
5.1
5.1 KESIMPULAN
KESIMPULAN
Kesimpulan dari permasalahan yang di angkat dan di bagi menjadi 2 masalah adalah:
1. Perencanaan
Sistem kenyamanan bagaimanakah yang cocok dengan iklim tropis?
• Perencanaan
Sistem kenyamanan bagaimanakah yang cocok dengan iklim tropis?

• Perancangan
Bagaimanakah merancang pengudaraan, pencahayaan, thermal dan kelembaban bangunan yang
hemat energi dan tidak merusak alam pada iklim tropis?

• Perencanaan
Dengan melakukan pengkajian literature mengenai potensi yang ada pada iklim tropis baik dari
potensi peluang maupun ancaman pada sistem kenyamanan bangunan.

• Perancangan
Dengan lebih banyak menggunakan mode pasif dibandingkan mode aktif pada pengudaraan,
pencahayaan, thermal dan kelembaban bangunan.
PROGRAM
PROGRAM ARAHAN
ARAHAN TAPAK
TAPAK
ARAHAN
ARAHAN DESAIN
DESAIN RUANG
RUANG
ARAHAN
ARAHAN DESAIN
DESAIN BANGUNAN
BANGUNAN

-
+ -
+ -
BANGU
+ NAN -
+
VIEW PEMUKIMAN
VIEW LAUT
ARAHAN
ARAHAN DESAIN
DESAIN BANGUNAN
BANGUNAN
VIEW
VIEW DARI
DARI LUAR
LUAR KE
KE DALAM
DALAM

1 Untuk desain No. 1 pola fasade diagonal


3 3 digunakan pada bidang bangunan yang
menghadap Barat. Berfungsi juga sebagai
2 2 ‘Windbreak atau pematah angin’, penting
3 untuk daerah yang mempunyai ‘banyak’
angin.

1 2 Untuk No. 2 pola fasade yang digunakan


berbentuk seperti fasade/kanopi pada topi,
yang berfungsi untuk memaksimalkan
pengudaraan secara alami yang lewat dari
utara-selatan untuk masuk ke dalam
ruangan .
Filosof
Filosof
ii
fasade
fasade Untuk No. 3 dikarenakan berada di
central/tengah bangunan yang terhalang
View
View yang
yang terlihat
terlihat dari
dari luar
luar ke
ke dalam
dalam 3 bangunan untuk mendapat aliran udara
adalah
adalah dominan bentuk bangunan serta
dominan bentuk bangunan serta secara alami yang maksimal untuk masuk ke
lingkungan
lingkungan dalam
dalam tapak,
tapak, dimana
dimana sedapat
sedapat dalam ruang, maka dibuat lah teras yang
mungkin lingkungan tersebut dirancang
mungkin lingkungan tersebut dirancang berfungsi juga sebagai kanopi/fasade agar
dengan
dengan indah
indah sehingga
sehingga dapat
dapat menjadi
menjadi cahaya matahari siang tidak masuk full ke
pemandangan tersendiri bagi pengunjung
pemandangan tersendiri bagi pengunjung dalam ruang yang membuat kondisi thermal
yang
yang melihat.
melihat. ruang menjadi panas dan tidak nyaman
VIEW
VIEW DARI
DARI DALAM
DALAM KE
KE LUAR
LUAR

Unit
Unit hotel
hotel sedapat
sedapat mungkin
mungkin
diorientasikan
diorientasikan kearah view laut
kearah view laut
yang menjadi point of interest bagi
yang menjadi point of interest bagi
para
para pengunjung.
pengunjung. Bagi
Bagi unit
unit hotel
hotel
yang tidak mengarah ke view laut.
yang tidak mengarah ke view laut.

Tapi
Tapi ke
ke arah
arah sebaliknya
sebaliknya yang
yang tidak
tidak
ada
ada view,
view, maka
maka hal hal tersebut
tersebut
menjadi
menjadi hal
hal yang
yang harus
harus
diperhatikan.
diperhatikan. Pada bagian itu akan
Pada bagian itu akan
diletakkan fasilitas yang memiliki
diletakkan fasilitas yang memiliki
view
view menarik
menarik seperi
seperi taman
taman dandan
kolam
kolam renang.
renang.
ARAHAN
ARAHAN PEREDAM
PEREDAM KEBISINGAN
KEBISINGAN

Zona
InIntteennssititaa rr&&ppaaddaatt

n ga n /
ccuukkuuppbb

Ketena an
n
bangu
11
eessaa
sskkeebbisisinin

22
ggaan
ggaann

ke b iissiin
n n
n s i t
ta
a s
s ke b
ntteensi sed
IIn it
diikkit
e c
kkecii l
l &
& s e
PROGRAM TAPAK
Program Arahan Tapak
• Fungsi bangunan: bangunan diletakkan di … tapak membujur arah timur-barat, dengan
orientasi menghadap jalan raya pamtai kuta dan laut samudera hindia.
• Fungsi Penghijauan/Vegetasi: berupa pohon … yang ditanamkan dengan jarak tiap …
m, yang diletakkan pada batas-batas tapak.
• Fungsi Sirkulasi: jalur kendaraan dan pejalan kaki
• Fungsi Perpakiran
• Fungsi Ruang Terbuka
• Fungsi Penunjang Tapak
• Fungsi Utilitas Tapak
• Fungsi Keamanan
DAFTAR PUSTAKA

http://etheses.uin-malang.ac.id/1174/8/BAB%20II%20revisi.pdf
http://eprints.undip.ac.id/42567/2/Document2.pdf

Anda mungkin juga menyukai