MAHASISWA: FASILITATOR :
RIFQI ACHMAD FAUZAN IR. M. HADIYONO, MT
(14120007) IR. IMA RACHIMA, N.M.Ars
IR. MUFLIHUL IMAN, MT
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.1 LATAR
LATAR BELAKANG
BELAKANG
Perkembangan sektor insutri pariwisata di Bali cukup pesat, hal ini terlihat oleh banyaknya investor
dalam negeri maupun asing yang berlomba lomba membangun hotel berbintang di Bali, hal ini cukup
signifikan untuk menampung jumlah wisatawan yang tiap tahunnya semakin bertambah pesat. Salah satu
tujuan wisata terbesar di Bali adalah pantai Kuta, terletak di barat daya pulau Bali tepatnya di kabupaten
Badung, Bali. Pantai ini merupakan salah satu pantai favorit wisatawan dan paling sering dikunjungi.
Memiliki sejumlah potensi alam seperti pasir putih, bebas dari sampah dan pedagang membuat jumlah
wisatawan yang datang cukup tinggi.
Namun fakta yang ada saat ini masih kurangnya fasilitas tempat penginapan dalam menanggapi
kunjungan wisatawan yang melonjak naik baik wisatawan domestik maupun mancanegara yang
berkunjung ke pantai Kuta, bali.
Untuk itu dibangunlah bangunan jenis “Resort Hotel” yang mampu mewadahi setiap kegiatan atau
penginapan untuk wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung atau berlibur ke Pantai
Kuta, Bali.
BAB I PENDAHULUAN
1.2
1.2 TUJUAN
TUJUAN
Meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat di pantai Kuta dalam sektor pariwisata
Menanggapi kunjungan wisatawan yang melonjak naik dalam melakukan kunjungan wisata ke pulau bali
terutama di pantai Kuta.
Sebagai wadah kebutuhan penginapan dalam melakukan kunjungan wisata di pantai Kuta.
Turut serta dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) kabupaten badung tahun
2005-2025 dalam 20 tahun mendatang
1.3
1.3 SASARAN
SASARAN
Masyarakat yang tinggal di pantai kuta
Individu, Pasangan maupun Rombongan Wisatawan yang ingin berlibur ke pantai kuta
Wisatawan Domestik maupun Mancangenara yang berlibur di pantai kuta
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) dalam 20 tahun mendatang
BAB I PENDAHULUAN
1.4
1.4 IDENTIFIKASI
IDENTIFIKASI MASALAH
MASALAH
PERENCANAAN
PERENCANAAN
1. TAPAK
Sistem Perparkiran yang dapat menampung seluruh kendaraan tamu/karyawan hotel
Sistem Aksesibilitas yang mudah untuk kendaraan dan manusia menuju lokasi tapak
Sistem Sirkulasi yang jelas untuk kendaraan dan manusia yang masuk atau keluar pada tapak
Sistem Keamanan yang dapat menjamin keamanan dan kenyamanan pengunjung pada tapak
Sistem Penerangan yang dapat menunjang kebutuhan pencahayaan tapak pada malam hari
Sistem Mekanikal Dan Elektrikal yang dapat menunjang kebutuhan pada tapak
Sistem Drainase yang dapat menampung air hujan yang jatuh untuk diolah menjadi air bersih
Sistem Pendistribusian Air Bersih yang dapat menunjang kebutuhan air bersih pada tapak
Sistem Pengolahan Air Kotor yang dapat menampung dan mengolah air kotor pada tapak
Sistem Kebakaran yang tersedia pada tapak dan dapat difungsikan bila terjadi kebakaran
Sistem RTH & Penghijauan yang dapat menambah nilai estetika dan sebagai fasilitas pada tapak.
Sistem Kebersihan yang dapat menjamin kebersihan dan kenyamanan pengunjung pada tapak
BAB I PENDAHULUAN
2. BANGUNAN
Sistem Keamanan yang dapat menjamin keamanan pada bangunan
Sistem Sirkulasi yang jelas untuk karyawan dan tamu dalam bangunan
Sistem Kebakaran yang tersedia pada bangunan dan dapat difungsikan bila terjadi kebakaran
Sistem Keselamatan
Sistem Mekanikal Dan Elektrikal yang dapat menunjang kebutuhan pada bangunan
Sistem Struktur yang kokoh dan dapat bertahan lama
Sistem Pendistribusian Air Bersih yang dapat menunjang kebutuhan air bersih pada bangunan
Sistem Pengolahan Air Kotor yang dapat menampungdan mengolah air kotor pada bangunan
Sistem Penerangan yang dapat menunjang kebutuhan pencahayaan bangunan pada malam hari
Sistem Penghawaan yang dapat disesuaikan dengan kondisi suhu lingkungan
Sistem Penataan Massa Bangunan yang dapat memanfaatkan pemandangan lingkungan sekitar
Sistem Kebersihan yang dapat menjamin kebersihan dan kenyamanan pengunjung pada bangunan
3. RUANG
Sistem Keamanan yang dapat menjamin rasa aman dan privasi pengunjung pada setiap ruang
Sistem Penghawaan yang dapat mengoptimalkan penghawaan pada setiap ruang
Sistem Penerangan yang dapat menunjang kebutuhan pencahayaan setiap ruang pada malam hari
Sistem Sirkulasi yang tersusun rapih untuk karyawan sehingga tidak bertabrakan dengan tamu yang
masuk dan keluar pada setiap ruang
Sistem Mekanikal Dan Elektrikal yang dapat menunjang kebutuhan pada bangunan
Sistem Pendistribusian Air Bersih yang efisien dapat menunjang kebutuhan air bersih pada tiap ruang
Sistem Air Kotor yang efisien dan dapat disalurkan menuju bak penampungan air kotor dari tiap ruang
Sistem Penataan Ruang yang disusun dengan melihat pola grid kolom bangunan
Sistem Kebersihan yang dapat menjamin kebersihan dan kenyamanan pengunjung pada setiap ruang
BAB I PENDAHULUAN
PERANCANGAN
PERANCANGAN
1. TAPAK
Perlunya karakter parkir yang efisien dan praktis dalam sirkulasi keluar masuk kendaraan dan sebagai
tempat untuk menyimpan kendaraan
Perlunya karakter akses jalan yang lebar untuk kendaraan besar menuju lokasi tapak
Perlunya komponen taman atau fasilitas pendukung yang alami pada tapak untuk memberikan rasa
nyaman yang alami bagi pengunjung dalam beraktifitas
Perlunya komponen mekanikal dan elektrikal dalam menunjang kebutuhan tapak
Perlunya komponen keamanan untuk mengamankan area tapak
Perlunya komponen penampung untuk menampung air hujan yang jatuh untuk difungsikan kembali
sebagai air bersih pada tapak
Perlunya komponen pipa-pipa dalam pendistrisbusian air bersih pada tapak
Perlunya komponen penampung untuk menampung dan mengurangi limbah air kotor dan kotoran pada
tapak dengan cara diolah
Perlunya komponen tempat sampah dalam mejaga kebersihan tapak
Perlunya elemen jalan dan trotoar untuk sirkulasi kendaraan dan manusia pada tapak
Perlunya elemen penerangan pada tapak untuk menunjang kegiatan di malam hari
Perlunya elemen pemadam api ketika terjadi kebakaran pada tapak
BAB I PENDAHULUAN
2. BANGUNAN
Perlunya karakter akses jalan yang mudah dan jelas untuk karyawan dan tamu pada bangunan
Perlunya karakter penataan massa dan orientasi bangunan yang baik dengan melihat potensi
pemandangan yang ada di lokasi sebagai tambahan daya tarik.
Perlunya karakter ruang core/inti yang mudah, jelas dan dapat melihat pemandangan keluar dalam
menunjang sirkulasi vertikal karyawan atau tamu pada bangunan
Perlunya karakter struktur yang kokoh dalam rencana pembangunan 20 tahun mendatang
Perlunya komponen keamanan dalam menjamin rasa aman pada bangunan
Perlunya komponen alat pemadam api ketika terjadi kebakaran pada bangunan
Perlunya komponen ruang mekanikal dan elektrikal dalam menunjang kebutuhan bangunan
Perlunya komponen pipa-pipa dalam pendistrisbusian air bersih pada bangunan
Perlunya komponen penampung untuk menampung dan mengurangi limbah air kotor dan kotoran pada
bangunan
Perlunya komponen tempat sampah dalam menjaga kebersihan bangunan
Perlunya elemen penerangan untuk menunjang kegiatan di malam hari pada bangunan
Perlunya elemen pengudaraan untuk mendapat penghawaan baik aktif atau pasif pada bangunan
BAB I PENDAHULUAN
3. RUANG
Perlunya karakter penataan ruang yang baik dengan melihat potensi pemandangan yang ada diluar dari
dalam ruangan
Perlunya karakter jalan yang terususun rapih dalam beraktifitas pada setiap ruang
Perlunya komponen keamanan dalam menjamin rasa aman pada setiap ruang
Perlunya komponen pipa-pipa dalam pendistrisbusian air bersih pada setiap ruang
Perlunya komponen penampung untuk menampung dan mengurangi limbah air kotor dan kotoran pada
setiap ruang
Perlunya komponen tempat sampah dalam menjaga kebersihan pada setiap ruang
Perlunya komponen ruang mekanikal dan elektrikal dalam menunjang kebutuhan ruangan
Perlunya elemen pengudaraan untuk mendapat penghawaan yang diinginkan baik aktif atau pasif pada
setiap ruang
Perlunya elemen penerangan untuk menunjang kegiatan di malam hari pada setiap ruang
BAB I PENDAHULUAN
1.5
1.5 BATASAN
BATASAN MASALAH
MASALAH
• Perencanaan
Sistem kenyamanan bagaimanakah yang cocok pada iklim tropis?
• Perancangan
Bagaimanakah merancang pengudaraan/kenyamanan thermal yang diinginkan pada setiap ruang dan
bangunan yang cocok pada iklim tropis?
1.6
1.6 PENDEKATAN
PENDEKATAN MASALAH
MASALAH
• Perencanaan
Dengan melakukan pengkajian literature mengenai potensi yang ada pada iklim tropis baik dari potensi
peluang maupun ancaman pada sistem kenyamanan bangunan.
• Perancangan
Bisa menggunakan mode pasif atau mode aktif dengan melihat segi keuntungan atau kelebihan baik dari
alat maupun material yang digunakan pada aspek pengudaraan/kenyamanan thermal yang kita ingin capai.
1.7
1.7 TEMA
TEMA
2.1
2.1 TINJAUAN
TINJAUAN UMUM
UMUM
2.1.1
2.1.1 Definisi
Definisi Hotel
Hotel
Definisi Hotel, Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi
yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa
lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukkan bagi masyarakat umum, baik mereka yang bermalam
di hotel tersebut ataupun mereka yang hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu.
BAB II TINJAUAN
2.1.2
2.1.2 Pengelompokan
Pengelompokan Hotel
Hotel
Berdasarkan Menurut Jenis
Lokasi • City Hotel (terletak di pusat kota)
• Down Town Hotel (terletak di dekat pusat perdangan)
• Suburban Hotel/ Motel (berlokasi di pinggir kota )
• Resort Hotel (dibangun di tempat wisata)
• Sport Hotel (pada kompleks kegiatan olahraga)
Sasaran Tamu • Keluarga
• Para Pengusaha
• Wisatawan Dalam Dan Luar Negeri
• Singgah Sementara
• Pengobatan Berjalan
Lama Menginap • Transit Hotel (Harian)
Pengelompokan Hotel • Semi Residental Hotel (Mingguan)
• Residential Hotel (Bulanan)
Tujuan Kedatangan • Melakukan Bisnis
• Untuk Berekreasi
• Untuk Tamu Antarnegara
• Untuk Berolahraga
Fasilitas untuk Kegiatan / • Terdapat Area Bermain Anak
Aktifitas Tamu • Terdapat Area Olahraga
• Terdapat Fasilitas Kolam Renang dan Lapangan
• Terdapat Fasilitas Untuk Konferensi
• Terdapat Fasilitas Ibadah
• Terdapat Fasilitas Restaurant, bar dan Shop
BAB II TINJAUAN
2.1.3
2.1.3 Klasifikasi
Klasifikasi Hotel
Hotel Berbintang
Berbintang
Yang dimaksud dengan klasifikasi hotel berbintang ialah suatu sistem pengelompokkan hotel-hotel ke dalam
berbagai kelas atau tingkatan, berdasarkan ukuran penilaian tertentu. Hotel dapat dikelompokkan ke dalam
berbagai kriteria menurut kebutuhannya.
Di Indonesia dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan
bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada:
Jumlah Kamar
Fasilitas
Peralatan yang tersedia
Mutu Pelayanan
Berdasarkan pada penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas
hotel, yaitu:
1. Hotel Bintang 1 (*)
2. Hotel Bintang 2 (**)
3. Hotel Bintang 3 (***)
4. Hotel Bintang 4 (****)
5. Hotel Bintang 5 (*****)
BAB II TINJAUAN
2.1.4
2.1.4 Klasifikasi
Klasifikasi Menurut
Menurut Jenis
Jenis Hotel
Hotel
R. Makan (restaurat) Perlu min. 1 Perlu min. 1 Perlu min. 1 Wajib min. 2 Wajib min. 2
2.
Bar dan coffeshop Wajib Wajib min. 1 Wajib min. 1 Wajib min. 1 Wajib min. 1
5. Ruang yang disewakan Perlu min. 1 Perlu min. 1 Perlu min. 3 Perlu min. 3 Wajib min. 3
2.1.6
2.1.6 Zoning
Zoning Ruang
Ruang Hotel
Hotel
2.1.7
2.1.7 Pengertian
Pengertian Resort
Resort
No. PENGERTIAN
1. Resort merupakan tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai atau pegunungan yang
banyak dikunjungi (Echols, 1987).
2. Resort merupakan tempat wisata yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk
menikmati potensi alamnya (Hornby, 1974).
3. Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan
bersantai dan berolahraga seperti tennis, golf, spa, tracking dan jogging, bagian concierge
berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila ada tamu yang mau hitchhiking
berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resor ini (Pendit, 1999).
BAB II TINJAUAN
2.1.8
2.1.8 Faktor
Faktor Penyebab
Penyebab Timbulnya
Timbulnya Hotel
Hotel Resor
Resor
3. Keinginan Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di
menikmati daerah perkotaan yang padat dan berpolusi. Dengan demikian keinginan
potensi alam masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi
permasalahan, oleh sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan
alam yang indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung
maupun pengguna hotel tersebut (Pendit, 1999).
BAB II TINJAUAN
2.1.9
2.1.9 Karakteristik
Karakteristik Hotel
Hotel Resort
Resort
2.1.10
2.1.10 Jenis
Jenis Hotel
Hotel Resor
Resor
2.1.11
2.1.11 Prinsip
Prinsip Desain
Desain Hotel
Hotel Resor
Resor
No Prinsip Desain Hotel Resor
1. Kebutuhan dan persyaratan individu dalam melakukan kegiatan wisata.
a. Suasana yang tenang dan mendukung untuk istirahat, selain fasilitas olah raga dan hiburan.
b. Aloneness (kesendirian) dan privasi, tetapi juga adanya kesempatan untuk berinteraksi dengan orang
lain berpartisipasi dalam aktivitas kelompok.
c. Berinteraksi dengan lingkungan, dengan budaya baru, dengan negara baru dengan standar
kenyamanan rumah sendiri.
2.1.12
2.1.12 Fasilitas
Fasilitas dalam
dalam Hotel
Hotel Resor
Resor
2.1.13
2.1.13 Jenis
Jenis Kamar
Kamar
4. Triple Room Kamar untuk dua orang dengan tempat tidur ukuran double bed, dan ditambah
extra bed
5. Junior Suite Room Satu kamar besar yang terdiri dari satu ruang tidur dan satu ruang tamu
6. Suite Room Kamar dengan ukuran lebih luas dan dilengkapi dengan fasilitas tambahan
seperti ruang makan, ruang duduk, dapur kecil dan mini bar. Tempat tidur yang
ada didalamnya adalah double bed, meskipun terkadang juga menggunakan
twin bed.
7. President Suite Kamar yang lebih luas dan terdiri dari berbagai ruang yang besar untuk ruang
Room tidur, ruang tidur tamu, ruang kerja, ruang makan, dapur kecil dan mini bar.
Tempat tidur yang ada di dalamnya umumnya double bed dengan ukuran king
bed.
BAB II TINJAUAN
2.1.14
2.1.14 Jenis
Jenis Kamar
Kamar Menurut
Menurut Tingkat
Tingkat Fasilitasnya
Fasilitasnya
3. Deluxe Room Kamar hotel dengan ukuran yang besar dan fasilitas
melebihi standard room dan superior room.
4. Suite Room Kamar hotel yang terdiri dari dua atau tiga ruang
tidur dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti
ruang tamu,dapur, ruang makan, ruang keluarga
dan minibar.
BAB II TINJAUAN
2.1.15
2.1.15 Jenis
Jenis Kamar
Kamar Menurut
Menurut Letaknya
Letaknya
No Jenis Kamar Pengertian Keterangan
1. Connecting Dua kamar yang bersebelahan satu sama lain,
Room yangdihubungkan oleh pintu penghubung (connecting door).
Biasanya digunakan oleh tamu yang datang bersama
keluarga. Pintu penghubung ini untuk memudahkan
komunikasi antar anggota keluarga tanpa harus keluar kamar.
2. Adjoining Dua kamar yang berdekatan satu sama lain tanpa pintu
Room penghubung.
3. Adjacent Room Dua kamar yang terletak pada lantai yang sama dan saling
berhadapan.
Dibawah ini merupakan berbagai fasilitas yang ada dalam sebuah resort berbintang 4 dengan perkiraan 62
kamar:
1. Area parkir
Jenis Kendaraan Panjang (m) Lebar (m) Tinggi (m) Radius Putaran
Sepeda Motor 2.20 0.70 1.00 1.00
Mobil Pribadi 4.70 1.75 1.50 5.75
Mobil Pribadi Besar 5.00 1.80 2.00 6.00
Bus 11.00 2.50 3.95 10.25
(Sumber:Neufert, 2013:105)
2. Lobby Resort
Ruang Sumber Standar
Main Lobby BPDS 0.65-0.9 m²/orang
Lounge Area NAD 2.5 m²/orang
Receptionist BPDS 10 m²/unit
Ruang Kasir NAD 2.75 m²/orang
Costumer Service NMH 12 m²/unit
Toilet Umum NAD 3.6 m²/orang
BAB II TINJAUAN
3. Restoran
Ruang Sumber Standar
Restoran NAD 2.5 m²/orang
Café NAD 2.5 m²/orang
Gudang NAD 250 x 0.24 m²
2.1.17
2.1.17 Tinjauan
Tinjauan Standar
Standar Ruang
Ruang Penunjang
Penunjang Tambahan
Tambahan
Kelima aspek tersebut adalah aspek lingkungan, terdapat aspek lain yang merupakan aspek manusia yaitu:
a. Aktivitas manusia
b. Pakaian
BAB II TINJAUAN
2. Suhu
Menyatakan daerah kenyamanan thermal pada bangunan yang dikondisikan untuk orang Indonesia
yaitu:
• Sejuk nyaman, antara suhu efektif 20,8º C – 22,8º C
• Nyaman optimal, antara suhu efektif 22,8º C -25,8º C
• Hangat nyaman, antara suhu efektif 25,8º C – 27,1º C
BAB II TINJAUAN
2.2.2
2.2.2 Tinjuan
Tinjuan Penghawaan
Penghawaan
Ada beberapa solusi di dalam penghawaan atau pengudaraan pada ruang dalam antara lain:
1. Menyesuaikan Jumlah Bukaan Dengan Dimensi Ruang
2. Memilih Arah Dan jenis Bukaan Yang Tepat
3. Ventilasi Silang
4. Bentuk Ventilasi
5. Ventilasi dan Isulasi Atap
6. Membuat Plafon yang Cukup Tinggi
7. Material Atap
8. Kemiringan Atap
9. Memaksimalkan Penggunakan Material Alam Untuk Bahan bangunan
10. Penerapan Warna
11. Teritisan atau overstek
12. Membuat ruang Transisi
13. Penerapan konsep Open Space Dalam Interior
14. Menata Furniture Yang Benar Di Dalam Ruangan
15. Menghindarai Efek Rumah kaca
16. Menananam Tanaman Di Halaman
17. Mendisteribusikan udara secara merata dengan batuan kipas angin
18. Membuat ventilasi cerobong arang
BAB II TINJAUAN
1. AC Central 2. AC Split
AC central biasanya di pasang pada plafond dan di AC split adalah AC yang dipasang mengantung ditembok,
atas plafond dilengkapi dengan dakting-dakting tembok dilubangi sebesar selang pembuangan dan
AC dan memiliki ruangan mesin khusus. kabel yang menghubungkan ke mesin AC yang
diletakan di luar bangunan dengan disediakan
Gambar 16, ruangan khusus untuk mesin AC.
AC Centeral (sumber:
Serial Rumah Hemat Gambar 17, AC Sput
Energi) (Sumber: Serial rumah
Hemat Energi)
3. AC Window 3. AC Portable
AC Window adalah AC yang dimana mesinnya AC portable adalah jenis pendingin udara
menjadi satu dengan badan ACnya sehingga harus yang dapat dipindah-pindahkan, tetapi AC
di pasang dengan melubangi tembok sebesar AC. jenis ini tidak menggunakan preon tetapi
proses pendinginan udara menggunakan
air yang terkadang dapat dicampur aroma
Gambar 18, AC Window terapi untuk menenangkan pikiran.
(Sumber: Serial rumah
Hemat Energi
D. Cara Merawat AC
Untuk merawat AC agar tidak membuang-buang energy listrik yang terlalu banyak antara lain:
1. Menggunakan waktu (timer) yang terdapat pada rimot AC. Misalnya AC diprogramkan mati saat kita
meninggalkan rumah dan hidup lagi 30 menit sebelum kita tiba di rumah. Dengan cara ini AC tidak
hidup terus yang membuat AC cepat rusak dan disamping itu juga ruangan akan tetap nyaman pada
saat kita ada di dalamnya. Dan yang lebih penting energi listrik akan lebih hemat.
2. Membersihkan filter AC setiap bulan. Filter yang kotor membuat AC berkerja lebih berat. Hal ini akan
mengakibatkan AC cepat rusak karena mesin AC kerja mesin AC lebih berat dengan kondisi filter kotor.
Disamping itu apabila filter dalam kondisi bersih udara yang keluar akan lebih banyak dan lebih bersih
sehingga ruangan akan lebih nyaman dan setelan AC tidak tidak perlu terlalu rendah, untuk itu hemat
energi bias tercapai.
3. Membersihkan evavorator (saluran pembuangan air pada AC split atau AC Window apabila udara AC
yang keluar sudah terasa kurang dingin. Dengan menyemprot evavorator dengan selang air dengan
kecepatan sedang.
4. AC unit (biasanya di katakana mesin AC) yang terletak di luar (halaman) sebaiknya dibersihkan juga
untuk kinerjannya lebih baik.
BAB II TINJAUAN
2.2.3
2.2.3 ARSITEKTUR
ARSITEKTUR TROPIS
TROPIS
1.
1. Definisi
Definisi Arsitektur
Arsitektur Tropis
Tropis
Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak geografis
Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan
penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas.
Dalam kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan
gedung maupun rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Karakter iklim tropis yang diadaptasi dalam arsitektur adalah atmosfer lingkungan dan lokasi geografis
setempat, termasuk detail-detail di dalamnya, yaitu kondisi temperatur, kelembaban, angin, cahaya, dan
lain sebagainya. Arsitektur tropis memiliki tujuan memberi solusi terhadap bangunan melalui pencahayaan
dan penghawaan alami untuk memberi kenyamanan bagi penggunanya.
BAB II TINJAUAN
Strategi utama yang dimiliki arsitektur tropis merupakan strategi mengenai bagaimana mengolah elemen-
elemen iklim pada tapak, bangunan dan lingkungan sekitarnya yang berlaku di daerah beriklim tropis
lembab. Hal ini mencakup prinsip-prinsip mengenai pengolahan angin, cahaya matahari, temperatur dan
kelembaban udara, serta pengolahan vegetasi yang akan dijelaskan sebagai berikut ini :
1. Angin
Pengolahan angin dapat dilakukan dengan mengolah vegetasi yang ada pada tapak maupun dengan
mengolah ventilasi alami di dalam bangunan:
a. Pengolahan Vegetasi
Kontrol angin ini dapat diterapkan dalam beberapa cara, antara lain:
- Menghalangi angin
- Menyaring angin
- Membelokkan angin
- Mengarahkan angin
BAB II TINJAUAN
b. Ventilasi
Ventilasi alami adalah pergantian udara secara alami, tidak melibatkan peralatan mekanis seperti
mesin penyejuk udara yang dikenal dengan air conditioner atau AC. Ventilasi alami menawarkan
ventilasi yang sehat, nyaman, dan tanpa energi tambahan. Namun, untuk merancang ventilasi alami
perlu dipikirkan syarat awal, yaitu:
• Tersedia udara luar yang sehat (bebas dari bau, debu, dan polutan lain yang mengganggu)Suhu
udara luar tidak terlalu tinggi (maksimal 28ºC)
• Suhu udara luar yang tidak terlalu tinggi.
• Tidak banyak bangunan disekitar yang akan menghalangi aliran udara horizontal (sehingga angin
berhembus lancar)
• Lingkungan tidak bising
2. Cahaya Matahari
Pada daerah khatulistiwa yang beriklim tropis lembab seperti di Indonesia, matahari memberi energi
panas dan cahaya yang berlimpah,namun sering dihindari karena menimbulkan ketidaknyamanan. Oleh
karena itu bagi arsitek perlu diingat hal-hal penting yang akan dijelaskan sebagai berikut:
- Pembayangan
- Pengatur letak dan dimensi bukaan
- Pemilihan warna dan tekstur permukaan dalam ruangan dan luar
Beberapa jenis shading device yang bisa diterapkan pada bangunan antara lain:
c. Egg-crate devices
Egg-crate devices merupakan kombinasi antara
vertical device dan horizontal device. Pada tipe ini
terdapat bermacam-macam tipe blok kisi-kisi.
3. Vegetasi
Vegetasi merupakan elemen utama yang dapat digunakan untuk
mengolah iklim dalam penerapan arsitektur tropis. Vegetasi ini
memiliki peran penting antara lain:
• Vegetasi mampu mengontrol efek matahari dengan cara
menyaring sinar matahari langsung.
• Vegetasi mampu mengontrol angin dengan cara menghalangi
angin, menyaring angin, membelokkan angin dan
menggerakkan angin.
• Vegetasi dapat mengatur kelembaban dengan cara
memperlambat evaporasi.
3. Kriteria Arsitektur Tropis
1. Kenyamanan Thermal
2. Aliran Udara Melalui Bangunan
- Sirkulasi Udara dengan ventilasi Vertikal
- Sirkulasi Udara dengan ventilasi Horizontal
3. Penerangan Alami pada siang hari
- Pemanfaatan Sinar Matahari
- Derajat/tingkat penyinaran
4. Radiasi Panas Sinar Matahari
4.
4. Syarat
Syarat Arsitektur
Arsitektur Tropis
Tropis
Dalam persyratanya arsitektur tropis dapat di simpulkan sebagi berikut :
1) Pola rancangan beradaptasi penuh terhadap iklim Kaidah arsitektur tropis (tradisional) secara cermat
diikuti, secara bersamaan digunakan pula rancangan arsitektur modern hingga detail elemen
bangunan.
2) Pola rancangan beradaptasi terhadap iklim, dilengkapi alat kenyamanan suhu kaidah arsitektur tropis
diikuti, namun dengan pertimbangan tertentu digunakan alat kenyamanan suhu.
3) Pola rancangan menggunakan sebagian kaidah adaptasi terhadap iklim, dilengkapi alat kenyamanan
suhu kaidah arsitektur tropis pada beberapa elemen rancangan diterapkan, pada bagian lain.
4) Pola rancangan mengunakan bentuk tradisional tanpa memperhatikan kaidah iklim pola rancangan
tidak menggunakan kaidah adaptasi terhadap iklim (Agus, studi pustaka arsitektur bioklimatik, skripsi
A. 2008)
5.
5. Faktor-Faktor
Faktor-Faktor Perencanaan
Perencanaan Arsitektur
Arsitektur Tropis
Tropis
1. Iklim
Meminimalkan pengaruh iklim terhadap kenyamanan fisik manusia seperti kenyamanan ruang,
kenyamanan penglihatan, kenyamanan suara, dan kenyamanan suhu. Faktor iklim yang mempengaruhi
kenyamanan suhu, yaitu suhu udara, pergerakan udara, radiasi, dan kelembaban udara.
2. Manusia dan Kebutuhan
Erat hubungannya dengan sosial-ekonomi dari sipemakai bangunan, sehingga harus
mempertimbangkan lingkungan sekitar tapak baik masyarakat maupun ciri khas setempat.Arsitektur |
UMB
3. Bahan Bangunan
Penggunaan material yang cerah leih baik karena penyerapan panas kecil, penggunaan kaca yang
berlebih dan penempatan yang tidak sesuai akan mengakibatkan pemanasan terhadap ruangan,
perlunya penanaman pohon yang lebih banyak sebagai penghasil oksigen, penyerap polusi dan panas
BAB II TINJAUAN
7.
7. Iklim
Iklim Tropis
Tropis dan
dan Pengaruhnya
Pengaruhnya Terhadap
Terhadap Bangunan
Bangunan
Semua jenis iklim, khususnya iklim tropis lembab dapat mempengaruhi bentuk/fasad bangunan. Perilaku
yang dimiliki oleh iklim tropis lembab yang dapat mempengaruhi bentuk/fasad bangunan tersebut antara
lain:
1. Curah Hujan Tinggi
2. Kelembaban Tinggi
Kelembaban tinggi yang dimiliki iklim tropis lembab ini dapat diatasi dengan beberapa cara, antara lain :
• Penggunaan dinding berpori pada bangunan agar dapat ikut menyerap uap air di dalam ruangan dan
meningkatkan kenyamanan.
• Bangunan mempunyai dua jenis jendela, yaitu temporal dan tetap.
3. Radiasi Sinar Langsung
BAB II TINJAUAN
8.
8. Material
Material Bangunan
Bangunan Tropis
Tropis
Pada daerah tropis, terdapat berbagai macam material bangunan dan teknik konstruksi yang dapat
digunakan, baik secara tradisional maupun modern. Tiap-tiap material memiliki tingkat ketahanan
masing-masing tergantung pada cuaca setempat. Selain itu, terdapat pula beberapa hal yang mampu
menyebabkan turunnya kualitas material tersebut antara lain lembab, radiasi matahari, tumbuhnya jamur
dan rayap.
5 6 7 8
BAB II TINJAUAN
2.2.4
2.2.4 Studi
Studi Banding
Banding Hotel
Hotel Yang
Yang Menerapkan
Menerapkan Konsep
Konsep
Arsitektur
Arsitektur Tropis
Tropis Modern
Modern
1.
1. Hotel
Hotel Novotel
Novotel 2. Bali
2. Bali Tropic
Tropic Resort
Resort && Spa
Spa
Hotel
Hotel Novotel, Surabaya
Novotel, Surabaya karya
karya Duta
Duta Cermat
Cermat Mandiri/DCM
Mandiri/DCM Bali
Bali Tropic Resort & Spa
Tropic Resort & Spa Hotel
Hotel pantai
pantai eksklusif
eksklusif di
di Bali
Bali
dirancang
dirancang untuk menghidupkan pola arsitektur disekitarnya.
untuk menghidupkan pola arsitektur disekitarnya. dibangun
dibangun dalam
dalam campuran
campuran halus
halus Bali
Bali dan
dan arsitektur
arsitektur modern
modern
Rancangan
Rancangan ditekankan pada ekspresi tampak muka bangunan.
ditekankan pada ekspresi tampak muka bangunan. dan menawarkan suasana yang luar biasa untuk
dan menawarkan suasana yang luar biasa untuk benar-benar benar-benar
Geometri
Geometri yang
yang dihadirkan
dihadirkan merupakan
merupakan eklektisisme
eklektisisme radikal
radikal atas
atas indah
indah dandan santai
santai pantai
pantai liburan. Yang
liburan. Yang cantik
cantik didi antara
antara
pola rancangan bangunan disekitarnya, dengan
pola rancangan bangunan disekitarnya, dengan transformasi transformasi Frangipani
Frangipani dan Bougainville dengan sebagian besar
dan Bougainville dengan sebagian besar
bentuk
bentuk lokal
lokal kedalam
kedalam kaidah
kaidah arsitektur
arsitektur modern
modern (menonjol
(menonjol pandangan
pandangan napas mengambil dari Samudera Hindia yang
napas mengambil dari Samudera Hindia yang
dengan
dengan geometri rasional pola a-b-c-b-a, serta back lighting).
geometri rasional pola a-b-c-b-a, serta back lighting). hangat
hangat dandan indah. Hotel
indah. Hotel ini
ini terletak
terletak secara
secara langsung
langsung dandan
Ekspresi tampak muka tersebut juga menghadirkan
Ekspresi tampak muka tersebut juga menghadirkan metafora metafora sangat
sangat terpusat pada terkenal di dunia Nusa Dua pantai di
terpusat pada terkenal di dunia Nusa Dua pantai di
seperti
seperti susunan
susunan gunungan
gunungan (atau
(atau orang
orang berbaris?).
berbaris?). Rancangan
Rancangan pantai selatan Pulau Bali, Indonesia.Kombinasi
pantai selatan Pulau Bali, Indonesia.Kombinasi unik dari unik dari
respons
respons atas iklim dilakukan secara tradisional dengan
atas iklim dilakukan secara tradisional dengan Indah
Indah Kamar
Kamar ACAC dan
dan kamar
kamar mandi
mandi mewah
mewah ditambah
ditambah dengan
dengan
melindungi
melindungi bukaan (pintu dan jendela) dengan teritis lebar
bukaan (pintu dan jendela) dengan teritis lebar Great
Great Hospitality, napas mengambil pemandangan dan iklim
Hospitality, napas mengambil pemandangan dan iklim
(dari elemen atap maupun beton) serta permainan
(dari elemen atap maupun beton) serta permainan bidang bidang yang
yang indah
indah akan
akan membuat
membuat Anda
Anda ingin
ingin datang
datang lagi
lagi dan
dan lagi
lagi ke
ke
(bukaan
(bukaan pada pada bidang
bidang masuk).
masuk). Arsitektur
Arsitektur Tata
Tata udara
udara tempat ajaib ini.
tempat ajaib ini.
(memperhatikan
(memperhatikan bukaan bukaan besar
besar ditutup
ditutup kaca)
kaca) tampaknya
tampaknya
mengunakan AC karena pertimbangan fungsi bagi
mengunakan AC karena pertimbangan fungsi bagi kenyamanan kenyamanan
penghuni
penghuni hotel.
hotel.
BAB III
DATA
BAB III DATA
3.1
3.1 Profil
Profil Pantai
Pantai Kuta
Kuta
Kawasan Kuta terletak ditepi pantai yang terkenal dengan nama Pantai Kuta, merupakan salah satu
kawasan di barat daya Pulau Bali yang namanya cukup dikenal oleh wisatawan di seluruh dunia khususnya
bagi wisatawan mancanegara.
Kuta sudah dikenal sebagai daerah wisata semenjak pariwisata mulai berkembang di Bali. Kuta yang
dulunya adalah desa nelayan mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak wisatawan tertarik akan
keindahan Pantai Kuta yang berpasir putih, berombak, dan memiliki pemandangan matahari terbenam
yang indah. Sejak saat itu sedikit demi sedikit Kuta membuka diri sebagai kawasan wisata.
BAB III DATA
3.2
3.2 Sejarah
Sejarah Pantai
Pantai Kuta
Kuta
3.3
3.3 Perkembangan
Perkembangan Pantai
Pantai Kuta
Kuta
Dalam perkembangannya, Pantai Kuta semakin menarik kunjungan berbagai karakteristik wisatawan dari
berbagai belahan dunia (www.id.wikipedia.org/Caucasian) dijabarkan, sebagai berikut:
1. Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Kuta merupakan wisatawan ras caucasion yang berasal dari Eropa,
Amerika, dan Australia.
2. Wisatawan yang berkunjung dengan tujuan melakukan kegiatan olahraga diantaranya berselancar,
berjemur, dan berenang.
3. Wisatawan berkunjung sebagian besar menggunakan kendaraan beroda dua dan kendaraan beroda
empat yang berasal dari tempat penyewaan.
4. Wisatawan yang berkunjung bersama teman atau keluarga sebanyak dua sampai empat orang.
5. Lama tinggal wisatawan di kawasan Kuta ± 7 hari.
BAB III DATA
3.4
3.4 Data
Data Perda
Perda Bangunan
Bangunan Tinggi
Tinggi Di
Di Bali
Bali
Seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah kekuasaan NKRI. Wilayah tersebut terbagi menjadi beberapa
wilayah daerah. Setiap daerah tersebut memiliki keunikannya masing-masing. Oleh karena itu, maka perlu
dibuatlah sebuah peraturan yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan daerah masing-masing.
Seperti halnya Bali, pulau yang letaknya berada di Indonesia bagian tengah ini juga memiliki ciri khas
tersebut. Bangunan yang ada di bali telah diatur dalam sebuah perda agar lebih tertib dan rapi
Menurut Perda Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Bali. Sebuah bangunan tidak
boleh memiliki ketinggian lebih dari 15 m (<4 lantai).
BAB III DATA
3.5
3.5 Letak
Letak Geografis
Geografis Kuta,
Kuta, Bali
Bali
Terletak pada sudut Elevansi: 8°24’59.59” Bujur Selatan dan 115°10’06.87” Bujur Timur
3.6
3.6 Data
Data Batas
Batas Kuta,
Kuta, Bali
Bali
Pantai Kuta terletak di sebelah barat Pulau Bali tepatnya di Kecamatan Kuta,Kelurahan Kuta dengan batas-
batas administrasi dan batas alam, yaitu:
Batas Administrasi Alam
Sebelah Utara Desa Adat Legian Pantai Legian
Sebelah Barat Samudra Hindia Samudra Hindia
Sebelah Selatan Desa Adat Tuban Pantai Tuban
Sebelah Timur Desa Adat Pemongan jalan raya dan permukiman penduduk.
BAB III DATA
3.7
3.7 Data
Data Kondisi
Kondisi Fisik
Fisik Wilayah
Wilayah Kuta
Kuta
Kondisi fisik wilayah ini merupakan deskripsi ringkas kondisi topografi, klimatologi, dan pemanfaatan lahan
Pantai Kuta dijabarkan sebagai berikut:
1. Topografi
Pantai Kuta merupakan daerah pantai yang termasuk dataran rendah dengan ketinggian rata-rata
dibawah 100 meter dari permukaan laut, dengan kemiringan rata-rata 0-3%, yang akan memengaruhi
kondisi iklim dan curah hujan.
2. Klimatologi
Berdasarkan Peta Isohyet Pulau Bali, Pantai Kuta memiliki curah hujan yang lebih rendah dibandingkan
dengan bagian utara dan selatan kawasan Kuta, yaitu berkisar 1.760 mm.
3. Pemanfaatan Lahan
Kondisi fisik Pantai Kuta yang merupakan dataran rendah dapat dimanfaatkan dan digunakan, antara lain
untuk permukiman penduduk, tempat ibadah (pura), sarana publik, sarana perdagangan, dan sarana
pariwisata.
3.8
3.8 Data
Data Kondisi
Kondisi Fisik
Fisik Alamiah
Alamiah Kuta
Kuta
Kondisi fisik alamiah Pantai Kuta mendukung kawasan ini untuk mengalami tingkat perkembangan yang
pesat sebagai salah satu kawasan yang memiliki perkembangan paling tinggi diantara kawasan Kuta yang
terdiri atas Kuta, Legian dan Seminyak sehingga tidak berlebihan bila kawasan ini disebut sebagai pusat
pengembangan kawasan pariwisata.
BAB III DATA
3.9
3.9 Data
Data Sarana
Sarana dan
dan Pra
Pra Sarana
Sarana Pantai
Pantai Kuta
Kuta
3. Pintu masuk Sistem telekomunikasi baik telepon, radio, televise maupun kantor
pos.
4. Pusat Informasi Pelayanan keamanan baik pos satpam penjaga objek wisata maupun
pos polisi.
3.10
3.10 Data
Data Aktivitas
Aktivitas Wisata
Wisata
Aktivitas wisata merupakan bagian dari daya tarik meliputi sesuatu yang dapat dilihat, sesuatu yang
dapat di beli dan sesuatu yang dapat dilakukan dikawasan ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Kegiatan olahraga air, seperti bermain selancar/surfing.
2. Berenang/swimming.
3. Berjemur/sunbathing melihat matahari terbenam/sunset.
4. Menikmati, mengambil gambar/photography, mengabadikan pemandangan alam yang terdiri atas:
pantai berpasir putih,deburan ombak yang sangat memukau.
5. Berjalan-jalan di sekitar area pantai/sightseeing, berbelanja cendera mata serta benda-benda
kesenian khas Bali seperti lukisan, patung, dan pernak-pernik.
6. Pijat tradisional/massage dan layanan kuncir rambut,
7. Pemberian aksesoris pada kuku dengan menambah warna dan desain menarik/nail art.
8. Membuat semacam gambar untuk menghiasi tubuh dalam bentuk lukisan atau gambaran yang
menggunakan alat-alat khusus dalam proses pembuatan/body painting/tattoo.
9. Olahraga pantai semacam bola voli dipinggir pantai.
BAB III DATA
3.11
3.11 Data
Data Aspek
Aspek Sosial
Sosial Ekonomi
Ekonomi
Daya tarik wisata dan kegiatan atraksi wisata Pantai Kuta didukung dengan latar belakang kebudayaan
masyarakat desa adat Pantai Kuta sebagai masyarakat kebudayaan Hindu Bali berorientasi pada pencerminan
tri hita karana berstatus karma adat yang mewajibkan masyarakatnya untuk melakukan upacara adat,
pemeliaharaan pura, dan fasilitas agama atau adat.
Di kawasan ini, masyarakatnya tidak hanya berasal dari masyarakat adat setempat, tetapi berasal dari luar
adat diantaranya masyarakat kristiani, masyarakat muslim, masyarakat budhis, dan masyarakat aliran atau
agama lain yang hidup berdampingan dan memiliki toleransi yang cukup tinggi.
Selain pemenuhan kebutuhan kehidupan beragama yang harmonis, maka untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan mendorong kegiatan perekonomian, di Pantai Kuta terdapat beberapa kelompok atau jenis
pekerjaan yang bersifat profit oriented, diantaranya pedagang kaki lima, pedagang acung, dan pedagang
pasar seni.
Bila dilihat dari kondisi ekonomi, maka sebagian besar masyarakat disekitar kawasan ini bekerja sebagai
wiraswasta atau penyedia usaha jasa pariwisata, pegawai swasta, dan buruh pada berbagai penyedia usaha
jasa yang beroperasi di sekitar kawasan ini.
BAB III DATA
3.12
3.12 Data
Data Jumlah
Jumlah Kunjungan
Kunjungan Wisatawan
Wisatawan di
di
Kabupaten
Kabupaten Badung
Badung
Tahun Kunjungan Wisatawan
2007 1.664.854 3.13
3.13 Data
Data Jumlah
Jumlah Akomodasi
Akomodasi Wisata
Wisata di
di
2008 1.966.318 Kabupaten
Kabupaten Badung
Badung
2009 2.229.945 Tahun Hotel Hotel Pondok
2010 2.493.058 Berbintang Melati Wisata
2011 2.756.579 2007 94 379 239
2008 95 472 325
Sumber: dinas Pariwisata Badung
2009 95 505 395
3.14
3.14 Data
Data Wisatawan
Wisatawan yang
yang Melakukan
Melakukan Kegiatan
Kegiatan 2010 95 541 475
Selancar
Selancar (Surfing)
(Surfing) 2011 95 595 599
No Wisatawan Volume
1 Australia 10
Sumber: Dinas Pariwisata Badung
2 Jepang 5
3 Rusia 4
4 Amerika 1
Total 20
Luas
Luas Lahan
Lahan == 1 1 Ha= Ha= 10.000
10.000 m²m²
P.
P. Lahan
Lahan == 125 125 m m
L.
L. Lahan
Lahan == 80 80 m m
KDB
KDB (40%)
(40%) == 40% 40% xx 10.000
10.000 m m
== 4.000
4.000 m²
m²
KLB
KLB (2)
(2) == 2 2 xx 10.000
10.000 m²
m²
== 20.000
20.000 m²
m²
Jml
Jml Lantai
Lantai == KLB KLB :: KDBKDB
== 20.000
20.000 m²
m² :: 4.000
4.000 m²
m²
== 5
5 Lantai
Lantai
RTH == 15 Lokasi
Lokasi Hotel
Hotel Resort:
Resort:
RTH 15 % %
Jl.
Jl. Pantai
Pantai Kuta,
Kuta, Kuta,
Kuta, Badung,
Badung, Bali
Bali
GSP
GSP == 100
100 m m
Lebar
Lebar Jalan
Jalan == 66m m
GSB
GSB == 3
3m m
Batas
Batas Tapak
Tapak
Note:
Note: peraturan
peraturan ketinggian
ketinggian di di bali
bali tidak
tidak boleh
boleh Utara
Utara :: Kuta
Kuta Playa
Playa
melebihi
melebihi tinggi
tinggi 15
15 m
m (<4 (<4 lantai)
lantai) Timur
Timur :: Hotel
Hotel Lusa
Lusa
Selatan
Selatan :: Jl.
Jl. Benesari,
Benesari, BaliBali Anggrek
Anggrek
Barat
Barat :: Jl.
Jl. Raya
Raya Pantai
Pantai Kuta,
Kuta, Pantai
Pantai
Kuta
Kuta
BAB III DATA
3.16
3.16 Data
Data Potensi
Potensi Internal
Internal
Kelebihan Kekurangan
Kuta merupakan point centre pariwisata Bali Belum adanya licensi atau sertifikat untuk
Ombak pantai kuta yang relatif beragam kegiatan selancar (surfing) khususnya bagi
sehingga dapat dimanfaatkan oleh level pemula para tutor sehingga terkesan tidak profesional
sampai dengan level advance dalam memberikan tutoring kepada pemula
Masyarakat nelayan ikut serta dalam Masyarakat local sedikit yang bergelut
pengembangan surfing dengan menjadi dengan kegiatan surfing, mayoritas tutor
pemandu wisata bagi wisatawan yang ingin selancar (surfing) digeluti oleh orang luar
bermain surfing di luar pantai Kuta Investor yang bergelut di bidang surfing (surf
Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang scholl) sedikit berasal dari masyarakat lokal,
pariwisata yang memadai mayoritas dikuasai oleh orang asing dan luar
Keberadaan surfschool yang dilengkapi dengan bali
para tutor bagi wisatawan pemula yang ingin Masyarakat cenderung melakukan investasi
belajar selancar / surfing dengan membuat penginapan, dan kos-kosan
Keberadaan lifeguard yang membuat situasi karena dianggap lebih menjanjikan
menjadi lebih aman Masih terdapatnya masyarakat miskin di
Terdapatnya kelompok nelayan yang dapat kecamatan kuta
dijadikan guide untuk berkunjung ke spot surfing
yang lebih menantang
BAB III DATA
3.17
3.17 Data
Data Potensi
Potensi Eksternal
Eksternal
Peluang Ancaman
Perkembangan wisata bahari seperti selancar Kondisi politik global
yang sudah mulai mendunia Kondisi alam yang tidak menentu
Keberadaan event-event untuk aktifitas selancar Persaingan dengan obyek wisata sejenis
yang mulai banyak diselenggarakan Kurangnya peran serta masyarakat dalam
Pertumbuhan ekonomi global terutama pada mengelola atraksi wisata surfing
negara-negara maju maupun negara kawasan Pemberlakuan travel warning oleh beberapa
asia pasifik negara
Pertumbuhan ekonomi nasional
Kemajuan teknologi, baik teknologi informasi
maupun transportasi
Keamanan Bali yang berangsur mulai pulih..
Meningkatkan hubungan kerjasama dengan
pelaku usaha jasa pariwisata.
BAB III DATA
3.18
3.18 Data
Data Aksesibiltas,
Aksesibiltas, Fisik,
Fisik, Non
Non Fisik
Fisik Pantai
Pantai Kuta
Kuta
No Data Tapak Keterangan
Pantai Kuta berada ±10 km dari Kota Denpasar dan berjarak ±2 km dari Bandar Udara
Ngurah Rai.
Dapat melalui darat beraspal dengan lebar jalan ±6 meter.
Akses fisik kendaraan yang dapat digunakan, yaitu kendaraan beroda dua dan kendaraan
1. Aksesibilitas Tapak beroda empat dengan jarak tempuh sepuluh menit dari Bandara Ngurah Rai.
Selain melalui darat dapat juga melalui jalur laut, yaitu dengan menggunakan perahu
tradisional/jukung.
Kendalanya Jalan utama menuju pantai menjadi satu dengan jalan raya, hal tersebut yang
menyebabkan areal parkir disediakan dengan cara berjajar di sepanjang pantai.
Letak pantai ini berada di daerah tropis sehingga temperatur rata-rata tahunan kawasan
2. Fisik Tapak ini ±30°C. (temperatur maks. ±33°C dan min. ±29°C)
Jenis material tanah yang ada merupakan tanah berpasir.
Berupa akses informasi mengenai objek dan daya tarik, sarana prasarana, dan
keterangan kawasan ini yang dapat diperoleh diberbagai tempat, antara lain Kantor
Kelurahan Kuta atau Kecamatan Kuta, Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Tourism
3. Non Fisik Tapak Information Centre (TIC).
Informasi melalui internet yang dapat diakses pada situs perorangan seperti google dan
yahoo.
BAB III DATA
3.19
3.19 Data
Data Pengguna
Pengguna
4.1
4.1 Analisa
Analisa Pelaku
Pelaku Kegiatan
Kegiatan
Pelaku kegiatan dapat dibagi menjadi:
• Tamu Hotel (Tourist)
Tamu Hotel yang lama kunjungannya >24 jam (menginap)
• Tamu Hotel (Excursionist)
Tamu Hotel yang lama kunjungannya <24 jaam (tidak menginap)
• Pengelola Hotel
Semua pihak yang berperan di dalam operasional seaside hotel.
Analisa kegiatan pengunjung didalam terbagi menjadi beberapa skema kegiatan yaitu:
Datang Datang /
/ pulang pulang Ruang
Menghadiri Karyawan
Meeting Bekerja
Receptionist /pengelola
atau Pesta /staff
Parkir Parkir
istirahat
BAB IV ANALISA
4.2
4.2 Analisa
Analisa jenis
jenis Kegiatan
Kegiatan
4.3
4.3 Analisa
Analisa Tapak
Tapak
Penganalisaan pada tapak diperlukan dalam melihat potensi dan dampak yang ditimbulkan setelah
membangun Hotel Resort ini yang berada di Jl. Pantai Kuta, Kuta, Badung, Bali. Dalam analisa tapak ini, hal-
hal yang perlu diperhatikan antara lain:
• Potensi sekitar yang mendukung didirikannya hotel resort
• Akses lokasi yang mudah dijangkau baik kendaraan pribadi, umum maupun kendaraan service hotel
• Pengaruh faktor alam yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan tanah dan kerusakan bangunan
• Fasilitas kegiatan yang mendukung berdirinya hotel resort
• Tersedia sarana utilitas yang memadai
• Sesuai peraturan daerah setempat
• Memiliki luasan daerah yang memadai
Untuk menentukan main entrance perlu Untuk menentukan service entrance perlu
mempertimbangkan beberapa hal berikut ini : mempertimbangkan beberapa hal beriku ini :
• Arus pengunjung terbesar • Keamanan dan kelancaran lalu lintas
• Keamanan dan kelancaran lalu lintas • Tidak berbarengan dengan pintu masuk
• Frekuensi arus pengunjung yang menuju pengunjung
ke tapak • Kejelasan pencapaian
• Kejelasan pencapaian • Kemudahan pencapaian
• Kemudahan pencapaian • Kenyamanan dalam pencapaian
• Kenyamanan dalam pencapaian
BAB IV ANALISA
4.3.3
4.3.3 ANALISA
ANALISA EXIT
EXIT DAN
DAN ENTRANCE
ENTRANCE TAPAK
TAPAK
Untuk entrance ke dalam tapak di bedakan atas penggunaan dan kebutuhan, yaitu sebagai berikut:
KEMUDAHA
NO ALTERNATIF PENCAPAIAN KEAMANAN KENYAMANAN KEJELASAN
N
Service
Entrance
in
1 Main 3 2 2 1
Entrance out
in
2 3 3 3 3
Main
Entrance
out
Service
Entrance
Pencapaian kedalam yang dipilih adalah alternative 2 karena memenuhi kreteria – kreateria dalam
penentuan sirkulasi di dalam tapak.
BAB IV ANALISA
4.3.4
4.3.4 ANALISA
ANALISA ZONING
ZONING PADA
PADA TAPAK
TAPAK
publik
Semi
publik privat masing ruang
e • Interaksi yang terjadi antara kegiatan didalam
tapak dengan lingkungan disekitarnya
service • Pencapaian dan sirkulasi dalam tapak
• Situasi dan kondisi tapak, termasuk orientasi
tapak terhadap jalan.
: Zona Priate Penzoningan berdasarkan berbagai fungsi yang ada dalam tapak dapat
dibedakan atas :
: Zona Publik • Zona Private : diperuntukan untuk zona unit hunian kamar
• Zona Semi Publik : diperuntukan bagi kegiatan pada fasilitas hotel
: Zona Semi • Zona Publik : diperuntukan bagi kegiatan yang memerlukan suasana
Publik keramaian serta menaril minat pengunjung.
• Zona Service : di peruntukan untuk kegiatan pelayanan.
: Zona Service
BAB IV ANALISA
4.3.5
4.3.5 ANALISIS
ANALISIS PROGRAM
PROGRAM FUNGSI
FUNGSI TAPAK
TAPAK
4.3.6
4.3.6 ANALISA
ANALISA BESARAN
BESARAN FUNGSI
FUNGSI RUANG
RUANG TAPAK
TAPAK
• Luas lahan = 10.000 m2
• Luas Lantai dasar (KDB) = 4.000 m2
Peruntukkan Kebutuhan Ruang Banyak Ketentuan Luas Lahan Luasan
Fungsi Tapak Sifat Kegiatan Ketentuan
Kegiatan Tapak Pengguna (%) Besaran (m²) (m²)
Gedung Menginap Khusus Kamar KDB maks (%) 40 10000 4000
Penghijauan Penghijauan Khusus Penghijauan KDH min (%) 15 10000 1500
Wahana Bermain Khusus Lapangan Ratio Pengguna (%)
Ruang
Wahana Santai Khusus Taman Ratio Pengguna (%) 10 10000 1000
Terbuka
Berenang Khusus Kolam Renang Ratio Pengguna (%) 20
Pejalan Kaki Publik Pedestrian Standar (%)
Sirkulasi 10 10000 1000
Kendaraan Publik Jalanan Standar (%) 200
Parkir Mobil Publik Parkir Mobil Ratio Pengguna (%) 150
Perparkiran Parkir Motor Publik Parkir Motor Ratio Pengguna (%) 40 15 10000 1500
Parkir Bis Publik Parkir Bis Ratio Pengguna (%) 10
Air Bersih Service Bak & mesin air Ratio (%)
Air Kotor Service Bak Resapan Ratio (%)
Utilitas 8 10000 800
Septic Tank Service Septic Tank Ratio (%)
Sampah Service Tempat Sampah Ratio (%)
Keamanan Keamanan Service Pos Jaga Ratio Pengguna (%) 10 0.2 10000 20
Total 9820
Luas fungsi tapak dengan luas lahan = 9.820 < 10.000
Karena luas fungsi ruang tapak lebih kecil dari luas lahan, maka masih ada sisa 180 m2 yang bisa digunakan sebagai area
penghijauan.
BAB IV ANALISA
4.3.7
4.3.7 ANALISIS
ANALISIS HUBUNGAN
HUBUNGAN ANTAR
ANTAR FUNGSI
FUNGSI TAPAK
TAPAK
√ = Berkaitan erat
Utama (Dominan) Tamu Hotel, Staff Pertemuan, Mengadakan Acara Banquet Room & Meeting Room Semi Publik
Mini Market, Drug Store, Souvenir
Tamu Hotel, Staff Jual-Beli Shop, Book Store, Laundry Publik
4.4.2
4.4.2 Analisa
Analisa Besaran
Besaran Ruang
Ruang
Kelompok Ruang Standar Ruang Ketentuan Sumber Kebutuhan Ruang Sirkulasi (20% ) Luas Ruang (m²)
Standar Room 32 m²/kamar 228 kamar TSS 32 x 228 = 7296 m² 20% x 7296 = 1459.2 m² 8755.2
Akomodasi Superior Room 48 m²/kamar 18 kamar TSS 48 x 18 = 864 m² 20% x 864 = 172.8 m² 1036.8
Suite Room 64 m²/kamar 30 kamar TSS 64 x 30 = 1920 m² 20% x 1920 = 384 m² 2304
Main Lobby 1.2 m²/kamar 276 kamar TSS 1.2 x 276 = 331.2 m² 20% x 331.2 = 66.24 m² 397.44
Penerimaan dan Sitting Lobby 0.6 m²/kamar 276 kamar TSS 0.6 x 276 = 165.6 m² 20% x 165.6 = 33.12 m² 198.72
Registrasi Tamu Front Office 15% main lobby HMC 15% x 240 = 36 m² 20% x 36 = 7.2 m² 43.2
Toilet 0.3 m²/kamar 276 kamar NAD 0.3 x 200 = 60 m² 20% x 60 = 12 m² 72
Coffee Shop 2 m²/kamar 276 kamar TSS 2 x 200 = 400 m² 20% x 400 = 80 m² 480
Restoran Indonesia 1.5 m²/kursi 100 kursi KPH 1.5 x 100 = 150 m² 20% x 150 = 30 m² 180
Food and Restoran Japan 1.5 m²/kursi 100 kursi KPH 1.5 x 100 = 150 m² 20% x 150 = 30 m² 180
Beverages Restoran Italia 1.5 m²/kursi 100 kursi KPH 1.5 x 100 = 150 m² 20% x 150 = 30 m² 180
Restoran American 1.5 m²/kursi 100 kursi KPH 1.5 x 100 = 150 m² 20% x 150 = 30 m² 180
Bar & Lounge 0.7 m²/kamar 276 kamar AD 0.7 x 200 = 140 m² 20% x 140 m²= 28 m² 168
Banquet Hall 1.3 m²/kamar 276 kamar HMC 1.3 x 200 = 260 m² 20% x 260 = 52 m² 312
Pantry 1/5 banquet hall TSS 1/5 x 260 = 52 m² 20% x 52 = 10.4 m² 62.4
Foyer 1/6 banquet hall TSS 1/6 x 260 = 43.3 m² 20% x 43.3 = 8.7 m² 52
Function Room
Meeting Room 1.8 m²/orang 100 orang HMC 1.8 x 100 = 180 m² 20% x 180 = 36 m² 216
Toilet 0.5 m²/orang 100 orang NAD 0.5 x 100 = 50 m² 20% x 50 = 10 m² 60
Gudang 0.6 m²/orang 100 orang TSS 0.6 x 100 = 60 m² 20% x 60 = 12 m² 72
Gym 0.5 m²/kamar 276 kamar NAD 0.5 x 200 = 100 m² 20% x 100 = 20 m² 120
Fitness Centre Sauna & SPA 0.8 m²/kamar 276 kamar NAD 0.8 x 200 = 160 m² 20% x 160 = 32 m² 192
Salon 0.2 m²/kamar 276 kamar NAD 0.2 x 200 = 40 m² 20% x 40 = 8 m² 48
Total 15309.76
BAB IV ANALISA
Kelompok Ruang Standar Ruang Ketentuan Sumber Kebutuhan Ruang Sirkulasi (20% ) Luas Ruang (m²)
4.4.3
4.4.3 Analisa
Analisa Hubungan
Hubungan Antar
Antar Kelompok
Kelompok Ruang
Ruang
Kelompok ruang Akomodasi Penerimaan dan Food And Function Fitness Admin dan Food ME &
Registrasi Tamu Beverages Room Center Pengelola Preparation Service
Akomodasi
Penerimaan dan √
Registrasi Tamu
Food And √ √
Beverages
Function Room - √ √
Fitness Center - - - X
Admin dan √ √ √ √ √
Pengelola
Food X X √ X X √
Preparation
ME & Service - X - - - √ -
4.4.4
4.4.4 Analisa
Analisa Sirkulasi
Sirkulasi Ruang
Ruang
Double Coridor
Pencapaian pelayanan lebih efisien Udara, cahaya dan view alami hanya
Kamar dapat dinikmati dari kamar saja
2 Diharapkan akan tercapai
Privacy sedang
Coridor produktifitas
Kamar
Tower
Kamar
Tingkat produktif space mudah
3
tercapai Udara, cahaya dan view alami hanya
Core Pencapain pelayanan lebih efisien dapat dinikmati dari dalam kamar saja
Privacy tinggi
Kamar
Dari analisa diatas, alternatif yang dipakai adalah system double load karena lebih efisien.
BAB IV ANALISA
4.4.5 BENTUK UNIT KAMAR HOTEL
Untuk Studi unit kamar perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut:
• Efisien Penataan
• Efeksifitas pencapaian
• Efek terhadap bangunan
EFISIEN EFEKSIFITAS EFEK TERHADAP
NO UNIT KAMAR
PENATAAN PENCAPAIAN BANGUNAN
Untuk Studi unit kamar di pilih
unit kamar 1 dan 3 karena unit
1 3 3 3
kamar tersebut memenuhi 3
kriteria yaitu :
• efisien penataan
2 2 2 1 • efeksifitas pencapaian
• efek terhadap bangunan
3 3 3 3
4 2 2 3
5 3 2 2
BAB IV ANALISA
4.4.6
4.4.6 Analisa
Analisa Pencahayaan
Pencahayaan Ruang
Ruang
Alternative 1 Alternative 2
Dengan dibuatkan teras pada bukaan kamar ke arah Dengan dibuatkan kemiringan pada bukaan unti kamar
luar, sehingga penyinaran sinar matahari dapat hotel, sehingga penyinaran sinar matahari dapat lebih
dimaksimalkan oleh perencanaan teras tersebut. minimalkan oleh perencanaan kemiringan pada bukaan
unit kamar hotel tersebut.
Gambar 4.1 : Alternatif 1 pengolahan denah kamar Gambar 4.2 : Alternatif 2 pengolahan denah kamar
Dari hasil pengamatan di atas, maka dipilihnya Alternative 1 agar cahaya matahari bisa masuk ke dalam unit
kamar dan mendapatkan view yang bagus.
BAB IV ANALISA
4.4.7
4.4.7 Analisa
Analisa Penghawaan
Penghawaan Ruang
Ruang Pada
Pada Bangunan
Bangunan
4.5
4.5 ANALISIS
ANALISIS BANGUNAN
BANGUNAN
Fungsi pendukung Untuk keperluan Sistem penunjang yg Kebutuhan ruang Dasar ketentuan /
bangunan dibutuhkan perhitungan
Struktur Kekokohan Kolom struktural Luas penampang Ratio
bangunan struktur
Sirkulasi Pergerakan manusia - Lift Koridor Standar ratio
& barang - Tangga
Keamanan Pembatasan lahan Pagar Pintu gerbang Standar
dan pengamanan
Air bersih & air Suplai air dan mesin air Ruang mesin Ratio pengamatan
kototr cadangan air Toren Reservoir Ratio
BAB IV ANALISA
Bentuk Dasar
Kriteria Persegi Persegi Panjang Lingkaran
Pada perencanaan Hotel Resort ini dipilih bentuk dasar persegi panjang, kerena bentuk ini memiliki
beberapa kelebihan, yaitu:
Kemudahan dalam pengaturan ruang dalam dan arah pengembangan yang bebas.
Tingkat efisiensi yang tinggi karena penyesuaian bentuk lahan yang ada.
Fleksibilitas dalam pengembangan bentuk, modul serta system struktur bangunan
BAB IV ANALISA
4.5.2
4.5.2 Analisis
Analisis Modul
Modul Struktur
Struktur
Faktor – faktor yang harus di pertimbangankan dalam pemilihan modul struktur, yaitu :
•Kebutuhan ruang gerak untuk kegiatan dan sirkulasi.
•Kemampuan bentang Struktur, jarak antar kolom.
•Efesiensi waktu, tenaga dan biaya pekerjaan.
•Efesiensi kebutuhan ruang.
Modul Kelebihan Kekurangan
Grid 90o • Relatif baik, karena bentuk perlengkapan • Bentuk ruang yang tercipta
ruang yang paling dasar sama dengan terkesan sederhana dan monoton
bentuk modul
• Perletakkan perabot efisien
• Ruang dapat terpakai secara optimal.
Grid 45o • Kualitas yang tercipta berkesan • Memerlukan ketelitian yang tinggi.
mengarah pada suatu titik. • Pada sisi runcingnya, ruang yang
terbentuk tidak efisien.
• Pada pelaksanaannya relatif sulit
Berdasarkan data dan analisa diatas, maka modul yang digunakan untuk modul struktur yang digunakan
yaitu modul struktur grid 90°. Modul yang digunakan berdasarkan kebutuhan ruang gerak dan efisiensi
ruang yang ada. Dengan bentang struktur kolom yaitu 8 x 8 m.
BAB IV ANALISA
4.5.3
4.5.3 ANALISA
ANALISA SISTEM
SISTEM STRUKTUR
STRUKTUR BANGUNAN
BANGUNAN
FAKTOR PENENTU PERTIMBANGAN KETERANGAN
Daya dukung tanah
Kondisi Fisik Tapak Kedalaman tanah keras Menentukan sistem struktur bawah
Ketinggian muka air tanah
Beban dari struktur atas
Ketinggian Bangunan Kekakuan dan kekuatan Menentukan struktur bawah dan atas
bangunan dari gaya lantai
Kekuatan, kekakuan, dan
Faktor Teknis Menentukan sistem struktur bawah dan atas
kestabilan
Pemeliharaan bangunan
Faktor Ekonomis Menentukan sistem struktur bawah dan atas
Kemudahan pelaksanaan
Dari analisa yang ada, untuk pemilihan struktur bangunan (atas) menggunakan sistem beton
bertulang. Pelaksanaan konstruksi menggunakan sistem pre-fabrikasi yang dirakit di pabrik, kecuali
untuk bagian-bagian tertentu yang harus dibuat di lokasi site, seperti bagian-bagian kecil yang tidak
bermodul atau berbentuk spesifik.
Untuk struktur bangunan (bawah) menggunakan pondasi setempat/pondasi tapak, karena keadaan
tanahnya yang tidak rata sehingga jika menggunakan pondasi lain selain pondasi setempat
dikhawatirkan akan terjadi kegagalan struktur.
BAB IV ANALISA
4.5.4
4.5.4 ANALISA
ANALISA ORIENTASI
ORIENTASI BANGUNAN
BANGUNAN (VIEW)
(VIEW)
Orientasi
Orientasi yang
yang dipilih
dipilih adalah
adalah
alternative
alternative 1 1 karena
karena memenuhi
memenuhi
kriteria
kriteria –– kriteria
kriteria dalam
dalam orientasi
orientasi
bangunan.
bangunan. Bangunan
Bangunan terbuka
terbuka
mengarah
mengarah ke jalan utama karena ::
ke jalan utama karena
BANG
UN 1.
1. Tapak
Tapak berada
berada dipinggir
dipinggir jl.
jl. raya
raya
2 AN 2 3 2 2 pantai
pantai kuta
kuta yang
yang merupakan
merupakan daya daya
tarik
tarik perhatian
perhatian terbesar
terbesar dari
dari luar
luar
tapak dan merupakan
tapak dan merupakan jalan jalan
utama.
utama.
2.
2. Pencapaian
Pencapaian yang
yang mudah
mudah dan dan arus
arus
pengunjung
pengunjung lumayan
lumayan ramai.
ramai.
Keterangan : 3 adalah baik, 2 adalah cukup, 1 adalah kurang
BAB IV ANALISA
Kebisingan
Kebisingan merupakan
merupakan hal hal yang
yang
4.5.5
4.5.5 ANALISA
ANALISA KEBISINGAN
KEBISINGAN sangat
sangat mengganggu,
mengganggu, dimana
dimana hal
hal
tersebut dapat menjadi
tersebut dapat menjadi pemicu pemicu
stress
stress dan
dan sebagainya.
sebagainya. Maka
Maka pada
pada
bangunan hotel sebagai
bangunan hotel sebagai tempat tempat
peristirahatan,
peristirahatan, kebisingan
kebisingan harus
harus
dihindari.
dihindari.
Zona Area
Area tapak
tapak yang
yang berdekatan
berdekatan dengan
InIntteennssititaa rr&&ppaaddaatt
dengan
n ga n /
ccuukkuuppbb
Ketena an jalan
jalan merupakan area yang cukup
merupakan area yang cukup
n
bangu menerima suara bising kendaraan
menerima suara bising kendaraan
11
eessaa
bermotor
bermotor yang
yang melewati
melewati tapak
sskkeebbisisinin
tapak
walaupun
walaupun tingkat
tingkat kebisingannya
22 kebisingannya
rendah
rendah karena letak bangunan yang
karena letak bangunan yang
n
nggaan
iissiin
ggaann
s keb
b berada di ujung pojok,
berada di ujung pojok, dimana dimana
n ssi ta ke
IInntteensitasediikkiitt kebisingan
kebisingan itu
itu dapat
dapat menganggu
menganggu
& sed
kkeecciill & kenyamanan penggunan bangunan.
kenyamanan penggunan bangunan.
Sehingga
Sehingga pada
pada daerah
daerah depan
depan bangunan
bangunan tidak
tidak
Untuk
Untuk daerah
daerah hunian
hunian atau
atau akan
akan digunakan untuk kegiatan hunian atau
digunakan untuk kegiatan hunian atau
kegiatan lain yang memerlukan
kegiatan lain yang memerlukan pertemuan
pertemuan dimana
dimana kegiatan
kegiatan tersebut
tersebut menuntut
menuntut
ketenangan
ketenangan serta
serta kenyamanan,
kenyamanan, privasi
privasi kenyamanan yang tinggi. Pada daerah
kenyamanan yang tinggi. Pada daerah
maka
maka diletakkan di
diletakkan di area
area depan
depan bangunan akan difungsikan sebagai area
bangunan akan difungsikan sebagai area
belakang yang memiliki tingkat
belakang yang memiliki tingkat publik atau penghijauan, dimana
publik atau penghijauan, dimana tanaman tanaman
ketenangan
ketenangan yang
yang lebih
lebih tinggi.
tinggi. tersebut
tersebut dapat
dapat meredam
meredam buni
buni dan
dan mengurangi
mengurangi
polusi.
polusi.
BAB IV ANALISA
4.5.6
4.5.6 ANALISA
ANALISA ARAH
ARAH ANGIN
ANGIN
Angin
Angin adalah
adalah aliran
aliran udara
udara dalam
dalam jumlah
jumlah yang
yang
besar
besar diakibatkan
diakibatkan oleh
oleh rotasi
rotasi bumi
bumi dan
dan juga
juga
karena
karena adanya perbedaan tekanan udara di
adanya perbedaan tekanan udara di
sekitarnya.
sekitarnya. Angin
Angin bergerak
bergerak dari
dari tempat
tempat
Angin bertekanan
bertekanan udara
udara tinggi
tinggi ke
ke bertekanan
bertekanan udara
Angin Darat
Darat udara
rendah.
rendah.
Angin
Angin sangat
sangat berguna
berguna dalam
dalam mengurangi
mengurangi
hawa
hawa panas
panas serta
serta kelembaban
kelembaban udara.
udara. Angin
Angin
yang
yang berhembus
berhembus dapat
dapat membawa
membawa kesegaran
kesegaran
Angin
Angin Laut
Laut bagi
bagi tamu
tamu hotel
hotel di
di siang
siang hari
hari yang
yang panas
panas
A.
A. Angin
Angin Laut
Laut B.
B. Angin
Angin Darat
Darat
Angin
Angin LautLaut (bahasa
(bahasa Inggris:
Inggris: sea
sea Angin Darat (bahasa Inggris: land
breeze)
breeze) adalah
adalah angin
angin yang
yang bertiup
bertiup dari
dari breeze) adalah angin yang bertiup
arah
arah laut
laut ke
ke arah
arah darat
darat yang
yang umumnya
umumnya dari arah darat ke arah laut yang
terjadi
terjadi pada siang hari dari pukul
pada siang hari dari pukul umumnya terjadi pada saat malam
A: Angin laut (pada siang hari),
09.00
09.00 sampai
sampai dengan
dengan pukul
pukul 16.00
16.00 di
di hari dari jam 20.00 sampai dengan B: Angin darat (pada malam
daerah
daerah pesisir
pesisir pantai.
pantai. jam 06.00 di daerah pesisir pantai. hari
BAB IV ANALISA
4.5.7
4.5.7 ANALISA
ANALISA MATAHARI
MATAHARI
Matahari
Matahari pagi
pagi memiliki
memiliki intensitas
intensitas panas
panas yang
yang tidak
tidak
tinggi
tinggi dan
dan baikbaik untuk
untuk kesehatan
kesehatan manusia,
manusia,
sehingga
sehingga pada daerah tapak sebelah timur akan
pada daerah tapak sebelah timur akan
difungsikan
difungsikan sebagai
sebagai area
area hunian/unit
hunian/unit hotel
hotel dan
dan
area
area fasilitas
fasilitas olahraga
olahraga outdoor.
outdoor.
Matahari
Matahari Sore
Sore Matahari
Matahari Pagi
Pagi
Matahari
Matahari sore,
sore, intensitas
intensitas panasnya
panasnya cukup
cukup tinggi
tinggi dan
dan
dapat
dapat mengganggu
mengganggu kenyamanan
kenyamanan manusia,
manusia, sehingga
sehingga
daerah
daerah barat
barat pada
pada tapak
tapak diusahakan
diusahakan sebagai
sebagai daerah
daerah
ruang-ruang
ruang-ruang yang
yang bersifat
bersifat publik.
publik.
BAB IV ANALISA
4.5.8
4.5.8 ANALISA
ANALISA PENCAHAYAAN
PENCAHAYAAN PADA
PADA BANGUNAN
BANGUNAN
Pada perencanaan hotel resort ini mengembangkan tata ruang dalam dalam dengan nuansa ramah
lingkungan dengan cara memasukan cahaya dan mengatur pencahayaan alami agar tidak berlebihan karena
bisa mengganggu aktivitas.
Alternative 1 Alternative 2
Dengan dibuatkan teras sekaligus canopy pada Dengan ditanamannya pohon pada bukaan bangunan
bangunan agar cahaya yang masuk ke dalam agar tanaman bisa memfilter cahaya yang masuk.
kamar tidak berlebihan dan tanpa mengganggu
kenyamanan.
Gambar 4.9 : Alternatif 1 pencahayaan bangunan Gambar 4.10 : Alternatif 2 pencahayaan bangunan
Dari pengamatan di atas, maka di pilihnya alternative 2 karena tanaman bisa memfilter udara dan
memberikan ruang hijau pada bangunan.
BAB IV ANALISA
4.5.9
4.5.9 Analisis
Analisis Selubung
Selubung Pada
Pada Bangunan
Bangunan
Selubung bangunan adalah elemen bangunan yang menyelubungi bangunan gedung, yaitu dinding dan atap
transparan atau yang tidak transparan dimana sebagian besar energi termal berpindah melalui elemen
tersebut. Selubung bangunan yang akan direncanakan berupa elemen – elemen pembentuk pada fasad yang
mengedepankan konteks ramah lingkungan.
Untuk menentukan Elemen pembentuk fasad mempertimbangkan beberapa hal berikut ini :
Thermal Mass NO ALTERNATIF
THERMAL
ESTETIKA
TAHAN RADIASI
MASSA LAMA MATAHARI
Estetika Batu Alam
Tahan Lama
1. 3 3 3 3
Radiasi Matahari
Kaca Bening / Panasap
Dari pengamatan di atas, maka alternative
1 dan 2 di kombinasi karena kedua duanya
2. 3 3 3 2
memiliki fungsi dan kreteria diatas.
Pemakain batu andesit dan Kaca Panasap
pada bangunan, salah satu material Green Roof
Thermal Mass yang memiliki kemampuan
menghambat perpindahan panas masuk 3 3 3 2 3
ke dalam bangunan. Panas yang diterima
akan disimpan dan direradiasikan pada
Alumunium Composit Panel
malam hari. Dan salah satu material fasad
yang mewakili perwujudan konsep Ramah 4. 3 3 2 2
lingkungan dan cocok pada iklim tropis.
BAB V
PENUTUP
5.1
5.1 KESIMPULAN
KESIMPULAN
Kesimpulan dari permasalahan yang di angkat dan di bagi menjadi 2 masalah adalah:
1. Perencanaan
Sistem kenyamanan bagaimanakah yang cocok dengan iklim tropis?
• Perencanaan
Sistem kenyamanan bagaimanakah yang cocok dengan iklim tropis?
• Perancangan
Bagaimanakah merancang pengudaraan, pencahayaan, thermal dan kelembaban bangunan yang
hemat energi dan tidak merusak alam pada iklim tropis?
• Perencanaan
Dengan melakukan pengkajian literature mengenai potensi yang ada pada iklim tropis baik dari
potensi peluang maupun ancaman pada sistem kenyamanan bangunan.
• Perancangan
Dengan lebih banyak menggunakan mode pasif dibandingkan mode aktif pada pengudaraan,
pencahayaan, thermal dan kelembaban bangunan.
PROGRAM
PROGRAM ARAHAN
ARAHAN TAPAK
TAPAK
ARAHAN
ARAHAN DESAIN
DESAIN RUANG
RUANG
ARAHAN
ARAHAN DESAIN
DESAIN BANGUNAN
BANGUNAN
-
+ -
+ -
BANGU
+ NAN -
+
VIEW PEMUKIMAN
VIEW LAUT
ARAHAN
ARAHAN DESAIN
DESAIN BANGUNAN
BANGUNAN
VIEW
VIEW DARI
DARI LUAR
LUAR KE
KE DALAM
DALAM
Unit
Unit hotel
hotel sedapat
sedapat mungkin
mungkin
diorientasikan
diorientasikan kearah view laut
kearah view laut
yang menjadi point of interest bagi
yang menjadi point of interest bagi
para
para pengunjung.
pengunjung. Bagi
Bagi unit
unit hotel
hotel
yang tidak mengarah ke view laut.
yang tidak mengarah ke view laut.
Tapi
Tapi ke
ke arah
arah sebaliknya
sebaliknya yang
yang tidak
tidak
ada
ada view,
view, maka
maka hal hal tersebut
tersebut
menjadi
menjadi hal
hal yang
yang harus
harus
diperhatikan.
diperhatikan. Pada bagian itu akan
Pada bagian itu akan
diletakkan fasilitas yang memiliki
diletakkan fasilitas yang memiliki
view
view menarik
menarik seperi
seperi taman
taman dandan
kolam
kolam renang.
renang.
ARAHAN
ARAHAN PEREDAM
PEREDAM KEBISINGAN
KEBISINGAN
Zona
InIntteennssititaa rr&&ppaaddaatt
n ga n /
ccuukkuuppbb
Ketena an
n
bangu
11
eessaa
sskkeebbisisinin
22
ggaan
ggaann
ke b iissiin
n n
n s i t
ta
a s
s ke b
ntteensi sed
IIn it
diikkit
e c
kkecii l
l &
& s e
PROGRAM TAPAK
Program Arahan Tapak
• Fungsi bangunan: bangunan diletakkan di … tapak membujur arah timur-barat, dengan
orientasi menghadap jalan raya pamtai kuta dan laut samudera hindia.
• Fungsi Penghijauan/Vegetasi: berupa pohon … yang ditanamkan dengan jarak tiap …
m, yang diletakkan pada batas-batas tapak.
• Fungsi Sirkulasi: jalur kendaraan dan pejalan kaki
• Fungsi Perpakiran
• Fungsi Ruang Terbuka
• Fungsi Penunjang Tapak
• Fungsi Utilitas Tapak
• Fungsi Keamanan
DAFTAR PUSTAKA
http://etheses.uin-malang.ac.id/1174/8/BAB%20II%20revisi.pdf
http://eprints.undip.ac.id/42567/2/Document2.pdf